karvas sken 1
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
Belajar Mandiri Terarah (Problem Based Learning)
Blok VIII – Kardiovaskular-1
Kressa Stiffensi Saparang (E10 – 102010126)
Kerja Jantung dan Faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Tekanan Darah
Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh selain otak dan paru-paru.
Dalam skenario kasus kali ini seorang ibu melakukan pemeriksaan fisik, diantaranya
mengukur tekanan darah. Didalam makalah ini saya mencoba untuk menguraikan bagaimana
cara kerja jantung dalam tubuh, peran serta darah, pembuluh darah, dan hormon yang juga
turut serta mempengaruhi cara kerja jantung, serta beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perubahan tekanan darah.
Skenario kasus
Seorang laki – laki berusia 30 tahun datang ke dokter dengan keperluan meminta surat
keterangan sehat sebagai prasyarat melamar pekerjaan. Dokter melakukan pemeriksaan dan
mendapatkan laki – laki tersebut menderita hipertensi.
Hipotesis
Tekanan darah laki – laki tersebut tinggi karena dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal.
Kardiovaskular-1 Page 1
Pembahasan
Tekanan darah adalah tekanan yang diukur pada nadi, yang dinyatakan dalam
milimeter (mm) air raksa (Hg) dan terdiri dari dua nilai, yaitu nilai yang berada diatas disebut
tekanan sistolik, dan yang dibawah disebut tekanan diastolik.1 Tekanan sistolik adalah
tekanan darah akibat kontraksi ventrikel, yaitu tekanan pada puncak gelombang darah.
Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan yang paling bawah, ada di setiap waktu dalam
arteri. Perbedaan antara tekanan diastolik dan sistolik disebut tekanan nadi.2
I. Jantung (Cor)
I.A. Anatomi Jantung
Jantung atau cor merupakan organ muskularis yang mempunyai rongga didalamnya dan
berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung
bersandar pada diafragma (bagian inferior) kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus
yang disebut pericardium (peri artinya sekeliling, cardium artinya jantung). Jantung terletak
didalam mediastinum inferior pars media, disebelah ventral jantung ditutupi oleh sternum dan
cartilago costalis III-VI. Jantung berada dibagian tengah diafragma, didepan esofagus.3
Gambar 1. Anatomi jantung
Apex cordis berbentuk kerucut dan terletak dibagian inferior, bagian anterior sinistra.
Hampir 2/3 bagian jantung terletak di media dan mengarah ke sinistra.4
Gambar 2. Anatomi jantung
Kardiovaskular-1 Page 2
Jantung pada manusia dewasa memiliki ukuran panjang 12 cm, lebar 8-9 cm, dengan
diameter anteroposterior 6 cm. Berat jantung laki-laki sekitar 280-350 gram dan berat jantung
perempuan adalah 230-280 gram.4
a.1. Perikardium Jantung
Perikardium jantung terletak pada mediastinum di bagian posterior dibatasi oleh corpus
sterni dan cartilago costalis II-IV, sedangkan dibagian anterior dibatasi oleh vertebra
thorakalis V-VIII. Perikardium jantung terdiri dari dua sakus, yaitu sakus eksterna dan sakus
interna.4
1. Sakus eksterna yang juga dikenal sebagai perikardium fibrosa, merupakan kantung
berbentuk conus, pada bagian superior akan menyempit dan berlanjut menjadi lapisan
luar pembuluh darah besar dan fascia pre-trakealis, kearah inferior melekat pada
centrum tendineum dan pars muskularis diafragma sinistra. Pada bagian posterior
perikardium fibrosa memiliki perlekatan berupa ligamentum pericardiacosternalis
superior (ujung superior corpus sterni) dan ligamentum pericardiacosternalis inferior
(ujung inferior corpus sterni). Perlekatan ini berfungsi untuk memelihara jantung agar
tetap berada pada posisinya. Pada bagian lateral dari perikardium ini tertutup oleh
pleura dan berhubungan dengan facies mediastinalis paru serta nervus phrenicus.
