kajian struktur tiga cerpen karya budi darma … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma...

157
i KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA DALAM KUMPULAN CERPEN ORANG-ORANG BLOOMINGTON: PERSPEKTIF STRUKTURALISME NARATIF A.J. GREIMAS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Galih Sabdo Panuju NIM: 134114018 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Juli 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doquynh

Post on 12-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

i

KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA DALAM

KUMPULAN CERPEN ORANG-ORANG BLOOMINGTON: PERSPEKTIF

STRUKTURALISME NARATIF A.J. GREIMAS

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Galih Sabdo Panuju

NIM: 134114018

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

Juli 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya:

Sumoro dan Sumiyati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

vii

MOTO

Ikhlaslah menghadapi masalah.

Jelajahilah setiap kemungkinan.

Orang lain adalah neraka.

(Jean-Paul Sartre)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa memberikan rahmat, penyertaan, dan bimbingan-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi

Darma dalam Kumpulan Cerpen Orang-orang Bloomington: Perspektif

Strukturalisme Naratif A.J. Greimas”.

Skripsi ini merupakan laporan laporan yang ditulis sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program Studi Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu

memberikan dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. yang berkenan menjadi pembimbing I

penulis dalam menyusun skripsi ini. Beliau memberikan banyak masukan,

pembelajaran, dan tuntunan serta dukungan moril yang bermanfaat dalam

mematangkan kemampuan berpikir penulis.

2. Susilawati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum. yang berkenan menjadi

pembimbing II penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih atas saran

dan diskusi yang menyempurnakan skripsi.

3. Segenap dosen Program Studi Sastra Indonesia: Dr. Paulus Ari Subagyo,

M. Hum., Drs. Herry Antono, M. Hum., Prof. Dr. Praptomo Baryadi

Isodarus, M. Hum., S. E. Peni Adji, M.Hum., Drs. Hery Antono, M.Hum.,

Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Rano Sumarno, S. Sn., M. Sn., Sony Christian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

x

ABSTRAK

Panuju, Galih Sabdo. 2017. “Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi Darma dalam

Kumpulan Cerpen Orang-orang Bloomington: Perspektif

Strukturalisme Naratif A.J. Greimas”. Skripsi Strata Satu (S1).

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini menganalisis struktur tiga cerpen karya Budi Darma dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan makna di balik tiga cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan

cerpen Orang-orang Bloomington. Melalui pengungkapan makna tersebut,

diharapkan terlihat bagaimana konsep relasi antar-manusia yang dapat menentukan

gerak hidup manusia atau masyarakat itu sendiri.

Deskripsi pemaknaan cerpen diperoleh dengan menggunakan pendekatan

strukturalisme naratif perspektif A.J. Greimas. Tiga masalah yang dibahas adalah

sebagai berikut. (1) Bagaimana penceritaan tiga cerpen karya Budi Darma dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. (2) Bagaimana skema aktansial dan

fungsional tiga cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang

Bloomington (3) Bagaimana tiga poros semantik tiga cerpen karya Budi Darma

dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Data dikumpulkan

menggunakan metode studi pustaka dan teknik catat. Analisis data menggunakan

metode formal. Hasil analisis data disajikan menggunakan metode deskriptif

kualitatif.

Berdasarkan analisis penceritaan, cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” memiliki

sembilan sekuen. Rasa kesepian untuk mendapatkan penerimaan diri merupakan

motif utama penceritaan. Cerpen “Keluarga M” memiliki tujuh sekuen dan dua

struktur alur penyusun cerita. Dalam alur pertama, rasa tidak nyaman dan kebencian

menginginkan keluarga M celaka adalah motif utama penceritaan. Dalam alur

kedua, rasa bersalah dan rasa kasihan menginginkan kedamaian batin adalah motif

utama penceritaan. Cerpen “Ny. Elberhart” mempunyai delapan sekuen dan dua

struktur alur penyusun cerita. Dalam skema alur pertama, rasa kesepian, rasa

kasihan, dan rasa bersalah menuntut jati diri Ny. Elberhart adalah motif utama

penceritaan. Dalam alur kedua, perasaan kasihan dan perasaan bersalah yang ingin

membuat nama Ny. Elberhart dikenang setelah dirinya tiada adalah motif utama

penceritaan.

Berdasarkan analisis skema aktansial, cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

menunjukkan bahwa tokoh saya (subjek) berhasil mendapatkan penerimaan diri

(objek). Analisis skema aktansial pertama cerpen “Keluarga M” memperlihatkan

bahwa tokoh saya (subjek) berhasil mencelakai keluarga M (objek). Sedangkan

pada skema aktansial kedua, tokoh saya (subjek) gagal mendapatkan kedamaian

batin (objek). Analisis skema aktansial pertama dalam cerpen “Ny. Elberhart”

menunjukkan tokoh saya (subjek) berhasil mengetahu jati diri Ny. Elberhart

(objek). Namun dalam skema aktansial kedua, tokoh saya (subjek) gagal membuat

nama Ny. Elberhart dikenang (objek).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

xi

Berdasarkan analisis skema fungsional, struktur alur cerpen “Lelaki Tua Tanpa

Nama” mencapai transformasi tahap utama. Tokoh saya berhasil mendapatkan

objek sebagai subjek sekaligus penerima. Struktur alur skema fungsional pertama

dalam cerpen “Keluarga M” mencapai transformasi tahap utama. Tokoh saya

(subjek) berhasil mencelakai keluarga M. Namun dalam skema fungsional kedua,

struktur alur berhenti pada transformasi tahap uji kecakapan. Tokoh saya gagal

mendapatkan kedamaian batin. Struktur alur dalam skema fungsional pertama

cerpen “Ny. Elberhert” mencapai transformasi tahap utama. Tokoh saya berhasil

mengetahui jati diri Ny. Elberhart. Namun dalam skema fungsional kedua, tahapan

alur hanya sampai kepada tahap transformasi uji kecakapan. Hal tersebut terjadi

karena tokoh saya gagal menghadapi pelaku aktan penentang.

Berdasarkan analisis tiga poros semantik, cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

menceritakan tentang penerimaan diri yang didapatkan apabila seseorang memiliki

hal penting bagi orang lain. Cerpen berjudul “Keluarga M” membicarakan tentang

eksistensi orang lain yang membawa kegelisahan dan penemuan kedamaian batin

yang bersumber dari dalam diri. Cerpen berjudul “Ny. Elberhart” menceritakan

tentang pengorbanan seseorang demi kepentingan orang lain yang tidak bernilai.

Berdasarkan kajian struktur tiga cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan

cerpen Orang-orang Bloomington, tiga cerpen tersebut mengungkapkan tentang

konsep relasi manusia berdasarkan filsafat eksistensialisme. Konsep relasi tersebut

menolak segala bentuk interaksi sosial antara satu individu dengan individu lain

maupun antara individu dengan masyarakat. Konsep ini memandang bahwa nilai

manusia sebagai entitas individu lebih penting dibandingkan dengan manusia

sebagai makhluk sosial. Seseorang yang berfokus dengan nilai dalam diri dapat

menemukan esensi kehidupannya dan berdampak positif bagi masyarakat.

Kata kunci: penceritaan, aktansial, fungsional, tiga poros semantik, relasi manusia,

Orang-orang Bloomington.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

xii

ABSTRACT

Panuju, Galih Sabdo. 2017. “Structure Research of Three Short Stories by Budi

Darma in Orang-orang Bloomington Short Stories Collection:

Narrative Structuralism by A.J. Greimas Perspective”.

Undergraduate Thesis. Indonesian Letters Study Program, Faculty of

Letters, Sanata Dharma University.

This research analyzes the structure of three short stories by Budi Darma in the

Orang-orang Bloomington short stories collection. The purpose of this research is

to describe the meaning behind the three short stories by Budi Darma in Orang-

orang Bloomington short stories collection. By describing the meaning of the short

stories, this research will reveal the concept of human relation which can determine

the motion of human life or the society itself.

The short story description is obtained by using the Narrative Structuralism from

A.J. Greimas perspective. The three issues to be discussed are: (1) How the

narrative of three short stories by Budi Darma in Orang-orang Bloomington short

stories collection delivers. (2) How the actancial and functional scheme of three

short stories by Budi Darma in Orang-orang Bloomington short stories collection

works (3) How the three semantic axis of three short stories by Budi Darma in

Orang-orang Bloomington short stories collection works. The data are collected by

using the literature review methods and note taking technique. The data analysis

applies formal method. The result of the data analysis is presented by using

qualitative descriptive method.

Based on narration analysis, “Lelaki Tua Tanpa Nama” short story has nine

sequences. The feeling of loneliness in order to get the self acceptance is the main

narration motive. “Keluarga M” short story has seven sequences and two narrating

plots. In the first plot, the main narration motive is the feeling of inconvenience and

hatred which is seen in the desire to see “keluarga M” gets harm. In the second plot,

the main narration motive is the guilty and pity feeling to get the peace of mind.

“Ny. Elberhart” short story has eight sequences and two plot structures. In the first

schematic plot, the feeling of loneliness, guilty, and pity to claim Ny. Elberhart’s

identity is the main narration motive. In the second plot, the feeling of pity and

guilty to see the name of Ny. Elberhart remembered after her death is the main

narration motive.

Based on the actantial scheme analysis, the short story "Lelaki Tua Tanpa Nama"

indicates that the main character (subject) succeeds to gain acceptance of self

(objects). The first actantial scheme analysis of "Keluarga M" short story shows

that the main character (subject) succeeds to harm the M family (the object),

whereas in the second actantial scheme analysis, the main character (subject) fails

to obtain the inner peace (object). The first actantial scheme analysis of "Ny.

Elberhart" short story shows the main character (subject) succeeds to know the

identity of Ny. Elberhart (object), but in the second actantial scheme analysis, the

main character (subject) fails to make Madam Elberhart’s name to be remembered

by others after her death (object).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

xiii

Based on the functional scheme analysis, the plot in "Lelaki Tua Tanpa Nama"

short story reaches the main phase of transformation. The main character succeeds

to get the object as a subject and recipient. In the first functional scheme analysis,

the plot in “Keluarga M” short story reaches the main phase of transformation. The

main character succeeds to harm the M family, but in the second functional scheme

analysis, the plot stops at the capability trial phase of transformation. The main

character fails to gain an inner peace. The plot in the first functional scheme analysis

in “Ny. Elberhart” short story reaches the main phase of transformation. The main

character succeeds to figure out the identity of Madam Elberhart, but in the second

functional scheme analysis, the plot stops at the capability trial phase of

transformation. It happens because the main character fails to deal with the actant

opposite character.

Based on the three semantic axis analysis, "Lelaki Tua Tanpa Nama" short story

tells the story of self-acceptance that is obtained when a person has important things

to others. "Keluarga M" short story tells about the existence of others who brings

anxiety and discovery of inner peace which comes from within. "Ny. Elberhart"

short story tells about one's sacrifice for the sake of others which are not worth it.

Based on the reseach of three short stories structure by Budi Darma in the Orang-

orang Bloomington short stories collection, those three short stories tell about the

human relation concept based on the philosophy of Existentialism. This relation

concept refuses all forms of social interaction between one individual with another

individual or individual with the society. This concept considers that human value

as individual entity is more important than human value as social beings. People

who focus in the value of themselves can find the essence of their life and give

positive impact for the community.

Keywords: narrative, actantial, functional, three semanctic axis, human relation,

Orang-orang Bloomington.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

MOTO ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

ABSTRACT ................................................................................................ xii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

1.5 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5

1.6 Landasan Teori .................................................................................... 6

1.6.1 Strukturalisme Naratif A.J. Greimas ......................................... 7

1.6.1.1 Analisis Penceritaan (pengaluran) ................................ 8

1.6.1.2 Skema Aktansial ........................................................... 10

1.6.1.3 Skema Fungsional ........................................................ 13

1.6.1.4 Tiga Poros Semantik ..................................................... 15

1.7 Metode dan Teknik Penelitian ............................................................ 17

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................... 17

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................. 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

xv

1.7.3 Metode Hasil Analisis Data ...................................................... 18

1.8. Sumber Data ....................................................................................... .18

1.9 Sistematika Penyajian ......................................................................... 19

BAB II KAJIAN PENCERITAAN TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA

DALAM KUMPULAN CERPEN ORANG-ORANG

BLOOMINGTON ........................................................................ 20

2.1 Budi Darma dan Konsep Kepengarangannya ..................................... 20

2.2 Penceritaan Tiga Cerpen Karya Budi Darma ...................................... 25

2.2.1 Penceritaan Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” ........................ 25

2.2.2 Penceritaan Cerpen “Keluarga M” ............................................ 31

2.2.3 Penceritaan Cerpen “Ny. Elberhart” ......................................... 38

2.3 Rangkuman ......................................................................................... 45

BAB III KAJIAN SKEMA AKTANSIAL DAN SKEMA FUNGSIONAL

TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA DALAM KUMPULAN

CERPEN ORANG-ORANG BLOOMINGTON ........................... 48

3.1 Kajian Skema Aktansial ...................................................................... 48

3.1.1 Skema Aktansial Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” ............... 48

3.1.1.1 Tokoh Saya sebagai Subjek dan Penerima ................... 49

3.1.1.2 Penentang dan Penolong ............................................... 53

3.1.2 Skema Aktansial Cerpen “Keluarga M” ................................... 58

3.1.2.1 Skema Aktansial Pertama Cerpen “Keluarga M”......... 58

3.1.2.1.1 Tokoh Saya sebagai Subjek ........................... 58

3.1.2.1.2 Penentang dan Penolong ................................ 64

3.1.2.2 Skema Aktansial Kedua Cerpen “Keluarga M” ........... 68

3.1.2.2.1 Tokoh Saya sebagai Subjek ........................... 68

3.1.2.2.2 Penentang dan Penolong ................................ 70

3.1.3 Skema Aktansial Cerpen “Ny. Elberhart” ................................. 73

3.1.3.1 Skema Aktansial Pertama Cerpen “Ny. Elberhart” ...... 73

3.1.3.1.1 Tokoh Saya sebagai Subjek Dan Penerima ... 73

3.1.3.1.2 Penentang dan Penolong ................................ 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

xvi

3.1.3.2 Skema Aktansial Kedua Cerpen “Ny. Elberhart” ......... 83

3.1.3.2.1 Tokoh Saya sebagai Subjek ........................... 83

3.1.3.2.2 Penentang dan Penolong ................................ 85

3.2 Kajian Skema Fungsional ................................................................... 88

3.2.1 Skema Fungsional Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” ............. 88

3.2.2 Skema Fungsional Cerpen “Keluarga M” ................................. 91

3.2.2.1 Skema Fungsional Pertama Cerpen “Keluarga M” ...... 91

3.2.2.2 Skema Fungsional Kedua Cerpen “Keluarga M” ......... 95

3.2.3 Skema Fungsional Cerpen “Ny. Elberhart” .............................. 97

3.2.3.1 Skema Fungsional Pertama Cerpen “Ny. Elberhart”.... 97

3.2.3.2 Skema Fungsional Kedua Cerpen “Ny. Elberhart” ...... 101

3.3 Rangkuman ......................................................................................... 104

BAB IV KAJIAN TIGA POROS SEMANTIK TIGA CERPEN KARYA

BUDI DARMA DALAM KUMPULAN CERPEN ORANG-

ORANG BLOOMINGTON .......................................................... 106

4.1 Kajian Tiga Poros Semantik ............................................................... 106

4.1.1 Tiga Poros Semantik Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” ......... 107

4.1.2 Tiga Poros Semantik Cerpen “Keluarga M” ............................. 112

4.1.2.1 Tiga Poros Semantik Pertama Cerpen “Keluarga M” .. 112

4.1.2.2 Tiga Poros Semantik Kedua Cerpen “Keluarga M” ..... 118

4.1.3 Tiga Poros Semantik Cerpen Ny. Elberhart .............................. 122

4.1.3.1 Tiga Poros Semantik Pertama Cerpen “Ny. Elberhart” 122

4.1.3.2 Tiga Poros Semantik Kedua Cerpen “Ny. Elberhart” .. 126

4.2 Rangkuman ......................................................................................... 131

BAB V PENUTUP .................................................................................... 134

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 134

5.2 Saran .................................................................................................... 138

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pola Aktansial Greimas ........................................................... 11

Tabel 2 : Struktur Fungsional ................................................................. 14

Tabel 3 : Skema Aktansial Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” ............. 48

Tabel 4 : Skema Aktansial Pertama Cerpen “Keluarga M” ................... 58

Tabel 5 : Skema Aktansial Kedua Cerpen “Keluarga M” ..................... 68

Tabel 6 : Skema Aktansial Pertama Cerpen “Ny. Elberhart”................ 73

Tabel 7 : Skema Aktansial Kedua Cerpen “Ny. Elberhart” ................... 83

Tabel 8 : Skema Fungsional Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” ........... 88

Tabel 9 : Skema Fungsional Pertama Cerpen “Keluarga M” ................. 91

Tabel 10 : Skema Fungsional Kedua Cerpen “Keluarga M” ................... 95

Tabel 11 : Skema Fungsional Pertama Cerpen “Ny. Elberhart” .............. 97

Tabel 12 : Skema Fungsional Kedua Cerpen “Ny. Elberhart” ............... 101

Tabel 13 : Four Terms Homology Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” .. 107

Tabel 14 : Four Terms Homology Pertama Cerpen “Keluarga M” ........ 112

Tabel 15 : Four Terms Homology Kedua Cerpen “Keluarga M” .......... 118

Tabel 16 : Four Terms Homology Pertama Cerpen “Ny. Elberhart” ..... 122

Tabel 17 : Four Terms Homology Kedua Cerpen “Ny. Elberhart” ........ 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan situasi bahasa, Luxemburg dkk. (1984:110) membagi karya

sastra menjadi tiga genre, antara lain puisi atau sajak (monolog), drama

(dialog), dan prosa. Dalam Kamus Istilah Sastra, prosa adalah ragam sastra

yang dibedakan dari puisi karena tidak terikat dengan irama, rima dan

kemerduan bunyi. Genre prosa terbagi lagi atas cerita panjang dan cerita

pendek. Cerita panjang dikenal dengan bentuk roman, novel. Sedangkan cerita

pendek lebih dikenal dengan akronim cerpen (Sudjiman, 1990: 63).

Orang-orang Bloomington adalah kumpulan cerpen pertama karya Budi

Darma yang diterbitkan dalam bentuk buku (Suwondo, 2010: 3). Tidak seperti

cerpen-cerpen lainnya yang tergolong absurd, kali ini Budi Darma menulis

dalam aliran realistis. Dengan mengambil latar Kota Bloomington, Budi Darma

mencoba menghadirkan kehidupan manusia Bloomington yang penuh

dinamika. Kekerasan hidup menjadi tema pokok dalam kumpulan cerpen

tersebut. Tokoh “saya” digambarkan sebagai seseorang dalam proses pencarian

identitas dan mengalami banyak kesulitan dalam berhubungan dengan orang

lain (Darma, 1980: xii).

Kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington secara umum mengisahkan

tentang kekerasan hidup yang dialami oleh seseorang. Budi Darma selalu

menggunakan orang pertama, yaitu “saya” sebagai narator. Narator adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

2

abstraksi dari tipe orang yang banyak dijumpai di mana-mana. Pada dasarnya,

narator dalam Orang-orang Bloomington adalah cerminan kesengsaraan. Baik

dalam tindakannya untuk bertindak baik, berbuat acuh tak acuh, maupun

berbuat tidak baik, dia selalu mengalami kesengsaraan. Hubungan antara

narator dengan dunia sekitarnya adalah hubungan yang berdasarkan

kepentingan, dan bukannya hubungan alamiah. Dalam hubungan semacam ini,

narator menjadi korban. Sebagai korban dari hubungan semacam ini, maka

sadar atau tidak, setiap tindakan dan pikiran narator adalah tindakan atau

pikiran yang diperhitungkan. Bahkan gerak refleks pun merupakan akibat dari

sesuatu yang diperhitungkan (Darma, 1980: xvi).

Penggambaran tokoh-tokoh yang memiliki watak keras, kejam, individualis,

tanpa peri-kemanusiaan, dan sebagainya, kehadiran mereka akan semakin

memperjelas pula keterasingan dan kealienasian tokoh utama “saya”

(Suwondo, 2010: 62). Dengan kata lain, tokoh utama “saya” mengalami

kesulitan dalam menjalin relasi dengan manusia lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, secara garis besar, kumpulan cerpen Orang-

orang Bloomington menceritakan tentang persoalan hidup manusia, khususnya

perihal retaknya relasi antar-manusia. Retaknya relasi tersebut merupakan

sebuah tanda yang harus digali lebih dalam untuk menemukan makna

hubungan manusia dengan manusia lain.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih tiga cerpen karya Budi Darma dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington (“Lelaki Tua Tanpa Nama”,

“Keluarga M”, dan “Ny. Elberhart”) sebagai bahan penelitian karena tiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

3

cerpen tersebut tidak banyak melibatkan tokoh dan hanya memfokuskan pada

gambaran mengenai kondisi keberadaan manusia di tengah-tengah masyarakat.

Untuk mengetahui bagaimana pemaknaan relasi antar-manusia pada tiga

cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington,

peneliti menggunakan teori stukturalisme naratif perspektif A.J. Greimas.

Teori tersebut dinilai cocok karena mengungkapkan struktur permukaan dan

struktur dalam cerita untuk mencari makna cerita. Triadnyani (2012: 401)

mengatakan “analisis ini dilakukan untuk memberi makna suatu cerita, dengan

cara melihat hubungan antar aktan. Analisis struktural Greimas terdiri dari

kerangka sintaksis (struktur permukaan) dan semantik (struktur dalam)”.

Kajian struktur tiga cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan cerpen

Orang-orang Bloomington dipilih sebagai topik pada penelitian ini didasarkan

pada alasan sebagai berikut. Pertama, kajian struktur tiga cerpen karya Budi

Darma akan membawa kita kepada pemahaman tentang relasi antar-manusia,

tentang esensi kehidupan dan sukma manusia. Kedua, penelitian ini bertujuan

untuk memahami kondisi keberadaan manusia yang dapat menentukan arah

dan gerak kehidupan manusia atau masyarakat.

Cerpen berjudul “Lelaki Tua Tanpa Nama”, “Keluarga M”, dan “Ny.

Elberhart” karya Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang

Bloomington merupakan karya sastra yang akan dijadikan bahan penelitian.

Peneliti akan menganalisis struktur karya sastra yang meliputi penceritaan,

skema aktansial dan skema fungsional, serta tiga poros semantik. Penceritaan

digunakan untuk mengetahui bagaimana cerita dikemukakan. Sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

4

skema aktansial dan skema fungsional, serta tiga poros semantik digunakan

untuk mengetahui pemaknaan karya sastra tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang 1.1, permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kajian penceritaan tiga cerpen karya Budi Darma dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington?

2. Bagaimana kajian skema aktansial dan skema fungsional tiga cerpen karya

Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington?

3. Bagaimana kajian tiga poros semantik tiga cerpen karya Budi Darma dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan bagaimana penceritaan tiga cerpen karya Budi Darma

dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington.

2. Mendeskripsikan skema aktansial dan skema fungsional tiga cerpen karya

Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington.

3. Mendeskripsikan tiga poros semantik tiga cerpen karya Budi Darma dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

5

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah pemaknaan tiga cerpen Budi Darma dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington menggunakan teori

strukturalisme naratif perspektif A.J. Greimas. Pemaknaan tiga cerpen

diperoleh dari analisis sktuktur masing-masing cerpen. Secara umum hasil

penelitian tentang analisis struktur muncul karena adanya gambaran menarik

mengenai manusia dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington karya

Budi Darma.

Manfaat teoretis penelitian ini adalah memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan di bidang teori strukturalisme berupa contoh penerapan teori

strukturalisme naratif dalam perspektif A.J. Greimas.

Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai rujukan penelitian tentang

penerapan teori sktukturalisme, khususnya mengenai teori strukturalisme

naratif dalam perspektif A.J. Greimas. Dengan demikian, diharapkan penelitian

ini dapat membantu pembaca memahami kumpulan cerpen Orang-orang

Bloomington karya Budi Darma secara lebih mendalam.

1.5 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, peneliti menemukan dua

buah penelitian dengan objek penelitian kumpulan cerpen Orang-orang

Bloomington karya Budi Darma.

Pinurbo (1987) mengangkat topik “Manusia Aneh dalam Orang-orang

Bloomington karya Budi Darma” untuk skripsi S-1. Dalam penelitian tersebut,

ia menggunakan pendekatan gagasan kreatif. Melalui penelusuran terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

6

gagasan-gagasan kreatif sang pengarang, Pinurbo berkesimpulan bahwa karya

sastra tidak dapat dilepaskan dari pengarangnya. Menurutnya, Budi Darma

telah “hadir” memberikan corak atau warna tertentu pada karya tersebut.

Kehadirannya sudah ada sejak karya tersebut masih berupa benih gagasan di

dalam dirinya (Pinurbo, 1987: 66).

Sedangkan Suwondo (2010) meneliti kumpulan cerpen Orang-orang

Bloomington menggunakan teori semiotika sastra. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa kesan (tema) pokok yang muncul adalah egoisme-

egoisme manusia. Manusia digambarkan senantiasa mengenali identitas dan

mencari jati dirinya. Kehidupan manusia berisi pertentangan dan perbenturan

yang membuat manusia cenderung mementingkan diri sendiri, egois, sehingga

tidak segan-segan untuk saling mengorbankan dan saling menjatuhkan

(Suwondo, 2010: 90-92).

Bertolak dari kedua penelitian tersebut, terungkap bahwa kumpulan cerpen

Orang-orang Bloomington masih diteliti menggunakan pendekatan gagasan

kreatif dan semiotika sastra. Penelitian yang akan menggunakan teori

strukturalisme naratif perspektif A.J. Greimas belum pernah dilakukan. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji struktur tiga cerpen

karya Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington

menggunakan teori strukturalisme naratif A.J. Greimas.

1.6 Landasan Teori

Suatu penelitian memerlukan teori-teori atau pendekatan yang tepat dan

sesuai dengan objeknya. Landasan teori dalam penelitian ini memaparkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

7

penceritaan cerpen, skema aktansial, dan skema fungsional, serta tiga poros

semantik.

1.6.1 Strukturalisme Naratif A.J. Greimas

Secara definitif strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur, yaitu

struktur itu sendiri, dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak

antarhubungan unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, di pihak yang lain

hubungan antara unsur (unsur) dengan totalitasnya (Ratna, 2015: 91).

Teeuw (1984: 135) mengatakan bahwa pada prinsipnya analisis struktural

adalah tujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,

semendetail dan mendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir

dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.

Analisis naratif, menurut Greimas, meliputi dua tahapan struktur, yaitu (1)

struktur lahir, yakni tataran bagaimana cerita dikemukakan (penceritaan), dan

(2) struktur batin, yaitu tataran imanen, yang meliputi (a) tataran naratif analisis

sintaksis naratif (skema aktan dan skema fungsional), dan (b) tataran diskursif

(tiga poros semantik) (Taum, 2011: 141).

Naratologi Greimas merupakan kombinasi antara model paradigmatis Levi-

Strauss dengan model Sintagmatis Propp. Dibandingkan dengan penelitian

Propp, objek penelitian Greimas tidak terbatas pada dongeng tetapi diperluas

pada mitos. Greimas memberikan perhatian pada relasi, menawarkan konsep

yang lebih tajam, dengan tujuan yang lebih umum, yaitu membentuk sebuah

tata bahasa naratif universal (Taum, 2011: 141).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

8

Sebagaimana Propp, Greimas juga lebih mementingkan aksi (fungsi)

dibandingkan dengan pelaku. Baginya tidak ada subjek di balik narasi. Yang

ada hanyalah subjek atau manusia semu yang dibentuk oleh tindakan, yang

disebut actans dan acteurs. Keduanya dapat berarti suatu tindakan tetapi tidak

selalu tindakan manusia, melainkan juga nonmanusia. Greimas

menyederhanakan fungsi-fungsi Propp (31 fungsi) menjadi 20 fungsi,

kemudian dikelompokkan menjadi tiga struktur dalam tiga pasang oposisi

biner. Demikian juga tujuh ruang tindakan disederhanakan menjadi enam aktan

(peran, pelaku, para pembuat), yang dikelompokkan menjadi tiga pasangan

oposisi biner, yaitu: subjek versus objek, pengirim (kekuasaan) dan penerima

(orang yang dianugrahi), dan penolong versus penentang (Taum, 2011: 141-

142).

1.6.1.1 Analisis Penceritaan (pengaluran)

Analisis pengaluran dilakukan atas identifikasi sekuen atau urutan satuan

teks. Cakupan fungsi cerita mensyaratkan adanya tatanan satuan-satuan yang

saling bergantian, yang satuan dasarnya merupakan kelompok-kelompok kecil

yang disebut sekuen (sequence). Barthes (1966) dalam Sunendar (2005: 71)

mendefinisikan sekuen sebagai satuan satuan kecil yang bermakna (ia

meminjam istilah sekuen dari Bremond); sekelompok peristiwa yang

berurutan; yang dapat digabung menjadi satu satuan cerita yang hadir bersama.

Sekuen ini biasa disebut nomina, karena logika tindakan dilihat sebagai

nomina. Sekuen dapat menjadi bagian dari sekuen lain yang lebih besar,

sehingga semuanya terbentuk dari unsur-unsur terkecil (micro-sequence)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

9

sampai fungsi terbesar (macro-sequence), membentuk cerita (Sunendar, 2005:

71-72).

Mengenai batasan sekuen yang kompleks, Zaimar (1990: 33)

mendefinisikan pendapat Barthes, Schmitt, dan Viala (1982: 27) dalam

beberapa kriteria/syarat sebagai berikut.

1) Sekuen haruslah terpusat pada satu titik perhatian (atau fokalisasi),

yang diamati merupakan objek yang tunggal dan yang sama: peristiwa

yang sama, tokoh yang sama, gagasan yang sama, bidang pemikiran

yang sama.

2) Sekuen harus mengurung suatu kurun waktu dan ruang yang kaheren:

sesuatu terjadi pada suatu tempat atau waktu tertentu. Dapat juga

merupakan gabungan dari beberapa tempat dan waktu yang tercakup

dalam satu tahapan. Misalnya satu periode dalam kehidupan seorang

tokoh, atau serangkaian contoh atau pembuktian untuk mendukung

suatu gagasan.

3) Adakalanya sekuen dapat ditandai oleh hal-hal di luar bahasa: kertas

kosong di tengah teks, tulisan, tata letak dalam penulisan teks, dan lain-

lain.

Lebih jauh Zaimar (1990: 35) mengungkapkan bahwa analisis urutan sekuen

penting karena urutan itu mengemukakan fakta-fakta yang disampaikan oleh teks.

Sedangkan Schmitt dan Viala dalam Sunendar (2005: 72) mendefinisikan sekuen

(sequence) sebagai suatu cara umum, sebuah segmen teks, yang membentuk

koherensi dari keseluruhan cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

10

1.6.1.2 Skema Aktansial A.J. Greimas

Teori AJ Greimas sebenarnya merupakan penghalusan atas teori Propp.

Sebelumnya, Propp telah memperkenalkan unsur naratif terkecil yang sifatnya

tetap dalam sebuah karya sastra yang disebutnya sebagai fungsi (Todorov,

1985: 48). Berdasarkan penelitiannya tentang dongeng Rusia, Propp

merumuskan fungsi cerita sebanyak 31 buah. Semua fungsi tersebut sifatnya

tetap serta urutannya sama dalam setiap dongeng (Hutomo, 1991: 25 dalam

Taum, 2011: 142). Berdasarkan teori Propp inilah Greimas mengemukakan

teori aktan yang menjadi dasar sebuah analisis naratif yang universal (Teeuw,

1988: 293 dalam Taum, 2011: 142-143).

