kepmentan 240

27
 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 240/Kpts/OT.210/4/2003 TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN PAKAN YANG BAIK (CPPB) MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa pakan merupakan faktor penting dan strategis dalam peningkatan produksi dan produktivitas ternak, sehingga perlu dijaga agar pakan yang diedarkan terjamin mutunya sesuai persyaratan mutu pakan yang telah ditetapkan; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dan dalam rangka melindungi konsumen dari kerugian akibat mutu pakan yang tidak memenuhi syarat, maka dipandang perlu menetapkan Pedoman Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB) dengan Keputusan Menteri Pertanian; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824); 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 T ahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 4. Keputusan Presiden Nomor 102 T ahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 5. Keputusan Presiden Nomor 109 tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas E selon I Departemen; 6. Keputusan Presiden Nomor 228/M tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/OT.210/ 1/2001  juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 354.1/Kpts-  /OT.210/6/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian; 8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 99/Kpts/OT.210/ 2/2001  juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts-  /OT.210/7/2001 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN PAKAN YANG BAIK (CPPB). KESATU : Memberlakukan Pedoman Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (C PP B) sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini.

Upload: -

Post on 17-Jul-2015

709 views

Category:

Documents


67 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 1/26

 

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIANNOMOR : 240/Kpts/OT.210/4/2003

TENTANG

PEDOMAN CARA PEMBUATAN PAKAN YANG BAIK (CPPB)

MENTERI PERTANIAN,

Menimbang : a. bahwa pakan merupakan faktor penting dan strategis dalampeningkatan produksi dan produktivitas ternak, sehinggaperlu dijaga agar pakan yang diedarkan terjamin mutunyasesuai persyaratan mutu pakan yang telah ditetapkan;

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas dan dalamrangka melindungi konsumen dari kerugian akibat mutu

pakan yang tidak memenuhi syarat, maka dipandang perlumenetapkan Pedoman Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB) dengan Keputusan Menteri Pertanian;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan(Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, TambahanLembaran Negara Nomor 2824);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3839);3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagaiDaerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

4. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentangKedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasidan Tata Kerja Departemen;

5. Keputusan Presiden Nomor 109 tahun 2001 tentang UnitOrganisasi dan Tugas Eselon I Departemen;

6. Keputusan Presiden Nomor 228/M tahun 2001 tentang

Pembentukan Kabinet Gotong Royong;7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/OT.210/ 1/2001

  juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 354.1/Kpts-  /OT.210/6/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Pertanian;

8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 99/Kpts/OT.210/ 2/2001  juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts-  /OT.210/7/2001 tentang Kelengkapan Organisasi dan TataKerja Departemen Pertanian;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN PAKAN YANG BAIK (CPPB).

KESATU : Memberlakukan Pedoman Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB)sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini.

Page 2: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 2/26

 

 KEDUA : Pedoman Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB) sebagaimana

dimaksud pada Diktum KESATU merupakan acuan bagi semuapihak yang terlibat dalam kegiatan pembuatan pakan.

KETIGA : Produsen pakan yang telah memenuhi persyaratan Cara

Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB) sebagaimana dimaksud padaDiktum KEDUA diberikan Sertifikat CPPB oleh Direktur JenderalBina Produksi Peternakan.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal

MENTERI PERTANIAN ,

PROF. DR. IR. BUNGARAN SARAGIH, M.Ec.

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :

1. Menteri Perindustrian dan Perdagangan di Jakarta;3. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian di Jakarta;

4. Inspektur Jenderal Departemen Pertanian di Jakarta;5. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektornika dan AnekaDepartemen Perindusrtrian dan Perdagangan;

6. Pimpinan Unit Eselon I dilingkungan Departemen Pertanian di Jakarta;7. Para Gubernur Propinsi di Seluruh Indonesia;8. Para Direktur lingkup Ditjen Bina Produksi Peternakan9. Para Kepala Dinas yang membidangi fungsi Peternakan Propinsi

di Seluruh Indonesia;10 Para Bupati/Walikota di Seluruh Indonesia;11. Para Kepala Dinas yang membidangi Peternakan di Kabupaten/Kota

di Seluruh Indonesia.

Page 3: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 3/26

 

LAMPIRAN : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIANNOMOR : 240/Kpts/OT.210/4/2003TENTANG : PEDOMAN CARA PEMBUATAN PAKAN YANG BAIK (CPPB)

I. PENDAHULUAN

1. Ketentuan Umum

Pakan merupakan faktor penting yang strategis dalam peningkatanproduksi dan produktivitas ternak. Dalam pedoman ini mengaturpembuatan pakan olahan/konsentrat yang baik, atau disebut dengan CaraPembuatan Pakan Yang Baik yang selanjutnya disingkat CPPB.

CPPB menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu pakanyang bertujuan untuk menjamin agar pakan yang dibuat untuk diedarkanmemenuhi standar mutu dan tujuan penggunaannya, dalam rangkamelindungi konsumen dari kerugian akibat pakan yang dihasilkan bermuturendah.

Pembuatan pakan yang tidak memenuhi SNI atau Persyaratan TeknisMinimal, dapat mengakibatkan kerugian terhadap peternak karena tingkatproduksi ternak yang diharapkan tidak dapat dicapai secara optimal.

Pakan yang diberikan untuk ternak harus dalam jumlah dan mutu yangtepat, sesuai dengan jenis ternak yang diusahakan dan tingkat

produksinya.

2. Landasan Umum

a. Pada pembuatan pakan, sangat diperlukan pengawasan secaramenyeluruh sebagai suatu sistem manajemen mutu yang dimulai daripengadaan bahan baku pakan, penyiapan bahan baku pakan,penyimpanan bahan baku pakan, penggilingan, pencampuran,pembuatan pelet (peletting ), pengepakan, pelabelan, penyimpananpakan dan pengeluaran pakan/pendistribusian. hal tersebut sangatessensial dalam upaya agar konsumen mempergunakan pakan yangmemenuhi standar mutu sesuai persyaratan teknis yang ditetapkan.

b. Pakan yang memenuhi standar mutu, sebelum diedarkan harusdinyatakan lulus dalam serangkaian pengujian yang meliputi uji kadaranalisa zat makanan/proximate analysis meliputi analisis kadarprotein, lemak dan sebagainya. Mutu pakan tergantung pada prosespembuatan dan pengawasan mutu dilakukan, mutu bangunan danperalatan yang digunakan, serta sumber daya manusia yang terlibatdalam proses pembuatan pakan.

c Pengujian mutu pakan dilakukan oleh laboratorium milik Pemerintahatau Swasta yang telah diakreditasi atau yang ditunjuk oleh Menteri.

Page 4: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 4/26

 

d CPPB merupakan acuan bagi perorangan atau Badan Hukum yangmelakukan kegiatan pembuatan pakan dengan maksud untuk diedarkan, dengan tujuan agar pakan yang dihasilkan memenuhi SNIatau Persyaratan Teknis Minimal, sehingga kepentingan konsumendapat dilindungi dari penggunaan pakan yang bermutu rendah.

3. Pengertian

Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan :

a. Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan,baik yangsudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusunsecara khusus untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenisternaknya.

b. Bahan baku pakan adalah bahan-bahan hasil pertanian, perikanan,peternakan atau bahan-bahan lainnya yang layak dipergunakansebagai pakan, baik yang telah diolah maupun yang belum diolah.

c. Pelengkap pakan (feed supplement) adalah suatu zat yang secaraalami sudah terkandung dalam pakan, tetapi jumlahnya perluditingkatkan dengan menambahkannya dalam pakan.

d. Imbuhan pakan (feed additive) adalah suatu zat yang secara alamitidak terdapat pada pakan, yang tujuan pemakaiannya terutamasebagai pemacu produksi ternak.

e. Konsentrat adalah pakan yang kaya akan sumber protein dan atausumber energi, serta dapat mengandung pelengkap pakan dan atauimbuhan pakan.

f. Pembuatan pakan adalah kegiatan mencampur dan mengolahberbagai bahan baku pakan untuk dijadikan pakan termasuk pengemasan pakan.

g. Cemaran bahan baku pakan dan pakan adalah bahan/zat asing yangterdapat dalam bahan baku pakan dan pakan, yang dapatmengakibatkan turunnya mutu dan atau mengganggu kesehatanternak.

h. Sertifikat mutu adalah surat keterangan yang diberikan oleh lembagasertifikasi produk yang telah terakreditasi atau yang ditunjuk olehMenteri, Dinas Peternakan atau Dinas Teknis yang membidangifungsi peternakan di propinsi, yang menyatakan bahwa susunanpakan yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat yang telahditetapkan.

i. Tindakan Sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk menghindariresiko pencemaran dari bahan/zat berbahaya/cemaran.

  j. Limbah adalah kotoran atau bahan sisa lain dari pembuatan pakanyang berbentuk padat, cair dan gas.

Page 5: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 5/26

 

k. Limbah terolah adalah limbah yang telah diolah dengan sistim yangtepat sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

l. Pengemasan pakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk melakukanpembungkusan pakan baik menggunakan kertas, karton atau plastik 

dalam kemasan yang tertentu, dengan maksud agar terlindung daripencemaran.

m. Infeksi Internal adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadapseluruh aspek pembuatan pakan.

n. Etiket atau label adalah tulisan atau cetakan yang terdapat padapembungkus pakan atau yang menyertai pakan tersebut, yangmemuat nama/merk, alamat perusahaan, nomor izin usaha, nomorizin produksi, nama dan jenis pakan, berat, kandungan zat-zatmakanan, bahan baku pakan dan imbuhan pakan yang dipergunakan,waktu kadaluarsa dan cara penggunaan pakan tersebut.

o. Pengujian bahan baku pakan dan pakan adalah kegiatan yangdilakukan untuk menguji mutu bahan baku pakan dan pakan melaluianalisa zat makanan atau uji laboratorium.

II. BAHAN BAKU PAKAN

1. Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan baku pakan hendaklahdicatat. Catatan tersebut meliputi keterangan mengenai persediaan,

tanggal penerimaan, tanggal pengeluaran dan tanggal pemeriksaan.

2. Setiap bahan baku pakan, sebelum diterima sebagai bahan baku pakanyang memenuhi syarat untuk diproses, hendaklah memenuhi standar danatau persyaratan teknis minimal bahan baku yang sudah ditetapkan.

3. Kiriman bahan baku pakan hendaklah ditahan di tempat penimbangansampai disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat pada saat pemeriksaanuntuk dipergunakan dalam pakan oleh manajer pengawas mutu, kecualibahan baku pakan yang berasal dari impor, ditahan di ruang penyimpanansebelum dinyatakan memenuhi syarat.

4. Bahan baku pakan yang dapat mengalami kerusakan karena pengaruhsuhu, hendaklah disimpan dalam ruangan yang suhu udaranya diatur.

5. Alat timbang dan alat takar hendaklah ditera dan diperiksa secara teraturuntuk membuktikan bahwa kapasitas, ketelitian dan ketepatannyamemenuhi persyaratan sesuai dengan jumlah zat yang akan ditimbangatau ditakar.

6. Semua bahan baku pakan asal impor yang tidak memenuhi syarat

hendaklah ditandai secara jelas dan tidak boleh digunakan dalam produksiserta harus segera dikeluarkan dari tempat penyimpanan.

7. Semua bahan baku pakan asal lokal yang tidak memenuhi syarat haruslangsung dikembalikan sebelum ditimbang.

Page 6: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 6/26

 

III. LOKASI

Lokasi hendaklah memadai, sehingga setiap resiko terjadinya kekeliruan,pencemaran silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutupakan dapat dihindarkan.

1. Bangunan harus berada pada lokasi yang bebas dari pencemaran.

2. Pencemaran sebagaimana dimaksud pada butir “1” dapat bersumberpada :a. kawasan/lokasi genangan air/rawa, kawasan pembuangan kotoran

dan sampah, kawasan lembab dan berdebu, daerah kotor, kawasanpenumpukan barang bekas, dan kawasan lain yang mengakibatkanpencemaran;

b. perusahaan lain yang diduga mencemarkan hasil produksi;c. rumah atau tempat tinggal atau fasilitas lain yang bersamaan letak 

dan atau penggunaannya dengan bangunan;d. pekarangan yang tidak terpelihara, timbunan barang yang tidak 

teratur,tempat penimbunan bahan sisa atau sampah, tempatbersembunyi atau berkembang biaknya serangga, binatang pengeratdan atau binatang lain.

e. tempat yang kurang baik sistem saluran pembuangan airnya,sehingga terdapat genangan air yang dapat merupakan tempatserangga atau jasad renik berkembang biak.

IV. BANGUNAN

1. Umum

Bangunan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhipersyaratan teknik dan higiene sesuai dengan jenis pakan yang diproduksi,sehingga mudah dibersihkan, mudah dilaksanakan tindak sanitasi danmudah dipelihara, mudah dalam proses pembuatan pakan sampai denganpengiriman.

2. Tata Letak 

Dalam menentukan rancang bangun dan penataan gedung hendaklahdipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Bangunan unit produksi terdiri atas:

(1) ruang operator/karyawan yang mengoperasikan peralatan/mesin produksi;

(2) ruang peralatan mesin produksi;(3) ruang hasil produksi.

Ruangan yang dimaksud di atas harus memenuhi syarat sebagaiberikut:

(a) ruangan operator mesin dan ruangan mesin produksi sertaruangan hasil produksi, harus terpisah sedemikian rupa,sehingga tidak mengganggu kegiatan kerja;

Page 7: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 7/26

 

(b) luas ruangan harus sesuai dengan jenis dan kapasitas produksi,  jenis dan ukuran alat produksi serta jumlah karyawan yangbekerja;

(c) susunan bagian-bagiannya diatur sedemikian rupa sesuaidengan urutan proses produksi, sehingga tidak menimbulkan

lalu lintas kerja yang simpang siur dan tidak mengakibatkanpencemaran terhadap pakan yang diproduksi.

b. Bangunan untuk laboratorium dibuat berdasarkan perencanaan yangmemenuhi persyaratan teknis sesuai dengan kegiatan laboratorium.

(1) luasnya sesuai dengan jenis, jumlah dan penempatan peralatanyang diperlukan serta jumlah karyawan yang bekerja;

(2) susunan bagian-bagiannya sesuai dengan urutan kegiatan yangdilakukan dan tidak menimbulkan lalu lintas yang simpang siur;

c Bangunan gudang terdiri atas :

(1) ruangan penyimpanan bahan baku pakan;(2) ruangan penyimpanan peralatan/suku cadang peralatan mesin;(3) ruangan penyimpanan peralatan lainnya atau bahan kimia

lainnya.(4) ruangan penyimpanan pakan

Ruangan yang dimaksud di atas harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

(a) luasnya harus sesuai dengan kapasitas barang yang disimpan,yaitu bahan baku pakan, peralatan/suku cadang peralatanmesin, peralatan lainnya atau bahan kimia lainnya dan pakan

  jadi serta harus diatur sesuai dengan jenisnya, sehingga tidak mudah tercampur dengan bahan-bahan lain yangmengakibatkan mudah rusak.

(b) antara ruangan yang satu dengan ruangan yang lain harusterpisah sedemikian rupa, sehingga tidak mengakibatkanpencemaran terhadap barang yang disimpan.

d. Bangunan tempat silo atau tempat penyimpanan bahan baku butiran,luasnya harus sesuai dengan jenis dan kapasitas bahan baku butiranyang disimpan.

e. Lantai

(1) Lantai bangunan unit produksi dan gudang harus memenuhisyarat sebagai berikut:

(a) rapat air;(b) tahan terhadap air, garam, basa, asam dan atau bahan

kimia lainnya;(c) permukaan rata serta halus, tetapi tidak licin dan mudah

dibersihkan;(d) pertemuan antara lantai dan dinding harus rapat air.

Page 8: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 8/26

 

 (2) Lantai bangunan kantor dan laboratorium harus memenuhi

syarat sebagai berikut:

(a) rapat air;

(b) tahan terhadap air.(c) permukaan datar, rata serta halus, tetapi tidak licin dan

mudah dibersihkan;(d) ruangan untuk mandi, cuci dan sarana toilet harus

mempunyai kelandaian secukupnya ke arah saluranpembuangan.

f. Dinding

(1) Dinding bangunan unit produksi dan gudang harus memenuhisyarat sebagai berikut:

(a) dinding harus rapat dan kokoh;(b) permukaan bagian dalam harus halus, rata, tahan lama,

tidak mudah mengelupas, mudah dibersihkan, tahanterhadap air, garam, basa, asam atau bahan kimia lainnya;

(c) pertemuan antara dinding dengan dinding dan antaradinding dengan lantai harus rapat air.

(2) Dinding bangunan kantor dan laboratorium harus memenuhisyarat sebagai berikut:

a. dinding harus rapat dan kokoh;b. permukaan bagian dalam harus halus, rata, tahan lama,

tidak mudah mengelupas dan mudah dibersihkan.c. dinding ruangan untuk mandi, cuci dan sarana toilet, selain

harus memenuhi syarat pada butir 1 dan 2 di atas,sekurang-kurangnya setinggi 2 m dari lantai harus rapatair.

g. Atap dan langit-langit

(1) Bangunan atap dan langit-langit unit produksi dan gudang harusmemenuhi syarat sebagai berikut:

a. atap terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap airdan tidak kotor;

b. Langit-langit :(i) dibuat dari bahan yang tidak mudah terlepas;(ii) tidak terdapat lubang dan tidak retak;(iii) tahan lama dan mudah dibersihkan;(iv) tinggi dari lantai disesuaikan dengan peralatan dan

kapasitas produksi dan penyimpanan bahan baku;(v) permukaan dalam harus rata dan tidak mudah

mengelupas dan berwarna terang;(vi) rapat air.

(2) Bangunan atap dan langit-langit kantor serta laboratoriumharus memenuhi syarat sebagai berikut:

Page 9: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 9/26

 

 (a) Atap terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap air

dan tidak bocor.(b) Langit-langit:

(i) dibuat dari bahan yang tidak mudah terlepas;

(ii) tidak terdapat lubang dan tidak retak;(iii) tahan lama dan mudah dibersihkan;(iv) tinggi dari lantai sekurang-kurangnya 3 m kecuali

untuk laboratorium perlu disesuaikan denganperalatan yang ada

(v) permukaan dalam harus rata dan berwarna terang;

h. Pintu

(1) Pintu bangunan unit produksi dan gudang harus memenuhisyarat sebagai berikut:

(a) Dibuat dari bahan yang tahan lama dan kokoh;(b) Permukaan rata, halus dan mudah dibersihkan;(c) Dapat ditutup dengan mudah dan baik;(d) Membuka keluar.

(2) Pintu bangunan kantor dan laboratorium :

(a) Dibuat dari bahan yang tahan lama dan kokoh;(b) Permukaan rata, halus dan mudah dibersihkan;

(c) Dapat ditutup dengan mudah dan baik;

i. Jendela

Jendela harus memenuhi syarat sebagai berikut:

(1) Dibuat dari bahan yang tahan lama dan kokoh;(2) Permukaan rata, halus dan mudah dibersihkan;(3) Sekurang-kurangnya setinggi 1 m dari lantai atau disesuaikan

dengan keperluan;(4) Luas permukaan jendela sesuai dengan besarnya bangunan

atau disesuaikan dengan keperluan.

  j. Penerangan

Penerangan dalam ruangan unit produksi, gudang, ruang kerja danruang laboratorium harus terang sesuai dengan keperluan danpersyaratan kesehatan.

k. Ventilasi dan pengatur suhu

  Ventilasi dan pengatur suhu ruangan unit produksi, gudang, ruangkerja, laboratorium baik secara alami maupun buatan, harusmemenuhi syarat sebagai berikut:

(1) Cukup menjamin peredaran udara dengan baik dan dapatmenghilangkan uap, gas, bau, debu dan panas yang dapatmerugikan terhadap hasil produksi;

Page 10: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 10/26

 

(2) Dapat mengatur susu yang dipoerlukan;(3) Tidak boleh mencemari hasil produksi melalui udara yang

dialirkan;(4) Lubang ventilasi harus dilengkapi dengan alat yang dapat

mencegah masuknya serangga dan mengurangi masuknya

kotoran serta air hujan ke dalam ruangan serta mudahdibersihkan.

l. Pemeliharaan

(1) BangunanBangunan dan bagian-bagiannya harus dipelihara dan dijagakebersihannya secara teratur dan berkala, sehingga selaludalam keadaan bersih dan berfungsi dengan baik.

(2) Pencegahan masuknya binatangSetiap unit bangunan dan bagian-bagiannya harus dilakukanusaha pencegahan masuknya serangga, binatang pengerat,unggas dan binatang lain ke dalam bangunan tersebut.

(3) Pembasmian jasad renik, serangga dan binatang pengerat.Setiap bangunan dan bagian-bagiannya harus dilakukanpembasmian jasad renik, serangga dan binatang pengeratsecara rutin dengan menggunakan disinfektan, insektisida, ataurodentisida. Pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hatidan harus dijaga serta dibatasi sedemikian rupa, sehingga tidak 

menimbulkan pencemaran terhadap bahan baku, bahantambahan dan bahan penolong serta produk akhir.

(4) Limbah

(a) Limbah padat harus dikumpulkan untuk dikubur, dibakaratau diolah, sehingga aman;

(b) Limbah cair harus diolah lebih dahulu sebelum dialirkan keluar;

(c) Limbah gas harus diatur atau boleh diolah sedemikian rupa,sehingga tidak mengganggu kesehatan karyawan dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Penanganan limbah harus sesuai dengan Ketentuan PIL danPEL.

(5) Alat dan perlengkapan

(a) Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk memproduksi pakan yang berhubungan langsung dengan

pakan, harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasisecara teratur, sehingga tidak menimbulkan pencemaranterhadap produksi akhir serta tidak berhubungan langsungdengan pakan, dan harus selalu dalam keadaan bersih.

(b) Alat pengangkutan dan alat pemindahan barang dalambangunan unit produksi harus bersih dan tidak boleh

Page 11: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 11/26

 

merusak barang yang diangkut atau dipindahkan, baik bahan baku, pelengkap pakan (feed supplement), imbuhanpakan (feed additive) yang digunakan maupun produk akhir.

(c) Alat pengangkutan untuk mengedarkan produk akhir harus

bersih, dapat melindungi produk, baik fisik maupunmutunya sampai ke tempat tujuan.

  V. PERSONALIA 

Jumlah tenaga ahli dan karyawan disemua tingkatan hendaklah cukup sertamemiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya,memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik sehingga mampu melaksanakantugasnya secara profesional serta memiliki sikap dan kesadaran tinggi untuk mewujudkan tujuan.

1. Dalam organisasi perusahaan hendaklah dilakukan pembagian tugas danwewenang secara jelas, yang tidak saling bertanggung jawab satuterhadap yang lain, masing-masing hendaklah diberi wewenang penuhdan sarana yang cukup yang diperlukan untuk dapat melaksanakantugasnya secara efektif. Keduanya tidak boleh mempunyai kepentinganlain di luar organisasi yang dapat menghambat atau membatasi tanggung

  jawab atau yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan pribadiatau finansial.

2. Manajer produksi hendaklah seorang tenaga ahli dibidangnya, terlatih danmemiliki pengalaman praktis yang memadai sehingga memungkinkanmelaksanakan tugasnya secara profesional. Manajer produksi hendaklahmemiliki wewenang serta tanggung jawab bersama dalam mutu pakandengan manajer pengawasan.

3. Manajer pengawasan mutu hendaklah seorang tenaga ahli dibidangnya,terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang memadai untuk memungkinkan melaksanakan tugasnya secara profesional. Manajerpengawasan mutu hendaklah diberi wewenang dan tanggung jawab penuhdalam seluruh tugas pengawasan mutu baik dalam penyusunan, verifikasidan pelaksanaan seluruh prosedur pengawasan mutu. Manajerpengawasan mutu adalah satu-satunya yang memiliki wewenangmemutuskan untuk meluluskan atau menolak bahan baku pakan danbahan lainnya sesuai prosedur yang berlaku.

4. Manajer produksi dan Manajer pengawasan mutu sebagai tenagapengawas mutu bersama-sama bertanggung jawab dalam penyusunan danpengesahan prosedur-prosedur tertulis, pemantauan dan pengawasanlingkungan , kebersihan pabrik dan validasi proses produksi, kalibrasi alat-alat pengukur, latihan personalia, pemberian persetujuan terhadap

pemasok bahan baku dan kontraktor, pengaman produk pakan dan bahanbaku pakan terhadap kerusakan dan kemunduran mutu.

5. Untuk menunjang dan membantu tenaga inti tersebut di atas, dapatditunjuk tenaga trampil sesuai kebutuhan untuk melaksanakanpengawasan langsung di bagian produksi dan pengawasan mutu. Tiappenyelia hendaklah cukup terlatih dan memiliki ketrampilan teknis yang

Page 12: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 12/26

 

memadai serta pengalaman praktis dalam bidang yang berkaitan dengantugasnya, serta bertanggung jawab kepada manajer produksi dan manajerpengawasan mutu.

6. Disamping staf tersebut di atas hendaklah tersedia tenaga yang terlatih

secara teknis dalam jumlah yang memadai dalam melaksanakan kegiatanproduksi atau pengawasan mutu sesuai dengan prosedur dan spesifikasiyang telah ditentukan serta memahami petunjuk kerja tertulis. Pada saatpengangkatan hendaklah diberi latihan yang cukup.

7. Tanggung jawab yang diberikan kepada setiap staf hendaklah tidak terlaluberlebihan sehingga dapat menimbulkan resiko terhadap mutu pakan yangdiproduksi.

8. Tugas dan tanggung jawab hendaklah jelas dan dapat dipahami denganbaik oleh setiap karyawan.

9. Pelatihan

a. Seluruh karyawan yang langsung terlibat dalam kegiatan pembuatanpakan dan yang karena tugasnya mengharuskan masuk ruanganpembuatan pakan hendaklah dilatih mengenai kegiatan tertentusesuai dengan tugasnya maupun prinsip CPPB.

b. Pelatihan khusus hendaklah diberikan dalam latihan bagi merekayang bekerja diruangan steril dan ruangan bersih atau bagi merekayang menggunakan bahan yang mempunyai resiko tinggi.

c. Latihan CPPB hendaklah dilakukan secara berkesinambungan denganfrekuensi yang memadai agar para karyawan terbiasa denganpersyaratan CPPB yang berkaitan dengan tugasnya.

d. Latihan mengenai CPPB hendaklah dilaksanakan menurut programtertulis yang telah disetujui oleh manajer produksi maupun manajerpengawasan mutu.

e. Catatan latihan karyawan mengenai CPPB hendaklah disimpandengan baik dan program latihan hendaklah dinilai secara berkala.

f. Setelah mengadakan latihan, prestasi karyawan hendaklah dinilaiuntuk menentukan apakah karyawan tersebut telah memilikikualifikasi yang memadai untuk melaksanakan tugas yang diberikankepadanya.

  VI. HIGIENE DAN SANITASI

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah ditetapkan pada setiap aspek pembuatan pakan.Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi fasilitas sanitasi, personalia,bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya.

1. Umum

Bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuatberdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene.

Page 13: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 13/26

 

2. Sarana penyediaan air

a Bangunan harus dilengkapi dengan sarana penyediaan air yang padapokoknya terdiri dari:

(1) Sumber air(2) Pipa pembawa air(3) Tempat penyediaan air(4) Pipa pembagi air

b Sarana penyediaan air harus dapat menyediakan air yang cukup danmemenuhi baku mutu air sesuai dengan peruntukannya

c Pemasangan dan bahan sarana pemasangan air harus memenuhiketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undanganyang berlaku.

3 Sarana Pembuangan

a. Bangunan harus dilengkapi dengan sarana pembuangan yang padapokoknya terdiri dari:

(1) Saluran dan tempat pembuangan limbah(2) Tempat pembuangan limbah padat, cair, limbah gas(3) Sarana pengolahan limbah(4) Saluran pembuangan limbah terolah

b. Sarana pembuangan harus dapat mengolah dan membuang limbahpadat, cair dan atau gas yang dapat menimbulkan pencemaranlingkungan.

c. Pemasangan dan bahan sarana pembuangan harus memenuhiketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undanganyang berlaku.

4. Sarana toilet

a. Letaknya tidak terbuka langsung ke ruang proses pengolahan danruang lainnya.

b. Dilengkapi dengan bak cuci tangan.c. Diberi tanda pemberitahuan bahwa setiap karyawan harus mencuci

tangan dengan sabun atau deterjen sesudah menggunakan toilet.d. Disediakan dalam jumlah yang cukup

5. Sarana cuci tangan

.a. Ditempatkan ditempat-tempat yang diperlukan misalnya di

laboratorium dan ruang kantor karyawan.b. Dilengkapi dengan air mengalir yang tidak boleh dipakai berulangkali,

dengan sabun atau deterjen atau alat lain untuk mengeringkantangan.

c. Disediakan tempat sampah yang tertutup.d. Disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan karyawan.

