kelompok 4 sastra indo di masa jepang

23
Kelompok 4 1. Jafar Sidik Nugroho (K7113138) 2. Novia Eka Sari (K7113157) 3. Nur Isni Purwinanti (K7113159) 4. Nurul Hajjah M (K7113167)

Upload: mitha-ye-es

Post on 05-Jul-2015

2.455 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

by :: PGSD UNS

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Kelompok 4

1. Jafar Sidik Nugroho (K7113138)

2. Novia Eka Sari (K7113157)

3. Nur Isni Purwinanti (K7113159)

4. Nurul Hajjah M (K7113167)

Page 2: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

SASTRA INDONESIA DI MASA JEPANG

Page 3: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Situasi Sastra di Masa Jepang

Karakteristik Sastra di MasaJepang

Pengarang dan HasilKarangannya

Pokok Bahasan

Page 4: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Situasi Sastra di Masa Jepang

Sastra di masa Jepang berlangsung selama ± 3,5

tahun. Walaupun termasuk singkat, menurut H.B

Jassin sastra pada zaman Jepang mempunyai

peranan tersendiri mengingat pada masa itu

adalah masa pemaksaan jiwa revolusi yang

kemudian meletus pada tangal 17 Agustus 1945.

Page 5: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Satu hal yang perlu dicatat dalam hubungannya

dengan situasi sastra di masa Jepang yaitu

perkembangan bahasa Indonesia.Pada waktu itu

bahasa Indonesia mengalami kemajuan yang amat

pesat. Karena pada waktu itu bahasa Belanda tidak

boleh lagi diterapkan sedangkan bahasa Jepang

belum banyak dikuasai sehingga bahasa Indonesia

digunakan dalam hal kenegaraan serta sebagai

bahasan dalam ilmu dan budaya. Pada saat itu

penggalian potensi yang ada dalam bahasa

Indonesia diusahakan semaksimal mungkin.

Page 6: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Karakteristik Sastra di Masa Jepang

1. Pada umumnya Sastra yang tersiar pada masa itu

tidak terlepas dari unsur tendens.

2. Sastra tersiar yang tidak mengandung tendens

dimana maksud isinya berbentuk simbolik dan

bersifat pelarian dari realitas kehidupan yang

pahit.

3. Sastra tersimpan umumnya berupa sastra kritik

yang berisi kecaman dengan sindiran terhadap

ketidakadilan yang terdapat di masyarakat.

Page 7: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

4. Genre sastra yang dominan pada masa Jepang yaitu berbentuk

puisi,cerpen,dan drama. Namun perkembangan yang paling

mencolok tampak dalam bentuk drama. Hal ini disebabkan

beberapa faktor sebagai berikut:

* Drama merupakan media propaganda Jepang yang paling tepat

* Drama merupakan hiburan satu-satunya

* Drama cocok bagi selera seni rakyat

* Situasi ekonomi yang serba sulit memerlukan hiburan yang

sesuai dengan lingkungan kehidupan rakyat

5. Sastra pada masa Jepang lebih bersifat realistis (romantik-

realistis)

Page 8: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Pengarang dan Hasil Karangannya1. Rosihan Anwar

Cerpennya yang terkenal berjudul Radio

Masyarakat mengisahkan kehidupan seorang pemuda

yang terombang-ambing jiwanya karena merasa tidak

dapat menyesuaikan diri dengan semangat baru para

pemuda pada waktu itu. Puisi-puisi Rosihan Anwar

yang ditulis di masa Jepang antara lain “Seruan

Lepas”, “Lahir dengan Batin”, “Untuk Saudara”,

“Bertanya”, “Damba”, “Kisah di Waktu Pagi”,

“Lukisan”, dan “Manusia Baru”.

Rosihan Anwar juga banyak menulis esai tentang

pengarang di masa Jepang,antara lain berjudul Usmar

yang Saya Kenal dan Cita-Cita Film Nasionalnya.

Sedangkan karangan Rosihan Anwar yang berupa

novel antara lain berjudul Raja Kecil, Bajak Laut di

Selat Malaka, dan sebuah novel sejarah tentang

Semenanjung awal abad ke-18.

