k3 - toksikologi

28
Farida Fitri Ramdani 141611016 Rifqi Nugraha 141611029 TOKSIKOLOGI K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Upload: farida-ramdani

Post on 15-Feb-2017

37 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: K3 - TOKSIKOLOGI

Farida Fitri Ramdani141611016

Rifqi Nugraha141611029

TOKSIKOLOGI

K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Page 2: K3 - TOKSIKOLOGI
Page 3: K3 - TOKSIKOLOGI
Page 4: K3 - TOKSIKOLOGI
Page 5: K3 - TOKSIKOLOGI

Badan/Organisasi Internasional

Page 6: K3 - TOKSIKOLOGI

Di Indonesia batas paparan mengacu pada ACGIH

1. Treshold Limit Value-Time Weighted Average

Nilai ambang batas rata-rata selama jam kerja (8 jam sehari atau 40 jam seminggu)

Page 7: K3 - TOKSIKOLOGI

2. Treshold Limit Value- Time exposure Limit

Nilai ambang batas pemaparan singkatTidak lebih dari 15 menit dan tidak lebih dari 4 kali dalam sehari tanpa mengakibatkan iritasi dan kerusakan atau perubahan jaringan kronis.

Page 8: K3 - TOKSIKOLOGI

3. Treshold Limit Value- Ceiling

Atau disebut juga KTD (Kadar Tertinggi yang Diperkenankan) yaitu kadar rata-rata bahan kimia di udara lingkungan kerja setiap saat yang tidak boleh dilampaui selama melakukan kerja.

Page 9: K3 - TOKSIKOLOGI

Terhadap hal-hal tersebut diatas telah menimbulkan suatu diskusi yang berkelanjutan mengenai perbedaan antara Toxicity (tingkat keracunan) dan Toxic Hazard

(bahaya peracunan) suatu bahan kimia terhadap masyarakat umum.

Page 10: K3 - TOKSIKOLOGI

Toxicity (Tingkat Keracunan) dan Toxic

Hazard (Bahaya Peracunan)

Page 11: K3 - TOKSIKOLOGI

• Bagaimana zat-zat beracun dapat

masuk ke dalam tubuh kita?

Page 12: K3 - TOKSIKOLOGI

1. Melalui Saluran Pernafasan (Inhalasi)

Bahan toksik yang masuk melalui saluran pernapasan menuju paru-paru akan diserap oleh alveoli paru-paru. Keracunan terjadi jika menghirup gas/udara beracun, misal : gas mobil dalam keadaan mobil tertutup, uap minyak tanah, kebocoran gas industri, misal : amonia, asbestos, karbon monoksida.

Page 13: K3 - TOKSIKOLOGI

2. Melalui Saluran Pencernaan atau Makanan (Gastro

Intestinal)

Bahan toksik masuk kedalam saluran pencernaan umumnya melalui makanan atau minuman dan kemudian diserap didalam lambung.Umumnya terkait dengan bahan-bahan yang terdapat di rumah tangga. Misalnya:a. Obat-obatan misalnya obat tidur/penenang yang

dikonsumsi dalam jumlah banyak atau diminum dengan bahan lain sehingga menimbulkan keracunan.

b. Makanan yang mengandung racun (misal : singkong beracun), makanan kadaluarsa serta makanan yang tidak dipersiapkan dengan baik/tercemar.

c. Obat nyamuk, minyak tanah, dsb.d. Makanan/minuman yang mengandung alkohol.

Page 14: K3 - TOKSIKOLOGI

3. Melalui Kulit (Topikal)

Pada umumnya kulit lebih impermeabel dan karenanya merupakan barier (penghalang) yang baik bagi bahan toksik masuk kedalam tubuh. Namun beberapa bahan kimia dapat diserap oleh kulit dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik. Racun yang terserap ada kalanya dapat merusak kulit. Racun yang masuk dari kulit secara perlahan terserap aliran darah.Contoh racun yang dapat masuk ke tubuh melalui kulit:a. Umumnya zat kimia pertanian seperti insektisida, pestisida maupun zat kimia yang bersifat korosif.b. Tersentuh binatang yang mengandung racun pada kulitnya ataupun bagian tubuhnya yang lain (umumnya pada binatang yang hidup di air).

Page 15: K3 - TOKSIKOLOGI

4. Secara Parenteral/SuntikanZat racun menembus kulit langsung ke dalam tubuh melalui sistem peredaran darah.a. Obat suntik, misal :

penyalahgunaan obat dan narkotika.

b. Gigitan/sengatan binatang yang mengandung bisa racun, misal : kalajengking, ubur-ubur, dsb.

Page 16: K3 - TOKSIKOLOGI

Karbon Monoksida (CO)

Page 17: K3 - TOKSIKOLOGI

Karbon Monoksida✖Karbon monoksida merupakan gas yang akibat pembakaran tidak sempurna bahan bakar berbasis karbon.✖Gas ini dikenal sebagai ‘silent killer’ karena tidak berbau, tidak berwarna, sehingga mustahil dideteksi oleh indera.✖Dosis kecil karbon monoksida menyebabkan keluhan ringan seperti mual dan pusing, sedangkan dosis besar menyebabkan kerusakan otak dan bahkan kematian.

Page 18: K3 - TOKSIKOLOGI

Sumber Karbon Monoksida

a. Karbon monoksida terbentuk akibat pembakaran bahan bakar tertentu (mis: solar, batubara, bensin, gas alam) yang tidak sempurna disebabkan oleh kurangnya oksigen.

b. Sumber utama karbon monoksida adalah gas buang kendaraan bermotor, asap dari kebakaran, dan asap dari mesin.

c. Selain itu, gas ini juga muncul dari peralatan memasak yang rusak, pengering pakaian gas, pemanas, atau tungku kayu bakar.

d. Kurangnya ventilasi akan menambah peningkatan konsentrasi karbon monoksida di sebuah ruangan.

Page 19: K3 - TOKSIKOLOGI

Hubungan CO dengan Hemoglobin

Page 20: K3 - TOKSIKOLOGI

Gejala Keracunan CO✖ Sakit kepala✖ Pusing✖ Mual✖ Nyeri dada✖ Sesak napas✖ Muntah✖ Nyeri perut✖ Kantuk✖ Pingsan✖ Kejang

Page 21: K3 - TOKSIKOLOGI

Mengatasi Keracunan CO➜ Individu yang mengalami keracunan

karbon monoksida harus pindah dari daerah tersebut ke tempat dengan cukup pasokan udara segar.

➜ Jika seseorang berhenti bernapas, CPR (cardiopulmonary resuscitation) mungkin harus diberikan.

➜  Memberikan oksigen dosis tinggi menggunakan masker wajah dari tabung oksigen Ketika seseorang menghirup karbon monoksida dosis tinggi dan menderita keracunan berat, dosis oksigen yang lebih tinggi harus diberikan menggunakan ruang

Page 22: K3 - TOKSIKOLOGI

Pb (Timbal)Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam. Timbal merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Timbal (Pb) dimanfaatkan manusia untuk bahan pembuat baterai, amunisi, produk logam , dsb. Timbal (Pb) merupakan logam berat dan berpotensi menjadi bahan toksik. Jika terakumulatif dalam tubuh, maka berpotensi menjadi bahan toksik pada mahluk hidup. 

Page 23: K3 - TOKSIKOLOGI

Bahaya TimbalTimbal yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan atau pencernaan menyebar ke berbagai organ melalui sistem peredaran darah. Penimbunan timbal yang terjadi pada ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang dapat berlangsung dalam jangka panjang. Konsentrasi tinggi timbal dapat merusak jaringan saraf dan fungsi ginjal.Paparan timbal juga berkaitan dengan kesulitan belajar, keterlambatan perkembangan mental, bahkan skizofrenia.

Page 24: K3 - TOKSIKOLOGI

Gejala Keracunan TimbalPada orang dewasa, gejalanya adalah sbb:

Page 25: K3 - TOKSIKOLOGI

Langkah pertama untuk mengobati semua tingkat keracunan timbal adalah dengan membersihkan sumber kontaminasi.Untuk kasus keracunan yang lebih berat, dokter dapat merekomendasikan terapi kelasi.Terapi kelasi adalah terapi dengan memasukan asam amino yang dibuat oleh manusia yang disebut ETDA (Ethylenediamine tetraacetic acid). ETDA sering digunakan dalam kasus keracunan metal berat. ETDA mampu mengikat logam-logam berat yang terdapat pada pembuluh darah, dan kemudian dikeluarkan bersama urine.

Penanggulangan Keracunan Timbal

Page 26: K3 - TOKSIKOLOGI

Takaran untuk Penggolongan Bahan Kimia Beracun

➜ LD 50 (Lethal Dose 50)

Tes Lethal Dose 50 (LD 50)  merupakan salah satu rangkaian  pengujian limbah  bahan  berbahaya dan beracun (B3) yang pengujiannya menggunakan mencit (mus musculus) sebagai hewan uji.Definisi Lethal Dosis 50 (LD 50)  adalah dosis tertentu yang dinyatakan dalam miligram  berat  bahan uji per kilogram berat badan (BB) hewan uji yang menghasilkan 50 % respon kematian pada populasi hewan uji dalam jangka waktu tertentu.Regulasi Pemerintah No.85 Tahun 1999 menyatakan bahwa nilai ambang batas Lethal Dosis 50 (LD 50) secara oral adalah 15 mg/kg berat badan.Analisis Lethal Dosis 50 (LD 50) PT. USAlab mengacu American Standard Test Method (ASTM E 1163-90)

Page 27: K3 - TOKSIKOLOGI

Takaran untuk Penggolongan Bahan Kimia Beracun

➜ LC50 (Lethal Concentrate 50)

LC50 (Lethal Concentrate 50) adalah konsentrasi lethal median atau konsentrasi suatu zat dalam air yang dapat menyebabkan kematian diperkirakan mencapai 50% dari populasi organism test tertentu.

Page 28: K3 - TOKSIKOLOGI

Terimakasih ♡