jurnal siswi perlakuan terapi massase dan kompres hangat.pdf

16
1 Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015 STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG PERBANDINGAN TERAPI MASSASE DENGAN KOMPRES HANGAT TERHADAP DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP GANTRA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015 Ermiati,M.Kep.,Sp.Mat 1 , Yanti Herawati, S.ST.,M.Keb 2 , Yuli Apriliani 3 1,2,3 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung, Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung Abstrak Pada wanita yang mengalami menstruasi sering dirasakan nyeri dismenore. Data di Indonesia menemukan hampir 90% wanita mengalami dismenore. Salah satu cara untuk penanganan nyeri dismenore terbagi dalam kategori farmakologis dan non farmakologis, akan tetapi kebanyakan orang dengan penanganan farmakologis seperti obat-obatan analgesik untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri dengan efektif secara farmakologis yaitu dengan cara massase dan kompres hangat. Tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui perbandingan massase dan kompres hangat terhadap dismenore pada remaja putri di SMP Gantra Kabupaten Bandung. Jenis penelitian quasi experiment two group group dengan rancangan penelitian pre-posttest design. Sampel pada penelitian ini sebanyak 40 orang yang diambil secara purposive sample berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang digunakan data primer menggunakan kuesioner. Analisis data berupa distribusi frekuensi dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil data didapatkan bahwa nilai median rata-rata intensitas nyeri kelompok 1 siswi sebelum diberikan massase yaitu sebesar 7,00 dan setelah sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum 3,00 dan nilai minimum sesudah yaitu 2,00. Sedangkan nilai maksimum sebelum 9,00 sesudah yaitu 6,00. Nilai median pada siswi kelompok 2 sebelum diberikan kompres hangat sebesar 6,50 dan setelah sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum yaitu 3,00 dan sesudah yaitu 1,00. Nilai maksimum sebelum 9,00 dan nilai maksimum sesudah 6,00, Terdapat perbandingan penurunan intensitas nyeri dismenore antara kelompok 1 perlakuan sebelum dan sesudah massase dengan kelompok 2 perlakuan sebelum dan sesudah kompres hangat yaitu masing-masing p-value=0,000. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manejemen nyeri terutama pada remaja yang menderita nyeri saat dismenore. Kata Kunci : Dismenore, Terapi Massase, Kompres Hangat

Upload: benk-benk

Post on 11-Feb-2016

58 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

1

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

PERBANDINGAN TERAPI MASSASE DENGAN KOMPRES HANGAT

TERHADAP DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP GANTRA

KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2015

Ermiati,M.Kep.,Sp.Mat1, Yanti Herawati, S.ST.,M.Keb2, Yuli Apriliani3

1,2,3Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung,

Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung

Abstrak

Pada wanita yang mengalami menstruasi sering dirasakan nyeri dismenore. Data di

Indonesia menemukan hampir 90% wanita mengalami dismenore. Salah satu cara untuk

penanganan nyeri dismenore terbagi dalam kategori farmakologis dan non farmakologis,

akan tetapi kebanyakan orang dengan penanganan farmakologis seperti obat-obatan

analgesik untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri dengan efektif secara

farmakologis yaitu dengan cara massase dan kompres hangat. Tujuan penelitian yaitu

Untuk mengetahui perbandingan massase dan kompres hangat terhadap dismenore pada

remaja putri di SMP Gantra Kabupaten Bandung. Jenis penelitian quasi experiment two

group group dengan rancangan penelitian pre-posttest design. Sampel pada penelitian ini

sebanyak 40 orang yang diambil secara purposive sample berdasarkan kriteria inklusi dan

ekslusi. Data yang digunakan data primer menggunakan kuesioner. Analisis data berupa

distribusi frekuensi dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil data didapatkan bahwa

nilai median rata-rata intensitas nyeri kelompok 1 siswi sebelum diberikan massase yaitu

sebesar 7,00 dan setelah sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum 3,00 dan nilai minimum

sesudah yaitu 2,00. Sedangkan nilai maksimum sebelum 9,00 sesudah yaitu 6,00. Nilai

median pada siswi kelompok 2 sebelum diberikan kompres hangat sebesar 6,50 dan

setelah sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum yaitu 3,00 dan sesudah yaitu 1,00. Nilai

maksimum sebelum 9,00 dan nilai maksimum sesudah 6,00, Terdapat perbandingan

penurunan intensitas nyeri dismenore antara kelompok 1 perlakuan sebelum dan sesudah

massase dengan kelompok 2 perlakuan sebelum dan sesudah kompres hangat yaitu

masing-masing p-value=0,000. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu

pengetahuan yang berhubungan dengan manejemen nyeri terutama pada remaja yang

menderita nyeri saat dismenore.

Kata Kunci : Dismenore, Terapi Massase, Kompres Hangat

Page 2: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

2

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah periode yang

ditandai dengan pertumbuhan dan

perkembangan yang cepat dari fisik,

emosi, kognitif dan sosial. Pada remaja

perempuan terjadi perubahan pada

perkembangan seperti payudara dan

pinggul membesar, tubuh bertambah

tinggi, tumbuh rambut diketiak dan

kemaluan, serta mesntruasi.Wanita

mengalami menstruasi setiap bulannya

dimana merupakan fisiologi tubuh yang

ditandai seperti tumbuh jerawat,

perubahan mood, dan nyeri abdomen,

sakit kepala, itu semua merupakan

tanda-tanda akan terjadi dan saat

menstruasi.1

Pada masa menstruasi terjadi atau

disebut dengan menarche akan terjadi

pengeluaran darah lendir, dan jaringan

sel yang hancur dari uterus secara

berkala, dimana siklus menstruasi terjadi

28 sampai 35 hari.2 Saat terjadi

menstruasi kebanyakan wanita

mengalami nyeri saat menstruasi atau

dismenore. Penyebab dismenore belum

diketahui secara pasti sampai sekarang

belum jelas. Secara umum, nyeri haid

timbul akibat kontraksi disritmik

miometrium yang menampilkan satu

gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang

ringan sampai berat di perut bagian

bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di

sisi medial paha.3

Klasifikasi dari dismenore itu

sendiri terdapat dua macam yaitu,

dismenore primer nyeri haid (menstruasi

pain) yang tidak berhubungan dengan

patologi pelvis makroskopis (yaitu :

ketiadaan penyakit pada pelvis). Dan

pada dismenore skunder nyeri haid yang

disebabkan karena kelainan yang

berkaitan dengan genekologi.3

Penelitian sebelumnya

mengemukakan bahwa pada populasi

remaja (berusia 12-17) di Amerika

Serikat4 melaporkan prevalensi

dismenore 59,7%, dengan nyeri haid

sebanyak 12%, nyeri sedang 37%, dan

nyeri ringan 49%. Hal ini didukung5

menyatakan di Amerika prevalensi

dismenore paling tinggi pada usia

remaja dengan estimasi 20-90% dengan

nyeri haid berat sebanyak 15%.

