iugr refrat

30
REFERAT INTRA UTERIN GROWTH RESTRICTION OLEH : DIAN RATNA ANGGRAENI, S.Ked / J500070003 PEMBIMBING: dr. ARIEF PRIJATNA, Sp.OG Stase Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Harjono Ponorogo 1

Upload: dedik-hartono-putra

Post on 07-Dec-2014

233 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: IUGR refrat

REFERAT

INTRA UTERIN GROWTH RESTRICTION

OLEH :

DIAN RATNA ANGGRAENI, S.Ked / J500070003

PEMBIMBING:

dr. ARIEF PRIJATNA, Sp.OG

Stase Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Harjono Ponorogo

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

2012

1

Page 2: IUGR refrat

TUGAS REFERAT

INTRA UTERIN GROWTH RESTRICTION

OLEH :

DIAN RATNA ANGGRAENI, S.Ked / J500070003

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan

Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Pada hari Kamis tanggal 13 September 2012

Pembimbing :

dr. Arief Prijatna, Sp.OG (.........................................)

Dipresentasikan dihadapan :

dr. Arief Prijatna, Sp.OG (.........................................)

Disahkan Ka. Program Profesi:

dr. Yuni Prastyo K, MMKes (.........................................)

2

Page 3: IUGR refrat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan janin mengalami

hambatan pertumbuhan seperti pseudomature, small for date, dysmature, fetal

malnutrition syndrome, chronic fetal distress, IUGR dan small for gestational

age (SGA).Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa

setiap bayi yang berat badan lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari

presentil ke-10 untuk masa kehamilan pada Denver Intrauterine Growth

Curves adalah bayi SGA. Ini dapat terjadi pada bayi yang prematur, matur,

ataupun postmatur.(1,2)

Bayi baru lahir dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) sering terlihat

kurus, pucat dan kulitnya kering. Tali pusat lebih sering terlihat tipis dan

suram daripada tebal dan bersinar. Bayi-bayi dengan PJT kadang-kadang

mempunyai pandangan mata yang lebar. Beberapa bayi tidak mempunyai

penampilan kelainan gizi, tetapi secara keseluruhan kecil.

Retardasi pertumbuhan dalam rahim memiliki definisi berat badan bayi

kurang dari persentil sepuluh untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi

baru lahir berukuran lebih kecil dibandingkan dengan usia kehamilannya.

IUGR ini dapat dideteksi dengan pengukuran rahim dan pemeriksaan USG

ketika kontrol ke dokter. Retardasi pertumbuhan dapat disebabkan karena

rokok, pertambahan berat badan yang kurang pada Ibu, penggunaan obat-

obatan dan alkohol, janin kembar, kelainan tali pusat atau plasenta,

preeklampsia, dan riwayat IUGR sebelumnya. Retardasi mental ini

meningkatkan risiko janin meninggal di dalam kandungan. Karena hal inilah

pentingnya kontrol teratur ke dokter. Apabila Ibu dikatakan mengalami IUGR

maka segera dicari penyebabnya, hentikan hal-hal yang dapat memperburuk

seperti merokok, alkohol, obat-obatan, dan perbaiki gizi Ibu(3).

3

Page 4: IUGR refrat

B. Rumusan Masalah

Masalah yang dapat dirumuskan yaitu IUGR sering kali kurang terdiagnosis

dimana IUGR masih merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di

negara- negara kurang berkembang, sehingga pengetahuan tentang etiologi dan

penatalaksanaan yang benar harus diketahui baik oleh tenaga medis maupun

masyarakat secara umum.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang definisi,

etiologi, patofisiologi, gejala klinis, kriteria diagnosis, penatalaksanaan,

komplikasi serta prognosis pada intra uterine growth restriction.

