jurnal akuntansi menejemen

102

Upload: dody-syns-thinks

Post on 28-Dec-2015

180 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Pengaruh kualitas audit dan proxy going concern

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Akuntansi Menejemen
Page 2: Jurnal Akuntansi Menejemen

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMENEDITOR IN CHIEF

Djoko SusantoSTIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Baldric Siregar HarsonoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Dody Hapsoro SoeratnoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Eko Widodo Lo Wisnu PrajogoSTIE YKPN Yogyakarta STIE YKPN Yogyakarta

MANAGING EDITORSSinta Sudarini

STIE YKPN YogyakartaEnny Pudjiastuti

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1100 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSJalan Seturan Yogyakarta 55281

Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected]

Bank Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitiandan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta. PenerbitanJAM dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidang akuntansidan manajemen. Setiap naskah yang dikirimkan ke JAM akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai. Daftar namaMITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima lima eksemplar cetak lepas(off print) setelah terbit.JAM diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan April, Agustus, dan Desember. Harga langganan JAM Rp7.500,- ditambah biayakirim Rp12.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikan kemudahanbagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JAM dengan caramengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 3: Jurnal Akuntansi Menejemen

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

DAFTAR ISI

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY GOING CONCERN TERHADAP OPINI AUDITGOING CONCERN PADA PERUSAHAAN NON REGULASI DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Okie Indra WijayaYasmin Umar Assegaf

Rahmawati141-156

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI PEMEGANG SAHAM DENGAN SET KESEMPATANINVESTASI DAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

Rima Aguatania Kusuma WardaniBaldric Siregar

157-174

INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DENGAN METODE BOX-JENKINS:Kasus Indonesia, 2006:1 – 2009:8

Algifari175-182

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIA DENGAN PENDEKATANCO-INTEGRATION DAN ERROR CORRECTION MODEL

Sarwoko183-193

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI):Studi Kasus Saham LQ-45

Rowland Bismark Fernando Pasaribu195-219

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG PONDS FLAWLESS WHITE DI TELEVISIDENGAN RESPON PEMIRSA

Tony Wijaya221-231

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 4: Jurnal Akuntansi Menejemen

MITRA BESTARIJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN (JAM)

Editorial JAM menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada MITRA BESTARI yang telah menelaahnaskah sesuai dengan bidangnya. Berikut ini adalah nama dan asal institusi MITRA BESTARI yang telah melakukantelaah terhadap naskah yang masuk ke editorial JAM Vol. 20, No. 1, April 2009; Vol. 20, No. 2, Agustus 2009; dan Vol.20, No. 3, Desember 2009.

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Ade Fatma LubisUniversitas Sumatra Utara

Abdul Hamid HabbeUniversitas Hasanuddin

Agus SumanUniversitas Brawijaya

Basu Swastha DharmmestaUniversitas Gadjah Mada

Bambang SutopoUniversitas Sebelas Maret

Edy Suandi HamidUniversitas Islam Indonesia

SugiyantoUniversitas Diponegoro

Gagaring PagalungUniversitas Hasanuddin

WahyuddinUniversitas Muhammadiyah Surakarta

HartonoUniversitas Sebelas Maret

Indra Wijaya KusumaUniversitas Gadjah Mada

J. Sukmawati SukamuljaUniversitas Atma Jaya Yogyakarta

Jogiyanto H.M.Universitas Gadjah Mada

MardiasmoUniversitas Gadjah Mada

Niki LukviarmanUniversitas Andalas

Ritha Fatimah DalimuntheUniversitas Sumatra Utara

Tandelilin EduardusUniversitas Gadjah Mada

Zaki BaridwanUniversitas Gadjah Mada

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 5: Jurnal Akuntansi Menejemen

141

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)Vol. 20, No. 3, Desember 2009Hal. 141-156

ABSTRACT

Auditor have to judge the company ability to maintaincompany going concern. There are demand from theshareholders to give the information about companyprospect that influence the investing decision of theshareholders.This research aims to examine whetherthe audit quality, liquidity ,and profitability, effect ongoing concern audit opinion. This research used an-nual report data and audit report of 152 non-regulatedcompanies listed in Indonesian Stock Exchange (BEI)in 2002-2006 periods as the sample. The non-regulatedindustrial sample was determined based on the previ-ous research by Mayangsari (2003). By using logisticregression model, it can be concluded that audit qual-ity, liquidity and profitability have significant effect ongoing concern audit opinion. The limitation of this re-search are only used three variable and period researchfive years.

Keywords: audit quality; industrial specialization au-ditor; going concern; profitability; liquidity; going con-cern auditor opinion

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY GOING CONCERNTERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA

PERUSAHAAN NON REGULASI DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Okie Indra Wijaya

Yasmin Umar Assegaf

RahmawatiFakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jalan Ir. Sutami Nomor 36A, Kentingan, SurakartaTelepon/Fax.: +62 271 669090

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Dunia pasar modal saat ini terus mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Pasar modal sebagaisarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatifpembiayaan memiliki daya tarik tersendiri bagi inves-tor. Biasanya investor hanya mau menginvestasikandananya pada perusahaan yang dapat memberikankeuntungan. Dengan adanya pasar modal menjadikaninvestor memiliki alat untuk mengukur kinerja dankondisi keuangan perusahaan, melalui laporankeuangan yang dipublikasikan dan analisis pasar.

Investasi adalah komitmen atas sejumlah danaatau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saatini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungandi masa datang. Seorang investor membeli sejumlahsaham saat ini dengan harapan memperolehkeuntungan dari kenaikan harga saham ataupunsejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagaiimbalan atas waktu dan risiko yang terkait denganinvestasi tersebut (Tandelilin, 2001).

Pasar modal menyediakan berbagai macaminformasi yang dapat digunakan oleh investor.Informasi ini merupakan kebutuhan mendasar bagi para

Page 6: Jurnal Akuntansi Menejemen

142

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

investor dalam pengambilan keputusan investasi. Salahsatu informasi yang diharapkan mampu memberibantuan kepada pemakai dalam membuat keputusanekonomi yang bersifat finansial adalah laporankeuangan. Laporan keuangan merupakan hasil dariproses akuntansi yang disajikan dalam bentukkuantitatif dimana informasi-informasi yang disajikandi dalamnya dapat membantu berbagai pihak (interndan ekstern) dalam pengambilan keputusan yangsangat berpengaruh bagi kelangsungan hidupperusahaan itu sendiri (going concern). Sebagaimanayang dikemukakan dengan jelas oleh StandarAkuntansi Keuangan dalam Kerangka DasarPenyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagaiberikut:

“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakaninformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaanyang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalampengambilan keputusan ekonomi” (IAI, 2004: par 12).

Penentuan untuk berinvestasi memerlukaninformasi–informasi yang dibutuhkan oleh investorbaik dari segi laporan keuangan dan juga dari segi yanglain, misalnya faktor makro ekonomi (eksternal). Inves-tor membutuhkan bukan hanya return tetapi jugaberbagai informasi yang berhubungan dengankelangsungan hidup (going concern) perusahaan.Seringkali investor hanya melihat pada kondisikeuangan saja, misalnya profitabilitas atau returnsehingga banyak investor yang kehilangan banyakinvestasinya karena tidak memperhatikankelangsungan hidup perusahaan yang dipilihnya.Penelitian yang dilakukan Basri (1998) dalam Margaretta(2005) menemukan bahwa sekitar 80% dari 280perusahaan yang sudah go public praktis dapatdikategorikan sudah bangkrut sebab nilai asetperusahaan–perusahaan tersebut saat ini sudah jauhdi bawah nilai nominal utang atau pinjaman luarnegerinya. Penelitian ini memberikan analisis danpembahasan bahwa sebenarnya perusahaan yangmemiliki return yang tinggi belum tentu memiliki goingconcern yang baik di masa yang akan datang.

Pasar modal memiliki peraturan mengenaiperlindungan bagi investor dari praktik-praktik yangtidak sehat. Untuk melindungi publik yang juga pemilikperusahaan, Badan Pengawas Pasar Modal(BAPEPAM) mengharuskan perusahaan emiten untuk

menyerahkan laporan-laporan rutin dan juga laporan-laporan khusus yang menerangkan peristiwa-peristiwapenting yang terjadi pada perusahaan (Hartono, 2001:44). Laporan-laporan rutin yang harus diserahkanemiten antara lain adalah laporan keuangan auditan.

Opini auditor terhadap laporan keuanganmerupakan salah satu pertimbangan yang penting bagiinvestor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Olehkarena itu, auditor sangat diperlukan dalam memberikaninformasi yang baik bagi investor (Levitt, 1998 dalamMargaretta, 2005). Opini auditor merupakan sumberinformasi bagi pihak di luar perusahaan sebagaipedoman untuk pengambilan keputusan dan hanyaauditor yang berkualitas yang dapat menjamin bahwalaporan (informasi) yang dihasilkannya reliable.

Auditor memiliki peran penting untukmemberikan keyakinan kepada investor dalam memilihperusahaan untuk investasinya. Data perusahaan akanlebih mudah dipercaya dan digunakan oleh investordan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporankeuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisikeuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajardari auditor. Carlson (1998) melakukan studi yangmengidentifikasi reaksi investor terhadap opini audi-tor yang memuat informasi kelangsungan hidupperusahaan berdasarkan pengungkapan hasil analisislaporan keuangan. Berdasarkan hasil penelitiantersebut diketahui bahwa investor perlu mengetahuihasil pemeriksaan auditor mengenai keadaaankeuangan yang sebenarnya.

Krisis keuangan yang melanda dunia globalsekarang ini membawa dampak buruk bagikelangsungan hidup perusahaan. Beberapa hal yangmemicu masalah going concern umumnya adalahperusahaan–perusahaan memiliki rasio hutangterhadap modal yang tinggi, saldo hutang jangkapendek yang akan jatuh tempo yg tinggi, kerugiankeuangan yang disebabkan kerugian nilai tukar, danlainnya (Januarti, 2000 dalam Praptitorini, 2007). Untuksampai pada penilaian apakah perusahaan akan goingconcern atau tidak, auditor harus lebih cermatmengamati rencana manajemen untuk mengatasinya.

Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo(1981) dalam Schwartz (1996) berargumentasi bahwaukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berhubunganpositif dengan kualitas auditor. Dalam beberapapenelitian sebelumya, ada tiga cara pengukuran kualitas

Page 7: Jurnal Akuntansi Menejemen

143

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)

audit yaitu ukuran KAP, reputasi KAP, dan auditorspesialisasi industri. Barbadilo et al. (2004) dalamPraptitorini (2006) menggunakan reputasi auditorsebagai proksi dari kualitas audit. Praptitorini (2006)sendiri menggunakan auditor spesialisasi industrisebagai proksi dari kualitas audit dan menggunakansampel perusahaan manufaktur. Hasil pengujianmenunjukkan bahwa variabel kualitas audit tidakberpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini au-dit going concern, tetapi menunjukkan arah koefisienyang positif. Hal ini menandakan bahwa auditorspesialis industri mempertahankan reputasi denganbersikap obyektif terhadap opini yang dikeluarkannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhkualitas auditor terhadap opini auditor going concerndengan menggunakan proxy auditor spesialisasiindustri yang masih sangat jarang digunakan sebagaiproxy kualitas audit dan selain itu untuk mengetahuiproxy going concern yang berpengaruh signifikanterhadap opini auditor going concern.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditorindependen pada umumnya adalah untuk menyatakanpendapat tentang kewajaran dalam semua hal yangmaterial, posisi keuangan, hasil usaha, perubahanekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansiyang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditormerupakan sarana bagi auditor untuk menyatakanpendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan,untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Sebagaipihak yang independen, auditor tidak dibenarkanmemihak pada kepentingan siapapun (independen),tidak mudah dipengaruhi, harus bebas dari setiapkewajiban terhadap kliennya, serta tidak memiliki suatukepentingan dengan kliennya (IAI, 1994).

Dalam melakukan penugasan umum, auditorditugasi untuk memberikan opini atas laporan keuanganperusahaan. Opini yang diberikan merupakanpernyataan kewajaran dalam semua hal yang material,posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuaidengan prinsip akuntansi berterima umum. Opini yangdikeluarkan auditor ada empat macam yaitu: pendapatwajar tanpa pengecualian, pendapat wajar denganpengecualian, tidak memberikan pendapat, dan menolak

memberikan pendapat. Arens (1996) menyatakan bahwalaporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh prosesaudit.

Perusahaan sebagai suatu badan atau institusiyang mempunyai tujuan, visi, misi dalammengembangkan pola usahanya. Banyak kendala danpermasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaanyang baik langsung atau tidak dapat mengancamkelangsungan usaha. Untuk itu kelangsungan usahadari suatu perusahaan perlu dicermati dan menjadi suatuporsi penilaian tersendiri bagi berbagai pihak yangberkepentingan kepada perusahaan tersebut. Belkaoui(1985) dalam Agustina (2007) menjelaskan mengenai“dalil continuity” atau going concern sebagaipernyataan bahwa kesatuan usaha akan menjalankanterus operasinya dalam jangka waktu yang cukupkarena untuk mewujudkan proyeknya, tanggungjawab,serta aktivitasnya yang tidak terhenti. Salah satuanggapan dalil ini adalah kesatuan usaha tidakdiharapkan dilikuidasi di masa yang akan datang yangakan berjalan terus dalam jangka waktu yang tidakterbatas.

Sedangkan dalam PSAK (IAI 2002 : 9)dinyatakan dengan dasar asumsi going concern(kelangsungan usaha) di masa depan. Seorang auditorketika memeriksa kondisi keuangan suatu perusahaandalam audit tahunan, harus menyediakan laporan au-dit untuk digabungkan dengan laporan keuanganperusahaan. Salah satu dari hal-hal penting yang harusdiputuskan adalah apakah perusahaan dapatmempertahankan hidupnya (going concern). Auditreport dengan modifikasi mengenai going concern,mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditorterdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalambisnis. Di lain pihak, perusahaan yang “sehat”memperoleh opini “standard” atau “unqualified”.Berdasarkan sudut pandang auditor, keputusantersebut melibatkan beberapa tahap analisis. Auditorharus mempertimbangkan hasil operasi, kondisiekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuanpembayaran utang, dan kebutuhan tingkat likuiditas diwaktu yang akan datang.

Going concern dipakai sebagai asumsi dalampelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanyainformasi yang menunjukkan hal berlawanan. Biasanyainformasi yang secara signifikan dianggap berlawanandengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha

Page 8: Jurnal Akuntansi Menejemen

144

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuanusaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempotanpa melakukan penjualan sebagian besar aktivakepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasiutang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar,dan kegiatan serupa yang lain (PSA No 30).Laporan audit dengan modifikasi mengenai going con-cern merupakan suatu kondisi bahwa dalam penilaianauditor terhadap risiko auditee tidak dapat bertahandalam bisnis. Berdasarkan sudut pandang auditor,keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis.Auditor harus mempertimbangan hasil operasi, kondisiekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuanmembayar utang di masa yang akan datang, tetapi audi-tor tidak berkewajiban untuk meramalkan kondisi ataukejadian masa datang.

Menurut standar auditing, auditor diharuskanuntuk menyatakan dalam laporannya apakah laporankeuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsipakuntansi berlaku umum. Penyajian yang layak bukanmerupakan jaminan bahwa perusahaan klien akan dapatberlangsung terus. Fakta bahwa perusahaan mungkinakan berakhir kelangsungan hidupnya, setelahmenerima laporan auditor yang tidak memperlihatkankesangsian yang besar, belum tentu menunjukkankinerja auditornya yang tidak memadai. Oleh karenaitu, tidak dicantumkannya kesangsian besar dalamlaporan audit tidak seharusnya dipandang sebagaijaminan mengenai kemampuan perusahaan dalammempertahankan kelangsungan hidupnya.

PSA no. 30 memberikan pedoman kepada audi-tor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalammempertahankan kelangsungan hidupnya terhadapopini auditor sebagai berikut: jika auditor yakin bahwaterdapat kesangsian mengenai kemampuan satuanusaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnyadalam jangka waktu pantas, maka auditor harusmemperoleh informasi mengenai rencana manajemenyang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi danperistiwa tersebut dan menetapkan kemungkinanbahwa rencana tersebut secara efektif dilaksanakan;jika manajemen tidak memiliki rencana mengurangidampak kondisi dan peristiwa terhadap kemampuansatuan usaha dalam mempertahankan kelangsunganhidupnya auditor mempertimbangkan untukmemberikan pernyataan tidak memberikan pendapat(disclaimer); jika manajemen memiliki rencana tersebut,

langkah selanjutnya adalah menyimpulkan efektifitasrencana, sebagai berikut jika auditor berkesimpulanrencana tidak efektif, maka auditor menyatakan tidakmemberikan pendapat (disclaimer); jika auditorberkesimpulan rencana tersebut efektif dan klienmengungkapan keadaan tersebut dalam catatan ataslaporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapatwajar tanpa pengecualian (unqualified opinion); danjika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akantetapi klien tidak mengungkapkan keadaan tersebutdalam catatan atas laporan keuangan maka auditormenyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion).

Kesangsian tentang kemampuan perusahaanuntuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dapatdiperoleh dalam audit yang menunjukkan bahwa satuanusaha yang diaudit menderita kerugian, gagal dalammemenuhi perjanjian utang, atau berusaha untukmerekstrukturisasi utangnya. Dalam situasi demikian,PSA 341.07 menyatakan bahwa auditor harusmendapatkan informasi mengenai rencana manajemenuntuk mengurangi atau mengatasi keadaan danmemperhitungkan apakah rencana tersebut akan dapatditerapkan secara efektif. Apabila setelahmempertimbangkan rencana manajemen auditorberkesimpulan terdapat kesangsian besar mengenaikemampuan satuan usaha dalam mempertahankankelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas,auditor harus mempertimbangkan dampak yangkemungkinan timbul atas laporan keuangan dan cukupatau tidaknya pengungkapan. Auditor harusmenyatakan kesimpulannya dalam laporan auditor.Dalam SA 341.06 menunjukkan beberapa contoh diantaranya tren negatif, petunjuk tentang kemungkinankesulitan keuangan, masalah intern, dan masalah luaryang terjadi.

Auditor mempunyai tanggungjawab untukmenilai apakah terdapat kesangsian besar terhadapkemampuan satuan usaha dalam mempertahankankelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas.Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguanyang pasti terhadap kemampuan klien untukmelanjutkan usahanya sebagai going concern, audi-tor diijinkan untuk memilih apakah akan mengeluarkanunqualified modified report atau disclaimer opinion.Bagaimanapun juga, hampir tidak ada panduan yangjelas atau penelitian yang sudah ada yang dapatdijadikan acuan pemilihan tipe going concern report

Page 9: Jurnal Akuntansi Menejemen

145

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)

yang harus dipilih (LaSalle & Anandarajan, 1996). Halitu disebabkan pemberian status going concernbukanlah suatu tugas yang mudah (Koh & Tan, 1999).Pernyataan yang sama diungkapkan Chow et al. (1987)dalam Louwers (1998) bahwa penentuan going con-cern adalah hal paling sulit dan kompleks yang dihadapioleh profesi auditor. Dalam penelitian ini penulis hanyameneliti opini yang unqualified yang diklasifikasikanmenjadi dua yaitu going concern audit report (GCAR)dan non-going concern audit report (non- GCAR).

Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikanbahwa manusia itu selalu self interest maka kehadiranpihak ketiga yang independen sebagai mediator padahubungan anatara principal dan agen sangatdiperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen.Investor akan lebih cenderung pada data akuntansiyang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi ( Li Danget al., 2004). Kualitas audit menurut De Angelo dalamSchwartz (1997) didefinisi sebagai probabilitas errordan irregularities yang dapat dideteksi dan dilaporkan.Probabilitas pendeteksian dipengaruhi oleh isu yangmerujuk pada audit yang dilakukan oleh auditor untukmenghasilkan pendapatnya. Isu-isu yang berhubungandengan isu audit adalah kompetensi auditor,persyaratan yang berkaitan dengan pelaksanaan au-dit, dan persyaratan pelaporan. Dopuch dan Simunic(1980) dan DeAngelo (1981) dalam Schwartz (1996)berargumentasi bahwa ukuran KAP berhubunganpositif dengan kualitas auditor. Economies of scaleKAP yang besar akan memberikan insentif yang kuatuntuk mematuhi aturan SEC sebagai carapengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut.KAP diklasifikasi menjadi dua yaitu kantor akuntanpublik yang berafiliasi dengan KAP Big Four dankantor akuntan publik lainnya. Auditor beroperasidalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenantinggi, manajemen mungkin berkeinginan pada kualitasaudit yang lebih tinggi untuk menambah kredibilitaslaporan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biayapemonitoran. Proksi pengukuran kualitas audit dalampenelitian sebelumnya ada tiga yaitu ukuran KAP,reputasi KAP, dan auditor spesialisasi industri.

Hal ini terdapat pada penelitian sebelumnyayaitu Manao dan Nursetyo (2002) dalam Setyarno (2006)yang menggunakan big five firms dan non big five firmssebagai proksi dari kualitas audit. Ruiz Barbadilo et al.(2004) dalam Praptorini (2006) menggunakan reputasi

auditor sebagai proksi dari kualitas audit. Praptorini(2006) menggunakan auditor industry specializationsebagai proksi dari kualitas audit. Mayangsari (2003)juga menggunakan proksi auditor spesialisasi industridalam penelitiannya. Penelitian ini menggunakanukuran auditor industry specialization sebagai proksidari kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas, dapatdisusun hipotesis pertama sebagai berikut:H

1: Kualitas auditor berpengaruh terhadap auditor

dalam memberikan opini audit dengan going con-cern (GCAR).

Kondisi keuangan perusahaan menggambarkantingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya(Ramadhany, 2004). Mc Keown (1991) menemukanbahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opiniaudit going concern pada perusahaan yang tidakmengalami kesulitan keuangan. Krishnan (1996)menyatakan bahwa auditor lebih cenderung untukmengeluarkan opini audit going concern ketikakemungkinan kebangkrutan berada di atas 28 persendengan menggunakan model Zmijeski. Carcello danNeal (2000) dalam Setyarno (2006) menyatakan bahwasemakin buruk kondisi keuangan perusahaan makasemakin besar probabilitas perusahaan menerima opinigoing concern.

Beberapa penelitian sebelumnya menyimpulkanbahwa model prediksi kebangkrutan menggunakanrasio–rasio keuangan lebih akurat dibandingkanpendapat auditor dalam mengelompokkan perusahaanbangkrut dan tidak bangkrut (Altman dan Mcgough1974; Koh dan Killough 1990; Koh 1991). Rasiokeuangan merupakan proksi dari going concern.Analisis rasio secara tradisional memfokuskan padaprofitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas. Sudah jelassekali, bahwa perusahaan yang tidak menguntungkandalam jangka panjang adalah tidak solvabel, atau tidaklikuid dan kemungkinan harus direstrukturisasi, danyang sering terjadi setelah direstrukturisasi, makaperusahaan akan bangkrut. Cara untuk menghindarinyaadalah dengan memprediksi bahaya keuangan jauhsebelumnya agar tidak menderita kerugian investasi.Altman (1968) mengembangkan pendekatan tradisionalterhadap analisis rasio dengan menganalisis pemikiranrasio untuk memprediksi kebangkrutan danmenggunakan teknik analisis multi diskriminan. Teknikini mengidentifikasi 5 rasio yang terdiri dari 22 rasio

Page 10: Jurnal Akuntansi Menejemen

146

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, leverage, rasiouji multi diskriminan, dan aktivitas. Rasio ini yangsecara bersamaan, sangat baik untuk memprediksikebangkrutan suatu perusahaan.

Dalam hubungannya dengan likuiditas, makinkecil quick ratio, perusahaan menjadi kurang likuidsehingga tidak dapat membayar para krediturnya makaauditor kemungkinan memberikan opini audit dengangoing concern. Tidak jarang perusahaan yang secarakonsisten mengalami kerugian operasi mempunyaiworking capital yang sangat kecil apabiladibandingkan dengan total aset (Altman, 1968).Berdasarkan analisis tersebut maka hipotesis keduayang diajukan adalah:H

2: Rasio likuiditas berpengaruh terhadap auditor

dalam memberikan opini audit dengan going con-cern (GCAR)

Tujuan analisis rentabilitas/profitabilitas adalahuntuk mengukur tingkat efisiensi usaha danprofitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yangbersangkutan. Analisis ini juga untuk mengetahuihubungan timbal balik antara pos-pos yang ada padaneraca perusahaan yang bersangkutan gunamendapatkan berbagai indikasi yang berguna untukmengukur efisiensi dan profitabilitas perusahaan yangbersangkutan. Return on asset (ROA) adalah rasioyang diperoleh dengan membagi laba/rugi bersihdengan total aset. Rasio ini digunakan untukmenggambarkan kemampuan manajemen perusahaandalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secarakeseluruhan. Semakin tinggi nilai ROA semakin efektifpula pengelolaan aktiva perusahaan. Berdasarkanpemikiran logis tersebut maka hipotesis ke tiga yangdiajukan adalah:H

3: Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap audi-

tor dalam memberikan opini audit dengan goingconcern (GCAR)

Di dalam penelitian ini variabel independen yangdigunakan adalah kualitas audit dan proxy going con-cern (rasio likuiditas dan profitabilitas) dan variabeldependen yang digunakan adalah opini audit goingconcern. Berikut ini adalah bagan dari kerangkapemikiran:

Variabel independen Variabel dependen

Operasionalisasi variabel dalam penelitian initerdiri dari variabel dependen yang diproksikan denganopini auditor berupa opini unqualified dengan goingconcern audit report (GCAR) sebagai variabel dummyyang dilambangkan dengan 1 dan 0 apabila opinitersebut unqualified tanpa going concern audit re-port (GCAR). Variabel independen diwakili oleh kualitasauditor yang diproxikan dengan auditor industry spe-cialization, untuk auditor yang memiliki spesialisasiindustri diberikan lambang 1 dan begitu juga sebaliknyadan variabel proxy going concern dengan dua rasiokeuangan yaitru rasio profitabilitas dan rasio likuiditas.Opini auditor going concern merupakan opini auditmodifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapatketidakmampuan atau ketidakpastian yang signifikanatas kelangsungan hidup perusahaan dalammenjalankan operasinya (SPAP; 2002). Dalam penelitianini penulis hanya mengelompokkan opini audit goingconcern unqualified dan non opini audit going con-cern unqualified. Metode ini sama dengan metode Haniet al. (2003). Audit unqualified dengan going concernaudit report (GCAR) sebagai variabel dummy yangdilambangkan dengan 1 dan 0 apabila opini tersebutaudit unqualified tanpa going concern audit report(GCAR).

Dalam penelitian ini kualitas audit diproksikanmenggunakan auditor spesialis industri. Variabel inidiukur dengan menggunakan variabel dummy, untukauditor yang memiliki spesialisasi industri diberikanlambang 1 dan untuk auditor yang tidak memilikispesialisasi industri diberi lambang 0. Auditor spesialisdiukur dengan cara yang digunakan Craswell et al.(1995). Pertama sampel industri yang digunakan adalahindustri yang minimal memiliki 30 perusahaan. Kedua,auditor dikatakan spesialis jika auditor tersebutmengaudit 15% dari total perusahaan yang ada dalamindustri tersebut.

Rasio likuiditas digunakan karena rasio inimengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi

Kualitas audit

Proxy going concern· Rasio likuiditas· Rasio profitabilitas

Opini auditgoing concern

 

Page 11: Jurnal Akuntansi Menejemen

147

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)

kewajiban jangka pendek. Sebagai parameter dari rasiolikuiditas, penulis menggunakan quick ratio. Quickratio dihitung dengan menggunakan total aktiva lancardikurangi persediaan dibagi dengan total kewajibanlancar. Rasio profitabilitas digunakan karenamasyarakat pada umumnya berpandangan bahwapengukuran tingkat keberhasilan operasional danefektivitas perusahaan didasarkan pada tingkatprofitabilitas yang dicapai perusahaan. Dalam hal inidigunakan Return on Asset (ROA) sebagai ratio yangdiperoleh dengan membagi laba/rugi bersih dengantotal aset.

Populasi yang digunakan dalam penelitian iniadalah seluruh auditee yang tercatat di BEI. Perusahaanpublik yang digunakan sebagai sampel penelitianadalah perusahaan yang tidak teregulasi. Perusahaanteregulasi adalah perusahaan yang terpengaruh olehketentuan ketentuan tertentu seperti perusahaan yangpenentuan tarifnya oleh pemerintah atau pihak tertentu(perusahaan minyak atau transportasi) atau mendapatpengaturan khusus, seperti industri keuangan.Perusahaan non regulasi diambil karena terhindar dariketentuan pemerintah serta lebih independen, sehinggapengaruh going concern akan lebih terlihat karenabebas dari regulasi pemerintah.

Pemilihan jenis industri yang digunakan sebagaisampel penelitian, sesuai dengan pendapat Craswell etal (1995). Industri yang memiliki perusahaan lebih dari30 adalah industri dasar, aneka industri, industri barangkonsumen, industri properti dan real estate, industrikeuangan serta industri perdagangan dan jasa. Sampeldalam penelitian ini diperoleh dengan metode purpo-sive sampling dengan kriteria auditee sudah terdaftardi BEI sebelum 1 Januari 2002; laporan keuanganberakhir 31 Desember; menerbitkan laporan keuanganyang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun2002- 2006 dan memiliki laporan auditor independen;perusahaan tidak delisting pada waktu pengambilansampel.

Metode pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan,yaitu melalui pengumpulan data sekunder. Datasekunder adalah data yang dibuat atau dikumpulkanoleh pihak luar (Sekaran, 2000: 211). Penelitian inimenggunakan data sekunder berupa laporan keuangantahunan (yang diterbitkan perusahaan go public). Datapenelitian ini menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari Pusat Data Pasar Modal FEB UGM, da-tabase pojok BEI FE UNS, Indonesian Capital Mar-ket Directory tahun 2002 – 2007, dan website BEI.

Model yang digunakan dalam penelitian inidisajikan sebagai berikut

AuOpitit = ß

0+ ß

1(AuQua

it)+ ß

2(QR

it) + ß

3(ROA

it) + º

it

KeteranganAuOp

it = Opini Auditor

ß = intersepAuQua = Kualitas AuditorQR = Quick RatioROA = Return on Assetsâ

1-3= Koefisien masing-masing variabel

ºit

= error perusahaan i pada tahun t

Model pengujian H1 sampai H

3 menggunakan

statistika deskriptif untuk menunjukkan gambaranumum kecenderungan sampel. Pada penelitian inidilakukan uji multikolonieritas Alat analisis lain yangdipakai adalah pengujian dengan menggunakan modelregresi logistik atau yang biasa disebut binary logit.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuanganperusahaan non regulasi yang terdaftar di BEI.Perusahaan non regulasi terdiri atas industri dasar,aneka industri, industri properti dan real estate, sertaindustri perdagangan dan jasa. Industri keuangan danbarang konsumen tidak termasuk karena tergolongperusahaan regulasi. Berdasarkan kriteria pengambilansampel yang telah dikemukakan sebelumnya, makadapat diperoleh sampel penelitian sebagai berikut.

Tabel 1Kriteria Pengambilan Sampel

Jumlah perusahaan nonregulasi 2002-2006 178

Terdaftar setelah 1 januari 2002 (6)

Delisting selama periode pengamatan (7)

Data laporan keuangan tidak lengkap (13)

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 152

Sumber: ICMD dan www.idx.co.id

Page 12: Jurnal Akuntansi Menejemen

148

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwajumlah sampel yang digunakan dalam penelitian inisebanyak 152 perusahaan dengan kriteria seperti yangtelah dikemukakan di atas yang meliputi 760 observasiuntuk periode pengamatan tahun 2002-2006. Statistikdeskriptif dalam penelitian ini disajikan untukmemberikan informasi mengenai karakteristik variabelpenelitian meliputi nilai-nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan deviasi standar. Untuk memperoleh gambaranumum sampel data penelitian dapat dilihat statistikdeskriptif penelitian seperti pada Tabel 2 yangmenyajikan statistik deskriptif data sampel pada periodetahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

Return On Asset (ROA) menunjukkan rata-rata0,02 dengan standar deviasi 0,155 dengan nilai mini-mum dan maksimum adalah -0,80 dan 2,5. Hal inimenunjukkan tingkat profitabilitas yang cukupbervariasi dilihat dengan besaran deviasi standarsebesar 15,5%. Sementara itu tingkat likuiditasperusahaan menunjukkan rata-rata 1,12 sedangkan nilaiminimum dan maksimum adalah -0,23 dan 33,4. Hal inimenunjukkan struktur aset yang didanai utang jangkapanjang rata- rata sebesar 112% dengan deviasi standar204 %.

Tabel 2Statistik Deskriptif

Opini = Opini AuditorQR = Quick RatioROA = Return on AssetsSpesialisasi = Auditor Spesialisasi Industri

Page 13: Jurnal Akuntansi Menejemen

149

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)

PEMBAHASAN

Di dalam penelitian ini tidak terdapat multikolonieritas.Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi danpendekatan korelasi parsial. Ringkasan hasil analisisregresi ditunjukkan dalam Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3Uji Binary Logit

Variabel Coefficient p value

C 0.022443 0.8806QR - 0.821777 0.0000*ROA - 1.564115 0.0406*SPESIAL - 0.441460 0.0099*LR statistic (3 df) 70.55626Probability (LR stat) 3.22E-15McFadden R-squared 0.077768

*Signifikan pada level 0,05Sumber: Data sekunder, diolah.

Berdasarkan hasil pengolahan denganmenggunakan Eviews 3.0 dapat diketahui bahwa daritiga variabel yang diujikan hasilnya seluruhnyaberpengaruh secara signifikan terhadap opini auditgoing concern. Hipotesis pertama menyatakan apakahkualitas auditor berpengaruh terhadap auditor dalammemberikan opini auditor dengan going concern.Variabel kualitas audit yang diproksikan dengan audi-tor industry specialization menunjukkan nilai koefisien-0,441 dengan tingkat signifikansi 0,0099 lebih kecil dari0,05 ( 5 persen). Artinya H

1 berhasil didukung. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa kualitas auditberpengaruh signifikan dan negatif terhadap opini au-dit going concern. Hasil penelitian ini tidak sejalandengan penelitian Praptorini (2006). Semakin tinggikualitas audit maka semakin kecil kemungkinanpengeluaran opini audit going concern. Hal inidisebabkan semakin spesialis makin mengetahuikarakteristik dari industri sehingga lebih berhati- hatidalam pengeluaran opini audit going concern.

Hipotesis kedua menyatakan apakah rasiolikuiditas berpengaruh terhadap auditor dalammemberikan opini auditor dengan going concern.

Variabel quick ratio menunjukkan nilai koefisien -0,821dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecildari 0,05 (5 persen). Artinya H

2 berhasil didukung. Hasil

penelitian ini konsisten dengan penelitian Carlson, dkk(1998) yang menyatakan bahwa rasio likuiditasberpengaruh terhadap going concern. Hubunganquick ratio dengan opini audit. Semakin kecil quickratio, perusahaan kurang likuid karena banyak kreditmacet sehingga opini audit harus memberikanketerangan mengenai going concern.

Hipotesis ketiga menyatakan apakah kualitasauditor berpengaruh terhadap auditor dalammemberikan opini auditor dengan going concern.Variabel return on asset menunjukkan nilai koefisien -1,564 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,04 lebih kecildari 0,05 (5 persen). Artinya H

3 berhasil didukung.

Dengan demikian, profitabilitas mempengaruhi auditordalam penentuan opini audit. Hubungan ROA denganopini audit: makin kecil ROA maka kemampuanperusahaan dalam mendapatkan laba menurunsehingga ada keraguan mengenai going concernperusahaan.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Simpulan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel kualitasaudit yang diproksi dengan auditor industry special-ization memiliki pengaruh yang signifikan terhadapopini audit going concern. Semakin tinggi kualitas au-dit maka semakin kecil kemungkinan pengeluaran opiniaudit going concern. Hasil pengujian ini tidak sejalandengan temuan Praptorini (2006), karena terjadi padaperbedaan sampel yang digunakan. Sampel padapenelitian ini lebih besar dan lebih kompleks karenatidak hanya dari satu industri saja apabila dibandingkanpenelitian sebelumnya. Variabel likuditas yangdiproksikan dengan Quick Ratio berhasil membuktikanpengaruh yang signifikan dan negatif terhadap laporanaudit going concern, dan variabel profitabilitas yangdiproksikan dengan ROA menunjukkan bahwa terdapatpengaruh yang signifikan dan negatif terhadap laporanaudit going concern.

Page 14: Jurnal Akuntansi Menejemen

150

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalahhanya menggunakan 3 variabel yaitu satu variabel nonkeuangan (kualitas audit) dan dua variabel keuangan(rasio profitabilitas dan likuiditas). Periode pengamatanyang terbatas hanya lima tahun dan sampel perusahaanyang diambil hanya perusahaan nonregulasi. Saranyang dapat diberikan yaitu menambah variabel lainseperti rotasi KAP, memperpanjang rentang waktupenelitian, serta jumlah perusahaan yang lebih luas tidakhanya non regulasi tetapi juga mencakup perusahaanregulasi atau keseluruhan jenis industri di dalam BEI.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar ProfesionalAkuntan Publik.

_________ , 2002, Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan: 9.

Agustina, Yeni. 2007. Analisis Kebangkrutan DenganMenggunakan Model Altman (Z-score) danZavgren (model logit) Pada Perusahaan Foodand Beverages. Skripsi Program S1 AkuntansiUniversitas Sebelas Maret. (tidakdipublikasikan).

Altman, E.I., “Financial Discriminant Analysisi and ThePrediction of Corporate Bancrupty”. Journalof Finance, September 1968.

Arens, Alvin A., dan James K Lobbecke.1996. Audit-ing: Pendekatan Terpadu (Judul Asli: Audit-ing: An Integrated Approach) Edisi Revisi, Jilid1. Penerjemah Amir Abadi Jusuf. Salemba Empat,Jakarta.

Carcello, J.V. dan A.L.Nagy. 2004. “Audit Firm TenureAnd Fraudulent Financial Reporting”. AUDIT-ING: A Journal of Practice and Theory.

Carlson, Steven J., G. William Glezen, and Michael E.Benefield. “An Investigation of Investor Reac-

tion to the Information Content of a Going Con-cern Audit Report While Controlling for Con-current Financial Statement Disclosures”. Jour-nal of Business and Economics, Vol. 37, No. 3,Summer 1998, pp. 25 – 38.

Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. “Opini AuditGoing Concern: Kajian Berdasarkan ModelPrediksi Kebangkrutan, PertumbuhanPerusahaan, dan Reputasi Kantor AkuntanPublik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”.Simposium Nasional Akuntansi VIII. 966-978.

Ghozali, Imam. 2001, Aplikasi Analisis Multivariatdengan Program SPSS, Badan Penerbit Uni-versitas Dipenegoro.

Hani, Clearly, Mukhlasin.2003. Going Concern danOpini Audit: Suatu Studi Pada PerusahaanPerbankan di BEI. Simposium NasionalAkuntansi VI Surabaya.

Hartono, Jogiyanto M. 2001, Teori Portofolio danInvestasi, BPFE-Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto M.2004, Metodologi PenelitianBisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, BPFE- Yogyakarta.

Koh Hian Chye dan Tan Sen Suan. 1999. “A NeuralNetwork Approach to The Prediction of Go-ing Concern Status”. www.google.com.

Komalasari, Agrianti, 2004, “Analisis Pengaruh KualitasAuditor dan Proxi Going Concern TerhadapOpini Auditor”, Jurnal Akuntansi danKeuangan, Universitas Lampung, Vol. 9, No.2,Juli 2004.

Krishnan J. 1994. “Auditor Switching And Conserva-tism”. The Accounting Review 69. pp. 200-215.

LaSalle, Randal E., dan Anandarajan, Asokan. 1996.“Auditor View on The Type of Audit ReportIssued to Entities with Going Concern Uncer-tainties”. Accounting Horizons, Vol 10, Juni, pp.51-72.

Page 15: Jurnal Akuntansi Menejemen

151

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)

Li Dang, Kevin F Brown, and B D McCullough.2004.”Assessing Audit Quality: A Value Rel-evance Respective”. www.google.com.

Louwers, Timothy J. 1998. “The Relation Between Go-ing Concern Opinions and the Auditor’s LossFunction”. Journal of Accounting Research,Vol. 36, No.1.

Mayangsari, Sekar. 2003. “Bukti Empiris PengaruhSpesialisasi Industri Auditor Terhadap Earn-ings Response Coefficient”. SimposiumNasional Akuntansi V. Semarang.

Mayangsari, Sekar.2003. “Analisis PengaruhIndependensi Kualitas Audit, Serta MekanismeCorporate Governance Terhadap IntegritasLaporan Keuangan”. Simposium NasionalAkuntansi VI. Surabaya.

McKeown, J.C., Mutchler, J.F., and Hopwood, W., “To-wards an Explanation of Auditor Failure toModify the audit Opinions of Bankrupt Com-panies”. Auditing: A Journal of Practice andTheory, 1991, pp.1-13.

Praptorini, Mirna Dyah, Indira Januarti. 2007. AnalisisPengaruh Kualitas Audit, Debt Default danOpinion Shopping Terhadap Penerimaan OpiniGoing Concern. Simposium Nasional AkuntansiMakassar X. pp. 1- 25.

Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Penerimaan Opini GoingConcern Pada Perusahaan Menufaktur YangMengalami Financial Distress Di Bursa EfekJakarta”. Jurnal Maksi Undip Vol. 4, Agustus2004.

Sekaran, Uma. Research Methods for Bussiness. 2000.3rd Edition. John Wiley and Sons Inc., New York.pp. 211.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006.“Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi KeuanganPerusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Au-

dit Going Concern”. Simposium NasionalAkuntansi Padang IX. pp.1-25.

Sularso, Sri. 2003. Buku Pelengkap Metode PenelitianAkuntansi: Sebuah Pendekatan Replikasi.BPFE Yogyakarta.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi danManajemen Portofolio. BPFE Yogyakarta.

Wahyu Winarno, Wing. 2007. Analisis Ekonometrikadan Statistika Dengan EVIEWS. UPP STIMYKPN. Yogyakarta.

