kab bojonegoro 2008

Upload: qwerty

Post on 06-Jul-2015

723 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

KATA PENGANTAR

Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam konsep tersebut, diperlukan upaya untuk mencapai pelayanan kesehatan yang optimal yang diselenggarakan melalui pembangunan yang berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu dengan dukungan instansi terkait. Profil Kesehatan Kabupaten Bojonegoro merupakan buku statistik kabupaten yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten Bojonegoro. Profil ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan data dan informasi kesehatan guna evaluasi kegiatan, sebagai acuan untuk perencanaan, dan menunjang pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan, serta mendukung dan meningkatkan kemampuan manajemen di bidang kesehatan. Data yang disajikan berupa tabel dan grafik yang bersumber dari Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bojonegoro, serta sektor terkait. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Profil ini, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami berharap kerjasama ini tetap terjalin dengan baik. Semoga Profil Kesehatan ini dapat bermanfaat untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Kesehatan di masa yang akan datang.

Bojonegoro, Maret 2009 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOJONEGORO

Dr. H. HARIYONO, M.Si Pembina Tingkat I NIP. 140 202 085

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

ii

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

DAFTAR ISIHal Halaman Sampul.............................................................................................. Kata Pengantar ............................................................................................... Daftar Isi ......................................................................................................... Daftar Lampiran................................................................................................ Daftar Tabel ..................................................................................................... Daftar Gambar ................................................................................................ Daftar Singkatan ............................................................................................. i ii iii vii xi xii xiii

BAB I.

PENDAHULUAN...............................................................................

1

BAB II.

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO....................... 2.1 Keadaan Geografis... 2.2 Kependudukan/ Demographi... 2.2.1 Pertumbuhan Penduduk... 2.2.2 Komposisi Penduduk ....... 2.2.3 Kepadatan Penduduk 2.3 Keadaan Ekonomi ..

4 4 6 7 8 12 14 14 14

......

2.3.1 PDRB ................. . 2.3.2 Beban Tanggungan ....

BAB III.

SITUASI DERAJAT KESEHATAN.................................................... 3.1 Mortalitas ........ ........ A. Angka Kematian Bayi ........................................................... B. Angka Kematian Balita..........................................................

15 15 15 15

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

iii

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

C. Angka Kematian Ibu.............................................................. 3.2 Morbiditas..... .. ............ A. Angka Acute Flacid Paralysis................................................ B. TB Paru ................................................................................ C. Pneumonia Balita.................................................................. D. HIV / AIDS dan Infeksi menular Seksual............................... E. Demam Berdarah Dengue.................................................... F. Diare...................................................................................... G.Malaria................................................................................... H. Kusta..................................................................................... I. Filariasis................................................................................ J. PD3I 3.3 Status Gizi .. ..... . ..... A. Kunjungngan Neonatus (KN2) & Kunjungan Bayi................ B. Bayi BBLR. C. Status Gizi Balita.................................................................. 3.4 Umur Harapan Hidup..........

16 17 17 17 18 18 19 19 19 20 20 20 21 21 21 22 22

BAB IV.

SITUASI UPAYA KESEHATAN....................................................... 4.1 Pelayanan Kesehatan ..

23 23 23 23

A. Kunjungan Ibu Hamil (K1,K4)............................................... B. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan............................... C. Pelayanan Kesehatan Anak Pra sekolah, Usia sekolah & remaja................................................................................. D. Kepesertaan KB................................................................... E. Desa UCI.............................................................................. F. Cakupan Imunisasi Bayi....................................................... G. Pelayanan Gizi.....................................................................Dinkes Kabupaten Bojonegoro

25 25 26 26 27

iv

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

H. Ibu Hamil Yang Mendapatkan Fe... I. Ibu Hamil Yang Mendapat Imunisasi TT................................ J. Akses Ketersediaan Darah ................................................... K. Penanganan Bumil & Neonatal Risti..................................... L. Pelayanan Kegawatdaruratan............................................... M. Desa Terkena KLB ditangani 1000 jiwa/Km2 adalah Kecamatan Kota Bojonegoro, Balen, Baureno dan Kapas. sedangkan kepadatan penduduk < 200 jiwa/Km2 adalah Kecamatan Margomulyo, Bubulan, dan Sekar. Luas wilayah Kecamatan yang paling besar adalah

Tambakrejo (209,52 Km2) dan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Padangan dengan luas 42 km2.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

13

Berikut kepadatan penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Bojonegoro tahun 2008: Gambar 2.4 Kepadatan penduduk tiap Kecamatan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008Kedewan Sekar Gondang Sukosewu Trucuk Temayang Tambakrejo Sumberejo Sugihwaras Purwosari Padangan Ngraho Ngasem Ngambon Margomulyo Malo Kepohbaru Kedungade Kasiman Kapas Kanor Kalitidu Dander Bubulan Bojonegoro Baureno Balen

kec

-500

500

1500 jiwa/km2

2500

3500

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

14

2.3 Keadaan Ekonomi 2.3.1 PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bojonegoro atas dasar harga yang berlaku tahun 2006 sebesar 8.065,3 milyar rupiah atau mengalami peningkatan 15,26 % dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan adanya perubahan harga komoditi barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Apabila didasarkan pada harga konstan maka nilai PDRB sebesar 4,7 triliyun rupiah atau naik sebesar 6,25 %. Kenaikan tersebut merupakan gambaran laju petumbuhan perekonomian di Kabupaten Bojonegoro. Dari angka laju pertumbuhan perekonomian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro terus membaik meskipun peningkatan laku pertumbuhannya relatif kecil. Tercatat laju pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir adalah: 3,94%, tahun 2004: 4,92% tahun 2005 dan 6,25% pada tahun 2006.

2.3.2. Beban Tanggungan Untuk mengukur beban tanggungan usia produktif (15 49 tahun) digunakan indikator dependency ratio. Pada tahun 2000

dependency ratio Kabupaten Bojonegoro sebesar 47 %. Jika dibandingkan dengan dependency ratio Nasional sebesar 67,7 %, maka depedency ratio Kabupaten Bojonegoro berada di bawahnya. Tahun 2006 dependency ratio Kabupaten Bojonegoro sebesar 45 %, tahun 2007 42,5 % dan tahun 2008 45,2%.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATANDerajat kesehatan merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur taraf kesehatan suatu bangsa. Salah satu ciri suatu bangsa yang maju adalah dimilikinya derajat kesehatan yang tinggi. Derajat kesehatan juga merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia, selain faktor pendidikan dan ekonomi. Derajat Kesehatan Masyarakat diukur melalui indikator mortalitas, morbiditas dan status gizi yang dijabarkan sebagai berikut :

3.1 Mortalitas A. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi di Indonesia masih merupakan masalah meskipun selama tiga dasawarsa terakhir menunjukkan

kecenderungan menurun. Berdasarkan pengumpulan data dari Puskesmas, RSU dan RSAB pada tahun 2006 di Kabupaten Bojonegoro, Angka Kematian bayi dilaporkan: 5,63 per 1000 KH. Jumlah ini dibawah jumlah kematian bayi tahun 2007. Angka

Kematian bayi dilaporkan tahun 2007 : 7,69 per 1000 KH dan tahun 2008 : 7,36 per 1000 KH. Jika dibandingkan dengan angka kematian bayi di Indonesia saat ini yaitu 26 per 1000 KH maka angka tersebut berada di bawahnya. Data selengkapnya pada lampiran Tabel 6.

B. Angka Kematian Balita Angka Kematian balita merupakan jumlah kematian yang terjadi pada anak sebelum mencapai usia lima tahun. Angka ini

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

15

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

16

dapat

menggambarkan

faktor

faktor

lingkungan

yang

berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk (Profil Kes Prop 1995). Dari data yang tercatat di Puskesmas tahun 2008, angka kematian balita dilaporkan 7,79 per 1000 KH. Jika dibandingkan dengan target pada 2010, angka kematian balita di Indonesia yaitu sebesar 58 per 1000 kelahiran hidup maka tersebut jauh di bawah angka nasional. Data terinci pada lampiran Tabel 6.

C.

Angka Kematian Ibu / Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu / Maternal (AKI) merupakan salah satu tolok ukur derajat kesehatan masyarakat yang berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan terutama Ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) SDKI tahun 1994 mencapai 390 per 100.000 kelahiran hidup. SDKI tahun 1997, Angka Kematian Ibu 334 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil SKRT 1997 373 per 100.000 kelahiran

menunjukkan angka kematian Ibu

hidup. Angka tersebut merupakan angka tertinggi diantara negaranegara di Asia Tenggara dengan status ekonomi yang sama. Jumlah kematian ibu maternal di Kabupaten Bojonegoro

tahun 2008 sebanyak 19 orang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 14 orang. Data selengkapnya pada lampiran Tabel 7.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

17

Dari sejumlah kematian ibu tersebut belum dirinci menurut penyebab kematian. Menurut beberapa penelitian lebih 90 % kematian ibu disebabkan penyebab langsung antara lain :

Haemorage, Abortus complication, Eklamsi dan Infeksi (Depkes RI, 1999). Sedangkan penyebab tidak langsung meliputi tingkat

pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya, fasilitas transportasi, keadaan geografis, fasilitas kesehatan (Empat Terlalu dan Tiga terlambat). Pada tahun 2010, di Indonesia ditargetkan angka kematian ibu turun menjadi 150 per 100.000 kelahiran hidup.

3.2 Morbiditas A. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) AFP adalah penderita dengan gejala lumpuh layuh mendadak (akut), bukan disebabkan ruda paksa, yang ditemukan pada anak usia < 15 tahun dan diduga kuat poliomyelitis. Pada tahun 2008 dilaporkan terdapat 6 kasus AFP. Selama Tahun 2007 dilaporkan tidak ditemukan kasus AFP, Tahun 2006 dilaporkan 6 kasus AFP dan tahun 2005 dilaporkan terdapat 3 kasus AFP. Pada Tahun 2004 dilaporkan terdapat 5 kasus AFP. Data di lampiran Table 9.

B. Tb Paru Tuberkulosis paru masih merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian meski prevelensinya telah dapat diturunkan. Pemberantasan penyakit Tuberculosis paru mengacu pada

komitmen nasional yaitu menggunakan pendekatan Directly Observe Treatment Shortcourse (DOTS) atau pengobatan TB Paru dengan

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

18

pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO). Berdasarkan laporan Puskesmas, rumah sakit dan BP, pada tahun 2008 tercatat 674 penderita TB Paru (+) di Kabupaten Bojonegoro. Dari jumlah tersebut seluruhnya tengah menjalani pengobatan dan jumlah penderita yang sembuh mencapai 557 penderita. Angka kesembuhan mencapai Tabel 9. 82,64 %. Data terinci pada lampiran

C. Pneumonia Balita Insidence rate untuk kasus pneumoni masih cukup tinggi. Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke unit pelayanan kesehatan serta ketrampilan petugas dalam menegakan diagnosis pneumoni merupakan kunci dari penemuan kasus. Jumlah penderita pnemunia pada balita secara keseluruhan 2.695 dan 100% dapat ditangani. Data terinci di lampiran Tabel 9.

D. HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) Penderita HIV adalah penderita yang menurut hasil

pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif HIV.

Prevalensi HIV

diukur dari jumlah kasus HIV (baru dan lama) dibandingkan jumlah penduduk berisiko di wilayah dan pada kurun waktu yang sama. Selama tahun 2008 di Kabupaten Bojonegoro ditemukan adanya 20 kasus HIV. Target pada tahun 2010, Prevalensi HIV terhadap

penduduk beresiko 0,9. Pada tahun 2008 tidak ditemukan adanya kasus Infeksi Menular Seksual.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

19

E. Demam Berdarah Dengue Penderita DBD adalah penderita demam tinggi yang

mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau pembesaran hati serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakn positif DBD. Angka kesakitan DBD tahun 2008 : 31,19 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 maka angka ini masih diatas target yakni 2 per 100.000 penduduk. Kasus DBD yang ditangani telah mencapai 100%.

F. Diare Menurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan surkesnas 2001, penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Jumlah kasus diare secara keseluruhan adalah 22.478, sedangkan jumlah kasus pada balita adalah 8.388 dan 100% kasus diare pada balita dapat ditangani. Data tersaji di lampiran Tabel 10.

