karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas yang dirawat di ugd rsup dr

21
Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juli—Desember 2012 (Dibimbing oleh dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS. PKK.) Aisyah Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2012-2013 ABSTRAK Era globalisasi menuntut masyarakat memiliki mobilitas tinggi sehingga mendorong tingginya kepadatan lalu lintas. Begitupun di Kota Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, berimplikasi sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Terdapat faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang sebagian besar dapat dicegah, yakni faktor manusia, kendaraan, lingkungan dan jalan. Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi dari faktor-faktor tersebut, yakni jenis kelamin, umur, jenis kendaraan, peran (posisi) pasien, mekanisme dan waktu kecelakaan. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional dengan menggunakan teknik consecutive sampling dimana jumlah sampel sebanyak 95 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan pasien korban kecelakaan lalu lintas paling banyak berjenis kelamin laki-laki (64,2%) dan usia dewasa (51,6%) dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 18—20 tahun (17,9%). Jenis kendaraan terbanyak adalah kendaraan bermotor roda 2 (72,6%), sebagai pengemudi (69,5%) dengan mekanisme tabrakan dari arah depan (30,5%) dan waktu terbanyak pada siang hari (61,1%). Perlunya kerjasama oleh pihak pemerintah, produsen sepeda motor, para pakar di bidang transportasi, dan tentunya pengguna jalan untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan lalu lintas terutama kelompok usia produktif sebagai tulang punggung ekonomi keluarga dan penerus bangsa. Kata Kunci: Karakteristik, pasien korban kecelakaan lalu lintas PENDAHULUAN Era globalisasi menuntut masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi. Mobilitas yang tinggi tersebut 1

Upload: wisnu-adryanto

Post on 13-Dec-2014

279 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juli—Desember 2012

(Dibimbing oleh dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS. PKK.)

AisyahBagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas

Fakultas KedokteranUniversitas Hasanuddin

2012-2013

ABSTRAK

Era globalisasi menuntut masyarakat memiliki mobilitas tinggi sehingga mendorong tingginya kepadatan lalu lintas. Begitupun di Kota Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, berimplikasi sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Terdapat faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang sebagian besar dapat dicegah, yakni faktor manusia, kendaraan, lingkungan dan jalan.

Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi dari faktor-faktor tersebut, yakni jenis kelamin, umur, jenis kendaraan, peran (posisi) pasien, mekanisme dan waktu kecelakaan. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional dengan menggunakan teknik consecutive sampling dimana jumlah sampel sebanyak 95 pasien.

Hasil penelitian ini menunjukkan pasien korban kecelakaan lalu lintas paling banyak berjenis kelamin laki-laki (64,2%) dan usia dewasa (51,6%) dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 18—20 tahun (17,9%). Jenis kendaraan terbanyak adalah kendaraan bermotor roda 2 (72,6%), sebagai pengemudi (69,5%) dengan mekanisme tabrakan dari arah depan (30,5%) dan waktu terbanyak pada siang hari (61,1%).

Perlunya kerjasama oleh pihak pemerintah, produsen sepeda motor, para pakar di bidang transportasi, dan tentunya pengguna jalan untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan lalu lintas terutama kelompok usia produktif sebagai tulang punggung ekonomi keluarga dan penerus bangsa.

Kata Kunci: Karakteristik, pasien korban kecelakaan lalu lintas

PENDAHULUAN

Era globalisasi menuntut masyarakat

modern untuk mempunyai mobilitas yang tinggi.

Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong

terjadi tingginya kepadatan lalu lintas, baik

barang maupun manusia di seluruh dunia.

Melihat perkembangan yang ada dari kepadatan

lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan

fakta yang menunjukkan bahwa jalan raya justru

menjadi ladang pembunuhan manusia modern.

Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab

terbanyak terjadinya cedera di seluruh dunia.

Cedera sudah menjadi masalah utama kesehatan

masyarakat di seluruh negara dan lebih dari dua

per tiga dialami oleh negara berkembang.

Cedera akibat kecelakaan lalu lintas adalah

penyebab utama kematian dan disabilitas

(ketidakmampuan) secara umum terutama di

negara berkembang. Hal ini membuat

kecelakaan lalu lintas menjadi isu global.1,2,3

Data statistik World Health Organization

(WHO) dan Disability Adjusted Life Years

(DALYs) menunjukkan bahwa kecelakaan lalu

1

Page 2: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

lintas pada tahun 1998 menduduki peringkat ke-

9 sebagai penyebab kematian di bawah atau

setara dengan penyakit malaria. Diperkirakan

pada tahun 2020, kecelakaan lalu lintas akan

menjadi penyebab kematian ke-3 tertinggi di

dunia di bawah penyakit jantung koroner dan

depresi berat sedangkan di negara berkembang

menempati urutan ke-2. WHO mencatat bahwa 1

juta orang di seluruh dunia meninggal setiap

tahunnya di jalan raya akibat kecelakaan,

dimana 40% diantaranya berusia 25 tahun.

Sementara itu, jutaan orang lainnya mengalami

luka parah dan cacat fisik akibat kecelakaan.1,2,3

Kinerja keselamatan lalu lintas jalan di

Indonesia dari survei yang dilakukan ADB-

ASEAN berada pada peringkat ke-9 dari 10

negara. Ini menunjukkan bahwa penanganan

masalah keselamatan akibat kecelakaan lalu

lintas jalan di Indonesia berlum banyak

dilakukan. Karena itu, Indonesia harus bekerja

keras dan segera melakukan berbagai program

serta tindakan untuk meningkatkan keselamatan

lalu lintas.4

Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas

merupakan salah satu prioritas penanggulangan

penyakit tidak menular berdasarkan Kepmenkes

116/Menkes/SK/VIII/2003. Sebenarnya tata cara

mengenai lalu lintas telah diatur dalam Undang-

Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan, dimana pada padasal 24

ayat 1 disebutkan “untuk keselamatan,

keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas

dan angkutan di jalan, setiap orang yang

menggunakan jalan wajib berperilaku tertib

dengan mencegah hal-hal yang dapat

merintangi, membahayakan kebebasan atau

keselamatan lalu lintas,...”.2,4

Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang

Kawasan Timur Indonesia yang juga menjadikan

Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan

dan industri, menjadikan tingkat perekonomian

masyarakatnya juga meningkat. Sejalan dengan

hal tersebut lonjakan penduduk pun tak dapat

dielakkan, yang pada akhirnya berimplikasi pada

berbagai masalah kependudukan diantaranya

tingginya kepadatan penduduk serta tingginya

jumlah pengguna jalan raya (pengendara).

Padatnya arus transportasi darat sangat rawan

menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Jumlah pelanggaran lalu lintas pada tahun 2009

sebanyak 24.507 kasus. Data yang diperoleh dari

Ditlantas POLDA Sulsel sepanjang tahun 2007

terjadi 572 kasus kecelakaan dengan rincian

korban jiwa yang meninggal 142 orang, luka

berat sebanyak 68 orang, dan luka ringan

sebanyak 613 orang.5,6

Yang dimaksud dengan kecelakaan lalu

lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan

dalam pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43

tahun 1993 ayat 1 adalah:

“Suatu peristiwa dijalan yang tidak

disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan

kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan

lainnya mengakibatkan korban manusia atau

kerugian harta benda”.7,8

Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan

oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun

faktor eksternal pengguna kendaraan bermotor.

2

Page 3: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

Faktor internal meliputi faktor manusia,

sedangkan faktor eksternal adalah faktor

kendaraan, faktor jalan, dan faktor

lingkungan/cuaca.10

Kecelakaan yang terjadi pada umumnya

tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja,

melainkan hasil interaksi antar faktor lain. Hal-

hal yang tercakup dalam faktor-faktor tersebut

antar lain:7,8

a. Faktor manusia: kondisi fisik (mabuk, lelah,

sakit, jenis kelamin, usia, dsb), kemampuan

mengemudi, penyeberang atau pejalan kaki

yang lengah, mekanisme kecelakaan, dll.

b. Faktor kendaraan: kondisi mesin, rem,

lampu, ban, muatan, dll.

c. Faktor lingkungan jalan: desain jalan

(median, gradien, alinyemen, jenis

permukaan, dsb), kontrol lalu lintas (marka,

rambu, lampu lalu lintas), dll.

d. Faktor cuaca: hujan, kabut, asap, salju, dll.

Banyaknya karakteristik yang berhubungan

dengan kecelakaan lalu lintas dengan terus

bertambahnya jumlah korban KLL sehingga

peneliti ingin mengetahui karakteristik pasien

korban kecelakaaan lalu lintas yang dirawat di

UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode

Juli—Desember 2012. Karakteristik yang diteliti

meliputi jenis kelamin, kelompok umur, jenis

kendaraan, peran (posisi) pasien, mekanisme dan

waktu kecelakaan.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui karakteristik pasien korban

kecelakaan lalu lintas. Penelitian yang dilakukan

diharapkan dapat memberikan informasi bagi

bagi setiap kalangan mengenai faktor-faktor

kecelakaan agar ditentukan langkah-langkah

penanggulangan untuk menurunkan jumlah

kecelakaan..

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian

observasional karena melakukan pengamatan

dan analisis terhadap data sekunder melalui

penggunaan rekam medis RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo sebagai data penelitian. Analisis

dilakukan dengan meneliti karakteristik

kecelakaan lalu lintas yang dirawat di UGD,

baik rawat inap maupun yang bukan. Sedangkan

jika ditinjau dari segi waktu, desain penelitian

ini bersifat deskriptif cross sectional karena

variabel diukur selama periode tertentu.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini diadakan di Bagian UGD

Bedah dan Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo. Waktu penelitian 17 Desember

2012—23 Februari 2013

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua penderita

korban KLL yang pernah dirawat di UGD RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Juli—

Desember 2012. Sampel penelitian adalah

pasien korban KLL pernah yang dirawat di UGD

Bedah terhitung sejak bulan Juli—Desember

2012 dan terdaftar pada buku register dengan

jumlah 95 pasien dengan kriteria sampel pasien

yang tetap hidup setelah pengobatan selesai.

Rumus Slovin:

3 n = N . N.d2 + 1

Page 4: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

Diambil dari kepustakaan 11

Petunjuk n= Ukuran sampel

N= Ukuran populasi(1805 pasien)

d = Galat pendugaan (10%)

= 94,75

≈ 95 sampel

Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah dengan

menggunakan metode consecutive sampling.

Jenis Data dan Instrumen PenelitianJenis data adalah data sekunder yang

diperoleh dari buku register UGD Bedah dan

bagian rekam medik subjek penelitian dengan

mempergunakan lembar pengisian data.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dilakukan setelah

pencatatan data dari buku register UGD Bedah

dan bagian rekam medik yang dibutuhkan ke

dalam tabel pengisian data dengan menggunakan

program komputer SPSS 17.0 dan Microsoft

Excel untuk memperoleh hasil statistik

deskriptif yang diharapkan. Data yang telah

diolah akan disajikan dalam bentuk table, grafik,

dan naskah untuk menggambarkan karakteristik

pasien.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis Kelamin yang Dirawat di UGD RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 2. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Umur yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 3. Distribusi Rentang Umur pada Kejadian Umur Terbanyak yang Mengalami Kecelakaan Lalulintas dari Pasien yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 4.Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Kendaraan yang Digunakan Saat Peristiwa Terjadi yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

4

n = 1805 . 1805 . 0,12 + 1

Page 5: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

Tabel 5. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Posisi (Peran) Pasien yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 6. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Mekanisme Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 7. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Waktu Terjadinya Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 8. Distribusi Jenis Kelamin Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

5

Page 6: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

Tabel 9. Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 10. Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 11. Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012.

Tabel 12. Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012.

Tabel 13. Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

Tabel 14. Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

6

Page 7: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

PEMBAHASAN

Jenis Kelamin

Ditinjau dari jenis kelamin pasien,

didapatkan jumlah pasien korban kecelakaan

lalu lintas lebih banyak terjadi pada laki-laki

(64,2%) dibandingkan pada perempuan (35,8%).

Dan juga, pasien laki-laki mendominasi hampir

semua kelompok usia pasien yang dirawat di

UGD, yakni kelompok anak-anak (4,21%),

remaja (12,63), dewasa (35,79) dan usia tua

(10,53%), kecuali kelompok usia balita (1,05%)

dan manula (0,0%). Selanjutnya pasien laki-laki

mendominasi peran sebagai pengemudi

(52,84%) dimana kelompok jenis kelamin

tersebut juga mendominasi jenis kendaraan

bermotor roda 2 (51,6%), kendaraan bermotor

roda 4 (4,2%), dan tidak berkendara (1,1%).

Kelompok jenis kelamin laki-lakipun juga

mendominasi semua waktu terjadinya

kecelakaan, yakni pagi hari (10,53%), siang hari

(38,95%) dan malam hari (14,74%). Hasil ini

sesuai dengan penelitian Joeharno (2006) di

RSUD Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi

Sulawesi Tengah dan Laylia N.A. dan

Susilaningrum D. (2010) dari pengamatan pada

korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum

Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010

yang menemukan tingginya kejadian kecelakaan

lalu lintas pada laki-laki.3,10 Begitupun hasil

penelitian Metta Kartika (2009) dari data Lakan

Lantas Polres Metro Depok yang didapatkan

kecelakaan paling banyak melibatkan

pengemudi laki-laki dibandingkan perempuan.

Hal ini dikarenakan berdasarkan data

pengendara sepeda motor, pengendara laki-laki

jumlahnya lebih banyak dibandingkan

pengendara motor perempuan dan juga adanya

indikasi bahwa laki-laki cenderung memiliki

perilak ugal-ugalan saat mengemudikan

kendaraan dibandingkan dengan perempuan.

Umur

Dari segi umur, pasien korban kecelakaan

lalu lintas yang paling banyak dirawat di UGD

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah umur

dewasa (18—40 tahun) sebanyak 51,6%, baik

laki-laki (35,79%) dan perempuan (15,79%)

dengan puncak umur 18—20 tahun (17,9%).

Kemudian selanjutnya yang terbanyak adalah

umur remaja (20,0%) dan usia tua yang tidak

berbeda jauh (18,9%). Berdasarkan peran

(posisi) pasien, kelompok usia dewasa

mendominasi peran sebagai pengemudi

(42,11%), penumpang (4,21%), dan pejalan kaki

(5,26%). Begitupun dengan waktu terjadinya

kecelakaan, kelompok usia dewasa mendominasi

waktu kejadian di pagi (6,32%), siang (27,37),

dan malam hari (16,8%).

Dari tinjauan pustaka, kecelakaan paling

banyak melibatkan pengendara berusia produktif

(15—55 tahun), dimana usia 21—25 tahun

adalah kelompok terbesar penyebab kecelakaan

dibandingkan dengan kelompok usia lainnya,

dan kelompok usia 40 tahun relatif lebih kecil

karena kematangan dan tingkat disiplin yang

lebih baik. Hasil ini sesuai pula dengan

penelitian Agus Aji Samekto (2009)12 dari data

primer di Kota Semarang, dimana korban

kecelakaan terbesar adalah kelompok usia 15,01

7

Page 8: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

tahun—21 tahun, kemudian 21,01 tahun—30

tahun yang rata-rata merupakan

pelajar/mahasiswa.4 Penelitian Woro Riyadina,

Suhardi, Meda Permana (2009) dari data

kesehatan masyarakat (Kesmas) dari 33 propinsi

hasil survei Riskesdas tahun 2007 dan

pengamatan di kawasan hukum Jajaran

Polrestabes Surabaya pada tahun 2010 juga

menemukan cedera akibat kecelakaan lalu lintas

mayoritas dialami oleh kelompok umur dewasa

(15-59 tahun) yaitu sebesar 38,8%, begitupun

dengan hasil penelitian Metta Kartika (2009)

dimana kelompok terbanyak adalah usia 22—30

tahun disusul umur 16—21 tahun. Hal ini dapat

dikarenakan kelompok usia tersebut merupakan

kelompok usia produktif yang memiliki

mobilitas tinggi, adapun rentang umur 16—21

tahun dikarenakan mereka merupakan

pengemudi pemula yang masih dalam proses

belajar mengemudi, memiliki tingkat emosi

yang belum stabil serta belum berhati-hati dalam

mengendarai kendaraan. 2,4,10 Adapun menurut

Nazar Moesbar (2007) dari data direktorat lalu

lintas Polda Sumut, diperoleh usia pelaku KLL

umumnya adalah usia remaja dan dewasa yaitu

usia 15—50 tahun yang terbanyak, ini tentu

disebabkan kesibukan atau tingkat mobilitas

golongan usia tersebut di atas tinggi, jumlah

pelaku juga meningkat setiap tahun.13

Menurut Levi dalam Accident Analysis &

Prevention (1990) menyatakan bahwa

pengemudi dengan usia muda akan

meningkatkan resiko untuk mengalami

kecelakaan karena belum dapat mengontrol

emosi dengan baik. Meskipun demikian,

menurutnya usia muda atau tua bukanlah hal

yang terlalu berpengaruh. Hal tersebut terkait

dengan pengalaman dan kemampuan pengemudi

orang yang bersangkutan.4

Selanjutnya urutan kelompok usia ketiga

terakhir yang di rawat adalah kelompok usia

balita dan anak (4,2%) dan jumlah yang paling

sedikit adalah usia manula (1,1%). Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Metta

Kartika (2009), dimana ditemukan kasus paling

sedikit melibatkan pengendara berumur lebih

dari 60 tahun.4 Namun tidak sesuai dengan

tinjauan pustaka, dimana pada penelitian Savitri

WP dan Indawati R (2012), jumlah korban usia

manula lebih banyak dari usia anak-anak.3

Kendaraan

Ditinjau dari segi kendaraan yang

digunakan saat terjadinya peristiwa kecelakaan,

jumlah terbanyak adalah kendaraan bermotor

roda 2 (71,6%), diikuti oleh tidak berkendara

(18,9%), kemudian kendaraan bermotor roda 4

(7,4%) dan kendaraan tidak bermotor (2,1%).

Adapun berdasarkan kelompok usia, jenis tidak

berkendara didominasi oleh kelompok usia tua

(6,3%), untuk jenis kendaraan tidak bermotor

adalah kelompok usia anak-anak (1,1%), untuk

kendaraan bermotor roda 2 dan roda 4 adalah

kelompok usia dewasa (42,1% dan 4,2%).

Hasil ini sesuai dengan penelitian Firma

Oktaviana (2008) dari data Polda Metro Jaya per

Oktober 2006 dari 4.026 kecelakaan lalu lintas,

81,6% diantaranya dilakukan pengendara motor,

dan juga penelitian Agus Aji Samekto (2009)

8

Page 9: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

dimana jumlah korban kecelakaan lalu lintas

terbesar merupakan jumlah korban yang

menggunakan sepeda motor, hal ini sejalan

dengan data lain pada umumnya

pelajar/mahasiswa menggunakan kendaraan

jenis sepeda motor.12,14

Menurut Naza Moesbar (2007) dalam

Pengendara dan Penumpang Sepeda Motor

Terbanyak Mendapat Patah Tulang pada

Kecelakaan Lalu Lintas, dimana menurutnya hal

ini disebabkan sepeda motor dirancang/didesain

kurang mempertimbangkan keselamatan

pengendaranya dan yang dibonceng. Selain itu,

jumlah sepeda motor rata-rata mengalami

kenaikan sekitar 20% per tahun.13

Sesuai pula dengan penelitian Windi Prigita

Savitri dan Rachmah Indawati (2012) di Unit

Laka Lantas Polrestabes Surabaya, kendaraan

bermotor roda 2 adalah kendaraan yang mudah

terganggu keseimbangannya dan tidak

terlindung. Pada umumnya kendaraan bermotor

roda 2 memang paling sering dikendarai oleh

masyarakat meskipun memiliki risiko lebih

tinggi untuk terlibat dalam kecelakaan lalu lintas

daripada kendaraan roda 4.3

Menurut Hisashi Ogawa peneliti WHO

tingginya angka KLL pada pengguna sepeda

motor terutama di negara yang sedang

berkembang disebabkan:13

1. Infrastruktur yang kurang baik

2. Kurangnya disiplin pengguna sepeda motor

dalam berkendaraan, mematuhi peraturan

lalu lintas dan memperhatikan kelayakan atas

kendaraannya (layak jalan)

3. Kurangnya mempergunakan perlengkapan

perlengkapan pengaman diri untuk

kecelakaan/PEE

Menurut WHO tingginya angka kematian

dan kecelakaan akibat pemakaian sepeda motor

terutama di negara Asia sudah merupakan

epidemi kesehatan masyarakat.13

Peran (Posisi) Pasien

Berdasarkan peran (posisi) pasien,

distribusi pasien terbanyak adalah sebagai

penumpang (69,5%), urutan kedua adalah

pejalan kaki (18,9%), dan yang paling sedikit

adalah sebagai penumpang (11,6%).

Hasil tersebut sesuai dengan hasil

penelitian Windi Prigita Savitri dan Rachmah

Indawati (2012) dimana korban kecelakaan lalu

lintas lansia pada tahun 2011 di Kota Surabaya

terbanyak adalah berperan sebagai pengemudi

sebesar 54,2%.3 Begitupun dengan penelitian

Harry Patmadjaja (1997) di jalan Tol PT Jasa

Marga diperoleh faktor utama penyebab

kecelakaan adalah pengemudi. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi pengemudi adalah

kurang antisipasi, lengah, mengantuk, mabuk,

jarak rapat, ban pecah, selip, rem blong,

kerusakan mesin, kendaraan berhienti dan

adanya penyeberang.15

Mekanisme Kecelakaan

Berdasarkan mekanisme kecelakaan, kasus

terbanyak dari hasil penelitian ini adalah

tabrakan dari arah depan (30,5%) yang tidak

berbeda jauh dengan tabrakan dari arah samping

(27,4%). Hasil ini sesuai dengan pengamatan

9

Page 10: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum

Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010,

dimana sebagian besar korban kecelakaan lalu

lintas tersebut mengalami kecelakaan tabrak

depan, berkebalikan dengan penelitian Windi

Prigita Savitri dan Rachmah Indawati (2012)

dalam Tipe Kecelakaan Lalu Lintas yang Terjadi

di Kota Surabaya 2011 yang terbanyak adalah

tabrak samping, kemudian tabrak depan.10,3

Mekanismenya yakni tabrak samping dan depan

sering terjadi pada persimpangan dan menyalip.

Pada saat di persimpangan pengemudi

cenderung tidak mengalah kepada pengendara

lainnya sehingga ketika kendaraan berlaju sama-

sama kencang maka akan terjadi kecelakaan.

Pada saat menyalip membutuhkan pengambilan

keputusan yang cepat karena kendaran dari arah

sebaliknya akan melaju mengarah kepada

kendaraan yang menyalip.10

Waktu Terjadinya Kecelakaan

Dari data distribusi menurut waktu

terjaidnya kecelakaan, kasus kecelakaan lalu

lintas yang terbanyak dialami pasien yang

dirawat di UGD adalah waktu 13.00—20.59

(61,1%) disusul oleh jam 21.00—05.59 (20,0%)

yang tidak berbeda jauh dengan jam 06.00—

12.59 (18,9%). Hasil ini sesuai dengan

penelitian Metta Kartika (2009), dengan hasil

kecelakaan paling banyak terjadi adalah pada

jam 13.00—16.59, hal ini dikarenakan jam

tersebut volume lalulintas cenderung padat dan

berakhirnya aktivitas pendidikan dan

perkantoran, artinya kecelakaan yang terjadi

pada jam tersebut banyak dialami oleh pelajar

dan dewasa yang sesuai dengan hasil kategori

umur yang dijelaskan di atas, kemudian diikuti

pada jam 21.00—00.59, kejadian tersebut

berhubungan dengan aktivitas perbelanjaan.

Selain itu, faktor ketajaman penglihatan juga

memegang pengaruh yang sangat besar, melihat

jam tersebut cahaya dijalanan sudah mulai gelap,

terutama di jalanan yang tidak memiliki lampu

jalan. Kecelakaan yang banyak terjadi pada jam

05.00—08.59 dan 17.00—20.59 disebabkan jam

tersebut merupakan waktu pergi dan pulang dari

dan ke tempat kerja serta dimulai dan

diakhirinya kegiatan usaha yang juga bersamaan

dengan mobilitas pekerja. Tingkat kecelakaan

pada jam 17.00—20.59 lebih tinggi daripada

jam 05.00—08.59, hal ini dapat dikarenakan jam

tersebut merupakan berakhirnya aktivitas

perkantoran, dimana orang-rang yang bekerja

pulang menuju rumah dalam kondisi fisik yang

letih setelah seharian bekerja. Sedangkan

kecelakaan pada jam 05.00—08.59 disebabkan

karena kecenderungan pengemudi yang ingin

segera sampai ke tempat tujuan untuk segera

memulai aktivitasnya pada hari itu sehingga

memacu kecepatan kendaraannya lebih tinggi.

Sikap buru-buru seperti ini dapat memicu

kecelakaan lalu lintas. Pada jam 01.00—04.59

walaupun merupakan jam istirahat/tidur, namun

waktu tersebut merupakan waktu kembalinya

orang-orang dari kegiatan hiburan maupun kerja

lembur dimana kondisi fisik sudah lelah atau

bisa jadi mereka yang baru saja pulang dari

kegiatan hiburan masih berada dalam pengaruh

10

Page 11: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

alkoholsehingga berisiko untuk terjadinya

kecelakaan.4

Walaupun demikian, hasil ini berbeda

dengan hasil penelitian Windi Prigita Savitri dan

Rachmah Indawati (2012) menemukan jumlah

korban kecelakaan lalu lintas terbanyak terjadi

pada waktu 06.00-12.59, dengan rata-rata 12.20

—12.25 yang masih tergolong waktu berangkat

kerja. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian

besar waktu kecelakaan terlihat saat pagi hari

dimana orang mulai keluar rumah untuk

melakukan aktivitas atau berangkat bekerja. Dan

waktu siang jumlah kecelakaan lalu lintas lebih

sedikit dibandingkan pagi hari. Sedangkan pada

waktu istirahat di malam hari jumlah kecelakaan

lalu lintas cenderung semakin menurun. Hal ini

karena sebagian besar orang mengakhiri

aktivitasnya pada waktu petang hari.3 Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Suganda

(1986) bahwa waktu kecelakaan lalu lintas

terbanyak adalah pada pukul 07.00-12.00 WIB.

Pada umumnya kecelakaan lalu lintas dapat

terjadi pada waktu istirahat karena pengemudi

mengantuk dan cenderung mengendarai

kendaraannya lebih cepat karena suasana jalan

raya sepi sehingga akibatnya bisa jauh lebih fatal

pada korban lansia apabila terjadi kecelakaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih

banyak ditemukan pada laki-laki daripada

perempuan dengan persentase sebesar

64,2%.

2. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling

banyak ditemukan pada kelompok usia

dewasa (18—40 tahun) yaitu sebesar

51,6%, dimana usia < 20 tahun merupakan

kasus terbanyak (17,9%).

3. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling

banyak menggunakan kendaraan bermotor

roda 2, yaitu sebesar 72,6%.

4. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih

sering berperan sebagai pengemudi

(69,5%).

5. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih

banyak yang mengalami mekanisme

bertabrakan dari arah yang berlawanan (dari

depan) yaitu sebesar 30,5%.

6. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling

banyak mengalami peristiwa kecelakaan

pada siang hari (61,1%).

Saran

Perlunya kerjasama oleh pihak pemerintah,

produsen sepeda motor, para pakar di bidang

transportasi, untuk menurunkan angka kejadian

kecelakaan lalu lintas. Selain itu, sebaiknya para

pengguna jalan semakin memperbaiki tingkah

laku, kesopanan dan memakai perlengkapan

pengaman diri untuk kecelakaan/Personal

Protective Equipment (PEE) terutama dari

golongan remaja dan dewasa. Karena kelompok

usia tersebut adalah harapan atau tulang

11

Page 12: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

punggung ekonomi keluarga dan juga

merupakan penerus bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryo R. Rancangan Buku Visual Panduan Safety Driving yang Sesuai bagi Remaja. Available from digilib.its.ac.id/public.pdf. Last update in 2009. Accesed on January 06, 2013.

2. Riyadina W, Suhardi, Permana M. Pola dan Determinan Sosiodemografi Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia. Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, October, 2009. Available from Jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal.pdf. Accesed on January 06, 2013.

3. Savitri WP, Indawati R. Estimasi Resiko pada Lanjut Usia yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya. Avalaible from Journal.unair.ac.id/filerPDF. Last update on Juny 2012. Accesed on January 06, 2013.

4. Hamid F. Tingkat Pengetahuan Pekerja PT. X yang Mengemudikan Mobil tentang Safety Driving dalam Upaya Mencegah Kecelakaan di Jalan Raya. Available from lontar.ui.ac.id.pdf. Last update in: 2008. Accesed on January 06, 2013.

5. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik. Jumlah Kecelakaan Lalulintas dan Korban Jiwa, Kerugian Materi Menurut Bulan di Kota Makassar. Dalam: Makassar dalam Angka 2010. Katalog BPS: 1102001.7371. Makssar: Badan Pusat Statistik Kota Makassar; 2010. Hal: 204.

6. Azikin ANT. Kontribusi Lintas Sektor. Dalam: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2007. Makassar: Pemerintah Kota Makassar; 2008. Hal. 70.

7. Sadar S. Kecelakaan Lalu Lintas. Available from eprints.undip.ac.id.pdf. Last update in 2007. Accesed on January 06, 2013.

8. Dwiyogo P. Pengidentifikasian Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot). Available from eprints.undip.ac.id.pdf. Last update in 2006. Accesed on January 06, 2013.

9. Dinas Kesehatan Jateng. Profil Kesehatan 2011. Available from www.dinkesjatengprov.go.id.pdf. Last update in 2011. Accesed on January 06, 2013.

10. Afidah LN, Susilaningrum D. Pola Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Menggunakan Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus: Kecelakaan Lalu Lintas di Surabaya). Available from: [email protected]. Last update in 2010. Accesed on Fabruary 10, 2013.

11. Madiyono B, dkk. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-2. Jakarta: CV Sagung Seto; 2002. Hal: 270.

12. Samekto AA. Studi Tentang Karakteristik Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Semarang. Available from: isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/72097897. pdf . Last update in 2009. Accesed on February 10, 2013.

13. Moesbar N. Pengendara dan Penumpang Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang. Available from: www.usu.ac.id/id.pdf. Last update in 2007. Accesed on February 10, 2013.

14. Oktaviana F. Pola Cedera Kecelakaan Lalu Lintas pada Kendaraan Bermotor Roda 2 Menurut Data Rekam Medis RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun 2003—2007. Available from: www.lontar.ui.ac.id/filecidera-

12

Page 13: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

Pendahuluan.pdf. Last update in 2008. Accesed on February 10, 2013.

15. Patmadjaja H. Mencari Penyebab Kecelakaan di Jalan Tol Surabaya-Gempol dengan Analisa Frekuensi dan Cross Tabulation.Available from www. puslit.petra.ac.id/files/pdf . Last update in 1997. Accesed on February 10, 2013.

13

Page 14: Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Dirawat Di UGD RSUP Dr

14