katarak pada lanjut usia

48
Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035) KATARAK PADA LANJUT USIA Yongky Sutanto, S.Ked Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan Cibubur ABSTRAK Mata sebagai organ penglihatan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari – hari. Seperti halnya organ – organ tubuh yang lain, mata pun akan mengalami kemunduran seiring dengan lanjutnya usia. Dan kita pun tahu betapa kompleksnya gangguan mata dan akibat – akibat yang ditimbulkannya pada lanjut usia. Mulai dari dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari – hari sampai dengan akibat yang paling ditakuti yaitu kehilangan penglihatan atau buta. Gangguan pada mata dapat mengakibatkan gangguan aktivitas kehidupan sehari – hari, menyebabkan lanjut usia tidak dapat menjalankan hobi dan rutinitas yang mereka gemari, hingga akhirnya para lanjut usia mengurung diri dan aspek sosial pun terganggu karena mereka merasa rendah diri, bahkan bila telah mengakibatkan kebutaan, dapat menyebabkan ketergantungan. Salah satu gangguan mata yang paling umum dialami oleh lanjut usia adalah Katarak. Katarak adalah suatu kekeruhan pada lensa yang dijumpai umumnya pada usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Katarak terdiri dari berbagai stadium dan penanganan efektifnya berupa operasi katarak. Perbaikan penglihatan itu juga dipengaruhi oleh ada tidaknya faktor predisposisi timbulnya katarak, yaitu hipertensi dan DM. Kepaniteraan Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, Cibubur Periode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008 1

Upload: gladys-sudiyanto

Post on 29-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

katarak

TRANSCRIPT

Page 1: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

KATARAK PADA LANJUT USIA

Yongky Sutanto, S.Ked

Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan Cibubur

ABSTRAKMata sebagai organ penglihatan memegang peranan penting dalam

kehidupan sehari – hari. Seperti halnya organ – organ tubuh yang lain, mata pun akan mengalami kemunduran seiring dengan lanjutnya usia. Dan kita pun tahu betapa kompleksnya gangguan mata dan akibat – akibat yang ditimbulkannya pada lanjut usia. Mulai dari dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari – hari sampai dengan akibat yang paling ditakuti yaitu kehilangan penglihatan atau buta.

Gangguan pada mata dapat mengakibatkan gangguan aktivitas kehidupan sehari – hari, menyebabkan lanjut usia tidak dapat menjalankan hobi dan rutinitas yang mereka gemari, hingga akhirnya para lanjut usia mengurung diri dan aspek sosial pun terganggu karena mereka merasa rendah diri, bahkan bila telah mengakibatkan kebutaan, dapat menyebabkan ketergantungan.

Salah satu gangguan mata yang paling umum dialami oleh lanjut usia adalah Katarak. Katarak adalah suatu kekeruhan pada lensa yang dijumpai umumnya pada usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Katarak terdiri dari berbagai stadium dan penanganan efektifnya berupa operasi katarak. Perbaikan penglihatan itu juga dipengaruhi oleh ada tidaknya faktor predisposisi timbulnya katarak, yaitu hipertensi dan DM.

Penulis melakukan survei terhadap lansia di Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur, terutama pada lansia yang menderita katarak. Penelitian didasarkan pada jumlah penderita katarak, jenis kelamin dan usia penderita katarak, jumlah penderita katarak yang telah menjalani operasi, penderita katarak yang menjalani operasi dan mengalami perbaikan penglihatan, pengaruh hipertensi terhadap katarak, pengaruh diabetes melitus terhadap katarak, peran katarak terhadap jatuh dan depresi, pengaruh penggunaan antioksidan terhadap pencegahan dan memperlambat proses penyakit katarak.

Tujuan penelitian ini adalah agar dapat diketahui pengaruh faktor predisposisi dan penggunaan antioksidan terhadap perbaikan katarak dan perjalanan penyakitnya sehingga rencana pengelolaan dapat mencegah,

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

1

Page 2: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

memperlambat perjalanan penyakit, dan meningkatkan angka keberhasilan perbaikan katarak di masa mendatang.

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mata adalah salah satu indera yang paling penting dalam kehidupan manusia. Karena tanpa penglihatan yang baik, seseorang akan merasa kurang dalam hidupnya. Tanpa mampu melihat, seseorang akan kehilangan hampir seluruh kemandirian dalam fungsi aktifitas sehari-hari, seperti makan, berpakaian, mandi, bepergian, dan lain-lain. Sebagai indera yang penting, mata seringkali mudah terserang penyakit, baik itu infeksi, keganasan, ataupun proses degenerasi, seperti katarak ini.

Pada lanjut usia, terjadinya katarak merupakan salah satu proses penuaan dan kemunduran yang sangat umum dialami, sama seperti kulit yang keriput dan rambut yang beruban, yang munculnya tidak sama waktu dan usianya pada setiap orang. Gejala yang biasa dialami adalah adanya kemunduran atau penurunan fungsi mata, yaitu untuk melihat dan mengenal objek dari jarak pandang normal.

Katarak merupakan masalah penting yang menyertai lanjutnya usia. Akibat dari masalah ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat, para ahli, bahkan oleh para lanjut usia sendiri. Dengan berkurangnya penglihatan akibat katarak, para lanjut usia seringkali kehilangan rasa percaya diri, berkurang keinginan untuk pergi keluar, untuk lebih aktif atau bergerak ke sana kemari. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk membaca atau melihat televisi. Semua ini akan menurunkan aspek sosialisasi dari para lanjut usia, mengisolasi mereka dari dunia luar yang pada akhirnya akan menyebabkan depresi dan berbagai akibatnya. Atas berbagai alasan itulah maka masalah gangguan penglihatan, khususnya katarak, merupakan topik penting bagi disiplin geriatri.

1.2. Perumusan MasalahBerdasarkan uraian dan penjelasan di atas, penulis melihat perlunya

mengetahui persentase lansia yang menderita katarak, jumlah lansia menderita katarak yang telah dilakukan operasi, dan tingkat keberhasilan operasi itu sendiri. Selain itu perlu diketahui juga mengenai hubungan katarak dengan jenis kelamin, pertambahan usia, hipertensi, diabetes melitus tipe II, peran katarak terhadap jatuh dan depresi, dan pengaruh antioksidan terhadap perjalanan penyakit ini di Sasana Tresna Werdha YKBRP Cibubur

1.3. HipotesisDiduga ada hubungan yang bermakna antara katarak dengan pertambahan

usia, hipertensi, diabetes melitus tipe II, resiko jatuh dan depresi, serta pengaruh penggunaan antioksidan sebagai faktor protektif pada penyakit katarak..

1.4. TujuanDapat diketahui jumlah lansia yang menderita katarak di STW Cibubur dan

pembagian katarak berdasarkan usia, jenis kelamin, dan hubungan katarak dengan Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

2

Page 3: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

hipertensi, diabetes melitus tipe II, resiko jatuh dan depresi, serta pengaruh penggunaan antioksidan sebagai faktor protektif pada penyakit katarak.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi dan Fisiologi Mata1.1. Anatomi Bola Mata

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan memiliki kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat kelengkungan yang berbeda.

Bola mata terdiri dari:1. Kornea merupakan lapis paling luar berupa jaringan yang jernih

dan bening, bentuknya hampir sebagai lingkaran dan sedikit kebih lebar pada arah transversal dibanding vertikal.

2. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata. Merupakan bagian terluar bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan dan memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

3. Uvea yang merupakan jaringan vaskular. Antara sklera dan uvea terdapat ruang yang potensial dimasuki oleh darah bila terjadi pendarahan. Jaringan uvea terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Iris mengatur jumlah sinar yang masuk ke mata. Badan siliar menghasilkan cairan bilik mata ( aquos humor )

4. Pupil pada lanjut usia dapat lebih mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Fungsi pupil adalah sebagai fokus, mengatur sinar yang masuk ke dalam mata, dan mengadakan miosis untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi.

5. Lensa terletak di belakang pupil, di daerah ekuator badan siliar dan dipegang oleh Zonula Zinn. Merupakan struktur globular yang transparan, bersifat kenyal atau lentur dan jernih. Bagian depan ditutupi kapsul anterior dan di belakang oleh kapsul posterior. Di bagian dalam kapsul terdapat korteks dan nukleus. Berfungsi untuk refraksi dan akomodasi.

6. Badan kaca yang mengisi rongga di dalam bola mata,mengandung 90% air dan bersifat gelatin yang hanya menempel papil saraf optik, makula dan pars plana.

7. Retina terletak paling dalam dan mempunyai 10 lapisan yang merupakan membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.

8. Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut saraf yaitu : saraf penglihatan dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik menggambarkan gangguan yang

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

3

Page 4: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

diakibatkan tekanan baik langsung maupun tidak langsung terhadap saraf optik.

2. Katarak

Katarak berasal dari bahasa Yunani yaitu katarhakies, bahasa Inggris yaitu cataract dan bahasa latin yaitu cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Merupakan kelainan lensa dimana lensa yang seharusnya bening dan transparan berubah menjadi keruh sehingga kehilangan daya akomodasinya.

Etiologinya dapat berupa proses penuaan, kongenital, penyakit lain ( DM, Glaukoma, Uveitis, Ablatio retina ), keracunan obat, dan kecelakaan.

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut dan hampir semua penyebab katarak berhubungan dengan proses menua. Akan tetapi meskipun demikian, angka faktor resiko untuk perkembangan dini telah dapat diidentifikasi. Faktor resiko itu termasuk paparan berlebihan dari radiasi ultraviolet (cahaya matahari), merokok, alkohol, gizi buruk, trauma, dan obat-obatan.

Selain itu, faktor penunjang lain pencetus katarak adalah pemakaian steroid sistemik atau topical, X-Ray, dan gelombang mikro, paparan sinar infrared secara intensif, serta penyakit sistemik lainnya (DM, hipertensi) .

1.1. Tanda dan gejala: Penurunan penglihatan secara perlahan-lahan tanpa disertai dengan mata

merah Lebih nyaman pada daerah yang lebih redup ( sore hari lebih nyaman

daripada malam hari ) Myopia → karena hidrasi, lensa menjadi lebih cembung Tidak ada gangguan lapangan pandang

1.2. Gejala Subyektif didapatkan: Penglihatan berkurang atau menurun Pada permulaan perlu ganti kacamata yang lebih sering karena lensa

cepat menjadi tidak lentur dan kehilangan daya akomodasinyaKepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

4

Page 5: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Silau Karena cahaya yang masuk akan pecah. Pandangan mula-mula berasap,

kemudian berkabut, dan akhirnya terhalang sama sekali Perubahan tajam penglihatan atau visus terjadi perlahan Tidak ada rasa sakit Terjadi miopisasi

1.3. Gejala Obyektif didapatkan:Lensa menjadi keruh. Kekeruhan lensa dapat bermacam-macam

tingkat, bentuk, dan lokasinya.1.4. Klasifikasi

Katarak dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Katarak kongenital

Katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital biasanya dilahirkan dari ibu yang menderita penyakit rubella, toksoplasmosis, galaktosemia, dan diabetes mellitus.

Katarak juvenilKatarak yang lembek dan terdapat pada usia muda, yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun.Katarak juvenile biasanya merupakan kelanjutan dari katarak congenital.

Katarak degeneratif: katarak senil is Katarak yang berkaitan dengan umur dan yang paling sering dijumpai. Katarak jenis ini merupakan suatu kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun diduga katarak senilis itu diduga dapat terjadi oleh karena proses denaturasi protein pada nukleus dan korteks, dimana terjadi sklerosis dan penimbunan ion kalsium sehingga terjadi hidrasi lensa, lensa menjadi tebal dan membengkak.

Katarak komplikataKatarak yang terbentuk sebagai efek langsung penyakit intraokular, glaukoma, retinitis pigmentosa, pelepasan retina (ablasi retina), dan tumor intraokuler. Letaknya berawal dari subkapsular posterior dan akhirnya mengenai seluruh lensa.

Katarak traumatikKatarak ini paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Contohnya batu, anak panah, sinar X, dan bahan radioaktif. Lensa menjadi putih seera setelah masuknya benda asing ke lensa karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan aquos humour dan kadang-kadang vitreous masuk ke dalam struktur lensa.

