kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2

23
TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN DISUSUN OLEH: SRI AYU LESTARI KELAS : XI IPA 2 SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATN WAY KANAN

Upload: sahrul-aza-hati

Post on 30-Jul-2015

300 views

Category:

Data & Analytics


7 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

DISUSUN OLEH:

SRI AYU LESTARI

KELAS : XI IPA2

SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS

KECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATN WAY KANAN

TAHUN 2014/205

PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

1. Flu burung

Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.

Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan pengobatan.

2. Flu babi (Swine influenza)

Flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari

manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematianMenurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.

3. Asma

 Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan

kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus

(disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab

penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.

Gejala Penyakit Asma

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih

sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas

yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.

Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta

mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau

setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga

bisa menyebabkan timbulnya gejala.

Diagnosa Penyakit Asma

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat

diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga

digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk

memantau pengobatan.

Saluran pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka

terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran

napas). Asap rokok, tekanan jiwa, alergen pada orang normal tidak menimbulkan

asma tetapi pada penderita asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon

terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi

saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,

seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Gambar 1 : Respon Kekebalan Tubuh

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan

yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya

peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara.

Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi)

dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga

supaya dapat bernafas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga

bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di

sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang

menyebabkan terjadinya:

kontraksi otot polos

peningkatan pembentukan lendir

perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.

Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang

mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang

terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Faktor Pencetus Serangan Asma

1. Faktor pada pasien

1. Aspek genetik

2. Kemungkinan alergi

3. Saluran napas yang memang mudah terangsang

4. Jenis kelamin

5. Ras/etnik

2. Faktor lingkungan

1. Bahan-bahan di dalam ruangan :

o Tungau debu rumah

o Binatang, kecoa

2. Bahan-bahan di luar ruangan :

o Tepung sari bunga

o Jamur

3. Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna

makanan

4. Obat-obatan tertentu

5. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )

6. Ekspresi emosi yang berlebihan

7. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif

8. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan

9. Infeksi saluran napas

10. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan

aktivitas fisik tertentu

11. Perubahan cuaca

Pengobatan Asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari

serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan

penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma

jangan sampai terjadi.

Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya

serangan penyakit asma, antara lain :

1. Menjaga kesehatan

2. Menjaga kebersihan lingkungan

3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan

menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan

yang sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar

serangan penyakit asma jangan datang kembali.

Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal.

Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda

dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma.

Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat

yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri

atas golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid sistemik.

4. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh

bakteriMycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ

tubuh, tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini

menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik

kecil pada dinding alveolus. Keadaan ini menyebabkan :

·   Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran

udara paru-paru

·    Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan

·    Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan

ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas

difusi paru-paru

Gejala Penyakit TBC

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam

hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti

influenza dan bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan

sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan

kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,

suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai

dengan keluhan sakit dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,

adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau

diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang

kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasiluji tuberkulin positif.

Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC

paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan

pemeriksaan serologi/darah.

Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu

dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).

Pemeriksaan patologi anatomi (PA).

Rontgen dada (thorax photo).

Uji tuberkulin.

5. Faringitis

Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada

waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini

disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu

banyak merokok. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini

adalah Streptococcus pharyngitis.

Gejala

Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan

dan nyeri menelan.

Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan

tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah:

– demam

– pembesaran kelenjar getah bening di leher

– peningkatan jumlah sel darah putih.

Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi

lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

Ada 2 jenis faringitis

Faringitis Virus Faringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan

Sering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat

Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang

Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar

Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif

Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri

Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika diduga

suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.

Pengobatan

Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat

hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah

18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.  Jika diduga penyebabnya

adalah bakteri, diberikan antibiotik.

6. Bronkitis

Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa

udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau

virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.

Gejala

Gejala bronkitis berupa:

– batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

– sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

– sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

– bengek

– lelah

– pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan

– wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan

– pipi tampak kemerahan

– sakit kepala

– gangguan penglihatan.

Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung

meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri

tenggorokan.

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak

berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih

atau kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau

hijau.

Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang

terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa

minggu.

Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.

Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.

Bisa terjadi pneumonia.

Diagnosa

Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari

adanya lendir.

Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki

atau bunyi pernafasan yang abnormal.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

– Tes fungsi paru-paru

– Gas darah arteri

– Rontgen dada.

7. Pneumonia

 Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi

oleh cairan dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu

alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh

paru-paru.  Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus

(Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Gejala

Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:

– batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)

– nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik

nafas dalam atau terbatuk)

– menggigil

– demam

– mudah merasa lelah

– sesak nafas

– sakit kepala

– nafsu makan berkurang

– mual dan muntah

– merasa tidak enak badan

– kekakuan sendi

– kekakuan otot.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

– kulit lembab

– batuk darah

– pernafasan yang cepat

– cemas, stres, tegang

– nyeri perut.

Diagnosa

Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara

ronki.

Pemeriksaan penunjang:

Rontgen dada

Pembiakan dahak

Hitung jenis darah

Gas darah arteri.

8. Emfisema Paru-paru

 Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri

adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita

emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat

karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap

didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab

kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.

9. Dipteri

Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteriCorynebacterium

diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)

maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.

10. Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang

disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan

tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan

yang lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena

hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen

dalam darah berkurang.

11. Kanker Paru-paru

Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam

jaringan paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan

menjalar ke seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari

sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada

wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk

menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak menutup kemungkinan perokok pasif

pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit ini adalah

penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi

ionisasi.

12. Influensa

Influensa atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa.

Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita. Penyakit ini

tidak hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia seperti babi dan

orang utan juga dapat terserang flu.

Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit

kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak

enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan

terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-

anak dan orang berusia lanjut.

Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari

sejak kontak dengan hewan atau orang yang influensa.

Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak

menularkan penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.

13. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat

menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut

yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi

yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru,

menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan

pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di

dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat

mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit

tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.

14. Sinusitis

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau

sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus,

menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.

Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita

penyakit sinusitis.

1. Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.

2. Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.

3. Sering bersin.

4. Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau kekuning-

kuningan.

5. Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.

Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh,

menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-

buahan.

15. LARINGITIS (RADANG PITA SUARA)

Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laring terletak di

puncah saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita

suara.

Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian

atas (misalnya common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia,

influenza, pertusis, campak dan difteri.

Gejala

Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara.

Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.

Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:

– demam

– tidak enak badan

– kesulitan menelan

– sakit tenggorokan.

Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa

melihat kemerahan dan pembengkakan pada laring.

Pengobatan

Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.

Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau

bicara dengan berbisik. Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu

penyembuhan daerah yang meradang.

Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.

16. PLEURISI (RADANG PLEURA)

Pleurisis / radang pleura (Pleurisy/Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu

peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru).

Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi

pleura, sehingga terjadi peradangan. Bila disertai dengan penimbunan cairan di

rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan

cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering. Setelah terjadi peradangan,

pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan.

Gejala

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul

secara tiba-tiba. Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang

tajam dan menusuk. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau

batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas

dalam dan batuk.

Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan

lapisan pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar

menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-

parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan.

Diagnosa

Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas.

Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi,

tetapi bisa menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau

penimbunan sejumlah kecil cairan di rongga pleura.

Pengobatan

Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik.

Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan.

Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap

penyakit yang mendasarinya.

17. Hipoksia

Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen

pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan

ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel.

Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan aktivitas

mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas

kerja otot.