kedalaman biaya waktu yang di - its institutional...

15
15 5.1.3 Analisa Teknis Pada analisa teknis terdapat hasil dari masing-masing alternatif adalah sebagai berikut : 5.1.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Alternatif ini menggunakan tiang pancang produksi WIKA dengan spesifikasi tiang pancang berbentuk bulat berongga dan mutu beton K-600. Dari BAB IV telah dihitung perencanaan pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm, panjang 16 m. Unt uk menganalisa pondasi tiang pancang unt uk membuat perbandingan direncanakan unt uk kedalaman yang bervariasi. Yaitu unt uk kedalaman 16 m, 13 m, dan 9 m. Berikut ini perhitungan untuk masing- masing kedalaman yang bisa dibuatkan tabel. Untuk perhitungan seperti telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tabel 5.6 Perhitungan Daya Dukung Pondasi tiang pancang Dari perhitungan teknis yang dilakukan dengan penambahan alternatif kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang yang digunakan didapat seperti table di atas. Dari table diatas dapat dilihat dengan penambahan kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang, dukung satu tiang akan bertambah. Penambahan daya dukung akan mempengaruhi jumlah tiang pancang dalam satu group, sehingga dimensi poer akan menjadi lebih kecil. Demikian juga dengan beban ijin satu group tiang akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman pondasi dan perubahan diameternya. Berkaitan dengan analisa ekonomi yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya, maka diperlukan metode pelaksanaan yang jelas. Adapun urutan pelaksanaan dari pondasi tiang pancang diuraikan di bawah ini : 1. Pemancangan tiang pancang. Pemancangan tiang pancang sebanyak 84 buah tiang pancang. Pekerjaan ini menggunakan satu buah alat pile driver dan satu buah crane. Pelurusan tiang pancang menggunakan theodolit sebanyak satu buah dan satu alat bandul. 2. Pemotongan pile cap Pemotongan pile cap diasumsikan sebanyak 10 % dari total panjang tiang pancang. Pemotongan menggunakan tenaga manusia dengan alat bant u. Unt uk pemotongan tulangan tiang pancang, bila diperlukan, menggunakan las listrik. 3. Galian poer Galian poer menggunakan satu buah alat berat excavator dan dua dump truck. Pembuangan tanah hasil galian berjarak 1 km, sehingga tidak dibutuhkan terlalu banyak drump truck. 4. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan, kemudian ditekuk dan dirangkai. 5. Begisting poer Begisting ini menggunakan batako, sehingga begisting tidak dibongkar setelah dilakukan pengecoran. 6. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump. 5.1.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Pada alternatif ini ada tiga variasi kedalaman pondasi tiang pancang yang ditinjau. Dari ketiga variasi kedalaman tersebut dapat dikelompokkan dalam satu table adalah sebagai berikut . Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Kedalam an Biaya Waktu yang di tempuh 16 m 1.271.369.885.00 31 hari 13 m 1.386.629.782.00 35 hari 9 m 1.286.154.066.00 40 hari Dari table diatas dapat dilihat bahwa dengan variasi kedalaman yang berbeda akan diperoleh biaya yang berbeda pula. Semakin dalam tiang pancang akan semakin murah biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk lama pengerjaan terpengaruh dengan banyaknya jumlah tiang pancang dalam satu poer. Hal ini semakin banyak luasan pembesian dalam satu poer dikarenakan dimensi poer yang semakin besar pula. Dari semua analisa yang telah dilakukan didapat hasil yang dapat dicantumkan dalam table sebagai berikut :

Upload: vuongtruc

Post on 06-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

15

5.1.3 Analisa Teknis Pada analisa teknis terdapat hasil dari masing-masing alternatif adalah sebagai berikut : 5.1.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi

Tiang Pancang Alternatif ini menggunakan tiang pancang produksi WIKA dengan spesifikasi tiang pancang berbentuk bulat berongga dan mutu beton K-600. Dari BAB IV telah dihitung perencanaan pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm, panjang 16 m. Untuk menganalisa pondasi tiang pancang untuk membuat perbandingan direncanakan untuk kedalaman yang bervariasi. Yaitu untuk kedalaman 16 m, 13 m, dan 9 m. Berikut ini perhitungan untuk masing-masing kedalaman yang bisa dibuatkan tabel. Untuk perhitungan seperti telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tabel 5.6 Perhitungan Daya Dukung Pondasi

tiang pancang

Dari perhitungan teknis yang dilakukan dengan penambahan alternatif kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang yang digunakan didapat seperti table di atas. Dari table diatas dapat dilihat dengan penambahan kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang, dukung satu tiang akan bertambah. Penambahan daya dukung akan mempengaruhi jumlah tiang pancang dalam satu group, sehingga dimensi poer akan menjadi lebih kecil. Demikian juga dengan beban ijin satu group tiang akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman pondasi dan perubahan diameternya. Berkaitan dengan analisa ekonomi yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya, maka diperlukan metode pelaksanaan yang jelas. Adapun urutan pelaksanaan dari pondasi tiang pancang diuraikan di bawah ini : 1. Pemancangan tiang pancang.

Pemancangan tiang pancang sebanyak 84 buah tiang pancang. Pekerjaan ini menggunakan satu buah alat pile driver dan satu buah crane. Pelurusan tiang pancang menggunakan theodolit sebanyak satu buah dan satu alat bandul.

2. Pemotongan pile cap Pemotongan pile cap diasumsikan

sebanyak 10 % dari total panjang tiang

pancang. Pemotongan menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu. Untuk pemotongan tulangan tiang pancang, bila diperlukan, menggunakan las listrik.

3. Galian poer Galian poer menggunakan satu buah alat

berat excavator dan dua dump truck. Pembuangan tanah hasil galian berjarak 1 km, sehingga tidak dibutuhkan terlalu banyak drump truck.

4. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan

dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan, kemudian ditekuk dan dirangkai.

5. Begisting poer Begisting ini menggunakan batako,

sehingga begisting tidak dibongkar setelah dilakukan pengecoran.

6. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix

dengan satu alat berat concrete pump. 5.1.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu

Pondasi Tiang Pancang Pada alternatif ini ada tiga variasi kedalaman pondasi tiang pancang yang ditinjau. Dari ketiga variasi kedalaman tersebut dapat dikelompokkan dalam satu table adalah sebagai berikut . Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu

Pondasi Tiang Pancang

Kedalaman Biaya Waktu yang di tempuh

16 m 1.271.369.885.00 31 hari 13 m 1.386.629.782.00 35 hari 9 m 1.286.154.066.00 40 hari

Dari table diatas dapat dilihat bahwa

dengan variasi kedalaman yang berbeda akan diperoleh biaya yang berbeda pula. Semakin dalam tiang pancang akan semakin murah biaya yang akan dikeluarkan.

Sedangkan untuk lama pengerjaan terpengaruh dengan banyaknya jumlah tiang pancang dalam satu poer. Hal ini semakin banyak luasan pembesian dalam satu poer dikarenakan dimensi poer yang semakin besar pula.

Dari semua analisa yang telah dilakukan didapat hasil yang dapat dicantumkan dalam table sebagai berikut :

Page 2: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

16

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan pondasi tiang pancang

5.2 PO NDASI TIANG BOR Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja 5.2.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

Tiang Bor 5.2.1.1 Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah

1. Galian pada poer pondasi a. Excavator

Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑡 = 𝑉𝑡

𝑇𝑃 × 𝑛

Perkiraan perhitungan excavator tipe PC 100-6 adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q)

Kapasitas bucket (kb) = 0.5 m3 Faktor bucket (bf) = 0.9 Produksi per siklus = kb x bf

= 0.5 x 0.9 = 0.45 m3

b) Waktu siklus (CT) Waktu menggali dan memuat PC 100-6 = 0.5 menit Lain-lain = 0.5 menit Faktor kembang Material = 1.2 Waktu siklus = 1 x 1.2

= 1.2 menit c) Faktor effisiensi (E)

Faktor effisiensi waktu. normal = 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah TP = 0.45 ×60 ×0.83

1.2 = 18.675 m3/jam

b. Dump truck Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC 100-6.

Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n)

Kapasitas excavator (ql) = 0.5 m3 Kapasitas dump truck (cl) = 4.00 m3

Faktor bucket (k) = 0.9 Jumlah siklus excavator = 𝐶1

𝑞1×𝑘

= 4.00

0.5×0.9

= 8.88 ≈ 9 b) Waktu siklus dump truck (Cmt)

Waktu siklus excavator (Cms) = 1.2 menit Jarak angkut (D) = 1.0 km Kecepatan muat (v l) = 40 km/jam Kecepatan kosong (v2) = 60 km/jam Waktu buang (t l) = 0.5 menit Waktu muat (t2) = 0.35 menit Waktu siklus = 𝑛 × 𝐶𝑚𝑠 +

𝐷×60

𝑣1+ 𝑡1 +

𝐷×60

𝑣2+ 𝑡2

= 9 × 1.2 +1.0×60

40+ 0.5 +

1.0×60

60+ 0.35

= 14.15 menit c) Jumlah siklus dump truck (m)

Jumlah siklus dump truck = 𝐶𝑚𝑡

𝑛 ×𝐶𝑚𝑠

= 14 .15

9 ×1.2

= 1.88 ≈ 2 d) Produktivitas per jam (Q)

Effisiensi kerja = 0.405 m3 Produktivitas per jam (Q) = 𝑚 × 𝐶1 × 60 × 𝐸

𝐶𝑚𝑡

= 2 × 4.00 × 60 × 0.405

14 .15

= 13.73 m3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat , yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat produktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan waktu penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : t = 𝑉𝑡

𝑇𝑃×𝑛 = 91.875

18 .675 ×1 = 4.919 jam 5 jam

Banyak dump truck yang digunakan : 𝑛 =

𝑉𝑡

𝑇𝑃 ×𝑡=

91 .875

13 .73 ×5= 1.33 2 dump truck

5.2.1.2 Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur

1. Pembesian Volume total pembesian pada poer adalah 10662.09 kg Produksi kerja satu hari. Qt = 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg :

Mandor. M = 0.0004 jam Tukang. T = 0.0007 jam Pekerja. P = 0.007 jam

Page 3: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

17

Kebutuhan tenaga : Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang Tukang = (Qt x T) / jam efektif = 1 orang Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 5 orang Lama penyelesaian = 10662 .09

714 .3 = 14.92 15 hari

Volume total pembesian pada tiang bor adalah 11597.29 kg Produksi kerja satu hari. Qt = 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M = 0.0004 jam Tukang. T = 0.0007 jam Pekerja. P = 0.007 jam Kebutuhan tenaga : Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang Tukang = (Qt x T) / jam efektif = 1 orang Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 5 orang Lama penyelesaian =11597 .29

714 .3 = 16.23 hari 17

hari 2. Beton K 225 untuk poer

Alat yang digunakan : Concrete mixer

Kapasitas alat , V = 350 m3 Faktor effisiensi alat , Fa = 0.83 Waktu siklus. Ts :

- Memuat = 2.5 menit - Mengaduk = 2.0 menit - Menuang = 2.0 menit - Tunggu = 1.5 menit __________________________ Total = 8.0 menit

Produksi/jam, Q1 = 𝑉 ×𝐹𝑎 ×60

1000 × 𝑇𝑠

= 350 × 0.83 ×60

1000 × 8.0 = 2.179 m3 / jam

Produksi beton dalam satu hari, Qt= Q1 x jam eff = 15.25 m3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M = 0.358 jam Tukang. T = 1.265 jam Pekerja. P = 4.459 jam Kebutuhan Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang Tukang = (Qt x T) / jam efektif = 3 orang Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 10 orang Lama penyelesaian = 91.88

15 .25= 6.02 hari 7 hari

3. Beton K 300 untuk tiang bor Alat yang digunakan :

Concrete mixer Kapasitas alat , V = 450 m3 Faktor effisiensi alat , Fa = 0.83 Waktu siklus. Ts :

- Memuat = 2.5 menit - Mengaduk = 2.0 menit

- Menuang = 2.0 menit - Tunggu = 1.5 menit __________________________ Total = 8.0 menit

Produksi/jam. Q1 = 𝑉 ×𝐹𝑎 ×60

1000 ×𝑇𝑠

= 450 × 0.83 × 60

1000 × 8.0

= 2.80 m3 / jam

Produksi beton dalam satu hari, Qt= Q1 x jam eff = 19.6 m3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M = 0.358 jam Tukang. T = 1.265 jam Pekerja. P = 4.459 jam Kebutuhan tenaga : Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang Tukang = (Qt x T) / jam efektif = 3 orang Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 10 orang Lama penyelesaian = 181 .43

19.6 = 9.25 hari 10 hari

5.2.2 Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Tenaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja

2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan.

3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian.

Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut :

Page 4: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

18

Tabel 5.9 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi T iang Bor

Page 5: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

19

Tabel 5.10 Rencana Anggaran Biaya Pondasi T iang Bor

Tabel 5.11 Bobot Pekerjaan Pondasi T iang Bor

Berikut ini akan dihitung waktu dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. Semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut :

Page 6: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

20

Tabel 5.12 Durasi Pekerjaan Pondasi T iang Bor

Gambar 5.2 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi T iang Bor

Tabel 5.13 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi T iang Bor

5.2.3 Analisa Teknis

5.2.3.1 Perhitungan Daya dukung Pondasi Tiang Bor Sama seperti alternatif pondasi tiang pancang. untuk alternatif pondasi tiang bor juga dibuatkan alternatif penambahan kedalaman dan diameter tiang bor. karena dalam perhitungan diameter tiang minimal adalah 0.805 m. Akan

digunakan diamerter minimal dengan penambahan kedalaman agar dipenuhi syarat yaitu daya dukung ijin tiang bor lebh besar dari beban kerja. Perhitungan tersebut bisa ditabelkan dengan perhitungan sama dengan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Page 7: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

21

Tabel 5.14 Perhitungan daya dukung pondasi

tiang bor

Dari alternatif perhitungan pondasi tiang bor seperti tabel diatas diberikan tiga alternatif kedalaman dan diameter dari pondasi tiang bor. Dilihat daya dukung akibat gesekan tiang semakin besar kedalaman tiang gesekan yang bertambah besar. Berikut ini diuraikan urutan metode pelaksanaan untuk alternatif pondasi tiang bor. Sama sepeti pada sub bab sebelumnya. metode pelaksanaan akan diuraikan sebagai berikut : 1. Pemboran tanah

Pemboran tanah ini diasumsikan kapasitas pembor 2-3 bor tiap hari. Pemboran ini menggunakan satu buah alat berat pemboran tanah.

2. Pembuangan tanah hasil pemboran Pembuangan tanah ini menggunakan

dua buah drump truck. jarak pembuangan tanah berjarak 1 km. sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan drump truck.

3. Pemasangan tulangan dump truck. Pemasangan tulangan tiang bor menggunakan satu alat crane untuk menggangkat tulangan dan dipasang pada tiang bor.

4. Pengecoran tiang bor Pengecoran tiang bor menggunakan

ready mix dan cara pengecoran adalah dengan system corong. jadi corong yang panjang akan sampai ke dasar tiang bor kemudian menuangkan ready mix

5. Galian poer Galian poer dan sloof sesuai dengan

dimensi yang telah ditentukan. Pekerjaan ini menggunakan satu buah excavator dan dua buah dump truck.

6. Begisting poer

Begisting poer dan sloof sama seperti pada pondasi tiang pancang. yaitu denga menggunakan batako. jadi tidak perlu membongkar setelah pengecoran.

7. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan

dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan. kemudian ditekuk dan dirangkai.

8. Pengecoran poer

Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump.

5.2.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu

Pondasi Tiang Bor Seperti pada alternatif pondasi tiang pancang. pada alternatif ini juga terdapat variasi kedalaman dan dimensi tiang bor yang digunakan. Ada 3 variasi kedalaman dan dimensi dari tiang bor yang ditinjau. Perbandingan dari ketiga variasi tersebut dapat ditabelkan sebagai berikut . Tabel 5.15 Perhitungan Biaya dan Waktu pondasi tiang bor.

Diameter (cm)

Kedalaman (m) Biaya

Waktu yang di tempuh

0.8 17 1.393.383.342.00 31 hari 0.9 13.5 1.361.519.373.00 30 hari

1 11 1.347.777.708.00 32 hari Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perubahan kedalaman dan diameter akan mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan proyek. Semakin dalam tiang yang akan di bor semakin mahal ini dikarenakan perhitungan pemasangan tiang bor yang per meter. Sedangkan untuk metode pelaksanaan. pada alternatif ini sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar yang bersebelahan dengan gedung sekolah dan kecamatan. Pada alternatif ini tidak membuat suara gaduh yang bisa mengganggu lingkungan sekitar. Seperti juga pada alternatif pondasi tiang pancang. alternatif pondasi tiang bor telah dilakukan analisa. Hasil dari analisa tersebut dapat dicantumkan pada tabel di bawah ini : Tabel 5.16 Hasil Perhitungan pondasi tiang

bor

5.3 PO NDASI PELAT Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja 5.3.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi

Telapak 5.3.1.1 Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah

Page 8: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

22

1. Galian pada pondasi a. Excavator

Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : t = 𝑉𝑡

𝑇𝑃 × 𝑛

Perkiraan perhitungan excavator tipe PC 100-6 adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q)

Kapasitas bucket (kb) = 0.5 m3 Faktor bucket (bf) = 0.9 Produksi per siklus = kb x bf = 0.5 x 0.9 = 0.45 m3 b) Waktu siklus (CT)

Waktu menggali dan memuat PC 100-6 = 0.5 menit Lain-lain = 0.5 menit Faktor kembang Material = 1.2 Waktu siklus = 1 x 1.2

= 1.2 menit c) Faktor effisiensi (E)

Faktor effisiensi waktu. normal = 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah

𝑇𝑝 = 0.45 × 60 × 0.83

1.2

= 18.675 m3/jam b. Dump truck

Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC 100-6. Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n)

Kapasitas excavator (ql) = 0.5 m3 Kapasitas dump truck (cl) = 4.00 m3

Faktor bucket (k) = 0.9 Jumlah siklus excavator = 𝐶1

𝑞1×𝑘

= 4.00

0.5 ×0.9

= 8.88 ≈ 9 b) Waktu siklus dump truck (Cmt)

Waktu siklus excavator (Cms) = 1.2 menit Jarak angkut (D) = 1.0 km Kecepatan muat (v l) = 40 km/jam Kecepatan kosong (v2) = 60 km/jam Waktu buang (t l) = 0.5 menit Waktu muat (t2) = 0.35 menit Waktu siklus = 𝑛 × 𝐶𝑚𝑠+

𝐷×60

𝑣1+ 𝑡1 +

𝐷×60

𝑣2+ 𝑡2

= 9 × 1.2 +1.0×60

40+ 0.5 +

1.0×60

60+ 0.35

= 14.15 menit

c) Jumlah siklus dump truck (m)

Jumlah siklus dump truck = 𝐶𝑚𝑡

𝑛 ×𝐶𝑚𝑠

= 14 .15

9 ×1.2

= 1.88 ≈ 2 d) Produktivitas per jam (Q)

Effisiensi kerja = 0.405 m3 Produktivitas per jam (Q) = 𝑚 × 𝐶1 ×60 × 𝐸

𝐶𝑚𝑡

= 2×4.00×60×0.405

14 .15

= 13.73 m3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat . yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat prodktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan waktu penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : 𝑡 =

𝑉𝑡

𝑇𝑃 ×𝑛 =

2887 .5

18 .675 ×1= 154.61 jam 155 jam

Banyak dump truck yang digunakan : 𝑛 =

𝑉𝑡

𝑇𝑃 ×𝑡 =

2887 .5

13 .73 ×155= 1.35 2 dump truk

5.3.1.2 Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur

1. Pembesian Volume total pembesian pada pondasi adalah 38938.97 kg Produksi kerja satu hari. Qt = 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : Mandor. M = 0.0004 jam Tukang. T = 0.0007 jam Pekerja. P = 0.007 jam Kebutuhan tenaga : Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang Tukang = (Qt x T) / jam efektif = 2 orang Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 4 orang Lama penyelesaian = 38938 .97

2857 .2 = 13.68 hari 14

hari 2. Beton K 225 untuk pondasi

Alat yang digunakan : Concrete mixer

Kapasitas alat , V = 450 m3 Faktor effisiensi alat , Fa = 0.83 Waktu siklus. Ts :

- Memuat = 2.5 menit - Mengaduk = 2.0 menit - Menuang = 2.0 menit - Tunggu = 1.5 menit __________________________ Total = 8.0 menit

Produksi/jam, Q1 = 𝑉 ×𝐹𝑎 ×60

1000 ×𝑇𝑠

= 450 ×0.83 ×60

1000 ×8.0

Page 9: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

23

= 2.80 m3 / jam Produksi beton dalam satu hari,Qt = Q1 x jam eff = 19.6 m3 Koefisien kerja/kg : Mandor. M = 0.358 jam Tukang. T = 1.265 jam Pekerja. P = 4.459 jam Kebutuhan Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 2 orang Tukang = (Qt x T) / jam efektif = 5 orang Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 15 orang

Lama penyelesaian = 105

19.6 = 5.35 hari 6 hari

5.3.2 Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Tenaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja

2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan.

3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian.

Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut :

Page 10: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

24

Tabel 5.17 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Pelat

Page 11: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

25

Tabel 5.18 Rencana Anggaran Biaya Pondasi Pelat

Tabel 5.19 Rencana Bobot Pekerjaan Pondasi Pelat

Tabel 5.20 Durasi Pekerjaan Pondasi Pelat

Page 12: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

26

Gambar 5.3 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi Pelat

Tabel 5.21 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi Pelat

Page 13: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

28

5.3.3 Analisa Teknis

5.3.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi

Pelat Pada alternatif pondasi pelat ini tidak dilakukan penambahan alternatif kedalaman atau ukuran dari pondasi. Alternatif pondasi pelat yang direncanakan pada pembangunan gedung berdimensi 5 x 5 x 0.2 m. Dari hasil perhitungan antara lain :

1. Beban yang bekerja pada dasar pondasi sebesar 5.19 t/m2

2. Daya dukung pada pondasi didapat sebesar 7.068 t/m2. Perhitungan ini lebih besar dari beban yang bekerja pada dasar pondasi. maka pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung.

3. Perhitungan penurunan konsolidasi telah tercantum dalam tabel 4.3. Dimana didapat penurunan total sebesar 65.2 cm

5.3.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu

Pondasi Pelat Pada alternatif ini tidak ada penambahan

variasi kedalaman seperti pada dua alternatif pondasi yang lain. Dimensi pondasi pelat langsung ditentukan. Berikut adalah tabel perhitungan biaya dan waktu pondasi pelat . Tabel 5.21 Perhitungan biaya dan waktu

pondasi pelat

Alternatif ini paling lama pengerjaannya. dan biaya yang dikeluarkan besar. Hal ini karena pengecoran dengan volume yang besar. Dan harus menggunakan ready mix karena volume yang terlalu besar tidak bisa menggunakan tenaga manual pekerja.

Pada alternatif pondasi pelat tidak dilakukan penambahan variasi kedalaman ataupun dimensi. karena dengan penambahan variasi tersebut pasti akan meperbesar biaya yang dikeluarkan 5.4 ANALISA PERBANDINGAN KETIGA ALTERNATIF Dari analisa teknis yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman,

analisa daya dukung ijin tiang pancang telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5 % dari beban maksimum yang bekerja.

2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor. analisa daya dukung ijin tiang bor telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5% dari beban yang bekerja.

3. Analisa daya dukung pondasi pelat telah memenuhi persyaratan batas maksimal dari beban ijin yang bekerja. Pada analisa ekonomi yang juga telah

diuraikan pada sub bab sebelumnya didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman

tersebut diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Dengan diameter tiang pancang 20 cm, kedalaman 16 m diperoleh biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan ini sebesar Rp. 1.271.369.885.00 dengan lama pengerjaan 31 hari.

2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Diameter yang digunakan adalah 1 m dengan kedalaman 11 diperoleh biaya untuk pekerjaan ini sebesar Rp. 1.347.777.708.00 dan lama pengerjaan 32 hari.

3. Pada alternatif pondasi pelat tidak ada penambahan variasi kedalaman maupun dimensi, jadi untuk alternatif ini hanya diperoleh hasil yaitu biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.916.741.428.00 dengan lama pengerjaan 61 hari. Ketiga alternatif tersebut mempunyai

kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan ketiga alternatif tersebut antara lain : 1. Alternatif Pondasi T iang Pancang

b. Kelebihan : - Beban tiang group relatif mendekati dari

beban kolom. hanya sekitar 1.46 %. - Waktu yang dibutuhkan lebih cepat. - Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari

pada yang lain. c. Kelemahan : - Mobilisasi tiang pancang yang

memerlukan biaya dan waktu. - Untuk metode pelaksanaan, alternatif ini

kurang sesuai dengan lingkungan. Hal ini karena pekerjaan ini akan membuat suara yang gaduh.

- Kemungkinan tiang patah saat pengerjaan. Hal ini membuat harus diganti baru tiang yang patah tersebut, ini akan menambah biaya dan waktu.

2. Alternatif Pondasi T iang Bor a. Kelebihan:

Page 14: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

29

- Diameter yang besar maka memperkecil kedalaman yang diperlukan.

- Perbandingan daya dukung dengan beban pada kolom adalah sebesar 2.23%.

- Untuk metode pelaksanaannya sesuai dengan lingkungan sekitar. yaitu tidak membuat suara yang dapat mengganggu.

b. Kelemahan : - Untuk metode pelaksanaan, pada tempat

kerja akan lebih kotor karena adanya pengalian tiang bor. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan langsung membuang galian dengan dump truck.

- Biaya yang dikeluarkan lebih besar. Hal ini dikarenakan volume beton dan pembesian lebih besar.

3. Alternatif Pondasi Pelat a. Kelebihan : - Kedalaman penggalian tidak perlu terlalu

dalam. - Proses pembesian dan pengecoran bisa

dikerjakan secara langsung. b. Kelemahan : - Penurunan yang cukup besar dari hasil

perhitungan. - Biaya yang dikeluarkan terlalu besar. Dengan memperhatikan analisa teknis dan

ekonomi yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka penulis membandingkan dari ketiga alternatif pondasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ketiga alternatif pondasi telah memenuhi

syarat batasan daya dukung ijin. 2. Untuk analisa ekonomi. biaya yang

dikeluarkan dari ketiga alternatif pondasi diperoleh alternatif pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm dan kedalaman 16 m yang paling murah dan lama pengerjaan yang singkat .

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN Dari analisa pembahasan yang telah dilakukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pondasi ditinjau dari segi teknis yang meliputi faktor daya dukung, waktu dan biaya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk pondasi tiang pancang didapat dimensi 20 cm dengan panjang 16 m berjumlah 4 tiang dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp.1.271.369.885,00 selama 31 hari, untuk pondasi tiang bor didapat dimensi 100 cm dengan panjang 11 m berjumlah 1 dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp1.347.777.708,00 selama 32 hari, sedangkan untuk pondasi plat

didapat dimensi 5 x 5 x 0,2 m3 dengan biaya sebesar Rp1.916.741.428,00 selama 61 hari.

Adapun hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk alternatif pondasi tiang pancang adalah pondasi tiang pancang dipilih diameter 20 cm dengan kedalaman 16 m dan berjumlah 4 dalam satu poer. Daya dukung ijin yang terjadi sebesar 30476,71685 kg. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.1.271.369.885,00 dengan lama pengerjaan 31 hari. 6.2 SARAN Untuk mendapatkan hasil perbandingan pemilihan alternatif yang lebih baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Diperlukan pertimbangan-pertimbangan

yang lebih banyak agar didapat pemilihan pondasi yang sesuai. Misalnya kondisi lingkungan sekitar proyek, apakah akan berpengaruh kalau dilakukan pemancangan.

2. Pengujian tanah dilakukan sebanyak mungkin agar didapat parameter-parameter tanah yang mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan serta mempermudah perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, Joseph, E, 1988, Analisa dan Desain

Pondasi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Das, Braja, M. 1988, Mekanika Tanah

(Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1 , Jakarta : Erlangga. Fatena, Susy, R, 2002, Alat Untuk Proyek Konstruksi, Jakarta, P.T Rineka Cipta. Hardiyatmo, H.C., 1996, Teknik Pondasi 1, Jakarta, Gramedia Pustaka Umum. I Nyoman Pujawan. 1995, Ekonomi Teknik .

Jakarta:Gunawidya Jumikis, Alferd, R, 1971, Foundation Engineering, University of California : Intext Educational Publishers. N. Zaenal, dan Sri, Respati, 1995, Pondasi , Bandung, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983

Page 15: Kedalaman Biaya Waktu yang di - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17848-3109106022-Paper2.pdf · 16 Tabel 5.8. Hasil Perhitungan pondasi tiang

30

Rochmanhadi, 1992, Kapasitas dan Produksi

Alat-Alat Berat, Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum. Santoso, Budi, 2009, Manajemen Proyek , Yogyakarta, Graha Ilmu. Sosrodarsono, S. dan Kazuto, Nakazawa, 2000, Mekanika Tanah dan Pondasi , Jakarta, Pradnya Paramita. Syafriandi, dan Lynna A.L, Putri, Aplikasi

Microsoft Project, Yogyakarta, C.V Andi Offset. Wahjudi, Herman, 1999, Daya Dukung

Pondasi Dalam , Surabaya : ITS.