kep kom

Upload: lisna-mcdlove-djdanger

Post on 07-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 KEP KOM

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak

    membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola

    hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering

    dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya

    yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.

    Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam

    mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya

    dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah

    tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan

     budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative.

    Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai

    salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara

     pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat

    membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala

    masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga

    kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka

    mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan

    keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.

    B. Tujuan

    . !ujuan "mum

    "ntuk mengetahui #suhan Keperawatan pada $ansia dengan %angguan

    Sosiocultural .

    &. !ujuan Khusus

    • "ntuk mengetahui konsep keperawatan komunitas

    • "ntuk mengetahui konsep keperawatan tentang lansia dengan gangguan

    • "ntuk mengetahui tujuan asuhan keperawatan lansia

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Konsep Lansia engan !angguan "osio#ultural

  • 8/19/2019 KEP KOM

    2/30

    $ansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses

    kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada

    tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,

    khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah

    dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti

    rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman

     panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan acaman bagi integritas

    orang usia lanjut. 'elum lagi mereka harus berhadapan dengan kehilangan-kehilangan

     peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.

    Semua hal tersebut menuntut kemampuan beradaptasi yang cukup besar untuk dapat

    menyikapi secara bijak (Soejono, &)))*. Penuaan merupakan proses normal

     perubahan yang berhubungan dengan waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut

    sepanjang hidup. "sia tua adalah fase akhir dari rentangkehidupan.

    Pengertian lansia ($anjut "sia* adalah fase menurunnya kemampuan akal dan

    fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di

    ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi

    dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas

    dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. 'agi

    manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam

    setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya

    (+armojo, &))*.

    Sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat

    kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun

     juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Setiap anda bertemu orang meskipun hanya

    melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. 'egitu juga ketika anda

    sedang menelpon, atau chatting (ngobrol* melalui internet. Pun bahkan setiap kali

    anda membayangkan adanya orang lain, misalkan melamunkan pacar, mengingat ibu

     bapa, menulis surat pada teman, membayangkan bermain sepakbola bersama,

    mengenang tingkah laku buruk di depan orang, semuanya itu termasuk sosial.

    Sekarang, coba anda ingat-ingat situasi dimana anda betul-betul sendirian. Pada saat

    itu anda tidak sedang dalam pengaruh siapapun. 'isa dipastikan anda akan mengalami

    kesulitan menemukan situasinya. adi, memang benar kata #ristoteles, sang filsuf 

    unani, tatkala mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial, karena hampir 

    semua aspek kehidupan manusia berada dalam situasi sosial.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    3/30

    +ari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial

    sendiri. +i negara 'arat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum

    muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi,

     pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang

    semakin menurun. #kan tetapi di /ndonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas

    sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga.

    B. Pengaru$ %asala$ "osial Bua&a Paa Lansia

    0ungkin semua orang mengerti apa kebudayaan itu , tapi tidak setiap orang

    dapat menjelaskannya . Sebagian orang menjelaskan bahwa kebudayaan itu adalah

    sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang dipelajari secara turun

    temurun , tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah mengundang resiko bagi timbulnya

    suatu penyakit . Kebudayaan tidak dibatasi oleh suatu batasan tertentu yang sempit ,

    tetapi mempunyai struktur-struktur yang luas sesuai dengan perkembangan dari

    masyarakat itu sendiri.

    Hubungan antara faktor sosial budaya dan pelayanan kesehatan pada

    lansia sangatlah penting untuk di pelajari khususnya bagi tenaga kesehatan. 'ila suatu

    informasi kesehatan yang baru akan di perkenalkan kepada masyarakat haruslah di

     barengi dengan mengetahui terlebih dahulu tentang latar belakang sosial budaya yang

    dianut di dalam masyarakat tersebut.

    Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa

    untuk di rubah, tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan

     penjelasan dan informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan di berikan

    kepada masyarakat . #da banyak cara yang bisa dilakukan ,mulai dari perkenalan

     program kerja, menghubungi tokoh-tokoh masyarakat maupun melakukan pendekatan

    secara personal .

    Sikap budaya terhadap warga usia lanjut mempunyai implikasi yang dalam

    terhadap kesejahteraan fisik maupun mental mereka. Pada masyarakat tradisional

    warga usia lanjut ditempatkan pada kedudukan yang terhormat, sebagai Pinisepuh

    atau Ketua #dat dengan tugas sosial tertentu sesuai adat istiadatnya, sehingga wargausia lanjut dalam masyarakat ini masih terus memperlihatkan perhatian dan

  • 8/19/2019 KEP KOM

    4/30

     partisipasinya dalam masalah - masalah kemasyarakatan. Hal ini secara tidak 

    langsung berpengurah kondusif bagi pemeliharaan kesehatan fisik maupun mental

    mereka.

    Sebaliknya struktur kehidupan masyarakat modern sulit memberikan peran

    fungsional pada warga usia lanjut, posisi mereka bergeser kepada sekedar peran

    formal, kehilangan pengakuan akan kapasitas dan kemandiriannya. Keadaan ini

    menyebabkan warga usia lanjut dalam masyarakat modern menjadi lebih rentan

    terhadap tema - tema kehilangan dalam perjalanan hidupnya.1ra globalisasi

    membawa konsekuensi pergeseran budaya yang cepat dan terus 2 menerus ,

    membuat nilai - nilai tradisional sulit beradaptasi. 3arga usia lanjut yang hidup pada

    masa sekarang,seolah-olah dituntut untuk mampu hidup dalam dua dunia yakni 4

    kebudayaan masa lalu yang telah membentuk sebagian aspek dari kepribadian dan

    kekinian yang menuntut adaptasi perilaku. Keadaan ini merupakan ancaman bagi

    integritas egonya, dan potensial mencetuskan berbagaimasalah kejiwaan

    0enurut Setiabudhi (555*, permasalahan sosial budaya lansia secara umum

    yaitu masih besarnya jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan, makin

    melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang

    diperhatikan, dihargai dan dihormati, berhubung terjadi perkembangan pola

    kehidupan keluarga yang secara fisik lebih mengarah pada bentuk keluarga kecil,

    akhirnya kelompok masyarakat industri yang memiliki ciri kehidupan yang lebih

     bertumpu kepada individu dan menjalankan kehidupan berdasarkan perhitungan

    untung rugi, lugas dan efisien yang secara tidak langsung merugikan kesejahteraan

    lansia, masih rendahnya kuantitas tenaga professional dalam pelayanan lansia dan

    masih terbatasnya sarana pelayanan pembinaan kesejahteraan lansia, serta belum

    membudayanya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia .

    '. Peru(a$an Peran Diri Paa Lansia

    Sama seperti orang berusia madya harus belajar untuk memainkan peranan

     baru demikian juga dengan kaum lansia. +alam kebudayaan dewasa ini, dimana

    efisiensi, kekuatan, kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik sangat dihargai,

    mengakibatkan orang lansia sering dianggap tidak ada gunanya lagi. Karena mereka

    tidak dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dalam berbagai bidang

  • 8/19/2019 KEP KOM

    5/30

    tertentu dimana kriteria nilai sangat diperlukan, dan sikap sosial terhadap mereka

    tidak menyenangkan.

    $ebih jauh lagi, orang lansia diharapkan untuk mengurangi peran aktifnya

    dalam urusan masyarakat dan sosial. +emikian juga dengan dunia usaha dan

     profesionalisme. Hal ini mengakibatkan pengurangan jumlah kegiatan yang dapat

    dilakukan oleh lansia, dan karenanya perlu mengubah beberapa peran yang masih

    dilakukannya.

    Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lansia, pujian yang

    mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua bukan dengan keberhasilan

    mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi lansia menumbuhkan

     perasaan rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu perasaan yang tidak menunjang

     proses penyesuaian sosial seseorang.

    • Peran dalam Keluarga

    Kehidupan dalam keluarga pada usia lanjut yang merupakan hal yang paling

    serius adalah keharusan untuk melakukan perubahan peran. 0ereka semakin sulit dari

    tahun ketahun. Semakin radikal perubahan tersebut dan semakin radikal perubahan

    tersebut dan semakin berkurang prestise peran tersebut, maka semakin besar pula

     penolakan terhadap perubahan.

    Pria atau wanita yang telah terbiasa dengan peran sebagai kepala keluarga

    akan menemukan kesulitan untuk hidup bergantung dirumah anaknya. Seperti juga

    halnya dengan pria yang memperoleh kedudukan dan prestise serta tanggung jawab

    dalam dunia kerjanya, merasa akan sulit menghadapi fakta sebagai pembantu istrinya

    apabila sudah pensiun. Peran ini dirasakan akan menghilangkan otoritas dan

    kejantanannya.

    • Peran dalam Sosial 1konomi

    3alaupun mereka sudah mempersiapkan diri untuk pensiun, tetapi lansia

    menghadapi masalah yang oleh 1rikson disebut krisis identitas (identity crisis*, yang

    tidak sama dengan krisis identitas yang dihadapi dimasa dewasanya, pada waktu

  • 8/19/2019 KEP KOM

    6/30

    mereka kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak dan kadang-kadang sebagai

    orang dewasa. Krisis identitas yang menimpa orang setelah pensiun adalah sebagai

    akibat untuk melakukan perubahan peran yang drastis dari seseorang yang sibuk dan

     penuh optimis, menjadi seorang pengngangur yang tidak menentu. +an lebih lebih

    lanjut lagi bahwa perubahan terhadap kebiasaan dan pola yang sudah mantap yang

    telah dilakukan sepanjang hidup yang pernah dialaminya, sering mengakibatkan

     perasaan yang traumatik bagi lansia.

    • Peran dalam Sosial masyarakat

    Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan

    kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain. 6rang tua diharapkan

    untuk menyesuaiakan diri dengan menurunkan kekuatan, dan menurunnya kesehatan

    secara bertahap. Hal ini sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang

     pernah dilakukan didalam maupun diluar rumah. 0ereka juga diharapkan untuk 

    mencari kegiatan untuk menganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagian

     besar waktu dikala masih muda dahulu.

    'agi beberapa lansia berkewajiban mengikuti rapat yang meyangkut kegiatan

    sosial dan kewajiban sebagai warga negara sangat sulit dilakukan karena kesehatan

    dan pendapatan yang menurun setelah mereka pensiun. #kibat dari menurunnya

    kesehatan dan pendapatan, maka mereka perlu menjadwalkan dan menyusun kembali

     pola hidup yang sesuai dengan keadaan saat itu, yang berbeda dengan masa lalu.

    D. Per)asala$an "osial terkait Keseja$teraan Lansia

    'erbagai permasalahan sosial yang berkaitan dengan pencapaian

    kesejahteraan $anjut "sia, antara lain sebagai berikut 4

    . 0asih besarnya jumlah $ajut "sia yang berada dibawah garis kemiskinan.

    &. 0akin melemahnya nilai kekerabatan, sehingga anggota keluarga yang berusia

    lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dan dihormati, berhubung terjadi

  • 8/19/2019 KEP KOM

    7/30

     perkembangan pola kehidupan keluarga yang secara fisik lebih mengarah pada

     bentuk keluarga kecil.

    7. $ahirnya kelompok masyarakat industri, yang memiliki ciri kehidupan yang

    lebih bertumpu kepada individu dan menjalankan kehidupan berdasarkan

     perhitungan untung rugi, lugas dan efisien, yang secara tidak langsung

    merugikan kesejahteraan lanjut usia.

    . 0asih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut

    usia dan masih terbatasnnya sarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi lanjut

    usia dengan berbagai bidang pelayanan pembinaan kesejahteraan lanjut usia.

    8. 'elum membudaya dam melembaganya kegiatan pembinaan kesejateraan

    lanjut usia

    0enurut +epartemen Sosial 9epublik /ndonesia (55:*, berbagai

     permasalahan khusus yang berkaitan dengan kesejahteraan lanjut usia adalah sebagai

     berikut4

    . 'erlangsungnya proses menjadi tua, yang berakibat timbulnya masalah baik 

    fisik, mental maupun sosial. 0undurnya keadaan fisik yang menyebabkan

     penuaan peran sosialnya dan dapat menjadikan mereka lebih tergantung

    kepada pihak lain.

    &. 'erkurangnya integrasi sosial $anjut "sia, akibat produktivitas dan kegiatan

    $anjut "sia menurun. Hal ini berpengaruh negatif pada kondisi sosial

     psikologis mereka yang merasa sudah tidak diperlukan lagi oleh masyarakat

    lingkungan sekitarnya.

    7. 9endahnya produktivitas kerja lanjut usia dibandingkan dengan tenaga kerja

    muda dan tingkat pendidikan serta ketrampilan yang rendah, menyebabkan

    mereka tidak dapat mengisi lowongan kerja yang ada, dan terpaksa

    menganggur.

    . 'anyaknya lanjut usia yang miskin, terlantar dan cacat, sehingga diperlukan

     bantuan dari berbagai pihak agar mereka tetap mandiri serta mempunyai

     penghasilan cukup.