Katarak sekunderAkan dibahas pada komplikasi katarak.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

5

Page 6: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Katarak Senilis secara klinik dikenal dalam 5 stadium, yaitu: Stadium Insipien Stadium Intumesen Stadium Imatur Stadium Matur Stadium Hipermatur

1) Katarak Insipien

Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan penglihatan. Walaupun pada stadium ini, penglihatan jauhnya kabur, tetapi penglihatan dekatnya tetap baik sehingga tidak diperlukan kacamata.

Kekeruhan terutama mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks.

Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini mula – mula hanya dapat tampak bila pupil dilebarkan pada katarak insipien.

Kekeruhan ini dapat menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

2) Katarak Intumesen Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif

menyerap air.

Masuknya air ke dalam celah lensa mangakibatkan lensa menjadi bengkak

dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

6

Page 7: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

memberikan penyulit glaukoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi.

Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

3) Katarak Imatur Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa, hanya sebagian lensa

yang keruh. Dan masih dapat ditemukan bagian – bagian lensa yang jernih.

Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif . Sehingga lensa mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang memberikan akibat terjadinya miopisasi. Pencembungan lensa ini akan dapat menimbulkan bilik mata depan akan menjadi dangkal, sehingga terjadi glaukoma sekunder.

Pada pemeriksaan pupil terlihat adanya daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut sebagai shadow test positif.

4) Katarak Matur. Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.

Kekeruhan ini dapat terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila

katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Kedalamam bilik mata depan akan normal kembali dan karena lensa telah keruh seluruhnya, maka tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga didapatkan shadow test negatif.Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

7

Page 8: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

5) Katarak Hipermatur. Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat

menjadi keras atau lembek dan mencair.

Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa ( wrinkled capsul ). Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan Zonulla Zinn menjadi kendur.

Bila proses katarak berlanjut terus disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan mencair tidak dapat keluar. Maka korteks akan memperlihatkan bentuk seperti sekantung susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat, dan korteks tersebut akan membentuk air fluid level. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.

Pada pemeriksaan didapatkan iris tremulans (goyang), dimana sudut bilik mata depan menjadi dangkal sekali. Pada keadaan ini dapat timbul berbagai macam komplikasi.

Perbedaan Stadium Katarak  Insipien Imatur  Matur Hipermatur

Kekeruhan ringan Sebagian seluruh masifCairan Lensa normal  Bertambah normal berkurang

Iris normal  Terdorong normal tremulans(goyang)

Bilik Mata Depan normal  Dangkal normal dalamSudut Bilik Mata normal  Sempit normal terbuka

Shadow Test negatif Positif negatif pseudopositif

Penyulit - Glaukoma -glaukoma,uveitis

1.1. Diagnosa KatarakPemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa katarak

adalah sebagai berikut: Anamnesa

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

8

Page 9: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Dari hasil anamnesa, didapatkan gejala penurunan penglihatan secara perlahan tanpa mata merah, tidak ada rasa sakit, terjadi miopisasi, silau karena cahaya yang masuk menjadi pecah dan penglihatan mula-mula berasap kemudian berkabut sampai hilang sama sekali.

Ketajaman PenglihatanPengukuran ketajaman penglihatan untuk memeriksa seberapa

jauh katarak dapat membatasi penglihatan yang jelas, baik dekat maupun jauh. Pengukuran dilakukan dengan pemeriksaan Snellen chart.

Pemeriksaan dengan dilatasi pupilPemeriksaan ini bertujuan untuk melihat keadaan lensa secara

lebih jelas dan memeriksa retina dan nervus optikus untuk melihat adanya tanda-tanda kerusakan dan kelainan mata lainnya. Alat yang digunakan adalah slit lamp, dan oftalmoskop.

Uji bayangan iris (Shadow Test)Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang paling sederhana

untuk membedakan katarak imatur dan katarak matur. Uji bayangan iris diketahui bahwa semakin sedikit lensa keruh semakin besar bayangan iris pada lensa yang keruh. Senter tangan disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 derajat dengan dataran iris, dan dilihat bayangan iris pada lensa keruh. Bila letak bayangan jauh dan besar berarti lensa katarak imatur, sedang bila bayangan kecil dan dekat pupil berarti lensa katarak matur.

1.5. KomplikasiKomplikasi yang dapat timbul akibat katarak adalah : Glaukoma

Ada beberapa fase dari katarak yang dapat menyebabkan glaukoma, yaitu:1. Phacomorphic Glaucoma

Pada katarak stadium imatur, lensa menjadi bertambah besar ukurannya akibat menyerap cairan → iris terdorong ke depan → pendangkalan dari bilik mata depan → sudut bilik mata depan menjadi sempit bahkan menutup → menghambat trabecular meshwork → aliran aqueous humor terhambat → tekanan intraokuler meningkat → glaukoma sudut tertutup sekunder.

2. Phacolytic GlaucomaPada katarak stadium hipermatur, terjadi pengkerutan korteks

diikuti keluarnya masa lensa ke bilik mata depan → iris terdorong ke belakang → trabecular meshwork tehambat → aliran aqueous humor terhambat → tekanan intraokuler meningkat → glaukoma sudut terbuka sekunder

3. Phacotopic Glaucoma

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

9

Page 10: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

o Kapsul lensa keriput → dislokasi lensa → blocking pupil → aliran aqueous menuju bilik mata depan terganggu → peningkatan tekanan intraokular → glaukoma

o Perubahan bentuk vitreus → mendorong lensa ke depan → blokade pupil → aliran aqueous terganggu → peningkatan tekanan intraokular → glaukoma

Uveitis Komplikasi ini timbul pada keadaan katarak hipermatur,

dimana pada katarak hipermatur terjadi pencairan korteks lensa sehingga masa lensa keluar ke bilik mata depan. Keadaan ini menyebabkan timbulnya reaksi imun dari tubuh, karena protein pada masa lensa yang seharusnya terdapat dalam lensa, dianggap sebagai benda asing oleh tubuh ketika protein tersebut terdapat pada bilik mata depan. Hal ini menyebakan timbul reaksi inflamasi yang mengenai iris dan badan siliar disebut uveitis anterior.

Subluksasi dan dislokasi lensa Komplikasi ini timbul pada keadaan katarak stadium

hipermatur. Hal ini terjadi akibat Zonula Zinn yang merupakan penggantung lensa menjadi lemah atau rapuh dan rusak pada keadaan katarak stadium hipermatur, sehingga dapat menyebabkan subluksasi atau dislokasi lensa.

Katarak Sekunder Saat operasi ekstrasi ekstrakapsuler, lensa intraokuler terletak

di dalam kantung kapsul, kapsul tersebut menyangga lensa intraokuler dan sebagai pelindung bagian belakang mata. Setelah operasi ekstraksi ekstrakapsuler, kapsul tersebut dapat berubah menjadi berkabut yang mengakibatkan penglihatan menjadi buram dan kabur. Perubahan ini disebut kekeruhan kapsul posterior dan biasanya terjadi pada 40% pasien post operasi ekstrakapsuler katarak. Hal ini dapat timbul setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah operasi.

1.6. Indikasi OperasiIndikasi operasi atau ekstraksi pada katarak dapat diklasifikasikan

dalam 3 kelompok, yaitu : Indikasi optik

Operasi katarak atas indikasi optik dilakukan apabila visus dari pasien menurun sehingga menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-harinya. Hal ini dikeluhkan oleh pasien sendiri.

Indikasi medis Operasi katarak atas indikasi medis dilakukan apabila katarak

dapat menimbulkan komplikasi pada pasien, bila tidak dilakukan Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

10

Page 11: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

tindakan operasi akan menimbulkan kebutaan. Hal ini atas anjuran dari dokter.

Indikasi kosmetik Operasi katarak atas indikasi kosmetik dilakukan apabila

terjadi perubahan warna pupil, dimana pupil menjadi berwarna putih akibat dari proses katarak yang sudah terjadi kehilangan penglihatan yang permanen. Hal ini semata-mata dilakukan hanya untuk mengembalikan warna pupil menjadi hitam, tetapi tidak memperbaiki penglihatan.

1.7. Terapi Biasanya terapi yang dilakukan untuk mengatasi katarak adalah dengan operasi. Namun hal ini tidak dapat dilakukan pada katarak yang belum matur. Maka bagi penderita katarak yang belum memasuki stadium matur dapat diberikan terapi tetes mata yang mengandung Pirenoxine Na 1-2 tetes 3-5 x/hari dan menunggu hingga katarak memasuki stadium matur dan siap untuk dioperasi. Pengobatan katarak senille yang sudah matur adalah pembedahan atau ekstraksi, dimana lensa yang sudah keruh tersebut diangkat. Dapat dilakukan dengan teknik Intrakapsular ekstraksi dan Ekstrakapsular ekstraksi.

Operasi katarak intrakapsular atau Ekstraksi Katarak Intrakapsular (EKIK). Pembedahan dilakukan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan pada keadaan dimana Zonula Zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus. Pada katarak ekstraksi intrakapsular tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer. Pembedahan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan pemakaian alat khusus sehingga penyulit yang terjadi bisa minimal. Katarak ekstraksi intrakapsular ini tidak boleh dilakukan atau kontra indikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini adalah astigmatisme, glaukoma, uveitis, endoftalmitis dan perdarahan.

Operasi katarak ekstrakapsular atau Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK ) Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Termasuk dalam golongan ini ekstraksi linear, aspirasi dan irigasi.

Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, keratoplasti, implantasi lensa intra okular posterior, perencanaan sekunder implantasi lensa intraokular, kemungkinan akan dilakukannya bedah

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

11

Page 12: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

glaukoma, mata dengan predisposisi prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitosis makular edema, pasca bedah ablasi, sehingga pencegahan menjadi sulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.

Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

Phacoemulsification Sekarang ini terdapat pembedahan katarak dengan teknik Phacoemulsification yang merupakan teknik EKEK modern, dimana lensa dikeluarkan melalui lubang yang dibuat pada kapsul anterior. Inti ( nukleus ) lensa dihancurkan dengan jarum ultrasonik yang kemudian diaspirasi. Sayatan kornea pada teknik ini minimal sekali yaitu ± 2-3 mm, sehingga meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Teknik ini relatif lebih aman, tetapi biaya yang dibutuhkan lebih besar dan alat-alat yang digunakan lebih kompleks.

Lensa Intraokuler (IOL)Lebih dari 90% dari semua operasi katarak di AS diikuti dengan implantasi

lensa intraokuler. Biasanya implant berada di kamar okuli posterior (COP) dan anterior (COA). Lensa pada kamar okuli posterior umumnya digunakan pada prosedur ekstrakapsuler. Kombinasi ini lebih disukai daripada lensa pada kamar okuli anterior karena insidensi komplikasi yang mengganggu pandangan lebih kecil.

Penemuan terbaru menyatakan bahwa sekarang terdapat IOL yang dapat mengoreksi presbiopia sehingga berpotensi untuk membantu penglihatan untuk berbagai jarak, selain itu terdapat IOL tipe terbaru yang mampu menangkal sinar UV dan sinar biru yang dapat merusak retina.

Kapsulektomi dengan Laser YAGKekeruhan kapsul posterior yang terjadi setelah operasi ekstraksi

ekstrakapsuler katarak dapat diatasi dengan menggunakan terapi laser YAG. Laser YAG adalah laser Neodymium yang telah popular belakangan ini sebagai metode invasif untuk melakukan disisi kapsul posterior.

Denyut-denyut energi laser menyebabkan “ledakan-ledakan” kecil di jaringan target sehingga menimbulkan sebuah lubang kecil di kapsul posterior di sumbu pupil. Dalam penggunaannya, laser ini memfokuskan sinar melalui sebuah cermin kondensasi.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

12

Page 13: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Komplikasinya adalah naiknya tekanan intraokuler sementara yang dapat diketahui dalam 3 jam setelah terapi dan menghilang dalam beberapa hari dengan terapi. Selain itu dapat terjadi kerusakan lensa intraokuler akibat keretakan atau lubang kecil, tetapi biasanya tidak mengganggu penglihatan. Untuk mencegahnya, diperlukan pemfokusan secara cermat dalam pengarahan melalui suatu lensa kondensasi.

OMS-710Ini adalah metode mikroskop operasi terbaru yang didesain khusus untuk

katarak dan operasi segmen anterior. OMS-710 dirancang untuk meminimalisasi flare, diperlengkapi kontras dan warna yang unggul, dan memperdalam lapang pandang saat memberikan refleks merah superior. Alat ini juga diperlengkapi LCD warna yang mudah dibaca dan observasi yang lebih nyaman. Ukurannya yang medium dapat digunakan untuk operasi mayor, lebih mudah dipindahkan dan memiliki harga yang terjangkau.

1.2. Pencegahan KatarakPencegahan katarak diantaranya: Antioksidan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh banyak ahli praktisi, dengan mengkonsumsi antioksidan seperti vitamin A (beta karoten), vitamin C, dan vitamin E, serta sayuran dan buah-buahan, maka kita dapat mencegah proses perkembangan katarak.

Penggunaan kacamata pelindungDengan penggunaan kacamata pelindung dan topi yang

memiliki penutup di bagian depan, maka kita dapat menghindari paparan sinar ultraviolet secara langsung, sehingga kita dapat menunda progresifitas katarak.

Berhenti merokokSeperti kita ketahui bahwa rokok adalah salah satu faktor

resiko yang mempercepat progresifitas katarak. Hal ini disebabkan karena stres oksidasi yang meningkat pada lensa. Stres oksidasi terjadi akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh reaksi yang terdapat pada tembakau atau polusi udara lainnya. Radikal bebas ini merusak protein lensa dan serat membran sel dalam lensa.

Pemeriksaan rutin mata bagi penderita yang berusia diatas 60 tahun sebanyak satu kali per dua tahun.

Hal ini penting untuk mengetahui perkembangan kesehatan mata pasien, sehingga apabila terjadi perubahan yang signifikan dapat segera dilakukan tindakan untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi

Konsumsi KafeinMenurut penelitian baru-baru ini di Fort Lauderdale

mendemonstrasikan bahwa kafein mungkin efektif melawan sinar UV-B yang menginduksi kerusakan lensa mata. Para peneliti mengatur tingkat paparan sinar UV-B untuk menurunkan aktifitas

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

13

Page 14: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

transport rubidium menjadi sekitar 60% dari kontrol dasar yang dilakukan pada keadaan yang gelap. Ini juga diikuti dengan penurunan secara serempak pada tingkat GSH dan ATP menjadi 50% dan 40% pada kontrol keadaan gelap, penurunan ini secara signifikan dapat dicegah oleh kafein. Kehilangan transport rubidium hampir seluruhnya dapat digagalkan.

BAB IIISURVEI DI SASANA TRESNA WERDHA KARYA BAKTI

RIA PEMBANGUNAN

Metode dan Populasi SurveiSurvei dilakukan di Sasana Tresna Werdha Karya Bakti RIA Pembangunan,

dengan respondennya adalah para oma dan opa penghuni yang totalnya berjumlah 69 orang. Metode dilakukannya survei adalah deskriptif dan analitik cross sectional, dan Chi square dengan derajat kemaknaan 5%.

Definisi Operasional

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

14

Page 15: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

A. Jenis KelaminB. UsiaC. Hipertensi

Salah satu penyakit degeneratif yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Pada umumnya tekanan darah akan bertambah tinggi dengan bertambahnya usia pasien, dimana tekanan darah diastolik akan sedikit menurun sedangkan tekanan sistolik akan terus meningkat.

Berdasarkan JNC VII, hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80Prehipertensi 120-139 80-89Hipertensi stage I 140-159 90-99Hipertensi stage II ≥ 160 ≥ 100

D. Diabetes MelitusDiabetes mellitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai

adanya hiperglikemia yang disebabkan karena defek sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. DM merupakan gangguan yang kronis dan berhubungan dengan kerusakan berbagai organ tertentu, seperti mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.

Pada diabetes mellitus tipe I tejadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, sedangkan pada diabetes mellitus tipe II jumlah insulin normal, tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang, sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

Kadar Glukosa (mg/dL) Bukan DM Belum pasti DM DMSewaktu Plasma Vena < 110 110 – 199 ≥ 200

Darah Kapiler < 90 90 – 199 ≥ 200Puasa Plasma Vena < 110 110 – 125 ≥ 126

Darah Kapiler < 90 90 – 109 ≥ 110Sumber: PERKENI, Pengelolaan Diabetes Melitus tipe II, 2002

E. JatuhJatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi

mata, yang melibatkan suatu kejadian yang menyebabkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Jatuh pada lansia merupakan masalah penting di dalam bidang geriatri.

F. DepresiDepresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia. Usia

bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi, tetapi suatu keadaan

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

15

Page 16: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

penyakit medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang membuat mereka depresi.

Menurut PPDGJGejala Utama Gejala Lain

1. Afek depresi2. Kehilangan

minat3. Berkurangn

ya energi (mudah lelah)

1. Konsentrasi dan perhatian berkurang2. Kurang percaya diri3. Sering merasa bersalah4. Pesimis5. Ide bunuh diri6. Gangguan pola tidur dan nafsu makan

Kriteria: Depresi ringan:

2 gejala utama + 2 gejala lain + aktifitas tidak terganggu. Depresi sedang:

2 gejala utama + 3 gejala lain + aktifitas agak terganggu. Depresi berat:

3 gejala utama + 4 gejala lain + aktifitas sangat terganggu

Sekurang-kurangnya dibutuhkan 2 minggu untuk menegakkan diagnosa episode depresi tunggal. Episode depresi berikutnya tergolong dalam depresi berulang. Episode depresi berikutnya tergolong dalam depresi berulang. Episode depresi berulang rata-rata sekitar 6 bulan dan minimal 2 episode telah berlangsung dengan masing-masing selama 2 minggu.

G. Penggunaan AntioksidanBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh banyak ahli

praktisi, dengan mengkonsumsi antioksidan seperti vitamin A (beta karoten), vitamin C, dan vitamin E, serta sayuran dan buah-buahan, maka kita dapat mencegah proses perkembangan katarak.

Hasil SurveiDari hasil survey dapat diketahui: Jumlah lansia penderita katarak. Jumlah lansia penderita katarak berdasarkan jenis kelamin. Jumlah lansia penderita katarak berdasarkan usia. Jumlah lansia penderita katarak yang melakukan operasi katarak. Jumlah lansia penderita katarak yang mengalami perbaikan penglihatan

setelah melakukan operasi katarak. Hubungan antara katarak dengan hipertensi. Hubungan antara katarak dengan diabetes melitus. Hubungan antara katarak dengan jatuh. Hubungan antara katarak dengan depresi. Hubungan antara penggunaan antioksidan dengan perjalanan penyakit

katarak.Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

16

Page 17: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Adanya perbedaan yang bermakna atau tidak dari hasil survei di atas dengan menggunakan perhitungan rumus Chi Square.

Berikut ini adalah data dari hasil survei yang dilakukan terhadap lansia penghuni STW YKBRP Cibubur dalam bentuk tabel:

1. Penggolongan Responden Dengan Katarak dan Tidak Katarak

Tabel 1. Penggolongan responden dengan katarak dan tidak katarak di STW

RESPONDEN JUMLAH PERSENTASEKatarak 35 50,72%Tidak katarak 34 49,28%Jumlah 69 100%

Diagram 1. Penggolongan Responden dengan Katarak dan Tidak Katarak di STW

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

17

Page 18: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Berdasarkan tabel.1 dan diagram.1, diketahui responden dengan katarak sebanyak 35 orang yaitu 50,72% dan tidak menderita katarak sebanyak 34 orang yaitu 49,28%. Tabel diatas menunjukkan jumlah lansia yang menderita katarak hampir sama dengan yang tidak menderita katarak.

2. Penggolongan Responden Berdasarkan Mata yang Mengalami Katarak

Tabel 2. Penggolongan responden berdasarkan mata yang mengalami katarak di STW

RESPONDEN JUMLAH PERSENTASEMata Kanan 3 8,57%Mata Kiri 2 5,71%Kedua Mata 30 85,71%Jumlah 35 100%

Diagram 2. Penggolongan Responden dengan Katarak dan Tidak Katarak di STW

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

18

Page 19: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Berdasarkan tabel.2 dan diagram.2, diketahui dari responden dengan katarak sebanyak 35 orang, diketahui sebanyak 30 orang menderita katarak di kedua mata, 3 orang menderita katarak di mata kanan, dan 2 orang menderita katarak di mata kiri. Tabel diatas menunjukkan jumlah lansia yang menderita katarak hampir sama dengan yang tidak menderita katarak.

3. Penggolongan Responden Penderita Katarak Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3. Penggolongan Responden Penderita Katarak Berdasarkan Jenis Kelamin.

RESPONDEN PRIA WANITA JUMLAHKatarak 11(15,94%) 24(34,78%) 35(50,72%)Tidak Katarak 7(10,14%) 27(39,13%) 34(49,28%)Jumlah 18(26,09%) 51(73,91%) 69(100%)

Diagram 3. Penggolongan Responden Penderita Katarak Berdasarkan Jenis Kelamin

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

19

Page 20: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 3, diketahui bahwa dari 69 lansia yang menjadi responden terdapat 11 lansia pria yang menderita katarak dan 24 lansia wanita yang menderita katarak. Yang tidak menderita katarak sebanyak 7 pria dan 27 wanita.

Hubungan gangguan mata dengan jenis kelamin

Cara perhitungan:

Asumsi: Data pengukuran dua variable nominal dalam table 2x2

Model : Lansia penghuni STWYKB RIA pembangunan Cibubur

Ho : Tidak ada hubungan yang bermakna antara katarak dengan jenis kelamin pada lansia di STWYKB RIA pembangunan Cibubur

H1 : Terdapat hubungan yang bermakna antara katarak dengan jenis kelamin pada lansia di STWYKB RIA Pembangunan Cibubur

Tehnik statistic : Chi Square table 2x2 dengan rumus :

N(ad - bc)²X² = ___________________________ (a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

Batas kemaknaan dan batas penolakan 5% dengan df = (2-1)(2-1) = 1, maka batas penolakan adalah 3,841.

Prosedur pengambilan keputusan :

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

20

Page 21: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

- Apabila X² > 3,841 maka Ho ditolak- Apabila X² < 3,841 maka Ho diterima

Perhitungan : N(ad - bc)²

X² = ____________________________ (a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

= 69( 297 – 168)²_____________________________ (11+24)(7+27)(11+7)(24+27)

= 1,051

Kesimpulan :Karena nilai X² < 3,841 yaitu X² = 1,051 maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara katarak dengan jenis kelamin pada lansia di STWYKB RIA Pembangunan Cibubur.

4. Penggolongan Responden Penderita Katarak Berdasarkan Usia

Tabel 4. Penggolongan Responden Penderita Katarak Berdasarkan Usia.

Responden 60-69 70-79 Diatas 80 JumlahKatarak 4 10 21 35Tidak Katarak 5 14 15 34Jumlah 9 24 36 69

Diagram 4. Penggolongan Responden Penderita Katarak Berdasarkan Usia

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

21

Page 22: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Berdasarkan tabel 4 dan diagram 4, didapatkan orang yang menderita katarak sebanyak 4 orang berusia 60-69 tahun, 10 orang berusia 70-79 tahun, dan 21 orang berusia di atas 80 tahun. Yang tidak menderita katarak sebanyak 5 orang berusia 60-69 tahun, 14 orang berusia 70-79 tahun, dan 15 orang berusia di atas 80 tahun.

5. Penggolongan Responden Penderita Katarak yang Telah Melakukan Operasi Katarak

Tabel 5.1 Penggolongan Responden yang Telah Melakukan Operasi Katarak.

Responden Jumlah PersentasiOperasi 16 45,71%

Tidak Operasi 19 54,29%Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan sebanyak 16 orang lansia yang menderita katarak dan telah melakukan operasi dan 19 orang yang menderita katarak dan belum dilakukan operasi.

Diagram 5.1. Responden yang Telah Melakukan Operasi Katarak.Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

22

Page 23: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Tabel 5.2. Penggolongan Responden yang Mengalami Perbaikan Penglihatan setelah Operasi Katarak.

Responden Jumlah PersentasiPerbaikan Penglihatan 12 75%Tidak ada Perbaikan 4 25%

Jumlah 16 100%

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan sebanyak 12 orang lansia yang mengalami perbaikan penglihatan setelah operasi katarak dan 4 orang yang tidak mengalami perbaikan penglihatan setelah melakukan operasi.

Diagram 5.2. Penggolongan Responden yang Mengalami Perbaikan Penglihatan setelah Operasi Katarak.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

23

Page 24: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

6. Hubungan Katarak dengan Hipertensi

Tabel 6. Hubungan Katarak dengan HipertensiResponden Hipertensi Tidak hipertensi Jumlah

Katarak 20 15 35Tidak Katarak 24 10 34

Jumlah 44 25 69

Berdasarkan tabel 6. didapatkan bahwa responden penderita katarak yang menderita hipertensi ada 20 orang dan responden yang menderita katarak tanpa hipertensi ada 15 orang. Serta didapatkan pula responden yang tidak menderita katarak tapi menderita hipertensi ada 24 orang dan yang tidak mengalami baik itu katarak maupun hipertensi sebanyak 10 orang.

Diagram 6. Hubungan Katarak dengan Hipertensi.

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

24

Page 25: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Perhitungan :

N(ad - bc)²X² = ____________________________ (a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

69(200 – 360)² = __________________________ = 1,349

(20+15)(24+10)(20+24)(15+10)

Kesimpulan :

Karena nilai X² < 3,841 yaitu X² = 1,349 maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara katarak dengan hipertensi pada lansia di STWYKB RIA Pembangunan Cibubur.

7. Hubungan Katarak dengan Diabetes Melitus

Tabel 7. Hubungan Antara Katarak Dengan Diabetes Mellitus Responden DM Tidak DM Jumlah

Katarak 6 29 35Tidak katarak 10 24 34

Jumlah 16 53 69

Berdasarkan tabel 7. didapatkan penderita katarak yang juga menderita DM sebanyak 6 orang, dan penderita katarak yang tidak menderita DM sebanyak 29 orang. Serta didapatkan pula penderita DM yang tidak

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

25

Page 26: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

mengalami katarak sebanyak 10 orang, dan responden yang tidak menderita DM maupun katarak sebanyak 24 orang.

Perhitungan :

N(ad - bc)²X² = ____________________

(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

69( 144 – 290 )² = _____________________ = 1,458

(6+29)(10+24)(6+10)(29+24)

Kesimpulan :

Karena nilai X² < 3,841 yaitu X² = 1,458 maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara katarak dengan DM pada lansia di STWYKB RIA Pembangunan Cibubur.

8. Hubungan Katarak dengan Jatuh

Tabel 8. Hubungan Antara Katarak dengan Jatuh Responden Jatuh Tidak Jatuh Jumlah

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

26

Page 27: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Katarak 26 9 35Tidak katarak 14 20 34

Jumlah 40 29 69

Berdasarkan tabel 8, didapatkan penderita katarak yang pernah jatuh sebanyak 26 orang, dan penderita katarak yang tidak pernah jatuh sebanyak 9 orang. Serta didapatkan pula responden yang pernah jatuh yang tidak mengalami katarak sebanyak 14 orang, dan responden yang tidak pernah jatuh maupun menderita katarak sebanyak 20 orang.

Perhitungan :

N(ad - bc)²X² = ____________________

(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

69( 520 – 126 )² = _________________________ = 7,759

(26+9)(14+20)(26+14)(9+20)

Kesimpulan :

Karena nilai X² > 3,841 yaitu X² = 7,759 maka Ho ditolak. Jadi terdapat hubungan yang bermakna antara katarak dengan jatuh pada lansia di STWYKB RIA Pembangunan Cibubur.

9. Hubungan Katarak dengan Depresi

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

27

Page 28: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Tabel 9. Hubungan Antara Katarak dengan Depresi

Responden Depresi Tidak Depresi JumlahKatarak 2 33 35

Tidak katarak 4 30 34Jumlah 6 63 69

Berdasarkan tabel 9. didapatkan penderita katarak yang mengalami depresi sebanyak 2 orang, dan penderita katarak yang tidak mengalami depresi sebanyak 33 orang. Serta didapatkan pula responden yang mengalami depresi tetapi tidak mengalami katarak sebanyak 4 orang, dan responden yang tidak mengalami depresi maupun katarak sebanyak 30 orang.

Perhitungan :

N(ad - bc)²X² = ____________________

(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

69( 60 – 132 )² = ______________________ = 0,795

(2+33)(4+30)(2+4)(33+30)

Kesimpulan :

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

28

Page 29: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Karena nilai X² < 3,841 yaitu X² = 0,795 maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara katarak dengan depresi pada lansia di STWYKB RIA Pembangunan Cibubur.

10. Hubungan Penggunaan Antioksidan sebagai Faktor Protektif terhadap Katarak

Tabel 10. Hubungan Antara Katarak dengan Penggunaan Antioksidan.

Responden Konsumsi Tidak Mengkonsumsi JumlahKatarak 3 32 35

Tidak katarak 21 13 34Jumlah 24 45 69

Berdasarkan tabel 9. didapatkan penderita katarak yang mengkonsumsi antioksidan sebanyak 3 orang, dan penderita katarak yang tidak mengkonsumsi antioksidan sebanyak 32 orang. Serta didapatkan pula responden yang mengkonsumsi antioksidan dan tidak mengalami katarak sebanyak 21 orang, dan responden yang tidak mengkonsumsi antioksidan dan menderita katarak sebanyak 13 orang.

Perhitungan :

N(ad - bc)²X² = ____________________

(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

29

Page 30: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

69( 39– 672 )² = ______________________ = 21,512

(3+32)(21+13)(3+21)(32+13)

Kesimpulan :

Karena nilai X² > 3,841 yaitu X² = 21,512 maka Ho ditolak. Jadi terdapat hubungan yang bermakna antara katarak dengan penggunaan antioksidan sebagai faktor protektif pada lansia di STWYKB RIA Pembangunan Cibubur.

Responden yang menderita katarak namun belum dioperasi

Dari 35 orang responden yang menderita katarak, ada 16 orang yang sudah menjalani operasi, dan sisanya sebanyak 19 orang belum dioperasi. Penulis menanyakan apakah setelah dioperasi menjadi lebih nyaman. Dan mereka menyatakan setelah operasi mereka lebih nyaman dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari – harinya, sekaligus menghilangkan kekhawatiran mereka tentang katarak yang dideritanya.

Penulis juga mencoba menanyakan kepada 19 orang lansia yang menderita katarak namun belum menjalani operasi. Ada yang menyatakan keinginannya untuk dioperasi, namun menurut mereka, dokter matanya menyatakan belum saatnya dioperasi karena belum matur. Ada pula yang tersangkut masalah biaya operasi yang cukup mahal. Ada pula lansia yang menyatakan bahwa mereka merasa tidak terganggu dengan keadaan mereka sekarang. Serta ada pula yang takut menjalani operasi, karena mereka beranggapan bahwa operasi katarak adalah operasi besar yang sangat beresiko. Namun ternyata diantara mereka ternyata ada yang tidak tahu kalau mereka menderita katarak.,

BAB.XIIKESIMPULAN

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

30

Page 31: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Dari hasil survei di Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti RIA Pembangunan dengan 69 orang responden yang terdiri dari 17 orang pria dan 52 orang wanita didapatkan:

Dari 69 lansia, didapatkan 35 orang menderita katarak, 30 orang mengalami katarak pada kedua matanya, 3 orang mengalami katarak padaa mata kanan, dan 2 orang mengalami katarak pada mata kiri.

Dari 35 lansia yang menderita gangguan mata tersebut didapatkan: 11 orang diantaranya adalah pria. 24 orang wanita. 4 orang berusia antara 60-69 tahun. 10 orang berusia antara 70-79 tahun. 21 orang berusia di atas 80 tahun.

Dari 35 orang yang menderita katarak, 16 diantaranya sudah dioperasi dan 19 orang sisanya belum menjalani operasi.

Dari 16 orang yang menjalani operasi katarak, 12 orang diantaranya mengalami perbaikan penglihatan dan 4 orang sisanya tidak mengalami perbaikan penglihatan.

Dari 35 orang yang menderita katarak, didapatkan 20 orang diantaranya menderita hipertensi dan 15 orang lainnya tidak menderita hipertensi. Dan setelah dilakukan pengolahan data dengan perhitungan chi square, didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan katarak.

Dari 35 orang yang menderita katarak, didapatkan 6 orang menderita DM, dan 29 orang lainnya tidak menderita DM. Dan setelah dilakukan pengolahan data dengan perhitungan chi square, didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara katarak dan DM.

Dari 35 orang yang menderita katarak, didapatkan 26 orang pernah mengalami jatuh setelah menderita katarak dan 9 orang sisanya tidak pernah mengalaminya. Dan setelah dilakukan pengolahan data dengan perhitungan chi square, didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara katarak dan insiden jatuh.

Dari 35 orang yang menderita katarak, didapatkan 2 orang mengalami depresi dan 33 orang sisanya tidak mengalami depresi. Dan setelah dilakukan pengolahan data dengan perhitungan chi square, didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara katarak dan depresi.

Dari 35 orang yang menderita katarak, didapatkan 3 orang secara rutin mengkonsumsi antioksidan dan 32 orang sisanya tidak mengkonsumsi antioksidan secara rutin. Dan setelah dilakukan pengolahan data dengan perhitungan chi square, didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara katarak dan penggunaan antioksidan.

BAB.XIIISARAN

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

31

Page 32: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Setelah melakukan survei, penulis mencoba mengajukan beberapa saran untuk mencegah terjadinya komplikasi – komplikasi akibat katarak, meningkatkan kualitas hidup para penderita katarak, dan mengatasi masalah – masalah mengenai katarak pada para lansia di STWYKB RIA Pembanguan, Cibubur. Antara lain :

Edukasi dan penyuluhan tentang berbagai penyakit mata, khususnya katarak, yang dapat mengenai lanjut usia kepada para lanjut usia serta pengurus STW.

Memberikan informasi secara lengkap, jelas dan mudah dimengerti mengenai pengertian, gejala, penyebab dan komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat adanya katarak, agar dapat dilakukan deteksi dini.

Edukasi dan penyuluhan mengenai pentingnya operasi katarak. Jelaskan bagaimana prosedur pelaksanaan dan keuntungan yang dapat diperoleh serta bahaya yang dapat timbul bila katarak tidak dioperasi.

Pengadaan suatu bakti sosial yang diadakan oleh para dokter mata ataupun residen mata sehingga dapat lebih mengkhususkan pada gangguan mata, terutama katarak, dimana dapat pula dilakukan tindakan bedah bagi mereka yang membutuhkan. Dapat pula mengadakan kerjasama dengan lembaga – lembaga sosial ataupun pemerintah untuk penyediaan anggaran untuk operasi katarak untuk meningkatkan kualitas hidup para lanjut usia.

Rutin mengikuti olahraga ataupun kegiatan lain yang diadakan. Adakan suatu acara dimana para lansia dapat memeriksakan matanya ke

dokter mata secara rutin dan terjadwal. Memperhatikan hal – hal lain sebagai dampak akibat komplikasi katarak

yang ditimbulkan bagi para penderitanya seperti depresi dan isolasi sosial. Anjuran untuk mengkonsumsi makanan dan suplemen yang mengandung

antioksidan, yang telah terbukti mampu mengurangi insiden dan memperlambat proses penyakit ini.

DAFTAR PUSTAKA

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

32

Page 33: Katarak Pada Lanjut Usia

Katarak Pada Lanjut Usia Yongky Sutanto, S.Ked (406071035)

Darmajo, R. Boedhi, H. Hadi Martono. Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi kedua/ Balai Penerbit FKUI. 2000

Ilyas, Prof. Dr. H. Sidarta, Sp.M, Prof. DR. dr. H.H.B. Mailangkay Sp.M. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kedua. CV. Sagung Seto. Jakarta. 2002.

Ilyas, Prof. Dr. H. Sidarta, Sp.M. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2005

Ilyas, Prof. Dr. H. Sidarta, Sp.M., Tanzil, Dr. Muzakkir, Sp.M. Sari Ilmu PenyakitMata. Edisi keempat. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2008

Lonergan, Edmund T. Et. Al., Geriatrics : A lange clinical manual. International edition. Prentice-hall International Inc. 1996

http://www.mayoclinic.com

http://www.emedicine.com

http://www.yahoo/images

http://www.google/images

http://www.mrcophth.com

http://www.thefreedictionary.com

http://www.eyecaresource.com

http://www.snec.com.sg/eye/entropion.asp

Kepaniteraan Gerontologi MedikFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraSasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan, CibuburPeriode 28 Juli 2008 – 31 Agustus 2008

33