kerukunan umat beragama
DESCRIPTION
MakalahTRANSCRIPT
Memahami
Kerukunan Umat
Beragama dari
Konteks Iman Kristen Oleh: Pdt. Johni Tilaar, STh, MSi
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, terdiri atas berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang berbeda, baik suku, agama, budaya maupun ras
Disisi lain, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius dan hal ini tercermin dalam ideologi negara, yakni sila pertama Pancasila:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Para bapak pendiri republik (founding fathers) sepakat menjadikan negara ini sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan:
“Bhinneka Tunggal Ika”
Dalam sebuah negara yang majemuk, adalah tidak mudah untuk mewujudkan harmoni atau kerukunan diantara warga negara,
karena masing-masing kelompok memiliki keyakinan, pendapat dan aspirasi
Peran Agama Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Agama adalah sumber pembentukan dan penguat nilai-nilai, etika, moral dan karakter bangsa Indonesia
Agama sebagai penguat integrasi bangsa dan sebaliknya tidak menjadi faktor pemecah belah (disintegratif) bangsa
• Agama sebagai pendorong etos kerja dan kemajuan bangsa dan sebaliknya tidak menjadi penghambat kemajuan
• Agama menjadi penguat dalam memecahkan persolan-persoalan yang dihadapi bangsa, seperti kemiskinan, kebodohan, lingkungan hidup, dsb
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
PEMERSATU
Pada masa persiapan kemerdekaan tahun 1945, para pendiri Republik sudah membahas tentang dasar negara. Terjadi perdebatan antara pendukung negara berdasarkan Islam dan pendukung pemisahan antara negara dan agama
Perdebatan ini berujung dengan kompromi dalam bentuk “Piagam Jakarta” yakni menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Sila pertama dari Pancasila yang terdapat dalam naskah ini berbunyi: “Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan
syari’at Islam bagi pemeluknya”.
Anak kalimat ini kemudian dihapus dan digantikan dengan:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Konflik Berlatar Belakang
Agama
Diantara konflik yang mudah diprovokasi adalah konflik berlatar belakang agama. Begitu sensitifnya persoalan agama, sehingga konflik sosial dan ekonomi pun seringkali ditarik ke wilayah agama untuk mendapatkan dukungan yang lebih banyak dari pemeluknya.
Konflik antar umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh faktor agama, melainkan oleh faktor ekonomi, politik maupun sosial
Konflik antar umat beragama banyak disebabkan karena persoalan pendirian rumah ibadah atau cara penyiaran agama yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, atau karena adanya salah paham diantara pemeluk agama
Konflik internal umat beragama terjadi karena adanya:
1. Pemahaman yang menganggap hanya aliran/mazhabnya sendiri yang benar dan menyalahkan yang lain
2. Pemahaman yang diselewengkan
3. Pemahaman yang “bebas semau sendiri” tanpa mengikuti kaidah-kaidah yang ada
Hal lain yang terkait dengan persoalan kehidupan umat beragama adalah masih adanya kekerasan dengan mengatasnamakan agama oleh kelompok-
kelompok radikal, tidak hanya dari kalangan muslim tapi juga non muslim
Dalam sebuah negara demokrasi, umat beragama berhak untuk mengekspresikan dan memperjuangkan aspirasinya, juga
berkewajiban untuk melakukan kontrol terhadap penyimpangan yang terjadi
Membangun Harmoni Bingkai
Sosiologis dan Teologis
Konflik dan kekerasan tidak dibenarkan oleh agama, karena semua agama mengajarkan kebaikan dan kedamaian hidup manusia. Buddha mengajarkan kesederhanaan, Kristen mengajarkan cinta kasih, Khonghucu mengajarkan kebijaksanaan dan Islam mengajarkan kasih sayang bagi seluruh alam
• Bingkai teologis ini seharusnya menjadi acuan dalam hubungan antar umat beragama, antar warga negara dan antar manusia secara keseluruhan
• Tidak menjadikan agama sebagai faktor pemecah belah tetapi menjadi faktor pemersatu
Meluruskan Kekerasan
Berlatarbelakang Agama
• Perjuangan aspirasi harus dilakukan secara legal dan konstitusional serta bijaksana (hikmah), tidak dengan cara-cara kekerasan dan pemaksaan;
• Apapun alasannya, cara-cara kekerasan dan terorisme baik dalam kerangka perjuangan aspirasi maupun dalam kerangka kontrol (potres) jelas bertentangan dengan hukum
Semua agama memahami tentang nilai-nilai hidup seperti:
• Kerukunan
• Perdamaian
• Persaudaraan
• Solidaritas
• Cinta kasih
• Persatuan
• Tujuan yang hendak dicapai di setiap agama adalah umatnya spiritual dan moral yang terwujud dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama
• Toleransi antar umat beragama adalah sesuatu yang mutlak sebagai konsekuensi dari cita-cita setiap agama serta konsekuensi dengan kemajukan agama dalam masyarakat
Dalam konteks iman Kristen:
1. Tuhan itu baik kepada semua orang (Mazmur 145:9)
2. Barang siapa tidak mencintai, ia tidak menyembah Allah (1 Yoh 4:8)
Jadi tindakan dasar bagi setiap teori atau praktek yang mengadakan perbedaan mengenai manusia serta hak-hak yang bersumber padanya antar manusia dan manusia
• Gereja mengecam setiap diskriminasi
• Gereja juga mengecam penganiayaan berlandaskan:
1. Warna kulit
2. Status sosial
3. Ajaran yang berbeda
I Petrus 2 ayat 12
Milikilah cara hidup yang baik di tempat-tempat bangsa bukan Yahudi supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka
Dalam Pandangan Iman Kristen Kerukunan dan toleransi antar umat beragama adalah penting yang dapat terwujud:
1. Praktek hidup beragama secara benar dan efektif
2. Tercapainya tujuan dari agama yakni, terwujudnya keselamatan, kebahagiaan di dunia dan akhirat yang dapat dicapai melalui cinta kasih
3. Terwujudnya kebutuhan yang hakiki dan cita-cita setiap insan meanusia yaitu:
DAMAI SEJAHTERA LAHIR DAN BATIN DALAM DUNIA YANG HARMONIS, RUKUN DAN DAMAI
Dasar Kerukunan dan Toleransi
Antar Umat Beragama • Kesamaan kodrat dan martabat kebebasan hak dan
kewajiban dari umat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang segambar dengan-Nya
• Persaudraan universal segenap bangsa merupakan satu masyarakat atau keluarga umat manusia
• Keselamatan yang universal dari Allah yang terwujud dalam diri Yesus. Keselamatan diuntukkan bagi semua bangsa. Semua umat dari berbagai agama.
• Inti dari keselamatan dari Allah adalah ketenteraman lahir dan batin
Cinta Kasih (I Korintus 13: 4-7) Kasih itu :
• Sabar
• Murah hati
• Tidak cemburu
• Tidak memegahkan diri dan tidak sombong
• Tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri
• Tidak pemarah
• Tidak menyimpan kesalahan orang lain
• Tidak bersuka cita karena ketidak adilan
• Tidak menutupi segala sesuatu
• Tidak mengharapkan segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu
Cinta Kasih Merupakan
Buah Roh Kudus
Cara Membangun Kerukunan
Menurut Iman Kristen • Membangkitkan kesadaran dan pengakuan
akan masalah dan kebutuhan bersama lewat dialod kemanusiaan dan persaudaraan
• Menumbuhkembangkan sikap dasar untuks aling terbuka, memahami dan mengakui, menghargai dan berdialog satu sama lain
• Berusaha untuk meningkatkan pemahaman akan pihak lain melalui studi bersama saling tukar informasi
• Berusaha untuk senantiasa menghindari cara-cara yang dapat merusak kerukunan dan toleransi
Melakukan program bersama
• Studi bersama tentang praktek keagamaan
• Doa bersama
• Karya amal bersama
• Pembinaan umat bersama