kegawatdaruratan orthopaedy

90
KEGAWATDARURATAN KEGAWATDARURATAN ORTHOPEDI ORTHOPEDI 1. 1. FRAKTUR TERBUKA FRAKTUR TERBUKA 2. 2. DISLOKASI DISLOKASI 3. 3. SINDROM KOMPARTEMEN SINDROM KOMPARTEMEN 4. 4. SINDROM EMBOLI LEMAK SINDROM EMBOLI LEMAK 5. 5. GAS GANGREN GAS GANGREN

Upload: yoe-hart-eto

Post on 06-Dec-2014

245 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

IGD orto

TRANSCRIPT

Page 1: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

KEGAWATDARURATAN KEGAWATDARURATAN ORTHOPEDIORTHOPEDI

1.1. FRAKTUR TERBUKAFRAKTUR TERBUKA2.2. DISLOKASIDISLOKASI3.3. SINDROM KOMPARTEMENSINDROM KOMPARTEMEN4.4. SINDROM EMBOLI LEMAKSINDROM EMBOLI LEMAK5.5. GAS GANGRENGAS GANGREN

Page 2: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan dan lempeng pertumbuhan.

Page 3: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

1. FRAKTUR1. FRAKTUR TERBUKA TERBUKA Adalah patah tulang + kerusakan jaringan Adalah patah tulang + kerusakan jaringan

lunak, mulai dari kulit sampai otot,lunak, mulai dari kulit sampai otot,Hubungan langsung antara patahan tulang Hubungan langsung antara patahan tulang

dengan lingkungan luardengan lingkungan luarKontaminasi mikroorganisme ke dalam luka.Kontaminasi mikroorganisme ke dalam luka.

Merupakan keadaan emergensiMerupakan keadaan emergensi

Perlu tindakan cepat dan tepatPerlu tindakan cepat dan tepat

> 6 jam > 6 jam b bahaya infeksiahaya infeksi

Page 4: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Klasifikasi fraktur terbuka : Gustillo (1987)

Tipe I =Energi trauma rendah=Luka kurang 1 cm,

biasanya karena tusukan tulang.

=Luka bersih=Kerusakan jaringan lunak

sedikit=Velocity ringan

Page 5: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Klasifikasi fraktur terbuka : Gustillo (1987) Tipe II = Luka lebih 1 cm

= Kerusakan jaringan lunak tidak luas

= Luka kotor= Velocity sedang

Page 6: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Klasifikasi fraktur terbuka : Gustillo (1987) Tipe III = Energi trauma besar.

= Kerusakan jaringan luas.= Luka sangat kotor.= Velocity tinggi.

Page 7: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Klasifikasi fraktur terbuka : Gustillo (1987)

Tipe IIIa = Tulang masih dapat ditutup dengan jaringan lunak.

Tipe IIIb = Tulang tidak bisa ditutup jaringan lunak.

Periosteum terkelupas. Tipe IIIc = Fraktur dengan kerusakan vaskuler

utama yang masih bisa di repair/tdk bisa di repair (Amputasi).

Page 8: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

1. Anamnesa2. Pemeriksaan umum3. Pemeriksaan lokal.

Look : kulit? Bentuk? Posisi?Feel : Hangat? Nyeri?Move : Krepitasi? False movement? Nyeri? ROM?

4. Pemeriksaan radiologi

Page 9: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

►Tanda TIDAK pasti fraktur Nyeri Bengkak Deformitas Perdarahan

►Tanda PASTI fraktur. Krepitasi False movement

Page 10: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

I. UMUM :- Primary survey :

Airway : bersih? Tersumbat?Breathing: Pneumo/ hemato thorax?Circulation:hemoragi shock

- Secondary survey : head to toe

ADAKAH MULTI TRAUMA

Page 11: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

II. LOKAL.1. Pasang bidai dengan benar, jangan masukkan tulang

sebelum debridement2. Hentikan perdarahan dengan bebat tekan3. Hentikan perdarahan besar dengan klem4. ATS/ tetanus toxoid5. Antibiotik : Cephalosporin, aminoglikosida, penisillin6. Pemeriksaan radiologi dan laboratorium7. Debridement8. Fiksasi fraktur9. Tutup jaringan lunak10. Rehabilitasi

Page 12: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

SEGERA AWAL LANJUT.Shock hemoragic .Kompartment sindrom .Kaku sendi.Lesi vaskuler utama .Osteomyelitis .Degeneratif artritis.Lokal hemoragik .Septik artritis .Malunion, non union.Lesi saraf perifer .Gas gangren .Ggn pertumbuhan.Hematoma .Avaskuler nekrosis .Osteomyelitis kronis

.Emboli lemak.Osteoporosis

.Pneumonia .Myositis ossificans

.Sudeck dystrophy .Refraktur

Page 13: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

2. DISLOKASI2. DISLOKASI ► Dislokasi atau luksasio : kehilangan Dislokasi atau luksasio : kehilangan

hubungan hubungan yang yang normal antara ke-normal antara ke- 2 2 permukaan sendi permukaan sendi secara komplit secara komplit (lengkap)(lengkap)

► Fraktura Dislokasi Fraktura Dislokasi bila disamping bila disamping kehilangan kehilangan hubungan hubungan yang normal yang normal antara ke2 antara ke2 permukaan tadi permukaan tadi disertai pula fraktura dari disertai pula fraktura dari

tulang persendian tersebuttulang persendian tersebut

Page 14: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi yang sering terjadi:

1.Dislokasi sendi panggul (hip joint)►Dislokasi ke posterior (sering)

►Dislokasi ke anterior2.Dislokasi sendi bahu (shoulder joint)

►Dislokasi anterior (sering)►Dislokasi posterior

Page 15: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Diagnosa umum dislokasi:Diagnosa umum dislokasi:►Mirip dengan tanda-tanda tak pasti Mirip dengan tanda-tanda tak pasti

frakturfraktur►AnamnesisAnamnesis::

Ada traumaAda trauma Ada rasa persendiannya lepas/keluar dari Ada rasa persendiannya lepas/keluar dari

tempatnyatempatnya NyeriNyeri Spasme ototSpasme otot Gangguan fungsiGangguan fungsi

Page 16: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Diagnosa umum dislokasi:Diagnosa umum dislokasi:►Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik::

Swelling/pembengkakanSwelling/pembengkakan Deformitas: angulasi, rotasi, kehilangan Deformitas: angulasi, rotasi, kehilangan

bentuk yang normal, pemendekanbentuk yang normal, pemendekan Gerakan yang abnormalGerakan yang abnormal Nyeri setempatNyeri setempat

Page 17: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Diagnosa umum dislokasi:Diagnosa umum dislokasi:►Pemeriksaan radiologisPemeriksaan radiologis

Memperjelas jenis/tipe dari Memperjelas jenis/tipe dari dislokasi/sublukasasidislokasi/sublukasasi

Posisi Minimal AP dan LateralPosisi Minimal AP dan Lateral AP & Axillar AP & Axillar Posisi untuk bahu Posisi untuk bahu AP & FROG AP & FROG Posisi untuk panggul Posisi untuk panggul

Page 18: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Pengobatan dislokasiPengobatan dislokasi►Kasus akut Kasus akut segera ditanggulangi segera ditanggulangi►Tujuan: Mengembalikan ke2 Tujuan: Mengembalikan ke2

permukaan permukaan sendi tersebut ke sendi tersebut ke posisi yang posisi yang normal dan normal dan akuratakurat

►Reposisi TertutupReposisi Tertutup►Reposisi TerbukaReposisi Terbuka

Page 19: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi Sendi Dislokasi Sendi panggulpanggul

Page 20: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY
Page 21: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Joint Contact Joint Contact AreaArea

Throughout ROM:Throughout ROM:► 40% of femoral 40% of femoral

head is in contact head is in contact with with

acetabular articular acetabular articular cartilage.cartilage.

► 10% of femoral 10% of femoral head is in contact head is in contact

with labrum.with labrum.

Page 22: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Acetabular LabrumAcetabular Labrum

Strong fibrous ringStrong fibrous ringIncreases femoral head coverageIncreases femoral head coverageContributes to hip joint stabilityContributes to hip joint stability

Page 23: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi Sendi PanggulDislokasi Sendi Panggul►Sendi paling stabil dari seluruh sendi Sendi paling stabil dari seluruh sendi

pada tubuh manusiapada tubuh manusia►Akibat trauma yang hebatAkibat trauma yang hebat►Dislokasi ke Posterior (sering)Dislokasi ke Posterior (sering)►Dislokasi ke AnteriorDislokasi ke Anterior►Dislokasi ke Sentral (selalu disertai Dislokasi ke Sentral (selalu disertai

Fraktur dari Acetabulum)Fraktur dari Acetabulum)

Page 24: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Posterior Dislocation of the Posterior Dislocation of the Hip Joint Hip Joint

Page 25: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Posterior Dislocation of the Hip Joint Posterior Dislocation of the Hip Joint

Mekanisme cedera:Mekanisme cedera:► Terjadi saat posisi panggul dalam Terjadi saat posisi panggul dalam

keadaan fleksi dan adduksikeadaan fleksi dan adduksi► Jatuh dengan posisi lutut fleksiJatuh dengan posisi lutut fleksi► Dashboard injuryDashboard injury

Page 26: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

► Gambaran klinis:Gambaran klinis:1.1. Penderita berbaring, panggul yang terkena dalam Penderita berbaring, panggul yang terkena dalam posisi fleksi, adduksi dan rotasi Internaposisi fleksi, adduksi dan rotasi Interna2.2. Pemendekan Tungkai yang bersangkutanPemendekan Tungkai yang bersangkutan3.3. Spasme ototSpasme otot4.4. NyeriNyeri5.5. Ro”: Memberikan gambaran dislokasi ke posteriorRo”: Memberikan gambaran dislokasi ke posterior

Page 27: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Komplikasi:► Dini:

► Kerusakan nervus sciatic biasanya dapat mengalami pemulihan. Apabila terdapat lesi sesudah reposisi, maka perlu dilakukan eksplorasi saraf.

► Kerusakan pada pembuluh darah pembuluh darah yang biasa mengalami robekan adalah arteri gluteus superior.

► Kerusakan pada caput femur sewaktu dislokasi sering caput femur berbenturan dengan acetabulum hingga pecah.

Terapi : Secepat mungkin reposisi tertutup. Posterior Dislocation of the Hip Joint Posterior Dislocation of the Hip Joint

Page 28: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Komplikasi:► Lanjut:

►Nekrosis avaskuler 10% dari seluruh dislokasi panggul mengalami

kerusakan pembuluh darah Apabila reposisi ditunda >12 jam, maka insidensnya akan meningkat menjadi 40%.

►Miositis osifikans

►Dislokasi yang tidak direduksi Diperlukan reduksi terbuka.

►Osteoarthritis diakibatkan oleh (1) kerusakan kartilago,

(2) terdapat fragmen dalam ruang sendi, (3) nekrosis iskemik caput femoris.

Page 29: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Tiga cara reposisiTiga cara reposisi::1.1. Penderita tidur tertelungkup dimana tungkai Penderita tidur tertelungkup dimana tungkai

tersebut tergantng pada tepi meja.tersebut tergantng pada tepi meja.2.2. Direct Method of AllisDirect Method of Allis

Penderita tidur tertelentang pada lantai, kaki Penderita tidur tertelentang pada lantai, kaki operator menginjak pelvis di daerah SIAS. Posisi operator menginjak pelvis di daerah SIAS. Posisi Panggul lutut 90o. tungkai yang dislokasi ditarik ke Panggul lutut 90o. tungkai yang dislokasi ditarik ke atasatas

3.3. Circumductio Method of bigelwCircumductio Method of bigelwPanggul fleksikan 90o/lebih-tarik ke arah Panggul fleksikan 90o/lebih-tarik ke arah longitudinal. Abduksi dan rotasi eksterna serta longitudinal. Abduksi dan rotasi eksterna serta ekstensikan sendi panggulekstensikan sendi panggul

Setelah reposisi – istirahat di tempat tidur dengan Setelah reposisi – istirahat di tempat tidur dengan dipasang traksi selama 2 minggu.dipasang traksi selama 2 minggu.

Posterior Dislocation of the Hip Joint Posterior Dislocation of the Hip Joint

Page 30: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

HIP DISLOCATIONHIP DISLOCATION►REDUCTIONREDUCTION

Allis Stimson Bigelow

Page 31: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Central Dislocation of Central Dislocation of the Hip Joint the Hip Joint

Page 32: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Central Dislocation Sendi PanggulCentral Dislocation Sendi Panggul

Central Fracture Dislocation

Kekuatan pada bagian lateral Kekuatan pada bagian lateral panggul. Panggul dlm keadaan panggul. Panggul dlm keadaan abduksi, ini dpt menekan caput abduksi, ini dpt menekan caput

femoris pada dinding Medial dari femoris pada dinding Medial dari acetabulumacetabulum

Caput femoris masuk ke dalam daerah fraktur tsb

Page 33: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Gambaran Klinis:• Perdarahan & pembengkakan di daerah tungkai bag. Proksimal tetapi posisi kaki tetap normal.• Nyeri tekan pd trochanter & daerah pinggul.• Gerakan sendi panggul sangat terbatas.

Radiologis : Caput femoris bergeser ke medial, dan lantai acetabulum mengalami fraktur.

Central Dislocation Sendi PanggulCentral Dislocation Sendi Panggul

Page 34: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Terapi:• Selalu diusahakan untuk mereposisi fraktur dan mengembalikan bentuk acetabulum ke bentuk normalnya.• Pada fraktur acetabulum tanpa penonjolan caput femur ke dalam panggul, maka dilakukan terapi konservatif dengan traksi tulang selama 4-6 minggu. •Pada fraktur dimana caput femur tembus ke dalam acetabulum, sebaiknya dilakukan traksi pada 2 komponen yaitu komponen longitudinal dan lateral selama 8 minggu.

Central Dislocation Sendi PanggulCentral Dislocation Sendi Panggul

Page 35: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Anterior Dislocation Anterior Dislocation of the Hip Jointof the Hip Joint

Page 36: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Mekanisme Cedera:Mekanisme Cedera:Terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh dari ketinggian atau trauma dari belakang pada saat berjongkok dan posisi penderita dalam keadaan abduksi yang dipaksakan. Trochanter menabrak acetabulum dan keluar melalui robekan pada kapsul anterior. Bila sendi panggul dalam keadan fleksi, maka terjadi dislokasi tipe obturator dan bila sendi panggul dalam posisi ekstensi maka terjadi dislokasi tipe pubic atau iliaca.

Page 37: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Gambaran Klinis:Gambaran Klinis: 1.1. Penderita berbaring posisi panggul dalam keadaan Penderita berbaring posisi panggul dalam keadaan

ekstensi, ekstensi, abduksi dan rotasi eksternaabduksi dan rotasi eksterna2.2. Radiologis Dislokasi sendi panggul ke AnteriorRadiologis Dislokasi sendi panggul ke Anterior3.3. Caput Femoris masuk didepan Foramen Caput Femoris masuk didepan Foramen ObturatoriumObturatorium

Page 38: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

DISLOKASI PANGGGUL DISLOKASI PANGGGUL ANTERIORANTERIOR

Page 39: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Terapi:Terapi:Dilakukan reposisi seperti pada Dilakukan reposisi seperti pada dislokasi posterior, kecuali pada saat dislokasi posterior, kecuali pada saat fleksi dan tarikan tungkai pada fleksi dan tarikan tungkai pada dislokasi posterior, dilakukan adduksi dislokasi posterior, dilakukan adduksi pada dislokasi anterior. pada dislokasi anterior.

Komplikasi : Nekrosis Avascular.Komplikasi : Nekrosis Avascular.

Page 40: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Shoulder DislocationShoulder Dislocation

Page 41: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Anatomy : Shoulder Joint

Page 42: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi Sendi BahuDislokasi Sendi Bahu

Sering ditemukan pd org dewasaSering ditemukan pd org dewasa KlasifikasiKlasifikasi

1)1) Dislokasi anteriorDislokasi anterior2)2) Dislokasi posteriorDislokasi posterior3)3) Dislokasi inferior (luksasi erekta)Dislokasi inferior (luksasi erekta)4)4) Dislokasi disertai frakturDislokasi disertai fraktur

Page 43: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi sendi Bahu (Glenohumerale)Dislokasi sendi Bahu (Glenohumerale)

► Kestabilan Sendi Bahu Kestabilan Sendi Bahu Pada Capsul Pada Capsul sendi, otot-otot sekitar. Karena Cavitas sendi, otot-otot sekitar. Karena Cavitas glenoidales dangkalglenoidales dangkal

► Dislokasi Sendi Bahu dapat terjadi ke Dislokasi Sendi Bahu dapat terjadi ke arah:arah:

►Anterior (paling sering)Anterior (paling sering)►PosteriorPosterior►Inferior dimana caput humerus Inferior dimana caput humerus

terperangkap dibawah cavitas glenoidales terperangkap dibawah cavitas glenoidales dikenal sebagai Luxatio Erectadikenal sebagai Luxatio Erecta

Page 44: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi Sendi Bahu Anterior

Page 45: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi Sendi Bahu ke AnteriorDislokasi Sendi Bahu ke Anterior

► Sering pada usia mudaSering pada usia muda► Akibat kekuatan rotasi eksterna dan ekstensi Akibat kekuatan rotasi eksterna dan ekstensi

pada bahupada bahu► Caput humerus didorong ke depan: Caput humerus didorong ke depan:

menimbulkan avulse capsel dan cartilage menimbulkan avulse capsel dan cartilage labrum glenoidales bagian anterior labrum glenoidales bagian anterior lesi lesi dari dari bankartbankart

► Daerah deltoid rata mirip bentuk segi empat Daerah deltoid rata mirip bentuk segi empat karena caput bergeser ke anterior medialkarena caput bergeser ke anterior medial

► Berada di daerah subcoracoidBerada di daerah subcoracoid► Ro” : caput humerus kehilangan pertautan Ro” : caput humerus kehilangan pertautan

dengan cavitas glenoidales dan dengan cavitas glenoidales dan berada di daerah berada di daerah coracoid coracoid

Page 46: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Ro” : caput humerus Ro” : caput humerus kehilangan kehilangan

pertautan dengan pertautan dengan cavitas cavitas

glenoidales glenoidales dan dan berada di berada di daerah daerah coracoid.coracoid.

Page 47: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Type of anterior glenohumeral dislocation

Page 48: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

PengobatanPengobatan► Pengobatan segera di reposisi:Pengobatan segera di reposisi:► Stimson (Gravity method)Stimson (Gravity method)► HippocratesHippocrates► Kocher :Kocher :

Tarikan dengan siku flekiTarikan dengan siku fleki Rotasi ekternaRotasi ekterna Adduksikan, difleksikanAdduksikan, difleksikan Rotasi internalRotasi internal

► Setelah direposisi – sling valpeau posisiSetelah direposisi – sling valpeau posisi► 2 minggu: orang tua2 minggu: orang tua► 3 minggu : penderita muda3 minggu : penderita muda

Page 49: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Komplikasi dislokasi sendi bahu Komplikasi dislokasi sendi bahu ke anteriorke anterior

► Recurrent ant disloc Recurrent ant disloc operasi repairoperasi repair

► Lesi n. aksilarisLesi n. aksilaris► Lesi plexus brachialisLesi plexus brachialis► Ruptura dari Rotator Cuff Ruptura dari Rotator Cuff

MuscleMuscle► Inter posisi caput longus Inter posisi caput longus

dari tendon bicepsdari tendon biceps

Page 50: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

METODE HIPOCRATESMETODE HIPOCRATES

Page 51: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

MetodeMetode Kocher Kocher► Patient in the supine Patient in the supine

position, position, ► Traction is applied on the Traction is applied on the

humerus while the arm is humerus while the arm is in an adducted, in an adducted, externally rotated and externally rotated and flexed position. flexed position.

► If reduction does not If reduction does not occur with this occur with this maneuver, the arm is maneuver, the arm is then internally rotated then internally rotated and further adducted.and further adducted.

Page 52: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

The patient in the prone position,

A ten-pound weight is applied to the dislocated shoulder.

The humerus returns to its normal position over a period of time.

The gradual pull produced by this means generally brings the shoulder back into place without pain and within six minutes.

Metode StimsonMetode Stimson

Page 53: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi Sendi Bahu ke Posterior

Page 54: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Dislokasi Sendi Bahu Ke PosteriorDislokasi Sendi Bahu Ke Posterior

► JarangJarang► Trauma pada bahu bagian depan dan Trauma pada bahu bagian depan dan

posisi adduksi dan rotasi interna atau saat posisi adduksi dan rotasi interna atau saat serangan epilepsyserangan epilepsy

► Klinis; lengan terkunci dalam posisi Klinis; lengan terkunci dalam posisi adduksi dan adduksi dan rotasi interna rotasi interna

► Ro’ Dislokasi Posterior Sendi BahuRo’ Dislokasi Posterior Sendi Bahu► AP AP Tidak begitu jelas Tidak begitu jelas► Axillary View (Proyeksi Supero Inferior)Axillary View (Proyeksi Supero Inferior)► Terlihat Caput humerus berada di Terlihat Caput humerus berada di

belakang belakang cavitas glenoidalescavitas glenoidales

Page 55: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Pengobatan:Pengobatan:►Reposisi Tertutup dalam NUReposisi Tertutup dalam NU►Rotasi ekterna pada bahuRotasi ekterna pada bahu►Caput humerus didorong ke depan.Caput humerus didorong ke depan.►Post reposisi-sling balutan/valpeau Post reposisi-sling balutan/valpeau

position:position:► 2 minggu untuk orang tua2 minggu untuk orang tua►3 minggu untuk orang muda3 minggu untuk orang muda

Page 56: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

3. 3. SINDROM SINDROM KOMPARTEMENKOMPARTEMEN

Terjadinya Terjadinya tekanan pada kompartemen myofascial tekanan pada kompartemen myofascial akibat penumpukan cairan akibat penumpukan cairan perfusi kapiler perfusi kapiler

Penyebab :Penyebab : cairan cairan dalam kompartemen.dalam kompartemen. Patah tulang Patah tulang sehingga terjadi perdarahan.sehingga terjadi perdarahan. Oklusi arteri Oklusi arteri karena spasme/robekan tunika karena spasme/robekan tunika

intima.intima. Luka bakarLuka bakar, karena menurunnya ruangan , karena menurunnya ruangan

kompartemen.kompartemen. Tekanan dari luarTekanan dari luar, misalnya pada pemakaian , misalnya pada pemakaian

gibs sirkuler yang terlalu ketatgibs sirkuler yang terlalu ketat

Page 57: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY
Page 58: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY
Page 59: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

** Gambaran Klinis ** Gambaran Klinis Sindrom Sindrom KompartemenKompartemen

• Pain (nyeri)Pain (nyeri) : : karena iskemia pada karena iskemia pada otot ybs.otot ybs.

• Pallor (pucat) Pallor (pucat) : : terjadi pada terjadi pada bagian bagian distal dari lesi.distal dari lesi.

• PulselessPulseless : : pulsasi tak terabapulsasi tak teraba• Paresthesia/anestesi : Paresthesia/anestesi : gangguan gangguan

saraf saraf sensoris.sensoris.• Paralysis (parese) : Paralysis (parese) : karena iskemia karena iskemia

otot.otot.

Page 60: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

ContohContoh Sindrom Sindrom KompartemenKompartemen

Page 61: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

PengelolaanPengelolaan Sindrom Sindrom KompartemenKompartemen

Fasiotomi dalam 24 jamFasiotomi dalam 24 jam Bila > 24 jam :Bila > 24 jam :

IskemiIskemi nekrosisnekrosis amputasiamputasi““Volkmann Volkmann ischemic ischemic contracture”contracture”

Page 62: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Copyright © 2007 by the American Roentgen Ray Society

Karcaaltincaba, M. et al. Am. J. Roentgenol. 2004;183:189-192

Anak 6 thn dengan Volkmann's ischemic contracture yang dievaluasi untuk pre-op perubahan arterial

Page 63: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

4. 4. SINDROM EMBOLI LEMAKSINDROM EMBOLI LEMAK Terjadi pasca reposisi dislokasi sendiTerjadi pasca reposisi dislokasi sendi Biasanya terjadi mulai 12-72 jam pasca Biasanya terjadi mulai 12-72 jam pasca

trauma tetapi kdg terhambat s/d 1 mgg trauma tetapi kdg terhambat s/d 1 mgg dan selamanya dgn sindrom distress dan selamanya dgn sindrom distress respirasi (ARDS)respirasi (ARDS)

Page 64: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

PATOGENESA :PATOGENESA :

LEMAK BEBAS OKLUSI P.D.DI PARU-PARU, OTAK, GINJAL

ANOKSIA

Page 65: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

DEMAMTAKHIKARDIA &

TAKHIPNEA.“MENTAL CONFUSION

PTECHIAEOLIGURIA

EDEMA PARU

GAMBARAN GAMBARAN KLINISKLINIS

Page 66: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

GURDS CRITERIA:

• Major Criteria (one necessary for diagnosis)Respiratory insufficiencyCerebral involvementPetechial rash

• Minor Criteria (four necessary for diagnosis)Pyrexia > 39.4Tachycardia >120 beats per minute Retinal changesJaundiceRenal changes

• Laboratory Findings (one necessary for diagnosis)AnemiaThrombocytopeniaElevated ESRFat macroglobulaemia NB : minimal 1 tanda mayor dan 4

tanda minor

Page 67: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

SCHONFELDS FAT EMBOLISM INDEX SCORE:

Score lebih dari 5 menunjukan indikasi FES

Page 68: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

** Laboratorium** Laboratorium

Analisa gas darah :Analisa gas darah :POPO22 < 60 mmHg < 60 mmHgPCOPCO22 > 50 mmHg > 50 mmHg

X-RAY Thorax: SNOW STORM LIKE X-RAY Thorax: SNOW STORM LIKE PULMONARY INFILTRATIONPULMONARY INFILTRATION

Page 69: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY
Page 70: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

PengelolaanPengelolaan Emboli Lemak Emboli Lemak

Perbaiki hipoksemiaPerbaiki hipoksemia Resusitasi cairanResusitasi cairan Fiksasi fraktur segera Fiksasi fraktur segera

Page 71: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

FES yang berat dapat dicegah dengan menggunakan oksigen dosis tinggi segera setelah trauma dan dengan stabilisai dari tulang panjang yang fraktur

PENCEGAHAN

Page 72: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY
Page 73: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

5. GAS GANGREN5. GAS GANGREN

EtiologiEtiologi CIostridium perfringensCIostridium perfringens CIostridium welchiiCIostridium welchii

PatogenesaPatogenesaClostridial ContaminationClostridial Contamination

Necrotic Muscle Closed WoundNecrotic Muscle Closed WoundContamination of CI. perfringensContamination of CI. perfringensProduction, difusion of Histamin.Production, difusion of Histamin.Distructional of cells wall.Distructional of cells wall.Local tissues death.Local tissues death.

Page 74: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

Contoh Gas GangrenContoh Gas Gangren

Komposisi Gas:Komposisi Gas:- Hidrogen 5,9%Hidrogen 5,9%- COCO22 3,4% 3,4%- OO22 16,1%% 16,1%%- Nitrogen 74,5%Nitrogen 74,5%

Page 75: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

** ** Bacterial CultureBacterial Culture

50% bisa didapatkan Positif :50% bisa didapatkan Positif :►Staphylococcys AureusStaphylococcys Aureus►Diptheroids (1)Diptheroids (1)► - Haemolytic - Haemolytic

Steptococcus (1)Steptococcus (1)

Page 76: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

** Gambaran Klinis Gas ** Gambaran Klinis Gas GangrenGangren

12 – 24 jam sampai 3 hari12 – 24 jam sampai 3 hari Severe painSevere pain ToksemiaToksemia Krepitasi subkutis & ototKrepitasi subkutis & otot Cairan serosanguinous & bauCairan serosanguinous & bau

Page 77: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****PENGELOLAANPENGELOLAAN

RESISUTASI CAIRAN & RESISUTASI CAIRAN & ELEKTROLITELEKTROLIT

PENISILIN 3 JUTA UNIT (iv) / 3 JAMPENISILIN 3 JUTA UNIT (iv) / 3 JAM DEKOMPRESI & DEBRIDEMANDEKOMPRESI & DEBRIDEMAN HYPERBARIC OXYGENATION HYPERBARIC OXYGENATION

Page 78: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY
Page 79: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY
Page 80: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

ARTRITIS SEPTIKARTRITIS SEPTIK►ADALAH MASUKNYA BAKTERI KE ADALAH MASUKNYA BAKTERI KE

RUANG SENDI SINOVIALRUANG SENDI SINOVIAL

►ETIOLOGI : BAKTERI PIOGENIKETIOLOGI : BAKTERI PIOGENIKSTAFILOKOKUSSTAFILOKOKUSPNEUMOKOKUSPNEUMOKOKUS

GONOKOKUSGONOKOKUS

Page 81: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

ARTRITIS SEPTIKARTRITIS SEPTIKDapat menyebabkan cacat permanenDapat menyebabkan cacat permanen

PATOGENESAPATOGENESASTAFILOKOKUS MENGELUARKAN STAFILOKOKUS MENGELUARKAN

ENZIM & PUSENZIM & PUSDESTRUKSI TULANG RAWAN & SINOVIUMDESTRUKSI TULANG RAWAN & SINOVIUMKAPSUL MEREGANG, TULANG NEKROSISKAPSUL MEREGANG, TULANG NEKROSIS

DEGENERATIVE JOINT DISEASE, ANKILOSISDEGENERATIVE JOINT DISEASE, ANKILOSIS

Page 82: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****GAMBARAN KLINISGAMBARAN KLINIS

DEMAMDEMAM NYERI SENDINYERI SENDI

LAB : LEUKOSIT & LEDLAB : LEUKOSIT & LED X-RAY: - X-RAY: - EDEMA SENDIEDEMA SENDI

- PENEBALAN SINOVIUMPENEBALAN SINOVIUM- DEKSTRUKSI TULANG RAWANDEKSTRUKSI TULANG RAWAN

Page 83: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****PENGELOLAANPENGELOLAAN

► KULTUR & TES RESISTENSIKULTUR & TES RESISTENSI► ANTIBIOTIKANTIBIOTIK

► EKSPLORASI SENDI (ARTROTOMI) & EKSPLORASI SENDI (ARTROTOMI) & DEBRIDEMANDEBRIDEMAN

► ISTIRAHAT SENDIISTIRAHAT SENDI

Page 84: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****EFEKTIVITAS AB & PROGNOSA EFEKTIVITAS AB & PROGNOSA TGT:TGT:

1.1. Interval waktu antara onset infeksi Interval waktu antara onset infeksi dan pemberian antibiotik.dan pemberian antibiotik.

2.2. Efektifitas antibiotik terhadap bakteri Efektifitas antibiotik terhadap bakteri penyebab penyebab

3.3. Dosis antibiotik Dosis antibiotik 4.4. Durasi pemberianDurasi pemberian

Page 85: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

CLOSTRIDIAL CLOSTRIDIAL MYONECROSISMYONECROSIS

(GAS GANGRENE)(GAS GANGRENE)

PRIMER : OTOTPRIMER : OTOT-- CEPATCEPAT-- TOKSEMIATOKSEMIA-- FATALFATAL

LUKA LASERASI LUAS:LUKA LASERASI LUAS:-- DEVITALISASIDEVITALISASI

-- PAHAPAHA-- BOKONGBOKONG-- BAHUBAHU

Page 86: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****PENYEBAB PENYEBAB ::

► CLOST, NOVYICLOST, NOVYI► CLOST, SEPTICUMCLOST, SEPTICUM► CLOST, SORDELLICLOST, SORDELLI► CLOST, WELCHIICLOST, WELCHII

TOKSIN TOKSIN -- LETALLETAL-- NEKROSIS JARINGAN + ENDOTELNEKROSIS JARINGAN + ENDOTELPEMBULUH DARAHPEMBULUH DARAH

INKUBASI :INKUBASI :1 – 4 HARI (DAPAT CEPAT 6 JAM – 6 MINGGU)1 – 4 HARI (DAPAT CEPAT 6 JAM – 6 MINGGU)

Page 87: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****KLINISKLINIS► NYERI YANG TIBA – TIBANYERI YANG TIBA – TIBA► DISTALDISTAL :: -- UDEMAUDEMA

-- DINGINDINGIN-- GANGRENEGANGRENE

► OTOTOTOT :: -- NEKROSIS LUASNEKROSIS LUAS-- WARNA MERAH GELAPWARNA MERAH GELAP

► TROMBOSIS PEMBULUH DARAHTROMBOSIS PEMBULUH DARAH► GAS GAS KREPITASIKREPITASI► DISCHARGE – BAU BUSUKDISCHARGE – BAU BUSUK► BAKTERIEMIA BAKTERIEMIA TOKSEMIA TOKSEMIA

Page 88: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****TERAPI :TERAPI :

►DEKOMPRESIDEKOMPRESI►DEBRIDEMENTDEBRIDEMENT►ANTIBIOTOKAANTIBIOTOKA

Page 89: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

****PENGOBATANPENGOBATANSECARA:SECARA:

-- PEMBEDAHANPEMBEDAHAN-- ANTIBIOTOKA DOSIS TINGGIANTIBIOTOKA DOSIS TINGGI-- ANTI TOKSIN POLIVALENTANTI TOKSIN POLIVALENT

PEMBEDAHAN:PEMBEDAHAN:-- AMPUTASIAMPUTASI-- DEKOMPRESIDEKOMPRESI-- MULTIPEL INSISI (FASCIOTOMI)MULTIPEL INSISI (FASCIOTOMI)-- DEBRIDEMENTDEBRIDEMENT-- DRAINAGEDRAINAGE

Page 90: KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDY

TERIMA KASIHTERIMA KASIH