G. Malaria Mengacu pada Kepmenkes no. 1202/ Menkes/SK/VIII/2003 untuk di Jawa dan Bali, penderita malaria adalah kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan hasil pemeriksaan sediaan darah di laboratorium positif malaria. Pada tahun 2008, ditemukan adanya 3518 kasus malaria klinis, dan 2 malaria positif. Namun merupakan malaria import dari tenaga kerja yang bekerja di luar jawa

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

20

Secara nasional, pada tahun 2010, angka kesakitan malaria dapat diturunkan menjadi 5 penderita per 1.000 penduduk. terinci di lampiran Tabel 11. Data

H. KustaKusta merupakan penyakit lama yang diharapkan dapat dieliminasi pada tahun 2000, namun untuk kabupaten Bojonegoro belum dapat mencapai eliminasi karena prevalensi kusta masih diatas 1 per 10.000 penduduk. Jumlah penderita kusta tahun 2008 yang dilaporkan adalah 138 orang dengan rincian jumlah PB 9 dan MB 129, yang telah selesai menjalani pengobatan (RFT) 100%. Data tersaji pada lampiran Tabel 12.

I. Filariasis Pada tahun 2008, ditemukan 10 kasus Filariasis di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Kasus tersebut telah berhasil ditangani (100%). Data di lampiran Tabel 13.

J. PD3I PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas / ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Pada Tahun 2008, jumlah kasus difteri adalah 3 kasus, pertusis 2 kasus, Campak 16 kasus, dan Polio 6 kasus. Selama tahun tersebut tidak ditemukan tetanus, tetanus neonatorum dan hepatitis B. Data kasus di tiap wilayah tersaji di lampiran Tabel 14.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

21

3.3 Status Gizi Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan kesehatan secara umum, disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin / bayi sangat ditentukan oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui. A. Kunjungan Neonatus (KN2) dan Kunjungan Bayi Kunjungan Neonatus (KN2) Di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2008 mencapai 89,95% sedangkan kunjungan Bayi mencapai 99,37%. Data cakupan kunjungan di tiap wilayah tersaji pada lampiran Tabel 15.

B. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR (kurang 2500 gram) merupaka salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadapp kematian perinatal dan

neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena lahir premature atau BBLR karena intrauterine growt retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau saat kehamilan. Pada tahun 2008 dilaporkan jumlah bayi lahir hidup sebanyak 18.617 dengan BBLR sebesar 305 (1.64%). Seluruh (100%) bayi dengan BBLR dapat ditangani.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

22

C. Status Gizi Balita Dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang

berkualitas, keluarga dan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting. Salah satunya melalui pemenuhan gizi sesuai kebutuhan. Gizi yang tidak terpenuhi dapat menggangu pertumbuhan balita baik fisik, mental maupun kecerdasan. Jumlah Balita di Kabupaten Bojonegoro yang ditimbang selama tahun 2008 mencapai 69.060 anak (cakupan 78.03%). Dari jumlah tersebut 76.23% mengalami kenaikan berat badan. Balita dengan Gizi Buruk adalah balita yang mempunyai berat badan di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Balita gizi buruk (BGM) tahun 2008 mencapai 3,3%, sedangkan balita gizi buruk mencapai 0,48 %. Jika dibandingkan dengan target 2010 dimana diharapkan balita gizi buruk hanya 15 % maka persentase tersebut sudah jauh berada di bawah target Indonesia Sehat 2010. Data secara rinci tiap puskesmas dapat dilihat pada lampiran Tabel 16.

3.4 Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Salah satu pilar penting dari Indeks Pembangunan Manusia adalah kesehatan yang diukur dengan umur harapan hidup. Umur Harapan Hidup Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 sama dengan tahun 2007 yaitu 68,5.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berkut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya pada tahun 2008.

4.1 Pelayanan Kesehatan A. Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya yang mengikuti program pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Gambaran cakupan K1 pada tahun 2008 adalah sebesar 20.580 dari jumlah ibu hamil sebanyak 21.692 (94,87%), sedangkan cakupan K4 sebesar 17.604 (81,15%).

B. Persalinan yang Ditolong Tenaga Kesehatan Cakupan persentase persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan adalah persentase ibu bersalin di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, pertolongan persalinan oleh tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan,Dinkes Kabupaten Bojonegoro 23

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

24

pembantu bidan dan perawat bidan. Dengan indikator ini dapat diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan, dan ini menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan persalinan secara professional. Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tahun 2008 mencapai 91,80% .Bila dibandingkan dengan target persalinan tenaga kesehatan 2010 yaitu 90 %, maka persentase tersebut telah memenuhi target. Jika dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 95%,maka persentase tahun 2008 mengalami penurunan. Tahun 2006 persentase persalinan nakes sebesar 87,44%. Peningkatan tersebut tampak pada grafik berikut : Gambar 4.1 Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2002 - 2008

100 80 % 60 40 20 0 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 thn Persalinan Nakes

Data per puskesmas tersaji pada lampiran Tabel 17.

Jumlah ibu nifas tahun 2008 adalah sebesar 19.917, sedangkan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 90,32%.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

25

C. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja Pelayanan Kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta

pelayanan kesehatan pada remaja. Cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2008 adalah sebesar 59,73%, siswa SD/MI yang diperiksa sebesar 89,51% dan pelayanan kesehatan remaja sebesar 54,50%.

D. Kepesertaan KB Menurut SK Menkes nomor : 1202/Menkes/SK/VIII/2003 Pasangan Usia subur adalah wanita berusia 15-49 tahun dengan status kawin. Berdasarkan LB3 Kesehatan Usia Subur (Kusub) dari Puskesmas, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 mencapai 262.670. KB aktif merupakan pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi. Jumlah peserta KB aktif tahun 2008 mencapai 180.038 atau 68,54 % dari jumlah Pasangan Usia Subur. Target Indonesia Sehat 2010, Persentase Pasangan Usia Subur yang menjadi akseptor Keluarga Berencana baru mencapai 10,83 %. Data rincian di puskesmas tersaji pada lampiran Tabel 19.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

26

Persentase peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi tersaji pada grafik berikut : Gambar 4.2 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008250000 200000 150000

%100000 50000 0t IUD /MOW plan Suntik Im OP M a a P il dom agin lainny Kon bat v O

Jenis kontrasepsi

E. Desa yang Mencapai UCI Desa mencapai UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap (BCG 1 kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali) pada bayi lebih dari 80 %. Dari 430 desa/kelurahan di Kabupaten Bojonegoro, 215 desa telah mencapai UCI (50%). Persentase ini belum memenuhi target Indonesia Sehat 2010 sebesar 100%. Data terinci pada lampiran Tabel 22.

F. Cakupan Imunisasi Bayi Persentase cakupan Imunisasi bayi di Kabupaten

Bojonegoro tahun 2008 adalah BCG sebesar 97,84 %, DPT1+HB1Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

27

(97,66%), DPT1+HB3 (94,08%), Polio (93,34%), Campak (91,99%) dan Hepatitis B3 (81,73%). Sedangkan presentase Drop Out (DO) sebesar 5,80%. Drop Out (DO) adalah bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapatkan imunisasi DPT1 tetapi tidak terdeteksi pada imunisasi campak. Data terinci pada lampiran Tabel 23.

G. Pelayanan Gizi Dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, keluarga dan masyarakat mempunyai peran yang sangat penting. Salah satunya melalui pemenuhan gizi sesuai kebutuhan. Gizi yang tidak terpenuhi dapat menggangu pertumbuhan balita baik fisik, mental maupun kecerdasan. Bayi BGM adalah bayi yang mempunyai berat badan di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Bayi BGM yang mendapatkan makanan pendamping ASI tahun 2008 mencapai 5,28%, sedangkan anak balita yang mendapatkan vitamin A 2 kali mencapai 92,71% dan semua Balita Gizi Buruk telah mendapatkan perawatan . Data secara rinci tiap puskesmas dapat dilihat pada lampiran Tabel 24.

H. Ibu Hamil yang Mendapatkan Fe Ibu hamil yang mendapat tablet Fe adalah ibu hamil yang mendapat 90 butir tablet Fe selama periode kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di dalam maupun diluar gedung Puskesmas atau oleh kader. Selama tahun 2008 ibu hamil yang mendapat Fe3 mencapai 76,17 %. Persentase ini kurang dari

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

28

target 2010 sebesar 80%. Data selengkapnya pada lampiran Tabel 25.

I. Ibu Hamil Yang Mendapatkan Imunisasi TT Jumlah Wanita Usia Subur tahun 2008 adalah 347.959 jiwa, yang mendapatkan imunisasi TT1 sebanyak 0,43%, mendapatkan imunisasi TT2 sebanyak 0,21%, TT3 sebanyak 1%, dan TT4 sebanyak 2,79%. Data selengkapnya pada tabel 26.

J. Akses Ketersediaan Darah Untuk Ibu Hamil dan Neonatus Dirujuk Data akses ketersediaan darah untuk ibu hamil dan neonatus dirujuk tidak bisa dilaporkan. Hal ini disebabkan sulitnya memperoleh data tersebut. Pihak Rumah sakit, Puskesmas maupun PMI Cabang Bojonegoro tidak memiliki format pelaporan mengenai hal tersebut.

K. Penanganan Bumil dan Neonatal Risti Keadaan Risiko Tinggi / Komplikasi merupakan suatu keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi meliputi Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi ( sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg ), oedema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat dan persalinan prematur.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

29

Pada tahun 2008 di Kabupaten Bojonegoro tercatat 4338 bumil risti/komplikasi, dan yang ditangani sebanyak 73,10%, sedangkan neonatal risti/komplikasi yang ditangani sebanyak 100%. Data disajikan secara rinci pada tabel 28.

L. Pelayanan Kegawatdaruratan Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat merupakan sarana kesehatan ( Rumah bersalin,

Puskesmas dan rumah Sakit ) yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Dari sejumlah 52 sarana kesehatan di Kab. Bojonegoro, sebanyak 32,69% mempunyai kemampuan pelayanan gawat darurat. Data selengkapnya pada tabel 29.

M. Desa terkena KLB yang Ditangani < 24 jam. KLB adalah timbulnya / meningkatnya kejadian kesakitan / kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu tertentu di daerah tertentu. Pada tahun 2008 tercatat 10 desa terkena KLB dan seluruhnya telah ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam (100 %). Tabel 30. Data KLB tersaji pada lampiran

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

30

N. Jumlah Penderita,Kematian serta Jumlah Desa Terserang KLB. Jenis Kejadian Luar Biasa yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 adalah kasus Acute Flacid Paralysis, yang menyerang 5 Kecamatan (6 desa) dengan jumlah penderita 6 orang, Attack Rate sebesar 0,09%. Selain itu terdapat kasus Diphteri yang menyerang 2 Kecamatan (3 desa) dengan jumlah penderita 3 orang, Attack Rate sebesar 0,02%. Sedangkan kasus keracunan jamur yang terserang hanya 1 Kecamatan (1 desa) dengan jumlah penderita 7 orang, Attack Rate sebesar 2,24%. Data selengkapnya pada tabel 31.

O. ASI Ekslusif Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sampai mencapai usia minimal 4 bulan. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memberi kekebalan pada bayi. Selain itu juga bertujuan mencegah kesakitan seperti alergi, diare karena malabsorpsi / infeksi, keracunan, dan ileus. Namun seringkali informasi dan pengaruh budaya yang sangat kuat menjadikan praktek ASI ekslusif sangat sulit dipantau dari aspek kualitasnya. Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif tahun 2008

mencapai 45,05 %. Jika dibandingkan target untuk Indonesia Sehat 2010 sebesar 80 %, persentase Kabupaten Bojonegoro masih jauh berada di bawahnya. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan promosi ASI ekslusif. Data lengkap terperinci di lampiran Tabel 32.Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

31

P. Garam Beryodium Desa dengan garam beryodium baik adalah

desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2008, dari 307 desa/kelurahan di Kabupaten Bojonegoro yang di survey, 72,41% adalah desa dengan garam beryodium baik. Data selengkapnya pada tabel 33.

Q. Murid SD/MI yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut. Pemeriksaan gigi dan mulut yang dimaksud adalah dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan dan penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Persentase murid Sekolah Dasar / Madarasah Ibtidaiyah yang mendapat

pemeriksaan gigi dan mulut mencapai 32,77 %. Persentase ini jauh dibawah target 2010 yang mencapai 100 %. Data

selengkapnya pada lampiran Tabel 34.

R. Jaminan Kesehatan Pra-Bayar Sebagian besar masyarakat membiayai kesehatan mereka masih menggunakan cara membayar untuk tiap

pelayanan (fee for service). Diharapkan pada tahun 2010 penduduk yang telah terjamin asuransi kesehatan 80%. Jaminan

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

32

Pemeliharaan

Kesehatan

Masyarakat

yang

dikembangkan

diharapkan mampu merasionalkan pembiayaan yang berasal dari masyarakat sebagai landasan untuk pemerataan dan

peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Jumlah terlindungi Penduduk Kabupaten Bojonegoro yang

jaminan

pemeliharaan

kesehatan

mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan terdiri atas Askes, Jamsostek, kartu sehat dan Dana sehat. Tahun 2008 jumlah penduduk peserta Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan sebanyak 52,28 % dari seluruh penduduk. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada grafik berikut : Gambar 4.3 Penduduk Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2001 - 2008

70 60 50 40 30 20 10 0 2002 2003 2004 2005 thn 2006 2007 2008

%

Peserta JPK

Data rincian pada lampiran Tabel 36.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

33

S. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Penduduk kriteria kemiskinan miskin yang dimaksud adalah sesuai yang ditetapkan Badan Pusat Statistik

(kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun non makanan yang bersifat mendasar. Jumlah masyarakat miskin tahun 2008 adalah 576.927. Dari jumlah masyarakat miskin

tersebut, seluruhnya sudah dicakup oleh Jamkesmas, sedangkan yang mendapatkan pelayanan kesehatan berupa rawat jalan sebanyak 17,98% dan yang mendapat pelayanan kesehatan rawat inap sebanyak 0,24%. Jumlah bayi bawah garis merah pada tahun 2008 sebanyak 1610 bayi, dan mendapatkan MP-ASI sebesar 5,28%. Data selengkapnya pada lampiran Tabel 37.

T. Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal Pada tahun 2008 jumlah pekerja formal mencapai 234.004 jiwa, dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif sebesar 60,39%. Data tersebut merupakan laporan dari PT Jamsostek, Disnaker, Disperindag, puskesmas dan poliklinik milik perusahaan.

U. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Pada tahun 2008, jumlah pra usia lanjut (45-59 TH) di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 221.258 orang, dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan adalah sebanyak 44,05%, sedangkan penduduk usia lanjut (lebih dari 60 TH) sebanyak

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

34

150.507 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 44,05 %. Data selengkapnya pada lampiran tabel 39.

V. Pelayanan Kesehatan Wanita Usia Subur Jumlah Wanita Usia Subur di Kab. Bojonegoro adalah sebanyak 21.692 orang, dan yang mendapatkan kapsul Yodium sebanyak 81,77%. Data disajikan pada lampiran tabel 40.

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan A. Pemanfaatan Sarana Puskesmas dan Rumah Sakit Penggunaan sarana kesehatan oleh masyarakat dapat diukur melalui jumlah kunjungan penduduk yang datang berkunjung ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Jumlah penduduk yang memanfaatkan puskesmas dan rumah sakit tahun 2008 sebanyak 741.749 (rawat jalan dan rawat inap). Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas dan Rumah Sakit adalah 60,22 % (jumlah penduduk 1.256.796). Persentase ini jauh diatas target Indonesia Sehat 2010 sebesar 15 %. Data tersaji pada lampiran Tabel 42.

B. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Dasar Sarana kesehatan dengan kemampuan laboratorium kesehatan laboratorium artinya mampu menyelenggarakan standar. Dari pelayanan 44 sarana

kesehatan

sesuai

kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas, 44Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

35

sarana kesehatan

telah memiliki kemampuan laboratorium

kesehatan ( 100 %). Sedangkan sarana kesehatan yang memiliki 4 (empat) spesialis dasar hanya 12,50%. Data tersaji pada lampiran Tabel 43.

C. Ketersediaan Obat Tingkat persediaan obat di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2008 untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dasar adalah sebesar 196,2%. Data disajikan pada lampiran tabel 44.

4.3 Perilaku Hidup Masyarakat A. Rumah Tangga ber-PHBS Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan bentuk perwujudan dari paradigma sehat dalam budaya hidup

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial. Rumah Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai pedoman. Dari survey cepat PHBS tahun 2008 pada 23.947 rumah yang dipantau, jumlah keluarga yang berperilaku Bersih dan Sehat sebesar 9.425 rumah ( 39,36 %).

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

36

Pada tahun 2010 diharapkan tatanan rumah tangga yang menerapkan PHBS mencapai 65 %.

B. Posyandu Aktif Upaya pembangunan kesehatan tidak dapat berhasil guna dan berdaya guna tanpa adanya peran serta masyarakat. Salah satu bentuk peran serta masyarakat tersebut terwujud melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Jumlah Posyandu tahun 2008 sebanyak 1547 buah. Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan jumlah Posyandu pada tahun 2007 ( Jumlah Posyandu tahun 2007 : 1523 buah ). Dari Posyandu yang ada, Posyandu Purnama

mencapai 569 buah ( 36,78 %), sedangkan Posyandu Mandiri mencapai 1,16%. Jika dibandingkan target tahun 2010,

persentase Posyandu Purnama Mandiri sebesar 60% maka angka tersebut masih jauh di bawah target. Jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri Kabupaten Bojonegoro tahun 2003 -2008 tampak pada grafik berikut :

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

37

Gambar 4.4 Jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri Kabupaten Bojonegoro Tahun 2003-200818 2008 2007 18 569 392 1547 1523 1497 1497 1493 218 1493 0 500 1000 1500 2000

25 224 2006 2005 2004 19 2003 25 224 19 218

Juml. Slrh

P.Purnama

P.Mandiri

Data selengkapnya pada lampiran Tabel 46.

4.4 Keadaan Lingkungan Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan. HL Blum menyatakan lingkungan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu lingkungan sehat untuk menjamin kehidupan manusia. Lingkungan sehat yang dimaksud dalam visi Indonesia sehat 2010 adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat, bebas polusi, tersedia air bersih, lingkungan memadai, permukiman sehat, perencanaan kawasan sehat, serta terwujudnya kehidupan yang saling

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

38

tolong menolong dengan memelihara budaya bangsa (Kompas, 5 Nopember 2002, Depkes.go.id).

