keefektifan kelompok psikoedukasi teknik modeling …lib.unnes.ac.id/40607/1/upload aji taufiq...

112
KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN ADAPTABILITAS KARIR MELALUI SELF-EFFICACY PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMP NEGERI 31 PURWOREJO TESIS diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan Oleh Aji Taufiq Pambudi 0105516026 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI

TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN

ADAPTABILITAS KARIR MELALUI SELF-EFFICACY

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMP

NEGERI 31 PURWOREJO

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Magister Pendidikan

Oleh

Aji Taufiq Pambudi

0105516026

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018

Page 2: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Keefektifan Kelompok Psikoedukasi Teknik Modeling Untuk

Meningkatkan Adaptabilitas Karir Melalui Self-Efficacy Pengambilan Keputusan

Karir Siswa SMP 31 Purworejo” karya,

Nama : Aji Taufiq Pambudi

NIM : 0105516026

Progam studi : BIMBINGAN KONSELING

telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian tesis.

Semarang, 27 September 2018

Pembimbing I, Pembimbing II,

Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Prof. Dr. Muhammad Japar, M.Si., Kons.

NIP 19771223200501101 NIP 195809121985031006

Page 3: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Keefektifan Kelompok Psikoedukasi Teknik Modeling Untuk

Meningkatkan Adaptabilitas Karir Melalui Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir

Siswa SMP 31 Purworejo” karya,

Nama : Aji Taufiq Pambudi

NIM : 0105516026

Program Studi : Bimbingan Konseling

telah dipertahankan dalam sidang panitia ujian tesis Pascasarjana, Universitas Negeri

Semarang pada hari Sabtu, tanggal 27 Oktober 2018

Semarang, 11 November 2018

Panitia Ujian

Page 4: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya

nama : Aji Taufiq Pambudi

nim : 0105516026

program studi : Bimbingan Konseling

menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis yang berjudul “Keefektifan Kelompok

Psikoedukasi Teknik Modeling Untuk meningkatkan Adaptabilitas Karir Melalui Self-

Efficacy Pengambilan Keputusan Karir Siswa SMP 31 Purworejo” ini benar-benar

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain atau pengutipan dengan cara-

cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya secara pribadi

siap menanggung resiko/sanksi hukum yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 27 September 2018

Yang membuat pernyataan

Aji Taufiq Pambudi

NIM. 0105516026

ditempeli

meterai

Rp. 6.000

Page 5: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Percayalah kepada kemampuan diri sendiri yang nantinya akan membentuk

kepribadian yang lebih adaptif sehigga dapat memanfaatkan kesempatan dan peluang

menuju kesuksesan karir.” (Aji Taufiq Pambudi)

Persembahan:

Almamater Progam Studi Bimbingan Konseling

Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang

Page 6: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

v

ABSTRAK

Pambudi, Aji Taufiq. 2018. “Keefektifan Kelompok Psikoedukasi Teknik Modeling

Untuk Meningkatkan Adaptabilitas Karir Melalui Self-Efficacy Keputusan

Karir Siswa SMP Negeri 31 Purworejo. Tesis. Program Studi Bimbingan

Konseling1 Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I

Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Pembimbing II Prof. Dr. Muhammad

Japar, M.Si., Kons.

Kata Kunci : Adaptabilitas karir, Self-Efficay Keputusan Karir, Kelompok Psikoedukasi,

Modeling

Masa remaja awal merupakan masa paling menentukan terjadinya

perkembangan karir. Pada masa ini juga mengenali dan mengembangkan seluruh

potensi dalam dirinya sehingga menentukan apakah ia akan memiliki pemahaman

karir yang positif ataukah negatif. Self-efficacy keputusan karir dan adaptabilitas

karir sangat penting, terlebih bagi remaja yang mengalami rendahnya pemahaman

karir (career indifference) merefleksikan perilaku tanpa perencanaan, pesimis, dan

sikap apatis terhadap karier, kegagalan dalam meraih tujuan karir, sikap tidak

realistis (unrealism) terhadap dunia pekerjaan dan memiliki citra diri yang tidak

tepat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dampak kelompok psikoedukasi

teknik modeling untuk meningkatkan adabtabilitas karir melalui self-efficacy

keputusan karir.

Metode penelitian eksperimen, desain quasi experiments, rancangan pretest-

postest control group melibatkan siswa sebanyak n218 orang yang dipilih secara

purposive sampling dari 94 siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo. Instrumen

penelitian diadopsi dari skala (CDSE-SF) dan (CAAS). Analisis data menggunakan

manova, menunjukan teknik modeling efektif meningkatkan self-efficacy keputusan

karir dan adaptabilitas karir (f=311.70; p<0.05), dan hasil dari bias corrected

bootstrapping SPSS 25 dengan resampling (N=5000) estimasi true indirect effect

dengan level 95% confidence interval penggaruh tidak langsung self-efficacy

keputusan karir terhadap adaptabilitas karir menunjukan hasil efek mediasi (7.60;

p<0.05) [CI=95% 1.90-13.86]. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok

psikoedukasi teknik modeling efektif untuk meningkatkan self-efficacy keputusan

karir dan adaptabilitas karir, serta terdapat pengaruh mediasi dari self-efficacy

keputusan karir terhadap adaptabilitas karir.

Implikasi teknik modeling, siswa memperoleh suatu gambaran terhadap

keyakinan arah karir, kemampuan dirinya, memiliki wawasan terhadap potensi diri,

serta dapat merencanakan sekolah lanjutan yang didukung dengan kesiapan belajar

ketika disekolah maupun di rumah. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai

penelitian mampu menjadi bukti, bahwa dengan memperkuat self-efficaccy

keputusan karir maka akan tubuh rasa keseuaian harapan yang telah dirasakan dan

muali terbentuk kondisi adabtabilitas karir, sehingga pada akhirnya dapat

meyesuaikan dengan tugas perkembanganya ketika di sekolah maupun dirumah.

Page 7: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya. Berkah karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang

berjudul “Keefektifan Kelompok Psikoedukasi Teknik Modeling untuk

meningkatkan Adaptabilitas Karir Melalui self-efficacy keputusan Karir (Studi Pada

Siswa di SMP Negeri 31 Purworejo)”. Tesis ini disusun sebagai salah satu

persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Keberhasilan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi -

tingginya kepada pihak - pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini. Ucapan

terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:

Mulawarman, S.Pd., M.Pd., Ph.D. dan Prof. Dr. Muhammad Japar, M.Si., Kons.

yang telah memberikan masukan yang sangat berharga untuk penelitian. Ucapan

terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu

selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan kesempatan dan arahan selama proses pendidikan.

2. Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si, Direktur Pascasarjana Unnes, yang telah

memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan

penyusunan tesis.

3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Kons, Koordinator Program Studi

Bimbingan dan Konseling S2 dan S3 Pascasarjana Unnes yang telah

memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis.

4. Dr. Awalya, M.Pd., Kons, Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling

S2 dan S3 Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan serta arahan

dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu Dewan Penguji Tesis, yang telah memberikan masukan dan

kelancaran kepada peneliti selama pengujian tesis ini.

Page 8: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

vii

6. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan

bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

7. Orang tuaku tercinta, Bapak Eko Teguh Pambudi dan Ibu Sri Budi Ningsih yang

selalu mendukung baik berupa doa dan dukungan lainnya tanpa kurang

sedikitpun beserta keluarga dari pihak Ibu dan Bapak yang selalu memberikan

dorongan dan motivasi serta doa yang tiada henti.

8. Rekan-rekan sejawat PPs UNNES angkatan 2016 khususnya PPs BK yang sudah

banyak membantu serta pihak-pihak lain yang telah membantu terselesainya

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti sadar bahwa dalam penulisan tesis ini mungkin masih terdapat

kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini

bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, September 2018

Penulis

Page 9: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... i

PENGESAHAN UJIAN TESIS ...................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 17

1.3 Cakupan Masalah .................................................................................... 18

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 19

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 20

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 22

2.2 Kerangka Teoretis .................................................................................. 30

2.2.1 Kelompok Psikoedukasi Teknik Modeling ............................................. 30

2.2.2 Adaptabilitas Karir ................................................................................. 61

2.2.3 Self-efficacy Keputusan Karir ................................................................. 71

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 79

2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 82

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ..................................................................................... 83

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................ 85

Page 10: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

ix

3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 88

3.4 Teknik dan Insrumen Pemngumpulan Data ........................................... 91

3.4.1 Prosedur Adaptasi Instrumen ................................................................. 91

3.4.2 Career Decision Self-Efficacy Scale ...................................................... 100

3.4.3 Career Adaptability scale ...................................................................... 102

3.5 Validitas dan Realibilitas Data ............................................................... 105

3.5.1 Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 105

3.4.2 Uji Realibilitas Instrumen ...................................................................... 109

3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 110

3.6.1 Uji Klasik ............................................................................................... 110

2.6.2 Uji Hipotesis .......................................................................................... 111

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 115

4.1.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 115

4.1.1.1 Kondisi Self-Efficacy Keputusan Karir Dan Adaptabilitas Karir

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo .................................... 115

4.1.1.2 Data Skor Pre-Test Dan Post-Test Subjek Penelitian ....................... 118

4.1.2 Uji Asumsi ............................................................................................. 124

4.1.3 Uji Hipotesis .......................................................................................... 126

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 132

4.2.1 Kondisi Self-efficay dan adaptabilitas kari ............................................. 132

4.2.2 Keefektifan KP Teknik Modeling Meningkatkan adaptabilitas karir .... 135

4.2.3 Keefektifan KP Teknik Modeling Meningkatkan Self-eficacy karir ...... 138

4.2.4 Hubungan Self-efficay keputusan karir dengan adaptabilitas karir ........ 141

4.2.5 Kefektifan KP Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Adaptabilitas

Karir Melalui Self-Efficay Keputusan Karir .......................................... 142

4.3 Keterbatasan Peneliti .............................................................................. 147

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................. 148

5.2 Saran ........................................................................................................ 150

Daftar Pustaka ................................................................................................. 152

Page 11: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan kelompok psikoedukasi dan konseling kelompok ............ 31

Tabel 2.2. Perbedaan kelompok. ......................................................................... 32

Tabel 2.3 Dimensi Adaptabilitas Karir .............................................................. 63

Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31 Purworejo ...................... 86

Table 3.2. Kisi-kisi Career Decision Self-Efficacy Scale–Short Form ............... 99

Table 3.3. Kisi-kisi Skala Adaptability career .................................................... 101

Tabel 3.4. Rencana Pemberian Alternatif Jawaban ........................................... 102

Tabel 3.5. Alternatif Jawaban Validitas Instrumen ............................................ 103

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Self-efficacy ........................................ 104

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Adaptabilitas ..................................... 105

Tabel 3.8. Alternatif Jawaban Realibilitas Instrumen ........................................ 106

Tabel 3.9. Nilai Alpha ......................................................................................... 106

Tabel 4.1. Hasil Pengisian Skala Self-efficacy ................................................... 113

Tabel 4.2. Hasil Pengisian Sala Adaptabilitas ................................................... 113

Tabel 4.3. Pola Perubahan Peningkatan . ............................................................ 116

Tabel 4.4. Perhitungan Mean, SD, Pretes-Posttes .............................................. 118

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data ................................................................. 122

Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Data ............................................................. 122

Tabel 4.7. Hasil UJi Manova .............................................................................. 123

Tabel 4.8. Hasil Uji Between Subjet Effect ........................................................ 124

Tabel 4.9. Hasil Analisis Jalur Process Hyes SPSS 25 ...................................... 126

Page 12: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pola Kerangka berfikir ................................................................... 84

Gambar 3.1. Desain Penelitian Quasi Experimen ............................................... 84

Gambar 3.2. Teknik Analisis Mediasi................................................................. 89

Gambar 3.3. Tahapan Adaptasi Instrumen .......................................................... 94

Gambar 3.4. Teknik Analisis Mediasi Sederhana .............................................. 110

Gambar 4.1. Hasil Analisis Bootstapping .......................................................... 127

Page 13: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. SK. Pembimbing .................................................................................. 166

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Pasca Sarjana Unnes Progam Study

Bimbingan Konseling .................................................................................. 167

Lampiran 3. Surat Keterangan melakukan izin Pengujian Skala self-efficacy

keputusan karir dan adaptabilitas karir dari SMP Hj. Isriati Semarang ...... 168

Lampiran 4. Surat Keterangan melakukan izin Penelitian di SMP Negeri 31

Purworejo .................................................................................................... 169

Lampiran 5. Hasil Bacak Tranlation Instrumen Penleitian ...................................... 170

Lampiran 6. Surat Keterangan Melakukan Back Translation LP3 UNNES .............. 193

Lampiran 7. Surat Permohonan Validasi Ahli Instrumen Penelitian ........................ 194

Lampiran 8. Tabulasi Validitas dan Realibilitas Instrumen (CDSE-SF) dan

(CAAS) SMP Hj. Isriati Semarang ............................................................. 198

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Skala pada SMP Hj. Isriati Semarang ................... 206

Lampiran 10. Hasil Uji Reallibilita Skala Pada SMP Hj.Isriati Semarang ............... 211

Lampiran 11. Career Decision Self-Efficay Scale Short Form .................................. 236

Lampiran 12. Career Adapt Ability Scale .................................................................. 238

Lampiran 13. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Psikoedukasi Teknik

Modeling ..................................................................................................... 240

Lampiran 14. RPL Kelompok Psikoedukasi Teknik Modeling ................................. 296

Lampiran 15. Informed Consent Kelompok Psikoedukasi Teknik Modelin ............. 314

Lampiran 16. Pedoman Observasi Anggota Kelompok ............................................. 316

Lampiran 17. Lembar Evaluasi Kegiatan................................................................... 317

Lampiran 18. Tabulasi Hasil Sebaran Skala (CDSE-SF) dan (CAAS) di SMP 31

Purworejo ..................................................................................................... 318

Lampiran 19. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 335

Lampiran 20. Dokumentasi ........................................................................................ 358

Lampiran 21. Pedoman Wawancara Untuk Study Pendahulu ................................... 360

Lampiran 22. Hasil (DCM) Untuk Study Pendahulu ................................................. 361

Page 14: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pesatnya dunia pekerjaan pasca modern ditandai dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, telah merambah kepada munculnya bidang-

bidang baru. Perubahan politik, sosial, ekonomi, teknologi, dan budaya. Hoyt &

Wickwire (2001) menyebutkan telah terjadi perubahan dalam sistem sosial,

ekonomi, pemerintahan, karir, pendidikan, pekerjaan, dan sistem hidup lainnya,

merupakan cerminan perubahan yang terjadi di era globalisasi informasi

pengetahuan. Revolusi digital abad ke-21 telah membawa perubahan susunan

sosial kerja baru (Savickas, 2012). Karir yang semakin beragam, terfragmentasi,

dan global, menjadi konsep penting yang mengutamakan kemampuan untuk

beradaptasi dan menavigasi perkembangan seseorang dalam konteks pekerjaan

(Zacher, Ambiel, & Noronha, 2015).

Bidang pekerjaan semakin terdiferensiasi atau terspesifikasi sehingga

dirasakan semakin banyak yang mempersyaratkan kemampuan lebih tinggi.

Transisi dari bangku sekolah menuju jenjang kelebih tinggi merupakan salah satu

langkah kritis untuk mewujudkan keberhasilan karir yang akan datang,

keberhasilan dan kegagalan perencanaan karir dapat dipengaruhi oleh keputusan

saat ini (Koen, Klehe, & Vianen, 2012; Savickas, 2013; Nilforooshan & Salimi,

2016) keberhasilan seseorang untuk mencapai kesuksesan karir dibutuhkan suatu

kemampuan adaptabiltas.

Page 15: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

2

Fenomena tersebut menandakan bahwa perkembangan karir harus

dipersiapkan sejak mulai remaja awal. Dikalangan remaja awal pengembangan

karir merupakan tugas yang biasanya dimulai pada jenjang sekolah menengah

pertama (Stringer, Kerpelman, & Skorikov, 2012). Jenjang sekolah merupakan

tahapan mempersiapkan untuk masa depan mereka dalam kehidupan kerja,

memperoleh pengetahuan informasi karir, pemilihan karir dan kemampuan

beradaptasi karir (Negru-Subtirica & Pop, 2016). Kematangan karir merupakan

hasil dari dinamika interaksi antara individu dengan lingkungannya (Hartung,

Porfeli, & Vondracek, 2008).

Siswa sekolah menengah pertama (SMP) merupakan masa remaja awal

yang berusia diantara 11-15 tahun. Remaja awal sudah mampu berfikir abstrak

dan hioptesis, dapat memperkirakan apa yang mungkin terjadi, dapat

merencanakan kedepannya (Steinberg, 2014). Perkembangan kematangan karir

siswa SMP meliputi wawasan dan kesiapan karir, dapat mengekspresikan ragam

pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam kaitan dengan kemampuan diri

(Kemenkedikbud, 2016). Semakin tinggi pemahaman dan kesiapan belajar di

sekolah, maka untuk dapat beradaptablitas karir memiliki peluang yang besar bagi

siswa.

Tahapan yang harus dilalui masa remaja awal dalam tugas

perkembanganya meliputi persiapan secara ekonomi, pemilihan, dan latihan

jabatan (Monks, Knoers, & Haditono, 2006). Menurut Super (1980) kristalisasi

Crystallization merupakan tahapan tugas perkembangan dengan rentang usia 14-

18 tahun, rentang usia tersebut menunjukan periode prose kognitif dalam

Page 16: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

3

merumuskan tujuan karir secara umum dengan melihat kemampuan diri,

kontinjensi, minat, nilai, dan perencanaan untuk pekerjaan yang disukainya.

Mempertimbangkan perspektif ini, adaptasi karier berkembang dengan

berbagai tingkat mulai dari masa kanak-kanak dan berlanjut sepanjang rentang

kehidupan (Hartung et al., 2008). Kemampuan beradaptabilitas karir dapat

dikonseptualisasikan sebagai dimensi perkembangan yang digunakan untuk

menggambarkan kematangan karir, yaitu perencanaan, eksplorasi, dan

pengambilan keputusan karirnya (Savickas, 1997). Hasil temuan (Creed, Fallon,

& Hood, 2009) membuktikan bahwa adaptabilitas karir signifikan dengan

pengambilan keputusan karir.

Kemampuan adaptabilitas karir adalah konsep sentral dalam teori

konstruksi karier sebagai pengganti kematangan karir Savickas, (1997); Savickas

et al. (2009); Savickas, Porfeli, Hilton, & Savickas, (2018); Ginevra et al. (2018).

Adaptabilitas karir merupakan kompetensi self-regulation, transaksional, dan

fleksibel untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan, perubahan saat ini dan masa

depan dalam konteks karir, mendorong penyesuaian dan transisi yang sukses

sepanjang masa (Ebenehi, Rashid, & Bakar, 2016; Ginevra et al., 2018).

Aadaptabilitas karir merupakan konsep sentral dari career construction

theory (CCT) Savickas (1997); Savickas, Nota, Rossier, Dauwalder, Duarte, et al.

(2009); Savickas (2011). Menurut Negru-Subtirica & Pop (2016) adaptabilitas

karir merupakan kemampuan serta kesiapan yang dimilki seseorang dalam

menghadapi situasi yang tidak terduga dengan berbagai perubahan lingkungan

yang dapat diperediksi maupun sebaliknya, sehingga memiliki kesiapan terhadap

Page 17: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

4

perubahan tugas-tugas yang ada dalam rangka persiapan dan partisipasi dunia

kerja.

Adapun aspek yang terdapat pada adaptabilitas karir Savickas & Porfeli

(2012) menjelaskan aspek tersebut meliputi concern, control, curiosity and

confidence. Perhatian (yaitu, melihat ke depan dan mempersiapkan masa depan),

kontrol (yaitu, memiliki keterampilan pengambilan keputusan), rasa ingin tahu

(yaitu, ingin tahu tentang diri sendiri dan pilihan pekerjaan), dan kepercayaan diri

(yaitu, percaya pada kemampuan seseorang untuk mengatasi permasalahan).

Seseorang yang menunjukkan kemampuan beradaptasi karir yang lebih

besar biasanya tampak lebih mampu mengantisipasi kemungkinan perubahan

situasi baru dan dapat mempersiapkan lebih awal pengaruh berbagai perubahan

dengan memperoleh kemampuan baru dan memperkuat dukungan jaringan,

sehingga akhirnya akan dapat memfasilitasi dirinya serta membuat keputusan

positif terhadap kontrol disetiap kehidupan, serta menunjukan perilaku well-being

dari kualitas hidup yang dirasakan.

Adaptabilitas karir dapat menjadi perihal yang penting pada sejumlah

siswa. Bahwa dalam hal ini perlunya adaptabilitas karir sangat diperlukan pada

kehidupan siswa selama masa sekolah, transisi menuju pendidikan lanjutan serta

pemilihan karir. Hal ini (Savickas, 1997) konsep adaptabilitas karir mengarah

kepada tugas-tugas perkembangan Super life-span, life-space theory.

Pengembangan rentang usia merupakan adaptabilitas karir untuk memenuhi tugas-

tugas perkembangan (Hartung & Cadaret, 2017). Tugas perkembangan karir

adolescence usia 14-25 dengan membrikan kesempatakn waktu yang lebih untuk

Page 18: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

5

menyalurkan hobi, memverifikasi pilihan pekerjaan saat ini, belajar terntang

peluang kerja, dan serta dapat mengembangakn konsep diri yang realistik (Super,

1980).

Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh adaptablitas karir dapat

menentukan keberhasilan karir disetiap tugas perkembanganya. Temuan Duffy

(2010); Zacher (2014) membuktikan bahwa adaptabilitras karir berubah dari

waktu-kewaktu dengan dukungan lingkungan, pengalaman, dan usia. Hasil

korelasi kemampuan beradaptasi karir selama di sekolah merupakan faktor yang

signifikan terhadap keberhasilan pendidikan yang didukung dengan kondisi

emosional yang positf, dukungan sosial, tingkat pendidikan latar belakang

keluarga (Hirschi, 2009).

Didukkung penelitian Barclay & Stoltz (2016) telah membuktikan

keberhasilan dari intervesi untuk meningkatkan pembelajaran jangka pendek dan

keberhasilan karir jangka panjang terhadap siswa yang menghadapi transisi dari

sekolah ke pada pemilihan karirinya. Hasil penelitian Hirschi (2009)

membuktikan faktor yang berpengaruh dalam adaptabilias karir yaitu usia, gender,

pengalaman, keluarga, institusi pendidikan, dan status sosial ekonomi.

Sedangakan Creed et al., (2009) menemukan bahwa sudut pandang perbedaan

individu dapat difokuskan pada kemampuan adaptasi dan gaya seseorang dalam

suatu situasi, membuktikan bahwa terdapat pengaruh perbedaan dari sudut

pandang seseorang tentang karirnya dalam kesiapan mengadapi tugas-tugas

dengan situasi yang berbeda.

Page 19: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

6

Dipertegas oleh Konstam, Demirtas, Tomek, & Sweeney (2015)

pengambilan keputusan karir dipengearuhi oleh lima jenis perilaku orientasi,

eksplorasi, pendirian, pengelolaan, dan pencapaian hasil. Serta keterlibatan tugas

akademis, efektif mengelola respons terhadap perubahan, kebaruan, dan terlibat

dengan tuntutan akademis (Burns, Martin, & Collie, 2018). Inti dari kesuksesan

persiapan karir di masa remaja adalah pengembangan kemampuan adaptabilitas

karir (Savickas, 1997).

Kenyataanya masih sering dijumpai permasalahan adaptabiltas karir yang

dialami oleh siswa, tidak semua siswa dapat memiliki adaptabilitas karirya dengan

mudah, seperti rendahnya kesiapan mereka dalam mengikuti pembelajaran,

kurang memahami sekolah lanjutan. Kehawatiran, tekanan, mempengaruhi tingkat

kepercayaan dirinya (Ebenehi et al., 2016). Mengalami kecamasan dan stress

tentang perencanaan kedepannya, transisi ke lingkungan pasca sekolah (Ginevra

et al., 2018). Merasa pesimistis, kematangan karir rendah, memiliki visi masa

depan negatif, dan memiliki nilai harga diri rendah (Janeiro, Mota, & Ribas,

2014). Serta dipengaruhi oleh kesenjangan bahasa, budaya, dan gender dalam

lingkungan sekolah (Fuse, 2018). Hasil penelitian Edwards & Quinter (2011)

mebuktikan bahawa siswa sekolah menengah pertama kurang mengetahui

informasi karir secara akurat yang mengakibatkan rendahnya pengetahuan

peluang karir.

