kejadian infeksi cacing dan gambaran kebersihan pribadi...

59
i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA 2011 “Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN” OLEH: Iin Citra Liana Hasibuan NIM : 109103000011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012 M

Upload: haminh

Post on 14-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

i

KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN

KEBERSIHAN PRIBADI PADA ANAK USIA

SEKOLAH DASAR DI YAYASAN NANDA DIAN

NUSANTARA 2011

“Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN”

OLEH: Iin Citra Liana Hasibuan

NIM : 109103000011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1433 H/2012 M

Page 2: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI
Page 3: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI
Page 4: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI
Page 5: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-Nya

serta nikmat yang begitu besar kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan riset yang berjudul “Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran

Kebersihan Pribadi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian

Nusantara 2011”. Sholawat serta salam peneliti hadiahkan kepada Rasulullah

saw, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin.

Peneliti menyadari bahwa laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjudin, Sp. And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak DR. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Dokter.

3. Ibu Silvia Fitriana, M.Biomed, selaku dosen pembimbing pertama yang

telah banyak membimbing peneliti menyusun laporan ini.

4. Ibu Minsarnawati, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing kedua yang

telah banyak membimbing peneliti menyusun laporan ini.

5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Pendidikan Dokter yang telah memberikan

ilmu yang sangat bermanfaat dan semoga dapat diaplikasikan dalam

kehidupan peneliti.

6. Mba Evi sebagai laboran parasit yang setia menemani dan mengajari selama

penggunaan Laboratorium Parasit.

7. Ayah dan Ibu tersayang, yang tiada hentinya mendoakan, memotivasi, dan

menasehati peneliti agar tetap semangat untuk mecapai impian peneliti.

8. Adikku tercinta Dede Citra Liana Hasibuan yang selalu memotivasi saya

untuk menyelesaikan riset ini.

9. Sahabat terbaikku Munirah Siregar dan Neneng Nurlaila atas dukungan,

kebersamaan, motivasi kepada penulis selama penyusunan riset ini.

Page 6: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

vi

10. Sahabat-sahabatku di Prodi Pendidikan Dokter angkatan 2009 atas motivasi

untuk menyelesaikan riset ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan riset ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan riset ini masih kurang

dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi

kemajuan di masa yang akan datang.

Jakarta, 17 September 2012

Peneliti

Page 7: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

vii

ABSTRAK

Iin Citra Liana. Perogram Studi Pendidikan Dokter. Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran Kebersihan Pribadi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara 2011 Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Prevalensi infeksi cacing di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini, yaitu sekitar 40-60 %. Hasil survei infeksi cacing Sekolah Dasar di 27 Propinsi Indonesia padatahun 2002- 2008 menurut jenis cacing penyebabnya didapatkan Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Hookworm. Hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah anak yang positif terinfeksi cacing sebanyak 25,7%. Sedangkan berdasarkan hasil identifikasi jenis cacing yang menginfeksi, ditemukan spesies terbanyak adalah cacing tambang (55,6%), cacing Fasciolopsis buski (11,1%), cacing Strongyloides stercoralis (11,1%), dan bentuk larva yang tidak teridentifikasi (22,2%). Angka kejadian infeksi cacing lebih banyak ditemukan pada kelompok responden yang tidak mencuci tangan dan sering kontak dengan tanah. Pada kelompok responden yang kebersihan kukunya buruk dan tidak menggunakan alas kaki justru angka kejadian infeksi cacingnya rendah. Kata Kunci : Infeksi cacing, cuci tangan, kontak dengan tanah, penggunaan alas kaki, kebersihan kuku.

ABSTRACT

Iin Citra Liana. Study Programe Of Medical Education. The Victim Of Worm Infection And Descriptive Of Personal Hygiene At Primary School Age Children At Yayasan Nanda Dian Nusantara. 2011 Worm disease is a contagious disease that remains a public health problem in Indonesia. The prevalence of worm infection in Indonesia is remained high, mostly for people under prosperousity is the highest risk of the infection, about 40-60%. As the result of survey on worm infection in Elementary student from 27 provinces in Indonesia in 2002 to 2008 was identified some species as follows : Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, and Hookworm. The research showed that sum of positif infected children is 25,7%. Otherways, according to identification of type of worm that infected, found out that Hookworm is the most. (55,6%), Fasciolopsis buski (11,1%), Strongyloides stercoralis (11,1%), and unidentified larva (22.2%). The highest number of infection was found in subject with lack of handwashing practice and frequently exposure to soil. In contrary, subject with dirty nail and barefoot habit were found low infection of the worm. Keyword : worm infection, washing hand, soil contact, footwear habit, finger hygiene.

Page 8: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

viii

DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................. iv KATA PENGANTAR.......................................................................................... v ABSTRAK............................................................................................................. vii ABSTRACT.......................................................................................................... vii DAFTAR ISI......................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR............................................................................................ x DAFTAR TABEL................................................................................................. xi DAFTAR BAGAN................................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 2

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................ 2 1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Cacing Pada Manusia..................................................................... 4 2.2 Jenis-jenis Nematoda Usus Yang Ditularkan Melalui Tanah (Soil-

Transmited Helminths)............................................................................... 4

2.2.1 Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)......................................... 5 2.2.2 Trichuris trichiura ( Cacing Cambuk )........................................ 10 2.2.3 Ancylostoma duodenale Dan Necator americanus (Cacing

Tambang)............................................................................................. 14

2.2.4 Strongyloides stercoralis............................................................... 17 2.1 Epidemiologi Infeksi Cacing Oleh Cacing Yang Ditularkan Melalui

Tanah.......................................................................................................... 20

2.2 Faktor Kebersihan Pribadi Yang Berhubungan Dengan Infeksi Cacingan.....................................................................................................

21

2.3 Kerangka Teori.......................................................................................... 23 2.4 Kerangka Konsep....................................................................................... 24 2.5 Definisi Operasional................................................................................... 24

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian........................................................................................ 25 3.2 Lokasi dan waktu Penelitian...................................................................... 25 3.3 Populasi dan Sampel................................................................................. 25 3.4 Cara Kerja Penelitian................................................................................. 26

3.5 Managemen Data........................................................................................ 29 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................... 30

4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan

Nanda Dian Nusantara................................................................................

30

Page 9: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

ix

4.3 Distribusi, Frekuensi Minum Obat Cacing ................................................ 31

4.4 Distribusi, Frekuensi Kejadian Infeksi Cacing........................................... 31

4.5 Distribusi, Frekuensi Spesies Cacing.......................................................... 32

4.6 Distribusi, Frekuensi Indikator Kebersihan Pribadi.................................... 33

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 36 5.2 Saran.......................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 37 LAMPIRAN.......................................................................................................... 39

Page 10: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cacing Ascaris lumbricoides dewasa............................................ 6

Gambar 2.2 Telur Ascaris lumbricoides........................................................... 6

Gambar 2.3 Daur Hidup Ascaris lumbricoides................................................. 7

Gambar 2.4 Cacing Trichuris trichiura dewasa................................................ 11

Gambar 2.5 Telur Trichuris trichiura............................................................... 11

Gambar 2.6 Daur Hidup Trichuris trichiura..................................................... 12

Gambar 2.7. Siklus hidup Hookworm............................................................... 15

Gambar 2.8 Cacing Strongyloides stercoralis................................................... 17

Gambar 2.9 Daur Hidup Strongyloides stercoralis........................................... 19

Page 11: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian.............................................................. 25

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar di

Yayasan Nanda Dian Nusantara.........................................................................

30

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Minum Obat Cacing Anak Usia Sekolah

Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara.........................................................

31

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Kejadian Infeksi Cacing Pada Anak Usia

Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara...........................................

31

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Spesies Cacing Hasil Pada Anak Usia Sekolah

Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara.........................................................

32

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Cuci Tangan Pada Anak Usia

Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara..........................................

33

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kontak Dengan Tanah Pada Anak Usia

Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara..........................................

33

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Penggunaan Alas Kaki Pada Anak

Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara..................................

34

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kebersihan Kuku Pada Anak Usia Sekolah

Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara........................................................

34

Page 12: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori................................................................................... 23

Bagan 2.2 Kerangka Konsep.............................................................................. 24

Bagan 3.1 Alur Penelitian................................................................................. 29

Page 13: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit menular yang masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat. WHO tahun 2006 mengatakan

bahwa kejadian infeksi cacing di dunia masih tinggi yaitu 1 miliar orang

terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing

Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm.1

Prevalensi infeksi cacing di Indonesia pada umumnya juga sangat tinggi,

terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko

tinggi terjangkit penyakit ini yaitu sekitar 40-60 %.2

Prevalensi infeksi cacing pada anak lebih tinggi karena mereka

belum mengerti benar arti kesehatan dan kebersihan. Hasil survei infeksi

cacing Sekolah Dasar di 27 Provinsi Indonesia menurut jenis cacing

penyebabnya didapatkan bahwa pada tahun 2002 prevalensi Ascaris

lumbricoides 22,0%, Trichuris trichiura 19,9%, dan Hookworm 2,4%.

Tahun 2003 prevalensi Ascaris lumbricoides 21,7%, Trichuris trichiura

21,0%, dan Hookworm 0,6%. Tahun 2004 prevalensi Ascaris lumbricoides

16,1%, Trichuris trichiura 17,2%, dan Hookworm 5,1%. Tahun 2005

prevalensi Ascaris lumbricoides 12,5%, Trichuris trichiura 20,2%, dan

Hookworm 1,6%. Dan pada tahun 2006 prevalensi Ascaris lumbricoides

17,8%, Trichuris trichiura 24,2%, dan Hookworm 1,0%.3

Pada tahun 2008 pemeriksaan tinja dilaksanakan di 8 propinsi,

mempunyai range yang cukup tinggi yaitu antara 2,7% - 60,7%. Prevalensi

terendah di Sulawesi Utara (2,7%) dan tertinggi di Banten (60,7%).4

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi cacing

di Indonesia diantaranya adalah sanitasi lingkungan yang belum memadai,

kebersihan pribadi (Personal Hygiene), tingkat pendidikan, sosial ekonomi

Page 14: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

2

rendah, dan perilaku hidup sehat yang belum memadai.5 Kebersihan

pribadi yang kurang memadai merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingginya prevalensi infeksi cacing pada anak. Anak usia

sekolah dasar masih suka bermain di tanah yang kemungkinan besar telah

terkontaminasi telur cacing akibat pembuangan tinja di sembarang tempat

apalagi dengan tempat tinggal yang dikelilingi tumpukan sampah dan

kurang menjaga kebersihan dirinya, antara lain tidak mencuci tangannya

ketika selesai bermain dan sebelum makan, tidak memakai alas kaki

tertutup seperti sepatu, serta kurang menjaga kebersihan kukunya,

sehingga memperbesar resiko mereka untuk terinfeksi cacing.6

Pada lokasi pemukiman dan sekolah bagi anak usia Sekolah Dasar

Yayasan Nanda Dian Nusantara di kampung pemulung Ciputat ditemukan

lingkungan yang masih sangat kotor dan anak-anak yang kurang menjaga

kebersihan dirinya. Namun, informasi tentang kejadian kecacingan belum

pernah dipublikasikan. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan

penelitian untuk mengetahui tentang kejadian infeksi cacing dan

gambaran kebersihan pribadi pada anak usia Sekolah Dasar di Yayasan

Nanda Dian Nusantara.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kejadian infeksi cacing dan gambaran kebersihan

pribadi pada anak usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian

Nusantara 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kejadian infeksi cacing dan gambaran

kebersihan pribadi pada anak usia Sekolah Dasar di Yayasan

Nanda Dian Nusantara 2011.

Page 15: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

3

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui spesies cacing penyebab infeksi pada

anak usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara.

1.4 Manfaat Penelitian

Sebagai informasi tentang data kejadian infeksi cacing pada anak

usia Sekolah Dasar di wilayah Ciputat serta pentingnya masalah

kebersihan pribadi untuk mengurangi angka kejadian kecacingan tersebut.

Serta bahan evaluasi program penanggulangan infeksi cacing khususnya

bagi dinas pelayanan kesehatan setempat.

Page 16: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Cacing Pada Manusia

Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di negara-

negara yang sedang berkembang di daerah tropik adalah infeksi cacing usus.

Infeksi cacing adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan, minuman,

atau melalui kulit dimana tanah sebagai media penularannya yang disebabkan

oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris

trichuria), cacing tambang (Ancylostoma duodenale, Necator americanus),7

dan Strongyloides stercoralis.

Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga

seringkali diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan

kesehatan. Tetapi dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yang luar biasa,

infeksi cacing cenderung memberikan analisa yang keliru ke arah penyakit

lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal. Infeksi cacing banyak terdapat pada

anak usia Sekolah Dasar yang dapat merugikan pertumbuhan anak.

2.2 Jenis-jenis Nematoda Usus yang Ditularkan Melalui Tanah (Soil transmitted helminths)

Nematoda mempunyai jumlah spesies yang terbesar di antara cacing-

cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing ini berbeda-beda dalam habitat,

daur hidup, dan hubungan hospes-parasit (host-parasite relationship).8

Nematoda usus di Indonesia lebih sering disebut sebagai cacing perut.

Sebagian penularannya terjadi melalui tanah, maka mereka digolongkan

dalam kelompok cacing yang ditularkan melalui tanah atau Soil transmitted

helminths.9

Kelainan patologik akibat infeksi cacing usus dapat ditimbulkan oleh

cacing dewasa maupun oleh larvanya, tergantung siklus hidup cacing dan

dipengaruhi oleh lokasi stadium cacing usus di dalam tubuh manusia. Cacing

dewasa dapat menimbulkan gangguan pencernaan, perdarahan, anemia, alergi,

obstruksi usus, iritasi usus, dan perforasi usus tergantung cara hidup cacing

Page 17: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

5

dewasa, sedangkan larvanya dapat menimbulkan reaksi alergik dan kelainan

jaringan di tempat hidupnya.9

2.2.1 Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

Jumlah orang di dunia yang terinfeksi Ascaris mungkin

hanya kedua setelah infeksi cacing kremi, Enterobius vermicularis.

Ascaris lumbricoides lebih banyak terdapat di daerah yang

beriklim panas dan lembab, tetapi dapat juga hidup di daerah yang

beriklim sedang.10

2.2.1.1 Morfologi dan Daur Hidup

Manusia merupakan satu-satunya hopses Ascaris

lumbricoides. Penyakit yang disebabkannya disebut

askariasis.8

Ascaris lumbricoides jantan berukuran 10-30 cm,

sedangkan yang betina 22-35 cm. Stadium dewasa hidup di

rongga usus. Ascaris lumbricoides betina dapat bertelur

sebanyak 100.000-200.000 butir sehari, terdiri dari telur

yang dibuahi dan yang tidak dibuahi.8

Telur yang dibuahi, besar kurang lebih 60 x 45

mikron dan yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron. Dalam

lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang

menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3

minggu.8

Cacing jantan mempunyai ujung posterior yang

runcing, melengkung ke arah ventral, mempunyai banyak

papil kecil dan juga terdapat 2 buah spekulum yang

melengkung, masing-masing berukuran panjang sekitar 2

mm. Cacing betina mempunyai bentuk tubuh posterior yang

membulat (conical) dan lurus.9

Page 18: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

6

Gambar 2.1 Cacing Ascaris lumbricoides dewasa (A: betina

dan B: jantan)23

(Sumber:www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

Telur yang dibuahi berbentuk avoid dan berukuran

60-70 x 30-50. Bila baru dikeluarkan tidak infektif dan

berisi satu sel tunggal. Sel ini dikelilingi membran vitelin

yang tipis. Di sekitar membran ini ada kulit bening dan

tebal yang dikelilingi lagi oleh lapisan albuminoid yang

tidak teratur. lapisan albuminoid ini kadang-kadang hilang

atau dilepaskan oleh zat kimia dan menghasilkan telur tanpa

kulit (decorticated). Di dalam rongga usus, telur

memperoleh warna kecoklatan dari pigmen empedu. Telur

yang tidak dibuahi berukuran 88-94 x 40-44 dengan lapisan

albuminoid yang kurang sempurna dan isi nya tidak teratur.

Larva Ascaris lumbricoides dapat terlihat di dalam paru-

paru yang kena infeksi dan panjangnya dapat sampai 2 mm

dengan diameter 75. Larva mempunyai usus di bagian

tengah, sepasang saluran ekskresi dan ala yang nyata.11

Gambar 2.2 Telur Ascaris lumbricoides 23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

Page 19: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

7

Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi

berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang

lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan oleh

manusia akan menetas di usus halus. Larvanya menembus

dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran

limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran

darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh

darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus,

kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus.8

Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga

menimbulkan rangsangan pada faring. Penderita batuk

karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke dalam

esofagus, lalu menuju usus halus. Di usus halus berubah

menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai

cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih dua

bulan.8

Gambar 2.3 Daur Hidup Ascaris lumbricoides23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

Keterangan :

1. Cacing dewasa hidup di saluran usus halus, seekor

cacing betina mampu menghasilkan telur sampai

240.000 perhari yang akan keluar bersama feses.

Page 20: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

8

2. Telur yang sudah dibuahi mengandung embrio dan

menjadi infective setelah 18 hari sampai beberapa

minggu di tanah.

3. Tergantung pada kondisi lingkungan (kondisi

optimum, lembab, hangat, tempat teduh)

4. Telur infective tertelan

5. Masuk ke usus halus dan menetas mengeluarkan

larva yang kemudian menembus mukosa usus,

masuk kelenjar getah bening dan aliran darah dan

terbawa sampai ke paru-paru

6. Larva mengalami pendewasaan di dalam paru-paru

(10 –14), menembus dinding alveoli, naik ke saluran

pernapasan dan akhirnya terlelan kembali. Ketika

mencapai usus halus, larva tumbuh menjadi cacing

dewasa. Waktu yang diperlukan mulai tertelan telur

infeksi sampai menjadi cacing dewasa sekitar 2

sampai 3 bulan. Cacing dewasa dapat hidup 1

sampai 2 tahun dalam tubuh.12

2.2.1.2 Patologi dan Gejala Klinis

Gejala yang timbul pada penderita Ascariasis dapat

disebabkan oleh cacing dewasa dan larva. Gangguan karena

larva biasanya terjadi saat berada di paru. Pada orang yang

rentan terjadi perdarahan kecil pada dinding alveolus dan

timbul gangguan pada paru yang disertai dengan batuk,

demam, eosinofilia, dan pada foto toraks tampak infiltrat.

Pada kasus ini sering terjadi kekeliruan diagnosis karena

mirip dengan gambaran TBC, namun infiltrat ini

menghilang dalam waktu 3 minggu, setelah diberikan obat

cacing pada penderita. Keadaan ini disebut sindrom

Loeffler. Gangguan yang disebabkan oleh cacing dewasa

biasanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami

Page 21: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

9

gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan

berkurang, diare atau konstipasi.8

2.2.1.3 Pengobatan dan Pencegahan Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

a) Pengobatan

Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara

massal pada masyarakat. Untuk perorangan dapat

dipergunakan bermacam-macam obat misalnya piperazin,

pirantel pamoat atau mebendazol.8

b) Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, higiene

keluarga dan higiene pribadi seperti :

1. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk

tanaman.

2. Sebelum melakukan persiapan makanan dan

hendak makan, tangan dicuci terlebih dahulu

menggunakan sabun.

3. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar

(mentah) sebagai lalapan, hendaklah dicuci

bersih dan disiram lagi dengan air hangat.

Karena telur cacing Ascaris dapat hidup dalam

tanah selama bertahun-tahun, pencegahan dan

pemberantasan di daerah endemic adalah sulit. Adapun

upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan kemoterapi misal setiap 6 bulan sekali

di daerah endemic ataupun daerah yang rawan

terhadap penyakit ascariasis.

2. Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.

Page 22: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

10

3. Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat

mematahkan siklus hidup cacing misalnya memakai

jamban/WC.

4. Makan makanan yang dimasak saja.

5. Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di

daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk.

2.2.2 Trichuris trichiura ( Cacing Cambuk )

Infeksi cacing ini (cacing cambuk) lebih sering terjadi di

daerah panas, lembab dan sering terlihat bersama-sama dengan

infeksi Ascaris. Jumlah cacing dapat bervariasi, apabila jumlahnya

sedikit, pasien biasanya tidak terpengaruh dengan adanya cacing

ini.10 Nama penyakit yang disebabkan oleh cacing cambuk

(Trichuris trichiura) adalah Trichuriasis.

2.2.2.1 Morfologi dan Daur Hidup

Trichuris trichiura termasuk nematoda usus yang

biasanya dinamakan cacing cambuk, karena tubuhnya

menyerupai cemeti dengan bagian depan yang tipis dan

bagian belakangnya yang jauh lebih tebal. Cacing ini pada

umumnya hidup di sekum manusia, sebagai penyebab

Trichuriasis dan tersebar secara kosmopilitan.13

Trichuris trichiura jauh lebih kecil dari Ascaris

lumbricoides, anterior panjang dan sangat halus, posterior

lebih tebal. Betina panjangnya 35-50 mm, dan jantan

panjangnya 30-45 mm. Telur berukuran 50-54 x 32 mikron,

bentuk seperti tempayan/tong, di kedua ujung ada

operkulum (mukus yang jernih) berwarna kuning tengguli,

bagian dalam jernih, dan dalam feses segar terdapat sel

telur.14

Page 23: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

11

Gambar 2.4 Cacing Trichuris trichiura dewasa 23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

Telur dengan ukuran 50-55 m x 22-24 m berbentuk

seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih

pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna

kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih.8

Gambar 2.5 Telur Trichuris trichiura23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

Telur yang keluar bersama tinja penderita belum

mengandung larva, oleh karena itu belum infektif. Jika telur

jatuh di tanah yang sesuai, dalam waktu 3-4 minggu telur

berkembang menjadi infektif. Bila telur yang infektif

termakan manusia, di dalam usus halus dinding telur pecah

dan larva cacing keluar menuju sekum untuk selanjutnya

tumbuh menjadi dewasa. Untuk mengambil makanannya,

cacing memasukkan bagian anterior tubuhnya ke dalam

mukosa usus hospes. Satu bulan sejak masuknya telur ke

dalam mulut, cacing dewasa telah mulai mampu bertelur.

Cacing ini dapat hidup beberapa tahun lamanya di dalam

usus manusia.9

Page 24: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

12

Gambar 2.6 Daur Hidup Trichuris trichiura23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

2.2.2.2 Patologi dan Gejala Klinis

Pada umunya Trichuris trichiura dapat

menimbulkan efek traumatic dan efek toksik pada

penderita. Kerusakan terjadi pada tempat melekat cacing

pada mukosa usus daerah sekum, sedangkan pada infeksi

yang berat akan terjadi penyumbatan apendiks dan proses

peradangan pada sekum calon dan apendiks tersebut. Pada

infeksi berat juga dapat terjadi intoksikasi dan anemia tetapi

mekanismenya belum jelas. Cacing yang menghasilkan

substansi litik juga menghisap darah penderita. Urtikari dan

gejala-gejala alergi lain dapat pula dijumpai pada penderita

Trichuris trichiura.15

Infeksi Trichuris trichiura tanpa komplikasi

umumnya menunjukkan gejala-gejala dan keluhan nyeri

epigastrum, nyeri perut dan punggung, muntah, konstipasi

dan vertigo. Pada infeksi berat sering dijumpai prolaps

rektum. Beberapa menunjukkan gambaran mirip infeksi

cacing tambang yang berat dengan edemapada muka dan

tangan, dispnea, dilatasi jantung, insomnia, sakit kepala dan

demam ringan.15

Page 25: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

13

Pada anak-anak, cacing ini tersebar di seluruh colon

dan rectum. Kadang-kadang terlihat mukosa rectum yang

mengalami prolaps akibat mengejannya penderita pada

waktu defekasi. Cacing ini memasukkan kepalanya ke

dalam mukosa usus, hingga terjadi trauma yang

menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada

tempat perlekatnya dapat terjadi pendarahan. Disamping itu

cacing ini menghisap darah hospesnya, sehingga

menyebabkan anemia.15

Bila infeksi yang berat dan menahun menunjukkan

gejala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi

dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan

kadang-kadang disertai prolaps rektum pada anak.15

Bila infeksi ringan, biasanya asimtomatis (tanpa

gejala). Bila jumlah cacingnya banyak, biasanya timbul

diare dengan feses yang berlendir, nyeri perut, dehidrasi,

anemia, lemah dan berat badan menurun.16

2.2.2.3 Pengobatan dan Pencegahan Cacing Cambuk

(Trichuris trichiura)

Dahulu infeksi Trichuris trichiura sulit sekali

diobati. Obat seperti tiabendazol dan ditiazinin tidak

memberikan hasil yang memuaskan. Sekarang dengan

adanya mebendazol dengan dosis 2 x 100 mg selama 3 hari

atau dosis tunggal 500 mg, albendazol dosis tunggal 400

mg dan oksantel pirantel pamoat dosis tunggal 10-15

mg/kgBB, infeksi cacing Trichuris trichiura dapat diobati

dengan hasil yang cukup baik.15

Sedangkan pencegahannya dapat dilakukan dengan

cara yaitu dalam hal pembuangan tinja haruslah memenuhi

syarat sehingga dapat mengurangi jumlah infeksi dan

jumlah cacing. Hal ini penting diperhatikan bila

Page 26: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

14

berhubungan dengan anak-anak yang melakukan defekasi

di tanah.10

2.2.3 Ancylostoma duodenale dan Necator americanus (Cacing Tambang) Infeksi cacing tambang ditemukan pada daerah hangat yang

lembab dan mengakibatkan berbagai penyakit pada manusia, meski

morbiditasnya lebih banyak dibanding mortalitasnya. Meskipun

secara morfologik terdapat perbedaan yang nyata antara dua cacing

tambang yang umum terdapat pada manusia (cacing dewasanya),

stadium diagnostiknya (telur) ternyata identik.10 Nama penyakit

yang disebabkan oleh cacing tambang (Ancylostoma duodenale/

Necator americanus) adalah ancylostomiasisdan nekatoriasis.

2.2.3.1 Morfologi dan Daur Hidup

Cacing dewasa hidup di dalam usus halus manusia,

cacing melekat pada mukosa usus dengan bagian mulutnya

yang berkembang dengan baik. Infeksi pada manusia dapat

terjadi melalui penetrasi kulit oleh larva filariform yang ada

di tanah. Cacing betina menghasilkan 9.000-10.000 butir

telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1

cm, cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa

berbentuk seperti hurup S atau C dan di dalam mulutnya

ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang dimulai dari

keluarnya telur cacing bersama feses, setelah 1-1,5 hari

dalam tanah, telur tersebut menetas menjadi larva

rhabditiform.8

Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi

larva filariform yang dapat menembus kulit dan dapat

bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus

kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru.

Di paru-paru menembus pembuluh darah masuk ke

bronchus lalu ke trachea dan larynk. Dari larynk, larva ikut

Page 27: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

15

tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing

dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit

atau ikut tertelan bersama makanan.8

Gambaran umum siklus hidup cacing Ancylostoma

duodenale dan Necator americanus dapat dilihat pada

gambar berikut ini:

Gambar 2.7. Siklus hidup Hookworm23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

Keterangan :

Larva cacing tambang pada suhu hangat dan lembab

mengalami pertumbuhan dalam 3 tahap. Pada tahap akhir,

larva-larva ini akan naik ke permukaan tanah. Dengan

bentuk tubuh yang runcing di bagian atas, larva ini akan

masuk menembus kulit dan ikut ke dalam aliran darah

sampai ke organ hati. Melalui pembuluh darah larva ini

akan terbawa ke paru-paru. Larva cacing tambang kemudian

bermigrasi ke bagian kerongkongan dan kemudian tertelan.

Larva kemudian menuju usus halus dan menjadi dewasa

dengan menghisap darah penderita. Cacing tambang

bertelur di usus halus yang kemudian dikeluarkan bersama

dengan feses dan akan menyebar kemana-mana.17

Page 28: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

16

2.2.3.2 Patologi dan Gejala Klinis

Gejala klinik Hookworm dapat ditimbulkan oleh

cacing dewasa maupun oleh larvanya. Larva yang masuk ke

dalam kulit akan menimbulkan gatal-gatal yang disebut

ground-itch, sedang larva yang mengadakan migrasi paru

(Lung migration) hanya menimbulkan gangguan yang

ringan. Pemeriksaan darah menunjukkan eosinofili.9

Cacing dewasa yang menghisap darah penderita

akan menimbulkan anemia hipokrom mikrositer. Seekor

cacing Necator americanus dapat menimbulkan

kekurangan darah sampai 0,1 cc sehari, sedangkan

Ancylostoma duodenale sampai 0,34 cc sehari. Akibat

terjadi anemia, maka penderita akan mengalami gangguan

perut, penurunan keasaman lambung, sembelit dan steatore.

Penderita tampak pucat, perut buncit, rambut kering dan

mudah lepas.9

2.2.3.3 Pengobatan dan Pencegahan Cacing Ancylostoma duodenale dan Necator americanus

Pirantel pamoat (Combantrin, Pyrantin, Pirantel,

dll) dan mebendazol (Vermox, Vermona, Vercid, dll)

memberikan hasil cukup baik, bilaman digunakan beberapa

hari berturut-turut.15

Sedangkan pencegahannya didalam masyarakat,

infeksi cacing tambang dapat dikurangi atau dihindarkan

dengan :

a. Sanitasi pembuangan tinja

b. Melindungi orang-orang yang mungkin mendapat

infeksi (susceptible).

c. Mengobati orang-orang yang mengandung parasit.

Page 29: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

17

2.2.4 Strongyloides stercoralis

Manusia merupakan hospes utama cacing ini. Parasit ini

dapat menyebabkan strongiloidiasis.8

2.2.4.1 Morfologi dan Daur Hidup

Strongyloides stercoralis betina berukuran 2,2 x

0,04 mm, tak berwarna, semi transparan dengan kutikula

yang bergaris-garis. Cacing ini mempunyai rongga mulut

yang pendek dan esofagus ramping, panjang dan silindris.

Cacing betina badannya licin, lubang kelamin terletak

diperbatasan antara 2/3 badan. Betina yang hidup bebas

lebih kecil dari yang betina parasitik. Strongyloides

stercoralis jantan mempunyai ekor yang melengkung. Telur

dari yang parasitis berukuran 54 x 32 mikron.13

Gambar 2.8 Cacing Strongyloides stercoralis 23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm) Strongyloides stercoralis mempunyai tiga macam daur

hidup :

1. Siklus langsung

Sesudah 2 sampai 3 hari di tanah, larva rhabditiform

yang berukuran kira-kira 225 x 16 mikron berubah

menjadi larva filariform dengan bentuk langsing dan

merupakan bentuk yang infektif, panjangnya kira-

kira 700 mikron. Bila larva filariform menembus

kulit manusia, larva tumbuh, masuk ke dalam

peredaran darah vena dan kemudian melalui jantung

Page 30: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

18

kanan sampai ke paru. Dari paru parasit yang mulai

menjadi dewasa menembus alveolus, masuk ke

trakea dan laring. Setelah sampai di laring terjadi

batuk sehingga perasit tertelan kemudian sampai di

usus halus bagian atas dan menjadi dewasa. Cacing

betina yang dapat bertelur ditemukan kira-kira 28

hari sesudah infeksi.8

2. Siklus tidak langsung

Pada siklus tidak langsung, larva rhabditiform di

tanah berubah menjadi cacing jantan dan cacing

betina bentuk bebas. Bentuk-bentuk bebas ini lebih

gemuk dari bentuk parasitik. Cacing yang betina

berukuran 1mm x 0,06 mm, yang jantan berukuran

0,75 mm x 0,04 mm, mempunyai ekor melengkung

dengan 2 buah spikulum. Sesudah pembuahan

cacing betina menghasilkan telur yang menetas

menjadi larva rhabditiform dan selama beberapa

hari menjadi larva filariform yang infektif dan

masuk dalam hospes baru atau larva rhabditiform

dapat mengulangi fase hidup bebas. Siklus tidak

langsung ini terjadi bila keadaan lingkungan

sekitarnya optimum yaitu sesuai dengan keadaan

yang dibutuhkan untuk hidup parasit ini.8

3. Autoinfeksi

Larva rhabditiform kadang-kadang menjadi larva

filariform di usus atau di sekitar anus, misalnya pada

pasien yang menderita obstipasi lama sehingga

bentuk rhabditiform sempat berubah menjadi

filariform di dalam usus, pada penderita diare

menahun dimana kebersihan kurang diperhatikan,

bentuk rhabditiform akan menjadi filariform pada

tinja yang masih melekat di sekitar dubur. Adanya

Page 31: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

19

autoinfeksi dapat menyebabkan strongiloidiasis

menahun pada penderita.8

Gambar 2.9 Daur Hidup Strongyloides stercoralis23

(www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm)

2.2.4.2 Patologi dan Gejala Klinis

Kelainan patologik dapat ditimbulkan oleh larva

pada waktu menembus kulit, sehingga terjadi dermatitis

disertai dengan pruritis dan urtikaria. Selain itu jika larva

filaform yang menembus kulit banyak jumlahnya, maka

akibat migrasi paru yang berat dapat menimbulkan kelainan

pada paru penderita, misalnya pneumonia dan batuk

berdarah. Cacing dewasa yang menembus mukosa usus

dapat menimbulkan diare yang berdarah dan berlendir.