Pembuluh darah yang terbungkus oleh perikardium fibrosa adalah aorta, vena cava
superior, arteri pulmonalis dekstra dan sinistra, serta keempat venae pulmonalis.4
2. Sakus interna atau perikardium serosa, merupakan kantung tertutup yang
berhubungan dengan perikardium fibrosa dan mengalami invaginasi sehingga
terbentuk pars parietalis dan pars viseralis. Pars viseralis (epikardium) berfungsi
untuk membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Pars viseralis mengadakan
refleksi (pelipatan balik) menjadi pars parietalis yang akan menyatu dengan
perikardium fibrosa.4
Gambar 3. Lapisan jantung
Kardiovaskular-1 Page 3
a.2. Dinding jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu4
1. Epikardium, merupakan lapisan terluar dinding jantung. Lapisan dalam epikardium
disebut membrana serosa (perikardium viseral), yaitu selapis sel squamosa pada
lamina propria jaringan ikat halus. Diantara membrana serosa dengan miokardium
terdapat jaringan ikat fibroelastis.
2. Miokardium, merupakan lapisan tengah dinding jantung yang tersusun dari beberapa
lapis otot jantung.
3. Endokardium, merupakan lapis terdalam dinding jantung yang terdiri dari lapisan sel
squamosa endothelial.
Gambar 4. Dinding jantung
a.3. Bagian-bagian Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu dua atrium (atrium dekstra dan atrium sinistra) dan
dua ventrikel (ventrikel dekstra dan ventrikel sinistra). Diantara kedua atrium dipisahkan oleh
septum interatriorum, sedangkan diantara kedua ventikel dipisahkan oleh septum
interventricularis.4 Atrium dekstra berada disepanjang batas kanan jantung dan terbuka pada
bagian kirinya kedalam segitiga ventikel dekstra. Atrium ini berada pada bagian depan
jantung, dan memompakan darah ke atas masuk ke arteri pulmonalis. Atrium sinistra
berbentuk persegi tidak beraturan dengan vena pulmonalis masuk kedalam setiap sudutnya.
Atrium ini mengalirkan darah kedalam kerucut besar dan berdinding tebal, yaitu ventrikel
sinistra. Ventrikel sinistra membentuk massa utama dari jantung dan ruangan lain yang
dibungkusnya. Otot-ototnya melaksanakan banyak tugas, salah satunya memompa darah ke
atas masuk aorta. Dinding kedua atrium lebih tipis dibandingkan dengan dinding kedua
ventrikel. Tetapi dinding ventrikel sinistra lebih tebal dibandingkan dengan dinding ventrikel
Kardiovaskular-1 Page 4
dekstra, hal ini disebabkan karena fungsi dan tugasnya yang lebih berat, yaitu memompa
darah keseluruh bagian tubuh.3
I.B. Histologi Jantung (Cor)
Dinding jantung memiliki seperti telah disebutkan diatas, yaitu terdiri dari tiga lapisan
utama yaitu endokardium (tunika intima), miokardium (tunika media), dan epikardium
(tunika adventisia). Dinding atrium mempunyai endokardium yang tebal. Dibawah
endokardium terdapat lapisan subendokardium yang merupakan jaringan ikat longgar.
Lapisan ini memisahkan endokardium dan miokardium dibawahnya. Miokardium terdiri dari
jaringan otot jantung. Epikardium merupakan perikardium viseral berupa epitel selapis
gepeng. Antara miokardium dan epikardium terdapat jaringan ikat longgar yang dipenuhi
oleh jaringan lemak.5
Gambar 5. Histologi jantung
Valvula (katup) atrioventrikularis mempunyai kerangka jaringan ikat padat fibrosa. Katup
ini terletak pada pintu penghubung antara atrium dan ventrikel. Permukaan katup yang
menghadap atrium dilapisi oleh endokardium yang tebal, sedangkan yang menghadap
ventrikel dilapisi oleh endokardium yang tipis. Pada pangkal katup terdapat jaringan ikat
fibrosa yang membentuk annulus fibrosus, yaitu cincin jaringan ikat yang melingkari pintu
penghubung atrium dan ventrikel tempat melekat katup jantung. Disini juga terdapat chorda
tendinae yang menghubungkan katup dengan muskulus papillaris.5
Dinding ventrikel jantung lebih tebal daripada dinding atrium karena lapisan miokardium
ventrikel sangat tebal. Tetapi endokardium ventrikel lebih tipis daripada endokardium atrium
karena hanya terdiri dari selapis endotel dengan jaringan ikat longgar subendotel dibawahnya.
Disini juga dapat dilihat serat purkinje yang berada dalam lapisan subendokardium. Pada
Kardiovaskular-1 Page 5
perbatasan antara atrium dan ventrikel, yaitu diluar epikardium, terdapat potongan arteri dan
vena koronaria.5
I.C. Aliran Darah melalui Jantung
Aliran darah melalui jantung diatur oleh katup yang memungkinkan darah hanya mengalir
satu arah saja. Katup-katup tersebut menutup dengan rapat untuk mencegah adanya aliran
balik, namun saat terbuka memungkinkan darah mengalir bebas kedepan. Setiap kontraksi
otot jantung dengan mudah meningkatkan tekanan dalam ruang jantung.3
Darah vena dari jaringan tubuh memasuki atrium dekstra dari vena cava superior dan
inferior. Atrium dekstra memompa darah melalui katup trikuspidalis ke ventrikel dekstra, dari
sini darah dipompa oleh kontraksi dinding ventrikel melewati katup semilunaris masuk ke
arteri pulmonalis dalam perjalanannya menuju paru-paru.3
Gambar 6. Aliran darah melalui jantung
Katup-katup jantung adalah lapisan jaringan fibrosa. Katup trikuspidalis dan
bikuspidalis (katup mitral) – keduanya disebut katup atrioventrikularis – harus menahan
tekanan tinggi saat terjadi kontraksi jantung. Daun-daun katupnya dilekatkan oleh chorda
tendinae ke otot papillaris di dinding masing-masing ventrikel. Saat ventrikel berkontraksi,
chorda ini mencegah katup terbalik ke atrium.3
Di atrium dan ventrikel sinistra, darah yang teroksigenasi (kaya akan oksigen) dari
paru-paru akan memasuki atrium sinistra melalui empat vena pulmonalis dan melintasi katup
bikuspidalis (mitral) masuk ke ventrikel sinistra, dari sini dipompakan melalui katup
Kardiovaskular-1 Page 6
semilunaris masuk ke aorta yang kemudian akan mendistribusikan darah ke sirkulasi
sistemik.3
Katup-katup semilunaris di pintu masuk ke aorta dan arteri pulmonalis memiliki tiga
helai daun katup. Katup ini tidak memiliki tali-tali chorda yang mencegah katup tersebut
membuka terbalik karena tekanan belakang dimana katup ini diarahkan lebih sedikit daripada
yang didorongkan ke katup atrioventrikularis.3
Gambar 7. Bagian-bagian jantung (tampak anterior)
Penyakit katup yang mengakibatkan aliran balik disebut inkompeten. Penyempitan
katup yang mengakibatkan tidak mengalirnya darah dengan bebas kearah depan disebut
stenosis. Penyempitan katup aortik adalah salah satu penyakit katup yang disebabkan oleh
arteriosklerosis, dapat menimbulkan serangan jantung, angina, dan kematian mendadak.3
Gambar 8. Atherosclerosis
I.D. Siklus Jantung
Jantung berfungsi melakukan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Proses sirkulasi ini akan
bekerja dengan baik jika proses pemompaan berlangsung dengan baik. Jika proses
pemompaan ini tidak sempurna, distribusi oksigen akan menurun. Dalam hal ini pompa
jantung akan bekerja melalui tahapan yang disebut siklus jantung.3
Kardiovaskular-1 Page 7
Siklus jantung (cardiac cycle) mempunyai dua fase, yaitu fase sistole dan fase diastole.
Jantung berkontraksi secara berirama dengan pusat kendali impuls yang berasal dari simpul
sinus. Fase sistole (systolic filling) merupakan fase kontraksi, terjadi ketika ventrikel
berkontraksi mengalirkan darah kedalam aorta dan arteri pulmonar. Sedangkan fase diastole
(diastolic filling) merupakan fase relaksasi, terjadi ketika ventrikel relaksasi dan atrium
berkontraksi.3
Gambar 9. Siklus jantung
Pada awal sistole, peningkatan tekanan ventrikel mendorong katup mitral dan tricuspidalis
untuk menutup. Penutupan katup-katup atrioventrikular (AV) ini menghasilkan bunyi jantung
yang pertama, yang dikenal sebagai S1 atau lub dari bunyi lub-dub. Tekanan ventrikel itu
terbentuk sampai melewati arteri pulmonal dan aorta. Kemudian katup aorta dan semilunar
pulmonik terbuka sehingga ventrikel mendorong darah masuk ke arteri.6,7
Setelah ventrikel kosong dan rileks, tekanan ventrikel menurun sampai dibawah arteri
pulmonar dan aorta. Katup semilunar menutup, menghasilkan bunyi jantung kedua yaitu S2
atau bunyi dub dari lub-dub dan menandai berkahirnya fase sistole. Pada saat ventrikel rileks
selama diastole, tekanan didalam ventrikel lebih sedikit dibandingkan tekanan didalam
atrium. Katup AV membuka dan darah mulai mengalir kedalam ventrikel dari atrium. Ketika
ventrikel menjadi penuh mendekati akhir dari diastole, atrium berkontraksi untuk
mengirimkan sisa darah ke ventrikel. Sekarang tekanan ventrikel lebih besar daripada tekanan
atrium. Katup AV menutup menandai dimulainya sistole dari pengulangann dari siklus
jantung.6,7
Peristiwa di sisi kanan jantung (dengan tekanan yang lebih rendah), terjadi satu detik
setelah peristiwa di jantung kiri.6,7
Kardiovaskular-1 Page 8
I.E. Irama Denyut Jantung
Jantung normalnya akan berdenyut 75 kali semenit. Waktu dari mulainya satu denyut
jantung sampai berikutnya (siklus jantung) kira-kira 0,8 detik. Irama denyut jantung yang
normal dapat timbul hanya jika perangsangan dimulai dari nodus sinoatrial (SA node) dan
mengikuti jalur normal melalui nodus atrioventrikular (AV node), berkas His, dan serabut
purkinye.7
Gambar 10. Nodus sinoatrial (SA noe)
Irama jantung yang normal bergantung pada sistem eksitasi dan konduktif jantung
yang harus berjalan dengan baik. Agar jantung dapat berkontraksi dengan irama yang teratur,
kontraksi otot jantung harus dicetuskan oleh potensial aksi dari SA node.7
Jantung berdenyut secara otonom dan iramanya teratur karena terdapat sel-sel yang dapat
menghasilkan potensial aksi (autorhytmic cells). Sel autoritmik dapat ditemukan pada SA
node, AV node, berkas His, dan serabut purkinye. Sel autoritmik mempunyai keistimewaan
yaitu tidak memiliki potensial membran istirahat (resting potential).7
I.F. Bunyi Jantung
Bunyi jantung yang terdengar dengan stetoskop disebabkan oleh getaran yang berasal dari
jantung dan pembuluh besar. Membuka dan menutupnya katup jantung sangat berperan
menghasilkan bunyi jantung, karena pada saat itu terjadi aliran turbulen dan sebagian dari
getaran yang terjadi berada dalam rentang yang dapat didengar.8
Bunyi jantung pertama (S1) dihasilkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspidalis.
Komponen mitral paling jelas terdengar di apeks dan komponen trikuspidalis didaerah batas
bawah sternum. Intensitas S1 menonjol pada saat meningkatnya curah jantung dan interval PR
yang pendek, karena terjadi penyimpangan maksimal katup jantung selama penutupan katup.
Kardiovaskular-1 Page 9
Splitting (terpecah) lebar pada S1 disertai komponen trikuspidalis yang terlambat secara
normal dpaat terdengar selama inspirasi pada bayi dan anak kecil, serta pada lesi-lesi seperti
stenosis trikuspidalis, anomali Ebstein, blok cabang berkas kanan (right bundle branch
block), dan sewaktu memacu ventrikel.9
Bunyi jantung kedua (S2) dihasilkan dari penutupan katup aorta (A2), diikuti dengan
penutupan katup pulmonal (P2), dan paling jelas terdengar di basis jantung. Pada keadaan
normal, P2 lebih lemah daripada A2.9
Bunyi jantung kadang-kadang dapat didengar selama diastole ventrikel. Pengisian
ventrikel dini dan cepat yang terjadi setelah pembukaan katup atrioventrikular dapat
menghasilkan bunyi jantung ketiga (S3). Sedangkan pengisian ventrikel yang berkaitan
dengan pengeluaran darah secara paksa dari atrium kedalam ventrikel disertai kontraksi
atrium dapat menimbulkan bunyi jantung keempat (S4).9
Tabel 1. Bunyi jantung normal2
Bunyi/ fase Deskripsi Area
Aorta Pulmonal Trikuspidalis Apikal
S1 Suara samar, nada
rendah, dan lebih
dalam dari S2;
bunyi seperti ‘lub’
Intensitas
kurang dari
S2
Intensitas kurang
dari S2
Lebih keras
atau sama
dengan S2
Lebih keras atau
sama dengan S2
Sistole Normalnya interval
antara S1 dan S2
sunyi
S2 Lebih keras
dari S1
Lebih keras dari
S2; abnormal jika
lebih keras dari S2
Intensitas
kurang atau
sama dengan
S1
Intensitas
kurang atau
sama dengan S1
Diastole Normalnya interval
antara S2 dan S1
selanjutnya sunyi
Kardiovaskular-1 Page 10
II. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom mengatur fungsi tubuh seperti fungsi pencernaan, pernafasan, dan
kardiovaskular. Diatur terutama oleh hipotalamus, SSO terdiri dari dua bagian, yaitu10
1. Sistem saraf simpatis menyediakan sistem persiapan darurat, respon fligt or fight.
Impuls simpatis meningkat tajam ketika tubuh berada dibawah tekanan fisik atau
emosional yang menyebabkan dilatasi bronkiolus, dilatasi pembuluh darah otot
jantung dan otot volunter, kontraksi jantung yang lebih kuat dan cepat, konstriksi
pembuluh darah perifer, penurunan peristaltis, dan peningkatan keringat. Stimulus
simpatis dimediasi oleh norepinefrin.
2. Sistem saraf parasimpatis merupakan pengendali utama untuk sebagian besar efektor
viseral sepanjang waktu. Impuls parasimpatis dimediasi oleh asetilkolin.
Tabel 2. Efek sistem saraf otonom pada jantung dan struktur yang mempengaruhi jantung11
Daerah yang terkena Efek stimulasi simpatis Efek stimulasi parasimpatis
Nodus SA Meningkatkan kecepatan
depolarisasi ke ambang;
meningkatkan kecepatan denyut
jantung
Mengurangi kecepatan
depolarisasi ke ambang;
mengurangi kecepatan denyut
jantung
Nodus AV Meningkatkan eksitabilitas;
mengurangi penundaan nodus
AV
Mengurangi eksitabilitas;
meningkatkan penundaan nodus
AV
Jalur hantaran ventrikel Meningkatkan eksitabilitas;
mempercepat hantaran melalui
berkas HIS dan serat purkinye
Tidak ada efek
Otot atrium Meningkatkan kontraktilitas;
memperkuat kontraksi
Mengurangi kontraktilitas;
memperlemah kontraksi
Otot ventrikel Meningkatkan kontraktilitas;
memperkuat kontraksi
Tidak ada efek
Medula adrenal (suatu
kelenjar endokrin)
Mendorong sekresi epinefrin
medula adrenal, suatu hormon
yang memperkuat efek sistem
saraf simpatis pada jantung
Tidak ada efek
Vena Meningkatkan aliran balik vena, Tidak ada efek
Kardiovaskular-1 Page 11
yang meningkatkan kekuatan
kontraksi jantung melalui
mekanisme Frank-Starling
III. Darah
Volume darah normal orang dewasa kira-kira 5 liter. Darah terdiri dari suspensi sel-sel
dalam cairan jernih plasma. Bila sel-sel dimungkinkan untuk mengendap dengan pemutaran
dalam sentrifugasi, sel-sel ini merupakan 40-50% dari volume darah total.3
Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein, dan 1-2% adalah larutan lain. Larutan lain yang
dimaksud disini adalah garam anorganik (Na+, K+, Mg++, dan HCO3-), urea, asam urat,
kreatinin, amonia, asam amino, glukosa, lipid, gas-gas (O2, CO2, dan N2), hormon-hormon,
dan enzim.3
Sel-sel darah terdiri dari3
1. Sel darah merah (eritrosit)
Penuh dengan hemoglobin yang berkombinasi secara reversibel dengan oksigen dan
mentranspornya ke jaringan, ada pada konsentrasi kira-kira 5 juta per mm3 darah. Sel
darah merah tidak mempunyai inti.
Gambar 11. Eritrosit (sel darah merah)
2. Sel darah putih (leukosit)
Penting dalam memastikan tubuh terhadap penyakit, ada pada konsentrasi kira-kira
5.000-10.000 per mm3 darah. Leukosit terbagi menjadi dua, yaitu leukosit
polimorfonuklear atau granular dan leukosit nongranular. Leukosit polimorfonuklear
terdiri dari neutrofil 40-75%, eosinofil 2-5%, dan basofil 0,5%. Sedangkan leukosit
nongranular terdiri dari limfosit 20-45% dan monosit 5%.
Kardiovaskular-1 Page 12
Gambar 12. Leukosit (sel darah putih)
3. Trombosit
Adalah fragmen kecil dari protoplasma yang mampu melekat pada permukaan
abnormal. Trombosit penting dalam memperbaiki pembuluh darah dan koagulasi.
Trombosit normalnya ada pada konsentrasi 250.000-400.000 per mm3 darah.
Gambar 13. Trombosit (keping darah)
Fungsi utama darah12
1. Respirasi, mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke
paru-paru.
2. Nutrisi, mengangkut zat makanan yang diserap.
3. Ekskresi, mengangkut zat sisa metabolik ke ginjal, paru-paru, kulit, dan usus untuk
dibuang.
4. Memelihara keseimbangan asam dan basa normal dalam tubuh.
5. Mengatur keseimbangan air melalui efek darah pada pertukaran air antara cairan yang
beredar dan cairan jaringan.
6. Mengisi suhu tubuh melalui distribusi panas tubuh.
7. Membentuk pertahanan terhadap infeksi melalui sel darah putih dan antibodi dalam
sirkulasi.
8. Mengangkut hormon dan mengatur metabolisme.
9. Mengangkut metabolit.
10. Koagulasi (pembekuan).
Kardiovaskular-1 Page 13
IV. Pembuluh Darah
IV.a. Anatomi Pembuluh Darah
Ada beberapa jenis pembuluh darah. Arteri dan arteriol, yang membawa darah keluar dari
jantung dan selalu membawa darah segar berisi oksigen, kecuali arteri pulmoner yang
membawa darah ‘kotor’. Venula dan vena membawa darah kearah jantung, kecuali vena
pulmoner yang selalu membawa darah yang miskin oksigen. Kapiler adalah pembuluh darah
yang sangat kecil dan dari kapiler ini arteriol berakhir dan venula mulai untuk mengalirkan
darah. Kapiler membentuk jalinan-jalinan pembuluh darah dan bercabang-cabang didalam
sebagian besar jaringan tubuh.13
Gambar 14. Pembuluh darah arteri dan vena
IV.b. Struktur Pembuluh Darah secara Mikroskopis
Dinding arteri terdiri dari tiga lapis. Lapisan terluar terdiri dari jaringan ikat fibrous,
disebut tunika adventisia. Lapisan tengah yang berotot dan elastik disebut tunika media, dan
lapisan dalam yang endotelial disebut tunika intima. Lapisan terluar merupakan pelindung,
lapisan tengah merupakan lapisan yang membuat pembuluh darah tetap terbuka dan dengan
kontraksi serabut ototnya memberikan tekanan yang tetap terhadap darah. Sedangkan lapisan
dalam yang terbentuk oleh endotelium yang sangat licin dan dilapisi oleh selapis sel epitel
gepeng.13
Lapisan tengah aorta dan arteri yang lebih besar berisi sejumlah besar serabut elastik dan
sedikit otot, hal ini diperlukan arteri untuk dapat menggembung. Arteri yang lebih kecil dan
arteriol relatif lebih berisi lebih banyak jaringan otot, hal ini disebabkan karena pengendalian
saraf vasomotorik untuk keperluan tubuh. Arteri dan arteriol memperoleh pendarahan dari
Kardiovaskular-1 Page 14
sistem pembuluh yang khusus, yang disebut dengan vasa vasorum, keduanya dipersarafi oleh
serabut-serabut saraf yang melingkari dinding pembuluh darah.13
Gambar 15. Struktur mikroskopis arteri dan vena
Vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah (tunika media)
memiliki dinding otot yang lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastik
dibandingkan arteri. Oleh karena darah dalam anggota gerak tubuh berjalan melawan gaya
berat, maka vena mempunyai katup yang dapat membuat darah dapat mengalir ke jantung
tanpa jatuh kembali ke arah sebaliknya. Katup vena berbentuk lipatan setengah bulan terdiri
dari endotelium pada lapisan dalamnya yang diperkuat oleh jaringan fibrous. Lipatan-lipatan
ini saling berhadapan, menghadap ke arah darah mengalir.13
Kapiler ialah pembuluh darah yang sangat kecil tempat arteri berakhir. Makin kecil
arteriol makin menghilang ketiga lapisan dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler
yang sehalus rambut, dinding itu hanya tinggal satu lapis saja yaitu endotelium. Lapisan yang
sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan dan
membawa air, mineral, dan zat makanan untuk sel, serta melalui pertukaran gas antara
pembuluh kapiler dan jaringan sel menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan
termasuk karbondioksida.13
V. Hormon
Pengendalian hormon pada sistem vaskular, dimana terdapat beberapa hormon yang
mengendalikan resistensi sistem vaskular.14 Hormon-hormon ini dilepaskan secara langsung
sebagai respons terhadap perubahan tekanan darah, seperti norepinefrin, epinefrin, renin,
aldosteron, dan tiroid.
Kardiovaskular-1 Page 15
Norepinefrin dan epinefrin dikeluarkan dari medula adrenal sebagai respons terhadap
pengaktifan sistem saraf simpatis. Kedua zat tersebut dikeluarkan dari terminal saraf dan
berikatan dengan reseptor α untuk menimbulkan vasokonstriksi, atau dengan reseptor β2
untuk menyebabkan vasodilatasi arteriol yang memperdarahi otot rangka. Norepinefrin dan
epinefrin juga berikatan dengan reseptor β1 dan meningkatkan kecepatan denyut jantung.14
Perubahan tekanan darah dirasakan oleh baroreseptor di ginjal. Apabila tekanan
meningkat, pelepasan hormon renin menurun. Dan apabila tekanan darah menurun, pelepasan
renin meningkat. Pelepasan renin dirangsang oleh saraf simpatis ke ginjal. Renin
mengendalikan pembentukan hormon lain, yaitu angiotensin II. Angiotensin II merupakan
suatu vasokonstriktor kuat yang terutama menyebabkan vasokontriksi arteriol halus. Hal ini
menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi terhadap aliran darah dan peningkatan
tekanan darah.14
Aldosteron bersirkulasi dalam darah menuju ginjal dan menyebabkan sel tubulus distal
meningkatkan reabsorpsi natrium. Dalam berbagai keadaan, reabsorpsi air mengikuti
penyerapan natrium sehingga terjadi peningkatan volume plasma. Peningkatan volume
plasma meningkatkan volume dan curah jantung. Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan darah.14
Peningkatan kadar hormon tiroid didalam darah dapat meningkatkan aktivitas atau ‘tonus’
sistem saraf simpatis (adrenergik). Peningkatan sistem saraf simpatis ini menyebabkan
denyut jantung lebih cepat dan kuat (takikardi dan palpitasi), peningkatan kegelisahan (cemas
dan insomnia), serta gemetar (merasa goncang atau gugup).15
VI. Prinsip Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah menggunakan alat yang disebut sfigmomanometer. Manset
dari sfigmomanometer diletakkan di atas arteri brakhialis. Dan untuk mendengarkan denyut
digunakan stetoskop. Tekanan dinaikkan hingga tidak terdengar denyut lagi. Hal ini terjadi
karena tekanan manset melebihi tekanan darah sehingga arteri terjepit dan tidak ada darah
yang mengalir didalamnya. Kemudian, secara perlahan-lahan tekanan manset dikurangi
sehingga terdengar bunyi ‘dup’ pertama (Korotkoff I). Denyut pertama ini menggambarkan
tekanan darah sistolik dan pada saat ini pembuluh darah yang sebelumnya tidak teraliri darah
mulai mengalirkan darah kembali. Denyutan terdengar disebabkan penyempitan pembuluh
Kardiovaskular-1 Page 16
darah, mengakibatkan aliran laminer/ turbulen dari darah yang perlahan memasuki pembuluh
darah.7
Gambar 16. Pengukuran tekanan darah
Ketika manset terus diturunkan secara perlahan, bunyi denyut juga akan terdengar
menurun sehingga akhirnya menghilang. Bunyi denyut terakhir menggambarkan tekanan
diastolik (Korotkoff V). Bunyi denyut akhirnya menghilang karena tekanan manset telah
turun dibawah tekanan pembuluh darah sehingga tidak ada tahanan lagi. Tekanan darah ini
sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk gaya dorong mengalirnya
darah didalam arteri, arteriola, kapiler, dan sistem vena, sehingga terbentuk suatu aliran darah
yang menetap.7
Jantung bekerja sebagai pompa darah, karena dapat memindahkan darah dari
pembuluh vena ke pembuluh arteri pada sistem sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa jantung
berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga dapat menimbulkan
perubahan tekanan darah didalam sistem sirkulasi.7
Pusat kardiovaskular di otak adalah bagian dari formatio retikularis dan terletak di
medula bagian bawah dan pons. Sinyal-sinyal yang berkaitan dengan tekanan darah
diintegrasikan di jantung. Apabila terjadi perubahan tekanan darah, pusat kardiovaskular
mengaktifkan sistem saraf otonom sehingga terjadi perubahan stimulasi simpatis dan
parasimpatis ke jantung. Resistensi pembuluh darah berubah dan aliran darah serta tekanan
darah juga terpengaruh.14
Dalam keadaan syok, kondisi jantung tidak dapat melakukan tugasnya sebagai pompa
dengan maksimal, hal ini akan tercermin dari rendahnya tekanan darah. Oleh karena itu,
Kardiovaskular-1 Page 17
untuk memperbaiki frekuensi denyut jantung, kemampuan kontraktilitas dan jumlah aliran
darah yang baik akan memperbaiki keadaan syok.7
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah2
1. Usia
Bayi baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan
diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada lansia, arterinya
lebih keras dan kurang fleksibel terhadap tekanan darah. Hal ini mengakibatkan
peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding
pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
2. Jenis kelamin
Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah daripada pria yang berusia
sama, hal ini cenderung akibat variasi hormon. Setelah menopause, wanita umumnya
memiliki tekanan darh yang lebih tinggi dari sebelumnya.
3. Olahraga
Aktivitas fisik dapat meningkatkan tekanan darah. Untuk mendapatkan pengkajian
darah yang dapat dipercaya dari tekanan darah saat istirahat membutuhkan waktu
sekitar 20-30 menit setelah olahraga.
4. Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat yang dapat menurunkan ataupun menaikkan tekanan darah.
5. Stres
Stimulasi sistem saraf simpatis meningkatkan curah jantung dan vasokonstriksi
arteriol, sehingga meningkatkan hasil tekanan darah.
6. Ras
Pria Amerika-Afrika berusia diatas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
daripada pria Amerika-Eropa dengan usia yang sama.
7. Obesitas
Obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor presdiposisi
hipertensi.
8. Variasi diurnal
Tekanan darah umumnya paling rendah pada pagi hari, kemudian meningkat
sepanjang hari, dan mencapai puncaknya pada akhir sore atau awal malam hari.
9. Demam/ panas/ dingin
Kardiovaskular-1 Page 18
Demam dapat meningkatkan tekanan darah karena peningkatan laju metabolisme.
Namun, panas eksternal menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah.
Dingin menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.
10. Merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko penyakit makrovaskuler. Pada penelitian
prospektif acak follow up jangka panjang, berhenti merokok dapat menurunkan
mortalitas dan trend kematian karena kardiovaskuler.16
Penutup
Hipotesis diterima. Pengiriman sinyal-sinyal atau impuls dari otak yang berkaitan
dengan tekanan darah diintegrasikan di jantung. Apabila terjadi perubahan tekanan darah,
pusat kardiovaskular mengaktifkan sistem saraf otonom sehingga terjadi perubahan stimulasi
simpatis dan parasimpatis ke jantung. Resistensi pembuluh darah berubah dan aliran darah
serta tekanan darah juga terpengaruh. Jadi, perubahan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang
dipengaruhi oleh berbagai keadaan didalam tubuh (wanita) itu sendiri, seperti resistensi darah
dan pembuluh darah atau kinerja hormon yang mulai menurun. Sedangkan faktor eksternal
yang dimaksud lebih mengarah kepada gaya hidup atau rutinitas harian yang dilakukan oleh
wanita tersebut.
Daftar Pustaka
1. Stevens PJM, Bordui F, Weyde JAG. Ilmu Keperawatan. Ed ke-2. Jakarta: EGC;
2000.h.383
Kardiovaskular-1 Page 19
2. Berman A, Snyder S, Kozier B, Erb G. Buku Ajar Praktik Keperawatan. Jakarta:
EGC; 2009.h.41-2;119
3. Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Sistem Pernapasan dan
Sistem Kardiovaskular. Ed ke-2. Jakarta: EGC; 2002.h.27-30;51
4. Wati WW, Listiawati E. Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida;
2011.h.14-6
5. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Universitas Trisakti.
2010.h.80
6. Morton PG. Panduan Pemeriksaan Kesehatan. Ed ke-2. Jakarta: EGC; 2005.h.201
7. Ronny, Setiawan, Fatimah S. Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC;
2010.h.6;14;34-8
8. Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika Tubuh Manusia. Ed ke-2. Jakarta:
EGC; 2006.h.189
9. Schwartz MW. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC; 2005.h.539
10. Muscari ME. Keperawatan Pediatrik. Ed ke-3. Jakarta: EGC; 2005.h.393
11. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Ed ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.393
12. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Bikimia Harper. Ed ke-27. Jakarta: EGC;
2009.h.606
13. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia; 2009.h.145-6
14. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologis. Ed ke-3. Jakarta: EGC; 2009.h.458-60.
15. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC;
2000.h.282
16. Ethical Digest. Semijurnal Farmasi dan Kedokteran. 51(IV). Jakarta: Etika Media Utama;
2008.h.40-3
Kardiovaskular-1 Page 20