Greimas tidak hanya berhenti pada satu jenis fungsi tunggal melainkan

sampai pada perumusan sebuah tata bahasa naratif (narrative grammar) yang

universal dengan menerapkan analisis semantik atas struktur kalimat. Sebagai

ganti tujuh jenis pelaku Propp, Greimas mengemukakan model tiga pasang

oposisi biner yang meliputi enam aktan atau peran, yaitu: subjek versus objek,

pengirim versus penerima, dan penolong versus penentang. Di antara ketiga

pasangan oposisi biner ini, pasangan oposisi subjek-objek adalah yang

terpenting. Pada umumnya subjek terdiri atas pelaku sebagai manusia,

sedangkan objek terdiri atas berbagai kehendak yang mesti dicapai, seperti

kebebasan, keadilan, kekayaan dan sebagainya. Suatu perjuangan umumnya

diinginkan oleh kekuasaan (pengirim), tetapi bila berhasil maka pelaku

(penerima) menerimanya sebagai hadiah. Kekuasaan dapat bersifat kongkret

seperti raja, dan penguasa lain. Kekuasaan juga dapat bersifat abstrak seperti

masyarakat, nasib, dan waktu (Taum, 2011: 143).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

11

Ketiga pasangan oposisi biner itu merupakan pola dasar yang selalu

berulang dalam semua cerita yang membentuk tata bahasa penceritaan

(narrative grammar) (Taum, 2011: 143).

Jika disusun ke dalam sebuah tabel pola peranan aktansial, ketiga pasangan

oposisi fungsi aktan yang terdiri dari enam aktan tersebut tampak dalam sebuah

bagan alur (flow chart) sebagai berikut (Taum, 2011: 143).

Tabel 1. Pola Aktansial Greimas

Yang dimaksud dengan aktan adalah satuan naratif terkecil, berupa unsur

sintaksis yang mempunyai fungsi tertentu. Aktan tidak identik dengan aktor.

Aktan merupakan peran-peran abstrak yang dimainkan oleh seorang atau

sejumlah pelaku, sedangkan aktor merupakan manifestasi konkret dari aktan.

Seperti terlihat dalam keenam pola aktansial di atas, aktan dapat berupa tokoh,

dapat juga berupa sesuatu yang abstrak seperti cinta, kebebasan, pembunuhan.

Satu tokoh dapat memiliki beberapa fungsi aktan. Sebaliknya beberapa tokoh

PENGIRIM (sender)

OBJEK (object) PENERIMA (receiver)

SUBJEK (subject)

PEMBANTU (helper)

PENENTANG (opponent)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

12

bisa menempati satu aktan. Setiap aktan dalam sebuah skema dapat mempunyai

fungsi ganda. Pengirim dapat berfungsi sekaligus sebagai subjek atau

penerima. Seorang tokoh dapat menempati fungsi aktan yang berbeda. Jika

tidak ada aktan yang tidak terisi oleh sebuah fungsi atau tokoh maka digunakan

tanda Ø dan disebut fungsi zero dalam aktan (Taum, 2011: 144).

Kajian terhadap sebuah cerita tidak harus terpaku pada satu skema aktan

saja, karena sebuah cerita dapat saja memiliki beberapa skema aktan. Fungsi

adalah satuan dasar cerita yang menerangkan tindakan logis dan bermakna

yang membentuk narasi (Taum, 2011: 144-145).

Tanda panah dalam skema merupakan unsur penting yang menghubungkan

fungsi sintaksis naratif masing-masing aktan. Tanda panah dari pengirim yang

mengarah ke objek berarti ada keinginan dari pengirim untuk mendapatkan,

menemukan, atau memiliki objek. Tanda panah dari objek ke penerima berarti

objek yang diusahakan oleh subjek dan diinginkan oleh pengirim diserahkan

atau ditujukan kepada penerima. Tanda panah dari pembantu menunjukkan

bahwa pembantu memudahkan subjek untuk mendapatkan objek. Sebaliknya,

tanda panah dari penentang menuju subjek berarti penentang mempunyai

kedudukan untuk menentang, menghalangi, mengganggu, merusak atau

menolak usaha subjek. Tanda panah dari subjek menuju objek berarti subjek

bertugas menemukan atau mendapatkan objek yang dibebankan oleh pengirim.

Adapun fungsi atau kedudukan masing-masing aktan adalah sebagai berikut

(Taum, 2011: 145).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

13

(1) Pengirim (sender) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang menjadi

sumber ide dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Pengirim

memberikan karsa atau keinginan kepada subjek untuk mencapai atau

mendapatkan objek.

(2) Objek (object) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang dituju, dicari,

diburu atau diinginkan oleh subjek atas ide dari pengirim.

(3) Subjek (subject) adalah aktan pahlawan (sesuatu atau seseorang) yang

ditugasi pengirim untuk mencari dan mendapatkan objek.

(4) Penolong (helper) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang membantu

atau mempermudah usaha subjek atau pahlawan untuk mendapatkan

objek.

(5) Penentang (opponent) adalah aktan (seseorang atau sesuatu) yang

menghalangi usaha subjek atau pahlawan dalam mencapai objek.

(6) Penerima (receiver) adalah aktan (sesuatu atau seseorang) yang

menerima objek yang diusahakan atau dicari oleh subjek (Zaimar, 1992:

19; Suwondo, 2003: 52-54 dalam Taum, 2011: 145).

Perlu dicatat bahwa di antara subjek dan objek ada tujuan, di antara pengirim

dan penerima ada komunikasi, sedangkan di antara penolong dan penentang

ada bantuan atau pertentangan (Taum, 2011: 145-146).

1.6.1.3 Skema Fungsional

Selain menunjukkan struktur aktansial, Greimas juga mengemukakan

model cerita yang tetap sebagai alur. Model itu dinyatakan dalam berbagai

tindakan yang disebut fungsi sehingga dinamakan struktur fungsional. Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

14

fungsional berfungsi untuk menguraikan peran subjek dalam melaksanakan

tugas dari pengirim yang terdapat dalam fungsi aktan. Model fungsional

terbangun oleh berbagai peristiwa yang dinyatakan dalam kata benda seperti,

keberangkatan, perkawinan, kematian, pembunuhan, dan sebagainya.

Model fungsional dibagi menjadi tiga bagian yaitu situasi awal (1),

transformasi (2), dan situasi akhir (3) (lihat Zaimar: 1990; Suwondo, 2003: 54-

55 dalam Taum, 2011: 146). Model Fungsional dibentuk dalam bagan sebagai

berikut:

Tabel 2. Struktur Fungsional

Situasi awal cerita menggambarkan keadaan sebelum ada suatu peristiwa

yang menggangu keseimbangan (harmoni). Dalam tahap cobaan awal, subjek

mulai mencari objek. Terdapat berbagai rintangan, di situlah subjek mengalami

uji kecakapan. Transformasi meliputi tiga tahap cobaan. Ketiga tahapan cobaan

ini menunjukkan usaha subjek untuk mendapatkan objek. Dalam tahap ini pula

muncul pembantu dan penentang. Tahap cobaan utama berisi gambaran hasil

usaha subjek dalam mendapatkan objek. Dalam tahap utama ini sang pahlawan

berhasil mengatasi tantangan dan melakukan perjalanan pulang. Tahap cobaan

membawa kegemilangan merupakan bagian subjek dalam menghadapi

pahlawan palsu, misalnya musuh dalam selimut, atau seseorang yang berpura-

I II III

Situasi

Awal

Transformasi Situasi Akhir

Tahap Uji

Kecakapan

Tahap

Utama

Tahap

Kegemilangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

15

pura baik padahal jahat dan tabir pahlawan palsu terbongkar. Bila tidak ada

pahlawan palsu maka subjek adalah pahlawan. Sedangkan situasi akhir berarti

keseimbangan, situasi telah kembali ke keadaan semula. Semua konflik telah

berakhir. Di sinilah cerita berakhir dengan subjek yang berhasil atau gagal

mencapai objek (Taum, 2011: 147).

1.6.1.4 Tiga Poros Semantik

Dalam struktur aktansial terdapat tiga poros hubungan, yaitu 1) Poros

pencarian adalah hubungan subjek dan objek. Subjek mengingingkan objek

dalam mencari objek. 2) Poros komunikasi, yaitu pengirim menyampaikan

objek kepada penerima. 3) Poros kekuatan yang mempertentangkan penolong

dan penghalang (Ricoeur, 1981 dalam Triadnyani, 2012: 401).

Masing-masing poros membentuk oposisi biner yang merupakan ciri khas

analisi struktural. Pengirim adalah yang memotivasi tindakan atau yang

menyebabkan sesuatu terjadi (pribadi/gagasan). Pengirim tidak hanya

menetapkan nilai yang dituju, tapi juga menyampaikan kehendak/kewajiban

kepada subjek. Dalam upayanya mencari objek, subjek mendapatkan dukungan

dari penolong, tapi ada yang merintangi. Setiap pencarian dimulai dengan

kontrak awal antara pengirim-subjek dan berakhir dengan sanksi atau pujian

terhadap tindakan subjek (Ricoeur, 1981 dalam Triadnyani, 2012: 401).

Tiga poros relasi sintaksis tersebut mengimplikasikan relasi semantik.

Dengan kata lain, secara struktural, semantik terlekatkan pada relasi itu dan

dengan demikian muncullah suatu tata bahasa narasi (Setyawan, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

16

Dalam jurnalnya, Karnata (2015) menuliskan tentang perlunya isotopi

dalam menemukan organisasi tema dalam teks. Greimas (dalam Schelefier,

:xxvi) mendefinisikan isotopi adalah wilayah makna terbuka yang terdapat di

sepanjang wacana di mana “a bundle of redudant semantic categories

subjacent to discourse under consideratio.” Artinya, isotopi merupakan suatu

kesatuan semantik yang terbentuk dari redudansi kategori semantik yang

memungkinkan adanya pembacaan searah. Isotopi membentuk hirarki

semantik karena isotopi membentuk motif dan motif-motif tersebut dapat

mengerucut pada satu tema tertentu; motif dan tema menampilkan pengulangan

makna di dalam teks. Greimas memberi penjelasan bahwa isotopi tidak terlepas

dari segi empat-semiotik (semiotic square yang di dalamnya terdapat four

terms homology. Dengan demikian, analisis isotopi harus didahului dengan

identifikasi four terms homology yang terdapat dalam teks (Karnata, 2015: 24).

Dengan menggunakan four terms homology akan didapatkan hirarki oposisi

nilai berdasarkan gerak pencarian subjek kepada objek. Kemudian dilihat

manakah transformasi dasariah nilai yang dipertaruhkan dalam kisah.

Akhirnya, dirumuskan suatu makna semantik yang dapat digali dari kisah

dengan mempertimbangkan terutama pada poros pencarian, komunikasi, dan

kekuatan (Setyawan, 2015).

Kesimpulan : Analasis penceritaan digunakan untuk mengetahui runtutan aksi

yang memberikan dampak langsung kepada cerita. Melalui pengungkapan

tersebut akan ditemukan motif utama penggerak cerita. Skema aktansial dan

skema fungsional digunakan untuk menunjukkan bagaimana peran aktan dan

fungsi-fungsi berpengaruh dalam cerita. Terakhir, tiga poros semantik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

17

berusaha mengungkapkan makna dibalik narasi tiga cerpen dengan

mempertimbangkan aktan dan fungsi yang ada dalam cerita.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (i) pengumpulan data, (ii)

analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menganalisis struktur naratif untuk menemukan pemaknaan

relasi antar-manusia dalam tiga cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan

cerpen Orang-orang Bloomington.

Teknik dalam penelitian ini meliputi dua hal, yaitu teknik catat, dan studi

pustaka. Teknik catat digunakan penulis untuk membaca tiga cerpen karya

Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington dan semua

teori yang berkaitan dengan penelitian lalu dicatat untuk mendapatkan data.

Teknik studi pustaka digunakan untuk mendapatkan data serta refrensi yang

akurat dalam menganalisis teks sesuai dengan teori yang digunakan.

1.7.2 Metode dan Analisis Data

Metode analisis data merupakan tahap ketika data diberi arti atau makna

yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1985: 405).

Dalam penelitian ini digunakan metode formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

18

Metode formal menganalisis unsur-unsur karya sastra dengan totalitasnya.

Metode formal bertugas menganalisis unsur-unsur sesuai dengan peralatan

yang terkandung dalam karya sastra (Ratna, 2015:49-51).

Metode analisis isi mengungkapkan isi karya sastra sebagai bentuk

komunikasi antara pengarang dan pembaca. (Ratna, 2015: 48). Metode ini

digunakan untuk menganalisis makna setiap cerpen.

1.7.3 Metode Hasil Analisis Data

Analisis data disajikam menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu

hasil analisis berupa pemaknaan karya sastra yang disajikan secara deskriptif

(Ratna, 2015: 46-48). Hasil analisis ini berupa penjelasan kajian struktur tiga

cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington

dalam bentuk deskriptif.

1.8 Sumber Data

Data merupakan bahan penelitian. Karya sastra yang menjadi objek

penelitian adalah kumpulan cerpen dengan identitas sebagai berikut:

Judul : Orang-orang Bloomington

Pengarang : Budi Darma

Tahun Terbit : 1980

Penerbit : Sinar Harapan

Tebal : xviii + 188 halaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

19

1.9 Sistematika Penyajian

Penelitian ini dibagi menjadi empat bab. Sistematika penelitian dirinci

sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagi

menjadi delapan sub-bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penilitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika

penyajian.

Bab II berisi deskripsi analisis (penceritaan) tiga cerpen karya Budi Darma

dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Bab ini berfungsi untuk

mengetahui runtutan aksi yang memberikan pengaruh kepada narasi. Hal

tersebut akan mengungkapkan motif utama yang ada dalam cerita.

Bab III berisi deskripsi analisis skema aktansial dan skema fungsional tiga

cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington.

Bab ini berfungsi untuk mengetahui peran masing-masing aktan dan fungsi

penceritaan.

Bab IV berisi deskripsi analisis tiga poros semantik tiga cerpen karya Budi

Darma dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Bab ini

menjelaskan pemaknaan cerpen yang diperoleh dari hubungan antar aktan dan

fungsi-fungsi yang ada dalam cerita.

Bab V adalah penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

20

BAB II

KAJIAN PENCERITAAN TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA

DALAM KUMPULAN CERPEN ORANG-ORANG BLOOMINGTON

Dalam Bab II ini akan dipaparkan analisis penceritaan tiga cerpen karya

Budi Darma, yaitu “Lelaki Tua Tanpa Nama”, “Keluarga M”, dan “Ny.

Elberhart”. Paparan tentang analisis penceritaan dilakukan menurut perspektif

strukturalisme naratif A.J. Greimas. Ada dua pokok persoalan yang dikaji pada

bab ini, yaitu 1) Uraian tentang penulis cerita. 2) Sekuen-sekuen tiga cerita.

Uraian dalam bab ini akan dibagi ke dalam tiga sub-bab, yaitu 1) Budi Darma

dan Konsep Kepengarangannya 2) Penceritaan Tiga Cerpen Karya Budi Darma

dalam Kumpulan Cerpen Orang-orang Bloomington 3) Rangkuman.

Tujuan menjelaskan tentang penulis cerita adalah mengetahui latar belakang

penulis sebagai pemilik cerita. Sedangkan tujuan pemaparan sekuen-sekuen

cerita adalah memahami motif penceritaan untuk mengetahui aktan dan fungsi

yang akan dikaji lebih dalam pada Bab III.

2.1 Budi Darma dan Konsep Kepengarangannya

Budi Darma dilahirkan pada tanggal 25 April 1937 di Rembang, Jawa

Tengah. Beliau menyelesaikan studi di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra

dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada dengan menerima Bintang Bhakti

Wisuda (1963) (Pinurbo, 1987: 17). Berkat beasiswa yang diterima dari East

West Centre, pada tahun 1970 sampai 1971 dirinya bersama Sapardi Djoko

Damono belajar ilmu budaya dasar di University of Hawai, Honolulu, Amerika

Serikat (Suwondo, 2010: 11). Budi Darma meraih M.A. dari Univesitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

21

Indiana, Bloomington, AS (1976), dan terakhir meraih Ph. D. di universitas

yang sama, dengan disertasi berjudul Character and Moral Judgment in Jane

Austen’s Novel. Selain itu, pernah memangku jabatan Visiting Research

Associate di Universitas Indiana (Pinurbo, 1987: 17).

Mulai menulis sejak di Sekolah Lanjutan Atas; tulisan-tulisan Budi Darma

terbit dalam majalah Budaya. Setelah menjadi mahasiswa, tulisan-tulisannya

banyak dimuat di beberapa majalah budaya, antara lain Indonesia, Basis, dan

Cerita. Ketika menjadi mahasiswa, ia pun aktif dalam kegiatan organisasi,

antara lain duduk sebagai pimpinan Dewan Mahasiswa UGM. Mulai serius

menulis sekitar tahun 1968 setelah ia menikah dan memiliki mesin tulis sendiri

(Pinurbo, 1987: 17).

Novelnya, Olenka memenangkan Hadiah Pertama Sayembara Nove Dewan

Kesenian Jakarta, 1980, dan diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1983.

Sebelum menulis Orang-orang Bloomington, dia telah banyak menulis cerpen

absurd dan dimuat dalam majalah Horison pada periode tahub 1970-an.

Kumpulan eseinya: Solilokui (1984) dan sejumlah Sejumlah Esei Sastra (1984)

(Pinurbo, 1987: 17).

Dalam kancah sastra Indonesia kiprah Budi Darma mula-mula dikenal lewat

cerpen-cerpen absud-nya. Kemunculannya segera menarik perhatian pengamat

sastra; bahkan ia dianggap telah membawa corak baru dalam dunia penulisan

cerpen di Indonesia (Erneste,1981: 22), baik dari segi tematik maupun stalistik

(Erneste, 1983: vi). Pengarang yang boleh dikatakan satu trend Budi Darma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

22

adalah Danarto dan Putu Wijaya, di samping tentu saja tidak boleh dilupakan

Iwan Simatupang yang muncul lebih dulu dari mereka (Pinurbo, 1987: 18).

Tentang corak baru tersebut, Ajip Rosidi menyebutkan adanya

kecenderungan umum pada mereka untuk tidak terikat lagi pada cara dan

bentuk konvensional seperti logika, plot, perwatakan, bakan tema; batas antara

impian dan kenyataan menjadi kabur dan ceria menjadi rentetan imaji yang

tempel-menempel – bukan sambung menyambung – seperti mosaik (Rosidi,

1977: 10 dalam Pinurbo, 1987: 18). Pendapat serupa dikemukakan oleh Korrie

Layun Rampan. Dikatakannya bahwa kadang-kadang sebuah cerita tidak

bercerita, plotnya tidak jelas, dunia yang tampil serba kacau, latarnya juga tidak

jelas, tokoh-tokohnya serba aneh, dan ceritanya irasional (Rampan, 1982: 19

dalam Pinurbo, 1987: 18).

Khusus tentang Budi Darma baik Ajip maupun Korrie melontarkan nada

yang kurang-lebih sama. Ajip: “Cerita pendeknya pada umumnya sangat keras

dan dingin, seakan-akan tidak menghiraukan nilai moral kemasyarakatan yang

ada.” (Rosidi, 1977: 387 dalam Pinurbo, 1987: 18-19). Korrie : “Pada Budi

Darma manusia itu serba aneh. Manusia begitu keras dan kejam, tak

berperikemanusiaan... (Rampan, 1982: 20 dalam Pinurbo, 1987: 19).

Namun yang paling tandas melukiskan dunia cerpen Budi Darma adalah

Harry Aveling, seorang pengamat dan penerjemah sastra Indonesia dari

Australia. Dalam sebuah eseinya terus terang dia mengakui : “Cerita-cerita

Budi Darma menakutkan saya” – “Kebanyakan orang dalam cerita-cerita Budi

Darma tidak saling mencintai” – “Dunia dalam cerpen-cerpen Budi Darma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

23

adalah dunia yang gerai, sangat kejam, tanpa kemanusiaan... (Rampan, 1982:

209, 206, 204 dalam Pinurbo, 1987: 19).

Corak cerpen Budi Darma yang “menakutkan” tidak terlepas dari

pandangan-pandangannya yang tegas dan jelas. Dalam salah satu tulisannya

Budi Darma berpendapat bahwa bagaimanapun juga karya sastra lahir dari

kekayaan batin dan untuk memperkaya batin, bukan untuk kepentingan sosial.

Baginya, pandangan mengenai sastra untuk memperbaiki keadaan sosial adalah

sia-sia belaka, sebab keadaan sosial hanya dapat diatasi dengan perencanaan

dan tindakan nyata (Suwondo, 2010: 15).

Kendati berpendapat demikian, bukan berarti Budi Darma tidak peduli

dengan masalah-masalah sosial. Ketika bertindak sebagai manusia biasa ia

tetap komit terhadap masalah sosial, tetapi ketika bertindak sebagai pengarang

ia bekerja dengan bawah sadarnya dan melupakan masalah-masalah sosial,

politik, dan ekonomi. Karena itu, pada waktu mengarang ia memasuki jiwa

manusia sebagai manusia, bukan manusia sebagai makhluk sosial (Suwondo,

2010: 15).

Budi Darma juga berpandangan bahwa “takdir” merupakan sesuatu yang

berpengaruh besar dalam kehidupan manusia. Itulah sebabnya, dalam

mengarang Budi Darma cenderung menggarap persoalan manusia berdasarkan

takdirnya, bukan berdasarkan lingkungan sosialnya. Dirinya menegaskan

bahwa pengarang yang baik adalah pengarang yang mampu mengebor sukma,

mampu menggali hal-hal yang fundamental, hal-hal yang berkaitan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

24

jiwa dan batin manusia, yang semua itu ditentukan oleh takdir (Suwondo, 2010:

15-16) .

Dalam penjelasannya mengenai takdir, Budi Darma mengaitkan hal tersebut

dengan dinamika kehidupan manusia.

“Sebenarnya, ketika lahir manusia sudah membawa tanggal kematiannya,

hanya saja manusia tidak mengetahuinya. Manusia juga tidak dapat

menentukan kapan ia harus bahagia, kapan harus sengsara, karena semua

itu sudah kehendak takdir. Memang manusia oleh Tuhan dikaruniai otak,

insting, persepsi, dan kekuatan-kekuatan lain sehingga ia dapat berpikir

dan terlibat dalam berbagai kehidupan, tetapi semua itu takdirlah yang

menentukan”. (Suwondo, 2010: 17).

Konsep di ataslah yang dipegang oleh Budi Darma sehingga tidak aneh jika

dalam karya-karyanya ia menggarap persoalan-persoalan manusia sebagai

individu yang senantiasa mencari identitas atau jati dirinya. Identitas serta jati

diri yang dicari itu pun tidak pernah ditemukan karena semua itu adalah misteri.

Dan tidak aneh pula apabila manusia-manusia yang digarap Budi Darma

semuanya misterius. Barangkali memang sudah ditakdirkan demikian

(Suwondo, 2010: 18).

Faktor manusia berdasarkan takdir dinilai lebih universal, lebih esensial,

dan lebih human, karena faktor sosial dan sebagainya hanya bersifat semu dan

sementara. Oleh karena itu, Budi Darma menganggap bahwa karya sastra yang

baik adalah karya yang mengungkapkan esensi kehidupan dan sukma manusia;

sementara karya yang mengungkapkan persoalan masyarakat dinilai cepat

lapuk dan cepat ditinggalkan orang. Persoalan esensial manusia yang memang

sudah kehendak takdir itulah yang agaknya mewarnai seluruh karya kreatif

Budi Darma (Suwondo, 2010: 18-19).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

25

2.2 Penceritaan Tiga Cerpen Karya Budi Darma dalam Kumpulan Cerpen

Orang-orang Bloomington

Analisis pengaluran dilakukan atas identifikasi sekuen atau urutan satuan

teks. Cakupan fungsi cerita mensyaratkan adanya tatanan satuan-satuan yang

saling bergantian, yang satuan dasarnya merupakan kelompok-kelompok kecil

yang disebut sekuen (sequence). Barthes (1966) dalam Sunendar (2005: 71)

mendefinisikan sekuen sebagai satuan-satuan kecil yang bermakna (ia

meminjam istilah sekuen dari Bremond); sekelompok peristiwa yang

berurutan; yang dapat digabung menjadi satu satuan cerita yang hadir bersama.

2.2.1 Penceritaan Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

Sekuen 1: Lingkungan yang Membatasi Interaksi Sosial

1) Fess adalah sebuah jalan yang hanya memiliki beberapa rumah. Di salah

satu rumah tersebut, tokoh saya tinggal. Orang-orang yang tinggal di

lingkungan sekitar Jalan Fess memiliki prinsip untuk membatasi segala

bentuk interaksi sosial.

2) Pembatasan terhadap interaksi sosial tercermin dari sikap tidak peduli Ny.

MacMillan selaku pemilik loteng yang disewa tokoh saya, Ny. Nolan dan

Ny. Casper sebagai tetangga tokoh saya, dan seorang lelaki pemilik Toko

Marsh.

Sekuen 2 : Tokoh Saya Memerangi Rasa Kesepiannya

1) Akibat pembatasan segala bentuk interaksi sosial, tokoh saya merasa

kesepian. Untuk menghilangkan rasa kesepiannya, ia berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

26

berhubungan dengan orang lain menggunakan alasan yang ia ada-adakan.

Pertama, ia menelepon rekaman yang menjelaskan waktu, temperatur, dan

ramalan cuaca. Kedua, ia menelepon beberapa teman kuliah. Ketiga, ia

menelepon Toko Marsh. Terakhir, tokoh saya menelepon Ny. MacMillan

dan Ny. Nolan.

Sekuen 3 : Tokoh Saya Berusaha Mengenal Lelaki Tua Tanpa Nama

1) Tokoh saya menyadari keberadaan seseorang di loteng Ny. Casper, yakni

lelaki tua tanpa nama. Keberadaan sosok lelaki tua membuat tokoh saya

merasa penasaran. Tokoh saya mencoba memancing informasi melalui

pemilik Toko Marsh, Ny. MacMillan dan Ny. Nolan.

2) Karena selalu mendapatkan masalah saat berinteraksi dengan tokoh-tokoh

sebelumnya, tokoh saya mencoba menjalin relasi dengan lelaki tua tanpa

nama. Selain memancing informasi dari tokoh lain, tokoh saya

berterusterang kepada Ny. Casper tentang niatnya berteman dengan sosok

lelaki tua tanpa nama. Ia juga meminta bantuan Ny. Casper untuk

menghubungkan dirinya dengan lelaki tua tanpa nama.

3) Suatu hari tokoh saya meminta informasi tentang lelaki tua tanpa nama

kepada pegawai kantor telepon dan pemilik Toko Marsh. Malam harinya

tokoh saya menuliskan sebuah surat yang berisi ajakan berkenalan yang

ditujukan kepada lelaki tua tanpa nama. Ia kirimkan surat tersebut ke

alamat rumah Ny. Casper.

4) Di lain kesempatan, tokoh saya selalu mengawasi dan membuntuti lelaki

tua tanpa nama, ia berharap suatu ketika dapat berhubungan dengan sosok

lelaki tua tanpa sengaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

27

5) Pada suatu malam tokoh saya menelepon Ny. Casper. Ia meminta

kepastian tentang apakah pesan untuk berkenalan dengan lelaki tua tanpa

nama sudah disampaikan atau belum. Ia pun menanyakan dan memberikan

informasi terkait lelaki tua tanpa nama yang membawa pestol.

6) Tokoh saya menemukan suratnya tergeletak di pinggir jalan dekat got.

Suratnya basah kuyup terkena sisa air hujan.

7) Tokoh saya mendapat informasi dari pemilik Toko Marsh mengenai lelaki

tua tanpa nama. Ia mengatakan bahwa lelaki tua tanpa nama ingin bergaul

dengan anak-anak muda sekitar dua puluh tahunan, sehat jiwa dan

raganya, untuk memanggul senjata.

Sekuen 6 : Tokoh Saya Berusaha Mendapatkan Penerimaan Diri

1) Suatu ketika tokoh saya mendengar suara tembakan pestol. Karena ingin

berinteraksi dengan orang lain dan menganggap hal tersebut penting untuk

disampaikan, ia memberitakan tentang suara tembakan itu kepada Ny.

MacMillan. Tokoh saya sedikit mengarang informasi untuk membuat Ny.

MacMillan tertarik dan terus berbicara dengannya. Namun Ny. MacMillan

hanya menanggapinya dengan acuh, tidak menganggap hal tersebut

penting bagi dirinya.

2) Lalu tokoh saya menelepon Ny. Nolan dan menginformasikan hal yang

sama. Tokoh saya juga meminta saran kepada Ny. Nolan untuk

melaporkan suara tembakan tersebut kepada polisi. Namun sikap dingin

Ny. Nolan mengakhiri pembicaraan singkat di antara keduanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

28

Sekuen 7 : Tokoh Saya Mendapatkan Informasi Mengenai Lelaki Tua

Tanpa Nama

1) Tokoh saya melihat lelaki tua tanpa nama berkeliaran di lingkungan

Gedung Union. Lalu tokoh saya membuntutinya sampai ke dalam ruang

kamar kecil. Tokoh saya tidak dapat bertemu lelaki tua tanpa nama karena

sang lelaki tua sudah masuk ke dalam salah satu bilik kakus. Tokoh saya

tidak dapat menunggu. Akhirnya ia pergi karena harus mengikuti ujian.

2) Setelah menyelesaikan ujian, tokoh saya merasa tidak enak badan. Ia

memutuskan untuk pulang menaiki taksi. Dalam perjalanan pulang, tokoh

saya melihat lelaki tua tanpa nama menjadi tontonan.

3) Supir taksi mengatakan kepada tokoh saya bahwa lelaki tua tanpa nama

mengaku sebagai pilot bomber perang dunia II. Dan kedua anak lelaki tua

tanpa nama beserta istrinya telah mati.

4) Ny. MacMillan mengatakan bahwa Ny. Nolan pernah mengancam laki-

laki tua tanpa nama untuk melaporkannya ke kantor polisi atas

tindakannya menakut-nakuti Ny. Nolan dengan pestolnya. Ny. Casper

sendiri juga mengatakan kurang senang dengan sosok lelaki tersebut

karena laki-laki tersebut kadang-kadang berangasan.

Sekuen 8 : Kematian Lelaki Tua Tanpa Nama

1) Tokoh saya melihat Ny. Casper dikejar-kejar oleh lelaki tua tanpa nama

yang meneriakkan kata ancaman dan mengacung-acungkan pestolnya.

Tokoh saya mencoba menolong Ny. Casper dengan cara menubruk lelaki

tua. Namun dirinya justru jatuh terpental dan kepalanya terasa pening.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

29

2) Tokoh saya mendengar suara letupan senjata api. Suara itu sama persis

dengan suara tembakan yang ia dengar pada suatu malam setelah Ny.

Casper pergi. Samar-samar ia melihat tubuh laki-laki tua tanpa nama dan

tubuh Ny. Casper tergeletak.

3) Tokoh saya menyadari bahwa lelaki tua tanpa nama mati. Dirinya

menangis dan merasa bersedih karena harapan untuk berhubungan dengan

lelaki tua tanpa nama lenyap.

4) Ny. Nolan mengatakan bahwa dirinyalah yang membunuh lelaki tua tanpa

nama. Dengan nada tidak ingin disalahkan, ia mengaku terpaksa

melakukan hal tersebut karena sosok lelaki tua tanpa nama telah beberapa

kali mengancam akan menghabisi nyawanya.

5) Tokoh saya meyakini bahwa suara tembakan yang ia dengar pada malam

itu, bukan berasal dari pestol lelaki tua tanpa nama, tetapi muncul dari

senapan pendek bermoncong dua milik Ny. Nolan.

Sekuen 9 : Penerimaan Diri Tokoh Saya

1) Tokoh saya bersikeras menolak untuk dibawa ke kantor polisi. Akhirnya

mereka menuruti permintaan tokoh saya untuk membawanya ke rumah

sakit.

2) Malam itu tokoh saya tidak dapat tidur. Ia tidak dapat menghilangkan

bayangan peristiwa kematian lelaki tua tanpa nama. Dan ia merengungkan

bagaimana kejamnya Ny Nolan.

