jurnal ajie

54
Pengaruh Aroma Terapi Terhadap Tingkat Stress Mahasiswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biasanya mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan sering diikuti oleh perasaaan stress. Stress seringkali timbul sehingga menyebabkan mahasiswa tidak dapat mengikuti perkuliahan secara efektif. Pada kenyataannya keadaan stress seperti ini sering dialami oleh mahasiswa Psikologi terutama yang mengikuti mata kuliahStatistik II. Keadaan ini bisa disebabkan karena proses belajar mengajar yang kurang menarik atau bisa dikatakan bobot mata kuliah Statistik berat. Hal ini dikarenakan mata kuliah statistik lebih menekankan pada rumus dan pemahaman, tidak hanya sekedar hafalan. Jelas sekali hal ini bisa menimbulkan stress bagi mahasiswa. Dan akhirnya, stress yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan saat

Upload: ysayogyo

Post on 05-Jul-2015

2.924 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal ajie

Pengaruh Aroma Terapi Terhadap Tingkat Stress Mahasiswa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biasanya mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan sering diikuti oleh

perasaaan stress. Stress seringkali timbul sehingga menyebabkan

mahasiswa tidak dapat mengikuti perkuliahan secara efektif. Pada

kenyataannya keadaan stress seperti ini sering dialami oleh mahasiswa

Psikologi terutama yang mengikuti mata kuliahStatistik II. Keadaan ini bisa

disebabkan karena proses belajar mengajar yang kurang menarik atau bisa

dikatakan bobot mata kuliah Statistik berat. Hal ini dikarenakan mata kuliah

statistik lebih menekankan pada rumus dan pemahaman, tidak hanya

sekedar hafalan. Jelas sekali hal ini bisa menimbulkan stress bagi

mahasiswa. Dan akhirnya, stress yang ditimbulkan dapat mengurangi

kenyamanan saat mengikuti mata kuliah tersebut dan mungkin akan

menghambat belajar mahasiswa. Seperti Pusing-pusing/sakit kepala,

kelelahan, Ingin mengerjakan segalanya dengan cepat, ingatan melemah,

tidak mampu berkonsentrasi, tidak sanggup melaksanakan tugasyang sudah

dimulai, kehilangan semangat.

Page 2: jurnal ajie

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oilatau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa,

dan merangsang proses penyembuhan (http://

lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan aromaterapi.html).

Bagaimana cara kerja aromaterapi itu? Ketika hidung menghirup

wangi minyak esensial yang telah terbukti mampu mempengaruhi emosi.

Minyak yang dihirup akan membuat vibrasi di hidung. Dari sini minyak yang

mempunyai manfaat tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik, tempat

pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada

(www.hanyawanita.com).

Menurut Dr. Alan Huck (neurology psikiater dan Direktur Pusat

Penelitian Bau dan Rasa di Chicago), bau berpengaruh langsung terhadap

otak manusia, mirip narkotika. Ternyata hidung kita memiliki kemampuan

untuk membedakan lebihdari 100.000 bau yang berbeda yang

mempengaruhi kita dan itu terjadi tanpa kita sadari. Bau-bauan tersebut

mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood (suasana hati),

emosi, ingatan, dan pembelajaran. Misalnya, dengan menghirup aroma

lavender maka akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam

Page 3: jurnal ajie

otak dan gelombang inilah yang membantu kita untuk merasa rileks.

Sementara dengan menghirup aroma bunga melati maka akan

meningkatkan gelombang-gelombang beta dalam otak yang meningkatkan

ketangkasan dan kesiagaan.) Selain itu Lavender dipercaya bisa membantu

terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran.

Diharapkan setelah pemberian Aromaterapi dapat mengurangi tingkat

stres para mahasiswa saat mengikuti mata kuliah Statistik II. Sehubungan

dengan hal tersebut diatas, maka peneliti berusaha untuk mengatasi atau

melakukan suatu penanganan atas tingkat stress yang tinggi dari para

mahasiswa itu. Peneliti mengemukakan suatu solusi yaitu dengan

penggunaan Aromaterapi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengidentifikasi adanya

permasalahan, yaitu : Pada saat mahasiswa mengikuti mata kuliah statistik II

cenderung memunculkan perilaku stres; Seperti Pusing-pusing/sakit kepala,

kelelahan, Ingin mengerjakan segalanya dengan cepat, ingatan melemah,

tidak mampu berkonsentrasi, tidak sanggup melaksanakan tugasyang sudah

dimulai, kehilangan semangat. Keadaan ini bisa disebabkan karena proses

Page 4: jurnal ajie

belajar mengajar yang kurang menarik atau bisa dikatakan bobot mata

kuliah Statistik II berat. Hal ini dikarenakan mata kuliah statistik lebih

menekankan pada rumus dan pemahaman, tidak hanya sekedar hafalan.

Sehingga banyak mahasiswa Fakultas Psikologi yang tidak lulus dalam mata

kuliah ini. Hal inilah yang lalu menimbulkan stres pada para mahasiswa yang

mengikuti mata kuliah ini. Stres yang ditimbulkan dapat mengurangi

kenyamanan saat mengikuti mata kuliah Statistik II dan mungkin akan

menghambat belajar mahasiswa. Penggunaan aromaterapi dapat dijadikan

salah satu cara dalam mengurangi tingkat stres mahasiswa saat mengikuti

mata kuliah Statistik II.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapatlah ditarik sebuah

rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai

berikut :

“Apakah ada pengaruh antara pemberian Aromaterapi beraroma Lavender

dan Lemon terhadap tingkat stres mahasiswa Psikologi yang mengikuti mata

kuliah Statistik II ?”

D. Batasan Masalah

Page 5: jurnal ajie

Pembatasan masalah digunakan untuk menetapkan batas-batas

permasalahan dengan jelas dan untuk menghindari pembahasan masalah

yang menyimpang dari yang sebenarnya. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Stres

Stres adalah adanya perasaan tidak nyaman pada suatu kondisi tertentu

yang ditunjukkan dengan adanya perilaku seperti Pusing-pusing/sakit

kepala, kelelahan, Ingin mengerjakan segalanya dengan cepat, ingatan

melemah, tidak mampu berkonsentrasi, tidak sanggup melaksanakan

tugas yang sudah dimulai, serta kehilangan semangat.

2. Aromaterapi

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan bau wangi-wangian bisa

berupa pengharum ruangan, dupa (incense stick), cologne/parfum,

minyak esensial yang dibakar bersama air di atas tungku kecil, atau

bentuk-bentuk yang lainnya yang dapat menenangkan jiwa dan

menurunkan tingkat stress. Aromanya seperti wangi Lavender, Lemon,

Jasmine, Rose, Peppermint, vanilla, dll.

3. Mahasiswa Statistik II

Page 6: jurnal ajie

Subjek yang dijadikan penelitian dalam eksperimen ini adalah mahasiswa

yang mengikuti matakuliah statistik II, dalam hal ini jumlah kelas yang

mengikuti matakuliah statistik II hanya ada satu kelas yaitu kelas A, baik

yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang mengulang

ataupun baru dari angkatan 2006 sampai 2008.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh

pemberian Aromaterapi beraroma lavender da lemon terhadap penurunan

tingkatstress mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang

mengikuti mata kuliah Statistik II.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan manfaat dari hasil penelitian ini :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

antara pemberian Aromaterapi terhadap tingkat stress mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas “45” Makassar yang mengikuti mata kuliah

Statistik II.

Page 7: jurnal ajie

b. Manfaat Praktis

1. Dapat memberikan alternatif cara dalam upaya untuk mengurangi

tingkat stress mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Statistik II

melalui penggunaan Aromaterapi.

2. Dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kenyamanan saat

mengikuti mata kuliah Statistik II.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres

A.1. Pengertian dan Terjadinya Stres

Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia

melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau diluar

batasan kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut (Brehm

& Kassin, 1996:527).

Patel (1996:3) stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada

tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika

Page 8: jurnal ajie

manusia menghadapi tantangan-tantangan (challenge) yang penting,

ketika dihadapkan pada ancaman (threat), atau ketika harus berusaha

mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya.

Disamping itu, keadaan stres akan muncul apabila ada tuntutan yang

luar biasa sehingga mengancam kesselamatan atau integritas

seseorang. Menurut Patel (1996:3-5), stres tidak selalu bersifat negatif.

Pada dasarnya, stress merupakan respon-respon tertentu tubuh

terhadap adanya tuntutan-tuntutan dari luar. Dengan adanya berbagai

tuntutan tersebut, tubuh manusia berusaha mengatasi dengan

menciptakan keseimbangan antara tuntutan luar, kebutuhan dan nilai-

nilai internal, kemampuan coping personal, dan kemampuan lingkungan

untuk memberikan dukungan. Hasil dari interaksi tersebut akan

menghasilkan persepsi terhadap stres. Ketika stress telah dipersepsikan

secara positif dapat memotivasi manusia untuk lebih percaya diri dan

lebih berprestasi.

Menurut Cranweld-Ward (Isniwarti, 1996:16) stres merupakan

reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi ketika seseorang merasakan

ketidak seimbangan antara tuntutan yang dihadapi dengan

kemampuannya untuk mengatasi tuntutan tersebut.

Page 9: jurnal ajie

Sedangkan menurut Korchin (1976, dalam Isnawarti,1996:16)

juga menjelaskan bahwa stress tidak hanya berupa kondisi yang

menekan baik dari keadaan fisik atau psikis seseorang, maupun reaksi-

reaksinya terhadap tekanan itu, melainkan keterkaitan antara ketiga hal

tersebut.

Weiten (1992, dalam Sukmawati, 1999:21) menjelaskan adanya

empat jenis stres, antara lain :

1) Frustasi

Kondisi dimana seseorang merasa jalan yang akan ditempuh untuk

meraih tujuan dihambat.

2) Konflik 

Kondisi ini muncul ketika dua atau lebih perilaku saling berbenturan,

dimana masing-masing perilaku tersebut butuh untuk diekspresikan

atau malah saling memberatkan.

3) Perubahan 

Kondisi yang dijumpai ternyata merupakan kondisi yang tidak

semestinya serta membutuhkan adanya suatu penyesuaian.

Page 10: jurnal ajie

4) Tekanan 

Kondisi dimana terdapat suatu harapan atau tuntutan yang sangat

besar terhadap seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.

Patel (1996:5-6) menjelaskan adanya berbagai jenis reaksi stress

yang umumnya dialami manusia meliputi :

1) Too little stress

Dalam kondisi ini, seseorang belum mengalami tantangan yang berat

dalam memenuhi kebutuhan pribadinya. Seluruh kemampuan belum

sampai dimanfaatkan, serta kurangnya stimulasi mengakibatkan

munculnya kebosanan dan kurangnya makna dalam tujuan hidup.

2) Optimum stress

Seseorang mengalami kehidupan yang seimbang pada situasi “atas”

maupun “bawah” akibat proses manajemen yang baik oleh dirinya.

Kepuasaa kerja dan perasaan mampu individu dalam meraih prestasi

menyebabkan seseorang mampu menjalani kehidupn dan pekerjaan

sehari-hari tanpa menghadapi masalah yang terlalu banyak atau rasa

lelah yang berlebihan.

Page 11: jurnal ajie

3) Too much stress

Dalam kondisi ini, seseorang merasa telah melakukan pekerjaan

yang terlalu banyak setiap hari. Dia mengalami kelelahan fisik

maupun emosional, serta tidak mampu menyediakan waktu untuk

beristirahat atau bermain. Kondisi ini dialami secara terus-menerus

tanpa memeperoleh hasil yang diharapkan

4) Breakdown stress

Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan

usahanya pada kondisi yang statis, kondisi akan berkemban menjadi

adanya kecenderungan neurotis yang kronis atau munculnya rasa

sakit psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku

merokok atau kecanduan minuman keras, konsumsi obat tidur, dan

terjadinya kecelakaan kerja. Ketika individu tetap meneruskan

usahanya ketika mengalami kelelahan, ia akan cenderung

mengalami breakdown baik secara fisik , maupun psikis.

Senada dengan Patel, Hans Selye (1975a, dalam Patel,

1996:6) menerangkan adanya empat tahapan stres yang meliputi

understress, eustress, overstress, dan distress. Pada kondisi

Page 12: jurnal ajie

eustress hendaknya dapat disadari ketika kondisi tubuh dan pikiran

dalam keadaan yang seimbang, mersa enerjik, mudah beradaptasi,

dan dalam kondisi santai atau rileks. Ketika sudah melampaui

tahapan eustress, individu akan merasa lelah, cemas, agresif, serta

defensif.

Walaupun ada berbagai pengertian, mekanisme, serta klasifikasi

stress, Lazzarus (1976, dalam Isniwarti, 1996:17) dan Patel (1996:13-14)

menjelaskan bahwa stres merupakan mekanisme yang bersifat

individual. Stres bagi seseorang belum tentu merupakan stres bagi yang

lainnya, hal ini disebabkan karena persepsi dan toleransi yang berbeda-

beda pada setiap orang tentang hal-hal yang menjadi hambatan atau

tuntutan yang mungkin menimbulkan stres.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa stress merupakan suatu keadaan yang menekan diri individu

yang disebabkan adanya ketidakseimbangan antara kemampuan yang

dimiliki dengan tuntutan yang ada. Stres merupakan mekanisme yang

kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis,

psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana

Page 13: jurnal ajie

mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara

individu yang satu dengan individu yang lain.

A.2. Penyebab Stres atau Stresor

Stresor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang

mengakibatkan terjadinya respon stres. Stresor dapat berasal dari berbagai

sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial (Kisker, 1977

dalam Isniwarti, 1996:18) dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah,

dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya (Patel, 1996:15).

Secara garis besar, stresor bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1) Stresor mayor yang berupa major live events yang meliputi peristiwa

kemayian orang yang disayangi, masuk sekolah untuk pertama kali, dan

perpisahan; dan

2) Stresor minor yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah

hidup sehari-hari, misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal-hal

tertentu sehingga menyebabkan munculnya stres (Brantley,dkk., 1988,

dalam Isnawarti, 1996:18).

SE. Taylor (1991:197-198) merinci beberapa karakteristik kejadian

yang berpotensi untuk dinilai menciptakan, antara lain :

Page 14: jurnal ajie

1) Kejadian negatif agaknya lebih banyak menimbulkan stress daripada

kejadian positif.

2) Kejadian yang tidak terkontrol dan tidak terprediksi lebih membuat stres

daripada kejadian yang terkontrol dan terprediksi.

3) Kejadian “ambigu” seringkali dipandang lebih mengakibatkan stress

daripada kejadian yang jelas.

4) Manusia yang tugasnya melebihi kapasitas (overload) lebih mudah

mengalami stres daripada orang yang memiliki tugas lebih sedikit.

Ada beberapa sumber stres yang berasal dari lingkungan,

diantaranya adalah lingkungan fisik seperti polusi udara, kebisingan,

kesesakan, dan lingkungan kontak social yang bervariasi, serta kompetisi

hidup yang tinggi (Howart & Gillham, 1981; Atkinson, 1990; dalam Iswinarti,

1996:19). Seperti yang dikutip oleh oleh Patel (1996:18-19) bahwa pada

Holmes and Rahe Schedule of Recent Life Events telah diteliti berbagai

peristiwa kehidupan yang membutuhkan penyesuaian sosial kembali dan

memberinya rating berdasarkan muatan nilai stresnya. Stresor yang berupa

peristiwa-peristiwa perubahan di sekolah (change in school) berada pada

peringkat 33 yang dapat menimbulkan stres.

Page 15: jurnal ajie

Holmes dan Rahe (Davidson & Neale), 1992) merumuskan adanya

sumber stres, yaitu :

1) Dalam diri individu

Hal ini berkaitan dengan adanya konflik. Pendorong dan penarik konflik

menghasilkan dua kecenderungan yang berkebalikan, yaitu approach

dan avoidance. Kecenderungan ini menghasilkan tipe dasar konflik

(Weiten, 1992), yaitu :

a. Approach-approach Conflict

Muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik

b. Avoidance-avoidance Conflict

Muncul ketika kita dihadapkan pada satu pilihan antara dua situasi

yang tidak menyenangkan.

c. Approach-avoidance Conflict

Muncul ketika kita melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik

dalam satu tujuan atau situasi.

2) Dalam keluarga

Page 16: jurnal ajie

Dari keluarga ini yang cenderung memungkinkan munculnya stres

adalah hadirnya anggota baru, sakit, dan kematian dalam keluarga.

3) Dalam komunitas dan masyarakat

Kontak dengan orang di luar keluarga menyediakan banyak sumber

stres. Misalnya, pengalaman anak di sekolah dan persaingan.

Dari berbagai penjelasan di atas, maka stresor atau hal-hal yang

dapat menyebabkan terjadinya stres dapat berupa faktor-faktor fisiologis,

psikologis, dan lingkungan di sekitar individu (baik fisik maupun sosial).

Namun, Stresor tersebut dapat menimbulkan stres ataupun tidak tergantung

bagaimana individu menyikapi stresor itu.

C. Konsekuensi dan Respon Stres

Stres, pada penjelasan awal telah disimpulkan akan menghasilkan

reaksi fisiologis, reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Seperti juga yang

dijelaskan oleh Coleman (1991, dalam Iswinarti, 1996:20), bahwa contoh

reaksi fisiologis sebagai tanda peringatan awal yang penting adalah nyeri

dada, diare, sakit perut, sakit kepala atau pusing-pusing, mual, insomnia,

kelelahan, dan jantung berdebar-debar. Selanjutnya, reaksi psikologis dari

stres bisa dilihat dari tanda-tanda seperti tidak mau santai pada saat yang

Page 17: jurnal ajie

tepat, merasa tegang, tidak tahan terhadap suara atau gangguan lain, cepat

marah atau mudah tersinggung, ingatan melemah, tidak mampu konsentrasi,

daya kemauan berkurang, emosi tidak terkendali, tidak sanggup

melaksanakan tugas yang sudah dimulai, impulsive, dan reaksi berlebihan

terhadap hal-hal sepele.

Atkinson (1990, dalam Iswinarti, 1996:22) mengistilahkan reaksi stres

sebagai gaya stres yang sebetulnya merupakan reaksi psikologis stres. Ada

beberapa gaya stress yang ditunjukkan pada individu yang mengalami stres,

misalnya ingin mengerjakan segalanya dengan cepat sehingga menjadi

bingung dan frustrasi, kecemasan, ketidak berdayaan atau keputusasaan,

depresi dan kehilangan semangat.

D. Pengertian dan Mekanisme Coping stres

Coping adalah segala usaha untuk mengurangi stres, yang

merupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal)

yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang

(Lazarus & Folkman, 1984). Definisi lain menyatakan coping sebagai proses

dimana individu melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi

yang dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan

Page 18: jurnal ajie

kemampuan (resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi

stres (dalam Sarafino, 1998:133).

Usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat membawa

pada solusi dari suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. Individu

melakukan proses coping terhadap stres melalui proses transaksi dengan

lingkungan, secara perilaku dan kognitif (Sarafino, 1998:133).Peristiwa

stresful merupakan kejadian yang berpotensi memicu stres pada individu.

Sedangkan penilaian dan interpretasi terhadap stresor melalui primary dan

secondary appraisal merupakan proses penentuan makna dari suatu

kejadian dan penaksiran terhadap kemampuan dan potensi coping individu

(SE. Taylor, 1991:232)

E. Fungsi coping stres

Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat

dari bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :

1) Emotion-focused coping

Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional

terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara

behavioral maupun kognitif. Lazarus dan Folkman (1984b)

Page 19: jurnal ajie

mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan emotional-

focused coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada

tidak dapat diubah atau diatasi.

2) Problem-focused coping

Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau

memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres. Lazarus

& Folkman (1984b) mengemukakan bahwa individu cenderung

menggunakan Problem-focused coping ketika individu memiliki persepsi

bahwa stresor yang ada dapat diubah (Sarafino, 1998:133-135) 

Greenberg (2002:293) mengutip bahwa ketika Problem-focused

coping telah dilakukan dan mengakibatkan kelelahan karena tugas yang

diselesaikan terlalu berat, manusia bisa saja melakukanEmotion-focused

coping untuk membuat perasaan dirinya menjadi lebih baik ketika

mengerjakan tugas-tugas dan kembali melakukan Problem-focused

coping yang telah dilakukan. Jadi kedua tipe coping tersebut dapat saling

mendukung antara satu dengan yang lainnya.

F. Metode-metode Coping Stres

Page 20: jurnal ajie

Individu memerlukan kemampuan tertentu (skill) dan strategi untuk

mengatasi masalah dan mengatur respon emosional terhadap kondisi yang

mengakibatkan stres. Lazarus & Folman (1986, 1988) mengidentifikasikan

berbagai jenis strategi coping, baik secaraproblem-

focused maupun emotion-focused, antara lain :

(1) Planful problem solving

(2) Confrontive coping

(3) Seeking social support

(4) Distancing

(5) Escape-avoidance

(6) Self-control

(7) Accepting responsibility

(8) Positive reappraisal

G. Aromaterapi & Relaksasi

Page 21: jurnal ajie

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oilatau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa,

dan merangsang proses penyembuhan (http://

lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html). 

Aromaterapi yang dipakai bisa berupa pengharum ruangan, dupa(incense

stick), cologne/parfum, minyak esensial yang dibakar bersama air di atas

tungku kecil, atau bentuk-bentuk yang lainnya. Aromaterapi selalu

dihubungkan dengan hal-hal menyenangkan agar membuat jiwa,tubuh dan

pikiran merasa relaks dan 'bebas' Pada tahun 1928 penggunaan istilah

aromaterapi dipopulerkan oleh Rene Maurice Gattefosse di Perancis.

Aromaterapi digunakan untuk rileksasi dan pengobatan. Bahkan pada

Perang Dunia II minyak esensial untuk aromaterapi ini digunakan untuk

pengobatan karena pada zaman itu sulit memperoleh antibiotika Minyak

tersebut mengandung bahan kimia asli dari tumbuhan tersebut berupa zat

antiseptik seperti fenol dan alkohol dan molekul-molekul lain. Khasiatnya

menyembuhkan berbagai penyakit serta menyebarkan bau harum.

Bagaimana cara kerja aromaterapi itu? Ketika hidung menghirup

wangi minyak esensial yang telah terbukti mampu mempengaruhi emosi.

Page 22: jurnal ajie

Minyak yang dihirup akan membuat vibrasi di hidung. Dari sini minyak yang

mempunyai manfaat tertentu itu akan mempengaruhi sistem limbik, tempat

pusat memori, suasana hati, dan intelektualitas berada

(www.hanyawanita.com).

Menurut Dr. Alan Huck (neurology psikiater dan Direktur Pusat

Penelitian Bau dan Rasa di Chicago), bau berpengaruh langsung terhadap

otak manusia, mirip narkotika. Ternyata hidung kita memiliki kemampuan

untuk membedakan lebih dari 100.000 bau yang berbeda yang

mempengaruhi kita dan itu terjadi tanpa kita sadari. Bau-bauan tersebut

mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood (suasana hati),

emosi, ingatan, dan pembelajaran. Misalnya, dengan menghirup aroma

lavender maka akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam

otak dan gelombang inilah yang membantu kita untuk merasa rileks.

Sementara dengan menghirup aroma bunga melati maka akan

meningkatkan gelombang-gelombang beta dalam otak yang meningkatkan

ketangkasan dan kesiagaan (http://

lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html).

H. Macam-macam wewangian aromaterapi dan kegunaan

Page 23: jurnal ajie

Jenis wewangian Kegunaan

1) Apple Cinnamon Wangi apple cinnamon dipercaya dapat membangkitkan

kenangan hangat bersama orang tua serta mengingatkan orang akan

suasana rumah yang nyaman.

2) Black Cherry aromanya sangat tajam dan menyegarkan. Cocok untuk

ditempatkan di ruang pertemuan.

3) Lemon wewangian yang digunakan untuk menenangkan suasana.

Aromanya yang menggemaskan dapat membuat anda makin percaya

diri, merasa lebih santai, dapat menenangkan syaraf, tetapi tetap

membuat kita sadar.

4) Cinnamon konon, minyak essensialnya mengandung antibiotik, antiseptik

dan antivirus yang dapat melindungi tubuh manusia

5) Eucalyptus pohonnya dikenal dengan nama kayu putih. Wanginya dapat

menghilangkan bau secara efektif. Selain itu juga ampuh menghilangkan

bakteri, antiseptik dan antiviral juga ada pada minyak jenis ini.

6) Freesia aroma bunga freesia ini sangat khas. Untuk memperoleh wangi

yang pas, jangan gunakan terlalu banyak.

Page 24: jurnal ajie

7) Gardenia merupakan wewangian Bunga Gardenia yang sangat disukai

wanita. Wanginya sangat identik dengan acara-acara besar dan mewah

seperti pernikahan, prom night dan pesta eksotis lainnya.

8) Honey Suckle aromanya sangat bersahabat dengan hidung. Karenanya

aroma yang satu ini dapat membuat orang merasa nyaman dan rileks.

9) Jasmine merupakan jenis aroma yang sanggup menciptakan suasana

romantis. Namun, jangan gunakan terlalu banyak. Sebab, aroma kuat

bunga melati justru membuat udara menjadi tidak segar, bahkan

mungkin sedikit menyeramkan.

10) Juniper Berry aromanya sangat maskulin dan dipercaya dapat meredam

emosi.

11) Lavender jika anda penderita insomnia atau ingin mendapatkan

relaksasi dapat menggunkan aromatherapy jenis ini. Lavender dipercaya

bisa membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran.

12) Pachouli aromanya sangat eksotik dan berpaut erat dengan kegiatan

masak-memasak.

Page 25: jurnal ajie

13) Peppermint aroma yang begitu menyegarkan, membangkitkan suasana,

dapat mengurangi sakit perut, mengurangi ketegangan dan dipercaya

bisa menyembuhkan sakit kepala.

14) Pine Merupakan aroma yang bisa mengingatkan anda pada suasana

luar ruangan yang begitu bersih dan berbau kayu.

15) Cendana/ Sandalwood aroma yang dilahirkannya dapat membantu

menciptakan dan menuangkan ide kreatif. Selain dapat mengurangi

depresi, harum cendana dipercaya dapat mengatasi masalah sulit tidur

serta masalah lain yang berhubungan dengan stres. Selain itu, aromanya

sangat bermanfaat digunakan saat meditasi

16) Pikake atau Plumeria merupakan wewangian bunga khas Hawaii yang

dapat membangkitkan ingatan anda akan lembutnya hembusan angin

pantai. Sangat disarankan digunakan untuk relaksasi

17) Rosemary merupakan jenis aromatherapy yang biasa digunakan untuk

melegakan otot dan pikiran. Wangi yang dihasilkannya juga dapat

membantu anda lebih konsentrasi.

Page 26: jurnal ajie

18) Sage salah satu jenis aromatherapi yang digunakan untuk memberikan

rasa tenang. Jenis wewangian ini bermanfaat mengatasi sakit selama

menstruasi dan dapat mengatur sistem syaraf pusat.

19) Sweet Orange biasanya digunakan untuk membangkitkan gairah dan

semangat pria.

20) Vanilla aroma yang dihasilkannya sangat akrab dengan suasana rumah

yang hangat dan nyaman, sehingga wanginya sanggup menenangkan

pikiran anda.

I. Relaksasi

Relaksasi adalah suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental

manusia, sementara aspek spirit tetap aktif bekerja. Dalam keadaan

relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis atau seimbang, dalam

keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam keadaan

rileks dengan posisi tubuh yang nyaman (Suryani, 2000:76).

J. Matakuliah Statistik II

Statistik II adalah salah satu mata kuliah yang ada di semester III.

Statistik II adalah salah satu mata kuliah prasyarat wajib. Maksudnya adalah

Page 27: jurnal ajie

mata kuliah ini harus atau wajib diambil untuk dapat mengambil mata kuliah

selanjutnya. Dalam hal ini, Statistik II adalah mata kuliah prasyarat wajib

untuk dapat mengambil mata kuliah lanjutan wajib yang dalam hal ini adalah

skripsi. Seperti yang kita tahu bahwa skripsi adalah prasyarat bagi kelulusan.

Oleh sebab itu, sebagai mata kuliah prasyarat wajib, setiap mahasiswa harus

memenuhi nilai diatas D. Untuk dapat dinyatakan lulus dari mata kuliah ini

dan boleh mengambil mata kuliah lanjutan berikutnya.

Mata kuliah ini merupakan lanjutan dari statistik I. Melalui mata kuliah

ini mahasiswa diajak memahami teknik analisis varians, korelasi dan regresi,

dan hubungan kedua teknik tersebut serta memahami penggunaannya

dalam menganalisis data penelitian psikologi. Oleh karena itu mata kuliahnya

meliputi analisis varians, analisis kovarians, korelasi dan analisis regresi,

serta hubungan analisis varians dan regresi. Dapat dikatakan bahwa mata

kuliah statistik ini lebih menekankan pada rumus dan pemahaman, tidak

hanya sekedar hafalan.

K. Mahasiswa yang mengikuti matakuliah Statistik II

Page 28: jurnal ajie

Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini adalah mahasiswa

angkatan 2006-2008. Dari keseluruhan mahasiswa di kelas ini ada yang

mengulang dan ada yang baru mengambil mata kuliah ini.

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa mata Statistik adalah

mata kuliah yang sangat penting, mengingat hal tersebut adalah mata kuliah

prasyarat wajib untuk dapatnya mahasiswa membuat skripsi bagi

kelulusannya nanti. Sehingga dapat dikatakan mata kuliah ini mempunyai

bobot yang lumayan berat karena selain materinya yang berat, mahasiswa

juga dituntut untuk memperoleh nilai yang sesuai standar. Hal ini

dikarenakan mata kuliah statistik lebih menekankan pada rumus dan

pemahaman, tidak hanya sekedar hafalan, serta mungkin cara mengajar

yang kurang menarik. Hal inilah yang lalu menimbulkan stres pada para

mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini. Stres yang ditimbulkan seperti

Pusing-pusing/sakit kepala, kelelahan, ingin mengerjakan segalanya dengan

cepat, ingatan melemah, tidak mampu berkonsentrasi, tidak sanggup

melaksanakan tugas yang sudah dimulai, kehilangan semangat. Stres yang

ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan saat mengikuti mata kuliah

Statistik II dan mungkin akan menghambat belajar mahasiswa. Sehingga

banyak mahasiswa Fakultas Psikologi yang tidak lulus dalam mata kuliah ini.

Page 29: jurnal ajie

L. Hubungan antara Stres dan Aromaterapi

Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa mata Statistik

adalah mata kuliah yang sangat penting. mengingat hal tersebut adalah

mata kuliah prasyarat wajib untuk dapatnya mahasiswa membuat skripsi

bagi kelulusannya nanti. Sehingga dapat dikatakan mata kuliah ini

mempunyai bobot yang lumayan berat karena selain materinya yang berat,

mahasiswa juga dituntut untuk memperoleh nilai yang sesuai standar. Hal ini

dikarenakan mata kuliah statistik lebih menekankan pada rumus dan

pemahaman, tidak hanya sekedar hafalan, serta mungkin cara mengajar

yang kurang menarik. Pada akhirnya hal ini dapat menimbulkan stres. Stres,

pada penjelasan awal telah disimpulkan akan menghasilkan reaksi fisiologis,

reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Seperti juga yang dijelaskan oleh

Coleman (1991, dalam Iswinarti, 1996:20), bahwa contoh reaksi fisiologis

sebagai tanda peringatan awal yang penting adalah nyeri dada, diare, sakit

perut, sakit kepala atau pusing-pusing, mual, insomnia, kelelahan, dan

jantung berdebar-debar. Selanjutnya, reaksi psikologis dari stres bisa dilihat

dari tanda-tanda seperti tidak mau santai pada saat yang tepat, merasa

tegang, tidak tahan terhadap suara atau gangguan lain, cepat marah atau

mudah tersinggung, ingatan melemah, tidak mampu konsentrasi, daya

Page 30: jurnal ajie

kemauan berkurang, emosi tidak terkendali, tidak sanggup melaksanakan

tugas yang sudah dimulai, impulsife dan reaksi berlebihan terhadap hal-hal

sepele.

Munculnya reaksi-reaksi diatas sebagai respon dari stres akan

menghambat proses belajar mahasiswa sehingga memungkinkan

banyaknya mahasiswa yang tidak lulus dalam mata kuliah ini.

Aromaterapi sendiri adalah terapi menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjadi kesehatan,

membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa,

dan merangsang proses penyembuhan (http://

lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html).

Aromaterapi selalu dihubungkan dengan hal-hal menyenangkan agar

membuat jiwa, tubuh dan pikiran merasa relaks. Oleh karena itu, peneliti

berusaha mengurangi tingkat stres yang terjadi pada mahasiswa saat

mengikuti mata kuliah statistik dengan menggunakan aromaterapi.

2.4. Hipotesis

Ada dua hipotesis yang ada dalam penelitian ini yaitu :

Page 31: jurnal ajie

1) Ho : Tidak ada pengaruh antara pemberian Aromaterapi (beraroma

lavender dan lemon) terhadap tingkat stres mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga yang mengikuti matakuliah Statistik II.

2) Ha : Ada pengaruh antara pemberian Aromaterapi (beraroma lavender

dan lemon) terhadap tingkat stres mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga yang mengikuti matakuliah Statistik II.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai atau

seringkali diartikan dengan simbol atau lambang yang memiliki bilangan atau

nilai. Untuk dapat meneliti suatu konsep secara empiris, konsep tersebut

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Page 32: jurnal ajie

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel Independen (X) :

Pemberian Aromaterapi berbentuk pengharum ruangan. Manipulasi yang

akan dilakukan terhadap independen variabel ini disebut dengan

Experimental Manipulation, yaitu teknik atau metode untuk melakukan

variasi terhadap independen variabel dengan cara memberikan perlakuan

yang berbeda pada sebuah kelompok yang sama. Dalam hal ini, satu

kelompok yang sama itu masing-masing akan diukur sebanyak dua kali

yaitu Pretest (sebagai hasil kelompok kontrol) dan Posttest (sebagai hasil

kelompok eksperimen). Dalam pretest, subyek diukur tingkat stresnya

dengan mengggunakan kuisioner. Pemberian kuisioner ini sebagai

indikator dari tingkat stres sebelum diberi aromaterapi beraroma lemon

dan lavender yang berbentuk pengharum ruangan. Sedangkan dalam

posttest, subyek diukur tingkat stresnya dengan mengggunakan kuisioner.

Pemberian kuisioner ini sebagai indikator tingkat stres setelah diberi

aromaterapi beraroma lemon dan lavender yang berbentuk pengharum

ruangan.

2) Variabel Dependen (Y):

Page 33: jurnal ajie

Tingkat Stres Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah statistik II yang

dilihat indikatornya Seperti Pusing-pusing/sakit kepala, kelelahan, Ingin

mengerjakan segalanya dengan cepat, ingatan melemah, tidak mampu

berkonsentrasi, tidak sanggup melaksanakan tugas yang sudah dimulai,

kehilangan semangat.

C. Definisi Operasional Variabel

Perlakuan aromaterapi : suatu teknik yang menggunakan aroma

tumbuhan yang dapat berupa minyak esensial tumbuhan baik dari akar, daun

dan bunga. Pada eksperimen ini digunakan pengharum ruangan. Adapun

aroma yang digunakan dalam eksperimen ini adalah aroma lemon dan

lavender. Metode yang digunakan untuk pemberian aroma dalam eksperimen

ini adalah dengan cara menghirup aroma tersebut secara tidak langsung

melalui ruangan yang telah diberi aromaterapi berupa pengharum ruangan

sebelum kelas dimulai.

Stres dalam eksperimen ini dapat ditunjukkan dari perilaku-perilaku

yang akan ditunjukkan sebagai berikut ini :

*Pusing-pusing/sakit kepala

Page 34: jurnal ajie

*Kelelahan 

*Ingin mengerjakan segalanya dengan cepat

*Ingatan melemah

*Tidak mampu berkonsentrasi

*Tidak sanggup melaksanakan tugas yang sudah dimulai

*Kehilangan semangat

D. Populasi dan Sampling

D.1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam eksperimen ini menggunakan

mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga.

D.2. Sampling

Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik purposive sampling dikenakan pada sampel yang karakteristiknya

sudah ditentukan dan diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat

populasinya. Subyek dalam eksperimen ini adalah mahasiswa psikologi

yang mengikuti matakuliah statistik II dengan kriteria yang ditentukan

Page 35: jurnal ajie

oleh peneliti yaitu laki-laki dan perempuan baik yang mengulang atau

yang baru mengambil mata kuliah statistik II dari angkatan 2001-2005.

Subyek diberi pretest sebanyak satu kali dan posttest dua kali. Alat ukur

yang digunakan untuk pretest dan posttest menggunakan kuisioner.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Treatment by Subject Design.Treatment by

subject design adalah satu kelompok yg sama diberikan treatment yg berbeda

kemudian diukur hasilnya. Dalam penelitian ini kelompok penelitian hanya

satu kelompok yang bisa diambil secara random atau tidak random. Pada

kelompok tersebut diberikan perlakuan berulang-ulang. Dalam eksperimen ini

satu kelompok subyek tersebut akan dikenai dua kali pemberian treatment

yaitu pemberian aromaterapi dengan wewangian Lavender dan pemberian

aromaterapi dengan wewangian Lemon. Penelitian melibatkan adanya pretest

dan posttest.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian eksperimen pada dasarnya adalah ingin mengetahui

hubungan kausal antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat(Y). Untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh tersebut, peneliti harus melakukan

Page 36: jurnal ajie

pengukuran terhadap variabel terikatnya. Beberapa eksperimen

menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk

pemberian perlakuan terhadap subjek eksperimennya.

Instrumen dalam penelitian ini adalah :

* Skala

* Aromaterapi beraroma bunga lavender berbentuk pengharum ruangan.

* Aromaterapi beraroma bunga lemon berbentuk pengharum ruangan

G. Validitas dan Reliabilitas Alat ukur

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, diharapkan hasil penelitan akan menjadi valid dan

reliabel. 

1) Validitas Alat Ukur

Validitas mengacu pada kepercayaan dan kesesuaian antara

konstruk atau cara peneliti mengkonseptualisasikan idenya ke dalam

definisi konseptual dan alat pengukur. Validitas dapat diartikan sebagai

seberapa baik sebuah ide tentang realita “sesuai”dengan realita aslinya

(Newman, 1999 : 164).

Page 37: jurnal ajie

Instrumen yang valid berarti bahwa alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data itu valid dimana instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2005 : 267).

Untuk mendapatkan content validity ini, penulis skripsi, Atika Dian

Ariana, menggunakan pendapat tiga rater yaitu sesuai dengan jumlah

minimal pendapat rater yang dibutuhkan dalam validitas isi (Sugiyono,

2002a:271). Hasil dari penilaian dan evaluasi para rater terhadap skala

tingkat stres yang disusun ulang oleh penulis skripsi dari ICSRLE dan SST

dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian

tersebut cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres

pada subjek penelitian.

2) Validitas item

Untuk validitasnya, kami mengambil alat ukur dari skripsi yang ditulis

oleh Atika Dian Ariana (2005) Fakultas Psikologi Universitas Airlangga,

Surabaya yaitu skala tingkat stress dari ICSRLE. Untuk skala ICSRLE,

setelah dua kali putaran didapatkan 32 butir item yang sahih atau

memuaskan dan 17 butir item yang gugur karena tidak memenuhi

persyaratan. Sedangkan untuk skala SST, setelah tiga kali putaran

Page 38: jurnal ajie

didapatkan 5 butir item yang sahih atau memuaskan dan 5 butir item yang

gugur karena tidak memenuhi persyaratan.

3) Reliabilitas Item

Reliabilitas mengacu pada sejauh mana alat ukur dapat dipercaya

atau konsisten.Artinya, sejauh mana alat ukur tersebut mampu

menghasilkan data yang sama apabila digunakan dalam keadaan atau

situasi lain yang identik atau hampir sama. Dapat diartikan pula bahwa

reliabilitas mengarah pada hasil-hasil numeris yang dicapai sebuah

indikator tidak banyak (bervariasi) disebabkan oleh karakteristik dari alat

ukur atau instrumen alat ukur itu sendiri (Newman, 1999 : 164). 

Pengukuran reliabilitas dalam ekperimen ini menggunakan formula

koefisienAlpha Cronbach dalam SPSS 11.0 for Windows.

Berdasarkan uji reliabilitas yang kami lakukan, diketahui bahwa r

alpha = 0,891 untuk ICSRLE (putaran pertama) dan r alpha = 0,679 untuk

SST (putaran pertama), r alpha = 0,663 untuk SST (putaran kedua), dan r

alpha = 0,673 untuk SST (putaran ketiga).

H. Validitas dan Reliabilitas Eksperimen

Page 39: jurnal ajie

Validitas dalam penelitian eksperimen dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu

:

1) Validitas Internal : merupakan seberapa jauh keakurasian pengamatan

peneliti terhadap variabel bebas atau independen variabel yang

berpengaruh terhadap variabel terikat atau dependen variabel.

Eksperimen dikatakan memiliki nilai validitas internal yang tinggi apabila

efek variabel terhadap variabel terikat benar-benar disebabkan oleh

variabel bebas atau perlakuan yang diberikan peneliti dan bukan karena

extraneous variable. Validitas internal ini meliputi :

a. History : Mengacu pada kejadian-kejadian yang lebih spesifik yang

terjadi antara pengukuran pertama (pre-test) maupun pengukuran

kedua (post-test) diluar eksperimen yang dapat mempengaruhi hasil

penelitian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi diantara pre-test dan post-

test tersebut dapat berpengaruh pada post-test yang akan dilakukan

selanjutnya. Sebagai contoh nilai ujian tengah semester yang dapat

berpengaruh terhadap post-test dan pengajar yang berbeda. Namun

dalam hal ini pengajar yang berbeda sudah dapat dikontrol.

Page 40: jurnal ajie

b. Maturation; berkaitan dengan perubahan-perubahan pada kondisi

internal individu yang terjadi sebagai konsekuensi dari berlalunya

waktu. Perubahan-perubahan itu melibatkan proses biologis dan

psikologis, seperti usia, proses belajar, kelelahan dan kebosanan yang

sifatnya menetap pada individu.

c. Testing; mengulang soal tes pada pre-test dan post-test pada subjek

penelitian yang sama bisa mengakibatkan subjek menjadi lebih hafal

pada soal tes tersebut, sehingga akan berpengaruh pada hasil

pengukuran variabel terikatnya atau variabel tergantungnya. Hal ini

dapat diatasi dengan pengacakan nomor soal agar tidak sama antara

tes pertama dengn tes kedua.

d. Instrumentation; mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi

selama pengukuran variabel terikat (dependent variabel). Variabel ini

memang tidak mengacu pada perubahan yang terjadi pada subjek,

tetapi lebih melihat perubahan yang terjadi sebelum proses

pengukuran. Situasi pengukuran yang merupakan instrumen dalam

eksperimen dan biasanya menimbulkan terjadinya bias adalah

ditempatkannya seseorang untuk mengobservasi jalannya

Page 41: jurnal ajie

eksperimen. Kehadiran observer ini mau tidak mau akan berpengaruh

pada subjek.

Observer terkadang bias dalam menilai pengaruh yang dimunculkan

akibat pemberian treatment saat eksperimen. Subjektivitas observer

sangat besar kemungkinannya terjadi saat menilai subjek penelitian.

Inilah sebabnya mengapa studi dengan menggunakan observer

manusia biasanya menggunakan lebih dari satu observer. Dengan

cara itu diharapkan bias yang muncul dapat diminimalisir dengan

saling mengecek ulang data-data yang sudah didapatkan.

e. Statistical regression; variabel yang menyebabkan terjadinya

perubahan pada skor tinggi dan skor rendah pada saat pre-test dan

post-test yang diketahui dengan distribusi dari skor ekstrem yang

cenderung bergerak menuju nilai rata-rata sebagai konsekuensi

dilakukannya pengulangan tes (Neale, Liebert dalam Christensen,

1988). Fenomena regresi ini terjadi karena pengukuran saat pre-test

dan post-test tidak memiliki hubungan atau dengan kata lain, ada

kondisi di mana seperangkat pengukuran (alat tes yang digunakan)

tidak reliabel.

Page 42: jurnal ajie

f. Selection; terjadi jika serangkaian prosedur seleksi yang berbeda

digunakan untuk menempatkan subjek dalam kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Seleksi bisa saja berhubungan dengan

maturation, history atau instrumentation yang semunya dapat

mengakibatkan munculnya pengaruh yang terlihat seperti akibat

diberikannya treatment (perlakuan).

g. Mortality; keadaan dimana kehilangan subjek dalam jumlah tertentu

dalam proses eksperimen, baik yang menggunakan subjek manusia

maupun hewan. Misalnya, ada mahasiswa yang tidak masuk pada

saat diberikan perlakuan.

2) Validitas Eksternal : Merupakan seberapa jauh hasil dari ekperimen

tersebut dapat digeneralisasikan pada populasinya atau populasi lain

dengan subjek, waktu, tempat, dan ekologi yang berbeda sehingga suatu

eksperimen dapat dikatakan valid.

I. Teknik Analisa Data

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini akan dihitung korelasinya

menggunakan teknik statistik Uji T (T Test) lebih spesifik lagi yaitu Paired-

Samples T Test.

Page 43: jurnal ajie

Keterangan : 

t = Nilai t hitung

D = Rata-rata selisih pengukuran 1 & 2

SD = Standar deviasi selisih pengukuran 1 & 2

N = Jumlah sample

Uji asumsi yang dilakukan sebelum analisa data dilakukan adalah uji

linearitas hubungan dan uji normalitas sebaran. Asumsi utama teknik

komparasi paired t-test adalah berdasarkan tidak adanya kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen, tetapi dengan melakukan pre-test dan post-test

pada satu kelompok yang sama.

Keseluruhan proses analisis data ini menggunakan cara perhitungan

manual. Dengan melihat tabel t-test dengan taraf signifikan 5 % uji dua fihak

(two tail test).

DAFTAR PUSTAKA

(http://www.mitsuilease.co.id)

(http://lepuspacastle.blogspot.com/2007/01/leha-leha-dan-aromaterapi.html)

(www.hanyawanita.com).

Page 44: jurnal ajie

Hadi MSi, DR.Cholicul, Bahan Ajar Matakuliah Psikologi Eksperimen Program SP4, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Dian Ariana, Atika, Efektifitas Terapi Humor (humor therapy)Tterhadap Penurunan Tingkat Stress Pada Mahasiswa Baru Fakultas psikologi Universitas Airlangga surabaya, 2005, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Wulandari, Niken, Pengaruh Tteknik Meditasi-Relaksasi dengan Story Telling (MRST) terhadap Penurunan Tingkat Stres pada Anak Usia Sekolah yang Memperoleh Pengayaan dikelas 3 SD fullday Darut Taqwa Surabaya, 2003, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Winarsunu, Tulus, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, 2002, Universitas Muhammadiyah Malang.

Prof. Dr. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, 2006, CV Alfabeta, Bandung