kerancuan pancasila

37
KERANCUAN PANCASILA 1 (STUDI KRITIS MENURUT ISLAM) “Pancasila sebagai filsafat negara itu bagi kami adalah kabur dan tak bisa berkata apa-apa kepada jiwa Ummat Islam yang sudah mempunyai dan sudah memiliki satu ideologi yang tegas, terang, dan lengkap, dan hidup dalam kalbu rakyat Indonesia sebagai tuntutan hidup dan sumber kekuatan lahir dan bathin, yakni Islam. Dari ideologi Islam ke Pancasila bagi Ummat Islam adalah ibarat melompat dari bumi tempat berpijak ke ruang hampa, Vacuum, tak berhawa”. Dr. Muhammad Natsir. 2 I. PENDAHULUAN Islam sebagai ideologi universal telah menempatkan dirinya pada kedudukan teratas dari ideologi-ideologi lainnya di dunia ini. Ini disebabkan karena konsepsi Islam yang fitri (sesuai dengan fitrah manusia) dan tetap up to date sepanjang zaman, tidak pernah mengalami perubahan- perubahan dalam konsepsinya. Tidak seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme ataupun liberalisme dan semua isme-isme manusiawi lainnya yang telah gagal dalam misinya, karena ajaran-ajarannya yang tidak sesuai dengan harkat kemanusiaan. 3 Kehancuran dan kerusakan di muka bumi yang sudah meluas, tidak lain disebabkan oleh kegagalan sistem manusiawi tersebut dalam menjalankan misinya. Dengan mengatasnamakan kemajuan, mereka telah mengembangkan pengetahuan tanpa tujuan yang jelas dan akhirnya akan mendatangkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya. Dengan gagalnya isme-isme ini dengan segala krisis dan pfroblematika yang ditimbulkannya kepada manyarakat moderen, maka hanya Islamlah sistem, ideologi, falsafah maupun way of live yang dapat mengatasi nestapa manusia abad moderen ini. Karena dalam sejarahnya Islam telah terbukti melahirkan manusia-manusia unggul dan agung yang belum tertandingi sampai saat ini. 4 Tapi sangat disayangkan, pada saat ini justru ummat Islam di penjuru dunia mengalami berbagai bentuk krisis yang sangat kronis, dan krisis yang 1 Bab ini berasal dari makalah yang ditulis tahun 1982 sebagai bahan kajian pada pelatihan pemuda Islam. 2 Tentang Dasar Negara Republik Indonesia Dalam Konstituante, Jilid I, Bandung: Tanpa Nama Penerbit, 1958, h. 129 3 Murthada Muttahari, Manusia dan Agama, (Bandung : Mizan, 1981) halaman 45 4 Lihat surat Ali Imron ayat 19. Dan pengertian ad-dien oleh Abul A’la Maududy dalam Ketuhanan, Ibadah dan Agama. Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 1

Upload: empiris

Post on 20-Jun-2015

1.009 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kerancuan Pancasila; PANCASILA PRODUK THOGUT; PANCASILA HUKUM THOGUT

TRANSCRIPT

Page 1: KERANCUAN PANCASILA

KERANCUAN PANCASILA1

(STUDI KRITIS MENURUT ISLAM)

“Pancasila sebagai filsafat negara itu bagi kami adalah kabur dan tak bisa berkata apa-apa kepada jiwa Ummat Islam yang sudah mempunyai dan sudah memiliki satu ideologi yang tegas,

terang, dan lengkap, dan hidup dalam kalbu rakyat Indonesia sebagai tuntutan hidup dan sumber kekuatan lahir dan bathin, yakni Islam. Dari ideologi Islam ke Pancasila bagi Ummat Islam adalah

ibarat melompat dari bumi tempat berpijak ke ruang hampa, Vacuum, tak berhawa”.

Dr. Muhammad Natsir.2

I. PENDAHULUAN

Islam sebagai ideologi universal telah menempatkan dirinya pada kedudukan

teratas dari ideologi-ideologi lainnya di dunia ini. Ini disebabkan karena konsepsi Islam

yang fitri (sesuai dengan fitrah manusia) dan tetap up to date sepanjang zaman, tidak

pernah mengalami perubahan-perubahan dalam konsepsinya. Tidak seperti komunisme,

sosialisme, kapitalisme ataupun liberalisme dan semua isme-isme manusiawi lainnya

yang telah gagal dalam misinya, karena ajaran-ajarannya yang tidak sesuai dengan

harkat kemanusiaan.3 Kehancuran dan kerusakan di muka bumi yang sudah meluas,

tidak lain disebabkan oleh kegagalan sistem manusiawi tersebut dalam menjalankan

misinya. Dengan mengatasnamakan kemajuan, mereka telah mengembangkan

pengetahuan tanpa tujuan yang jelas dan akhirnya akan mendatangkan malapetaka bagi

manusia dan lingkungannya. Dengan gagalnya isme-isme ini dengan segala krisis dan

pfroblematika yang ditimbulkannya kepada manyarakat moderen, maka hanya Islamlah

sistem, ideologi, falsafah maupun way of live yang dapat mengatasi nestapa manusia

abad moderen ini. Karena dalam sejarahnya Islam telah terbukti melahirkan manusia-

manusia unggul dan agung yang belum tertandingi sampai saat ini.4

Tapi sangat disayangkan, pada saat ini justru ummat Islam di penjuru dunia

mengalami berbagai bentuk krisis yang sangat kronis, dan krisis yang paling utama

adalah krisis aqidah (keyakinan). Aqidah adalah salah satu ajaran Islam yang paling

mendasar, karena aqidah inilah seseorang dikatakan muslim atau kafir, di terima atau di

tolak amalannya oleh Allah SWT. Hal ini terjadi akibat kesalahan ummat Islam yang telah

jauh meninggalkan konsepsi-konsepsi al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Mereka lebih

bangga mengulas filsafat-filsafat jahiliyah dari Barat, daripada ayat-ayat Allah dan sabda

Rasulullah saw.. Generasi muda Islam didikan Barat sangat memprihatinkan, mereka

1 Bab ini berasal dari makalah yang ditulis tahun 1982 sebagai bahan kajian pada pelatihan pemuda Islam.2 Tentang Dasar Negara Republik Indonesia Dalam Konstituante, Jilid I, Bandung: Tanpa Nama Penerbit, 1958, h. 1293 Murthada Muttahari, Manusia dan Agama, (Bandung : Mizan, 1981) halaman 454 Lihat surat Ali Imron ayat 19. Dan pengertian ad-dien oleh Abul A’la Maududy dalam Ketuhanan, Ibadah dan Agama.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 1

Page 2: KERANCUAN PANCASILA

tidak segan-segan mengkrompomikan konsepsi-konsepsi Islam yang diturunkan Allah

dengan konsepsi-konsepsi jahiliyah ciptaan orang-orang kafir dari Barat maupun Timur,

hal ini dilakukan hanya untuk menguatkan dan mempertahankan ide-ide sesat mereka.

Dikompromikannya konsepsi Islam dengan konsepsi jahiliyah bukannya berakibat baik,

namun hal ini adalah kehancuran total bagi Islam dan ummatnya, karena Islam adalah

dien yang sempurna, tidak membutuhkan tambahan-tambahan konsep-konsep jahiliyah

sesat. Para didikan barat ini, seorang Muslim namun berfikiran kafir, menjadi corong

yang menjajakan ide-ide kafir dinegri asal mereka kepada masyarakat awam yang

terbiasa dengan sistem Islam.5

Satu-satunya yang dapat menyelamatkan ummat Islam dewasa ini dari

kesesatannya adalah kembali kepada Al-Qur’an dan sunah Rasulullah, menyeleksi semua

konsep dengannya. Rasulullah saw. bersabda :

Aku tinggalkan kamu dua perkara, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya,maka

kamu tidak akan sesat untuk selama-lamanya,yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunah

Rasulullah

(HR. Bukhori Muslim).

Khususnya di Indonesia, pada saat ini Islam sedang mengalami suatu cobaan yang

demikian berat dan hebatnya, antara kepentingan Allah dan Rasul-Nya dengan penguasa

Indonesia yang akan menjadikan pancasila sebagai satu-satunya dasar hidup di

Indonesia (asas tunggal Pancasila). Hal ini menyangkut masalah aqidah ummat Islam.

Toni Ardhi mengatakan, maju kena mundur pun kena, maju kepentok penguasa mundur

kepentok Allah, maju kena Pendidikan Moral Pancasila (PMP) mundur kena Al-Qur’an,

serba berat. Banyak pertentangan yang terjadi dikalangan Ulama, karena keinginan

penguasa. Ulama yang menjadi figur dan ikutan dalam tatanan masyarakat Indonesia,

ada yang pro dan ada yang kontra. Islam melarang keras ummatnya untuk bertaqlid

buta pada seorang Ulama yang belum tentu benar, karena Rasulullah mengatakan ada

pula Ulama yang syu’ (brengsek). Hanya kepada Al-Qur’an dan sunahlah seseorang

muslim harus tunduk.

Untuk itulah dalam rangka meluruskan aqidah ummat Islam khususnya yang

berada di Indonesia, apakah Pancasila bertentangan atau tidak dengan Islam, maka

perlu suatu analisa mendalam berdasarkan pada Al-Qur’an dan Al-sunnah, seandainya

tidak bertentangan, ummat Islam menerimanya dengan tulus dan ikhlas, jika ternyata

bertentangan, harus dibuang jauh-jauh dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk

mempertahankan Islam sampai titik darah penghabisan.

Hai orang -orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-

Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam utuh. (Ali

Imran : 102) . Mempertahankan eksestensi Islam adalah kewajiban seluruh ummat

manusia yang telah berikrar sebagai seorang Muslim, dimanapun ia berada. Ummat

5 Lihat, Amier Syakieb Arselan, Kenapa Ummat Islam Mundur dan selain Mereka maju. Jakarta, Bulan Bintang

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 2

Page 3: KERANCUAN PANCASILA

Islam wajib bangkit mempertahankan agamanya dan bangun untuk menyingkap kabut

jahiliyah yang berada di depan mereka.

II. ISLAM DAN PANCASILA : SEBUAH ANALISA

1. Pendahuluan

Islam adalah suatu aturan hidup yang mengatur segala aspek kehidupan, baik

secara individual maupun collective (masyarakat). Untuk menyatakan suatu benar

ataupun salah, seorang yang telah menyatakan dirinya sebagai muslim, tidak

sewajarnyalah meninggalkan konsep yang telah tesirat dalam Al-Qur’an dan sunah,

karena inilah dasar obyektif untuk menyatakan kesalahan dan kebenaran suatu

konsepsi. Al-Qur’an diturunkan Allah adalah untuk membedakan antara yang haq (benar)

dan yang bathil (salah).