A. Rumah sehat Manusia membutuhkan tempat untuk tinggal dan

bernaung. Seiring kemajuan peradaban, tuntutan terhadap rumah tinggal semakin tinggi tidak hanya dari segi keamanan dan estetika namun juga segi kesehatan. Menurut UU RI No. 4 tahun 1992, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Oleh karena rumah berhubungan erat dengan kesehatan penghuninya maka perlu

diperhatikan persyaratan sehat suatu rumah. Rumah sehat secara umum dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, mencegah penularan penyakit dan dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Dari hasil pemeriksaan rumah tinggal pada tahun 2008, jumlah Rumah diperiksa sebanyak 31.244 rumah sedangkan yang memenuhi kriteria sehat adalah sebanyak 19.581 rumah ( 62,67 %). Data secara rinci pada lampiran Tabel 47. Jika

dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80 % maka persentase tersebut masih berada di bawahnya.

B. Akses Air Bersih Keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah keluarga yang mempunyai kemudahan dalam memperoleh air bersih dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan. Selama tahun 2008 tercatat 25.266 keluarga telah mengakses air bersih atauDinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

39

80,92 % dari keluarga yang diperiksa. Dari jumlah tersebut 30,99 % menggunakan ledeng, 31,75 % menggunakan SPT dan 17,61 % menggunakan SGL. Data rincian pada lampiran Tabel 48.

C. Sarana Sanitasi Dasar Jumlah sarana sanitasi dasar yang diperiksa pada tahun 2008 meliputi jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Dari 31.250 KK yang diperiksa, yang memenuhi kriteria sehat adalah sebanyak 71,98% untuk jamban, 62,64% untuk tempat sampah dan 64,11% untuk pengelolaan air limbah. Data selengkapnya pada lampiran tabel 49.

D. Tempat-Tempat Umum dan TUPM Sehat Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus secara membayar maupun tidak (Depkes, 1998). Mengingat banyaknya orang yang akan melakukan kegiatan atau memanfaatkan produk / hasil di tempat tersebut maka akan terjadi peningkatan hubungan / kontak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik langsung (antar personal) maupun tidak langsung (melalui perantara benda, alat atau tempat kegiatan). Untuk mencegah penularan atau akibat yang timbul dari TTU termasuk usaha-usaha yang dilakukan maka perlu dilakukan usaha penyehatan TTU.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

40

Tempat-tempat Umum yang diperiksa selama tahun 2008 berjumlah 196 buah yang terdiri dari hotel, restoran, rumah makan, pasar dan TUPM lainnya . Dari jumlah yang diperiksa 99 dinyatakan sehat ( 50,51 %) yang dirinci sebagai berikut :

a. Hotel Hotel merupakan salah satu tempat-tempat umum yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit. Apalagi

pengunjung hotel selalu berganti dan dapat berasal luar daerah. Dari 12 hotel yang diperiksa 100 % dinyatakan telah memenuhi syarat. Persentase ini sudah melebihi target nasional tahun 2010 sebesar 80 %.

b. Restoran / Rumah Makan Makanan termasuk minuman merupakan kebutuhan dasar dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif dalam penularan beberapa penyakit (Food Borne Diseases). Selain makanan dan minuman, penularan tersebut dapat terjadi melalui tempat penyajian, tempat pengolahan, peralatan, air dan orang / pengelola. Karena itu pengawasan harus dilakukan pada semua faktor yang berisiko menjadi sumber dan perantara penyakit. Jumlah Restoran yang diperiksa sebanyak 44 buah dan 43,18% dinyatakan sehat.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

41

c. Pasar Pasar merupakan TTU yang dikunjungi banyak orang yang memungkinkan banyak kontak saat berdesakan dan transaksi jual beli. Jumlah pasar di Kabupaten Bojonegoro yang diperiksa 29 buah. Dari jumlah tersebut yang memenuhi syarat sebanyak 34 %.

d. TUPM lainnya. Jumlah TUPM yang ada 355 dan diperiksa 196 buah. Dari jumlah tersebut 50,51 % dinyatakan sehat. Data selengkapnya pada lampiran Tabel 50.

E. Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam memberikan pelayanan / jasa berpotensi untuk menimbulkan risiko / dampak kesehatan. Sarana kesehatan yang dibina pada tahun 2008 adalah sebanyak 108, dan telah dibina seluruhnya. Selain itu institusi yang dibina kesehatan lingkungannya adalah sarana

pendidikan, sarana ibadah, perkantoran dan sarana lain. Yaitu dari 1310 sarana pendidikan yang ada, 80,08% telah dibina, dari 630 sarana ibadah yang ada, 92,06% telah dibina, dari 156 perkantoran, 56,41% telah dibina dan dari 2 sarana lain yang ada, seluruhnya telah dibina kesehatan lingkungannya. Data selengkapnya pada tabel 51.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

42

F. Pemeriksaan Jentik Nyamuk Jumlah bangunan / rumah yang ada di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2008 adalah sebanyak 271.993 buah, sedangkan yang diperiksa adalah 52.414 buah ( 19,27% ), dan yang dinyatakan bebas jentik nyamuk adalah sebanyak 88,78%.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 Sarana Kesehatan A. Puskesmas Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan. Pada tahun 2008 jumlah Puskesmas di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 36 buah, terdiri dari 9 puskesmas perawatan dan 27 Puskesmas non perawatan. Puskesmas diarahkan untuk

memberikan pelayanan pada penduduk didasarkan pada konsep wilayah. Satu Puskesmas diharapkan untuk melayani rata-rata 30.000 penduduk. Jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak 68 buah dan Puskesmas keliling sebanyak 26 buah. Data rincian terdapat pada lampiran Tabel 61.

B. Rumah Sakit Jumlah Rumah Sakit Umum di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 mencapai 8 buah yang terdiri dari 4 Rumah Sakit milik Pemerintah dan 4 buah milik swasta. Jumlah ini tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007. Total tempat tidur Rumah Sakit mencapai 516 buah. Data rincian kepemilikan dan indikator pelayanan Rumah Sakit tersaji pada lampiran Tabel 61 dan 63.

C. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan termasuk di diantaranya mengoptimalkan

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

43

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

44

potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang telah dikembangkan antara lain Posyandu, Polindes dan Poskesdes. Jumlah Posyandu di Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 adalah 1547 buah. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 1523 buah. Polindes merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan akses pelayanan kebidanan. Jumlah Polindes Tahun 2008 mencapai 324 buah. Sarana ini juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 308 buah.

5.2 Tenaga Kesehatan Penyelenggaraan pembangunan kesehatan memerlukan sumber daya kesehatan yang terdiri dari berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki paradigma kemampuan sehat. melaksanakan tersebut upaya harus kesehatan dengan dan

Keperluan

direncanakan

diperhitungkan dengan mempertimbangkan jumlah tenaga yang sudah ada, pertumbuhan penduduk dan program yang akan dicapai di masa mendatang. Informasi perencanaan dan tenaga kesehatan tenaga diperlukan juga selain untuk

pengadaan

untuk

pengelolaan

ketenagaan. Kesulitan memperoleh data ketenagaan yang mutakhir disebabkan antara lain oleh sifat data ketenagaan yang selalu berubah. Pada Tahun 2008 di Kabupaten Bojonegoro terdapat 1.419 orang tenaga kesehatan. Dari Jumlah ini, 49,26 % bekerja di Puskesmas dan jaringannya, 41,09 % bekerja di Rumah Sakit dan sisanya tersebar di Dinkes dan sarana lain. Persebaran Tenaga tampak pada grafik berikut :

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

45

Gambar 5.1 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008

700 600 500 400 300 200 100 0Pusk RS Diknakes Dinkes lainnya

Tenaga tersebut di atas terdiri dari

berbagai jenis tenaga

kesehatan : medis (dokter, dokter gigi dan dokter spesialis), bidan dan perawat, farmasi (apoteker dan asisten apoteker), gizi, tehnisi medis (analis, tehnik elektromedik, penata rontgen, penata anestesi dan fisioterapi), sanitasi dan kesehatan masyarakat. Berikut proporsi berbagai jenis tenaga kesehatan di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

46

Gambar 5.2 Proporsi tenaga kesehatan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008

sanitasi tehnisi kesmas 2% 2% medis gizi 3% farmasi 2% 10%

medis 11%

perawat & bidan 70%

Data persebaran tersaji pada lampiran tabel 53 dan 54. Jumlah dokter umum di Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 sebanyak 109 orang atau 8,67 per 100.000 penduduk. Rasio ini jauh dibawah rasio nasional sebesar 40 dokter per 100.000 penduduk. Sedangkan dokter spesialis ditargetkan 6 per 100.000 penduduk, sementara di Kabupaten Bojonegoro dokter spesialis sebanyak 26 orang atau 2,07 per 100.000 penduduk. Selain itu, rasio dokter gigi di Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 sebesar 2,23 per 100.000 penduduk. Rasio ini masih dibawah target Indonesia Sehat 2010 dimana rasio dokter gigi adalah 11 per 100.000 penduduk. Data selengkapnya pada lampiran Tabel 55.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

47

Tenaga Apoteker di Kab. Bojonegoro tahun 2008 sebanyak 45 orang atau 3,58 per 100.000 penduduk. Angka ini juga masih jauh di bawah target nasional dimana rasionya 10 orang per 100.000

penduduk. Data rincian pada lampiran Tabel 56. Untuk tenaga perawat idealnya 117,5 perawat per 100.000 penduduk. Pada tahun 2008 di Kabupaten Bojonegoro, tercatat 499 tenaga perawat atau rasio 39,70 per 100.000 penduduk yang terinci atas sarjana keperawatan, Diploma III perawat dan lulusan SPK. Demikian juga tenaga bidan, rasio bidan per 100.000 penduduk sebesar 40,26. Rasio ini jauh dibawah target 2010 yang mencapai 100 bidan per 100.000 penduduk. Jumlah bidan tersebut terdiri dari lulusan Diploma III kebidanan dan Pendidikan Bidan. Data tenaga keperawatan di tiap kecamatan dirinci pada lampiran Tabel 56. Sedangkan rasio tenaga gizi dengan kualifikasi S1 atau DIV terhadap penduduk adalah 0,24 per 100.000 penduduk. Sedangkan rasio tenaga gizi dengan kualifikasi DIII adalah sebesar 1,43 per 100.000 penduduk. Untuk tenaga gizi, target Indonesia Sehat 2010 sebesar 22 per 100.000 penduduk. Data tenaga gizi pada lampiran Tabel 56. Rasio tenaga sanitasi terhadap 100.000 penduduk adalah 0,56. Angka tersebut masih di bawah target nasional dimana rasio ahli sanitasi sebesar 40 per 100.000 penduduk. Data rincian kecamatan lain tersaji pada lampiran Tabel 58. Rasio tenaga kesehatan masyarakat terhadap penduduk adalah 1,67 per 100.000 penduduk. Angka tersebut juga jauh di bawah target nasional dimana rasio tenaga kesehatan masyarakat mencapai 40 orang per 100.000 penduduk. Penyebarannya di tiap Kecamatan belum merata. Data selengkapnya tersaji pada lampiran Tabel 58.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

48

Tenaga teknisi medis terdiri dari analis laboratorium, teknis elektromedik dan rontgent, perawat anestesi dan fisioterapis. Pada tahun 2007, rasio teknisi medis sebesar 3,42 per 100.000 penduduk. Data sebaran tenaga teknisi medis tersaji pada lampiran Tabel 59.

5.3 Pembiayaan Kesehatan Total anggaran kesehatan tahun 2008 sebesar Rp.

279.499.610.886,-. Alokasi biaya kesehatan dari APBD Kabupaten Bojonegoro tahun 2008 (untuk Dinas Kesehatan, RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro, RSUD Padangan, RSUD Sumberrejo, Dinas Kimpraswil, Badan KB dan Kessos) sebesar Rp. 113.165.396.796,-

atau 13,93% dari total APBD Kabupaten (total APBD Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 : Rp. 812.238.449.138,-. Persentase ini masih di bawah rata-rata persentase anggaran kesehatan dalam APBD kabupaten/kota yang diharapkan dapat mencapai Kabupaten pada tahun 2010. Alokasi anggaran kesehatan pemerintah per kapita merupakan jumlah anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah baik dari APBN, APBD dan PHLN untuk penyelenggaraan upaya kesehatan selama satu tahun terhadap jumlah penduduk kabupaten. Pada Tahun 2008 alokasi anggaran kesehatan pemerintah per kapita per tahun sebesar 222.390 rupiah. Jumlah ini diatas alokasi anggaran kesehatan per kapita yang ditargetkan 100 ribu rupiah per tahun pada tahun 2010. Rincian anggaran pada lampiran Tabel 60. 15 % dari APBD

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

BAB VI KESIMPULAN

Profil Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi dan potensi kesehatan di

Kabupaten Bojonegoro secara menyeluruh dan memadai untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengambilan keputusan pada semua jenjang organisasi kesehatan. Kabupaten Bojonegoro terdiri dari 27 Kecamatan dan 430 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk tahun 2008 hasil proyeksi mencapai 1.256.796 jiwa. Dari jumlah tersebut 50,30% adalah perempuan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bojonegoro atas dasar harga yang berlaku tahun 2006 sebesar 8.065,3 milyar rupiah atau mengalami peningkatan 15,26 % dari tahun sebelumnya. Apabila didasarkan pada harga konstan maka nilai PDRB sebesar 4,7 triliyun rupiah atau naik sebesar 6,25 %. Kenaikan tersebut merupakan gambaran laju petumbuhan perekonomian di Kabupaten Bojonegoro. Dependency ratio Kabupaten Bojonegoro Tahun 2008 sebesar 39,9. Tahun 2008 AKB dilaporkan 7,36 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKBA) tahun 2008 : 7,79 per 1000 lahir hidup. Jumlah kematian Ibu / Maternal tahun 2008 : 19 orang (102/100.000 KH). AKB , AKBA dan jumlah kematian ibu / maternal mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007. Morbiditas beberapa penyakit yang menjadi indikator Indonesia sehat kurang menunjukkan hasil yang memuaskan. Pada tahun 2008Dinkes Kabupaten Bojonegoro

49

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

50

ditemukan 2 kasus malaria positif yang merupakan kasus impor. Selain itu ditemukan 20 kasus HIV AIDS. Untuk TB Paru meskipun prevalensinya telah dapat diturunkan tetapi tetap perlu mendapat perhatian. Angka kesembuhan TB Paru sampai akhir tahun 2008 : 27,60%. Penyakit lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah AFP yang merupakan indikator keberhasilan program Eradikasi Polio. Tahun 2007 dilaporkan tidak terdapat kasus AFP, namun pada tahun 2008 ditemukan 6 kasus. Selain itu, angka kesakitan DBD tahun 2008 adalah 31,19 per 100.000 penduduk. Angka ini masih di atas target 2010 yang diharapkan 2 per 100.000 penduduk. Persentase balita gizi buruk tahun 2008 sebesar 1,35%. Krisis moneter yang berkepanjangan semakin menekan ekonomi masyarakat yang berdampak pada pemenuhan gizi keluarga. Meskipun demikian angka ini sudah jauh dibawah target Indonesia Sehat 2010. Untuk

daerah bebas rawan gizi, dari 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro terdapat 15 Kecamatan yang bebas rawan gizi (56%). Persentase rumah sehat tahun 2008 adalah 62,67%. Capaian ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 (62,25%) dan jika dibandingkan dengan angka capaian nasional serta target Indonesia Sehat 2010 sebesar 90 % angka tersebut masih belum memenuhi. Perilaku sehat dimaksudkan supaya masyarakat proaktif

memelihara dan meningkatkan kesehatan yang diwujudkan melalui PHBS dan peran serta masyarakat dalam Posyandu. Persentase

Posyandu Purnama adalah 36,78% dan Posyandu Mandiri 1,16%. Angka tersebut masih jauh dari target sebesar 60 %. Akses pelayanan kesehatan menunjukkan hasil yang melebihi target 2010 baik untuk puskesmas maupun rumah sakit. Hal ini

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

Profil Kesehatan Kabupaten Tahun 2008

51

menunjukkan

semakin

tingginya

kesadaran

masyarakat

untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan tidak hanya untuk kuratif dan rehabilitatif tetapi juga promotif dan preventif. Indikator pelayanan kesehatan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan diantaranya persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan mencapai 91,80% dari 90% target yang ditetapkan dan desa yang mencapai UCI mencapai 50%. Namun terdapat beberapa indikator yang masih perlu ditingkatkan, diantaranya jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif masih mencapai 45,05 % dari target sebesar 80 %. Permasalahan yang terkait dengan sumber daya manusia kesehatan adalah penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata, mutu pendidikan belum seperti yang diharapkan dan komposisi tenaga kesehatan yang masih belum seimbang. Selain itu rasio tenaga kesehatan dibandingkan jumlah penduduk masih dibawah target Indikator Indonesia Sehat 2010. Permasalahan dalam pembiayaan kesehatan antara lain alokasi biaya kesehatan dalam APBD Kabupaten. Biaya kesehatan dalam APBD Kabupaten masih sebesar 13,93%. Angka ini masih di bawah rata-rata nasional sebesar 15%. Untuk mewujudkan Indonesia Sehat yang didukung Kabupaten Sehat pada tahun 2010 diperlukan upaya yang lebih keras tidak hanya oleh jajaran kesehatan tetapi juga dari seluruh lintas sektor terkait, eksekutif, legislatif dan didukung peran aktif masyarakat sebagai sendi utama.

Dinkes Kabupaten Bojonegoro

RESUMEPROFILKESEHATAN KABUPATENBOJONEGORO TAHUN2008 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No.Lampiran

A. GAMBARANUMUM 1 LuasWilayah 2 JumlahDesa/Kelurahan 3 JumlahPenduduk 2 4 KepadatanPenduduk/Km 5 JumlahPendudukLakilaki 6 JumlahPendudukPerempuan 7 RasioBebanTanggungan 8 RasioJenisKelamin 9 Pddk10thkeatasMelekHuruf 10 Pddk10thkeatasMelekHuruf(Lakilaki) 11 Pddk10thkeatasMelekHuruf(Perempuan) B. DERAJATKESEHATAN B.1 AngkaKematian 12 JumlahLahirHidup 13 JumlahBayiMati 14 AngkaKematianBayi(dilaporkan) 15 JumlahBalitaMati 16 AngkaKematianBalita(dilaporkan) 17 JumlahKematianIbuMaternal 18 AngkaKematianIbu(dilaporkan) B.2 AngkaKesakitan 19 AFPRate