kepemimpinan yusuf bin tasyfin dalam...
TRANSCRIPT
KEPEMIMPINAN YUSUF BIN TASYFIN
DALAM MEMPERTAHANKAN ANDALUSIA
DARI SERANGAN ORANG-ORANG KRISTEN
TAHUN 1085-1107 M
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)
Oleh
Ahmad Faqih
NIM: 1113022000018
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Ahmad Faqih
LEIVIBAR PERNYATAAN
:1113022000018
:Sttarah dan Pcradaban lslaln
NIM
Program Studi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri
yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk men)msun skripsi
baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di
kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
」akarta,20 November 2017
Ahmad Faqih
XEPEMMPINAN YUSUF BIN TASYFⅢ DヽALAⅣl
MttPIPERTAHANKAN ANDttUSIA DARISERANGAN ORANG―ORANG KRISTEN
TAIIUN 1085-1107 ⅣI
SKRIPSI
Diaiukan kepada Fakultas Adab dan Humanoira
untuk Memenuhi Syarat h〔emperoleh Gelar
Sariana Hulllaniora(S・ Hum)
C)leh
Ahmad Fagih
NINII.1113022000018
Pembimbing
駅 USAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HIIMANIORA
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAIII
JAKARTA
1439】1/2018
1994031001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsibttudul KEPEMIMPINAN YUSUF BIN TASYFIN DALAMMEMPERTAIIIANKAN ANDALUSIA DARI SERANGANORANG¨ORANG KRISTEN TAHUN 1085-1107 M telah dittikandalaln siding munaqasyah di Fakultas Adab dan Humanioran lЛ }I Syarif
IIidayatullah Jakarta pada tangga1 20 November 2017. Skripsi ini telah diterillna
sebagai salah satu syartt memperolch gelar Sttana Humaniora(S.Hum)pada
Program Studi Saarah dan Peradaban lslam.
Ciputat,20 Nopelllbcr 2017
Sidang lVlunaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
NIP.196907241997031001
PenguJl I
Dro Hi.Tati Hartimah,M.ANIP.195507311989032001
NIP. 504172005012007
Drs.
Anggota,
Pembimbing
H.Nurhhshn ⅣIoA
Ho Azha)Saleh M.ANIP.195810121992031004
v
ABSTRAK
Kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin dalam Mempertahankan Andalusia dari
Serangan orang-orang Kristen Tahun 1085-1107 M
Yusuf bin Tasyfin merupakan seorang panglima perang. Keteladannya dalam
memimpin. Ahli dalam membuat strategi perang. Mampu mengalahkan orang-
orang Kristen dalam segala pertempuran demi mempertahankan kekuasaan Islam
pada masa itu. Penulisan ini bertumpu pada metode pendekatan kepemimpinan
dan kekuasaaannya. Diantara metode atau pendekatan yang digunakan menurut
S.G Hunneryager dan I.L Heckman. Kepemimpinannya dilakukan dengan
muyawarah dalam menentukan sesuatu terhadap pengikutnya. Yusuf bin Tasyfin
merupakan keturunan bangsa berber. Dibesarkan di Padang pasir Mauritania.
Keturunan yang sangat kuat kesukuannya. Ia mengikuti jejak pamannya dalam
melakukan perjalanan menyebarkan agama Islam, yaitu Abu Bakar bin Umar.
Dipilih menjadi pemimpin tunggal dalam perpolitikan yang dibangun oleh
Abdullah bin Yasin, Dinasti Murabithun. Membantu permasalahan yang ada di
Andalusia dengan mempertahankan Andalusia dari kejahatan orang-orang Kristen
yang ingin merebut kekuasaan Islam pada saat itu. Berperang dengan melawan
orang-orang Kristen dalam perang Zallaqah. Untuk kembali mempersatukan
Andalusia dari perpecahan yang terjadi di beberapa wilayah. Membangun kembali
masa kejayaan umat Islam di bawah naungan Dinasti Murabithun pada masa itu.
Dalam penulisan ini, pembaca dapat melihat sosok Yusuf bin Tasyfin dalam
karakteristik kepribadiannya menjadi panglima perang. Keteladanan dalam
memimpin. Kuat dalam menghadapi kekuatan orang-orang Kristen. Ahli dalam
membuat strategi peperangan. Mempersatukan kembali umat Muslim di wilayah
Andalusia pasca runtuhnya kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah belah. Dibawah
kepemimpinan Dinasti Murabithun.
Kata Kunci: Yusuf bin Tasyfin, Murabithun, Andalusia, raja Alfonso.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahu waa Ta’ala,
yang telah memberikan ni‟mat iman, ni‟mat islam, dan ni‟mat sehat wal‟afiat.
Dengan usaha yang sungguh-sungguh, disertai dengan do‟a, dan tekad yang
sangat kuat. Alhamdulillah, akhirnya penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin dalam Mempertahankan Andalusia dari
Serangan orang-orang Kristen Tahun 1085-1107 M”
Shalawat Serta salam selalu terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Saw, beserta keluarganya, para sahabatnya sampai kepada umatnya
yang selalu mencintainya dan Istiqomah menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya.
Skripsi ini dapat diselesaikan karena adanya dukungan dari banyak pihak.
Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
3. Bapak Nurhasan, M.A. selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban
Islam.
4. Ibu Solikatus Sa‟diyah, M.Pd. selaku Sekertaris Jurusan Sejarah dan
Peradaban Islam.
5. Bapak Prof. Dr. Didin Saepudin selaku dosen pembimbing yang dengan
kebaikan hatinya dan kesabarannya telah memberikan arahan, sumber-
sumber, nasihat dan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
vii
Terima kasih penulis haturkan yang sedalam-dalamnya atas motivasi dan
arahan selama menyusun skripsi ini.
6. Bapak Dr. H. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag. selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing penulis dari semester satu hingga dan
memberi banyak masukan.
7. Seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora, staf dan jajarannya yang
telah memberikan banyak kemudahan dalam setiap tahap yang di lalui
penulis untuk dapat menyelesaikan studi S1.
8. Bapak Agus Munawar dan Ibu Hawilah S.Pd selaku orang tua penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada orangtua yang selalu mendoakan tanpa henti di setiap sholatnya
dan selalu menjadi penyemangat utama penulis untuk menyelesaikan
skripsi. Terima kasih juga kepada adik-adikku tercinta Safana Lughowiyah
dan Sultan Miqdad
9. Terima kasih juga penulis haturkan kepada Karlinda, Alfida, Abel, dan Ira
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini .
10. Seluruh angkatan 2013 Sejarah Peradaban Islam yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, selalu membantu dalam proses belajar selama
empat tahun, memberikan semangat dan saling bekerjasama dalam belajar.
Serta teman-teman Kelas Timur Tengah Lukman, Lia, Burhan, Ilham,
Yuni, Izmi, Sania dan teman-teman yang lainnya yang tidak saya sebutkan
satu persatu. Teman seperjuangan yang menikmati suka-cita bersama di
kelas.
11. Penulis haturkan juga kepada teman-teman KKN Syabana yang telah
banyak memotivasi penulis.
Harapan penulis semoga skripsi ini memiliki manfaat bagi penulis
khususnya dan umunya bagi orang lain yang membacanya.
Akhir kata yang dapat penulis sampaikan, semoga yang membantu
menyusun skripsi penulis ini diberikan Rahmat serta Inayahnya oleh Allah
Swt. Aamiinn…
viii
Wallahu Muwaafiq ilaa Aqwami al-Thoriq Tsumma Salamu’alaikum
warohmatullahi Wabarokaatuh
Jakarta, 1 November 2017
Ahmad Faqih
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 11
C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 11
D. Metode Penelitian .......................................................................... 12
E. Kajian Pustaka ............................................................................... 14
F. Kerangka Teori .............................................................................. 17
G. Sistematika penulisan .................................................................... 19
BAB II BIOGRAFI YUSUF BIN TASYFIN .................................................... 21
A. Masa Pertumbuhan Yusuf bin Tasyfin .......................................... 21
B. Kabilah-kabilah dan Suku Barbar di Afrika Utara ........................ 22
C. Masa awal Kehidupan Yusuf bin Tasyfin di Murabithun ............. 24
D. Masa akhir hayat Yusuf bin Tasyfin ............................................. 25
BAB III YUSUF BIN TASYFIN DAN MURABITHUN DI AFRIKA UTARA
............................................................................................................................... 26
A. Gerakan awal Murabithun di Afrika Utara .................................... 26
B. Eksistensi Murabithun dalam panggung politik ............................ 29
C. Andilnya Yusuf bin Tasyfin dalam Perpolitikan Dinasti
Murabithun .................................................................................... 32
D. Penguasa Tunggal Yusuf bin Tasyfin serta Penaklukannya .......... 34
E. Persiapan menuju Andalusia ......................................................... 37
BAB IV KEPEMIMPINAN YUSUF BIN TASYFIN ...................................... 43
A. Persiapan perang melawan orang-orang Kristen Alfonso VI ........ 43
x
B. Surat menyurat Yusuf bin Tasyfin terhadap Raja Kristen ............. 45
C. Kemenangan umat Muslim atas Orang-orang Kristen .................. 53
D. Pengkhianatan Raja-raja golongan Muslim dan awal kekuasaan
Murabithun di Spanyol .................................................................. 54
E. Penaklukan dan perluasan wilayah Andalusia .............................. 58
F. Persatuan wilayah yang dilakukan Yusuf bin Tasyfin .................. 64
G. Yusuf bin Tasyfin dan Ali bin Yusuf ............................................ 65
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 67
A. Kesimpulan .................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negeri Andalusia terletak di Spanyol dan Portugal. Dahulu dikenal dengan
sebutan Semenanjung Iberia. Luas kedua negara itu sekitar 600.00 km2, atau
kurang dari 2/3 luas Mesir. Semenanjung Iberia terletak di tenggara Eropa
semakin menyempit di arah timur dan melebar ke arah barat. Di bagian selatan
berbatasan dengan Perancis yang dibatasi oleh Pegunungan Pyrenees (Pirenia).
Inilah yang membatasi antara Spanyol dan Perancis yang seolah-olah
membelakangi Eropa dan mengarah ke Maroko1. Bentuk Andalusia mirip persegi
empat. Sudut melandai di sisi sebelah barat daya bernama kawasan Jabal Thariq
(Selat Gibraltar).2 Kawasan ini memiliki banyak sungai. Tercatat ada lima sungai
besar di sana, seperti Duero, Segura, dan Guadalquivir.3
Andalusia juga banyak dikuasai oleh beberapa kerajaan, mulai dari
Imperium Romawi, Kerajaan Ghotic sampai kedatangan Islam di wilayah
Andalusia dan membangun peradaban serta kejayaan yang sangat gemilang di
Andalusia. Kehadiran Islam di tanah Andalusia ini sebagai cahaya atas
ketertinggalan dan kebodohan moral mereka dari kepemimpinan raja Ghotic yang
menguasai Andalusia. Ketika Musa bin Nushair melakukan ekspansi ke Andalusia
yang dipimpin oleh seorang panglima perang Thariq bin Ziyad tahun 711 M / 92
H. Thariq bin Ziyad berhasil memukul mundur pasukan Ghotic yang dipimpin
raja Roderick. Inilah yang membentuk cikal bakal Islam menyinari benderangnya
cahaya di tanah Andalusia. Perlu diketahui, bahwasannya Thariq bin Ziyad
panglima perang pertama yang mengalahkan orang-orang Kristen. Ia adalah orang
dari bangsa Barbar yang terkenal kuat, berani, dan tidak takut mati akan
1 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia (Jejak Kejayaan Peradabaan
Islam di Spanyol), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013) h. 13 2 Dinamakan sebagai Jabal Thariq karena pada saat penaklukan Andalusia di pimpin oleh
Thariq bin Ziyad yang berperang di selat Gibraltar bersama kaum Muslimin melawan orang-orang
Kafir. 3 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia (kisah Islam Pertama Kali Menginjakan Kaki
di Spanyol, Membangun Peradaban, Hingga Menjadi Warisan Sejarah Dunia), Terj. Zainal
Arifin, (Jakarta: Zaman, 2015) h. 36
2
peperangan serta kegigihannya dalam berperang melawan musuh. Sama seperti
apa yang dikatakan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya ialah “tahap berdirinya
suatu negara dan berkembangnya negara itu adalah karena peran ashabiyah yang
dapat membentuk serta memelihara suatu negara apabila suku itu memiliki
sejumlah karakteristik sosial-politik tertentu.4
Kekuasaan Islam semakin melebarkan sayapnya di Andalusia dan
melakukan ekspansi ke berbagai wilayah terpenting di Andalusia seperti Cordoba,
Toledo, Granada, Sevilla, Valencia dan kota-kota lainnya. Periode pertama tahun
711 M / 92 H Andalusia dipimpin oleh Musa bin Nushair. Periode kedua tahun
755 M / 137 H dipimpin oleh Abdurrahman ad-Dakhil. Di periode ketiga tahun
912 M / 299 H dipimpin oleh Abdurrahman an-Nashir. Dari periode ketiga inilah
yang menguasai Andalusia mengalami perpecahan yang sangat besar sehingga
menimbulkan konflik dan perang saudara antar umat Muslim demi menguasai
kerajaannya dan terpecah menjadi “Muluk ath-Thawaif” Kerajaan-kerajaan kecil.5
Dalam periode ini dipimpin oleh Hisyam III 1031 M / 422 H.6
Setelah periode ketiga berakhir, munculah periode keempat ini. Dalam
periode ini terjadi perang saudara dikarenakan keinginan dorongan hawa nafsu
menguasai harta, tahta, jabatan tertinggi sampai memperebutkan wanita-wanita
cantik. Ironisnya terjadi perseturuan di antara umat Muslim itu sendiri. Justru dari
para raja-raja kecil ini meminta bantuan kepada raja-raja Kristen dan berkhianat
kepada umat Muslim. Raja-raja golongan inilah disebut (Muluk ath-Thawaif)
yang berpusat di Kota seperti Malaga, Zaragoza, Valencia, Badajoz, Sevilla, dan
Toledo.7 Inilah yang akan menjadi cikal bakal yang menyebabkan orang-orang
Kristen berinisiatif untuk mengambil alih lagi kerajaan yang dikuasai oleh umat
Muslim selama 3 Abad lamanya. Dengan begitu, umat Muslim pada saat itu telah
4 Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Penerjemah: Masturi Ilham, Lc, Malik Supar, Lc, Abidun
Zuhri, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011) h. viii 5
“Muluk ath-Thawaif” ialah Kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah setelah masa
pemerintahan Abdurrahman an-Nashir dan dilanjutkan oleh pemimpin yang masih berumur 12
tahun yaitu Hisyam III tahun 1031 M. 6 Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jogjakarta: Saufa,
2014) h. 462-466
7 Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam ….. h. 467
3
kehilangan salah satu unsur terpenting kekuatan mereka yaitu persatuan. Dan
kejatuhan mereka benar-benar sangat kuat.
Menurut Tariq Suwaidan, pada periode ini juga Kristen mulai
mengembangkan aksinya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Orang-orang
Kristen memanfaatkan keterkoyakan dan perpecahan tersebut dengan merebut
sepertiga wilayah Andalusia di sebelah utara. Orang-orang Kristen berhasil
mengambil kembali kota-kota yang pernah ditaklukkan oleh al-Hajib al-Manshur.
Syanjul menjadi sebab utama atas kenistaan ini karena kebobrokan moral dan
hawa-nafsunya, lalu dilanjutkan oleh para penguasa yang rakus dan haus
kekuasaan.8 Pada saat itu Garcia II menjadi penguasa Kota Castilla.
9 Pada tahun
1035 M/ 429 H, ia mati dibunuh di sebuah gereja di Kota Leon saat
melangsungkan pernikahan dengan saudara perempuan Raja Leon, Bermudo III.
Digantikan oleh anaknya bernama Sancho III.
Sancho III tidak berlangsung lama dalam kepemimpinannya dan ia
meninggal tahun 1041 M / 426 H, digantikan oleh anaknya Ferdinand. Konflik
antar dinasti kecil ini yang dimanfaatkan oleh raja Ferdinand. Sayangnya umat
Muslim pada masa itu mengalami keburukan moral serta agamanya. Dikarenakan
mereka para raja berlindung kepada orang-oang Kristen demi menjaga harta,
tahta, dan jabatannya. Seperti al-Muktamid Billah yang meminta perlindungan
kepada raja Ferdinand dari penguasa Cordoba yang mencoba mengganggu
pemerintahannya. Sungguh sangat disayangkan sampai akhirnya Bobastro
memisahkan diri dari Zaragoza.10
Dalam pertikaian yang tiada henti di Andalusia, di masa itu datanglah
seorang ulama yang bernama Abu al-Walid al-Baji. Beliau merupakan orang asli
Andalusia yang menimba ilmu di timur Islam selama 13 Tahun. Ia juga seorang
ahli fikih yang terkemuka. Sampai Tariq Suwaidan mengatakan “wawasan
keilmuannya sangat luas. Ia hidup dari hasil jerih payahnya sendiri. Rasulullah
Saw. Bersabda,”Tidak ada yang baik bagi seseorang yang menyantap makanan
8 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 352
9 Qasytala adalah perubahan dari kata Castil, yaitu benteng dalam bahasa asing.
10
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ... .h. 354
4
selain menyantap makanan dari hasil keringatnya sendiri. Sungguh, Nabi Dawud
as itu makan dari hasil jerih payah tangannya sendiri.”(HR Bukhari).11
”
Al-Baji menyerukan untuk persatuan antar umat Muslim di Andalusia serta
kerajaan-kerajaan yang berada di Andalusia. Akibat terjadinya Tragedi Kota
Bobastro yang mana umat Muslim dikepung selama 40 hari dan dibunuh dalam
jumlah 40 ribu Muslimin dan 7000 gadis Muslimah ditawan serta diperkosa.
Kejadian yang sangat memprihatinkan bagi sejarah umat Muslim. Ini menandakan
kelemahan dan keburukan moral serta akhlak para pemimpin pada masa itu. Sama
seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun dalam Muqaddimahnya,”karakter
dasar dari penguasa yang menikmati kebesaran individual, hidup bermewah-
mewahan, dan senang berdiam diri, maka kerajaan di ambang kehancuran.”12
Setelah wafatnya raja Ferdinand, ia digantikan oleh ketiga putranya. Ialah
Sancho putra sulung mengambil Alih Kota Castilla, putra yang kedua Alfonso
mengambil alih Kota Leon, dan yang ketiga Garcia menguasai Kota Galicia dan
Portugal. Tetapi, ketiga anak Ferdinand mengalami konflik internal yang
membuat Alfonso keluar melarikan diri ke Toledo. Sangat disayangkan,
kedatangan Alfonso ini malah disambut hangat oleh al-Makmun dari Bani Dzun
Nun.13
Dari sinilah Alfonso dengan licik mengambil informasi tentang Toledo
yang mana dia mencari kelemahan Kota Toledo yang dapat ia kuasai dengan
sesukanya. Inilah menjadi cikal bakal keruntuhan dari Toledo.
Setelah Toledo dihancurkan oleh raja Alfonso. Raja Alfonso meminta
wilayah dari Sevilla untuk diserahkan kepadanya. Pada saat itu dipimpin oleh Al-
Mu‟tamid bin Abbad. Al-Mu‟tamid tidak mau menerima keinginannya itu. Raja
Alfonso pun juga ingin meminta Upeti dan membayar Jizyah kepadanya. Lalu
Mengancam untuk menghancurkan kota Sevilla seperti Toledo.
Ulamapun akhirnya meminta bantuan kepada Murabithun di Maghribi tahun
1085 M/ 478 H. Atas kejadian yang memilukan bagi umat Muslim pada saat itu.
Dinasti-dinasti kecil sangat tidak penting bagi keamanan umat Muslim di
Andalusia. Para ulama membentuk delegasi yang dikirim ke Maghribi Aqsha,
11 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 357
12
Ibnu Khaldun, Muqaddimah ..... h. 285
13 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 366
5
tempat kaum Murabithun berada.14
Kedatangan dan intervensi kaum Murabithun
di Andalusia didasari sejumlah faktor yaitu: 1. Ulama Andalusia yang menyetujui
pemikiran al-Baji, 2. Surat menyurat antara al-Mu‟tamid dengan Yusuf bin
Tasyfin, 3. Persatuan Andalusia dan meminta bantuan terhadap kaum Murabithun.
Sekilas tentang Murabithun yang berarti “Orang-orang yang setia”, setia
menunggu suraunya.15
Kata Murabithun berasal dari kata “Ar-Ribath” ialah
sesuatu yang digunakan untuk menambatkan ternak. Kemudian kalimat ini
digunakan buat mengartikan setiap orang yang berjaga-jaga di wilayah perbatasan
musuh demi melindungi pasukan yang berada di belakang mereka. Dengan
demikian, Murabithun (Ribath) sejenis benteng pertahanan Islam.16
Dikarenakan
orang-orang yang berjaga di daerah perbatasan dengan musuh atau orang-orang
yang sedang berjihad itu biasa membuat tenda atau kemah tersebut untuk
melindungi pasukan umat Muslim, dan orang-orang yang sedang berjihad pada
jalan Allah, maka sang guru dari Yahya bin Ibrahim Al-Judali ialah Abdullah bin
Yasin dan para pengikutnya yang melakukan seperti itu di tepi sungai Senegal
menamakan diri sebagai “Al-Murabithun”. Mereka juga disebut sebagai “Al-
Mulatsimin” (Orang-orang yang menutupi mukanya dengan kain).17
Ada salah satu sosok orang pertama yang membawa kepentingan Islam di
Maroko pada saat itu. Dialah Yahya bin Ibrahim Al-Judali yang berasal dari Suku
Judalah. Perlu diketahui, bahwasannya pada masa Yahya bin Ibrahim ini
masyarakat penduduknya sangat kurang mengenal agama Islam. Walaupun dia
sudah beragama Islam. Tetapi, ia hanya mengenal dua kalimat syahadat saja.
Sedangkan Syari‟at Islam yang lainnya mereka tidak mengenalnya. Karena
mereka tinggal di pedalaman padang pasir Maroko, maka mereka tetap hidup
dalam kebodohan dan primitif. Yahya bin Ibrahim akhirnya ingin menunaikan
ibadah haji. Sepulang dari ibadah haji ia menuju ke Qayrawan dan ingin bertemu
dengan seorang guru dari Madzhab Maliki yaitu Abu Imran Musa bin Isa Al-
14 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h.. 387
15
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ..... h. 545
16 Rizem Aizid, Para Panglima Perang Islam (Biografi, Strategi Perang, dan Teladan
Hidup Mereka), (Yogyakarta: Saufa, 2015) h. 176
17 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ..... h. 547
6
Fasi.18
Setelah melakukan perjalanan panjangnya Yahya bin Ibrahim ini banyak
sekali menimba ilmu di berbagai wilayah salah satunya di Qayrawan, di Mesir,
dan di Mekkah.19
Lalu Abu Imran Musa menawarkan Yahya bin Ibrahim ini
untuk berguru kepada muridnya yang lain bernama Abdullah bin Yasin.20
Dari
Abdullah bin Yasin inilah lahir pondasi dakwah orang-orang Murabithun.
Setelah itu tampuk kepemimpinan dipegang oleh Abu Bakar bin Umar Al-
Lamtuni untuk meneruskan dakwahnya Abdullah bin Yasin tahun 1054 M / 446 H
. Abu Bakar ini merupakan paman Yusuf bin Tasyfin. Pada saat dipegang oleh
Abu Bakar bin Umar , ia pergi sampai ke Sudan mengajak penduduk wilayah
tersebut masuk Islam. Tetapi, terjadi perselisihan kecil di antara anggota suku
Shanhaja. Abu Bakar pun diminta pulang ke gurun untuk menjadi penengah atas
pertikaian itu yang dikarenakan ashabiyahnya masih melekat kuat terhadap suku
yang satu dengan yang lainnya.21
Setelah Abu Bakar menyelesaikan pertikaian
kecil, ia menemui keponakannya yaitu Yusuf bin Tasyfin. Tampuk kepemimpinan
Murabithun akhirnya dipegang oleh keponakannya Yusuf bin Tasyfin. Pada masa
inilah Dinasti Murabithun mulai berkembang dan mengembangkan sayapnya ke
beberapa kawasan di Maghribi dan Andalusia (Spanyol).
Yusuf bin Tasyfin inilah yang paling gemilang memimpin Dinasti
Murabithun. Di masa inilah puncak kejayaan masa Dinasti Murabithun.22
Ia
adalah Yusuf bin Tasyfin bin Ibrahim bin Wartaqtin, biasa dipanggil Abu
Ya‟qub.23
Ia lahir di padang pasir Mauritania, tahun 1019 M / 410 H.24
Yusuf bin
Tasyfin inilah orang yang sangat zuhud terhadap duniawi. Walaupun ia
memegang tampuk kepemimpinan, ia tidak suka menampakkan kemewahannya
dan kesombongannya. Yusuf bin Tasyifin menjadi seorang yang sangat sederhana
18 Qayrawan merupakan kota yang terletak di Tunisia bagian utara.
19
W. Montgomery Watt and Pierre Cachia, A History of Islamic Spain, (Edinburgh:
Edinburg University Press, 1965) h. 96
20 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 539
21
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia .....h. 390
22 Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h. 127
23
Tamir Badar, Para Penakluk Muslim yang Tak Terlupakan; Penerjemah: Muchlisin
Nawawi & M Taufik, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013) h. 278
24
Tamir Badar, Para Penakluk Muslim ….. h.278
7
sekali, layaknya rakyat jelata.25
Yusuf bin Tasyfin juga sudah menjadi seorang
pemimpin pemerintahan besar. Ia menamakan dirinya sebagai Amirul Muslimin
atau sang pemimpin orang-orang Muslim dan sang pembela agama.26
Ia juga
dikenal sebagai orang yang sangat gagah dan pemberani saat melawan semua
musuh-musuhnya.
Ia dipanggil oleh Amir Cordoba yaitu Al-Mu‟tamid „Alallah bin Abbad
yang terancam kekuasaanya oleh Raja Alfonso VI. Ia meminta bantuan kepada
Yusuf bin Tasyfin. Maka terjadilah peperangan yang disebut dengan Perang
Zallaqah. Kemudian Yusuf bin Tasyfin ini dibantu oleh sebagian dari Muluk Ath-
Tawa‟if di Andalusia. Dibawanya pasukan sebanyak 10.000 tentara bantuan dari
Afrika. Sementara itu, umat Islam di Sevilla, Cordoba dan di kota yang lain telah
bersiap untuk berperang.
Sebelum memutuskan perang, Yusuf bin Tasyfin mengirimkan surat kepada
raja Alfonso VI. Perkemahan pasukan raja Alfonso hanya berjarak 3 mil dari
perkemahan pasukan Muslim. Dalam suratnya Yusuf bin Tasyfin berkata: “Aku
mendengar bahwa Anda berdoa supaya dianugerahi kapal yang banyak agar bisa
menyeberangi lautan menuju daerah kami. Kini kami datang kepadamu, dan
engkau akan tahu sendiri akibat dari do’amu itu. Dan aku wahai Alfonso
menawarkan opsi padamu, masuk Islam, membayar Jizyah atau perang? Saya
beri anda waktu tiga hari”.
Alfonso menjawab, “Aku memilih perang, apa jawabmu.?” Yusuf bin
Tasyfin membalikkan surat tersebut dan menulis balasannya di kertas yang sama
kepada raja Alfonso IV dan berkata: “Jawabannya adalah apa yang akan kau
lihat dengan mata kepalamu, bukan apa yang kau dengar dengar telingamu,
keselamatanlah bagi yang mengikuti petunjuk.”
Alfonso kembali membalasnya, namun dengan bahasa yang penuh
kebohongan dan tipu daya muslihatnya kepada Yusuf bin Tasyfin. Yusuf bin
Tasyfin dibuat terpedaya olehnya dan berkata: “Besok adalah hari Jumat, hari
rayanya orang Islam dan kami tidak ingin berperang di hari rayanya orang
25 Rizem Aizid, Para Panglima Perang ..... h. 181
26
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 563
8
Islam. Sabtu adalah hari raya orang Yahudi sementara dalam pasukan kami ada
prajurit yang beragama Yahudi. Adapun Ahad adalah hari raya kami, bagaimana
kalau peperangnya kita tunda hingga hari Senin..?”
Yusuf bin Tasyfin menangkap adanya makar dalam surat raja Alfonso
tersebut. Dipersiapkanlah prajurit sebagaimana rencana awal. Pada malam
harinya, yaitu pada malam Jumat 12 rajab 479 H / 22 Oktober 1086 M. Imam Al-
Faqih Ahmad bin Rumailah Al-Qurthuby bermimpi bertemu Rasulullah. Dalam
mimpinya Rasulullah berkata: “Kalian pasti menang, dan engkau akan bertemu
denganku”.
Ibnu Rumailah terbangun, hatinya dipenuhi rasa gembira. Mimpi itu
dikabarkan kepada seluruh komandan perang. Semua digemparkan oleh berita itu.
Seluruh pasukan dibangunkan. Dengan gagah Yusuf bin Tasyfin memerintahkan
prajurit untuk membaca surah Al-Anfal. Para khatib diperintahkan untuk
mengobarkan semangat jihad. Sambil keluar masuk barisan prajurit Yusuf bin
Tasyfin mengatakan dengan suara yang lantang, “Berbahagialah orang yang
meraih syahid. Siapa yang hidup, maka baginya pahala dari Allah dan
ghanimah.”
Hari itu bumi Andalusia menyaksikan semangat jihad dan ghiroh yang
memenuhi dada umat Muslim. Para pemimpin bersatu di bawah kalimat yang
sama “La ilaha illallah”. Dugaan Yusuf bin Tasyfin terbukti, ternyata benar raja
Alfonso ingin berbuat makar, dia ingin menyerang pasukan Muslim secara tiba-
tiba. Namun semua diluar dugaan raja Alfonso, ternyata pasukan Muslim telah
bersiap-siap menghadapi serangannya.27
Maka berhadapanlah angkatan pasukan Muslim dengan pasukan raja
Alfonso yang berjumlah 60.000 pasukan tentara. Kemudian terjadilah
pertempuran besar di Zallaqah pada hari Jum‟at 22 Oktober 1086 di Bulan Rajab
tahun 479.28
Dengan Taktik yang dibuat oleh Yusuf bin Tasyfin, umat Muslim
mulai mengendalikan serangan terhadap orang-orang Kristen. Pasukan pertama
27 Shabra Syatila, suatu hari dibawah langit andalus, Friday, 1 May 2015 10:30 pm,
(FIMADANI.COM) http://www.fimadani.com/suatu-hari-di-bawah-langit-andalus/
28
Zallaqah merupakan sebuah tempat yang daerahnya Padang Datar yang terletak di
antara kota Badajoz dan Coria yang dilalui sungai Tagus.
9
yang dipimpin oleh Al-Mu‟tamid ini melancarkan serangan ke arah orang-orang
Kristen yang dipimpin oleh Albert Hanes pasukan perintis dari Castilla dan
Aragon.29
Yusuf bin Tasyfin membuat strategi dengan menyimpan pasukan
cadangan agar bisa mengalahkan pasukan Alfonso.
Dengan kecerdikannya, ketika pasukan Muslim yang dipimpin pertama oleh
Al-Mu‟tamid sudah mulai berguguran dan pasukan raja Alfonso pun juga
mengalami penurunan, datanglah Manuver dua pasukan dari Yusuf bin Tasyfin
dari atas bukit untuk menyerang pasukan raja Alfonso. Pertarungan Sengit pun
terjadi antara kedua pasukan. Akhirnya pasukan Kristenpun terhimpit oleh dua
pasukan Muslim yang dipimpin oleh Al-Mu‟tamid dan Yusuf bin Tasyfin. Mereka
lari tidak beraturan dengan penuh ketakutan, tampak terlihat kekacauan dan
kepanikan di kubu raja Alfonso ini. Pertempuran terjadi dari pagi hingga malam.
Raja Alfonso semakin terdesak dan terluka parah di bagian lutut. Akhirnya raja
Alfonso pun lari dari medan perang meninggalkan pasukannya demi
menyelamatkan dirinya dari pasukan Muslim. Pertempuran ini akhirnya
dimenangkan oleh pihak umat Islam, sedangkan para tentara Alfonso mengalami
kekalahan dan melarikan diri bercerai berai karena tidak sanggup melawan
kekuatan Islam pada waktu itu.30
Dalam peperangan melawan raja Alfonso tersebut, awalnya seorang Yusuf
bin Tasyfin sendiri berniat hanya untuk berperang melawan orang-orang Kristen
dan tidak berniat menguasai wilayah dan harta rampasan. Ia pulang kembali ke
wilayah Maroko setelah ia berhasil memenangkan peperangan hebat. Yusuf bin
Tasyfin pada akhirnya memikirkan kembali tentang dirinya yang akan menguasai
Andalusia. Bersedia untuk memegang tampuk kepemimpinan Dinasti Murabithun
dan sedikit demi sedikit menguasai wilayah Andalusia tersebut.31
Yusuf bin Tasyfin pun akhirnya kembali ke Andalusia, dengan firasat yang
mengatakan bahwa Al-Mu‟tamid akan berkhianat kepadanya. Yusuf pun memberi
29 Muhammad Ali, Para Panglima Islam Penakluk Dunia;Penerjemah: Umar Mujtahid,
(Jakarta: Ummul Qura, 2016) h. 486
30 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 402
31
Ahmad Thomson Muhammad „Ata‟Urrahim, Islam di Andalusia Sejarah dan
Keruntuhan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004) h. 101
10
peringatan terhadap Al-Mu‟tamid untuk bisa mengembalikan persatuan umat
Muslim di wilayahnya. Al-Mu‟tamid pun tidak mau mengiyakan perintah Yusuf
bin Tasyfin dikarenakan kekuasaannya bakal dilengserkan oleh Yusuf bin
Tasyfin.
Dengan berbagai kegemilangan yang dicapai di Andalusia, Yusuf bin
Tasyfin mampu menguasai sedikit demi sedikit kota-kota yang berada di wilayah
Andalusia. Salah satunya yaitu, kota Granada, Sevilla, Cordoba dan kota-kota
lainnya. Pada waktu itu di Cordoba masih berkuasa Amir Al-Mu‟tamid namun
akhirnya Mu‟tamid ini ditawan dan dibawa ke Afrika karena telah berkhianat
kepada Yusuf bin Tasyfin dan mengajaknya untuk berperang. Setelah beberapa
lamanya diasingkan, ajal pun menjemput Al-Mu‟tamid dalam keadaan
kemelaratan.32
Yusuf bin Tasyfin ketika berkuasa di Andalusia lebih memilih kota Sevilla
daripada Cordoba, sebagai ibukota kedua. Para raja Murabithun mempertahankan
semua otoritas penguasa dan menyandang gelar Amir al-Muslimin, tetapi dalam
persoalan spiritual mereka mengakaui otoritas khalifah Abbasiyah di Bagdad,
selama lebih dari setengah abad kekuatan Murabithun begitu kuat di Afrika Barat
Daya dan Spanyol Selatan. Dalam sejarahnya, ini merupakan pertama kalinya di
mana seorang Barbar memainkan peran penting di panggung dunia.33
Dinasti
Murabitun pada masanya memiliki daerah kekuasaan yang begitu luas di Afrika
Utara hingga Andalusia (Spanyol). Kekuasaan Yusuf bin Tasyfin berlangsung dari
tahun 1061 hingga 1107. Dia bergelar Amir al-Muslimin dan Nasiruddin. Dalam
upaya melegitimasi serta memperkuat kekuasaannya, dia meminta pengakuan dan
restu dari khalifah Abu Abbas di Baghdad, Irak.34
Di akhir Hayatnya, Yusuf bin Tasyfin pulang ke Maghribi dan tinggal di
Istananya, di Marakesh (Maroko). Sehingga ia jatuh sakit. Sakitnya pun semakin
bertambah parah hingga ajal menjemputnya pada hari Senin pagi, tanggal 1
32 Osman, A Latif, Ringkasan Sejarah Islam II, (Jakarta: Widjaya, 1979) h. 36
33
Phillip K Hitti,History of The Arab, (Jakarta: Serambi, 2002) h. 689
34
Yus, Yusuf Ibn Tasyfin: Penegak Syiar Islam di Andalusia ,REPUBLIKA - Kamis, 26
Februari 2009, 07:31 WIB, http://www.republika.co.id/berita/shortlink/34092
11
Muharram tahun 500 H/ 1 September 1017 M di Usia 100 Tahun (1 Abad). Dan di
makamkan di Ibu Kota kaum Murabithun, Marakesh.35
B. Rumusan Masalah
Bagaimana peranan penting Tokoh-tokoh panglima Islam terhadap
kemajuan Islam yang khususnya di Spanyol ini. Penulis akan memaparkan
bagaimana sejarah kisah hidup dari panglima yang mungkin sebagian orang awam
pun belum mengetahuinya secara gamblang tentang tokoh panglima perang Yusuf
bin Tasyfin. Masuknya perjalanan hidup perpolitikan Yusuf bin Tasyfin dan
perkembangan Dinasti Murabithun itu sendiri. Bagaimana perjalanan Yusuf bin
Tasyfin ini membangun peradaban serta kejayaan bagi Dinasti Murabithun.
Dengan demikian, pengaruh besar apa yang telah di berikan Yusuf bin Tasyfin ini
terhadap Kejayaan Dinasti Murabithun sehingga ia diberi dengan Gelarnya
„Amirul Muslimin’ (Pemimpin Orang-orang Muslim).
Penulis buat beberapa perumusan masalah dengan pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana perjalanan politik Yusuf bin Tasyfin dalam membentuk
pemerintahan Dinasti Murabithun?
2. Bagaimana peranan Yusuf bin Tasyfin dalam mempertahankan Andalusia
dari serangan Kristen?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian skripsi ini, penulisan akan mengemukakan manfaat serta
tujuan skripsi yang penulis buat yaitu :
1. Mengetahui tentang bagaimana sosok kepribadian Yusuf bin Tasyfin.
2. Mengetahui tentang perjalanan politik Yusuf bin Tasyfin dalam membentuk
pemerintahan Dinasti Murabithun
3. Mengetahui peranan penting Yusuf bin Tasyfin dalam mengalahkan orang-
orang Kristen dan menguasan wilayah Andalusia.
Adapun manfaat yang penulis buat yaitu:
35 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 428
12
1. Memahami sosok kepribadian Yusuf bin Tasyfin serta meneladani sifat dan
kelakuannya untuk memotivasi diri para pembaca agar menjadi pemimpin
yang Bijakasana.
2. Mengetahui tentang pentingnya persatuan dan kesatuan umat Muslim dalam
memimpin suatu wilayah.
3. Menjadi pelajaran yang sangat penting tentang seorang pemimpin yang
menjaga amanahnya agar tidak terbawa dengan kemewahan dunias.
4. Mengetahui tentang kelicikannya pemikiran orang-orang Kristen untuk
menguasai suatu wilayah. Karena mereka tidak akan pernah rela jika orang-
orang Islam tidak menjadi bagian darinya dan masih tetap berdiri.
D. Metode Penelitian
Penulisan skripsi ini bertumpu kepada metode penelitian sejarah. Metode
penelitian sejarah adalah suatu periodesasi atau tahapan yang ditempuh untuk
suatu penilitian, sehingga dengan kemampuan yang ada dapat mencapai hakikat
sejarah. Sehingga diringkas dengan menseleksi tema penelitian, menghimpun
berbagai sumber pokok, menetapkan keabsahannya, menentukan penyusunannya,
menempatkan waktu dan tempat pembukuannya, menyelidiki teks pokok,
menetapkan hubungan satu sama lain, melakukan kritik internal baik positif
maupun negatif, menetapkan fakta-fakta sejarah, menyusun dan merangkainya,
mencurahkan segenap kemampuan untuk menarik sesuatu yang di maksud dan
mencari sebab-sebabnya, menyusun rangkuma model sejarah, kemudian
membeberkan dengan ungkapan historis yang rasional.36
Dalam penulisan skripsi ini, menggunakan metode deskriptif analisis,
berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan sejarah tentang kepribadian
Yusuf bin Tasyfin dan perkembangan Umat Islam pada masa kekuasaan Dinasti
Murabitun di Maroko mapun Andalusia. Dan mengambil analisis data serta fakta
yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi. Ada beberepa langkah-
36 Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah, Seri Terjemahan, (Jakarta: CV.
Rovindo,1986) h. 16
13
langkah metode penelitian sejarah yang penulis buat dengan cara yaitu Heuristik,
Kritik, dan Interpretasi.
Metode Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
Psikology-History dan pendekatan kepemimpinan. Lebih tepatnya, melihat sosok
kepribadian Yusuf bin Tasyfin ini. Penulis juga mencari beberapa tipe pendekatan
tentang jiwa kepemimpinan. Ada beberapa tipe pendekatan kepemimpinan
menurut S.G Hunneryager dan I.L. Heckman yaitu: 1. Pemimpin Diktatoris, 2.
Pemimpin Otokratis, 3. Pemimpin Demokratis: dan 4. Pemimpin Laissz-faire
(tidak tegas). Tipe kepemimpinan Yusuf bin Tasyfin masuk kedalam kategori
Kepemimpinan Demokratis, yaitu pemimpin yang berpusat pada desentralisasi
kekuasaan dan pengambilan keputusan. Artinya pemimpin tersebut sebelum
menentukan sesuatu atau mengambil keputusan harus berkonsultasi dengan
bawahannya mengenai berbagai problem, tujuan, dan tugas-tugasnya. Karena
mendorong bawahannya untuk berfungsi sebagai unit social dan memanfaatkan
bakat serta kemampuan kelompoknya.37
Dalam penelitian ini, langkah pertama penulis lebih menekankan Heuristik,
yaitu proses pencarian dan pengumpulan data pada aspek sumber tertulis yaitu
Perpustakaan.38
Yang mana penulis lebih banyak berkontribusi terhadap sumber
sekunder dan studi pustaka. Studi pustaka ialah dengan menelaah buku-buku,
artikel-artikel, yang berisikan tentang seputar Islam di Andalusia dan menyangkut
aspek kejadian konflik serta perang yang terjadi di Andalusia itu sendiri. Sumber-
sumber yang di dapat penulis ialah lewat hasil penjelajahan di Persutakaan Utama
UIN Syarif Hidayatullah, serta membeli buku-buku di Toko Gunung Agung, Wali
Songo maupun tempat-tempat buku yang berada di wilayah Kwitang. Penulis juga
mendapatkannya dari Perpustakaan Adab dan Humaniora. Tak hanya itu, dalam
penulisan ini Sumber dari Internet pun juga bisa berkontribusi dalam Metodologi
Penelitian yang sedang penulis lakukan.
37 S.G. Hunneryager & I.L. Heckman, Kepemimpinan, (Semarang: Effhar Offshet, 1992)
h. 9
38
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999)
h. 55
14
Selanjutnya adalah kritik sumber baik secara Internal maupun Eksternal.
Tetapi, penulis hanya lebih menekankan kepada Kritik Internal dari beberapa
sumber yang ada, yang penulis baca sebagai salah satu bagian dari Referensi
dalam pembuatan Skripsi ini. karena penulis membandingkan Referensi sumber
bacaan tentang Murabithun antara yang satu dengan yang lainnya. Karena tidak
memungkinkan penulis untuk menggunakan kritik Eksternal dalam Penelitian ini.
Selanjutnya adalah proses Intepretasi yakni, menggabungkan data yang
telah diklasifikasi dan disimpulkan, kemudian ditarik sintesis dari kesimpulan
tersebut agar menjadi sebuah argument atau eksplanasi. Sehingga setiap fakta
yang terangkum pada sumber tersebut mendapatkan makna tentang eksistensi dari
sebuah Gerakan Keagamaan di wilayah Maroko. Dan perlahan-lahan muncul
sebagai sebuah Kerajaan Islam yang Besar di wilayah Maghribi dan Spanyol.
Tahap yang terakhir dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan
Historiografi, yaitu untuk meneliti proses penelitian sejarah mengenai cara
penulisan, melaporkan hasil penelelitian dengan melihat Aspek dari kronologi
sejarah itu sendiri,39
yaitu sejak Perpecahan raja-raja di Andalusia yang
mengakibatkan orang-orang Kristen dapat mengendalikan kerajaan-kerajaan kecil
di Andalusia sampai orang-orang Kristen mengancam kerjaan-kerajaan islam
yang mengakibatkan terpanggilnya Yusuf bin Tasyfin yang di Undang oleh Raja
Muslim di Andalusia untuk melawan orang-orang Kristen di Andalusia.
E. Kajian Pustaka
Pembahasan mengenai Yusuf bin Tasyfin ini. Penulis lebih banyak
mengkaji tentang buku-buku yang mencakup seluruh wilayah Andalusia. Karena
dalam aspek buku tersebut masuk dalam pembahasan yang penulis buat. Ialah
salah satu Tokoh dari Panglima Muslim Yusuf bin Tasyfin. Disini Penulis
mengambil beberapa buku yang sudah penulis baca lalu mengutip isi buku
tersebut lalu disajikan oleh penulis dengan bentuk yang singkat dan sederhana
sehingga mudah di pahami oleh para pembaca. Buku-buku tersebut yaitu:
39 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian ….. h. 67
15
Kajian Pustaka yang penulis dalami adalah dalam buku yang di tulis oleh
Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia (Jejak Kejayaan
Peradabaan Islam di Spanyol). Dalam Studi kajian yang dibuat oleh Dr. Raghib
ini memberikan Sejarah Kompherenship tentang berdirinya kerajaan Islam di
Spanyol sejak Awal Islam masuk sampai Runtuhnya Islam di wilayah Spanyol.
Kajian yang dibuat oleh Dr. Raghib ini sangat mencakup semuanya yang berada
di Wilayah Spanyol. Tidak hanya itu, dalam buku ini juga menjelaskan secara
detail kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah ke dalam beberapa kota. Dan secara
Kompherensip juga menjelaskan Kemunculan Dinasti Murabithun sampai
Keruntuhannya. Buku yang di buat oleh Prof. Dr Raghib As-Sirjani ini banyak
menguak fakta-fakta yang mendalam tentang Andalusia sejak Sebelum
penaklukan sampai sesudah Runtuhnya Islam di Andalusia dan masa Renaissance
di wilayah Eropa.40
Dalam buku lain juga penulis mengungkapkan dalam bukunya Dr. Tariq
Suwaidan, Dari Puncak Andalusia (kisah Islam Pertama Kali Menginjakan Kaki
di Spanyol, Membangun Peradaban, Hingga Menjadi Warisan Sejarah Dunia).
Buku benar-benar sangat membawa kita ketika membaca seolah-olah masuk
kedalam masa Andalusia pada saat itu. Disajikannya buku ini dalam bentuk
kalimat dan kata-kata yang sangat khas sekali dan menyentuh. Sehingga penulis
tertarik untu mengutip bagian dari isi buku ini ke dalam pemikiran penulis41
.
Buku ini sangat kompherensip sama seperti bukunya Dr. Raghib As-Sirjani. Itulah
yang membuat penulis semangat untuk menekuni penelitian ini.
Dalam hal ini juga penulis tak luput untuk mengemukakan Sumber Primer
yang penulis dapat yaitu bukunya Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Penerjemah:
Masturi Ilham, Lc, Malik Supar, Lc, Abidun Zuhri, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2011). Buku ini sangat membantu penulis dalam melihat aspek Teori Sosio-
Politik dari kepemimpinan yang ada pada masa Sebelum kedatangan Yusuf bin
Tasyifin sampai Yusuf menguasai Andalusia. Buku yang di tulis oleh penulisnya
40
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 539 41
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 1
16
ini memberikan banyak gambaran tentang bagaiamana Penguasa yang lama
berkuasa. Serta sebab-akibat yang ditimbulkan dari penguasa itu.
Penulis memasukan penulisan buku dari W. Montgomery Watt and Pierre
Cachia, A History of Islamic Spain, (Edinburgh: Edinburg University Press,
1965). Sama seperti Dr. Raghib, kajian yang dibuat oleh Montgomery dan Pierre
ini sangat kompherenship dan meluas. Dari awal berdirinya sampai runtuhnya
kerajaan Islam di Spanyol. Akan tetapi dalam kajian yang dibuat Montgomery dan
Pierre ini pembahasannya lebih banyak tentang siapa saja para intelektual Islam
yang sudah berkontribusi banyak terhadap kemajuan Islam di spanyol. Selain itu
juga ada sebagian pembahasan dibuku ini berbagai macam bidang yang
berkontribusi banyak bagi kemajuan Islam di Spanyol dan menyangkut pada
pembahasan penulis di Murabithun ini sendiri.
Selain itu ada juga buku, Rizem Aizid, Para Panglima Perang Islam
(Biografi, Strategi Perang, dan Teladan Hidup Mereka). Dalam buku ini juga
mengacu pada aspek Biografi dari salah satu panglima perang di Murabithun,
yaitu Yusuf bin Tasyfin. Yang mana dalam kajian Rizem ini lebih mengacu pada
Aspek kepribadian dari Panglima Perang orang-orang Islam. Selain itu juga buku
ini lebih mengacu terhadap bagaimana para panglima perang membuat sebuah
strategi yang sangat jenius sehingga memunculkan ide strategi peperangan yang
sangat handal dalam melawan musuh-musuh yang di hadapi oleh para panglima
perang Islam.42
Ada buku dari Ahmad Thomson Muhammad „Ata‟Urrahim, Islam di
Andalusia Sejarah dan Keruntuhan. Buku ini mengisahkan secara gamblang atau
jelas dan mendetail tentang bagaimana keadaan kondisi sosial di wilayah
Andalusia, masuknya Islam di Andalusia, serta hilangnya Islam di Spanyol. Dan
kebangkitan orang-orang Kristen. Buku ini juga memaparkan tentang perjalanan
membangun Dinasti Murabithun yang lebih terpeinci dan bersifat luas.43
Penulis juga mengutip sebuah buku Phillip, K Hitti, History of The Arab.
Dalam buku Phillip K Hitti ini menjelaskan secara General. Artinya banyak
42
Rizem Aizid, Para Panglima Perang islam ….. h. 176 43
Ahmad Thomson Muhammad „Ata‟Urrahim, Islam di Andalusia ….. h. 98
17
pembahasan topik dalam buku ini dari mulai Arab pra Islam sampai datangnya
Islam dan Menyebarnya Islam ke Seluruh tanah Jazirah arab, Afrika Utara dan
Andalusia. Maka dari itu penulis mengambil kutipan dari buku ini sangat penting.
Dikarenakan saya melihat perspektif gaya penulisan Orientalis dan Oxidentalis.44
Penulis juga mengambil kutipan dari buku Tamir Badar, Para Penakluk
Muslim yang Tak Terlupakan. Buku ini merupakan kumpulan dari para penakluk
Muslim di Zaman Keemasan Islam pada Masa itu. Banyak disini para Panglima
yang sangat bersaja bagi umat Muslim. Yang sudah membela Islam demi
mempertahankan Agama Islam dan menyebarkan panji-panji ke-Islamannya di
seluruh penjuru. Salah satunya saya membaca dan mengutip buku ini yaitu Yusuf
bin Tasyfin yang merupakan pembahasan dalam penulisan Sripsi saya.disini juga
menjelaskan singkat tentang sosok kepribadian Yusuf bin Tasyfin. Sehingga
penulis Kemas dalam bahasa yang lugas dan mudah di pahami.45
Selain itu juga penulis yang terakhir mengutip buku dari Muhammad Ali,
Para Panglima Islam Penakluk Dunia. Buku ini hampir sama dengan buku Tamir
Badar. Yang mengisahkan perjalanan para Penakluk Islam di Dunia. Akan tetapi,
buku ini lengkap degngan peta perjalanan penaklukan Islam di dunia ini. Dengan
para panglima perangnya pada masa itu. Selain itu, buku ini juga mengisahkan
kehidupan awal dari panglima perang Islam ini. Sampai masa akhir hayatnya
hidup di Dunia ini.46
F. Kerangka Teori
Dalam penulisan yang penulis buat. Penulis mendalami beberapa
pendekatan melalui Psikologis dalam diri Sosok Yusuf bin Tasyfin ini. Dengan
membentuk Landasan Teori tentang Jiwa kepemimpinan seorang Yusuf bin
Tasyfin. Penulis akan menggunakan teori kepemimpinan. Teori kepemimpinan ini
44
Phillip K Hitti,History of The Arab ….. h. 689 45
Tamir Badar, Para Penakluk Muslim ….. h. 276 46
Muhammad Ali, Para Panglima Islam ….. h. 486
18
saya gunakan dalam Buku Wirawan untuk melihat jiwa Kepemimpinan Yusuf bin
Tasfin.47
Penulis juga menggunakan teori Psikologi kepemimpinan yang di karang
oleh Panji Anoraga. Karena kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain. Keberhasilan seorang pemimpin tergantung kepada
kemampuannya untuk mempengaruhi itu. Dengan kata lain kepemimpinan dapat
diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui
komunikasi baik langsung atau tidak langsung (Menggunakan Surat) dengan
maksud untuk menggerakan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian,
kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin
itu.48
Yusuf bin Tasyfin lah yang mempunyai kemampuan seperti itu. Dengan
melihat karakteristik dari Yusuf bin Tasyfin ini dalam mempertahankan
Andalusia. Dan menjabarkan kemenangan atas umat muslim terhadap orang-
orang Kristen.
Menurut Wirawan, definisi Pemimpin adalah tokoh atau elit anggota sistem
sosial yang dikenal oleh dan berupaya memengaruhi para pengikutnya secara
langsung atau tidak langsung.49
Pemimpin adalah tokoh anggota masyarakat yang
dikenal secara langsung atau tidak langsung oleh pengikutnya. Seorang pemimpin
adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain, yang
didalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi memerlukan bantuan
orang lain.50
Teori kepemimpinan menurut Wirawan bahwasannya seorang
pemimpin memang sudah di takdirkan untuk menjadi pemimpin ketika di lahirkan
dan telah membawa bakat dan sifat-sifat yang di perlukan untuk menjadi
pemimpin.51
Dalam hal kaitannya dengan Yusuf bin Tasyfin, Jiwa kepemimpinannya
sama dengan Teori Partisipatif. Yang artinya Pemimpin tidak hanya
memerintahkan begitu saja kepada para pengikutnya. Tetapi, ia juga terjun
47Wirawan, Kepemimpinan ( Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi, dan
Penelitian ), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014) h. 1
48
Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001) h. 2
49
Wirawan, Kepemimpinan ( Teori, Psikologi, ….. h. 9
50
Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan ….. h. 1
51 Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan ….. h. 111
19
langsung dalam menghadapi situasi apapun atau ikut aktif serta dalam
mengembangkan tugasnya. Berarti konsep teori ini sama dengan apa yang di
katakan oleh James Macgregor Burns seorang Professor yang ahli dalam bidang
Kepemimpinan yang penulis kutip dalam bukunya Dr. Wirawan tentang
Kepemimpinan ( Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi, dan Penelitian ),
ia mengatakan bahwa antara pemimpin dan pengikut mempunyai tujuan bersama
yang melukiskan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi, dan harapan
mereka. Pemimpin melihat tujuan tersebut dan bertindak atas namanya sendiri dan
atas nama para pengikutnya. Dan pemimpin membujuk pengikut untuk bertindak
untuk mencapai tujuan tertentu yang melukiskan nilai-nilai dan motivasi-
keinginan dan kebutuhan, aspirasi dan harapan pemimpin dan pengikut.52
Yusuf bin Tasyfin juga merupakan Pemimpin muslim yang efektif. Itu
terlihat dalam jiwa kepemimpinannnya. Istilah kepemimpinan efektif adalah
kepemimpinan yang sang pemimpin menerjemahkan fungsinya dengan perilaku.
Efektivitasnya bukan karena seruan yang membuat telinga tuli, atau teriakan yang
memekakkan dan menggema dimana-mana, tetapi terletak pada perilaku yang
memperkaya pembicara, menerjemahkan, tugas kepemimpinan dalam suasana
penuh kehati-hatian dan ketenangan. Selanjutnya pekerjaan semamin maju dan
produktivitasnya pun meningkat, sehingga target dapat tercapai.53
Itulah yang
membuat karakteristik pemimpin yang efektif ada didalam diri Yusuf bin Tasyfin.
G. Sistematika penulisan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima Bab. Yang
masing-masing Bab ini saling berhubungan dengan melengkapinya terdiri dari :
Bab I, yang berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
metode penelitian, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, kerangka teori, dan
sistematika penulisan.
52 Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan ….. h. 138
53
Jamal Madhi, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, (Bandung: PT
Syaamil Cipta Media, 2001) h. 3
20
Bab II, pada bab ini berisikan tentang bagaimana masa-masa kehidupan
Yusuf bin Tasyfin di Mauritania sampai beranjak Dewasa. Yang menjelaskan
sosok kepribadian Yusuf itu sendiri dalam kesehariannya.
Bab III, pada bab ini menjelaskan tentang bagaimana awal mulai karir dari
Yusuf bin Tasyfin masuk dalam Dunia Politik di Murabithun yang diangkat
sebagai Panglima Perang.
Bab IV, pada bab pada Bab yang terakhir ini penulis memaparkan tentang
gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Raja-raja Kristen untuk meruntuhkan
Andalusia dari kerajaan Islam serta Upaya yusuf bin Tasyfin untuk mengalahkan
Raja Kristen dan Mendirikan Sebuah Dinasti besar di Maroko dan Andalusia.
Bab V, bagian ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan
dan analisis yang telah penulis lakukan dalam penelitianini.
21
BAB II
BIOGRAFI YUSUF BIN TASYFIN
A. Masa Pertumbuhan Yusuf bin Tasyfin
Yusuf bin Tasyfin bernama asli Yusuf bin Tasyfin bin Ibrahim bin
Wartaqtin, biasa dipanggil Abu Ya‟qub.1 Ia lahir di padang pasir Mauritania,
Tahun 1009 M / 398 H. Dan Wafat tahun 500 H/ 1107 M.2 Yusuf bin Tasyfin
inilah orang yang sangat zuhud terhadap duniawi. Walaupun ia memegang
tampuk kepemimpinan, akan tetapi ia tidak suka menampakkan kemewahannya
dan kesombongannya. Yusuf bin Tasyifn menjadi seorang yang sangat sederhana
sekali, layaknya rakyat jelata.3 Yusuf bin Tasyfin juga sudah menjadi seorang
pemimpin pemerintahan besar.
Ia menamakan dirinya sebagai Amirul Muslimin atau sang pemimpin orang-
orang Muslim dan sang pembela Agama.4 Ia juga dikenal sebagai orang yang
sangat gagah dan pemberani saat melawan semua musuh-musuhnya. Ia sering
mengenakan pakaian nomaden hitam dan tidak pernah meninggalkan pakaiannya
serta menutupi mukanya dengan kain, makananannya pun sederhana dan cara
hidupnya mengikuti lingkungan Gurun Sahara. Meskipun demikian, dia
menyesuaikan diri dengan kehidupan dan mentalitas sebuah negara yang pada
dasarnya asing baginya, setidaknya dalam kondisi materialnya, yang
memungkinkannya menjadi penguasa dan menerapkan gagasan religius dan
politisnya di dalamnya.
Ayahnya bernama Tasyfin ibn Ibrahim Wartaqtin. Ia merupakan keponakan
dari Abu Bakar bin Umar, pendiri dinasti Murabithun, dan menikahi Zaina bin
Ishaq An-Nafzawiyat, mantan istri Abu Bakar bin Umar. Ia bercerai ketika akan
pergi ke gurun pasir dan menyarankan Yusuf bin Tasyfin untuk menikahinya. Ia
menikah pada usia 63 Tahun. Ia juga mempunyai anak beranama Ali ibn Yusuf,
1 Tamir Badar, Para Penakluk Muslim yang Tak Terlupakan; Penerjemah: Muchlisin
Nawawi & M Taufik, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013) h. 278
2 Tamir Badar, Para Penakluk muslim yang ….. h.278
3 Rizem Aizid, Para Panglima Perang ..... h. 181
4 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 563
22
dan Tamima binti Yusuf ibn Tashfin, Abu Bakr, Abu Tahir al-Mu'izz, Tamîm,
'Umar, Yahya, Ibrahim, Muhammad, Al-Fadl, Fannû, Kût, Ruqayya.5
Yusuf
adalah orang yang "berkulit cokelat, tinggi sedang, kurus, sedikit berjenggot,
bersuara lembut, bermata hitam, berhidung rajawali, rambut ala Muhammad
tumbuh hingga telinganya, alisnya bergabung, berambut ikal.6
Keluarga Yusuf bin Tasyfin adalah Kabilah Lamtunah, salah satu kabilah di
Shanhaja yang terletak di gunung Lmatunah, terkenal dengan nama Adrar di
Mauritania. Dilahirkan ditengah gurun sahara Mauritania, Hidup dan berkembang
di Mauritania iklim jihad dan keimanan. Asal mulanya dari suku Shanaja Allitsam
yang merupakan suku Barbar.7
Yusuf bin Tasyfin juga terkenal dengan
kehidupannya yang sangat zuhud di tengah-tengah perluasaan kekuasaannya. Dia
seorang yang sangat pemberani dan singa perang yang tegas.
B. Kabilah-kabilah dan Suku Barbar di Afrika Utara
Suka bangsa atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut The Ethnic Grup
merupakan sekelompok orang yang memiliki karakteristik kebudayaan asli di
wilayahnya. Kata Etnik / Ras/ Suku lebih jauh sebenarnya diambil dari bahasa
Yunani “Ethos” pengembangan kata dari “Ethnikos”, yang berarti menunjukan
kelompok para penyembah berhala, pagans.8 Bangsa merupakan bangsa asli suku
Afrika Utara. Bangsa pengembara Barbar, diperkirakan sejak tahun 3000 SM
telah menjadi penduduk asli negeri Maghrib dan secara umum bagi seluruh
wilayah Afrika Utara. Akan tetapi system kekuasaan pertama diperkirakan baru
muncul pada tahun 1000 SM yang dibangun oleh orang-orang Funisia dengan
kerajaan Kartagonya.
Mereka bertahan selama ratusan tahun dan kemudian ditaklukan oleh
pasukan Romawi pada tahun 146 SM. Setelah kejatuhan di tangan Romawi,
wilayah Afrika Utara secara langsung tampaknya telah berada di bawah pengaruh
5 https://bewley.virtualave.net/tashfin.html
6 https://id.m.wikipedia.org/Yusuf_bin_Tasyfin
7 Tamir Badar, Para Penakluk Muslim yang ….. h. 279
8 Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik,
(Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2009) h. 75
23
agama Kristen yang cukup hebat, bagian dari Romawi raya. Kemudian sejak abad
ke- 7 M seluruh kawasan ini berada di tangan umat Muslim. Dibawah sistem
kekhalifahan sejak masa khulafaurrasyidin abad ke-7 M sampai Turki Ottoman
abad ke-19 M.
Sejarahnya di mulai dengan kehadiran Chartaginia di pantai. Daerahnya
tidak diawasai secara dekat oleh Negara Phoenica besar Chartage, dan setelah
kekalahan Chartage oleh Roma pada perang Zama (202 SM) ia jatuh di bawah
tangan pemimpin dan panglima perang Numidia dari Roma, Masmissa. Sejak
tahun 429 M pengaruh Roma melemah, dan para perusak membongkar kekuasaan
sementara melalui disintegrasi provinsi Roma. Pada abad ke-7 barulah Islam
masuk ke wilayah Afrika Utara. Mengisi setiap lini yang kosong untuk diajarkan
tentang ajaran agama Islam. Pengaruh budaya mereka betapapun begitu luas dan
bahkan setelah masa Barbar telah menerima Islam.9
Ketika Islam mulai mengembangkan ajarannya ke setiap wilayah Afrika
Utara. Keturunan kabilah bangsa Barbar menyambutnya dengan baik. Bahkan
diantara mereka ada yang berbondong-bondong masuk ke dalam Islam. Semakin
lama dan semakin banyak pengikut muslim di wilayah Afrika Utara. Pada masa
awal Murabithun, kawana Afrika Utara khususnya Maroko banyak sekai gerakan-
gerakan reformis puritan.
Gerakan ini menyerukan kembali kebada ajaran Murni islam yanitu kembali
kepada Al-Qur‟an dan As-Sunah.10
Kebanyakan gerakan di Maroko dan
umumnya di wilayah Afrika Utara dari sekelompok orang yang menamainya
dengan Sufisme. Awal gerekan ini adalah untuk menyerukan berbuat kebaikan
dan mencegah perbuatan keji dan munkar. Salah satunya gerakan yang awalnya
adalah gerakan keagamaan berubah menjadi sebuah dinasti besar yaitu
Murabithun di wilayah Maroko dan sampai ke Andalusia.
9
Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam …… h. 286-287
10
Ajid Thohir, Studi Kawasan Dunia Islam …… h. 300
24
C. Masa awal Kehidupan Yusuf bin Tasyfin di Murabithun
Yusuf bin Tasyfin menerima mandat dari Abu Bakar bin Umar dalam
memegang tampuk kepemimpinan Murabithun. Pada saat Yusuf bin Tasyfin
mulai memegang kendali dan menaklukan di berbagai wilayah, meninggalah Abu
Bakar bin Umar dalam sebuah peperangan pada tahun 480 H/1087 M. Jadilah
Yusuf bin Tasyfin penguasa tunggal Murabithun.11
Sebelumnya Yusuf bin Tasyfin sudah melakukan ekspansi ke arah Utara.
Pada Tahun 1062 Yusuf bin Tasyfin membangun kota Marakusy (Marrakesh) atau
Maroko. Tahun 1070 M ia merebut Fez, tahun 1078 M Tangier dan tahun 1080-
1082 M ia meluaskan kekuasannya sampai ke daerah al-Jazair.12
Dibangunlah Ibu kota Dinasti Murabithun pertama di daerah Aghmat, di
sebelah tenggara Marakesh (Maroko). Setelah sekian lama di Aghmat, Yusuf bin
Tasyfin berniat membangun kota baru sebagai markas utama mereka. Di
bangunlah kota Marakesh (Maroko) di Maghribi yang menjadi ibu kota baru
dengan berpijak pada asas Islam dalam naungan Dinasti Murabithun.
Pertama-tama yang ia buat dari kota baru tersebut adalah Masjid Marakesh.
Masjid ini dibuat pertama kali oleh Yusuf bin Tasyfin sebagai pemimpin Dinasti
Murabithun. Dalam proyek pembuatan Masjid Marakesh ini, Yusuf bin Tasyfin
ikut andil dalam pembangunannya. Ia ikut bekerja seperti pekerja yang lainnya
dengan mengangkat tanah, membuat lubang pondasi, membuat bahan-bahan
material dalam pembangunan Masjid13
. Ia ingin mengikuti apa yang Rasulullah
Saw contohkan dimasa dahulu. Ia ingin mengikuti jejak kepemimpinan seperti
Rasulullah Saw.14
Rasulullah Saw tidak hanya menjadi seorang Pemimpin yang berkuasa
diatas segala-galanya. Tetapi menjadi manusia yang mau dan rela bekerja bersama
para pengikutnya. Itulah yang di jalankan oleh Yusuf bin Tasyfin dalam
kehidupannya menjadi seorang pemimpin. Bukan semata-mata menjadi penguasa,
11 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia (Jejak Kejayaan Peradabaan
Islam di Spanyol), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013) h.. 563
12
Departemen Agama R.I, Ensiklopedia Islam 2 ……. (Murabithun)
13
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 392
14
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 561
25
tetapi bekerja dalam satu usaha bersama para pengikutnya untuk mencapai tujuan
bersama.
D. Masa akhir hayat Yusuf bin Tasyfin
Sampai pada masa Akhir Hayatnya Yusuf bin Tasyfin pulang ke Maghribi
dan tinggal di Istananya, di Marakesh (Maroko). Sehingga ia Jatuh Sakit. Sakitnya
pun semakin bertambah parah hingga ajal menjemputnya pada hari Senin pagi,
tanggal 1 Muharram tahun 500 H/ 1 September 1017 M di Usia 100 Tahun (1
Abad). Dan di makamkan di Ibu Kota kaum Murabithun, Marakesh.15
Ia menghabiskan banyak waktu untuk kepentingan umat Islam. Empat puluh
tahun diantaranya ia gunakan untuk memimpin pemerintahan di Maroko, dan
sisanya selama genap enam puluh tahun ia gunakan untuk memimpin
pemerintahan Murabithun, yang kemudian menjadi pemerintahan paling kuat di
dunia pada waktu itu dengan menguasai dua wilayah, yaitu Maroko dan
Andalusia.16
Ali dipilih oleh Ayahnya karena sejumlah sifat yang mirip dengan ayahnya
dalam hal ketaqwaan, keagamaan, dan jihad. Ia dibai‟at pada usia 23 Tahun, tepat
pada hari sang Ayah wafat. Sebelum mendapat bai‟at dari semua orang, ia terlebih
dahulu dibai‟at oleh saudaranya, Tamim, karena wasiat sang ayah. Ali pun
menjalankan amanah itu dengan sebaik mungkin.
15 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia .....h. 428
16
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ..... h. 602
26
BAB III
YUSUF BIN TASYFIN DAN MURABITHUN DI AFRIKA UTARA
A. Gerakan awal Murabithun di Afrika Utara
1. Berdirinya Murabithun
Murabithun/Al-Murabithun, adalah sebuah Dinasti yang pernah berkuasa
di Maroko dan Andalusia (Spanyol), sekitar Tahun 1052-1447 M. Munculnya
Dinasti ini bermula dari suatu gerakan keagamaan yang bertujuan untuk
memberantas penyelewengan dalam bidang agama dan menyebarkan faham
agama yang benar.1
Kaum Murabithun adalah salah satu suku Barbar yang
bernama Lamtunah atau biasa juga disebut Lamtuniyah.2
Lamtuna juga
merupakan salah satu anak dari suku Shanaja/Sanhaja yaitu yang bernama Ibnu
Thaifun Al-Lamtuni.3 Tidak hanya suku Lamtunah saja (Matunah) tetapi ada
beberapa banyak suku yang salah satunya ada Suku Judalah yang bergabung
bersama dalam pemerintahan Murabithun.
Murabithun yang berarti “Orang-orang yang setia”, setia menunggu
suraunya.4 Kata Murabithun berasal dari kata “Ar-Ribath” ialah sesuatu yang
digunakan untuk menambatkan ternak. Kemudian kalimat ini digunakan buat
mengartikan setiap orang yang berjaga-jaga di wilayah perbatasan musuh demi
melindungi pasukan yang berada di belakang mereka. Dengan demikian,
Murabithun (Ribath) sejenis benteng pertahanan Islam.5 Dikarenakan orang-orang
yang berjaga di daerah perbatasan dengan musuh atau orang-orang yang sedang
berjihad itu biasa membuat tenda atau kemah tersebut untuk melindungi pasukan
kaum Muslimin, dan orang-orang yang sedang berjihad pada jalan Allah, maka
sang guru dari Yahya bin Ibrahim Al-Judali ialah Abdullah bin Yasin dan para
1 Departemen Agama R.I, Ensiklopedia Islam 2, (Jakarta: CV. Anda Utama, 1993) h. 94
2 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia (kisah Islam Pertama Kali Menginjakan Kaki
di Spanyol, Membangun Peradaban, Hingga Menjadi Warisan Sejarah Dunia), Terj. Zainal
Arifin, (Jakarta: Zaman, 2015) h. 388
3 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia (Jejak Kejayaan Peradabaan
Islam di Spanyol), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013) h. 539
4 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya …… h. 545
5 Rizem Aizid, Para Panglima Perang Islam (Biografi, Strategi Perang, dan Teladan
Hidup Mereka), (Yogyakarta: Saufa, 2015) h. 176
27
pengikutnya yang melakukan seperti itu di tepi sungai Senegal menamakan diri
sebagai “al-Murabithun”. Mereka juga disebut sebagai “Al-Mulatsimin” (Orang-
orang yang Menutupi Mukanya dengan Kain).6 Ribat tidak hanya digunakan
untuk tempat berlajar ilmu-ilmu agama, tetapi juga digunakan untuk menampung
musafir yang tengah dalam perjalanan. Pada tempat itu lambat laun berdiri
perkampungan dan akhirnya mejadi sebuah kota kecil, yang dikenal pada masa
sekarang dengan kota Aghmat.7
Akan tetapi, Ibnu Thaifun Al-Lamtuni ini tidak lama dalam
kepemimpinannya karena terbunuh dalam sebuah pertempuran. Setelah itu
digantikan oleh Yahya bin Ibrahim Al-Judali yang berasal dari Suku Judalah.
Yang perlu diperhatikan adalah pada masa Yahya bin Ibrahim ini masyarakat
penduduknya sangat kurang mengenal agama Islam. Walau dia sudah beragama
Islam. Akan tetapi, ia hanya mengenal dua kalimat syahadat saja. Sedangkan
syari‟at Islam yang lain mereka tidak mengenalnya. Karena mereka tinggal di
pedalaman padang pasir Maroko, maka mereka tetap hidup dalam kebodohan dan
primitif. Sampai pada akhirnya Yahya bin Ibrahim ini ingin menunaikan ibadah
haji.8
Pada akhirnya Yahya bin Ibrahim sampailah niatnya beribadah Haji di
tanah suci Mekkah dan Madinah. Sepulang dari Ibadah haji ia menuju ke
Qayrawan dan ingin bertemu dengan Seorang Guru dari Madzhab Maliki yaitu
Abu Imran Musa bin Isa Al-Fasi.9 Setelah melakukan perjalanan panjangnya
Yahya bin Ibrahim ini banyak sekali menimba ilmu di berbagai wilayah salah
satunya di Qayrawan, di Mesir, dan di Mekkah.10
Lalu Abu Imran Musa
menawarkan Yahya bin Ibrahim ini untuk berguru kepada muridnya yang lain
bernama Abdullah bin Yasin.11
Dari Abdullah bin Yasin inilah lahir pondasi
dakwah orang-orang Murabithun.
6 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 547
7 Yoesoef Sou‟yb, Kekuasaan Islam Di Andalusia, (Jakarta: Firma Madju, 1984) h. 95
8 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 537-539
9 Qayrawan merupakan kota yang terletak di Tunisia bagian utara.
10
W. Montgomery Watt and Pierre Cachia, A History of Islamic Spain, (Edinburgh:
Edinburg University Press, 1965) h. 96
11
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 539
28
2. Abdullah bin Yasin serta Peranannya dalam Pondasi Murabithun
Namanya adalah Abdullah bin Yasin al-Jazuli, pemimpin pertama orang-
orang Murabithun. Peletak dasar pemikiran orang-orang Murabithun, dan menjadi
pemersatu diantara suku Barbar yang berada di wilayah Maroko. Ia adalah
seorang ahli fiqih dari kalangan Madzhab Maliki. „Ulama yang sangat pintar,
cerdas dan menonjol, sekaligus tokoh terkemuka yang wara‟ yang banyak
melahirkan hasil karyanya dari berbagai disiplin ilmu yaitu ahli fiqih, sastra,
politik dan lain sebagainya,12
Salah satu murid yang paling setia menemaninya
ialah Yahya bin Ibrahim al-Judali.
Yahya bin Ibrahim berhasil mengajak Abdullah bin Yasin untuk bersedia
mengajarkan kepada rakyatnya ajaran agama Islam yang benar dan kaffah.
Abdullah bin Yasin menyebarkan ajaran agama yang benar dikalangan suku
Lamtuna. Oleh karena dakwah yang di sampaikannya tidak mendapat banyak
sambutan, Abdullah bin Yasin mengajak beberapa orang pengikutnya ke sebuah
pulau di Senegal dan disana ia mendirikan Ribath.13
Ribath adalah suatu bangunan tempat melaksanakan ibadah dan
mempelajari pengetahuan agama serta sekaligus sebagai markas bagi pejuang
melawan musuh-musuh agama dan orang-orang yang menyelewengkan ajaran
agama. Orang yang berguru semakin lama semakin banyak dengan Abdullah bin
Yasin dan Yahya bin Ibrahim. Mereka dinamakan al-Murabithun, karena
ketekunan mereka berada dalam Ribat.
Ribath/ ar-Ribath juga bisa di artikan sesuatu yang digunakan untuk
menambatkan ternak. Kemudian kalimat ini digunakan buat mengartikan setiap
orang yang berjaga-jaga di wilayah perbatasan musuh demi melindungi pasukan
yang berada di belakang mereka. Dengan demikian, Murabithun (Ribath) sejenis
benteng pertahanan Islam.14
Selain mengajarkan tentang Al-Qur‟an, Hadits, Shalat, Wudhu, Zakat,
dan Ibadah-ibadah yang lainnya, Abdullah bin Yasin juga mengajak mereka untuk
berjihad memerangi suku-suku Shanaja yang memusuhi mereka. Karena banyak
12 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 540
13
Departemen Agama R.I, Ensiklopedia Islam 2 …. 95
14
Rizem Aizid. Para Panglima Perang Islam ….. h. 176
29
diantara suku-suku mereka yang berbuat kesesatan. Lalu para pengikutnya
mendakwahkan kaum dan keluarga besarnya. Akan tetapi, mereka malah semakin
berbuat kesesatan dan menentang dakwah mereka. sampai pada akhirnya
Abdullah bin Yasin yang terjun langsung berperang kepada kabilah-kabilah atau
suku-suku yang tidak mau bertaubat kejalan yang benar15
.
Semakin lama semakin banyak orang-orang dari Suku Lamtunah yang
menjadi suka Relawan untuk membantu perjuangan Abdullah bin Yasin16
. Ketika
jumlah mereka mencapai seribu orang, Abdullah bin Yasin mulai memerintahkan
untuk menyiarkan agama ke luar Ribat dan memberantas segala penyelewengan.
Usaha memberantas penyelewengan tidak hanya ditunjukan orang-seorang, tetapi
juga kepada para penguasa yang memungut pajak terlalu tinggi.
B. Eksistensi Murabithun dalam panggung politik
Asal mulanya Murabithun ini adalah sebuah tempat Ibadah dan juga sebagai
tempat yang mengenalkan tentang ajaran Agama Islam yang benar dan kaffah.
Salah satu suku yang ikut serta dalam pengajaran didalamnya ialah Suku Lamtuna
(Matunah) dan disana ada salah seorang dari pemimpin Suku Judalah yaitu Yahya
bin Ibrahim Al-Judali. Perjalanan Murabithun untuk bisa memperbanyak
pengikutnya tidaklah mudah. Penggerak pertama dari Murabithun ini yaitu
Abdullah bin Yasin tidaklah berjalan mulus. Banyak hambatan dan tantangan
yang ia peroleh dari perjalanannya untuk bisa lebih banyak mengambil para
pengikutnya. Kebanyakan dari beberapa tokoh masyarakat dan orang-orang
tertentu yang mempunyai kepentingan berusaha untuk melawan dan
membantahnya.17
Pernah disuatu hari Abdullah bin Yasin duduk sambil termenung
memikirkan apa yang harus dilakukan kedepannya. Ia seperti mendapat petunjuk
dari tuhan untuk menjalankan semua tugasnya dalam memberikan pemahanan
tentang agama Islam dan ia merasa harus tetap bertahan tinggal di pedalaman
padang pasir. Ia berjalan sampai ke tepi sungai Senegal atau disebut dengan
15
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 545 16
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia .....h. 390 17
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 541
30
Sungai Nil.18
Abdulllah bin Yasin bergegas untuk mendirikan tenda yang cukup
luas untuk menampung para pengikutnya yang ingin belajar agama Islam.
Ditenda itulah Abdullah bin Yasin mengajarkan pengetahuan tentang ajaran
agama Islam bersama pengikut setianya Yahya bin Ibrahim. Semakin banyaklah
kaum muda dari suku Judalah yang belajar berguru bersamanya, sampai dibuatlah
bebrapa tenda untuk menampung para pengikut yang ingin belajar bersama
Abdullah bin Yasin.
Kemudian dalam waktu relatif singkat, yakni kurang dari empat tahun para
pengikutnya sudah mencapai seribu orang yang sangat baik dalam memahami
Islam dan mengerti perkembangan zaman. Dari seribu orang itu banyak dari
kalangan suku-suku yang belajar agama Islam, lalu Abdullah bin Yasin menyuruh
dari kaum dan suku-suku itu untuk kembali menemui kaum dan suku-suku
mereka guna menyampaikan apa yang telah disampaikan oleh guru mereka. Para
pengikut itupun langsung melaksanakan apa yang diperintahkan oleh sang guru,
dan memberi peringatan terhadap kaum mereka yang berbuat kesesatan, maksiat,
hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw serta mengajak
mereka mengikuti ketentuan hukum agama yang benar.19
Ketika para pengikutnya sudah bertemu dengan kaumnya, sayang sekali
mereka tidak mau mengikuti ajakan mereka sehingga Abdullah bin Yasin perlu
turun tangan menghadapi kaum mereka yang menentang bahkan mengancamnya.
Sehingga Abdullah bin Yasin dan para pengikutnya melakukan persiapan untuk
berperang bagi siapa saja menentang dan berpaling dari ajarannya. Dibuatlah
beberapa pasukan yang dipimpin oleh Yahya bin Ibrahim Al-Judali yang ditunjuk
sebagai „Amir untuk membuat suatu pemerintahan. Yahya bin Ibrahim berinisiatif
untuk membentuk satu kelompok pemerintah dari beberapa suku dan kaum untuk
beraliansi dan membentuk kekuatan pasukan perang.
Ketika Yahya bin Ibarahim Al-Judali gugur sebagai pahlawan Syahid dalam
sebuah peperangan bersama pengikutnya. Tampuk kepemimpinan jatuh kepada
18
Yang dimaksud adalah anak sungai Neiger. Jadi sama sekali tidak ada hubungannya
dengan Sungai Nil yang berada di Mesir dan Sudan. Pada waktu itu memang anak sungai itu
dinamakan sungai Nil.
19
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 550
31
Jauhar Al-Judali yang diberi mandat oleh Abdullah bin Yasin karena ia berasal
dari suku yang sama, tetapi ia menolak tawaran itu. Keputusan itupun dipilih oleh
Abdullah bin Yasin kepada Yahya bin Umar Al-Lamtuni dan Abu Bakar bin
Umar Al-Lamtuni sebagai tampuk kepemimpinan bagi pergerakan kaum
Murabithun untuk melakukan penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah.
Mereka berdua berasal dari suku besar di wilayah Maghribi yaitu Matunah
(Lamtuna).20
Keputusan yang tepat ketika Abdullah bin Yasin memilih tampuk
kepemimpinan dari suku Matunah, karena dengan begitu banyak suku yang
begabung untuk masuk dalam pemerintahan Murabithun demi memperjuangkan
agama Allah Swt yaitu Diinul Islam (Agama Islam). Pemerintahan Murabithun
mulai berjalan secara perlahan untuk memerangi mereka yng menentang
pemerintahan Murabithun dan terjadi tahun 1053 M/ 445 H.
Tampuk kepemimpinan akhirnya jatuh kepada Adik Yahya bin Umar Al-
Lamtuni yaitu Abu Bakar bin Umar Al-Lamtuni, karena Yahya bin Umar gugur
sebagai pahlawan syahid. Semakin hari semakin banyak para pengikut dari orang-
orang Murabithun. Semakin kokoh lah Murabithun untuk membuat pemerintahan
yang besar. Orang-orang Murabithun mulai menembus tempat-tempat yang luas
di sekitar kawasan utara Senegal. Mulailah mereka melakukan ekspansi hingga
merambah dari kawasan Utara Senegal sampai ke kawasan Selatan Mauritania.
Dengan demikian, Judalah dan Lamtunah, dua kabilah yang berada di kawasan
utara Senegal dan kawasan selatan Mauritania menjadi satu yang disebut
Murabithun.21
Perjalanan demi perjalanan mereka lewati selama beberapa tahun untuk
melakukan ekspansi ke beberapa wilayah guna menyebarkan agama Islam
sekaligus membuat pemerintahan yang besar bagi orang-orang Murabithun. Dan
bertemulah pasukan Murabithun dengan Bargota di Pantai Samudra Atlantik..
Terjadilah perang yang membuat Abdullah bin Yasin Al-Jazuli gugur dalam
20 Matunah (Lamtuna) dan Judalah adalah dua suku besar yang sama-sama kuat yang
tinggal di wilayah kekuasaan Maghribi. Mungkin sama saja keadaan mereka sama seperti keadaan
suku Aus dan Suku Khajraz.
21
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 553
32
peperangan yang membuatnya menjadi mati syahid. Beliau meninggal pada tahun
1059 M/ 451 H.22
Pasca sepeninggal Abdullah bin Yasin, perjalanan ekspansi terus berlanjut
dengan tampuk kepemimpinan dibawah Abu Bakar bin Umar al-Lamtuni. Beliau
inilah sosok pemimpin di bidang keagamaan dan sekaligus politik. Ia adalah
salah satu tokoh ulama terkemuka kaum Murabithun. Dua tahun silam
kepemimpinannya beliau berhasil memperkuat Pemerintahan Murabithun.
Diajaklah keponakannyanya yaitu Yusuf bin Tasyfin untuk sama-sama
memperjuangkan pemerintahan Murabithun.
Setelah sama-sama memegang tampuk kepemimpinan pemerintahan
Murabithun, Abu Bakar bin Umar mendapatkan sebuah berita bahwa telah
terjadinya konflik atau perselisihan kecil antar suku Judalah dan suku Matunah.
Ketika terjadi pertikaian diantara suku-suku yang di tinggalkannya dibagian
selatan, keduanya berpisah. Abu Bakar bin Umar kembali ke Sahara untuk
mengembalikan keamanan dan ketertiban, sedangkan Yusuf bin Tasyfin
melanjutkan usaha penaklukan ke Utara. Setelah berhasil menyelesaikan konflik
antar dua suku tersebut, Abu Bakar bin Umar melakukan perjalanan kembali ke
beberapa wilayah.
Sudan yang menjadi tempat Tujuannya, wilayah yang terletak di kawasan
selatan Maroko. Tujuan ia datang kesana untuk mengajak penduduk wilayah
tersebut masuk Islam. Sedangkan Yusuf bin Tasyfin kembali memperluas ke
wilayah Marrakesh, Fez, Tangier, Senegal, Mauritania, dan al-Jazair demi
mengembangkan kekuasaan Murabithun dan pengikutnya.23
C. Andilnya Yusuf bin Tasyfin dalam Perpolitikan Dinasti Murabithun
Peperangan demi peperangan terus terjadi di beberapa wilayah Maghribi.
Perang tersebut dipicu dengan adanya pemberontakan dan perlawanan atas
ketidaksukaannya mereka dengan ajaran agama Islam yang dibawa oleh orang-
orang Murabithun. Abu Bakar bin Umar pun semakin gencar untuk memperluas
22 Jamil M. Abun-Nasr, A History of The ….. h. 81
23
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 560
33
wilayah kekuasaan Murbithun. Dengan memerangi beberapa suku. Yaitu suku
Gamara. Suku ini termasuk dari bangsa suku Berber.
Jauh seratus tahun sebelumnya, ada salah seorang dari suku Gamara
bernama Hamim bin Manillah yang mengakui-ngakui sebagai Nabi. ia tidak
mengingkari kenabian Rasulullah Saw, tetapi ia mengakui dirinya sebagai Nabi
kaum nya dan beragama Islam. Ia membuat syari‟at baru dalam Islam. Yaitu
sholat hanya 2 kali sehari saja, tidak mewajibkan berwudhu, bersuci dari Janabat,
dan beribadah Haji. Pengikutnya pun sampai ada di masa Abu Bakar bin Umar.
Suku ini melakukan praktiknya dari zaman Abdurrahman an-Nashr, sampai
menyuruh seseorang membunuhnya pada saat itu. Terbunuhlah Hamim bin
Manilah yang pada saat itu Abdurrahman an-Nashr menyewa seseorang untuk
membunuhnya.24
Di masa Abu Bakar bin Umar inilah kelompok mereka di bumi
hanguskan oleh orang-orang Murabithun. Dengan menumpaskan segala hal-hal
yang keluar dari ajaran Syari‟at Islam. Pada peperangan melawan Suku Gamara
ini, pemimpin Murabithun Abdullah bin Yasin masih ikut andil berperang
melawan orang-orang suku Gamara.
Setelah menumpaskan suku Gamara, selanjutnya menaklukan Suku
Bargota. Suku ini juga masih keturunan dari bangsa Berber. Ketua suku mereka
adalah Shalih bin Tharif bin Syam‟un. Lagi-lagi ia mengakui dirinya sebagai
Nabi. dan membuat banyak para pengikutnya untuk mengikuti syari‟at baru yang
telah dibuatnya. Ia mengakui kenabian Rasulullah Saw, lalu ia mengaku juga
sebagai Nabi yang mengatasnamakan agama Islam. Syari‟at yang telah ia buat
sendiri yaitu dengan mewajibkan sholat lima waktu di pagi hari dan lima waktu
pada sore hari. Ia memperbolehkan menikah lebih dari empat orang. Inilah yang
menyebabkan rusaknya syari‟at Islam yang telah diselewengkan oleh suku
Bargota. Terjadilah peperangan yang dahsyat dengan suku Bargota. Disinilah
„amir Murabithun pada saat itu tewas dalam peperangan. Yaitu Abdullah bin
Yasin yang dengan semangat juangnya membela agama Islam. Meninggal syahid
24 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 558
34
dalam peperangan. Lalu di teruskan oleh Abu Bakar bin Umar dan Yusuf bin
Tasyfin.25
Setelah berhasil mengalahkan orang-orang dari suku Bargota. Orang-
orang Murabithun kembali memerangi Suku Zanata. Suku ini termasuk orang-
orang yang beraliran Sunni dengan keturunan Berber. Suku ini tetap memegang
Syari‟at Islam, Akan tetapi mereka banyak melakukan kezhaliman terhadap
rakyatnya. Dari para penguasanya sampai orang dari kalangan tengah menzholimi
kalangan bawah. Suku ini juga memakai hukum Rimba. Yang artinya orang-orang
yang kuat akan menindas yang lemah. Ini yang membuat rusaknya agama Islam
karena telah dinodai dengan hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.
Itulah yang menyebabkan orang-orang Murabithun harus bertindak
terhadap Suku Zanata. Peperangan pun terjadi diantara keduanya. Dengan penuh
semangat membara orang-orang Murabithun berhasil menaklukan suku-suku yang
menentang dan menyeleweng dari ajaran agama Islam yang benar dan kaffah26
.
Ketika situasi sangat sulit yang di lalui oleh Yusuf bin Tasyfin dalam
menghadapi suku Zanata yang beraliran Sunni. Segaralah Yusuf bin Tasyifin
menyiapkan pasukan sebanyak empat puluh ribu personel guna membantu
melawan musuh-musuh dari suku-suku kecil yang dalam perjalanan menuju arah
Utara. Dengan begitu Yusuf bin Tasyfin beserta orang-orang Murabithun berhasil
menaklukannya satu demi satu musuh yang menghalang-halangi untuk
menyebarkan ajaran agama Islam.
D. Penguasa Tunggal Yusuf bin Tasyfin serta Penaklukannya
Perjalanan Murabithun pun semakin melebarkan sayapnya ke berbagai
wilayah Maghrib dan pedalaman Afrika. Pasca konflik kecil yang terjadi antar
suku Barbar dan sekembalinya Abu Bakar bin Umar untuk menyelesaikan konflik
tersebut. Ia memerintahkan untuk segera memberikan tampuk kepemimpinan
kepada Sepupunya yaitu Yusuf bin Tayfin agar bisa melanjutkan ekspansi
25 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 559
26
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 559-560
35
Murabithun ke berbagai wilayah. Ia melihat bahwasannya ada sesuatu yang
istimewa dari dalam diri Yusuf bin Tasyfin tersebut. Ia melihat kekuatan,
ketegasan, kecakapan, dan kemampuan memimpin dalam diri Yusuf bin
Tasyfin.27
Begitulah Abu Bakar bin Umar menilai Yusuf bin Tasyfin adalah orang
yang sangat tepat untuk dijadikan penerusnya dalam mendakwahkan orang-orang
melalui Murabithun. Abu Bakar bin Umar sudah banyak menaklukan wilayah-
wilayah di Afrika. Ia berhasil menaklukan Islam di Ghana Bisawa sebelah selatan
Senegal, Siere Lone, pantai Gading, Mali, Ghana, Dahumi, Tongo, Nigeria dan
beberapa lainnya di kawasan benua Afrika.
Itulah Abu Bakar bin Umar al-Lamtuni yang mengajak pada kebenaran
ajaran Islam. Menyeru dalam „Amar Ma‟ruf dan Nahi Munkar menuju jalan
Allah. Ialah sang pemimpin al-Mulatsimin (kaum yang biasa menutupi muka
dengan kain) yang jika ia datang. Orang-orang menyambutnya dengan gembira
dengan diikuti lima ratus ribu pasukan.28
Abu Bakar bin Umar berkata,“Pemuda ini lebih pantas memimpin
ketimbang aku, ia mempunyai jiwa kepemimpinan yang pantas untuk masa depan
Murabithun. Jiwa yang membara menegakkan kalimat Laailaa Haa Illallah
Muhammadur Rasulullah dengan penuh keyakinan dan keimanan”. Pemimpin
yang ahli dalam berpolitik dan berstrategi perang. Yang berhak atas kekuasaan
Murabithun.29
Jika kemarin Yusuf bin Tasyfin di tunjuk sebagai wakil sampai Abu
Bakar bin Umar pulang dari tugasnya. Kini saatnya Yusuf bin Tasyfin menampuk
kepemimpinan atas negeri Maghrib dan sekitarnya. Memimpin atas umat Islam
yang berada diwilayah Maghrib. Karena menurut Abu Bakar bin Umar Yusuf bin
Tasyfin sanggup mengendalikan negeri ini , sehingga Islam terus berkembang
lebih pesat.30
27 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 391
28
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 562
29
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 391
30
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 561
36
Yusuf bin Tasyfin menerima mandat dari Abu Bakar bin Umar dalam
memegang tampuk kepemimpinan Murabithun. Pada saat Yusuf bin Tasyfin
mulai memegang kendali dan menaklukan di berbagai wilayah, , meninggalah
Abu Bakar bin Umar dalam sebuah peperangan pada tahun 480 H/1087 M.
Jadilah Yusuf bin Tasyfin penguasa tunggal Murabithun.31
Sebelumnya Yusuf bin Tasyfin sudah melakukan ekspansi ke arah Utara.
Pada Tahun 1062 Yusuf bin Tasyfin membangun kota Marakusy (Marrakesh) atau
Maroko. Tahun 1070 M ia merebut Fez, tahun 1078 M Tangier dan tahun 1080-
1082 M ia meluaskan kekuasannya sampai ke daerah al-Jazair.32
Dibangunlah Ibu
kota Dinasti Murabithun pertama di daerah Aghmat, di sebelah tenggara
Marakesh (Maroko). Setelah sekian lama di Aghmat, Yusuf bin Tasyfin berniat
membangun kota baru sebagai markas utama mereka. Di bangunlah kota
Marakesh (Maroko) di Maghribi yang menjadi ibu kota baru dengan berpijak pada
asas Islam dalam naungan Dinasti Murabithun.
Pertama-tama yang ia buat dari kota baru tersebut adalah Masjid
Marakesh. Masjid ini dibuat pertama kali oleh Yusuf bin Tasyfin sebagai
pemimpin Dinasti Murabithun. Dalam proyek pembuatan Masjid Marakesh ini,
Yusuf bin Tasyfin ikut andil dalam pembangunannya. Ia ikut bekerja seperti
pekerja yang lainnya dengan mengangkat tanah, membuat lubang pondasi,
membuat bahan-bahan material dalam pembangunan Masjid33
. Ia ingin mengikuti
apa yang Rasulullah Saw contohkan dimasa dahulu. Ia ingin mengikuti jejak
kepemimpinan seperti Rasulullah Saw.34
Rasulullah Saw tidak hanya menjadi seorang Pemimpin yang berkuasa
diatas segala-galanya. Tetapi menjadi manusia yang mau dan rela bekerja bersama
para pengikutnya. Itulah yang di jalankan oleh Yusuf bin Tasyfin dalam
kehidupannya menjadi seorang pemimpin. Bukan semata-mata menjadi penguasa,
tetapi bekerja dalam satu usaha bersama para pengikutnya untuk mencapai tujuan
bersama.
31 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ..... h. 563
32
Departemen Agama R.I, Ensiklopedia Islam 2 ……. (Murabithun)
33
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 392
34
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 561
37
E. Persiapan menuju Andalusia
Yusuf bin Tasyfin merupakan seorang yang sangat Wara‟ dan Zuhud. Ia
tidak pernah terlena dengan hal keduniawiaan. Sekalipun ia diberikan amanah
menjadi seorang pemimpin, justru ia takut dalam mengembangkan amanahnya. Ia
tidak pernah silau oleh keindahan dan kemegahan Istana, maupun gemerlap
kehidupan para penguasa. Ia dikaruniai kecerdasan kejeniusan, tekad kuat,
keberanian, serta ketegasan yang membawanya pada kemenangan-kemengangan
yang dicapainya.35
1. Andalusia di masa Muluk ath-Thawaif (Raja-raja kecil)
Jauh sebelum memasuki masa Muluk ath-Thawaif, Andalusia melalui
beberapa periode. Yaitu Periode pertama tahun 711 M / 92 H Andalusia dipimpin
oleh Musa bin Nushair. Periode kedua tahun 755 M / 137 H dipimpin oleh
Abdurrahman ad-Dakhil. Di periode ketiga tahun 912 M / 299 H dipimpin oleh
Abdurrahman an-Nashir. Sampai pada akhir dari periode ketiga inilah yang
menguasai Andalusia mengalami perpecahan yang sangat besar sehingga
menimbulkan konflik dan perang saudara antar umat Muslim demi menguasai
kerajaannya dan terpecah menjadi “Muluk ath-Thawaif” Kerajaan-kerajaan
kecil.36
Dalam periode ini di pimpin oleh Hisyam III 1031 M / 422 H.37
Setelah periode ketiga berakhir, munculah periode keempat ini. Dalam
periode ini terjadi perang saudara dikarenakan keinginan dorongan hawa nafsu
menguasai harta, tahta, jabatan tertinggi sampai memperebutkan wanita-wanita
cantik. Ironisnya terjadi perseturuan diantara umat Muslim itu sendiri. Justru dari
para raja-raja kecil ini meminta bantuan kepada raja-raja Kristen dan berkhianat
kepada umat Muslim. Raja-raja golongan inilah disebut (Muluk ath-Thawaif)
yang berpusat di Kota seperti Malaga, Zaragoza, Valencia, Badajoz, Sevilla, dan
35 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 392
36
“Muluk ath-Thawaif” ialah Kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah setelah masa
pemerintahan Abdurrahman an-Nashir dan dilanjutkan oleh pemimpin yang masih berumur 12
tahun yaitu Hisyam III tahun 1031 M.
37
Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jogjakarta: Saufa,
2014) h. 462-466
38
Toledo.38
Inilah yang akan menjadi cikal bakal yang menyebabkan umat kristen
berinisiatif untuk mengambil alih lagi kerajaan yang dikuasai oleh umat Muslim
selama 3 Abad lamanya. Dengan begitu, umat Muslim pada saat itu telah
kehilangan salah satu unsur terpenting kekuatan mereka yaitu persatuan. Dan
kejatuhan mereka benar-benar sangat kuat.
Di masa ini, Andalusia hancur kepada beberapa kelompok penguasa. Setiap
kelompok ataupun keluarga tampil mengumumkan kemerdekaannya di satu kota
dan sekelilingnya. Ada sekitar 21 kelompok kerajaan kecil yang terpecah kedalam
beberapa wilayah Andalusia. Karena dari lemahnya system pemerintahan Bani
Umayyah serta konflik internal dan keserakan untuk menjadi penguasa tunggal di
Andalusia tanpa memetingkan persatuan umat Islam.39
Beberapa Raja-raja kecil di wilayah Andalusia adalah sebagai berikut;40
No. Wilayah Pemimpin Tahun Memisahkan
Diri
1. Valencia Al Mubarak dan al-
Muzhaffar 400 H/ 1010 M
2. Denia dan Balearic Mujahid al-Amin 400 H/ 1010 M
3. Alpuente Abdullah bin al-Qasim 400 H/ 1010 M
4. Arcos Bani Khazrun 400 H/ 1010 M
5. Cordova
Penguasaan yang silih
berganti, dari Bani
Umayyah, Bani
Hamdun, dan Bani
Jahwar lewat kudeta.
403 H/ 1013 M
6. Huelva Bani al-Bakri 403 H/ 1013 M
7. Granada Zadi bin Zayri 403 H/ 1013 M
8. Albarracin Hudzayl bin Abdul
Malik 403 H/ 1013 M
38 Abdul Syukur al-Azizi, Kitab Sejarah Peradaban ….. h. 467
39
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 345
40 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 356
39
9 Moron de la
Frontera Bani Taziri 403 H/ 1013 M
10. Murcia Kharun al-Amiri,
setelahnya Bani Thahir 403 H/ 1013 M
11. Carmona Abu Muhammad bin
Barzal 405 H/ 1015 M
12. Almeria Khairun al-Amiri 405 H/ 1015 M
13. Ronda Bani Yafrun 406 H/ 1016 M
14. Santamaria Barat Bani Harun 407 H/ 1017 M
15. Zaragoza Mundzir bin Yahya al-
Tajibi, lalu Bani Hud 408 H/ 1018 M
16. Badajoz Abdullah bin
Muhammad 413 H/ 1023 M
17. Sevilla Muhmmad bin Ismail
bin „Abbad 414 H/ 1024 M
18. Niebla Ahmad bin Yahya 414 H/ 1024 M
19. Beja Al-Hajib bin
Muhammad 422 H/ 1031 M
20. Toledo Bani Dzun Nun 422 H/ 1031 M
21. Bobastro Yusuf bin Sulaiman 438 H/ 1047 M
Menurut Tariq Suwaidan, pada periode ini juga Kristen mulai
mengembangkan aksinya untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Kaum
Kristen memanfaatkan keterkoyakan dan perpecahan tersebut dengan merebut
sepertiga wilayah Andalusia di sebelah utara. Mereka berhasil mengambil kembali
kota-kota yang pernah ditaklukan oleh al-Hajib al-Manshur. Syanjul menjadi
sebab utama atas kenistaan ini karena kebobrokan moral dan hawa-nafsunya, lalu
dilanjutkan oleh para penguasa yang rakus dan haus kekuasaan.41
Pada saat itu
Garcia II menjadi penguasa Kota Castilla.42
Pada tahun 1035 M/ 429 H, ia mati
41 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 352
42
Qasytala adalah perubahan dari kata Castil, yaitu benteng dalam bahasa asing.
40
dibunuh di sebuah gereja di Kota Leon saat melangsungkan pernikahan dengan
saudara perempuan Raja Leon, Bermudo III. Digantikan oleh anaknya bernama
Sancho III.
Pada masa itu ia tidak berlangsung lama dalam kepemimpinannya dan ia
meninggal tahun 1041 M / 426 H dan digantikan oleh anaknya, Ferdinand.
Konflik antar dinasti kecil ini yang dimanfaatkan oleh raja Ferdinand. Sayangnya
umat Islam pada masa itu mengalami keburukan moral serta agamanya.
Dikarenakan mereka para raja berlindung kepada orang-oang kafir demi menjaga
harta, tahta, dan jabatannya. Seperti al-Muktamid Billah yang meminta
perlindungan kepada raja Ferdinand dari penguasa Cordoba yang mencoba
mengganggu pemerintahannya. Sungguh sangat disayangkan sampai akhirnya
Bobastro memisahkan diri dari Zaragoza.43
Setelah wafatnya raja Ferdinand, ia digantikan oleh ketiga putranya. Ialah
Sancho putra sulung mengambil Alih kota Castilla, putra yang kedua Alfonso
mengambil alih kota Leon, dan yang ketiga Garcia menguasai kota Galicia dan
Portugal. Tetapi, ketiga anak Ferdinand mengalami konflik internal yang
membuat Alfonso keluar melarikan diri ke Toledo. Sangat disayangkan,
kedatangan Alfonso ini malah disambut hangat oleh al-Makmun dari Bani Dzun
Nun.44
Dari sinilah Alfonso dengan licik mengambil informasi tentang Toledo
yang mana dia mencari kelemahan kota Toledo yang dapat ia kuasai dengan
sesukanya. Inilah menjadi cikal bakal keruntuhan dari Toledo.
Setelah Toledo dihancurkan oleh raja Alfonso. Raja Alfonso meminta
wilayah dari Sevilla untuk diserahkan kepadanya. Pada saat itu dipimpin oleh Al-
Mu‟tamid bin Abbad. Al-Mu‟tamid tidak mau menerima keinginannya itu. Ketika
Raja Alfonso juga ingin meminta Upeti dan membayar Jizyah kepadanya. Lalu
Mengancam untuk menghancurkan kota Sevilla seperti Toledo.
Dalam pertikaian yang tiada henti di Andalusia, dimasa itu datanglah
seorang ulama yang bernama Abu al-Walid al-Baji. Beliau merupakan orang asli
Andalusia yang menimba Ilmu di timur Islam selama 13 Tahun. Ia juga seorang
43 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 354
44
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 366
41
ahli fikih yang terkemuka. Sampai Tariq Suwaidan mengatakan “wawasan
keilmuannya sangat luas. Ia hidup dari hasil jerih payahnya sendiri. Rasulullah
Saw. Bersabda,”Tidak ada yang baik bagi seseorang yang menyantap makanan
selain menyantap makanan dari hasil keringatnya sendiri. Sungguh, Nabi Dawud
as itu makan dari hasil jerih payah tangannya sendiri.”(HR Bukhari).45
”
Al-Baji ini juga menyerukan untuk persatuan antar umat Muslim di
Andalusia serta kerajaan-kerajaan yang berada di Andalusia. Akibat terjadinya
Tragedi Kota Bobastro yang mana umat Muslim di kepung selama 40 hari dan
dibunuh dalam jumlah 40 ribu Muslimin dan 7000 gadis Muslimah ditawan serta
diperkosa. Kejadian yang sangat memprihatinkan bagi sejarah umat Muslim. Ini
menandakan kelemahan dan keburukan moral serta akhlak para pemimpin pada
masa itu. Sama seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun dalam
Muqaddimahnya,”karakter dasar dari penguasa yang menikmati kebesaran
individual, hidup bermewah-mewahan, dan senang berdiam diri, maka kerajaan di
ambang kehancuran.”46
Pada akhirnya ulama meminta bantuan kepada Murabithun di Maghribi
tahun 1085 M/ 478 H. Atas kejadian yang memilukan bagi umat Muslim pada saat
itu. Dinasti-dinasti kecil sangat tidak penting bagi keamanan umat Islam di
Andalusia. Para ulama membentuk Delegasi yang di kirim ke Maghribi Aqsha,
tempat kaum Murabithun berada47
.
2. Andalusia Meminta kaum Murabithun
Pasca jatuhnya kota Toledo atas serangan orang-orang Kristen. Al-
Mu‟tamid dan para „Ulama Andalusia sepakat untuk meminta bantuan kepada
kaum Murabithun di kawasan Maghribi. Ide meminta bantuan terhadap orang-
orang Murabithun merupakan ide yang sangat cemerlang yang pertama kali keluar
dari pemikiran „ulama dan para sesepuh. Salah satunya adalah Al-Qadhi Abdullah
bin Muhammad bin Adham. Ia menyerukan untuk meminta bantuan terhadap
orang-orang Murabithun yang terkenal saat kuat dan taat terhadap perintah Allah
45 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 357
46
Ibnu Khaldun, Muqaddimah ..... h. 285
47 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 387
42
SWT. Al-Mu‟tamid menyuruhnya untuk membuat sepucuk surat kepada Yusuf
bin Tasyfin agar bersedia membantu Andalusia dari konflik yang ada.
Datanglah Al-Mu‟tamid dihadapan Al-Qadhi tersebut seraya berkata:
“Bagus sekali atas Usulanmu itu, silahkan anda menemuinya”. Tetapi Al-Qadhi
meminta maaf dan menolak perintah itu, sekalipun AL-Qadhi berkeinginan Al-
Mu‟tamid lah yang mengirim surat tersebut. Al-Mu‟tamid berkata: “untuk tugas
ini saya rasa andalah orang yang tepat melaksanakannya”48
.
Dikirimlah surat serta delegasi dari pihak Andalusia untuk bertemu Yusuf
bin Tasyfin di wilayah Maroko. Beberapa Raja-raja juga mengirimkan sepucuk
surat kepada Yusuf bin Tasyfin untuk membantunya melawan musuh-musuh
Islam. Setelah surat dan delegasi sampai kepada Yusuf bin Tasyfin, ada beberapa
masalah yang diahapinya. Masalah tersebut yang pertama adalah ia tidak
menguasai wilayah Ceuta yang menjadi pintu masuk Andalusia. Wilayah tersebut
masih dikuasai oleh orang-orang Bargota. Kedua, masalah tersebut didapatinya
karena ia ingin mendapat Surat dari Al-Mu‟tamid bin Abbad supaya ia
mempunyai alas an pergi ke Andalusia dengan aman, dan tidak dituduh sebagai
pemberontak. Barulah ia bisa membantu orang-orang Andalusia dari ancaman
orang-orang Kristen49
. Kedatangan dan intervensi kaum Murabithun di Andalusia
di dasari sejumlah faktor yaitu: 1. Ulama Andalusia yang menyetujui pemikiran
al-Baji, 2. Surat Menyurat antara al-Mu‟tamid dengan Yusuf bin Tasyifin, 3.
Persatuan Andalusia dan meminta bantuan terhadap kaum Murabithun50
.
48 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 566
49
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 569
50
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 387
43
BAB IV
KEPEMIMPINAN YUSUF BIN TASYFIN
A. Persiapan perang melawan orang-orang Kristen Alfonso VI
Surat demi surat banyak di kirimkan oleh Raja serta para ulama Andalusia
untuk diberikan kepada Yusuf bin Tasyfin sang pemimpin Murabithun. Delegasi
demi delegasi pun berdatangan untuk mengungkapkan keluh kesahnya terhadap
Yusuf bin Tasyfin. Para delegasi tersebut disambut hangat oleh Yusuf bin Tasyfin
pada tahun 478 H/ 1085 M dengan tekun Yusuf mendengarkan pembicaraan
mereka. Dengan penuh hati yang Ikhlas Yusuf bin Tasyfin siap membantu dan
menolong mereka dari serangan militer yang dilancarkan oleh orang-orang
Kristen.
Dengan berbagi kelengkapan serta pasukan, Yusuf bin Tasyfin pun
bersiap-siap menuju Andalusia melewati Ceuta. Setelah sampai disana Yusuf bin
Tasyfin pun tak bisa berjalan melewati kota itu dikarenakan orang-orang Bargota
menghalangi perjalannya lalu terjadilah perang dan di menangkan oleh Yusuf bin
Tasyfin. Tepat di hari kamis, 15 Robi‟ul Awal 479 H/ 29 Juni 1086 M Yusuf bin
Tasyfin memerintahkan beberapa pasukan untuk menyebrangi lautan secara
bergelombang. Gelombang pertama dipimpin oleh Dawud bin Aisyah dan
Gelombang Terakhir dipimpin oleh Yusuf bin Tasyfin1. Setelah sampai di dekat
laut, Yusuf bin Tasyfin meminta kapal-kapal untuk dinaiki menyebrangi laut agar
bisa sampai ke Selat Gibraltar (Jabal Thoriq). Dalam perjalanan Yusuf bin Tasyfin
banyak menemukan kendala. Yaitu angin berhembus kencang serta ombak yang
tinggi membuat kapalnya terombang-ambing dan hampir tenggelam. Seraya
Yusuf bin Tasyfin mengadahkan tangan, lalu berdo‟a,
“Ya Allah, Jika menurut Engkau perjalananku ini baik dan
membawa manfaat bagi kaum muslimin, maka tolong beri kami
kemudahan mengarungi lautan ini. Dan jika menurut Engkau
1 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia (kisah Islam Pertama Kali Menginjakan Kaki
di Spanyol, Membangun Peradaban, Hingga Menjadi Warisan Sejarah Dunia), Terj. Zainal
Arifin, (Jakarta: Zaman, 2015) h. 394
44
sebaliknya, maka timpakanlah kesulitan kepadaku sehingga aku
tidak bisa mengarunginya2.”
Selesai berdo‟a badai angin yang tadi berhembus sangat kencang serta
ombak yang sangat tinggi mendadak berhenti. Yusuf pun kembali melakukan
perjalanan lautnya melewati Selat Gibraltar bersama pasukannya yang siap
membela dan menolong kaum muslimin dari serangan orang-orang Kristen.
Sampailah kaum Murabithun di bumi Andalusia setelah melewati pejalanan berat
yang mematnya terlambat sampai ke Andalusia.
Yusuf bin Tasyfin meminta kepada penguasa Sevilla yaitu Al-Mu‟tamid
bin Abbad untuk menyerahkan Algeciras sebagai tempat markas kaum
Murabithun di Andalusia. Dengan begitu Algeciras dijadikan basis bagi umat
Muslim.3 Bersedialah Al-Mu‟tamid untuk memberikan kota tersebut dijadikan
markas besar kaum Murabithun yang siap melawan raja Alfonso IV.
Dari Jaziratul Khadhra‟ (Algeciras), pasukan Yusuf bin Tasyfin bergerak
menuju ke arah Sevilla. Di tengah perjalanan, pasukan kaum muslimin mendapat
sambutan hangat dari Al-Mu‟tamid bin Abbad. Keduanya bertemu antara Yusuf
bin Tasyfin dan Al-Mu‟tamid bin Abbad dengan berjabat tangan dan saling
berpelukan. Kaum Murabithun menerima sambutan hangat dari penguasa Sevilla
tersebut. Dalam pertemuannya tersebut, dijamulah dengan makanan yang banyak
bagi Yusuf bin Tasyfin beserta pasukannya. Keduanya saling berjanji untuk
berjihad, saling setia, dan saling membantu.4 Yusuf bin Tasyfin juga mengirimkan
surat kepada para raja dan pemimpin kelompok kelompok lain, untuk bekerja
sama, saling membantu, dan setia agar seluruh pasukan lengkap dan bersiap
melawan musuh. Sebagian diantara mereka ada yang menyetujuinya dan ada yang
enggan untuk ikut berperang.
Selesai bertemu dengan penguasa Sevilla dan mengirimkan surat-surat
kepada raja-raja kelompok. Mereka bergerak ke arah barat laut, dengan diisi oleh
2 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia (Jejak Kejayaan Peradabaan
Islam di Spanyol), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013) h. 570
3 Muhammad Ali, Para Panglima Islam Penakluk Dunia;Penerjemah: umar Mujtahid,
(Jakarta: Ummul Qura, 2016) h. 483
4 Muhammad Ali, Para Panglima Islam ….. h. 484
45
pasukan garis depan dibawah komando Al-Mu‟tamid bin Abbad dan Garis
belakang dibawah Komando Yusuf bin Tasyfin. Mereka terus bergerak hingga
tiba di sebuah padang datar yang terletak diantara kota Badajoz dan Coria, yang
dikenal sebagai padang datar Zallaqah yang dilalui sungai Tagus.5
Berita-berita kedatangan pasukan Murabithun yang bergerak menuju
padang datar Zallaqah terdengar sampai ke telinga raja Alfonso VI. Ia segera
menyudahi pengepungan di wilayah Zaragoza, serta meminta bantuan terhadap
orang-orang Kristen dan Raja-rajanya di balik pegunungan Pyerenees (Pyerenia).
Ia meminta bantuan terhadap raja Aragon, Sancho, kerajaan Prancis, Galicia dan
Navarre untuk membantunya melawan kaum Murabithun dengan semangat juang
yang tinggi.
Paus juga memproklamasikan bahwa perang ini adalah perang suci. Paus
mengirim pastor-pastor dan pendeta-pendeta kepala untuk membakar semangat
juang pasukan Alfonso IV melawan umat Muslim. Slogan Perang Salib Suci pun
kemudian digelorakan dengan serentak oleh orang-orang Kristen. Sekitar 60 ribu
personel pasukan Alfonso yang ikut tergabung di berbagai penjuru, dan sekitar 30
ribu personel pasukan Yusuf bin Tasyfin dari umat Muslim. Sampai-sampai
Alfonso mengirim hinaan dan ejekan terhadap umat Muslim yang jumlahnya tak
sebanding dengan pasukannya.6
B. Surat menyurat Yusuf bin Tasyfin terhadap Raja Kristen
Ketika pasukan orang-orang Murabithun sedang dalam perjalanan menuju
padang datar Zallaqah. Pasukan umat Muslim diberi ejekan dan hinaan dengan
mengirimkan surat dan berkata, “Akan kuperangi setan, jin, dan malaikat
langit!”. Yusuf bin Tasyfin membalas dan berkata,
“Kami sudah mendengar, wahai Alfonso, bahwa anda
mengajak kami bertemu. Anda juga berharap punya perahu yang
bisa Anda gunakan mengarungi lautan untuk menyerang kami.
Tetapi sekarang kami lah yang telah menyebrang untuk menemui
5 Muhammad Ali, Para Panglima Islam ….. h. 485
6 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 399
46
Anda. Rupanya Allah Ta‟ala mempertemukan kita ditempat ini.
Anda akan melihat akibat do‟a Anda sendiri, “Dan Do’a (Ibadah)
orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.” (Q.S. Ar-Ra’d:
14).7Dan aku wahai Alfonso menawarkan opsi padamu, masuk
Islam, membayar Jizyah atau perang? Saya beri anda waktu tiga
hari”.
Alfonso menjawab, “Aku memilih perang, apa jawabmu.?” Yusuf bin
Tasyfin membalikkan surat tersebut dan menulis balasannya di kertas yang sama
kepada raja Alfonso VI dan berkata: “Jawabannya adalah apa yang akan kau
lihat dengan mata kepalamu, bukan apa yang kau dengar dengar telingamu,
keselamatanlah bagi yang mengikuti petunjuk.”
Alfonso kembali membalasnya, namun dengan bahasa yang penuh
kebohongan dan tipu daya muslihatnya kepada Yusuf bin Tasyfin. Yusuf bin
Tasyfin dibuat terpedaya olehnya dan berkata: “Besok adalah hari Jumat, hari
rayanya orang Islam dan kami tidak ingin berperang di hari rayanya orang
Islam. Sabtu adalah hari raya orang Yahudi sementara dalam pasukan kami ada
prajurit yang beragama Yahudi. Adapun Ahad adalah hari raya kami, bagaimana
kalau peperangnya kita tunda hingga hari Senin..?”
Yusuf bin Tasyfin menangkap adanya makar dalam surat raja Alfonso
tersebut.8
Dipersiapkanlah prajurit sebagaimana rencana awal. Pada malam
harinya, yaitu pada malam Jumat 12 rajab 479 H / 22 Oktober 1086 M. Imam Al-
Faqih Ahmad bin Rumailah Al-Qurthuby bermimpi bertemu Rasulullah. Dalam
mimpinya Rasulullah berkata: “Kalian pasti menang, dan engkau akan bertemu
denganku”
7 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 574
8 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 576
47
Ilustrasi Pertempuran Zallaqah
1. Mimpi Seorang Ahli Fiqih (Ibnu Rumailah)
Seorang ahli fiqih yang bermadzhab Maliki yang bernama Ahmad bin
Rumailah Al-Qurthuby ikut tidur bersama pasukan Yusuf bin Taysfin dalam
perkemahan. Beliau adalah orang yang sangat peduli terhadap ilmu, senang
menulis bait-bait syair tentang prilaku zuhud, dan seorang „ulama yang sangat
wara‟. Ketika Ibnu Rumailah ikut tidur bersama pasukan lainnya, ia bermimpi
bertemu dengan Rasulullah SAW. Karena mimpi bertemu dengan Rasulullah
SAW itu adalah suatu kebenaran, dan setan tidak bisa menjelma menjadi
Rasulullah SAW.
Terbangun lah Ibnu Rumailah dari tidurnya yang bermimpi bertemu
Rasulullah. Seraya Ibnu Rumailah mengabarkan kabar berita baik kepada kaum
muslimin, karena hatinya dipenuhi rasa gembira. Rasulullah telah menyampaikan
kepadanya, bahwa ia akan mati di jalan Allah. Dua hal yang sama-sama
terpampang dimatanya, yakni kemenangan bagi orang –orang mukmin dan mati
secara syahid.9
Mimpi itu dikabarkan kepada seluruh komandan perang. Semua
digemparkan oleh berita itu. Seluruh pasukan dibangunkan. Dengan gagah Yusuf
bin Tasyfin memerintahkan prajurit untuk membaca surah Al-Anfal. Para khatib
diperintahkan untuk mengobarkan semangat jihad. Sambil keluar masuk barisan
prajurit Yusuf bin Tasyfin mengatakan dengan suara yang lantang,
9 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 578
48
“Berbahagialah orang yang meraih syahid. Siapa yang hidup, maka baginya
pahala dari Allah dan ghanimah.”
Hari itu bumi Andalusia menyaksikan semangat jihad dan ghiroh yang
memenuhi dada kaum muslimin. Para pemimpin bersatu di bawah kalimat yang
sama “La ilaha illallah”. Dugaan Yusuf bin Tasyfin terbukti, ternyata benar raja
Alfonso ingin berbuat makar, dia ingin menyerang pasukan Muslim secara tiba-
tiba. Namun semua diluar dugaan raja Alfonso, ternyata pasukan Muslimin telah
bersiap-siap menghadapi serangannya.10
Al-Mu‟tamid bin Abbad sering berpatroli di tengah malam ke markas
orang-orang Murabithun. Karena mengkhawatirkan tipu daya muslihat raja
Alfonso IV. Munculah dua pasukan berkuda sebagai mata-mata yang ditugaskan
oleh Al-Mu‟tamid yang memberitahukan bahawa mereka baru saja melakukan
pengintaian pada tempat dimana Alfonso IV berada. Mereka melapor, “Kami
berhasil mendapatkan informasi yang kuat bahwa raja Alfonso baru saja
mengatakan kepada pasukannya.
Mereka mengatakan Al-Mu‟tamid lah yang telah menyulut peperangan ini.
Kendatipun orang-orang Murabithun ahli dan cukup berpengalaman dalam
berperang tetapi mereka tidak mengenal baik negeri ini. Mereka dibawah
komando Al-Mu‟tamid . Jadi dialah yang kita jadikan sasaran utama. Seranglah
ia. Jika berhasil melumpuhkannya, tentu setelah itu akan mudah bagi kalian untuk
menaklukan mereka. Aku yakin Al-Mu‟tamid bin Abbad akan menyerah kepada
kalian jika kalian tepat dalam melancarkan serangan terhadapnya.
Mendengar kabar yang tersiar dari mulut Alfonso. Al-Mu‟tamid Bin Abbad
segera mengutus seorang komandan batalyon bernama Abu Bakar bin Al-
Qashirah menemui Yusuf bin Tasyfin untuk memberitahu kepadanya supaya
segera bersiap-siap menghadapi raja Alfonso. Komandan itupun langsung segera
menemuinya.11
10
Shabra Syatila, suatu hari dibawah langit andalus, Friday, 1 May 2015 10:30 pm,
(FIMADANI.COM) http://www.fimadani.com/suatu-hari-di-bawah-langit-andalus/ 11
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 580
49
2. Pertempuran Zallaqah
Maka berhadapanlah angkatan pasukan umat Muslim dengan pasukan raja
Alfonso yang berjumlah 60.000 pasukan tentara. Setelah mengatur pasukan dan
sholat subuh pada hari Jum‟at 22 Oktober 1086 di Bulan Rajab tahun 479.
Alfonso VI sengaja melanggar perjanjian yang telah ia buatnya sendiri. Pasukan
umat Muslim dikejutkan oleh serangan mendadak dan sporadis yang dilakukan
oleh orang-orang Kristen. Pasukan Kristen berhasil mendesak Yusuf bin Tasyfin
dengan serangan sporadisnya dan membuat pasukan serangan yang sangat dahsyat
dari berbagai penjuru. Kemudian terjadilah pertempuran besar di Zallaqah .12
Pasukan Islam terdiri dari tiga kelompok utama: Pertama. Kelompok
pasukan orang-orang Andalusia dibawah pimpinan komandan Al-Mu‟tamid bin
Abbad yang dibantu oleh beberapa Raja Andalusia. Yakni, Ibnu Shamadah,
penguasa kerajaan Almeira, Abdullah bin Bulqin bin Habs penguasa Granada,
Ibnu Maslamah penguasa wilayah tapal batas dataran tinggi, Ibnu dzun Nun, Al-
Mutawakkil Ibnu Al-Afthas, dan lainnya. Posisi Al-Mu‟tamid sendiri berada
ditengah-tengah pasukan yang dikawal oleh Al-Mutawakkil sayap kanan, dan
pasukan dari timur Andalusia di sayap kiri. Yusuf bi Tasyfin meminta supaya
mereka tetap disiplin mendukung Al-Mu‟tamid dan memerintahkan Al-Mu‟tamid
untuk memenuhi garda terdepan yang berhadapan langsung dengan pasukan
Kristen.
Kedua. Kelompok yang terdiri dari pasukan orang-orang Murabithun
dibawah komandan mereka yang terkenal pemberani bernama Daud bin „Aisyah.
Posisi ini tepat berada di belakang pasukan Andalusia. Pasukan ini memback up
pasukan Andalusia yang berada di garda terdepan. Yusuf bin Tasyfin juga
meminta pasukan ini untuk tetap bertahan dibelakang pasukan Andulusia yang di
pimpin oleh Al-Mu‟tamid bin „Abbad.
Ketiga. Kelompok orang-orang Murabithun dengan Komandan yang
dipimpin oleh Yusuf bin Tasyfin. Dia membuat strategi yang sangat jitu dengan
bersembunyi di balik salah satu bukit yang tidak terlalu jauh dari pasukan,
12
Zallaqah merupakan sebuah tempat yang daerahnya Padang Datar yang terletak di
antara kota Badajoz dan Coria yang dilalui sungai Tagus.
50
sehingga mereka tidak terlihat. Yusuf bin Tasyfin orang sangat ahli dalah strategi
peperangan. Ia sengaja membuat pasukan ketiga untuk melakukan back up
tehadapt dua pasukan yang sedang bertempur melawan orang-orang Kristen
Alfonso IV.13
Dengan Taktik yang di buat oleh Yusuf bin Tasyfin, umat Muslim mulai
mengendalikan serangan terhadap orang-orang Kristen. Pasukan pertama yang
dipimpin oleh Al-Mu‟tamid ini melancarkan serangan ke arah orang-orang
Kristen yang di pimpin oleh Albert Hanes pasukan perintis dari Castilla dan
Aragon.14
Yusuf bin Tasyfin membuat strategi dengan menyimpan pasukan
cadangan agar bisa mengalahkan pasukan Alfonso IV.
Raja Alfonso semakin gencar menghadapi pasukan umat Muslim yang
dipegang oleh Al-Mu‟tamid bin Abbad. Mereka terfokus kepada sosok Al-
Mu‟tamid bin Abbad dalam serangannya. Memang mereka mengincar Al-
Mu‟tamid dalam peperangan ini. Karena ialah yang mengangkat genderang
perang terhadap Alfonso. Mereka mengepung dari semua arah terhadap pasukan
yang dikomando oleh Al-Mu‟tamid. Mereka menghujami serangan pedang
terhadap Al-Mu‟tamid. Tetapi, ia tetap gigih dan kuat mengahadapi serangan
bertubi-tubi dari orang-orang Kristen.
Bantuan pun terlambat datang dari Yusuf bin Tasyfin. Hal ini
menimbulkan dugaan yang negative dari pasukannnya. Sebagian posisi mereka
terdesak karena gencaran yang dilakukan oleh orang-orang Kristen. Seorang
pasukan Kristen berhasil masuk dan melancarkan serangan kearah kepala Al-
Mu‟tamid. Tetapi, ia berhasil mengelak lalu melakukan serangan balik secara
sporadis dan berhasil memenggal kepalanya. Tangan serta pinggangnya tertusuk
pedang dari orang-orang Kristen, ia tetap berdiri kokoh dengan sekuat tenaga.15
Tampak Al-Mu‟tamid menyembelih tiga ekor kuda.
Barisan kaum muslimin mulai pecah. Darah mengalir deras sampai
membuat kuda-kuda terpeleset jatuh beserta penunggangnya. Inilah alasan
mengapa perang ini dinamakan perang Zallaqah (Terpeleset), karena banyaknya
13
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 581
14 Muhammad Ali, Para Panglima Islam …… h. 486
15
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 583
51
darah yang mengalir di sekitar area pertempuran sehingga tidak bisa dikendalikan
kendaraan kuda di kedua kubu masing-masing.16
Tanpa disadari kelompok dua
yang dipimpin oleh Daud bin „Aisyah datang membantu Al-Mu‟tamid.
Pertempuran pun semakin sengit diantara pasukan orang-orang Kristen dan
umat Muslim. Orang-orang Murabithun datang disaat yang tepat ketika pasukan
Al-Mu‟tamid hampir menimpa kekalahan. Keadaanpun semakin mencekam
dengan suara gemercik pedang yang beradu di udara. Raja Alfonso membuat
gentar pasukan Manuver yang datang dari orang-orang Murabithun. Dengan
meresa yakin akan kemenangan, raja Alfonso semakin gencar menghabisi
pasukan muslim. Diam-diam tampak kelompok kedua dari Alfonso IV yang
dikomandoi oleh Berhans dan Ibnu Raldmer sedang menuju markas Al-Mu‟tamid.
Mereka berhasil mongobrak-abrik markas pasukan Muslim. Karena terdesak,
sebagian pasukan Andalusia lari ke arah Badajoz. Semua bergerak mundur,
kecuali Al-Mu‟tamid dan pasukannya.
Dengan kecerdikannya, ketika pasukan Muslim yang dipimpin pertama
oleh Al-Mu‟tamid sudah mulai berguguran dan pasukan raja Alfonso pun juga
mengalami penurunan, datanglah Manuver dua pasukan dari Yusuf bin Tasyfin
dari atas bukit untuk menyerang pasukan raja Alfonso IV. Yusuf bin Tasyfin
membagi pasukannya menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di komandoi
oleh Sair bin Bakar yang terdiri dari suku-suku Maroko, suku Zanata, suku
Gamara, dan suku-suku lainnya dari bangsa berber. Mereka membantu pasukan
umat Muslim yang dipimpin oleh komandan Daud bin „Aisyah dan Al-
Mu‟tamid.17
Kelompok kedua dengan komandan dia sendiri berikut teman-temannya
yang terdiri dari orang-orang suku Shanhaja serta sebagian orang-orang
Murabithun bertugas mengepung pasukan Kristen. Bala bantuan umat Muslim
mulai berdatangan dari segala arah dan sisi. Ketika pasukan umat Muslim
meringsek masuk ke markas pasukan Kristen. Mereka menyulutnya dengan api
sehingga markas tersebut terbakar dengan dahsyat. Banyak pasukan Kristen yang
16 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia .....h. 401
17
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 584
52
mati didalam beserta kudanya. Mereka sengaja ditinggal oleh raja Alfonso untuk
menjaga markas tersebut. Sementara sebagian dari pasukan Kristen banyak yang
berlarian. Yusuf bin Tasyfin melakukan pengejaran dibelakang mereka yang
berhasil lolos dan membunuhnya. Kejadian itupun terlihat oleh Alfonso,
pasukannya memberitahu Alfonso bahwa markas mereka telah hancur diserang
oleh pasukan Yusuf bin Tasyfin.18
Pertarungan sengit pun terjadi antara kedua pasukan. Akhirnya pasukan
Kristen pun terhimpit oleh dua pasukan Muslim yang dipimpin oleh Al-Mu‟tamid
dan Yusuf bin Tasyfin. Mereka lari tak beraturan dengan penuh ketakutan, tampak
terlihat kekacauan dan kepanikan dikubu raja Alfonso ini. Pertempuran terjadi
dari pagi hingga malam. Yusuf bin Tasyfin memberi isyarat empat ribu pasukan
berkuda dan penduduk Sudan yang terkenal sangat lihai supaya mereka turun dari
kudanya dan menembus masuk ke tengah-tengah pasukan Kristen, dan menembus
ke raja mereka. Ditengah-tengah kepanikan yang dilanda oleh pasukan Kristen.
Raja Alfonso mendapat serangan dari pasukan muslim yang berpapasan
kepadanya. Seorang pasukan muslim yang masih muda tersebut berkulit negro
(hitam) langsung merobek baju besi yang dipakai Alfonso dan menusuk bagian
paha dengan bayonetnya. Alfonso pun terluka dan mengeluarkan banyak darah.19
Raja Alfonso IV semakin terdesak dan terluka parah dibagian lutut dan
paha yang membuatnya ia pincang. Raja Alfonso pun lari dari medan perang
meninggalkan pasukannya demi menyelamatkan dirinya dari pasukan Muslim.
Pertempuran ini dimenangkan oleh pihak umat Muslim, sedangkan para tentara
Alfonso IV mengalami kekalahan dan melarikan diri bercerai berai karena tidak
sanggup melawan kekuatan Islam pada waktu itu.20
Dalam situasi yang sudah terdesak dan melarikan diri dari peperangan. Al-
Mu‟tamid berniat ingin mengejar Alfonso lalu membunuhnya. Tetapi, Yusuf bin
Tasyfin tidak setuju dengan pendapat itu. Menurutnnya, menekan dan mendesak
pasukan Kristen tersebut secara psikologis justru membuat mereka menjadi berani
bertempur lagi. Mereka akan memberi perlawanan habis-habisan., dan ini jelas
18 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 585
19 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ….. h. 587
20 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia .....h. 402
53
merugikan pasukan umat Muslim. Yusuf bin Tasyfin ingin memulihkan keadaan
pasukan umat Muslim yang mundur karena terdesak. ia ingin menyatukan
kembali pasukan umat Muslim jika mereka sabar menunggu dalam keadaan pulih.
Al-Mu‟tamid pun berkata “Jika ia lari di depan kita, lalu ia akan dihadang oleh
pasukan kita yang mundur, mereka tidak akan sangup melakukan hal itu.” Tetapi
Yusuf bin Tasyfin tetap menolak akan hal itu. Ia mengatakan “Jika seekor anjing
dpaksa ia pasti akan menggigit.21
C. Kemenangan umat Muslim atas Orang-orang Kristen
Peperangan telah berakhir. Pasukan umat Muslim menang telak atas
pasukan Kristen. Delir air mata kemenangan pun pecah di tengah-tengah para
pasukan muslim. Kemenangan yang sudah lama tak terasa lagi bagi umat Muslim.
Pada hari itu Allah SWT kembali mengulurkan pertolongannya kepada umat
Muslim. Mereka bersuka ria menyambut kemenangan yang di pegang oleh umat
Muslim. Gema Takbir, Tahlil, Tasbih, dan Tahmid berkumandang di seluruh
penjuru bumi Andalusia.
Ini adalah perang terbesar kedua di Andalusia setelah penaklukan pertama
oleh seorang dari bangsa suku berber juga yaitu Thariq bin Ziyad pada tahun 711
M. Wajah Islam di bumi Andalusia semakin tegak berdiri. Terpancafr kembali
cahaya Islam di tanah Andalusia. Semakin berkobar semangat juang para pasukan
Muslim saat itu. Mereka tidak merasa takut lagi akan kehadiran orang-orang
Kristen diwilayahnya.
Dalam perang Zallaqah, banyak para pasukan Muslim yang mati secara
syahid. Tak ayal bagi para „ulama yang ikut andil dalam perang terbesar kedua di
bumi Andalusia. Banyak diantara mereka yang gugur dan mati syahid dijalan
Allah, seperti Ahli fiqih Ibnu Rumailah, qadi di Marrakesh al-Mashmudi, dan ahli
fiqih Abu Rafi al-Fadhl bin Hazm (Putra Ibnu Hazm).22
Dalam peperangan melawan raja Alfonso tersebut, awalnya seorang Yusuf
bin Tasyfin sendiri berniat hanya untuk berperang melawan orang-orang Kristen
21 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 588
22
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia .....h. 402
54
dan tidak berniat menguasai wilayah dan harta rampasan. Ia membagikan harta
rampasan perang (Ghanimah) itu kepada para penguasa Andalusia beserta
pasukan mereka. Pasca peristiwa perang yang terjadi di Zallaqah, Ia pulang
kembali ke wilayah Maroko setelah ia berhasil memenangkan peperangan hebat.
Ia juga mendengar kabar berita yang mengejutkan dari negerinya itu bahwa putra
sulungnya baru saja meninggal dunia.23
Ia pun berkegas pulang tak memikirkan
lagi untuk kembali ke Andalusia atau tidak. Ia memerintahkan batalyon pasukan
Murabithun tetap berada di Andalusia untuk meneruskan perjuangan Jihad
dibawah pimpinan Sair bin Abi Bakar.24
Pada akhirnya Yusuf bin Tasyfin
memikirkan kembali tentang dirinya yang akan menguasai Andalusia. Untuk
bersedia memegang tampuk kepemimpinan Dinasti Murabithun dan sedikit demi
sedikit menguasai wilayah Andalusia tersebut.25
D. Pengkhianatan Raja-raja golongan Muslim dan awal kekuasaan
Murabithun di Spanyol
Pertempuran telah berlalu. Para penguasa Andalusia bersorak dengan suka
cita. Penguasa dan rakyatnya ikut menikmati kemenangan yang telah diraih umat
Muslim. Tidak terkecuali penguasa Sevilla, Al-Mu‟tamid bin Abbad.
Kedatangannya disambut oleh para penyair. Dan pengkhutbah dengan bait-bait
qasidah dan ucapan selamat atas kemenangan agung yang didapat.
Hari semakin berlalu atas kemenangan melawan orang-orang Kristen
dalam perang Zallaqah. Konflik antara umat Muslim dengan orang-orang Kristen
masih saja terus berlanjut. Bahkan orang-orang Kristen-lah yang sering
melakukan intervensi terhadap umat Muslim dan melakukan provosai terhadap
mereka. Penguasa raja-raja kecil tak dapat mengendalikan situasi ini. Bahkan hal
itu mengakibatkan kota Valencia yang menjadi basis Ibukota umat Muslim di
Andalusia, jatuh ketangan orang-orang Kristen. Begitu juga dengan penguasa
raja-raja kecil yang berada di Andalusia. Mereka seakan lupa dengan pesan dan
23 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtsuhnya .... h. 589
24
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 403
25 Ahmad Thomson Muhammad „Ata‟Urrahim, Islam di Andalusia Sejarah dan
Keruntuhan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004) h. 101
55
amanah yang disampaikan oleh Yusuf bin Tasyfin sebelum pulang kembali ke
Maroko. Agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam di bumi
Andalusia.26
Raja Alfonso IV kembali menghimpun sisa-sia pasukannya di Toledo. Dan
mulai bersiap menyerang kembali raja-raja kecil yang ada di wilayah timur. Pada
tahun 480 H/ 1087 M, tepat setahun setelah perang Zallaqah, Alfonso VI
membangun sebuah benteng baru di dekat Kota Murcia bernama Luaide. Alfonso
ingin menjadikan benteng ini sebagai pusat pergerakan dan sekaligus markas
baru. Dibenteng ini , ia mulai menghimpun pasukan hingga mereka berjumlah 13
ribu pasukan.27
Lagi-lagi Al-Mu‟tamid bin Abbad meminta bantuan yang kedua kalinya
kepada Yusuf bin Tasyfin karena alasan ancaman Alfonso yang sudah merebut
benteng Luaide. Mereka membuat basis yang besar disana dari sisa-sisa pasukan
Kristen. Tak lama kemudian, Yusuf bin Tasyfin kembali bergerak ke Andalusia
dan mengepung Alfonso. Alfonso pun mengetahui ancaman besar yang didapat
olehnya.ia segera mengirimkan pasukan Infanteri untuk menyelamatkan benteng
dari keruntuhan.
Yusuf bin Tasyfin berfikir, mustahil baginya dua kekuatan sekaligus,
kekuatan Alfonso dan kekuatan Benteng. Ia memilih mundur dan menghentikan
aksi pengepungan guna ingin melihat apa yang dilakukan musuh. Ia tidak mau
terhimpit oleh dua kekuatan musuh. Setelah Yusuf bin Tasyfin menarik diri dari
pengepungan, Alfonso memutuskan untuk mengosongkan benteng Luaide.
Membawa kembali pasukan Salibnya ke wilayah Toledeo. Dengan runtuhnya
benteng luade, tidak ada lagi ancaman bagi dinasti-dinasti kecil di Andalusia.28
Kemudian untuk yang ketiga kalinya situasi terulang kembali lagi. Yusuf
bin Tasyfin harus menyebrang ke Andalusia pada tahun 483 H/ 1090 M untuk
melawan orang-orang Kristen. Tetapi, ia menilai bahwa kekacauan yang terus
terjadi tidak hanya terhadap umat Muslim terhadap Kristen. Para pengkhianat
raja-raja kecil yang meminta bantuan kembali terhadap Alfonso guna
26 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 597
27
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 403
28 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 406
56
mempertahankan kekuasaan. Sungguh sangat ironis ketika penguasa muslim
berkhianat demi memetingkan tahta dan jabatan.
Perlu diketahu bahwa Yusuf bin Tasyfin tidak sama sekali berambisi atau
serakah terhadap Andalusia. Sebelum menyebrang kesana saja ia harus
memikirkan banyak pertimbangan, dan sempat ragu. Bahkan setelah memperoleh
kemengan pun ia tidak tertarik untuk ikut mendapatkan bagian harta jarahan
perang (Ghanimah). Ia tidak mau mengambil barang sedikitpun dari harta
rampasan perang tersebut. Hati nuraninya sudah tidak memetingkan harta
ghanimah. Yang terpenting ialah bagaimana menyatukan kembali umat Islam di
bumi Andalusia dari terjadinya konflik eksternal maupun internal di Andalusia.
Konflik internal yang terjadi dikalangan penguasa raja-raja kecil yang banyak
bersekutu kepada orang-orang kecil.29
Yusuf bin Tasyfin mengajak seluruh para penguasa Andalusia untuk tidak
memetingkan pribadi semata. Mengajak kepada kesatuan dan persatuan. Tetapi,
ajakan Yusuf bin tasyfin tersebut dianggap tidak penting. Tidak ada kewajiaban
untuk taat kepada Yusuf bin Tasyfin, Karena ia bukan seorang imam atau
pemimpin dari keturunan suku Quraisy yang ditetapkan sebagai syari‟at. Jadi ia
bukan seorang pemimpin yang mempunyai legitimasi menurut agama.30
Jawaban yang diberikan Yusuf bin Tasyfin kepada para penguasa yang
membelot tersebut adalah, bahwa sebenarnyaia hanya seorang pelayan Amirul
Mukminin Al-Mustadzhir. Pidato yang selalu ia sampaikan mengatasnamakan
beliau. Karena beliau khalifah Abbasiyah. Yusuf bin Tasyfin pun masih tunduk
atas kekuasaan Abbasiyah. Ia tidak mau semena-mena untuk tidak mematuhi
diatas pemerintahan Dinasti Abbasiyah.
Pada saat itulah Yusuf bin Tasyfin bertekad untuk menaklukan Raja-raja
kecil. Ia harus bias menguasai mereka sebagai para pengikut. Ia berkirim surat ke
Baghdad untuk meminta sang khalifah berkenan mengirimkan surat pengangkatan
terhadap dirinya sebagai penguasa Maroko dan Andalusia, supaya ia punya
legitimasi yang sah menurut syari‟at. Dibuatlah surat tersebut oleh Yusuf bin
29 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 598
30
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 599
57
Tasyfin. Surat tersebut diantar Al-Faqih Abu Muhammad Al-Arabi dan Putranya,
Abu Bakar. Ia menganggap surat tersebut sangatlah penting untuk meligitimasi
resmi dari sang khalifah tersebut sebagai dasar syari‟at yang memberikannya
kewenangan untuk mengatur penguasa-penguasa local itu.31
Berita seputar buruknya kondisi di Andalusia juga telah tersiar luas hingga
ke Timur Dunia Islam. Tak terkecuali dua ulama terkemuka pada saat itu, Abu
Hamid Al-Ghozali dan Abu Bakar Al-Thurthusy. Ia bertemu juga dengan delegasi
yang dikirimkan oleh Yusuf bin Tasyfin yaitu Al-Faqih Abu Muhammad Al-
Arabi dan Putranya, Abu Bakar. Berkumpul lah semua para „ulama yang berada di
Baghdad. Mereka ini barisan ulama pejuang. Mereka mengetahui dan memahami
semua yang terjadi disekitar mereka. Sesuai dengan permintaan Ibnu Al-Arabi,
Imam Al-Ghozali tidak keberatan untuk memberikan fatwa berupa hukum
syari‟at, dan diberikan kewenangan sebagai penguasa untuk menaklukan wilayah-
wilayah di mana saja yang dianggap perlu dengan menggunakan kekerasan.32
Para ulama yang berkumpul sepakat mengeluarkan sebuah fatwa. Isinya,
pemakzulan para penguasa dinasti-dinasti kecil dan penyatuan Andalusia. Fatwa
datang dari Syam, lalu dikirim ke Yusuf bin Tasyfin yang isinya adalah sebagai
berikut:
“ Yusuf bin Taysfin adalah orang yang paling berhak
menegakkan syiar kepemimpinan Khalifah Al-Mustadzir (Putra
Al-Muqtadi Billah). Artinya, Yusuf bin Tasyfin mesti dipatuhi oleh
setiap raja suatu wilayah dari wilayah-wilayah kekuasaan kaum
muslimin. Jika raja yang memikul syiar kekhalifahan Abbasiyah
ini (Yusuf) memerintahkan sesuatu, maka seluruh rakyat dan
pemimpin wajib mentaatinya. Menentangnyha berarti menentang
Imam (Khalifah). Setiap yang membangkang dan melawan akan
dihukumi sama seperti pemberontak (al-bagi) dan Amir (Yusuf)
berhak melawannya dengan pedang. Amir juga berhak memerangi
kelompok yang membangkang perintahnya, apalagi yang meminta
31 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 600
32
Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya .... h. 600
58
bantuan kaum Kristen yang jelas-jelas merupakan musuh Allah
karena memerangi kaum muslim…,”
Lewat surat juga, al-Thurthusyi juga berpesan pada Yusuf bin Tasyfin agar
memerintahkan dengan adil dan sesuai Al-Qur‟an, menegakkan amar ma‟ruf nahi
munkar, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat seperti dalam firman Allah Swt
yang Artinya, “Yaitu orang-orang yang jika kami berikan kedudukan di bumi,
merekan melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar, dan kepada Allah-lah segala urusan kembali.”
(QS. al-Hajj (22):41).33
Dengan dikeluarkan fatwa resmi oleh penguasa Abbasiyah. Yusuf bin
Tasyfin berhak atas kewenangan memimpin Murabithun, dan mempersatukan
wilayah kekuasaan Andalusia dibawah satu ke khalifahan Dinasti Murabithun. Ia
pun diberikan gelar oleh para penguasa dengan gelar “Amirul Mukminin”. Tetapi,
ia tidak mau mendapatkan gelaran tersebut. Karena bagi ia yang pantas
mendapatkan gelaran tersebut hanyalah seorang Umar bin Khattab. Atas kejadian
dalam kemenangan perang Zallaqah juga para raja Andalusia memberikan gelar
kepada Yusuf bin Tasyfin dengan gelaran “Amirul Muslimin” (pemimpinnya para
orang-orang Muslim).34
E. Penaklukan dan perluasan wilayah Andalusia
Fatwa yang diberikan sudah keluar. Yusuf bin tasyfin berhak atas
kekuasaannya di Maroko dan Andalusia. Ia kembali merenung manakah yang
lebih diutamakan, antara Maroko dan Andalusia. Ia pun memilih Andalusia untuk
dijadikan sasaran utamanya mengembangkan sayap kejayaan Islam. Ia memilih
karena situasi di Andalusia yang dianggap berbahaya dengan ancaman yang sudah
nyata.
Di saat yang bersamaan Yusuf bin Tasyfin mempelajarisecara mendalam
dari berbagai sisi: keagamaan, strategi, dan militer, juga bermusyawarah dengan
33 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 408-409
34
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 407
59
para komandan, pemimpin dan fuqaha.35
Lewat surat yang dibawa sejumlah
utusan, Yusuf bin Tasyfin, sang pemimpin Murabithun, mengajak para penguasa
dinasti-dinasti kecil Andalusia untuk menyatykan kalimat. Ajakan dan seruannya
ini langsung disambut hangat oleh penguasa Granada, Abdullah bin Bulaqqih,
pada Rajab 483 H/ September 1090 M. Ibnu Bulaqqin juga menyatakan bahwa
dirinya akan mematuhi perintah apapun dari Yusuf bin Tasyfin.36
Pada tahun 484 H/ 1091 M, Sair bin Abu Bakar, panglima pasukan
Murabithun yang masih berada di Andalusia, bergerak menuju Cordoba. Satu kota
penting di wilayah selatan yang merupakan protektorat Sevilla dan merupakan
dinasti kecil terbesar dan terkuat di Andalusia. Ketika penaklukan sudah dimulai
oleh Sair bin Abu Bakar, penguasa Cordoba menolak untuk meleburkan diri ke
dalam Dinasti Murabithun. Perang tak dapat dihindarkan karena terjadi penolakan
keras terhadap pasukan Murabithun. Keduanya saling serang hingga perang
mencapai titik puncak. Penguasa Cordoba mati terbunuh. Para pasukan Cordoba
kabur menyelamatkan diri. Tak terkecuali istri penguasa Cordoba tersebut. Ia
bernama Zaidah, ia lari dan meminta perlindungan kepada kaum Kristen Raja
Castile. Ia kemudian memeluk agama Kristen dan menjadi Istri dari Raja Castile
tersebut.37
Sungguh sangat disayangkan betapa hancurnya moral para penguaasa
bahkan istri-istri mereka sehingga mereka rela menjual agama mereka demi harta,
tahta, dan jabatan.
Selesai menaklukan Sevilla, Sair bin Abu Bakar kembali melanjutkan
penaklukan ke wilayah Sevilla, dinasti terbesar di Andalusia. Hal ini dilihat
Alfonso untuk kembali menghancurkan Dinasti Murabithun. Raja Alfonso
mengirim pasukan yang dipimpin Barhans, salah satu panglima andalannya.
Pertempuran pun terjadi di wilayah utara Sevilla. Kedua pasukan saling serang
sampai kepada puncaknya. Lagi-lagi pasukan umat Muslim menang atas pasukan
Kristen. Barhans terluka parah dan bersama pasukan lainnya terpukul mundur dari
pasukan Muslim.38
35 Muhammad Ali, Para Panglima Islam Penakluk ….. h.491
36
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 410
37 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 411
38
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 412
60
Yusuf bin Tasyfin kembali lagi ke Maroko. Sebagai basis kerajannya
untuk melakukan suatu perencanaan yang lebih besar dalam penaklukan di bumi
Andalusia. Karena merasa posisinya sudah kuat di wilayah Andalusia. Ia hanya
meninggalkan Sair bin Abu Bakar untuk meneruskan penaklukannya di berbagai
wilayah.
Mendengar kabar berita tentang kemenangan umat Muslim atas orang-
orang Kristen di wilayah Sevilla. Penguasa Denia dan Kepulauan Balearics
langsung mengumumkan ketundukannya pada kepemimpinan Dinasti
Murabithun. Sair bin Abu Bakar langsung bertemu Al-Mu‟tamid bin „Abbad
untuk segera meleburkan kekuasannya pada Dinasti Murabithun. Ia menolaknya
dengan mentah. Dan ingin mempertahankan kekuasaannya dari Dinasti
Murabithun. Ini sebuah kesalahan fatal yang sangat besar bagi Al-Mu‟tamid bin
Abbad. Yusuf bin Tasyfin dulu berpesan kepadanya untuk mengedanpak
persatuan dan kesatuan umat Islam di Andalusia. Tapi Al-Mu‟tamid bin Abbad
tidak menghiraukan perkataan Yusuf bin Tasyfin tersebut.
Yusuf bin Tasyfin pun akhirnya berfikir kembali ke Andalusia, dengan
firasat yang mengatakan bahwa al-Mu‟tamid akan berkhianat kepadanya. Yusuf
pun memberi peringatan terhadap al-Mu‟tamid untuk bisa mengembalikan
persatuan umat Muslim di wilayahnya. Al-Mu‟tamid pun masih tidak mau
mengiyakan perintah Yusuf bin Tasyfin dikarenakan kekuasaannya bakal
dilengserkan oleh Yusuf bin Tasyfin.39
Al-Mu‟tamid lebih memilih untuk berperang dengan Murabithun dan
memerintahkan seluruh rakyat dan pasukannya membantu melawan Murabithun.
Namun, rakyatnya dan kaum muslimin di sana menolak membantunya. Akhirnya ,
ia terpaksa menyerahkan kunci kota Sevilla pada bulan Rajab 484 H/ 1091 M.
Cordoba dan Sevilla tunduk dibawah kekuasaan Dinasti Murabithun. Raja Sevilla
Al-Mu‟tamid bin Abbad di usir keluar dari Andalusia. Seluruh harta dan
kepunyaannya disita, dan ia di tawan di Aghmat, Maghribi. Ia hidup dalam
kemiskinan dan kemelaratan. Ia kemudian mendapat ampunan dari Yusuf bin
Tasyfin dan di bebaskan dari penjara. Ia pun terasingkan, bahkan tidak ada
39
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 412
61
satupun orang yang mengenalnya. Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada 488
H/ 1095 M.40
Dengan berbagai kegemilangan yang dicapai di Andalusia, Yusuf bin
Tasyfin mampu menguasai sedikit demi sedikit kota-kota yang berada di wilayah
Andalusia. Salah satunya yaitu, kota Granada, Sevilla, Cordoba dan kota-kota
lainya. Pasukan-pasukan Yusuf bin Tasyfin terus mengarungi sejumlah
peperangan. Kota-kota penting telah mereka kuasai yaitu Cordoba, Ronda, Jean,
Sevilla, bahkan sebagian besar wilayah di Guadalquivir tunduk pada kekuatan
Dinasti Murabithun. Pasukan Murabithun juga menguasai Xativa, Segura, dan
Denia. Peristiwa ini tejadi pada tahun 484- 485 H.41
Setelah penaklukan kota-kota diberbagai wilayah Andalusia. Masih saja
ada satu kota yang menjadi pengkhianat bagi umat Islam, yaitu Valencia.
Valencia di bawah kepemimpinan al-Qadir Billah, salah satu penguasa terburuk
dinasti kecil. Ia memberikan loyalitas kepada Alfonso IV dengan bersedia
membayar upeti kepadanya. Bahkan, memberikan wewenang khusus kepada
Campaedor dengan imbalan kekuasaan kota tetap berada di genggamannya.42
Penduduk kota mulai resah. Mereka tidak kuat melihat kekejaman
pemimpin mereka sendiri Al-Qadir Billah. Gerakan perlawanan pun mulai
dibentuk, yang dikepalai oleh hakim kota Valencia, Ibnu Jahaf. Sang hakim
meminta bantuan Murabithun. Murabithun pun meresponnya dan mengirimkan
bala tentaranya sekaligus pasukan pangan. Pasukan Murabithun langsung
menangkap Al-Qadir yang sedang bersembunyi di kamar mandi Istananya dengan
membawa sejumlah harta perhiasannya didalam kotak.
Campaedor tidak terima jika Valencia terlepas dari tangannya. Ia
mengepung kota dan membuat kerusakan di pinggir daerah Valencia. Murabithun
tidak bisa membantu banyak terhadap Valencia dikarenakan Faktor jarak dan
kesibukan Murabithun memperluas kekuasaan di wilayah lain. Mereka pun
meminta bantuan kepada penguasa Zaragoza Al-Musta‟in Billah. Namun, mereka
menolaknya. Pengepungan terus berlangsung sampai Campaedor mengajukan
40 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 414-415
41
Muhammad Ali, Para Panglima Islam Penakluk ….. h. 492
42 Campaedor adalah pemimpin kelompok pasukan bayaran bagi kaum Kristen.
62
persyaratan. Persyaratan yang pertama. Penduduk kota harus menyerahkan
sejumlah harta yang tak mampu diberikan, atau yang kedua seluruh kaum
Murabithun harus keluar dari kota.43
Rakyat Valencia setuju dengan memilih tawaran untuk damai dan
mematuhi persyaratan Campaedor. Pengepungan pun dihentikan dan disudahi.
Tapi Campaedor yang dikenal kelicikannya dan kezalimannya meminta yang
tidak-tidak termasuk kesepakatannya. Ia meminta kekuatannya diizinkan masuk
ke wilayah Valencia, ini masih disetujui oleh Ibnu Jahhaf. Ia meminta kembali
untuk menyerahkan seluruh kekayaan kota beserta tokoh-tokohnya, lalu putranya
dan panglima pasukannya untuk masuk ke dalam pasukan Campaedor. Ibnu
Jahhaf menolak mentah-mentah permintaan itu.
Terjadilah pengepungan selama 20 bulan. Penduduk kota Valencia tidak
memiliki lagi persediaan air dan makanan. Bahkan ketika ada penduduk Valencia
untuk lari dari kota mereka ditangkap. Bahkan mereka yang tertangkap disiksa
terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh oleh pemimpin Zalim Campaedor.
Penduduk Valencia mulai dikerumuni oleh wabah penyakit akibat pengepungan
yang dilakukan oleh Campaedor. Penderitaan dan kesengsaraan penduduk
Valencia semakin menjadi-jadi.
Akhirnya lewat beberapa utusan penduduk kota menyampaikan kesediaan
mereka menyerahkan kota ke tangan Campaedor. Mereka meminta jaminan
keamanan bagi jiwa, harta, dan keluarga, lalu jaminan perlakuan baik kepada sang
hakim Ibnu Jahhaf. Campaedor setuju dan berjanji memenuhi semua
permintaannya. Pengkhianatan pun terjadi. Campaedor mendobrak masuk pintu-
pintu kota yang telah dibuka. Campaedor menduduki menara-menara kota dan
menjarahi semua peduduk. Membunuh para pemuda yang lemah dan
memperkosa perempuan-perempuan. Masjid Agung pun diubah menjadi Gereja.44
Peristiwa ini terjadi pada tahun 487 H/ 1094 M.
Bagi orang-orang Kristen, Campaedor dianggap sebagai pahlawan
legendaris yang dipuja, dibanggakan, dikagumi bagi orang-orang Kristen pada
43 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 422-423
44
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 424
63
saat itu. Ia dianggap sebagai pahlawan nasionalsime bagi kaumnya. Itulah yang
bangsa Barat lakukan. Peristiwa ini tak boleh larut dari genggaman umat Muslim.
Pada tahun 488 H/ 1095 M, mulailah kelompok Dinasti-dinasti kecil dengan
Murabithun bergabung. Mereka takut mengalami nasib seperti Valencia.
Bergabunglah Badajoz dan penguasanya (Bani al-Afthas) dalam barisan
Murabithun. Begitupun juga Lisabon.
Penyebrangan pun kembali dilakukan oleh Yusuf bin Tasyfin yang
keempat kalinya pada tahun 490 H/ 1097 M ketika situasi di Afrika Utara sudah
mulai dapat dikuasai sepenuhnya oleh Murabithun. Penyebrangan ini dilakukan
untuk mempertahankan kota Valencia dan mengusir Campedor Valencia untuk
mempertahankan hak-hak penduduk Muslim Valencia. Pasukan besar disiapkan
dari wilayah selatan Andalusia di bawah pimpinan panglima Muhammad Ibn al-
Hajj. Ia diperintahkan untuk menggempur kota Toledo, ibu kota kaum Kristen dan
tempat tinggal Alfonso VI. Mengetahui hal itu, Alfonso segera menyiapkan
pasukan Kristennya untuk menghadang pergerakan pasukan Ibn al-Hajj.45
Kedua pasukan pun pecah, terlibat peperangan yang sangat dahsyat.
Peristiwa ini terjadi tahun 491 H/ 1098 M. Peperangan terjadi di sebuah tempat
bernama Kansyarah. Perang ini disebut Perang Kansyarah. Perang ini
dimenangkan oleh pasukan Ibn al-Hajj. Pasukan terus bergerak menuju Valencia.
Pasukan Murabithun mengepung wilayah Valencia setelah mengalahkan sejumlah
pasukan Campaedor tahun 493 H/ 1100 M. pada tahun itu juga Campaedor
meninggal dan kota dikendalikan oleh istrinya Syaimanah. Dua tahun terjadi
pengepungan 495 H/ 1102 M oleh kaum Murabithun, Yusuf bin Tasyfin mengirim
pasukan lagi yang dipimpin oleh sepupunya (Abu Muhammad al-Mazdali).
Syaimanah, istri dari campaedor tidak kuat mengendalikan kota Valencia,
sehingga ia kabur dan membawa harta kekayaan suaminya. Valencia pun kembali
di rebut oleh kekuasaan Dinasti Murabithun.46
45 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 426
46
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 427
64
F. Persatuan wilayah yang dilakukan Yusuf bin Tasyfin
Yusuf bin Tasyfin ketika berkuasa di Andalusia lebih memilih kota Sevilla
daripada Cordoba, sebagai ibukota kedua. Para raja Murabithun mempertahankan
semua otoritas penguasa dan menyandang gelar Amir al-Muslimin, tetapi dalam
persoalan spiritual mereka mengakaui otoritas khalifah Abbasiyah di Bagdad,
selama lebih dari setengah abad kekuatan Murabithun begitu kuat di Afrika barat
daya dan Spanyol selatan.
Dalam sejarahnya, ini merupakan pertama kalinya dimana seorang Barbar
memainkan peran penting di panggung dunia.47
Dinasti Murabitun pada masanya
memiliki daerah kekuasaan yang begitu luas di Afrika Utara hingga Andalusia
(Spanyol). Kekuasaan Yusuf bin Tasyfin berlangsung dari tahun 1061 hingga
1107. Dia bergelar Amir al-Muslimin dan Nasiruddin. Dalam upaya melegitimasi
serta memperkuat kekuasaannya, dia meminta pengakuan dan restu dari khalifah
Abu Abbas di Baghdad, Irak.48
Kekuasaannya menjadi kekuatan yang tertinggi
bagi wilayah Andalusia pada masa itu. Yang tidak ada tandingannya ketika Yusuf
bin Tasyfin memimpin.49
Yusuf bin Tasyfin, yang telah berusia hampiir 100 Tahun, memutuskan
kembali ke Maghribi. Penaklukan yang dilakukan Amir Yusuf bin Tasyfin
semata-mata hanya untuk kepentingan umat Islam kembali bersatu. Penguasa
takkan bias menghalangi rakyat untuk bersatu di bawah kepemimpinan satu
kelompok yang dating memenuhi takdir Allah. Itulah kelompok Murabithun,
dinasti Islam yang mulai menyatukan kembali Andalusia di wilayah selatan.
Periode ketidak berdayaan dinasti-dinasti kecil tidak serta merta kosong
dari munculnya kekuatan yang menyinari wilayah selatan Andalusia. Itu
ditunjukkan oleh jejak-jejak peninggalan yang ada, yang membuktikan bahwa
berpegang teguh pada Islam akan menjadi kekuatan besar, meskipun dilakukan
oleh kelompok orang keil. Periode Murabithun ini telah membuktikannya.50
47 Phillip K Hitti,History of The Arab, (Jakarta: Serambi, 2002) h. 689
48
Yus, Yusuf Ibn Tasyfin: Penegak Syiar Islam di Andalusia ,REPUBLIKA - Kamis, 26
Februari 2009, 07:31 WIB, http://www.republika.co.id/berita/shortlink/34092
49 Masudul Hasan , History of Islam (Classical Period 571-1258 C.E.), (Delhi: Adam
Publisher & Distributors, 1995) h. 580
50 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 421
65
Yusuf pun membai‟at Ali bin Yusuf bin Tasyfin sebagai putra mahkotanya.
Yusuf meminta anaknya untuk segera membentuk pasukan guna menyatukan
Andalusia dan melindunginya dari ancaman musuh. Ali diminta supaya membagi
dan menempatkan pasukannya di berbagai daerah pinggiran dan pusat. Pasukan
ini atas perintah dari Ayahandanya dengan membentuk sebesar 17 ribu prajurit
Kavaleri. Rinciannya 7 ribu di Sevilla, 1.000 di Cordoba, 1.000 di Granada, 4. 000
di wilayah timur Andalusia, 4.000 sisanya di tempatkan di sejumlah benteng dan
daerah yang berdekatan dengan musuh.51
G. Yusuf bin Tasyfin dan Ali bin Yusuf
Yusuf bin Tasyfin Sampai pada masa Akhir Hayatnya pulang ke Maghribi
dan tinggal di Istananya, di Marakesh (Maroko). Sehingga ia Jatuh Sakit. Sakitnya
pun semakin bertambah parah hingga ajal menjemputnya pada hari Senin pagi,
tanggal 1 Muharram tahun 500 H/ 1 September 1107 M di Usia 100 Tahun (1
Abad). Dan di makamkan di Ibu Kota kaum Murabithun, Marakesh.52
Ia menghabiskan banyak waktu untuk kepentingan umat Islam. Empat
puluh tahun diantaranya ia gunakan untuk memimpin pemerintahan di Maroko,
dan sisanya selama genap enam puluh tahun ia gunakan untuk memimpin
pemerintahan Murabithun, yang kemudian menjadi pemerintahan paling kuat di
dunia pada waktu itu dengan menguasai dua wilayah, yaitu Maroko dan
Andalusia.53
Ali dipilih oleh Ayahnya karena sejumlah sifat yang mirip dengan ayahnya
dalam hal ketaqwaan, keagamaan, dan jihad. Ia dibai‟at pada usia 23 Tahun, tepat
pada hari sang Ayah wafat. Sebelum mendapat bai‟at dari semua orang, ia terlebih
dahulu dibai‟at oleh saudaranya, Tamim, karena wasiat sang ayah. Ali pun
menjalankan amanah itu dengan sebaik mungkin. Setelah sebulan wafat ayahnya,
ia berangkat dari Maghribi ke Andalusia untuk menata kembali pemerintahan
disana. Ia mengankat Tamim, saudaranya sendiri untuk menjadi panglima
51 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 428
52
Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia ..... h. 428-429
53 Raghib As-Sirjani, Bangkit dan Runtuhnya ...... h. 602
66
tertinggi pasukan Murabithun. Untuk melanjutkan perjuangan jihad dari
ayahandanya Yusuf bin Tasyfin di bawah panji-panji Islam.54
54 Tariq Suwaidan, Dari Puncak Andalusia .....h. 434
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis berkesimpulan bahwa:
1. Yusuf bin Tasyfin seorang panglima perang sekaligus „Amir Dinasti
Murabithun. Ia hidup di padang pasir Mauritania. Bersama pamannya Abu
Bakar bin Umar Al-Lamtuni. Menjadikannya ia seorang yang kuat,
pemberani dalam menghadapi stuasi apapun. Mengikuti jejak gurunya
Abdullah bin Yasin untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok
wilayah Afrika Utara sampai ke wilayah Andalusia. Orang yang sangat
Zuhud dan Wara‟ dalam berkehidupan. Pemimpin yang adil, tegas, dan
bijaksana dalam mengambil setiap keputusan.
2. Yusuf bin Tasyfin berhasil membawa Dinasti Murabithun menguasai dua
wilayah. Yaitu Maghribi dan Andalusia. Pemerintahan politik yang berawal
dari sebuah gerakan keagamaan, sampai menjadi pemerintahan besar di
wilayah Maroko pada saat itu. Abdullah bin Yasin menjadi pelopor gerakan
keagamaan menjadi pemerintahan kecil Murabithun. Diteruskan oleh
Muridnya Yahya bin Ibrahim Al-Judali, Abu Bakan bin Umar Al-Lamtuni,
sampai jatuh kepada Yusuf bin Tasyfin sebagai penguasa tunggal Dinasti
Murabithun.
3. Yusuf bin Tasyfin seorang yang sangat cerdas dalam membuat strategi
perang. Keteladanan serta kepiawaiannya dalam menyebarkan agama Islam
membuat ia semakin merendahkan diri dihadapan orang lain. Jiwa yang
sangat tangguh, pemberani, dan kuat dalam berperang melawan musuh dan
orang-orang kafir. Ia berhasil mempertahankan Andalusia dari serangan
orang-orang Kristen. Kemenangan yang diraih semata-mata mengharapkan
balasan dari Allah Swt. Dengan mempersatukan kembali Andalusia dari
perpecahan kelompok Raja-raja golongan. Membangun sebuah peradaban
baru bagi Andalusia dalam masa Dinasti Murabithun. Ia menjadi orang dari
suku berber pertama yang memimpin wilayah Andalusia. Membuat sebuah
68
kerajaan besar di dua wilayah, Maghrib dan Andalusia. Meneruskan kebali
perjuangan Islam. Menjadikannya ia sebagai Amirul Muslimin (Pemimpin
orang-orang Muslim).
69
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu,1999)
Abun-Nasr, Jamil M., A History of The Maghrib in The Period, (New York:
Cambridge University Press, 1987)
Aizid, Rizem, Para Panglima Perang Islam (Biografi, Strategi Perang, dan
Teladan Hidup Mereka), (Yogyakarta: Saufa, 2015)
Al-Azizi, Abdul Syukur, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Jogjakarta:
Saufa, 2014)
Ali, Muhammad, Para Panglima Islam Penakluk Dunia;Penerjemah: umar
Mujtahid, (Jakarta: Ummul Qura, 2016)
Anoraga, Panji, Psikologi Kepemimpinan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001)
As-Sirjani, Raghib, Bangkit dan Runtuhnya Andalusia (Jejak Kejayaan
Peradabaan Islam di Spanyol), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013)
„Ata‟Urrahim, Ahmad Thomson Muhammad, Islam di Andalusia Sejarah dan
Keruntuhan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004)
Badar, Tamir, Para Penakluk Muslim yang Tak Terlupakan; Penerjemah:
Muchlisin Nawawi & M Taufik, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013)
Departemen Agama R.I, Ensiklopedia Islam 2, (Jakarta: CV. Anda Utama, 1993)
Hasan, Masudul, History of Islam (Classical Period 571-1258 C.E.), (Delhi:
Adam Publisher & Distributors, 1995)
Hunneryager, S.G. & Heckman, I.L., Kepemimpinan, (Semarang: Effhar Offshet,
1992)
K Hitti, Phillip, History of The Arab, (Jakarta: Serambi, 2002)
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah, Penerjemah: Masturi Ilham, Lc, Malik Supar, Lc,
Abidun Zuhri, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011)
Madhi, Jamal, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh, (Bandung: PT
Syaamil Cipta Media, 2001)
Osman, A Latif, Ringkasan Sejarah Islam II, (Jakarta: Widjaya, 1979)
Saepudin, Didin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007)
Sou‟yb, Yoesoef, Kekuasaan Islam Di Andalusia, (Jakarta: Firma Madju, 1984)
Suwaidan, Tariq, Dari Puncak Andalusia (kisah Islam Pertama Kali Menginjakan
Kaki di Spanyol, Membangun Peradaban, Hingga Menjadi Warisan
Sejarah Dunia), Terj. Zainal Arifin, (Jakarta: Zaman, 2015)
70
Thohir, Ajid, Studi Kawasan Dunia Islam: Perspektif Etno-Linguistik dan Geo-
Politik, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2009)
Usman, Hasan, Metode Penelitian Sejarah, Seri Terjemahan, (Jakarta: CV.
Rovindo,1986)
Watt, W. Montgomery and Cachia, Pierre, A History of Islamic Spain,
(Edinburgh: Edinburg University Press, 1965)
Wirawan, Kepemimpinan ( Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi, dan
Penelitian ), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014)
Situs web:
Shabra Syatila, suatu hari dibawah langit andalus, Friday, 1 May 2015 10:30 pm,
(FIMADANI.COM) http://www.fimadani.com/suatu-hari-di-bawah-
langit-andalus/
Yus, Yusuf Ibn Tasyfin: Penegak Syiar Islam di Andalusia ,REPUBLIKA –
Kamis, 26 Februari 2009, 07:31 WIB, http://www.republika.co.id
/berita/shortlink/34092
https://id.m.wikipedia.org/Yusuf_bin_Tasyfin
https://bewley.virtualave.net/tashfin.html
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.1 Ilustrasi Seorang yusuf bin Tasyfin
1.2 Koin masa Yusuf bin Tasyfin / Dinasti Murabithun
72
1.3 Perahu Yusuf bin Tasyfin
1.4 Pertempuran Zallaqah
1.5 Masjid Cordoba