Kekeliruan dan rendahnya adaptabilitas karir siswa SMP, akan

berdampak pada kehidupan selanjutnya, terjadi penurunan prestasi belajar,

frustasi, dan gangguan psikologis, serta ragu menentukan jenis sekolah lanjutan.

Page 20: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

7

Hasil penelitian Penelitin Steinberg (2014) menemukan bahwa siswa tidak

memiliki kesesuaian setelah berada disekolah ditahun pertama, dikarenakan tidak

memiliki struktur perencanaan, persiapan yang matang, rendahnya dukungan

lingkungan yang berdampak tidak memiliki tujuan pendidikan lebih tinggi dengan

baik. Permasalahan dan hambatan karir berasal dari internal maupun eksternal

yang berdampak pada pencapaian tugas perkembangan karier siswa

(Urbanaviciute, Pociute, Kairys, & Liniauskaite, 2016).

Hasil studi pendahuluan di SMP Negeri 31 Purworejo dengan

menggunakan instrumen daftar cek masalah (DCM), diperoleh hasil rata-rata pada

aspek penyesuaian diri terhadap sekolah (4.04%) dengan katagori B, penyesuaian

terhadap kurikulum (5.05%) dengan kategori B, Kebiasaan belajar sebesar

(17.27%) kategori C, dan pada aspek masa depan dan cita-cita sebesar (11.52)

kategori C. Ditambah dengan salah satu indikator kehawatiran terhadap

masadepan dan sekolah lanjutan dalam kategori rendah (43.3%), serta indikator

cara belajar baik dengan perolehan C (11.1%). Rata-rata keseluruhan dapat

diartikan rendah. Hal ini membuktikan bahwa terdapat siswa kurang terarah

dalam perencanaan karirnya, terutama kelas VIII di SMP Negeri 31 Purworejo.

Didukung dari hasi wawancara kepada guru BK mendapati rendahnya

keputusan karir siswa dikarenakan faktor intrinstik dan ektrinsik. Faktor intrinsik

meliputi rendahnya minat untuk belajar, kurang pemahaman dunia pekerjaan,

siswa belum berfikir yang realistis untuk memilih sekolah lanjutan, belum

tersalurkan minat dan bakatnya, ragu untuk menentukan jenjang lanjutan

kehidupan selanjutnya setelah lulus, belum memiliki contoh figur untuk acuan

Page 21: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

8

perencanaan karinya. Faktor ektrinsik meliputi pergaulan teman ketika berada

diluar sekolah, kondisi latar belakang orang tua, kondisi lingkungan sosial di

dalam sekolah, menghindari tugas-tugas yang diberikan pada proses belajar

seperti; malas mengerjakan PR, membolos pada hari tertentu, ada siswa yang

tidak mengikuti kegiatan ektrakulikuler dengan rutin.

Perlunya adaptabilitas karir siswa SMP dikarenakan masa remaja awal

meupakan masa tubuh kembang, dimana siswa sedang mencari informasi,

pengetahuan, ekplorasi bakat, minat yang berkaitan dengan sekolah lanjutan dan

perencanaan karir. Menurut Creed et al. (2009) hasil penelitianya membuktikan,

siswa dalam proses pembelajaranya memiliki kinerja dengan baik serta

berorentasi tujuan cenderung memiliki kesiapan perencanaan karir. Pengalaman

kesadaran karir memungkinkan siswa untuk mengakomodasi dan mengasimilasi

informasi akurat tentang dirinya dan orang lain ke dalam pemikirannya

(Magnuson & Starr, 2000). Hal ini apabila siswa kurang memilki informasi karir

akan berpengaruh pada proses perencanaan karir. Hasil penelitian Edwards &

Quinter (2011) mebuktikan bahawa siswa sekolah menengah pertama kurang

mengetahui informasi karir secara akurat yang mengakibatkan rendahnya

pengetahuan peluang kerja

Namun berbeda dengan hasil penelitian Kenny, Blustein, Haase, Jackson,

& Perry (2006) meneliti hubungan positif antara rencana karir dan keterlibatan

sekolah pada siswa sekolah menengah akan terapi hasil tersebut menunjukan

keterlibatan sekolah yang lebih tinggi tidak mengarah pada peningkatan

pengembangan karir siswa. Negru-Subtirica & Pop (2016) melakukan penelitian

Page 22: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

9

kepada remaja awal yang menghubungkan antara prestasi akademik dengan aspek

adaptabilitas kari (perhatian, kontrol, rasa ingin tahu, dan kepercayaan diri),

diperoleh hubungan tidak signifikan antara prestasi akademik dengan rasa ingin

tahu. Dikarenakan siswa memiliki pengetahuan karir yang tinggi tetapi tidak dapat

memiliki perencanaan karir yang jelas. Dengan adaya kesenjangan yang ada baik

secara empiris maupun dari hasil penelitian peneliti mencoba menggali lebih

lanjut untuk menganalisis lebih dalam dari temuan ini. Sehinga menjadi layak

diteliti kembali kaitanya dengan adaptabilitas karir terlebih pada lingkungan

sekolah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adaptabilitas karir peserta didik

adalah self-efficay keputusan karir. Teori SCCT Bandura, self-efficacy keputusan

karir merupakan mediator utama sebagai arah perilaku dan arah perubahan

perilaku (Betz & Taylor, 2014). Self-efficacy keputusan karir secara umum

merupakan konstruksi psikologis yang universal memebrikan kontribusi dalam

berbagai varians serta domain fungsi individu termasuk dalam pemilihan karirnya

(Song & Chon, 2012). Lebih jauh lagi, self-efficacy keputusan karir dikaitkan

dengan upaya yang kuat untuk mencapai tujuan, ketekunan dalam menghadapi

kesulitan, dan peningkatan kinerja dari hasil sebelumnya (Bandura & Locke,

2003). Ditegaskan, self-efficacy keputusan karir terkait dengan hasil akhir untuk

remaja, seperti peningkatan prestasi akademik dan mampu menghadapi persoalan

akademik (Carroll et al., 2009).

Sumber dukungan sosial mendorong optimisme karir melalui

peningkatan self-efficacy keputusan karir yang menunjukan keberhasilan pada

Page 23: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

10

sesorang untuk melakukan tugas-tugas penting dalam perkembangan yang

diperlukan (Garcia, Restubog, Bordia, Bordia, & Roxas, 2015). Aspek self-

efficacy keputusan karir yaitu (1) self aparsial (penilaian diri), (2) gathering

occupational information (pengumpulan informasi pekerjaan), (3) goal selection

(seleksi tujuan), (4) making plans for the futur (pembuatan perencanaan

kedepan), (5) problem solving (pemecahan masalah) (Taylor & Betz, 1983). Dalm

hal ini B. Y. Choi et al. (2012) mengindikasikan bahwa self-efficacy pengambilan

keputusan karir sebagai inti yang memfasilitasi proses perencanaan karir.

Self-efficacy keputusan karir dalam ranah akademik sebagai penentu

keberhasilan pembelajaran, berdampak pada orintasi karir. Choi & Kim (2013)

menguji 118 siswa amerika dan 234 siswa korea sebanyak membuktikan bahwa

terjadi hubungan signifikan dari nilai budaya, self-efficacy dan perilaku persiapan

karir dalam peran mediasi motivasi belajar dan akademik prestasi. Dalam hal ini

self-efficacy memainkan peran sentral sebagai pembangkit motifasi dan prestasi

akademik yang dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaannya. Didukung oleh Ana,

Wibowo, & Wagimin (2017) sisiwa memiliki self-efficay keputusan karir yang

baik ketika merasa yakin bahwa dirinya percaya, mempunyai kemampuan untuk

menyelesaikan apa yang diinginkan dan diharapkannya.

Keberhasilan self-efficacy keputusan karir remaja adalah terlaksanan dari

setiap tugas perkembangannya, dukungan lingkungan, orang tua, dan orang yang

berpengaruh. Ogutu & Maragia (2017) membuktikan bahwa keberhasilan self-

efficacy keputusan karir dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan tipe sekolah,

lingkungan teman sebaya, dukungan orang tua dikalangan peserta didik sekolah

Page 24: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

11

menengah pertama. Duffy & Blustein, (2005) membuktikan bahwa individu yang

memiliki hubungan spiritual yang kuat, memiliki motivasi intrinsik cenderung

lebih percaya diri dalam kemampuan mereka untuk membuat self-efficacy

keputusan karir dan terbuka mengeksplorasi berbagai pilihan karir.

Garcia, Restubog, Bordia, Bordia, & Roxas (2015) menguji hubungan

optmis karir dengan dukungan orang tua, dukungan guru singnfikan dengan self-

efficacy yang dimilikinya. Orang tua dan guru dapat memberikan peluang untuk

penguasaan yang aktif (misalnya, Mendukung kegiatan ekstra kurikuler yang

meningkatkan keterampilan terkait pekerjaan) dan pemodelan terkait karir

(misalnya, berbagi strategi dan keterampilan yang terkait dengan karier) serta

memberikan bantuan positif dalam bentuk dorongan verbal yang memungkinkan

remaja untuk mengembangkan keyakinan dalam keputusan karir.

Namun rendahnya self-efficacy keputusan kari akan berdapak pada

menurunya tingkat keperayaan diri, harapan rendah, dan kekegalan melihat

peluang kedepan. Bandura (1997) menyatakan bahwa emosi negatif dapat

menghambat performansi seseorang. Dikarenakan ketika seseorang dengan emosi

negatif, akan dilingkupi perasaan cemas, takut, bimbang, ragu, dan tidak percaya

dengan kemampuan diri. Didukung Taylor (2009) hasil penelitian menyebutkan,

keterbatasan ekonomi orang tua yang berdampak pada penurunan tingkat

kelulusan sekolah menengah, siswa tidak memiliki kesempatan untuk pada

jenjang yang lebih tinggi, dan kesulitan mencapai kesetabilan pekerjaan, dan

berdampak pada kemandirian finansial.

Page 25: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

12

Self-efficacy keputusan karir telah menjadi perhatian secara teoritis dan

empiris, serta perannya dalam prediksi perlaku atau arah pilih perilaku seseorang

(Song & Chon, 2012). Peneliti menggunakan self-efficacy keputusan karir sebagai

variabel mediator. Variabel mediator merupakan variabel yang dapat memperkuat

atau memperlemahnya efek dari hasil perlakuan. Jiang et al (2017) membuktikan

hubungan adaptabiltas karir dan kesetabilan karir dengan self-efficacy keputusan

karir, menunjukan pengaruh signifikan adapatabilitas karir dengan self-efficacy

keputusan karir. Utomo (2016), membuktikan bahwa siswa memilki tingkat self-

efficacy yang tinggi, dapat melakukan perencanaan karier yang baik, dimana self-

efficacy siswa dipengaruh oleh kepribadian, potensi intelektual atau kelebihan-

kelebihan lain yang hanya dia miliki. Self efficacy merupakan penilaian seseorang

terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar

kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu untuk mencapai hasil

tertentu.

Bertolak dari temuan terdahulu, terdapat penelitian tidak berhasil melihat

efek yang mempengaruhi atau memediasi dari self-efficacy keputusan karir.

Zacher (2014) meneliti efek karakteristik demografi dan tiga variabel perbedaan

individu (keperibadian, evaluas diri dan fokus temporal) pada perubahan dari

waktu ke waktu dalam kemampuan beradaptasi dengan dimensi (perhatian,

kontrol, keingintahuan, dan kepercayaan diri). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa usia dan fokus masa depan yang diprediksi akan berubah dalam hal

adaptasi karier. Akan tetapi pada penelitian ini tidak melihat efek self-efficacy

yang mempengaruhi atau memediasi dari perubahannya.

Page 26: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

13

Didukung dari hasil penelitian Amin, Wibowo, & Nusantoro (2014)

mebuktikan bahwa self-efikasi keputusan karir antara kelompok mayoritas Jawa

dengan minoritas Tionghoa. Namun hasil tersebut menunjukan tingginya self-

effficacy keputusan karir kelopok minoritas dari pada kelompok mayoritas, hal ini

membuktikan bahwa oreintasi karir siswa Tionghoa lebih baik dari pada siswa

keturunan Jawa. Membuktikan bahwa telah terhadi kesenjangan, pada umumnya

kelompok mayoritas lebih baik dari pada kelompok minoritas.

Penelitian terbaru Douglass & Duffy (2015) menemukan adaptasi karir

terkait secara positif dengan self-efficacy keputusan karir, sehingga siswa yang

memiliki kemampuan adaptasi lebih tinggi merasa lebih berkuasa dalam

mengambil keputusan karier. Terlepas dari hasil ini, membuktikan bahwa telah

terjadi kesenjangan. Peneliti mencoba menggali lebih lanjut untuk menganalisis

lebih dalam efek mediasi dari self-efficacy keputusan karir terhadap temuan ini.

Mempertimbangkan fenomena tersebut, untuk meningkatkan

kemampuan adaptabilitas karier dan self-efficacy kari digunakan beberapa cara

yang efektif, salah satunya adalah layanan dasar. Layanan dasar sebagai salah satu

komponen dalam program bimbingan, yang sekaligus menjadi salah satu layanan

bimbingan dan konseling (Kemenkedikbud, 2016). Layanan tersebut merupakan

inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan sekitar perencanaan dan

eksplorasi karir, pengetahuan tentang diri dan orang lain, dan perkembangan

belajar (Kemenkedikbud, 2016). Salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk

meningkatkan adaptabiltas karir dan efek yang mempengaruhinya self-efficacy

keputusan kari dengan teknik modeling.

Page 27: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

14

Teknik modeling merupakan belajar melalui observasi peniruan tingkah

laku dari individu atau kelompok, dengan menambahkan atau mengurangi tingkah

laku yang teramati, sekaligus menggeneralisasi berbagai pengamatan, serta

melibatkan proses kognitif. Pemodelan didefinisikan sebagai pembuatan,

penyempurnaan, dan praktik kognitif yang dilakukan dengan tugas-tugas tertentu

(Lyons, 2008). Pemanfaatan dari teknik modeling sangat bervariasi. Seperti dari

hasil penelitian (Repita, Parmiti, & Tirtayani, 2016) teknik modeling ganda (live

model and symbolic model) berhasil meminimalisasi perilaku bermasalah

oppositional defiant dengan baik, dengan hasil sangat memuaskan karena terjadi

penurunan rerata presentase yang awalnya prasiklus 36.46%, siklus I 30.46%

menjadi 24.46% pada siklus II.

Penelitian tentang teknik modeling telah banyak dilakukan sebagai

perencanaan karir. Seperti hasil penelitian Mensah, Mettle, & Ayimah (2014)

mengatakan bahwa modeling merupakan faktor yang berpengaruh dalam proses

perencanaan karir. Adiputra (2015) membuktikan dengan teknik modeling, efektif

meningkatkan perencanaan karir siswa. Little (1974) dengan modeling thenique

untuk mengukur minat pada pekerjaan nontradisional. Hasil yang diperoleh ialah

peningkatan minat yang signifikan terhadap pekerjaan nontradisional oleh subjek

yang melihat rangkaian pemodelan dengan penguatan oleh seorang konselor laki-

laki. Yeagley, Subich, & Tokar (2010) membuktikan penggunaan teknik live

modeling dapat meningkatkan self-efficacy keputusan karir. Pemodelan dilakukan

dengan menggunakan wanita yang mempunyai figur kepemimpinan. Hasil yang

diperoleh terjadi peningkatan self-efficacy keeputusan karir sesuai dengan

Page 28: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

15

minatnya. Selain itu self-efficacy merupakan rangsangan penguat kesuksesan dari

hasil live modeling.

Bertolak dengan uraian di atas kaitannya dengan pelaksanaan teknik

modeling. Penelitian Morlock et al (2015) tujuan penelitian tersebut untuk

meningkatkan ketrampilan membaca dengan teknik modeling, menunjukan

kuraung efektif penggunaan teknik modeling tersebut pada remaja. Ketidak

efektian dikarenakan ketrbatasan peneliti yang tidak membandingkan video

modeling secara langsung ke model pengajaran lainya. Menyarankan bagi peneliti

lain untuk memastikan apakah video modeling efektif dari pada penerapan metode

pendidikan lainya. Dengan adanya temuan ini peneliti ingin melihat kefektifan

yang dilakukan pada seting kelompok psikoedukasi.

Teknik modeling dapat dilakukan dengan seting kelompok psikoedukasi.

Dikarenakan kelompok psikoedukasi memiliki tiga tujuan utama yaitu; pemberian

informasi, berlatih ketrampilan, dan proses komunikasi, berfokus pada topik-topik

seperti sikap, kepercayaan, kerja sama, komunikasi, dan membangun

keterampilan (Henderson & Thompson, 2016). Salah satu teknik di dalam

kelompok psikoedukasi adalah pemediaan, pemediaan di sini diartikan dengan

penggunaan video, movie, audiotape, computer presentation (Brown, 2004).

Permendikbud (2014) menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling

merupakan layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psikoedukasi. Selain itu

pelaksanaan layanan dasar dengan cara psikoedukasi dapat diaplikatifkan melalui

format kelompok ataupun disebut juga kelompok psikoedukasi.

Page 29: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

16

Tahun 2007, The Association for Specialists in Group Work (ASGW)

menggambarkan tipe pembagian kelompok diantaranya, psychoeducational group

(Berg, Landreth, & Fall, 2018). kelompok psikoedukasi merupakan kelompok

yang bersifat preventive dan untuk meningkatkan ketrampilan dalam setiap

anggota kelompok, anggota kelompok memiliki kesamaan ciri yang dari hasil

identifikasi. Untuk mencapai tujuan tersebut kelompok psikoedukasi memiliki

bagian penting diantaranya, sebagai proses kegiatan belajar dan penyampaian

informasi baru (Berg et al., 2018).

Kelompok psikoedukasi disebut juga sebagai sebagai kelompok

pendidikan atau bimbingan, menekankan penggunaan metode pendidikan untuk

menyampaikan informasi dan mengembangkan keterampilan (Henderson &

Thompson, 2016). Kelompok psikoedukasi bertujuan untuk mempromosikan

pertumbuhan pribadi sesuai tahapn perkembanhya, pemberian informasi yang

relevant, dan menyelesaikan masalah, atau konflik (Henderson & Thompson,

2016). Kelompok psikoedukasi menjadi bagian integral dari pemberian layanan

dibidang konseling bagi praktisi saat ini kusunya di sekolah, kelompok

psikoedukasi mencakup berbagai fungsi yaitu afektif, eksistensial, behaviral, and

cognitive (Furr, 2000). Dikarenakan kelompok psikoedukasi dapat digunakan

dengan berbagai vasiasi dan dapat diaplikasikan dengan berbagai seting

diantaranya, di sekolah, di rumah sakit, agen kesehatan mental, agen pelayanan

sosial dan di Universitas (Brown, 2004).

Pendekatan kelompok memberikan kesempatan untuk belajar sosial,

pengembangan, belajar observasi peniruan tingkah laku dari individu atau

Page 30: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

17

kelompok, menjalin hubungan satu dengan yang lainya, dan penguatan untuk

perubahan positif. Furr (2008) menjelaskan tahapan pelaksanaan kelompok

psikoedukasi yaitu (1) merumuskan tujuan, (2) menetapkan tujuan, (3)

mengidentifikasi tujuan, (4) menentukan konten, (5) memilih latihan atau strategi,

(6) dan melakukan evaluasi. Gadassi & Gati (2013) menyarankan penggunaan

kelompok psikoedukasi, dikarenakan informasi mengenai dimensi adaptabilitas

perencanaan karir dapat dipresentasikan secara langsung serta dapat diasosiasikan

kedalam self-efficay klien dalam proses pengambilan keputusan karir.

Berdasarkan fenomena dan kesenjangan hasil penelitian yang telah

disampaikan, hal ini mendorong peneliti untuk menggali lebih lanjut tentang

adaptbabilitas karir, self efficacy keputusan karir sebagai variabel mediator,

kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling, dan mengetahui lebih dalam

efek yang mempengaruhi secara langsung dan tidak langsung. Peneliti bermaksud

untuk melakukan penelitian dengan judul “keefetifan kelompok psikoedukasi

dengan tekink modeling terhadap adaptabilitas karir melalui self-efficacy keputusan

karir peserta didik sekolah mengah pertama (SMP)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang diatas, maka permasalahan

yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Permasalahan karier yang dialami oleh peserta didik jenjang SMP,

seperti belum mempunyai pemahaman yang mantap tentang pemilihan

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, prestasi belajar yang rendah

menunjukan rendahnya dalam hal adaptabilitas karirnya, keraguan dan

Page 31: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

18

kebingungan memilih jenis sekolah lanjutan yang akan ditempuh, belum

memahami jenis pekerjaan yang cocok dengan kemampuan diri

berdasarkan sekolah lanjutan yang akan dipilihnya.

1.2.2 Perbedaan temuan hasil penelitian mengenai hubungan antara jenis

kelamin, lingkungan budaya, dan latar belakang ekonomi keluarga

dengan self-efficacy dan adapatabilitas kari membuat perlu adanya

penelitan lanjutan untuk membuktikan/memastikan secara empiris

hubungan antara keduanya.

1.2.3 Kesenjangan hasil penelitian kaitannya dengan adaptabilitas karir

peserta didik dilihat dari hasil prestasi belajarnya. Dalam hal ini semakin

tinggi prestasi belajar maka akan dapat merencanakan kedepanya dengan

tepat, namun kenyataanya ditemukan bahwa semakin tinggi prestasi

belajar berdampak pada rendahnya aspek adaptabilitas karir peserta

didik.

1.2.4 Hasil penelitian menyarankan Self-efficacy sebagai variabel mediator

yang mempengaruhi adaptabilitas karir. Temuan peneliti tersbut tidak

melihat efek yang mempengaruhi hubungan antara keduanya. Dalam hal

ini peneliti untuk mengetahui lebih dalam variabel yang mempengaruhi

adaptabilitas karir lebih lanjut.

1.3 Cakupan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti melakukan pembahasan dalam

penelitian ini agar tidak meluas dan lebih terfokus. Maka cakupan permasalahan

penelitian ini, hanya terbatas pada keefetifan kelompok psikoedukasi dengan tekink

Page 32: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

19

modeling terhadap adaptabilitas karir melalui self-efficacy keputusan karir,

mengetahui dampak dari variabel mediator. Penelitian ini berfokus pada siswa

dengan adaptabilitas karir dan self-efficacy keputusan kari yang rendah, dan

mengetahui perubahan disetiap sub variabel atau aspek dari adaptabilitas karir dan

self-efficacy keputusan kari serta menguji keefektifan kelompok psikoedukasi

dengan teknik modeling.

1.4 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya adaptabilitas karir, dan self

efficacy keputusan karir yang dimiliki oleh peserta didik SMP. Sehingga rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1.4.1 Bagimana gambaran self efficacy keputusan karir dan adaptabilitas karir

siswa SMP ?

1.4.2 Sejauh mana kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling efektif untuk

meningkatkan adaptabilitas karir siswa SMP ?

1.4.3 Sejauh mana kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling efektif

untuk meningkatkan self efficacy keputusan karir siswa SMP ?

1.4.4 Bagaimana hubungan antara self efficacy keputusan karir dengan

adaptabilitas karir siswa SMP?

1.4.5 Bagaimana dampak tidak langsung dari kelompok psikoedukasi dengan

teknik modeling terhadap adaptabilitas karir siswa melalui self-efficacy

keputusan karir?

Page 33: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

20

1.5 Tujuan Penelitain

Tujuan penelitian diharapkan nantinya mampu menjawab dari rumusan

masalah yang telah dipaparkan. Oleh karena itu, tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini untuk:

1.5.1 Menganalisis kondisi self-efficacy keputusan karir dan adaptabilitas karir

perserta didik SMP.

1.5.2 Menganalisis kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling efektif

meningkatkan adaptabilitas karir peserta didik SMP.

1.5.3 Menganalisis kelompok psikoedukasi teknik modeling efektif

meningkatkan self-efficacy keputusan peserta didik SMP.

1.5.4 Menganalisis hubungan antara self-efficacy keputusan karir dengan

adaptabilitas karir peserta didik SMP.

