kesehatan dan keselamatan kerja_1.5
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
1/22
K3 Sebagai Landasan Pendidikan Vokasional Sebelum Menuju
Dunia Kerja
Nama : Arif Budiman
NIM : 15506134021
Email :[email protected]
Blog : arifbudiman26.blogspot.co.id
Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
2/22
ABSTRAK
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) adalah sebuah bidang yang berhubungan
dengan bidang kesehatan dan keselamatan para pekerja para pekerja yang bekerja dalam
sebuah institusi atau sebuah proyek dalam suatu perusahaan. Tujuan K3 sendiri adalah untuk
melindungi segala hal yang bersangkutan dengan pekerjaan tersebut yang meliputi para
pekerja tersebut, rekan kerja , lingkungan kerja , pengguna tempat kerja atau konsumen , dan
keluarga pekerja. K3 pada pendidikan vokasional dapat menjadikan lulusannya menjadi lebih
bernilai di mata perusahaan karena pendidikan K3 sangat penting bagi perusahaan karena
memiliki banyak keuntungan, baik dari segi keselamatan, keuntungan produktifitas, dan
berkurangnya jumlah kerugian perusahaan akibat menurunnya tingkat kecelakaan kerja
kepada para tenaga kerja. Ada banyak hal yang dapat dipelajari melalui K3 seperti faktor
bahaya, penyebab bahaya, dampak akibat keselamatan kerja, alat pelindung diri, dan cara
cara bekerja sama dengan orang yang belum kita kenal. Dan pendidikan K3 dalam vokasional
biasa selalu diterapkan agar menjadikan lulusan per individunya menjadi lebih mandiri dan
menjadikannya lebih sering untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan kera ( K3 ).
Oleh karena itu pendidikan vokasional yang menerapkan pendidikan K3 di dalamnya biasa
akan menghasilkan lulusan yang lebih professional dibandingkan yang tidak menerapkan
pendidikan K3 di dalam proses belajar mengajarnya.
Kata Kunci : Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ), Vokasional
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
3/22
A. Pendahuluan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) merupakan pokok dari dasar hal-hal yang
meliputi dunia kerja dalam sebuah industri. Dalam K3 sendiri terdapat banyak sub-sub bagian
di dalamnya, dan setiap sub bagian tersebut saling berhubungan. Pengertian K3 sendiri adalah
sebuah bidang yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan para pekerja yang
bekerja dalam sebuah institusi atau sebuah proyek dalam suatu perusahaan. Tujuan K3
sendiri adalah untuk melindungi segala hal yang bersangkutan dengan pekerjaan tersebut
yang meliputi para pekerja tersebut, rekan kerja , lingkungan kerja , pengguna tempat kerja
atau konsumen , dan keluarga pekerja. Dan kali ini saya akan membahas tentang K3 yang
bertema K3 dalam pendidikan vokasional. Mungkin kita sudah sering mengenal apa itu
pendidikan vokasional, pendidikan vokasional adalah pendidikan yang lebih mengutamakan
atau memfokuskan lulusannya dengan ketrampilan atau skill tentang masing-masing
bidangnya sesuai dengan jurusan yang ditempuh agar lulusan tersebut siap untuk memasuki
dunia kerja, dengan kata lain pendidikan vokasional atau bisa kita sebut dengan sekolah
vokasional ini merupakan sekolah seperti Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) namun
bedanya jika sekolah vokasional ini setingkat dengan universitas.
Pendidikan vokasional ini biasanya dimasuki oleh orang yang ingin melanjutkan
karirnya menjadi sebuah engineering atau bisa kita sebut dengan teknisi, bisa bekerja dalam
naungan atau terikat dengan sebuah institusi ataupun bekerja tanpa terikat dengan sebuah
institusi. Oleh karena itu K3 merupakan hal yang penting atau bisa dibilang sebuah ilmu
dasar yang harus atau wajib diketahui oleh para teknisi, biasanya ilmu yang mempelajari
tentang K3 bisa didapatkan saat kita mengambil sebuah bidang atau jurusan teknik. Lebih
tepatnya bisa kita dapatkan apabila kita masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )
ataupun Universitas yang berkaitan dengan hal-hal teknik. Namun tidaklah salah apabila kita
ingin bekerja dalam sebuah perusahaan tetapi belum mengetahui apa itu K3, karena K3
sendiri akan dibahas atau diingatkan oleh perusahaan itu sendiri.
K3 sendiri menjadi sebuah pedoman atau prinsip kerja tentang keselamatan dalam
semuah perusahaan di seluruh bagian dunia, ini dapat disimpulkan karena para pekerja
mempunyai hak tentang keselamatan dan hak tentang kesehatan. Hak tentang keselamatan
meliputi seperti dapat bekerja dengan tenang dan nyaman, tidak dalam sebuah ancaman baik
secara fisik, psikis, maupun biologis. Hak tentang kesehatan meliputi setiap pekerja
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
4/22
mempunyai jaminan kesehatan yang baik dengan cara perusahaan tersebut sudah bekerja
dengan rumah sakit tertentu agar apabila salah seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja
dapat dibawa ke dalam rumah sakit tersebut dan langsung mendapat penanganan dengan
membawa nama dari institusi perusahaan tersebut.
Dalam pendidikan vokasional kita akan mendapat banyak ilmu tentang K3 yang
meliputi seperti fungsi K3 dalam sebuah perusahaan, bahaya dalam perusahaan, sistem
manajemen K3, dan penggunaannya. Dan K3 sendiri di Indonesia sudah mempunyai
perundang-undangannya, undang-undang tersebut tercipta karena banyaknya kecelakaan
kerja di Indonesia tetapi tidak di tanggung jawabkan oleh perusahaan, oleh karena itu agar
terjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan para pekerja, dibuatlah perundang-
undangan tentang K3.
Banyaknya bahaya yang dapat terjadi dalam perusahaan yang menimbulkan para
pekerja menjadi was-was dan lebih berhatihati, dan hal ini sudah dibahas dalam K3 apabila
sebelum bekerja kita sudah mendapatkan ilmu ilmu tentang K3. Bahaya ini dapat dibagi
menjadi 2, yaitu yang berdampak langsung terhadap kesehatan para pekerja dan tidak
berdampak langsung terhadap kesehatan para pekerja. Bahaya yang berdampak langsung
terhadap kesehatan para pekerja dapat disimpulkan dengan kecelakaan kerja yang berdampak
fisik terhadap para pekerja. Biasanya hal ini langsung terlihat dampaknya secara jelas oleh
para pekerja dan terlihat berbahaya, tetapi apabila kita bisa memahami dampak yang lebih
bahaya adalah yang tidak berdampak langsung terhadap kesehetan para pekerja karena
bahaya ini tersimpan dalam psikis para pekerja dan kesehatan organ dalam para pekerja.
Beberapa bahaya yang dapat diterima di perusahaan yang berdampak panjang bagi
kesehatan dibagi menjadi beberapa bahaya, yaitu :
- Bahaya Faktor Kimia
Resiko bahaya kimia memiliki racun dan bisa menyebar melalui sistem pernafasan maupun
melalui aliran darah dan menimbulkan kerusakan terhadap organ lainnya di dalam tubuh.
Bahan kimia ini memiliki banyak wujud seperti padat, cair, gas, debu dan masih banyak yang
lainnya. Dan cara bahaya kimia masuk ke dalam tubuh ada 3 cara, yaitu :
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
5/22
1. Menghirup : Sebuah makhluk hidup pastilah bernafas dan bahaya faktor kimia
ini dapat masuk melalui sistem pernafasan baik hidung maupun mulut.
2.
Pencernaan : Bahaya kimia dapat masuk melalui pencernaan melalui media
seperti makanan yang terkontaminasi oleh bahan kimia.
3. Kontak Invasif : Bahaya kimia dapat masuk langsung melalui kontak yang
terjadi dengan kulit, dari kulit lalu masuk dan menyebar melalui pembuluh
darah.
-
Bahaya Faktor Fisik
Bahaya faktor fisik ini terjadi secara terus menerus setiap hari, dengan resiko yang kecil per
harinya tetapi karena terus menerus menerima bahaya faktor fisik akan menimbulkan
kerusakan organ dalam yang dapat berakibat fatal. Contohnya seperti kebisingan yang dapat
berdampak pada pendengaran, lalu penerangan yang dapat berdampak pada penglihatan,
kemudian radiasi yang berdampak pada kulit.
- Bahaya Faktor Biologi
Bahaya faktor biologi disebabkan oleh makhluk hidup, terdapat banyak jenis bahaya faktor
biologi tergantung dari perusahaan itu sendiri karena disebabkan oleh makhluk hidup maka
bisa disebabkan oleh manusia atau tumbuhan atau juga bisa disebabkan oleh hewan.
- Bahaya Faktor Ergonomi
Bahaya faktor ergonomi disebabkan oleh kondisi di lingkungan kerja, seperti penataan alat
atau barang yang tidak sesuai tempatnya, posisi kursi tidak sesuai dengan meja yang dapat
menyebabkan posisi tulang tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya dan dapat berdampak
buruk nantinya apabila dilakukan terus menerus.
Beberapa contoh diatas merupakan bahaya yang dapat kita pelajari apabila kita
mempelajari K3 dan jika kita sudah mengetahui bahayabahaya diatas kita akan melakukan
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
6/22
pekerjaan lebih berhati hati dan lebih selektif dalam memilih mana pekerjaan yang tidak
berdampak buruk untuk ke depannya dan tidak terlalu membahayakan kesehatan. Dalam
pendidikan vokasional pengetahuan akan bahaya berguna untuk para praktikan lebih berhati
dalam melakukan praktik dan dapat mengetahui tingkat bahaya dalam lingkungan yang
sedang dipakai.
Di dalam K3 juga terdapat Sistem Manajemen K3 ( SMK3 ) yang digunakan untuk
acuan para pekerja agar dapat bekerja dengan merasa tidak was was karena sudah ada
jaminan oleh setiap perusahaan. Sistem Manajemen K3 ( SMK3 ) dapat didefinisikan bagian
dari sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. ( Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No . PER . 05/MEN/1996 )
Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan
tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih, dan juga perusahaan yang mempunyai potensi
bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik atau bahan yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja seperti kebakaran, peledakan, penyakit kerja, dan pencemaran lingkungan. Berdasarkan
Pasal 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Sistem Manajemen K3, terdapat 5 yang
harus dilakukan oleh perusahaan lakukan, yaitu :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin
komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3 ( SMK3 )
2.
Merencakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja
3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembakan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja
4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan
kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3
secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
7/22
Ada beberapa alasan yang mengungkapkan bahwa Sistem Manajemen K3 harus
diterapkan pada sebuah perusahaan. Alasan tersebut dapat dilihat dari aspek manusiawi,
ekonomi, UU dan Peraturan, serta nama baik (Adrian, dkk, 2009). Dan berikut ini adalah
penjelasan dari beberapa alasan Sistem Manajemen K3 harus diterapkan :
a. Alasan Manusiawi : Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa adanya upaya
untuk perbaikan memberikan perubahan yang lebih baik adalah hal yang tidak
manusiawi. Hal ini dikarenakan kecelakaan yang terjadi tidak hanya menimbulkan
penderitaan bagi korbannya ( misalnya kematian, cacat / luka berat, luka ringan )
tetapi juga bagi keluarga korban. Oleh karena itu perusahaan mempunyai kewajiban
untuk melindungi para pekerjanya dan memberikan tempat kerja yang layak dan
aman.
b. Alasan Ekonomi : Setiap kecelakaan kerja yang terjadi pasti menimbulkan kerugian
ekonomi bagi perusahaan, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan.
Oleh karena itu untuk mengurangi kerugian ekonomi, dengan melakukan langkah
langkah pencegahan kecelakaan kerja, maka selain mengurangi tingkat kecelakaan
pada para pekerja, kontraktor juga dapat lebih menghemat biaya yang harus
dikeluarkan.
c. Alasan UU dan peraturan : UU dan peraturan diciptakan oleh pemerintah atau suatu
organisasi bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan karena masih banyaknya
kecelakan kerja yang terjadi akibat semakin meningkatnya pembangunan dan semakin
meningkatnya teknologi yang menjadi lebih modern, maka pekerjaan kontruksi
merupakan suatu pekerjaan yang dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja
dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang kontruksi.
d.
Nama Baik Institusi : Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik dapat
mempengaruhi kemampuanya dalam bersaing dengan perusahaan lain. Reputasi atau
citra perusahaan merupakan sumber daya yang penting terutama bagian industri jasa,
termasuk juga jasa kontruksi, karena berhubungan dengan saling percayanya pemberi
tugas dengan perusahaan. Prestasi keselamatan kerja perusahaan sangat berpengaruh
dengan nilai reputasi perusahaan itu sendiri, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
prestasi kecelakaan baik secara tidak langsung memberikan keuntungan pada
perusahaan tersebut.
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
8/22
Selain dari Bahaya dan SMK3 yang sudah tertera diatas, pada ilmu K3 juga
mempelajari Alat Pelindung Diri ( APD ). Dalam APD banyak terdapat macammacam tipe
seperti alat pelindung kepala, alat pelindung telinga, alat pelindung badan, alat pelindung
pernafasan, alat pelindung tangan, alat pelindung mata, dan alat pelindung kaki. Dan berikut
ada penjelasan singkat dari masingmasing kegunaan alat pelindung diatas.
a. Alat Pelindung Kepala
Jenis pelindung kepala bermacam macam contohnya helmet, caping, dan topi
pelindung. Manfaat alat pelindung kepala adalah melindungi rambut pekerja supaya
tidak terjerat dari mesin yang berputar; melindungi kepala dari panas radiasi, percikan
api, bahan kimia; dan melindungi kepala dari benturan benda.
b.
Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga digunakan untuk mengurangi intensitas suara yang masuk
kedalam telinga ( melindungi dari kebisingan ). Dan selain itu juga berfungsi untuk
melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam panas terutama pada alat
pelindung telinga jenis tutup telinga ( ear muff ). Terdapat 2 jenis alat pelindung
telinga yaitu sumbat telinga ( ear plug ) dan tutup telinga ( ear muff ) yang lebihefektif dibandingkan sumbat telinga ( Septina, 2006 ).
c.
Alat Pelindung Badan ( Baju Kerja / Baju Pengaman )
Baju kerja merupakan salah satu jenis dari baju pengaman sebagai alat pelindung
badan. Alat ini berguna untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari percikan
api, cairan kimia, panas, dan dingin. Bahan baju kerja harus terbuat dari kain drill,
asbes, atau kain yang dilapisi aluminium. Beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan dalam pemilihan baju kerja adalah pemakainya harus fit, dan dalam
keadaan tubuh sebaiknya tidak terlalu kencang dan sehingga tidak membatasi gerak.
Tetapi tidak terlalu longgar agar tidak menyebabkan kecelakaan kerja akibat
tergulung mesin atau tersangkut oleh bagianbagian mesin.
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
9/22
d. Alat Pelindung Pernafasan
Alat pelindung pernafasar merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi
pernafasan dari gas, uap, debu, atau udara yang terkontaminasi bahan bahan kimia
bersifat racun, korosi maupun rangsangan pada tempat kerja ( Septina, 2006 ). Alat
pelindung pernafasan dapat berupa masker dan respirator. Masker berguna
mengurangi debu atau partikel partikel yang lebih besar untuk masuk ke dalam
pernafasan. Dalam pembuatannya biasanya masker terbuat dari kain. Sedangkan
respirator berguna melindungi pernafasan dari debu, uap logam, asap, dan gas.
Respirator dibedakan menjadi 3 yaitu chemical respirator, mechanical respirator, dan
cartridge / canister respirator dengan Salt Contained Breating Apparatus ( SCBA )
yang digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau kekurangan kadar
oksigen serta air supplay respirator yang memasok udara bebas dari tabung oksigen.
e.
Alat Pelindung Tangan
Jenis alat pelindung tangan seperti sarung tangan / gloves, mitten / holder, pads. Alat
pelindung ini biasa terbuat karet, kain katun, dan kulit. Sedangkan manfaat dari alat
pelindung tangan adalah melindungi tangan dari benda benda yang tajam, suhu
panas atau dingin yang ekstrim, dan melindungi dari zatzat kimia berbahaya.
f. Alat Pelindung Mata
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari kontak bahaya dengan
debu, gas, uap, cairan korosif, dan partikel melayang. Ada 3 jenis pelindung mata,
yaitu, kaca mata dengan atau tanpa pelindung samping ( side shield ), goggles, ( cut
type dan box type ), dan tameng muka ( Septina, 2006 ). Manfaat alat pelindung mata
adalah untuk melindungi mata dari percikan debu, bahan kimia, radiasi, panas, dan
bunga api.
g. Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki dapat terbuat dari kulit yang dilapisi asbes atau chrom. Safety
shoes pada ujungnya dilengkapi oleh baja dan sepatu karet anti listrik. Alat pelindung
kaki ini melindungi kaki dari benturan / tusukan / goresan / irisan benda tajam,
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
10/22
larusan bahan kimia, temperatur suhu yang ekstrim baik maupun dingin, kumparan
kawatkawat beraliran listrik, dan agar tidak terpeleset.
Tujuan adanya atau tujuan penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah untuk
melindungi tubuh dari penyakit dan bahaya kecelakaan kerja, sehingga Alat Pelindung Diri (
APD ) memiliki peranan penting untuk melindungi tubuh, dan bukan hanya pekerja yang
memiliki keuntungan apabila menggunakan APD namun perusahaan juga diuntungkan
karena mengurangi tingkat adanya kecelakaan kerja dan bisa meminimalisir kerugian
ekonomi akibat kecelakaan kerja ( Septina, 2006 ).
Setelah mempelajari Alat Pelindung Diri ( APD ) dalam materi K3, para teknisi
diharapkan akan lebih pentingnya APD tersebut guna membantu proses memperlancarkan
proses bekerja dan membuat para pekerja dapat bekerja lebih aman dan nyaman dengan
bekurangnya rasa khawatir akan kecelekaan kerja. Pada pendidikan vokasional Alat
Pelindung Diri ( APD ) ini juga cukup berguna dan dibutuhkan karena pada vokasional lebih
mengoptimalkan praktik langsung dan alangkah lebih aman yaitu dengan menggunakan APD
yang telah dijelaskan tadi pada waktu praktik karena dapat melindungi dan mengurangi
kecelakaan kerja.
Dalam ilmu K3 selain membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dalam K3juga membahas tentang kedisiplinan bagi para pekerja agar lebih mudah menerima perintah
dan cekatan dalam segala hal. Kedisiplinan dalam K3 diatur dalam 5S dalam Bahasa Jepang
yaitu apa bila dijabarkan menjadi Seiri ( ringkas ), Seiton ( rapi ), Seiso ( resik ), Seiketsu (
rawat ), Shitsuke ( rajin ). 5S saling berhubungan satu sama lain, definisi dari 5S adalah
mengatur / mengelola tempat kerja menjadi lebih efisien, lebih teratur, lebih rapi, dan lebih
baik secara berkelanjutan. Penerapan 5S sendiri bertujuan untuk memajukan kualitas kerja,
hasil kerja, efisiensi kerja.
Berikut ini adalah contoh langkah langkah penerapan 5S yang dapat dilakukan disuatu
tempat kerja :
1. Seiri ( Ringkas )
Seiri berarti membedakan antara yang diperlukan dan yang sudah tidak
diperlukan serta membuang yang sudah tidak diperlukan. Prinsip dari seiri
yaitu dengan menggunakan stratifikasi dan menangani sebab masalah.
Langkahlangkah dalam penerapan seiri :
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
11/22
Penjelasan guna penyeragaman pengertian
Kegiatan meringkas di tempat kerja
Pemeriksaan berkala kondisi ringkas tempat kerja
Pengorganisasian dalam wujud bentuk sistem piket
Slogan Seiri adalah singkirkan barang barang yang tidak diperlukan di
tempat kerja.
Berikut ini adalah beberapa ciri khas dari aktifitas Seiri :
Pembersihan ruangan
Atur gudang
Memilah barang yang masih diperlukan dan yang sudah tidak
diperlukan
Buang barang yang sudah tidak diperlukan
2. Seiton ( Rapi )
Seiton adalah menentukan tata letak yang tertata rapi sehingga kita selalu
menemukan barang yang dibutuhkan. Prinsip dari Seiton adalah penyimpanan
fungsional dan menghilangkan waktu untuk mencari barang.
Langkahlangkah dalam penerapan seiton :
Pengelompokkan barang
Penyiapan tempat
Pemberian tanda batas
Pemberian tanda pengenal barang
Membuat denah / peta penyimpanan
Slogan Seiton adalah setiap barang yang berada di tempat kerja memiliki
tempat yang pasti
Berikut ini adalah beberapa ciri khas dari aktifitas Seiton :
Standar pengarsipan
Papan pengumuman yang rapi
Penempatan fungsional untuk material
Setiap barang memiliki tempat khusus
3. Seiso ( Resik )
Seiso berarti menghilangkan sampah kotoran dan barang asing untuk
memperoleh tempat kerja yang bersih. Prinsip kerja seiso yaitu bahwa
pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat kebersihan
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
12/22
Langkahlangkah dalam penerapan seiso :
Penyediaan sarana kebersihan
Pembersihan tempat kerja
Pelestarian seiso
Slogan seiso adalah bersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja,
membersihkan berarti memeriksa
Berikut ini adalah beberapa ciri khas aktifitas Seiso :
Meminimalisir sumbersumber kotoran dan sampah
Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
Menyediakan sarana dan prasana kebersihan di tempat kerja
4. Seiketsu ( Rawat )
Seiketsu berarti memelihara barang dengan teratur, rapi, bersih dan dalam
aspek personal serta kaitannya dengan polusi. Prinsip kerja seiketsu adalah
manajemen visual dan pemantapan 5S
Langkahlangka dalam penerapan seiketsu :
Penentuan butir kendali
Penetapan kondisi tidak wajar
Rancangan mekanisme pemantauan
Pemeriksaan berkala / audit
Slogan seiketsu adalah setiap orang memperoleh informasi yang
dibutuhkannya di tempat kerja tepat waktu
Berikut ini adalah beberapa ciri khas aktifitas Seiketsu :
Pemberian petunjuk arah
Label petunjuk dan informasi suatu alat
Mempertahankan 3 kondisi di atas ( Seiri, Seiton, Seiso ) dari waktu ke
waktu
5. Shitsuke ( Rajin )
Shitsuke berarti melakukan suatu yang benar sebagai kebiasaan. Prinsip kerja
Shitsuke adalah pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang baik
Langkahlangkah dalam penerapan shitsuke :
Penetapan target bersama
Teladan / contoh dari atasan
Hubungan karyawan
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
13/22
Kesempatan belajar dari karyawan
Slogan Shitsuke adalah lakukan apa yang harus dilakukan dan jangan lakukan
apa yang tidak boleh dilakukan
Berikut ini adalah beberapa ciri khas aktifitas Shitsuke : Pembersihan bersama
Manajemen ruangan umum
Tanggung jawab individu
Berikut adalah pengendalian ( manajemen ) visual dalam penerapan 5S di tempat
kerja :
Pengendalian Visual merupakan bentuk penerapan 5S yang ke empat yaitu Seiketsu (
Rawat ).
Langkah ini dilakukan dengan cara mengurutkan peralatan / barang sesuai dengan
urutan kerja dan juga mengurutkan peralatan / barang berdasarkan animo penggunaan
peralatan / barang tersebut, serta pengaturan / pengendalian ( manajemen ) secara visual
peralatan / barang dengan menggunakan label / tanda dengan tujuan lebih mudah ditemukan
sehingga terdapat keteraturan di tempat kerja.
Manfaat dari pengaturan ( pengendalian ) visual adalah agar karyawan atau orang lain
( tamu / pengunjung ) di tempat kerja dapat dengan mudah memahami kondisi di lingkungan
kerja tanpa harus bertanya kepada petugas yang bekerja di tempat kerja.
K3 juga telah memiliki lisensi hukum dalam peraturan pemerintah dan perundang
undangan di Indonesia, dan hukum K3 dibuat karena banyaknya kasus kecelakaan kerja di
perusahaan perusahaan dan para pekerja dirugikan karena tidak mendapat jaminan
kecelakaan kerja yang layak. Selain dirugikan karena tidak mendapat uang ganti rugi, para
pekerja juga dirugikan karena setelah terjadi kecelakaan kerja maka para pekerja akan
mendapati penyakit akibat kecelakaan kerja ( luka berat , luka ringan ) dan apabila lebih fatal
lagi para pekerja juga dapat mengalami kematian akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu
dibuatlah beberapa undangundang tentang K3. Dan berikut adalah contoh beberapa hukum
yang berkaitan dengan K3 di Indonesia.
Hukum dan peraturan yang berkaitan dengan K3 di Indonesia :
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
14/22
Undang-undang (UU) no.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :
Amanah untuk melakukan pencegahan dan pengendalian suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara, dan
getaran
Amanah untuk melakukan pencegahan dan pengendalian Penyakit Akibat Kerja
(PAK)
Permenakertrans No. PER. 01/MEN/1976 :
Kewajiban pelatihan Hiperkes untuk dokter perusahaan
Keputusan Presiden Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 :
Lampiran : Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05/MEN/1996 :
Definisi SMK3 (Sistem Manajemen K3)
Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kemenaker) Nomor: KEP-51/MEN/1999 Tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja :
Definisi Faktor Fisika
Nilai Ambang Batas (NAB) Getaran
Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan
Nilai Ambang Batas (NAB) Iklim Kerja
Peraturan Menteri (Permen) Perburuhan No. 7 Tahun 1964 :
Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
Permen No. Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja :
(Pasal 2) Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
15/22
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 :
Standar K3 Rumah Sakit (K3RS)
Karena keselamatan bagi para pekerja adalah hal yang sangat penting maka untuk
menekan kurangnya tingkat kecelakaan kerja di Indonesia, pemerintah membuat peraturan
dan undangundang seperti diatas agar para pengusaha / perusahaan lebih berhatihati dan
lebih ketat menjaga para pekerjanya agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Selain harus
meminimalisir para pekerja dari kecelakaan kerja, perusahaan juga harus berusaha menjaga
kesehatan para pekerjanya agar tidak mengalami Penyakit Akibat Kerja ( PAK ). Penyakit
Akibat Kerja yaitu adalah penyakit yang diterima akibat melakukan suatu pekerjaan, dan
dapat disebabkan oleh pekerjaan itu sendiri, alat kerja, proses dan bahan saat bekerja, dan
lingkungan juga dapat menjadi salah satu akibat terjadinya penyakit akibat kerja. Penyakit
Akibat Kerja biasanya tidak terlalu besar efeknya namun seiring berjalannya dengan
melakukan pekerjaan sama secara terus menerus maka dapat mengganggu kesehatan baik
jasmani maupun rohani ( Hebbie Ilma Azim, 2013 ).
Penyebab penyakit akibat kerja dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
- Golongan fisik : radiasi, penerangan, suhu ekstrim
-
Golongan kimiawi : semua bahan kimia yang berwujud uap, gas, larutan
- Golongan biologic : bakteri, virus, jamur
- Golongan ergonomic : beban kerja, desain tempat kerja
-
Golongan psikososial : stress psikis, tuntutan pekerjaan
Ada banyak berbagai penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan di suatu industri,
tergantung darimana dan bagaimana cara / sistem kerja industri tersebut. Adapun contoh
macammacam penyakit akibat kerja sebagai berikut :
a. Penyakit Saluran Pernafasan
Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) pada saluran pernafasan biasanya bisa bersifat
akut maupun kronis. Biasanya apabila terjangkit penyakit pernafasan akut yang biasa
dialami adalah penyakit asma akibat kerja, dan apabila terjangkit penyakit pernafasan
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
16/22
yang kronis biasanya terkena virus dari lingkungan kerja dan dapat berakibat fatal
bagi kesehatan.
b. Penyakit Kulit
Biasanya penyakit kulit ini tidak terlalu berbahaya, dan tidak terlalu fatal.
Hanya terjadi seperti iritasi dan dapat sembuh dengan sendirinya.
c. Kerusakan Pendengaran
Kerusakan pendengaran terjadi karena biasanya pekerja terlalu lama
mendengarkan kebisingan akibat kerja.
d. Gejala pada Punggung dan Sendi
Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada punggung
yang berhubungan dengan pekerjaan dan penyakit pada punggung yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan. Penyakit yang akan dialami akan sama hanya saja
berbeda dalam bentuk penyebabnya saja yaitu gerakan berulang yang tidak wajar atau
dilakukan secara terus menerus.
e.
Kanker
Banyaknya kasus pekerja mengalami kanker disebabkan oleh pajanan tempat kerja.
Bahan di tempat kerja ( karsinogen ) sering kali di dapat dari laporan klinis individu
dari pada studi epidemiologi. Pada kanker pajanan untuk pekerja mengalami
terjadinya karsinogen yaitu mulai 20 tahun sebelum di diagnosis.
f. Masalah Neuropsikiatrik
Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja biasanya sering lalai
diabaikan oleh para pekerja. Neuropatrifier, sering dikaitkan dengan diabet,
pemakaian alcohol, atau tidak diketahui penyebabnya. Depresi SSP oleh karena
penyelahgunaan zat zat atau masalah psikiatri. Kelakuan yang tidak baik mungkin
adalah awal gejala akibat stress yang berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa
neurotoksin ( termasuk arsen, timah, merkuri, methyl, butyl ketone ) dapat
menyebabkan neuropati perifer. Selain itu, Carbon disulfide dapat menyebabkan
gejala seperti psikosis.
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
17/22
g. Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
Alergi dan gangguan kecemasan yang mungkin berhubungan dengan bahan kimia
atau lingkungan tempat kerja biasa menjadi awal mula penyakit sick building
syndrome. Multiple Chemical Sensitives ( CMS ). Misal : derivate petroleum, parfum,
rokok.
B. PEMBAHASAN
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) merupakan hal yang harus mendapat sorotan
/ perhatian khusus dalam kerja. Karena seorang pekerja akan lebih menghasilkan kerja
produksi dan lebih memberikan keuntungan pada perusahaan apabila berada dalam
lingkungan kerja yang baik dan aman ( Nurhening Yuniarti, 2014 ).
Selain menghasilkan hasilan tenaga kerja yang lebih diunggulkan, K3 juga dapat
menjadi acuan para perusahaan untuk menyeleksi criteria calon tenaga kerja. Oleh karena itu
sekarang berbagai sekolah maupun pendidikan saat ini sudah banyak mengambil ataumenempuh pelajaran ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ). Salah satu contohnya
adalah pendidikan vokasional, pendidikan mengajarkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (
K3 ) kepada calon tenaga kerja. Banyaknya angka kecelakaan pada suatu perusahaan menjadi
salah satu penyebab perusahaan memilih merekrut calon tenaga kerja yang sudah mendapati
ilmu kesehatan dan keselamatan kerja sebelum memasuki dunia kerja. Di Indonesia,
perhatian pemerintah terhadap keselamatan kerja sudah dapat dibuktikan dengan adanya
Undangundang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, bukan hanya di Indonesia
saja namun di dunia pun keselamatan kerja menjadi hal perhatian penting yang juga dengan
dapat dibuktikan dengan lahirnya OHSAS 18001 : 1999 yang diterbitkan oleh British
Standard International ( BSI ) dan juga badan badan sertifikasi dunia yang berisi standard
manajemen K3. OHSAS merupakan kepanjangan dari Occupational and Safety Management
Systems. Dengan adanya Undangundang No 1 tahun 1970 dan juga OHSAS 18001 : 1999
diharapkan tenaga kerja lebih mendapatkan perlindungan dan jaminan dari faktor faktor
yang dapat menimbulkan atau berhubungan dengan kecelakaan kerja.
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
18/22
Kecelakaan kerja dalam suatu pekerjaan bukanlah suatu hal yang dapat dianggap
remeh, dalam kecelakaan kerja pasti ada suatu penyebab yang menjadikan kecelakaan kerja
itu terjadi. Selain dari faktor alam kecelakaan juga dapat terjadi karena kelalaian dari pekerja
itu sendiri maupun dari perusahaan yang mengalami kelalaian, kecelakaan kerja ini dapat
merugikan perusahaan dan besar kecilnya kerugian tersebut dapat dikatakan relative
tergantung dari kecelakaan kerjanya. Kurangnya pemahaman terhadap keselamatan kerja
merupakan salah satu faktor paling banyak dialami oleh para tenaga kerja di Indonesia.
Belum adanya pemerataan dalam hal mendapati ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3
) adalah penyebab kurangnya pemahaman keselamatan kerja, padahal keselamatan kerja
adalah hal yang sangat wajib diketahui oleh para calon tenaga kerja sebelum terjun langsung
memasuki dunia kerja.
Banyak hal di dunia kerja yang didasari oleh prosedur dari kesehatan dan keselamatan
kerja ( K3 ) mulai dari cara kerja, pengetahuan, pengaplikasian, dan juga tujuannya. Dalam
pendidikan vokasional ini banyak progam studi yang menggunakan K3 sebagai dasar lulusan
calon tenaga kerja yang siap ditempatkan dan direkrut oleh perusahaan yang ada di Indonesia.
Dari banyaknya tenaga kerja di Indonesia, hanya beberapa bagian persen kecil saja yang
sudah mengetahui, menerapkan, melaksanakan K3 dengan baik dan aman. Sehingga masih
sangat riskan kecelakaan kerja di Indonesia dapat terjadi. Penerapan K3 sendiri dapat
dilakukan tidak hanya untuk melindungi para tenaga kerja saat bekerja saja, namun dapat
dipakai saat diluar jam kerja yang bertujuan untuk mengurangi resiko bahaya yang timbul
sesudah jam kerja akibat faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja di perusahaan bersifat
relative dari yang ekstrem hingga tingkat bahaya yang rendah, tergantung dari bidang
keahlian kerja yang diterima / diambil oleh tenaga kerja tersebut.
Pada sistem pendidikan vokasional adalah salah satu pencetak calon tenaga kerja yang
handal, siap mental baik jasmani dan rohani, siap pakai yang tanggap dan juga tangguh dalam
segala hal yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ). Dalam hal cara
mengajarkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) kepada para calon tenaga kerja dapat
dilakukan secara terus menerus saat para calon tenaga tersebut sedang melakukan praktik di
laboratorium adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan hal hal
tentang K3. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara pengaplikasian terhadap diri sendiri
langsung, seperti ketanggapan kita terhadap bahaya yang ada dalam lingkungan tersebut, cara
menganalisis bahaya yang ada dalam lingkungan tersebut dan menjabarkannya sehingga
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
19/22
dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja, selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (
APD ) saat sedang melakukan praktikum dalam suatu lab. Cara tersebut adalah cara yang
paling mudah diterima oleh para calon tenaga kerja di pendidikan vokasional karena tindakan
tindakan tersebut akan mengkondisikan tenaga kerja pada psikologis yang menunjang
peningkatan derajat kesehatan dan keselamatan kerja.
Adanya Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) dalam pendidikan vokasional
bertujuan untuk dapat dilakukannya halhal yang dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja
yang mengakibatkan kerugian untuk diri sendiri dan perusahaan tersebut, mengurangi
timbulnya penyakit akibat kerja akibat kerja. Seiring bertambah majunya teknologi,
pengetahuan tentang K3 bagi para calon tenaga kerja juga harus lebih semakin maju sesuai
dengan perkembangan jaman yang ada. Pemahaman tentang kesehatan dan keselamatan kerja
( K3 ) juga harus saling berkembang dengan cara member tahu satu sama lain, agar per
individu / calon tenaga kerja sendiri dapat untuk selalu memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja. Dengan pemahaman tentang kesehatan dan keselamatan kerja maka dapat
dikatakan pendidikan vokasional menjadikan lulusan yang dapat meningkatkan produktifitas
kerja suatu perusahaan dan dapat menjadikan investasi yang panjang bagi sebuah perusahaan
dimana apabila seorang lulusan dari pendidikan vokasional bekerja pada perusahaan tersebut.
Pendidikan vokasional dapat menghasilkan banyak calon tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan di Indonesia, karena dalam pendidikan vokasional memiliki
berbagai bidang keahlian tersendiri. Sesuai dengan bidang keahliannya masing masing,
seorang tenaga kerja akan diajarkan dengan semahir mungkin dan setangkas mungkin agar
nantinya siap dan kuat untuk dikerjakan pada suatu perusahaan yang notabennya bisa
menjadikan calon tenaga kerja tersebut mengalami tekanan, baik dari mental, fisik, dan
psikologis. Dalam hal tentang dunia kerja, lulusan oleh vokasional sudah dikenal sebagai
lulusan professional dalam bekerja, siap ditempatkan jauh dari keluarga, dan tangkas untuk
hidup mandiri. Terbukti dari beberapa contoh kasus seperti lulusan pendidikan vokasional
bekerja di perusahaan yang berdiri di jauh dari kota dan bahkan banyak juga bekerja diluar
negeri karena memiliki profesionalitas kerja dan prospek yang diandalkan sebagai tenaga
kerja. Banyak hal yang dapat diambil dari K3 dalam pendidikan vokasional, bukan hanya
fungsi sebagai pengalaman yang dibutuhkan, namun juga sebagai awalan gambaran
pengetahuan seperti apakah dunia kerja itu sendiri.
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
20/22
Setiap tahunnya pendidikan vokasional menghasilkan lulusan yang siap untuk kerja
dalam perusahaan baik untuk individu dan dalam bentuk team, karena lulusan pendidikan
vokasional dapat bekerja dengan baik dan sudah terlatih dalam bentuk individu dan beregu.
Biasanya para calon tenaga kerja telah terlatih pada saat melakukan praktikum di
labolatorium, karena saat menempuh pelajaran biasa akan diberi tempat untuk melakukan
praktikum beregu agar para calon tenaga kerja tersebut dapat melakukan kerja sama dengan
baik dan melakukan komunikasi dengan baik, dan saat melakukan ujian praktikum, biasanya
para calon tenaga kerja akan di uji sendiri sendiri atau per individu agar untuk melatih
tingkat kemandirian calon tenaga kerja tersebut. Dan hal itulah yang membuat para calon
tenaga kerja dapat bekerja dimana pun dan dengan siapa pun karena telah terlatih dengan
suasana praktikum yang selalu berganti ganti. Dengan hal demikian lulusan pendidikan
vokasional pun lebih banyak dicari oleh perusahaan daripada lulusan sekolahsekolah biasa
karena lebih terampil, tangkas, handal, dan berpengalaman.
C. Kesimpulan
K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja ) merupakan hal pokok dalam dunia kerja
yang harus diketahui oleh para tenaga kerja maupun para calon tenaga kerja. Maka dari itu
K3 sangat berperan penting untuk keselamatan dan kesehatan para tenaga kerja, terutama di
Indonesia karena banyaknya angka kecelakaan kerja dalam dunia kerja membuat Indonesia
harus memperhatikan dengan sangat detail tentang angka penggunaan K3 dalam sebuah
perusahaan apakah sudah memenuhi standard atau masih kurang dari standard yang sudah
ditetapkan. Bukan hanya di dunia kerja saja tetapi dalam hal pendidikan pun K3 harus dilihat
seperti dalam pendidikan sekolah dasar, pendidikan sekolah menengah pertama, pendidikan
sekolah menengah atas, pendidikan sekolah menengah kejuruan, pendidikan universitas, dan
pendidikan vokasional. Semuanya memerlukan K3 agar para siswanya dapat belajar dengan
aman, nyaman, dan tanpa takut adanya bahaya yang mengancam. Sedangkan dalam
pendidikan sekolah menengah kejuruan dan pendidikan vokasional peran K3 sangat penting
karena kedua pendidikan tersebut adalah yang menjadikan lulusannya lebih ke dalam dunia
kerja industry atau perusahaan atau juga instansi.
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
21/22
K3 dapat menjadi pengetahuan yang sacral yang harus diketahui oleh semua orang,
karena K3 dapat melindungi diri dari banyaknya bahaya, mengetahui zona aman dan zona
tidak aman dalam suatu lingkungan, dapat melindungi diri dari penyakit yang dapat merusak
kesehatan yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang, dan mengetahui
penyebab serta akibat kecelakaan kerja dengan cepat dan tepat. Dapat diketahui penyebaran
ataupun pengajaran pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) dapat melalui
dilakukan melalui media pelajaran secara langsung maupun terhubung dengan mata pelajaran
lain dengan cara menyelipkan sedikit materi K3 dalam pelaksanaannya. Cara pehaman
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kejra ( K3 ) harus diwujudkan dalam kegiatan belajar
mengajar dan dilakukan secara rutin agar menjadi kebiasaan para individu / siswa untuk
selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan ( K3 ) yang menjadikannya hidup sehat dan
tangkas serta dapat mengurangi angka kecelakaan kerja.
Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) dalam pendidikan vokasional
adalah hal yang wajib dilakukan oleh para individu didalam instansi tersebut, karena K3
bersifat sebagai landasan awal sebelum memasuki dunia kerja yang nantinya K3 sangat
berguna dalam dunia kerja tersebut. Selain dapat melindungi seperti yang sudah dijelaskan
diatas K3 juga dapat meningkatkan produktifitas kerja sebuah perusahaan, dan mengurangi
angka kerugian perusahaan karena semakin berkurangnya angka / tingkat kecelakaan kerja
karena para pekerja sudah dengan tertib menggunakan atau melakukan K3 dengan teratur.
Selain menguntungkan diri sendiri K3 pun dapat menguntungkan orang lain serta sampai
dapat menguntungkan perusahaan, oleh karena itu K3 adalah hal yang sangat penting
diketahui oleh para calon tenaga kerja maupun sebuah pendidikan yang menghasilkan lulusan
untuk siap bekerja dalam sebuah perusahaan.
-
7/26/2019 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja_1.5
22/22
D. Daftar Pusaka
Dr. Wowo Sunaryo Kuswana, M.Pd .( 2014 ). Ergonomi dan K3 ( Kesehatan danKeselamatan Kerja ). Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Wowo Sunaryo Kuswana . ( 2015 ) . Mencegah Kecelakaan Kerja. Bandung : PT
REMAJA ROSDAKARYA
Nurhening Yuniarti . ( 2014 ) . Urgensi Pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (
K3 ) Pada Pendidikan Kejuruan. Yogyakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja
http://www.konsultasik3.com/p/hukum-peraturan-k3.html
http://www.konsultasik3.com/p/sistem-manajemen-k3-smk3.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mohammad%20Adam%20Jerusalem,%20
M.T./Modul%20Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja.PDF
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--asia/--ro-bangkok/--ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-
mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-
kerjabadraningsih-l.pdf
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@ed_protect/@protrav/@safework/documents/inst
ructionalmaterial/wcms_178593.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerjahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerjahttp://www.konsultasik3.com/p/hukum-peraturan-k3.htmlhttp://www.konsultasik3.com/p/hukum-peraturan-k3.htmlhttp://www.konsultasik3.com/p/sistem-manajemen-k3-smk3.htmlhttp://www.konsultasik3.com/p/sistem-manajemen-k3-smk3.htmlhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mohammad%20Adam%20Jerusalem,%20M.T./Modul%20Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja.PDFhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mohammad%20Adam%20Jerusalem,%20M.T./Modul%20Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja.PDFhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mohammad%20Adam%20Jerusalem,%20M.T./Modul%20Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja.PDFhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--asia/--ro-bangkok/--ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--asia/--ro-bangkok/--ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--asia/--ro-bangkok/--ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@ed_protect/@protrav/@safework/documents/instructionalmaterial/wcms_178593.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@ed_protect/@protrav/@safework/documents/instructionalmaterial/wcms_178593.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@ed_protect/@protrav/@safework/documents/instructionalmaterial/wcms_178593.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@ed_protect/@protrav/@safework/documents/instructionalmaterial/wcms_178593.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@ed_protect/@protrav/@safework/documents/instructionalmaterial/wcms_178593.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-dra-badraningsih-lastariwati-mkes/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--asia/--ro-bangkok/--ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdfhttp://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--asia/--ro-bangkok/--ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdfhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mohammad%20Adam%20Jerusalem,%20M.T./Modul%20Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja.PDFhttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mohammad%20Adam%20Jerusalem,%20M.T./Modul%20Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja.PDFhttp://www.konsultasik3.com/p/sistem-manajemen-k3-smk3.htmlhttp://www.konsultasik3.com/p/hukum-peraturan-k3.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_dan_keselamatan_kerja