kandungan logam berat kadmium (cd) dan …... · kandungan logam berat kadmium (cd) dan chromium...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN CHROMIUM (Cr)
SERTA PROTEIN KERANG AIR TAWAR (Anodonta woodiana Lea.)
DI SATKER PBIAT JANTI, KLATEN
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Sains
Oleh :
Umu Kulsum
M0407067
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
SKRIPSI
KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN CHROMIUM (Cr)
SERTA PROTEIN KERANG AIR TAWAR (Anodonta woodiana Lea.)
DI SATKER PBIAT JANTI, KLATEN
Oleh
Umu Kulsum NIM. M0407067
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 3 Februari 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat Surakarta, Februari 2012
Penguji I
Dr. Edwi Mahajoeno, M.Si. NIP. 19601025 199702 1 001
Penguji II
Dra. Noor Soesanti Handajani, M.Si. NIP. 19540326 198103 2 001
Penguji III
Dr. Sunarto, M.S. NIP. 19540605 199103 1 002
Penguji IV
Dr. Prabang Setyono, M.Si. NIP. 19720524 199903 1 002
Mengesahkan
Dekan FMIPA UNS
Ir. Ari Handono Ramelan, M. Sc.,(Hons)Ph.D. NIP. 19610223 198601 1 001
Mengetahui Ketua Jurusan Biologi
Dr. Agung Budiharjo, M.Si. NIP. 19680823 200003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar kesarjanaan yang telah
diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.
Surakarta, 17 Januari 2012
Umu Kulsum
M0407067
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN CHROMIUM (Cr) SERTA PROTEIN KERANG AIR TAWAR (Anodonta woodiana Lea.)
DI SATKER PBIAT JANTI, KLATEN
Umu Kulsum Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
ABSTRAK Air merupakan sumber daya alam utama bagi makhluk hidup. Logam berat
Cadmium (Cd) dan Chromium (Cr) masuk ke dalam perairan sebagai pencemar, dan jika masuk ke tubuh organisme akan mengganggu metabolisme sel dan mendenaturasi protein. Satker PBIAT Janti berpotensi mengalami pencemaran karena sumber air yang masuk ke kolam ikan sudah bercampur dengan air limbah yang berasal dari limbah industri, rumah tangga, rumah makan, dan pertanian. Anodonta woodiana Lea. merupakan hewan air jenis kerang yang digunakan sebagai indikator pencemaran logam berat dalam perairan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar logam berat Cd dan Cr dalam air, sedimen, dan daging kerang A. woodiana di PBIAT Janti, Klaten serta korelasi antara kadar logam berat dengan kandungan protein dalam daging kerang.
Pengambilan sampel dilakukan pada stasiun inlet, kolam pendederan, dan kolam pembesaran ikan nila dengan 3 kali ulangan tiap stasiun. Kadar logam berat Cd dan Cr diukur dengan FAAS, kandungan protein total diukur dengan metode Kjeldahl. Data suhu, pH, DO, dan kadar Cd dan Cr dalam air dibandingkan dengan PPRI No.82 Tahun 2001, Cd dan Cr dalam daging dibandingkan dengan keputusan Dirjen POM No. 03725/B/VII/89, sedangkan Cd dan Cr dalam sedimen dibandingkan dengan Canadian Council of Ministers of The Environment Th.2001.
Hasil menunjukkan bahwa pada inlet, suhu (27,560C) kurang memenuhi baku mutu, pH (7,71), DO (7,76 mg/l) masih sesuai dengan baku mutu, konsentrasi Cd dalam air (0,011 ppm) dan Cd sedimen (0,78 mg/kg) telah melebihi baku mutu. Pada kolam pembesaran, suhu (28,050C), pH (7,76), DO (10,61 mg/l) masih sesuai dengan baku mutu, konsentrasi Cd dalam air (0,082 ppm) dan Cd daging (0,624 mg/kg) di bawah baku mutu, sedangkan Cd sedimen (0,9 mg/kg) telah melebihi baku mutu. Pada kolam pendederan, suhu (28,540C), pH (8,27), DO (8,4 mg/l) masih sesuai dengan baku mutu, konsentrasi Cd dalam air (0,011 ppm) dan Cd daging (0,665 mg/kg) di bawah baku mutu, sedangkan Cd sedimen (0,78 mg/kg) telah melebihi baku mutu. Sedangkan logam Cr dalam daging di kolam pendederan sebesar 0,435 mg/kg dan pada kolam pembesaran sebesar 0,969 mg/kg, sedangkan Cr dalam air dan sedimen pada ketiga stasiun masih berada di bawah baku mutu. Keberadaan Cd dalam daging diikuti dengan penurunan kandungan protein. Sedangkan keberadaan Cr dalam daging diikuti dengan kenaikan kandungan protein. Kata Kunci : Logam berat Cd, Cr, protein, Anodonta woodiana Lea., PBIAT Janti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HEAVY METAL CONTENT OF CADMIUM (Cd) AND CHROMIUM (Cr) WITH FRESHWATER MUSSELS PROTEIN (Anodonta woodiana Lea.)
AT PBIAT JANTI, KLATEN
Umu Kulsum Biology Department of Mathematics and Natural Sciences Faculty,
Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT
Water is the main natural resource for living. Cadmium (Cd) and Chromium (Cr) heavy metal enter into the water as a pollutant, if it goes into organism body will be effect cell metabolism and denaturize protein. PBIAT potential / possibility to be polluted from the water which enters to the fish tank because it was mixed with water waste which came from industrial, home, restaurant, and agriculture. Anodonta woodiana Lea. is a kind of water animal specific shell which used as heavy metal indicator in the water. This research purpose to know value of Cd and Cr heavy metal in the water, sediment, and A. woodiana shell meat at PBIAT Janti, Klaten with correlation between heavy metal value and protein value in the shell meat.
Sample was taken from inlet station, germination tank, and the nila expansion tank with 3 times sampling each station. Cd and Cr heavy metal value measure with FAAS, protein value measure with Kjeldahl method. Temperature data, pH, DO, Cd and Cr value in the water compares with the PPRI No. 82 Year 2001, Cd and Cr in the meat compares with the Council of Dirjen POM No. 03725/B/VII/89, while Cd and Cr in the sediment compares with the Canadian Council of Ministers of The Environment Year 2001.
Result show that in the inlet, temperature (27,56 °C) did not being under standard quality, pH (7,71), DO (7,76 mg/l) still appropriate with the standard quality, Cd concentration in the water (0,011 ppm) and Cd in the sediment (0,78 mg/kg) exceed standard quality. In the expansion tank, temperature (29,05 °C), pH (7,76), DO (10,61 mg/l) still appropriate with the standard quality, Cd concentration in the water (0,082 ppm) and Cd in the meat (0,624 mg/kg) under standard quality, while Cd in the sediment (0,9 mg/kg) exceed standard quality. In the germination tank, temperature (28,54 °C), pH (8,27), DO (8,4 mg/l) still appropriate with the standard quality, Cd concentration in the water (0,011 ppm) and Cd in the meat (0,665 mg/kg) under standard quality, while Cd in the sediment (0,78 mg/kg) exceed standard quality. While Cr in the meat in germination tank 0,435 mg/kg and expansion nila tank 0,969 mg/kg, and the water and sediment for all station still under standard quality. Existence of Cd in the meat followed by decrease of protein. While existence of Cr in the meat followed by increase of protein. Keywords: heavy metal Cd, Cr, protein, Anodonta wodiana Lea., PBIAT Janti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Sesungguhnya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan
(Q. S. Al-Insyirah :5)
Parents do believe in their children (Minato)
Hidup tidak akan menghadiahkan apa-apa kepada orang yang malas (Wwx)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Sebuah karya kecil ini Penulis persembahkan untuk
Ibu, Bapak, dan Kakak-kakakku tercinta
Guru yang telah mendidikku
Sahabat-sahabatku terbaikku
Seseorang penyemangat hidupku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
ur atas kehadirat Alloh SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar
sarjana sains Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak menemui
hambatan dan masalah. Namun atas kritikan, saran dan dorongan serta semangat
dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa semua ini merupakan proses
membekali diri menuju masa yang lebih indah. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis,
yaitu sebagai berikut :
Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., (Hons) Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan izin penelitian skripsi.
Dr. Agung Budiharjo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ijin penelitian
untuk keperluan skripsi.
Estu Retnaningtyas N, S.TP., M.Si., selaku pembimbing akademik yang
dengan sabar selalu membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis.
Dr. Sunarto, M.S., selaku pembimbing I, yang dengan kesabaran dan
ketulusan membimbing dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dr. Prabang Setyono, M.Si., selaku pembimbing II, yang dengan
kesabaran dan ketulusan membimbing serta mendorong penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Dr. Edwi Mahajoeno, M.Si., selaku dosen penelaah I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi.
Dra. Noor Soesanti Handajani, M.Si., selaku dosen penelaah II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi.
Seluruh dosen dan staff di Jurusan Biologi yang dengan sabar memberikan
ilmu serta dukungan baik spiritual maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam melakukan
penelitian dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu masukan baik berupa saran dan kritikan yang membangun dari pembaca akan
sangat membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan pihak-
pihak terkait.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................. vi
MOTTO ........................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
BAB II. LANDASAN TEORI...................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka................................................................................. 5
1. Pencemaran Perairan..................................................................... 5
2. Logam Berat.................................................................................. 6
a. Kadmium (Cd)........................................................................ 7
b. Chromium (Cr)....................................................................... 9
3. FAAS............................................................................................ 10
4. Kandungan Protein....................................................................... 12
5. Anodonta woodiana Lea............................................................... 13
6. .......... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 17
BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................. 19
A. Waktu dan Tempat............................................................................. 19
B. Alat dan Bahan................................................................................... 19
C. Cara Kerja........................................................................................... 20
D. Analisis Data.......................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................
A. Kualitas Air di Satker PBIAT Janti, Klaten Berdasarkan Parameter
Suhu, pH, DO serta Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dan
Kromium (Cr)......................................................................................
B. Konsentrasi Logam Berat Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) dalam
Air, Sedimen, dan Daging Kerang (Anodonta woodiana Lea.) di
Satker PBIAT Janti, Klaten................................................................
C. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Suhu, pH, DO) terhadap
Kandungan Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) dalam Air, Daging,
dan Sedimen........................................................................................
D. Analisis Regresi antara Kandungan Kadmium (Cd) dan Kromium
(Cr) dalam daging kerang (A. woodiana Lea.) dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya (Cd dan Cr dalam air dan sedimen, suhu,
pH, dan DO).......................................................................................
E. Analisis Korelasi-Regresi antara kandungan Logam Berat
Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) terhadap kandungan Protein
dalam daging kerang A. woodiana Lea...............................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
25
27
27
30
41
44
47
54
54
55
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................
UCAPAN TERIMAKASIH..........................................................................
RIWAYAT HIDUP PENULIS.....................................................................
56
61
89
90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-rata Suhu, pH, DO, serta
Konsentrasi Logam Berat Kadmium (Cd) dan Kromium
(Cr) di Inlet..........................................................................
27
Tabel 2. Hasil Pengukuran Rata-rata Suhu, pH, DO, serta
kandungan logam berat Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr)
di Kolam Pendederan..........................................................
28
Tabel 3. Hasil Pengukuran Rata-rata Suhu, pH, DO, serta
kandungan logam berat Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr)
di Kolam Pembesaran..........................................................
29
Tabel 4. Konsentrasi Logam Cd rata-rata dalam air, sedimen, dan
daging kerang (A. woodiana Lea.) pada kolam
Pendederan..........................................................................
31
Tabel 5. Kisaran Umum Konsentrasi Logam Berat Pada Pupuk,
Pupuk Kandang, Kapur, dan Kompos (mg/kg)...................
32
Tabel 6. Konsentrasi Logam Cd rata-rata dalam air, sedimen, dan
daging kerang (A. woodiana Lea.) pada kolam
Pembesaran..........................................................................
34
Tabel 7. Konsentrasi Logam Cr rata-rata dalam air, sedimen, dan
daging kerang (A. woodiana Lea.) pada kolam
Pendederan...........................................................................
37
Tabel 8. Konsentrasi Logam Cr rata-rata dalam air, sedimen, dan
daging kerang (A. woodiana Lea.) pada kolam
Pembesaran..........................................................................
39
Tabel 9. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Suhu, pH, DO)
terhadap Kandungan Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr)
dalam Air, Daging, dan Sedimen........................................
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 10. Persamaan Regresi antara Kadar Cd dalam daging dengan
Kadar Cd dalam Air, Kadar Cd Sedimen, suhu, pH, dan
DO......................................................................................
44
Tabel 11. Persamaan Regresi antara Kadar Cr dalam daging dengan
Kadar Cr dalam Air, Kadar Cr Sedimen, suhu, pH, dan
DO.......................................................................................
45
Tabel 12. Kandungan Protein Sampel Daging Kerang A. woodiana
Lea.......................................................................................
47
Tabel 13. Korelasi antara Kandungan Logam Berat Cd dengan
Kandungan Protein Daging Kerang.....................................
48
Tabel 14. Hasil Analisis Regresi antara konsentrasi Cd terhadap
kandungan Protein dalam daging kerang.............................
49
Tabel 15. Hasil Analisis Regresi antara Kandungan Logam Berat Cr
dengan Kandungan Protein Daging Kerang........................
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Cangkang Kerang Anodonta woodiana Lea....................... 14
Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran.................................................... 26
Gambar 3. Histogram rata-rata Kandungan Cd dalam air, daging
kerang dan sedimen pada stasiun Kolam Pendederan.........
31
Gambar 4. Histogram rata-rata Kandungan Cd dalam air, daging
kerang dan sedimen pada stasiun Kolam Pembesaran.........
35
Gambar 5. Histogram rata-rata Kandungan Cr dalam air, daging
kerang dan sedimen pada stasiun Kolam Pendederan.........
38
Gambar 6. Histogram rata-rata Kandungan Cr dalam air, daging
kerang dan sedimen pada stasiun Kolam Pembesaran.........
39
Gambar 7. Grafik Regresi antara Kadar Cd dalam daging dengan
Kadar Cd dalam Air, Kadar Cd Sedimen, suhu, pH, dan
DO........................................................................................
44
Gambar 8. Grafik Regresi antara kadar Cr dalam daging kadar Cr
sedimen, suhu, pH, dan DO.................................................
46
Gambar 9. Grafik Regresi antara kandungan Cd dengan kandungan
protein dalam daging kerang...............................................
49
Gambar 10. Grafik Regresi antara kandungan Cr dengan kandungan
protein dalam daging kerang...............................................
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Faktor Lingkungan (suhu, pH, DO) pada masing-
masing stasiun di PBIAT Janti, Klaten...............................
61
Lampiran 2. Hasil Kandungan Cd dan Cr dalam air, sedimen, dan
daging kerang (A. woodiana Lea) pada masing-masing
stasiun di PBIAT Janti, Klaten............................................
61
Lampiran 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001..........................................................................
62
Lampiran 4. Analisis Data....................................................................... 64
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian...................................................... 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
ppm Cd Cr DO pH
HNO3 HClO4 H2SO4 K2SO4 mg/kg mg/l mm cm g
kg nm
l v
part per milion kadmium kromium
Dissolved Oxygen puisance de Hidrogen
asam nitrat asam perklorat
asam sulfat kalium sulfat
miligram per kilogram miligram per liter
milimeter sentimeter
gram kilogram
nanometer liter
volume
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi di Indonesia menitikberatkan pada pembangunan
sektor industri. Di satu sisi, pembangunan industri akan meningkatkan kualitas
hidup manusia dengan terpenuhinya kebutuhan manusia dan meningkatnya
pendapatan masyarakat. Namun di sisi lain, pembangunan industri juga dapat
menurunkan kesehatan masyarakat dikarenakan pergeseran keseimbangan tatanan
lingkungan yang cenderung menimbulkan pencemaran lingkungan (Widowati,
2008).
Sumber pencemaran lingkungan oleh logam berat selain berasal dari
limbah industri juga bisa berasal dari berbagai aktifitas yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, antara lain aktifitas rumah tangga, peternakan,
pertanian, penggunaan pestisida, dan insektisida (Palar, 1995).
Logam Cd dan Cr merupakan jenis bahan kimia pencemar yang sering
terdapat dalam limbah B3. Limbah B3 didefinisikan sebagai setiap limbah yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat dan konsentrasinya
baik secara langsung maupun secara tidak langsung dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup dan membahayakan manusia (PP No.12/1995).
Logam berat Cd dan Cr termasuk golongan logam berat tidak esensial,
yakni logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya
bahkan bersifat toksik, sehingga bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah
berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
fisiologis tubuh. Logam berat dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
karena mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme
tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen atau karsinogen bagi
manusia, hewan maupun tumbuhan (Widowati, 2008).
Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan
berfungsi sebagai unsur penyusun atau sebagai enzim yang mengkatalis reaksi
kimia khusus di dalam organisme. Logam berat yang masuk ke dalam jaringan
tubuh hewan akan menyebabkan perubahan metabolisme sel dan pada toksisitas
lanjut dapat menyebabkan denaturasi protein (Lehninger, 1990).
Anodonta woodiana Lea. merupakan hewan air jenis kerang yang
mempunyai sifat sessil yaitu hidup menetap di dasar air dengan pergerakan yang
lambat. Selain itu hewan ini tergolong filter feeder, artinya jenis hewan yang
mendapatkan makanan dengan menyaring air yang masuk ke dalam tubuhnya.
Oleh karena itu, kerang merupakan indikator yang sangat baik untuk memonitor
suatu pencemaran logam dalam lingkungan perairan karena mampu bertahan
dalam kondisi lingkungan yang tercemar termasuk logam berat yang tersuspensi
dalam perairan (Darmono, 1995; Min et al., 2011).
Satker PBIAT Janti merupakan ekosistem air tawar pembudidayaan ikan
di desa Janti, Klaten. Sumber air yang digunakan berasal dari air Umbul Nilo yang
berjarak kurang lebih 1,8 km. Di dasar kolam terdapat kerang A. woodiana Lea.
yang terbawa oleh aliran air yang masuk ke kolam dan menetap di dasar kolam.
Kolam budidaya ikan dari PBIAT Janti diduga berpotensi mengalami pencemaran
karena sumber air yang masuk ke kolam ikan sudah mendapat tambahan air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
limbah yang berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, limbah rumah
makan, limbah pertanian, penggunaan bahan pemberantasan trisipan, dan
penggunaan pupuk pada waktu persiapan kolam juga dimungkinkan sebagai
penyebab pencemaran logam berat Kadmium dan Chromium.
Irmawati (2010) menyatakan bahwa konsentrasi logam berat Pb dalam air,
serta konsentrasi logam berat Cu pada air, sedimen, dan benih ikan nila
(Oreochromis niloticus) pada fase pendederan ukuran 1-3 cm dan 4-6 cm di
PBIAT Janti telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa perairan di PBIAT Janti telah mengalami pencemaran logam
berat yakni Pb dan Cu.
Golongan logam berat yang membahayakan kesehatan tubuh selain Pb dan
Cu yaitu Cd dan Cr. Penelitian ini dilakukan sebagai tindak lanjut dalam
pendugaan kandungan logam berat pada kerang hijau dengan dua jenis logam
berat yang berbeda yaitu Cd dan Cr sehingga diharapkan dapat memberikan
informasi yang baru dan melengkapi hasil penelitian-penelitian terdahulu
mengenai pencemaran logam berat yang terjadi di PBIAT Janti dan mengetahui
kualitas sumber air untuk budidaya di PBIAT Janti, Klaten.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Berapa kadar logam berat Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) dalam air,
sedimen, dan daging kerang Anodonta woodiana Lea. pada inlet, kolam
pendederan dan kolam pembesaran ikan nila di PBIAT Janti, Klaten?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bagaimana korelasi antara kadar logam berat dengan kandungan protein dalam
daging kerang Anodonta woodiana Lea.?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui besarnya kadar logam berat Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr)
dalam air, sedimen, dan daging kerang Anodonta woodiana Lea. pada inlet,
kolam pendederan dan kolam pembesaran ikan nila di PBIAT Janti, Klaten.
2. Mengetahui korelasi antara kadar logam berat dengan kandungan protein
dalam daging kerang Anodonta woodiana Lea.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan :
1. Secara teoritis dapat memberikan informasi tentang kadar logam berat
Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) dalam air, sedimen, dan daging kerang
Anodonta woodiana Lea. pada inlet, kolam pendederan dan kolam pembesaran
ikan nila di PBIAT Janti, Klaten.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan khususnya dalam bidang biologi
tentang pencemaran lingkungan oleh logam berat serta pemanfaatan kerang
Anodonta woodiana Lea. sebagai bioindikator pencemaran lingkungan.
3. Dapat menumbuhkan sikap kehati-hatian masyarakat yang biasa
mengkonsumsi ikan yang dibudidayakan di PBIAT Janti.
4. Dapat memberikan solusi untuk mencari sumber air alternatif maupun
melakukan remediasi jika ternyata terdapat kandungan logam berat yang
melebihi ambang batas di perairan PBIAT Janti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pencemaran Perairan
Air merupakan zat yang penting dalam kehidupan makhluk hidup, dari
hewan tingkat rendah sampai tertinggi, juga manusia dan tanaman. Apabila air
sudah tercemar bahan pencemar akan mengakibatkan hal buruk bagi kehidupan.
Pencemaran air sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan
lahan tanah dan daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama
air hujan, maka air tersebut sudah tercemar (Darmono, 2001).
Menurut Palar (1995), pencemaran adalah suatu kondisi yang telah
berubah dari kondisi asal ke kondisi yang lebih buruk sebagai akibat masukan
bahan-bahan pencemar atau polutan. Suatu lingkungan dikatakan tercemar
apabila telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga
tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat masuk dan atau
dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan.
2. Logam Berat
Berdasarkan sifatnya, logam terbagi ke dalam logam berat dan ringan.
Logam berat adalah unsur kimia yang mempunyai bobot jenis lebih besar dari 5
gram/cm3. Di dalam sistem periodik, logam berat mempunyai nomor atom
antara 22-92 serta terletak pada periode 4 hingga 7. Sedangkan logam ringan
adalah logam yang mempunyai bobot jenis kurang dari 5 gram/cm3 (Connel,
1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Di perairan, logam umumnya ditemukan dalam bentuk ion, baik berupa
ion bebas, pasangan ion organik, maupun ion-ion kompleks. Logam berat seperti
Hg, Pb, Cd, Zn, Fe, Cr adalah logam yang keterlibatannya dalam tubuh makhluk
hidup menyangkut proses reaksi enzimatik. Logam-logam tersebut dapat masuk
ke dalam tubuh makhluk hidup melalui cara berikatan dengan protein (Connel,
1995).
a. Kadmium (Cd)
Kadmium merupakan logam yang bersumber dari aktifitas alamiah dan
antropogenik. Secara alamiah Cd didapat dari letusan gunung berapi, jatuhan
atmosferik, pelapukan bebatuan, dan jasad organik yang membusuk. Logam Cd
juga didapat dari kegiatan manusia yaitu industri kimia, pabrik tekstil, pabrik
semen, tumpahan minyak, pertambangan, pengolahan logam, pembakaran bahan
bakar dan pembuatan serta penggunaan pupuk fosfat (Connel, 1995).
Kadmium merupakan kontaminan lingkungan yang dapat menimbulkan
efek membahayakan fungsi-fungsi biologis. Cd telah jelas bersifat karsinogenik
pada hewan, dan dimasukkan pada golongan 2A kategori IARC (International
Agency for Research on Cancer) yang bersifat karsinogenik (Stoeppler, 1992).
Gejala yang ditimbulkan akibat keracunan Cd antara lain :
a. Iritasi usus, diare, muntah-muntah setelah mengkonsumsi makanan
dan minuman yang mengandung Cd.
b. Iritasi paru-paru, merusak sistem organ paru-paru (emfisema dan
bronkhitis).
c. Penurunan sistem imun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Rendahnya berat badan bayi bagi yang dilahirkan dari ibu yang
terpapar Cd di luar ambang batas. (Haas, 1984)
b. Chromium (Cr)
Chromium merupakan salah satu elemen kimia yang dalam tabel
periodik yang diberi simbol Cr dengan nomor atom 24, berat atom 52, 01; berat
jenis 7,14; titik lebur 18,400C; dan titik didih 22000C. Chromium merupakan
logam berat dengan kenampakan seperti baja berwarna abu-abu, berkilau, tidak
bewarna dan berasa (Waldichuk, 1974).
Chromium merupakan salah satu logam berat yang terpenting dalam
industri logam. Secara alami, senyawa Cr terdapat di dalam tanah dan bebatuan
dengan konsentrasi yang rendah. Senyawa kromat adalah substansi utama untuk
memproduksi semua bahan kimia yang mengandung Cr. (Frank, 1995).
Logam berat Cr di perairan akan berdampak buruk bagi organisme yang
hidup di perairan tersebut karena daya racun yang dimiliki oleh bahan aktif dari
logam berat akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim dalam proses
fisiologis dan metabolisme tubuh sehingga enzim tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Di samping itu, logam Cr juga dapat terakumulasi dalam tubuh dan
masuk dalam rantai makanan, sehingga pada tingkat trofik yang lebih tinggi
akumulasi logam berat tersebut sangat tinggi, akibatnya timbul keracunan pada
tingkat kronis dapat mengakibatkan kematian (Palar, 1995).
Penelitian terhadap efek Cr dalam organisme akuatik telah banyak
dilakukan. Heksavalen kromium bersifat lebih toksik untuk organisme akuatik
daripada kromium dengan valensi tiga. Mineral krom yang utama adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
chromitte (FeCr2O4). Industri logam membuang krom dengan valensi tiga
sedangkan limbah cair industri mengandung krom dengan valensi enam yang
berasal dari proses pewarnaan (Frank, 1995).
3. FAAS (Flame Atomic Absorbtion Spectrophotometry)
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada
sifat unsurnya. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit atomisasi,
sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik (Sunarto, 2006).
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang
berasal dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api
yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan
ke detektor melalui monokromator. Detektor akan menolak arah yang searah
arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari sumber
radiasi atau sampel (Sudarmadji, 1996).
4. Kandungan Protein
Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel,
menyusun lebih dari setengah berat kering sel. Sel mengandung ratusan atau
ribuan jenis protein masing-masing dengan fungsi atau aktivitas biologi yang
berbeda. Protein disusun oleh 20 macam asam amino yang sama, tetapi berbeda
dalam deret asam aminonya, kemudian disatukan oleh ikatan peptida
(Lehninger, 1990).
Peneraan jumlah protein dilakukan dengan menentukan jumlah nitrogen
yang dikandung suatu bahan. Kandungan Nitrogen per total bahan diukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan menggunakan metode mikro-Kjeldahl. Prinsip metode ini adalah
oksidasi senyawa organik oleh asam sulfat untuk membentuk CO2 dan H2O serta
pelepasan nitrogen dalam bentuk ammonia yaitu penentuan protein berdasarkan
jumlah N. Kadar protein yang ditentukan dengan cara ini biasa disebut sebagai
protein kasar/crude protein (Sudarmadji, 1996).
5. Kerang Hijau (Anodonta woodiana L.)
Wardhana (1990) menempatkan Anodonta woodiana Lea ke dalam
klasifikasi sebagai berikut :
Divisi : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia/Palecypoda/Lamellibranchiata
Ordo : Unoionoida
Famili : Unoionoidae
Genus : Anodonta
Spesies : Anodonta woodiana Lea.
Gambar 1. Cangkang kerang Anodonta woodiana Lea.
Kerang merupakan indikator yang baik dalam memonitor suatu
pencemaran lingkungan oleh logam. Berbagai logam berat akan terendapkan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sedimen dan dasar perairan bersama-sama dengan partikel-partikel halus yang
bersifat flocculation, sehingga keberadaan logam-logam berat di sedimen akan
berada terus menerus di dasar perairan (Dahuri, 1996).
Kerang hidup menetap di dasar perairan (sessil) sehingga mudah menyerap
bahan pencemar termasuk logam berat yang tersuspensi di dalam perairan (filter
feeder). Di samping itu kerang mempunyai ketahanan hidup yang relatif lebih
tinggi terhadap bahan pencemar dibanding ikan (Miller, 1975).
6. Profil Satker PBIAT Janti
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.6 Tahun 2008
disebutkan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah
membawahi Balai Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan yang
memiliki tiga satuan kerja, salah satunya adalah Satuan Kerja Pusat Pembenihan
dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti, Klaten.
Satker PBIAT Janti, Klaten dibangun pada tahun 1979 di desa Janti,
Kecamatan Polanharjo, yang memiliki luas 2,89 Ha dengan rincian kolam 1,7
Ha, bangunan dan ruang terbuka 0,98 Ha, serta saluran 0,21 Ha. Sumber air
berasal dari umbul Nilo yang berjarak 1,8 km dengan debit 40 liter/detik. Tugas
utama dari Satker ini adalah memperbaiki mutu genetik ikan nila baik untuk
induk maupun benihnya melalui selective breeding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Kerangka Pemikiran
Dalam suatu kegiatan manusia, baik kegiatan industri, rumah tangga,
pariwisata dan pertanian akan menghasilkan produk utama yang dapat menunjang
kebutuhan manusia, namun selain itu juga dihasilkan produk samping berupa
limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Anodonta woodiana Lea. merupakan salah satu jenis kerang sebagai
organisme yang hidup di dasar perairan, bersifat sessil dan filter feeder sehingga
dapat dijadikan sebagai bioindikator pencemaran perairan. Logam berat yang
masuk ke dalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi sehingga
cenderung menumpuk di dalam tubuhnya. Toksisitas logam berat Kadmium dan
Chromium mampu menghalangi kerja enzim dalam metabolisme tubuh sehingga
dapat mempengaruhi kandungan protein pada daging kerang air tawar.
Satker PBIAT Janti merupakan salah satu ekosistem air tawar yang
dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan nila. Sumber air budidaya berasal
dari aliran umbul Nilo berjarak 1,8 km. Di dasar kolam terdapat kerang A.
woodiana Lea. yang terbawa oleh aliran air yang masuk ke kolam dan
mengendap di dasar kolam. Di sekitar umbul Nilo terdapat pemukiman,
persawahan dan kawasan industri yang menghasilkan limbah yang
mengakibatkan pencemaran air. Selain itu pemupukan dalam persiapan kolam
budidaya ikan juga dimungkinkan dapat menyebabkan pencemaran logam berat.
Hal tersebut perlu adanya kajian tentang Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd)
dan Chromium (Cr) serta Protein Kerang Air Tawar (Anodonta woodiana Lea.) di
Satker PBIAT Janti, Klaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran
Limbah industri, rumah tangga, pariwisata, dan pertanian
Air Sedimen Biota
Pencemaran air oleh Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr)
Saluran masuk air (inlet)
Kolam pendederan dan pembesaran ikan air tawar PBIAT Janti
Air : PPRI No. 82 Th. 2001.
Sedimen : Canadian Council of Ministers of
The Environment Th.2001.
Biota : Keputusan Dirjen POM No.
03725/B/VII/89
Kandungan Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr)
Daging Anodonta woodiana Lea.
Kandungan protein
Korelasi kandungan logam berat dengan kandungan
protein
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2011. Sampling air,
sedimen dan A. woodiana Lea. dilakukan pada masing-masing stasiun yakni inlet,
kolam pendederan, dan kolam pembesaran ikan nila di Satuan Kerja PBIAT Janti,
Klaten. Analisis logam berat Cd dan Cr serta kandungan protein dilakukan di Sub
Laboratorium Kimia Laboratorium Pusat dan Laboratorium Biologi Fakultas
MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pengambilan sampel : Water sampler (air), Eickman grab (sedimen),
ember plastik, plastik, karet dan spidol.
b. Pengukuran suhu : Termometer digital
c. Pengukuran pH : pHmeter
d. Pengukuran Oksigen Terlarut (DO) : DOmeter.
e. Pengukuran kadar logam berat Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) :
FAAS merk SHIMADZU AA-6050F, lemari asam, oven, hotplate, labu
ukur (1L, 100 ml), Erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 5, 50, dan 100 ml,
cawan porselin dan penggerus, neraca analitik, botol flakon.
f. Pengukuran kandungan protein : Tabung Kjeldahl, destruktor, destilator,
tabung destilasi, erlenmeyer 50 ml, gelas ukur, buret.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bahan
a. Jenis sampel : air, sedimen, dan kerang air tawar (A. woodiana Lea).
b. Pengukuran kadar logam berat Kadmium (Cd) : HNO3 pekat, asam
perklorat (HClO4), aquades, dan larutan standar Cd.
c. Pengukuran kadar logam berat Chromium (Cr) : HNO3 pekat, asam
perklorat (HClO4), aquades, dan larutan standar Cr.
d. Pengukuran kandungan protein : daging A. woodiana Lea, H2SO4 pekat,
campuran garam K2SO4, HCl 0,1 N, butir Zn.