1.5.5 Menganalisis dampak tidak langsung dari keefektifan kelompok

psikoedukasi dengan teknik modeling terhadap adaptabilitas karir siswa

melalui self-efficacy keputusan karir.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penggunaan kelompok psikoedukasi dengan teknik

modeling terhadap self-efficacy keputusan karir untuk meningkatkan adaptabilitas

karir peserta didik SMP, maka hasil penelitian dapat memberikan manfaat pada

aspek:

1.6.1 Teoretik

1.6.1.1 Hasil penelitian ini diharpkan dapat menjadikan tesis, mampu

memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan keilmuan

Page 34: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

21

bimbingan konseling. Manfaat tersebut khususnya dalam pengembangan

kelompok psikoedukasi teknik modeling untuk menigkatkan adaptabilitas

karir melalui self-efficacy keputusan karir. Dengan harapan hasi

penelitian ini menjadi temuan baru yang dan mengkorelasikan antar

variabel.

1.6.2 Praktis

1.6.2.1 Guru Bimbingan konseling, harapannya dapat menerapkan implikasi

dalam penerapan layanan bimbingan dan konseling karier kepada

siswanya yang didasarkan pada adaptabilitas kari, dengan melihat faktor

yang memepengaruhi. Hal ini sangat penting karena keberhasilan

adapatbilitas karir dipengaruhi oleh self-efficacy keputusan karir.

1.6.2.2 Bagi peneliti selanjutnya, dapat mengambil sumbangan informasi,

pemikiran dari penerapan kelompok psikoedukasi dengan teknik

modeling untuk mengembangkan adaptabilitas karir melalui self-efficay

keputusan karir. Dan hapan bagi peneliti selanutnya adalah

menambahkan faktor yang mendukung keberhaslan adaptabilitas karir,

sepeerti usia, jenis kelamin, lokasi sekolah desa atau perkotaan, orang

tua, dukungan konselor, dukungan orang yang berpengaruh.

Page 35: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian terkait digunakan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian

mengenai Keefetifan kelompok psikoedukasi dengan tekink modeling terhadap

adaptabilitas karir melalui self-efficacy keputusan karir peserta didik SMP. Koen,

Klehe, & Vianen (2012) menunjukkan bahwa pelatihan adaptabilitas perencanaan

karir memfasilitasi kesuksesan transisi dari bangku sekolah ke dalam dunia kerja.

hasilnya menunjukkan bahwa lulusan dengan sumber daya adaptasi karir dapat

meningkatkan peluang mereka untuk menemukan pekerjaan yang baik secara

kualitatif, faktor utama mempengaruhi kesukesan adaptabilitas karir seperti aktif

dalam perencanaan, ekplorasi kari dan efikasi diri pembuatan keputusan. Dengan

demikian self-efficacy salah satu hal yang mempengaruhi adaptabilitas karir.

Temuan ini memberi pandangan terhadap penulis bahwa tingkat self-efficacy

dapat menentukan kondisi pemilihan karir. Implikasi bagi konselor karir harus

dapat melihat self-efficacy atau kepercayaan diri terhadap keputusan karir yang

diambilnya oleh siswa.

Hasil penelitian Tejedor et al (2016) bertujuan untuk menguji hubungan

adaptabilitas karir dan hubungannya dengan pengaturan diri, konstruksi karir, dan

keterlibatan akademis serta menguji career adapt abilities scale. Hasil dari

Page 36: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

23

pelitian yang diperoleh sefl-regulation terhadap career adapt abilities scale

sebesar (.520) signifikan dan mempunyai efek langsung. Hubungan Career

Adapt-Abilities Scale dengan student career construction inventory sebesar (.710)

signifikan dan mempunyai efek langsung. Artinya, adaptabilitas karir dapat

dipengaruhi oleh keterlibatan akademis siswa, siswa aktif dalam kegiatan

akademis akan memiliki regulasi diri yang akan berpengaruh pada effikasi

dirinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Garcia et al (2015) berfokus pada peran

penting orang tua dan guru dalam membentuk optimisme karir remaja. Karena

dimana orang tua dan guru sama-sama membantu dalam memberi kesempatan

untuk mengembangkan optimisme. Salah satu cara dengan meningkatkan

frekuensi komunikasi dan menerapkan strategi komunikasi yang efektif,

memungkinkan orang tua dan guru untuk secara bersama-sama mengidentifikasi

kebutuhan dan kesulitan remaja. Dengan berfokus pada self-efficacy, dapat yakin

bahwa siswa tidak hanya optimis tentang masa depan mereka, mereka juga

memiliki keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dalam konteks

perberubahan karirnya.

Selain itu Guan et al (2013) menunjukkan bahwa empat dimensi

kemampuan beradaptasi karir berkorelasi positif dengan keberhasilan pencarian

kerja lulusan universitas dan status pekerjaan mereka. Hasil penelitian lebih lanjut

menunjukkan bahwa dengan dampak demografi (gender, usia, tingkat pendidikan

dan mayoritas) dan latar belakang keluarga (status ekonomi keluarga dan

pendidikan orang tua) yang dikontrol, ketika menempatkan empat dimensi

Page 37: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

24

kemampuan beradaptasi karir bersama, perhatian karir dan kontrol karir dilayani.

sebagai prediktor terkuat untuk self-efficacy pencarian kerja, yang selanjutnya

memediasi efek positif dari dimensi status pekerjaan ini. Dengan demikian sefl-

effikasi dapat terbentuk karena usia, gender, tingkat pendidikan, lingkungan, dan

latar belakang orang tua. Implikasi penelitian ini sebagai acuan bahwa self-

efficacy sebagai landasan sesorang memiliki kepercayaan dirinya yang

memprediksi adaptabilitas karirnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Short et al (2016) menunjukan hasil

bahwa pengalaman pengaruh positif dipromosikan dengan pengaturan diri siklus

perubahan perilaku dan kontrol yang mencakup aspek penguatan diri. Selain itu,

penelitian ini menguji model mediasi antar variabel, menambahkan dukungan

tentang executive function dan self-regulation lebih dekat dengan pengalaman

subjektif tentang well-being yang mengarah pada adaptasi. Model mediator ganda

memeriksa efek tidak langsung dari fungsi eksekutif dan pengaturan diri antara

kesadaran disposisi dan kesejahteraan umum, diuji dengan menggunakan prosedur

multivariat bootstrapped.

Selanjutnya Jiang, Hu, & Wang (2018) menguji hubungan antara Career

adaptability dan kesetabilan karir yang berhubungan dengan effects moderating of

tenure dan job self-efficacy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek ini lebih

kuat di antara karyawan dengan masa kerja yang tinggi dipengaruhi oleh self-

efficacy, serta hasil informasi dikumpulkan dari sampel pekerja lainnya dengan

menggunakan survei lapangan. Interaksi antara masa kerja dan kemampuan

beradaptasi karir dalam memprediksi tingkat pekerjaan ditemukan oleh self-

Page 38: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

25

efficacy pekerjaan. Informasi ini memberi kan kontirbusi pada peneliti bahawa

secara tidak langsung self-efficacy mempengaruhi proses pekerjaan seseorang.

Guan et al (2016) menunjukkan bahwa dukungan orang tua secara positif

dapat mempengaruhi keputusan self-efficacy dari waktu kewaktu. Efek tidak

langsung bersyarat dari dukungan orang tua dalam memprediksi kemampuan

beradaptasi karir melalui career decision making self-efficacy dengan self-efficacy

rendah dibandingkan dengan kepercayaan tradisionalitas yang tinggi. Terdapat

implikasi bagi siswa, orang tua, dan pendidik perlu menyadari bahwa kepercayaan

tradisionalitas berpotensi meredam atau melemahkan terhadap peningkatan

pengambilan keputusan karir self-efficacy dan pengembangan kemampuan

beradaptasi karir. Saran dari penelitian ini dharapkan dapat menyoroti peran

variabel budaya dan meminta penelusuran lanjutan mengenai kemampuan

beradaptasi karir ditinjau dari segi budaya.

Kontribusi penelitian terdahulu dari Gushue (2006) faktor sosial kognitif

sangat penting dalam perkembangan identitas vokasional remaja Afrika Amerika,

dengan model SCCT. Temuan ini menunjukkan bahwa konselor karier dan

pendidik harus mengeksplorasi keyakinan siswa tentang kemampuan mereka

untuk terlibat dalam tugas-tugas eksplorasi karier dan pengambilan keputusan

karier sebagai bagian integral dari konseling karier. Implikasi dari temuan ini

dapat diaplikasikan kedalam konseling karir yang merujuk pada teori SCCT serta

akan mengkaji kembali terhadap oleh penulis.

Self-efficacy menjadi variabel penghantar untuk kesuksesan adaptabilitas

perencanaan karir. Mengingat manfaat yang dimiliki oleh individu ketika

Page 39: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

26

memiliki self-efficacy berhubungan adaptabilitas perencanaan karir. Beberapa

hasil studi pendahulu yang berkaitan dengan self-efficacy serta pengaruhnya

terhadap adaptabilitas perencanaan karir. Penelitian yang dilakukan oleh Duffy,

Douglass, & Autin (2015) hasil penelitiannya menguji 4 komponen adaptabilitas

karir seperti concern, control, curiosity, convidence berhubungan dengan

kepuasan akademik dan kemampuan berkerja serta self-efficacy sebagi variabel

mediasi. Sampel yang digunakan sebanyak 412 orang. instrumen yang digunakan

adaptabilitas kari sebanyak 24 item dan instrumen career desision making self-

efficacy sebanyak 25 item. Pengukuran efek mediasi ini menggunakan analisis

bootstrap untuk menentukan signifikansi jalur, dengan fokus secara spesifik pada

jalur model. Kriteria untuk mediasi (A berhubungan dengan B dan B terkait

dengan C). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat komponen adaptasi

berhubungan dengan kepuasan akademik dan career desision making self-efficacy.

Hasil ini menunjukkan bahwa siswa dengan perhatian, kontrol, dan kepercayaan

yang lebih tinggi dalam karir mereka mungkin lebih terpenuhi dalam ranah

akademis, di samping, meningkatnya kontrol perasaan dan kepercayaan diri dalam

adaptabilitas pengambilan keputusan karir mereka.

Selanjutnya Duffy & Blustein (2005) penelitian ini menguji hubungan

antara spiritualitas, religiusitas, dan kemampuan beradaptasi perencanaan karir.

Menggunakan sampel mahasiswa (N = 144). Bertujuan untuk mengukur tingkat

religiusitas dan spiritualitas. Semakin tinggi tingkat religiusitas dan spiritualitas

akan memprediksi tingkat kemampuan adaptasi karir, dengan mediator keputusan

karir self-efficacy komitmen pilihan karir. Tingkat religiusitas dan spiritualitas

Page 40: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

27

sebagai prediktor dari sef-efficacy pemilihan karir. Analisis data menggunakan

format regresi berganda digunakan untuk memeriksa sejauh mana religiusitas dan

spiritualitas yang berfungsi sebagai prediktor terhadap keputusan karir self-

efficacy dan komitmen terhadap pilihan karir.

Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang memiliki hubungan spiritual

dan religius yang kuat karena motivasi intrinsik akan cenderung lebih percaya diri

dalam kemampuannya untuk membuat keputusan karir, dan terbuka untuk

mengeksplorasi berbagai pilihan karir. Hasil penelitian tersebut secara parsial

mengkonfirmasi hipotesis, karena hubungan yang signifikan ditemukan antara

agama, spiritualitas, dan sejumlah indeks adaptasi karir. Kesadaran spiritual dan

religius intrinsik masing-masing berfungsi sebagai prediktor signifikan dari self-

efficacy keputusan karir.

Penelitian yang dilakukan oleh Douglass & Duffy (2015) bertujuan

menguji hubungan dari pekerja dengan adaptabilitas karirnya dengan sampel 330

mahasiswa. Dasar dari penelitian ini dikarenakan ada pekerja tidak bersemangat

dan dihubungkan dengan komponen adaptabilitas karir seperti concern, control,

curiosity, and confidence. Teknik analisis data dengan bootstrapping model

mediasi, multipel mediation untuk menguji efek adaptabilitas karir dimediasikan

terhadap self-efficacy pekerja serta melihat pengaruh hubungannya. Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa self-efficacy pekerja dan adaptabilitas karir

signifikan sebagai mediator untuk para pekerja yang diukur dengan SCDE. Selain

itu indikator dari adaptabilitas karir seperti coriosity sangat signifikan sebagai

Page 41: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

28

mediator yang mempengaruhi hubungan dari kualitas pekerja yang tinggi sebagai

prediktor kunci keberhasilan hasil ketercapaian pekerjaanya.

Kelompok psikoedukasi dan teknik modeling sebagai salah satu

intervensi yang dilakukan untuk menigkatkan adaptabilitas karir. Dengan adanya

intervensi memungkinkan untuk memberi dampak yang mempengaruhi tingkat

adaptabilitas pemilihan karir serta untuk menguji kembali keefektifan teknik yang

digunakan. Beberapa hasil studi pendahulu yang berkaitan dengan kelompok

psikoedukasi serta teknik modeling diantaranya. Martin & Thomas (2014)

menjelaskan penelitian tersebut menggunakan kelompok psikoedukasi untuk

siswa pemalu. Anggota kelompok terdriri dari 10 anggota kelompok. Pada sesi ke

5 tahapan tersebut mengaplikasikan modeling teachnique berupa video recording,

bertujuan untuk membantu setiap anggota kelompok dalam meningkatkan bahasa

nonverbal attending behaviors, appropriate eye contact, active listening, and

empathic responding. Jenis penelitian experimen dengan desain repeated

measure, melihat hasil pretes yang kedua setelah 6 bulan terdapat kemajuan, dapat

mengeplorasi pengalaman, lebih asertif, dan percaya diri.

Berdasarkan penelitian Verianto, Suranata, & Dharsana (2014) dapat

ditarik kesimpulan bahwa penerapan model perkembangan karir ginzberg dengan

menggunakan teknik modeling dapat meningkatkan kesadaran karir pada siswa

kelas X TKR3 di SMK Negeri 3 Singaraja. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah dengan menggunakan kuisioner, observasi dan wawancara

secara langsung terhadap subjek. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,

dan setiap siklus terdiri dari identifikasi, diagnosa, prognosa, konseling, evaluasi

Page 42: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

29

dan tahap refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dari siklus II menunjukkan telah

terjadi peningkatan kesadaran karir siswa yang dibuktikan dari hasil evaluasi

dengan perolehan sekor lebih tinggi dari pada sebelum diberikan perlakuan.

Penggunaan teknik modeling dapat diimplementasikan untuk

meningkatkan solidaritas sosial. Salah satu hasil penelitian Hidayati (2017)

berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling

individu dengan teknik modeling efektif untuk meningkatkan solidaritas sosial

peserta didik. Dan penerapan teknik modeling dikatakan tepat untuk menangani

tiga siswa yang mempunyai solidaritas sosial yang kurang sehingga terisolasi.

Kontribusi dalam penelitian ini adalah bahwa teknik modeling dapat dilakukan

dengan format kelompok atau format individual, serta teknik modeling secara

signifikan mempengaruhi perubahan individu. Maka penggunan teknik modeling

dapat di terapkan oleh penulis.

Koponen, Kokkonen, & Nousiainen (2017) membuktikan bahwa dengan

modeling yang dipadukan dengan kelompok tugas dapat meningkatkan hasil

belajaran intrinsik dimana faktor kognitif dan sosial saling terkait, serta dapat

memperhatikan pentingnya konseptualitas dan menerapkan pembelajaran dari

sudut pandang sosiodinamika yang terpadu. Model yang digunakan menunjukkan

korelasi antara pola interaksi, dinamika kelompok dan hasil pembelajaran.

Page 43: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

30

2.2 Kerangka Teoretis

2.2.1 Kelompok Psikoedukasi Dengan Teknik Modeling

2.2.1.1 Pengertian Kelompok Psikoedukasi

The Association for Specialists in Group Work (ASGW), sebuah divisi

dari American Counseling Association, telah mengembangkan ketrampilan dan

pengetahuan yang terpisah sebagai pemimpin kelompok untuk task and work

groups, psychoeducational groups, counseling groups, and psychotherapy groups

(Brown, 2004). Kelompok psikoedukasi, yang juga dikenal sebagai bimbingan

kelompok atau pendidikan kelompok adalah keuatan besar dalam praktikalisasi

kelompok saat ini (Corliss & Corliss, 2009). Jenis kelompok ini disusun oleh tema

sentral, biasanya berdurasi jangka pendek, dan sering kali bersifat preventif dan

intruksional, fokusnya adalah pengajaran dan pembelajaran.

Istilah kelompok psikoedukasi menitik bertakan pengembangan

ketrampilan kogkitif dan perilaku didalam kelompok yang distrukturkan

sedemikian rupa untuk mengajarkan ketrampilan dan pengetahuan serta orentasi

kepada bimbingan bukan pada konseling atau terapi (R. L. Gibson & Mitchell,

2016). Dalam definisi ASGW kelompok psikoedukasi merupakan penggabungan

antara task and work groups karena banyak di antaranya memiliki komponen

pendidikan yang kuat dan signifikan. Sebelum melangkah lebih jauh pengertian

kelompok psikoedukasi dan konseling kelompok, berikut ini merupakan

perbedaan antara kelompok psikoedukasi dan konseling kelompok (Brown, 2004).

Page 44: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

31

Tabel 2.1. Perbedaan kelompok psikoedukasi dan konseling kelompok

Kelompok Psikoedukasi Konseling Kelompok

Menekankan pada pendidikan dan intruksi Menekankan pengalaman dan perasaan

Menggunakan kegiatan terencana dan

terstruktur

Sedikit penggunaan kegiatan prencanaan dan

terstruktur

Sasaran yang biasanya didefinisikan oleh

pemimpin

Sasaran yang ditetapkan oleh anggota

kelompok

Pemimpin berperan sebagai fasilitator Pemimpin mengarahkan, ikut campur tangan,

melindungi

Fokus pada fungsi pencegahan, pemahaman,

ketrampilan

Fokus pada self awarenes, remediasi

Tidak ada penyaringan anggota kelompok

Terdapat penyaringan keompok dan orientasi

pada perbandingaan kelompok awal dan

setelah kegiatan

Tidak dapat menetapkan batasan jumlah

dalam kelompok

Dapat menetapkan batasan jumlah dalam

kelompok

Grup bisa sangat besar (mis., 5-50 bisa lebih) Biasanya dibatasi 5 sampai 10 anggota

Pengungkapan diri diterima tapi tidak secara

langsung

Pengungkapan diri yang diharapkan

Privasi dan kerahasiaan bukan fokus

perhatian utama

Privasi dan kerahasiaan penting, sebagai

elemen dasar

Satu sesi mungkin terbatas pada satu materi Biasanya terdiri dari beberapa sesi perlakuan

Fungsi tugas ditekankan Fungsi pemeliharaan ditekankan di atas tugas

Pada tahun 2007 Asosiasi Sepesialisasi Kelompok Kerja (ASGW)

mengambarkan empat hal yang berbeda berdasarkan pada tujuan, karakteristik,

dan peran pemimpin kelompok. keempat tipe kelompok ini adadalah task,

psychoeducational, counseling, and psychotherapeutic (Berg et al., 2018).

Page 45: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

32

Tabel 2.2. Perbedaan task, psychoeducational, counseling, and psychotherapeutic

Jenis

kelompok

Tujuan

kelompok

Peran pemimpin

kelompok

Ukuran

kelompok

Contoh

Task group Tujuan spesifik

dan terukur

Meningkatkan

efisiensi dalam

proses yang telah

mapan

Memfasilitasi agenda

dan menetapkan tujuan

Membantu anggota

kelompok kepada

tujuan yang telah di

tentukan

Pemeliharaan anggota

kelompok agar tetap

fokus dengan tujuanya

Memberikan penilaian

kemajuan dan evaluasi

kelompok

12-15

anggota

kelompok

Pertemuan

komite (seperti

rapat fakultas)

Psychoeducati

onal

Group

Remidiasi

ketrampilan

yang dirasa

kurang

Mengidentifikasi

kelemahan dan

ketrampilan serta

menyusun perencanaan

dalam mengatasinya

Memberikan

kertampilan baru dan

anggota kelompok

melakukan proses

integrasi dari

ketrampilan yang di

ajarkan

12-18

anggota

kelompok

(akan tetapi

lebih dari itu

akan sulit

dalam

prosesnya)

Kelompok

pengasuhan

Kelompok

perencanaan

karir

Kelompok

pencegahan

kekerasan

Kelompok

kekuatan

wanita

Counseling

group

Pencegahan,

pertumbuhan

pribadi,

kesadaran antar

dan intrapersonal

Memfasilitasi kondisi

saat ini yang sedang

terjadi agar sesua

dengan kebutuhan dan

hubungan intrapersonal

8-12

anggota

kelompok

Fokus pada

proses untuk

menumbuhkan

pribadi serta

tidak terfokus

pada

ketrampilan

Psychotherape

utic

group

Pemulihan

secara mendalam

gangguan dan

permasalahan

psikologis

Mendalami dan

merekonstuksi pola

kepribadian yang

bermasalah

Berkolaborasi dengan

tim multidisiplin untuk

pengolongan kondisi

kronis

8-10

anggota

kelompok

Sebagian besar

kelompok

berada di

rumahsakit

psikiatri dan

agen rawan

jalan

Difokuskan

pada satujenis

gaguan

kejiwaan

Page 46: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

33

Kelompok psikoedukasi disebut juga sebagai sebagai kelompok

pendidikan atau kelompok bimbingan, menekankan penggunaan metode

pendidikan untuk menyampaikan informasi serta mengembangkan keterampilan

(Henderson & Charles L. Thompson, 2016). Kelompok psikoedukasi adalah

metode penyampaian umum dalam program konseling di sekolah yang

komprehensif, dimana yang dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi

pengembangan dan kesuksesan siswa yang sehat (Geroski & Kraus, 2002).

Kelompok psikoedukasi berfokus pada penyediaan topik informasi spesifik

kepada peserta didik didalam kelompok kecil, informasi dirancang secara hati-hati

agar dapat langsung diterapkan pada kehidupan siswa sesuai dengan usia dan

perkembangan serta kesuksesan akademis (Perusse, Goodnough, & Lee, 2009).

Kelompok psikoedukasi juga dapat digunakan dalam sesi persiapan pra kelompok

terapi dengan mengutamakan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dimana

anggota kelompok diajarkan bagaimana yang diharapkan sebelum memasuki

kelompok terapi dan bagaimana menjadi anggota kelompok yang efektif (Brown,

2004).

Kelompok psikoedukasi menjadi bagian integral dari pemberian layanan

dibidang konseling, mengembangkan keterampilan untuk merancang pengalaman

konseling yang tepat sangat penting bagi praktisi saat ini hususnya di sekolah

(Furr, 2000). Kelompok psikoedukasi mencakup berbagai topik mencakup topik

afektif, dan eksistensial, serta perilaku kognitif (Furr, 2000). Mengembangkan

keterampilan untuk merancang pengalaman konseling yang tepat sangat penting

bagi praktisi saat ini, bimbingan karir tidak hanya menekankan aspek profesional.

Page 47: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

34

Dandara (2014) menyebutkan bahwa pendidikan sebagai fenomena sosial

mengubah desain dan ukurannya, proses yang responsif terhadap perubahan sosio

ekonomi dalam konteks perubahan hubungan masyarakat, pendidikan menjadi

prioritas dari pada dimensi ekonomi, pendidikan karir yang bertujuan mendukung

orang dalam peningkatan perencanaan karir, secara substansial meningkatkan

pendidikan karir sebagai bagian integral dari konten peranan pendidikan.

Kelompok psikoedukasi fokus utamanya adalah mengajarkan materi terkait

kognitif diklasifikasikan sebagai kelompok pendidikan (Brown, 2004). Beberapa

contohnya adalah kelompok diskusi, keterampilan belajar, pendidikan karir,

pendidikan alkohol dan narkoba, dan kelompok pendidikan orang tua.

2.2.1.2 Tujuan Kelompok Psikoedukasi

Kelompok psikoedukasi adalah bentuk intervensi terapeutik yang

menggabungkan psikoterapi dan pendidikan. Ini dapat digunakan pada individu,

kelompok, keluarga, dan serta dapat diimplementasikan sendiri atau menerapkan

teknik intervensi lainnya (Brown, 2004). Tujuan secara khusus, jenis kelompok ini

sangat membantu dalam menyediakan ketrampilan dan bimbingan selama masa

transisi, mengurangi kecemasan, kemarahan, tekanan emosional lainya,

memeperbaiki kemapuan interpersonal seperrti; memperkuat ketrampilan belajar.

Sedangkan tujuan umum secara utamnya adalah untuk meningkatkan kesadaran

diri dari anggota kelompok dan mengajarkan kepada mereka ketrampilan-

ketrampilan sesuai dengan kebutuhanya (Corliss & Corliss, 2009).

