karaktersistik pegawai, dan persepsi insentif...

2
xi INTISARI Latar Belakang: Penelitian ini dilatar belakangi pengembangan puskesmas kecamatan Tebet menjadi RSUD Kelas D yang berdampak terhadap kinerja pegawai RSUD Tebet tahun 2016, yang menunjukkan 25% dengan kategori kurang baik. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan manajer menengah, penanggung jawab unit,karakteristik pegawai,dan persepsi insentif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan gaya kepemimpinan manajer menengah dan penanggung jawab unit, karakteristik pegawai, dan persepsi pemberian insentif finansial dan non finansial dengan kinerja pegawai RSUD Kelas D Tebet. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 3 orang manajer menengah, 27 orang penanggung jawab unit dan pegawai RSUD Tebet sejumlah 167 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan crosstab dan analisis bivariat menggunakan uji Chi square dan uji korelasi Spearman. Hasil dan pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan sebesar 61,5% pegawai RSUD Tebet memiliki kinerja yang baik dan 38,5% memiliki kinerja kurang baik. Gaya kepemimpinan manajer menengah adalah gaya kepemimpanan suportif dan delegatif. Gaya kepemimpinan penanggung jawab unit yang paling dominan yaitu gaya kepemimpanan partisipatif 44,8%. Pegawai yang setuju dengan pemberian insentif finansial sebanyak 63,6% dan sebanyak 33,3% tidak setuju pada komponen kecukupan gaji dan tunjangan. Pada persepsi pemberian insentif non finansial, sebanyak 77,9% pegawai menyatakan setuju dan 17,5% menyatakan tidak setuju pada komponen penghargaan yang diberikan rumah sakit. Hasil analisis bivariat gaya kepemimpinan manajer menengah dan penanggung jawab unit dengan kinerja pegawai didapatkan r=0,39 dan 0,261 dengan p-value <0,05. Hasil analisis jenis kelamin, pengalaman bekerja, status pegawai dan lama bekerja dengan kinerja pegawai didapatkan p-value >0,05. Variabel pendidikan berhubungan signifikan dengan kinerja pegawai dengan p-value <0,05 dan PR= 10 (95% CI 3,7-26,5). Analisis persepsi pemberian insentif finansial dan non finansial dengan kinerja pegawai didapatkan hasil p-value <0,05 dengan PR= 2,2 (95% CI 1,2-4,08) dan PR 0,4(95% CI 0,18-0,88). Kesimpulan dan saran: Tidak terdapat hubungan jenis kelamin, pengalaman bekerja, status pegawai dan lama bekerja dengan kinerja pegawai. Variabel berhubungan signifikan dengan kinerja pegawai adalah pendidikan,.gaya kepemimpinan manajer menengah, penanggung jawab unit serta persepsi pemberian insentif finansial dan non finansial. Disarankan kepada manajemen rumah sakit agar membuat perencanaan kegiatan pelatihan tekhnis medis dan non medis,reskilling manajer dan mengusulkan kepada dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta agar menerapkan sistem renumerasi di rumah sakit kelas D dan penetapan manajer menengah sebagai pejabat struktural yang memiliki kemampuan manajerial rumah sakit. Kata kunci : kinerja, gaya kepemimpinan, karakteristik, insentif ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER MENENGAH DAN PENANGGUNG JAWAB UNIT, KARAKTERSISTIK PEGAWAI, DAN PERSEPSI INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSUD KELAS D TEBET YENI RESTUTI Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: lykhanh

Post on 25-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERSISTIK PEGAWAI, DAN PERSEPSI INSENTIF …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/131769/potongan/S2-2017-391295... · tidak setuju pada komponen kecukupan gaji dan tunjangan

xi

INTISARI

Latar Belakang: Penelitian ini dilatar belakangi pengembangan puskesmas

kecamatan Tebet menjadi RSUD Kelas D yang berdampak terhadap kinerja

pegawai RSUD Tebet tahun 2016, yang menunjukkan 25% dengan kategori

kurang baik. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan manajer

menengah, penanggung jawab unit,karakteristik pegawai,dan persepsi insentif.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan gaya

kepemimpinan manajer menengah dan penanggung jawab unit, karakteristik

pegawai, dan persepsi pemberian insentif finansial dan non finansial dengan

kinerja pegawai RSUD Kelas D Tebet.

Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain

penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 3 orang manajer

menengah, 27 orang penanggung jawab unit dan pegawai RSUD Tebet

sejumlah 167 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling.

Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan crosstab dan analisis

bivariat menggunakan uji Chi square dan uji korelasi Spearman.

Hasil dan pembahasan: Hasil penelitian menunjukkan sebesar 61,5% pegawai

RSUD Tebet memiliki kinerja yang baik dan 38,5% memiliki kinerja kurang

baik. Gaya kepemimpinan manajer menengah adalah gaya kepemimpanan

suportif dan delegatif. Gaya kepemimpinan penanggung jawab unit yang paling

dominan yaitu gaya kepemimpanan partisipatif 44,8%. Pegawai yang setuju

dengan pemberian insentif finansial sebanyak 63,6% dan sebanyak 33,3%

tidak setuju pada komponen kecukupan gaji dan tunjangan. Pada persepsi

pemberian insentif non finansial, sebanyak 77,9% pegawai menyatakan setuju

dan 17,5% menyatakan tidak setuju pada komponen penghargaan yang

diberikan rumah sakit. Hasil analisis bivariat gaya kepemimpinan manajer

menengah dan penanggung jawab unit dengan kinerja pegawai didapatkan

r=0,39 dan 0,261 dengan p-value <0,05. Hasil analisis jenis kelamin,

pengalaman bekerja, status pegawai dan lama bekerja dengan kinerja pegawai

didapatkan p-value >0,05. Variabel pendidikan berhubungan signifikan dengan

kinerja pegawai dengan p-value <0,05 dan PR= 10 (95% CI 3,7-26,5). Analisis

persepsi pemberian insentif finansial dan non finansial dengan kinerja pegawai

didapatkan hasil p-value <0,05 dengan PR= 2,2 (95% CI 1,2-4,08) dan PR

0,4(95% CI 0,18-0,88).

Kesimpulan dan saran: Tidak terdapat hubungan jenis kelamin, pengalaman

bekerja, status pegawai dan lama bekerja dengan kinerja pegawai. Variabel

berhubungan signifikan dengan kinerja pegawai adalah pendidikan,.gaya

kepemimpinan manajer menengah, penanggung jawab unit serta persepsi

pemberian insentif finansial dan non finansial. Disarankan kepada manajemen

rumah sakit agar membuat perencanaan kegiatan pelatihan tekhnis medis dan

non medis,reskilling manajer dan mengusulkan kepada dinas kesehatan

Provinsi DKI Jakarta agar menerapkan sistem renumerasi di rumah sakit kelas

D dan penetapan manajer menengah sebagai pejabat struktural yang memiliki

kemampuan manajerial rumah sakit.

Kata kunci : kinerja, gaya kepemimpinan, karakteristik, insentif

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER MENENGAH DAN PENANGGUNG JAWAB UNIT,KARAKTERSISTIK PEGAWAI,DAN PERSEPSI INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSUD KELAS D TEBETYENI RESTUTIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: KARAKTERSISTIK PEGAWAI, DAN PERSEPSI INSENTIF …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/131769/potongan/S2-2017-391295... · tidak setuju pada komponen kecukupan gaji dan tunjangan

xii

ABSTRACT

Background Tebet general hospital class D is one of hospital being developed

from public helath center. Based on the data in 2016, 25 % employee had poor

job performance. Job performances of employee were influenced from

leadership style of middle manager and unit leader, employee characteristic

and financial and non financial incentives perception.

Objectives. Thus research aims to find association between middle manager

and unit leader leadership style, employee characteristics, financial and non

financial incentives perception with job performance.

Methods This research using analytical observation approach and data

collection was performed by using cross sectional design. Total sample was

197 employee of RSUD Tebet consist of three of middle manager, 27 leader

unit and 167 of employee. Data was analyzed using crosstabulation, Chi

Square and Spearman corelation test.

Results and discussion. The results showed 61,5% employee of RSUD Tebet

had good job performance. The leadership style of middle manager was

supportion and delegation style. The highest amount of leadership style in unit

leader was participation style (44,8%). Employee agree with financial

incentives perception were 63,6% and 33,3% employee did not agree with

amount of salary and allowance. 77,9 % employee agree with non financial

incentives and 17,5% employee did not agree with appreciation given by

hospital. Bivariat analysis showed association between leadership style of

middle manager and unit leader with r=0,39 and 0,261 , and p-value<0,05.

Analysis for sex, job experience, employee status and duration of work had p-

value>0,05. Education had significant association with job performance with p-

value<0,05 and PR= 10 (95% CI 3,7-26,5). Analysis for financial and non

financial incentives perception with job performance had p-value<0,05 with

PR= 2,2 (95% CI 1,2-4,08) and PR= 2,2 (95% CI 1,2-4,08).

Conclusion and recommendation. From this study, we conclude that sex, job

experience, employee status, and duration of work were not associated with job

performance. Factors associated with job performance were leadership style of

middle manager and unit leader, education level, financial and non financial

incentives perception. We suggest management hospital to make leadership

training, medic and non medic training for employee. For health agency in DKI

Jakarta we suggest to applied remuneration system in hospital class D and

choose middle manager based on hospital management ability.

Key words: job performance, leadership style, characteristic, incentive

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER MENENGAH DAN PENANGGUNG JAWAB UNIT,KARAKTERSISTIK PEGAWAI,DAN PERSEPSI INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI RSUD KELAS D TEBETYENI RESTUTIUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/