C. Cara Kerja
1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel komponen perairan berupa air, sedimen, serta kerang
air tawar (Anodonta woodiana Lea.) dilakukan pada masing-masing stasiun
yaitu kolam pendederan dan kolam pembesaran ikan nila di PBIAT Janti,
Klaten. Masing-masing stasiun dibagi menjadi 3 bagian yakni input kolam,
tengah kolam, dan output kolam. Masing-masing bagian dilakukan 3 kali
ulangan. Suhu, pH, DO diukur langsung di lokasi pengambilan sampel di tiap-
tiap stasiun, sedangkan logam berat Cd dan Cr serta kandungan protein total
dianalisis di laboratorium.
a. Pengambilan sampel air
Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan water
sampler, pertama membuka penutup water sampler kemudian
memasukkannya ke dalam perairan sampai menyentuh dasar perairan,
melepaskan pemberat yang nantinya akan menyebabkan tutup water
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sampler tersebut menutup sendiri dengan air sudah berada di bagian dalam
water sampler, menariknya ke atas permukaan air dan membuka penutupnya
serta mengambil airnya.
b. Pengambilan sampel sedimen
Pengambilan sampel sedimen menggunakan Eickman grab,
kemudian sampel dimasukkan ke dalam plastik dan selanjutnya dianalisis di
laboratorium sebagai sampel.
2. Pengukuran faktor fisika kimia air
a. Oksigen terlarut (DO=Dissolved oxygen) menggunakan DO meter dengan
cara mencelupkan ujung elektrodanya pada kedalaman ± 5cm di bawah
permukaan air, pembacaan skala DOmeter dilakukan setelah elektroda
tercelup air selama ± 5 menit.
b. Pengukuran pH menggunakan pHmeter elektrik mencelupkan ujung
elektrodanya ke dalam air tersebut, pembacaan skala pHmeter dilakukan
setelah elektroda tercelup air selama ± 5 menit.
c. Pengukuran suhu menggunakan thermometer digital dengan mencelupkan
ujung elektrodanya ke dalam air pada kedalaman ± 5 cm dibawah
permukaan air. Pembacaan skala termometer dilakukan setelah elektroda
tercelup ke dalam air ± 5 menit.
3. Analisis kandungan logam berat Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr).
a. Persiapan Sampel
Cuplikan daging kerang dicuci, dikeringanginkan ± 5 hari sampai
kadar air kurang dari 2 %, kemudian dikeringkan dengan oven dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ditumbuk dengan menggunakan mortar kemudian diayak sampai lolos 60
mesh dan dihomogenkan. Sedangkan pada sedimen, sampel sedimen
dikeringkan sampai kadar air kurang dari 2 %, kemudian diayak sampai
lolos 60 mesh dan dihomogenkan.
b. Pembuatan Larutan Baku Cd dan Cr
Larutan baku dibuat dengan menimbang 1 gram logam Cd dan 1 gram
logam Cr kemudian masing-masing dimasukkan dalam gelas piala 250 ml
dan dilarutkan dengan lebih kurang 10 ml HNO3, dipanaskan sampai larut,
diencerkan dengan akuades sampai volume lebih kurang 1000 ml, kemudian
larutan standar Cd dan Cr 1000 ppm masing-masing diambil 100 ml
diencerkan lagi sampai 1000 ml. Kemudian dari larutan standar 100 ppm
diambil 0,2 ml; 0,5 ml; 1 ml; 2 ml; dan 5 ml untuk dibuat konsentrasi 0,2
ppm; 0,5ppm; 1 ppm; 2 ppm; dan 5 ppm.
c. Analisis kandungan Cd dan Cr dalam air
1. Analisis kandungan Cd dalam air
Sebanyak 50 ml sampel air yang telah ditambah 5 ml HNO3 pekat
dipanaskan menggunakan hotplate di dalam lemari asam sampai larutan
contoh hampir kering. Sampel kemudian ditambahkan 50 ml air suling dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml melalui kertas saring dan
ditempatkan hingga tanda batas. Sampel air kemudian diukur kandungan Cd
menggunakan FAAS panjang gelombang 228, 49 nm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Analisis kandungan Cr dalam air
Sebanyak 50 ml sampel air yang telah ditambah 5 ml HNO3 pekat
dipanaskan menggunakan hotplate di dalam lemari asam sampai larutan
contoh tersisa 15-20 ml. ditambahkan 5ml HNO3 kemudian dipanaskan
hingga terbentuk endapan putih. Ditambahkan 2 ml HNO3 pekat ke dalam
labu ukur dan dipanaskan kira-kira 10 menit kemudian ditambah aquades
hingga tepat tanda tera. Diukur kandungan Cr dengan FAAS panjang
gelombang 357, 54 nm.
d. Analisis kandungan logam Cd dan Cr dalam sedimen dan daging kerang (A.
woodiana Lea)
1. Analisis kandungan Cd dalam sedimen dan daging
Sedimen dan daging kerang merupakan sampel padat sehingga
preparasinya sama yaitu menimbang 3 gram sampel kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambah 5 ml asam nitrat pekat dan
25 ml akuades dan diaduk hingga bercampur rata serta menambahkan 3
butir batu didih dan menutup dengan kaca arloji. Selanjutnya dipanaskan
sampai volume 10 ml, diangkat dan didinginkan. Kemudian
ditambahkan 5 ml asam nitrat pekat dan 1-3 ml asam perklorat,
selanjutnya dipanaskan, larutan sampel disaring menggunakan kertas
saring Whatman 42 dan diukur volumenya. Sampel larutan yang telah
dipreparasi kemudian diukur kandungan Cd menggunakan FAAS
panjang gelombang 228, 49 nm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Analisis kandungan Cr dalam sedimen dan daging
Sedimen dan daging kerang merupakan sampel padat sehingga
preparasinya sama yaitu menimbang 3 gram sampel kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dibasahkan dengan sedikit
aquades. Ditambahkan 5ml HNO3 dan 3 ml HClO4 kemudian
dipanaskan di atas hotplate sampai hampir kering kemudian didinginkan.
Larutan diencerkan sampai volume 50 ml, disaring menggunakan kertas
Whatman 42 dan diukur volumenya. Sampel yang telah dipreparasi
kemudian diukur kandungan Cr dengan FAAS panjang gelombang 357,
54 nm.
4. Analisis Kandungan Protein pada daging
Analisis kandungan protein metode Kjeldahl
a. Destruksi
1. Bahan ditimbang sebanyak 0,2 gram dan dimasukkan ke dalam tabung
Kjeldahl.
2. Campuran NaCl sebanyak 1 gram dan 3 ml H2SO4 pekat ditambahkan
ke dalam larutan (1).
3. Larutan dipanaskan hingga berwarna hijau dan ditambahkan aquades
sebanyak 30 ml.
4. Dibuat larutan blanko untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal
dari reagensia yang digunakan.
b. Destilasi
1. Larutan (3) dimasukkan ke dalam tabung destilasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. NaOH 45 % 10ml dan 2 butir Zn ditambahkan.
3. Larutan tersebut dipanaskan dengan penampung H3BO3 4 % dan 2 tetes
indicator campuran hingga volumenya 40 ml.
c. Titrasi
1. Titrasi dilakukan dengan HCl 0,1 N hingga terjadi perubahan warna
dari biru kehijauan kuning.
2. Perhitungan
Keterangan : % N = Kadar nitrogen
a = volume larutan sampel
b = volume larutan blanko
Untuk memperoleh kandungan protein sampel maka hasil
perhitungan % N dikalikan 6, 25 yang merupakan faktor koreksi dari
perubahan nitrogen ke protein. (Kumalawati, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kualitas Air di Satker PBIAT Janti, Klaten Berdasarkan Parameter Suhu, pH, DO serta Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr).
Dari hasil penelitian didapatkan data tentang suhu, pH, DO yang
tertulis dalam Tabel 1. Data yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan
Baku Mutu yang diperbolehkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah.
pH dan DO yang terukur di stasiun Inlet PBIAT Janti, Klaten masih
berada dalam batas yang diperbolehkan. Namun dari data suhu terlihat bahwa
suhu air inlet berada di bawah ambang batas yakni 27,56 C. Hal ini dapat
dimungkinkan karena air inlet tersebut mengalir dan memiliki luas permukaan
yang sempit sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam air secara
merata.
Dari Tabel 1 dapat dilihat kandungan logam berat kadmium (Cd) rata-
rata pada air sebesar 0,011 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
pencemaran logam berat Cd terhadap aliran air yang masuk ke dalam PBIAT
Janti. Sumber air masuk (inlet) dapat dimungkinkan sudah mendapat
tambahan air limbah yang berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga,
limbah rumah makan, limbah pertanian yang berada disekitar aliran sumber air
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat kadmium
pada sumber air yang masuk ke kolam PBIAT Janti.