    8. 'erubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada tatanan masyarakat

    individualistik, sehingga $anjut "sia kurang dihargai dan dihormati serta

    mereka tersisih dari kehidupan masyarakat dan bisa menjadi terlantar.

    ;. #danya dampak negatif dari proses pembangunan seperti dampak lingkungan,

     polusi dan urbanisasiyang dapat mengganggu kesehatan fisik lanjut usia.

    E. Hu(ungan "osial Bua&a engan Lansia

  • 8/19/2019 KEP KOM

    8/30

    Kebudayaan merupakan sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang

    dipelajari secara turun temurun , tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah

    mengundang resiko bagi timbulnya suatu penyakit . Kebudayaan tidak dibatasi oleh

    suatu batasan tertentu yang sempit , tetapi mempunyai struktur-struktur yang luas

    sesuai dengan perkembangan dari masyarakat itu sendiri.

    Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa untuk di

    rubah, tantangannya adalah mampukah seorang perawat memberikan penjelasan dan

    informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan asuhan keperawatan yang akan di

     berikan kepada lansia .

    Sikap budaya terhadap warga usia lanjut mempunyai implikasi yang dalam

    terhadap kesejahteraan fisik maupun mental mereka. Pada masyarakat tradisional

    warga usia lanjut ditempatkan pada kedudukan yang terhormat, sebagai Pinisepuhatau Ketua #dat dengan tugas sosial tertentu sesuai adat istiadatnya, sehingga warga

    usia lanjut dalam masyarakat ini masih terus memperlihatkan perhatian dan

     partisipasinya dalam masalah - masalah kemasyarakatan. Hal ini secara tidak 

    langsung berpengurah kondusif bagi pemeliharaan kesehatan fisik maupun mental

    mereka.

    Sebaliknya struktur kehidupan masyarakat modern sulit memberikan peran

    fungsional pada warga usia lanjut,posisi mereka bergeser kepada sekedar peran

    formal, kehilangan pengakuan akan kapasitas dan kemandiriannya. Keadaan ini

    menyebabkan warga usia lanjut dalam masyarakat modern menjadi lebih rentan

    terhadap tema - tema kehilangan dalam perjalanan hidupnya. 1ra globalisasi

    membawa konsekuensi pergeseran budaya yang cepat dan terus 2 menerus , membuat

    nilai - nilai tradisional sulit beradaptasi. 3arga usia lanjut yang hidup pada masa

    sekarang,seolah-olah dituntut untuk mampu hidup dalam dua dunia yakni 4

    kebudayaan masa lalu yang telah membentuk sebagian aspek dari kepribadian dan

    kekinian yang menuntut adaptasi perilaku. Keadaan ini merupakan ancaman bagi

    integritas egonya, dan potensial mencetuskan berbagai masalah kejiwaan .

    *. Konsep+konsep &ang Rele,an engan Bua&a

    • Holisme < Seutuhnya.

    #ntropologi percaya bahwa kebudayaan adalah fungsi yang terintegrasi

    seluruhnya dengan bagian interelasi dan interdependensi. +emikian juga budaya lebih

  • 8/19/2019 KEP KOM

    9/30

     baik dipandang dan dianalisa secara menyeluruh. 'erbagai komponen dari budaya

    seperti politik, ekonomi, agama, persaudaraan dan system kesehatan, melakukan

    fungsi yan terpisah tetapi kemudian bercampur membentuk perbuatan yang

    menyeluruh. adi untuk mengetahui system dari seseorang harus memandang masing-

    masing hubunganya dengan orang lain dan dari keseluruhan kulturnya ('enedict,

    57*.

    Perubahan budaya biasanya mengundang tantangan 2 tantangan baru dan

     berbagai masalah. Perubahan meliputi adaptasi kreatif dari perilaku yang terdahulu

    yang disebabkan Karena bahasa, adapt, kepercayaa, sikap, tujuan, undang 2 undang,

    tradisi dank ode moral. Pada saat yang terdahulu sudah keluar dari mode atau kurang

     bias diterima dan menjadi sumber konflik yang potensial (1lling, ((5==*.

    • 1nkulturasi

    #dalah proses mendapatkan pengetahuan dan menghayati nilai-nilai. 0elalui

     proses ini oran bias mendapatkan kompetensi dari budayanya sendiri. #nak-anak 

    melihat orang tua dan mengambil kesimpulan tentang peraturan demi perilaku. Pola-

     pola perilaku menyajikan penjelasan untuk kejadian dalam penghidupan seperti,

    dilahirkan, maut, remaja, hamil, membesarkan anak, sakit penyakit .

    • 1tnosentris

    #dalah suatu kepercayaan bahwa hanya sendiri yang terbaik. Sangat penting

     bagi perawat untuk tidak berpendapat bahwa hanya caranya sendiri yang terbaik dan

    menganggap ide orang lkain tidak diketahui atuau di pandang rendah.

    • Stereotip

    Stereotip atau sesuatu yang bersifat statis < tetap merupakan kepercayaan yang

    dibesar 2 besarkan dan gambaran yang dilukiskan dengan populer dalam media massa

  • 8/19/2019 KEP KOM

    10/30

    dan ilmu kebangsaan. Sifat ini juga menyebabkan tidak bekembangnya pemikiran

    seseorang.

    •  >ilai 2 nilai 'udaya

    Sistem budaya mengandung berbagai orientasi nilai. >ilai merupakan bentuk 

    kepercayaan bagaimana seseorang harus berperilaku , kepercayaan adalah sesuatu

     pertanyaan yang tujuannya berpegang kepada kebenaran tapi mungkin boleh atau

    tidak boleh berlandaskan kenyataan empiris. Salah satu elemen yang paling penting

    terbangun dalam budaya dan nilainya. >ilai ini bersama 2 sama memiliki budaya

    yang paling penting terbangun dalam budaya dan nilainya. >ilai ini bersama

    memberikan stabilitas dan keamanan budaya, menyajikan standart perilaku. 'ila dua

    orang bersama 2 sama memiliki budaya yang serupa dan pengalamanya cenderung

    serupa nilai 2 nilai mereka akan serupa , walaupun dua orang tersebut tidak mungkin

     pola nilai yang tetap serupa , namun mereka cukup serupa untuk mengenal kesamaan

    dan utuk mengidentifkasi? yang lain sama sepeti saya? (%ooenough, 5;;* .

    Konsep budaya menurut $inton adalah 4 suatu tatanan pola perilaku yang

    dipelajari, diciptakan, serta ditularkan di antara suatu anggota masyarakat tertentu .