Untuk mencapai tujuan tersebut, kelompok psikoedukasi mengandung

dua elemen penting yaitu; menyampaikan informasi dan prosesnya. Karena

Page 48: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

35

anggota kelompok menghadiri kelompok untuk belajar sesuatu yang baru, tugas

pemimpin kelompok untuk memberikan informasi baru. Keterampilan baru ini

sering disebarluaskan dengan cara didaktis atau eksperiensial; ceramah mini,

handout, klip video, dan kegiatan pendukunglainya (Berg et al., 2018).

Tujuan kelompok harus sesuai dengan tujuan individu sehingga semua

anggota merasa bahwa mereka memiliki kepentingan bersama dalam membuat

kelompok bekerja atau membuat dinamika kelompok (Brown, 1994). Pada bidang

lain dimana kelompok psikoedukasi berguna untuk ekplorasi informasi klien

dengan mediagnosis, gejala, atau pengalaman yang menyebabkan permasalahan

(Christner, Stewart, & Freeman, 2007).

Kelompok psikoedukasi tujuan utama fokus mengajar materi yang

berhubungan dengan cognitive, afektif, dan psychomotoric yang dapat

diklasifikasikan kedalam kelompok pendidikan (Brown, 2004). Beberapa contoh

yakni diskusi kelompok belajar, pendidikan karir, pendidikan alkohol dan

narkoba, dan kelompok pendidikan orang tua. Keluarga yang mengalami

kekerasan dapat dilakukan dengan kelompok psikoedukasi.

(Bornstein, 2011) meyebutkan bahwa penerapan konseling karir dalam

seting kelompok psikoedukasi menggunakan teknik Career Information

Prosessing (CIP) dan narrative therapy pada populasi kekerasan rumah tangga,

dapat untuk melihat pengaruh kelomopk kelompok psikoedukasi dan

memfasilitasi anggota kelompok yang lebih rendah secara sekor CIP serta mampu

mengungkapkan secara verbal daftar tujuan karirnya.

Page 49: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

36

Penggunaan kelompok psikoedukasi dapat untuk meningktkan self-

effikasi keputusan transisi kari yang telah di buktikan oleh Hong & Coffee (2017)

hasil tersebut menunjukkan bahwa menggunakan kelompok psikoedukasi

berkontribusi pada pengembangan dan peningkatan praktisi transisi karir olahraga

dibukikan setelah mereka menyelesaikan keseluruhan kegiatan kelompok

psikoedukasi.

Kegiatan ini berkontribusi untuk mengembangkan dan meningkatkan

empat kompetensi menunjukkan hasil keefektifannya dalam mengembangkan

kompetensi praktisi transisi karir olahraga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

tidak menggeneralisasi temuan namun menyoroti potensi kurikulum kelompok

psikoedukasi untuk meningkatkan kepercayaan praktisi terhadap kompetensi yang

diberikan.

Swan, Sorrell, MacVicar, Durham, & Matthews, (2004) Program

kelompok psikoedukasi bermanfaat dalam penyampaian layanan dengan

prgramnya yang singkat, manual, terstruktur dengan format pendidikan yang

menekankan pada akuisisi dan pengembangan keterampilan mengatasi masalah-

masalah kehidupan sehari-hari, terkait dengan depresi, eksplorasi penyebab

depresi dilakukan selama 12 sesi dengan periode 10 minggu, tindak lanjut pada 26

minggu.

Anggoat kelompok psikoedukasi sangatlah penting dalam mebangun

dinamika, keaktifan, interaksi antar anggota kelompok yang memungkinkan akan

tercapainya tujuan yang diinginkannya (Brown, 2004). Sejauh mana para peserta

bekerja sama, berinteraksi satu sama lain dan dengan pemimpinnya, berkontribusi

Page 50: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

37

terhadap kemajuan dan fungsi kelompok tersebut, dan berusaha untuk

memperoleh pengetahuan, pengalaman yang dapat dicirikan sebagai tingkat

partisipasi mereka. Kelompok psikoedukasi dimaksudkan untuk mencegah

berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri serta dapat berupa penyampaian

informasi atau aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan,

pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial.

2.2.1.3 Komponen Kelompok Psikoedukasi

1) Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok psikoedukasi membutuhkan basis pengetahuan dan

memiliki banyak keterampilan yang sama seperti pemimpin kelompok konseling

dan terapi (Brown, 2004). Pemimpin kelompok psikoedukasi menggunakan

pengetahuan dan keterampilan untuk memahami peserta dan kebutuhan anggota,

sementara pemimpin konseling atau terapi kelompok membangun pemahaman

mereka untuk intervensi, fasilitasi, dan penyelesaian masalah pribadi, masalah,

dan masalah. Selanjutnya, pemimpin kelompok konseling atau terapi memerlukan

persiapan yang lebih luas dari pada pemimpin kelompok psikoedukasi (Brown,

2004).

Karakteristik utama pemimpin kelompok psikoedukasi yang efektif

meliputi: (1) keyakinan dalam proses kelompok, (2) keyakinan pada diri sendiri

dan kemampuan sendiri, (3) berani mengambil risiko, (4) kesediaan untuk

mengakui kesalahan dan ketidak sempurnaan sendiri, (5) kemampuan organisasi

dan perencanaan, (6) fleksibilitas, (7) kemampuan untuk mentolerir ambiguitas,

(8) kesadaran diri, (9) selera humor (Brown, 2004). Karakteristik lain yang sangat

Page 51: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

38

membantu sebagi memimpin kelompok konseling atau terapi yaitu caring,

warmth, positive regard, and genuineness (Brown, 2004).

2) Tugas pemimpin kelompok psikoedukasi

Kelompok psikoedukasi memiliki banyak bentuk, namun semuanya

dicirikan dalam dasar knowledge dan dapat pelajari dengan tujuan pembelajaran

yang spesifik, memiliki sesi terstruktur, dan penekanan pada partisipasi dan

keaktifan atau tindakan. Pemimpinan juga memiliki beberapa tugas dan peran

spesifik seperti berikut ini: (1) Memiliki perencanaan yang luas, (2) menyusun

dan mengarahkan seluruh pengalaman anggota, (3) perhatian terhadap perilaku

bermasalah, (4) membantu atau terapeutik, (5) kesadaran terus-menerus akan

masalah etika (Brown, 2004).

3) Anggota kelompok psikoedukasi

Kelompok psikoedukasi menekankan pada homogemitas anggota

kelompok, biasanya memiliki beberapa karakteristik yang sama. (Brown, 2004)

membagi beberapa karateristik kesamaan yang ada pada kelompok psikoedukasi,

(1) kesamaan dari organisasi yang sama; seperti sekolah, komunitas, (2) memiliki

tujuan yang sama; seperti manajemen, pelatihan ketrampilan, (3) kesamaan usia;

kelompok ras atau etnis, atau gender, (4) dan memiliki kesamaan minat (Brown,

2004).

4) Ukuran Anggota Kelompok

Brown (2004) kelompok psikoedukasi berkisar antara 5 sampai 50 atau

bahkan 100 anggota. Beberapa lokakarya dan seminar yang masuk dalam kategori

kelompok psikoedukasional dapat memiliki 50 peserta atau lebih. Kelompok yang

Page 52: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

39

lebih besar ini disertakan karena sebagian besar karakteristik kelompok psiko-

diagnosis berlaku (seperti., Sasaran, konten, dan hasil yang diharapkan). Ukuran

ideal kelompok psikoedukasi adalah antara 8 dan 12 anggota keompok. Akan

tetapi tidak dimungkinkan untuk bekerja kurang dari 8 anggota, hal ini dapat

mengurangi kontribusi dan kesempatan untuk terjadi dinamika kelompok (Colom

& Vieta, 2006).

5) Durasi Kegiatan Kelompok Psikoedukasi

Durasi dan durasi kelompok psikoedukasi dapat sangat bervariasi, dari

satu sesi yang berlangsung 1 sampai 2 jam, serta perlakuan jangka panjang dan

berkelanjutan (Brown, 2004). Umumnya kelompok yang berfokus pada

pendidikan, memiliki sesi yang lebih sedikit dari pada pelatihan keterampilan atau

kelompok pemberdayaan. Kelompok psikoedukasi dicirikan dengan sesi yang

singkat, kebanyakan menggunakan sesi yang singkat selama periode waktu yang

singkat. Kelompok-kelompok ini cenderung jangka pendek untuk durasi dan

terfokus ke tujuan spesifik, atensi diarahkan kepada kesituasi saat ini dan interaksi

yang muncul di dalam kelompok berkaitan erat dengan tema yang diberikan pada

kelompok tersebut (R. L. Gibson & Mitchell, 2016).

2.2.1.4 Faktor Pendukung Kelompok Psikoedukasi.

Bieling, Mccabe, & Antony (2006) Menggambarkan sembilan faktor

terapi terapeutik yang ditawarkan kelompok, dan bagaimana masing-masing dapat

dikembangkan ke dalam lingkungan kelompok untuk menghasilkan perubahan.

Faktor-faktor ini adalah: (1) harapan, (2) universalitas, (3) menyampaikan

informasi, (4) altruisme, (5) capaian kolektif kelompok dan pembelajaran

Page 53: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

40

interpersonal, (6) pengembangan teknik bersosialisasi, (7) perilaku meniru, (8)

kelompok kohesi, dan (9) katarsis. Masing-masing faktor ini dipandang penting

dengan cara yang unik dan kurang lebih hadir di hampir semua jenis kelompok

terapeutik.

Keefektifan kelompok psikoedukasi tergantung kepada pemimpin

kelompok serta ketrampilan yang dimiliki pemimpin kelompok. Ketrampilan

tersebut akan menentukan keberhasilan dalam treatment kepada anggota

kelompok. Ketrampilan dasar yang dimiliki pemimpin kelompok psikoedukasi

seperti empati, dukungan, dan reponsibility. Menururt Brown (2004) ketrampilan

pemimpin kelompok psikoedukasi adalah attending skills, active listening and

responding, reflection, clarification, summarizing, and support.

1) Attending Skills

Kemampuan utama yang dimiliki oleh pemimpin kelompok, sikap ini

menjadi langkah awal kemampuan mendengarkana dengan baik, merespon, dan

menunjukan minatnya kepada anggota kelompok. Attending merupakan bahasa

non-verbal yang paling utama dalam komunikasi, seperti posisi duduk yang

menujukan respon, kontak mata, bahsa tubuh yang mengorentasikan perhatian,

dan respon dengan bersuara akan membuatnya merasa dihargai serta menunjukan

keminatanya dengan apa yang mereka katakan.

2) Active Listening And Responding

Dalam arti pemimpin kelompok mendengarkan dengan tepat dan

memahami respon langsung, serta dapat berkomunikasi tidak langsung untuk

menyampaikan pemahaman pemimpin kelompok kepada respon anggota

Page 54: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

41

kelompok. Hal terpenting listening and responding adalah semua komunikasi

yang bertujuan untuk memahami perasaanya, mendengarkan setiap komunikasi

atau empati, dan memahami bahsa non-verbal. Kesadaran diri merupaka tingkatan

terpenting pemimpin kelompok untuk dapat memahami anggota kelompoknya

dari segi permasalahan dan dapat mengungkapkan pendapatnya dengan kemapuan

listening dan responding skills yang dimiliki pemimpin kelompok.

3) Reflection

Kemapuan ini merupakan kompetensi yang ada dalam psychoeducatioanl

gruop dikarenakan anggota kelompok tidak selalu mengatkan yang apa yang

dimaksudkanya, dan pemimpin kelompok tidak selalu memahami apa yang

mereka artikan. Reflecting merupakan ungkapan balikan tentang apa yang

didengar untuk mengkoreksikan kembali dari ketidaktauan yang mereka

ungkapkan, dan ini dapat menghasilkan elaborasi untuk kedepanya.

4) Clarification

Ini merupakan bagian dari refletion and active listening. Kemampuan ini

merupakan skills memahami apa yang dimaksudkan, memperjelas pemahaman,

mengkoreksi kembali ketikatahuan dan ketidak pahaman.

5) Summarizing

Meringkas merupakan elemen kunci dari sesi, ini merupakan bagian dari

pengalaman dari setiap panggota kepmpok. Pada tahapan ini hendaknya di

lakukan secara obyektif terhadap apa yang telah dilakukan. Summarizing atau

ringkasan mengingatkan bahwa mereka mengulang kembali apa yang telah

dilakukan pada kegiatan kelompok.

Page 55: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

42

6) Support

Dukungan dilakukan oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok harus

lebih peduli dan harus dapat memahami anggota kelompok yang membutuhkan

dukungan. Anggota kelompok yang mendapatkan dukungan mereka akan dapat

bekerja sesuai dengan kemampuanya sendiri. Akan menjadi lebih produktif bagi

anggota kelompok pada kebermanfaatan disetiap pengalamnya.

2.2.1.5 Tahapan Kelompok Psikoedukasi

Tahapan kelompok psikoedukasi merupakan tahapan yang harus

dilakukan ketika memulai proses kegiatan kelompok. Tahapan pelaksanaan

kegiatan kelompok pada umumya dimulai dengan adanya pembukaan, kegiatan

dan penutupan. Pelaksanaan kegiatan kelompok psikoedukasi mencakup semua

tahapan pelaksanaan disetiap kegiatannya. Tahapan tersebut memandu jalanja

kelompok psikoedukasi (Brown, 2004). Kelompok psikoedukasi merupakan

penggabungan antara task and work groups (Brown, 2004). Tahapan tersebut

menutu Brown, (2004) terdiri dari 4 tahapan yaitu (1) Begning, (2) conflict and

controversy, (3) working and Cohesion, (4) termination.

1) Begning.

Tahapan ini merupakan tahapa permulaan kegiatan, pada tahapan ini

anggota kelompok ditandai dengan rasa antisipasi, kekembiraan, ketakuutan,

kebingungan serta memungkinkan sulit untuk mengungkapkan diri kedalam

kelompok. Anggota kelompok merasa kurang yakin dengan apa yang mereka

harapkan. Hal terpenting untuk sesei pertama adalah bagaimana memulai

pelaksanaan kegiatan, dikarenakan pemimpin kelopok akan berpengaruh terhadap

Page 56: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

43

kenyamanan, tingkat kepercayaan angota kelompok. Pemimpin kelompok harus

memilki kehangatan, kepercayaan, memahami, dan berfikir poditif. Inilah yang

akan membentuk kesan pertama tentang pemimpn kelompok dan mengangapnya

bahwa kelompok tersebur dapat membantu permasalahannya. Langkah

selanjutnya peminimpin kelompok memprekenalkan diri, dan memberi arahan

jalanya kelompok, waktu kegiatan kelompok, dan topik-topik umum yang dibahsa

pada tagapan ini.

2) Conflict and Controversy.

Pada tahap ini biasayan anggota kelompok mulai ragu dengan kegiatan

kelompok, terjadi konflik. Meneurt Corey, Corey, & Corey (2010) merupakan

tahap transisi, dimana anggota kelompok mula merasakan kecemasan,

kegelisahan, diam dan sulit untuk mengungkapkan pendapat dalam kelompok.

Apa bila pemimpin kelompok merasakan ketidak nyamanan anggota kelompok,

perencanaan yang tidak di pahami oleh anggota kelompok jangan untuk

berpeindah ke tahapan selanjutnya. Pada fase ini pemimipin kelompok

membangun tingkat kepercayaan, perhatian yang lebih besar atau dengan ice

breaking atau manajemen konflik.

3) Working and Cohesion.

Tahapan kerja dimulai dengan serangkian kegiatan terhadap pemimpin

kelompok yang telah direncanakan sesuai topik yang akan dibahas. Tahapn ini

dimana anggota sudah saling mengenal atau dimana setiap anggota kelompok

dapat sharing pribadidengan yang lain. Tahapan ini ditandai dengan kerja sama

antar anggota kelompok, mendukung satu sama lain, kohesifiitas kelompok.

Page 57: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

44

Tapan ini merupakah tahapan sebuah penugasan sesuai dengan tujuan kelompok.

Topok atau isu-isu yang dibahas pada kegiatan ini seperti karir, perbedaan

pendapat, menjaga hubungan, dan menghndari konflik.

4) Termination.

Pada tahapan ini merupakan sesi pengahiran kegiatan kelompok.

Tahapan ini anggota kelompok sudah dapat menemukan solusi untuk

permasalahan dengan menggunakn kontrol yang sesuai. Menurut Glading (1994)

sesi ini memastikan untuk penggunaan waktu yang cukup, biasanya 10-15 menit

sebelum kegiatan selesai. Pemimpin kelompok menyimpulkan hasil yang telah

dibahas, mengevaluasi kegiatan, memberikan tanggung jawab kepada setiap

anggota kelompok yang menjadi tujuan kegiatan, memberikan suatu motivasi

agara bisa terlaksana, serta menanyakan kembali berkenaan dengan

pemahamannya perasaanya, langkah yang kan dilakukan, dan komitmen apa yang

harus dimiliki setelah peroses kegiatan kelompok berahir.

Kegiatan kelompok psikoedukasi akan berjalan lancar apabila pemimpin

kelompok dapat merencanakan kegiatan sebelum kelompok tersebut laksanakan,

dan sebagian besar keberhasilan kelompok bergantung pada perencanaan serta

perhatian pemimpinnya, berikut ini adalah fase atau tahap dan komponen

perencanaan sebagai berikut (Brown, 2004): (1) Menentukan tujuan kelompok, (2)

Memetukan target anggota kelompok sepeti (anank-anak, remaja, atau dewasa),

(3) Menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan, (4) Review literatur, (5) Faktor

pendukung lingkungan, (6) Durasi kegiatan, (7) Memilih startegi dan bahan matei

atau konten, (8) Evalusai.

Page 58: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

45

1) Menentukan Tujuan Kelompok.

Setiap kelompok harus memiliki tujuan atau bisa disebut dengan

memfokuskan pada tema kelompok. Tujuan meupakan seperangkat kerangka

kerja dimana kelompok mulai akan dirincanakan. tujuan kelompok psikoedukasi

teridiri dai tujuan pendidikan, tujuan pelatihan, dan tujuan dukungan. Setiap

tujuan harus jelas agar membantu dalam mengembangkan setiap komponen

lainya.

Penekanan tujuan kelompok psikoedukasi harus jelas agar tidak saling

tumpang tindih dengan tujuan yang lain. seperti kelopok pelatihan ketrampilan

melibatkan kelompok pendidika atau kelompok penndidikan melibatkan

kelompok pendukung. tumpang tndih tujuan ini dapat menyebabkan hilangya

fokus dan arah pencapaian hasil. Mentukan tujuan kelompok psikoedukasi

pertama kalinya dengan meyususn rencana tertulis, komprehensif sesuai dengan

kelompok yang akan diberi perlakuan.

Rencana harus dimulai dengan tujuan yang berbeda-beda seperti

ketrampilan sosial dan lain sebagianya. Dengan demikian tujuan tersebut

diturukan kedalam topik yang akan dibahas dengan sejelas mungkin. Menulis

perencanaan tujuan mengacu kepada pemenuhan harapan dan kebutuhan anggota

kelompok yang nantinya akan ditetapkan menjadi pedoman kegiatan

psychoeducational group.

2) Menetukan Target Anggota Kelompok

Menetapkan calon anggota kelompok sesuai dengan karakteristik seperti

rentang usia, dan tingkat pendidikan. Sebelum menetapkan kareteristik kedalam

Page 59: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

46

kelompok, hal yang peting adalah mencari dan mendaptakn informasi,

sertamengumumkan atau mempromosikan bahwa setiap anggota kelompok akan

merasa aman, terpenuhi kebutuhanya dan diterima dengan baik. Mengetahui

rentang usia dan tingat pendidikan akan membantu dalam menetapkan sasaran,

tujuan, dan strategi yang akan digunakan. Serta menentukan kalimat yang

digunakan saat kegiatan, pemilihan konsep, bahan materi kegiatan, atah tujuan,

batasan waktu untuk kelompok tersebut.

3) Menetapkan Tujuan Dan Hasil Yang Diharapkan

Setelah menetukan tujuan kelompok serta target sasaran. Pemimpin

kelompok menetapkan sasaran yang akan diberikan perlakuan, fokus disini adalah

menentukan ketercapaian hasil, pemahaman, aplikasi atau ketrampilan yang akan

dilakukan kepada anggota kelompok. Tujuannya bukan yang anda hadirkan atau

berikan kepada anggota kelompok, akan tetapi apa yang akan di pelajar,

dimengerti, dan dapat diaplikasikan atau di terapkan oleh anggota kelompok

tersebut. Menetapakn tujuan disini sedikit idealis, karena hal tersebut mungkin

tidak sepenuhnya tercapai, namun setidaknya dirancang untuk bagaimana

kelompoktersebut dapat terscapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

Hasil yang diharapkan harus dinyatakan sebagai tujuan perilaku, yaitu

apa saja yang pemimpin kelompok harapkan kepada anggota kelompok untuk

dapat mengartikulasikan, menetapkan, mengevaluasi dari hasi kegiatan kelompok.

Harpan hasil harus ditulis sesuai dengan tujuan yang diharapkan dengan

mencakup semua kegiatan berdasarkan poin-poin diantaranya; (1) fokus pada

perilaku tertentu, (2) tujuan harus dapat diamati dan dinilai, (3) terdapat tahapan

Page 60: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

47

dan arahhan untuk kegiatan, (4) mengidentifikasi tekink dan strategi yang

digunakan, (5) berkontribusi pasa perencanaan tambahan atau tindak lanjut.

Menetapkan tujuan dan harapan yang terukur serta terarah. Sesuai

dengan Brown (2004) mencontohkan salah satu tujuan kelompok psikoedukasi

dinyatakan untuk pemahaman tentang dunia kerja.

Target sasaran : Siswa 13-15 tahun

Tujuan : Mendapatkan pemahaman tentang dunia kerja dan berbagai jalur

karir

Objectives : Sebagai hasil partisipasi dalam kelompok, kecapaian hasl yang

diperolah anggota kelompok yaitu:

1. Dapat menentukan dan kejelsan pekerjaan.

2. Menuliskan lima kategori yang berbeda.

3. Dapat menjelaskan lebih dari satu atau lebih pekerjaan atau

karir untuk masing-masing kategori.

4. Dapat menjelaskan jenjang pendidikan dan pelatihan karir

untuk setiap kategori.

5. Dapat memahami informasi tentang karir.

6. Dapat menerapakan karakteristik dan minat pribadi untuk

memulai explorasi karir.

Tujuan sepesifik ini dapat terukur, teramati, dan dapat dievaluasi, serta

memberikan panduan untuk menyusun sesi kelompok agar sesuai dengan

kerangka keseluruhan tujuan.

Page 61: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

48

4) Review Literatur

Pada langkah ini tidak bisa telalu ditekan, akan tetapai pemimpin

kelompok harus memiliki pengetahuan tentang konten tetnang kelompok

pskoedukasi, pemahaman dan kebutuhan anggota kelompok, dan target

ketercapaian hasil. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampiln

konselor atau pemimpin kelompok, tinjauan pustaka sangat membantu

peningkatan kecapian serta bertujuan untuk; (1) dapat meyegarkan pengetahuan

dan pemahaman, (2) dapat memperoleh inforamas baru tentang topik dan target

anggota kelompok, (3) memicu ide, strategi, dan teknik baru, (4) dan dapat

meningkatkan keddalaman pengetahuan. Semua kegiatan yang dilakukan harus

mempersiapkan dengan membaca literatur secara kritis terlebih dahulu.

5) Faktor Dukungan Lingkungan

Faktor lingkungan bersifat sepesifik dan membentuk kerangka kerja bagi

kelompok. faktor-faktor ini adalah jumlah sesi, panjang setiap sesi, frekuensi sesi,

ruang yang digunakan, dan permasalahan yang mempengaruhi kelompok, serta

peraturan-peraturan lingkungan sekolah, lingkungan agen dan lainya. Hal yang

terpeting adalah mendefinisikan secara jelas dan disebarluaskan terlebih dahulu

kepada semua pihak yang terlibat, hal ini akan mempengaruhi peraturan-peraturan

lingkungan yang terlibat. seperti pengunaan jam kegiatan yang disesuaikan

dengan peraturan lingkunagannya.