Page 16: Jurnal Akuntansi Menejemen

152

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

Lampiran

Uji Multikolonieritas pada Variabel Independen

Matriks Korelasi

QR ROA SPESIAL

QR 1.000000 0.017989 -0.041373

ROA 0.017989 1.000000 0.076255

SPESIAL -0.041373 0.076255 1.000000

Pendekatan Korelasi Parsial

QR C ROA SPESIAL

Dependent Variable: QRMethod: Least SquaresDate: 05/11/08 Time: 22:02Sample(adjusted): 1 760Included observations: 760 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.194538 0.100759 11.85536 0.0000ROA 0.280471 0.480194 0.584077 0.5593SPESIAL -0.176724 0.149668 -1.180768 0.2381

R-squared 0.002161 Mean dependent var 1.122527Adjusted R-squared -0.000475 S.D. dependent var 2.047291S.E. of regression 2.047777 Akaike info criterion 4.275326Sum squared resid 3174.398 Schwarz criterion 4.293616Log likelihood -1621.624 F-statistic 0.819857Durbin-Watson stat 1.150485 Prob(F-statistic) 0.440885

ROA C QR SPESIAL

Dependent Variable: ROAMethod: Least SquaresDate: 05/11/08 Time: 22:04Sample(adjusted): 1 760Included observations: 760 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.015766 0.008283 1.903558 0.0573QR 0.001606 0.002750 0.584077 0.5593SPESIAL 0.024041 0.011302 2.127015 0.0337

R-squared 0.006263 Mean dependent var 0.028451Adjusted R-squared 0.003637 S.D. dependent var 0.155243S.E. of regression 0.154960 Akaike info criterion -0.887358Sum squared resid 18.17757 Schwarz criterion -0.869069Log likelihood 340.1961 F-statistic 2.385354Durbin-Watson stat 1.804825 Prob(F-statistic) 0.092748

Page 17: Jurnal Akuntansi Menejemen

153

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)

SPESIAL C QR ROA

Dependent Variable: SPESIALMethod: Least SquaresDate: 05/11/08 Time: 22:04Sample(adjusted): 1 760Included observations: 760 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.457278 0.020793 21.99221 0.0000QR -0.010403 0.008810 -1.180768 0.2381ROA 0.247123 0.116183 2.127015 0.0337

R-squared 0.007643 Mean dependent var 0.452632Adjusted R-squared 0.005021 S.D. dependent var 0.498079S.E. of regression 0.496827 Akaike info criterion 1.442790Sum squared resid 186.8557 Schwarz criterion 1.461079Log likelihood -545.2602 F-statistic 2.914967Durbin-Watson stat 0.614194 Prob(F-statistic) 0.054815

OPINI C QR ROA SPESIAL

Dependent Variable: OPINIMethod: Least SquaresDate: 05/12/08 Time: 09:15Sample(adjusted): 1 760Included observations: 760 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.628775 0.023680 26.55335 0.0000QR 0.034669 0.007844 4.419552 0.0000ROA 0.289398 0.103663 2.791716 0.0054SPESIAL 0.088072 0.032332 2.723936 0.0066

R-squared 0.044860 Mean dependent var 0.715789Adjusted R-squared 0.041070 S.D. dependent var 0.451335S.E. of regression 0.441969 Akaike info criterion 1.210097Sum squared resid 147.6747 Schwarz criterion 1.234482Log likelihood -455.8367 F-statistic 11.83571Durbin-Watson stat 0.697414 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 18: Jurnal Akuntansi Menejemen

154

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

Tabel Perbandingan

Dependen R squared Dibanding r squared Kesimpulanopini (R2

a)

Opini 0.044860

QR 0.002161 Lebih kecil Tidak ada korelasiantara QR dengan(ROA dan spesial)

ROA 0.006263 Lebih kecil Tidak ada korelasiantara ROA dengan(QR dan spesial)

spesial 0.007643 Lebih kecil Tidak ada korelasiantara spesial dengan(QR dan ROA)

Dependent Variable: OPINIMethod: ML - Binary LogitDate: 03/26/08 Time: 21:06Sample(adjusted): 1 760Included observations: 760 after adjusting endpointsConvergence achieved after 6 iterationsCovariance matrix computed using second derivatives

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

C 0.022443 0.149357 0.150263 0.8806QR - 0.821777 0.145649 -5.642188 0.0000ROA - 1.564115 0.763908 -2.047517 0.0406SPESIAL - 0.441460 0.171183 -2.578881 0.0099

Mean dependent var 0.715789 S.D. dependent var 0.451335S.E. of regression 0.418232 Akaike info criterion 1.111461Sum squared resid 132.2381 Schwarz criterion 1.135847Log likelihood -418.3554 Hannan-Quinn criter. 1.120852Restr. log likelihood -453.6335 Avg. log likelihood -0.550468LR statistic (3 df) 70.55626 McFadden R-squared 0.077768Probability(LR stat) 3.22E-15

Obs with Dep=0 544 Total obs 760Obs with Dep=1 216

Page 19: Jurnal Akuntansi Menejemen

155

PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN PROXY................. (Okie Indra Wijaya, Yasmin Umar Assegaf, dan Rahmawati)

Basic industry

PT Holcim Indonesia TbkPT Indocement Tunggal PrakarsaPT Arwana Citramulia Tbk.PT Intikeramik Alamasri IndustPT Mulia Industrindo Tbk.PT Surya Toto Indonesia Tbk.PT Alumindo Light Metal IndustPT Betonjaya Manunggal Tbk.PT Indal Aluminium Industry TbPT Jakarta Kyoei Steel Works LPT Jaya Pari Steel Tbk.PT Lionmesh Prima Tbk.PT Lion Metal Works Tbk.PT Pelangi Indah Canindo Tbk.PT Tembaga Mulia Semanan Tbk.PT Tira Austenite Tbk.PT Aneka Kimia Raya Tbk.PT Budi Acid Jaya Tbk.PT Colorpak Indonesia Tbk.PT Eterindo Wahanatama Tbk.PT Lautan Luas Tbk.PT Polysindo Eka Perkasa Tbk.PT Sorbitol Inti Murni Corpora SORINI

Miscellaneous industry

PT Astra International Tbk.PT Astra Otoparts Tbk.PT Branta Mulia Tbk.PT Gajah Tunggal Tbk.PT Goodyear Indonesia Tbk.PT Hexindo Adiperkasa Tbk.PT Indomobil Sukses InternasioPT Indospring Tbk.PT Intraco Penta Tbk.PT Multi Prima Sejahtera TbkPT Nipress Tbk.PT Polychem Indonesia TbkPT Prima Alloy Steel Tbk.PT Selamat Sempurna Tbk.PT sugi suma persadaPT Tunas Ridean Tbk.PT United Tractor Tbk.PT Argo Pantes Tbk.PT Eratex Djaja Ltd. Tbk.PT Panasia Filament Inti Tbk

Lampiran Sampel Perusahaan

PT Argha Karya Prima IndustryPT Asahimas Flat Glass Co. LtdPT Asiaplast Industries Tbk.PT Berlina Co. Ltd. Tbk.PT Dynaplast Tbk.PT FATRAPOLINDOPT Kageo Igar Jaya Tbk.PT Langgeng Makmur Plastic IndPT Lapindo Packaging Tbk.PT Siwani Makmur TbkPT Trias Sentosa Tbk.PT Charoen Pokphand IndonesiaPT Cipendawa Farm Enterprise TPT Japfa Comfeed Indonesia TbkPT Sierad Produce Tbk.PT Wahana Phonix Mandiri Tbk.PT Barito Pacific Timber Tbk.PT Daya Sakti Unggul CorporatiPT Sumalindo Lestari Jaya Tbk.PT Tirta Mahakam Plywood IndusPT Fajar Surya Wisesa Tbk.PT Suparma Tbk.

.PT Panasia Indosyntec Tbk. (HaPT Roda Vivatex Tbk.PT Sunson Textile ManufacturerPT Delta Dunia Petroindo TbkPT Ever Shine Textile IndustryPT Hanson Industri Utama Tbk.PT Sarasa Nugraha Tbk.PT Karwell Indonesia Tbk.PT Pan Brothers Tex Tbk.PT Primarindo Asia InfrastructPT Ricky Putra Globalindo Tbk.PT Sepatu Bata Tbk.PT Surya Intrindo Makmur Tbk.PT GT Kabel Indonesia Tbk. (KaPT Jembo Cable Company Tbk.PT Kabelindo Murni Tbk.PT Supreme Cable ManufacturingPT Sumi Indokabel Tbk. (IndahPT Voksel Electric Tbk.

Page 20: Jurnal Akuntansi Menejemen

156

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 141-156

Property and real estate industry

PT Bakrieland Development Tbk.PT Bhuwanatala Indah Permai TbPT Bintang Mitra Semestaraya TPT Ciptojaya Kontrindo Reksa TPT Ciputra Development Tbk.PT Ciputra Surya Tbk.PT Karka Yasa Profilia Tbk.PT Dharmala Intiland Tbk.PT Duta Anggada Realty Tbk.PT Duta Pertiwi Realty Tbk.PT Gowa Makassar Tourism Dev.PT Indonesia Prima Properti TbPT Jaka Inti Realtindo Tbk.PT Jakarta International HotelPT Jakarta Setiabudi PropertyPT Jaya Real Property Tbk.PT Kawasan Industri Jababeka TPT Krida Perdana Indah Graha TPT Lamicitra Nusantara Tbk.

Trade and service industry

PT agisPT Akbar Indo Makmur Stimec TbPT Alfa Retailindo Tbk.PT Enseval Putera MegatradingPT Fishindo Kusuma Sejahtera TPT Hero Supermarket Tbk.PT Matahari Putra Prima Tbk.PT Millennium Tbk. (PT NVPD SoPT Metamedia Technologies Tbk.PT Ramayana Lestari Sentosa TbPT Rimo Catur Lestari Tbk.PT Tigaraksa Satria Tbk.PT Toko Gunung Agung Tbk.PT Wicaksana Overseas InternatPT Anta Express Tour & TravelPT Bayu Buana Travel Service LPT Hotel Sahid Jaya InternatioPT Panorama Sentrawisata Tbk.PT Plaza Indonesia Realty Tbk.PT Sona Topas Tourism IndustryPT Astra Graphia Tbk.PT Metrodata Electronics Tbk.PT Multipolar Corporation Tbk.PT Inter Delta Tbk.PT Modern Photo Film Company TPT Perdana Bangun Pusaka Tbk.PT Alakasa Industrindo Tbk.PT Bakrie & Brothers Tbk.PT Bimantara Citra Tbk.PT Plastpack Prima Industri Tb

PT Lippo Cikarang Tbk.PT Lippo Karawaci Tbk.PT Mas Murni Indonesia Tbk.PT Metro Supermarket Realty TbPT Modernland Realty Ltd. Tbk.PT Mulialand Tbk.PT Putra Surya Perkasa Tbk.PT Pakuwon Jati Tbk.PT Panca Wiratama Sakti Tbk.Pembangunan Jaya Ancol TbkPT Pudjiadi & Sons Estates, LtPT Pudjiadi Prestige Limited TPT Ristia Bintang Mahkota SejaPT Roda Panggon Harapan Tbk.PT Bukit/Royal Sentul HighlandPT Summarecon Agung Tbk.PT Surya Semesta Internusa TbkPT Surya Inti Permata Tbk.PT Suryamas Dutamakmur Tbk

Page 21: Jurnal Akuntansi Menejemen

157

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)Vol. 20, No. 3, Desember 2009Hal. 157-174

ABSTRACT

This study examines the relationship between free cashflow and shareholder value moderated by contextualvariables investment opportunity set and dividend.Corporate size is used as a control variable. Financialdata of manufacturing firms listed in the IndonesianStock Exchange for the period from 2002 to 2007 areused. Five IOS individual proxies used to measure acomposite IOS proxy are market to book value of as-sets ratio, market to book value of equity ratio, priceearnings ratio, capital expenditure to book value ofasset ratio, and capital expenditure to market value ofasset ratio. Moderated regression analysis is used intesting hypothesis. The results show that free cashflow significant positively correlated with shareholdervalue. Investment opportunity set moderate the rela-tionship. Dividend, however, is not proved to be amoderator variable in the correlation between free cashflow and shareholder value.

Keywords: free cash flow, shareholder value, invest-ment opportunity set, dividend

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAIPEMEGANG SAHAM DENGAN SET KESEMPATAN INVESTASI

DAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

Rima Aguatania Kusuma WardaniJalan Dr. Soepomo Nomor 132, Surakarta 57132

Telepon +62 271 730379E-mail: [email protected]

Baldric SiregarSTIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan, Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Keberadaan perusahaan berkaitan dengan berbagaikepentingan partisipan antara lain pemegang saham,kreditor, dan manajer. Pemegang saham, kreditor, danmanajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaankepentingan dan perspektif berkenaan perusahaan.Pemegang saham akan cenderung untukmemaksimalkan nilai saham dan memaksa manajer untukbertindak sesuai dengan kepentingan mereka melaluipengawasan. Kreditor di sisi lain akan berusahamelindungi dana yang sudah mereka tanamkan dalamperusahaan dengan jaminan dan kebijakan pengawasanyang ketat pula. Manajer memiliki dorongan untukmengejar kepentingan pribadi. Bahkan tidak tertutupkemungkinan manajer melakukan investasi meskipuninvestasi tersebut tidak dapat memaksimalkan nilaipemegang saham. Perilaku ini disebut denganoverinvestment (Wu, 2004).

Konflik kepentingan antara pemegang sahamdengan manajer dapat timbul jika manajer bertindakuntuk mengejar kepentingannya sendiri demimendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnyatanpa memperhatikan kepentingan pemegang saham.Pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh manajer

Page 22: Jurnal Akuntansi Menejemen

158

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

sebagai pengambil keputusan dalam perusahaancenderung konsumtif dan tidak produktif, sepertikonsumsi perquisite1 yang berlebihan (Jensen danMeckling, 1976). Bahkan manajer terkadang membuatkeputusan yang menguntungkan diri mereka sendiriuntuk mendapatkan kepuasan pribadi yang dapatmeningkatkan prestige yang berasal dari keputusanyang diambil meskipun keputusan tersebut dapatmengurangi nilai perusahaan.

Adanya aliran kas bebas2 (free cash flow) dalamperusahaan dapat menyebabkan terjadinya konflikantara pemegang saham dengan manajer (Jensen, 1986).Pemegang saham menginginkan agar aliran kas bebastersebut dibagikan dalam bentuk dividen sedangkanmanajer manginginkan agar aliran kas bebas tersebutdigunakan sebagai investasi, meskipun peluangpertumbuhan perusahaan rendah sehingga investasitersebut tidak menghasilkan profitabilitas yangmemadai. Manajer tidak menginginkan aliran kas bebastersebut dibagikan dalam bentuk dividen kas karenadengan pembayaran dividen kas kepada pemegangsaham akan mengurangi sumber ekonomi yang beradadalam kekuasaan manajer sehingga akan mengurangikekuatan manajer dalam perusahaan. Melalui investasiyang dilakukan, manajer akan memperoleh kepuasanpribadi karena manajer akan memperoleh manfaat selainuang (non-pecuntary benefits) atau imbalan lainnya.

Isu yang diteliti dalam studi ini adalah apakahaliran kas bebas berpengaruh terhadap nilai pemegangsaham. Selain itu, apakah set kesempatan investasi3

(investment opportunity set) dan dividen merupakan

faktor kontekstual yang tepat dalam memoderasihubungan antara aliran kas bebas dengan nilaipemegang saham. Organisasi pembahasan dimulai daripendahuluan. Bagian kedua berjudul materi dan metodepenelitian yang berisi uraian tentang kajian literatur,pengembangan hipotesis, dan metode penelitian.Bagian ketiga berisi uraian tentang deskripsi sampeldan variabel serta pengujian hipotesis. Bagian keempatmengauraikan tentang pembahasan terhadap hasilanalisis. Sedangkan bagian terakhir berisi kesimpulan,implikasi, keterbatasan, dan saran.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Perspektif konflik antara pemegang saham denganmanajer dapat dijelaskan dalam kerangka hubungankeagenan. Suatu hubungan keagenan4 adalahhubungan kontraktual antara pemegang saham sebagaiprinsipal yang memberi amanah dan manajer sebagaiagen yang menjalankan amanah. Hubungan keagenanmuncul ketika seorang individu atau lebih sebagaipemegang saham atau prinsipal mempekerjakan pihaklain, yaitu manajer (agen) untuk melaksanakanpekerjaan dan mendelegasikan wewenang pembuatankeputusan. Hak dan tanggung jawab prinsipal sertaagen ditentukan dalam kontrak hubungan pekerjaan.Di dalam model agensi ini, individu diasumsikantermotivasi dengan keinginannya sendiri. Masalahkeagenan akan muncul ketika perilaku kerjasama yangmemaksimalkan kesejahteraan kelompok tidakkonsisten dengan masing-masing keinginan individu.

1 Perquisite adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Salah satu contohtindakan perquisite manajer adalah menginap di hotel bintang lima dengan fasilitas mewah yang sebenarnya tidak diperlukan.

2 Aliran kas bebas adalah kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham yang tidak digunakan untukmodal kerja (working capital) atau investasi pada aset tetap (Ross et al., 2000). Sedangkan Jensen (1986) mendefinisikanaliran kas bebas sebagai kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki nilai bersih sekarangpositif.

3 Set kesempatan investasi adalah tersedianya alternatif investasi di masa yang akan datang bagi perusahaan (Hartono, 1999).Set kesempatan investasi juga dapat didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva riil (asset in place) dengan alternatifinvestasi di masa yang akan datang yang memiliki nilai bersih sekarang positif.

4 Hubungan keagenan adalah suatu hubungan kontraktual antara agen dan prinsipal. Prinsipal adalah pihak yang mendelegasikantanggung jawab kepada pihak lain (agen) untuk melakukan suatu pekerjaan jasa dan diberi wewenang untuk mengambilkeputusan. Agen adalah pihak yang diberi tanggung jawab oleh pihak lain (prinsipal) untuk melakukan pekerjaan yang dapatmeningkatkan kesejahteraan prinsipal. Agen bertindak atas nama kepentingan prinsipal dan diberi wewenang untuk mengambilkeputusan. Salah satu bentuk hubungan keagenan dalam suatu perusahaan adalah hubungan antara manajer dan pemegangsaham.

Page 23: Jurnal Akuntansi Menejemen

159

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

Ada dua masalah dalam hubungan keagenan(Jensen dan Meckling, 1976). Pertama, perbedaan tujuanantara prinsipal dengan agen dalam hal tidak dapatdiamatinya kegiatan agen. Prinsipal berharap bahwaagen akan bertindak sesuai kehendak prinsipal. Namun,agen cenderung mengurangi usahanya. Dalam masalahini terdapat dua aspek, yaitu moral hazard5 dan ad-verse selection6. Kedua, risk sharing problem yangberkaitan dengan hubungan antara prinsipal denganagen mempunyai tindakan preferensi yang berbedakarena preferensi mereka terhadap risiko juga berbeda.Hal ini dikarenakan agen berperilaku risk averse (tidakmenyukai risiko) yang tidak dapat mendiversifikasipekerjaan mereka (manajer hanya bisa bekerja padasatu perusahaan saja). Sedangkan, prinsipal berperilakurisk neutral yang dapat mendiversifikasi investasimereka (pemegang saham dapat berinvestasi diberbagai perusahaan).

Di dalam model prinsipal-agen, masing-masingtindakan individu diturunkan berdasarkan padaspesifikasi preferensi dan kepercayaan. Pada umumnya,model prinsipal-agen merupakan suatu asumsi asimetriinformasi. Agen diasumsikan mempunyai informasiprivat yang tidak dapat dimiliki prinsipal untukmengaksesnya tanpa biaya. Informasi privat inidilakukan untuk menghargai tindakan agen memilih danmenyampaikan informasi.

Teori keagenan muncul dari konflik-konflikkepentingan di antara manajer dan pemegang saham.Konflik tersebut berasal dari pemisahan kepemilikandan kontrol (Jensen dan Meckling, 1976). Fungsikontrol dipegang oleh manajer (agen) yang bertugasmengelola manajemen perusahaan, sedangkan fungsikepemilikan dipegang oleh pemegang saham (prinsipal)yang bertugas mengawasi manajer dalam mengelolamanajemen perusahaan.

Konflik-konflik kepentingan yang terjadi diantara manajer dan pemegang saham dikarenakanadanya tujuan yang berlainan dan asimetri informasi.Asimetri informasi disebabkan oleh adanya konflik

keagenan dari pengambilan risiko dan kebijakanperusahaan oleh manajer. Pemegang saham memilikikepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaansehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya,sedangkan manajer memiliki kecenderungan untukmengejar kepentingan pribadi. Konflik keagenan diperusahaan besar sering terjadi antara pemegangsaham dengan manajer; manajer dengan kreditor; sertaantara manajer, pemegang saham, dan kreditor. Manajerperusahaan sebagai agen memiliki kecenderunganuntuk berperilaku oportunis demi kepentingannyasendiri yang sering tidak sejalan dengan kepentinganprinsipal. Tindakan manajer ini dapat berakibat padatingginya biaya yang ditanggung perusahaan yangdapat mengurangi kekayaan bagi pemegang sahamsebagai prinsipal (Karsana dan Supriyadi, 2005).

Untuk membatasi tindakan manajer perusahaanyang oportunis, pemegang saham memerlukan upayapengawasan. Tindakan pengawasan pemegang sahamini akan menimbulkan biaya, yang disebut dengan biayakeagenan7 (agency cost). Bila perusahaan menjadisemakin besar, maka biaya keagenan juga menjadisemakin besar. Menurut Jensen dan Meckling (1976),biaya keagenan terdiri dari tiga macam, yaitu biayamonitoring, biaya bonding, dan residual lost. Biayamonitoring merupakan biaya yang ditimbulkan olehprinsipal untuk mengamati dan mengendalikan perilakuagen. Contoh biaya monitoring adalah biaya audit yangdibayar oleh perusahaan kepada auditor untukmengaudit laporan keuangan. Biaya bondingmerupakan biaya yang ditimbulkan oleh agen untukmenjamin bahwa agen akan bekerja sesuai dengankepentingan prinsipal. Contoh biaya bonding adalahbiaya pembuatan laporan keuangan perusahaan olehmanajer. Sedangkan residual lost merupakanpenurunan kekayaan prinsipal karena perbedaan tujuanantara prinsipal dengan agen (biaya keagenan di luarbiaya monitoring dan biaya bonding). Dengan kata lain,pada kondisi tertentu prinsipal dapat mengeluarkanbiaya untuk mempengaruhi manajer agar manajer

5 Moral hazard adalah moral yang dimiliki oleh manajer untuk melakukan tindakan yang merugikan pemegang saham dengancara manajer mengurangi usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan.

6 Adverse selection atau pemilihan yang salah menunjukkan misrepresentasi kemampuan agen.7 Biaya keagenan adalah biaya yang timbul karena adanya konflik keagenan antara pemegang saham dengan manajer. Biaya

keagenan muncul ketika pemegang saham melakukan tindakan pengawasan terhadap manajer.

Page 24: Jurnal Akuntansi Menejemen

160

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

memaksimumkan kemakmuran prinsipal. Pemegangsaham memerlukan mekanisme untuk meminimumkanbiaya keagenan tersebut. Menurut Wahidahwati (2002),ada beberapa alternatif untuk mengurangi biayakeagean, yaitu meningkatkan kepemilikan sahamperusahaan oleh manajemen, meningkatkan dividen,meningkatkan pendanaan melalui utang, dan investorinstitusional digunakan untuk monitoring.

Berdasarkan teori sinyal, laporan keuanganmerupakan sinyal bagi para pengguna laporankeuangan tentang segala informasi yang dimiliki olehperusahaan. Teori sinyal ini akan menunjukkan suatuindikasi tentang adanya asimetri informasi antara pihakintern dan pihak ekstern perusahaan. Oleh karena itu,keberadaan informasi diharapkan mampu mengurangiperbedaan informasi yang dapat diterima oleh masing-masing pihak. Dalam teori sinyal, laporan keuangandianggap relevan apabila mampu memberikan sesuatuyang bermanfaat bagi para pengguna serta memilikikandungan informasi yang dapat digunakan sebagaibahan pertimbangan dalam pengambilan suatukeputusan. Namun, laporan keuangan juga dapatmenimbulkan mis-conception apabila terdapat salahsaji yang material. Suatu sinyal juga bermanfaat sebagaisuatu promosi atau informasi yang mengindikasikanbahwa perusahaan tersebut dalam kondisi yang lebihbaik dibandingkan dengan perusahaan lain (Machfoedz,1995). Oleh karena itu, sinyal dapat berarti memilikikandungan informasi maupun sinyal untukmemprediksi prospek perusahaan pada masa yang akandatang.

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaanyang berkualitas tinggi akan membayar dividen lebihtinggi (Fijrijanti dan Hartono, 2002). Jika sinyalmeningkat karena adanya disparitas informasi antaramanajer dan investor, maka perusahaan yang memilikidisparitas informasi besar, yaitu perusahaan yangmemiliki pilihan pertumbuhan kecil, akan membayarkandividen lebih tinggi sebagai sinyal bahwa kondisiperusahaan baik (Battacharya, 1979). Jika manajemenmemang memutuskan untuk membagi dividen, ia harus

memiliki keyakinan bahwa perusahaannya akan memilikiprofitabilitas yang baik di masa mendatang. Untuk itu,manajer harus bekerja keras demi meningkatkan labaperusahaan untuk menarik investor supaya berinvestasidi perusahaannya. Berdasarkan sudut pandang inves-tor, salah satu indikator penting untuk menilai prospekperusahaan di masa mendatang adalah dengan melihatdividen yang dibayarkan. Indikator ini sangat bergunauntuk mengetahui sejauh mana investasi yang akandilakukan suatu perusahaan agar mampu memberikanreturn yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkaninvestor. Jika suatu perusahaan bisa memperoleh labayang semakin besar, maka secara teoritis perusahaanakan mampu membagikan dividen yang makin besar.Pembagian dividen yang besar akan menarik para in-vestor untuk berinvestasi karena mereka melihat bahwaperusahaan tersebut memiliki laba yang cukup untukmembayar tingkat keuntungan yang disyaratkannya.Hal tersebut menjadi indikator bahwa masa depanperusahaan cukup menjanjikan. Dengan kata lain,profitabilitas perusahaan akan semakin membaik dimasa depan.

Teori sinyal juga mengasumsikan bahwa manajerpada perusahaan yang berkualitas tinggi memilikiinsentif untuk meyakinkan investor bahwa perusahaanseharusnya menetapkan penilaian yang lebih tinggiberdasarkan pengetahuan manajer mengenai prospekyang baik bagi perusahaan atau peluang investasinya(Kaaro, 2002). Manajer memilih menggunakan dananyauntuk mendanai investasi daripada mengeluarkan biayayang besar untuk pembagian dividen kepada parapemegang saham sebagai sinyal informasi bagi out-side shareholders. Dengan kata lain, manager memilihuntuk memaksimalkan kekayaan current shareholdersdaripada mengharapkan kekayaan outside sharehold-ers dan potential shareholders8 yang hanya tertarikpada jumlah dividen yang dibagikan (Myers dan Majluf,1984). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwapeluang investasi juga dapat dijadikan sinyal mengenaiprospek perusahaan bagi current shareholders.

8 Outside shareshareholders adalah pemegang saham yang memiliki kepemilikan saham lebih dari 5% dan tidak mendudukiposisi manajerial perusahaan. Current shareholders adalah pemegang saham yang memiliki kepemilikan saham dan mendudukiposisi manajerial perusahaan. Potential shareholders adalah pihak-pihak yang potensial memiliki kepemilikan sahamperusahaan.

Page 25: Jurnal Akuntansi Menejemen

161

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

Teori sinyal ini juga mendasari dugaan bahwapengumuman perubahan dividen kas mempunyaikandungan informasi yang mengakibatkan munculnyareaksi harga saham. Teori ini menjelaskan bahwainformasi tentang dividen kas yang dibayarkandianggap investor sebagai sinyal prospek perusahaandi masa mendatang. Adanya anggapan ini disebabkanterjadinya asimetri informasi antara manajer dan inves-tor, sehingga para investor menggunakan kebijakandividen sebagai sinyal tentang prospek perusahaan.Apabila terjadi peningkatan dividen akan dianggapsebagai sinyal positif yang berarti perusahaanmempunyai prospek yang baik, sehingga menimbulkanreaksi harga saham yang positif. Sebaliknya, jika terjadipenurunan dividen akan dianggap sebagai sinyalnegatif yang berarti perusahaan mempunyai prospekyang tidak begitu baik sehingga menimbulkan reaksiharga saham yang negatif. Akan tetapi, peningkatandividen dapat pula menjadi sinyal negatif bagi inves-tor. Perusahaan yang meningkatkan pembayarandividen dapat dianggap sebagai perusahaan yangsudah tidak berprospek pada masa mendatang. Dividenpada dasarnya adalah aliran kas bebas yang dibagikankarena kebutuhan investasi sudah terpenuhi, makadividen yang tinggi dapat mengandung arti tidakadanya investasi yang prospektif di masa mendatang.

Aliran kas bebas merupakan kas perusahaanyang dapat didistribusikan kepada pemegang sahamyang tidak digunakan untuk modal kerja (working capi-tal) atau investasi pada aset tetap (Ross et al., 2000).Aliran kas bebas menunjukkan gambaran bagi inves-tor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaantidak sekedar strategi untuk menyiasati pasar denganmaksud meningkatkan nilai perusahaan. Bagiperusahaan yang melakukan pengeluaran modal, alirankas bebas akan mencerminkan dengan jelas mengenaiperusahaan manakah yang masih mempunyaikemampuan di masa depan dan yang tidak. Jensen(1986) mendefinisikan aliran kas bebas sebagaikelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semuaproyek yang memiliki nilai bersih sekarang positif. Alirankas bebas mencerminkan keleluasaan perusahaandalam melakukan investasi tambahan, melunasi utang,membeli saham treasury, atau menambah likuiditas.

Aliran kas bebas belum mendapat perhatian diIndonesia karena perusahaan-perusahaan tidakmelaporkan secara eksplisit. Hal ini berbeda dengan

praktik di Amerika Serikat, aliran kas bebas sudah cukupbanyak menarik perhatian terbukti dengan adanyabadan independen seperti Value Line Investment Sur-vey yang mengumumkan kepemilikan aliran kas bebasoleh suatu perusahaan secara berkala (Tarjo, 2005).Jensen (1986) memprediksi bahwa harga saham akanmeningkat jika perusahaan membayar atau berjanjiuntuk membayar kelebihan kas tersebut kepadapemegang saham. Dengan kata lain, peningkatanpembayaran dividen dalam bentuk kas akanmenghasilkan respon positif pada harga saham dalamjangka pendek.

Perusahaan yang memiliki aliran kas bebasmempunyai dua pilihan untuk memperlakukannya,yaitu: membayarkan sebagai dividen kepada pemegangsaham atau mereinvestasi pada proyek-proyek yangmempunyai nilai bersih sekarang negatif, misalnyamembeli aset tetap. Manajer berusaha mengembangkanperusahaan di luar batas optimal juga dipicu olehkompensasi yang akan diterima. Oleh karena itu,perusahaan melakukan reinvestasi dengan harapandapat meningkatkan omset penjualan karenakompensasi berhubungan positif dengan pertumbuhanpenjualan (Jensen, 1986). Namun demikian, pemegangsaham menganggap bahwa reinvestasi pada proyek-proyek dengan nilai bersih negatif merupakan suatubentuk inefisiensi sekaligus merupakan penundaankesejahteraan mereka.

Aliran kas bebas dapat meningkatkan konflikkepentingan yang terjadi antara manajer dan pemegangsaham. Hal ini terjadi karena adanya perbedaankepentingan antara kedua belah pihak yang berkaitandengan pendistribusian aliran kas bebas. Manajercenderung memunyai keinginan menahan sumber daya(termasuk aliran kas bebas) agar mereka tetap memilikikendali terhadap penggunaan sumber daya tersebut.Di lain pihak, pemegang saham ingin agar dana yangtersedia dibagikan dalam bentuk dividen. Manajerberanggapan bahwa pembagian dividen akanmengurangi sumber daya yang ada di bawahkekuasaannya. Hal ini berarti bahwa kekuatan manajerakan berkurang. Pihak manajer sebagai agen berusahamemaksimalkan nilai perusahaan dengan memanfaatkanaset yang tersedia secara optimal.

Yudianti (2003) membagi aliran kas bebas kedalam dua bagian, yaitu aliran kas bebas positif danaliran kas bebas negatif. Menurut Yudianti (2003),

Page 26: Jurnal Akuntansi Menejemen

162

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

perusahaan dengan aliran kas bebas negatif diprediksimenghadapi masalah keagenan yang dihubungkandengan kovenan utang. Sedangkan, perusahaandengan aliran kas bebas positif akan menghadapimasalah keagenan yang dihubungkan dengan investasidan kebijakan distribusi. Menurutnya, perusahaandengan aliran kas bebas positif akan menghadapimasalah keagenan dengan investasi dan kebijakandistribusi. Ketika aliran kas bebas perusahaan positif,manajer cenderung menginginkan didistribusikan untukinvestasi. Namun, pemegang saham menginginkannyauntuk dibagi ke dalam bentuk dividen. Aliran kas bebasyang tinggi akan menyebabkan manajer bertindaksebebas-bebasnya dalam menggunakan aliran kasbebas tersebut. Keberadaan aliran kas bebas yangtinggi dapat memicu konflik kepentingan antara manajerdan pemegang saham. Jensen (1986) menjelaskanbahwa aliran kas bebas yang tinggi pada perusahaandapat menyebabkan overinvestment, yaitu investasiyang melebihi ukuran optimal dengan nilai bersihnegatif. Manajer melakukan overinvestment untukmeningkatkan kekuasaannya dalam pengendaliansumber daya ekonomi perusahaan.

Di sisi lain, perusahaan yang mempunyai alirankas bebas negatif diprediksi mengadapi masalahkeagenan yang dihubungkan dengan kovenan utang.Easterbrook (1984) menyatakan bahwa pemegangsaham akan melakukan pengawasan kepada manajemenperusahaan. Namun demikian, apabila biayapengawasan tersebut dirasa terlalu tinggi, makapemegang saham akan meminta bantuan pihak ketigadalam melakukan upaya pengawasan tersebut. Bantuanpihak ketiga tersebut dapat diperoleh melalui kebijakanutang yang menyertakan kovenan utang. Kegiatanpengawasan yang dilakukan pemegang saham kepadamanajemen perusahaan dengan menggunakan bantuankreditor lebih murah daripada pengawasan yangdilakukan oleh pemegang saham itu sendiri. Salah satucara yang dilakukan pemegang saham untuk memaksamanajemen mencari tambahan dana dari pihak luaradalah dengan meminta pembayaran dividen yang lebihtinggi. Pembayaran dividen yang lebih tinggi inilah yangdapat memaksa manajemen perusahaan mencaritambahan dana ke pihak luar agar dapat merealisasikanrencana investasinya. Kreditor sebagai penyandangdana sangat berkepentingan atas keamanan dana yangditanamkan, sehingga mereka akan melakukan

pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Adanyapengawasan yang dilakukan kreditor ini akhirnya dapatmeminimumkan biaya keagenan bagi pemegang saham.

Set kesempatan investasi adalah tersedianyaalternatif investasi di masa yang akan datang bagiperusahaan (Hartono, 1999). Set kesempatan investasijuga dapat didefinisikan sebagai kombinasi antara aktivariil (asset in place) dengan alternatif investasi di masayang akan datang yang memiliki nilai bersih sekarangpositif. Menurut Subekti dan Kusuma (2001), opsiinvestasi masa depan tidak semata-mata hanyaditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yangdidukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja,tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebihdalam mengeksploitasi kesempatan mengambilkeuntungan dibandingkan dengan perusahaan lainyang setara dalam suatu kelompok industrinya.Alternatif investasi ini memberikan kesempatan untukberkembangnya suatu perusahaan (Myers, 1977). Gaverdan Gaver (1993) dalam Fijrijanti dan Hartono (2001)menyatakan bahwa pilihan pertumbuhan memilikipengertian yang fleksibel. Perusahaan bertumbuh tidakselalu merupakan perusahaan kecil yang sedang aktifmelakukan penelitian dan pengembangan. Perusahaankecil sering menghadapi keterbatasan pilihan dalammenentukan dan menjalankan proyek baru atau ketikaakan merestrukturisasi aset yang ada. Perusahaan besarcenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinyasehingga seringkali perusahaan besar lebih memilikikeunggulan kompetitif dalam mengeksplorasikesempatan investasi yang muncul.

Set kesempatan investasi merupakan variabelyang tidak dapat diobservasi (variabel laten), sehinggadiperlukan proksi (Hartono, 1999). Pernyataan inididukung oleh Kallapur dan Trombley (2001) yangmenyatakan kesempatan investasi perusahaan tidakdapat diobservasi oleh pihak-pihak di luar perusahaan.Berbagai variabel yang digunakan sebagai proksi setkesempatan investasi telah digunakan dalam berbagaipenelitian. Proksi set kesempatan investasi dapatdiklasifikasikan ke dalam empat tipe (Kallapur danTrombley, 2000; Pagalung, 2003), yaitu:

Proksi berdasarkan harga (price-based proxies).Set kesempatan berdasarkan harga merupakan

proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhanperusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar.

Page 27: Jurnal Akuntansi Menejemen

163

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

Proksi ini didasari atas suatu ide yang menyatakanbahwa prospek pertumbuhan perusahaan secaraparsial dinyatakan dalam harga-harga saham, danperusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yanglebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yangdimiliki. Set kesempatan investasi yang didasari padaharga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuranaktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan yang berkaitan denganproksi berdasarkan pasar antara lain Market to BookValue of Equity; Book to Market Value of Assets;Tobin’s Q; Earnings to Price Ratios; Ratio of Prop-erty, Plant, and Equipment to Firm Value; Ratio ofDepreciation to Firm Value; Market Value of EquityPlus Book Value of Debt; Dividend Yield; Return onEquity; Non-interest Revenue to Total Revenue.

Proksi berdasarkan investasi (investment-based prox-ies).

Ide proksi set kesempatan investasi berdasarkaninvestasi mengungkapkan bahwa suatu kegiataninvestasi yang besar berkaitan secara positif dengannilai set kesempatan investasi suatu perusahaan.Perusahaan-perusahaan yang memiliki suatu setkesempatan investasi yang tinggi seharusnya jugamemiliki suatu tingkatan investasi yang tinggi puladalam bentuk aktiva yang ditempatkan atau yangdiinvestasikan untuk waktu yang lama dalam suatuperusahaan. Bentuk dari proksi ini adalah suatu rasioyang membandingkan suatu pengukuran investasi yangtelah diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap atausuatu hasil operasi yang diproduksi dari aktiva yangtelah diinvestasikan. Rasio-rasio yang telah digunakanyang berkaitan dengan proksi berdasarkan investasitersebut antara lain the Ratio of R&D to Assets, theRatio of R&D to Sales, Ratio of Capital Expenditureto Firm Value, Investment Intensity, Ratio of CapitalExpenditure to Book Value of Assets, Investment toSales Ratio, Ratio of Capital Addition to Assets BookValue, Investment to Earnings Ratio, Log of FirmValue.

Proksi berdasarkan varian (variance measures).Proksi set kesempatan investasi berdasarkan

varian mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadilebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuranuntuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh,

seperti variabilitas return yang mendasari peningkatanaktiva. Ukuran yang berkaitan dengan proksiberdasarkan varian tersebut antara lain Variance ofReturn, Asset Betas, The Variance of Asset DeflatedSales.

Proksi gabungan dari proksi individual.Alternatif proksi gabungan set kesempatan

investasi dilakukan sebagai upaya untuk mengurangimeasurement error yang ada pada proksi individual,sehingga akan menghasilkan pengukuran yang lebihbaik untuk set kesempatan investasi. Metode yangdapat digunakan untuk menggabungkan beberapaproksi individual menjadi satu proksi yang akan diujilebih lanjut adalah dengan menggunakan analisis faktor.

Keempat jenis proksi di atas yang menggambar-kan beragam ukuran set kesempatan investasi yangmemungkinkan beberapa peneliti menggunakanberagam rasio sebagai proksi set kesempatan investasi.Hal ini terjadi karena set kesempatan investasi bersifattidak dapat diobservasi atau unobservable (Jaggi danGul, 1999; Hartono,1999; Kallapur dan Trombley, 2001).Pendekatan yang digunakan beberapa peneliti sebagianbesar menggunakan ukuran variabel rasio-rasio dalambentuk pengukuran rasio tunggal. Namun demikian,beberapa peneliti lainnya menggunakan pendekatanpengukuran gabungan, yaitu menggabungkanbeberapa rasio sehingga membentuk ukuran barusebagai proksi set kesempatan investasi. Pendekatanyang dapat digunakan dalam pengukuran gabungandari beberapa proksi individual set kesempataninvestasi adalah dengan menggunakan analisis faktoruntuk membentuk suatu variabel gabungan yang dapatdikembangkan dan diuji lebih lanjut. Hal ini dilakukankarena set kesempatan bersifat tidak dapat diobservasi,set kesempatan investasi kurang tepat bila diproksikandari satu ukuran empiris tunggal saja (single empiricalproxy), sehingga dibutuhkan proksi-proksi yangmerupakan proksi gabungan dari proksi individual.Selain itu, dengan menggunakan pendekatan proksigabungan dapat juga mengurangi kesalahanpengukuran yang secara inharen melekat dalam variabeltunggal untuk proksi set kesempatan investasi(Kallapur dan Trombley, 2001).

Keputusan pembagian dividen merupakansuatu masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan.Manajemen sering mengalami kesulitan untuk

Page 28: Jurnal Akuntansi Menejemen

164

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

memutuskan apakah akan membagi dividennya atauakan menahan laba untuk diinvestasikan kembali padaproyek-proyek yang menguntungkan gunameningkatkan pertumbuhan perusahaan. Pasar modalmerupakan jembatan untuk mendistribusikankesejahteraan kepada masyarakat khususnya kepadapemegang surat berharga perusahaan, misalnyapemegang surat berharga akan menerima dividen dancapital gains (Machfoedz, 1995). Besarnya dividentergantung besarnya laba yang diperoleh perusahaandan kebijakan dividen atau keputusan mengenaibesarnya bagian keuntungan yang akan dibagikankepada pemegang saham dan bagian yang akan ditahanoleh perusahaan sebagai laba ditahan.

Masalah-masalah yang saling berkaitan yangselalu dihadapi perusahaan adalah keputusaninvestasi, keputusan pembelanjaan jangka panjang, dankeputusan dividen. Ketiga keputusan itu(kombinasinya) mempunyai pengaruh terhadap nilaiperusahaan yang dicerminkan dari harga pasarsahamnya (Dermawan, 1997). Dalam banyak hal, dividensering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhirsetelah pertimbangan investasi dan pertimbanganpembiayaan lainnya. Penentuan kebijakan dividenberkaitan dengan masalah aliran kas bebas perusahaan(Barclay dan Smith, 1998).

Jensen (1986) mengembangkan hipotesis alirankas bebas dengan menyatakan bahwa manajer lebihsenang menggunakan aliran kas bebas untukmelakukan investasi yang memiliki nilai bersih sekarangnegatif daripada membagikannya kepada pemegangsaham sebagai dividen. Konflik kepentingan antarapemegang saham dan manajer mengenai kebijakandividen terjadi ketika perusahaan memiliki aliran kasbebas yang besar. Perusahaan yang mempunyaipertumbuhan tinggi dan kesempatan investasi yangbesar memungkinkan untuk membayar dividen yangrendah karena mereka mempunyai kesempatan yangmenguntungkan dalam mendanai investasinya secarainternal sehingga perusahaan tidak membayarkan lebihbesar labanya kepada pihak luar dalam bentuk dividen.Pembuatan keputusan pembagian dividen melibatkanpihak-pihak yang saling bertentangan, yaitu pemegangsaham berkepentingan dengan dividen dan perusahaanyang berkepentingan dengan laba ditahan. Di sampingitu, ada pemegang obligasi yang dapat mempengaruhibesarnya dividen kas yang dibagikan. Investor yang

tidak menyukai risiko mensyaratkan semakin tinggirisiko suatu perusahaan semakin tinggi keuntunganyang diinginkan. Dividen yang ada di tanganmempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capitalgain di masa yang akan datang. Semakin tingginyadividen yang dibagikan kepada pemegang sahammengakibatkan pendapatan yang diperoleh perusahaanmakin banyak yang dialokasikan untuk dividendibandingkan untuk laba ditahan. Laba ditahan yangrendah mengakibatkan kesempatan investasi menjadiberkurang. Di sisi lain, perusahaan dituntut untuk terustumbuh agar perusahaan dapat terus melaksanakanekspansi dengan melaksanakan investasi yang ada.Brigham dan Gapenski (1999) menyatakan bahwa setiapperubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akanmemiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila dividenakan dibayarkan semua, maka kepentingan cadanganakan terabaikan. Sebaliknya, apabila laba akan ditahansemua, maka kepentingan pemegang saham yang akanterabaikan. Setiap perusahaan selalu menginginkanadanya pertumbuhan dalam organisasinya, namun disatu pihak perusahaan juga harus membayarkan dividenkepada para pemegang sahamnya. Semakin tinggidividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit labayang dapat ditahan dan sebagai akibatnya adalahmenghambat tingkat pertumbuhan dalam pendapatandan harga sahamnya. Jika perusahaan ingin menahansebagian besar dari pendapatannya tetap di dalamperusahaan, berarti bagian dari pendapatan yangtersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil(Riyanto, 1995).

Konflik kepentingan antara pemegang sahamdengan manajer dapat timbul karena adanya aliran kasbebas. Pemegang saham menginginkan agar aliran kasbebas dibagikan dalam bentuk dividen, sedangkanmanajer menginginkan aliran kas bebas tidak dibagikankepada pemegang saham tetapi diinvestasikan kembalipada proyek meskipun investasi tersebut menghasilkannilai bersih sekarang negatif. Proyek tersebutmenghasilkan nilai bersih sekarang negatif karenapeluang pertumbuhan perusahaan rendah sehinggainvestasi yang dilakukan kurang menghasilkankeuntungan yang pada akhirnya dapat menyebabkankinerja perusahaan rendah yang berdampak burukterhadap nilai pemegang saham. Hal ini disebut denganbiaya keagenan aliran kas bebas, yaitu biaya yangtimbul karena konflik yang terjadi dalam perusahaan

Page 29: Jurnal Akuntansi Menejemen

165

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

yang mempunyai aliran kas bebas yang tinggisedangkan peluang pertumbuhan perusahaan rendahsehingga jika perusahaan melakukan investasi akanmenghasilkan nilai bersih sekarang negatif. MenurutYudianti (2003), perusahaan dengan tingkatpertumbuhan rendah dan aliran kas bebas tinggi, makakenaikan pembayaran dividen akan berdampak positifterhadap hubungan aliran kas bebas dengan nilaipemegang saham karena kebijakan ini menunjukkanpengurangan kebijakan manajemen untuk investasiyang berlebih.

Aliran kas bebas adalah hasil final darirangkaian tindakan manajemen dalam kebijakaninvestasi, kebijakan pendanaan, dan kebijakan operasiyang menunjukkan kinerja perusahaan (Yudianti, 2003).Aliran kas bebas menunjukkan gambaran bagi inves-tor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaantidak sekedar strategi untuk menyiasati pasar denganmaksud meningkatkan nilai perusahaan. Bagiperusahaan yang melakukan pengeluaran modal, alirankas bebas akan mencerminkan dengan jelas mengenaiperusahaan manakah yang masih mempunyaikemampuan di masa depan dan yang tidak.

Yudianti (2003) meneliti bahwa aliran kas bebaspositif berpengaruh positif terhadap nilai pemegangsaham secara signifikan. Namun, aliran kas bebasnegatif tidak berpengaruh signifikan terhadap nilaipemegang saham. Salah satu penelitian menguji secaratidak langsung hubungan aliran kas bebas terhadapnilai pemegang saham melalui keputusan investasi.Sriyunianti (2007) meneliti pengaruh aliran kas bebasterhadap keputusan investasi. Hasilnya menunjukkanbahwa aliran kas bebas secara signifikan berpengaruhterhadap keputusan investasi. Keputusan investasitersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhikesejahteraan dari pemegang saham.

Teori keagenan menjelaskan mengenai konflik-konflik kepentingan yang terjadi di antara manajer danpemegang saham dikarenakan adanya tujuan yangberlainan dan informasi yang asimetri. Asimetriinformasi disebabkan oleh adanya konflik keagenandari pengambilan risiko dan kebijakan perusahaan olehmanajer. Pemegang saham memiliki kepentingan untukmeningkatkan nilai perusahaan sehingga dapatmeningkatkan kesejahteraannya, sedangkan manajermamiliki kecenderungan untuk mengejar kepentinganpribadi.

Rappaport (1998) dalam Yudianti (2003)mengatakan bahwa tujuan dari organisasi komersialadalah memaksimalkan nilai pemegang saham melaluidividen dan kenaikan harga saham. Kinerja perusahaanyang tinggi mengindikasikan nilai pemegang sahamyang tinggi yang direfleksikan dalam return yang tinggiuntuk pemegang saham melalui dividen, harga saham,atau laba ditahan perusahaan untuk diinvestasikan dimasa depan. Menurut Yudianti (2003), manajermenciptakan nilai untuk pemegang saham melaluiinvestasi yang menyediakan return lebih besardaripada biaya modal. Nilai pemegang saham adalahnilai ekuitas yang menjadi bagian dari nilai perusahaan(Yudianti, 2003). Berdasarkan uraian di atas, maka dapatdirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:H1: Aliran kas bebas berpengaruh secara positif

terhadap nilai pemegang saham.

Pertumbuhan perusahaan adalah salah satuvariabel kontekstual penting yang mempengaruhipandangan investor terhadap perilaku manajemenuntuk membelanjakan aliran kas bebas. MenurutYudianti (2003), ketika perusahaan menghasilkan alirankas bebas yang tinggi, maka investor mengharapkanmanajer untuk mendistribusikannya ke dalam bentukdividen atau share repurchase. Namun, ketikapertumbuhan perusahaan juga tinggi, investor tidakterlalu mengejar distribusi aliran kas bebas sehinggapasar tidak bereaksi negatif jika manajer tidakmendistribusikan aliran kas bebas ke dalam bentukdividen. Namun, ketika pertumbuhan rendah, pasarakan bereaksi positif jika perusahaan mendistribusikanaliran kas bebas ke dalam bentuk dividen dan bereaksinegatif jika perusahaan menahan aliran kas bebas.

Perusahaan yang mempunyai aliran kas bebasnegatif dan kesempatan pertumbuhan tinggi akanmenyediakan return rendah karena perusahaan beradapada tahap pengembangan sehingga investasi yangtinggi sangat dibutuhkan. Kasusnya akan berbeda jikaperusahaan dengan aliran kas bebas negatif danmempunyai kesempatan pertumbuhan rendah. Kondisiini mengindikasikan bahwa perusahaan berada padatahap penurunan dengan aliran kas yang tidak profit-able di masa yang akan datang (Yudianti,2003). Haltersebut di atas sesuai dengan teori sinyal. Berdasarkanargumen ini, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhanadalah faktor penting yang mempengaruhi hubungan

Page 30: Jurnal Akuntansi Menejemen

166

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

antara aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham.Prospek pertumbuhan perusahaan dapat

digambarkan sebagai set kesempatan investasi. Myers(1977) memperkenalkan konsep set kesempataninvestasi yang didefinisikan sebagai kombinasi antaraaktiva riil dengan alternatif investasi di masa yang akandatang yang memiliki nilai bersih sekarang positif.Sejumlah penelitian telah mendokumentasikanhubungan antara set kesempatan investasi denganpertumbuhan realisasian perusahaan. Kallapur danTrombley (1999) mendokumentasikan bahwa proksi-proksi set kesempatan investasi memiliki korelasi positifdengan prospek pertumbuhan perusahaan, sepertipertumbuhan aktiva, pertumbuhan penjualan, danpertumbuhan investasi pada tiga tahun ke depan. DiIndonesia, Subekti dan Kusuma (2001) serta Fijrijantidan Hartono (2002) menemukan bahwa set kesempataninvestasi yang diukur dengan pendekatan harga pasardan aktivitas investasi berkorelasi positif denganpertumbuhan realisasian pada lima tahun ke depanyang akan berdampak pada nilai perusahaan. Temuanbeberapa peneliti tersebut telah membuktikankemampuan set kesempatan investasi dalammemprediksi prospek pertumbuhan perusahaan yangberdampak terhadap nilai perusahaan dan nilaipemegang saham.

Jensen (1986) menyatakan bahwa kecenderu-ngan manajer melakukan pemborosan pada aliran kasbebas lebih besar terjadi pada perusahaan yang memilikiset kesempatan investasi rendah dan aliran kas bebasbesar. Sebaliknya, perusahaan dengan kesempataninvestasi tinggi biasanya tidak memiliki masalah yangserius tentang adanya aliran kas bebas tersebut karenamanajer perusahaan dapat menggunakan aliran kasbebas yang ada untuk membiayai proyek dengan nilaibersih sekarang positif. Oleh karena itu, pengawasanmelalui utang lebih dibutuhkan pada perusahaan yangmemiliki aliran kas bebas tinggi dengan set kesempataninvestasi yang rendah. Berdasarkan uraian di atas, makadapat ditarik hipotesis alternatif sebagai berikut:H2: Set kesempatan investasi memoderasi pengaruh

positif aliran kas bebas terhadap nilai pemegangsaham.

Kebijakan dividen perusahaan akan melibatkanpihak-pihak yang berkepentingan dan saling bertenta-ngan, yaitu pemegang saham dengan dividennya,

kepentingan perusahaan dengan laba ditahan, dankepentingan kreditor yang dapat mempengaruhi besar-nya kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkanbergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan,sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih seriusdari manajemen perusahaan. Kebijakan dividen padahakekatnya digunakan untuk menentukan porsikeuntungan yang akan dibagikan kepada pemegangsaham dan yang akan ditahan sebagai laba ditahan.

Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusanmengenai seberapa besar laba perusahaan akandibagikan kepada pemegang saham atau menggunakandana tersebut untuk proyek investasi perusahaan.Apabila dividen yang dibayarkan semakin tinggi, makadana yang tersedia untuk investasi akan semakinrendah dan manajemen perusahaan akan mencaritambahan dana dari pihak ketiga untuk merealisasikaninvestasinya. Perusahaan yang profitable memilikidorongan membayar dividen relatif rendah agar memilikidana internal yang lebih banyak untuk membiayaiproyek-proyek investasinya. Bahkan bagi perusahaanbertumbuh, peningkatan dividen dapat menjadi beritaburuk karena diduga perusahaan telah mengurangirencana investasinya (Fijrijanti dan Hartono 2002).

Secara tidak langsung keputusan investasi akanberdampak pada nilai pemegang saham. Sejumlahpenelitian telah mendokumentasikan pengaruh alirankas bebas terhadap keputusan investasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara aliran kasbebas dan keputusan investasi. Di Indonesia, beberapapeneliti telah meneliti secara terpisah hubungan antaraaliran kas bebas dengan kebijakan dividen dankeputusan investasi, antara lain Subekti dan Kusuma(2001), Fijrijanti dan Hartono (2002), Karsana danSupriyadi (2005), serta Tarjo (2005).

Konflik kepentingan antara pemegang sahamdengan manajer dapat timbul karena adanya aliran kasbebas. Pemegang saham menginginkan agar aliran kasbebas dibagikan dalam bentuk dividen, sedangkanmanajer menginginkan aliran kas bebas tidak dibagikankepada pemegang saham tetapi diinvestasikan kembalipada proyek meskipun investasi tersebut menghasilkannilai bersih sekarang negatif.

Menurut Yudianti (2003), perusahaan dengantingkat pertumbuhan rendah dan aliran kas bebas tinggi,maka kenaikan pembayaran dividen akan berdampakpositif terhadap hubungan aliran kas bebas dengan

Page 31: Jurnal Akuntansi Menejemen

167

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

nilai pemegang saham karena kebijakan ini menunjukkanpengurangan kebijakan manajemen untuk investasiyang berlebih. Berdasarkan uraian di atas, maka dapatdisimpulkan hipotesis alternatif sebagai berikut:H3: Dividen memoderasi pengaruh positif aliran kas

bebas terhadap nilai pemegang saham.

Sampel dalam penelitian ini adalah sampel yangdipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Untukmemperoleh sampel tersebut, maka penulismenggunakan metode purposive sampling. Denganmetode tersebut, sampel dipilih atas dasar kesesuaiankarakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampelyang telah ditentukan. Kriteria yang ditetapkan adalahsebagai berikut:

Perusahaan masuk kategori industri manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) denganperiode pengamatan tahun 2002 sampai dengan tahun2007 dan sesuai dengan klasifikasi buku IndonesiaCapital Market Directory. Pembatasan sampel padaperusahaan manufaktur didasari oleh tiga alasan, yaitupeneliti membatasi sampel pada satu industri untukmenghindari adanya pengaruh industri, jumlahperusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI relatifbesar dibandingkan dengan jumlah perusahaan yangterdaftar pada kategori industri lainnya, dan penelitimanghindari bias yang mungkin terjadi karena adanyaregulasi keuangan pada industri lainnya khususnyaperbankan dan lembaga keuangan lainnya (Siregar,2005).

Perusahaan tersebut mempublikasikan laporankeuangan dengan menggunakan tahun buku yangberakhir pada tanggal 31 Desember. Langkah ini perludilakukan untuk meningkatkan komparabilitas ataudaya banding yang baik.

Pernah membagi dividen tunai minimal satu kaliselama periode pengamatan.

Memiliki data lengkap dan tidak memiliki saldoekuitas negatif, karena dapat menyebabkan rasiokeuangan yang dihasilkan menjadi tidak bermakna.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata sekunder. Data sekunder yang digunakandiperoleh dari laporan keuangan perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Data-data ini diperoleh dari data base Bursa Efek In-donesia dan buku Indonesian Capital Market Direc-tory (ICMD) tahun 2002 sampai dengan tahun 2007.

Dalam penelitian ini, terdapat empat jenisvariabel penelitian, yaitu variabel dependen, variabelindependen, variabel moderator, dan variabel kontrol.Variabel dependen adalah nilai pemegang saham,variabel independen adalah aliran kas bebas, variabelmoderator adalah set kesempatan investasi dandividen, sedangkan variabel kontrol adalah ukuranperusahaan.Variabel dependen dalam penelitian adalahnilai pemegang saham. Nilai pemegang saham adalahnilai perusahaan dikurangi dengan utang (Yudianti,2003). Nilai pemegang saham dalam penelitian ini diukurdengan cara seperti yang dikemukakan oleh Yudianti(2003), yaitu dengan mengalikan outstanding sharedengan harga penutupan saham kemudian dikurangidengan ekuitas lalu dibagi dengan total aset. Formulamatematisnya adalah sebagai berikut:

SHVit = it

ititit

AsetTotalEkuitasHPSOS −× )(

SHV (shareholder value); OS (oustanding share)

Variabel independen dalam penelitian ini adalahaliran kas bebas. Aliran kas bebas dalam penelitian inidiukur dengan formula yang dikemukakan oleh Rosset al. (2000), yaitu mengurangkan aliran kas operasidengan pengeluaran modal dan modal kerja bersih ataunet working capital. Pengeluaran modal diukur dengancara mengurangkan nilai aktiva tetap akhir dengan nilaiaktiva tetap awal. Modal kerja bersih adalah selisihantara jumlah aktiva lancar dengan utang lancar padatahun yang sama. Formula matematisnya adalah sebagaiberikut:

FCF it = AKO it – PM it – NWC itFCF (free cash flow); AKO (aliran kas operasi);PM (pengeluaran modal), NWC (net workingcapital)

Variabel moderator dalam penelitian ini adalahset kesempatan investasi dan dividen. Set kesempataninvestasi merupakan variabel yang tidak dapatdiobservasi (variabel laten), sehingga diperlukan proksi(Hartono, 1999). Dalam penelitian ini, penelitimenggunakan proksi gabungan. Peneliti menggunakanlima proksi tunggal, yaitu:

Page 32: Jurnal Akuntansi Menejemen

168

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

Dalam penelitian ini, pendekatan yangdigunakan untuk mengekstraksi lima proksi individualmenjadi satu proksi gabungan set kesempatan investasiadalah dengan menggunakan analisis faktor. Analisisfaktor dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat nilaicommunalities9 sebagai indikator individual setkesempatan investasi (Subekti dan Kusuma, 2001). Nilaitersebut selanjutnya digunakan untuk menentukanjumlah faktor representasi dari variabel-variabel aslinya.Jumlah faktor yang dianggap telah mewakili nilai-nilaikeseluruhan variabel apabila faktor tersebut mempunyainilai eigenvalues sama dengan atau lebih dari satu ataujumlah suatu nilai eigenvalues10 sama atau melebihinilai total communalities seluruh variabel yangdigunakan. Apabila faktor yang terbentuk lebih darisatu maka nilai tersebut akan dijumlahkan menjadi satuindeks faktor saja (fact_sum).

Variabel moderator yang kedua adalah dividen.Dividen menunjukkan seberapa besar laba perusahaandibagikan kepada pemegang saham. Variabel ini diukurdengan Dividend Yield, yaitu persentase dividen yangdibayarkan dari harga pasar saham, yang merupakanratio antara dividen per lembar saham dengan hargapenutupan saham. Formula matematisnya ádalah

sebagai berikut :

DYit = it

it

HPSDPS

DY (dividen yield); DPS (dividen per share);HPS (harga penutupan saham)

Variabel kontrol merupakan variabel yangberfungsi untuk mengkontrol variabel independen danatau variabel dependen. Tujuan dari pemunculanvariabel kontrol dalam penelitian ini adalah untukmenetralisir pengaruh variabel-variabel luar yang tidakperlu dan menjembatani hubungan antara variabelindependen dengan variabel dependen.Variabel kontrolyang digunakan untuk mengkontrol variabel dependendalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Ukuranperusahaan mencerminkan perusahaan tersebut besaratau kecil, semakin besar ukuran perusahaan makasemakin besar pula aktiva yang dimiliki sehinggaperusahaan besar lebih mudah mendapatkan utang daripada perusahaan kecil. Penelitian yang menggunakanukuran perusahaan sebagai variabel kontrol, antara lain

Variabel Proksi SKI Rumusan Matematis

Market to Book Value of Assets (MBVA) [(total aset – total ekuitas) + (jumlah lembar saham beredar x harga penutupan saham)] / total aset

Market to Book Value of Equity (MBVE) (jumlah lembar saham beredar x harga penutupan saham) / total ekuitas

Price to Earning Ratio (PER) harga penutupan saham/laba per lembar saham

Capital Expenditure to Book Value of Asset (CEBVA)

(nilai buku aktiva tetapt – nilai buku aktiva tetapt-1) / total aset

Capital Expenditure to Market Value of Asset (CEMVA)

(nilai buku aktiva tetapt – nilai buku aktiva tetapt-1) / [(total aset – total ekuitas) + (jumlah lembar saham beredar x harga penutupan saham)]

Tabel 1Variabel Proksi Set Kesempatan Investasi

9 Communalities adalah jumlah varian suatu variabel dibagi dengan semua variabel lain yang dipertimbangkan. Communalitiesjuga merupakan proporsi varian yang dijelaskan oleh common factor.

1 0 Eigenvalues menunjukkan total varian yang dijelaskan oleh setiap faktor.

Page 33: Jurnal Akuntansi Menejemen

169

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

Mahardwatha (2002), Wahidahwati (2002), Fijrijanti danHartono (2002), Mahardwatha (2003), Tarjo (2005).Smith dan Watts (1992) serta Gaver dan Gaver (1993)dalam Fijrijanti dan Hartono (2002) mengatakan bahwaterdapat hubungan positif antara ukuran perusahaandengan kebijakan pendanaan melalui utang dan temuanmengenai hubungan positif antara ukuran perusahaandengan dividen. Ukuran perusahaan (SIZE) merupakanlogaritma total aktiva setiap perusahaan.

Pengujian hipotesis dilakukan denganmenggunakan moderated regression analysis (MRA)atau uji interaksi yang merupakan aplikasi khususregresi linier berganda yang persamaan regresinyamengandung unsur interaksi atau perkalian antara duaatau lebih variabel independen. Persamaan regresiuntuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

SHV = α + β1FCF + β2IOS + β3DY + β4FCF*IOS +β5FCF*DY + β6SIZE + ε

SHV (shareholder value); FCF (free cash flow); IOS(investment opportunity set)DY (dividen yield), SIZE (ukuran perusahaan).

HASIL PENELITIAN

Ada sebanyak 155 perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEI untuk periode 2002 sampai 2007.Sebagian besar dari perusahaan tersebut tidak dapat

digunakan sebagai sampal akhir karena berbagai alasan,yaitu tidak menerbitkan laporan keuangan secaralengkap, tidak membagi dividen, dan memiliki saldoekuitas negatif. Karena berbagai alasan tersebut,sampal akhir yang digunakan untuk analisis adalah 47perusahaan. Seperti tampak pada Tabel 2, ada sebanyak282 tahun pengamatan. Berdasarkan informasi padaTabel 2 tampak nilai pemegang saham memiliki nilai rata-rata positif walaupun nilai minimumnya negatif sampaidengan nilai maksimum lebih dari 10. Pada tabel tersebutjuga tampak bahwa rata-rata FCF dan IOS adalah negatif.Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan manufakturyang terdaftar di BEI sebagian besar memiliki nilai alirankas bebas negatif dan set kesempatan investasi juganegatif. Namun dalam analisis tambahan dilakukanuntuk mengkaji berbagai kemungkinan dampak FCF danIOS yang positif dan negatif.

Dalam penelitian ini, analisis faktor digunakanuntuk membentuk proksi gabungan dari beberapaproksi individual set kesempatan investasi yang akandiuji dan dikembangkan lebih lanjut. Analisis faktordiperlukan untuk menentukan skor faktor sebagaiindeks umum faktor set kesempatan investasi daribeberapa proksi individual set kesempatan investasi.Peringkasan data dapat dicapai dengan menghitungskor masing-masing dimensi dan mengalikannya denganvariabel aslinya (Hair, et al., 1998). Hasil analisis faktorterhadap lima proksi set kesempatan investasi tampakpada Tabel 3.

Keterangan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation SHV 282 -0,69162 10,37386 0,442918 1,3709417 FCF 282 -0,69204 0,642231 -0,17842 0,236854211 IOS 282 -10,6289 7,70459 -3,9E-07 1,41421361 DY 282 0 0,277 0,02173 0,03300736 FCF_IOS 282 -2,93142 2,329536 0,013034 0,385827356 FCF_DY 282 -0,07012 0,042066 -0,00434 0,012087878 SIZE 282 10,37035 13,80291 11,90248 0,694516362

Tabel 2Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Page 34: Jurnal Akuntansi Menejemen

170

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

Pada Tabel 3 terlihat nilai communalities setiapproksi individual set kesempatan investasi. Nilaitersebut digunakan untuk menentukan jumlah faktorrepresentasi atas variabel-variabel asli. Jumlah nilaicommunalities proksi individual set kesempataninvestasi adalah 3,898. Untuk mencapai jumlah nilaitersebut diperlukan dua komponen faktor yang memilikieigenvalues lebih dari satu, yaitu faktor satu sebesar2,100 dan faktor dua sebesar 1,798. Hal ini sesuaidengan the rule of tumb bahwa jumlah faktor yangdipakai sebagai representasi adalah sebanyak faktoryang mempunyai nilai eigenvalues sama dengan ataulebih dari satu (Hair, et al., 1998).

Dalam penelitian ini terdapat dua faktor yangcukup menjelaskan hubungan timbal balik antara proksiset kesempatan investasi. Faktor satu adalah indeksumum set kesempatan investasi berbasis harga, yaituMBVA dan MBVE yang masing-masing memiliki skorsama, yaitu 0,992. Sedangkan, faktor dua indeks umumset kesempatan investasi, yaitu CEBVA dan CEMVAyang keduanya memiliki skor sama, yaitu 0,977.Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan olehFijrijanti dan Hartono (2002) serta penelitian lain yangmenggunakan proksi gabungan, penentuan nilai proksigabungan dari variabel set kesempatan investasididasarkan pada penjumlahan kedua faktor, yaitu faktor1 (fact_1) dan faktor 2 (fact_2) menjadi fact_sum.

Sebelum uji hipotesis, peneliti terlebih dahulumelakukan uji asumsi klasik terhadap multikolinearitas,autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas. Hasilperhitungan nilai VIF (variance inflation factor)menunjukkan tidak ada variabel independen yangmemiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian, makadisimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas

antar variabel independen dalam model regresi. NilaiDurbin-Watson yang dihasilkan adalah sebesar 1,546,berada pada daerah 1,5 < D-W < 2,5. Dari informasi inidapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antar nilaierror atau tidak terjadi autikorelasi dalam model regresi.Hasil uji Park menunjukkan bahwa tingkat signifikansisemua variabel independen lebih besar dari 0,05.Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitasdalam model regresi. Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov juga menunjukkan bahwa data berdistribusinormal.

Estimasi regresi berganda menghasilkan nilai Fsebesar 72,977 yang signifikan pada alpha 1%. Hal inimenunjukkan bahwa model cukup baik untuk pengujianhipotesis. Hasil estimasi juga menghasilkan adjustedR2 sebesar 60,6%. Semakin besar adjusted R2 makasemakin besar variasi dalam variabel dependen dapatdijelaskan oleh variasi dalam variabel independen. Darihasil yang ditemukan dapat dinyatakan bahwa sebesar60,6% variasi dalam nilai pemegang saham dapatdijelaskan oleh variasi dalam aliran kas bebas, setkesempatan investasi, dividen, interaksi antara alirankas bebas dengan set kesempatan investasi, interaksiantara aliran kas bebas dengan dividen, serta ukuranperusahaan.

A. Communalities MBVA 0,990

MBVE 0,990

PER 0,006

CEBVA 0,956

CEMVA 0,956

B. Eigenvalues 1 2,100

2 1,798

3 0,997

4 0,088

5 0,017

C. Korelasi Faktor 1 Faktor 2

MBVA 0,992 0,080

MBVE 0,992 0,074

PER 0,076 -0,013

CEBVA 0,033 0,977

CEMVA -0,036 0,977

Tabel 3Analisis Faktor Set Kesempatan Investasi

Page 35: Jurnal Akuntansi Menejemen

171

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

Pada Tabel 4 terlihat bahwa koefisien FCF adalah0,171 dengan nilai t sebesar 3,286 signifikan pada al-pha 1%. Temuan ini menunjukkan dukungan terhadaphipotesis 1 bahwa aliran kas bebas berpengaruh secarapositif terhadap nilai pemegang saham. Pada Tabel 4juga terlihat bahwa koefisien interaksi FCF_IOS adalah0,098 dengan nilai t sebesar 2,339 signifikan pada al-pha 5%. Bukti empiris ini menunjukkan dukunganterhadap hipotesis 2 bahwa set kesempatan investasimemoderasi pengaruh positif aliran kas bebas terhadapnilai pemegang saham. Namun sebaliknya terlihatbahwa koefisien interaksi FCF_DY tidak signifikan. Datapenelitian tidak memberikan dukungan empiris terhadaphipotesis tiga memoderasi dividen terhadap pengaruhpositif aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham.

Sebanyak tiga pengujian tambahan dilakukanuntuk mengkaji konsistensi hasil penelitian dengan carapembagian sampel. Pengujian tambahan tersebutadalah pembagian sampel berdasarkan FCF positif dannegatif, FCF positif besar dan kecil, serta ukuranperusahaan kecil dan besar. Dalam pengujian tambahanpertama ditemukan bahwa ketiga hipotesis memperolehdukungan empiris untuk perusahaan dengan FCFpositif. Bagi perusahaan dengan FCF negatif, buktiempiris hanya ditemukan untuk hipotesis pertama dankedua. Pengujian tambahan kedua menunjukkandukungan empiris pada ketiga hipotesis untukperusahaan dengan FCF positif besar. Namun untukperusahaan dengan FCF positif kecil, bukti empirishanya diperoleh untuk mendukung hipotesis pertama.Hasil pengujian tambahan ketiga menunjukkandukungan empiris terhadap ketiga hipotesis untukperusahaan besar. Namun dukungan empiris hanya

diperoleh terhadap hipotesis pertama dan kedua untukperusahaan kecil.

PEMBAHASAN

Hasil analisis untuk hipotesis pertama yangmenyatakan bahwa aliran kas bebas berpengaruhsecara positif terhadap nilai pemegang saham terbuktidengan koefisien β1 bernilai positif dan signifikan.Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini mendukungpenelitian Yudianti (2003) yang juga menyatakan halyang sama. Selain itu, penelitian ini juga mendukungpenelitian Rapaport (1998) dalam Yudianti (2003) bahwatujuan dari organisasi komersial adalah memaksimalkannilai pemegang saham melalui dividen dan kenaikanharga saham. Dari pernyataan tersebut, dapat ditarikkesimpulan bahwa aliran kas bebas yang tinggimengindikasikan kinerja perusahaan yang tinggi. Alirankas bebas yang tinggi juga menggambarkan akanadanya pertumbuhan penciptaan kas di masa depan.Kinerja dari perusahaan yang tinggi akan meningkatkannilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentukreturn yang tinggi melalui dividen, harga saham, ataulaba ditahan untuk diinvestasikan di masa depan. Jadi,jika aliran kas bebas tinggi, maka nilai pemegang sahamjuga akan tinggi.

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa setkesempatan investasi memoderasi pengaruh positifaliran kas bebas terhadap nilai pemegang sahamterbukti dengan koefisien â4 bernilai positif dansignifikan. Dari hasil tersebut, penelitian ini mendukungpenelitian Yudianti (2003) yang menyatakan hal yangsama. Penelitian ini juga mendukung temuan dari

Tabel 4Koefisien Estimasi

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) FCF IOS DY FCF_IOS FCF_DY SIZE

0,441 0,991 0,767 0,233 0,349

-1,081 0,015

1,004 0,302 0,042 2,249 0,149 7,245 0,082

0,171 0,791 0,006 0,098

-0,010 0,007

0,439 3,286

18,262 0,103 2,339

-0,149 0,177

0,661 0,001 0,000 0,918 0,020 0,881 0,860

Page 36: Jurnal Akuntansi Menejemen

172

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

Kallapur dan Trombley (1999), Subekti dan Kusuma(2001), serta Fijrijanti dan Hartono (2002) yangmenyatakan bahwa set kesempatan investasimempunyai kemampuan dalam memprediksi prospekpertumbuhan perusahaan yang berdampak terhadapnilai perusahaan dan nilai pemegang saham. Jadi,perusahaan yang mempunyai aliran kas bebas denganset kesempatan investasi yang tinggi, maka manajernyaakan menggunakan aliran kas bebas tersebut untukmembiayai proyek dengan nilai bersih sekarang positifsehingga akan meningkatkan nilai pemegang saham.Namun, lain halnya jika perusahaan mempunyai alirankas bebas dengan set kesempatan investasi yangrendah, maka manajernya akan cenderung melakukanpemborosan dengan aliran kas bebas tersebut sehinggaakan menurunkan nilai pemegang saham.

Hipotesis ketiga tidak didukung secara empiriskarena koefisien â5 tidak signifikan. Hasil penelitian inibertolak belakang dengan temuan Yudianti (2003) yangmenyatakan bahwa pembagian dividen akan berdampakpositif terhadap nilai pemegang saham ketikaperusahaan memiliki aliran kas bebas tinggi. Penelitimenduga tidak konsistennya hasil analisis hipotesisketiga ini dengan penelitian sebelumnya dikarenakantidak stabilnya kondisi ekonomi di Indonesia yangmempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya perbedaansampel antara penelitian ini dengan penelitian terdahuluyang menggunakan sampel sebelum tahun 2003 yangketika itu Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi,kemungkinan yang menyebabkan hasil penelitian iniberbeda dengan penelitian sebelumnya. Selain itu,kemungkinan berikutnya adalah nilai aliran kas bebasuntuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEIsebagian besar bernilai negatif. Kemungkinanselanjutnya adalah sebagian besar perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI tidak membagikandividen selama periode pengamatan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut,pembahasan selanjutnya adalah membandingkan hasilanalisis hipotesis tersebut dengan hasil analisistambahan. Setelah dilakukan analisis tambahandukungan empiris untuk ketiga hipotesis ditemukanuntuk perusahaan dengan kategori aliran kas bebaspositif dan perusahaan besar. Dukungan semakin besardengan semakin besarnya nilai positif aliran kas bebasdan semakin besarnya ukuran perusahaan. Buktiempiris menunjukkan bahwa terhadap pengaruh positif

aliran kas bebas terhadap nilai pemegang saham danpengaruh tersebut dimoderasi oleh set kesempataninvestasi dan dividen khususnya terhadap perusahaanbesar yang memiliki aliran kas bebas positif. Temuanempiris yang sama tidak diperoleh untuk perusahaankecil dengan aliran kas bebas negatif.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Aliran kas bebas berpengaruh positif terhadap nilaipemegang saham dan pengaruh tersebut dimoderasioleh set kesempatan investasi dan dividen. Namuntemuan ini tidak berlaku untuk semua kategoriperusahaan. Bukti empiris menunjukkan bahwakesimpulan di atas lebih kuat untuk perusahaan besardan memiliki aliran kas bebas positif. Sebaliknyasimpulan tersebut tidak memperoleh dukungansepenuhnya untuk perusahaan kecil dan memiliki alirankas bebas negatif.

Saran

Namun kekuatan hasil penelitian ini belumlah sempurnakarena berbagai keterbatasan. Keterbatasan tersebutmeliputi sedikitnya data tentang perusahaan yangmembayar dividen, set kesempatan investasi yang tidakmudah diproksikan, dan faktor kontekstual yangberagam. Untuk perbaikan, penelitian selanjutnya dapatmempertimbangkan cara lain untuk mengukur dividen,misalnya kecenderungan membayar dividen, untukmemperbanyak data penelitian. Proksi individual setkesempatan investasi juga perlu diperbanyak agarsemakin dapat menangkap variabel yang sulit diamatiini. Selain itu, variabel kontekstual seperti manajemenlaba, tata kelola perusahaan, dan kepemilikan manajerialdapat dipertimbangkan.

Page 37: Jurnal Akuntansi Menejemen

173

PENGARUH ALIRAN KAS BEBAS TERHADAP NILAI............... (Rima Aguatania Kusuma Wardani dan Baldric Siregar)

DAFTAR PUSTAKA

Barclay, Michael J. dan Smith, Clifford W, Jr (1998).“On Financial Architecture:Leverage, Maturity,and Priority”. The New Corporate Finance.Edisi Kedua.

Bhattacharya, S. (1979). “Imperfect Information, Divi-dend Policy and the Bird in the Hand FallacyBell”. Journal of Economics. Vol. 10, pp 259-270.

Dermawan, Elizabeth S. (1997). “Faktor-Faktor PenentuPembayaran Dividen pada Perusahaan yang GoPublik di BEJ Tahun 2004”. Tesis S2. ProgramPasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

Easterbrook, F. (1984). “Two Agency-Cost Explanationof Deviden”. American Economics Review: 650-659.

Fijrijanti, Tettet dan Hartono, Jogiyanto M. (2002). “SetKesempatan Investasi:Konstruksi Proksi danAnalisis Hubungannya dengan KebijakanPendanaan dan Dividen”. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia. Vol. 5, No.1: 35-63.

Ghozali, Imam (2006). “Aplikasi Analisis Multivariatedengan Program SPSS”. Badan Penerbit Uni-versitas Diponegoro Semarang.

Hartono, Jogiyanto M. (1999). “An Agency Cost Ex-planation for Dividend Payments”. WorkingPaper. Universitas Gajah Mada.

Jaggi, B dan Gul, Ferdinand A. (1999). “An Analysis ofJoint Effect of Investment Opportunity Set, FreeCash Flow, and Size on Corpoate Debt Policy”.Review of Quantitative and Accounting. Vol.12: 371-381.

Jensen, Michael C. dan Meckling, William H. (1976).“Theory of the Firm: Managerial Behavior,Agency Cost, and Ownership Structure”. Jour-nal of Financial Economics. Vol. 3, No. 4: 305-360.

Jensen, Michael C. (1986). “Agency Cost of Free CashFlow, Corporate Finance, and Takeovers”.American Economic Review. Vol. 76, No. 2: 323-329.

Kaaro, Hermeindito (2002). “Searching Proxies of In-vestment Opportunity Sets and Identifying In-formation Content”. Jurnal Manajemen danKewirausahaan. Vol. 4, No. 1: 36-45.

Kallapur, Sanjay dan Trombley, Mark A. (1999). “TheAssociation Between Investment OpportunitySet Proxies and Realized Growth”. Journal ofBusiness Finance and Accounting. Vol. 26: 505-519.

Kallapur, Sanjay dan Trombley, Mark A. (2001). “TheInvestment Opportunity Set:Determinants, Con-sequences, and Measurement”. ManagerialFinance. Vol. 27, No. 3.

Karsana, Y. W, dan Supriyadi (2005).”Analisis ModerasiSet Kesempatan Investasi terhadap Hubunganantara Kebijakan Dividen dan Aliran Kas Bebasdengan Tingkat Leverage Perusahaan”. JurnalEkonomi dan Bisnis. Vol. XI, No. 2: 234-253.

Machfoedz, M. (1995). “Financial Ratios Analysis andthe Earnings Changes in Indonesia.” Kelola.No 7: 114-137.

Mahadwartha, Putu Anom (2002). “The Association ofManagerial Ownership with Dividend Policy andLeverage Policy: Indonesian Firms”. SSRN.

Mahadwartha, Putu Anom (2002). “Empirical Test ofBalancing Model of Agency Costs, Contract-ing Model of Agenci Theory, Collateral, andGrowth Hypothesis in Indonesian Capital Mar-ket”. SSRN.

Mahadwartha, Putu Anom (2003). “Predictability Powerof Dividend Policy and Leverage Policy toManagerial Ownership in Indonesia: An AgencyTheory Perspective”. Jurnal Ekonomi danBisnis Indonesia. Vol. 18, No. 3.

Page 38: Jurnal Akuntansi Menejemen

174

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 157-174

Myers, Steward C. (1977). “Determinants of CorporateBorrowing”. Journal of Financial Economics.Vol. 5: 147-175.

Myers, Steward C. dan Majluf, Nicholas S. (1984). “Corporate Financing and Investment DecisionsWhwn Firms Have Information That InvestorsDo Not Have”. Journal of Financial Econom-ics. Vol. 13: 187-221.

Pagalung, Gagaring (2003). “Pengaruh kombinasiKeunggulan dan Keterbatasan Perusahaanterhadap Set Kesempatan Investasi (IOS)”.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6, No.3: 249-263.

Panggiarti, Endang. K. (2007). “Konflik Keagenandengan Set Kesempatan Investasi dan TingkatPajak sebagai Faktor pemoderasi”. Tesis S2. Pro-gram Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

Riyanto, Bambang (1995). “Dasar-Dasar PembelanjaanPerusahaan”. BPFE Edisi 4. Yogyakarta.

Ross, Stephen A.; Westerfield, W.R.; dan Bradford,D.J. (2000). “Fundamentals of Corporate Fi-nance”. Fifth Edition. Irwin McGraw Hill. Bos-ton.

Siregar, Baldric (2005). “Hubungan antara Dividen, Le-verage Keuangan, dan Investasi”. JurnalAkuntansi dan Manajemen. Vol. XVI, No. 3: 219-230.

Sriyunianti, Fera (2007).”Pengaruh Aliran Kas Bebasdan Kebijakan Utang terhadap KeputusanInvestasi”. Tesis S2. Universitas Gajah Mada.Tidak Dipublikasikan.

Subekti, Imam dan Kusuma, Indra W. (2001). “Asosiasiantara Set Kesempatan Investasi denganKebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan,serta Implikasinya pada Perubahan HargaSaham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.4, No. 1: 44-63.

Tarjo (2005). “Analisa Free Cash Flow dan KepemilikanManajerial terhadap Kebijakan Utang padaPerusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia. Vol.8, No.1: 82-104.

Wahidahwati (2002). “Pengaruh KepemilikanManajerial dan Kepemilikan Institusional padaKebijakan Utang Perusahaan: SebuahPerspektif Teori Agensi”. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia. Vol.5, No. 1: 1-16.

Wu, Lingling (2004). “The Impact of Ownership Struc-ture on Debt Financing of Japanese Firms withthe Agency Cost of Free Cash Flow”. Depart-ment of Economics and Finance. SSRN.

Yudianti, Fr. Ninik (2003). “The Effect of InvestmentOpportunity Set and Earnings Management tothe Relationship between Free Cash Flow andShareholder Value”. SSRN.

Page 39: Jurnal Akuntansi Menejemen

175

INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DENGAN METODE BOX-JENKINS:............... (Algifari)Vol. 20, No. 3, Desember 2009Hal. 175-182

ABSTRACT

The primary task of central banks is to keep low andstable rates of inflation. Economic agents, either pri-vate or public, always monitor closely the movementof prices in the economy, in order to make decisionsthat allow them to optimize the use of their resources.So, it is very important to forecast inflation. The objec-tive of this study is to make a forecast model for infla-tion on raw materials of foods in Indonesia with Box-Jeknins methods. This study use data monthly infla-tion on raw materials of foods from January, 2006 toAugust, 2009. The result indicate that data monthlyinflation on raw materials of foods in that period isstationer with the best model for forecasting is ARIMA(2,0,2).

Keywords: Inflations, Raw Materials of Foods, Box-Jenkins

PENDAHULUAN

Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuanutama pengambil kebijakan ekonomi. Laju inflasi tinggidan biasanya juga cenderung tidak stabil dapatmenimbulkan dampak buruk bagi perekonomian. Olehkarena itu, baik pemerintah maupun bank sentral dinegara mana pun berusaha untuk mencapai laju inflasi

INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANANDENGAN METODE BOX-JENKINS:

Kasus Indonesia, 2006:1 – 2009:8

AlgifariSTIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan, Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

yang rendah dan stabil. Pertimbangan pentingnyapengendalian inflasi adalah bahwa inflasi yang tinggidan tidak stabil dapat berdampak negatif kepadakondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertama, inflasiyang tinggi akan mengakibatkan pendapatan riilmasyarakat akan terus turun, sehingga standar hidupmasyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua or-ang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Kedua,inflasi yang tidak stabil akan menciptakanketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambilkeputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwainflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusanmasyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, danproduksi. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnyapertumbuhan ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi domestikyang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasidi negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestikriil menjadi tidak kompetitif, sehingga dapat memberikantekanan pada nilai rupiah (www.bi.go.id).

Bagi perekonomian Indonesia, inflasi (kenaikanharga-harga barang dan jasa) merupakan fenomenayang sering muncul. Bahkan Indonesia pernahmengalami inflasi pada tingkat 650% pada tahun 1966.Tingkat inflasi yang sangat tinggi (hiperinflasi) ini tidaksaja merusak tatanan perekonomian Indonesia, namunmerusak tatanan social, politik, dan bahkan keamanandan ketertiban masyarakat. Gambar 1 berikut inimenunjukkan pergerakan laju inflasi di Indonesia dariJanuari 2005 sampai dengan Agustus 2009.

Page 40: Jurnal Akuntansi Menejemen

176

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 175-182

Gambar 1Laju Inflasi Bulanan, Januari 2005 – Agustus 2009

(Dalam Persen)

Laju inflasi bulanan dalam periode Januari 2005sampai dengan Agustus 2009 bergerak cukup fluktuatif.Laju inflasi tertinggi terjadi pada bulan Oktoter tahun2005, yakni sebesar 8,7 persen. Laju inflasi tinggi initerjadi disebabkan oleh kebijakan pemerintahmenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) padatanggal 1 Oktober 2005 sekitar 80 persen. Kenaikanharga BBM ini mengakibatkan harga hamper semuajenis barang mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggiterjadi pada kelompok Transportasi, Komunikasi, danJasa Keuangan sebesar 28,57 persen, diikuti kelompokPerumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar7,4 persen, dan kelompok Kelompok Bahan Makanansebesar 7,24 persen (BPS Indonesia, Nopember 2006).Laju inflasi tinggi terjadi lagi pada pada bulan Juni 2008sebesar 2,46 persen. Laju inflasi tinggi pada Juni 2008tersebut juga sebagian besar merupakan kontribusi darikebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sebesar28,7 persen (BPS Indonesia, Juli 2008).

Berapa persen kah laju inflasi yang dikategorikanberbahaya bagi perekonomian? Laju inflasi yangberbahaya bagi perekonomian dapat berbeda antarasatu perekonomian dengan perekonomian lainnya. Parahtidaknya inflasi tergantung dari komoditas apa sajayang harganya mengalami kenaikan. Jika yangmengalami kenaikan harga adalah komoditas yangsebagian besar dikonsumsi oleh kelompok yangberpenghasilan rendah maupun yang berpenghasilantinggi, maka kelompok masyarakat yang berpenghasilanrendahlah yang paling merasakan dampak kenaikanharga tersebut.(Setyowati, dkk, 2004).

Penentuan laju inflasi di Indonesia dilakukanterhadap perubahan harga-harga seluruh komoditasyang dikelompokkan ke dalam 7 kelompok komoditas,yaitu Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi,Minuman, Rokok, dan Tembakau, Perumahan, Air,Listrik, Gas, dan Bahan Bakar, Sandang, Kesehatan,Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga, dan Transportasi,Komunikasi, dan Jasa Keuangan. Berdasarkan 7kelompok komoditas tersebut, kelompok komoditasKelompok Bahan Makanan yang banyak dikonsumsioleh masyarakat, sehingga jika terjadi kenaikan hargapada kelompok komoditas Kelompok Bahan Makananini akan berpengaruh negatif terhadap masyarakatbanyak.

Inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor yangsecara garis besarnya dibagi ke dalam dua kelompok,yaitu inflasi inti dan inflasi non inti. Inflasi inti adalahinflasi yang terjadi karena faktor fundamental, sepertiakibat interaksi antara permintaan dan penawaran,lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditiinternasional, inflasi mitra dagang), dan ekspektasiinflasi dari pedagang dan konsumen. Sedangkan inflasinon inti disebabkan oleh selain faktor fundamental,seperti terjadinya shocks dalam kelompok kelompokBahan Makanan (panen, gangguan alam, gangguanpenyakit) dan inflasi akibat kebijakan harga olehpemerintah (kenaikan harga BBM, tarif listrik, tarifangkutan) (www.bi.go.id).

Inflasi yang terjadi pada kelompok komoditasBahan Makanan akan dirasakan langsung oleh semuamasyarakat. Kelompok masyarakat yang paling parahmenanggung akibat negatifnya adalah masyarakat yangberpenghasilan rendah. Inflasi dapat disebabkan olehekspektasi masyarakat terhadap harga-harga pada masayang akan datang. Salah satu faktor yang menentukanekspektasi masyarakat terhadap harga-harga pada masayang akan datang adalah tingkat harga-harga yangterjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, untuk meramallaju inflasi pada masa yang akan datang dapatdigunakan laju inflasi yang terjadi pada masa lalu.

Let the data speak for themselves (Gujarati,2003). Penelitian ini bertujuan untuk membuat modeluntuk meramal laju inflasi Kelompok Bahan Makanandi Indonesia pada masa yang akan datangmenggunakan laju inflasi Kelompok Bahan Makanandi Indonesia pada periode sebelumnya menggunakanmetode Box-Jenkins. Pengetahuan tentang model yang

Page 41: Jurnal Akuntansi Menejemen

177

INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DENGAN METODE BOX-JENKINS:............... (Algifari)

cocok untuk meramal laju inflasi diperlukan untukmengurangi unsur ketidakpastian yang dihadapi olehmasyarakat di dalam mengambil keputusan investasidan konsumsi.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum danterus menerus. Kenaikan pada suatu atau beberapabarang saja dan tidak berdampak pada sebagian besarbarang, bukanlah disebut inflasi. Demikian juga halnyajika kenaikan harga-harga barang yang sifatnya sesaatkarena perayaan hari keagamaan, seperti pada perayaanhari lebaran, natal, tahun baru, bukanlah merupakaninflasi. Sebaliknya, yaitu penurunan harga-harga secaraumum dan terus menerus disebut deflasi. (EndangSetyowati, 2004).

Laju inflasi dapat ditentukan menggunakanpersentase perubahan indeks harga konsumen, indeksharga produsen, dan indeks harga perdagangan besar.Perthitungan laju inflasi di Indonesia menggunakanpersentase perubahan (kenaikan) Indeks HargaKonsumen Indonesia (IHKI) yang ditentukanmenggunakan 283 sampai dengan 397 macam barangdan jasa yang dikelompokkan ke dalam 7 macamkelompok komoditas di setiap kota dan secarakeseluruhan terdiri dari 742 komoditas. PerhitunganIHKI ini dilakukan di 45 kota melalui survei bulanantentang harga-harag komoditas di pasar tradisionalmaupun di pasar modern. Mulai bulan Juni 2008,perhitungan IHKI dilakukan berdasarkan polakonsumsi masyarakat yang diperoleh dari Survei BiayaHidup di 66 kota di Indonesia (www.bi.go.id).

Secara umum inflasi bersumber dari kenaikanpermintaan, penurunan penawaran, dan dari ekspektasiterhadap inflasi pada masa yang akan datang. Inflasiyang bersumber dari permintaan dapat disebabkan olehmeningkatnya daya beli masyarakat. Inflasi yangbersumber dari penawaran dapat disebabkan olehkegagalan panen, terhambatnya julur distribusi barang.Inflasi yang bersumber dari ekspektasi masyarakatterhadap laju inflasi pada masa yang akan datangdisebabkan oleh kekhawatiran masyarakat akankenaikan harga-harga akibat dari pengalaman kenaikanharga pada periode lalu, ketidak-stabilan penawaran,dan lain sebagainya.

Dalam studi ini, untuk membuat model ramalantentang inflasi di Indonesia menggunakan data inflasidari komoditas yang termasuk ke dalam KelompokBahan Makanan bulanan dari Januari 2006 sampaidengan Agustus 2009. Model untuk ramalan laju inflasidibuat menggunakan model Box-Jenkins yang disebutdengan model Autoregressive Integrated Moving Av-erage (ARIMA). Jenkins mempopulerkan metode yangterdiri dari 3 tahap dalam memilih model yang cocokuntuk melakukan estimasi dan peramalan data runtutwaktu univariat, yaitu identifikasi model, estimasi pa-rameter, dan peramalan (Enders, 1995). Model ARIMAmerupakan gabungan antara model autoregressive(AR) dan moving average (MA). Kedua model tersebutmensyaratkan data yang dianalisis bergerakdisepanjang rata-ratanya yang konstan (stasioner). Jikadata tidak stasioner, maka dilakukan proses stasionerdata menggunakan proses diferensi.

ARIMA adalah gabungan model AR dan MAmelalui proses diferensi. Model ARIMA memilikikelambanan waktu. Kelambanan waktu 1 periode padaproses autoregresif disebut autoregresif orde pertamaatau disingkat AR(1). Simbol untuk menyatakanbanyaknya kelambanan waktu pada proses autoregresifadalah p. Kelambanan waktu 1 periode pada prosesmoving average disebut moving average orde pertamaatau disingkat MA(1). Simbol untuk banyaknyakelambanan waktu pada proses moving average adalahq. Nilai p dan nilai q dapat lebih dari 1. Proses diferensipada model ARIMA bertujuan untuk memperoleh datayang stasioner. Proses diferensi dapat dilakukan sekaliatau dapat dilakukan lebih dari sekali sampai databersifat stasioner. Biasanya proses diferensi ini tidaklebih dari 2 kali. Simbol proses diferensi data adalah d.Penulisan model ARIMA untuk AR(p), MA(q), dandiferensi sebanyak d kali adalah ARIMA (p,d,q).Misalnya dalam suatu proses ARIMA menggunakanautoregresif orde pertama, moving average ordepertama, dan didiferensi sekali untuk memperoleh datayang stasioner, maka penulisannya adalahARIMA(1,1,1).

Gujarati (2003, hal 838) menjabarkan metodologiBox-Jenkins ke dalam 4 langkah, yaitu identifikasi,estimasi, peneriksaan diagnostik, dan peramalan.Misalnya disusun model untuk meramal nilai Y. Bentuk

Page 42: Jurnal Akuntansi Menejemen

178

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 175-182

umum model autoregresif orde p atau AR(p) adalah:

Yt = γ + α

1Y

t - 1 + α

2 Y

t - 2 + .... + α

p Y

t - p + ε

t

Yt : variabel yang diamati

γ : konstanta autoregresifα

1 … α

p: parameter Y

t-1 … Y

t-p

Bentuk umum model moveing average orde ke q atauMA(q) adalah

Yt = δ + β

0 ε

t + β

1 ε

t-1 + β

2 ε

t-2 + .... + β

q ε

t-q

Yt : variabel yang diamati

δ: konstanta moving averageβ

0 … β

q: parameter ε

t … ε

t-q

Bentuk umum model ARIMA dengan autoregresif ordeke p dan moving average orde ke q adalah

Yt = ϕ +α

1Y

t - 1 +α

2Y

t -2 +....+α

pY

t -p+ ε

t +β

0 ε

t+

β0 ε

t-1+....+α

qY

t -q

Langkah pertama dalam proses ARIMA adalahidentifikasi. Langkah ini dilakukan untuk mengetahuiapakah data yang diamati bersifat stasioner. Jika tidakstasioner, lakukan proses diferensi sampai dengan databersifat stasioner. Setelah itu membuat correlogramsebaran data untuk menentukan orde autoregresif danorde moving average. Orde yang dipilih adalahkelambanan waktu yang koefisien autoregresif dankoefisien autoregresif parsial yang signifikan.Penentuan orde (kelambanan waktu) untuk AR dan MAdilakukan dengan cara coba-coba (trial and error).Oleh karena itu, model ARIMA lebih banyak unsurseninya daripada unsur ilmiah (Gujarati, 2003).

Langkah kedua adalah melakukan estimasi pa-rameter autoregresif dan parameter moving averageberdasarkan orde yang diperoleh pada tahapidentifikasi. Model estimasi yang baik dapat dilihat darisignifikansi parameter estimasinya, besarnya koefisiendeterminasi (R2), nilai Akaike Infosmation Criteria(AIC), Schwarz Information Criteria (SIC), uji F, danroot mean square error (RMSE).

Langkah ketiga adalah melakukan uji distribusiresidual. Model yang baik adalah model yang memiliki

residual terdistribusi secara random (white moise).Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antarabesarnya koefisien autoregresif (ACF) dan koefisienautoregresif parsial (PACF) residual yang diperoleh daricorrelogram residual. Jika koefisien ACF dan koefisienPACF tidak signifikan (nilai koefisiennya lebih kecildaripada nilai kritisnya), maka model yang diperolehbersifat white noise (residual terdistribusi secara ran-dom).

Langkah keempat adalah melakukan peramalannilai variabel yang diamati menggunakan model yangterbaik. Hasil peramalan menggunakan model ARIMAmemiliki sifat yang sederhana, robust, efisien, baik (ValleS., 2002).

HASIL PENELITIAN

Langkah pertama dalam membuat ramalan tentang nilaidata berdasarkan waktu menggunakan model Box-Jenkins adalah dengan memeriksa struktur data yangakan diramal. Analisis data runtut waktu menggunakanmodel Box-Jenkins mensyaratkan data yang diamatibergerak konstan di sepanjang rata-rata (bersifatstasioner). Analisis terhadap stasioneritas data dapatdilakukan dengan cara non formal dan dengan caraformal. Analisis non formal dapat dilakukan denganmenggunakan grafik perkembangan data dari waktu kewaktu selama periode analisis. Berdasakan grafiktersebut dapat diketahui apakah data yang diamatibergerak konstan di sepanjang rata-ratanya. Gambar 2menunjukkan perkembangan inflasi Kelompok BahanMakanan di Indonesia selama periode Januari 2006sampai dengan Agustus 2009. Grafik perkembanganlaju inflasi Kelompok Bahan Makanan selama periodetersebut nampak bergerak konstan di sekitar rata-ratanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwadata infalsi Kelompok Bahan Makanan di Indonesiapada periode tersebut bersifat stasioner.

Page 43: Jurnal Akuntansi Menejemen

179

INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DENGAN METODE BOX-JENKINS:............... (Algifari)

Gambar 2Perkembangan Laju Inflasi Kelompok Bahan

Makanan, Januari 2006 – Agustus 2009(Dalam Persen)

Analisis formal stasioneritas data dapat dilakukanmenggunakan uji akar unit (Unit Root Test). Tabel 1berikut ini berisi nilai statistik dari uji akar unit untukdata inflasi kelompok Bahan Makanan di Indonesiaselama periode 2006:1 sampai dengan 2009:8.

PEMBAHASAN

Berdasar nilai statistik uji akar unit Levin, Lin & Chu t*(-3,03785), Im, Pesaran and Shin W-stat (-3,87011), ADF-Fisher Chi-Square (16,7984), dan PP-Fisher Chi-square(17,0779) menolak hipotesis nol yang menyatakanbahwa data tidak stasioner. Dengan demikian, dapatdisimpulkan data inflasi Kelompok Bahan MakananIndonesia pada periode 2006:1 sampai dengan 2009:8adalah stasioner. Demikian juga dengan hasil pengujian

stasioeritas data menggunakan uji akar unit Hedri yangmenghasilkan nilai hitung Z = 0,11313. Pengujiantersebut menerima hipotesis nol yang menyatakanbahwa data inflasi Kelompok Bahan Makanan Indone-sia selama periode penelitian adalah stasioner.

Hasil uji akar unit menunjukkan bahwa datainflasi Kelompok Bahan Makanan di Indonesia selamaperiode penelitian bersifat stasioner, sehingga dapatdilakukan analisis menggunakan model Box-Jenkins.Proses selanjutnya dari model Box-Jenkins adalahmelakukan identifikasi untuk menentukan modelARIMA yang mungkin cocok (paling baik untukmeramal). Dalam proses ini akan ditentukan nilai p padaAR(p) dan nilai q pada MA(q). Untuk tujuan ini, datainflasi kelompok Bahan Makanan dibuat correlogram.Fungsi autokorelasi dan fungsi autokorelasi parsialdigunakan untuk menentukan p pada AR(p) dan q padaMA(q). Berdasarkan hasil pemrosesan data dengancorrelogram, koefisien autokorelasi dan koefisienautokorelasi parsial signifikan pada lag 1 dan lag 2.Dengan demikian, AR dan MA yang mungkin adalahAR dengan p = 1 atau p = 2 dan q = 1 atau q = 2.Perkiraan model yang cocok untuk adalah ARIMA(1,0,0), ARIMA (1,0,1), ARIMA(0,0,1), ARIMA (2,0,1),ARIMA (1,0,2), dan ARIMA (2,0,2).

Setelah ditetapkan orde AR dan MA yangmungkin cocok untuk memperoleh model peramalan,selanjutnya adalah menentukan estimasi nilai param-eter dalam model ARIMA. Tabel 2 dan Tabel 3 berikutini berisi nilai statistik yang diperlukan untuk membuatestimasi nilai parameter dalam model ARIMA yangdiperkirakan cocok untuk membuat ramalan inflasiKelompok Bahan Makanan di Indonesia. Pemilihanmodel yang cocok untuk meramal didasarkan pada hasil

Tabel 1Hasil Uji Stasioneritas Data Inflasi Kelompok Bahan Makanan

Page 44: Jurnal Akuntansi Menejemen

180

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 175-182

uji t, R2, uji F, Akaike Information Criteria (AIC),Schwarz Information Criteria (SIC), dan Root MeanSquare Error (RMSE). Model ramalan yang baikberdasarkan uji t adalah jika parameter estimasisignifikan, nilai R2 yang tinggi, uji F signifikan, AICdan SIC yang rendah, dan RMSE yang rendah.

Model ARIMA (1,0,0) pada Tabel 2, parameterestimasi AR signifikan, dengan R2 = 0,1499. AIC = 2,8771dan SIC = 2,9591. Nilai uji F signifikan dan RMSE =0,997. Model ARIMA (1,0,1) pada Tabel 2, parameterestimasi AR dan MA tidak signifikan, dengan R2 =0,1680. AIC = 2,8775 dan SIC = 3,0003. Nilai uji Fsignifikan dan RMSE = 0,986. Model ARIMA (0,0,1)pada Tabel 2, parameter estimasi MA signifikan, denganR2 = 0,2431. AIC = 2,9500 dan SIC = 3,0315. Nilai uji Fsignifikan dan RMSE = 1,035. Berdasarkanperbandingan model pada Tabel 2, hanya ada duamodel yang baik, yaitu model ARIMA (1,00) dan modelARIMA (0,0,1). Kedua model tersebut memiliki param-eter estimasi yang signifikan. Namun denganmemperhatikan kriteria yang lain, maka diperkirakanmodel ARIMA (1,0,0) lebih baik dibandingkan denganmodel ARIMA(1,0,1) dan ARIMA (0,0,1).

Berdasarkan model ARIMA (2,0,1) pada Tabel 3menunjukkan bahwa parameter estimasi AR(1) danAR(2) tidak signifikan, sedangkan parameter estimasiMA(1) signifikan dengan R2 = 0,1940. AIC = 2,8903 danSIC = 3,0558. Nilai uji F signifikan dan RMSE = 0,981.Model ARIMA (2,0,2) pada Tabel 3, semua parameterestimasi AR maupun MA signifikan dengan R2 = 0,3171.

AIC = 2,7475 dan SIC = 2,9525. Nilai uji F signifikan danRMSE = 0,913. Model ARIMA (1,0,2) pada Tabel 3menunjukkan bahwa semua parameter estimasi ARmaupun MA tidak signifikan dengan R2 = 0,1470. AIC =2,9236 dan SIC = 3,0874. Nilai uji F signifikan dan RMSE= 0,999. Model ARIMA pada Tabel 3 yang mungkinpaling baik untuk melakukan peramalan adalah modelARIMA (2,0,2), karena semua parameter estimasisignifikan, R2 yang paling tinggi, AIC dan SIC yangpaling rendah, nilai uji F signifikan, dan nilai RMSEpaling rendah.

Model ARIMA yang mungkin paling baik untukperamalan pada Tabel 2 adalah model ARIMA (1,0,0),sedangkan model ARIMA yang paling baik dari Tabel3 adalah model ARIMA (2,0,2). Jika kedua modelARIMA tersebut dibandingkan untuk memperolehmodel yang paling baik untuk meramal adalah modelARIMA (2,0,2). Hal ini disebabkan karena semua pa-rameter estimasi pada model ARIMA (2,0,2) adalahsignifikan, dengan R2 yang lebih tinggi, AIC dan SICyang lebih rendah, nilai uji F signifikan, dan nilai RMSElebih rendah.Untuk mengetahui apakah model ARIMA (2,0,2)merupakan model yang baik untuk melakukanperamalan harus dilakukan pemeriksaan diagnostik,yakni dengan menguji distribusi estimasi residualnya.Jika estimasi residual terdistribusi secara random, makamodel ARIMA yang dihasilkan baik digunakan untukmelakukan peramalan (white noise).

Tabel 2Parameter dan Nilai hitung pada Model AR(1) dan MA (1)

*** signifikan 1%** signifikan 5%

Page 45: Jurnal Akuntansi Menejemen

181

INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DENGAN METODE BOX-JENKINS:............... (Algifari)

Pengujian distribusi estimasi residual dilakukanmelalui uji atas koefisien autokorelasi dan koefisienautokorelasi parsial estimasi residual. Untukmemperoleh besarnya koefisien autokorelasi dankoefisien autokorelasi parsial estimasi residual adalahdengan membuat correlogram estimasi residual darimodel ARIMA yang dipilih. Hasil pengujian koefisienautokorelasi dan koefisien autokorelasi parsial modelARIMA (2,0,2) menunjukkan bahwa semua koefisienkorelasi tidak ada yang signifikan. Karena semuakoefisien autokorelasi maupun koefisien autokorelasiparsial pada model ARIMA tersebut lebih kecil daripadanilai kritisnya pada tingkat 5%, yaitu 1,96(1/Ö42) =0,302.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa estimasiresidual terdistribusi secara random (white noise).Karena model ARIMA (2,0,2) memiliki estimasi residualyang terdistribusi random, maka model tersebut sudahbaik digunakan untuk tujuan meramal nilai data.

SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Simpulan

Salah satu dampak negatif dari inflasi adalah adanyaunsur ketidakpastian yang dihadapi oleh masyarakatdalam rangka mengambil keputusan investasi dankonsumsi. Untuk mengurangi atau menghilangkanunsur ketidakpastian tersebut diperlukan model

peramalan yang cocok untuk meramal laju inflasi padamasa yang akan datang. Metode Box-Jenkins adalahsalah satu metode peramalan yang sederhana, robust,efisien dan dapat menghasilkan ramalan yang baik.Hasil penelitian menggunakan metode Box-Jenkinsdengan data inflasi bulanan Kelompok Bahan Makanandari Januari 2006 sampai dengan Agustus 2009menunjukkan bahwa laju inflasi Kelompok BahanMakanan bulan t+1 ditentukan oleh laju inflasiKelompok Bahan Makanan bulan t dan bulan t – 1.Selain dipengaruhi oleh laju inflasi Kelompok BahanMakanan pada bulan sebelumnya, laju inflasi padabulan t+1 juga dipengaruhi oleh residual pada tahun tdan pada tahun t-1. Dengan demikian, untukmenentukan ramalan laju inflasi Kelompok BahanMakanan bulan September 2009 menggunakan lajuinflasi Kelompok Bahan Makanan pada bulan Juli 2009dan Agustus 2009, serta memasukkan estimasi residualbulan Juli 2009 dan Agustus 2009 ke dalam modelperamalan.

Saran dan Keterbatasan

Penelitian ini terbatas hanya pada menentukan modelperamalan laju inflasi Kelompok Bahan Makanan danmenggunakan periode waktu relatif pendek, yaitu hanya42 bulan. Oleh karena itu, untuk penelitian yang akandatang akan lebih baik lagi jika menggunakan data inflasi

Tabel 3Parameter dan Nilai hitung pada Model AR(1), AR(2), MA(1), dan MA (2)

*** signifikan 1%** signifikan 5%

Page 46: Jurnal Akuntansi Menejemen

182

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 175-182

Kelompok Bahan Makanan yang rentang waktunyalebih panjang. Demikian juga laju inflasi yang diramaltidak hanya laju inflasi untuk Kelompok BahanMakanan saja, namun perlu juga membuat ramalanuntuk laju inflasi pada kelompok komoditas yang lain,seperti inflasi pada kelompok komoditas Makanan Jadi,Minuman, Rokok, dan Tembakau, Perumahan, Air,Listrik, Gas, dan Bahan Bakar, Sandang, Kesehatan,Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga, dan Transportasi,Komunikasi, dan Jasa Keuangan. Dengan demikian,hasil penelitian dapat memenuhi semua aspek dalaminflasi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Gujarati, Domar N. 2003. Basic Econometrics. FourthEdition New York: McGraw Hill.

Enders, Walter. 1995. Applied Econometric Time Se-ries. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Johnston, J and Dinardo, J. 1997. Econometric Meth-ods. Fourth Editions. New York: McGraw HillCompanies, Inc.

Kardoyo, H dan Kuncoro, M. 2002. Analisis Kurs ValasDengan Pendekatan Box-Jenkins: Studi EmpirisRp/UA$ dan Rp/Yen, 1983.2-200.3. JurnalEkonomi Pembangunan Vol 7, No. 1: 7 – 20.

Widarjono, A. 2002. Aplikasi Model ARCH KasusTingkat Inflasi di Indonesia. Jurnal EkonomiPembangunan Vol 7, No. 1: 71 – 82.

Valle S, Hector. 2002. Inflation Forecast with ARIMAand Vector Autoregresif Models in Guatemala.Working Paper. Economic Research DepartmentBanco de Guatemala.

Bank Indonesia. 2009. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter. Inflation Targeting.

Badan Pusat Statistik. 2009. http://www.bps.go.id.Indeks Harga Konsumen dan Inflasi BulananIndonesia.

Velde, Francois R. 2006. An Alternative Measure ofInflation. Economic Perspectives. Federal Re-serve Bank of Chicago. No. 4 First Quarter.

Meyler, Kenny, and Quinn. 1998. Forecasting Irish In-flation Using ARIMA Models. Technical Pa-per.

Snyder and Gritsch. 2006. Inflation Expectations: Doesthe Measure Metter?. Proceedings of the Acad-emy for Economics and Economic Education,Volume 9, Number 1

Setyowati Endang, dkk. 2004. Ekonomi MakroPengantar. Edisi 2. Bagian Penerbitan STIEYKPN Yogyakarta.

Page 47: Jurnal Akuntansi Menejemen

183

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIA DENGAN .............................. (Sarwoko)Vol. 20, No. 3, Desember 2009Hal. 183-193

ABSTRACT

Tourism industry has been an important contributor tothe Indonesia economy. The purpose of the empiricalresearch in this paper is to investigate the existence ofcointegration between tourism demand variables fromthe five’s biggest market of Indonesia tourism demand:Australia, Japan, Malaysia, Singapore, and Taiwan. Thetourism demand has been explained by per capita realincome, exchange rate, tourism price and dummy vari-ables. Annual data from 1985 to 2007 are used for theanalysis. Augmented Dickey-Fuller (ADF) andJohansen’s maximum likelihood tests are used to testfor unit root and co-integration. An error correctionmodel (ECM) are estimated to an explain those five’sbiggest market for tourism to Indonesia. The resultsshow that for Australia and Malaysia the long runequilibrium exists among variables and their touristseem to be highly sensitive to the per capita real in-come and exchange rate variables. On the otherhand,for Japan, Singapore, and Taiwan, their varaibles cannot be analised by Johansen’ maximum likelihood testbecause their results of the unit root tests are not uni-form in stationarity.

Keywords: pariwisata, co-integration, an error correc-tion model (ECM)

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIADENGAN PENDEKATAN CO-INTEGRATION DAN

ERROR CORRECTION MODEL

SarwokoSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi BBANK Yogyakarta

Jalan. Magelang KM 8 Nomor.10C, Jombor Yogyakarta 55284Telepon +62 274 564933, Fax. +62 274 564933

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Pariwisata internasional sudah merupakan bagian in-tegral dari perekonomian Indonesia. Pada dekadesebelum krisis ekonomi nasional tahun 1997, sebagaiakibat krisis global, industri pariwisata mengalamipertumbuhan kuat, ditandai dengan kenaikan aruskunjungan wisatawan mancanegara, penerimaandevisa, dan investasi. Rata-rata pertumbuhan aruskunjungan wisatawan mancanegara antara tahun 1990-1997 lebih dari 17%, sementara rata-rata pertumbuhanpenerimaan devisa pada kurun waktu sama lebih dari25%. Secara absolut, jumlah kunjungan wisman terbesarterjadi pada tahun 2007 yaitu sebanyak 5.505.759 or-ang dengan penerimaan devisa sebesar US$5,34 milyar.Penerimaan devisa terbesar terjadi pada tahun 1996,yaitu sebesar US$6,31 milyar dengan jumlah kunjungan5.034.472 orang. Secara relatif, pertumbuhan jumlahpengunjung wisman terbesar pada tahun 1990, yaitusebesar 33,92%, sementara pertumbuhan terbesar daripenerimaan devisa terjadi pada tahun itu juga, yaitusebesar 64,06% ( Depparsenibud, 1998; P2DSJ, 2007).Sejak krisis ekonomi tahun 1997, ada kecendurunganbaik jumlah arus kunjungan wisatawan mancanegaradan penerimaan devisa mengalami penurunan,terutama pada tahun-tahun 1997-1998, 2001-2003, dan2005-2006. Gambar arus kunjungan wisatawan dari limabesar negara-negara asal wisatawan ke Indonesia

Page 48: Jurnal Akuntansi Menejemen

184

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 183-193

ditunjukkan pada Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1Kunjungan Wisatawan Lima Besar Negara-Negara

Asing ke Indonesia

Arus kunjungan wisatawan dari Australiamengalami kenaikan terbesar pada tahun 1997 daritahun 1985, yaitu sebanyak 416.174 orang atau naik338,40%. Setiap tahun naik rata-rata sebesar 28,20%.Gambaran yang sama ditunjukkan oleh wisatawan dariJepang, kenaikan pada tahun 1997 dari tahun 1985adalah sebanyak 617.721 orang atau naik sebesar692,35%. Setiap tahun rata-rata naik 53,25%. Sementaraitu, arus kunjungan wisatawan dari Malaysia mencapaipuncaknya pada tahun 1995 dari tahun 1985, yaitusebanyak 446.096 orang atau naik 677,88%. Setiaptahun naik rata-rata 67.79%. Berdasarkan angka-angkaabsolut, arus kunjungan wisatawan ke Indonesia yangpaling besar berasal dari Singapura. Sejak tahun 1994arus kunjungan wisatawan dari negara ini sudah lebihdari 1 juta orang. Puncak kenaikan arus kunjunganwisatawan pada tahun 1998 dari tahun 1985 adalahsebanyak 1.304.194 orang atau naik 915,44%. Setiaptahun rata-rata naik 70,42%. Berdasarkan angka-angkarelatif, arus kunjungan wisatawan ke Indonesia yangpaling besar berasal dari Taiwan. Puncak kenaikan aruskunjungan wisatawan dari Taiwan terjadi pada tahun1996 dari tahun 1985, yaitu sebanyak 599.021 orangatau 7.493,34%. Setiap tahun rata-rata naik 681,22%.Dalam lima tahun terakhir ini, nampaknya pola-pola tren

arus kunjungan wisatawan dari masing-masing negaramenunjukkan pola-pola tren yang meningkatBerdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akanmelakukan penelitian empiris untuk menganalisiseksistensi kointegrasi antara variabel-variabelpermintaan pariwisata dari lima besar pasar pariwisataIndonesia dengan menggunakan persamaan ECMuntuk melihat hubungan jangka pendek dari variabel-variabel tersebut.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Diskusi tentang spesifikasi model telah banyak terdapatdalam literatur, misalnya Kwack (1972), Bechdolt (1973),Loeb (1982), Chadee dan Mieczkowski (1987), danSheldon (1993). Survei pengamatan yang relatif lengkapdilakukan oleh Chrouch (1994 a, b). Pengamatan surveimeliputi metodologi, penggunaan variabel-variabeldependen dan independen, interval waktu penelitian,serta tipe data dan pengukuran-pengukuran.Berdasarkan sisi metodologi, pengamatan dari 85penelitian, 68 buah penelitian di antaranya atau 80%menggunakan analisis regresi berganda dengan teknikOrdinary Least Square (OLS), 16% menggunakananalisis regresi berganda dengan teknik Cochran-Orcutt, dan 4% menggunakan teknik-teknik yang lain.Sementara itu, menurut catatan Norlida Saleh (2008),teknik analisis OLS paling banyak (70%) digunakandalam menganalisis permintaan pariwisata.

Pada pertengahan tahun 1990an penggunaanregresi, terutama regresi berganda semakin meluas(Clive Morley, 1991). Walaupun persoalan-persoalanyang muncul dalam penggunaan regresi itu jugadikenalkan oleh para peneliti, seperti misalnya adanyaheteroscedasticity, multicolinierity, danautocorrelation, tetapi pertanyaan-pertanyaan tentangspesifikasi model kurang dipahami secara luas.Kesalahan spesifikasi pada model, seperti itu tidakmelibatkan variabel-variabel penjelas yang penting ataupenggunaan bentuk fungsi yang salah akan memberikanpengaruh yang besar terhadap hasil-hasil estimasi.Bukti empiris menunjukkan bahwa bentuk-bentukfungsi yang umum dan lebih kompleks dan luwesmenghasilkan model-model yang lebih baik daripadabentuk-bentuk fungsi yang sederhana.

Selanjutnya setelah pertengahan tahun 1990an,model-model dinamis atau sering orang menyebut

 

0

500000

000000

500000

000000

86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06

ARKUNAUSTRALIAARKUNJEPANGARKUNMALASIA

ARKUNSINGAPOREARKUNTAIWAN

Page 49: Jurnal Akuntansi Menejemen

185

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIA DENGAN .............................. (Sarwoko)

dengan advance econometric, seperti model-modelCointergrasi, ECM, Vector Autoregressive (VAR), danAutoregressive Distributed Lag (ARDL) semakinbanyak digunakan dalam menganalisis modelpermintaan pariwisata internasional. Lihat pada SaminaKhalil, at.al (2006), Andrea Merva dan James E. Payne(2007), Resina Katafono dan Aruna Gounder(2004),Fateh Habibi, et.al. (2008), Norlida Hanim Mohd Saleh,dkk. (2007), Nikolaos Dritsakis (2003, Juan Gabriel Brida(2008), Travis Mitcheli dan Trevor Campbell (2005).Model-model tersebut berlandaskan bahwapenggunaan teknik OLS harus memenuhi asumsiCLRM. Hal ini sulit dilakukan jika para analismenggunakan data time series dengan teknik analisisstatis, karena data runtut waktu yang demikian biasanyatidak stasioner. Akibatnya, hasil-hasil estimasi denganregresi menjadi tidak valid. Untuk mengatasi persoalantersebut, maka data time series yang digunakan harusstasioner agar dapat memenuhi asumsi CLRM.

Nikolaos Dritsakis (2003), mengidentifikasifaktor-faktor penentu permintaan pariwisata darinegara-negara Jerman dan Inggris ke Yunani denganmenggunakan sampel data antara tahun 1960-2000 yangdiperoleh dari ketiga negara itu. Teknik-teknikcointegration dan Vector Error Correction (VEC) dariJohansen digunakan untuk membangun modelpermintaan pariwisata ke negara itu. Variabel-variabelseperti pendapatan per kapita negara asal wisatawan,harga-harga barang dan jasa pariwisata negara tujuanwisata, biaya transportasi, dan nilai tukar mata uangdigunakan sebagai faktor-faktor penentu terhadap aruskunjungan wisatawan ke Yunani. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa hubungan keseimbangan jangkapanjang antarvariabel-variabel tersebut ditunjang olehdata pada periode tersebut. Berbagai teknik danvariabel-variabel yang hampir sama dilakukan juga olehpara peneliti lainnya, seperti Allison Zhou, Carl Bonhandan Byron Gangnes (2004), A. Khalil Salman (2003),Resina Katafono dan Aruna Gounder (2004).

Dalam penelitian ini digunakan data sekunder.Data statistik arus kunjungan wisatawan dari negaraasal, GDP riil per kapita negara asal wisatawan, nilaitukar mata uang rupiah terhadap mata uang negaraasal wisatawan, harga barang dan jasa pariwisata In-donesia, serta statistik peristiwa khusus berupakerusuhan Mei 1998, bom Bali 1 dan bom Bali 2. Sampelarus kunjungan wisatawan mancanegara diambil dari

lima besar negara asal wisatawan ke Indonesia, yaituAustralia, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Taiwan.Wisatawan dari lima besar negara asal ini cukuprepresentatif karena pasarnya telah lebih dari 50% padakurun waktu antara tahun 2004 sampai dengan 2007,tepatnya sebesar 68% dari seluruh pasar wisatawanmancanegara ke Indonesia. Arus kunjungan wisatawanini merupakan indikator permintaan jasa pariwisata.Sumber data sebagian besar diperoleh dariDeparsenibud: Buku Pariwisata dalam angka Oktober1998; Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan(P2DSJ): dan Buku Statistik Kebudayaan dan Pariwisata2007. Sementara untuk GDP per kapita, nilai tukar danharga (indeks harga konsumen) diperoleh dari Inter-national Monetary Fund berupa International Finan-cial Statistic dari berbagai terbitan dan US Depart-ment of Labor Bureau of Labor Statistics. Variabel-variabel arus kunjungan wisatawan mancanegara, GDPper kapita negara asal wisatawan, nilai tukar mata uang,dan harga barang dan jasa pariwisata diasumsikansebagai variabel endogen, sementara variabel-variabeldummy seperti kerusuhan Mei 1998, Bom Bali 1 danBom Bali 2 diasumsikan sebagai variabel eksogen. Datasampel diambil selama kurun waktu tahun 1990-2007.Fungsi permintaan jasa pariwisata dapat dirumuskansebagai berikut:

Arkun = f( Gdpcp, Kurs, rihk, Di)

Sementara bentuk fungsi yang digunakan adalahbentuk log-linier. Bentuk ini dianggap menghasilkantemuan-temuan yang lebih baik dalam penelitian-penelitian permintaan jasa pariwisata sebelumnya(Sarwoko, 1997).

Larkunji = β0 + β1 Lgdpcpij + β2 Lkursij + β3 Lrihk + β4D1 + β5D2+ β6D3 (1)

Keterangan:Arkunji = Arus kunjungan wisatawan mancanegara keIndonesia dari negara j pada tahun ke iGdpcpij = Produk Domestik Bruto riil per kapita darinegara j asal wisatawan pada tahun i. Gdpcp riil inidiukur dengan membagi total Gdp dengan indeks hargakonsumen dan populasi (Gdpj/CPIj*Popj)Kursij = Kurs rupiah terhadap negara j asal wisatawanpada tahun i

Page 50: Jurnal Akuntansi Menejemen

186

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 183-193

Rihkij = Harga barang-barang dan jasa-jasa pariwisataIndonesia tahun ke i, dinyatakan dalam rasio hargabarang dan jasa negara j asal wisatawan dengan hargabarang dan jasa negara Indonesia (CPIj/CPIind)D1 = variabel boneka, Kerusuhan Mei 1998D2 = variabel boneka, bom Bali 1D3 = variabel boneka, bom Bali 2

Kedua persamaan tersebut kemudian diestimasidengan menggunakan metode Ordinary Least Square(OLS). Untuk menguji stasionaritas, semua variabel diujidengan uji akar-akar unit yang dikembangkan olehDickey-Fuller (1979) maupun Augmented Dickey-Fuller(1981) Uji akar-akar unit menggunakan ADF adalahsebagai berikut:

nΔYt = a1 + a2t + ρ1Yt-1 + δi ΣΔYt-I + ε1t (2) i=1

Untuk persamaan (2) “Yt adalah operator bedapertama (the first difference operator) dari variabel Ysedang dalam uji stabilitas, t adalah variabel time trend,—”Yt-I adalah jumlah optimal kelambanan (optimal laglengths) dari selisih atau beda pertama pada variabel Ydengan menggunakan Akaike Information Criteria (AIC)(Akaike, 1973). Hipotesis nol bahwa Arkun, Gdpcp,Kurs dan Harga adalah tidak stasioner atau Ho: ñ1 = 0.Untuk uji hipotesis nol non-stationarity ini digunakanstatistik-t dengan nilai kritis yang dikembangkan olehMacKinnon(1991).

Jika tidak stasioner, dilakukan uji derajatintergrasi. Tujuan untuk mengetahui pada derajatkeberapa data yang diamati itu akan stasioner.Kemudian dilanjutkan dengan Uji Kointergrasi. Uji inidilakukan untuk melihat apakah variabel-variabel yangterkait berkointegrasi atau tidak. Syarat variabel-variabel berkointegrasi apabila variabel-variabeltersebut memiliki integrasi pada derajat yang sama.

Selanjutnya untuk menguji co-integrationdigunakan prosedur yang dikembangkan olehJohansen(1988), Johansen dan Joselius(1990) sebagaiberikut:

H1I : Πyt-1 + Bxt = α (β’yt-1) + ρ0 (3)

Hasilnya diidentifikasi dengan statistik-statistik Eigen-value dan Tracevalue sebagai berikut:

λmax(r,r+1) = -TIn (1-λr+1) (4) k

λtraceI = - T Σ In(1-λi), r = 0,1,2,3, …… n-1 (5) i=r+1

Jika semua variabel terkait berkointegrasi,kemudian persamaan arus kunjungan wisatawanmancanegara dikembangkan menjadi model persamaanECM sebagai berikut:

n n nΔARIt = d0 + Σ d1ΔYt-1 + Σ d2ΔEt-1 + Σ d3ΔHt-1 + d4D1 + i=0 i=0 i=0

d5D2+ d6D3 + d7D4 – cECt-1

Variabel error correction ECt-1 ini merupakanfaktor penyesuaian (adjustment factor) terhadappenyimpangan pada keseimbangan jangka panjang.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 menunjukkan hasil uji akar-akar unit untukvariabel-variabel time series dari negara-negara asalwisatawan. Untuk Australia, tabel tersebutmengungkapkan bahwa menurut uji ADF pada tingkatlevel semua variabel tidak ada yang stasioner. Denganmenggunakan beda pertama (first different), diperolehbahwa semua variabel-variabel time series tersebutstasioner pada taraf signifikan 1% atau 5% atau 10%,kecuali Gdp per kapita dengan tren tidak signifikan.Dengan demikian, semua data dari variabel-variabel timeseries itu berintegrasi pada order satu, I(1).

Untuk Jepang terungkap bahwa menurut ujiADF, semua variabel time series pada tingkat tidakstasioner, kecuali variabel arus kunjungan, Larkun, jikamenggunakan taraf signifikan 5%. Denganmenggunakan beda pertama (first different) diperolehbahwa semua variabel time series stasioner pada taraf1 % atau 5%, kecuali variabel Larkun tanpa tren, tidaksignifikan.

Untuk Malasia terungkap bahwa menurut ujiADF, semua variabel pada tingkat tidak ada yangstasioner, baik tanpa tren maupun dengan tren

Page 51: Jurnal Akuntansi Menejemen

187

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIA DENGAN .............................. (Sarwoko)

signifikan pada taraf signifikan 1%, kecuali variabelharga barang dan jasa pariwisata, Lrihk stasioner padataraf signifikan 5%. Dengan menggunakan bedapertama (first different) diperoleh bahwa semuavariabel-variabel time series baik tanpa tren maupundengan tren signifikan pada taraf signifikan 1% atau5%.

Untuk memastikan derajat integrasi padavariabel variabel harga, Lrihk untuk Malaysia digunakan

bantuan uji akar-akar unit dari Kwiatkowski, Phillips,Schmidt dan Shin tahun 1992 (uji KPSS, 1992). Uji iniberbeda dengan uji ADF karena pernyataan hipotesisnol menurut uji KPSS beralawanan dengan uji ADF.Hipotesis nol menyatakan stasioner sementarahipotesis alternatif menyatakan tidak stasioner. Hasiluji akar-akar unit dengan uji KPSS adalah sebagaiberikut:

Australia

ADF test Level First Diff

C C & T C C & T Larkun -1.869566 -1.488834 -5.715043* -5.114655* Lgdpcp -0.221011 -2.256585 -2.989634** -3.147993 Lkurs -0.919758 -2.429521 -5.002599* -4.885122* Lrihk 0.506175 -2.418251 -3.435124^ -3.378750** Jepang C C & T C C & T Larkun -3.351494^ -1.644259 -0.918001 -4.193833^ Lgdpcp -2.213530 -3.345154 -2.308808 -2.457211 Lkurs -1.924571 -2.213026 -4.612396* -4.656243* Lrihk -0.149390 -1.736651 -3.756766^ -3.642390^ Malaysia C C & T C C & T Larkun -1.805723 -1.706760 -4.642052* -5.043403* Lgdpcp -0.2083897 -1.687437 -4.11111* -3.994192^ Lkurs -1.109962 -2.353288 -5.523847* -5.432135* Lrihk -3.421415^ -4.417672^ -7.216986* -7.028948* Singapura C C & T C C & T Larkun -4.980631* -1.596617 -2.558579 -5.749138* Lgdpcp -1.235089 -1.943453 -4.478886* -4.689403* Lkurs -1.231564 -2.161275 -5.303404* -5.293567* Lrihk -3.204572^ -4.374761^ -7.165848* -6.977849* Taiwan C C & T C C & T Larkun -3.673555^ -1.368948 -3.234579^ -6.243958* Lgdpcp -5.962152* -3.469450** -2.593136 0.274585 Lkurs -1.809997 -2.393614 -4.994691* -4.926116* Lrihk 0.415380 -1.755645 -3.598864^ -3.564674^

Tabel 1Unit Root Test of Australia

Dengan uji ADF atau uji PP, untuk kosntan tanpa tren nilai-nilai kritis penolakan adalah -3.78; -3.01;dan -2.64 masing-masing untuk 1%, 5%, dan 10%. Pada uji ADF, untuk konstan dan tren, nilai-nilaikritis penolakan adalah -4.46; -3.64; dan -3.26 masing-masing untuk 1%, 5%, dan 10%.*menunjukkan penolakan hipotesis nol dari akar unit pada level signifikan, á = 1%, ^ pada levelsignifikan, á = 5% dan ** pada level signifikan, á = 10%. Masing-masing kelambanan udik (the laglengths) dari variabel-variebel dipilih berdasarkan Schwarz Criteria atau Akaike Inforrmation Creteria.

Page 52: Jurnal Akuntansi Menejemen

188

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 183-193

Pada Tabel 2 terlihat bahwa pada tingkat level,tanpa tren hipotesis nol ditolak pada level signifikan, á= 5%. Pada tingkat beda pertama, baik tanpa trenmaupun dengan tren hipotesis nol tidak dapat ditolakpada level signifikan, á = 1%, Dengan demikian, variabelini memiliki derajat integrasi satu, I(1). Jadi, hasil-hasiluji akar-akar unit untuk variabel-variabel time seriesdari Malaysia memiliki derajat integrasi satu, I (1). UntukSingapura, tabel tersebut mengungkapkan bahwa padatingkat level, menurut uji ADF, variabel-variabel timeseries pendapatan per kapita, Lgdpcp, dan nilai tukar,Lkurs tidak stasioner. Variabel arus kunjungan, Larkuntanpa tren stasioner pada taraf signifikan 1% danvariabel harga, Lrihk baik tanpa tren maupun dengantren stasioner pada taraf signifikan 5%. Denganmenggunakan beda pertama (first different) diperolehbahwa variabel-variabel time series nilai tukar, Lkursstationer pada derajat satu, I(1), variabel Lgdp dengantren signifikan pada taraf 1%, dan variabel Lgdp perkapita tidak signifikan, variabel Harga, Lrihk signifikanpada taraf 1%. Dengan demikian, hasil-hasil uji akar-akar unit untuk variabel-variabel time series dariSingapura tidak seragam. Untuk Taiwan, tabel tersebutmemperlihatkan bahwa menurut uji ADF, pada tingkatlevel variabel nilai tukar, Lkurs dan Harga barang danjasa pariwisata, Lrihk stasioner; variabel pendapatankotor per kapita, Lgdppc tidak stasioner dan variabelarus kunjungan wisatawan, Larkun tanpa tren stasionerpada taraf signifikan 5%. Dengan menggunakan bedapertama (first different) diperoleh bahwa variabel-variabel Larkun tanpa tren dan Lgdpcp tidak stasioner.

Dengan demikian, hasil-hasil uji akar-akar unit untukvariabel-variabel time series dari Taiwan tidak seragam.

Berdasarkan analisis uji akar-akar unit di atasdapat disimpulkan bahwa perilaku semua variabel timeseries dari negara Australia dan Malaysia memilikiderajat integrasi satu, I(1). Sementara itu bagi negaraJepang, Singapura, dan Taiwan hasil uji akar-akar unittidak seragam. Beberapa variabel stasioner pada derajatnol, I(0) dan I(1) dan juga terdapat perbedaan tarafsignifikansi. Oleh karena itu, variabel-variabel Larkun,Lgdpcp, dan Lrihk menghasilkan Uji ADF yang tidakkonsisten. Menurut Nelson dan Plosser (1982)kointegrasi ada jika variabel-variabel yang diamatimemiliki derajat integrasi satu, I (1). Dengan demikian,variabel-variabel time series arus kunjungan wisatawan,Larkun; Gross Domestic Product per kapita, Lgdpcpdan Harga barang dan jasa pariwisata, Lrihk untuknegara-negara Jepang, Singapura, dan Taiwan tidaksesuai dengan tuntutan kointegrasi. Untuk itu baginegara–negara tersebut, uji-uji kointegrasikonvensional seperti uji Engle dan Granger (1987), ujiJohansen (1988) dan uji Johansen dan Joselius (1990)tidak dapat digunakan dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui bahwa variabel-variabel time se-ries memiliki stasionaritas atau derajat integrasi satu,I(1), maka variabel-variabel tersebut memiliki kointegrasi,artinya terdapat satu atau lebih kombinasi linier diantara variabel-variabel tersebut. Jika variabel-variabel

KPSS test Level First Diff

C C & T C C & T Lrihk 0.623324^ 0.099273 0.098773 0.089348

Tabel 2Unit Root Test of Malaysia-Lrihk

Dengan uji KPSS, tanpa tren nilai-nilai kritis penolakan adalah -0,739; - 0.463; dan 0.347 masing-masing untuk 1%, 5%, dan 10%. Pada uji KPSS, dengan tren nilai-nilaikritis penolakan adalah 0.216; 0.146; dan 0.119 masing-masing untuk 1%, 5%, dan10%.. *menunjukkan penolakan hipotesis nol dari akar unit pada level signifikan, á =1%, ̂ pada level signifikan, á = 5% dan ** pada level signifikan, á = 10%. Masing-masingkelambanan udik (the lag lengths) dari variabel-variebel dipilih berdasarkan SchwarzCriteria atau Akaike Inforrmation Creteria.

Page 53: Jurnal Akuntansi Menejemen

189

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIA DENGAN .............................. (Sarwoko)

time series memiliki kointegrasi, maka variabel-variabeltersebut memiliki hubungan jangka panjang yang stabilatau memiliki kesimbangan linier di antara variabel-variabel tersebut. Beberapa teknik menguji kointegrasitersedia dalam analisis time series, antara lain prosedurStock and Watson (1988), uji the Engel-Grager (1987),uji Johansen (1988), dan uji Johansen dan Juliusa (1991).Uji kointegrasi kali ini digunakan uji Johansen (1988).Tabel 3 menunjukkan hasil uji kointegrasi bagi negaraAustralia.Tabel tersebut mengindikasikan bahwahipotesis-hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapatkointegrasi, r = 0 di antara variabel-variabel yang diamatiditolak pada level signifikan 5% atau tingkat keyakinan95%.

Dengan demikian, berdasarkan hasil-hasil yangdiberikan oleh uji-uji nilai Eigen dan nilai Trace dapatdisimpulkan terdapat satu nilai kointegrasi. Selanjutnya,dalam Tabel 3 juga ditunjukkan estimasi persamaanvektor kointegrasi jangka panjang beserta nilai-nilai tnya.

Berdasarkan persamaan itu, variabel time seriesarus kunjungan wisatawan dari Australia dipengaruhisecara positif dan signifikan oleh Gdp riil per kapita,Lgdpcp asal wisatawan Australia, apabila tingkatpendapatan, Gdp riil per kapita naik 1%, maka aruskunjungan wisatawan dari Australia akan naik 11,66%.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Australia, Lkursberpengaruh positif dan signifikan, artinya apabila nilaidollar Australia menguat 1% terhadap rupiah, maka aruskunjungan wisatawan Australia akan naik 2,8%. Hargabarang dan jasa pariwisata, Lrihk berpengaruh positifdan signifikan. Arah koefisien berlawanan dengan teori.Hal ini dapat diartikan bahwa apabila harga barang danjasa naik 1%, maka arus kunjungan wisatawan dariAustralia akan naik sebesar 7.12%. Hal ini dapat terjadijika para wisatawan Australia memiliki “anggaran yangtinggi”. Melihat angka-angka koefisien masing-masingvariabel lebih besar dari satu, maka arus kunjunganpariwisata ke Indonesia, Larkun rsponsif terhadapperubahan-perubahan variabel-variabel indepen-dennya.

Tabel 4 berikut menunjukkan hasil uji kointegrasibagi negara Malaysia. Tabel tersebut mengindikasikanbahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapatkointegrasi, r = 0 dan atau paling banyak satukointegrasi, r d” 1 di antara variabel-variabel yangdiamati ditolak pada level signifikan 5% atau tingkatkeyakinan 95%. Berdasarkan hasil-hasil yang diberikanoleh uji-uji nilai Eigen dan nilai Trace dapat disimpulkanterdapat dua nilai kointegrasi. Selanjutnya, dalam Tabel4 juga ditunjukkan estimasi persamaan vektorkointegrasi jangka panjang beserta nilai-nilai t nya.

Maximum Eigen Value Hip.Nol Hip.Alt. Nilai Statistik 95% CL Probab.

r = 0 r ≤ 1 r ≤ 2

r = 1 r ≥ 2 r ≥ 3

30.19537* 20.17541 9.516054

28.58808 22.29962 15.89210

0.0011 0.1012 0.4145

TraceValue Hip.Nol Hip.Alt. Nilai Statistik 95% CL Probab.

r = 0 r ≤ 1 r ≤ 2

r = 1 r ≥ 2 r ≥ 3

64.21717* 34.02181 13.84640

54.07904 35.19275 20.26184

0.0003 0.0541 0.2346

Estimasi Persamaan Vektor Kointegrasi Jangka Panjang

Larkun = 11.65803 Lgdp + 2.799480 Lkurs + 7.125001 Lrihk – 156.1809 (4.12586) (0.88741) (1.26478) (40.2096) t (2.82600) (3.15500) (5.63300) (3.88400)

Tabel 3Uji Kointegrasi –Australia

*signifikan pada taraf 5%

Page 54: Jurnal Akuntansi Menejemen

190

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 183-193

Berdasarkan persamaan itu, maka dapatdinyatakan bahwa variabel time series Arus Kunjungandipengaruhi secara negatif dan signifikan olehPendapatan riil per kapita, Lgdpcp dari Malaysia, halini dapat diartikan bahwa apabila tingkat penghasilanGdp riil per kapita naik 1%, jumlah wisatawan dari Ma-laysia akan berkurang atau mengalihkan tujuan wisatake negara-negara lain sebesar 6.5%. Nilai tukar rupiahterhadap ringgit Malaysia, Lkurs berpengaruh positifdan signifikan, apabila nilai ringgit terhadap rupiahnaik 1%, maka arus kunjungan wisatawan dari Malay-sia akan naik 2.88%. Variabel harga barang dan jasapariwisata, Lrihk tidak berpengaruh secara signifikan.Melihat angka-angka koefisien masing-masingvariabel, maka arus kunjungan pariwisata ke Indone-sia, Larkun responsif terhadap perubahan-perubahanvariabel-variabel Gdp riil per kapita negara Malaysia,Lgdpcp dan nilai tukar rupiah terhadap ringgit, Lkurs.Sementara itu arus kunjungan pariwisata ke Indonesia,Larkun terhadap perubahan harga barang dan jasapariwisata, Lrihk tidak responsif.

PEMBAHASAN

Tabel 5 berikut ini merupakan hasil estimasi persamaandinamis vektor koreksi kesalahan (VECM) aruskunjungan wisatawan dari negara-negara Australia dan

Malaysia ke Indonesia. Berdasarkan Tabel 5ditunjukkan bahwa dalam jangka pandek variabel-variabel yang berpengaruh terhadap arus kunjunganwisatawan dari Australia adalah variabel itu sendiri padalag ke 2, nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollarAustralia, Lkurs pada lag ke dua dan harga barang danjasa pariwisata, Lrihk juga pada lag ke dua. Koefisiendeterminasi disesuaikan, ̄ R2 menunjukkan bahwa 50%(R2 = 0.50) perubahan-perubahan variabel aruskunjungan wisatawan, Larkun dapat dijelaskan olehperubahan-perubahan pada variabel-variabel Gdp riilper kapita, Nilai tukar mata uang dan Harga barang danjasa pariwisata. Koefisien vektor koreksi memiliki arahnegatif dan signifikan dengan nilai -0,55. Hal inimenunjukkan bahwa 55% dari ketidakseimbangan akandikoreksi dalam jangka pendek, kurang dari satu tahundan hubungan jangka panjang antara arus kunjungandengan faktor-faktor penentunya relatif stabil. Untukwisatawan asal Malaysia, variabel-variabel yangmempengaruhi secara signifikan terhadap aruskunjungan wisatawan adalah variabel itu sendiri padalag pertama dan kedua, Gdp riil per kapita pada lagpertama dan kedua dan siftanya responsif: proporsikenaikan arus kunjungan dari Malaysia lebih besardaripada proporsi kenaikkan pendapatan per kapitanya.Namun demikian, arah koefisien itu negatif, artinyabahwa apabila tingkat pendapatan per kapita

Tabel 4Uji Kointegrasi –Malaysia

Maximum Eigen Value Hip.Nol Hip.Alt. Nilai Statistik 95% CL Probab.

R = 0 r ≤ 1 R ≤ 2

r = 1 r ≥ 2 r ≥ 3

45.70022 * 32.87636* 11.37840

28.58808 22.29962 15.89210

0.0000 0.0153 0.1627

TraceValue Hip.Nol Hip.Alt. Nilai Statistik 95% CL Probab.

R = 0 r ≤ 1 r ≤ 2 R ≤ 3

r = 1 r ≥ 2 r ≥ 3 r ≥ 4

94.89358* 49.19336* 16.31700 7.885948

54.07904 35.19275 20.26184 9.164546

0.0000 0.0023 0.0492 0.0869

Estimasi Persamaan Vektor Kointegrasi Jangka Panjang

Larkun = -6.517535 Lgdp + 2.882723 Lkurs + 0.315823 Lrihk +17.53163

(0,76150) (0.60686) (0,28379) (4.17631) t (8.5590) (4.7500) (1.11300) (4.19800)

Page 55: Jurnal Akuntansi Menejemen

191

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIA DENGAN .............................. (Sarwoko)

wisatawan-wisatawan Malaysia naik, maka mereka akanmengalihkan tujuan wisata ke negara-negara lain. Hargabarang dan jasa, Rihk pada lag pertama dan keduaberpengaruh signifikan dan responsif tetapi arahnyapositif artinya walaupun harga barang dan jasapariwisata naik, arus kunjungan dari Malaysia juga naik.Hal ini bisa terjadi apabila para turis dari Malaysiamemiliki anggaran yang tinggi. Kerusuhan Mei 1988dan peristiwa Bom Bali 1 berpengaruh negatif terhadapArus kunjungan wisatawan dari Malaysia. Perubahan-perubahan pada variabel-variabel independen mampumenjelaskan perubahan-perubahan variabel dependensebesar 64% atau R2 = 0.64.

Tabel 5Estimasi ECM Arus Kunjungan

Wisatawan Mancanegara ke IndonesiaTahun 1985-2007

Koefisien Vektor Koreksi memiliki arah negatifdan signifikan dengan nilai 0,067. Hal ini menunjukkanbahwa 6,7% dari ketidakseimbangan akan dikoreksidalam jangka pendek, kurang dari satu tahun, danhubungan jangka panjang antara arus kunjungandengan faktor-faktor penentunya relatif stabil.

SIMPULAN

Tulisan ini untuk menganalisis eksistensi kointegrasiantara variabel-variabel permintaan pariwisata denganmenggunakan model koreksi kesalahan (ECM) untukmelihat hubungan jangka pendek antara variabel-variabel tersebut. Variabel-variabel seperti Gdp perkapita negara asal wisatawan, nilai tukar rupiah danharga barang jasa pariwisata diduga memiliki pengaruhkuat terhadap arus kunjungan wisatawan dari negara-nagara tersebut. Variabel-variabel non-ekonomi(dummy variables) seperti Peristiwa Kerusuhan Mei1998, Bom Bali 1 dan Bom Bali 2 diduga jugamempengaruhi arus kunjungan wisatawan dari negara-negara asal wisatawan itu.

Data tahunan dari tahun 1985-2007 digunakanuntuk analisis. Uji akar-akar unit dari Augmented DikeyFuller (ADF test) serta uji maksimum likelihood dariJohansen digunakan untuk menguji stasionaritas dankointegrasi pada variabel-variabel tersebut. EstimasiECM digunakan untuk menjelaskan permintaanpariwisata dari lima besar pasar permintaan pariwisataIndonesia. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa bagiAustralia dan Malaysia ada kesimbangan jangkapanjang antara variabel-variabel endogen danwisatawan-wisatawan dari negara-negara itu sangatpeka terhadap perubahan pendapatan riil per kapitadan nilai tukar rupiah. Sementara itu, bagi negara-negara Jepang, Singapura, dan Taiwan, analisiskointegrasi dari Johansen tidak dapat dilakukan karenahasil-hasil uji akar-akar unit tidak seragam.

Australia Malasia

D(LARKUN(-1)) -0.253020 [-0.95967]

-0.520426* [-2.78858]

D(LARKUN(-2)) -0.813405* [-2.48576]

0.431241** [ 1.96124]

D(LGDPCP(-1))

-2.150434 [ -0.63626]

-4.349378* [-4.94248]

D(LGDPCP(-2))

-3.708368 [-1.00442]

-2.281398* [-3.80585]

D(LKURS(-1))

0.476216 [ 1.06079]

-0.208979 [-0.66069]

D(LKURS(-2)) -0.874799* [-2.72801]

-0.147265 [-0.41342]

D(LRIHK(-1))

-1.065108 [ -0.91401]

2.607192* [ 4.82238]

D(LRIHK(-2))

-3.177113* [-2.48185]

2.411897* [ 4.88875]

DUM1

-0.206881 [-1.01711]

-0.326039^ [-1.99378]

DUM2 0.097981 [0.35212]

-10.76463* [-4.91685]

DUM3 0.014840 [0.05231]

-0.069631 [-0.53104]

ECt-1 -0.552928* [-3.42406]

-0.067513* [ -4.86748]

C -0.010358 [ -0.09388]

1.496825* [ 5.82335]

R-squared Adj. R-squared

0.816565 0.502104

0.868594 0.643326

*signifikan pada taraf 1%, dalam kurung adalah statistik t.

Page 56: Jurnal Akuntansi Menejemen

192

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 183-193

DAFTAR PUSTAKA

Akaike, H. (1973). “Information Theory and an Exten-sion of the Maximum Likelihood Princip Gambararus kunjungan wisatawan dari lima besarnegara-negara asal wisatawan ke Indonesiaadalah sebagai berikut: le in Liew, Venus Khim-Sen (2004) Which Length Lag Selection CriteriaShould We Employ”. Economics Bulletin, Vol.3, No. 33. pp. 1-9.

Badan Pusat Statistik. (1985 s/d 2008) StatistikKunjungan Tamu Asing. Badan Pusat Statistikberbagai penerbitan, Jakarta-Indonesia.

Bechdolt, B.V. (1973). Cross-Sectional Travel DemandFunction: U.S. Visitors to Hawaii. 1961-1970.Quarterly Review of Economics and Business,13(4): 13-17.

Brida, J.G., Edgar J.S.C. and W. Adrian Risso, (2008).“Tourism’s Impact on Long-Run Mexican Eco-nomic Growth”.URL.

http://economicsbulletin.vanderbilt.edu/2008/volume3/EB-07C20155A.pdf.

Crouch, G.I., (1994a). “The Study of International De-mand: A Review Practice”. Journal of TravelResearch, 32(Spring): 41-55.

__________( 1994b). “The Study of International Tour-ism Demand: A Review of Finding”. Journal ofTravel Research.

Chadee dan Mieczkoski (1987). “An Empirical Analy-sis of the Effect of Exchange ate on CanadianTourism”. Journal of Travel Research. 26(1):13-17.

Depparsenibud, 1998. Pariwisata Dalam angka Oktober1998. Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya.

Dritsakis, N. (2003). Cointegration analysis of Ger-man and British tourism demand for Greece.Department of Applied Informatics, Economicsand Staicial Sciences, University of Macedonia.

Dickey D.A. and W.A. Fuller (1979). “Distribution oftha Estimator for Autoregressive Time Serieswith a Unit Root”. Journal of the American Sta-tistical Association, 74: pp. 427-431.

Johansen, S. (1988). “Statistical Analysis ofCointegration Vector”. Journal of Economic Dy-namics and Control, Vol. 12, pp. 231-254.

___________(1991). “Estimation and Hypothesis ofCointergration, Vector in Gaussian VectorAutoregressive Models”. Econometrica, 56(6),pp. 1551-1580.

___________(1995).”Likelihood-based inference incointegrated vector autoregressive models”.Oxford Unversity Press, Oxford.

Johansen dan Joselius(1990). Maximum LikelihoodEstimation and Inference on Cointegration- WithApplication to the Demand for Money. OxfordBulletin of Economics and Statistics, 52(2),pp. 169-210.

Habibie, F., Khalid A.R. and Lee Chin, (2008) UnitedKingdom and United State Tourism Demand forMalasia: A Cointegration Analysis.http://mpra.ub.uni- muenchen.de/13590/MPRA PaperNo. 13590.

Kwack, C.A. (1972). Effects of Income and Prices onTravel Spending abroad, 1960 III-1967 IV. Inter-national Economic Review.Vol. 13, no. 2:245-256.Cited in Brian Acher. Demand Forecastingin Tourism. Bangor Occasional Papers in Eco-nomic no. 9. Bangor: University of Wales Press,1976. Khalil, Samina. at al. (2006). “Role of Tour-ism in Economic Growth: Empirical Evidencefrom Pakistan Economy”. Applied EconomicsResearch Centre, University of Karachi.

Katafono, R. and Aruna Gounder. (2004). “ModellingTourism Demand in Fiji”. Working Paper. Eco-nomics Department Reserve Bank of Fiji Suva,Fiji.

Page 57: Jurnal Akuntansi Menejemen

193

MODEL ESTIMASI PERMINTAAN PARIWISATA KE INDONESIA DENGAN .............................. (Sarwoko)

Loeb, P.D. (1982). International Travel to the UnitedState: An Econometric Evaluation. Annal ofTourism Research, 9: 7-20.

Morley, C. (1991). Modeling International Tourism De-mand: Model Specification and Structure. Jour-nal of Travel Research, 30: 40-44.

______________, Discreate Choice Analisys of theImpact of Tourism Price. Journal of Travel Re-search, 33: 8-14.

MacKinnon(1991). Critical Value for Cointegration Test.Chapter 13 in Long-run Economic Relationship:Reading in Cointegration, edited by R.F. Engleand C.W.J. Granger, Oxford University Press.

Merva, A. and James E. Payne (2007). “An Analysis ofForeign Tourism Demand for Croatia Destina-tions: Long Run Elasticity Estimates”. EkonomiInstitut, Zagreb.

Mitcheli Travis and Trevor Campbell (2005).”The De-terminants of Outbond Tourism Demand in Bar-bados: A Vector Error Correction Approach”.Oresented at the 26th. Annual Reviews SeminarResearch Department Central Bank of Barba-dos.

Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ),2007. Statistik Kebudayaan dan Pariwisata 2007.

Saleh, Norlida H.M. Redzuan Othman and SridarRamachandran, (2007). “Malaisa’s Tourism fromSelected Countries: the ARDL Approach toCointegration”. International Journal of Eco-nomics and Management 1(3): 345-363.

Sarwoko, (1998) “Pemilihan Bentuk Fungsi denganMenggunakan Transformasi Variabel MenurutBox-Cox”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indone-sian (JEBI), Vol 13, no. 3 p. 101-115.

Salman, A.K. (2003).”Estimating Tourism Demandthrough Cointegration Analysis: Swedishdata”. Current Issue in Tourism: 323-338.

Zhou, Allison, Carl Bonham and Byron Gangnes, (2004).Cointegrating Relation: An Application to theHawaii Tourism Model. University of HawaiiEconomic Research Organization.

www.uhero.hawaii.edu.

Page 58: Jurnal Akuntansi Menejemen

195

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)Vol. 20, No. 3, Desember 2009Hal. 195-218

ABSTRACT

The main idea of this paper is to clarify the influence ofhistorical volatility to its current volatility of stockreturn and estimate european call option pricing usingBlack-Scholes Model. Three method was used to know-ing the influence: HisVol, GARCH (1.1) and CGARCH.Empirically the three method look provide similar re-sult to prove the influence. Moreover, call-option pric-ing estimated result refer to its delta-hedging and vegaindicates a very interesting prospect and profitableinvestment tool for Indonesian Stock Echange.

Keywords: option pricing, Black Scholes Model sto-chastic volatility, GARCH model,

PENDAHULUAN

Seberapa besar anda akan membayar harga aset tertentukalau anda mengetahui nilai jatuh temponya, tapimenolak saat menerimanya? Ini adalah salah satupertanyaan utama yang dicoba jawab oleh kalanganakademisi dan praktisi yang tertarik pada instrumenderivatif. Kesulitan untuk menjawab pertanyaan inimuncul karena kita tidak mengetahui saat yang tepatdimana kita akan menerima tinkat pengembalian yangdijanjikan oleh aset dan kemudian terdapat

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAMDI BURSA EFEK INDONESIA (BEI):

Studi Kasus Saham LQ-45

Rowland Bismark Fernando PasaribuAsian Banking Finance and Informatics Institute of Perbanas

Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta 12940Telepon +62 21 527 8788 ext. 33, Fax. +62 21 522 2645

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

kemungkinan pencairan dana yang lebih awal daripadaperiode jatuh tempo yang telah ditentukan. Pada setiapperiode pencairan dana sebelum maturitas, pemilik asetini harus memutuskan kapan ia mencairkan investasiopsi-nya atau kalau ia menunggu sampai periodepencairan dana mendatang. Keputusan ini tergantungpada komparasi pada setiap periode antara nilaipencairan dana segera (yang diketahui) dan nilaikontinuitas (yang tidak diketahui). Analogi bentuktertutup untuk harga derivatif terdapat dalam beberapakasus khusus, salah satu contohnya adalah opsi Eropayang tertulis dalam fundamental aset tunggal yangformulasi harganya dihasilkan oleh Black dan Scholes(1973) serta Merton (1973).

Telah diketahui secara umum, khususnyapraktisi dan peneliti pasar modal bahwa sebagian besarvolatilitas harga aset memiliki dimensi yang sulitdiprediksi dari waktu ke waktu sebagaimana halnya padalevel harga aset, terlebih risiko volatilitas ini sulit untukdi-hedge. Hasilnya, seringkali disarankan agarintroduksi pay-off derivatif juga disertai dengan kisaranvolatilitasnya. Motivasi tersebut telah didiskusikanpada beberapa penelitian terdahulu. Brenner dan Galai(1989) menyarankan agar dibentuk indeks volatilitas(serupa dengan indeks saham) pada beberapainstrumen derivatif yang sangat dinamis tingkatvolatilitas, misalnya opsi dan kontrak futures agar dapatdigunakan oleh pengambil keputusan dalammelaksanakan keputusan investasi. Sementara Whaley

Page 59: Jurnal Akuntansi Menejemen

196

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

(1993) mengusulkan kontrak derivatif tertulis perihalindeks volatilitas tak langsung (implied volatility).Sampai saat ini, banyak volatilitas derivatif seperti swapdan opsi yang diperdagangkan masih bersifat over-the counter (OTC). Formula valuasi untuk volatilitasderivatif telah diusulkan oleh Grunbichler dan Longstaff(1996), serta Whaley (1993). Untuk beberapa tingkatanperbedaan subjek pendekatan, Carr dan Madan (1998),Derman dan Kani (1997) serta Dupire (1997) telahmenunjukkan bagaimana tingkat volatilitas mendatangdapat menjadi kondisional dari harga perdagangan opsiaset dasar dan karenanya derivasi pada volatilitas dapatdinilai.

Meski demikian, masing-masing model memilikikendala yang membuatnya sulit untukdiimplementasikan secara riil, mislanya prosesidentifikasi volatilitas dalam model periode dinamisproses reversi nilai rata-rata akar kuadrat-nyaGrunbichler dan Longstaff (1996) yang memilikikelemahan bahwa fundamental derivatif yang adabersifat tidak dapat diobservasi. Selanjutnya, bentukfungsional premi risiko volatilitas harus ditentukan(kecuali diasumsikan bahwa investor tidak menuntutkompensasi atas volatilitas). Proses kalkulasi volatilitasbeserta volatilitas premi risiko yang tidak dapatdiobservasi membuat model (sekali lagi) menjadi sangatsulit untuk diaplikasikan. Hal ini sama dengan tidakmengetahui harga saham pada saat mencoba melakukanvaluasi opsi ekuitas. Di sisi lain mencoba melakukanvaluasi opsi sebagaimana yang dilakukan Whaley(1993) juga menghadapi permasalahan karena polavolatilitas tak langsung adalah kondisional dari modelBlack-Scholes yang pola volatilitasnya deterministik.Pada beberapa tingkatan perbedaan, pendekatan Carrdan Madan (1998), (Derman dan Kani (1997), danDupire (1997) untuk pendekatan terkait menyatakanbahwa tidak diperlukan volatilitas premi risiko untukvaluasi volatilitas derivatif. Juga valuasi pada beberapavolatilitas kontrak futures dan swap yang dapatindependen pada spesifikasi fungsional tertentu untukproses volatilitas. Meski menarik, pendekatan inimemerlukan varitas opsi setiap harga strike danmaturitas pada aset dasar yang diperdagangkan yangternyata meningkatkan volatilitas. Komputasi nilaivolatilitas derivatif dengan menggunakan pendekatanini memerlukan beragam interpolasi dan ekstrapolasidari jumlah harga strike opsi yang terbatas untuk

mendeduksi harga pada keseluruhan kisaran opsi asetdasar.

Selanjutnya tidak begitu jelas bagaimanamengestimasi parameter lainnya pada model dalambeberapa kerangka kerja penelitian mereka (Derman danKani, 1997) saat proses untuk volatilitas (diasosiasikandengan setiap harga strike dan maturitas) harusditentukan untuk menilai beberapa jenis volatilitasderivatif seperti volatilitas opsi. Proses replikasi ataulindung nilai volatilitas derivatif dalam kerangka kerjamodel juga memerlukan perdagangan opsi pada asetdasar yang tidak eksis sama sekali. Selanjutnya biayareplikasi yang secara prohibit adalah tinggi akanmemberikan beragam opsi mana yang harusdiperdagangkan dan yang memiliki rentang bid-askyang tinggi.

Secara teoritis, konsekuensi dari volatilitas padapasar uang dan pasar modal mudah dijelaskan meskimungkin sulit untuk dihitung. Dalam suatuperekonomian dengan satu risiko aset, peningkatanvolatilitas seharusnya mengarahkan investor untukmenjual beberapa aset. Selanjutnya pada harga baruyang lebih rendah, ekspektasi tingkat pengembalianyang lebih tinggi dianggap layak untukmengkompensasi investor atas meningkatnya risiko.Pada saat keseimbangan, volatilitas yang tinggiseharusnya diikuti dengan tingkat pengembalian yangtinggi pula. Merton (1980) memformulasi modelteoritikal tersebut dalam periode waktu yangberkelanjutan, dan Engel et.al (1987) mengusulkan dalammodel waktu yang diskrit. Kalau harga risiko adalahkonstan dalam jangka waktu tertentu, makameningkatnya kondisional varian akan mentranslasilinearitas terhadap peningkatan ekspektasi tingkatpengembalian. Karenanya, persamaan nilai rata-ratatingkat pengembalian tidak lagi dianggap nol,sebaliknya menjadi tergantung atas nilai kuadrat tingkatpengembalian dan varian kondisional masa lalu.Koefisien restriksi yang sangat kuat ini dapat diuji dandigunakan untuk mengestimasi harga risiko atau untukmengukur koefisien relatif risiko yang tidak diinginkan.Bukti empiris atas hipotesis ini telah dilakukan padapenelitian terdahulu, misalnya Engel et.al (1987) yangmenemukan pengaruh positif dan signifikan, Chou et.al(1992) dan Glosten et.al (1993) menyatakan beragampola asosiasi dan mungkin dengan arah negatifdikarenakan ketidakcukupan data atau variabel.

Page 60: Jurnal Akuntansi Menejemen

197

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Sementara French et.al (1987) menyatakan bahwakejutan volatilitas positif seharusnya memiliki efek yangnegatif terhadap harga suatu aset.

Oleh karena dalam perekonomian tidak hanyaterdapat 1 risiko aset dan harga risiko juga tidak selalukonstan, maka tidak mengejutkan apabila terjadiketidakstabilan dan tidak membuktikan eksistensi risk-return dari trade-off. Andersen dan Bollerslev (1998b)menjelaskan pengaruh pengumuman dalam volatilitasnilai tukar, bahwa kesulitan dalam mencari pentingnyakekuatan daya penjelas meski pengumuman tersebutmungkin berpengaruh signifikan dalam beberapa hal.Pendekatan lain adalah untuk menggunakan ukuranvolatilitas pada pasar lainnya. Engle et.al (1990)menemukan bukti bahwa volatilitas saham adalahsumber penyebab volatilitas obligasi di masamendatang karena penelitiannya melakukan pemodelanpengaruh volatilitas dalam pasar dengan earlier-clos-ing pada pasar yang later-closing, misalnya pengaruhvolatilitas mata uang di pasar Eropa, Asia, dan Amerikasehari sebelumnya dalam volatilitas mata uang AS saatini. Teknik yang sama juga dilakukan Hamao et.al (1990)dan Burns et.al (1998) terhadap pasar saham global.

Pentingnya pengukuran volatilitas harga sahamawalnya adalah publikasi preferensi formula optionpricing oleh Black dan Scholes (1973) yang dinilaibanyak pihak sebagai lompatan quantumpengembangan ekonomi-keuangan saat itu. Sejakpublikasi penelitian tersebut, teori penetapan hargaopsi dikembangkan sedemikian rupa menjadi alatstandar untuk mendesain dan menetapkan harga danlindung nilai derivatif seluruh jenis sekuritas. Dalampasar yang ideal, formula Black dan Scholesmembutuhkan enam input untuk penetapan harga opsiEropa harga saham saat ini, strike price, periode jatuhtempo, tingkat suku bunga bebas risiko, dividen, danvolatilitas. Tiga input pertama biasanya bersifatdiketahui dan tiga parameter lainnya harus diestimasi.

Black dan Scholes mengasumsikan kondisipasar ideal dalam analisisnya dan menganggap 3 inputlainnya konstan. Faktanya, nilai riil untuk parametertersebut hanya diketahui pada saat opsi jatuh tempo.Hal ini berarti nilai mendatang kuantisasi ketiga inputharus ditentukan dalam penetapan harga opsi riil. Halterpenting dari ketidakpastian ketiga input adalah nilaivolatilitas. Perubahan dalam tingkat bunga (khususnyadalam kondisi suku bunga yang rendah) tidak

mempengaruhi harga opsi sebesar perubahan padavolatilitas. Volatilitas mengukur variabilitas atau dispersimengenai tendensi sentral, yakni mengukur derajatpergerakan harga saham, kontrak futures, atauintrument pasar lainnya.

Sampai saat ini di pasar modal Indonesia, belumdilakukan perdagangan opsi. Untuk dapatmelaksanakan perdagangan opsi dengan baik memangdiperlukan berbagai kesiapan, minimal di antaranyaadalah pemahaman mengenai mekanisme perdaganganopsi, penciptaan kondisi, dan infrastruktur yangmendukung serta berbagai peraturan yang mengaturtentang hal tersebut. Berdasarkan uraian singkat di atas,yang dipertanyakan dalam penelitian ini adalahseberapa besar pengaruh volatilitas historis sahamterhadap volatilitas saat ini dan bagaimanaimplementasi harga opsi Call Eropa saham LQ-45.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruhvolatilitas historis (dengan metode volatilitas historis,GARCH, dan CGARCH) terhadap volatilitas saat inidari setiap saham dan mencoba melakukan estimasipenetapan harga opsi-call Eropa dengan beberapaasumsi tambahan pada saham LQ-45 denganmenggunakan model Black-Scholes.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Ketertarikan publik pada perdagangan saham dansekuritas lainnya terus berkembang pesat selama duadekade terakhir. Opini mengenai pertumbuhan ekonomimendatang, peristiwa-peristiwa yang mempengaruhiharga saham dan bahkan kuota perdagangan sahamdan valuta asing harian mendapat perhatian yangsemakin intens. Keseluruhan bidang seperti halnyadinamika dasar yang melekat padanya memiliki dayatarik yang kuat. Oleh karena itu, jelas nyata untukmenerapkan alat matematika dan ilmu fisika dalammencoba menguraikan sistem yang sedemikiankompleksnya. Salah satu contoh penjelasan palingsederhana terhadap deskripsi tersebut dipresentasikanoleh Black dan Scholes (1973) serta Merton (1973) yangmemberikan solusi reliabel yang pertama untukpermasalahan harga opsi. Model ini memiliki pengaruhbesar pada perdagangan opsi. Sebelum introduksimodel ini, tidak terdapat pasar yang riil untuk opsi,juga mengacu pada fakta bahwa tidak ada metodepenetapan harga opsi yang memadai dalam artian relatif

Page 61: Jurnal Akuntansi Menejemen

198

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

fair untuk pihak pembeli atau penjual. Model Black-Scholes mengubah gambaran mengenai opsi danmembawa opsi memainkan aturan yang penting padapasar keuangan. Pada 1997 Scholes dan Mertonmenerima nobel ekonomi untuk karya mereka ini.

Bagaimana menentukan harga sekuritasderivatif, khususnya opsi? Terkait dengan hal ini, makaharus diukur juga risiko yang terjadi dalam investasiderivatif, tetapi temuan penting Black dan Scholes sertaMerton adalah untuk menunjukkan bahwa hal ini tidakdiperlukan. Berdasarkan beberapa asumsi mengenaifluktuasi harga aset fundamental mereka dapatmenunjukkan bahwa terdapat strategi lindung nilaidinamik untuk opsi dimana risiko dapat dieliminir secarakeseluruhan.

Derivatif secara sederhana adalah instrumenkeuangan yang nilainya tergantung produk pasarkeuangan berupa saham, obligasi, mata uang, dankomoditas. Dalam derivatif sederhana yang disebutkontrak forward; perjanjian antara kedua belah pihakdalam pengantaran nilai pada aset tertentu pada waktuyang telah ditentukan dimasa mendatang pada hargatertentu. Kontrak forward biasanya tidakdiperdagangkan di pasar. Kontrak forward yang telahdistandarisasi yang ditawarkan pada pasar khususdisebut perjanjian atau kontrak futures. Derivatif yangsemakin kompleks adalah opsi. Tidak seperti futuresatau forward yang memiliki kewajiban bagi kedua belahpihak, opsi memberikan pemiliknya hak untuk membeliatau menjual pada aset tertentu di masa mendatangpada harga tertentu. Pihak writer tetap memilikikewajiban untuk men-deliver atau membeli aset kalaupemilik melakukan exercise terhadap opsi. Umumnyaterdapat dua jenis opsi, yaitu opsi call yang memberikanpemiliknya hak untuk membeli dan opsi put yangmemberikan pemiliknya hak untuk menjual aset dasarpada harga tertentu di masa mendatang. Berdasarkansegi melakukan exercise, opsi dibedakan menjadi duajenis, yakni jenis Eropa (hanya dapat di-exercise padasaat jatuh tempo) dan jenis Amerika (dapat di-exercisesebelum periode jatuh tempo). Pada perkembangannyaterdapat banyak varian dari dua jenis dasar opsi ini.

Terdapat beberapa asumsi yang mendasariderivasi rumus Black-Scholes, yaitu eksistensi pasaryang sempurna dan efisien, tidak terdapat biayatransaksi, seluruh pelaku pasar dapat meminjamkan danmeminjam uang pada tingkat suku bunga bebas risiko

yang sama r; perdagangan sekuritas berlangsungsecara terus-menerus, dan untuk simplifikasi. Penelitianini mengasumsikan tidak ada payoff lainnya sepertidividen dari aset dasar.

Pendekatan dasar untuk pemodelan time-serieskeuangan mengacu ke belakang pada hasil penelitianLouis Bachelier dan mengasimsikan proses stokastik.Dalam proses stokastik-Markov, realisasi selanjutnyahanya tergantung pada nilai sekarang dari variabelacak. Sistem ini diasumsikan tidak lagi memiliki ingatanwaktu, jadi sejumlah informasi sebelumnya tidakberpengaruh pada data output mendatang.

Dalam keuangan, proses ini direfleksikan dalamhipotesis pasar efisien yang menyatakan bahwaseluruh pelaku pasar secara cepat dan komprehensifmenggunakan seluruh informasi yang relevan untukmelakukan trading. Hal ini berarti akan terdapat korelasiyang lebih panjang karena ketika ada korelasi yanglebih panjang semua peserta akan memiliki akses kedata tersebut dan akan memanfaatkannya sedang padasisi lain menetralkan korelasi ini. Proses Markov tertentudengan variabel dan waktu yang bersifat kontinuitas(proses Wiener) pada umumnya digunakan untukpemodelan perilaku harga saham. Diskretisasi padaproses Wiener harus memiliki dua basis dasar, dimanavariabel stokastik disebut W dan konsekutif “W secarastatistik independen (untuk memastikan prosesMakov).“W ditentukan untuk interval waktu kecil dan terbatas“t dengan:

dan untuk interval dt yang sangat kecil dengan:

dimana å adalah random yang digambarkan daridistribusi normal dengan rentang nilai rata-rata 0 danstandar deviasi 1. Selanjutnya dapat diamati bahwauntuk proses Wiener, nilai ekspektasi pada variabelstokhastik menghilang. Varian variabel linier dalam “tdan deviasi standarnya berprilaku (untuk intervalwaktu terbatas) sebagai berikut:

proses Wiener dapat digeneralisasi dengan pretensiarus super dt ke dalam proses stokastik dW.

Page 62: Jurnal Akuntansi Menejemen

199

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

yang sekarang memiliki memiliki posesitivitas berikut:

Aplikasi persamaan (4) untuk pemodelan harga sahamsecara jelas terlihat bahwa persamaan tersebut tidakmenangkap seluruh tampilan utama. Tingkat arus yangkonstan menyarankan bahwa saham yang mahal secararata-rata akan menghasilkan keuntungan yang samadengan saham yang murah. Faktanya, teorema inisangat jarang terjadi dalam realitas. Deskripsi yang lebihbaik menyatakan bahwa tingkat pengembalian investasiadalah independen dari harga aset-nya. Hal ini dapatdinyatakan sebagai berikut:

dimana ì adalah tingkat pengembalian dan S adalahharga aset (saham). Linieritas ini memiliki konsekuensiuntuk risiko investasi yang diukur dengan varian ataudalam konteks keuangan, volatilitas harga aset. Asumsiyang logis yakni, bahwa varian tingkat pengembalianadalah independen dari S. Ini berarti bahwa dalam in-terval waktu Ät

Persamaan (4) sekarang dapat ditulis ulang sebagaiberikut:

yang merepresentasikan apa yang disebut proses Itô.Proses ini sering mengacu pada pergerakan geometrikBrownian dan model yang telah digunakan secara luaspada perilaku harga saham. Model ini harus tetapdipertimbangkan sebagai hipotesis yang harusdiperiksa secara kritis. Hipotesis inilah yang akandigunakan sebagai model dalam menjelaskan perilakudasar dalam derivasi formula Black-Scholes danselanjutnya mempertimbangkan asumsi berikut:Teorema ItôDalam menjelaskan harga aset pada persamaan (10)harus diketahui fungsi kepemilikan pada variabel

stokastik. Hasil penting pada area ini yangdibutuhkan untuk pengembangan berikutnya adalahteorema Itô. Misalkan x(t) mengikuti proses

selanjutnya G(x; t) pada variabel stokastik x danperiode t juga mengikuti proses Itô yang dihasilkanoleh:

Kemudian arus pada proses diberikan olehterminologi pertama pada sisi kanan digresi dantingkat standar deviasi yang diberikan pra-faktordW pada terminologi kedua.

Investasi dalam opsi pada umumnyadipertimbangkan penuh resiko. Hal ini nampak tak wajardimana pihak writer opsi terlibat dalam suatu kewajibansaat memasuki perjanjian, sementara pemilik opsimemiliki kebebasan bertindak tergantung padapergerakan pasar. Apa premi risiko untuk pihak writeropsi, berapa harga untuk kebebasan exercise pihakpemilik, dan berapa nilai kontrak yang asimetristersebut? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Black,Merton, dan Scholes (1973) dengan asumsi khususyang telah dibahas sebelumnya, yaitu tidak ada premirisiko yang diperlukan untuk pihak writer. Harga opsiditentukan seutuhnya oleh volatilitas saham dankondisi perjanjiannya.

Pembahasan berikut akan dibatasi hanya untukopsi Eropa. Diasumsikan bahwa harga dasar saham Spada opsi berikut (bandingkan dengan persamaan 10):

(13)

dimana ì adalah ekspektasi tingkat pengembalianperunit periode dan ó volatilitas (intensitas fluktuasi)harga saham. Ekspektasi tingkat suku bunga bebasrisiko r telah termasuk premi risiko dan karenanya lebihbesar dibanding tingkat suku bunga bebas risiko r. Nilaiopsi Ù tergantung pada fluktuasi harga aset dasar padaperiodisasinya.

(14)

dengan menggunakan teorema Itô, diperoleh:

Page 63: Jurnal Akuntansi Menejemen

200

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

Ide dasar utama karya Black, Merton, danScholes adalah terdapat peluang untuk membentukkomposisi portofolio opsi dan fundamental sekuritasyang bebas risiko. Untuk menjadi tidak berisiko,portofolio hanya dapat menghasilkan tingkat sukubunga bebas risiko r. Formasi portofolio bebas risikotersebut dimungkinkan karena harga saham dan opsitergantung pada sumber ketidakpastian yang sama,yaitu proses stokastik yang sama. Proses stokastik inidapat dieliminir dengan kombinasi linier yang memadaipada kedua instrument aset (saham dan opsi).Dependensi harga opsi pada fundamental aset

diketahui dengan .

Dengan mengambil posisi writer dalam opsi-call Eropa,maka portofolio akan terdiri dari posisi short pada satu

opsi call dan posisi long dalam unit pada

aset dasar yang harus disesuaikan secara terus-menerusdengan harga saham. Nilai keuntungan portofolio:

dan profit ini mengikuti proses stokastik (menggunakanpersamaan 13 dan 15):

Dengan menjadi tidak berisiko, maka portofolio harusmenghasilkan tingkat suku bunga bebas risiko r:

Berdasarkan asosiasi persamaan (17) dan (18),diperoleh:

sebagai persamaan diferensial parsial Black-Scholes.Persamaan ini tidak mengikutserta-kan variabel yang

dipengaruhi oleh preferensi risiko investor, sebagai alatyang sangat penting dalam analisis sekuritas derivatif.Sejauh ini tidak ada asumsi yang telah dibuat mengenaijenis opsi tertentu. Formulasi (19) adalah valid untukopsi-call dan put jenis Eropa. Dalam rangkamenghasilkan solusi untuk persamaan Black danScholes harus dilakukan spesifikasi kondisibatasannya. Pada maturitas T harga opsi call C danopsi put P adalah

Di mana X adalah harga strike dari opsi.Dengan mengikuti pendekatan Black dan Scholes makadilakukan substitusi berikut:

Ini mereduksi persamaan (19) kepada persamaan difusiderivasi pertama:

Persamaan difusi yang diselesaikan oleh transformasiFourier mereduksi persamaan (22) kepada persamaandiferensial sederhana dalam v, (Void, 2008; serta Pauldan Baschnagel, 2008). Solusi akhir bagi persamaanBlack dan Scholes untuk opsi call Eropa:

N(d) adalah kumulasi distribusi normal:

dimana nilai d1 dan d2 adalah:

Page 64: Jurnal Akuntansi Menejemen

201

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Menggunakan keseimbangan harga opsi call-opsi put:

maka dapat diketahui derivasi harga opsi put:

Formulasi Black dan Scholes (persamaan 23 dan28) menginstruksikan pihak writer harga opsi yangharus ditetapkan pada periode t. Harga tersebuttergantung pada parameter X dan T pada kontrak dankarakteristik pasar r dan ó. Selanjutnya, persamaan inijuga menyediakan informasi yang diperlukan untukmengelimir risiko. Pihak writer dari opsi hanya tetappada posisi risiko yang rendah kalau secara terus-menerus menyesuaikan jumlah fundamental aset Ä(t).Strategi ini disebut delta-hedging. Untuk opsi call,nilai delta-hedging adalah:

Perbedaan stipulasi dalam persamaan (23) memiliki

interpretasi langsung, kalau kondisi )( tTre tidak

difaktorkan dari 1) N(d2) adalah probabilitas exerciseopsi dalam kondisi risiko yang netral, yakni dimanaarus aktual pada time-series finansial dapat digantikandengan tingkat suku bunga bebas risiko, r; 2) X N(d2)adalah harga strike dikalikan probabilitas bahwa hargastrike tersebut akan dibayar, yakni ekspektasi jumlahuang yang harus dibayar pada kontrak opsi; 3)

adalah ekspektasi

nilai dalam kondisi risiko netral;

dan 4) selisih terminologi ini dengan X N(d2) diperolehekspektasi profit dari opsi. Pra-faktor tidak melakukanapa-apa selain melakukan diskon profit ke bawahterhadap nilainya saat ini (harga riil dari opsi).

Salah satu parameter dalam persamaan Black-Scholes yang tidak dapat diobservasi secara langsung

adalah volatilitas fundamental aset ó. Mengestimasivolatilitas bukanlah prosedur yang sederhana(Mantegna dan Stanley, 1999). Terdapat beberapapendekatan untuk memperoleh informasi mengenaivolatilitas. Penggunaan data historis adalah salahsatunya, meski pengukuran volatilitas terhadap jangkapanjang dapat cukup berbeda dari observasi jangkawaktu opsi. Cara umum yang telah banyak digunakanadalah dengan mengukur volatilitas tak langsung (im-plied volatility). Hal ini dilakukan denganmenggunakan formula Black-Scholes secara backward,yaitu mengambil harga opsi saat ini dan mengkalkulasiekspektasi volatilitas opsi trader lainnya untuk periodemendatang. Model Black-Scholes adalah kerangka kerjayang elegan untuk memahami dan pemodelan pasarkeuangan yang ideal.

Salah satu tantangan ekonometrik adalah untukmenspesifikasi bagaimana informasi digunakan untukmeramal rata-rata dan varian tingkat pengembalian dankondisional berdasarkan informasi masa lalu. Sementarabanyak spesifikasi yang telah dipertimbangkan untukrata-rata tingkat pengembalian dan telah digunakandalam rangka meramal tingkat pengembalianmendatang, secara virtual belum ada metode yangtersedia untuk varian sebelum diperkenalkan modelARCH. Tujuan utama deskripsi model ini adalahmendeteksi fluktuasi dari deviasi standar. Model ARCHdihasilkan oleh Engel (1982), dimana hipotesis yangdiusung oleh model ini adalah bahwa varian padatingkat pengembalian mendatang adalah bobot rata-rata tertimbang pada residual kuadrat dari jumlah sampelyang digunakan dalam periode estimasi. Selanjutnyamodel akan memungkinkan data untuk menentukanpembobotan terbaik dalam meramal varian-nya.

Generalisasi pada model ini adalahparameterisasi GARCH yang dihasilkan oleh Bollerslev(1986). Model ini juga mengusung ide yang sama, yaknipembobotan rata-rata residual kuadrat masa lalu, tetapimemiliki fungsi menurunkan nilai bobot yang tidaklengkap mencapai nilai nol. Model GARCH yang telahumum digunakan menyatakan bahwa prediktor terbaikuntuk varian periode mendatang adalah bobot rata-rata pada nilai rata-rata varian jangka panjang, yakniprediksi varian untuk periode ini dan informasi baruyang ditangkap oleh residual kuadrat terbaru. Aturanpenyesuaian demikian adalah deskripsi sederhana padaperilaku adaptasi atau pembelajaran yang disebut

Page 65: Jurnal Akuntansi Menejemen

202

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

penyesuaian bayesian. Formulasi umum modelGARCH:

Dimana koefisien ω, α, β, harus diestimasi.Proses penyesuaian secara sederhana memerlukan nilairamalan h dan residual sebelumnya yang diketahui.Pembobotan dalam model adalah dan rata-rata varian

jangka panjang adalah . Bobot ini hanya

berfungsi kalau dan positif yang memerlukanSementara derivasi model GARCH yang akan digunakandalam penelitian ini adalah Component-GARCH(CGARCH):

Model ini menunjukkan pembalikan rata-rata terhadapù yang konstan untuk seluruh periode. Sebagaipembanding, model komponen memungkinkanpembalikan rata-rata untuk beragam tingkatan mt:

di sini tetap merupakan volatilitas, sementara qtmensubtitusi ù yaitu variasi waktu volatilitas jangkapanjang. Persamaan pertama menjelaskan komponentransitori , yang terpusat ke angka nol dengankekuatanPersamaan kedua menjelaskan komponenjangka panjang mt, yang berpusat ke w dengankekuatan ñ. Nilai koefisien ñ berkisar antara 0,99 dan 1;jadi mt mendekati w dengan sangat perlahan. Berdasarhal ini dapat dikombinasikan persamaan transitor danpermanen sebagai berikut:

yang menunjukkan bahwa model komponen adalahmodel restriktif GARCH (2.2) non-linear.

Estimasi volatilitas historis didasarkan padaasumsi bahwa volatilitas saat ini akan terus berlanjuthingga periode mendatang. Adapun model HISVOLsebagai berikut:

σt = ϕ σt-1

+ ϕ σt-2

+ ϕ σt-3

+ . . . + ϕ σt-n

(34)

di mana:σ = simpangan baku diharapkan (expected standarddeviation)ϕ = parameter penimbangσ = simpangan baku historis utk setiap periode yangditunjukkan oleh huruf kecil

Perkembangan model ini adalah model Value atRisk:

VaR = σá r

i(35)

σ= nilai Z dengan besar 5%, 2,5%, dan 1% masing-masing bernilai 1,6451; 1,96, dan 2,33.σ = simpangan baku historis periode hitung.r

i= tingkat pengembalian saham

Kemampuan model ARCH dalam menghasilkanestimasi yang baik pada volatilitas return saham telahbanyak dilakukan. Penelitan terdahulu telahmenunjukkan bahwa parameter dari beragam modelARCH yang berbeda memiliki tingkat signifikansi yangtinggi dalam hal sampel (Bollerslev, 1987; Nelson, 1991;Glosten, et al., 1993; dan survei yang dilakukanBollerslev et al. 1992; Bera dan Higgins, 1993; sertaBollerslev et al. 1994). Tetapi sedikit bukti yangmenyatakan bahwa model ARCH menghasilkanperamalan volatilitas return saham yang baik. Beberapapenelitian (Akgiray, 1989; Heynen dan Kat, 1994;Franses dan Van Dijk, 1995; Brailsford dan Faff, 1996;serta Figlewski, 1997) menjelaskan kemampuan prediksimodel ARCH yang out-of sample dengan hasil yangmix. Seluruh penelitian tersebut menyatakan regresipada volatilitas realisir dalam peramalan volatilitasmenghasilkan koefisien determinasi yang rendah(sebagian besar <10%) karenanya dalam hal dayaprediktif ramalan masih dipertanyakan. Dimson danMarsh (1990) menunjukkan bahwa data-snooping dapatmenghasilkan peningkatan kemampuan sampel yangtidak dapat ditransfer untuk peramalan di luar sampel.Nelson (1992) menggunakan metode teoritikal untuk

Page 66: Jurnal Akuntansi Menejemen

203

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

menunjukkan bahwa kemampuan prediksi model ARCHadalah sangat baik pada tingkat frekuensi yang tinggibahkan pada saat kesalahan spesifikasi model, tapiperamalan di luar sampel pada volatilitas jangkamenengah dan jangka panjang menghasilkan outputyang buruk. Nelson dan Foster (1995) mengembangkankondisi untuk model ARCH agar memiliki kinerja yangbaik pada peramalan jangka menengah dan jangkapanjang.

Sementara model GARCH diusulkan oleh Engle(1982) dan digeneralisir oleh Bollerslev (1986), modelGARCH-M diperkenalkan oleh Engle et al. (1987) dansecara eksplisit menghubungkan varian kondisional kenilai rata-rata tingkat pengembalian kondisional danmenghasilkan kerangka kerja guna mengkaji hubunganantara risiko pasar dan tingkat pengembalian yangdiharapkan. Model ini memungkinkan nilai rata-ratakondisional tergantung kepada varian kondisionaltingkat pengembalian. Tetapi pada saat inovasidiasumsikan menjadi kondisi normal, model ini tetapmemaksakan korelasi null antara tingkat pengembaliandan volatilitas mendatang, sebagaimana halnya skew-ness kondisional null dan ekses kurtosis null.

Di satu sisi, dengan menggunakan datamingguan untuk Australian / US dollar, Kendall danMcDonald (1989) membuktikan estimasi yangsignifikan untuk model GARCH 1.1. Denganmenggunakan model GARCH-M, Chou (1988)menemukan hubungan yang positif antara tingkatpengembalian dan varian kondisional dan jugamenyatakan bahwa model GARCH-M lebih reliabeldaripada model least-square dua tahap yang digunakanPoterba dan Summers (1986) dan French et.al (1987).French et.al (1987) menyatakan hubungan positif yangsignifikan antara ekspektasi tingkat pengembalian danvolatilitas-antisipasi hanya pada saat menggunakanmodel GARCH-M, sedangkan model lainnyamenghasilakan hubungan yang negatif dan tidaksignifikan.

Dengan menggunakan modifikasi modelGARCH-M, Glosten et.al (1993) menyimpulkanhubungan yang negatif dan bahkan tidak terdapathubungan sama sekali antara ekspektasi tingkatpengembalian dan volatilitas-antisipasi. Denganmenggunakan data internasional, Chan et.al (1992)menyimpulkan bahwa ekspektasi tingkat pengembalianpada pasar Amerika tidak berhubungan dengan varian-

kondisionalnya tetapi berhubungan positif terhadapkovarian-kondisional indeks luar negeri.

Cheung dan Ng (1992) memodifikasi modelEGARCH dengan mengikutsertakan variabel lag hargadalam varian-kondisional. Sampel yang digunakanadalah 251 perusahaan AS Hasil penelitiannyamenyatakan bahwa perusahaan besar memilikipengaruh leverage yang kecil dan respon volatilitasyang kurang asimetris. Temuan lainnya menyatakanpengaruh ARCH-M yang lemah dan memiliki korelasiyang negatif terhadap size.

Manurung (1997) melakukan penelitian yangsama untuk periode 1989-Juli1993. Hasil penelitian inimenyatakan bahwa ARCH dan GARCH tidak signifikanuntuk digunakan meramalkan volatilitas bursa. Hanyavolatilitas sebelumnya yang sangat mempengaruhivolatilitas sekarang. Manurung dan Nugroho (2005)melakukan penelitian conditional-varians untukperiode Desember 1996 sampai dengan Desember 2004.Metode yang dipergunakan yaitu metode VectorAutoregressive. Hasilnya menyatakan bahwa volatilitassebelumnya signifikan mempengaruhi volatilitassekarang.

Koulakiotis et.al (2006) meneliti hubungan antaratingkat pengembalian dan volatilitas saham pada negaraindustri (Australia, Kanada, Perancis, Amerika, Inggris,Jerman, dan Italia) dengan menggunakan modelGARCH-M dan EGARCH. Hasil penelitiannyamenyatakan bahwa pemodelan yang dilakukan denganmodel GARCH adalah inkonlusif, sementara modelEGARCH menghasilkan hasil yang akurat mengenaihubungan tingkat pengembalian dan volatilitas saham.Mereka menyimpulkan bahwa pada beberapa pasarmodal di negara industri hubungan antara tingkatpengembalian dan volatilitas saham adalah lemah.

Wondabio (2006) melakukan komparasi IHSGdari tiga negara (Inggris, Jepang, dan Singapura) yangdiduga memiliki pengaruh terhadap IHSG Jakarta (JSX)dan menggunakan kurun waktu penelitian tahun 2000– 2005 (66 bulan). Hasil penelitiannya menunjukkanbahwa 1) pola hubungan antara JSX dan FTSE, NIKEIdan SSI ternyata memiliki hubungan yang berbeda-beda; 2) FTSE dan NIKKEI ternyata mempunyaipengaruh terhadap JSX, tetapi JSX tidak mempunyaipengaruh terhadap FTSE dan NIKKEI. Hal inimenunjukkan bahwa kondisi perekonomian negara majuakan berpengaruh terhadap perekonomian negara

Page 67: Jurnal Akuntansi Menejemen

204

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

berkembang; 3) hubungan FTSE dan NIKKEI terhadapJSX adalah negatif atau berbalik dimana jika FTSE/NIKKEI naik maka JSX turun. Hal ini menandakanbahwa kenaikan FTSE dan NIKKEI justru menekan JSXdan diduga terjadi pengalihan investasi oleh para in-vestor dan; d) JSX dan SSI berhubungan simultan tetapiJSX mempengaruhi SSI secara positif sedangkan SSImempengaruhi JSX secara negatif, artinya jika JSX naikmaka SSI naik dan jika SSI naik maka JSX malah turun.

Manurung (2007) kembali mengajukan hipotesisbahwa volatilitas masa lalu berpengaruh terhadapvolatilitas saham saat ini. Dengan menggunakan sampelsaham LQ-45 periode 1988-Juni 2005, Manurungmenghitung volatilitas dengan tiga model pendekatan,yaitu historis, ARCH, dan GARCH. Hasil penelitiannyamenyatakan bahwa dengan model historis volatilitasmasa lalu memiliki pengaruh yang signifikan terhadapvolatilitas saham saat ini sebesar 60% sampel;sementara dengan model ARCH volatilitas masa laluhanya berpengaruh signifikansi terhadap 38,78%volatilitas saham saat ini. Dengan model GARCH,volatilitas masa lalu hanya berpengaruh signifikansiterhadap 15,56% volatilitas saham sampel.

Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dataharga saham emiten LQ-45 periode harian, IHSG, danSBI-1 bulan dengan periode penelitian Januari 2000-Maret 2008, sehingga data yang diperlukan oleh dalampenelitian ini merupakan data historis. Adapun datayang diperlukan adalah data keuangan setiap emitenselama periode tahun 2003-2006 yang diperoleh dengancara men-download melalui website BEI yaitu hhtp://www.jsx.co.id.

Estimasi dilakukan dengan menggunakan modelBlack Scholes dan terbatas untuk opsi jenis Eropa.Formulasi umum model Black-Scholes:

di mana

N(d1), N(d2) = kumulatif probabilitas normal

σ = volatilitas (model stokastik, model hisvol, dan modelVaR)rf = tingkat suku bunga bebas risikoS = harga sahamX = harga exerciseT = Periode jatuh tempo opsi

Berdasarkan rumusan tersebut maka dapatdihitung juga sensitivitas harga opsi-call terhadapperubahan volatilitas yang sangat kecil dalamvolatilitasnya, yakni vega-call:

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhvolatilitas historis terhadap volatilitas saat ini dilakukanpersamaan multiregresi dan penggunaan periodejendela lag1-5 untuk setiap model (hisvol, GARCH, danCGARCH) dengan penilaian model volatilitas terbaikmengacu pada koefisien determinasi dan kriteriainformasi: Akaike’s Information Criterion (AIC) danSchwarz Criterion (SC). Penelitian ini menghitung AICdan SC untuk setiap model, nilai yang terendahmengindikasikan kinerja model terbaik.

Sementara dalam melakukan estimasi penetapanharga opsi call Eropa model Black Scholes, digunakanasumsi-asumsi tambahan berikut: S adalah harga sahamtertinggi selama periode penelitian; X adalah 5% dibawah S; dan rf adalah nilai rata-rata agregat tahunanSBI 1 bulan selama periode penelitian. Selanjutnya,dilakukan simulasi model dengan dua skenario yakni:skenario volatilitas, ceteris paribus; dan skenarioperiode jatuh tempo, ceteris paribus.

HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai statistikdeskriptif tingkat pengembalian saham-saham padaLQ45, risiko saham-saham pada LQ45 denganmenggunakan simpangan baku, VaR dan model risiko.Tabel 1 memperlihatkan statistik deskriptif mengenaitingkat pengembalian 45 saham pada LQ45. Rata-ratatingkat pengembalian saham umumnya positif selamaperiode penelitian. Tingkat pengembalian indeks LQ-45 rata-rata adalah 0,08% perhari dengan tingkat risikosebesar 1,71%. Sementara rata-rata tingkat

Page 68: Jurnal Akuntansi Menejemen

205

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

pengembalian saham emiten selama periode penelitianadalah berkisar -0,02% (TSPC)hingga 1,08% (BDMN).Untuk tingkat pengembalian yang positif, maka rangetingkat pengembaliannya mulai dari 0.00% sampai1,08% per harinya. Tingkat pengembalian tertinggisebesar 1,08% dihasilkan saham BDMN. TingkatPengembalian saham BNBR menempati urutan keduasetelah saham BDMN. Paling menarik dari tingkatpengembalian ini yaitu tingkat pengembalian rendahdiberikan oleh Indosat (0.03%) dan INDF (0.01%).Indosat sebagai saham yang sering digandrungi in-vestor tetapi secara rata-rata dalam jangka panjanghanya memberikan tingkat pengembalian yang kecildibandingkan saham yang lain. TLKM salah satusaham blue-chips Indonesia juga memberikan tingkatpengembalian yang rendah sebesar 0,09%. Saham inimerupakan saham berkapitalisasi terbesar di BEI.Saham ini seringkali menjadi patokan para investorkarena kenaikan indeks dipengaruhi saham ini. Sahamperbankan secara keseluruhan memberikan tingkatpengembalian diatas tingkat pengembalian indeks LQ-45 dengan kisaran 0,51% - 1,08% per harinya.

Tabel 1Deskripsi Statistik

Emiten Min Max Mean Std. Dev.

ILQ45 -12.90% 9.53% 0.08% 1.71%AALI -14.06% 28.57% 0.17% 3.22%ADMG -47.37% 50.00% 0.04% 4.94%ANTM -80.00% 28.71% 0.14% 3.93%ASGR -87.65% 48.84% 0.03% 4.62%ASII -19.30% 20.99% 0.13% 3.06%BBCA -50.00% 976.92% 0.51% 22.08%BDMN -22.22% 1685.71% 1.08% 38.89%BHIT -51.58% 29.41% 0.00% 3.32%BLTA -75.00% 19.05% 0.11% 3.39%BMTR -80.19% 17.73% 0.05% 3.83%BNBR -50.00% 433.33% 0.87% 15.68%BNGA -27.27% 871.43% 0.59% 20.48%BNII -28.57% 625.00% 0.52% 15.72%BRPT -30.57% 40.48% 0.19% 5.47%BUMI -25.00% 54.55% 0.34% 6.42%CMNP -16.48% 24.76% 0.07% 3.14%CTRA -51.52% 33.33% 0.10% 4.79%ELTY -50.00% 66.67% 0.40% 8.77%INDF -78.88% 21.74% 0.01% 3.46%INKP -36.36% 57.14% 0.03% 4.18%

ISAT -79.94% 13.64% 0.03% 3.06%KIJA -42.86% 45.00% 0.08% 5.64%KLBF -50.00% 18.75% 0.05% 3.33%LSIP -15.19% 27.50% 0.16% 3.38%MEDC -80.00% 22.95% 0.06% 3.49%PNBN -62.77% 23.53% 0.07% 3.73%PNLF -74.71% 33.33% 0.09% 5.37%PTBA -56.00% 581.82% 0.45% 13.82%RESID -75.69% 26.67% 0.15% 3.90%SMCB -20.00% 64.29% 0.11% 3.83%SULI -34.48% 45.45% 0.17% 5.33%TINS -36.36% 47.14% 0.17% 4.04%TKIM -27.03% 68.18% 0.05% 4.21%TLKM -50.60% 15.65% 0.09% 2.78%TSPC -90.20% 16.10% -0.02% 3.10%UNSP -79.75% 32.00% 0.14% 4.59%UNTR -75.13% 25.42% 0.12% 3.89%

Sumber: Data sekunder. Diolah.

Deviasi standar dari tingkat pengembalianmasing-masing saham dapat juga dianggap sebagairisiko dari saham tersebut. Nilai simpangan baku darisaham-saham LQ45 bervariasi dari 1,71% sampaidengan 38,89% per harinya. Risiko terkecil sebesar2,78% diberikan oleh saham TLKM, sementara risikoterbesar diberikan oleh saham BDMN sebesar 38,89%.Apabila diperhatikan data deviasi standar pada Tabel1 diperoleh informasi bahwa deviasi standar terbesarberikutnya cukup besar penurunannya yakni dari38,89% ke 25,62% yang diberikan BNGA. Selanjutnya,diperoleh rentang nilai tingkat pengembalian yang pal-ing kecil (minimum) dari masing-masing saham, -90,2%sampai dengan -14,06% per harinya. Tingkatpengembalian ini juga dapat memberikan arti bahwaharga saham yang bersangkutan akan turun sampailevel tersebut. Tingkat pengembalian paling rendahturunnya (90,2%) dihasilkan saham TSPC dan diikutisaham ASGR sebesar -87,65% dan BMTR sebesar -80,19%. Saham berikutnya mempunyai penurunan tajamdalam satu hari yaitu saham ANTM (-80%).

Tabel 2 memperlihatkan risiko yang dialami in-vestor dengan menggunakan ukuran Value at Risk(VaR). VaR merupakan besaran risiko yang ditanggunginvestor untuk investasi pada saham yangbersangkutan dengan tingkat signifikansi kesalahanbervariasi dari 1% sampai 5%. Apabila tingkatsignifikansi semakin kecil maka kesalahan yangdilakukan semakin kecil. Dalam kasus ini digunakan

Page 69: Jurnal Akuntansi Menejemen

206

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

tingkat signifikansi sebesar 1%, 2,5% dan 5%. Untuksignifikansi 5% maka nilai VaRnya bervariasi dari 4,57%sampai dengan 63,98%. VaR terkecil dihasilkan sahamTLKM sebesar 4,57% perhari diikuiti ISAT sebesar5,03% dan ASII sebesar 5,04%. Nilai terbesar VaRnyayaitu BDMN (63,98%); diikuti BBCA sebesar 36,32%;dan BNGA sebesar 33,69%, Sedangkan saham lainnyaberkisar 5,1% sampai 25,86%.

Tabel 2Value at Risk Emiten LQ-45

Std. Value at RiskEmiten Min Dev. 5% 2.5% 1%

AALI -14.06% 3.22% 5.30% 6.31% 7.50%ADMG -47.37% 4.94% 8.13% 9.69% 11.52%ANTM -80.00% 3.93% 6.47% 7.71% 9.16%ASGR -87.65% 4.62% 7.61% 9.06% 10.77%ASII -19.30% 3.06% 5.04% 6.00% 7.14%BBCA -50.00% 22.08% 36.32% 43.28% 51.45%BDMN -22.22% 38.89% 63.98% 76.23% 90.62%BHIT -51.58% 3.32% 5.46% 6.51% 7.74%BLTA -75.00% 3.39% 5.58% 6.65% 7.90%BMTR -80.19% 3.83% 6.30% 7.50% 8.92%BNBR -50.00% 15.68% 25.79% 30.73% 36.53%BNGA -27.27% 20.48% 33.69% 40.14% 47.71%BNII -28.57% 15.72% 25.86% 30.81% 36.63%BRPT -30.57% 5.47% 9.00% 10.73% 12.75%BUMI -25.00% 6.42% 10.56% 12.58% 14.95%CMNP -16.48% 3.14% 5.16% 6.14% 7.30%CTRA -51.52% 4.79% 7.88% 9.39% 11.16%ELTY -50.00% 8.77% 14.43% 17.19% 20.43%INDF -78.88% 3.46% 5.69% 6.78% 8.07%INKP -36.36% 4.18% 6.88% 8.20% 9.75%ISAT -79.94% 3.06% 5.03% 5.99% 7.12%KIJA -42.86% 5.64% 9.28% 11.06% 13.15%KLBF -50.00% 3.33% 5.48% 6.53% 7.76%LSIP -15.19% 3.38% 5.56% 6.63% 7.88%MEDC -80.00% 3.49% 5.74% 6.83% 8.12%PNBN -62.77% 3.73% 6.14% 7.32% 8.70%PNLF -74.71% 5.37% 8.83% 10.52% 12.50%PTBA -56.00% 13.82% 22.74% 27.09% 32.21%RESID -75.69% 3.90% 6.42% 7.65% 9.10%SMCB -20.00% 3.83% 6.29% 7.50% 8.91%SULI -34.48% 5.33% 8.76% 10.44% 12.41%TINS -36.36% 4.04% 6.64% 7.91% 9.41%TKIM -27.03% 4.21% 6.93% 8.26% 9.82%TLKM -50.60% 2.78% 4.57% 5.45% 6.48%TSPC -90.20% 3.10% 5.10% 6.08% 7.23%UNSP -79.75% 4.59% 7.55% 9.00% 10.69%UNTR -75.13% 3.89% 6.41% 7.63% 9.07%

Sumber: Data sekunder. Diolah.

PEMBAHASAN

Untuk tingkat signifikansi 2,5% maka nilai VaRbervariasi dari 5,45% sampai dengan 76,23%. Nilai VaRterendah dihasilkan oleh TLKM sebesar 5,45% diikutioleh ISAT 5,99%. Saham lainnya melebihi 5%. VaRtertinggi yaitu BDMN sebesar 76,23% diikuti BBCAsebesar 43,28%; BNGA sebesar 40,14%; dan sisanyaberkisar 10%-31%. Nampak VaR yang di atas 10%semakin banyak dibandingkan dengan level signifikansi5% yaitu sejumlah 33,33% dari 36 saham pada LQ45.Artinya, apabila investor atau lembaga terkaitmenurunkan tingkat kesalahannya maka semakin besarnilai VaR-nya. Kemudian, level signifikansi diturunkanmenjadi 1% maka nilai VaR bervariasi dari 6,48% sampaidengan 90,62%. Pada level ini nilai VaR yang di atas10% mengalami peningkatan menjadi 16 saham dari 12saham sebelumnya (pada level 2,5%). Nilai VaRterendah dihasilkan TLKM dan polanya seperti padalevel 2,5%. Sedangkan VaR tertinggi sama pada level2,5% yaitu BDMN sebesar 90,62%, dan selanjutnyasama urutannya dengan saham pada level 2,5%.

Secara umum, volatilitas masa lalu (lag-1) sangatberpengaruh terhadap volatilitas saat ini khususnya.Berdasarkan 13 saham yang berpengaruh signifikan,10 saham di antaranya ternyata volatilitas masa lalu(lag-1) signifikan pada 1% mempengaruhi volatilitassaat ini. Volatilitas lain (lag-2 s/d lag-5) tidak sepertivolatilitas lag-1. Signifikansi parsial Volatilitas ini hanyaterjadi pada rentang 2 hingga 7 saham saja. Selanjutnya,dilihat dari signifikansi pengaruh simultan volatilitasmasa lalu terhadap volatilitas saat ini model hisvolhanya berpengaruh signifikan pada 16 saham (44,44%)dari 36 saham yang menjadi sampel.

Selanjutnya, dari hasil empiris denganmenggunakan model GARCH(1.1) pada Tabel 4 yangdiperkenalkan diperkenalkan Bollerslev (1986),diperoleh informasi bahwa signifikansi parsial, modelini berpengaruh signifikan (seluruhnya pada tingkatalfa 1%) pada hampir seluruh saham (88,89%).Sementara untuk pola lag-2 sampai dengan lag-5 hampirsama dengan pola hisvol, dimana signifikansi pengaruhparsial hanya terjadi pada 2-8 saham. Secara simultan,volatilitas historis berpengaruh signifikan padasebahagian besar volatilitas saat ini (88,89% jumlahsampel).

Page 70: Jurnal Akuntansi Menejemen

207

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 3Model Volatilitas Historis Saham LQ-45

Ket: ** Signifikan pada α = 0,01 * Signifikan pada α = 0,05

Emiten Slope Lag-1 Lag-2 Lag-3 Lag-4 Lag-5 Sig.F AALI 0.000016 0.0412 -0.0097 0.0061 0.0067 -0.0151 0.538 ADMG 0.000021 -0.1426** -0.0012 0.0113 -0.0232 -0.0133 0.000 ANTM 0.000035 -0.0136 -0.0412 -0.0070 0.0173 -0.0281 0.298 ASII -0.000008 0.0664* -0.0110 0.0152 -0.0262 -0.0288 0.028 ASGR -0.000488 0.0017 0.0056 -0.0232 0.0186 0.0441* 0.296 BBCA 0.000033 -0.0463* -0.0125 -0.0179 -0.0022 -0.0018 0.410 BDMN 0.000070 0.0041 -0.0107 0.0006 -0.0004 -0.0072 0.996 BLTA -0.000097 -0.0188 -0.0541** 0.0137 -0.0337 -0.0012 0.108 BHIT -0.000220 0.0053 -0.0295 0.0580** -0.0261 0.0379 0.033 BMTR 0.000009 -0.0282 -0.0134 0.0260 -0.0099 -0.0069 0.599 BNBR 0.000085 -0.2800** -0.0225 0.0359 0.0029 -0.0127 0.000 BNGA 0.000076 -0.0352 -0.0054 -0.0004 -0.0110 0.0136 0.676 BNII 0.000015 -0.0315 -0.0369 -0.0234 -0.0020 0.0073 0.348 BRPT -0.000099 -0.0118 0.0374 0.0037 0.0096 0.0388 0.271 BUMI -0.000082 -0.1797** -0.0663** 0.0330 -0.0446* -0.0092 0.000 CMNP -0.000001 -0.0423 -0.0431 0.0320 -0.0041 -0.0086 0.082 CTRA -0.000041 -0.0180 -0.0409 0.0260 0.0019 0.0183 0.311 ELTY 0.000110 -0.1873** -0.1204** -0.0968** -0.0157 -0.0275 0.000 INDF 0.000063 -0.0839** 0.0295 0.0069 -0.0022 0.0109 0.005 INKP -0.000021 -0.0215 -0.0607** -0.0475* 0.0361 0.0145 0.006 ISAT -0.000033 -0.0075 -0.0250 0.0045 0.0190 0.0248 0.644 KIJA -0.000017 -0.1352** -0.0343 -0.0417 -0.0292 0.0125 0.000 KLBF -0.000002 -0.0764** 0.0077 -0.0159 0.0115 -0.0106 0.021 LSIP -0.000001 0.0027 0.0306 0.0037 -0.0012 0.0227 0.710 MEDC -0.000033 -0.0501* -0.0355 0.0102 -0.0075 -0.0548* 0.017 PNBN 0.000040 -0.0188 -0.0231 0.0286 -0.0070 0.0331 0.344 PNLF -0.000039 0.0103 -0.0454* -0.0409 -0.0057 -0.0157 0.150 PTBA -0.000032 -0.0883** -0.0127 -0.0078 0.0170 -0.0067 0.006 SMCB 0.000082 -0.0435 -0.0635** 0.0297 0.0137 0.0416 0.005 SULI 0.000018 -0.0903** -0.0085 -0.0175 0.0047 -0.0594** 0.000 TINS 0.000019 -0.0355 0.0236 0.0186 0.0461* -0.0019 0.132 TKIM -0.000006 -0.0262 -0.0181 -0.0294 0.0265 0.0119 0.363 TLKM -0.000031 -0.0036 -0.0799** -0.0178 -0.0287 -0.0266 0.009 TSPC 0.000088 -0.0097 -0.0196 0.0045 -0.0366 -0.0157 0.533 UNSP 0.000028 -0.0917** -0.0392 -0.0118 0.0093 0.0054 0.002 UNTR -0.000045 -0.0254 -0.0131 -0.0236 0.0139 0.0474* 0.182

Page 71: Jurnal Akuntansi Menejemen

208

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

Emiten Slope Lag-1 Lag-2 Lag-3 Lag-4 Lag-5 Sig.F

AALI 0.000026 1.1008** -0.1764** 0.0516 -0.0537 0.0531** 0.000 ADMG 0.000081 1.1467** -0.1849** -0.0606 0.1735** -0.1079** 0.000 ANTM 0.001013 0.5914** -0.0014 -0.0025 0.0029 -0.0018 0.000 ASII 0.000129 0.8793** 0.0304 -0.0905** 0.0316 0.0153 0.000 ASGR 0.001987 0.4666** -0.0105 0.0053 0.0354 0.0046 0.000 BBCA 0.024886 0.0017 -0.0005 -0.0003 -0.0005 -0.0005 1.000 BDMN 1.343611 0.3280** -0.0003 -0.0004 -0.0004 -0.0005 0.000 BLTA 0.001186 0.0254 0.0127 0.0018 0.0054 0.0004 0.885 BHIT 0.000442 0.5450** 0.1341** -0.0575* -0.0292 0.0296 0.000 BMTR 0.000003 1.0114** -0.0138 -0.0005 0.0062 -0.0052 0.000 BNBR 0.018818 0.5636** 0.0019 -0.0013 -0.0004 0.0010 0.000 BNGA 0.027293 0.5992** -0.0002 -0.0003 0.0000 -0.0007 0.000 BNII 0.009707 0.7877** -0.0024 0.0014 -0.0015 0.0003 0.000 BRPT 0.000388 0.9295** 0.0289 -0.0540 -0.0495 0.0320 0.000 BUMI 0.000083 1.0744** -0.1088** 0.0393 -0.0601 0.0357 0.000 CMNP 0.000303 0.7217** -0.0259 -0.0201 0.0079 0.0354 0.000 CTRA 0.000945 0.5373** -0.0317 0.0982** 0.0099 -0.0031 0.000 ELTY 0.000292 0.9783** -0.0293 0.0727* -0.0310 -0.0246 0.000 INDF 0.001178 0.2027** 0.0037 -0.0026 0.0000 -0.0004 0.000 INKP 0.000276 1.0827** -0.2306** -0.0025 -0.0404 0.0384 0.000 ISAT 0.001090 0.1675** -0.0037 -0.0004 -0.0012 -0.0002 0.000 KIJA 0.000191 1.0500** -0.1349** -0.0177 0.1433** -0.0975** 0.000 KLBF 0.000357 0.7109** -0.0110 -0.0095 0.0037 0.0142 0.000 LSIP 0.000202 0.8024** 0.0228 0.0506 -0.0150 -0.0288 0.000 MEDC 0.000771 0.4887** -0.0031 0.0073 -0.0050 0.0008 0.000 PNBN 0.000222 0.8712** -0.0143 0.0058 -0.0011 0.0033 0.000 PNLF 0.001555 0.4414** 0.0166 0.0301 0.0017 0.0162 0.000 PTBA 0.013329 0.3693** -0.0038 0.0000 -0.0003 -0.0006 0.000 SMCB 0.000180 0.8614** 0.0321 -0.0237 0.0225 0.0126 0.000 SULI 0.000064 1.0305** -0.0591 -0.0112 0.0157 0.0039 0.000 TINS 0.000208 1.1367** -0.4020** 0.2214** -0.0276 -0.0434* 0.000 TKIM 0.000401 0.8236** -0.0669* 0.0672* -0.0732* 0.0495* 0.000 TLKM 0.000490 0.5496** -0.0040 -0.0024 0.0002 0.0015 0.000 TSPC 0.001030 -0.0176 -0.0010 -0.0004 0.0017 -0.0013 0.987 UNSP 0.000844 0.6550** 0.0014 -0.0167 0.0022 0.0018 0.000 UNTR 0.002370 -0.0032 -0.0020 0.0013 -0.0022 0.0037 1.000

Tabel 4Model GARCH Saham LQ-45

Ket: ** Signifikan pada α = 0,01 * Signifikan pada α = 0,05

Pada model non-linear (CGARCH), volatilitasmasa lalu (lag-1) memiliki pengaruh parsial yangsignifikan pada 80,56% sampel, sementara untuk untuklag-2 terjadi peningkatan jumlah dari dua modelsebelumnya dimana untuk lag-2 ini signifikansipengaruh parsial volatilitas masa lalu ini terhadapvolatilitas saat ini terjadi pada 20 saham (55,56%).Begitu juga kecenderungan peningkatan signifikansipengaruh parsial volatilitas historis yang terjadi pada

lag.3-lag.5. Secara simultan, pengaruh signifikanvolatilitas masa lalu terjadi pada 91,67% sampelpenelitian. Hasil empiris untuk model ini dapat dilihatpada Tabel 5. Berdasarkan hasil ini, penelitian inimendukung penelitiannya Manurung (2007) bahwavolatilitas masa lalu mempengaruhi volatilitas saat ini.Umumnya volatilitas masa lalu lag-1 yang signifikansecara statistik mempengaruhi volatilitas saat ini.

Page 72: Jurnal Akuntansi Menejemen

209

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 5Model CGARCH Saham LQ-45

Ket: ** Signifikan pada α = 0,01 * Signifikan pada α = 0,05

Emiten Slope Lag-1 Lag-2 Lag-3 Lag-4 Lag-5 Sig.F

AALI 0.000109 0.3084** 0.1807** 0.1796** 0.1104** 0.1194** 0.000 ADMG 0.000516 0.5646** 0.0239 0.0127 0.2231** -0.0306 0.000 ANTM 0.001062 0.2089** 0.0073 0.0050 0.0093 0.0103 0.000 ASII 0.000136 0.7098** 0.0805** -0.0477 0.0534* 0.0620** 0.000 ASGR 0.001060 0.3172** 0.0258 0.0381 0.0707** 0.0647** 0.000 BBCA 0.029967 0.3928** -0.0012 -0.0001 -0.0004 -0.0005 0.000 BDMN 0.153922 -0.0026 0.0014 -0.0001 -0.0005 -0.0006 1.000 BLTA 0.000773 0.0388 0.1256** 0.0879** 0.0726** 0.0510* 0.000 BHIT 0.000430 0.4674** 0.1540** -0.0303 -0.0104 0.0573** 0.000 BMTR 0.001533 -0.0129 -0.0002 -0.0018 0.0038 -0.0029 0.996 BNBR 0.009027 0.1534** 0.5305** -0.0995** 0.0168 -0.0024 0.000 BNGA 0.034740 -0.0085 0.1416** -0.0066 -0.0001 -0.0004 0.000 BNII 0.014834 0.1065** 0.0961** 0.0813** 0.0673** 0.0582** 0.000 BRPT 0.000804 0.3818** 0.2099** 0.0857** 0.0207 0.0765** 0.000 BUMI 0.000536 0.7391** -0.0289 0.0774** -0.0133 0.1022** 0.000 CMNP 0.000302 0.6539** -0.0048 -0.0068 0.0168 0.0639** 0.000 CTRA 0.000883 0.7176** -0.1671** 0.0930** -0.0058 -0.0015 0.000 ELTY 0.000444 0.2489** 0.3965** 0.2271** 0.0835** -0.0121 0.000 INDF 0.001028 0.1535** 0.0726** 0.0441* 0.0319 0.0239 0.000 INKP 0.000305 0.9531** -0.0996** -0.0150 -0.0435 0.0361 0.000 ISAT 0.001052 0.1607** -0.0016 0.0014 0.0005 0.0017 0.000 KIJA 0.000191 1.0501** -0.1349** -0.0177 0.1433** -0.0976** 0.000 KLBF 0.000624 0.3894** 0.0290 0.0212 0.0289 0.0541** 0.000 LSIP 0.000210 0.7251** 0.0366 0.0655* 0.0024 -0.0078 0.000 MEDC 0.000841 0.0574** 0.3560** 0.0015 0.0000 -0.0032 0.000 PNBN 0.000275 0.7769** -0.0058 0.0124 0.0056 0.0254 0.000 PNLF 0.001171 0.4497** 0.0380 0.0506* 0.0218 0.0476* 0.000 PTBA 0.004206 0.6393** -0.0096 -0.0021 -0.0018 -0.0024 0.000 SMCB 0.000479 0.1544** 0.1433** 0.1003** 0.1212** 0.1639** 0.000 SULI 0.000565 0.2583** 0.1165** 0.1016** 0.1106** 0.2179** 0.000 TINS 0.000324 0.8729** -0.2845** 0.2064** 0.0185 0.0023 0.000 TKIM 0.000523 0.5133** 0.1082** 0.1146** -0.0252 0.0291 0.000 TLKM 0.000800 -0.0141 -0.0160 -0.0122 -0.0072 -0.0033 0.938 TSPC 0.000760 -0.0108 0.1389** 0.0477 0.0186 0.0045 0.000 UNSP 0.001012 0.5371** 0.0157 -0.0050 0.0102 0.0168 0.000 UNTR 0.001339 -0.0186 0.0947** 0.0337 0.0103 0.0066 0.001

Page 73: Jurnal Akuntansi Menejemen

210

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

Penjelasan umum mengenai kinerja modelvolatilitas historis terhadap volatilitas saat ini padapenelitian menggunakan dua indikator, yakni koefisiendeterminasi dan kriteria informasi (Tabel 6). Untuk modelhisvol, kisaran koefisien ini sangat kecil yakni hanya0,02% (BDMN)-7,63% (BNBR). Sementara untuk modelGARCH koefisien ini berkisar antara 0% (UNTR) hingga95,24% (AALI). Untuk model non-linier (CGARCH),0% (BDMN), - 90,28% (KIJA). Dilihat dari nilai rata-rata agregat koefisien maka dapat dikatakan bahwamodel GARCH (49,28%) adalah model yang baik dalammenjelaskan kapasitas volatilitas historis terhadapvolatilitas saat ini. Dalam hal ini pihak investor dapatmenggunakan informasi ini dalam keputusan investasidalam hal volatilitas pada saham-saham misalnya: ASIIINKP, SMCB, BRPT, TINS, BMTR, BUMI, AALI, danseterusnya karena lebih dari 75% volatilitas sahamtersebut saat ini dijelaskan oleh pola volatilitas tingkatpengembalian saham historisnya.

Sedang untuk kriteria informasi lebihdimaksudkan untuk melihat model mana yangsebaiknya diterapkan per masing-masing saham. UntukSaham AALI misalnya, dari ketiga model yang adaberdasarkan nilai terkecil AIC dan SC lebih baikmenggunakan model hisvol dalam mengukur pengaruhvolatilitas historis tingkat pengembaliannya terhadapvolatilitas tingkat pengembalian saat ini. Secarakeseluruhan sampel untuk kriteria informasi, modelhisvol adalah model yang terbaik karena pada modelini nilai AIC dan SC-nya adalah yang terendahdibanding model GARCH dan CGARCH.

Karena begitu luasnya aspek dari instrumenopsi-call ini, pembahasan dibatasi hanya pada duaindikator analisis harga opsi yakni Call-delta-hedge(Nd1) dan vega-call. Call-”Hedge adalah perubahan

harga opsi untuk perubahan kecil yang terjadi padaharga saham. Sementara vega-call adalah perubahandalam harga opsi yang diakibatkan dari perubahandalam volatilitas.

Untuk model Hisvol kisaran nilai delta-calladalah 51,74% sampai dengan 57,2%. yang berartifluktuasi harga saham memang sangat berpengaruhterhadap harga opsi call saham LQ-45 (Tabel 7A dan7B). Pernyataan tersebut juga dapat dikonfirmasi dariindikator vega-call, dimana jika terjadi kenaikan di sisivolatilitas. Contoh, untuk saham AALI misalnya jikavolatilitas return dinaikkan 1% maka harga opsi akanmeningkat sebesar 3,76%, sedangkan jika dinaikkan10% harga opsi akan meningkat sebesar 37,58%, begituseterusnya untuk saham lainnya. Denganmenggunakan parameter VaR (a 5%) sebagai ukuranvolatilitas call-delta hedging akan berada pada kisaran51,06%-54,39%. Hal ini menunjukkan dinamikapersentase perubahan harga opsi atas fluktuasi hargasaham yang terjadi. Di mana jika volatilitas yang adabergerak pada kisaran 1-5% maka hal ini akanmeningkatkan harga opsi dengan rentang 3,76%-18,92%.

Untuk skenario periode maturisasi dipilih jangkawaktu jatuh tempo 30, 60, 90, dan 120 hari (Tabel 8Adan 8B). Pada saham AALI misalnya, untuk periodeopsi 30 hari maka delta-hedge adalah sebesar 61,56%sementara untuk periode 60 hari delta ini menurunmenjadi 58,24%, dan terus menurun jika periodematuritas semakin lama (120 hari = 55,86%).Kecenderungan yang sama juga terjadi denganmenggunakan VaR 5% sebagai ukuran volatilitas. Dimana untuk masa 30 hari delta akan berada pada kisaran54,6%-57,1%. Sementara untuk jatuh tempo 60 haridelta hedging berada pada kisaran 51,38%-55,39%, danseterusnya.

Page 74: Jurnal Akuntansi Menejemen

211

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Emiten Panel A. Model Hisvol Panel B. Model GARCH Panel C. Model CGARCH

R² AIC SC R² AIC SC R² AIC SC AALI 0.20% -4.03 -4.01 95.24% -14.19 -14.17 61.63% -11.83 -11.81

ADMG 2.11% -3.19 -3.18 94.84% -11.95 -11.93 49.29% -9.13 -9.11

ANTM 0.31% -3.63 -3.61 34.88% -16.66 -16.64 4.49% -8.77 -8.76

ASII 0.63% -4.14 -4.12 75.21% -12.77 -12.75 66.08% -12.51 -12.49

ASGR 0.31% -3.42 -3.41 22.55% -4.99 -4.97 16.32% -6.61 -6.59

BBCA 0.25% -0.18 -0.16 0.00% 2.85 2.87 15.39% 3.36 3.38

BDMN 0.02% 0.96 0.97 10.75% 10.90 10.92 0.00% 3.26 3.27

BLTA 0.45% -3.94 -3.92 0.09% -8.75 -8.73 4.49% -9.17 -9.16

BHIT 0.61% -4.00 -3.98 37.00% -9.39 -9.38 32.29% -9.29 -9.28

BMTR 0.18% -3.68 -3.67 99.50% -19.04 -19.02 0.02% -9.17 -9.15

BNBR 7.63% -0.94 -0.92 31.84% 0.46 0.47 31.99% -1.76 -1.75

BNGA 0.16% -0.33 -0.31 35.96% -10.15 -10.13 2.02% -1.77 -1.76

BNII 0.28% -0.86 -0.84 61.80% 0.69 0.71 5.35% 1.07 1.08

BRPT 0.32% -2.98 -2.96 80.64% -10.21 -10.20 41.63% -8.67 -8.66

BUMI 3.83% -2.70 -2.68 96.60% -11.15 -11.13 68.85% -8.73 -8.71

CMNP 0.49% -4.09 -4.07 49.85% -11.35 -11.33 45.42% -11.22 -11.21

CTRA 0.30% -3.24 -3.22 31.40% -9.24 -9.22 42.23% -9.43 -9.42

ELTY 4.45% -2.07 -2.05 93.79% -8.86 -8.85 79.16% -7.77 -7.76

INDF 0.84% -3.89 -3.87 4.14% -6.62 -6.60 4.20% -6.67 -6.65

INKP 0.82% -3.51 -3.50 77.74% -9.51 -9.49 72.72% -9.32 -9.30

ISAT 0.17% -4.14 -4.12 2.79% -5.95 -5.94 2.57% -6.07 -6.05

KIJA 2.01% -2.93 -2.91 90.26% -11.18 -11.16 90.28% -11.18 -11.16

KLBF 0.67% -3.97 -3.95 49.49% -10.22 -10.20 18.14% -9.31 -9.29

LSIP 0.15% -3.93 -3.91 69.59% -12.03 -12.01 63.64% -11.91 -11.89

MEDC 0.69% -3.88 -3.86 23.86% -7.31 -7.29 13.37% -7.24 -7.23

PNBN 0.28% -3.73 -3.72 74.71% -10.21 -10.19 63.18% -10.26 -10.25

PNLF 0.41% -3.01 -2.99 21.16% -7.80 -7.78 25.93% -8.15 -8.14

PTBA 0.82% -1.12 -1.10 13.53% 1.47 1.49 39.91% -0.93 -0.91

SMCB 0.84% -3.70 -3.68 80.46% -9.68 -9.66 21.08% -8.41 -8.39

SULI 1.21% -3.03 -3.02 96.10% -12.37 -12.35 37.63% -9.28 -9.27

TINS 0.42% -3.58 -3.56 82.58% -10.52 -10.50 62.98% -9.85 -9.83

TKIM 0.27% -3.49 -3.48 63.39% -8.55 -8.53 43.46% -8.01 -8.00

TLKM 0.77% -4.34 -4.32 30.15% -18.35 -18.33 0.06% -11.80 -11.78

TSPC 0.21% -4.11 -4.09 0.03% -10.91 -10.90 2.27% -10.198 -10.181

UNSP 0.94% -3.33 -3.31 42.23% -8.07 -8.05 30.11% -7.799 -7.782

UNTR 0.38% -3.65 -3.63 0.00% -6.35 -6.33 1.07% -9.671 -9.655

Tabel 6Kinerja Model Volatilitas

Page 75: Jurnal Akuntansi Menejemen

212

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

Panel A. Volatilitas = Hisvol Panel B. Volatilitas = VaR α5%

Emiten Call Delta

Vega Call Delta

Vega

1% 5% 10% 1% 1% 5% AALI 56.73% 3.76% 18.79% 37.58% 54.11% 3.77% 18.87% 37.75% ADMG 54.33% 3.77% 18.87% 37.74% 52.63% 3.78% 18.90% 37.81% ANTM 54.26% 3.77% 18.87% 37.74% 52.59% 3.78% 18.90% 37.81% ASII 57.00% 3.76% 18.78% 37.55% 54.27% 3.77% 18.87% 37.74% ASGR 53.52% 3.78% 18.89% 37.77% 52.14% 3.78% 18.91% 37.82% BBCA 53.27% 3.78% 18.89% 37.78% 51.99% 3.78% 18.91% 37.82% BDMN 52.48% 3.78% 18.91% 37.81% 51.51% 3.78% 18.92% 37.83% BLTA 54.91% 3.77% 18.85% 37.70% 52.99% 3.78% 18.90% 37.79% BHIT 56.21% 3.76% 18.81% 37.62% 53.78% 3.78% 18.88% 37.76% BMTR 54.26% 3.77% 18.87% 37.74% 52.59% 3.78% 18.90% 37.81% BNBR 51.74% 3.78% 18.91% 37.83% 51.06% 3.78% 18.92% 37.84% BNGA 52.66% 3.78% 18.90% 37.80% 51.62% 3.78% 18.92% 37.83% BNII 52.58% 3.78% 18.90% 37.81% 51.57% 3.78% 18.92% 37.83% BRPT 54.07% 3.77% 18.87% 37.75% 52.47% 3.78% 18.91% 37.81% BUMI 53.47% 3.78% 18.89% 37.78% 52.11% 3.78% 18.91% 37.82% CMNP 56.96% 3.76% 18.78% 37.56% 54.25% 3.77% 18.87% 37.74% CTRA 54.46% 3.77% 18.86% 37.73% 52.71% 3.78% 18.90% 37.80% ELTY 52.51% 3.78% 18.90% 37.81% 51.53% 3.78% 18.92% 37.83% INDF 54.71% 3.77% 18.86% 37.71% 52.87% 3.78% 18.90% 37.80% INKP 55.18% 3.77% 18.84% 37.69% 53.15% 3.78% 18.89% 37.79% ISAT 54.94% 3.77% 18.85% 37.70% 53.01% 3.78% 18.90% 37.79% KIJA 53.84% 3.78% 18.88% 37.76% 52.34% 3.78% 18.91% 37.81% KLBF 55.96% 3.76% 18.82% 37.64% 53.63% 3.78% 18.88% 37.77% LSIP 56.46% 3.76% 18.80% 37.60% 53.94% 3.78% 18.88% 37.75% MEDC 54.62% 3.77% 18.86% 37.72% 52.81% 3.78% 18.90% 37.80% PNBN 55.25% 3.77% 18.84% 37.68% 53.20% 3.78% 18.89% 37.79% PNLF 53.65% 3.78% 18.88% 37.77% 52.22% 3.78% 18.91% 37.82% PTBA 53.32% 3.78% 18.89% 37.78% 52.02% 3.78% 18.91% 37.82% SMCB 55.86% 3.76% 18.82% 37.64% 53.57% 3.78% 18.89% 37.77% SULI 54.04% 3.77% 18.87% 37.75% 52.46% 3.78% 18.91% 37.81% TINS 55.42% 3.77% 18.84% 37.67% 53.30% 3.78% 18.89% 37.78% TKIM 55.28% 3.77% 18.84% 37.68% 53.22% 3.78% 18.89% 37.79% TLKM 57.20% 3.75% 18.77% 37.54% 54.39% 3.77% 18.87% 37.73% TSPC 53.78% 3.78% 18.88% 37.76% 52.30% 3.78% 18.91% 37.82% UNSP 53.94% 3.78% 18.88% 37.75% 52.40% 3.78% 18.91% 37.81% UNTR 54.31% 3.77% 18.87% 37.74% 52.62% 3.78% 18.90% 37.81%

Tabel 7APengaruh Volatilitas Terhadap Call-Option Pricing

Model Black-Scholes Saham LQ-45

Page 76: Jurnal Akuntansi Menejemen

213

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 7BPengaruh Volatilitas Terhadap Call-Option Pricing

Model Black-Scholes Saham LQ-45

Panel C. Volatilitas = VaR α2.5% Panel D. Volatilitas = VaR α1%

Emiten Call Delta

Vega Call Delta

Vega

1% 5% 10% 1% 5% 10%

AALI 53.45% 3.78% 18.89% 37.78% 52.90% 3.78% 18.90% 37.80% ADMG 52.21% 3.78% 18.91% 37.82% 51.86% 3.78% 18.91% 37.83% ANTM 52.18% 3.78% 18.91% 37.82% 51.83% 3.78% 18.91% 37.83% ASII 53.58% 3.78% 18.89% 37.77% 53.02% 3.78% 18.90% 37.79% ASGR 51.80% 3.78% 18.91% 37.83% 51.51% 3.78% 18.92% 37.83% BBCA 51.67% 3.78% 18.92% 37.83% 51.41% 3.78% 18.92% 37.84% BDMN 51.27% 3.78% 18.92% 37.84% 51.07% 3.78% 18.92% 37.84% BLTA 52.51% 3.78% 18.90% 37.81% 52.11% 3.78% 18.91% 37.82% BHIT 53.18% 3.78% 18.89% 37.79% 52.67% 3.78% 18.90% 37.80% BMTR 52.17% 3.78% 18.91% 37.82% 51.83% 3.78% 18.91% 37.83% BNBR 50.89% 3.78% 18.92% 37.84% 50.75% 3.78% 18.92% 37.84% BNGA 51.36% 3.78% 18.92% 37.84% 51.14% 3.78% 18.92% 37.84% BNII 51.32% 3.78% 18.92% 37.84% 51.11% 3.78% 18.92% 37.84% BRPT 52.08% 3.78% 18.91% 37.82% 51.75% 3.78% 18.91% 37.83% BUMI 51.77% 3.78% 18.91% 37.83% 51.49% 3.78% 18.92% 37.83% CMNP 53.57% 3.78% 18.89% 37.77% 53.00% 3.78% 18.90% 37.79% CTRA 52.28% 3.78% 18.91% 37.82% 51.92% 3.78% 18.91% 37.83% ELTY 51.28% 3.78% 18.92% 37.84% 51.08% 3.78% 18.92% 37.84% INDF 52.41% 3.78% 18.91% 37.81% 52.03% 3.78% 18.91% 37.82% INKP 52.65% 3.78% 18.90% 37.81% 52.23% 3.78% 18.91% 37.82% ISAT 52.52% 3.78% 18.90% 37.81% 52.12% 3.78% 18.91% 37.82% KIJA 51.96% 3.78% 18.91% 37.82% 51.65% 3.78% 18.92% 37.83% KLBF 53.05% 3.78% 18.90% 37.79% 52.56% 3.78% 18.90% 37.81% LSIP 53.31% 3.78% 18.89% 37.78% 52.78% 3.78% 18.90% 37.80% MEDC 52.36% 3.78% 18.91% 37.81% 51.99% 3.78% 18.91% 37.82% PNBN 52.68% 3.78% 18.90% 37.80% 52.26% 3.78% 18.91% 37.82% PNLF 51.86% 3.78% 18.91% 37.83% 51.57% 3.78% 18.92% 37.83% PTBA 51.70% 3.78% 18.91% 37.83% 51.43% 3.78% 18.92% 37.83% SMCB 53.00% 3.78% 18.90% 37.79% 52.52% 3.78% 18.90% 37.81% SULI 52.06% 3.78% 18.91% 37.82% 51.74% 3.78% 18.91% 37.83% TINS 52.77% 3.78% 18.90% 37.80% 52.33% 3.78% 18.91% 37.81% TKIM 52.70% 3.78% 18.90% 37.80% 52.27% 3.78% 18.91% 37.82% TLKM 53.69% 3.78% 18.88% 37.77% 53.10% 3.78% 18.89% 37.79% TSPC 51.93% 3.78% 18.91% 37.82% 51.63% 3.78% 18.92% 37.83% UNSP 52.01% 3.78% 18.91% 37.82% 51.69% 3.78% 18.91% 37.83% UNTR 52.20% 3.78% 18.91% 37.82% 51.85% 3.78% 18.91% 37.83%

Page 77: Jurnal Akuntansi Menejemen

214

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

Panel A Hisvol Panel B Value at Risk α5%

Emiten Call Delta Call Delta

30 Hari 60 Hari 90 Hari 120 Hari 30 Hari 60 Hari 90 Hari 120 Hari AALI 61.56% 58.24% 56.75% 55.86% 57.10% 55.05% 54.13% 53.59% ADMG 57.48% 55.32% 54.35% 53.78% 54.58% 53.26% 52.68% 52.33% ANTM 57.37% 55.24% 54.29% 53.72% 54.51% 53.21% 52.64% 52.30% ASII 62.01% 58.56% 57.01% 56.09% 57.38% 55.24% 54.29% 53.73% ASGR 56.11% 54.34% 53.56% 53.09% 53.74% 52.67% 52.20% 51.92% BBCA 55.67% 54.03% 53.31% 52.87% 53.48% 52.48% 52.05% 51.79% BDMN 54.32% 53.07% 52.53% 52.20% 52.65% 51.91% 51.58% 51.39% BLTA 58.47% 56.02% 54.93% 54.28% 55.18% 53.69% 53.02% 52.63% BHIT 60.67% 57.60% 56.22% 55.40% 56.55% 54.65% 53.81% 53.31% BMTR 57.36% 55.23% 54.28% 53.72% 54.50% 53.21% 52.63% 52.29% BNBR 53.04% 52.18% 51.80% 51.58% 51.89% 51.38% 51.16% 51.04% BNGA 54.63% 53.29% 52.70% 52.35% 52.84% 52.04% 51.69% 51.48% BNII 54.49% 53.19% 52.62% 52.28% 52.76% 51.98% 51.64% 51.44% BRPT 57.03% 55.00% 54.09% 53.55% 54.31% 53.07% 52.52% 52.20% BUMI 56.02% 54.28% 53.51% 53.05% 53.69% 52.63% 52.17% 51.89% CMNP 61.94% 58.52% 56.98% 56.05% 57.34% 55.22% 54.27% 53.71% CTRA 57.70% 55.47% 54.48% 53.89% 54.71% 53.35% 52.75% 52.40% ELTY 54.37% 53.11% 52.56% 52.23% 52.69% 51.93% 51.60% 51.41% INDF 58.13% 55.78% 54.73% 54.11% 54.98% 53.54% 52.91% 52.53% INKP 58.93% 56.35% 55.20% 54.51% 55.47% 53.89% 53.19% 52.77% ISAT 58.52% 56.06% 54.96% 54.30% 55.22% 53.71% 53.04% 52.65% KIJA 56.65% 54.73% 53.87% 53.36% 54.07% 52.90% 52.39% 52.08% KLBF 60.25% 57.30% 55.97% 55.18% 56.29% 54.47% 53.66% 53.18% LSIP 61.11% 57.91% 56.48% 55.62% 56.82% 54.85% 53.97% 53.45% MEDC 57.98% 55.67% 54.64% 54.03% 54.88% 53.47% 52.85% 52.48% PNBN 59.05% 56.44% 55.27% 54.57% 55.55% 53.94% 53.23% 52.81% PNLF 56.32% 54.49% 53.68% 53.20% 53.87% 52.76% 52.27% 51.98% PTBA 55.76% 54.09% 53.35% 52.91% 53.53% 52.52% 52.07% 51.81% SMCB 60.09% 57.18% 55.88% 55.10% 56.19% 54.40% 53.60% 53.13% SULI 56.99% 54.96% 54.07% 53.53% 54.28% 53.05% 52.50% 52.18% TINS 59.35% 56.65% 55.45% 54.73% 55.73% 54.07% 53.34% 52.90% TKIM 59.11% 56.48% 55.30% 54.60% 55.58% 53.97% 53.25% 52.83% TLKM 62.34% 58.80% 57.21% 56.26% 57.59% 55.39% 54.42% 53.83% TSPC 56.55% 54.65% 53.81% 53.31% 54.01% 52.86% 52.35% 52.05% UNSP 56.82% 54.85% 53.97% 53.45% 54.18% 52.98% 52.45% 52.13% UNTR 57.45% 55.30% 54.34% 53.77% 54.56% 53.25% 52.67% 52.32%

Tabel 8APengaruh Maturitas Terhadap Call-Option Pricing

Model Black-Scholes Saham LQ-45

Page 78: Jurnal Akuntansi Menejemen

215

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Tabel 8BPengaruh Maturitas Terhadap Call-Option Pricing

Model Black-Scholes Saham LQ-45

Panel C Value at Risk α 2.5% Panel D Value at Risk α 1%

Emiten Call Delta Call Delta

30 Hari 60 Hari 90 Hari 120 Hari 30 Hari 60 Hari 90 Hari 120 Hari AALI 55.98% 54.25% 53.48% 53.02% 55.04% 53.58% 52.94% 52.56% ADMG 53.86% 52.75% 52.26% 51.97% 53.25% 52.33% 51.92% 51.68% ANTM 53.80% 52.71% 52.23% 51.95% 53.21% 52.29% 51.89% 51.66% ASII 56.21% 54.41% 53.62% 53.14% 55.24% 53.72% 53.05% 52.66% ASGR 53.15% 52.25% 51.86% 51.63% 52.66% 51.91% 51.59% 51.40% BBCA 52.93% 52.10% 51.74% 51.52% 52.48% 51.79% 51.48% 51.31% BDMN 52.24% 51.62% 51.35% 51.20% 51.90% 51.39% 51.17% 51.04% BLTA 54.36% 53.11% 52.55% 52.22% 53.68% 52.63% 52.16% 51.89% BHIT 55.51% 53.92% 53.21% 52.79% 54.65% 53.31% 52.71% 52.36% BMTR 53.79% 52.70% 52.23% 51.94% 53.20% 52.29% 51.89% 51.65% BNBR 51.61% 51.19% 51.01% 50.91% 51.38% 51.04% 50.90% 50.82% BNGA 52.40% 51.73% 51.44% 51.27% 52.04% 51.48% 51.24% 51.10% BNII 52.33% 51.68% 51.40% 51.24% 51.98% 51.44% 51.21% 51.08% BRPT 53.63% 52.59% 52.13% 51.86% 53.06% 52.19% 51.81% 51.59% BUMI 53.11% 52.22% 51.84% 51.61% 52.63% 51.89% 51.57% 51.38% CMNP 56.18% 54.39% 53.60% 53.12% 55.21% 53.70% 53.04% 52.64% CTRA 53.97% 52.83% 52.33% 52.03% 53.35% 52.39% 51.97% 51.73% ELTY 52.27% 51.64% 51.37% 51.21% 51.93% 51.41% 51.18% 51.05% INDF 54.19% 52.99% 52.45% 52.14% 53.54% 52.53% 52.08% 51.82% INKP 54.60% 53.27% 52.69% 52.34% 53.88% 52.77% 52.28% 51.99% ISAT 54.39% 53.13% 52.57% 52.24% 53.70% 52.64% 52.18% 51.90% KIJA 53.43% 52.45% 52.02% 51.77% 52.90% 52.08% 51.72% 51.51% KLBF 55.29% 53.76% 53.08% 52.68% 54.46% 53.17% 52.61% 52.27% LSIP 55.74% 54.08% 53.34% 52.91% 54.84% 53.44% 52.82% 52.46% MEDC 54.11% 52.93% 52.41% 52.10% 53.47% 52.48% 52.04% 51.78% PNBN 54.67% 53.32% 52.73% 52.37% 53.94% 52.81% 52.31% 52.01% PNLF 53.26% 52.33% 51.92% 51.68% 52.76% 51.98% 51.64% 51.44% PTBA 52.97% 52.13% 51.76% 51.54% 52.51% 51.81% 51.50% 51.33% SMCB 55.21% 53.70% 53.04% 52.64% 54.39% 53.13% 52.57% 52.24% SULI 53.60% 52.57% 52.12% 51.85% 53.04% 52.18% 51.80% 51.58% TINS 54.82% 53.43% 52.81% 52.45% 54.07% 52.90% 52.38% 52.08% TKIM 54.70% 53.34% 52.74% 52.39% 53.96% 52.82% 52.32% 52.03% TLKM 56.39% 54.54% 53.72% 53.23% 55.38% 53.83% 53.14% 52.73% TSPC 53.38% 52.41% 51.99% 51.74% 52.85% 52.05% 51.69% 51.49% UNSP 53.52% 52.51% 52.07% 51.81% 52.97% 52.13% 51.76% 51.54% UNTR 53.84% 52.74% 52.25% 51.97% 53.24% 52.32% 51.91% 51.67%

Page 79: Jurnal Akuntansi Menejemen

216

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI

Simpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya maka dapatdisimpulkan bahwa rata-rata tingkat pengembalianpasar umumnya positif selama periode penelitian, dimana untuk tingkat pengembalian pasar (indeks LQ-45) rata-rata adalah 0,08% perhari dengan tingkat risikosebesar 1,71%. Sementara rata-rata tingkatpengembalian saham emiten selama periode penelitianadalah berkisar -0,02% hingga 1,08% perhari. Berdasarhasil empiris juga diketahui bahwa volatilitas masa lalumempengaruhi volatilitas saat ini. Umumnya volatilitasmasa lalu lag-1 yang signifikan secara statistikmempengaruhi volatilitas saat ini pada seluruh modelempiris. Dilihat dari nilai rata-rata agregat koefisien makadapat dikatakan bahwa model GARCH (49,28%) adalahmodel yang baik dalam menjelaskan kapasitas volatilitashistoris terhadap volatilitas saat ini. Namun secaraagregat untuk kriteria informasi, model hisvol adalahmodel yang terbaik. Hasil estimasi harga opsi-call yangterbentuk ternyata sangat responsif apabila terjadiperubahan pada volatilitas tingkat pengembalian sahamdan lamanya maturitas opsi. Pada model VaR 5%,perubahan volatilitas dengan rentang 1%-5% akanmengubah harga opsi sebesar 3,76%-18,92%.Sementara dari sisi maturitas opsi, tren yang terjadiadalah semakin lama periode jatuh tempo, maka semakinmenurun besaran perubahan harga opsi yang terjadi.Berdasar dua alat ukur opsi ini saja, instrumen derivatifopsi memang berpotensi untuk diselenggarakan di In-donesia karena dapat berfungsi banyak hal baik bagipasar maupun investor yang tentu saja perlu dibingkaidengan regulasi yang jelas sebagai acuaneksistensinya.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:1)model yang digunakan hanya 1 model (Black danScholes) dan hanya opsi-call jenis Eropa; 2) sampelpenelitian yang sangat terbatas (hanya emiten LQ-45);dan 3) indikator analisis opsi yang digunakan hanya

pada delta-hedge dan vega-call.

Implikasi

Berdasar keterbatasan yang ada pada penelitian ini makadiharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukanperbaikan yang bertujuan untuk menghasilkanpenelitian yang lebih komprehensif, yakni denganmelakukan beberapa hal berikut: 1) menggunakan modelpenetapan harga opsi lainnya sebagai estimasipenetapan harga, misalnya model Levy, montecarlo,seterusnya, dan di sisi lain juga mengikutsertakanpembentukkan harga opsi put. Mengenai jenis opsi,terdapat beberapa jenis opsi lainnya yang dapatdigunakan (jenis Amerika, Bermuda, atau Asia); 2)sampel penelitian dapat ditambah sehingga dapatdiperoleh gambaran potensi intrumen ini jika diterapkanpada setiap saham yang listing di bursaa efek; dan 3)adapun indikator opsi yang dapat digunakan sebagaialat analisis dapat ditambah, misalnya dengan indikatorgamma, rho, dan theta pada kedua jenis opsi (call danput).

DAFTAR PUSTAKA

Akgiray, V. (1989). Conditional heteroskedasticity intime series of stock returns: evidence and fore-casts. Journal of Business 62, 55-80.

Andersen, Torben G. dan Bollerslev, Tim. (1998).Deutsche Mark-Dollar Volatility: Intraday Ac-tivity Patterns, Macroeconomic Announce-ments, and Longer Run Dependencies. Jour-nal of Finance, February, 53(1), pp. 219-65.

Bera, A.K. dan M.L. Higgins. (1993). ARCH models:properties, estimation and testing. Journal ofEconomic Surveys 7, 305-362.

Black, F. dan M. Scholes. (1973). The Pricing of Op-tions and Corporate Liabilities. Journal of Po-litical Economy, 81, 3, 637–654.

Black, Fisher dan Myron Scholes. (1972). The Valua-tion of Option Contracts and a Test of MarketEfficiency. Journal of Finance, May, 27(2), pp.399-417.

Page 80: Jurnal Akuntansi Menejemen

217

ESTIMASI HARGA OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA................... (Rowland Bismark Fernando Pasaribu)

Bollerslev, T. (1987). A conditional heteroskedastic timeseries model for speculative prices and rates ofreturns. Review of Economics and Statistics 69,542-547.

Bollerslev, T., R.F. Engle dan D.B. Nelson. (1994). ARCHModels, in Handbook of Econometrics, volumeIV (North-Holland), 2959-3037.

Bollerslev, T., R.Y. Chou dan K.P. Kroner. (1992). ARCHmodeling in finance: a review of theory andempirical evidence. Journal of Econometrics 52,5-59.

Brailsford, T.J. dan R.W. Faff. (1996). An evaluation ofvolatility forecasting techniques. Journal ofBanking and Finance 20, 419-438.

Burns, Pat; Robert F. Engle, dan Joseph Mezrich. (1998).Correlations and Volatilities of AsynchronousData. Journal of Derivatives, Summer, 5(4), pp.7-18.

Carr, Peter dan Dilip Madan. (1998). “Towards a Theoryof Volatility Trading”. Working Paper, MorganStanley.

Cheung, Y. W. dan L. K. Ng. (1992). Stock Price Dynam-ics and Firm Size: An Empirical Investigation.Journal of Finance, 47, 1985-1997.

Chou, R. Y. (1988). Volatility Persistence and Stock Valu-ations: Some Empirical Evidence Using GARCH.Journal of Applied Econometrics, 3, 279-294.

Chou, Ray-Yeutien; Robert F Engle, dan Alex Kane.(1992). Measuring Risk-Aversion from ExcessReturns on a Stock Index. Journal of Econo-metrics, April-May, 52(1-2), pp. 201-24.

Derman, Emanuel dan Iraz Kani. (1997). Stochastic Im-plied Trees: Arbitrage Pricing with StochasticTerm and Strike Structure of Volatility. Quanti-tative Strategies Notes, Godman Sachs.

Dimson, E. dan P. Marsh. (1990). Volatility forecastingwithout data-snooping. Journal of Bankingand Finance 14, 399-421.

Engle, Robert F, David M Lilien, dan Russel P Robins.(1987). Estimating Time-Varying Risk Premia inthe Term Structure: The Arch-M Model.Econometrica, March, 55(2), pp. 391-407.

Engle, Robert F, Victor K Ng, dan Michael Rothschild.(1990). Asset Pricing with a Factor-Arch Cova-riance Structure: Empirical Estimates for Trea-sury Bills. Journal of Econometrics, July-Au-gust, 45(1-2), pp. 213-37.

Figlewski, S. (1997). Forecasting volatility: FinancialMarkets, Institutions and Instruments. Quan-titative Strategies Notes, Godman Sachs, 7, 1-88.

Franses, P.H, dan D.Van Dijk. (1995). Forecasting stockmarket volatility using (non-linear) GARCHmodels. Journal of Forecasting 15, 229-235.

French, Kenneth R.; G. William Schwert dan Robert FStambaugh. (1987). Expected Stock Returns andVolatility. Journal of Financial Economics, Sep-tember,19(1), pp. 3-29.

Glosten, Lawrence R., Ravi Jagannathan dan David ERunkle. (1993). On the Relation between theExpected Value and the Volatility of the Nomi-nal Excess Return on Stocks. Journal of Fi-nance, December, 48(5), pp.1779-801.

Grunbichler, Andreas dan Francis Longstaff. (1996).“Valuing Futures and Options on Volatility”.Journal of Banking and Finance 20, 985-1001.

Hamao, Yasushi; Ron W Masulis, dan Victor K Ng.(1990). Correlations in Price Changes and Vola-tility across International Stock Markets. Re-view of Financial Studies, Summer, 3(2), pp.281-307.

Heynen, R.C. dan H.M. Kat. (1994). Volatility predic-tion: A comparison of stochastic volatility,GARCH(1,1) and EGARCH(1,1) models. Jour-nal of Derivatives 2 number 2, 50-65.

Koulakiotis, Athanasios. Nicholas Papasyriopoulos,dan Phil Molyneux. (2006). More Evidence onthe Relationship between Stock Price Returnsand Volatility: A Note. International ResearchJournal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 1.

Manurung, Adler H. (1997). Risk Premium and Volatil-ity on the Jakarta Stock Exchange. KelolaBusisness Review, Gajah Mada University, No.

Page 81: Jurnal Akuntansi Menejemen

218

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 195-218

14., pp. 42 - 52.

Manurung, Adler H. (2007). Estimasi Harga HaircutsSaham di BEJ: Studi Kasus Saham LQ45. JurnalKeuangan & Perbankan Perbanas; Vol. 9,No.2, Desember; pp. 83-97.

Manurung, Adler H. dan Widhi I. Nugroho. (2005).Pengaruh Variabel Makro terhadap Hubungan“Conditional Mean and Conditional Volatility”IHSG. Manajemen Usahawan, Vol. 34, No. 6;Juni; pp. 13 – 22.

Merton, Robert C. (1980). On Estimating the ExpectedReturn on the Market: An Exploratory Investi-gation. Journal of Financial Economics, De-cember, 8(4), pp. 323-61.

Merton, Robert. (1973). The Theory of Rational OptionPricing. Bell Journal of Economics and Man-agement Science, 4, 141-183.

Nelson, D.B. (1991). Conditional heteroskedasticity inasset returns: a new approach. Econometrica,59; 347-370.

Nelson, D.B. (1992. Filtering and forecasting withmisspecified ARCH models I: getting the rightvariance with the wrong model. Journal ofEconometrics, 52, 61-90.

Nelson, D.B. dan D.P. Foster. (1995). Filtering and fore-casting with misspecified ARCH models II: mak-ing the right forecast with the wrong model.Journal of Econometrics 67, 303-335.

Paul, W. dan J. Baschnagel. (2008). Stochastic Pro-cesses. From Physics to Finance. Springer, NewYork.

Poon S. H., dan Taylor S. J. (1992). Stock Returns andVolatility: An Empirical Study of the U.K. StockMarket’. Journal of Banking and Finance.

Poterba, J. dan L. Summers. (1986). ‘The Persistence ofVolatility and Stock Market Fluctuations’.American Economic Review, 76, 1142-1151.

Void, J. (2008). The Statistical Mechanics of CapitalMarkets, Cambridge University Press, NewYork.

Whaley, Robert. (1993). Derivatives on Market Volatil-ity: Hedging Tools Long Overdue. Journal ofDerivatives, Fall, 71-84.

Wondabio, Ludovicus Sensi. (2006). Analisa HubunganIndeks Harga saham Gabungan (IHSG) Jakarta,London (FTSE), Tokyo (NIKKEI), dan Singapura(SSI): Pendekatan Model ARCH dan VAR.Simposium Nasional Akuntansi 9, –KAKPM07, Padang.

Page 82: Jurnal Akuntansi Menejemen

219

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG PONDS FLAWLESS WHITE.................. (Tony Wijaya)

Vol. 20, No. 3, Desember 2009Hal. 219-229

ABSTRACT

This research aims to test the relationship of adver-tisement attribute that is theme, scenario, endorser, andjingle with audience respons based on Attention, In-terest, Desire, Conviction, and Action (AIDCA) con-cept. This research focus on continued advertisement(Pond’s Flawless White). Data collecting conductedby disseminating questionare. Responder in researchrepresent the girl in Yogyakarta. The relationship ofadvertisement attribute that is theme, scenario, en-dorser and jingle with audience respons was analyseduse the canonical correlation. Result indicate that thereare relationship of advertisement attribute that is themeand endorser with audience respons that is attention,interest, desire, conviction and action on continuedadvertisement (Pond’s Flawless White).

Keywords: advertisement attribute, audience respons

PENDAHULUAN

Iklan atau advertising adalah segala macam bentukpresentasi non personal dan promosi ide, barang, ataujasa yang dikendalikan oleh sponsor atau perusahaantertentu untuk memberitahukan dan membujuk segmenpasar yang dipilih oleh perusahaan (Bolen, 2004 dalamSaraswati, 2007). Sebagai bentuk komunikasi searahantara produsen ke konsumen, iklan bekerja untuk

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG

PONDS FLAWLESS WHITE

DI TELEVISI DENGAN RESPON PEMIRSA

Tony WijayaSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Isti Ekatana Upaweda (IEU)

Jalan Purwanggan Nomor 43, Yogyakarta 55112Telepon +62 274 551477, Fax. +62 274 551477

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

memperkenalkan produk, menyampaikan pesan,mengingatkan, yang pada akhirnya mempengaruhipembelian konsumen.

Tujuan pemasangan iklan adalah tugaskomunikasi tertentu yang harus dilakukan terhadapkhalayak sasaran tertentu selama periode waktutertentu, dan tujuan pemasangan iklan dapatdikelompokkan berdasar tujuan utamanya, apakahtujuannya adalah menginformasikan, membujuk, ataumengingatkan (Kotler dan Armstrong, 2001). Periklanandapat membantu melaksanakan strategi pemasaranuntuk produk maupun jasa. Secara umum perusahaanmemiliki tujuan yang berbeda-beda dalam mengiklankanproduknya, salah satunya dalam rangka menciptakankesadaran suatu merek di benak konsumen.

Berbagai saluran penghubung untukmenyampaikan pesan kepada masyarakat saat inimemiliki banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan parapemasar, media tersebut di antaranya adalah televisi.Media periklanan di Indonesia semakin marak dengankehadiran berbagai stasiun televisi swasta. Televisipada saat ini masih dianggap oleh para pemasar sebagaimedia promosi yang efektif, karena mampu menampilkansecara visual pesan-pesan yang ingin disampaikan olehprodusen ke konsumen dan memiliki jangkauan yanglebih luas, frekuensi pesan yang tinggi serta lebih cepatdibandingkan dengan media-media lainnya. Televisijuga merupakan media yang paling digemari olehmasyarakat saat ini. Sebuah iklan saat ini harus dituntutmemiliki daya tarik, mengingat tayangan iklan dariberbagai produk dan merek yang disampailkan melalui

Page 83: Jurnal Akuntansi Menejemen

220

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 219-229

televisi telah menjejali ingatan pemirsa yang dapatmembuat bosan dan akan mengabaikan iklan tersebutbegitu saja, sehingga sasaran dari iklan menjadi kurangefektif.

Iklan yang efektif biasanya kreatif, yakni dapatmembedakan dirinya dari iklan-iklan massa yangsedang-sedang saja. Iklan yang sama dengan sebagianbesar iklan-iklan lainnya tidak akan mampu meneroboskerumunan iklan kompetitif dan tidak akan dapatmenarik perhatian konsumen (Shimp, 2003). Persaingandunia usaha yang semakin ketat dituntut memunculkanide kreatif dalam mengkomunikasikan produk ataumerek ke dalam sebuah iklan. Hal ini berarti tantanganbaru bagi para marketer untuk menampilkan sebuahpowerfull advertising. Tidaklah mudah untukmenciptakan sebuah iklan yang tampil beda sehinggamudah diingat oleh konsumen. Di sinilah tantanganterberat bagi pengiklan. Pengetahuan tentang pasar,perilaku konsumen, media, social awareness, dankreativitas menjadi wajib untuk dikuasai. Berdasarpenelitian psikologi kognitif (Matlin, 1998) hanya hal-hal yang dianggap menarik saja yang akan diproseslebih lanjut. Efektivitas pembuatan iklan dipengaruhioleh kreativitas, diferensiasi model, alur, gaya, visual,dan audio sebagai kombinasi daya tarik yang dapatmenimbulkan stoping power (Aaker, 2001).

Penggunaan media periklanan di televisi banyakmenjadi pilihan utama bagi para pemasang iklan, selainmemiliki keunggulan dalam menarik panca indera,bentuk, dan desain iklan yang akan disajikanmemungkinkan untuk memunculkan ide kreatif yanglebih tinggi dibanding jika sebuah iklan menggunakanmedia lainnya. Salah satu bentuk iklan yang termasukdalam iklan kreatif di televisi saat ini adalah iklanbersambung. Iklan bersambung adalah bentuk khususdari gaya periklanan di mana karakternya dijaga secarakonstan dan diasosiasikan dengan merek (Sutherland& Sylvester, 2005). Dengan iklan yang dibuat secarabersambung dan memiliki jalinan cerita yang salingterkait diharapkan proses komunikasi melalui iklantentang suatu merek atau produk dapat memancingingatan yang telah ada dan semakin menguatkaningatan tersebut.

Daya tarik iklan dapat bersifat sensual, humor,maupun emotional advertising yang memancing emosikonsumen. Saat ini sering dijumpai di televisi beberapaproduk maupun merek dari berbagai perusahaan yang

telah membuat iklan untuk produk atau mereknya secarabersambung. Salah satunya adalah Star Mild, denganmengusung tema “wujudkan obsesimu”. Iklan Star Mildadalah termasuk dalam karakteristik iklan bersambung,di mana setiap iklan yang diciptakan untuk produk inimemiliki keterkaitan dalam tema iklannya, seperti obsesisutradara, obsesi selebritis, dan obsesi penangkapbuaya. Tak kalah menariknya adalah iklan bersambungPond’s. Perusahaan terkemuka dalam bidang perawatanwajah ini membuat iklan untuk salah satu varianproduknya yakni Pond’s Flawless White. Dalam iklanPond’s Flawless White tema yang diambil adalahtentang kisah percintaan. Kisah percintaan tersebutmenjadi menarik perhatian pemirsa karena ceritanyayang membuat penasaran. Cerita dalam iklan sengajadipotong dan ditunda penayangan di episodeberikutnya untuk memancing rasa ingin tahu daripemirsa. Meskipun iklan bersambung di televisi dapatmenarik perhatian pemirsa tetapi untuk menjadikan iklanmenjadi efektif haruslah memperhatikan atribut-atributpendukung dari iklan seperti, jingle iklan, bintang iklan,jalan cerita, dan tema iklan.

Konsep respon pemirsa melalui kreativitas iklanmelekat pada konsep AIDCA yaitu perhatian (atten-tion), minat (interest), kebutuhan (desire), rasa percaya(conviction) dan tindakan (action). Berdasar uraiantersebut maka penulis tertarik untuk melakukanpenelitian mengenai hubungan atribut iklanbersambung Ponds Flawless White di televisi terhadaprespon. Masalah dalam penelitian ini adalah “apakahatribut iklan yang terdiri dari tema iklan, jalan cerita,bintang iklan, dan jingle lagu memiliki hubungansignifikan dengan respon pemirsa berdasarkan AIDCA”.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmenganalisis hubungan antara atribut iklan televisiPond’s Flawless White yang terdiri dari tema iklan, jalancerita, bintang iklan, dan jingle lagu dengan responpemirsa dengan menggunakan konsep AIDCA.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagiperusahaan dalam mengelola periiklanan di televisidengan atribut-atribut yang mampu menarik respon dariaudience.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Respon adalah bagaimana individu-individu bereaksiterhadap sebuah rangsangan atau stimulus atau

Page 84: Jurnal Akuntansi Menejemen

221

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG PONDS FLAWLESS WHITE.................. (Tony Wijaya)

bagaimana mereka memiliki rasa kepemilikan merekasebagai jawaban mereka (Astuti dan Yeni, 2007).Terdapat beberapa model yang menggambarkan responkonsumen, antara lain model hierarki efek, model adopsiinovasi, dan model komunikasi. Dalam penelitian ini,model yang digunakan adalah model AIDCA. Alasanpenulis menggunakan model AIDCA karena model inimerupakan bentuk penyempurnaan dari Model AIDAyang menambahkan tahapan respon Conviction ataurasa percaya kedalam modelnya. Selain itu pengujian-pengujian yang dilakukan dengan model AIDCA masihjarang dilakukan. Model AIDCA adalah modelpengembangan dari model AIDA yang telahdiperkenalkan oleh Philip Kotler. Sebuah iklan yangdipublikasikan melalui media cetak maupun mediapenyiaran pada dasarnya mempunyai struktur. Strukturuntuk media cetak dan media penyiaran hampir samahanya bentuknya yang berbeda karena perbedaankarakteristik mediumnya. Dalam pembuatan iklan, untukmenghasilkan iklan yang baik harus memperhatikanelemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenalsebagai AIDCA (Kasali,1992). Attention di mana iklanharus menarik perhatian khalayak sasarannya, baikpembaca, pendengar, atau pemirsa. Untuk itu perlumemperhatikan ukuran (size untuk media cetak atauair time untuk media penyiaran), penggunaan warna(spot atau full colour), tata letak (lay out), jenis-jenishuruf (tipografi) yang ditampilkan, serta berbagai suarakhusus untuk iklan pada radio dan televisi.

Interest, setelah perhatian calon konsumendirebut, persoalan yang dihadapi sekarang adalahbagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebihjauh. Perhatian harus dapat segera ditingkatkan menjadiminat sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rincidi dalam diri calon pembeli. Untuk itu mereka harusdirangsang agar mau membaca dan mengikuti pesan-pesan yang disampaikan. Dengan demikian,penggunaan kata-kata atau kalimat pembuka sebaiknyadapat merangsang orang untuk tahu lebih lanjut. De-sire, pengiklan tidak akan menghasilkan apapun jikahanya menyenangkan calon pembeli dengan rangkaiankata-kata melalui sebuah iklan, kecuali iklan tersebutberhasil menggerakkan keinginan orang untuk memilikiatau menikmati produk tersebut. Kebutuhan ataukeinginan untuk memiliki, memakai, atau melakukansesuatu harus dibangkitkan.

Conviction, iklan yang telah menyentuh emosi

calon pembeli menimbulkan keragu-raguan mengenaibenar atau tidak akan informasi produk yangdisampaikan. Untuk menimbulkan rasa percaya padadiri calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjangberbagai kegiatan peragaan seperti testimonial ataupembuktian, membagikan sampel secara gratis maupunmemberikan pandangan positif dari tokoh masyarakatterkemuka serta hasil pengujian oleh pihak ketiga. Ac-tion, upaya yang terakhir adalah iklan yang membujukcalon pembeli untuk segera melakukan tindakanpembelian. Bujukan yang diajukan berupa harapan agarcalon pembeli mengunjungi perwakilan perusahaanterdekat atau setidak-tidaknya menyimpan dalamingatan mereka untuk melakukan pembelian.

Untuk mendapatkan hasil seperti yangdiinginkan, pemasar harus mendapatkan daya tarik atautema dari iklan. Seperti yang dikemukakan Kotler danArmstrong (2001), ada tiga jenis daya tarik atau tema,yaitu daya tarik rasional, daya tarik emosional, dan dayatarik moral. Daya tarik rasional berhubungan denganminat diri khalayak. Daya tarik itu menunjukkan bahwaproduk tersebut akan menghasilkan manfaat-manfaatyang diinginkan. Daya tarik emosional membangkitkanemosi-emosi baik yang negatif maupun positif yangdapat memotivasi pembelian. Para pengiklan mungkinmenggunakan daya tarik positif seperti rasa cinta,kebanggaan, kesenangan, dan humor. Para pengiklandapat juga menggunakan daya tarik emosi negatifseperti ketakutan, rasa bersalah, dan rasa malu yangmengajak orang-orang untuk melakukan hal-hal yangsebaiknya mereka lakukan atau berhenti melakukan hal-hal yang sebaiknya tidak mereka lakukan. Daya tarikmoral diarahkan pada “perasaan” khalayak tentang apayang “benar” dan “pantas”. Daya tarik ini seringdigunakan untuk mendorong orang peduli dan beramaluntuk kegiatan sosial, seperti lingkungan yang lebihbersih, hubungan antarras yang lebih baik, persamaanhak bagi wanita, dan bantuan kepada mereka yangkurang beruntung.

Alur model adalah iklan yang diawali dari audi-ence yang menerima pesan iklan. Kemudian dariinformasi tersebut dapat membentuk faktor yangdimulai dari pengenalan merek oleh audienceselanjutnya dievaluasi apakah pengenalan merektersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan au-dience dimana kesesuaian tersebut akan membentuksikap, dan selanjutnya dapat menciptakan, dan

Page 85: Jurnal Akuntansi Menejemen

222

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 219-229

menambahkan ke dalam pikiran audience sebagaitingkat keyakinan yang menunjukkan penilaianterhadap merek yang bersangkutan dapat memberikankepuasan atau tidak. Semakin baik pesan iklan yangdisampaikan oleh pengiklan semakin baik pengenalanmerek oleh audience. Semakin tinggi pengenalan merekoleh audience maka semakin baik sikap dan keyakinanaudience terhadap produk yang diiklankan.Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupapenguatan terhadap sikap dan keyakinan audienceterhadap merek yang ditawarkan yang kesemuanya itudiharapkan mampu menimbulkan niat beli dari audi-ence. Semakin baik sikap dan keyakinan audience makasemakin tinggin niat beli audience (Howard, 1998).Jalan cerita harus mampu mengantar fungsi sebuah iklanpada pemirsa. Produk Ponds menggunakan lima epi-sode bersambung dengan upaya menstimulasipenasaran pemirsa untuk mengetahui kelanjutan darijalan cerita per episode (to be contiuned). Setiap akhirepisode diakhiri dengan sesuatu yang tidak pasti daricerita atau kelanjutan cerita hanya direka-reka pemirsa.Rasa penasaran yang diciptakan melalui iklanbersambung Ponds akan menarik respon (perhatian)pemirsa untuk mengikuti terus jalan cerita dari iklantersebut.

Dalam merancang iklan sebuah pendukunguntuk melengkapi daya tarik perlu dimunculkan agariklan menjadi lebih menarik dan dapat lebih mudahdiingat oleh pemirsa. Salah satu pendukung dari dayatarik tersebut adalah bintang iklan. Bintang iklansebagai aktor atau aktris dalam sebuah iklan dapatmenggunakan para selebriti maupun non selebriti Parabintang televisi, aktor film, para atlet terkenal, danpribadi-pribadi yang telah mati digunakan secara luasdi dalam iklan-iklan di majalah, iklan radio dan iklantelevisi untuk mendukung produk. Menurut definisi,selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, dan atlet) yangdikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yangdidukung (Shimp, 2003). Penggunaan bintang iklan darikalangan selebriti yang disukai dan dikenal olehkhalayak diharapkan dapat mempengaruhi perilakumaupun sikap positif konsumen terhadap produk yangdidukung oleh selebriti tertentu. Suatu pendekatanperiklanan yang sering digunakan adalah denganmenampilkan orang-orang biasa, yaitu non selebritiyang menggunakan atau mendukung produk. Banyak

iklan yang menanampilkan para pemakai orang khusussering meliputi “orang banyak” daripada satu orang.Alasan mengapa banyak sumber harus lebih efektifdaripada satu sumber adalah tindakan menggambarkanlebih dari satu orang menambah kemungkinan bahwasuatu iklan akan menghasilkan tingkat keterlibatanpesan yang lebih tinggi dan perluasan pesan yang lebihbesar (Shimp, 2003).

Musik merupakan salah satu alat bantu dalamperiklanan. Musik merupakan salah satu unsur yangpenting dan paling sering digunakan dalam periklananatau pembuatan iklan. Oleh karena itu, tidakmengherankan jika musik kemudian menjadi komponenutama dalam pemasaran (Gordon, 1990 dalamNursyabani dan Ratih, 2003). Iklan musik telah menjadikomponen penting di dunia periklanan hampir sejaksuara direkam pertama kali. Jingle, musik latar, nada-nada populer, dan aransemen klasik digunakan untukmenarik perhatian, menyalurkan pesan-pesanpenjualan, menentukan tekanan emosional untuk iklandan mempengaruhi suasana hati para pendengar(Shimp, 2003).

Atribut iklan yang menjadi daya tarik pemirsaberasal dari tema iklan, jalan cerita, bintang iklan, danjingle lagu. Respon pemirsa terhadap iklan dapat dilihatdari konsep AIDCA (Arens,1999). Iklan harus menarikperhatian khalayak sasarannya, baik pembaca,pendengar, atau pemirsa. Tema iklan yang menarikseperti percintaan, kasih, humor maupun sensual akanmenarik perhatian dari pemirsa, jalan cerita yang mudahdipahami konsumen akan menarik perhatian pemirsaserta mendorong rasa penasaran dari pemirsa untukmengikuti jalan cerita iklan. Bintang iklan atau endorsermerupakan daya tarik iklan karena merupakan simbolyang melekat pada produk. Jingle lagu iklan yangmenarik atau unik menarik perhatian pemirsa untukmengikuti suatu iklan. Menurut Arens (1999) perhatianmerupakan tahap pertama membentuk pola pikirkonsumen (produk dalam benak konsumen). Perhatianakan membentuk kognisi konsumen tentang ciri produkyang pada akhirnya konsumen menyadari merek produkmelalui pengenalan merek.

Setelah perhatian calon pembeli berhasil direbut,persoalan yang dihadapi bagaimana agar konsumenberminat dan ingin tahu lebih lanjut. Untuk itu merekadirangsang agar membaca dan mengikuti pesan-pesanyang disampaikan. Dengan demikian, penggunaan kata-

Page 86: Jurnal Akuntansi Menejemen

223

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG PONDS FLAWLESS WHITE.................. (Tony Wijaya)

kata atau kalimat-kalimat pembuka sebaiknya dapatmerangsang orang untuk tahu lebih lanjut. Hal ini dapatdicapai melalui jingle lagu dan tokoh iklan. Iklan harusberhasil menggerakkan keinginan orang untuk memilikiatau memakai produk. Kebutuhan dan keinginankonsumen untuk memiliki, memakai, atau melakukansesuatu harus dibangkitkan melalui tema iklan yangsesuai segmen produk, jalan cerita yang menuntunpemirsa untuk membutuhkan produk atau rasa inginmemiliki produk yang diiklankan.

Sebuah iklan harus dapat menimbulkankepercayaan calon pembeli. Kepercayaan tersebutdapat ditunjang dengan aktivitas peragaan serta hasilpengujian pihak ketiga. Konsumen merasa produk yangdiiklankan dapat dipercaya oleh konsumen untukdikonsumsi atau sesuai dengan informasi yangdiberikan iklan melalui slogan-slogan yang berasal darijingle lagu atau jalan cerita misalnya seputih ponds.Upaya terakhir membujuk calon pembeli agar segeramelakukan tindakan pembelian. Pemilihan kata yangtepat melalui jalan cerita serta bintang iklan akanmenstimulasi pemirsa untuk mencoba produk yangditawarkan. Tema yang sesuai dengan segmen akanmenjadi pertimbangan pemirsa dalam mengambilkeputusan pembelian. Tema percintaan dalam iklantelevisi Pond’s Flawless White akan mendorong segmenremaja putri yang mengutamakan masalahpercintaannya melalui kulit yang putih sepertiditawarkan dalam iklan Ponds tersebut. Tokoh iklanyang putih juga menjadi pertimbangan bahwa produkyang digunakan bermanfaat sesuai yang diiklankan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini(H

1) adalah atribut iklan yang terdiri dari tema iklan,

jalan cerita, bintang iklan, dan jingle lagu memilikihubungan yang signifikan dengan respon pemirsa yang

meliputi perhatian (attention), minat (interest),kebutuhan (desire), rasa percaya (conviction), dantindakan (action)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhkonsumen produk Pond’s Flawless White yang beradadi Kota Yogyakarta. Jumlah populasi tidak diketahuisecara pasti, sehingga population frame dan sampleframe juga tidak dapat diketahui. Akibatnya jumlahsampel yang perlu diambil dalam kondisi demikian,jumlah-nya tidak dapat ditentu-kan dengan pasti (Coo-per dan Schindler, 2001). Metode pengambilan sampeladalah metode non-probability sampling yaitu metodecon-venience yaitu konsumen yang ditemui di salon-salon serta toko-toko/counter alat kosmetik diYogyakarta. Pertimbangan penggunaan metode iniadalah karena banyak-nya populasi, sehingga kesulitanmenentukan sampling frame-nya. Karakteristikresponden yang diberikan kuesioner adalah remaja putriyang memiliki umur 15 tahun–24 tahun. Dengan usiatersebut, diharapkan responden sudah mem-punyaipersepsi dan pengalaman terhadap perilaku yangbenar-benar dapat menjadi representasi respondendalam penelitian. Jumlah sampel yang ditentukansebesar 100 sampel (rule of thumb).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata primer, yaitu data yang diperoleh secara langsungdari responden berupa jawaban responden tentangiklan bersambung Pond’s Flawless White. Data primeradalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri olehorganisasi yang menerbitkannya atau mengguna-kannya. Data dikumpulkan melalui penyebarankuesioner pada responden penelitian. Dalam melakukansurvey, peneliti menggunakan pendekatan kuesionersecara personal, yaitu penyebaran kuesioner yangdiberikan dan dikumpulkan langsung dari responden,

Gambar 1Hubungan Variabel Atribut Iklan Dengan Respon Pemirsa

Respon Pemirsa (Y) (AICDA):Perhatian (Y1)Minat (Y2)Kebutuhan (Y3)Rasa percaya (Y4)Tindakan (Y5)

Atribut Iklan (X):Tema Iklan (X1)Jalan Cerita (X2)Bintang Iklan (X3)Jingle Lagu (X4)

Page 87: Jurnal Akuntansi Menejemen

224

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 219-229

karena lokasinya yang berada pada satu tempat(berdekatan) (Indriantoro dan Supomo, 1999). Dalamkerangka penelitian telah dibahas mengenai variabel-variabel penelitian, di mana variabel penelitian yangdigunakan harus diukur terlebih dahulu. Pengukurandi sini dimaksudkan untuk mengubah data kualitatifmenjadi data kuantitatif.

Variabel-variabel yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari variabel atribut iklan (X) yaituTema Iklan (X1) merupakan topik keseluruhan dari iklanyang menunjukkan daya tarik iklan. Tema iklan diukurdengan indikator daya tarik tema iklan, daya tarikrasional, daya tarik emosional, dan daya tarik moral:Jalan Cerita (X2) merupakan alur model dalam iklan daripengenalan hingga penutupan atau akhir cerita. Jalancerita diukur dengan indikator alur cerita mudahdipahami, mampu menceritakan kembali alur cerita, danmampu mendorong rasa penasaran pemirsa. BintangIklan (X3) yaitu aktor atau aktris dalam sebuah iklandapat menggunakan para selebriti maupun non selebriti.Bintang iklan diukur dengan indikator selebriti disukai,selebriti dikenal oleh khalayak, selebriti sesuai temaiklan, bintang iklan mampu memberikan komunikasiyang baik dalam alur cerita. Jingle Lagu (X4) merupakansalah satu alat bantu dalam periklanan berupa salahsatu unsur yang penting dan paling sering digunakandalam periklanan atau pembuatan iklan. Oleh karenaitu, tidak mengherankan jika musik kemudian menjadikomponen utama dalam pemasaran. Jingle lagu iklandiukur dengan indikator jingle lagu menyentuh hatipemirsa, jingle lagu mudah diingat pemirsa, jingle lagusesuai tema dan jalan cerita, dan jingle lagu menarik.

Variabel respon pemirsa (Y) yaitu perhatian (at-tention) yaitu daya tarik yang ditayangan iklansehingga konsumen fokus pada tayangan iklan.Perhatian diukur dengan indikator: ketertarikanmenyaksikan iklan dan ingatan konsumen pada iklan.Minat (interest) yaitu keinginan menggunakan produkyang ditayangkan melalui iklan. Minat diukur denganindikator menyukai atribut iklan dan keinginan mencariinformasi produk. Kebutuhan (desire) yaitu kebutuhanyang distimulasi dengan mengingatkan pentingnyaproduk. Kebutuhan diukur dengan indikator kebutuhankonsumen pada produk dan keinginan memiliki produk.Rasa percaya (Conviction) yaitu keyakinan atas produkyang ditawarkan yang dipengaruhi oleh faktor-faktoryang ada di dalam menangkap pesan yang diberikan

kepada konsumen. Rasa percaya diukur denganindikator kepercayaan konsumen pada fungsi produkdan keyakinan menggunakan produk berdasarkaninformasi iklan. Tindakan (action) yaitu tindakan ataurespon konsumen dalam menanggapi iklan melaluipengambilan keputusan pada produk yang ditawarkan.Tindakan diukur dengan indikator tindakan konsumenmenggunakan produk dan keputusan konsumenmemilih produk

Uji validitas dilakukan untuk mengetahuiapakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankanfungsi ukurnya. Menurut Sekaran (2003) validitasmenunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalammelakukan fungsi ukurnya. Untuk mengetahuikonsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan daripenggunaan instrumen dilakukan uji validitas denganmenggunakan korelasi product moment pearson. Ujivaliditas data menggunakan uji coba sampel sebanyak30 orang sampel dengan r-hitung berkisar 0,644-0,959.Dengan demikian, semua butir dalam instrumen valid >0,316 (n=30 á=5%). Pengujian reliabilitas berkaitandengan masalah adanya kepercayaan terhadapinstrumen. Suatu instrumen dapat memiliki tingkatkepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasilpengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yangtetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas instrumenberhubungan dengan masalah ketepatan hasil. Ujireliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkatkestabilan suatu alat ukur. Pada penelitian ini, ujireliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekataninternal consistency reliability yang menggunakanCronbach Alpha untuk mengidentifikasikan seberapabaik item-item dalam kuisioner berhubungan antara satudengan yang lainnya. Sebuah faktor dinyatakanreliabel/handal jika koefisien Alpha lebih besar dari 0,6.Uji validitas data juga menggunakan uji coba sampelsebanyak 30 orang sampel dengan alpha berkisar 0,6347-0,9078.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakanstatistik multivariat yaitu analisis Korelasi Kanonikal.Analisis korelasi kanonikal merupakan model statistikmultivariat yang digunakan untuk menguji hubungan(korelasi) antara lebih dari satu set variabel dependendan independen. Fungsi kanonikal diinterpretasikandari tiga kriteria yaitu tingkat signifikansi dari fungsikanonikal, besaran nilai korelasi kanonikal, dan redun-dancy ukuran untuk persentase variance yang

Page 88: Jurnal Akuntansi Menejemen

225

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG PONDS FLAWLESS WHITE.................. (Tony Wijaya)

dijelaskan oleh dua data set.

HASIL PENELITIAN

Adapun hasil pengaruh tema iklan, jalan cerita, bintangiklan, dan jingle lagu secara bersama-sama terhadaprespon pemirsa berdasarkan AIDCA yaitu perhatian(attention), minat (interest), kebutuhan (desire), rasapercaya (conviction) dan tindakan (action) mengguna-kan korelasi kanonikal adalah sebagai berikut :

Tabel 1Output Pembentukan Fungsi Kanonikal

* A n a l y s i s o f V a r i a n c e — design 1 * * * * *

EFFECT .. WITHIN CELLS RegressionMultivariate Tests of Significance (S = 4, M = 0, N = 42 1/2)

Test Name Value Approx. F Hypoth. DF Error DF Sig. of F

Pillais 1,44597 10,19080 20,00 360,00 ,000Hotellings 4,52602 19,34873 20,00 342,00 ,000Wilks ,10024 14,48619 20,00 289,50 ,000Roys ,78370

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Eigenvalues and Canonical Correlations

Root No. Eigenvalue Pct. Cum. Pct. Canon Cor. Sq. Cor

1 3,623 80,054 80,054 ,885 ,7842 ,458 10,116 90,170 ,560 ,3143 ,342 7,551 97,721 ,505 ,2554 ,103 2,279 100,000 ,306 ,094

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Dimension Reduction Analysis

Roots Wilks L. F Hypoth. DF Error DF Sig. of F

1 TO 4 ,10024 14,48619 20,00 289,50 ,0002 TO 4 ,46342 6,55370 12,00 233,12 ,0003 TO 4 ,67560 6,42631 6,00 178,00 ,0004 TO 4 ,90649 4,64209 2,00 90,00 ,012

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Sumber: Data primer diolah, 2009.

Pada Tabel 1 adalah hasil korelasi kanonikal yangmenunjukkan ada 5 variabel independen dan 4 variabeldependen jika diambil jumlah terkecil maka terbentukempat buah fungsi kanonikal. Empat fungsi kanonikaldapat dilihat pada bagian root no dengan angka korelasikanonikal (canon cor) untuk fungsi 1 adalah 0,885,fungsi 2 adalah 0,560, fungsi 3 adalah 0,505 dan fungsi4 adalah 0,306. Apabila dilihat dari kolom signifikan ofF yang menguji fungsi kanonikal terlihat fungsi 1 angkasignifikan adalah 0,000, fungsi 2 angka signifikan adalah0,000, fungsi 3 angka signifikan adalah 0,000, dan fungsi4 angka signifikan adalah 0,012. Sedangkan apabila diujisecara bersama-sama (multivariat) terlihat angkasignifikan adalah 0,000 untuk prosedur Pillais,Hotellings, dan Wilks. Berdasarkan nilai kekuatankorelasi dapat digunakan fungsi 1 karena memiliki nilaikorelasi paling tinggi yaitu sebesar 0,885 dansignifikansi kurang dari 0,05 sehingga diutamakandalam pembahasan penelitian.

Terdapat dua kanonikal dalam penelitian iniyaitu dependent canonical variate yang terdiri dariY1-Y5 serta dependent canonical variate terdiri dariX1-X4. Analisis data pada prinsipnya ingin mengetahuiapakah semua variabel independen dalam canonicalvariate tersebut berhubungan erat dengan dependentvariate yang diukur dengan besaran korelasi masing-masing variabel dengan variate-nya. Pengukuran ca-nonical variate dengan melihat canonical weight ataucanonical loading. Canonical weightmenginterpretasikan fungsi kanonikal dengan melihattanda dan besaran canonical weight untuk setiapvariabel dalam canonical variate. Variabel yangmemiliki nilai weight lebih besar artinya memilikikontribusi lebih besar pada variate, dan sebaliknya.Variabel yang memiliki tanda yang sama pada weightmemiliki hubungan yang sama, sebaliknya memilikitanda yang berbeda memiliki hubungan berlawanan.

Pada Tabel 2 dapat dilihat variabel dependen,angka weight lebih dari 0,5 (batas kekuatan korelasi)pada fungsi 1 dimiliki oleh Y

2 (-0,759), Y

3 (-0,650), Y

4

(0,767) dan Y5 (-0,538). Pada Tabel 3 dapat dilihat

variabel independen, angka weight lebih dari 0,5 (bataskekuatan korelasi) pada fungsi 1 dimiliki oleh X

1 (-1,034),

dan X3 (0,511).

Page 89: Jurnal Akuntansi Menejemen

226

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 219-229

Tabel 2Output Canonical Weight untuk Dependent

Variates

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Standardized canonical coefficients for DEPENDENT variables Function No.

Variable 1 2 3 4

Y1 ,192 1,152 -1,745 -3,969 Y2 -,686 2,134 ,293 ,731 Y3 -,650 -2,505 -4,291 ,323 Y4 ,767 -,291 ,506 1,917 Y5 -,538 -,231 5,494 ,793

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Sumber: Data primer diolah, 2009.

Tabel 3Output Canonical Weight untuk Independent

Variates

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Standardized canonical coefficients for COVARIATES CAN. VAR.

COVARIATE 1 2 3 4

X1 -1,034 -1,806 2,086 -,096 X2 -,132 -1,778 1,266 -2,456 X3 ,511 1,867 -,016 ,755 X4 -,160 2,368 -3,074 1,477

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Sumber: Data primer diolah, 2009.

Pada Gambar 4 dapat dilihat variabel dependen,angka canonical loading lebih dari 0,5 (batas kekuatankorelasi) pada fungsi 1 dimiliki oleh Y

1 (-0,769), Y

2 (-

0,898), Y3 (-0,954), Y

4 (-0,728) dan Y

5 (-0,874). Pada

Gambar 6 dapat dilihat variabel independen, angka ca-nonical loading lebih dari 0,5 (batas kekuatan korelasi)pada fungsi 1 dimiliki oleh X

1 (-0,933), X

2 (-0,604) dan

X4 (-0,880).

Tabel 4Output Canonical Loading untuk Dependent

Variates

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Correlations between DEPENDENT and canonical variables Function No.

Variable 1 2 3 4

Y1 -,769 ,232 ,335 -,435 Y2 -,898 ,395 ,134 -,027 Y3 -,954 ,004 ,180 -,172 Y4 -,728 ,318 ,455 -,236 Y5 -,874 ,027 ,380 -,250

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Sumber: Data primer diolah, 2009.

Tabel 5Output Canonical Loading untuk Independent

Variates

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Correlations between COVARIATES and canonical variables CAN. VAR.

Covariate 1 2 3 4

X1 -,933 ,263 ,244 -,015 X2 -,604 ,435 ,047 -,666 X3 -,362 ,756 ,462 -,290 X4 -,880 ,354 -,143 -,283- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -Sumber: Data primer diolah, 2009.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil output canonical weight atau ca-nonical loading dapat diidentifikasi bahwa terdapathubungan yang signifikan antara independent vari-ates dan dependent variates. Hal ini berarti adahubungan yang signifikan tema iklan, jalan cerita,bintang iklan, dan jingle lagu secara bersama-samadengan respon pemirsa berdasarkan AIDCA yaituperhatian (attention), minat (interest), kebutuhan (de-sire), rasa percaya (conviction), dan tindakan (action).Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan tema

Page 90: Jurnal Akuntansi Menejemen

227

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG PONDS FLAWLESS WHITE.................. (Tony Wijaya)

iklan, jalan cerita, bintang iklan, dan jingle lagu secarabersama-sama berhubungan signifikan dengan responpemirsa berdasarkan AIDCA yaitu perhatian (atten-tion), minat (interest), kebutuhan (desire), rasa percaya(conviction), dan tindakan (action) diterima.

Berdasarkan keempat variabel atribut iklansebagai variabel independen, terdapat dua variabelyang memiliki hubungan yang paling erat denganrespon pemirsa berdasarkan konsep AIDCA, yaitu X

1

(tema iklan) dan X3 (bintang iklan). Variabel tema iklan

(X1) dengan angka korelasi sebesar -1,034 yang relatifbesar dan bertanda negatif memiliki hubungan yangberlawanan atau berbanding terbalik dengan responpemirsa berdasarkan model AIDCA. Variabel bintangiklan memiliki angka korelasi sebesar 0,511 dan bertandapositif memiliki hubungan langsung atau berbandinglurus dengan respon pemirsa berdasarkan modelAIDCA. Hal ini berarti hipotesis kedua ditolak karenatidak seluruhnya variabel dari atribut iklan secara parsialberhubungan signifikan dengan respon pemirsaberdasarkan AIDCA yaitu perhatian (attention), minat(interest), kebutuhan (desire), rasa percaya (convic-tion), dan tindakan (action).

Variabel tema iklan (X1) memiliki angka korelasiyang bertanda negatif yang menunjukkan hubunganberbanding terbalik dengan respon pemirsaberdasarkan konsep AICDA. Hal ini berartipenggunaan tema iklan dari iklan Pond’s Flawless Whitemengakibatkan rendahnya respon pemirsa berdasarkanmodel AICDA pada tahap minat (Y2), kebutuhan (Y3),dan tindakan (Y5). Tema iklan yang disampaikan kurangdapat dipahami oleh pemirsa karena bersambung atauterlalu panjang. Selain itu tidak semua pemirsamengikuti semua episode secara lengkap sehinggamenjadikan respon mereka menjadi rendah berdasarkankonsep AIDCA. Menurut Astuti dan Yeni (2007), temaiklan yang menearik dan mudah dipahami dapat lebihcepat menstimuli konsumen dibandingkan iklan yangbiasa saja atau sulit dipahami konsumen. Responpemirsa pada iklan Ponds berdasarkan tema iklan yangdigunakan iklan Ponds versi bersambung kurangmemberikan daya tarik bagi pemirsa baik dari daya tarikrasional, daya tarik emosional, maupun daya tarik moral.Hal ini mengakibatkan rendahnya respon pemirsaberdasarkan konsep AIDCA. Berdasarkan daya tarikrasional produk yang diiklankan, Ponds versibersambung kurang memberikan manfaat-manfaat yang

diinginkan. Daya tarik emosional kurangmembangkitkan emosi-emosi yang dapat memotivasipembelian. Berdasarkan daya tarik moral kurangmenyampaikan pesan moral, namun sebaliknya temayang ada mengenai percintaan yang dihubungkandengan kulit putih serta mendapatkan cinta dalam 7hari saja dianggap tidak realistik sehingga menurunkanminat beli maupun kebutuhan konsumen yang padaakhirnya mempengaruhi keputusan pembelian.

Jalan cerita iklan Ponds yang menggunakanmetode bersambung tidak mampu mengantar fungsisebuah iklan pada pemirsa. Produk Pondsmenggunakan lima episode bersambung dengan upayamenstimulasi penasaran pemirsa untuk mengetahuikelanjutan dari jalan cerita per episode (to be contiuned)tidak mampu merangsang respon pemirsa. Meskipunmampu menarik perhatian pemirsa namun belummenimbulkan minat, kebutuhan, maupun tindakan daripemirsa.

Respon pemirsa pada iklan Ponds berdasarkanbintang iklan yang digunakan iklan Ponds versibersambung. Salah satu pendukung dari daya tariktersebut adalah bintang iklan. Bintang iklan sebagaiaktor atau aktris dalam sebuah iklan dapatmenggunakan para selebriti maupun non selebriti.Penggunaan bintang iklan dari kalangan selebriti yangdisukai dan dikenal oleh khalayak diharapkan dapatmempengaruhi perilaku maupun sikap positif konsumenterhadap produk yang didukung oleh selebriti tertentu.Suatu pendekatan periklanan digunakan adalah denganmenampilkan orang-orang biasa, yaitu non selebritiyang menggunakan atau mendukung produk. Banyakiklan yang menampilkan para pemakai orang khusussering meliputi “orang banyak” daripada satu orangnamun berpasangan seperti diiklan Ponds yangmenunjukkan kerjasama antara dua wanita dan satupria. Alasan mengapa banyak sumber harus lebih efektifdaripada satu sumber adalah tindakan menggambarkanlebih dari satu orang menambah kemungkinan bahwasuatu iklan akan menghasilkan tingkat keterlibatanpesan yang lebih tinggi dan perluasan pesan yang lebihbesar (Shimp, 2003).

Jingle musik yang digunakan dalam iklan PondsFlawless White versi bersambung kurang atau tidaksesuai dengan karakteristik musik atau selerakonsumen. Menurut Astuti dan Yeni (2007), padaumumnya penggunaan suatu lirik lagu yang sedang

Page 91: Jurnal Akuntansi Menejemen

228

JAM, Vol. 20, No. 3, Desember 2009: 219-229

populer sebagai latar belakang musik iklan lebih mudahmendapat perhatian konsumen karena pemirsamengenal atau menyukai lagu/musik tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan atributiklan yang terdiri dari tema iklan, jalan cerita, bintangiklan, dan jingle lagu tidak semuanya berhubungansignifikan secara individu dengan respon pemirsaberdasarkan AIDCA yaitu perhatian (attention), minat(interest), kebutuhan (desire), rasa percaya (convic-tion) dan tindakan (action). Atribut iklan yang secaraparsial berhubungan signifikan dengan respon pemirsaberdasarkan AIDCA yaitu perhatian (attention), minat(interest), kebutuhan (desire), rasa percaya (convic-tion) dan tindakan (action) adalah tema iklan danbintang iklan. Tema iklan berhubungan negatif denganrespon pemirsa sedangkan bintang iklan berhubunganpositif dengan respon pemirsa. Atribut yang palingsignifikan dan positif berhubungan dengan responpemirsa adalah bintang iklan.

Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, penulis memberikansaran bagi pemasar khususnya Ponds Indonesia agarmemperhatikan atribut iklan di masa mendatangkhususnya yang berkaitan dengan penelitian ini yaitutema iklan, jalan cerita, bintang iklan, dan jingle lagu.Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian antaralain mempertahankan bintang iklan yang mampu menarikrespon pemirsa karena variabel ini berhubungansignifikan dan positif dengan respon pemirsa. Selainitu bintang iklan yang disetting melakukan komunikasiantarbintang juga menarik perhatian dari pemirsa. Temaiklan perlu disesuaikan lagi dengan manfaat produkserta mampu memberikan daya tarik bagi pemirsa baikdari daya tarik rasional, daya tarik emosional, maupundaya tarik moral. Tema iklan tentang percintaansebenarnya dapat menggugah emosi namunberhubungan negatif karena jalan cerita disampaikansecara bersambung sehingga maksud dan tujuan dariiklan kurang dapat segera dipahami pemirsa terutamabagi sebagian pemirsa yang tidak menyaksikan iklan

secara lengkap (dari episode awal hingga akhir). Jinglelagu atau musik pada iklan Ponds Flawless Whitekurang dikenal atau tidak sesuai dengan selera pasar.Oleh karena itu, dalam pemasangan iklan ditelevisi perludiperhatikan penggunaan jingle lagu yang saat inisedang diminati oleh pasar sasaran sesuai dengankonsep segmentasi pasar dari produk yang akanditawarkan. Untuk kepentingan penelitian selanjutnyasaran yang dapat diajukan adalah, masih terdapatnyamodel yang menggambarkan respon konsumen selainmodel AIDCA seperti model hirarki efek yang dapatdigunakan dalam penelitian selanjutnya. Suatu iklanperlu disesuaikan dengan segmen produk yang disasar,dalam hal ini Ponds Flawless White ditujukan padasegmen remaja putri sehingga media iklan yangdigunakan juga disesuaikan segmennya sepertimenggunakan majalah/bacaan harian remaja putrimaupun media below the line dengan mengadakanacara-acara tertentu bagi remaja putri.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A., V. Kumar and Georges S. Day, (2001)Marketing Research, 7th ed. New York: JohnWiley & Sons, Inc.

Arens, W.F. (1999). Contemporary Advertising. 7th

Edition. Boston: Irwin/McGraw-Hill.

Astuti, Budi dan Yeni Sri M (2007), “HubunganKekuatan Iklan Frestea Green di Televisiterhadap Respon Konsumen BerdasarkanModel Hierarki Efek”, Jurnal ilmu-Ilmu Sosial30 (65), 277-291.

Cooper, Donald P dan P.S. Shindler (2001). BusinessResearch Methods. 7th Edition, Boston, McGrawHill.

Howard, John A. (1998). Consumer Behavior in Mar-keting Stretegy, Prentice Hall,Inc, EngelwoodCliffs.

Khasali, R., (1995) Manajemen Periklanan: Konsepdan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT.Pustaka Utama Grafiti.

Page 92: Jurnal Akuntansi Menejemen

229

HUBUNGAN ATRIBUT IKLAN BERSAMBUNG PONDS FLAWLESS WHITE.................. (Tony Wijaya)

Kotler, P., dan Armstrong, G., (2001), Principles of Mar-keting, 10 th h. Upper Saddle River, New JerseyPrentice-Hall: Pearson.

Matlin, M. W., (1998), Cognition. 4 th ed. New York:Geneseo.

Saraswati, Trisni, (2007), Analisis Respon KonsumenTrehadap Iklan Informatif Berdasar Hierarchyof Effect Model ( Studi Kasus Pada IklanGulaku), Thesis S2, Magister Management Uni-versitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Schiffman, Leon G. and Leslie L. Kanuk (2004), Con-sumer Behavior, Eighth Edition, New York:Prentice Hall, Inc.

Sekaran, Uma, (2003), “Research Methods for Business:A Skill Building Approach”, second edition,John Willey dan Sons, Inc.,New York

Shimp, Terence A., (2003) Periklanan Promosi, AspekTambahan Komunukasi Pemasaran Terpadu,edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Sutherland, Max., dan Sylvester, A.K., (2005) Advertis-ing and the Mind of the Consumer: Iklan yangBerhasil, yang Gagal, dan Penyebabnya,cetakan kedua. Jakarta: Penerbit PPM.

Page 93: Jurnal Akuntansi Menejemen

INDEKS PENULIS DAN ARTIKELJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 16, No. 1, April 2005

Lo, Eko Widodo, pp. 1-10, Penjelasan Teori Prospek Terhadap Manajemen Laba

Tjahyono, Heru Kurnianto, pp. 11-24, Peran Kepemimpinan Sebagai Variabel Pemoderasian HubunganBudaya Organisasional dengan Keefektifan Organisasional (Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di PropinsiDIY)

Astuti, Sri dan M. Hanad Hainafi, pp. 250-34, Pengaruh Laporan Auditor Dengan Modifikasi GoingConcern Terhadap Abnormal Accrual

Siregar, Baldric dan Twenty Selvia Sari Sianturi, pp. 35-49, ; Reaksi Pasar Modal Terhadap Hasil PemilihanUmum dan Pergantian Pemerintahan Tahun 2004

Prajogo, Wisnu, pp. 51-65, Pengaruh Pemediasian Trust Dalam Hubungan Kepemimpinan Transformasionaldan Organizational Citizenship Behavior

Widiastuti, Sri Wahyuni dan Sri Suryaningrum, pp. 67-77, Pengaruh Motivasi Terhadap Minat MahasiswaAkuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

Vol. 16, No. 2, Agustus 2005

Heriningsih, Sucahyo, Sri Suryaningrum, Windyastuti, pp. 79-91, Pengaruh Kecerdasan Emosional padaPemahaman Pengetahuan Akuntansi di Tingkat Pengantar dengan Penalaran dan Pendekatan Sistem

Susanto, Djoko dan Baldric Siregar, pp. 93-105, Peran Saling Melengkapi Laba dan Arus Kas Operasidalam Menjelaskan Variasi Return Saham

Rahdi, Fahmy, pp. 107-119, Industry Policy and Technology Transfer: Review and Analysis of The Indo-nesian Automotive Industry During New Orde Era

Yudiarti, Fr. Ninik dan Eko Widodo Lo, pp. 121-127, Pengaruh Framing; Pertanggungjawaban, dan JenisKelamin dalam Keputusan Investasi Tambahan: Keputusan Individual dan Grup

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 94: Jurnal Akuntansi Menejemen

Asakdiyah, Salamatun, pp. 129-139, Analisis Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dan KepuasanPelanggan dalam Pembentukan Intensi Pembelian Konsumen Matahari Group di Daerah IstimewaYogyakarta

Saputro, Julianto Agung, pp. 141-152, Konsep dan Pengukuran Investment Opportunity Set SertaPengaruhnya pada Proses Kontrak

Vol. 16, No. 3, Desember 2005

Ciptono, Wakhid Slamet, pp. 153-171, The Critical Success Factors Of Tqm Underlying The DemingManagement Method: Evidence From The Indonesia’s Oil and Gas Industry

Lo, Eko Widodo, pp. 173-181, Manajemen Laba: Suatu Sistesa Teori

Sanjaya, I Putu Sugiartha, pp. 183-193, Analisis Pengaruh Akrual Diskresioner Terhadap Return SahamBagi Perusahaan-Perusahaan yang Diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four dan Non-Big Four

Sudarini, Sinta dan Silisia Mita Alloy, pp. 195-207, Penggunaan Rasio Keuangan Dalam MemprediksiLaba Pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BursaEfek Jakarta)

Winarso, Beni Suhendra, pp. 209-218, Analisis Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaanyang Melakukan Stock Split dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split Pengujian TheSignaling Hypothesis

Siregar, Baldric, pp. 219-230, Hubungan antara Dividen, Leverage Keuangan, dan Investasi

Vol. 17, No. 1, April 2006

Nurim, Yavida, pp. 1-10, Pengaruh Karakteristik Pembuat Judgment dalam Prediksi Failure Perusahaan

Kusuma, Deden Iwan, pp. 11-24, Studi Empiris Pemilihan Metode Akuntansi pada Perusahaan yangMelaksanakan Akuisisi di Indonesia

Yunani, Akhmad, pp. 25-40, Perancangan Model Sales Force Automation (SFA) dalam RangkaMenunjang Customer Relationship Management (CRM): Studi Kasus pada PT Pos Indonesia (Persero)

Suripto, Bambang, pp. 41-56, Praktik Pelaporan Keuangan dalam Web Site Perusahaan Indonesia

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 95: Jurnal Akuntansi Menejemen

Khasanah, Mufidhatul, pp. 57-78, Kajian Usaha Ternak Kambing dalam Rangka MeningkatkanKesejahteraaan Masyarakat Kabupaten Sleman

Dongoran, Johnson, pp. 79-92, Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja pada Hotel Bintang di JawaTengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Vol. 17, No. 2, Agustus 2006

Sri Darma. Gede, pp. 93-117, Employee Perception of The Impact of Information Technology Investmentin Organizations: A Survey of The Hotel Industry

Hapsoro, Dody, pp. 119-135, Pengaruh Transparansi Terhadap Konsekuensi Ekonomik: Studi Empirisdi Pasar Modal Indonesia

Indahwati, Weliana dan Erni Ekawati, pp. 137-152, Relevansi dan Reliabilitas Nilai Informasi AkuntansiGoodwill di Indonesia

Rahmawati, pp. 153-169, Hubungan Nonlinier antara Earnings dan Nilai Buku dengan Kinerja Saham

Siswanti, Yuni, pp. 171-180, Alliance Experience, Alliance Capability, Function Alliance Dedicateddan Alliance Learning dalam Aliansi Strategik untuk Meraih Kesuksesan Jangka Panjang di EraKompetisi Global

Widjaya, NH Setiadi, pp. 181-196, Pengaruh Komponen Komitmen Organi-sasional pada HubunganPersepsi Kaitan Kinerja-Gaji dan Organizational Citizenship Behavior

Vol. 17, No. 3, Desember 2006

Arsyad, Lincolin, pp. 197-218, A Process of Creating Business Plan for Microfinance Institution: CaseStudy of LPD Mas, Gianyar, Bali

Hapsoro, Dody, pp. 219-234, Pengaruh Struktur Pengelolaan Korporasi Terhadap Transparansi: StudiEmpiris di Pasar Modal Indonesia

Sri Darma, Gede, pp. 235-255, The Impact of Information Technology Investment on The HospitalityIndustry

Sulistiyani, Tina, pp. 257-267, Analisis Perilaku Brand Switching Produk Air Minum Mineral di DaerahIstimewa Yogyakarta

Siregar, Baldric, pp. 269-282, Determinan Risiko EkspropriasiBawono, Icuk Rangga, dkk., pp. 283-294, Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi Reguler Tentang PendidikanProfesi Akuntansi (PPA) (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Negeri di Purwokerto, Jawa Tengah)

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 96: Jurnal Akuntansi Menejemen

Vol. 18, No. 1, April 2007

Kartikasari, Lisa, pp. 1-9, Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Risiko Sistematik pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEJ

Norpratiwi, Agustina M.V., pp. 9-22, Analisis Korelasi Investment Opportunity Set terhadap ReturnSaham pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan

Rahmawati, pp. 23-34, Model Pendeteksian Manajemen Laba pada Industri Perbankan Publik di Indo-nesia dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perbankan

Dewi, Sherly Friska dan Eko Widodo Lo, pp. 35-42, Hubungan Sinyal-Sinyal Fundamental denganHarga Saham

Khasanah, Mufidhatul, pp. 43-50, Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD): KasusAPBD Kabupaten Sleman dan Kulonprogo Tahun 2004 dan 2005

Suranto, Anto, pp. 51-64, Hubungan Antara Sikap dan Perilaku Pejabat Public Relations denganEfeknya dalam Kinerja (Studi Hubungan antara Sikap Terhadap Penerapan Budaya Korporat danPerilaku Penerapan Budaya Korporat dengan Efeknya dalam Kinerja Pejabat Public RelationsPerbankan Swasta Nasional Anggota Perbanas

Vol. 18, No. 2, Agustus 2007

Hapsoro, Dody, pp. 65-85, Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Transparansi: Studi Empiris diPasar Modal Indonesia

Ningsih, Dwi Astuti dan Wakhid Slamet Ciptono, pp. 87-98, Going Beyond Corporate Social Responsi-bility: The Critical Factors of Corporate Social Innovation—An Empirical Study

Lako, Andreas, pp. 99-113, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi untuk Pasar Saham: Problema danPeluang Riset

Tjahjono, Heru Kurnianto, pp. 115-125, Validasi Item-Item Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural:Aplikasi Structural Equation Modeling dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Indriyo, St. Mahendra Soni, pp. 127-134, Reorientasi Kepentingan Korporasi dari Share-holders keStakeholders untuk Menjawab Tantangan Globalisasi di Masa Depan

Rahardja, Conny Tjandra dan N.H. Setiadi Widjaya, pp. 135-148, Manajemen Stres: Bagaimana MenghidupiStres untuk Mencapai Keefektifan Organisasi

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 97: Jurnal Akuntansi Menejemen

Vol. 18, No. 3, Desember 2007

Hery dan Merrina Agustiny, pp. 149-161, Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi Terhadap PengambilanKeputusan Akuntan Publik (Auditor)

Suhartini dan Putri Yusiyanti, pp. 163-177, Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPDAM Tirtamarta Yogyakarta (Pendekatan Teori Ekspektansi Victor Vroom)

Supriyanto, Y., pp. 179-198, Kritik Terhadap Kinerja Pendekatan Profitability Index dan PendekatanNet Present Value untuk Memilih Sejumlah Proyek Independen dalam Capital Rationing

Khasanah, Mufidhatul, pp. 199-208, Analisis Ekonomi-Politik Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD) Kabupaten Sleman dan Bantul Tahun 2004 dan 2005

Sani, Usman dan Istiqomah Istiqomah, pp. 209-221, Analisis Experiential Marketing Sabun Lux “BeautyGives You Super Powers”

Suripto, Bambang, pp. 223-236, Atribusi Kinerja oleh Manajemen dalam Industri yang Diregulasi: PengujianEmpiris Teori Atribusi dalam Laporan Tahunan Industri Perbankan di Indonesia

Vol. 19, No. 1, April 2008

Afifurrahman, Wahid dan Dody Hapsoro, pp. 1-14, Pengaruh Pengungkapan Sukarela Melalui Web Siteterhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Fachrunnisa, Olivia, pp. 15-23, Perbedaan Gender dalam Penggunaan Gaya KepemimpinanTransformasional: Suatu Pengujian dari Perspektif Atasan, Bawahan, Rekan Kerja, dan Diri Sendiri

Prajogo, Wisnu, pp. 25-38, Pengaruh Kepemimpinan dan Kepribadian pada Modal Sosial serta Dampaknyapada Kinerja

Djamaluddin, Subekti dan Rahmawati, pp. 39-50, Kandungan Informasi Komponen-Komponen Laba padaPerusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Fajar, Siti Al, pp. 51-62, Kepemimpinan Transformasional: Keterkaitannya dengan Tipe Kepribadian BerupaBehavioral Coping dan Emotional Coping

Hery, pp. 63-70, Peran Normatif dan Upaya Peningkatan Citra Auditor Internal, serta Keikutsertaannyadalam Penerapan Prinsip Good Corporate Governance

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 98: Jurnal Akuntansi Menejemen

Vol. 19, No. 2, Agustus 2008

Hadi, Pramono, pp. 71-77, An Economic Valuation Of Turtle Conservation Efforts In Riau Case OnTambelan Island At 2006-2007

Noormansyah, Irvan, pp. 79-87, Studies In Management Accounting Control Systems In Less DevelopedCountries

Giri, Efraim Ferdinan, pp. 89-102, Pengaruh Kebijakan Pembayaran Dividen Terhadap Informasi Asimetri diBursa Efek Indonesia

Nugraha, Albert Kriestian Novi Adhi, pp. 103-111, The External Variables, Perceived Ease of Use andPerceived Usefulness Toward The Use of Sikasa 2.0 Software: A Survey of Employees in Satya WacanaChristian University

Utomo, Semcesen Budiman dan Baldric Siregar, pp. 113-125, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,dan Kontrol Kepemilikan terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia (BEI)

Hardani, Rahmat Purbandono, pp. 127-137, Pengaruh Strategi dan Taktik terhadap Kesuksesan TahapOperasionalisasi Proyek

Vol. 19, No. 3, Desember 2008

Djamaluddin, Subekti, Rahmawati, dan Handayani Tri Wijayanti, pp. 139-153, Analisis Perubahan AktivaPajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan untuk Mendeteksi Manajemen Laba

Hapsoro, Dody, pp. 155-172, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan:Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia

Wulandari, Cynthia dan Shanti, pp. 173-183, Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Asimetri Informasipada Perusahaan Perbankan yang Go Public di PT. Bursa Efek Indonesia

Kristina, Batsyeba Maria dan Baldric Siregar, pp. 185-196, Pengaruh Manajemen Laba Nyata terhadapKinerja.

Bawono, Icuk dan Rangga, pp. 197-207, Persepsi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pembantu PemegangUang Muka Kerja (PPUMK) terhadap Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Langsung (LS): Studi padaPendidikan Tinggi Negeri Universitas Jenderal Soedirman

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 99: Jurnal Akuntansi Menejemen

Adhilla, Fitroh, pp. 209-228, Analisis Manfaat Sosial dan Fungsional yang Diperoleh Konsumen dariHubungan yang Terjalin dengan Pramuniaga

Vol. 20, No. 1, April 2009

Setyomurni, Retno dan Tony Wijaya, pp. 1-11, Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian NoviceAccountant dalam Menggunakan Komputer: Gender dan Locus Of Control sebagai Faktor Moderasi

Hapsoro, Dody, pp. 13-24, Pengaruh Transparansi terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris di PasarModal Indonesia

Noormansyah, Irvan, pp. 25-34, Management Control Systems and The Deregulation In The HigherEducation Sector: A Review of Literature

Suryawati, pp. 35-46, Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Jadi di ProvinsiDIY

Pramuka, Bambang Agus dan Wiwiek Rabiatul Adawiyah, pp. 47-60, Persepsi Pengguna terhadap MutuLayanan Perpustakaan (Libqual) Perguruan Tinggi di Kabupaten Banyumas

Yuliana, Christina, pp. 61-67, Kajian Pustaka terhadap Teori Agensi dan Akuntansi Manajemen

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Nursiah dan Fahmy Radhi, pp. 69-77, Pengaruh Penerapan Strategi Inovasi Terhadap Kinerja Operasional

Atuti, Sri, pp. 79-87, Independensi Auditor Setelah Pemberlakuan Sarbanes-Oxley Act Di PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Eefek Jakarta (BEI)

Giri, Efraim Ferdinan, pp. 89-106, Pelaporan Laba Komprehensif Dan Implikasinya Dalam Praktik

Kiswara, Endang, pp.107-117, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Oleh PerusahaanMultinasional Di Indonesia

Kusreni, Sri dan Didin Fatihudin, pp.119-132, Pergeseran Penyerapan Tenaga Kerja Pasca Lapindo SidoarjoDan Upaya Penyelesaiannya

Fajar, Siti Al, pp.133-139, Penerapan Total Quality Service Sebagai Upaya Mencapai Loyalitas Customer

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 100: Jurnal Akuntansi Menejemen

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpa namadan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataan tertulisyang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan hurufkapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 101: Jurnal Akuntansi Menejemen

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf

awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis,tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan namapenulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambilartikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit,dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: A CaseStudy of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 102: Jurnal Akuntansi Menejemen

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat. In:G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., New York.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasional danTingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadi

Vol. 20, No. 3, Desember 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN