kanker kulit

Upload: muhammad-indra-lesmana

Post on 13-Oct-2015

338 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Kanker kulit

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    1/45

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangKulit merupakan organ terluar manusia yang berfungsi sebagai organ

    ekskresi. Dengan demikian, kulit selalu bersinggungan dengan lingkungan

    luar yang selalu berubah-ubah sehingga rentan terhadap serangan penyakit,

    salah satunya kanker kulit. Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai

    dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak

    jaringan disekitarnya dan mampu menyebar kebagian tubuh yang lain, karena

    kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam

    sesuai dengan jenis sel yang terkena, akan tetapi yang sering terdapat adalah

    karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS), dan melanoma

    maligna (MM). Penyakit ini perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan

    kecacatan permanen yang bisa merusak penampilan.

    Kanker kulit relatif sering ditemukan di Amerika Serikat dengan lebih

    dari jutaan kasus tiap tahunnya. Insiden kanker kulit bervariasi secara

    geografis dan mencapai angka tertinggi di daerah-daerah tinggi dan terik.

    Kanker kulit sering timbul pada orang berkulit terang dibandingkan dengan

    yang berkulit gelap, meskipun penyakit ini tidak mengenal ras. Insiden semua

    kanker kulit mengalami peningkatan dan dapat dialami oleh orang yang

    berusia muda. Peningkatan ini cenderung terjadi karena adanya

    penyalahgunaan pajanan terhadapa sinar matahari beberapa dekade terakhir.

    (Elizabeth, 2007).

    Meskipun insidennya rendah, melanoma merupakan faktor penyebab

    75% kematian akibat kanker kulit. Angka kematian keseluruhan untuk non

    melanoma relatif rendah, dengan 95 % tingkat kelangsungan hidup 5 tahun.

    Non melanomaagresif secara lokal, menyebabkan morbiditas yang signifikan,

    cacat, kehilangan fungsi, dan membutuhkan perawatan kesehatan yang tinggi.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    2/45

    2

    B. Rumusan Masalah1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem integumen?2. Apa yang dimaksud dengan kanker?3. Apa yang dimaksud dengan kanker kulit?4. Apa saja klasifikasi dari kanker kulit?5. Apa penyebab/ etiologi dari kanker kulit?6. Berapa besar insiden kejadian kanker kulit?7. Bagaiamana patofisiologi dari kanker kulit?8. Apa saja manifestasi klinis dari kanker kulit?9. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk diagnosa kanker kulit?10. Apa saja komplikasi yang di timbulkan dari kanker kulit?11. Bagaimana penatalaksanaan medis kanker kulit?12. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit?

    C. Tujuan Penulisan1. Memahami anatomi & fisiologi sistem integumen2. Memahami konsep dasar kanker.3. Memahami definisi kanker kulit4. Memahami klasifikasi dari kanker kulit.5. Mengetahui penyebab/ etiologi dari kanker kulit.6. Mengetahui seberapa besar insiden kejadian kanker kulit.7. Mengetahui patofisiologi dari kanker kulit.8. Mengetahui manifestasi klinis dari kanker kulit.9.

    Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk diagnosa kanker kulit.

    10. Mengetahui komplikasi yang di timbulkan dari kanker kulit.11. Mengetahui penatalaksanaan medis kanker kulit.12. Memahami konsep asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit

    D. Manfaat PenulisanHarapan penulis setelah disusunnya makalah ini ialah mahasiswa lebih

    memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit serta

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    3/45

    3

    memberikan gambaran tentang aplikasi konsep dan teori keperawatan dalam

    asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit serta memberikan

    gambaran peran peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    4/45

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

    Gambar 1. Anatomi Kulit

    Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar

    keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu

    memperbaiki sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-

    repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara

    lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).

    1. Anatomi Sistem IntegumenKulit terbagi menjadi 3 lapisan yaitu :

    a. EpidermisEpidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan

    epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal

    berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki,

    dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    5/45

    5

    mata,pipi, dahi dan perut.Sel-selepidermis

    disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara

    fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel

    dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke

    dalam epidermis.

    Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

    1). Lapisan tanduk (stratum corneum)Merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi

    semua lapisan epidermis lebih ke dalam. Lapisan tanduk terdiri

    atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami

    proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit

    mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah

    baris keratinositjauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan

    tanduk jauh lebih tebal.

    Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu

    sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten

    terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan

    lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas

    dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia

    setiap sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit

    akan terasa sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.

    Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung

    sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memilikiself repairing

    capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia

    dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,

    membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk

    yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul

    bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan

    penyebaran melanintidak lagi merata serta tidak lagi cepat

    digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada

    lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    6/45

    6

    mencegah terjadinya penguapan air dari lapis lapis kulit lebih

    dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi

    lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

    2). Lapisan bening (stratum lucidum)Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah

    lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk

    dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma

    sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen

    sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat

    tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses

    keratinisasi bermula dari lapisan bening.

    3). Lapisan berbutir (stratum granulosum)Tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang

    mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasar

    dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit

    telapak tangan dan telapak kaki.

    4). Lapisan bertaju (stratum spinosum)Disebut juga lapisan malphigi, terdiri atas sel-sel yang

    saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan

    protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling

    berlepasan, maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi

    filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada

    lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris.

    Bentuk sel berkisar antara bulat ke bersudut banyak

    (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besarukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang

    berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan

    pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang

    lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis.

    Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang

    khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung

    kolesterol dan asam amino.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    7/45

    7

    5). Lapisan benih (stratum germinativum ataustratum basale)Merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu

    baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap

    permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu

    dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur

    halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina

    basalis cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-

    epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel

    epidermisbertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi

    bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk.

    Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,

    melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.

    Tipe-Tipe Sel Epidermis, yaitu :

    1). KeratinocytesSubtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes

    selalu mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu

    digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan

    basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju

    permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen

    dalam sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30

    hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak

    dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu

    basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.

    2). MelanocytesDidapat dari ujung saraf, memproduksi pigmen melanin yang

    memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan

    panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG,

    kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi

    oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah

    ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi melanin.

    Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian

    melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    8/45

    8

    sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada

    akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.

    3). Merkel CellsBanyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut

    (fingertips, oral mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar di

    lapisan stratum basal yang banyak mengandung keratinocytes.

    4). Langerhans CellDisebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah

    lapisan stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung

    antibodi. Banyaknya 2% 4 % dari keseluruhan sel epidermis.

    Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang

    mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah

    untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi.

    b. Dermis (Korium)Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat

    keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit

    (Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah

    bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili).

    Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-

    menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit

    yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang

    mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat

    sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk

    ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2

    mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang palingtebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit

    jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai

    selai dan sel-sel.

    Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat,

    memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing-

    masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan

    fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    9/45

    9

    Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang

    dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau

    sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut,

    akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri.

    Kelenjar palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak

    untuk melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi

    minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar

    keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan

    kulit melalui pori-pori kulit.

    Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis

    yang dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan

    serat protein ini yang disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut

    juga jaringan penunjang, karena fungsinya dalam membentuk jaringan-

    jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.

    Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang

    elastis dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang

    menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi.

    Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat dapat

    menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak

    memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki

    kulit ari.

    Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu :

    1). Kelenjar keringat (Sudorifera)Kelenjar keringat terdiri darifundus (bagian yang melingkar)

    dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara padapermukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian

    tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak

    terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di

    bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan

    membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.

    Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani,

    emosi dan obat-obat tertentu.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    10/45

    10

    Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :

    a)Kelenjar keringat ekrinKelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu

    keringat yang mengandung 95-97 persen air dan mengandung

    beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula

    minyak, glusida dan sampingan dari metabolism seluler.

    Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak

    tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di

    seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter

    keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk

    kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan

    salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak

    ada rambutnya.

    b)Kelenjar keringat apokrinHanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah

    kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan

    cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau

    khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan

    sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya

    berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada

    saluranfolikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya

    tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan

    dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil

    baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

    2).

    Kelenjar palit (Sebacea)Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat

    berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-

    gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut

    (folikel).Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki

    kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk

    sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    11/45

    11

    kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada

    bagian muka.

    Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu

    kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada

    saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjarpalit atau

    kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan

    kulit kepala.

    Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa

    kelenjar palit ataukelenjar sebaseamembesar,

    sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk

    pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau

    kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak

    sehingga memudahkan timbulnya jerawat.

    c. Hipodermis/ Subkutan.Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah

    dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.

    Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju

    lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai

    bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian

    dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.

    Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang

    kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di

    kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat

    bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi

    banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendurserta makin kehilangan kontur.

    2. Fisiologi Sistem IntegumenAdapun fungsi kulit yaitu :

    a. Menutupi dan melindungi organorgan dibawahnyab. Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asingc. Pengaturan suhu

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    12/45

    12

    d. Ekskresi : melalui perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlahkecil urea.

    e. Sintesis : konversi 7-dehydrocholesterol menjadi vit D3(Cholecalciferol) dengan bantuan sinar UV.

    f. Tempat penimbun lemak.g. Sebagai sensori persepsi, mengandung reseptor terhadap panas, dingin,

    nyeri, sentuhan atau raba, tekananFisika dasar hilangnya panas dari

    kulit

    h. Warna pada kulit dan fungsi melaninKulit mendapatkan warna dari 3 faktor :

    1). Adanya melanin (pigmen gelap yang diproduksi melanosit) :Melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet

    yang berlebih

    2). Pigmen berwarna kuning (karoten) : Dalam sel lemak dermis danhypodermis

    3). Warna darah : Dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis

    B. Konsep Dasar KankerKanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-

    sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang

    dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya

    menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui

    jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang

    belakang.

    Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika adapenggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan

    membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi

    penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. Penumpukan sel tersebut

    mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang

    ditempatinya.

    Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap

    tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker terjadi di bagian

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    13/45

    13

    permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila terjadi

    didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang-kadang tidak

    memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut

    sehingga sulit diobati.

    C. Definisi Kanker KulitKanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-

    sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan

    mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas

    beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan

    jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah

    karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma

    maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006)

    Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya

    untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara

    normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit

    mati dan tumbuh kembali. (Tiro, 2010)

    Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan

    kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul

    dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan

    pengobatan. (Mangan, 2005).

    Fitzpatrick mengklasifikasikanenam kelompok atau tipe kulit yang

    berbeda). Setiap kelompok dikategorikan berdasarkan hasil dari 30 menit

    paparan sinar matahari langsung ke kulit ditengah hari di belahan bumi utara.

    Kelompok-kelompok didasarkan pada jumlah melanin individi, pigmentasiyang melekat, dan kepekaan terhadap sinar UV. Misalnya, orang tipe 1

    diklasifikasikann berwajah berbintik bermata merah yang membakar dan

    tidak pernah kecoklatan, tipe Celtik. Orang-orang di tipe 1 sangat rentan

    terhadap kanker kulit, tetapi penyembuhkan luka setelah rekonstruksi dengan

    bekas luka paling mencolok. Tipe 2 ditandai oleh orang yang berambut pirang

    dan bermata biru, tipe Skandinavia. Tipe 3 memiliki kulit olive dan bermata

    gelap dan kadang-kadang memiliki luka bakar tetapi tan mudah, tipe

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    14/45

    14

    Mediterania. Tipe 4 adalah Hispanik, tipe 5 adalah Arab/ India, dan tipe 6

    adalah Afrika. perogresnya, resistensi kanker kulit meningkat, ketakutan

    menjadi lebih jelas, sering pigmenting atau membentuk keloid.

    Tabel1. Tipe Kulit menurut Fitzpatrick*

    Tipe Karakteristik

    1 Selalu mudah terbakar, tidak menunjukkan gelap pigmen segera,

    dan tidak pernah berwarna coklat

    2 Selalu mudah terbakar, menunjukkan jejak langsung gelap pigmen,

    warna coklat minimal dan sulit

    3 Luka bakar minimal, + langsung gelap pigmen, kecoklatan secara

    bertahap dan merata (light brown)

    4 Luka bakar minimal, + + gelap pigmen langsung, kecoklatan segera

    (coklat moderat)

    5 Jarang terbakar, + + + gelap pigmen langsung, kecoklatan sangat

    mudah (coklat gelap)

    6 Jarang terbakar, + + + langsung gelap pigmen, kecoklatan sangat

    cepat (hitam)

    D. KlasifikasiKanker Kulit1. Karsinoma Sel Basal (Basal Cell Carcinoma)

    Tumor sel basal berasal dari sel di epidermis dan folikel rambut. Sel

    tersebut tumbuh lambat dan mungkin memakan waktu bertahun-tahun

    untuk memperbesar secara signifikan. Biasanya, pasien dengan BCC

    dikategorikan sebagai jenis Fitzpatrick 1 sampai 3 dengan riwayat

    paparan sinar matahari. Delapan puluh sampai 93% dari kanker terjadi

    karena paparan sinar matahari pada daerah kepala dan leher, dan 26-30%

    terjadi pada hidung. BCCs dapat dibagi menjadi beberapa subtipe:

    superfisial, nodulo-ulseratif (atau nodular), berpigmen, infiltratif,

    micronodular, morfea-like, dan basosquamous.

    Superfisial BCC mewakili sekitar 10% dari semua BCC. Sel

    tersebuttampak seperti plak yang sedikit lebih tinggi atau makula diskrit

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    15/45

    15

    yang mungkin bersisik. Mereka dapat menyerupai eksim atau infeksi

    jamur.

    Nodulo-ulserativa BCC adalah jenis yang paling umum, terhitung

    sekitar 75% dari semua BCC. Secara klinistampak seperti mutiara nodul

    baik bulat atau oval dengan batas menggulung dan sesekali ulserasi.

    Telangiektasias umumnya terlihat pada lesi.

    Pigmentasi BCC berkisar dari cokelat sampai biru kehitaman,

    biasanya ditemukan pada orang Hispanic dan Asia. Morfea-likeBCCs

    tampak seperti plak yang kuning atau putih dengan batas tidak jelas. Sel

    tersebut bisa sangat besar dan tidak menunjukkan lebih dari 1 sampai 2

    mm elevasi. Tumor ini memiliki margin yang jelas setelah eksisi.

    Karsinoma basosquamous terdiri darisel basal dan sel skuamosa

    yang keduanya berdiferensiasi. Mereka memiliki tingkat pertumbuhan

    serta potensi metastasis yang lebih tinggi daripada jenis BCC lainnya.

    Micronodular, infiltratif, dan morfe-like BCC adalah varian lebih

    agresif dengan presentasi sebanyak 10% dari kasus BCC.

    Kematian dari BCC jarang, dengan tingkat metastasis dari 0,0028-

    0,1%. Ukuran, kedalaman invasi, dan jenis histologis penting untuk

    menentukan seberapa jauh metastasisnya. Metastasis biasanyamencapai

    kelenjar getah bening, hati, paru-paru, tulang, dan kulit. Metastasis

    langka ini terjadi dua kali lebih umum baik pada laki-laki maupun

    wanita.

    Gambar 1. Superfisial BCC

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    16/45

    16

    Nodular-Ulseratif BCC

    Pigmented BCC

    Morpheaform (sclerosing) BCC

    2. Karsinoma Sel Skuamosa (Squamous Cell Carcinoma)SCC adalah kanker kulit kedua yang paling umum dan menyumbang

    20% dari semua kasus NMSC. SCC adalah proliferasi ganas dari

    epidermal keratinosit. Histologis SCC terdiri dari sarang dan cabang dari

    atipikal skuamosa sel yang berasal dariinfiltrasi epidermis ke dalam

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    17/45

    17

    dermis, sering mengandung mutiara keratin. Risiko seumur hidup

    terserang SCC adalah 4 sampai 14%, dan kejadian telah meningkat

    sebesar 20% pada dekade lalu.

    Pria yang berusia> 50 tahun dan telah memiliki paparan sinar

    matahari yang berat dalam beberapa tahun terakhir biasanya terserang

    actinic keratosis dan SCC. SCC hadiah sebagai eritematosa buruk dan

    menyakitkan dengan perbatasan jelas(Gambar 2).Tanduk kutaneous atau

    hiperkeratotik dengan ulserasi mungkin ada. Kulit di sekitarnya terdapat

    tanda-tanda kerusakan akibat sinar matahari kronis.

    Tidak seperti BCC, SCC bisa tumbuh pesat dan bermetastasis.

    Metastasis yang paling umum terjadi pada lesi dengan kedalaman > 4

    mm. Akumulasi tingkat metastasis adalah antara 2 dan 6%, dan 5 tahun

    tingkat kelangsungan hidup untuk metastasis SCC hanya 34% .

    Metastasis dapat menyebar baik melalui limfatik atau hematogen. Daerah

    yang umum terjadi penyebaran adalah kelenjar getah bening regional,

    paru-paru, dan hati. Lokasi primer lesi mempengaruhi tingkat

    kekambuhan dan metastasis. SCCs biasanya terjadi di bibir,telinga,

    lipatan melolabial, dan daerah periorbital dan preaurikular memiliki

    insidensikekambuhan dan metastasis yang lebih tinggi(10-14%).

    Prekursor yang paling umum untuk SCC adalah AK. Tingkat

    transformasi AK untuk SCC adalah 1 dalam 1.000 per year. Sekitar 40%

    dari orang yang berusia > 40 tahun memiliki setidaknya satu AK.

    Keratoacanthoma kadangkala sulit dibedakan dengan SCC, baik secara

    klinis dan histologis. Keratoacanthoma adalah sebuah lesi dengan daerah

    sentral penuh keratin dan bersifat selfhealing. Sel tersebut tumbuhdengan cepat tetapi sering berinvolusi spontan setelah 2 sampai 6

    bulan,kemudian hanya menyisakan bekas luka putih. Penyakit Bowen

    adalah salah satu bentuk SCC in situ sebagaiplak eritematosa yang

    tumbuh lambat tapi outlinetajam. Lesi ini jarang berubah menjadi SCC

    invasif.

    SCC dapat berkembang dari fase kronisyang tak sembuh atauluka

    tidak stabil, bekas luka bakar, atau ulser. Lesi ini, kadang-kadang disebut

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    18/45

    18

    Marjolins ulser, memiliki tingkat 20% lebih tinggi dari metastasis

    kelenjar getah bening daripada SCC yang terinduksi UV.

    Histologis fitur, seperti derajat diferensiasi, kedalaman invasi, dan

    keterlibatanperineural, serta ukuran tumor adalah indikator prognostik

    sebagai penentu lebar eksisi marginal. Lesi yang lebih berdiferensiasi

    memiliki kecenderungan invasif lebih rendah sehingga memiliki

    prognosis yang lebih baik. Tumor yang lebih besar dan berinvasi

    mendalam di sepanjang jaringan memiliki risikokekambuhan dan

    metastasis lebih besar. Tumor> 2 cm memiliki dua kali lipat tingkat

    kekambuhan dan tiga kali lebih mungkin untuk bermetastasis. Tumor

    yang timbul di bekas luka atau luka biasanya lebih agresif dan memiliki

    tingkat metastasis antara 18 dan 38% .7 Rekurensi dari pengobatan SSC

    pertama kali memiliki tingkat metastasis dari 24 sampai 45%, jika

    bermetastasis tingkat kelangsungan hidup 5 tahun adalah sekitar 50%.

    Gambar 3. Karsinoma Sel Skuamosa

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    19/45

    19

    3. Melanoma Maligna

    Melanoma adalah neoplasma yang berpotensi mematikan dan agresif

    dihasilkan dari transformasi malignan melanosit. Insiden melanoma

    meningkat lebih cepat daripada kanker lain. Diperkirakan bahwa

    frekuensi melanoma akan berlipat ganda setiap 10 sampai 15 tahun, dan

    bahwa> 40.000 kasus baru melanoma akan didiagnosis tahun ini di

    Amerika Serikat. Terjadinya melanoma meningkatpada seseorang

    yangtinggal di daerah khatulistiwa, dengan penduduk dari Queensland

    dan Australia, memilikitingkat tertinggi melanoma, mendekati 1 dari 14.

    Diperkirakan 75 orang menderita melanoma dalam hidup mereka,

    meningkat dari 1 pada 150 orang di tahun 1985. Melanoma tiga kali lebih

    banyak menyebabkan kematian daripada jenis malignansi lain.

    Orang-orang dalam kelompok Fitzpatrick 1 dan 2 adalah yang paling

    rentan terhadap melanoma. Peran UV dalam insidensi melanoma tidak

    diketahui secara tepat, tetapi banyak bintik-bintik pada muka

    karenaterbakar terik matahari, penggunaan tempat tidur penyamakan, dan

    ditambah UVA meiliki terapi yang telah terimplikasi.

    Beberapa faktor risiko tambahan untuk melanoma telah

    diidentifikasi. 10% dari pasien dengan melanoma memiliki kaitan dengan

    penyakit. Tahi lalat juga dikenal sebagai melanositik nevi dapatan, dan

    Gambar 4. Melanoma Maligna

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    20/45

    20

    dapat menjadi faktor risiko. Lebih dari 100 individu yang memilik tahi

    lalat memiliki sepuluh kali lipat risiko mengembangkan melanoma.

    Kondisi tersebut diperparah jika terdapat riwayat penyakit keluarga

    menderita melanoma. Black hairy nevimemiliki risiko 4% berkembang

    menjadi melanoma. Lentigomaligna, atau bintik melanotik dari

    Hutchinson,adalah prekursor lesi in situ yangmenjadi ganas pada sekitar

    5%kasus. Tiga puluh persen darimelanoma muncul dari lesi yang sudah

    ada sebelumnya,sedangkan 70% kemunculanbaru..

    C. Etiologi Kanker Kulit

    1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari

    maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta

    ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari,

    semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.

    Radiasi UV merupakan peran utama sebagai penyebab dari faktor

    lingkungan. Ada tiga jenis radiasi UV: UVA (320-400 nm), UVB (290-

    320 nm), dan UVC (200-280nm). Sinar UVB adalah yang paling

    karsinogenik, memicu kanker kulit melalui kerusakan fotokimia pada

    DNA, cedera pada mekanisme perbaikan DNA, dan menghancurkan

    sebagian sel perantara imun. UVA, awalnya dianggap tidak berbahaya,

    yang sekarang dikenal untuk meningkatkan efek UVB sebagai karsinogen.

    Kebanyakan UVC disaring oleh lapisan ozon. Penipisan lapisan ozon,

    dimulai dari Antartika dan bagian Australia, UVC meningkatkan

    perkembangan kanker kulit. Laporan yang paling umum untuk NMSCserta melanoma adalah pada 2-3 anak atau 3 tahun terkena paparan sinar

    matahari secara intens. Bahan kimia seperti arsenik, hidrokarbon aromatik

    polisiklik, dan psoralen digunakan dalam kombinasi dengan UVA

    (pengobatan pengobatan untuk psoriasis) semuanya telah terlibat sebagai

    pencetus timbulnya NMSC. Pasien yang mengalami inflamasi kulit kronis,

    seperti keratosis radiasi kronis, bekas luka bakar, dan borok, memiliki

    peningkatan risiko kanker kulit.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    21/45

    21

    2. Kulit PutihOrang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada

    orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen

    melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi

    bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga

    mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang

    memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya

    cenderung lebih kecil.

    3. Paparan KarsinogenBahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini

    dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak

    kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan

    kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir

    seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan zat atau bahan

    karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-

    akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di

    Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit

    diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).

    4. Genetika/Faktor KeturunanSusunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap

    munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena

    kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang

    lain juga akan meningkat.

    Beberapa sindrom yang mempengaruhi seseorang untuk terkena kankerkulit.:

    a. Basal cell nervus syndrom (sindrom Gorlin) adalah gangguanautosomal dominan ditandai dengan beberapa BCC, keratocysts

    odontogenik, rusuk bifid, skoliosis, brachymetacarpalism, palmar

    danplantar pits, calcificationof yang cerebri falx, pegunungan

    supraorbital menonjol, dan hipertelorisme. BCCs yang dihasilkan

    terlihat sepertiNevi keciltetapi umumny seperti BCC nodular .

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    22/45

    22

    Kontrol dengan laser CO2 atau kuretase dan electrodesiccation (C dan

    E) sangat penting sebelum pembesaran menghancurkan struktur

    anatomi.

    b. Xerodermapigmentosa adalah gangguanautosomal resesif yangmengakibatkan cacat pada perbaikan asam deoksiribonukleat (DNA).

    Radiasi UV menghancurkan DNA kulit, sehingga xeroderma

    pigmentosa ditandai dengan hipersensitivitas terhadap paparan sinar

    matahar. Anak-anak dengan gangguan ini harus pigmentosa gaya

    hidup mereka menjadi fungsi sebagai orang malam. Ada kampung

    musim panas bagi mereka, di mana kegiatan dimulai saat mereka

    bangun hingga matahai terbenam.

    c. Albinismeadalah gangguan autosomal resesif yang mengakibatkantidak adanya melanin yang meningkatan kanker kulit, terutama SCC

    d. Epidermodysplasiaverruciformis adalah gangguan autosomal resesifyang merupakan hasil dari perkembangan BCC dari kutil yang terkena

    sinar matahari pada individu homozigot dan terinfeksi human

    papillomavirus (HPV) 3 atau 5.

    Gambar 4.Wanita 30tahunpertama kaliterlihat10tahunsebelumnyabeberapakeratocystsodontogenik.

    D. Insiden Kejadian Kanker KulitMenurut Tren Kejadian Kanker di Singapura 2004-2008 (Pencatatan

    Kanker Singapura), terdapat 1065 kasus kanker kulit dan 941 di Singapura

    pada pria dan wanita setiap tahunnya. Kanker kulit berada pada peringkat ke

    8 baik pada pria dan wanita di Singapura.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    23/45

    23

    E. PatofisiologiKanker Kulit

    Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak (tahi lalat atau

    kista) dan tumor ganas (kanker). Diantaranya ada keadaan yang disebut

    prakanker, yaitu penyakit kulit yang dapat berubah menjadi ganas atau kanker

    kulit. Misalnya kemerahan karena terkena arsen atau sinar matahari, jaringan

    parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar perlahan, penyakit

    kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak keputihan dirongga

    mulut atau lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang sudah ada sejak lahir dan

    lain-lain. Disamping itu terdapat juga keadaan yang disebut genodermatosis,yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang

    dihubungkan dengan keganasan. Contohnya penyakit xeroderma

    pigmentosum. Sel baru lazimnya menolak sel lama ke permukaan luar kulit di

    mana sel lama ini akan mati. Proses ini dikawal oleh DNA.

    Tumor kulit dapat terbentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit seperti

    sel-sel epidermis dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor

    jinak atau ganas dan dapat terlokalisis dalam epidermis atau menembus

    kedalam dermis dan jaringan subkutan.

    Insiden karsinoma sel basal berdasar dengan jumlah pigmen melanin

    pada epidermis dan lama total pajanan langsung terhadap matahari, pada

    pelaut dan petani contohnya, dan sering terpajan matahari seperti wajah,

    kepala dan leher.

    Spektum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang

    panjang gelombangnya berkisar antara 280 320 nm dan penyebab lain

    radiasi dengan sinar-x atau faktor genetik tetapi jarang ditemui seperti albino

    dan xeroderma pigmentosum. Spektum matahari inilah yang membakar dan

    membuat kulit menjadi rusak (perubahan warna kulit menjadi cokelat).

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    24/45

    24

    F. Manifestasi KlinisKanker KulitTanda yang dapat dilihat adalah berdasarkan empat ciri berikut yang biasa

    disebut dengan Panduan ABCDyaitu :

    1. Asymmetry : Ketumbuhan mempunyai bentuk yang tidak seragam ,misalnya tidak simetri.

    2. Border : Lingkungan adalah tidak jelas, terutamanya untuk melanoma.3. Colour: Berbagai warna terlihat dan distribusi warna tidak seragam.4. Diameter: Diameter lebih besar daripada 5-6 milimeter.

    1. Karsinoma Sel Basal (KSB) biasanya timbul di daerah terpajan, termasukwajah, lengan, dan dada. lesi tampak sebagai papul atau nodus berbentuk

    kubah, berbatas tegas, dengan warna putih seperti mutiara. Nodus

    berwarna seperti daging atau pink, biasanya cekung di tengah-tengahnya

    dan dapat terus membesar.Warnanya mengkilat/seperti lilin, paling sering

    terlihat pada area yang terpajan sinar matahari di telinga, wajah, atau

    tangan.

    2. Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) biasanya timbul di daerah terpajan ataudi jaringan parut. Lesi tampak sebagai plak merah bersisik atau nodus

    yang menjadi gembung disertai nekrosis di bagian tengahnya. Batas lesi

    tidak beraturan dan mengeras pada tahap lanjut.Paling sering mengenai

    area yang terpajan sinar matahari, biasanya di wajah atau area jaringan

    parut.

    3. Melanoma maligna dapat timbul sebagai nodus-nodus berwarna-warniyang tumbuh secara vertikal atau sebagai pigmentasi yang menyebar

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    25/45

    25

    secara sirkular yang berukuran lebih dari 1 cm. Batas lesi tidak teratur

    dan sering tidak simetris, dan dapat terjadi perdarahan. Lesi yang tumbuh

    dengan cepat dan membentuk de novo atau tumbuh dari mole yang

    sebelumnya diderita. Biasanya menonjol, berwarna hitam atau cokelat,

    atau terkadang muncul dalam bermacam-macam warna. Batas tidak

    beraturan, tidak simetris, dan dapat mengeluarkan darah. Paling sering

    ditemukan pada area terpajan sinar matahari, namun dapat tumbuh di

    area kulit lain. Berhubungan dengan lesi akibat terbakar sinar

    matahari.(Elizabeth, 2007)

    G. Pemeriksaan PenunjangKanker KulitBiopsi kulit digunakan untuk mendiagnosis kanker kulit. Ini adalah

    prosedur sederhana yang dilakukan di bawah bius lokal. Bagian dari

    pertumbuhan yang dicurigai atau pertumbuhan keseluruhan jika kecil akan

    diangkat dan dikirim ke ahli patologi. Ahli patologi akan memeriksa

    spesimen di bawah mikroskop dan mengkonfirmasikan diagnosis.

    Ahli patologi juga akan menentukan jenis histologik (sel jenis sel-sel

    kanker), ketebalan kanker (kedalaman invasi) dan karakteristik lainnya dari

    kanker kulit. Pemeriksaan lainnya seperti biopsi kelenjar getah bening, tes

    darah dan pemindaian mungkin diperlukan untuk stadium, pengobatan dan

    prognosis.

    Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan dengan bantuan komputer

    seperti Dermatoscopic adalah teknik pencitraan non-invasive dengan

    menggunakan minyak immersion, yang akan membuat permukaan kulit lebih

    transparan, sehingga memberikan visualisasi yang lebih baik bagi struktur-struktur permukaan kulit yang melalui proses Akuisisi Citra (image

    acquisition), Pra Proses (preprocessing), Ekstraksi Fitur (feature extraction),

    Segmentasi (segmentation) dan Pasca Proses (postprocessing) dan

    pemeriksaan Macroscopik.

    H. KomplikasiKanker Kulit

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    26/45

    26

    1. Invasi lokal dan kerusakan jaringan dapat terjadi pada semua jenis kankerkulit.

    2. Dapat terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional dan keseluruh tubuh,terutama pada melanoma maligna. Kersinoma sel basal sangat kecil

    kemungkinan bermetastasis sedang karsinoma sel skuamosa berpotensi

    sedang. (Elizabeth, 2007)

    I. PenatalaksanaanKanker Kulit1. Penatalaksanaan Medis

    a. BiopsiBiopsi dilakukan untuk keperluan konfirmasi histologi.

    Karakteristik histologi mempengaruhi perilaku klinis, rekurensi,

    dan potensi metastasis. Penentuan margin tumor untuk

    pembersihan berdasarkan pada gabungan dari beberapa informasi.

    Teknik biopsi merupakan pilihan personal. Teknik manapun

    yang memberikan hasil histologi yang adekuat dapat dilakukan.

    Shave biopsi sederhana dapat dilakukan memakai skapel atau

    curved razor blade. Shave biopsi meninggalkan 5-6 mm defek

    saucer-shape dan menghilangkan epidermis dan sebagian dermis.

    Satu-satunya kekuranganshavebiopsi adalah bahwa ciri histologis

    dan prognostik terdapat lebih dalam dari pemotongan biopsi yang

    dilakukan. Oleh karena itu, shave biopsi berpotensi sangat

    superfisial sehingga tidak dapat digunakan untuk menentukan lesi

    in situ dan lesi invasif. Shave biopsi merupakan kontra indikasi

    untuk melanoma. Pseudoshave biopsi dapat dilakukan denganmenguretan spesimen sebelum elektrodesiccation.

    Punch biopsi dilakukan untuk mengambil spesimen yang tebal.

    Punch memiliki akhiran potongan berbentuk sirkular. Defek dari

    potongan tersebut dapat dijahit atau sembuh sekunder. Walaupun

    punch biopsi dapat dilakukan untuk melanoma dengan

    kedalamannya yang kritis, punch biospi terlalu agresif untuk lesi

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    27/45

    27

    yang superfisial karena dikhawatirkan punch akan menekan tumor

    ke jaringan yang lebih dalam.

    Insisi dan eksisi banyak dilakukan pada proses pembedahan.

    Pemilihan tindakan didasarkan pada pertimbangan besarnya tumor

    dan apakah biopsi kecil memerlukan eksisi pembersihan margin.

    Saat indikasi dilakukan, pada eksisi biopsi diperlukan penjahitan

    atau pewarnaan untuk pembersihan margin tumor.

    Fine-needle aspirasi (FNA) juga dapat dilakukan untuk

    pengambilan spesimen histologi yang dalam. FNA dapat dilakukan

    untuk membedakan kista dermal dan tumor parotid pada regio

    periauricular. Dengan FNA, patologis dapat megaspirasi jaringan

    dengan menggunakan jarum 23 atau 25 gauge dan mewarnainya

    dan memfiksasi pada glass slide.

    Saat patologis sudah mengkonfirmasi diagnosa dari kanker

    kulit, pembedah merencanakan penghancuran tumor dengan

    mempertimbangkan karakteristik tumor dengan usia pasien,

    riwayat kulit, riwayat medis, riwayat sosial, dan pertimbangan

    estetik. Pilihan terapi dapat menggunakan cyoterapi menggunakan

    nitrogen cair, eksisi standar, Mohs Micrographic Surgery (MMS),

    radiasi, kuretasi dan elektrodesikasi, topikal kemoterapi, ablasi

    laser, terapi fotodinamik, interferon, dan retinoid.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    28/45

    28

    Tabel 1. Kontrol Margin untuk Kanker Sel Squamos

    Tabel 2. Kontrol Margin untuk Kanker Sel Basal

    b. Eksisi StandarPada umumnya kanker kulit dieksisi dan dilakukan

    pembersihan marginal, terkecuali pada beberapa AK dan beberapa

    superfisial SCC atau BCC yang mungkin memerlukan beberapa

    terapi tambahan, Eksisi dapat dilakukan dibawah pengaruh lokal

    anestesi. Lesi dan area pembersihan margin ditandai dengan

    marking pen. Lokal anestesi dengan epineprin tidak

    mempengaruhi penentuan margin patologi, tetapi mengurangi

    kemapuan pembedah untuk memonitor vaskularisasi flap yang

    berbatasan. Pada kasus melanoma, perluasan subkutaneous harus

    dilihat menggunakan Wood light. Pada kasus BCC dan AK

    gambaran kuretase yang lebih akurat. Beberapa SCC tidak dapat

    dikuretase tetapiBCC yang dapat dikuretase dapat memiliki 25%

    dibersihkan pada eksisi pertama dibandingkan dieksisi tanpa

    menggunakan kuretase. Idealnya spesimen diperiksa histologinya

    baik dari lateral dan kedalamannya. Hasil eksisi yang dilakukan

    disetiap margin eksisi diperiksakan pada patologis. Pada tindakan

    eksisi, pasien dapat diberikan informasi bagaimana luka eksisi

    terbentuk dan pasien dapat membayangkan rekontruksi yang dapat

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    29/45

    29

    dilakukan. Pembedah juga dapat menentukan metode untuk

    rekontruksi.

    Rekontruksi yang ditunda memungkinkan pasien menerima

    graft kulit dan mengurangi terjadi hematom dan memungkinkan

    terbentuknya granulasi. MMS memungkinkan terjadinya

    penundaan tersebut. Pasien yang tumornya diangkat seluruhnya

    diutamakan untuk dilakukan rekontruksi, hal ini dapat dilakukan

    dengan basis elektif seminggu kemudian. Perbedaan operasi pada

    rekontruksi segera (24 jam) dan rekontruksi yang ditunda (>48

    jam) adalah defek yang direkontruksi dieksisi disekelilingnya

    sebanyak 0,5-1 mm untuk menghasilkan perbedaan margin yang

    baru. Debris juga perlu dikuretase dari dasar. Langkah dari proses

    penundaan tidak terasa sakit dan tidak terjadi infeksi sehingga

    antibiotik tidak diperlukan.

    c. Mohs Micrographic SurgeryMMS didasarkan pada 2 prinsip: (1) tumor yang menyebar dan

    tumbuh berdekatan (2) semua sel tumor harus dieksisi untuk

    penyembuhan. MSS teknik dapat menunjukan lokasi ektensi tumor.

    Teknik ini diprediksi dapat menimbulkan penyembuhan total.

    Selama hampir tahunan terdapat limitasi dari teknik MMS seperti

    terapi yang terlalu sederhana untuk tumor yang agresif. Tumor

    yang diangkat dengan teknik MMS ini diduga dapat terjadi

    rekurensi, karena tidak semua perluasan mikroskopis tumor dapat

    dilihat dengan mata telanjang manusia. Contohnya SCC yang luarpada kulit kepala sebaiknya dilakukan dengan eksisi agresif non

    Mohs. Kontroversi terjadi dalam pilihan terapi melanoma dan

    protuberan dermatosa dengan menggunakan teknik Mohs.

    Untuk mengangkatan ulseratif nodul SCC dengan

    menggunakan teknik Mohs sebagai berikut: Lesi dikumpulkan

    dengan kuret dan dieksisi sebanyak 2-3 mm pada marginnya

    dengan sudut 450 dari pusat tumor. Spesimen diorientasi secara

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    30/45

    30

    anatomis, dibagi kedalam beberapa buah lalu diberi kode warna

    dan dipetakan. Tingkat kesembuhan dengan menggunakan MMS

    pada BBM < 2cm sebanyak 99%. Pada SCC, tingkat

    penyembuhan dengan MMS sebanyak 94-99% . Oleh karena itu

    MMS diindikasikan untuk BCC rekuren, BCC dengan kesulitan

    histopatologi ( mikronodular, infiltratif, dan morphea-like) dan

    BCC pada jaringan kritis (seperti hidung, bibir dan telinga). Untuk

    SCC, MMS dapat diindikasikan untuk kanker bibir bawah, SCC

    dengan diferensiasi yang buruk dan daerah yang memerlukan

    preservasi area maksimum.

    Gambar 5. Proses MMS pada Pasien Kanker Sel Basal

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    31/45

    31

    Gambar 6.Gambaran Proses Biopsi Kanker Sel Basal di

    Bawah Pengaruh Lokal Anestesi

    d. Terapi RadiasiTerapi radiasi sering digunakan untuk mengobati malignansi

    kulit hampir selama se abad tetapi saat ini terapi radiasi hanya

    dijadikan sebagai terapi tambahan. Keuntungan pengobatan radiasi

    adalah terjaganya jaringan normal yang berdekatan dengan lokasi

    penyinaran TR dapat di gunakan untuk terapi kelopak mata, bibir,

    hidung, dan telinga. Sayangnya TR memiliki beberapa efek

    samping yang tidak diinginkan: eritema, kutaneus, nekrosis,

    hipopigmentasi, telangiektasia,atropi, fibrosis, kerontokan rambut,

    penyembuhan luka yang lama, dan resiko terjadinya perkembangan

    NMSC pada pasien muda .

    TR pada tumor < 2mm dapat disembuhkan 90% dan 85-95%

    untuk BBC dan SCC. Tetapi pada lesi yang lebih besar kesuksesan

    terapi lebih rendah untuk melanoma rekurensi lokal terdapat 50%

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    32/45

    32

    dari kasus yang dilaporkan TR untuk melanoma adalah opsi yang

    sering dilakukan untuk pasien medically compromised yang tidak

    dapat dilakukan pembedahan atau untuk pasien yang menolak

    dioperasi.

    e. CyrosurgeryCryrosurgery menghancurkan kanker kulit dan beberapa

    jaringan sekitarnya dengan membekukan jaringan tersebut.

    Keberhasilan penyembuhan cryosurgery untuk AK, BCC, SCC dan

    maligna lentigo berkisar antara 94-99%. Nitrogen liquid

    disemprotkan langsung pada lesi atau melalui cryoprobe.

    Pembekuan cepat pada kulit tersebut terjadi bersamaan dengan

    transfer panas dari kulit ke probe. Kristal es intraselular terbentuk

    dan sel membran rusak ketika suhu turun dari -500C ke -600C. Saat

    pencairan terjadi rekristalisasi elektrolit menghasilkan stasis

    vaskular dan perubahan lokal pada mikrosirkulasi hingga terjadi

    kerusakan jaringan yang lebih jauh.

    Sebagian besar dokter membekukan 4-6 mm lebih pada

    perluasaan margin tumor. Pembekuan dan pecairan terjadi

    berulangkali untuk menghasilkan efek yang maksimal.

    Penyembuhan terjadi pada tujuan sekunder dengan luka flat

    hypopigmentasi.

    Efek samping dari cryosurgery diantaranya: rasa sakit,

    eritema, melepuh, eksudasi, dan pembentukan luka. Teknik ini

    tidak mahal dan tidak membutuhkan biasa patologi. Karena itu, lesiyang dipilih untuk cryoterapi harus relatif kecil dan berbatas jelas.

    f. Kuretase dan ElektrodesikasiK dan E merupakan tindakan terapi NMSC yang tidak mahal

    tetapi prosesnya sangat bergantung pada teknik yang dilakukan.

    Area lesi dibersihkan dengan alkohol, dibuat outline sementara

    menggunakan spidol kulit lalu dianestesi. Lesi dikuretasi secara

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    33/45

    33

    luas setelah dilakukan elektrodedikasi untuk hemostasis dan

    terjadinya kematian jaringan sekitarnya. Pola ini berulang 3-5 kali.

    Keuntungan utama K dan E adalah dapat dilakukan untuk

    pengobatan beberapa lesi dalam sekali kunjungan. Kerugiannya

    adalah proses penyembuhan yang lama, sering kali mingguan,

    tergantung pada besarnya ukuran dan jenis tindakan yang

    dilakukan, hipopigmentasi dan kemungkinan luka hipertrofi.

    Material hasil kuretasi dapat dikirim ke patologis untuk

    diperiksakan.

    Kemahiran operator serta ukuran dan lokasi anatomis tumor

    menentukan keberhasilan tindakan. BCC 20mm terjadi rekurensi 26%.

    Terapi K dan E kontraindikasi untuk lesi yang besar, SCC yang

    berdiferensiasi buruk dan melanoma.

    g. Topikal KemoterapiTopikal 5-FU atau 5% imiquimod dapat digunakan untuk

    penyembuhan lesi superfisial. Retinoid sering kali digunakan. 5 FU

    adalah analog timin yang mengganggu sintesis DNA sehingga

    menyebabkan kematian sel degan menghambat sintesis

    thymidylate. Imiquimod menginduksi produksi interferon alfa dan

    sitokin asam ribonukleid. Aplikasi 5-FU direkomendasikan setiap

    hari selama 2-3 minggu untuk AK siperfisial dan 306 mingguuntuk lesi difuse yang mengkhawatirkan. Imiquimod diaplikasikan

    3 kali seminggu, pemakaian imiquimod lebih mahal dibandingkan

    dengan 5-FU. Tingkat penyembuhan dengan menggunakan 5-FU

    dan imoquimod 92% untuk SCC in situ dan 95% untuk superfisial

    BCC dan AK.

    Pasien harus diperingatkan bahwa akan terjadi keropeng

    inflamasi yang cukup parah selama terapi topikal, tetapi hasil

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    34/45

    34

    estetik biasanya cukup baik bila penyesuaian pemakaian terus

    dijaga.

    h. LaserLaser CO2 memfokuskan sinar dengan gelombang 10,600

    nm. Cahay laser diserap oleh air dan secara nonseletif menguap

    pada kulit. Laser CO2 dapat digunakan sebagai instrumen

    pemotong untuk eksisi atau lesi ablasi seperti multipel AK,

    superfisial BCC dan SCC. Persiapan kulit sebelum operasi

    menggunakan retinoid mempercepat penyembuhan. Tidak

    diperlukan pemberian obat antibiotik anafilaksi atau antivirus untuk

    area lokal yang kecil, tetapi bila area operasi besar maka diperlukan

    antibiotik dan antiviral.

    i. Terapi PhotodynamicPhotodynamic terapi tidak banyak digunakan untuk terapi

    kanker kulit tetapi banyak digunakan untuk terapi kanker paru-

    paru, payudara, usus, dan kelenjar kemih. Asam aminolevulinic

    diaplikasikan pada lesi, asam ini memetabolisme sel kanker untuk

    memproduksi porphyrin yang bersifat photosensitif. Empat sampai

    6 jam setelahnya, area tersebut disinari dengan visible light dari

    laser atau sumber cahaya non koheren. Spesies yang reaktif

    terhadap O2 akan dihasilkan oleh sel, menyebabkan terjadinya

    kematian sel. Tingkat kesembuhan terapi photodynamik untuk AK,

    superfisial SCC dan BCC dilaporkan >90% dari hasil studi, tetapitumor yang lebih tebal dari 2 mm bersifat photoresisten.

    j. InterferonInterferon adalah sitokin yang dapat mempengaruhi

    pertumbuhan sel, diferensiasi dan respon imun dan aktifitas

    antiviral. Injeksi intralesi interferon alfa dapat memberikan tingkat

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    35/45

    35

    kesembuhan sebanyak >80% untuk superfisial dan ulseratif nodul

    BCC.

    k. RetinoidsRetinoid adalah turunan vitamin A yang sangat berperan pada

    kontrol pertumbuhan sel, diferensiasi dan apoptosis. Topikal

    retinoid cukup efektif untuk menyembuhkan AK tetapi kurang

    memberikan efek pada superfisial BCC dan SCC. Retinoid sering

    beraksi sinergis dengan 5-FU dan dapat diaplikasikan pada

    regimen. Keluhan yang sering terjadi pada pemakaian retinoid

    dibanding 5-FU adalah terjadinya pengeringan dan pengelupasan

    kulit.

    2. Penatalaksanaan KeperawatanKarena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran

    perawat adalah:

    a. Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.b. Pemberian analgetik yang tepat.c. Meredakan ansietasd. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

    J. Konsep Asuhan Keperawatan1. Pengkajian

    1)

    Data Dasara. Identitas

    Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama,

    suku, pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar matahari

    misalnya: petani,buruh bangunan dan lain-lain dan tempat

    tinggal klien. Selain itu perlu juga dikaji nama dan alamat

    penanggung jawab serta hubungannya dengan klien.

    b. Riwayat penyakit dahulu

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    36/45

    36

    Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang

    berhubungan dengan keluhan sekarang.

    c. Riwayat penyakit sekarangMeliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan

    mulai tanda dan gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah ada

    upaya-upaya yang dilakukan.

    d. Riwayat kesehatan keluargaTerdapat anggota keluarga yang menderita penyakit basalioma

    atau kanker.

    e. Riwayat pemakaian obat-obatan dan kosmetikKajian ini meliputi pemakaian obat-obatan yang terjual bebas

    dan pemakaian kosmetik yang salah.

    f. Data biologisa) Pola nutrisi : klien mengalami anoreksia, dan

    ketidakmampuan untuk makan.

    b) Pola minum : Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi,klien puasa total 24 jam (Doenges, 2002).

    c) Pola eliminasi : Terjadi konstipasi dan berkemih tergantungmasukan cairan (Brunner & Suddarth, 2002).

    d) Pola istirahat dan tidur : Tidak dapat tidur dalam posisibaring rata pasca operasi (Doenges, 1999).

    e) Pola kebersihan : Penurunan kemampuan melakukanaktivitas sehari-hari disebabkan pasca operasi.

    f) Pola aktivitas : Keletihan melakukan aktivitas sehari-hari(Brunner and Suddarth, 2000).

    g. Data Psikologisa) Status emosi

    b) Klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisiyang dialaminya atau tidak (Brunner and Suddarth, 2002).

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    37/45

    37

    c) Gaya komunikasi : kesulitan berbicara dalam kalimatpanjang/perkataan yang lebih dari 4 atau 5 sekaligus

    (Doenges, 1999).

    d) Pola interaksi : tidak ada sistem pendukung, pasangan,keluarga, orang terdekat. Keterbatasn hubunan dengan

    orang lain, keluarga atau tidak (Doenges, 1999)

    e) Pola koping : Klien marah, cemas, menarik diri ataumenyangkal

    h. Data sosiala) Pendidikan dan pekerjaan : tingkat pengetahuan tentang

    operasi minim.

    b) Hubungan social : kurang harmonisnya hubunan sosialmerupakan stressor emosional pernafasan tidak teratur

    (Brunner & Suddarth, 2002)

    c) Gaya hidup : kebiasan merokok, minum minumanberakohol, sering bergadang (Brunner & Suddarth, 2002).

    i. Data spiritualKeterbatasan melakukan kegiatan spiritual (Brunner &

    Suddarth, 2002).

    2) Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum lemah.

    b.

    Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkatefek pembedahan dan anestesi.

    c. Tanda-tanda vital meningkat disebabkan adanya infeksi.d. Kepala, leher, axilla : ekspresi wajah meringis, takut.e. Hidung : pernafasan cuping hidungf. Dada : berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan

    mempengaruhi pernafasan cepat sampai retraksi.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    38/45

    38

    g. Ekstremitas : ekstremitas berkeringat. (Brunner & Suddarth,2002)

    2. Diagnosa Keperawatan1) Diagnosa keperawatan pre-operatif

    a. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit(kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai

    vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi). ( doenges : hal

    1005)

    b. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengankerusakan jaringan kulit sekunder karena kanker

    c. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada statuskesehatan, kematian, nyeri.

    d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karenapenyakit atau penanganan kanker kulit seperti reseksi

    pembedahan, agen kemoterapi topical, dan atau terapi radiasi

    e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kankerkulit seperti pembedahan dan kemoterapi topical.

    2) Diagnosa keperawatan post-operatifa. Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan

    b. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisi.c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi.

    3. Intervensi Keperawatan1)

    Diagnosa keperawatan pre operatifa. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses

    penyakit(kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau

    suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.

    Tujuan: nyeri berkurang/hilang atau teratasi

    Kriteria hasil:

    a) Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapatdiatasi dengan skala nyeri 0-4.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    39/45

    39

    b) Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan ataumenurunkan nyeri.

    c) Pasien tidak gelisahIntervensi:

    1. kaji nyeri dengan pendekatan PQRST.Rasional: Menjadi parameter dasar untuk melihat sejauh

    manarencana intervensi yang diperlukan dan sebagai

    evaluasi keberhasilan dari intervensi menajemen nyeri

    keperawatan.

    2. Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam.Rasional : Meningkatkan asupan O2 sehingga akan

    menurukan nyeri.

    3. Menajemen lingkungan: lingkungan tenang dan batasipengunjung.

    Rasional: Istirahat diperlukan selama fase akut. Disini akan

    meningkatkan suplai darah pada jaringan yang mengalami

    peradangan.

    Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri

    eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu

    meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang

    apabila banyak pengunjung yang berada diruangan.

    4. Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetikRasional: Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga nyeri

    akan berkurang

    b.

    Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengankerusakan jaringan kulit sekunder karena kanker.

    Tujuan: Agar tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

    Kriteria Hasil: Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

    Intervensi:

    1. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapikanker; perhatikan kerusakan/ pelambatan penyembuhan

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    40/45

    40

    luka. Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada

    pemberi perawatan.

    Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi)

    dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuaminasi kering (

    kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab ( lepuh)

    ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan

    kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit

    dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.

    2. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.Rasional: Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi

    kulit.

    3. Dorong pasien untuk menghinddari menggaruk danmenepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.

    Rasional : Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.

    4. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun,salep, dan bedak kecuali di izinkan dokter.

    Rasional : Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.

    5. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yangmendapat terapi radiasi.

    Rasional ; Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area

    terapi radiasi.

    6. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, ataudeodoran pada area; hindari memberikan panas atau

    mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit

    sebagai identifikasi area iradiasi.Rasional : Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi

    pemberian radiasi.

    c. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada statuskesehatan, kematian, nyeri

    Tujuan : klien dan keluarga tidak cemas lagi.

    Kriteria evaluasi :rasa takut dan cemas berkurang sampai

    hilang.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    41/45

    41

    Intervensi:

    1. Kaji status mental termasuk ketakutan pada kejadian isipikir.

    Rasional :pada awal pasien dapat menyangkal dan represi

    untuk menurunkan dan menyaring informasi

    keseluruhan.(Doenges, 2000).

    2. Jelaskan informasi tentang prosedur perawatan.Rasional : pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan

    3. Bantu kelurga untuk mengekspresikan rasa cemas dantakut.

    Rasional :keluarga mungkin bermasalah dengan kondisi

    pasien atau merasa bersalah.(Doenges, 2000).

    d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karenapenyakit atau penanganan kanker kulit seperti reseksi

    pembedahan, agen kemoterapi topical, dan atau terapi radiasi.

    Tujuan: klien bisa menerima keadaannya.

    Kriteria evaluasi: mendiskusikan strategi untuk mengatasi

    perubahan pada citra tubuh.

    Intervensi:

    1. Kaji pengetahuan pasien trehadap adanya potensi kecacatanyang berhubungan dengan pembedahan dan atau perubahan

    kulit.

    Rasional : memberikan informasi untuk menformulasikan

    perencanaan.

    2.

    Pantau kemampuan pasien untuk melihat perubahan bentukdirinya.

    Rasional : ketidakmampuan untuk melihat bagian tubunhya

    yang terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam

    kopping.

    3. Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenaiperubahan penampilan dari pembedahan.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    42/45

    42

    Rasional : memberikan jalan untuk mengekspesikan

    emosinya.

    4. Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat.Rasional: meningkatkan perasaan dan memungkinkan

    respons yang lebih membantu pasien.

    e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kankerkulit seperti pembedahan dan kemoterapi topical.

    Tujuan : klien bisa mengetahui penanganannya.

    Kriteria hasil : menyatakan tindakan perawatan diri untuk

    menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang

    berhubungan dengan pengobatan.

    Intervensi :

    1. Beritahu kapan pembedahan/terapi radiasi akan dilakukan.Rasional: memberikan informasi yang diperlukan.

    2. Jelaskan tujuan dari penangananRasional: meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.

    3. Ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topical.Rasional: meningkatkan perawatan diri sendiri

    4. Beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obattopical seperti iritasi kulit dan pemakaian yang tidak tepat

    mungkin dapat menyebabkan kulit terkelupas atau

    melepuh.

    Rasional:Meningkatkan keamanan dari pemberian obat

    topical tanpa adnya komplikasi.

    5.

    Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dantindakan keperawatan diri untuk mengatasinya.

    Rasional : meningkatkan perawatan diri.

    2) Diagnosa keperawatan post-operatif.a. Nyeri akut berhubungan dengan eksisi pembedahan.

    Tujuan : nyeri berkurang sampai hilang.

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    43/45

    43

    Kriteria evaluasi :Klien akan melaporkan penurunan rasa nyeri

    dan peningkatan aktivitas setiap hari. Luka eksisi bedah

    sembuh setelah post operasi tanpa komplikasi.

    Intervensi :

    1. Observasi skala nyeri, lama intensitas nyeri.Rasional :Membantu dalam mengidentifikasi derajat nyeri

    kebutuhan untuk analgesik (Doenges, 1999).

    2. Berikan posisi yang nyaman tidak memperberat nyeri.Rasional:Mengurangi tekanan pada insisi, meningkatkan

    relaksasi dalam istirahat (Doenges, 1999).

    3. Beri obat analgesik (diazepam, paracetamol) sesuai terapimedik.

    Rasional:Membantu mengurangi nyeri untuk meningkatkan

    kerjasama dengan aturan terapeutik (Brunner and Suddarth,

    2001).

    b. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan eksisipembedahan.

    Tujuan : meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan

    bebas tanda infeksi.

    Kriteria evaluasi : luka bersih tidak tanda-tanda infeksi.

    Intervensi :

    1. Observasi luka, catat karakteristik drainase.Rasional:Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi

    selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan

    saja. Tergantung pada tipe penutupan luka (misalpenyembuhan pertama atau kedua), penyembuhan

    sempurna memerlukan waktu 6-8 bulan (Doenges, 1999).

    2. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tehnik steril.Rasional:Sejumlah besar cairan pada balutan luka operasi ,

    menuntut pergantian dengan sering menurunkan iritasi kulit

    dan potensial infeksi (Doenges, 1999).

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    44/45

    44

    3. Bersihkan luka sesuai indikasi, gunakan cairan isotonicNormal Saline 0,9 % atau larutan antibiotik.

    Rasional:Diberikan untuk mengobati inflamasi atau infeksi

    post operasi atau kontaminasi interpersonal (Doenges,

    1999).

    c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi.Tujuan : meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat,

    bebas dari infeksi serta tidak ada tanda demam.

    Kriteria evaluasi : pertahankan lingkungan aseptic

    Intervensi :

    1. Perhatikan kemerahan disekitar luka operasi.Rasional:Kemerahan paling umum disebabkan masuknya

    infeksi ke dalam tubuh di area insisi (Doenges, 1999).

    2. Ganti balutan sesuai indikasi.Rasional:Balutan basah bertindak sebagai sumbu untuk

    media untuk pertumbuhan bakterial.

    3. Awasi tanda-tanda vital.Rasional:Peningkatan suhu menunjukkan komplikasi insisi

    (Doenges, 1999).

    4. Evaluasi1) Pasien tidak cemas lagi.2) Pengetahuan klien bertambah.3) Nyeri akut berkurang.4)

    Kerusakan integritas kulit dapat sembuh.

    5) Resiko tinggi infeksi tidak terjadi

    BAB III

    KESIMPULAN

  • 5/22/2018 Kanker kulit

    45/45

    45

    DAFTAR PUSTAKA

    Brunner & Suddart. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 3.Corwin, Elizabeth J.

    2007.Buku Saku Patofisiologi Edisi 3 Revisi. Jakarta : EGC

    Doenges , Marilynn E dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta :

    EGC