kebutuhan perawatan periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau...

82
Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id Fakultas Kedokteran Gigi Skripsi Sarjana 2018 Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Husni, Rahmi Universitas Sumatera Utara http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8062 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 07-Jul-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id

Fakultas Kedokteran Gigi Skripsi Sarjana

2018

Kebutuhan Perawatan Periodontal pada

pasien Diabetes Melitus di Puskesmas

Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

Husni, Rahmi

Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8062

Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Page 2: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA

PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS

PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

RAHMI HUSNI

NIM : 110600065

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Periodonsia

Tahun 2018

Rahmi Husni

Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas

Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

x + 36 halaman

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang mempunyai

karakteristik hiperglikemi dan terjadi akibatkelainansekresi insulin, kerja insulin,

ataukeduanya. Periodontitis merupakan penyakit periodontal yang menjadi salah satu

komplikasi penderita Diabetes Melitus. Penyebab utama periodontitis adalah bakteri

plak yang terakumulasi mengakibatkan inflamasi pada sulkus gingiva. Penelitian

sebelumnya telah menyatakan bahwa ada hubungan timbale balik antara periodontitis

dengan Diabetes Melitus dan Diabetes Melitus dengan periodontitis. Penelitian

sebelumnya menyatakan bahwa Diabetes Melitus dapat memperburuk kondisi

periodontal, dan periodontitis dapat mempengaruhi kontrol glikemik penderita

Diabetes Melitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kebutuhan perawatan

periodontal pada pasien Diabetes Melitus di Puskesmas Padang Bulan Medan. Jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian ini

dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, dua puluh lima orang subjek

penderita Diabetes Melitus dengan dilakukan pemeriksaan skor Community

Periodontal Indeks Treatment Needs (CPITN). Hasil penelitian ini menunjukkan

kebutuhan perawatan periodontal pada Diabetes Melitus didominasi skor 2, yaitu

memerlukan skeling dan perbaikan kebersihan rongga mulut.

Kata Kunci : Kebutuhan Perawatan Periodontal, Diabetes Melitus, Periodontitis

Daftar Rujukan : 32 (2002-2017)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology

2018

Rahmi Husni

Periodontal Treatment Needs in Diabetes Mellitus Patients at Padang Bulan

Health Center Kecamatan Medan Baru

x + 36 Pages

Diabetes Mellitus is a metabolic disease that has characteristics of

hyperglycemia and occurs due to abnormalities of insulin secretion, insulin work, or

both. Periodontitis is a periodontal disease which is one of the complications of

people with diabetes mellitus. The main causes of periodontitis are plaque bacteria

that accumulate resulting in inflammation of the gingival sulcus. Previous studies

have suggested that there is a reciprocal relationship between periodontitis and

diabetes mellitus and diabetes mellitus with periodontitis. Previous studies have

suggested that Diabetes Mellitus may aggravate periodontal conditions, and

periodontitis may affect glycemic control of people with Diabetes Mellitus. The

purpose of this study was to determine the need for periodontal treatment in Diabetes

Mellitus patients at Padang Bulan Medan Health Center. This type of research is

descriptive research with survey methods. The subjects of this study were selected

using purposive sampling technique, twenty-five subjects with diabetes mellitus by

examining the score of Community Periodontal Index Treatment Needs (CPITN).

The results of this study indicate that the need for periodontal treatment in diabetes

mellitus is dominated by score 2, which requires scaling and improvement of oral

hygiene.

Keywords : Periodontal treatment need, Diabetes Melitus, Periodontitis

Referrences : 32 (2002-2017)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kebutuhan Perawatan

Periodontal pada Pasien Diabetes Melitus di Puskemas Padang Bulan Medan”

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada

kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda Syamsir dan Ibunda Sudiarna yang telah

membesarkan, memberikan kasih sayang yang tidak terbalas, doa, nasehat, semangat,

dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada saudara penulis yaitu Annisak Fauzianati dan Masna Imama

yang selalu memberikan dukungan dan dorongan semangat kepada penulis.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima

kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Trelia Boel, M.Kes., Sp.RKG selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara.

2. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp. Perio (K) selaku Ketua Departemen

Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Zulkarnain, drg., M.Kes dan Armia Syahputra, drg., Sp.Perio selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, saran, nasehat, dorongan,

serta meluangkan waktu, tenaga, pemikiran dan kesabaran kepada penulis selama

penelitian dan penulisan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio selaku dosen penguji skripsi yang

telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Wandaniya Farahanny, drg., M.Dsc., Sp. KG selaku penasehat akademik

yang telah memberikan bimbingan dan motivasi selama masa pendidikan di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

v

6. Seluruh staf pengajar serta pegawai Departemen Periodonsia Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini sampai selesai.

7. Kepala Puskesmas Padang Bulan Medan dan beserta staf yang telah

memberikan izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Dziah, Chairani, Rahmy, Nadya,

Rahayu, Citra, Kiki, Zilda dan Kakanda Aida atas segala bantuan, perhatian,

dukungan, dan dorongan semangat yang diberikan dari awal sampai akhir penulisan

skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan yang melaksanakan penulisan skripsi di

Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara: Ira

Laila dan Annisa Zahra atas dukungan dan bantuannya selama penulisan skripsi.

10. Keluarga besar Komunitas Muslim FKG USU dan keluarga besar

Beastudi Etos Medan yang telah memberikan dukungan, bantuan, do’a dan semangat

kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis sadar skripsi ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi

masyarkat dan pengembangan disiplin ilmu Departemen Periodonsia, Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, dan masyarakat.

Medan, 27 Juli 2018

Penulis,

Rahmi Husni

NIM : 110600065

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ .

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... .

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ............................................................ .

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 3

1.4.1 Manfaat Praktis ......................................................................... 3

1.4.2 Manfaat Teoritis ........................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus................................................................................ 4

2.1.1 Klasifikasi................................................................................ 4

2.1.2 Etiologi .................................................................................... 5

2.1.3 Faktor Risiko ........................................................................... 6

2.1.4 Manifestasi Diabetes terhadap Rongga Mulut.......................... 7

2.2 Periodontitis....................................................................................... 10

2.3 Hubungan Diabetes Melitus dengan Periodontitis ............................. 11

2.4 Kebutuhan Perawatan Periodontal Pasien Diabetes Melitus.............. 13

2.4.1 Indeks Pengukuran.................................................................... 13

2.5 Kerangka Teori................................................................................... 15

2.6 Kerangka Konsep................................................................................ 16

2.7 Hipotesis............................................................................................. 17

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian......................................................................... 18

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

vii

3.2.1 Tempat Penelitian ..................................................................... 18

3.2.2 Waktu Penelitian ....................................................................... 18

3.3 Populasi dan Sampel........................................................................... 18

3.3.1 Populasi ..................................................................................... 18

3.3.2 Sampel ....................................................................................... 18

3.3.3 Besar Sampel ............................................................................ 18

3.3.4 Kriteria Inklusi .......................................................................... 19

3.3.5 Kriteria Eksklusi ....................................................................... 19

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 19

3.4.1 Variabel Bebas .......................................................................... 19

3.4.2 Variabel Terikat ........................................................................ 20

3.4.3 Variabel Terkendali .................................................................. 20

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali ........................................................ 20

3.5 Definisi Operasional .......................................................................... 20

3.6 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 21

3.6.1 Alat Penelitian ........................................................................... 21

3.6.2 Bahan Penelitian ....................................................................... 21

3.7 Prosedur Penelitian ............................................................................ 22

3.7.1 Skema Alur Penelitian ............................................................... 23

3.7.2 Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografis Subjek Penelitian................................................... 24

4.2 Gambaran Kondisi Rongga Mulut..................................................... 25

4.3 Distribusi Status Periodontal terhadap Lamanya Menderita

Penyakit Diabetes Melitus…….……………………………......…..

25

4.4 Distribusi Kebutuhan Perawatan Periodontal Penderita Penyakit

Diabetes Melitus ...............................................................................

26

BAB 5 PEMBAHASAN …………………………………………………….. 28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….... 31

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Skor Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal ...... 13

2 Distribusi Data Demografis Subjek Penelitian …………………… 24

3 Gambaran Kondisi Rongga Mulut Subjek Penelitian …………….. 25

4 Distribusi status periodontal terhadap lamanya menderita penyakit

Diabetes Melitus …………………………………………………… 26

5 Distribusi Kebutuhan Perawatan Periodontal Penderita Penyakit

Diabetes Melitus ………………………………................................... 26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Skema hubungan diabetes melitus dan periodontiti ................................ 12

2 Prob WHO ............................................................................................... 21

3 Pemeriksaan periodontal .......................................................................... 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

2 Lembar persetujuan setelah penjelasan ( Informed consent)

3 Kuesioner penelitian

4 Jadwal Kegiatan Skripsi

5 Anggaran Biaya Penelitian

6 Data Personalia Peneliti

7 Surat Izin Penelitian

8 Ethical Clearance

9 Hasil Data Penelitian

10 Hasil Pengecekan Keplagiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan penyakit sistemik berupa gangguan metabolisme

dengan beberapa komplikasi utama akibat kurangnya sekresi dan atau fungsi insulin.1

International Diabetes melitus Federation (IDF) mengestimasi sebanyak 415 juta

orang di dunia terkena diabetes melitus pada tahun 2015 dan diperkirakan pada tahun

2040 meningkat menjadi 642 juta orang.2 Departemen Kesehatan RI dan World

Health Organization (WHO) memprediksikan kenaikan jumlah penderita Diabetes

melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 meningkat pada tahun 2030

menjadi 21,3 juta orang.3,4 Prevalensi diabetes melitus meningkat berkaitan dengan

pertumbuhan populasi, penuaan, bertambahnya prevalensi obesitas dan kurangnya

aktifitas fisik.5 Menurut Riskesdas (2013) prevalensi DM di Sumatera Utara

berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6

Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus sebanyak 1100

kasus dan termasuk 10 besar penyakit sepanjang tahun 2014.7

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kadar gula darah

yang tinggi.5 Salah satu komplikasi diabetes melitus yang cukup serius di bidang

kedokteran gigi yaitu oral diabetic, yang meliputi xerostomia, gingivitis, periodontitis

dan lain sebagainya. Periodontitis merupakan penyakit pada jaringan penyangga gigi

dan menjadi komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus dengan

prevalensi mencapai 75%. Diabetes melitus meningkatkan resiko alveolar bone loss

dan attachment loss pada jaringan periodontal tiga kali lipat lebih besar dibandingkan

dengan penderita non diabetes melitus. Penderita diabetes melitus mempunyai

kecenderungan untuk menderita periodontitis lebih besar dibandingkan dengan yang

tidak menderita diabetes melitus. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada

pembuluh darah, gangguan fungsi netrofil, sintesisi kolagen, faktor mikrobiotik dan

predisposisi genetik.4,8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

2

Penderita diabetes melitus mengalami perubahan metabolisme sehingga

menimbulkan serangkaian perubahan pada jaringan periodonsium yang mengarah

pada destruksi periodontal.8 Periodontitis dapat mengganggu kontrol metabolik dan

keberhasilan perawatan diabetes melitus terkait dengan aktifitas mekanisme

pertahanan yang disebut sebagai respon fase akut.9 Maka, terdapat hubungan dua

arah antara diabetes melitus dan periodontitis sehingga perawatan periodontal

memegang peranan penting.10 Diabetes melitus dan penyakit jaringan periodontal

yaitu kelainan kronis yang multifaktorial dan secara signifikan menurunkan kualitas

hidup pasien.9 Peningkatan prevalensi diabetes melitus dengan periodontitis sebagai

komplikasinya membutuhkan perawatan yang lebih besar, baik terhadap penyakit

diabetes melitusnya maupun terhadap periodontitis. Sehingga diabetes melitus dan

periodontitis diperlukan perhatian baik dari dokter yang merawatnya atau dari dokter

gigi yang terlibat.

Preferansow E dkk meneliti 275 pasien diabetes melitus yang terkontrol dan

tidak terkontrol, 32.4% diantaranya membutuhkan perawatan periodontal

komprehensif (TN3) dan hanya 3.6% yang tidak membutuhkan perawatan

periodontal (TN0). Tingkat keparahan penyakit periodontal pada diabetes melitus

dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas kolagenase, yang menyebabkan

prevalensi kerusakan gingiva, gangguan kekebalan tubuh dan perkembangan intensif

flora bakteri.9

Penelitian yang dilakukan oleh Bakhshandeh S dkk tidak menemukan

satupun periodonsium yang sehat pada pasien diabetes melitus. Status periodontal

pasien diabetes melitus yang buruk mengindikasikan adanya kebutuhan untuk

mengadakan program promosi kesehatan mulut yang komprehensif untuk penderita

diabetes melitus, berdasarkan kolaborasi antara kesehatan gigi dan kesehatan umum

profesional yang terlibat dalam perawatan diabetes melitus.11

Berdasarkan penelitian Das M dkk yang meneliti 223 pasien diabetes melitus

dan 236 pasien non-diabetes melitus, menunjukkan hasil bahwa 69.9% pasien

diabetes melitus dan 45.3% pasien non-diabetes melitus membutuhkan intruksi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

3

kesehatan mulut dan scalling. Penyakit periodontal ditemukan lebih parah pada

pasien diabetes melitus daripada pasien non-diabetes melitus.4

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai kebutuhan perawatan periodontal pada pasien diabetes melitus. Penelitian

ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam melaksanakan tindakan dental

terkait dengan kebutuhan perawatan periodontal pada pasien diabetes melitus.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah kebutuhan perawatan periodontal pada pasien penyakit

diabetes melitus yang dilihat berdasarkan skor CPITN?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis kebutuhan perawatan periodontal pada pasien penyakit

diabetes melitus

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi pasien diabetes melitus yaitu menambah pengetahuan dan

info tentang tingkat kebutuhan perawatan periodontal

2. Manfaat bagi klinisi / dokter gigi yaitu masukan bagi dokter gigi untuk

merencanakan program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut serta perawatan

periodontal yang tepat bagi pasien diabetes melitus.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1. Manfaat bagi peneliti yaitu menambah wawasan peneliti mengenai

penyakit periodontal serta pengembangan kemampuan peneliti dalam menulis.

2. Manfaat bagi akademisi yaitu memberikan dasar pengetahuan dan

pengembangan yang dapat dijadikan sumber gagasan, sehingga dapat diaplikasikan

pada penelitian selanjutnya khususnya dalam bidang Periodonsia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh

adanya hiperglikemi yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektivitas

insulin.12 Hal ini disebabkan karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan

insulin secara adekuat. Penderita diabetes melitusmengalami gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin

secara relatif maupun absolut.12,13 Insulin merupakan hormon yang diproduksi

pankreas untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi

dan penyimpanannya di dalam tubuh agar tetap seimbang.12,14Insulin berfungsi

sebagai alat yang membantu gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan

energi atau disimpan sebagai cadangan energi.Penderita Diabetes melitus akan

ditemukan dengan berbagai gejala, seperti poliuria (banyak kencing), polidipsia

(banyak minum), polifagia (banyak makan), dan penurunan berat badan. Diabetes

melitus tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) dan menyebabkan kerusakan

vaskular sebelum penyakit ini terdeteksi.14,15

2.1.1 Klasifikasi Diabetes melitus

Berdasarkan klasifikasinya, DM dibedakan menjadi 2 kategori yaitu:15

1. Diabetes melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe 1 disebut juga Insulin Dependent Diabetes melitus

Mellitus (IDDM), terjadi karena adanya gangguan produksi insulin akibat kerusakan

sel β pankreas. Patofisiologinya yaitu karena adanya reaksi autoimun akibat

peradangan pada sel β sehingga menyebabkan timbulnya antibodi terhadap sel β yang

disebut ICA (Islet CellAntibody). Reaksi antigen (sel β) dengan antibodi ICA yang

ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel β. Selain karena autoimun, Diabetes

melitus tipe 1 juga bisa disebabkan virus Cocksakie, Rubella, Citomegalo Virus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

5

(CMV), Herpes dan lain-lain. Penderita diabetes melitus tipe 1 umumnya terdiagnosa

pada usia muda.15

2. Diabetes melitus tipe 2.

Diabetes melitus tipe 2 disebut juga Non-Insulin Dependent Diabetes

melitusMellitus (NIDDM), terjadi karena kerusakan molekul insulin atau gangguan

reseptor insulin yang mengakibatkan kegagalan fungsi insulin untuk mengubah

glukosa menjadi energi. Diabetes melitus tipe 2 memiliki jumlah insulin yang normal

dalam tubuh bahkan jumlahnya bisa meningkat, namun karena jumlah reseptor

insulin pada permukaan sel berkurang menyebabkan glukosa yang masuk kedalam sel

lebih sedikit. Hal ini menyebabkan sel kekurangan jumlah glukosa dan kadar glukosa

menjadi tinggi didalam pembuluh darah.15

2.1.2 Etiologi

Diabetes melitusdisebabkan karena beberapa faktor yang mengakibatkan

sekresi insulin menurun atau resistensi insulin ditambah dengan kebiasaan gaya

hidup, seperti makan berlebih (terutama diet tinggi lemak), kurang berolahraga dan

obesitas yang dihasilkan, sebagai faktor lingkungan dan berakibat pada aksi insulin

yang tidak mencukupi. Diperkirakan bahwa kebanyakan kasus melibatkan beberapa

faktor genetik. Berkurangnya sekresi insulin dan penurunan sensitivitas insulin

keduanya terlibat dalam onset diabetes melitus tipe 2, namun proporsi keterlibatannya

berbeda-beda pada masing-masing pasien. Fungsi b-sel pankreas dipertahankan

sampai tingkat tertentu, dan injeksi insulin jarang diperlukan untuk bertahan hidup.

