issn : 2502 - 5015 policybrief - pappiptek.lipi.go.id · ramah lingkungan dan mudah terurai oleh...

4
1 LIPI Policy Brief : Bioplastik PENGEMBANGAN KANTONG PLASTIK RAMAH POLICY BRIEF B i o p l a s t i k Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menghasilkan kajian ilmiah dibidang kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. PAPPIPTEK-LIPI KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI ISSN : 2502 - 5015 Tingginya penggunaan kantong plastik menimbulkan permasalahan lingkungan di Indonesia, hal tersebut disebabkan karena sulit terurainya kantong plastik konvensional di lingkungan. Terdapat 2 pendekatan dalam menyelesaikan isu kantong plastik, yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi menekankan pada aksi pengurangan penggunaan kantong plastik, dengan melakukan tindakan insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik. Sedangkan mitigasi menekankan pada aksi merubah bahan baku plastik konvensional dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial. Secara ringkas ada 3 pesan kunci berdasarkan 2 pendekatan di atas 1) perlu disusun tentang regulasi penggunaan kantong plastik ramah lingkungan; 2) pembentukan konsorsium yang terdiri dari kalangan akademisi, industri dan pemerintah; 3) memonitoring implementasi peraturan yang sudah ada Pesan kebijakan : Perlu disusun regulasi tentang penggunaan kantong plastik ramah lingkungan Pembentukan konsorsium yang terdiri dari kalangan akademisi, industri dan pemerintah Memonitoring implementasi peraturan yang sudah ada No. 2016-03.PAPPIPTEK Tingginya penggunaan kantong plastik menimbulkan permasalahan lingkungan di Indonesia, hal tersebut disebabkan karena sulitnya kantong plastik konvensional yang berbahan baku minyak bumi dengan mudah terurai di lingkungan. Pada tahun 2008, Indonesia menghasilkan sekitar 5.4 juta ton sampah plastik per tahunya. Perharinya indonesia menghasilkan 15.000 ton sampah plastik dan 4.000 tonnya merupakan kantong plastik dan di Jakarta sendiri,perharinya menghasilkan sebanyak 530 ton sampah kantong plastik (Hardaning& Adibroto, 2012). Studi yang dilakukan oleh Jambeck, et al (2015) menunjukan bahwa Indonesia pada tahun 2010 merupakan negara terbesar kedua di dunia dalam menghasilkan sampah plastik di lautan setelah Cina (Lihat Gambar 1). Policy Brief ini akan menekankan pada kebijakan yang sekiranya perlu ada atau perlu ditindak lanjuti terkait dengan penggunaan kantong plastik, mengingat dampak yang ditimbulkan akibat penggunaannya yang terus meningkat. Ada 2 jenis pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi menekankan pada aksi pengurangan penggunaan kantong plastik, dengan melakukan tindakan insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik. Sedangkan mitigasi menekankan pada aksi merubah bahan baku plastik konvensional dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial. Pendahuluan LINGKUNGAN: URGENSI BAGI INDONESIA

Upload: dangkhanh

Post on 25-May-2019

260 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF - pappiptek.lipi.go.id · ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial. Secara ringkas ada 3 pesan kunci berdasarkan 2 pendekatan

1 LIPIPolicy Brief : Bioplastik

PENGEMBANGAN KANTONG PLASTIK RAMAH

POLICY BRIEF

B i o p l a s t i k

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, menghasilkan kajian ilmiah dibidang kebijakan dan manajemen ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

PAPPIPTEK-LIPI

KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN IPTEK & INOVASI

ISSN : 2502 - 5015

Tingginya penggunaan kantong plastik menimbulkan permasalahan lingkungan di

Indonesia, hal tersebut disebabkan karena sulit terurainya kantong plastik

konvensional di lingkungan. Terdapat 2 pendekatan dalam menyelesaikan isu

kantong plastik, yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi menekankan pada aksi

pengurangan penggunaan kantong plastik, dengan melakukan tindakan insentif

dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik. Sedangkan mitigasi menekankan

pada aksi merubah bahan baku plastik konvensional dengan menggunakan bahan

ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial.

Secara ringkas ada 3 pesan kunci berdasarkan 2 pendekatan di atas 1) perlu disusun

tentang regulasi penggunaan kantong plastik ramah lingkungan; 2) pembentukan

konsorsium yang terdiri dari kalangan akademisi, industri dan pemerintah; 3)

memonitoring implementasi peraturan yang sudah ada

Pesan kebijakan :

►Perlu disusun regulasi tentang penggunaan kantong plastik ramah lingkungan

►Pembentukan konsorsium yang terdiri dari kalangan akademisi, industri dan pemerintah

►Memonitoring implementasi peraturan yang sudah ada

No. 2016-03.PAPPIPTEK

Tingginya penggunaan kantong plastik menimbulkan permasalahan lingkungan di Indonesia, hal tersebut disebabkan karena sulitnya kantong plastik konvensional yang berbahan baku minyak bumi dengan mudah terurai di lingkungan. Pada tahun 2008, Indonesia menghasilkan sekitar 5.4 juta ton sampah plastik per tahunya. Perharinya indonesia menghasilkan 15.000 ton sampah plastik dan 4.000 tonnya merupakan kantong plastik dan di Jakarta sendiri,perharinya menghasilkan sebanyak 530 ton sampah kantong plastik (Hardaning& Adibroto, 2012). Studi yang dilakukan oleh Jambeck, et al (2015) menunjukan bahwa Indonesia pada tahun 2010 merupakan negara terbesar kedua di dunia dalam menghasilkan sampah plastik di lautan setelah Cina (Lihat Gambar 1). Policy Brief ini akan menekankan pada kebijakan yang sekiranya perlu ada atau perlu ditindak lanjuti terkait dengan penggunaan kantong plastik, mengingat dampak yang ditimbulkan akibat penggunaannya yang terus meningkat.

Ada 2 jenis pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi menekankan pada aksi pengurangan penggunaan kantong plastik, dengan melakukan tindakan insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik. Sedangkan mitigasi menekankan pada aksi merubah bahan baku plastik konvensional dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial.

Pendahuluan

LINGKUNGAN: URGENSI BAGI INDONESIA

Page 2: ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF - pappiptek.lipi.go.id · ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial. Secara ringkas ada 3 pesan kunci berdasarkan 2 pendekatan

2 LIPI

Pendekatan adaptasi cenderung akan mengurangi laju konsumsi kantong plastik namun tidak menghilangkan sama sekali permasalahan yang ada dimana plastik konvensional masih digunakan, yang pada ujungnya akan tetap menimbulkan sampah. Sedangkan pendekatan mitigasi cenderung akan menghilangkan konsumsi plast ik konvensional, karena pendekatan ini menekankan pada penggantian bahan baku yang digunakan oleh plastik konvensional.

sehingga justru akan lebih berbahaya dampaknya terhadap lingkungan (Loughborough University, 2009). Disamping itu proses daur ulang justru tidak mungkin dilakukan karena plastik telah berubah menjadi fragmen – fragmen kecil.

Plastik ramah lingkungan, seperti bioplastik justru belum siap untuk menggantikan plastik konvensional. Hal ini disebabkan karena dari segi harga belum kompetitif. Untuk mendorong transisi dari plastik konvensional ke bioplastik, perlu adanya

Sumber : Jambeck, et al (2015)Gambar 1. Estimasi 5 besar penghasil sampah plastik di lautan dari tahun 2010

Pendekatan adaptasi telah dilakukan oleh pemerintah salah satunya dengan mengeluarkan surat edaran Dirjen PSLB3 No S1230/PSLB3-PS/2016 tentang harga dan mekanisme penerapan kantong plastik berbayar, PP No 81/2012 tentang pengelolaan sampah yang menyatakan untuk membatasi timbunan sampah dengan membatasi penggunaan kantong plastik dan kewajiban produsen untuk mengelola kemasan dan atau produk yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Aspek mitigasi di dalam PP No 81/2012 belum secara eksplisit menyatakan penggunaan plastik ramah lingkungan. Sedangkan aspek mitigasi secara eksplisit justru sudah tertuang di dalam Peraturan Walikota bandung No.17/2012 tentang penggunaan kantong plastik ramah lingkungan. Hal tersebut menunjukan bahwa dari segi perundang-undangan dan regulasi terkait pemanfaatan plastik ramah lingkungan – bioplastik (aspek mitigasi) belum sepenuhnya didukung, karena kebijakan yang ada lebih ke arah aspek adaptasi yaitu aksi pengurangan penggunaan plastik.

Hasil studi yang telah di lakukan, menunjukan bahwa penggunaan kantong plastik di Indonesia mengalami pergeseran, yaitu dari plastik konvensional ke plastik degradable – yaitu plastik konvensional yang beraditif seperti oxo (Hartiningsih dkk, 2015, Qinan dkk, 2016). Plastik degradable tersebut, jika dilihat dari dampak terhadap lingkungan, masih terdapat perdebatan terutama sifat terurainya di alam. Plastik tersebut akan terurai dalam jangka waktu 1 – 2 tahun, namun hasil akhirnya akan meninggalkan fragmen kecil dari plastik

tujuan dan visi bersama dari aktor bioplastik baik dari kalangan akademisi, industri dan pemerintah, terutama dalam hal riset pengembangan untuk menekan biaya produksi dan permasalahan lainya. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dibangun komunikasi antara peneliti/akademisi, pemerintah dan pihak industr i yang bertujuan untuk menyelaraskan kebutuhan pengembangan bioplastik terkait masalah yang dihadapinya.

Ada 3 pesan kunci pada policy brief ini, yang menekankan pada aspek adaptasi dan mitigasi. Aspek adaptasi menekankan pada tindakan pengurangan konsumsi plastik konvensional dan

Uraian Pesan Kunci 1

Belum eksplisitnya regulasi pemerintah yang mengatur pemanfaatan kantong plastik, terutama kantong plastik ramah lingkungan. Pengertian plastik ramah lingkungan juga perlu didefinisikan dengan jelas, tidak hanya terdegradasi menjadi fragmen-fragmen kecil tetapi terdegradasi dan terurai di alam (menjadi bahan alami yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem). Perlu dibuatnya regulasi yang mengatur tentang pemanfaatan kantong plastik ramah lingkungan – yang isinya berupa kewajiban serta penyusunan standardisasi tentang plastik ramah lingkungan.

Uraian Pesan Kunci 2

Untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar lembaga litbang, akademisi, pemerintah dan industri perlu dilakukan inisiasi pembentukan konsorsium, yang diinisiasi oleh pemerintah dan perlu memfasilitasi konsorsium tersebut. Tujuan utama dibuatnya konsorsium bioplastik ini adalah untuk menyusun roadmap pengembangan kantong bioplastik di Indonesia, termasuk didalamnya menentukan arah riset, strategi pengembangan dan faktor-faktor yang perlu dipersiapkan untuk pengembangan kantong bioplastik di Indonesia.

Policy Brief : Bioplastik

aspek mitigasi menekankan pada pemanfaatan kantong bioplastik, yang dalam rekomendasi ini masih perlunya upaya persiapan. Rekomendasi ini sifatnya masih umum dan merupakan langkah awal untuk mengembangkan kantong bioplastik di Indonesia.

Page 3: ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF - pappiptek.lipi.go.id · ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial. Secara ringkas ada 3 pesan kunci berdasarkan 2 pendekatan

3 LIPI

Hardaning, P., & Adibroto, T. (2013). Present status of environmentally degradable plastic in Indonesia. Presentation at 3 rd International Pastic Conference, 1–2 October 2013, Warsaw, Poland.

Hartiningsih., Soesanto, Qinan.M.B., Trina Fizzanty & Dian Prihadyanti. (2015). Pengembangan Bioplastik di Indonesia : Pendekatan Sosioteknis. Laporan Penelitian No. 2016-01-01-01, Pappiptek-LIPI. Jakarta.

Soesanto, Q. M. B., Prihadyanti, D., Hartiningsih, Fizzanty, T. (2016). Dynamics of Bioplastics Development in Indonesia. Journal of STI Policy and Management, 1(2), 153–161

Jambeck, Jenna R., et al (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean. Sciencemag.org. Vol 347 Issue 6223Loughborough University. (2009). Assessing the Environmental Impacts of Oxo-degradable Plastics Across Their Life Cycle.

Diunduh dari http://randd.defra.gov.uk/Document.aspx?Document=EV0422_8858_FRP.pdf

Daftar Pustaka

Penggunaan kantong plastik konvensional yang terus meningkat berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan. Terdapat 2 jenis pendekatan dalam menyelesaikan permasalah tersebut, yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi menekankan pada aksi pengurangan penggunaan kantong plastik, dengan melakukan tindakan insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik. Sedangkan mitigasi menekankan pada aksi merubah bahan baku plastik konvensional dengan menggunakan bahan ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial. Kedua pendekatan ini harus disinergikan untuk mengatasi masalah lingkungan karena penggunaankantong plastik konvensional.

Uraian Pesan Kunci 3

Perlunya memonitoring implementasi aturan yang sudah ada, baik insentif dan disinsentif terkait penggunaan kantong plastik. Saat ini sedang gencar pengenaan biaya sebesar Rp 200 per kantong plastik yang digunakan pada toko besar. Namun demikian, dalam beberapa kasus, seiring berjalanya waktu aturan ini mulai tidak diimplementasikan dengan baik, sehingga perlu dilakukan pengawasan yang ketat dari stakeholder terkait.

Kesimpulan

PenulisQinan Maulana | Dian Prihadyanti

Hartiningsih | Trina Fizzanty

Pandangan yang dikemukakan dalam kertas kebijakan ini adalah pendapat individu dari penulis dan tidak menyiratkan pandangan lembaga dari PAPPIPTEK-LIPI.

Policy Brief : Bioplastik

Page 4: ISSN : 2502 - 5015 POLICYBRIEF - pappiptek.lipi.go.id · ramah lingkungan dan mudah terurai oleh alam seperti bahan biomaterial. Secara ringkas ada 3 pesan kunci berdasarkan 2 pendekatan

4 LIPI

Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(PAPPIPTEK)Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Gd. A (PDII) LIPI lt. 4Jln. Jend. Gatot Subroto 10, Jakarta 12710

e-mail: [email protected]. (021) 5225206, Faks. (021) 5225206

Policy Brief : Bioplastik