karakteristik bisnis internasional

Upload: rusmin-pati

Post on 15-Oct-2015

368 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Karakteristik Bisnis Internasional

TRANSCRIPT

MAKALAHBISNIS INTERNASIONALKARAKTERISTIK BISNIS INTERNASIONALDosen Pembimbing : Ervan Arif, SE.

Oleh : Kelompok 1

ISNAN WIDODO 201110160311320SATRIO BAGUS 201110160311336WEMY WILDA 201110160311342

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGTAHUN AJARAN 2013 / 2014

BAB I. Pendahuluan1.1 Latar BelakangStudi bisnis internasional mulai berkembang sejak akhir PD II dan memberi dimensi baru bagi studi ekonomi dan manajemen. Salah satu disiplin ilmu yang dianggap dekat dengan studi bisnis internasional, adalah ekonomi internasional dan perdagangan internasional. Adapun yang membedakan antara ekonomi internasional/ perdagangan internasional dengan bisnis internasional adalah sebagai berikut: Ekonomi internasional (perdagangan internasional), menitikberatkan perhatiannya kepada hubungan ekonomi antar Negara. Sedangkan bisnis internasional, fokus perhatiannya adalah pelaku (perusahaan)yang memainkan peran dalam bisnis internasionalAlasan yang melatarbelakangi pengembangan bisnis internasional, adalah:Dari segi pertumbuhan ekspor, produsen nasional menghadapi peluang pasar dalam negeri yang semakin terbatas. Terobosan melalui ekspor memperluas kemungkinan peluang bagi produk-produk mereka di negara lain.Untuk memasok kebutuhan pasar-pasar luar negeri dapat dilakukan dengan mengekspor ke dan memproduksi barang di pasar-pasar itu. Peningkatan ekspor dunia dalam kurun waktu 31 tahun menunjukkan bahwa peluang untuk meningkatkan penjualan melalui ekspor adalah strategi pertumbuhan yang dapat dijalankan.Arah perdagangan internasional antara lain, ekspor dari negara industri ke negara berkembang dengan imbalan bahan mentah, ekspor dari negara berkembang ke negara maju, dan ekspor dari perekonomian maju mengarah ke negara industri. Arah perdagangan dapat berubah sewaktu-waktu di antara negara-negara atau kawasan-kawasan di dunia. Perkembangan persetujuan perdagangan regional yang meluas/menyusut dapat mengubah tingkat dan proporsi aliran perdagangan di dalam dan antarkawasan secara cukup besar1.2 Tujuan Makalah

1. Memahami karakteristik bisnis di dunia international2. Memahami kekuatan-kekuatan globalisasi3. Memahami daya tarik perdagangan internasional dan bagaimana pertumbuhannya.4. Mengidentifikasi arah perdagangan internasional, atau siapa berdagang dengan siapa. 5. Menjelaskan ukuran, pertumbuhan dan arah investasi langsung luar negeri Amerika Serikat

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa saja karakteristik bisnis di dunia international ?2. Apa saja kekuatan-kekuatan dari globalisasi ?3. Bagaimana daya tarik perdagangan internasional dan pertumbuhannya ?4. Bagaimana mengidentifikasi arah perdagangan internasional ?

BAB II. PEMBAHASAN2.1 Definisi Bisnis InternasionalSecara singkat bisnis internasional dapat didefinisikan sebagai bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan perdagangan internasional dan perusahaan manufaktur di luar negeri tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti transportasi, pariwisata, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar, dan komunikasi massa.Sebagaimana dinyatakan oleh Moyer, bidang bisnis internasional meminjam beberapa disiplin akademis termasuk ekonomi internasional, antropologi budaya dan ilmu politik. Oleh karena itu, studi bisnis internasional biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut:1. Operasi perusahaan dalam negeri di luar negeri (investasi). Perdagangan ekspor dan impor. Bidang studi ini telah sejak lama menarik para ekonom, karena arus perdaangan internasional memiliki dampak besar bagi pembangunan dan kegiatan ekonomin local.2. Manajemen perbandingan.Membandingkan perusahaan dalam dan luar negeri. Perbandingan sistem ekonomi.3. Analisis bisnis fungsional, yang meliputi permasalahan international, keuangan internasional dan manajemen internasional2.2 Kekuatan-kekuatan GlobalisasiAda lima jenis kekuatan pendorong globalisasi yang membawa perusahaan-perusahaan internasonal kepada operasi globalisasi mereka, yaitu :1. PolitikAda kecenderungan terhadap penyatuan dan sosialisasi komunitas global. Kesepakatan perdagangan kawasan, seperti Persetujuan Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement-NAFTA) dan Uni Eropa, yang mengelompokkan beberapa negara menjadi sebuah pasar tunggal, telah menyajikan kepada perusahaan-perusahaan berbagai peluang pemasaran yang signifikan. Banyak yang telah bergerak dengan cepat menerobos baik melalui ekspor maupun produksi di wilayah itu.2. TeknologiKemajuan-kemajuan dalam teknologi komputer dan komunikasi memungkinkan peningkatan aliran gagasan dan informasi yang melewati batas-batas negara, dan memungkinkan para pelanggan mengetahui barang-barang luar negeri. Sistem TV kabel di Eropa dan Asia, misalnya, memungkinkan seorang pemasang iklan mencapai banyak negara sekaligus, dengan demikian menciptakan permintaan regional dan kadang-kadang global. Jaringan komunikasi global memungkinkan personel manufaktur untuk mengkooordinasikan fungsi-fungsi produksi dan desain ke seluruh dunia sehingga pabrik-pabrik itu di banyak bagian dunia bisa mengerjakan produk yang sama.3. PasarMengetahui bahwa pasar dalam negeri telah jenuh juga membuat perusahaan-perusahaan mulai merambah pasar-pasar di luar negeri, terutama ketika para pemasar menyadari adanya suatu kesamaan selera dan gaya hidup pelanggan yang diakibatkan oleh meningkatnya perjalanan wisatawan, TV satelit, dan pemakaian merek global.

4. BiayaMengurangi biaya per unit merupakan tujuan manajemen. Salah satu alat untuk mencapainya adalah mengglobalkan lini-lini produk untuk mengurangi biaya pengembangan produksi dan persediaan. Perusahaan juga dapat menempatkan produksi di negara-negara dimana biaya faktor produksi lebih rendah.5. KompetisiPersaingan terus meningkat secara intensif. Perusahaan-perusahaan baru yang banyak berasal dari negara-negara berkembang dan industri baru, telah memasuki pasar-pasar dunia di sektor otomotif dan elektronik misalnya. Kekuatan pendorong persaingan yang lain untuk globalisasi adalah kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan mempertahankan pasasr-pasar dalam negeri para pesaing mereka dari para pesaing dengan memasuki pasar-pasar dalam negeri para pesaing itu untuk menganggunya.Kegiatan perusahaan multinasional di Negara-negara lain, tidak berbeda jauh dari kegiatan pemasaran internasional sebagai sub fungsi dari bisnis internasional. Phillips kotler, membedakan strategi-strategi perusahaan dalam pemasaran internasional sebagai berikut:1. Kegiatan ekspor yang terdiri atas ekspor langsung dan tidak langsung2. Kegiatan usaha patungan yang terdiri atas:Lisensi, hak untuk menggubakan proses manufacturing yang mengandung royalti pembayaran, Kontrak pabrik local untuk menghasilkan produksi Kontrak manajerial.Dalam kegiatan dan perumusan strategi bisnis, perusahaan internasionalbiasanya mempertimbangkan berbagai faktor eksternal, tidak hanya ekonomi tetapi juga sosial-budaya politik dan kedaulatan hukum. Unsur-unsur tersebut turut menentukan tingkat penawaran dan pemasaran dalam kegiatan bisnis internasional.Konsep kepentingan nasional dan pandangan hidup masyarakat setiap Negara berbeda karena itu perusahaan multinasional tidak bisa secara bebas mengendalkikan seluruh kegiatannya di negara tuan rumah. Perbedaan kepentingan nasional tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik perusahaan internasional dengan mitra usahanya, masyarakat, konsumen, tenaga kerja lokal tuan rumah.2.3 Arah Perdagangan InternasionalArah perdagangan internasional antara lain :1. Ekspor dari negara industri ke negara berkembang dengan imbalan bahan mentah, 2. Ekspor dari negara berkembang ke negara maju,3. Ekspor dari perekonomian maju mengarah ke negara industri. Arah perdagangan dapat berubah sewaktu-waktu di antara negara-negara atau kawasan-kawasan di dunia. Perkembangan persetujuan perdagangan regional yang meluas/menyusut dapat mengubah tingkat dan proporsi aliran perdagangan di dalam dan antarkawasan secara cukup besar.Perlu adanya pemusatan perhatian pada mitra-mitra dagang utama karena dengan melakukan kegiatan itu kita dapat memperoleh keuntungan antara lain: 1. Iklim bisnis di negara pengimpor relative menguntungkan, 2. Peraturan-peraturan ekspor dan impor bukanlah sesuatu yang sukar diatasi, 3. Tidak akan ada penolakan budaya untuk membeli barang-barang dari negara itu, 4. Fasilitas transportasi yang memuaskan telah ada, 5. Pihak-pihak saluarn impor (pedagang, bank, pialang pabean) telah berpengalaman dalam menangani pengiriman impor dari kawasan eksportir, 6. Devisa untuk membayar ekspor tersedia, 7. Pemerintah dari mitra dagang mungkin menekan importer untuk membeli dari negara-negara yang merupakan pelanggan utama ekspor negara itu.

2.4 Investasi Luar NegeriInvestasi Luar Negeri dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Investasi portofolio, Ialah pembelian saham-saham dan obligasi semata-mata dengan tujuan memperoleh laba atas dana yang ditanamkan. Meskipun para investor portofolio tidak berkaitan langsung dengan pengendalian perusahaan, mereka menanamkan jumlah yang sangat besar dalam saham obligasi dari negara-negara lain. Investasi luar negeri besar jumlahnya dan akan terus tumbuh dengan semakin banyak perusahaan-perusahaan internasional mengeluarkan obligasi dan kekayaan mereka di bursa luar negeri. 2. Investasi langsung luar negeri, Ialah investasi dimana investor berpartisipasi dalam manajemen perusahaan selain mendapatkan laba atas uang mereka. Untuk mengetahui tingkat investasi kita dapat mencari informasi langsung dari tempat-tempat yang melakukannya. Informasi ini digunakan oleh manajer dan pemerintah untuk dianalogikan dengan apa yang seharusnya dicari dalam analisis perdagangan internasional. Apabila suatu negara terus menerus menerima investasi asing yang cukup besar, iklim investasinya pasti menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan-kekuatan politis lingkungan luar negeri relatif menarik dan peluang untuk memperoleh laba lebih besar. Perbedaan antara investasi portofolio dan investasi langsung luar negeri mulai kabur dengan semakin besarnya ukuran dan jumlah merger akuisisi dan aliansi internasional.2.5 Alasan Mengapa Memasuki Pasar-pasar Luar Negeri1. Meningkatkan Laba Dan Penjualan

a. Memasuki Pasar-pasar Baru Para manajer senantias aberada di bawah tekanan untuk meningkatkan penjualan dan laba perusahaan, dan ketika mereka menghadapi pasar yang matang dan jenuh di negaranya sendiri, mereka mulai mencari pasar-pasar baru di luar negara mereka. Mereka menemukan bahwa asar dengan PDB per kapita dan pertumbuhan penduduk yang meningkat tampaknya merupakan kandidat potensial untuk operasi mereka.b. Pengaturan Perdagangan PreferensialPersetujuan oleh sekelompok kecil negara-negara untuk membentuk perdagangan bebas diantara mereka sendiri sementara mempertahankan restriksi perdagangan dengan sejumlah negara lainnya.c. Pasar-pasar yang Tumbuh Lebih CepatTidak hanya pasar luar negeri yang baru sedang muncul, tetapi banyak diantaranya yang tumbuh dengan tingkat yang lebih cepat daripada pasar dalam negeri AS. Contoh yang istimewa adalah pertumbuhan Singapura, yang memiliki 4,5 kali rata-rata pertumbuhan tahunan Jepang, dengan PDB/kapita yang sama. d. Komunikasi yang Lebih Baik Faktor ini dapat dianggap suatu alasan pendukung bagi pembukaan pasar-pasar baru di luar negeri, karena jelas kemampuan berkomunikasi secara cepat dan lebih murah dengan para pelanggan dan bawahan melalui surat elektronik dan konferensi video, seperti yang dibahas dalam Bab 1, tentunya memberikan kepada para manajer kepercayaan akan kemampuan mengontrol operasi-operasi di luar negeri. e. Memperoleh Laba yang Lebih BesarSeperti Anda ketahui, laba yang lebih besar dapat diperoleh dengan meningkatkan penerimaan total atau menurunkan harga pokok penjualan. Dan seringkali kondisinya adalah sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat melakukan keduanya.f. Penerimaan yang Lebih BesarJarang seluruh pesaing domestik suatu perusahaan dapat berada di setiap pasar luar negeri dimana perusahaan berada.Jika terdapat lebih sedikit persaingan, perusahaan mungkin dapat memperoleh harga yang lebih baik untuk barang-barang atau jasa-jasanya.Misalnya, Goodrich hanya mempunyai sebuah pesaing di pasar Meksiko ketika mulai memproduksi V belt secara lokal, sementara di Amerika Serikat memiliki lusinan pesaing.g. Laba di Luar Negeri yang Lebih Tinggi sebagai Motif InvestasiTidak ada keraguan bahwa laba yang lebih besar pada investasi di luar negeri merupakan dorongan yang kuat untuk membuka pasar luar negeri pada awal 1870-an dan 1980-an. Business International melaporkan bahwa 90 persen dari 140 perusahaan dalam Fortune 500 yang disurvei telah mencapai keuntungan yang lebih besar atas asset luar negeri tahun 1974.h. Mencoba Suatu Pasar Kadang-kadang sebuah perusahaan internasional akan melakukan percobaan, pasar atas suatu produk di lokasi luar negeri yang bagi perusahaan kurang penting bila dibandin gkan dengan pasar dalam negeri dan pasar-pasar luar negeri utamanya. Hal ini memberikan peluang untuk melakukan perubahan-perubahan, bila perlu, terhadap bagian mana saja dari bauran pemasaran (produk, promosi, harga, saluran distribusi) atau menghentikan seluruh usaha apabila percobaan itu menunjukkan hal itu harus dilakukan.

2. Melindungi Pasar, Keuntungan Dan Penjualan a. Melindungi Pasar Domestik Seringkali sebuah perusahaan akan membuka pasar luar negeri untuk melindungi pasar dalam negerinya.b. Mengikuti Pelanggan ke Luar Negeri Perusahaan-perusahaan jasa (akuntansi, periklanan, riset pemasaran, perbankan, hukum) akan mendirikan operasi-operasi luar negerinya di pasar-pasar dimana pelanggan-pelanggan utama mereka berada, untuk mencegah para pesaing memperoleh akses kepada para pelanggan itu. c. Menyerang Pasar dalam Negeri Pesaing Adakalanya sebuah perusahaan akan mendirikan operasi di negara asal pesaing utamanya dengan gagasan untuk membuat competitor sibuk untuk mempertahankan pasarnya itu, sehingga akan lebih sedikit energi untuk bersaing di negara asal perusahaan yang pertama. d. Menggunakan Produksi Luar Negeri untuk Menekan Biaya Sebuah perusahaan juga mungkin pergi ke luar negeri untuk melindungi pasar dalam negeri ketika ia menghadapi persaingan dari barang-barang impor luar negeri yang rendah harganya. Dengan memindahkan sebagian atau seluruh fasilitas produksinya ke negara-negara dimana pesaingnya berasal, ia dapat menikmati keunggulan-keunggulan seperti upah buruh, biaya, bahan mentah dan tenaga yang lebih murah. e. Melindungi Pasar-Pasar Luar Negeri Mengubah cara untuk keluar negeri dari mengekspor menjadi memproduksi di luar negeri sering kali diperlukan untuk melindungi pasar-pasar luar negeri. Manajemen perusahaan yang memasok pasar luar negeri yang menguntungkan dengan mengekspor mungkin mulai mencatat beberapa tanda tidak menyenangkan bahwa pasar ini sedang terancam.f. Kekurangan DevisaSalah satu tanda-tanda pertama adalah penundaan pembayaran oleh para importir. Para importir itu mungkin memiliki alat pembayaran lokal yang cukup, tetapi mungkin menghadapi kelambatan dalam pembelian valuta asing (mata uang asing) dari bank sentral pemerintah. Manajer kredit dalam perusahaan ekspor, dengan mengecek banknya dan eksportir.g. Produksi Lokal oleh Para Pesaing Kekurangan devisa bukanlah satu-satunya alasan kemungkinan perusahaan mengubah dari mengekspor kepada memproduksi di sebuah pasar. Misalnya, sebuah perusahaan masih bisa menikmati usaha ekspor yang sedang tumbuh dan pembayaran yang tepat waktu, mungkin dipaksa untuk membangun sebuah pabrik di pasar itu.Ada kemungkinan saja para pesaingnya juga telah memperhatikan volume ekspor mereka yang dapat mendukung produksi lokal.h. Memuaskan Keinginan Manajemen Untuk Melakukan Ekspansi Pertumbuhan yang lebih cepat yang dikemukakan di atas membantu memenuhi keinginan manajemen untuk melakukan ekspansi.Para pemegang saham dan analis keuangan juga mengharapkan perusahaan-perusahaan terus tumbuh, dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi hanya di pasar domestik menemukan semakin sulit untuk memenuhi harapan itu.Akibatnya, banyak perusahaan mengadakan perluasan ke pasar-pasar di luar negeri.

2.6 Cara Untuk Memasuki Pasar-pasar Luar Negeri

Kebanyakan perusahaan memulai keterlibatannya dalam bisnis luar negeri dengan mengekspor, yaitu menjual beberapa produksi regular mereka di luar negeri.

1. Mengekspor tidak Langsung

Mengekspor tidak langsung lebih sederhana daripada mengekspor langsung karena mengekspor langsung memerlukan baik keahlian khusus maupun penanaman uang tunai yang besar. Para eksportir yang berbasis di negara asal mereka akan melakukan pekerjaan itu. Manajemen semata-mata mengikuti instruksi. Diantara para eksportir yang tersedia adalah (1) agen ekspor pabrikan, yang menjual untuk pabrikan, (2) agen komisi ekspor, yang membeli untuk pelanggan-pelanggan mereka di luar negeri, (3) pedagang ekspor, yang membeli dan menjual untuk rekening mereka sendiri, dan (4) perusahaan internasional, yang menggunakan barang-barang itu di luar negeri (contohnya, perusahaan-perusahaan per tambangan, kontruksi dan minyak).

2. Mengekspor Langsung

Untuk terlibat dalam kegiatan mengekspor langsung, manajemen harus kepada seseoang di dalam perusahaan itu menugaskan pekerjaan menangani ekspor.Pengaturan yang paling sederhana adalah memberikan kepada seseorang biasanya manajer penjualan, tanggung jawab atas pengembangan bisnis ekspor. Para karyawan domestik dapat menangani penagihan, kredit dan pengiriman pada mulanya, dan apabila usaha itu berkembang, suatu bagian ekspor terpisah bisa dibentuk. Sebuah perusahaan yang telah mengekspor ke importir-importir perdagangan besar di kawasan itu, dan melayani mereka dengan kunjungan-kunjungan baik oleh personel kantor pusat maupun perwakilan penjualan yang berbasis di luar negeri, sering kali menemukan bahwa penjualan telah berkembang sampai ke titik yang akan mendukung organisasi pemasaran yang lengkap.

3. Proses Produksi Di Luar Negeri

Ketika manjemen memutuskan untuk terlibat dalam proses manufaktur di luar negeri, pada umumnya ada lima alternatif berbeda yang tersedia, meskipun tidak semunya layak di negara tertentu. Alternatif-alternatif tersebut adalah :

1. Anak Perusahaan yang Dimiliki secara Keseluruhan 2. Usaha Patungan 3. Perjanjian Lisensi4. Waralaba5. Kontrak Manufaktur

2.7 Pihak-pihak Saluran Distribusi Internasional

A. Ekspor Tidak Langsung

Untuk mengekspor secara tidak langsung, sejumlah eksportir yang berbasis di AS (A) menjual untuk pabrikan, (B) membeli untuk pelanggan luar negeri mereka. (C) membeli dan menjual untuk rekening sendiri, atau (D) membeli atas nama para pemakai atau pedagang asing. Walaupun masing-masing jenis eksportir pada umumnya beroperasi dengan ca ra yang berikut, setiap perusahaan boleh benar-benar melaksanakan satu atau lebih fungsi-fungsi berikut ini :

1. Eksportir yang menjual untuk pabrikan a. Agen ekspor pabrikan bertindak sebagai wakil internasional untuk berbagai pabrikan domestik yang tidak bersaing satu sama lain. Mereka pada umumnya mengarahkan promosi, melaksanakan penjualan, membuat faktur, mengirim dan menangani pembiayaan. Mereka biasanya dibayar dengan komisi untuk menyelesaikan fungsi ini atas nama pabrikan itu.b. Perusahaan Pengelola Ekspor (export management company EMC), dahulu dikenal sebagai manajer ekspor gabungan (Combination Export Manager CEM), bertindak sebagai departemen ekspor untuk beberap aparbikan yang tidak bersaing satu sama lain. c. Perusahaan dagang internasional (international trading company) adalah serupa dengan EMC dalam hal bahwa mereka juga bertindak sebagai agen untuk beberapa perusahaan dan sebagai pedagang besar yang lain.

2. Eksportir yang membeli untuk pelanggan mereka di luar negeri Agen komisi ekspor (export commission agent) mewakili pembeli luar negeri, seperti perusahaan impor dan para pemakai industri besar.Mereka dibayar dengan suatu komisi oleh pembeli untuk bertindak sebagai para pembeli penduduk di negara-negara industri.

3. Eksportir yang membeli dan menjual atas tanggung jawab mereka sendiri Pedagang ekspor (export merchant) membeli produk-produk secara langsung dari pabrikan dan kemudian menjual, membuat faktur dan mengirimnya atas nama mereka sendiri sehingga para pelanggan di luar negeri tidak berurusan langsung dengan pabrikan, seperti yang mereka lakukan seperti halnya seorang agen ekspor.

4. Eksportir yang membeli untuk pedagang dan para pemakai luar negeri Para pemakai luar negeri yang besar, seperti perusahaan pertambangan, minyak dan konstruksi internasional, membeli untuk penggunaan mereka sendiri di luar negeri.

B. Ekspor Langsung

Jika perusahaan memilih untuk melakukan ekspornya sendiri, terdapat empat jenis perantara luar negeri yang dapat dipilih : (1) agen pabrikan (manufacturers agents), (2) distributor, (3) pengecer, dan (4) perusahaan dagang.

1. Agen pabrikan atau agen dagang (manufacturers agents) adalah penduduk negeri atau daerah dimana mereka sedang melaksanakan bisnis untuk perusahaan itu. 2. Para distribuitor (distributors) atau importir perdagangan besar adalah para pedagang mandiri yang membeli atas tanggung jab sendiri. 3. Para pengecer (retailers), khususnya produk konsumen yang memerlukan sekit layanan purna jual, sering kali merupakan importir langsung. 4. Perusahaan-perusahaan dagang (trading companies) relatif tak dikenal di Amerika Serikat tetapi merupakan importir yang sangat penting di bagian lain dunia. Di sejumlah negara Afrika, trading companies tidak hanya merupakan importir utama barang-barang yang berkisar dari produk konsumen sampai peralatan modal tetapi juga mengekspor bahan baku seperti bijih besi, minyak sawit dan kopi.

BAB III. STUDI KASUS

3.1 Studi Kasus Hubungan Perdagangan Indonesia dan China

Hubungan antara Indonesia dan China adalah satu hal yang amat penting, baik bagi Indonesia maupun untuk China sendiri. Hubungan Bilateral Indonesia-China yang pernah membeku sepanjang pemerintahan Orde Baru, kini makin membaik, dan bahkan China merupakan salah satu mitra yang penting bagi Indonesia.Secara geopolitik, posisi Indonesia sangat strategis di kawasan Asia Pasifik dan Selat Malaka. Sedangkan secara ekonomi, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumberdaya alam dan mineral, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam Indonesia yang sangat luar biasa ini jelas sangat menggoda negara-negara industri yang sedang maju saat ini seperti China untuk menguasainya, langsung ataupun tidak langsung. Disamping itu, dengan jumlah penduduk lebih dari 243 juta jiwa, Indonesia adalah pasar potensial bagi produk-produk negara-negara industri. Sedangkan China sendiri adalah dulunya merupakan negara berkembang yang dimana pemerintahnya masih menerapkan sistem tertutup dan belum terbuka dengan negara lainnya, akan tetapi kini sudah berubah menjadi negara maju yang perekonomiannya terus berkembang pesat bahkan sudah mengalahkan perkembangan negara-negara diu kawasan Eropa, dan China sekarang adalah negara yang sangat terbuka dengan investasi asing semenjak liberalisasi ekonomi yang dibawa pada tahun 1979 oleh Den Xioping. Dengan menggunakan sistem open door policy atau membuka secara luas investasi asing yang akan masuk ke China, membuat negara ini semakin disegani dalam pertumbuhan ekonominya dan investor asing yang masuk ke China juga semakin banyak, ini dikarenakan iklim investasi di China sangat mendukung, dan para investor pun dipermudah birokrasinya oleh pemerintah setempat. Kemudian juga pertumbuhan ekonmi China tidak pernah lepas dari angka dua digit, menjadi alasan utama investor asing berbondong-bondong menginvestasikan properti atau sahamnya di China. Cadangan devisa China pada saat ini juga sudah mencapai 3 miliar USD mengalahkan Amerika Serikat, sehingga wajar dilihat dari faktanya yang ada pada saat ini bahwa China sekarang ini sudah menjadi superpower baru yang bisa menyaingi kekuatan dari Amerika Serikat terutama dalam hal ekonominya. Hubungan bilateral antara China dan Indonesia terutama dalam bidang ekonomi saat ini terus meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya nilai perdagangan kedua negara, yang pada tahun 2008 mencapai US$ 31 miliar. Dalam lima tahun ke depan, Presiden Republik Indonesia (RI) Bapak Susilo B. Yudhoyono memperkirakan nilai perdagangan Indonesia-China akan mencapai US$ 50 miliar[footnoteRef:1][1]. Peningkatan hubungan bilateral tersebut, diungkapkan oleh Dubes China, tidak terlepas dari terjalinnya Free Trade Asean-China. Selain itu, China menganggap Indonesia adalah negara yang mempunyai potensi sangat besar. Namun untuk merealisasikan potensi itu diperlukan penghapusan beberapa hambatan, baik dari pihak China maupun dari pihak Indonesia. Indonesia berharap lambannya realisasi dana pinjaman China agar bisa cepat terealisasikan sehingga bisa dioptimalkan dengan baik oleh pemerintah Indonesia. Sebaliknya, dunia usaha China yang ingin berinvestasi di Indonesia juga memerlukan jaminan dari pemerintah RI untuk menghadapi risiko perubahan kebijakan pemerintah daerah[footnoteRef:2][2]. [1: ] [2: ]

Tampilnya Cina sebagai kekuatan besar di dunia, dianggap bisa membantu Indonesia mengimbangi pengaruh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang di kawasan Asia Pasifik. Bagi Indonesia yang menginginkan kondisi stabil di kawasan, bermitra dengan China menjadi sesuatu yang tak terelakan sekaligus langkah strategis bagi kepentingan nasional.Salah satu cara untuk mempererat hubungan satu negara dengan negara lainnya dalah dengan melakukan perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa. Perdagangan internasional pada saat ini secara tidak langsung mendorong terjadinya globalisasi, hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya sistem inovasi teknologi informasi, perdagangan, reformasi politik, transnasionalisasi sistem keuangan, dan investasi. Dan ini bisa menjadi modal yang penting bagi suatu negara untuk menarik investor masuk ke dalam negerinya untuk menanam investasi di negarnya. Apalagi didukung dengan situasi politik yang kondusif dan lingkungan bisnis yang kompetitif di dalam negara tersebut, maka bukan tidak mungkin perkembangan ekonomi negara tersebut akan tumbuh semakin cepat. Seperti halnya hubungan antara Indonesia dan China, hubungan ini sangat lekat dengan adanya perdagangan internasional, dan salah satu perdagangan diantara kedua negara ini yang masih baru dan juga masih berjalan sampai saat ini adalah adanya perdagangan bebas CAFTA (China Asean Free Trade Area). Sejak CAFTA diterapkan, jumlah perusahaan China yang menanamkan investasi di Indonesia juga bertambah. Hingga akhir 2010 terdapat lebih dari seribu perusahaan China yang tercatat di Indonesia, dengan investasi langsung mencapai 2,9 miliar dollar AS atau naik 31,7 persen dari tahun sebelumnya[footnoteRef:3][3]. Dan juga produk-produk China yang masuk ke China juga menjadi sangat banyak dan bahkan membanjiri pasar lokal Indonesia. Dengan harganya yang relatif murah dan juga dari segi kualitas juga tidak kalah berbeda dengan barang-barang bermerek lainnya, membuat produk China diserbu oleh konsumen Indonesia yang rata-rata dalam memilih suatu produk dilihat dari harganya yang terjangkau terlebih dahulu. Berbagai produk nasional yang terancam akan membanjirnya produk China antara lain dalam bidang : tekstil dan produk tekstil, alas kaki, elektronika, ban, furnitur, industri permesinan, mainan anak-anak, serta otomotif[footnoteRef:4][4]. Dan akan masih banyak lagi produk-produk dari China yang akan membanjiri pasar Indonesia juga pemerintah tidak segera mengantisipasinya, dikarenakan Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial yang berada di kawasan Asia Tenggara, masyarakat Indonesia sudah terbiasa menjadi masyarakat yang konsumtif, yang hanya memikirkan untuk memilih barang semurah mungkin untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. [3: ] [4: ]

Sedangkan bagi Indonesia sendiri, Indonesia hanya bisa mengirim bahan-bahan mentah seperti hasil bumi untuk dijadikan komuditas ekspor ke China dalam rangka CAFTA ini. Dimana harganya pun masih relatif murah sehingga pendapatan untuk negara juga tidak terlaru besar. Untuk ekspor ke China sendiri yang paling dominan adalah ekspor biji kakao. Indonesia memang dikenal sebagai penghasil biji kakao yang baik dan juga berkualitas tinggi, tidak heran kalau sector inilah yang menjadi andalan Indonesia untuk ekspor ke China. Akan tetapi ekspor ini bukan tanpa halangan, karena banyak negara yang menjadi pesaing dalam ekspor produk ini, seperti misalnya Italia dan juga Malaysia. Indonesia sendiri kini berada dalam urutan kelima dalam pemasok biji kakao ke negara China dengan nilai USD 25,12 juta (9,63 %) pada tahun 2009[footnoteRef:5][5]. [5: ]

Dengan banyaknya saingan yang ada maka, ini perlu dijadikan perhatian yang serius bagi pemerintah Indonesia yang dimana Indonesia sebagai negara berkembang harus bisa untuk mengolah atau memilih ekspor dengan pendapatan yang cukup besar, jangan hanya bisa mengekspor barang mentah saja, atau hasil bumi saja, paling tidak Indonesia harus sudah bisa mengekspor barang setengah jadi bahkan barang yang sudah jadi, sehingga pendapatan untuk negara juga semakin bertambah besar. Karena selama ini, ekspor Indonesia didominasi produk mentah dan bahan baku seperti biji kakao, kemudian minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak mentah. Sementara itu, impor dari China sudah berbentuk barang setengah jadi dan barang yang sudah jadi terutama dalam bidang tekhnologi. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Atma Jaya, A Prasetyantoko menambahkan, ada beberapa penyelamatan jangka pendek terkait pemberlakuan CAFTA itu, yakni perlindungan produk dalam negeri (safeguard), program antidumping maupun kewajiban mencantumkan produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Menurut dia, CAFTA dalam jangka menengah memberi kesempatan untuk memacu daya saing perekonomian domestik. Dalam jangka menengah, perlu memanfaatkan peluang dengan mengidentifikasi sektor yang komplemen terhadap produk China, mendorong peluang non perdagangan seperti investasi langsung untuk kapasitas produksi dan memperbaiki logistik[footnoteRef:6][6]. [6: ]

Pemerintah tampaknya tidak perlu renegosiasi perjanjian perdagangan ASEAN-China, karena lebih menyulitkan dan membutuhkan proses lama.Karena proses negosisasi ini sendiri bukan hanya Indonesia saja yang terlibat, akan tetapi Negara-negara ASEAN juga harus ikut terlibat, karena perdagan bebas ini melingkupi keseluruhan negara-negara Asia Tenggara. Menurut Anggito Abimanyu seorang pengamat ekonomi Perjanjian CAFTA yang disepakati menteri perdagangan ASEAN-China, ada tiga.Pertama, CAFTA tetap dilanjutkan dan tidak ada rencana notifikasi karena kerugian akibat kecurangan perdagangan (unfair trade).Kedua, bila suatu negara mengalami defisit, negara surplus harus mendorong impor.Ketiga, pembentukan tim pengkajian terhadap perdagangan bilateral[footnoteRef:7][7]. Bila memang ada kerugian akibat perdagangan bebas, maka membutuhkan biaya mahal dan proses panjang untuk membuktikan hal tersebut. Selain itu, kesepakatan bukan hanya dengan China tapi juga dengan negara ASEAN. [7: ]

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bisnis internasional adalah bisnis yang melibatkan penyeberangan batas-batas Negara.Kekuatan yang mendasari bisnis internasional berorientasi pada manajemen oriented. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan, yang seringkali tidak disadari, mengenai sifat dunia ini. Dalam hal ini ada tiga orientasi yang menjadi pedoman dalam bisnis internasional yaitu etnosentris, polisentris, geosentris yang kemudian diperluas menjadi regiosentris. Perdagangan internasional berhubungan dengan berbagai kegiatan, seperti: Perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke nagara lain atau disebut dengan istilah transfer of goods and services.Perpindahan modal melalui penanaman modal asing dari luar negeri ke dalam negeri (transfer of capital).Perpindahan tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan devisa suatu negara. Dalam proses ini pelu adanya pengawasan mekanisme yang sering disebut transfer of labour.Perpindahan teknologi melalui cara pendirian pabrik-pabrik di negara lain. Kegiatan ini disebut transfer of technology.Perdagangan internasional yang dilakukan dengan penyampaian informasi tentang kepastian adanya bahan baku dan pangsa pasar atau yang disebut dengantransfer of dataLingkungan Domestik, termasuk sosio ekonomi, sosio cultural, politik, hokum, pemerintahan, persaingan ,fisik, tenaga kerja, keuangan, teknologi. Lingkungan Luar Negeri, termasuk sosio ekonomik, sosio cultural, politik, tenaga kerja, keuangan, teknologi dan lingkungan ekonomi.4