Namun, komplikasi seperti infeksi, bisa menyebabkan ketoasidosis untuk sementara

dan sekresi insulin menjadi berkurang pada respon sekretorik awal setelah beban

glukosa. Sifat diabetes melitus tipe 2 jelas tidak seragam, tetapi dikelompokkan

sesuai dengan ada tidaknya obesitas dan perbedaan tingkat keterlibatan penurunan

sekresi insulin dan penurunan sensitivitas insulin.16

2.1.3 Faktor Risiko Diabetes melitus

Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap resistensi atau

defisiensi insulin yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

6

1. Umur

Peningkatan risiko diabetes melitus seiring dengan penambahan umur,

khususnya pada usia lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai

terjadi peningkatan intolenransi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan

berkurangnya kemampuan sel β pancreas dalam memproduksi insulin. Selain itu pada

individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel

otot sebesar 35%. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar lemak di otot

sebesar 30% dan memicu terjadinya resistensi insulin.17

2. Obesitas

Seseorang yang obesitas mempunyai risiko untuk menderita diabetes melitus.

Kelompok dengan risiko diabetes melitus terbesar adalah kelompok obesitas, dengan

odds 7,14 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok IMT normal. Penelitian

menurut Sunjaya menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas mempunyai

risiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena diabetes melitus dibandingkan dengan

individu yang tidak mengalami obesitas.17

Adanya pengaruh indek masa tubuh terhadap diabetes melitus ini disebabkan

oleh kurangnya aktivitas fisik serta tingginya konsumsi karbohidrat, protein dan

lemak yang merupakan faktor risiko dari obesitas. Hal tersebut menyebabkan

meningkatnya Asam Lemak atau Free Fatty Acid (FFA) dalam sel. Peningkatan FFA

ini akan menurunkan translokasi transporter glukosa ke membran plasma, dan

menyebabkan terjadinya resistensi insulinpada jaringan otot dan adipose.17

3. Hipertensi

Ada hubungan yang bermakna antara tekanan darah dengan diabetes melitus.

Seseorang yang terkena hipertensi berisiko lebih besar untuk menderita diabetes

melitus, dengan odds 6,85 kali lebih besar dibanding orang yang tidak hipertensi.

Penelitian menurut Sunjaya menemukan bahwa individu yang mengalami hipertensi

mempunyai risiko 1,5 kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus dibanding

individu yang tidak hipertensi.17

Beberapa literatur mengaitkan hipertensi dengan resistensi insulin. Pengaruh

hipertensi terhadap kejadian diabetes melitus disebabkan oleh penebalan pembuluh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

7

darah arteri sehingga diameter pembuluh darah menjadi menyempit. Hal ini akan

menyebabkan proses pengangkutan glukosa dari dalam darah menjadi terganggu.17.

4. Riwayat Keluarga

Seorang yang menderita diabetes melitus diduga mempunyai gen diabetes

melitus yaitu bakat diabetes melitus merupakan gen resesif. Hanya orang yang

bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita diabetes melitus. DM

tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental. Penyakit ini sudah

lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal

terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau

saudara kandung mengalami penyakit DM.18

2.1.4 Manifestasi Diabetes melitus terhadap Rongga Mulut

Beberapa manifestasi diabetes melitus terhadap rongga mulut yaitu:

1. Xerostomia

Diabetes melitus menyebabkan suatu kondisi disfungsi sekresi kelenjar saliva

yang disebut xerostomia, dimana kualitas dan kuantitas produksi saliva di rongga

mulut menurun.19Mulut kering atau xerostomia adalah keluhan yang paling sering

dirasakan oleh penderita DM yang tidak terkontrol, tidak tediagnosa, tidak terkontrol

dengan baik dengan adanya penurunan saliva. Penelitian yang dilakukan Kartimah

menjelaskan penyebab terjadinya xerostomia pada DM terjadi karena gangguan

kongenital neuropati atau karena adanya kerusakan pada nervus kranial VII (nevus

fasialis) dan nervus kranialis IX (nervus glosofaringeal) yaitu nervus yang

menginervasi kelenjar parotis sumber penghasil saliva.20

2. Periodontitis

Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan jaringan pendukung gigi yang

disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu yang biasanya berasal dari plak

gigi yang dapat mengakibatkan penghancuran progrsif jaringan ikat periodontal dan

tulang alveolar dengan pembentukan poket, resesi, atau keduanya.21 Penderita DM

memiliki sistem imun yang rendah sehingga mudah terkena infeksi sehingga

periodontitis dan diabetes melitus mempunyai hubungan timbal balik dan saling

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

8

berhubungan. C-Reactive protein merupakan suatu alfa-globulin yang diproduksi di

hepar dan kadarnya akan meningkat tinggi pada proses peradangan serta kerusakan

jaringan. Periodontitis, bakteri atau produknya (seperti LPS) menginvasi jaringan

secara indirect, merangsang makrofag dan monosit untuk menghasilkan mediator

inflamasi seperti sitokin, khususnya IL-6 dan IL-1. Peningkatan mediator inflamasi

akan merangsang produksi dan mengaktivasi enzim yang merusak jaringan ikat,

mematikan fibroblas, meningkatkan produksi osteoklas, dan mematikan sel

osteoblas.22

3. Burning Mouth Syndrom

Penderita diabetes melitus biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau

mati rasa pada mulutnya.Kekeringan pada mulut menyebabkan fungsi pembersih

saliva berkurang, sehingga terjadi radang dari selaput lendir yang disertai keluhan

mulut terasa seperti terbakar.20

4. Oral thrush

Penderita diabetes melitus yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk

memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah.

Penderita diabetes melitus yang merokok memiliki risiko terjadinya infeksi jamur

jauh lebih besar. Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang

disebabkan oleh jamur candida ada di dalam mulut. Tubuh penderita diabetes melitus

kronis lebih rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik yang

dapat mengganggu keseimbangan bakteri di dalam mulut dan mengakibatkan jamur

candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush.23

Lesi terkait Candida meliputi stomatitis yang diinduksi gigi tiruan, angular

chelitis dan glossitis median rhomboid yang memiliki etiologi bakteri dan jamur

campuran.Angular cheilitis terlihat di bibir komisura sebagai lesi pengerasan

eritematosa. Lesi tersebutdilaporkan terjadi pada penderita diabetes melitus dengan

kontrol glikemik yang buruk. Median rhomboid glossitis terlihat pada permukaan

dorsal lidah sebagai kumpulan eritematosa berbentuk berlian pada garis tengah.24

Diabetes melitus berpengaruh dengan perkembangan lesi jaringan lunak mulut

tertentu,pengaruh ini tidak dilaporkan secara konsisten pada populasi diabetes melitus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

9

yang berbeda. Terdapat juga laporan tentang prevalensi fissure tounge, iritasi

fibroma,traumatic ulcers, lichen planus, stomatitis aphthosa rekuren, serta infeksi

jamur, seperti oral kandidiasis. Pengaruh ini dikarenakanimunosupresan kronis,

penyembuhan yang tertunda dan atau hipofungsi saliva.25

5. Karies

Karies adalah penyakit kronis umum yang menyebabkan rasa sakit dan

kerusakan gigi pada semua kelompok usia. Jika tidak diobati, karies gigi bisa

menyebabkan rasa sakit, infeksi, kehilangan gigi, dan akhirnya edentulisme.

Kehadiran manifestasi oral ini dapat menghambat kualitas hidup, nutrisi, dan,

berpotensi, pengendalian glikemik. Penderita DM rentan terhadap kondisi mulut

lainnya, seperti kelainan periodontal dan kelenjar ludah, yang dapat meningkatkan

risiko pengembangan karies gigi baru dan rekuren. Tinjauan terhadap literatur

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang jelas antara DM dan karies gigi,

namun beberapa penelitian telah melaporkan riwayat karies gigi yang lebih banyak

pada orang dengan DM. Berkurangnya sekresi saliva, peningkatan karbohidrat pada

kelenjar parotid, pertumbuhan flora mulut, peningkatan jumlah Streptokokus mutans

dan Lactobacilli adalah beberapa faktor yang berperan pada mulut penderita diabetes

melitus terhadap kejadian karies gigi yang lebih tinggi.25Diabetes melitus menjadi

faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya jumlah karies dikarenakan pada diabetes

melitus aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai

substrat kariogenik. Penderita diabetes melitus mengalami penurunan jumlah air liur

sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan jika makanan dari golongan

karbohidrat melekat bercampur dengan bakteri yang ada pada permukaan gigi dan

tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun,

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau karies gigi.23

2.2 Periodontitis

Periodontitis adalah penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang

merupakan hasil respon antara sistem kekebalan tubuh dengan infeksi bakteri gram-

negatif sehingga menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium, yaitu gingiva,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

10

ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar. Tiga karekteristik utama yang

dimiliki oleh agen patogenesis periodontitis adalah kemampuan berkolonisasi,

kemampuan menghindar dari respon pejamu dan kemampuan memproduksi substansi

eksotoksin yang dapat membunuh netrofil. Selain tiga karakteristik tersebut, Actino-

bacillus actinomy cetemcomitans mampu melewati sel-sel epitel penyatu dari saku

periodontal dan berinvasi ke jaringan ikat dibawahnya. Porphyromonas gingivalis

hanya dapat berinvasi di antara sel-sel epitel penyatu. Akibat terjadi serangan bakteri,

pejamu akan menghasilkan sel-sel inflamasi yang merespon dengan jalan migrasi

khemotaksis dan berkumpul pada daerah tertentu dimana sel-sel tersebut akan

memfagositosis bakteri atau menyingkirkan jaringan yang telah rusak.26

Kerusakan jaringan pada periodontal menyebabkan hancurnya serat kolagen

dari ligamen periodontal, yang mengakibatkan pembentukan poket periodontal antara

gingiva dan gigi. Poket tidak dapat ditemui pada pemeriksaan visual sederhana, dan

penilaian dengan menggunakan prob periodontal sangat penting. Periodontitis adalah

penyakit yang berkembang perlahan namun kerusakan jaringan yang terjadi sebagian

besar tidak dapat diubah. Tahap awal, kondisinya biasanya asimtomatik; biasanya

tidak menyakitkan, dan banyak pasien tidak sadar sampai kondisi ini berkembang

cukup untuk menghasilkan mobilitas gigi. Pokettersebut semakin dalam sebagai hasil

dari bentuk penghancuran serat ligamentum periodontal disebut sebagai kehilangan

keterikatan dan resorpsi tulang alveolar yang terjadi bersamaan dengan hilangnya

perlekatan yang progresif. Periodontitis tingkat lanjut ditandai dengan eritema gema

dan edema, perdarahan gingiva, resesi gingiva, mobilitas gigi, drifting gigi, supurasi

dari kantong periodontal, dan kehilangan gigi. Periodontitisparah yang mengancam

retensi gigi ditemukan 10-15% orang dewasa darijumlah populasi yang diteliti dan

eriodontitis sedang ditemukan 40-60% orang dewasa.27

Periodontitis merupakan penyakit radang kronis yang sangat umum, namun

sebagian besar tersembunyi. Selain itu, ia memiliki dampak negatif dan mendalam

pada banyak aspek kehidupan sehari-hari dan kualitas hidup, yang mempengaruhi

kepercayaan diri, interaksi sosial dan pilihan makanan. Faktor risiko untuk penyakit

periodontal meliputi diabetes melitus, kondisi yang terkait dengan tanggapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

11

kekebalan yang dikompromikan (misalnya HIV), merokok, kekurangan nutrisi,

osteoporosis, obat-obatan yang menyebabkan pertumbuhan berlebih gingiva yang

disebabkan obat (beberapa penghambat saluran kalsium, fenitoin, ciclosporin), faktor

genetik (belum didefinisikan secara tepat), dan faktor lokal (defisiensi anatomis pada

tulang alveolar).27

2.3 Hubungan Diabetes Melitus dengan Periodontitis

Periodontitis merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita

diabetes melitus.20Beberapa peneliti menyatakan bahwa keparahan penyakit

periodontal pada penderita DM dipengaruhi oleh penurunan respon

imun.Hiperglikemi pada penderita DM menyebabkan komplikasi berupa

mikrovaskuler yang ditandai dengan peningkatan Advanced glycation

endproduct(AGE) pada plasma dan jaringan. AGE akan berinteraksi dengan RAGE

pada endotel sehingga menimbulkan stres oksidatif menyebabkan terjadinya

gangguan pembuluh darah pada jaringan periodontal. Gangguan pembuluh darah

akan menyebabkan gangguan distribusi nutrisi dan oksigen pada jaringan periodontal,

sehingga bakteri gram negatif anaerob yang merupakan bakteri komensal pada poket

periodontal akan menjadi lebih patogen. Gangguan pembuluh darah juga akan

mempengaruhi pembuangan sisa metabolisme dalam jaringan periodontal, sehingga

akan terjadi toksikasi jaringan periodontal dan gingiva. 17

Penderita diabetes melitusmengalamipeningkatankadar glukosa dalam darah

dan cairan gingival yang merubah lingkungan mikroflora, menginduksi perubahan

bakteri secara kualitatif. Perubahan tersebut mengarah pada penyakit periodontal

yang berat. Perubahandalam proses penyembuhan luka adalah masalah umum pada

penderitadiabetes melitus. Proses penyembuhan luka pada jaringan periodontal

berubah pada orang dengan hiperglikemia yang berkelanjutan, yang mengakibatkan

meningkatnya bone loss dan kehilangan perlekatan jaringan periodontal.28

Diabetes melitus merupakan faktor risiko gingivitis dan periodontitis, dan

tingkat kontrol glikemik menjadi faktor penting dalam hubungan ini. Bridge dkk.

menyatakan bahwa diabetes melitus mempengaruhi semua parameter periodontal,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

12

termasuk skor pendarahan, kedalaman saku, kehilangan perlekatan dan kehilangan

gigi. Penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol menderita kelainan fungsi sel

pertahanan utama periodonsium yaitu tidak seimbangnya fungsi kemotaksis dan

fagositosis yang menyebabkan penderita diabetes melitus lebih rentan terhadap

infeksi.28

Periodontitis juga dapat memperburuk kontrol glikemik pada penderita

diabetes melitus.Menurut penelitian Grosso dan Genco, penyakit periodontal dapat

meningkatkan tingkat keparahan diabetes melitus. Penelitian tersebut menyatakan

bahwa terdapat hubungan dua arah antara diabetes melitus dengan penyakit

periodontal dengan berinteraksi untuk meningkatkan kerusakan jaringan. Infeksi

kronis dalam respon inflamasi pada penderita diabetes melitus meningkatkan

kerusakan jaringan periodonsium pada penderita diabetes melitus, sedangkan infeksi

periodontal dapat menyebabkan keadaan resistensi insulin kronis sehingga mengubah

kontrol metabolisme glukosa. Maka terjadilah siklus degeneratif dimana diabetes

melitus menyebabkan penurunan imunitas yang kemudian mempengaruhi kontrol

metabolisme glukosa dan memberikan dampak negatif terhadap diabetes melitus. 28

Gambar 2. Skema hubungan diabetes melitus dan periodontitis

Diabetes Melitus

AGE meningkat sejalan dengan kadar gula darah

Stres oksidatif menyebabkan gangguan

Mikrovaskular

Perubahan nutrisi dan penyembuhan jaringan,

menginduksi perubahan bakteri

Rentan Infeksi dan Sintesa kolagen menurun

Periodontitis

Sintesa dan sekresi sitokin

Peningkatan resistensi insulin dan mengganggu

kontrol glikemik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

13

2.4 Kebutuhan Perawatan Periodontal

Insiden DM dilaporkan cukup tinggi di beberapa negara yang artinya

berdampak negatif bagi kesehatan rongga mulut. Penderita DM lebih rentan terhadap

infeksi terutama pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol. Bila dilakukan

skeling pada penderita diabetes melitus tanpa tindakan profilaksis dapat

menyebabkan timbulnya abses periodontal.29

2.4.1 Indeks Pengukuran

Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) dikembangkan oleh

Ainamo dkk, yang merupakan anggota komite ahli WHO. CPITN memungkinkan

melakukan pemeriksaan yang cepat dalam suatu populasi untuk menentukan kebutuhan

perawatannya.1,11

Prinsip kerja CPITN yaitu: 7,30,31

1. Adanya prob khusus (prob WHO).

Prob ini memiliki ujung yang merupakan bola kecil berdiameter 0,5 mm. Prob ini

digunakan untuk melihat adanya perdarahan dan mengukur kedalaman saku dan terdapat

daerah yang diberwarna hitam.Jika kedalaman poket kurang dari 3,5 mm maka seluruh

warna hitam masih terlihat. Bila kedalaman poket 4-5 mm, maka hanya sebagian saja

warna hitam yang masih tampak sedangkan untuk poket kedalaman 6mm atau lebih maka

seluruh bagian prob yang berwarna hitam tidak tampak lagi.

2. Penilaian atas tingkatan kondisi jaringan periodontal.

Prinsip kerja CPITN adalah penilaian berdasarkan skor status periodontal dan

selanjutnya ditentukan kebutuhan perawatan penyakit periodontal. Kriteria menentukan

kebutuhan perawatan tersebut adalah :

Tabel 1. Indeks Kalkulus

0 Tidak ada kalkulus

1 Adanya kalkulus supragingival yang meluas sedikit (tidak lebih dari 1 mm)

apikal dari tepi gingiva bebas

2 Adanya kalkulus supragingival dan subgingival atau kalkulus subgingival

saja dalam jumlah sedang

3 Adanya penumpukan kalkulus supragingival dan subgingival yang banyak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

14

Tabel 2. Indeks Perdarahan

0 Tidak terjadi perdarahan

1 Perdarahan berupa titik kecil

2 Perdarahan berupa titik yang besar atau berupa garis

3 Perdarahan menggenang di interdental

Berdasarkan penilaian tersebut dapat ditentukan status periodontal untuk

menentukan kebutuhan perawatan periodontal.