    'atasan budaya menurut Koentjaraningrat adalah 4 keseluruhan system gagasan ,

    tindakan dan Hasil karyamanusia, dalam rangka kehidupan bermasyarakat, yang

    dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Karakteristik budaya menurut !6. /hromi

    adalah 4

    . 'udaya diciptakan dan ditransmisikan lewat proses belajar .

    &. 'udaya dimiliki bersama oleh sekelompok manusia dan merupakan pola

    kelakuan umum.

    7. 'udaya merupakan mental blue print.

    . Penilaian terhadap budaya bersifat relatif . 'udaya bersifat dinamis, adaptif 

    dan integratif.Pemahaman akan konsep budaya, membawa kita pada

    kesimpulan bahwa gagasan, perasaan dan perilakumanusia dalam kehidupan

    sosialnya sangat dipengaruhi oleh budaya yang berlaku di masyarakat.

    +emikianpula pergeseran ataupun perubahan pada tatanan budaya dalam suatu

    masyarakat akan diiringi denganperubahan perilaku dari individu yang hidup

    di dalamnya.'udaya tercipta sebagai upaya manusia untuk beradaptasi

    terhadap masalah -masalah yang timbul dari lingkungan hidupnya.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    11/30

    Selanjutnya budaya mempengaruhi pembentukan dan perkembangan

    kepribadian manusia dalam kelompoknya. /nteraksi keduanya membentuk 

    suatu pola spesifik perilaku, proses pikir,emosi dan persepsi individu atau

    kelompok dalam bereaksi terhadap tekanan-tekanan kehidupan. +engan

    demikian dapat dimengerti peranan budaya dalam masalah kesehatan jiwa.

    !. Per(eaan Bua&a

    Sesungguhnya karena tradisi berbeda budaya dan peningkatan mobilitas dan

    memiliki standart perilaku yang sama. /ndividu yang dibesarkan dalam kelompok 

    seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan pikiran dan

     perilaku mereka .

    • Kolektifitas 1tnis

    adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan

    memiliki standart perilaku yang sama. /ndividu yang bedasarkan dalam

    kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan

     jalan ikiran dan perilaku mereka ( Harwood, 5: * .

    Shok 'udayaadalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar 

     belakang kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada

    yang menolong ketidaknyamanan dan kondisi disoirentasi yang dialami oleh

    orang luar yang berusaha beradaptasi secara komprehensif atau secara efektif 

    dengan kelompok yang berbeda akibat akibat paraktek nilai-nilai dan

    kepercayaan.( $eininger, 5=;*. Perawat dapat mengurangi shock budaya

    dengan mempelajari tentang perpedaan kelompok budaya dimana ia terlibat.

    Pemting untuk perawat mengembangkan hormat kepada orang lain yang

     berbeda budaya sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik perawatan

    kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan yang bertentangan dengan

     perawat.

    • Pola Komunikasi

    Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan

     bahasa ang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara

    untuk melihat isi dari budaya. 0enurut Kluckhohn,5=&, bahwa tiap bahasa

  • 8/19/2019 KEP KOM

    12/30

    adalah merupakan jalan khusus untuk meneropong dan interprestasi

     pengalaman tiap bahasa membuat tatanan seluruhnya dari asumsi yang tidak 

    disadari tetang dunia dan penghidupan. Kendala untuk komunkasi bisa saja

    terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang sama. Perawat

    kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana,

     bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menagkap. Sangat penting untuk 

    menentukan ahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti maksudnya .

    • arak Pribadi dan Kontak 

    arak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan fleksibel. Pengertian

    tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan

     proses pengkajian dan peningkatan interaksi perawat klien. Profesional

    kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai ijin keseluruh daerah badan

    klien. Kontak yang dekat sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik,

     perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan mengenal

    kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai untuk melindungi hak 

     privasi.

    • Padangan Sosiokultural tentang Penyakit dan Sakit

    'udaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala

    cra memberi etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada

    siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah 2 masalah kesehatan dan

     berapa lama mereka berada dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh

    faktor 2 faktor budaya, maka terdapat variasi dari perilaku pelayanan

    kesehatan, status kesehatan, dan pola 2 pola sakit dan pelayanan didalam dan

    diantara budaya yang berbeda 2 beda.

    Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial

    dan biologis individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan

    akseptabilitas status kesehatan atau perubahab kondisi yang tidak bisa

    diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status kesehatan saling

    keterkaitkan dan sistem kesehatan ( 1lling, 5== *.

    H. Ke(ua&aan an Asu$an Kepera-atan paa Lansia

  • 8/19/2019 KEP KOM

    13/30

    'ila suatu bentuk pelayanan kesehatan baru diperkenalkan ke dalam suatu

    masyarakat dimana faktor-faktor budaya masih kuat. 'iasanya dengan segera

    mereka akan menolak dan memilih cara pengobatan tradisional sendiri. #pakah

    mereka akan memilih cara baru atau lama, akan memberi petunjuk kepada kita

    akan kepercayaan dan harapan pokok mereka lambat laun akan sadar apakah

     pengobatan baru tersebut berfaedah , sama sekali tidak berguna, atau lambat

    memberi pegaruh. >amun mereka lebih menyukai pengobatan tradisional karena

     berhubungan erat dengan dasar hidup mereka. 0aka cara baru itu akan

    dipergunakan secara sangat terbatas, atau untuk kasus-kasus tertentu saja.

    Pelayanan kesehatan yang modern oleh sebab itu harus disesuaikan dengan

    kebudayaan setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara

    modern dan menyapu semua cara-cara tradisional . 'ila tenaga kesehatan berasal

    dari lain suku atau bangsa, sering mereka merasa asing dengan penduduk setempat

    . ini tidak akan terjadi jika tenaga kesehatan tersebut berusaha mempelajari

    kebudayaan mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara mereka. +engan

    sikap yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut akan semakin

    lebar. Setiap masyarakat mempunyai cara pengobatan dan kebiasaan yang

     berhubungan dengan ksehatan masing-masing. Sedikit usaha untuk mempelajari

    kebudayaan mereka akan mempermudah memberikan gagasan yang baru yang

    sebelumnya tidak mereka terima.

    Pemuka - pemuka di dalam masyarakat itu harus diyakinkan sehingga

    mereka dapat memberikan dukungan dan yakin bahwa cara - cara baru tersebut

     bukan untuk melunturkan kekuasaan mereka tetapi sebaliknya akan memberikan

    manfaat yang lebih besar .Pilihan pengobatan dapat menimbulkan kesulitan.

    0isalnya , bila pengobatan tradisional biasanya mengunakan cara-cara

    menyakitkan seperti mengiris-iris bagian tubuh atau dengan memanasi penderita ,

    akan tidak puas hanya dengan memberikan pil untuk diminum . Hal tersebut

    diatas bisa menjadi suatu penghalang dalam memberikan pelayanan kesehatan,

    tapi dengan berjalannya waktu mereka akan berfikir dan menerima.

    I. "osial an Kultural &ang %e)pengaru$i Asu$an Kepera-atan Paa Lansia

  • 8/19/2019 KEP KOM

    14/30

    ang dipakai sebagai pokok pembicaraan dari bab ini adalah tentang

    kesehatan lansia yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan dari penyakit fisik saja ,

    tetapi juga atas pengaruh dari sosial kultural. Sering kali perawat harus merencanakan

    dan memberikan asuhan kepada individu < keluarga @pasien lansia @ yang kepercayaan

    kesehatannya berbeda dari faham perawat . %una memberikan pelayanan yang efektif 

    dan cocok perawat harus mengenal pentingnya pengaruh budaya dan lain - lain

    kultural .

    Secara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan mengalami

     perubahan- perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi seseorang yang

    menduduki jabatan atau pekerjaan formal. la akan merasa kehilangan semua

     perlakuan yang selama ini didapatkannya seperti dihormati, diperhatikan dan

    diperlukan. 'agi orang-orang yang tidak mempunyai waktu atau tidak merasa perlu

    untuk bergaul diluar lingkungan pekerjaannya, perasaan kehilangan ini akan

     berdampak pada semangatnya, suasana hatinya dan kesehatannya. +i dalam keluarga,

     peranannya-pun mulai bergeser. #nak-anak sudah Ajadi orangA, mungkin sudah punya

    rumah sendiri, tempat tinggalnya mungkin jauh. 9umah jadi sepi, orangtua seperti

    tidak punya peran apa-apa lagi.

    J. "osial an Kultural &ang %e)pengaru$i Asu$an Kepera-atan Paa Lansia

    ang dipakai sebagai pokok pembicaraan dari bab ini adalah tentang

    kesehatan lansia yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan dari penyakit fisik saja ,tetapi juga atas pengaruh dari sosial kultural. Sering kali perawat harus merencanakan

    dan memberikan asuhan kepada individu < keluarga @pasien lansia @ yang kepercayaan

    kesehatannya berbeda dari faham perawat . %una memberikan pelayanan yang efektif 

    dan cocok perawat harus mengenal pentingnya pengaruh budaya dan lain - lain

    kultural .

    Secara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan mengalami

     perubahan- perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi seseorang yang

    menduduki jabatan atau pekerjaan formal. la akan merasa kehilangan semua

  • 8/19/2019 KEP KOM

    15/30

     perlakuan yang selama ini didapatkannya seperti dihormati, diperhatikan dan

    diperlukan. 'agi orang-orang yang tidak mempunyai waktu atau tidak merasa perlu

    untuk bergaul diluar lingkungan pekerjaannya, perasaan kehilangan ini akan

     berdampak pada semangatnya, suasana hatinya dan kesehatannya. +i dalam keluarga,

     peranannya-pun mulai bergeser. #nak-anak sudah Ajadi orangA, mungkin sudah punya

    rumah sendiri, tempat tinggalnya mungkin jauh. 9umah jadi sepi, orangtua seperti

    tidak punya peran apa-apa lagi.

    K. Asu$an Kepera-atan !angguan "osial#ultural paa Lansia

     

    +efinisi

    Proses asuhan keperawatan pada usia lanjut adalah kegiatan yang

    dimaksudkan untuk memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan,

     perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, seperti di

    rumah

  • 8/19/2019 KEP KOM

    16/30

    #dapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada

    kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lainB

    . $anjut usia aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang

     personal hygiene, kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi

     palsu, kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata,

    serta telingaB kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruanganB

    makanan sesuai, misalnya porsi kecil bergiCi, bervariasi dan mudah

    dicerna, dan kesegaran jasmani.

    &. $anjut usia pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu

    diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia

     pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan

     penuh oleh anggota keluarga atau petugas.

    • Pendekatan Perawatan $ansia

    . Pendekatan fisik 

    Perawatan yang memperhatikan obyektif, kebutuhan, kejadian-

    kejadian yang dialami klien lanjut semasa hidupnya, perubahan fisik pada

    organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan

    dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan

     progrevitasnya.Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat

    dibagi atas dua bagian, yakni4

    &. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu

     bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-

    hari masih mampu melakukan sendiri.

    7. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan

    fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit, perawat harus mengetahui

    dasar perawatan klien lanjut usia ini terutama tentang hal-hal yang

     berhubungan dengan keberhasilan perorangan untuk memepertahankan

    kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha

    menceggah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul

     bila kebersihan kurang mendapat perhatian.

    +i samping itu, kemunduran kondisi fisik akibat proses ketuaan, dapat

    mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari

    luar."ntuk klien lanjut usia yang masih aktif dapat diberikan bimbingan

  • 8/19/2019 KEP KOM

    17/30

    mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan

    rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal makanan,

    cara memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau

    sebaliknya. Hal ini penting karena meskipun tidak selalu, keluhan-keluhan

    yang dikemukakan atau gejala-gejala yang ditemukan memerlukan perawatan,

    tidak jarang para klien lanjut usia dihadapkan pada dokter dalam keadaan

    gawat yang memerlukan tindakan darurat dan intensif.

    #dapun komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah

    memperhatikan dan membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan

    lancar, makan termasuk memilih dan menentukan makanan, minum, melakuan

    eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi

    tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian,

    mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dan kecelakaan.!oleransi

    terhadap kekurangan 6& sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk itu

    kekurangan 6& yang mendadak harus dicegah dengan posisi bersandar pada

     beberapa bantal, jangan makan terlalu banyak dan jangan melakukan gerak 

     badan yang berlebihan.

    . Pendekatan Psikis

    +i sini perawat mempunyai peranan penting mengadakan pendekatan

    edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter,

    interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia

    yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki

    kesabaran dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk 

    keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang

     prinsip D!ripple S?, yaitu Sabar, Simpatik, dan Service.

    Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta

    kasih dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.

    "ntuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana aman, tidak gaduh,

    membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan

    hobi yang dimilikinya.

    Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut

    usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri,

  • 8/19/2019 KEP KOM

    18/30

    rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan

    yang dideritanya.

    Hal ini perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi bersama

    dengan berlanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala,

    seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi ,

     berkurangnya kegairahan keinginan , peningkatan kewaspadaan,

     perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran di waktu

    siang, dan pergeseran libido.

    Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita dari masa lampau

    yang membosankan, jangan mentertawakan atau memarahi klien lanjut

    usia bila lupa atau kesalahan. Harus diingat, kemunduran ingatan jangan

    dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu.'ila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka

    terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan-lahan dan

     bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka kearah

     pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak 

    menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini

    mereka dapat merasa puas dan bahagia.

    8. Pendekatan Sosial

    0engadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu

    upaya perawat dalam pendekatan sosial. 0emberikan kesempatan untuk 

     berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia berarti menciptakan

    sosialisasi mereka. adi, pendekatan sosial ini merupakan suatu pegangan

     bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang

    membutuhkan orang lain. +alam pelaksanaannya perawat dapat

    menciptakan hubungan social antara lanjut usia dan lanjut usia dan

     perawat sendiri.Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para

    lanjut usia untuk mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misal

     jalan pagi, menonton film, atau hiburan-hiburan lain.

    Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti

    menonton televisi, mendengarkan radio, atau membaca surat kabar dan

    majalah. +apat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan

    tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses

     penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    19/30

    !idak sedikit klien tidak dapat tidur karena stress, stress memikirkan

     penyakit, biaya hidup, keluarga yang di rumah sehingga menimbulkan

    kekecewaan, ketakutan atau kekhawatiran, dan rasa kecemasan. "ntuk 

    menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian terhadap

    sekelilingnya perlu diberi kesempatan kepada lanjut usia untuk menikmati

    keadaan di luar, agar merasa masih ada hubungan dengan dunia luar.

    !idak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian di antara lanjut usia

    (terutama yang tinggal dipanti werda*, hal ini dapat diatasi dengan

     berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontak dengan mereka,

    senasib dan sepenanggungan, dan punya hak dan kewajiban bersama.

    +engan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik 

    sesama mereka maupun terhadap mempunyai hubungan komunikasi baik 

    sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan

    dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia dipanti werda.

    ;. Pendekatan Spiritual

    Perawat harus bias memberikan ketentuan dan kepuasan batin dalam

    hubungannya dengan tujuan atau agama yang dianutnya, terutama bila

    klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.sehubungan

    dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menekati kematian,

    +9 !oni Setyobudhi mengemukakan bahwa maut sering kali menggugah

    rasa takut. 9asa takut semacam ini di dasari oleh berbagai macam faktor 

    seperti, ketidakpastian pengalaman selanjutnya, adanya rasa

    sakit

  • 8/19/2019 KEP KOM

    20/30

    membantu lanjut usia dalam menunaikan kewajiban terhadap agama yang

    dianutnya.

    #pabila kegelisahan yang timbul disebabkan oleh persoalan keluarga,

    maka perawat harus dapat meyakinkan lanjut usia bahwa keluarga tadi

    ditinggalkan, masih ada orang lain yang mengurus mereka. Sedangkan bila

    ada rasa bersalah yang menghantui pikiran lanjut usia, segera perawat

    segera menghubungi seorang rohaniawan untuk dapat mendampingi lanjut

    usia dan mendengarkan keluhan-keluhannya maupun pengakuan-

     pengakuannya.

    "mumnya pada waktu kematian akan datang, agama atau kepercayaan

    seseorang merupakan faktor yang penting sekali. Pada waktu inilah

    kehadiran seorang imam sangat perlu untuk melapangkan dada klien lanjutusia.

    +engan demikian pendekatan perawat lanjut usia bukan hanya

    terhadap fisik, yakni membantu mereka dalam keterbatasan fisik saja,

    melainkan perawat lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia

    melalui agama mereka.

    • !ujuan #suhan Keperawatan $ansia

    . #gar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.&. 0empertahankan kesehatan dan kemampuan dari mereka yang usianya

    telah lanjut usia dan jalan perawatan dan pencegahan.

    7. 0embantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup klien

    lanjut usia.

    . 0erawat dan menolong klien lanjut usia yang menderita penyakit atau

    mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut*.

    8. 0erangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan

    menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu

    kelainan tertentu.

    ;. 0encari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang

    menderita suatu penyakit atau gangguan , masih dapat mempertahankan

    kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan

    • Eokus Keperawatan $ansia

    • Peningkatan kesehatan (health promotion*.

    • Pencegahan penyakit (preventif*.

    • 0engoptimalkan fungsi mental.

    • 0engatasi gangguan kesehatan yang umum.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    21/30

    BAB III

    PER%A"ALAHAN DAN PE%BAHA"AN

    A. Per)asala$an

    Kasus4

     >y.# (;8 tahun* tinggal di rumah sederhana di sebuah desa dengan penduduk 

    lumayan padat. Sejak 8 tahun yang lalu, kedua anaknya meningglakan >y. # sendiri

    di rumah, karena harus pergi merantau mencari pekerjaan. >y.# banyak 

    menghabiskan waktunya di rumah. "ntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, >y.#

    dibantu oleh tetangganya, karena merasa kasihan terhadap >y.#. >y.# sering

    mengeluhkan nyeri dibagian sendi tangan dan kakinya sejak )tahun yang lalu.

    !etangga >y.# menawarkan bantuan pada >y.# untuk mengantarkan dia pergi

     berobat ke dokter untuk memeriksakan penyakitnya. >amun >y.# lebih senang

    memijatkan tangan dan kakinya ke tukang pijat yang ada di daerahnya. >y.# lebih

     percaya pada tukang pijat yang menjadi langganannya sejak dulu. Petugas pelayanan

    kesehatan juga beberapa kali mendatangi >y.#, untuk memberikan pelayanan

    kesehatan gratis. >amun >y.#, menolak dan menyuruh petugas itu pergi.

    Hubungan >y. #, juga tidak terlalu baik dengan tetangganya . >y.# hanyamau menerima bantuan, namun enggan untuk berinteraksi terlalu lama dengan

    tetangganya. >y.# hanya mau menjawab pertanyaan dan berbicara seperlunya saja.

     >y.# tampak menarik diri dari lingkungan sekitarnya. >y.# hanya mau banyak 

     bercerita pada tetangga yang memiliki hubungan paling dekat dengannya. >y.#

    mengaaku lebih nyaman berkomunikasi dengan anak-anaknya.

    +i dalam rumah >y. # terdapat sebuah !F, >amun !F tersebut tidak pernah

    difungsikan. !idak ada fasilitas telepon di rumah >y.#, >y.# biasanya mendapat

  • 8/19/2019 KEP KOM

    22/30

    kabar tentang anaknya dari tetangga yang juga merantau dan sedang pulang kampung.

