kerukunan antar umat beragama (1)

21
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia, karena itu agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat Islam, tetapi juga hubungan dengan umat beragama lain. 1.2 Permasalahan Pemahaman islam yang masih sempit menjadi salah satu bibit munculnya permusuhan terhadap sesamanya. Apakah permusuhan sesama manusia merupakan sikap yang dibenarkan oleh islam? Ada perbedaan yang mendasar antara umat yang berbeda agama didunia (pluralitas agama), namun apakah antara keduanya tidak saling memerlukan? 1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain: 1.Mewujudkan kesadaran dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam menghadapi masalah bersama. 2.Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya kerukunan antar umat beragama. 1

Upload: puspasaaa

Post on 16-Apr-2015

139 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Agama Islam mengakui keberagaman agama yang dianut oleh manusia, karena

itu agama Islam tidak hanya mengajarkan tata cara hubungan sesama umat Islam,

tetapi juga hubungan dengan umat beragama lain.

1.2 Permasalahan

Pemahaman islam yang masih sempit menjadi salah satu bibit munculnya

permusuhan terhadap sesamanya. Apakah permusuhan sesama manusia merupakan

sikap yang dibenarkan oleh islam?

Ada perbedaan yang mendasar antara umat yang berbeda agama didunia

(pluralitas agama), namun apakah antara keduanya tidak saling memerlukan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:

1. Mewujudkan kesadaran dan menjalin hubungan pribadi yang akrab dalam

menghadapi masalah bersama.

2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya kerukunan antar umat

beragama.

3. Memotivasi dan mendinamisasikan umat beragama khususnya umat islam agar

dapat ikut serta dalam upaya menjalin tali silaturahmi.

1

Page 2: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

BAB II

ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL ALAMIN

Setiap agama di dunia kebanyakan mengambil nama dari penemunya atau tempat

dimana agama tersebut dilahirkan dan dikembangkan, sebagaimana agama Nasrani yang

mengambil nama dari tempat Nazareth, agama Budha yang berasal dari nama pendirinya

Budha Gautama. Tetapi tidaklah demikian untuk agama Islam, agama Islam tidak

mempunyai hubungan dengan orang, tempat, atau masyrakat tertentu dimana agama ini

dilahirkan atau disiarkan.

Agama Islam adalah agama yang allah turunkan sejak manusia pertama,yaitu

Nabi Adam as kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada Nabi atau

Rosul berikutnya. Akhir dari penurunan agama Islam itu terjadi pada masa kerosulan

Muhammad Saw pada abat ke VII masehi.

Ketika Islam mulai disampaikan oleh Rosulullah Saw kepada masyarakat Arab,

beliau mengajak masyarakat untuk menerima dan mentaati ajaran Islam, tanggapan yang

mereka sampaikan pada Rosulullah adalah sikap heran dan aneh. Islam dianggapnya

sebagai ajaran yang menyimpang dari tradisi leluhur yang telah mendarah daging bagi

masyrakat Arab, yang telah mereka taati secara turun menurun, dan mereka tidak mau

tahu apakah tradisi tersebut salah atau benar, di dalam hadist (Qs. Al Baqarah : 170) juga

digambarkan bahwa “Islam datangnya dianggap asing dan akan kembali diaggap asing,

namun berbahagialah orang yang dianggap asing tersebut”.

Kata Islam berarti damai, selamat, selamat, penyerahan diri, tunduk dan patuh.

Pengertian tersebut menunjukan bahwa agana Islam adalah agama yang mengandung

ajaran untuk menciptakan kedamaian, kerukunan, keselamatan, dan kesejahteraan bagi

kehidupan umat manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya,

bukan untuk mendatangkan dan membuat bencana atau kerusakan di muka bumi.

Fungsi Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin tidak tergantung pada

peneriman atau penilaian manusia, substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran

tersebut,dan fungsi itu baru akan terwujud dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri

maupun oleh makhluk-makhluk yang lain , apabila manusia sebagai pengemban amanat

2

Page 3: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

Allah telah dapat mentaati dan menjalankan aturan-aturan ajaran Islam dengan benar dan

khaffah.