Hasil analisis kandungan logam berat kromium (Cr) rata-rata
menunjukkan angka 0,00 yang berarti bahwa tidak terdeteksinya kandungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
logam berat Cr dalam air. Hal ini bisa dimungkinkan karena limbah industri,
limbah rumah tangga maupun limbah pertanian yang masuk ke dalam badan
air inlet mengandung logam Cr dengan konsentrasi sangat kecil sehingga akan
terjadi pengenceran ketika masuk ke dalam aliran sumber air yang masuk ke
kolam PBIAT Janti.
suhu, pH, dan DO yang terukur di stasiun kolam Pendederan PBIAT
Janti, Klaten masih berada dalam batas yang diperbolehkan menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Th. 2001. Hal ini menunjukkan bahwa
berdasarkan parameter suhu, pH, dan DO pada air yang terdapat dalam kolam
pendederan PBIAT Janti masih memenuhi baku mutu air kelas 3 (tiga).
Dari Tabel 2 dapat dilihat kandungan logam berat kadmium (Cd) rata-
rata pada air sebesar 0,0117 ppm. Kandungan tersebut melebihi ambang batas
yang diperbolehkan berdasarkan PPRI No. 82 Th. 2001. Hal ini dikarenakan
adanya pengaruh air yang masuk dan keluar dari kolam. Air yang masuk ke
dalam kolam berasal dari sumber air/inlet yang sebelumnya telah mengandung
logam Cd dengan konsentrasi yang sejajar dengan baku mutu. Selain itu
sumber Cd juga dimungkinkan berasal dari pupuk dan pestisida yang
digunakan pada proses persiapan sebelum pembudidayaan sehingga terjadi
akumulasi logam Cd dalam perairan di kolam pendederan. Hasil analisis
kandungan logam berat kromium (Cr) rata-rata pada air kolam pendederan
menunjukkan angka 0,00 yang berati bahwa tidak terdeteksinya kandungan
logam berat Cr dalam air pada kolam pendederan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
suhu, pH, dan DO yang terukur di stasiun kolam Pembesaran PBIAT
Janti, Klaten masih berada dalam batas yang diperbolehkan menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Th. 2001 sehingga masih memenuhi
baku mutu air kelas 3.
Dari Tabel 3 dapat dilihat kandungan logam berat kadmium (Cd) rata-
rata pada air sebesar 0,0082. Kandungan tersebut di bawah ambang batas yang
diperbolehkan berdasarkan PPRI No. 82 Th. 2001 yaitu sebesar 0,01 ppm. Hal
ini dikarenakan tidak ada debit air yang masuk ke dalam kolam pembesaran
dan air dalam kondisi tenang sehingga kandungan Cd dalam air akan
mengendap ke dasar kolam. Hasil analisis kandungan logam berat kromium
(Cr) rata-rata pada air menunjukkan angka 0,0 yang artinya air di dalam kolam
pembesaran juga tidak terdeteksi adanya logam berat kromium seperti pada
analisis kandungan kromium pada air kolam pendederan maupun air
masuk/inlet.
B. Konsentrasi Logam Berat Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) dalam Air, Sedimen, dan Daging Kerang (Anodonta woodiana Lea.) di Satker PBIAT Janti, Klaten
Pada penelitian kali ini, kandungan logam yang diukur yaitu
kandungan kadmium (Cd) dan kromium (Cr) yang terdapat dalam air,
sedimen, dan daging kerang (Anodonta woodiana Lea.) di Satker PBIAT
Janti, Klaten. Hasil analisis kandungan logam berat kadmium (Cd) dan
kromium (Cr) dalam air, sedimen, dan daging kerang dapat dilihat pada Tabel
4 dan Tabel 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4 menunjukkan bahwa kandungan Cd dalam air sebesar 0,017
mg/L. Kandungan Cd tersebut telah melebihi ambang batas maksimum
kandungan Cd dalam air. Hal ini disebabkan adanya pengaruh air yang masuk
dan keluar dari kolam pendederan. Air yang masuk ke dalam kolam berasal
dari sumber air/inlet yang sebelumnya telah mengandung logam Cd dengan
konsentrasi yang sejajar dengan baku mutu, sehingga terjadi akumulasi logam
Cd dalam perairan di kolam pendederan.
Kandungan Cd dalam sedimen menunjukkan angka 0,834 mg/kg.
Kandungan Cd yang tinggi pada sedimen kolam pendederan dapat disebabkan
karena kondisi kolam selama 2 bulan tidak dilakukan pengurasan sehingga
terjadi akumulasi logam berat Cd dalam sedimen.
Kadar kadmium (Cd) dalam daging kerang menunjukkan angka
sebesar 0,710 mg/kg. Hal ini dimungkinkan karena faktor umur kerang yang
masih muda untuk mengalami kontak dengan perairan yang tercemar logam.
Selain itu juga bisa dimungkinkan karena kerang yang terambil merupakan
kerang yang baru menetap di kolam tersebut.
Kadar Cd dalam daging kerang dibandingkan dengan kadar Cd dalam
makanan khususnya kelas Bivalvia karena daging kerang merupakan bagian
tubuh kerang yang dikonsumsi oleh manusia meskipun kerang yang terdapat
di kolam PBIAT Janti tidak dibudidayakan untuk dikonsumsi. Dalam
mengkonsumsi kerang perlu diperhatikan karena kerang termasuk hewan yang
hidup di dasar perairan sehingga dimungkinkan terjadi akumulasi logam berat
yang berasal dari makanan di sekitarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5 menunjukkan bahwa kandungan Cd dalam air sebesar 0,0082
mg/L. Kandungan Cd tersebut berada di bawah ambang batas maksimum
kandungan Cd dalam air yakni sebesar 0,01 mg/L. Hal ini disebabkan tidak
adanya debit air yang masuk ke dalam kolam dan air dalam kondisi tenang
sehingga kandungan logam berat yang berikatan dengan air cenderung akan
mengendap di dasar perairan.
Analisis Anova pada variasi kandungan logam berat Cd dalam air dari
stasiun inlet/air masuk, kolam pendederan dan kolam pembesaran
menunjukkan p<0,05 (0,000). Hal ini berarti kandungan logam berat dalam air
berbeda nyata pada stasiun kolam pembesaran.
Kandungan Cd dalam sedimen menunjukkan angka 0,902 mg/kg. Hal
ini disebabkan karena pada kolam pembesaran tidak dilakukan pengurasan
kolam selama 6 bulan sehingga terjadi pengendapan logam berat di dasar
perairan.
Analisis statistik menunjukkan variasi kandungan logam berat pada
masing-masing stasiun inlet/air masuk, kolam pendederan dan kolam
pembesaran menunjukkan p<0,05 (0,000). Hal ini berarti kandungan logam
berat Cd dalam sedimen berbeda nyata pada tiap-tiap stasiun.
Sedangkan kandungan logam berat pada daging kerang menunjukkan
angka 0,624 mg/kg. Rendahnya kandungan logam berat pada daging kerang
dapat disebabkan karena umur kerang yang masih muda. Meskipun
kandungan Cd dalam daging kerang rendah, namun perlu diwaspadai karena
logam berat bersifat akumulatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kerang yang berada di dalam kolam ikan berasal dari luar kolam yang
terbawa masuk ke dalam kolam dan hidup mengendap di dasar kolam. Namun
pada stasiun Inlet/air masuk tidak ditemukan adanya kerang karena arus yang
mengalir cukup deras sehingga kerang langsung terbawa masuk ke dalam
kolam.
Logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada
konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi
kehidupan perairan. Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh satu logam
berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun hilangnya sekelompok
organisme tertentu dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai kehidupan.
Pada tingkat lanjutan, keadaan tersebut tentu saja dapat menghancurkan satu
tatanan ekosistem perairan ( Palar, 1995).
Tabel 6 menunjukkan bahwa kandungan Cr dalam air kolam
pendederan adalah sebesar 0,00 ppm, artinya konsentrasi kandungan Cr dalam
air di kolam pendederan sangat rendah atau bahkan tidak terdeteksi.
Sedangkan kandungan Cr dalam sedimen masih berada di bawah ambang
batas yaitu sebesar 2,233 mg/kg. Rendahnya kandungan Cr dalam sedimen
disebabkan adanya kandungan Cr dalam air juga sangat rendah sehingga
kandungan Cr yang mengendap ke dasar perairan pun juga sedikit. Sedangkan
kandungan Cr dalam daging kerang menunjukkan angka sebesar 0,435 mg/kg.
Dari data dapat terlihat bahwa pada air, daging kerang maupun
sedimen di kolam Pendederan memiliki kandungan logam berat Cr di bawah
ambang batas normal. Hal ini menunjukkan bahwa pada kolam pendederan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak terjadi pencemaran logam Cr baik dari air, daging kerang, maupun
sedimen.
Tabel 7 menunjukkan bahwa kandungan Cr dalam air kolam
pembesaran adalah sebesar 0,00 ppm, artinya konsentrasi kandungan Cr dalam
air di kolam pendederan sangat rendah atau bahkan tidak terdeteksi. Logam
berat Cr biasanya sangat sedikit di dalam air secara ilmiah kurang dari 1g/L.
Sedangkan kandungan Cr dalam sedimen masih berada di bawah
ambang batas yaitu sebesar 2,199 mg/kg.. Rendahnya kandungan Cr dalam
sedimen disebabkan adanya kandungan Cr dalam air juga sangat rendah
sehingga kandungan Cr yang mengendap ke dasar perairan pun juga sedikit.
Analisis Anova pada variasi kandungan logam berat Cr dalam sedimen dari
stasiun inlet, kolam pendederan dan kolam pembesaran menunjukkan p<0,05
(0,000). Hal ini berarti kandungan logam berat dalam sedimen berbeda nyata
pada stasiun inlet.
Kandungan Cr dalam daging kerang juga menunjukkan angka sebesar
0,969 mg/kg. Hal ini perlu diperhatikan karena kadar kromium dapat terserap
dengan baik oleh organisme termasuk kerang dan dapat terakumulasi sehingga
apabila kerang berbahaya tersebut dikonsumsi manusia.
Dari data dapat terlihat bahwa pada air, daging kerang maupun
sedimen di kolam Pembesaran juga memiliki kandungan logam berat Cr di
bawah ambang batas normal. Hal ini menunjukkan bahwa pada kolam
pembesaran tidak terjadi pencemaran logam Cr baik dari air, daging kerang,
maupun sedimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Suhu, pH, DO) terhadap Kandungan Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) dalam Air, Daging, dan Sedimen. Tabel 9. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Suhu, pH, DO) terhadap
Kandungan Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) dalam Air, Daging, dan Sedimen
Faktor Lingkungan
Korelasi Pearson (r) Air Daging Sedimen
Cd Cr Cd Cr Cd Cr Suhu (0C) 0,200 - 0,388 0,413 0,534 0,456 pH 0,358 - 0,297 0,379 0,301 0,296 DO 0,532 - 0,439 0,666 0,425 0,327
1. Suhu
Tabel 8 menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara suhu air
dengan kandungan Cd dalam air sebesar 0,200. Antara suhu air dengan Cd
dalam daging sebesar 0,388. Antara suhu air dengan kandungan Cd dalam
sedimen sebesar 0,534. Korelasi antara suhu dengan kandungan Cd dalam
sedimen menunjukkan tingkat korelasi yang kuat karena nilai r terletak
antara 0,41-0,70. Sedangkan korelasi antara suhu dengan kandungan Cd
dalam air dan daging menunjukkan tingkat korelasi yang lemah karena
nilai r terletak antara 0,21-0,40. Semakin tinggi suhu maka akan
meningkatkan kandungan Cd dalam air meskipun korelasinya lemah. Nilai
positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu,
maka akan mampu meningkatkan kandungan Cd dalam air, daging dan
sedimen (Hidayati, 2006).
Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara suhu
air dengan kandungan Cr dalam sedimen sebesar 0,456 dengan tingkat
korelasi yang kuat. Sedangkan korelasi antara suhu air dengan Cr dalam
daging sebesar 0,413 menunjukkan korelasi yang negatif dengan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
korelasi yang kuat. Nilai negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu
air maka akan semakin rendah kandungan Cr dalam daging. Korelasi
antara suhu air dengan kandungan Cr dalam air tidak dapat dilakukan
analisis dikarenakan tidak terdeteksinya kandungan logam berat Cr pada
air.
2. pH
Tabel 8 menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara pH air
dengan kandungan Cd dalam air sebesar 0,358. Antara pH air dengan Cd
dalam daging sebesar 0,297. Antara pH air dengan kandungan Cd dalam
sedimen juga menunjukkan korelasi yang positif sebesar 0,301. Nilai
positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi pH,
maka akan mampu meningkatkan kandungan Cd dalam air, daging dan
sedimen. Korelasi antara pH dengan kandungan Cd dalam air, daging dan
sedimen menunjukkan tingkat korelasi yang lemah karena nilai r terletak
antara 0,21-0,40. Semakin tinggi pH maka akan meningkatkan kandungan
Cd dalam air meskipun korelasinya lemah.
Berdasarkan Tabel 8, pada logam Cr terdapat korelasi positif antara
pH air dengan kandungan Cr dalam sedimen sebesar 0,301 dengan tingkat
korelasi yang lemah. Korelasi antara pH air dengan Cr dalam daging
sebesar 0,397 menunjukkan korelasi yang negatif dengan tingkat korelasi
yang lemah. Korelasi positif menunjukkan semakin tinggi pH air maka
akan semakin tinggi kandungan Cr dalam sedimen. Dan korelasi negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjukkan semakin tinggi pH air maka kandungan Cr dalam daging
akan semakin rendah meskipun korelasinya lemah.
3. DO
Tabel 8 menunjukkan bahwa ada korelasi negatif antara DO
dengan kandungan Cd dalam air sebesar -0,532. Antara DO dengan Cd
dalam daging sebesar -0,439. Antara DO dengan kandungan Cd dalam
sedimen juga menunjukkan korelasi yang negatif sebesar 0,425. Nilai
negatif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi DO,
maka kandungan Cd dalam air dan daging akan semakin menurun.
Korelasi antara DO dengan kandungan Cd dalam air, daging dan sedimen
menunjukkan tingkat korelasi yang kuat karena nilai r terletak antara 0,41-
0,70.
D. Analisis Regresi antara Kandungan Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) dalam daging kerang (A. woodiana Lea.) dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Cd dan Cr dalam air dan sedimen, suhu, pH, dan DO) Tabel 10. Persamaan Regresi antara Kadar Cd dalam daging dengan Kadar Cd
dalam Air, Kadar Cd Sedimen, suhu, pH, dan DO. Faktor (Y, X) Persamaan Regresi R2
Kadar Cd daging dan Kadar Cd air Y= 0,001 + 0,017 (X) 0,494 Kadar Cd daging dan Kadar Cd sedimen Y= 0,932 0,096 (X) 0,057 Kadar Cd daging dan suhu Y= 27,164 + 1,708 (X) 0,151 Kadar Cd daging dan pH Y= 7,231 + 1,188 (X) 0,088 Kadar Cd daging dan DO Y= 8,895 2,582 (X) 0,193
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 7. Grafik Regresi antara Kadar Cd dalam daging dengan Kadar Cd dalam Air, Kadar Cd Sedimen, suhu, pH, dan DO.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil analisis regresi antara Cd daging dengan konsentrasi Cd dalam
air didapatkan nilai R square (R2) sebesar 0,494 yang berarti bahwa variasi
yang terjadi terhadap konsentrasi Cd dalam daging sebesar 49,4 %
dipengaruhi oleh kadar Cd dalam air. Analisis regresi antara Cd daging
dengan kandungan Cd dalam sedimen menunjukkan R2 sebesar 0,057 yang
artinya bahwa 5,7 % variasi kandungan Cd dalam daging dipengaruhi oleh Cd
dalam sedimen. Analisis regresi antara suhu dengan kandungan Cd dalam
sedimen menunjukkan R2 sebesar 0,151 yang artinya bahwa 15,1 % variasi
kandungan Cd dalam daging dipengaruhi oleh suhu. Sedangkan regresi antara
pH dan DO dengan kandungan Cd daging menunjukkan 8,8 % dan 19,3 % Cd
dalam daging dipengaruhi oleh pH dan DO.