Tabel 3. Skor Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal

Skor Status Periodontal Skor Kebutuhan Perawatan

0 Sehat, tidak ada pendarahan,

kalkulus atau poket

0 Tidak membutuhkan

(TN0)

1 Terdapat perdarahan secara

langsung atau dengan kaca mulut

terlihat setelah probing

1 Memerlukan perbaikan

kebersihan mulut (TN1)

2 Terdapat kalkulus (supra atau

subgingiva) sewaktu probing terasa

kasar tetapi seluruh daerah hitam

pada prob masih terlihat

2

Memerlukan perbaikan

kebersihan mulut dan

skeling supra dan

subgingiva (TN2)

3 Terdapat poket patologis dengan

kedalaman 4-5 mm, sebagian warna

hitam pada prob masih terlihat

4 Terdapat poket patologis dengan

kedalaman ≥ 6 mm (bagian

probberwarna hitam tidak terlihat

lagi)

3 Memerlukan perbaikan

kebersihan mulut, skeling

supra dan subgingiva, root

planing dan perawatan

komprehensif (TN3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

15

3. Sektan

Penilaian dilakukan pada 6 regio gigi berdasarkan sektan-sektan yang ditentukan

oleh gigi-gigi 17-14,13-23,24-27,47-44,43-33,34-37, setiap sektan terdiri dari gigi indeks

yang harus diperiksan tapi hanya skor yang terparah atau nilai tertinggi per sektan yang

dicatat. Bila di suatu sektan tidak terdapat gigi maka sektan tersebut tidak diberi nilai

atau skor.

4. Gigi Indeks

Pemeriksaan dilakukan tidak pada semua gigi, melainkan hanya pada gigi

tertentu saja yang disebut gigi indeks. Gigi-gigi indeks yang diperiksa untuk umutr

diatas 20 tahun yaitu 17, 16,11, 26, 47, 46, 31, 36, dan 37.Jika salah satu gigi molar

maupun gigi insisivus tidak ada, tidak perlu dilakukan penggantian gigi tersebut. Jika

dalam sektan tidak terdapat gigi indeks, semua gigi yang ada dalam sektan tersebut

diperiksa dan diambil nilainya yang mempunyai keadaan yang terparah atau

mempunyai skor tertinggi pada sektan tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

16

2.5 Kerangka Teori

Diabetes Melitus

Peningkatan Kadar Glukosa

Darah

Peningkatan AGE

Gangguan Pembuluh Darah

Penurunan Respon Imun

Rentan terhadap Infeksi

Penyakit Periodontal

Kebutuhan Perawatan

Periodondal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

17

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas

Pasien Diabetes melitus

Variabel Terkendali

1. Usia

2. Gigi Crowded pada Gigi Indeks

3. Karies pada Gigi Indeks

4. Penyakit Sistemik Lainnya

Variabel Tidak Terkendali

1. Pekerjaan

2.Tingkat Pendidikan

3. Status Sosial

4. Ekonomi

5.Pemeliharaan Kebersihan Rongga Mulut

Variabel Terikat

Kebutuhan Perawatan Periodontal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

18

2.7 Hipotesis

Adanya kebutuhan perawatan periodontal yang tinggi pada pasien diabetes

melitus dilihat berdasarkan skor CPITN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

19

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei untuk

melihat kondisi periodontal pada pasien Diabetes melitus di Puskesmas Padang Bulan

Medan ditinjau dari aspek kebutuhan perawatan periodontal.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan tersebar di Puskesmas Padang Bulan Kecamatan

Medan Baru Kota Medan

3.2.2Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan bulan Februari-Juni 2018

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah pasien Diabetes melitus di Puskesmas Padang

Bulan Medan

3.3.2Sampel

Sampel yang diambil adalah pasien Diabetes Melitus yang memenuhi kriteria

inklusi. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive sampling, yaitu

satuan sampling dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu untuk memperoleh satuan

sampel yang memiliki karakteristik yang dikehendaki dalam pengambilan sampel.

3.3.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel digunakan rumus sebagai berikut:

N = 𝑍∝2.𝑃.𝑄

𝑑2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

20

Keterangan:

Zα = α = 0,05 -> Zα = 1,96

P = Proporsi penyakit periodontal pasien diabetes melitus = 0,5

Q = 1 – P = 0,5

d = Perbedaan proporsi yang diharapkan sebesar 20% = 0,2

N = (1,96)2. 0,5 . 0,5

(0,2)2

N = 24.01= 25

3.3.4 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi penelitian ini yaitu:

1. Penderita penyakit Diabetes melitus

2. Usia dewasa mulai dari 21 tahun

3. Memiliki gigi minimal 10 gigi

4. Bersedia menjalani pemeriksaan dan menandatangani informed consent.

3.3.5 Kriteria Eksklusi:

Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu:

1. Edentulus

2. Memakai alat orthodonti

3. Kehamilan

4. Penderita penyakit sistemik lainnya

5. Menerima perawatan periodontal dalam 3 bulan terakhir

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Bebas

Penderita Diabetes Melitus

3.4.2 Variabel Terikat

Kebutuhan perawatan periodontal CPITN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

21

3.4.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali pada penelitian ini yaitu:

1. Usia

2. Gigi crowded pada gigi indeks

3. Karies pada gigi indeks

4. Penyakit sistemik lainnya

3.4.4 Variabel Tidak Terkendali

Variabel tidak terkendali pada penelitian ini yaitu:

1. Pekerjaan

2.Tingkat pendidikan

3. Status sosial

4. Ekonomi

5.Pemeliharaan kebersihan rongga mulut

3.5 Definisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

Diabetes

Melitus

Pasien Diabetes Melitus

yangberada di wilayah kerja

Puskemas Padang Bulan

Medan ditentukan dari rekam

medis

Rekam

Medis

DM atau

Non-DM

Kategorik

Pemeriksaan

CPITN

Pemeriksaan terhadap gigi

indeks berjumlah 10 gigi

meliputi gigi17, 16, 11, 26, 47,

46, 31, 36, dan 37. Kebutuhan

perawatan penyakit periodontal

berdasarkan hasil pemeriksaan

medis yang dilakukan dengan

menggunakan indeks CPITN

Skor 0 = Tidak membutuhkan

perawatan periodontal

Skor 1 = Memerlukan

perbaikan kebersihan mulut

Skor 2 = Memerlukan skeling

Prob

WHO

Skor

indeks

CPITN

Numerik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

22

supra dan subgingiva dan

perbaikan kebersihan mulut

Skor 3 = Memerlukan skeling

supra dan subgingiva dan

perbaikan kebersihan mulut

Skor 4 = Memerlukan

perawatan kompleks, skeling

supra dan subgingiva, root

planning, dan perbaikan

kebersihan mulut

3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Prob WHO untuk mengukur nilai CPITN

Gambar 2. Prob WHO

2. Pinset

3.Sonde

4.Kaca mulut

5.Nierbeken/tray

6.Sarung tangan

7.Masker

3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan yang diperlukan pada penelitian ini yaitu:

1.Alkohol 70%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

23

2.Kapas

3.Tisu

4. Hand sanitizer

3.7 Prosedur Penelitian

1. Penelitian dilakukan terhadap penderita penyakit Diabetes melitus di

Puskesmas Padang Bulan Medan. Pemilihan sampel sesuai dengan kriteria inklusi.

Subjek yang terpilih diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian. Subjek yang

setuju untuk mengikuti penelitian diberi lembaran informed consent yang

ditandatangani oleh subjek tersebut.

2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan probberdesain khusus dengan ujung

bulat berdiameter 0,5mm dan area berwarna hitam sebagai skala berada pada daerah

3,5-5,5mm yang dikenal dengan nama probWHO.

Gambar 3. Pemeriksaan periodontal

3. Pemeriksaan kebutuhan perawatan periodontal menggunakan indeks

CPITN. Sampel diperiksa berdasarkan 6 sektan. Suatu sektan dapat diperiksa bila

sektan tersebut terdapat paling sedikit dua gigi dan tidak merupakan indikasi untuk

pencabutan. Jika di sektan hanya ada satu gigi saja, gigi tersebut dimasukkan ke

sektan di sebelahnya, sehingga sektan dengan satu gigi tidak diberi skor/nilai.

4. Penilaian untuk satu sektan adalah keadaan yang terparah atau skor nilai

paling tinggi. Untuk keadaan periodontal sehat, diberikan skor CPITN yaitu skor 0,

bila terjadi perdarahan setelah probing diberi skor 1, bila terlihat kalkulus

supragingiva/subgingiva di beri skor 2, untuk kedalaman poket 4-5 mm diberi skor 3,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

24

dan untuk kedalaman poket lebih dari 6 mm diberi skor 4. Keseluruhan skor yang

didapatkan dari tiap segmen ditentukan dari skor tertinggi untuk menentukan nilai

CPITN.

3.7.1 Skema Alur Penelitian

Skema alur penelitian yang akan dilakukan :

3.7.2 Pengolahan dan Analisis Data

Data tentang kebutuhan perawatan periodontal pada pasien periodontal di

Puskesmas Padang Bulan Medan akan dianalisis secara komputerisasi menggunakan

uji statistik deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk frekuensi dan persentase.

Mencari sampel sesuai dengan kriteria inklusi

Memberikan informed consent meminta kesediaan sampel untuk mengikuti penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan

Melakukan pemeriksaan klinis menggunakan Indeks CPITN

Pencatatan hasil pemeriksaan

Pengolahan dan analisa data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

25

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Data Demografis Subjek Penelitian

Data demografis subjek penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan lamanya menderita penyakit Diabetes Melitus yang dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi data demografis subjek penelitian

Variabel n %

Jenis Kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

Tingkat Pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan Tinggi

Lama Menderita Penyakit

Diabetes Melitus

a. <1 tahun

b. 1-3 tahun

c. >3 tahun

9

16

4

7

5

9

5

5

15

36

64

16

28

20

36

20

20

60

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa subjek penelitian berjumlah 25 orang.

Berdasarkan jenis kelamin perempuan 16 orang (64%) dan laki-laki 9 orang (36%).

Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas adalah Perguruan Tinggi yaitu 9

orang(36%), SMP 7 orang (28%), SMA 5 orang (20%), dan SD 4 orang

(16%).Berdasarkan lamanya menderita penyakit Diabetes Melitus, paling banyak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

26

adalah kelompok subjek yang menderita penyakit Diabetes Melitus>3 tahun sebanyak

15 orang (60%), sedangkan kelompok subjek yang mederita Diabetes Melitus <1

tahun dan 1-3 tahun berjumlah sama masing-masing 5 orang (20%).

4.2. Gambaran Kondisi Rongga Mulut

Gambaran kondisi rongga mulut subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Gambaran kondisi rongga mulut subjek penelitian

Kondisi Rongga Mulut n %

Mengalami Gusi Berdarah

saat Menyikat Gigi

a. Ya

b. Tidak

Mengalami Gusi Bengkak

a. Ya

b. Tidak

11

14

11

14

44

56

44

56

Berdasarkan tabel 3, subjek penelitian yang pernah mengalami gusi berdarah

saat menyikat gigi dan gusi bengkak adalah 11 orang (44%), dan subjek yang tidak

mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak adalah 14 orang

(56%).

4.3. Distribusi Status Periodontal Terhadap Lamanya Menderita

Penyakit Diabetes Melitus

Distribusi statusperiodontal terhadap lamanya menderita Diabetes Melitus

pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

27

Tabel 4. Distribusi status periodontal terhadap lamanyamenderita penyakit Diabetes

Melitus

Lama

Menderita

Diabetes

Melitus

Status Periodontal

Skor 0

Skor 1

Skor 2

Skor3

Skor 4

Jumlah

<1 tahun 0 (0%) 0 (0%) 1(4%) 3(12%) 1(4%) 5 (20%)

1-3 tahun 0 (0%) 0 (0%) 1(4%) 3(12%) 1(4%) 5 (20%)

>3 tahun 0 (0%) 0 (0%) 2 (8%) 9(36%) 4(16%) 15 (60%)

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa mayoritas subjek yang menderita penyakit

Diabetes Mellitus > 3 tahun memiliki status periodontal yang buruk dengan skor 3,

sebanyak 9orang (36%),skor 4 sebanyak 4 orang (16%), skor 2 sejumlah 2 orang

(8%), sedangkan skor 0-1 adalah 0% sehingga jumlahnya 15 orang (60%). Subjek

yang menderita Diabetes Melitus <1 tahun memiliki status periodontal skor 3

sebanyak 3 orang (12%), skor 4 sebanyak 1 orang (4%), skor 2 sejumlah 1 orang

(4%), sedangkan skor 0-1 adalah 0% sehingga jumlahnya 5 orang (20%). Subjek

yang menderita Diabetes Melitus 1-3 tahun memiliki status periodontal skor 3

sebanyak 3 orang (12%), skor 4 sebanyak 1 orang (4%), skor 2 sejumlah 1 orang

(4%), sedangkan skor 0-1 adalah 0% sehingga jumlahnya 5 orang (20%).

4.4. Distribusi Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Penderita

Penyakit Diabetes Melitus

Distribusi kebutuhan perawatan periodontal penderita penyakit Diabetes

Melitus pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi kebutuhan perawatan periodontal penderitapenyakit Diabetes

Melitus

Kebutuhan

Perawatan

Periodontal

Skor

CPITN

Kebutuhan Perawatan Jumlah

n

Persentase

%

0 Tidak membutuhkan (TN0) 0 0

1 Memerlukan perbaikan

kebersihan mulut (TN1)

0 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

28

2 Memerlukan perbaikan

kebersihan mulut dan skeling

supra dan subgingiva (TN2)

19 76

3

4 Memerlukan perbaikan

kebersihan mulut, skeling supra

dan subgingiva, root planing dan

perawatan komprehensif (TN3)

6 24

Berdasarkantabel 5 terlihat bahwa semua subjek penelitian membutuhkan

perawatan periodontal. Sebanyak 6 orang (24%) subjek penelitian pada semua

kelompok penderita Diabetes Melitus memiliki skor 4 sehingga membutuhkan

skeling, root planing, dan perbaikan kebersihan mulut. Selain itu, terdapat 19 orang

(76%) yang memiliki skor 2 dan skor 3 sehingga membutuhkan skeling dan

perbaikan kebersihan rongga mulut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

29

BAB 5

PEMBAHASAN

Data demografi pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok

Diabetes Melitus lebih banyak pada perempuan dengan 16 orang (64%) daripada laki-

laki dengan 9 orang (36%). Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maidiana dkk, yang menyatakan bahwa Diabetes Melitus kebanyakan pada

perempuan.Hal ini mungkin disebabkan karena perempuan lebih banyak merasakan

stress yang dapat mendukung terjadinya peningkatan kadar gula darah. Pasien

perempuan juga lebih banyak melakukan kontrol gula darah HbA1c dibandingkan

laki-laki.4Berdasarkan penelitian ini, pasien perempuan lebih banyak memeriksakan

diri daripada laki-laki ke Puskesmas Padang Bulan Medan.

Berdasarkan tingkat pendidikan pada kelompok Diabetes Melitus lebih

banyak pada perguruan tinggi. Hal ini sama dengan data dari Riset Kesehatan Dasar

2013 (RISKESDAS) yang menyatakan bahwa prevalensi Diabetes Melitus lebih

banyak pada tingkat pendidikan perguruan tinggi dibandingkan dengan SD, SMP dan

SMA. Hal ini mungkin dikarenakan pada tingkat perguruan tinggi memiliki

kesibukan yang lebih sehingga tidak memperhatikan pola makan yang baik.7

Gambaran kondisi rongga mulut penderita diabetes melitus pada penelitian ini

menunjukkan bahwa lebih banyak penderita yang tidak mengalami gusi berdarah saat

menyikat gigi dan gusi bengkak dibandingkan penderita diabetes melitus yang

mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak, dengan 14 orang

(56%) yang tidak mengalami gusi berdarah dan gusi bengkak dan 11 orang (44%)

yang mengalami gusi berdarah dan gusi bengkak. Hasil ini tidak sesuai dengan

penelitianyang dilakukan Pranckevicience et al, bahwa tidak ada satupun pasien DM

yang memiliki jaringan periodontal normal. Penderita DM mengalami peningkatan

kadar glukosa dalam darah dan cairan gingival berarti juga mengubah lingkungan

mikroflora dan menginduksi perubahan bakteri secara kualitatif. Perubahan tersebut

mengarah pada penyakit periodontal yang berat. Penyakit periodontal yang parah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

30

ditandai dengan gusi berdarah baik saat menyikat gigi maupun tidak dan gusi

bengkak.5

Distribusi pasien berdasarkan lamanya menderita Diabetes Melitus, jumlah

tertinggi >3 tahun sebesar 60% dan memiliki skor CPITN 4 terbanyak yaitu 4 orang.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Maliya bahwa kondisi periodontal

yang buruk banyak ditemui pada penderita lebih dari 10 tahun. Tetapi hal ini tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hidayati bahwa keparahan periodontitis

tidak dipengaruhi oleh lamanya menderita tetapi dipengaruhi oleh kadar glukosa

darah penderita Diabetes Melitus sendiri.6

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas skor

CPITN pada subjek adalah skor 2 dan skor 3 sebanyak 19 orang (76%) yaitu

membutuhkan skeling dan perbaikan kebersihan rongga mulut. Skor 4 sebanyak 6

orang (24%) yaitu membutuhkan skeling, root planing, dan perbaikan kebersihan

rongga mulut. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Preferansow E. Penelitian yang dilakukan Preferansow terhadap 155 pasien

penyakit Diabetes Melitus dan dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat

peningkatan inflamasi gingiva, kedalaman poket dan kehilangan perlekatan pada

kelompok penderita penyakit Diabetes Melitus.9Hal ini juga sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Bakhshandeh dkk menunjukkan bahwa sebanyak 35% pasien

Diabetes Melitus memiliki poket ≥ 6mm (skor 4), 52% pasien dengan poket 4-5 mm

(skor 3).11

Dinamika patologi periodontal pada diabetes tergantung banyak faktor,

terutama pada tingkat kontrol diabetes dan adanya komplikasi vaskular. Ukuran

jangka panjang dari kontrol diabetes adalah melalui penentuan konsentrasi

hemoglobin terglikasi.Sejumlah penelitian menunjukkan korelasi yang signifikan

antara parameter kontrol metabolik diabetes dengan perkembangan mikrovaskular

kronis dan komplikasi makrovaskuler. Tingkat keparahan penyakit periodontal pada

diabetes dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas kolagenase yang mengarah pada

prevalensi perusakan gingiva, gangguan kekebalan tubuh, dan perkembangan intensif

lokal dan umum flora bakteri mulut, khususnya bakteri Gram-negatif. Bakteri ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

31

dapat menurunkan fungsi neutrofil sekunder dengan memproduksi leukotoksin dan

menyebabkan peradangan. Faktor-faktor inilah yang berkontribusi terhadap penyakit

periodontal yang lebih progresif dan cepat pada orang dengan diabetes tidak

terkontrol dibandingkan dengan orang sehat. Selain itu, mikroangiopati pembuluh

darah pada gingiva mengganggu distribusi oksigen, pembuangan produk limbah, dan

migrasi leukosit. Faktor-faktor ini merusak kemampuan untuk memperbaiki dan

meregenerasi jaringan periodontal pada pasien Diabetes Melitus.9

Banyak penelitian mengemukakan keberadaan poket periodontal patologis

pada pasienDiabetes melitus dan sering hilangnya perlekatan epitel. Menurut

Iacopino, ini menyebabkan penurunan kemampuan adaptasi periodontal dan

menciptakan kondisi untuk terinfeksi yang lebih sering, baik spesifik dan non-

spesifik. Perubahan di atas didukung oleh gangguan metabolisme lokal dan

kemotaksis makrofag yang abnormal dari neutrofil. Rodrigues dkk meyakini bahwa

ruang lingkup dan sifat kebutuhan perawatan periodontitis secara signifikan

membedakan pasien diabetes dibandingkan dengan orang-orang sehat, terutama

dalam hal penskelingan gigi.9

Tingkat kerusakan periodontal pada pasien Diabetes Melitus dipengaruhi oleh

kontrol glikemik dan kapasitas imunitas individu. Tervonen dan Karjalainen yang

meneliti pasien Diabetes dan non Diabetes sebagai kontrol selama 3 tahun

menemukan bahwa level dari tingkat kesehatan periodontal pada pasien Diabetes

yang terkontrol dengan baik atau sedang kondisinya sama dengan pasien yang

nonDiabetes. Pasien dengan kontrol yang buruk memiliki lebih banyak kehilangan

perlekatan dan lebih cenderung memiliki penyakit periodontal rekuren.31 Adanya

penyakit periodontal pada pasien Diabetes Melitus juga menyebabkan kontrol

glikemik yang buruk.32

Pasien Diabetes Melitus yang tidak terkontrol diketahui memiliki resiko yang

sangat tinggi terkena periodontitis.33 Lipopolisakarida (LPS) bakteri periodontal

memberikan stimulus secara langsung maupun tidak langsung ke sel endotel,

monosit, dan makrofag. Peningkatan reaktivitas endotel dapat mengaktifkan sel

inflamatori dan selanjutnya meningkatkan sitokin pro inflamatori. Interleukin-1β(IL-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

32

1), Interleukin-6 (IL-6), Tumor Necrosis Factor-α(TNF- α) dan prostaglandin-E2

(PGE2) memberikan sinyal pada sel-sel target dan jaringan yang berubah, seperti

liver menghasilkan respon fase akut, dan sel beta pankreas dan jaringan adiposa yang

mempengaruhi fungsi sensitivitas insulin dan transportasi glukosa. Diabetes Melitus

meningkatkan penghancuran jaringan periodontal akibat respon imun yang tidak

normal, perubahan fungsi fibroblas dan level kolagen, serta efek mikrovaskular dari

Advanced glycation end products (AGEs). Akumulasi AGEs pada jaringan

periodontal berkorelasi dengan peningkatan level dari mediator inflamasi, yang

berhubugan dengan kerusakan jaringan. Mediator inflamasi ini dapat menyebabkan

keparahan kerusakan jaringan periodontal pada penderita Diabetes Melitus.

Peningkatan prevalensi penyakit periodontal pada penderita Diabetes Melitus

membuktikan hubungan oral dan penyakit sistemik. Penderita Diabetes Melitus

dengan periodontitis aktif cenderung memiliki kontrol glikemik yang buruk bila

dibandingkan dengan pasien Diabetes Melitus tanpa periodontitis.15,27,33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

33

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Mayoritas pasien penyakit Diabetes Melitus memiliki poket yang dalam

dan kalkulus supra dan subgingiva.

2. Kebutuhan perawatan periodontal pada pasien penyakit Diabetes

Melitusdi Puskesmas Padang Bulan Medan didominasi oleh skor 2

sebanyak 19 orang, yaitu memerlukan skeling dan perbaikan kebersihan

rongga mulut.

3. Pasien penyakit Diabetes Melitus, kurang peduli terhadap kesehatan gigi

dan mulut, dilihat dari frekuensi dan waktu menyikat gigi yang tidak tepat.

4. Beberapa pasien belum pernah ke dokter gigi dan berkunjung ke dokter

gigi hanya bila hendak mencabut gigi. Hal ini akan memperparah kondisi

periodontal dari pasien penyakit Diabetes Melitus.

6.2. Saran

1. Perlu dilakukan edukasi dan motivasi terhadap pasien penyakit Diabetes

Melitus agar lebih peduli dalam menjaga kesehatan rongga mulut,

sehingga dapat mencegah berkembangnya penyakit periodontal.

2. Pihak klinik dapat bekerjasama dengan dokter gigi untuk melakukan

program kesehatan gigi dan mulut agar tercapai kualitas hidup yang baik.

3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kondisi

periodontal pasien penyakit Diabetes Melitus terhadap tipe Diabetes

Melitus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Zhou X et al. Interrelationship between diabetes and periodontitis: role of

hyperlipidemia. Archives of Oral Biology, 2014; 30: 1-8.

2. International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas 7th Ed. 2015; 12-3

3. Departemen Kesehatan RI. http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-

2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html

4. Emor SF, Pandelaki K, Supit ASR. Hubungan status periodontal dan derajat

regulasi gula darah pasien diabetes melitus di rumah sakit umum pusat Prof.

Dr. R.D kandou Manado. Jurnal e-Gigi, 2015 ;3 (1): 210-5

5. Das M et al. Periodontal treatment needs in diabetic and non-diabetic

individuals: A case-control study. Indian J Dent Res, 2011; 22:291-4.

6. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI, 2013; 87-90

7. Laporan Puskesmas Padang Bulan Tahunan 2014. Departemen Kesehatan

Kota Medan, 2015; 27-9.

8. Tambunan EGR, Pandelaki K, Supit ASR. Gambaran penyakit periodontal

pada pasien diabetes melitus di rumah sakit umum pusat Prof. Dr. R.D kandou

Manado. Jurnal e-Gigi, 2015 ;3 (2): 534-541.

9. Preferansow E et al. Pathologies of the oral cavity in patiemts with non-

controlled diabetes type 1 and type 2-analysis of periodontal status and

periodontal treatment needs. Endokrynol Pol, 2015; 66(5): 428-433

10. Stanko P, Holla LI. Bidirectional association between diabetes mellitus and

inflammatory periodontal disease. Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Czech

Repub, 2014; 158(1):35-8.

11. Bakhshandeh S et al. Periodontal treatment needs of diabetic adults. J Clin

periodontal, 2007; 34: 53-7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

35

12. Wulandari O, MartiniS. Perbedaan kejadian komplikasi penderita diabetes

melitus tipe 2 menurut gula darah acak. Berkala Epidemiologi J, 2013; 1(2):

183.

13. Zahtamal, Chandra F, Suyanto, Restuatuti T. Fktor-faktor risiko pasien

diabetes melitus. Berita kedokteran masyarakat, 2007; 23(3):145

14. Putri NHK, Isfandiari MA. Hubungan empat pilar pengendalian DM tipe 2

dengan rerata kadar gula darah. Berkala Epidemiologi J, 2013; 1(2): 235.

15. Eley BM, Manson JD. Periodontics.5th edition. Toronto: Sauders Elsevier,

2004: 89-107.

16. Aiuto FD, Gable D, Syed Z, Allen Y, Wanyonyi KL, White S, dkk. Evidence

Summary: The relationship between oral disease and diabetes. British Dent J.

2017; 222 (12): 944-8.

17. Seino Y dkk. Report of the Committee on the Classification and Diagnostic

Criteria of Diabetes Mellitus. Journal of Diabetes Investigation,

2010;1(5):212-28

18. Trisnawati Sk, Setyorogo S. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II

di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. J Ilmiah

Kes, 2013;5(1):6-11.

19. Fatimah RN. Diabetes melitus tipe 2. J Majority, 2015; 4(5): 96

20. Emawati T. Periodontitis dan Diabetes Melitus. J.K.G Unej, 2012; 9(3): 153

21. Walukow WG. Gambaran xerostomia pada penderita diabetes melitus tipe 2

di poliklinik Endokrin RSUP.prof DR. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Gigi

(eG), 2015; 3(1): 210-14.

22. Rikawarastuti, Anggreni E, Ngatemi. Diabetes Melitus dan Tingkat

Keparahan Jaringan Periodontal. J Kes Mas Nas,2015; 9(3): 277-281

23. Yekti N, Rochmah YS, Mujayanto R. Analisa profil kadar C-reactive protein

pada status kesehatan periodontal pasien diabetes melitus tipe 2 (studi di

Rumah Sakit Islam Agung Semarang). ODONTO Dent J, 2014; 1(2): 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

36

24. Al-Maskari AY, Al-Maskari MY, Al-Sudaery S. Oral Manifestation and

Complicationts of Diabetes Mellitus. SQU Medical Journal, 2011; 11(2):179-

186.

25. Leite RS, Marlow NM, Fernandes JK.Oral Health and Type 2 Diabetes. Am J

Med Sci, 2013; 345(4): 271–3

26. Preshaw PM, dkk. Periodontitis and diabetes: a two-way

relationship.Diabetologia ,2012; 55:21–31

27. Nandya, Maduratna E, Augustina EF. Status Kesehatan Jaringan Periodontal

pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dibandingkan dengan Pasien Non

Diabetes Mellitus Berdasarkan GPI. Departemen Periodonsia. Universitas

Airlangga, 2011; 1-11

28. Karikoski A, Murtomas S. Assessment of Periodontal Treatment Needs

Among Adults with Diabetes in Finland. Int Dent J 2002;52:75-80

29. Gupta VKr, Hiremath SS, Malhotra S. Application Of Community

Periodontal Index Of Treatment Need (CPITN) In A Group Of Insulin

Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Patients. Int J Diabetes Dev Ctries

2013; 33(1):55-9

30. Matthews DC. The relationship between Diabetes and periodontal disease. J

Can Dent Assoc, 2002; 68: 161-4

31. Gupta Namita, Gupta ND, Gupta Akash, et al. The influence of type 2

diabetes mellitus on salivary matrix metalloproteinase-8 levels and

periodontal parameters: A study in an Indian population. European J of

Dentirstry, 2015: 9(3); 319-323

32. Buddiga V, Pentyala S, Ramagoni N. Relation between periodontitis and

diabetes. IJDOH, 2017: 3(3); 20-26.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat Pagi/Siang Bapak/Ibu

Saya Rahmi Husni, mahasiswa FKG USU yang ingin melakukan penelitian.

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi sebagai subjek

penelitian saya yang berjudul “Kebutuhan Perawatan Periodontal Pasien Diabetes

Melitus di Puskesmas Padang Bulan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat kebutuhan perawatan periodontal pada pasien diabetes melitus di

Puskesmas Padang Bulan Medan.

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi informasi kepada Bapak/Ibu

tentang kebutuhan perawatan periodontal (jaringan pendukung gigi), sehingga

Bapak/Ibu mengetahui sejauh mana kebutuhan perawatan periodontal yang

Bapak/Ibu perlukan, serta menjadi masukan Bapak/Ibu agar lebih menjaga kebersihan

rongga mulut yang baik.

Subjek penelitian diharapkan mengisi data diri. Kemudian akan diberikan

kuesioner dan dilakukan wawancara mengenai keluhan-keluhan yang Bapak/Ibu

alami setelah menderita penyakit ginjal kronis, riwayat penyakit dan kebiasaan

sehari-hari yang berkaitan dengan gigi dan mulut, seterusnya akan dilakukan

pemeriksaan jaringan periodonsium (gusi dan gigi) dengan menggunakan kaca mulut

dan alat kedokteran gigi untuk mengukur kedalaman saku sekitar gigi dan mengukur

kesehatan periodonsium yang dinamakan prob WHO. Penelitian ini hanya dilakukan

sekali tiap subjek penelitian dan membutuhkan waktu 30 menit. Biaya dalam

penelitian ini ditanggung oleh peneliti dan pada penelitian ini Bapak/Ibu tidak akan

dikenakan biaya (gratis).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Efek samping yang mungkin terjadi sewaktu pemeriksaan ini adalah pada

penderita diabetes melitus adalah beresiko terjadinya perdarahan pada gusi. Namun,

hal ini dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan dengan hati-hati.

Pada kesempatan ini, saya ingin Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan

serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan

didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian saya berharap Bapak/Ibu

bersedia ikut dalam penelitian sebagai subjek penelitian, dan saya percaya bahwa

partisipasi ini akan bermanfaat bagi Bapak/Ibu.

Jika Bapak/Ibu bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek

Penelitian terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa

surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/Ibu bebas mengundurkan diri dari

penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Demikian penjelasan

mengenai penelitian ini, mudah-mudahan keterangan saya dapat dimengerti, dan atas

kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan

terimakasih. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini, maka Bapak/Ibu

dapat menghubungi saya Rahmi Husni(085270721502).

Peneliti,

Rahmi Husni

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Telepon/HP :

Setelah mendapat penjelasanmengenai penelitian dan pahamakan apa yang

dilakukan, diperiksa, dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Kebutuhan Perawatan Periodontal Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas

Padang Bulan Medan”

Maka dengan surat ini saya menyatakan dengan penuh kesadaran dan tanpa

paksaan bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian ini.

Medan, .........................

Yang menyetujui,

Subjek Penelitian

(...............................)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PASIEN DIABETES

MELITUS DI PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN

NO :

TANGGAL :

1.DATA RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin : L / P *

Usia :

Status Perkawinan : Kawin / Belum Kawin *

Suku Bangsa :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir :

Alamat :

Nomor Telepon :

* : coret salah satu

2.RIWAYAT PENYAKIT DAN KEBIASAAN HIGIENE ORAL

1.Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?

A.Ya

B.Tidak

DEPARTEMEN PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

2.Berapa kali dalam satu hari Anda menyikat gigi?

A.Tidak Pernah

B.1 kali sehari

C.2 kali sehari

D.Lebih dari 2 kali sehari

3.Pernahkah Anda berkunjung ke dokter gigi?

A.Pernah

B.Tidak pernah

4.Jika pernah, kapan terakhir kali Anda berkunjung ke dokter gigi?

A.6 bulan yang lalu

B.1 tahun yang lalu

C.> 1 tahun yang lalu

5.Jika Anda berkunjung ke dokter gigi, tujuannya adalah

A. Melakukan pemeriksaan rutin

B.Karena menderita sakit gigi atau gusi bengkak

C.........................................................

6.Apakah Anda pernah mengalami gusi berdarah pada waktu menyikat gigi?

A.Ya

B.Tidak

7.Apakah Anda pernah merasakan mulut Anda berbau?

A.Ya

B.Tidak

8.Apakah Anda pernah mengalami gusi bengkak?

A.Ya

B.Tidak

9.Apakah Anda menderita penyakit lain?

A.Ya ceklis (√) jawaban

i.Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)( )

ii. Gagal Ginjal Kronis ( )

iii.Penyakit Jantung ( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

iv. Batu Ginjal( )

v.Lain ..................................

B.Tidak

10.Sudah berapa lama Anda menderita penyakit diabetes melitus?

A.Kurang dari 1 tahun

B.1- 3 tahun

C.Lebih dari 3 tahun

11.Apakah Anda memiliki kebiasaan buruk dibawah ini?

A.Merokok (1 hari............batang/bungkus)

B.Menyirih

C.Menggigit pensil/kuku

D.Bernapas melalui mulut

E.Mengunyah pada satu sisi, yaitu .............

F.Bruksism

G.Clenching

12.Sudah berapa lama Anda melakukan kebiasaan tersebut?................ bulan/tahun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 4

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Kegiatan

Waktu Penelitian

September

2017

Oktober

2017

November

2017

Desember

2017

Januari

2018

Februari

2018

Maret

2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul x x x

2. Penyusunan Proposal x x x x x x x x x x

3. Seminar Proposal x

4. Revisi Proposal x x x x x x

5. Pengurusan Surat Izin x x x x x x x x

6. Pengumpulan Data

7. Pengolahan dan Analisis Data

8 Penyusunan Laporan

9 Sidang Skripsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

No. Kegiatan

Waktu Penelitian

April

2018

Mei

2018

Juni

2018

Juli

2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Revisi Proposal

5. Pengurusan Surat Izin

6. Pengumpulan Data x x x x x x x x x x x

7. Pengolahan dan Analisis Data x x

8 Penyusunan Laporan x x x

9 Sidang Skripsi x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 5

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

1. Peralatan Penelitian

No Peralatan Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Harga Peralatan

(Rp)

1 Prob WHO Unit 2 120.000 240.000

2 Kaca Mulut Unit 2 30.000 60.000

3 Sonde Unit 1 30.000 30.000

4 Pinset Unit 1 30.000 30.000

5 Nirbeken Unit 1 30.000 30.000

6 Sarung Tangan Kotak 1 50.000 50.000

7 Masker Kotak 1 50.000 50.000

Jumlah 490.000

2. Bahan Penelitian

No Bahan Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Harga Peralatan

(Rp)

1 Alkohol 70% Unit 1 30.000 30.000

2 Tisu Kotak 3 10.000 30.000

3 Kapas Gulung 1 30.000 30.000

4 Hand Sanitizer Botol 1 20.000 20.000

Jumlah 110.000

3. Administrasi dan lain-lain

No Uraian Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga

Satuan (Rp)

Harga Peralatan

(Rp)

1 Fotokopi Lembar 175 200 35.000

2 Print Proposal Lembar 400 200 80.000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

3 Souvenir Kotak 25 18.000 450.000

4 Biaya Seminar - 275.000 275.000

5 Konsultasi

Pengolahan Data

- 100.000 100.000

6 Pengurusan

Ethical Cleareance

- 100.000 100.000

Jumlah 1.040.000

4. Total Dana yang Dibutuhkan

No. Keterangan Jumlah (Rp)

1 Peralatan Penelitian 490.000

2 Bahan Penelitian 110.000

3 Administrasi dan lain-lain 1.040.000

Jumlah 1.640.000

Total Biaya Penelitian Rp. 1.640.000

Terbilang : “ Satu Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah”

Biaya penelitian ditanggung sendiri oleh peneliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 6

DATA PERSONALIA PENELITI

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Rahmi Husni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Padang/ 05 Juli 1993

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Jl. Pasar 1 Setiabudi gg. Melati No. 21

Telepon / HP : 0852 7072 1502

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

1999 - 2005 : SDN 13 Karan Aur Pariaman

2005 - 2008 : Mts S Puteri Khaira Ummah Padang

2008 - 2011 : SMA Negeri Agam Cendekia Maninjau

2011 - Sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 9

HASIL DATA PENELITIAN

PASIEN DIABETES MELITUS PUSKEMAS PADANG BULAN

No Nama Jenis

Kelamin

Umur Pendidikan

Terakhir

Suku Pekerjaan Status Kebiasaan

Menyikat

Gigi

Pernah ke

dokter gigi

1 Rusmida Perempuan 51 SMEA Jawa Wiraswasta Kawin 2 kali

sehari

Pernah

2 Ivan Jora Laki-laki 30 - - - Kawin > 2 kali

sehari

pernah

3 Fenny

Handayani

Perempuan 54 SD Jawa IRT Kawin 2 kali

sehari

Pernah

4 Wariani Perempuan 41 - Jawa IRT Kawin 2 kali

sehari

tidak

5 Sinta

Sihombing

Perempuan 68 S1 Batak IRT Kawin 2 kali

sehari

pernah

6 Relina Perempuan 65 SMP Batak Petani Kawin 2 kali

sehari

Pernah

7 Sri Dewi Perempuan 40 S1 Melayu IRT Kawin 2 kali

sehari

Pernah

8 Siti

Zubaidah

Perempuan 51 D3 Batak PNS KAwin 2 kali pernah

9 Hendrik

bangun

Laki-laki 65 SMP Batak - Kawin 1 kali

sehari

Tidak

pernah

10 Mamak

Mahamat

Perempuan 65 SMP Batak Petani Kawin 1 kali

sehari

Tidak

pernah

11 Cecep Laki-laki 51 SMA Sunda Wiraswasta kawin >2 kali pernah

12 Hermina Perempuan 70 SPK Batak Pensiun Kawin 2 kali pernah

13 M. ramlan Laki-laki 54 SMA Melayu Wiraswasta Kawin >2 kali Tidak

pernah

14 Sariani Perempuan 59 SD Minang Pedagang Kawin 1 kali

sehari

Pernah

15 Jumiyanah Perempuan 63 SD Jawa IRT Kawin 2 kali

sehari

Pernah

16 P. Parapat Laki-laki 72 S2 Batak Pensiun Kawin 2 kali

sehari

pernah

17 Gembira

Sebayang

Laki-laki 52 SMA Batak Wiraswasta Kawin 2 kali

sehari

Tidak

pernah

18 Rusmina Perempuan 76 SMP Batak Pensiunan kawin 2 kali

sehari

pernah

19 Aditia

Ginting

Laki-laki 50 S1 Batak Tidak ada Kawin 2 kali

sehari

pernah

20 Rahmansyah Laki-laki 46 SMP Jawa Tidak ada Belum >2 kali Tidak

pernah

21 Saunah

Siregar

Perempuan 64 PGA Mandailing Guru Ngaji Kawin 2 kali

sehari

pernah

22 T. Chairul

Zaman

Laki-laki 68 Melayu Pensiun Kawin 2 kali

sehari

pernah

23 Nelly Perempuan 54 SD Jawa Pedagang Kawin 1 kali pernah

24 Edelina

Purba

Perempuan 57 SMP Batak Pedagang Kawin 2 kali pernah

25 Bersih

Sinuraya

Perempuan 77 SMA BAtak IRT Kawin 2 kali pernah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Kunjungan

terakhir ke

dokter gigi

Gusi

berdarah

Bau

Mulut

Gusi

Bengkak

Penyakit

Sistemik

Lain

Lama

Diabetes

Kebiasaan

Buruk

Skor

Periodontal

Skor

kebutuhan

Perawatan

6 bulan Tidak Ya Ya Tidak >3 tahun Tidak 4 3

- Ya Ya Tidak Tidak < 1 tahun Bernafas

melalui

mulut

4 3

1 tahun lalu Ya Tidak Ya Asam Urat 1-3 tahun Mengunyah

satu sisi

4 3

- Ya Ya Ya Paru-Paru >3 tahun Tidak 3 2

6 bulan lalu Tidak Tidak Ya Hipertensi >3 tahun tidak 3 2

>1 tahun

lalu

Tidak Tidak Tidak Tidak 1-3 tahun Merokok 3 2

>1 Tahun

lalu

Ya ya Tidak Hipertensi >3 tahun - 2 2

>1 tahun

lalu

Tidak Ya Ya Tidak >3 tahun 2 2

- Ya Ya ya Asam Urat >3 tahun tidak 3 2

- ya ya tidak tidak >3 tahun menyirih 3 2

>1 tahun tidak tidak ya tidak 1-3 tahun merokok 3 2

>1 tahun tidak tidak tidak Hipertensi,

jantung

>3 tahun tidak 3 2

- tidak tidak tidak tidak <1 tahun tidak 2 2

>1 tahun

lalu

tidak Ya Ya Hipertensi >3 tahun tidak 3 2

>1 tahun

lalu

tidak tidak tidak hipertensi <1 tahun tidak 3 2

>1 tahun

lalu

Tidak ya tidak hipertensi >3 tahun tidak 3 2

- Ya Ya Ya tidak <1 tahun Mengunyah

satu sisi

3 2

>1 tahun Ya Tidak Tidak Stroke >3tahun tidak 3 2

>1 tahun Ya Ya tidak Tidak 1-3 tahun merokok 2 2

- tidak tidak tidak hipertensi <1 tahun merokok 3 2

>1 tahun

lalu

tidak ya tidak hipertensi 1-3 tahun Mengunyah

1 sisi

3 2

>1 tahun

lalu

tidak tidak tidak hipertensi >3 tahun Mengunyah

1 sisi

4 3

>1 tahun ya ya ya tidak >3 tahun tidak 3 2

6 bulan lalu tidak tidak tidak tidak >3 tahun Mengunyah

1 sisi

4 3

6 bulan lalu tidak tidak ya jantung >3 tahun tidak 4 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Lampiran 10

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 681 Date October 18,2018

Characters 5489 Exclude Url

0% Plagiarism

100

% Unique

0 Plagiarized

Sentences

26 Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit sistemik berupa gangguan metabolisme

dengan beberapa komplikasi utama akibat kurangnya sekresi dan atau fungsi insulin.1 International Diabetes melitus

Federation (IDF) mengestimasi sebanyak 415 juta orang di dunia terkena diabetes melitus pada tahun 2015 dan diperkirakan

pada tahun 2040 meningkat menjadi 642 juta orang.2 Departemen Kesehatan RI dan World Health Organization (WHO)

memprediksikan kenaikan jumlah penderita Diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 meningkat pada

tahun 2030 menjadi 21,3 juta orang.3,4 Prevalensi diabetes melitus meningkat berkaitan dengan pertumbuhan populasi,

penuaan, bertambahnya prevalensi obesitas dan kurangnya aktifitas fisik.5 Menurut Riskesdas (2013) prevalensi DM di

Sumatera Utara berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan

Medan mencatat data Diabetes melitus sebanyak 1100 kasus dan termasuk 10 besar penyakit sepanjang tahun 2014.7

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi.5 Salah satu komplikasi diabetes

melitus yang cukup serius di bidang kedokteran gigi yaitu oral diabetic, yang meliputi xerostomia, gingivitis, periodontitis dan

lain sebagainya. Periodontitis merupakan penyakit pada jaringan penyangga gigi dan menjadi komplikasi yang sering terjadi

pada pasien diabetes melitus dengan prevalensi mencapai 75%. Diabetes melitus meningkatkan resiko alveolar bone loss

dan attachment loss pada jaringan periodontal tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan penderita non diabetes

melitus. Penderita diabetes melitus mempunyai kecenderungan untuk menderita periodontitis lebih besar dibandingkan

dengan yang tidak menderita diabetes melitus. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada pembuluh darah,

gangguan fungsi netrofil, sintesisi kolagen, faktor mikrobiotik dan predisposisi genetik.4,8 Penderita diabetes melitus

mengalami perubahan metabolisme sehingga menimbulkan serangkaian perubahan pada jaringan periodonsium yang

mengarah pada destruksi periodontal.8 Periodontitis dapat mengganggu kontrol metabolik dan keberhasilan perawatan

diabetes melitus terkait dengan aktifitas mekanisme pertahanan yang disebut sebagai respon fase akut.9 Maka, terdapat

hubungan dua arah antara diabetes melitus dan periodontitis sehingga perawatan periodontal memegang peranan

penting.10 Diabetes melitus dan penyakit jaringan periodontal yaitu kelainan kronis yang multifaktorial dan secara signifikan

menurunkan kualitas hidup pasien.9 Peningkatan prevalensi diabetes melitus dengan periodontitis sebagai komplikasinya

membutuhkan perawatan yang lebih besar, baik terhadap penyakit diabetes melitusnya maupun terhadap periodontitis.

Sehingga diabetes melitus dan periodontitis diperlukan perhatian baik dari dokter yang merawatnya atau dari dokter gigi

yang terlibat. Preferansow E dkk meneliti 275 pasien diabetes melitus yang terkontrol dan tidak terkontrol, 32.4% diantaranya

membutuhkan perawatan periodontal komprehensif (TN3) dan hanya 3.6% yang tidak membutuhkan perawatan periodontal

(TN0). Tingkat keparahan penyakit periodontal pada diabetes melitus dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas

kolagenase, yang menyebabkan prevalensi kerusakan gingiva, gangguan kekebalan tubuh dan perkembangan intensif flora

bakteri.9 Penelitian yang dilakukan oleh Bakhshandeh S dkk tidak menemukan satupun periodonsium yang sehat pada

pasien diabetes melitus. Status periodontal pasien diabetes melitus yang buruk mengindikasikan adanya kebutuhan untuk

mengadakan program promosi kesehatan mulut yang komprehensif untuk penderita diabetes melitus, berdasarkan

kolaborasi antara kesehatan gigi dan kesehatan umum profesional yang terlibat dalam perawatan diabetes melitus.11

Berdasarkan penelitian Das M dkk yang meneliti 223 pasien diabetes melitus dan 236 pasien non-diabetes melitus,

menunjukkan hasil bahwa 69.9% pasien diabetes melitus dan 45.3% pasien non-diabetes melitus membutuhkan intruksi

kesehatan mulut dan scalling. Penyakit periodontal ditemukan lebih parah pada pasien diabetes melitus daripada pasien

non-diabetes melitus.4 Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kebutuhan perawatan

periodontal pada pasien diabetes melitus. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dalam melaksanakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Sources Similarity

tindakan dental terkait dengan kebutuhan perawatan periodontal pada pasien diabetes melitus. 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah kebutuhan perawatan periodontal pada pasien penyakit diabetes melitus yang dilihat berdasarkan skor

CPITN? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menganalisis kebutuhan perawatan periodontal pada pasien penyakit diabetes melitus

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis 1.

Manfaat bagi pasien diabetes melitus yaitu menambah pengetahuan dan info tentang tingkat kebutuhan perawatan

periodontal 2. Manfaat bagi klinisi / dokter gigi yaitu masukan bagi dokter gigi untuk merencanakan program penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut serta perawatan periodontal yang tepat bagi pasien diabetes melitus. 1.4.2 Manfaat Teoritis 1.

Manfaat bagi peneliti yaitu menambah wawasan peneliti mengenai penyakit periodontal serta pengembangan kemampuan

peneliti dalam menulis. 2. Manfaat bagi akademisi yaitu memberikan dasar pengetahuan dan pengembangan yang dapat

dijadikan sumber gagasan, sehingga dapat diaplikasikan pada penelitian selanjutnya khususnya dalam bidang Periodonsia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 1865 Date October 18,2018

Characters 14775 Exclude Url

8% Plagiarism

92% Unique

6 Plagiarized Sentences

70 Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh

adanya hiperglikemi yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektivitas insulin.12 Hal ini disebabkan karena tubuh tidak

dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Penderita diabetes melitusmengalami gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut.12,13 Insulin

merupakan hormon yang diproduksi pankreas untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan

penyimpanannya di dalam tubuh agar tetap seimbang.12,14Insulin berfungsi sebagai alat yang membantu gula berpindah ke

dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.Penderita Diabetes melitus akan

ditemukan dengan berbagai gejala, seperti poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan), dan

penurunan berat badan. Diabetes melitus tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) dan menyebabkan kerusakan vaskular

sebelum penyakit ini terdeteksi.14,15 2.1.1 Klasifikasi Diabetes melitus Berdasarkan klasifikasinya, DM dibedakan menjadi 2

kategori yaitu:15 1. Diabetes melitus tipe 1 Diabetes melitus tipe 1 disebut juga Insulin Dependent Diabetes melitus Mellitus

(IDDM), terjadi karena adanya gangguan produksi insulin akibat kerusakan sel β pankreas.

Patofisiologinya yaitu karena adanya reaksi autoimun akibat peradangan pada sel β sehingga menyebabkan timbulnya antibodi

terhadap sel β yang disebut ICA (Islet CellAntibody). Reaksi antigen (sel β) dengan antibodi ICA yang ditimbulkannya

menyebabkan hancurnya sel β. Selain karena autoimun, Diabetes melitus tipe 1 juga bisa disebabkan virus Cocksakie, Rubella,

Citomegalo Virus (CMV), Herpes dan lain-lain. Penderita diabetes melitus tipe 1 umumnya terdiagnosa pada usia muda.15 2.

Diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 disebut juga Non-Insulin Dependent Diabetes melitusMellitus (NIDDM), terjadi

karena kerusakan molekul insulin atau gangguan reseptor insulin yang mengakibatkan kegagalan fungsi insulin untuk

mengubah glukosa menjadi energi. Diabetes melitus tipe 2 memiliki jumlah insulin yang normal dalam tubuh bahkan jumlahnya

bisa meningkat, namun karena jumlah reseptor insulin pada permukaan sel berkurang menyebabkan glukosa yang masuk

kedalam sel lebih sedikit. Hal ini menyebabkan sel kekurangan jumlah glukosa dan kadar glukosa menjadi tinggi didalam

pembuluh darah.15 2.1.2 Etiologi Diabetes melitusdisebabkan karena beberapa faktor yang mengakibatkan sekresi insulin

menurun atau resistensi insulin ditambah dengan kebiasaan gaya hidup, seperti makan berlebih (terutama diet tinggi lemak),

kurang berolahraga dan obesitas yang dihasilkan, sebagai faktor lingkungan dan berakibat pada aksi insulin yang tidak

mencukupi. Diperkirakan bahwa kebanyakan kasus melibatkan beberapa faktor genetik. Berkurangnya sekresi insulin dan

penurunan sensitivitas insulin keduanya terlibat dalam onset diabetes melitus tipe 2, namun proporsi keterlibatannya berbeda-

beda pada masing-masing pasien. Fungsi b-sel pankreas dipertahankan sampai tingkat tertentu, dan injeksi insulin jarang

diperlukan untuk bertahan hidup. Namun, komplikasi seperti infeksi, bisa menyebabkan ketoasidosis untuk sementara dan

sekresi insulin menjadi berkurang pada respon sekretorik awal setelah beban glukosa. Sifat diabetes melitus tipe 2 jelas tidak

seragam, tetapi dikelompokkan sesuai dengan ada tidaknya obesitas dan perbedaan tingkat keterlibatan penurunan sekresi

insulin dan penurunan sensitivitas insulin.16 2.1.3 Faktor Risiko Diabetes melitus Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh

terhadap resistensi atau defisiensi insulin yaitu: 1. Umur Peningkatan risiko diabetes melitus seiring dengan penambahan umur,

khususnya pada usia lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan intolenransi

glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β pancreas dalam memproduksi insulin.

Selain itu pada individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot sebesar 35%. Hal ini

berhubungan dengan peningkatan kadar lemak di otot sebesar 30% dan memicu terjadinya resistensi insulin.17 2.

Obesitas Seseorang yang obesitas mempunyai risiko untuk menderita diabetes melitus. Kelompok dengan risiko diabetes

melitus terbesar adalah kelompok obesitas, dengan odds 7,14 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok IMT normal.

Penelitian menurut Sunjaya menemukan bahwa individu yang mengalami obesitas mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk

terkena diabetes melitus dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami obesitas.17 Adanya pengaruh indek masa tubuh

terhadap diabetes melitus ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik serta tingginya konsumsi karbohidrat, protein dan lemak

yang merupakan faktor risiko dari obesitas. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya Asam Lemak atau Free Fatty Acid

(FFA) dalam sel. Peningkatan FFA ini akan menurunkan translokasi transporter glukosa ke membran plasma, dan

menyebabkan terjadinya resistensi insulinpada jaringan otot dan adipose.17 3. Hipertensi Ada hubungan yang bermakna antara

tekanan darah dengan diabetes melitus. Seseorang yang terkena hipertensi berisiko lebih besar untuk menderita diabetes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

melitus, dengan odds 6,85 kali lebih besar dibanding orang yang tidak hipertensi. Penelitian menurut Sunjaya menemukan

bahwa individu yang mengalami hipertensi mempunyai risiko 1,5 kali lebih besar untuk mengalami diabetes melitus dibanding

individu yang tidak hipertensi.17 Beberapa literatur mengaitkan hipertensi dengan resistensi insulin. Pengaruh hipertensi

terhadap kejadian diabetes melitus disebabkan oleh penebalan pembuluh darah arteri sehingga diameter pembuluh darah

menjadi menyempit. Hal ini akan menyebabkan proses pengangkutan glukosa dari dalam darah menjadi terganggu.17. 4.