Seperti halnya infeksi dengan cacing yang disertai dengan

siklus migrasi paru, maka penderita pada pemeriksaan

darah menunjukkan adanya eosinofili dan leukositosis.

Infeksi yang berat pada penderita dapat menimbulkan

kematian.9

Page 32: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

20

2.2.4.3 Pengobatan dan Pencegahan Cacing Strongyloides

stercoralis

Penularan Strongyloides dapat dicegah dengan

menghindari kontak dengan tanah, tinja atau genangan air

yang diduga terkontaminasi oleh larva infektif

2.3 Epidemiologi Kecacingan Oleh Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah

Di Indonesia, infeksi cacing merupakan masalah kesehatan yang sering

dijumpai. Angka kejadian infeksi cacing yang tinggi tidak terlepas dari

keadaan Indonesia yang beriklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi

serta tanah yang subur yang merupakan lingkungan yang optimal bagi

kehidupan cacing. Infeksi cacing tersebar luas, baik di pedesaan maupun di

perkotaan. Hasil survei infeksi cacing di Sekolah Dasar di beberapa propinsi

pada tahun 1986-1991 menunjukkan prevalensi sekitar 60% - 80%, sedangkan

untuk semua umur berkisar antara 40% - 60%. Hasil survei subdit diare pada

tahun 2002 dan 2003 pada 40 Sekolah Dasar di 10 provinsi menunjukkan

prevalensi berkisar antara 2,2% - 96,3%.21

Pada banyak penelitian, intensitas dan prevalensi infeksi cacing meningkat

pada anak-anak dan remaja. Kurva intensitas menurun sejalan dengan

bertambahnya usia. Puncak intensitas terjadi antara umur 5-10 tahun untuk

Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura, sedangkan cacing tambang pada

umur 10 tahun.21

Infeksi cacing juga dipengaruhi oleh perilaku individu. Intensitas dan

prevalensi yang tinggi pada anak disebabkan oleh kebiasaan memasukkan jari-

jari tangan yang kotor ke dalam mulut. Pada infeksi cacing tambang,

prevalensi yang tinggi di dapatkan pada anak dengan umur lebih tua, hal ini

kemungkinan disebabkan oleh mobilitas anak.15

2.4 Faktor Kebersihan Pribadi yang Berhubungan dengan Infeksi Cacing

Kebersihan pribadi adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan

dan kesehatan seseorang yaitu kesejahteraan fisik dan psikis untuk mencegah

timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain.24

Page 33: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

21

Higiene merupakan hal yang sangat penting diperhatikan terutama pada

masa-masa perkembangan. Dengan kesehatan pribadi yang buruk pada masa

tersebut akan dapat mengganggu perkembangan kualitas sumber daya

manusia. Higiene yang belum memadai merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingginya prevalensi infeksi cacing..

Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh

kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya untuk mencegah

timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta membuat

kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan

kesehatan. Keadaan higiene yang tidak baik seperti tangan dan kuku yang

kotor, kebersihan diri dan penggunaan alas kaki hal ini dapat menimbulkan

infeksi cacing.18

Untuk menjaga kesehatan pribadi tentu saja tidak lepas dari kebiasaan-

kebiasaan sehat yang dilakukan setiap hari. Higiene perorangan pada anak

sekolah dasar meliputi :

1. Kebersihan Kulit

Kebersihan kulit biasanya merupakan cerminan kesehatan yang paling

pertama memberikan kesan. Oleh karena itu, perlunya memelihara

kesehatan kulit sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan kulit tidak

terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta

kebiasaan hidup sehari-hari.

Untuk selalu memelihara kebersihan kulit, kebiasaan-kebiasaan yang

sehat harus selalu diperhatikan, seperti:

a. Mandi minimal 2x sehari

b. Mandi memakai sabun

c. Menjaga kebersihan pakaian

d. Menjaga kebersihan lingkungan

e. Makan yang bergizi terutama sayur-sayuran dan buah-buahan

f. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri.19

2. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku

Kuku yang terawat dan bersih juga merupakan cerminan kepribadian

seseorang, kuku yang panjang dan tidak terawat akan menjadi tempat

Page 34: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

22

melekatnya berbagai kotoran yang mengandung berbagai bahan dan

mikro organisme diantaranya bakteri dan telur cacing. Penularan

kecacingan diantaranya melalui tangan yang kotor, kuku yang kotor

yang kemungkinan terselip telur cacing akan tertelan ketika makan, hal

ini diperparah lagi apabila tidak terbiasa mencuci tangan memakai

sabun sebelum makan.20

Kuku yang kotor dapat menyebabkan penyakit-penyakit tertentu :

a. Pada kuku sendiri :

1. Cantengan yaitu radang bawah/pinggir kuku

2. Jamur kuku

b. Pada tempat lain :

1. Luka infeksi pada tempat garukan

2. Cacingan

Untuk menghindari hal-hal tersebut di atas, perlu diperhatikan sebagai

berikut :

1. Membersihkan tangan sebelum makan

2. Memotong kuku secara teratur

3. Membersihkan lingkungan

4. Mencuci kaki sebelum tidur

Page 35: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

23

2.5 Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Agent/Spesies cacing : Spesies Siklus hidup Habitat Cara penularan/transmisi Parasite load

Vektor : Spesies penular/transmitter Habitat Cara penularan/perilaku vector Populasi /jumlah vektor

Faktor Kebersihan pribadi Kebiasaan mencuci tangan Kebiasaan memakai alas kaki Kebersihan kuku Kebiasaan kontak dengan tanah

Infeksi Cacing

Page 36: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

24

2.6 Kerangka Konsep

Kebersihan pribadi adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan

dan kesehatan seseorangyaitu kesejahteraan fisik dan psikis untuk mencegah

timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain.24

Kebersihan pribadi meliputi kebersihan semua anggota tubuh, tetapi

variabel yang diteliti adalah sesuai dengan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

2.7 Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur

Skala pengukuran

1 Cuci tangan Tindakan membersihkan tangan dan jari dengan menggunakan air dan sabun

Kuesioner Wawancara 1.Tidak 2.Ya

Ordinal

2 Kontak dengan tanah

Kebiasaan bermain di lapangan dan terpapar tanah

Kuesioner Wawancara 1. Ya 2.Tidak

Ordinal

3 Penggunaan alas kaki

Selalu menggunakan alas kaki saat keluar dari rumah

Kuesioner Wawancara 1.Tidak 2.Ya

Ordinal

4 Kebersihan kuku

Kuku pendek dan bersih Kuesioner Wawancara 1.Buruk 2.Baik

Ordinal

5 Infeksi kecacingan

Ditemukannya satu atau lebih telur cacing atau larva golongan Soil Transmitted Helminth melalui pemeriksaan feses

Mikroskop Pemeriksaan telur dan larva

1.Negatif 2.Positif

Nominal

cuci tangan kontak dengan tanah penggunaan alas kaki kebersihan kuku

Infeksi cacing

Angka infeksi Spesies cacing

Page 37: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

25

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif dengan

studi Cross sectional.25

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Nanda Dian Nusantara. Jl

Jambu, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Provinsi

Tangerang Selatan.Kegiatan dan waktu penelitian dilakukan sesuai

rincian tabel berikut:

Tabel 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian

3.3 Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi target dari penelitian ini adalah semua anak usia Sekolah

Dasar diYayasan Nanda Dian Nusantara.

Populasi sampel dari penelitian ini adalah semua anak usia

Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara sesuai kriteria

inklusi dan ekslusi.

b. Jumlah Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan cara

consecutive sampling pada anak usia Sekolah Dasar yang berada

di bawah binaan Yayasan Nanda Dian Nusantara di Kelurahan

Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur.26

Kegiatan Waktu

Penyusunan proposal 01 Juli 2011 - 31 Agustus 2011

Pengambilan data 01 Oktober 2011-31 Desember 2011

Pengolahan data 01 Januari 2012 – 30 Maret 2012

Penulisan laporan 01 Juni 2012 – 31 Agustus 2012

Pengumpulan laporan riset September 2012

Page 38: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

26

Jumlah sampel dihitung dengan rumus

Keterangan :

Z : deviat baku alfa 1,96

Zβ : deviat baku beta 1,036

P2 : proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

82% (Agustaria Ginting, 2008)

Q2 : 1-P2

P1 : proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan

judgement peneliti

Q1 : 1-P1

P1-P2 : selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna 20%

P : proporsi total (P1+P2)/2

Q : 1-P

Maka hasil hitung adalah 31. Sampel pada penelitian ini berjumlah

31 siswa, kemudian ditambahkan 10% sebagai cadangan sampel sehingga

jumlah sampel seluruhnya adalah sebanyak 35(pembulatan) sampel.

c. Kriteria Sampel

Kriteria inklusi :

1. Siswa usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara.

2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini sampai akhir

penelitian.

3. Bersedia memberikan sampel fesesnya

Kriteria ekslusi :

1. Data tidak lengkap

2. Drop out di tengah penelitian

3. Minum obat cacing pada saat pengambilan sampel feses.

Page 39: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

27

3.4 Cara Kerja Penelitian

Data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung

melalui kuesioner, pemeriksaan tinja, dan hasil observasi.

a. Kuesioner

Kuesioner yang ditujukan kepada anak Sekolah Dasar mencakup

identitas diri anak dan pertanyaan variabel yang diteliti. Kuesioner

dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati secara umum

kebiasaan/perilaku sehari-hari para responden serta mengukur

akurasi dan validitas jawaban dari data kuesioner. Pengamatan lain

juga dilakukan meliputi kebersihan lingkungan dan kemungkinan

lain yang menyebabkan anak terinfeksi cacing.

c. Metode Pemeriksaan feses

Pemeriksaan laboratorium sampel feses dilakukan untuk

mengetahui responden yang positif kecacingan, serta untuk

mengidentifikasi spesies cacing yang menginfeksi.

Pemeriksaan dilakukan dengan metode:

1. Pembuatan dan pemeriksaan Sediaan Tinja Basah Apus

Bahan:

1. Lidi

2. Kaca objek

3. KOH1%

4. Tinja

Cara:

1. Letakkan setetes KOH 1%di atas kaca objek

2. Dengan lididiambil sedikit tinja, kemudian

diratakan/homogenisasi di atas kaca objek

3. Sebarkan suspensi tinja di atas kaca objek sehingga

terdapat lapisan yang tipis tetapi tetap basah

4. Tutup dengan cover glass

5. Periksa dengan pembesaran lemah(objektif 10x)

Page 40: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

28

2. Pembiakan Larva Dengan Cara Harada-Mori

Bahan

1. Kantong plastik es mambo

2. Kertas saring

3. Air bersih

4. Api lilin

5. Lidi

6. Tinja

Cara:

1. Oleskan tinja secukupnya pada bagian tengah kertas

saring

2. Masukkan air keran ke dalam kantong plastik

3. Masukkan kertas saring yang sudah dioles tinja ke

dalam kantong plastikyang sudah berisi air tersebut

4. Tutuplah kantong plastik dengan memakai api lilin

5. Gantunglah kantong plastik

6. Biarkan selama 4-7 hari pada suhu kamar (2-30⁰C)

7. Periksalah larva dalam air dari kantong plastik

dengan mikroskop binokuler untuk dilakukan

identifikasi.

Page 41: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

29

Alur Penelitian

Bagan 3.1 Alur Penelitian

3.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat

untuk menjelaskan angka kejadian infeksi cacing dan distribusi frekuensi

usia, spesies cacing, dan kebersihan pribadi yang meliputi kebiasaan cuci

tangan, kontak dengan tanah, penggunaan alas kaki, dan kebersihan kuku.

Pembuatan proposal

Survey lapangan dan observasi

Pengambilan data: pengisian kuesioner /wawancara

pemeriksaan feses: pemeriksaan Sediaan Tinja Basah Apus dan Harada-

Mori

Pengolahan dan analisis data

Penyusunan laporan

Page 42: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Yayasan Nanda Dian Nusantara terletak di Jl. Jambu II Kelurahan

Pisangan Ciputat Timur. Merupakan sekolah yang dibangun untuk tempat

bersekolah anak-anak di daerah sekitarnya yang berasal dari keluarga

dengan status ekonomi rendah atau sering disebut kampung pemulung.

4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar Di

Yayasan Nanda Dian Nusantara

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar di

Yayasan Nanda Dian Nusantara

NO Karakteristik Jumlah (%) 1 Populasi Laki-laki 26 47,3 Perempuan 29 52,7 2 Subyek Penelitian Laki-laki 17 48,6 Perempuan 18 51,4 3 Usia Responden Usia 4-6 tahun 8 22,9 Usia 7-9 tahun 13 37,1 Usia 10-12 tahun 14 40,0

Berdasarkan tabel 4.1 jumlah populasi sebanyak 55 orang dan

subyek penelitian sebanyak 35 orang. Jumlah sampel didapat berdasarkan

hasil penghitungan sampel dengan rumus untuk kriteria sampel yang

bersifat kategorik-kategorik tidak berpasangan.

Page 43: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

31

4.3 Distribusi Frekuensi Minum Obat Cacing

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Minum Obat Cacing Anak Usia Sekolah

Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Minum Obat Cacig Jumlah (% ) 1 Pernah 0 0,00 2 Tidak Pernah 35 100,0 Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 100% responden

tidak pernah minum obat cacing.

4.4 Distribusi Frekuensi Kejadian Infeksi Cacing

Angka kejadian infeksi cacing pada anak usia Sekolah Dasar di

Yayasan Nanda Dian Nusantara dapat dilihat dengan distribusi sebagai

berikut:

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Kejadian Infeksi Cacing Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Infeksi Cacing Jumlah (% ) 1 Positif 9 25,7 2 Negatif 26 74,3 Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil pemeriksaan

feses anak di Yayasan Nanda Dian Nusantara menunjukkan bahwa

anak yang positif terinfeksi cacing sebanyak 9 orang (25,7%) dan negatif

sebanyak 26 orang (74,3%). Angka tersebut lebih rendah bila

dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh hasil

penelitian Siti Rahmah (2006) dengan desain cross sectional di

kampung pemulung makanan di Kelurahan Padang Bulan Medan

menemukan bahwa prevalensi kecacingan sebesar 93,02%.27

Perbedaan angka infeksi cacing berhubungan dengan faktor resiko

dan iklim dari lokasi penelitian, terutama yang berhubungan dengan

kondisi sanitasi lingkungan dan higiene perorangan.

Page 44: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

32

4.5 Distribusi Frekuensi Spesies Cacing

Hasil pemeriksaan feses anak untuk identifikasi spesies cacing

pada murid dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Spesies Cacing Hasil Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Jenis Cacing Jumlah % 1 Cacing Tambang 5 55,6 2 Fasciolopsis buski 1 11,1 3 Strongyloides stercoralis 1 11,1 4 Tidak diketahui 2 22,2 Total 9 100,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat proporsi kejadian infeksi

cacing pada anak di Yayasan Nanda Dian Nusantara menunjukkan bahwa

55,6% anak terinfeksi cacing tambang, 11,1% cacing Fasciolopsis buski,

11,1% cacing Strongyloides stercoralis, dan 22,2% tidak teridentifikasi.

Tingginya infeksi cacing tambang pada penelitian ini dikarenakan

lokasi penelitian merupakan daerah kumuh. Hal ini sesuai dengan

penelitian Inge Sutanto dimana sekitar 40% anak sekolah dasar di desa

tertinggal (kumuh) terinfeksi cacing tambang15. Serta tanah merupakan

media yang diperlukan oleh cacing tambang dalam siklus hidupnya dan

sebagai media penularan. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 7-8

minggu di tanah.15

Strongyloides stercolaris sekarang ini memang sudah jarang

ditemukan. Cacing ini membutuhkan lingkunganyang panas, kelembaban

tinggi dan sanitasi yang kurang baikuntuk daur hidup tidak langsung,

sedangkan siklus langsung di negeri yang lebih dingin. Dan untuk

Fasciolopsis buski disebabkan karena kebiasaan memakan keong, ikan air

tawar, dan tumbuh-tumbuhan air yang merupakan hospes perantara II dan

tidak dimasak sampai matang.15

Untuk infeksi cacing yang tidak teridentifikasi dikarenakan pada

pemeriksaan feses tidak ditemukan stadium telur, sedangkan pada

pemeriksaan kultur feses secara Harada-Mori ditemukan munculnya larva

setelah 2-3 hari feses ditumbuhkan dalam media air. Namun larva tersebut

Page 45: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

33

sulit untuk diidentifikasi secara mikroskopik karena kesamaan morfologi

dengan spesies lain.

4.6 Distribusi, Frekuensi Indikator Kebersihan Pribadi

4.5.1 Cuci Tangan

Tabel 4.5 Distribusi, Frekuensi Kebiasaan Cuci Tangan Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Cuci Tangan Jumlah (%) 1 Tidak Cuci Tangan 24 68,6 2 Cuci Tangan 11 31,4 Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat perilaku anak yang tidak

mencuci tangan (68,6%), lebih besar daripada yang mencuci

tangan dengan baik (31,4%). Angka ini berbeda dibandingkan

dengan hasil penelitian Jalaluddin (2009) yang ditemukan

persentase anak yang mencuci tangan 46,7% dan yang tidak

mencuci tangan 53,3%.28 Hal ini memperlihatkan kebersihan

pribadi pada responden penelitian ini tergolong kurang baik

dibandingkan penelitian lainnya.

4.5.2 Kontak Dengan Tanah

Tabel 4.6 Distribusi, Frekuensi Kontak Dengan Tanah Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Kontak Dengan Tanah Jumlah (%) 1 Kontak Dengan Tanah 25 71,4 2 Tidak Kontak Dengan Tanah 10 28,6 Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat perilaku anak yang

sering kontak dengan tanah (71,4%), lebih besar daripada yang tidak

kontak dengan tanah (28,6%). Kebiasaan kontak dengan tanah pada

responden penelitian ini lebih besar dibandingkan penelitian

sebelumnya oleh Didik Sumanto (2010) dimana ditemukan

Page 46: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

34

persentase anak yang kontak dengan tanah 37,9% dan yang tidak

kontak dengan tanah 62,1%.29

4.5.3 Penggunaan Alas Kaki

Tabel 4.7 Distribusi, Frekuensi Kebiasaan Penggunaan Alas Kaki Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Penggunaan Alas Kaki Jumlah (%) 1 Tidak Menggunakan Alas Kaki 7 20,0 2 Menggunakan Alas Kaki 28 80,0 Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat perilaku anak yang

menggunakan alas kaki (80,0%), lebih besar daripada yang tidak

menggunakan alas kaki (20,0%). Kebiasaan menggunakan alas kaki

pada responden penelitian ini sudah lebih baik dibandingkan subyek

penelitian Jalaluddin (2009) dimana ditemukan persentase anak yang

menggunakan alas kaki 47,3% dan yang tidak menggunakan alas

kaki 52,7%.2

4.5.4 Kebersihan Kuku

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kebersihan Kuku Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Kebersihan Kuku Jumlah (%) 1 Buruk 15 42,9 2 Baik 20 57,1 Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat perilaku anak yang

kebersihan kukunya baik (57,1%), lebih besar daripada yang

kebersihan kukunya buruk (42,9%). Angka ini tidak jauh berbeda

dengan hasil penelitian Jalaluddin (2009) dimana ditemukan

kebersihan kuku anak yang baik 53,3% dan yang kebersihan kuku

buruk terdapat 46,7%.28

Dari keempat faktor yang diteliti, didapatkan bahwa

frekuensi penggunaan alas kaki dan kebersihan kuku lebih baik

Page 47: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

35

dibandingkan frekuensi kebiasaan cuci tangan dan kontak dengan

tanah.

Page 48: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

36

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian kejadian infeksi cacing dan gambaran

kebersihan pribadi pada anak usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian

Nusantara 2011 dapat disimpulkan sebagai beikut :

1. Angka kejadian infeksi cacing tanah pada subyek penelitian adalah

25,7%

2. Spesies cacing terbanyak yang ditemukan berturut-turut adalah

cacing tambang (55,6%), 11,1% cacing Fasciolopsis buski, 11,1%

cacing Strongyloides stercoralis, dan 22,2% tidak teridentifikasi

3. Angka kejadian infeksi lebih tinggi pada kelompok yang memiliki

kebiasaan tidak mencuci tangan dan kelompok yang mempunyai

kebiasaan kontak dengan tanah.

5.2 Saran

1. Untuk pihak yayasan agar memberikan pemahaman kepada anak didiknya

tentang pentingnya menjaga kebersihan diri / personal higiene seperti

setiap mencuci tangan dengan sabun, memakai alas kaki bila bermain dan

keluar rumah, memotong kuku anak seminggu sekali, dalam mencegah

terjadinya infeksi cacing

2. Untuk peneliti selanjutnya untuk dapat menghindari dan mengantisipasi

kesalahan dan kekurangan yang ada dalam penelitian ini sehingga

diharapkan mencapai hasil yang lebih baik

3. Untuk pemerintah setempat diharapkan melakukan intervensi terhadap

lingkungan sekitar Yayasan Nanda Dian Nusantara karena lingkungan

tersebut tidak mendukung kesehatan.

Page 49: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

37

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO. Soil Transmitted Helminths.http://www.who.int/intestinalworms/

2. Depkes. RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.2005.

3. Depkes. RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. 2006.

4. Depkes RI. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Jakarta. 2008

5. Rampengan.Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak.Jakarta: EGC.2007

6. Siti Rahmah. Hubungan Higiene Perorangan Pemulung Makanan Sisa

Dengan Infeksi Kecacingan Di Kelurahan Padang Bulan Medan.2006

7. Jawetz M. Adelberg’s. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.Jakarta:

EGC.2005

8. Gandahusada, S, dkk.Parasitologi Kedokteran. Ed-2.Jakarta: FKUI. 2003.

9. Soedarto. Helmintologi Kedokteran. Edisi Kedus. Jakarta: EGC.1995.

10. Garcia, Lynne S, Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Jakarta.EGC. 1996.

11. Natadisastra, D dan Ridad, A. Parasitologi kedokteran ditinjau dari organ

tubuh yang diserang. Jakarta. EGC: 2009

12. Garcia LS, and Bruckner DA.Diagnostik parasitologi kedokteran. Penerbit

buku kedokteran. EGC: 2009

13. Irianto, K.Parasitologi. Bandung .Cetakan I Yrama Widya: 2009.

14. Muslim, HM. Parasitologi untuk Keperawatan. Jakarta. EGC. 2009

15. Sutanto, Inge, dkk. Parasitologi Kedokteran Ed-4. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI. 2008.

16. Entjang, Indan, Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi

Keperawatan.Bandung:Citra Aditya Bakti. 2001

17. Albert B. Sabin Vaccine Institute F Street. N W Suite. Washington DC.

www//http; DPDx, the Parasitology Website, 2007

18. Azwar.Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber

Widia. 1996.

19. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Cetakan Kedua. Jakarta:

Rineka Cipta. 2003.

Page 50: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

38

20. Onggowaluyo,S,J. Parasitologi Medik I (Helmintologi). Pendekatan Aspek

Identifikasi Diagnosis dan Klinik. Jakarta: EGC. 2002.

21. DepKes RI,. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan Cacingan

di Era Desentralisasi. Jakarta. 2004

22. Gani,H.E.Helmintologi Kedokteran.Jakarta. EGC Edisi XX. Jakarta.2002

23. DPDx. 2011. Parasites of the Intestina

Tract.www.dpd.cdc.gov/DPDx/HTML/Image_Library.htm

24. Tarwoto, Wartonah.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.2006.

25. Sopiyuddin Dahlan, M. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian

Bidang Kedokteran Dan Kesehatan. Ed-2. Jakarta: Sagung Seto. 2009.

26. Sopiyuddin Dahlan, M. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel

Dalam Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Ed-2. Jakarta: Salemba

Medika. 2009.

27. Ginting, Agustaria. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Tertinggal

Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

28. Jalaluddin. 2009. Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan

Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah

Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Tesis.

Univesitas Sumatera Utara, Medan.

29. Sumanto, Didik. 2010. Faktor Risiko Infeksi Cacing Tambang Pada Anak

Sekolah. Studi kasus kontrol di Desa Rejosari, Karangawen, Demak.

Tesis. Universitas Diponegoro

30. Mardiana, Djarismawati. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah

Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan

Daerah Kumuh di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan 2008; 7

:769 – 774.

Page 51: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

39

lampiran 1.Kuesioner penelitian

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

Kepada,

Yth, Calon Responden

di Tempat.

Responden yang kami hormati,

Kami yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Pendidikan

Dokter Uin Syarif Hidayatullah yang akan melakukan penelitian tentang

“Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran Kebersihan Pribadi pada Anak Usia

Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara 2011”

Bersama dengan ini kami mohon kesediaan untuk menandatangani

lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan dengan keadaan sebenarnya. Data

yang diperoleh nantinya hanya akan dipergunakan untuk keperluan peneliti. Atas

kesediaan dan kerjasama, kami ucapkan terimakasih.

Peneliti

Iin Citra Liana Hasibuan

Page 52: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

40

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah dijelaskan maksud penelitian, maka saya bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Iin Citra Liana dengan

judul “Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran Kebersihan Pribadi pada Anak

Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara 2011”.

Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan

dari pihak manapun.

Responden

( )

Page 53: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

41

KUESIONER PENELITIAN

KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN

PRIBADI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI YAYASAN NANDA

DIAN NUSANTARA 2011

Data Umum Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Umur :

4. Alamat :

5. Pekerjaan orangtua :

Ayah :

Ibu :

Lingkari jawaban dibawah ini:

Data Personal Higiene

a. Kebiasaan cuci tangan dan mandi

No Pertanyaan Jawaban Kode 1 Sebelum makan apakah adik

mencuci tangan? 1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. ya

A1

2 Apakah sebelum makan adik mencuci tangan dengan sabun?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. ya

A2

3 Apakah setelah buang air besar adik mencuci tangan dengan sabun?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. ya

A3

b. Kebisaan kontak dengan tanah

No Pertanyaan Jawaban Kode 1 dimana tempat/lokasi adik

biasa bermain? 1. Lapangan 2. Halaman rumah 3. Dalam rumah

B1

3 Setelah bermain apakah adik membersihkan kaki dan tangan?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. ya

B2

4 Apakah setelah bermain di tanah adik mencuci kaki dan tangan dengan sabun?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. ya

B3

Page 54: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

42

c. Penggunakan alas kaki

No Pertanyaan Jawaban Kode 1 Apakah adik menggunakan

alas kaki (sandal, sepatu) setiap keluar rumah?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Ya

C1

2 Pada waktu istirahat sekolah apakah adik memakai sepatu setiap kali bermain?

1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. Ya

C2

d. Kebersihan kukulxxx\

No Pertanyaan Jawaban Kode 1 Apakah seminggu sekali

adik memotong kuku? 1. Tidak 2. Kadang-kadang 3. ya

D1

2 Apakah adik sering melakukan kebiasaan menggigit kuku?

1. ya 2. kadang-kadang 3. tidak

D2

3 Lihat keadaan kuku anak (observasi)

1. Panjang kotor 2. Pendek kotor 3. Pendek bersih

D3

e. Data Makan Obat

No Pertanyaan Jawaban Kode 1 Apakah adik pernah minum

obat cacing ? 1. Tidak 2. ya

E1

2 Kapan terakhir minum obat cacing?

1. Belum pernah 2. Tahun lalu 3. 6 bulan yang lalu 4. Sekitar sebulan yang

lalu

E2

Page 55: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

43

Lampiran 2. Hasil Observasi Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui perilaku anak apakah

sesuai dengan jawaban kuesioner, dan hasil dari observasi ditemukan:

NO Variabel Nilai ukur

Jumlah/ persentasi

Keterangan

1 Cuci tangan Tidak Iya

- Mayoritas responden tidak mencuci tangannya dengan sabun sebelum makan.

2 Kontak dengan tanah

Tidak Iya

- Mayoritas responden sering bermain di lapangan seperti bermain bola, dll. Beberapa responden juga sering membantu pekerjaan orang tuanya yaitu memulung

3 Penggunaan alas kaki

Tidak Iya

- Mayoritas anak selalu mengunakan alas kaki ketika mereka keluar dari rumah, tetapi ketika bermain di lapangan responden sering tidak menggunakan alas kaki

4 Kebersihan kuku

Baik Buruk

- Mayoritas responden memiliki kuku yang pendek tetapi kurang bersih, dan beberapa anak memiliki kebiasaan menggigit kukunya.

Page 56: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

44

Lampiran 3. Frequency Table

Page 57: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

45

Lampiran 4. Gambar lokasi penelitian

Kampung Pemulung, Ciputat

Yayasan Nanda Dian Nusantara

Anak-anak bermain tanpa alas kaki Rumah warga

Page 58: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

46

Lampiran 5. Gambar hasil penelitian

Larva Strongyloides stercoralis

Telur Cacing tambang

Larva Fasciolopsis buski

Page 59: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26001/1/IIN... · i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEBERSIHAN PRIBADI

47

Lampiran 6. Data penelitian

No Nama Jenis kelamin

Umur (tahun)

Cuci tangan

Kontak dengan tanah

Penggunaan alas kaki

Kebersihan kuku

Infeksi cacing

1 Agus laki-laki 12 buruk buruk buruk buruk Negatif 2 Ahyat laki-laki 11 buruk buruk baik buruk Negatif 3 Alfi Perempuan 9 buruk buruk baik buruk Negatif 4 Apri laki-laki 7 baik buruk baik baik Negatif 5 Arif H laki-laki 10 buruk buruk baik baik Negatif 6 Dadang laki-laki 7 buruk buruk buruk buruk Negatif 7 Damar laki-laki 9 buruk buruk baik buruk Negatif 8 Devi Perempuan 11 buruk baik baik baik Positif 9 Dian Pratika Perempuan 11 buruk buruk baik buruk Negatif 10 Dimas laki-laki 5 baik baik baik baik Negatif 11 Dio laki-laki 5 baik buruk baik baik Positif 12 Disca Perempuan 8 buruk buruk baik baik Positif 13 Fahmi laki-laki 4 buruk baik buruk buruk Negatif 14 Iis Perempuan 9 buruk buruk baik buruk Negatif 15 Ilham laki-laki 8 buruk baik baik baik Negatif 16 Isti Sarah Perempuan 11 baik baik baik baik Negatif 17 Ivan laki-laki 7 buruk buruk baik baik Negatif 18 Lala Perempuan 10 baik baik baik baik Negatif 19 Lisa Perempuan 6 buruk buruk baik baik Positif 20 Martia Perempuan 6 buruk buruk baik baik Negatif 21 Mustofa laki-laki 10 buruk buruk buruk buruk Positif 22 Nia Agustina Perempuan 8 baik baik buruk baik Negatif 23 Nisa Perempuan 9 buruk buruk baik buruk Negatif 24 Nofendy laki-laki 7 buruk buruk baik buruk Negatif 25 Novi Perempuan 10 baik baik baik baik Negatif 26 Nur Perempuan 6 baik buruk buruk buruk Negatif 27 Pemas laki-laki 6 baik buruk baik buruk Negatif 28 Putri Widya Perempuan 8 baik buruk baik baik Negatif 29 Rani Perempuan 11 buruk buruk baik buruk Positif 30 Renaldo laki-laki 5 baik baik baik baik Negatif 31 Rika

Fadillah Perempuan 10 buruk buruk baik baik Negatif

32 Rizki Lianti Perempuan 11 buruk buruk baik baik Positif 33 Rofik

Rudianto laki-laki 11 buruk buruk baik baik Positif

34 Roni laki-laki 10 buruk buruk buruk buruk Negatif 35 Sania Perempuan 8 buruk baik baik baik Positif