kegawat-daruratan napza

35

Click here to load reader

Upload: mataharitimoer-mt

Post on 16-Apr-2017

2.467 views

Category:

Health & Medicine


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

KEGAWAT DARURATAN NAPZA

Dr. Prasetiyawan Sp.KJRS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

Page 2: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Gangguan mental

Penggunanya tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dan menunjukkan gangguan perilaku

Page 3: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Gangguan fisik

Hepatitis C HIV/AIDS Infeksi oportunistik dll

Page 4: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

KEGAWATDARURATANPECANDU NAPZA

Kegawatdaruratan medik

Kegawatdaruratan psikiatrik

Page 5: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

KEGAWATDARURATAN MEDIK

Overdosis opioid Intoksikasi benzodiazepin Intoksikasi amfetamin

Page 6: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

OVERDOSIS OPIOID Penurunan kesadaran

(stupor hingga koma) Pinpoint pupil Penurunan frekuensi nafas < 12 Cenderung hipotensi

Page 7: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

TINDAKAN Penanganan kegawatan:

BHD – BHL Bebaskan jalan nafas Berikan oksigen sesuai kebutuhan Pasang infus DW 5% atau NaCL 0.9%

Page 8: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

Pemberian antidotum nalokson

Tanpa hipoventilasi: dosis awal 0,4 mg IV Dengan hipoventilasi: dosis awal 1-2 mg IV Tidak ada respon dalam 5 menit: 1-2 mg IV Dosis nalokson maksimal 10 mg Bila tidak ada respon rujuk ICU Nokoba (Naloxone HCl) amp 0,8 mg/2 ml

Page 9: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

Pemberian antidotum nalokson

Pemantauan tanda vital & perubahan pupil Pemeriksaan urin dan foto toraks Pemasangan pipa trakea Pasien dipuasakan Universal Precaution Tindakan lainnya bila perlu

Page 10: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

INTOKSIKASI BENZODIAZEPIN

Hiporefleksia, nistagmus, kurang siap siaga, ataksia (kegagalan koordinasi otot, ireguleritas gerakan otot), berdiri tidak stabil, disartria (kesulitan dalam artikulasi)

perburukan ataksia, letih, lemas, konfusi, somnolen, koma, pupil miosis, hipotermi, depresi, henti nafas, kematian

(Anexate) Dosis awal 0,2 mg IV

Page 11: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

ANXIOLYTICS

Alprazolam : Alganax, Alviz, Atarax, Calmlet, Fevprax, Xanax, Zypraz

Bromazepam : Lexotan Clobazam : Asabium, Clobium, Frisium, Proclozam Diazepam : Mentalium, Stesolid, Trazep, Valdimex,

Valium Lorazepam : Ativan, Merlopam, Renaquil Buspirone : Buspar, Tran-Q, Xiety Chlordiazepoxide HCL : Cetabrium, Librium,

Limbritol, Tensinyl, Hydroxyzine HCl : Iterax

Page 12: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

INTOKSIKASI AMFETAMIN Euforia, hiperaktif, energik, percaya

diri, hyperalertness Paranoid, menyerang Lorazepam 2 mg IM Diazepam 10 mg IM Atasi komplikasi

Page 13: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

Pada dasarnya tujuan penatalaksanaan kegawatdaruratan psikiatrik sama dengan tindakan yang dilakukan pada kegawat- daruratan medis lainnya

Page 14: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

Tindakan kegawat-daruratan

- Triase- Assesmen yang baik- Diagnosis yang akurat- Terapi awal yang sesuai- Tindakan selanjutnya

Page 15: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

WAWANCARA KEGAWAT DARURATAN PSIKIATRIK

Perlindungan diri Cegah kekerasan Perhatikan adanya kemungkinan GMO Perhatikan adanya kemungkinan psikosis

Page 16: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK

Gangguan paranoid Gangguan psikotik Gaduh gelisah Gangguan cemas/panik Depresi berat dan percobaan bunuh

diri

Page 17: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN PARANOID

1. Pemeriksaan tanda vital2. Pemeriksaan laboratorium3. Evaluasi & pemeriksaan

penunjang lain4. Perawatan inap, jika pasien

membahayakan5. Lorazepam atau Haloperidol

Page 18: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN PARANOID Pada pasien dengan gangguan

paranoid akibat penggunaan Narkoba (dalam keadaan intoksikasi ataupun withdrawal) dapat diberikan Lorazepam 1-2 mg per oral.

Paranoid dengan gaduh gelisah yang disebabkan oleh delirium atau demensia diterapi dengan Haloperidol 1-5 mg peroral atau IM

Page 19: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN PSIKOTIK Narkoba yang sering berakibat terjadinya

psikosis adalah stimulan, alkohol, obat-obat yang mendepresi susunan syaraf pusat.

Penatalaksanaan bagi pasien psikotik adalah untuk melindungi dirinya atau orang lain dari bahaya.

Pasien dengan gaduh gelisah dapat diberikan antipsikotik seperti Chlorpromazine (150-600 mg/hr), Haloperidol (5-15 mg/hr), Trifluoperazine (10-15 mg/hr), Risperidone (2-6 mg/hr).

Page 20: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

ANTIPSIKOTIK

Risperidone (Risperdal) : 2 – 4 mg Haloperidol ( Haldol) : 5 – 15 mg Trifluoperazine (Stelazine) : 10 - 15 mg Chlorpromazine (Meprosetil) : 150 - 600 mg Clozapine (Sizoril) : 12,5 – 300 mg

Page 21: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GADUH GELISAH Tenangkan pasien dengan sikap manusiawi,

namun tetap waspada dengan mengajak bicara tentang perasaan, harapan dan keinginannya

Hargai hal-hal positif dari diri pasien, baik dalam perilakunya, perasaan maupun pikirannya. Upayakan agar pasien tidak merasa terancam

        

Page 22: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GADUH GELISAH Bila pendekatan di atas tidak berhasil,

lakukan tindakan fiksasi fisik dengan persetujuan keluarga/pengantar (informed consent)

Lakukan pemeriksaan tanda vital

Page 23: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GADUH GELISAH         Atasi kondisi kegawatdaruratan fisik, bila perlu resusitasi jantung paru Pengobatan dapat berupa suntikan

Diazepam 10 mg iv/im dan injeksi Haloperidol 5 mg yang dapat diulang setiap 30 menit, maksimal 3 x dalam 24 jam (total 15 mg)

Diazepam amp 10 mg/2 ml Haloperidol amp 5 mg/ml

Page 24: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN CEMAS/PANIK Sikap suportif & menenangkan Lakukan pemeriksaan fisik yang

cermat Telusuri riwayat penggunaan zat Anti cemas/ anti panik

Page 25: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN CEMAS/PANIK

Sikap suportif dan menenangkan pasien harus diberikan sebelum menelusuri adanya latar belakang medis yang dapat menimbulkan gejala yang menyerupai gangguan panik

Page 26: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN CEMAS/PANIK

Lakukan pemeriksaan fisik yang cermat (tanda vital), EKG, kimia darah (gula darah, kalsium dan magnesium), tes fungsi hati dan ginjal serta pemeriksaan ekokardiografi

Page 27: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN CEMAS/PANIK

Telusuri riwayat penggunaan zat, khususnya kafein, alkohol, sedativa hipnotika, nikotin dan bronkodilator.

Penggunaan stimulansia atau penghentian pemakaian zat yang menekan SSP dapat mencetuskan gejala yang menyerupai gangguan panik

Page 28: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

GANGGUAN CEMAS/PANIK Pasien dapat diberikan obat anti

cemas dari golongan benzodiazepin seperti Alprazolam atau Lorazepam dimulai dengan dosis rendah setiap 4 jam per oral.

Dosis dinaikkan secara bertahap sesuai kebutuhan.

Dapat diberikan antidepresan.

Page 29: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

ANXIOLYTICS

Alprazolam : 0,25 mg – 1,5 mg Bromazepam : 1,5 mg – 3 mg Clobazam : 10 mg – 30 mg Diazepam : 2 mg – 10 mg Lorazepam : 2 mg – 3 mg Buspirone : 5 mg - 10 mg Chlordiazepoxide HCL : 10 mg - 30 mg Hydroxyzine HCl : 75 mg –100 mg

Page 30: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

DEPRESI BERAT & PERCOBAAN BUNUH DIRI

Tentamen suicidum Suicidal behavior Kesadaran berkabut sampai

koma Kesadaran compos mentis

Page 31: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

Kesadaran berkabut sampai koma

Lakukan pemeriksaan fisik diagnostik Bila perlu RJP atau rawat di ICU Atasi perdarahan, keracunan, luka

terbuka, patah tulang, trauma kapitis atau lainnya

Pemeriksan penunjang Evaluasi psikiatrik Antidepresan

Page 32: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

Kesadaran compos mentis

Atasi masalah fisik Lakukan asesmen perilaku bunuh diri Pengawasan ketat bila perlu Psikoterapi Antidepresan Skizofrenia fasilitas psikiatri

Page 33: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

Antidepresan Amitriptilin (75-100 mg/hr) Klomipramin (75-150 mg/hr) Imipramin (75-150 mg/hr) Sertraline (50-150 mg/hr) Fluoxetine (20-40 mg/hr) Fluvoxamine (50 -100 mg/hr)

Page 34: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

TERIMAKASIH

Page 35: KEGAWAT-DARURATAN NAPZA

Dr. Prasetiyawan, SpKJ TTL : Jakarta, 8 Agustus 1967 Domisili : Depok Riwayat Pendidikan : SD Beji I Depok SMPN II Depok SMAN 8 Jakarta Dokter Umum UI 1962 Psikiater UI 2000 Riwayat Pekerjaan - Puskesmas Nurussalam Aceh Timur 1193-1996 - RSMM Bogor 2001 - sekarang