Page 9: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

2. Usmar Ismail

Usmar Ismail adalah seorang

pengarang drama yang terkenal di masa

Jepang. Ia bekerja pada Pusat Kebudayaan

dan menjadi orang penting dalam badan

itu. Akan tetapi, karena ia tidak puas

dengan cara kerja Pusat Kebudayaan maka

bersama-sama dengan Rosihan Anwar, El

Hakim, dan dibantu oleh para seniman

lain, ia mendirikan perkumpulan drama

penggemar (amatir) yang bernama Maya.

Page 10: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Perkumpulan Maya didirikan menjelang pertengahan tahun

1944 dengan acara antara lain: menyelenggarakan drama radio,

drama pentas, membacakan cerpen radio, dan sebagainya.

Beberapa drama yang telah dipentaskan oleh perkumpulan Mayaialah:* Tiga drama karangan El Hakim: Taufan di Atas Asia, Dewi Reni, Intelek Istimewa (Kemudian dibukukan bersama dramanya yang berjudul Insan Kamil, dengan judul Taufan di Atas Asia);* Jeritan Hidup Baru saduran Karim Halim dari De Kleine Eyolfkarangan Ibsen;* drama Usmar Ismail yang berjudul Liburan Seniman.

Adapun drama radio yang pernah disiarkan antara lain Pamanku,Tempat yang Kosong ,dan Mutiara dari Nusa Laut, semuanya karangan Usmar Ismail.

Page 11: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Disamping itu, Usmar Ismail menulis pula drama yang berjudul

Api,Citra dan Mekar Melati. Citra dan Mutiara dari Nusa Laut

pernah dipentaskan oleh perkumpulan drama profesional Bintang

Surabaya. Ketiga dramanya yang berjudul Citra,Api, dan Liburan

Seniman diterbitkan dalam satu kumpulan “Seni Sandiwara” dengan

judul Lakon-Lakon Sedih dan Gembira, yang diberi pengantar oleh

H.B. Jassin.

Beberapa hal yang telah dirintis oleh perkumpulan Maya yaitu :

* Menyatakan para seniman dan berbagai cabang seni untuk

* Mendapatkan keselarasan dalam pementasan.

* Mengadakan usaha pembaharuan di bidang penceritaan ,

dekorasi, tata pentas, dan lain-lain.

* Mencoba mementaskan drama asing, misalnya drama saduran dari

Henrik Ibsen.

Page 12: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Disamping terkenal dalam bidang drama, Usmar Ismail

juga menulis cerpen dan puisi. Beberapa cerpennya antara lain

berjudul “Asokamala Dewi”, “Permintaan Terakhir”,

sedangkan puisi-puisinya sudah diterbitkan dalam satu

kumpulan yang berjudul Puntung Berasap.

Beberapa tahun sesudah kemerdekaan Usmar Ismail banyak

bergerak dalam bidang perfilman. Tahun 1949 ia berhasil

memimpin sendiri film Citra-nya pada perusahaan South

Pasific. Tahun 1950 bersama-sama dengan Rosihan Anwar ia

mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia atau Perfini.

Beberapa film yang telah diproduksi antara lain: Darah dan

Doa atau Long March Siliwangi, Enam Jam di Yogya, Dosa

Tak Berampun (berdasarkan drama Jepang:Chici,Kaeru, yang

disadur Usmar menjadi Ayahku Pulang, dan lain-lain).

Page 13: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang
Page 14: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

3. Amal Hamzah

Rosihan Anwar dalam suatu tulisannyamenerangkan bahwa Amal Hamzah pun termasuk pengarang yang pernah bekerjapada Pusat Kebudayaan. Ia seorang pengarangyang mulai menulis pada zaman Jepang, dantermasuk pengarang yang mula-mulanyapercaya pada janji-janji Jepang, walaupunkemudian ia banyak mengalami kekecewaan.

Page 15: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Dalam karangannya yang awal jelas tampak jiwa

romantikseperti halnya abangnya, Amir Hamzah. Hal itu

dapat kita rasakan pada karangan-karangannya permulaan,

baik yang berupa prosa maupun yang berupa puisi.

Beberapa karangannya telah dibukukan dalam satu

kumpulan yang berjudul Pembebasan Pertama(1949).

Akan tetapi, dalam karangannya yang kemudian, Amal

Hamzah telah berubah menjadi seorang realis yang tajam,

bahkan cebderung untuk dikatakan seorang materialistis

yang kasar. Mungkin keadaan yang pahit yang penuh

dengan tekanan dan penderitaan di masa Jepang membuat

Amal Hamzah realis yang materialistis. Sikapnya yang

kasar itu tampak pada cerpen-cerpennya yang berjudul

“Bingkai Retak”, “Teropong”, dan juga pada beberapa

puisinya.

Page 16: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Empat kumpulan puisinya yang belum diterbitkan ialah

“Gita Cinta”, “Kenangan Kasih”, “Topan”, dan “Sine

Nomine”.

Ia menerjemahkan karangan Rabindranath Tagore yang

lain dalam kumpulan Seroje Gangga. Disamping itu, ia

juga menerjemahkan beberapa karangan Notosuroto

(seorang pengarang yang terpengaruh R. Tagore) yang

aslinya dalam bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia,

yaitu Untaian Bunga (Bloeme ketenen)dan Kuntum Melati

(Melati Knoppen). Amal Hamzah terkenal sebagai seorang

pengarang dan cerpenis, tetapi ada juga karangannya yang

berbentuk drama, yaitu “Tuan Amin” dan karangannya

berupa kritik yang sudah diterbitkan dalam satu kumpulan

berjudul Buku dan Penulis.

Page 17: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

4. El Hakim

El Hakim adalah nama samaran Abu Hanifah,kakak Usmar Ismail. Ia pun seorang pengarangdrama yang terkenal di masa Jepang. Kumpulandramanya yang sudah diterbitkan berjudul Taufandi Atas Asia, yang terdiri atas empat lakon, yaitu“Taufan di Atas Asia”, “Intelek Istimewa”, “DewiReni”, dan “Insan Kamil”. Beberapa dramatersebut sudah dipentaskan oleh perkumpulandrama penggemar Maya, yang disutradarai olehUsmar Ismail.

Page 18: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

5. Chairil Anwar

Chairil Anwar adalah seorangpenyair yang muncul di zaman Jepangyang membawa pembaharuan dibidang puisi modern. Puisi-puisi yang diciptakannya bersifat revolusioner, baik bentuk maupun isinya. Kata-katadan perbandingan yang dipergunakansangat tepat sehingga menjelmakan isiyang padat. Ia mengatakan bahwadalam melukiskan sesuatu harussampai pada hakikatnya, kita harussanggup bukan hanya mengambilgambar-gambar biasa saja, melainkanjuga gambar rontgen sampai ke putihtulang belulang.

Page 19: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

6. Idrus

Idrus membawa corak baru dalam

karangannya yang berupa prosa, yang menurut

H.B Jassin disebut dengan gaya kesederhanaan

baru atau gaya meyoal baru menurut Ajip Rosidi.

Dimaksud gaya kesederhanaa baru karena

penggunaan kalimat yang pendek-pendek, padat

bernas, dan memiliki asosiasi yang luas. Tanda-

tanda baca, kata penghubung, dan kata-kata

keterangan yang tidak penting ditinggalkan

Page 20: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang
Page 21: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

7. Bung Usman

Karya-karya dari Bung Usman dimuat dalamantologi Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang..Puisi Bung Usman pada umumnya bersifat sinistetapi kesan puitis pada puisinya hampir tidakterasa.. Nadanya mendatar dan kering dari iramadan persajakan. Puisi Bung Usman tidakberkembang lagi setelah kemerdekaan.

Contoh Puisi Bung Usman:

Hendak Jadi “Orang Besar” ???

Page 22: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang

Pengarang-pengarang prosa yang lain diantaranya:

1. Bakri Siregar, dimana kumpulan cerpennya diberi

judul Jejak Langkah

2. Kari Halim, dengan novel yang terbit pada jaman

Jepang berjudul Palawija

3. Nur Suta Iskandar, dengan novel yang terbit pada

jaman Jepang berjudul Cinta Tanah Air.

Page 23: Kelompok 4 sastra indo di masa jepang