     >y.# biasanya menggunakan jasa tukang becak untuk berpergian sekedar membeli

    kebutuhan sehari-hari setiap satu minggu sekali. >y.# mengaku tidak terbiasaa

    menggunakan jasa kendaraan bermotor paada saat bepergian, karena takut jatuh.

    B. Pe)(a$asan

     

    Eaktor teknologi (tecnological factors*

    !eknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat

     penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu

    mengkaji4 persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah

    kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih

     pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan

    teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

    +alam kasus ini diungkapakan bahwa, klien seseorang yang meyakini bahwa

    sakit yang dideritanya itu bisa disembuhkan ke dukun pijat tanpa harus pergi ke

     petugas kesehatan. +engan berbagai alasan, dikarenakan lokasi yang kurang

    terjangkau dan juga faktor dari dalam diri klien sendiri yang menganggap bahwa

    dukun pijat lebih mampu mengatasi penyakit klien.

    • Eaktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors*

    #gama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat

    realistis bagi para pemeluknya. #gama memberikan motivasi yang sangat kuat

    untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya

    sendiri. Eaktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah4 agama yang

    dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit,

    cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap

    kesehatan.

    +alam kasus tidak diungkapakan secara langsung agama apa yang dianut oleh

    klien. >amun pada kondisis sakit seperti itu, klien tertutup dengan masalah

    kesehatannya. Kllien sudah dinasehati oleh tetangganya untuk pergi ke dokter, namun

    ia beranggapan dukun pijat lebih bisa diandalkan.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    23/30

    • Eaktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors*

    Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor4 nama lengkap, nama

     panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,

     pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala

    keluarga.

    !ipe keluarga yang ada pada kasus ini, adalah keluarga dengan lansia

    didalamnya. +imana lansia tersebut memiliki & orang anak yang merantau sejak lioma

    tahun yang lalu.

    •  >ilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways*

     >ilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh

     penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. >orma-norma budaya adalah

    suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya

    terkait. ang perlu dikaji pada faktor ini adalah4 posisi dan jabatan yangdipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,

    makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan

    aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

     >y. # adalah seorang ibu rumah tangga namun, sejak ) tahun yang lalu ia

    sudah terjangkit artritis. +ia memiliki & orang anak namun sudah merantau keduanya

    dan tidak tinggal dalam satu rumah lagi. +emi memenuhi kehidupan sehari-hari >y. #

    hanya menerima bantuan dari tetangganya. Sesekali ( minggu sekali* ny. # pergi

     berbelanja.

    • Eaktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors*

    Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang

    mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya

    (#ndrew and 'oyle, 558*. ang perlu dikaji pada tahap ini adalah4 peraturan

    dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota

    keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    24/30

    Petugas kesehatan sekitar sudah mencoba berkunjung ke rumah >y. # namun,

    selalu tidak ada respon yang baik dari klien.

    Eaktor ekonomi (economical factors*Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material

    yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Eaktor ekonomi

    yang harus dikaji oleh perawat diantaranya4 pekerjaan klien, sumber biaya

     pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain

    misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota

    keluarga.

    +alam memenuhi kehidupan sehari-hari klien lebih suka menerima bantuan

    dari orang lain. Klien mengira bahwa biaya ke rumah sakit atau berobat ke dokter 

    terlalu mahal jika dibandingkan dengan pergi berobat ke dukun pijat.

    • Eaktor pendidikan (educational factors*

    $atar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh

     jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien

    maka keyakinan klien biasanya di dukung oleh bukti bukti ilmiah yang

    rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang

    sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap iniadalah4 tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk 

     belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak 

    terulang kembali.

    Klien menderita atritis selama ) tahun terakhir, namun tidak ada upaya untuk 

     pergi berobat ke fasilitas kesehatan. Klien kurang bisa belajar secara aktif dan mandiri

    terhadap penyakitnya.

    '. Proses Kepera-atan

    . Pengkajian

    • /dentitas Klien

  • 8/19/2019 KEP KOM

    25/30

    0eliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

    tangggal 09S, informan, tangggal pengkajian dan alamat klien.

    • 6rang-orang terdekat

    Status perkawinan, kebiasaan pasien di dalam tugas-tugas keluarga dan

    fungsi-fungsinya, pengaruh orang terdekat, proses interaksi dalam

    keluarga.

    • Kultural

    $atar belakang etnis, tingkah laku mengusahakan kesehatan (sistem

    rujukan penyakit*, nilai-nilai yang berhubungan dengan kesehatan dan

    keperawatan, faktor-faktor kultural yang dihubungkan dengan penyakit

    secara umum dan respons terhadap rasa sakit, kepercayaan mengenai

     perawatan dan pengobatan.

    • Keluhan "tama

    Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain*

    komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar ,menolak interaksi

    dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, dependen.

    • Eaktor predisposisi

    Kehilangan, perpisahan,harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan

    , dipenjara tiba 2 tiba* perlakuan

    orang lain yang tidak menghargai klien< perasaan negatif terhadap diri

    sendiri yang berlangsung lama.

    • #spek fisik < biologis

    Hasil pengukuran tanda vital (!+, >adi, suhu, Pernapasan, !', ''* dan

    keluhanfisik yang dialami oleh klien.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    26/30

    • Status 0ental

    Kontak mata klien kurang 6G*4

    . Pasien menunjukkan keterampilan interaksi sosial

    &. Pasien menunjukkan keterlibatan sosial

    7. Pasien memahami dampak perilaku diri pada interaksi sosial

    . Pasie menunjukkan perilaku yang dapat meningkatkan atau

    memperbaiki interaksi sosial

    8. Pasien mendapatakan < meningkatkan keterampilan interaksisosial (misB kedekatan dan kerja sama*.

    ;. Pasien mengungkapakan keinginan untuk berhubungan dengan

    orang lain

    o /ntervensi (>/G* 4

    . 0odifikasi perilaku keterampilan sosial 4 0embantu pasien

    mengembangkan atau meningkatakan keterampilan sosial

    interpersonal.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    27/30

    &. Pembinaan hubungan kompleks 4 0embina hubungan yang

    terapeutik dengan pasien yang kesulitan berinteraksi dengan

    orang lain.

    7. Promosi integritas keluarga 4 0eningkatkan persatuan dan

    kesatuan keluarga.

    . Promosi keterlibatan keluarga 4 0emfasilitasi perawatan

    keluarga dalam perawatan emosi dan kondisi fisik pasien.