Fungsi Islam juga sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana,

dijelaskan oleh Allah dalam Alqur’an surat Al Anbiya’: 170 yang artinya:”Dan tidaklah

Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat sebagai semesta

alam.” Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah:

1. Islam menunjukan Manusia jalan hidup yang benar.

2. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik

mereka muslim maupaun non muslim.

3. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan professional.

4. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang

diberikan oleh Allah secara tanggung jawab, dll.

3

Page 4: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

BAB III

UKHUWAH

3.1 Pengertian Ukhuwah

Makna ukhuwah berarti persaudaraan, yang maksudnya adanya perasaan

simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki satu

kondisi atau perasaan yang sama, baik sama suka maupun duka, baik senang maupun

sedih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu

bila pihak lain menglami kesulitan, dan sikap saling membagi kesenangan. Ukhuwah

yang perlu kita jalin bukan hanya intern seagama saja akan tetapi yang lebih penting

lagi adalah antar umat beragama.

3.2 Macam-macam Ukhuwah

1. Ukhuwah Islamiyah

Yaitu persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau

persaudaraan yang diikat oleh aqidah/keimanan, tanpa membedakan golongan

selama aqidahnya sama maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin dengan

sebaik-baiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alqur’an surat Al

Hujarat : 10, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah

saudara, oleh karena itu peralatlah simpul persaudaraan diantara kamu, dan

bertaqwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan rahmatnya “.

Dari ayat di atas jelas bahwa kita sesama umat islam ini adalah saudara, dan

wajib menjalin terus persaudaraan di antara sesama umat Islam dan marilah yang

mana saudara kita jadikan saudara dan janganlah saudara kita anggap sebagai

musuh,hanya karna masalah masalah-masalah sepele yang tidak berarti.yang pada

akhirnya mengancam ukhuwah Islamiyah yang pada akhirnya dapat

melumpuhkan kerukunan dan keutuhan bangsa.

2. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah

Yaitu persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara universal

tanpa membedakan ras, agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya.

Persaudaraan yang di ikat oleh jiwa kemanusiaan, maksudnya kita sebagai

4

Page 5: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

manusia harus dapat memposisikan atau memandang orang lain dengan penuh

rasa kasih sayang, selalu melihat kebaikannya bukan kejelekannya.

Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang

umat manusia adalah makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan

kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan atas pertimbangan

rasionya. Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi dengan ajaran agama keimanan

dan ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa kebinatangan yang penuh

keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan dapat bersikap kanibal

terhadap sesama.

3. Ukhuwah Wathoniyah

Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa membedakan

agama, suku, warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-aspek yang lainnya.

Semua itu perlu untuk dijalin karena kita sama-sama satu bangsa yaitu Indonesia.

Mengingat pentingnya menjalin hubungan kebangsaan ini Rosulullah bersabda

“Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta sesama saudara setanah air termasuk

sebagian dari iman.

Sebagai seorang muslim, harus berupaya semaksimal mungkin untuk

mengaktualisasikan ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila ketiganya terjadi secara bersama, maka ukhuwah yang harus kita

prioritaskan adalah ukhwah Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut

kehidupan dunia dan akherat.

3.3 Urgensi Ukhuwah

Di tengah-tengah kehidupan Zaman modern, yang cenderung individulis dan

materilis ini, persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat urgen untuk

dibangun demi terciptanya tatanan masyarakat yang rukun dan damai. Urgensi

ukhuwah itu diantaranya:

1. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan islam.

Rosulullah SAW bersabda: “Al Islamu ya’lu wala yu’la alaih”, artinya

Islam itu agama yang tinggi tidak ada yang lebih tinggi dari Agama Islam.

Ketinggian dan kehebatan Islam itu akan menjadi realita manakala umat Islam

5

Page 6: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

mampu menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya, memperbanyak persmaan dan

memperkecil perbedaan. Jika umat Isam sering bermusuhan maka Islam akan

lemah dan tidak mempunyai kekuatan.

2. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.

Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah

tidak akan bermakna tanpa dilandasi keimanan. Manakala ukhuwah lepas kendali

iman, maka yang menjadi perekatnya adalah kepentingan pribadi, kelompok

kesukuan, maupun hal-hal lain yang bersifat materi yang semuanya itu bersifat

semu dan sementara.

3. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh Islam.

Orang-orang non Islam mempunyai misi yang sama yaitu memusuhi dan

menghancurkan Islam,dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu dengan

yang lain. Realitanya seperti sekarang ini Islam selalu “diobok obok” dan selalu di

kambing hitamkan oleh mereka. Oleh karena itu umat Islam jangan mudah

terpengaruh dan jangan mudah terprofokasi dengan mereka kita harus

menghadapi dengan barisan ukhuwah yang rapi dan teratur, jika kita bermusuhan

maka mereka akan mudah memecah belah dan menghancurkan Islam.

4. Ukhuwah yang solid,dapat memudahkan membangun masyarakat madani.

Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal yang memiliki

karakteristik dan mejujung tinggi kedamaian, kerukunan, dan saling tolong

menolong. Nilai-nilai tersebut akan mudah terwujud manakala manusia memiliki

ketulusan dan kemauan yang tinggi untuk merajut dan membangun simpul

ukhuwah yang sudah terpoyak.

3.4 Hal-hal yang Dapat Menghancurkan Ukhuwah Islam

Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, menjalin ukuwah memang

tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan, mengingat banyak masalah

yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam tentunya membutuhkan perjuangan dan

proses yang panjang di bawah ini adalah contoh masalah yang dapat menghacurkan

ukhuwah Islam diantaranya:

1. Pemahaman Islam yang tidak komperehensif dan kaffah.

6

Page 7: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

Berbagai pertentangan atau permusuhan diantara sesama yang sering terjadi

adalah dikarenakan oleh pemahaman umat Islam sendiri yang masih dangkal.

Umat Islam masih parsial dalam mengkaji Islam belum integral, belum kaffah,

sehingga mereka cenderung untuk mencari perbedaan-perbedaan yang tidak

prinsip dari kesamaannya. Karena pemahaman Islam yang masih sempit inilah

yang menjadi salah satu embrio atau bibit munculnya permusuhan terhadap

sesama umat beragama.

2. Ta’asub atau fanatisme yang berlebihan.

Sikap fanatik yang berlebihan dengan mengagung-agungkan kelompokya,

menganggap kelompoknya paling benar, paling baik dan meremehkan kelompok

lain, padahal masih satu agama itu pun merupakan perbuatan tidak terpuji dan

tidak dibenarkan dalam islam, karena dapat merusak tali ukhuwah.

3. Suka bermusuhan antar umat beragama.

Ini adalah merupakan masalah yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam

yang sangat berbahaya, jika dala hati manusia sudah dirasuki sifat hasut, dengki,

iri hati maka yang ada dalam hatinya hanyalah dendam dan permusuhan. Jika hal

ini kita akhiri maka ukhuwah akan damai dan tentram.

4. Kurangnya toleransi atau tasamuh.

Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan menghormati

terhadap peredaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga menutup pintu

dialog secara terbuka dan kreatif, juga dapat penghalang dalam merajut kembali

ukhuwah. Oleh karena itu perlu kita optimalkan secara terus menerus untuk

mengembangkan sikap toleransi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

3.5 Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah

Ukhuwah sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT, harus terus menerus di

upayakan penerapannya dalam kehidupan umat maanusia dalam rangka mewujudkan

kerukunan dan perdamaian di muka bumi. Hal ini akan dapat tercipta manakala

ukhuwah atau persaudaraan dapat di wujudkan.

Adapun langkah-langkah konkret yang harus kita lakukan dalam mewujudkan

ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut:

7

Page 8: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

1. Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiah terhadap umat Islam,

tentang pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan menjelaskan pada

mereka tentang bahayanya jika kita saling bermusuhan. Tentunya dengan metode

yang teratur dan sistematis, baik melalui dakwal bil lisan, dakwal bil hal dan

dakwal bil qolam.

2. Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling

bertegur sapa baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada mereka

yang memutuskan hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di samping dapat

merajut ukhuwah, juga banyak segi manfaatnya bagi pelaku silaturahm,

sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah SAW yang artinya: “Barang siapa yang

ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan umumnya maka yang senang

silaturahmi”.

3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk menyamakan

persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam arti mencari

persamaan bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap perbedaan pendapat

yang mengarah pada konflik kontroversial, menahan diri dari komentar-komentar

yang belum jelas, tidak mudah emosional dan senantiasa mengedepankan rasional

dan pertimbangan akal sehat dan pada akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat

yang mengarah mempererat tali ukhuwah dan terciptanya kerukunan.

4. Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga

pemerintahan untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang

berorientasi pada upaya merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan

masyarakat penuh kerukunan dan kedamaian sebagaimana yang kita cita-citakan

bersama.

5. Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk berupaya

semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya, karena iman dan

takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai kecenderungan

untuk melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal mengaktualisasi

ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari.

8

Page 9: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

BAB IV

KERUKUNAN DAN KEBERSAMAAN DALAM PLURALITAS

AGAMA

4.1 Pengertian Kerukunan Menurut Islam

Kerukunan dalam Islam diberi istilah “tasamuh” atau toleransi. Sehingga

yang dimaksud toleransi adalah kerukunan social kemasyarakatan, bukan dalam hal

akidah Islamiyah (keimanan), karena akidah telah digariskan secara jelas dan tegas

dalam Alqur’an dan Hadits. Dalam hal akidah atau keimanan seorang muslim

hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan yang

dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Kafirun ayat 1-6 sebagai

berikut:

Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama dihadapkan kepada

serangkaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan yang pernah dialami

sebelumnya. Pluralitas merupakan hukum alam (sunnatulah) yang mesti terjadi dan

tidak mungkin terelakkan. Hal itu sudah merupakan kodrati dalam kehidupan dalam

QS. Al Hujarat: 13, Allah menggambarkan adanya indikasi yang cukup kuat tentang

pluralitas tersebut.

Namun, pluralitas tidak semata menunjukkan pada kenyataan adanya

kemajemukan, tetapi lebih dari itu adanya ketrlibatan akti terhadap kenyataan adanya

pluralitas tersebut. Pluralitas agama dapat kita jumpai dimana-mana, seprti di dalam

masyarakat tertentu, di kantor tempat bekerja dan di perguruan tinggi tempat belajar

dll. Seseorang baru dikatakan memiliki sikap keterlibatan aktif dalam pluralitas

apabila dia dapat berinteraksi secara positif dalam lingkungan kemajemukan.

Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap pemeluk agama untuk tidak hanya

mengakui keberadaan dan hak agama lain,tetapi juga harus terlibat dalam usaha

memahami perbedaan dan persamaan guna mencapai kerukunaan dan kebersamaan.

9

Page 10: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini,

diperoleh pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada

akunya, tetapi pada kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan kebersamaan

ini bukan hanya harus tercipta intern seagama tetapi yang lebih penting adalah ”antar

umat beragama didunia” (pluralitas Agama).

Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang

bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia.

Oleh karena itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah mewujudkannya

dalam setiap diri individu, setelah itu melangkah pada keluarga, kemudian

masyarakat luas pada seluruh bangsa di dunia ini dengan demikian pada akhirnya

dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan perdamaian dunia.

Itulah konsep ajaran Islam tetang “Kerukunaan Antar Umat Beragama”,

kalaupun kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang

salah, akan tetapi pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya

diingatkan dengan cara-cara yang hasanah dan hikmah.

4.2 Pandangan Islam Tehadap Pemeluk Agama Lain

1. Darul Harbi (daerah yang wajib diperangi)

Islam merupakan agama rahmatan lil-‘alamin yang memberikan makna

bahwa perilaku Islam terhadap nonmuslim dituntut untuk kasih sayang dengan

memberikan hak dan kewajiban yang sama seperti halnya penganut islam sendiri

dan tidak saling mengganggu dalam hal kepercayaan. Islam membagi daerah

(wilayah) berdasarkan agamanya atas Darul Muslim dan Darul Harbi. Darul

Muslim adalah suatu daerah yang didiami oleh masyarakat muslim dan

diberlakukan hokum Islam. Sedangkan Darul Harbi adalah suatu wilayah yang

penduduknya memusuhi Islam. Penduduk Darul Harbi selalu mengganggu

penduduk Darul Muslim, menghalangi dakwah Islam, bahkan melakukan

penyerangan terhadap Darul Muslim. Menghadapi penduduk Darul Harbi yang

demikian, umat Islam wajib melakukan jihad melawannya, seperti difirmankan

dalam Alqur’an surat Al Mumtahanah: 90 yang artinya: “Sesungguhnya Allah

hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang

10

Page 11: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negarimu, dan

membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barang siapa menjadikan mereka

sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

2. Kufur Zimmy

Dalam suatu perintah Islam, tidaklah akan memaksa masyarakat untuk

memeluk Islam dan Islam hanya dismpaikan melalui dakwah (seruan) yang

merupakan kewajiban bagi setiap muslim berdasarkan pemikiran wahyu yang

menyatakan : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam”. Kufur Zimmy

adalah sekelompok individu bukan Islam, akan tetapi mereka tidak membenci

Islam, t\idak membuat kerusakan, dan tidak menghalangi dakwah Islam. Mereka

harus dihormati oleh pemerintah Islam dan diperlakukan seperti umat Islam dalam

pemerintahan serta berhak diangkat sebagai tentara dalam melindungi daerah

Darul Muslim. Adapun agama dan keyakinan Kufur Zimmy adalah diserahkan

kepada mereka sendiri dan umat Islam tidak diperbolehkan mengganggu

keyakinan mereka. Adapaun pemikiran Alqur’an mengenai Kufur Zimmy seperti

dalam surat Al Muntahanah: 8 yang artinya: “Allah tiada melarang kamu untuk

berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu

karena agama dan tidak (pula) mebgusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

3. Kufur Musta’man

Kufur Musta’man adalah pemeluk agama lain yang meminta perlindungan

keselamatan dan keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada mereka

pemerintah Islam tidak memberlakukan hak dan hukum negara. Diri dan harta

kaum musta’man harus dilindungi dari segala kerusakan dan kebinasaan serta

bahaya laiinya, selama mereka di bawah perlindungan pemerintah Islam.

4. Kufur Mu’ahadah

Kufur Mu’ahadah adalah negara bukan Negara Islam yang membuat

perjanjian damai dengan pemerintah Islam, baik disertai perjanjian tolong-

menolong dan bela-membela atau tidak.

4.3 Kerukunan Intern Umat Islam

11

Page 12: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

Kerukunan intern umat Islam di Indonesia harus berdasarkan atas semangat

ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) sesuai dengan firman-Nya dalam

surat Al-Hujurat: 10. Kesatuan dan persatuan intern umat Islam diikat oleh kesamaan

akidah (keimanan), akhlak, dan sikap beragamanya didasarkan atas Alqur’an dan Al-

Hadits.

Adanya perbedaan di antara umat Islam adalah rahmat asalkan perbedaan

pendapat itu tidak membawa perpecahan dan permusuhan.

4.4 Kerukunan Antar Umat Beragama Menurut Islam

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas disebutkan

dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah dalam masalah

akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak dibenarkan

adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6, yang artinya:

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku.”

12

Page 13: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari makalah yang berjudul “Kerukunan Antar Umat Beragama” ini dapat

diambil kesimpulan:

1. Islam menghormati dan menghargai semua manusia sebagai hamba Allah, baik

mereka muslim maupun nonmuslim.

2. Dalam agama Islam mewajibkan penganutnya untuk menjaga kerukunan

antarumat beragama.

3. Umat Islam diwajibkan untuk memelihara ukhuwah islamiyah.

4. Perbedaan merupakan suatu kenikmatan dari Allah SWT yang patut di syukuri,

karena dengan perbedaan, manusia dapat lebih menghargai hidup dan

memperkuat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.

5.2 Saran

1. Jalinlah persaudaraan sesama umat beragama dan antarumat beragama, yang

merupakan salah satu cara bertakwa kepada Allah SWT.

2. Sebagai umat beragama, harus bisa memahami perbedaan guna mencapau

kerukunan dan kebersamaan sebagai sesama manusia.

13

Page 14: Kerukunan Antar Umat Beragama (1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Tim Dosen Agama Islam ITS. Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam. 2005.

Surabaya: ITS Pers.

Sumber lain:

http://www.google.com

http://www.wikipedia.com

14