Page 14: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 14/26

 

6. Karyawan

a. Semua karyawan hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan, baik sebelum diterima menjadi karyawan maupun selama menjadikaryawan. Karyawan yang bertugas sebagai pemeriksa visual

hendaklah menjalani pemeriksaan mata secara berkala.b. Semua karyawan hendaklah menerapkan higiene perorangan yang

baik dan dilatih mengenai penerapan higiene perorangan yangberhubungan dengan proses pembuatan dan memperhatikan tingkathigiene perorangan yang tinggi.

c. Semua karyawan yang pada suatu ketika mengidap suatu penyakitatau menderita suatu luka terbuka yang dapat merugikan kualitasproduk hendaklah dilarang menangani bahan baku, bahan pengemasdan bahan yang sedang dalam proses pembuatan pakan sampaikaryawan tersebut sembuh kembali.

d. Semua karyawan hendaklah diperintahkan dan didorong untuk melaporkan kepada atasan langsungnya tiap keadaan (pabrik,peralatan atau personalia) yang menurut penilaian dapat merugikanproduk.

e. Untuk keamanan karyawan dan untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran, karyawan hendaklah mengenakanpakaian pelindung bahan yang bersih termasuk penutup rambut yangbersih. Seragam yang kotor hendaklah disimpan dalam wadahtertutup sampai saat pencucian. Kain lap pembersih, yang kotor, yangdapat dipakai kembali, hendaklah disimpan dalam wadah tertutupsampai saat pencucian.

f. Hanya petugas yang berwenang yang diperbolehkan memasukibangunan dan fasilitas yang dinyatakan sebagai ruangan terbatas.

g. Karyawan hendaklah diinstruksikan mencucui tangan sebelummemasuki ruangan produksi. Untuk tujuan tersebut diperlukanpemasangan poster peringatan yang sesuai.

h. Merokok, makan, minum, mengunyah, meletakkan tanaman ataumenyimpan makanan, minuman, bahan untuk merokok dan obatpribadi hanya diperbolehkan diruangan tertentu dan dilarang dalamruangan produksi, laboratorium, ruangan penyimpanan dan ruanganlain yang mungkin merugikan mutu.

i. Prosedur higiene perorangan termasuk persyaratan untuk mengenakan pakaian pelindung yang diberlakukan bagi semua orangyang memasuki ruangan produksi, baik bagi mereka yang bekerjatetap ataupun sementara, maupun bagi non karyawan yang berada diruang perusahaan (karyawan kontraktor, pengunjung, staf pimpinanperusahaan dan inspektur).

  j. Hendaklah disediakan fasilitas yang memadai untuk penyimpananpakaian kerja dan pakaian milik pribadi ditempat yang tepat.

k. Hendaklah ada prosedur tertulis yang menunjukkan penanggung  jawab sanitasi serta menguraikan dengan rinci mengenai jadwal,metoda, peralatan, dan bahan pembersih yang harus digunakan

maupun fasilitas-fasilitas yang harus dibersihkan. Prosedur tertulistersebut hendaklah dipatuhi.

7. Peralatan

a. Peralatan yang telah digunakan hendaklah dibersihkan baik bagianluar maupun bagian dalam sesuai dengan prosedur yang

Page 15: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 15/26

 

ditetapkan, serta dijaga dan disimpan dalam kondisibersih. Sebelum dipakai kebersihannya diperiksa lebih dahulu untuk memastikan bahwa seluruh produk atau bahan dari batchsebelumnya telah dihilangkan.

b. Pembersihan secara vakum (atau cara basah) lebih dianjurkan. Udara

bertekanan dan sikat hendaklah digunakan dengan hati-hati, sedapatmungkin dihindari karena menambah resiko pencemaran produk.

c. Pembersihan dan penyimpanan peralatan yang dapat dipindah-pindahkan dan penyimpanan bahan pembersih hendaklah dilakukandalam ruangan yang terpisah dari ruang pengolahan.

d. Catatan mengenai pelaksanaan pembersihan, sanitasi, sterilisasi daninspeksi sebelum penggunaan peralatan hendaklah disimpan.

  VII. PRODUKSI PAKAN

1. Alat Produksi

a. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk memproduksi pakanharus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratanteknik, yaitu peralatan dan mesin pemrosesnya dibuat yang mudahdioperasionalkan, dipelihara dan dibersihkan.

b. Alat dan perlengkapan yang disebut di atas harus memenuhi syaratsebagai berikut:

(1) Sesuai dengan jenis produksi.(2) Permukaan yang berhubungan dengan pakan harus halus, tidak 

berlubang atau bercelah, tidak mengelupas, tidak menyerap airdan tidak berkarat.

(3) Tidak mencemari hasil produksi dengan jasad renik, unsur ataufragmen logam yang lepas atau pergeseran dari peralatan,minyak pelumas, peralatan bahan bakar dan lain-lain.

(4) Optimum kelembaban 80 %.(5) Mesin yang mengalami kontak dengan makanan dikeringkan

setelah proses pembersihan.(6) Mudah dibersihkan.(7) Bentuk konstruksinya diupayakan agar seminimal mungkin

terbuang/tumpah sewaktu diproses atau disebabkan oleh prosespencampuran terakhir.

c. Timbangan

 Alat timbangan dipergunakan untuk menimbang barang yang dijual-belikan, maka alat timbangan harus diterra oleh Jawatan Meterologi.

 Adapun alat timbangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

(1) Timbangan elektrik besar yang digunakan untuk menimbangberat truk dan muatannya sampai lebih dari 10.000 kg.Timbangan ini ada di komplek pabrik dekat pintu masuk/keluar.

(2) Timbangan kecil yang ada di laboratorium.(3) Timbangan elektrik (otomatis) yang digunakan untuk 

menimbang bahan baku pakan sebelum dicampur.(4) Timbangan untuk pencampuran premix.

Page 16: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 16/26

 

(5) Timbangan untuk menimbang pakan yang sudah jadi sebelumdilakukan pengepakan.

2. Cara Pembuatan Pakan

Cara pembuatan pakan mencakup beberapa tahapan, yaitu : pengadaanbahan baku, penyiapan bahan baku, penyimpanan bahan baku,penggilingan, pencampuran, pembuatan pelet (pelletting), pengemasan,pelabelan dan penyimpanan pakan.

a. Pengadaan Bahan Baku Pakan.

(1) Bahan baku, pelengkap pakan (feed supplement) dan imbuhanpakan (feed additive) yang digunakan untuk memproduksipakan tidak boleh merugikan atau membahayakan kesehatanternak, dan harus memenuhi standar mutu atau persyaratankualitas yang ditetapkan.

(2) Bahan baku pakan yang standar mutu dan persyaratannyabelum ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal BinaProduksi Peternakan hanya boleh digunakan dengan izin khususDirektur Jenderal Bina Produksi Peternakan.

(3) Terhadap bahan baku pakan, pelengkap pakan (feedsupplement) dan imbuhan pakan (feed additive) sebelumdigunakan harus dilakukan pemeriksaan sampel bahan secara

analisa laboratorium terhadap zat kimia, fisik mikroorganismadan zat racun dan tidak mengandung bahan asing serta harusmemenuhi standar mutu atau persyaratan kualitas yangditetapkan.

b. Penyiapan Bahan Baku Pakan

(1) Bahan baku pakan yang masuk ke lingkungan pabrik, hendaklahdilakukan tindakan sebagai berikut :

(a) Bahan baku pakan yang diangkut dengan menggunakantruk diambil sampelnya dari setiap karung bagian atasdan samping serta jumlah sampelnya + 4 kg.

(b) Bahan baku pakan yang diangkut dengan kontainer, dalamsatu kontainer dibagi 4 area. Tiap area I, II, III, dan IVdiambil 5 sub sampel pada titik yang berbeda + 300 gram.Jadi total ada 20 plastik sub sampel dengan jumlah + 6 kg.Bila bahan baku dalam bentuk cairan 20 % dari isinya atauminimal 500 cc.

(2) Dari sampel tersebut dilakukan test fisik terhadap abu, bentuk 

luar, warna, jamur, serangga, kontaminan. Laboratorium testterhadap kadar air, pasir (pada daun turi) hull (dedak padi) danNaCI (garam). kalau perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis.

(3) Untuk bahan baku impor langsung ditimbang, kemudiandimasukkan ke gudang, setelah itu dilakukan pemeriksaansampel secara laboratoris. Apabila tidak sesuai dengan contoh

Page 17: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 17/26

 

sampel yang diberikan, dilakukan penolakan (claim) dan segeraminta gantinya.

(4) Setelah lulus butir (b) (2), truk dan isinya ditimbang dandibongkar.

(5) Bahan baku dalam karung, setiap karung diambil sampel padabagian atas, tengah dan bawah.

(6) Dari sampel tersebut dilakukan test fisik dan test laboratorium

(7) Bahan baku pakan yang sudah dinyatakan lulus dari tindakanbutir (b) (6), bahan baku tersebut selanjutnya disimpanditempat yang telah disediakan.

(8) Sisa sampel yang telah dianalisa, kemudian disimpan di tempatyang telah ditentukan.

c. Penyimpanan Bahan Baku Pakan

(1) Bahan baku pakan ada yang disimpan dalam silo (biji-bijian)atau dalam karung yang diatur sedemikian rupa, sehinggamudah mengeceknya.

(2) Bahan baku pakan dalam bentuk cair, disimpan di tempatkhusus.

(3) Bahan baku pakan berupa pelengkap pakan (feed supplement)dan imbuhan pakan (feed additive) disimpan diruangpendingin (AC).

(4) Bahan baku yang diterima lebih dahulu, digunakan lebihdahulu (first in first out).

d. Penggilingan

(1) Bahan baku yang sudah halus (fine material) langsung disiapkanuntuk dicampur.

(2) Bahan baku yang belum halus (coarse material) seperti bentuk biji atau lempengan harus digiling terlebih dahulu sampai halus.

e. Pencampuran

(1) Untuk setiap satuan pencampuran harus ada instruksi tertulisdalam protokol pembuatan yang menyebutkan:

(a) nama pakan;(b) tanggal pembuatan dan Nomor Kode;(c) jenis dan jumlah bahan yang digunakan;(d) tahap-tahap pencampuran dan hal-hal yang perlu

diperhatikan selama proses pencampuran;(e) bentuk padat dan ukuran produk akhir;(f) jumlah hasil pengolahan;

Page 18: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 18/26

 

(g) hal-hal yang dianggap perlu.

(2) Pencampuran sesuai dengan rencana pakan yang akandiproduksi, misalnya starter, layer, grower dan sebagainya.

(3) Pencampuran Premix

Bagi pabrik pakan yang menggunakan premix yang sudah jadi,tidak perlu lagi ada pekerjaan pencampuran premix. Namunapabila ada pabrik pakan yang tidak menggunakan premixsecara langsung, harus mencampur sendiri yang terdiri daripelengkap pakan (feed supplement ) dan imbuhan pakan (feed additive ).

(4) Cek penimbangan untuk masing-masing bahan baku yang akandibuat

(5) Amati proses pencampuran sampai dengan selesai

(6) Pada waktu tertentu, setelah pencampuran selesai, diambilsampel dan dilakukan analisa.

f. Pembuatan Pelet

Pakan bentuk pelet (Pellet Feed )

(1) Setelah proses pencampuran selesai, pakan yang akan dibuatpelet, dimasukkan ke proses pembuatan pellet.

(2) Setelah proses pembuatan pelet selesai, pakan tersebut harusdimasukkan ke ruang pendingin sampai temperaturnya samadengan suhu kamar.

g. Pengemasan

(1) Sebelum dilakukan pengemasan baik pakan halus (mash feed )atau pakan bentuk pelet (pellet feed) harus dilakukan test fisik dan test laboratorium dan kalau perlu dilakukan pemeriksaanmikroskopis.

(2) Wadah atau pembungkus terbuat dari karung plastik denganukuran isi 50 kg.

(3) Wadah atau pembungkus harus disimpan secara rapi di tempatyang bersih dan terlindung dari pencemaran.

(4) Pakan halus (Mash Feed )

(a) untuk pakan bentuk halus dapat segera dikemas denganmenggunakan karung.

(b) jika dalam bentuk curah (bulk ), dapat langsung dikirim kefarm (usaha peternakan).

(5) Pakan bentuk pelet (Pellet feed )

Page 19: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 19/26

 

(a) setelah suhu pakan sama dengan suhu kamar, kemudiandapat dilakukan pengemasan dengan menggunakantempat karung

(b) jika dalam bentuk curah (bulk ) dapat langsung dikirim ke

farm.

h. Pelabelan

(1) Label pakan harus memenuhi ketentuan dalam KeputusanMenteri Pertanian tentang Sertifikasi, pendaftaran dan LabelisasiPakan.

(2) Label pakan harus dibuat dengan ukuran, kombinasi warna danatau bentuk yang berbeda untuk setiap jenis pakan agar mudahdibedakan

(3) Setelah selesai pengepakan kemudian dilakukan pelabelan

(4) Pelabelan disesuaikan dengan setiap jenis pakan

(5) Khusus untuk pakan tanpa kemasan, yaitu curah (bulk) cukupdibuat kesepakatan antara pabrikan dan penggunanya.

i. Penyimpanan

(1) Penyimpanan pakan yang telah dipak adalah di dalam gudangdengan disebutkan nama pakan dan tanggal pencampuran/pembuatannya.

(2) Tempat penyimpanan tidak boleh dicampur dengan baranglainnya.

(3) Pengaturan pengeluaran pakan disesuaikan dengan yang dibuatlebih dahulu, dikeluarkan lebih dahulu (first in first out).

(4) Lama penyimpanan tidak boleh lebih dari 1 (satu) minggu.

  j. Pengeluaran Pakan/Pendistribusian

(1) Pakan yang dikeluarkan lebih dahulu diusahakan untuk pakanyang paling lama berada di gudang

(2) Sebelum pakan dikeluarkan, perlu ditimbang lebih dahuludengan cara:

(a) truk kosong ditimbang

(b) truk diisi pakan, kemudian ditimbang(c) selisih truk isi pakan dan truk kosong merupakan berat

netto pakan yang dikeluarkan(d) pengeluaran pakan harus diketahui oleh petugas gudang

dan penimbang(e) Setelah pakan diterima oleh penggunaannya, harus ada

tanda bukti penerimaan.

Page 20: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 20/26

 

 (k) Gambar lay out standar pabrik pakan dapat dilihat dalam Lampiran -1

(l) Bagan/gambar alur cara pembuatan pakan dapat dilihat dalamLampiran -2

 VIII. INSPEKSI INTERNAL

Inspeksi Internal adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan pakanyang baik agar tiap pakan yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yangsesuai dengan tujuan penggunaannya. Keterikatan dan tanggung jawabsemua unsur dalam semua rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan pakan yang bermutu mulai dari saat pakan dibuat sampai padapendistribusian pakan jadi. Keperluan tersebut harus ada bagian InspeksiInternal yang berdiri sendiri.