Allah berfirman :

Bulan ramadhan, bulan yang dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan Furqon (pembeda antara

yang haq dan yang bathil). (Al Baqarah : 185)

Seorang yang telah menyatakan dirinya sebagai seorang Muslim, dia wajib tunduk

dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak diizinkan sama sekali mencampur adukan

antara yang haq dengan yang bathil.

Allah berfirman :

Janganlah kamu campur adukan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu

sembunyikan yang haq itu sedang kamu mengetahui. (Al-Baqarah : 42)

Seorang Muslim harus mengakui secara mutlaq, bahwa kebenaran itu datangnya

hanya dari sisi Allah Yang Maha Perkasa saja dan tidak ragu-ragu dalam hal ini.

Allah berfirman :

Kebenaran itu adalah dari Robbmu sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang

yang ragu. (Al-Baqarah : 147)

Untuk menguji keyakinan hambanya, Allah memberikan kebebasan untuk memilih

jalan yang dikehendakinya, apakah ia memilih golongan iman atau golongan kafir. Kedua

golongan ini tidak pernah bertemu selamanya, karena berbeda awal dan tujuannya,

kedua golongan ini akan bertemu di medan laga untuk mempertahankan masing-masing

Ideologi yang dianutnya.

Allah berfirman :

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) dien (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang

benar dari jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thoghut, dan

beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia berpegang kepada buhul tali yang amat

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 3

Page 4: KERANCUAN PANCASILA

kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Allah

pelindung orang-orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)

kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah

syaiton, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itulah

penghuni-penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (Al Baqarah : 256-257)

Syaiton telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah, mereka

itulah golongan syaiton. Ketahuilah bahwa golongan syaiton itulah golongan yang

merugi. (Al Mujadilah : 19)

Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat,

saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,

sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara ataupun keluarga

mereka……….. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa golongan Allah itulah

golongan yang beruntung. (Al Mujadilah :22)

Setelah memperhatikan ketiga ayat diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa di

dunia ini ada dua golongan yang tidak pernah bersatu selamanya, yaitu golongan Allah

dan golongan Syaiton. Di dalam kitabnya yang masyhur Ibn Thaymiyah membaginya

menjadi Auliya’ Allah dan Auliya’ Syaithan ( Al-Farq Baina Auliya Allah wa Auliya al-

Syaithon).

Golongan Allah yang disebut sebagai orang-orang beriman, berwali hanya kepada

Allah semata, menyerahkan semua hidup dan matinya untuk Dia, mentaati semua

perintah-Nya dengan tulus dan ikhlas. Bentuk sistemnya adalah tunggal, yaitu Islam

dengan segala aspeknya yang telah sempurna, bersumber pada wahyu Illahi yaitu Al-

Qur’an dan sunah Rasulullah. Sistem yang dianut kelompok iman ini bersifat universal

dan mutlak kebenarannya, sesuai dengan segala perkembangan jaman dan waktu, tidak

pernah menjadi perubahan-perubahan mendasar dalam ajarannya, karena ajaran Islam

ini sesuai dengan fitrah dan kebutuhan manusia dulu dan sekarang, ini akan melahirkan

suatu keseimbangan, kebaikan didunia ini. Tujuan akhir dari golongan ini adalah ridho

Allah dengan mendapatkan Jannah (surga) dengan segala macam kenikmatannya, itulah

janji Allah kepada hamba-Nya yang taat dan patuh kepada-Nya.

Sedangkan golongan Syaiton (kafir) adalah sebaliknya, ia berwali kepada Thoghut

(syaiton) yang terdiri dari jin dan manusia, ia taat dan patuh kepada semua yang

diperintahkannya, tidak terkecuali perintah itu salah atau benar, ia mengharapkan

sesuatu darinya, padahal thoghut ini tidak mempunyai kekuatan sedikitpun untuk

berbuat mudharat dan manfaat kepada manusia, tanpa seizin Allah Yang Maha Perkasa.

Bentuk sistemnya beraneka ragam, terutama yang telah memisahkan peranan Tuhan

dalam kehidupan dunia (sekuler) seperti Komunisme, Kapitalisme, Marxisme,

Nasionalisme, Liberalisme dan macam-macam isme-isme sejenis lainnya. Dasar daripada

sistem-sistem ini adalah ro’yu/filsafat-filsafat hasil berfikir orang-orang yang ingkar

kepada Allah yang berasal dari Barat maupun dari Timur, semua fikiran yang

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 4

Page 5: KERANCUAN PANCASILA

dihasilkannya adalah jahiliyah, karena tidak berdasarkan pada wahyu dan petunjuk Illahi,

diotak atik oleh akal yang sangat terbatas kemampuannya, sistem ini tidak konstan,

selalu berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan zaman (relatif). Teori yang didukung hari

ini mungkin besok akan dijungkir balikkan oleh pendukungnya sendiri, kebenarannya

masih diragukan dikalangan penganut-penganutnya. Karena berdasarkan persangkaan

semata, sistem ini mengakibatkan kerusakan dimuka bumi ini, satu sistem dengan

sistem yang lainnya saling serang menyerang dengan ganasnya. Tujuan akhir dari

golongan ini adalah An-nar (neraka), inilah ancaman Allah kepada golongan yang ingkar

kepada perintah-perintah-Nya, dan selalu mengikuti hawa nafsunya yang rendah.

AL-QUR’AN AL-KARIM

Golongan Beriman Golongan kafir.

Walinya hanya Allah Walinya Thoghut/Syaiton terdiri dari jin dan manusia.

Sistemnya tunggal : Islam Sistemnya banyak : Kapitalisme,Komunisme,Marxisme, Liberalisme Nasionalisme, dsb.

Bersumber pada Wahyu Bersumber pada Ro’yu, filsafat-

Al-Quran dan sunah filsafat jahiliyah Barat dan

Timur.

Bersifat Universal dan Mutlaq Bersifat lokal dan relatif.

Melahirkan masyarakat Islam, Melahirkan masyarakat

yang membagun alam jahiliyah merusak &berbuat keji

(Masyarakat Ma’ruf) (Masyarakat Mungkar)

Tujuan akhirnya Jannah (surga) Tujuan akhirnya Annar (neraka)

GARIS AL-FURQON

(PEMBEDA ANTARA HAQ DGN BATHIL)

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 5

Page 6: KERANCUAN PANCASILA

2. Kedudukan Pancasila Dalam Pandangan Islam, Sebuah Analisa

Sehubungan dengan kedudukan Pancasila dalam Islam, banyak terjadi perbedaan

pendapat dikalangan kaum Muslimin. Ada yang berpendapat bahwa Pancasila adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari Islam karena ajaran-ajarannya mencerminkan ajaran

Islam. Pendapat ini utamanya dianut oleh kalangan neo-moderenis Islam seperti

Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid, Amien Rais dan lainnya yang menyamakan

Pancasila dengan Piagam Madinah. Namun disatu fihak ada yang menyatakan bahwa

Pancasila yang dijadikan sebagai dasar berbangsa dan bernegara di Indonesia

bertentangan dengan ajaran Islam sehingga tidak dapat diterima kaum Muslimin.

Bahkan Pancasila telah menimbulkan krisis keyakinan dan dapat menghantarkan kepada

perbuatan syirik dan murtad sebagaimana dikemukakan kalangan fundamentalis Islam.

Bertolak dari kontraversi di atas, diperlukan sebuah analisa yang jujur dan adil tentang

Pancasila menurut ajaran Islam, baik landasan filsafatnya maupun materi-materi yang

terkandung serta pelaksanaanya di Indonesia merdeka.

Berangkat dari paradigma terdahulu, terutama uraian dan sket diatas, dimanakah

kedudukan Pancasila, apakah dikelompok iman ataukah dikelompok kafir ? Dan untuk

menyatakan benar dan salahnya Pancasila, diperlukan sebuah analisa mendalam tidak

cukup hanya dari satu segi saja, melainkan harus dari beberapa segi, diantaranya adalah

:

1. Segi Historis (Kronologis)

2. Segi Yuridis

3. Segi Materil

4. Segi Fungsional.

1. Segi Historis (Kronologis)

Sejarah, salah satu bukti autentik yang tidak bisa dikelabui oleh siapapun, karena

ia merupakan peristiwa yang telah tejadi pada masa lalu yang dicatat oleh para ahli.

Sementara waktu sejarah boleh ditutup-tutupi, namun suatu saat pasti akan terlihat

mana yang benar dan mana yang salah.

Pada permulaan pembentukan Pancasila tersebutlah BPUPKI (Badan Penyelidik

Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang bertugas untuk mengkoordinir

kemerdekaan Indonesia yang dibuat oleh pemerintah Jepang dengan ketuanya DR

Rajiman. Disana dibahas dasar negara Indonesia merdeka, apakah negara berdasarkan

Islam, Komunisme, nasionalisme, atau lainnya untuk tidak menyulitkan dibentuklah team

yang disebut panitia sembilan bertugas untuk merumuskan dasar negara. Saat itu

terkenallah Abi Kusno Cokrosuyoso cs dari kelompok Islam dan Soekarno cs dari

kelompok Nasionalis serta A Maramis dari kelompok kristen. Terjadilah adu argumentasi

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 6

Page 7: KERANCUAN PANCASILA

yang cukup tegang, terutama dari pihak Islam dengan pihak Nasionalis yang hendak

menjadikan Ideologinya masing-masing sebagai dasar negara.6

Setelah bersidang beberapa lama, panitia sembilan telah berhasil merumuskan

dasar negara sementara Indonesia dan pada tanggal 22 juni 1945 BPUPKI

mengesahkannya dengan nama Piagam Jakarta yang mencantumkan kewajiban bagi

ummat Islam untuk menjalankan syariatnya. Berkat kepandaian diplomatis Soekarno

berargumentasi, pihak Islam menerima dengan ragu-ragu rumusan Piagam Jakarta yang

dikatakan sebagai dasar negara sementara, sambil memberikan catatan : Nanti setelah

merdeka akan dibahas lagi dalam Konstituante. Pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari

setelah kemerdekaan, dengan alasan yang dicari-cari, Piagam Jakarta diganti dengan

dihapuskannya kewajiban menjalankan syariat Islam. Dengan kesabaran sekali lagi,

kaum muslimin memberikan toleransi demi keutuhan dan kemerdekaan bangsa

Indonesia yang baru berumur sehari. Setelah merdeka dan diadakan pemilihan umum

yang bebas pada tahun 1955, dan terbentuknya konstituante yang membahas kembali

dasar negara, namun secara sepihak kelompok Nasionalis yang diwakili Soekarno

membubarkan Konstituante ketika dasar negara yang sesuai dengan Islam hampir

disepakati dan diganti dengan Pancasila dan UUD 45. 7

Setelah melihatnya jalan terbentuknya Pancasila, dapat kita ambil suatu

kesimpulan, bahwa diterimanya Pancasila sebagai dasar negara oleh wakil-wakil Islam

karena keterpaksaan (daruri), hanya untuk sementara waktu saja, yang penting

Indonesia merdeka dari cengkraman penjajah kafir berkat kelihaian kelompok Nasionalis

dengan semua janji-janji muluknya. Mereka (wakil-wakil Islam) lebih kecewa lagi setelah

tujuh kata dalam Pancasila yang berbunyi : “dengan kewajiban menjalankan Syariat

Islam bagi pemeluknya”dihapuskan, maka sesuai pasal yang berbau Islampun

dihapuskan, seperti Presiden beragama Islam dan lain sebagainya, dengan demikian

hilanglah warna Islam dalam Pancasila dan berbeda dengan Piagam Jakarta yang telah

disepakati kelompok Islam dalam BPUPKI. Karena para perumus Pancasila yang

terkandung dalam Piagam Jakarta sudah dibatalkan secara sepihak oleh kalangan

nasionalis, maka secara otomatis semua perjanjian yang terkandung batal demi hukum.

Penghianatan dari kelompok Nasionalis sekuler belum berakhir sampai disana,

dengan angkuh dan sombongnya Soekarno mencela dan mencaci dasar Islam, yang

katanya kolot, tidak sesuai dengan negara moderen, hal ini disampaikannya ketika

mengadakan kunjungan ke daerah, sehingga saat itu Soekarno mendapat kritikan dari

para Ulama.8 Wakil-wakil Islam yang terlibat dalam pembentukan Pancasila merasa

menyesal atas keputusan yang diambilnya, karena hal ini mengakibatkan tertindasnya

ummat Islam.9

6 Lihat Moh. Yamin, Naskah Persiapan UUD 1945, jilid I.7 Lihat lebih mendetil : Endang Syaifuddin Anshary, Piagam Jakarta, Bandung, Pustaka Salman8 ibid9 Lihat : Ummat Islam Wajib Merobek-robek Pancasila, Buletin DRII, edisi I, halaman 3.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 7

Page 8: KERANCUAN PANCASILA

Sebagai seorang muslim yang hidup di Indonesia, dapatkah kita menerima suatu

perjanjian terpaksa, bahkan menimbulkan suatu penyesalan yang besar ???

Seorang muslim diperbolehkan mengadakan suatu konsensus dengan kaum kafir

apabila itu tidak bertentangan dengan firman Allah dan ajaran Rasul-Nya, dan tidak

menimbulkan kemudhorotan bagi masyarakat Islam, jika sebaliknya maka diperintahkan

untuk memutuskan perjanjian itu bahkan diperintahkan untuk memerangi mereka

beserta pemimpin-pemimpinnya, sebagaimana Allah berfirman : Jika mereka merusak

janjinya setelah mereka berjanji dan mereka mencerca dienmu, maka perangilah

pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu. (at Taubah :12)

Dalam pembentukan Pancasila, disana terdapat wakil-wakil dari Islam yang

membawakan missi Islam dan wakil-wakil Nasionalis yang membawakan missinya juga.

Mereka bersama-sama berkumpul untuk meciptakan suatu COLLECTIVE IDEOLOGI

(Ideologi bersama) bagi bangsa Indonesia.

Apakah diizinkan dalam Islam, seorang Islam dan non Islam membuat suatu

Ideologi bersama dengan meninggalkan konsepsi yang telah ditetapkan Islam,

meninggalkan hukum Islam, ekonomi Islam dan pendidikan Islam. Meninggalkan sistem

Islam Kaffah, menggantikannya dengan sistem kafir non Islam, seperti hukum warisan

Belanda, ekonomi ala kapitalis, pendidikan sekuler memisahkan dinul Islam dengan

negara dan lain sebagainya. Bagaimana menurut Islam, dapatkah dibenarkan cara-cara

seperti ini (mengadakan kompromi dengan meninggalkan konsep yang ada).

Allah berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bermaksud

memperbedakan antara Allah dan Rasul-rasul-Nya dengan mengatakan : “Kami beriman

kepada yang sebagian dan kafir kepada yang sebagian, serta bermaksud mengambil

jalan (lain) diantara yang demikian (iman dan kafir), merekalah orang-orang kafir

sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu siksaan yang

menghinakan (An Nisa : 150-151).

Apakah kamu beriman kepada sebagian isi al-Kitab dan ingkar terhadap sebagiannya

yang lain ? Tiadalah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian daripadamu,

melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan

kepada siksa yang sangat berat. (al-Baqarah : 85)

Dalam konsepsi Islam tidak ada istilah yang membolehkan seorang kafir (ingkar)

kepada yang sebagaian dan iman (percaya) pada sebagian, kalau sudah berikrar sebagai

muslim, maka konsukuensinya harus menjalankan semua perintah yang telah

diperintahkan Allah dengan tanpa reserve, ikrar kepada yang sebagian berarti ikrar yang

secara keseluruhan, Islam adalah suatu sistem kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu

dengan yang lainnya. Maka cara-cara yang ditempuh oleh wakil-wakil Islam dalam

pembentukan Pancasila tidak diperkenankan sama sekali oleh Islam, hal ini karena

menerima kompromi dan meninggalkan konsep-konsep Islam yang ada.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 8

Page 9: KERANCUAN PANCASILA

Jelaslah sudah, dari segi historis (kronologis) ini Pancasila tidak dapat diterima

sama sekali oleh kaum Muslimin di Indonesia, karena sepanjang sejarahnya, sejak

pertama kali dibentuk sudah ada niat jahat terhadap ummat Islam. Kejahatan pertama

adalah penghapusan tujuh kata yang mengandung intipati kehidupan Islami, kejahatan

kedua ketika Soekarno secara sepihak mengembalikan Pancasila dan UUD 45 sebagai

dasar negara dengan dektritnya yang akhirnya menjadikan Soekarno sebagai tiran.

Kejahatan selanjutnya di zaman pemerintahan Soeharto dilarang membicarakan dasar

negara, Pancasila disakralkan dan siapapun yang mengutakatiknya akan dicap sebagai

subversi. Puncaknya Pancasila dijadikan sebagai Asas Tunggal yang mengatur seluruh

sistem hidup bernegara dan berbangsa. Sampai kapankah ummat Islam yang memiliki

keagungan dan kebesaran agama ini ditipu dan dikhianati terus. Bukankah kini sudah

berpuluh-puluh tahun ummat Islam mengalami penderitaan dan kesengsaraan serta

kehinaan di Indonesia akibat Pancasila yang selalu ditotelirnya. Maka sudah saatnya kini,

kaum muslimin dipermainkan, mereka harus bersikap, penipuan yang dilancarkan oleh

musuh-musuh Islam harus disambut dengan tegas, non koperatif.

Allah berfirman :

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan munafik itu, bersikap keraslah

terhadap mereka (At Taubah : 73).

Untuk menguatkan argumen-argumen ini, dapat ditelaah dalam : Piagam Jakarta,

Endang Syaefuddin A. 7 bahan pokok Indoktrinisasi, Deppen RI (Orla). Dibawah bendera

Revolusi, Soekarno. Riwayat hidup Agus Salim dan riwayat hidup Wachid Hasyim,

masing-masing oleh Depag RI (Orla).

2. Segi Yuridis

Pancasila adalah salah satu konsensus bersama antara ummat Islam dengan

lainnya di Indonesia, satu sama lainnya harus konsukuen, menepatinya dan tidak boleh

dilanggar. Pada zaman Rasulullah hal ini ada contohnya, seperti Piagam Madinah

(Declarasi Madinah) ataupun Perjanjian Hudaibiyah (perjanjian Rasulullah dengan kaum

kafir di Makkah). Itulah yang dijadikan argumen oleh pendukung-pendukung Pancasila

untuk tetap mempertahankan eksistensi Pancasila di Indonesia, yang akan menina

bobokan ummat Islam agar tidak mengganti Pancasila dengan ideologi Islam.

Apakah dapat disamakan Pancasila dengan Piagam Madinah? Marilah kita analisa

melalui Islam.

Al-Qur’an al-Karim telah memberikan statement pada ummat Islam tentang

syarat-syarat perjanjian dalam Islam harus memenuhi kriteria dibawah ini : (buka surat

At Taubah ayat 1-15).

1. Perjanjian tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunah Rasulullah.

2. Perjanjian punya jangka waktu, kapan berlaku dan berakhir.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 9

Page 10: KERANCUAN PANCASILA

3. Kedua belah pihak yang berjanji harus menepati semua isi perjanjian dengan

konsukuen.

4. Tidak menimbulkan kemudhorotan bagi keduanya.

5. Perjanjian batal jika salah satu yang berjanji menyeleweng (tidak menepati

janjinya).

6. Yang mengadakan perjanjian dengan ummat Islam tidak boleh memihak pada

musuh Islam lainnya.

7. Jika salah satu menyalahi perjanjian, harus diperangi.1

Marilah kita analisa poin-poin diatas dengan Pancasila yang dikatakan

sebagai perjanjian.

1. Materi-materi dalam Pancasila banyak sekali bertentangan dengan prinsip-

prinsip Islam. (Pembahasan akan lebih sempurna pada analisa dari segi

materil).

2. Perjanjian Pancasila tidak mempunyai jangka waktu berakhirnya, abadi,

bahkan dipertahankan sedemikian rupa oleh para pengawal setia Pancasila,

yang mau mengganti Pancasila dicap subversi diancam hukum mati.10

3. Penyelewengan-penyelewengan sangat banyak dilakukan oleh pihak

nasionalis, dari penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta yang baru

disepakati, disusupi Ideologi komunis pada zaman Soekarno (Nasakom),

dibubarkannya konstituante ketika Masyumi memegang kendali politik dan

akan membahas dasar Islam yang hampir tercipta dibantu oleh Militer,11

merubah sistem demokrasi Pancasila menjadi demokrasi terpimpin dibawah

kekuasaan Diktator Soekarno,12 akan membubarkan partai Islam yang ada,13

menjadikan ABRI sebagai tulang punggung pembela Pancasila dengan Sapta

Marganya,14 dalam pemerintahan orde baru, fungsi Pancasila jauh telah

menyimpang dari relnya semula dengan adanya Pancasila sebagai Azas

Tunggal,15 dan masih banyak lagi penyelewengan yang dilakukan pihak

Nasionalis/penguasa terhadap ummat Islam.16

4. Pancasila menimbulkan banyak mudhorat bagi ummat Islam, karena tidak

dapat menjalankan Islam Kaffah (Al Baqarah : 208), Islam Kaffah adalah

penerapan sistem Islam disegala bidang, Ipoleksosbudhankam yang

berlandaskan pada Islam. Dengan tidak menggunakan sistem Islam ini, ummat

Islam menderita kerugian besar, sebab semua amalannya adalah sia-sia

dihadapan Allah.

10 Lihat UU Anti Subversi no 11/PNPS/196311 Lihat, AH. Nasution, Kepemimpinan di Negara-negara berkembang, halaman 17112 SU. Bayasut, Alam Fikiran dan Jejak Langkah Prawoto Mangunsasmito, Surabaya, Dokumenta, hal.22113 Yusuf Abdullah Puar, M.Natsir 70 Tahun, Pustaka Antara, halaman 95-97. Lihat juga : Moh. Hatta, Demokrasi Kita,

Pustaka Antara, halaman 1714 TB. Simatupang, Menelaah Kembali Peranan TNI, Prisma 11 halaman 2015 M. Natsir, Indonesia di Persimpangan Jalan, Terbitan sendiri16 Lihat : AM. Fatwa, Nasib Ummat Islam dan Rakyat Indonesia di Bawah Orde Baru dan Pos-pos Soeharto.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 10

Page 11: KERANCUAN PANCASILA

5. Karena pihak Nasionalis menyeleweng, maka ummat Islam harus memutuskan

perjanjian itu, tidak terikat lagi dengannya, ummat Islam harus

menggantikannya (Pancasila) dengan sistem Islam.

6. Ternyata pihak-pihak Nasionalis (penguasa orde baru) dengan hebatnya

membantu musuh-musuh Islam, terutama militan kristen yang menjalankan

missinya untuk mengkristenkan ummat Islam yang masih awam dipelosok-

pelosok desa, dengan memberikan bantuan ekonomi lalu mengajak masuk

keagama kristen, hal ini tidak pernah digubris oleh penguasa karena ada

hubungan dengan negeri-negeri kristen dibarat. Penguasa mengangkat mentri-

mentri dan pejabat ditempat-tempat yang strategis untuk memojokan Islam,

jumlah mentri tidak sesuai dengan penduduk kristen yang minoritas dinegeri

ini. Dengan wewenangnya, pejabat-pejabat kristen selalu memojokan ummat

Islam dengan alasan sebagai kelompok fundamentalis dan rasikal yang akan

mendirikan negara Islam.

7. Pengikut-pengikut dan pendukung harus diperangi oleh ummat Islam, Allah

sangat menghina orang-orang yang tak mau memerangi orang yang

memutuskan perjanjian, (At Taubah : 13).

Setelah menganalisa poin-poin diatas, perjanjian ummat Islam dengan lainnya di

Indonesia ini adalah batal dan tak dapat dibenarkan sama sekali oleh Islam, karena tidak

memenuhi kriteria yang telah digariskan oleh Al-Qur’an dan sunnah.

Pancasila dan Piagam Madinah

Setelah Rasulullah Saw. tiba di Madinah ketika berhijrah dari Makkah, pertama kali

yang dilakukannya setelah mengkoordinir kekuatan Islam di Madinah adalah

mengadakan perjanjian dengan suku-suku Yahudi maupun Nashrani yang tinggal di

Madinah, hal inilah yang dipakai argumentasi oleh kelompok pendukung Pancasila untuk

menipu ummat Islam di Indonesia.

Kalau kita tela’ah lebih jauh isi perjanjian itu, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan antara lain :

1. Ummat Islam dan lainnya berjanji untuk hidup rukun dan damai (koeksistensi)

2. Jika terjadi perselisihan diantara kedua golongan yang berjanji, maka yang

akan mrnjadi hakim adalah Rasulullah.

3. Pemegang pimpinan tertinggi berada pada ummat Islam dibawah pimpinan

Rasulullah.

4. Saling tolong menolong jika ada yang menyerbu Madinah.

5. Jika ada yang berkhianat, maka harus diusir dan diperangi.

6. Pihak yang berjanji tidak boleh membantu musuh golongan lain.

7. Dan seterusnya.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 11

Page 12: KERANCUAN PANCASILA

Perjanjian Madinah adalah salah satu perjanjian gemilang yang berakhir dengan

kemenangan mutlaq berada pada pihak Islam, terbukti dengan pengusiran suku-suku

Yahudi dari Madinah akibat penghianatan mereka kepada kaum Muslimin.17

Bagaimana dengan Pancasila, samakah dengan Piagam Madinah?

Piagam Madinah adalah perjanjian ummat Islam dengan kaum kafir, dimana yang

memegang kekuasaan tertinggi berada pada ummat Islam, dalam artian ummat Islam

bebas menjalankan semua ajaran agamanya, baik dalam bidang hukum, undang-

undang, ekonomi, pendidikan, politik, militer, budaya dan lainnya. Namun bagaimana

dengan Pancasila, sangat bertentangan, karena ummat Islam bukan pengendali

(pengontrol), tapi yang dikendalikan oleh pihak Nasionalis penguasa, sehingga ummat

Islam tidak bebas menjalankan semua ajarannya, lebih menyedihkan lagi melihat situasi

pada masa ORBA dibawah pimpinan Soeharto dimana fungsi Islam tidak lebih hanya

sebagai stempel untuk mengelabui ummat Islam dan masih dipertahankan oleh rezim-

rezim sesudahnya.

Dalam Piagam Madinah tercantum pasal yang berisi pemegang perjanjian tidak

boleh membantu musuh masing-masing, tapi bagaimana dengan pengikut Pancasila?,

dizaman Orla mereka membantu Komunis yang hendak menghancurkan Islam,

sedangkan dizaman orba mereka membantu Kristen dan kelompok-kelompok anti Islam,

bahkan Pemerintahan Orba sendiri adalah pemerintah yang anti Islam dan membela

musuh-musuh Islam. Bahkan mereka yang akan menegakkan syari’at Islam yang telah

diputuskan dalam BPUPKI dalam Piagam Jakarta yang menjiwai Pancasila di cap sebagai

penghianat dan pemberontak.

Menurut Piagam Madinah, kalau musuh Islam telah membantu golongan lain yang

juga musuh Islam, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, sudah

sewajarnyalah mereka diperangi dan diusir dari bumi Indonesia, sebagaimana

pengusiran terhadap suku-suku Yahudi di Madinah ketika melanggar Piagam Madinah

untuk membantu musuh Islam.

Perjanjian Hudaibiyah dan Pancasila

Perjanjian Hudaibiyah adalah perjanjian antara Rasulullah Saw. dengan kafir

Quraisy. Perjanjian ini adalah perjanjian antara dua negara yang sama-sama berdaulat,

Madinah dibawah pimpinan Muhammad Rasulullah dan Makkah dibawah pimpinan Abu

Sofyan cs. Kaum Muslimin dinegara Madinah bebas menjalankan segala ajaran Islam

dengan tidak ada gangguan sedikitpun dari pihak musuh, memiliki tentara yang siap

membela dan mempertahankan negara Madinah dari serangan musuh dibawah Panglima

gagah perkasa Muhammad Rasulullah.18

Adanya perjanjian ini disebabkan karena kafir Quraisy tidak sanggup lagi menahan

serangan tentara Islam yang gagah perkasa lagi berani untuk menyatakan kekalahan 17 H.Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Tinta Mas, halaman 221-22518 Lihat : A. Hasjmy, Nabi Muhammad Sebagai Panglima Perang, Jakarta, Mutiara.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 12

Page 13: KERANCUAN PANCASILA

mereka, kafir Quraisy dengan utusannya Suhail bin Amr mengadakan perjanjian dengan

Rasulullah yang isinya antara lain:

1. Tidak mengangkat senjata selama 10 tahun.

2. Saling membela kepentingan bersama.

3. Orang Madinah yang ke Makkah tidak boleh kembali lagi ke Madinah,

sedangkan orang Makkah yang ke Madinah boleh kembali ke Mekkah lagi.

4. Orang-orang Arab lainnya bebas bersekutu dengan Rasulullah.

5. Dan seterusnya.

Sepintas kelihatannya memang merugikan Islam, ternyata dengan adanya

perjanjian ini, ummat Islam Madinah dapat melaksanakan da’wah Islammiyah dengan

bebas dan leluasa di Makkah dan negeri-negeri sekitarnya, inilah kemenangan besar

bagi ummat Islam saat itu, Allah mengabadikannya dalam surat Al Fath.19

Bagaimana dengan Pancasila?

Pancasila bukan perjanjian antara dua negara, tapi masyarakat dalam satu

negara. Penandatanganan Pancasila bukan pemimpin yang diakui oleh ummat Islam,

sebagaimana kedudukan Rasulullah saat perjanjian Hudaibiyah. Setelah adanya

perjanjian Pancasila, ummat Islam Indonesia tidak bebas menjalankan da’wah Islamiyah,

penangkapan-penangkapan dari dulu hingga sekarang masih dijalankan oleh pihak

Nasionalis yang berkuasa terhadap ulama-ulama Islam yang konsukuen terhadap Al-

Qur’an dan sunnah, seperti KH Isa Anshori, M. Natsir, HAMKA dan lainnya pada masa

orde lama (Soekarno), pada masa orde baru sekarang ini penangkapan lebih hebat,

Mubaliq-mubaliq yang berani memberi peringatan kepada pemerintah akan ditangkap,

diteror bahkan tidak diizinkan mengadakan ceramah lagi, seperti A Qadir Djailani, Toni

Ardhi, Abdullah Sungkar, AM Fatwa, Syarifuddin Parawiranegara dan lainnya. Sedangkan

pada waktu itu terjadinya perjanjian Hudaibiyah, ummat Islam di Madinah lancar

mengadakan aktifitas da’wah Islamiyah, tanpa ada yang berani menghalanginya.

Ummat Islam di Indonesia, tidak memiliki tentara dan panglima yang siap

membela eksistensi Islam, sebagaimana ummat Islam di Madinah. Pancasila adalah

perjanjian ummat Islam dengan lainnya dalam hal dasar (Ideologi) negara Indonesia

merdeka, sedangkan Hudaibiyah adalah perjanjian keamanan bersama.

Setelah kita menganalisa perbandingan antara perjanjian Hudaibiyah dengan

Pancasila terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok, maka Pancasila tidak

dapat disamakan sama sekali dengan perjanjian Hudaibiyah yang telah dilakukan

Rasulullah, seandainya ada yang mengatakan sama, jelas ia bohong belaka.

Secara Yuridis, Pancasila tidak dapat diterima sama sekali oleh pihak Islam,

karena jelas sangat bertentangan dengan konsepsi-konsepsi dalam Al-Qur’an maupun

dalam sunnah Rasulullah. Ummat Islam yang konsekwen pada Al-Qur’an dan Sunnah,

19 H. Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Tintamas, halaman 441-444

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 13

Page 14: KERANCUAN PANCASILA

tidak sepatutnya mencari alasan yang bertentangan untuk mempertahankan Pancasila,

apalagi hal ini menyangkut Sunnah Rasulullah Saw., barang siapa berdusta, mencari-cari

alasan, atas nama Rasulullah, maka bersiaplah menghadapi keganasan neraka kelak.

Rasulullah Saw. bersabda : Barang siapa yang berdusta atas namaku (sunnahku) maka

bersiap-siaplah untuk mendapatkan tempat duduk dineraka (Al Hadist).

3. Segi Materil

Pancasila yang dikatakan sebagai Ideologi bangsa Indonesia adalah bersumber

pada filsafat-filsafat barat maupun filsafat-filsafat timur. M. Yamin berkata tentang ini :

“Pancasila sebagai hasil penggalian Bung Karno ini sesuai pula dengan pandangan

tinjauan hidup Neo Hegalian”.20

Serta perhatikan pidato Bung Karno dihadapan BPUPKI, antara lain mengatakan,

inspirasi-inspirasi tentang Pancasila ia peroleh dari pemikir-pemikir Sosialis Cina.21

Jadi kandungan Pancasila adalah sebagian besar diambil dari filsafat-filsafat barat

maupun filsafat-filsafat timur (sosialis komunis) serta dimasukkan beberapa ajaran Islam,

kemudian jadilah ia sebagai COLLECTIVE IDEOLOGI (Ideologi bersama) bagi bangsa

Indonesia.22

Itulah sebabnya, seorang muslim perlu menganalisa secara mendalam kandungan

Pancasila, apakah bertentangan atau tidak dengan Islam, agar aqidah ummat Islam tidak

tercampur baur yang mengakibatkannya musrik kepada Allah SWT.

Sebagaimana kita ketahui Pancasila terdiri dari lima sila yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusian yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila 1 : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Konsep ketuhanan dalam Pancasila tidak jelas maknanya, karena ditafsirkan

menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu bangsa Indonesia yang terdiri

dari berbagai macam ragam agama dan kepercayaannya itu. Penafsiran Ketuhanan Yang

Maha Esa menurut Islam sangat berbeda dengan penafsiran menurut Kristen ataupun

lainnya. Dalam Pancasila terdapat banyak Tuhan, yaitu Tuhannya orang-orang Islam,

Tuhannya orang Kristen, Tuhannya orang Hindu, Tuhannya orang Budha dan lainnya, jadi

Tuhan-Tuhan manusia Indonesia berkumpul dalam Pancasila sebagai wadah tunggal,

sebagai Collective Ideologi (aqidah bersama).

20 M. Yamin, Naskah Persiapan UUD 1945, jilid I21 Soekarno, 7 Bahan Pokok Indoktrinisasi, DPA RI (Orla).22 Roeslan Abdul Ghani, Resapkan dan Amalkan Pancasila.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 14

Page 15: KERANCUAN PANCASILA

Bagaimana konsep Ketuhanan dalam Islam samakah dengan Pancasila?

Allah berfirman :

Allah, tidak ada Illah (Tuhan) melainkan hanya Dia. (Al Baqarah : 255)

Katakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa (Tunggal). (Al Ikhlas : 1)

Sebagaimana tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 255, missi Islam adalah untuk

menegakkan kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH, tidak ada Illah (Tuhan) kecuali hanya Allah

saja. Jadi konsepsi dalam Islam hanya ada satu Illah (Tuhan) saja, yaitu Allah, selainnya

hanya non sent. Tidak ada Tuhan Yesus, tidak ada Sang Yhang Whidi, tidak ada Tao,

tidak ada tuhan-tuhan lainnya, yang ada hanya Allah.

Bagaimana konsep Pancasila dengan Islam tentang Tuhan ini, sama atau tidak?.

Pancasila mengakui adanya Tuhan-tuhan selain Allah, sedangkan Islam melarangnya

(Musrik/Kafir). Allah berfirman :

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan : Bahwasanya Allah salah satu

dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (Illah) selain dari Tuhan (Allah) Yang

Esa (Tunggal). (Al Maidah : 73)

Jadi disini jelaslah bertentangan konsep Islam dengan Pancasila. Akibat adanya

kesatuan Tuhan dalam Pancasila dianggapnya semua agama adalah baik dan benar,

inilah kemusyrikan yang nyata, jelas-jelas melanggar konsep Allah dan Rasul-Nya.

Allah berfirman :

Sesungguhnya Dien yang paling diridhoi disisi Allah hanyalah Islam. (Ali Imran : 19)

Rasulullah Saw. bersabda:

Sesungguhnya Islam adalah tinggi, tiada yang lebih tinggi lagi dari padanya. (Al Hadist)

Jadi jelaslah sila pertama dari Pancasila ini sangat bertentangan dengan Islam,

karena dapat membuat seorang muslim menjadi musyrik kepada Allah.

Sila ke 2 : Kemanusian yang adil dan beradab.

Dalam kontek Pancasila, sesuatu perbuatan dianggap adil dan beradab apabila

sesuai dengan sifat manusiawi (kemanusian).

“Jadi kemanusian yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan

manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan

dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi, sesama

manusia maupun terhadap alam dan hewan”.23

Jelaslah menurut Pancasila, segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kodrat

manusiawi (nafsu) tidak dapat diterima dan dibenarkan sama sekali, padahal manusia

yang tidak dilandasi dengan keimanan yang kuat maka cenderung mengikuti hawa nafsu

yang sesat, Rasulullah saw. menegaskan, tidak beriman seseorang sebelum hawa

nafsunya mengikuti apa yang dibawa Rasulullah.

23 IKIP, Pengertian Pancasila atas Dasar UUD 1945 dan Ketetapan-Ketetapan MPR, Laboratorium Pancasila IKIP Malang

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 15

Page 16: KERANCUAN PANCASILA

Dalam Pancasila banyak hal-hal yang mengikuti hawa nafsu manusia bukan yang

diturunkan Allah, misalnya :

- Hukum potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina adalah tidak manusiawi,

jadi hal ini tidak dapat diterima oleh Pancasila, sedangkan hal ini adalah wahyu Allah

yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim, jika ia tidak melaksanakannya maka ia

telah KAFIR (Al Maidah 44).

Dalam kontek Pancasila penzina adalah orang yang mempunyai suami dan istri lalu

melakukan hubungan dengan orang lain, dikatakan berzina apabila mendapat

tuntutan dari salah satunya, sedangkan muda mudi yang berhubungan tidak

dianggap berzina, asalkan suka sama suka, tidak dihukum sama sekali. Sedangkan

menurut Islam mereka adalah penzina semua yang harus dihukum. Bertolak belakang

betul konsep adil dan beradab menurut Islam dan Pancasila.

- Presiden sebagai kepala negara dan pemegang kekuasaan tertinggi negara dapat

membebaskan seseorang dari tuntutan hukuman (hak Grasi, Rehabilitasi dsbnya), ini

adalah adil menurut harkat kemanusiaan, sedangkan menurut Islam siapapun tidak

berhak membebaskan seseorang dari hukuman yang telah ditentukan, walau Nabi

sekalipun, sebab ini adalah hak tunggal yang hanya dimiliki oleh Allah saja.

- Ekonomi Pancasila ala Kapitalis, hak perorangan, yang kaya makin kaya, yang miskin

makin miskin, tanpa mempunyai kewajiban sedikitpun untuk mengeluarkan hartanya,

yang dalam Islam dikenal dengan Zakat, inikah kemanusian yang adil?

- Dan seterusnya.

Sila kedua ini sudah jelas sangat bertentangan dengan konsep Islam, karena sifat

manusia tidaklah terlepas dengan nafsu yang selalu condong kearah maksiat, itulah

sebabnya Islam tidak mengizinkan seseorang untuk mengikuti harkat kemanusiaan yang

berdasarkan pada hawa nafsu belaka, seorang manusia harus tunduk dibawah kehenda

wahyu yang diturunkan Allah. Allah berfirman :

Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan

Rasul-Nya agar Rasul menghukum diantara mereka ialah ucapan : “Kami mendengar dan

kami patuh”. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (An Nuur : 51)

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang

mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi

mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa menduharkai Allah dan

Rasul-Nya maka sungguhlah ia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab: 36)

Itulah konsep Islam, semua otak, hawa nafsu harus tunduk dibawah ketentuan

Allah dan Rasul-Nya.

Sila ke 3 : Persatuan Indonesia.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 16

Page 17: KERANCUAN PANCASILA

Pancasila menyebutkan, seorang warga negara Indonesia harus bersatu padu

dalam segala hal, mengutamakan kepentingan negara dan bangsa dari pada

kepentingan pribadi ataupun golongan (termasuk kepentingan agama sekalipun).

Bolehkah ummat Islam bersatu padu dengan orang-orang kafir dalam segala hal?

Allah berfirman :

Muhammad itu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap

orang-orang kafir dan lemah lembut sesama Muslim. (Al Fath :29)

Hai orang-orang yang beriman,janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-

saudaramu wali (mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran diatas keimanan. (At

Taubah : 23)

Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,

saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,

sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara ataupun keluarga

mereka. (Al Mujadilah : 22)

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan munafik itu dan bersikap keraslah

terhadap mereka. (At Taubah : 73)

Jihad, Mazhab Hanafi mengartikannya :

Lughoh : Menggunakan sesuatu secara maksimal baik berupa perkataan maupun

perbuatan.

Syareah : Membunuh orang-orang kafir, memancung kepala mereka, mengambil harta

mereka dan meruntuhkan rumah-rumah berhala (ibadah) mereka guna menegakkan

Islam.24

Buka Al-Qur’an lagi : Al Maidah : 54, An Nisa : 144, Ali Imran : 28, Al Maidah : 51 dan 57.

Dengan tegas dan jelas Allah SWT melarang kaum muslimin untuk bersatu dengan

orang-orang kafir, apabila dalam menjalankan ibadah kepada Allah, Islam tidak

mengenal toleransi beragama (beribadah bersama-sama), ummat Islam hanya

diperintahkan bersatu, hanya berdasarkan taqwa kepada Allah, yaitu dengan sesama

muslim bukan sama orang kafir yang membenci Islam.

Pancasila dapat menimbulkan sifat Nasionalisme, dan demikianlah tujuan

Pancasila.

“Dengan Persatuan Indonesia harus pula dikembangkan semangat cinta tanah air

dan bangsa (Nasionalisme) serta semangat pengabdian dan pengorbanan kepada tanah

air dan bangsa (Patriotisme), yang hakekatnya bersumber pada kesadaran senasib dan

seperjuangan dalam menghadapi tantangan hidup”.25

Dengan tegas dan jelas dikatakan Pancasila bertujuan untuk menciptakan sikap

Nasionalisme ini dapat menimbulkan kebanggaan raas, merasa lebih tinggi dan baik dari

24 Hasan Al-Banna, Risalah Jihad, Kuala Lumpur, IIFSO, halaman 2925 IKIP, Pengertian Pancasila…. Lihat juga Darji Darmodiharjo, Pancasila Suatu Orientasi Singkat.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 17

Page 18: KERANCUAN PANCASILA

bangsa lain, serta memandang rendah mereka, Islam memandang mulia dan tidaknya

seseorang bukan tergantung dari raas, melainkan taqwanya kepada Allah semata.

Islam diturunkan untuk menghapuskan Nasionalisme dan mempersatukan ummat

manusia seluruh dunia dibawah naungan Al-Qur’an dan Sunnah.

Allah berfirman :

Dan tidaklah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi

seluruh alam. (Al Anbiya : 107)

Ingatlah ketika Robbmu berfirman kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak

menjadikan khalifah dimuka bumi. (Al Baqarah : 30)

Khalifah adalah sistem pemerintahan dalam Islam, manusia sebagai wakil Allah

untuk menjalankan semua yang diturunkan-Nya, semua peraturan-peraturan dan

perundang-undangan tidak boleh keluar/menyimpang dari wahyu Allah, daerah

kekuasaannya meliputi seluruh Alam ini.26

Sayyid Quthub mengatakan :

Masyarakat Islam ialah suatu masyarakat yang Universal, yakni tidak Rasial, tidak

nasional dan tidak pula terbatas didalam lingkungan batas-batas geografis. Dia terbuka

untuk seluruh anak manusia tanpa memandang jenis, warna kulit atau bahasa, bahkan

juga tidak memandang agama dan keyakinan atau Aqidah.27

Menyerukan sikap Nasionalime adalah hal yang dilarang dalam Islam, Rasulullah

bersabda:

Bukan tergolong ummatku yang menyerukan Ashobiyyah, bukan tergolong ummatku

yang berperang atas dasar Ashobiyyah, bukan tergolong ummatku yang mati atas dasar

ashobiyyah. (HR Abu Dawud)28

Selanjutnya Sayyid Quthub berkata :

Sebagai tindak lanjut dari penghapusan dinding-dinding raas, bahasa dan warna

kulit, maka Islam meniadakan pula batas geografi antara berbagai bangsa, yang

menciptakan perasaan Nasional sempit dan yang menjadi sumber bagi persaingan sengit

antara nation-nation yang berbeda –beda. Persaingan inilah yang melahirkan sistem

penjajahan yang intipatinya ialah eksploitasi bangsa atas bangsa, jenis atas jenis dan

tanah air atas tanah air.

Persatuan Indonesia ini juga akan melahirkn sikap patriotisme, mengabdi dan rela

mengorbankan diri demi untuk kepentingan negara dan bangsa. Inilah perbuatan musrik

yang dianjurkan Pancasila. Seorang Muslim diperintahkan beribadah (mengabdi) dan

berkorban semata-mata karena Allah saja. Allah berfirman :

Katakanlah : “Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk

Allah, Roob Semesta Alam, dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku”.

(Al An’am : 162-163)

26 Abul A’la Maududi, Khilafah dan Kerajaan, Mizan, halaman 64-6727 Sayyid Qutb, Masyarakat Islam, Ma’arif, halaman 7228 Ashobiyah artinya terlalu fanatik golongan, suku dan kebangsaan (nasionalisme) atau chauvinisme.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 18

Page 19: KERANCUAN PANCASILA

Sa’id Hawa mengatakan, salah satu yang mengakibatkan batalnya syahadat adalah

terlalu cinta pada tanah air, berjuang karenanya semata.29

Sila ke 4 : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan / perwakilan.

Pancasila menyebutkan, seluruh rakyat Indonesia harus tunduk dan patuh kepada

semua peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh dewan perwakilan yang

berdasarkan pada ratio sehat. Jadi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan perwakilan berarti, bahwa rakyat dalam menjalankan

kekuasaannya memakai sistem perwakilan sedang putusan-putusan harus berdasarkan

kepentingan rakyat, yang diambil melalui musyawarah yang dipimpin oleh ratio yang

sehat serta dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab.30

Dalam sistem Pancasila, pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat yang

diatur/diwakilkan melalui perwakilan (MPR/DPR). Hal ini sangat bertentangan dengan

sistem dalam Islam, ketaatan harus hanya kepada Allah semata dan wajib mengikuti

undang-undang-Nya serta haram meninggalkan peraturan ini dan mengikuti undang-

undang buatan manusia-manusia lainnya.

Allah berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya dan

Ulil Amri diantara kamu. (An Nisa : 59)

Sesungguhnya wali (pemimpin) kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang

beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat seraya mereka tunduk (kepada

Allah). (Al Maidah : 55)

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu dan janganlah kamu mengikuti

pemimpin-pemimpin selain-Nya. (Al A’raf : 3)

Kemudian kami jadikan kamu berada diatas syariat (peraturan) dari urusan dien itu,

maka ikutilah syareat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang

tidak mengetahui. (Al Jasiah : 18 )

Pemimpin tertinggi ummat Islam adalah Allah, Rasul-Nya kemudian orang-orang

yang beriman yang tunduk dan patuh kepada wahyu yang diturunkan Allah, bukan orang

yang mengikuti ratio sehat (filsafat) yang tak terlepas dengan kemauan nafsu.

Seorang Muslim harus tunduk dan patuh hanya kepada perintah Allah dan Rasul-Nya,

diperkenankan taat kepada manusia asalkan ia beriman dan tidak mengajak kepada

maksiat terhadap Allah.

Rasulullah bersabda :

Tidak ada taat pada mahluk yang mengajak maksiat pada Allah (Al Hadist).

29 Said Hawwa, Jundullah, Bab Noda hitam yang membatalkan syahadat, diterjemah Majalah al-Muslimun Bangil30 IKIP, Pengertian Pancasila..

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 19

Page 20: KERANCUAN PANCASILA

Konsep demokrasi dalam Pancasila bersumber dari kebiasaan nenek moyang

bangsa Indonesia, yang animisme, Hindu maupun Budha.

“Demokrasi Pancasila demokrasi yang telah dipraktekkan oleh bangsa Indonesia

sejak dahulu kala (oleh nenek moyang) dan masih dijumpai sampai sekarang.31

Demokrasi Pancasila berdasarkan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat yang

dilaksanakan sepenuhnya oleh dewan perwakilan. Sistem demokrasi Pancasila ini terlihat

dalam MPR maupun DPR yang terdiri dari beberapa golongan agama dan kepercayaan,

ada wakil Islam, Kristen, Hindu, Budha, Komunis, Kejawen dan lain sebagainya, menjadi

satu dalam MPR/DPR yang membuat peraturan-peraturan maupun hukum. Sedangkan

Islam menghendaki Syuro (Ali Imran : 159) yang terdiri hanya dari wakil Islam, Islam

yang taat saja, bukan dari berbagai golongan.

Dan Ali telah berkata : Aku telah bertanya kepada Rasulullah : sekiranya terjadi

sesuatu sepeninggalmu yang tidak kami dapati hukumnya dalam Al-Qur’an atau tidak

kami dengar sesuatu darimu mengenainya, apakah kira-kira yang kalian lakukan?

Rasulullah berkata : Kumpulkanlah para ahli ibadat yang bijaksana diantara ummatku

dan musyawaratkanlah urusanmu itu diantara kamu, dan janganlah membuat keputusan

dengan satu pendapat saja.32

Demikianlah sistem demokrasi dalam Islam, semua keputusan yang diambil tidak

boleh sama sekali bertentangan dengan Al-Qur’an maupun As Sunnah.

Demokrasi Pancasila, MPR/DPR, banyak menelurkan keputusan-keputusan yang

bertentangan dengan Islam, seperti UU tentang perkawinan, dan lainnya. Seorang

muslim tidak diizinkan sama sekali menjadi anggota parlemen yang selalu memojokan

Islam. Allah berfirman :

Dan sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada kamu didalam Al-Qur’an bahwa

apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka

janganlah kamu duduk beserta mereka sehingga mereka memasuki pembicaraan yang

lain, karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa

dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang Munafik

dan orang-orang kafir dalam Neraka. (An Nisa : 140)

Demikianlah ketentuan Islam, ini adalah salah satu sistem politik dalam Islam,

politik non cooperatif. Apalagi kalau kita melihat MPR/DPR sekarang di Indonesia ini

khususnya jaman Orde Baru, wakil-wakil Islam hanya mencari kursi saja, tidak

membawakan aspirasi politik ummat Islam sama sekali, padahal ketika berkampaye

selalu menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, namun setelah menarik simpati ummat Islam,

dan dipilih, mereka lupa sama sekali dengan ayat Allah yang dibacakannya. MPR/DPR

sekarang tidak lebih sebagai parlemen / Majelis untuk memojokan ummat Islam, kaki

tangan penguasa.

31 Prof. Dr. Hazairin, Demokrasi Pancasila, Jakarta, Prapanca

32 Abul A’la Maududi, Khilafah dan Kerajaan, halaman 100

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 20

Page 21: KERANCUAN PANCASILA

Sistem Demokrasi Pancasila sangat lucu dan tidak logis sama sekali, coba

renungkan, MPR/DPR yang akan mengangkat presiden, namun sebagian besar dari

mereka diangkat oleh Presiden, aneh! Demokrasi model apa ini?, ya inilah demokrasi

Pancasila.

Jadi jelaslah sudah, Demokrasi/Musyawarah menurut Pancasila dan Islam adalah

bertentangan, Islam bersumber pada wahyu Allah Yang Maha sempurna, sedangkan

Pancasila bersumber dari Filsafat, hasil pemikiran otak manusia yang lemah, apalagi

digali dari sumber-sumber kafir Barat, Prancis dan Jerman ditambah lagi dengan sumber-

sumber Indonesia kuno, Animisme.

Sila ke 5 : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila kelima dari Pancasila ini pada hakekatnya adalah manifestasi daripada rasa

Nasionalisme, yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam. (lihat pembahasan sila ke III).

Konsep keadilan sosial dalam Islam sangat berbeda dengan konsep dalam Pancasila.

Konsep keadilan sosial dalam Islam sepenuhnya bersumber dari rasa Taqwa kepada

Allah semata, semua bentuk keadilan sosial tidak boleh menyimpang dari konsep Al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah, tujuan keadilan dalam Islam untuk menciptakan

kebahagian bagi seluruh ummat manusia didunia ini, tidak terbatas pada teritorial suatu

daerah ataupun bangsa saja.

Sedangkan konsep keadilan sosial dalam Pancasila bersumber dari sifat-sifat

manusiawi, segala sesuatu dipandang baik dan buruk diukur dengan karsa dan rasa

manusia, bukan pada wahyu yang diturunkan Allah. Seperti perzinaan (pelacuran) hal ini

diizinkan oleh manusia Pancasila (terbukti dengan dilokallisasikannya komplek-komplek

WTS oleh Pemerintah, bahkan dijadikan sebagai sumber devisa), demi untuk tersalurnya

kebutuhan nafsu manusia, hal ini dipandang sebagai kebutuhan pokok manusia.

Sedangkan hukum potong tangan bagi pencuri, rajam bagi penzina, poligami dan lainnya

ditinggalkan dengan naluri kemanusiaan (biadab).

Keadilan sosial dalam Pancasila terbatas untuk rakyat yang berdomisili di

Indonesia, diprioritaskan terutama untuk bangsa Indonesia, walaupun orang itu kafir.

Sedangkan Islam selalu memberikan perioritas pertama pada pemeluknya walau

dimanapun tempatnya, Islam tidak terbatas pada teritorial.

Jelaslah pertentangan sila kelima ini dengan Islam, perbedaannya dari tujuan

maupun awalnya, Islam menghendaki terciptanya keadilan sosial bagi seluruh dunia,

sedangkan Pancasila terbatas pada wilayah Indonesia.

Setelah kita menganalisa isi (kandungan) dari Pancasila secara menyeluruh,

kesimpulan terakhir yang kita peroleh adalah : Semua kandungan Pancasila adalah

bertentangan dengan Islam. Demikian pula secara fundamental sistem Pancasila

berdasarkan sistem jahili, maka secara otomatis semua produknya adalah jahili. Ummat

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 21

Page 22: KERANCUAN PANCASILA

Islam selama ini ditipu oleh ulama-ulama (syu’) Pancasilais, dengan menempelkan ayat-

ayat Allah pada butir-butir Pancasila, padahal semua itu adalah taktik untuk

menenangkan ummat Islam, agar dikatakan Pancasila tidak bertentangan dengan Islam,

mereka inilah yang disitir oleh Allah sebagai anjing, karena dia tahu ayat namun

dijualnya dengan murah. Allah berfirman :

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (drajat) nya dengan ayat-

ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah,

maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya

dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya. Demikianlah perumpamaan

orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. (Al Araf : 176)

Ummat Islam harus waspada dan hati-hati dengan perbuatan semacam ini, walau

bagaimanapun yang haq itu tak akan tercampur dengan yang bathil, yang haq pasti haq

karena bersumber dari yang haq pula, dan sebaliknya. Seandainya yang bathil ada

persamaan dengan yang haq, maka hal itu adalah bathil, walau kelihatannya haq.

Demikian juga dengan Pancasila, walaupun disusupi ayat-ayat Al -Qur’an, pasti dia akan

tetap bathil, karena dasarnya adalah sudah bathil.

4. Segi Fungsionil

Pada awal terbentuknya Pancasila, disepakati fungsi dari Pancasila adalah sebagai

dasar negara Indonesia merdeka, atau istilah Soekarno WELTANSCHAUUNG.33

Akhir-akhir ini fungsi Pancasila telah jauh menyimpang dari rel semula, apalagi

setelah disusupi oleh kepercayaan-kepercayaan mistik jawa kuno (kejawen). Fungsi

Pancasila pada masa orde lama dengan masa orde baru jauh berbeda, dengan demikian

dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Pancasila dapat diubah-ubah sesuai kemauan

penguasa, hal ini terbukti baik dalam pemerintahan Soekarno maupun Soeharto. Untuk

membuktikan penyimpangan-penyimpangan ini, maka kita perlu mengadakan suatu

analisa mendalam.

Fungsi Pancasila zaman orde baru an :

1. Sebagai Azas Tunggal dalam bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.

2. Sebagai Falsafah, Ideologi dan Pandangan Hidup (Way of Life).

3. Sebagai sumber dari segala sumber hukum.

4. Sebagai ukuran baik dan buruknya perbuatan seseorang (moral/etika).

5. Dan seterusnya.

“MARILAH KITA ANALISA FUNGSI-FUNGSI PANCASILA DIATAS MENURUT

ISLAM !!!”

1. Sebagai Azas Tunggal.

33 Soekarno, Lahirnya Pancasila, 7 Bahan Pokok Indoktrinisasi, DPA RI.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 22

Page 23: KERANCUAN PANCASILA

Dijadikannya Pancasila sebagai azas tunggal bagai rakyat Indonesia, berarti semua

langkah dan geraknya harus sesuai dengan Pancasila, baik itu kehidupan berpolitik,

bermasyarakat (pergaulan), berekonomi, berpendidikan dan lainnya, bahkan dalam tata

cara menjalankan ajaran agamanya, sedikitpun tidak boleh bertentangan dengan

Pancasila, dialah pengatur.

Islam adalah Dien yang supra lengkap, ia mengatur seluruh aspek kehidupan

manusia, dari tata cara hidup sebagai individu sampai tata cara hidup bermasyarakat,

kalau Pancasila dijadikan Azas Tunggal, lalu Islam sebagai apa?, apakah hanya sebagai

stempel saja, ataukah hanya sebagai teori-teori Idial tanpa adanya suatu pengamalan?.

Dengan dijadikannya Pancasila sebagai Azas Tunggal, maka ia telah menyingkirkan

Islam dari Indonesia, menggantikan semua fungsi-fungsinya. Ummat Islam tidak bisa

menjalankan hukumnya, ekonominya, pendidikannya, politiknya dan lainnya yang sesuai

dengan Islam, berarti ini adalah suatu kekalahhan total buat ummat Islam Indonesia,

karena selalu mendapatkan julukan fasik, zholim, kafir danlain sebagainya dari Allah,

disebabkan ia tidak menjalankan syareah yang diturunkan Allah, (QS, Al Maa-Idah : 44,

45, 47), dan seluruh amalannya adalah sia-sia dihadapan Allah.

Dijadikannya Pancasila sebagai Azas Tunggal, hal ini sangat bertentangan dengan

prinsip-prinsip dalam Aqidah Islam, dalam Islam semua aktifitas seorang muslim adalah

semata-mata berdasarkan Allah (keridhoan-Nya, Dia telah mengatur, memberikan

Syareah, peraturan-peraturan dalam kehidupan ini). Allah berfirman :

Katakanlah : “Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanyalah untuk

Allah semata, Robb semesta Alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikian itulah yang

diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri

(kepada Allah) (Al An’am : 162-163).

Kalau ada orang Muslim, mengerjakan sesuatu bukan karena Allah semata, maka

ia telah syirik, menyekutukan Allah. Karena ketika ia shalat selalu mengucapkan seluruh

aspek kehidupannya hanya untuk Allah, namun dilain waktu, ia berbuat bukan semata-

mata karena Allah. Demikian juga halnya, jika seorang Muslim melakukan suatu

pekerjaan semata-mata berdasarkan Pancasila bukan karena Allah, maka ia

dikatagorikan telah Musrik kepada Allah.

Dijadikannya Pancasila sebagai satu-satunya azas oleh penguasa Orde Baru

sungguh sangat bertentangan dengan maksud diciptakan Pancasila itu sendiri. Soekarno

melarang salah satu kekuatan Orpol ataupun Ormas untuk berazaskan Pancasila, karena

ia mengatakan selanjutnya Pancasila milik kita bersama, PNI yang beraliran Nasionalis /

memperjuangkan tegaknya Pancasila tetap berdasarkan / berazaskan Marhaen bukan

pada Pancasila.34

34 Lihat, Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi, Panitia, jilid I.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 23

Page 24: KERANCUAN PANCASILA

Jelaslah, dijadikannya Pancasila sebagai satu-satunya azas oleh penguasa Orde

Baru dibawah rezim Soeharto adalah sangat bertentangan, baik dengan Islam sebagai

Dien yang supra lengkap maupun dengan maksud diciptakannya Pancasila.

2. Sebagai falsafah, Ideologi dan Pandangan Hidup (Way of Live).

Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Pandangan Hidup (Way of Live) bangsa

Indonesia, berarti semua langkah dan dasar perbuatan orang-orang Indonesia harus

sesuai dengan Pancasila. Kedudukan Pancasila yang demikian ini dapat menempatkan

dirinya sebagai agama baru dalam masyarakat Indonesia, karena agama sendiri adalah

sesuatu yang mengatur kehidupan manusia, bahkan Pancasila mempunyai kedudukan

yang lebih tinggi dari semua agama di Indonesia.

Seorang muslim, harus mengakui tanpa adanya keraguan sedikitpun, bahwa Islam

adalah Dien mereka satu-satunya, dan inilah yang paling benar.

Allah berfirman :

Sesungguhnya Dien (yang diridhoi) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran : 19).

Barang siapa mencari Dien selain dari Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima

(dien itu) dari padanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi (Ali Imran :

85).

Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Allah, padahal kepada-Nyalah

menyerahkan diri segala apa yang dilangit dan dibumi, baik secara suka maupun

terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan (Ali Imran : 83).

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Dien (Allah), tetaplah atas fitrah Allah

yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah

Allah. Itulah Dien yang lurus, tetapi manusia kebanyakan tidak tahu (Ar Rum : 30).

Maududi berkata tentang dien ini : Dien dapat diartikan sebagai : hukum, undang-

undang, peraturan, batas-batas ajaran, syareah dan jalan fikiran, Ideologi atau teori dan

praktek yang mengikat hidup manusia (Way of Live).

Selanjutnya ia berkata : Dienullah (Islam) mencakup semua peraturan hidup yang

sempurna dan multi komplek, baik dari aspek I’tikad, Syareat, Akhlaq, Muamalah

maupun aspek kehidupan lainnya.35

Jadi Dien (Falsafah, Ideologi danPandangan Hidup) yang benar adalah hanya

Islam, lainnya adalah bathil. Dienul Islam adalah merupakan suatu sistem menyeluruh

yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, Dienul Islam adalah Dien yangdatangnya

dari Allah sebagai aturan dalam kehidupan manusia dibumi ini, seorang yang telah

menyatakan dirinya sebagai seorang Muslim sudah seharusnyalah tidak mencari dien

(Falsafah, Ideologi, dan Pandangan Hidup) diluar Islam, karena hanya Islamlah satu-

satunya dien yang dapat menyelamatkan kehidupan ummat manusia dipermukaan bumi

35 Maududi, Ketuhanan, Ibadah dan Agama, Surabaya, Bina Ilmu, halaman 109-111

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 24

Page 25: KERANCUAN PANCASILA

ini. Adapun jika seorang muslim mencari Dien selain dari islam, maka ia tidak berhak lagi

disebut sebagai seorang Muslim.

Pancasila adalah kecil dan tak ada artinya jika dibandingkan dengan Islam sebagai

Dien, karena Islam telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, sedangkan

Pancasila non sent. Cendikiawan terkemuka didunia ini tidak pernah mengatakan

Pancasila adalah Falsafah apalagi Pandangan Hidup (Way of Live), karena ketidak jelasan

ajaran yang dibawakannya, bermakna kosong, mereka hanya mengakui Islam,

Marxisme, Materialisme, Komunisme, Liberalisme beserta aliran-alirannya. Sebagai

Ideologi, Falsafah, maupun Pandangan Hidup.36

Seorang Muslim di Indonesia, sudah seharusnyalah tidak mengakui Pancasila yang

kerdil dan bermakna kosong itu sebagai Falsafah, Ideologi maupun Pandangan Hidup

baginya, tapi harus meyakini,Islamlah satu-satunya yang benar. Islam telah

membuktikan hal ini, hampir 15 abad diturunkan namun ia tetap sesuai dengan zaman

dan tempat maupun didunia ini, tidak pernah mengalami perubahan sejak diturunkannya

hingga kini, tidak seperti lainnya, selalu mengalami perubahan-perubahan. Itulah

ketinggian Islam yang fitri.37

3. Sebagai Sumber dari Segala sumber Hukum.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, berarti seluruh

hukum dan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh menyimpang dari Pancasila,

semua hukum dan perundang-undangan harus digali bersumber pada Pancasila.

Dengan adanya fungsi Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, ini

berarti seseorang dapat membuat hukum selain dari hukum yang telah ditetapkan oleh

Allah, menurut Islam ini adalah syirik, kerena satu-satunya yang berhak membuat hukum

hanyalah Allah semata.

Allah berfirman :

Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah (Al a’raf : 54).

Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah, Dia menerangkan yang sebsnarnya dan Dia

pemberi keputusan yang paling baik (Al An’am : 57).

Keputusan (hukum) itu kecuali hanya milik Allah (Yusuf : 40).

Sumber dari segala sumber hukum menurut Islam adalah Allah semata, Dialah

yang berhak menciptakan dan mengambil keputusan tentang sesuatu hukum, selainnya

tidak berhak sama sekali. Allah memerintahkan kepada mereka yang mengakui dirinya

beriman kepada Allah dan Rasul-Nya agar memutuskan semua perkara dengan hukum

yang telah diturunkan Allah, jika mereka tidak berhukum dengan yang diturunkan Allah,

maka jelas ia kafir, zholim dan pasik.

Allah berfirman :

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang

diturunkan Allah, dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka (Al Maidah : 49).36 Lihat : Ali Syari’aty, Kritik Islam atas Marxisme, Bandung, Mizan37 Murtadha Muttahari, Manusia dan Agama, Bandung Mizan

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 25

Page 26: KERANCUAN PANCASILA

Dan segala yang kamu perselisihkan, maka serahkanlah keputusan hukumnya kepada

Allah (Asy Syura : 10).

Barang siapa yang tidak memutuskan (menghukum) menurut apa yang diturunkan Allah,

maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir, zolim, fasik (Al Maidah : 44, 45, 47).

Segala sumber dari segala sumber hukum dipermukaan bumi ini hanya wahyu

yang diturunkan Allah, inilah konsepsi Islam, seseorang diperbolehkan membuat hukum,

keputusan dan peraturan apabila tidak menyimpang dari hukum yang telah ditetapkan

Allah namun jika berdasarkan pada ratio dan nafsu belaka jelas hal ini tidak dapat

diterima sama sekali oleh Islam.

Menyatakan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah Musyrik,

benar-benar musrik yang nyata, jika seorang Muslim Indonesia mengakuinya, janganlah

sebut dirinya lagi sebagai orang Islam lagi, karena jika ia menyatakannya dengan penuh

kesadaran dan pengetahuan, maka jelas akan mengeluarkannya dari aqidah Islam.

4. Sebagai Moral / Etika, ukuran baik dan buruknya perbuatan.

Pancasila dipandang sebagai ukuran suatu perbuatan, apakah perbuatan itu baik

atau buruk, dikenal dengan Pendidikan Moral Pancasila (PMP), dalam Islam dikenal

dengan Akhlak. Dalam PMP sudah tersusun mana perbuatan yang baik dan mana

perbuatan yang buruk, seperti mengutamakan kepentingan negara daripada

kepentingan golongan (agama) ini dianggap baik, sedangkan membela kepentingan

agama (jihad), dianggap buruk (ekstrim),dan masih banyak lagi contoh-contoh yang

betolak belakang dengan Islam.

Dengan adanya fungsi Pancasila sebagai pembeda, berarti ia sudah menyabot

tugas Islam pada ummatnya. Ukuran baik dan buruk menurut Pancasila adalah

tergantung dengan (berdasarkan pada) akal manusia (ratio), karena pada hakekatnya

Pancasila adalah merupakan perenungan jiwa yang sangat dalam.38

Sedangkan Islam mengukur sesuatu perbuatan, baik dan buruknya berdasarkan

pada wahyu Allah, Al-Qur’an dan Sunah.

Allah berfirman :

Bulan ramadhan, bulan yang dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan furqon (pembeda antara

yang haq dengan yang bathil/baik dan buruk) (Al Baqarah : 185).

Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqon (Al- Qur’an) kepada Hambanya, agar

dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (Al Furqon : 1).

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa

(Al Baqarah : 2).

Al- Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang

meyakini (al Jaatsiyah : 20).

38 Soeharto, Pancasila Menurut Presiden Soeharto, Yayasan Proklamasi

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 26

Page 27: KERANCUAN PANCASILA

Suatu ketika Aisah ra ditanyakan tentang Akhlaq Rasulullah, maka ia mejawab : Akhlaq

Rasulullah adalah Al-Qur’an (Al Hadist).

Al-Qur’an diturunkan sebagai pembeda antara perbuatan yang baik dan perbuatan

yang buruk, dan contoh Akhlaq/Moral yang paling baik adalah pribadi Nabi Muhammad

saw. yang didasarkan pada wahyu Allah ini.

Allah berfirman :

Dan sesungguhnya Kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (berakhlaq) yang

agung (Al Qalam : 4).

Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, bagi orang-

orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah (Al Ahzab : 21).

Konsep Islam tentang akhlaq ini sepenuhnya bersumber pada Al-Qur’an dan

Sunah, sedangkan moral Pancasila bersumber dari hawa nafsu yang selalu condong

kepada keburukan/maksiat.

Allah berfirman :

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi

rahmat oleh Robbku (Yusuf : 53).

Akhir-akhir ini banyak terjadi kerusakan moral pada bangsa Indonesia akibat

Pendidikan Moral Pancasila yang merusak, Moral Pancasila mengajak manusia Indonesia

menjadi binatang. Pendidikan Moral Pancasila telah merusak dan mengajak ummat Islam

Indonesia untuk musyrik kepada Allah, dengan ajaran-ajaran sesatnya, menyatakan

semua agama baik dan benar, beribadah bersama-sama (toleransi beragama) dan

lainnya.

Banyaknya kerusakan moral pada bangsa Indonesia akibat Moral Pancasila yang

hanya menggunakan sangsi hukum (pengadilan) bagi pelanggarnya, sedangkan hukum

yang digunakan dapat diputar balikan, dikasih uang habis perkara (KUHP), di Indonesia

ini seseorang takut melaksanakan perbuatan tercela (jelek) karena terdorong oleh rasa

takut pada hukum dunia saja, sedangkan Islam hukum dunia dan akherat kelak, itulah

perbedaan menyolok pada kedua sistem diatas, Islam dan Pancasila.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 27

Page 28: KERANCUAN PANCASILA

II. KESIMPULAN

Setelah kita menganalisa Pancasila secara panjang lebar dari berbagai aspek dari

segi Historis, Yuridis, Materil dan Fungsinya, menurut pandangan ajaran Islam yang

bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya, maka kesimpulan akhir yang diperoleh

adalah: PANCASILA BERTENTANGAN DENGAN ISLAM, BAIK SECARA

TEORITIS MAUPUN PELAKSANAAN SEPANJANG SEJARAHNYA.

Pertentangan ini terutama disebabkan karena Pancasila adalah kumpulan dari

berbagai ajaran, baik dari Islam, agama-agama, filsafat, doktrin, isme-isme dan

sejenisnya yang dijadikan sebagai ideologi kompromistis yang diharamkan Islam. Karena

Islam adalah ajaran supra lengkap, yang tidak perlu mendapat tambahan dari sistem

selainnya dalam membangun pengikutnya sebagai masyarakat utama. Pancasila sendiri

diterima wakil-wakil Islam dengan pertimbangan sementara dan sangat terburu-buru

dengan berprasangka baik. Namun dalam perjalanannya setelah beberapa puluh tahun

terbentuknya Pancasila, ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya telah

mengakibatkan kerugian dan penderitaan ummat Islam yang menjadi mayoritas bangsa

Indonesia.

Seorang yang mengaku dirinya Islam dan beriman, belum tentu dianggap Islam

maupun beriman seratus persen sebelum menjalankan atau mengamalkan ajaran Islam

secara kaffah, secara keseluruhan. Pengikut dan pendukung Pancasila, apalagi

menerimanya sebagai ideologi, falsafah, way of life, maka ia telah ingkar dengan ajaran

Islam. Kalau secara sadar, ia mengetahui itu bertentangan dengan ajaran Islam namun

mengikuti dan mendukungnya (Pancasila) maka ia adalah DZOLIM, sedangkan kalau

secara tidak sadar, karena ketidak tahuannya, ia adalah JAHIL. Maka dengan demikian

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 28

Page 29: KERANCUAN PANCASILA

seorang yang telah bersyahadat, menyatakan dirinya Muslim, di Indonesia ini tidak

sewajarnyalah ia mengikuti dan mendukung sistem Pancasila ini yang jelas

bertentangan dengan Islam. Muslim Indonesia wajib mengatakan Pancasila adalah

sistem yang harus diganti dengan sistem Islam, sistem yang jauh lebih baik dan

sempurna dari sistem manapun didunia ini, dari dulu hingga sekarang dan sampai hari

qiayamat. Hanya Islamlah yang akan menghantarkan bangsa Indonesia menuju bangsa

yang adil, makmur dan penuh kedamaian. Dan mereka yang bukan Islam, hanya

Islamlah yang dapat menjaga kehormatan dan keamanan mereka, karena Islam adalah

rahmat untuk seluruh alam.

Wallahu a’lam.

Makalah/Training Islam Intensif/empiris-homepage.blogspot.com 29