    8. Peningkatan Harga +iri 40embantu pasien meningkatkan

     penilaian pribadi tentang harga diri.

    ;. Peningkatan sosialisi 4 0emfasilitasi kemampuan pasien

    untuk berinteraksi dengan orang lain.

    #ktivitas lain 4

    o 'uat interaksi terjadwal

    o /dentifikasi perubahan perilaku tertentu

    o /dentifikasi tugas-tugas yang dapat meningkatakan atau

    memperbaiki interaksi sosial

    o $ibatkan pendukung sebaya dalam memberkan umpan balik 

    kepada pasien dalam interksi sosial

    o Peningkatan sosialisa ( >/G* 4

    . #njurkan bersikap jujur dan apa adanya dalam

     berinteraksi dengan oran lain

    &. #njurkan menghargai hak orang lain

    7. #njurkan sabar dalam membina hubungan

    . 'antu pasien meningkatkan kesadaran tentang kekuatan

    dan keterbatasan dala berkomunikasi dengan orang lain

    8. 'eri umpan balik positif jika pasien dapat berinterksi

    dengan orang lain

    ;. Easilitasi pasien dalam memberi masukan dan membuat

     perencanaan aktivitas mendatang

    /solasi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan untuk terikat

    dalam hubungan pribadi yang memuaskan, perilaku atau nilai sosial

    yang tidak berterima.

     Intervensi 

     

    !ujuan< Kriteria 1valuasi (>6G*4

  • 8/19/2019 KEP KOM

    28/30

    1. Pasien menunjukkan keterlibatan sosial ( interaksi dengan teman

    dekat, tetangga, anggota keluarga,berpartisipasi sebagai

    sukarelawan pada aktivitas atau organisasi,dan sebagainya*

    2. 0ulai membina hubungan dengan orang lain

    3. 0engembangkan hubungan satu sama lain4. 0engembangkan keterampilan sosial yang dapat mengurangi

    isolasi (mis, bekerja sama*

    5. 0elaporkan adanya dukungan sosial (mis, bantuan dalam bentuk 

    dari orang lain dalam bentuk bantuan emosi, waktu, keuangan,

    tenaga, atau informasi *

    • /ntervensi (>/G* 4

    . 0odifikasi perilaku keterampilan sosial 4 0embantu pasien

    mengembangkan atau meningkatakan keterampilan sosial

    interpersonal.

    &. Pembinaan hubungan kompleks 4 0embina hubungan yang

    terapeutik dengan pasien yang kesulitan berinteraksi dengan orang

    lain.

    7. Peningkatan koping 4 0embantu pasien beradaptasi dengan

     persepsi stresor, perubahan, atau ancaman yang menghambat

     pemenuhan kenutuhan hidup dan peran.

    . Promosi integritas keluarga 4 0eningkatkan persatuan dan kesatuan

    keluarga.

    8. Promosi keterlibatan keluarga 4 0emfasilitasi perawatan keluarga

    dalam perawatan emosi dan kondisi fisik pasien.

    ;. Peningkatan kesadaran diri 4 0embantu pasien menggali dan

    memahami gagasan, perasaan, motivasi, dan perilaku pasien.

    =. Peningkatan sosialisi 4 0emfasilitasi kemampuan pasien untuk 

     berinteraksi dengan orang lain.

    :. Peningkatan sistem dukungan 4 0emfasilitasi dukungan kepada

     pasien oleh keluarga, teman, dan komunitas.

    #ktivitas lain 4

    o 'antu pasien membedakan persepsi dan kenyataan

    o /dentifikasi bersama pasien faktor-faktor yang mempengaruhi

     perasaan isolasi sosial

    o 'eri penguatan terhadap usaha-usaha yang dilakukan pasien,

    keluarga, dan teman-teman untuk berinterksi

    o Peningkatan sosialisasi ( >/G* 4

  • 8/19/2019 KEP KOM

    29/30

    . +ukung hubungan dengan orang lain yang mempunyai

    minat dan tujuan yang sama

    &. 'erikan umpan balik tentang peningkatan dalam aktivitas

    7. +ukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti jalan-

     jalan

    BAB I0

    PENUTUP

    A. Kesi)pulan

    Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam

    mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya

    dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah

    tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan

     budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.

    Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan pasien lansia biasanya dipelajari

     pada masyarakat yang terisolasi dimana cara - cara hidup mereka tidak berubah

    selama beberapa generasi, walaupun mereka merupakan sumber data-data bilogis

    yang penting dan model antropologi yang berguna , lebih penting lagi untuk 

    memikirkan bagaimana mengubah kebudayaan mereka itu.

    Perawat harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat

    @pasiendengan selalu mengadakan komunikasi efektif demi meningkatkan status

    kesehatan lansia dan mendukung keberhasilan pemerintah dalam bidang kesehatan

     berbasis publik .

    B. "aran

    0akalah dibuat berdasarkan kebutuhan seorang mahasiswa sebagai tanggung

     jawabnya dalam menyelesaikan tugas sebuah mata kuliah. +iperlukan bimbingan dan

    arahan dari dosen pembimbing sehingga kiranya makalah tersebut dapat menjadi

    sesuatu yang lebih berguna di masa yang akan datang.

  • 8/19/2019 KEP KOM

    30/30

    Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan olehnya itu penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan ajar untuk 

     penyusunan berikutnya.

    DA*TAR PU"TAKA

    'asford, $ynn I 6liver Slevin. &));. !eori dan Praktik Keperawatan 4 Pendekatan

    /ntegral pada #suhan Pasien. akarta 4 1%G

    honson, 0arion dkk. &))). >ursing 6utcomes Glassification (>6G*. St. $ouise,

    0issouri 4 0osby, /nc.

    $eininger. 0 I 0cEarland. 0.9, (&))&*, !ranscultural >ursing 4 Goncepts, !heories,

    9esearch and Practice, 7rd 1d, "S#, 0c-%raw Hill Gompanies.

     >#>+#. >ursing +iagnoses4 +efinition and Glassification &))8-&));. Philadelphia 4

     >#>+# /nternational.

    9oyal Gollege of >ursing (&));*, !ranscultural >ursing Gare of #dult B Section 6ne

    "nderstanding !he !heoretical 'asis of !ranscultural >ursing Gare +itelusuri tanggal

    6ktober &));.

    Stanley,0ickey. &))&. 'uku #jar Keperawatan %erontik.1disi&. akartaB 1%G.

    3ilkinson, udith 0. &). 'uku Saku 4 +iagnosis Keperawatan 1disi 5. akarta 4

    1%G