Riwayat Keluarga Seorang yang menderita diabetes melitus diduga mempunyai gen diabetes melitus yaitu bakat diabetes

melitus merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita diabetes

melitus. DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental. Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan

dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang

tua atau saudara kandung mengalami penyakit DM.18 2.1.4 Manifestasi Diabetes melitus terhadap Rongga Mulut Beberapa

manifestasi diabetes melitus terhadap rongga mulut yaitu: 1. Xerostomia Diabetes melitus menyebabkan suatu kondisi

disfungsi sekresi kelenjar saliva yang disebut xerostomia, dimana kualitas dan kuantitas produksi saliva di rongga mulut

menurun.19Mulut kering atau xerostomia adalah keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita DM yang tidak terkontrol,

tidak tediagnosa, tidak terkontrol dengan baik dengan adanya penurunan saliva. Penelitian yang dilakukan Kartimah

menjelaskan penyebab terjadinya xerostomia pada DM terjadi karena gangguan kongenital neuropati atau karena adanya

kerusakan pada nervus kranial VII (nevus fasialis) dan nervus kranialis IX (nervus glosofaringeal) yaitu nervus yang

menginervasi kelenjar parotis sumber penghasil saliva.20 2. Periodontitis Periodontitis adalah suatu penyakit peradangan

jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh kelompok mikroorganisme tertentu yang biasanya berasal dari plak gigi yang

dapat mengakibatkan penghancuran progrsif jaringan ikat periodontal dan tulang alveolar dengan pembentukan poket, resesi,

atau keduanya.21 Penderita DM memiliki sistem imun yang rendah sehingga mudah terkena infeksi sehingga periodontitis

dan diabetes melitus mempunyai hubungan timbal balik dan saling berhubungan. C-Reactive protein merupakan suatu alfa-

globulin yang diproduksi di hepar dan kadarnya akan meningkat tinggi pada proses peradangan serta kerusakan jaringan.

Periodontitis, bakteri atau produknya (seperti LPS) menginvasi jaringan secara indirect, merangsang makrofag dan monosit

untuk menghasilkan mediator inflamasi seperti sitokin, khususnya IL-6 dan IL-1. Peningkatan mediator inflamasi akan

merangsang produksi dan mengaktivasi enzim yang merusak jaringan ikat, mematikan fibroblas, meningkatkan produksi

osteoklas, dan mematikan sel osteoblas.22 3. Burning Mouth Syndrom Penderita diabetes melitus biasanya mengeluh tentang

terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya.Kekeringan pada mulut menyebabkan fungsi pembersih saliva berkurang,

sehingga terjadi radang dari selaput lendir yang disertai keluhan mulut terasa seperti terbakar.20 4. Oral thrush Penderita

diabetes melitus yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi jamur pada

mulut dan lidah. Penderita diabetes melitus yang merokok memiliki risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar. Oral thrush

atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur candida ada di dalam mulut. Tubuh penderita

diabetes melitus kronis lebih rentan terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik yang dapat mengganggu

keseimbangan bakteri di dalam mulut dan mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant

thrush.23 Lesi terkait Candida meliputi stomatitis yang diinduksi gigi tiruan, angular chelitis dan glossitis median rhomboid yang

memiliki etiologi bakteri dan jamur campuran.Angular cheilitis terlihat di bibir komisura sebagai lesi pengerasan

eritematosa. Lesi tersebutdilaporkan terjadi pada penderita diabetes melitus dengan kontrol glikemik yang buruk. Median

rhomboid glossitis terlihat pada permukaan dorsal lidah sebagai kumpulan eritematosa berbentuk berlian pada garis tengah.24

Diabetes melitus berpengaruh dengan perkembangan lesi jaringan lunak mulut tertentu,pengaruh ini tidak dilaporkan secara

konsisten pada populasi diabetes melitus yang berbeda. Terdapat juga laporan tentang prevalensi fissure tounge, iritasi

fibroma,traumatic ulcers, lichen planus, stomatitis aphthosa rekuren, serta infeksi jamur, seperti oral kandidiasis. Pengaruh ini

dikarenakanimunosupresan kronis, penyembuhan yang tertunda dan atau hipofungsi saliva.25 5. Karies Karies adalah penyakit

kronis umum yang menyebabkan rasa sakit dan kerusakan gigi pada semua kelompok usia. Jika tidak diobati, karies gigi bisa

menyebabkan rasa sakit, infeksi, kehilangan gigi, dan akhirnya edentulisme. Kehadiran manifestasi oral ini dapat menghambat

kualitas hidup, nutrisi, dan, berpotensi, pengendalian glikemik. Penderita DM rentan terhadap kondisi mulut lainnya, seperti

kelainan periodontal dan kelenjar ludah, yang dapat meningkatkan risiko pengembangan karies gigi baru dan rekuren. Tinjauan

terhadap literatur menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang jelas antara DM dan karies gigi, namun beberapa penelitian

telah melaporkan riwayat karies gigi yang lebih banyak pada orang dengan DM. Berkurangnya sekresi saliva, peningkatan

karbohidrat pada kelenjar parotid, pertumbuhan flora mulut, peningkatan jumlah Streptokokus mutans dan Lactobacilli adalah

beberapa faktor yang berperan pada mulut penderita diabetes melitus terhadap kejadian karies gigi yang lebih tinggi.25Diabetes

melitus menjadi faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya jumlah karies dikarenakan pada diabetes melitus aliran cairan darah

mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. Penderita diabetes melitus mengalami penurunan

jumlah air liur sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan jika makanan dari golongan karbohidrat melekat bercampur

dengan bakteri yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut

menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau karies gigi.23 2.2 Periodontitis Periodontitis adalah penyakit

inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang merupakan hasil respon antara sistem kekebalan tubuh dengan infeksi bakteri

gram-negatif sehingga menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium, yaitu gingiva, ligamen periodontal, sementum dan

tulang alveolar. Tiga karekteristik utama yang dimiliki oleh agen patogenesis periodontitis adalah kemampuan berkolonisasi,

kemampuan menghindar dari respon pejamu dan kemampuan memproduksi substansi eksotoksin yang dapat membunuh

netrofil. Selain tiga karakteristik tersebut, Actino-bacillus actinomy cetemcomitans mampu melewati sel-sel epitel penyatu dari

saku periodontal dan berinvasi ke jaringan ikat dibawahnya. Porphyromonas gingivalis hanya dapat berinvasi di antara sel-sel

epitel penyatu. Akibat terjadi serangan bakteri, pejamu akan menghasilkan sel-sel inflamasi yang merespon dengan jalan

migrasi khemotaksis dan berkumpul pada daerah tertentu dimana sel-sel tersebut akan memfagositosis bakteri atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

menyingkirkan jaringan yang telah rusak.26 Kerusakan jaringan pada periodontal menyebabkan hancurnya serat kolagen dari

ligamen periodontal, yang mengakibatkan pembentukan poket periodontal antara gingiva dan gigi. Poket tidak dapat ditemui

pada pemeriksaan visual sederhana, dan penilaian dengan menggunakan prob periodontal sangat penting. Periodontitis adalah

penyakit yang berkembang perlahan namun kerusakan jaringan yang terjadi sebagian besar tidak dapat diubah. Tahap awal,

kondisinya biasanya asimtomatik; biasanya tidak menyakitkan, dan banyak pasien tidak sadar sampai kondisi ini berkembang

cukup untuk menghasilkan mobilitas gigi. Pokettersebut semakin dalam sebagai hasil dari bentuk penghancuran serat

ligamentum periodontal disebut sebagai kehilangan keterikatan dan resorpsi tulang alveolar yang terjadi bersamaan dengan

hilangnya perlekatan yang progresif. Periodontitis tingkat lanjut ditandai dengan eritema gema dan edema, perdarahan

gingiva, resesi gingiva, mobilitas gigi, drifting gigi, supurasi dari kantong periodontal, dan kehilangan gigi.

Periodontitisparah yang mengancam retensi gigi ditemukan 10-15% orang dewasa darijumlah populasi yang diteliti dan

eriodontitis sedang ditemukan 40-60% orang dewasa.27 Periodontitis merupakan penyakit radang kronis yang sangat

umum, namun sebagian besar tersembunyi. Selain itu, ia memiliki dampak negatif dan mendalam pada banyak aspek

kehidupan sehari-hari dan kualitas hidup, yang mempengaruhi kepercayaan diri, interaksi sosial dan pilihan makanan. Faktor

risiko untuk penyakit periodontal meliputi diabetes melitus, kondisi yang terkait dengan tanggapan kekebalan yang

dikompromikan (misalnya HIV), merokok, kekurangan nutrisi, osteoporosis, obat-obatan yang menyebabkan pertumbuhan

berlebih gingiva yang disebabkan obat (beberapa penghambat saluran kalsium, fenitoin, ciclosporin), faktor genetik (belum

didefinisikan secara tepat), dan faktor lokal (defisiensi anatomis pada tulang alveolar).27

Sources Similarity

Cha Puskesmas II Tambak DmCompare text

adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β pancreas dalam memproduksi insulin (sunjaya.14 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok imt normal.hal ini akan menyebabkan proses pengangkutan glukosa dari dalam darah menjadi terganggu (zieve. https://www.scribd.com/doc/257870149/Cha-Puskesmas-II-Tambak-Dm

4%

Definisi Diabetes MelitusCompare text

selain itu pada individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot sebesar 35%.diet pada penderita diabetes melitus meliputi pengaturan kalori, dan pemberian makanan karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat dalam ketujuh kelompok... http://repository.ump.ac.id/1590/3/PUPUT AJI TRIJAYANTO BAB II.pdf

4%

Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di... - Kompasiana.comCompare text

hal tersebut menyebabkan meningkatnya asam lemak atau free fatty acid (ffa) dalam sel. peningkatan ffa ini akan menurunkan translokasi transporter glukosa ke membrane plasma, dan menyebabkan terjadinya resistensi insulinpada jaringan otot dan adipose (teixeria-lemos dkk,2011). https://www.kompasiana.com/diansalamah/faktor-risiko-kejadian-diabetes-melitus-tipe-ii-di-puskesmas-kecamatan-cengkareng-jakarta-barat-tahun-2012_55546d5f65 23bda4144af003

6%

Diabetes melitus tipe 2 | Faktor resikoCompare text

dm tipe 2 berasal dari interaksi genetis. dan berbagai faktor mental penyakit ini. sudah lama dianggap berhubungan.diabetes mellitus tipe 2 (dm tipe 2) adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan... http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/615/619

3%

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadianCompare text

penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial.18 penelitian di jepang yang melibatkan 359 penderita dm tipe 2 dari 159 keluarga, mendukung bahwa penyakit ini berhubungan dengan kromosom 3q, 15q, dan 20q, serta mengidentifikasi 2 loci potensial, yaitu 7p... http://eprints.undip.ac.id/37123/1/Radio_P.W.pdf

3%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 882 Date October 18,2018

Characters 6844 Exclude Url

6% Plagiarism

94% Unique

2 Plagiarized

Sentences

34 Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism

2.3 Hubungan Diabetes Melitus dengan Periodontitis Periodontitis merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita

diabetes melitus.20Beberapa peneliti menyatakan bahwa keparahan penyakit periodontal pada penderita DM dipengaruhi oleh

penurunan respon imun.Hiperglikemi pada penderita DM menyebabkan komplikasi berupa mikrovaskuler yang ditandai dengan

peningkatan Advanced glycation endproduct(AGE) pada plasma dan jaringan. AGE akan berinteraksi dengan RAGE pada endotel

sehingga menimbulkan stres oksidatif menyebabkan terjadinya gangguan pembuluh darah pada jaringan periodontal. Gangguan

pembuluh darah akan menyebabkan gangguan distribusi nutrisi dan oksigen pada jaringan periodontal, sehingga bakteri gram

negatif anaerob yang merupakan bakteri komensal pada poket periodontal akan menjadi lebih patogen. Gangguan pembuluh darah

juga akan mempengaruhi pembuangan sisa metabolisme dalam jaringan periodontal, sehingga akan terjadi toksikasi jaringan

periodontal dan gingiva. 17 Penderita diabetes melitusmengalamipeningkatankadar glukosa dalam darah dan cairan gingival yang

merubah lingkungan mikroflora, menginduksi perubahan bakteri secara kualitatif. Perubahan tersebut mengarah pada penyakit

periodontal yang berat. Perubahandalam proses penyembuhan luka adalah masalah umum pada penderitadiabetes melitus.

Proses penyembuhan luka pada jaringan periodontal berubah pada orang dengan hiperglikemia yang berkelanjutan, yang

mengakibatkan meningkatnya bone loss dan kehilangan perlekatan jaringan periodontal.28 Diabetes melitus merupakan faktor risiko

gingivitis dan periodontitis, dan tingkat kontrol glikemik menjadi faktor penting dalam hubungan ini. Bridge dkk. menyatakan bahwa

diabetes melitus mempengaruhi semua parameter periodontal, termasuk skor pendarahan, kedalaman saku, kehilangan

perlekatan dan kehilangan gigi. Penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol menderita kelainan fungsi sel pertahanan

utama periodonsium yaitu tidak seimbangnya fungsi kemotaksis dan fagositosis yang menyebabkan penderita diabetes melitus

lebih rentan terhadap infeksi.28 Periodontitis juga dapat memperburuk kontrol glikemik pada penderita diabetes melitus.Menurut

penelitian Grosso dan Genco, penyakit periodontal dapat meningkatkan tingkat keparahan diabetes melitus. Penelitian tersebut

menyatakan bahwa terdapat hubungan dua arah antara diabetes melitus dengan penyakit periodontal dengan berinteraksi untuk

meningkatkan kerusakan jaringan. Infeksi kronis dalam respon inflamasi pada penderita diabetes melitus meningkatkan kerusakan

jaringan periodonsium pada penderita diabetes melitus, sedangkan infeksi periodontal dapat menyebabkan keadaan resistensi

insulin kronis sehingga mengubah kontrol metabolisme glukosa. Maka terjadilah siklus degeneratif dimana diabetes melitus

menyebabkan penurunan imunitas yang kemudian mempengaruhi kontrol metabolisme glukosa dan memberikan dampak

negatif terhadap diabetes melitus. 28 Gambar 2. Skema hubungan diabetes melitus dan periodontitis 2.4 Kebutuhan Perawatan

Periodontal Insiden DM dilaporkan cukup tinggi di beberapa negara yang artinya berdampak negatif bagi kesehatan rongga mulut.

Penderita DM lebih rentan terhadap infeksi terutama pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol. Bila dilakukan skeling

pada penderita diabetes melitus tanpa tindakan profilaksis dapat menyebabkan timbulnya abses periodontal.29 2.4.1 Indeks

Pengukuran Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN) dikembangkan oleh Ainamo dkk, yang merupakan

anggota komite ahli WHO. CPITN memungkinkan melakukan pemeriksaan yang cepat dalam suatu populasi untuk

menentukan kebutuhan perawatannya.1,11 Prinsip kerja CPITN yaitu: 7,30,31 1. Adanya prob khusus (prob WHO). Prob ini

memiliki ujung yang merupakan bola kecil berdiameter 0,5 mm. Prob ini digunakan untuk melihat adanya perdarahan dan

mengukur kedalaman saku dan terdapat daerah yang diberwarna hitam.Jika kedalaman poket kurang dari 3,5 mm maka seluruh

warna hitam masih terlihat. Bila kedalaman poket 4-5 mm, maka hanya sebagian saja warna hitam yang masih tampak sedangkan

untuk poket kedalaman 6mm atau lebih maka seluruh bagian prob yang berwarna hitam tidak tampak lagi. 2. Penilaian atas tingkatan

kondisi jaringan periodontal. Prinsip kerja CPITN adalah penilaian berdasarkan skor status periodontal dan selanjutnya ditentukan

kebutuhan perawatan penyakit periodontal. Kriteria menentukan kebutuhan perawatan tersebut adalah : Tabel 1. Indeks

Kalkulus 0 Tidak ada kalkulus 1 Adanya kalkulus supragingival yang meluas sedikit (tidak lebih dari 1 mm) apikal dari tepi gingiva

bebas 2 Adanya kalkulus supragingival dan subgingival atau kalkulus subgingival saja dalam jumlah sedang 3 Adanya

penumpukan kalkulus supragingival dan subgingival yang banyak Tabel 2. Indeks Perdarahan 0 Tidak terjadi perdarahan 1

Perdarahan berupa titik kecil 2 Perdarahan berupa titik yang besar atau berupa garis 3 Perdarahan menggenang di interdental

Berdasarkan penilaian tersebut dapat ditentukan status periodontal untuk menentukan kebutuhan perawatan periodontal. Tabel 3.

Skor Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Periodontal Skor Status Periodontal Skor Kebutuhan Perawatan 0 Sehat,

tidak ada pendarahan, kalkulus atau poket 0 Tidak membutuhkan (TN0) 1 Terdapat perdarahan secara langsung atau dengan

kaca mulut terlihat setelah probing 1 Memerlukan perbaikan kebersihan mulut (TN1) 2 Terdapat kalkulus (supra atau subgingiva)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

sewaktu probing terasa kasar tetapi seluruh daerah hitam pada prob masih terlihat 2 Memerlukan perbaikan kebersihan mulut dan

skeling supra dan subgingiva (TN2) 3 Terdapat poket patologis dengan kedalaman 4-5 mm, sebagian warna hitam pada prob

masih terlihat 4 Terdapat poket patologis dengan kedalaman ≥ 6 mm (bagian probberwarna hitam tidak terlihat lagi) 3

Memerlukan perbaikan kebersihan mulut, skeling supra dan subgingiva, root planing dan perawatan komprehensif (TN3) 3. Sektan

Penilaian dilakukan pada 6 regio gigi berdasarkan sektan-sektan yang ditentukan oleh gigi-gigi 17-14,13-23,24-27,47-44,43-33,34-

37, setiap sektan terdiri dari gigi indeks yang harus diperiksan tapi hanya skor yang terparah atau nilai tertinggi per sektan yang

dicatat. Bila di suatu sektan tidak terdapat gigi maka sektan tersebut tidak diberi nilai atau skor. 4. Gigi Indeks Pemeriksaan

dilakukan tidak pada semua gigi, melainkan hanya pada gigi tertentu saja yang disebut gigi indeks. Gigi-gigi indeks yang diperiksa

untuk umutr diatas 20 tahun yaitu 17, 16,11, 26, 47, 46, 31, 36, dan 37.Jika salah satu gigi molar maupun gigi insisivus tidak ada,

tidak perlu dilakukan penggantian gigi tersebut. Jika dalam sektan tidak terdapat gigi indeks, semua gigi yang ada dalam sektan

tersebut diperiksa dan diambil nilainya yang mempunyai keadaan yang terparah atau mempunyai skor tertinggi pada sektan

tersebut.

Sources Similarity

BAB 2Compare text

community periodontal index of treatment needs (cpitn) dikembangkan oleh ainamo dkk, yang merupakan anggota komite ahli

who. cpitn memungkinkan melakukan pemeriksaan yang cepat dalam suatu populasi untuk menentukan kebutuhan

perawatannya. selain itu indeks ini juga...

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20431/Chapter%20II.pdf?sequence=4

6%

Penyakit Periodontal|PSYCHOLOGYMANIACompare text

prinsip kerja cpitn adalah penilaian berdasarkan skor status periodontal dan selanjutnya ditentukan kebutuhan perawatan

penyakit periodontal.sektan ditentukan oleh gigi-gigi 17-14, 13-23, 24-26, 31-34, 33-43 dan 44-47. tapi hanya skor yang

terburuk per sektan yang dicatat.

https://www.psychologymania.com/2012/12/penyakit-periodontal.html

4%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 736 Date October 18,2018

Characters 5278 Exclude Url

13% Plagiarism

87% Unique

3 Plagiarized

Sentences

20 Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode

survei untuk melihat kondisi periodontal pada pasien Diabetes melitus di Puskesmas Padang Bulan Medan ditinjau dari aspek

kebutuhan perawatan periodontal. 3.2Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan

tersebar di Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota Medan 3.2.2Waktu Penelitian Pengambilan data

dilakukan bulan Februari-Juni 2018 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi penelitian adalah pasien Diabetes melitus

di Puskesmas Padang Bulan Medan 3.3.2Sampel Sampel yang diambil adalah pasien Diabetes Melitus yang memenuhi kriteria

inklusi. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive sampling, yaitu satuan sampling dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu untuk memperoleh satuan sampel yang memiliki karakteristik yang dikehendaki dalam

pengambilan sampel. 3.3.3 Besar Sampel Untuk mendapatkan besar sampel digunakan rumus sebagai berikut: N =

(Z∝^2.P.Q)/d^2 Keterangan: Zα = α = 0,05 -> Zα = 1,96 P = Proporsi penyakit periodontal pasien diabetes melitus = 0,5 Q = 1 – P

= 0,5 d = Perbedaan proporsi yang diharapkan sebesar 20% = 0,2 N = (1,96)2. 0,5 . 0,5 (0,2)2 N = 24.01= 25 3.3.4 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi penelitian ini yaitu: 1. Penderita penyakit Diabetes melitus 2. Usia dewasa mulai dari 21 tahun 3. Memiliki

gigi minimal 10 gigi 4. Bersedia menjalani pemeriksaan dan menandatangani informed consent. 3.3.5 Kriteria Eksklusi: Kriteria

eksklusi penelitian ini yaitu: 1. Edentulus 2. Memakai alat orthodonti 3. Kehamilan 4. Penderita penyakit sistemik lainnya 5.

Menerima perawatan periodontal dalam 3 bulan terakhir 3.4. Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Penderita Diabetes

Melitus 3.4.2 Variabel Terikat Kebutuhan perawatan periodontal CPITN 3.4.3 Variabel Terkendali Variabel terkendali pada

penelitian ini yaitu: 1. Usia 2. Gigi crowded pada gigi indeks 3. Karies pada gigi indeks 4. Penyakit sistemik lainnya 3.4.4

Variabel Tidak Terkendali Variabel tidak terkendali pada penelitian ini yaitu: 1. Pekerjaan 2.Tingkat pendidikan 3. Status

sosial 4. Ekonomi 5.Pemeliharaan kebersihan rongga mulut 3.5 Definisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur Diabetes Melitus Pasien Diabetes Melitus yangberada di wilayah kerja Puskemas Padang Bulan Medan

ditentukan dari rekam medis Rekam Medis DM atau Non-DM Kategorik Pemeriksaan CPITN Pemeriksaan terhadap gigi indeks

berjumlah 10 gigi meliputi gigi17, 16, 11, 26, 47, 46, 31, 36, dan 37. Kebutuhan perawatan penyakit periodontal berdasarkan

hasil pemeriksaan medis yang dilakukan dengan menggunakan indeks CPITN Skor 0 = Tidak membutuhkan perawatan

periodontal Skor 1 = Memerlukan perbaikan kebersihan mulut Skor 2 = Memerlukan skeling supra dan subgingiva dan

perbaikan kebersihan mulut Skor 3 = Memerlukan skeling supra dan subgingiva dan perbaikan kebersihan mulut Skor 4 =

Memerlukan perawatan kompleks, skeling supra dan subgingiva, root planning, dan perbaikan kebersihan mulut Prob WHO

Skor indeks CPITN Numerik 3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

Prob WHO untuk mengukur nilai CPITN Gambar 2. Prob WHO 2. Pinset 3.Sonde 4.Kaca mulut 5.Nierbeken/tray 6.Sarung

tangan 7.Masker 3.6.2 Bahan Penelitian Bahan yang diperlukan pada penelitian ini yaitu: 1.Alkohol 70% 2.Kapas 3.Tisu 4.Hand

sanitizer 3.7 Prosedur Penelitian 1. Penelitian dilakukan terhadap penderita penyakit Diabetes melitus di Puskesmas Padang

Bulan Medan. Pemilihan sampel sesuai dengan kriteria inklusi.

Subjek yang terpilih diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian. Subjek yang setuju untuk mengikuti penelitian diberi lembaran informed

consent yang ditandatangani oleh subjek tersebut. 2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan probberdesain khusus dengan ujung bulat

berdiameter 0,5mm dan area berwarna hitam sebagai skala berada pada daerah 3,5-5,5mm yang dikenal dengan nama probWHO. Gambar 3.

Pemeriksaan periodontal 3. Pemeriksaan kebutuhan perawatan periodontal menggunakan indeks CPITN. Sampel diperiksa berdasarkan 6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

sektan. Suatu sektan dapat diperiksa bila sektan tersebut terdapat paling sedikit dua gigi dan tidak merupakan indikasi untuk pencabutan. Jika

di sektan hanya ada satu gigi saja, gigi tersebut dimasukkan ke sektan di sebelahnya, sehingga sektan dengan satu gigi tidak diberi

skor/nilai. 4. Penilaian untuk satu sektan adalah keadaan yang terparah atau skor nilai paling tinggi. Untuk keadaan periodontal sehat, diberikan

skor CPITN yaitu skor 0, bila terjadi perdarahan setelah probing diberi skor 1, bila terlihat kalkulus supragingiva/subgingiva di beri skor 2, untuk

kedalaman poket 4-5 mm diberi skor 3, dan untuk kedalaman poket lebih dari 6 mm diberi skor 4. Keseluruhan skor yang didapatkan dari tiap

segmen ditentukan dari skor tertinggi untuk menentukan nilai CPITN. 3.7.1 Skema Alur Penelitian Skema alur penelitian yang akan dilakukan : 3.7.2

Pengolahan dan Analisis Data Data tentang kebutuhan perawatan periodontal pada pasien periodontal di Puskesmas Padang Bulan Medan

akan dianalisis secara komputerisasi menggunakan uji statistik deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk frekuensi dan persentase.

Sources Similarity

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup Zα = 1,96 P = Proporsi penyakit periodontal pasien diabetes melitus =

0,5 Q = 1 – P = 0,5 d = Perbedaan proporsi yang diharapkan sebesar 20% = 0,2 N = (1,96)2. 0,5 . 0,5 (0,2)2 N = 24.01= 25 3.3.4

Kriteria Inklusi Kriteria inklusi penelitian ini yaitu: 1. Penderita penyakit Diabetes melitus 2. Usia dewasa mulai dari 21 tahun 3.

Memiliki gigi minimal 10 gigi 4. Bersedia menjalani pemeriksaan dan menandatangani informed consent. 3.3.5 Kriteria Eksklusi:

Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu:

1. Edentulus 2. Memakai alat orthodonti 3. Kehamilan 4. Penderita penyakit sistemik lainnya 5. Menerima perawatan

periodontal dalam 3 bulan terakhir 3.4. Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Penderita Diabetes Melitus 3.4.2 Variabel

Terikat Kebutuhan perawatan periodontal CPITN 3.4.3 Variabel Terkendali Variabel terkendali pada penelitian ini yaitu:

1. Usia 2. Gigi crowded pada gigi indeks 3. Karies pada gigi indeks 4. Penyakit sistemik lainnya 3.4.4 Variabel Tidak

Terkendali Variabel tidak terkendali pada penelitian ini yaitu: 1. Pekerjaan 2.Tingkat pendidikan 3. Status sosial 4. Ekonomi

5.Pemeliharaan kebersihan rongga mulut 3.5 Definisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur Diabetes Melitus Pasien Diabetes Melitus yangberada di wilayah kerja Puskemas Padang Bulan Medan ditentukan dari

rekam medis Rekam Medis DM atau Non-DM Kategorik Pemeriksaan CPITN Pemeriksaan terhadap gigi indeks berjumlah 10

gigi meliputi gigi17, 16, 11, 26, 47, 46, 31, 36, dan 37. Kebutuhan perawatan penyakit periodontal berdasarkan hasil

pemeriksaan medis yang dilakukan dengan menggunakan indeks CPITN Skor 0 = Tidak membutuhkan perawatan

periodontal Skor 1 = Memerlukan perbaikan kebersihan mulut Skor 2 = Memerlukan skeling supra dan subgingiva dan

perbaikan kebersihan mulut Skor 3 = Memerlukan skeling supra dan subgingiva dan perbaikan kebersihan mulut Skor 4 =

Memerlukan perawatan kompleks, skeling supra dan subgingiva, root planning, dan perbaikan kebersihan mulut Prob WHO

Skor indeks CPITN Numerik 3.6 Alat dan Bahan Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu: Prob WHO untuk mengukur nilai CPITN

Gambar 2. Prob WHO 2. Pinset 3.Sonde 4.Kaca mulut 5.Nierbeken/tray 6.Sarung tangan 7.Masker 3.6.2 Bahan Penelitian

Bahan yang diperlukan pada penelitian ini yaitu: 1.Alkohol 70% 2.Kapas 3.Tisu 4.Hand sanitizer 3.7 Prosedur Penelitian 1.

Penelitian dilakukan terhadap penderita penyakit Diabetes melitus di Puskesmas Padang Bulan Medan. Pemilihan sampel

sesuai dengan kriteria inklusi. Subjek yang terpilih diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian. Subjek yang setuju untuk

mengikuti penelitian diberi lembaran informed consent yang ditandatangani oleh subjek tersebut. 2. Pemeriksaan dilakukan

menggunakan probberdesain khusus dengan ujung bulat berdiameter 0,5mm dan area berwarna hitam sebagai skala berada

pada daerah 3,5-5,5mm yang dikenal dengan nama probWHO. Gambar 3. Pemeriksaan periodontal 3. Pemeriksaan kebutuhan

perawatan periodontal menggunakan indeks CPITN. Sampel diperiksa berdasarkan 6 sektan. Suatu sektan dapat diperiksa bila

sektan tersebut terdapat paling sedikit dua gigi dan tidak merupakan indikasi untuk pencabutan. Jika di sektan hanya ada satu

gigi saja, gigi tersebut dimasukkan ke sektan di sebelahnya, sehingga sektan dengan satu gigi tidak diberi skor/nilai. 4. Penilaian

untuk satu sektan adalah keadaan yang terparah atau skor nilai paling tinggi. Untuk keadaan periodontal sehat, diberikan skor

CPITN yaitu skor 0, bila terjadi perdarahan setelah probing diberi skor 1, bila terlihat kalkulus supragingiva/subgingiva di beri skor

2, untuk kedalaman poket 4-5 mm diberi skor 3, dan untuk kedalaman poket lebih dari 6 mm diberi skor 4. Keseluruhan skor yang

didapatkan dari tiap segmen ditentukan dari skor tertinggi untuk menentukan nilai CPITN. 3.7.1 Skema Alur Penelitian Skema

alur penelitian yang akan dilakukan : 3.7.2 Pengolahan dan Analisis Data Data tentang kebutuhan perawatan periodontal

pada pasien periodontal di Puskesmas Padang Bulan Medan akan dianalisis secara komputerisasi menggunakan uji

statistik deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk frekuensi dan persentase. ">Compare text

n : jumlah sampel = 31 zα: α= 0,05 zα = 1,96 r : koefisien korelasi dari pengukuran yang telah dilakukan =

0,072. zβ : power.47. dari hasil perhitungan diatas didapatkan hasil power penelitian kurang.

http://eprints.undip.ac.id/19152/1/ROBERT_SILITONGA.pdf

12%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Sources Similarity

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 620 Date October 18,2018

Characters 4066 Exclude Url

0% Plagiarism

100

% Unique

0 Plagiarized

Sentences

6 Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Data Demografis Subjek Penelitian Data demografis subjek penelitian ini terdiri dari jenis kelamin,

tingkat pendidikan, dan lamanya menderita penyakit Diabetes Melitus yang dapat dilihat pada tabel

2. Tabel 2. Distribusi data demografis subjek penelitian Variabel n % Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Tingkat Pendidikan a.

SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi Lama Menderita Penyakit Diabetes Melitus a. <1 tahun b. 1-3 tahun c. >3 tahun 9 16 4 7 5 9

5 5 15 36 64 16 28 20 36 20 20 60 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa subjek penelitian berjumlah 25 orang. Berdasarkan jenis

kelamin perempuan 16 orang (64%) dan laki-laki 9 orang (36%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas adalah Perguruan

Tinggi yaitu 9 orang(36%), SMP 7 orang (28%), SMA 5 orang (20%), dan SD 4 orang (16%).Berdasarkan lamanya menderita

penyakit Diabetes Melitus, paling banyak adalah kelompok subjek yang menderita penyakit Diabetes Melitus>3 tahun sebanyak 15

orang (60%), sedangkan kelompok subjek yang mederita Diabetes Melitus <1 tahun dan 1-3 tahun berjumlah sama masing-masing

5 orang (20%). 4.2. Gambaran Kondisi Rongga Mulut Gambaran kondisi rongga mulut subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Gambaran kondisi rongga mulut subjek penelitian Kondisi Rongga Mulut n % Mengalami Gusi Berdarah saat Menyikat

Gigi a. Ya b. Tidak Mengalami Gusi Bengkak a. Ya b. Tidak 11 14 11 14 44 56 44 56 Berdasarkan tabel 3, subjek penelitian yang

pernah mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak adalah 11 orang (44%), dan subjek yang tidak mengalami

gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak adalah 14 orang (56%). 4.3. Distribusi Status Periodontal Terhadap Lamanya

Menderita Penyakit Diabetes Melitus Distribusi statusperiodontal terhadap lamanya menderita Diabetes Melitus pada subjek

penelitian dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi status periodontal terhadap lamanyamenderita penyakit Diabetes

Melitus Lama Menderita Diabetes Melitus Status Periodontal Skor 0 Skor 1 Skor 2 Skor3 Skor 4 Jumlah <1 tahun 0 (0%) 0 (0%)

1(4%) 3(12%) 1(4%) 5 (20%) 1-3 tahun 0 (0%) 0 (0%) 1(4%) 3(12%) 1(4%) 5 (20%) >3 tahun 0 (0%) 0 (0%) 2 (8%) 9(36%) 4(16%)

15 (60%) Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa mayoritas subjek yang menderita penyakit Diabetes Mellitus > 3 tahun memiliki status

periodontal yang buruk dengan skor 3, sebanyak 9orang (36%),skor 4 sebanyak 4 orang (16%), skor 2 sejumlah 2 orang (8%),

sedangkan skor 0-1 adalah 0% sehingga jumlahnya 15 orang (60%). Subjek yang menderita Diabetes Melitus <1 tahun memiliki

status periodontal skor 3 sebanyak 3 orang (12%), skor 4 sebanyak 1 orang (4%), skor 2 sejumlah 1 orang (4%), sedangkan skor

0-1 adalah 0% sehingga jumlahnya 5 orang (20%). Subjek yang menderita Diabetes Melitus 1-3 tahun memiliki status

periodontal skor 3 sebanyak 3 orang (12%), skor 4 sebanyak 1 orang (4%), skor 2 sejumlah 1 orang (4%), sedangkan skor 0-1

adalah 0% sehingga jumlahnya 5 orang (20%). 4.4. Distribusi Kebutuhan Perawatan Periodontal pada Penderita Penyakit

Diabetes Melitus Distribusi kebutuhan perawatan periodontal penderita penyakit Diabetes Melitus pada subjek penelitian dapat

dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Distribusi kebutuhan perawatan periodontal penderitapenyakit Diabetes Melitus Kebutuhan Perawatan

Periodontal Skor CPITN Kebutuhan Perawatan Jumlah n Persentase % 0 Tidak membutuhkan (TN0) 0 0 1 Memerlukan perbaikan

kebersihan mulut (TN1) 0 0 2 Memerlukan perbaikan kebersihan mulut dan skeling supra dan subgingiva (TN2) 19 76 3 4

Memerlukan perbaikan kebersihan mulut, skeling supra dan subgingiva, root planing dan perawatan komprehensif (TN3) 6 24

Berdasarkantabel 5 terlihat bahwa semua subjek penelitian membutuhkan perawatan periodontal. Sebanyak 6 orang (24%) subjek

penelitian pada semua kelompok penderita Diabetes Melitus memiliki skor 4 sehingga membutuhkan skeling, root planing, dan

perbaikan kebersihan mulut. Selain itu, terdapat 19 orang (76%) yang memiliki skor 2 dan skor 3 sehingga membutuhkan skeling

dan perbaikan kebersihan rongga mulut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 950 Date October 18,2018

Characters 7467 Exclude Url

0% Plagiarism

100

% Unique

0 Plagiarized

Sentences

37 Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism

BAB 5 PEMBAHASAN Data demografi pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok Diabetes Melitus

lebih banyak pada perempuan dengan 16 orang (64%) daripada laki-laki dengan 9 orang (36%). Hal ini sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Maidiana dkk, yang menyatakan bahwa Diabetes Melitus kebanyakan pada

perempuan.Hal ini mungkin disebabkan karena perempuan lebih banyak merasakan stress yang dapat

mendukung terjadinya peningkatan kadar gula darah. Pasien perempuan juga lebih banyak melakukan kontrol

gula darah HbA1c dibandingkan laki-laki.4Berdasarkan penelitian ini, pasien perempuan lebih banyak

memeriksakan diri daripada laki-laki ke Puskesmas Padang Bulan Medan. Berdasarkan tingkat pendidikan pada

kelompok Diabetes Melitus lebih banyak pada perguruan tinggi. Hal ini sama dengan data dari Riset Kesehatan

Dasar 2013 (RISKESDAS) yang menyatakan bahwa prevalensi Diabetes Melitus lebih banyak pada tingkat

pendidikan perguruan tinggi dibandingkan dengan SD, SMP dan SMA. Hal ini mungkin dikarenakan pada tingkat

perguruan tinggi memiliki kesibukan yang lebih sehingga tidak memperhatikan pola makan yang baik.7 Gambaran

kondisi rongga mulut penderita diabetes melitus pada penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak penderita yang

tidak mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak dibandingkan penderita diabetes melitus yang

mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak, dengan 14 orang (56%) yang tidak mengalami gusi

berdarah dan gusi bengkak dan 11 orang (44%) yang mengalami gusi berdarah dan gusi bengkak. Hasil ini tidak

sesuai dengan penelitianyang dilakukan Pranckevicience et al, bahwa tidak ada satupun pasien DM yang memiliki

jaringan periodontal normal. Penderita DM mengalami peningkatan kadar glukosa dalam darah dan cairan gingival

berarti juga mengubah lingkungan mikroflora dan menginduksi perubahan bakteri secara kualitatif. Perubahan

tersebut mengarah pada penyakit periodontal yang berat. Penyakit periodontal yang parah ditandai dengan gusi

berdarah baik saat menyikat gigi maupun tidak dan gusi bengkak.5 Distribusi pasien berdasarkan lamanya

menderita Diabetes Melitus, jumlah tertinggi >3 tahun sebesar 60% dan memiliki skor CPITN 4 terbanyak yaitu 4

orang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Maliya bahwa kondisi periodontal yang buruk banyak ditemui

pada penderita lebih dari 10 tahun. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hidayati bahwa

keparahan periodontitis tidak dipengaruhi oleh lamanya menderita tetapi dipengaruhi oleh kadar glukosa darah

penderita Diabetes Melitus sendiri.6 Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas skor

CPITN pada subjek adalah skor 2 dan skor 3 sebanyak 19 orang (76%) yaitu membutuhkan skeling dan perbaikan

kebersihan rongga mulut. Skor 4 sebanyak 6 orang (24%) yaitu membutuhkan skeling, root planing, dan perbaikan

kebersihan rongga mulut. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Preferansow E.

Penelitian yang dilakukan Preferansow terhadap 155 pasien penyakit Diabetes Melitus dan dari hasil penelitian

ditemukan bahwa terdapat peningkatan inflamasi gingiva, kedalaman poket dan kehilangan perlekatan pada

kelompok penderita penyakit Diabetes Melitus.9Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Bakhshandeh dkk menunjukkan bahwa sebanyak 35% pasien Diabetes Melitus memiliki poket ≥ 6mm (skor 4),

52% pasien dengan poket 4-5 mm (skor 3).11 Dinamika patologi periodontal pada diabetes tergantung banyak

faktor, terutama pada tingkat kontrol diabetes dan adanya komplikasi vaskular. Ukuran jangka panjang dari kontrol

diabetes adalah melalui penentuan konsentrasi hemoglobin terglikasi.Sejumlah penelitian menunjukkan korelasi

yang signifikan antara parameter kontrol metabolik diabetes dengan perkembangan mikrovaskular kronis dan

komplikasi makrovaskuler. Tingkat keparahan penyakit periodontal pada diabetes dapat disebabkan oleh

peningkatan aktivitas kolagenase yang mengarah pada prevalensi perusakan gingiva, gangguan kekebalan tubuh,

dan perkembangan intensif lokal dan umum flora bakteri mulut, khususnya bakteri Gram -negatif. Bakteri ini dapat

menurunkan fungsi neutrofil sekunder dengan memproduksi leukotoksin dan menyebabkan peradangan. Faktor-

faktor inilah yang berkontribusi terhadap penyakit periodontal yang lebih progresif dan cepat pada orang dengan

diabetes tidak terkontrol dibandingkan dengan orang sehat. Selain itu, mikroangiopati pembuluh darah pada

gingiva mengganggu distribusi oksigen, pembuangan produk limbah, dan migrasi leukosit. Faktor-faktor ini merusak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

kemampuan untuk memperbaiki dan meregenerasi jaringan periodontal pada pasien Diabetes Melitus.9 Banyak

penelitian mengemukakan keberadaan poket periodontal patologis pada pasienDiabetes melitus dan sering

hilangnya perlekatan epitel. Menurut Iacopino, ini menyebabkan penurunan kemampuan adaptasi periodontal dan

menciptakan kondisi untuk terinfeksi yang lebih sering, baik spesifik dan non-spesifik. Perubahan di atas didukung

oleh gangguan metabolisme lokal dan kemotaksis makrofag yang abnormal dari neutrofil. Rodrigues dkk meyakini

bahwa ruang lingkup dan sifat kebutuhan perawatan periodontitis secara signifikan membedakan pasien diabetes

dibandingkan dengan orang-orang sehat, terutama dalam hal penskelingan gigi.9 Tingkat kerusakan periodontal

pada pasien Diabetes Melitus dipengaruhi oleh kontrol glikemik dan kapasitas imunitas individu. Tervonen dan

Karjalainen yang meneliti pasien Diabetes dan non Diabetes sebagai kontrol selama 3 tahun menemukan bahwa

level dari tingkat kesehatan periodontal pada pasien Diabetes yang terkontrol dengan baik atau sedang kondisinya

sama dengan pasien yang nonDiabetes. Pasien dengan kontrol yang buruk memiliki lebih banyak kehilangan

perlekatan dan lebih cenderung memiliki penyakit periodontal rekuren.31 Adanya penyakit periodontal pada

pasien Diabetes Melitus juga menyebabkan kontrol glikemik yang buruk.32 Pasien Diabetes Melitus yang tidak

terkontrol diketahui memiliki resiko yang sangat tinggi terkena periodontitis.33 Lipopolisakarida (LPS) bakteri

periodontal memberikan stimulus secara langsung maupun tidak langsung ke sel endotel, monosit, dan makrofag.

Peningkatan reaktivitas endotel dapat mengaktifkan sel inflamatori dan selanjutnya meningkatkan sitokin pro

inflamatori. Interleukin-1β(IL-1), Interleukin-6 (IL-6), Tumor Necrosis Factor-α(TNF- α) dan prostaglandin-E2 (PGE2)

memberikan sinyal pada sel-sel target dan jaringan yang berubah, seperti liver menghasilkan respon fase akut, dan

sel beta pankreas dan jaringan adiposa yang mempengaruhi fungsi sensitivitas insulin dan transportasi glukosa.

Diabetes Melitus meningkatkan penghancuran jaringan periodontal akibat respon imun yang tidak normal,

perubahan fungsi fibroblas dan level kolagen, serta efek mikrovaskular dari Advanced glycation end products

(AGEs). Akumulasi AGEs pada jaringan periodontal berkorelasi dengan peningkatan level dari mediator inflamasi,

yang berhubugan dengan kerusakan jaringan. Mediator inflamasi ini dapat menyebabkan keparahan kerusakan

jaringan periodontal pada penderita Diabetes Melitus. Peningkatan prevalensi penyakit periodontal pada penderita

Diabetes Melitus membuktikan hubungan oral dan penyakit sistemik.

Penderita Diabetes Melitus dengan periodontitis aktif cenderung memiliki kontrol glikemik yang buruk bila dibandingkan

dengan pasien Diabetes Melitus tanpa periodontitis.15,27,33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

BAB 5 PEMBAHASAN Data demografi pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok Diabetes Melitus

lebih banyak pada perempuan dengan 16 orang (64%) daripada laki-laki dengan 9 orang (36%). Hal ini sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Maidiana dkk, yang menyatakan bahwa Diabetes Melitus kebanyakan pada

perempuan.Hal ini mungkin disebabkan karena perempuan lebih banyak merasakan stress yang dapat

mendukung terjadinya peningkatan kadar gula darah. Pasien perempuan juga lebih banyak melakukan kontrol

gula darah HbA1c dibandingkan laki-laki.4Berdasarkan penelitian ini, pasien perempuan lebih banyak

memeriksakan diri daripada laki-laki ke Puskesmas Padang Bulan Medan. Berdasarkan tingkat pendidikan pada

kelompok Diabetes Melitus lebih banyak pada perguruan tinggi. Hal ini sama dengan data dari Riset Kesehatan

Dasar 2013 (RISKESDAS) yang menyatakan bahwa prevalensi Diabetes Melitus lebih banyak pada tingkat

pendidikan perguruan tinggi dibandingkan dengan SD, SMP dan SMA. Hal ini mungkin dikarenakan pada tingkat

perguruan tinggi memiliki kesibukan yang lebih sehingga tidak memperhatikan pola makan yang baik.7 Gambaran

kondisi rongga mulut penderita diabetes melitus pada penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak penderita yang

tidak mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak dibandingkan penderita diabetes melitus yang

mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi dan gusi bengkak, dengan 14 orang (56%) yang tidak mengalami gusi

berdarah dan gusi bengkak dan 11 orang (44%) yang mengalami gusi berdarah dan gusi bengkak. Hasil ini tidak

sesuai dengan penelitianyang dilakukan Pranckevicience et al, bahwa tidak ada satupun pasien DM yang memiliki

jaringan periodontal normal. Penderita DM mengalami peningkatan kadar glukosa dalam darah dan cairan gingival

berarti juga mengubah lingkungan mikroflora dan menginduksi perubahan bakteri secara kualitatif. Perubahan

tersebut mengarah pada penyakit periodontal yang berat. Penyakit periodontal yang parah ditandai dengan gusi

berdarah baik saat menyikat gigi maupun tidak dan gusi bengkak.5 Distribusi pasien berdasarkan lamanya

menderita Diabetes Melitus, jumlah tertinggi >3 tahun sebesar 60% dan memiliki skor CPITN 4 terbanyak yaitu 4

orang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Maliya bahwa kondisi periodontal yang buruk banyak ditemui

pada penderita lebih dari 10 tahun. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hidayati bahwa

keparahan periodontitis tidak dipengaruhi oleh lamanya menderita tetapi dipengaruhi oleh kadar glukosa darah

penderita Diabetes Melitus sendiri.6 Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas skor

CPITN pada subjek adalah skor 2 dan skor 3 sebanyak 19 orang (76%) yaitu membutuhkan skeling dan perbaikan

kebersihan rongga mulut. Skor 4 sebanyak 6 orang (24%) yaitu membutuhkan skeling, root planing, dan perbaikan

kebersihan rongga mulut. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Preferansow E.

Penelitian yang dilakukan Preferansow terhadap 155 pasien penyakit Diabetes Melitus dan dari hasil penelitian

ditemukan bahwa terdapat peningkatan inflamasi gingiva, kedalaman poket dan kehilangan perlekatan pada

kelompok penderita penyakit Diabetes Melitus.9Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Bakhshandeh dkk menunjukkan bahwa sebanyak 35% pasien Diabetes Melitus memiliki poket ≥ 6mm (skor 4),

52% pasien dengan poket 4-5 mm (skor 3).11 Dinamika patologi periodontal pada diabetes tergantung banyak

faktor, terutama pada tingkat kontrol diabetes dan adanya komplikasi vaskular. Ukuran jangka panjang dari kontrol

diabetes adalah melalui penentuan konsentrasi hemoglobin terglikasi.Sejumlah penelitian menunjukkan korelasi

yang signifikan antara parameter kontrol metabolik diabetes dengan perkembangan mikrovaskular kronis dan

komplikasi makrovaskuler. Tingkat keparahan penyakit periodontal pada diabetes dapat disebabkan oleh

peningkatan aktivitas kolagenase yang mengarah pada prevalensi perusakan gingiva, gangguan kekebalan tubuh,

dan perkembangan intensif lokal dan umum flora bakteri mulut, khususnya bakteri Gram -negatif. Bakteri ini dapat

menurunkan fungsi neutrofil sekunder dengan memproduksi leukotoksin dan menyebabkan peradangan. Faktor-

faktor inilah yang berkontribusi terhadap penyakit periodontal yang lebih progresif dan cepat pada orang dengan

diabetes tidak terkontrol dibandingkan dengan orang sehat. Selain itu, mikroangiopati pembuluh darah pada

gingiva mengganggu distribusi oksigen, pembuangan produk limbah, dan migrasi leukosit. Faktor-faktor ini merusak

kemampuan untuk memperbaiki dan meregenerasi jaringan periodontal pada pasien Diabetes Melitus.9 Banyak

penelitian mengemukakan keberadaan poket periodontal patologis pada pasienDiabetes melitus dan sering

hilangnya perlekatan epitel. Menurut Iacopino, ini menyebabkan penurunan kemampuan adaptasi periodontal dan

menciptakan kondisi untuk terinfeksi yang lebih sering, baik spesifik dan non-spesifik. Perubahan di atas didukung

oleh gangguan metabolisme lokal dan kemotaksis makrofag yang abnormal dari neutrofil. Rodrigues dkk meyakini

bahwa ruang lingkup dan sifat kebutuhan perawatan periodontitis secara signifikan membedakan pasien diabetes

dibandingkan dengan orang-orang sehat, terutama dalam hal penskelingan gigi.9 Tingkat kerusakan periodontal

pada pasien Diabetes Melitus dipengaruhi oleh kontrol glikemik dan kapasitas imunitas individu. Tervonen dan

Karjalainen yang meneliti pasien Diabetes dan non Diabetes sebagai kontrol selama 3 tahun menemukan bahwa

level dari tingkat kesehatan periodontal pada pasien Diabetes yang terkontrol dengan baik atau sedang kondisinya

sama dengan pasien yang nonDiabetes. Pasien dengan kontrol yang buruk memiliki lebih banyak kehilangan

perlekatan dan lebih cenderung memiliki penyakit periodontal rekuren.31 Adanya penyakit periodontal pada

pasien Diabetes Melitus juga menyebabkan kontrol glikemik yang buruk.32 Pasien Diabetes Melitus yang tidak

terkontrol diketahui memiliki resiko yang sangat tinggi terkena periodontitis.33 Lipopolisakarida (LPS) bakteri

periodontal memberikan stimulus secara langsung maupun tidak langsung ke sel endotel, monosit, dan makrofag.

Peningkatan reaktivitas endotel dapat mengaktifkan sel inflamatori dan selanjutnya meningkatkan sitokin pro

inflamatori. Interleukin-1β(IL-1), Interleukin-6 (IL-6), Tumor Necrosis Factor-α(TNF- α) dan prostaglandin-E2 (PGE2)

memberikan sinyal pada sel-sel target dan jaringan yang berubah, seperti liver menghasilkan respon fase akut, dan

sel beta pankreas dan jaringan adiposa yang mempengaruhi fungsi sensitivitas insulin dan transportasi glukosa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Diabetes Melitus meningkatkan penghancuran jaringan periodontal akibat respon imun yang tidak normal,

perubahan fungsi fibroblas dan level kolagen, serta efek mikrovaskular dari Advanced glycation end products

(AGEs). Akumulasi AGEs pada jaringan periodontal berkorelasi dengan peningkatan level dari mediator inflamasi,

yang berhubugan dengan kerusakan jaringan. Mediator inflamasi ini dapat menyebabkan keparahan kerusakan

jaringan periodontal pada penderita Diabetes Melitus. Peningkatan prevalensi penyakit periodontal pada penderita

Diabetes Melitus membuktikan hubungan oral dan penyakit sistemik.

Penderita Diabetes Melitus dengan periodontitis aktif cenderung memiliki kontrol glikemik yang buruk bila dibandingkan

dengan pasien Diabetes Melitus tanpa periodontitis.15,27,33

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: Kebutuhan Perawatan Periodontal pada pasien …...berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter atau gejala adalah sebesar 2,3%.6 Puskesmas Padang Bulan Medan mencatat data Diabetes melitus

Sources Similarity

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 168 Date October 19,2018

Characters 1201 Exclude Url

0% Plagiarism

100

% Unique

0 Plagiarized

Sentences

8 Unique Sentences

Content Checked For Plagiarism

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Mayoritas pasien penyakit Diabetes Melitus memiliki poket yang dalam dan

kalkulus supra dan subgingiva. 2. Kebutuhan perawatan periodontal pada pasien penyakit Diabetes Melitusdi Puskesmas

Padang Bulan Medan didominasi oleh skor 2 sebanyak 19 orang, yaitu memerlukan skeling dan perbaikan kebersihan rongga

mulut. 3. Pasien penyakit Diabetes Melitus, kurang peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut, dilihat dari frekuensi dan waktu

menyikat gigi yang tidak tepat. 4. Beberapa pasien belum pernah ke dokter gigi dan berkunjung ke dokter gigi hanya bila hendak

mencabut gigi. Hal ini akan memperparah kondisi periodontal dari pasien penyakit Diabetes Melitus. 6.2. Saran 1. Perlu

dilakukan edukasi dan motivasi terhadap pasien penyakit Diabetes Melitus agar lebih peduli dalam menjaga kesehatan rongga

mulut, sehingga dapat mencegah berkembangnya penyakit periodontal. 2. Pihak klinik dapat bekerjasama dengan dokter gigi

untuk melakukan program kesehatan gigi dan mulut agar tercapai kualitas hidup yang baik. 3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut

mengenai hubungan kondisi periodontal pasien penyakit Diabetes Melitus terhadap tipe Diabetes Melitus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA