jurnal khasiat tanaman obat

33
. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 1 KONSENTRAT PROTEIN KELAPA UNTUK PRODUK PANGAN Sampai saat ini minyak kelapa merupakan produk utama yang diolah dari daging buah kelapa. Minyak kelapa merupakan pro- duk yang diperoleh dari peng- olahan kopra dengan cara kering (dry process of coconut ) ataupun langsung dari kelapa segar de- ngan cara basah (wet process of coconut). Proses pengolahan mi- nyak kelapa cara basah dapat menghasilkan produk akhir be- rupa minyak kelapa yang dikenal dengan sebutan minyak perawan, minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Selain VCO, juga diperoleh hasil ikutan berupa air kelapa, ampas kelapa, skim ke- lapa dan blondo. eknologi pengolahan untuk menghasilkan berbagai pro- duk bernilai ekonomi dari hasil ikutan VCO telah tersedia seperti pengolahan nata de coco, sirup dan minuman ringan, tepung kelapa, kecap, anggur kelapa dan lain-lain. Skim kelapa dan blondo mengandung protein yang cukup tinggi sehingga merupakan sumber protein yang potensial untuk di- proses lanjut menjadi konsentrat protein kelapa. Konsentrat protein kelapa (KPK) dapat digunakan sebagai bahan tambahan sumber protein dalam pengolahan berbagai produk pangan antara lain produk ekstrusi dan makanan bayi serta sebagai stabilizer untuk menstabil- kan sistem emulsi. Pengolahan dan Karakteristik Konsentrat Protein Kelapa Pengolahan konsentrat protein kelapa Konsentrat protein kelapa dapat diproses dari skim kelapa maupun blondo. Skim adalah lapisan bawah yang terbentuk pada saat dilakukan pendiaman santan untuk mendapat- kan krim. Blondo adalah lapisan kaya protein yang terbentuk ketika dilakukan proses pendiaman untuk mendapatkan (VCO) Virgin Coco- nut Oil (Gambar 1). Proses ekstraksi minyak cara basah dapat meng- hasilkan protein berkualitas lebih baik dibandingkan dengan peng- olahan cara kering. Protein kelapa tersebut dapat diolah menjadi kon- sentrat protein kelapa dengan meng- gunakan beberapa teknik pemisahan seperti pemanasan, presipitasi se- suai dengan titik isoelektris protein, sentrifugasi dan ultrafiltrasi. Karakteristik konsentrat protein kelapa akan berbeda dengan per- bedaan metode preparasi yang di- lakukan. Konsentrat protein krim ke- lapa yang dibuat dengan cara peng- asaman santan, lalu disentrifugasi memiliki kadar air 3,58%, protein 88,94%, lemak 1,90%, abu 3,95% T Gambar 1. Skim kelapa dan blondo sebagai bahan baku untuk pengolahan konsentrat protein kelapa Volume 15, Nomor 1 April 2009 W A R T A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TERBIT TIGA KALI SETAHUN ISSN 0853 - 8204 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN INDUSTRI Dok : Steivie Karouw dan Rindengan Barlina (Balitka)

Upload: ririn-masrina

Post on 05-Jul-2015

1.783 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

.

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 1

KONSENTRAT PROTEIN KELAPA UNTUK PRODUK PANGAN

Sampai saat ini minyak kelapa merupakan produk utama yang diolah dari daging buah kelapa. Minyak kelapa merupakan pro-duk yang diperoleh dari peng-olahan kopra dengan cara kering (dry process of coconut ) ataupun langsung dari kelapa segar de-ngan cara basah (wet process of coconut). Proses pengolahan mi-nyak kelapa cara basah dapat menghasilkan produk akhir be-rupa minyak kelapa yang dikenal dengan sebutan minyak perawan, minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Selain VCO, juga diperoleh hasil ikutan berupa air kelapa, ampas kelapa, skim ke-lapa dan blondo.

eknologi pengolahan untuk

menghasilkan berbagai pro-

duk bernilai ekonomi dari

hasil ikutan VCO telah tersedia

seperti pengolahan nata de coco,

sirup dan minuman ringan, tepung

kelapa, kecap, anggur kelapa dan

lain-lain. Skim kelapa dan blondo

mengandung protein yang cukup

tinggi sehingga merupakan sumber

protein yang potensial untuk di-

proses lanjut menjadi konsentrat

protein kelapa. Konsentrat protein

kelapa (KPK) dapat digunakan

sebagai bahan tambahan sumber

protein dalam pengolahan berbagai

produk pangan antara lain produk

ekstrusi dan makanan bayi serta

sebagai stabilizer untuk menstabil-

kan sistem emulsi.

Pengolahan dan Karakteristik Konsentrat Protein Kelapa

Pengolahan konsentrat protein

kelapa

Konsentrat protein kelapa dapat diproses dari skim kelapa maupun blondo. Skim adalah lapisan bawah yang terbentuk pada saat dilakukan pendiaman santan untuk mendapat-kan krim. Blondo adalah lapisan kaya protein yang terbentuk ketika dilakukan proses pendiaman untuk mendapatkan (VCO) Virgin Coco-nut Oil (Gambar 1). Proses ekstraksi minyak cara basah dapat meng-hasilkan protein berkualitas lebih baik dibandingkan dengan peng-olahan cara kering. Protein kelapa tersebut dapat diolah menjadi kon-sentrat protein kelapa dengan meng-gunakan beberapa teknik pemisahan seperti pemanasan, presipitasi se-suai dengan titik isoelektris protein, sentrifugasi dan ultrafiltrasi.

Karakteristik konsentrat protein kelapa akan berbeda dengan per-bedaan metode preparasi yang di-lakukan. Konsentrat protein krim ke-lapa yang dibuat dengan cara peng-asaman santan, lalu disentrifugasi memiliki kadar air 3,58%, protein 88,94%, lemak 1,90%, abu 3,95%

T

Gambar 1. Skim kelapa dan blondo sebagai bahan baku untuk pengolahan

konsentrat protein kelapa

Volume 15, Nomor 1 April 2009

W A R T A BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

TERBIT TIGA KALI SETAHUN

ISSN 0853 - 8204

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

TANAMAN INDUSTRI

Dok : Ste

ivie

Kar

ouw

dan

Rin

den

gan

Bar

lina

(Bal

itka)

Page 2: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 2

dan karbohidrat 1,64%. Sedangkan yang diproses dengan pembekuan kemudian dipanaskan pada suhu 40

oC mengandung kadar air 3,37%,

protein 75,27%, lemak 2,45%, abu 4,24% dan karbohidrat 14,67%. Konsentrat protein dari skim kelapa mengandung lemak 2,0%, air 8,5% dan abu 9,0% serta protein 33-35%. Kadar protein konsentrat skim dapat meningkat sampai 46,63%.

Kandungan asam amino konsentrat protein kelapa

Protein merupakan suatu zat ma-kanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur. Mo-lekul protein tersusun atas sejumlah asam amino sebagai bahan dasar yang saling berikatan satu sama lain. Asam amino dalam kondisi netral (pH isolelektrik, PI) berada dalam bentuk ion dipolar atau juga disebut ion zwitter. Sampai sekarang ini, dikenal 24 jenis asam amino, yang digolongkan menjadi dua kelompok yaitu asam amino eksogen dan asam amino endogen. Asam amino en-dogen dapat disintesis dalam tubuh, sehingga dikenal dengan sebutan asam amino non-essensial. Sedang-kan asam amino eksogen adalah asam amino yang tidak dapat di-sintesis dalam tubuh manusia, ka-rena itu disebut asam amino essen-sial, artinya harus didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Asam amino essensial di antaranya adalah lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin dan fenilalanin.

Berdasarkan kelarutannya, pro-tein dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu albumin, globulin, glutelin, prolamin, histin dan prolamin. Protein kelapa terdiri atas fraksi globulin 40,1%, albumin 21,0%, prolamin 3,3%, glutelin 19,2% dan senyawa bukan protein 4,8%. Konsentrat protein kelapa mengandung asam amino essensial yaitu isoleusin, leusin, lisin, meti-onin, phenilalanin, treonin dan valin. Kandungan asam amino pada daging buah kelapa akan berbeda pada umur buah yang berbeda. Pada daging buah kelapa hibrida Khina-1 ternyata kadar asam aminonya me-ningkat sampai umur buah 10 bulan, kemudian menurun saat mencapai umur buah 11 - 12 bulan. Khusus

asam amino essensial cenderung turun dari umur buah 10 bulan sam-pai umur buah 12 bulan. Komposisi asam amino konsentrat protein ke-lapa dibandingkan dengan konsen-trat protein kedelai disajikan pada Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1, Asam amino glutamat merupakan asam amino dominan pada konsentrat protein kelapa disusul arginin, asam aspartat dan leusin. Meskipun tidak termasuk dalam asam amino essen-sial, tetapi asam amino glutamat sangat penting sebagai nutrisi untuk otak. Asam amino histidin dan arginin dikelompokkan dalam asam amino non essensial karena asam amino arginin tidak essensial bagi anak-anak dan orang dewasa, tetapi berguna bagi pertumbuhan bayi, sedangkan histidin essensial bagi anak-anak tetapi tidak essensial bagi orang dewasa.

Pemanfaatan Konsentrat Protein

Kelapa

Makanan bayi

Konsentrat protein kelapa (KPK)

telah dimanfaatkan dalam peng-

olahan makanan bayi dan diperoleh

2 formula yang cukup baik, yaitu

FORMULA-C (FC) dan FORMU-

LA-F (FF) setelah dibandingkan de-

ngan kasein dengan menggunakan

tikus percobaan. FC adalah makanan

bayi dari campuran KPK (kadar pro-

tein 31,49%) dan Tepung Beras

Instan (TBI) = 5,5 : 4,5. Sedangkan

FF adalah makanan bayi dari cam-

puran KPK (Kadar protein 46,63%)

dan Tepung Beras Instan (TBI) =

3,5 : 6,5. Selanjutnya pengujian mu-

tu protein makanan bayi dilakukan

secara in vivo dengan menggunakan

tikus percobaan selama 10 hari.

Pengujian mutu protein menghasil-

kan nilai NPR (Net Protein Rasio),

NB (Nilai Biologi), DC (Daya Cerna

Sejati) dan NPU (Net Protein Utili-

zation). Hasil pengujian mutu pro-

tein makanan bayi dari Formula C

dan Formula F dibandingkan dengan

kasein sebagai kontrol disajikan pa-

da Tabel 2. Berdasarkan hasil peng-

ujian in vivo tersebut, protein kelapa

memiliki mutu cukup baik diban-

ding kasein.

DAFTAR ISI

Informasi Komoditas Konsentrat protein kelapa untuk pro- duk pangan............................................... 1 Binahong (Anredera cordifolia) sebagai obat .......................................................... 3 Teknologi pengolahan citra digital untuk identifikasi mutu fisik produk tanaman perkebunan............................................... 6 Sembung (Blumea balsamifera) berkhasiat sebagai obat rematik................................. 9 Nematoda entomopatogen (Steinernema) sebagai agensia pengendali hama secara hayati........................................................ 11Nilai lebih jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai sumber energi flora...................... 12Tanaman asam kandis (Garcinia xantho chymus) dan manfaatnya .......................... 14Tanaman obat berkhasiat antikanker........ 17Potensi tanaman saga (Abrus precato- rius) sebagai pestisida nabati ................... 21Peluang budidaya dan manfaat jintan hitam (Nigella sativa) .............................. 23Prospek pengendalian Helopeltis antonii dengan menggunakan beberapa macam insektisida nabati ..................................... 25Panili budidaya dan kerabat liarnya ......... 26Ulat bertanduk pada tanaman asam jawa.......................................................... 28Tanaman inang serangga vektor penyakit kerdil pada tanaman lada.......................... 29

Berita

The 4th Meetimg of the Asian Cotton Research And Development Network Anyang Cina 23 - 26 September 2008 .... 32Pedoman bagi penulis .............................. 32

Warta Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Industri me-muat pokok-pokok kegiatan ser-ta hasil penelitian dan pengem-bangan tanaman perkebunan.

PENANGGUNG JAWAB : Kapuslitbang Perkebunan

M. SYAKIR

A. DEWAN REDAKSI Ketua Merangkap Anggota

AGUS KARDINAN

Anggota :

DONO WAHYUNO ENDANG HADIPOENTYANTI

DEDI SOLEH EFFENDI E. RINI PRIBADI M. DJAZULI

BAMBANG PRASTOWO

B. REDAKSI PELAKSANA

YUSNIARTI SUSILOWATI MALA DEWI

ELFIANSYAH DAMANIK

Alamat Redaksi dan Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan. Jl. Tentara Pelajar No. 1 Bogor 16111

Telp. (0251) 8313083 Faks. (0251) 8336194

Sumber Dana :

DIPA 2OO9 Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Perkebunan, Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Page 3: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 3

Produk ekstrusi

Proses ekstrusi merupakan suatu teknik yang telah umum digunakan dalam pengolahan biji-bijian seperti gandum, sorgum, jagung dan beras serta bahan lain yang mengandung karbohidrat dengan menggunakan ekstruder. Saat ini hasil teknologi ekstrusi yang ditujukan untuk membuat produk makanan ringan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ada-lah produk yang menggunakan satu macam bahan utama, misalnya gan-dum, beras serta sumber pati lain-nya. Kelompok kedua adalah pro-duk yang dibuat dari campuran ber-bagai sumber pati seperti ubi jalar atau yang dicampur dengan kacang-kacangan yang mengandung protein. Dengan mempertimbangkan kan-dungan protein yang ada pada konsentrat protein kelapa, maka konsentrat protein kelapa telah di-manfaatkan sebagai bahan tambahan sumber protein pada pengolahan produk ekstrusi dari campuran te-pung beras dan tepung jagung. Pe-nambahan KPK sebesar 2,5; 5,0 dan 7,5% dapat meningkatkan derajat pengembangan produk ekstrusi yang dihasilkan dibandingkan dengan tanpa penambahan KPK (kontrol).

Stabilizer untuk sistem emulsi

Konsentrat protein kelapa telah diujikan sebagai stabilizer untuk

menstabilkan sistem emulsi minyak dalam air (O/W) dan sebagai pem-banding digunakan whey protein isolat. Ternyata KPK dapat men-stabilkan sistem emulsi meskipun belum sebaik whey protein isolat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih terdapatnya partikel-partikel non protein seperti mineral, lemak dan karbohidrat. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan teknik ekstraksi dan pemurnian yang tepat untuk menghasilkan konsentrat protein kelapa dengan tingkat kemurnian yang lebih baik. KPK dengan karak-teristik tersebut, akan lebih tepat untuk dimanfaatkan sebagai stabili-

zer pada produk pangan seperti yogurt, salad dressing dan sauce.

Penutup

Konsentrat protein kelapa dapat

digunakan untuk keperluan seperti

makanan bayi, produk ekstrusi dan

stabilizer. Untuk sistem emulsi

pengembangan lebih lanjut produk

ini, dapat diberikan melalui sosiali-

sasi berupa desiminasi ke pengguna

dan dilakukan sebagai bentuk

kerjasama.

BINAHONG (Anredera cordifolia) SEBAGAI OBAT

Tanaman binahong (Anredera cor-difolia (Ten.) Steenis) adalah ta-naman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari dataran Cina dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi. Di Indonesia ta-naman ini belum banyak dikenal, sedangkan di Vietnam tanaman ini merupakan suatu makanan wajib bagi masyarakat di sana. Binahong tumbuh menjalar dan panjangnya dapat mencapai 5 meter, berbatang lunak berbentuk silindris dan pada ketiak daun terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar. Daunnya tung-gal dan mempunyai tangkai pendek, bersusun berselang-seling

dan berbentuk jantung. Panjang daun antara 5 - 10 cm dan mem-punyai lebar antara 3 - 7 cm. Seluruh bagian tanaman bina-hong dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun, umbi dan bunganya.

anaman binahong (Anredera

cordifolia (Ten.) Steenis) ter-

masuk dalam famili Basella-

ceae merupakan salah satu tanaman

obat yang mempunyai potensi besar

ke depan untuk diteliti, karena dari

tanaman ini masih banyak yang

perlu digali sebagai bahan fito

farmaka. Tanaman ini sebenarnya

berasal dari Cina dan menyebar ke

Asia Tenggara. Di negara Eropa

maupun Amerika, tanaman ini

cukup dikenal, tetapi para ahli di

sana belum tertarik untuk meneliti

serius dan mendalam, padahal

beragam khasiat sebagai obat telah

diakui. Di Indonesia tanaman ini dikenal

sebagai gendola yang sering diguna-kan sebagai gapura yang melingkar di atas jalan taman. Namun tanaman ini belum banyak dikenal dalam masyarakat Indonesia.

Tanaman merambat ini perlu

dikembangkan dan diteliti lebih

Tabel 1. Komposisi asam amino konsentrat protein kelapa dibandingkan de- ngan konsentrat protein kedelai

Jenis Asam Amino Konsentrat Protein .Kelapaa Konsentrat Protein Kedelai

b

Asam amino essensial : Isoleusin 3,4 5,2 Leusin 6,0 9,1 Lisin 3,8 7,1 Phenilalanin 3,5 5,7 Tirosin 1,6 3,7 Sistin 1,4 1,67 Metionin 1,5 1,54 Treonin 3,4 4,5 Triptofan 0,7 - Valin 4,9 5,2 Asam amino non essensial : Histidin 1,8 3,1 Arginin 11,7 8,5 Asam aspartat 8,3 13,5 Asam glutamat 19,3 21,0 Serin 4,7 5,9 Prolin 3,8 5,8 Alanin 4,3 5,1 Glisin 4,1 4,8

Keterangan : a) Rindengan (1988);

b) Jeunink dan Ceftel (1979)

Tabel 2. Mutu makanan bayi (formulasi konsentrat protein kelapa dan tepung beras instan) dibanding kasein

Jenis Formula NPR NB DC NPU Formula-C 3,41 96,47 93,79 90,51 Formula-F 3,60 96,46 94,57 91,26 Kasein 4,96 98,12 94,23 92,47

Sumber : Rindengan (1988) , Keterangan : NPR= Net protein rasio NB = Nilai Biologi DC = Daya curna NPU = Net protein utilization

T

Steivie Karouw dan Rindengan Barlina, Balitka

Page 4: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 4

jauh. Terutama untuk mengung-

kapkan khasiat dari bahan aktif yang

dikandungnya. Berbagai pengala-

man yang ditemui di masyarakat,

binahong dapat dimanfaatkan untuk

membantu proses penyembuhan

penyakit-penyakit berat (http:/portal.

cbn. net.it.cbprtl/cybermed/detail).

Deskripsi dan klasifikasi tanaman

Binahong merupakan tanaman menjalar dan bersifat perennial (ber-umur lama), panjang dapat mencapai 5 m. Batang lunak, berbentuk silin-dris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang memben-tuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak ber-aturan dan bertekstur kasar. Daun tunggal, ber-tangkai sangat pendek, tersusun berseling, ber-warna hijau, bentuk jan-tung, panjang 5 - 10 cm, lebar 3 - 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berle-kuk, tepi rata, permuka-an licin, bisa dimakan. Bunga majemuk berben-tuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ke-tiak daun, mahkota ber-warna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 - 1 cm, berbau ha-rum. Akar berbentuk rim-pang, berdaging lunak.

Tanaman ini diklasifi-kasikan dalam kelas ; Magnoliopsida, Sub-kelas ; Hamamelidae, Or-do ; Caryophyllales, Familia; Base-llaceae, Genus; AAnnrreeddeerraa,, Spesies; Anredera cordifolia (Ten.) Steenis (http://www.plantamor. com)

Kandungan kimia

Setiap tanaman akan mempro-duksi bermacam-macam senyawa kimia untuk tujuan tertentu. Se-nyawa kimia ini lebih banyak fungsinya untuk bersaing dengan mahluk hidup lainnya. Senyawa ini disebut dengan metabolit sekunder.

Untuk mengungkapkan ada apa dibalik khasiat tanaman binahong maka perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai kandungan senyawa aktif. Dari hasil penelitian pendahuluan Universitas Gadjah Mada, dinyatakan bahwa pada kultur in vitro daun binahong terkandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin (http://fbau-gm. wordpress.com/tag/binahong). Senyawa-senyawa ini dapat berperan sesuai fungsinya masing-masing.

Kemampuan binahong untuk me-

nyembuhkan berbagai jenis penyakit ini berkaitan erat dengan senyawa aktif yang terkandung di dalamnya seperti flavonoid. Flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi dari mi-kroorganisme seperti bakteri dan vi-rus. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistem heterosiklik. Al-kaloid memiliki aktivitas hipogli-kemik. Senyawa terpenoid adalah senyawa hidrokarbon isometrik membantu tubuh dalam proses sin-

tesa organik dan pemulihan sel-sel tubuh. Sedangkan saponin dapat menurunkan kolesterol, mempunyai sifat sebagai antioksidan, antivirus dan anti karsinogenik dan mani-pulator fermentasi rumen.

Perbanyakan

Perbanyakan tanaman binahong dilakukan secara vegetatif dan ge-neratif dengan menggunakan akar rimpang dan biji. Perbanyakan dari rimpang akar dengan mencabut atau memisahkan rimpang dari pohon

induk, dipilih rimpang yang telah cukup tua. Rimpang ditanam pada media tanah yang telah dicampur pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Rimpang yang telah di tanam sebaiknya diberi naungan sampai 50%. Untuk perbanyakan me-lalui biji dapat dilakukan apabila bijinya telah ma-tang. Biji yang disemai-kan pada pembibitan se-telah memiliki 4 - 6 daun, umur tanaman kurang lebih 1 bulan sudah dapat dipindahkan ke lapangan. Sampai saat ini perbanya-kan tanaman umumnya lebih banyak mengguna-kan cara vegetatif dengan menggunakan rimpang karena lebih cepat tumbuh dan sifatnya sama dengan induknya. Binahong tum-buh baik pada tempat teduh dan agak lembab.

Manfaat Tanaman

Manfaat tanaman ini

sangat besar dalam dunia

pengobatan, secara em-

piris binahong dapat menyembuh-

kan berbagai jenis penyakit. Dalam

pengobatan, bagian tanaman yang

digunakan dapat berasal dari akar,

batang, daun, dan bunga maupun

umbi yang menempel pada ketiak

daun. Tanaman ini dikenal dengan

sebutan Madeira Vine dipercaya memiliki kandungan antioksidan tinggi dan antivirus. Tanaman ini masih diteliti meski dalam lingkup terbatas. Percobaan pada tikus yang

S T O P P R E S !S T O P P R E S !S T O P P R E S !S T O P P R E S !

Penggunaan bahan bakar nabati (BBN) telah disadari merupakan salah satu langkah prespektif untuk mengatasi masalah krisis

energi. Untuk mendukung pengembangan BBN tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, melalui Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perkebunan telah menyiapkan beragam teknologi pendukung, mulai dari penyediaan varietas unggul

tanaman penghasil BBN, teknologi budidaya, hingga penanganan pascapanen, dan pengolahannya.

Cukup banyak tanaman perkebunan yang mampu berperan sebagai penghasil minyak nabati seperti : Jarak pagar, jarak

kepyar, kamalakian, aren sawit, dan sebagainya. Terkait dengan potensi yang dimiliki oleh komoditas perkebunan serta memperhatikan perkembangan inovasi perkebunan yang ada

saat ini, maka Puslitbang Perkebunan akan memperkenalkan inovasi tersebut dalam kegiatan Pekan Teknologi Perkebunan yang dirancang sebagai forum komunikasi semua stakeholder perkebunan, terutama untuk penggalangan konsep dan strategi

percepatan implementasi teknologi BBN Tema yang akan diangkat ”Teknologi Perkebunan Menjawab Krisis Energi”

yang akan diselenggarakan 11-15 Agustus 2009 di Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor

Pekan Teknologi Perkebunan akan mencakup berbagai acara seperti :

- Peluncuran (Launching) buku, varietas dan produk - Simposium V Litbang Tanaman Perkebunan

- Pameran Teknologi dan Produk - Temu Bisnis/Diskusi panel

- Bazar dan Lomba Acara ini juga merupakan kegiatan dari rangkaian peringatan 35

tahun Badan Litbang Pertanian yang mengangkat tema ”Agroinovasi Penggerak Sistem Pertanian Industrial”

Panitia Pelaksana

Page 5: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 5

disuntik dengan bahan ekstrak dari binahong dapat meningkatkan daya tahan tubuh, peningkatan agresivitas tikus dan tidak mudah sakit

Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman ini adalah: kerusakan gin-jal, diabetes, pembengkakan jan-tung, muntah darah, tifus, stroke, wasir, rhematik, pemulihan pasca operasi, pemulihan pasca melahir-kan, menyembuhkan segala luka-luka dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah, sem-belit, sesak napas, sariawan berat, pusing-pusing, sakit perut, menurun-kan panas tinggi, menyuburkan kan-dungan, maag, asam urat, keputihan, pembengkakan hati, meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh.

Cara penggunaan

Cara paling mudah penggunaan binahong adalah dengan merebusnya atau sebagai campuran pada makan-an seperti mi atau dimakan langsung sebagai lalapan. Dari bahan segar dapat digunakan umbi yang baru diambil. Pemakaian secara oral dapat diramu sebagai berikut : umbi binahong sebanyak tiga potong, dengan ukuran kurang lebih 2 - 3 cm, dicuci bersih dengan air, kemudian direbus dengan 5 gelas, setelah dingin disaring dan hasilnya diminum 2 - 3 kali sehari. Cara ini untuk menyembuhkan luka bekas operasi, maag, typus, disentri, men-cegah stroke, asam urat dan sakit pinggang, untuk vitalitas tubuh di-tambah telur dan madu.

Untuk pemakaian luar, daun dan batang ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang sakit, memar karena terpukul, kena api, rheumatik, pegal linu, nyeri urat, dan menghaluskan kulit.

Umbi binahong dapat dicampur bahan lain dengan cara direbus ber-sama daun sirih, temulawak dengan perbandingan 7 : 9 : 13 untuk pe-nyembuhan pembengkakan jantung, pembengkakan hati, kencing ma-nis, kerusakan ginjal dan radang usus besar. Untuk meningkat vitali-tas tubuh, batang binahong dapat dicampur dengan kencur dan di-rebus dari 3 gelas air menjadi 1 gelas kemudian diminum tiap malam

selama satu minggu, hasilnya badan akan menjadi segar.

Daun binahong dicuci bersih lalu

ditumbuk sampai halus kemudian

dioleskan atau dibalur pada seluruh

tubuh bayi, akan menurunkan panas

tinggi. Lebih baik lagi apabila ibu-

nya meminum jus daun binahong,

ini akan lebih cepat untuk penyem-

buhan bayi.

Bunga direbus dengan air satu gelas sampai menjadi seperempat gelas diminum bermanfaat untuk menyuburkan kandungan.

Selain penggunaan dalam bentuk

segar binahong juga dapat diguna-kan dalam bentuk olahan agar prak-tis penggunaannya seperti bentuk kering (simplisia), serbuk dan kap-sul.

Simplisia dihasilkan dari tanam-an segar yang dikeringkan baik de-ngan menggunakan matahari mau-pun oven sampai kadar airnya men-jadi 8 - 10%. Simplisia yang akan dikonsumsi ditimbang terlebih da-hulu sebanyak 5 g dan direbus de-ngan air sebanyak 3 gelas sampai menjadi 1 gelas lalu disaring dan airnya diminum.

Serbuk didapat dari simplisia yang digiling dengan menggunakan

grinder dengan ukuran 40 - 60 mesh. Penggunaan serbuk yaitu 1 sendok serbuk binahong diseduh dengan 1 gelas air panas mendidih dan setelah dingin baru diminun, ini dilakukan 3 kali sehari.

Kapsul dihasilkan dari serbuk bi-nahong yang dimasukkan ke dalam kapsul sebanyak 0,5g. Kapsul di-konsumsi 3 kali sehari sebanyak 2 - 3 kapsul sekali minum tergantung parahnya penyakit yang diderita. Ke-untungan penggunaan simplisia, ser-buk dan kapsul adalah dapat disim-pan lebih lama dan penggunaannya

kapan saja serta praktis (http://pra-yudi. wordpress.com).

Implikasi

Penggunaan tanaman obat untuk pengobatan berbagai jenis penyakit saat ini semakin berkembang. Penggunaan tanaman obat disam-ping harganya murah juga lebih mudah didapat dan tersedia di-banyak tempat, secara komparatif rata-rata lebih murah dan relatif memerlukan teknologi yang lebih sederhana (Ruslan Aspan 2004).

Dalam penggunaan dapat dibilang praktis hanya dengan cara dimakan langsung dalam keadaan mentah, direbus, atau dibuat sim-plisia yang dapat disimpan dan kapan saja dapat digunakan serta dapat dibuat dalam bentuk ekstrak dan kapsul.

Perkembangan pemanfaatan ta-naman obat mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Ini dapat dilihat dari jumlah produsen jamu, produksi dan nilai jual serta potensi pasar bahan baku yang sangat bagus (Sutjipto, 2004).

Penutup

Tanaman binahong mempunyai manfaat sangat besar dalam dunia pengobatan, secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat. Dalam pengobatan yang di-gunakan adalah bagian, akar, ba-tang, daun, bunga serta umbi. Selain penelitian aspek budidaya yang tepat untuk meningkatkan pemanfaatan tanaman binahong perlu penelitian untuk mengungkapkan secara jelas mengenai khasiat senyawa aktif yang terkandung di dalamnya yang berkaitan dengan penyembuhan berbagai jenis penyakit.

Gambar : Tanaman binahong dan umbi yang keluar dari ketiak daun

Feri Manoi, Balittro

Page 6: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

.

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 6

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL UNTUK IDENTIFIKASI MUTU FISIK PRODUK

TANAMAN PERKEBUNAN

Dewasa ini sebagai akibat glo-balisasi persaingan di berbagai bidang semakin tajam. Termasuk pula bisnis bidang pertanian dan perkebunan menjadi bagian yang harus mampu menghadapi per-saingan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang dahulu bersaing hanya pada tingkat lokal atau regional, kini harus pula bersaing dengan perusahaan dari seluruh dunia. Hanya perusahaan yang mampu menghasilkan barang atau jasa berkualitas kelas dunia yang dapat bersaing dalam pasar global. Di dalam negeri, sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan status sosial di masyara- kat, maka pemahaman akan pentingnya mutu dan keamanan produk semakin tinggi. Konsumen di masa datang akan menuntut mutu dan kesegaran dari produk olahan hasil dari tanaman pangan maupun perkebunan khusus- nya produk makanan, minuman dan obat-obatan. Mereka akan semakin khawatir mengenai kesehatan dan gizi, keamanan produk dan berbagai cemar- an mikroba dan kimia yang mengganggu kesehatan atau menyebabkan penyakit. Kondisi ini akan mendorong berkembang-nya inovasi teknologi yang meng-hasilkan berbagai jenis dan ben-tuk produk olahan yang me-menuhi selera konsumen. Ter-capainya pengembangan berbagai inovasi teknologi ini memerlukan kemampuan rekayasa proses yang sesuai. Maju mundurnya perkem-bangan industri hasil tanaman perkebunan Indonesia di masa datang akan sangat ditentukan oleh peranan rekayasa proses dalam menciptakan berbagai inovasi teknologi tersebut. Ke-mampuan rekayasa proses ini akan dipengaruhi oleh keber-hasilan penelitian dan pengem-bangan serta dukungan kualitas sumberdaya manusianya.

alah satu mata rantai dalam

rangkaian sistem agribisnis

adalah identifikasi mutu.

Banyak cara dikembangkan untuk

mengidentifikasi mutu produk per-

kebunan baik secara fisik, mekanik

maupun elektronik dan mengguna-

kan bahan-bahan kimia di laborato-

rium. Untuk pengujian mutu fisik,

selama ini masih menggunakan cara-

cara visual (kasat mata) atau per-

alatan sederhana semi mekanis.

Cara-cara seperti ini sangat lambat

dan menyebabkan bias yang sangat

tinggi. Cara baru yang mudah,

murah dan cepat dalam pengo-

perasiannya adalah dengan meng-

gunakan teknologi pengolahan citra

digital. Teknologi Pengolahan Citra me-

rupakan bidang yang cukup berkem-bang saat ini semenjak orang mengerti bahwa komputer tidak hanya dapat menangani teks dan angka-angka, tetapi juga data citra. Dalam perkembangannya pengolah-an citra dapat digunakan dalam membedakan jenis produk karena teknologi ini memiliki kemampuan dalam menganalisis produk ber-dasarkan perbedaan intensitas war-na. Meskipun demikian teknolo- gi ini tidak dapat berdiri sendiri, masih membutuhkan perangkat pem-bantu lainnya sebagai alat pengam-bilan keputusan seperti jaringan syaraf tiruan atau menggunakan lo-gika fuzzy. Penggunaan teknologi ini memungkinkan produk perkebunan akan terjamin mutunya, serta ter-hindar dari berbagai bentuk cemaran karena memiliki tingkat konsistensi yang tinggi dalam sistem peng-awasannya.

A. Aspek Mutu dan Keamanan Produk Tanaman Perkebunan

Mutu

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali membicarakan masalah mutu, misalnya mengenai mutu sebagian besar produk buatan luar

negeri lebih baik daripada mutu pro-duk dalam negeri. Apa sesungguh-nya mutu itu ?. Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena makna-nya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus.

Kramer dan Twigg (1970) men-

definisikan mutu sebagai gabungan

sifat-sifat yang membedakan suatu

produk dan memiliki arti penting

dalam penentuan tingkat penerimaan

pembeli. Dengan demikian, mutu

sebagai sasaran dirumuskan dari

perspektif konsumen, sehingga eks-

presi mutu memerlukan perbanding-

an antara kriteria dan realitas. Hal

tersebut berakibat pada perkembang-

an definisi mutu dan secara ringkas

disusun oleh Lidror dan Prussia

(1993) adalah sebagai berikut:

sejumlah atribut atau sifat-sifat yang

menggambarkan produk (McDer-

mont and Count, 1971), penyesuaian

terhadap tuntutan (Crosby, 1979),

penyesuaian terhadap kebutuhan

konsumen pada harga yang terbatas

(Groocock, 1986), kemampuan un-

tuk memberikan manfaat (Juran,

1988), dan penyesuaian terhadap ke-

butuhan antisipatif konsumen pada

harga yang terbatas (Lidror and

Prussia, 1990). International Organi-

zation for Standardization (ISO) di

Eropa mendefinisikan mutu adalah

derajat dalam keseluruhan karak-

teristik produk dalam memenuhi

tuntutan-tuntutan yang berasal dari

sasaran penggunaan.

Mutu hasil tanaman perkebunan khususnya untuk komoditas yang bahan utamanya hortikultura segar merupakan kombinasi dari karak-

teristik, atribut dan sifat-sifat yang memberikan nilai komoditas sebagai bahan makanan dan kesenangan (Kader, 1992). Tampilan yang baik merupakan atribut penyesuaian dari mutu hasil pertanian antara produ-sen dan konsumen. Jaminan kea-

S

Page 7: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 7

manan hasil pertanian merupakan atribut mutu yang sangat penting bagi konsumen dan menjadi tang-gung jawab moral bagi produsen dan institusi yang terlibat dalam jaringan pemasaran sebelum sampai ke tangan konsumen.

Komponen Mutu

Komponen mutu digunakan untuk menilai suatu komoditas yang berkaitan dengan pemilahan dan pembakuan, tanggap terhadap ber-bagai faktor lingkungan dan per-lakuan pascapanen serta seleksi dalam program pemuliaan. Peran dari masing-masing atribut mutu bergantung pada komoditas dan dayaguna yang diharapkan. Rincian atribut mutu dimaksud khususnya untuk buah dan sayuran segar seperti pada Tabel 1.

Kramer dan Twigg (1983) meng-

klasifikasikan karakteristik mutu ba-

han pangan menjadi dua kelompok,

yaitu : (1) karakteristik fisik/tampak,

meliputi penampilan yaitu warna,

ukuran, bentuk dan cacat fisik;

kinestika yaitu tekstur, kekentalan

dan konsistensi; flavor yaitu sensasi

dari kombinasi bau dan cicip, dan

(2) karakteristik tersembunyi, yaitu

nilai gizi dan keamanan mikrobio-

logis. Berdasarkan karakteristik ter-

sebut, profil produk pangan umum-

nya ditentukan oleh ciri organoleptik

kritis, misalnya kerenyahan pada

keripik. Namun, ciri organoleptik

lainnya seperti bau, aroma, rasa dan

warna juga ikut menentukan. Pada

produk pangan, pemenuhan spesifi-

kasi dan fungsi produk yang ber-

sangkutan dilakukan menurut stan-

dar estetika (warna, rasa, bau, dan

kejernihan), kimiawi (mineral,

logam-logam berat dan bahan kimia

yang ada dalam bahan pangan), dan

mikrobiologi (tidak mengandung

bakteri Eschericia coli dan patogen).

Penilaian dan Pemeriksaan Mutu

Penilaian mutu dapat bersifat

merusak dan tidak merusak bahan

hasil pertanian yang dinilai. Pe-

nilaian tersebut berdasarkan skala

objektif berdasarkan pembacaan

peralatan dan bersifat subjektif ber-

dasarkan pertimbangan manusiawi

menggunakan skala hedonik. Peng-

ukuran dimensi, bobot, dan volume

suatu hasil pertanian pada umumnya

bersifat tidak merusak. Sedangkan

untuk penilaian tekstur, cita-rasa dan

nilai gizi biasanya bersifat merusak.

Penilaian mutu non-destruktif saat

ini sudah banyak dikembangkan,

salah satunya adalah dengan meng-

gunakan teknologi pengolahan citra

digital.

B. Pengendalian Mutu Tanaman Perkebunan dengan Pengola-

han Citra Digital

Pengolahan citra digital

Pengolahan citra (Image Pro-

cessing) merupakan proses peng-

olahan dan proses analisis citra yang

banyak melibatkan persepsi visual.

Proses ini mempunyai data masukan

dan informasi keluaran yang ber-

bentuk citra. Teknik-teknik peng-

olahan citra umumnya terdiri atas

penajaman citra, kompresi citra dan

koreksi citra yang tidak fokus. Be-

berapa penerapan teknik pengolah-

an citra antara lain Computer grap-

hic, Pattern recognition, Artificial

intelligence dan Psychophysics.

Dalam hal ini sistem visual

adalah sebuah proses untuk mem-

peroleh pengukuran atau abstraksi

sifat-sifat geometri dari citra. Kom-

ponen yang membentuk sistem

visual adalah komponen geometri,

pengukuran dan interpretasi.

Ada dua bagian pada proses

pembentukan citra, yaitu geometri

citra yang menentukan suatu titik

dalam pemandangan diproyeksikan

pada bidang citra dan fisik cahaya

yang menentukan kecerahan suatu

titik pada bidang citra sebagai fung-

si pencahayaan pemandangan serta

sifat-sifat permukaan.

Citra masukan diperoleh melalui

suatu kamera yang di dalamnya

terdapat suatu alat digitasi yang

mengubah citra masukan yang ber-

bentuk analog menjadi citra digital.

Dalam pengambilan citra, hanya

citra yang berbentuk digital yang

dapat diproses oleh komputer di-

gital, data citra yang dimasukkan

berupa nilai-nilai integer yang

menunjukkan nilai intensitas cahaya

atau keabuan setiap pixel. Citra di-

gital dapat diperoleh secara otomatis

dari sistem penangkap citra mem-

bentuk suatu matrik dimana elemen-

elemennya menyatakan nilai inten-

sitas cahaya pada suatu himpunan

diskrit pada titik. Sistem tersebut

merupakan bagian terdepan dari

suatu sistem pengolahan citra, seper-

ti terlihat pada Gambar 1 dan 2.

Komputer digital hanya dapat

memproses suatu citra dalam bentuk

digital, data citra yang dimasukkan

berupa nilai-nilai integer yang me-

nunjukkan nilai intensitas cahaya

atau tingkat warna tiap pixel. Citra

digital dapat diperoleh secara otoma-

tis dari sistem penangkap citra digi-

tal (frame grabber) yang melakukan

penjelajahan citra dan membentuk

suatu matrik dimana elemen-elemen-

nya menyatakan nilai intensitas

cahaya pada suatu himpunan diskrit

dari titik. Perangkat pengolahan citra

antara lain adalah kamera digital

(yang memiliki fasilitas macro),

komputer sebagai pemroses data

citra dan sample holder sebagai

tempat untuk menyimpan sampel

yang dilengkapi dengan sistem

penerangan dengan sistem cahaya

yang cukup dan merata.

Keuntungan menggunakan teknolo

logi pengolahan citra digital

Teknologi Pengolahan Citra Di-gital mempunyai kemampuan dalam

Tabel 1. Komponen mutu produk pertanian dan perkebunan

Atribut Utama Komponen

Tampilan Ukuran : dimensi, bobot, volume

Bentuk dan kondisi : diameter, panjang, lebar, kehalusan, kepadatan, keseragaman

Warna : keseragaman, intensitas

Kilap : sifat lapisan lilin

Cacat : morfologis, fisik dan mekanis, fisiologis, patologis, entomologis

Tekstur Kekokohan, kekerasan, kelembutan, kerenyahan, sifat berair (succulence, juiciness), terasa

bertepung, terasa berpasir, keliatan, terasa berserat.

Citarasa Kemanisan, keasaman, kesepetan, kepahitan, aroma, cita rasa asing dan bau asing.

Nilai gizi Karbohidrat (termasuk serat makanan), protein, lemak, vitamin, dan mineral

Keamanan Adanya toksikan alami, cemaran (residu kimia, logam berat), mikotoksin, kontaminan mikroba.

Page 8: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 8

segmentasi citra, operasi citra biner, operasi morfologi, pelacakan tepi objek, analisis tekstur dan pengolah-an warna. Kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam pemisah-an latar belakang dengan objek, penghitungan indeks warna, peng-hitungan garis tengah, penghitungan keliling, sehingga untuk kepentingan identifikasi mutu hasil pertanian sangat mungkin bisa digunakan mengingat kemampuan seperti ini

- Tingkat ketepatan yang tinggi - Cepat dalam pengerjaannya - Relatif murah dalam pembiayaan - Tidak merusak bahan yang diuji

Hubungan pengolahan citra digital

dengan bidang lain

Untuk melengkapi teknologi pengolahan citra digital diperlukan pengetahuan tentang aplikasi atau tujuan dari penggunaan teknologi ini. Pengetahuan yang dapat mem-bantu dalam pengambilan keputusan digunakan oleh perancang sistem dalam banyak bentuk, baik secara implisit maupun eksplisit. Kehandal-an dan efisiensi dari sesuatu sistem biasanya ditentukan oleh kualitas pengetahuan yang digunakan oleh sistem. Masalah-masalah yang rumit kerap kali hanya dapat dipecahkan dengan mengidentifikasi sumber pengetahuan yang tepat dan meka-nisme yang cocok untuk digunakan

dalam sistem. Namun perlu diingat bahwa pemecahan suatu masalah harus mengutamakan kesederhanaan dan kemudahan, bila hasilnya ter-nyata kurang memuaskan, bisa di-gunakan pengetahuan yang lebih kompleks. Hal ini menjadi penting sebab dalam suatu sistem visual, bukan hanya akurasi yang menjadi bahan pertimbangan, tetapi juga kecepatan suatu proses untuk men-jamin kelancaran aliran data dan pengambilan keputusan. Pengguna-an pengetahuan yang kompleks akan membawa pada komputasi yang berat, yang pada akhirnya akan memperlambat proses.

Dalam perkembangannya, tekno-

logi pengolahan citra digital memer-

lukan dukungan perangkat lunak

yang lain sebagai sistem pengam-

bilan keputusan yang memiliki

tingkat ketelitian yang tinggi, serta

mampu bekerja secara cepat. Salah

satu teknologi yang dapat membantu

dalam sistem pengambilan keputus-

an ini adalah dengan menggunakan

kecerdasan buatan (Artificial Intelli-

gent). Secara umum dapat dikatakan

bahwa kecerdasan buatan adalah

suatu ilmu tentang teknik komputasi

yang dapat diterapkan pada sistem

peralatan (mesin) sehingga bisa

bekerja secara cerdas seperti yang

dikerjakan oleh manusia. Kecerdas-

an buatan pada suatu sistem mem-

butuhkan kemampuan prediksi dan

pengendalian sistem secara interak-

tif, layaknya seseorang yang me-

miliki kecerdasan tertentu. Berbagai

kecerdasan buatan dapat dikategori-

kan dalam beberapa macam dimensi

menurut keunggulan spesifik yang

dimiliki.

Kecerdasan buatan yang dapat

dipadukan dengan pengolahan citra

digital antara lain Jaringan Syaraf

Tiruan (JST), Logika Fuzzy, Genetic

Algorithm dan lain sebagainya.

Penggunaan kecerdasan buatan ini

memungkinkan hasil yang diperoleh

memiliki tingkat akurasi yang tinggi

karena kemampuannya dalam meng-

olah data yang tidak linear.

Kategori mutu yang dapat diidenti fikasi dengan teknologi pengolahan citra digital

Sistem kerja pengolahan citra

digital, hanya akan menangkap citra

(Red, Green, Blue, Hue, Saturation

dan Intensity) dari permukaan objek-

nya saja, sehingga kategori mutu

yang bisa diidentifikasi dengan cara

ini hanya berupa mutu fisik dari

komoditas perkebunan yang diuji.

Beberapa ketegori mutu fisik yang

dapat diidentifikasi antara lain me-

nyangkut ukuran, bentuk, tingkat

kematangan, tingkat kerusakan, ce-

maran (jamur, residu, dll), ataupun

tekstur dari komoditi tersebut.

C. Aplikasi Teknologi Pengolahan Citra Digital pada Komoditas

Tanaman Perkebunan

Aplikasi Teknologi Pengolahan

Citra pada komoditas tanaman per-

kebunan belum berkembang. Hal

ini menjadi peluang untuk dikem-

bangkan mengingat banyak sekali

komponen mutu yang dapat diiden-

tifikasi dengan menggunakan tekno-

logi ini. Beberapa komoditas tanam-

an perkebunan baik yang berbentuk

buah, biji, batang, daun, akar atau-

pun rimpang dapat diidentifikasi

mutunya dengan menggunakan tek-

nologi ini. Sebagai contoh pada ko-

moditas tanaman perkebunan yang

berbentuk biji, melalui teknologi

ini dapat diidentifikasi tingkat ke-

Gambar 2. Teknik pengolahan citra digital

Gambar 1. Elemen-elemen dari sistem pengolahan citra

Citra

Masukan

Citra

Digital Komputer

Digital

Bingkai

Penyimpan Citra

Monitor

Peraga

Sensor Pengubah Analog

Ke Digital

Page 9: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 9

utuhannya, tingkat kerusakannya

dan tingkat kematangannya. Untuk

komoditas yang bentuknya selain

biji juga dapat dilakukan hal yang

sama. Bahkan teknologi ini dapat

digunakan untuk menduga adanya

cemaran ataupun infeksi dari jamur

yang tidak diinginkan.

Penerapan teknologi pengolahan

citra pada komoditas perkebunan

sangat besar manfaatnya, mengingat

teknologi ini memiliki tingkat

ketepatan yang tinggi dan harga

relatif lebih murah. Selain itu cara

kerja teknologi ini sangat cepat dan

peralatan yang digunakannya sangat

sederhana. Pengembangan dari

penerapan teknologi ini dapat di-

gunakan dalam sistem sortasi non-

destruktif atau sortasi tanpa harus

merusak atau menyentuh komoditas-

nya.

Penutup

Penerapan teknologi pengolahan

citra untuk identifikasi mutu produk

tanaman perkebunan sangat ber-

peluang untuk dikembangkan me-

ngingat teknologi ini sangat se-

derhana tetapi memiliki daya guna

yang sangat tinggi. Tingkat kesulit-

an yang tertinggi pada pengem-

bangan teknologi ini adalah dalam

sistem pemprogramannya, meng-

ingat teknologi ini menggunakan

skrip-skrip pemrograman yang

melibatkan sistem kecerdasan

buatan, namun dalam penerapan dan

penggunaannya sangat mudah dan

sederhana. Pengembangan teknologi

ini dapat digunakan untuk keperluan

sortasi non-destruktif menjadi lebih

efisien.

SEMBUNG (Blumea balsamifera) BERKHASIAT SEBAGAI OBAT REMATIK

Tanaman sembung (Blumea balsa-mifera L.DC) adalah tanaman yang berpotensi untuk mengobati penyakit rematik. Penggunaan ta-naman sembung untuk keperluan pengobatan di kalangan masyara-kat masih dilakukan secara kon-vensional. Tanaman ini masih di-ambil dari alam, belum dibudi-dayakan, namun banyak dicari masyarakat, untuk bahan ramu-an obat tradisional. Tanaman sembung dapat digunakan sebagai obat luar, dan dapat direbus untuk diminum airnya. Bagian tanaman obat yang digunakan adalah daun dan akar muda dari tumbuhan yang belum berbunga, baik digunakan dalam bentuk segar atau yang telah dikering-kan. Biasanya penggunaan ta-naman obat ini sering dilaku- kan masyarakat secara tung- gal karena daun dan akarnya mengandung minyak atsiri terdiri dari borneol, lineol dan kamfer, deuretik glikosido, flavanol, dan tanin yang berfungsi untuk mengobati penyakit rematik, ekspektoran, dan antiseptik. Per- banyakan tanaman sembung dilakukan secara generatif melalui biji dan vegetatif dengan sobekan tanaman yang tumbuh dari akarnya.

embung (Blumea balsamifera

L. DC (Syn : Conza balsa-

mifera. L)) berasal dari Nepal,

menyebar luas dari India sampai

ke Cina Selatan. Di Indonesia

tanaman sembung biasa ditanam

sebagai tanaman obat tradisional.

Daun maupun akarnya berkhasiat

sebagai obat rematik. Nama lain

tanaman ini disebut sembung utan

(Sunda), sembung lelet, sembung

langu (Jawa), capa (Melayu) dan

sembung (Bali). Tanaman ini

diklasifikasikan dalam Bangsa:

Asterales, Suku: Compositae . Tanaman sembung tumbuh di

tempat terbuka maupun di tempat

agak teduh, dan tidak tahan terhadap

kekeringan. Tanaman banyak di-

temukan di daerah tropis sampai

sub tropis, tumbuh baik di dataran

rendah sampai 2.200 m di atas

permukaan laut dan pada tanah

berpasir atau tanah yang agak

lembab/basah.

Tanaman obat ini tersebar di

seluruh Indonesia dan belum di-

budidayakan secara optimal, di

Pulau Jawa tanaman sembung di-

temukan tumbuh secara liar di antara

pohon jati.

Karakteristik Tanaman

Sembung termasuk tanaman

semak, tinggi tanaman 1 - 4 m,

batangnya berbulu, berwarna abu-

abu, bau batangnya seperti bau

rempah. Daun tunggal, berbentuk

oval sampai lanset, bagian bawah

daun menyirip, panjang daun 25 -

40 cm dan lebar 10 - 20 cm,

berwarna hijau. Bunga majemuk,

berbentuk bundar, duduk atau

bertangkai, terbentuk di ketiak daun

dan ujung batang, dan berbentuk

sebagai malai, mahkota berwarna

putih kekuningan. Buahnya kotak,

berbentuk silindris, berambut dan

berwarna putih kecokelatan. Bijinya

berbentuk pipih berwarna putih dan

berukuran 8 - 10 atau kira-kira 1 mm

panjangnya dan berbulu. Sembung

berakar tunggang, berwarna putih

kotor. Tanaman sembung berasa

pedas, agak pahit, sifatnya hangat,

dan baunya seperti bau rempah-

rempah.

Perbanyakan tanaman dilakukan

dengan menggunakan biji atau

sobekan tanaman yang tumbuh

dari akarnya. Cara pemeliharaan

tidak sulit, perlu dijaga supaya

cukup air, dengan penyiraman yang

S

Agus Supriatna Somantri,

BBPP Pasca Panen Pertanian

Page 10: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 10

teratur yaitu untuk menjaga

kelembaban. Pemupukan dasar

menggunakan pupuk organik (pupuk

kandang dan kompos). Sembung

menghendaki cukup matahari atau

sedikit terbuka.

Untuk pengobatan penyakit re-

matik, tanaman sembung sebaiknya

dipanen saat tanaman pada pertum-

buhan vegetatif (daun muda) belum

masuk fase pembungaan.

Penggunaan tanaman sembung

untuk pengobatan rematik.

Istilah rematik berasal dari kata

rheumaticas (bahasa Yunani) atau

rhematismas (bahasa Latin) yang

artinya cairan busuk yang berasal

dari otak yang menyebar ke sendi-

sendi dan menimbulkan sakit linu.

Penyakit rematik dapat menyerang

pada segala usia, umumnya pada

usia lanjut. Dalam anatomi tubuh

manusia persendian mempunyai

fungsi sangat penting untuk segala

aktivitas gerak yaitu duduk, jong-

kok, berjalan, dan mengangkut

berbagai bahan dan lain sebagainya.

Gejala penyakit rematik ditandai

dengan keluhan utama rasa sakit,

pegal linu dan rasa kaku, biasanya

terjadi pada gangguan gerak dan

lemah otot, dan kemudian menim-

bulkan pembengkakan sendi se-

hingga terjadi gangguan gerak dan

lemah otot. Apabila dibiarkan sam-

pai menahun maka penyakit tersebut

menjadi kronis. Penyakit rematik

disebut juga peradangan sendi

(arthritis) yang disebabkan adanya

penumpukan asam urat di dalam

darah yang lama kelamaan meng-

kristal yang berbentuk jarum-jarum

halus di persendian dan biasanya

menimbulkan rasa nyeri rematik

yang tak tertahankan. Penyakit ini

disebabkan 2 faktor yakni:

a. Faktor makanan karena adanya

akibat gangguan pencernaan yang

mengandung zat purin, sehingga

terjadi penumpukan kristal zat

asam urat di dalam sendi. Makan-

an yang banyak mengandung zat

purin yakni: jerohan ( hati, limpa,

ginjal, usus, otak), udang, cumi,

kepiting, ikan teri dan kacang-

kacangan.

b. Faktor lain yang berpengaruh

yaitu akibat kegemukan dan pe-

nyakit ginjal.

Sembung adalah salah satu

tanaman obat yang secara empiris

mampu mengatasi penyakit rematik,

selain itu dapat melancarkan sir-

kulasi, menghilangkan bekuan darah

dan pembengkakan.

Masyarakat penderita umumnya

berusaha mengobati dengan me-

manfaatkan obat tradisional ka-

rena cukup aman dan relatif mudah

tersedia. Biasanya penyembuhan

penyakit rematik membutuhkan

waktu yang cukup lama. Sebagai

pengobatan penyakit rematik, sem-

bung dapat digunakan herba segar

maupun bahan yang dikeringkan

(simplisia). Cara penggunaaannya

sangat mudah ambil tanaman

sembung sebanyak 15 - 30 g herba

segar atau 9 - 18 g herba kering

(simplisia) atau kemudian dicuci

bersih dan direbus dengan tiga gelas

air hingga menjadi satu gelas ke-

mudian disaring, dan air rebusannya

diminum sebanyak 2 kali sehari

setengah gelas sekali pagi dan sore.

Sebaiknya merebus daun sembung

dalam panci tertutup agar minyak

atsirinya tidak menguap atau dengan

cara dilumatkan menggunakan herba

tanaman sebanyak 3 - 4 lembar daun

segar bisa ditambah secukupnya

kapur sirih, setelah itu ditempelkan

pada bagian yang terkena penyakit

rematik, dilakukan secara teratur

sampai penyakit tersebut sembuh.

Bagian tanaman yang baik diguna-

kan sebagai obat adalah daun muda

atau akar muda dari tanaman yang

belum berbunga.

Fitokimia Tanaman.

Pada daun maupun akar tanaman

sembung terkandung senyawa-

senyawa yang bermanfaat bagi

pengobatan atau kesehatan manu-

sia. Di samping itu, tanaman

sembung juga dapat menyembuhkan

persendian sakit setelah melahirkan,

nyeri haid, influenza, demam, sesak

napas (asma), batuk, bronhitis, pe-

rut kembung, diare, sariawan, nyeri

dada akibat penyempitan pembuluh

darah koroner dan kencing manis

(diabetes melitus). Fungsi lain dapat

menambah nafsu makan, dan anti

bakteri. Menurut informasi lain,

sembung dinamakan folia blumea

(daun sembung), karena daunnya

mengandung minyak atsiri yang di

dalamnya mengandung borneol,

sineol, limone, asam palmitin dan

myrristin, alkohol sesquiterpen,

dimethylether, zat tanin pyro-

katechin dan glikogid. Senyawa-

senyawa tersebut mengandung

flavonil yang berkhasiat sebagai anti

radang. Menurut Plowman dan

Hambury pada daun Blumea

balsamifera, terdapat kandungan

senyawa minyak atsiri 0,1 - 0,5%,

Ngai-kamfer. Senyawa utama yang

terdapat dalam minyak atsiri

mengandung 1-borneol atau Ngai-

kamfer atau leuderol 1-borneol

berupa hablur yang bentuknya

kadang-kadang kecil yaitu dengan

titik lebur 203 - 2040C. (£)²°D=

360C - 37

0C (dalam etanol). Pada

senyawa tersebut ditemukan xau-

tuksilin atau brevitolin (C10 H12 O4)

berupa hablur dan berupa lembaran

(dalam etanol). Menurut catatan

(Laporan tahun 1895 Sland Plan-

tentuin), setelah diisolasi dari 139 kg

daun sembung diperoleh 122 ml

minyak atsiri, dan kemudian

diaplikasikan pada mencit untuk

melihat perbandingan antara LD50

dan dosis kecil yang menyebabkan

hipotermia = 6,268 (± 50 dan 3.000)

dan keduanya diamati dengan cara

pemberian IP. Dari hasil percobaan

tersebut didapat dosis optimum 800

mg/kg bobot badan dan ekstrak

etanol dari tanam obat sembung

yang berkhasiat sebagai tranquilizer.

Nursalam Sirait, Balittro

Page 11: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

.

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 11

NEMATODA ENTOMOPATOGEN (Steinernema)

SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAMA SECARA HAYATI

Anjuran untuk menerapkan pro-gram pengendalian hama terpadu (PHT) yang sudah dirakit khu-susnya untuk tanaman tembakau dan kapas, ternyata masih sulit untuk diadopsi oleh petani. Salah satu penyebabnya adalah masih kompleksnya teknologi PHT yang dianjurkan sehingga perlu di-sederhanakan. Secara teknis penggunaan insektisida cukup sederhana tetapi memiliki dampak negatif, sehingga perlu dicari alternatif yang lain. Dalam usaha inilah nematoda Steinernema sp. yang dapat menginfeksi serangga hama dari ordo Lepidoptera, Coleoptera, Orthoptera, Hemip-tera, dan beberapa ordo lainnya, terutama yang hidup di dalam tanah, menjadi salah satu kan-didat yang potensial untuk di-kembangkan sebagai bioinsek-tisida, karena efektivitasnya relatif sama dengan insektisida kimia dan lebih aman.

asil penelitian yang telah

dilakukan sampai saat ini.

telah ditemukan ±30 isolat

Steinernema sp dari berbagai daerah

pengembangan kapas dan tembakau

di Jawa dan Sumatera. Isolat Ab05

yang berasal dari Asembagus, Jawa

Timur, telah diidentifikasi sebagai

Steinernema carpocapsae. Dalam

usaha pemanfaatan S. carpocapsae

sebagai bioinsektisida, aspek yang

paling penting untuk dikuasai adalah

perbanyakan secara massal baik

secara in vivo maupun in vitro. Di

Amerika Serikat dan negara-negara

Eropa, perbanyakannya secara in

vivo Steinernema dilakukan pada

ulat Galleria mellonella.

Setelah terjadi kontak Seteiner-

nema masuk ke dalam serangga

inang. Infectif juvenil (IJ) memiliki

beberapa metode altematif untuk

masuk, yaitu melalui lubang alami,

mulut, spirakel dan anus. Di dalam

inang, IJ melepas kedua lapis

kutikulanya, secara aktif mempene-

trasi melalui dinding usus tengah

atau trakea (dinding saluran per-

nafasan) dan memasuki hemokoel

(rongga badan). IJ mengeluarkan

bakteri simbion Xenarhabdus

nematophilus melalui anus yang

dengan cepat berkembang biak

dalam inang dan membunuh se-

rangga inangnya secara septisemia

dalam waktu 48 jam. IJ meng-

konsumsi bakteri dan jaringan

serangga inangnya kemudian ber-

kembang menjadi dewasa dan

bereproduksi.

Nematoda Steinernema sp. me-

rupakan salah satu alternatif agensia

hayati untuk mengendalikan hama

secara non kimiawi selain

parasitoid, predator, cendawan,

virus dan bak-teri lainnya. Sebagai

bioinsektisida, entomopatogen ini

mempunyai be-berapa kelebihan,

yaitu efektif, per-sisten di dalam

tanah; dapat dipro-duksi secara

massal, diformulasi, dan

diaplikasikan secara konven-sional;

kompatibel dengan kompo-nen lain

dalam pengendalian hama terpadu

(PHT); serta tidak men-cemari

lingkungan. Kemungkinan

nematoda ini diproduksi secara

murah berpeluang sangat besar se-

cara in vivo dan in vitro. Beberapa

kelemahan nematoda Steinernema

sp. antara lain persistensinya yang

pendek bila diaplikasikan pada

kanopi, namun dapat ditanggulangi

dengan teknik formulasi.

Klasifikasi

Steinernema sp. adalah nemato-

da entomopatogenik obligat yang

termasuk dalam kelas Secementea,

ordo Rhabditida, famili Steinerne-

matidae. Sampai saat ini genus Stei-

nernema terdiri dari 16 spesies.

Spesies yang paling banyak diteliti

adalah Steinernema carpocapsae

Weiser karena potensinya yang

sangat besar dalam pengendalian

hama.

S. carpocapsae merupakan pe-

makan bakteri dan sekaligus bersim-

biosis secara mutualistik dengan

bakteri tersebut yang juga patogenik

terhadap serangga inangnya. Bakteri

tersebut adalah X. nematophillus

yang hidup pada saluran pencernaan

nematoda. X. nematophilus me-

rupakan bakteri gram negatif,

fakultatif anaerob, termasuk famili

Enterobacteriaceae.

Siklus Hidup

S. carpocapsae mengalami tiga

stadia perkembangan, yaitu telur,

juvenil (larva) dan dewasa. Dalam

perkembangannya juvenil meng-

alami ekdisis empat kali sehingga

terdiri dari empat instar, yaitu instar-

1 (J1) sampai dengan instar-4 (J4). S.

carpocapsae mempunyai stadia

resisten yang dalam bahasa Jerman

disebut dauer larvae atau dauer

yang berarti tahan atau permanen.

Sebutan yang lebih umum adalah

infektif juvenil atau IJ. J3 yang

masih terselubung di dalam kutikula

dari J2 adalah juvenil yang berperan

sebagai IJ. Jadi J3 atau IJ mempu-

nyai dua lapis kutikula. Kutikula

ganda ini mampu melindungi juvenil

nematoda terhadap faktor biotik.

Fase IJ tersebut adalah satu-satunya

instar juvenil yang dapat mempene-

H

Page 12: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 12

trasi dan menginfeksi melalui

lubang tubuh inangnya (mulut, anus,

spi-rakel) atau penetrasi langsung

pada kutikula.

Secara detail siklus hidup S. car-

pocapsae. Pada waktu menginfeksi

inangnya, S. carpocapsae hanya

membentuk dua sampai tiga gene-

rasi, tergantung pada ukuran atau

volume inangnya. S. carpocapsae

dewasa dari generasi pertama,

biasanya dua sampai sembilan ekor

dalam satu inang. Betina biasanya

jauh lebih panjang dan besar dari-

pada yang jantan. Betina berukuran

10 - 12 mm dan jantan 1,2 - 2,0

mm. S. carpocapsae bersifat

amfimiktik, yaitu memerlukan

jantan dan betina untuk

bereproduksi pada seluruh generasi

dan tidak pernah bersifat

hermaproditik. Satu ekor betina

yang bertemu dengan jantan mampu

menghasilkan 2.000 hingga 10.000

telur. Telur menetas dan juvenil

berkembang menjadi dewasa di

dalam tubuh serangga inang. Bila

inangnya cukup besar, generasi

kedua ini belum beremigrasi atau

keluar dari inangnya. Jaringan

serangga inang dipakai oleh bakteri

simbion untuk berkembang biak

dan nematoda memanfaatkan bak-

teri serta hasil sampingannya se-

bagai makanan mereka. Bakteri

X. nematophilus juga menghasil-

kan beberapa antibiotik yang

berfungsi sebagai pelindung bagi

nematoda dari kontaminasi oleh

mikroorganisme lain. Ukuran gene-

rasi kedua ini hanya 2 - 9 mm dan

setiap betina hanya menghasilkan 90

- 100 telur. Telur menetas di dalam

serangga inang namun juvenil

yang dihasilkan meninggalkan inang

sebagai IJ untuk menginfeksi se-

rangga yang baru. Hal ini dilakukan

karena persediaan nutrisi pada

serangga inangnya sudah habis

untuk perkembangan tiga generasi

nematoda.

Matricidal endotoky dapat

terjadi pada kondisi tertentu, yaitu

pada betina dewasa yang lebih tua.

Peris-tiwa yang terjadi adalah telur

mene-tas di dalam tubuh betina dan

juvenil memakan tubuh induknya.

Infektif juvenil kemudian keluar

melalui lubang anterior dan

posterior dari kutikula yang tersisa

dari induknya.

Potensi sebagai nematoda entomo-

patogen

Nematoda S. carpocapsae per-

tama kali diisolasi di Jerman dan

dideskripsikan sebagai Aplectana

kraussei oleh Steiner pada 1923.

Setelah itu sejumlah spesies lain

diisolasi dan kelompok nematoda

ini kemudian dikenal sebagai

salah satu agensia pengendali

hayati yang paling berpotensi pada

program-program pengendalian

hama terpadu (PHT).

S. carpocapsae memiliki kisaran

inang yang luas, terutama serangga-

serangga Coleoptera yang berhabitat

di dalam tanah. Lebih dari 250

spesies serangga inang dari

beberapa ordo telah dilaporkan.

Lingkungan tanah merupakan

tempat yang paling baik untuk

terjadinya interaksi antara serangga

dengan nematoda, karena lebih dari

90% serangga menghabiskan

waktunya atau siklus hidupnya di

dalam tanah. Di samping itu tanah

merupakan habitat alami bagi

nematoda steinernematid.

Penutup

Efek patologis pada serangga

inang dapat terjadi secara eksternal,

internal, dan dalam bentuk perubah-

an prilaku. Efek eksternal dapat

berupa perubahan morfologi, se-

dangkan efek internal berupa ke-

lainan-kelainan fisiologi. Serangga

yang terinfeksi oleh nematoda sering

memperlihatkan prilaku abnormal

atau menjadi steril, berkurangnya

daya reproduktivitas dalam jumlah

besar dan tertundanya

perkembang-an. Secara umum,

serangga ter-sebut kehilangan

sedikit warnanya, lemah, dan

menjadi tidak efektif. Serangga

yang sudah mati biasanya basah,

karena seluruh jaringannya hancur,

kecuali kutikulanya yang masih

utuh.

NILAI LEBIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas) SEBAGAI SUMBER ENERGI FLORA

Pemerintah sudah mengambil ke-bijaksanaan untuk mengatasi kri-sis energi fosil dengan meningkat-kan kapasitas sumber energi flora, sebagai sumber energi terbarukan yang berasal dari tanaman. Jarak pagar dinilai potensial karena me-miliki nilai lebih dibanding dengan sumber penghasil bahan bakar flora lainnya. Sumber

energi flora jarak pagar terutama difokuskan untuk menggantikan minyak tanah. Secara teoritis dengan asumsi rata-rata pro-duktivitas tanaman jarak pagar 5 ton biji/hektar, dapat meng-hasilkan JCO sebanyak 1.500 liter. Maka setiap hektar jarak pagar dapat menggantikan konsumsi 2.499 liter minyak tanah (0,6 liter

JCO = 1,0 liter minyak tanah). Untuk menggantikan konsumsi minyak tanah yang saat ini sekitar 10 juta kilo liter/tahun, dibutuh-kan sekitar 4 juta hektar luas areal tanaman jarak pagar. Hal ini memungkinkan karena ada sembilan nilai lebih jarak pagar yang akan diuraikan, termasuk salah satunya potensi kesesuaian

Andi Muhammad Amir, Balittas

Page 13: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 13

lahan untuk ekstensifikasi bisa mencapai 49,5 juta hektar.

ntuk menjamin pasokan ener-

gi dalam negeri guna men-

dukung pembangunan yang

berkelanjutan, pemerintah telah me-

nerbitkan Peraturan Presiden No.5

tahun 2006 tentang Kebijakan Ener-

gi Nasional, di antaranya menyebut-

kan kontribusi sumber energi flora

(bahan bakar nabati) dalam kon-

sumsi energi nasional ditargetkan

lebih dari 5% pada tahun 2025. Un-

tuk percepatan penyediaan dan pe-

manfaatan energi flora, telah keluar

pula instruksi Presiden No.1 tahun

2006. Dalam Inpres tersebut, Men-

teri Pertanian ditugaskan untuk; a).

Mendorong penyediaan bahan baku,

b). Melakukan penyuluhan dan

pengembangan, c). Memfasilitasi

penyediaan benih dan bibit tanaman

dan d). Mengintegrasikan kegiatan

pengembangan dan pasca panen ba-

han bakar nabati. Dewasa ini ma-

salah krisis energi sudah mengglo-

bal, Presiden Susilo Bambang Yudo-

yono dalam pertemuan KTT G.8 Out

Reach Countries pada 9 Juli 2008

sudah meminta perhatian yang serius

untuk mengatasi masalah krisis ener-

gi kepada para negara anggota.

Cukup banyak jenis komoditas

budidaya dan non budidaya yang

berpotensi untuk dimanfaatkan se-

bagai sumber bahan bakar energi

flora. Sebagai sumber energi terbaru-

kan, jarak pagar (Jatropha curcas

L.) dinilai potensial karena memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan

dengan sumber energi flora lainnya.

Nilai Lebih Jarak Pagar

Nilai plus dari tanaman jarak

pagar (J. curcas) tersebut adalah

sebagai berikut;

Energi purba

Dari segi sejarah, eksistensi

tanaman jarak pagar sebagai sumber

energi flora sudah diketahui. Pada

zaman dahulu, manusia purba

membakar biji jarak kering pada

sumbu obor untuk penerangan di

malam hari. Jadi boleh dikatakan

umur energi minyak jarak ini sudah

setua umur peradaban manusia.

Kelapa sawit, nipah, alang-alang

dan sumber energi flora lainnya

relatif lebih baru ditemukan, setelah

peradaban manusia semakin ber-

kembang.

Sudah memasyarakat

Khusus bagi penduduk Indonesia

pada masa penjajahan Jepang, mi-

nyak jarak dimanfaatkan sebagai

bahan bakar pesawat terbang milik

pemerintah kolonial. Jarak pagar

tidak asing bagi masyarakat In-

donesia, terdapat hampir di seluruh

pelosok nusantara. Masing-masing

daerah mengenal jarak pagar dengan

nama daerah sendiri seperti; nawaih

nawas (Nangroe Aceh Darussalam),

jirak (Sumatera Barat), jarak kosta

(Jawa Barat), jarak cina (Jawa Te-

ngah), kalele (Madura), jarak pager

(Bali), kuman terna (Nusa Teng-

gara), lulunan (Pulau Alor), paku

kase (Pulau Roti), bintalo

(Gorontalo), wolando (Sulawesi

Utara), tanggang-tanggang kali

(Sulawesi Selatan), malate (Seram

Timur), balacai (Halmahera Utara)

dan bolacai hid (Ternate dan

Tidore).

Budidaya relatif mudah

Tanaman ini relatif lebih mudah

ditanam, baik secara monokultur

maupun polikultur. Umur tanaman

cukup panjang yaitu bisa mencapai

50 tahun. Dapat beradaptasi pada

lahan beriklim kering maupun lahan

marginal, dan juga dimanfaatkan se-

bagai tanaman konservasi lahan.

Jarak pagar merupakan tanaman

yang paling sedikit membutuhkan

curah hujan, dibandingkan dengan

tanaman lainnya yang juga potensial

menghasilkan energi flora. Jarak

pagar masih dapat tumbuh dengan

baik pada kisaran curah hujan 480

mm - 2.380 mm/tahun. Di daerah

yang mengalami musim kemarau

panjang jarak pagar beradaptasi

dengan cara meranggaskan daun-

daunnya.

Kesesuaian lahan luas

Berdasarkan peta Sumber Daya

Lahan dan Arah Tata Ruang Per-

tanian serta peta Sumber Daya Iklim

Skala 1 : 1.000.000, terdapat 49,5

juta hektar lahan yang sesuai untuk

pengembangan jarak pagar di

Indonesia. Kesesuaian lahan tersebut

di kelompokkan menjadi; sangat

sesuai (S1) ; cukup sesuai (S2) dan

sesuai marginal (S3). Masing-masing

luasnya adalah 14,3 juta ha, 5,5 juta

hektar dan 29,7 juta hektar. Suatu

potensi yang sangat besar bagi

ekstensifikasi areal tanam jarak

pagar. Apalagi sejauh ini berapa luas

areal tanaman jarak pagar secara

tepat belum diketahui, karena sesuai

dengan namanya jarak pagar, maka

benar-benar hanya berfungsi sebagai

tanaman pagar.

Sumber energi non pangan

Seperti halnya sumber energi non

budidaya (nipah, alang-alang dsb)

penggunaan yang cukup banyak

tidak akan menimbulkan masalah

pada ketahanan pangan. Jarak pagar

juga bukan merupakan sumber

bahan pangan, tidak seperti kelapa

sawit, ubi kayu, tebu, sorghum,

jagung, sagu dan aren yang juga

bisa diolah menjadi bahan bakar

energi flora, sehingga tidak akan

menganggu persediaan kebutuhan

pangan. Contoh dilema antara

kebutuhan energi dan pangan ada

pada tanaman tebu (gula). Tanaman

tebu akan sulit berperan sebagai

sumber energi flora, karena produksi

gula nasional hanya 2,8 juta ton jauh

lebih kecil dari konsumsinya sebagai

salah satu dari sembilan kebutuhan

pokok yang mencapai 3,7 juta ton.

Teknologi pengolahan sederhana

Proses pengolahan jarak pagar

menjadi minyak kasar (Jatropha

Crude Oil/JCO) pengganti minyak

tanah atau untuk bahan bakar bagi

peralatan memasak sangat seder-

hana. Alat pres mini Tipe Balittri II

merupakan salah satu pengupas biji

jarak kering untuk menghasilkan

Jatropha Crude Oil (JCO) dengan

rendemen di atas 30%. Pengolahan

jarak pagar untuk bahan bakar mesin

diesel pengganti solar juga tidak

U

Page 14: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 14

memerlukan teknologi tinggi sehing-

ga biaya investasinya relatif lebih

murah. Apalagi pada daerah terpen-

cil akan sangat membantu para ne-

layan, seperti di kepulauan Sangihe-

Talaud, dimana harga solar bisa

mencapai Rp 10.000/liter dan bisa

mencapai Rp 20.000/liter di Wa-

mena.

Panen lebih cepat

Prioritas utama penghasil bio-

diesel adalah kelapa sawit, setelah

itu jarak pagar. Keunggulan jarak

pagar disamping tidak sebagai

komoditas pangan adalah bisa ber-

produksi lebih cepat. Umumnya

jarak pagar berbunga pada umur 6 -

8 bulan, dengan produktivitas op-

timum dan stabil sejak tanaman ber-

umur 5 tahun, yakni bisa mencapai

0,4 - 12 ton/ha/tahun. Kandungan

minyak dari biji jarak pagar rata-rata

1.500 liter/ha/tahun, lebih kecil dari

kandungan minyak kelapa sawit

sebesar 5.950 liter/ha/tahun. Kadar

atau rendemen minyak (trigliserida)

dalam inti biji sekitar 55 atau 33%

dari total berat biji, lebih besar dari

kelapa sawit yang hanya 20% dari

total berat biji. Hanya saja kelapa

sawit baru bisa berproduksi dan

dipanen pada umur 4 - 5 tahun.

Puslitbangbun sudah menghasil-

kan benih jarak pagar jenis IP.1P;

IP.1A: dan IP.1M. Benih jenis IP.1P

direkomendasikan untuk daerah

beriklim basah, IP.1A untuk daerah

beriklim kering dan IP.1M untuk

daerah beriklim sedang dan kering.

Serangan OPT minimal

Jarak pagar dipilih sebagai

tanaman pagar, tanaman pinggiran

jalan di desa, tanaman pembatas

kebun karena sifatnya yang tahan

gangguan Organisme Pengganggu

Tanaman (OPT). Tanaman ini bisa

tumbuh dengan baik karena hewan

ternak peliharaan seperti kambing,

domba, sapi dan lain sebagainya

tidak suka makan daun tanaman

jarak. Dalam media ‘’Info-Tek Jarak

Pagar’’ terbitan Puslitbangbun se-

dikit persentase informasi mengenai

serangan OPT terhadap jarak pagar.

Kalaupun ada serangan, karena

adanya perubahan ekosistim dari

semula areal tanaman ubi kayu, areal

tanaman tebu, areal tanaman ke-

lapa dikonversikan menjadi areal

tanaman jarak pagar, akibatnya be-

berapa OPT yang bersifat pholi-

phage beralih menyerang tanaman

jarak pagar (bukan inang utama).

Hama tungau spesies Acrocercops.

sp dan Selenothrips rubrocornis

pada musim kemarau dapat menim-

bulkan kerusakan daun mencapai

90%, tetapi hal ini perlu dicermati

lebih lanjut apakah kerusakan itu

100% dipengaruhi serangan hama

tungau, atau memang karena sifat

fisiologis jarak pagar, yang pada

musim kemarau menggugurkan

daun-daunnya untuk bisa tahan

terhadap kekeringan.

Temuan kompor protos

Hasil kerjasama Puslitbangbun

dengan Hohenheim University,

Stuttgart Jerman, sudah dicoba

kompor minyak nabati ‘’Protos’’

yang dapat menggunakan minyak

jarak kasar (JCO) sebagai bahan

bakarnya. Hasil uji di Pusat Peneliti-

an dan Pengembangan Tanaman

Perkebunan (Puslitbangbun) Bogor

menunjukkan volume pemakaian

minyak JCO dengan kompor ini

lebih hemat dibandingkan volume

pemakaian minyak tanah dengan

kompor minyak tanah konvensional.

Untuk jangka waktu pembakaran

yang sama, pemakaian 0,6 liter

minyak JCO dengan kompor minyak

nabati ‘’Protos’’, setara dengan

pemakaian satu liter minyak tanah

dengan kompor minyak tanah biasa.

Dengan demikian konsumsi rumah

tangga yang rata-rata memakai 6 - 7

liter minyak tanah/minggu dapat

ditekan menjadi 3,6 - 4,2 liter JCO/

minggu.

Penutup

Jarak pagar mempunyai nilai le-

bih, yaitu sebagai obat-obatan (her-

bal medicine), tanaman hias (be-

berapa spesies), pestisida nabati,

arang briket, sabun, pupuk kompos

dan lain sebagainya. Namun manfa-

at utama dan terpenting dari jarak

pagar hendaknya lebih difokuskan

untuk menggantikan peran minyak

tanah, meskipun peluangnya masih

perlu ditingkatkan lagi. Pengem-

bangan jarak pagar dalam praktek-

nya masih banyak menghadapi

kendala, di antaranya yaitu ke-

lembagaan, sinergisme antar insti-

tusi yang terkait dan lain sebagainya.

Sebagai saran dalam teknologi budi-

daya perlu terus dilakukan pencarian

jenis-jenis unggul.

TANAMAN ASAM KANDIS (Garcinia xanthochymus)

DAN MANFAATNYA

Tanaman asam kandis (Garcinia xanthochymus) banyak terdapat di negara-negara tropis, merupa-kan tanaman yang memiliki ba-nyak manfaat. Hingga saat ini ta-naman asam kandis belum dibudi-dayakan secara intensif maupun

ektensif, akan tetapi pemanfaatan buah dan kayunya terus berlang-sung sehingga keberadaan asam kandis mulai berkurang bahkan langka. Tanaman asam kandis tumbuh alami di hutan primer, buah rasanya asam, banyak me-

ngandung vitamin C, dapat di-makan dalam keadaan segar atau dalam bentuk olahan. Buah dapat dimanfaatkan sebagai rempah pada masakan yang berasal dari Sumatera seperti rendang, sate padang, gulai ikan, asam padeh

Michellia Darwis, Balittro

Page 15: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 15

dan dapat dijadikan selai, cam-puran kari, cuka, acar serta ber-khasiat sebagai antikolesterol dan pelangsing. Buah keringnya di-gunakan untuk mengobati gang-guan empedu. Pemanfaatan lain adalah getahnya sebagai bahan pewarna. Batang tanaman asam kandis dapat dijadikan material bahan bangunan bahkan kulit ba-tang dilaporkan bermanfaat se-bagai anti kanker dan tidak meng-ganggu pertumbuhan sel. Tanam-an ini mempunyai potensi ekonomi yang dapat meningkatkan eko-nomi rakyat dan potensi ekologi yang sangat besar dalam konser-vasi lahan

anyak sekali jenis asam yang

ada di nusantara, seperti asam

gelugur yang diperoleh dari

sejenis jeruk keprok yang diiris tipis

kemudian dijemur sampai kering,

asam jawa, asam sunti yang di-

peroleh dari belimbing wuluh, dan

asam kandis yang diperoleh dari

kulit buah yang dikeringkan.

Asam kandis merupakan salah

satu tanaman rempah yang poten-

sinya perlu dikembangkan. Secara

botani asam kandis masih kurang

dikenal dan orang lebih banyak me-

ngetahui asam kandis dari buahnya

yang sudah diiris tipis dan sudah

dikeringkan yang digunakan untuk

bumbu masak.

Deskripsi tanaman

Asam kandis (Garcinia xantho-

chymus Hook. f) merupakan

tanaman yang berasal dari India,

sekerabat dengan manggis dan asam

gelugur. Tinggi tanaman dapat

mencapai sekitar 15 m. Di India

tanaman ini disebut kokkam, di

Malaysia disebut asam kandis, di

Thailand disebut mada-luang (Chia-

ng Mai), mada, chakassa, di Kali-

mantan disebut buran, di Lampung

disebut kunyi' talerang dan di

Sumatera Barat disebut asam kandih.

Asam kandis termasuk famili :

Clusiaceae, genus Garcinia, species

Garcinia xanthochymus. Sinonim :

Garcinia pictoria (Roxb.) D’Arcy,

Garcinia tinctoria (DC.) W. F.

Wight, Xanthochymus tinctorius DC.

Batang tanaman asam kandis

beralur, terkelupas (sekerabat de-

ngan manggis serta asam gelugur),

pendek dan lurus, kayunya berwarna

cokelat kelabu, bergetah putih,

lengket. Tajuknya berbentuk seperti

piramid, lebat dengan batang utama

tegak dan cabang-cabang tumbuh

mendatar, seperti pohon manggis.

Seluruh bagian tanaman tidak

berbulu.

Daun lanset memanjang, sempit,

panjang 12 - 24 cm dan lebar 4 - 7

cm. Daun muda berwarna hijau

muda, tulang utama menonjol

dengan banyak tulang daun kecil-

kecil pendek letaknya sejajar, setelah

tua daun berwarna hijau tua,

lembaran atas berkilap, panjang

tangkai daun 1 - 2,5 cm. Bunga ber-

warna putih, ada di ketiak daun

berjumlah 4 - 10 kuntum, berdia-

meter sekitar 1 cm, bunga betina

mempunyai kepala putik bercuping

5, daun mahkota dan daun kelopak

masing-masing terdiri dari 5 helai,

panjang gagang bunga 2 - 3,5 cm.

Pembungaan biasanya setelah masa

kering yang cukup panjang (minimal

tiga bulan) dan bisa berbunga dua

kali setahun, biasanya pembungaan

antara bulan Maret dan Mei.

Asam kandis merupakan tum-

buhan hutan yang kulit buahnya

seperti buah rambai tapi lebih tebal,

rasanya sangat asam, buahnya ber-

getah, berbentuk agak membulat,

meruncing, dengan diameter men-

capai 9 cm. Di dalam buah terdapat

biji 1 - 5 butir, dengan panjang

sekitar 2,5 cm, berwarna cokelat

terbungkus daging buah yang ber-

warna kuning-jingga dan meng-

hasilkan minyak.

Jenis Garcinia yang mirip de-

ngan G. xanthochymus adalah

Garcinia dulcis, kedua jenis ini

seringkali tertukar satu sama lain,

perbedaannya terletak pada daun dan

bulu yang tumbuh. Pada G.

xanthochymus daunnya lebih kecil

dan lebih sempit, dan seluruh

bagian tanamannya tidak berbulu.

Sedangkan pada G. dulcis daunnya

lebih besar dan lebar, pada ranting

dan lembaran bawah daun terdapat

bulu.

Kegunaan

Buah asam kandis rasanya asam,

banyak mengandung vitamin C,

dapat dimakan dalam keadaan segar

atau dalam bentuk olahan. Buah

dapat dimanfaatkan sebagai rempah

pada masakan yang berasal dari

Sumatera seperti rendang, sate

padang, gulai ikan, asam padeh dan

dapat dijadikan selai, campuran kari,

cuka, acar serta berkhasiat sebagai

antikolesterol dan pelangsing. Buah.

G. xanthochymus mengandung

komponen aktif biologi yang

diketahui dapat menghambat sintesa

lipid dan asam lemak (fatty acids)

dan menurunkan formasi LDL dan

triglyceride. Buah keringnya diguna-

kan untuk mengobati gangguan

empedu. Pemanfaatan lain adalah

getahnya sebagai bahan pewarna.

Batang tanaman ini lurus, keras,

berkualitas baik sehingga dapat di-

manfaatkan untuk material bangun-

an. Di daerah Lubuk Alung Kabupa-

ten Padang Pariaman Propinsi Su-

matera Barat banyak masyarakat

memanfaatkan kayu yang berasal

dari pohon asam kandis untuk

membangun rumah. Asam kandis

merupakan salah satu jenis kayu

rakyat yang dalam pengangkutannya

harus dilengkapi Surat Keterangan

Asal Usul (SKAU) seperti tanaman

jati, mahoni, akasia dan beberapa

tanaman lainnya.

Kulit batang asam kandis jantan

dilaporkan mengandung tetrapenilto-

luquinol yang bermanfaat sebagai

anti kanker dan tidak mengganggu

pertumbuhan sel (masih dalam tahap

penelitian).

Tanaman asam kandis memiliki

sistem perakaran tunggang yang kuat

sehingga dapat berfungsi sebagai

penahan longsor, erosi dan juga

sebagai penyimpan air. Selain itu

daunnya yang hijau dengan tajuk

B

Page 16: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 16

yang bagus cocok digunakan sebagai

tanaman peneduh di perkotaan.

Budidaya dan Pasca Panen

Syarat tumbuh

Tanaman asam kandis biasanya

tumbuh di daerah tropis basah dan

kering. Di daerah-daerah tropis

tanaman ini dibudidayakan dan juga

ditemukan tumbuh liar. Di Indonesia

daerah penyebaran tanaman ini

adalah Kalimantan dan Sumatera.

Tanaman ini merupakan tanaman

tahunan, umumnya tumbuh pada

ketinggian di bawah 1.000 m di atas

permukaan laut, menyukai naungan

dan suasana lembab. Tanaman yang

berada di bawah naungan tumbuh

lebih baik dibanding tanaman yang

ditanam di tempat terbuka. Naungan

dibuat secara sederhana dengan

memagari tanaman dengan ranting-

ranting pohon dan di bagian atasnya

ditutupi dengan ranting-ranting

pohon yang berdaun.

Perkembang biakan tanaman a-

sam kandis secara generatif dengan

biji. Biji ini berfungsi sebagai ca-

dangan makanan dan sebagai saluran

makanan. Pada umumnya dari satu

biji tumbuh satu tunas, tetapi dapat

pula tumbuh 2 tunas.

Panen dan pasca panen

Pada umumnya musim berbuah

bulan Juli dan panen asam kandis

dilakukan pada buah yang sudah

masak, jatuh dari batangnya. Cara

pengolahan buah diiris-iris lalu

dijemur hingga kering sampai

berwarna kehitaman kemudian

disimpan. Penyimpanan dilakukan

dalam jangka waktu yang cukup

lama tanpa berkurang kualitasnya

dan dapat dijual. Di pasaran asam

kandis dapat diperoleh dalam bentuk

kering

Potensi untuk dikembangkan

Asia Tenggara merupakan pusat

gen utama Garcinia spp. Indonesia

yang terletak di Asia Tenggara dan

beriklim tropis merupakan salah satu

negara sumber plasma nutfah jenis

ini, namun amat disayangkan pene-

litian mengenai tanaman ini sedikit

sekali, budidayanya pun masih

sangat jarang, sehingga potensi yang

ada pada asam kandis kurang

berkembang.

Tanaman asam kandis mem-

punyai potensi ekonomi yang dapat

meningkatkan ekonomi rakyat dan

juga mempunyai potensi ekologi

yang sangat besar dalam konservasi

lahan. Contoh kasus pada daerah

Lubuk Alung Kabupaten Padang

Pariaman, dengan memanfaatkan

pohon asam kandis yang berasal dari

pohon yang dibiarkan tumbuh alami,

masyarakat daerah sekitar banyak

merasakan manfaatnya dalam

membantu perekonomian mereka.

Namun, amat disayangkan selama

ini tanaman asam kandis tidak

pernah dibudidayakan, sementara

pemanfaatannya terus berlangsung

baik buah maupun kayunya, ter-

utama untuk bumbu masakan.

Buah asam kandis sangat ber-

potensi untuk dikembangkan dan

dipasarkan pada pasar internasional,

karena jika buah yang sudah diiris

dan dikeringkan bersifat tidak volu-

meneous, tidak mudah busuk dan

rusak, tidak sehingga dapat tahan

lama.

Ketersediaan pasar

Perdagangan asam kandis biasa-

nya hanya di sekitar daerah produk-

si, belum diperdagangkan ke manca-

negara. Asam kandis dapat diperoleh

dalam bentuk kering. Ketersediaan

asam kandis di pasar makin

berkurang bahkan bisa dikatakan

langka hal ini dikarenakan budidaya

tanaman dengan nama spesies G.

xanthochymus ini masih sangat

kurang.

Penutup

Asam kandis merupakan tanaman

yang belum dibudidayakan secara

intensif maupun ekstensif. Peman-

faatan buah dan kayunya terus

berlangsung sehingga keberadaan

asam kandis mulai berkurang bahkan

langka.

Gambar 1. a) Daun dan buah asam

kandis yang masih muda, b) Daun,

buah dan penampang melintang buah

asam kandis, c) Buah asam kandis, d)

Kulit buah asam kandis yang telah

dikeringkan.

a

c

b

d

Sum

ber

: http //tro

pic

al.c

om

/cat

alog/u

id/ G

arci

nia

Xan

thuch

ym

us.htm

dan

http : //c

ookisla

nds. B

ishopm

use

um

.org

/spec

ies.as

p

Page 17: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 17

Bagian batang dan buah tanaman

ini sudah dimanfaatkan oleh masya-

rakat akan tetapi buah merupakan

bagian terbesar. Buah mengandung

vitamin C dimanfaatkan sebagai

rempah pada beberapa masakan dari

Sumatera, selai, campuran kari,

cuka, acar, antikolesterol, mengobati

gangguan empedu dan pelangsing.

Tanaman asam kandis mempunyai

potensi ekonomi yang dapat

meningkatkan ekonomi rakyat

Penelitian untuk perbanyakan

dalam rangka konservasi, dan

pemanfaatan tanaman ini secara

optimal perlu segera dilakukan.

TANAMAN OBAT BERKHASIAT ANTIKANKER

Penyakit seperti kanker merupa-kan salah satu konsekuensi yang harus diterima ketika manusia mulai menjalani kehidupan yang tidak sehat dan rendahnya mutu lingkungan memicu gen-gen ter-tentu untuk berekspresi sehingga menyebabkan pembelahan sel terjadi terus menerus yang tidak terkontrol. Terdapat lebih dari 100 jenis kanker yang dinamai berdasarkan organ atau jenis sel tempat kanker tersebut bermula. Deteksi dini penyakit tersebut di-sertai dengan langkah-langkah pengobatan dapat membantu me-nyembuhkan kanker. Berbagai ri-set dilakukan untuk mencari cara menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Ilmuwan berlomba-lomba menemukan dan mengem-bangkan obat untuk mengatasi kanker. Di antaranya ialah me-manfaatkan bahan-bahan yang terkandung dalam tumbuhan ter-tentu. Umumnya, bahan alam an-tikanker memiliki kemampuan menghambat pembelahan sel atau bersifat sitotoksik dengan meng-ganggu proses-proses yang esen-sial. Penelitian yang dilakukan oleh Narenda Singh dan Henry Lai dari Universitas Washington, terungkap bahwa artemisinin yang terdapat dalam tumbuhan Artemisia mampu membunuh 75% sel kanker payudara yang memiliki kemampuan mengaku-mulasi zat besi tinggi dan hampir 100% dalam waktu 24 jam. Ke-aneka ragaman habitat dan orga-nisme memberi peluang besar akan peran bahan alam dalam berbagai disiplin ilmu pengeta-huan. Beberapa riset, menunjuk-kan ekstrak tanaman tertentu mampu menghambat pertumbuh-an sel kanker pada hewan uji.

Tanaman Jombang atau juga di-kenal sebagai Dandelion memiliki kemampuan tersebut sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman herbal antikan-ker. Kandungan bahan kimia ber-khasiat dalam tumbuhan men-dorong pemanfaatan secara besar-besaran baik oleh masyarakat maupun industri untuk kemudian dijadikan produk kesehatan dan sebagainya.

anker ialah istilah yang di-

gunakan untuk penyakit di-

mana sel-sel membelah

secara tidak terkontrol dan mampu

menyerang jaringan lainnya, baik

dengan cara invasi maupun

metastasis (migrasi). Sel-sel kanker

dapat menyebar ke bagian lain tubuh

melalui sistem peredaran darah dan

limfa.

Sel senantiasa membelah untuk

menjaga tubuh tetap sehat. Namun

ketika sel telah tua, sel-sel tersebut

akan mati. Kerusakan DNA menye-

babkan terjadinya mutasi yang ber-

dampak pada pertumbuhan dan pem-

belahan sel. Ketika seharusnya sel

menjadi tua dan mati, sel justru

membelah secara tidak terkontrol

yang mengakibatkan penumpukan

massa sel yang sebenarnya tidak

dibutuhkan oleh tubuh Berdasarkan asal sel kanker ber-

kembang, kanker dibagi menjadi be-

berapa tipe yaitu:

- Carcinoma, yaitu kanker yang di-

mulai dari kulit atau jaringan yang

melapisi organ internal

- Sarcoma, yaitu kanker yang di-

mulai di tulang, kartilago, lemak,

otot, pembuluh darah, atau jaring-

an penghubung dan penyokong

lainnya

- Leukemia, yaitu kanker yang di-

mulai dalam jaringan pembentuk

darah seperti sumsum tulang se-

hingga menyebabkan diproduksi-

nya sel darah abnormal dalam

jumlah besar

- Lymphoma dan myeloma, yaitu

kanker yang dimulai dari sel

dalam sistem imun

- Kanker sistem saraf pusat, yaitu

kanker yang terjadi pada jaringan

otak dan sumsum tulang belakang

(NCI 2008). Beberapa tumbuhan lain juga

memiliki aktivitas antikanker yang serupa sehingga tumbuhan tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk obat antikanker. Pemanfaatan tumbuhan sebagai sum-ber obat, harus diimbangi oleh usaha pelestarian karena apabila tidak ada usaha pelestarian maka tumbuhan tersebut akan punah akibat eksploi-tasi secara berlebihan.

Beberapa jenis tanaman obat berkhasiat anti kanker antara lain :

Adas (Foeniculum vulgare)

Famili : Umbelliferae, Habitus :

perdu, Jenis tanaman : tahunan. Ba-

tang : permukaan kasar, beruas-ruas;

cokelat; bulat. Daun: permukaan

licin; kedudukan berselang-seling;

majemuk; menyirip berbagi; ujung

runcing; pangkal runcing; tepi rata;

bentuk jarum; hijau muda. Adas merupakan tanaman da-

taran tinggi yang berasal dari Eropa Selatan dan Mediterania. Hampir seluruh bagian tanaman adas dapat dimanfaatkan. Bahan aktif yang ter-dapat dalam Adas ialah anethol,

K

Gusti Indriati dan

Chery Soraya A, Balittri

Page 18: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 18

fenchone, estragol, pinene, limone-ne, dipentene, felagren, stigmasterin, anisaldehid dan umbeliferon. Stig-masterin pada adas ditemukan pada bagian akar dan biji. Sebagian besar bahan-bahan tersebut merupakan komponen minyak atsiri. Adas diindikasikan mempunyai aktivitas antikanker terutama kanker payu-dara, diafragma, gusi, hati, prostat, limpa, perut, tenggorokan, rahim, dan uvula. Umumnya pada tanaman obat jarang memiliki bahan senyawa tunggal sehingga sulit memastikan kandungan aktif mana yang ber-khasiat untuk pengobatan penyakit tertentu. Pada tanaman adas juga belum diketahui secara pasti kan-dungan bahan kimia yang memiliki aktivitas tinggi dalam melawan kanker.

Artemisia (Artemisia annua)

Famili : Compositae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang : permukaan halus meng-kilap; hijau; persegi delapan. Ca-bang : monopodial; arah cabang bawah berbaring sorong, cabang atas ke atas; kedudukan spiral. Daun : permukaan halus; kedudukan berselang-seling; majemuk rangkap dua sampai tiga; menyirip berbagi; ujung runcing; pangkal runcing; hijau agak muda.

Artemisia juga merupakan ta-

naman dataran tinggi berasal dari

Cina. Tanaman ini menyebar ke

Vietnam kemudian Indonesia. Ta-

naman ini telah lama dimanfaatkan

oleh bangsa Cina sebagai obat herbal

di antaranya untuk mengobati de-

mam. Namun penelitian terbaru

menunjukkan bahwa Artemisia me-

miliki kegunaan lain yaitu sebagai

antimalaria dan antikanker. Kan-

dungan bahan aktif yang terdapat

dalam Artemisia ialah artemisinin,

artemether, dan artesunate. Artemi-

sinin merupakan metabolit sekunder

alami tumbuhan yang diidentifikasi-

kan sebagai sesquiterpene lactone

endoperoxide. Distribusi artemisinin

pada tanaman artemisia paling ba-

nyak terdapat pada daun yaitu se-

banyak 89%. Bagian tanaman paling

atas mengandung artemisinin dua

kali lipat dibandingkan dengan

bagian bawah.

Artemisinin bersifat sitotoksik

ketika bereaksi dengan zat besi.

Dibandingkan dengan sel normal, sel

kanker mengandung lebih banyak

zat besi yang digunakan untuk me-

lakukan pembelahan sel. Pemberian

artemisinin pada penderita kanker

dapat merusak sel kanker, tanpa

merusak sel normal di sekitarnya.

Bahan aktif lainnya yaitu artesunate

yang merupakan turunan artemisinin

diketahui memiliki aktivitas tinggi

melawan kanker usus besar dan leu-

kemia dengan besar rata-rata peng-

hambatan pertumbuhan sebesar 50%

pada konsentrasi masing-masing

2,13 dan 1,11 mikro M. Selain me-

miliki aktivitas antikanker, artesuna-

te juga memiliki aktivitas antitumor.

Chikori (Chicoryum intibus)

Famili : Compositae, Habitus :

herba, Jenis tanaman: musiman.

Umbi : permukaan kasar; cokelat,

membulat. Daun: permukaan atas

kasar berbulu, bawah halus; kedudu-

kan roset basal; tunggal; menyirip

melengkung; ujung membulat;

pangkal menyatu dengan tangkai;

tepi rata; bulat telur terbalik lanset;

warna hijau.

Tanaman Chikori diperbanyak

dengan umbi. Tanaman ini banyak

ditemukan di Inggris dan Irlandia.

Chikori memiliki kemampuan me-

lawan kanker payudara, wajah, gusi,

hati, mulut, limpa, perut, lidah dan

rahim. Bagian tanaman yang diguna-

kan sebagai obat ialah akarnya yang

banyak mengandung gula dan inulin.

Selain itu juga mengandung bahan

lainnya yang tidak diketahui secara

pasti dan memberikan rasa pahit.

Kandungan inulin tertinggi terdapat

pada bagian akar yaitu mencapai

70%. Inulin merupakan senyawa

kimia polifruktosa yang terdiri dari

30 fruktosa ditambah satu gugus

Tabel 1. Karakteristik kuantitatif beberapa tanaman obat berkhasiat antikanker

Jenis Tanaman

Parameter Adas Artemisia Chikori Evening

primrose

Ginseng

Korea

Jombang Komprey Pegagan Rosmeri St Jhon’s

wort

Tinggi (cm) 49,0 - 65,0 77,0 - 154,0 22,3 - 31,5 12,5 - 14,0 46,0 - 52,0 19,0 - 21,0 15,0 - 14,0 - 90,0 - 115,0 -

Diameter batang utama

(cm)

1,65 - 1,85 1,01 - 2,23 2,14 - 2,55 1,8 - 2,9 0,34 - 0,53 - - - 2,16 - 3,32 -

Diameter cabang (cm) - - - - - - - - 0,56 - 0,71 -

Panjang cabang (cm) - - - - - - - - - 14,0 - 15,7

Jumlah cabang - - - - 1 - 2 - - - - -

Jumlah bunga - - - - 3 - 7 - - - - -

Jumlah daun tiap cluster - - - - - - 13 - 65 - - -

Panjang daun (cm) 7,8 - 14,5 2,7 - 5,1 17,5 - 25,4 6,4 - 8,8 5,20 - 5,62 13,8 - 19,5 16,0 - 21,8 5,86 2,5 - 320 1,18 - 1,26

Panjang ruas batang (cm) - - - - - - - - 1,5 - 10,0 -

Lebar daun (cm2) 5,0 - 8,0 1,0 - 2,7 3,05 - 5,7 2,3 - 3,1 2,10 - 2,22 4,2 - 6,1 4,5 - 8,1 6,58 0,25 - 0,40 0,6 - 0,7

Tebal daun (mm) 0,05 - 0,25 0,10 - 0,15 0,15 - 0,25 0,2 - 0,25 0,24 - 0,26 0,15 0,3 - 0,5 0,26 0,15 - 0,25 0,05

Panjang petiol (cm) 0,5 - 1,0 0,2 - 0,8 3,6 - 7,1 2,0 - 5,6 - 5,7 - 11,7 3,0 - 10,5 28,86 - -

Lebar petiol (cm2) 0,14 - 0,51 - 0,8 - 1,0 - - - - 0,21 - -

Diameter petiol (cm) - - 0,16 - 0,26 0,22 - 0,35 - 0,11 - 0,22 0,24 - 0,51 - - -

Jari-jari petiol (cm) - - - 0,13 - 0,18 - 0,22 - 0,32 - - - -

Keterangan (-) Tida ada atau tidak diamati

Page 19: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 19

glukosa. Pada inulin yang terkan-

dung dalam Chikori mengandung 18

fruktosa. Dalam tubuh kita, inulin

langsung diubah menjadi molekul

prebiotik yang memberi makan

bakteri-bakteri dalam saluran pen-

cernaan. Dengan demikian, mening-

katkan kesehatan saluran pencerna-

an. Sebuah penelitian yang diumum-

kan tahun 2002 menunjukkan bahwa

inulin dapat menurunkan risiko

kanker usus besar.

Evening Primrose (Oenothera biennis L. )

Famili : Onagraceae, Habitus :

herba, Jenis tanaman : musiman.

Batang: bulat. Daun: permukaan atas

berbulu halus, bawah licin sedikit

berbulu; kedudukan daun roset ba-

sal; tunggal; menyirip; ujung tumpul;

pangkal runcing; tepi rata; bulat telur

terbalik; warna daun atas hijau,

bawah hijau lebih muda.

Evening primrose adalah tanam-

an liar berbunga yang banyak di-

temukan di dataran Amerika Utara,

Eropa, dan beberapa tempat di Asia.

Kata evening diambil dari karakter

bunga yang hanya mekar di malam

hari. Bunga evening primrose ber-

warna kuning muda, minyak yang

memiliki khasiat pengobatan dieks-

traksi dari bijinya. Di masa lalu, pen-

duduk di Amerika Utara mengguna-

kan akarnya untuk mengobati wasir

perut, radang tenggorokan, memar.

Minyak evening primrose di

pasarkan dalam bentuk aslinya, dan

ada juga dikemas dalam softgel atau

kapsul. Unsur penyembuh pada mi-

nyak evening primrose terdapat pada

kandungan asam lemak esensial-

nya yaitu omega-6 atau asam gama-

linolenat (gamma-linolenic acid,

GLA) Minyak evening primrose me-

miliki konsentrat asam lemak esen-sial cukup tinggi, sebanyak 7 - 10% tersedia dalam bentuk GLA. Kadar GLA pada makanan umumnya kecil, sementara tubuh kita hanya mampu membuat GLA dari lemak makanan tertentu saja. Di pasaran ada be-berapa jenis minyak tumbuhan lain yang kadar GLA-nya lebih tinggi, tetapi efektivitas dan keamanannya

belum diteliti secara intensif seperti halnya minyak evening primrose.

Di dalam tubuh, GLA akan diproses menjadi prostaglandin, yaitu komponen mirip hormon yang berperan dalam banyak fungsi pada tubuh termasuk mengatasi peradang-an dan efeknya. Manfaat evening primrose: Meredakan nyeri/efek peradangan pada sindrom pramens-truasi (premenstrual syndrome, PMS-kadamr GLA pada penderita PMS umumnya rendah), haid, endo-metriosis, radang payudara, wasir, rematoid artritis, lupus. Membantu mengatasi ketagihan karbohidrat. Mencegah kerusakan saraf akibat diabetes (penelitian mengindikasikan terjadinya peremajaan syaraf-syaraf yang rusak pada kasus diabetes). Meredakan eksem/psoriasis (mengu-rangi ketergantungan pada obat-obatan steroid) dan mencegah pe-nuaan dini, eksim/psoriasis dan pro-ses penuaan ada hubungannya de-ngan berkurangnya kemampuan tu-buh mengubah lemak makanan men-jadi GLA. Mengatasi jerawat dengan cara mengikis timbunan lemak berlebihan dari dalam kulit (sebum). Mengurangi/mencegah rasa kebal dan kesemutan pada tangan/kaki dan mengatasi kepikunan pada Alzhei-mer’s dengan membantu melancar-kan transmisi simpul-simpul saraf. Memperlancar aliran darah: men-cegah impotensi dan intertilitas, mencegah penyumbatan pembuluh darah akibat kelebihan kolesterol, menyehatkan kulit, kuku, rambut.

Ginseng Korea (Panax ginseng)

Famili: Portulaceae Habitus: her-

ba, Jenis tanaman: musiman. Ba-

tang: permukaan licin dan keras;

hijau; bulat. Daun: permukaan atas

dan bawah halus; kedudukan

melingkar; tunggal; menyirip; ujung

runcing; pangkal agak membulat; ¾

bagian tepi daun ke ujung bergerigi

tajam kecil, ¼ bagian ke pangkal

daun rata; bulat telur; warna daun

atas hijau, bawah hijau agak putih.

Bunga: tipe tunggal; kelopak hijau,

terpisah; mahkota ungu, menyatu

pada pangkalnya; kepala sari ter-

pisah; bakal buah tenggelam.

Ginseng Korea (Toraji) memiliki

kemampuan melawan kanker payu-

dara, paru-paru, carcinoma dan

perut. Aktivitas antikanker ginseng

Korea didukung oleh kandungan ba-

han kimia di dalamnya yaitu saponi-

sida, triterpenat, panaksatriol, dan

ginsenosida. Minyak atsiri ginseng

Korea mengandung neoclovene, pa-

nasinsanol A, panasinsanol B, spa-

thulenol, neointermedeol, dan ginse-

nol, juga memiliki aktivitas

antitumor dan merupakan jenis obat

afrodisiaka.

Jombang (Taraxacum officinale)

Famili : Compositae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Ba-tang: permukaan halus; hijau ke-merahan; setengah lingkaran. Daun: permukaan atas kasar, bawah licin; kedudukan roset basal; tunggal; menyirip; ujung membulat; pangkal meruncing; tepi bergerigi; lonjong; warna daun atas hijau, bawah hijau lebih muda. Bunga: tipe tunggal; mahkota kuning; kelopak hijau; war-na tangkai hijau muda, berongga; bakal buah menumpang; bentuk bola.

Jombang atau Dandelion merupa-kan tanaman herba yang tumbuh liar di lereng gunung atau sisi jalan yang berhawa sejuk. Tanaman menyebar melalui biji terbawa angin. Jombang diindikasikan dapat melawan kanker paru-paru, leher rahim, payudara, gusi, dan leukemia granulositik kronik. Herba tanaman ini baik dalam keadaan dikeringkan atau basah digunakan untuk mengobati kanker.

Dalam herba Jombang terkan-dung taraxasterol, taraxacerin, tara-xarol, kholine, inulin, pektin, kou-mestrol dan asparagin. Bagian lain tumbuhan seperti akar mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, tarxas-terol, beta-amyrin, stigmasterol, beta-sitosterol, choline, levuline, pektin, inulin, kalsium, kalium, glu-kosa dan fluktosa. Daun mengan-dung lutein, violaxanthine, plasto-quinone, tanin, karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur dan vitamin (A, B1, B2, C dan D). Bunga Jombang mengandung arnidiol, asam folatβ-stig-mast-7-en α-sitoserol, 5 βflavoxanthin. Se-dangkan pollen mengandung vita-

Page 20: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 20

min C. Ekstrak alkohol Jombang dapat melindungi kerusakan hati tikus yang diberi zat karsinogenik dan menghambat perkembangan sar-coma. Kandungan polisakarida ta-naman Jombang dapat menghambat perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus.

Komprey (Symphytum officinale)

Famili : Boraginaceae, Habitus : herba, Jenis tanaman : musiman. Batang : permukaan berbulu lebat; hijau; bentuk seperti bulan sabit. Daun: permukaan kasar dan tebal; kedudukan roset basal; tunggal; menjala; ujung runcing; pangkal meruncing; tepi rata; lanset; warna daun tua atas hijau, bawah hijau muda; warna daun muda hijau lebih muda.

Komprey merupakan sejenis bayam dan berasal dari Eropa. Bahan aktif yang terdapat dalam Komprey ialah allantoin, steroidal saponin, tanin, alkaloid pirolizidin, dan inulin. Allantoin merupakan bahan yang memiliki kemampuan proliferasi sel yang tinggi sehingga digunakan untuk mempercepat peng-gantian sel yang rusak. Dalam ke-dokteran biasa digunakan dalam kesehatan kulit dan kecantikan. Bahan ini aktif dalam konsentrasi rendah yaitu 0,1 - 2%.

Komprey dimanfaatkan untuk mengobati kanker paru-paru dan tulang. Pemanfaatan komprey tidak menyertakan bagian akar tanaman dan umumnya hanya digunakan sebagai obat eksternal saja. Dalam percobaan, komprey mengakibatkan peningkatan daya hidup tikus yang menderita tumor, menurunkan per-tumbuhan tumor, dan memiliki akti-vitas antimutageni. Meskipun demi-kian, bahan kimia dalam komprey yaitu alkaloid pirolizin dinyatakan berbahaya dan bersifat karsinogen pada manusia. Bila diberikan dalam dosis berlebih, bahan tersebut justru memicu pembentukan tumor spontan pada tikus. Pemerintah Kanada me-larang siapapun warganya untuk mengkonsumsi komprey dalam ben-tuk apapun. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah komprey men-cegah kanker, menyembuhkan kan-

ker, atau justru mengakibatkan kanker.

Pegagan (Centella asiatica L.)

Famili: Umbelliferae, Habitus: herba, Jenis tanaman: musiman. Aksesi 1 (Indonesia) Stolon: permukaan licin; hijau tua; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah licin; tunggal; menjari; ujung bundar; pangkal terbelah lancip; tepi bergigi; bulat; warna daun atas dan bawah hijau. Aksesi 2 (Malaysia) Stolon: permukaan licin; warna batang atas merah, bawah putih dan hijau; bulat. Daun: permukaan atas dan bawah licin; kedudukan ber-selang-seling; tunggal; menjari; ujung membulat; pangkal membulat sedikit terbelah; tepi beringgit; bulat; warna daun atas hijau, bawah hijau muda.

Pegagan atau antanan merupakan herba yang menyukai tanah yang agak lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup atau teduh dan dapat tumbuh sampai ketinggian 2.500 m dpl. Tanaman ini berasal dari Asia dengan iklim tropis. Pada daerah perkebunan, tanaman ini biasa dimanfaatkan sebagai penutup tanah. Pegagan yang diamati karak-ter morfologinya berasal dari dua lokasi yang berbeda, yaitu Indonesia dan Malaysia. Panampakan morfolo-gi kedua tanaman dengan aksesi yang berbeda tersebut juga menun-jukkan perbedaan yang nyata pada penampakan daunnya. Daun pega-gan Malaysia memiliki bentuk yang lebih bundar dan permukaannya halus sedangkan pegagan asal Indo-nesia memiliki bentuk daun yang tidak bundar penuh. Bagian pangkal daun terbelah membentuk sudut yang lancip. Permukaan daunnya sedikit lebih kasar dengan urat daun yang jelas.

Bahan aktif yang terdapat dalam pegagan terdiri dari triterpenoid gli-kosida, asiatosida, saponin, thanku-nisida, madecassosida, brahmosida, meso-inositol dan centellose yang dapat digunakan untuk mengobati kanker abdomen, rahim, dan usus besar. Aktivitas antitumor dan karsi-nogenik juga ditemukan pada tanam-an ini. Bahan yang diperkirakan bersifat karsinogen terhadap kulit

yaitu asiatosida. Karena itu, perlu pengelolaan yang tepat apabila ingin menggunakan tanaman obat ber-khasiat antikanker yang juga me-miliki aktivitas karsinogen.

Rosmeri (Rosmarinus officinalis)

Famili: Lamiceae, Habitus: perdu, Jenis tanaman: tahunan, Ba-tang: tua kasar dan berkayu, cokelat, bulat; muda halus dan berbulu, hijau kemerahan, bulat. Cabang: monopo-dial; arah ke atas. Daun: permukaan atas halus, bawah lengket; kedudu-kan spiral; tunggal; sejajar; ujung tumpul agak membulat; pangkal tumpul; tepi rata; bentuk garis; warna daun atas hijau, bawah hijau putih.

Rosmeri merupakan tanaman obat tahunan yang hidup di dataran tinggi. Sejak dahulu, manusia me-manfaatkan tanaman ini sebagai bumbu dan pemberi aroma pada masakan. Minyak atsiri pada Ros-meri mengandung bahan aktif karno-sol, rosmasol, isorixmasol, epiros-masol, rosmaridifenol, dan rosmari-quinon. Rosmeri juga dilaporkan mengandung linalool, burneol dan kamfor. Selain bahan-bahan kimia tersebut, pada Rosmeri juga ditemu-kan dua bahan kimia lain yang belum diketahui dan memiliki berat molekul 330,2 dan 302,2. Bahan pertama yang memiliki berat mole-kul 330,2 diduga merupakan hasil pemecahan rantai intramolekular karnosol. Bahan aktif dalam Ros-meri tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengobati kanker payudara, hati, mulut, kulit, dan limpa.

St Jhon’s wort (Hypericum perfo-

ratum)

Famili: Guttiferae, Habitus:

herba, Jenis tanaman : musiman. Ba-

tang: permukaan halus; hijau ke-

merahan; bulat. Daun: permukaan

atas kasar; kedudukan berhadapan;

tunggal; menyirip; ujung membulat;

pangkal tumpul; tepi rata; lonjong;

warna daun atas hijau tua, bawah

hijau lebih muda. St Jhon’s wort memiliki kan-

dungan bahan aktif hypericin, hyper-forin, tanin dan flavonoid. Flavonoid dalam St Jhon’s wort berguna dalam meningkatkan sistem imun tubuh.

Page 21: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 21

Hal ini menyebabkan tanaman ter-sebut juga berpotensi untuk meng-obati penderita AIDS. Sementara hypericin dan hyperforin berguna dalam terapi pengobatan penyakit kanker terutama kanker payudara, limfe, indung telur (ovary), perut, dan rahim. Dalam terapi pengobatan kanker, hypericin berperan sebagai agen dalam terapi fotodinamik. Hy-pericin merupakan turunan senyawa anthraquinone berwarna merah yang dipercaya berfungsi sebagai anti-biotik dan inhibitor enzim kinase non-spesifik.

Pengelolaan Plasma Nutfah Tanam-

an Obat Berkhasiat Antikanker

Plasma nutfah merupakan sumber

genetik yang penting sebagai bahan

dasar dalam program pemuliaan

serta sumber bahan pangan, obat,

dan bahan baku industri. Indonesia

merupakan salah satu negara yang

memiliki keanekaragaman hayati

tertinggi di dunia. Indonesia me-

miliki kekayaan plasma nutfah yang

melimpah terdiri dari hewan, tum-

buhan, dan mikroorganisme. Ber-

bagai potensi yang dimiliki sumber

plasma nutfah tersebut mem-

butuhkan usaha pengelolaan plasma

nutfah yang tepat agar kelestari-

an sumber genetik tersebut tetap

terjaga yang tujuannya ialah untuk

melestarikan dan mengelolanya se-

cara berkelanjutan serta memanfaat-

kannya untuk kesejahteraan bangsa

(Marum 2006). Pemanfaatan dan Potensi Pengem-bangan Tanaman Obat Berkhasiat Antikanker di Indonesia

Pemanfaatan tanaman obat tidak terlepas dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Melalui kegiatan penelitian diketahui kegunaan ta-naman tersebut bagi manusia sehing-ga dapat dilakukan usaha-usaha pe-manfaatan. Kegiatan penelitian ta-naman obat berkhasiat kanker yang dilakukan BALITTRO meliputi pengoptimalan kandungan bahan aktif dengan perlakuan tertentu, ke-tahanan tanaman, uji adaptasi, dan pengujian bahan aktif.

Pegagan merupakan salah satu

tanaman obat berkhasiat antikanker

yang banyak diteliti. Hal ini dipicu

oleh potensi tanaman ini yang sangat

besar. Di samping sebagai obat alter-

natif untuk mengobati kanker, pega-

gan juga berguna untuk meningkat-

kan daya ingat karena memiliki

aktivitas memorigenik, hepatitis, dan

wasir. Uji adaptasi pegagan telah

dilakukan untuk mendapatkan

varietas unggul. Artemisia juga merupakan

tumbuhan obat yang saat ini cukup banyak diteliti. Hasil penelitian yang telah dilakukan selanjutnya

disebarluaskan kepada masyarakat melalui kegiatan seminar atau me-lalui jurnal ilmiah, buletin, dan maja-lah populer. Pelaku industri jamu, farmasi, dan kosmetik adalah sebagian sasaran utama penyebar-luasan informasi hasil penelitian.

Dengan semakin tingginya ke-

sadaran masyarakat untuk kembali

menggunakan obat-obat berbahan

dasar alami, maka potensi pengem-

bangan tanaman obat menjadi se-

makin besar. Tidak hanya masyara-

kat Indonesia, masyarakat dunia juga

mulai memberi perhatian pada

tanaman-tanaman tertentu untuk

mengobati sejumlah penyakit. De-

ngan kekayaan alam yang dimiliki,

Indonesia berpeluang besar menjadi

negara terbesar dalam industri obat

tradisional dari tumbuh-tumbuhan.

Penutup

Beberapa tumbuhan obat yang

memiliki khasiat antikanker, di anta-

ranya Adas, Artemisia, Chikori, Eve-

ning primrose, Ginseng Korea (To-

raji), Jombang, Komprey, Pegagan,

Rosmeri, dan St Jhon’s wort. Ber-

dasarkan hasil penelitian, ekstrak

tumbuhan tersebut diketahui mampu

menghambat pertumbuhan sel kan-

ker.

POTENSI TANAMAN SAGA (Abrus precatorius) SEBAGAI PESTISIDA NABATI

Pestisida nabati sudah digunakan sejak dulu, namun dengan adanya kehadiran produk kimia di pasar-an yang memiliki keunggulan da-lam hal kecepatan dan efektivitas-nya maka penggunaan pestisida nabati dikesampingkan. Sampai saat ini telah terinventarisasi se-banyak 2.400 jenis tumbuhan yang terdiri dari 235 famili berpotensi sebagai bahan pestisida nabati, salah satunya adalah tanaman saga (Abrus precatorius Linn). Tanaman saga merupakan tanaman perdu, merambat, tum-buh liar di hutan, ladang atau pekarangan. Bagian tanaman yang biasa digunakan sebagai

pestisida nabati adalah bijinya. Biji terdapat di dalam buah, berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin, bentuknya bulat telur, kecil dan keras. Biji saga mengandung tan-nin, toksalbumin dan abrin, yang dapat diolah sebagai pestisida na-bati dalam bentuk tepung dengan menumbuk atau menggilingnya dan dapat digunakan untuk men-gendalikan hama gudang Sitophi-lus sp., nyamuk Aedes aegypty dan tikus.

estisida nabati adalah suatu

bahan aktif tunggal atau ma-

jemuk yang berasal dari tum-

buhan yang dapat digunakan untuk

mengendalikan organisme peng-

ganggu tumbuhan, dapat berfungsi

sebagai penolak, penarik, antiferti-

litas (pemandul), pembunuh atau

bentuk lainnya.

Penggunaan pestisida nabati

bukan merupakan suatu konsep baru,

tapi hal ini sudah diupayakan sejak

dulu oleh nenek moyang untuk

menyikapi adanya gangguan hama

dan penyakit pada tanaman. Namun

dengan adanya kehadiran produk

kimia (pestisida sintetis) beredar di

pasaran yang memiliki keunggulan P

Cheppy Syukur, Balittro

Page 22: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 22

dalam hal kecepatan dan efektivitas-

nya, sehingga penggunaan pestisida

nabati dikesampingkan. Namun

sekarang telah diketahui adanya efek

pestisida sintetis yang bisa meracuni

lingkungan mengembalikan ke-

sadaran kita untuk memanfaatkan

unsur-unsur dari alam dalam

membasmi organisme pengganggu

tanaman (OPT).

Secara umum pestisida nabati di-

artikan sebagai suatu pestisida yang

bahan dasarnya berasal dari tum-

buhan, dan biasanya relatif mudah

dibuat dengan kemampuan dan

pengetahuan yang terbatas. Oleh

karena terbuat dari bahan alami/

nabati maka jenis pestisida ini ber-

sifat mudah terurai di alam sehingga

tidak mencemari lingkungan, relatif

aman bagi manusia dan ternak

peliharaan.

Sampai saat ini telah terinventari-

sasi sebanyak 2.400 jenis tumbuhan

yang termasuk kedalam 235 famili

berpotensi sebagai bahan pestisida

nabati.

Sejauh ini pestisida memiliki

kelemahan yaitu daya kerjanya re-

latif lambat sehingga tidak mem-

bunuh jasad sasaran secara langsung

(instant), tidak tahan disimpan, juga

tidak tahan terhadap sinar matahari,

dan kadang-kadang harus disemprot-

kan berulang-ulang sehingga kurang

praktis

Selain kelemahannya, pestisida

nabati juga memiliki keunggulan

yaitu: murah dan mudah dibuat oleh

petani, relatif aman terhadap ling-

kungan, tidak menyebabkan keracu-

nan pada tanaman, tidak menimbul-

kan kekebalan terhadap hama,

kompatibel dengan cara pengen-

dalian yang lain dan menghasilkan

produk pertanian yang sehat.

Pestisida nabati dapat membunuh

atau mengganggu serangan hama

dan penyakit melalui cara kerja yang

unik, yaitu dapat melalui perpaduan

berbagai cara atau secara tunggal.

Cara kerja pestisida nabati sangat

spesifik, yaitu :merusak perkem-

bangan telur, larva dan pupa, dapat

menghambat pergantian kulit, meng-

ganggu komunikasi serangga, me-

nyebabkan serangga menolak ma-

kan, menghambat reproduksi serang-

ga betina, mengurangi nafsu makan

sehingga memblokir kemampuan

makan serangga, mengusir serangga;

dan menghambat perkembangan

patogen penyakit. Oleh karena itu

penggunaan pestisida nabati sangat

dianjurkan demi keamanan ling-

kungan dalam jangka panjang.

Saga merupakan salah satu ta-

naman yang berpotensi sebagai pes-

tisida nabati. Tanaman saga dikenal

ada dua jenis yaitu saga pohon

(Adenanthera pavonina) dan saga

merambat (Abrus precatorius Linn.).

Saga pohon umumnya digunakan

sebagai pohon peneduh sedangkan

saga merambat banyak digunakan

sebagai pengobatan alternatif herbal

seperti: amandel, radang mata,

sariawan dan beberapa penyakit lain-

nya. Saga rambat juga dapat diguna-

kan sebagai pestisida nabati.

Saga rambat disebut saga leutik

di Jawa Barat, saga telik di Jawa

Tengah dan saga ketek di Minang-

kabau.

Saga rambat mengandung tannin

dan toksalbumin sebagai insektisida

dan lain-lain. Bervariasinya kan-

dungan bahan aktif dari tanaman

yang sama dikarenakan tanaman

berasal dari tempat yang berbeda,

umur tanaman berbeda, jenis tanah

berbeda, iklim yang berbeda,

ketinggian yang berbeda, waktu

panen berbeda dan lainnya. Hal ini

mengakibatkan perlunya dilakukan

penelitian khusus lokasi di daerah

yang menggunakan pestisida nabati.

Deskripsi tanaman saga merambat

(Abrus precatorius)

Tanaman perdu, merambat,

tumbuh liar di hutan, ladang atau

pekarangan. Tumbuh baik di daerah

kering dengan ketinggian sampai

1.000 m di atas permukaan laut dan

di tempat yang agak terlindung.

Tinggi tanaman mencapai 2 - 5 m

dan batangnya kecil.

Tanaman saga termasuk famili

Leguminosae. Daun berukuran kecil-

kecil berwarna hijau, berbentuk bulat

telur menyerupai daun asam jawa

yaitu daun majemuk menyirip genap

(Abrupte pinnatus). dengan panjang

6.025 mm, lebar 3 - 8 mm, anak

daun 8 - 18 pasang. Bunga saga termasuk bunga

majemuk bentuk tandan, kecil-kecil dengan mahkota berbentuk kupu-kupu berwarna putih dan ungu muda, bagian bawah berkelamin dua, bagian atas hanya terdiri dari bunga jantan, kelopak bergerigi, pendek, berbulu, benang sari me-nyatu pada tabung, tangkai sari ± 1 cm, putik kepala sari kuning, tajuk bunga bersayap. Buahnya termasuk buah polong dengan panjang 2 - 5 cm, berwarna hijau setelah tua berwarna cokelat. Di dalam buah terdapat biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin bentuknya bulat telur, kecil dan keras.

Kandungan kimia saga: glisirhi-

zin, prekatorina, abrin, trigonelina,

kholina, zat beracun toksalbumin

glikosida dan hemoglutinin.

Daun, batang dan biji A. preca-

torius mengandung saponin dan

flavonoida, di samping itu batangnya

juga mengandung polifenol dan biji-

nya juga mengandung tanin, sedang-

kan akarnya mengandung alkaloida,

saponin dan polifenol.

Manfaat Saga (A. precatorius)

Bagian tanaman saga yang

dimanfaatkan sebagai insektisida,

fungisida adalah biji yang mengan-

dung bahan aktif tanin dan toksal-

bumin yang daya kerjanya seperti

racun ular. Biji dapat diolah sebagai

pestisida nabati dalam bentuk tepung

dengan menumbuk atau menggiling-

nya kemudian diaplikasikan pada

OPT. Biji saga dengan bobot 0,5 g

sudah bersifat racun bila tepungnya

bersentuhan dengan luka pada OPT.

Biji berbentuk tepung dicampur de-

ngan tepung terigu pada konsentrasi

5% dapat digunakan untuk mengen-

dalikan hama gudang Sitophilus sp.

selama 3 bulan. Apabilla biji saga

diekstrak dengan menggunakan air

dan aseton dapat bersifat racun perut

bagi serangga seperti nyamuk Aedes

aegypty. Di India biji saga telah

digunakan sebagai racun ternak dan

manusia (Hart, 1963).

Page 23: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 23

Selain tanin dan toksalbumin, zat racun abrin juga ditemukan pada biji, apabila tertelan akan dengan mudah menyebabkan keracunan dan reaksi racunnya cepat, langsung didistribusikan ke jaringan, seperti sel-sel darah, sel-sel hati dan ginjal. (Hart, 1963). Hal tersebut telah diuji pada beberapa hewan seperti tikus dengan dosis 0,02 mg/kg, kuda 200 g menyebabkan kematian, tetapi pada sapi, kambing dan anjing lebih tahan.

Akar saga oleh sebagian ma-

syarakat di Afrika dan Madagaskar

digunakan sebagai racun, sedangkan

menurut Riana Savitri (1994) infus

daun saga dapat menghambat kuman

Staphylacoccus aureus, Streptococ-

cus betahernoliticus, dan Strepto-

coccus pneumoniae pada dosis 250

mg/ml; 125 mg/ml; 125 mg/ml

dengan diameter zona hambatan

berturut-turut 8,3 ; 9,4 dan 9,4 mm.

Penutup

Abrus precatorius (saga rambat)

merupakan tanaman perdu, tumbuh

baik di daerah kering hingga

ketinggian 1.000 m dpl. Biji saga

berbentuk bulat telur, kecil, keras

berwarna merah dengan titik hitam

mengkilat mengandung bahan aktif

tannin, toksalbumin dan abrin, Biji

saga ini berpotensi sebagai pestisida

nabati pada hama gudang Stophilus

sp, nyamuk Ades aegipty, tikus dan

beberapa hewan lainnya

PELUANG BUDIDAYA DAN MANFAAT JINTAN HITAM (Nigella sativa)

Jintan hitam, black seed, black cu-min, black caraway, habastussau-dah (Nigella sativa L., N. cretica Miller, N. indica Roxb.) merupa-kan tanaman semusim, famili Ra-nunculaceae. Tanaman asli dari daerah Asia Barat, dan banyak tumbuh di sekitar Laut Tengah. Secara tradisional, jintan hitam telah lama dikenal sebagai obat berbagai macam penyakit di banyak negara, termasuk Indone-sia. Dikalangan umat Islam, banyak yang meyakini bahwa jintan hitam adalah obat utama untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Keyakinan ini bersandarkan pada sebuah hadist Rasulullah yang menerangkan tentang manfaat jintan hitam. Berbagai obat tradisional yang berbahan baku jintan hitam di pasaran telah banyak beredar. Bahan biji/bubuk dikemas dalam bentuk kapsul isi 25 - 30 kapsul/ kemasan, minyak jintan dengan kemasan botol. Selain industri jamu/obat tradisional, jintan juga digunakan dalam industri peluma-tan buah-buahan, industri kecap dan industri bumbu masak. Total pemakaian jintan dalam industri

besar dan menengah setahun adalah 144.817 kg dengan nilai 465 juta rupiah. Jintan banyak diimpor dari India dan Mesir serta negara timur tengah lainnya, total impor sebanyak 510.003 kg/ tahun senilai US$ 364.394. Se-bagian jintan di re-ekspor ke USA 259 kg (US$ 725). Sebagian lain-nya digunakan oleh industri rumahan atau industri kecil.

agian tanaman yang mem-

punyai nilai ekonomi tinggi

dan banyak digunakan adalah

biji, rasanya agak sedikit getir dan

pedas. Jintan kaya nutrisi, seperti

protein, lemak, karbohidrat, minyak

atsiri dan mineral. Tanaman ini juga

kaya anti oksidan yang berguna

untuk kesehatan. Kandungan anti-

oksidan pada jintan berbeda-beda,

dipengaruhi oleh daerah dimana

jintan ditanam (lingkungan).

Tanaman jintan berupa herba

tegak tinggi 20 - 30 cm (kadang

mencapai ±70 cm), susunan daun

berseling, warna daun hijau muda

dengan panjang 1 - 6 cm. Bunga ter-

bentuk pada ujung cabang (termi-

nal), panjang rangkaian 4 - 11 cm,

jumlah mahkota bunga 5 buah.

Bunga jintan berwarna hijau muda

sampai sedikit kemerahan waktu

muda dan kebiruan pada bunga tua,

terdapat madu pada bunganya,

penyerbukan tanaman dibantu oleh

serangga. Buah berbentuk kapsul,

terdiri dari beberapa biji. Bentuk biji

jintan membulat, berwarna hitam

atau abu-abu gelap, berukuran kecil

(1 - 5 mg/btr). Jintan dikembang-

biakkan dengan biji, tipe pertumbuh-

an biji epigeal. Benih jintan ter-

masuk benih ortodox, pada kondisi

suhu ruang, benih tahan disimpan

sampai 2 - 3 tahun. Benih jinten ber-

kecambah 14 - 16 hari setelah semai,

tanaman mulai inisiasi bunga 36 - 49

hst (hari setelah tanam). Mulai ini-

siasi sampai bunga dalam seluruh

rangkaian mekar dibutuhkan waktu 7

- 10 hari Biji dapat dipanen 33 - 35

hari setelah pembungaan. Total satu

musim tanam jintan adalah 70 - 100

hari. Pada daerah yang lebih panas,

B

Gusti Indriati dan Khaerati,

Balittri

Page 24: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 24

pembungaan terjadi lebih cepat (8 -

10 minggu setelah tanam), pada

kondisi lebih kering umur tanaman

lebih pendek. Rangkaian bunga jin-

tan berupa malai, jumlah malai/

tanaman berkisar 8 - 22 buah dan

jumlah biji/malai 37 - 64 buah. Pada

awal pembungaan merupakan stadia

yang kritis terhadap kebutuhan air.

Pada stadia tersebut bila ke-

kurangan air, dapat menurunkan pro-

duksi hingga 50%. Produksi biji/

hektar sekitar 1.000 kg. Pada per-

tanaman tanpa pemupukan dengan

kerapatan tanam 180 tanaman/m2

dapat diperoleh hasil mencapai 786

kg biji, setara dengan minyak yang

diperoleh sebanyak 144 kg (rende-

men 183,3 g/kg) atau minyak atsiri

hasil penyulingan sebanyak 3 kg

(rendemen 3,9 g/kg).

Minyak jintan merupakan minyak

tak jenuh (unsaturated fatty oil),

banyak mengandung asam linoleat,

sehingga baik untuk pengganti mi-

nyak sayur dari tanaman lain seperti

minyak bunga matahari. Warna mi-

nyaknya lebih kuning, sifat minyak

lebih stabil, dan dapat disimpan

lebih lama karena adanya kandungan

polyphenolic. Selain untuk peng-

obatan, biji jintan juga banyak

dipakai untuk meningkatkan citarasa

makanan dan minuman.

Budidaya tanaman

Tanaman tumbuh pada kisaran

suhu 5 - 250C, tumbuh baik pada

suhu sekitar 140C, dan pH tanah 5,8.

Jarak tanam 15 x (25 - 40) cm.

Pupuk yang digunakan adalah 80 kg

N + 17,5 kg P + 33 kg K/ha.

Kedalaman tanam 5 cm. Setelah pe-

nanaman, dilakukan penyiraman

agar pertumbuhan bibit seragam.

Untuk hasil yang baik, pertanaman

di musim kering setidaknya disiram

seminggu sekali selama musim

tanam, atau setidaknya sampai stadia

pengisian benih.

Panen

Biji jintan dipanen dari tanaman

yang sudah mulai mengering, tetapi

belum kering benar. Buah jintan

bersifat dehiscent, sehingga bila di-

panen terlalu kering biji-biji sudah

akan keluar dari buah yang pecah

dengan sendirinya. Cara panen di-

lakukan dengan cara tanaman di-

cabut dari tanah atau dipotong pada

batangnya.

Pasca panen

Untuk memisahkan biji dari

tanaman dapat digunakan alat peron-

tok dan dibersihkan dengan blower

agar biji terpisah dari kotoran

serasah tanaman. Biji dikeringkan,

selanjutnya dapat disimpan berupa

biji dan langsung digunakan, atau

dipress langsung atau diekstrak

menggunakan pelarut untuk men-

dapatkan minyak. Biji dapat pula

disuling untuk mendapatkan minyak

atsiri. Rendemen minyak yang diper-

oleh (34,78%) lebih tinggi bila

menggunakan pelarut, sedangkan

dengan sistem press hanya diperoleh

rendemen 24,76%. Ekstraksi minyak

menggunakan pelarut akan diperoleh

warna minyak yang lebih terang

(kuning keemasan), sebaliknya de-

ngan sistem press, warna minyak

lebih gelap (kuning kecokelatan).

Komposisi fraksi sterol dalam

minyak yang diperoleh dari ekstraksi

dengan pelarut dan sistem press juga

berbeda (Tabel 1), penggunaan

sistem ekstraksi dengan pelarut

diperoleh mutu minyak yang lebih

baik. B-sitosterol menghambat ab-

sorbsi kolesterol tubuh, sehingga

baik untuk kesehatan.

Kandungan biji jintan

Kandungan biji jintan antara

lain adalah karbohidrat, protein,

minyak, dan berbagai mineral. Kom-

posisi tersebut bervariasi tergantung

tempat tanaman tumbuh. Biji asal

Tunisia mempunyai kadar minyak

lebih tinggi, sedangkan kandungan

mineralnya hampir sama (Tabel 2).

Minyak jinten banyak mengandung

lemak tak jenuh, dan baik untuk

kesehatan. Biji jintan asal per-

tanaman di Indonesia belum ada

hasil analisanya, namun di kalangan

Tabel 3. Komposisi kimia minyak atsiri jintan (mg/kg biji)

Daerah asal sampel biji diperoleh Komposisi kimia

Ethiopia India Saudi Arabia Syria Sudan

Selenium 0,114 - 0,339 0,13 - 0,30 0,02 - 0,33 0,01 - 0,40 0,10 - 0,16

DL-α-tocopherol 3,11 - 16,75 6,18 - 18,05 4,01 - 22,4 2,35 - 9,49 6,79 - 7,30

DL-δ-tocopherol 3,22 - 12,38 2,25 - 9,26 1,53 - 22,79 0 - 5,39 2,07 - 2,57

All-trans-retinol 0,16 - 0,26 0,21 - 0,36 0,13 - 0,29 0,16 - 1,57 0,14 - 0,16

Thymoquinone 1.138 - 5.983 900 - 4.256 2.250 - 1.923 0 - 3.916 1.196 – 1..344

Thymol 76 - 336 66 - 383 28 - 258 52 - 224 104 - 123

Sumber : Al-Saleh et. al. Level of selenium, tocopherol, thymoquinone and thymol of Nigella sativa seed. Journal of food composition and

analisis 19 (2006) ; 167-175.

Tabel 2. Kandungan biji jinten dan asam lemak biji jintan

Biji asal Tunisia Biji asal Iran Kandungan Biji asal Tunisia Biji asal Iran Macam asam lemak

g/100 g asam lemak total

Kadar minyak (%) 28,48 40,35

Protein kasar (%) 26,70 22,60 Myristic 0,35 0,41

Total karbohidrat (%) 40,00 32,70 Palmitik 17,20 18,40

Abu (%) 486,00 4,41 Palmitoleik 1,15 0,78

Potassium (mg/kg) 783,00 708,00 Asam stearat 2,84 3,69

Magnesium (mg/kg) 235,00 260,00 Asam oleat 25,00 23,70

Calcium (mg/kg) 572,00 564,00 Asam linoleat 50,31 49,15

Phosphor (mg/kg) 48,90 5,19 Asam lemak jenuh 22,70 25,50

Sodium (mg/kg) 20,80 18,50 Monounsaturated fatty acid 26,60 25,00

Iron (mg/kg) 8,650 9,42 Poly-unsaturated fatty acid 50,70 49,80

Zinc (mg/kg) 8,040 7,03

Mn (mg/kg) 4,430 3,37

Sumber : Salma et. al. 2007. Nigella sativa : Chemical composition and physicochemical characteristic of lipid fraction. Food Chemistry

101 : 673 - 681

Tabel 1. Fraksi sterol pada 2 metode ekstraksi minyak jintan.

Fraksi sterol (mg/100 g minyak)

Pengepresan langsung dengan alat hidrolik

Ekstraksi dengan pelarut petroleum ether 40 - 600C

Cholesterol 52 ± 9 94 ± 17

Campestrol 28 ± 6 59 ± 12

Stigmasterol 68 ± 11 124 ± 19

Β-Sitosterol 636 ± 35 960 ± 60

Β- Sitostanol 44 ± 10 67 ± 12

Sumber M. Bassim Atta. 2003. Some characteristic Nigella seed cultivated in Egypt and its lipid profile. Food Chemistry 83 - 63 - 68.

Dok : ( w

ww

.anci

ent hea

lingoil.c

om

/ass

ets/im

ages

/bla

ck_co

min

)

Page 25: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 25

pengobat tradisional diyakini dan

terbukti khasiatnya lebih rendah dari

biji asal daerah Mediteranean.

Minyak atsiri

Biji jintan banyak mengandung

minyak atsiri, di antaranya adalah

trans-anetol, p-cymene, limonene,

carvone. Kandungan Thymoquinone

dalam minyak atsiri sebesar 18,4 -

24%. Kandungan selenium dan

thymoquinone biji jinten dari ber-

bagai daerah asal tanaman di-

budidayakan bervariasi (Tabel 3).

thymoquinone merupakan bahan

aktif yang mempunyai effefar far-

makologi di antaranya sebagai hepa-

totoxicity, cardiotoksik, anti-diabet,

ashma, mengobati kanker usus besar,

dan pembengkakan.

Kegunaan

Secara tradisional, di kawasan

Timur Tengah dan Asia Barat, jintan

banyak digunakan untuk pengobatan

hipertensi, diabetes, mengatasi pro-

blem pernafasan, sakit perut dan

saluran pencernakan, ginjal, dan

meningkatkan kekebalan tubuh.

Minyak jintan hitam dilaporkan

mempunyai sifat anti tumor, anti-

oksidan, anti inflamasi, anti bakteri

dan menstimulasi sistem imun tubuh.

Penggunaan jintan berlebihan

bersifat hypoglycaemic effect, me-

rubah metabolisme hemoglobin

sehingga menurunkan jumlah sel

darah putih (leucocyte). Adanya

selenium juga mempunyai efek

farmakologi. Selenoprotein penting

dalam fungsi enzym, berperan dalam

regulasi reaksi reduksi-oksidasi (re-

dox), berfungsi sebagai antioksidan,

menjaga integritas membran, me-

tabolisme energi dan menjaga agar

DNA tidak rusak. Pemakaian su-

plement mengandung selenium 200

ug setiap hari menghindarkan dari

resiko terserang kanker prostat,

lambung dan usus besar.

Secara umum, konsumsi jintan

hitam pada orang dewasa sebanyak 2

g (1 sendok teh) perhari, setara

dengan kandungan selenium 0,34 ug,

DL α-tokoferol 18,04 ug, DL-δ-

tocoferol 10,84 ug, all-trans-retinol

0,54 ug, thymoquinone 4449 ug dan

thymol 338 ug. Batas thymol pada

makanan berdasarkan Comittee of

Experts on Flavouring Subtances of

the Council of Europa adalah se-

besar 50 mg/kg. Tingkat toxicology

thymol 1.800 mg/kg (pada tikus).

Jintan juga banyak digunakan

sebagai bumbu pada masakan untuk

meningkatkan citarasa.

Penutup

Di Indonesia, jintan hitam belum

dibudidayakan. Secara komersial,

tanaman jintan berasal dari daerah

Mediteranean, oleh karena itu

pengembangan tanaman tersebut

hanya pada daerah tertentu yaitu di

daerah pegunungan dengan ke-

tinggian > 700 m dpl, seperti di

daerah Dieng, Lembang dan daerah

lainnya. Namun oleh karena mi-

nyaknya bernilai ekonomi tinggi,

pengembangan tanaman ini patut

diperhatikan.

PROSPEK PENGENDALIAN Helopeltis antonii DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MACAM

INSEKTISIDA NABATI

Hama pengisap buah Helopeltis antonii (Heminoptera; Miridae) merupakan salah satu kendala utama pada budidaya kakao di Indonesia. Hama ini menimbulkan

kerusakan dengan cara menusuk dan menghisap cairan buah mau-

pun tunas-tunas muda. Serangan pada buah muda menyebabkan matinya buah tersebut, sedangkan serangan pada buah berumur sedang mengakibatkan terbentuk-

nya buah abnormal. Akibatnya daya hasil dan mutu kakao me-

nurun. Serangan berat H. antonii dalam satu musim dapat menu-runkan daya hasil rata-rata 42 % selama tiga tahun berturut-turut.

Gambar : Tanaman jintan hitam (Nigella sativa)

Sri Wahyuni, Balittro

Page 26: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 26

elain menyerang buah H.

antonii juga menyerang pucuk.

Serangan berat dan berulang-

ulang pada pucuk dapat menekan

produksi kakao sekitar 36 - 75%. H.

antonii Signoret juga merupakan

salah satu hama yang sering me-

nimbulkan kerugian di beberapa

kebun teh. Populasi hama lebih dari

8 ekor/m2 (terdiri atas 2 ekor de-

wasa dan 6 ekor nimfa) atau inten-

sitas serangan 65,5% dapat me-

nurunkan produksi pucuk teh klon

Kiara-8 sebesar 87,6% selama 8

minggu (Dharmadi, 1989)

Serangan berat H. antonii pada

tanaman teh dapat menimbulkan

kerugian sekitar 50 - 100%. Untuk

menanggulangi serangan H. antonii

pada tanaman teh dan menekan

populasi dapat dilakukan dengan

pemangkasan tanaman, pengaturan

daur petik pucuk teh, penggunaan

klon unggul dan tanaman inang lain.

Selain pada kakao dan teh H.

antonii merupakan hama penting

pada tanaman jambu mete. Hama ini

menyerang pucuk, tangkai bunga,

dan buah muda. Daun yang terserang

H. antonii terhambat pertumbuhan-

nya dan menjadi kering. Serangan

pada bunga menyebabkan kegagalan

pembuahan. Buah yang terserang

menunjukkan gejala bercak-bercak

cokelat atau hitam akhirnya me-

ngering dan gugur. Pada tanaman

jambu mete, serangan sudah diang-

gap membahayakan bila daun-daun

muda sudah banyak yang terserang.

Penggunaan insektisida nabati ter-

hadap H. antonii

Berdasarkan hasil penelitian di

laboratorium Kelompok Peneliti

Hama dan Penyakit Balittro, eks-

trak tembakau konsentrasi 10%

dengan cara aplikasi disiram-

kan melalui akar tanaman jam-

bu mete efektif terhadap H. an-

tonii pada hari kelima setelah

infestasi, dengan tingkat kemati-

an 100%. Ekstrak mimba dengan

cara yang sama efektif terhadap

H. antonii pada hari kelima se-

telah investasi konsentrasi 2,5, 5,

dan 10% masing-masing dengan

tingkat kematian 82,5 dan 87,5%

(Mardiningsih et al; 2001). Dari

hasil penelitian ekstrak tembakau

dan ekstrak mimba dengan cara di-

siramkan melalui akar bibit tanaman

jambu mete dan berdasarkan hasil

analisa laboratorium BB Biogen,

bahwa insektida nabati tembakau

dan mimba bersifat sistemik. Ekstrak CNSL dengan cara apli-

kasi langsung pada serangga H. antonii dengan konsentrasi 1,25, 2,5 dan 5% efektif terahdap H. antonii pada hari ke lima sampai hari ke tujuh dengan tingkat kema-tian masing-masing 88, 90 dan 100%. Ekstrak CNSL yang diapli-kasi pada inang alternatif (buah mentimun) dengan konsentrasi 20% efektif terhdap H. antonii pada hari kelima setelah aplikasi dengan ting-kat kematian 80%. Ekstrak biji mim-ba dengan cara aplikasi pada bibit tanaman jambu mete konsentrasi 10% effektif terhadap H. antonii pada hari kedua setelah aplikasi dengan tingkat kematian 82,0% (Atmadja, 2005 )

Hasil penelitian selanjutnya yang

dilakukan terhadap H. antonii

dengan menggunakan minyak daun

cengkeh, gagang cengkeh dan bunga

cengkeh, konsentrasi minyak ter-

sebut masing-masing 4% dengan

cara aplikasi pada serangga efektif

terhadap H. antonii hari ke tiga sam-

pai hari ke empat setelah aplikasi

dengan tingkat kematian masing-

masing 92,5 - 95, 85 - 87,5, dan

82,5%. Penggunaan minyak selasih (Oci-

mum sp) terhadap H. antonii di-laboratorium, telah diuji beberapa jenis Ocimum yaitu Ocimum gra-tissimum, O. basilicum, dan O. mini-mum Ocimum. gratisimum kon-sentrasi 5% dan 10% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian masing-masing 86 dan 90%, O. basilicum efektif terhadap H. antonii konsentrasi 10% dengan tingkat kematian 83,3%, sedangkan O. minimum konsentrasi 10% hanya menimbulkan kematian 70% (Atmadja dan Suriati, 2007)

Penelitian insektisida nabati yang lainnya dilakukan dilabora-

torium Kelti Hama dan Penyakit Balittro terhadap H. antonii adalah jahe merah, pala dan minyak masoyi. Minyak jahe merah dan minyak pala diaplikasikan pada serangga dan pada inang alternatif (buah menti-mun) sedangkan minyak masoyi diaplikasikan pada serangga. Hasil penelitian menunjukkan, minyak jahe merah dan minyak pala kon-sentrasi masing-masing 6% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian 86,7 dan 86,7%; aplikasi pada serangga; 96,7 dan 83,3% apli-kasi pada inang alternatif, sedang-kan minyak masoyi konsentrasi 1 dan 2% efektif terhadap H. antonii dengan tingkat kematian masing-masing 87,5 dan 90% (Atmadja, 2008)

Di antara insektisida nabati yang diuji, insektisida nabati yang prospektif untuk digunakan adalah dari bahan tanaman cengkeh, selasih dan CNSL yang berasal dari kulit biji mete. Bahan tanaman tersebut banyak ditanam oleh petani per-kebunan sehingga mudah didapat dari alam dan dibuat sendiri.

Insektisida nabati dari bahan

tanaman tersebut bisa dibuat dengan

cara sederhana: daun cengkeh di

blender ditambah air dengan perban-

dingan satu bagian bahan tanaman

ditambah dua bagian air (pelarut)

kemudian disaring maka menjadi

insektisida nabati ekstrak sederhana.

Selasih banyak ditanam oleh petani,

contoh di daerah Sumedang petani

sudah bisa membuat minyak selasih

dengan cara penyulingan yang se-

derhana dengan cara dikukus seperti

penyulingan biasa, hasilnya bisa

digunakan sendiri oleh petani. Kulit biji mete bisa digunakan

sebagai insektisida nabati dipres, kulit biji mete dengan cara tersebut mengeluarkan minyak yang hasilnya mirip ekstrak CNSL. Dengan pembuatan insektida nabati seperti tersebut di atas maka petani bisa menyiapkan kebutuhan insektisida nabati untuk mengendalian H. antonii dalam skala luas di lapang.

Aplikasi insektida nabati di lapang pada pertanaman jambu mete dilakukan pada pagi hari, karena pada pagi hari sinar matahari belum terlalu panas terik, sehingga hama

S

Page 27: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 27

H. antonii masih banyak berada di pertanaman tersebut dan insektisida nabati akan efektif. Aplikasi insektisida nabati pada siang hari kurang baik karena insektisida nabati mudah terdegradasi oleh sinar ultraviolet.

Penutup

Dari hasil penelitian beberapa insektisida nabati terhadap H.antonii yang dilakukan di laboratorium, insektisida yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah in-sektisida dari bahan tanaman ceng-

keh, selasih dan kulit biji mete, karena disamping efektif juga efisien dan bahan tanaman banyak ditanam oleh petani serta ramah lingkungan.

PANILI BUDIDAYA DAN KERABAT LIARNYA

Panili merupakan komoditas eks-por, 95% diusahakan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat dan sisanya oleh perkebunan swasta yang berpotensi besar untuk tetap dikembangkan. Indo-nesia memasok 30 - 40% dari im-por dunia. Tidak diragunakan lagi bahwa kebutuhan dunia akan panili sangat tinggi, seiring de-ngan meningkat dan berkembang-nya industri berbasis panili. Na-mun masyarakat awam/petani ka-dang sulit membedakan tanaman dan buah panili yang komersial budidaya dan liar sehingga sering tercampur.

anili (Vanilla planifolia An-

drews) banyak digunakan da-

lam industri makanan, minum-

an dan confectionary product yang

digunakan dalam bentuk utuh,

bentuk, ekstrak atau oleorisin. Untuk

keperluan farmasi digunakan dalam

bentuk tinture, sedang untuk parfum

dalam bentuk tinture dan absolut.

Bentuk produk yang dijual petani

umumnya berbentuk polong basah,

sedang yang dijual oleh eksportir ke

pasar internasional berbentuk polong

kering. Pada umumnya petani

kurang memahami perbedaan antara

panili budidaya komersial dengan

panili liar sehingga sering tercampur,

merusak harga panili di pasaran

bahkan tidak diterima di kalangan

eksportir.

Panili (V. planifolia ) termasuk

dalam famili Orchidaceae sama

dengan anggrek dan merupakan

tanaman tahunan yang berasal dari

Timur Laut Mexico, masuk ke

Indonesia pada tahun 1819. Jumlah

famili dari panili lebih dari 165 jenis.

Dari ratusan jenis panili yang ada

terdapat beberapa jenis panili liar

yang merupakan jenis asli Indonesia.

Di Palembang terdapat jenis Vanilla

palembanica, sedangkan di Jawa

ditemukan V. aphylla BL dan

Vanilla albida BL, Di Sumatera dan

Kalimantan ditemukan Vanilla

albida. Sedangkan panili yang

umum dibudidayakan dan komersial

hanya satu jenis yaitu Vanilla

planifolia dan perbanyakan biasanya

dilakukan secara vegetatif dengan

setek. Di Indonesia, panili telah

menyebar luas hampir di seluruh

wilayah dengan daerah sentra

produksi, Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bali

dan Sulawesi Utara. Sedang daerah

pengembangannya telah menyebar

hampir di seluruh di Indonesia.

Deskripsi panili budidaya

Panili budidaya merupakan ta-

naman yang tumbuh merambat dan

berbatang basah berbentuk sulur,

bulat dan beruas dengan warna daun

hijau, bentuk bulat (teres) berukuran

panjang ruas 12 - 15 cm, diameter

1,17 - 1,25 cm. Akar serabut dengan

perakaran tipis dan pendek, pada

ruas ba-tang sering keluar akar

gantung. Daun berwarna hijau

dengan bentuk memanjang

(oblongus) ujung daun meruncing

(acumina-tus), pangkal tumpul

(obtusus), tepi rata (integer),

pertulangan sejajar (rectinervis).

Panjang daun 21 - 22 cm, lebar 4 - 7

cm dan tebal 1,77 cm. Bunga ber-

bentuk tandan, berwarna kuning.

Jumlah tandan bunga/tanaman 7 - 9.

Jumlah bunga/tandan 22 - 24. Buah

muda berwarna hijau, buah tua

berwarna hijau tua, dan warna buah

olahan berwarna cokelat ke-hitaman

dengan panjang polong 18 - 21 cm.

Aroma wangi khas panili.

Morfologi bunga, buah dan daun

panili budidaya (Vanilla planifolia)

Panili dapat diperbanyak dengan

biji, namun untuk penyerbukannya

diperlukan bantuan manusia dan

untuk mengecambahkan bijinya

harus dilakukan dengan teknik

khusus (kultur jaringan) karena tidak

mempunyai endosperm. Tanaman

panili pada umumnya diperbanyak

secara vegetatif yaitu dengan cara

setek batang (sulur), dan untuk dapat

tumbuh dengan baik harus ada

tanaman untuk melekat dan

merambat yaitu berupa pohon/tajar

hidup dari Glyricidia maculata

(gamal).

Deskripsi panili liar

V. aphylla (Syn V. griffithii Reichb

F) jenis panili liar yang banyak terdapat

di Indonesia. Jenis ini terdapat di

Malaysia, Indonesia (Jawa, Sumatera,

Kalimantan) pada ketinggian 200 - 900

m dpl. Batang agak kurus/kecil, daun

mempunyai tangkai daun yang

panjangnya 1,2 - 2,5 cm. Daun kecil

berbentuk elip, lonjong, bulat telur,

membulat dan meruncing pada bagian

dasarnya. Panjang daun 7,5 - 17,5 cm

dan lebarnya 1,8 - 4 cm, panjang daun

seludang 5 - 12 mm.

Bunga lebih kecil dari pada V.

planifolia berjumlah 6 - 12, panjang

kelopak dan mahkota bunga 4 cm,

berwarna hijau muda kekuningan,

P

Warsi Rahmat Atmadja,

Balittro

Page 28: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 28

lebih kuning pada ujung-ujungnya.

Panjang bibir bunga 4,75 cm,

umumnya berwarna putih dan dasar

bunga bagian dalam berwarna ungu

tua. Bagian ujungnya berumbai

berbentuk trompet, lebar mulutnya

3,75 cm. Masa pembungaan dan

pembuahan hampir bersamaan wak-

tunya dengan V. planifolia, tetapi

hujan yang lebat pada bulan De-

sember dan Januari tidak mem-

pengaruhi pematangan buah,

sehingga dapat dimanfaatkan untuk

mendapatkan jenis unggul baru.

Buah panili liar tidak me-

ngeluarkan aroma seperti buah

V. planifolia. Menurut Heyne

(1972) buah berair manis, enak

dimakan dan dapat menyuburkan

rambut. Karakteristik pada jenis ini

adalah tahan terhadap hujan lebat.

V. aphylla BL

Jenis V. aphylla selain di

Indonesia terdapat di Malaysia,

Myanmar, Thailand, Laos dan

Vietnam. Batang agak kurus

berbentuk segitiga, tidak berdaun,

batang muda berwarna agak merah

jambu dan bunga tua berwarna hijau.

Daun seludang berwarna hijau pucat

dan cepat jatuh. Batang dapat

berfotosintesa apabila cukup cahaya.

Tandannya mengeluarkan 3 bunga.

Mahkota dan kelopak berwarna hijau

kekuningan yang panjangnya ±3 cm

dan lebarnya 4,5 cm yang bergulung

mulai dari tengah. Bibir bersatu

dengan column, pada dasar bunga

membentuk corong ±1 cm. Bagian

tengahnya berwarna ungu, dengan 3-

4 alur merah pada setiap sisi, warna

bibir hijau muda. Buah berbentuk

silindris, dengan panjang 15 cm dan

lebar 12 mm.

Penutup

Standar mutu panili dapat

dipertahankan dengan cara memilih

benih yang sehat/baik dan benar

tidak tercampur panili liar, tepat

umur panen (9 bulan), pengolahan

cukup baik (dengan cara fermentasi).

Dengan mengetahui perbedaan

panili budidaya dengan panili liar

petani tidak akan dirugikan dalam

hal harga. Panili liar buahnya tidak

mengeluarkan aroma yang khas,

bentuk daun kecil, berbentuk elip,

lonjong dan bulat telur selain itu

panili liar dapat menurunkan mutu

panili Indonesia di pasaran dunia.

ULAT BERTANDUK PADA TANAMAN ASAM JAWA

Hampir seluruh bagian tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) dapat dimanfaatkan untuk ber-bagai keperluan, terutama sebagai bahan berbagai obat tradisional. Ulat bertanduk merupakan se-rangga pemakan daun yang di-jumpai menyerang tanaman asam di Cimanggu, Bogor. Ulat ini ter-masuk spesies Polyura hebe (Lepi-doptera: Nymphalidae). Serangan-nya terjadi secara insidentil. Se-rangan berat oleh serangga ini menyebabkan tanaman asam yang masih kecil (tinggi 1 - 1,75 m) menjadi gundul. Parasitoid telur dari serangga ini berpotensi untuk mengendalikan P. hebe. Pengen-dalian dengan menggunakan in sektisida nabati dapat diguna- kan ekstrak mimba, piretrum, Bacillus thuringiensis dan cen-dawan Beauveria bassiana. Racun kontak diaplikasikan apabila terjadi ledakan populasi dan serangan yang berat.

sam jawa banyak digunakan

dalam industri minuman, es

krim, selai, manisan atau

gula-gula dan obat tradisional. Ta-

naman ini merupakan salah satu

komoditas ekspor. Di Indonesia,

asam tumbuh di dataran rendah pada

daerah yang musim kemaraunya

panjang dan kering. Tanaman ini

bisa berfungsi sebagai tanaman hias

dan pelindung. Hampir semua ba-

gian tanamannya dapat dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan. Bunga

asam merupakan sumber madu.

Bijinya dapat digiling untuk ma-

kanan ternak, biji ini jika diolah

dapat digunakan untuk mengental-

kan sari buah; kayunya tahan rayap

sehingga banyak digunakan untuk

kerajinan dan untuk bahan perahu;

daun muda yang diseduh dengan

rimpang kunyit merupakan obat

rematik. Kulit pohon asam yang

direbus dengan adas pulawaras

digunakan sebagai obat rematik dan

asma; polong buah yang direbus

dengan daun saga menjadi obat

batuk kering. Buah yang telah masak

merupakan obat morbili, sariawan

dan jika dioleskan ke kulit kepala

dapat mencegah rambut rontok.

Buah yang disangrai dengan ketan

putih, kemudian ditumbuk halus dan

dicampur dengan air sampai me-

nyerupai adonan dapat meng-

haluskan kulit. Daging buahnya

digunakan sebagai bumbu masak,

obat sakit kulit dan pencahar lemah

(urus-urus).

Hama Pada Tanaman Asam

Salah satu hama yang menyerang

tanaman asam ialah ulat bertanduk

Polyura hebe, yang mempunyai

metamorfosis holometabola (sem-

purna) terdiri atas telur, larva, pupa

dan imago. Belum diketahui siklus

hidup (lama dari telur menjadi imago

dan mulai meletakkan telur lagi)

karena lama stadia telur belum

pernah diamati.

A

Laba Udarno dan Endang

Hadipoentyanti, Balittri dan

Balittro

Page 29: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 29

Imago

Imago serangga ini berupa kupu-

kupu. Sayap depan berwarna hitam

kecokelatan dan hijau kekuningan,

ada satu noktah berwarna hijau

kekuningan. Sayap belakang juga

berwarna sama dan ada sepasang

ekor, pada bagian yang berwarna

hitam kecokelatan ada strip-strip

yang berwarna hijau kekuningan

(Gambar 1a). Panjang tubuh 2,1 cm

dan rentang sayap 6 cm.

Kupu-kupu terbang jauh, ter-

bangnya tidak teratur, sehingga sulit

untuk ditangkap. Imago ini mem-

punyai kebiasaan bertengger pada

daun yang tinggi atau cabang,

mensurvei tanah di bawah. Kupu-

kupu ini selanjutnya terbang dengan

cepat di sekitarnya, sering datang

lagi pada tempat bertengger yang

sama yang lebih disukai untuk

beristirahat. Spesies ini ditemukan

pada rembesan air di pinggir jalan,

daging bangkai, kotoran dan getah

pohon.

Telur

Telur P. hebe yang baru

diletakkan berwarna kuning, men-

dekati menetas, telur ini berbintik

hitam. Bintik hitam ini kelak akan

menjadi kepalanya. Telur berbentuk

bulat, diameter rata-rata 1,4 mm dan

diletakkan satu per satu pada

permukaan (Gambar 1b).

Larva

Larva/ulat yang baru menetas

dari telur, memakan kulitnya dahulu

sebelum makan daun asam. Larva

ini mempunyai panjang 4 mm,

kepalanya berwarna hitam dan

bertanduk yang bercabang empat.

Tubuhnya berwarna kuning, setelah

memakan daun berwarna hijau.

Sesudah berganti kulit, kepala

berwarna hijau dengan tanduk ber-

warna cokelat. Pada tubuh larva

yang sudah besar ada kombinasi

warna kuning berbentuk V pada

bagian dorsal tubuhnya, yaitu pada

ruas abdomen keenam dan ke-

delapan (Gambar 1c). Sedang pada

ruas abomen lainnya, kombinasi

warna kuning juga ada tetapi tidak

menyambung sehingga tidak mem-

bentuk huruf V. Larva P. hebe se-

lain mempunyai tiga pasang tungkai

asli juga mempunyai tungkai palsu

yaitu pada ruas abdomen keenam,

tujuh, delapan dan ruas terakhir.

Panjang tubuh larva ini maksimum

4 cm. Kepala dan tanduk pada larva

yang sudah besar berwarna hijau.

Prepupa

Setelah melewati masa aktif

makan, serangga ini memasuki masa

prepupa yaitu masa larva tidak lagi

aktif makan. Pada masa ini, larva

melingkarkan tubuhnya pada ranting

(Gambar 1d).

Pupa

Pupa berwarna hijau dan beralur

yang berwarna kuning, menggantung

pada ranting. Bentuk pupa seperti

buah mangga tetapi ukurannya kecil,

panjang 1,7 cm dan lebarnya 0,9 -

1,0 cm. Pada satu kelompok dapat

dijumpai 4 pupa, sehingga sekilas

tampak seperti sekumpulan buah

(Gambar 1e). Bekas kulit pupa yang

telah ditinggalkan oleh serangga

dewasa/imago keluar berwarna

cokelat. Lama masa pupa adalah 9 -

11 hari.

Serangan

Serangan berat oleh serangga ini

dapat membuat tanaman asam yang

masih kecil menjadi gundul. Ketika

dijumpai adanya dua ekor ulat ini

pada satu tanaman yang masih

kecil, dapat menyebabkan kehilang-

an daun sebesar 60%. Belum di-

ketahui penyebab meledaknya se-

rangan ulat ini. Keberadaan ulat ini

pada tanaman asam tidak tampak

dengan jelas karena warna ulat

seperti daun. Orang akan sadar

bahwa tanaman asamnya terserang

oleh ulat ini setelah melihat daunnya

habis.

Musuh Alami

Dari telur yang dikumpulkan dari

daun diketahui adanya musuh alami

yaitu parasitoid yang menyerang

telur dari ordo Hymenoptera. Telur

Gambar 1. Siklus hidup P. hebe (a) Imago, (b) Telur, (c) Larva,

(d) Prepupa dan (e) Pupa

Telur

Larva

Prepupa

Pupa

Imago

b

c

d

e

a b

Page 30: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 30

yang terserang parasitoid ini ber-

warna kusam, tidak menetas menjadi

ulat dan keluarnya parasitoid lebih

lama dari pada keluarnya ulat kalau

telur tidak terparasit.

Tanaman inang

P. hebe ditemukan pada tanaman

leguminosae seperti Albizia falcata,

Adenanthera dan Parkia speciosa

(pete). Tanaman Albizia bisa hampir

gundul. Tanaman Albizia yang ter-

serang bisa tidak berdaun (meran-

ting).

Penyebaran

Serangan serangga ini terjadi di

Sumatera, Kepulauan Sunda (Jawa

Barat) dan Malaysia.

Strategi pengendalian

Seperti ulat Doleschallia polibete

pada tanaman daun ungu (han-

deuleum) yang juga termasuk famili

Nymphalidae, maka P. hebe ke-

mungkinan dapat dikendalikan de-

ngan insektisida nabati berupa

ekstrak mimba (75 ppm) dan pire-

trum (89,5 ppm) yang disemprotkan

pada daun di laboratorium. Selain

itu juga dengan menggunakan

larutan Bacillus thuringiensis 1 g/l di

lapang. Cendawan Beauveria bas-

siana dengan konsentrasi spora

108/ml juga dapat digunakan untuk

pengendalian di laboratorium. Da-

lam keadaan eksplosif, insektisida

sintetik berbahan aktif monokro-

tofos, klorpirifos, piretroid, diklor-

vos, piretroid, diklorvos dan diflu-

benzuron dapat digunakan.

TANAMAN INANG SERANGGA VEKTOR PENYAKIT KERDIL PADA TANAMAN LADA

Penyakit kerdil atau penyakit keriting merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman lada. Penyakit ini banyak di-jumpai di daerah sentra produksi lada, yaitu Bangka, Lampung, Ka-limantan Barat dan juga banyak ditemukan pada tanaman lada di Kebun Percobaan Sukamulya, Sukabumi. Penyebab dari penya-kit ini diantaranya adalah Piper Yellow Mottle Virus (PYMV) dan Cucumo Mottle Virus (CMV). Serangan kedua virus ini pada satu tanaman menyebabkan gejala serangan yang berat. Belum ada data yang pasti kerugian yang diakibatkan oleh penyakit ini. Pada tahun 1987 pernah dilapor-kan serangannya pada tanaman lada di Lampung mencapai 23,3% dan meningkat menjadi 30 - 40% pada tahun 1990. Virus yang sama sebelumnya telah diketahui me-nyerang tanaman lada di Malay-sia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Brazil.

i Kebun Percobaan Suka-

mulya telah dideteksi kebe-

radaan CMV dan PYMV di

hampir semua tanaman lada yang di-

budidayakan (LDL, Chunuk, Natar-1

dan 2, Petaling 1 dan 2) baik lada

perdu maupun lada dengan tiang

panjat. Penyakit ini dapat menye-

rang tanaman Piperaceae lainnya

yaitu rinu (Piper baccatum) dan

Piper colubrinum. Di kebun petak

pamer Balittro, terdapat tanaman

sirih (Piper betle) yang memperlihat-

kan gejala penyakit kerdil, walaupun

selama ini belum pernah dideteksi

adanya virus tersebut pada tanaman

sirih di Indonesia.

Penyebaran penyakit dapat me-

lalui bahan tanaman maupun serang-

ga vektornya. PYMV hanya dapat

ditularkan oleh serangga vektor dan

belum berhasil ditularkan secara

mekanik, sedangkan CMV dapat

ditularkan secara mekanik dan

serangga vektor. Dua jenis kutu pu-

tih, Planococcus minor dan Ferrisia

virgata merupakan serangga vektor

PYMV yang sangat efisien dalam

menularkan penyakit kerdil di In-

donesia ; dan A. gossypii merupakan

serangga vektor CMV.

Untuk penyakit yang penularan-

nya oleh serangga vektor, terjadinya

suatu penyakit tidak terlepas dari

adanya interaksi antara serangga,

vektor dan tanaman. Kisaran tanam-

an inang dari suatu serangga hama

ataupun vektor perlu diketahui ka-

rena tanaman tersebut dapat menjadi

sumber infestasi bagi tanaman yang

akan dibudidayakan. Dengan adanya

serangga vektor yang hidup pada

tanaman lain dan adanya sumber

tanaman sakit, maka penyebaran

penyakit akan dapat mudah terjadi.

Tanaman inang

Dalam kamus entomologi, ta-

naman inang diartikan sebagai

tanaman yang menjadi tempat yang

disukai oleh serangga untuk di-

kunjungi atau menetap dalam waktu

lama, sedangkan dalam kamus

umum pertanian tanaman inang ada-

lah tanaman yang diserang oleh

organisma (parasit) sebagai tempat

hidup atau tempat mencari makan.

Seringkali terdapat serangan serang-

ga hama pada tanaman tertentu

secara berulang, padahal tanaman

tersebut tidak selamanya terdapat di

lapang. Dengan demikian terdapat

tanaman lain yang dapat menjadi

inang (sebagai inang alternatif) dari

hama tersebut sebagai tempat ber-

kembang biak atau tempat mencari

makan baik berupa tanaman yang

dibudidayakan maupun tanaman liar

(gulma). Lama dan ketahanan hidup

serta keturunan yang dihasilkan

dapat berbeda dari satu tanaman ke

tanaman lain. Kemampuan yang de-

mikian akan lebih cepat/besar terjadi

pada tanaman yang menjadi inang

utamanya.

Berdasarkan jumlah tanaman

yang diserangnya, serangga perusak

D

Tri Lestari Mardiningsih,

Balittro

Page 31: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 31

tanaman digolongkan sebagai mo-

nofag, oligofag dan polifag. Mono-

fag diartikan sifat dari serangga yang

makan hanya pada satu jenis ta-

naman atau satu genus tanaman saja,

contohnya kupu-kupu dan ngengat

yang bersifat monofag. Oligofag

adalah sifat serangga yang tanaman

inangnya terdiri dari berbagai genus

dalam satu famili, misalnya serangga

vektor penyakit bakteri pembuluh

kayu cengkeh, Hindola spp, hama

jahe, seperti Mimegralla coerulei-

frons dan Aspidiella hartii mem-

punyai tanaman inang yang sekeluar-

ga dengan jahe. Polifag adalah sifat

serangga yang mempunyai tanaman

inang yang banyak dari berbagai

famili, misalnya belalang dan aphid.

Kutu putih P. minor dan tanaman

inangnya

P. minor termasuk dalam famili

Pseudococcidae (ordo Hemiptera)

merupakan kutu putih berukuran

panjang 1 - 2 mm. Serangga dapat

dengan mudah dikembangbiakkan di

laboratorium pada kentang. Pada

umbi tersebut, serangga jantan

mempunyai 4 instar nimfa. Lama

hidup instar pertama, kedua, ketiga

dan keempat berturut-turut adalah 7

- 10 hari, 6 - 15 hari, 2 - 3 hari dan 2

- 6 hari. Sedang serangga betina

mempunyai 3 instar nimfa, lama

hidup instar pertama, kedua dan

ketiga berturut 7 - 13 hari, 5 - 12

hari dan 5 - 14 hari. Lama masa

imago jantan adalah 2 - 4 hari,

sedang imago betina dapat hidup

sampai 102 hari. Telur diletakkan

dalam kelompok di dalam jalinan

benang di bawah tubuh imago

betina. Nimfa instar pertama aktif

bergerak sebelum menemukan tem-

pat yang cocok untuk menghisap.

Serangga ini termasuk dalam

kategori polifag. Inangnya antara

lain jambu mente, jambu biji,

mangga, nenas, karet, alpukat,

kapas, lada, padi, stroberi, kapolaga,

jahe merah, teh, kakao, tomat,

kentang, rambutan, kelapa, melati,

nangka, kedelai, kacang tanah,

Gliricidia maculata, G. sepium,

semangka, mentimun, kol, ubu jalar,

ilang-ilang.

Kutu putih F. virgata dan tanaman

inangnya

F. virgata merupakan serangga

yang polifag dan tersebar luas di

daerah tropis. Serangga betina ini

mempunyai ciri khas bentuk oval,

mempunyai sepasang stripes dan

benang-benang lilin yang panjang,

berukuran panjang 2 - 4 mm. Seekor

betina dapat menghasilkan 200 -

450 telur. Siklus hidup berlangsung

selama 1 - 2 bulan. Tanaman inang

utamanya di Indonesia adalah lam-

toro dan menyebar ke tanaman kopi,

kakao, jeruk, dadap, dsb. Tanaman

inang lain dilaporkan adalah jute,

jambu mente, jambu biji, kapas,

tebu, tomat, ubi kayu, ubi jalar, sri-

kaya, mangga. Hasil observasi di

pertanaman di KP Cimanggu, selain

pada tanaman lada serangga ini

ditemukan pada sirih, jarak pagar,

pegagan, lada liar (rinu).

F. virgata menyerang daun,

ranting, buah lada. Pada tanaman

muda di persemaian atau rumah

kaca, serangga ini dapat menutupi

bagian tanaman dan berakibat daun/

ranting menjadi gugur. Dengan de-

mikian, selain berperan sebagai

serangga vektor, serangga ini ber-

peran pula sebagai serangga hama.

Serangga ini dikenal sebagai serang-

ga vektor Swollen Shoot Disease

dan badnavirus (CSSV) pada kakao.

Serangga pengisap A. gossypii dan

tanaman inangnya

A. gossypii yang dikenal sebagai

cotton atau melon aphid, juga me-

rupakan serangga yang polifag dan

bersifat kosmopolitan (tersebar di

seluruh dunia) dengan warna yang

bervariasi dari mulai hijau sampai

hitam atau kuning kecokelatan. Jenis

yang terdapat pada tanaman lada

berwarna hijau gelap, sedangkan

jenis serangga yang sama pada

tanaman tapak dara berwarna

kuning. Serangga tersebut berukuran

panjang 1 - 2 mm dan panjang

antena setengah dari panjang

tubuhnya.

Serangga ini berperan sebagai

hama tanaman dan serangga vektor.

Tanaman yang diserang mem-

perlihatkan gejala daun-daun meng-

gulung dan keriting serta per-

tumbuhan tanamannya terganggu.

A. gossypii dapat menularkan 50

jenis virus pada tanaman.

Tanaman inang dari serangga

ini antara lain mentimun, kapas,

jeruk, kopi, kakao, terong, cabe,

kentang. Hibiscus spp., melon,

kapas, legum dan tanaman Cucur-

bitaeae lainnya. Walaupun mem-

punyai banyak tanaman inangnya,

akan tetapi belum tentu serangga ini

dapat berkembangbiak pada ta-

naman inang lain di sekitarnya. Hal

ini telah dilaporkan bahwa A.

gossypii dapat menyerang tanaman

Tabel 1. Lama hidup serangga dewasa A. gossypii pada tanaman lada dan

tapak dara di laboratorium dan rumah kaca

Rata-rata Hasil Pengamatan

Tapak

dara

Lada

Lama hidup (hari)

serangga dewasa di

laboratorium

2,6

1,3

Lama hidup (hari)

serangga dewasa di

rumah kaca

6,4

2,8

Banyaknya

keturunan (ekor) di

laboratorium

2,1

0,0

Banyaknya

keturunan (ekor) di

rumah kaca

7,7

0,6

Page 32: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Tanaman obat berkhasiat antikanker

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 32

pada chrysanthemum dan mentimun

di rumah kaca di Inggris, tetapi

serangga yang menyerang chrysan-

themum tidak dapat mengkolonisasi

mentimun demikian pula sebaliknya

walaupun keduanya dapat dipelihara

pada tanaman kapas. Hal demikian

pula terjadi pada A. gossypii asal

tanaman tapak dara mudah

berkembangbiak dengan baik pada

tanaman tapak dara di laboratorium

maupun rumah kaca Balittro, tetapi

tidak dapat bertahan dengan baik

pada tanaman lada dan sulit

berkembangbiak (Tabel 1). A.

gossypii yang ditemukan pada lada

dan sampai saat ini masih sulit

dikembangbiakkan walaupun di-

letakan pada bibit lada sendiri di

rumah kaca. Walaupun ketahanan

hidup A. gossypii tanaman tapak

dara ini pendek, namun mampu

berperan sebagai vektor CMV pada

tanaman lada, sehingga dalam pe-

nularan CMV dapat digunakan A.

gossypii asal tapak dara walaupun

keberhasilan penularannya masih

rendah.

Penutup

Pengetahuan kisaran tanaman

inang dari serangga vektor penyakit

kerdil pada tanaman lada, berguna

untuk tujuan penelitian maupun

pembudidayaan tanaman lada. Saat

pelaksanaan penelitian seringkali

sulit untuk memelihara suatu

serangga hama/vektor pada inang

utamanya, sehingga perlu mencari

tanaman inang alternatif yang mudah

diperbanyak. Sebagai contoh P.

minor sulit dikembangbiakkan pada

tanaman lada, tetapi dengan

diketahuinya umbi kentang dapat

sebagai inang serangga tersebut,

maka perbanyakan dapat dilakukan

di laboratorium.

Ketiga serangga vektor penyakit

kerdil pada tanaman lada, P. minor,

F. virgata dan A. gossypii termasuk

serangga yang polifag, dapat me-

nyerang berbagai jenis tanaman

perkebunan lainnya. Beberapa jenis

gulma mungkin juga dapat menjadi

inang serangga tersebut, hanya saja

saat ini belum diketahui, sehingga

perlu dilakukan observasi lebih

lanjut.

Di antara tanaman inang dari F.

virgata; adalah G. septium dan G.

maculata yang digunakan sebagai

pohon panjat pada tanaman lada,

perlu diperhatikan pengaruhnya

terhadap penyebaran penyakit kerdil.

Diketahuinya keragaman tanam-

an inang dari serangga vektor

penyakit kerdil, maka sebelum pe-

nanaman lada seyogyanya diperhati-

kan keragaman tanaman yang ada

dan sedapat mungkin menghindari

penanaman di dekat tanaman yang

menjadi inang serangga vektor atau

memusnahkan tanaman inang ter-

sebut sebelum penanaman tanaman

lada.

alah seorang peneliti kapas yaitu Dr. Ir. Emy Sulistyowati, M.Ag dari Balai Penelitian

Tanaman Tembakau dan Serat di Malang telah mengikuti ’4

TH

MEETING OF THE ASIAN COTTON RESEARCH AND DEVELOPMENT NETWORK’ yang dilaksanakan di Anyang, Cina pertemuan tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi dan kerjasama yang konstruktif mendukung program pengembangan kapas

nasional di Indonesia. Intisari dari pertemuan tersebut antara lain :

Program pertukaran plasma nut-

fah di antara negara-negara yang

tergabung dalam Asia Cotton Re-

search and Development Network

akan menjadi agenda organisasi da-

lam waktu dekat setelah formulanya

disusun. Untuk itu diperlukan per-

siapan administrasi berkaitan dengan

peraturan-pemasukan dan pengeluar-

an benih.

Beberapa teknik pemuliaan yang

dilakukan oleh pemulia-pemulia

kapas dari negara lain dapat diadopsi

untuk memperbaiki kinerja perbaik-

an varietas kapas nasional Indo-

nesia dengan demikian upaya pe-

nyedian varietas unggul kapas baru

beserta teknologi-teknologi pendu-

kungnya dapat diupayakan dengan

baik.

Pengembangan kapas transgenik

secara meluas di Cina dan India

perlu mendapatkan perhatian lebih.

Teknologi transgenik tersebut mam-

pu meningkatkan produksi kapas na-

sional di kedua negara tersebut.

Apabila Indonesia berkeinginan

untuk kembali menggunakan kapas

transgenik, maka perlu dilakukan

peninjauan kembali tentang peng-

gunaan teknologi ini dengan me-

lalukan analisa kebutuhan akan alter-

natif varietas transgenik untuk meng-

atasi masalah pengembangan kapas

yang ada. Alternatif pilihan kapas

transgenik cukup banyak, sehingga

harus dilakukan pengkajian yang

mendalam untuk menentukan trans-

gene yang sesuai dengan masalah

yang ada di masing-masing daerah

pengembangan; apakah transgenik

BT yang memberikan ketahanan

terhadap hama penggerek buah ka-

pas atau transgenik tahan herbisida

S

The 4TH MEETING OF THE ASIAN

COTTON RESEARCH AND DEVELOPMENT NETWORK,

ANYANG, CINA 23 - 26 September 2008

Rodiah Balfas, Balittro

BERITA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN

Page 33: Jurnal Khasiat Tanaman Obat

Potensi tanaman saga (Abrus precatorius) sebagai .....

Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 15 Nomor 1, April 2009 33

untuk mengatasi kekurangan tenaga

untuk persiapan lahan dan penyi-

angan gulma ataukah transgene

lainnya.

Pengembangan kapas organik di

Indonesia membutuhkan persiapan

yang cukup serius mengingat pem-

batasan-pembatasan dalam peng-

gunaan pupuk kimia dan pestisida.

Untuk itu diperlukan penelitian yang

mendukung program tersebut antara

lain untuk agensia pengendalian ha-

yati yang efektif dan budidaya yang

paling sesuai. Di Indonesia sudah

ada, instansi yang ditunjuk untuk

melalukan sertifikasi produk orga-

nik yaitu INOFICE (Indonesian

Organik Farming Certification),

yang berkedudukan di Jln Tentara

Pelajar No, 3. Bogor (Balittro).

Indonesia telah diusulkan sebagai

salah satu alternatif negara penye-

lenggara rencana pertemuan se-

lanjutnya, yaitu the 5th- Asia Cotton

Research and Development Network

pada tahun 2010 atau 2011.

PEDOMAN BAGI PENULIS

Pengertian : Warta merupakan in-

formasi teknologi, prospek komo-

ditas yang dirangkum dari sejumlah

hasil penelitian yang telah di-

terbitkan.

Bahasa : Warta memuat tulisan

dalam Bahasa Indonesia.

Struktur : Naskah disusun dalam

urutan sebagai berikut : judul tulisan

dalam Bahasa Indonesia (20 - 30

kata), pendahuluan, topik-topik yang

dibahas, penutup dan saran, serta

daftar pustaka

Bentuk Naskah : Naskah diketik di

atas kertas A4 putih pada satu per-

mukaan saja, dan bentuk huruf time

new romance ukuran 12 pt dengan

jarak 1,5 spasi. Pinggir kiri kanan

tulisan disediakan ruang kosong

minimal 3,5 cm dari pinggir kertas.

Panjang naskah sebaiknya tidak

melebihi 15 halaman termasuk tabel

dan gambar.

Judul Naskah : Judul tulisan me-

rupakan suatu ungkapan yang dapat

menggambarkan fokus masalah yang

dibahas dalam tulisan tersebut.

Pendahuluan : Berisi suatu pe-

ngantar atau paparan tentang latar

belakang topik, ruang lingkup ba-

hasan dan tujuan tulisan. Jika diper-

lukan disajikan pengertian-penger-

tian dan cakupan bahasan.

Topik bahasan : Informasi tentang

topik yang dibahas dan disusun de-

ngan urutan logika secara sistema-

tis.

Penutup dan Saran : Merupakan

inti sari pembahasan dan dapat berisi

himbauan tergantung dari materi

bahasan.

TIM Puslitbangbun

TIM Puslitbangbun