4

Page 5: IUGR refrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di

bawah presentil ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low

birth weight untuk masa kehamilan, dan mengacu kepada suatu kondisi

dimana janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal. Artinya

janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia

kehamilan yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir

prematur (<37 minggu) atau dapat pula lahir cukup bulan (at term, >37

minggu). Bila berada di bawah presentil ke-7 maka disebut small for

gestational age (SGA), di mana bayi mempunyai berat badan kecil yang

tidak menimbulkan kematian perinatal. (1,4,6)

Gambar 1. Persentil Berat Badan Janin sesuai dengan Usia Kehamilan

5

Page 6: IUGR refrat

Jadi ada dua komponen penting pada PJT yaitu:

1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-10

2. Adanya faktor patologis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Sedangkan pada SGA ada dua komponen yang berpengaruh yaitu:

1. Berat badan lahir di bawah presentil ke-7

2. Tidak adanya proses patologis.(4,6)

Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975) yaitu:

1. Proportionate Fetal Growth Restriction: Janin yang menderita distress

yang lama di mana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu

sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan

lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi

keseluruhannya masih di bawah gestasi yang sebenarnya.

2. Disproportionate Fetal Growth Restriction: Terjadi akibat distress

subakut. Gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari

sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala

normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak

waste dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit,

kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih

panjang.(1)

Pada bayi PJT perubahan tidak hanya terhadap ukuran panjang, berat dan

lingkaran kepala akan tetapi organ-organ di dalam badan pun mengalami

perubahan misalnya Drillen (1975) menemukan berat otak, jantung, paru

dan ginjal bertambah sedangkan berat hati, limpa, kelenjar adrenal dan

thimus berkurang dibandingkan bayi prematur dengan berat yang sama.

Perkembangan dari otak, ginjal dan paru sesuai dengan masa gestasinya.

B. INSIDEN

Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8%

pada bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%.

Sedangkan angka kejadian untuk SGA adalah 7% dan 10%-15% adalah

janin dengan PJT.(5,6)

6

Page 7: IUGR refrat

Pada 1977, Campbell dan Thoms memperkenalkan ide pertumbuhan

simetrik dan pertumbuhan asimetrik. Janin yang kecil secara simetrik

diperkirakan mempunyai beberapa sebab awal yang global (seperti infeksi

virus, fetal alcohol syndrome). Janin yang kecil secara asimetrik

diperkirakan lebih kearah kecil yang sekunder karena pengaruh restriksi

gizi dan pertukaran gas. Dashe dkk mempelajari hal tersebut diantara 1364

bayi PJT (20% pertumbuhan asimetris, 80% pertumbuhan simetris) dan

3873 bayi dalam presentil 25-75 (cukup untuk usia kehamilan).

C. ETIOLOGI

PJT merupakan hasil dari suatu kondisi ketika ada masalah atau

abnormalitas yang mencegah sel dan jaringan untuk tumbuh atau

menyebabkan ukuran sel menurun. Hal tersebut mungkin terjadi ketika

janin tidak cukup mendapat nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan organ dan jaringan, atau karena infeksi.

Meskipun beberapa bayi kecil karena genetik (orang tuanya kecil),

kebanyakan PJT disebabkan oleh sebab lain.

Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu:

1. Maternal

Tekanan darah tinggi

Penyakit ginjal kronik

Diabetes Melitus

Penyakit jantung dan pernapasan

Malnutrisi dan anemia

Infeksi

Pecandu alkohol dan obat tertentu

Perokok

2. Uterus dan Plasenta

Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta

Plasenta abruption, plasenta praevia, infark plasenta (kematian sel

pada plasenta), korioangioma.

7

Page 8: IUGR refrat

Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus

Twin-to-twin transfusion syndrome

3. Janin

Janin kembar

Penyakit infeksi (Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat

menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah

infeksi yang sering menyebabkan PJT).

Kelainan kongenital

Kelainan kromosom (Kelainan kromosom seperti trisomi atau

triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan

dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan PJT simetris serta

polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma

Turner juga berkaitan dengan PJT) .

Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin).

Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti

kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT. (1,2,4,5,6)

Penyebab dari PJT menurut kategori retardasi pertumbuhan simetris dan

asimetris dibedakan menjadi:

1. Simetris : Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan

pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua organ mengecil

secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah

kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi

TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents <Coxsackie virus,

Listeria), Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex/Hepatitis

B/HIV, Syphilis), kekurangan nutrisi berat pada ibu hamil, dan

wanita hamil yang merokok(8).

Faktor-faktor lainnya :

a. Pertambahan berat maternal yang jelek

b. Infeksi janin

c. Malformasi kongenital

8

Page 9: IUGR refrat

d. Kelainan kromosom

e. Sindrom Dwarf

2. Kombinasi Simetris dan Asimetris

a. Obat-obat teratogenik: Narkotika, tembakau, alkohol,

beberapa preparat antikonvulsan.

b. Malnutrisi berat

3. Asimetris : Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki

waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan

janin simetris.  Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan

yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu

untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya

terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal

juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi

(tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi

ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam

kehamilan dalam kehamilan(8). Faktor-faktor lainnya :

a. Penyakit vaskuler

b. Penyakit ginjal kronis

c. Hipoksia kronis

d. Anemia maternal

e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat

f. Janin multipel

g. Kehamilan postterm

h. Kehamilan ekstrauteri

D. KLASIFIKASI

Antara PJT dan SGA banyak terjadi salah pengertian karena definisi

keduanya hampir mirip. Tetapi pada SGA tidak terjadi gangguan

pertumbuhan, bayi hanya mempunyai ukuran tubuh yang kecil. Sedangkan

pada IUGR terjadi suatu proses patologis sehingga berat badan janin

tersebut kecil untuk masa kehamilannya.(6)

9

Page 10: IUGR refrat

Berdasarkan gejala klinis dan ultrasonography janin kecil dibedakan atas:

1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah presentil ke-10 untuk

masa kehamilannya. Mempunyai ponderal index dan jaringan

lemak yang normal.

Ponderal index = BB(gram) x 100

PB(cm)

2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis,

inilah yang disebut true fetal growth restriction. Berdasarkan

ukuran kepala, perut, dan panjang lengan dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:

Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di

mana total jumlah sel kurang, ini biasanya disebabkan oleh

gangguan kromosom atau infeksi kongenital misalnya TORCH.

Proses patologis berada di organ dalam sampai kepala.

Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di

mana jumlah total sel normal tetapi ukurannya lebih kecil.

Biasanya gangguan ini disebabkan oleh faktor maternal atau

faktor plasenta.(4,5,6)

SimetrisAsimetris

Semua Bagian Tubuh Kecil Kepala Lebih Besar Dari Perut

Ponderal Index Normal Meningkat

Perbandingan Kepala, Perut Dan

Panjang Tangan Normal

Meningkat

Etiologi: Faktor Genetik Dan Infeksi Insufisiensi Plasenta Kronik

Jumlah Sel-Lebih Kecil

Ukuran Sel Normal

Normal

Kecil

Bayi Dengan Komplikasi

Prognosisnya Buruk

Biasanya Tanpa Komplikasi Baik

Prognosisnya

10

Page 11: IUGR refrat

E. DIAGNOSIS

1. Anamnesi Faktor Ibu

Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan

kardiopulmonal dan pada kehamilan ganda.(6)

2. Tinggi Fundus Uteri

cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa pada

kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di

letakkan dari simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila

pada pengukuran di dapat panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga)

sentimeter di bawah ukuran normal untuk masa kehamilan itu maka

kita dapat mencurigai bahwa janin tersebut mengalami hambatan

pertumbuhan.(4).

Cara ini tidak dapat diterapkan pada kehamilan multipel, hidramnion,

janin letak lintang.(1)

3. USG Fetomaternal

Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau cephalometry

angka kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan

cephalometry yang tidak normal maka dapat kita sebut sebagai

asimetris PJT. Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi

apakah ada pembesaran organ intra abdomen atau tidak, khususnya

pembesaran hati.

Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara

ukuran lingkar kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk

mendeteksi adanya asimetris PJT.(4,6)

Pada USG kita juga dapat mengetahui volume cairan amnion,

oligohidramnion biasanya sangat spesifik pada asimetris PJT dan

biasanya ini menunjukkan adanya penurunan aliran darah ke ginjal.(6)

Setiap ibu hamil memiliki patokan kenaikan berat badan. Misalnya,

bagi Anda yang memiliki berta badan normal, kenaikannya sampai

usia kehamilan 9 bulan adalah antara 12,5 kg-18 kg, sedangkan bagi

yang tergolong kurus, kenaikan sebaiknya antara 16 kg-20 kg.

11

Page 12: IUGR refrat

Sementara, jika Anda termasuk gemuk, maka pertambahannya antara

6 kg–11,5 kg. Bagi ibu hamil yang tergolong obesitas, maka kenaikan

bobotnya sebaiknya kurang dari 6 kg. Untuk memantau berat badan,

terdapat parameter yang disebut dengan indeks massa tubuh (IMT).

Patokannya, bila :

IMT 20 – 24 = normal IMT 25 – 29 = kegemukan (overweight) IMT

lebih dari 30 = obesitas IMT kurang dari 18 = terlalu keras

Jadi, jika IMT Anda 20-24, maka kenaikan bobot tubuh selama

kehamilan antara 12,5 kg-18 kg, dan seterusnya. Umumnya, kenaikan

pada trimester awal sekitar 1 kg/bulan. Sedangkan, pada trimester

akhir pertambahan bobot bisa sekitar 2 kg/bulan(9).

4. Doppler Velocimetry

Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya bunyi

end-diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini

menandakan bahwa adanya PJT.

F. GAMBARAN KLINIS

Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT biasanya tampak kurus, pucat,

dan berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu

dibanding pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat. PJT muncul

sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini

terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi yang cukup

untuk perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau karena

infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan

bisa diakibatkan karena faktor genetik (kedua orangtua kecil), kebanyakan

kasus PJT atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan karena faktor-

faktor lain. Beberapa diantaranya sbb:

PJT dapat terjadi kapanpun dalam kehamilan. PJT yang muncul sangat

dini sering berhubungan dengan kelainan kromosom dan penyakit ibu.

Sementara, PJT yang muncul terlambat (>32 minggu) biasanya

berhubungan dengan problem lain. Pada kasus PJT, pertumbuhan seluruh

12

Page 13: IUGR refrat

tubuh dan organ janin menjadi terbatas. Ketika aliran darah ke plasenta

tidak cukup, janin akan menerima hanya sejumlah kecil oksigen, ini dapat

berakibat denyut jantung janin menjadi abnormal, dan janin berisiko tinggi

mengalami kematian. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT akan

mengalami keadaan berikut :

Penurunan level oksigenasi

Nilai APGAR rendah (suatu penilaian untuk menolong identifikasi

adaptasi bayi segera setelah lahir)

Aspirasi mekonium (tertelannya faeces/tinja bayi pertama di dalam

kandungan) yang dapat berakibat sindrom gawat nafas

Hipoglikemi (kadar gula rendah)

Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin

Polisitemia (kebanyakan sel darah merah)

G. PENATALAKSANAAN

Langkah pertama dalam menangani PJT adalah mengenali pasien-

pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil.

Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau malnutrisi dengan

janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan metode

adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan

persalinan di bawah kondisi optimal.

Untuk mengenali pasien-pasien dengan resiko tinggi untuk

mengandung janin kecil, diperlukan riwayat obstetrik yang terinci seperti

hipertensi kronik, penyakit ginjal ibu dan riwayat mengandung bayi kecil

pada kehamilan sebelumnya. Selain itu diperlukan pemeriksaan USG.

Pada USG harus dilakukan taksiran usia gestasi untuk menegakkan

taksiran usia gestasi secara klinis. Kemudian ukuran-ukuran yang

didapatkan pada pemeriksaan tersebut disesuaikan dengan usia gestasinya.

Pertumbuhan janin yang suboptimal menunjukkan bahwa pasien tersebut

mengandung janin PJT.

13

Page 14: IUGR refrat

Tatalaksana kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi

yang paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah

cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu.

Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :

1. PJT pada saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah

segera dilahirkan

2. PJT jauh sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada

janin ini, dan bila kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis

(pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan sampel plasenta, dan

pemeriksaan darah janin dianjurkan

a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan

kelainan kromosom serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas

fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi yang baik. Tirah baring

dengan posisi miring ke kiri, Perbaiki nutrisi dengan menambah

300 kal perhari, Ibu dianjurkan untuk berhenti merokok dan

mengkonsumsi alkohol, Menggunakan aspirin dalam jumlah kecil

dapat membantu dalam beberapa kasus IUGR Apabila istirahat di

rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera dirawat di rumah

sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah melihat

pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG

setiap 3-4minggu

b. Tatalaksana khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya

dilahirkan, hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila

penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat  maka nutrisi

harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat, penggunaan

narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan

c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin

prematur. Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan

untuk mencegah komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar

dilakukan apabila terjadi distress janin serta perawatan intensif

neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.

14

Page 15: IUGR refrat

Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat

pada PJT karena umumnya PJT banyak disebabkan oleh

insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses melahirkan

3. Kondisi bayi. Janin dengan PJT memiliki risiko untuk hipoksia

perinatal (kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi

mekonium (terhisap cairan mekonium). PJT yang parah dapat

mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh turun) dan hipoglikemia (gula

darah berkurang). Pada umumnya PJT simetris dalam jangka waktu

lama dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat setelah

dilahirkan, dimana janin dengan PJT asimetris lebih dapat “catch-up”

pertumbuhan setelah dilahirkan(10).

H. PENCEGAHAN

Beberapa penyebab dari PJT tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga,

faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk

mencegah komplikasi yang serius selama kehamilan, sebaiknya seorang

ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan yang bergizi

tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik;

mengurangi stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang

cukup. Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga

baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan

tatalaksana dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi

harus baik(10).

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah PJT pada janin untuk

setiap ibu hamil sebagai berikut :

1. Usahakan hidup sehat.

Konsumsilah makanan bergizi seimbang. Untuk kuantitas, makanlah

seperti biasa ditambah ekstra 300 kalori/hari.

2. Hindari stress selama kehamilan.

Stress merupakan salah satu faktor pencetus hipertensi.

15

Page 16: IUGR refrat

3. Hindari makanan obat-obatan yang tidak dianjurkan selama

kehamilan.

Setiap akan mengkonsumsi obat, pastikan sepengetahuan/resep dokter

kandungan.

4. Olah raga teratur.

Olah raga (senam hamil) dapat membuat tubuh bugar, dan mampu

memberi keseimbangan oksigenasi, maupun berat badan.

5. Hindari alkohol, rokok, dan narkoba.

6. Periksakan kehamilan secara rutin.

Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar

kondisi ibu dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada

kondisi PJT, dapat diketahui sedini mungkin. Setiap ibu hamil

dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4 minggu sampai dengan

usia kehamilan 28 minggu. Kemudian, dari minggu ke 28-36,

pemeriksaan dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali.

Selanjutnya, lakukan pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan

usia kelahiran atau 40 minggu. Semakin besar usia kehamilan,

semakin mungkin pula terjadi hambatan atau gangguan. Jadi,

pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan(9).

I. KOMPLIKASI

PJT yang tidak segera diberi tindakan penanganan dokter dapat

menyebabkan bahaya bagi janin hingga menyebabkan kematian. Kondisi

ini disebabkan karena terjadinya kondisi asupan nutrisi dan oksigenasi

yang tidak lancar pada janin. Jika ternyata hambatan tersebut masih bisa di

tangani kehamilan bisa dilanjutkan dengan pantauan dokter, sebaliknya

jika sudah tidak bisa ditangani maka dokter akan mengambil tindakan

dengan memaksa bayi untuk dilahirkan melalui operasi meski belum pada

waktunya(9).

16

Page 17: IUGR refrat

Komplikasi pada PJT dapat terjadi pada janin dan ibu :

1. Janin

Antenatal : gagal nafas dan kematian janin

Intranatal : hipoksia dan asidosis

Setelah lahir :

a. Langsung:

Asfiksia

Hipoglikemi

Aspirasi mekonium

DIC

Hipotermi

Perdarahan pada paru

Polisitemia

Hiperviskositas sindrom

Gangguan gastrointestinal

b. Tidak langsung

Pada simetris PJT keterlambatan perkembangan dimulai dari

lambat dari sejak kelahiran, sedangkan asimetris PJT dimulai

sejak bayi lahir di mana terdapat kegagalan neurologi dan

intelektualitas. Tapi prognosis terburuk ialah PJT yang

disebabkan oleh infeksi kongenital dan kelainan kromosom.(5)

2. Ibu

Preeklampsi

Penyakit jantung

Malnutrisi (4)

J. PROGNOSIS

Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir

mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka

panjang dalam masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat

muncul, sekalipun Sang ibu dalam kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor

17

Page 18: IUGR refrat

kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang paling sering. Menghindari

cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan kontrol

kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko munculnya

PJT. Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada

negara sedang berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama

kehamilan pada dokter, bidan, atau perawat(11)

Pada kasus PJT bayi lahir dengan asphyxia, meconium aspiration,

hipoglikemi, hipotermi, polisitemi yang semua hal ini menyebabkan

kelainan neurologi baik pada bayi cukup bulan atau kurang bulan.(5,6)

Resiko kematian pada kehamilan kurang bulan akibat PJT lebih tinggi

daripada kehamilan cukup bulan. Kematian terutama diakibatkan oleh

infeksi virus, kelainan kromosom, penyakit ibu, insufisiensi plasenta, atau

akibat faktor lingkungan dan sosial ekonomi.(4)

18

Page 19: IUGR refrat

BAB III

KESIMPULAN

1. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) ialah janin dengan berat badan di

bawah presentil ke-10 pada standard intrauterine growth chart of low birth

weight untuk masa kehamilan, dan mengacu kepada suatu kondisi dimana

janin tidak dapat mencapai ukuran genetik yang optimal. Artinya janin

memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia

kehamilan yang sama.

2. Di negara berkembang angka PJT kejadian berkisar antara 2%-8% pada

bayi dismature, pada bayi mature 5% dan pada postmature 15%.

3. Penyebab dari PJT dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu maternal,

uterus plasenta dan janin.

4. Diagnosis PJT dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang dengan USG fetomaternal dan dopler .

5. Prognosis kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir

mati (stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka

panjang dalam masa kanak-kanak nantinya.

19

Page 20: IUGR refrat

DAFTAR PUSTAKA

1. Wikojosastro H, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. Dalam:

Buku Ajar Ilmu Kebidanan, edisi ke 5. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 1999:

781-83.

2. Resnik R. High Risk Pregnancy. In: Emedicine journal obstetrics and

gynekology. Volume 99. No: 3. Maret 2003.

3. Retardasi Pertumbuhan dalam Rahim (Intrauterine Growth

Retardation-IUGR). Dalam http://www. kehamilan.klikdokter.com . Diakses

tanggal 14 Januari 2009

4. Leveno KJ, Cunningham FG, Norman F. Alexander GJM, Blomm SL, Casey

BM. Dashe JS, Shefield JS, Yost NP. In: William Manual of Obstetrics. Edisi

2003. The University of Texas Southwestern Medical Centre at Dallas.

2003:743-760

5. Konar H. In : D. C Dutta Text Book of Obstetrics Including Perinatology and

Contraception. Edisi ke-4. 1998:496-501

6. Alkalay A. In :St. IUGR. Dalam http://www.google.com . Diakses tanggal 23

Oktober 2008

7. Harper T. Fetal Growth Restriction. Dalam http:// www.emedicine.com .

Diakses tanggal 24 Oktober 2008.

8. Pertumbuhan Janin Terhambat. Dalam http://www.botefilia.com. Diakses

tanggal 14 Januari 2009.

9. Waspadai Pertumbuhan Janin Terlambat (PJT). Dalam

http://www.kafebalita.com . Diakses tanggal 14 Januari 2009.

10. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT). Dalam http:// www.klikdokter.com .

Diakses tanggal 14 Januari 2009

11. Kurang Gizi pada Ibu Hamil: Ancaman pada Janin. Dalam

http://www.persagi.dkk-bpp.com. Kamis, 01 April 2008. Diakses tanggal 14

Januari 2009.

20