3) Ny. Nolan dan Ny. MacMillan menjadi saksi kunci dalam peristiwa

tersebut. Karena telah membunuh lelaki tua tanpa nama, Ny. Nolan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

30

menjadi satu-satunya orang yang tersudut untuk dijadikan tersangka.

Namun Ny. Nolan dibantu dengan Ny. MacMillan berusaha membela diri.

4) Ny. Nolan dan Ny. MacMillan memberitahukan informasi tentang lelaki

tua tanpa nama yang disampaikan oleh tokoh saya. Diharapkan informasi

tersebut dapat membantu mereka keluar dari masalah. Mereka mengatakan

bahwa tokoh saya sering melihat lelaki tua itu memain-mainkan pestolnya,

bahkan pernah meletupkan pestolnya pada suatu malam.

Dari paparan di atas, terdapat sembilan sekuen. Tujuan utama pemaparan

sekuen-sekuen cerita adalah memahami motif penceritaan untuk mengetahui

aktan dan fungsi cerita. Rasa kesepian menempati aktan pengirim. Rasa

kesepian mendorong tokoh saya untuk mendapatkan penerimaan diri (objek)

adalah motif utama penceritaan. Tokoh saya menduduki aktan subjek dan

penerima. Tokoh saya merupakan tokoh utama dalam cerita tersebut.

Sedangkan sikap tidak peduli Ny. MacMillan, Ny. Nolan, Ny. Casper, pemilik

Toko Marsh, serta tokoh Ny. Nolan menduduki aktan penentang. Dan terakhir,

pemilik Toko Marsh, supir taksi, dan kepentingan mengisi aktan penolong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

31

2.2.2 Penceritaan Cerpen “Keluarga M”

Sekuen 1 : Kenyamanan Hidup Tokoh Saya

1) Tokoh saya sudah lama tinggal di gedung raksasa yang memuat dua ratus

apartemen. Tokoh saya merasa nyaman hidup sendiri dan tidak pernah

terganggu dengan keberadaan anak-anak di lingkungan sekitarnya.

2) Kenyamanan hidup tokoh saya terusik. Ia mendapatkan sebuah bencana,

cat mobilnya beret akibat paku yang sengaja digoreskan. Karena kejadian

tersebut, tokoh saya marah dan dendam terhadap pelaku perusakan.

3) Ia kemudian protes kepada manajer gedung. Usaha protes yang tidak

membuahkan hasil membuat perasaan benci tokoh saya terhadap sang

pelaku semakin kuat. Ia bertekad menemukan pelaku perusakan dan

membalas dendam. Hal tersebut akan membuatnya merasa puas dan dapat

membawa kenyamanannya kembali.

Sekuen 2 : Tokoh Saya Berselisih dengan Keluarga M

1) Tokoh saya sering ke lapangan parkir untuk menemukan sang pelaku. Ia

lantas mencurigai sepasang kakak beradik yang selalu bersama. Kedua

anak tersebut ternyata memiliki sikap yang tidak terpuji. Si adik (Martin)

suka memonopoli mainan yang dipinjamkan kepadanya sedangkan si

abang (Mark) sering berindak agresif dan terlibat dalam perkelahian.

2) Suatu ketika, tokoh saya menemukan mobilnya mengalami cacat baru. Ia

mendapati Martin dan Mark berada di dekat mobilnya. Dengan sebuah

paku di tangan sang adik, tokoh saya menjadi semakin yakin bahwa

merekalah pelaku perusakan cat mobilnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

32

3) Tokoh saya menindak mereka. Sang kakak membela diri karena merasa

tidak bersalah. Dirinya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada

tokoh saya. Tokoh saya terus berusaha menindak dan ingin dipertemukan

dengan kedua orang tua mereka (Martin dan Mark).

4) Melvin dan Marion (kedua orang tua Melvin dan Mark) tidak gentar

menghadapi kemarahan tokoh saya. Mereka membela diri dan meminta

maaf apabila anaknya berbuat durjana. Melvin tetap meyakini bahwa

anaknya tidak mungkin berbuat sembarangan.

5) Tokoh saya menyanggah bahwa kedua anak tersebut memiliki sikap yang

tidak baik. Sang adik sering memonopoli mainan yang dipijamkan

kepadanya sedangkan sang abang sering terlibat dalam perkelahian.

6) Melvin menambahkan bahwa kelakuan kedua anaknya tersebut pasti

disebabkan oleh suatu hal. Mark terlibat dalam sebuah perkelahian karena

Mark membela diri akibat sering direndahkan orang lain. Dan tentang sang

adik yang sering memonopoli mainan hal tersebut dikarenakan Melvin dan

Marion tidak memiliki banyak uang untuk membelikan Martin mainan.

7) Tokoh saya menelepon RA (Resident Assistant, yang mengurus kalau ada

apa-apa setelah kantor manajer tutup jam lima sore), memberitahukan

tuduhan atas kekurangajaran anak Melvin Meek. RA menyatakan bahwa

dia tidak dapat berbuat apa-apa. Paginya, tokoh saya mendatangi manajer,

dan ia menemukan jawaban yang sama dengan jawaban RA.

8) Semenjak saat itu, setiap saya melihat Mark dan Martin bermain-main,

ingin rasanya saya memiliki senapan, menembak kaki dan tangan mereka,

membuat mereka cacat untuk selama-lamanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

33

Sekuen 3 : Tokoh Saya Semakin Membenci Keluarga M

1) Tokoh semakin benci terhadap keluarga M. Dirinya berharap dapat

membuat keluarga M cacat. Ia memanfaatkan celah sekecil apapun untuk

bisa mewujudkan keinginanannya tersebut.

2) Peristiwa Martin berak di celana dimanfaatkan tokoh saya untuk mencari

masalah dengan keluarga M. Ia memarahi Martin dan Mark karena

kejadian tersebut. Walaupun menerima sanggahan dari kedua bocah, tokoh

saya merasa perlu mengadukan kejadian tersebut kepada manajer.

3) Manajer gedung justru memaklumi dan menyuruh petugas kebersihan

gedung bernama Jerry membantu membersihkan berak Martin.

4) Karena reaksi manajer yang tidak sesuai harapannya, tokoh saya lantas

menelpon Melvin untuk mengutuk perbuatannya yang menggelapkan

kunci apartemen dan anaknya yang berak sembarangan

5) Melalui perbincangan lewat telepon, Melvin mengakui kesalahannya. Ia

mengatakan telah mengucapkan terima kasih serta maaf kepada berbagai

pihak yang membantu dan yang dirugikan .

6) Tokoh saya mengutuk kesedian Jerry membersihkan berak anak Melvin.

Namun Jerry menjawab bahwa hal tersebut sudah menjadi tugasnya.

Dirinya balik menegur tokoh saya karena meludah sembarangan.

7) Tokoh saya melabrak Martin karena mengadu kepada Jerry. Lalu

menghadiahi kedua bocah tersebut dengan caci maki.

Sekuen 4 : Tokoh Saya Berusaha Mencelakai Keluarga M

1) Suatu ketika tokoh saya mendapatkan ide mencelakai Martin dan Mark. Ia

berandai-andai mengenai kemungkinan kedua bocah tersebut jatuh di atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

34

pecahan botol coca-cola. Tokoh saya meminta kepada RA terpilih untuk

mendatangkan mesin coca-cola.

2) Setelah mesin datang, apa yang diharapkan tokoh saya tidak terkabul.

Tetapi dirinya sedikit senang karena dapat melihat Martin dan Mark

sengsara akibat tidak mempunyai uang untuk membeli minuman tersebut.

3) Tokoh saya mencoba membuat Martin dan Mark sengsara. Ia mengetahui

bahwa mereka lapar kemudian mengiming-imingi kedua bocah tersebut

dengan roti yang ia miliki.

4) Akhirnya mesin coca-cola dicabut setelah adanya kesepakatan dari

sebagian besar penghuni apartemen. Mesin tersebut dinilai menjadi

menjadi wabah bencana bagi para orang tua anak.

5) Tokoh saya melihat anak yang ia kira sebagai Martin lari menuju ke dekat

lapangan bermain. Lantas ia bersembunyi di semak-semak, menunggu

waktu yang tepat untuk bertindak. Setelah dirasa keadaan sekitar sepi, ia

menghajar, melempar batu besar ke arah anak tersebut.

Sekuen 5 : Konflik Batin Tokoh Saya

1) Setelah menghajar anak kecil tadi dengan batu, tokoh saya ketakutan.

Tokoh saya merasa bersalah dan menyesali perbuatannya.

2) Usaha tokoh saya mencelakai keluarga M tidak memudar. Tokoh saya

berencana memasukkan pasir ke tangki bensin mobil keluarga M agar

mereka tidak dapat merayakan liburan Thanksgiving. Namun rencana

tersebut gagal akibat suasana tempat parkir yang ramai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

35

3) Tokoh saya sadar bahwa dirinya merasa kesepian. Rasa kesepiannya

muncul karena banyak orang yang meninggalkan gedung raksasa tersebut.

Ia merasa kehilangan.

4) Sore itu, seseorang memberitakan tentang kecelakaan yang menimpa

keluarga M. Orang tersebut menceritakan bahwa keluarga M akan

menderita cacat seumur hidup. Mendengar kabar tersebut, tokoh saya

mengalami konflik batin. Ia bingung dengan perasaannya.

5) Lebih kurang seminggu kemudian, tokoh saya bertemu dengan seorang

anak di dekat elevator. Kemudian ia mengetahui bahwa anak tersebut

merupakan korban salah sasaran akibat hantaman batu yang ia lakukan.

Sekuen 6 : Perubahan Sikap Tokoh Saya

1) Tokoh saya berusaha membantu Martin dan Mark saat kebakaran terjadi.

Namun upaya tersebut berbuah penolakan karena Mark dan Martin ingin

selalu bersama dan tidak membutuhkan orang lain.

2) Tokoh saya memperhatikan keluarga M yang sedang berada di lapangan

bermain. Kesulitan yang mereka alami akibat cacat fisik membuat hati

tokoh saya tersentuh. Kebersamaan yang terjalin di antara mereka

membuat tokoh saya merasa terharu. Tanpa sadar, matanya berkaca-kaca.

3) Setelah keluarga M mendekati trap masuk, tokoh saya menawarkan diri

untuk megangkat kursi dorong Marion, tapi baik Melvin maupun Marion

menolak.

4) Keesokan harinya tokoh saya menghadap manajer, memberikan ide untuk

membuat fasilitas menuju lapangan bermain bagi penyandang cacat (yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

36

dimaksud adalah keluarga M). Sang manajer kemudian menunjukkan surat

berisi hal yang sama dengan keinginan tokoh saya.

Sekuen 7 : Tokoh Saya Tetap Sendiri

1) Tokoh saya mendengar kabar bahwa seluruh anggota keluarga M akan

mengalami cacat seumur hidup. Namun dengan kondisi fisik tersebut,

tokoh saya melihat mereka tetap hidup bahagia dan rukun.

2) Tokoh saya berinisiatif untuk menggalang iuran guna membelikan Marion

kursi dorong bermesin. Namun setelah usul itu didengar oleh keluarga M,

Melvin menolak keras.

3) Sementara itu, satu per satu penghuni apartemen pergi. Digantikan dengan

penghuni lain. Tokoh saya tidak pernah lagi melihat perempuan

pengumpul tanda tangan dan anak yang ia hajar dengan batu. RA pun terus

berganti, petugas kebersihan gedung bernama Jerry tidak pernah nampak,

dan akhirnya nama keluarga M tidak lagi terdaftar di lobby.

4) Tokoh saya tetap di gedung raksasa dengan kesendiriannya.

Dari paparan di atas, terdapat 7 sekuen. Tujuan utama pemaparan sekuen-

sekuen cerita adalah mengungkapkan motif penceritaan untuk mengetahui

aktan dan fungsi cerita. Dalam cerpen “Keluarga M”, ditemukan dua skema

alur penyusun cerita. Hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan terkait

pelaku-pelaku yang mengisi peran aktan.

Dalam skema alur pertama, perasaan tidak nyaman dan rasa benci menjadi

aktan pengirim. Rasa tidak nyaman dan benci menuntut tokoh saya untuk

mencelakai atau melenyapkan keluarga M (objek) menjadi motif utama

penceritaan. Tokoh saya yang menempati aktan subjek merupakan tokoh utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

37

dalam cerita. Dan aktan penentang diisi oleh manajer gedung, keluarga M,

Resident Assistant (RA), Jerry, dua perempuan pencabut mesin coca cola, rasa

penyesalan tokoh saya, keadaan ramai di tempat parkir. Sedangkan peristiwa

kecelakaan mengisi aktan penolong.

Dalam skema alur kedua, perasaan bersalah merupakan aktan pengirim.

Perasaan bersalah mengehendaki tokoh saya untuk mendapatkan kedamaian

batin (objek) adalah motif utama penceritaan. Tokoh saya menjadi tokoh utama

sekaligus sebagai aktan subjek. Aktan penerima tidak terisi pelaku. Aktan

penentang ditempati oleh keluarga M. Dan aktan penolong terdiri dari manajer

gedung dan warga lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

38

2.2.3 Penceritaan Cerpen “Ny. Elberhart”

Sekuen 1 : Keingintahuan Tokoh Saya terhadap Sosok Ny. Elberhart

1) Tokoh saya tertarik dengan sosok Ny. Elberhart. Ketertarikan tokoh saya

dengan sosok tua berusia sekitar tujuh puluh tahun bermula dari konflik

yang melibatkan Ny. Elberhart dengan tukang pos.

2) Ketertarikan tersebut berubah menjadi rasa ingin tahu yang mendorong

tokoh saya mencampuri kehidupan Ny. Elberhart. Ia merasa risih dan ingin

menyingkirkan kekotoran pekarangan rumah Ny. Elberhart.

Sekuen 2 : Tokoh Saya Mencampuri Kehidupan Ny. Elberhart

1) Dengan jalan menyamarkan identitasnya, tokoh saya menelepon para

tetangga Ny. Elberhart. Ia menganjurkan mereka untuk menegur Ny.

Elberhart karena kekotoran pekarangannya. Namun mereka menolak.

2) Usaha selanjutnya adalah mengajukan keluhan melalui ruang pikiran

pembaca koran daerah. Setelah menemui kegagalan, ia mengirim surat ke

walikota. Ia mendapatkan hasil yang sama, kemudian tokoh saya

memutuskan untuk mengirim surat langsung kepada Ny. Elberhart. Tentu

semua usaha tersebut menggunakan nama dan alamat palsu.

3) Sepuluh hari kemudian tokoh saya menyadari pekarangan Ny. Elberhart

telah nampak bersih. Untuk memperoleh jawaban, tokoh saya menelepon

para tetangga. Namun mereka tidak mengetahui tentang hal tersebut.

4) Setelah pekarangannya bersih, Ny. Elberhart tidak pernah nampak lagi.

Tokoh saya berjanji akan menelusur di mana dia kalau sampai dua atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

39

tiga hari lagi dia belum nampak. Ia merasa bersalah dan ikut ambil bagian

jika Ny. Elberhart jatuh sakit akibat membersihkan pekarangannya.

5) Akhirnya tokoh saya memutuskan untuk menengok Ny. Elberhart. Saat

bertemu, Ny. Elberhart sedikit menunjukkan reaksi menolak keberadaan

tokoh saya. Namun di saat yang bersamaan, matanya memancarkan

keinginan untuk bersahabat dengan orang lain.

Sekuen 3 : Tokoh Saya dan Ny. Elberhart Mulai Menjalin Relasi

1) Akhirnya setiap hari tokoh saya menengok Ny. Elberhart. Seluruh pegawai

rumah sakit pun mengenal tokoh saya sebagai sahabat Ny. Elberhart.

2) Tokoh saya menaruh curiga jika Ny. Elberhart mengidap penyakit berat.

Kecurigaannya dikuatkan dengan berbagai macam obat yang dibutuhkan

Ny. Elberhart, Ny. Elberhart yang tidak kunjung pulang, dan rangkaian

kegiatan pemeriksaan yang tak berkesudahan. Dari pegawai kamar

rontgen, tokoh saya mengetahui bahwa otak dan ginjalnya pernah dipotret

puluhan kali.

3) Sikap Ny. Elberhart untuk menjauhi tokoh saya masih kadang-kadang

nampak. Meskipun demikian, baik melalui sorot matanya maupun dari

cerita para juru rawat tokoh saya mengetahui, bahwa Ny. Elberhart merasa

kecewa setiap kali tokoh saya berhalangan datang.

4) Setelah selesai memeriksa, dokter Coonrod menyatakan bahwa tokoh saya

tidak sakit, tapi daya tahannya menurun. Karena itu tokoh saya dianjurkan

berhati-hati, jangan sampai terkena penyakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

40

5) Dengan keadaan tersebut, tokoh saya seharusnya berhenti mengunjungi

Ny. Elberhart. Tapi ia tidak sampai hati meninggalkan Ny. Elberhart . Ia

tetap setia berkunjung tanpa menceritakan kondisi kesehatannya.

Sekuen 4 : Kecurigaan Tokoh Saya

1) Tokoh saya yakin bahwa obat yang diminum Ny. Elberhart adalah obat

untuk melawan infeksi. Keyakinannya dibenarkan oleh pegawai apotik.

2) Tokoh saya akhirnya berhasil memancing Ny. Elberhart bercerita tentang

masa lalunya. Inti cerita Ny. Elberhart adalah dirinya tidak takut mati

selama matinya disebabkan oleh umur tua, dan bukan oleh penyakit.

Baginya, orang mati tua tidak jadi bahan pembicaraan, karena mayatnya

tidak menjadi sumber penyakit.

3) Tokoh saya menilai Ny. Elberhart mencurigainya sebagai seseorang yang

mengindap penyakit berbahaya. Sebaliknya, tokoh saya juga yakin bahwa

Ny. Elberhart bersikap pura-pura sehat, dia ingin melindungi dirinya dari

segala kesalahan dengan jalan melemparkan sumber kesalahan tersebut

kepada orang lain. Tokoh saya berkesimpulan bahwa Ny. Elberhart ingin

namanya tetap dikenang setelah dirinya wafat.

Sekuen 5 : Tokoh Saya Menjadi Korban

1) Hubungan tokoh saya dengan Ny. Elberhart semakin dekat. Tokoh saya

merasa kasihan dan kesepian jika tidak bertemu Ny. Elberhart. Dan makin

lama Ny. Elberhart semakin tergantung dengan tokoh saya.

2) Saya tidak sampai hati melihat pekarangan Ny. Elberhart yang kotor. Ia

terpaksa membantu membersihkan pekarangannya sampai larut sore. Hal

tersebut membuat kesehatannya semakin terancam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

41

3) Ketika tokoh saya sedang beristirahat selama proses membersihkan

pekarangan Ny. Elberhart, ia melihat dan mendengar Ny. Elberhart merasa

kesakitan. Seperti biasa, Ny. Elberhart mengaku dirinya sehat.

4) Ketika tokoh saya kencing, ia menjerit karena mengetahui kencingnya

berwarna merah kehitam-hitaman bagaikan darah.

5) Begitu tokoh saya keluar dari kamar mandi, Ny. Elberhart menuduh tokoh

saya menyebarkan bibit penyakit kencing ke tubuhnya. Terasa ada

kepuasan dalam hati nurani Ny. Elberhart karena tebakan atau

kecurigaannya terhadap tokoh saya benar. Dengan demikian, Ny.

Elberhart dapat lepas tangan atas kemalangan yang menimpa dirinya.

6) Tokoh saya berpikir jika Ny. Elberhart cocok untuk bergabung dengan klub

puisi. Ia berpikir bahwa puisi dapat dijadikan sarana bagi Ny. Elberhart

untuk mencurahkan perasaannya.

Sekuen 6 : Pembenaran Ny. Elberhart

1) Tokoh saya bertemu Ny. Elberhart di rumah sakit. Mereka masing-masing

diam, seolah-olah tidak pernah bertemu sebelumnya selama proses

pemeriksaan.

2) Kemudian tokoh saya ditempatkan tepat di sebelah Ny. Elberhart. Di luar

dugaan, Ny. Elberhart tersenyum, dengan tulus dia mengajukan

permohonan maaf andaikata selama ini tindakannya tidak patut. Dia

memuji-muji tokoh saya atas sikapnya yang dapat dijadikan teladan.

Kemudian dia mengutuk dirinya sendiri sebagai penakut, pengecut, dan

tidak bertanggung jawab. Dia menyatakan penyesalannya atas sikapnya

selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

42

3) Tokoh saya menyesal karena tidak sempat memberi maaf dan sekaligus

meminta maaf atas segala kesalahannya.

4) Hari Senin tokoh saya menemui dokter Cutbird. Ia mendapatkan kepastian

bahwa penyakit yang ia derita adalah radang kandung kencing akut.

5) Setelah berbicara singkat lewat telepon, tokoh saya kemudian menjenguk

Ny. Elberhart. Namun dirinya tidak diberi izin untuk bertemu. Kata juru

rawat, keadaan Ny. Elberhart mendadak menjadi buruk, karena itu

terpaksa dia dipindah ke intensive care unit. Sebelum dipindah Ny.

Elberhart sempat menyampaikan maaf kepada tokoh saya lewat juru rawat.

Sekuen 7 : Harta Warisan dan Nama Baik Ny. Elberhart

1) Tiga hari kemudian Ny. Elberhart meninggal. Pengacaranya Ny. Elberhart,

Duncan Greenwell menjelaskan bahwa peninggalan Ny. Elberhart akan

diwariskan kepada tokoh saya.

2) Dokter yang merawat Ny. Elberhart, Henry Lenham menjelaskan bahwa

Ny. Elberhart meninggal karena radang otak dan dirinya menderita radang

kandung kencing.

3) Dari jumlah yang hadir di Rumah kematian Allen Johnson, tokoh saya

mengetahui berita kematian Ny. Elberhart tidak banyak menarik perhatian.

4) Melalui pengacaranya, tokoh saya menyerahkan seluruh warisan Ny.

Elberhart kepada Yayasan Orang-orang Tua. Sebagai penyumbang di

antara sekian banyak penyumbang lain, nama Ny. Elberhart cepat

dilupakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

43

Sekuen 8 : Nama Baik Ny. Elberhart dan Majalah Primo

1) Tokoh saya akan menulis puisi dan mengatakan bahwa puisi ini adalah

karya Ny. Elberhart. Ia berusaha mencari cara agar puisi-puisi tersebut

dapat diterbitkan.

2) Akhirnya sebuah puisi Ny. Elberhart dimuat di Majalah Primo. Tokoh

saya merasa gembira dan berpikir bahwa Ny. Elberhart merasakan hal

yang sama

3) Beberapa orang mengambil majalah Primo. Mereka hanya membuka-buka

halamannya tanpa banyak memperhatikan isinya. Maknya Ny. Elberhart

tidak penting bagi mereka. Di beberapa tempat, majalah Primo dibuang

di pinggir jalan atau di tong sampah, dan lumat dimakan sisa-sisa hujan.

Dari paparan di atas, terdapat 8 sekuen. Tujuan utama pemaparan sekuen-

sekuen cerita adalah mengungkapkan motif untuk mengetahui aktan dan fungsi

cerita. Terdapat dua alur penyusun cerita dalam cerpen “Ny. Elberhart”. Hal

tersebut berdampak pada perbedaan pelaku-pelaku yang mengisi fungsi aktan.

Dalam skema alur pertama, rasa kesepian sebagai aktan pengirim pertama

memunculkan rasa penasaran dalam diri tokoh saya terhadap sosok Ny.

Elberhart. Rasa kasihan sebagai pengirim kedua menunjukkan hal yang sama.

Kedua pengirim menuntut tokoh saya sebagai subjek untuk mendapatkan objek

pertama, yakni jati diri Ny. Elberhart. Hal tersebut sekaligus menjadi motif

utama penceritaan. Tokoh saya juga mengisi aktan penerima. Ia adalah tokoh

utama dalam cerita yang dihalangi oleh aktan penentang (para tetangga Ny.

Elberhart, kewaspadaan Ny. Elberhart, kesehatan tokoh saya). Sedangkan

aktan penolong ditempati oleh surat palsu, rasa kesepian Ny. Elberhart, juru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

44

rawat, pegawai kamar rontgen, pegawai apotik, keterbukaan Ny. Elberhart, Ny.

Elberhart membutuhkan objek pelampiasan.

Dalam skema alur kedua, perasaan kasihan masih menduduki aktan

pengirim. Perasaan tersebut berpadu dengan perasaan bersalah yang

menempati aktan pengirim kedua. Kedua perasaan mendorong tokoh saya

untuk mewujudkan keinginan Ny. Elberhart, yaitu namanya dikenang setelah

meninggal. Hal tersebut sekaligus menjadi motif utama penceritaan. Nama Ny.

Elberhart dikenang menduduki aktan objek dan tokoh saya menduduki aktan

subjek. Sikap tidak peduli orang lain merupakan aktan penentang. Dan aktan

penolong diisi oleh harta warisan dan majalah Primo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

45

2.3 Rangkuman

Budi Darma sebagai penulis memiliki konsep kepengarangan yang jelas dan

tegas. Pertama, karya sastra baginya merupakan ekspresi batin untuk lebih

memperkaya batin (manusia), bukan untuk merombak atau memperbaiki

keadaan sosial masyarakat. Kedua, dalam bersastra Budi Darma cenderung

mengangkat atau mempersoalkan kondisi manusia sebagai manusia, sebagai

individu, bukan sebagai makhluk sosial. Itulah sebabnya, tokoh-tokoh yang

diciptakannya adalah manusia-manusia individual yang hidup dan

kehidupannya ditentukan oleh takdir (Suwondo, 2010: 18).

Dalam pemaparan analisis penceritaan, setiap cerita memiliki sekuen-

sekuen (runtutan aksi) yang secara implisit menjelaskan motif penceritaan,

aktan, dan fungsi. Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama” memiliki sembilan

sekuen. Rasa kesepian menempati aktan pengirim. Rasa kesepian mendorong

tokoh saya sebagai subjek untuk mendapatkan objek, yakni penerimaan diri.

Hal tersebut merupakan motif utama penceritaan. Usaha tokoh saya sebagai

subjek dalam mencapai objek dihalangi oleh aktan penentang dan dibantu oleh

aktan penolong. Aktan penentang diisi oleh sikap tidak peduli Ny. MacMillan,

Ny. Nolan, Ny. Casper, pemilik Toko Marsh, serta tokoh Ny. Nolan.

Sedangkan Ny. Casper, pemilik Toko Marsh, supir taksi, dan kepentingan

menduduki aktan penolong. Tokoh saya merupakan tokoh utama yang

menduduki aktan subjek dan aktan penerima sekaligus.

Cerpen “Keluarga M” memiliki tujuh sekuen dan dua struktur alur penyusun

cerita. Dalam alur pertama, perasaan tidak nyaman dan rasa benci merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

46

pelaku aktan pengirim. Rasa tidak nyaman dan kebencian menuntut tokoh saya

untuk meraih objek, yakni mencelakai atau melenyapkan keluarga M. Hal

tersebut menjadi motif utama penceritaan. Tokoh saya yang menempati aktan

subjek adalah tokoh utama dalam cerita. Aktan penentang diisi oleh manajer

gedung, keluarga M, Resident Assistant (RA), Jerry, dua perempuan pencabut

mesin coca cola, rasa penyesalan tokoh saya, keadaan ramai di tempat parkir

dan rasa bersalah. Sedangkan peristiwa kecelakaan mengisi aktan penolong.

Dalam alur kedua, rasa bersalah dan rasa kasihan merupakan aktan

pengirim. Perasaan bersalah menginginkan tokoh saya untuk mencapai objek,

yakni kedamaian batin. Hal tersebut adalah motif utama penceritaan. Tokoh

saya adalah tokoh utama sekaligus sebagai aktan subjek. Aktan penerima tidak

terisi pelaku. Aktan penentang ditempati oleh keluarga M. Dan Aktan penolong

terdiri dari manajer gedung dan warga lain.

Cerpen “Ny. Elberhart” mempunyai delapan sekuen dan dua struktur alur

penyusun cerita. Dalam skema alur pertama, rasa kesepian, rasa kasihan, dan

rasa bersalah merupakan pelaku aktan pengirim. Ketiga pengirim tersebut

menuntut tokoh saya sebagai subjek untuk mendapatkan objek, yakni jati diri

Ny. Elberhart. Hal tersebut sekaligus merupakan motif utama penceritaan.

Tokoh saya yang juga mengisi aktan penerima merupakan tokoh utama dalam

cerita yang dihalangi oleh aktan penentang (para tetangga Ny. Elberhart,

kewaspadaan Ny. Elberhart, kesehatan tokoh saya). Dan aktan penolong

ditempati oleh surat palsu, rasa kesepian Ny. Elberhart, juru rawat, pegawai

kamar rontgen, pegawai apotik, keterbukaan Ny. Elberhart, Ny. Elberhart

membutuhkan objek pelampiasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

47

Dalam skema alur kedua, perasaan kasihan masih menjadi aktan pengirim.

Selain perasaan kasihan, adapula perasaan bersalah yang menjadi pengirim

kedua. Kedua perasaan mendorong tokoh saya untuk mewujudkan keinginan

Ny. Elberhart, yaitu nama Ny. Elberhart dikenang setelah dirinya tiada. Hal

tersebut merupakan motif utama penceritaan. Membuat nama Ny. Elberhart

dikenanang menduduki aktan objek dan tokoh saya menduduki aktan subjek.

Sikap tidak peduli orang lain merupakan aktan penentang. Dan aktan penolong

diisi oleh harta warisan dan majalah Primo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

48

BAB III

KAJIAN SKEMA AKTANSIAL DAN SKEMA FUNGSIONAL TIGA

CERPEN KARYA BUDI DARMA DALAM KUMPULAN CERPEN

ORANG-ORANG BLOOMINGTON

Berdasarkan pemaparan tentang analisis penceritaan yang dilakukan pada

Bab II, pada Bab III peneliti akan menganalisis aktan-aktan dan struktur alur

penyusun cerita cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”, “Keluarga M”, dan “Ny.

Elberhart”. Analisis tiga cerpen tersebut menggunakan skema aktansial dan

skema fungsional perspektif sktukturalisme naratif A.J. Greimas.

3.1 Kajian Skema Aktansial

3.1.1 Skema Aktansial Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

Tabel 3. Skema Aktansial Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

(Pengirim)

Rasa kesepian

(Penerima)

Tokoh saya

(Objek)

Penerimaan diri

(Penentang)

Sikap tidak

peduli Ny.

MacMillan,

Ny. Nolan, Ny.

Casper, dan

pemilik Toko

Marsh

Ny. Nolan

(Subjek)

Tokoh saya (Penolong)

Ny. Casper

Pemilik Toko

Marsh

Supir taksi

kepentingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

49

3.1.1.1 Tokoh Saya Sebagai Subjek dan Penerima

Tokoh saya adalah tokoh utama dalam cerita “Lelaki Tua Tanpa Nama”. Ia

menduduki fungsi aktan subjek dan penerima. Tokoh saya sebagai subjek

dipengaruhi oleh aktan pengirim berupa rasa kesepian. Rasa kesepian menuntut

tokoh saya mencari objek, yaitu penerimaan diri. Apabila tokoh saya berhasil

mendapatkan penerimaan diri, secara implisit rasa kesepian menjanjikan

sebuah penghargaan kepada aktan penerima, yaitu rasa keramaian (oposisi dari

rasa kesepian) yang terkait dengan nilai kebersamaan.

Pada bagian awal, cerita berfokus pada lingkungan tempat tinggal tokoh

saya. Lingkungan tersebut mempunyai peran penting dalam pembentukan

motif utama cerita. Melalui penjelasan Ny. MacMillan, tokoh saya mengetahui

bahwa lingkungan di sekitarnya sangat membatasi segala bentuk interaksi

sosial. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan (1), (2).

(1) “Janganlah mengurusi kepentingan orang lain, dan janganlah

mempunyai keingin tahu tentang orang lain, inilah pesan Ny.

MacMillan setelah menutup ceritanya mengenai kedua tetangganya.