Sedangkan di Malaysia, prevalensi

dismenore pada remaja sebanyak

62,3%.5 Prevalensi dismenore di

Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri

dari 54,89% dismenore primer dan

9,36% dismenore skunder.6

Hasil penelitian yang dilakukan,7

dari total responden remaja yang

bersekolah, sebanyak 35% menyatakan

biasanya remaja tersebut tidak datang ke

sekolah selama periode dismenore dan

5% wanita masa reproduksi dan 60-85%

pada usia remaja, yang mengakibatkan

banyaknya absensi pada sekolah

maupun kantor.

Di Indonesia, remaja yang

mengalami dismenore tetapi tidak

dilaporkan atau berkujung ke dokter,

Dismenore dianggap gejala yang biasa

dan bisa sembuh dengan sendirinya

sehingga enggan untuk berkunjung ke

dokter sering membuat data penderita

penyakit tertentu di Indonesia tidak

dapat dipastikan secara mutlak, 90%

perempuan Indonesia pernah mengalami

dismenore.4 Berdasarkan berat

ringannya gejala nyeri, dismenore

dikelompokan menjadi derajat ringan

bila nyeri ringan yang tidak

mengganggu aktivitas sehari-hari

remaja, derajat sedang bila nyeri sedang

menggangu aktivitas sehari-hari tetapi

masih bisa bersekolah, sedangkan

derajat berat bila nyeri hebat dan remaja

tidak dapat melakukan kegiatannya dan

hanya bisa tirah baring.8

Secara umum penanganan nyeri

dismenore terbagi dalam dua kategori

yaitu pendekatan farmakologis dan non

farmakologis, tetapi kebanyakan yang

mengetahui dengan penanganan

farmakologis seperti obat-obatan

analgesik untuk menghilangkan atau

menurunkan nyeri dengan efektif secara

farmakologis, namun akan berdampak

ketagihan dan memberikan efek

Page 3: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

3

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

samping obat yang berbahaya bagi

pengguna, juga farmakologis memakan

biaya. Secara non farmakologi lebih

aman digunakan karena tidak

menimbulkan efek samping dan juga

bisa mengirit dan bisa digunakan

sebagai terapi sehari-hari tidak perlu

orang ahli untuk melakukannya.

Contohnya seperti kompres hangat,

teknik relaksasi seperti nafas dalam,

yoga , berolahraga dan massase.9

Pada massase dengan tehnik ini

memijat artinya menekan dengan

lembut, memijat, atau melulut dengan

tangan untuk melancarkan peredaran

darah. Dengan teknik memijat dan

tenang berirama, bertekanan lembut ke

arah distal atau ke arah bawah.10 Suatu

rangsangan pada kulit abdomen dengan

melakukan usapan menggunakan ujung-

ujung jari telapak tangan dengan arah

gerakan membentuk pola gerakan

sepereti kupu- kupu abdomen seiring

dengan pernafasan abdomen.11 Teknik

tersebut, bertujuan untuk meningkatkan

sirkulasi darah, memberi tekanan,

menghangatkan otot abdomen dan

meningkatkan relaksasi fisik. Dampak

jika terapi tersebut tidak diberikan maka

penderita tidak mampu melakukan

kegiatan apapun, tersiksa dan nyeri tidak

berkurang.12

Menurut penelitian sebelumnya13

tehnik massase pada penurunan nyeri

dismenore Berdasarkan dari 47

responden dengan teknik

effleurage/massase didapatkan hampir

setengahnya mengalami penurunan 3

tingkat yaitu sebanyak 18 orang (38,3%)

dan sebagian kecil tidak mengalami

penurunan yaitu sebanyak 12 orang

(25,5%).

Penggunaan kompres hangat

merupakan cara untuk menghilangkan

atau menurunkan rasa nyeri yaitu secara

non farmakologi tanpa memberikan efek

samping. Selain itu penggunaan

kompres hangat merupakan cara yang

murah serta mudah untuk dilakukan

sehingga tidak memerlukan biaya yang

mahal untuk menggunakannya.

Kompres hangat dapat meredakan

iskemia dengan menurunkan kontraksi

uterus dan melancarkan pembuluh darah

sehingga dapat meredakan nyeri dengan

mengurangi ketegangan, menigkatkan

aliran darah dan meredakan

vasokongesti pelvis.14 Dengan

menggunakan kompres hangat juga akan

menimbulkan rasa relaksasi sehingga

dapat merangsang hormon endrophin.

Endrophin adalah neuropeptide yang

dihasilkan tubuh pada saat

relaks/tenang. Endrophin dihasilkan

diotak dan susunan syaraf tulang

belakang. Hormon ini dapat berfungsi

sebagai obat penenang alami yang

diproduksi otak yang memberikan rasa

nyaman dan meningkatkan kadar

endrophin dalam tubuh untuk

mengurangi rasa nyeri pada saat

dismenore.15

Kerja kompres hangat bekerja

hangat secara konduksi memindahkan

panas dari buli-buli air hangat ke dalam

tubuh sehingga penggunaan kompres

hangat diharapkan dapat meningkatkan

relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri

akibat spasme atau kekakuan serta

memberikan rasa hangat.11

Penelitian16 tentang pengaruh

pemberian kompres hangat terhadap

dismenore terlihat rata-rata dismenore

responden sebelum dilakukan tindakan

kompres hangat adalah 5,27 dengan

strandar deviasi 1,305 sedangkan rata-

rata dismenore responden setelah

dilakukan tindakan kompres hangat

adalah 2,54 dengan standar deviasi

1,095. Terlihat nilai mean mengalami

penurunan setelah dilakukan kompres

hangat. Adalah 2,730 dengan standar

deviasi 0,693. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa nilai P =

0,000<5%, artinya ada penurunan rata-

rata dismenore responden sebelum dan

sesudah dilakukan kompres hangat.

Page 4: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

4

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah suatu

uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan konsep satu terhadap konsep yang

lainnya atau variabel yang satu dengan

variabel yang lain dari masalah yang

ingin diteliti.36 Pendapat tersebut, maka

pada dasarnya kerangka konsep adalah

kerangka hubungan antara konsep atau

variabel yang ingin diamati atau diukur

melalui suatu penelitian.

Massase adalah tehnik memijat

dengan tenang, bertekanan lembut ke

arah distal atau bawah untuk

meninggkatkan sirkulasi darah, memberi

tekanan, dan menghangatkan otot

abdomen dan meningkatkan relaksasi

fisik dan mental.29

Kompres air hangat pada tubuh

bertujuan untuk meningkatkan

perbaikan dan pemulihan jaringan.

Kompres air hangat akan

menghangatkan area tubuh. Kompres air

hangat menghasilkan perubahan

fisiologis suhu jaringan, ukuran

pembuluh darah, tekanan darah kapiler,

area permukaan kapiler untuk pertukara

cairan dan elektrolit, dan metabolisme

jaringan. Lamanya kompres juga

mempengaruhi respon.25

Dismenore adalah menstruasi

yang nyeri disebabkan oleh kejang otot

uterus24 sedangkan25 dismenore adalah

nyeri perut yang berasal dari kram rahim

dan terjadi selama menstruasi.

Nyeri adalah pengalaman sensori

atau emosional yang tidak

menyenangkan yang diakibatkan dari

kerusakan jaringan potensial atau

aktual29 Sedangkan30 nyeri dapat

diartikan suatu sensasi yang tidak

menyenangkan baik secara sensori

maupun emosional yang berhubungan

dengan adanya suatu kerusakan jaringan

maupun emosional yang berhubungan

dengan adanya suatu kerusakan jaringan

atau faktor lain sehingga individu

merasa tersiksa, menderita yang

akhirnya akan mengganggu aktivitas

sehari-hari, psikis.

Variabel Penelitian

Variabel mengandung arti

pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki

oleh anggota-anggota suatu kelompok

yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain.36 Definisi lain

mengatakan bahwa Variabel adalah

suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,

atau ukuran yang dimiliki atau

didapatkan oleh suatu penelitian tentang

suatu konsep.

Variabel yang digunakan pada

penelitian ini berupa variabel intervensi

yaitu terapi massase dan kompres

hangat.

1. Variable independen atau variable bebas

adalah yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab berubahnya atau

timbulnya variable dependen.37 Variable

independen dalam penelitian ini adalah

massase dan kompres hangat

2. Variable dependen atau terkait adalah

variable yang terpengaruh atau yang

menjadi akibat karena adanya variable

bebas.37 Variable dependen dalam

penelitian ini adalah skala nyeri pada

dismenore.

Hipotesa Penelitian

Hasil suatu penelitian pada

hakikatnya adalah suatu jawaban atas

pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan didalam perencanaan

penelitian.36 Sedangkan 37 hipotesa

dalam penelitian merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah

pada suatu penelitian. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hipotesa dalam

suatu penelitian berarti jawaban

sementara penelitian, patokan dugaan,

atau dalil sementara yang kebenarannya

akan dibuktikan dalam penelitian

tersebut hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

Berdasarkan rumusan

permasalahan diatas, mengenai

pengaruh perbedaan skala nyeri

dismenore dengan massase dan kompres

Page 5: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

5

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

hangat pada remaja putri di SMP

Gantra.

Tidak ada perbandingan antara skala

nyeri sebelum perlakuan massase dan

kompres hangat pada:

1. Tidak ada perbedaan rata-rata nyeri

sebelum dan sesudah terapi massase.

2. Tidak ada perbedaan rata-rata nyeri

sebelum dan sesudah terapi kompres

hangat.

3. Tidak ada perbedaan rata-rata nyeri pada

terapi massase dan kompres hangat.

Definisi operasional

Definisi operasional adalah uraian

tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh

variabel yang bersangkutan. Definisi

operasional variabel penelitian dan skala

pengukuran dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Definisi Opersional

Perbandingan Massase Dan Kompres

Hangat Pada Dismenore Terhadap

Remaja Putri Variabel Definisi

Operasional

Alat

ukur

Hasil

ukur

Skala

Variabel

intervensi

Massase

Kompres

hangat

tehnik memijat

dengan tenang,

bertekanan lembut

ke arah distal atau

bawah untuk

meninggkatkan

sirkulasi darah,

memberi tekanan,

dan

menghangatkan

otot abdomen dan

meningkatkan

relaksasi fisik dan

mental.

kompres hangat

adalah meletakan

kompres diarea

perut bagian

bawah dengan

buli-buli. Dengan

suhu 400c.

-

-

-

-

-

-

Variabel

penelitian

2. Skala

nyeri

Skala yang

dirasakan pada

remaja dengan

dismenore.

Lemb

ar

observ

asi

0-10

dengan

skala

nyeri

(koizer,

Interv

al

Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah

penelitian quasi experiment two group

dengan rancangan penelitian pre-

posttest design. Penelitian quasi

experiment dengan atau eksperimen

semu merupakan desain eksperimen

yang tidak mempunyai pembatasan yang

ketat terhadap randomisasi (acak), dan

pada saat yang sama dapat mengontrol

ancaman-ancaman validitas. Disebut

eksperimen semu karena eksperimen ini

belum atau tidak memiliki cirri-ciri

rancangan eksperimen sebenarnya,

karena variabel-variabel yang

seharusnya dikontrol atau di manipulasi

tidak dapat atau sulit dilakukan. Ciri

khusus dari penelitian ini adanya

percobaan atau trial. Percobaan ini

berupa perlakuan atau intervensi

terhadap suatu variabel. Dari perlakuan

tersebut diharapkan terjadi perubahan

atau pengaruh terhadap variabel yang

lain.36

Penelitian ini menggunakan

rancangan pre-posttest design. Dalam

rancangan ini, pengelompokan anggota

sampel pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tidak dilakukan secara

random atau acak. Rancangan ini

merupakan rancangan yang

menggunakan kelompok eksperimen

dan kontrol, kedua kelompok diberikan

perlakuan sehingga bisa dilihat

perbedaan pencapaian antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.37

Bentuk rancangan ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.2 Rancangan group pre-posttest

design

Pretest Perlakuan Posttest

O1

O3

X1

X2

O2

O4

Page 6: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

6

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

1. Pendekatan waktu pengumpulan data

Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Penelitian

perbandingan atau Comparative study

antara massase dan kompres hangat

terhadap penurunan skala nyeri

dismenore dilaksanakan pada remaja

yang mengalami nyeri dismenore

dengan keluhan nyeri ringan dan sedang

dibagi menjadi 2 (dua) kelompok

perlakuan, yaitu kelompok perlakuan 1

diberikan terapi massase dan kelompok

perlakuan ke 2 diberikan terapi kompres

hangat merupakan kelompok

eksperimen kemudian hasilnya

dibandingkan.

2. Metode pengumpulan data

Prosedur dalam proses

pengumpulan data dilakukan yaitu

setelah lembar observasi dan dibuat,

selanjutnya lembar observasi

digandakan sesuai dengan jumlah

sampel yang ditentukan. Kemudian

peneliti akan mendatangi SMP Gantra

untuk meminta izin penelitian kepada

kepala sekolah di SMP Gantra.

Setelah mendapatkan izin dari

kepala sekolah untuk melakukan

penelitian di SMP tersebut lalu peneliti

bertemu dengan para siswi yang biasa

mengalami menstruasi dengan keluhan

nyeri pada saat menstruasi supaya

mahasiswa mendatangi UKS pada saat

mengalami dismenore. Peneliti

membagikan kelompok siswi dengan

terapi massase dengan cara melakukan

pemijatan pada bagian perut siswi yang

mengalami dismenore sehingga dapat

meningkatkan rileks secara fisik,

sedangkan untuk terapi kompres hangat

dilakukan dengan cara menggunakan

buli-buli suhu antara 40-460C yang

dikompreskan pada bagian daerah nyeri

dengan tujuan dapat menurunkan

intensitas nyeri yang dirasakan

dismenore pada siswi. Peneliti juga

menyampaikan kepada siswa bahwa

peneliti siap menunggu di UKS hari

senin sampai hari sabtu dari jam 09.00

wib sampai jam 15.00 wib. Dan

menjelaskan Informed consent yaitu

menjelaskan tentang tujuan, manfaat

penelitian serta jaminan kerahasiaan

menjadi seorang responden. Bila

responden menyetujui maka meneliti

meminta responden untuk mengisi

lembar persetujuan.

Sebelum peneliti melakukan

intervensi peneliti membagikan

lembaran dari skala nyeri dan setelah itu

peneliti memberikan intervensi berupa

terapi massase dan terapi kompres

hangat kepada para siswi yang sedang

mengalami dismenore. Setelah diberikan

intervensi peneliti memberikan lembar

evaluasi dari skala nyeri yang kedua

sesudah dilakukan massase dan kompres

hangat, kepada para siswi tersebut untuk

di isi. Setelah semua di isi, lembar kertas

skala nyeri dikembalikan kembali pada

peneliti. Setelah data terkumpul

kemudian diproses dan dianalisis. Data

yang dianalisis disusun menjadi laporan

akhir dibawah bimbingan dosen

pembimbing.

1. Intervensi terapi massase.

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

b. Cuci tangan.

c. Lakukan massase pada daerah yang

dirasakan nyeri selama 5-10 menit.

d. Lakukan massase dengan menggunakan

telapak tangan dan jari dengan tekanan

halus.

1) Teknik massase dengan gerakan tangan

selang-seling (tekanan pendek, cepat,

dan bergantian tangan) dengan

menggunakan telapak tangan dan jari

dengan memberikan tekanan ringan.

Dilakukan bila nyeri terjadi di pinggang.

Teknik remasan (mengusap otot bahu),

dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada

daerah sekitar bahu.

Page 7: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

7

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Teknik massase dengan gerakan

mengesek dengan menggunakan ibu jari

dan gerakan memutar. Massase ini

dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah

punggung dan pinggang secara

menyeluruh.

Teknik eflurasi dengan kedua tangan,

dapat dilakukan bila nyeri terjadi di

daerah punggung dan pinggang.

2) Teknik petrisasi dengan menekan

punggung secara horizontal.

3) Teknik tekanan menyikat dengan

menggunakan ujung jari, digunakan

pada akhir massase daerah punggung.

2. Intervensi terapi kompres hangat.

a. Cuci tangan

b. Jelaskan mengenai prosedur yang akan

dilakukan pada respon dan memberi

privasi.

c. Panaskan air lalu ukur suhu air, ikuti

praktik intitusi tentang penggunaan suhu

yang tepat. Suhu yang sering digunakan

adalah 40-460C.

d. Isi sekitar dua pertiga buli-buli dengan

air hangat.

e. Keluarkan udara dari buli-buli. Udara

yang tetap berada didalam buli-buli

mengikuti bentuk tubuh yang sedang

dikompres.

f. Tutup buli-buli dengan kencang.

g. Balikkan buli-buli dan periksa adanya

kebocoran.

h. Keringkan buli-buli

i. Bungkus buli-buli dengan handuk atau

sarung buli-buli air panas.

j. Angkat buli-buli setelah 20 menit, lalu

isi lagi buli-buli dengan air hangat, taruh

lagi buli-buli pada daerah yang akan

dikompres selama 20 menit.

k. Mencuci tangan, mengidentifikasi

pasien.

l. Buka area yang akan di kompres.

m. Letakan buli-buli sudah tertutup handuk

ke area yang tepat dan tutupi dengan

selimut.29

Populasi dan sampel penelitian

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi

atau penelitiannya juga disebut studi

populasi atau studi sensus.37 Populasi

dalam penelitian ini para siswi yang

sedang menstruasi/dismenore di SMP

Gantra yaitu sebanyak 114 responden.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita

bermaksud untuk menggeneralisasikan

hasil penelitian sampel.37 Teknik

Page 8: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

8

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah purposive sample yaitu teknik pe

ngambilan sampel harus didasarkan atas

ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik

tertentu, yaitu merupaka ciri-ciri

populasi.

Untuk penelitian eksperiment, penelitian

yang sukses adalah dengan ukuran

sampel kecil antara 10 sampai dengan

20 responden.38

Maka, jumlah sampel yang diambil

dalam penelitian ini sebanyak 40

responden yang terdiri dari kriteria

inklusi dan ekskusi.

Adapun kriteria yang menjadi responden

adalah :

1) Kriteria inklusi adalah karakteristik

umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang

akan diteliti. Maka kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah :

a) Siswi yang mengalami nyeri haid

selama 1-3 hari

b) Siswi yang mengalami nyeri haid ringan

dan sedang

c) Siswi yang mengalami dismenore

primer

d) Bersedia menjadi responden.

2) Krteria eksklusi adalah menghilangkan

atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi

karena berbagai sebab. Maka, kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Siswa yang menggunakan obat- obatan

untuk mengurangi nyeri haid.

Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam megumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah.37

Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan :

a. Pemberian intervensi teknik massase

dan kompres hangat berdasarkan

SOP sebagai prosedur pemberian

intervensi.

b. Untuk skala nyeri ditentukan

berdasarkan Numeric Rating Scale.

Teknik Pengolahan Data dan

Analisa Data

a. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka

langkah selanjutnya adalah pengolahan

data. Pengolahan data dilakukan secara

manual dan software statistic tujuan

pengolahan data adalah

menyederhanakan seluruh data yang

terkumpul dan menyajikan dalam

susunan yang lebih baik dan tapi.

Pengolahan data melalui beberapa tahap

yaitu :

1) Editing

Merupakan kegiatan untuk pencetakan

dalam lembar observasi, dengan cara

meneliti kembali kelengkapan pengisian,

penulisan, dan kejelasan jawaban.

Apabila ada data yang tidak lengkap,

dilakukan pengambilan data ulang untuk

melengkapi jawaban tersebut.

2) Coding

Coding (pengkodean) merupakan

kegiatan mengubah data bentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau

bilangan untuk mempermudah pada saat

analisa data dan juga mempercepat pada

saat entry data. Pada penelitian ini hasil

skala nyeri tidak dilakukan coding

karena datanya bersifat numerik.

3) Entry data

Data yang telah diberikan kode

kemudian dimasukan kedalam komputer

adapun program yang digunkan adalah

perangkat komputer.

4) Tabulating

Penelitian melakukan proses tabulasi

dengan membuat tabel di program

computer. Item-item yang sudah diberi

tingkatan skala nyeri penilaian

kemudian dimasukan kedalam tabel.

Data selanjutnya diolah dengan

menggunakan program computer.

5) Cleaning

Penelitian melakukan pengecekan

kembali data yang telah dimasukan

dilakukan bila terdapat kesalahan

dalamm memasukan data yaitu dengan

Page 9: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

9

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

melihat distribusi frekuensi dari

Variabel -Variabel yang diteliti.

6) Melakukan teknik analisis

Melakukan analisis, khusunya terhadap

data penelitian akan menggunakan ilmu

statistik terapan yang disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dianalisi.

Penelitian ini analisi analitik dengan

menggunakan statistika inferensial.

Statistik inferensial (menarik

kesimpulan) adalah statistika yang

digunakan untuk menyimpulkan

parameter (populasi) berdasarkan

statistika (sampel) atau lebih dikenal

dengan proses generalisasi dan

inferensial.

Analisa data

Analisa data adalah proses

penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan di

interprestasikan. Proses ini digunakan

statistik, yang salah satu fungsinya

menyederhanakan data penelitian yang

besar jumlahnya menjadi informasi yang

sederhana dan mudah dipahami.39 Data

dianalisis melalui presentase dan

perhitungan dengan cara sebagai

berikut:

Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa

yang digunakan untuk menggambarkan

penyajian data tiap variabel penelitian.

Penyajian data univariat yang disajikan

dalam penelitian ini adalah distribusi

frekuensi variabel skala nyeri sebelum

dan sesudah perlakuan massase dan

kompres hangat. Karena data numeric

akan dimasukan ke dalam tabel nilai

mean atau rata-rata, median, min, max

dan standar deviasi.

Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa

yang dilakukan oleh dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi.

Dalam penelitian ini dilakukan pada

Variabel intervensi massase dan

kompres hangat sebelum dan sesudah.

Teknik analisa yang digunakan peneliti

adalah Uji bertanda wilcoxon signed

ranks, yaitu uji yang digunakan untuk

menguji hipotesis komparatif dua

sampel yang datanya berbentuk ordinal.

pada penelitian ini dilakukan uji

normalitas dengan hasil menunjukan

<0,05 maka data tidak normal dilakukan

uji Z

Page 10: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

10

012345678910

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Sebelum_Massase Sesudah_Massase

012345678910

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Sebelum_Kompres Sesudah_Kompres

Responden

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh Intensitas Nyeri dismenore

sebelum terapi massase dan kompres hangat pada remaja putri di SMP Gantra,

dengan jenis penelitian Two Group Pretest-Post Test Design, data yang

dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh langsung dari responden siswi

yang dismenore. Pada penelitian ini dilakukan dua metode analisis, yaitu analisis

univariat dan analisis bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan

penyajian data tiap variabel penelitian. Penyajian data univariat yang

disajikan dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi variabel intensitas

Nyeri sebelum dan sesudah perlakuan intervensi. Penyajian analisis univariat

dilakukan dalam bentuk kurva:

a. Kurva sebelum massase dan sesudah massase

Berdasarkan hasil intensitas nyeri dismenore pada siswi dipaparkan

sebelum dan sesudah massase pada kurva sebagai berikut :

Kurva 4.1 Tingkat intensitas nyeri pada siswi yang mengalami

dismenore sebelum dan sesudah massase

Berdasarkan kurva 4.1 dapat terlihat bahwa intensitas nyeri pada si

b. Kurva sebelum kompres dan sesudah kompres

pada siswi dipaparkan sebelum dan sesudah kompres pada kurva

sebagai berikut:

Kurva 4.2 Tingkat intensitas nyeri pada siswi yang mengalami

dismenore sebelum dan sesudah kompres

Responden

Berdasarkan kurva 4.1 dapat terlihat bahwa intensitas nyeri pada

siswi yang mengalami dismenore dengan nilai median sebelum

massase sebesar 7,00 dan nilai median sesudah massase sebesar 4,00

Page 11: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

11

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

0

2

4

6

8

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Sebelum_Massase Sesudah_Massase

Sebelum_Kompres Sesudah_Kompres

Responden

Berdasarkan kurva 4.2 dapat terlihat bahwa intensitas nyeri pada siswi

yang mengalami dismenore dengan nilai median sebelum kompres sebesar

6,50 dan nilai median sesudah kompres sebesar 4,00

c. Kurva perbandingan sebelum massase dan sesudah massase, sebelum

kompres dan sesudah kompres

Berdasarkan hasil intensitas nyeri dismenore pada siswi dipaparkan

sebelum dan sesudah Kompres pada kurva sebagai berikut:

Kurva 4.3 Perbandingan intensitas nyeri pada siswi yang mengalami

dismenore sebelum massase dan sesudah massase,

sebelum kompres dan sesudah kompres

Berdasarkan kurva 4.3 dapat terlihat bahwa perbandingan intensitas

nyeri pada siswi yang mengalami dismenore dengan nilai median pada

kelompok 1 sebelum massase sebesar 3,00 dan nilai median sesudah massase

sebesar 2,00. Sedangkan pada kelompok 2 sebelum kompres sebesar 6,50 dan

nilai median sesudah kompres sebesar 4,00. Dan terlihat bahwa perbandingan

rentang nilai rata-rata masing-masing (Range 6,00).

1. Intensitas Nyeri dismenore massase dan kompres hangat pada remaja

putri di SMP Gantra

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum dan

sesudah Massase Dengan kompres hangat Pada Siswi Di

SMP Gantra

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, hasil data uji normalitas pada masing-

masing 2 kelompok yaitu massase dan kompres hangat berdistribusi tidak

normal maka dipakai dengan nilai rata-rata median. Nilai median rata-rata

intensitas nyeri kelompok 1 siswi sebelum diberikan massase yaitu sebesar

Variabel Mean Median Std.

Deviation Minimum Maximum

Uji

Normalitas

Massase Sebelum 6.60 7,00 1.875 3 9 0.014

Sesudah 3.65 4,00 1.137 2 6 0.026

Kompres

Hangat

Sebelum 6.05 6,50 2.038 3 9 0.030

Sesudah 3.55 4,00 1.146 1 6 0.176

Page 12: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

12

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

7,00 dan nilai rata-rata siswi setelah diberikan massase didapatkan nilai

median sebesar 4,00.

Nilai minimum pada kelompok 1 sebelum diberikan massase 3,00

lebih besar dari nilai minimum sesudah diberikan massase yaitu 2,00. Dan

nilai maksimum pada kelompok 1 sebelum diberikan masasae 9,00 lebih

besar dari nilai maksimum sesudah diberikan massase yaitu 6,00.

Nilai median pada siswi kelompok 2 sebelum diberikan kompres

hangat sebesar 6,50 lebih tinggi dari nilai median menurun setelah diberikan

Kompres hangat sebesar 4,00. Nilai minimum pada kelompok 2 sebelum

diberikan kompres hangat yaitu 3,00 lebih besar dari nilai minimum pada

kelompok 2 sesudah diberikan kompres hangat yaitu 1,00. Dan nilai

maksimum sebelum diberikan kompres hangat 9,00 lebih besar dari nilai

maksimum sesudah diberikan kompres hangat 6,00.

2. Perbandingan penurunan intensitas Nyeri dengan massase dan kompres

hangat terhadap dismenore pada remaja putri di SMP Gantra

Tabel 4.2 Analisis perbandingan Intensitas Nyeri dismenore pada

2 kelompok remaja putri di SMP Gantra

𝐊𝐞𝐥𝐨𝐦𝐩𝐨𝐤 𝐏𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚𝐚𝐧

𝐈𝐧𝐭𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐍𝐲𝐞𝐫𝐢 Jumlah

Mean

Rank

Z-

Score

Asymp.

Sig (2-

tailde)

Sesudah

Massase

Penurunan Intensitas Nyeri 19 10,00

-3,873

0,000

Peningkatan Intensitas

Nyeri 0 0,00

Intensitas Nyeri Tetap 1

Sesudah

Kompres

hangat

Penurunan Intensitas Nyeri 17 9,00

-3,676

Peningkatan Intensitas

Nyeri 0 0,00

Intensitas Nyeri Tetap 3

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat yaitu perbedaan intensitas

nyeri dismenore dari 20 responden pada kelompok 1 (perlakuan massasae)

yang mengalami penurunan intensitas nyeri sebanyak 19 siswi dan intensitas

nyeri tetap sebanyak 1 siswi. Sedangkan pada kelompok 2 (perlakuan

kompres hangat) yang mengalami penurunan sebanyak 17 siswi dan

intensitas nyeri tetap sebanyak 3 siswi.

Didapatkan hasil uji-Z dengan p-value < α (0.05), maka H0 ditolak.

Artinya, terdapat perbedaan penurunan intensitas nyeri dismenore antara

kelompok 1 perlakuan sebelum dan sesudah massase dengan kelompok 2

perlakuan sebelum dan sesudah kompres hangat yaitu masing-masing p-

value=0,000

Page 13: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

13

Sedangkan berdasarkan hasil

perbedaan dari kelompok 1 sesudah

perlakuan massase yang mengalami

intensitas nyeri tetap sebanyak 1 siswi

dan pada kelompok 2 perlakuan

kompres hangat yang mengalami

intensitas nyeri tetap sebanyak 3 orang.

B. Pembahasan

1. Intensitas Nyeri dismenore sebelum

terapi massase dan sebelum kompres

hangat pada remaja putri di SMP

Gantra

Berdasarkan tabel 4.1 pada 2

kelompok siswi yang mengalami

dismenore dapat diketahui yaitu nilai

median rata-rata intensitas nyeri pada

kelompok 1 siswi sebelum diberikan

massase yaitu sebesar 7,00 dan nilai

rata-rata siswi setelah diberikan massase

didapatkan nilai median sebesar 4,00.

Nilai minimum pada kelompok 1

sebelum diberikan massase 3,00 lebih

besar dari nilai minimum sesudah

diberikan massase yaitu 2,00. Dan nilai

maksimum sebelum diberikan masasae

9,00 lebih besar dari nilai maksimum

sesudah diberikan massase yaitu 6,00.

Nilai median pada siswi

kelompok 2 sebelum diberikan kompres

hangat sebesar 6,50 lebih tinggi dari

nilai median menurun setelah diberikan

Kompres hangat sebesar 4,00. Nilai

minimum pada kelompok 2 sebelum

diberikan kompres hangat yaitu 3,00

lebih besar dari nilai minimum pada

kelompok 2 sesudah diberikan kompres

hangat yaitu 1,00. Dan nilai maksimum

sebelum diberikan kompres hangat 9,00

lebih besar dari nilai maksimum sesudah

diberikan kompres hangat 6,00.

Pada dasarnya siklus menstruasi

dipengaruhi oleh hormon FSH, LH,

estrogen dan progesteron. Proses

menstruasi dan perubahan kadar hormon

selama siklus menstruasi. Fase

menstruasi dikendalikan oleh hormon

estrogen dan progesteron. Pada lima

harin pertama, kedua hormon tersebut

berkurang secara drastis sehingga

menyebabkan sel telur terlepas dari

dinding uterus (endometrium), lepasnya

ootid II (pada manusia) tersebut

menyebabkan endometrium luruh

sehingga dindingnya menjadi sangat

tipis.

Siswi akan menunjukkan berbagai

prilaku atau gerakan tubuh yang khas

dan ekspresi wajah yang

mengindikasikan nyeri meliputi:

menggeretakan gigi, memegang bagian

tubuh yang terasa nyeri, dan ekspresi

wajah yang menyeringai bahkan sampai

menangis atau mengaduh dan gelisah

sebagai reaksi terhadap nyeri yang

dirasakan. Nyeri yang dirasakan bersifat

subyektif dan sangat bersifat individual

karena nyeri merupakan suatu yang

tidak menyenangkan yang hanya dapat

diungkapkan oleh individu yang

mengalaminya dan persepsi nyeri

berbeda antara satu orang dengan yang

lainnya.

Pada masa menstruasi terjadi atau

disebut dengan menarche akan terjadi

pengeluaran darah lendir, dan jaringan

sel yang hancur dari uterus secara

berkala, dimana siklus menstruasi terjadi

28 sampai 35 hari.2 Saat terjadi

menstruasi kebanyakan wanita

mengalami nyeri saat menstruasi atau

dismenore. Penyebab dismenore belum

diketahui secara pasti sampai sekarang

belum jelas. Secara umum, nyeri haid

timbul akibat kontraksi disritmik

miometrium yang menampilkan satu

gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang

ringan sampai berat di perut bagian

bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di

sisi medial paha.3

Dismenore dibedakan berdasarkan

klasifikasi yaitu Dismenore primer

biasanya terjadi akibat adanya kelainan

pada gangguan fisik yang mendasarinya,

sebagian besar dialami oleh wanita yang

telah mendapat haid. Lokasi nyeri dapat

terjadi menjalar sampai daerah pada

paha dan pinggang. Selain rasa nyeri,

dapat disertai dengan gejala sistematik,

Page 14: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

14

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

yaitu berupa mual, diare, sakit kepala,

dan gangguan emosional.

Dismenore skunder biasanya terjadi

selama 2-3 hari selama siklus dan wanita

yang mengalami dismenore sekunder ini

biasanya mempunyai siklus haid yang

tidak teratur atau tidak normal.

Pemeriksaan dengan laparaskopi sangat

diperlukan untuk menemukan penyebab

jelas dismenore sekunder ini.

Dismenore menyebabkan nyeri pada

perut bagian bawah yang bisa menjalar

ke punggung bagian bawah dan tungkai.

Nyeri dirasakan sebagai kram yang

hilang-timnul atau sebagai nyeri tumpul

sesaat sebelum atau selama menstruasi,

mencapai puncaknya dalam waktu 24

jam, dan setelah dua hari akan

menghilang. Dismenore juga sering

disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit

atau diare, dan sering berkemih, bahkan

sampai terjadi muntah.25

2. Perbandingan penurunan instensitas

nyeri dengan massase dan kompres

hangat terhadap dismenore pada

remaja putri di SMP Gantra

Berdasarkan hasil tabel 4.2 yaitu

perbandingan intensitas nyeri dismenore

dari 20 responden pada kelompok 1

(perlakuan massasae) yang mengalami

penurunan intensitas nyeri sebanyak 19

siswi dan intensitas nyeri tetap sebanyak

1 siswi. Sedangkan pada kelompok 2

(perlakuan kompres hangat) yang

mengalami penurunan sebanyak 17

siswi dan intensitas nyeri tetap sebanyak

3 siswi.

Didapatkan hasil uji-Z dengan p-

value < α (0.05), maka H0 ditolak.

Artinya, terdapat perbandingan

penurunan intensitas nyeri dismenore

antara kelompok 1 perlakuan sebelum

dan sesudah massase dengan kelompok

2 perlakuan sebelum dan sesudah

kompres hangat yaitu masing-masing p-

value=0,000

Sedangkan berdasarkan hasil

perbandingan dari kelompok 1 sesudah

perlakuan massase yang mengalami

intensitas nyeri tetap sebanyak 1 siswi

dan pada kelompok 2 perlakuan

kompres hangat yang mengalami

intensitas nyeri tetap sebanyak 3 orang.

Massase adalah tehnik memijat

dengan tenang, bertekanan lembut ke

arah distal atau bawah untuk

meninggkatkan sirkulasi darah, memberi

tekanan, dan menghangatkan otot

abdomen dan meningkatkan relaksasi

fisik dan mental.29

Penggunaan kompres hangat

merupakan cara untuk menghilangkan

atau menurunkan rasa nyeri yaitu secara

non farmakologi tanpa efek samping dan

tidak memerlukan biaya maha, kompres

hangat dapat meredakan iskemia dengan

menurunkan kontraksi uterus dan

melancarkan pembuluh darah sehingga

dapat meredakan nyeri dengan

mengurangi ketegangan, meningkatkan

aliran darah dan meredakan

vasokongesti pelvis.30

Menyatakan bahwa ketika reseptor

dingin terpajan suhu yang tiba-tiba

rendah atau ketika reseptor hangat

terpajan suhu tiba-tiba dingin, pada

awalnya reseptor terstimulasi dengan

kuat. Stimulasi yang kuat ini menurun

cepat selama beberapa detik pertama

dan kemudian menjadi lebih lambat

selama setengah jam berikutnya atau

lebih karena reseptor beradaptasi

terhadap suhu baru.32

Sedangkan kompres hangat

dilakukan dengan mempergunakan buli-

buli hangat yang dibungkus kain yaitu

secara konduksi dimana terjadi

permindahan panas dari buli-buli ke

dalam tubuh sehingga akan

menyebabkan pelebaran pembuluh

darah dan akan terjadi penurunan

ketegangan otot sehingga nyeri haid

yang dirasakan akan berkurang atau

hilang.17

Tindakan keperawatan dengan cara

memberikan massase pada klien dalam

memenuhi kebutuhan rasa nyaman

(nyeri) pada daerah superfisial atau pada

otot/tulang. Tindakan massase ini hanya

Page 15: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

15

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

untuk membantu mengurani rangsangan

nyeri akibat terganggunya sirkulasi.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini

yaitu uji normalitas tidak normal maka

yang dilihat adalah nilai median, dan

nilai perbandingan masing-masing

memiliki tingkat penurunan intensitas

nyeri dismenore apabila dilihat secara

statistik bahwa perbandingan tingkat

intensitas nyeri yang dapat menurunkan

secara baik yaitu dilakukan pada siswi

dengan cara melakukan massase

didapatkan 1 orang yang mengalami

tingkat intensitas nyeri tetap,

dibandingkan dengan cara melakukan

terapi kompres hangat yang mengami

tingkat intensitas nyeri tetap sebanyak 3

orang. Hal ini dapat diketahui bahwa

tingkat intensitas nyeri didapatkan hasil

uji Z menunjukan terdapat perbandingan

antara kelompok 1 dan kelompok 2

masing-masing memiliki (p-value

0,000).

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan peneliti terkait pada

penelitian ini yaitu peneliti masih

terbatas dalam hal sumber referensi

yang masih terbatas, selain itu peneliti

masih kesulitan dalam hal mencari

kumpulan jurnal terkait pada penelitian

ini masih terbatasnya akses internet

sehingga pada penelitian ini masih

banyak kekurangan.

Simpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan

berdasarkan hasil yang telah didapat

oleh peneliti mengenai perbandingan

massase dan kompres hangat terhadap

dismenore pada remaja putri di SMP

Gantra Kabupaten Bandung yaitu

sebagai berikut :

1. Nilai median rata-rata intensitas nyeri

kelompok 1 siswi sebelum diberikan

massase yaitu sebesar 7,00 dan setelah

sebesar 4,00. Nilai minimum sebelum

3,00 dan nilai minimum sesudah yaitu

2,00. Sedangkan nilai maksimum

sebelum 9,00 sesudah yaitu 6,00.

2. Nilai median pada siswi kelompok 2

sebelum diberikan kompres hangat

sebesar 6,50 dan setelah sebesar 4,00.

Nilai minimum sebelum yaitu 3,00 dan

sesudah yaitu 1,00. Nilai maksimum

sebelum 9,00 dan nilai maksimum

sesudah 6,00.

3. Terdapat perbandingan penurunan

intensitas nyeri dismenore antara

kelompok 1 perlakuan sebelum dan

sesudah massase dengan kelompok 2

perlakuan sebelum dan sesudah kompres

hangat yaitu masing-masing p-

value=0,000

Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Semoga penelitian ini bisa memberikan

sumber informasi yang berguna dalam

meningkatkan pengetahuan khususnya

tata cara mengatasi nyeri menstruasi

khususnya pada siswi yang mengalami

dismenore.

2. Bagi Siswi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

tambahan ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan manejemen nyeri

terutama pada remaja yang menderita

nyeri saat dismenore.

DAFTAR PUSTAKA

1. Santrock, J. 2007. Adolensence

perkembangan remaja. Jakarta :

Erlangga

2. Hurlock, E,B. 2007. Psikologis

perkembangan suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan.

Jakarta : Erlangga

3. Dwiyanto, Agus, dan Darwin

Muhadjir. ; 2008. Perkembangan

pada remaja.

4. Liliwati, I., Verna, L.K.M. &

Khairani, O. 2007. Dysmenorrhea

and its effects on school activities

among adolescent girls in a rural

school in selangor Malaysia. Med &

helth, 2(1), 42-47.

5. Anurogo. Segala sesuatu tentang

nyeri haid. 2008 dari :

http://www.kabarindonesia.com/beri

ta.php?pil=3&dn=2008061916480.

Page 16: JURNAL SISWI PERLAKUAN TERAPI MASSASE DAN KOMPRES HANGAT.pdf

16

Jurnal Keperawatan Oleh Yuli Apriliani-Tahun 2015

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

6. French, L.(2005). Journal

Dysmenorrhea American Family

Physician : Academic Research

library. 3 febuari 2011.

7. Sharma .et al, Woo, Nc Eneaney,

dan Weisman (2008). Problems

related to menstruation and their

effect on daily routine of student of

a medical college in Delhi. Asia

Pacific Journal Of Publich Health.

8. Santoso. Angka kejadian nyeri haid

pada remaja Indonesia. Diperoleh 3

Mei 2015 dari : http//www.info-

sehat.com/inside_level2asp?artid+7

58 ; 2008.

9. Wulandari A, Anurogo Dito, 2011.

Cara jitu mengatasi nyeri haid.

Yogyakarta : Andi Offset

10. Azril kimin, Ekowati

R.,SKp,M.Kes, DR.dr.Endang Sri

wahjuni,MS, Anna Alifa , 2005.

Jurnal Efek Teknik Massase Pada

Abdomen Terhadap Penurunan

Intensitas Nyeri.

11. Potter & Perry, 2006. Buku ajar

fundamental keperawatan konsep,

proses dan praktik. Edisi 4. Volume

2. Jakarta : EGC.

12. Jurnal Occupational and

Enviromental medicine, 2008.

13. Zulyanti Iin, 2013. Effectiveness Of

Technique Effluerage and Warm

Compress to Degradation Of

Dismenore. Yogyakarta.

14. Bobak, lowdermil. 2005.Buku ajar

keperawatan maternitas. Jakarta :

EGC.

15. Harry. Mekanisme endorphin dalam

tubuh. 2007.Available at

Http:/klikharry.files.wordpress.com/

2007/02/1.doc + endorphin +

dalam+ tubuh. Diposkan tanggal 10

Januari 2009

16. Mafariza aprianti, 2013. Jurnal

Pemberian Kompres Hangat Pada

Dismenore.

17. Hesti , 2010. Jurnal Mengatasi nyeri

pada menstruasi.

18. Perace, Evelyn C. 2009. Anatomi

dan Fisiologi untuk Paramedis.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

19. Kumalasari dan Andhyantoro.

2013Kesehatan Reproduksi.Jakarta :

EGC.

20. Surjadi, dkk. : 2002 : 35 ;

2013.Kesehatan Reproduksi.

Jakarta.

21. Smelter & Bare. 2005.

Keperawatan Medical Bedah. Edisi

8 Vol 1. Alih Bahasa Agung

Waluyo. Jakarta : EGC.

22. Mitayani. 2009. Asuhan

Keperawatan Maternitas. Jakarta :

Salemba Medika

23. Schust.J Danny dan Heffner J.

Linda. 2006.Sistem Reproduksi

(edisi 2).Jakarta : Erlangga.

24. Brunner &

Suddarth.2001.keperawatan Medikal

Bedah (edisi 8). Jakarta : EGC

25. Asmadi. 2008.Teknik prosedural

keperawatan : konsep dan aplikasi

kebutuhan dasar klien. Jakarta :

Salemba Medika.

26. Koizer, dkk. 2014. Fundamental

Keperawatan : konsep, proses &

praktik (edisi 7).Jakarta : EGC

27. Nugroho dan Indara utama.Masalah

Kesehatan Reproduksi

wanita.Jakarta : Medical Book.