Beberapa hal panduan untuk membuat keputusan berkaitan dengan

dukungan lingkungan adalah (1) jangan berencana mengadakan sesi kelompok

maraton/ terus menerus, (2) perimbangkan keadaan emosional anggota kelompok

Page 62: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

49

saat merencanakan sesi panjang, (3) putuskan pencapaian dan tujuan apa untuk

setiap sesi, dan cukup waktu untuk mencapanya, (4) setiap sesi harus tujuan harus

selesai dalam satu sesi, (5) meluwangkan waktu dari anggota kelompok untuk

berpartisipasi dan dukunganya. Kegiatan kelompk sangata berfariasi tergantung

pada topik, tujuan,setting, dan peserta. Pertemuan atau kegiatan kurang efektif apa

bila dilakukan kurang dari satu kali dalam seminggu.

6) Durasi Kegiatan

Pada kegiatan kelompok waktu kegiatan tidak dapat diprediksi dalam

banyak hal, dan bahkan dengan penetahuan, pengalaman yang cukup, pemimpin

kelompok selalu terkejut dengan apa yang muncul dalam kegiatan kelompok.

Ketidak sengajaan dan ketidak pastian berkontribusi pada kesulitan dalam

merencanakan sesi kelompok. Lama durasi kegiatan kelompok psikoedukasi 1

sampai 2 jam. Tahapan kegiatan disetiap sesi harus fleksibel dan memberikan

waktu yang cukup untuk diskusi, explorasi, dan masukan dari anggota lain atau

dinamika kelompok. dengan demikina sangatlah penting memilih topik sesuai

dengan tujuan dalam setiap tahapan, dan dapat membrikan tugas pekerjaan rumah

sebagai strategi pembelajaranya.

7) Memilih startegi dan bahan materi

Karakteristik dan kematangan anggota kelompok sangat penting dalam

mentukan waktu yang digunakan dalam setiap sesi, dengan mempertimbangakn

usia, tingkat pendidikan, tingkat emosional saat menentukan strategi yang

digunakan untuk peserta didik. Faktor utama yang harus dipertimbangkan saat

menentukan strategi, dan pemilihan materi yaitu; (1) Kesiapan anggota untuk

Page 63: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

50

belajar, tingkat kematangan, dan kemampuan mereka untuk berpartisipasi dan

kesesuaian materi, (2) penjadwalan perlakuan secara efektif dengan menggunakan

waktu yang tersedia, (3) peringkasan materi yang di sajikan, (4) jumlah anggota

kelompok. memilih strategi dan materi yang saling berkesinambungan antara sesi

dengan sesi yang lainya, membuat dinamika kelompok, mendorong minat dan

keterlibatan emosional.

Menggunakan ringakasan materi yang akan dipersentasikan, ketika

merasa tidak cukup bahan dapat memungkinkan untuk lebih banyak contoh,

deskripsi, dan pengaplikasinya untuk sejumpah materi yang di bahas. Kelompok

psikoedukasi menggunakan berbagai format membuatnya sangata kesulitan untuk

memberikan nama yang sepsifik untuk teknik karena berlaku keseluruhanya. oleh

karena itu teknik yang biasya digunakan adalah ceramah, diskusi, latihan,

permainan, modeling, simulasi, dan permainan peran.

8) Evalusai.

Evaluasi meruapkan proses yang mengabungkan semua kegiatan

diantaranya: penilaian, pengukuran, evaluasi formatif evaluasi formatif.

Perencanaan evaluasi dimulai ketika sebelum proses kegiatan berlangsung,

mengumpulkan informasi, merncanakan, kegiatan, sampai tahapan pengahiran.

Ada berapa langkah dalam perencanaan evaluasi (1) memulai dengan tujuan dan

sasaran serta bagimana menilainya, (2) identifikasi berbagai strategi atau teknik

yang akan digunakan, (3) mengidentifikasi hasil harapan seperti perubahan

perilaku, dan menentukan penilaina kemajuannya (4) penilain untuk kepuasan

Page 64: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

51

peseta atau tungkat keberhasialn kegiatan, (5) memilih atau mengembangkan

instrumen yang dibutuhkan.

2.2.1.6 Pengertian Teknik Modeling

Modeling merupakan proses indivdu belajar dari hasil mengamati orang

lain, merupakan komponen teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert

Bandura dan telah menjadi salah satu intervensi berbasis-psikologi dan

pemanfaatan paling banyak digunakan (Erford, 2016). Pemodelan merupakan

pembelajaran melalu observasi dengan melibatkan proses kognitif dan bukan

hanya melakukan imitasi serta lebih dari sekedar mencocokan perilaku orang lain,

akan tetapi lebih memperesentasikan secara simbolis terhadap informasi untuk

digunakan dimasa depan (Bandura, 1965,1969,1977; Feist, Feist, & Roberts,

2017b). Teknik modeling dipelajari melalui observasi permodelan, dari

mengobservasi lainnya, seseorang membentuk ide dari bagaimana tingkah laku

dibentuk kemudian dijelaskan sebagai panduan untuk tindakan sebab orang dapat

belajar sehingga dapat mengurangi kesalahan (Christner, Stewart, & Freeman,

2007). Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku baru dan

memperkuat perilaku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini konselor menunjukkan

kepada klien tentang perilaku model (model audio, model fisik, model hidup).

Modeling merupakan belajar melalui observasi dari tingkah laku dari

individu atau kelompok dengan menambahkan atau mengurangi tingkah laku yang

teramati, menggeneralisasi berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses

kognitif. Model disini berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-

sikap, atau tingkah laku sebagai bagian dari individu yang lain yang

Page 65: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

52

mengobservasi model yang ditampilkan (Purnamasari, 2012). Pemodelan dapat

memperkuat atau melemahkan penghambatan perilaku klien sesudah belajar,

disebut efek sebagai inhibitor (ketika diperkuat) atau efek disinhibitory (ketika

memperlemah) dan perilaku model dapat berfungsi sebagai isyarat yang memberi

sinyal bagi klien agar melakukan respon (Loban, Wibowo, & Purwanto, 2017)

Teknik modeling adalah teknik yang bertujuan untuk mempelajari

perilaku baru dengan mengamati model dan mempelajari keterampilannya. Teknik

modeling juga diperuntukkan bagi konseli yang telah memiliki pengetahuan

tentang penampilan perilaku tetapi belum dapat menampilkannya. Proses

terapeutik dalam bentuk modeling akan membantu atau memengaruhi serta

memperkuat perilaku yang lemah atau memperkuat perilaku yang siap dipelajari

dan memperlancar respon. Percobaan yang paling terkenal dalam pemodelan

adalah percobaan boneka bobo oleh Albert Bandura.

2.2.1.7 Tujuan Teknik Modeling

Tujuan teknik Modeling menurut (Bandura, 1989) ada tiga hal antara

lain:

1) Development of new skill.

Untuk mendapatkan respon atau ketrampilan baru dan memperlihatkan

perilakunya setelah memadukan apa yang diperoleh dari pengamatannya dengan

pola perilaku yang baru. Contohnya: anak yang takut berenang menjadi berani

berenang setelah ikut latihan renang dengan ahlinya, anak yang tidak bisa main

sepak bola kemudian ikut club sepak bola menjadi pemain sepak bola yang

Page 66: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

53

handal, anak yang kurang percaya diridalam berpidato setelah dilatih terus

menerus menjadi percaya diri.

2) Facilitation of preexisting of behavior.

Untuk menghilangkan respon takut setelah melihat tokoh (sebagai

model) terhadap pengamat. Contoh: mengamati seseorang yang berani memegang

ular atau bermain dengan ular sehingga perasaan takut kita menjadi hilang.

3) Changes in inhibitions about self expression.

Pengambilan sesuatu respons-respons terhadap penokohan yang

memberikan peniruan. Melalui pengamatan terhadap tokoh, seorang untuk

melakukan sesuatu yang mungkin sudah diketahui atau dipelajari dan ternyata

tidak ada hambatan. Contoh: seorang artis yang memamerkan penampilannya

yang memungkinkan di tiru oleh fansnya.

Dengan adanya tujuan menghadirkan model diharapkan agar dapat

memberi bantuakn kepada siswa, meningkatnya motovasi, dan memberikan

masukan yang berguna untuk pengembangan diri dan akan berdampak pada

pengambilan keputusan karir siswa (Korohama, Wibowo, & Tadjri, 2017).

2.2.1.8 Jenis Teknik Modeling

Modeling ada berbagai jenis yang di gunkan sebagai tindakan pelakuan.

Menurut Bandura (1977) terdapat tiga jenis modeling yaitu; (1) live modeling, (2)

verbal instuktional model, (3) symbolic model.

1) Model hidup (live modeling), yang melibatkan individu aktual yang

menunjukkan atau melakukan perilaku. Misalnya konselor ingin

membantu anak agar percaya diri ketika bertemu dengan lawan jenis.

Page 67: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

54

Maka tugas terapi mencari model yang akan dijadikan objek pengamatan

bagi klien, kemudian klien mengamati model tersebut secara langsung.

2) Model pembelajaran verbal, (verbal instructional model) yang

melibatkan deskripsi dan penjelasan tentang suatu perilaku.

3) Model simbolis (symbolic model), yang melibatkan karakter nyata atau

fiktif yang menampilkan perilaku dalam buku, film, program televisi,

atau media online. Penokohan menggunakan simbol seperti film, dan

audio visual. Diharapkan dengan melihat film klien dapat menirunya

melalui model tokohnya. Perlu adanya pendampingan dari konselor

dimaksudkan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Akan tetapi ada bebrapa pendapat yang mengatakan teknik modeling

terdapat tiga jenis yaitu live modeling, symbolic modeling, multipel modeling.

Menurut Komalasari, Eka, & Karsih (2011) mengemukakan jenis-jenis modeling

adalah sebagai berikut:

1) Live model Seperti; terapis, guru, anggota keluarga atau tokoh yang

dikagumi dijadikan model oleh konseli.

2) Symbolic model Seperti; tokoh yang dilihat melalui film, video atau

media lain.

3) Multiple model Seperti; terjadi dalam kelompok, seorang anggota

mengubah sikap dan mempelajari sikap baru setelah mengamati anggota

lain bersikap.

Hasi penelitian Khafidhoh, Purwanto, & Awaliya (2015) mebuktikan

bahwa dalam penggunaan teknik live modeling atau menggunakan model secara

Page 68: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

55

langsung dapat meningkatkan self-regulated learning. Dengan teknik modeling

dapat mewujudkan suatu interaksi timbal balik antara pemimpin kelompok yaitu

guru bimbingan konseling dan fasilitator; dan anggota kelompok yaitu siswa.

Hasil penelitian Selvia, Yuwono, & Sugiharto, (2017) membuktikan teknik

modeling dapat berhasil membantu siswa menghilangkan pikiran dan perilaku

yang merugikan diri sendiri dan orang lain kemudian menggantinya dengan

perilaku positif. Melalui pemodelan siswa melibatkan proses-proses kognitif,

tidak hanya meniru, lebih dari sekedar menyesuaikan diri dengan tindakan orang

lain karena sudah melibatkan representasi informasi secara simbolis dan

diterapkan dalam kehidupan.

2.2.1.9 Penentuan Karekteristik Model

Keberhasilan teknik modeling tergantung pada model yang akan

dilakukan sebagai model dalam suatu situasi (Feist et al., 2017). Menurut Feist et

al. (2017) ada tiga faktor seseorang dapat dikatakan sebagai model yaitu;

1) Karakteristik Pemodelan. Memilih karateristik untuk dijadikan model

orang yang memiliki setatus yang lebih tinggi dari pada yang memiliki

status yang lebih randah, yang memeiliki kompetensi serta memiliki

kekuatan.

2) Karakteristik Peserta. Orang yang tidak memiliki status yang kuat,

kemampuan, atau kekuatan yang lebih dimungkinkan akan melakukan

pemodelan. Anak-anak, dan oarang amatir lebih bayak melakukan

pemodelan daripada orang dewasa.

Page 69: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

56

3) Konsekuensi dari perilaku yang ditiru mempunyai pengaruh terhadap

pihak yang melakukan observasi. Semakin besar nilai yang diberikan

model, maka lebih memungkinkan peserta untuk mengambil perilaku

tersebut.

2.2.1.10 Prosedur Teknik Modeling

Pelaksanaan teknik modeling sebelum dimulai, konselor harus

memberikan alasan kepada klien untuk menggunakan teknik tersebut, klien dan

konselor bersama-sama memilih sebuah perilaku alternatif atau pemodelan yang

akan diajarkan untuk menggantikna perilaku yang tidak diinginkanya (Erford,

2016). Klien diberikan banyak kesempatan untuk mempraktikan perilaku yang

diingnkan setelah selesai teknik modeling, serta konselor dapat memberikan

pekerjaan rumah kepada klien untuk mempraktikannya.

Penerapan jenis modeling yang sering kali digunakan adalah modeling

langsung, modeling simbolis dan perpaduan antara keduanya (Purnamasari, 2012).

Berikut ini akan penerapan teknik modeling dari ke tiga jenis tenik modeling

tersebut menurut (Purnamasari, 2012) yaitu:

1) Modeling langsung (live model)

Modeling langsung merupakan cara atau prosedur dilakukan dengan

menggunakan model langsung, seperti konselor, guru, dan teman sebaya, serta

pihak-pihak yang terkait dengan cara mendemostrasikan preilaku yang dikeendaki

sesuai dengan kebutuhan klien. Hal utama dalam teknik modeling langsung ini

adalah menekankan kepada klien bahwa klien dapat mengadaptasi perilaku yang

ditampilkan oleh model sesuai dengan dirinya sendiri, dan menekankan bagian-

Page 70: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

57

bagian penting dari perilaku model yang ditampilkan. Langkah yang dilakukan

dalam pelaksanaan teknik modeling langsung yaitu:

a) Meminta klien untuk mendemonstrasikan tujuan perilaku, sebelum

perilaku tersebut didemonstrasikoan oleh orang lain.

b) Memilih model yang paling relevan untuk mendemostrasikan perilaku

yang dikehendaki klien.

c) Mendemostrasikan perilaku dalam satu urutan skenario

d) Klien menyimpulkan hasil pengamatan terhadap perilaku yang

didemonstrasikan.

e) Klien mendemostrasikan perilaku yang telah klien amati.

f) Konselor memberikan balikan berupa komentar, saran, pujian setelah

perilaku didemonstrasikan.

2) Modeling simbolis (symbolic modeling)

Modeling simbolis merupakan cara atau prosedur yang dilakukan dengan

menggunakan media seperti filem, video, buku pedoman (Purnamasari, 2012).

Prosedur ini mendemonstrasikan perilaku yang dikehendaki atau hendaknya di

miliki oleh klien. Modeling simbolik ini dapat digunakan dengan format

kelompok atau individual. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

prosedur modeling simbilik yaitu:

a) Karakteristik; hal yang paling dasar untuk diperhatikan berhungan

dengan usia, jenis kelamin, budaya, dan latar belakang klien.

Karakteristik model harus disesuaikan dengan karakteristik klien.

Page 71: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

58

b) Spesifik; tingkah laku menjadi tujuan atau ketrampilan yang di

peragakan hendaknya spesifik sesuai dengan tujuan. Setelah klien

melihat model tersebut, klien di minta untuk berlatih, setelah itu konselor

memberikan balikan dan melakukan penyimpulan.

c) Kesesuaian; model simbolik yang digunakan dalam perlakuan harus

sesuai dengan kebutuhan klien.

3) Multipel models

Multipel modeling merupakan perpaduan antara live modeling dan

modeling symbolic, jenis model ini sangat relevan digunakan dalam format

kelompok. Klien dapat merubah perilaku melalui pengamatan terhadap beberapa

model. Keuntungan dari model ini adalah terdapat banyak alternatif pembelajaran,

berperilaku dan percontohan model pada klien.

Menurut Komalasari et al. (2011) langkah-langkah yang dilakukan

dalam modeling adalah sebagai berikut:

1) Menentukan jenis pemodelan yang akan digunalan (live model, symbolic

model, multiple model).

2) Jenis model dengan live modeling, pilih model yang bersahabat atau

teman sebaya konseli yang memiliki kesamaan, seperti : usia, status

ekonomi, dan penampilan fisik. Bila mungkin gunakan lebih dari satu

model.

3) Kempleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai dengan tingkat

perilaku konseli.

Page 72: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

59

4) Kombinasikan modeling dengan aturan, interuksi, behavioral rehearsal,

dan penguatan.

5) Pada saat konseli memperhatikan penampilan tokoh berikan penguatan

alamiah.

6) Bila mungkin buat desain pelatihan untuk konseli menirukan model

secara tepat, sehingga akan mengarahkan konseli pada penguatan

alamiah. Bila tidak maka buat perencanaan pemberian penguatan untuk

setiap peniruan tingkah laku yang tepat.

7) Bila perilaku bersifat kompleks, maka episode modeling dilakukan

mulai dari yang paling mudah ke yang lebih sukar.

8) Skenario modeling harus dibuat realistik.

9) Melakukan pemodelan dimana tokoh menunjukkan perilaku yang

menimbulkan rasa takut bagi konseli (dengan sikap manis, perhatian,

bahasa yang lembut dan perilaku yang menyenangkan konseli).

Menurut (Bandura, 1989) konselor harus mengimplementasikan

modeling dengan memikirkan petunjuk-petunjuk sebagai berikut:

1) Beritahu klien tentang apa yang harus diperhatikan sebelum demonstrasi

yang dimodelkan.

2) Memilih sebuah model yang mirip dengan klien dan yang dapat

mendemonstrasikan perilaku sasaran dengan cara coping.

3) Sajikan demonstrasi yang dimodelkan dalam urutan skenario yang

mengurangi pada diri klien.

Page 73: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

60

4) Suruh klien meringkaskan atau menijau ulang apa yang dilihatnya setelah

demontrasi.

Hendaknya dalam demonstrasi, klien perlu dilatih secara berulang-ulang.

Apabila klien mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengaplikasikan apa yang

dilihatnya maka model membantu klien sampai perilaku yang dinginkan tercapai.

2.2.1.11 Kelompok Psikoedukasi Dengan Teknik Modeling

Keutamaan dari tugas pemimpin kelompok adalah model dengan

pendekatan behaviors, kelompok psikoedukasi merupakan desain pembelajaran

untuk anggota kelompok serta percaya bahwa peran bantuan harus disertakan

pendidikan dan pengembangan keterampilan (Brown, 2004). Pemodelan adalah

teknik yang ampuh untuk mengajarkan perilaku baru kepada anggota kelompok

yang tidak memiliki petunjuk bagaimana berperilaku, berhubungan, atau

berkomunikasi yang sesuai dan memberitahu anggota kelompok bahwa

perilakunya tidak efektif dan serta memahami perilakunya agar sesuai yang

diharapkanya (Brown, 2004).

Dengan menggunakan format kelompok dan dipadukan dengan teknik

modeling akan dapat lebih efektif mengubah perilaku atau harpan yang akan

diinginkanya. Kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling merupakan proses

yang memadukan pada tahapan kegiatan kelompok psikoedukasi dengan teknik

modeling. Tahapan kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling merupakan

tahapan yang dimulain dari tahapan awal, tahapan transisi, tahapan kegiatan

(teknik modeling), dan pengahiran, serta evaluasi dan tindak lanjut.

Page 74: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

61

2.2.2 Adaptabilitas Karir

2.2.2.1 Pengertian Adaptabilitas Karir

Aadaptabilitas karir merupakan konsep sentral dari career construction

theory (CCT) Savickas (1997); Savickas, Nota, Rossier, Dauwalder, Duarte, et al.

(2009); Savickas (2011). Kemampuan adaptabilitas karir merupakan teori

konstruksi karier sebagai pengganti kematangan karir Savickas, (1997); Savickas

et al. (2009); Savickas, Porfeli, Hilton, & Savickas, (2018); Ginevra et al. (2018).

Kemampuan adaptabilitas karir adalah konstruksi multidimensi memiliki

peran intergal dalam membangun dan mengintegrasikan konsep diri seseorang

(Walsh & Savickas, 2005). Adaptabilitas karir merupakan konstruk psikososial

mencerminkan sumber daya pekerja untuk mengelola pekerjaan saat ini dan akan

datang serta tantangan karir yang dapat mempengaruhi integrasi pekerja dalam

lingkungan sosialnya.

Adaptabilitas karir dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian, kapasitas

regulasi diri yang dapat berubah seiring waktu, dan situasi yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor dalam diri individu, lingkungan dan interaksi antara orang dan

lingkungan (Savickas & Porfeli, 2012). Adaptabilitas karir merupakan sumber

daya individu baik berupa sikap, keyakinan, dan kompetensi yang digunakan

untuk merespon potensi stres yang berhubungan dengan pekerjaan dan tantangan.

Y. Guan et al (2013) juga menjelaskan adaptabilitas karir sebagai cara

individu dalam mempersiapkan prediksi terhadap tugas-tugas dan berpartisipasi

dalam peran kerja serta menyesuaikan diri dalam perubahan yang terjadi dalam

pekerjaan maupun kondisi kerja.

Page 75: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

62

Menurut Negru-Subtirica & Pop (2016) adaptabilitas karir merupakan

kemampuan serta kesiapan yang dimilki seseorang dalam menghadapi situasi

yang tidak terduga dengan berbagai perubahan lingkungan yang dapat diperediksi

maupun sebaliknya, sehingga memiliki kesiapan terhadap perubahan tugas-tugas

yang ada dalam rangka persiapan dan partisipasi dunia kerja.

2.2.1.2 Faktor Pembentuk Adaptabilitas Karir

Adaptabilitas karir mengkonseptualisasikan interaksi antara seseorang

dengan lingkunganya dalam proses pengembangan karir (super). Adaptabilitas

karir juga merupakan faktor psikososial dari individu (Savickas, 1997). Faktor

psikososial individu tersebut dapat berupa latar belakang orang tua, kemampuan

mental, pendidikan, keterampilan, kepribadian, kematangan dan kesempatan.

Adaptabilitas karir merupakan kemampuan transaksional dari individu dengan

lingkungannya (Jiang et al., 2017).

Hal ini menjadikan adaptabilitas karir merupakan modal individu yang

berasal dari akumulasi kompetensi dan pengetahuan yang bersumber dari

pendidikan dan pengalaman (Nilforooshan & Salimi, 2016). Adaptabilitas karir

berhubungan kuat dengan peran dan kontekstual dari individu sehingga faktor

kondisi budaya dan konteks tempat individu mempengaruhi adaptasi dari individu

(Savickas & Porfeli, 2012).

2.2.1.3 Aspek-Aspek Adaptabiltas Karir

Savickas (1997) mengatakan career adaptability merupakan

konseptualisasi tertinggi, konstruk hierarki yang terdiri dari beberapa dimensi atau

aspek. Dalam aspek tersebut mencerminkan indikator yang menggabungkan

Page 76: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

63

keseluruhan adaptasi karirnya. Aspek yang ada dalam adaptabilitas karir terdiri

dari concern, control, curiosity, dan confidence (4Cs) (Tien, Wang, Chu, &

Huang, 2012).

Merino-Tejedor, Hontangas, & Boada-Grau (2016) aspek pertama,

concern berkaitan dengan penyesuaian untuk mempersiapkan masa depan. Aspek

kedua adalah control, mengasumsikan tanggung jawab seseorang untuk

membangun karir mereka sendiri, bahwa keputusan yang buat sebagai tanggung

jawab yang akan mempengaruhi pilihan profesional mereka di masa depan. Ketiga

adalah, aspek curiosity yang berhubungan dengan eksplorasi diri dan dunia kerja

untuk mencari yang terbaik. Aspek confidence, berhubungan dengan persepsi

kemampuan individu dalam keberhasilan membuat pilihan edukasional dan

kejuruan, maksud dari pengertian ini, melatih untuk pengambilan keputusan yang

efektif dapat menjadi dasar arah karir.

Tabe 2.3 Dimensi Adaptabilitas Karir

Adaptability

Dimension

Attitudes and

Beliefs

Competence Coping

Behaviors

Career Problem

Conceren Planful Planing Aware

Involved

Indifference

Control Decisive Decision Making Assertive

Disciplined

Willful

Indecision

Curiosity Inquistive Exploring Experimenting

Risk taking

Inquiring

Unrealism

Confidence Efficacious Problem solving Persistent

Striving

Industrious

Inhibition

(Savickas, 2013).

Page 77: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

64

Keempat dimensi ini membantu individu dalam membentuk strategi yang

digunakan untuk mengarahkan perilaku adaptif mereka serta membentuk perilaku

karir (Savickas, 2013). Keempat dimensi tersebut adalah:

1) Career Concern (Kepedulian Karir)

Dimensi ini mengenai kepedulian individu terhadap masa depannya

dalam melihat dan mempersiapkan apa yang akan terjadi, serta yang akan

dilakukannya di masa depannya terhdapa situsi sekarang. Fungsi mendasar dari

kepedulian karir (career concern) merupakan cerminan dari teori karir oleh

Ginzberg mengasumsikan time prespective, Super planfulness, Tiedeman’s

anticipation, Crites’s orientation, dan Harren’s mengasumsikan awareness

(Savickas, Silling, & Schwartz, 1984).

Menurut Hartung et al., (2008), kepedulian karier berkaitan dengan

orientasi remaja terhadap masa depan dan optimisme yang dimilikinya. Seseorang

yang memiliki kepedulian karir akan memiliki pandangan ke depan dan memiliki

keyakinan akan masa depan yang diwujudkan melalui perencanaan karier yang

dilakukan.

Sikap dan keyakinan yang baik dalam kesinambungan mencerminkan

individu untuk terlibat dalam kegiatan dan pengalaman yang mempromosikan

kompetensi dalam perencanaan, dan persiapan untuk masa depannya. Seseorang

yang tidak memiliki kepedulian karier akan cenderung menghindari tanggung

jawab untuk membuat perencanaan karier, menghindari pengambilan keputusan

karier ataupun keputusan apapun yang berkaitan dengan kariernya. Seseorang

yang memiliki kepedulian karier yang rendah disebut sebagai (career

Page 78: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

65

indifference), yang merefleksikan perilaku tanpa perencanaan, pesimis, dan sikap

apatis terhadap karier (Savickas, 2013).

2) Career Control (Pengendalian Karir)

Dimensi ini berisi bagaimana individu dalam mengontrol dirinya dan

membentuk dirinya untuk dapat sesuai dengan lingkungannya. Dengan

pengendalian karir, individu akan menjadi disiplin, berusaha, dan tekunan dalam

hal karirnya. Pengendalian karir melibatkan kedisiplin diri intrapersonal dan

proses menjadi teliti, disengaja, terorganisir, dan menentukan dalam

melaksanakan tugas pengembangan kejuruan dan membuat transisi pekerjaan.

Individu dalam dimensi ini dijelaskan memiliki tanggung jawab dan kepemilikan

dalam karirnya

Pengendalian karier berarti bahwa orang tersebut percaya bahwa mereka

bertanggung jawab untuk membangun karier mereka sendiri. Jika remaja merasa

yakin akan pengendalian karir yang dimilikinya, remaja akan lebih yakin dalam

membuat alternatif pilihan-pilihan karir dan tidak merasa terpuruk saat salah satu

perencanaan yang dilakukannya gagal atau tidak sesuai harapan (Maree &

Hancke, 2011).

Seseorang yang tidak memiliki pengendalian karier yang baik

diistilahkan sebagai seseorang yang memiliki kebingungan karier (career

indecision) yang menampilkan perilaku kebingungan (enacted as confusion),

penundaan (prokrastinasi) dan impulsif (Savickas, 2013).

Page 79: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

66

3) Career Curiosity (Keingintahuan Karir)

Dimensi ini mengenai bagaimana individu terdorong untuk berfikir

tentang dirinya di berbagai situasi dan peran yang dimilikinya. Dimensi ini juga

melihat bagaimana individu menjelajahi kemungkinan diri dan peluang karirnya

di dalam pekerjaan. Keingintahuan karir mengacu pada keingintahuan tentang dan

eksplorasi kesesuaian antara diri sendiri dan dunia kerja.

Rasa ingin tahu menghasilkan pengetahuan yang digunakan untuk

membuat pilihan yang sesuai dengan situasi saat mereka belajar tentang

bagaimana dunia bekerja. Fungsi dasar rasa ingin tahu dalam membangun karir

tercermin dari eksplorasi dan perilaku pencarian informasi, serta pengetahuan diri

dan informasi pekerjaan. Sikap keingintauan menentukan individu untuk

memaknai lingkungan untuk mempelajari tentang diri dan situasi

Individu yang telah menjelajahi dunia di luar lingkungan mereka sendiri

memiliki lebih banyak pengetahuan tentang kemampuan, minat, dan nilai mereka,

serta tentang persyaratan, rutinitas, dan penghargaan dari berbagai pekerjaan.

Informasi yang lebih luas ini membawa realisme dan objektivitas pada pilihan-

pilihan berikutnya yang akan memiliki kesesuaian antara diri sendiri dan dunia

kerja.

Namun sebaliknya seseorang yang memiliki keingintahuan yang rendah

cenderung bersikap apatis dan tidak peduli dengan pekerjaan yang menarik

untuknya. Bahkan mungkin tidak memikirkannya sama sekali. Seseorang dengan

keingintahuan karier yang rendah dikatakan memiliki sikap tidak realistis

Page 80: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

67

(unrealism) terhadap dunia pekerjaan dan memiliki citra diri yang tidak tepat

(Savickas, 2013).

4) Career Confidence (Rercaya Diri Karir)

Teori konstruksi karier, kepercayaan diri menunjukkan perasaan self-

efficacy mengenai kemampuan seseorang untuk berhasil melaksanakan suatu

tindakan yang diperlukan untuk membuat dan menerapkan pilihan pendidikan dan

kejuruan yang sesuai.

Dimensi mengenai bagaimana individu membangun kepercayaan dirinya

bahwa dirinya dapat mengaktualisasikan pilihannya untuk menentukan hidup

mereka nanti. Kepercayaan diri ini juga dapat dibentuk dari proses eksplorasi dan

mencari informasi yang dilakukan oleh individu. Dimensi ini mengungkap

bagaimana individu mengejar karirnya serta bagaimana individu tersebut

membuat antisipasi dalam menghadapi rintangan yang dihadapinya. (Hartung et

al., 2008) meyakini bahwa keyakinan karier merupakan suatu indikator dari

kemampuan pemecahan masalah karier remaja sekaligus menjadi petunjuk

kemampuan memenuhi kebutuhan diri sendirinya (self-sufficiency)

Individu yang memiliki kepercayaan diri rendah tidak akan tertarik pada

pengalaman tertentu, misalnya kesulitan dalam matematika dan sains, mereka

akan merasa sulit untuk percaya diri dalam mendekati kegiatan tersebut dan

akibatnya akan kurang tertarik pada bidang yang memerlukan keterampilan pada

kegiatan tersebut. Serta keyakinan yang salah tentang gender, ras, dan peran sosial

sering menghasilkan hambatan internal dan eksternal yang menghambat

pengembangan kepercayaan diri. Seseorang yang kurang memiliki keyakinan

Page 81: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

68

karier akan menghasilkan hambatan karier (career inhibition) yang akan

menghambat terwujudnya peran seseorang dan menyebabkan kegagalan dalam

meraih tujuan karir (Savickas, 2013).

2.2.2 Peranan Adaptabilitas Karir

Adaptabilitas karir digunakan oleh individu untuk dapat memilih

tindakan yang tepat dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan kerja,

transisi kerja maupun trauma terhadap kerja (Savickas, 1997). Kemampuan

individu dalam beradaptasi dapat membantu individu dalam menghadapi tuntutan

baru dalam dunia kerja maupun lingkungan kerja yang beragam. Adaptabilitas

karir juga dapat membantu individu dalam merefleksikan tujuan utamanya dalam

mengorganisasi yang sekarang ditempatinya.

Individu yang tidak dapat melakukan adaptasi terhadap dunia kerja

maupun lingkungan kerja yang baru diketahui, dapat mengalami kesulitan dalam

aspek-aspek individual maupun hubungannya dengan pekerjaan. Akibat sesorang

tidak memilki adaptability karir dapat berakibat negatif pada ketidak puasan

terhadap pekerjaannya, ketidak nyamanya kerja, beban kerja merasa bertambah,

loyalitas kerja yang rendah, serta keinginan untuk keluar dari pekerjaan, dan

memiliki kebosanan terhadap pekerjaan yang ditekuni.

2.2.3 Adaptabilitas Karir Siswa SMP

Melalui paradigma yang dipelopori oleh Super, Savickas (2002)

mengembangkan sebuah teori yang disebut dengan teori konstruksi karier (career

construction). Teori konstruksi karier meyakini bahwa individu mengkonstruksi

representasi dari realitas, namun berbeda dengan konstruksi dalam ontologi yang

Page 82: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

69

mengatakan bahwa individu yang mengkonstruksi realitas. Hal yang

dikembangkan oleh Savickas, yang membuat teorinya berbeda dengan Super,

adalah bahwa konsep perkembangan didasarkan pada adaptasi terhadap

lingkungan, bukan kematangan dari individu itu sendiri. (Savickas, 1997)

Menurut teori konstruksi karir Walsh & Savickas (2005) kemampuan

beradaptasi karir mencerminkan beragam sikap, perilaku, dan kompetensi yang

membantu proaktif beradaptasi terhadap perubahan situasi. Adaptivitas

menandakan karakteristik pribadi fleksibilitas atau kemauan untuk memenuhi

tugas-tugas karir, transisi, dengan respons yang sesuai. Dalam hal ini Savickas

(1997) konsep adaptabilitas karir mengarah kepada tugas-tugas perkembangan

Super life-span, life-space theory.

Perkembangan karir dijalankan seseorang selama rentang kehidupanya.

(Super, 1980). Usia sekolah menengah pertam (SMP) berkisar 13-15 tahun.

Dalam hal ini (Savickas, 1997) konsep adaptabilitas karir mengarah kepada tugas-

tugas perkembangan Super life-span, life-space theory. Pengembangan rentang

usia merupakan adaptabilitas karir untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan

(Hartung & Cadaret, 2017). Tugas perkembangan karir adolescence usia 14-25

dengan membrikan kesempatakn waktu yang lebih untuk menyalurkan hobi,

memverifikasi pilihan pekerjaan saat ini, belajar terntang peluang kerja, dan serta

dapat mengembangakn konsep diri yang realistik (Super, 1980).

Tahapan yang harus dilalui masa remaja awal dalam tugas

perkembanganya meliputi persiapan secara ekonomi, pemilihan, dan latihan

jabatan (Monks, Knoers, & Haditono, 2006). Menurut Super (1980) kristalisasi

Page 83: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

70

Crystallization merupakan tahapan tugas perkembangan dengan rentang usia 14-

18 tahun, rentang usia tersebut menunjukan periode prose kognitif dalam

merumuskan tujuan karir secara umum dengan melihat kemampuan diri,

kontinjensi, minat, nilai, dan perencanaan untuk pekerjaan yang disukainya.

Super, (1980) mengemukakan bahwa kesuksesan tahapan kehidupan

membutuhakn kematangan karir. Kematangan karir menunjukan kesiapan sikap

dan kognitif untuk membuat pilihan pendidikan dan kejuruan. Kesiapan sikap

berarti aktif terlibat dalam dalam perencanaan dan ekplorasi pekerjaan dimasa

depan. Kesiapan kognitif berarti memiliki pengetahuan tentang pekerjaan dan

bagaimana membuat keputusan karir yang baik. adaptabilitas karir merupakan hal

yang penting bagi remaja awal.

Dalam berbagai hal rendanya perkembangan karir dapat dikarenankan

kurangnya kesiapan (Jung, 2013), kurangnya informasi karir (Gati, Krausz, &

Osipow, 1996), kurangnya kemampuan untuk mencapai keputusan tentang masa

depan seseorang terhadap suatu pekerjaan atau jabatan (Guay, Senécal, Gauthier,

& Fernet, 2003).

Adaptabilitas karir siswa SMP merupakan kesiapan seseorang dalam

menghadapi lingkungan sekolah dengan berbagai kondisi sesuai kemampuan diri

didukung berbagai ragam sikap, perilaku, dan kompetensi yang mencerminkan

perilaku karir dengan mengarahkan berbagai ragam kegiatan sekolah, meyalurkan

hobi, bakat, memahami konsep diri yang realistik, serta perencanaan dan tujuan

karir. Dengan dukungan informasi, dan kesiapan berperan aktif dalam

perencanaan karir yang disukainya.

Page 84: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

71

2.2.3 Self-Efficacy Keputusan Karir

2.2.3.1 Pengertian Self-Efficacy Keputusan Karir

Teori efikasi diri merupakan cabang dari Social Cognitive Theory yang

dikemukakan oleh Albert Bandura (Social Learning Theory). Asumsi awal dan

mendasar dari teori kognitif sosial Bandura adalah teori pembelajaran (learning

theory). Dengan perkembangnya (Social Learning Theory) berkembang menjadi

Social Cognitive Career Tehory (SCCT) Bandura, (1997); Lent, Brown, &

Hackett (1994). Teori SCCT seringkali dikaji untuk menjelasksan perkembangan

dan peminatan karier, pilihan studi lanjut dan pekerjaan, serta performa dan

ketekunan ketika belajar dan bekerja.

Taylor & Betz (1983) mendefinisikan sellf-efficacy keputusan karier

sebagai keyakinan seseorang untuk dapat memahami dalam menilai diri dengan

tepat, mencari sumber informasi bidang kerja, menyeleksi tujuan karir, membuat

perencanaan karir serta dapat memecahkan permasalahan berkaitan dengan arah

pilih karirnya. Self-efficay keputusan karir merupakan keyakinan seseorang dalam

kemampuannya untuk melakukan sesuatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian

orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungannya (Feist et al., 2017).

Efikasi diri pengambilan keputusan karier mewakili sebuah penilaian

kognitif atau penilaian kinerja di masa depan yang dianggap sebagai mekanisme

utama dari peraturan diri kognitif sosial. Siswa yang kurang yakin akan

kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karier dan

perilaku-perilaku yang diperlukan untuk pembuatan keputusan yang efektif akan

Page 85: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

72

lebih sering ragu sehubungan dengan pilihan karier (Hargrove, Creagh, &

Burgess, 2002).

Self-efficacy keputusan karir bukan merupakan ekpetasi hasil dari

tindakan kita, melainkan merujuk pada keyakinan diri seseorang bahwa orang

tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan suatu perilaku, sementara

ekpetasi hasil merujuk pada prediksi dari kemungkinan mengenai konsekuensi

perilaku tersebut (Bandura, 1965,1969,1989,1997; Feist et al., 2017b).

Bandura (1997) melihat efikasi diri terdiri dari dua jenis yakni efikasi diri

positif dan efikasi diri negatif. Efikasi diri dikatakan positif ketika keyakinan yang

dimiliki seseorang bahwa ia percaya mempunyai kuasa untuk menciptakan apa

yang ia inginkan atau harapkan. Sedangkan, self-efficacy negatif ketika keyakinan

yang dimiliki seseorang membuat dirinya lemah atau melemahkan dirinya sendiri.

Seseorang dengan efikasi diri positif percaya bahwa ia dapat menyelesaikan suatu

tugas tertentu dengan baik, seringkali mengerahkan usaha yang cukup untuk

menyelesaikan tugas yang ia jalani. Sebaliknya, orang yang memiliki efikasi diri

yang negatif seringkali menyerah dalam menghadapi kesulitan (Creagh Kaiser,

2003).

Ekspektasi self-efficacy keputusan karir dan outcome dipandang

membantu untuk memotivasi tujuan dan tindakan pada gilirannya membantu

menentukan hasil keputusan karir (Grether, Sowislo, & Wiese, 2018). Perilaku ini

merupakan fungsi adaptif yang diperlukan untuk orientasi, eksplorasi, pendirian,

manajemen. Self efficacy keputusan karir memainkan suatu peran penting dalam

Page 86: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

73

memotivasi pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang menantang dalam

kaitannya dengan pencapaian tujuan tertentu.

Seseorang dapat dikatakan memiliki self-efficay keputusan karir yang

baik ketika merasa yakin bahwa dirinya percaya, mempunyai kemampuan untuk

menyelesaikan apa yang diinginkan dan diharapkannya (Ana et al., 2017).

Seseorang percaya dengan kemampuan yang dimilikinya akan memberikan

dampak terhadap perilaku, motivasi, dan akhirnya akan menentukan keberhasilan

atau kegagalannya. Self efficacy keputusan karir dapat membuat seseorang

menggunakan kemampuan mereka untuk menafsirkan informasi internal dan

eksternal ke dalam tindakan nyata. Informasi karier tidak hanya merupakan objek

faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan

informasi itu yang dikaitkan dengan tujuan dan pilihan hidup dimasa akan datang

(Muttaqin & Tadjri, 2017).

Secara umum self efficacy keputusan karir adalah penilaian seseorang

terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar

kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas tertentu untuk mencapai hasil

tertentu. Self-efficacy rendah, dapat berdampak pada academic anxiety yang

dialami oleh remaja (Situmorang, Wibowo, & Mulawarma, 2018) Harapan hasil

(outcome expectation) adalah penilaian ataupun belief seseorang pada hasil yang

diharapkannya terhadap behavior tertentu yang dilakukan individu (Ana et al.,

2017). Dalam triadic recprokal casual model menyebutkan bahwa lingkungan

perilaku dan manusia mempunyai pengaruh yang interaktif terhadap satu sama

lain, efikasi diri menrujuk kepada faktor P (manusia) (Feist et al., 2017).

Page 87: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

74

Ogutu & Maragia (2017) membuktikan bahwa keberhasilan self-efficacy

keputusan karir dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan tipe sekolah, lingkungan

teman sebaya, dukungan orang tua dikalangan peserta didik sekolah menengah

pertama. Duffy & Blustein, (2005) membuktikan bahwa individu yang memiliki

hubungan spiritual yang kuat, memiliki motivasi intrinsik cenderung lebih percaya

diri dalam kemampuan mereka untuk membuat self-efficacy keputusan karir dan

terbuka mengeksplorasi berbagai pilihan karir.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, self efficacy keputusan karir dapat

didefinisikan sebagai keyakinan seorang individu terhadap kemampuan yang

dimilikinya untuk mengatasi hambatan, guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Tinggi atau rendahnya self-efficacy keputusan karir yang dimiliki oleh seorang

individu berbeda-beda dalam setiap bidang tertentu, serta self efficacy keputusan

karir dapat dibentuk melalui pengalaman, belajar, pemahaman, dan optimisme.

Faktor yang mempengaruhi self-efficacy keputusan karir yang memberi dampak

pada expetasi hasil adalah faktor pribadi, usia, jenis kelamin tinggi badan, berat

badan, dan kesehatan fisik.

Dengan memiliki self-efficacy keputusan karier yang tinggi, maka

individu akan mampu mempertahankan pilihan program studinya meskipun

lingkungan kurang mendukung. Bahkan, efikasi diri pengambilan keputusan

karier yang tinggi dapat mendorong individu untuk mencari berbagai solusi saat

menemui hambatan.

Page 88: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

75

2.2.3.2 Pembentukan Self-Efficacy Keputusan Karir

SCCT menawarkan tiga model proses pengembangan karir yang

segmental, diantaranya (a) pengembangan minat akademik dan kejuruan, (b)

bagaimana individu membuat pilihan pendidikan dan karir, dan (c) kinerja dan

kemampuan pendidikan dan karier. Tiga model segmental memiliki penekanan

yang berbeda di sekitar tiga variabel inti, yaitu self-efficacy, ekspektasi hasil, dan

tujuan pribadi (Leung, 2008).

Terdapat faktor yang mempengaruhi Self-efficay keputusan karier yaitu

personal (misalnya jenis kelamin, ras/budaya, predisposisi) dan faktor kontekstual

seperti kondisi latar belakang keluarga dan pengalaman belajar seseorang

(Hargrove et al., 2002).

Self-efficacy keputusan karir mempunyai pengaruh kualitas yang sangat

kuat dalam tindakan manusia, namun bukan salah satunya penentu keberhasilan

seseorang (Feist et al., 2017). Faktor yang berpengaruh untuk membentuk,

meningkatkan, atau mengurangi self-efficacy keputusan karir seseorang, dapat

dengan salah satu atau mengabungkan dari empat sumber yaitu: (1) pengalaman

menguasai sesuatu, (2) pemodelan sosial, (3) persuasi sosial, (4) kondisi fisik dan

emosional (Bandura, 1997; Feist et al., 2017b).

1) Pengalaman Mengausai Sesuatu

Sumber utama self-efficacy yang paling berpengaruh adalah pengalaman

menguasai sesuatu tetang kemampuan atau perfoma masa lalu. Secara umum

performa yang berhasil akan meningkatkan ekpetasi mengenai kemampuan dan

pengalaman kegagalan cenderung akan menurunkan hal tersebut.

Page 89: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

76

2) Pemodelan Sosial.

Sumber kedua dari pembentukan self-efficacy adalah pemeodelan sosial

yaitu pengalaman yang tidak terduga (vicarious experience). Self-efficacy

mengingkat saat sesorang mengamati paencapaian orang lain yang memepunyai

kompetensi setara, namun akan berkurang ketika melihat orang lain gagal.

3) Persuasi Sosial.

Self-efficacy diri dapat diperoleh dan diperlemahakan melalui persuasi

sosial atau self-efficacy dapat ditingkatkan atau diturunkan melalaui persuasi

sosial. Kata-kata atau kritik dari sumber yang terpercaya mempunyai daya yang

lebih efektif dibandingkan dengan sumber yang tidak percaya. Meningkatkan

self-efficaccy diri melalui persuasi sosial dapat menjadi efektif bila kegiatan

didukung dengan jangkauan perilaku seseorang.

4) Kondisi Fisik Dan Emosional.

Sumber self-efficacy keputusan karir adalah kondisi fisiologis dan

emosional seseorang. Emosi yang yang kuat akan mengurangi performa ketika

seseorang mengalami ketakutan, kecemasan, atau tingkat sters yang tinggiyang

memeungkinkan akan terjadi self-efficay keputusan karir yang rendah.

2.2.3.3 Aspek-Aspek Self Efficacy Keputusan Karir

Menurut Luo, Ng, Lee, & Aye (2016) self efficacy keputusan karir pada

setiap individu akan berbeda satu individu dengan yang lainnya. Pengambilan

keputusan karir self-efficacy keputusan karir berfokus pada aspek "proses" pilihan

karir (yaitu, variabel proses yang terlibat dalam pengambilan keputusan karir)

Page 90: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

77

(Oreshnick, 1991). Keyakinan self-efficacy keputusan karir memainkan peran

sentral dalam fungsi manusia (Grether et al., 2018).

Efficacy keputusan karir dapat berfungasi secara determinatif pada

tingakat kolektif maupun tingkat individu (Bandura & Locke, 2003). Terdapat

dimensi self-efficacy keputusan karir pembuatan keputusan karir sebagai perilaku

yang relevan dengan kompetensi pilihan karir yaitu (1) self aparsial (penilaian

diri), (2) gathering occupational information (pengumpulan informasi pekerjaan),

(3) goal selection (seleksi tujuan), (4) making plans for the futur (pembuatan

perencanaan kedepan), (5) problem solving (pemecahan masalah) (Taylor & Betz,

1983).

1) Self Aparsial (penilaian diri)

Merupakan aspek yang menggambarkan tetang self-efficacy keputusan

karir melalui penilaian terhadap dirinya sendiri. Aspek tersebut memiliki arti bawa

sesorang memiliki self-efficacy tinggi atau rendah ditentukan dari penilaian

individu tersebut terhadap dirinya.

2) Gathering Occupational Information (pengumpulan informasi pekerjaan)

Aspek kedua efikasi diri disini menggambarkan tinggi rendahnya self-

efficacy siswa dilihat dari pengumpulan informasi tent ang bidang karier yang

diminati. Diminsi ini melihat seberapa jauh siswa yakin akan kemampuannya

untuk bidang karier tertentu dengan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

3) Goal Selection (seleksi tujuan)

Aspek ini menggambarkan self-efficacy keputusan karir siswa dilihat

dari keyakinan terhadap tujuan yang akan dicapai pada bidang karier yang

Page 91: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

78

diminati. Dimana siswa yang memiliki self-efficacy keputusan karir yang tinggi

akan merasa percaya bahwa tujuan pada bidang karier tertentu pasti dapat

diwujudkannya.

4) Making Plans For The Futur (pembuatan perencanaan kedepan)

Aspek ini menjelaskan bagaimana siswa memiliki keyakinan terhadap

rencana masa depan yang akan dibuat untuk memilih bidang karier tertentu.

Siswa yang memiliki efkasi diri yang tinggi akan percaya bahawa rencana masa

depan yang dibuat mampu diwujudkan.

