kelompok 5 ronga, ellen susy sabatini monintja sendy kopalit indry matali, monica
DESCRIPTION
KELOMPOK 5 RONGA, ELLEN SUSY SABATINI MONINTJA SENDY KOPALIT INDRY MATALI, MONICA. ACUTE RENAL FAILURE (ARF). GAGAL GINJAL AKUT (GGA). - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KELOMPOK 5RONGA, ELLEN
SUSY SABATINIMONINTJA SENDYKOPALIT INDRY
MATALI, MONICA
ACUTE RENAL FAILURE (ARF)GAGAL GINJAL AKUT
(GGA)
Gagal ginjal akut merupakan sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. Hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hamper lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubulus dan glomelurus yang dimanifestasikan dengan anuria (urine kurang dari 50mL/24jam) biasanya diikuti dengan meningkatnya BUN dan kreatinin, oliguria (kurang dari 500 mL urine/24 jam), hyperkalemia, dan retensi sodium
Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinis yang di tandai dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi glomerulus (LFG), di sertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme (ureum dan kreatinin).
Penyebab gagal ginjal akut: Prerenal disebabkan dari kondisi dimana menurunnya aliran darah ginjal
(hypovolemia, syok, pendarahan, terbakar (burns), kegagalan cardiac output, terapi diuretic)
Postrenal disebabkan dari sumbatan atau gangguan dari aliran urine melalui saluran kemih (bagian dari distal ginjal). Tekanan di tubulus meningkat sehingga laju filtrasi glomelurus meningkat. Hal ini biasanya ditandai dengan adanya kesulitn dalam mengosongkan kandung kemih dan perubahan aliran kemih
Intrarenal disebabakan dari luka/trauma pada jaringan ginjal dan biasanya diikuti dengan intrarenal iskemia, racun2, dan proses imunologi
PENDARAHAN, DEHIDRASI,
PENYUMBATAN PEMBULUH DARAH
PERADANGAN GLOMERULAR
OBAT, MYOGLOBINEMIA, HEMOGLOBINEMIA
ALIRAN DARAH GINJAL
MENURUN
ISKEMIK
KERUSAKAN DAN PENYUMBATAN TUBULAR
SEL TUBULAR
NEPHROTOXITY
PERMEABILITAS TUBULAR
PENURUNAN FILTRASI GLOMERULAR DAN KEGAGALAN SEKRESI TUBULAR
OLIGURIA AZOTEMIA KETIDAKSEIMBANGA
N ELEKTROLITKETIDAKSEIMBANGA
N ASAM-BASA
• PATHOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS :1. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual persisten,
muntah, dan diare.
2. Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi, dan napas mungkin
berbau urine(feto uremik).
3. Manifestasi system saraf(lemah,sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).
4. Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah,
BJ sedikit rendah)
5. Peningkatan BUN (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (LED)
tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal, serta asupan
protein. Serum kreatinin meningkat pada kerusakan glomerulus.
6. Hiperkalemia, Asidosis metaboliK dan anemia
Click icon to add picture
KOMPLIKASI :• InfeksI• Aritmia ke hyperkalemia• Ketidaknormalan
Electrolit (sodium, potassium, calcium, phosphorus)• Pendarahan GI
sampai ulcers• Kegagalan system
Multiple organ
PENATALAKSANAAN1. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang
serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki
abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat
dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan dan
membantu penyembuhan luka.
Mengapa sampai bisa di hemodialysis..??
Pada kondisi yang ekstrem, di mana kadar ureum dan kreatinin
meningkat tajam, terapi hemodialisa (cuci darah) merupakan terapi yang
harus dilakukan. hemodialisa dilakukan sebagai upaya pencegahan
terhadap komplikasi lanjut dari gagal ginjal, seperti penurunan kesadaran
(ensefalopati uremikum) atau terjadinya kerusakan organ-organ lain akibat
toksin tubuh tidak dapat dikeluarkan secara adekuat. namun pada gagal
ginjal akut, umumnya, terapi hemodialisa mungkin tidak dilakukan tidak
seumur hidup, melainkan hanya temporer saja sampai kondisi pasien secara
keseluruhan dapat diperbaiki. Pada kasus-kasus yang membutuhkan
pembedahan, tidak jarang kadar ureum dan kreatininharus diturunkan
terlebih dahulu melalui terapi hemodialisa sebelum menjalani pembedahan
2. Penanganan hiperkalemia
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum. perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema.
3. Mempertahankan keseimbangan cairanPenatalaksanaan keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian,
pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantia cairan.
Diagnosa keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, retensi cairan dan natrium
Kaji status cairan:
• timbang BB harian
• keseimabngan masukan dan haluaran
• turgor kulit dan adanya edema
• distensi vena leher
• tekanan darah, denyaut dan irama nadi
Batasi masukan cairan Identifikasi sumber potensial cairan
Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional dari pembatasan
Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan
Tingkatkan dan dorong higiene oral dengan sering
2. Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah
Kaji status nutrisi
Kaji pola diet nutrisi
Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi
Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet
Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan
Timbang berat badan harian
Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat