keterampilan mengelola kelas

24
MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS Oleh : 1. Noor Fatwa Aminuddin 11108244004 2. Ahmad Nur Yahya 11108241072 3. Rizki Nur Hasanah 11108244017 4. Eka Rahmawati 11108241124 KELAS F S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

Upload: rizki-nur-hasanah

Post on 13-Aug-2015

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

Oleh :

1. Noor Fatwa Aminuddin 111082440042. Ahmad Nur Yahya 111082410723. Rizki Nur Hasanah 111082440174. Eka Rahmawati 11108241124

KELAS F

S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011

Page 2: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telahsenantiasa memberikan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikanmakalah Perencanaan Pembelajaran ini tanpa ada aral suatu apapun.

Pada kegiatan pembelajaran kadangkala sikap dan kelakukan anak menjadipersoalan individual siswa yang harus segera ditangani guru agar tidak merusaksituasi pembelajaran. Namun tidak jarang beberapa anak secara bersamaan atausecara berkelompok menimbulkan masalah yang mengganggu suasana belajar.Bahkan mungkin karena terjadi suatu peristiwa seisi kelas jadi gaduh, sehinggaperlu penangan khusus.

Oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul “KetrampilanMengelola Kelas” untuk mengungkapkan keterampilan guru dalam mengelolakelas.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwadalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangn. Oleh sebab itu, dengansegala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang Anda berikan.

Yogyakarta, 3 November 2011

Penyusun

Page 3: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

ii

ABSTRAK

Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat untuk terciptanya prosespembelajaran yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secaraoptimal. Keterampilan pengelolaan kelas yang baik seharusnya memberikanpengaruh yang baik pula terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan latarbelakang tersebut, maka permasalahan yang penulis angkat adalah bagaimanaketerampilan guru dalam pengelolaan kelas di tingkat Sekolah Dasar. Variabeldalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu keterampilan guru dalampengelolaan kelas. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,metode observasi, dan metode wawancara sebagai pendukung kelengkapan danklarifikasi data yang akan dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukan keterampilanguru di kelas dua SD Negeri 1 Pengasih sudah menunjukan kompetensiketerampilan mengelola kelas. Guru mampu menciptakan dan memelihara kondisibelajar yang optimal, serta mampu mengembangkan kondisi belajar yang optimal.

Kata kunci: Keterampilan Mengelola Kelas

Page 4: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ iAbstrak ........................................................................................................ iiDaftar Isi ..................................................................................................... iiiBab I Pendahuluan ...................................................................................... 1Bab II Landasan Teori ................................................................................ 3Bab III Metode Penelitian ........................................................................... 13Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 14Bab V Penutup ............................................................................................ 19Daftar Pustaka ............................................................................................. iv

Page 5: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

iv

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan

Cendekia

Hasibuan & Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Page 6: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah.

Faktor guru merupakan variabel dalam sistem pembelajaran. Semua komponen lain,

mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak

berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak

berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila

dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan

input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah

tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan

peningkatan kualitas guru.

Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar

terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi

belajar yang optimal. Yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan,

kegiatan-kegiatn mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana

pengajaran yang digunakan dalam program belajar mengajar. Kondisi belajar yang

optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta

mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pelajaran.

Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat

atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan

pemenuhanya maka akan terjadi gangguan terhadap program belajar mengajar. Baik

gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus.

Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah

berpengalaman adalah pengelolan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah

yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat

mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar.

Page 7: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

2

Berdasarkan urain-uraian tersebut diatas maka penulis bermaksud mengadakan

penelitian tentang keterampilan guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas

khususnya pada tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu dengan mempertimbangkan

faktor waktu, biaya, dan tingkat kesulitan yang ada maka penelitian ini dibatasi

dengan memilih lokasi SD Negeri 1 Pengasih kelas dua.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

kemampuan guru dalam pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar.

1.3 Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam pengelolaan

kelas pada tingkat Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penulisan

Penelitin ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan

dalam bidang Pendidikan khususnya pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar, serta

memberikan sumbangan bagi penelitian lebih lanjut. Bagi guru, penelitian ini

diharapkan dapat menumbuhkan motivasi guru dalam meningkatkan keterampilan

mengajar khususnya keterampilan mengelola kelas.

Page 8: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Keterampilan Dasar Mengajar

Ada delapan keterampilan dasar mengajar guru (Aqib, 2002:102) dalam

melaksanakan aplikasi pembelajarannya. Kedelapan keterampilan tersebut adalah

keterampilan bertanya, keterampilan memberi peringatan, keterampilan memberikan

variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran

keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas

serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan

mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus

dimiliki oleh seorang guru supaya tujuan pengajaran dapat tercapai.

2.2 Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan.

Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang

kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efisien. Pengelolaan kelas menurut Sagala (2000:84) adalah suatu kegiatan yang

erat hubungannya dengan pengajaran dan salah satu prasyarat untuk terciptanya

proses belajar mengajar yang efektif. Pengertian Keterampilan mengelola kelas

adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik

dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remidial (Hasibuan &

Moedjiono, 1995:82).

Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa keterampilan guru

dalam mengelola kelas adalah keterampilan yang dimiliki guru dalam rangka

menciptakan dan menjaga kondisi kelas agar tetap kondusif agar proses belajar

mengajar dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai

secara optimal.

Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi

bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan

Page 9: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

4

intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar

dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana

disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa

(Sudirman N, 1991:311). Suharsimi Arikunto (1998:68) berpendapat bahwa tujuan

pengelolaan kelas agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga

segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurut Djamarah dan

Zain (2002:199) indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:

1) Setiap anak terus bekerja, tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada

tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan

kepadanya.

2) Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap

anak akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelasaikan tugas yang diberikan

kepadanya.

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan

berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung

dalam hal ini. Keharmonisan hubungan guru dengan anak didik, tingginya

kerjasama diantara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Pendekatan

pengelolaan kelas yang dapat digunakan oleh guru (Djamarah & Zain, 2002:200-

206) adalah pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan,

pendekatan resep, pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku,

pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, dan

pendekatan elektis atau pluralistik.

1. Pendekatan Kekuasaan

Pendekatan kekuasaan seperti yang diuraikan oleh Djamarah (2006 :

179) guru menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.

Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk mentaatinya. Di

dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota

kelas.

2. Pendekatan Pengajaran

Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan

bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya akan mencegah munculnya

Page 10: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

5

masalah tingkah laku murid dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa

dicegah.

3. Pendekatan Kerja Kelompok

Pendekatan kerja kelompok, dalam pendekatan ini guru menciptakan

kondisi–kondisi yang memungkinkan kelompok yang produktif, selain itu guru

juga harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.

4. Pendekatan elektis atau pluralistic

Ketiga pendekatan tersebut oleh guru digabungkan digunakan untuk

mengelola kelas. Sehingga tercipta pendekatan elektis atau pluralistic. Menurut

Djamarah (2006 : 18) Pendekatan elektis yaitu guru kelas memilih berbagai

pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapi dalam suatu situasi

mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi yang lain mungkin

mengkombinasikan ketiga pendekatan tersebut.

Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas,

kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan

tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu

dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain

mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut.

Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas

yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi

untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan

proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan

menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan

dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah

suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan

kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan

secara efektif dan efisien.

5. Pendekatan Ancaman

Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah

juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi

Page 11: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

6

dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi

ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.

6. Pendekatan Resep

Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar

yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan

oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas.

Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh

guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam

resep.

7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu

proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah

mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku

yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior

modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi

behavioral.Program atau kegiatan yang yang mengakibatkan timbulnya tingkah

laku yang kurang baik, harus diusahakan menghindarinya sebagai penguatan

negatif yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku murid atau guru yang

menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang

baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang

menimbulkan perasaan senang atau puas. Sebaliknya, tingkah laku yang kurang

baik dalam melaksanakan program kelas diberi sanksi atau hukuman yang akan

menimbulkan perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut

akan dihindari.

8. Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik

agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja.

Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

9. Pendekatan Sosio-Emosional

Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila

hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan

Page 12: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

7

tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid.

Didalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh

karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui

pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan

guru dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap

melindungi.

Diantara pendekatan-pendekatan tersebut diatas, menurut penulis pendekatan

yang dirasa paling baik yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan

pengelolaan kelas adalah pendekatan electis atau pluralistik. Pendekatan electis

(Electic Approach) menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif

wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut diatas berdasarkan

situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi lain

mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga pendekatan tersebut diatas. Guru

memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan

kemampuan dan selama maksud dari penggunaannya untuk pengelolaan kelas disini

adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan

kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara

efektif dan efisien. Guru dapat memilih satu atau dua pendekatan sekaligus sesuai

dengan kondisi yang ada sehingga kondisi belajar dapat tercipta dengan baik

sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif dan efisien.

2.3 Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,

prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi

guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas (Djamarah

& Zain, 2002:206) yaitu prinsip hangat dan antusias, tantangan, bervariasi,

keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin diri.

1. Kehangatan dan Keantusiasan

Memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.

2. Tantangan

Page 13: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

8

Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan

meninkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi

kemungkinan terjadinya tingkah yang menyimpang.

3. Bervariasi

Penggunaan variasi dalam media gaya dan interaksi mengajar meruakan

kunci pengelolaan kelas.

4. Keluwesan

Dalam PBM guru harus waspada mengamati jalannya proses kegiatan

tersebut. Termasuk kemungkinan munculnya gangguan siswa. Sehingga

diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah berbagai

strategi mengajar dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan

yang lain.

5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif

Pada dasarnya didalam mengajar dan mendidik guru harus menekankan

kepada hal-hal yang positif dan sedapat mungkin menghindari pemusatan

perhatian siswa pada hal-hal yang negative.

Cara guru memelihara suasana yang positif antara lain :

a. Memberikan aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan

menghindari ocehan atau celaa atau tingkah laku yang kurang wajar.

b. Memberikan penguatan terhadap tingkah laku siswa yang positif.

6. Penanaman disiplin diri

Kegiatan ini merupakan tujuan akhir pengelolaan kelas. Untuk

mencapainya guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan

disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri yang

menjadi contoh.

Komponen-komponen pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua

bagian (Djamarah & Zain, 2002:209-217), yaitu keterampilan yang berhubungan

dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat

preventif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi

belajar optimal.

Page 14: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

9

a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

kondisi belajar yang optimal.

1. Menunjukkan Sikap Tanggap

Menggambarkan tingkah laku guryu yang tampak pada siswa, bahwa

guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan

ketidakacuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir

ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara :

a. Memandang Secara Saksama

Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas

serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik

terhadap kelompok maupun individu.

b. Memberikan Pernyataan

Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa

ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi

respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah

menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang

mengandung ancaman.

Contoh : “Saya menunggu sampai kalian diam”.

c. Gerak Mendekati

Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa.

Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar,

mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati

hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud

lain.

d. Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.

Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa.

Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan

pada sasaran yang tepat.

2. Membagi Perhatian

Page 15: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

10

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian

kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama.

Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

a. Visual

Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau

individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok

siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor

kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan

siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang

mengganggu.

b. Verbal

Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang

yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik

visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.

3. Memusatkan Perhatian

Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahnkan apabila dari waktu

kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang

dilaksanakan. Hal ini dengan cara :

a. Menyiagakan Siswa

Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru menyampaikan

pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : “ coba anak-anak,

semuanya memperhatikan dengan teliti gambar ini untuk

membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang

tanahnya gersang.

b. Menuntut Tanggung Jawab Siswa

Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan

hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian

siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas.

4. Memberikan Petunjuk Yang Jelas

Page 16: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

11

Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang

jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat

dipenuhi oleh siswa.

5. Menegur

Tidak semua tingkah laku yang mengganggu kelompok, siswa dalam

kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus

melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran

itu efektif jika :

a. Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu

b. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta

mengandung penghinaan.

c. Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan

d. Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga

penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti :

“suharto ingat”!

6. Memberi Penguatan

Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat

dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan

cara.

a. Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu

yaitu dengan jalan” menangkapnya” ketika ia melakukan tingkhlaku

yang wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia melakukan

tingkah yang tidak wajar dan berusaha “ menangkapnya” ketika ia

melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang

wajar tadi dapat terulang.

b. Guru dapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada

siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain

untuk menjdi teladan.

b) Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah

Mendapat Gangguan

Page 17: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

12

1. Memperbaiki tingkah laku2. Pengelolaan kelompok3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang

menimbulkan masalahKetrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan

anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan

tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal. Apabila terdapat

anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun

guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja

terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan :

1. Kepala Sekolah

2. Konselor/BP

3. Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya.

Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani

permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat

menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap

tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang

tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

Page 18: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Responden untuk penelitian ini adalah guru kelas dua SD Negeri 1 Pengasih

bernama Siti Mintarni, kemudian dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan guru dalam pengelolaan kelas

yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu : keterampilan yang berhubungan dengan

penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif)

meliputi, sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok,

memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur, dan memberi penguatan.

Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang

optimal, meliputi : modifikasi tingkah laku, pendekatan pemecahan masalah

kelompok, serta menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan

masalah.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Metode

Dokumentasi, Metode Observasi atau Pengamatan dan Metode Wawancara.

3.4 Metode Analisis Data

Menganalisis data yang diperoleh dengan cara memilih data yang sesuai dengan

rumusan masalah dalam makalah ini dan mengolah data tersebut dengan

menggunakan bahasa sendiri.

Page 19: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

14

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Berikut diuraikan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian. Adapun

komponen yang dibahas meliputi keterampilan guru dalam bersikap tanggap,

membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberi petunjuk yang

jelas, memberi teguran, memberi penguatan, memodifikasi tingkah laku,

pendekatan pemecahan masalah kelompok, menemukan dan memecahkan tingkah

laku yang menimbulkan masalah.

A. Preventif

1. Menunjukan Sikap Tanggap

Pengelolaan kelas yang baik ditunjukkan dari keterampilan guru dalam

bersikap tanggap yang baik terhadap tingkah laku siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Sikap tanggap ini dapat ditunjukkan dari tingkah

laku guru yang menunjukkan bahwa ia hadir bersama mereka, guru

mengetahui kegiatan siswa, ada tidaknya perhatian siswa dan apa yang

dikerjakan oleh siswa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan

guru dalam memandang secara seksama, gerak mendekati, menanyakan

kesulitan, dan merespon pertanyan siswa proporsinya jauh lebih baik jika

dibandingkan dengan keterampilan dalam merespon gangguan dan merespon

ketidakacuhan. Secara umum guru mempunyai kemampuan yang sangat baik

dalam bersikap tanggap.

2. Membagi perhatian

Dalam pengelolaan kelas, guru harus mampu membagi perhatian

terhadap seluruh siswa baik secara visual maupun verbal. Guru harus mempu

membagi perhatiannya pada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu

yang sama. Dari hasil penelitian tererlihat keterampilan guru dalam membagi

perhatian secara visual menunjukkan kategori baik, sedang keterampilan

membagi perhatian secara verbal menunjukkan kategori sangat baik.

Page 20: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

15

Keterampilan guru dalam membagi perhatian secara verbal proporsinya jauh

lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan membagi perhatian secara

visual. Secara umum kemampuan guru dalam membagi perhatian kepada

siswa dalam kategori sangat baik.

3. Memusatkan perhatian kelompok

Dalam memulai proses belajar mengajar guru perlu memusatkan pada

perhatian kelompok terhadap suatu tugas dengan memberi tanda, meminta

pertanggungjawaban, menjaga kelancaran pembelajaran serta menjaga

kecepatan dalam menyampaikan pelajaran. Perhatian kelompok dengan cara

memberi tanda menunjukkan kategori kurang, dalam meminta

pertanggungjawaban keterampilan guru sangat baik, sedangkan dalam

menjaga kelancaran dan kecepatan dalam menyampaikan pembelajaran

menunjukkan baik. Keterampilan guru dalam meminta pertanggungjawaban

proporsinya jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan memberi tanda

dan menjaga kelancaran serta kecepatan dalam menyampaikan pembelajaran.

4. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

Dalam pengelolan kelas guru harus mampu memberikan petunjuk dan

pengarahan yang jelas dalam pembelajaran kepada seluruh siswa sehingga

siswa tidak merasa kebingungan. Berkaitan dengan hal ini ternyata

keterampilan guru dalam memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

menunjukkan kategori sangat baik.

5. Menegur siswa

Dalam pengelolaan kelas, guru harus mampu memberikan teguran

dengan baik kepada siswa yang mengganggu proses pembelajaran. Secara

umum, keterampilan guru dalam memberikan teguran menunjukkan kategori

baik. Teguran yang diberikan bersifat membangun, sehingga siswa mampu

menerimanya dan mau melaksanakan saran dari guru.

6. Memberikan penguatan

Untuk menanggulangi siswa yang mengganggu dan mengembalikan

kondisi kelas seperti semula, guru dapat memberikan penguatan secara positif.

Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal dalam kategori

Page 21: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

16

baik. Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal

proporsinya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keterampilan dalam

memberikan penguatan secara non verbal. Secara umum keterampilan guru

dalam memberi penguatan dalam kategori baik.

B. Korektif

1. Memperbaiki tingkah laku

Dalam pengelolaan kelas, guru perlu memiliki keterampilan dalam

menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau

kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan

mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. Secara umum,

keterampilan guru dalam memodifikasi tingkah laku dalam kategori baik.

2. Pengelolaan kelompok

Selain memodifikasi tingkah laku, dalam pengelolaan kelas diperlukan

pula keterampilan guru dalam melakukan pendekatan pemecahan masalah

kelompok, sebab proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan secara

individual namun perlu adanya kerja sama antara siswa dalam kelompok.

3. Menemukan dan menyelesaikan masalah tingkah laku yang menimbulkan

masalah

Tingkah laku siswa yang menimbulkan masalah harus dapat segera

diatasi oleh guru. Dalam hal ini guru harus dapat menemukan tingkah

laku yang menimbulkan masalah dan mengetahui sebab-sebabnya,

sehingga dapat segera melakukan tindakan perbaikan dan

mengkondisikan kelas seperti semula. Keterampilan guru dalam

menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah menunjukkan

kategori baik, sedangkan keterampilan guru dalam memecahkan tingkah

laku yang menimbulkan masalah menunjukkan kategori baik.

Keterampilan guru dalam memecahkan tingkah laku yang menimbulkan

masalah proporsinya jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan

dalam menemukan tingkah laku yang menimbulkan masalah.

4.2 Pembahasan

Page 22: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

17

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam

pengelolaan kelas pada tingkat Sekolah Dasar terutama pada kelas dua secara

keseluruhan dalam kategori sangat baik. Meskipun demikian ada beberapa

komponen keterampilan yang masih kurang optimal. Untuk lebih jelasnya akan

diuraikan masing-masing komponen keterampilan guru dalam mengelola kelas

berikut ini:

Berdasarkan hasil penelitian keterampilan guru dalam memandang secara

seksama, gerak mendekati, menanyakan kesulitan, dan mengulang materi yang

belum dipahami jauh lebih baik. Namun demikian, keterampilan guru dalam

merespon gangguan dan ketidakacuhan masih kurang optimal. Dalam merespon

gangguan dan ketidakacuhan terkadang guru mengalami kendala karena guru

harus bisa mengatasinya dengan mempertimbangkan kondisi siswanya. Secara

umum guru mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam bersikap tanggap.

Keterampilan guru dalam membagi perhatian secara verbal proporsinya jauh lebih

baik jika dibandingkan dengan keterampilan membagi perhatian secara visual.

Namun demikian, keterampilan guru dalam membagi perhatian secara visual

masih kurang optimal. Secara umum keterampilan guru dalam membagi perhatian

kepada siswa dalam kategori sangat baik.

Keterampilan guru dalam meminta pertanggungjawaban proporsinya jauh lebih

baik dibandingkan dengan keterampilan memberi tanda dan menjaga kelancaran

serta ketepatan dalam menyampaikan pembelajaran. Ini berarti guru sudah mampu

dengan sangat baik dalam meminta pertanggungjawaban siswa atas

keterlibatannya dalam mengerjakan tugas. Secara umum keterampilan guru dalam

memusatkan perhatian sudah baik. Keterampilan guru dalam memberi petunjuk

yang jelas menunjukkan kategori sangat baik. Ini berarti guru mampu memberikan

petunjuk secara jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, sehingga siswa tidak

merasa kebingungan dalam mengerjakan tugas yang guru berikan. Keterampilan

guru dalam memberikan teguran menunjukkan kategori baik. Ini berarti guru

mampu memberikan teguran efektif terhadap gangguan yang dilakukan oleh siswa

tanpa disertai kesan menghina atau peringatan yang kasar.

Page 23: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

18

Keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara verbal proporsinya

jauh lebih baik dibandingkan keterampilan dalam memberi penguatan secara non

verbal. Namun demikian, keterampilan guru dalam memberikan penguatan secara

non verbal masih kurang optimal. Secara umum keterampilan guru dalam memberi

penguatan sudah baik. Keterampilan guru dalam memodifikasi tingkah laku

menunjukkan kategori baik. Guru mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dan

mencoba membantu siswa tersebut dengan memberikan solusi yang dirasa tepat

sehingga mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk bisa mengatasinya

dengan baik.

Page 24: KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS

19

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan guru dalam merespon gangguan

dan ketidakacuhan, dalam membagi perhatian secara visual, memberi tanda,

menjaga kelancaran dan ketepatan dalam menyampaikan materi, memberi

penguatan secara non verbal, dan dalam menemukan tingkah laku yang

menimbulkan masalah masih kurang optimal. Namun demikian, secara umum

keterampilan guru dalam pengelolaan kelas dalam kategori sangat baik.

Kemampuan dan keterampilan ini menggambarkan kompetensi bagi profesi guru

sebagai tenaga profesional.

5.2 Saran

Penulis menyarankan kepada guru kelas di Sekolah Dasar untuk lebih

meningkatkan dan mengoptimalkan lagi kemampuannya, terutama dalam merespon

gangguan dan ketidakacuhan, dalam membagi perhatian secara visual, memberi

tanda, menjaga kelancaran dan ketepatan dalam menyampaikan materi, memberi

penguatan secara non verbal, dan menemukan tingkah laku yang menimbulkan

masalah.