keanekaragaman piperaceae dan rubiaceae

118
KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA T E S I S Oleh AHDATIKA LUBIS 067030001/BIO SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA T E S I S Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Biologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Upload: nelti-hafrinaa

Post on 18-Dec-2015

277 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae

TRANSCRIPT

KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA T E S I S Oleh AHDATIKA LUBIS 067030001/BIO SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA T E S I S Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Biologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh AHDATIKA LUBIS 067030001/BIO SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Judul Tesis : KEANEKARAGAMAN PIPERACEAE DAN RUBIACEAE DI TAMAN WISATA ALAM DELENG LANCUK KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Ahdatika Lubis Nomor Pokok : 067030001 Program Studi : Biologi Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S) (Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc Ketua Anggota ) Ketua Program Studi, (Dr. Dwi Suryanto, M.Sc ) Direktur, (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc ) Tanggal lulus : 9 September 2008 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Telah diuji pada Tanggal 9 September 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S Anggota : 1. Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc 2. Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D 3. Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.ABSTRAK Penelitian Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di TWA Deleng Lancuk telah dilaksanakan pada bulan Januari 2008 Maret 2008. Lokasi penelitian di tentukan secara Purposive dan dibagi menjadi 5 berdasarkan jumlah bukit; yaitu bukit I, II, II, IV dan bukit V, Ketinggian ke 5 bukit tersebut berada pada ketinggian 1300 1600 m dpl. Areal pengamatan seluas 1,25 ha (10 x 10 x 25 x 5) tiap lokasi yang diamati dibuat dalam 25 plot berukuran 10 x 10 m. Dari hasil penelitian diperoleh 32 jenis Piperaceae dan Rubiaceae dengan jumlah 3200 individu. Spesies yang mendominasi pada Piperaceae adalah: Piper sp 1 dan Piper caninum BL, sedangkan pada Rubiaceae adalah Mussaenda sp, Hedyothis philippensis Merr, Argostemma involucratum L. Jumlah jenis yang tertinggi pada Piperaceae pada bukit III sedangkan pada Rubiaceae tertinggi pada bukit IV. Tumbuhan yang mendominasi pada bukit I, Piperaceae adalah Piper caninum BL sebanyak dengan INP 99,51%, Rubiaceae adalah Mussaenda sp yaitu 64,01%. Pada bukit II Piperaceae didominasi oleh Piper sp 1 dengan INP 146,71% sedangkan pada Rubiaceae didominasi oleh Mussaenda sp dengan INP 50,73%. Pada bukit III Piperaceae didominasi oleh Piper caninum BL dengan INP 77,50%, sedangkan pada Rubiaceae adalah Hedyothis philippensis Merr dengan INP 45,28%. Pada bukit IV jenis Piperaceae yang didominasi oleh Piper sp 1 130,93% sedangkan pada Rubiaceae didominasi oleh Argostemma involucratum L. dengan INP 44,33%. Sedangkan pada bukit V Piperaceae didominasi oleh Piper crassipes Korth dengan INP 89,83% sedangkan Rubiaceae didominasi oleh Argostemma involucratum L dengan INP 70,83%. Kata kunci: Keanekaragaman, Piperaceae, Rubiaceae, TWA Deleng Lancuk Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.ABSTRACT The diversity research of Piperaceae and Rubiaceae in Deleng Lancuk Natural Park had been done on January 2008 untill March 2008. The location of this research is made purposively and divided into 5 based on the sum of the hills; those are I, II, III, IV. Where all hills on 1300-1600 m high from sea level. The observation area is 1,25 hectare (10 x 10 x 25 x 5), each observed location stated into 25 plots with 10 x 10 m. The research finds 32 species of piperaceae and Rubiaceae with 3200 individuals. The dominant species on piperaceae is piper sp I and piper caninum BL, and on Rubiaceae is Mussaenda sp, Hedyothis philippensis Merr, Argostemma involucratum L. The highest sum of peperaceae is on hill III, and the highest on Rubiaceae is on hill IV. The dominant plant on hill I, piperaceae is Piper caninum BL as much as INP 99,51%, Rubiaceae is Mussaenda sp with 64,01%.The hill II, piparaceae is dominated by Piper SP I in INP 146,71%, and Rubiaceae is dominated by massaenda SP in INP 50,73%. In hill III, piperaceae is dominated by Piper caninum BL in INP 77,50%, and Rubiaceae is dominated by Hedyothis philippensis Merr with INP 45,28%. In hill IV, piperaceae is dominated by Piper sp 1 in 130,93%, and Rubiaceae dominated by Argostemma involucratum L in INP 44,33%. And last in the hill V Piperaceae is dominated by Piper crassipes Korth in INP 89,83% and Rubiaceae is dominated by Argostemma involucratum L with INP 70,83%. Key word: Diversity, Piperaceae , Rubiaceae, Deleng Lancuk Natural Park Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala yang dengan Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara. sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Retno Widhiastuti, M.S sebagai Dosen Pembimbing I dan Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander Barus, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian sampai selesainya penyusunan hasil penelitian ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D dan Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc sebagai penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyempurnaan penyusunan hasil penelitian ini. 2. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc sebagai Ketua Program Studi Magister Biologi. 3. T. Alief Aththorick, M.Si yang banyak memberikan bantuan dan pemikiran mulai dari awal survei sampai penulis menyelesaikan hasil penelitian ini. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.4. Gubernur Provinsi Sumatera Utara dan Kepala Bappeda Sumatera Utara yang telah memberikan beasiswa S-2 kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S2. 5. Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Sumatera Utara yang telah memberikan izin lokasi penelitian. 6. Keluarga besar SMA N 13 Medan yang telah memberikan izin dinas bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian ini serta telah memberikan dukungan moril dan materiil, especially Bapak Darul Aman S.Pd, dan Bapak Ibu guru, serta staf pegawai. 7. Ayahanda (H.M. Ali Musa Lubis), yang tercinta Ibunda (Hj. Faizah Nasution), dan keluarga besar Abang, kakak, ipar dan keponakan semua yang telah memberikan doa dan semangatnya. 8. Keluarga Besar SMA N 1 Medan, khususnya Dra. Hj Rebekka Girsang, Bapak Ibu wakil kepala sekolah, Bapak Ibu guru, teman-teman guru BP, guru piket, serta seluruh pegawai tata usaha dan karyawan SMA N 1 Medan. 9. Keluarga Bapak Drs. Salman Ginting dan Keluarga Eling Tuhono, Spd. 10. Teman-teman dalam tim penelitian dan adik-adik mahasiswa yang telah meluangkan waktunya menemani penulis sejak awal survei sampai pada saat penelitian, khususnya, Eka Rahmadani S.Si, Nurmaini S.Si, Marliya S.Si, Mahya S.Si, Misran, Boy, Kabul, Verta, Idom dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Akhir kata semoga Allah selalu memberikan Rahmatnya dalam kita mengejar ilmu dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih. Medan, April 2008 Penulis Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.RIWAYAT HIDUP AHDATIKA LUBIS dilahirkan pada tanggal 16 Maret 1969 di Serbelawan Kecamatan Dolok Batunanggar Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Anak dari pasangan Ayahanda H.M. ALI MUSA LUBIS dan Ibunda HJ. FAIZAH NASUTION, sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara. Tahun 1982 penulis lulus SD Negri 1 Serbelawan, tahun 1985 lulus dari SMP N 1 Serbelawan dan tahun 1988 lulus dari SMA Negri Serbelawan. Pada tahun 1989 memasuki Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UISU) Medan jurusan MIPA/Biologi dan lulus pada tahun 1994. Kurang lebih 13 tahun honor di Yayasan Perguruan ANI IDRUS WASPADA GROUP. Pada tahun 2004 diangkat menjadi guru Bantu di SMA N 13 Medan dan pada tahun 2007 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di SMA N 1 Medan dan bertugas di sekolah tersebut hingga sekarang. Tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Program Magister (S2) di Program studi Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dengan beasiswa dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .................................................................................................... ABSTRACT................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................ RIWAYAT HIDUP....................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ i ii iii vi vii xi ix x I. PENDAHULUAN........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang........................................................................... 1.2 Masalah Penelitian..................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 1 3 3 3 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5 2.1 Deskripsi Piperaceae dan Rubiaceae ........................................ 2.2 Deskripsi Umum Rubiaceae ..................................................... 5 6 2.3 Distribusi Rubiaceae ................................................................. 2.4 Jenis-jenis Rubiaceae................................................................. 2.5 Pemanfaatan Rubiaceae............................................................. 2.6 Klasifikasi Piperaceae dan Rubiaceae ...................................... 9 11 14 15 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. 2.7 Kepentingan Ekonomi .............................................................. 16 III. DESKRIPSI AREA ........................................................................ 20 3.1 Letak dan Luas Area.................................................................. 3.2 Topografi .................................................................................. 3.3 Tipe Iklim.................................................................................. 20 21 21 3.4 Vegetasi..................................................................................... 21 IV. BAHAN DAN METODE ............................................................... 22 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 4.2 Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 22 22 4.2.1 Di Lapangan .................................................................... 4.2.2 Di Laboratorium .............................................................. 4.3 Metode Penelitian...................................................................... 4.4 Analisis Data ............................................................................. 22 23 24 24 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 26 5.1 Keanekaragaman Jenis Piperaceae dan Rubiaceae.................... 5.2 Distribusi Jenis pada Kelima Bukit .......................................... 5.3 Pemanfaatan Piperaceae dan Rubiaceae .................................. 5.4 Indeks Nilai Penting................................................................... 5.5 Indeks Keanekaragaman (H) dan Indeks Keseragaman (E)..... 5.6 Indeks Similaritas...................................................................... 5.7 Deskripsi Spesimen Piperaceae/Rubiaceae............................... 26 31 32 32 50 53 56 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 88 6.1 Kesimpulan ............................................................................... 6.2 Saran ......................................................................................... 88 89 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 90 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.DAFTAR TABEL No Judul Halaman 1. Jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae di Hutan Deleng Lancuk ...... 26 2. Sebaran Jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang Didapatkan pada Setiap Bukit di Hutan Deleng Lancuk ..................................... 28 3. Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit I ................................................ 33 4. Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit II ............................................... 36 5. Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit III ............................................. 40 6. Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit IV ............................................. 43 7. Nilai K, KR, F, FR, dan INP Bukit V .............................................. 47 8. Indeks Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman .............. 51 9. Nilai Indeks Similaritas (IS) ............................................................. 53 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman 1. Morfologi Rubiaceae .................................................................... 7 2. Struktur Bunga Rubiaceae ............................................................ 9 3. Cinchona sp ................................................................................. 11 4. Ixora coccinea ............................................................................... 12 5. Galium sp ...................................................................................... 13 6. Rubia cordifolia .... 13 7. Perbandingan Jumlah Jenis............ 30 8. Indeks Nilai Penting Bukit I ..................... 34 9. Indeks Nilai Penting Bukit II .................... 37 10. Indeks Nilai Penting Bukit III ................... 41 11. Indeks Nilai Penting Bukit IV ...................... 44 12. Indeks Nilai Penting Bukit V .................... 48 13. Piper sp 1 . 56 14. Piper sp 2 57 15. Piper caninum BL 58 16. Piper crassipes Kort 59 17. Piper laevifolia............... 60 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. 18. Piper longum 61 19. Piper recuryum BL. 62 20. Piper sarmentosum. 63 21. Piper tjibodasama 64 22. Piper ungaramence ...................................................................... 65 23. Argostemma involucratum Hemsl ................................................ 66 24. Argostemma sp .............................................................................. 67 25. Canthium sp .................................................................................. 68 26. Coffea malayana Ridl ................................................................... 69 27. Hedyotis sp 1 ..... 70 28. Hedyotis sp 2 ..... 71 29. Hedyotis phillippensis Merr .. 72 30. Lasianthus tomentosus Bl ..... 73 31. Lasianthus sp ................................................................................ 74 32. Mussaenda sp ................................................................................ 75 33. Mycetia malayana ......................................................................... 76 34. Ophiorrhiza bracteata 77 35. Ophiorrhiza blumeana Korth .. 78 36. Pavetta indica L ..... 79 37. Petunga macrocarpa Dc ... 80 38. Psychotria sp .. 81 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. 39 Psychotria stipulacea Wall... 82 40 Randia microphylla Hook. F.... 83 41 Tarenna pulchra Ridl ..... 84 42 Tarenna sp ...... 85 43 Uncaria acida Merr ... 86 44 Urophyllum sp..... 87 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.DAFTAR LAMPIRAN No Judul Halaman 1. Peta Penelitian Kawasan Hutan TWA Deleng Lancuk .................... 93 2. Jalur & Plot Pengamatan di Hutan TWA Deleng Lancuk................. 94 3. Tabel Pengamatan Vegetasi Tumbuhan di Hutan Deleng Lancuk.... 96 4. Hasil Analisis Vegetasi .................................................................... 101 5. Contoh Perhitungan .......................................................................... 106 6. Surat Identifikasi Herbarium MEDANENSE .................................. 109 7. Surat Identifikasi Herbarium ANDALAS ........................................ 110 8. Data Pengukuran Faktor Fisik .......................................................... 111 9. Foto-foto Penelitian .......................................................................... 112 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Piperaceae termasuk salah satu suku dari ordo Piperales, sedangkan Rubiaceae adalah salah satu suku dari ordo Rubiales. kedua jenis tumbuhan tersebut merupakan jenis tumbuhan terna atau jenis tumbuhan berkayu. Hal yang membedakan kedua jenis tumbuhan ini adalah jenis Piperaceae berkayu seringkali memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat, mempunyai ciri khas yaitu daunnya kerap kali berbau aromatis atau rasa pedas, sedangkan Rubiaceae memiliki ciri yang khas yaitu pada buahnya terdapat aroma yang memiliki daya tarik atau memiliki suatu zat penikmat. Piperaceae dan Rubiaceae ini secara alami tumbuh di hutan hujan tropis, dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Piperaceae di Indonesia secara umum dikenal dengan sirih, Rubiaceae secara umum dikenal dengan kopi. Kedua suku tumbuhan tersebut sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sejak dulu hingga sekarang karena mempunyai potensi ekonomi yang tinggi antara lain; sebagai tanaman budidaya, bahan rempah-rempah, obat-obatan, bahan kosmetik, bahan antiseptik, dan bahan minuman. Tumbuhan Piperaceae diperkirakan mencapai 1300 jenis yang terbagi dalam 10 marga. Hampir semuanya tumbuh di daerah tropika, berbeda dengan tumbuhan Rubiaceae suku ini meliputi tidak kurang dari 4.500 jenis terbagi dalam 400 marga, tersebar di seluruh dunia, sebagian besar di daerah beriklim panas. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Jumlah jenis Piperaceae di kawasan Sumatera, khususnya Sumatera Utara belum diketahui jenisnya (Van Steenis, 2005). Mengingat pentingnya peran tumbuhan Piperaceae dan Rubiaceae tersebut secara ekonomi maka perlu diungkap kekayaan jenisnya. Panddey (2003) menyatakan bahwa Rubiaceae merupakan jenis tumbuhan yang bermanfaat secara ekonomi. Banyak jenis dari famili Rubiaceae ini dijadikan sebagai bahan obat-obatan yang berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit, misalnya Morinda citrifolia yang dapat digunakan sebagai penghasil zat warna, daun dapat dimakan sebagai sayur, cairan buah untuk obat tekanan darah tinggi dan Uncaria gambir sebagai obat anti diare. Jenis-jenis Rubiaceae juga dijadikan sebagai tanaman hias di pekarangan rumah, halaman perkantoran dan taman-taman rekreasi, misalnya Ixara sp dan Mussaenda sp. Taman Wisata Alam Deleng Lancuk yang bersebelahan dengan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo, termasuk jenis hutan hujan yang merupakan habitat yang disukai oleh Piperaceae dan Rubiaceae. Hutan Deleng Lancuk mempunyai luas areal sekitar 435 ha, dengan ketinggian antara 1300 sampai 1600 meter di atas permukaan laut. Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung memegang peranan penting dalam kelestarian lingkungan hayati yang berkelanjutan. Tumbuhan Piperaceae dan Rubiaceae merupakan jenis tumbuhan yang bermanfaat sebagai bahan makanan, tanaman hias dan untuk tanaman obat. Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk, banyak ditemukan jenis Piperaceae dan Rubiaceae, namun demikian masih belum ada informasi tentang keanekaragaman Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk. Berdasarkan hal tersebut penelitian Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Deleng Lancuk perlu dilakukan. 1.2. Masalah Penelitian Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, dari beberapa famili yang ditemukan di hutan terebut diantaranya adalah famili Piperaceae dan Rubiaceae. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan, famili tersebut memiliki penyebaran yang luas di daerah tersebut, namun sejauh ini belum diketahui bagaimanakah keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo ini. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang terdapat di kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk, Sumatera Utara. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jumlah jenis Piperaceae dan Rubiaceae sebagai salah satu kegiatan melengkapi data inventarisasi keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Deleng Lancuk. Data-data tersebut Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.dibutuhkan dalam konservasi jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae khususnya dan sumberdaya alam hayati Indonesia umumnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian lainnya terutama dalam bidang taksonomi tumbuhan. Dengan diketahuinya kekayaan jenis Piperaceae dan Rubiaceae, merupakan informasi awal untuk menentukan potensi jenis-jenis yang terdapat di Deleng Lancuk yang mungkin dapat dikembangkan serta mengungkap aspek-aspek biologi lainnya seperti: perbungaannya, pollinator, etnobotani. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diskripsi Piperaceae dan Rubiaceae Piperaceae kebanyakan berupa terna, hanya kadang-kadang berupa tumbuhan berkayu sering kali memanjat dengan menggunakan akar-akar pelekat. Daun duduknya berbeda, tunggal, tepi rata, bertulang daun menyirip atau menjari, kerapkali berbau aromatis atau rasa pedas. Bunga tersusun dalam bunga majemuk yang disebut bunga lada (amentum), masing-masing kecil tanpa hiasan bunga, berkelamin tunggal atau banci dengan 1-10 benang sari; putik terdiri dari 1-6 dan buah (kebanyakan 3) kepala putik beruang 1 dengan 1 bakal biji yang tegak pada dasarnya. Buahnya buah batu atau buah buni, Dengan endosperm dan perisperm. Dalam biji terdapat sel-sel minyak atsiri (Van Steenis, 2005). Rubiaceae juga berupa terna atau tumbuhan berkayu dengan daun tunggal atau majemuk yang duduk berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Daun penumpu terletak antara tangkai daun, berlekatan berpasangan, kadang-kadang terbagi dalam tajuk. Bunga di ketiak atau terminal, kadang-kadang tunggal, kebanyakan dalam berbagai bentuk karangan bunga beraturan, kebanyakan berkelamin 2, kelopak dan mahkota berdaun lekat. Benang sari sama banyak dengan tajuk mahkota dan berseling dengannya, tertancap pada tabung atau leher mahkota. Kepala sari beruang. Bakal buah seluruhnya atau sebagian besar tenggelam, beruang Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.sampai banyak. Tangkai putik satu. Buah sangat bermacam-macam: buah buni, buah batu atau pecah dalam kendaga (Tjitrosoepomo, 1993). Famili Rubiaceae masuk kedalam ordo Rubiales yang tersebar luas di daerah tropis kawasan Asia dan Eropa. Rubiales berupa terna atau tumbuhan berkayu dengan daun tunggal atau majemuk yang duduk berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci aktinomorf atau zygomorf, berbilang 4-5, biasanya membentuk bunga majemuk. Daun mahkota berlekatan, pada bunga yang aktinorf benang sari sama banyaknya dengan daun mahkota, pada bunga yang zygomorf jumlah benang sari lebih sedikit, duduk berseling dengan daun-daun mahkota. Ordo ini meliputi lima famili yaitu, Rubiaceae, Adoxaceae, Dipsacaceae, Caprifoliaceae dan Valerianacea (Lawrence, 1995). 2.2. Deskripsi Umum Rubiaceae Berupa semak, perdu, atau pohon-pohon jarang berupa herba. Daun tunggal berhadapan atau berkarang, dengan daun penumpu dalam ketiak atau antar tangkai. Bunga dalam rangkaian bersifat resemosa atau simosa, sering berbentuk seperti bongkol, aktinomorf atau zigomorf, banci atau berkelamin tunggal, biasanya berbilangan 4 5, kadang-kadang lebih. Daun-daun kelompok tersusun sebagai katup, daun mahkota berlekatan, bentuk mahkota bermacam-macam, benang sari melekat pada mahkota, berseling dengan taju-taju mahkota, jumlah benang sari lebih kecil. Dalam bunga biasanya terdapat cakram. Bakal buah tenggelam, beruang-ruang, jarank 1 banyak, tiap ruang dengan 1 banyak bakal biji. Buah bermacam-macam, Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.jarang hanya beruang 1, biji kebanyakan mempunyai endosperm, lembaga lurus atau bengkok (Tjitrosoepomo, 2005). Morfologi Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini: Gambar 1. Morfologi Rubiaceae: a. Pertulangan daun, b. Stipula, c. Perbungaan, d. Mahkota, e. Androcium dan Gynocium, f. Bakal buah, g. Kelopak Pada umumnya Famili Rubiaceae berdaun tunggal. Daunnya memiliki daun penumpu (stipula). Tipe stipula dari famili ini adalah interpetiolaris atau intrapetiolaris. Stipula sederhana, terkadang lebih besar dari daun misalnya pada Gallium (Pandey, 2003). Bunga majemuk, berkumpul membentuk satu unit, misalnya pada Sarcopcephalus, dan Morinda. Pada Gardenia dan Randia juga beberapa jenis yang lain perbungaannya disusun oleh bunga yang kecil yang terletak di bagian terminal. Pada Coffea arabica bunganya terletak di ketiak daun, dengan bunga hermaprodit, b a c d e f g (Sumber: Robbrecht, 1997) Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.tipe actinomorf, dan terdiri atas empat atau lima kelompok. Bunga lengkap dengan bakal buah yang epigin. Misalnya pada Coprosoma. Corolla terdiri dari lima atau empat petal yang saling berlekatan, dengan bentuk seperti corong. Pada jenis Henriquezia corolla zygomorf dan memiliki bibir. Androcium terdiri atas lima atau empat stamen yang terletak di dalam atau di dekat rongga pada tabung dan saling berlekatan dengan corolla. Secara umum bakal buahnya tenggelam, namun pada genus Synaptanta yang terdapat di Australia bakal buahnya setengah tenggelam. Pada Gaertnera dan Pogamea, memiliki bakal buah yang menumpang. Tipe buah pada famili Rubiaceae adalah buah drupa, kapsul atau berry. Buah-buah tersebut kering atau berdaging. Contoh jenis yang memiliki buah berdaging adalah Randia, dan Mussaenda. Buah drupa contohnya adalah Coffea, sedangkan buah kapsul contohnya adalah Galium. Terdiri atas lima atau empat sepal yang berlekatan, misalnya pada Mussaenda, dan Worscewiezia (Pandey, 2003). Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Struktur bunga Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini: (Sumber: Pandey, 2003) Gambar 2. Struktur bunga Rubiaceae, A. Coffea arabica, B. Rubia tinctorum, C. Cinchona sp.: a. Stamen, b. Mahkota, c. Stigma, d. Stilus, e. Kelopak, f. Ovary 2.3. Distribusi Rubiaceae Famili Rubiaceae tersebar luas di seluruh dunia, dapat ditemukan di kawasan tropis dan subtropis. Ditemukan melimpah di Amerika Utara dan Asia Selatan. Kawasan Asia terdiri dari 135 genus yang mewakili seluruh vegetasi maupun tumbuhan bawah dari dataran rendah dan hutan hujan. Jenis ini juga tumbuh liar di pematang sawah, tebing-tebing sungai, pinggir jalan, kebun atau di padang rumput. Tumbuh dari dataran rendah sampai menengah dari ketinggian 10 m sampai 600 m di atas permukaan laut misalnya Hedyotis diffusa (Van Balgooy, 1998). Van Balgooy (1998) mengemukakan bahwa, di daerah paleotropik terdapat genus Gardenia yang tersebar di hutan hujan dataran rendah. Hedyotis tumbuh a a b c d e e f f A B C Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.di dataran rendah dan hutan pegunungan, Ixora tumbuh di hutan hujan dataran rendah, Mussaenda tumbuh di dataran rendah dan hutan pegunungan, Nauclea tumbuh di hutan hujan dataran rendah, Urophyllum tumbuh di hutan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan. Di daerah pantropical terdapat genus Psychtria tumbuh di dataran rendah dan hutan hujan dataran rendah dan Uncaria tumbuh di hutan primer dataran rendah, dan hutan hujan sekunder, Cinchona legeriana, Cinchona succirubra, Cinchona officinalis tersebar di daerah India Selatan. Mulati (2004) menyatakan Uncaria gambir Roxb, dan Uncaria sclerophylla Bl. Ditemukan di kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser, tumbuhan di atas merupakan tumbuhan memanjat. Wahyuni (2004) juga menemukan beberapa jenis dari famili Rubiaceae di kawasan tersebut antara lain Chasalia chartaceae Craib, Coffea malayana Ridl, Hedyotis philippinensis Merr, Ixora javanica DC, Lasianthus stipularis BI, L. tomentosus BI, Pogostemon cablin BI, Peristomeris malavana Ridl, Randia spinosa (L.f), Poir, jenis-jenis tersebut adalah tumbuhan semak. Mumpuni, (2004 ) menyatakan bahwa Argostemma involucrum L., A subcrassum L.,Nauclea mangayi Hook., Psycothria stipulaceae Wall, Opphioriza communis Ridl dan Randia longiflora Lam dapat ditemukan di kawasan tersebut. Handayani (2004) juga mengemukakan bahwa jenis-jenis Rubiaceae yang habitatnya berupa herba dapat ditemukan di Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser, beberapa diantaranya adalah Argostema involutrata, Ophiorriza discolor. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.2.4. Jenis-jenis Rubiaceae Beberapa jenis Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 3, 4, 5 dan Gambar 6. 2.4.1. Cinchona Gambar 3. Cinchona sp. a. Bunga, b. Daun, c. Batang Genus ini terdiri dari sekitar 25 spesies, berupa semakan atau pohon kecil 5 -15 m. Daun oppsite atau Lanset dengan panjang 10 40 cm. Bunga putih, pink atau merah dan terletak di terminal dan buah kecil berbentuk kapsul. Beberapa diantaranya adalah Cinchona calisaya, C. ledgeriana, C. succirubra, C. Officinalis dan C. pubescens (Taylor, 1995). 2.4.2. Ixora (Sumber: Pandey, 2003) Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. (Sumber: Pandey, 2003) Gambar 4. Ixora coccinea: a. Bunga, b. Daun, c. Batang Ixora adalah salah satu jenis Rubiaceae yang sangat dikenal. Berupa perdu yang tegak, tingginya 2-4 m. Daun penumpu bulat telur segitiga, meruncing bentuk paku. Daun berhadapan, bertangkai pendek,bentuk memanjang bulat telur terbalik, dengan pangkal dan ujung tumpul, tepi rata sedikit beringgit. Bunga harum, tersusun dalam malai rata yang bertangkai, duduk atau bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan 2 anak daun pelindung kecil. Beberapa diantaranya adalah Ixora grandiflora, Ixora stricta dan Ixora coccinea (Steenis, 2005). 2.4.3. Galium Gambar 5. Gallium sp.: a. Bunga, b. Internodus, c. Nodus, d. Batang, e. Daun Genus galium berupa annual perennial herbaseus. Ada sekitar 400 jenis dari genus ini, dan tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis. Beberapa jenis dari genus (Sumber: Pandey, 2003) Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.ini antara lain, Galium aparne,G. Tricornutum, G. aparine dan G. Odoratum (Taylor, 1995). 2.4.4. Rubia Gambar 6. Rubia cordifolia: a. Batang, b. Daun, c. Bunga Genus ini ada sekitar 60 jenis, perenial merambat atau herba memanjat dan juga berupa semak kecil. Tingginya 1,5 m, daun selalu hijau dengan panjang 5 10 cm. Bunga kecil dengan panjang 3 5 mm, dengan lima petal yang berwarna kuning dan buah berwarna merah sampai ke hitam. Beberapa jenis dari genus ini adalah, Rubia cordifolia, R. khasiana, R. sikkimensis., dan R. tinctorum (Taylor, 1995). 2.5. Pemanfaatan Rubiaceae Jenis yang sangat dikenal dari famili ini adalah Coffea (kopi) sangat penting dalam industri pertanian. Jenis lain yang sangat penting dalam bidang ekonomi dan kesehatan adalah Cinchona (kina) yang digunakan sebagai obat malaria, dan Psichotria ipecacuanha, dikenal sebagai obat penghilang rasa mual. (Sumber: Pandey, 2003) Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Famili Rubiaceae juga sangat penting dalam bidang holtikultura, seperti bunga Gardernia (kacapiring), Ixora, Pentas, Musaenda, dan Sherardia dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias (Robbrecht, 1997). Mumpuni (2004) menyatakan masyarakat di sekitar Kawasan Hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser memanfaatkan Argostemma involucrum L., Argostemma subcrassum, sebagai obat sakit perut, Nauclea mangayi Hook, digunakan sebagai obat rematik dan sakit kulit, Psycotria stipulaceae Wall digunakan sebagai obat radang otak dan lumpuh dan Randia longiflora Lam, digunakan sebagai obat gatal-gatal. Balgoy dan Tjitrosoepomo (2004), menyatakan bahwa Coffea arabica, Coffea leberica, Coffea Canephora menghasilkan kopi untuk minuman, dan Uragora ipecuacuanka sebagai obat diare. Rubia tinctorum, Rubia peregrine, Rubia cordifolia sebagai penghasil zat warna. Morinda citrifolia dapat dimanfaatkan sebagai penghasil zat warna, daun dapat dimakan sebagai sayur, cairan buah sebagai obat tekanan darah tinggi. Pausinystalia johimbe dapat digunakan sebagai pemicu nafsu birahi dan Borreria latifolia sebagai indikator tanah kurus. Menurut Pandey (2003), Cinchona calisaya, Cinchona ledgeriana, Cinchona succrirubra, Cinchona officinalis ekstrak batangnya dapat digunakan sebagai obat malaria, jenis ini terdapat di Amerika Selatan dan India Selatan. Coffea arabica, dan Coffea liberica bijinya dimanfaatkan sebagai minuman non-alkohol yang disebut sebagai kopi komersial. Hamelia patens berupa semak yang indah dengan bunga berwarna merah, sering dijadikan tanaman ornamental di taman. Ixora chinensis, Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Ixora fulgens, Ixora lutea, Ixora nudulata, Musaenda glabrata dan Musaenda luteola, sering digunakan sebagai tanaman hias di taman. 2.6. Klasifikasi Piperaceae dan Rubiaceae Klasifikasi suku Piperaceae dan Rubiaceae berdasarkan Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai berikut: A. Klasifikasi Piperaceae Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae B. Klasifikasi Rubiaceae Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Suku Piperaceae mempunyai 3 anak suku (sub famili) Piper, Peperomia, Heckeria, sedangkan suku Rubiaceae terdiri dari 10 anak suku (sub family) yaitu Rubia, Cinchona, Coffea, Morinda, Ixora, Mussaenda, Gardenia, Uncaria, Uragoga, Pausingstalia. 2.7. Kepentingan Ekonomi Piperaceae dan Rubiaceae sudah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Beberapa contoh jenis-jenis dari suku Piperaceae dan Rubiaceaea adalah: a. Piper nigrum: lada (Indonesia), buah untuk bumbu masak, butir-butir ditumbuk atau tidak, berguna untuk bumbu masak. Dari perlakuan terhadap buah tergantung apakah nanti diperoleh lada putih atau lada hitam. Selain itu bangsa Portugis dan Belanda dating menjajah bangsa-bangsa di Asia termasuk Indonesia antara lain disebabkan oleh komoditi rempah dan obat termasuk lada (Tjitrosoepomo 1993; Van Steenis, 2005). b. Piper betle: sirih (Indonesia), sebagai bahan antiseptik, atau sebagai obat: dapat menyembuhkan penyakit mata, Eksim, bau mulut, kulit gatal, menghilangkan jerawat, pendarahan gusi, mimisan, Bronkhitis, batuk, sariawan, luka, keputihan, sakit jantung, Sifilis, Alergi/biduran, Diare, sakit gigi. Sirih juga dapat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan oleh Bakteri dan jamur. Menyembuhkan luka pada kulit (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). c. Piper cubeba: Kemukus (Indonesia), kemukus ini terutama dipelihara sebagai tanaman yang menghasilkan obat-obatan (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). d. Piper retrofractum: Cabe Jawa (Indonesia), dapat digunakan sebagai tanaman obat. Dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit, seperti: kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastinia, tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.rematik, tidak hamil, rahim dingin, badan lemah, Stroke dan sebagainya (Tjitrosoepomo 1993; Van Steenis). e. Piper sarmentosum: Cabe Jawa (Indonesia), akar tumbuhan ini berkhasiat untuk peluruh air seni, dan batu empedu. f. Rubia tinctorum: Jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai penghasil zat warna, terutama pada pabrik atau industri (Tjitrosoepomo 1993; Van Steenis, 2005). g. Cinchona ledgerina: Kina (Indonesia), kulit batang tumbuhan ini sangat bermanfaat karena menghasilkan berbagai alkaloid seperti kinin, dapat diolah menjadi obat untuk menyembuhkan penyakit Malaria, gatal pada kulit (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). h. Coffea arabica, Coffea robusta: Kopi (Indonesia), buah kopi dapat dimanfaatkan untuk minuman yang memiliki kenikmatan yang spesial terutama pada orang yang candu terhadap kopi, dan dapat juga dipakai untuk menghilangkan rasa bau, sedangkan benalu yang hidup pada tumbuhan kopi dapat dipakai sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. (Tjitrosopomo, 1993; Van Steenis, 2005). i. Morinda citrofilia: Mengkudu (Indonesia), sering disebut dengan buah pace. Dapat digunakan sebagai penghasil zat warna dapat dimakan sebagai sayur, cairan buah pace ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tekanan darah tinggi, dan berbagai jenis penyakit lainnya (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.j. Musaenda frondosa: Bunga Nusa Indah (Indonesia), dimanfaatkan sebagai tanaman hias di halaman rumah (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). k. Gardenia augusta: Bunga Kaca Piring (Indonesia), dimanfaatkan sebagai tanaman hias di halaman rumah atau pekarangan (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis, 2005). l. Uncaria gambir: Gambir (Indonesia), dimanfaatkan sebagai penghasil zat samak terutama untuk Industri kulit. Selain itu juga dimanfaatkan sebagai tambahan untuk makan sirih terutama pada acara adat istiadat. (Tjitrosoepomo, 1993; Van Steenis). Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.III. DESKRIPSI AREA 3.1. Letak dan Luas Area Secara administratif kawasan Taman wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung terletak di Desa Kuta Bulung, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Lokasi Taman Wisata Alam Deleng Lancuk terletak pada garis median 98 20 98 30 BT dan 03 10 03 15 LU. Deleng Lancuk adalah nama sebuah bukit yang berada di kawasan Hutan Sibayak II. Di kaki Selatan terdapat danau seluas lebih kurang 100 Ha yang dikenal dengan Danau Lau Kawar. Jarak dari Medan ke TWA Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung adalah 60 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum melalui Berastagi selama 1 jam 30 menit. Peta daerah pada Lampiran 1. Hutan Deleng Lancuk mempunyai luas 435 ha, termasuk: Danau Lau Kawar yang telah ditunjuk menjadi Taman Wisata Alam sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 08/Kpts/II/1989 tanggal 6 Februari 1989. Secara administratif pemerintah Kawasan Hutan Wisata ini terletak di Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Karo, Kecamatan Simpang Empat, Desa Kuta Gugung. Hutan Gunung Sinabung mempunyai luas areal 13. 844 ha, dan merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara dan dijadikan sebagai tempat wisata pendakian. 3.2. Topografi Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada umumnya Taman Wisata Alam Deleng Lancuk memiliki topografi yang relatif bergelombang sampai dengan curam. Taman Wisata Alam Deleng Lancuk terletak pada ketinggian antara 1300 sampai 1600 meter dpl. 3.3. Tipe Iklim Kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Berdasarkan Schmidt-Ferguson mempunyai tipe iklim B, berdasarkan informasi Badan Metereologi dan Geofisika diperoleh data curah hujan di kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk berkisar antara 1250 mm sampai dengan 1700 mm pertahunnya. 3.4. Vegetasi Berdasarkan pengamatan di lapangan tipe vegetasi dataran tinggi, ditandai dengan pohon-pohon besar yang banyak ditumbuhi oleh lumut. Tumbuhan yang terdapat pada Hutan Wisata Alam Deleng Lancuk ini didominasi oleh jenis Keliung (Quercus), Castanopsis sp, dan jenis Ficus sp, dan juga Pandanaceae dari jenis Freycinetia sp yang merambat di pohon-pohon tinggi. Pada pinggiran danau (tebing) banyak dijumpai berbagai jenis anggrek pohon dengan bunga-bungaan yang indah, diantaranya Spatoghlothis plicata, Phaleonpsis sp, bermacam-macam Nephenthes (kantong semar), tumbuhan berbatang basah dan anggrek tanah. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.IV. BAHAN DAN METODE 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo. Penelitian dilakukan di 5 bukit dengan berbagai ketinggian, mulai dari bulan Januari 2008 sampai dengan Maret 2008. Peta lokasi dapat di lihat pada Lampiran 1. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Di Lapangan Penelitian dilakukan di sepanjang jalur pendakian TWA Deleng Lancuk yang ditetapkan secara purposive sampling, dimulai dari ketinggian 1300 mtr dpl sampai dengan 1600 mtr dpl. Pengamatan di lapangan dilakukan dengan menggunakan metoda garis berpetak, pada setiap kawasan jalur pendakian dengan kenaikan 100 m dibuat petakan berukuran 10 X 10 m. Jalur pendakian dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada lokasi pengamatan tersebut, dilakukan pencatatan jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang dijumpai. Masing-masing jenis dikoleksi dan diberi label gantung bernomor. Dicatat deskripsi ciri-ciri morfologinya, jenis dan jumlah masing-masing jenis. Spesimen diawetkan dengan alkohol 70% yang terlebih dahulu disusun dalam lipatan kertas koran dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Spesimen nantinya akan diidentifikasikan di laboratorium. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. Pengukuran faktor fisik meliputi, suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban, ketinggian dan pH tanah di tempat penelitian. 4.2.2. Di Laboratorium Spesimen tumbuhan yang telah di herbarium di lapangan, dibuka kembali dan disusun sedemikian rupa lalu dilakukan: A. Pengapitan dan pengeringan specimen. B. Pemberian label. C. Mounting (pengeplakan). D. Pengamatan morfologi. E. Analisis kekerabatan. F. Identifikasi jenis. Selanjutnya Spesimen Piperaceae dan Rubiace diidentifikasikan di Herbarium MEDA USU Laboratorium Taksonomi tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain: 1. Angiosperm, Taxonomi, Anatomi, Embriologi (Pandey, 1981) . 2. Taksonomi Tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2004). 3. Flora (Van Steenis, C. G. J. V., 1997). 4. Malesian Seed Plants (Balgoy, 1998). 5. Taxonomi of Vascular Plants (Lawrence, 1995). Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.4.3. Metode Penelitian Metode penelitian menggunakan metode Purposive sampling karena penentuan lokasi penelitian dengan metode garis berpetak untuk pengambilan sampel sebanyak 25 plot yang berukuran 10 X 10 m, yang dilaksanakan pada kelima bukit di TWA Deleng Lancuk. 4.4. Analisis Data Untuk mengetahui jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang dominaan ditemukan pada setiap lokasi dilakukan analisis data dengan cara melakukan pengukuran terhadap: Kerapatan Suatu Jenis (K): contohpetakLuasjenissuatuindividuJumlahK = Kerapatan Relatif (KR): %xenis seluruh jKerapais suatu jenKerapaKR 100tantan= Frekuensi Suatu Jenis (F): plotseluruhjumlahjenissuatukanplotditemuJumlahF = Frekuansi Relative (FR): %100 xjenisseluruhfrekuensiTotaljenissuatuFrekuensiFR = Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Indeks Nilai Penting (INP): INP = KR + FR (Michael, 1984) Untuk mengetahui tingkat kesamaan jenis Piperaceae dan Rubiaceae antar bukit di lokasi penelitian. Maka perlu dilakukan uji indeks Similaritas dengan rumus: Indeks Similaritas (IS) : )(2BAcIS+= Keterangan : IS = Indeks Similaritas A = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi A B = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi B C = Jumlah jenis yang terkecil yang terdapat pada kedua Lokasi yang dibandingkan (Muller-Dumbois, 1974) Untuk mengetahui keanekaragaman jenis-jenis yang terdapat di lokasi penelitian maka perlu dilakukan uji Indeks keanekaragaman Shannon Wiener dengan rumus: Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H) pipiH ln' = Nnipi = dengan : ni = Jumlah individual suatu jenis N = Jumlah total individu seluruh jenis (Michael, 1994) Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Keanekaragaman Jenis Piperaceae dan Rubiaceae Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lima bukit di Hutan TWA Deleng Lancuk, diperoleh 32 jenis yang meliputi herba dan semak. Jenis-jenis tersebut termasuk dalam 2 famili dari Divisi Spermatophyta, seperti tercantum dalam Tabel 1. Tumbuhan tersebut tersebar mulai dari ketinggian antara 1300 sampai dengan 1600 m dpl. Tabel 1. Jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae di Hutan Deleng Lancuk No Famili Genus Spesies 1 Piperaceae Piper Piper sp 1 2 Piper sp 2 3 Piper caninum BL 4 Piper crassipes Korth 5 Piper longum 6 Piper recuryum BL 7 Pipersarmentosum ROKS 8 Piper ungaramence 9 Piperomea Piperomea laevifolia (BL) 10 Piperomea tjibodasama 11 Rubiaceae Argostema Argostema involucratum L 12 Argostema subcrassum L 13 Chantium Chantium horridum BL 14 Coffea Coffee malayana Ridl 15 Hedyotis Hedyotis philippensis Merr 16 Hedyotis sp 1 17 Hedyotis sp 2 18 Lasianthus Lasianthus sp 19 Lasianthus tomenthosus 20 Mussaenda Mussaenda sp 21 Mycetia Mycetia malayana Lanjutan Tabel 1 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. 22 Ophiorrhiza Ophiorrhiza blumeana K 23 Ophiorrhiza bracteata 24 Pavetta Pavetta indica 25 Petunga Petunga microcarpa 26 Psychotria Psychotria sp 27 Psychotria stipulaceae 28 Randia Randia microphylla Hook.F 29 Tarenna Tarenna sp 30 Tarenna pulchara Ridl 31 Uncaria Uncaria longiflora 32 Urophyllum Urophyllum sp Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah jenis dari tumbuhan yang diamati pada 5 lokasi penelitian di Hutan TWA Deleng Lancuk keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae cukup tinggi. Ditemukan 17 genus dan 32 spesies, yang terdiri dari Piperaceae 2 genus dan Rubiaceae 15 genus. Genus yang memiliki jenis yang paling banyak pada Piperaceae adalah genus Piper diperoleh 8 jenis, sedangkan Piperomea hanya 2 jenis, pada Rubiaceae genus yang jenisnya banyak adalah Genus Hedyotis diperoleh 3 jenis, sedangkan Argostema, Lasianthus, Ophiorrhiza, Psycotria, Tarenna, masing-masing 2 jenis, dan Chantium, Coffee, Mussaenda, Mycetia, Pavetta, Petunga, Randia, Uncaria, dan Urophyllum masing-masing 1 jenis. Keanekaragaman Piperaceae lebih sedikit dibandingkan dengan keanekaragaman Rubiaceae, hal tersebut disebabkan karena famili Rubiaceae menghasilkan biji yang banyak sehingga memudahkan untuk pemencaran dan perkembangbiakannya. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. Hal ini sesuai dengan Hutchinson (2000), bahwa Rubiaceae merupakan famili yang mempunyai lebih dari 10.000 spesies dan 630 genus yang tersebar luas di belahan dunia, khususnya di daerah tropis. Kebanyakan anggota dari jenis pohon, herba, semak dan termasuk beberapa liana. Sebaran jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Sebaran Jenis-Jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang Didapatkan pada Setiap Bukit di Hutan Deleng Lancuk No Famili Jenis Bukit 1 2 3 4 5 1 Piperaceae Piper sp 1 21 16 10 41 35 2 Piper sp 2 18 - 3 - - 3 Piper caninum BL 45 3 18 8 3 4 Piper crassipes Korth - - - - 47 5 Piper longum - - 4 - - 6 Piper recuryum BL 12 - - - - 7 Pipersarmentosum ROKS - - 3 4 3 8 Piper ungaramence - - - 1 14 9 Piperomea laevifolia (BL) - - 7 - - 10 Piperomea tjibodasama - - 3 - - 11 Rubiaceae Argostema involucratum L - - - 210 808 12 Argostema subcrassum L - - - 63 324 13 Chantium horridum BL - - - - 5 14 Coffee malayana Ridl - - 9 26 - 15 Hedyotis philippensis Merr 17 47 57 56 20 16 Hedyotis sp 1 26 - 10 16 13 17 Hedyotis sp 2 - 7 1 - - 18 Lasianthus sp 7 17 8 2 5 19 Lasianthus tomenthosus 20 8 17 29 29 20 Mussaenda sp 48 79 47 13 1 21 Mycetia malayana - - 6 14 - 22 Ophiorrhiza blumeana K 23 52 - - 130 23 Ophiorrhiza bracteata - - 15 29 27 24 Pavetta indica - 35 32 19 1 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Lanjutan Tabel 2 25 Petunga microcarpa 2 - 3 10 23 26 Psychotria sp 1 - - - - 27 Psychotria stipulaceae - 61 36 62 227 28 Randia microphylla Hook.F 1 1 2 9 7 29 Tarenna sp 1 - - - - 30 Tarenna pulchara Ridl - - - 2 - 31 Uncaria longiflora 2 - - - - 32 Urophyllum sp - - 2 1 - Jumlah Individu 244 326 293 615 1722 Dari Tabel 2 bahwa jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae tersebar mulai dari bukit I sampai dengan bukit V. Jenis-jenis Rubiaceae dari bukit I sampai dengan bukit V cendrung bervariasi. Penyebaran Piperaceae dan Rubiaceae cenderung menurun pada bukit II. Hal ini disebabkan karena jenis-jenis yang terdapat pada bukit II harus dapat beradaptasi dengan permukaan bukit yang terbuka karena jumlah pepohonan berkurang sehingga cahaya matahari langsung kepermukaan bukit. Resosoedarmo (1989), menyatakan bahwa karakteristik dari hutan hujan tropis adalah mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi dan hanya jenis tertentu saja yang dapat toleran dan mampu hidup, tekstur tanah padat dan keras. Holdridge (1967) dalam Ewusie (1990) juga menyatakan bahwa kekurangan keanekaragaman dalam jenis dapat dikaitkan dengan meningkatnya ketinggian dan curah hujan yang berkurang. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Jumlah jenis Piperaceae dan Rubiaceae dapat dilihat pada Gambar 7 berikut: 0246810121416JumlahI II III IV VBukitPiperaceae Rubiaceae Gambar 7. Perbandingan Jumlah Jenis Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa jumlah jenis Piperaceae/Rubiaceae pada bukit II paling rendah dari pada keempat bukit yang lain, terdapat 2 Piperaceae dan 9 Rubiaceae yang termasuk kedalam 2 famili dengan jumlah 326 jenis (Lampiran 3). Sementara di bukit I, III, IV, dan V sebagai berikut: Bukit I : 5 Piperaceae dan 11 Rubiaceae dengan jumlah 244 jenis Bukit III : 7 Piperaceae dan 14 Rubiaceae dengan jumlah 293 jenis Bukit IV : 4 Piperaceae dan 16 Rubiaceae dengan jumlah 615 jenis Bukit V : 5 Piperaceae dan 14 Rubiaceae dengan jumlah 1722 jenis Tingginya jumlah jenis Piperaceae dan Rubiaceae pada bukit I, III, IV, dan V, kemungkinan karena kondisi fisik lingkungannya lebih baik dibandingkan pada bukit II. Pada bukit I, III, IV, dan V. Pada lokasi tersebut kelembaban udara rata-rata 94% (Lampiran 5) dan intensitas cahaya 355 lux (Lampiran 5). Hal ini sesuai dengan Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Gunadi (1985), bahwa iklim suatu daerah tertentu diketahui merupakan faktor pertama yang menentukan jenis-jenis tanaman yang tumbuh di dalamnya, tipe-tipenya, cara dan kebiasaan tumbuhnya, kebutuhan akan cahaya matahari, temperatur udara dan kelembaban udara. 5.2. Distribusi Jenis pada Kelima Bukit Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa terjadi perbedaan jumlah jenis antara bukit I, II, III, IV dan V, baik dari jumlah jenis maupun jumlah genus, (Tabel 2). Hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan tutupan tajuk dari pohon yang ada di sekitarnya. Pada bukit II jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae kurang ternaung atau langsung terkena cahaya matahari bahkan tekstur tanahnya padat dan keras. Pada bukit II kurang ternaung (langsung kena cahaya matahari) bahkan tekstur tanahnya padat, karena terlalu sering dilalui oleh pengunjung dan terdapat tempat peristirahatan, yang mengakibatkan jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang kurang toleran tidak dapat bertahan hidup. Resosoedarmo (1989) menyatakan bahwa karakteristik dari hutan hujan tropis adalah mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi dan hanya jenis tertentu saja yang dapat toleran dan mampu hidup, tekstur tanah padat dan keras. Komposisi dan keanekaragaman jenis Piperaceae dan Rubiaceae pada kelima bukit sangat dipengaruhi faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari pohon sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.5.3. Pemanfaatan Piperaceae dan Rubiaceae Dari hasil penelitian diperoleh 32 jenis Piperaceae dan Rubiaceae di TWA Deleng Lancuk. Menurut informasi dari masyarakat setempat sebagian dari Piperaceae dan Rubiaceae tersebut digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional, tetapi belum terdapat di dalam buku-buku farmasi. Jenis Piperaceae dan Rubiaceae ini semua sudah diidentifikasi dan memiliki nama ilmiah, tetapi sampai saat ini belum diketahui zat kimia apa yang terkandung dan efek farmakologinya. Beberapa jenis dari Piperaceae dan Rubiaceae di TWA Deleng Lancuk yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat adalah: 1. Piper recuryum BL : manfaatnya sebagai obat cuci badan atau sebagai bahan-bahan oukup (mandi uap tradisional). 2. Piper crassipes Kort : manfaatnya sebagai obat anti racun hewan atau bisa. 3. Argostemma involucratum L : manfaatnya sebagai obat gatal pada kulit atau alergi pada kulit. 4. Ophiorrhiza bracteata : manfaatnya sebagai obat penurun panas demam. 5. Tarenna pulchara Ridl : manfaatnya sebagai obat panas dalam. 6. Uncaria longiflora : manfaatnya sebagai obat cuci badan atau sebagai bahan-bahan oukup (mandi uap tradisional). 5.4. Indeks Nilai Penting Indeks nilai penting (INP) menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas, di mana nilai penting itu didapat Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.dari hasil penjumlahan Frekuensi Relatif (FR) dan Kerapatan Relatif (KR). Indeks nilai penting dari bukit I dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 8 berikut ini. Tabel 3. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT I Jenis Jumlah K Ind/Ha KR % F FR % INP % Piperaceae 1 Piper sp 1 21 84 21.88 0.2400 31.58 53.45 2 Piper sp 2 18 72 18.75 0.0800 10.53 29.28 3 Piper caninum BL 45 180 46.88 0.4000 52.63 99.51 4 Piper recuryum BL 12 48 12.50 0.0400 5.26 17.76 96 384 100.00 0.7600 100.00 200.00 Rubiaceae 1 Hedyothis philippensis 17 68 11.49 0.2000 13.16 24.64 2 Hedyothis sp 1 26 104 17.57 0.1600 10.53 28.09 3 Lasianthus sp 7 28 4.73 0.0800 5.26 9.99 4 Lasianthus tomenthosus 20 80 13.51 0.3200 21.05 34.57 5 Mussaenda sp 48 192 32.43 0.4800 31.58 64.01 6 Ophioorrhiza blumeana 23 92 15.54 0.0400 2.63 18.17 7 Petunga macrocarpa 2 8 1.35 0.0400 2.63 3.98 8 Psycotria sp 1 4 0.68 0.0400 2.63 3.31 9 Randia (Macrophyla) 1 4 0.68 0.0400 2.63 3.31 10 Tarenna pulchara Ridl 1 4 0.68 0.0400 2.63 3.31 11 Uncaria acida Merr 2 8 1.35 0.0800 5.26 6.61 148 592 100.00 1.5200 100.00 200.00 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.P iperac eae0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%100.00%120.00%P iperac eaeP iper s p 1 P iper s p 2 P iper c aninum P iper rec uryum B L Gambar 8. Indeks Nilai Penting Bukit I Jenis yang memiliki KR tertinggi pada bukit I, untuk Piperaceae adalah Piper caninum BL. Hal ini menunjukkan bahwa ini merata (46,88%) dan yang Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.terendah adalah Piperre recuryum BL (12,50%) , jenis Rubiaceae yang memiliki KR tertinggi (32,43%) adalah Mussaenda sp dan yang terendah adalah Psycotria sp, Randia microphyla Hook, Tarenna pulchara Ridl (0,68%). Tinggi rendahnya nilai Kerapatan Relatif (KR) dari jenis Piperaceae dan Rubiaceae menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi dan tanah yang miskin nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji yang tidak efektif. Menurut Suseno & Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji. Dari Tabel 3 dapat dilihat nilai Frekuensi Relatif (FR). Nilai FR tertinggi pada Piperaceae adalah Piper caninum BL (52,63%) dan yang paling rendah adalah Piper recuryum BL(5,62%), sedangkan pada Rubiaceae nilai FR yang tertinggi adalah Mussaenda sp (31,58%) dan yang terendah adalah Ophiorrhiza blumeana Kort, Petunga macrocarpa Dc, Psycotria sp,Randia microphylla Hook, dan Tarenna pulchara Ridl. (2,63%). Hal ini menunjukkan bahwa Piper caninum BL dan Mussaenda sp tersebar merata pada bukit I, sedangkan jenis yang memiliki FR rendah tidak tersebar merata. Pada bukit I INP Piperaceae berkisar antara 17,76%-99,51%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Piper caninum BL yaitu 99,51%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis ini dominan pada bukit I, sedangkan INP dari Rubiaceae berkisar antara 3,31%-64,01%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Mussaenda sp yaitu 64,01%. Menurut Setiadi (1989) dalam Sofyan (1991), jenis tumbuhan yang mempunyai indeks nilai penting diantara vegetasi sesamanya disebut jenis yang dominan. Hal ini mencerminkan tingginya kemampuan jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Indeks nilai penting pada bukit II dapat dilihat pada Tabel 4 Gambar 9 berikut: Tabel 4. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT II Jenis Jumlah K Ind/ha KR % F FR % INP % Piperaceae 1 Piper caninum BL 3 12 15.79 0.1200 37.50 53.29 2 Piper sp 1 16 64 84.21 0.2000 62.50 146.71 19 76 100.00 0.3200 100.00 200.00 Rubiaceae 1 Hedyotis philippensis 47 188 15.31 0.6000 22.06 37.37 2 Hedyotis sp 2 7 28 2.28 0.1200 4.41 6.69 3 Lasianthus sp 17 68 5.54 0.2000 7.35 12.89 4 Lasianthus tomenthosus 8 32 2.61 0.1600 5.88 8.49 5 Mussaenda sp 79 316 25.73 0.6800 25.00 50.73 6 Ophiorrhiza blumeana 52 208 16.94 0.0800 2.94 19.88 7 Pavetta indica L 35 140 11.40 0.3600 13.24 24.64 8 Psycotria stipulaceae 61 244 19.87 0.4800 17.65 37.52 9 Randia microphylla 1 4 0.33 0.0400 1.47 1.80 307 1.228 100.00 2.7200 100.00 200.00 0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%100.00%120.00%140.00%160.00%PiperaceaePiperaceaePiper caninum Bl Piper sp 1Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. 0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%RubiaceaeRubiaceaeHedyotis philippensis Merr Hedyotis sp 2Lasianthus sp Lasianthus tomenthosusMussaenda sp Ophiorrhiza blumeana KorthPavetta indica Psycotria stipulaceae WallRandia microphylla Hook Gambar 9. Indeks Nilai Penting Bukit II Dari data yang diperoleh dari analisis vegetasi pada bukit II, didapat indeks nilai penting (INP) pada Piperacea berkisar antara 53,29%-146,71%. Jenis tumbuhan yang dominan adalah Piper sp 1 yaitu 146,71%, sedangkan pada Rubiaceae berkisar antara 1,80%-50,73%, dan jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Mussaenda sp 50,73%. Jadi jenis yang dominan pada bukit II untuk Piperaceae adalah Piper sp 1 Rubiaceae adalah Mussaenda sp. Frekuensi kehadiran suatu jenis organisma di suatu habitat menunjukkan kesering hadiran jenis tersebut dihabitat itu. Dari frekuensi kehadiran dapat tergambar penyebaran jenis tersebut pada habitat. Frekuensi relatif suatu jenis adalah proporsi frekuensi semua jenis (Suin, 2002). Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. Nilai Frekuensi Relatif (FR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 yaitu 62,50%, sedangkan pda Rubiaceae adalah Mussaenda sp 25,00%. Jenis-jenis tersebut mampu bertahan hidup dan berkembang dengan baik serta memiliki penyebaran yang luas. Keadaan ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut toleran terhadap kondisi yang ekstrim. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Loveless (1989), bahwa sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beranekaragam sehingga tumbuhan tersebut cendrung berkembang luas. Nilai Frekuensi Relatif terendah pada Piperaceae adalah Piper caninum Bl 37,50%, sedangkan Rubiaceae yang terendah Randia microphyla Hook 1,47%. Nilai FR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai jumlah yang paling sedikit. Ini juga diduga karena faktor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari tumbuhan itu. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jenis yang memiliki nilai Kerapatan Relatif (KR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 84,21% sedangkan pada Rubiaceae adalah Mussaenda sp 25,73%. Dari nilai KR juga dapat diketahui bahwa jenis-jenis di atas memiliki penyebaran yang luas. Menurut Syahbudin (1987), Kerapatan Relatif (KR) dari masing-masing jenis merupakan gambaran presentase penyebaran suatu jenis tumbuhan pada suatu areal, dan juga disebabkan oleh faktor penyebaran, daya tumbuh biji dan faktor lingkungan. Dengan demikian semakin besar KR maka jenis tersebut cendrung tersebar merata pada suatu areal. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. Selain itu juga didukung oleh faktor fisik lingkungan yang sesuai yaitu antara lain suhu udara 16,0C, suhu tanah 18,9C, kelembaban udara 94%, pH tanah 4,4 intensitas cahaya 355,3 lux yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Ewuise (1990), menyatakan bahwa cahaya, temperatur, dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting. Jenis Nilai KR terendah pada Piperaceae adalah Piper caninum BL 15,795% Sedangkan Rubiaceae adalah Randia microphylla Hook 0,33%. Hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga aktifitas para pendaki. Menurut Tjondronegoro (1979), penyebaran tumbuhan selain karena sebab-sebab yang terjadi secara alami juga dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Indeks nilai penting pada bukit III dapat dilihat pada Tabel 5 Gambar 9 berikut ini. Tabel 5. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT III Jenis Jumlah K Ind/ha KR % F FR % INP % Piperaceae 1 Piper caninum BL 18 72 37.50 0.3200 40.00% 77.50% 2 Piper longum L 4 16 8.33 0.0400 5.00% 13.33% 3 Piper sarmentosum 3 12 6.25 0.0800 10.00% 16.25% 4 Piper sp 2 3 12 6.25 0.0400 5.00% 11.25% 5 Piper sp 1 10 40 20.83 0.1600 20.00% 40.83% 6 Piperomia leavifolia 7 28 14.58 0.0800 10.00% 24.58% 7 Piperomia tjibodasama 3 12 6.25 0.0800 10.00% 16.25% 48 192 100.00 0.8000 100.00% 200.00% Rubiaceae 1 Coffea malayana 9 36 3.67 0.1600 5.71% 9.39% 2 Hedyothis philippensis 57 228 23.27 0.6000 21.43% 44.69% 3 Hedyothis sp 2 1 4 0.41 0.0400 1.43% 1.84% 4 Hedyotis sp 1 10 40 4.08 0.0800 2.86% 6.94% 5 Lasianthus sp 8 32 3.27 0.0800 2.86% 6.12% 6 Lasianthus tomenthosus 17 68 6.94 0.1600 5.71% 12.65% 7 Mussaenda sp 47 188 19.18 0.5600 20.00% 39.18% 8 Mycetia malayana 6 24 2.45 0.1200 4.29% 6.73% 9 Ophiorriza bracteata 15 60 6.12 0.1200 4.29% 10.41% 10 Pavetta indica L 32 128 13.06 0.4400 15.71% 28.78% 11 Petunga microcarpa 3 12 1.22 0.0400 1.43% 2.65% 12 Psycotria stipulaceae 36 144 14.69 0.3200 11.43% 26.12% 13 Randia microphylla 2 8 0.82 0.0400 1.43% 2.24% 14 Urophyllum sp 2 8 0.82 0.0400 1.43% 2.24% 245 980 100.00 2.8000 100.00% 200.00% Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%PiperaceaePiperaceae Piper caninum BLPiper longum lPiper sarmentosum RoksPiper sp 2Piper sp 1Piperomia lavifolia Piperomia Tjibodasama C.D.C R ubiac eae0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%100.00%120.00%140.00%160.00%180.00%200.00%R ubiac eaeC offea malayana ridl Hedyotis philippens is MerrHedyotis s p 2 Hedyotis s p 1L as ianthus s p L as ianthus tomenthos us B lMus s aenda s p Myc etia malayanaOphiorrhiz a brac teata P avetta indic a LP etunga mic roc arpa Dc P s yc otria s tipulac eae WallR andia mic rophylla Hook Urophyllum Gambar 10. Indeks Nilai Penting Bukit III Pada bukit III INP Piperaceae berkisar antara 11,25%-77,50%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Piper caninum BL yaitu 77,50%. Hal Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.ini menunjukkan bahwa jenis ini dominan pada bukit III. INP dari Rubiaceae berkisar antara 1,85%-45,28%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Hedyothis philippensis Merr yaitu 45,28 %. Menurut Setiadi (1989) dalam Sofyan (1991), jenis tumbuhan yang mempunyai indeks nilai penting diantara vegetasi sesamanya disebut jenis yang dominan. Hal ini mencerminkan tingginya kemampuan jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Jenis yang memiliki KR tertinggi pada bukit III, pada Piperaceae adalah Piper caninum BL (37,50%). Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran jenis ini merata dan yang terendah adalah Piper sp 2 (6,25%), sedangkan Rubiaceae jenis yang memiliki KR tertinggi (23,85%) adalah Hedyothis philippensis Merr dan yang terendah adalah Hedyothis sp 2, (0,42%).Tinggi rendahnya nilai KR dari jenis diatas menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi dan tanah yang miskin nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji yang tidak efektif. Menurut Suseno & Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji. Dari Tabel 5, pada bukit III dapat dilihat juga nilai FR. Nilai tertinggi pada Piperaceae adalah Piper caninum BL (40,00%) dan yang paling rendah adalah Piper longum dengan Piper sp 2 (5,00%), sedangkan pada Rubiaceae yang tertinggi adalah Hedyotis philippensis Merr (21,43%) dan yang terendah adalah hedyotis sp1, Petunga Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.macrocarpa Dc, Randia microphylla Hook, dan Urophyllum sp (1,43%). Hal ini menunjukkan bahwa Piper caninum BL dan Hedyotis philippensis Merr tersebar merata pada bukit III, sedangkan jenis yang memiliki FR rendah tidak tersebar merata. Indeks nilai penting pada bukit IV dapat dilihat pada Tabel 6 Gambar 11 berikut ini. Tabel 6. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT IV Jenis Jumlah K Ind/ha KR % F FR % INP % Piperaceae 1 Piper caninum 8 32 14.81 0.2000 25.00 39.81 2 Piper sarmentosum 4 16 7.41 0.1200 15.00 22.41 3 Piper sp 1 41 164 75.93 0.4400 55.00 130.93 4 Piper ungaramence 1 4 1.85 0.0400 5.00 6.85 54 216 100.00 0.8000 100.00 200.00 Rubiaceae 1 Argostemma involucratum 210 840 37.43 0.2400 6.90 44.33 2 Argostemma subcrassum 63 252 11.23 0.1600 4.60 15.83 3 Coffea malayana RIDL 26 104 4.63 0.2400 6.90 11.53 4 Hedyothis pilippensis 56 224 9.98 0.6000 17.24 27.22 5 Hedyothis sp 1 16 64 2.85 0.1200 3.45 6.30 6 Lasianthus sp 2 8 0.36 0.0400 1.15 1.51 7 Lasianthus tomenthosus 29 116 5.17 0.2400 6.90 12.07 8 Mussenda sp 13 52 2.32 0.2000 5.75 8.06 9 Mycetia malayana 14 56 2.50 0.0400 1.15 3.64 10 Ophiorrhiza bracteata 29 116 5.17 0.2800 8.05 13.22 11 Pavetta indica L 19 76 3.39 0.3600 10.34 13.73 Lanjutan Tabel 6 12 Petunga macrocarpa 10 40 1.78 0.1600 4.60 6.38 Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.13 Psycotria stipulaceae 62 248 11.05 0.4800 13.79 24.84 14 Randia microphylla 9 36 1.60 0.2400 6.90 8.50 15 Tarenna pulchara 2 8 0.36 0.0400 1.15 1.51 16 Urophyllum sp 1 4 0.18 0.0400 1.15 1.33 Jumlah 561 2.244 100.00 3.4800 100.00 200.00 P iperac eae0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%R ubiac eae Argos temma involuc ratum LArgos temma s ubc ras s um LC offea malayana R idlHedyothis piliphens is Merr R ubiac eae0.00%20.00%40.00%60.00%R ubiaceaeArgos temma involucratum L Argos temma s ubcras s um LC offea malayana R idl Hedyothis piliphens is MerrHedyothis s p 1 L as ianthus s pL as ianthus tomenthos us B L Mus s aenda s pMycetia malayana O phiorrhiza bracteataP avetta indica L P etunga macrocarpa DcP s ycotria s tipulaceae Wall R andia microphylla HookT arenna pulchara R idl Urophyllum s p Gambar 11. Indeks Nilai Penting Bukit IV Dari data yang diperoleh dari analisis vegetasi pada bukit IV, didapat indeks nilai penting (INP) pada Piperaceae berkisar antara 6,85%-130,93%, Jenis tumbuhan Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.yang tertinggi adalah Piper sp 130,93%, sedangkan pada Rubiaceae berkisar antara 1,33%-44,33%, jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Argostemma involucratum L. Nilai Frekuensi Relatif (FR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 yaitu 55,00%, sedangkan pada Rubiaceae adalah Hedyotis philippensis Merr 17,24%. Tingginya nilai ini menunjukkan banyaknya jumlah jenis tersebut pada bukit IV. Jenis-jenis tersebut mampu bertahan hidup dan berkembang dengan baik serta memiliki penyebaran yang luas. Keadaan ini menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut toleran terhadap kondisi yang ekstrim. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Loveless (1989), bahwa sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam sehingga tumbuhan tersebut cendrung berkembang luas. Nilai Frekuensi Relatif terendah pada Piperaceae adalah Piper Ungaramence (miq) C.D.C 5,00%, sedangkan Rubiaceae yang terendah Lasianthus sp, Mycetia malayana, Tarenna pulchara Ridl, Urophyllum sp 1,15%. Nilai FR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai jumlah yang paling sedikit. Hal tersebut juga diduga karena faktor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari tumbuhan itu. Dari Tabel 6 juga dapat diketahui bahwa jenis yang memiliki nilai kerapatan Relatif (KR) tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 75,93%, sedangkan pada Rubiaceae adalah Argostemma involucratum L 37,43%. Dari nilai KR juga dapat diketahui bahwa jenis-jenis di atas memiliki penyebaran yang luas. Menurut Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Syahbudin (1987), Kerapatan Relatif (KR) dari masing-masing jenis merupakan gambaran presentase penyebaran suatu jenis tumbuhan pada suatu areal, dan juga disebabkan oleh faktor penyebaran, daya tumbuh biji dan faktor lingkungan. Dengan demikian semakin besar KR maka jenis tersebut cendrung tersebar merata pada suatu areal. Selain itu juga didukung oleh faktor fisik lingkungan yang sesuai yaitu antara lain suhu udara 16,0C, suhu tanah 18,9C, kelembaban udara 94%, pH tanah 4,4 intensitas cahaya 355,3 lux yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Ewuise (1990), cahaya, temperatur, dan air secara ekologis merupakan faktor lingkungan yang penting Jenis Nilai KR terendah pada Piperaceae adalah Piper ungaramence (miq) C,D,C 1,85% Sedangkan Rubiaceae adalah Urophyllum sp 0,18%. Nilai KR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai penyebaran yang sempit. Hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga aktifitas para pendaki gunung. Indeks nilai penting pada bukit Jenis Nilai KR terendah pada Piperaceae adalah Piper ungaramence (miq) C,D,C 1,85%, sedangkan Rubiaceae adalah Urophyllum sp 0,18%. Nilai KR yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai penyebaran yang sempit. Hal ini mungkin disebabkan kondisi lingkungan yang ekstrim dan juga aktivitas para pendaki gunung. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Indeks nilai penting pada bukit V dapat dilihat pada Tabel 7 Gambar 9 berikut ini. Tabel 7. Nilai K, KR, F, FR, dan INP BUKIT V Jenis Jumlah K Ind/Ha KR % F FR % INP % Piperaceae 1 Piper caninum 3 12 2.94% 0.1200 9.38% 12.32% 2 Piper crassipes 47 188 46.08% 0.5600 43.75% 89.83% 3 Piper sarmentosum 3 12 2.94% 0.0800 6.25% 9.19% 4 Piper sp 1 35 140 34.31% 0.3600 28.13% 62.44% 5 Piper ungaramence 14 56 13.73% 0.1600 12.50% 26.23% 102 408 100.00% 1.2800 100.00% 200.00% Rubiaceae 1 Argostemama subcrassum 324 1.296 20.00% 0.6400 15.24% 35.24% 2 Argostemma involucratum 808 3.232 49.88% 0.8800 20.95% 70.83% 3 Chantium horridum 5 20 0.31% 0.0400 0.95% 1.26% 4 Hedyothis philippensis 20 80 1.23% 0.2800 6.67% 7.90% 5 Hedyothis sp 1 13 52 0.80% 0.1600 3.81% 4.61% 6 Lasianthus sp 5 20 0.31% 0.0400 0.95% 1.26% 7 Lasianthus tomenthosus 29 116 1.79% 0.3600 8.57% 10.36% 8 Mussaenda sp 1 4 0.06% 0.0400 0.95% 1.01% 9 Ophiorrhiza blumeana 130 520 8.02% 0.2400 5.71% 13.74% 10 Ophiorrhiza bracteata 27 108 1.67% 0.1600 3.81% 5.48% 11 Pavetta indica L 1 4 0.06% 0.0400 0.95% 1.01% 12 Petunga macrocarpa 23 92 1.42% 0.4800 11.43% 12.85% 13 Psycotria stipulaceae 227 908 14.01% 0.6800 16.19% 30.20% 14 Randia microphylla 7 28 0.43% 0.1600 3.81% 4.24% 1620 6.480 100.00% 4.2000 100.00% 200.00% P iperac eae0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%100.00%P iperac eaeP iper c aninum B L P iper c ras s ipes K orthP iper s armenthos um R oks P iper s p 1P iper ungaramenc e (miq) C .D.CAhdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. R ubiaceae0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%R ubiaceaeArgostemma subcrassum L Argostemma involucratum L C hantium horridum B LHedyothis philippens is Merr Hedyothis sp 1 L as ianthus spL as ianthus tomenthosus B L Mussaenda sp O phiorrhiza blumeana K orthO phiorrhiza P avetta indica L P utunga macrocarpa DcP sycotria s tipulaceae Wall R andia microphylla Hook Gambar 12. Indeks Nilai Penting Bukit V Pada bukit V INP Piperaceae berkisar antara 9,19%-89,83%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Piper crassipes Korth yaitu 89,83%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis ini dominan pada bukit V. INP dari Rubiaceae berkisar antara 1,01%-70,83%. Jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Argostemma involucratum yaitu 70,83% %. Menurut Setiadi (1989) dalam Sofyan (1991), jenis tumbuhan yang mempunyai indeks nilai penting diantara vegetasi sesamanya disebut jenis yang dominan. Hal ini mencerminkan tingginya kemampuan Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Jenis yang memiliki KR tertinggi pada bukit V. Pada Piperaceae adalah Piper crassipes Korth (46,08%). Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran jenis ini merata dan yang terendah adalah Piper caninum BL, dan Piper sarmentosum Roks (2,94%), sedangkan Rubiaceae jenis yang memiliki KR tertinggi (49,88%) adalah Argostemma involucratum L dan yang terendah adalah Mussaenda sp dan Pavetta indica L (0,06%). Tinggi rendahnya nilai KR menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi dan tanah yang miskin nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji yang tidak efektif. Menurut Suseno & Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji. Dari Tabel 7 dapat dilihat juga nilai FR. Nilai tertinggi pada Piperaceae adalah Piper crassipes Korth (43,75%) dan yang paling rendah adalah Piper sarmentosum Roks (6,25%), sedangkan pada Rubiaceae yang tertinggi adalah Argostemma involucratum (20,95%) dan yang terendah adalah Chantium horridum, Lasianthus sp, Mussaenda sp, dan Pavetta indica L (0,95%). Hal ini menunjukkan bahwa Piper crassipes Korth dan Argostemma involucratum tersebar merata pada bukit V, sedangkan jenis yang memiliki FR rendah tidak tersebar merata. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.Faktor lain yang menyebabkan hal ini adalah keadaan lingkungan yang ekstrim, di mana suhu rendah, kelembaban tinggi, pH rendah, tanah dengan unsur hara yang sedikit, angin yang kuat serta intensitas cahaya yang tinggi. Menurut Resosoedarmo et al. (1989) dalam suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa suhu atau beberapa jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat. Menurut Pramono (1992), pertumbuhan selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan. Pengaruh lingkungan terdiri faktor tanah, iklim, mikroorganisma, kompetisi dengan organisma lain. Lebih lanjut Daniel et al,. (1992) menambahkan bahwa pertumbuhan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban, sinar matahari, tersedianya air dalam tanah dan proses fisiologi tumbuhan tersebut. 5.5. Indeks Keanekaragaman (H) dan Indeks Keseragaman (E) Nilai indeks Keanekaragaman (H) dan Indeks Keseragaman (E) dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Piperaceae Bukit H E I 1,2614 0,909928 II 0,4362 0,629249 III 1,7023 0,874816 IV 0,758666 0,547262 V 1,204065 0,748128 Rubiaceae Bukit H E Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.I 1,8410 0,767761 II 1,8662 0,849328 III 2,1692 0,821948 IV 2,1205 0,764794 V 1,5086 0,571649 Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai indeks Keanekaragaman Shannon Wiener (H) Piperaceae dan Rubiaceae pada bukit I adalah 1,2614 untuk Piperaceae dan Rubiaceae 1,8410, pada bukit II Piperaceae 0,4362 dan Rubiaceae 1,8662, pada bukit III Piperacaeae 1,7023 dan Rubiaceae 2,1692, pada bukit IV Piperaceae adalah 0,758666 dan pada Rubiacea 2,1205, pada bukit V pada Piperaceae 1,204065 dan Rubiaceae 1,5086. Indeks Keanekaragaman tertinggi bukit I pada Piperaceae yaitu pada bukit III 1,7023 sedangkan Rubiaceae memiliki Indeks Keanekaragaman yang tertinggi pada bukit III 2,1692. Sedangkan Indeks Keanekaragaman yang terendah pada Piperceae adalah pada bukit II yaitu 0,4362 sedangkan indeks Keanekaragaman yang terendah pada Rubiaceaea dalah pada bukit V sebesar 1.5086. Menurut Masson (1980), kisaran dan pengelompokan indeks keanekaragaman yaitu keanekaragaman rendah apabila H< 1, keanekaragaman sedang apabila 1< H < 3 dan keanekaragaman tinggi apabila H > 3. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa nilai indeks Keanekaragaman Piperaceae dan Rubiaceae di Deleng Lancuk tergolong sedang, kecuali pada bukit II keanekaragaman Piperaceaenya tergolong rendah yaitu 0,4362. Odum (1971) menyatakan bahwa semakin banyak jumlah spesies, maka semakin tinggi keanekaragamannya. Sebaliknya, bila nilainya kecil maka komunitas tersebut Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.didominasi oleh satu atau sedikit jenis. Keanekaragaman jenis di pengaruhi oleh pembagian penyebaran individu dalam tiap jenisnya, karna suatu komunitas walau pun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individu tidak merata maka keanekaragaman jenis di nilai rendah. Dari Tabel 8 juga dapat dilihat indeks keseragaman Piperaceae dan Rubiaceae adalah pada bukit I pada Piperaceae 0,909928 dan Rubiaceae 0,767761, pada bukit II Piperaceae 0,629249 dan Rubiaceae 0,849328, pada bukit III pada Piperaceae 0,874816 dan pada Rubiaceae 0,821948, pada bukit IV Piperaceae 0,547262 dan Rubiaceae 0,764794, pada bukit V Piperaceae 0,748128 dan Rubiaceae 0,571649. Pada lima bukit penelitian Piperaceae memiliki indeks keseragaman yang tertinggi pada bukit I 0,909928 sedangkan Rubiaceae pada bukit II 0,849328. Hal ini menujukan bahwa keseragaman jenis Peraceae pada bukit I dan Rubiaceae pada bukit II lebih tinggi dibandingkan jenis Piperaceae dan Rubiaceae pada bukit yang lain. Menurut Krebs (1985) keseragaman rendah apabila E bernilai 0-0,5 dan keseragaman tinggi apabila E bernilai 0,5-1 sehingga dapat dikatakan bahwa pada kelima bukit penelitian jenis-jenis Piperaceae/Rubiaceae memiliki keseragaman yang tinggi. 5.6. Indeks Similaritas Suatu komunitas dapat dibedakan dengan komunitas lainnya dengan memperhatikan struktur komunitas tersebut. Dari daftar komposisi serta peubah lainnya dapat dihitung secara kuantitatif apakah suatu komunitas sama atau berbeda Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.dengan komunitas lainnya. Bila dua komunitas jenis organisma penyusunnya sama berarti kedua komunitas itu sama. Dalam hal ini berarti tingkat kesamaannya 100%. Dari data yang telah dianalisis, diperoleh data mengenai tingkat kesamaan dari 5 bukit penelitian pada hutan Deleng Lancuk seperti tercantum pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Indeks Similaritas (IS) Piperaceae IS I II III IV V I - 66,67% 54,54% 50% 44,44% II - - 44,44% 66,67% 57,14% III - - - 54,54% 50% IV - - - - 88,89% V - - - - - Rubiaceae IS I II III IV V I - 60% 56% 51,85% 64% II - - 69,56% 56% 69,56% III - - - 86,66% 71,42% IV - - - - 80% V - - - - - Dari Tabel 9 dapat dibandingkan tingkat kesamaan jenis Piperaceae antara bukit I dan II sebesar 66,67%, antara bukit I dan III sebesar 54,54%, antara bukit I dan IV sebesar 50%, antara bukit I dan V sebesar 44,44%, antara bukit II dan III sebesar 44,44%, antara bukit II dan IV sebesar 66,67%, antara bukit II dan V sebesar 57,14%, antara bukit III dan IV sebesar 54,54%, antara bukit III dan V 50%, antara bukit IV dan V sebesar 88,89%. Pada Rubiaceae antara bukit I dan II sebesar 60%, antara bukit I dan III sebesar 56%, antara bukit I dan IV sebesar 51,85%, antara bukit I dan V sebesar 64%, Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008.antara bukit II dan III sebesar 69,56%, antara bukit II dan IV sebesar 56%, antara bukit II dan V sebesar 69,56%, antara bukit III dan IV sebesar 86,66%, antara bukit III dan V sebesar 71,42%, antara bukit IV dan V sebesar 80%. Nilai IS paling tinggi pada Piperaceae adalah antara bukit IV-V sebesar 88,89%, sedangkan IS paling tinggi pada Rubiaceae adalah antara bukit III-IV sebesar 86,66%. Tingginya nilai IS tersebut didukung oleh kondisi faktor fisik-kimia yang hampir sama antara kedua bukit tersebut. Data faktor fisik-kimia dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada Piperaceae antara bukit IV-V dengan suhu udara 16,1-16,6C, pH tanah 5,3 kelembaban udara 92-94%, Intensitas cahaya 187,6-245 lux dan suhu tanah 17,7-18,5 (C). Pada Rubiaceae antara bukit III-IV dengan suhu udara 16,0-16,1 C, pH tanah 4,4-5,3, kelembaban udara 92-94 %, Intensitas cahaya 187,6-355,3 lux dan suhu tanah 17,7-18,5 (C). Gusmaylina (1983), menyatakan komposisi dari keanekaragaman jenis Piperaceae/Rubiaceae sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Indeks similaritas digunakan untuk mengetahui kesamaan jenis dari lima bukit pengamatan. Menurut Krebs (1985) indeks kesamaan berguna untuk mengetahui seberapa besar kesamaan organisma yang dapat hidup di dua tempat yang berbeda, dan juga dapat digunakan untuk mengetahui penyebarannya. Semakin besar IS maka jenis yang sama pada lokasi yang berbeda semakin banyak. Ahdatika Lubis : Keanekaragaman Piperaceae Dan Rubiaceae Di Taman Wisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo Sumatera Utara, 2008. Kesamaan jenis pada kelima bukit pengamatan sangat tinggi karena mencapai 50%. Nilai IS yang tinggi ini menunjukan bahwa vegetasi antara bukit yang satu dengan bukit yang lain mirip bahkan sangant mirip. Hal ini sesuai dengan pengelompokan IS oleh Suin (2003) sebagai berikut: a. Kesamaan 25% : Sangat tidak mirip b. Kesamaan 25% - 50% : Tidak Mirip c. Kesamaan 50% - 75% : Mirip d. Kesamaan 75% : Sangat mirip Swan et al (1978) dalam Tobing (1980), menyatakan nilai koefisien kesamaan komunitas berkisar antara 0 100, maka makin dekat ke 100 kedua contoh yang dibandingkan semakin sama dan semakin dekat ke 0, maka kedua contoh yang dibandingkan semakin berlainan