Hanya dengan jalan demikian, katanya, kita dapat tenang.” (Darma,

1980: 2)

(2) “Dalam keadaan seperti ini penyesalan mengapa dulu saya menyewa

tempat di Fess timbul kembali. Hampir semua orang yang tinggal di

kawasan ini sudah tua, hidup sendirian, tanpa teman, dan memang

tidak suka berteman.” (Darma, 1980: 13)

Segala pembatasan terhadap bentuk interaksi sosial berdampak langsung

terhadap perasaan tokoh saya. Ia merasa terisolasi dari sebuah lingkungan yang

mendasarkan interaksinya pada kepentingan semata. Perasaan terisolasi dan

perasaan sendiri membuat tokoh saya merasa kesepian. Perasaan kesepian

(pengirim) menuntut keberadaan orang lain dalam hidupnya. Tokoh saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

50

(subjek) didorong untuk mendapatkan penerimaan diri (objek) dari orang lain

dengan cara melibatkan orang lain dalam sebuah kepentingan tertentu. Hal

tersebut dapat dibuktikan dalam kutipan (3) dan (4).

(3) “Untuk memerangi kesepian, kadang-kadang saya membuka-buka

buku telepon [...] Akhirnya saya menelepon Marsh, menanyakan

apakah dia menjual pisang, atau apel, atau spageti, atau apa saja, yang

akhirnya menjengkelkan pemiliknya. Ny. MacMillan pun rupanya

tidak senang kalau saya menelepon dengan alasan yang saya ada-

adakan. Seperti pemilik toko, rupanya dia juga tahu bahwa sebetulnya

saya tidak mempunyai alasan untuk berbicara.” (Darma, 1980: 4)

(4) “Akhirnya pada suatu malam hujan saya menelepon Ny. Nolan,

menanyakan apakah saya dapat membantu membersihkan

pekarangannya. Ternyata dia bukan hanya heran, tapi juga berang.”

(Darma, 1980: 4-5)

Tokoh saya (subjek) yang kesepian mulai merasa penasaran terhadap sosok

lelaki tua tanpa nama yang muncul. Ia berharap dapat menemukan penerimaan

diri (objek) yang selama ini ia cari pada sosok lelaki tua tersebut. Tokoh saya

menulis sebuah surat untuk sang lelaki tua yang ia tujukan ke alamat Ny.

Casper selaku pemilik loteng tempat lelaki tua tanpa nama tinggal. Tokoh saya

memberikan nomor teleponnya kepada Ny. Casper untuk disampaikan kepada

si lelaki tua. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam kutipan (5) dan (6).

(5) “John, bagaimana kalau jam setengah dua belas pagi Rabu yang akan

datang, kita bertemu di Marsh? Saya tahu kau suka donat.

Perkenankanlah kali ini saya mentraktir kau beberapa donat termasuk

kopinya.” (Darma, 1980: 9)

(6) “”Baiklah, akan saya beritahu dia. Berapa nomor teleponmu, anak

muda? Kalau memang dia berminat, saya anjurkan dia menelepon

kau.” (Darma, 1980: 7)

Tokoh saya (subjek) mencoba memberitahukan informasi penting tentang

lelaki tua tanpa nama kepada Ny. MacMillan dan Ny. Casper. Ia menilai lelaki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

51

tua tanpa nama akan mendatangkan bencana karena memiliki sebuah pestol. Ia

juga mengatakan secara asal kepada Ny. MacMillan dan Ny. Nolan tentang

sebuah suara tembakan yang berasal dari loteng Ny. Casper.

Apa yang ia lakukan adalah sebuah usaha untuk mencari perhatian orang

lain. Ia ingin dianggap penting karena memberitahukan sebuah informasi

berharga kepada mereka. Tujuan utamanya adalah mendapatkan penerimaan

diri dari orang lain. Hal tersebut dapat terlihat dalam kutipan (7) dan (8).

(7) “Karena belum puas, saya terus mendesak, “Ny. Casper maaf atas

pertanyaan saya ini. Kalau tidak salah dia memiliki pestol, benarkah

ini?”” (Darma, 1980: 10)

(8) “Ketika Ny. MacMillan menanyakan dari mana asalnya, saya juga

ragu-ragu. Jelas saya mendengar tembakan, tapi tidak jelas dari mana

asalnya. Tapi tokh saya menjawab: Dari loteng Ny. Casper.”” (Darma,

1980: 12)

Peluang tokoh saya (subjek) untuk mengenal lelaki tua tanpa nama tetap

terbuka. Tokoh saya (subjek) mendapatkan penggalan-penggalan informasi

tentang lelaki tua tanpa nama dari pemilik Toko Marsh dan supir taksi.

Pada bagian akhir, diceritakan peristiwa kematian lelaki tua tanpa nama.

Kematiannya disebabkan oleh tembakan Ny. Nolan yang bertubi-tubi.

Peristiwa berawal ketika tokoh saya baru saja turun dari taksi melihat Ny.

Casper lari ketakutan karena dikejar sosok lelaki tua yang mengacung-

acungkan pestol ke arahnya. Sontak tokoh saya mecoba menyelamatkan Ny.

Casper dengan cara menubruk lelaki tua itu. Namun, ia gagal. Akhirnya tokoh

saya mendapati tubuh lelaki tua tanpa nama berlumuran darah. Ia menangis,

menunjukkan rasa penyesalan atas kematian tersebut. Ia merasa sedih dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

52

kehilangan. Baginya, hanya sosok lelaki tua itulah yang bisa menerima

keberadaan dirinya secara penuh. Kutipan (9) membuktikan hal tersebut.

(9) “Entah mengapa, saya berlutut dekat laki-laki ini. [...] Dan entah

mengapa, saya mengelus-elus kepalanya. Dan ketika saya berusaha

mengatupkan mulutnya, ternyata mulut itu kaku bagaikan baja. Dan

entah mengapa saya menangis.” (Darma, 1980: 19)

Di sisi lain, Ny. Nolan sebagai pembunuh merasa tidak ingin disalahkan atas

peristiwa tersebut. Ny. Nolan mengatakan jika keputusan membunuh lelaki tua

ia ambil untuk menyelamatkan nyawa Ny. Casper. Ia menambahkan bahwa

lelaki tua tersebut sudah sering mengancam akan membunuhnya. Di depan

polisi, Ny. MacMillan dan Ny. Nolan berusaha membela diri. Mereka

menyampaikan informasi yang pernah dikatakan oleh tokoh saya sebagai dalih

untuk menyelamatkan posisi Ny. Nolan yang terhimpit akibat pembunuhan

yang ia lakukan. Kutipan (10) dan (11) menunjukkan bukti tersebut.

(10) “Setelah perempuan itu berbicara, barulah saya sadar, bahwa dia Ny.

Nolan. “Sayalah yang membunuh laki-laki jahanam ini,” kata Ny.

Nolan dengan nada tidak ingin disalahkan. [...] Ketahuilah, anak

muda, sudah berkali-kali laki-laki ini mengancam akan menghabisi

nyawa saya.”” (Darma, 1980: 19)

(11) “Baik Ny. Nolan maupun Ny. MacMillan juga memberi tahu polisi,

bahwa saya sudah sering melihat laki-laki tua itu memain-mainkan

pestolnya, bahkan, demikian kata mereka, saya sudah pernah

mendengar laki-laki itu meletupkan pestolnya pada suatu malam.

“Jadi tidak mungkin bahwa dia tidak memiliki peluru,” kata Ny.

Nolan kepada polisi.” (Darma, 1980: 20)

Di hadapan polisi, Ny. Nolan dan Ny. MacMillan menggunakan informasi

yang disampaikan oleh tokoh saya terkait sosok lelaki tua tanpa nama. Mereka

berharap dengan adanya penjelasan tersebut dapat membantu Ny.Nolan agar

tidak disalahkan. Dengan kata lain, informasi tersebut dibutuhkan oleh mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

53

Penggunaan informasi tersebut merupakan bentuk penerimaan diri terhadap

kehadiran tokoh saya.

Penerimaan diri terhadap tokoh saya didasarkan pada sebuah kepentingan.

Gerak tokoh saya (subjek) untuk mencapai objek (penerimaan diri), telah

tercapai. Dan tokoh saya (penerima) berhak untuk tidak merasa kesepian

karena telah diterima oleh orang lain. Kutipan (12) dapat membuktikan hal

tersebut.

(12) “Baik Ny. Nolan maupun Ny. MacMillan juga memberi tahu polisi,

bahwa saya sudah sering melihat laki-laki tua itu memain-mainkan

pestolnya, bahkan, demikian kata mereka, saya sudah pernah

mendengar laki-laki itu meletupkan pestolnya pada suatu malam.

“Jadi tidak mungkin bahwa dia tidak memiliki peluru,” kata Ny.

Nolan kepada polisi.” (Darma, 1980: 20)

3.1.1.2 Penentang dan Penolong

Tokoh saya adalah tokoh utama dalam cerita “Lelaki Tua Tanpa Nama”. Ia

menduduki fungsi aktan subjek dan penerima. Tugas utama aktan subjek

(tokoh saya) adalah mendapatkan aktan objek (penerimaan diri). Gerak subjek

mendapatkan objek dipicu aktan pengirim yang diisi oleh rasa kesepian. Dalam

gerak tersebut, aktan penentang akan menghalangi usaha subjek sedangkan

aktan penolong akan meringankan usaha subjek mendapatkan objek.

Perasaan kesepian (pengirim) menuntut keberadaan orang lain dalam hidup

tokoh saya (subjek). Tokoh saya (subjek) mencoba mendapatkan penerimaan

diri (objek) dari orang lain dengan cara melibatkan orang lain dalam sebuah

kepentingan. Usaha-usaha untuk mendapatkan penerimaan diri (objek)

dihadang oleh aktan penentang. Mereka adalah pemilik toko Marsh yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

54

merasa jengkel, Ny. MacMillan yang merasa tidak senang, dan Ny. Nolan yang

merasa tersinggung. Mereka menunjukkan sikap yang sama, yakni menolak

kehadiran tokoh saya. Hal tersebut diterlihat dalam kutipan (13) dan (14).

(13) “Akhirnya saya menelepon Marsh, menanyakan apakah dia menjual

pisang, atau apel, atau spageti, atau apa saja, yang akhirnya

menjengkelkan pemiliknya. Ny. MacMillan pun rupanya tidak

senang kalau saya menelepon dengan alasan yang saya ada-adakan.

Seperti pemilik toko, rupanya dia juga tahu bahwa sebetulnya saya

tidak mempunyai alasan untuk berbicara.” (Darma, 1980: 4)

(14) “Akhirnya pada suatu malam hujan saya menelepon Ny. Nolan,

menanyakan apakah saya dapat membantu membersihkan

pekarangannya. Ternyata dia bukan hanya heran, tapi juga berang.”

(Darma, 1980: 4-5)

Ny. Casper adalah pelaku yang mempati aktan penolong. Kemunculannya

bertujuan untuk membantu subjek mencapai objek. Ny. Casper sebagai pelaku

aktan penolong bersedia untuk mencoba menganjurkan lelaki tua tanpa nama

menelepon tokoh saya. Kutipan (15) memperjelas argumen di atas.

(15) “”Baiklah, akan saya beritahu dia. Berapa nomor teleponmu, anak

muda? Kalau memang dia berminat, saya anjurkan dia menelepon

kau.” (Darma, 1980: 7)

Sikap tidak peduli Ny. MacMillan dan Ny. Casper (aktan penentang)

tampak ketika menanggapi informasi yang diberikan oleh tokoh saya. Mereka

tidak peduli dengan lelaki tua tanpa nama yang memiliki pestol dan dianggap

dapat membawa bencana. Hal tersebut terlihat dalam kutipan (16) dan (17).

(16) “Maka saya pun menelepon Ny.MacMillan. Dia mengucapkan

terima kasih atas pemberitahuan saya, tapi dia berusaha menutup

pembicaraan dengan ucapan demikian: “Kalau memang benar di

loteng Ny. Casper ada penghuni baru, itu urusan Ny. Casper sendiri.

Anda tinggal di sini pun itu urusan saya sendiri.”” (Darma, 1980: 6)

(17) ““Wah, Wah, kau ini ada-ada saja anak muda. Mau apa kau kalau

dia punya (pestol), dan mau apa kau kalau dia tidak punya? Nah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

55

selamat malam anak muda. Saya harap kau tidak menanyakan soal

dia lagi, kalau tidak perlu sekali.” Dan pembicaraan terhenti.”

(Darma, 1980: 10)

Ny. MacMillan dan Ny. Nolan merasa jengkel. Mereka tidak suka dengan

tingkah laku tokoh saya yang terus mencari perhatian. Mereka tidak

membutuhkan informasi terkait urusan orang lain. Mereka marah ketika

mendengar informasi tentang sebuah suara pestol yang tidak mempengaruhi

kehidupan mereka. Kutipan (18) dan (19) menunjukkan hal tersebut.

(18) “Tapi ketika tiba-tiba saya mendengar suara tembakan, saya segera

menelepon dia (Ny.MacMillan). Telepon berdering agak lama.

Rupanya dia sudah tidur atau tertidur. Dan memang dia

menunjukkan nada suara agak jengkel.” (Darma, 1980: 11)

(19) “Dan seperti Ny. MacMillan, Ny. Nolan juga menyemburkan nada

marah. Setelah menegaskan bahwa dia tidak mendengar suara apa-

apa, dia mendesak apakah betul saya mendengar sebuah tembakan.

Ketika saya mengatakan “betul”, dia mendesak dari manakah asal

tembakan itu.” (Darma, 1980: 12)

Selain Ny. Casper, ada dua tokoh yang mengisi aktan penolong, yakni

pemilik Toko Marsh dan supir taksi. Mereka memberikan informasi terkait

identitas lelaki tua tanpa nama. Penggalan informasi tersebut berguna untuk

mendekatkan tokoh saya kepada sosok lelaki tua tersebut. Hal ini dapat

dibuktikan dalam kutipan (20) dan (21).

(20) “Pemilik toko menjawab: “Tidak. Oh, ya, tadi dia berkata, bahwa

ingin sekali bergaul dengan anak-anak muda sekitar dua puluh

tahunan, sehat jiwa dan raganya, untuk dilatih memanggul senjata

kalau perlu. Lalu dia mengoceh, katanya dia dulu pernah

menjatuhkan bom di atas kapal Jepang. Entahlah, saya tidak tahu

macam apa orang itu.”” (Darma, 1980: 11)

(21) “Ketika saya menanyakan apa maksudnya, sopir taksi menjelaskan

bahwa sudah beberapa kali ini dia melihat laki-laki tua itu berbuat

demikian di Dunn Meadow. “Dia mengaku pilot bomber Perang

Dunia II,” kata sopir taksi. [...] Dia punya dua anak laki-laki, satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

56

tewas di Vietnam, yang lain terbenam di sungai Ohio ketika sedang

main-main di sana. Dan katanya, belum lama ini istrinya juga

meninggal karena kanker di ususnya.” (Darma,1980 :16)

Pada bagian akhir ini aktan penentang memainkan peranan penting dalam

pencapaian tujuan subjek dalam mendapatkan objek. Ny. Nolan (penentang)

membunuh lelaki tua tanpa nama (representasi objek). Atas peristiwa kematian

lelaki tua tanpa nama, tokoh saya (subjek) merasakan kesedihan dan

kehilangan. Baginya, lelaki tua tanpa nama merupakan satu-satunya tokoh

yang dianggap dapat menerima keberadaan dirinya secara penuh. Kutipan (22)

memperjelas pernyataan di atas.

(22) “Entah mengapa, saya berlutut dekat laki-laki ini. [...] Dan entah

mengapa, saya mengelus-elus kepalanya. Dan ketika saya berusaha

mengatupkan mulutnya, ternyata mulut itu kaku bagaikan baja. Dan

entah mengapa saya menangis.” (Darma, 1980: 19)

Di sisi lain, peristiwa kematian lelaki tua tanpa nama memunculkan

penerimaan diri terhadap tokoh saya. Ny. MacMillan dan Ny. Nolan

menggunakan informasi yang disampaikan tokoh saya untuk membela posisi

Ny. Nolan yang tersudut akibat peristiwa pembunuhan tersebut. Hal tersebut

menunjukkan bahwa penerimaan diri terhadap tokoh saya didasarkan oleh

sebuah kepentingan. Kepentingan (penolong) membantu tokoh saya (subjek)

dalam proses pencapaian kepada penerimaan diri (objek).

(23) “Baik Ny. Nolan maupun Ny. MacMillan juga memberi tahu polisi,

bahwa saya sudah sering melihat laki-laki tua itu memain-mainkan

pestolnya, bahkan, demikian kata mereka, saya sudah pernah

mendengar laki-laki itu meletupkan pestolnya pada suatu malam.

“Jadi tidak mungkin bahwa dia tidak memiliki peluru,” kata Ny.

Nolan kepada polisi.” (Darma, 1980: 20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

57

Berdasarkan analisis skema aktansial cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”,

dapat disimpulkan bahwa usaha tokoh saya (subjek) untuk mendapatkan

penerimaan diri (objek) tercapai. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran

krusial sebuah pelaku yang mengisi aktan penolong, yakni kepentingan.

Dengan keberhasilan ini, pengirim menunjukkan kuasa positifnya terhadap

subjek. Dan tokoh saya (penerima) berhak mendapatkan rasa keramaian

(oposisi dari rasa kesepian).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

58

3.1.2 Skema Aktansial Cerpen Keluarga M

Cerita pendek berjudul “Keluarga M” dibangun oleh dua struktur alur.

Pembagian struktur alur tersebut menyebabkan adanya perbedaan pelaku yang

mengisi setiap fungsi aktan.

3.1.2.1 Skema Aktansial Pertama Cerpen “Keluarga M”

Gambar 4. Skema Aktansial Pertama Cerpen “Keluarga M”

3.1.2.1.1 Tokoh Saya sebagai Subjek

Tokoh saya adalah tokoh utama dalam cerita “Keluarga M”. Ia menduduki

fungsi aktan subjek. Tokoh saya sebagai subjek dipengaruhi oleh aktan

pengirim berupa rasa tidak nyaman (pengirim pertama) dan rasa benci

(Pengirim)

Rasa tidak nyaman

Rasa benci

(Penerima)

Ø

(Objek)

Keluarga M

celaka/ lenyap

(Penentang)

Manajer gedung

Keluarga M

RA

Jerry

Dua perempuan

pencabut mesin

coca cola

Rasa penyesalan

tokoh saya

Keadaan ramai di

tempat parkir

Rasa bersalah

(Subjek)

Tokoh saya

(Penolong)

Kecelakaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

59

(pengirim kedua). Rasa tidak nyaman menuntut tokoh saya mencari

kedamaian. Namun rasa benci (pengirim kedua) lebih mendominasi dan

mendorong tokoh saya untuk melenyapkan atau mencelakai keluarga M

(objek). Apabila tokoh saya berhasil mencelakai keluarga M, secara implisit

rasa tidak nyaman dan rasa benci menjanjikan sebuah penghargaan kepada

aktan penerima, yaitu kesenangan, kepuasan, dan kedamaian.

Pertama-tama digambarkan tentang kehidupan tokoh saya. Tokoh saya

merasa nyaman walaupun tinggal sendiri di lingkungan yang penuh anak-anak.

Kenyamanan hidup tokoh saya mulai terganggu saat muncul peristiwa beret cat

mobil miliknya. Kejadian tersebut membuat tokoh saya marah, ia ingin

menemukan dan mencelakai sang pelaku. Tokoh saya sempat protes kepada

manajer gedung. Namun manajer gedung hanya bisa mengajukan permohonan

maaf dan mengaku tidak sanggup untuk mengawasi lapangan parkir. Hal

tersebut dibuktikan dalam kutipan (24) dan (25).

(24) “Sudah lama saya tinggal di gedung raksasa yang memuat dua ratus

apartemen ini, dan mungkin sayalah satu-satunya yang hidup

sendirian tanpa anak dan istri. Selama ini saya tidak pernah

terganggu.” (Darma, 1980: 41)

(25) “Meskipun selama ini saya merasa tenang, akhirnya pada suatu hari

saya mengalami sebuah bencana besar. Cat mobil saya beret. [...]

Ingin rasanya saya membekuk batang leher penjahatnya.” (Darma,

1980: 42)

Dari serangkaian peristiwa, terlihat beberapa fungsi aktan terisi. Aktan

pengirim pertama diisi oleh rasa tidak nyaman tokoh saya karena

ketentramannya selama ini telah terganggu. Tokoh saya mengisi aktan subjek.

Sedangkan reaksi “lepas tangan” manajer gedung terhadap bencana yang

dialami tokoh saya, memepertegas rasa benci sebagai aktan pengirim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

60

Cacat baru pada mobil tokoh saya memunculkan rasa benci (pengirim

kedua) terhadap sang pelaku (objek). Rasa benci itu terlampiaskan ketika tokoh

saya menemukan sepasang bocah berada di dekat mobilnya. Dengan sebuah

paku di tangan sang adik, tokoh saya meyakini bahwa merekalah pelaku

perusakan cat mobilnya. Tokoh saya langsung mencaci maki mereka dan

melabrak kedua orang tua mereka. Hal itu tterlihat dalam kutipan (26) dan (27).

(26) “Dan ketika saya mendekati si adik, tahulah saya bahwa manusia

kecil ini memegang sebuah paku tua. Tentu dialah penjahatnya. Saya

pegang dia, dan menangislah dia meronta-ronta.” (Darma, 1980: 44)

(27) “Ketika malam itu saya melabrak Melvin Meek di apartemennya, dia

nampak tidak gentar menghadapi kemarahan saya.” (Darma, 1980:

45)

Dalam kejadian tersebut, tokoh saya menghadapi penyangkalan. Sang

kakak mengaku tidak bersalah. Dan saat tokoh saya melabrak orang tua

mereka, kedua orang tua mereka juga melakukan hal yang sama, yakni

membela Mark (kakak), Martin (adik) sebagai anak yang tertuduh.

Masih dengan perasaan marah, malam itu tokoh saya menelepon RA

(resident assistant) untuk memberitahukan tuduhan tokoh saya atas perbuatan

kurang ajar anak Melvin Meek. Tokoh saya berharap RA menindak tegas

kedua anak itu sehingga kesengsaraan yang ia alami dapat terbayarkan.

Namun, RA justru menyatakan bahwa dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Rasa tidak nyaman (pengirim pertama) dan rasa benci (pengirim kedua)

menunjukkan pengaruhnya dalam menggerakkan tokoh saya (subjek) menuju

objek. Kebencian tokoh saya membuatnya terus berpikir dan mencari cara agar

keluarga M celaka. Hal tersebut terlihat dalam kutipan (28).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

61

(28) “Alangkah baiknya andaikata mobil mereka melabrak jembatan, dan

menghadiahi mereka dengan ganjaran cacat seumur hidup, pikir

saya.” (Darma, 1980: 47)

Tokoh saya terus mencari masalah dengan keluarga M. Suatu ketika tokoh

saya mendapati si adik berak di celana. Ia kemudian mencaci maki kakak

beradik tersebut. Ia menyalahkan Jerry, seorang petugas kebersihan yang

bersedia membersihkan berak Martin. Lalu melabrak Melvin karena

menggelapkan kunci apartemen yang membuat kedua bocah itu tidak dapat

masuk apartemen.

Ide mencelakai Mark dan Martin muncul. Ia melihat pecahan botol coca

cola dan berharap suatu saat kedua kakak tersebut dapat terjatuh di atasnya.

Tokoh saya meminta RA terpilih mendatangkan mesin penjual coca cola.

Namun keinginan untuk mencelakai Mark dan Martin gagal terlaksana.

Penyebabnya adalah kehadiran dua perempuan pengumpul tanda tangan.

Tanda tangan dikumpulkan untuk meminta persetujuan pencabutan mesin coca

cola dari gedung raksasa. Kutipan (29) dan (30) menjelaskan hal tersebut.

(29) “Nah, disitulah saya melihat sebuah botol coca cola pecah.

Andaikata, ya, andaikata saja si abang dan si adik terjatuh dan

kepalanya termakan oleh pecahan botol, pikir saya.” (Darma, 1980:

50)

(30) “Hari itu juga saya mengetahui bahwa semua mesin penjual coca

cola sudah dimatikan dan menurut plakat kecil yang dipasang di

masing-masing mesin, semua mesin itu dalam waktu singkat akan

dikeluarkan dari gedung. Cita-cita saya longsor.” (Darma, 1980: 55)

Cara lain coba ditempuh oleh tokoh saya (subjek) untuk membuat keluarga

M celaka (objek). Walau tidak membuat Mark atau Martin celaka, tokoh saya

cukup puas melihat mereka berdua sengsara. Ia mengiming-imingi mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

62

makanan karena tahu bahwa mereka kurang makan. Kutipan (31) dan (32)

mendukung informasi tersebut.

(31) “Ketika saya turun lagi, saya melihat si abang dan si adik sedang

memandangi makanan dalam mobil saya dengan wajah sengsara.

Ketika saya mendekat, mereka memandang saya, seorang minta

belas kasihan. Dan pada waktu saya membuka pintu mobil, si abang

mengaku bahwa mereka lapar.” (Darma, 1980: 52)

(32) “Maka bungkus kue pun saya buka perlahan-lahan. Nampak mata

mereka membinar gembira, dan berkali-kali mereka menelan ludah.

Nah, setelah semua kue saya keluarkan dari bungkusnya, semua kue

itu, tanpa kecuali, saya ludahi, lalu saya campakkan ke tempat

sampah. Mereka mendelong.” (Darma, 1980: 53)

Suatu ketika tokoh saya menemui kesempatan untuk melampiaskan

dendamnya. Ia bermaksud mencelakai Martin dengan menghantamkan batu ke

arahnya. Namun justru muncul rasa penyesalan dan rasa takut setelah tokoh

saya melakukan hal tersebut. Ia merasa bersalah. Hal itu terlihat pada kutipan

(33) dan (34).

(33) “Baru kali inilah saya melihat si anjing buduk tanpa dikawal

abangnya. Maka saya cepat menunduk dan mengambil batu besar.

Setelah yakin bahwa perbuatan saya tidak bisa dilihat dari jendela-

jendela apartemen, saya ambil keputusan bulat untuk menghajar

anjing buduk ini.” (Darma, 1980: 54)

(34) “Lalu saa nonton bioskop. Dan saya takut. Dan saya menyesal. Dan

saya ragu-ragu apakah saya akan pulang sehabis nonton ataukah

menginap di tempat lain.” (Darma, 1980: 54)

Walaupun rasa penyesalan sempat muncul, keinginan untuk mencelakai

keluarga M tetap menyala. Ia kemudian bermaksud menggagalkan rencana

liburan Thanksgiving keluarga M dengan cara memasukkan pasir ke tangki

bensin mobil mereka dan menggemboskan bannya dengan jarum kecil. Namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

63

situasi ramai di tempat parkir menjelang liburan tersebut, menjadi penentang

bagi rencana yang telah disusun.

Setelah banyak mobil meninggalkan gedung raksasa tempat tinggal tokoh

saya. Tokoh saya merasa kesepian. Berita tentang keluarga M yang mengalami

kecelakaan parah tidak membuat tokoh saya merasa bahagia. Walaupun objek

(mencelakai keluarga M) telah didapatkan, tokoh saya justru merasa bersalah

dan kasihan. Ia bimbang dan mengalami konflik batin. Pertemuan dirinya

dengan anak kecil korban salah sasaran yang ia hantam dengan batu menambah

rasa bersalah yang ada dalam diri tokoh saya. Rangkaian kejadian tersebut

membuat batin tokoh saya tidak tenang. Kegundahan tersebut mengubah cara

pandang tokoh saya dalam menyikapi keberadaan keluarga M. Kutipan (35),

(36), dan (37) menjelaskan hal tersebut.

(35) “Saya kesepian. Memang saya tidak mempunyai teman, dan

memang saya sering merasa kesepian, tapi tidak pernah merasa

sesepi ini.” (Darma, 1980: 56)

(36) “Bagaimana perasaan saya, saya sendiri tidak tahu dengan pasti.

Ketika saya membuka kotak, saya lihat banyak lembaran uang besar

di dalamnya. Dengan perasaan yang tidak jelas bagi saya sendiri,

saya memasukkan uang tiga puluh lima dolar.” (Darma, 1980: 56)

(37) “Dan lebih kurang seminggu kemudian, ketika saya sedang

menunggu elevator, ada seorang anak laki-laki berjalan sendirian

menuju elevator. [...] Ketika orang ini menanyai anak itu, tahulah

saya bahwa luka di pipinya adalah hasil perbuatan saya dulu.”

(Darma,1980: 57)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

64

3.1.2.1.2 Penentang dan Penolong

Dalam usaha mendapatkan objek, tokoh saya sebagai subjek banyak

menemui dinamika. Tokoh saya mendapatkan halangan dan kemudahan.

Halangan muncul dari para pelaku aktan penentang, yakni manajer gedung,

keluarga M, resident assistant (RA), Jerry, dua perempuan pencabut mesin

coca-cola, rasa penyesalan tokoh saya, keadaan ramai di tempat parkir, dan rasa

bersalah. Sedangkan kemudahan muncul dari para pelaku aktan penolong yang

ditempati oleh oleh peristiwa kecelakaan.

Peristiwa perselisihan dengan keluarga M memunculkan pelaku aktan

penentang. Aktan penentang tersebut adalah anggota keluarga M, yang terdiri

dari Martin, Mark, Melvin, dan Marion. Mereka menyatakan penyangkalan

atas tuduhan yang dialamatkan tokoh saya. Sang kakak mengaku tidak

bersalah. Dan kedua orang tua mereka mengeluarkan argumen yang bersifat

melawan. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan (38) dan (39).

(38) “Katanya mereka berada di lapangan parkir mula-mula hanya untuk

bermain, kemudian mereka menengok ke mobil saya untuk melihat

jam berapa. [...] Dan waktu menengok jam itulah, si adik

menemukan paku tua dekat mobil saya. Meskipun saya tuduh

mereka berkali-kali, si abang tetap mangkir.” (Darma, 1980: 45)

(39) “Ketika malam itu saya melabrak Melvin Meek di apartemennya, dia

nampak tidak gentar menghadapi kemarahan saya. Katanya anaknya

sudah melaporkan peristiwa di lapangan parkir. Dan katanya Mark

lupa mengatakan kepada saya, bahwa dia melihat jam di mobil saya

dan bukan di mobil lain karena mobil sayalah yang terbagus.

Andaikan benar anaknya telah berbuat durjana, sambungnya, dia

mengajukan permohonan maaf. Tapi menurut akal sehatnya,

katanya, tidak mungkin anaknya berbuat sembarangan.” (Darma,

1980: 45)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

65

Setelah kejadian tersebut, pelaku aktan penentang lain hadir. RA (resident

assistant) menunjukkan sikap melawan usaha tokoh saya. Ia berkata tidak

dapat berbuat apa-apa saat mendapatkan aduan terkait perbuatan anak Melvin

Meek. Peristiwa Martin berak di celana juga memunculkan beberapa pelaku

aktan penentang. Mark (penentang) membela diri dan adiknya dari caci-makian

tokoh saya. Jerry (penentang) merasa tidak keberatan membersihkan berak

Martin. Serta Melvin Meek (penentang) yang menyatakan sudah meminta

maaf kepada berbagai pihak yang merasa dirugikan akibat perbuatan anaknya.

Kutipan (40), (41), dan (42) memperkuat pernyataan tersebut.

(40) “Si abang mengaku terus terang bahwa si adik sakit perut dan

terpaksa berak disitu sebelum sempat mencapai kakus umum di

lobby, tingkat satu.” (Darma, 1980: 48)

(41) “Dengan tenang Jerry menjawab, bahwa kemarin sore tokh dia

belum pulang apa salahnya dia dibebani sedikit pekerjaan tambahan.

Lagi pula, katanya, Meek adalah sahabatnya semenjak kecil.”

(Darma, 1980: 48)

(42) “Setelah berkali-kali mengakui kesalahannya, dia mengatakan

bahwa dia juga sudah menelepon manajer dan Ra untuk minta maaf,

dan mereka sudah memaafkannya. Selanjutnya dia juga menyatakan

bahwa dia sudah menelepon Jerry untuk minta maaf dan

mengucapkan terima kasih, dan Jerry juga sudah memberinya maaf.”

(Darma, 1980: 43)

Dua perempuan pencabut mesin coca cola adalah salah satu pelaku aktan

penentang. Mereka secara tidak langsung menghalangi usaha tokoh saya

(subjek) untuk mencelakai keluarga M (objek). Mereka mengumpulkan tanda

tangan persetujuan dari sebagian besar penghuni apartemen untuk mematikan

dan mengeluarkan mesin coca cola dari gedung. Kedua perempuan dan

sebagian besar penghuni gedung sepakat bahwa mesin tersebut hanya

mendatangkan bencana bagi anak-anak mereka. Dan usaha kedua perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

66

tersebut berlawanan dengan keinginan tokoh saya yang memimpikan Martin

dan Mark jatuh tepat di atas pecahan botol coca cola. Hal itu terlihat dalam

kutipan (43) dan (44).

(43) “Dua orang perempuan berdiri dekat pintu, yang satu membawa

kertas, kemudian yang lain berbicara panjang lebar dengan nada

pidato. Katanya mesin penjual coca cola telah mendatangkan wabah

penderitaan yang luar biasa bagi orang tua anak-anak.” (Darma,

1980: 53)

(44) “Hari itu juga saya mengetahui bahwa semua mesin penjual coca

cola sudah dimatikan dan menurut plakat kecil yang dipasang di

masing-masing mesin, semua mesin itu dalam waktu singkat akan

dikeluarkan dari gedung. Cita-cita saya longsor.” (Darma, 1980: 55)

Suatu ketika tokoh saya menghantamkan batu kepada seorang bocah yang

ia kira Martin. Setelah kejadian tersebut, tokoh saya justru merasa menyesal

dan takut. Rasa menyesal sedikit menghambat usahanya dalam mencelakai

keluarga M. Kutipan (45) memperkuat pernyataan tersebut.

(45) “Saya lari terus, lalu membelok ke jalan setapak, dan sampailah saya

ke Jalan Gourley Pike. Lalu saya menyelinap ke sekian banyak jalan

sepi, dan akhirnya saya mencapai kota bawah. Lalu saya nonton

bioskop. Dan saya takut. Dan saya menyesal.” (Darma, 1980: 55)

Situasi ramai di parkiran menjelang liburan Thanksgiving menjadi

penentang bagi rencana yang telah disusun tokoh saya. Hal tersebut terlihat

dalam kutipan (46).

(46) “Tapi dasar sial, menjelang liburan Thanksgiving lapangan parkir

selalu ramai siang malam. Banyak orang memeriksa mobilnya,

membetulkan bannya, membetulkan remnya, membetulkan

lampunya, dan lain-lain.” (Darma, 1980: 55-56)

Setelah melalui berbagai macam hambatan, tokoh saya (subjek) akhirnya

mendapatkan objek. Ia mendengar berita kecelakaan yang menimpa keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

67

M. Peristiwa kecelakaan tersebut merupakan aktan penolong. Peristiwa

tersebut berhasil membantu tokoh saya sebagai subjek mendapatkan objek

yang selama ini ia harapkan, yakni mencelakai keluarga M.

Walaupun objek (mencelakai keluarga M) telah tercapai, tokoh tidak merasa

bahagia. Ia justru merasa bersalah dan kasihan (penentang). Lalu dirinya

bimbang dan mengalami konflik batin. Pertemuan dirinya dengan anak kecil

yang dulu ia hantam menggunakan batu menambah rasa bersalah (penentang)

tokoh saya. Rangkaian kejadian tersebut membuat batin tokoh saya tidak

tenang. Kegundahan tersebut mengubah cara pandang tokoh saya dalam

menyikapi keberadaan keluarga M. Kutipan (47) dan (48) menunjukkan hal

tersebut.

(47) “Bagaimana perasaan saya, saya sendiri tidak tahu dengan pasti.

Ketika saya membuka kotak, saya lihat banyak lembaran uang besar

di dalamnya. Dengan perasaan yang tidak jelas bagi saya sendiri,

saya memasukkan uang tiga puluh lima dolar.” (Darma, 1980: 56)

(48) “Dan lebih kurang seminggu kemudian, ketika saya sedang

menunggu elevator, ada seorang anak laki-laki berjalan sendirian

menuju elevator. [...] Ketika orang ini menanyai anak itu, tahulah

saya bahwa luka di pipinya adalah hasil perbuatan saya dulu.”

(Darma,1980: 57)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

68

3.1.2.2 Skema Aktansial Kedua Cerpen “Keluarga M”

Tabel 5. Skema Aktansial Kedua Cerpen “Keluarga M”

3.1.2.2.1 Tokoh Saya sebagai Subjek

Dalam skema aktansial kedua tokoh saya sebagai subjek dipengaruhi oleh

aktan pengirim, yakni rasa bersalah dan rasa kasihan. Rasa bersalah menuntut

tokoh saya mencari kedamaian batin. Dan rasa kasihan merupakan bagian dari

rasa bersalah yang mendorong tokoh saya melakukan kebaikan pada keluarga

M. Apabila tokoh saya berhasil mendapatkan kedamaian batin, secara implisit

rasa bersalah dan rasa kasihan menjanjikan sebuah penghargaan kepada aktan

subjek yaitu kedamaian, kebahagiaan, dan rasa tidak kesepian.

Rasa bersalah dan rasa kasihan menjadi pengirim dalam skema aktansial

kedua. Rasa bersalah muncul pertama kali dalam peristiwa pelemparan batu

kepada anak kecil. Perasaan tersebut muncul kembali saat tokoh saya

(Pengirim)

Rasa bersalah

dan

Rasa kasihan

(Objek)

Tokoh saya

(Penentang)

Keluarga M

(Penerima)

Ø

(Penolong)

Manajer

Warga lain

(Objek)

Kedamaian batin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

69

mendengar kabar jika keluarga M mengalami kecelakaan. Ia mendapatkan

konflik batin dan menyadari bahwa perbuatannya selama ini salah. Lalau ia

merasa kasihan ketika melihat seluruh anggota keluarga M cacat. Rasa bersalah

dan kasihan menginginkan tokoh saya mencari kedamaian batin (objek) dengan

berbuat kebaikan kepada mereka (seluruh anggota keluarga M). Hal tersebut

dibuktikan dalam kutipan (49) dan (50).

(49) “Saya lari terus, lalu membelok ke jalan setapak, dan sampailah saya

ke Jalan Gourley Pike. Lalu saya menyelinap ke sekian banyak jalan

sepi, dan akhirnya saya mencapai kota bawah. Lalu saya nonton

bioskop. Dan saya takut. Dan saya menyesal.” (Darma, 1980: 55)

(50) “Bagaimana perasaan saya, saya sendiri tidak tahu dengan pasti.

Ketika saya membuka kotak, saya lihat banyak lembaran uang besar

di dalamnya. Dengan perasaan yang tidak jelas bagi saya sendiri,

saya memasukkan uang tiga puluh lima dolar.” (Darma, 1980: 56)

Saat terjadi kebakaran, tokoh saya menawarkan diri untuk menggendong

Martin. Namun Mark menolak. Begitu pula saat tokoh saya menawarkan diri

mengangkat kursi roda Marion, Melvin maupun Marion menolak. Kemudian

tokoh saya berinisiatif menyampaikan ide kepada manajer tentang perlunya

jalan khusus untuk penyandang cacat menuju ke lapangan. Manajer senang

dengan usul tokoh saya dan menunjukkan bahwa dia dan warga lain telah

mengajukan usul yang sama ditambah dengan ide tentang kakus untuk orang

cacat di lobby.

(51) “Lalu saya menawarkan diri untuk menggendong Martin. Mark

menjawab: “Martin adalah adik saya. Biarlah saya gendong terus dia

selama saya masih kuat.”” (Darma 1980: 58)

(52) ““Kami sudah mengusulkan soal ini ke Pimpinan Badan Kerja Sama

Apartemen Kota,” katanya. “Bukan hanya jalan saja, tapi juga kakus

umum untuk orang cacat di lobby. Dalam waktu tidak lama pasti usul

ini sudah akan dilaksanakan,” sambunya.” (Darma, 1980: 59)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

70

Sepuluh hari kemudian jalan khusus untuk penyandang cacat telah selesai

dikerjakan. Jalan tersebut siap untuk dilewati oleh Marion. Dan tiga minggu

kemudian kakus untuk orang cacat pun telah tersedia. Tokoh saya lantas

berinisiatif mengadakan iuran guna membeli kursi dorong bermotor. Namun

usul itu langsung ditolak oleh Melvin.

(53) “Alangkah baiknya kalau orang-orang beriuran lagi, membeli kursi

semacam itu untuk Marion, pikir saya. Malam itu saya menelepon

RA. Ia menjelaskan bahwa memang sudah ada beberapa orang yang

mempunyai keinginan sama, dan ketika keinginan ini terdengar oleh

keluarga Meek, mereka menolak keras. (Darma, 1980: 61)

Akhirnya keluarga M telah berpindah tempat tinggal. Tokoh saya (subjek)

belum sempat melakukan kebaikan yang diterima oleh keluarga M. Dengan

adanya kejadian tersebut, secara otomatis tokoh saya (subjek) gagal meraih

kedamaian batin (objek).

3.1.2.2.2 Penentang dan Penolong

Dalam skema aktansial kedua, tokoh saya sebagai subjek dipengaruhi oleh

aktan pengirim, yakni rasa bersalah dan rasa kasihan. Rasa bersalah menuntut

tokoh saya mencari kedamaian batin. Dan rasa kasihan adalah bagian dari rasa

bersalah yang mendorong tokoh saya melakukan kebaikan pada keluarga M.

Aktan penentang dan penolong menjadi bagian dari gerak subjek

mendapatkan objek. Dalam skema aktansial kedua ini, aktan penentang

ditempati oleh keluarga M. Sedangkan aktan penolong diisi oleh manajer

gedung dan warga lain. Aktan-aktan tersebut menentukan keberhasilan

pencapaian subjek dalam mendapatkan objek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

71

Aktan penentang muncul saat tokoh saya berusaha melakukan kebaikan

terhadap keluarga M. Pertama, tokoh saya tidak diterima ketika menawarkan

diri menggendong Martin. Kedua, penolakan untuk mengangkat kursi roda

Marion datang dari Melvin dan Marion sendiri. Penolakan-penolakan tersebut

mengakibatkan tokoh saya gagal melakukan kebaikan untuk mendapatkan

kedamaian batin. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan (54) dan (55).

(54) “Berkali-kali Mark akan jatuh, tapi dia berusaha berjalan tegap lagi.

Seseorang menawarkan diri untuk menggendong Martin, tapi baik

Mark maupun Martin menolak. [...] Lalu saya menawarkan diri

untuk menggendong Martin. Mark menjawab: “Martin adalah adik

saya. Biarlah saya gendong terus dia selama saya masih kuat.””

(Darma 1980: 58)

(55) “Setelah mereka mendekati trap masuk, saya menawarkan diri ikut

mengangkat kursi dorong Marion, tapi baik Melvin maupun Marion

menolak. [...] Tawaran saya menggendong Martin ditolak lagi.”

(Darma, 1980: 59)

Dalam usaha melakukan kebaikan, tokoh saya mendapatkan bantuan.

Bantuan datang dari aktan penolong yang terdiri dari manajer gedung dan

warga lain. Manajer gedung (penolong) senang ketika mendengar usul tokoh

saya untuk membangun jalan khusus bagi penyandang cacat menuju ke

lapangan. Manajer gedung dan warga lain (penolong) menyatakan telah

mangajukan usul yang sama ditambah dengan ide tentang pengadaan kakus

untuk orang cacat di lobby. Kutipan (56) menunjukkan informasi tersebut.

(56) ““Kami sudah mengusulkan soal ini ke Pimpinan Badan Kerja Sama

Apartemen Kota,” katanya. “Bukan hanya jalan saja, tapi juga kakus

umum untuk orang cacat di lobby. Dalam waktu tidak lama pasti usul

ini sudah akan dilaksanakan,” sambunya.” (Darma, 1980: 59)

Terakhir, tokoh saya berusaha menggalang dana untuk membeli kursi

dorong bermotor. Melvin langsung menolak sesaat setelah dirinya mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

72

adanya usulan tersebut. Akhirnya keluarga M pindah. Tokoh saya tetap gagal

mendapatkan kedamaian batin. Gerak subjek (tokoh saya) menuju objek

(kedamaian batin) gagal tercapai karena adanya penolakan terhadap kebaikan-

kebaikan yang dilakukan tokoh saya. Hal itu terlihat dalam kutipan (57).

(57) “Ia menjelaskan bahwa memang sudah ada beberapa orang yang

mempunyai keinginan sama, dan ketika keinginan ini terdengar oleh

keluarga Meek, mereka menolak keras.” (Darma, 1980: 61)

Pada cerpen “Keluarga M” terdapat dua skema aktansial yang menyusun

cerita. Dalam skema aktansial pertama disimpulkan bahwa tujuan subjek

(tokoh saya) dalam mencapai objek (mencelakai keluarga M) tercapai.

Pencapaian subjek tidak terlepas dari peran salah satu pelaku pengisi aktan

penolong, yakni peristiwa kecelakaan. Tetapi subjek tidak mendapatkan hadiah

dari pengirim (rasa tidak nyaman dan rasa benci) karena gagal menyerahkan

objek kepada pengirim. Ia tidak dapat melewati hambatan kedua dari aktan

penentang, yaitu rasa bersalah.

Sedangkan dalam skema aktansial kedua cerpen “Keluarga M” dapat

disimpulkan bahwa tujuan subjek (tokoh saya) atas objek (kedamaian batin)

tidak tercapai. Kegagalan tersebut disebabkan oleh lebih kuatnya peran aktan

penentang (keluarga M) dibandingkan dengan peran aktan penolong (manajer

gedung, dan warga lain).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

73

3.1.3 Skema Aktansial Cerpen “Ny. Elberhart”

Cerita pendek berjudul “Ny. Elberhart” dibangun oleh dua struktur alur.

Pembagian struktur alur tersebut menyebabkan adanya perbedaan pelaku yang

mengisi setiap fungsi aktan.

3.1.3.1 Skema Aktansial Pertama Cerpen “Ny. Elberhart”

Gambar 6. Skema Aktansial Pertama Cerpen “Ny. Elberhart”

3.1.3.1.1 Tokoh Saya Sebagai Subjek Dan Penerima

Tokoh saya merupakan tokoh utama dalam cerita “Ny. Elberhart”. Ia

menduduki fungsi aktan subjek dan penerima. Tokoh saya sebagai subjek

(Pengirim)

Rasa kesepian

Rasa kasihan

Rasa bersalah

(Penolong)

Rasa kesepian Ny.

Elberhart

Juru rawat

Pegawai kamar

rontgen

Pegawai apotik

Keterbukaan Ny.

Elberhart

Ny. Elberhart

membutuhkan objek

pelampiasan

(Penentang)

Para tetangga

Ny. Elberhart

Kehati-hatian

Ny. Elberhart

Kesehatan

tokoh saya

(Penerima)

Tokoh saya

(Objek)

Mengenal jati diri

Ny. Elberhart

(Subjek)

Tokoh saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

74

dipengaruhi oleh aktan pengirim berupa rasa kesepian, rasa kasihan, dan rasa

bersalah. Rasa kesepian, rasa kasihan, dan rasa bersalah menuntut tokoh saya

untuk mendapatkan objek, yaitu mengenal jati diri Ny. Elberhart. Apabila

tokoh saya berhasil mendapatkan jati diri Ny. Elberhart, secara implisit rasa

kesepian dan rasa kasihan menjanjikan sebuah penghargaan kepada aktan

penerima, yaitu kepuasan batin.

Cerpen berjudul “Ny. Elberhart” diawali dengan adegan tokoh saya yang

kesepian (pengirim pertama) merasa tertarik kepada Ny. Elberhart.

Ketertarikan berawal dari persitiwa perselisihan Ny. Elberhart dengan tukang

pos. Ketertarikan berubah menjadi rasa ingin tahu dan ingin mencampuri

kehidupan Ny. Elberhart saat melihat pekarangannya yang kotor. Hal tersebut

memunculkan perasaan kasihan di waktu yang hampir bersamaan. Kedua

perasaan tadi merupakan buah dari rasa kesepian yang menuntut tokoh saya

mengetahui jati diri Ny. Elberhart (objek). Kutipan (58) dan (59) menunjukkan

hal itu.

(58) “Memang saya tidak ingin mencampuri urusan Ny. Elberhart

dengan tukang pos, tapi peristiwa ini menimbulkan gairah saya

untuk mengetahui lebih banyak mengenai dia.” (Darma, 1980: 124)

(59) “Makin sering saya melewati jalan ini dan melihat Ny. Elberhart,

makin terganggu pikiran saya oleh kekotorannya.” (Darma, 1980:

124)

Tokoh saya yang kesepian (subjek) mulai berusaha melakukan sesuatu

terkait dengan kehidupan Ny. Elberhart. Pertama, tokoh saya menelepon

tetangga (penentang) untuk meminta mereka menegur Ny. Elberhart karena

pekarangannya yang kotor. Namun mereka semua menunjukkan reaksi negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

75

Lalu ia mengirimkan surat (penolong) ke koran daerah, walikota, dan terakhir

kepada Ny. Elberhart secara langsung mengenai hal yang sama.

(60) “Karena saya harus banyak beristirahat, dan di kantor saya harus

menerima tamu dari kota-kota lain, lebih dari sepuluh hari kemudian

saya baru mempunyai kesempatan untuk melewati Jalan Jefferson.

Pekarangan Ny. Elberhart nampak bersih. Ny. Elberhart sendiri

nampak capai, kurus, dan penyakitan.” (Darma, 1980: 128)

Sepuluh hari kemudian, pekarangan Ny. Elberhart telah bersih. Tetapi

kekhawatiran mulai muncul dalam benak tokoh saya. Ia menyadari tak pernah

lagi melihat tanda-tanda keberadaan Ny. Elberhart di rumahnya. Ia merasa

bersalah (pengirim ketiga) jika Ny. Elberhart jatuh sakit setelah membersihkan

pekarangannya. Rasa bersalah (pengirim ketiga) bercampur dengan rasa

kasihan (pengirim kedua) menuntut tokoh saya mengetahui kondisi Ny.

Elberhart (objek). Hal terebut terlihat dalam kutipan (61) dan (62).

(61) “Ternyata Ny. Elberhart tidak pernah nampak lagi. Siang-malam

rumahnya tutup. Lampunya juga padam. Kalau dia sakit akibat

membersihkan pekaranggannya, celaka saya. Saya berjanji akan

menelusur di mana dia kalau sampai dua atau tiga hari lagi dia belum

nampak.” (Darma, 1980: 129)

(62) “Akhirnya saya memutuskan untuk menengok Ny. Elberhart,

setelah lebih dahulu saya memesan bunga yang bagus dan mahal

harganya.” (Darma, 1980: 129)

Keinginan tokoh saya untuk mengenal jati diri Ny. Elberhart (objek)

semakin dalam. Tokoh saya menaruh curiga bahwa Ny. Elberhart mengidap

penyakit berbahaya. Ia mulai menelusuri kebenaran berdasarkan asumsi-

asumsi yang ada. Pertama, tokoh berhasil memancing keterangan dari pegawai

kamar rontgen (penolong) mengenai ginjal dan otak Ny. Elberhart yang sudah

pernah dipotret puluhan kali. Kedua, melalui pegawai apotik (penolong), ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

76

mendapatkan informasi bahwa obat yang dikonsumsi Ny. Elberhart adalah obat

untuk melawan infeksi. Kutipan (63), (64) dan (65) memperkuat argumentasi

tersebut.

(63) “Saya menaruh syak bahwa dia mengidap penyakit berat, entah apa.

Kalau betul dia memerlukan obat haya untuk menguatkan tubuhnya,

maka dia tidak akan minum apa-apa kecuali vitamin.” (Darma, 1980:

131)

(64) “Dari pegawai kamar rontgen saya berhasil memancing keterangan,

bahwa ginjal dan otak Ny. Elberhart sudah pernah dipotret puluhan

kali” (Darma, 1980: 132)

(65) “Saya bertambah yakin bahwa obat yang diminumnya bukan hanya

vitamin atau semacam itu, tapi juga obat untuk melawan infeksi.

Keyakinan saya dibenarkan oleh pegawai apotik.” (Darma, 1980:

132)

Tokoh saya tetap berusaha mengenal jati diri Ny. Elberhart di sela-sela

kondisi kesehatannya yang menurun (penentang). Rasa kasihan (pengirim

kedua) membuat tokoh saya setia mengunjungi dan melayani Ny. Elberhart

setelah pulang dari rumah sakit. Akhirnya, Ny. Elberhart bercerita mengenai

pribadinya. Kutipan (66), (67), dan (68) menunjukkan hal tersebut.

(66) “Makin membaik kondisi kesehatan Ny. Elberhart, makin

meragukan keadaan saya sendiri. Tapi saya masih tetap setia

mengunjunginya. Untuk membesarkan hatinya, saya tidak

menceritakan keadaan saya.” (Darma, 1980: 134)

(67) “Memang sulit untuk memancing ceritanya, tapi akhirnya saya

mengetahui, bahwa hampir saja perkawinannya dengan Carles

Elberhart dulu dibatalkan beberapa minggu sebelum mereka kawin.

Alasannya Charles menderita cacar. Gara-gara Charles, dia sendiri

ikut-ikut terserang cacar.” (Darma, 1980: 134)

(68) “Hubungannya dengan Ny. Meserole juga dia putuskan dengan

alasan sama. Kemudian dia bercerita bahwa dia tidak pernah

berbelanja pada akhir minggu, karena akhir minggu selalu ramai,

dan diantara sekian banyak orang pasti ada yang mengandung

penyakit berbahaya.” (Darma, 1980: 135)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

77

Setelah mendengar cerita Ny. Elberhart, tokoh saya menyimpulkan

beberapa hal. Pertama, Ny. Elberhart ingin melindungi dirinya dengan cara

melemparkan kesalahan kepada orang lain (penolong). Kedua, tokoh saya

menyimpulkan bahwa Ny. Elberhart ingin dikenang setelah dirinya tiada.

Ketiga, tokoh saya yakin jika Ny. Elberhart hanya pura-pura sehat. Hal tersebut

diperlihatkan dalam kutipan (69), (70), (71), (72), dan (73).

(69) “Kadang-kadang saya berkesimpulan bahwa dia sudah linglung

karena tua. Kadang-kadang saya juga menaruh syak bahwa dia

mencurigai saya sebagai seseorang yang mengindap penyakit

berbahaya. Sebaliknya, saya juga yakin bahwa dia bersikap pura-

pura sehat.” (Darma, 1980: 135)

(70) “Sebagai orang tua, katanya dia tidak takut mati, selama matinya

disebabkan oleh umur tua, dan bukan oleh penyakit.” (Darma, 1980:

135)

(71) “Makin lama saya bergaul dengan Ny. Elbehart, makin yakin saya

bahwa dia sangat diperbudak oleh egonya. Dia ingin melindungi

dirinya dari segala kesalahan dengan jalan melemparkan sumber

kesalahan tersebut kepada orang lain.” (Darma, 1980: 135)

(72) “Meskipun dia tidak mau mengatakan terus terang, saya

berkesimpulan bahwa dia ingin namanya tetap dikenang setelah dia

tidak ada.” (Darma, 1980: 136)

(73) “Sementara itu, saya makin yakin bahwa dia sebetulnya sakit dan

pura-pura sehat. Kalau terjadi apa-apa kelak, mungkin dia akan

menjadikan saya sebagai kambing hitamnya.” (Darma, 1980: 137)

Hubungan kedua tokoh menjadi semakin dekat. Mereka merasa saling

tergantung. Tokoh saya merasa kesepian jika tidak bertemu dengan Ny.

Elberhart sedangkan Ny. Elberhart makin tergantung kepada tokoh saya.

Kedekatan hubungan yang terjalin dimanfaatkan dengan baik oleh Ny.

Elberhart. Sesuai dengan kecurigaan tokoh saya, Ny. Elberhart membutuhkan

seseorang sebagai objek pelampiasan kesalahan (penolong). Ny. Elberhart

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

78

menyalahkan dan menuduh tokoh saya menyebarkan bibit penyakit kencing

kepadanya. Dengan cara tersebut, ia dapat lepas tangan atas kemalangan yang

menimpa dirinya. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan (74) dan (75).

(74) “Ketika saya kencing, hampir-hampir saya tidak bisa menahan jerit

karena sakit. Untuk menahan siksaan ini, saya mengatupkan mata

rapat-rapat. Pada waktu saya membuka mata, tahulah saya bahwa air

kencing saya berwarna merah kehitam-hitaman, bagaikan darah

matang laiknya. Saya menjerit.” (Darma, 1980: 139)

(75) “Rupanya inilah saat yang dinanti-nantikan oleh Ny. Elberhart.

Begitu saya keluar dari kamar mandi dengan jalan terbongkok-

bongkok menahan rasa sakit, saya melihat dia duduk di kursi goyang

jauh dari kamar mandi, melemparkan pandangan menyalahkan saya.

“Sekarang saya tahu dengan pasti, bahwa Andalah yang

menyebarkan bibit penyakit kencing ke tubuh saya, anak muda,”

katanya.” (Darma, 1980: 139)

Pada hari Rabu pagi, tanpa sengaja tokoh saya dan Ny. Elberhart bertemu

di ruang tunggu pemeriksaan. Keduanya saling diam. Di luar dugaan, mereka

berdua kembali dipertemukan di suatu ruangan yang sama. Dalam posisi yang

bersebelahan Ny. Elberhart mengajukan permohonan maaf kepada tokoh saya.

Dia memuji-muji sikap tokoh saya dan mengutuk dirinya sendiri serta merasa

menyesal atas sikapnya selama ini. Kutipan (76) menunjukkan hal tersebut.

(76) “Di luar dugaan, dia tersenyum dengan tulus dia mengajukan

permohonan maaf andaikata selama ini tindakannya terhadap saya

tidak patut. Dia memuji-muji saya sebagai orang muda yang baik

hati, ringan tangan, dermawan, dan patut dijadikan teladan.

Kemudian dia mengutuk dirinya sendiri sebagai penakut, pengecut,

dan tidak bertanggung jawab. Dia menyatakan penyesalannya atas

sikapnya selama ini.” (Darma, 1980: 143)

Tokoh saya menyesal karena tidak sempat mengucapkan pemberian maaf

dan sekaligus meminta maaf kepada Ny. Elberhart. Akhirnya tokoh saya

menjenguk Ny. Elberhart di rumah sakit setelah dirinya terlibat pembicaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

79

singkat melalui telepon. Sesampainya di rumah sakit, juru rawat melarang

tokoh saya untuk menemui Ny. Elberhart. Juru rawat menyampaikan

permintaan maaf Ny. Elberhart kepada tokoh saya. Sampai pada suatu hari Ny.

Elberhart meninggal dunia. Hal itu diperlihatkan dalam kutipan (77) dan (78).

(77) “Saya menyesal mengapa saya tidak mengucapkan pemberian maaf

saya, dan sekaligus minta maaf atas segala kesalahan saya.

Bukankah surat gelap saya ikut memainkan peranan dalam

menciptakan bencana terhadap dirinya?” (Darma, 1980: 143-144)

(78) “Ketika saya datang, saya tidak diberi izin untuk menemuinya. Kata

juru rawat, keadaan Ny. Elberhart mendadak menjadi buruk, karena

itu terpaksa dia dipindah ke intensive care unit. “Sebelum dipindah,

dia menyampaikan permintaan maaf kepada Anda,” kata juru rawat

tersebut.” (Darma, 1980: 145)

Peristiwa permintaan maaf Ny. Elberhart menjadi pembenaran terhadap

asumsi-asumsi tokoh saya selama ini. Jawaban yang sama didapatkan dari

dokter yang merawat Ny. Elberhart bahwa Ny. Elberhart meninggal karena

radang otak dan dirinya juga menderita radang kandung kencing. Pembenaran-

pembenaran tersebut menjadi tanda bahwa usaha subjek (tokoh saya) untuk

mendapatkan objek (mengenal jati diri Ny. Elberhart) akhirnya tercapai.

(79) “Sementara itu, dokter yang merawat Ny. Elberhart, Henry Lenham

namanya, saya mendapat penjelasan bahwa Ny. Elberhart meninggal

karena radang otak. atas pertanyaan saya, dia mengatakan bahwa Ny.

Elberhart juga menderita radang kandung kencing.” (Darma, 1980:

145).

3.1.3.1.2 Penentang dan Penolong

Dalam cerita berjudul Ny. Elberhart aktan penentang yang pertama kali

muncul adalah para tetangga Ny. Elberhart. Para tetangga Ny. Elberhart terdiri

dari Johanson, Ny. Kaymart, dan Ny. Meserole. Penggolongan mereka ke

dalam aktan penentang dikarenakan reaksi negatif mereka terhadap keinginan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

80

tokoh saya. Mereka semua bersikap sama, yakni menolak untuk menegur Ny.

Elberhart terkait pekarangannya yang kotor dan menganjurkan tokoh saya

untuk mendatangi Ny. Elberhart secara langsung. Hal tersebut dibuktikan

dalam kutipan (80) dan (81).

(80) “Mula-mula saya menelepon Johanson, tetangga depan Ny.

Elberhart. Saya mengaku sebagai pegawai kotamadya. Dia

mengutuk perbuatan saya: “Datang langsung kepadanya, Bung!

Jangan mengganggu saya lagi, ya?!” Kemudian saya menelepon Ny.

Kaymart, tetangga sebelah kanan. Kali ini saya mengaku sebagai

sersan polisi. Dia juga menganjurkan saya untuk langsung

mendatangi Ny. Elberhart.” (Darma, 1980: 125)

(81) “Melalui Ny. Meserole, tetangga sebelah kiri, sya mendapatkan

penjelasan tambahan. Seperti Ny. Kaymart, dia juga mengajurkan

hendaknya saya mendatangi Ny. Elberhart sendiri.” (Darma, 1980:

126)

Dalam situasi berikutnya, penolong dan penentang muncul hampir

bersamaan. Sikap Ny. Elberhart yang berusaha berhati-hati dengan kehadiran

tokoh saya merupakan penentang. Rasa kesepian di dalam diri yang

menginginkan untuk bersahabat dengan tokoh saya adalah pelaku aktan

penolong. Tokoh saya yang menjenguk Ny. Elberhart membuat para juru rawat

(penolong) mengenal tokoh saya sebagai sahabat Ny. Elberhart. Hal tersebut

ditunjukkan dalam kutipan (82) dan (83).

(82) “Meskipun sikap dan gerakannya menunjukkan bahwa dia tidak mau

berdekatan dengan saya, mataya memancarkan sikap lain, ingin

bersahabat, andaikata saya dapat dijadikannya sahabat.” (Darma,

1980: 131)

(83) “Dan para juru rawat akhirnya mengenal saya sebagai “sahabat baik

Ny. Elberhart”. Karena itu, kapan saja saya datang, kalau perlu di

luar jam tilik, saya mendapat sambutan baik.” (Darma, 1980: 131

Kemunculan aktan berikutnya adalah aktan penolong yang diwakili oleh

pegawai kamar rontgen dan pegawai apotik. Asumsi-asumsi tokoh saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

81

mengenai Ny. Elberhart menemui pembenaran lewat kedua tokoh tersebut..

Hal tersebut terlihat dalam kutipan (84) dan (85).

(84) “Dari pegawai kamar rontgen saya berhasil memancing keterangan,

bahwa ginjal dan otak Ny. Elberhart sudah pernah dipotret puluhan

kali” (Darma, 1980: 132).

(85) “Saya bertambah yakin bahwa obat yang diminumnya bukan hanya

vitamin atau semacam itu, tapi juga obat untuk melawan infeksi.

