kdk - disentri

55
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004 menggariskan bahwa untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah  berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama melalui puskesmas. Penyelenggaraan UKP akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang terpencil. Kebutuhan masyarakat akan  pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah tidak dapat ditunda lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang  pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi dan subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi  pelayanan kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta  banyak ditemukan berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran. 11 Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya  penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu  pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Diharapkan akan mampu mengatasi  permasalahan kesehatan yang hingga sekarang belum terselesaikan karena  belum jelasnya bentuk subsistem pelayanan kesehatan dan terkait dengan subsistem pembiayaan kesehatan. 10 1

Upload: butte666

Post on 07-Jul-2015

651 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 1/55

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004 menggariskan bahwa untuk 

masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah

  berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) strata pertama melalui puskesmas. Penyelenggaraan UKP

akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep

dokter keluarga, kecuali di daerah yang terpencil. Kebutuhan masyarakat akan

 pelayanan kedokteran yang bermutu dan manusiawi sudah tidak dapat ditunda

lagi. Hal ini mengingat bahwa pelayanan kedokteran meskipun berkembang

 pesat, tetapi semakin terkotak-kotak dengan munculnya berbagai spesialisasi

dan subspesialisasi. Lebih parah lagi, semakin berkembangnya komersialisasi

 pelayanan kesehatan dan kedokteran, menurunnya etos profesionalisme serta

 banyak ditemukan berbagai pelanggaran norma dan etika kedokteran.11

Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya

  penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi

ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu

  pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Diharapkan akan mampu mengatasi

  permasalahan kesehatan yang hingga sekarang belum terselesaikan karena

 belum jelasnya bentuk subsistem pelayanan kesehatan dan terkait dengan

subsistem pembiayaan kesehatan.10

1

Page 2: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 2/55

 

Penyakit diare merupakan penyakit yang banyak diderita oleh

masyarakat, terutama anak-anak yang erat sekali hubungannya dengan

keadaan kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan. Masyarakat

menganggap bahwa penyakit diare (gastroenteritis) adalah penyakit ringan,

  bahkan bagi bayi dianggap dan dipercaya sebagai pertanda terjadinya

 perubahan perilaku. Anggapan ini bermula dari seringnya anak-anak di bawah

umur menderita penyakit diare yang disebabkan oleh keadaan kesehatan

lingkungan dan kesehatan perorangan yang buruk. Karena dianggap penyakit

yang ringan oleh sebagian besar masyarakat maka penderita diare apabila

dibawa ke rumah sakit atau puskesmas sudah dalam keadaan kekurangan

cairan atau dehidrasi, bahkan banyak yang meninggal sebelum mendapat

 pertolongan.

Tingginya prevalensi diare (103,6%) sebagai penyebab kematian bayi

dan balita berakibat pada tingginya angka kematian bayi dan balita di

Indonesia. Adanya faktor lingkungan dan perilaku sebagai penyebab utama

tingginya angka kesakitan diare yang juga menyerang orang dewasa ini

menyebabkan penyakit ini tidak mudah untuk ditanggulangi. Untuk itu perlu

adanya program pencegahan dan penanggulangan penyakit diare di

 puskesmas.

Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi

akibat disentri basiler pada anak-anak di bawah umur 5 tahun. Kebanyakan

kuman penyebab disentri basiler ditemukan di negara berkembang dengan

kesehatan lingkungan yang masih kurang. Disentri amuba tersebar hampir ke

seluruh dunia terutama di negara yang sedang berkembang yang berada di

2

Page 3: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 3/55

 

daerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor kepadatan penduduk, hygiene

individu, sanitasi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi serta kultural yang

menunjang.2

Akibat penting dari diare disentri adalah penurunan berat badan,

anoreksia dan kerusakan usus karena bakteri invasif. Beberapa komplikasi lain

 juga dapat terjadi. Penyebab utama disentri akut adalah Shigella, penyebab

lain adalah Campylobacter jejuni,  E coli enteroinvasive, Salmonella, dan

 Entamoeba histolytica. Aeromonas juga diketahui sebagai bakteri penyebab

diare disentri. Dalam satu studi pasien diare dengan Aeromonas positif, gejala

klinis yang muncul 30% diare berdarah, 37% muntah-muntah, dan 31%

demam.1

B. Tujuan

1. Tujuan Umum.

Memahami permasalahan kesehatan secara komprehensif, holistik, dan

 berkesinambungan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

2. Tujuan

Khusus.

Meningkatkan kualitas kesehatan seluruh anggota keluarga.

Membantu seluruh anggota keluarga untuk mengenali masalah yang ada di dalam

keluarga tersebut yang akan mempengaruhi derajat kesehatan anggota

keluarga.

3

Page 4: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 4/55

 

Membantu keluarga untuk memahami fungsi-fungsi anggota keluarga (biologis,

  psikologis, sosial, ekonomi dan pemenuhan kebutuhan, serta

 penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi).

Membantu keluarga untuk dapat memecahkan permasalahan kesehatannya secara

mandiri.

Membentuk perilaku hidup sehat di dalam keluarga.

C. Manfaat

1. Manfaat untuk keluarga.

a. Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang

ada dalam lingkungan keluarga.

 b. Keluarga mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatan keluarga

secara mandiri.

2. Manfaat untuk dokter muda.

Dokter muda menjadi lebih memahami prinsip pendekatan kedokteran

keluarga.

4

Page 5: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 5/55

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kedokteran Keluarga

Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak 

hanya oleh orang-perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan

 bahkan oleh anggota masyarakat. Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut

 banyak upaya yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dianggap

mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan

kesehatan.

Kriteria pelayanan kesehatan yang harus terpenuhi untuk mewujudkan

keadaan sehat diantaranya adalah tersedianya pelayanan kesehatan (available),

tercapai (accessible), terjangkau (affordable), berkesinambungan (continue),

menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated), dan bermutu (quality).

Pengertian pelayanan kesehatan disini mencakup bidang yang sangat luas.

Secara umum dapat diartikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan

secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan

dan memelihara kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun

masyarakat.

5

Page 6: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 6/55

 

Dari pengertian tersebut jelas bahwa bentuk dan jenis pelayanan

kesehatan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan menjadi dua

macam. Pertama, pelayanan kesehatan personal (  personal health services)

atau sering disebut sebagai pelayanan kedokteran (medical services). Kedua,

 pelayanan kesehatan lingkungan (environmental health services) atau sering

disebut pula dengan pelayanan kesehatan masyarakat ( public health services).

Sasaran dari kedua bentuk pelayanan kesehatan ini juga berbeda.

Sasaran utama pelayanan kedokteran adalah perseorangan dan keluarga.

Sedangkan sasaran utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok 

dan masyarakat. Pelayanan kedokteran yang sasaran utamanya adalah

keluarga disebut dengan nama pelayanan dokter keluarga ( family practice).

Batasan pelayanan kedokteran keluarga ada banyak macamnya. Dua

diantaranya yang dipandang cukup penting adalah :

1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang

menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai satu

unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak 

dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, tidak juga oleh organ

tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.

