jumat

7
Jumat, 28 November 2014 PENETAPAN KADAR LEMAK MEODE SOXLET Kadar Lemak Metode Soxlet Nama :Ulfa Novianty Nis :124899 Kelas : XII.A Kelompok : A.2.3 Tanggal mulai : 11 November 2014 Tanggal selesai : 11 November 2014 Judul : Penetapan kadar lemak Metode Soxlet Judul Percobaan : Analisis Kadar Lemak Pada Bahan Pangan dengan Metode Ekstraksi Soxhlet. Tujuan Percobaan : Mengetahui kadar lemak pada sampel bahan pangan melalui metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet. Prinsip Percobaan : Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut non polar.Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi dalam wadah pelarut (labu Soxhlet), kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dengan oven 105. Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak karena titik didih lemak lebih tinggi dari 105, sehingga menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh kadar lemak dalam sampel. Landasan Teori : Sumber lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minyak/lemak nabati dan hewani.

Upload: jeffery-patton

Post on 20-Feb-2016

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

coba

TRANSCRIPT

Page 1: Jumat

J u m a t , 2 8 N o v e m b e r 2 0 1 4

PENETAPAN KADAR LEMAK MEODE SOXLET

Kadar Lemak Metode SoxletNama                                      :Ulfa NoviantyNis                                          :124899Kelas                                       : XII.A 

Kelompok                               : A.2.3Tanggal mulai                         : 11 November  2014Tanggal selesai                       : 11 November 2014Judul                                      : Penetapan kadar lemak Metode SoxletJudul Percobaan               : Analisis Kadar Lemak Pada Bahan Pangan dengan Metode Ekstraksi Soxhlet.Tujuan Percobaan                : Mengetahui kadar lemak pada sampel bahan pangan melalui metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet.Prinsip Percobaan           : Lemak bebas diekstraksi dengan pelarut non polar.Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan terakumulasi dalam wadah pelarut (labu Soxhlet), kemudian dipisahkan dari pelarutnya dengan cara dipanaskan dengan oven 105. Pelarut akan menguap sedangkan lemak tidak karena titik didih lemak lebih tinggi dari 105, sehingga menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak hasil ekstraksi kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh kadar lemak dalam sampel.Landasan Teori   :

                           Sumber lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minyak/lemak nabati dan hewani. Budimarwati (tanpa tahun) menyebutkan bahwa minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi  jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang Bahan makanan hewani yang umum dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan lemak tubuh salah satunya adalah daging sapi. Menurut Setyanti (2013), kandungan lemak pada daging sapi cukup banyak, yaitu sekitar 13,9 gr per 100 gr daging sapi. Lemak daging berwarna putih dan terdapat pada beberapa bagian daging. Analisis terhadap lemak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan

Page 2: Jumat

tujuan mengetahui sifat lemak, yang meliputi kelarutan, kepolaran, kejenuhan lipid, dan ketengikan lipid (Stepani dkk., 2013). Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kandungan lemak pada suatu bahan pangan. Metode analisis lemak ada berbagai macam, antara lain dengan metode Soxhlet, metode Babcock, Weibull, dan lain-lain.                         Meskipun metode analisis lemak bermacam-macam, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi metode analisis kering dan basah. Dalam hal ini, metode yang cocok digunakan untuk menganalisis bahan padat adalah metode Soxhlet, sedangkan untuk bahan cair digunakan metode Babcock (Dina, 2013). Daging merupakan padatan, sehingga untuk analisis lemak pada daging dilakukan ekstraksi padat-cair untuk memisahkan lemak dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor Soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat. Sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor. Bagian ujung atas merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin, selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor. Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler  pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu, dan begitu seterusnya (Lab Kimia Dasar FMIPA UGM, 2008). Gambar rangkaian ekstraktor Soxhlet ditunjukkan pada Gambar 1.  Prinsip analisis lemak dengan metode Soxhlet adalah ekstraksi lemak dengan pelarut lemak seperti petroleum eter, petroleum benzena, dietil eter, aseton, methanol, dan lain-lain. Prinsip lain dari metode Soxhlet ini adalah berat lemak bahan uji diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya, misalnya dengan menguapkan pelarut melalui pemanasan (Nurcholis, 2013). 

 Rangkaian Ekstraktor Soxhlet Menurut Budimarwanti (tanpa tahun), penentuan kadar minyak atau lemak suatu bahan yang dilakukan dengan alat ekstraktor Soxhlet merupakan cara ekstraksi yang efisien, karena pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Dalam penentuan kadar minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan mempengaruhi dalam perhitungan (Ketaren, 1986, dalam Budimarwanti, tanpa tahun). Banyak hal yang mempengaruhi kemurnian lemak yang diekstraksi melalui ekstraksi Soxhlet. Hal tersebut disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak masih terdapat zat lain seperti phospolipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen, karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar.

Page 3: Jumat

ALAT DAN BAHAN   :

Alat Bahan Kertas saring Labu Lemak Alat Soxhlet Oven Neraca analitik Desikator krustang

Sampel Hexane

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Labu lemak di oven dan ditimbang.2. Sampel sebanyak 5 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring.3. Selongsong dimasukkan ke dalam alat soxhlet ± 2 jam dan labu lemak yang telah diketahui bobotnya di pasang pada alat soxhlet.4. 50 mL hexane dimasukkan ke dalam alat soxhlet.5. Sampel di ekstrak dengan pelarut hexana.6. Labu lemak dikeringkan dalam oven 1050C selama 30 menit, hingga aroma hexana tidak tercium.7. Labu didinginkan dalam desikator selama 15 menit.8. Labu lemak ditimbang.

PENGAMATAN      :

·         Bobot sampel                                           : 5.0030 gram           ·         Bobot lemak + Wadah                             : 104.1417 gram·         Bobot labu didih kosong                          : 102.2326

Page 4: Jumat

       Bobot lemak                                             :  1.9091

Perhitungan                         :            Kadar lemak           : (Bobot lemak/bobot sampel) x 100%                                : (1.9091 gr/ 5.0030 gr) x 100%

                                                : 38.15 %PEMBAHASAN

Pada percobaan penentuan kadar lemak dalam suatu bahan pangan ini, digunakan metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet (soxhletasi). Sampel yang digunakan pada percobaan ini terdiri dari sampel A; B; C; D; E; F; G; dan H. Sampel pada kelompok 7 yaitu kue kuping gajah yang termasuk ke dalam kategori kue kering. Lemak yang di analisis merupakan lemak kasar. Lemak kasar adalah campuran beberapa senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak (ether, petroleum benzene, karbon tetra khlorida dsb). Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang.

Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis sampel yang ada di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).

Mekanisme SoxhletasiSampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian

dibungkus atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut yang digunakan adalah hexane dengan titik didih 60-80°C. Hexana digunakan karena lemak larut dalam pelarut organik.

Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan (Darmasih, 1997).

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Prinsip ini merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagairefluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan

Page 5: Jumat

selama 2 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih, 1997).            Labu lemak yang akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator yang berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.            Setelah proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalam oven 1050C selama 30 menit hingga aroma hexana tidak tercium. Pada sampel kuping gajah, lemak yang terbentuk adalah lemak cair dan memiliki aroma khas lemak.Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak kue kuping gajah adalah20,871 %. Hal ini dapat disebabkan dari bahan dan proses pembuatan kue kuping gajah yang digoreng, sehingga kadar lemak yang diperoleh besar.

Kadar lemak yang diperoleh dengan yang berdasarkan Nutrition Fact sangat jauh lebih rendah yaitu sekitar 6,9% (TKPI, 2008) . Hal ini kemungkinan karena proses ekstraksi yang kurang maksimal, banyaknya sirkulasi 3 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.

Kesimpulan : Dari hasil percobaan yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa kadar lemak pada sampel bahan pangan melalui metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet adalah 38.15 %http://kimiaterpadusmakma20153a33.blogspot.co.id/2014/11/penetapan-kadar-lemak-meode-soxlet.html

ulfa novianty