Keyakinan saya dibenarkan oleh pegawai apotik.” (Darma, 1980:

132)

Kondisi kesehatan merupakan salah satu pengisi aktan penentang. Di tengah

keinginannya untuk mengetahui jati diri Ny. Elberhart, tokoh saya harus

dihadang dengan kondisi kesehatan yang kurang baik. Akhirnya, dibantu

dengan sikap keterbukaan (penolong) Ny. Elberhart, tokoh saya berhasil

memancing informasi mengenai jati diri Ny. Elberhart di masa lalu. Hal

tersebut ditunjukkan dalam kutipan (86) dan (87).

(86) “Makin membaik kondisi kesehatan Ny. Elberhart, makin

meragukan keadaan saya sendiri. Tapi saya masih tetap setia

mengunjunginya. Untuk membesarkan hatinya, saya tidak

menceritakan keadaan saya.” (Darma, 1980: 134)

(87) “Memang sulit untuk memancing ceritanya, tapi akhirnya saya

mengetahui, bahwa hampir saja perkawinannya dengan Carles

Elberhart dulu dibatalkan beberapa minggu sebelum mereka kawin.

Alasannya Charles menderita cacar. Gara-gara Charles, dia sendiri

ikut-ikut terserang cacar.” (Darma, 1980: 134)

Kedekatan hubungan yang terjalin dimanfaatkan dengan baik oleh Ny.

Elberhart. Sesuai dengan kecurigaan tokoh saya, Ny. Elberhart membutuhkan

seseorang sebagai objek pelampiasan kesalahan (penolong). Ny. Elberhart

menyalahkan dan menuduh tokoh saya menyebarkan bibit penyakit kencing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

82

kepadanya. Dengan cara tersebut, ia dapat lepas tangan atas kemalangan yang

menimpa dirinya. Hal tersebut diperlihatkan dalam kutipan (88) dan (89).

(88) “Ketika saya kencing, hampir-hampir saya tidak bisa menahan jerit

karena sakit. Untuk menahan siksaan ini, saya mengatupkan mata

rapat-rapat. Pada waktu saya membuka mata, tahulah saya bahwa air

kencing saya berwarna merah kehitam-hitaman, bagaikan darah

matang laiknya. Saya menjerit.” (Darma, 1980: 139)

(89) “Rupanya inilah saat yang dinanti-nantikan oleh Ny. Elberhart.

Begitu saya keluar dari kamar mandi dengan jalan terbongkok-

bongkok menahan rasa sakit, saya melihat dia duduk di kursi goyang

jauh dari kamar mandi, melemparkan pandangan menyalahkan saya.

“Sekarang saya tahu dengan pasti, bahwa Andalah yang

menyebarkan bibit penyakit kencing ke tubuh saya, anak muda,”

katanya.” (Darma, 1980: 139)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

83

3.1.3.2 Skema Aktansial Kedua Cerpen Ny. Elberhart

Gambar 7. Skema Aktansial Kedua Cerpen Ny. Elberhart

3.1.3.2.1 Tokoh Saya Sebagai Subjek

Dalam skema aktansial kedua ini, cerita bermula semenjak peristiwa

kematian Ny. Elberhart. Perasaan bersalah dan kasihan masih berpengaruh

besar sebagai motif penggerak dalam cerita. Tokoh yang merasa bersalah

karena surat gelapnya memainkan peranan penting dalam kematian Ny.

Elberhart. Ia juga menyesal karena tidak sempat memberi dan meminta maaf

kepada Ny. Elberhart. Rasa kasihan muncul bersamaan dengan momen

kematian Ny. Elberhart yang tidak menarik perhatian banyak orang. Hal

tersebut berkontradiksi dengan cita-cita Ny. Elberhart, yakni ingin dikenang

setelah tiada. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan (90), (91), dan (92).

(90) “Saya menyesal mengapa saya tidak mengucapkan pemberian maaf

saya, dan sekaligus minta maaf atas segala kesalahan saya.

(Pengirim)

Rasa kasihan

Rasa bersalah

(Penolong)

Harta

warisan

Majalah

Primo

(Penentang)

Sikap tidak

peduli orang

lain

(Subjek)

Tokoh saya

(Penerima)

Ø

(Objek)

Nama Ny.

Elberhart dikenang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

84

Bukankah surat gelap saya ikut memainkan peranan dalam

menciptakan bencana terhadap dirinya?” (Darma, 1980: 143-144)

(91) “Dari jumlah yang hadir di Rumah kematian Allen Johnson, saya

juga mengetahui berita kematian Ny. Elberhart tidak banyak

menarik perhatian.” (Darma, 1980: 146)

(92) “Atas nasib yang demikian ini saya merasa kasihan padanya. Dan

saya merasa kasihan hanya karena kebetulan saya pernah

mengenalnya.” (Darma, 1980: 147)

Perasaan bersalah dan kasihan menjadi pengirim mendorong tokoh saya

untuk mewujudkan cita-cita Ny. Elberhart, yakni Ny. Elberhart ingin namanya

dikenang setelah tiada (objek). Pertama, dirinya menjual dan menyumbangkan

seluruh warisan Ny. Elberhart (penolong) ke Yayasan Orang-orang Tua.

Kedua, dirinya membuat puisi menggunakan nama Ny. Elberhart. Dan

berusaha mengirimkannya ke majalah-majalah agar dimuat. Majalah Primo

(penolong) memuat sebuah puisi Ny. Elberhart namun sikap orang-orang tetap

sama, mereka tidak peduli. Mereka tidak peduli (penentang) dengan Ny.

Elberhart seperti majalah Primo yang mereka perlakukan layaknya sampah.

(93) “Melalui pengacaranya, warisan Ny. Elberhart saya serahkan kepada

Yayasan Orang-orang Tua. Juga melalui pengacaranya, rumah di

Jalan Jefferson saya jual, dan hasilnya saya sumbangkan ke yayasan

tersebut.” (Darma, 1980: 147)

(94) “Jawaban atas pertanyaan saya sudah tersedia: saya akan menulis

puisi, dan saya akan mengatakan bahwa puisi ini adalah karya Ny.

Elberhart.” (Darma, 1980: 148)

Sikap orang-orang yang tidak menganggap penting nama Ny. Elberhart dan

sikap orang-orang yang memperlakukan majalah Primo bagaikan sampah

merupakan tanda kegagalan tokoh saya sebagai subjek. Tokoh saya gagal

mewujudkan cita-cita Ny. Elberhart, namanya dikenang setelah tiada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

85

3.1.3.2.2 Penentang dan Penolong

Dalam skema aktansial kedua ini, aktan penentang ditempati oleh sikap

tidak peduli orang lain sedangkan aktan penolong diisi oleh harta warisan Ny.

Elberhart dan Majalah Primo. Struktur cerita alur kedua ini bermula semenjak

peristiwa kematian Ny. Elberhart. Perasaan bersalah dan kasihan masih

berpengaruh besar sebagai motif penggerak dalam cerita. Tokoh yang merasa

bersalah karena surat gelapnya memainkan peranan penting dalam kematian

Ny. Elberhart. Ia juga menyesal karena tidak sempat memberi dan meminta

maaf kepada Ny. Elberhart. Rasa kasihan muncul bersamaan dengan momen

kematian Ny. Elberhart yang tidak menarik perhatian banyak orang. Hal

tersebut berkontradiksi dengan cita-cita Ny. Elberhart, yakni ingin dikenang

setelah tiada.

Rasa bersalah dan penyesalan membuat tokoh saya mengambil tanggung

jawab untuk mewujudkan cita-cita Ny. Elberhart. Pertama, ia mencoba

memanfaatkan harta warisan Ny. Elberhart (penolong). Tokoh saya mencoba

menyumbangkan harta warisan Ny. Elberhart. Ia berharap nama Ny. Elberhart

dikenang karena kebaikannya terhadap sesama. Kutipan (95) menunjukkan hal

tersebut.

(95) “Melalui pengacaranya, warisan Ny. Elberhart saya serahkan kepada

Yayasan Orang-orang Tua. Juga melalui pengacaranya, rumah di

Jalan Jefferson saya jual, dan hasilnya saya sumbangkan ke yayasan

tersebut.” (Darma, 1980: 146-147)

Keberadaan aktan penolong (harta warisan) tidak banyak membantu.

Banyaknya nama penyumbang membuat nama Ny. Elberhart tenggelam di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

86

antara nama para penyumbang. Seketika kebaikannya tidak bernilai. Hal

tersebut dibuktikan dalam kutipan (96).

(96) “Dan sebagai penyumbang di antara sekian banyak penyumbang

lain, tentu namanya cepat dilupakan orang.” (Darma, 1980: 146-147)

Tokoh saya merasa kasihan dengan nasib Ny. Elberhart. Ia kemudian

mencari cara lain agar nama Ny. Elberhart dapat dikenang. Tokoh saya berniat

menulis puisi dan menerbitkannya menggunakan nama Ny. Elberhart. Dengan

jalan ini, orang-orang akan mudah mengetahui dan mengenal Ny. Elberhart

sebagai seseorang yang menulis puisi. Kutipan (97) dan (98) memperlihatkan

hal tersebut.

(97) “Atas nasib yang demikian ini saya merasa kasihan padanya. Dan

saya merasa kasihan hanya karena kebetulan saya pernah

mengenalnya.” (Darma, 1980: 147)

(98) “Jawaban atas pertanyaan saya sudah tersedia: saya akan menulis

puisi, dan saya akan mengatakan bahwa puisi ini adalah karya Ny.

Elberhart.” (Darma, 1980: 148)

Lalu tokoh saya menulis puisi dan berusaha mengirimkannya ke berbagai

majalah. Akhirnya, sebuah majalah, bernama Primo (penolong) memuat puisi

tokoh saya. Tokoh saya merasa bahagia karena telah membantu Ny. Elberhart

meraih apa yang diinginkan. Namun sikap orang-orang terhadap keberadaan

majalah tersebut sangat jauh dari harapan. Mereka hanya membuka-buka tanpa

peduli dengan puisi atau isi di dalamnya. Bagi mereka, keberadaan Ny.

Elberhart seperti Majalah Primo yang mereka perlakukan selayaknya sampah.

Ketidakpedulian orang lain merupakan aktan penentang yang menghalangi

tokoh saya untuk membuat nama Ny. Elberhart dikenang (objek). Hal tersebut

dibuktikan dalam kutipan (99), (100), dan (101).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

87

(99) “Setelah membuka-buka majalah ini tahulah saya, bahwa sebuah

puisi Ny. Elberhart dimuat. Saya gembira. Andaikata Ny. Elberhart

masih hidup, tentu dia juga gembira, dan mungkin dia meninggal

dengan hati tenang.” (Darma, 1980: 150-151)

(100) “Dalam perjalanan pulang saya makin merasakan bahwa Ny.

Elberhart tidak mempunyai arti apa-apa. Di beberapa tempat saya

melihat majalah Primo dibuang di pinggir jalan atau di tong sampah,

dan lumat dimakan sisa-sisa hujan.” (Darma, 1980: 151)

(101) “Satu di antara mereka masih sudi membuka-buka majalah itu

sebentar, melihat-lihat sepintas lalu beberapa iklan, lalu

melemparkannya ke tong sampah. Dan yang lain langsung

melemparkannya ke tong sampah.” (Darma, 1980: 151)

Pada cerpen “Ny. Elberhart” terdapat dua skema aktansial yang menyusun

cerita. Dalam skema aktansial pertama disimpulkan bahwa tujuan subjek

(tokoh saya) mendapatkan objek (mengenal jati diri Ny. Elberhart) tercapai.

Pencapaian tersebut membuat tokoh saya menempati aktan penerima dan

mendapatkan hadiah dari pengirim, yakni kepuasan batin. Selain itu,

keberhasilan pencapaian subjek tidak terlepas dari peran aktan penolong. Dan

dengan adanya keberhasilan tersebut tujuan aktan penentang untuk

menghalangi gerak subjek, gagal terlaksana.

Sedangkan dalam skema aktansial kedua cerpen “Ny. Elberhart” dapat

disimpulkan bahwa tujuan subjek (tokoh saya) atas objek (membuat nama Ny.

Elberhart dikenang) tidak tercapai. Kegagalan tersebut disebabkan oleh sikap

tidak peduli orang lain yang menempati aktan penghalang lebih dominan

dibandingkan dengan aktan penolong dan pengaruh aktan pengirim terhadap

subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

88

3.2 Kajian Skema Fungsional

3.2.1 Skema Fungsional Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

Tabel 8. Skema Fungsional Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

Situasi awal

1. Lingkungan tempat tinggal yang membatasi interaksi sosial

2. Rasa kesepian tokoh saya (pengirim).

Transformasi

Tahap Uji Kecakapan

1. Penolakan tokoh saya terhadap rasa kesepiannya.

2. Usaha tokoh saya mengenal lelaki tua tanpa nama

3. Usaha tokoh saya mendapatkan penerimaan diri

4. Pembunuhan lelaki tua tanpa nama

Transformasi

Tahap Utama

1. Kematian lelaki tua tanpa nama

2. Penerimaan diri tokoh saya oleh Ny. MacMillan dan Ny. Nolan

Transformasi

Tahap Kegemilangan

-

Situasi akhir

1. Kegagalan mengenal lelaki tua tanpa nama (representasi objek)

2. Penerimaan diri tokoh saya oleh Ny. MacMillan dan Ny. Nolan.

3. Penerimaan diri tokoh saya berdasarkan sebuah kepentingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

89

Situasi awal dimulai dengan penggambaran lingkungan tempat tinggal

tokoh saya. Tokoh saya tinggal di lingkungan yang membatasi segala bentuk

interaksi sosial. Hal tersebut tercermin dari sikap para tokoh yang tidak peduli

dengan urusan orang lain. Dengan adanya pembatasan dalam segala bentuk

interaksi sosial, tokoh saya merasa terisolasi dan kesepian. Rasa kesepian

(pengirim) menuntut tokoh saya mencari penerimaan diri dari orang lain

(objek).

Transformasi tahap uji kecakapan ditandai dengan tokoh saya sebagai

subjek berusaha mendapatkan objek, penerimaan diri. Dengan berusaha

mencari suatu hal penting untuk dibicarakan, ia berharap dapat diterima oleh

orang lain. Ia menelepon pemilik Toko Marsh, Ny. MacMillan, dan Ny. Nolan

dengan alasan yang diada-adakan.

Kemunculan lelaki tua tanpa nama membuka harapan bagi tokoh saya untuk

mendapatkan penerimaan diri dari seseorang. Tokoh saya sebagai subjek

berusaha memancing informasi tentang lelaki tua tanpa nama kepada pemilik

Toko Marsh, Ny. MacMillan dan Ny. Nolan. Ia mencoba meminta bantuan Ny.

Casper agar dapat dihubungkan dengan lelaki tua tanpa nama. Tokoh saya juga

menulis surat yang berisi ajakan kepada lelaki tua tanpa nama (representasi

objek) untuk saling mengenal. Di lain kesempatan, tokoh saya memberikan

informasi dan memancing informasi dari Ny. Nolan terkait sosok lelaki tua

tanpa nama yang membawa pestol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

90

Tokoh saya sebagai subjek terus berusaha mendapatkan penerimaan diri

dari orang lain. Ia terpaksa harus mengarang informasi kepada Ny. MacMillan

dan Ny. Nolan tentang suara tembakan. Tokoh saya mengaku bahwa ia

mendengar suara tembakan bersumber dari loteng Ny. Casper. Apa yang ia

lakukan adalah sebuah usaha untuk mencari perhatian orang lain. Namun Ny.

MacMillan dan Ny. Nolan memperlihatkan sikap tidak peduli.

Tokoh saya yang ingin mengenal lelaki tua tanpa nama, berusaha mencari

informasi melalui tokoh-tokoh lain. Ia menanyakan lelaki tua tanpa nama

(representasi objek) kepada pemilik toko. Pemilik toko Marsh memberikan

sedikit infomasi mengenai lelaki tua tanpa nama. Di lain kesempatan, tokoh

saya bertemu supir taksi yang menceritakan perihal latar belakang sosok lelaki

tua tanpa nama.

Transformasi tahap utama ditandai dengan hasil usaha subjek mendapatkan

objek. Dalam cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”, lelaki tua tanpa nama sebagai

representasi objek mati dibunuh oleh Ny. Nolan. Di sisi lain, peristiwa

pembunuhan lelaki tua tanpa nama memunculkan penerimaan diri tokoh saya

oleh Ny. MacMillan dan Ny. Nolan. Penerimaan tersebut ditandai saat mereka

memberikan keterangan terkait peristiwa pembunuhan sosok lelaki tua tanpa

nama. Ny. MacMillan dan Ny. Nolan menggunakan informasi yang

disampaikan tokoh saya untuk membela posisi Ny. Nolan yang tersudut akibat

membunuh lelaki tua tanpa nama.

Situasi akhir ditandai dengan keberhasilan tokoh saya (subjek)

mendapatkan penerimaan diri dari orang lain. Ny. MacMillan dan Ny. Nolan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

91

mengakui keberadaan tokoh saya karena mereka menggunakan informasi yang

disampaikan oleh tokoh saya untuk membela posisi Ny. Nolan yang tersudut

akibat membunuh sosok lelaki tua tanpa nama. Dengan ini tokoh saya berhak

atas rasa keramaian (oposisi rasa kesepian) yang berelasi dengan nilai

kebersamaan.

Pengaruh aktan pengirim terlihat sejak situasi awal hingga situasi akhir

karena alur berhasil mencapai transformasi tahap utama. Pada situasi awal

lingkungan yang membatasi setiap interaksi sosial menciptakan rasa kesepian

dalam diri tokoh saya (pengirim). Rasa kesepian tersebut terus mendorong

tokoh saya untuk melewati halangan dari para penentang. Akhirnya subjek

berhasil mendapatkan objek. Situasi akhir ditandai dengan penerimaan diri

tokoh saya oleh Ny. MacMillan dan Ny. Nolan.

3.2.2 Skema Fungsional Cerpen “Keluarga M”

Terdapat dua skema fungsional dalam cerpen berjudul “Keluarga M”.

Adanya dua skema fungsional dikarenakan terdapat dua struktur alur yang

menyusun cerita pendek “Keluarga M”.

3.2.2.1 Skema Fungsional Pertama Cerpen “Keluarga M”

Tabel 9. Skema fungsional Pertama Cerpen “Keluarga M”

Situasi awal

1. Kenyamanan hidup tokoh saya

Transformasi

Uji kecakapan

1. Perselisihan tokoh saya dengan keluarga M

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

92

Situasi awal dimulai dengan gambaran mengenai kenyamanan hidup tokoh

saya. Tokoh saya merasa nyaman dengan kehidupannya yang sendiri dan

dikelilingi oleh anak-anak yang tinggal di lingkungan yang sama. Namun

kenyamanan hidup tokoh saya terusik oleh peristiwa beret cat mobil miliknya.

Dari situlah kehidupannya terganggu. Ia sangat membenci sang pelaku

perusakan cat mobilnya dan berniat menemukannya.

Transformasi tahap uji kecakapan ditandai dengan tokoh saya sebagai

subjek berusaha mendapatkan objek, mencelakai keluarga M. Tokoh saya

mencurigai kakak beradik yang sering bertindak agresif sebagai sang pelaku.

Akhirnya tokoh saya menemukan cacat baru pada mobilnya. Ia memergoki

kakak beradik tersebut dengan sebuah paku di tangan tak jauh dari mobilnya.

Tokoh saya melabrak mereka dan ingin dipertemukan dengan orang tua

mereka. Mark (kakak) membela sang adik (Martin) dengan penyangkalan.

2. Kebencian tokoh saya terhadap keluarga M yang semakin kuat

3. Usaha tokoh saya mencelakai keluarga M

Transformasi

Tahap Utama

1. Kecelakaan yang dialami oleh keluarga M

2. Konflik batin yang dialami tokoh saya

Transformasi

Tahap Kegemilangan

-

Situasi akhir

1. Konflik batin yang dialami tokoh saya

2. Perubahan sikap tokoh saya terhadap keluarga M

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

93

Melvin Meek (orang tua Martin dan Mark) tidak gentar saat menghadapi

tokoh saya. Melvin menyangkal tuduhan yang dialamatkan kepada anaknya.

Baginya tuduhan itu tidak berdasar karena anaknya telah ia didik sedemikian

rupa sehingga tidak mungkin melakukan perusakan seperti yang dituduhkan

tokoh saya.

Tokoh saya kemudian menelepon RA (Ressident Assistant) untuk

memberitakan kekurangajaran perbuatan anak Melvin Meek. RA yang

mendapat keluhan tersebut mengaku tidak dapat berbuat apa-apa dan

menyarankan agar tokoh saya melaporkan ke polisi.

Semenjak kejadian pertentangan tersebut, rasa benci dan dendam tokoh saya

kepada keluarga Meek (keluarga M) tumbuh. Ia ingin melihat keluarga M

mengalami celaka (objek). Setiap kesempatan digunakan tokoh saya untuk

mencari kesalahan atau pun celah untuk mencelakai anggota keluarga M.

Kejadian Martin berak di celana coba dimanfaatkan tokoh saya. Ia memaki-

maki Mark dan Martin. Namun datang tokoh Jerry yang menghalangi usaha

tokoh saya. Tokoh saya juga mengutuk perbuatan Melvin karena telah

menggelapkan kunci apartemen sehingga anaknya tidak bisa masuk dan

perbuatan anaknya yang berak sembarangan.

Tokoh saya masih memikirkan cara mencelakai keluarga M. Lalu ia

mempunyai ide untuk mendatangkan mesin penjual coca cola. Hal ini bertujuan

agar Mark atau Martin suatu ketika jatuh hingga kepalanya mengenai pecahan

botol. Namun cara tersebut menemui kegagalan. Tokoh saya mengetahui

bahwa Martin dan Mark kekurangan makanan. Lalu ia berusaha membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

94

mereka menderita dengan cara mengiming-imingi mereka makanan. Tokoh

saya berhasil melemparkan batu kepada seorang bocah. Tapi bocah tersebut

bukan sang adik. Dan suatu ketika ia berinisiatif ingin memasukkan pasir ke

dalam tangki bensin, dan menggemboskan ban mobilnya. Namun keadaan di

lapangan parkir menghalangin subjek untuk berbuat demikian.

Pada transformasi tahap utama tokoh saya mendapati berita keluarga M

mengalami kecelakaan. Bukannya merasa bahagia karena tujuannya tercapai

(keluarga M celaka) namun tokoh saya justru merasa bersalah. Ia merasa

kasihan mendapati fakta bahwa keluarga M akan hidup cacat seumur hidup.

Situasi akhir ditandai dengan tokoh saya yang merasa bersalah dan kasihan

terhadap keluarga M yang mengalami kecelakaan dan cacat seumur hidup.

Rasa bersalah, rasa kasihan, dan rasa kesepian yang baru pertama kali ia

rasakan mengubah cara pandang tokoh saya terhadap kehadiran keluarga M.

Pengaruh aktan pengirim terlihat sejak situasi awal hingga situasi akhir

karena alur berhasil mencapai transformasi tahap utama. Pada situasi awal,

rusaknya cat mobil menciptakan rasa benci dalam diri tokoh saya (pengirim).

Rasa benci tersebut terus mendorong tokoh saya untuk mendapatkan objek

(mencelakai keluarga M). Tokoh saya terus berusaha melewati halangan dari

para penentang. Dan akhirnya subjek berhasil mendapatkan objek. Dalam

proses penyerahan objek kepada pengirim, subjek gagal melewati halangan

penentang. Sehingga subjek gagal mendapatkan hadiah atau menjadi penerima.

Situasi akhir ditandai dengan perubahan cara pandang tokoh saya terhadap

keluarga M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

95

3.2.2.2 Skema Fungsional Kedua Cerpen “Keluarga M”

Tabel 10. Skema Fungsional Kedua Cerpen “Keluarga M”

Situasi awal menceritakan tentang sikap tokoh saya yang ingin mencelakai

keluarga M. Sikap tersebut berubah saat tokoh saya mengetahui bahwa seluruh

anggota keluarga M akan mengalami cacat seumur hidup. Tokoh saya merasa

bersalah dan kasihan. Perasaan tersebut mengguncang batin tokoh saya dan

memunculkan perubahan sikap terhadap keluarga M. Tokoh saya ingin

membalas segala keburukan yang pernah ia lakukan kepada keluarga M.

Situasi awal

1. Keinginan tokoh saya mencelakai keluarga M

2. Konflik batin dan perubahan sikap tokoh saya

Transformasi

Uji kecakapan

1. Kebaikan-kebaikan tokoh saya

2. Penolakan dari keluarga M

Transformasi

Tahap Utama

_

Transformasi

Tahap Kegemilangan

_

Situasi akhir

1. Kegagalan tokoh saya mendapatkan kedamaian diri

2. Kepergian dan kedatangan para penghuni gedung

3. Kesendirian tokoh saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

96

Dengan jalan ini, ia berharap mendapatkan kedamaian batin (objek) di tengah-

tengah konflik batin yang ia rasakan.

Transformasi tahap uji kecakapan dimulai dengan usaha-usaha tokoh saya

(subjek) untuk membantu keluarga M. Pertama, tokoh saya berusaha

membantu Mark untuk menggendong adiknya. Kedua, tokoh saya berusaha

membantu mengangkat kursi dorong Marion. Namun usaha tersebut menemui

penolakan. Lalu tokoh saya mengusulkan pembangunan jalan khusus untuk

orang cacat kepada manajer gedung. Ternyata manajer gedung sudah

mengusulkan hal tersebut ke Pimpinan Badan Kerja Sama Apartemen Kota.

Akhirnya ide tersebut terwujud. Langkah selanjutnya tokoh saya berinisiatif

mengajak orang-orang beriuran untuk membeli kursi dorong bermotor. Namun

setelah ide tersebut terdengar oleh keluarga Meek, mereka menyatakan

menolak.

Situasi akhir ditandai dengan kepindahan keluarga M dari gedung

apartemen. Kepindahan tersebut memutus kontak antara keluarga M dengan

tokoh saya. Tokoh saya yang merasa bersalah tidak banyak melakukan

kebaikan untuk keluarga M. Setelah keluarga M pindah, penghuni lain ikut

pindah dan tokoh saya tetap sendiri dengan perasaan kesepian dan bersalahnya.

Pengaruh aktan pengirim hanya terlihat dalam situasi awal saat mendorong

subjek memperoleh objek. Pada transformasi tahap uji kecakapan subjek gagal

melewati penentang dan gagal mendapatkan objek. Hal ini dikarenakan aktan

penentang mendominasi gerak cerita. Situasi akhir ditandai dengan tokoh saya

yang tetap merasa bersalah dan tidak mendapatkan kedamaian batin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

97

3.2.3 Skema Fungsional Cerpen “Ny. Elberhart”

Terdapat dua skema fungsional dalam cerpen berjudul “Ny. Elberhart”.

Adanya dua skema fungsional dikarenakan terdapat dua struktur alur yang

menyusun cerita pendek “Ny. Elberhart”.

3.2.3.1 Skema Fungsional Pertama Cerpen “Ny. Elberhart”

Tabel 11. Skema Fungsional Pertama Cerpen “Ny. Elberhart”

Situasi Awal

1. Ketertarikan tokoh saya terhadap sosok Ny. Elberhart

2. Keingintahuan tokoh saya terhadap jati diri Ny. Elberhart

Transformasi

Tahap Uji Kecakapan

1. Usaha tokoh saya mengetahui jati diri Ny. Elberhart

2. Potongan informasi tentang jati diri Ny. Elberhart

3. Tuduhan Ny. Elberhart terhadap tokoh saya

Transformasi

Tahap Utama

1. Permintaan maaf Ny. Elberhart

2. Penyesalan diri tokoh saya

3. Meninggalnya Ny. Elberhart

Transformasi

Tahap Kegemilangan

-

Situasi Akhir

1. Permintaan maaf Ny. Elberhart sebagai pembenaran jati dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

98

2. Penyesalan diri tokoh saya

3. Kematian Ny. Elberhart dan harta warisan

4. Potongan informasi tentang Ny. Elberhart yang tersisa

Situasi awal cerita dimulai dengan suatu insiden yang menarik perhatian

tokoh saya. Peristiwa Ny. Elberhart yang menuduh tukang pos menggelapkan

suratnya menimbulkan gairah pada tokoh saya untuk mengetahui Ny. Elberhart

lebih jauh. Keingintahuan tokoh saya mulai mengarah kepada keinginan

mencampuri kehidupan Ny. Elberhart saat melihat pekarangannya yang kotor.

Dan memunculkan perasaan kasihan di waktu yang hampir bersamaan. Kedua

perasaan tersebut adalah buah dari rasa kesepian yang menuntut tokoh saya

mengetahui jati diri Ny. Elberhart (objek).

Tahap transformasi uji kecakapan ditandai oleh tokoh saya yang berusaha

menjalin relasi dengan Ny. Elberhart. Langkah awal yang ia lakukan adalah

menelepon tetangga-tetangga Ny. Elberhart, menganjurkan mereka untuk

menegurnya. Langkah berikutnya yang dilakukan tokoh saya adalah mengirim

surat kepada koran daerah dan wali kota. Terakhir, tokoh saya mengirimkan

surat langsung kepada Ny. Elberhart. Surat tersebut membantu tokoh saya

menyingkirkan kekotoran pekarangan milik Ny. Elberhart.

Setelah sepuluh hari tidak melewati Jalan Jefferson, tokoh saya melihat

pekarangan yang mengganggu pikirannya telah bersih. Tokoh saya merasa

bertanggung jawab apabila Ny. Elberhart jatuh sakit akibat membersihkan

pekarangannya. Ia merasa bersalah dan memutuskan untuk menengok Ny.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

99

Elberhart setelah menelepon beberapa tetangga guna mencari informasi. Usaha

tersebut ia lakukan agar tokoh saya dapat dengan mudah mengetahui dan

mengenali Ny. Elberhart.

Ny. Elberhart sangat berhati-hati dengan kedatangan tokoh saya saat

menjenguknya. Namun, ia tidak bisa menampik bahwa rasa kesepian

membuatnya ingin bersahabat dengan tokoh saya. Bahkan Ny. Elberhart

merasa kecewa ketika suatu kali tokoh saya tidak dapat hadir menjenguknya.

Tokoh saya hanya berasumsi terkait jati diri Ny. Elberhart. Ia meyakini Ny.

Elberhart menderita penyakit berat. Tokoh saya mendapatkan berbagai macam

keterangan dari pegawai kamar rontgen dan pegawai laboratorium. Mereka

menceritakan bahwa otak dan ginjal Ny. Elberhart pernah dipotret puluhan

kali, sumsum tulang belakangnya pernah diambil untuk diperiksa, serta darah

dan kencingnya sering kali diperiksa. Kemudian tokoh saya mendapatkan

pembenaran bahwa obat yang diminum Ny. Elberhart adalah obat untuk

melawan infeksi. Dari sorot matanya, tokoh saya menyadari bahwa Ny.

Elberhart menderita penyakit yang berat.

Tokoh saya akhirnya berhasil memancing Ny. Elberhart untuk bercerita.

Dari cerita yang ia sampaikan, tokoh saya berkesimpulan bahwa sosok Ny.

Elberhart selalu diperbudak oleh egonya karena ingin melindungi dirinya

sendiri dari segala kesalahan dengan jalan melemparkan sumber kesalahan

kepada orang lain. Selain itu, tokoh saya berasumsi bahwa Ny. Elberhart ingin

namanya dikenang setelah dirinya meninggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

100

Hubungan tokoh saya dengan Ny. Elberhart semakin dekat. Kedekatan

mereka mengarah kepada hubungan yang saling membutuhkan, namun

hubungan tersebut lebih condong menjadikan tokoh saya sebagai korban.

Pada suatu hari tokoh saya memergoki Ny. Elberhart merasa kesakitan.