2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas

yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari

  berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu

kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kendungan, ilmu bedah serta ilmu

kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan yang

terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan

6

Page 7: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 7/55

 

karenanya mampu mempersiapkan setiap dokter agar mempunyai peranan

unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian

masalah, pelayanan konseling serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi

yang menkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.

Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (Family

doctor, family physician). Batasan pengertian dokter keluarga menurut Ikatan

Dokter Indonesia adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan

yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya

sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi

 bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.

Cabang ilmu kedokteran yang diterapkan pada pelayanan dokter 

keluarga disebut dengan nama ilmu kedokteran keluarga (family medicine)

yaitu suatu ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang

orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu,

keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan

ekonomi dan sosial budaya.

Ilmu kedokteran keluarga (family medicine), haruslah dibedakan

dengan ilmu kesehatan keluarga (family health) sekalipun sasarannya adalah

sama, yaitu keluarga (family). Ilmu kedokteran keluarga lebih mengacu pada

aplikasi ilmu kedokteran (medical sciences), sedangkan ilmu kesehatan

keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kesehatan masyarakat (public

health sciences).

7

Page 8: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 8/55

 

Adapun tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang sangat

luas. Secara umum dibedakan menjadi:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah terwujudnya keadaan

sehat bagi setiap anggota keluarga.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pelayanan dokter keluarga diantaranya :

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang

lebih efektif.

Hal ini dikarenakan dalam menangani masalah kesehatan,

 perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja,

tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai

 bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing.

Dengan demikian penyelesaian suatu masalah kesehatan diharapkan

dapat lebih memuaskan.

 b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang

lebih efisien.

Pelayanan dokter keluarga lebih mengutamakan pelayanan

  pencegahan penyakit serta diselenggarakan sevara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan. Salah satu keuntungan dari pelayanan

yang seperti itu adalah dapat dihindarkannya tindakan atau

 pemeriksaaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya

dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang biasanya bersifat

terbatas.

8

Page 9: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 9/55

 

Manfaat dari pelayanan dokter keluarga apabila diselenggarakan

dengan baik diantaranya adalah :

1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai

manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan kesehatan.

3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih

 baik dan terarah, terutama ditengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat

ini.

4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu

sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan

 berbagai masalah lainnya.

5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka

segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan

maupun keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah

kesehatan yang sedang dihadapi.

6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi

timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.

7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan

tatacara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal sehingga dapat

meringanka biaya kesehatan.

8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran

canggih yang membertkan biaya kesehatan.

Rumah Sehat

9

Page 10: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 10/55

 

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting

  bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk 

melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti

yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan

sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah

mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah

yang sehat dan layak dihuni.

Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan

 perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh

derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka

diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara

lain :

1. Sirkulasi udara yang baik.

2. Penerangan yang cukup.

3. Air bersih terpenuhi.

4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan

 pencemaran.

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak 

terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara

kotor.

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

1. Bahan Bangunan.

10

Page 11: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 11/55

 

a. Tidak  

terbuat

dari

 bahan

yang

dapat

melepask 

an zat-zat

yang

dapat

membaha

yakan

kesehatan

.

 b. Tidak  

terbuat

dari

 bahan

yang

dapat

menjadi

tumbuh

dan

 berkemba

11

Page 12: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 12/55

 

ngnya

mikroorg

anisme

 patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah.

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

 b. Dinding.

Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi

untuk pengaturan sirkulasi udara sedangkan dinding di kamar mandi

dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan.

Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi

dengan penangkal petir.

Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang

keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan

ruang bermain anak.

Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

.

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat

menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak 

menyilaukan.

4. Kualitas

Udara.

12

Page 13: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 13/55

 

Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C dengan kelembaban

udara berkisar antara 40% sampai 70%.

5. Ventilasi.

Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari

luas lantai.

6. Binatang

 penular 

 penyakit.

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air  

a. Tersedia

air bersih

dengan

kapasitas

minmal

60

liter/hari/

orang.

 b. Kualitas

air harus

memenuh

i

 persyarat

an

13

Page 14: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 14/55

 

kesehatan

air bersih

dan air  

minum

sesuai

dengan

 peraturan

 perundan

g-

undangan

yang

 berlaku.

8. Tersediannya

sarana

 penyimpanan

makanan

yang aman

dan higienis.

9. Limbah.

Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan

 bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan

 pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

Kepadatan hunian ruang tidur.

14

Page 15: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 15/55

 

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih

dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah

umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan

tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang

 berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau

menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat,

aman , serasi, dan teratur”.

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan

masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup

hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan,

rumah harus mempunyai fungsi sebagai tempat yang dapat mencegah

terjadinya penyakit, mencegah terjadinya kecelakaan, aman dan nyaman bagi

 penghuninya, penurunan ketegangan jiwa dan sosial.14

Disentri

1. Pengertian.

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dis (gangguan) dan

enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan luka atau

ulkus di kolon ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma

disentri, yakni sebagai berikut :

a. Sakit di

 perut

yang

sering

15

Page 16: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 16/55

 

disertai

dengan

tenesmus.

 b. Diare.

c. Tinja

mengand

ung

darah dan

lendir.

2. Epidemiologi

.

Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan

ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih

menjadi masalah kesehatan. Di Inggris satu dari lima orang menderita

diare infeksi setiap tahunnya dan satu dari enam orang pasien yang berobat

ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di

negara barat ini oleh karena foodborne infection dan waterborne infection

yang disebabkan bakteri Salmonella sp., Campylobacter jejuni,

Staphylococcus aureus,   Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan

 Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).3

Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian

sekitar tiga juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang

16

Page 17: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 17/55

 

diare infeksi tujuh kali setiap tahunnya di banding di negara berkembang

lainnya yang mengalami serangan diare tiga kali setiap tahun.

Sebuah penelitian mengenai penyebab diare disentri pada anak usia

0 – 15 tahun di Salvador, Brazil ditemukan pada hasil kutur tinja Shigella

adalah penyebab tersering dan ditemukan pada 141 (54.3%) hasil kultur.

Sedangkan Salmonella ditemukan dalam 100 (38.4%) dan

  Enteropathogenic E. coli 19 (7.3%). Salmonella ditemukan sebagai

  penyebab utama diare bakterial pada anak usia di bawah lima tahun

sedangkan Shigella ditemukan lebih sering pada anak usia 5 sampai 15

tahun.2

Amubiasis merupakan protozoa kedua setelah malaria yang dapat

menyebabkan kematian. Di seluruh dunia 500 juta orang adalah sebagai

karier    Entamoeba histolytica atau  Entamoeba dispar , 50 juta adalah

 penderita amubiasis aktif dan 50.000 sampai 100.000 orang meninggal

  pertahun. Angka kejadian amubiasis tinggi di negara Afrika, Indocina,

Amerika Tengah dan Selatan. Di Amerika Serikat kasus ini lebih jarang

terjadi, kelompok risiko utama adalah imigran dari daerah endemik dan

orang yang tinggal di penampungan. Distribusi puncak usia penderita

amubiasis ada dua yaitu pada usia 2 sampai 3 tahun dengan tingkat

fatalitas kasus 20% dan usia lebih dari 40 tahun dengan tingkat fatalitas

kasus sebesar 70%.2

3. Patofisiologi.

17

Page 18: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 18/55

 

Mayoritas patogen tidak dapat mencapai usus dengan mudah.

Karena tubuh mempunyai berbagai macam pertahanan yaitu :

a. Keasama

n

lambung

(pH <4).

Hanya

 patogen

tahan

asam

(Shigella)

yang bisa

 bertahan

dan

menyeba

 bkan

 penyakit

dalam

 jumlah

kecil,

 patogen

lain harus

tertelan

dalam

18

Page 19: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 19/55

 

 jumlah

 besar 

untuk 

menyeba

 bkan

 penyakit.

b. Motilitas

aktif usus

halus

 juga

membant

u

memberi

 perlindun

gan dari

 patogen,

sehingga

 pemberia

n

antimotili

tas usus

dapat

 berakibat

stasisnya

19

Page 20: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 20/55

 

 bakteri

 patogen

dan

menyeba

 bkan

overgrow

th

 patogen

serta

menamba

h parah

diare.

c. Bakteri

flora

normal

dalam

usus

 besar 

 berkomp

etisi

dengan

 patogen

dalam

 peran

20

Page 21: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 21/55

 

mencega

h infeksi.

Tetapi

  bila flora

normal

 berubah

atau

dikurangi

dengan

 pengguna

an

antibiotik 

, pasien

dapat

cenderun

g

menderit

a super  

infeksi

seperti

dengan

Clostridi

um

difficile.

21

Page 22: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 22/55

 

Ada empat dasar proses patofisiologi yang menyebabkan diare

 pada anak. Proses diare secara keseluruhan mungkin juga merupakan

kombinasi lebih dari satu proses dasar tersebut. Proses patofisiologi itu

adalah sebagai berikut :

a. Sekretori

k.

Merupakan diare akut yang disebabkan oleh sekresi

enterotoksin yang diproduksi oleh proses infeksi, metabolik, atau

toksin eksogen. Enterotoksin akan merangsang sekresi cairan dan

elektrolit dari mukosa crypt  sel yang merupakan sel sekretori utama

dari usus kecil. Proses ini dimediasi oleh fungsi Prostaglandin dan

siklik  Adenosine monophosphate, guanosine monophosphate, dan ion

kalsium. Enterotoksin dapat menghambat penyerapan cairan dan

elektrolit dalam sel vilus, yang merupakan sel absorbsi utama.

Gambar 1. Efek Enterotoksin Bakteri pada Mukosa Usus Halus

22

Page 23: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 23/55

 

Bakteri patogen menghasilkan enterotoksin yang berikatan

dengan permukaan permukan mukosa sel usus halus. Bagian dari

enterotoksin kemudian masuk ke dalam sel mukosa usus halus dan

merangsang sistem adenilat siklase. Peningkatan Adenosin trifosfat

yang dihasilkan yang merangsang mekanisme transpor aktif dalam

membran sel dan meningkatkan sekresi aktif cairan dan elektrolit dari

sel crypt  keluar ke dalam lumen usus. Kemudian oleh enterotoksin

  juga terjadi blok reabsorpsi cairan dan elektrolit pada sel vilus.

Mekanisme blok ini belum dapat dipahami tetapi tampaknya blok 

reabsorpsi tidak menghalangi masuknya glukosa ke dalam sel pada

konsentrasi 2% hingga 3%. Masuknya kembali glukosa ke dalam sel

membawa serta juga cairan dan elektrolit. Oleh karena itu, konsentrasi

glukosa ini yang digunakan dalam cairan rehidrasi.4

 b. Sitotoksi

k.

Proses sitotoksik dikarakteristikkan dengan adanya kehancuran

mukosa sel-sel vili usus halus, paling sering disebabkan oleh infeksi

virus. Setelah lisisnya sel, vilus menjadi pendek dan permukaan

mukosa menjadi seperti yang terlihat pada penyakit celiac. Akibat dari

 proses ini adalah untuk menyempitnya area permukaan sel usus halus

sehingga mengurangi kapasitas usus halus untuk menyerap cairan dan

elektrolit. Oleh karena hancurnya sel vili usus maka yang tersisa

adalah sel crypt yaitu sel-sel sekretorik utama mukosa usus. Akibatnya

adalah proses fungsional yang sama dengan yang terjadi pada diare

23

Page 24: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 24/55

 

sekretorik yaitu peningkatan sekresi usus ditambah dengan penurunan

fungsi absorbsi mukosa usus halus.

c. Osmotik.

Proses osmotik paling sering terlihat pada sindrom malabsorpsi

meskipun proses fungsional adalah terjadinya proses sekretori dan

sitotoksik. Diare terjadi akibat ketidak mampuan usus untuk menyerap

nutrisi dan elektrolit. Yang paling sering terjadi adalah intoleransi

laktosa karena menurunnya kepekaan enzim laktase pada sel mukosa

oleh proses patologis gastrointestinal. Jika bahan yang tidak bisa

dicerna memiliki konsentrasi yang cukup tinggi untuk mengaktifkan

  proses osmolalitas, terjadi aliran cairan ke dalam lumen yang

mengakibatkan terjadinya diare cair dan dalam banyak kasus pada

 proses diare osmotik, flora usus besar dibanjiri substrat karbohidrat

yang meningkat dan akan dimetabolisme oleh bakteri usus besar 

sehingga menghasilkan gas, sakit perut, dan pH yang asam.

d. Invasif.

Pada disentri terjadi proses inflamasi submukosa pada ileum

terminal dan usus besar. Proses inflamasi disebabkan oleh adanya

invasi bakteri patogen. Karena invasi oleh bakteri patogen yang

menyebabkan edema, terjadi perdarahan mukosa dan infiltrasi leukosit.

Leukosit dan darah kemudian dikeluarkan ke lumen usus melalui tinja.

Penyerapan cairan yang merupakan fungsi utama usus besar akhirnya

menurun sehingga terjadi diare. Iritasi dan peradangan menyebabkan

 peningkatan motilitas usus, peningkatan frekuensi defekasi, tinja lendir 

24

Page 25: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 25/55

 

dan darah serta seringkali dengan gejala klinis demam, nyeri perut dan

tenesmus.4

Gambar 2. Invasi Bakteri Shigella

Patogen invasif mengaktivasi sitoskeleton aktin yang

menyebabkan kerusakan membran, macropinocytosis, dan invasi.

Selanjutnya terjadi edema dan kerusakan mukosa dan infiltrasi leukosit

(Sel Polimorfonuklear).

25

Page 26: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 26/55

 

Gambar 3. (A) Gambaran Kolonoskopi dari amubiasis intestinal. (B)

Ulkus kolon diameter 1 – 2 mm. (C) Ulkus kolon (pewarnaan

hematoksilin eosin, Perbesaran 20x)

Gambar 4. Inflamasi Usus dan Invasi Trofozoit Entamoeba histolytica

(pewarnaan hematoksilin eosin, perbesaran 40X)

4. Etiologi

Pada diare disentri patofisiologinya dapat merupakan gabungan

melalui toksin (dan invasi bakteri yang menyebabkan peradangan mukosa.

Berikut adalah etiologi dari jenis diare berdasarkan patofisiologinya :

Tabel 1. Jenis Diare dan Penyebabnya

Sekretorik  Sitotoksik  Osmotik Disentri

 Escherichia coli Rotavirus Lactose Shigella

Vibrio cholera Norwalk agent Sorbitol Salmonella

Clostridium difficile Cryptosporidium Campylobacter fetus

Clostridium perfringens Escherichia coli Aeromonas

 Aeromonas hydrophila Clostridium difficile

Staphylococcus aureus Yersinia enterocolitica

Vibrio parahaemolyticus Entamoeba histolytica

26

Page 27: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 27/55

 

 Bacillus cereus

Shigella

Salmonella

Yersinia enterocolitica

Giardia lamblia  

a. Shigella

Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella

dysentriae, Shigella boydii dan Shigella sonnei. Pada umumnya S.

 flexneri, S.Boydii, dan S. dysentriae paling banyak ditemukan di

negara berkembang seperti Indonesia. Sebaliknya S. sonnei paling

sering ditemukan dan S. dysentriae paling sedikit ditemukan di negara

maju.

Shigella, penyebab diare disentri yang paling sering pada anak 

usia 6 bulan sampai 10 tahun di Amerika Serikat dan negara

 berkembang. Shigella tahan terhadap keasaman lambung dan

membutuhkan inokulum yang kecil untuk menyebabkan diare

sehingga mudah ditularkan ke orang lain. Penularan terjadi dalam

kondisi banyak orang berkumpul dalam satu tempat seperti di

 penitipan anak, panti asuhan atau tempat penampungan.

Rendahnya kualitas sanitasi dan air yang buruk, memperbesar 

 peningkatan risiko infeksi. Shigella menginvasi dan berproliferasi di

dalam epitel kolon. Kemudian menghasilkan suatu toksin dengan efek 

sekretori dan sitotoksik dan menyebabkan ulkus sehingga tinja

mengandung lendir dan darah, secara mikroskopis ditemukan leukosit

dan sel-sel darah merah.

27

Page 28: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 28/55

 

b. Salmonel 

la

Salmonella merupakan penyebab diare bakterial tersering pada

anak dibawah lima tahun. Salmonella sering menjadi penyebab diare

nosokomial bersama C difficile dan lebih sering mengenai pasien

imunodefisiensi dengan gejala klinis yang dapat membahayakan jiwa

serta bersifat sering kambuh. Pemberian antimikroba tidak efektif 

untuk tatalaksana Salmonella bahkan dapat memperlambat

  pengeluaran bakteri dari usus. Sehingga pengobatan primer adalah

  penggantian cairan. Tetapi beberapa penulis tetap menganjurkan

  pemberian antibiotik terutama pada pasien dengan imunodefisiensi

seperti bayi, anak penderita limfoma, leukemia yang rentan terhadap

terjadinya bakteremia.

Salmonellosis akut biasanya akibat dari konsumsi daging, susu,

atau produk unggas yang telah terkontaminasi. Karena infeksi

Salmonella biasanya membutuhkan sebuah inokulum yang relatif 

 besar, jarang disebabkan penularan dari orang ke orang. Salmonella

dapat bertahan dalam pengeringan dan di Amerika Serikat sering

ditularkan melalui makanan jadi dalam bentuk kering atau setelah

diproses. Salmonella juga dapat ditularkan melalui telur yang belum

 pecah dan dapat menyebar dari wilayah geografis yang jauh melalui

 buah-buahan dan sayuran import. Salmonella terutama nontyphosa

menyerang ileum distal dan menghasilkan toksik serta inflamasi usus.

Masa inkubasi yaitu 24 sampai 36 jam kemudian muncul gejala klinis

28

Page 29: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 29/55

 

diare dua sampai tiga hari bisa disertai darah di tinja dengan demam,

muntah dan nyeri perut.2

c.  Enterohe

moragic

  E. Coli

(Subtipe

0157)

EHEC telah dikenal sejak terjadi wabah kolitis hemoragik.

Wabah ini terjadi akibat makanan yang terkontaminasi. Kebanyakan

kasus terjadi 7-10 hari setelah asupan makanan atau air terkontaminasi.

EHEC dapat merupakan penyebab utama diare infeksius. Subtipe

0157 : H7 dapat dihubungkan dengan perkembangan  Hemolytic

Uremic Syndrom (HUS). Centers for Disease Control  (CDC) telah

meneliti bahwa  E . Coli 0157 dipandang sebagai penyebab diare

 berdarah akut atau HUS. EHEC noninvasif tetapi menghasilkan toksin

shiga, yang menyebabkan kerusakan endotel, hemolisis

mikroangiopatik, dan kerusakan ginjal.

Awal dari penyakit dengan gejala diare sedang hingga berat

(hingga 10-12 kali perhari). Diare awal tidak berdarah tetapi

 berkembang menjadi berdarah. Nyeri abdomen berat dan kejang biasa

terjadi, mual dan muntah timbul pada 2/3 pasien. Pemeriksaan

abdomen didapati distensi abdomen dan nyeri tekan pada kuadran

kanan bawah. Demam terjadi pada 1/3 pasien. Hingga 1/3 pasien

memerlukan perawatan di rumah sakit.

29

Page 30: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 30/55

 

Leukositosis sering terjadi. Urinalisa menunjukkan hematuria

atau proteinuria atau timbulnya lekosit. Adanya tanda anemia

hemolitik mikroangiopatik (hematokrit < 30%), trombositopenia (<150

x 109/L), dan insufiensi renal (BUN >20 mg/dL) adalah diagnosa

HUS.

HUS terjadi pada 5-10% pasien dan di diagnosa 6 hari setelah

terkena diare. Faktor resiko HUS, usia (khususnya pada anak-anak 

dibawah usia 5 tahun) dan penggunaan anti diare.Penggunaan

antibiotik juga meningkatkan resiko. Hampir 60% pasien dengan HUS

akan sembuh, 3-5% akan meninggal, 5% akan berkembang ke

  penyakit ginjal tahap akhir dan 30% akan mengalami gejala sisa

  proteinuria. Trombosit trombositopenik purpura dapat terjadi tetapi

lebih jarang dari pada HUS. Jika tersangka EHEC, harus dilakukan

kultur feses  E. coli. Serotipe biasanya dilakukan pada laboratorium

khusus.Terapi dengan penggantian cairan dan mengatasi komplikasi

ginjal dan vaskuler.

d. Campylo

bacter 

Spesies Campylobacter ditemukan pada manusia. C. Jejuni dan

C. Fetus, sering ditemukan pada pasien imunokompromis. Patogenesis

dari penyakit toksin dan invasi pada mukosa. Manifestasi klinis infeksi

Campylobacter  sangat bervariasi, dari asimtomatis sampai sindroma

disentri. Masa inkubasi selama 24 -72 jam setelah organisme masuk.

Diare dan demam timbul pada 90% pasien, dan nyeri abdomen dan

30

Page 31: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 31/55

 

feses berdarah hingga 50-70%. Gejala lain yang mungkin timbul

adalah demam, mual, muntah dan malaise. Masa berlangsungnya

 penyakit ini 7 hari.

e. Aeromon

as

Spesies  Aeromonas adalah gram negatif, anaerobik fakultatif.

 Aeromonas menghasilkan beberapa toksin, termasuk hemosilin,

enterotoksin, dan sitotoksin. Dalam satu studi pasien diare dengan

 Aeromonas positif, gejala klinis yang muncul 30% diare berdarah,

37% muntah-muntah, dan 31% demam. Penyakit sembuh sendiri

dalam 7 hari. Diagnosa ditegakkan dari biakan kotoran. Antibiotik 

direkomendasikan pada pasien dengan diare panjang atau kondisi yang

  berhubungan dengan peningkatan resiko septikemia, termasuk 

malignansi, penyakit hepatobiliar, atau pasien imunokompromis.

 f. Entamoe

ba

histolytic

a

Dua spesies amuba yang paling sering menimbulkan penyakit

  pada manusia adalah E. dispar yang sering ditemukan pada karier 

asimtomatik dan  E. histolytica yang dapat menimbulkan penyakit.  E.

histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai

mikroorganisme komensal (apatogen) di usus besar manusia. Apabila

kondisi mengijinkan dapat berubah menjadi patogen dengan cara

31

Page 32: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 32/55

 

membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus

sehingga menimbulkan ulserasi.

Siklus hidup amuba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang

dapat bergerak dan bentuk kista. Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu

trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit patogen

(berukuran > 10 mm). Trofozoit komensal dapat dijumpai di lumen

usus tanpa menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare,

maka trofozoit akan keluar bersama tinja. Sementara trofozoit patogen

yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus (intraintestinal)

maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala

disentri. Diameternya lebih besar dari trofozoit komensal (dapat

sampai 50 mm) dan mengandung beberapa eritrosit di dalamnya. Hal

ini dikarenakan trofozoit patogen sering menelan eritrosit

(haematophagous trophozoite).3

Gambar 5. Bentuk Kista dan Trofozoit Amuba

32

Page 33: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 33/55

 

Bentuk trofozoit ini bertanggung jawab terhadap terjadinya

gejala penyakit tetapi cepat mati apabila berada di luar tubuh manusia.

Bentuk kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa.

Bentuk kista hanya dijumpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung

 jawab terhadap terjadinya penularan penyakit dan dapat hidup lama di

luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor 

standar di dalam sistem air minum.

5. Diagnosis

a. Gejala

Klinis

Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak 

timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut

 berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau

 beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon,

maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering

mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan

“mengedan” dan tenesmus yang menyebabkan nyeri perut bagian

 bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada

lebih dari setengah kasus dewasa.

  Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan

elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan

kematian. Hal ini dikarenakan terdapat hubungan perkembangan

metabolisme cairan dan elektrolit sistem gastrointestinal yang

33

Page 34: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 34/55

 

memiliki variasi usia. Pada bayi mukosa usus cenderung lebih

 permeabel terhadap air. Sehingga pada bayi dampak dari peningkatan

osmolalitas lumen karena proses diare menghasilkan kehilangan cairan

dan elektrolit yang lebih besar daripada anak yang lebih tua atau orang

dewasa dengan proses yang sama.

Disentri Amuba Carrier  (Cyst Passer ) tidak menunjukkan

gejala klinis sama sekali. Hal ini disebabkan karena amuba yang

 berada dalam lumen usus besar tidak mengadakan invasi ke dinding

usus. Timbulnya penyakit (onset penyakit) perlahan-lahan. Penderita

 biasanya mengeluh perut kembung, kadang nyeri perut ringan yang

 bersifat kejang. Dapat timbul diare ringan, 4-5 kali sehari, dengan tinja

 berbau busuk. Kadang juga tinja bercampur darah dan lendir. Terdapat

sedikit nyeri tekan di daerah sigmoid, jarang nyeri di daerah

epigastrium. Keadaan tersebut bergantung pada lokasi ulkusnya.

Keadaan umum pasien biasanya baik, tanpa atau sedikit demam ringan

(subfebris). Kadang dijumpai hepatomegali yang tidak atau sedikit

nyeri tekan.

 b. Laborator 

ium

Pemeriksaan tinja dapat membantu menegakkan diagnosis.

Ditemukannya darah dan lendir di tinja merupakan tanda yang penting

 penyebab diare disentri. Leukosit di tinja menunjukkan 70% penyebab

diare adalah bakteri dan 90% adalah diare disentri karena leukosit di

34

Page 35: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 35/55

 

tinja memiliki sensitivitas dan positive predictive value cukup tinggi

untuk diare disentri.

Tabel 2. Pemeriksaan Tinja dan Interpretasi Hasil

1) Pemeriksaan Leukosit di Tinja

Dengan cara mendapatkan sejumlah kecil tinja segar,

sebaiknya dengan lendir. Kemudian usap tipis pada objek glass dan

tambahkan setetes metilen biru kemudian tutup dengan coverslip.

Lihat di bawah mikroskop dengan perbesaran rendah 10 x

kemudian periksa lagi dengan perbesaran tinggi (40x). Adanya

lebih dari 5 leukosit dalam satu lapangan pandang di mikroskop

menunjukkan hasil positif.

2) Pemeriksaan Tinja Amubiasis

Untuk pemeriksaan mikroskopik diperlukan tinja yang

segar mengandung darah dan lendir dari  Anal Swab atau Colok 

35

Page 36: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 36/55

 

dubur. Kemudian tinja dihapuskan ke objek glass dan diberi larutan

 Nacl 0,9% kemudian tutup dengan cover slip. Kemudian dilihat di

  bawah mikroskop dengan perbesaran rendah 10 x kemudian

 periksa lagi dengan perbesaran tinggi (40x).

Dalam tinja pasien dapat ditemukan bentuk trofozoit yang

masih bergerak aktif seperti keong dengan menggunakan

 pseudopodinya yang seperti kaca. Jika tinja berdarah, akan tampak 

amoeba dengan eritrosit di dalamnya. Bentuk inti akan nampak 

  jelas bila dibuat sediaan dengan larutan eosin. Temuan adanya

trofozoit adalah sebagai diagnosis pasti amubiasis. Temuan adanya

kista amuba belum cukup untuk mendiagnosis amuba.

Kista amubiasis berbentuk bulat dan berkilau seperti

mutiara. Di dalamnya terdapat badan-badan kromatoid yang

  berbentuk batang dengan ujung tumpul, sedangkan inti tidak 

tampak. Untuk dapat melihat intinya, dapat digunakan larutan

lugol. Akan tetapi dengan larutan lugol ini badan-badan kromatoid

tidak tampak. Bila jumlah kista sedikit, dapat dilakukan

  pemeriksaan menggunakan metode konsentrasi dengan larutan

seng sulfat dan eterformalin. Dengan larutan seng sulfat kista akan

terapung di permukaan sedangkan dengan larutan eterformalin

kista akan mengendap.

36

Page 37: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 37/55

 

Gambar 6. Pemeriksaan mikroskopis kista dan trofozoit amuba

(perbesaran 1000x). Gambar (E) dan (F) adalah kista amuba

dalam pengecatan salin. (G) Kista amuba dengan pengecatan

 Iodine. H. Trofozoit amuba yang menelan eritrosit dengan

 pengecatan salin. I. Trofozoit dengan pengecatan trichrome.

6. Komplikasi

a. Hipokalemi. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian oralit atau

makanan kaya kalium seperti pisang, air kelapa dan sayuran berdaun

hijau.

 b. Demam tinggi. Jika anak demam tinggi (≥ 39 ° C atau ≥ 102,2 ° F)

yang akan menyebabkan kesulitan, berikan parasetamol.

c. Prolaps rektum. Sedikit tekan kembali prolaps rektum menggunakan

sarung tangan bedah atau kain basah. Atau, siapkan cairan yang hangat

37

Page 38: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 38/55

 

dari magnesium sulfat dan kompres dengan larutan ini untuk 

mengurangi prolaps dengan mengurangi edema tersebut.

d. Kejang. Jika berlangsung lama atau berulang, maka berikan

antikonvulsi dengan daizepam intravena atau diazepam rektal.

e. Sindrom hemolitik-uremik. Bila pemeriksaan laboratorium tidak dapat

dilakukan, maka pikirkan kemungkinan sindrom hemolitik-uremik 

(HUS) pada pasien dengan mudah memar, pucat, kesadaran menurun

atau tidak ada output urin.

7. Penatalaksanaan

a. Mengatasi dehidrasi.

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus

segera dibawa ke petugas atau sarana kesehatan untuk mendapatkan

  pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi

dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan cairan intravena

dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapi oral dengan

memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang

dianjurkan seperti air tajin , kuah sayur, air sup.

 b. Pemberian nutrisi.

Berikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada

 penderita terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah

  berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan

makanan sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih mimun ASI harus

lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan

38

Page 39: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 39/55

 

lebih sering dari biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi

yang telah mendapat makanan padat harus diberikan makanan yang

mudah dicerna sedikit sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti

  pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk 

membantu pemulihan berat badan anak.

c. Pemberian Zinc.

Pemberian  Zinc selama 10 hari untuk anak dibawah usia 6

 bulan 10 mg dan di atas 6 bulan 20 mg sekali sehari terbukti dapat

memperbaiki kerusakan vili usus pada diare sehingga mempercepat

  penyembuhan diare, mengurangi frekuensi diare dan mencegah

terjadinya diare berikutnya.

d. Memberi edukasi pada orang tua.

Memberi edukasi pada orang tua mengenai cara pemberian

cairan pengganti diare, mengenali tanda tanda dehidrasi berat dan

untuk tetap meneruskan makan dan minum selama anak diare. Bila

anak masih mendapat ASI, maka pemberian ASI tetap dilanjutkan.

e. Pemberian antibiotik.

Apabila ditemukan penderita diare infeksi, maka diberikan

  pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi.

Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare.

Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan

tanda diare infeksi seperti feses lendir dan berdarah, leukosit pada

feses, kolera dan pasien imunokompromis. Pemberian antibiotik secara

39

Page 40: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 40/55

 

empiris dapat dilakukan tetapi terapi antibiotik spesifik diberikan

 berdasarkan kultur dan resistensi kuman.6

Anak gizi buruk dengan disentri, serta anak dibawah usia 2

 bulan dengan disentri harus dirawat di rumah sakit. Sebagai tambahan

anak yang kelihatan sangat sakit atau toksik, letargis, perut kembung

dan tegang serta kejang beresiko tinggi untuk mengalami sepsis

sehingga harus dimondokkan di rumah sakit juga.

Selain dari kelompok ini dapat dilakukan rawat jalan pada anak 

di rumah dengan pemberian obat :

1) Antibiotik selama 5 hari. Antibiotik pilihan adalah yang masih

sensitif dengan Shigella di daerah tersebut. Sebagai contoh adalah

ciprofloxacin, pivmecillinam, atau fluoroquinolones lain. Catatan :

metronidazole, streptomisin, tetrasiklin, kloramfenicol, sulfonamid,

nitrofuran (contoh : nitrofurantoin, furazolidone), aminoglikosida

(contoh : gentamisin, kanamisin), cephalosporins generasi pertama

dan kedua (contoh : cephaleksin, cefamandole), dan amoksisilin

tidak efektif untuk Shigella. Kotrimoxazole dan ampisilin sekarang

sudah tidak efektif lagi oleh karena telah terjadi resistensi di

hampir seluruh dunia.6

2) Evaluasi gejala klinis setelah pemberian antibiotik selama dua hari,

  bila tidak ada perbaikan, hentikan pemberian antibiotik pertama

dan beri antibiotik lini kedua yang masih sensitif untuk Shigella di

daerah tersebut. Bila antibitik lini kedua masih tidak memberi

  perbaikan klinis setelah dua hari maka pikirkan kemungkinan

40

Page 41: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 41/55

 

diagnosis lain, rawat inap anak bila terdapat indikasi klinis atau

tatalaksana sebagai disentri amuba dan beri Metronidazole (50

mg/kgBB/hari, 3 kali perhari) selama 5 hari.

3) Lakukan kultur feses dan sensitivitas antibiotik bila

memungkinkan.

4) Anak usia dibawah dua bulan dengan diare lendir darah, pikirkan

kemungkinan intususepsi dan rujuk ke dokter bedah bila perlu. Bila

tidak, maka beri antibiotik Ceftriaxon IV/IM 100 mg/kg/hari,

single dose selama 5 hari. Anak gizi buruk dengan diare disentri,

 pertama ditatalaksana sebagai disentri Shigella bila tidak membaik 

ditatalaksana sebagai disentri amuba. Tetapi bila fasilitas kesehatan

tersedia pemeriksaan mikroskopis tinja maka lakukan pemeriksaan

trofozoit pada tinja.

8. Antibiotik pada Disentri Shigella.

Untuk diare disentri, manajemen pengobatan dari Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) didasarkan bahwa diare disentri di negara

 berkembang banyak disebabkan oleh Shigella. Dimana Shigella jarang

menyebabkan bakteremia dan sering menyerang pasien imunokompromis

serta masih berespon baik dengan pemberian antimikroba berbeda dengan

Salmonella sehingga penangananan yang tepat dapat mengurangi gejala

hingga 50%. Sayangnya resistensi terhadap  plasmid-mediated 

antimicrobial  telah muncul dengan cepat dan merupakan fenomena di

seluruh dunia. Oleh karena itu uji sensitivitas terhadap antibiotik sangat

41

Page 42: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 42/55

 

diperlukan. Trimethoprim-sulfametoksazol merupakan obat pilihan untuk 

Shigella di daerah dimana sensitivitas antibiotik belum diketahui.5,6

Sebuah metaanalisis ( International Journal of Epidemiology, 2010)

mengenai kebijakan WHO baru dalam pengobatan diare disentri terbukti

  bahwa antibiotik ciprofloxacin, ceftriaxon, pivmenacilam yang

direkomendasikan oleh WHO untuk diare disentri > 99% efektif dalam

mengurangi tanda dan gejala disentri secara klinis, bakteriologis dan

kekambuhan diare. Rangkuman hasil dari sebuah tinjauan kepustakaan

sistematis (Cochrane review, 2009) dengan kriteria inklusi : penelitian

acak buta terkendali pemberian antibiotik pada disentri Shigella dan luaran

yang dinilai adalah terjadinya diare, demam pada masa follow up,

kambuhnya diare, kesembuhan secara bakteriologis, efek samping obat.5,7

42

Page 43: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 43/55

 

BAB III

PEMBAHASAN

A. Identitas Pasien dan Keluarga

1. Identitas Pasien :

a.  Nama : Johan Efendi Irwan.

b. Umur : 22 Tahun.

c. Jenis kelamin : Laki-laki.

d. Status perkawinan : Belum kawin.

e. Agama : Islam .

f. Suku bangsa : Jawa.

g. Pendidikan : SLTP/Sederajat.

h. Pekerjaan : Buruh.

i. Alamat lengkap : Dusun Kliwonan I

RT. 02 RW. 01 Desa

Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten

Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

2. Identitas Kepala Keluarga :

a.  Nama : Haris.

b. Umur : 39 Tahun.

c. Jenis kelamin : Laki-laki.

d. Status perkawinan : Kawin.

e. Agama : Islam .

43

Page 44: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 44/55

 

f. Suku bangsa : Betawi.

g. Pendidikan : Tamat SD.

h. Pekerjaan : Buruh.

i. Alamat : Dusun Kliwonan I RT: 02 RW: 01 Desa

Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten

Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

B. Profil Keluarga

Tabel 3. Profil Keluarga

No. Nama

Umur

(Tahun)

Pend. Pekerjaan

Hubungan

Keluarga

Status

Perkawinan

Keteterangan

Kesehatan

1. Haris 39 SD Buruh KK Kawin Sehat

2. Supartinah 42 SD Buruh Istri Kawin Sehat

3. Indah

Setiawati

8 SD Pelajar Anak  

kandung

Belum

kawin

Sehat

4. Johan

Efendi

Irwan

22 SLTP Buruh Anak Tiri Belum

kawin

Disentri

5. Johana

Irawati

20 SLTA Swasta Anak Tiri Belum

Kawin

Sehat

44

Page 45: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 45/55

 

Pasien

Disentt

ri

Gambar 7. Genogram Tiga Generasi

Gambar 8. Genogram Keluarga Penderita

Bentuk Keluarga : keluarga inti (nuclear family).

Siklus Keluarga : tahap keluarga dengan satu anak usia sekolah dan dua

anak yang telah dewasa.

C. Denah Rumah

45

Keterangan :

  Laki-laki

  Perempuan

Page 46: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 46/55

 

Gambar 9. Denah Rumah

D. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Sudah Dilakukan

kepada Pasien

1. Anamnesis :

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesa pada

tanggal 08 Februari 2011.

2. Keluhan Utama :

Buang air besar dengan lendir dan darah lebih dari 5 kali dalam sehari.

3. Keluhan Tambahan :

46

Page 47: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 47/55

 

Sakit kepala, mual, lemas, perut tidak nyaman, demam.

4. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Rawat Inap

Grabag I dengan keluhan utama buang air besar dengan lendir dan darah

lebih dari 5 kali dalam sehari. Pada saat datang ke UGD, ibu pasien

mengatakan bahwa anaknya sudah mengeluhkan BAB dengan lendir dan

darah sejak 4 hari yang lalu, orang tua pasien memberikan obat warung

untuk antidiare, tetapi tidak ada perubahan.

5. Riwayat Penyakit Dahulu :

Tidak ada

6. Riwayat Penyakit Keluarga :

Anak bungsu pernah menderita diare seminggu sebelumnya.

7. Pemeriksaan Fisik :

a. Keadaan umum : Sakit sedang.

b. Kesadaran : Compos mentis.

c. GCS : 15.

d. Vital Sign :

1) Tensi : 120/80 mmHg.

2) Frekuensi Napas : 24x/menit.

3)  Nadi : 95x/menit.

4) Suhu : 37,5 o C.

e. Mata :

1) Konjungtiva anemis : -/-

2) Sklera ikterik : -/-

47

Page 48: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 48/55

 

3) Mata cekung : -/-

f. Telinga : Normotia; serumen -/-; secret -/-

g. Hidung : Nafas cuping hidung (-); deviasi

septum (-)

h. Mulut : Bibir kering (+); mukosa lembab (+)

i. Tenggorok : Faring hiperemis (-)

 j. Leher : Pembesaran KGB (-)

k. Toraks :

1) Cor  

a) Inspeksi : Iktus cordis tak tampak 

b) Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V, 2 cm medial 

 Linea Mid. Clavikularis Sinistra

c) Perkusi : Dalam batas normal

d) Auskultasi : BJ I-II Normal, murmur (-), gallop (-)

2) Pulmo

a) Inspeksi : Gerak dinding dada simetris saat statis dan

dinamis

 b) Palpasi : Fremitus kanan = kiri

c) Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru

d) Auskultasi : Bunyi napas vesikular; suara tambahan (-)

3) Abdomen

1) Inspeksi : Datar; venektasi (-)

2) Palpasi : Supel; hepar dan lien tak teraba; nyeri

tekan abdomen (-); turgor cukup

48

Page 49: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 49/55

 

3) Perkusi : Bunyi timpani.

4) Auskultasi : Bising usus/bunyi peristaltik (+)

l. Ekstremitas : Dalam batas normal.

8. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan.

9. Diagnosis Kerja : Disentri.

10. Rencana Penatalaksanaan :

a) Infus Ringer Laktat.

 b) Paracetamol (jika demam).

c) Ciprofloxacin selama 5 hari.

d) Terapi edukasi :

1) Banyak minum air putih.

2) Minum obat teratur sesuai petunjuk dokter.

3) Hindari makanan pedas dan berminyak.

4) Makan makanan yang bergizi.

5) Istirahat yang cukup.

6) Memberikan edukasi kepada orangtua/anggota keluarga untuk 

menjaga kebersihan lingkungan rumah.

7) Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan; sesudah

 buang air besar; setelah kontak dengan benda yang tidak bersih.

11) Hasil Penatalaksanaan Medis

Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 9 Februari

2011 didapatkan keterangan dari orang tua pasien bahwa keadaan pasien

membaik setelah dilakukan pengobatan selama rawat inap di Puskesmas

Grabag 1. Pasien sudah tidak mengeluh buang air besar dengan frekuensi

49

Page 50: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 50/55

 

yang banyak dan disertai dengan darah atau lendir. Tidak ada lagi keluhan

lain seperti sakit kepala, demam, ataupun mual.

a. Faktor pendukung :

Orang tua terus mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur 

sesuai petunjuk dokter dan mengawasi pola makan pasien.

 b. Faktor penghambat :

Lingkungan pekerjaan pasien yang kurang bersih sebagai buruh

lepas dan lingkungan rumah yang masih harus dijaga dan

ditingkatkan kebersihan, penataan ruang, ventilasi, dan sanitasinya.

c. Indikator keberhasilan :

Tidak ada keluhan buang air besar dengan frekuensi yang banyak,

konsistensi cair, disertai darah atau lender.

E. Identifikasi Fungsi-fungsi Keluarga

1. Fungsi Biologis

Sejak kecil pasien belum pernah sakit berat sampai dirawat di

rumah sakit atau puskesmas. Sesekali pasien pernah batuk pilek saat masih

sekolah dasar. Adik bungsu pasien mengalami diare seminggu yang lalu

selama empat hari dan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Orang tua pasien tidak memiliki riwayat sakit bawaan dan menular.

2. Fungsi Psikologis

Pasien tinggal bersama ibu kandung, dua adik kandung, dan ayah

tiri, Ibunya berpisah dengan ayah kandung pasien karena ayahnya

meninggal dunia. Pernikahan kedua ibunya menghasilkan satu anak 

50

Page 51: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 51/55

 

 perempuan yang sudah berumur 8 tahun. Walaupun pasien tinggal dengan

ayah tiri, hubungan antara masing-masing anggota keluarga sangat baik.

Apabila ada permasalahan dalam keluarga diselesaikan dengan

musyawarah untuk mengambil keputusan.

3. Fungsi Ekonomi

Sumber penghasilan keluarga berasal dari hasil kerja ayah, ibu,

 pasien,dan dari adik pasien. Pasien dan adik pasien yang sudah bekerja

memberikan sebagian uang gajinya kepada orang tuanya setiap bulanya

untuk membantu membayar bea listrik, untuk makan sehari-hari, dan

untuk membantu biaya pendidikan adik bungsunya.

4. Fungsi Pendidikan

Pendidikan terakhir pasien adalah SLTP, adik pasien tamat SLTA,

sedangkan adik bungsunya masih bersekolah. Orang tua pasien yang

hanya tamat SD tidak mempunyai perencanaan pendanaan khusus untuk 

 pendidikan anak-anaknya.

5. Fungsi Religius

Pasien adalah seorang muslim yang taat beragama, selalu

menjalankan ibadah sholat lima waktu dan sering sholat berjamaah di

Masjid di dekat rumahnya. Pasien dan keluarga aktif mengikuti kegiatan

 pendalaman agama dalam majelis ta’lim di masjid dekat rumahnya.

6. Fungsi Sosial budaya

Pasien hidup dalam keluarga yang sederhana, hubungan

 bermasyarakat dengan tetangga-tetangganya baik. Pasien rutin mengikuti

kerja bakti membersihkan lingkungan apabila ada kerja bakti. Rumah

51

Page 52: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 52/55

 

  pasien yang berdekatan dengan masjid secara tidak langsung

meningkatkan keaktifan pasien dan keluarga mengikuti kegiatan

keagamaan di desanya.

F. Pola Konsumsi Makan Penderita

Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 2x/hari dengan variasi

makanan sebagai berikut : nasi lunak, lauk (telur/tempe/tahu), sayur (bayam,

sayur asem, dan sayuran lainnya). Pasien jarang diberi makan daging ayam

maupun daging merah (2 minggu – 3 minggu sekali) dan sering makan buah.

G. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluarga

1. Faktor Perilaku

Orang tua pasien mengaku bahwa anaknya sering tidur larut malam

untuk berkumpul dengan teman-temannya, sering kelelahan karena kurang

tidur, sebelum makan hanya mencuci tangan dengan air tanpa sabun

setelah selesai bekerja di sawah atau bekerja di pabrik tahu, Ibu pasien

 juga mengaku jarang membersihkan rumah, sehingga rumah terlihat kotor 

dan berantakan dikarenakan penyusunan barang yang tidak teratur, ibu

 pasien jarang mencuci seprei, karpet dan jarang menjemur kasur, sehingga

meningkatkan risiko untuk terkena penyakit. Bila ada anggota keluarga

yang sakit yang pertama dilakukan adalah pergi ke puskesmas,

dikarenakan jarak rumah dengan puskesmas dekat, dan tersedia pendanaan

kesehatan berupa jamkesmas yang di miliki oleh pasien, pasien tidak ikut

52

Page 53: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 53/55

 

serta dalam program kesehatan di lingkungan rumah, pemanfaatan waktu

luang tidak diisi dengan olah raga, rekreasi ataupun hobi.

2. Faktor  

 Nonperilaku

Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup dekat seperti

  puskesmas dan praktek dokter terdekat. Hal ini cukup berpengaruh

terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan jika ada anggota

keluarga yang sakit. Jarak rumah ke Puskesmas Grabag I kurang lebih 3

km. Tidak ada keterbatasan sarana untuk pergi berobat, pasien biasa

menggunakan kendaraan pribadi untuk berobat.

Kamar tidur terasa lembab dikarenakan hanya memiliki 1 jendela

yang jarang di buka dan di bersihkan, barang-barang dalam kamar terlihat

tidak tertata dengan baik dan kotor. Keadaan dapur yang kotor 

 berlantaikan tanah dan terdapat tumpukan kayu-kayu serta kandang ayam.

Keadaan kamar mandi dan tempat mencuci alat-alat makan yang kurang

 bersih, dikarenakan tumpukan sisa makanan yang tidak langsung dibuang

ke tempat sampah. Jarak sumber air bersih dengan septic tank yang kurang

dari 10 meter.

H. Identifikasi Lingkungan Rumah

Rumah penderita terletak di daerah pemukiman penduduk biasa

dengan ukuran 5 x 8 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Penderita tinggal bersama

4 anggota keluarga lainnya. Secara umum gambaran rumah terdiri dari 2

53

Page 54: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 54/55

 

kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi beserta WC, 1 ruang tamu, dan 1 ruang

makan.

Lantai rumah dari semen, dinding dari tembok kecuali dapur yang

menggunakan dinding kayu, atap dari genteng. Ventilasi dan penerangan

disetiap ruangan kurang, Terdapat jendela hanya pada ruang tamu dan kamar 

tidur dengan ukuran sebanyak masing 1 buah untuk kamar tidur dan 2 buah

untuk ruang tamu. Perbandingan luas lantai dengan jendela di ruang tamu dan

kamar tidur > 25%.

Kebersihan dalam rumah dan luar rumah kurang baik, dan tata letak 

 barang tidak rapi. Listrik 450 watt, sumber air bersih untuk keperluan sehari-

hari dari sumur galian, dan juga untuk air minum didapat dari air sumur galian

yang dimasak. Fasilitas MCK dengan jamban model leher angsa, bak mandi

dikuras 1 minggu sekali. Jarak antara septic tank dengan sumber air minum

kurang dari 10 meter.

Kebersihan dapur kurang baik dengan keadaan lantai dari tanah dan

 penempatan tumpukan kayu serta kandang ayam di dalam dapur, pembuangan

air limbah ke selokan dan aliran lancar. Di dalam rumah tidak terdapat tempat

sampah yang tertutup. Jalan di depan rumah terbuat dari tanah. Kebersihan

lingkungan pemukiman kurang baik.

54

Page 55: KDK - Disentri

5/8/2018 KDK - Disentri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kdk-disentri 55/55

 

55