Tabel 11. Persamaan Regresi antara Kadar Cr dalam daging dengan Kadar Cr dalam Air, Kadar Cr Sedimen, suhu, pH, dan DO. Faktor (Y, X) Persamaan Regresi R2
Kadar Cr daging dan Kadar Cr air Kadar Cr daging dan Kadar Cr sedimen Y= 2,294 0,111 (X) 0,021 Kadar Cr daging dan suhu Y= 28,665 0,519 (X) 0,164 Kadar Cr daging dan pH Y= 8,326 0,434(X) 0,131 Kadar Cr daging dan DO Y= 6,391 + 1,120 (X) 0,421
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 8. Grafik Regresi antara kadar Cr dalam daging kadar Cr sedimen,
suhu, pH, dan DO. Hasil analisis regresi antara Cr daging dengan kandungan Cr dalam
sedimen menunjukkan R2 sebesar 0,021 yang artinya bahwa 2,1 % variasi
kandungan Cr dalam daging dipengaruhi oleh Cr dalam sedimen. Analisis
regresi antara suhu dengan kandungan Cr dalam sedimen menunjukkan R2
sebesar 0,164 yang artinya bahwa 16,4 % variasi kandungan Cr dalam daging
dipengaruhi oleh suhu. Sedangkan regresi antara pH dan DO dengan
kandungan Cr daging menunjukkan 13,1 % dan 42,1 % Cr dalam daging
dipengaruhi oleh pH dan DO. Untuk analisis regresi antara Cr dalam daging
dan Cr dalam air tidak dapat dilakukan analisis korelasi regresi dikarenaan
tidak terdeteksinya logam Cr dalam air.
E. Analisis Korelasi-Regresi antara kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) terhadap kandungan Protein dalam daging kerang A. woodiana Lea. Peneraan jumlah protein dilakukan dengan menentukan jumlah
nitrogen yang dikandung oleh suatu bahan. N total bahan diukur dengan
menggunakan metode mikro-Kjeldahl. Prinsip dari metode ini adalah oksidasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
senyawa organik oleh asam sulfat untuk membentuk CO2 dan H2O serta
pelepasan nitrogen dalam bentuk ammonia yaitu penentuan protein
berdasarkan jumlah N. Dalam penentuan protein seharusnya hanya nitrogen
yang berasal dari protein saja yang ditentukan. Akan tetapi teknik ini sulit
sekali dilakukan mengingat kandungan senyawaan N lain selain penyusun
protein dalam bahan juga terikut dalam analisis ini. Jumlah senyawa N ini
biasanya sangat kecil yang meliputi urea, asam nukleat, ammonia, nitrat, nitrit,
asam amino, amida, purin, dan pirimidin. Oleh karena itu penentuan jumlah N
total ini tetap dilakukan untuk mewakili jumlah protein yang ada. Kadar
protein yang ditentukan dengan cara ini biasa disebut sebagai protein
kadar/crude protein (Sudarmadji, 1996).
Tabel 12. Kandungan Protein (%) Sampel Daging Kerang A. woodiana Lea Kolam Pendederan Kolam Pembesaran
50.31 50.31 49.22 53.59 49.44 56.88
Rata-rata 49.65 Rata-rata 53.59
Tabel 13. Korelasi antara Kandungan Logam Berat Kadmium dan Kromium dengan Kandungan Protein Daging Kerang
Kandungan Protein
Korelasi Pearson (r) kandungan Cd dalam daging 0,781 Korelasi Pearson (r) kandungan Cr dalam daging 0,631
1. Kadmium
Korelasi antara Kandungan Logam Berat Kadmium dengan
Kandungan Protein Daging Kerang menggunakan Korelasi Pearson
menunjukkan angka 0,781. Angka tersebut menunjukkan bahwa hubungan
antara kandungan logam berat Cd dengan kandungan protein daging kerang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjukkan nilai r sebesar 0,781. Tanda negatif ( ) menunjukkan
hubungan antara kedua variabel tersebut berlawanan arah. Nilai r
menunjukkan adanya korelasi yang kuat karena nilai r diantara 0,71-0,90.
Keberadaan logam berat Cd dalam daging kerang diikuti dengan adanya
penurunan kandungan protein daging kerang dengan korelasi hubungan yang
sangat kuat.
Untuk mengetahui adanya pengaruh kandungan Cd terhadap
kandungan protein dalam daging dilakukan uji regresi. Hasil analisis regresi
dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 14. Hasil Analisis Regresi antara konsentrasi Cd terhadap kandungan Protein dalam daging kerang.
Faktor (X,Y) Persamaan Regresi R2 Konsentrasi Cd dengan kandungan protein dalam daging kerang
Y = 1,967 0,025(X) 0,610
Gambar 9. Grafik Regresi antara kandungan Cd dengan kandungan protein
dalam daging kerang Dari hasil analisis regresi antara kandungan Cd dengan kandungan
protein dalam daging kerang didapatkan nilai R square (R2) sebesar 0,610
yang artinya bahwa variasi yang terjadi terhadap kandungan protein daging
sebesar 61,0 % dipengaruhi oleh variasi kandungan Cd dalam daging.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.Kromium
Korelasi antara kandungan logam berat kromium dengan kandungan
protein daging kerang menggunakan korelasi pearson menunjukkan angka
0,631. Angka tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kandungan
logam berat Cd dengan kandungan protein daging kerang menunjukkan nilai r
sebesar 0,631. Tidak adanya tanda minus di depan angka menunjukkan bahwa
hubungan antara kedua variabel tersebut positif yang berarti searah. Nilai r
menunjukkan adanya korelasi yang kuat karena nilai r diantara 0,41-0,70.
Keberadaan logam berat Cd dalam daging kerang diikuti dengan adanya
kenaikan kandungan protein daging kerang dengan korelasi hubungan yang
kuat.
Untuk mengetahui adanya pengaruh kandungan Cd terhadap
kandungan protein dalam daging dilakukan uji regresi. Hasil analisis regresi
dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 15. Hasil Analisis Regresi antara konsentrasi Cr terhadap kandungan Protein dalam daging kerang.
Faktor (X,Y) Persamaan Regresi R2 Konsentrasi Cr dengan kandungan protein dalam daging kerang
Y = 3,060 + 0,073(X) 0,398
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 10. Grafik Regresi antara kandungan Cr dengan kandungan protein dalam daging kerang
Dari hasil analisis regresi antara kandungan Cr dengan kandungan
protein dalam daging kerang didapatkan nilai R square (R2) sebesar 0,398
yang artinya bahwa variasi yang terjadi terhadap kandungan protein daging
sebesar 39,8 % dipengaruhi oleh variasi kandungan Cr dalam daging.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada stasiun Inlet, konsentrasi Cd dalam air menunjukkan angka 0,011
ppm dan Cd sedimen 0,611 mg/kg telah melebihi baku mutu. Pada kolam
pembesaran konsentrasi Cd dalam air 0,0082 ppm dan Cd daging 0,624
mg/kg di bawah baku mutu, sedangkan Cd sedimen 0,9 mg/kg telah
melebihi baku mutu. Dan pada kolam pendederan, konsentrasi Cd dalam
air 0,011 ppm dan Cd daging 0,710 mg/kg di bawah baku mutu,
sedangkan Cd sedimen 0,834 mg/kg telah melebihi baku mutu. Sedangkan
logam Cr dalam daging di kolam pendederan sebesar 0,435 mg/kg dan
pada kolam pembesaran sebesar 0,969 mg/kg, sedangkan Cr dalam air dan
sedimen pada ketiga stasiun masih berada di bawah baku mutu.
2. Antara kandungan logam berat kadmium (Cd) dengan kandungan protein
kerang A. woodiana terdapat hubungan yang sangat kuat dengan nilai
korelasi (r) sebesar 0,781 dan bentuk hubungan linier dengan angka
determinasi (R2) sebesar 0,610 yang berarti 61,0 % kandungan protein
dipengaruhi oleh kandungan Cd. Sedangkan antara kandungan logam berat
kromium (Cr) dengan kandungan protein kerang A. woodiana terdapat
hubungan yang kuat dengan nilai korelasi (r) sebesar 0,631 dan bentuk
hubungan linier dengan angka determinasi (R2) sebesar 0,398 yang berarti
39,8 % kandungan protein dipengaruhi oleh kandungan Cr.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. SARAN
1. Untuk menjaga kualitas air sebagai sumber benih perikanan perlu diadakan
uji kualitas air kolam secara kontinyu di Satker Pembenihan dan Budidaya
Ikan Air Tawar, Janti, Klaten untuk mengetahui pencemaran logam berat
dari waktu ke waktu.
2. Untuk menjaga mutu benih sebagai sumber benih perikanan, sebaiknya
tidak menggunakan pestisida untuk membunuh keong yang dapat
berakibat terakumulasinya kandungan logam berat dalam tubuh ikan dan
kerang.
3. Perlu adanya penanganan dan penelitian lebih lanjut terhadap kualitas
sumber air yang berasal dari sumber air Nilo untuk mengetahui kelayakan
dari air Nilo sebagai sumber air budidaya perikanan.
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap korelasi antara
kandungan logam berat Cr dalam organ target dengan kandungan
protein dalam orgat target tersebut.