jurnal akuntansi & manajemen - · pdf filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief...

81

Upload: phungdiep

Post on 02-Feb-2018

267 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja
Page 2: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMENEDITOR IN CHIEF

Prof. Dr. Djoko Susanto, MSA., AkuntanSTIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL BOARD MEMBERS

Dr. Baldric Siregar, MBA., Akuntan Dr. Harsono, M.Sc.STIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Dr. Dody Hapsoro, MSPA., MBA., Akuntan Dr. Soeratno, M.Ec.STIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Dr. Eko Widodo Lo, SE., M.Si., Akuntan Dr. Wisnu Prajogo, SE., MBA.STIE YKPN Yogyakarta STIE YKPN Yogyakarta

MANAGING EDITORSDra. Sinta Sudarini, MS., Akuntan

STIE YKPN YogyakartaDra. Enny Pudjiastuti, MBA., Akuntan

STIE YKPN Yogyakarta

EDITORIAL SECRETARYDrs. Rudy Badrudin, M.Si.

STIE YKPN Yogyakarta

PUBLISHERPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1100 Fax. (0274) 486155

EDITORIAL ADDRESSPusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155

http://www.stieykpn.ac.id e-mail: [email protected] Mandiri atas nama STIE YKPN Yogyakarta No. Rekening 137 – 0095042814

Jurnal Akuntansi & Manajemen (JAM) terbit sejak tahun 1990. JAM merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Penelitiandan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Yogyakarta. PenerbitanJAM dimaksudkan sebagai media penuangan karya ilmiah baik berupa kajian ilmiah maupun hasil penelitian di bidang akuntansidan manajemen. Setiap naskah yang dikirimkan ke JAM akan ditelaah oleh MITRA BESTARI yang bidangnya sesuai. Daftar namaMITRA BESTARI akan dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Penulis akan menerima lima eksemplar cetak lepas(off print) setelah terbit.JAM diterbitkan setahun tiga kali, yaitu pada bulan April, Agustus, dan Desember. Harga langganan JAM Rp7.500,- ditambah biayakirim Rp12.500,- per eksemplar. Berlangganan minimal 1 tahun (volume) atau untuk 3 kali terbitan. Kami memberikan kemudahanbagi para pembaca dalam mengarsip karya ilmiah dalam bentuk electronic file artikel-artikel yang dimuat pada JAM dengan caramengakses artikel-artikel tersebut di website STIE YKPN Yogyakarta (http://www.stieykpn.ac.id).

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 3: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

DAFTAR ISI

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INOVASI TERHADAP KINERJA OPERASIONALNursiah

Fahmy Radhi69-77

INDEPENDENSI AUDITOR SETELAH PEMBERLAKUAN SARBANES-OXLEY ACTDI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

Sri Astuti79-87

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA DALAM PRAKTIKEfraim Ferdinan Giri

89-106

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SUKARELA OLEHPERUSAHAAN MULTINASIONAL DI INDONESIA

Endang Kiswara107-117

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN USAHA ANGGOTAKELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN LELE DI KECAMATAN MOYUDAN,

KABUPATEN SLEMANSiti Mustholihah

119-132

PENERAPAN TOTAL QUALITY SERVICE SEBAGAI UPAYA MENCAPAI LOYALITAS CUSTOMERSiti Al Fajar

133-139

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 4: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

69

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INOVASI TERHADAP.............. (Nursiah dan Fahmy Radhi)Vol. 20, No. 2, Agustus 2009Hal. 69-77

ABSTRACT

This study examined the effect of innovation strategyon operational performance of manufacturing compa-nies. In tis study, the dimensions of innovation strat-egy were leadership orientation, process innovation,product innovation, and implementation of innovation.While, ooperational performance measured by usingproductivity, defect of production volume, claims ofwarranty cost, quality cost, and on time delivery. Thedata was collected through questionnaires, which con-sist of 63 manufacturing companies in Sulawesi, byusing purposive sampling method. The hypotheseswere tested by multiple regression. The study indi-cates that there were direct significant effects amongthe dimensions of innovation strategy, i.e. process in-novation, product innovation, and implementation ofinnovation, on the operational performance. Only lead-ership orientation did not effect significantly on theoperational performance of manufacturing companies.

Keywords: innovation strategy, operational perfor-mance, leadership orientation, process and productinnovation

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INOVASI TERHADAPKINERJA OPERASIONAL

NursiahSTIE Panca Bhakti Palu

Jalan Dr. Suharso Nomor 36-A. Palu 94111Telepon +62 451 421303, Fax. +62 451 421303

Fahmy RadhiFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah MadaJalan Humaniora Nomor 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telepon +62 274 548510 – 548515, Fax. +62 274 563212E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Dalam kondisi lingkungan bisnis yang semakinkompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk selalumengembangkan strategi yang dapat menciptakankeunggulan bersaing. Salah satu strategi untukmenciptakan keunggulan bersaing adalah strategiinovasi. Menurut Cottam (2001), strategi inovasimerupakan salah satu strategi perusahaan untuk dapatbertahan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.Strategi inovasi merupakan strategi yang diarahkanpada proses penemuan, pengembangan, danimplementasi ide baru yang berkaitan denganpengembangan proses, teknologi, dan produk (Slaterand Olson, 2001). Menurut Chase et al. (1998), strategiinovasi dapat meningkatkan posisi perusahaan di pasardengan menciptakan keunggulan bersaing. Di sampingitu, inovasi berkelanjutan dapat memberikan alternatifbagi perusahaan dalam menentukan prioritas strategibersaing, tidak hanya memprioritaskan pada cost lead-ership, tetapi juga pada quality leaderhsip. delivery,dan responsiveness. Perusahaan yang menerapkanstrategi inovasi akan memperoleh keuntungan padapeningkatan kinerja perusahaan (Means dan Faulkner

Page 5: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

70

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 69-77

2000).Penelitian empiris yang menguji hubungan

antara strategi inovasi dan kinerja perusahaanmendapatkan perhatian cukup besar dari para penelitidi bidang manajemen stratejik, manajemen operasi danmanajemen teknologi. Namun, hasil penelitian yangmenguji hubungan antara strategi inovasi dengankinerja perusahaan masih memunculkan adanyakontroversi. Beberapa hasil penelitian tersebut masihbelum konsisten dan menyisakan pertanyaan apakahpengaruh strategi inovasi tersebut terhadap kinerjaperusahaan secara langsung atau secara tidak langsung.Sebagian penelitian membuktikan bahwa strategiinovasi yang dilakukan oleh perusahaan akanberdampak secara langsung pada kinerja perusahaan(Zahra dan Das, 1993; Deshpande et al, 1993). Beberapapenelitian lainnya membuktikan bahwa strategi inovasiyang dilakukan perusahaan hanya memberikanpengaruh tidak langsung terhadap kinerja perusahaan(Kim dan Manborgue, 1999; Powel, 2000). Kim danManborgue (1999) membuktikan bahwa strategiinovasi akan memberikan pengaruh pada kinerja jikaperusahaan mampu menciptakan value innovationdalam proses inovasi. Powel (2000) menyatakan bahwainovasi akan mempengaruhi positioning advantage.Dimensi inilah yang kemudian berpengaruh secaralangsung terhadap kinerja perusahaan.

Selan itu, beberapa hasil penelitian juga masihmenyisakan kontroversi berkaitan dengan dimensi apayang lebih dominan memberikan pengaruh terbesarterhadap kinerja perusahaan. Femandez (2001) lebihmenekankan inovasi proses sebagai penentukeberhasilan inovasi perusahaan. SelanjutnyaDesphande et al (1993) menyatakan bahwa perusahaanyang ingin berhasil dalam proses inovasinya harusmengintegrasikan secara bersama-sama pada inovasiproduk dan inovasi proses. Sedangkan Zahra dan Das(1993) menyatakan bahwa hubungan antara dimensiinovasi yang ada merupakan hubungan yangterintegrasi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainbaik secara simultan maupun sekuensial dalammempengaruhi kinerja organisasi. Makadok (1998)menyatakan bahwa kepemimpinan inovasi merupakandimensi utama bagi perusahaan untuk menuju kinerjayang tinggi. Selain itu, sebagian besar penelitian yangdilakukan menggunakan kinerja keuangan sebagaiindikator kinerja perusahaaan. Kinerja non-keuangan,

seperti kinerja operasional masih jarang digunakan(Schroeder,1993).

Penelitian ini merupakan pengembangan daripenelitian yang dilakukan oleh Zahra dan Das (1993)tentang pengaruh strategi inovasi terhadap kinerjakeuangan, dengan melakukan beberapapengembangan. Penelitian ini menggunakan 4 dimensistrategi inovasi yang meliputi orientasi kepemimpinan,inovasi produk, inovasi proses, dan implementasiinovasi. Sedangkan variabel sumber inovasi dan tingkatinvestasi tidak dimasukkan dalam dimensi strategiinovasi. Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini lebihterfokus. Penelitian ini mengukur kinerja perusahaandari perspektif operasional, berbeda dengan penelitianZahra dan Das (1993) yang mengukur kinerjaberdasarkan pertumbuhan keuangan perusahaan.Schroeder (1993) mengatakan bahwa pengukurankinerja perusahaan dapat ditinjau dari kinerjaoperasionalnya, yang meliputi kualitas, biaya,pengiriman produk, fleksibilitas, dan inovasi. Lebihlanjut Schroeder (1993) mengatakan bahwa pengukurankinerja yang hanya mempertimbangkan kinerjakeuangan perlu diperbaiki dengan mempertimbangkanjuga pengukuran kinerja operasionalnya.

Penelitian ini memasukkan implementasi inovasisebagai salah satu dimensi strategi inovasi. MenurutRead (2000), beberapa dimensi inovasi adalah tipeinovasi, tahap inovasi, dan tingkat analisis. Tipe inovasiproduk versus proses, radikal versus incremental, danteknik versus administratif. Tahapan inovasi terdiri daripengembangan, pengadopsian, dan penerapan inovasi.Klein dan Sorra (1996) menyatakan bahwa kegagalanorganisasi untuk mencapai keunggulan inovasi yangdiadopsi merefleksikan kegagalan implementasi inovasi,yang berpengaruh terhadap kinerja operasional. Lebihlanjut Klein dan Sorra (1996) menyatakan bahwaimplementasi inovasi jika efektif akan dapatmeningkatkan kinerja organisasi.

Penelitian ini memasukkan ukuran perusahaansebagai variabel kontrol guna mengetahui apakahukuran mempengaruhi kinerja operasional perusahaan.Variabel ukuran diadaptasi dari penelitian Kemp, et al(2003) yang menguji hubungan antara inovasi dengankinerja perusahaan pada perusahaan kecil, menengah,dan besar di Uni Eropa. Hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa ukuran berpengaruh positifterhadap kinerja perusahaan. Rahmani (2003), dalam

Page 6: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

71

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INOVASI TERHADAP.............. (Nursiah dan Fahmy Radhi)

penelitian tentang penerapan strategi inovasi padaperusahaan kecil dan menengah menunjukkan bahwadimensi-dimensi strategi inovasi yangdiimplementasikan perusahaan-perusahaan manufakturdi Indonesia tidak semuanya mempengaruhi kinerjaoperasional perusahaan.

Permasalahan penelitian ini adalah apakahpenerapan strategi inovasi berpengaruh terhadapkinerja operasional perusahaan. Tujuan penelitian iniuntuk 1) Menganalisis pengaruh orientasikepemimpinan terhadap kinerja operasional perushaanmanufaktur; 2) Menganalisis pengaruh inovasi prosesterhadap kinerja operasional perushaan manufaktur;3) Menganalisis pengaruh inovasi produk terhadapkinerja operasional perushaan manufaktur; dan 4)Menganalisis pengaruh implementasi inovasi terhadapkinerja operasional perushaan manufaktur.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Dimensi kepemimpinan menunjukkan apakah suatuperusahaan mengikuti first-to market (pertama masukpasar), second-to-market (kedua masuk pasar), ataulate-entrant (sebagai pengikut) dalam kegiatan inovasi(Porter 1990). Perusahaan yang first-to marketmenawarkan keunikan inovasi-inovasi produk danproses untuk memperoleh suatu keunggulankompetitif. Sedangkan perusahaan yang menerapkanstrategi second-to-market menekankan pada kecepatanmeniru proses dan atau produk pesaingnya denganbeberapa modifikasi terhadap proses dan produkpesaing yang sudah lebih dulu masuk di pasar(Maidque dan Patch 1998, dalam Zahra dan Das 1993).Perusahaan yang menerapkan strategi late entrantmeniru secara konsisten terhadap proses dan produkpesaing dengan menawarkan harga produk yang lebihmurah dibanding harga produk pesaingnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Melum (2002)menyimpulkan bahwa orientasi kepemimpinanberpengaruh terhadap kinerja perusahaan karenaorientasi kepemimpinan dapat menentukan posisiperusahaan terhadap pesaingnya di pasar (Melum2002). Hasil penelitian Melum mendukung peneletitiansebelumnya yang dilakukan oleh Zahra dan Das 1993).Hasil penelitian Zahra dan Das 1993) menyimpulkanbahwa penerapan strategi first to market akanberpotensi besar menjadi pemimpin pasar dengan

pangsa pasar terbesar. Sedangkan penerapan strategisecond to market dan late to entrant cenderungmemiliki pangsa pasar yang lebih rendah sehinggatingkat kinerjanya juga lebih rendah. Berdasar uraiantersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H1: Orientasi kepemimpinan berpengaruh positif

terhadap kinerja operasional perusahaanmanufaktur.

Inovasi proses merupakan bentuk inovasi yangmenekankan pada metode-metode baru dalampengoperasian dengan cara membuat teknologi baruatau mengembangkan teknologi yang telah ada(Leonard-Barton 1991). Inovasi proses ini termasukperekayasaan ulang proses bisnis yang tidak terkaitlangsung dengan proses produksi (Cumming 1998).Inovasi proses berpengaruh terhadap kinerja karenadengan ditemukannya teknik produksi yang baru akanperusahaan dapat beroperasi secara lebih efisien.Inovasi proses merupakan sarana untuk meningkatkanproduktivitas yang berpengaruh terhadap kualitasproduk dan pengurangan unit biaya produksi (Baldwin2000). Sedangkan inovasi produk terkait denganpengembangan desain produk maupun tambahan fiturakan menghasilkan produk yang unik dan berbedadengan produk-produk pesaingnya yang telah ada dipasar (Johne 1999). Hasil penelitian Bustamante (1999)menyimpulkan bahwa inovasi proses dan inovasiproduk dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, baiksecara parsial maupun bersama-sama. Ettlie dan Reza(1992) menyatakan bahwa perusahaan yangmenawarakan keunikan produk yang berbeda denganproduk pesaingnya dapat memposisikan perusahaantersebut secara berbeda dengan perusahaan lain dalamindustri sejenis. Berdasar uraian tersebut, makadirumuskan hipotesis sebagai berikut:H2a: Inovasi proses berpengaruh positif terhadap

kinerja operasional perusahaan manufaktur.H2b: Inovasi produk berpengaruh positif terhadap

kinerja operasional perusahaan manufaktur.Kinerja perusahaan tidak hanya diukur dengan

kinerja keuangan tetapi juga harus dilihat pada kinerjanon keuangan, seperti kualitas, biaya, layanan tepatwaktu, dan fleksibilitas (Noori dan Radford 1995).Pengukuran kinerja yang hanya berfokus pada kinerjakeuangan dapat mengaburkan indikator yangmengukur peningkatan kinerja sebagai dampakaktivitas-aktivitas inovasi (Kaplan dan Norton 1992).

Page 7: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

72

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 69-77

Dengan implementasi inovasi proses dapat dihasilkanproduk yang sama dengan proses yang lebih efisiendan biaya lebih rendah. Inovasi produk memungkinanuntuk mendesain produk yang unik dan kualitas lebihbaik. Implementasi inovasi dalam suatu organisasidapat diartikan sebagai proses memperoleh karyawanyang tepat dan bertanggung jawab dalam menggunakaninovasi (Klein dan Sorra 1996).

Menurut Read (2000), implementasi inovasiadalah suatu proses manajemen yang mendukung danberusaha menuju perubahan budaya yang harusberasal dari puncak organisasi. Keberhasilan inovasitergantung pada penggunaan inovasi oleh seluruhanggota organisasi bukan pada individu saja(Tornatsky dan Fleicscher 1990 dalam Klein dan Sorra1996). Selanjutnya Klein dan Sorra (1996) mengatakanbahwa implementasi inovasi jika efektif akan dapatmeningkatkan kinerja organisasi. Berdasarkan uraiantersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H3: Implementasi inovasi berpengaruh positif

terhadap kinerja operasional perusahaanmanufaktur.

Kinerja perusahaan merupakan tingkatkeberhasilan dalam pengelolaan perusahaan (Gibsondan Donelly, 1995). Dalam menentukan ukuran kinerjadapat digunakan beberapa indikator, baik indikatorfinansial maupun indikator opersional. Beberapaliteratur menyarankan untuk mengunakan indikatorfinansial yang terdiri dari profit margin, return on as-set, return on equity, return on sales. Sedangkan untukindustri manufaktur, pengukuran kinerja diukur denganmenggunakan beberapa dimensi seperti produktivitas,biaya produksi per unit, kualitas, kapabilitas pengiriman,dan intensitas research dan development (R&D)(Demeter, 2003).

Untuk meningkatkan ketepatan indikatorpengukuran kinerja perusahaan dapat dilakukandengan mengkombinasikan antara indikator finansialdan indikator operasional (Ellitan, 2001). Noori danRadford (1995) menyatakan bahwa kinerja perusahaantidak hanya dapat diukur dengan kinerja keuangantetapi juga harus dilihat pada kinerja non keuangan,seperti kualitas, biaya, layanan tepat waktu, danfleksibilitas. Pengukuran kinerja yang hanya berfokuspada ukuran keuangan dapat mengaburkan tanda-tandayang berkaitan dengan peningkatan kinerja danaktivitas-aktivitas inovasi (Kaplan dan Norton, 1992).

Berdasar pada penelitian Zahra dan Das (1993),Read (2000), Terziovski dan Samson (1999), dan Kempet al. (2003), tentang inovasi dan kinerja perusahaan,maka peneliti mencoba memodifikasi penelitian inidengan memasukkan implementasi inovasi sebagaidimensi dari strategi inovasi, kinerja non keuangansebagai sebagai pengukuran kinerja perusahaan, danukuran perusahaan sebagai variabel kontrol, denganmengadaptasi model penelitian yang dikemukakan olehZahra dan Das (1993).

Sampel penelitian ini adalah perusahaanmanufaktur di Sulawesi yang terdaftar di DirektoriIndustri Pengolahan yang diterbitkan oleh Badan PusatStatistik (BPS) pada tahun 2003. Kuesioner dikirimkanmelalui surat (mailed questionnaires) kepada sampelyang dipilih dengan metode purposive samplingdengan kriteria perusahaan manufaktur berskalamenengah dan besar sesuai kriteria BPS 2003. Datadiperoleh dari berbagai sumber (multisource data)dengan menggunakan 3 responden untuk setiapsampel, terdiri dari satu orang manajer umum, satu or-ang manajer operasional, satu orang manajer penelitiandan pengembangan (R&D), dan masing-masingresponden mendapat kesempatan untuk menjawabsemua pertanyaan yang sama. Data ketiga sumbertersebut kemudian dirata-rata sebagai data untuk satusampel. Sampel yang mengembalikan kuesioner tetapitidak memiliki responden yang lengkap tidakdiikutsertakan dalam analisis.

Berdasar sejumlah 150 perusahaan yang dikirimikuesioner, terdapat 48 perusahaan yang mengembalikankuesioner tetapi hanya 42 yang hanya diisi secaralengkap dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.Di samping pengiriman melalui pos, penggalian datajuga dilakukan dengan mendatangi langsung sumberdata dan diperoleh sejumlah 21 perusahaan sehinggasecara total diperoleh response rate akhir sejumlah 42%.Berdasar data 63 perusahaan yang berpartisipasi dalampenelitian, 18 perusahaan adalah perusahaan besar dan45 adalah perusahaan menengah. Seluruh variabel yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu orientasikepemimpinan, inovasi proses, inovasi produk,implementasi inovasi, diukur dengan menggunakanskala Likert 5 poin. Item-item pertanyaan tersebutmerupakan pengembangan dari penelitian-penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Leonard-Barton(1991), Zahra dan Das (1993), Terziovski dan Samson

Page 8: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

73

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INOVASI TERHADAP.............. (Nursiah dan Fahmy Radhi)

(1999), Read (2000), dan Kemp et al. (2003).Ukuran perusahaan ditentukan dengan

Klasifikasi Lapangan Usaha Industri (KLUI) (BPS, 2003)yang membagi skala usaha perusahaan berdasarkanjumlah tenaga kerja. Penggolongan skala perusahaandibagi dalam empat golongan yaitu 1) besar denganjumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih; 2) sedangdengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang, 3) kecil denganjumlah tenaga kerja 5-19 orang, dan 4) rumah tanggadengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang. Ukuran yangdigunakan untuk kinerja operasional adalah tingkatproduktivitas, tingkat kesalahan produk, biaya garansi,biaya kualitas, dan ketepatan waktu produk sampaikonsumen (Terziovski dan Samson 1999). Tingkatkesalahan produksi dihitung melalui jumlah produk

cacat (defect) yang dihasilkan pada setiap tingkat vol-ume produksi tertentu dan dinyatakan dalampersentase dari volume produksi dimana angka jawaban1 menunjukkan kurang dari 0,1% dan angka jawaban 5menunjukkan lebih dari 5%. Biaya jaminan dinyatakandalam persentase dari total penjualan, dimana angkajawaban 1 berarti kurang dari 0,1% dan angka jawaban5 berarti lebih dari 3%. Biaya kualitas dinyatakan dalampersentase dari total penjualan, angka jawaban 1 berartikurang dari 0,1% dan angka jawaban 5 berarti lebih dari15%. Ketepatan dinyatakan dengan 1 untukmenyatakan kurang dari 50% dan angka jawaban 5menyatakan antara 97-100%.

Pengujian hipotesis dilakukan denganmenggunakan analisis regresi berganda untuk

Orientasi

Kepemimpinan (X1)

Inovasi Proses (X2)

Inovasi Produk (X3)

Kinerja Operasional Perusahaan (Y)

-Tingkat produktivitas

-Tingkat kesalahan produk

Implementasi Inovasi (X4)

H1

H2

H3

H4

Ukuran Perusahaan

H5

Gambar 1Model Penelitian

Diadaptasi dari Zahra dan Das, S.R, (1993), Terziovski dan Samson (1999),Read (2000), dan Kemp et al (2003).

Page 9: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

74

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 69-77

menganalisis hubungan antara satu variabel terikat danbeberapa variabel bebas (Hair et al. 1998: 148).Persamaan model regresi yang akan dianalisis adalahsebagai berikut:

Y = βo + β1OK + β2 PS + β3 PR + β4 IMP + β5 SIZE + e

dimana;Y = Kinerja operasional perusahaan (tingkat

produktivitas, tingkat kesalahan produk,biaya jaminan/garansi, biaya kualitas,dan tingkat penyampaian produk).

OK = Orientasi KepemimpinanPS = Inovasi ProsesPR = Inovasi ProdukIMP = Implementasi InovasiSIZE = Ukuran perusahaan sebagai variabel

kontrolbo = Konstantab1 - b5 = koefisien regresie = error dari persamaan regresi

HASIL PENELITIAN

Uji validitas ditujukan untuk menganalisis apakahinstrumen yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mengukur variabel yang sedang diamati (Sekaran2000: 206). Uji validitas dilakukan terhadap 23 butirinstrumen dari 5 variabel yaitu orientasi kepemimpinan

6 butir, inovasi proses 4 butir, inovasi produk 5 butir,implementasi inovasi 3 butir, dan kinerja operasional 5butir. Berdasarkan hasil faktor analisis secarakeseluruhan hanya ada satu item pernyataan yangharus dikeluarkan karena memiliki factor loading dibawah 0.40 sebagai syarat minimal konstruk agar dapatditerima (Hair et al. 1998). Untuk menguji reliabilitasdigunakan rule of thumb nilai Cronbach alpha sebesar0,60. Hasil uji terhadap seluruh variabel yang diamatidiperoleh nilai seluruh Cronbach alpha dari variabelyang digunakan di atas 0,60 sehingga dapat dianalisislebih lanjut.

PEMBAHASAN

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakanregresi berganda dengan memasukkan ukuranperusahaan sebagai variabel kontrol. Pengujianstatistik menunjukkan bahwa orientasi kepemimpinan,inovasi proses, inovasi produk, implementasi inovasi,dan ukuran perusahaan secara bersama-samaberpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.Namun demikian, nilai koefisien determinasi atau R²dalam model ini bernilai 0.560 yang berarti hanya 56%dari variasi kinerja operasional perusahaan yang dapatdijelaskan oleh variabel-variabel yang digunakan dalammodel tersebut sedangkan sisanya dijelaskan olehvariabel-variabel lain yang tidak teridentifikasi.

Tabel 1Hasil Pengujian Multiple Regression dengan Ukuran perusahaan

sebagai Variabel Kontrol

Variabel StandarIndependen Koefisien Error t Sig t

Orientasi Kepemimpinan 0.003 0.114 0.030 0.976Inovasi Proses 0.563 0.151 5.479 0.000Inovasi Produk 0.420 0.157 4.147 0.000Implementasi Inovasi 0.235 0.128 2.577 0.013Ukuran perusahaan 0.072 0.147 0.664 0.510R² 0.560Adjusted R² 0.521F 14.492Sig F 0.000

Sumber: Data primer, diolah.

Page 10: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

75

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INOVASI TERHADAP.............. (Nursiah dan Fahmy Radhi)

Berdasar hasil tersebut, pengujian terhadaphipotesis 1 yang menguji apakah orientasikepemimpinan berpengaruh terhadap kinerjaoperasional perusahaan tidak menunjukkan adanyapengaruh yang signifikan. Temuan ini tidak konsistendengan hasil penelitian Zahra dan Das (1993). Tidakkonsistennya hasil penelitian ini kemungkinandisebabkan oleh variabel orientasi kepemimpinan dalampenelitian ini lebih berorientasi pasar (market oriented).Orientasi kepemimpinan yang mengarah pada pasarcenderung hanya menekankan pada inovasi produk.Inovasi produk hanya menghasilkan desain yangsesuai dengan kebutuhan pasar atau selera pelanggantanpa memperhatikan bagaimana inovasi tersebutdiciptakan. Akibatnya, proses penciptaan inovasi yangberorientasi pasar tersebut berpotensi menimbulkanbiaya produksi tinggi. Salah satu alternatif yang dapatdiaplikasikan adalah mengkombinasikan denganorientasi kepemimpinan teknologi (Porter 1990).Orientasi ini dapat menghasilkan proses produksi yanglebih efisien, berkualitas, dan memiliki akurasi tinggikarena menekankan inovasi proses. Dengandikombinasikannya orientasi kepemimpinan teknologi,maka akan dapat dihasilkan produk yang sesuai selerapelanggan tetapi dengan biaya produksi yang lebihefisien.

Berbeda dengan hipotesis pertama, hasil ujistatistik memberikan dukungan terhadap hipotesis 2a.Uji statistik menunjukkan bahwa inovasi prosesmemiliki pengaruh positif terhadap kinerja operasionalperusahaan, yang ditunjukkan dengan hasil ujisignifikansi 0.000 yang berarti signifikan pada tingkata = 5%. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitianZahra dan Das (1993) dan Kemp, et al. (2003). Fakta inimenunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil dalammengembangkan inovasi prosesnya. Skinner (1984)mengemukakan bahwa inovasi dalam peralatan operasidan teknologi proses dapat digunakan secara strategissebagai suatu alat kompetitif yang sangat ampuh.Adanya ketidaksesuaian antara sistem produksidengan produk yang dihasilkan berpontensi untukmenghasilkan produk dengan biaya tinggi.

Hipotesis 2b yang menguji pengaruh inovasiproduk terhadap kinerja perusahaan juga memberikanhasil positif dan signifikan. Dengan kata lain, inovasiproduk berpengaruh positif terhadap kinerjaperusahaan. Uji signifikansi menujukkan hasil 0.000

yang berarti signifikan pada tingkat a = 5%. Hasilpenelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Zahradan Das (1993) yang menunjukkan bahwa perusahaancukup berhasil dalam pengembangan inovasi produkdan sesuai dengan apa yang diharapkan yaitumenghasilkan produk-produk baru yangmenguntungkan dan sesuai dengan selera konsumen.Keberhasilan perusahaan untuk menerapkan inovasiproduk ini tidak terlepas dari keberhasilan perusahaandalam mengimplementasikan inovasi proses. Inovasiproses merupakan salah satu faktor dalam menentukankesuksesan perusahaan untuk menerapkan inovasiproduk.

Hasil pengujian menunjukkan bahwaimplementasi inovasi berpengaruh positif dan signifikanterhadap kinerja operasional perusahaan. Ujisignifikansi menunjukkan hasil 0.013 yang berartisignifikan pada tingkat a = 5%. Pengaruh inimenunjukkan bahwa perusahaan manufaktur telahmampu mengimplementasikan strategi manufaktursecara terintegrasi pada seluruh elemen organisasi. Halini mengindikasikan bahwa perusahaan telahmenyusun berbagai infrastruktur terutama infrastrukturlunak guna mendukung strategi inovasi. Infrastrukturlunak ini di antaranya adalah pendidikan dan pelatihankaryawan untuk meningkatkan keterampilan karyawan.Dukungan sumber daya manusia terutama karyawanlevel bawah merupakan faktor penting dalamkesuksesan implementasi strategi inovasi. Karyawanlevel bawah juga menentukan bagaimana strategi yangberasal dari manajemen diterjemahkan ke dalamoperasional perusahaan (Read (2000).

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalahukuran perusahan dengan menggunakan jumlahkaryawan sebagai proksi dari ukuran perusahaansesuai standar BPS. Hasil pengujian menunjukkanbahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secarasignifikan terhadap kinerja perusahaan. Tidak konsistendengan hasil penelitian Kemp, et al. 2003 karenapenelitian ini hanya menggunakan jumlah tenaga kerjayang dimiliki oleh masing-masing perusahaan sebagaiproksi dari ukuran perusahaan. Alasan ini diperkuathasil penelitian dan saran Zhou dan Stan (1998) yangmenunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruhterhadap kinerja perusahaan yang menggunakan proksitotal penjualan sebagai proksi ukuran perusahaan.

Page 11: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

76

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 69-77

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN PENELITIAN

Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaanyang berhasil mengembangkan inovasi proses danproduk dapat meningkatkan kinerja operasionalperusahaan manufaktur. Perusahaan yang berhasildalam pengembangan inovasi produk akanmenghasilkan produk-produk baru sesuai denganekspektasi konsumen yang berbeda dengan produkpesaing. Demikian juga dengan implementasi inovasiyang berpengaruh positif dan signifikan terhadapkinerja opersional perusahaan menunjukkan bahwaimplementasi inovasi didukung oleh iklim yangkondusif bagi karyawan untuk mengimplentasikanmetode dan teknologi baru secara inovatif dalammenerapakan inovasi proses.

Dalam penelitian ini, orientasi kepemimpinantidak memiliki pengaruh secara positif dan signifikanterhadap kinerja operasional perusahaan, yang tidakkonsisten dengan hasil penelitian Zahra dan Das(1993). Tidak konsistennya hasil penelitian ini salahsatunya disebabkan oleh penggunaan variabelorientasi kepemimpinan dalam penelitian ini bersifatmarket leader bukan technology leader. Porter (1990)mengemukakan bahwa kepemimpinan teknologimerupakan upaya perusahaan untuk menjadi yangpertama dalam memperkenalkan perubahan teknologiyang mendukung inovasi proses dan produk..Ukuran perusahaan yang digunakan sebagai variabelkontrol juga tidak memiliki pengaruh secara signifikanterhadap kinerja operasional perusahaan yang tidakkonsisten dengan hasil penelitian Kemp, et al (2003).Hal ini disebabkan penelitian ini hanya menggunakanjumlah tenaga kerja sebagai proksi dari ukuran.Penelitian Kemp, et al (2003) tidak hanya menggunakantenaga kerja tetapi juga menggunakan total penjualansebagai indikator dalam menentukan ukuranperusahaan

Implikasi dan Saran Penelitian

Penelitian ini memberikan implikasi bagi para manajerakan pentingnya inovasi proses dan inovasi produk.Hasil analisis menunjukkan bahwa inovasi proses daninovasi produk berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja operasional perusahaan. Ini berartipengembangan teknologi yang digunakan, metode-metode kerja baru, serta kreasi produk yang dihasilkanatau modifikasi produk yang sudah ada akanmeningkatkan keunggulan bersaing bagi perusahaan.Terdapat beberapa area yang dapat dijadikan obyekpengamatan dan sekaligus menutupi kekurangan daripenelitian ini. Salah satu kelemahan penelitian ini adalahbahwa penelitian ini hanya menguji pengaruh dimensi-dimensi strategi inovasi terhadap kinerja operasionalperusahaan tanpa melihat sudah berapa lamaperusahaan menerapkan strategi inovasinya. Penelitianselanjutnya disarankan agar memasukkan variabel,antara lain kurun waktu perusahaan dalam menerapkaninovasi.

Tingkat generalisasi merupakan permasalahanyang umum terjadi pada berbagai penelitian akademiskarena keterbatasan waktu dan sumberdaya. Penelitianini hanya mengambil sampel pada perusahaanmanufaktur yang ada di Sulawesi sehingga tidak dapatdigeneralisasikan pada perusahaan selain perusahaanmanufaktur. Penelitian berikutnya disarankan agarperusahaan jasa juga dilibatkan sebagai sampelpenelitian dengan area penelitian yang lebih luas.Penggunaan jumlah tenaga kerja yang dimiliki olehmasing-masing perusahaan sebagai proksi ukuranperusahaan belum dapat menggambarkan keadaanperusahaan yang sesungguhnya. Penelitianselanjutnya sebaiknya juga menggunakan totalpenjualan sebagai variabel kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Baldwin, J.R. 1995. Innovation: The Key To Success InSmall Firm, Working Paper Series, Micro-Eco-nomic Studies and Analysis Devision, Statis-tics Canada and Canadian Institute for Ad-vanced Research Economic. Project Growth,No. 76.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2003. Statistik IndustriPerusahaan Manufaktur Skala Menengah danBesar, Jakarta, Indonesia.

Page 12: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

77

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI INOVASI TERHADAP.............. (Nursiah dan Fahmy Radhi)

Chase, B.R, Aquilano, J.N, and Jacobs, R.F. 1998. Op-eration Management for Competitive Advan-tage. New York: Mc. Graw Hill, Ninth Edition.

Cumming, B.S. 1998. Innovation Overview and FutureChallenges. European Journal of InnovationManagement, 1,1: 21-29.

Delios, A and Beamish, P. W. 1999. Geographic Scope,Product Diversication, and The Corporate Per-formance of Japanese Firms. Strategic Manage-ment Journal, 20: 711-727.

Ettlie, J.E and Reza, E.M. 1992. Organizational Integra-tion and Process Innovation, Academy of Man-agement Journal, 53, 4, pp, 795-827.

Hair, J.R, R.E. Anderson, R.L.Tatham, and W.C.Black.1998. Multivariate Data Analysis, 5 th ed. Up-per Saddle River, NJ: Prentise-Hall, Inc.

Johne, A. 1999. Successful Market Innovation. Euro-pean Journal of Innovation Management, 2, 1:6-11.

Kaplan, R. S and Norton, D. P. 1992. The BalanceScorecard Measure that Drive Performance.Harvard Business Review, Vol. 3, pp, 71-79.

Kemp, R. G. M, M. Folkeringa, J. P. J. De Jong, and E. F.M. Wubben. 2003. Innovation and Firm Perfor-mance: differences between small and medium-sized firms. SCientific Analysis ofEnterpreneurship and SMEs.

Klein Katherine, J and Sorra Joann Specer. 1996. TheChallenge of Innovation Implementation, Acad-emy of Management Review, pp, 1055-1077.

Leonard-Barton, D. 1991. The Role of Process Innova-tion and Adaptation in Attaining StrategicTechnological Management, 6, 3, pp, 303-320.

Means, G.E and Faulkner, M. 2000. Strategic Innova-tion in The New Economy. Journal of BusinessStrategy, 25-29.

Melum, M. 2002. Developing High Performance Lead-ers. Quality Management in Health Care,Vol.11, pp, 55-68.

Noori, H and Radford, R. 1995. Production and Opera-tion Management: Total Quality and Respon-siveness, Mc Graw-Hill, Ine, USA.

Bustamante, Perez. 1999. Knowledge Management inAgile Innovation Organizations. Journal ofKnowledge Management, 3.1: 6-17.

Porter, M.E. 1990. Competitive Advantage-Creatingand Sustaining Superior Performance, TheFree Press, pp, 145-156.

Read, A. 2000. Determinant of Sucessful OrganizationalInnovation: A Review of Current Research.Journal of Management Practice, Vol. 3 (1), pp,95-119.

Schroeder, R.G, 1993. Operation Management: Deci-sion Making in the Operation Function. FourthEdition. McGraw Hill Inc.

Sekaran, U. 2000. Research Methods or Business: ASkill Buiding Approach, 3nd ed. New York: JohnWilley & Sons, Inc.

Sharma, B and Fisher, T. 1997. Functional Strategiesand Competitiveness: an empirical analysis us-ing data from Australian Manufacturing.Bencmarking for Quality Management andTechnology, 4: 286-294.

Terziovski,M, and Samson, D. 1999. The Link BetweenTotal Quality Management, Vol. 16, (3), pp, 1-18.

Zahra, S. A. and Das, S. R. 1993. Innovation Strategyand inancial Performance in ManufacturingCompanies: An Empirical Study, Production andOperation Management, 2, 1, pp, 15-37.

Zhou, S and S. Stan. 1998. The Determinants of ExportPerformance: a Review of the Empirical Litera-ture Between 1987-1997. International Market-ing Review, 15 (5), pp, 333-356.

Page 13: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

79

INDEPENDENSI AUDITOR SETELAH PEMBERLAKUAN SARBANES - .................... (Sri Astuti)Vol. 20, No. 2, Agustus 2009Hal. 79-87

ABSTRACT

This paper examines whether auditor independenceafter Sarbanase Oxley Act (SOA) affect audit qualityand earnings management at Jakarta Stock Exchange.Sarbanase Oxley Act is the Act was triggered by thebankruptcies and alleged audit failures involving Enronand WorldCom, that affect an auditor independence.Using sample of 75 between 2000 to 2003, and logisticregression test and ordinary least square regression,we find that auditor independence after SarbanaseOxley Act (SOA) affect audit quality and earnings man-agement.

Keywords: auditor independence, audit quality, earn-ings management

PENDAHULUAN

Sarbanes-Oxley Act muncul dilatarbelakangi olehruntuhnya korporasi di Amerika Serikat, yaitu adanyaskandal akuntansi dan tidak diindahkannya corporategovernance pada Enron (perusahaan energi terbesardi dunia). Selama bertahun-tahun, perusahaanmemberikan informasi perhitungan akuntansi yangsalah, namun menjelang kebangkrutan keuntungan

INDEPENDENSI AUDITORSETELAH PEMBERLAKUAN SARBANES-OXLEY ACT

DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTARDI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

Sri AstutiFakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jalan SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur, Yogyakarta 55283Telepon +62 274 486733, 486402, Fax +62 274 486188

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Enron masih sempat dinyatakan overstated sedangkankewajibannya dinyatakan understated dalam laporankeuangannya (Suharto, 2004). Securities ExchangeCommittee (SEC) melakukan penyidikan danmenemukan bahwa laporan keuangan Enron tidakmencerminkan kondisi yang sebenarnya. Dampakmanipulasi itu, auditor independen Enron -ArthurAndersen- dianggap terlibat dalam skandal tersebut.Oleh karena itu, independensi profesional auditorbanyak dipertanyakan publik.

Berdalih untuk melindungi kepentingan publikdan mengembalikan kepercayaan publik, makadiundangkan Sarbanes-Oxley Act. Inti pengaturan iniadalah untuk melindungi kepentingan investor denganmeningkatkan akurasi dan kepercayaan terhadapketerbukaan perusahaan sebagaimana yang diwajibkanoleh peraturan di pasar modal. Pemberlakuanperundangan ini secara dramatis mengubah lanscapeprofesi akuntan di Amerika dan dampaknya menyebarke seluruh dunia termasuk Indonesia. Perundanganyang berlaku di Indonesia diatur dalam KMK No. 423/KMK.06/2002, yang mana mengacu pada Sarbanes-Oxley Act dan disesuaikan dengan kondisi di Indone-sia. Hilangnya kepercayaan publik terhadap laporankeuangan pada saat ini sangatlah beralasan bila dilihatdari akibat yang ditimbulkannya. Gagalnya laporankeuangan menggambarkan kondisi perusahaan danmengakibatkan keputusan-keputusan besar yang

Page 14: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

80

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 79-87

diambil berdasarkan laporan keuangan semakindiabaikan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam prosespenyusunan laporan keuangan secara langsungmaupun tidak langsung adalah manajemen, DewanKomisaris, dan peran yang tak kalah pentingnya adalahauditor independen. Auditor menjalankan auditterhadap laporan keuangan entitas untuk memberikankeyakinan laporan keuangan disusun sesuai denganPrinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU). Adanya au-dit dan opini yang dihasilkan akan berpengaruh besarterhadap kredibilitas laporan keuangan. Meskipunlaporan keuangan merupakan tanggungjawabmanajemen, auditor mempunyai peran yang vital dalammempertahankan kredibilitas laporan keuangan.

Sebelum terjadinya skandal yangmengakibatkan kredibilitas laporan keuangan menurun,sebenarnya sudah banyak kelemahan struktural yangdapat diidentifikasikan. Salah satunya adalah fungsiaudit yang dijalankan oleh Kantor Akuntan Publik(KAP). KAP tersebut pada praktiknya tidak hanyamemberikan jasa audit saja karenas juga memberikanjasa-jasa lain seperti konsultasi manajemen, perpajakan,jasa akuntansi, bahkan jasa konsultasi hukum bagi klienyang diaudit. Melihat begitu banyaknya jasa yangdiberikan, maka akan memicu anggapan bahwa jasaaudit hanya menjadi sampingan guna mendapatkanjasa-jasa lain yang memberikan keuntungan lebih besarbagi KAP. Dengan demikian, jasa audit yang diberikanakan menurunkan kualitas audit yang diberikan.

Menurut De Angelo (1981), dimensi kualitasaudit ada 2 yaitu kompetensi dan independensi. Standarumum dalam standar audit mensyaratkan seorang au-ditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukupsebagai auditor, serta dalam melaksanakan audit danpenyusunan laporannya auditor harus menggunakankemahiran profesional dengan cermat dan seksama(due professional care). Kompetensi tersebut bisadiperoleh melalui pendidikan formal dan pengalamankerja. Angelo juga mendeskripsikan independensisebagai kebebasan auditor dalam melaksanakanpekerjaan lapangan, auditor tidak bisa dipengaruhioleh pihak manajemen.

Keinginan perusahaan untuk mendapatkan nilaipositip dari pasar, yang selanjutnya menentukan jumlahdana yang dapat diperoleh, dapat menjadi insentif bagimanajer untuk menyusun laporan keuangan yang

menarik bagi pemakainya. Salah satu cara yang dapatditempuh oleh manajer adalah melakukan manajemenlaba dengan rekayasa akrual, dengan tujuan untukmengurangi fluktuasi laba perusahaan.

Untuk melihat perusahaan melakukanmanajemen laba atau tidak, akan ditunjukkan oleh nilaiakrualnya. Nilai total accrual dapat dibedakan menjadiakrual yang wajar (nondiscretionary accrual) danakrual yang direkayasa manajemen (discretionary ac-crual). Subramanyam (1996) menemukan bahwa dis-cretionary accruals berhubungan dengan harga saham,laba yang akan datang dan aliran kas, sertamenyimpulkan bahwa manajer memilih akrual untukmeningkatkan jumlah laba akuntansi. Hal inidikarenakan laba akrual dipandang sebagai ukurankinerja perusahaan yang superior dibandingkandengan aliran kas (Dechow, 1995). Manajer mempunyaidorongan untuk menyesuaikan laba dengan tujuankesejahteraan perusahaan dan atau manajer itu sendiridengan cara melakukan manajemen laba. Perusahaanyang mempunyai abnormal accrual menunjukkanbahwa perusahaan tersebut melakukan manajemenlaba.

Kualitas audit juga diukur dari kemampuan au-ditor untuk membatasi discretionary accruals. Discre-tionary accruals menggambarkan bagian dari total ac-cruals yang lebih rentan terhadap manipulasi manajerdan sering digunakan sebagai indikasi manajemen laba(Jones, 1991 dan Jiambalvo, 1994). Becker et. al. (1998)dan Francis et. al. (1999) melaporkan bahwa auditorthe big five mempunyai kualitas audit yang tinggi,mampu menekan manipulasi laba, serta auditeenyaberhubungan dengan discretionary accruals yangrendah. Pemberlakuan Sarbanes-Oxley Act akanmendorong independensi auditor sehingga praktikmanajemen laba setelah diberlakukannya adalah kecil.

Penelitian ini akan menguji apakah independensiauditor setelah pemberlakuan Sarbanes-Oxley Actmempengaruhi kualitas audit dan manajemen laba.Kualitas audit di sini ditunjukkan dengan adanya opiniauditor dengan modifikasi, sedangkan manajemen labaditunjukkan oleh nilai discretionary accruals.Penelitian ini diharapkan akan mendorong sikapprofesional auditor dalam hal independensi auditordan kualitas yang dihasilkan sehingga kredibilitaslaporan yang dihasilkan adalah tinggi. Denganmunculnya Sarbanes-Oxley Act diharapkan akan

Page 15: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

81

INDEPENDENSI AUDITOR SETELAH PEMBERLAKUAN SARBANES - .................... (Sri Astuti)

mengembalikan kepercayaan publik terhadap profesiakuntan.

MATERI DAN METODE PENELITAN

Independensi mutlak harus dipenuhi, yaitu bahwaakuntan dalam menjalankan tugasnya bertindak secaraindependen. Dalam kenyataan bahwa akuntan menerimafee merupakan peluang timbulnya kondisi tidakindependen. Untuk mencapai kondisi yang benar-benarindependen hanya diri sendiri yang tahu. Sementarabila independensi ini terganggu, maka sudah dapatdipastikan hasil dan opini yang diberikan akanterganggu.

Independensi akuntan mulai dipertanyakansejak pasca Enron. Akuntan yang memberikan jasa lainselain audit dalam waktu yang bersamaan akan selalumengganggu independensinya dan hasil auditnya. Halini juga terjadi apabila perusahaan merupakan klienterbesar bagi kantor akuntan tersebut, makaindependensinya menjadi terganggu. Badan PengaturPasar Modal Indonesia (Bapepam) membatasi jangkawaktu akuntan dan kantor akuntan publik dalammelakukan audit pada suatu perusahaan secaraberurutan. Jangka waktu untuk auditor adalah 3 tahundan kantor akuntan publik adalah 5 tahun. Hal ini diaturdalam KMK No. 423/KMK.06/2002. Independensimerupakan faktor penting yang harus dimiliki olehseorang auditor dalam melaksanakan audit. Tanpaadanya independensi, maka opini yang diberikan olehseorang auditor atas hasil pemeriksaan tidak dapatdipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentinganterhadap hasil audit tersebut.

Mautz & Sharaf (1993) menyatakan ada duaaspek independensi, yaitu 1) Independensi dari praktisiindividual dalam melaksanakan pekerjannya dan 2)Independensi auditor sebagai suatu kelompok profesi.Seorang auditor harus memiliki keahlian di bidangteknologi informasi, mengingat pemrosesan transaksisudah berbasis komputerisasi dan jaringan.Independensi praktisi terdiri dari tiga dimensi, yaitu 1)Programming Independence, yaitu adanya kebebasandari pengendalian atau pengaruh yang tidak pantasdalam memilih tehnik audit, prosedur, dan dalam luasnyapengaplikasian tehnik dan prosedur tersebut; 2) Inves-tigate Independence, yaitu adanya kebebasan daripengendalian atau pengaruh yang tidak pantas dalam

menyeleksi bidang, aktivitas, hubungan personel, dankebijakan manajerial yang akan diperiksa; dan (3) Re-porting Independence, yaitu adanya kebebasan daripengendalian atau pengaruh yang tidak pantas dalammenyatakan fakta-fakta yang diungkapkan melaluipengujian atau dalam pernyataan rekomendasi atauopini dari hasil pengujian.

Agar hasil audit yang dilakukan auditor dapatdipercaya keakuratannya dan dapat diandalkan, makaauditor harus selalu mempertahankan sikapindependensi tersebut, baik independensi sebagaipraktisi individual maupun independensi sebagai suatukelompok profesi serta independensi dalam keahlian.Tanpa independensi, auditor akan kehilangankepercayaan dari para pengguna jasanya. Reputasiauditor sering digunakan sebagai proksi kualitas au-dit, namun demikian dalam banyak penelitiankompetensi dan independensi masih jarang digunakanuntuk melihat seberapa besar kualitas audit secaraaktual (Ruiz Barbadillo et al, 2004). Reputasi auditordidasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditorbahwa auditor memiliki kekuatan monitoring yangsecara umum tidak dapat diamati. DeAngelo (1981)menyatakan bahwa auditor skala besar memiliki insentifyang lebih untuk menghindari kritikan kerusakanreputasi dibandingkan auditor skala kecil. Auditorskala besar juga lebih cenderung untukmengungkapkan masalah-masalah yang ada karenamereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan.

Dalam penelitian Crasswell dan kawan-kawan1995) dalam Setyarno (2006), kualitas auditor diukurdengan menggunakan ukuran auditor specialization.Crasswell menunjukkan bahwa spesialisasi auditorpada bidang tertentu merupakan dimensi lain darikualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa feeaudit spesialis lebih tinggi dibandingkan auditornonspesialis. Mayangsari (2003) melakukan penelitianpengaruh spesialisasi industri auditor sebagai proksilain dari kualitas audit terhadap integritas laporankeuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwaspesialisasi auditor berpengaruh positif terhadapintegritas laporan keuangan.

Laporan auditor berisi tentang kewajaranlaporan keuangan perusahaan. Kewajaran laporankeuangan tersebut dituangkan dalam opini auditor.Adapun tipe opini auditor menurut Ikatan AkuntanIndonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik

Page 16: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

82

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 79-87

(2001) tersebut adalah 1) Pendapat wajar tanpapengecualian yang menyatakan bahwa laporankeuangan menyajikan secara wajar dalam semua halyang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan aruskas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansiyang berlaku umum di Indonesia. Pendapat inidinyatakan dalam laporan keuangan bentuk baku; 2)Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan audi-tor bentuk baku. Pertimbangan auditor memberikanbahasa penjelasan, antara lain adalah adanyakesangsian auditor terhadap kelangsungan usahaperusahaan, adanya perubahan material dalampenggunaan prinsip akuntansi atau dalam metodepenerapannya, dan kondisi ekonomi yang tidak pasti;3) Pendapat wajar dengan pengecualian yangmenyatakan bahwa laporan keuangan menyajikansecara wajar, dalam semua hal yang material, posisikeuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tertentusesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umumdi Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yangberhubungan dengan yang dikecualikan; 4) Pendapattidak wajar yang menyatakan bahwa laporan keuangantidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasilusaha dan arus kas entitas tertentu sesuai denganprinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;dan 5) Pernyataan tidak memberikan pendapat yangmenyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapatatas laporan keuangan.

Opini auditor merupakan informasi bagi pemakailaporan keuangan. Opini auditor dapat menggambar-kan kondisi keuangan dan manajemen perusahaan.Opini auditor dengan modifikasi mengindikasikanbahwa perusahaan tersebut sedang mengalamipermasalahan keuangan ataupun manajemen sehinggaauditor tidak mampu memberikan opini wajar tanpapengecualian. Mereka akan memberikan modifikasitentang going concern, uncertainty, dan perubahanprinsip akuntansi. Auditor yang mampu menggalikondisi perusahaan akan mampu memberikan opiniyang sesuai dengan keadaan tersebut. Banyakpenelitian yang menguji tentang opini auditor denganmodifikasi, contohnya penelitian Choi and Jetter (1992),dia meneliti opini dengan modifikasi going concernmenunjukkan kandungan informasi bagi return sahamdan kejadian kebangkrutan (Hopwood et. Al., 1989).Bradshaw et. Al. (2001) menemukan bahwa manajemenlaba meningkat sehubungan dengan adanya modifikasi

opini auditor. Healy (1985) menemukan bahwaperusahaan dengan kinerja rendah akan memperolehopini dengan modifikasi going concern dan accrualnyanegatip.H1: Independensi auditor setelah pemberlakuan

Sarbanes-Oxley Act berpengaruh pada kualitasaudit.

Jensen dan Meckling (1976) dan Scott (1997)menggambarkan hubungan keagenan sebagaihubungan yang timbul karena adanya kontrak yangditetapkan antara principal yang menggunakan agenuntuk melakukan jasa yang menjadi kepentingan prin-cipal dalam hal terjadi pemisahan kepemilikan dankontrol perusahaan. Agar hubungan kontraktual inidapat berjalan lancar, principal akan mendelegasikanotoritas pembuatan keputusan kepada agen danhubungan ini juga perlu diatur dalam suatu kontrakyang bisaanya menggunakan angka-angka akuntansiyang dinyatakan dalam laporan keuangan sebagaidasarnya. Melalui laporan keuangan yang merupakantanggung jawab agen, principal dapat mengukur,menilai, dan mengawasi kinerja agen, sejauh mana agentelah bertindak untuk meningkatkan kesejahteraan prin-cipal. Selain itu, pemegang saham dapat memberikankompensasi kepada agen berdasarkan laporankeuangan, kreditur dapat memberikan pinjaman denganmempertimbangkan laporan keuangan, dan pemerintahdapat menetapkan regulasi berdasarkan laporantersebut.

Laporan keuangan yang dibuat menggunakanangka-angka akuntansi diharapkan berperan besardalam meminimalkan konflik antarpihak yangberkepentingan dengan perusahaan (Jensen danMeckling, 1976; Watts dan Zimmerman, 1986).Ketergantungan pihak eksternal pada angka akuntansi,kecenderungan manajer untuk mencari keuntungansendiri, dan tingkat asimetri informasi yang tinggimengakibatkan keinginan besar bagi manajer untukmemanipulasi kinerja yang dilaporkan untukkepentingan mereka sendiri. Perbedaan kepentinganantara manajer dengan pemegang sahammengakibatkan manajemen menggunakan accountingdiscretion untuk mempengaruhi transfer dari pemegangsaham ke manajemen.

Standar akuntansi yang memberikan keleluasaankepada pihak manajemen untuk memilih danmenggunakan kebijakan atau metoda akuntansi

Page 17: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

83

INDEPENDENSI AUDITOR SETELAH PEMBERLAKUAN SARBANES - .................... (Sri Astuti)

tertentu, dijadikan sebagai alasan bagi pihak manajeruntuk melakukan aktivitas manajemen laba. Aktivitasmanajemen laba dapat terjadi karena tiga faktor, yaitupemanfaatan transaksi akrual, perubahan metodaakuntansi, dan penerapan suatu kebijakan akuntansi.Transaksi akrual memberikan kebebasan padamanajemen untuk menentukan jumlah transaksi secarafleksibel. Adapun faktor-faktor yang mendorongmanajer melakukan aktivitas manajemen laba (Scott,1997), adalah 1) Kontrak bonus, manajer perusahaanyang memperoleh laba di bawah target laba akanmelakukan manipulasi laba agar memperoleh bonusyang maksimal di periode mendatang; 2) Kontrakhutang,. Sweeney (1994) menemukan bahwaperusahaan secara signifikan menaikkan laba sehinggarasio debt to equity dan interest coverage padafrekuensi yang ditentukanl; 3) Faktor politik, banyakperusahaan yang terkena dampak politik akanmelakukan manajemen laba untuk mengurangi visibilitasmereka; 4) Faktor pajak, pada perioda terjadi kenaikanharga, penggunaan metode Last In First Out (LIFO)akan menghasilkan laba yang dilaporkan lebih rendahdan pajak yang dibayarkan menjadi lebih rendah; 5)Perubahan Chief Executive Officer (CEO), pada bonusplan hypothesis memprediksikan bahwa semakinmendekati periode pensiun seorang CEO akancenderung melakukan strategi income maximizationuntuk meningkatkan bonus mereka. DeAnggelo danSkinner (1994) mengemukakan bahwa CEO akanmelakukan take a bath untuk meningkatkan probabilitaspeningkatan laba di masa mendatang; dan 6) Penawaransaham perdana, Sutanto (2000) menemukan bahwaperusahaan yang akan melakukan penawaran sahamperdana (Initial Public Offering atau IPO) melakukanaktivitas manajemen laba pada periode terakhir sebelumIPO.

Banyak penelitian membuktikan bahwa padasaat manajer memiliki insentif tertentu, sering tergodauntuk mempengaruhi besarnya laba perusahaandengan cara melakukan rekayasa akrual. Pada dasarnyaakrual itu penting untuk menghasilkan laporankeuangan yang sahih. Sebagian dari akrual yangdisajikan dalam laporan keuangan perusahaan (sebagaibagian dari angka laba) bukan akrual yang menjadikanlaporan keuangan yang sahih tetapi akrual yangdigunakan oleh manajer untuk mempengaruhi stake-holders. Oleh karena itu, total accrual dapat dibedakan

menjadi akrual yang wajar dan akrual yang direkayasamanajemen. Perusahaan yang mempunyai abnormalaccrual merupakan signal bahwa perusahaan tersebutmelakukan earnings management. Perusahaanmelakukan manajemen laba mempunyai beberapaalasan, yaitu metode akuntasi memberikan peluangkepada manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentudengan yang berbeda, dan melibatkan subyektivitasdalam menyusun estimasi.

Munculnya Sarbanes-Oxley Act karenapenurunan kredibilitas laporan keuangan, di manaprofesi auditor sangat berhubungan dengan opini ataslaporan keuangan yang diauditnya. Sarbanes-OxleyAct mengatur tentang praktik manajemen dan profesiakuntan sebagai profesi penunjang pasar modal.Sarbanes-Oxley Act berfungsi sebagai pengawas danpengendali profesi akuntan dan kantor akuntan. Setiapkecurangan ataupun skandal yang dilakukan oleh au-ditor akan diberikan sanksi yang material. Contohnyapenutupan Kantor Akuntan Publik (KAP) ArthurAndersen sehubungan dengan skandal Enron. Enronmelakukan manipulasi laba, akan tetapi manipulasi ituditutup-tutupi oleh Arthur Andersen sehingga kinerjakeuangan perusahaan nampak bagus, padahal tidak.Selama waktu yang relatip lama, skandal tersebutterungkap, dan hal ini menjadi puncak dari runtuhnyakredibilitas akuntan.H2: Independensi auditor setelah pemberlakuan

Sarbanes-Oxley Act berpengaruh pada discre-tionary accruals.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. SarbanaseOxley Act muncul pada tahun 2001 sebagai akibatpenurunan citra akuntan publik di tahun 2000. Responterhadap pemberlakuan Sarbanase Oxley Act dapatdilihat 2 tahun setelah peraturan dimunculkan, yaitusampai tahun 2003.

Teknik pemilihan sampel dalam penelitian iniadalah dengan purposive sampling, artinya populasiyang akan dijadikan sampel penelitian ini adalahpopulasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuaidengan yang dikehendaki peneliti. Sampel yang dipilihadalah perusahaan manufaktur yang sahamnya cukupaktif diperdagangkan di BEJ pada saat periodepengamatan. Penentuan kriteria sampel diperlukanuntuk menghindari timbulnya misspesifikasi dalam

Page 18: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

84

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 79-87

penentuan sampel penelitian yang selanjutnya akanberpengaruh terhadap hasil penelitian. Adapun kriteriayang dipakai sebagai sampel penelitian adalah 1)Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJsejak tahun 2000 sampai tahun 2003 dan 2) Perusahaantersebut mendapatkan opini dengan modifikasi padatahun amatan. Data yang diperlukan dalam penelitianini adalah 1) Laporan Keuangan perusahaan manufakturyang terdaftar di BEJ mulai tahun 2000 sampai dengantahun 2003 yang diperoleh dari Indonesian CapitalMarket Directory (ICMD) dan dari http:/www.jsx.co.id;2) Laporan auditor seluruh perusahaan yang terdaftardi BEJ mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2003yang diperoleh dari Laporan Keuangan tahunanperusahaan individual; dan 3) Risiko sistematik atauBETA yang diperoleh dari ICMD.

Penelitian ini terdiri dari dua persamaan.Persamaan 1 dipakai untuk menguji H1 dalam penelitianini dengan variabel dependen adalah kualitas audit,variabel independen adalah independensi auditor, danvariabel kontrol adalah tahun dasar pengamatan.Persamaan 2 dipakai untuk menguji H2 dengan variabeldependen adalah manajemen laba, variabel independenadalah independensi auditor, dan sebagai variabelkontrol adalah tahun dasar pengamatan.

Persamaan 1:MODIFY = a0 + a1LTA + a2CATA + a3QUICK + a4DE+ a5ROI + a6PLOSS + a7PMODIFY + a8BETA +a9THN

Variabel dependen dalam persamaan 1 adalahmodify, yaitu opini auditor dengan modifikasi padatahun t. Apabila pada tahun t terdapat opini denganmodifikasi maka diberi score 1 dan apabila tidak 0.Sedangkan variabel independen dalam penelitian iniadalah natural logarithm dari total asset (LTA), rasioaset lancar terhadap total asset (CATA), rasio asetlancar dikurangi dengan sediaan terhadap hutanglancar (QUICK), rasio utang jangka panjang terhadaptotal asset (DE), ROI, kerugian yang dialami perusahaan1 apabila perusahaan mengalami kerugian pada tahunt-1 dan 0 jika tidak (PLOSS), opini auditor denganmodifikasi 1 jika perusahaan menerima opini denganmodifikasi pada tahun t-1 dan 0 jika tidak (PMODIFY),BETA, variabel dummy 1 jika observasi berhubungandengan laporan keuangan tahun 2000 dan 0 jika tidak(THN). Variabel ini sebagai variabel pengontrol.

Persamaan 2:ABSDA = b0 + b1ABSAC + b2DE + b3MKTBKEQ +b4LOSS + b5LTA + b6CHNI + b7CASHFLOW + b8THN

Variabel dependen dalam persamaan 2 ini adalahABSDA yaitu nilai absolut akrual yang direkayasa yangdiukur dengan menggunakan model Jones (1991).Formulasi untuk menghitung akrual yang direkayasaadalah:

DACpt = (TACpt/SALEpt)-(TACpd/SALEpd)

Dimana DACpt adalah akrual yang direkayasa padaperiode t, TACpt adalah total akrual pada periode t,SALEpt adalah penjualan pada periode t. SedangkanTACpd adalah total akrual pada periode dasar, SALEpdadalah penjualan pada periode dasar.

Variabel independen dalam persamaan 2 adalah:nilai absolute total akrual (ABSAC), DE, rasio marketvalue of equity to book value of equity (MKTBKEQ),kerugian perusahaan (LOSS) 1 jika perusahaanmelaporkan rugi pada tahun t dan 0 jika tidak, LTA,perubahan laba bersih (CHNI), rasio kas dari aktivitasoperasi terhadap total asset (CASHFLOW), THN.Adapun formulasi untuk menghitung nilai absolutetotal akrual adalah:

TACi,t = a0 + a1DSalesi,t + PPEi,t + ei,t

Dimana TACi,t merupakan selisih antara laba bersihdengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan Ipada tahun t, DSalesi,t adalah perubahan penjualanperusahaan I pada tahun t, dan PPEi,t adalah aktivatetap bersih perusahaan i pada tahun t.

HASIL PENELITIAN

Alat analisis yang digunakan adalah logistic regres-sion untuk menguji hipotesis 1, dan ordinary leastsquare regression untuk pengujian hipotesis 2. H1didukung apabila koefisien beta ke 9 dari persamaan 1(AFTER) mempunyai nilai positip. Sedangkan H2didukung apabila koefisien beta ke 7 dari persamaan 2(CASHFLOW) mempunyai nilai negatip.

Page 19: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

85

INDEPENDENSI AUDITOR SETELAH PEMBERLAKUAN SARBANES - .................... (Sri Astuti)

PEMBAHASAN

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEJ dari tahun 2000 sampaidengan tahun 2003. Jumlah seluruh perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEJ dari tahun 2000 sampai2003 secara konsisten adalah 296 perusahaan.Sedangkan jumlah data yang diobservasi setelahmempertimbangkan kriteria sampel adalah 75. Alatanalisis yang digunakan adalah logistic regressionuntuk menguji H1 dan ordinary least square regres-sion untuk pengujian H2.

Pengujian H1 dengan menggunakan persamaanlogistic regression berikut ini:

MODIFY = a0 + a1LTA + a2CATA + a3QUICK + a4DE+ a5ROI + a6PLOSS + a7PMODIFY + a8BETA +a9THNAdapun hasil pengolahan data adalah sebagai berikut:

Tabel 1Tabel Pengujian Kelayakan Model Regresi

Step Chi-square df Sig.1 1.402 8 .994

Sumber: Data diolah. Tahun 2006.

Tabel 1 menunjukkan bahwa model regresi dalampenelitian ini adalah layak yang ditunjukkan oleh nilaisignifikansi goddness of fit sebesar 0,994. Hal ini berarti

bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antaraklasifikasi yang diprediksi dengan yang diamati.

Berdasarkan pengujian signifikansi t sepertiyang ditunjukkan pada Tabel 2, maka H1 dalampenelitian ini didukung. apabila nilai koefisien X9nilainya positip.

Hasil pengolahan tersebut menggambarkanbahwa independensi auditor setelah pemberlakuanSarbanes-Oxley Act pada tahun 2001 akanmempengaruhi kualitas audit. Sarbanes-Oxley Actdiacu oleh Keputusan Menteri Keuangan RepublikIndonesia No. 423/kmk.06 /2002 mengatur tentangindependensi auditor dan keputusan ini diwajibkanuntuk diberlakukan pada tahun 2002. Sanksi yangdiberikan apabila tidak memenuhi keputusan tersebutadalah tegas sehingga baik akuntan publik maupunKantor Akuntan Publik yang mengaudit perusahaanmanufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ) akan patuhterhadap peraturan yang dikeluarkan oleh organisasiprofesi. Peningkatan sikap independensi auditor iniakan mampu meningkatkan kualitas audit, dan citraprofesi akuntan public akan dibangun kembali setelahadanya kasus skandal Enron-Anderson tahun 2000.H2 diuji dengan menggunakan ordinary least squareregression. H2 didukung apabila nilai koefisien dariCASHFLOW adalah negative. Model regresinya adalahsebagai berikut:

ABSDA = b0 + b1ABSAC + b2DE + b3MKTBKEQ +b4LOSS + b5LTA + b6CHNI + b7CASHFLOW + b8THN

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1(a)

X1 -.179 .368 .237 1 .627 .836 X2 9.374 5.926 2.502 1 .114 11780.840 X3 -2.253 .980 5.288 1 .021 .105 X4 18.292 7909.522 .000 1 .998 87951961.563 X5 .007 .004 3.067 1 .080 1.007 X6 -2.549 1.555 2.686 1 .101 .078 X7 1.966 1.729 1.292 1 .256 7.139 X8 -.013 .036 .137 1 .711 .987 X9 .745 1.615 .213 1 .645 2.106

Constant 7.413 10.772 .474 1 .491 1657.115

Sumber: Data diolah. Tahun 2006.

Tabel 2Tabel Pengujian H1

Page 20: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

86

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 79-87

Hasil pengolahan untuk persamaan ini adalah:

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai koefisienCASHFLOW adalah negatif, berarti H2 dalam penelitianini didukung. Hal ini menunjukkan bahwa independensiauditor setelah pemberlakuan Sarbanes-Oxley Actberpengaruh pada discretionary accruals. Manajeryang memiliki insentif tertentu sering tergoda untukmempengaruhi besarnya laba perusahaan dengan caramelakukan rekayasa akrual. Akrual pada dasarnyaadalah penting untuk menghasilkan laporan keuanganyang sahih. Sebagian dari akrual yang disajikan dalamlaporan keuangan perusahaan (sebagai bagian dariangka laba) bukan akrual yang menjadikan laporankeuangan yang sahih tetapi akrual yang digunakan olehmanajer untuk mempengaruhi stakeholders. Olehkarena itu, total accrual dapat dibedakan menjadiakrual yang wajar dan akrual yang direkayasamanajemen. Perusahaan yang mempunyai abnormalaccrual merupakan signal bahwa perusahaan tersebutmelakukan earnings management. Perusahaanmelakukan manajemen laba mempunyai beberapaalasan, yaitu metode akuntasi memberikan peluangkepada manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentudengan yang berbeda dan melibatkan subyektivitasdalam menyusun estimasi.

Munculnya Sarbanes-Oxley Act karenapenurunan kredibilitas laporan keuangan, di manaprofesi auditor sangat berhubungan dengan opini ataslaporan keuangan yang diauditnya. Sarbanes-OxleyAct mengatur tentang praktik manajemen dan profesiakuntan sebagai profesi penunjang pasar modal.Sarbanes-Oxley Act berfungsi sebagai pengawas danpengendali profesi akuntan dan kantor akuntan. Setiapkecurangan ataupun skandal yang dilakukan oleh au-ditor akan diberikan sanksi yang material. Contohnyapenutupan KAP Arthur Andersen sehubungan denganskandal Enron. Enron melakukan manipulasi laba, akantetapi manipulasi itu ditutup-tutupi oleh ArthurAndersen sehingga kinerja keuangan perusahaannampak bagus, padahal tidak. Selama waktu yang relatiplama, skandal tersebut terungkap. Hal ini menjadipuncak dari runtuhnya kredibilitas akuntan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapatdisimpulkan bahwa independensi auditor setelah

Coefficientsa

20.291 55.052 .369 .714.105 .901 .015 .116 .908

-6.193 7.613 -.100 -.813 .4191.015 1.577 .081 .644 .522

-3.149 6.707 -.068 -.470 .640-.878 1.624 -.069 -.540 .591-.846 1.264 -.096 -.669 .506-.138 1.486 -.012 -.093 .926-.263 5.518 -.006 -.048 .962

(Constant)ABSACDEMKTBKEQLOSSLNTACHNICFTHN

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSDAa.

Tabel 3Tabel Pengujian H2

Sumber: Data diolah. Tahun 2006.

Page 21: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

87

INDEPENDENSI AUDITOR SETELAH PEMBERLAKUAN SARBANES - .................... (Sri Astuti)

pemberlakuan Sarbanase Oxley Act berpengaruh padakualitas audit yang berarti H1 dalam penelitian inididukung. Pengujian H1 menggunakan alat analisislogistic regression dan hipotesis didukung karena nilaikoefisien X9 (variabel dummy tahun) nilainya positip.Selain itu, independensi auditor setelah pemberlakuanSarbanase Oxley Act juga berpengaruh pada akrualyang direkayasa yang berarti H2 dalam penelitian inididukung. Pengujian hipotesis ini menggunakan alatanalisis ordinary least square regression dan hipotesisdidukung karena nilai koefisien X7 (cash flow) nilainyanegatip.

Saran

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan.Pertama periode pengamatan yang terlalu pendek,padahal untuk menguji pengaruh dibutuhkan waktuyang relatip panjang. Sehingga diharapkan penelitianberikutnya untuk menambah periode pengamatankarena pemberlakuan Sarbanase Oxley Act di Indone-sia secara efektif dijalankan pada tahun 2003. Kedua,kualitas audit diukur dengan reputasi Kantor AkuntanPublik (KAP), padahal masih banyak ukuran kualitasaudit yang dapat digunakan, seperti spesialisasi auditkarena dimungkinkan dengan adanya spesialisasi au-dit akan mendorong adanya ketelitian dalam auditsehingga dapat meningkatkan kualitas audit.

DAFTAR PUSTAKA

Becker, C. L. De Fond, Jiambalvo and Subramanyam,1998, The Effect of Audit Quality on EarningsManagement, Contemporary Accounting Re-search (Spring): 1-24.

Bradshaw, M., Richardshon, S., and Sloan, R., 2001, DoAnalysts and Auditors Use Information in Ac-cruals?, Journal of Accounting Review: 39: 45-74.

Choi, S., and Jetter, D., 1992, The Effects of QualifiedAudit Opinions on Earnings Response Man-agement Buyouts of Public Shareholders, TheAccounting Review: 61: 400-420.

DeAngelo, L., 1981, Auditor Size and Audit Quality,Journal Accounting and Economic 3(Desember): 183-199.

Dechow, P., Sloan, R., and Sweeney, 1995, A DetectingEarnings Management, The Accounting Re-view: 70: 193-225.

Francis, J. R., and J. Krishnan, 1999, Accounting Ac-cruals and Auditor Reporting Conservatism,Countemporary Accounting Research (Spring):135-165.

Healvy, P.M., and Wahlen, J.M., 1999, A Review of TheEarnings Management Literature and Its Impli-cations for Standard setting, Accounting Hori-zon: 85-107.

Healy, P., 1985, The Effects of Bonus Schemes on Ac-counting Decisions, Journal of Accountingand Economics: 1: 85-107.

Hopwood, W., Mckeown, J., and Mutchler, J., 1989, AReexamination of Auditor versus ModelAcuracy Within The Context of The Going Con-cern Opinion Decision, Contemporary Account-ing Review: 10: 409-134.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar ProfesionalAkuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta.

Jones, J. J., 1991, Earnings Management during ImportRelief Investigations, Journal of AccountingResearch (Autumn): 193-228.

Mautz, R. K., and H.A. Sharaf, 1993, The Philosopy ofAuditing, 7th Edition, United states of America.

Subramanyam, K., 1996, The Pricing of DiscretionaryAccruals, Journal of Accounting and Econom-ics: 22: 249-281.

Suharto, Harry, 2004, Dampak Sarbanes-Oxley Actterhadap Profesi Akuntan, Media Akuntansi,edisi 40.

Page 22: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

89

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)Vol. 20, No. 2, Agustus 2009Hal. 89-106

ABSTRACT

FASB defined comprehensive income in Statement ofFinancial Concept 6. Comprehesive income is anotherway of looking at the asset-liability approach (balance-sheet view) to income. Financial reporting needs toreflect this approach of income because, the traditionalapproach to income is too narrow. Using asset-liabil-ity approach can help financial statement user to un-derstand information income with their own judgment.The difficulty is that focus on measurement of assetsand liabilities does not give adequate recognation tothe importance of measurement of result operations.This is need to define concept of operating incomeand to measure the net changes in equity resultingfrom the remeasurement of assets and liabilities. Thereare variety of ways to report comprehensive income,such as: a) created total comprehensive income asbottom line of income statement; b) displaying com-prehensive income component (CIC) in separate newstatement, and c) in a statement of changes in equity.Most of firms in US chose c) format during fiscalyears 1997-1999. Firms with negative CIC were morelikely to disclose CIC in the statement of stockhold-ers equity, whereas firms with positive CIC more likelyto report CIC in the income statement. Foreign cur-rency adjustment represent the largest CIC. Earningsper share would be negatively affected by the inclu-sion of CIC. The impact of SFAS No. 130 will vary fromindustry to industry, but foreign currency translationswill affect a majority of the multinational firms in mostindustries. If the objectives of reporting comprehen-

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DANIMPLIKASINYA DALAM PRAKTIK

Efraim Ferdinan GiriSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

sive income are met, financial statement users shouldgain additional insights into a company’s activities,which should enable them to better predict future cashflows. Investors and creditors might shift their focustoward comprehensive income and broader incomeconcept should play expanding role in the future fi-nancial decisions.

Keywords: laba komprehensif, asset-liability ap-proach, revenue-expenses approach, transaction ap-proach, capital maintenance approach, laba akuntansi;laba ekonomi

PENDAHULUAN

Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakaninformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaanyang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalampengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangandisusun untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagianbesar pemakai, namun tidak semua informasi yangdibutuhkan tersedia. Laporan keuangan menunjukkanapa yang telah dilakukan manajemen ataupertanggungjawaban manajemen atas sumberdayayang dipercayakan kepadanya (PSAK, 2004). FASBmenjelaskan bahwa pemakai utama laporan keuanganadalah investor dan kreditor. Dalam hal ini, investordan kreditor didefinisikan secara luas yang meliputipihak-pihak yang memiliki tuntutan terhadap

Page 23: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

90

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

sumberdaya perusahaan, termasuk pihak yangmemberi nasihat atau yang mewakili investor dankreditor (SFAC, No. 1, 1978).

FASB menyatakan bahwa satu set lengkaplaporan keuangan sebaiknya menunjukkan posisikeuangan, laba-rugi, laba komprehensif, dan arus kas,serta investasi dan distribusi dari dan kepada inves-tor selama periode tertentu (SFAC, No. 5, 1984).1 Halsenada dijelaskan juga oleh IAI. Namun, tidak semuakomponen informasi keuangan lengkap tersebutdisajikan oleh setiap entitas bisnis. FASB telahmenyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkapharus menunjukkan laba komprehensif periodetertentu. IAI sendiri belum memutuskan perlunyalaporan laba komprehensif diwajibkan bagi entitasbisnis di Indonesia. Sejalan dengan pernyataan dalamSFAC No. 5 tersebut, FASB baru dapat merealisasikonsep tersebut setelah 25 tahun berdiri, yaitu denganmenetapkan Statement No. 130 yang mengharuskanperusahaan menyusun laporan laba komprehensif.

Penentuan laba secara wajar telah menjadituntutan para pemakai laporan keuangan pada saatini. Seperti yang diungkap dalam SFAC No. 5, bahwalaba merupakan ukuran kinerja perusahaan selamaperiode tertentu (SFAC, No. 5, 1984). Lingkunganbisnis perusahaan telah banyak berubah, instrumenkeuangan pun telah berkembang semakin komplekssehingga perubahan merupakan sesuatu yang tidakdapat dihindari. Perusahaan memperoleh sumber danadari para investor atau kreditor melalui penjualansekuritas utang dan modal. Pembiayaan semacam iniakan menjadi sesuatu yang biasa. Harga jual belisekuritas sangat ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik antara permintaan dan penawaran sekuritastersebut di pasar modal. Nilai beli sekuritas dapatberbeda dengan nilai yang para investor (pasar)bersedia membayarnya. Dengan demikian, tidak layaksekuritas tersebut dinilai dengan kos saat pembeliansebab harga pasar tersedia dan terukur secara layak.Naik dan turunnya harga sekuritas mencerminkan nilaiyang dikandung sekuritas tersebut, sehingga layakuntuk diakui dan dilaporkan. Kondisi inimengakibatkan instrumen keuangan tertentu yang

tidak dimasukkan sebagai komponen laba saat yanglalu, saat ini kemungkinan besar akan menjadikomponen laba (komprehensif) sehingga perlukahdisiapkan laporan keuangan khusus ataukah hanyacukup dengan memodifikasi laporan laba-rugitradisional saja.

Sebelum FASB dibentuk, APB telahmencanangkan konsep all-inclusive dan pelaporanlaba komprehensif. Sejak dibentuk tahun 1973, FASBberusaha mendorong penggunaan konsep laba all-inclusive. Namun selama 25 tahun FASB justru lebihmendorong penggunaan konsep current operatingincome untuk mengukur laba. Selama waktu itu, banyakitem tertentu yang dilaporkan langsung dalam bagianmodal dan tidak melalui laporan laba-rugi. Setelah 25tahun berdiri, FASB menetapkan SFAS No. 130 tentangpelaporan laba komprehensif. Akan tetapi penetapanstandar ini lama setelah banyak badan profesiakuntansi di negara-negara lain dan International Ac-counting Standard Committee (IASC) telah menetapkandan mengimplementasikan stándar pelaporan labakomprehensif.

Di Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)belum merasa penting untuk membuat standarakuntansi keuangan yang mengharuskan entitasbisnis melaporkan laba komprehensif. Tidak tertutupkemungkinan telah banyak perusahaan-perusahaan diIndonesia yang sudah melaksanakan transaksi bisnisyang informasinya mungkin perlu dilaporkan dalamlaporan laba komprehensif. Tentu saja pertimbangan-nya adalah apakah para investor di Indonesia sudahmembutuhkan laporan laba komprehensif tersebut?

Sangat penting bagi badan otoritas akuntansidi suatu negara mulai mempertimbangkan pembuatanstándar pelaporan laba komprehensif denganmempelajari berbagai dampak implementasi standarpelaporan laba komprehensif yang dilaksanakan dibeberapa negara. Kita dapat belajar banyak dari badanotoritas akuntansi di Amerika Serikat. Pembelajaran inipenting, agar suatu saat pada masa depan ketika IAIakan menyusun stándar ini, maka akan menghasilkanstándar pelaporan laba komprehensif yang lebih baikdan komprehensif. Ada aspek keperilakuan yang terkait

1 Satu set laporan keuangan lengkap tidak identik dengan nama laporan keuangan, tetapi satu set laporan keuangan lengkapharus menyediakan berbagai informasi yang seharusnya tersedia.

Page 24: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

91

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

dalam pelaporan laba komprehensif yang ditunjukkanoleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat. Halini berkaitan dengan pemilihan format laporan labakomprehensif yang tepat. Format laporan labakomprehensif yang dipilih sangat erat hubungannyadengan nilai positif atau negatif dari item labakomprehensif yang akan dilaporkan.

Penulisan artikel ini bertujuan untuk menjawabpertanyaan, mengapa laporan laba tradisional belumcukup? Dapatkah laba komprehensif menjadi tolok-ukur prestasi suatu entitas? Berbagai konsep yangmendasari penyusunan laporan laba komprehensif?Apa sajakah alternatif penyusunan laporan labakomprehensif? Pertanyaan lain yang perlu dijawabadalah apakah dampak yang ditimbulkan jikaperusahaan diharuskan untuk menyusun laporan labakomprehensif?

MASALAH DAN PEMBAHASAN

Pertanyaan-pertanyaan yang telah diungkap padabagian pembahasan di atas merupakan masalah yangakan dibahas lebih rinci dalam bagian ini. MengapaPelaporan Laba Tradisional Belum Mencukupi?Pelaporan keuangan, khususnya informasi laba akanmenimbulkan konsekuensi ekonomi. Pelaporan labaakan mempengaruhi distribusi kekayaan antarinvestor,menentukan level risiko yang dapat diterima,mempengaruhi tarif informasi modal dalamperekonomian dan menghasilkan realokasi kekayaanantara konsumsi dan investasi dalam perekonomian,serta dapat mempengaruhi bagaimana investasidialokasikan kepada masing-masing entitas.

Pelaporan laba tradisional dilakukan melaluipenyajian laporan laba-rugi. Pelaporan laba bertujuanmenyediakan informasi mengenai hasil operasi suatuentitas. Laporan laba-rugi merupakan fokus pelaporankeuangan, sebab memberikan nilai prediksi, mengukurjumlah aliran tunai masa depan, sebagai ukuranefisiensi manajemen, dan sebagai tolok-ukurketercapaian tujuan manajemen. Namun, pertanyaanyang timbul pada saat ini adalah apakah laporan laba-rugi telah mampu membantu para pemakai mencapaitujuan pelaporan yang telah ditetapkan badan otoritasakuntansi?

Pelaporan laba tradisional menggunakanpendekatan transaksi. Berdasarkan pendekatan

transaksi, laba diakui jika ada bukti pertukaran denganpihak luar (arm’s-length transactions). Pendekatan inimengakui bahwa laba merupakan hasil kesepakatanantara perusahaan dan individu-individu eksternalterhadap unit pelaporan dan penggunaan prinsiprealisasi. Prinsip ini menyebutkan bahwa labasebaiknya diakui saat proses earnings selesai, atausecara virtual selesai, atau saat pertukaran telah terjadi.Pertanyaan akan muncul, apakah keuntungan ataukerugian yang disebabkan oleh naik atau turunnyanilai sekuritas perlu diakui atau tidak, sementara belumterjadi pertukaran? Padahal transaksi pertukaranmerupakan dasar pertanggungjawaban dan penentuansaat dan jumlah pengakuan pendapatan.

Pelaporan laba tradisional lebih menekankanpada penentuan laba menurut akuntansi daripada labaekonomi. Laba akuntansi ditentukan denganpengukuran perubahan dalam aset bersih yang dicatatatau terealisasi tidak termasuk transaksi modal dandividen. Konsep ini tidak berusaha menempatkan nilaiharapan atau perubahan nilai harapan aset dan utangdalam pelaporan laba. Pendekatan ini tidak melaporkansemua informasi yang relevan mengenai entitas bisnis.Schroeder dan Clark (1995, p. 118) mengutip dariEdwards dan Bell mengusulkan prosedur penentuanlaba akuntansi ke dalam empat komponen laba, yaitu:(a) current operating profit; (b) realizable cost sav-ings; (c) realized cost; dan (d) realized capital gain.Alasan memasukkan item (c) dan (d) adalah agar adapeningkatan kualitas dan isi laporan laba-rugi.

FASB dan APB menggunakan konsep all-in-clusive sebagai dasar pelaporan laba. Namun, konsepini secara perlahan telah terkikis. Hal ini terlihat dalamstatemen yang dikeluarkan oleh FASB, yaitu: State-ment No. 12, Accounting for Certain Marketable Se-curities; Statement No. 52, Foreign Currency Trans-lation; Statement No. 80, Accounting For Future Con-tracts; Statement No. 87, Employee’s Accounting ForPensions; dan Statement No. 115, Accounting for Cer-tain Investment in Debt and Equity Securities. Dalamstatemen-statemen tersebut ada beberapa item labayang secara langsung dilaporkan pada bagian ekuitas.Hal ini akan mengakibatkan item ekuitas menjadi tempatpenampungan informasi-informasi penting mengenaikinerja entitas bisnis (Beresford, Johnson, dan Reither,1996).

Pelaporan laba berkaitan erat dengan konsep

Page 25: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

92

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

pengukuran dan pengakuan terhadap pendapatan danbiaya. Pengukuran adalah penentuan angka suatuobjek atau kejadian yang akan dicatat. Ini jugamerupakan proses pembandingan untuk mendapatkaninformasi yang lebih baik untuk membedakan satualternatif dari alternatif lain dalam suatu situasipengambilan keputusan. Penggunaan asumsi unitpengukur nilai nominal mata uang mengakibatkanpengukuran laba menjadi kurang bermanfaat dankurang dapat diperbandingkan. Hal ini disebabkankarena secara umum daya beli akan selalu berubah.

Pengakuan adalah pencatatan suatu transaksiatau kejadian secara formal, sedangkan realisasi adalahpengkonversian aset bukan tunai menjadi kas atautuntutan terhadap kas. Konsep realisasi menyebutkanbeberapa kriteria, yaitu: (a) pendapatan harus dapatdiukur; (b) pengukuran harus diuji oleh transaksi pasareksternal; dan (c) kejadian penting telah terjadi(Johnson, Reither, dan Swieringa, 1995). Pengakuanpendapatan dapat dilakukan dengan mempertimbang-kan tingkat kepastian terjadinya suatu transaksi. Jikatingkat kepastian suatu transaksi terjadi sangat tinggi,maka pengakuan pendapatan dapat dilakukan sebelumtitik penjualan. Jika terjadi sebaliknya, makapengakuan pendapatan sebaiknya ditunda.Penggunaan pengujian crucial event dan pendekatantransaksi dalam pengakuan pendapatan telahmenghasilkan laba akuntansi yang mengukurperbedaan antara penjualan produk perusahaan(pendapatan) dan kos yang terjadi dalam produksi danpenjualan produk (biaya). Penggunaan prinsiprealisasi menyebabkan pendapatan cenderung lebihdiakui pada titik penjualan. Sebenarnya, pengakuanpendapatan dapat dilakukan pada titik penjualan atausebelum titik penjualan, tergantung pada tingkatkepastian transaksi tertentu.

Prinsip penandingan adalah penting dalampengakuan pendapatan, sebab konsep ini menjadidasar konsep laba akrual dan pelaporan secara periodik.Prinsip ini berusaha mempertemukan antara usaha danhasil. Kos harus dihubungkan dengan pendapatanyang direalisasi pada periode tertentu dengan dasarkorelasi antara kos dengan pendapatan yang diakui.Penekanan pada konsep ini menyebabkan pelaporanlaba lebih menekankan pada pengukuran langsungterhadap pendapatan dan biaya. Prinsip inimengakibatkan item-item pendapatan atau keuntungan

yang tidak dapat ditandingkan secara langsungdengan kos dilaporkan langsung ke dalam bagianekuitas. Dengan demikian, tidak semua komponen labatercakup dalam laporan laba-rugi tradisional.

Perkembangan bisnis perusahaan telahmeningkatkan variasi dan kompleksitas transaksi ataukegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh suatuentitas. Kompleksitas bisnis perusahaan ditunjukkanjuga dengan munculnya berbagai instrumen-instrumenkeuangan baru yang mempengaruhi perhitungan earn-ing per share perusahaan, misalnya, obligasikonvertibel, opsi, right, waran, futures, dan lain-lain.Pelaporan laba tradisional lebih banyak menggunakanukuran kos historik dalam penentuan biaya yang akandipertemukan dengan pendapatan. Pemakai laporankeuangan cenderung kurang menyukai pengukuranberdasarkan kos historik, sebab tidak mencerminkangambaran yang realistik terhadap aset dan utangperusahaan. Berdasarkan uraian di atas, kemungkinanpenyusun standar perlu menetapkan standar yangmendukung pelaporan laba dengan konsep yangsebenarnya telah ditetapkan oleh badan otoritasakuntansi seperti FASB atau IAI, yaitu labakomprehensif.

Laba komprehensif menjadi salah satu ukurankinerja. FASB mendefinisikan laba komprehensifsebagai perubahan dalam ekuitas (aset bersih) suatuentitas dalam suatu periode yang berasal dari semuatransaksi, kejadian atau keadaan yang bukan berasaldari pemilik (SFAC, No. 6, 1985; SFAS No 130, (1997),par. 8). Laba komprehensif tidak mencerminkaninvestasi dan distribusi dari dan kepada pemilik, tetapimeliputi komponen laba operasi, berbagai tipepenghasilan/keuntungan dan biaya atau kerugian,serta penyesuaian periode sebelumnya. Selain itutermasuk juga item-item laba atau rugi yangdisebabkan karena perubahan keadaan lingkungansosial, ekonomi, politik, dan keamanan. Masalah utamadalam pelaporan laba adalah adanya item-itempembentuk laba yang belum dimasukkan dalamperhitungan laba tradisional, sebab belum terealisasi.Namun, item-item tersebut menunjukkan nilaisubstansinya dan ukurannya diakui oleh pemakaiinformasi keuangan. Tabel 1 menunjukkan beberapacontoh item yang disebabkan karena perubahankondisi lingkungan, namun belum dimasukkan ke dalampelaporan laba-rugi perusahaan. Item-item tersebut

Page 26: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

93

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

dilaporkan langsung pada bagian ekuitas dalam laporanneraca.

Salah satu organisasi pemakai informasi laporankeuangan yang berpengaruh kuat di Amerika Serikatadalah Association of Investment Management andResearch (AIMR). AIMR telah berusaha mendorongFASB untuk membangun jembatan dari konsep kepadastandar untuk pelaporan laba komprehensif. AIMRmenyatakan bahwa tidak ada suatu dasar konseptualuntuk menghindari laporan laba-rugi dengan langsungmelaporkan item-item tertentu ke seksi ekuitas(Johnson, Reither, dan Swieringa, 1995). Seharusnyaitem-item tersebut dilaporkan dengan dasarkonseptual representational-faithfulness ke dalamlaporan laba-rugi terlebih dahulu. Salah satu alternatifyang digunakan oleh Accounting Standard Board(ASB) di Inggris adalah menyajikan laporan totalkeuntungan dan kerugian yang diakui sebagai laporanlaba-rugi kedua untuk mendukung laporan laba-rugiutama (Cope, Johnson dan Reither, 1996). ASB telahmenetapkan standar untuk pelaporan keuangan inisejak tahun 1995. Pelaporan laba komprehensifdiharapkan akan memperbaiki kualitas pelaporankeuangan dan kemanfaatannya. Selain itu, akanmendukung peningkatan keterpahamian investor dankreditor serta pemakai lainnya terhadap laporankeuangan, serta lebih meningkatkan keterpercayaanterhadap hasil perbandingan laporan keuangan.

Melalui SFAC No. 5, FASB berusahamenguraikan secara luas konsep pengukuran denganmenjelaskan dan memperkenalkan pendefinisian labakomprehensif sebagai suatu konsep dalam pelaporanlaba. Pendefinisian laba komprehensif seperti di atasbertujuan mengikat pendekatan capital maintenancedan pendekatan tradisional akuntansi mengenai laba.Secara konseptual pelaporan laba komprehensif telahditetapkan oleh FASB dalam SFAC No. 5, disebutkanbahwa laporan keuangan sebaiknya berisi laporanberikut: (a) posisi keuangan akhir periode; (b) laba ataurugi periode; (c) comprehensive income selama suatuperiode; (d) aliran kas selama periode tertentu; dan (e)investasi dan distribusi oleh/kepada investor selamaperiode tertentu. Dengan demikian, ada dua ukuranyang dapat digunakan untuk menilai prestasi suatuentitas, yaitu ukuran laba bersih dan comprehesiveincome. Laba bersih lebih mengukur kinerjatransaksional suatu entitas bisnis, sedangkan laba

komprehensif lebih fokus pada kinerja pertumbuhanekonomi suatu entitas bisnis. Hubungan antara lababersih, earnings dan comprehensive incomeditunjukkan dalam Tabel 2.

Konsep Penyusunan Pelaporan LabaKomprehensif. Ada beberapa konsep penting yangmendasari penyusunan laporan laba komprehensif,yaitu konsep all-inclusive; pendekatan aset-utangdan pendapatan-biaya; konsep laba akuntansi danlaba ekonomi; dan pendekatan pengukuran laba.Konsep All-Inclusive dan Laporan Laba Komprehensif.Jika kita berbicara tentang laba komprehensif, makakonsep laba all-inclusive merupakan suatu alasanuntuk mendukung pengembangan konsep labakomprehensif. Penciptaan istilah laba komprehensif dankonsep laba all-inclusive merupakan hasil dari suatukeinginan untuk menggabungkan dan melaporkansemua perubahan ekuitas yang bukan bersumber daripemilik selama suatu periode tertentu dalam satulaporan akhir yang terintegrasi (Robinson, 1991).Namun FASB, telah membuat suatu perkecualiantertentu dalam konsep laba all-inclusive denganmenentukan agar item-item tertentu dilaporkanlangsung sebagai ekuitas dalam neraca. Sebagaicontoh item-item pada Tabel 1.

Pendekatan Aset-Utang Versus PendekatanPendapatan-Biaya. Laporan laba-rugi, earnings, danlaba komprehensif memiliki elemen-elemen yangsebagian besar serupa. Perhitungan laba komprehensifmencerminkan perubahan dalam aset bersih, namunperhitungan laba bersih dan earnings lebihmencerminkan aspek penandingan pendapatan denganbiaya. Penentuan laba komprehensif menunjukkanpenerapan pendekatan aset-utang, sedangkanpenentuan laba bersih menunjukkan penerapanpendekatan pendapatan-biaya. Secara konseptual, labayang dihasilkan suatu entitas melekat pada setiap poslaporan keuangan dan tidak hanya pada pospendapatan dan biaya. Oleh karena itu, penentuan labasecara wajar sebaiknya menggunakan pendekatanaset-utang, sebab dapat mencerminkan semuaperubahan dalam setiap pos laporan keuanganpembentuk laba.

Hunt (1994) mengutip dari seksi 1000 CICAHandbook, menyebutkan bahwa pada tahun 1991,komite standar akuntansi (Accounting Standards Com-mittee) telah menyetujui rerangka konseptual

Page 27: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

94

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

pelaporan keuangan yang terutama didasarkan padasudut pandang neraca (pendekatan aset-utang). Dalamseksi tersebut dijelaskan definisi aset, utang, ekuitas,pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian. Definisielemen laporan keuangan tersebut, semuanyaditurunkan dari definisi dasar aset dan utang. Dengandemikian, rerangka konseptual memfokuskan padasumber ekonomi dan kewajiban (utang) yangdilaporkan dalam neraca, dan perubahan di dalamsumber ekonomi serta utang dalam laporang laba-rugi.Menurut Hunt (1994), secara substansi definisi elemen-elemen laporan keuangan dalam Section 1000 tersebutsama dengan yang didefinisikan oleh SFAC No. 6 yangdikeluarkan oleh FASB dalam tahun 1985. Kesukarandari pendekatan aset-utang adalah adanya pihak yang

percaya bahwa pengukuran aset dan utang tidakmemberikan pengakuan yang memadai mengenaipentingnya pengukuran hasil operasi. Untuk itu,mungkin diperlukan pendefinisian kembali elemen-elemen pembentuk laba atau rugi. SFAC No. 5menyatakan bahwa laba (earnings) adalah:is measure of entity performance during a period. Itmeasures the extent to which asset inflow (revenueand gain) associated with cash-to-cash cycles sub-stantially completed during the period exceed assetoutflows (expenses and losses) associated, directlyor indirectly, with the same cycles.

Pernyataan ini menunjukkan bahwapendapatan dan keuntungan atau biaya dan kerugiandiukur berdasarkan aliran masuk dan aliran keluar aset,

Tabel 1Perubahan Ekuitas Bukan dari Pemilik yang Dikeluarkan dariPerhitungan Laba Bersih

Sumber: Beresford, Dennis R; L. Todd Johnson; and Cherri L. Reither (1996). “Is a Second IncomeStatement Needed?” Journal of Accountancy, Volume 181, pp. 69-72.

g Penyesuaian translasi mata-uang asing

(SFAS, No. 52)1 Laba atau rugi transaksi mata-uang

asing yang didesain sebagai hedging investasi pada entitas luar negeri (SFAS, No. 52, par. 20a)2

Laba atau rugi transaksi mata-uang asing antarperusahaan yang bersifat investasi jangka panjang (SFAS, No. 52, par. 20b)

Perubahan nilai pasar kontrak masa depan yang memenuhi kriteria sebagai hedging aset yang dilaporkan sebesar nilai wajar, kecuali kejadian khusus yang diuraikan dalam paragraf 11, meminta agar laba atau rugi diakui lebih awal, sebab tidak memiliki keterhubungan yang erat (SFAS, No. 80, par. 5)

Jumlah lebih kewajiban pension tambahan terhadap kos jasa yang belum diakui (SFAS, No. 87, par. 37)3

Keuntungan dan kerugian pemilikan sekuritas utang berkategori tersedia untuk dijual (SFAS, No. 115, par. 13)

Keuntungan dan kerugian pemilikan yang belum diakui dari sekuritas utang berkategori held-to-maturity yang ditransfer menjadi kategori tersedia untuk dijual (SFAS, No. 115, par 15c)

Kenaikan nilai wajar sekuritas berkategori tersedia untuk dijual (TUD) yang sebelumnya diakui sebagai kerugian (SFAS, No. 115, par 16)6

Penurunan nilai wajar sekuritas berkategori tersedia untuk dijual (TUD)---jika bukan merupakan kerugian sementara yang sebelumnya diakui sebagai kerugian (SFAS, No. 115, par. 16)

1 Serupa dengan SAK No. 11, “Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing,” par. 14., 1994.2 Serupa dengan SAK No. 10, “Transaksi Dalam Mata Uang Asing,” par. 16 dan 17, 1994.5 Serupa dengan SAK No. 18, “Akuntansi Dana Pension,” par. 27, 1994.6 Serupa dengan SAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu,” par. 14, 1998.

Page 28: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

95

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

sehingga jika tidak ada aliran masuk atau keluar aset,maka tidak ada pendapatan atau biaya dan kerugianatau keuntungan yang dapat diukur dan perlu diakui.Di bagian lain, SFAC No. 5 juga menjelaskan bahwacurrent-price dapat diakui, jika cukup relevan dandapat dipercaya (SFAC No. 5, 1984). Harga pasarsekuritas menceminkan nilai yang dikandung dalamsekuritas dan para investor serta kreditor sangatberkepentingan terhadap informasi terkini daripadainformasi masa lalu, sehingga nilai tersebut dapatdiakui. Oleh karena itu, pernyataan di atas sebaiknyadidefinisikan kembali agar selaras dengan definisipendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian dalamSFAC No. 6, 1985. Definisi dalam SFAC No. 6menunjukkan bahwa pendapatan, biaya, keuntungandan kerugian didefinisikan sebagai perubahan dalamaset dan/atau utang. Dengan demikian, definisitersebut sangat dekat hubungannya denganpendekatan aset-utang dan neraca tidak sekadarmenjadi tempat menyimpan nilai residu dalam prosespenentuan laba.

Dalam praktik saat ini, pendekatan yangdigunakan dalam pengukuran laba lebih menekankanpada prinsip penandingan (matching principle), yaitudengan melakukan pengukuran langsung terhadapitem-item pendapatan dan biaya. Berdasarkanpendekatan ini, laba merupakan sisa hasil pengukuranpendapatan dan biaya. Pendekatan ini mendukungpenerapan dasar akrual dalam pengakuan pendapatandan biaya. Perubahan dalam aset dan utang diakui,hanya jika terjadi transaksi dan perubahan nilai di pasaratau sekadar perubahan nilai harapan yang tidak perludiakui. Pendekatan ini pada tingkat sintaksis dikenaldengan pendekatan transaksi (transaction approach).

Item-item mendasar dari pendekatan aset-utangakan membantu mengarahkan FASB untukmemfokuskan pada laporan laba komprehensif menjadilebih bermanfaat. Tabel 3 menunjukkan berbagai halyang mungkin menjadi aspek penting bagi FASB untukmenerapkan konsep laba komprehensif. Peningkatankompleksitas transaksi bisnis, diversitas transaksibisnis, dan meningkatnya kepiawaian para pemakai

Sumber: SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises.

Tabel 2 Hubungan Antara Laba Bersih, Earnings, dan Laba K

Keterangan Laba Bersih Ear

Pendapatan Rp100 Biaya -80 Laba tidak biasa 3 Laba dari operasi dilanjutkan 23 Rugi penghentian bisnis Laba dari operasi segmen dihentikan Rp10 Rp10 Rugi dari segmen dihentikan -12 -2 -12 Laba sebelum item ekstraordiner dan Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi 21 Rugi ekstraordiner -6 -6 Rugi penyesuaian perubahan prinsip akuntansi -2 -8 - Earnings Laba bersih Rp13 Rugi penyesuaian perubahan prinsip akuntansi Perubahan modal_sumber bukan pemilik Laba komprehensif

Page 29: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

96

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

informasi keuangan serta dukungan teknologiinformasi yang semakin canggih, merupakan dasarargumentasi yang cukup kuat untuk menerapkanpendekatan aset-utang dalam penentuan labaperusahaan.

Investor, kreditor, dan pemakai lainnyamenggunakan informasi keuangan dengan berbagaicara. Entitas bisnis perlu melaporkan informasiberkualitas dalam format yang dapat membantu parapemakai memanfaatkan laporan keuangan untukberbagai tujuan. Pelaporan laba komprehensifmerupakan salah satu cara membantu para pemakaimelakukan evaluasi, prediksi, penetapan, konfirmasi,perubahan dan penolakan suatu alternatif tindakantertentu. Kemanfaatan pelaporan laba sangattergantung pada keterpahamian tentang siapakahpenerima laba. Penjelasan mengenai konsep laba akanmembantu menjawab pertanyaan tersebut.

Perbandingan Antara Konsep Laba Akuntansidan Konsep Laba Ekonomi. Menurut Mitchell (1995),laporan laba-rugi memiliki peranan penting dalam duniabisnis saat ini. Akan tetapi ada dua pandangan yang

berbeda mengenai konsep laba, yaitu konsep labamenurut akuntan dan menurut ahli ekonomi (Tabel 4).Mitchell juga setuju bahwa konsep income didasarioleh konsep: (a) going concern; (b) objectivity; (c)realization of revenued; dan (d) monetary unit. Padaakhirnya, Mitchell membuat konklusi bahwa akuntandan ekonom memiliki tujuan yang berbeda dalampenentuan laba. Akuntan memperhatikan apa yangtelah terjadi atau historis, sedangkan ekonom lebihmemperhatikan sesuatu yang akan terjadi atau futuris.Akuntan memandang laba harus direalisasi dandikuantifikasi secara objektif. Ekonom memandang labadapat diakui setelah ada penetapan secara layak untukmenjaga agar modal tetap. Konsep ekonomi didasarkanpada pertimbangan subjektif dan akuntansi bersifatobjektif (Mitchell, 1995, p. 137). Jika perusahaanmelaporkan laba komprehensif, maka pelaporan labaakan mendekati pelaporan laba menurut ekonom.Pelaporan laba juga berhubungan erat dengan konsepyang menentukan penerima laba perusahaan, yaitukonsep laba.

Pendekatan Aset-Utang Pendekatan Pendapatan-Biaya

1. Laba sebagai ukuran perubahan dalam aset bersih pada periode tertentu

1. Laba sebagai ukuran langsung keefektifan perusahaan menggunakan input untuk mendapatkan atau menjual output dan tidak perlu dibatasi oleh perubahan dalam sumber ekonomi bersih

2. Laba tergantung pada definisi aset dan utang

2. Laba tergantung pada pendefinisian dan penandingan pendapatan dan biaya

3. Beban ditangguhkan akan diakui hanya pada saat mereka merupakan sumber ekonomi atau utang

3. Beban ditangguhkan dan cadangan kemungkinan dihasilkan dari pengukuran laba periodik

4. Informasi laba lebih bermanfaat bagi investor dan kreditor

4. Informasi laba lebih bermanfaat bagi investor dan kreditor

5. Tidak ada satu pun pendekatan berhubungan otomatik dengan atribut-atribut ukuran tertentu

5. Sama.

6. Tidak meminta semua item sumber ekonomi dan kewajiban yang diakui sebagai aset dan utang atau semua perubahan dalam aset dan utang tercakup dalam laba. Laba membatasi elemen-elemen laporan keuangan yang dipilih mewakili aset bersih dan transaksi atau kejadian yang mengubah atribut aset bersih

6. Laba merupakan perbedaan antara pendapatan dan biaya, mungkin juga termasuk item-item lain yang perlu dipertemukan, sekalipun mereka tidak mewakili perubahan dalam aset bersih

Tabel 3Perbandingan Antara Pendekatan Aset -Utang dan Pendekatan Pendapatan – Biaya

Page 30: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

97

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

Siapakah Penerima Laba? Ada tiga konsep laba,yaitu (a) physic-income; (b) real-income; dan (c)money-income. Physic-income berkaitan denganpemuasan keinginan manusia. Konsep ini sukar untukdiukur sebab keinginan manusia sulit untukdikuantifikasikan. Real income berhubungan dengankenaikan kekayaan ekonomi dan keuntungan individu,sedangkan money income sangat mudah diukur,namun konsep ini tidak mempertimbangkan perubahannilai dalam unit moneter (Schroeder dan Clark, 1995, p.115). Para ekonom lebih memfokuskan pada penentuanseberapa baik kondisi (better-off) suatu entitas selamaini. Mereka lebih menekankan pada penentuan realincome. Schroeder dan Clark mengutip dari Hicksianmenyebutkan bahwa:the purpose of income calculation in practical af-fairs is to give people an indication of the amountwhich they can consume without improverishing them-selves. Following out this idea it would seem that weought to define a man’s income as the maximum valuewhich he can consume during a week, and still ex-pect to be as well off at the end of the week as he wasat the beginning.

Konsep ini lebih menekankan pada laba indi-vidual. Jika diterapkan dalam penentuan labaperusahaan, maka kata konsumsi diubah menjadi

distribusi. Konsep laba ini digunakan oleh suatuentitas untuk mengukur net-asset awal dan akhirperiode dalam periode yang sama denganmengeluarkan transaksi dividen dan modal. Laba bisnisadalah perubahan yang terjadi dalam nilai aset bersih.Konsep ini lebih dikenal akuntan sebagai capital main-tenance concept. Konsep ini menyebutkan bahwa tidakada laba yang diakui sampai dengan ditahan dandiperoleh kembali. Ada dua kritik yang berhubungandengan konsep ini, yaitu bersifat subyektif dan faktordiskonto tidak diketahui. Bersifat subjektif, sebab aliranmasuk aset masa depan dan aliran keluar utang masadepan tidak diketahui secara pasti.

Untuk menentukan siapa yang tepat sebagaipenerima laba, maka perlu mempertimbangkan konseplaba yang diterapkan. Hendriksen mengusulkan, lababersih disajikan dengan dasar konsep berikut: (a)value-added; (b) enterprises net income; (c) net in-come to investor; (d) net income to stockholders; dan(e) net income to residual equity holders (Hendriksen,1982, pp.163-167).

Value added concepts memandang labasebagai current market price (termasuk unrealizedholding gains) produk perusahaan dikurangi kosbarang dan jasa eksternal yang dihubungkan denganpemerolehan produk (sebagai kenaikan harga pasar

Tabel 4 Perbandingan Konsep Laba Akuntansi dan Ekonomi

Konsep Laba Akuntansi Konsep Laba Ekonomi

1. Lebih sempit dibandingkan dengan konsep laba ekonomi

1. Lebih luas dibandingkan dengan konsep laba akuntansi (domain akuntan adalah ekonom)

2. Laba bisnis adalah sisa penandingan pendapatan direalisasi dengan kos yang terkonsumsi

2. Laba bisnis adalah jumlah kekayaan yang dapat didistribusikan selama periode tertentu tanpa menurunkan prospek masa depan entitas di bawah kondisi periode awal.

3. Net worth = aset - utang 3. Net worth = nilai kini aset tetap + nilai tunai penerimaan masa depan - utang

4. Tidak mempertimbangkan perubahan level harga atau holding gains (apresiasi aset tetap)

4. Mempertimbangkan level perubahan harga dan holding gains

Laba akuntansi dapat dihitung menuju laba ekonomi dengan cara sebagai berikut: = unrealized changes nilai aset tetap selama periode tertentu. Nilai lebih diakui sebagai depresiasi

dan markdown sediaan. ( - ) jumlah terealisasi periode tertentu; perubahan nilai aset tetap pada periode sebelumnya yang tidak

diakui pada periode kini ( + ) Perubahan dalam nilai aset tak berujud selama periode tertentu = Laba Ekonomi

Page 31: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

98

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

produk). Pihak lain selain investor dan kreditor memilikihak terhadap laba perusahaan, misal karyawan danpemerintah. Kelemahan konsep ini adalah memasukkanpemerintah sebagai penerima laba.

Dalam perusahaan modern terdapat duakegiatan utama, yaitu operasi dan pembelanjaan. En-terprise net income ditentukan dari aspek operasi sajadan semua kegiatan pembelanjaan serta pembayaranlain yang diperlukan oleh kegiatan operasi dipandangsebagai return on investment daripada sebagai beban.Konsep ini konsisten dengan konsep entitas yangmemandang perusahaan sebagai entitas terpisah daripemilik dan tidak dipengaruhi oleh sumber pembiayaanmodal. Pajak laba perusahaan dipandang sebagaidistribusi laba kepada pemerintah. Artinya, pemerintahdipandang sebagai penerima laba. Laba dihitungdengan mengurangkan pendapatan dari biaya (selainpajak laba dan bunga). Kritik terhadap konsep iniadalah mengeluarkan aspek karyawan danmemasukkan aspek pemerintah sebagai penerima laba.

Konsep net income to investor juga konsistendengan teori entitas. Menurut konsep ini, pemegangsaham dan kreditor jangka panjang dipandang sebagaiinvestor perusahaan. Laba dilaporkan sebagaipendapatan dikurangi biaya-biaya (kecuali biayabunga). Perbedaan antara konsep enterprise net in-come dengan net income to investor adalah perlakuanterhadap pajak. Berdasarkan konsep ini pajakdipandang sebagai biaya. Berdasarkan konsep net in-come to shareholders, pemilik perusahaan merupakanpenerima laba. Laba bersih dihitung berdasarkankonsep proprietori. Konsep ini menjelaskan labasebagai kewajiban kepada pemegang saham preferendan saham biasa. Berdasarkan konsep ini laba bersihditentukan dengan mengurangkan semua biaya daripendapatan.

Berdasarkan konsep net income to residualequity holders, laba tersedia bagi pemegang sahambiasa yang dipandang sebagai figur penting. Semuabiaya termasuk dividen pemegang saham preferendianggap sebagai biaya dan dikurangkan daripendapatan untuk menentukan laba. Konsep inikonsisten dengan teori pembelanjaan, yangmenyatakan bahwa model earnings berpengaruhterhadap nilai perusahaan dan saham biasa.Berdasarkan konsep ini, laba bagi pemegang sahammerupakan fungsi keterkelolaan sumber daya

perusahaan secara baik, sedangkan sumber modal lainseperti obligasi secara umum kurang berisiko, sebabaliran laba dijamin terus-menerus dan tidak tergantungpada kesuksesan perusahaan. Ringkasan konsep labaditunjukkan pada Tabel 5.

Jika ditinjau dari tujuan pelaporan laba-rugibisnis perusahaan, maka pelaporan laba-rugi terutamaditekankan pada penyediaan informasi yangbermanfaat bagi investor dan kreditor dan pemakailainnya. Berdasarkan kutipan tersebut, FASBmenyebutkan secara langsung mengenai investor dankreditor, sedangkan pemakai lainnya bisa siapa sajayang berkepentingan. FASB ingin menunjukkan bahwapemakai utama informasi akuntansi adalah investordan kreditor. Namun, apakah kreditor dipandangsebagai penerima laba merupakan persoalan lain. In-vestor dan kreditor berkepentingan terhadap informasilaba sebagai indikasi kemampuan perusahaan saat inidan masa yang akan datang dalam penciptaan alirankas. Selain itu untuk mengevaluasi kinerja manajemen,menentukan earnings power, memprediksi laba masadepan, menentukan risiko, mengkonfirmasi, mengubahdan menolak ketentuan dan prediksi yang telahdirencanakan sebelumnya. Pembahasan mengenaikonsep laba bertujuan meningkatkan relevansipelaporan laba, yaitu mengenai kualitas laba. Kualitaslaba menyangkut kelengkapan, informasi laba yangmenyangkut ketertaksiran dan ketepatan waktupelaporannya.

Laba bersih bagi pemegang saham merupakangambaran laba yang sering dipublikasikan. Namun,masing-masing konsep laba memiliki kemanfaatan padakondisi tertentu. Misal, VAC lebih bermanfaat dalampenentuan gross national product; konsep ENI danNII bermanfaat dalam penentuan laba perusahaan;NIREH merupakan dasar penentuan laba per lembarsaham (Schroeder dan Clark, 1995, p. 135).

Pendekatan Pengukuran Laba. Ada duapendekatan yang digunakan dalam pengukuran laba,Transaction Approach (TA) dan Capital Mainte-nance Approach (CMA). Berdasarkan TA labamerupakan hasil pengukuran langsung pendapatandan biaya selama periode tertentu. Semua perubahannilai perusahaan yang tidak disebabkan oleh transaksibukan merupakan laba perusahaan. Laba yangdihasilkan berdasarkan prisnsip akuntansi yangberterima umum lebih didasarkan pada TA.

Page 32: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

99

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

Berdasarkan CMA, laba merupakan perbedaanantara aset bersih awal periode dengan aset bersihakhir periode, tidak termasuk kontribusi dan distribusidari dan kepada pemilik selama suatu periode tertentu.Konsep ini memasukkan semua perubahan nilaiperusahaan selama periode tertentu. Konsep inimerupakan wujud tanggapan ketidakpuasan parapemakai terhadap penggunaan kos historik sebagaiatribut pengukuran yang dominan (Gamble, 1995).

Ada dua konsep utama dalam CMA, yaitu fi-nancial capital concept (FCC) dan physical capitalconcept (PCC). Kedua konsep ini dapat diukur dalamsatuan moneter dan atau daya beli konstan (constantpurchasing power) (SFAC, No. 6, 1985). Perbedaanutama ke dua konsep ini terletak pada perlakuanterhadap dampak perubahan harga aset dan utangselama suatu periode. Berdasarkan FCC, dampakpengaruh perubahan harga diakui sebagai holding-gains dan dilaporkan sebagai return-on-capital. Jikakonsep yang digunakan adalah PCC, maka dampaktersebut diakui sebagai “capital maintenance adjust-ment,” dan dimasukkan secara langsung ke dalam seksiekuitas. Pendefinisian laba komprehensif di atasmerupakan return on financial capital.

Keseluruhan laporan keuangan didasarkanpada konsep pemupukan modal keuangan (financialcapital maintenance) (SFAC No. 5, 1985, par. 45).Dengan demikian, perubahan harga seharusnyadilaporkan terlebih dahulu dalam laporan laba-rugi

sebelum dimasukkan ke bagian ekuitas. Hal ini tidakkonsisten, sebab adanya perubahan harga (sekuritasatau aset tertentu) yang sudah terukur dan diakuikeberadaanya tidak dilaporkan dahulu dalam laporanlaba-rugi, tetapi langsung dimasukkan ke dalam bagianekuitas (neraca). Kelemahan masing-masing konsepdi atas adalah penggunaan standar pengukuran.Konsep capital maintenance tidak akan cukupbermanfaat, jika nilai rupiah tidak stabil. Laporan labakomprehensif mencerminkan CMA. Pelaporan item labakomprehensif mendorong transparansi informasikinerja perusahaan yang selama ini dilaporkan dalambagian modal pemegang saham.

Alternatif Solusi Pelaporan Laba. Hunt (1994)menyatakan bahwa laporan laba-rugi terlalu dibebani,sehingga perlu didefinisikan kembali agar mampumengkomunikasikan hasil operasi secara lebih baik.Kemampuan laporan laba-rugi untuk memprediksikemampuan entitas menghasilkan laba danmenciptakan aliran kas untuk memenuhi kewajiban danmenghasilkan return pada masa depan jugamemunculkan tanda tanya. Penggunaan kos historissebagai alat ukur instrumen keuangan merupakan salahsatu kelemahan laporan laba-rugi tradisional. Salahsatu kemungkinan solusi untuk menyelesaikan konflikdi atas dibutuhkan dua tahapan. Pertama,mendefinisikan kembali konsep laba operasi. Kedua,mengukur perubahan bersih dalam ekuitas yangdihasilkan dari pengukuran kembali aset dan utang

Tabel 5 Perhitungan Laba Berdasarkan Konsep-Konsep Laba

Komponen

Perhitungan Laba Konsep Laba Penerima Laba

Harga pasar (kini) produk (-) Kos barang dihasilkan dan

biaya-biaya eksternal lainnya

= Value Added Concept (VAC)

Karyawan, pemilik, kreditor, dan pemerintah

(-) Unrealized holding gains dan pembayaran kpd karyawan

= Enterprise net income (ENI)

Pemegang saham dan obliga-si, serta pemerintah.

(-) Income taxes = Net income to investor (NII)

Pemegang saham dan obli-gasi.

(-) Biaya bunga = Net income to shareholders (NIS)

Pemegang saham biasa dan preferen

(-) Dividen saham preferen = Net income to residual equtiy holders (NIREH)

Pemegang saham biasa

Page 33: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

100

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

(Hunt, 1994). Tahapan kedua dapat meliputi laba danrugi yang belum direalisasi untuk item-item jangkapanjang, seperti penurunan nilai aset modal, pertukaranmata uang asing, pengukuran nilai wajar instrumenkeuangan tertentu. Dalam usaha untukmengkomunikasikan hasil usaha secara lebih baik,kemungkinan ada baiknya entitas mengungkap sub-total laporan laba-rugi yang dijelaskan sebagai labaoperasi atau laba dari operasi kontinu. Hal ini berkaitandengan masalah konsistensi pelaporan semua itemyang dihasilkan dari siklus bisnis normal entitas (SFACNo. 6, 1985).

Untuk mengakomodasi konflik danketidakmampuan laporan laba-rugi konvensional saatini dan dalam mengantisipasi kompleksitas bisnis,alternatif pelaporan laba dapat dilaksanakan denganmeminta penentu standar menetapkan laporankeuangan keempat yang ditempatkan di antara laporanlaba-rugi dan neraca (Johnson, Reither, dan Swieringa,1995). Robinson (1991) juga menyatakan bahwakompleksitas dan diversitas transaksi bisnismenyebabkan pelaporan laba perlu menggunakanpendekatan aset-utang. Robinson juga menyarankanpenyusunan laporan keuangan untuk labakomprehensif yang melaporkan perubahan dalam asetbersih dan dilaporkan dalam format multiple subto-tals.

AIMR percaya bahwa laba komprehensif dapatmembuat pelaporan keuangan lebih baik dan lebihbermanfaat. Salah satu sebab adalah kemampuannyamelaporkan perubahan nilai wajar sekuritasdiperdagangkan dan semua perubahan dalam ekuitasyang saat ini dilaporkan sebagai ekuitas. Namun,pengukuran laba tradisional menciptakan dilema.Pengukuran instrumen keuangan dengan nilai wajarmenghasilkan pengakuan terhadap keuntungan ataukerugian bagi instrumen tersebut, namunpelaporannya tidak perlu dilaporkan dalam laporanlaba-rugi tradisional, kecuali FASB menetapkan item-item tertentu boleh dimasukkan dalam laporan laba-rugi atau dalam laporan laba komprehensif. Oleh karenaitu dibutuhkan alat baru untuk melaporkan item-itemyang dicontohkan pada Tabel 1.

Format Pelaporan Laba Komprehensif. Formatlaporan laba komprehensif telah diusulkan olehbeberapa ahli. Salah satunya adalah format laporanlaba komprehensif yang diusulkan oleh Baresford et

al (1991). Laba komprehensif hasil bisnis perusahaanmeliputi, (a) transaksi pertukaran bisnis perusahaandengan entitas lain; (b) usaha produktif perusahaan;dan (c) perubahan harga, kasualitas, dan pengaruhinteraksi antara perusahaan dengan lingkunganekonomi, hukum, sosial, politik, dan fisik (SFAC No. 6,1985). Komponen laba komprehensif dapat dilaporkandengan menggunakan beberapa format, yaitu (a)pendekatan satu laporan, yaitu menciptakan suatulaporan baru yang diawali dengan hasil perhitunganlaba bersih tradisional dan diakhiri dengan labakomprehensif sebagai bottom-line; (b) pendekatan dualaporan, yaitu menyajikan laporan laba-rugi dalamlaporan terpisah, kemudian total laba atau rugi bersihdisajikan sebagai bagian awal dari laporan labakomprehensif (bottom line); dan (c) pendekatanlaporan laporan perubahan modal, kolom pertamauntuk laporan laba tradisional, kolom kedua untukkomponen laba komprehensif, dan kolom ketigakombinasi keduanya. Format (a) tetap berusahamenjaga komponen laporan laba-rugi tradisional. For-mat (b) tidak memerlukan penciptaan laporan baru.Format (c) memberikan keuntungan, yaitu dapatdiperbandingkan (Beresford, Johnson, dan Reither,1991). Usulan format Baresford et al. (1991) ini sesuaidengan alternatif pelaporan laba komprehensif yangdiatur dalam SFAS No. 130 (FASB, 1997).

Dengan pelaporan keuangan seperti yangdiusulkan tersebut akan meningkatkan keterpahamanpara pemakai laporan keuangan, sebab item-item labayang secara langsung dilaporkan dalam ekuitas akandilaporkan dalam laporan laba komprehensif yang lebihformal dan terorganisasi. Ilustrasi dan contoh pelapo-ran laba komprehensif ditunjukkan pada Tabel 6

Sebagai ilustrasi, pada tanggal 1 Januari 1996PT Avis memiliki uang tunai (kas) dan saham biasamasing-masing senilai Rp250.000. Pada tanggaltersebut PT Avis tidak memiliki aset yang lain,kewajiban, atau ekuitas. Pada tanggal 2 Januari 1996,PT Avis membeli sekuritas modal secara tunaiRp250.000 yang diklasifikasikan sebagai available forsale (AFS). Pada tanggal 30 Juni 1996, PT Avis menjual40% sekuritas dan merealisasi laba sebagai berikut:

Nilai wajar sekuritas AFS yang laku terjual Rp110.000(-) Kos sekuritas terjual 100.000Laba direalisasi Rp 10.000

Page 34: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

101

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

Selama tahun 1996, PT. Avis tidak melakukantransaksi yang berkaitan dengan sekuritas yangdimilikinya. PT Avis menerima dividen sebesarRp15.000,- Pada tanggal 31 Desember 1996, portofolioPT Avis diketahui sebagai berikut:

Nilai wajar sekuritas saham Rp170.000(-): Kos sekuritas saham 150.000Laba Belum Direalisasi Rp 20.000

Tabel 6Pelaporan Laba Komprehensif

______________________________________________________________________________(a) Pendekatan satu laporan Laporan Laba-Rugi dan Laba Komprehensif Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 1996 ______________________________________________________________________________ Pendapatan-Pendapatan, Biaya-Biaya, dan lain-lain Pendapatan Dividen Rp15.000 Laba Direalisasi dari Investasi Sekuritas 10.000 Laba Bersih Rp25.000 Total Keuntungan Selama Periode 1996 Rp30.000 (-) Laba Direalisasi (10.000) 20.000 Laba Komprehensif Rp45.000 ______________________________________________________________________________(b) Pendekatan Dua Laporan Laporan Laba-Rugi Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 1996 ______________________________________________________________________________ Pendapatan-Pendapatan, Biaya-Biaya, dan lain-lain Pendapatan Dividen Rp15.000 Laba Direalisasi dari Investasi Sekuritas 10.000 Laba Bersih Rp25.000 Laporan Laba Komprehensif Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 1996 Laba Bersih Rp25.000 Total Keuntungan Selama Periode 1996 Rp30.000 (-) Laba Direalisasi (10.000) 20.000 Laba Komprehensif Rp45.000 ______________________________________________________________________________(c) Pendekatan Laporan Perubahan Modal 1 Laporan Perubahan Modal Pemegang Saham Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 1996 ______________________________________________________________________________ Modal Laba Laba Kom- Total Saham Ditahan prehensif terakumulasi Saldo awal Rp250.000 Rp250.000 (+): Laba Bersih Rp25.000 25.000 Lain-Lain Rp20.000 20.000 Saldo Akhir Rp250.000 Rp25.000 Rp20.000 Rp295.000 ______________________________________________________________________________

Page 35: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

102

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

SFAS No. 130 memberi tiga pilihan pendekatanpenyajian laporan laba komprehensif, 1) pendekatansatu laporan, yaitu item-item laporan laba-rugidigabung dengan item laba komprehensif; 2)pendekatan dua laporan, menyajikan secara terpisahkomponen laba-rugi dan komponen laba komprehensif;atau 3) pendekatan laporan perubahan modal, yaitulaporan perubahan modal pemegang saham (bisamenggunakan format kolom atau format laporan)

Aspek Keperilakuan Dalam Pelaporan LabaKomprehensif. Bhamornsiri and Wiggins (2001)melakukan analisis terhadap perusahaan S&P 100selama tahun fiskal dari 1997-1999. Hasil analisismenunjukkan 76 persen perusahaan menggunakan for-mat modal pemegang saham (pendekatan c) untukmelaporkan item-item laba komprehensif dan hanyasebagian kecil yang menggunakan format a (4%) danb (15%). Campbell et al. (1999), menyatakan bahwaperusahaan cenderung melaporkan item labakomprehensif negatif dalam laporan perubahan modal,sedangkan item laba komprehensif positif dalamlaporan laba-rugi atau laporan laba komprehensif yangterpisah dari laba-rugi. 60 persen laba per saham (LPS)perusahaan akan menurun karena melaporkan item labakomprehensif dan 35 persen LPS perusahaanberpengaruh positif karena melaporkan item labakomprehensif. Beberapa perusahaan mengalamiperubahan LPS lebih dari 100 persen.

FASB lebih mendorong perusahaan untukmenyajikan item laba komprehensif dalam laporanterpisah (Wilson and Walter, 1998). Pelaporan labakomprehensif tentu saja akan memberikan pengaruhyang signifikan kepada pemakai laporan keuangan.Pemakai akan lebih mudah menganalisis kinerjakeuangan melalui pelaporan laba komprehensif. Item-item laba komprehensif yang tadinya disembunyikandalam bagian modal pemegang saham, sekarangdilaporkan dalam laporan keuangan terpisah dan jelasterlihat. Item laba komprehensif akan menonjol dansetara dengan informasi laporan laba bersih. Akantetapi, pelaporan laba bersih dan laba komprehensifjuga kemungkinan akan menimbulkan kebingungandalam menilai kinerja perusahaan.

Oleh karena ada dua ukuran kinerja yangdilaporkan dalam laporan laba komprehensif, makabattom line laba bersih yang dilaporkan akan berbeda.Jika perbedaan tersebut cukup signifikan, diharapkanpembuat keputusan akan bereaksi secara berbedadalam mengevaluasi kinerja suatu perusahaan.Berdasarkan sampel yang dipilih dari 100 perusahaanpublik terbesar menurut Wall Street Journal, Septem-ber 1997, ada 15 perusahaan yang laba bersihnyamenurun dan sembilan perusahaan yang labanyamenaik setelah melaporkan laba komprehensif untuktahun 1996. General Motors merupakan salah satuperusahaan yang laba bersihnya turun sebesar 64,1%

(d) Pendekatan Laporan Perubahan Modal 2 Laporan Perubahan Modal Pemegang Saham Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 1996 ________________________________________________________________ Saham Biasa 1/1/1996 Rp2 Saham biasa diterbitkan Saham Biasa 31/12/1996 Rp2 Laba Ditahan 1/1/1996 Laba bersih tahun 1996 Dividen dibagikan ( Laba Ditahan 31/12/1996 Rp Agio saham biasa 31/12/1996 Laba Komprehensif Terakumulasi Total Pemegang Saham 31/12/1996 Rp2____________________________________________________________________________

Page 36: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

103

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

dan Citibank adalah salah satu perusahaan yang lababersihnya naik sebesar 18,3% (Schmidt, 1999). Duafaktor yang paling berpengaruh signifikanmenyebabkan laba bersih perusahaan menaik ataumenurun adalah rugi penyesuaian translasi mata uangasing dan rugi sekuritas belum direalisasi (Schmidt,1999). Pelaporan laba komprehensif lebih banyakberpengaruh negatif daripada berpengaruh positifterhadap laba bersih (Raw and Walsh, 1999). Rugipenyesuaian translasi mata uang asing dilaporkansebanyak 80 persen sampel, 30-35 persen melaporkankewajiban pensiun dan laba-rugi belum direalisasidilaporkan sebesar 45-55 persen (Bhamornsiri andWiggins, 1999). Hasil ini juga sama dengan yangditemukan oleh Raw and Walsh (1999).

Pengaruh Laporan Laba KomprehensifTerhadap Industri. Perusahaan-perusahaan di US telahmenerapkan standar yang dikeluarkan oleh FASB, yaituSFAS No. 130 tentang pelaporan laba komprehensifsejak Juni tahun 1997. Menurut SFAS No. 130, laporanlaba komprehensif mencakup dua komponen, yaitu:laba bersih dan laba komprehensif. Motivasi FASBdengan standar ini adalah untuk menaikkan visibilitaskomponen laba komprehensif yang sebelumnya tidakdilaporkan melalui laporan laba rugi, yaitu: penyesuaiantranslasi mata uang asing (Foreign Currency Transla-tion Adjustments), laba dan rugi belum direalisasi atasinvestasi sekuritas utang dan modal yang diklasifikasisebagai available for sale (unrealized gains and losseson investment in debt and equity securities classifiedas available for-sale), dan penyesuaian kewajibanpensiun minimum tambahan (additional minimum pen-sion liability adjustments) (Rao and Walsh, 1999).

Rao dan Walsh (1999) meneliti pengaruh SFASNo. 130 terhadap pelaporan keuangan industri di US.SFAS No. 130 akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan multinasional besar. Menurut Rao danWalsh (1999), SFAS No. 130 akan berpengaruh melaluitiga cara, yaitu: pertama, jika mata uang fungsionalperusahaan adalah mata uang asing dan perusahaanmenggunakan current rate method, dan penyesuaiantranslasi akan dilaporkan dalam laporan labakomprehensif. SFAS No. 130 tidak akan memengaruhilaporan laba komprehensif jika perusahaanmenggunakan temporal method, sebab penyesuaianakan dilaporkan dalam laporan laba rugi. Kedua, jikaperusahaan memiliki pos laba-rugi belum direalisasi

dari investasi dalam sekuritas utang dan modal yangdiklasifikasikan sebagai “available-for-sale”berdasarkan SFAS No. 115, maka laba rugi belumdirealisasi tersebut akan dilaporkan sebagai OtherComprehensive Income. Ketiga, jika perusahaanmemiliki kewajiban pensiun minimum berdasarkanSFAS No. 87, dimana item tersebut sebelumnya diakuidalam bagian modal pemgang saham, kenaikan(kenurunan) atas jumlah tersebut akan dilaporkandalam Other Comprehensive Income.

Menurut Rao dan Walsh (1999), SFAS No. 130tidak akan mempengaruhi perusahaan-perusahaanyang mensponsori rencana pensiun kontribusi pasti(defined contribution pension plans) atauperusahaan-perusahaan yang mensponsori rencanapension manfaat pasti (defined benefit pension plans)yang didanai secara penuh atau over funded.Perusahaan-perusahaan diwajibkan melaporkan itemlaba komprehensif dalam laporan keuangan interim.Namun, perusahaan tidak diharuskan menyajikansetiap item secara terpisah.

Rao dan Walsh (1999) mengasumsikan bahwaperusahaan-perusahaan akan banyak yang memilihmenyajikan laporan laba komprehensif denganmenggunakan format pertama dan kedua, sebab duaformat tersebut akan mencapai tujuan utama pelaporanlaba komprehensif secara benar dengan menonjolkanangka laba komprehensif dan laba bersih secara setara.Namun Rao dan Walsh tidak melihat motivasi lain daripemilihan metoda pelaporan laba komprehensiftersebut.

Dampak potensial yang paling signifikan dariperbandingan antara laba bersih tradisional dan labakomprehensif total yang diatur dalam SFAS No. 130akan dirasakan oleh perusahaan-perusahaan dalam 11industri. Perusahaan-perusahaan multinasionalmenduduki ranking sepuluh besar dalam industri yangpaling dominan terpengaruh. Pemeringkatan inidilakukan oleh Fortune Magazine pada April 1998 (an-nual Fortune 500 ranking berdasarkan pendapatan to-tal).

Informasi laba komprehensif seharusnyadipergunakan secara hati-hati. Dampak negatif daripelaporan item laba komprehensif sebenarnya bukanmenjadi tanggung jawab manajemen, sebabmanajemen hanya memiliki sedikit kontrol terhadapitem negatif tersebut. Pelaporan laba komprehensif

Page 37: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

104

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

telah mendorong pengakuan kesetaraan informasi itemlaba komprehensif dengan laba bersih. Pelaporan labakomprehensif telah berusaha menunjukkan adanyarisiko bisnis dalam pengeavaluasian kinerjaperusahaan. Harapannya adalah setiap perusahaanakan mengadopsi format laporan laba komprehensifuntuk meningkatkan keterpahamian dan keterban-dingan informasi laba-rugi dan neraca di antaraperusahaan-perusahaan.

SIMPULAN

Diversitas dan kompleksitas transaksi bisnis yangdilaksanakan entitas-entitas ekonomi saat inimenyebabkan munculnya berbagai instrumenkeuangan baru. Hasil penelitian telah menunjukkanbahwa instrumen keuangan tersebut memilikikemampuan menjelaskan kinerja perusahaan. Laporankeuangan seharusnya dapat mencerminkan nilaiperusahaan. Ada tiga item laporan keuangan pentingyang menjelaskan kinerja perusahaan, yaitu laba rugibelum direalisasi, kewajiban pensiun minimal, dan laba-rugi translasi mata uang asing. Ketika laporan labakomprehensif belum wajib disusun, item-item inidilaporkan langsung dalam neraca pada bagian modal.Dengan demikian, nilai negatif tiga item tersebut dapatdisembunyikan pada bagian modal, sehingga tidakakan mempengaruhi ukuran kinerja perusahaan. Item-item tersebut seharusnya dilaporkan terlebih dahuludalam suatu laporan kinerja, seperti laporan laba-rugiatau laporan terpisah yang disebut laporan labakomprehensif.

Konsep yang ditetapkan oleh FASB mengenaidefinisi aset-utang, pendapatan, biaya, keuntungan,dan kerugian telah menggunakan pendekatan aset-utang, sehingga jika FASB menetapkan suatu standaragar setiap entitas melaporkan laba komprehensif, makainformasi tersebut telah mengarah dan mendekatipelaporan laba ekonomi. Laba komprehensif dapatdilaporkan dengan menggunakan beberapa alternatifformat, yaitu: (a) menciptakan suatu laporan baru yangdiawali dengan hasil perhitungan laba bersihtradisional dan diakhiri dengan laba komprehensifsebagai bottom-line; (b) menayangkan laporan laba-rugi sebagai subtotal dan laba komprehensif sebagaitotal final; dan (c) pendekatan laporan perubahanmodal. Pendekatan pelaporan yang akan dipilih

tergantung pada komponen laba komprehensif apakahnegatif ataukah positif.

Laporan laba komprehensif dapat memberikanbeberapa manfaat berikut (a) menyajikan informasikeuangan yang lebih baik dan bermanfaat; (b)menaikkan keterpahamian investor dan kreditor danpemakai lainnya terhadap laporan keuangan; dan (c)meningkatkan keterpercayaan terhadap hasilperbandingan laporan keuangan. Tulisan ini hanyaingin menguraikan landasan konseptual dan sedikitpermasalahan serta solusi mengenai pelaporan laba.Namun, masih banyak masalah yang perlu dijawabuntuk menerapkan pelaporan ini, misalnya (a) haruskahlaba komprehensif per lembar saham dilaporkan? dan(b) haruskah laba ditahan dilaporkan dengan formatyang dipakai saat ini? Jika perusahaan telah melaporkanlaba komprehensif, investor dan kreditor mungkin perlumenggeser perspektif mereka terhadap pelaporan labarugi kepada laba komprehensif. Laporan labakomprehensif lebih menunjukkan ukuran kinerja yanglebih luas. Ukuran kinerja yang lebih luas mungkinakan berperan penting dalam pembuatan keputusankeuangan masa depan (Bhamornsiri and Wiggins,2001).

Jika suatu saat IAI akan menyusun standartentang laba komprehensif akan lebih baik bagi IAIuntuk mempelajari dampak pelaporan labakomprehensif dari negara-negara lain yang sudahmenetapkan standar pelaporan laba komprehensif,seperti di Amerika Serikat. IAI juga perlumempertimbangkan hasil penelitian penting mengenaipenyusunan laporan laba komprehensif di beberapanegara. Misalnya format modal pemegang saham(pendekatan c) cenderung digunakan untukmelaporkan item laba komprehensif negatif dan laporanlaba-rugi atau laporan laba komprehensif digunakanuntuk melaporkan item laba komprehensif positif.FASB lebih mendorong perusahaan untuk menyajikanitem laba komprehensif dalam laporan terpisah ataumenggunakan format (a) atau (b). (Wilson and Walter,1998). Rao dan Walsh (1999) mengasumsikan bahwaperusahaan-perusahaan akan banyak yang memilihmenyajikan laporan laba komprehensif denganmenggunakan format (a) atau (b), sebab dua formattersebut akan mendorong pencapaian tujuan utamapelaporan laba komprehensif secara benar denganmenonjolkan angka laba komprehensif dan laba bersih

Page 38: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

105

PELAPORAN LABA KOMPREHENSIF DAN IMPLIKASINYA.................... (Efraim Ferdinan Giri)

secara setara.Pelaporan laba komprehensif akan memberikanpengaruh yang signifikan kepada pemakai laporankeuangan. Pemakai informasi laporan keuangan akanlebih mudah menganalisis kinerja keuangan melaluipelaporan laba komprehensif. Dua faktor yang palingberpengaruh signifikan menyebabkan laba bersihperusahaan menaik atau menurun adalah rugipenyesuaian translasi mata uang asing dan rugisekuritas belum direalisasi (Schmidt, 1999). Pelaporanlaba komprehensif lebih banyak berpengaruh negatifdaripada berpengaruh positif terhadap laba bersih(Raw and Walsh, 1999). Rugi penyesuaian translasimata uang asing dilaporkan sebanyak 80 persensampel, 30-35 persen melaporkan kewajiban pensiundan laba-rugi belum direalisasi dilaporkan sebesar 45-55 persen (Bhamornsiri and Wiggins, 1999; Raw andWalsh, 1999).

Dampak potensial yang paling signifikan dariperbandingan antara laba bersih tradisional dan labakomprehensif total yang diatur dalam SFAS No. 130akan dirasakan oleh perusahaan-perusahaan dalam 11industri. Perusahaan-perusahaan multinasionalmenduduki ranking sepuluh besar dalam industri yangpaling dominan terpengaruh (Fortune Magazine, April1998). Informasi laba komprehensif seharusnyadipergunakan secara hati-hati. Dampak negatif daripelaporan item laba komprehensif sebenarnya bukanmenjadi tanggung jawab manajemen, sebabmanajemen hanya memiliki sedikit kontrol terhadapitem negatif tersebut. SFAS No. 130 mencerminkanpengakuan adanya kesetaraan informasi item labakomprehensif dengan laba bersih. SFAS No. 130 telahberusaha menunjukkan adanya risiko bisnis dalampengevaluasian kinerja perusahaan. Harapannyaadalah setiap perusahaan akan mengadopsi formatlaporan laba komprehensif yang dapat meningkatkanketerpahamian dan keterbandingan informasi laba-rugidan neraca di antara perusahaan-perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bhamornsiri, Sak and Wiggins, Casper, (2001). Com-prehensive Income Disclosures. The CPA Jour-nal. 71, 10, pp. 54-56.

Beresford, Dennis R; Johnson, L. Todd, and Reither,Cheri L. (1996). “Is a Second Income StatementNeeded?” Journal of Accountancy, Vol. 181,pp. 69-72.

Cope Anthony T.; Johnson L Todd; and Reither CheriL. (1996). “The Call for Reporting Comprehen-sive Income.” Financial Analyst Journal, Vol.52, pp. 7-12.

FASB (1978). Statement of Financial Accounting Con-cepts No. 1, Objectives of Financial Report-ing by Business Enterprises. Stamford-Con-necticut: FAF.

FASB (1984). Statement of Financial Accounting Con-cepts No. 5, Recognition and Mesurement inFinancial Statements of Business Enterprises.Stamford-Connecticut: FAF.

FASB (1985). Statement of Financial Accounting Con-cepts No. 6, Elements of Financial Statements.Stamford-Connecticut: FAF

FASB (1997). Statement of Financial Accounting Stan-dards No. 130, Reporting Comprehensive In-come. Stamford-Connecticut: FAF.

Fortune 500 ranked by industry (1998, April 27). For-tune, 137, F-30.

Gamble, George O. (1995). “Concepts of Capital Main-tenance.” in Accounting Theory: Text andReadings. Ed. Schroeder, Richard G. and MyrtleClark. Fifth Edition. New-York: John Wiley &Sons.

Hendriksen, Eldon S. (1982). Accounting Theory.Fourth Edition. Homewood, Ill.: Richard D.Irwin.

Page 39: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

106

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 89-106

Hunt, Cally.(1994). “The Overbourdened Income State-ment.” CA Magazine, Vol. 127, pp. 53-54.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2004). Standar AkuntansiKeuangan (SAK). Jakarta: Salemba Empat.

Johnson, L. Todd; Cheri L. Reither, and Robert J.Swieringa (1995). “Commentary: Toward Report-ing Comprehensive Income.” Accounting Ho-rizon, Vol. 9, pp. 129-37.

Mitchell, Bert N. (1995). “A Comparison Of Account-ing and Economic Concepts of Business In-come.” in Accounting Theory : Text and Read-ings. Ed. Schroeder, Richard G. and MyrtleClark. Fifth Edition. New-York: John Wiley &Sons.

Rao, Arundhati and Walsh, Robert J. (1999). Impact of“reporting comprehensive income” on largemultinational firms. Southern Business Review.25, 1, pp. 22-30.

Robinson, Loudell E. (1991). “The Time Has Come toReport Comprehensive Income.” AccountingHorizon, Vol. 5, pp. 107-12.

Schroeder, Richard G. and Clark Myrtle (1995). Account-ing Theory: Text and Readings. Fifth Edition.New-York: John Wiley & Sons.

Schmidt, Richard J. (1999). The Impact of Report Com-prehensive Income.” Ohio CPA Journal, 58, 1,pp. 50-52.

Wilson, Arlette C. and Waters Gary. (1998). ReportingComprehensive Income. The National PublicAccountant. 43, 1, pp. 43-46.

Page 40: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

107

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ............................ (Endang Kiswara)Vol. 20, No. 2, Agustus 2009Hal. 107-117

ABSTRACT

Prior to Meek et al. (1995), this research concerned thefactors impact voluntary disclosure by multinationalcorporations in Indonesia. Moreover, the variabels ofpublic ownership, company base and size of the direc-tors were added. This study compares the informationcontent of 59 annual reports of multinational corpora-tions. The findings provide support for the hypoth-esis that variables of company base, and industrial baseaffected voluntary disclosures in the annual financialreporting of going public multinational corporations inIndonesia. Statistics significance at 0,05 and 0,1, butsimultaneously all variables were significance at thedeterminant value of 32,3%. Outcomes of this researchclarified the effect of all variables simultaneously tothe annual voluntary diclosures. The findings alsosuggest that, for multinational corporations, the mar-ket perceives the announcement of the voluntary dis-closure as less credible relative to that mandatory is-suance. This could be because the practice of report-ing voluntary disclosure isn’t under the BAPEPAM’sauthoritative guidance, which brings consistency andcomparability in that kind of reporting.

Keywords: voluntary disclosures, factors influenced,multinational corporations (MNCs)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENGUNGKAPAN SUKARELA OLEH

PERUSAHAAN MULTINASIONAL DI INDONESIA

Endang KiswaraFakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Jalan Erlangga Tengah Nomor 17, Semarang 50241Telepon +62 24 81 229 20208, Fax. +62 24 8414747

E-mail: [email protected] atau [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

PENDAHULUAN

Statements of Financial Accounting Concepts No. 1Paragraf 7 menyatakan bahwa manajemen dapatmenyampaikan informasi kepada pihak-pihak di luarperusahaan melalui pelaporan keuangan. Informasitersebut diungkapkan karena dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berwenang, pengatur kebijakan, atau karenamanajemen mempertimbangkan kegunaannya untukpihak-pihak di luar perusahaan dan pengungkapannyabersifat sukarela. Salah satu media utamanya adalahmelalui laporan tahunan yang mengkomunikasikankondisi keuangan dan informasi lainnya kepadapemegang saham, kreditur, dan stakeholders atau calonstakeholders lainnya. Laporan tersebut juga menjadialat utama bagi para manajer untuk menunjukkankeefektifan pencapaian tujuan dan untuk melaksanakanfungsi pertanggungjawaban dalam organisasi.

Kualitas informasi tercermin dari luaspengungkapan dalam laporan tahunan yang diterbitkanperusahaan. Pengungkapan dibedakan menjadi dua,yaitu pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela.Pengungkapan wajib merupakan pengungkapaninformasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku.Peraturan mengenai pengungkapan informasi dalamlaporan tahunan di Indonesia dikeluarkan olehpemerintah, yaitu melalui Surat Keputusan Ketua

Page 41: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

108

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 107-117

Bapepam No. Kep-38/PM/1996. Pengungkapansukarela adalah pengungkapan melebihi dari yangdiwajibkan oleh peraturan yang berlaku dan merupakanpilihan bebas manajemen perusahaan untukmemberikan informasi akuntansi dan informasi lainnyayang dipandang relevan untuk pembuatan keputusanoleh para pemakai laporan tahunannya (Meek, dkk,1995).

Perusahaan mempunyai kepentingan untukmemberikan pengungkapan secara memadai karenaperusahaan saling bersaing antara satu dengan yanglain di pasar modal dalam jenis sekuritas, termin danimbal hasil yang ditawarkan. Sementara itu terdapatketidakpastian mengenai kualitas perusahaan dansekuritasnya, sehingga investor membutuhkaninformasi untuk menilai perusahaan dan mengambilkeputusan. Perusahaan memenuhi kebutuhan tersebutsebagian melalui pemberian informasi secara sukarela(Foster, 1986 dalam Meek, dkk, 1995).

Dalam mengambil keputusan melakukanpengungkapan, perusahaan hendaknya memperhatikanmanfaat dan biaya yang ditimbulkan akibat melakukanpengungkapan. Manfaat yang didapat adalahdiperolehnya biaya modal yang rendah dandipahaminya risiko investasi. Sementara biayapengungkapan sukarela berupa seluruh biaya yangberhubungan langsung atau tidak langsung terhadappenerbitan laporan sukarela.

Luas pengungkapan antara perusahaan dalamindustri satu dengan industri lainnya berbeda-beda.Perbedaan ini dipicu oleh kandungan risiko masing-masing industri yang berbeda dan masing-masingindustri memiliki karakteristik yang berbeda. Penelitianmengenai faktor-faktor yang mempengaruhi luaspengungkapan sukarela dalam konteks internasionaltelah dilakukan oleh Meek dkk (1995). Meek dkk (1995)meneliti faktor-faktor yang mempengaruhipengungkapan sukarela dalam laporan tahunanperusahaan multinasional di Amerika Serikat, Inggrisdan Benua Eropa berdasarkan 3 (tiga) tipe informasi,yaitu informasi strategik, informasi keuangan daninformasi non keuangan. Penelitian dilakukan terhadap226 buah sampel laporan tahunan perusahaanmultinasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwasize, region, listing status, dan industri merupakanfaktor-faktor yang penting dalam menjelaskan luaspengungkapan sukarela secara keseluruhan.

Penelitian terdahulu menunjukkan hasil yangtidak konsisten, sehingga dalam penelitian ini akandikembangkan faktor-faktor yang diharapkanberpengaruh terhadap luas pengungkapan sukareladalam laporan tahunan perusahaan. Variabel yangmeliputi rasio-rasio keuangan dikeluarkan dari faktor-faktor yang diteliti, karena berdasarkan SuratKeputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996,rasio-rasio keuangan merupakan bagian dari ikhtisardata keuangan penting yang wajib diungkapkan olehperusahaan. Variabel-variabel yang akan diteliti antaralain, size perusahaan, proporsi kepemilikan saham olehpublik, basis perusahaan, tipe industri, dan ukurandewan komisaris.

Penelitian ini merupakan replikasi atas penelitianyang telah dilakukan oleh Meek dkk (1995). Beberapaperbedaan mendasar dari penelitian sebelumnya, antaralain pertama, obyek penelitian ini adalah perusahaanmultinasional di Indonesia yang terdaftar di BEJ,sedangkan pada penelitian Meek dkk (1995) obyekpenelitian adalah perusahaan multinasional di USA,Inggris, dan Benua Eropa. Alasan pemilihan obyekpenelitian pada perusahaan multinasional, karenaperusahaan ini ikut serta atau terlibat dalam pasar modalinternasional sehingga secara signifikan akanmemberikan pengungkapan lebih luas daripadaperusahaan domestik untuk menunjukkankemampuannya dalam memperoleh tambahan investasidana di pasar modal internasional.

Kedua, laporan tahunan yang akan ditelitiadalah laporan tahun 2005 dengan pertimbangan untukmemperoleh data relatif terbaru sehingga dapatdiperoleh tingkat independensi yang tinggi. Penelitiansebelumnya menggunakan laporan tahunan 1989sebagai laporan terakhir yang telah diterbitkan padasaat penelitian tersebut dilakukan. Ketiga, dalampenelitian ini akan diuji kembali faktor-faktor yangditemukan berpengaruh terhadap luas pengungkapansukarela menurut penelitian Meek dkk (1995), yaituvariabel size perusahaan dan tipe industri. Di sampingitu, penelitian ini mencoba merekomendasikan variabelproporsi kepemilikan saham oleh publik, basisperusahaan, dan ukuran dewan komisaris yangdiharapkan berpengaruh terhadap luas pengungkapansukarela. Alasan penambahan variabel, karena masihrendahnya R square (R2) dalam penelitian sebelumnya,yaitu sebesar 35%. Hal ini menunjukkan masih adanya

Page 42: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

109

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ............................ (Endang Kiswara)

variabel-variabel lain yang mempengaruhi luaspengungkapan sukarela tetapi belum tercakup dalammodel.

Keempat, sampel dalam penelitian ini lebihsedikit daripada penelitian sebelumnya yaitu 59perusahaan. Hal ini disebabkan karena jumlahperusahaan dalam kelompok sampel yang memang lebihsedikit yaitu hanya pada perusahaan multinasional diIndonesia yang listing di BEJ. Sedangkan penelitiansebelumnya meneliti perusahaan multinasional di tiganegara besar yaitu USA, Inggris, dan Benua Eropa(Prancis, Jerman dan Belanda) sehingga sampel yangditeliti lebih banyak, yaitu 226 perusahaan.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Teori yang mendasari penelitian ini adalah agencytheory yang dikenalkan oleh Jensen dan Meckling(1976). Agency theory mempelajari hubungan antaradua pihak yaitu prinsipal dan agen, prinsipal sebagaipemilik, shareholders, atasan, atau penjamin agen danagen sebagai manajer, kepala departemen, bawahan,atau orang yang dijamin oleh prinsipal. Dalamhubungan antara prinsipal dan agen, prinsipalmengajak agen untuk melayani kepentingan prinsipaldan mendelegasikan wewenang kepada agen dalammengambil keputusan.

Fakta yang menarik dalam agency theory adalahinformasi tidak terdistribusi secara memadai antaraagen dan prinsipal dan atau prinsipal tidak mungkinsecara langsung mengamati usaha agen, karenaprinsipal tidak selalu berada di perusahaan sehinggainformasi yang dimiliki lebih sedikit dibanding agenyang terjun langsung mengelola perusahaan. Hal inidapat menimbulkan asimetri informasi(ketidakseimbangan informasi) yang dapat memicuterjadinya kegagalan pasar atau ketidakefisienan pasar(Baiman, 1990).

SFAC No. 1 Paragraf 50 menyatakan bahwapelaporan keuangan menyediakan informasi tentangbagaimana manajemen perusahaan mempertanggung-jawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegangsaham) atas pemakaian sumber daya yang dipercayakankepadanya. Sebagai wujud pertanggungjawabankepada prinsipal, agen akan berusaha memenuhiseluruh keinginan pihak prinsipal, dalam hal ini melaluipengungkapan sukarela yang lebih luas. Tujuan

pengungkapan menurut Belkaoui (2002) adalah 1)Untuk menjelaskan item-item yang diakui danmemberikan pengukuran yang relevan atas item-itemtersebut di luar pengukuran yang digunakan dalamlaporan keuangan; 2) Untuk menjelaskan item-itemyang diakui dan untuk memberikan pengukuran yangbermanfaat bagi item-item tersebut; 3) Untukmemberikan informasi yang akan membantu investordan kreditur menilai risiko dan potensi dari item-itemyang diakui dan tidak diakui; 4) Untuk memberikaninformasi penting yang memungkinkan para penggunalaporan keuangan melakukan perbandingan dalam satutahun dan di antara beberapa tahun; 5) Untukmemberikan informasi mengenai arus kas masuk ataukeluar di masa depan; dan 6) Untuk membantu parainvestor menilai pengembalian dari investasi mereka.

Laporan tahunan merupakan salah satu alatpenting untuk mengatasi masalah keagenan antaramanajemen dan pemilik dan sebagai upaya untukmengurangi asimetri informasi. Sebagai pihak yang tidakmengikuti kegiatan operasi perusahaan sehari-hari,pemilik menginginkan pengungkapan informasi yangseluas-luasnya, sedangkan manajemen akan selektifdalam melakukan pengungkapan informasi karenapengungkapan informasi mengandung biaya.Manajemen hanya akan mengungkapkan informasi jikamanfaat yang diperoleh melebihi biaya pengungkapantersebut.

Berdasarkan adanya perbedaan kepentingandan manfaat potensial yang ditimbulkan atau diperoleh,menimbulkan banyak pendapat dalam hal sejauh manaluas pengungkapan laporan keuangan seharusnyadilakukan. Menurut SFAC No. 1, terdapat tiga konsepmengenai pengungkapan sehubungan dengan kualitaslaporan keuangan yaitu adiquate disclosure, fair dis-closure, dan full disclosure. Konsep yang seringdigunakan dari ketiga konsep tersebut adalah adequatedisclosure, yaitu pengungkapan minimum yang harusdilakukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan.Sementara kedua konsep yang lain, fair disclosuresangat menitikberatkan pada faktor etis agar dapatmemberikan perlakuan yang sama dan bersifat umumbagi semua pemakai laporan keuangan dan full disclo-sure merupakan pengungkapan atas semua informasiyang relevan, tetapi jarang digunakan. Full disclosurejarang digunakan karena adanya pertimbangan-pertimbangan manajemen antara lain menimbulkan

Page 43: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

110

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 107-117

informasi yang berlebihan atau melimpah sehinggatidak bisa dikatakan layak, memicu sering munculnyainterpretasi yang salah dari pembaca, dan tersebarnyainformasi penting sehingga melemahkan strategibersaing perusahaan.

Kualitas informasi keuangan ditunjukkandengan seberapa luas tingkat pengungkapan informasi(laporan keuangan). Hingga sekarang belum adaindikator yang dijadikan ukuran kualitas laporankeuangan. Salah satu cara untuk mengukur luaspengungkapan yang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya adalah berdasarkan daftar itempengungkapan yang dimuat dalam laporan tahunan.Pengukuran luas pengungkapan dengan cara tersebutada dua macam, yaitu memberi bobot kepada setiapitem dan tanpa memberi bobot kepada setiap item.

Menurut Surat Keputusan Bapepam No. Kep-38/PM/1996, terdapat dua jenis pengungkapan yaitumandatory disclosure merupakan pengungkapan mini-mum yang harus diungkapkan atau diwajibkan olehperaturan dan voluntary disclosure merupakanpengungkapan yang tidak diwajibkan oleh peraturan,dimana perusahaan bebas memilih jenis informasi yangakan diungkapkan yang sekiranya dapat mendukungdalam pengambilan keputusan. Pengungkapan sukarelamerupakan pengungkapan yang tidak diwajibkan olehperaturan. Meek dkk (1995), menunjukkan bahwapengungkapan sukarela merupakan pengungkapanbebas, dimana manajemen dapat memilih jenis informasiyang akan diungkapkan yang dipandang relevan untukpengambilan keputusan bagi pihak-pihak yangmemakainya.

Luas pengungkapan dalam penelitian ini diukurdengan daftar item pengungkapan sukarela tanpapembobotan yang didasarkan pada dua alasan, yaitulaporan tahunan disampaikan untuk tujuan umum,sehingga terdapat kemungkinan suatu item informasipenting untuk pihak tertentu tetapi tidak penting untukpihak lain.dan untuk menghindari subyektivitaspemberian bobot kepada masing-masing item informasi.Healy dan Palepu (1993) menyatakan bahwapengungkapan sukarela merupakan salah satu carauntuk meningkatkan kredibilitas pelaporan keuanganperusahaan dan untuk membantu investor dalammemahami strategi bisnis perusahaan. Pengungkapan-pengungkapan ini meliputi: gambaran strategiperusahaan dalam jangka panjang, indikator-indikator

non-keuangan penting yang bermanfaat untukkeefektifan implementasi strategi perusahaan danberguna dalam membahas hubungan antara indikator-indikator tersebut dengan laba yang akan datang.

Menurut Belkaoui (2002), beberapa elemenlaporan yang diungkapkan secara sukarela yangdirancang agar sesuai dengan keputusan yangdigunakan oleh para pengguna dalam membuatproyeksi nilai perusahaan atau menilai prospekpembayaran kembali pinjaman perusahaan, antara laindata keuangan dan non keuangan, analisis manajementerhadap data keuangan dan non keuangan, informasiyang menatap masa depan, informasi mengenaimanajemen dan para pemegang saham, dan latarbelakang perusahaan. Hasil penelitian Meek dkk (1995)menunjukkan bahwa tipe industri merupakan salah satufaktor penting yang mempengaruhi luas pengungkapansukarela. Dalam penelitian ini perusahaan sampel terdiriatas 11 industri sesuai dengan daftar perusahaan diBEJ. Berdasarkan 11 industri tersebut diklasifikasikanlagi menjadi dua kelompok industri, yaitu industrimanufaktur (industri basic and chemical, miscella-neous, consumer goods) dan industri non manufaktur(industri agriculture, mining, property and real es-tate, infrastructur, trade and service, bank,multifinance, insurance). Hal ini sesuai denganpenelitian dari Cooke (1989) yang menyatakan bahwajenis industri manufaktur memiliki tingkatpengungkapan lebih luas dibanding jenis industri lain.Industri jasa keuangan (bank) tidak dikeluarkan darisatuan analisis karena untuk membangun kepercayaanmasyarakat diperlukan keterbukaan informasi, sehinggainformasi tersebut tidak hanya dibutuhkan oleh inves-tor tetapi juga untuk masyarakat yang lebih luastermasuk di dalamnya para nasabah dan calon nasabah.Oleh karena itu, industri jasa keuangan juga mempunyaikepentingan untuk memberikan pengungkapan dalamlaporan tahunannya.

Pada dasarnya, pemodal tidak dapat secaralangsung berhubungan dengan pengelola terutamapada perusahaan besar. Dalam keadaan inilahhubungan kelembagaan dewan komisaris diperlukansebagai suatu badan yang melakukan pengawasanterhadap pihak pengelola agar kepentingan perseroandapat terjamin. Berdasarkan teori agensi, dewankomisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalianintern tertinggi yang bertanggungjawab untuk

Page 44: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

111

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ............................ (Endang Kiswara)

memonitor tindakan manajemen puncak. Alasan yangmendasari dewan komisaris dapat mempengaruhi luaspengungkapan sukarela adalah karena dewan komisarismerupakan pelaksana tertinggi dalam perusahaan.

Cukup banyak penelitian mengenaipengungkapan sukarela yang telah dilakukan olehpeneliti-peneliti terdahulu, baik dalam lingkup nasionalmaupun internasional. Penelitian dalam lingkupinternasional antara lain dilakukan oleh Meek dkk (1995)yang meneliti mengenai faktor-faktor yangmempengaruhi pengungkapan sukarela dalam laporantahunan perusahaan multinasional dari USA, Inggris,dan Benua Eropa. Faktor-faktor yang diuji adalah size,region of origin, industri, leverage, multinationality,profitability, dan internasional status listing.Pengungkapan sukarela diukur dengan indeks yangterdiri atas 85 item informasi yang dikelompokkan kedalam informasi strategik, informasi keuangan, daninformasi non keuangan. Peneliti melakukanpengelompokan informasi dengan alasan bahwapenelitian-penelitian sebelumnya tidak membedakanitem-item pengungkapan sukarela. Di samping itu,penentuan indeks skor pengungkapan sukareladilakukan tanpa memberi bobot kepada setiap item,sehingga hal ini bersifat dikotomi. Penelitian dilakukanterhadap 226 buah sampel perusahaan multinasionalyang berasal dari USA sebanyak 116, Inggris sebanyak64, dan Benua Eropa: sebanyak 46. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa size, region, listing status, dan

industri merupakan faktor-faktor yang penting dalammenjelaskan luas pengungkapan sukarela secarakeseluruhan.

Berdasarkan pada kerangka pemikiran dantinjauan pustaka di atas, maka hipotesis yang akan diujidalam penelitian ini adalah:H1 : Size perusahaan berpengaruh terhadap luas

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunanperusahaan.

H2 : Proporsi kepemilikan saham oleh publikberpengaruh terhadap luas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan perusahaan.

H3 : Basis perusahaan berpengaruh terhadap luaspengungkapan sukarela dalam laporan tahunanperusahaan.

H4 : Tipe industri berpengaruh terhadap luaspengungkapan sukarela dalam laporan tahunanperusahaan.

H5 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadapluas pengungkapan sukarela dalam laporantahunan perusahaan.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalahluas pengungkapan sukarela, sedangkan variabelindependen yang akan diuji dalam penelitian ini adalahvariabel size perusahaan, proporsi kepemilikan sahamoleh publik, basis perusahaan, tipe industri, dan ukurandewan komisaris. Model persamaan regresi digunakanuntuk menganalisis hubungan antara variabeldependen dan variabel independen. Dalam

Size Perusahaan

Basis Perusahaan

Tipe Industri

Ukuran Dewan Komisaris

Luas Pengungkapan Sukarela

Proporsi Kepemilikan Saham oleh Publik

Gambar 1Kerangka Pikir Penelitian

Page 45: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

112

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 107-117

pengukurannya, variabel independen (yaitu variabelbasis perusahaan dan tipe industri) menggunakanvariabel dummy. Variabel yang dianalisis dengan modelregresi dapat berupa variabel kuantitatif dan kualitatif.Variabel kualitatif sering disebut dengan istilah variabeldummy, yaitu variabel yang dinyatakan dalam ukurankategori (data kategorik) dan dinyatakan dalam skalanumerik.

Berikut akan dijelaskan mengenai pengukuranvariabel dependen dan variabel-variabel independenyang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 1)Pengungkapan Sukarela, diukur berdasarkan jumlahitem pengungkapan yang diungkap dalam laporantahunan perusahaan sampel. Semakin banyak itempengungkapan sukarela yang dimuat dalam laporantahunan berarti semakin besar indeks luaspengungkapan sukarela perusahaan. Daftar itempengungkapan dalam laporan tahunan untuk penelitianini dikembangkan berdasarkan literatur Meek dkk(1995) yaitu sebanyak 85 item. Daftar item yangdikembangkan tersebut kemudian digunakan untukmengukur tingkat keluasan pengungkapan sukareladalam laporan tahunan perusahaan sampel; 2) VariabelSize Perusahaan, untuk mengukur pengaruhnyaterhadap luas pengungkapan sukarela denganmenggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaansebagai alat pengukurnya; 3) Variabel ProporsiKepemilikan Saham oleh Publik, yaitu jumlah sahamyang dimiliki oleh publik (masyarakat) berdasarkanpersentase saham yang dimiliki oleh publik sebagai alatpengukurnya; 4) Variabel Basis Perusahaan, yaitudibedakan ke dalam dua jenis perusahaan yaituperusahaan domestik dan perusahaan asing.Pembagian ini ditunjukkan dengan tingkat kepemilikansaham perusahaan. Perusahaan yang komposisisahamnya sebagian besar dimiliki oleh pihak asingdikategorikan berbasis asing, begitu pula sebaliknyabila komposisi kepemilikan sahamnya sebagian besardimiliki pihak domestik, maka dikategorikan berbasisdomestik; 5) Variabel Tipe Industri, yaitu membagisampel perusahaan menjadi dua kelompok industri,manufaktur dan non manufaktur yang ditunjukkandengan dummy 0 (nol) dan 1 (satu); dan 6) VariabelUkuran Dewan Komisaris, yaitu wakil pemegang sahamdalam perusahaan berbadan hukum perseroan terbatasyang diukur berdasarkan jumlah anggota dewankomisaris. Semakin banyak jumlah anggota dewan

komisaris dalam suatu perusahaan, makapengungkapan yang dibuat perusahaan akan semakinluas sehingga variabel ini diharapkan mempunyaipengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalamlaporan tahunan perusahaan multinasional.

Populasi data dalam penelitian ini terdiri atasseluruh perusahaan multinasional yang listing di BEJtahun 2005. Menurut Hansen dan Mowen (2005),perusahaan multinasional adalah perusahaan yangmenjalankan bisnis di lebih dari satu negara dalam suatuvolume dimana kesehatan perusahaan danpertumbuhannya bergantung pada lebih dari satunegara. Pemilihan laporan tahun 2005 karena merupakanlaporan terbaru yang sudah diterbitkan dan denganinformasi terbaru diharapkan dapat diperoleh tingkatreliabilitas yang tinggi. Data yang digunakan berupadata cross sectional, karena penelitian ini mencobamenguji pengaruh faktor-faktor dari perusahaan yangberbeda-beda dalam beberapa industri terhadap luaspengungkapan sukarela, sehingga data yangdigunakan adalah data perusahaan yang berbeda-bedadalam industri yang berbeda pada satu waktu bukandata time series.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan denganmenggunakan metode purposive sampling, yaitupenarikan sampel dengan pertimbangan perusahaantermasuk perusahaan multinasional yang listing di BEJtahun 2005, yaitu 1) Perusahaan yang mempunyaipabrik, kantor, atau anak cabang di luar negeri dan atauperusahaan luar negeri yang mempunyai anak cabangdi Indonesia; 2) Perusahaan menerbitkan laporantahunan khususnya laporan tahun 2005 yangdipublikasikan secara luas; dan 3) Perusahaan yanglisting di BEJ tahun 2005 sebanyak 336 perusahaan,termasuk industri jasa keuangan. Berdasarkan jumlahtersebut yang termasuk perusahaan multinasional/memenuhi kriteria pertama sebanyak 61 perusahaan.Kemudian yang mempublikasikan laporan tahunannyasebanyak 59 perusahaan. Perusahaan yang memenuhikedua kriteria di atas akan dijadikan sampel dalampenelitian ini, yaitu sebanyak 59 perusahaan.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Meek dkk.(1995) menunjukkan bahwa informasi yang palingbanyak diungkapkan oleh perusahaan multinasionaldi USA, Inggris, dan Eropa adalah informasi nonkeuangan yaitu sebesar 46%, kemudian informasistrategik sebesar 33%, dan yang paling sedikit adalah

Page 46: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

113

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ............................ (Endang Kiswara)

informasi keuangan hanya sebesar 14%. Hal inidisebabkan perusahaan multinasional pada umumnyaadalah perusahaan yang besar dan mempunyaikecenderungan memberikan informasi non keuangansecara sukarela lebih banyak dibandingkan denganperusahaan domestik yang berada di lingkup lebih kecil.

Berdasarkan analisis statistika deskriptifdiketahui bahwa perusahaan multinasional di Indone-sia rata-rata memberikan pengungkapan sukarelainformasi strategik dan informasi non keuangan lebihbanyak dibandingkan dengan informasi keuangan.Informasi strategik dan non keuangan rata-ratadiberikan oleh 27 hingga 28 perusahaan atau sekitar47% dari sampel dan informasi keuangan diberikan oleh25 hingga 26 perusahaan (43% dari sampel). Variasipengungkapan ketiga tipe informasi ini sangat kecil.Hal ini berarti bahwa perusahaan multinasional di In-donesia memberikan pengungkapan sukarela secaraseimbang yaitu disamping mengungkapkan informasikeuangan juga mengungkapkan informasi strategik daninformasi non keuangan. Dengan memberikanpengungkapan terhadap ketiga tipe informasi inidiharapkan dapat memberi nilai tambah bagi perusahaan.

HASIL PENELITIAN

Hasil uji normalitas dengan menggunakanKolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan nilai 0,482dengan signifikansi 0, 974. Hal ini mengindikasikanbahwa model regresi memenuhi asumsi normalitaskarena tingkat signifikansinya melebihi a 0,05. Hasil ujiautokorelasi menunjukkan bahwa nilai d sebesar 1,752.Hasil ini kemudian dibandingkan dengan nilai tabel

dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlahsampel 55 (mendekati sampel penelitian sebanyak 59sampel) dan jumlah variabel independen 5, makadiperoleh nilai batas bawah (dl) sebesar 1,374 dan nilaibatas atas (du) sebesar 1,768. Nilai d yang diperolehberada diantara dl dan du (1,374<1,752<1,768), sehinggadapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dariautokorelasi.

Hasil perhitungan menunjukkan nilai VIF tidakada yang melebihi angka 10 dan tidak ada variabelindependen yang nilai tolerance kurang dari 10%. Halini berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabelindependen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil besarankorelasi menunjukkan basis perusahaan memilikikorelasi yang cukup kuat dengan variabel kepemilikanpublik dengan tingkat korelasi 0,378 atau sekitar 38%.Angka tersebut masih di bawah 90%, sehingga dapatdisimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Hasiluji heteroskedastisitas pada grafik scatterplot antaraSRESID dan ZPRED tidak menunjukkan pola yang jelas,dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka0 (nol) pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkanbahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tahap pengujian yang kedua adalah pengujianterhadap hipotesis, yaitu menggunakan metode regresilinear berganda, koefisien determinasi (R2), ujisignifikansi simultan (uji statistik F), dan uji signifikansiparameter individual (uji statistik t). Metode regresi inidigunakan untuk menguji pengaruh variabelindependen (size perusahaan, proporsi kepemilikansaham oleh publik, basis perusahaan, tipe industri, danukuran dewan komisaris) terhadap variabel dependen(luas pengungkapan sukarela). Tujuan dilakukannya

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) ,471 ,054 8,672 ,000 SIZE 1,120E-09 ,000 ,183 1,423 ,160 PUBLIK -2,902E-05 ,001 -,004 -,030 ,977 BASIS ,058 ,034 ,209 1,690 ,097 TIPE INDUSTRI -,117 ,032 -,428 -3,696 ,001 DEWAN KOMISARIS ,004 ,007 ,067 ,574 ,569

Tabel 1Hasil Uji Regresi

a Dependent Variable: LUAS

Page 47: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

114

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 107-117

analisis ini adalah untuk mendapatkan koefisien regresiyang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuatakan diterima atau ditolak. Berdasarkan hasil analisisregresi dengan menggunakan á sebesar 0,05 dan 0,1,diperoleh suatu konstanta (â0) dari persamaan regresisebesar 0,471, koefisien size perusahaan (â1) sebesar0,000000001120, koefisien proporsi kepemilikan sahamoleh publik (â2) sebesar -0,00002902, koefisien basisperusahaan (â3) sebesar 0,058, koefisien tipe industri(â4) sebesar -0,117, dan koefisien ukuran dewankomisaris (â5) sebesar 0,004.

Konstanta (â0) dalam persamaan regresi inimenunjukkan bahwa jika variabel-variabel independentidak mengalami perubahan, maka rata-ratapengungkapan sukarela perusahaan akan naik sebesar0,471. Koefisien basis perusahaan (â3) sebesar 0,058menunjukkan bahwa perusahaan berbasis asing akanmemberikan pengungkapan lebih banyak 0,058dibanding perusahaan berbasis domestik. Sedangkankoefisien tipe industri (â4) sebesar -0,117 menunjukkanbahwa perusahaan manufaktur memberikanpengungkapan lebih rendah 0,117 dibandingkandengan perusahaan non manufaktur lainnya.

Berdasarkan hasil output SPSS dapat diketahuibahwa nilai koefisien determinasi (R2) dalam penelitianini sebesar 0,382 atau 38,2%. Namun karena R2 bias

terhadap penambahan variabel yang dimasukkan dalammodel, maka dalam penelitian ini menggunakan nilaiadjusted R2 yaitu sebesar 0,323 atau 32,3%. Hal iniberarti 32,3% variabel dependen dapat dijelaskan olehvariabel independen, sedangkan sisanya (67,7%)dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.

PEMBAHASAN

Hasil uji F terhadap persamaan regresi luaspengungkapan sukarela dan faktor-faktor yangmempengaruhinya menunjukkan bahwa model regresimemiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, yaitusebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yaitu size perusahaan, proporsikepemilikan saham oleh publik, basis perusahaan, tipeindustri, dan ukuran dewan komisaris secara bersama-sama berpengaruh terhadap luas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan perusahaan.

Tahap uji hipotesis yang kedua adalah uji t untukmengetahui pengaruh variabel-variabel independensecara individual terhadap variabel dependen.Berdasarkan pada output statistik dapat diketahuibahwa pada tingkat signifikansi 0,05, hanya variabeltipe industri yang berpengaruh terhadap luaspengungkapan sukarela dengan nilai signifikansi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,618(a) ,382 ,323 ,11229

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,412 5 ,082 6,543 ,000(a)

Residual ,668 53 ,013 Total 1,081 58

Tabel 2Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary (b)

A Predictors: (Constant), DEWAN KOMISARIS, PUBLIK, TIPE INDUSTRI, BASIS, SIZEB Dependent Variable: LUAS

Tabel 3Hasil Uji Statistik F ANOVA (b)

A Predictors: (Constant), DEWAN KOMISARIS, PUBLIK, TIPE INDUSTRI, BASIS, SIZEB Dependent Variable: LUAS

Page 48: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

115

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ............................ (Endang Kiswara)

sebesar 0,001. Sedangkan pada tingkat signifikansi 0,1,diperoleh dua variabel yang berpengaruh signifikanterhadap luas pengungkapan sukarela, yaitu variabelbasis perusahaan dan tipe industri dengan nilaisignifikansi 0, 097 dan 0,001.

Variabel size perusahaan tidak berpengaruhsignifikan terhadap luas pengungkapan sukarela karenamempunyai nilai signifikan lebih dari 0,05 dan 0,1, yaitusebesar 0,160 dan nilai t-hitungnya bertanda positifsebesar 1,423. Variabel proporsi kepemilikan saham olehpublik juga ditemukan tidak berpengaruh signifikanterhadap luas pengungkapan sukarela karena nilaisignifikansinya melebihi 0,05 dan 0,1, yaitu sebesar 0,977dan mempunyai t-hitung bertanda negatif sebesar -0,030.

Variabel terakhir yang ditemukan tidakberpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapansukarela adalah variabel ukuran dewan komisaris.Variabel ini memiliki t-hitung bertanda positif sebesar0,574 dan nilai signifikansinya sebesar 0,569. Hal inimenunjukkan bahwa teori yang menyatakan bahwasemakin banyak anggota dewan komisaris dalam suatuperusahaan akan semakin luas pula pengungkapanyang diberikan dalam laporan tahunannya, tidakterbukti. Nilai signifikansi 0,569 yang ditemukan dalampenelitian melebihi derajat kepercayaan 0,05 yang berartibahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruhterhadap luas pengungkapan.

Berdasarkan sekian banyak item pengungkapanternyata terdapat item yang hanya diungkapkan olehtiga perusahaan saja, yaitu item tentang perkiraan labadi masa yang akan datang secara kuantitatif. Item yangpaling banyak diungkapkan dalam penelitian ini adalahitem mengenai sejarah singkat perusahaan (53perusahaan), item tentang strategi dan tujuanperusahaan (57 perusahaan), dan item tentang hasilpenjualan di masa sekarang secara kuantitatif (57perusahaan).

Berdasarkan analisis per sampel perusahaandapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki indekspengungkapan tertinggi adalah PT Bank Central Asia(73%) dan yang paling sedikit indekspengungkapannya adalah PT Surya Dumai Industri(25%) dan PT. Mayora Indah (25%). Tipe informasiyang paling banyak diungkapkan dalam penelitian iniadalah informasi strategik yang antara lain berisimengenai karakteristik perusahaan pada umumnya,

strategi perusahaan, kebijakan perusahaan dalam halpenelitian dan pengembangan serta perkiraanpencapaian di masa yang akan datang, yaitu sebanyak27 hingga 28 perusahaan yang mengungkapkan. Tipeinformasi non keuangan juga mendapat perhatian tidakkalah penting oleh perusahaan. Hal ini terbukti adasekitar 27 hingga 28 perusahaan yang mengungkapkaninformasi ini. Informasi non keuangan meliputi informasitentang direktur, informasi tentang karyawan,pengungkapan pertanggungjawaban sosial danlingkungan.

Tipe informasi yang lebih sedikit diungkapdibandingkan dengan kedua tipe yang lain adalahinformasi keuangan, yaitu hanya sekitar 25 hingga 26perusahaan. Informasi ini meliputi informasi segmen,informasi pemeriksaan laporan keuangan, informasipemakaian mata uang asing dan informasi tentangsaham. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwaperusahaan multinasional di Indonesia telahmempertimbangkan informasi non keuangan yangdibutuhkan oleh para investor dan informasi pemakailaporan keuangan lainnya. Hal ini terbukti di sampingmengungkapkan informasi keuangan, perusahaan jugamengungkapkan informasi non keuangan dan strategikkarena sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporankeuangan dalam pengambilan keputusan.

Uji regresi antara variabel size perusahaan,proporsi kepemilikan saham oleh publik, basisperusahaan, tipe industri, dan ukuran dewan komisaristerhadap luas pengungkapan sukarela menunjukkanbahwa hanya variabel basis perusahaan dan tipeindustri saja yang secara signifikan berpengaruhterhadap luas pengungkapan sukarela. Sedangkan tigavariabel yang lain tidak ditemukan adanya pengaruhyang signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.Variabel size perusahaan secara statistik tidakberpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan,dengan nilai signifikansinya sebesar 0,160 pada á =0,05 dan 0,1. Berdasarkan hal tersebut maka H1 yangmenyatakan bahwa variabel size perusahaanberpengaruh terhadap luas pengungkapan sukareladalam laporan tahunan perusahaan, ditolak.

Perusahaan yang memiliki total aktiva besarbelum tentu memberikan pengungkapan yang lebih luasdibanding perusahaan yang mempunyai total aktivakecil. Alasan yang mendasari hal ini adalah perusahaankecil juga mempunyai kepentingan yang sama dengan

Page 49: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

116

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 107-117

perusahaan besar dalam hal persaingan perolehantambahan dana di pasar modal, sehingga perusahaankecil akan memberikan pengungkapan informasi mini-mal menyamai perusahaan besar (pesaingnya) untukdapat memenangkan persaingan tersebut.Kemungkinan lainnya adalah sampel perusahaan yangditeliti rata-rata memiliki total aktiva kurang dari duatriliun yaitu sebanyak 61%, sehingga kurang dapatmembuktikan teori yang menyatakan bahwa perusahaanyang memiliki total aktiva besar akan memberikanpengungkapan yang lebih luas. Hasil penelitian inibertentangan dengan temuan Meek dkk. (1995), yangmenyatakan bahwa size perusahaan berpengaruhsignifikan terhadap luas pengungkapan perusahaan.

Variabel proporsi kepemilikan saham oleh publikdalam perhitungannya menunjukkan bahwa nilaisignifikansinya sebesar 0,977 pada á = 0,05 dan 0,1.Hasil ini menunjukkan tidak adanya pengaruh proporsikepemilikan saham publik terhadap luas pengungkapansukarela, sehingga H2 yang diajukan ditolak.Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik dalamjumlah besar belum tentu memberikan pengungkapanlebih luas dibanding perusahaan yang sahamnyadimiliki oleh publik dalam jumlah kecil. Hal inidimungkinkan karena pemilik saham publik padaumumnya merupakan investor kecil sehingga tidakmempunyai otoritas atas informasi keuangan maupunnon keuangan yang diinginkan dan tidak dapatmempengaruhi luas pengungkapan sukarela.Perusahaan sampel yang sahamnya dimiliki dalamjumlah besar hanya sedikit, yaitu 13 perusahaan atauhanya 22% dari sampel yang diteliti. Denganrendahnya tingkat kepemilikan saham oleh publik dalamsuatu perusahaan membuat publik tidak dapatmempengaruhi perusahaan untuk memberikaninformasi yang seluas-luasnya sesuai yang dibutuhkanoleh publik.

Variabel basis perusahaan dalamperhitungannya menunjukkan bahwa nilaisignifikansinya sebesar 0,097 pada á = 0,1. Hasil inimenunjukkan adanya pengaruh antara variabel basisperusahaan dengan luas pengungkapan sukarela,sehingga H3 yang menyatakan bahwa basis perusahaanberpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapansukarela dalam laporan tahunan perusahaan, diterima.Pada tingkat keyakinan á = 0,1 basis perusahaanberpengaruh terhadap luas pengungkapan. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang berbasis asingmemberikan pengungkapan yang lebih luas dibandingperusahaan yang berbasis domestik.

Variabel tipe industri secara statistik signifikanberpengaruh terhadap luas pengungkapan sukareladengan nilai signifikansi 0,001 pada á = 0,05 dan 0,1.Hal ini dapat menjawab H4 yang menyatakan bahwatipe industri berpengaruh signifikan terhadap luaspengungkapan sukarela dalam laporan tahunanperusahaan sehingga hipotesis yang diajukan diterima.Nilai t-hitung yang bertanda negatif yaitu sebesar -3,696 berarti bahwa variabel tipe industri dalammempengaruhi luas pengungkapan arahnya negatif.Teori yang menyatakan bahwa industri manufaktur akanmemberikan informasi yang lebih luas dibandingindustri yang lain tidak terbukti dalam penelitian ini(Cooke, 1989 dalam Meek dkk. 1995). Industrimanufaktur memberikan pengungkapan lebih rendahdibandingkan dengan industri non manufaktur. Hal inidapat terjadi karena industri non manufaktur diantaranya bank mempunyai kepentingan untukmemberikan pengungkapan secara luas seperti halnyaindustri manufaktur untuk dapat menarik perhatian paracalon nasabah. Di samping itu, industri non manufakturjuga mempunyai kepentingan yang sama untuk dapatmemenangkan persaingan perolehan tambahaninvestasi dana di pasar modal, seperti halnya industrimanufaktur. Hasil penelitian ini konsisten denganpenelitian yang dilakukan oleh Meek dkk. (1995), yangmenyatakan bahwa tipe industri berpengaruh signifikanterhadap luas pengungkapan sukarela.

Variabel independen yang terakhir diteliti adalahukuran dewan komisaris. Berdasarkan hasilperhitungan dapat diketahui bahwa nilai signifikansinyasebesar 0,569 pada á = 0,05 dan 0,1. Hasil inimenunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris tidakberpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarelaperusahaan. Hal ini berarti H5 yang menyatakan bahwavariabel ukuran dewan komisaris berpengaruhsignifikan terhadap luas pengungkapan sukarelaperusahaan, ditolak. Alasan yang mendasari hasilpenelitian ini adalah anggota dewan komisariskebanyakan berasal dari luar perusahaan atauindependen, sehingga tidak dapat menekan perusahaanuntuk memberikan pengungkapan seluas-luasnya,karena dewan komisaris tidak terjun langsung dalamkegiatan operasi perusahaan sehingga kurang dapat

Page 50: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

117

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ............................ (Endang Kiswara)

mengetahui kondisi perusahaan. Hal ini sesuai denganteori agensi yang menyatakan bahwa agen (manajemenperusahaan) mempunyai informasi yang lebih luasdibanding prinsipal karena terjun langsung dalamkegiatan operasi perusahaan. Dalam melakukanpengungkapan, pihak manajemen perusahaan akanmempertimbangkan manfaat dan biaya yangdikeluarkan akibat men-disclosure, sehingga dewankomisaris hanya dapat memberikan usulan atau saranuntuk mengungkapkan suatu item. Namun keputusandiungkapkan atau tidaknya suatu item tetap beradaditangan manajemen perusahaan yang lebihmengetahui situasi perusahaan.

IMPLIKASI, KETERBATASAN, DANREKOMENDASI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmenemukan bukti empiris bahwa variabel sizeperusahaan, proporsi kepemilikan saham oleh publik,basis perusahaan, tipe industri, dan ukuran dewankomisaris berpengaruh baik secara parsial maupunsecara simultan terhadap luas pengungkapan sukareladalam laporan tahunan perusahaan, khususnya untukperusahaan multinasional di Indonesia yang terdaftardi Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2005.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan,yaitu 1) Dasar ukuran pengungkapan sukarelamenggunakan indeks pengungkapan yang diperolehdari interpretasi dalam membaca data laporan tahunanperusahaan, sehingga sangat mungkin dipengaruhioleh tingkat kejelian dan subjektivitas peneliti pada saatmembaca laporan tahunan; 2) Item informasi yangdigunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan caratanpa pembobotan, sehingga masing-masing itempengungkapan diberlakukan secara sama; dan 3)Periode penelitian hanya satu tahun (data yangdigunakan berupa data cross sectional) yaitu hanyatahun 2005, sehingga hasil penelitian tidak dapatdibandingkan dari tahun ke tahun. Bagi penelitianselanjutnya, disarankan untuk memperluas variabelpengungkapan sukarela pada laporan tahunanperusahaan; melakukan pembobotan pada setiap iteminformasi, sehingga memberikan penelitian lebihrepresentatif; dan menggunakan data time series untukmemprediksi sifat konsistensi data.

DAFTAR PUSTAKA

Baiman, Stanley. 1990. “Agency Research in Manage-rial Accounting: A Second Look”, Account-ing Organization and Society, Vol.15, No.4: 341-371.

BAPEPAM. Surat Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-38/PM/1996 mengenai pengungkapaninformasi dalam laporan tahunan.

Belkaoui, AR. 1992. Accounting Theory, 3rd. Edition,Boston: Harcourt Brace Jovanovich.

Financial Accounting Standards Board, 1986, Ac-counting Standards-Statements of FinancialAccounting Concepts 1-6, McGraw-Hill BookCompany, US of America.

Gujarati, Dhamodar. 2004. Basic Econometric, Prentice-Hall, New York.

Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2005. Man-agement Accounting, Prentice Hall.

Hendriksen, Eldon S. 1992. Accounting Theory, 5th.Edition, Homewood, Illinois: Richard D. Irwin,Inc.

Meek, Gary K, Robert, Clare B, Gray, Sidney J. 1995.“Factors Influencing Voluntary Annual ReportDiusclosure By U.S, U.K, and Continental Eu-ropean Multinational Corporations”, Journalof International Business Studies, Washington:Third Quarte, Vol. 26, Iss. 3.

Page 51: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

119

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN............... (Siti Mustholihah)Vol. 20, No. 2, Agustus 2009Hal. 119-132

ABSTRACT

The objectives of this research are to identify the dif-ference between the operating income of lele fishculturist before and after accepting the fund of rein-forcement capital and to identify the influences of fundreinforcement capital, owner’s equity, wide of fish cul-ture area, labor, and experience in business of fishculturist to the operating income of catfish fishculturist. Data which used in this research is primarydata of direct interview and questionnaire of the fishculturist, and secondary data of Agriculture and For-estry Office of Sleman Regency. This research usedquantitative method and sample used 35 persons oflele fish culturist in Moyudan District. The sampleswere selected by purposive sampling and this researchused t-paired and double linear regression analysis.The result of t-paired analysis indicated by statisticthat operating income of lele fish culturist on acceptfund reinforcement of capital is bigger compared tobefore accepting fund reinforcement of capital. Thistest yield the value of t statistic is equal to 3.392 withsignificance level of á = 0.002. The result of doublelinear regression analysis showed that by individualfactor fund reinforcement of capital, fish culturist’s owncapital and wide of fish culture area have a significantinfluence to operating income. The factors of labor andexperience in business of fish culturist not significantlyinfluence the operating income. The result of simultant

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKANPENDAPATAN USAHA ANGGOTA KELOMPOK PEMBUDIDAYA

IKAN LELE DI KECAMATAN MOYUDAN,KABUPATEN SLEMAN

Siti MustholihahDinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan Penanaman Modal Kabupaten Sleman

Jalan Parasamya Nomor 2, Beran, Sleman, Yogyakarta 55511Telepon +62 274 866501, 865559, Fax +62 274 865559

E-mail: [email protected]

test of fund reinforcement of capital, fish culturist’sown capital, wide of fish culture area, labor and experi-ence of business have a significant effect on operatingincome in 99% level of confidence.

Keywords: fund reinforcement of capital, lele fishculturist, operating income, t-paired, double linear re-gression analysis

PENDAHULUAN

Pembangunan perikanan Kabupaten Sleman padadasarnya adalah upaya mewujudkan sumberdayamanusia yang mandiri dan profesional untuk dapatmemanfaatkan sumberdaya alam menjadi sumberdayaekonomi secara optimal. Upaya-upaya yang dilakukansenantiasa diarahkan pada peningkatan pendapatandan taraf hidup pembudidaya ikan, peningkatan hasildan mutu produksi, memperluas lapangan kerja danberusaha, meningkatkan gizi ikani masyarakat, sertameningkatkan mutu lingkungan budidaya danpenangkapan ikan.

Pembangunan perikanan di Kabupaten Slemandilakukan melalui pembangunan sumberdaya manusia(petugas dan pembudidaya ikan), pengembangankelembagaan utamanya kelembagaan di tingkat basis(kelompok pembudidaya ikan), pemantapan dan

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 52: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

120

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 119-132

pengembangan produksi, pengembangan agribisnisdan agroindustri, serta peningkatan penerapan ilmupengetahuan dan teknologi.

Upaya-upaya yang telah dan akan terusdilakukan pada intinya terletak pada komunikasi yangterbuka, apa adanya, bertanggung jawab, dan ikhlassecara terus menerus antara petugas dan masyarakat.Dengan menempatkan diri sebagai motivator, media-tor, fasilitator, atau bahkan sebagai “provokator” BidangPerikanan Kabupaten Sleman selalu siap melayanimasyarakat dan menempatkan masyarakat sebagaisubyek pembangunan yang secara langsung sejakperencanaan, pelaksanaan, dan sekaligus melakukankontrol terhadap program yang dilaksanakan.

Dalam perkembangannya, di Kabupaten Slemansecara alamiah terjadi perwilayahan komoditasperikanan. Sleman bagian barat didominasi komoditaslele (Clarias), gurami (Oreochromis gouramy), udanggalah (Macrobrachium rosenbergii de Man), danbawal (Collosoma macropomum). Sleman bagiantengah sebagian lele (Clarias), nila (Tilapia nilotica),gurami (Oreochromis gouramy). dan ikan hias).Sedangkan Sleman bagian timur didominasi nila (Tila-pia nilotica), gurami (Oreochromis gouramy), bawal(Collosoma macropomum), dan kegiatan pembenihan.

Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997/1998 memberikan pengaruh yang cukup besar terhadapmenurunnya kegiatan usaha perikanan baik dari segiintensitas maupun jumlah unit yang diusahakan. Hargapakan yang melambung tinggi tidak diimbangi dengankenaikan harga jual produk perikanan menyebabkanbanyak usaha perikanan yang tidak dapat beroperasisecara optimal. Dampak lainnya adalah semakinmeningkatnya biaya produksi yang harus dikeluarkanoleh pembudidaya ikan untuk berproduksi. Meskipunpotensi alam tetap mendukung tetapi karena lemahnyapermodalan pembudidaya ikan, kondisi inimenyebabkan sebagian besar pembudidaya ikan lelemenghentikan usahanya. Sebagai gambaran, sebelumterjadi krisis pedagang pengentas mampu menyalurkan1 – 2 ton lele per hari, sedangkan pada saat krisishanya mampu menyalurkan 4 – 5 kuintal lele per hari(Passandaran, 2003). Pada saat itu produksi ikan lelememberikan kontribusi ± 60% dari total produksi ikankonsumsi di Kabupaten Sleman (Bidang Perikanan,2006).

Keadaan sosial ekonomi pembudidaya ikan

yang di antaranya tercermin dari rata-rata tingkatpendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan yang relatifrendah menjadi penghambat utama bagi pembudidayaikan dalam memanfaatkan peluang pasar, modal,informasi, dan ilmu pengetahuan perikanan. Selain itu,pemilikan lahan yang relatif sempit dan lemahnyapermodalan menyebabkan produktifitas tenaga kerjarendah sehingga mengurangi efisiensi dalam berusahatani dan daya saing menjadi rendah. Di samping itu,fasilitas kredit untuk petani yang memang terbatasternyata kurang diminati karena adanya prosedur yangberbelit atau tidak sederhana.

Dalam kondisi demikian, dengan memahamitugas dan fungsinya, Bidang Perikanan KabupatenSleman ingin berbuat sesuatu yang dapat memberikan/menawarkan pemecahan sebagian masalah yangdihadapi oleh pembudidaya ikan dengan meluncurkanProgram Penguatan Modal. Program yang diluncurkansejak tahun 1998 ini merupakan penyederhanaan danpenyempurnaan program perguliran modal yangdilaksanakan sebelumnya. Pelaksanaan program initelah didahului dengan serangkaian tahapan proses,di mana telah tumbuh saling kepercayaan antara bidangperikanan dengan masyarakat.

Tujuan dilaksanakannya Program PenguatanModal antara lain adalah membantu masyarakat pelakupembangunan perikanan untuk meningkatkanusahanya di bidang perikanan, pemberdayaan rakyatdan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui pemberianfasilitas penguatan modal dengan prosedur yangsangat sederhana, dan efisiensi pemanfaatan anggaranpembangunan yang jumlahnya semakin terbatas.Sasaran utama pelaksanaan program ini adalahpembudidaya ikan yang tergabung dalam wadahkelompok pembudidaya ikan, baik yang berusaha dibidang pembenihan maupun pembesaran ikan.Meskipun demikian, pelaku pembangunan perikananlainnya seperti pedagang pengentas ikan, pengelolapemancingan maupun pengusaha rumah makan khasikan juga tidak lepas dari jangkauan program ini.

Dalam upaya mengoptimalkan pengelolaanpotensi perikanan, Direktorat Perikanan BudidayaDepartemen Kelautan dan Perikanan telah menetapkankebijakan pengembangan kawasan untuk komoditasunggulan. Menurut Departemen Kelautan danPerikanan RI (2006), pengembangan komoditasunggulan ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan

Page 53: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

121

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN............... (Siti Mustholihah)

budidaya sepuluh komoditas yang telah ditetapkansebagai komoditas unggulan. Komoditas yangdimaksud adalah komoditas yang memiliki kriteria antaralain bernilai ekonomis tinggi, teknologi budidaya yangdapat diterapkan telah tersedia, permintaan luar negeridan lokal tinggi, dan dapat dibudidayakan dandikembangkan secara masal.

Salah satu komoditas unggulan budidaya yangakan lebih dikembangkan adalah ikan lele. Ikan lelememiliki salah satu komoditas unggulan di bidangperikanan budidaya yang merupakan prospek sangatbaik sebagai sumber protein (gizi) masyarakat,peningkatan pendapatan dan menyediakan lapangankerja, dapat dibudidayakan secara intensif, dan hematlahan dan air. Di samping itu, ikan lele juga merupakankomoditas yang dapat menunjang ekonomi rumahtangga pembudidaya khususnya di pedesaan. Ikan lelemempunyai serapan pasar yang cukup baik, selainpasar dalam negeri juga terdapat peluang untuk pasarekspor (Departemen Kelautan dan Perikanan RI, 2006).

Kabupaten Sleman dengan area lahanperikanan seluas 5.298.199 m2, pada tahun 2005produksi ikan konsumsi mencapai 5.275.800 kg. Datapada lampiran 1 menunjukkan bahwa produksi ikankonsumsi tahun 2005 terbesar adalah ikan lele yaitusebesar 30,48% atau sebanyak 1.608.175 kg. Dariproduksi ikan lele tersebut, 35,91%-nya atau sebanyak577.540 kg merupakan hasil produksi dari KecamatanMoyudan. Produktivitas usaha budidaya ikan leledipengaruhi oleh faktor sumberdaya alam, tenaga kerja,modal, dan teknologi sebagai faktor produksi. MenurutSoekartawi et al. (1986), pengelolaan usaha tani padadasarnya terdiri dari pemilihan antara berbagai alternatifpenggunaan sumberdaya yang terbatas yang terdiridari lahan, tenaga kerja, modal, waktu, dan pengelolaan.Dengan demikian, budidaya ikan lele mempunyai duadimensi yaitu dimensi teknologi dan dimensi yangmenyangkut masalah ekonomi. Dimensi yang berkaitandengan teknologi adalah teknik produksi yang harusdilakukan sehingga dicapai hasil yang maksimal.Sedangkan dimensi yang erat kaitannya denganekonomi adalah bentuk usaha yang dipilih sehinggadapat meningkatkan pendapatan usaha pembudidaya.Keterbatasan modal sangat mempengaruhi usaha yangdilakukan oleh pembudidaya, sehingga pendapatanusaha pembudidaya juga terbatas. Dengandilaksanakannya program penguatan modal diharapkan

akan membantu pengembangan usaha budidaya yangpada akhirnya akan meningkatkan pendapatan usahapembudidaya.

Berdasarkan latar belakang, penelitian ini inginmengetahui peran dana penguatan modal dalammeningkatkan pendapatan usaha anggota kelompokpembudidaya ikan lele di Kecamatan MoyudanKabupaten Sleman. Perumusan masalah dalampenelitian ini secara lebih spesifik adalah apakahterdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatanusaha anggota kelompok pembudidaya ikan lelesesudah menerima dana penguatan modal denganpendapatan usaha anggota kelompok pembudidayaikan lele sebelum menerima dana penguatan modal danapakah dana penguatan modal dan faktor lain (modalsendiri, luas lahan, tenaga kerja, dan pengalamanusaha) berpengaruh secara signifikan terhadappendapatan usaha anggota kelompok pembudidayaikan lele.

Berdasar latar belakang dan perumusanmasalah, tujuan penelitian ini adalah untukmengidentifikasi perbedaan antara pendapatan usahaanggota kelompok pembudidaya ikan lele sesudahmenerima dana penguatan modal dengan pendapatanusaha anggota kelompok pembudidaya ikan lelesebelum menerima dana penguatan modal dan untukmengidentifikasi pengaruh dana penguatan modal danfaktor lain (modal sendiri, luas lahan, tenaga kerja, danpengalaman usaha) terhadap pendapatan usahaanggota kelompok pembudidaya ikan lele. Manfaatpenelitian ini adalah sebagai bahan kajian tentangpelaksanaan program penguatan modal perikanansebagai salah satu upaya untuk meningkatkanpendapatan usaha anggota kelompok pembudidayaikan, sebagai masukan bagi Pemerintah KabupatenSleman dalam perumusan kebijakan dalam rangkapeningkatan pendapatan usaha anggota kelompokpembudidaya ikan, dan sebagai acuan dan bahanpertimbangan bagi stakeholder dalam menentukanstrategi peningkatan pendapatan usaha anggotakelompok pembudidaya ikan.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Usaha perikanan adalah usaha di bidang perikananyang kegiatannya berhubungan langsung dengansumberdaya alamnya (Hannesson dalam Passandaran,

Page 54: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

122

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 119-132

2003). Dalam usaha perikanan dikenal dua tipe, yaituusaha perikanan di bidang penangkapan ikan(ekstraktif) dan usaha perikanan di bidang budidaya(generatif). Usaha produksi lele dipisahkan menjadiusaha pembenihan dan usaha pembesaran. Polapengusahaan ini pada prinsipnya sama, tetapi dalambudidaya lele istilah pembenihan/pendederan danpembesaran ditentukan oleh ukuran lele hasil panennya.Lele (Clarias) merupakan salahsatu komoditas perairanyang dibudidayakan di air tawar. Keberadaannya amatpopuler hampir di seluruh Indonesia. Menurut Hernowo& Suyanto (2000), di Indonesia terdapat beberapaspesies lele, antara lain spesies Clarias leiacanthus,Clarias nieuwhofi, dan Clarias teesmanii terdapat diperairan umum di Sumatera dan Kalimantan, dan hidupsecara liar. Sedangkan spesies yang biasadibudidayakan ialah Clarias barrachus yang secaraumum disebut lele lokal. Di berbagai daerah, lele diberinama sesuai bahasa daerah masing-masing: lele (Jawa),ikan kalang (Sumatera Barat), pintet (Kalimantan), danikan keling/keli (Sulawesi Selatan/Makasar). DalamBahasa Inggris, lele disebut cat fish dan nama inidigunakan dalam perdagangan secara internasional.

Sejak tahun 1986 telah diimpor (diintroduksikan)jenis lele baru dari Taiwan. Lele ini kemudiandipopulerkan dengan sebutan lele dumbo dan jenis inidicatat sebagai king cat fish dengan nama ilmiahClarias fuscus (Hernowo & Suyanto, 2000). Lele dumbomemang mempunyai sifat yang unggul, yaitu dapattumbuh pesat dan mencapai ukuran besar dalam waktulebih cepat dibandingkan lele lokal. Karena cepattumbuh dan badannya gemuk itulah maka dinamai lelejumbo yang kemudian dikenal sebagai lele dumbo. Hasiltelur dari satu ekor induk lele dumbo lebih banyakdibanding lele lokal. Kandungan telur lele dumbo dapatmencapai 8.000 − 10.000 butir per induk betina,sedangkan pada lele lokal hanya 1.000 − 4.000 butir perinduk betina (Prihartono dkk, 2000).

Habitat atau lingkungan hidup lele adalah airtawar. Menurut Hernowo dan Suyanto (2000), meskipunair yang terbaik untuk memelihara lele ialah air sungai,air dari saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupunair sumur, tetapi lele juga relatif tahan terhadap kondisiair yang menurut ukuran kehidupan ikan dinilai kurangbaik. Misalnya kolam penampungan air comberanmaupun di sawah dengan air yang dangkalnya 5 − 10cm, asalkan ada tempat-tempat untuk berlindung

seperti kolong dari tumpukan batu-batu atau potonganpipa-pipa pralon. Di samping itu, air untuk memeliharalele tidak boleh mengandung air sabun, deterjen, danbahan-bahan berbahaya seperti sisa obat semprotserangga, karbol, kreolin, atau limbah pabrik yangmengandung bahan kimia.

Salah satu sifat dari lele dumbo adalah sukameloncat ke darat terutama pada malam hari. MenurutPrihartono dkk. (2000), munculnya sifat ini karena lelemerupakan binatang malam atau disebut noktural(binatang yang lebih banyak melakukan aktivitashidupnya pada malam hari). Sifat ini akan lebih tampaksaat lele dumbo akan mencari makan. Sedangkan padasiang hari lele lebih suka bersembunyi atau berlindungdi balik benda-benda atau bebatuan di dasar perairan.

Pakan alami lele adalah binatang-binatang renikyang hidup di lumpur dasar maupun di dalam air, antaralain cacing, jentik-jentik nyamuk, larva serangga, anaksiput, kutu air (zooplankton). Selain itu lele juga dapatmemakan kotoran atau bahan apa saja yang ada di air.Lele juga dapat bersifat buas bahkan kanibal, yaitumemakan sesama ikan yang ukurannya lebih kecilbahkan juga mau memakan anaknya sendiri kalaukekurangan pakan. Oleh karena itu benih lele harusdipelihara terpisah dari lele yang ukurannya lebih besar(Hernowo & Suyanto, 2000). Lele juga mau memakanberbagai bahan makanan berupa limbah pertanian,limbah rumah tangga, maupun limbah industri bahanmakanan, seperti nasi, sisa lauk pauk, limbah kotoranbinatang ternak yang disembelih, ampas kelapa,maupun ampas tahu. Walaupun lele dapat memakansegala macam makanan, tetapi karena pada dasarnyabersifat karnivora maka pertumbuhannya akan lebihpesat jika diberi pakan yang mengandung proteinhewani daripada pakan dari bahan nabati. Sedangkanpakan buatan pabrik dalam bentuk pelet sebenarnyasangat digemari lele tetapi harganya relatif mahal,sehingga penggunaannya harus diperhitungkan agartidak rugi mengingat harga jual lele relatif murah.

Usaha produksi lele lokal maupun lele dumbodipisahkan menjadi usaha pembenihan dan usahapembesaran. Pola pengusahaan ini pada prinsipnyasama, tetapi dalam budidaya lele istilah pembenihan/pendederan dan pembesaran ditentukan oleh ukuranlele hasil panennya (Hernowo & Suyanto, 2000). Apabilaukuran lele hasil panen adalah ukuran konsumsi makadisebut sebagai tahap pembesaran. Jika ukuran lele hasil

Page 55: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

123

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN............... (Siti Mustholihah)

panen adalah benih (akan dibesarkan lagi) maka disebutsebagai pembenihan/pendederan.

Dalam usaha pembenihan dikenal tiga tahappembenihan yaitu pembenihan tahap I, pembenihantahap II, dan pembenihan tahap III. Menurut Hernowo& Suyanto (2000), usaha pembenihan tahap I dilakukanmulai dari pemeliharaan calon induk (lele sudah dewasa)kemudian dikawinkan. Telur yang dihasilkan ditetaskandi kolam ipukan (kolam pendederan) sampai benihberumur 12 − 15 hari dengan ukuran panjang badan 2− 3 cm, benih ini sudah dapat dijual. Dalam usahapembenihan tahap II, benih hasil dari usahapembenihan tahap I (umur 12 − 15 hari, panjang 2 − 3cm) dipelihara lagi oleh produsen benih tersebut ataupetani lain. Benih tersebut dipelihara dalam kolampemeliharaan benih selama 21 − 30 hari (3 − 4 minggu)sampai ukuran panjang badannya mencapai 5 − 6 cm.Benih ukuran ini dapat dijual atau dipelihara lebih lanjut.Untuk usaha pembenihan tahap III, benih hasil dariusaha pembenihan tahap II (umur 35 − 45 hari, panjang5 − 6 cm) dipelihara lagi dalam usaha pembenihan tahapIII selama 30 hari. Benih ini dipelihara hingga ukuranpanjangnya mencapai 10 − 15 cm dan berat 40 − 50gram per ekor. Benih besar ini disebut glondongan.Selanjutnya benih glondongan ini dijual atau dipeliharadalam kolam pembesaran (usaha pembesaran). Usahapembesaran adalah memelihara benih dari berbagaiukuran hingga menjadi lele ukuran konsumsi. Jangkawaktu pembesaran tergantung dari ukuran benih waktumulai dipelihara dan ukuran/berat ikan konsumsi yangakan dipanen. Apabila pembesaran ikan lele dilakukandengan benih glondongan dan dipelihara selama 45 −60 hari, maka ikan lele yang dihasilkan rata-rataberukuran (beratnya) 125 − 150 gram per ekor.

Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997/1998 memberikan pengaruh yang cukup besar terhadapmenurunnya kegiatan usaha perikanan baik dari segiintensitas maupun jumlah unit yang diusahakan. Hargapakan yang melambung tinggi tidak diimbangi dengankenaikan harga jual produk perikanan, sehingga banyakusaha perikanan yang tidak dapat beroperasi secaraoptimal. Dampak lainnya adalah semakin meningkatnyabiaya produksi yang harus dikeluarkan olehpembudidaya ikan untuk berproduksi.

Dalam kondisi demikian, dengan memahamitugas dan fungsinya, Bidang Perikanan KabupatenSleman ingin berbuat sesuatu yang dapat memberikan/

menawarkan pemecahan sebagian masalah yangdihadapi oleh pembudidaya ikan dengan meluncurkanProgram Penguatan Modal. Program yang diluncurkansejak tahun 1998 ini merupakan penyederhanaan danpenyempurnaan program perguliran modal yangdilaksanakan sebelumnya. Pelaksanaan program initelah didahului dengan serangkaian tahapan proses,di mana telah tumbuh saling kepercayaan antara bidangperikanan dengan masyarakat.

Program penguatan modal mulai dilaksanakanpada tahun anggaran 1998/1999 dengan dana senilaiRp.80.000.000,- yang diperuntukkan bagi 4 kelompokpembudidaya ikan. Pada tahun anggaran 1999/2000program ini disalurkan untuk 14 kelompok pembudidayaikan dan 12 petani pengelola pemancingan dengan danasenilai Rp.260.000.000,-. Kemudian pada tahun 2000,dana penguatan modal senilai Rp.314.000.000,-dimanfaatkan oleh 14 kelompok pembudidaya ikan, 14petani pengelola pemancingan, dan pelaksanaan Demoleh petugas fungsional di 18 lokasi. Dana penguatanmodal tahun 2001 senilai Rp.844.000.000,- dimanfaatkanoleh 43 kelompok pembudidaya ikan, 16 petanipengelola pemancingan, dan pelaksanaan 18 unit Demoleh petugas fungsional. Untuk tahun 2003 dan tahun2004, dana penguatan modal masing-masing senilaiRp.1.084.000.000,- dimanfaatkan oleh 72 kelompokpembudidaya ikan dan 18 unit Dem oleh petugasfungsional. Pada tahun 2005, dana penguatan modalsenilai Rp.1.134.000.000,- dimanfaatkan oleh 96kelompok pembudidaya ikan dan 18 unit Dem petugasfungsional.

Hakekat program penguatan modal (BidangPerikanan, 2006: 222), adalah perwujudan clean gov-ernment dan good governance, perwujudanpemberdayaan rakyat, pemberdayaan ekonomi rakyatdan ekonomi daerah, dan penyederhanaan danpenyempurnaan konsep perguliran yang sudah ada.Sasaran utama pelaksanaan program ini adalahpembudidaya ikan yang tergabung dalam wadahkelompok pembudidaya ikan, baik yang berusaha dibidang pembenihan maupun pembesaran ikan.Meskipun demikian, pelaku pembangunan perikananlainnya seperti pedagang pengentas ikan, petanipengelola pemancingan maupun usaha rumah makankhas ikan juga tidak lepas dari jangkauan program ini.Hal ini dilakukan karena ketiga jenis usaha tersebutmerupakan pasar utama penyerapan hasil produksi

Page 56: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

124

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 119-132

pembudidaya ikan.Kondisi saat ini menunjukkan bahwa salah satu

masalah yang dihadapi pembudidaya ikan terkaitdengan pemasaran produknya di ketiga tempattersebut adalah pembudidaya ikan sering terhambatuntuk memulai proses produksi berikutnya, mengingatketerbatasan modal usaha yang dimiliki. Oleh karenaitu, penguatan modal juga diberikan kepada pedagangpengentas ikan, pemancingan, dan rumah makan khasikan, dengan harapan agar setiap pembelian hasilproduksi pembudidaya ikan akan dilakukan secarakonstan (Bidang Perikanan, 2006). Tujuandilaksanakannya program penguatan modal antara lainmembantu masyarakat pelaku pembangunan perikananuntuk meningkatkan usaha di bidang perikanan,pemberdayaan rakyat dan pemberdayaan ekonomirakyat melalui pemberian fasilitas penguatan modaldengan prosedur yang sangat sederhana, dan efisiensipemanfaatan anggaran pembangunan pemerintah yangjumlahnya semakin terbatas.

Kegiatan perikanan yang potensial untukdikembangkan tetapi mengalami kesulitan permodalandapat diaktifkan kembali dengan program penguatanmodal ini. Di samping itu, dilakukan juga komunikasiyang intensif baik intern kelompok, antarkelompokdengan petugas lapangan dan dengan BidangPerikanan sehingga dapat diperoleh manfaat, antaralain meningkatnya rasa kepercayaan timbal balik antarapemerintah dengan masyarakat, meningkatnya rasatanggungjawab masyarakat dalam mengelola danadengan baik dan professional, memulihkan kegiatanperikanan yang sempat lesu akibat krisis moneter dankrisis ekonomi, dan tumbuhnya pemberdayaanmasyarakat dan ekonomi rakyat karena telah menjadisubyek dari pelaksanaan pembangunan yang padaakhirnya dapat meningkatkan pemberdayaan daerahdalam melaksanakan otonomi yang luas danbertanggung jawab.

Program penguatan modal dilaksanakan denganmenerapkan prosedur yang pendek dan tidak berbelit.Pelaku pembangunan perikanan yang melaksanakanpenguatan modal bebas menentukan sendiri usahayang akan dilaksanakannya dan secara langsungmelaksanakan kegiatan mulai dari perencanaan hinggapemasaran hasil. Dengan telah tumbuhnya salingkepercayaan, pelaksanaan program ini menggunakanpetunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis yang

tidak terlalu mengikat sehingga tidak membatasikreativitas masyarakat dalam menangkap danmemanfaatkan peluang usaha perikanan.

Penyerahan dana penguatan modal kepadapelaku pembangunan perikanan dan penyetoranpengembaliannya dilakukan secara terbuka dengandisaksikan oleh DPRD, Bappeda, Bawasda, BPPKD,Bagian Administrasi Pembangunan, dan bahkan olehpers. Hal ini merupakan perwujudan nyata dariketerbukaan yang bertanggung jawab sekaligusmengkondisikan agar pelaku pembangunan perikananyang mendapatkan dana ini bertanggung jawab untukmengelola dana secara profesional.

Pada bulan ke tujuh setelah penerimaan dana,penerima dana wajib menyetorkan angsuran sebesar50% dari total dana yang diterima ditambah kontribusi3%. Kemudian pada bulan ketiga belas penerima danawajib mengembalikan 50% sisanya ditambah kontribusi3%, dan disetorkan ke kas daerah sebagai pendapatanPemerintah Kabupaten Sleman. Pelaku pembangunanperikanan, khususnya kelompok pembudidaya ikanyang menjadi prioritas pelaksanaan program ini mini-mal memenuhi prasyarat, antara lain: kelompok sudahtumbuh dan berkembang dari kebutuhan anggotanya,kelompok pembudidaya ikan yang aktif dan dinamis,serta sudah tumbuh saling kepercayaan yang mantapintern kelompok, antara kelompok dengan petugaslapangan dan Bidang Perikanan, dan antara petugaslapangan dengan Bidang Perikanan.

Menurut Bidang Perikanan (2006), prasyarattersebut di atas mutlak harus dipenuhi mengingateksistensi kelompok pembudidaya ikan sangatditentukan dari kondisi anggotanya yang memangmembutuhkan untuk berkelompok. Kelompok yanglemah cenderung tidak dapat memanfaatkan danadengan baik dan profesional, bahkan dimungkinkanuntuk mengambil jalan pintas dengan mendepositokandana yang diterima. Kondisi seperti ini tidakdikehendaki karena program ini dimaksudkan untukmemberdayakan rakyat lewat usaha perikanan yangmemang sudah dilaksanakan oleh masyarakatperikanan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calonpenerima penguatan modal, antara lain diutamakanpelaku pembangunan perikanan yang tercatat dalamBuku Profil Keluarga Perikanan Kabupaten Sleman,dinamika kelompok berjalan dengan baik yang

Page 57: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

125

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN............... (Siti Mustholihah)

ditunjukkan dengan pertemuan kelompok secara rutinbaik bulanan maupun selapanan, eksistensi pelakupembangunan perikanan direkomendasikan olehpetugas lapangan, usaha yang dilaksanakan calonpenerima penguatan modal sudah berjalan dengan baik,dan penerima penguatan modal bertanggung jawabatas aktivitas kelancaran usaha akibat penguatan modaldan pengembaliannya.

Penelitian tentang peran dana penguatan modaldalam meningkatkan pendapatan usaha anggotakelompok pembudidaya ikan lele di KecamatanMoyudan Kabupaten Sleman belum pernah dilakukan.Namun, penelitian sejenis tentang dampak pelaksanaanprogram sudah banyak dilakukan. Rahman (1996)melakukan penelitian tentang dampak program InpresDesa Tertinggal (IDT) dalam meningkatkankesejahteraan masyarakat studi kasus di DesaMattisrossi Kecamatan Watang Palu KabupatenRappang Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukandengan membandingkan pendapatan masyarakatsebelum adanya IDT dengan pendapatan masyarakatsesudah adanya IDT. Rahman menyimpulkan bahwaterjadi peningkatan pendapatan masyarakat denganrata-rata sebesar Rp.11.006,67 setiap kelompokmasyarakat atau terjadi peningkatan pendapatan setiapkepala keluarga anggota kelompok masyarakat sebesarRp.550,33 (Astuti, 2003).

Penelitian tentang pengaruh ProgramPengembangan Wilayah Terpadu terhadap peningkatanpendapatan masyarakat di Kabupaten Trenggalek JawaTimur dilakukan oleh Irianto (1997). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terjadi peningkatan pendapatanmasyarakat dan selanjutnya dapat meningkatkankegiatan ekonomi dan permodalan di masyarakattersebut. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwaterdapat kesenjangan peningkatan pendapatan akibatadanya Program Pengembangan Wilayah Terpadu.

Astuti (2003) meneliti tentang analisispendapatan usahatani cabai pada Bagian ProyekPengembangan Agribisnis Cabai Merah di KecamatanCangkringan Kabupaten Sleman. Penelitian ini antaralain bertujuan untuk mengetahui dampak BantuanLangsung Masyarakat (BLM) terhadap pendapatanpetani cabai penerima dana BLM. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terjadi peningkatan pendapatanpetani secara signifikan antara sebelum dan sesudahmenerima dana BLM pada derajat kepercayaan 95%.

Ketersediaan dana yang cukup untuk berusahatanicabai menyebabkan petani mampu membeli saranaproduksi yang sesuai dengan kebutuhan tanamanterutama pupuk dan pestisida sehingga mampumeningkatkan produktivitas tanaman.

Handayani (2004) melakukan penelitian tentangperan dana kukesra dalam meningkatkan pendapatanusaha anggota kelompok UPPKS di Desa TawangsariKecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Penelitian inimenyimpulkan bahwa dana kukesra, modal sendiri,pengalaman usaha, dan tenaga kerja, baik secara indi-vidual maupun secara bersama-sama mempunyaipengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatanusaha anggota kelompok pada derajat kepercayaan99%.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, makadisusun hipotesis alternatif sebagai berikut:H1: pendapatan usaha anggota kelompok

pembudidaya ikan lele sesudah menerima danapenguatan modal diduga lebih besar daripadapendapatan usaha anggota kelompokpembudidaya ikan lele sebelum menerima danapenguatan modal,

H2: dana penguatan modal dan faktor lain (modalsendiri, luas lahan, tenaga kerja, dan pengalamanusaha) diduga berpengaruh secara signifikanterhadap pendapatan usaha anggota kelompokpembudidaya ikan lele.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptifyang menggambarkan mengenai situasi yang terjadiberdasarkan data-data yang ada. Penentuan lokasidilakukan secara sengaja (purposive) yaitu KecamatanMoyudan Kabupaten Sleman dengan pertimbanganbahwa lokasi tersebut merupakan penghasil ikan lelekonsumsi terbesar di Kabupaten Sleman.

Populasi penelitian ini adalah anggota kelompokpembudidaya ikan lele yang ada di wilayah KecamatanMoyudan. Berdasarkan populasi tersebut diambilsampel sejumlah 35 anggota kelompok pembudidayaikan lele penerima dana penguatan modal. Sedangkanteknik yang digunakan untuk pengambilan sampeladalah sampling acak sederhana (simple random sam-pling). Materi yang diamati dalam penelitian ini adalahdana penguatan modal yang diterima anggota kelompokpembudidaya ikan lele, modal sendiri, penggunaansarana/faktor produksi, hasil produksi, danpengalaman usaha. Faktor/sarana produksi yang

Page 58: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

126

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 119-132

diamati antara lain penggunaan benih, pakan, tenagakerja musiman, obat-obatan, pupuk kandang, danperalatan perikanan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitianini adalah data primer dan sekunder. Data primerdiperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara,dan daftar pertanyaan. Data primer berupa identitasresponden, dana penguatan modal, modal sendiri,sarana produksi, pengeluaran (biaya-biaya),penerimaan (hasil produksi), dan data-data mengenaianggota kelompok tani ikan lele yang diperoleh darianggota kelompok pembudidaya ikan lele. Datasekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yangterkait dengan penelitian ini yaitu dari Dinas Pertaniandan Kehutanan Kabupaten Sleman khususnya BidangPerikanan. Data yang diambil antara lain data produksiikan konsumsi, data penguatan modal, prosedurpenguatan modal, dan sebagainya.

Analisis data yang digunakan untuk mengujihipotesis 1 adalah uji beda dua sampel berpasangan(uji t -paired). Menurut Nugroho (2005: 29), uji t -paireddigunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaanrata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksuddi sini adalah sampel yang sama namun menjalaniproses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda.Uji hipotesis yang menggunakan distribusi t , nilainyadapat dilihat dari tabel distribusi t dengan degree offreedom dan tingkat signifikansi yang digunakan(Algifari, 2003: 67).

Analisis data yang digunakan untuk mengujihipotesis 2 dalam penelitian ini adalah analisis regresilinear berganda. Untuk mengidentifikasi pengaruh danapenguatan modal, modal sendiri, luas lahan, tenagakerja, dan pengalaman usaha terhadap pendapatanusaha digunakan persamaan regresi berganda sebagaiberikut:

Ln Y = Ln a + b1LnX1 + b2 LnX2 + b3 LnX3 + b4 LnX4 +b5 LnX5 + e

keterangan:Y = pendapatan usaha (Rp.)a = koefisien konstantab1....b5 = koefisien produksi untuk X1......X5X1 = dana penguatan modal (Rp.)X2 = modal sendiri (Rp.)

X3 = luas lahan (m2)X4 = tenaga kerja (HOK)X5 = pengalaman usaha (Tahun)e = error

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, diperoleh gambarantentang kondisi demografi dan sosial ekonomiresponden anggota kelompok pembudidaya ikan lelepenerima dana penguatan modal di KecamatanMoyudan Kabupaten Sleman sebagaimana tercantumpada Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 1Kondisi Demografi Responden Anggota KelompokPembudidaya Ikan Lele Penerima Dana Penguatan

Modal di Kecamatan Moyudan

Sumber: Data primer, diolah.

Kondisi sosial ekonomi responden yangmeliputi tingkat pendidikan, status kepemilikan lahan,dan pengalaman berusaha, disajikan dalam Tabel 2sebagai berikut:

No. Uraian Responden Persentase 1. Kelompok umur

21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 50 tahun

6 9 4 16

17 26 11 46

Jumlah 35 100 2. Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

33 2

94 6

Jumlah 35 100 3. Status perkawinan

Kawin Tidak kawin

32 3

91 9

Jumlah 35 100

Page 59: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

127

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN............... (Siti Mustholihah)

Tabel 2Kondisi Sosial Ekonomi Responden Anggota

Kelompok Pembudidaya Ikan Lele Penerima DanaPenguatan Modal di Kecamatan Moyudan

Sumber: Data primer, diolah.

Berdasarkan Tabel 2, nampak bahwa respondenyang berpendidikan SLTA, Sarjana Muda, dan Sarjanamencapai 51%. Hal ini menunjukkan bahwapembudidaya ikan lele memiliki latar belakangpendidikan formal yang cukup tinggi. Sedangkanberdasarkan pengalaman berusaha terdapat 66%responden telah berusaha dalam usaha budidaya ikanlele lebih dari 3 tahun. Berdasarkan status kepemilikanlahan, 57% responden memanfaatkan lahan milik sendiri,9% responden sebagian menyewa lahan dan sebagianmemanfaatkan lahan milik sendiri, dan 34% respondenmenyewa tanah kas desa untuk lahan budidaya.

Usaha pembesaran adalah memelihara benihdari berbagai ukuran hingga menjadi lele ukurankonsumsi. Jangka waktu pembesaran tergantung dariukuran benih waktu mulai dipelihara dan ukuran/beratikan konsumsi yang akan dipanen. Pembudidayaan ikanlele di daerah penelitian terdiri atas dua tahapanteknologi budidaya yaitu persiapan kolam danpembesaran/pemeliharaan ikan lele. Kegiatan dalampersiapan kolam antara lain pengurasan, pemupukan(dengan pupuk kandang), dan pengapuran. Kegiatanpembesaran/pemeliharaan dilakukan untuk

menghasilkan ikan lele ukuran konsumsi sesuaipermintaan pasar. Benih yang digunakan untukpembesaran berupa benih yang dibeli yang berasal darikegiatan pendederan/pembenihan. Di lokasi penelitianterdapat 20% responden menggunakan benih ukuran5 – 7 cm, 54% responden menggunakan benih ukuran 6– 8 cm, dan 26% responden menggunakan benih ukuran7 – 9 cm. Sebagian besar responden membeli benih dariluar lokasi penelitian karena usaha pembenihan ikanlele relatif sedikit sehingga produksi benih yang adabelum bisa memenuhi kebutuhan benih usahapembesaran.

Berdasarkan jumlah kolam yang digunakanuntuk budidaya ikan lele, sebanyak 77% respondenmenggarap kurang dari 10 petak/unit kolam dan 23%responden menggarap 10 petak/unit kolam atau lebih.Sumber pembiayaan usaha selain dari dana penguatanmodal adalah dari dana pribadi (tabungan) 67%responden, 27% responden pinjam saudara, 3%responden pinjam koperasi, dan 3% respondenmengambil pinjaman/kredit dari bank.

Pakan tambahan merupakan makanan yangdiberikan untuk menambah kekurangan makanan yangsebenarnya ada di dalam kolam. Jenis pakan tambahanharus banyak mengandung protein hewani yangmudah dicerna dan dapat mempercepat pertumbuhansehingga produksi yang diharapkan dapat tercapai.Pakan tambahan berupa pellet yang mengandung pro-tein di atas 20% dan banyak jenisnya. Di lokasipenelitian sebanyak 14% responden menggunakanSNA-2, 20% menggunakan SNA-3, 17% menggunakanSW-L, 6% menggunakan kombinasi SNA-2 dan SNA-3, 40% menggunakan kombinasi SNA-2 dan SW-L, dan3 % menggunakan kombinasi SNA-2, SNA-3, dan SW-L. Hasil produksi ikan lele yang dihasilkan di lokasipenelitian rata-rata 70% ikan lele ukuran 6 – 12 ekor perkg, 20% ikan lele ukuran di bawah 6 ekor per kg, dan10% ikan lele ukuran di atas 12 ekor per kg. Ikan leledengan ukuran di atas 12 ekor per kg biasanyadimasukkan lagi ke kolam untuk dipelihara hinggamencapai berat ikan konsumsi.

PEMBAHASAN

Program penguatan modal mulai dilaksanakan padatahun anggaran 1998/1999 dengan dana senilaiRp.80.000.000,- yang diperuntukkan bagi 4 kelompok

No. Uraian Responden Persentase 1. Pendidikan formal

Sarjana Sarjana Muda SLTA SLTP SD Tidak tamat SD

4 2 12 7 8 2

11 6 34 20 23 6

Jumlah 35 100 2. Lama usaha

< 4 tahun 4 – 6 tahun 7 – 9 tahun 10 tahun ke atas

12 8 5 10

34 23 14 29

Jumlah 35 100 3. Status kepemilikan lahan

Milik sendiri Sewa dan milik sendiri Sewa

20 3 12

57 9 34

Jumlah 35 100

Page 60: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

128

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 119-132

pembudidaya ikan. Pada tahun anggaran 1999/2000program ini disalurkan untuk 14 kelompok pembudidayaikan dan 12 petani pengelola pemancingan dengan danasenilai Rp.260.000.000,-. Kemudian pada tahun 2000,dana penguatan modal senilai Rp.314.000.000,-dimanfaatkan oleh 14 kelompok pembudidaya ikan, 14petani pengelola pemancingan, dan pelaksanaan Demoleh petugas fungsional di 18 lokasi. Dana penguatanmodal tahun 2001 senilai Rp.844.000.000,- dimanfaatkanoleh 43 kelompok pembudidaya ikan, 16 petanipengelola pemancingan, dan pelaksanaan 18 unit Demoleh petugas fungsional. Untuk tahun 2003 dan tahun2004, dana penguatan modal masing-masing senilaiRp.1.084.000.000,-. Dana penguatan modal pada tahun2003 dimanfaatkan oleh 72 kelompok pembudidaya ikandan 15 unit Dem oleh petugas fungsional, sedangkanpada tahun 2004 dimanfaatkan oleh 72 kelompokpembudidaya ikan dan 14 unit Dem oleh petugasfungsional. Pada tahun 2005, dana penguatan modalsenilai Rp.1.134.000.000,- dimanfaatkan oleh 96kelompok pembudidaya ikan dan 18 unit Dem petugasfungsional.

Pada tahap awal pelaksanaan penguatan modalini yaitu tahun 1998 sampai dengan 2000, penerimadana penguatan modal tidak dibebani kontribusiapapun. Namun dengan meningkatnya kemampuan dantanggung jawab masyarakat terhadap pembangunandaerah, maka pada tahun keempat (tahun 2001)pengembalian dana dari masyarakat telah dibebanikontribusi untuk pembangunan daerah sebesar 10%dari dana penguatan modal yang diterima. Kemudianmulai tahun 2002 sampai sekarang kontribusi yangdiberikan oleh penerima dana penguatan modal adalahsebesar 6% dari dana penguatan modal yang diterima.Tahun 1998 dan tahun 1999 tidak terjadi penunggakanpengembalian dana penguatan modal. Hal inidisebabkan karena pada tahun-tahun tersebut penerimadana penguatan modal tidak dibebani kontribusi.Namun demikian, meskipun tidak dibebani kontribusi,

pada tahun 2000 terdapat tunggakan pokokpengembalian sebesar Rp.3.500.000,- atau 1,15%. Padatahun 2001 terdapat tunggakan pokok pengembaliansebesar Rp.22.230.000,- (2,63%) dan tunggakankontribusi sebesar Rp.4.650.000,-. Meski demikian,tunggakan pokok sebesar 2,63% masih di bawahpersentase kontribusi yang dibebankan yaitu 10%.

Kemudian pada tahun 2002 terdapat tunggakanpokok pengembalian sebesar Rp.54.180.000,- atau5,51% dan tunggakan kontribusi sebesar Rp.3.600.000,-. Untuk tahun 2003 terdapat tunggakan pokokpengembalian sebesar Rp28.000.000,- atau 2,58% dantunggakan kontribusi Rp.2.400.000,-. Kemudian padatahun 2004 terdapat tunggakan pokok pengembaliansebesar Rp.16.000.000,- atau 1,48% dan tunggakankontribusi Rp.1.500.000,-. Dan pada tahun 2005 terdapattunggakan pokok pengembalian sebesarRp.63.905.000,- atau 5,64% dan tunggakan kontribusiRp.4.650.000,-.

Total plafon dana penguatan modal yang telahditerimakan kepada pelaku pembangunan perikanan diKabupaten Sleman dari tahun 1998 sampai dengantahun 2005 adalah Rp.5.784.000.000,-. Dari jumlahtersebut, masih terdapat tunggakan sebanyak 3,36%atau Rp.187.815.000,-. Sisa tunggakan baik pokokpengembalian maupun tunggakan kontribusi masih adakemungkinan dibayar oleh penerima dana penguatanmodal meskipun sudah melewati batas waktupengembalian.

Uji beda dua sampel berpasangan (t-paired)digunakan untuk menguji hipotesis 1. Pengujian inidimaksudkan untuk mengidentifikasi apakahpendapatan usaha anggota kelompok pembudidayaikan lele sesudah menerima dana penguatan modal lebihbesar dibandingkan dengan pendapatan usahaanggota kelompok pembudidaya ikan lele sebelummenerima dana penguatan modal. Hasil uji beda duasampel berpasangan (paired sample t test) disajikanpada Tabel 3 berikut:

Pendapatan Usaha Mean Standard Deviation

Standard Error thitung ttabel

Sesudah Penguatan Modal 5017530 10364072,178 1751848 3,392 1,691 Sebelum Penguatan Modal 2896281 7400848,532 1250972

Tabel 3Hasil Uji Beda Dua Sampel Berpasangan Pendapatan Usaha Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Lele

Sumber: Data primer, diolah.

Page 61: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

129

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN............... (Siti Mustholihah)

Berdasarkan hasil uji beda dua sampelberpasangan pada Tabel 3, diperoleh nilai rata-ratapendapatan usaha anggota kelompok pembudidayaikan lele sesudah menerima dana penguatan modalsebesar Rp.5.017.530,- dan sebelum menerima danapenguatan modal sebesar Rp.4.145.805,-. Hasil korelasimenunjukkan nilai sebesar 0,968 pada level signifikansiá = 0,00, berarti ada korelasi signifikan secara statistik.Rata-rata perbedaan pendapatan usaha anggotakelompok pembudidaya ikan lele sesudah dan sebelummenerima dana penguatan modal adalah Rp.2.121.249,-Hasil penghitungan statistik menghasilkan nilai thitungsebesar 3,392 pada level signifikansi á = 0,002, lebihbesar dari nilai ttabel yaitu sebesar 1,691. Berdasarkanhasil uji beda dua sampel berpasangan tersebut dapatdisimpulkan bahwa H1 diterima, artinya bahwapendapatan usaha anggota kelompok pembudidayaikan lele sesudah menerima dana penguatan modal lebihbesar dibandingkan dengan sebelum menerima danapenguatan modal secara statistik.

Pengujian dengan menggunakan analisisregresi linear berganda bertujuan untuk mengestimasiatau memprediksi rata-rata variabel terikat berdasarkannilai variabel bebas yang diketahui. Nilai thitung darimasing-masing koefisien regresi variabel bebas

diperoleh dari hasil analisis dengan bantuan SPSS 11seperti terlihat dalam Tabel 4 berikut:

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat hasil analisisregresi linear berganda yang secara matematis dapatditulis dalam persamaan sebagai berikut:Ln Y = 6,309 + 0,290LnX1 + 0,233LnX2 + 0,385LnX3 +0,099LnX4 + 0,025LnX5

Variabel dana penguatan modal, modal sendiri,dan luas lahan secara individual berpengaruh nyataterhadap pendapatan usaha. Hal ini ditunjukkan darinilai thitung X1 (dana penguatan modal) sebesar 2,124,X2 (modal sendiri) sebesar 2,107, dan X3 (luas lahan)sebesar 2,052 pada derajat kepercayaan 95%. Nilai thitungdari ketiga variabel tersebut lebih besar dari nilai ttabelyaitu 2,032 pada derajat kepercayaan 95%, artinya danapenguatan modal, modal sendiri, dan luas lahan secaraindividual berpengaruh terhadap pendapatan usahaanggota kelompok pembudidaya ikan lele.

Variabel tenaga kerja dan pengalaman usahasecara individual tidak berpengaruh nyata terhadappendapatan usaha. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitungX4 (tenaga kerja) sebesar 0,492 dan X5 (pengalamanusaha) sebesar 0,149. Nilai thitung dari kedua variabeltersebut lebih kecil dari nilai ttabel yaitu 2,032 pada derajatkepercayaan 95%, artinya bahwa tenaga kerja dan

Variabel Koefisien thitung Konstanta Dana Penguatan Modal (X1) Modal Sendiri (X2) Luas Lahan (X3) Tenaga Kerja (X4) Pengalaman Usaha (X5) R Square Adjusted R2 Ftest Durbin Watson Test Residual

6,309 0,290 0,233 0,385 0,099 0,025 0,879 0,858

42,124 1,927 29

***

2,124 2,107 2,052 0,492 0,149

** ** **

Tabel 4Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Pendapatan Usaha Anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Lele

Sumber: Data primer, diolah.Keterangan:*** nyata pada derajat kepercayaan 99%** nyata pada derajat kepercayaan 95%

Page 62: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

130

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 119-132

pengalaman usaha secara individual tidak berpengaruhterhadap pendapatan usaha anggota kelompokpembudidaya ikan lele. Tenaga kerja, dalam hal initenaga kerja musiman untuk budidaya ikan lele secarastatistik tidak berpengaruh terhadap pendapatanusaha. Hal ini disebabkan tenaga kerja musiman padaumumnya hanya dipekerjakan untuk kegiatan persiapankolam dan pemanenan, sehingga tenaga kerja yangdimanfaatkan relatif sedikit. Sedangkan untuk pekerjaansehari-hari dikerjakan sendiri oleh pembudidaya dananggota keluarganya. Kegiatan sehari-hari yangdilakukan oleh pembudidaya adalah memberi pakanpada ikan setiap pagi dan sore, dan waktu yangdiperlukan untuk mengerjakan kegiatan tersebut relatiftidak lama, sehingga tidak perlu menyewa tenaga kerjamusiman untuk menghemat biaya produksi.

Pengalaman usaha budidaya ikan lele secarastatistik tidak berpengaruh terhadap pendapatanusaha. Hal ini karena pembudidaya sudah menjadianggota kelompok pembudidaya ikan lele, di mana didalam kelompok sudah terjalin komunikasi yang mantapbaik antar anggota kelompok maupun antara anggotadengan kelompok. Dalam forum komunikasi tersebutbisa terjalin saling bertukar pengalaman dan belajar diantara para anggota kelompok. Di samping itu, lokasilahan masing-masing anggota kelompok berada dalamsatu area sehingga mereka bisa bekerja sama dalammasalah teknis budidaya ikan lele di lokasi lahan.Pembudidaya yang pengalaman usahanya belum lama,pendapatan usahanya belum tentu lebih rendah daripembudidaya yang pengalaman usahanya sudah lama.Hal ini dapat terjadi karena pembudidaya yangpengalamannya belum lama, bisa belajar tentang teknikbudidaya ikan lele sebelum mereka terjun ke usahabudidaya ikan lele, belajar dari pembudidaya yangsudah profesional, atau mendapat pembinaan daripetugas lapangan maupun Bidang Perikanan.Sebaliknya, pembudidaya yang pengalaman usahanyasudah cukup lama belum tentu pendapatannya lebihbesar dari pembudidaya yang pengalaman usahanyabelum lama. Hal ini bisa disebabkan karenapembudidaya yang memiliki pengalaman usaha sudahlama, tidak mau melakukan perubahan perilakuberbudidaya (karena sudah menjadi kebiasaan)sehingga usaha budidayanya tidak berkembang danpada akhirnya pendapatan usahanya tidak meningkat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasantentang peran dana penguatan modal dalammeningkatkan pendapatan usaha anggota kelompokpembudidaya ikan lele di Kecamatan Moyudan, makadapat disimpulkan sebagai berikut 1) Berdasarkan hasiluji beda dua sampel berpasangan diperoleh nilai rata-rata perbedaan pendapatan usaha anggota kelompokpembudidaya ikan lele sesudah dan sebelum menerimadana penguatan modal adalah Rp.2.121.249,-.Perhitungan statistik menghasilkan nilai thitung sebesar3,392 pada level signifikansi á = 0,002 lebih besar darinilai ttabel sebesar 1,691 pada á = 5%, artinya pendapatanusaha anggota kelompok pembudidaya ikan lelesesudah menerima dana penguatan modal lebih besardari sebelum menerima dana penguatan modal. Hal iniberarti bahwa dana penguatan modal mempunyai perandalam peningkatan pendapatan usaha, khususnyaanggota kelompok pembudidaya ikan lele di KecamatanMoyudan; 2) Hasil analisis regresi menunjukkan nilaiFhitung yang cukup besar yaitu 42,124 pada derajatkepercayaan 99% dan nilai koefisien determinasi yangdisesuaikan (adjusted R2) sebesar 0,858. Hal ini berartibahwa secara bersama-sama variabel bebas yangdiikutkan dalam model berpengaruh nyata terhadapvariabel terikat. Di samping itu, di dalam model yangdigunakan tidak terjadi penyimpangan asumsi klasikregresi linear berganda baik asumsi multikolinearitas,autokorelasi, heteroskedastisitas, maupun normalitas.3) Hasil uji individual menunjukkan bahwa dari limavariabel bebas yang diduga berpengaruh terhadappendapatan usaha, diperoleh tiga variabel yang secarastatistik berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah dana penguatan modal, modalsendiri, dan luas lahan. Sedangkan vriabel tenaga kerjadan pengalaman usaha tidak berpengaruh nyataterhadap pendapatan usaha sampai pada derajatkepercayaan 90%; 4) Hasil analisis regresi menunjukkanbahwa nilai koefisien penguatan modal (0,290) lebihbesar dibandingkan nilai koefisien modal sendiri (0,233),hal ini berarti bahwa dana penguatan modal lebihberpengaruh terhadap pendapatan usaha daripadamodal sendiri; 5) Total dana penguatan modal perikananyang telah diterimakan kepada pelaku pembangunan

Page 63: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

131

PERAN DANA PENGUATAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN............... (Siti Mustholihah)

perikanan di Kabupaten Sleman dari tahun 1998 sampaidengan tahun 2005 adalah sebesar Rp.5.784.000.000,-.Dari jumlah tersebut, masih terdapat tunggakan pokokpengembalian sebesar 3,36% atau Rp.187.815.000,-. Sisatunggakan baik pokok pengembalian maupunkontribusi masih ada kemungkinan dibayar olehpenerima dana penguatan modal meskipun sudahmelewati batas waktu pengembalian.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan tersebut, makadisampaikan saran-saran sebagai berikut 1) programini dapat dilanjutkan bahkan ditingkatkan baik unitmaupun jumlahnya. 2) Program penguatan modaldengan prosedur yang sederhana merupakan buktikeberpihakan Pemerintah kepada pembudidaya ikanyang memiliki berbagai keterbatasan dalam mengaksesmodal dari lembaga perbankan, untuk itu disarankanagar pemerintah daerah memberikan proporsipenguatan modal yang memadai agar dapatmenjangkau sasaran pembudidaya ikan yang semakinluas; 3) Kelancaran program penguatan modal inisangat tergantung pada kelancaran pengembalian daripenerima penguatan modal sehingga sesuai denganprinsip penguatan modal yang didasari ataskepercayaan dan tanggung jawab diperlukan suatusistem supervisi dan monitoring yang lebihmenekankan pada pendekatan silaturahmi denganmenumbuhkan kesadaran utnuk bertanggungjawab. 4)Ketentuan untuk memberikan kontribusi padapengembalian dana penguatan modal merupakan upayapemberdayaan masyarakat dalam rangka ikutmenyumbang PAD sehingga pemerintah daerah perlumemberikan pelayanana yang lebih baik kepadapembudidaya ikan, misalnya dengan melengkapi saranadan prasarana perikanan.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2003, Statistika Induktif untuk Ekonomi danBisnis, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Astuti, L., 2005, Analisis Pendapatan Usahatani Cabaipada Bagian Proyek Pengembangan

Agribisnis Cabai Merah di KecamatanCangkringan Kabupaten Sleman, Tesis, Uni-versitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hadisapoetra, S., 1973, Biaya dan Pendapatan didalam Usahatani, Penerbit DepartemenEkonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Univer-sitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Handayani, N., 2004, Peran Dana Kukesra dalamMeningkatkan Pendapatan Usaha AnggotaKelompok UPPKS di Desa TawangsariKecamatan Teras Kabupaten Boyolali, Tesis,Universitas Muhammadiyah Surakarta,Surakarta.

Hernowo dan Suyanto, S.R., 2000, Pembenihan danPembesaran Lele di Pekarangan, Sawah, danLongyam, PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Irianto, J., 1996, Pengaruh Program PengembanganWilayah Terpadu terhadap PeningkatanPendapatan Masyarakat di KabupatenTrenggalek Jawa Timur, Tesis, UniversitasGadjah Mada, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis: SalahKaprah dan Pengalaman-pengalaman, BPFEUGM, Yogyakarta.

Kuncoro, M., 2003, Metode Riset untuk Bisnis danEkonomi: Bagaimana Meneliti dan MenulisTesis?, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, M., 2004, Metode Kuantitatif: Teori danAplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, UPP AMPYKPN, Yogyakarta.

Nugroho, B.A., 2005, Strategi Jitu Memilih MetodeStatistik Penelitian dengan SPSS, PenerbitAndi, Yogyakarta.

Passandaran, Y.S., 2003, Pengaruh Penguatan Modalterhadap Peningkatan Produksi danPendapatan Kelompok Tani Ikan: Studi Kasusdi Kecamatan Ngemplak Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi, Fakultas

Page 64: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

132

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 119-132

Perikanan Universitas Brawijaya, Malang.

Prihartono, R.E., Rasidik, J., dan Arie, U., 2000,Mengatasi Permasalahan Budi Daya LeleDumbo, Penebar Swadaya, Jakarta.

Smith, I.R., 1981, Ekonomi Mikro dari Sistem ProduksiBudidaya Perairan yang Ada Sekarang, dalamPenelitian Ekonomi Budidaya Perairan di Asia,Edisi Pertama, Gramedia, Jakarta

Soekartawi, Soeharjo, A., Dillon, J.L., dan Hardaker, J.B.,1986, Ilmu Usahatani dan Penelitian untukPerkembangan Petani Kecil, Penerbit Univer-sitas Indonesia, Jakarta.

Suparmono, 2006, Analisis Optimasi Faktor ProduksiBudidaya Udang Galah di KecamatanMinggir Kabupaten Sleman, Tesis, Universi-tas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Yulianto, A., 2001, Pengembangan Penguatan ModalKelompok Tani Perikanan untukMeningkatkan Kompetensi Aparatur DinasPertanian dan Kehutanan dalam rangkaPenyelenggaraan Otonomi Daerah denganPrinsip-prinsip Good Governance diKabupaten Sleman, Karya Tulis PrestasiPerorangan (KTP2), Lembaga AdministrasiNegara RI, Jakarta.

____________, 2006, Profil Keluarga PerikananSleman Tahun 2006, Dinas Pertanian danKehutanan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

http://www.dkp.go.id/content.php?c=2406

Page 65: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

133

PENERAPAN TOTAL QUALITY SERVICE SEBAGAI UPAYA.................. (Siti Al Fajar)Vol. 20, No. 2, Agustus 2009Hal. 133-139

ABSTRACT

Globalization has created business environment thatcause necessariness reoverview of management sys-tem which used by organization to get survive andprosper. Globalization create a big change to the wayorganization to compete. Although that in essence stillsame, it means only organization which give the highervalue to customers which will survive and grow. Sothat, organization have to deliver the higher value tocustomers in order to the organization can give thesatisfaction to customers so emerges trust from cus-tomers. It is will emerge the highest of level of confi-dence so result appeareance sense of belonging forcustomers. Finally, will create customers loyalty is thehighest form of the customer satisfaction. To get there,the application of Total Quality Service is needed. TheTotal Quality Service has five dimensions: customerfocus, total involvement, measurement, systematicsupport, and continual improvement.

Keywords: customer loyalty, total quality service, value,and the customer satisfaction.

PENDAHULUAN

Abad 21 diawali dengan globalisasi ekonomi yangmelanda semua negara di dunia. Dalam sejarah umatmanusia belum pernah ada pergantian abad yang

PENERAPAN TOTAL QUALITY SERVICE SEBAGAI UPAYAMENCAPAI LOYALITAS CUSTOMER

Siti Al FajarSekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telepon +62 274 486160, 486321, Fax. +62 274 486155

E-mail: [email protected]

Tahun 1990

ISSN: 0853-1259

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

sekaligus merupakan pergantian millennium.Globalisasi ekonomi dimungkinkan karena semakinluasnya penerapan teknologi informasi (komputer,telekomunikasi, dan peralatan kantor elektronik) dalamsemua arena dan kemajuan yang pesat dalam bidangtransportasi. Proses globalisasi akan menuntut setiapperusahaan untuk selalu tanggap terhadap perubahanlingkungan yang terjadi. Globalisasi telah menciptakanlingkungan bisnis yang menyebabkan perlunyapeninjauan kembali sistem manajemen yang digunakanoleh perusahaan untuk dapat hidup dan berkembang.

Globalisasi memberikan perubahan yang besarterhadap cara perusahaan untuk berkompetisi.Walaupun demikian, esensinya tetap sama, yaitu hanyaperusahaan yang dapat memberikan nilai yang lebihtinggi bagi para customer yang akan tetap bertahandan tumbuh. Dengan demikian, perusahaan harusdapat mengantarkan nilai yang lebih kepada customeragar mendapatkan kepercayaan customer. Hal ini akanmenimbulkan tingkat kepercayaan customer yangsemakin tinggi dan selanjutnya mengakibatkanmunculnya sense of belonging bagi customer, sehinggaakan tercipta loyalitas customer. Oleh karena itu,penerapan Total Quality Service sangat diperlukan.Total Quality Service adalah sistem manajemenstrategik dan integratif yang melibatkan semua manajerdan karyawan menggunakan metode-metode kualitatifdan kuantitatif untuk memperbaiki proses organisasisecara berkesinambungan agar dapat memenuhi danmelebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan customer(Stamatis, 1996). Zeithalm dan Bitner (1996) berhasil

Page 66: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

134

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 133-139

mengidentifikasi lima dimensi Total Quality Service,yang mencakup 1) Reliability, yaitu kemampuanmemberikan layanan yang dijanjikan dengan segera danmemuaskan, misalnya memberikan garansi selama tigatahun setelah terjadi transaksi jual beli; 2) Responsive-ness, yaitu keinginan staf untuk membantu customerdan memberikan layanan terbaik, misalnya sebuah ho-tel menyediakan makanan dan minuman bagi tamudalam jangka waktu 6 menit; 3) Assurance, mencakupkemampuan untuk membangun kepercayaan dankeyakinan melalui pengembangan karyawan, misalnyamengijinkan para karyawannya untuk membuatkeputusan yang berkaitan dengan kepuasan customer;4) Empathy, yaitu berusaha menempatkan diri kita padadiri orang lain, maksudnya berbagi perhatian kepadacustomer, misalnya setiap bertemu dengan customerkaryawan selalu memberikan senyuman manis danpandangan keramahan; peduli terhadap customer (car-ing), misalnya berusaha menjawab pertanyaan cus-tomer secara cepat; keberanian untuk mengambilkeputusan dengan cepat (daring), misalnyamengantisipasi kebutuhan tamu dan berusahamemecahkan persoalan yang tengah dihadapinya; dan5) Tangibles, mencakup fasilits fisik (equipment, per-sonal, dan communication materials), misalnya hotelselain menyediakan kamar tidur bagi para tamu jugamenyediakan fasilitas lain, seperti restoran terutamayang dibutuhkan oleh kalangan bisnis. Kelima dimensitersebut saling berinteraksi dan terkait satu sama laindengan intensitas yang berbeda pada masing-masingindividu.

MASALAH DAN PEMBAHASAN

Parasuraman (1994) menyebutkan bahwa ada tigakriteria pokok dalam menilai kualitas jasa, yaitu out-come-related, process-related, dan image-related cri-teria. Ketiga kriteria tersebut masih dapat dijabarkanmenjadi enam unsur, yaitu 1) Professionalism andSkills. Kriteria ini merupakan outcome-related crite-ria, yaitu customer menyadari bahwa penyedia jasa,karyawan, sistem operasional, serta sumberdaya fisikmemiliki pengetahuan, dan keterampilan yangdibutuhkan untuk memecahkan masalah customersecara profesional; 2) Attitudes dan Behavior,merupakan process-related criteria, yaitu customermerasa karyawan menaruh perhatian terhadap mereka

dan berusaha membantu dalam memecahkan masalahmereka secara spontan dan dengan senang hati; 3)Accesibility dan Flexibility, merupakan process-re-lated criteria, yaitu customer merasa bahwa penyediajasa, karyawan, jam kerja, lokasi, dan sistemoperasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikianrupa sehingga customer dapat melakukan akses denganmudah. Selain kemudahan akses, perancangan jugadimaksudkan agar dapat bersifat fleksibel dalammenyesuaikan permintaan dan keinginan customer; 4)Reliability dan Trustworthiness, merupakan process-related criteria, yaitu customer memahami bahwaapapun yang terjadi, mereka bisa mempercayakansegala sesuatunya kepada penyedia jasa besertakaryawan dan sistemnya; 5) Recovery, merupakan pro-cess-related criteria, yaitu customer menyadari bahwaapabila ada kesalahan atau terjadi sesuatu yang tidakdiharapkan, maka penyedia jasa akan segera mengambiltindakan untuk mengendalikan situasi dan mencaripemecahan yang tepat; dan 6) Reputation dan Cred-ibility, merupakan image-related criteria, yaitu cus-tomer meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapatdipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yangsesuai dengan pengorbanannya.

Stamatis (1996), menegaskan bahwa Total Qual-ity Service berfokus pada lima bidang, yaitu 1) Cus-tomer focus. Manajemen mengidentifikasi kebutuhan,keinginan, dan harapan customer. Manajemen perlumerancang sistem yang dapat memberikan jasa tertentuyang memenuhi tuntutan tersebut. Selain itu, organisasijuga wajib menjalin hubungan kemitraan dengan parapemasok kunci atas dasar win-win situation; 2) Totalinvolvement yang mengandung arti komitmen.Manajemen harus memberikan peluang perbaikankualitas bagi semua karyawan dan menunjukkankualitas kepemimpinan yang dapat memberikaninspirasi positif melalui partisipasi aktif dan tindakannyata bagi organisasi yang dipimpinnya. Manajemenjuga harus mendelegasikan tanggungjawab danwewenang penyempurnaan proses kerja kepadakaryawan yang secara aktual melaksanakan pekerjaan.Manajemen juga dituntut untuk memberdayakan parakaryawannya. Untuk itu perlu diciptakan iklim yangkondusif dan mendukung tim kerja multidisipliner danlintas fungsional agar dapat berperan aktif dalammerancang dan memperbaiki barang, jasa , proses,sistem, dan lingkungan perusahaan; 3) Measurement.

Page 67: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

135

PENERAPAN TOTAL QUALITY SERVICE SEBAGAI UPAYA.................. (Siti Al Fajar)

Dalam hal ini, kebutuhan pokoknya adalah menyusunukuran-ukuran dasar, baik internal maupun eksternal.Unsur-unsur sistem pengukuran tersebut meliputi a)menyusun ukuran proses dan hasil; b) mengidentifikasioutput dari proses kerja kritis; c) mengukurkesesuaiannya dengan tuntutan customer; dan d)mengoreksi penyimpangan dan meningkatkan kinerja;4) Systematic support. Manajemen bertanggungjawabdalam mengelola proses kualitas dengan caramenghubungkan kualitas dengan sistem manajemenyang ada, seperti perencanaan strategik, manajemenkinerja, pengakuan, penghargaan, komunikasi, danpromosi karyawan; dan 5) Continual improvement.Setiap orang bertanggungjawab untuk a) memandangsemua pekerjaan sebagai suatu proses; b)mengantisipasi perubahan kebutuhan, keinginan, danharapan customer; c) melakukan perbaikan secaraberkelanjutan; d) mengurangi waktu siklus; dan e)senang hati menerima umpan balik tanpa rasa takutatau khawatir.

Untuk melakukan continual improvementdiperlukan langkah-langkah berikut ini: 1)Mengidentifikasi layanan bernilai tambah yangdisediakan untuk customer. Hal ini dilihat darikontribusinya pada kepuasan customer; 2)Mengidentifikasi customer dan menentukanharapannya seteliti mungkin. Langkah ini berfokus padamengidentifikasi customer yang dijadikan sasaranpenawaran jasa layanan. Customer memiliki kebutuhan,keinginan, harapan, dan prioritas yang berbeda. Olehkarena itu, perlu upaya yang lebih atau tindakan yangberagam untuk memuaskan customer, misalnya sikapresponsif yang diperlihatkan kalau ada pertanyaan ataukeluhan customer, mudah dihubungi, dan menepatijanji; 3) Mengidentifikasi kebutuhan kritis organisasiyang memungkinkan untuk memuaskan customer; 4)Menentukan aliran proses atau peta proses untukmelaksanakan pekerjaan; 5) Mencermati kekeliruanproses dan mengeliminasi usaha yang sia-sia. Kinerjaproses perlu dievalusi berdasarkan beberapa ukuran,seperti waktu siklus mulai dari pesanan sampai pesanandipenuhi, masalah penanganan rekening, dan sejumlahmasalah customer yang tidak terpecahkan padakesempatan pertama. Dengan demikian, organisasidapat menentukan sebaiknya menyempurnakan jasayang sudah ada, menciptakan jasa baru, ataukahmenghentikan jasa yang ada saat ini; 6) Menjamin

perbaikan berkesinambungan dengan cara mendukungumpan balik terus menerus. Langkah terakhir iniberfokus pada memantau secara terus menerus setiapperubahan tuntutan customer. Untuk itu pengumpulandan analisis data harus dilakukan secermat dan seakuratmungkin. Di samping itu, organisasi juga dituntutuntuk benar-benar berupaya mengukur dan memantauproses yang telah disempurnakan.

Total Quality Service sangat diperlukanorganisasi antara lain karena adanya perubahan.Globalisasi ekonomi mengakibatkan karakteristikperubahan sangat berbeda dengan sebelumnya.Perubahan telah menjadi persuasif, dalam artimenembus ke semua aspek bisnis dan terjadi secaraterus menerus. Perubahan menjadi suatu yang normalterjadi. Sebagai contoh, adanya perubahan pada aspekteknologi, yaitu sebelum manusia mengenal alat-alatpertanian, manusia belum menetap, mereka belumbercocok tanam ataupun beternak. Untuk memenuhikebutuhan hidupnya, mereka hanya memetik danberburu. Kalau pada suatu ketika, sesuatu yang dipetikdan diburu sudah habis, maka mereka akan berpindahtempat. Manusia seperti ini untuk memenuhi kebutuhankehausannya, barangkali hanya membutuhkan airkelapa yang dipetik dengan cara memanjat pohon.Kemudian beralih ke era pertanian, ketika ditemukannyaalat-alat pertanian, kemudian beralih ke era industri,ketika alat-alat industri mulai digunakan.

Globalisasi menjadikan lingkungan bisnissangat bergolak, penuh dengan perubahan. Perubahanmau tidak mau harus dihadapi. Meskipun sejak dahuluperubahan senantiasa terjadi, namun perubahan dalamera globalisasi ini sangat berbeda sifatnya dengan erasebelumnya. Menurut Kartajaya (1996), ada tiga alasanmengapa perubahan yang terjadi pada kali ini benar-benar luar biasa. Pertama, perubahan yang terjadi padasaat ini bersifat diskontinu, tidak berada dalam suatupola tertentu. Kedua, perubahan sekecil apapun yangterjadi akan menyebabkan perbedaan yang besar padaseluruh umat manusia termasuk cara bekerja danbahkan cara hidup. Ketiga, perubahan yang diskontinuakan memerlukan orang berpikir terbalik. Apa yang dulubenar jadi salah, begitu pula sebaliknya.

Situasi persaingan yang kacau, pesaing sudahdatang dari mana-mana, termasuk yang tidak kelihatan.Artinya, pesaing dapat datang dari wilayah manapun.Pada saat itu, sulit mengenali pesaing secara langsung.

Page 68: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

136

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 133-139

Teknologi informasi telah mengubah secara dramatiskarakteristik persaingan yang tidak pernah diperkirakansebelumnya oleh banyak perusahaan. Teknologiinformasi memperluas hal yang mungkin dilaksanakanoleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, yangakhirnya meningkatkan tuntutan customer terhadapperusahaan-perusahaan yang memenuhikebutuhannya. Perubahan lingkungan bisnis yangtidak dapat diduga sebelumnya, semuanya berjalanpenuh kejutan, tidak dapat diprediksi, apalagi dievaluasitrend-nya. Hal-hal yang demikian dapat membuatsituasi persaingan jadi kacau.

Customer yang semakin informationlised, en-lightened, dan empowered. Perubahan teknologiinformasi yang demikian dahsyat mengakibatkaninformasi lebih mudah diolah dan disalurkankemanapun. Dunia seolah-olah menjadi sangattransparan, sehingga tidak ada lagi yangdisembunyikan, yang mengakibatkan customer menjadiinformationlised dan memiliki banyak pilihan. Cus-tomer tanpa informasi adalah customer yangterbelenggu dan tidak punya pilihan. Customer sepertiini mau tidak mau hanya dapat menerima produk yangsudah ada saja. Customer yang enlightened adalahcustomer yang tidak hanya memiliki visi, tetapi jugamemiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lainsupaya ikut percaya pada visinya. Customer yang en-lightened lebih sadar terhadap masalah lingkunganatau paling tidak telah sadar akan kesehatan. Customerseperti ini sikapnya berbeda dengan customer yangtradisional dalam pengambilan keputusan, karena valuedalam pandangannya sudah berubah menjadi semakinluas dan maju. Demikian juga customer yang empow-ered memiliki kekuatan untuk merealisasikan keputusanyang diambilnya. Oleh karena itu, secara keseluruhanperilakunya jadi berubah. Customer yang semakininformationlised, enlightened, dan empowered akansemakin tinggi tuntutannya, maka hal terpenting yangdiperhatikan organisasi adalah customer value.

Sukses tidaknya suatu perusahaan sangatditentukan oleh customer. Seluruh kegiatan perusahaanyang diwujudkan dalam produk bermuara padaketentuan akhir ditentukan customer. Kebutuhan,keinginan, dan harapan customer adalah kunci pokokdalam menjalankan bisnis. Customer adalah satu-satunya alasan setiap karyawan berada dalam usahapenyediaan barang dan jasa. Karyawan memiliki

kebutuhan dasar untuk menerima umpan balik positifdari siapa saja yang dilayani. Dengan memberikankesempatan kepada karyawan dalam memiliki obsesiuntuk memuasi customer, memungkinkan mereka untukmenyediakan produk bermutu yang bernilai bagi cus-tomer. Obsesi terhadap customer merupakan visipemersatu yang memberikan panduan bagi usahakaryawan dalam menuju tujuan yang ditetapkanbersama. Apabila customer mengetahui dan merasakanbahwa semua organisasi memiliki obsesi untuk memuasikebutuhan customer, customer akan memilikikebanggaan dan kesetiaan kepada perusahaan.

Unsur yang sekarang merupakan pemuaskebutuhan customer bukan lagi diterima customersebagai pemuas kebutuhannya jika semua perusahaanlain telah menyediakannya, unsur tersebut telahberubah menjadi sesuatu yang diharapkan. Oleh karenaitu, perusahaan senantiasa harus memantau perubahankebutuhan customer untuk memacu perubahan dalamsistem yang digunakan perusahaan dalam melayanikebutuhan customer. Manajemen perusahaan harusmembantu karyawan untuk belajar, berkembang,berkontribusi, dan menjadi unggul. Manajemenperusahaan harus berkeyakinan bahwa karyawan yangpuas dengan pekerjaannya akan menghasilkan cus-tomer yang puas, karena karyawan yang bahagia akanlebih memperdulikan kebutuhan customer. Manajemenperusahaan harus berkeyakinan bahwa mutu produkyang disediakan oleh perusahaan sangat tergantungoleh karyawan yang diberdayakan, dilatih, dan diakuiserta puas dengan pekerjaannya sehingga perusahaanakan menghasilkan customer value.

Customer value concept menyatakan bahwacustomer berkaitan dengan benefit, sacrifice, dan re-lationship (Bounds et al., 1994). Benefit menunjukkanbesarnya manfaat yang diperoleh customer denganmengkonsumsi suatu produk berdasarkan kesukaandan harapan mereka, sedangkan sacrifice adalahpengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh danmengkonsumsi produk tersebut. Selisih antara benefitdan sacrifice merupakan salah satu penentu besarnyacustomer value. Unsur lain sebagai penentu adalahrelationship yang menunjukkan bagaimana perusahaanberhubungan dengan customer. Semakin baikhubungan antara perusahaan dengan customersemakin tinggi pula customer valuenya.

Perubahan lingkungan yang terjadi secara terus

Page 69: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

137

PENERAPAN TOTAL QUALITY SERVICE SEBAGAI UPAYA.................. (Siti Al Fajar)

menerus dan dramatis mengakibatkan perusahaan perlumenyesuaikan konsep pemasaran yang diterapkannya.Perubahan yang terjadi mengakibatkan perusahaanmulai mengubah cara pandang atau paradigma terhadapcustomer. Konsep yang dianut mulai digeser menujuparadigma pemasaran yang berfokus pada customer(Dharmmesta, 1997) yang mengarah kepadapemenuhan kebutuhan, keinginan, dan harapan cus-tomer sehingga customer merasa puas dan akhirnyaloyalitas customer tercipta. Loyalitas yang tinggimemungkinkan terjadinya pembelian kembali danpenggunaan produk tersebut dalam jangka panjang.

Fredricks dan James (1995) menyebutkan bahwauntuk meningkatkan loyalitas customer perusahaanmemerlukan proses terpadu yang akan 1) Menyiapkaninformasi akurat tentang customer value requirementyang mendorong loyalitas dan pengetahuan tentangbagaimana kemampuan perusahaan memberikan valuerelatif dibandingkan dengan pesaing; 2) Membanguncustomer value package yang terdiri dari bauranpemasaran, inovasi, kualitas layanan, dan citraperusahaan; 3) Menghubungkan informasi customerrequirements ke dalam sistem manajemen dan kulturorganisasi; dan 4) Konsep customer value merupakankonsep penting yang memfokuskan keputusan-keputusan strategik dengan continuous improvement.Keputusan strategik merupakan keputusan manajemenpuncak yang melibatkan seluruh unsur organisasidalam jangka panjang untuk menghasilkan customervalue. Dengan demikian, kualitas produk harusdiperhatikan.

Dalam kehidupan sehari-hari seringkalimendengar orang membicarakan kualitas, misalnyamengenai kualitas sebagian besar produk buatan luarnegeri yang lebih baik daripada produk dalam negeri.Kualitas memiliki banyak kriteria yang berubah secaraterus menerus. Meskipun demikian kualitas dapatdirinci. Sebagai contoh, seseorang yang makan direstoran akan mudah menyebutkan aspek-aspek apasaja yang dinilai dalam menentukan kualitas restorantersebut, misalnya layanan, kecepatan menghidangkanmakanan, suasana, dan harga. Kualitas inimenggambarkan salah satu aspek dari kualitas, yaituaspek hasil. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggapsebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk yangterdiri atas kualitas desain atau kualitas kesesuaian.Kualitas desain merupakan fungsi spesifik produk,

sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuranseberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atauspesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.

Kualitas sering didefinisikan sebagai kecocokanpenggunaan, kesesuaian pada kebutuhan, bebas daripenyimpangan, dan sebagainya. Menurut AmericanSociety for Quality Control (Kotler, 1997), kualitasdidefinisikan sebagai keseluruhan ciri serta sifat barangdan jasa yang berpengaruh pada kemampuannyamemenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yangtersirat. Pernyataan tersebut jelas merupakan definisikualitas yang berpusat pada customer. Customermemiliki kebutuhan dan harapan tertentu. Perusahaandikatakan telah mengantarkan kualitas apabila produkdan layanan memenuhi atau melebihi harapan customer.Perusahaan yang dapat memuasi sebagian besarkebutuhan customer hampir sepanjang waktu adalahperusahaan yang berkualitas. Sering terdengar bahwaada hubungan antara kualitas produk dengan kepuasancustomer serta keuntungan perusahaan. Kualitas yanglebih tinggi menghasilkan kepuasan customer yanglebih tinggi pula.

Lovelock (1994) mengidentifikasi ada limaalternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan.Adapun kelima alternatif tersebut adalah 1) Transcen-dental Approach. Kualitas dalam pendekatan ini dapatdirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan ataudioperasionalkan. Sudut pandang biasanya diterapkandalam seni musik, seni drama, seni tari, dan seni rupa.Di samping itu, ada juga pernyataan-pernyataan seperti,tempat berbelanja yang menyenangkan (misal super-market); produknya elegan (misal mobil); kelembutandan kehalusan kulit (misal sabun mandi); dan lain-lain;2) Product-based Approach. Pendekatan inimenganggap kualitas sebagai karakteristik atau atributyang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur.Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaandalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimilikiproduk. Karena pandangan ini sangat obyektif, makatidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera,kebutuhan, dan preferensi individual; 3) User-basedApproach. Pendekatan didasarkan pada pemikiranbahwa kualitas tergantung pada orang yangmemandangnya dan produk yang paling memuaskanpreferensi seseorang. Perspektif yang subyektif danberorientasi pada permintaan ini juga menyatakanbahwa customer yang berbeda memiliki kebutuhan dan

Page 70: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

138

JAM, Vol. 20, No. 2, Agustus 2009: 133-139

keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagiseseorang adalah sama dengan kepuasan maksimumyang dirasakan; 4) Manufacturing-based Approach.Perspektif ini bersifat supply-based dan terutamamemperhatikan praktik-praktik perekayasaan danpemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas yangsama dengan persyaratannya. Pendekatan ini berfokuspada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkansecara internal, yang seringkali didorong oleh tujuanpeningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadiyang menentukan kualitas adalah standar yangditetapkan perusahaan, bukan customer yangmenentukan; dan 5) Value-based Approach.Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai danharga, dengan mempertimbangkan trade-off antarakinerja dan harga. Kualitas dalam perspektif ini bersifatrelatif sehingga produk yang memiliki kualitas palingtinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Namunyang paling bernilai adalah produk yang paling tepatdibeli.

Organisasi perlu meraih customer yang loyalakan produknya agar dapat hidup dalam jangka waktuyang panjang. Untuk itu perlu adanya penerapan To-tal Quality Service. Stamatis (1996) telah menentukanlangkah-langkah yang perlu dilakukan dalammenerapkan Total Quality Service. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah 1) menyemangatiorganisasi dengan kesadaran akan kualitas; 2)mengubah kultur organisasi; 3) menentukan jangkauankomitmen terhadap organisasi sebagai suatukeseluruhan; 4) mengidentifikasi proses kunci danvariabel-variabel produk; 5) menerapkan statisticalprocess control; dan 6) menyertakan kegaitan-kegiatanperbaikan proses ke dalam organisasi. Langkah-langkah tersebut akan menjadi efektif apabila organisasimemiliki kemauan untuk melibatkan sumberdayamanusia dalam tim-tim proyek yang berkinerja tinggiyang dapat membentuk level keunggulan jauh melebihikonsep sinergi. Artinya 1) tim dapat menghasilkanproduk yang bernilai dan berkualitas tinggi; 2) tim secarakonsisten menentukan standar eksternal dan internalyang baik; 3) tim menggunakan sumberdaya yang lebihsedikit daripada yang diharapkan; 4) tim menghasilkanrasa antusiasme di antara anggota dan sekaligus bagisiapa saja yang berhubungan degan mereka; dan 5)tim dapat membagi ide dan inspirasi kepada orang-or-ang lain. Untuk meraih kinerja seperti itu, perusahaan

harus melakukan perubahan misalnya denganmelakukan pemberdayaan terhadap karyawan.

Penerapan Total Quality Service apabiladilakukan dengan baik akan memberikan manfaat(Stamatis, 1996). Manfaat utama yang diperoleh adalah1) meningkatnya indeks kepuasan kualitas; 2)meningkatnya produktivitas dan efisiensi; 3)meningkatnya profit; 4) meningkatnya pangsa pasar;5) meningkatnya moral karyawan; dan 6) meningkatnyakepuasan customer yang akhirnya menciptakanloyalitas customer.

SIMPULAN

Konosuke Matsushita (1993) seperti yang dikutip dalamKeraf (1998) menyebutkan bahwa hal yang terpentingdalam bisnis adalah kontribusi dalam penciptaan nilaipada masyarakat luas. Keuntungan perusahaan akandatang dengan sendirinya apabila perusahaan memilikikomitmen dalam kontribusi kegiatan tersebut. Pendapatbijak tersebut mungkin ada benarnya apabilaperusahaan memiliki pola pikir jangka panjang, karenapada dasarnya bisnis adalah sangat sederhana:menctiptakan dan memelihara customer denganberupaya menciptakan value kepada customer danmelakukan terobosan inovasi sesederhana atau sekecilapapun yang benar-benar memiliki arti bagi customer.Salah satu terobosan inovasi yang perlu dilakukanadalah dengan cara menerapkan Total Quality Service.Dalam menerapkan Total Quality Service, agarpenerapannya efektif maka salah satu hal yang perludilakukan adalah membentuk tim proyek yang berkinerjatinggi yang dapat menghasilkan keunggulan jauhmelebihi konsep sinergi. Untuk mendapatkan hasiltersebut, maka perusahaan harus mau melakukanperubahan. Salah satu perubahan yang harus dilakukanadalah di bidang pemberdayaan karyawan. Perusahaanyang ingin menjadi terbaik sebaiknya menerapkan To-tal Quality Service.

DAFTAR PUSTAKA

Bounds, G., Lyle Y., Mel A., & Gipsie R. (1994). BeyondTotal Quality Management: Toward the Emerg-ing Paradigm. Tokyo: McGraw Hill.

Page 71: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

139

PENERAPAN TOTAL QUALITY SERVICE SEBAGAI UPAYA.................. (Siti Al Fajar)

Dharmmesta, B.S. (1997). Pergeseran Paradigma dalamPemasaran: Tinjauan Manajerial dan PerilakuKonsumen. Kelola, No. 15/VI: 12-14.

Fredericks, J.O. & James M.S. (1995). Beyond CustomerSatisfaction. Management Review, May: 29-32.

Goetsch, D.L. & Davis (1994). Introduction to TotalQuality: Quality, Productivity, Competitive-ness. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall Inter-national, Inc.

Kartajaya, H. (1996). Marketing Plus 2000: SiasatMemenangkan Persaingan Global. Jakarta:Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, S. (1998). Etika Bisnis: Tuntutan danRelevansinya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kotler, Philips. (1997). Marketing Management: Analy-sis, Planning, Implementation, and Control.New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Lovelock, C. (1994). Product Plus: How Product +Service = Competitive Advantage. New York:Mc Graw Hill, Inc.

Parasuraman, A. (1994). Reassesment of Expections asA Comparison Standard in Measuring ServiceQuality: Inplication for Further Research. Jour-nal of Marketing, Vol.58 (January): 111-124.

Ross, J.E. (1994). Total Quality Mnagement: Text, Cases,and Readings, 2nd ed. London: Kogan Page Lim-ited.

Stamatis, D.H. (1996). Total Quality Service: Principles& Implementation. Singapura: SSMB Publish-ing Division.

Zeithalm, V.A. & Bitner (1996). Services Marketing.New York: The Mc Graw Hill Companies, Inc.

Page 72: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

INDEKS PENULIS DAN ARTIKELJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 16, No. 1, April 2005

Lo, Eko Widodo, pp. 1-10, Penjelasan Teori Prospek Terhadap Manajemen Laba

Tjahyono, Heru Kurnianto, pp. 11-24, Peran Kepemimpinan Sebagai Variabel Pemoderasian HubunganBudaya Organisasional dengan Keefektifan Organisasional (Studi pada Perguruan Tinggi Swasta di PropinsiDIY)

Astuti, Sri dan M. Hanad Hainafi, pp. 250-34, Pengaruh Laporan Auditor Dengan Modifikasi GoingConcern Terhadap Abnormal Accrual

Siregar, Baldric dan Twenty Selvia Sari Sianturi, pp. 35-49, ; Reaksi Pasar Modal Terhadap Hasil PemilihanUmum dan Pergantian Pemerintahan Tahun 2004

Prajogo, Wisnu, pp. 51-65, Pengaruh Pemediasian Trust Dalam Hubungan Kepemimpinan Transformasionaldan Organizational Citizenship Behavior

Widiastuti, Sri Wahyuni dan Sri Suryaningrum, pp. 67-77, Pengaruh Motivasi Terhadap Minat MahasiswaAkuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)

Vol. 16, No. 2, Agustus 2005

Heriningsih, Sucahyo, Sri Suryaningrum, Windyastuti, pp. 79-91, Pengaruh Kecerdasan Emosional padaPemahaman Pengetahuan Akuntansi di Tingkat Pengantar dengan Penalaran dan Pendekatan Sistem

Susanto, Djoko dan Baldric Siregar, pp. 93-105, Peran Saling Melengkapi Laba dan Arus Kas Operasidalam Menjelaskan Variasi Return Saham

Rahdi, Fahmy, pp. 107-119, Industry Policy and Technology Transfer: Review and Analysis of The Indo-nesian Automotive Industry During New Orde Era

Yudiarti, Fr. Ninik dan Eko Widodo Lo, pp. 121-127, Pengaruh Framing; Pertanggungjawaban, dan JenisKelamin dalam Keputusan Investasi Tambahan: Keputusan Individual dan Grup

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 73: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Asakdiyah, Salamatun, pp. 129-139, Analisis Hubungan Antara Kualitas Pelayanan dan KepuasanPelanggan dalam Pembentukan Intensi Pembelian Konsumen Matahari Group di Daerah IstimewaYogyakarta

Saputro, Julianto Agung, pp. 141-152, Konsep dan Pengukuran Investment Opportunity Set SertaPengaruhnya pada Proses Kontrak

Vol. 16, No. 3, Desember 2005

Ciptono, Wakhid Slamet, pp. 153-171, The Critical Success Factors Of Tqm Underlying The DemingManagement Method: Evidence From The Indonesia’s Oil and Gas Industry

Lo, Eko Widodo, pp. 173-181, Manajemen Laba: Suatu Sistesa Teori

Sanjaya, I Putu Sugiartha, pp. 183-193, Analisis Pengaruh Akrual Diskresioner Terhadap Return SahamBagi Perusahaan-Perusahaan yang Diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four dan Non-Big Four

Sudarini, Sinta dan Silisia Mita Alloy, pp. 195-207, Penggunaan Rasio Keuangan Dalam MemprediksiLaba Pada Masa yang Akan Datang (Studi Kasus di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BursaEfek Jakarta)

Winarso, Beni Suhendra, pp. 209-218, Analisis Empiris Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Perusahaanyang Melakukan Stock Split dengan Perusahaan yang Tidak Melakukan Stock Split Pengujian TheSignaling Hypothesis

Siregar, Baldric, pp. 219-230, Hubungan antara Dividen, Leverage Keuangan, dan Investasi

Vol. 17, No. 1, April 2006

Nurim, Yavida, pp. 1-10, Pengaruh Karakteristik Pembuat Judgment dalam Prediksi Failure Perusahaan

Kusuma, Deden Iwan, pp. 11-24, Studi Empiris Pemilihan Metode Akuntansi pada Perusahaan yangMelaksanakan Akuisisi di Indonesia

Yunani, Akhmad, pp. 25-40, Perancangan Model Sales Force Automation (SFA) dalam RangkaMenunjang Customer Relationship Management (CRM): Studi Kasus pada PT Pos Indonesia (Persero)

Suripto, Bambang, pp. 41-56, Praktik Pelaporan Keuangan dalam Web Site Perusahaan Indonesia

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 74: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Khasanah, Mufidhatul, pp. 57-78, Kajian Usaha Ternak Kambing dalam Rangka MeningkatkanKesejahteraaan Masyarakat Kabupaten Sleman

Dongoran, Johnson, pp. 79-92, Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja pada Hotel Bintang di JawaTengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Vol. 17, No. 2, Agustus 2006

Sri Darma. Gede, pp. 93-117, Employee Perception of The Impact of Information Technology Investmentin Organizations: A Survey of The Hotel Industry

Hapsoro, Dody, pp. 119-135, Pengaruh Transparansi Terhadap Konsekuensi Ekonomik: Studi Empirisdi Pasar Modal Indonesia

Indahwati, Weliana dan Erni Ekawati, pp. 137-152, Relevansi dan Reliabilitas Nilai Informasi AkuntansiGoodwill di Indonesia

Rahmawati, pp. 153-169, Hubungan Nonlinier antara Earnings dan Nilai Buku dengan Kinerja Saham

Siswanti, Yuni, pp. 171-180, Alliance Experience, Alliance Capability, Function Alliance Dedicateddan Alliance Learning dalam Aliansi Strategik untuk Meraih Kesuksesan Jangka Panjang di EraKompetisi Global

Widjaya, NH Setiadi, pp. 181-196, Pengaruh Komponen Komitmen Organi-sasional pada HubunganPersepsi Kaitan Kinerja-Gaji dan Organizational Citizenship Behavior

Vol. 17, No. 3, Desember 2006

Arsyad, Lincolin, pp. 197-218, A Process of Creating Business Plan for Microfinance Institution: CaseStudy of LPD Mas, Gianyar, Bali

Hapsoro, Dody, pp. 219-234, Pengaruh Struktur Pengelolaan Korporasi Terhadap Transparansi: StudiEmpiris di Pasar Modal Indonesia

Sri Darma, Gede, pp. 235-255, The Impact of Information Technology Investment on The HospitalityIndustry

Sulistiyani, Tina, pp. 257-267, Analisis Perilaku Brand Switching Produk Air Minum Mineral di DaerahIstimewa Yogyakarta

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 75: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Siregar, Baldric, pp. 269-282, Determinan Risiko Ekspropriasi

Bawono, Icuk Rangga, dkk., pp. 283-294, Persepsi Mahasiswa S1 Akuntansi Reguler Tentang PendidikanProfesi Akuntansi (PPA) (Studi Kasus Pada Perguruan Tinggi Negeri di Purwokerto, Jawa Tengah)

Vol. 18, No. 1, April 2007

Kartikasari, Lisa, pp. 1-9, Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Risiko Sistematik pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEJ

Norpratiwi, Agustina M.V., pp. 9-22, Analisis Korelasi Investment Opportunity Set terhadap ReturnSaham pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan

Rahmawati, pp. 23-34, Model Pendeteksian Manajemen Laba pada Industri Perbankan Publik di Indo-nesia dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perbankan

Dewi, Sherly Friska dan Eko Widodo Lo, pp. 35-42, Hubungan Sinyal-Sinyal Fundamental denganHarga Saham

Khasanah, Mufidhatul, pp. 43-50, Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD): KasusAPBD Kabupaten Sleman dan Kulonprogo Tahun 2004 dan 2005

Suranto, Anto, pp. 51-64, Hubungan Antara Sikap dan Perilaku Pejabat Public Relations denganEfeknya dalam Kinerja (Studi Hubungan antara Sikap Terhadap Penerapan Budaya Korporat danPerilaku Penerapan Budaya Korporat dengan Efeknya dalam Kinerja Pejabat Public RelationsPerbankan Swasta Nasional Anggota Perbanas

Vol. 18, No. 2, Agustus 2007

Hapsoro, Dody, pp. 65-85, Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Transparansi: Studi Empiris diPasar Modal Indonesia

Ningsih, Dwi Astuti dan Wakhid Slamet Ciptono, pp. 87-98, Going Beyond Corporate Social Responsi-bility: The Critical Factors of Corporate Social Innovation—An Empirical Study

Lako, Andreas, pp. 99-113, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi untuk Pasar Saham: Problema danPeluang Riset

Tjahjono, Heru Kurnianto, pp. 115-125, Validasi Item-Item Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural:Aplikasi Structural Equation Modeling dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 76: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Indriyo, St. Mahendra Soni, pp. 127-134, Reorientasi Kepentingan Korporasi dari Share-holders keStakeholders untuk Menjawab Tantangan Globalisasi di Masa Depan

Rahardja, Conny Tjandra dan N.H. Setiadi Widjaya, pp. 135-148, Manajemen Stres: Bagaimana MenghidupiStres untuk Mencapai Keefektifan Organisasi

Vol. 18, No. 3, Desember 2007

Hery dan Merrina Agustiny, pp. 149-161, Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi Terhadap PengambilanKeputusan Akuntan Publik (Auditor)

Suhartini dan Putri Yusiyanti, pp. 163-177, Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja KaryawanPDAM Tirtamarta Yogyakarta (Pendekatan Teori Ekspektansi Victor Vroom)

Supriyanto, Y., pp. 179-198, Kritik Terhadap Kinerja Pendekatan Profitability Index dan PendekatanNet Present Value untuk Memilih Sejumlah Proyek Independen dalam Capital Rationing

Khasanah, Mufidhatul, pp. 199-208, Analisis Ekonomi-Politik Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD) Kabupaten Sleman dan Bantul Tahun 2004 dan 2005

Sani, Usman dan Istiqomah Istiqomah, pp. 209-221, Analisis Experiential Marketing Sabun Lux “BeautyGives You Super Powers”

Suripto, Bambang, pp. 223-236, Atribusi Kinerja oleh Manajemen dalam Industri yang Diregulasi: PengujianEmpiris Teori Atribusi dalam Laporan Tahunan Industri Perbankan di Indonesia

Vol. 19, No. 1, April 2008

Afifurrahman, Wahid dan Dody Hapsoro, pp. 1-14, Pengaruh Pengungkapan Sukarela Melalui Web Siteterhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Fachrunnisa, Olivia, pp. 15-23, Perbedaan Gender dalam Penggunaan Gaya KepemimpinanTransformasional: Suatu Pengujian dari Perspektif Atasan, Bawahan, Rekan Kerja, dan Diri Sendiri

Prajogo, Wisnu, pp. 25-38, Pengaruh Kepemimpinan dan Kepribadian pada Modal Sosial serta Dampaknyapada Kinerja

Djamaluddin, Subekti dan Rahmawati, pp. 39-50, Kandungan Informasi Komponen-Komponen Laba padaPerusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 77: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Fajar, Siti Al, pp. 51-62, Kepemimpinan Transformasional: Keterkaitannya dengan Tipe Kepribadian BerupaBehavioral Coping dan Emotional Coping

Hery, pp. 63-70, Peran Normatif dan Upaya Peningkatan Citra Auditor Internal, serta Keikutsertaannyadalam Penerapan Prinsip Good Corporate Governance

Vol. 19, No. 2, Agustus 2008

Hadi, Pramono, pp. 71-77, An Economic Valuation Of Turtle Conservation Efforts In Riau Case OnTambelan Island At 2006-2007

Noormansyah, Irvan, pp. 79-87, Studies In Management Accounting Control Systems In Less DevelopedCountries

Giri, Efraim Ferdinan, pp. 89-102, Pengaruh Kebijakan Pembayaran Dividen Terhadap Informasi Asimetri diBursa Efek Indonesia

Nugraha, Albert Kriestian Novi Adhi, pp. 103-111, The External Variables, Perceived Ease of Use andPerceived Usefulness Toward The Use of Sikasa 2.0 Software: A Survey of Employees in Satya WacanaChristian University

Utomo, Semcesen Budiman dan Baldric Siregar, pp. 113-125, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,dan Kontrol Kepemilikan terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia (BEI)

Hardani, Rahmat Purbandono, pp. 127-137, Pengaruh Strategi dan Taktik terhadap Kesuksesan TahapOperasionalisasi Proyek

Vol. 19, No. 3, Desember 2008

Djamaluddin, Subekti, Rahmawati, dan Handayani Tri Wijayanti, pp. 139-153, Analisis Perubahan AktivaPajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan untuk Mendeteksi Manajemen Laba

Hapsoro, Dody, pp. 155-172, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan:Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia

Wulandari, Cynthia dan Shanti, pp. 173-183, Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Asimetri Informasipada Perusahaan Perbankan yang Go Public di PT. Bursa Efek Indonesia

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 78: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Kristina, Batsyeba Maria dan Baldric Siregar, pp. 185-196, Pengaruh Manajemen Laba Nyata terhadapKinerja.

Bawono, Icuk dan Rangga, pp. 197-207, Persepsi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Pembantu PemegangUang Muka Kerja (PPUMK) terhadap Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Langsung (LS): Studi padaPendidikan Tinggi Negeri Universitas Jenderal Soedirman

Adhilla, Fitroh, pp. 209-228, Analisis Manfaat Sosial dan Fungsional yang Diperoleh Konsumen dariHubungan yang Terjalin dengan Pramuniaga

Vol. 20, No. 1, April 2009

Setyomurni, Retno dan Tony Wijaya, pp. 1-11, Pengaruh Computer Anxiety terhadap Keahlian NoviceAccountant dalam Menggunakan Komputer: Gender dan Locus Of Control sebagai Faktor Moderasi

Hapsoro, Dody, pp. 13-24, Pengaruh Transparansi terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris di PasarModal Indonesia

Noormansyah, Irvan, pp. 25-34, Management Control Systems and The Deregulation In The HigherEducation Sector: A Review of Literature

Suryawati, pp. 35-46, Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Jadi di ProvinsiDIY

Pramuka, Bambang Agus dan Wiwiek Rabiatul Adawiyah, pp. 47-60, Persepsi Pengguna terhadap MutuLayanan Perpustakaan (Libqual) Perguruan Tinggi di Kabupaten Banyumas

Yuliana, Christina, pp. 61-67, Kajian Pustaka terhadap Teori Agensi dan Akuntansi Manajemen

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Page 79: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

PEDOMAN PENULISANJURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim tiga eksemplar naskah dan satu compact disk (CD) yang berisikan naskah tersebut

kepada redaksi. Satu eksemplar dilengkapi dengan nama dan alamat sedang dua lainnya tanpa namadan alamat yang akan dikirim kepada mitra bestari. Naskah dapat dikirim juga melalui e-mail.

3. Naskah yang dikirim belum pernah diterbitkan di media lain yang dibuktikan dengan pernyataan tertulisyang ditandatangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan.Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah dan CD dikirim kepada Editorial SecretaryJurnal Akuntansi & Manajemen (JAM)Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 ext. 1332 Fax. (0274) 486155e-mail: [email protected]

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word pada ukuran kertas A4 berat 80 gram, jarak 2

spasi, jenis huruf Times New Roman berukuran 12 point, margin kiri 4 cm, serta margin atas, kanan,dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. Gambar dan tabel dikelompokkan bersama padalembar terpisah di bagian akhir naskah.

3. Angka dan huruf pada gambar, tabel, atau histogram menggunakan jenis huruf Times New Romanberukuran 10 point.

4. Naskah ditulis maksimum sebanyak 15 halaman termasuk gambar dan tabel.

Urutan Penulisan Naskah1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Materi dan Metode, Hasil, Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan,

Masalah dan Pembahasan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.3. Judul ditulis singkat, spesifik, dan informatif yang menggambarkan isi naskah maksimal 15 kata.

Untuk kajian pustaka, di belakang judul harap ditulis Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan hurufkapital dengan jenis huruf Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi, dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis disertai alamat institusi penulis yang dilengkapidengan nomor kode pos, nomor telepon, fax, dan e-mail.

Page 80: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

5. Abstrak ditulis dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata menggunakan bahasa Inggris. Abstrakmengandung uraian secara singkat tentang tujuan, materi, metode, hasil utama, dan simpulan yangditulis dalam satu spasi.

6. Kata Kunci (Keywords) ditulis miring, maksimal 5 (lima) kata, satu spasi setelah abstrak.7. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat

orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Badrudin (2006); Subagyo dkk. (2004).8. Materi dan Metode ditulis lengkap.9. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasil penelitian disajikan secara jelas.10. Pembahasan memuat diskusi hasil penelitian sendiri yang dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengujian

hipotesis). Diskusi diakhiri dengan simpulan dan pemberian saran jika dipandang perlu.11. Pembahasan (review/kajian pustaka) memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.12. Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu sehingga penelitian dapat

dilangsungkan, misalnya pemberi gagasan dan penyandang dana.13. Ilustrasi:

a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar (foto) diberi nomor urut. Judul singkat tetapijelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi ditulis dengan jenis huruf Times NewRoman berukuran 10 point, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal katamenggunakan huruf kapital, dengan jarak 1 spasi

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Romanberukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,) danuntuk bahasa Inggris digunakan titik (.).

d. Gambar/Grafik dibuat dalam program Excel.e. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring sedang istilah asing diberi tanda petik.f. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasional (SI).

14. Daftar Pustakaa. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf

awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis,tahun, judul buku, edisi, penerbit, dan tempat. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan namapenulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambilartikel dalam buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit,dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal80%.

c. Hendaknya diacu cara penulisan kepustakaan seperti yang dipakai pada JAM/JEB berikut ini:

JurnalYetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig. Summer 1994. “Computer-Aided Architects: A CaseStudy of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review: 57-67.

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009

Page 81: JURNAL AKUNTANSI & MANAJEMEN - · PDF filejurnal akuntansi & manajemen editor in chief prof. dr. djoko susanto, msa., akuntan ... pengaruh penerapan strategi inovasi terhadap kinerja

BukuPaliwoda, Stan. 2004. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince.

ProsidingPujaningsih, R.I., Sutrisno, C.L., dan Sumarsih, S. 2006. Kajian kualitas produk kakao yang diamoniasidengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk MendukungPembangunan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (LustrumVIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman; Purwokerto, 11 Pebruari 2006. FakutasPeternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., Ploeger, A.M., and Huth, K. 1979. The Influence of Lignin on Lipid Metabolism of The Rat. In:G.E. Inglett & S.I.Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemistry and Nutrition. Academic Press. INC., New York.

Skripsi/Tesis/DisertasiAssih, P. 2004. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Hubungan antara Faktor Faktor Motivasional danTingkat Manajemen Laba. Disertasi. Sekolah Pascasarjana S-3 UGM. Yogyakarta.

InternetHargreaves, J. 2005. Manure Gases Can Be Dangerous. Department of Primary Industries and Fisheries,Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/ 9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman. 2006. Sleman Dalam Angka Tahun 2005.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Editorial Board Members untuk ditelaah diterima

atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah

(MITRA BESTARI) tentang kelayakan terbit.5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh MITRA BESTARI) dikembalikan ke Editorial Board Mem-

bers dengan empat kemungkinan (dapat diterima tanpa revisi, dapat diterima dengan revisi kecil(minor revision), dapat diterima dengan revisi mayor (perlu direview lagi setelah revisi), dan tidakditerima/ditolak).

6. Apabila ditolak, Editorial Board Members membuat keputusan diterima atau tidak seandainya terjadi

Tahun 1990

ISSN: 0853-1269

J U R N A LAKUNTANSI & MANAJEMEN

Vol. 20, No. 2, Agustus 2009