kesadaran menurun
TRANSCRIPT
KESADARAN MENURUN
Kelompok 2
Tutor : dr. MURNI SH
Anggota Kelompok
• Moch.Novad Arsyadi• Daeng Fahryanzi
Azhari• Adhim Setiadiansyah• Rijki Rivan Setiadi• Reni Dian• Cynthia Fadhila
• Ajeng Woro Larasati• Litta Septina• Tania Vantika Syamsir• Andina Dwi Utami• Arini Aditya Amri
Skenario
Perempuan 21 tahun dibawa ke puskesmas dalam
keadaan tidak sadar. Setelah diletakkan di tempat tidur dan
diperiksa, penderita tidak memberi respon dan tetap
mendengkur dengan irama napas 40 x/ menit. Muka kelihatan
pucat, nadi radial tidak teraba. Ditemukan jejas pada pelipis
kanan, bahu kanan dan perut kiri bawah. Dari orang yang
mengantar tidak satupun yang tinggal dan dapat memberi
keterangan tentang keadaan dan apa yang terjadi pada
penderita tersebut.
Tingkat Kesadaran adalah :
Ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan
dari lingkungan
Tingkat Kesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos mentis (concious)2. Apatis 3. Delirium (obtundasi.letargi)4. Samnolen5. Stupor (soporo koma)6. Coma (comatos)
Etiologi• Secara umum, penurunan kesadaran dapat
disebabkan menjadi tiga kategori besar :
– Kelainan struktur intrakranial (33 %)
• Kebanyakan kasus ditegakkan melalui pemeriksaan imajing otak (
computed tomography [CT] or magnetic resonance imaging
[MRI] )
– Kelainan metabolik atau keracunan (66%)
• Dikonfirmasi melalui pemeriksaan darah, tapi tidak selalu positif.
– Kelainan psikiatris (1%)
Tiga penyebab penurunan kesadaran yang dapat cepat menyebabkan kematian dan
dapat ditangani antara lain :
• Herniasi dan penekanan batang otak :
– space ocupying lession yang menyebabkan koma merupakan
keadaan emergensi bedah saraf.
• Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) :
– peningkatan TIK dapat menyebabkan gangguan perfusi otak dan
global hypoxic-ischemic injury.
• Meningitis atau encephalitis :
– kematian akibat meningitis bakterialis atau herpes encephalitis dapat
dicegah dengan terapi secepatnya.
KETIDAKSADARAN
Mekanisme
Penangan Awal
• Kesan Umum
• Periksa kesadaran penderita
– A(alert), sadar penuh atau penderita memiliki orientasi
yang baik
– V(verbal), respon terhadap suara baik dengan bersuara
atau membuka mata
– P(pain), penderita membuka mata saat dicubit
– U(unresponsive), tidak ada respon sama sekali dalam hal
ini sebaiknya panggil bantuan.
Primary survey
• A (airway)
– Memastikan jalan nafas
adekuat, pada pasien tidak
sadar dapat dinilai dengan
• Look, melihat adakah
pernapasan ?
• Listen, mendengar adakah
arus udara keluar dari mulut
atau hidung ?
• Feel, rasakan adakah arus
udara ?
• Bunyi nafas
– Mendengkur (snorring)
– Bunyi kumur-kumur
(Gurgling)
– Stridor (crowing)
Memperbaiki Airway
• Ada 2 cara yang umum
digunakan:
– Dengan cara mendongakkan
kepala (head tilt) sambil
mengangkat dagu (Chin-lift)
– Mendorong rahang bawah
ke depan (jaw thrust)
Pada dasarnya kedua tehnik tersebut mendorong pangkal lidah ke depan dan melepaskannya dari dinding belakang.
• B (breathing)
– Pada penderita dengan kesadaran menurun, perhatikan hal2
berikut:
• Frekuensi pernapasan
• Ke-2 sisi dada mengembang simetris
• Apakah ada tanda kebiruan (sianosis)
• Ada tanda2 sesak, pernapasan yang memaksa atau
pengembangan dada tidak normal
• Memperbaiki pernafasan
– Menilai pernafasan
– Ventilasi (pernapasan buatan)
– Oksigenasi
• C (circulation)
– Pada penderita tidak sadar, rabalah nadi carotis
dan jika terjadi perdarahan tangani perdarahan
terlebih dahulu.
– Lakukan CPR atau pemijatan jantung
Langkah Lanjuta. Mempertahankan fungsi vital dan mencukupi kebutuhan tubuh akan O2, cairan
dan kalori.
Pelihara jalan napas :
– Kepala dimiringkan dan ekstensi.
– Bersihkan rongga mulut dan farings, isap lendir secara teratur, bila perlu
beri oksigen.
Pemberian cairan dan kalori :
– Jumlah pemberiannya kira-kira 2000 ml/hari.
– Dapat ditambah bila ada dehidrasi atau syok.
– Usahakan pemberian cairan yang mengandung cukup elektrolit dan kalori.
– Bila koma lebih dari 2-3 hari, berikan makanan personde agar intake dapat
lebih banyak.
b. Pemeliharaan kebersihan tubuh (miksi, defekasi)
– Pasang kateter.
– Klisma dengan larutan gliserin 2-3 hari sekali.
– Mata ditetesi dengan borwater atau larutan garam faal
beberapa kali sehari, lalu ditutup dengan kasa lembab, dapat
juga digunakan salep mata antibiotik agar tidak terlalu sering
harus membasahi mata.
– Mulut dibersihkan dengan boraks-gliserin dan alkohol tiap
pagi.
– Penderita dimandikan dengan air dan sabun sedikitnya sekali
sehari.
c. Mencegah infeksi sekunder dan dekubitus .
– Posisi berbaring penderita harus diubah-ubah beberapa kali setiap
hari untuk mengurangi kemungkinan pneumoni dan dekubitus.
– Untuk mengalirkan sekret dari paru, penderita berbaring miring dan
daerah dada dan punggung ditepuk-tepuk beberapa menit tiap pagi.
d. Pengobatan simtomatik.
– Bila perlu berikan kompres panas atau dingin.
– Bila kejang atau gelisah, berikan sedatif yang efek depresinya
minimal misalnya diazepam.
– Untuk menurunkan tekanan intrakranial gunakan kortikosteroid dan
larutan hipertonik.
Usahakan pemulihan sirkulasi spontan dengan jalan D (Drugs and Fluids), penggunaan obat-obatan
adalah sebagai berikut:1. Adrenalin / epinefrin
Indikasi : meningkatkan perfusi otak dan koroner
Efek :Pada reseptor α (α1 dan α2) menyebabkan vasokontriksi perifer
Pada reseptor β1 meningkatkan denyut jantung dan kekuatan
kontraksi miokardium.
Dosis :Untuk resusitasi jantung digunakan adrenalin 1:10.000 (I mg
adrenalin 10 ml Nacl) 1 mg iv diulang setiap 2-3 menit
sampai resusitasi berhasil atau dihentikan
2. DOPAMINE
DIGUNAKAN PADA PASCA RESUSITASI BILA HIPOTENSI MEMBAHAYAKAN
PERFUSI ORGAN VITAL TERUTAMA GINJAL.
INDIKASI : HIPOTENSI YANG BUKAN DISEBABKAN KARENA HIPOVOLEMIA
MENINGKATKAN DIURESIS
EFEK : - MENINGKATKAN KONTRAKTILITAS MIOKARD
- HAMPIR TIDAK MEMPENGARUHI RESISTENSI PERIFER
- MENYEBABKAN DILATASI ARTERIOL GINJAL SEHINGGA
MEMPERTAHANKAN FUNGSI GINJAL.
DOSIS: 2-10 ΜG/KGBB/ MENIT UNTUK MENINGKATKAN CURAH JANTUNG,
TEKANAN DARAH SISTOLIK, EFEK PADA GINJAL.
PENGENCERAN DENGAN CAIRAN D5%,D10%,NACL 0,9%
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN OBSERVASI TANDA –TANDA VITAL.
Syarat-syarat melakukan transport
Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila penderita tersebut
siap (memenuhi syarat) untuk ditransportasikan, yaitu:
· Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi –
resusitasi : bila diperlukan :
(1) penyebab sumbatan jalan napas telah diketahui
(2) membebaskan jalan napas (oropharyngeal air way)
(a) intubasi endotracheal
(b) melakukan tricothyroidectomi
(3) melakukan resusitasi kardiopulmoner (ABCD) dan memberikan obat-
obatan yang perlu.
(4) Perdarahan dihentikan
(5) Luka ditutup
(6) Patah tulang di fiksasi
Hal-hal yang harus dimonitor selama transportasi (perjalanan)
· Kesadaran
· Pernafasan
· Tekanan darah dan denyut nadi
· Daerah perlukaan
Syarat melakukan rujukan
Sistem triage memiliki prioritas untuk mengutamakan penanganan korban yang walaupun
keadaannnya kritis namun harapan hidupnya baik, termasuk pengirimannya ke fasilitas
kesehatan.
a. Prioritas 1 : gangguan pernafasan, perdarahan hebat, dan penurunan status mental
(respons) merah
b. Prioritas 2 : luka bakar < 25% tanpa gangguan saluran nafas, fraktur minor
ekstremitas, nyeri hebat setempat atau pada beberapa lokasi alat gerak,
termasuk bengkak atau perubahan bentuk dan cedera punggung kuning
c. Prioritas 3 : nyeri yang biasa saja pada alat gerak, sedikit bengkak dan perubahan
bentuk, cedera jaringan lunak ringan hijau
d. Prioritas 0 : kepalanya remuk atau terpisah dari tubuh, dan cidera lainnya yang secara
manusiawi sudah tidak mungkin hidup hitam
Terimakasih