istilah camera #1 - the camera system

21
1 DIGITAL PHOTOGRAPHY THAT I NEVER KNOWN PREVIOUSLY (I) BY: WAWAN “THE NEWBIEPURWANTO The Camera System AD Converter Di dalam dunia kamera digital, scene (cahaya) ditangkap oleh device sensor (photodiode) menghasilkan energi listrik (voltage) yang kemudian diperkuat dan dikonversi ke dalam bentuk digital oleh device Analog to Digital Converter (ADC). ADC mempunyai value yang disebut dengan bit yang merepresentasikan kemampuan pengenalan tingkatan cahaya yang berbeda yang ditangkap oleh setiap pixel photodiode pada sensor. Kamera digital kelas konsumer biasanya mempunyai level ADC 8 bit, kamera digital kelas prosumer terbaru dan kebanyakan kamera digital kelas SLR mempunyai level ADC 10 atau 12 bit. Artinya, ADC dengan level 8 bit mampu membedakan 256 tingkat kecerahan cahaya (brightness), sedangkan ADC dengan level 10 bit atau 12 bit mampu membedakan 1024 atau 4096 tingkat kecerahan cahaya. ADC akan melakukan proses encoding sinyal-sinyal tersebut kedalam bentuk digital berdasarkan informasi cahaya yang ditangkap oleh device sensor. Walaupun ADC dan device sensor bekerja bersama-sama, ADC tidak berpengaruh langsung terhadap kemampuan dynamic range suatu sensor dalam menangkap banyaknya elektron cahaya pada setiap pixel photositenya. ADC hanyalah memproses informasi yang ditangkap oleh sensor dengan teknik graduasi terbaik yang dimilikinya dari perbedaan antara satu tingkat kecerahan dengan tingkat kecerahan berikutnya. Banyak sensor kamera digital SLR yang mampu menangkap tingkat dynamic range sebesar 10 atau 12 bit, tetapi apabila image hasil capture disimpan sebagai format compressed (JPEG), image akan tetap dikonversi kedalam level 8 bit value. Hal ini merupakan salah satu alasan, mengapa kamera digital Prosumer dan SLR menyediakan penyimpanan image dalam format RAW yang memungkinkan penyimpanan tingkat brightness sesuai dengan nilai bit sesungguhnya yang dimiliki oleh sensor.

Upload: kalbar-biznis

Post on 27-Mar-2016

226 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Part 1 of 5

TRANSCRIPT

Page 1: Istilah Camera #1 - The Camera System

1

DIGITAL PHOTOGRAPHY THAT I NEVER KNOWN PREVIOUSLY (I) BY: WAWAN “THE NEWBIE” PURWANTO

The Camera System AD Converter Di dalam dunia kamera digital, scene (cahaya) ditangkap oleh device sensor (photodiode) menghasilkan energi listrik (voltage) yang kemudian diperkuat dan dikonversi ke dalam bentuk digital oleh device Analog to Digital Converter (ADC). ADC mempunyai value yang disebut dengan bit yang merepresentasikan kemampuan pengenalan tingkatan cahaya yang berbeda yang ditangkap oleh setiap pixel photodiode pada sensor. Kamera digital kelas konsumer biasanya mempunyai level ADC 8 bit, kamera digital kelas prosumer terbaru dan kebanyakan kamera digital kelas SLR mempunyai level ADC 10 atau 12 bit. Artinya, ADC dengan level 8 bit mampu membedakan 256 tingkat kecerahan cahaya (brightness), sedangkan ADC dengan level 10 bit atau 12 bit mampu membedakan 1024 atau 4096 tingkat kecerahan cahaya. ADC akan melakukan proses encoding sinyal-sinyal tersebut kedalam bentuk digital berdasarkan informasi cahaya yang ditangkap oleh device sensor.

Walaupun ADC dan device sensor bekerja bersama-sama, ADC tidak berpengaruh langsung terhadap kemampuan dynamic range suatu sensor dalam menangkap banyaknya elektron cahaya pada setiap pixel photositenya. ADC hanyalah memproses informasi yang ditangkap oleh sensor dengan teknik graduasi terbaik yang dimilikinya dari perbedaan antara satu tingkat kecerahan dengan tingkat kecerahan berikutnya. Banyak sensor kamera digital SLR yang mampu menangkap tingkat dynamic range sebesar 10 atau 12 bit, tetapi apabila image hasil capture disimpan sebagai format compressed (JPEG), image akan tetap dikonversi kedalam level 8 bit value. Hal ini merupakan salah satu alasan, mengapa kamera digital Prosumer dan SLR menyediakan penyimpanan image dalam format RAW yang memungkinkan penyimpanan tingkat brightness sesuai dengan nilai bit sesungguhnya yang dimiliki oleh sensor.

Page 2: Istilah Camera #1 - The Camera System

2

AF (Auto Fokus) Assist Lamp Beberapa vendor kamera digital menyertakan lampu pembantu yang digunakan saat pemotretan untuk menemukan fokus pada subyek dalam kondisi kurang pencahayaan. Ada yang berupa visible lamp, ada juga berupa infrared. Jangkauannya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 4 meter, tetapi ada juga beberapa assist lamp pada kamera digital yang mencapai jangkauan melebihi 4 meter.

Auto Focus Assist Lamp terletak tepat di atas lensa pada Canon IXUS S100

AF (Auto Fokus) Servo AF Servo adalah kemampuan dynamic focus sebuah kamera yang mampu mengikuti subject bergerak secara continue. Beberapa kamera ada yang menyebutnya dengan sebutan AI Servo. AF servo dilakukan dengan merubah mode fokus biasa ke mode AF continuous (Nikon) atau AI Servo (Canon). Pada saat tombol shutter ditekan, mode autofocus continuous akan terus menyesuaikan fokus pada subject, dan ketika kita melepas tombol shutter, subject akan terekam, tidak peduli subject sudah terfokus atau tidak. Batteries Hal terpenting dalam dunia kamera digital adalah battere, karena konsumsi energi yang lebih besar dengan adanya komponen image processor dan device lain seperti LCD. Kamera digital generasi kedua masih banyak yang menggunakan battere jenis AA seperti battere alkaline dan NiMH rechargeables. Tetapi sebaiknya gunakanlah versi NiMH, karena selain lebih tahan lama, juga lebih hemat karena bisa dilakukan charge ulang.

Saat ini, banyak vendor kamera yang sudah menggunakan battere yang bersifat builtin ataupun eksternal yang keduanya bisa dilakukan charge ulang. Jenis-jenis battere tersebut adalah, NiCD (Nickel Cadmium), NiMH (Nickel Metal Hydride) dan Lithium-Ion.

Page 3: Istilah Camera #1 - The Camera System

3

NiCD mampu dicharge ulang sampai 700 kali, tetapi memiliki kelemahan tidak tahan terhadap memory effect, artinya battere harus benar-benar habis sebelum dilakukan charge ulang. Tetapi, saat ini banyak vendor yang mampu membuat charger yang bisa mengosongkan isi battere sebelum proses charge ulang dilakukan. NiMH merupakan jenis populer pada beberapa kamera digital. Bersifat lebih tahan terhadap memory effect, tetapi hanya mampu dicharge ulang sebanyak 500 kali. Kelemahannya, energinya akan hilang 5% setiap hari, walaupun sedang tidak digunakan. Lithium-Ion memiliki kapasitas energi 2 kali dibanding dengan NiMH dalam ukuran yang sama dan mampu dicharge ulang sebanyak 500 kali, kelemahannya, harganya cukup mahal. Perlu diketahui, penggunaan kamera digital pada suhu yang terlalu dingin akan mempercepat pengurangan energi battere, masukkan kamera digital dalam bag khusus apabila sedang tidak digunakan. Buffer Buffer adalah memory penyimpanan sementara untuk menyimpan images hasil capture sebelum disimpan ke storage sesungguhnya, tujuannya untuk mempercepat “waktu antara” saat pengambilan beberapa gambar, terutama dalam mode burst. Hampir semua jenis kamera digital saat ini sudah memiliki buffer. Ada 2 buah jenis buffer yang umum digunakan, yaitu:

Buffer dengan tipe diatas (after image processing buffer), hasil capture akan diproses dan dikonversi ke dalam format image yang dipilih (JPEG/TIFF/RAW) sebelum dimasukkan ke dalam buffer. Dengan cara

Page 4: Istilah Camera #1 - The Camera System

4

ini, banyaknya image yang dicapture pada saat mode burst tergantung dengan format image yang dipilih.

Buffer dengan tipe diatas (before image processing buffer), tidak ada proses pengolahan image saat data akan memasuki buffer, artinya image sepenuhnya masih dalam format RAW, yaitu image murni yang didapat langsung dari sensor kamera. Pada jenis buffer ini, jenis format image yang dipilih tidak mempengaruhi banyaknya image yang mampu dicapture saat mode burst/ continuous. Penggunaan buffer diperlukan karena kecepatan storage memory penyimpanan akhir tidak mampu mengimbangi kecepatan proses dari kamera, terutama pada saat mode burst. Pilihlah kamera yang memiliki buffer besar dan kecepatan yang tinggi, karena ini menentukan banyaknya image yang bisa masuk ke dalam buffer. Burst (Continuous)

Burst atau continuous adalah kemampuan melakukan beberapa shot secara berurutan dalam jangka waktu yang berdekatan, fungsi ini biasanya terdapat pada kamera digital Prosumer dan SLR. Kemampuan melakukan burst ini adalah gabungan fungsi dari shutter release (motorwind function) dan image processing. Kecepatan dan banyaknya shot berbeda antar setiap kamera digital, untuk kelas Prosumer biasanya mempunyai kecepatan 3 fps dengan maksimal 6 frame pada satu urutan shot, tergantung kepada besarnya buffer dan resolusi image yang dipilih. Pada beberapa kamera digital SLR bahkan mampu melakukan shot secara terus menerus tanpa batasan maksimal frame, hanya saja kecepatannya akan menurun apabila buffer telah penuh menunggu beberapa image disimpan kedalam storage. Color Filter Array (CFA) Setiap pixel pada sensor kamera memiliki photodiode yang sensitive terhadap kecerahan suatu cahaya. Karena photodiode adalah device

Page 5: Istilah Camera #1 - The Camera System

5

monochrome, maka mustahil sebuah photodiode bisa membedakan panjang gelombang warna dari semua cahaya yang masuk. Maka dari itu, dibuatlah system Color Filter Array (CFA) yang diletakkan pada lapisan atas sensor untuk menangkap cahaya Red, Green dan Blue yang masuk melalui sensor. Warna RGB tersebut difilter oleh masing-masing sensor photodiode yang sesuai. Salah satu jenis pattern CFA yang banyak dipakai adalah GRGB Bayer Pattern seperti yang terlihat pada gambar dibawah.

Sensor warna GRGB CFA, secara keseluruhan hanya memfilter 25% warna merah dan biru, serta 50% warna hijau.

Red channel pixels (25% of the pixels)

Green channel pixels(50% of the pixels)

Blue channel pixels(25% of the pixels)

Combined image Seperti kita lihat, hasil kombinasi scene RGB diatas belum begitu baik, tetapi cukup memenuhi syarat untuk membedakan warna pada setiap scene. Bila kita lihat dari jarak yang agak jauh, gabungan ketiga warna tersebut menghasilkan gambar samar yang cukup sempurna. Kurang bagusnya hasil kombinasi diatas, karena masing-masing scene warna tidak menangkap cahaya secara penuh, akibatnya ada titik-titik dimana terdapat gap diantaranya. Untuk itu dilakukan sebuah teknik algoritma yang dinamakan Demosaicing Algorithms (interpolasi), caranya, untuk setiap scene warna dilakukan penutupan gap dengan mengambil informasi pada pixel tetangganya. Hasilnya, sebuah image yang lengkap dengan hasil kombinasi warna RGB yang sempurna.

Page 6: Istilah Camera #1 - The Camera System

6

Red, Green, and Blue channels after interpolation Combined image

Beberapa vendor bahkan ada memfilter warna Emerald, sehingga menjadi 4 channel warna (RGBE), misalnya pada kamera digital Sony F828. Selain filter RGB, ada juga filter CYGM (Cyan, Yellow, Green dan Magenta). Connectivity

Connectivity disini artinya bagaimana kamera digital bisa dihubungkan ke device lain, misalnya dihubungkan pada device komputer untuk mentransfer image hasil capture. Untuk mentransfer image, kamera digital model lama banyak menggunakan port serial RS-232. Tetapi saat ini kebanyakan kamera digital menggunakan port USB dan firewire (IEEE1394) yang lebih cepat. Tetapi tentu saja komputer yang kita miliki juga harus memiliki port yang sesuai pula. Beberapa vendor bahkan ada yang membuat fasilitas remote control kamera digital melalui komputer, yaitu dengan menghubungkan kamera digital ke komputer melalui port USB atau firewire. Selain itu, ada juga yang menyertakan fungsi video output, misalnya ketika kita ingin melihat hasil capture pada layar televisi. DPOF (Digital Print Order Format) DPOF adalah kemampuan sebuah kamera digital untuk memberikan informasi tambahan pada setiap image yang dicapture, yaitu informasi seperti image manakah yang akan dicetak, juga berapa copy image yang akan dicetak pada semacam compatible device direct-printing. Secara teknis, informasi tersebut disimpan dalam file teks pada sebuah directory khusus dalam media storage yang isinya mempunyai link kepada setiap image. DPOF biasanya bisa kita dapatkan pada menu playback mode. EXIF (Exchangeable Image File) EXIF adalah format file yang dikeluarkan oleh JEIDA (Japan Electronic Industry Development Association), pertama direlease pada tahun 1995 dan pada tahun 1988 EXIF sudah mencapai versi 2.1. EXIF ditujukan untuk format penyimpanan image pada kamera digital

Page 7: Istilah Camera #1 - The Camera System

7

sesuai ISO 12234-1 photography (electronic still picture camera) pada removable memory. Hampir semua jenis kamera digital menyimpan image sebagai file compressed dalam format EXIF. EXIF sendiri melakukan proses kompresi berdasar pada standar JPEG DCT sesuai ISO 10918-1. Artinya, image dengan format EXIF bisa dibaca oleh semua aplikasi yang mampu membaca format JPEG. Informasi metadata EXIF sendiri disimpan pada awal (header) setiap file image, dan image file sendiri disimpan dalam sebuah directory/ folder yang sesuai dengan spesifikasi file system DCF (design rules for camera file systems). Pada setiap image dengan format EXIF, akan merekam informasi metadata yang sesuai dengan parameter exposure saat image dicapture, misalnya informasi seperti time & date, nilai exposure (ISO, shutter, aperture) serta informasi lainnya yang bisa kita custom. Berikut contoh informasi metadata EXIF pada sebuah image:

Beberapa vendor biasanya menyertakan aplikasi untuk melihat informasi metadata tersebut. Beberapa vendor third-party juga bisa membantu kita melihat informasi tersebut, misalnya ACDSee. Yang harus diperhatikan, terkadang informasi ini ikut menghilang saat kita melakukan proses editing dengan software imaging, tetapi pada saat ini, software imaging terbaru seperti Adobe Photoshop 6.0, sudah mampu melakukan pemeliharaan terhadap informasi metadata saat image tersebut disimpan kembali setelah proses editing selesai dilakukan. Lag Time Problem terbesar pada kamera digital adalah lag time, yaitu jeda waktu saat tombol shutter ditekan dan dilepas serta saat subject benar-benar berhasil dicapture dan disimpan oleh kamera. Ada beberapa jenis lag time, yaitu Auto Focus lag dan shutter release lag. Auto Focus lag adalah waktu yang dibutuhkan saat kamera berusaha

Page 8: Istilah Camera #1 - The Camera System

8

mengambil fokus sebuah subject, yaitu ketika tombol shutter ditekan dan ditahan untuk mendapatkan fokus. Shutter release lag adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengcapture subject saat kita melepas tombol shutter, yaitu ketika Auto Focus telah selesai dan siap mengambil subject. Total lag sebuah kamera sangat dipengaruhi oleh kedua lag diatas, tetapi tidak hanya itu, hal lain seperti besarnya buffer, kecepatan storage memory dan lain-lain sangat mempengaruhi lag time. Makin kecil lag time, makin bagus dan kita bisa lebih cepat melakukan capture berikutnya. Saat ini lag time pada kamera digital sudah semakin kecil. LCD LCD pada kamera digital berfungsi sebagai layar besar viewfinder, yaitu live video untuk subject yang akan dicapture. Selain itu LCD juga berfungsi untuk mereview image hasil capture.

LCD pada setiap kamera digital sangat bervariasi besarnya, tetapi umumnya memiliki diagonal sebesar 1.5” sampai 2.0” dengan teknologi layar TFT, yaitu jenis layar yang memiliki lapisan anti-refrective dipermukaan sekaligus lapisan reflective dibagian belakang LCD, yang membuat LCD mampu digunakan pada lingkungan outdoor yang terang. Beberapa LCD mampu diputar beberapa derajat untuk memudahkan pengambilan subject dari berbagai sudut. Selain rear LCD diatas, beberapa kamera digital bahkan menggantikan true optical dan TTL viewfinder dengan LCD viewfinder. Viewfinder jenis ini menggunakan LCD sebesar 0.5 inchi untuk memproyeksikan gambar yang ditangkap oleh sensor CCD. Jenis ini cukup populer pada kamera digital compact dan mulai banyak digunakan, akan tetapi mempunyai kekurangan, yaitu kehilangan akurasi dan resolusi dibanding dengan TTL viewfinder. Itulah sebabnya kamera digital SLR masih mempertahankan viewfinder jenis TTL.

Page 9: Istilah Camera #1 - The Camera System

9

Hal yang harus diketahui, fungsi live video pada kamera digital SLR tidak akan berfungsi karena prinsip ‘penglihatan’ dan cara kerja sensor yang berbeda dengan kamera digital non-SLR. Hal inilah yang juga menyebabkan fungsi video recording tidak ditemukan pada kamera digital SLR. Fungsi LCD pada kamera DSLR lebih kepada pengaturan menu dan review hasil shot, tetapi hal ini berpengaruh kepada pemakaian battere yang lebih hemat. Pixels Berbicara tentang pixel size, sensor pada kamera digital compact berukuran lebih kecil dari kamera digital SLR dalam jumlah pixel yang sama. Konsekuensinya, kualitas image jelas lebih buruk, terutama dilihat dari sisi kemampuan dynamic range dan banyaknya noise. Dibawah ini adalah perbandingan sensor size antara kamera digital compact 3, 4 dan 5 Megapixel dengan kamera digital SLR 6 Megapixel.

Typical sensor size of 3, 4, and 5 megapixel digital compact cameras

Typical sensor size of 6 megapixel digital SLRs

Sedangkan perbandingan ukuran pixel antara kamera digital compact 4 Megapixel dengan kamera digital SLR 6 Megapixel kita bisa lihat dibawah:

Sekarang marilah kita lihat total pixel pada sebuah kamera digital. Faktanya, total pixel secara teknis tidak serta merta menjadikan nilai maksimum effective pixel yang bisa digunakan oleh pemakai, sebab kenyataannya banyak perhitungan matematis untuk mendapatkan effective pixel maksimum yang bisa digunakan. Effective pixel adalah jumlah maksimum pixel yang available digunakan oleh pemakai tanpa melakukan pembesaran digital (interpolasi), berpengaruh langsung pada resolusi image maksimum. Berikut kita ambil contoh perhitungan pixel pada Sony ICX252AQ 3.34 Megapixel CCD.

Page 10: Istilah Camera #1 - The Camera System

10

Total jumlah photo detector pada sensor diatas adalah 2140x1560, atau sekitar 3.34 Megapixel. Jumlah pixel aktual yang bisa dibaca hanyalah 2088x1550 pixel (3.24 Megapixel) dan jumlah itu harus dikurangi lagi karena ada daerah yang terekspose oleh lensa, sehingga menjadi 2080x1542 pixel (3.21 Megapixel). Daerah yang terekspose oleh lensa dikenal sebagai daerah black dye atau video signal shading yang digunakan sebagai flag area oleh lensa. Akan tetapi, karena rasio image yang umum kebanyakan digunakan adalah 4:3, maka effective pixel menjadi hanya 2048x1536 pixel (3.14 Megapixel). Setiap kamera mempunyai perhitungan sendiri untuk mendapatkan effective pixel yang bisa digunakan oleh pemakai. Terkadang sebuah sensor 3 Megapixel mampu membuat image 6 Megapixel, disini kamera menggunakan algoritma perhitungan interpolasi secara builtin. Proses interpolasi image dilakukan sebelum sebuah image dikonversi kedalam format yang dipilih, misal JPEG. Akan tetapi kualitas image 6 Megapixel hasil interpolasi selalu lebih buruk dari image 6 Megapixel yang didapat dari sensor murni 6

Page 11: Istilah Camera #1 - The Camera System

11

Megapixel, walaupun ada beberapa metoda algoritma interpolasi yang cukup baik. Sekarang, marilah kita lihat keunikan lain sebuah sensor CCD dari Fujifilm. Secara normal bentuk pixel sebuah sensor CCD adalah persegi (square), tetapi pada Fujifilm berbentuk octagonal. Dengan demikian, jarak antara titik tengah pada sensor octagonal (d2) lebih kecil dibanding pada sensor square (d1), menghasilkan resolusi dan jumlah pixel yang lebih banyak dengan besar keping sensor yang sama pada model square. Dengan kata lain, secara teori, 6 Megapixel image bisa didapat dari perhitungan 3 Megapixel model square. Tetapi secara praktis, kualitas image seimbang dengan sensor 4 Megapixel walaupun digunakan keping sensor sebesar 3 Megapixel.

Bagaimanapun informasi akhir tetap akan dikonversi kedalam bentuk square. Dari diagram Fujifilm diatas, untuk 4x4 area dari 16 pixel didapat 8 octagonal pixel, yaitu 2 red, 2 blue pixel dan 4 green pixel. Sensors Sensor pada kamera digital secara umum hanya mengukur brightness level pada setiap pixelnya. Seperti yang telah kita lihat pada bagian sebelumnya, Color Filter Array (CFA) diletakkan pada bagian atas sensor untuk menangkap gelombang cahaya merah, hijau dan biru. Setiap pixel hanya mengukur satu jenis primary color, dan semua scene warna digabungkan lewat sebuah algoritma menjadikan sebuah gambar utuh. Tetapi akibatnya, tingkat sharpness menjadi berkurang, hal ini berbeda dengan jenis Foveon sensor (diterangkan dibawah). Akan tetapi seiring dengan semakin banyaknya pixel, tingkat pengurangan sharpness sudah semakin kecil. Ditambah dengan semakin berkembangnya teknik algoritma untuk membuat image dengan kualitas yang baik.

Page 12: Istilah Camera #1 - The Camera System

12

Sensor lain yang cukup terkenal adalah Foveon sensor, yang meniru prinsip kerja film konvensional 35mm, dimana masing-masing warna ditangkap oleh sebuah layer warna yang utuh, artinya sebuah layer Red akan menangkap warna merah secara utuh, begitu pula dengan layer Green dan Blue. Teknologi Foveon, saat ini baru diimplementasikan pada kamera digital SLR Sigma SD-9 dan SD-10. kelemahan utamanya adalah sangat sensitive terhadap tingkat cahaya yang terlalu rendah.

Sensor digital pada kamera terdiri dari sekumpulan array pixel yang bertugas mengumpulkan photon, yaitu energi gelombang cahaya. Photon-photon yang terdapat dalam setiap pixel kemudian dikonversi kedalam bentuk gelombang elektrik (analog) oleh photodiode, dan pada akhirnya akan dikonversikan kedalam bentuk digital oleh ADC.

Page 13: Istilah Camera #1 - The Camera System

13

Dalam sensor jenis CCD (Charged Couple Device), pixel diproses secara squential oleh circuit yang mengililingi sensor, sedang dalam sensor jenis APS (Active Pixel Sensors), pixel diproses secara simultan oleh circuit yang terdapat didalam sensor itu sendiri. Proses pengolahan didalam sensor CCD dan APS ini mirip pengolahan gambar pada layar monitor CRT dan LCD. Pada saat ini, jenis sensor APS yang banyak digunakan adalah sensor jenis CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Teknologi sensor CMOS banyak digunakan pada kamera kelas low-end, tetapi dengan teknologi yang semakin berkembang, sensor CMOS terbaru banyak pula digunakan pada kamera digital SLR, misal pada Canon EOS D60 dan 10D. Sensor CMOS mempunyai sifat lebih cepat, kecil, murah dan mudah diintegrasikan, serta teknologinya sejalan dengan teknologi chip komputer. Foveon sensor yang kita bahas sebelumnya juga dibuat berbasis pada teknologi sensor CMOS. Selain CMOS, teknologi Nikon terbaru menggunakan sistem APS lain, yaitu JFET LBCAST (Junction Field Effect Transistor). Berbicara tentang perbandingan besar sensor, gambar dibawah memperlihatkan perbandingan antara sensor pada kamera digital compact dan SLR dengan kamera film konvensional 35mm. Besar sensor kamera digital SLR biasanya 40% sampai 100% dibandingkan dengan film 35mm, sementara sensor kamera digital compact berukuran lebih kecil lagi, walaupun memiliki jumlah pixel yang sama. Hal ini akan berpengaruh pada kualias dynamic range dan besarnya noise yang berakibat kepada kualitas image secara keseluruhan.

Typical sensor size of 3, 4, and 5 megapixel digital compact cameras

Typical sensor size of 6 megapixel digital SLRs

Selain itu, penggunaan sensor pada kamera DSLR yang bekerja menangkap cahaya HANYA SAAT shutter direlease menyebabkan kamera jenis ini tidak bisa membuat clip movie yang biasa terdapat pada kamera digital compact.

Page 14: Istilah Camera #1 - The Camera System

14

Sensor Sizes Standar pengukuran untuk sensor size merujuk kepada standard size untuk tabung televisi ditahun 50-an, misalnya 1/2" dan 2/3". Standar tersebut bukan untuk mendefinisikan panjang diagonal aktual sebuah sensor, tetapi lebih kepada diameter luar dari lapisan glass (imaging circle) yang menutupi bagian sensor. Secara matematis tidak ada hubungan teori antara diameter dari imaging circle dengan diameter dari sebuah sensor, hanya biasanya sensor size berukuran sekitar 2/3 dari imaging circle.

Pada contoh diatas (gambar ketiga), diagonal imaging circle adalah 2/3”~16.5mm (1”~24.75mm), sedang diagonal sensor size adalah 11mm, dan 2/3 dari 16.5mm adalah 11mm. Jadi bisa kita lihat, hampir semua sensor berukuran 2/3 dari diagonal imaging circlenya. Berikut contoh tabel perbadingan antara daerah imaging circle dan sensor size. Kolom “Type” merujuk kepada desain tabung sensor yang umum, kolom “Aspect Ratio” merujuk kepada perbandingan width dan height dari image, kolom “Dia. (mm)” merujuk pada diagonal tube yang dikonversi ke mm, kolom “Sensor (mm)” merujuk kepada sensor size sesungguhnya sebagai daerah yang memproduksi image (usable area).

Sensor (mm) Type Aspect Ratio Dia. (mm) Diagonal Width Height 1/3.6" 4:3 7.056 5.000 4.000 3.000 1/3.2" 4:3 7.938 5.680 4.536 3.416 1/3" 4:3 8.467 6.000 4.800 3.600 1/2.7" 4:3 9.407 6.592 5.270 3.960 1/2" 4:3 12.700 8.000 6.400 4.800 1/1.8" 4:3 14.111 8.933 7.176 5.319 2/3" 4:3 16.933 11.000 8.800 6.600 1" 4:3 25.400 16.000 12.800 9.600 4/3" 4:3 33.867 22.500 18.000 13.500 APS-C 3:2 n/a 30.100 25.100 16.700 35 mm 3:2 n/a 43.300 36.000 24.000 645 4:3 n/a 69.700 56.000 41.500

Page 15: Istilah Camera #1 - The Camera System

15

Berikut ini contoh beberapa kamera digital beserta sensor size yang terdapat pada masing-masing kamera tersebut:

Camera Sensor Type Pixel count Sensor size Canon PowerShot A100 1/3.2" CCD 1.3 million 4.5 x 3.4 mm Canon PowerShot A200 1/3.2" CCD 2.1 million 4.5 x 3.4 mm Casio QV-8000SX 1/3" CCD 1.3 million 4.8 x 3.6 mm Minolta DiMAGE X 1/2.7" CCD 2.1 million 5.3 x 4.0 mm Minolta DiMAGE Xi 1/2.7" CCD 3.3 million 5.3 x 4.0 mm Nikon Coolpix 950 1/2" CCD 2.1 million 6.4 x 4.8 mm Nikon Coolpix 995 1/1.8" CCD 3.3 million 7.2 x 5.3 mm Nikon Coolpix 4500 1/1.8" CCD 4.1 million 7.2 x 5.3 mm Olympus C-5050 Zoom 1/1.8" CCD 5.2 million 7.2 x 5.3 mm Sony DSC-F717 2/3" CCD 5.2 million 8.8 x 6.6 mm Minolta DiMAGE 7Hi 2/3" CCD 5.2 million 8.8 x 6.6 mm Canon EOS-D30 CMOS 3.2 million 22.7 x 15.1 mm Nikon D1 CCD 2.7 million 23.7 x 15.6 mm

Nikon D100 CCD 6.3 million 23.7 x 15.6 mm

Canon EOS-1Ds CMOS 11.4 million 36 x 24 mm

Kodak DSC-14n CMOS 13.8 million 36 x 24 mm

Storage Card Dalam dunia kamera digital, storage card bisa disamakan dengan film dalam dunia kamera konvensional yang berfungsi untuk menyimpan image hasil shot. Beberapa kamera digital kelas konsumer tidak menyertakan external storage card, tetapi hanya menyediakan internal storage yang sudah built-in didalam kamera, sehingga tidak bisa dilakukan penambahan kapasitas storage. Dibawah ini memperlihatkan gambaran perbandingan ukuran fisik dari beberapa tipe storage card yang banyak digunakan.

Page 16: Istilah Camera #1 - The Camera System

16

Card Type Dimensions in mm Volume in mm³

CompactFlash II / Microdrive 42.8 x 36.4 x 5.0 7,790

CompactFlash I 42.8 x 36.4 x 3.3 5,141

Memory Stick 50.0 x 21.5 x 2.8 3,010

Secure Digital 32.0 x 24.0 x 2.1 1,613

SmartMedia 45.0 x 37.0 x 0.8 1.332

MultiMediaCard 32.0 x 24.0 x 1.4 1,075

Memory Stick Duo 31.0 x 20.0 x 1.6 992

xD Picture Card 25.0 x 20.0 x 1.7 850

Reduced Size MultiMediaCard 18.0 x 24.0 x 1.4 605

PCMCIA PC Card. Storage card jenis ini memiliki typical yang sama dengan PCMCIA card dalam dunia computer Notebook. Terdapat pada beberapa jenis kamera digital high-end professional SLR, disebabkan dimensinya yang cukup besar dan tidak mungkin bisa digunakan sebagai storage pada kamera digital kelas compact. Kapasitasnya cukup besar mencapai beberapa Gigabyte. Saat ini kamera digital keluaran terbaru sudah jarang mendukung storage card jenis ini karena ukurannya yang terlalu besar.

PCMCIA Card

Compact Flash Type I. Storage card yang mungkin paling banyak digunakan saat ini karena dimensinya yang tidak terlalu besar. Selain terdapat pada kamera digital, Compact Flash Type I terdapat pada beberapa device digital lain seperti telepon selular dan PDA. Kapasitasnya cukup bervariasi dari 16MB sampai ada yang mencapai 1 GB.

Compact Flash Type I

Page 17: Istilah Camera #1 - The Camera System

17

Compact Flash Type II. Perbedaan dengan CF Type I hanyalah pada masalah dimensi yang lebih tebal sekitar 2mm, dan tentu saja kapasitas yang lebih besar.

Compact Flash Type II

SmartMedia. SmartMedia berukuran lebih tipis dibanding Compact Flash. Berbeda dengan CF, SmartMedia tidak memiliki controller chip yang terintegrasi. Sehingga dibutuhkan kerja keras agar kamera digital bisa mengenali media ini. Saat ini kamera digital keluaran terbaru sudah jarang mendukung storage card jenis ini karena sifatnya yang kurang handal.

SmartMedia

Microdrive. Diperkenalkan oleh IBM, dimensi Microdrive mirip dengan Compact Flash Type II dan memiliki komponen mekanik sehingga membuat konsumsi battere yang lebih boros. Saat ini kamera digital keluaran terbaru sudah jarang mendukung storage card jenis ini karena sifatnya yang boros battere dan panas berlebih yang ditimbulkan oleh komponen mekanik. Sony MemoryStick. Jenis storage card yang dibuat oleh Sony dan banyak digunakan pada perangkat digital Sony. Harganya cukup mahal dan jarang digunakan dikebanyakan perangkat digital selain Sony. Jenis ini memiliki varian sebagai pengembangan yang dilakukan oleh Sony, misal Sony Memory Stick with Select Function, Sony Memory Stick Pro, Sony Memory Stick Duo, and Sony MagicGate.

Page 18: Istilah Camera #1 - The Camera System

18

Sony Memory Stick

Secure Digital (SD). Jenis storage yang bekerja dengan cepat dan memiliki kemampuan proteksi pada data yang disimpan tetapi mengakibatkan harga yang lebih mahal dibanding MultiMedia Card. Memiliki kait write protecttion seperti yang terdapat pada Floppy Disk. MultiMedia Card/ Secure MultiMedia Card/ Reduced Size MultiMedia Card (MMC/SecureMMC/RS-MMC). Memiliki dimensi yang mirip dengan SD card, hanya lebih tipis sekitar 0.7 mm. Versi MMC yang mirip dengan SD card adalah Secure MMC. Storage ini jarang digunakan pada kamera digital, tetapi banyak digunakan pada media digital lain seperti telepon selular dan PDA. xD Picture Card. Merupakan jenis baru storage card yang dikembangkan oleh Olympus, Fujifilm dan Toshiba. Berukuran lebih kecil dengan kapasitas besar. Apabila kita membeli kamera digital, perhatikanlah dukungan kamera digital tersebut terhadap storage card yang bisa digunakan. Thumbnail Index Beberapa kamera memiliki kemampuan menampilkan image-image yang disimpan dalam storage card dalam bentuk thumbnail index, dimana kemampuan ini tergantung dari jenis kamera masing-masing. Kita bisa melakukan hal lain seperti menghapus image ketika dalam mode thumbnail index.

Canon PowerShot G1 Nikon Coolpix 990 Fujifilm S1 Pro

Page 19: Istilah Camera #1 - The Camera System

19

Viewfinder Viewfinder adalah sebuah jendela optis yang digunakan untuk melihat saat kita sedang melakukan capture subject. Salah satu masalah besar dengan viewfinder adalah masalah offset, yaitu ketidakakuratan penampakan frame secara horizontal maupun vertical, atau persentasi gambar hanya terlihat 80-90% pada viewfinder dibanding dengan frame yang ditangkap oleh sensor kamera. Itulah alasan utama mengapa pemakai kamera lebih menyukai melihat preview subject pada LCD dibanding viewfinder.

Optical Viewfinder

Optical viewfinder adalah jenis sederhana dimana sebuah jalur optis bekerja secara pararel dengan lensa utama pada kamera, dan menggunakan sistem zoom sederhana, sehingga gambar bisa terlihat pada viewfinder. Masalah kecil yang sering muncul adalah inakurasi jarak subject yang disebut dengan "parallax error".

Parralax Error

Parralax error adalah suatu kondisi dimana proyeksi gambar pada viewfinder berbeda dengan proyeksi gambar pada lensa utama, hal ini dikarenakan perbedaan jarak pandang kedua lensa tersebut terhadap subject, semakin jauh subject parralax error semakin bisa dihindari.

Page 20: Istilah Camera #1 - The Camera System

20

Electronic Viewfinder (LCD Viewfinder)

Electronic viewfinder bekerja dengan mengulang live image yang terdapat pada rear LCD, hanya saja dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu 0.556”. Berfungsi sama dengan optical viewfinder bahkan lebih akurat dan mampu menghindari “parallax error”.

TTL Optical Viewfinder

Jenis viewfinder yang terbaik ditemukan pada kamera digital SLR kelas high-end, yaitu TTL viewfinder. TTL viewfinder bekerja dengan cara melakukan relay image dari lensa utama dengan menggunakan prisma atau mirror system secara langsung dan hasilnya dapat kita lihat langsung pada layar viewfinder dengan sangat akurat. Tetapi akibatnya kita tidak bisa melihat live video pada layar LCD seperti kebanyakan kamera digital compact. --eof >>Part I: The Camera System >>Continue to Part II: The Digital Imaging <<

Page 21: Istilah Camera #1 - The Camera System

21

Disadur oleh Wawan Purwanto (dengan bahasa inggris pas-pasan) e-mail: [email protected] Milis: http://groups.yahoo.com/group/it-center Recommended Milis: http://groups.yahoo.com/group/kameradigital Recommended website: http://www.fotografer.net Diambil dari http://www.123di.com dan http://www.dpreview.com untuk bahan belajar sendiri, dengan beberapa penambahan dan pengurangan. Bebas disebarluaskan selama menyebutkan sumbernya tetapi tidak diperkenankan melakukan printed-out, karena dokumen ini adalah saduran dari dokumen lain. Bebas memperbaiki isinya selama menyebutkan kesalahannya, silahkan layangkan saran dan kritik melalui e-mail. Penyadur tidak bertanggungjawab terhadap kesalahan dan hal yang terjadi akibat penyebaran dokumen ini, bila anda tidak setuju, segera delete (wipe-out) dokumen ini secepatnya. ©23.05.2004 (versi 1) ©20.06.2004 (versi 1.5)