1. Prinsip

a. Sistem Inspeksi Internal hendaklah dirancang dengan tepat untuk menjamin bahwa setiap pakan mengandung bahan baku pakandengan mutu yang benar sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkandan dibuat pada kondisi yang tepat atau mengikuti prosedur standar,sehingga pakan tersebut memenuhi standar spesifikasi teknis yangditetapkan.

b. Inspeksi Internal meliputi semua fungsi analisa yang dilakukan dilaboratorium termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan danpengujian bahan baku pakan, proses pembuatan pakan dan pakan

 jadi.

c. Sistem dokumentasi dan prosedur serta pelulusan oleh BagianInspeksi Internal hendaknya menjamin bahwa pemeriksaan danpengujian yang diperlukan telah dilaksanakan dengan tepat bahwabahan baku pakan tidak digunakan dan pakan jadi tidak didistribusikan atau dijual sebelum hasil pemeriksaan dan pengujianmutu dinilai memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Sistem InspeksiInternal hendaklah menjamin pelaksanaan hal-hal lain yangmemerlukan persetujuan dari Bagian Inspeksi Internal.

d Bagian Inspeksi Internal melaksanakan tugas pokok sebagai berikut:

(1) Menyusun dan menyempurnakan prosedur Inspeksi;

(2) Menyimpan instruksi tertulis yang rinci untuk tiap pemeriksaandan pengujian;

(3) Menyusun rencana dan prosedur tertulis mengenai pengambilansampel untuk pemeriksaan.

(4) Menyimpan sampel pertinggal untuk rujukan dimasamendatang.

Page 21: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 21/26

 

(5) Meneliti catatan yang berhubungan dengan pengolahan,pengemasan dan pengujian pakan jadi sebelum didistribusikan.

(6) Menetapkan tanggal kadaluarsa, batas waktu penggunaanbahan baku pakan dan pakan jadi berdasarkan kondisi

penyimpanan.

(7) Mengevaluasi dan menyetujui prosedur pengolahan ulang suatuproduk.

(8) Mengevaluasi keluhan yang diterima atau kekurangan yangditemukan dalam kemasan pakan yang beredar dan bila perlubekerjasama dengan instansi terkait untuk mengambil tindakanperbaikan yang diperlukan.

(9) Menyimpan catatan pemeriksaan dan pengujian semua sampelyang diambil.

(10) Ikut serta dalam program inspeksi internal bersama bagian laindalam perusahaan.

(11) Memberikan rekomendasi untuk pembuatan pakan oleh pihak lain atas dasar kontrak setelah diadakan evaluasi terhadapkontraktor yang bersangkutan yang dinilai mampu membuatpakan yang memenuhi standar mutu yang ditetapkan.

2. Laboratorium Pengujian

Perusahaan yang memproduksi pakan tertentu yang ditetapkan DirekturJenderal Bina Produksi Peternakan harus memiliki laboratorium untuk melakukan pengujian terhadap bahan baku pakan yang digunakan dalamproduksi akhir (pakan).

a. Peralatan

(1) Peralatan serta instrumen laboratorium pengujian hendaklahsesuai prosedur pengujian yang dilakukan.

(2) Standar prosedur kerja untuk semua instrumen dan peralatanhendaklah tersedia dan diletakkan di dekat instrumen atauperalatan yang bersangkutan.

(3) Peralatan dan instrumen hendaklah diservis dan ditera dalamselang waktu yang telah ditetapkan dan didokumentasikan.Pemeriksaan untuk memastikan bahwa instrumen berfungsidengan baik, hendaklah dilakukan setiap saat atau sebelum

instrumen tersebut digunakan.

(4) Tanggal peneraan dan servis peralatan yang telah dilakukanserta tanggal peneraan dan servis berikutnya harus tertera padamasing-masing instrumen.

Page 22: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 22/26

 

(5) Hendaklah diberikan penandaan yang jelas untuk menunjukkanbahwa peralatan tidak berfungsi dengan baik atau sedangdiservis agar tidak digunakan.

b. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian

(1) Prosedur pengujian hendaklah divalidasi dengan memperhatikanfasilitas dan peralatan yang ada sebelum prosedur tersebutdigunakan dalam pengujian rutin.

(2) Spesifikasi dan prosedur pengujian untuk tiap bahan baku, danproduk jadi (pakan) hendaklah memuat ketentuan dan carapemeriksaan dan pengujian mengenai identitas, kemurnian,kadar, potensi dan keamanannya.

(3) Prosedur pengujian hendaklah memuat banyaknya sampel yangdiperlukan untuk pengujian dan yang harus disimpan untuk rujukan masa mendatang.

(4) Semua pengujian yang dilakukan hendaklah mengikuti instruksiyang tercantum dalam prosedur pengujian masing-masingbahan baku atau produk jadi. Hasil pengujian, terutama yangmenyangkut perhitungan harus diperiksa oleh penyelia sebelumbahan baku atau produk jadi tersebut diterima atau ditolak.

c. Catatan Pengujian

Catatan pengujian hendaklah mencakup :

(1) Nama dan nomor batch sampel.

(2) Nama petugas yang mengambil sampel.

(3) Metoda analisa yang digunakan.

(4) Semua data hasil analisa seperti berat, pembacaan buret,volume, dan pengenceran.

(5) Perhitungan dan rumus yang digunakan.

(6) Persyaratan mengenai toleransi yang diperbolehkan.

(7) Persyaratan apakah memenuhi atau tidak memenuhipersyaratan spesifikasi.

(8) Tanggal dan tanda tangan petugas yang melakukan pengujiandan petugas yang memeriksa perhitungan.

(9) Persyaratan apakah diluluskan atau ditolak serta saranmengenai tindakan selanjutnya yang ditanda tangani dan diberitanggal oleh petugas yang berwenang.

(10) Nama pemasok, jumlah keseluruhan dan jumlah bahan bakuyang diterima.

Page 23: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 23/26

 

 d. Sampel Pertinggal

(1) Sampel pertinggal dengan identitas jelas yang mewakili bahanbaku pakan hendaklah disimpan selama jangka waktu 6 (enam)

bulan.

(2) Sampel pertinggal dengan identitas yang mewakili setiap bahanbaku pakan dan pakan jadi dalam kemasan lengkap hendaklahdisimpan selama jangka waktu 6 (enam) bulan. Sampel bahanbaku pakan dan pakan jadi disimpan dalam kondisi yang samadengan kondisi yang tertera pada etiket.

e. Protokol Pemeriksaan

Untuk setiap pemeriksaan harus ada protokol pemeriksaan yangmenyebutkan :

(1) Bahan Baku.

(a) jenis bahan baku.(b) tanggal pengambilan contoh.(c) jumlah contoh yang diambil.(d) jenis pemeriksaan yang dilakukan.(e) kesimpulan pemeriksaan.(f) nama pemeriksa.

(g) hal lain yang dianggap perlu.

(2) Produk Akhir.

(a) nama pakan.(b) tanggal pembuatan.(c) tanggal pengambilan contoh.(d) jumlah contoh yang diambil.(e) kode produksi.(f) jenis pemeriksaan yang dilakukan.(g) kesimpulan pemeriksaan.(h) nama pemeriksa.(i) hal lain yang dianggap perlu.

f. Validasi

Bagian inspeksi internal dalam melakukan validasi hendaklahmemberi bantuan yang diperlukan atau mengambil bagian dalampelaksanaan validasi berkala oleh bagian lain, khususnya bagianproduksi untuk terjaminnya setiap produk pakan yang dihasilkanselalu memenuhi persyaratan minimum yang telah ditetapkan.

IX. TATA CARA INSPEKSI INTERNAL

1. Cara Inspeksi Internal

Page 24: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 24/26

 

Tujuan inspeksi internal adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruhaspek pembuatan pakan dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPPB.

Program inspeksi internal hendaklah dirancang untuk mencari kelemahandalam pelaksanaan CPPB dan untuk menetapkan tindakan perbaikannya.

Inspeksi internal hendaklah dilakukan secara teratur. Tindakan perbaikanyang disarankan hendaklah dilaksanakan. Untuk pelaksanaan inspeksiinternal ditunjuk inspeksi yang mampu menilai secara obyektif tentangpelaksanaan CPPB. Prosedur dan catatan mengenai inspeksi internalhendaklah dibuat.

2. Hal-hal yang diinspeksi

Untuk mendapatkan standar inspeksi internal minimal dan seragam, makadisusun daftar pemeriksaan selengkap mungkin. Daftar pemeriksaanmeliputi tentang:

a. Karyawanb. Bangunan termasuk fasilitas untuk karyawanc. Penyimpanan bahan baku pakan dan pakan jadid. Peralatane. Pembuatan pakanf. Mutu Pakang. Dokumentasih. Pemeliharaan gedung dan peralatan

3. Pelaksanaan dan selang waktu Inspeksi Internal

Inspeksi internal dapat dilakukan bagian demi bagian sesuai dengankebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Inspeksi internal yangmenyeluruh hendaklah dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3(tiga) bulan.

4. Laporan Inspeksi Internal

Setelah menyelesaikan inspeksi internal, tim inspeksi membuat laporanyang mencakup:

a. Hasil inspeksi internalb. Penilaian dan kesimpulanc. Usul tindakan perbaikan

5. Tindak lanjut Inspeksi Internal

Berdasarkan laporan inspeksi internal, pimpinan perusahaan melakukantindakan perbaikan yang diperlukan.

X. PENANGANAN TERHADAP HASIL PENGAMATAN, KELUHAN DAN PENARIKANKEMBALI PAKAN YANG BEREDAR.

1. Penarikan kembali pakan yang beredar di pasaran

Page 25: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 25/26

 

Penarikan kembali pakan yang beredar di pasaran dapat berupa penarikansatu atau beberapa jenis pakan dari semua mata rantai distribusi.Penarikan kembali dilakukan apabila ditemukan adanya produk yang tidak memenuhi persyaratan kualitas atau atas dasar pertimbangan adanya efek samping yang tidak diperhitungkan yang dapat menurunkan produksi dan

produktivitas ternak. Penarikan kembali seluruh pakan dapat merupakantindak lanjut penghentian pembuatan satu jenis pakan yang bersangkutan.

a. Keputusan Penarikan Kembali Pakan

(1) Penarikan kembali dapat dilakukan atas prakarsa produsensendiri atau instruksi dari instansi pemerintah yang berwenang.

(2) Keputusan untuk melakukan penarikan kembali suatu pakan jadiadalah tanggung jawab penanggung jawab pabrik dan pimpinanperusahaan.

(3) Keputusan penarikan kembali pakan jadi dapat berupa satu ataubeberapa jenis pakan jadi yang bersangkutan.

(4) Keputusan penarikan kembali pakan dapat juga sekaligus yangmerupakan penghentian pembuatan pakan yang bersangkutan.

b. Pelaksanaan Penarikan Kembali Pakan.

Tindakan penarikan kembali hendaklah dilakukan segera setelah

diketahui adanya pakan jadi yang tidak memenuhi persyaratanstandar atau yang mempunyai efek samping yang tidak diperhitungkan sebelumnya yang membahayakan kesehatan ternak,menurunkan produksi dan produktivitas ternak serta kesehatanmanusia yang mengkonsumsi hasil ternak.

c. Hendaklah dibuat pedoman dan prosedur penarikan kembali pakansehingga penarikan kembali pakan dapat dilakukan dengan cepat danefektif dari seluruh mata rantai distribusi.

d. Hendaklah dibuat catatan dan laporan pelaksanaan hasil penarikankembali pakan yang beredar.

2. Keluhan/pengaduan

Keluhan/pengaduan yang menyangkut mengenai mutu pakan yangmerugikan konsumen, dapat dilakukan oleh konsumen itu sendiri ataupetugas pengawas mutu pakan.Keluhan/pengaduan yang disampaikan tersebut hendaklah diselidiki dandievaluasi serta ditindak lanjuti.

a. Tata Cara Penyampaian Keluhan dari Pengaduan

(1) Keluhan/pengaduan yang disampaikan oleh konsumen ditujukankepada produsen pakan dengan tembusan disampaikan kepadaDinas Peternakan atau Dinas Teknis yang membidangi fungsipakan.

Page 26: KEPMENTAN 240

5/14/2018 KEPMENTAN 240 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kepmentan-240 26/26

 

(2) Keluhan/pengaduan yang disampaikan oleh petugas pengawasmutu pakan disampaikan kepada Dinas Peternakan atau DinasTeknis yang membidangi fungsi pakan dengan tembusandisampaikan kepada Dinas Peternakan atau Dinas Teknis yangmembidangi fungsi peternakan di Propinsi dan Direktur Jenderal

Bina Produksi Peternakan.

(3) Dinas Peternakan atau Dinas Teknis yang membidangi fungsipeternakan di kabupaten atau kota menyampaikankeluhan/pengaduan kepada produsen dengan tembusan kepadaDinas Peternakan atau Dinas Teknis yang membidangi fungsipeternakan di Propinsi dan Direktur Jenderal Bina ProduksiPeternakan.

b. Jenis Keluhan/pengaduan

(1) Keluhan/pengaduan mengenai mutu pakan menyangkutkeadaan fisik, bau, kandungan nutrisi dan kemasan.

(2) Keluhan/pengaduan tentang efek samping yang merugikanseperti penurunan kualitas produksi dan produktivitas ternak.

c. Penanganan Keluhan/pengaduan

(1) Hendaklah dibuat catatan tertulis mengenai keluhan/ pengaduanyang diterima;

(2) Keluhan/pengaduan dan laporan hendaklah ditangani oleh bagianyang terkait sesuai dengan jenis keluhan yang diterima;

(3) Terhadap tiap Keluhan/pengaduan hendaklah dilakukanpenelitian dan evaluasi secara seksama termasuk:

(a) meninjau seluruh informasi yang masuk tentang keluhanatau pengaduan tersebut;

(b) melakukan pemeriksaan atau pengujian ulang terhadapsampel yang diterima dan bila perlu memeriksa sampelpertinggal dari batch yang bersangkutan;

(c) meneliti kembali semua data dan dokumentasi yangberkaitan, temasuk catatan batch, catatan distribusi dancatatan hasil pengujian.[Triani:\cppb-f1/1301003/r1]

MENTERI PERTANIAN,

ttd

PROF. DR. IR. BUNGARAN SARAGIH, M.Ec.

c b-f1/1301003