5) Problem Solving (pemecahan masalah)

Aspek terkahir menggambarkan keyakinan siswa akan mampu

menyelesaikan masalah dengan baik. Siswa yang memiliki efikasi diri tinggi

merasa mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Sedangkan siswa yang

memiliki efikasi diri rendah merasa tidak mampu memecahkan masalah yang

dihadapi. Bandura (1997); Feist et al., (2017b) tinggi-rendahnya self-efficacy

berkombinasi dengan lingkungan yang responsif dan tidak responsif untuk

menghasilkan empat variabel yang paling bisa diprediksi yaitu sebagai berikut:

1) Bila Self Efficacy tinggi dan lingkungan responsif, hasil yang paling bisa

diperkirakan adalah kesuksesan.

2) Bila Self Efficacy rendah dan lingkungan renponsif, manusia dapat

menjadi depresi saat mereka mengamati orang lain berhasil

menyelesaikan tugas-tugas yang menurut mereka sulit.

Page 92: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

79

3) Bila Self Efficacy tinggi bertemu dengan situasi lingkungan yang tidak

responsif, manusia biasanya akan berusaha keras mengubah lingkungan,

misalnya melakukan protes, aktivisme sosial.

4) Self Efficacy rendah berkombinasi dengan lingkungan yang tidak

responsif, manusia akan melakukan apati, mudah menyerah, merasa tidak

berdaya.

2.3 Kerangka Berpikir

Kelompok psikoedukasi teknik modeling baik dengan symbolic modeling

dan live modeling dapat meningkatkan adapatabilitas perencanaan karir. Serta

dengan adanya Kelompok psikoedukasi teknik modeling baik dengan symbolic

modeling dan live modeling juga akan memperkuat kepercayaan diri, self-efficacy

yang akan mempengaruhi kekuatan adaptabilitas perencanaan kariri siswa.

Symbolic modeling pertama memberikan gambaran siwa tentang

informasi karir, ekplorasi karir dan mernagsang untuk memiliki keyakinan diri,

langkah tersebut memberi dampak pada adaptabilitas arah karirnya. Dilakukan

menggunakan media vidoe modeling. Bertujuan agar siswa lebih memahami

informasi karir, persaratan memasuki jenjang karir, dan bagimana langkah awal

siswa untuk merencanakan karirnya dimasa yang akan datang. Langkah

selanjutnya menggunakan live modeling degnan menggunakan percontohan

individu yang berkometensi sebagai model akan memperkuat keyakinan diri

seseorang untuk mencontoh tingkah laku sang model. Perhatian bagi siswa yaitu

suatu model yang akan disediakan oleh konselor dengan tujuan siswa dapat

Page 93: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

80

memperoleh pemahaman, pengalaman, dan tingkah laku yang ada di dalam diri

model sebagai acuan proses adaptabilitas perencanaan karir.

Live modeling pertama memperhatikan model memperhatikan yang

sukses, bertujuan agar siswa menyadari kemampuanya, melakukan merencanan,

kemudian terbentuk pola kognitifnya yang akan membentuk perilakunya, serta

berdampak pada adaptasi pemiliahan karir yang akan diambilnya. Siswa bisa saja

sudah dapat menyadari kemampuanya, merencanakan, dan berperilaku yang akan

membentuk sikap adaptabilisas keputusan karirnya, akan tetapi ada kalanya siswa

sudah dipetakan arah tujuan karinya tapi belum bertindak. Bukti dari itu siswa

sudah dapat merencanakan adaptabilitas karirnya.

Dengan adanya kelompok psikoedukasi teknik modeling, dengan melihat

model tersebut akan memperkuat keyakinan akan potensinya. Karena dengan

melihat pemodelan, nantinya akan dapat memperkuat keyakinan dan kemampuan

yang dimilik pada siswa. Pada perihal ini, siswa akan kuat efikasi dirinya atau

akan berkembang efikasi dirinya, dengan kata lain siswa akan memilik keyakinan

diri tinggi terhadap potensinya dan kemampuan dirinya. Dalam hal ini

kemampuan siswa seperti kemampuan menilai kekuatan dan kelemahan diri,

kemampuan perencanaan dan eksplorasi karir, kemampuan dalam perkembangan

belajar dan mampu mengatasi perasalahan yang berhubungan dengan proses

pengambilan keputusan karir akan berkembang.

Kemampuan, keyakinan diri yang meningkat akan berdampak atau

berkontribusi pada adaptabilitas perencanaan karir siswa. Karen adaptabilitas

perencanaan kari memerlukan kemampuan self-efficacy. Adaptabilitas kerir

Page 94: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

81

merupakan cerminan dari sikap, perilaku, dan kompetensi seseorng membantu

dalam peyesuaian karinya dimasa depan (Walsh & Savickas, 2005). Dengan

membuat perencanaan awal kari yang susks diperlukan kepercayaan diri yang

kuat, dalam hal ini berarti ketika siswa memiliki self-effikasi yang kuat atau

memiliki trust yang tinggi, siswa akan memiliki modal untuk melakukan

adaptabilitas perencanaan karir. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka fikir

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Pola Kerangka berfikir

X: Kelompok Psikoedukasi Teknik Modeling.

M: Self-Efficacy Keputusan karir

Y: Adaptabilitas Karir Siswa.

Kelompok

Psikoedukasi Dengan

Teknik Modeling

Adaptabilitas karir

siswa

Self-Efficacy

keputusan karir

Page 95: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

82

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan maslah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan. Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling efektif untuk

meningkatkan adaptabilitas karir peserta didik SMP.

2) Kelompok psikoedukasi dengan teknik modeling efektif untuk

meningkatkan self efficacy peserta didik SMP.

3) Terdapat hubungan yang positif antara self efficacy keputusan karir

dengan adaptabilitas karir peserta didik SMP.

4) Terdapat dampak tidak langsung dari kelompok psikoedukasi dengan

teknik modeling terhadap adaptabilitas karir siswa melalui self-efficacy

keputusan karir.

Page 96: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

148

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh dari

pelaksanaan penelitian pada siswa SMP Negeri 31 Purworejo mulai dari tahap

pendahuluan sampai pelaksanaan kegiatan kelompok psikoedukasi teknik

modeling terhadap self-efficacy keputusan karir untuk meningkatkan adabtabilitas

karir, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Terdapat sebagaian siswa SMP Negeri 31 Purworejo yang memiliki

tingkat self-efficacy keputusan karir dan adabtabilitas kari yang rendah, yang

diketahui dari hasil analisis daftar cek masalah (DCM) dan skala self-efficacy

keputusan kari dan adaptabilitas karir. Hal tersebut menunjukan rendahnya

perkembangan dan kematangan karir siswa terhadap tugas-tugas perkembangan

pada remaja awal.

Melalui kelompok psikoedukasi teknik modeling efektif dalam

meningkatkan adabtabilitas karir siswa, dengan menunjukan kesiapan dengan

tugas-tugas selama disekolah, dapat leluasa dalam mengembangkan potensi bakat

dan miat melalui kegiatan pengembangan exterakulikuler, menjadi lebih paham

tentang jenjang sekolah lanjutan ahirnya dapat membentuk kesiapan janga

panjang terhadap pemilihan seklah lanjutan.

Serta dengan Kelompok psikoedukasi teknik modeling dapat efektif

dalam meningkatkan self-efficacy keputusan karir siswa, yakni siswa merasa

Page 97: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

149

yakinan akan kemampuannya untuk menangani masalah dengan menujukan

perilaku siswa dapat membuat atau mengambil keputusan secara tepat dan terbaik

bagi masa depannya terutama berkaitan dengan rencana karir yang akan

ditempuhnya.

Dari hasil peneliti menemukan hubungan yang signifikan anatara self-

effficacy keputusan karir dengan adabtabilitas karir siswa, diakrenakan semakin

tinggi self-efficacy keputusan karir siswa akan memperkuat dukungan dari dalam

diri untuk membentuk perilaku yang adaptif, sehingga perilakau adaptanilitas

karir merupakan dukungan dari effikasi diri terhapa lingkungan dan dukungan

orang lain sebagai penentu keberhasilan tugas-tugas perkembangan karir siswa.

Sehingga Kelompok psikoedukasi teknik modeling efektif dalam

memberikan dampak tidak langsung untuk meningkatkan adabtabilitas karir

melalui self-efficacy keputusan kari siswa SMP Negeri 31 Purworejo, melalui

pemebrian layanan tersebut teknik modeling sangat berpengaruh memberikan

hasil dari kecapaian adaptabilitas karir siswa, dengan memperkuat self-efficacy

keputusan karir. Semakin kuat kepercayaan diri dan memahami potensi dirinya,

maka siswa dalam perencanaan karir akan lebih adaptif dalam melakukan tugas-

tugas akademik dan prestasi akademik, sehingga pada akhirnya siswa dapat

memilih sekolah lanjutan sesuai dengan potensi diri, minat, keyakinan dan

perolehan prestasi akademik, pada ahirya dapat memilih peluang karirnya.

Page 98: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

150

5.2 Saran

Saran merupakan upaya tindak lanjut dan masukan yang diberikan

kepada lembaga atau pihak-pihak yang dipandang berkepentingan dengan hasil

penelitian. Adapun saran yang dapat diberikan difokuskan pada substansi

berdasarkan hasil penelitian dan ditujukan pihak-pihak terkait seperti kepala

sekolah, guru bimbingan dan konseling, dan peneliti selanjutnya.

5.2.1 Bagi guru bimbingan dan konseling (konselor)

Bagi konselor sekolah, diharapkan dalam melaksanakan kegiatan layanan

bimbingan dan konseling karir, konselor perlu melihat aspek yang ada di dalam

self-efficacy keputusan kari dan adabtabilitas kari. Dengan melihat aspek-aspek

tersebut konselor dapat mengetahui kebutuhan peserta didik dalam perencanaan

karir secara matang. Untuk melangkah lebih jauh tentang arah karir atau

perencanaan karir, konselor harus mengetahui terlebih dahulu self-efficacy

keputusan karir siswa, dengan begitu konselor dapat memetakan kondisi peserta

didik dalam permasalahan karir, sehingga pada ahirnya siswa dapat

beradaptabilitas dalam karir jangka pendek dan jangka panjangya.

5.2.2 Bagi penelitian selanjutnya.

Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangakn model

efek mediasi. Tidak haya mengetahui pengaruh adabtabilitas karir melalui self-

efficacy. Namun untuk memperjelas pengaruh hubungan dari aspek-aspek yang

ada dari variabel tersebut. Bila dimungkinkan untuk menambah variabel yang

dapat menambah kepekaan dalam karir, seperti pengaruh kebudayaan, staus

ekonomi keluarga, pendidikan orang tua dan significant other. Serta dalam

Page 99: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

151

penelitian ini lebih menitik beratkan kepada efek tidak lansung atau mediasi dari

self-efficacy keputusan karir, namun tidak melihat efek dari variabel moderasi.

Dengan begitu bagi penelitian selanjutnya dapat melihat variabel mediasi dan

moderasi untuk mengetahui tingakt adabtabilitas karir melalui self-efficacy

keputusan karir, dan untuk penelitian selanjutnya harus diberikan pengukuran

berkala setelah postest, untuk dapat melihat pengaruh perubahan perlakuannya,

Setelah beberapa bulan diberikan tereatment.

Page 100: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

152

Daftar Pustaka

Adiputra, S. (2015). Penggunaan Teknik Modeling Terhadap Perencanaan Karir

Siswa. Jurnal Fokus Konseling, 1(1), 45–56.

Ali, M. (2015). Keefektivitas Pelatihan Pengambilan Keputusan Karier Melalui

Kelompok Psikoedukasi Di SMA 1 Madiun. Cendekia Kependidikan Dan

Kemasyarakatan, 13(1), 21–33. https://doi.org/0.1016/j.jvb.2011.05.005

Amin, Z. N., Wibowo, M. E., & Nusantoro, E. (2014). Indonesian Journal of

Guidance and Counseling. Indonesian Journal of Guidance and Counseling :

Theory and Application, 3(4), 39–46.

Ana, A., Wibowo, M. E., & Wagimin. (2017). Bimbingan Kelompok dengan

Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Self-Efficacy dan Harapan Hasil

(Outcome Expectations) Karir Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1), 49–

53. Retrieved from

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk%0ABimbingan

Arumsari, C. (2016). Konseling Individual dengan Teknik Modeling Simbolis

terhadap Peningkatan Kemampuan Kontrol Diri. Jurnal Konseling

Gusjigang, 2(1), 1–11. Retrieved from

https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/549/586

Bandura, A. (1965). Vicarious Processes A Case Of No Trial Learning.

Psychology. New York: Academic Press Inc.

Bandura, A. (1969). Social-Learning Theory of Identificatory Processes.

Handbook of Socialization Theory and Research. United States of America:

Stanford University.

https://doi.org/10.1080/19371918.2011.591629

Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. United States of America: Academic

Press Inc.

Bandura, A. (1989). Social Cognitive Theory: An Agentic Perspective. In Annual

Review of Psychology (Vol. 6, pp. 1–60).

https://doi.org/10.1146/annurev.psych.52.1.1

Bandura, A. (1997a). Self-Efficacy: The Exercise of Control. Harvard Mental

Health Letter, 13(9), 4. https://doi.org/10.1007/SpringerReference_223312

Bandura, A. (1997b). Self-efficacy in Changing Societies. (A. Bandura, Ed.).

United States of America: Cambridge University Press. Retrieved from

www.cambridge.org/9780521474672

Bandura, A., & Locke, E. A. (2003). Negative Self-Efficacy and Goal Effects

Revisited. Journal of Applied Psychology, 88(1), 87–99.

https://doi.org/10.1037/0021-9010.88.1.87

Barclay, S. R., & Stoltz, K. B. (2016). The Life-Design Group: A Case Study

Assessment. Career Development Quarterly, 64(1), 83–96.

https://doi.org/10.1002/cdq.12043

Beaten DT, Bombardier, C., Guillemin, F., & MB, F. (2000). Guidelines for the

process of Cross Cultural adaptation of Self Report mesures. Spine, 25(24),

3186–3191. https://doi.org/10.1097/00007632-200012150-00014

Berg, R. C., Landreth, G. L., & Fall, K. A. (2018). Group Counseling Concepts

and Procedures Sixth Edition (Sixth Edit). New York: Routledge.

Page 101: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

153

Betz, N. E., Klein, K. L., & Taylor, K. M. (1996). Evaluation Of A Short Form Of

The Career Decision-Making Self-Efficacy Scale. Journal Of Career

Assessment, 4(1), 47–57.

https://doi.org/10.1177/106907279600400103

Betz, N. E., & Taylor, K. M. (2014). Career Decision Self-Efficacy Scale Personal

Report, 1–40. Retrieved from www.mindgarden.com

Bieling, P. J., Mccabe, R. E., & Antony, M. M. (2006). Cognitive-Behavioral

Therapy in Groups. New York, London: A Division of Guilford

Publications. Retrieved from www.guilford.com

Borgers, S. B., & Koenig, R. W. (2008). Uses and Effects of Modeling by the

Therapist In Group Therapy. The Journal for Specialists in Group Work,

8(3), 133–138. https://doi.org/10.1080/01933928308411743

Bornstein, H. A. (2011). Career Intervention for Domestic Violence Survivors in a

Group Setting: A Psychoeducational, Skill-Building Curriculum, 1.

https://www.counseling.org/Resources/Library.

Brown, N. W. (1994). Group Counseling for Elementary and Middle School

Children. London: British Library Cataloguing in Publication.

Brown, N. W. (2004). Psychoeducational Groups Prosess and practice (Second

Edi). New York and Hove: Brunner Routledge. Retrieved from

www.brunner-routledge.com

Burns, E. C., Martin, A. J, & Collie, R. J. (2018). Adaptability, Personal Best

Goals Setting, and Gains in Students’ Academic Outcomes: A Longitudinal

Examination From A Social Cognitive Perspective. Contemporary

Educational Psychology, 53(February), 57–72.

https://doi.org/10.1016/j.cedpsych.2018.02.001

Calder, B. D., & Schulze, S. (2015). A Psycho-Educational Programme Using

Audio-Visual Media To Prevent Adolescent Substance Abuse. Education as

Change, 19(1), 36–53. https://doi.org/10.1080/16823206.2015.1024144

Carroll, A., Houghton, S., Wood, R., Unsworth, K., Hattie, J., Gordon, L., &

Bower, J. (2009). Self-Efficacy and Academic Achievement In Australian

High School Students: The mediating effects of academic aspirations and

delinquency. Journal of Adolescence, 32(4), 797–817.

https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2008.10.009

Choi, B. Y., Park, H., Yang, E., Lee, S. K., Lee, Y., & Lee, S. M. (2012).

Understanding Career Decision Self-Efficacy: A Meta-Analytic Approach.

Journal of Career Development, 39(5), 443–460.

https://doi.org/10.1177/0894845311398042

Choi, K., & Kim, D. Y. (2013). A cross Cultural Study Of Antecedents On Career

Preparation Behavior: Learning Motivation, Academic Achievement, and

Career Decision Self-Efficacy. Journal of Hospitality, Leisure, Sport and

Tourism Education, 13(1), 19–32.

https://doi.org/10.1016/j.jhlste.2013.04.001

Christner, R. W., Stewart, J. L., & Freeman, A. (2007). Handbook of Cognitive-

Behavior Group Therapy with Children and Adolescents. Taylor & Francis

Group, Llc.

Colom, F., & Vieta, E. (2006). Psychoeducation Manual for Bipolar Disorder.

Page 102: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

154

New York: Cambridge University Press.

Corey, M. S., Corey, G., & Corey, C. (2010). Group Process and Practice. (S.

Dobrin, A. Bowie, R. McDonald, A. Keay, & T. Whatcott, Eds.) (Eighth

Edi). Canada: Brooks/Cole, Cengage Learning. Retrieved from

www.ichapters.com

Corliss, L. A., & Corliss, R. A. (2009). Group Work: A Practical Guide to

Developing Groups in Agency Settings. Canada.: John Wiley & Sons, Inc.

Creagh Kaiser, M. G. (2003). The Influence of Ethnic Identity, Gender and Trait

Anxiety On Career Decision-Making Self-Efficacy for White and

Racial/Ethnic Minority Students. In Seton Hall University Dissertations and

Theses (ETDs) (p. 1625).

Creed, P. A., Fallon, T., & Hood, M. (2009). The Relationship Between Career

Adaptability, Person and Situation Variables, And Career Concerns In

Young Adults. Journal of Vocational Behavior, 74(2), 219–229.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2008.12.004

Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan Perencanaan Pelaksanaan, dan Riset

Kualitatif &Kuantitatif (Perrtama). Pustaka Pelajar.

Dandara, O. (2014). Career Education in the Context of Lifelong Learning.

Procedia - Social and Behavioral Sciences, 142, 306–310.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.07.637

Denis, D. J. (2019). SPSS Data Analysis for Univariate, Bivariate, and

Multivariate Statistics (first publ). United States of America: John Wiley &

Sons, Inc.

Devos, T., & Torres, J. A. C. (2007). Implicit Identification with Academic

Achievement among Latino College Students : The Role of Ethnic Identity

and Significant Others. In Basic and Applied Social Psychology Lawrence

Erlbaum Associates, Inc. (Vol. 29, pp. 293–310).

Douglass, R. P., & Duffy, R. D. (2015). Calling and Career Adaptability Among

Undergraduate Students. Journal of Vocational Behavior, 86, 58–65.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.11.003

Drummond, R. J., & Jones, K. D. (2006). Assessment Procedure For Counselor

and Help Professionals (Sixth Edit). New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Duffy, R. D. (2010). Sense of Control and Career Adaptability Among

Undergraduate Students, 420–430.

https://doi.org/10.1177/1069072710374587

Duffy, R. D., & Blustein, D. L. (2005). The Relationship Between Spirituality,

Religiousness, and Career Adaptability. Journal of Vocational Behavior,

67(3), 429–440.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2004.09.003

Duffy, R. D., Douglass, R. P., & Autin, K. L. (2015). Career Adaptability and

Academic Satisfaction: Examining Work Volition and Self Efficacy As

Mediators. Journal of Vocational Behavior, 90, 46–54.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.07.007

Ebenehi, A. S., Rashid, A. M., & Bakar, A. R. (2016). Predictors of Career

Adaptability Skill among Higher Education Students in Nigeria.

International Journal for Research in Vocational Education and Training

Page 103: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

155

(IJRVET), Vol. 3(Iss. 3), 212–229.

https://doi.org/10.13152/IJRVET.3.3.3

Edwards, K., & Quinter, M. (2011). Factors Influencing Students Career Choices

among Secondary School Students in Kisumu Municipality , Kenya

Corresponding Author : Kochung Edwards. Journal of Emerging Trends in

Educational Research and Policy Studies (JETERAPS), 2(2), 81–87.

Erford, B. T. (2016). 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor Edisi

Kedua. Yogyakarta: Pustak Pelajar.

Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. A. (2017). Teori Kepribadian Theories of

Personality Buku 2. (R. A. H. D. Pertiwi, Ed.) (Edisi ke 8). Jakarta: Salemba

Humanika.

Furr, S. R. (2000). Structuring the Group Experience: A format for designing

psychoeducational groups. Journal for Specialists in Group Work, 25(1), 29–

49. https://doi.org/10.1080/01933920008411450

Furr, S. R. (2008). The Journal for Specialists in Group Work Structuring the

group experience : A format for designing psychoeducational groups

Structuring the Group Experience : A Format for Designing. The Journal for

Specialists in Group Work, (December 2014), 37–41.

https://doi.org/10.1080/01933920008411450

Fuse, A. (2018). Needs of Students Seeking Careers In Communication Sciences

And Disorders and Barriers to Their Success. Journal of Communication

Disorders, 72(February), 40–53.

https://doi.org/10.1016/j.jcomdis.2018.02.003

Gadassi, R., & Gati, I. (2013). The Adaptability of Career Decision-Making

Profiles : Associations With Self-Efficacy, Emotional Difficulties, and

Decision Status, 40(6), 490–507.

https://doi.org/10.1177/0894845312470027

Garcia, P. R. J. M., Restubog, S. L. D., Bordia, P., Bordia, S., & Roxas, R. E. O.

(2015). Career Optimism: The Roles of Contextual Support and Career

Decision-Making Self-Efficacy. Journal of Vocational Behavior, 88, 10–18.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.02.004

Gati, I., Krausz, M., & Osipow, S. H. (1996). A Taxamony of Difficulties In

Career Decision Making. Journal of Counseing Psychology, 43(4), 510–526.

Geroski, A. M., & Kraus, K. L. (2002). Process and Content in School

Psychoeducational Groups: Either, both, or none? Journal for Specialists in

Group Work, 27(2), 233–245. https://doi.org/10.1080/742848694

Gibson, D. E. (2004). Role models in career development: New Directions For

Theory and Research. Journal of Vocational Behavior, 65(1), 134–156.

https://doi.org/10.1016/S0001-8791(03)00051-4

Gibson, R. L., & Mitchell, M. H. (2016). Bimingan dan Konseling. (Y. Santoso,

M. Chasan, H. El-Jaid, R. Indriani, & B. B. Tijah, Eds.) (Edisi Ketu).

Indonesia: Pustak Pelajar.

Ginevra, M. C., Magnano, P., Lodi, E., Annovazzi, C., Camussi, E., Patrizi, P., &

Nota, L. (2018). The Role of Career Adaptability and Courage on Life

Satisfaction in Adolescence. Journal of Adolescence, 62(May 2017), 1–8.

https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2017.11.002

Page 104: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

156

Glading, S. T. (1994). Effective Group Counseling. Carolina: Eric Clearinghouse

Products.

Grether, T., Sowislo, J. F., & Wiese, B. S. (2018). Prospective Relations Between

General and Domain-Specific Self-Efficacy Beliefs During A Work-Family

Transition. Personality and Individual Differences, 121(May 2017), 131–

139. https://doi.org/10.1016/j.paid.2017.09.021

Guan, M., Capezio, A., Restubog, S. L. D., Read, S., Lajom, J. A. L., & Li, M.

(2016). The Role of Traditionality in the Relationships Among Parental

Support, Career Decision-Making Self-Efficacy and Career Adaptability.

Journal of Vocational Behavior, 94, 114–123.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.02.018

Guan, Y., Deng, H., Sun, J., Wang, Y., Cai, Z., Ye, L., Li, Y. (2013). Career

Adaptability, Job Search Self-Efficacy and Outcomes: A Three-Wave

Investigation Among Chinese University Graduates. Journal of Vocational

Behavior, 83(3), 561–570.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2013.09.003

Guay, F., Senécal, C., Gauthier, L., & Fernet, C. (2003). Predicting Career

Indecision: A Self-Determination Theory Perspective. Journal of Counseling

Psychology, 50(2), 165–177. https://doi.org/10.1037/0022-0167.50.2.165

Gudmundsson, E. (2012). Guidelines for Translating and Adapting Psychological

Instruments. Nordic Psychology, 61(2), 29–45. https://doi.org/10.1027/1901-

2276.61.2.29

Gushue, G. V. (2006). The Relationship of Ethnic Identity, career Decision-

Making Self-Efficacy and Outcome Expectations Among Latino a High

School Students. Journal of Vocational Behavior, 68(1), 85–95.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2005.03.002

Hampton, N. Z. (2005). Testing for the Structure of the Career Decision Self-

Efficacy Scale-Short Form Among Chinese College Students. Journal of

Career Assessment, 13(1), 98–113.

https://doi.org/10.1177/1069072704270298

Hargrove, B. K., Creagh, M. G., & Burgess, B. L. (2002). Family Interaction

Patterns As Predictors of Vocational Identify and Career Decision-Making

Self-Efficacy. Journal of Vocational Behavior, 61(2), 185–201.

https://doi.org/10.1006/jvbe.2001.1848

Hartung, P. J., & Cadaret, M. C. (2017). Career Adaptability: Changing Self and

Situation for Satisfaction and Success. Psychology of Career Adaptability,

Employability and Resilience, 1–453.

https://doi.org/10.1007/978-3-319-66954-0

Hartung, P. J., Porfeli, E. J., & Vondracek, F. W. (2008). Career Adaptability in

Childhood Child Vocational Development in Context. National Career

Development Association, 57, 63–74.

Hayes, A. F. (2013). Introduction to Mediation, Moderation, and Conditional

Process Analysis A Regression-Based Approach. (T. D. Little, ed.) (Series

Edi). New York: The Guilford Press. Retrieved from

www.guilford.com

Henderson, D. a, & Charles L. Thompson, L. (2016). Counseling Children. (O.-D.

Page 105: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

157

Hague, Ed.) (Ninth Edit). United States of America: Cengage Learning.

Retrieved from www.cengage.com/highered to

Hidayati, N. (2017). Konseling Individu Dengan Teknik Modeling Dalam

Meningkatkan Solidaritas Sosial. Journal Of Teacher Trainig and Education,

1–7.

Hirschi, A. (2009). Career Adaptability Development in Adolescence: Multiple

Predictors and Effect on Sense of Power and Life Satisfaction. Journal of

Vocational Behavior, 74(2), 145–155.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2009.01.002

Ho, R. (2014). Multivariate Data Analysis with IBM SPSS (Second Edi). London:

Taylor & Francis Group, LLC.

Hong, H. J., & Coffee, P. (2017). A Psycho-Educational Curriculum for Sport

Career Transition Practitioners: Development and Evaluation. European

Sport Management Quarterly, 0(0), 1–20.

https://doi.org/10.1080/16184742.2017.1387925

Hoyt, K. B., & Wickwire, P. N. (2001). Knowledge Information Service Era

Changes in Work and Education and the Changing Role of the School

Counselor In Career Education. Career Development Quarterly, 49(3), 238–

249. Retrieved from

http://www.scopus.com/inward/record.url?eid=2-s2.0-

0039330857&partnerID=tZOtx3y1

Janeiro, I. N., Mota, L. P., & Ribas, A. M. (2014). Effects of Two Types of career

Interventions on Students With Different Career Coping Styles. Journal of

Vocational Behavior, 85(1), 115–124.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.05.006

Jiang, Z., Hu, X., & Wang, Z. (2018). Career Adaptability and Plateaus: The

Moderating Effects of Tenure and Job Self-Efficacy. Journal of Vocational

Behavior, 104, 59–71.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2017.10.006

Jin, L., Ye, S., & Watkins, D. (2012). The Dimensionality of the Career Decision

Self-Efficacy Scale-Short Form Among Chinese Graduate Students. Journal

of Career Assessment, 20(4), 520–529.

https://doi.org/10.1177/1069072712450492

Jung, J. Y. (2013). The Cognitive Processes Associated With Occupational/

Career Indecision: A Model For Gifted Adolescents. Journal for the

Education of the Gifted, 36(4), 433–460.

https://doi.org/10.1177/0162353213506067

Juwita Sari, W., Purwanto, E., & Japar, M. (2017). Konseling Naratif untuk

Meningkatkan Konsep Diri Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1), 44–48.

Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk%0AKonseling

Katz, I., Cohen, R., Green-Cohen, M., & Morsiano-davidpur, S. (2018). Parental

Support for Adolescents’ Autonomy While Making a First Career Decision.

Learning and Individual Differences, 65(April), 12–19.

https://doi.org/10.1016/j.lindif.2018.05.006

Kavas, A. B. (2013). A Psychometric Evaluation of the Career Decision Self-

Efficacy Scale-Short Form With Turkish University Students. Journal of

Page 106: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

158

Career Assessment, 22(2), 386–397.

https://doi.org/10.1177/1069072713484561

Kemenkedikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling Sekolah Menengah Pertama.

Kenny, M. E., Blustein, D. L., Haase, R. F., Jackson, J., & Perry, J. C. (2006).

Setting the Stage : Career Development and the Student Engagement

Process, 53(2), 272–279. https://doi.org/10.1037/0022-0167.53.2.272

Kettunen, A, & Sampson, J. P. (2013). This is an Electronic Reprint of the

Original Article. This Reprint May Differ from the Original in Pagination

And Typographic Detail . British Journal of Guidance & Counselling, 41(3),

302–317. https://doi.org/10.1080/03069885.2013.781572

Khafidhoh, I, Purwanto, E, & Awaliya. (2015). Pengembangan Model Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Self-Regulated

Learning Pada Siswa SMP N 13 Semarang. Jurnal Bimbingan Konseling,

3(2), 6. Retrieved from

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk%0A

Koen, J., Klehe, Au.-C., & Vianen, A. E. M. Van. (2012). Training Career

Adaptability to Facilitate a Successful School-To-Work Transition. Journal

of Vocational Behavior, 81(3), 395–408.

https://doi.org/10.1016/J.JVB.2012.10.003

Komalasari, G., Eka, W., & Karsih. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta:

Indeks.

Konstam, V., Demirtas, S. C., Tomek, S., & Sweeney, K. (2015). Career

Adaptability and Subjective Well-Being in Unemployed Emerging Adults: A

Promising and Cautionary Tale. Journal of Career Development, 42(6), 463–

477. https://doi.org/10.1177/0894845315575151

Koponen, I.T, Kokkonen, T, & Nousiainen, M. (2017). Modelling Sociocognitive

Aspects of Students’ Learning. Physica A: Statistical Mechanics and Its

Applications, 470, 68–81.

https://doi.org/10.1016/j.physa.2016.11.139

Korohama, K. E. P., Wibowo, M. E., & Tadjri, I. (2017). Model Bimbingan

Kelompok dengan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Kematangan Karir

Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1), 54–61. Retrieved from

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk%0AModel

Krouse, H. J. (2001). Video Modeling to Educate Patients. Journal of Advanced

Nursing, 33, 748–757.

Lent, R. W., Brown, S. D., & Hackett, G. (1994). Monograph: Toward a Unifying

Social Cognitive Theory of Career and Academic Interest, Choice, and

Performance. Academic Press, Inc.

Leung, S. A. (2008). The Big Five Career Theories. In J.A. Athanasou, R. Van

Esbroeck (eds.) International Handbook of Career Guidance (pp. 115–132).

China: Springer Science. https://doi.org/10.1007/978-1-4020-6230-8_6

Little, D. M. (1974). Videotape Nontraditional Modeling of Interest in

Occupations for Women, 138, 133–138. Retrieved from sage.com

Loban, M. N., Wibowo, M. E., & Purwanto, E. (2017). Model Bimbingan

Kelompok dengan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Kematangan Karir

Page 107: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

159

Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 6(1), 54–61.

Luo, W., Ng, P. T., Lee, K., & Aye, K. M. (2016). Self-efficacy, Value, and

Achievement Emotions as Mediators Between Parenting Practice and

Homework Behavior: A Control-Value Theory Perspective. Learning and

Individual Differences, 50, 275–282.

https://doi.org/10.1016/j.lindif.2016.07.017

Lyons, P. (2008). Case-Based Modeling for Learning Management and

Interpersonal Skills. Journal of Management Education, 32, 420–443.

https://doi.org/10.4324/9780203136003

Macdevitt, J. W. (2008). Conceptualizing Therapeutic Components of Group

Counseling. Journal for Specialists in Group Work, 12(2), 76–84.

https://doi.org/10.1080/01933928708412333

Magnuson, C. S., & Starr, M. F. (2000). The Importance of the Elementary

School years. Journal of Career Development, 27(2), 89–101.

https://doi.org/10.1177/089484530002700203

Maree, J. G., & Hancke, Y. (2011). The Value of Life Design Counselling for An

Adolescent Who Stutters. Journal of Psychology in Africa, 21(3), 479–485.

https://doi.org/10.1080/14330237.2011.10820486

Martin, V., & Thomas, M. C. (2014). A Model Psychoeducation Group for Shy

College Students A Model Psychoeducation Group for Shy College Students.

Journal for Specialists in Group Work, 25(December 2014), 79–88.

https://doi.org/10.1080/01933920008411453

McLennan, B., McIlveen, P., & Perera, H. N. (2017). Pre-Service Teachers’ Self-

Efficacy Mediates The Relationship Between Career Adaptability and Career

Optimism. Teaching and Teacher Education, 63, 176–185.

https://doi.org/10.1016/j.tate.2016.12.022

Meltzer, R. (2013). School and Agency Cooperation in Using Videotape in Social

Work Education. Journal of Education for Social Work, 13(1), 90–95.

https://doi.org/10.1080/00220612.1977.10671418

Mensah, F. A., Mettle, F. O., & Ayimah, J. K. C. (2014). Modelling The Factors

That Influence Career Choice Of Technical And Vocational Students (A

Case Study Of Takoradi And Ho Polytechnics). International Journal of

Mathematics and Statistics Studies, 2(5), 62–80.

Merino-Tejedor, E., Hontangas, P. M., & Boada-Grau, J. (2016). Career

Adaptability And Its Relation To Self-Regulation, Career Construction, And

Academic Engagement Among Spanish University Students. Journal of

Vocational Behavior, 93, 92–102. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.01.005

Miguel, J. P., Silva, J. T., & Prieto, G. (2013). Career Decision Self-Efficacy

Scale - Short Form: A Rasch analysis of the Portuguese version. Journal of

Vocational Behavior, 82(2), 116–123.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.12.001

Monks, F. ., Knoers, A. M. ., & Haditono, S. . (2006). Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Morlock, L., Reynolds, J. L., Fisher, S., & Comer, R. J. (2015). Video Modeling

And Word Identification In Adolescents With Autism Spectrum Disorder,

Page 108: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

160

Journal of Vocational Behavior, 31(2014), 101–111.

https://doi.org/10.1177/0265659013517573

Mulawarman, M., & Nurfitri, A. D. (2017). Social Media User Behavior And

Implications Base On Social Applied Psychology Prespective. Advances in

Social Science, Education and Humanities Research, 118, 378–382.

Retrieved from http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/

Muttaqin, R., & Tadjri, I. (2017). Keefektifan Layanan Informasi Karier

Berbantuan Video Interaktif dan Live Modeling untuk Meningkatkan

Pemahaman Karier Siswa SMP Abstrak. Jurnal Bimbingan Konseling, 6(2),

174–179. Retrieved from

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk%0AKeefektifan

Negru-Subtirica, O., & Pop, E. I. (2016). Longitudinal Links Between Career

Adaptability and Academic Achievement In Adolescence. Journal of

Vocational Behavior, 93(37), 163–170.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.02.006

Neureiter, M., & Traut-Mattausch, E. (2017). Two Sides Of The Career Resources

Coin: Career Adaptability Resources And The Impostor Phenomenon.

Journal of Vocational Behavior, 98, 56–69.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.10.002

Nilforooshan, P., & Salimi, S. (2016). Career Adaptability As A Mediator

Between Personality and Career Engagement. Journal of Vocational

Behavior, 94, 1–10.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.02.010

Ogutu, J. P., & Maragia, S. N. (2017). Self-Efficacy as a Predictor of Career

Decision Making Among Secondary School Students in Busia County ,

Kenya. Journal of Education and Practice, 8(11), 20–29.

Oreshnick, C. A. (1991). Enhancing Career Decision-Making Self-Efficacy Via A

University Career Course Intervention. Psychology, 761–4700(313).

Permendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 111 Tahun 2014.

Perusse, R., Goodnough, G. E., & Lee, V. V. (2009). Group counseling in the

schools. Psychology in the Schools, 349(3), 153–178.

https://doi.org/10.1002/pits

Pradana, T. A., Sutoyo, A., & Japar, M. (2018). Jurnal Bimbingan Konseling The

Effectiveness of Career Information Service with Mind Mapping Technique

to Improve Students Occupational Knowledge. Jurnal Bimbingan Konseling,

7(1), 23–27.

https://doi.org/https://doi.org/10.15294 /jubk.v7i1.22124

Preacher, K. J., & Hayes, A. F. (2008). Asymptotic and Resampling Strategies for

Assessing and Comparing Indirect Effects In Multiple Mediator Models.

Behavior Research Methods, 40(3), 879–891.

https://doi.org/10.3758/BRM.40.3.879

Preacher, K. J., Rucker, D. D., & Hayes, A. F. (2007). Addressing Moderated

Mediation Hypotheses: Theory, Methods, and Prescriptions. Multivariate

Behavioral Research, 42(1), 185–227.

https://doi.org/10.1080/00273170701341316

Page 109: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

161

Presti, A. Lo, Pace, F., Mondo, M., Nota, L., Casarubia, P., Ferrari, L., & Betz, N.

E. (2013). An Examination of the Structure of the Career Decision Self-

Efficacy Scale (Short Form) Among Italian High School Students. Journal of

Career Assessment, 21(2), 337–347.

https://doi.org/10.1177/1069072712471506

Purnamasari, L. R. (2012). Tenik-Teknik Konseling. Semarang: Bimbingan dan

Konseling Universitas Negeri Semarang.

Purwanto, E. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Repita, L. E., Parmiti, D. P., & Tirtayani, L. A. (2016). Implementasi Teknik

Modeling Untuk Meminimalisasi Perilaku Bermasalah Oppositional Defiant

Pada Anak Kelompok B. E-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas

Pendidikan Ganesha, 4(2).

Saleem, N., Ahmad, M., & Irfan, H. (2014). Career Selection : Role of Parent ’ s

Profession , Mass Media and Personal Choice. Bulletin of Education and

Research, 36(2), 25–37.

Savickas, M. L. (1997). Career Adaptability: An Integrative Construct for Life-

Span, Life-Space Theory. The Career Development Quarterly, 45(3), 247–

259. https://doi.org/10.1002/j.2161-0045.1997.tb00469.x

Savickas, M. L. (2011). Career Counseling. Australian Journal of Guidance and

Counselling, 22(1), 151–153. https://doi.org/10.1017/jgc.2012.12

Savickas, M. L. (2012). Life Design : A Paradigm for Career Intervention in the

21st Century. Journal of Counseling and Developmen, 90(1), 13.

Savickas, M. L. (2013). Career Construction Theory and Practice. In Brown,

Steven D Lent, Robert W CareerDevelopment and Counseling Putting

Theory and Research to Work (Second Edi, pp. 147–180). United States of

America: John Wiley & Sons, Inc.

Savickas, M. L, Nota, L, Rossier. J, Dauwalder. J, Eduarda, M., Guichard, J,

Vianen, A. E. M. Van. (2009). Life designing : A paradigm for career

construction in the 21st century. Journal of Vocational Behavior, 75(3), 239–

250. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2009.04.004

Savickas, M. L., Nota, L., Rossier, J., Dauwalder, J. P., Duarte, M. E., Guichard,

J., Van Vianen, A. E. M. (2009). Life designing: A paradigm for career

construction in the 21st century. Journal of Vocational Behavior, 75(3), 239–

250. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2009.04.004

Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career Adapt-Abilities Scale:

Construction, reliability, and measurement equivalence across 13 countries.

Journal of Vocational Behavior, 80(3), 661–673.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.011

Savickas, M. L., Porfeli, E. J., Hilton, T. L., & Savickas, S. (2018). The Student

Career Construction Inventory. Journal of Vocational Behavior, 106, 138–

152. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2018.01.009

Savickas, M. L., Silling, S. M., & Schwartz, S. (1984). Time Perspective in

Vocational Maturity and Career Decision Making. Journal of Vocational

Behavior, 25(3), 258–269. https://doi.org/10.1016/0001-8791(84)90049-6

Selvia, F., Yuwono, D., & Sugiharto, P. (2017). Jurnal Bimbingan Konseling

Page 110: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

162

Teknik Cognitive Restructuring dan Thought Stopping dalam Konseling

Kelompok untuk Mengurangi Perilaku Bullying Siswa Abstrak, 6(1), 20–27.

Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T. (2002). Experiments and Quasi-

Experimental Designs For Generalized Causal Inference. Experimental and

Quasi-Experimental Designs for Generalized Causal Inference, 100(470), 1–

81. https://doi.org/10.1198/jasa.2005.s22

Sharma, K. (2015). Influence Of Media Exposure On Vocational Interest among

adolescents. International Journal of Applied Research, 1(1 0), 30–33.

Short, M. M., Mazmanian, D., Oinonen, K., & Mushquash, C. J. (2016).

Executive Function And Self-Regulation Mediate Dispositional Mindfulness

and Well-Being. Personality and Individual Differences, 93, 97–103.

https://doi.org/10.1016/j.paid.2015.08.007

Sidiropoulou-Dimakakou, D., Argyropoulou, K., Drosos, N., Kaliris, A., &

Mikedaki, K. (2015). Exploring Career Management Skills in Higher

Education: Perceived Self-efficacy in Career, Career Adaptability and Career

Resilience in Greek University Students. International Journal of Learning,

Teaching and Educational Research, 14(2), 36–52.

Situmorang, D. D. B., Wibowo, M. E., & Mulawarma. (2018). Konseling

Kelompok Active Music Therapy Berbasis Cognitive Behavior Therapy

(CBT) untuk Meningkatkan Self-Efficacy Mahasiswa Millennials.

Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikolog, 3(1), 17–36.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21580/pjpp.v3i1.2508

Skidmore, S. (2008). Experimental Design and Some Threats to Experimental

Validity: A Primer. Southwest Educational Research Association. New

Orleans, Louisiana: Texas A&M University.

Song, Z., & Chon, K. (2012). General Self-Efficacy’s Effect On Career Choice

Goals Via Vocational Interests and person-Job Fit: A mediation model.

International Journal of Hospitality Management, 31(3), 798–808.

https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2011.09.016

Steinberg, L. (2014). Adolescence (Tenth Edit). New York: McGraw-Hill.

Retrieved from www.mhhe.com

Storme, M., & Celik, P. (2017). Career Exploration and Career Decision-Making

Difficulties : The Moderating Role of Creative Self-Efficacy. Journal of

Career Assessment, 1–12. https://doi.org/10.1177/1069072717714540

Stringer, K., Kerpelman, J., & Skorikov, V. (2012). A Longitudinal Examination

Of Career Preparation and Adjustment During The Transition From High

School. Developmental Psychology, 48(5), 1343–1354.

https://doi.org/10.1037/a0027296

Super, D. E. (1980). A Life-Span, Life-Space Approach to Career Development.

Journal of Vocational Behavior, 16(3), 282–298.

https://doi.org/10.1016/0001-8791(80)90056-1

Swan, J., Sorrell, E., MacVicar, B., Durham, R., & Matthews, K. (2004). “Coping

With Depression”: An Open Study Of The Efficacy Of A Group

Psychoeducational Intervention In Chronic, Treatment-Refractory

Depression. Journal of Affective Disorders, 82(1), 125–129.

https://doi.org/10.1016/j.jad.2003.09.002

Page 111: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

163

Tang, M., Pan, W., & D.Newmeyer, M. (2008). Factors Influencing High School

Students’ Career Aspirations. Professional School Counseling, 11(5), 285–

295. https://doi.org/10.2307/42732837

Taylor, J. L. (2009). Midlife Impacts Of Adolescent Parenthood. Journal of

Family Issues, 30(4), 484–510. https://doi.org/10.1177/0192513X08329601

Taylor, J. M., & Savickas, S. (2016). Narrative career counseling: My career story

and pictorial narratives. Journal of Vocational Behavior, 97, 68–77.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.07.010

Taylor, K. M., & Betz, N. E. (1983). Applications Of Self Efficacy Theory To

The Understanding and Treatment Of Career Indecision. Journal of

Vocational Behavior, 22, 63–81.

https://doi.org/10.1016/0001-8791(83)90006-4

Tejedor, E. M., Hontangas, P. M., & Boada-Grau, J. (2016). Career Adaptability

and Its Relation To Self-Regulation, Career Construction, and Academic

Engagement Among Spanish University Students. Journal of Vocational

Behavior, 93, 92–102. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.01.005

Thomsen, T., Kappes, C., Schwerdt, L., Sander, J., & Poller, C. (2016). Modelling

Goal Adjustment In Social Relationships: Two Experimental Studies With

Children and Adults. British Journal of Developmental Psychology, 35(2),

267–287. https://doi.org/10.1111/bjdp.12162

Tien, H. L. S., Wang, Y. C., Chu, H. C., & Huang, T. L. (2012). Career Adapt-

Abilities Scale-Taiwan Form: Psychometric properties and construct validity.

Journal of Vocational Behavior, 80(3), 744–747.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.010

Trusty, J., Niles, S., & Carney, J. V. (2005). Education-Career Planning and

Middle School Counselors. Professional School Counseling, 9(2), 136–143.

https://doi.org/10.1177/2156759X0500900203

Urbanaviciute, I., Pociute, B., Kairys, A., & Liniauskaite, A. (2016). Perceived

Career Barriers and Vocational Outcomes Among University

Undergraduates: Exploring Mediation And Moderation Effects. Journal of

Vocational Behavior, 92, 12–21. https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.11.001

Utomo, T. C. (2016). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Perencanaan Karier

Siswa Kelas XII SMA 1 Tuntang Tahun Ajaran 2016/2017.

Verianto, A., Suranata, K., & Dharsana, K. (2014). Penerapan Model

Perkembangan Karir Ginzberg Dengan Menggunakan Teknik Modeling

Untuk Meningkatkan Kesadaran Karir Pada Siswa Kelas X Tkr3 Smk Negeri

3 Singaraja. Journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling, 2(1). Retrieved

from

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/viewFile/3933/3140

Walsh, W. B., & Savickas, M. L. (2005). Handbook of Vocational Handbook of

Vocational Psychology Theory, Research, and Practice. (A. Duffy, Ed.)

(Third Edit). London: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

https://doi.org/10.4324/9780203143209

Widhiarso, W., & Retnowati, S. (2012). Penggunaan Variabel Mediator Dalam

Eksperimen: Contoh Kasus Intervensi Pengatasan Depresi Pada Remaja.

Jurnal Psikologi Undip, 11(2).

Page 112: KEEFEKTIFAN KELOMPOK PSIKOEDUKASI TEKNIK MODELING …lib.unnes.ac.id/40607/1/UPLOAD AJI TAUFIQ PAMBUDI.pdf · 2020. 10. 26. · i PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis dengan judul “Keefektifan

164

Yeagley, E. E., Subich, L. M., & Tokar, D. M. (2010). Modeling college women’s

perceptions of elite leadership positions with Social Cognitive Career

Theory. Journal of Vocational Behavior, 77(1), 30–38.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2010.02.003

Zacher, H. (2014). Individual Difference Predictors Of Change In Career

Adaptability Over Time. Journal of Vocational Behavior, 84(2), 188–198.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.01.001

Zacher, H., Ambiel, R. A. M., & Noronha, A. P. P. (2015). Career Adaptability

and Career Entrenchment. Journal of Vocational Behavior, 88, 164–173.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2015.03.006

Zamroni, E., Sugiharto, D., & Tadjri, I. (2014). Pengembangan Multimedia

Interaktif Bimbingan Karir Untuk Meningkatkan Keterampilan Membuat

Keputusan Karir Pada Program Peminatan Siswa SMP. Jurnal Bimbingan

Konseling, 3(2), 6. https://doi.org/10.15294/JUBK.V2I1.1230

Zhou, W., Guan, Y., Xin, L., Mak, M. C. K., & Deng, Y. (2016). Career Success

Criteria And Locus Of Control As Indicators Of Adaptive Readiness In The

Career Adaptation Model. Journal of Vocational Behavior, 94, 124–130.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2016.02.015