Untuk menutupi hal tersebut, Ny. Elberhart mengaku baik-baik saja dan hanya

merasa teralalu lelah karena sudah tua. Beberapa saat kemudian tokoh saya

merasa kesakitan dan terbongkok-bongkok menuju kamar mandi. Ketika

kencing, tokoh saya menyadari bahwa kencingnya berwarna merah kehitam-

hitaman. Dirinya menjerit. Dengan adanya kejadian tersebut, Ny. Elberhart

menuduh tokoh saya menyebarkan penyakit kencing ke tubuhnya. Ia merasa

puas karena tebakan dan kecurigaannya kepada tokoh saya benar.

Transformasi tahap utama dimulai ketika tokoh saya dan Ny. Elberhart

bertemu di sebuah ruang tunggu pemeriksaan. Mereka saling diam. Saat

mereka ditempatkan bersebelahan di ruang pemeriksaan, Ny. Elberhart

meminta maaf dan menyatakan penyesalannya atas segala sikapnya selama ini

kepada tokoh saya. Ia memuji tokoh saya sebagai sosok yang patut dijadikan

teladan. Hal tersebut merupakan bentuk pembenaran atas segala asumsi tokoh

saya tentang jati diri Ny. Elberhart. Namun karena obat bius, tokoh saya tidak

sempat mengucapkan maaf dan meminta maaf kepada Ny. Elberhart.

Situasi akhir dalam skema fungsional pertama ini adalah tokoh saya yang

merasa menyesal karena tidak sempat mengucapkan pemberian maaf dan

permintaan maaf. Kepastian dirinya tidak menderita kanker juga menjadi

situasi yang anti-klimaks. Tokoh saya akhirnya menelepon Ny. Elberhart dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

101

berniat untuk menjenguknya. Namun dirinya tidak dapat bertemu Ny.

Elberhart.

Situasi memburuk dan Ny. Elberhart akhirnya meninggal. Dalam surat

wasiatnya, Ny. Elberhart mewariskan seluruh hartanya kepada tokoh saya.

Melalui dokter yang merawat Ny. Elberhart, tokoh saya mengetahui penyebab

kematian Ny. Elberhart.

Pengaruh aktan pengirim terlihat sejak situasi awal hingga situasi akhir

karena alur berhasil mencapai transformasi tahap utama. Pada situasi awal

pengirim (rasa kesepian, rasa kasihan, rasa bersalah) memperlihatkan

pengaruhnya untuk mendorong subjek (tokoh saya) memperoleh objek

(mengenal jati diri Ny. Elberhart). Pada transdormasi tahap uji kecakapan

subjek (tokoh saya) dihadang oleh pelaku aktan penentang. Namun, pelaku

aktan penolong membantu subjek dalam mendapatkan objek. Pada

transformasi tahap utama, tokoh saya berhasil mengenal jati diri Ny. Elberhart

melalui pembenaran berupa permintaan maaf dari Ny. Elberhart. Situasi akhir

ditandai oleh berakhirnya hubungan tokoh saya dengan Ny. Elberhart dan

informasi yang tersisa tentang jati diri Ny. Elberhart.

3.2.3.2 Skema Fungsional Kedua Cerpen “Ny. Elberhart”

Tabel 12. Skema Fungsional Kedua Cerpen “Ny. Elberhart”

Situasi Awal

1. Permintaan maaf Ny. Elberhart

2. Penyesalan tokoh saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

102

3. Kematian Ny. Elberhart dan harta warisan yang ia sumbangkan

Transformasi

Tahap Uji Kecapakan

1. Sumbangan harta warisan kepada Yayasan Orang-orang Tua

2. Nama Ny. Elberhart yang mudah dilupakan

3. Tokoh saya yang peduli terhadap Ny. Elberhart

4. Majalah Primo dan tidak bernilainya nama Ny. Elberhart

Transformasi

Tahap Utama

-

Transformasi

Tahap Kegemilangan

-

Situasi Akhir

1. Tidak bernilainya nama Ny. Elberhart

2. Tiak pentingnya majalah Primo dan nama Ny Elberhart

Situasi awal dalam skema fungsional kedua dimulai sejak peristiwa

kematian Ny. Elberhart. Tokoh yang merasa bersalah karena surat gelapnya

memainkan peranan penting dalam kematian Ny. Elberhart. Rasa kasihan

muncul diikuti oleh momen di mana kematian Ny. Elberhart tidak menarik

perhatian banyak orang. Hal tersebut berkontradiksi dengan cita-cita Ny.

Elberhart, yakni dirinya ingin dikenang setelah tiada.

Tahap transformasi uji kecakapan ditandai dengan tokoh saya yang

berusaha melakukan sesuatu agar nama Ny. Elberhart dikenang banyak orang.

Pertama, dirinya menjual dan menyumbangkan seluruh warisan Ny. Elberhart

ke Yayasan Orang-orang tua. Kedua, dirinya membuat puisi menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

103

nama Ny. Elberhart. Dan berusaha mengirimkannya ke majalah-majalah agar

dimuat. Majalah Primo memuat sebuah puisi Ny. Elberhart, namun sikap

orang-orang tetap sama, mereka tidak peduli. Mereka tidak peduli dengan Ny.

Elberhart seperti majalah Primo yang mereka perlakukan layaknya sampah.

Situasi akhir dalam skema fungsional kedua meliputi sikap orang-orang

yang tidak menganggap penting nama Ny. Elberhart. Dan orang-orang

memperlakukan majalah tersebut selayaknya sampah.

Pengaruh aktan pengirim tidak dominan dalam skema fungsional kedua ini.

Pada situasi awal, perasaan bersalah dan perasaan kasihan muncul dikarenakan

faktor kedekatan subjek dengan tokoh Ny. Elberhart. Usaha subjek dalam tahap

uji kecakapan mendapatkan tantangan yang kuat dari penentang (sikap tidak

peduli orang lain). Akibatnya subjek tidak dapat melewati transformasi tahap

uji kecakapan dan gagal mendapatkan objek (membuat nama Ny. Elberhart

dikenang orang lain) yang menjadi tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

104

3.3 Rangkuman

Analisis skema aktansial dalam cerpen ”Lelaki Tua Tanpa Nama”

menunjukkan bahwa subjek (tokoh saya) berhasil mendapatkan objek

(penerimaan diri). Pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran krusial sebuah

pelaku aktan penolong, yakni kepentingan.

Pada cerpen “Keluarga M”, terdapat dua skema aktansial yang menyusun

cerita. Analisis skema aktansial pertama cerpen “Keluarga M” subjek (tokoh

saya) berhasil mendapatkan objek (mencelakai keluarga M) dengan bantuan

dari pelaku aktan penolong, yakni peristiwa kecelakaan. Namun, subjek tidak

mendapatkan hadiah dari pengirim karena usaha subjek menyerahkan objek

kepada pengirim dihalangi oleh pelaku aktan penentang (rasa bersalah).

Sedangkan dalam skema aktansial kedua cerpen “Keluarga M” dapat

disimpulkan bahwa subjek (tokoh saya) gagal mendapatkan objek (kedamaian

batin). Hal tersebut disebabkan oleh peran aktan penentang (penolakan

keluarga M) yang lebih mendominasi dibandingkan dengan peran aktan

penolong dan aktan pengirim (manajer gedung, dan warga lain).

Pada cerpen “Ny. Elberhart” terdapat dua skema aktansial yang menyusun

cerita. Analisis skema aktansial pertama dalam cerpen “Ny. Elberhart”

menunjukkan gerak positif karena subjek (tokoh saya) berhasil mendapatkan

objek (mengenal jati diri Ny. Elberhart). Pencapaian tersebut membuat tokoh

saya menempati aktan penerima dan mendapatkan hadiah dari pengirim, yakni

kepuasan batin. Keberhasilan pencapaian subjek tidak terlepas dari peran aktan

penolong. Sedangkan dalam skema aktansial kedua cerpen “Ny. Elberhart”

dapat disimpulkan bahwa tujuan subjek (tokoh saya) atas objek (membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

105

nama Ny. Elberhart dikenang) tidak tercapai. Kegagalan tersebut disebabkan

oleh sikap tidak peduli orang lain yang menempati aktan penghalang lebih

dominan dibandingkan dengan aktan penolong dan usaha-usaha yang

dilakukan oleh subjek (tokoh saya).

Analisis skema fungsional dalam cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

menunjukkan alur cerita mencapai transformasi tahap utama. Tokoh saya

berhasil mendapatkan objek sebagai subjek sekaligus penerima. Cerpen

“Keluarga M” memiliki dua skema fungsional. Dalam skema fungsional

pertama, alur berhasil mencapai transformasi tahap utama. Tokoh saya

berhasil mencelakai keluarga M. Namun dirinya gagal mendapatkan hadiah

dari pengirim. Dalam skema fungsional kedua, alur berhenti pada tahap

transformasi tahap uji kecakapan. Tokoh saya gagal mendapatkan kedamaian

batin. Cerpen “Ny. Elberhart” memiliki dua skema fungsional. Dalam skema

fungsional pertama, alur berhasil mencapai transformasi tahap utama. Tokoh

saya berhasil mengetahui jati diri Ny. Elberhart. Namun dalam skema

fungsional kedua, tahapan alur berhenti pada transformasi tahap uji

kecakapan. Hal tersebut terjadi karena kegagalan tokoh saya menghadapi

pelaku aktan penentang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

106

BAB IV

KAJIAN TIGA POROS SEMANTIK TIGA CERPEN KARYA BUDI

DARMA DALAM KUMPULAN CERPEN ORANG-ORANG

BLOOMINGTON

Berdasarkan pemaparan tentang skema aktansial dan skema fungsional yang

dilakukan pada Bab III, pada Bab IV peneliti akan menganalisis tiga poros

semantik berdasarkan hubungan antar aktan dan fungsi-fungsi yang ada dalam

cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”, “Keluarga M”, dan “Ny. Elberhart”.

4.1 Kajian Tiga Poros Semantik

Karnata (2015) menuliskan tentang perlunya isotopi dalam menemukan

organisasi tema dalam teks. Greimas (dalam Schelefier, :xxvi) mendefinisikan

isotopi adalah wilayah makna terbuka yang terdapat di sepanjang wacana.

Isotopi merupakan suatu kesatuan semantik yang terbentuk dari redudansi

kategori semantik yang memungkinkan adanya pembacaan searah. Isotopi

membentuk hirarki semantik karena isotopi membentuk motif dan motif-motif

tersebut dapat mengerucut pada satu tema tertentu; motif dan tema

menampilkan pengulangan makna di dalam teks. Greimas memberi penjelasan

bahwa isotopi tidak terlepas dari segi empat-semiotik (semiotic square) yang

di dalamnya terdapat four terms homology. Dengan demikian, analisis isotopi

harus didahului dengan identifikasi four terms homology yang terdapat dalam

teks (Karnata, 2015: 24). Karena sifatnya yang terbuka maka isotopi

memungkinkan adanya teori dari disiplin ilmu lain yang dapat digunakan untuk

merumuskan makna dibalik sebuah narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

107

4.1.1 Tiga Poros Semantik Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

Berdasarkan tabel nomor 3 atau pembahasan skema aktansial cerpen

“Lelaki Tua Tanpa Nama”, hirarki oposisi nilai dalam gerak pencarian

subjek kepada objek adalah sebagai berikut.

Tabel. 13 Four terms homology cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

kesepian >< keramaian : tidak sepi >< tidak ramai

kesendirian >< kebersamaan : tidak sendiri >< tidak bersama

penerimaan >< penolakan : bukan penerimaan >< bukan penolakan

peduli >< acuh : tidak peduli >< tidak acuh

penting >< tidak penting

kenal >< tidak kenal

penasaran >< tidak penasaran

Dari pemaparan beberapa hirarki oposisi nilai dalam cerpen, terdapat

sebuah transformasi dasariah nilai yang dipertaruhkan dalam cerpen “Lekali

Tua Tanpa Nama”, yakni rasa kesepian x rasa keramaian : rasa tidak sepi x

rasa tidak ramai.

I. Poros Pencarian

Poros pencarian melibatkan relasi antara aktan pengirim, subjek, dan

objek. Dalam cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”, tokoh saya bertindak

sebagai subjek yang didorong oleh rasa kesepian (pengirim) untuk meraih

objek. Objek yang ingin didapatkan adalah penerimaan diri. Pengirim

menjanjikan nilai kebersamaan (sebagai oposisi dari nilai kesendirian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

108

apabila tokoh saya (subjek) berhasil mendapatkan penerimaan diri dari

orang lain (objek pertama).

Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Manusia sebagai

makhluk sosial adalah makhluk yang selalu hendak berinteraksi dengan

sesamanya, berkumpul, bahkan lebih jauh, hanya dengan kebersamaan

itulah ia dapat meraih kebahagiaan hidup (Nugroho, 2013: 1). Hal itulah

yang menjadi ciri tokoh saya dalam cerita. Tokoh saya merupakan sosok

yang berusaha mencari kebahagiaan hidup melalui interaksi dengan orang

lain. Namun keadaan lingkungan yang membatasi interaksi sosial, membuat

dirinya merasa kesepian. Interaksi sosial yang ia inginkan tidak dapat ia

temukan.

Tokoh saya melakukan berbagai macam usaha untuk mendapatkan objek

(penerimaan diri dari orang lain). Salah satu yang paling dominan adalah ia

peduli, tokoh saya melakukan kebaikan kepada orang-orang di sekitarnya.

Usaha tersebut dimaksudkan supaya tokoh saya dianggap penting dan

mendapatkan penerimaan diri dari orang lain. Karena bagi tokoh saya

sebagai makhluk sosial, manusia harus bekerja sama dan hidup secara

kooperatif. Hal tersebut ditegaskan oleh pernyataan Karl Marx, ia

mengatakan bahwa “secara kodrat manusia adalah makhluk sosial. Dengan

kata lain, seharusnya manusia hidup secara “kooperatif” dan saling bekerja

sama” (Nugroho, 2013: 2).

II. Poros Komunikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

109

Poros komunikasi melibatkan relasi antara aktan pengirim, aktan objek,

dan aktan penerima. Dalam cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”, rasa kesepian

adalah pengirim yang ingin mendapatkan penerimaan diri dari orang lain

(objek). Sedangkan tokoh saya sebagai penerima akan menerima hadiah jika

ia berhasil mendapatkan objek.

Rasa kesepian sebagai pengirim muncul karena lingkungan tempat

tinggal tokoh saya merupakan lingkungan yang membatasi interaksi sosial.

Walaupun Budi Darma tidak terlalu mementingkan aspek latar, namun latar

Kota Bloomington yang ada dalam cerita “Lelaki Tua Tanpa Nama” dapat

menjadi petunjuk mengapa lingkungan yang ceritakan adalah lingkungan

yang membatasi interaksi sosial.

Kota Bloomington adalah sebuah kota yang terletak di Negara Bagian

Indiana, Amerika Serikat. Sebagai sebuah negara, Amerika Serikat

menganut sistem ekonomi kapitalisme. Terkait dengan kapitalisme, Marx

menganggap bahwa abad ke-15 sebagai tonggak kelahiran kapitalisme di

mana terdapat pergeseran kegiatan ekonomi, “produksi untuk kegunaan”

(baca: subsisten) menjadi “produksi untuk pertukaran”. Hal tersebut

menandai tercerabutnya manusia sebagai makhluk sosial. Manusia atau

masyarakat yang pada awalnya hidup secara subsisten dan harmonis,

kemudian dipaksa bekerja dalam berbagai pabrik feodalis-kapitalis dengan

iklim kerja kental dengan persaingan, perasaan sengit, dan saling

menjatuhkan yang kesemua hal tersebut kian menjauhkan manusia dari

kodratnya, yakni sebagai makhluk sosial yang seharusnya hidup secra

kooperatif dan saling menolong antar sesamanya (Nugroho, 2013: 3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

110

Pengirim menjanjikan kebersamaan (oposisi nilai kesendirian) sebagai

hadiah jika tokoh saya (subjek) berhasil mendapatkan objek. Dengan kata

lain, tokoh saya harus memangkas jarak yang diciptakan akibat tercabutnya

hakikat manusia sebagai makhluk sosial.

Penerimaan diri akhirnya didapatkan oleh subjek (tokoh saya). Subjek

menyerahkan objek kepada pengirim dan dirinya pun berhak mendapatkan

hadiah (rasa keramaian atau rasa kebersamaan) dari pengirim.

III. Poros Kekuatan

Poros kekuatan melibatkan relasi antara aktan penolong, aktan subjek,

dan aktan penghalang. Aktan penolong berfungsi untuk memudahkan

subjek mendapatkan objek. Aktan penghalang berfungsi untuk

menghalangi, menentang, dan mengganggu usaha subjek memiliki objek.

Dalam cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”, sikap tidak peduli Ny. MacMillan,

Ny. Nolan, dan Ny. Casper menjadi penghalang setiap usaha subjek

mendapatkan objek. Aktan penolong yang diisi oleh Ny. Casper, pemilik

Toko Marsh dan supir taksi membantu tokoh saya mendapatkan objek yang

ia inginkan.

Usaha tokoh saya (subjek) dalam mendapatkan objek menemui berbagai

macam kemudahan dan kesulitan. Kesulitan dialami tokoh saya ketika

berusaha mendapatkan penerimaan diri dari orang lain. Sikap tidak peduli

dari tokoh Ny. MacMillan, Ny. Nolan, dan Ny. Casper merupakan kekuatan

yang menghalang-halangi usaha subjek tersebut. Ketidakpedulian para

tokoh merupakan bentuk tercabutnya manusia sebagai makhluk sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

111

Prinsip yang dimiliki seluruhnya bersifat egois. “Saya hanya akan

memenuhi kebutuhan orang lain sejauh saya sendiri memperoleh

keuntungan darinya” (Magnis-Suseno, 1999: 99). Oleh karena itu, para

pelaku aktan penentang adalah orang yang akan melakukan interaksi atau

membantu jika ia juga mendapatkan keuntungan dari interaksi tersebut.

Kemudahan diterima tokoh saya dalam bentuk informasi mengenai lelaki

tua tanpa nama yang ia terima dari pemilik Toko Marsh dan supir taksi. Ny.

Casper juga sempat mencoba menghubungkan tokoh saya dengan lelaki tua

tanpa nama. Serta sebuah kepentingan yang justru sangat membantu subjek

mendapatkan objek. Pelaku kepentingan yang mengisi aktan penolong

inilah yang menggerakkan manusia lain untuk bertindak kooperatif karena

geraknya yang mendasarkan kepada keuntungan.

Dari pemaparan ketiga poros semantik di atas, cerpen “Lelaki Tua Tanpa

Nama” mengisahkan tentang seorang individu yang kesepian akhirnya

mendapatkan penerimaan diri dari orang lain. Penerimaan diri dari orang

lain tidak ia dapatkan dengan cara berbuat baik kepada orang lain. Berbuat

kebaikan kepada orang lain justru dapat dianggap mengganggu apabila

kebaikan tersebut merupakan hal yang tidak penting atau tidak diinginkan

oleh mereka. Bahkan campur tangan terhadap urusan pribadi orang lain

tidak jarang akan membawa kepada kesulitan-kesulitan. Penerimaan diri

dari orang lain justru dapat terwujud jika kita memiliki hal penting yang

dibutuhkan oleh orang lain.

4.1.2 Tiga Poros Semantik Cerpen “Keluarga M”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

112

4.1.2.1 Tiga Poros Semantik Pertama Cerpen “Keluarga M”

Berdasarkan tabel nomor 4 atau skema aktansial pertama cerpen

“Keluarga M”, hirarki oposisi nilai dalam gerak pencarian subjek kepada

objek adalah sebagai berikut.

Tabel. 14 Four Terms Homology pertama Cerpen “Keluarga M”

benci >< cinta : tidak benci >< tidak cinta

dendam >< ikhlas : tidak dendam >< tidak ikhlas

nyaman >< gelisah : tidak nyaman >< tidak gelisah

menderita >< bahagia : tidak menderita >< tidak bahagia

celaka >< selamat : tidak celaka >< tidak selamat

damai >< konflik : tidak damai >< tidak konflik

Dari pemaparan beberapa hirarki oposisi nilai dalam cerpen, terdapat

sebuah transformasi dasariah nilai yang dipertaruhkan dalam cerpen

Keluarga M. Nilai tersebut adalah benci x cinta : tidak benci x tidak cinta

I. Poros Pencarian

Poros pencarian melibatkan relasi antara aktan pengirim, subjek, dan

objek. Dalam cerpen “Keluarga M”, tokoh saya bertindak sebagai subjek

yang didorong oleh rasa tidak nyaman (pengirim) dan rasa benci (pengirim)

untuk meraih objek (mencelakai keluarga M). Pengirim menjanjikan sebuah

pemenuhan rasa nyaman dan rasa puas apabila tokoh saya (subjek) berhasil

mencelakai keluarga M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

113

Dalam kemunculannya, aktan pengirim adalah rasa tidak nyaman yang

dirasakan tokoh saya akibat kemunculan pelaku perusakan cat mobil (orang

lain). Semenjak peristiwa tersebut ia merasa harus menemukan dan

mencelakai (melenyapkan) tokoh saya dari kehidupannya.

Berdasarkan potongan cerita tersebut, konsep eksistensi manusia bagi

manusia lain sangat dominan. Jean-Paul Sartre menyatakan bahwa inti

setiap relasi antar-manusia adalah konflik. Karena ciri khas kesadaran

manusia adalah menindak. Dan setiap kesadaran mempertahankan

subjektivitas dan dunianya sendiri. Dengan demikian setiap pertemuan

antara kesadaran-kesadaran merupakan sesuatu dialektika antara subjek dan

objek (Wibowo, 2003: 74-75).

Sarana yang penting dalam konflik atau situasi konflik ini adalah tatapan

atau sorot mata (le regard). Tatapan atau sorot mata di sini dipahami secara

luas. Singkatnya tatapan tersebut adalah kehadiran orang lain sebagai subjek

yang mengobjekkan aku. Bagi dia, aku adalah orang yang termasuk dalam

dunianya, objek yang mempunyai sifat-sifat yang tertentu. Dia sendiri

adalah subjek. Dan sementara dia menatapku, aku menemukan diriku

sendiri, aku masuk ke dalam dunianya, kebebasanku membeku. Dengan

demikian ditunjukkan bahwa dalam situasi seperti itu aku menjadi objek

bagi dia sebagai subjek. Namun, dalam situasi seperti itu juga dapat terjadi

bahwa dia menjadi objek bagiku dan aku adalah subjek baginya. (Wibowo,

dkk, 2015: 75)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

114

Dalam relasi konkret dengan orang lain terdapat dua kemungkinan. Yang

pertama adalah aku takluk dan tunduk saja kepadanya atau membuat diriku

menjadi objek bagi dia subjek (misal: cinta dan masokhisme). Dan kedua

adalah aku tidak tunduk dan takluk kepadanya (misal: sikap acuh-tak-acuh,

keinginan seksual, sadisme, dan sikap benci). (Wibowo, dkk, 2015: 76)

Karena itu struktur dasar hubungan antar-manusia terdiri atas negasi

batiniah timbal-balik. Artinya jika yang lain sebagai subjek menolak aku,

maka aku menjadi objek, sementara aku membuat orang lain menjadi objek

dengan membuat diriku menjadi subjek. (Wibowo, dkk, 2015: 76)

Dalam penjelasan lain Sartre menambahkan mengenai konsep kehadiran

orang lain bagi “saya”.

“Ketika orang lain muncul dalam pandangan saya, kemunculannya

akan menghancurkan relasi yang sudah saya buat dengan lingkungan

dekat saya. Benda-benda mengelompok di seputar dia dan, menurut

Sartre, ruang dia terdiri dari ruang saya. Orang itu telah mencuri dunia

saya. Seolah-olah “dunia memiliki semacam lubang saluran air di

tengah-tengah keberadaannya,” dan lubang saluran air itu adalah Orang

Lain. Ada “pendarahan internal” ketika dunia saya disedot ke dalam

dunia Orang Lain.” (Palmer, 2013: 91)

Berdasarkan pemahaman konsep eksistensi manusia bagi orang lain.

Tokoh saya merasa relasi yang sudah ia buat dengan lingkungan sekitar

hancur karena kehadiran sang perusak cat mobil. Kehadirannya adalah

sebuah bentuk penindakan kepada kesadaran tokoh saya. Dunia tokoh saya

terenggut oleh kemunculan sang perusak cat mobill (keluarga M). Karena

tokoh saya tidak mau tunduk atau menjadi objek, ia berusaha memperoleh

kembali dunianya dengan cara melenyapkan eksistensi keluarga M. Melalui

cara tersebut ia dapat merasa nyaman kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

115

Persitiwa kecelakaan menjadi tanda bahwa tokoh saya berhasil

mendapatkan objek (mencelakai keluarga M). Namun sosok tokoh saya

mengalami konflik batin setelah mendengar kabar keluarga M cacat akibat

kecelakaan. Tokoh saya tidak merasa puas dan nyaman. Ia justru merasa

bersalah dan kasihan melihat keluarga M yang cacat.

II. Poros Komunikasi

Poros komunikasi melibatkan relasi antara aktan pengirim, aktan objek,

dan aktan penerima. Dalam cerpen “Keluarga M”, rasa tidak nyaman dan

rasa benci adalah pelaku aktan pengirim yang berharap dapat mencelakai

keluarga M (objek). Apabila tokoh saya berhasil mencelakai keluarga M,

maka pengirim akan menghadiahkan rasa kepuasan dan kenyamanan

kepada tokoh saya (subjek) dan kemudian menjadikannya pelaku aktan

penerima.

Rusaknya cat mobil tokoh saya oleh beret paku merupakan awal

bagaimana konflik cerita bermula. Hal tersebut adalah sebuah bencana yang

mengganggu kehidupan tokoh saya yang damai. Tokoh saya merasa

terganggu dan menginginkan kenyamanan dalam hidupnya kembali. Ia

berusaha mencari pelaku yang ternyata merupakan anggota keluarga M lalu

mencoba untuk menindaknya. Penindakan yang tidak terlaksana mendorong

pengirim menuntut tokoh saya untuk bertindak lebih tegas dengan

melenyapkan eksistensi mereka. Dengan jalan tersebut pengirim berharap

dapat mewujudkan kembali kehidupan tokoh saya yang nyaman.

III. Poros Kekuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

116

Poros kekuatan melibatkan relasi sintaksis antara aktan penolong, aktan

subjek, dan aktan penghalang. Aktan penolong berfungsi untuk

memudahkan subjek mendapatkan objek. Aktan penghalang berfungsi

untuk menghalangi, menentang, dan mengganggu usaha subjek memiliki

objek. Dalam cerpen “Keluarga M”, manajer gedung, RA, Jerry, keluarga

M, dua perempuan pencabut mesin coca cola, rasa penyesalaan tokoh saya,

keadaan ramai di parkiran, rasa bersalah mengisi aktan penghalang.

Sedangkan aktan penolong diisi oleh peristiwa kecelakaan.

Usaha tokoh saya (subjek) dalam mendapatkan objek menemui berbagai

macam kemudahan dan kesulitan. Kesulitan dialami tokoh saya ketika

berusaha menindak dan mencelakai keluarga M. Tokoh saya berusaha

menindak Martin dan Mark sebagai pelaku perusakan. Namun halangan

muncul dari sang ayah, Melvin Meek tidak terima anaknya dituduh dengan

tuduhan yang tidak mendasar. Ia melakukan pembelaan demi nama baik

keluarganya.

Semenjak saat itu konflik antara keluarga M dan tokoh saya bermula.

Berawal dari ketidaknyamanan tokoh saya karena merasa dunianya tersedot

oleh pelaku perusakan cat mobil, tokoh saya berusaha menindak sang

pelaku. Penindakan tersebut merupakan upaya untuk merebut kebebasannya

setelah dirinya merasa diobjekkan. Rasa benci merupakan tanda bahwa ia

tidak tunduk. Namun di sisi lain, keluarga M bersikap mempertahankan

eksistensinya, acuh kepada tokoh saya. Setiap gerak yang menindak dari

tokoh saya selalu ia (keluarga M) hadapi dengan sikap acuh. Pun begitu

dengan para pelaku aktan penentang yang lain, setiap tokoh saya berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

117

menindak mereka, mereka tanggapi dengan sikap yang acuh. Perwujudan

sikap mereka tanpa sadar adalah bentuk mempertahankan eksistensi

keluarga M dalam dunia kesadaran tokoh saya.

Sedangkan kemudahan didapatkan dari peristiwa kecelakaan yang

menimpa keluarga M. Dalam Suwondo (2010: 13), Budi Darma

menjelaskan konsep takdir dalam kehidupan. Ia menyatakan bahwa

“manusia tidak dapat menentukan kapan ia harus bahagia, kapan harus

sengsara, karena semua itu sudah kehendak takdir”. Takdir adalah sebuah

kekuatan yang membantu tokoh saya meraih objek. Walaupun para pelaku

aktan penentang berusaha mempertahankan eksistensi keluarga M dalam

dunia kesadaran tokoh saya, kemunculan peristiwa kecelakaan

menghancurkan itu semua.

Dan rasa bersalah serta rasa kasihan muncul sesaat setelah tokoh saya

berhasil mencelakai keluarga M (objek). Rasa bersalah dan kasihan

memunculkan sikap tokoh saya sebagai makhluk sosial. Ia merasa tidak

berhak untuk bahagia, puas, nyaman di atas penderitaan manusia lain. Oleh

karena itu, tokoh saya sebagai subjek gagal mendapatkan hadiah dari

pengirim atau gagal menjadi penerima.

4.1.2.2 Tiga Poros Semantik Kedua Cerpen “Keluarga M”

Berdasarkan tabel nomor 5 atau skema aktansial kedua cerpen “Keluarga

M”, hirarki oposisi nilai dalam gerak pencarian subjek kepada objek adalah

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

118

Tabel. 15 Four Terms Homology kedua cerpen “Keluarga M”

damai >< gelisah : tidak damai >< tidak gelisah

penerimaan >< penolakan : bukan penerimaan >< bukan penolakan

kebaikan >< keburukan : bukan kebaikan >< bukan keburukan

salah >< benar : tidak salah >< tidak benar

kasihan >< acuh : tidak kasihan >< tidak acuh

damai >< konflik : tidak damai >< tidak konflik

Dari pemaparan beberapa hirarki oposisi dalam cerpen, terdapat sebuah

transformasi dasariah nilai yang dipertaruhkan dalam cerpen “Keluarga M”.

Nilai tersebut adalah damai x gelisah : tidak damai x tidak gelisah

I. Poros Pencarian

Poros pencarian melibatkan relasi antara aktan pengirim, subjek, dan

objek. Dalam cerpen “Keluarga M”, tokoh saya bertindak sebagai subjek

yang didorong oleh rasa bersalah (pengirim) dan rasa kasihan (pengirim)

untuk meraih objek. Objek yang ingin didapatkan oleh tokoh saya adalah

kedamaian batin. Pengirim menjanjikan sebuah pemenuhan rasa kedamaian,

kenyamanan, kebahagiaan, tidak kesepian apabila tokoh saya (subjek)

berhasil mendapatkan kedamaian batin.

Dalam kemunculannya, aktan pengirim adalah rasa bersalah dan rasa

kasihan yang dirasakan tokoh saya setelah mendengar dan melihat keluarga

M mengalami kecelakaan. Keluarga M mengalami cacat fisik seumur hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

119

yang mempersulit aktivitas kesehariannya. Melalui peristiwa tersebut,

konsep manusia sebagai makhluk sosial muncul dalam benak tokoh saya.

“Marx mengatakan bahwa secara kodrat manusia adalah makhluk sosial.

Dengan kata lain, seharusnya manusia hidup secara “kooperatif” dan saling

bekerja sama.” (Nugroho, 2013: 3)

Ia merasa bersalah dan kasihan karena berusaha mencelakai manusia lain

yang seharusnya menjadi “rekan” dalam kehidupannya. Sebagai upaya

menebus segala keburukan sikapnya di masa lalu, ia berusaha melakukan

kebaikan agar ia mendapatkan penerimaan dan lebih jauh, agar

mendapatkan kedamaian batin.

II. Poros Komunikasi

Poros komunikasi melibatkan relasi antara aktan pengirim, aktan objek,

dan aktan penerima. Dalam cerpen “Keluarga M”, rasa bersalah dan rasa

kasihan adalah pelaku aktan pengirim yang berharap dapat mendapatkan

kedamaian batin (objek). Apabila tokoh saya berhasil mendapatkan

kedamaian batin, maka pengirim akan menghadiahkan rasa kedamaian,

kenyamanan, kebahagiaan, dan tidak kesepian kepada tokoh saya (subjek).

Persitiwa kecelakaan yang menimpa Keluarga M adalah awal di mana

pelaku aktan pengirim muncul. Aktan pengirim berupa rasa bersalah dan

rasa kasihan adalah cerminan perasaan peduli terhadap sesama yang muncul

setelah tokoh saya mendengar dan melihat nasib buruk yang dialami oleh

keluarga M. Jiwa tokoh saya sebagai makhluk sosial mengalami goncangan.

Tokoh saya mulai berpikir dan bersikap untuk membantu keluarga M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

120

Dengan bantuan tersebut, ia berharap segala keburukan di masa lalu dapat

terbayarkan dan menjadikan dirinya sebagai manusia yang berguna bagi

sesama.

III. Poros Kekuatan

Poros kekuatan melibatkan relasi antara aktan penolong, aktan subjek,

dan aktan penghalang. Aktan penolong berfungsi untuk memudahkan

subjek mendapatkan objek. Aktan penghalang berfungsi untuk

menghalangi, menentang, dan mengganggu usaha subjek memiliki objek.

Dalam skema aktansial kedua cerpen “Keluarga M”, penolakan keluarga M

mengisi aktan penentang. Sedangkan aktan penolong diisi oleh manajer

gedung dan warga lain

Usaha tokoh saya (subjek) dalam mendapatkan objek menemui berbagai

macam kemudahan dan kesulitan. Kesulitan dialami tokoh saya ketika

muncul penolakan dari keluarga M terhadap kebaikan yang coba ia lakukan.

Keluarga M merupakan sosok manusia modern yang berhubungan dengan

orang lain jika interaksi tersebut menguntungkan dirinya (Magnis-Suseno,

1999: 99). Bagi keluarga M, mereka tidak membutuhkan bantuan-bantuan

yang coba diberikan oleh tokoh saya dan warga lainnya. Keberadaan mereka

bagi diri mereka sendiri sudah cukup.

Sedangkan kemudahan datang dari pelaku aktan penolong. Tokoh saya

sebagai makhluk sosial bersama dengan warga lain dan manajer gedung

berusaha melakukan sesuatu terkait nasib malang yang menimpa keluarga

M. Mereka bersama-sama menggalang bantuan untuk orang lain (keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

121

M). Kebersamaan inilah yang akan membuat mereka mendapatkan

kebahagiaan hidup sebagai makhluk sosial (Nugroho, 2013: 1)

Berdasarkan pemaparan ketiga poros semantik cerpen “Keluarga M”,

cerpen berjudul “Keluarga M” menceritakan tentang seseorang yang ingin

melenyapkan eksistensi orang lain pada akhirnya mengalami kegelisahan

batin (tidak damai). Keberadaan orang lain dalam kehidupan tidak akan

menjadi “pengganggu” apabila seseorang tidak terlalu memperhatikannya.

Keberadaan orang lain justru akan membawa kerugian diri jika seseorang

terlalu fokus melakukan usaha untuk melenyapkannya. Tidak menutup

kemungkinan bahwa usaha-usaha tersebut justru akan mendatangkan

kegelisahan dalam diri seseorang sebagai makhluk sosial yang berhubungan

dengan orang lain. Pada akhirnya kedamaian batin seseorang dalam

kehidupan akan ditemukan di dalam diri, bukan di luar diri

4.1.3 Tiga Poros Semantik Cerpen “Ny. Elberhart”

4.1.3.1 Tiga Poros Semantik Pertama “Cerpen Ny. Elberhart”

Berdasarkan tabel nomor 6 atau atau gerak pencarian subjek kepada

objek dalam skema aktansial pertama cerpen “Ny. Elberhart”, terdapat

beberapa hirarki oposisi nilai dalam cerpen. Hirarki opisisi nilai tersebut

adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

122

Tabel. 16 Four Terms Homology cerpen “Ny. Elberhart”

kesepian >< keramaian : bukan kesepian >< bukan keramaian

kasihan >< acuh : tidak kasihan >< tidak acuh

penasaran >< tidak penasaran

kesendirian >< kebersamaan: tidak sendiri >< tidak bersama

Dari pemaparan beberapa hirarki oposisi dalam cerpen, terdapat sebuah

transformasi dasariah nilai yang dipertaruhkan. Nilai tersebut adalah rasa

kesepian x rasa keramaian : Kesepian x keramaian : bukan kesepian x bukan

keramaian

I. Poros Pencarian

Poros pencarian melibatkan relasi antara aktan pengirim, subjek, dan

objek. Dalam cerpen “Ny. Elberhart”, tokoh saya bertindak sebagai subjek

yang didorong oleh rasa kesepian (pengirim) untuk meraih objek. Objek

yang ingin didapatkan adalah mengetahui jati diri Ny. Elberhart. Pengirim

menjanjikan sebuah perasaan puas dan nyaman jika tokoh saya dapat

mengetahui jati diri Ny. Elberhart (objek).

Tokoh saya melakukan berbagai macam usaha untuk mendapatkan

objek (mengetahui jati diri Ny. Elberhart). Pertama, ia menyamarkan

identitasnya dan mulai menghubungi berbagai pihak termasuk Ny. Elberhart

untuk membersihkan pekarangannya. Kedua, ia berhubungan langsung

dengan Ny. Elberhart. Dan ketiga, ia menggali informasi tentang Ny.

Elberhart kepada pihak ketiga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

123

Dalam cerpen ini, tokoh saya diceritakan sebagai seorang pria lajang,

pekerja yang tinggal di apartemen dekat rumah Ny. Elberhart. Ia merupakan

seorang yang kesepian. Rasa kesepian itu ditunjukkan dengan dirinya yang

merasa penasaran dan kasihan kepada Ny. Elberhart. Perasaan tersebut lebih

jauh mendorong tokoh saya untuk mengetahui siapa sebenarnya sosok

wanita tua yang tinggal di Jalan Jefferson. Dengan kata lain, rasa kesepian

tokoh saya muncul karena dirinya ingin berhubungan dengan orang lain.

Berkaitan dengan rasa kesepian, Karl Marx menjelaskan bahwa

“manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang selalu hendak

berinteraksi dengan sesamanya, berkumpul, bahkan lebih jauh, hanya

dengan kebersamaan itulah ia dapat meraih kebahagiaan hidup” (Nugroho,

2013: 1). Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tokoh saya merupakan

orang yang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup dengan cara berkumpul

atau bersama dengan orang lain.

II. Poros Komunikasi

Poros komunikasi melibatkan relasi antara aktan pengirim, aktan objek,

dan aktan penerima. Dalam cerpen “Ny. Elberhart”, rasa kesepian adalah

pengirim yang ingin mengetahui jati diri Ny. Elberhart. Pengetahuan

mengenai jati diri Ny. Elberhart akan membawa kepuasan dan kenyamanan

bagi tokoh saya.

Persitiwa perselisihan antara tukang pos dan Ny. Elberhart adalah awal

di mana pelaku aktan pengirim muncul. Rasa penasaran dan kasihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

124

terhadap Ny. Elberhart adalah cerminan perasaan kesepian setelah tokoh

saya mendengar dan melihat bagaimana sikap Ny. Elberhart. Setelah itu

tokoh saya selalu ingin terus mengenal atau mengetahui jati diri Ny.

Elberhart. Tidak ada imbalan selain pemenuhan batin (rasa puas dan

nyaman) setelah tokoh saya berhasil mengetahui jati diri Ny. Elberhart

(objek).

III. Poros Kekuatan

Poros kekuatan melibatkan relasi antara aktan penolong, aktan subjek,

dan aktan penghalang. Aktan penolong berfungsi untuk memudahkan

subjek mendapatkan objek. Aktan penghalang berfungsi untuk

menghalangi, menentang, dan mengganggu usaha subjek memiliki objek.

Dalam cerpen “Ny. Elberhart”, sikap para tetangga Ny. Elberhart, kehati-

hatian Ny. Elberhart menjadi penghalang setiap usaha subjek mendapatkan

objek. Aktan penolong yang diisi oleh surat palsu, rasa kesepian Ny.

Elberhart, juru rawat, pegawai kamar rontgen, pegawai apotik, keterbukaan

Ny. Elberhat, objek pelampiasan Ny. Elberhart membantu tokoh saya

mendapatkan objek yang ia inginkan.

Para tetangga Ny. Elberhart menunjukkan sikap tidak peduli dengan

urusan orang lain ketika ditegur mengenai pekarangan rumah Ny. Elberhart

yang kotor. Ketidakpedulian mereka adalah tanda bahwa hakikat manusia

sebagai makhluk sosial telah tercabut. Mereka tidak lagi hidup “secara

kooperaitf” dan saling bekerja sama. Sikap manusia sepenuhnya egois.

Marx menjelaskan bahwa “Sikap saya seluruhnya egois. Saya akan

memenuhi kebutuhan orang lain sejauh saya sendiri memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

125

keuntungan darinya. Sifat sosial yang termasuk hakikat manusia sudah

terasing.” (Magnis-Suseno, 1999: 99). Sikap kehati-hatian Ny. Elberhart

terhadap kehadiran orang asing merupakan cerminan manusia individualis.

Konsep manusia yang memandang sesamanya sebagai relasi yang saling

menjatuhkan (Magnis-Suseno, 1999: 98). Sedangkan kondisi kesehatan

tokoh saya yang menurun menyebabkan dirinya sulit secara berkala

menemui atau berhubungan dengan Ny. Elberhart.

Ny. Elberhart merupakan sosok manusia yang juga membutuhkan

manusia lain di usia tuanya. Hal tersebut membuktikan bahwa Ny. Elberhart

adalah makhluk sosial yang membutuhkan sesamanya untuk mencapai

kebahagiaan hidup. Ia menerima keberadaan tokoh saya dan bersikap

terbuka terdapatnya. Namun, di saat yang bersamaan, dirinya dikuasai oleh

ego yang bersifat mendahulukan kepentingan pribadi. Ia ingin mengambil

keuntungan dari interaksi yang dilakukan dengan tokoh saya. Ia ingin

menjadikan tokoh saya sebagai kambing hitam atas segala penyakit yang

bersarang di tubuhnya. Prinsip dasar tersebut adalah prinsip dasar manusia

yang sudah terasing dari sesamanya (Magnis-Suseno, 1999: 98-99).

4.1.3.2 Tiga Poros Semantik Kedua Cerpen “Ny. Elberhart”

Berdasarkan tabel nomor 7 atau atau gerak pencarian subjek kepada

objek dalam skema aktansial kedua cerpen ”Ny. Elberhart”, terdapat

beberapa hirarki oposisi nilai dalam cerpen. Hirarki opisisi nilai tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel. 17 Four Terms Homology Kedua Cerpen “Ny. Elberhart”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

126

penerimaan >< penolakan : bukan penerimaan >< bukan penolakan

penting >< tidak penting

kasihan >< acuh : tidak kasihan >< tidak acuh

salah >< benar : tidak salah >< tidak benar

peduli >< acuh : tidak peduli >< tidak acuh

Dari pemaparan beberapa hirarki oposisi dalam cerpen, terdapat sebuah

transformasi dasariah nilai yang dipertaruhkan. Nilai tersebut adalah rasa

kesepian x rasa keramaian : Penolakan x penerimaan : bukan penolakan :

bukan penerimaan.

I. Poros Pencarian

Poros pencarian melibatkan relasi antara aktan pengirim, subjek, dan

objek. Dalam skem aktansial kedua cerpen “Ny. Elberhart”, tokoh saya

bertindak sebagai subjek yang didorong oleh bersalah dan rasa kasihan

(pengirim) untuk meraih objek. Objek yang ingin didapatkan adalah

membuat nama Ny. Elberhart dikenang orang lain. Pengirim menjanjikan

sebuah perasaan bahagia, senang, dan puas jika tokoh saya dapat membuat

nama Ny. Elberhart dikenang setelah kematiannya (objek).

Tokoh saya melakukan berbagai macam usaha untuk mendapatkan objek

(membuat nama Ny. Elberhart dikenang). Pertama, ia menyumbangkan

seluruh harta warisan kepada Yayasan Orang Tua. Kedua, ia berusaha

menulis puisi dan mengirimkannya ke kantor-kantor majalah agar dimuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

127

Tokoh saya sebagai seorang yang pernah mengenal Ny. Elberhart merasa

bersalah dan kasihan. Ia merasa bertanggungjawab terhadap cita-cita Ny.

Elberhart, yakni ingin namanya dikenang. Dengan jalan membantu orang

lain, tokoh saya berpikir bahwa segala kesalahannya terhadap Ny. Elberhart

bisa dihapus dan dirinya tidak perlu merasa berhutang budi. Dengan jalan

demikian, ia tidak akan merasa terbebani dengan hubungan sosial yang telah

terbangun. Kepedulian tokoh saya merupakan bentuk interaksi sosial

sesama manusia yang kooperatif.

II. Poros Komunikasi

Poros komunikasi melibatkan relasi antara aktan pengirim, aktan objek,

dan aktan penerima. Dalam skema aktansial kedua cerpen “Ny. Elberhart”,

rasa bersalah adalah pengirim yang ingin membuat nama Ny. Elberhart

dikenang. Pencapaian ini akan membawa tokoh saya kepada perasaan puas,

bahagia, nyaman, dan senang.

Perasaan bersalah dan kasihan sebagai pengirim muncul karena sikap

sosial tokoh saya yang tinggi. Dirinya ikut merasa bertanggungjawab

terhadap pencapaian cita-cita Ny. Elberhart yang belum terlaksana. Sikap

tersebut adalah bentuk sikap manusia sebagai makhluk sosial. Di mana

kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang seharusnya hidup kooperatif

dan saling menolong antar-sesamanya (Nugroho, 2013: 3).

Pemenuhan terhadap pencapaian tersebut akan membuat tokoh saya

merasa bahagia. Dirinya tidak perlu lagi merasa bersalah karena ia telah

melakukan kebaikan kepada Ny. Elberhart. Dan lebih jauh lagi, tokoh saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

128

akan mendapatkan kebahagiaan hidup secara sosial karena telah membantu

sesamanya.

III. Poros Kekuatan

Poros kekuatan melibatkan relasi antara aktan penolong, aktan subjek,

dan aktan penghalang. Aktan penolong berfungsi untuk memudahkan

subjek mendapatkan objek. Aktan penghalang berfungsi untuk

menghalangi, menentang, dan mengganggu usaha subjek memiliki objek.

Dalam skema aktansial kedua cerpen “Ny. Elberhart”, sikap tidak peduli

orang lain menjadi penghalang setiap usaha subjek mendapatkan objek.

Aktan penolong yang diisi oleh harta warisan dan Majalah Primo.

Usaha tokoh saya (subjek) dalam mendapatkan objek menemui

berbagai macam kemudahan dan kesulitan. Kesulitan dialami tokoh saya

ketika dirinya mendapatkan perhatian orang lain. Sikap tidak peduli orang

lain merupakan kekuatan yang menghalang-halangi usaha subjek tersebut.

Mereka menunjukkan sikap tidak peduli terhadap urusan orang lain. Marx

menjelaskan bahwa “Sikap saya seluruhnya egois. Saya akan memenuhi

kebutuhan orang lain sejauh saya sendiri memperoleh keuntungan darinya.

Sifat sosial yang termasuk hakikat manusia sudah terasing.” (Magnis-

Suseno, 1999: 99). Dalam hal ini ketidakpedulian orang lain muncul karena

hubungan dengan Ny. Elberhart tidak menguntungkan mereka. Tidak ada

nilai, manfaat, hal penting yang didapat dari mengenal Ny. Elberhart. Oleh

karena itu, mereka cenderung acuh dan tetap mementingkan apa yang

mereka lakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

129

Sedangkan kemudahan muncul dari harta warisan dan majalah Primo.

Harta warisan yang disumbangkan Ny. Elberhart kepada tokoh saya tidak

dalam jumlah yang sedikit. Dengan harta tersebut tokoh saya berusaha

mencuri perhatian orang lain. Ia menyumbangkan seluruh harta agar nama

Ny. Elberhart dapat dikenang sebagai penyumbang dalam jumlah yang

banyak. Namun, nilai nama Ny. Elberhart menjadi setara dan terus memudar

ketika dirinya disandingkan dengan nama orang lain yang melakukan

kebaikan yang sama. Tidak ada pembeda bagi penyumbang satu dan

penyumbang lain.

Langkah lain adalah dengan menulis puisi dan menerbitkannya dengan

nama Ny. Elberhart. Pola yang sama terus berulang ketika tokoh saya

mencoba untuk menulis puisi dan menerbitkannya. Hasilnya nama Ny.

Elberhart sama dengan nama penulis lain dan karya-karyanya sama dengan

penulis lain. Tidak ada nilai “penting” yang orang lain dapatkan dari

kebaikan-kebaikan Ny. Elberhart.

Pada akhirnya nama Ny. Elberhart larut dalam pusaran ketidakpedulian

orang lain. Nama tersebut tidak menarik perhatian orang lain karena tidak

ada nilai penting mengenai sosok Ny. Elberhart.

Berdasarkan pemaparan ketiga poros semantik, cerpen “Ny. Elberhart”

menceritakan tentang seseorang yang berhasil mendapatkan jati diri orang

lain dan melakukan sesuatu untuk orang tersebut. Jati diri orang lain

didapatkan melalui sebuah relasi yang saling membutuhkan. Dalam

membangun relasi tersebut, seseorang harus siap mengorbankan diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

130

kepentingan pribadinya. Setelah mendapatkan jati diri orang lain atau

terlibat dalam hubungan yang lebih dalam, seseorang mungkin akan

menjadi korban karena dirinya tersandra dan terpaksa melakukan

kewajiban-kewajiban yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab

pribadinya. Tidak menutup kemungkinan bahwa usaha yang dilakukan

untuk orang lain merupakan sebuah kesia-siaan karena tidak ada nilai

penting yang diperjuangkan bagi diri sendiri dan banyak orang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

131

4.2 Rangkuman

Analisis tiga poros semantik bertujuan untuk menemukan makna dibalik

sebuah narasi. Tujuan peneliti menggunakan tiga cerpen karya Budi Darma

dalam kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington adalah memahami makna

dibalik kesulitan manusia dalam menjalin hubungan dengan manusia lain yang

menjadi inti cerita.

Cerpen berjudul “Lelaki Tua Tanpa Nama” mempersoalkan tentang

penerimaan diri dari orang lain. Dalam cerpen tersebut, penerimaan diri tidak

didapatkan dengan cara berbuat kebaikan kepada sesama. Penerimaan diri

didapatkan jika seseorang memiliki hal penting yang dibutuhkan oleh orang

lain. Melalui aspek tersebut, secara otomatis seseorang akan terhubung dengan

“kehidupan” orang lain.

Kedua, cerpen berjudul “Keluarga M”, mempersoalkan tentang eksistensi

orang lain. Seseorang ingin melenyapkan eksistensi orang lain untuk

mendapatkan kedamaian batin. Eksistensi orang lain akan merugikan

seseorang apabila orang tersebut terlalu fokus kepadanya. Usaha untuk

menyingkirkan orang lain adalah bentuk tindakan yang akan berakhir dengan

sebuah kesia-siaan. Hal tersebut justru memunculkan kegelisahan dalam batin

manusia sebagai makhluk sosial yang berhubungan dengan orang lain. Pada

akhirnya kedamaian batin seseorang dalam kehidupan ditemukan di dalam diri,

bukan di luar diri.

Ketiga, cerpen berjudul “Ny. Elberhart”, mempersoalkan tentang

pengorbanan seseorang untuk orang lain. Pengungkapan jati diri orang lain

merupakan usaha yang dilakukan dengan jalan berhubungan dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

132

Hubungan tersebut memungkinkan seseorang menjadi korban karena dirinya

terpaksa melakukan penyesuaian terhadap orang lain. Penyesuaian ini dapat

menghilangkan kebebasan diri sebagai subjek demi kepentingan orang lain

yang tidak bernilai.

Tiga cerpen menceritakan tentang eksistensi orang lain bagi diri (subjek).

Keberadaan orang lain bagi diri hanya akan mendatangkan kesulitan-kesulitan

yang menjadikan diri sebagai korban. Hal tersebut dapat terlihat dalam

potongan cerita bahwa tokoh saya diterima dan dilibatkan dalam kepentingan

orang lain saat dibutuhkan saja, kehidupan tokoh saya menjadi tidak damai

akibat keberadaan orang lain, dan tokoh saya yang berjuang untuk sesuatu yang

tidak bernilai.

Hal berbeda justru dapat ditemukan jika diri (pribadi) berfokus pada

kehidupannya sendiri. Ia dapat bebas memilih pilihan-pilihan tanpa adanya

hambatan dari orang lain. Dengan pilihan-pilihan tersebut, diri sebagai pribadi

atau individu dapat menemukan esensi kehidupannya, berguna bagi orang lain,

dan dianggap penting karena berpotensi memberikan dampak positif bagi

masyarakat.

Berdasarkan kajian struktur tiga cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan

cerpen Orang-orang Bloomington, disimpulkan bahwa terdapat konsep relasi

manusia berdasarkan filsafat eksistensialisme.

Konsep relasi berdasarkan filsafat eksistensialisme merupakan konsep relasi

yang menolak segala bentuk interaksi sosial antara satu individu dengan

individu lain maupun antara individu dengan masyarakat (Nugroho, 2013: 10).

Konsep ini memandang bahwa nilai manusia sebagai entitas individu lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

133

penting dibandingkan dengan manusia sebagai makhluk sosial. Seseorang yang

berfokus dengan nilai dalam diri dapat menemukan esensi kehidupannya dan

berdampak positif bagi masyarakat (Nugroho, 2013: 16-17, 22-24). Hal

tersebut juga diperkuat oleh pendapat Adam Smith yang menyatakan bahwa

“Semakin individualis (baca: terspesialisasi) seseorang maka semakin ia

berguna bagi masyarakatnya” (Nugroho, 2013: 8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

134

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Penelitian tentang kajian struktur dalam perspektif strukturalisme A.J.

Greimas ini berusaha mengungkapkan makna dibalik tiga cerpen dalam

kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington. Berdasarkan penelitian

menggunakan pendekatan strukturalisme naratif perspektif A.J. Greimas, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Pengungkapan penceritaan bertujuan untuk melihat motif penceritaan.

Penceritaan dianggap lebih memiliki nilai sastra dibandingkan dengan cerita

itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan penceritaan tersusun oleh sekuen-sekuen

(runtutan aksi) yang mengandung motif. Cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

memiliki sembilan sekuen. Rasa kesepian untuk mendapatkan penerimaan diri

merupakan motif utama penceritaan. Cerpen “Keluarga M” memiliki tujuh

sekuen dan dua struktur alur penyusun cerita. Dalam alur pertama, rasa tidak

nyaman dan kebencian menuntut keluarga M celaka adalah motif utama

penceritaan. Dalam alur kedua, rasa bersalah dan rasa kasihan menginginkan

kedamaian batin adalah motif utama cerita. Cerpen “Ny. Elberhart”

mempunyai delapan sekuen dan dua struktur alur penyusun cerita. Dalam

skema alur pertama, rasa kesepian, rasa kasihan, dan rasa bersalah yang

menuntut jati diri Ny. Elberhart adalah motif utama cerita. Dalam alur kedua,

perasaan kasihan dan perasaan bersalah ingin membuat nama Ny. Elberhart

dikenang setelah dirinya tiada adalah motif utama penceritaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

135

Pengungkapan skema aktansial bertujuan untuk melihat bagaimana peran

aktan dalam cerita. Sedangkan pengungkapan skema fungsional bertujuan

untuk melihat bagaimana alur yang dipengaruhi oleh fungsi (tindakan yang

mengandung motif) berjalan.

Analisis skema aktansial dalam cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

menunjukkan tokoh saya (subjek) berhasil mendapatkan penerimaan diri

(objek). Keberhasilan subjek dipengaruhi oleh pelaku aktan penolong, yakni

kepentingan. Analisis skema aktansial pertama cerpen “Keluarga M”

memperlihatkan tokoh saya (subjek) berhasil mencelakai keluarga M (objek).

Keberhasilan subjek tidak terlepas dari peran aktan penolong, yakni takdir.

Sedangkan pada skema aktansial kedua, tokoh saya (subjek) gagal

mendapatkan kedamaian batin (objek). Hal tersebut disebabkan oleh sikap

penolakan dari keluarga M yang menempati aktan penentang. Analisis skema

aktansial pertama dalam cerpen “Ny. Elberhart”menunjukkan tokoh saya

(subjek) berhasil mengetahu jati diri Ny. Elberhart (objek). Namun dalam

skema aktansial kedua, tokoh saya (subjek) gagal membuat nama Ny. Elberhart

dikenang (objek) karena pengaruh sikap tidak peduli orang lain (penentang)

sangat dominan.

Alur skema fungsional dalam cerpen “Lelaki Tua Tanpa Nama”

menunjukkan struktur alur berhasil mencapai transformasi tahap utama.

Tokoh saya berhasil mendapatkan objek sebagai subjek sekaligus penerima.

Struktur alur dalam skema fungsional pertama cerpen “Keluarga M” berhasil

mencapai transformasi tahap utama. Subjek berhasil mencelakai keluarga M.

Namun dalam skema fungsional kedua, struktur alur berhenti pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

136

transformasi tahap uji kecakapan. Tokoh saya gagal mendapatkan kedamaian

batin. Struktur alur dalam skema fungsional pertama cerpen “Ny. Elberhert”,

berhasil mencapai transformasi tahap utama. Tokoh saya berhasil mengetahui

jati diri Ny. Elberhart. Namun dalam skema aktansial kedua, tahapan alur

hanya sampai kepada tahap transformasi uji kecakapan. Hal tersebut terjadi

karena tokoh saya gagal melewati hadangan pelaku aktan penentang.

Tiga poros semantik digunakan untuk mengungkapkan makna dibalik

hubungan antara aktan-aktan dan fungsi-fungsi tersebut dalam cerita.

Cerpen berjudul “Lelaki Tua Tanpa Nama” membicarakan tentang

penerimaan diri yang didapatkan jika seseorang memiliki hal penting yang

dibutuhkan oleh orang lain. Kedua, cerpen berjudul “Keluarga M”

menceritakan tentang eksistensi orang lain yang membawa kegelisahan dan

penemuan kedamaian batin yang bersumber dari dalam diri. Ketiga, cerpen

berjudul “Ny. Elberhart”, mempersoalkan tentang pengorbanan seseorang

demi kepentingan orang lain yang tidak bernilai.

Tiga cerpen menceritakan tentang eksistensi orang lain bagi diri (subjek).

Keberadaan orang lain bagi diri hanya akan mendatangkan kesulitan-kesulitan

yang menjadikan diri sebagai korban. Hal tersebut dapat terlihat dalam

potongan cerita bahwa tokoh saya diterima dan dilibatkan dalam kepentingan

orang lain saat dibutuhkan saja, kehidupan tokoh saya menjadi tidak damai

akibat keberadaan orang lain, dan tokoh saya yang berjuang untuk sesuatu yang

tidak bernilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

137

Hal berbeda justru dapat ditemukan jika diri (pribadi) berfokus pada

kehidupannya sendiri. Ia dapat bebas memilih pilihan-pilihan tanpa adanya

hambatan dari orang lain. Dengan pilihan-pilihan tersebut, diri sebagai pribadi

atau individu dapat menemukan esensi kehidupannya, berguna bagi orang lain,

dan dianggap penting karena berpotensi memberikan dampak positif bagi

masyarakat.

Berdasarkan kajian struktur tiga cerpen karya Budi Darma dalam kumpulan

cerpen Orang-orang Bloomington, disimpulkan bahwa terdapat konsep relasi

manusia berdasarkan filsafat eksistensialisme.

Konsep relasi berdasarkan filsafat eksistensialisme merupakan konsep relasi

yang menolak segala bentuk interaksi sosial antara satu individu dengan

individu lain maupun antara individu dengan masyarakat (Nugroho, 2013: 10).

Konsep ini memandang bahwa nilai manusia sebagai entitas individu lebih

penting dibandingkan dengan manusia sebagai makhluk sosial. Seseorang yang

berfokus dengan nilai dalam diri dapat menemukan esensi kehidupannya dan

berdampak positif bagi masyarakat (Nugroho, 2013: 16-17, 22-24). Hal

tersebut juga diperkuat oleh pendapat Adam Smith yang menyatakan bahwa

“Semakin individualis (baca: terspesialisasi) seseorang maka semakin ia

berguna bagi masyarakatnya” (Nugroho, 2013: 8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

138

4.2. Saran

Budi Darma adalah seorang penulis yang memiliki konsep kepengarangan

yang tegas. Ia selalu bercerita tentang kekerasan hidup, tentang kesulitan orang

berhubungan dengan sesamanya dalam mencari identitas diri (Darma, 1980:

xii). Konsep tersebut selalu ia bicarakan, baik dalam cerpen absurd maupun

tidak. Baginya, hubungan antar-manusia adalah bagaikan kontrak, yang akan

gugur setelah kontrak tersebut melampaui batas watu (Darma, 1980: xvii)

Berdasarkan konsep kepengarangan tersebut, kumpulan cerpen Orang-

orang Bloomington karya Budi Darma dinilai masih menarik untuk dijadikan

bahan penelitian. Penelitian selanjutnya dapat berupa kajian fenomenologi

sastra mengenai relasi antar-manusia dalam perspektif Jean-Paul Sartre.

Dengan digunakannya pendekatan yang berbeda maka hal tersebut akan

memperluas pendalaman ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Sastra

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

139

Daftar Pustaka

Darma, Budi. 1980. Orang-orang Bloomington. Jakarta: Sinar Harapan.

Luxemburg, Jan Van, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan oleh Dick

Hartoko dari judul asli Inleiding in de Literatuurwetenschap. Jakarta:

Gramedia.

Magnis-Suseno, Frans, 1999. Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis Ke

Perselisihan Revisionisme. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nazir, Mohammad. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indah.

Nugroho, Wahyu Budi. 2013. Orang Lain adalah Neraka: Sosiologi

Eksistensialisme Jean Paul Sartre. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pinurbo, Philipus Joko. 1987. Manusia Aneh dalam Orang-orang Bloomington

Karya Budi Darma (Sebuah Pendekatan Gagasan Kreatif). Skripsi.

Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni, IKIP Sanata Dharma.

Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: dari

Strukturalisme hingga Postrukturalisme: Perspektif Wacana Naratif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setyawan, A., 2015. “Analisis Struktural” Stable URL:

https://versodio.com/literature/analisis-struktural/ Diunduh: 25/5/2017,

09:08

Sudjiman, Panuti (ed). 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-Press

Suwondo, Tirto. 2010. Mencari Jati Diri: Kajian atas Kumpulan Cerpen Orang-

orang Bloomington Budi Darma. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KAJIAN STRUKTUR TIGA CERPEN KARYA BUDI DARMA … · i kajian struktur tiga cerpen karya budi darma dalam kumpulan cerpen orang-orang bloomington: perspektif strukturalisme naratif

140

Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan

Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: LAMALERA.

Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta Pusat:

PUSTAKA JAYA.

Triadnyani, I Gusti Ayu Agung Mas. 2012. “Fenomena Rangda dan

Pemaknaannya dalam Novel Janda dari Jirah”. Dalam Prosiding The

Fourth international Confrence on Indonesian Studie: “Unity, Diversity

and Future”, hlm. 401-415.

Wibowo, A. Setyo, dkk. 2015. Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul Sartre.

Yogyakarta: Kanisius.

Palmer, Donald D., dkk. 2003. Sartre Untuk Pemula. Terjemahan oleh Penerbit

Kanisius dari judul asli Sartre For Beginners. Yogyakarta: Kanisius.

Zaimar. Okke.K.S. 1990. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang.

Jakarta: ILDEP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI