isi laprak alat+media

35
1 A. PENDAHULUAN Mikrobiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup mikrobiologis seperti bakteri, jamur, khamir, algae, kapang, virus , bakteri dal lain- lain. Salah satu ilmu terapan dari ilmu mikrobiologi adalah mikrobiologi pangan. Langkah awal untuk mempelajari mengenai mikrobiologi pangan adalah dengan mengenal alat-alat laboratorium yang digunakan untuk mempelajari mikrobiologi pangan, serta mengetahui fungsi, cara kerja dan bagaimana menggunakan alat tersebut. Peralatan yang digunakan dalam praktikum dan penelitian mikrobiologi sebagian besar sama dengan peralatan yang digunakan dalam praktikum kimia, diantaranya : tabung reaksi, pipet ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, botol tetes, pembakar spiritus, rak, tabung reaksi, dsb. Selain itu ada juga beberapa alat khusus yang harus diketahui dan dipelajari cara penggunaannya oleh mahasiswa. Medium pertumbuhan mikroba atau yang biasa disebut medium diperlukan mikroba untuk menumbuhkan mikroba. Medium harus nengandung semua zat yang diperlukan, yaitu nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun plasma serta untuk mensintesis bagian-bagian sel. Pembuatan medium mikroba tidak selalu sama karena

Upload: silviocten

Post on 30-Jun-2015

690 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

1

A. PENDAHULUAN

Mikrobiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup

mikrobiologis seperti bakteri, jamur, khamir, algae, kapang, virus , bakteri dal lain-

lain. Salah satu ilmu terapan dari ilmu mikrobiologi adalah mikrobiologi pangan.

Langkah awal untuk mempelajari mengenai mikrobiologi pangan adalah dengan

mengenal alat-alat laboratorium yang digunakan untuk mempelajari mikrobiologi

pangan, serta mengetahui fungsi, cara kerja dan bagaimana menggunakan alat

tersebut. Peralatan yang digunakan dalam praktikum dan penelitian mikrobiologi

sebagian besar sama dengan peralatan yang digunakan dalam praktikum kimia,

diantaranya : tabung reaksi, pipet ukur, labu erlenmeyer, gelas piala, botol tetes,

pembakar spiritus, rak, tabung reaksi, dsb. Selain itu ada juga beberapa alat khusus

yang harus diketahui dan dipelajari cara penggunaannya oleh mahasiswa.

Medium pertumbuhan mikroba atau yang biasa disebut medium diperlukan

mikroba untuk menumbuhkan mikroba. Medium harus nengandung semua zat yang

diperlukan, yaitu nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan

pembangun plasma serta untuk mensintesis bagian-bagian sel. Pembuatan medium

mikroba tidak selalu sama karena setiap mikroba mempunyai fisiologi tertentu,

sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula.

B. TUJUAN

1. Untuk mengenal alat dan bahan yang digunakan pada praktikum mikrobiologi

pangan

2. Untuk mengetahui fungsi dari alat dan bahan yang digunakan pada praktikum

mikrobiologi pangan

3. Untuk mengetahui cara penggunaan alat dan bahan yang digunakan pada

praktikum mikrobiologi pangan

Page 2: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

2

4. Untuk mengetahui jenis-jenis medium yang digunakan pada praktikum

mikrobiologi pangan

5. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing medium yang digunakan pada

praktikum mikrobiologi pangan

6. Untuk mengetahui cara pembuatan dari masing-masing medium yang digunakan

pada praktikum mikrobiologi pangan

C. TINJAUAN PUSTAKA

1) Pengenalan Alat

Peralatan yang digunakan dalam praktikum dan penelitian mikrobiologi

sebagian besar sama dengan peralatan yang digunakan dalam praktikum kimia,

diantaranya: tabung reaksi, pipet ukur, labu Erlenmeyer, gelas piala, botol tetes,

pembakar spirtus, rak tabung reaksi, dsb. Selain itu ada juga beberapa alat khusus

yang harus diketahui dan dipelajari cara penggunaannya oleh mahasiswa,

diantaranya: mikroskop, autoklaf, alat penghitung koloni (colony counter), oven,

incubator, jarum tanam, penangas air (water bath), penyuling air dan ruang laminar.

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati

obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan

manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop

berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi

(mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan

berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan

mikroskop elektron.

Selain mikroskop, terdapat beberapa alat lain dan funginya, diantaranya:

Autoklaf yang digunakan untuk mensterilkan bahan/alat/media dengan cara

pemanasan basah; Alat penghitung koloni yang digunakan untuk menghitung

banyaknya koloni mikroorganisme yang ditumbuhkan pada cawan bermedium; Oven

Page 3: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

3

yang digunakan untuk mensterilkan alat (peralatan gelas dan logam); Inkubator yang

berfungsi sebagai tempat inkubasi dengan suhu tetap; Jarum tanam untuk menanam

suatu mikroorganisme pada media; Penangas air yang berfungsi seperti inkubator

tetapi memerlukan air untuk memanaskan medium, biakan atau bahan lain pada suhu

konstan; dan penyulingan air digunakan untuk membuat air suling dengan cara

penyaringan.

2) Pembuatan Media

Mikroorganisme tersebar luas di alam lingkungan, dan sebagai akibatnya produk

pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai jenis

mikroorganisme. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga

sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan

kehidupan manusia.

Untuk mempelajari mikroorganisme yang mempunyai ukuran kecil ini

diperlukan adanya suatu pengamatan. Pengamatan itu dapat dilakukan dengan

pembiakan mikroorganisme yang berfungsi memudahkan pengamatan. Oleh karena

itu, diperlukan suatu media pertumbuhan mikroorganisme. Media pertumbuhan

mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan

(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme

memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk

menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi

mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media

pertumbuhannya.

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan pada media padat atau cair. Media yang

diperlukan harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya

antara lain protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Berikut adalah jenis-

jenis media yang dapat digunakan untuk pembiakan mikroorganisme:

Media berdasarkan bentuk fisik

1. Media Padat

Page 4: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

4

Media padat dapat dibuat dari agar dengan konsentrasi 1-2 % w/v . Agar

digunakan karena tidak mudah terdegradasi oleh bakteri, mencair pada

suhu 980C dan memadar pada suhu 440C. Contoh: nutrient agar

2. Media Cair

Media ini dibuat tanpa menambahkan agar sehingga bentuknya cair

(broth). Contohnya: nutrient broth.

Media berdasarkan kegunaannya

1. Media umum. Media ini dapat ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme.

Contoh: nutrient agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), dll.

2. Media selektif. Komposisi media ini dibuat untuk menumbuhkan jenis

mikroorganisme tertentu saja, misalnya: Salmonella Shigella Agar (SSA)

3. Media diferensial. Media ini dapat membedakan jenis mikroorganisme

yang satu dengan yang lain, khususnya secara visual. Perbedaan ini timbul

akibat reaksi kimia dalam media dengan jenis bakteri tertentu, misalnya:

Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)

4. Media pengkayaan (Enrichment medium). Media ini berguna untuk

memperbanyak jumlah biakan mikroorganisme yang diinginkan,

misalnya: Malt Ekstrak Agar (MEA) untuk memperbanyak khamir.

D. ALAT DAN BAHAN

1. Lampu spiritus / Bunsen

2. Tabung reaksi

3. Tabung durham

4. Rubber Bulb Filler

5. Pipet tetes

6. Gelas ukur

7. Gelas piala

8. Pengaduk

9. Mikroskop

10. Rak tabung

11. Cawan Petri

12. Colony Counter

13. Autoklaf

14. Oven

15. Inkubator

16. Jarum tanam

17. Laminar Flow Cabinet

18. Hot plate dan Stirrer

Page 5: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

5

19. Labu Erlenmeyer

20. Sumbat tabung reaksi dari

kapas

21. Sumbat tabung reaksi dari kain

kasa

` BAHAN

1. Nutrien agar

2. Aquades

E. CARA KERJA

1. Amati alat-alat laboratorium yang digunakan untuk mempelajari

mikroorganisme

2. Carilah informasi mengenai fungsi masing-masing alat

3. Pelajari bagaimana penggunaan masing – masing alat

4. Persiapkan bahan yang akan digunakan untuk membuat media

5. Untuk membuat medium padat, Timbanglah 1.4 gr nutrien agar dan 50 mL

aquades

6. Campurkan 1.4 gr agar nutrien dengan 50 mL aqudes di dalam labu

erlenmeyer

7. Panaskan campuran tersebut pada penangas air hingga mendidih

8. Tuang campuran yang telah mendidih di dalam 5 tabung reaksi dengan

masing-masingnya 10 mL

9. Tutuplah semua tabung raksi dengan sumbat tabung yang terbuat dari kapas

atau kain kasa

10. Selanjutnya tabung reaksi dimasukkan kedalam autoklaf. Sterilisasi dilakukan

pada suhu 121°C selama 15 menit

11. Untuk membuat medium cair, masukkan 5 mL aquades kedalam tabung reaksi

12. Masukkan aquades ke dalam tabung durham

13. Masukkan tabung durham yang telah berisi aquades dalam kondisi terbalik ke

dalam tabung reaksi

Page 6: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

6

14. Amati apa yang terjadi, apakah ada gelembung gas yang tampak pada aquades

dalam tabung durham.

F. HASIL PENGAMATAN

a) Pengenalan Alat

1. Lampu spiritus / Bunsen

2. Tabung reaksi

3. Tabung durham

4. Rubber Bulb Filler

5. Pipet

6. Gelas ukur

7. Gelas piala

8. Pengaduk

9. Mikroskop

10. Rak tabung

11. Cawan Petri

12. Colony Counter

13. Autoklaf

14. Oven

15. Inkubator

16. Jarum tanam

17. Laminar Flow Cabinet

18. Hot plate dan Stirrer

19. Labu Erlenmeyer

20. Neraca Analitik

21. Sumbat tabung reaksi dari kapas

22. Sumbat tabung reaksi dari kain kasa

(1) (2)

Page 7: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

7

(4) (5) (6)

(7) (8) (9)

(10) (11) 12

13 (14) (15)

Page 8: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

8

(16) (17) (18)

(19) (20 (21&22)

b) Pembuatan Media

`

G. PEMBAHASAN

1) Pengenalan Alat

Beberapa alat laboratorium dapat digunakan untuk mempelajari

mikroorganisme. Setiap alat memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda.

Nutrien agar yang telah dicampur dengan aquades

Medium cair dengan tabung

durham

Page 9: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

9

Berikut adalah penjelasan mengenai alat-alat laboratorium yang dipergunakan untuk

mempelajari mikroorganisme:

1. Lampu Spiritus/Bunsen

Bunsen adalah lampu yang menggunakan bahan bakar spiritus dan digunakan

untuk sterilisasi alat-alat dengan pembakaran. Api yang menyala dapat

membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan

kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Untuk sterilisasi

jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya

adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat

menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

2. Tabung Reaksi

Tabung reaksi terbuat dari kaca dan merupakan wadah dalam menumbuhkan

mikroba dengan medium air dalam bentuk media tegak atau miring yang

disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap

di atasnya dan diikat.Tabung reaksi disterilkan dengan cara dibungkus kertas

dan selanjutnya dapat disterilkan dalam oven, inkubator dan autoklaf. Di

dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan

menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair.

Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau

aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur

menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar)

dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan

tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara

tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang

terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi.

Untuk alas dan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap

tabung.

Page 10: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

10

3. Tabung Durham

Tabung durham memiliki bentuk yang sama seperti tabung reaksi, akan tetapi

ukurannya lebih kecil. Fungsi tabung ini adalah sebagai indikator terjadinya

fermentasi. Selain itu tabung durham berfungsi untuk menampung/ menjebak

gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Fermentasi

terjadi jika gelembung-gelembung udara muncul pada bagian tabung kecil di

dalam tabung durham. Penempatan tabung ini harus terbalik dalam tabung

reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa

udara). Hal ini dilakukan agar gas yang dihasilkan oleh bakteri dapat terlihat

dengan jelas.

4. Rubber Bulb Filler

Alat ini digunakan untuk menyedot larutan, dapat dipasang pada pangkal pipet

ukur. Bahan filler ini terbuat dari karet yang merupakan karet yang resisten

bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki

katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara

dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan, maka cairan

dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi

untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.

5. Pipet

Pipet tetes digunakan untuk memindahlan sejumlah larutan secara akurat dari

suatu wadah ke dalam tabung reaksi untuk pengenceran atau penetapan kadar,

biasanya bersama-sama dengan pengisi pipet (pipette fillers). Ada beberapa

macam pipet; yaitu:

Pipet Ukur (Measuring Pippete)

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume

yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur,

diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya

adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai

Page 11: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

11

dengan volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan

dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus

tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara

menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.

Pipet Tetes (Pasteur Pippete)

Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan

tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan

HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji

biokimia, dan lain-lain.

6. Gelas Ukur

Gelas ukur dipakai untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan

digunakan. Ukuran gelas ukur bermacam-macam mulai dari volme 25 ml

sampai dengan 250 ml. Jenis gelas ukur yang ada tahan panas (dari pirex) dan

ada yang tidak tahan panas (dari gelas biasa). Untuk pembuatan larutan

sterilisasi eksplan yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur ini. Pada saat

mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan

meniskus cekung larutan.

7. Gelas Piala

Gelas piala (glass ware) dibutuhkan utnuk menuangkan atau mempersiapkan

baha kimia dan air suling dalam pembuatan medium. Ukuran volmenya juga

bermacam-macam, misalnya 100 ml, 300 ml, sampai 1000 ml. Gelas ukur ini

biasanya jarang disterilkan karena penggunaannya hanya untuk pembuatan

medium saja.

8. Pengaduk

Pengaduk biasanya terbuat dari kaca atau pirex sehingga dapat dipanaskan

dengan autoklaf. Alat ini digunakan utnuk mengaduk bahan kimia atau adar-

agar sebagai pemadat medium, supaya mudah larut.

Page 12: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

12

9. Mikroskop

a) Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)

Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.

Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat

dengan mata telanjang. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan

membelakangi bagian belakang mikroskop.Satuan yang biasanya digunakan

pada objek yang dilihat melalui mikroskop adalah Mikron (1 milimeter =

1000mikron ) .

Perbesaran total didapat dari hasil perkalian perbesaran lensa objektif dengan

lensaOkuler.Misalnya pengamatan menggunakan lensa objektif dengan

pembesaran 45 kali dan lensa okuler perbesaran 10 kali maka perbesaran total

adalah = 10 x 45 = 450 kali ukuran semula.

Berikut merupakan bagian-bagian dari mikroskop cahaya:

Keterangan:

Page 13: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

13

1. Eyepiece / oculars (lensa okuler)

Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif

2. Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif)

Untuk memutar objektif sehingga mengubah perbesaran

3. Observation tube (tabung pengamatan / tabung okuler)

4. Stage (meja benda) untuk meletakkan spesimen

5. Condenser (condenser)

Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif

6. Objective lense (lensa objektif)

Untuk memperbesar specimen

7. Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)

Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu

8. Main switch (tombol on-off)

9. Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter)

Untuk menyamakan focus antara mata kanan dan kiri

10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)

11. Specimen holder (penjepit spesimen)

12. Illuminator (sumber cahaya)

13. Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal)

Untuk menaikkan atau menurunkan object glass

14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal)

Untuk menggeser ke kanan / kiri objek glas

15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)

Menaik turunkan meja benda (untuk mencari fokus) secara kasar dan cepat

16. Fine focus knob (sekrup fokus halus)

Menaik turunkan meja benda secara halus dan lambat

17. Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)

18. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser) untuk menaik-turunkan

kondenser

Page 14: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

14

b) Mikroskop Stereo (Zoom Stereo Microscope)

Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran

tidak terlalu besar. Mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati

secara detail bentuk koloni dan jamur.

Berikut bagian-bagian dari mikroskop stereo:

Keterangan:

1. Oculars eyepiece (lensa okuler)

2. Diopter adjustment ring (cincin pengatur diopter)

3. Zoom control knob (sekrup pengatur pembesaran)

4. Focusing knob (sekrup pengatur fokus)

5. Stage plate (pelat tempat specimen diletakkan)

6. Stage clip (penjepit spesimen / preparat)

10. Rak tabung

Berfungsi sebagai tempat dudukan tabung, prinsip kerjanya yaitu tabung

reaksi diletakkan sesuai tempat (lubang yang tersedia) dan disimpan ditempat

yang aman (Hala, 2009).

Page 15: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

15

11. Cawan petri

Alat ini sejenis dengan gelas kimia yang mutlak dibutuhkan dalam kultur

jaringan. Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di

dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan, setelah

kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi dengan oven.

Alat ini berfungsi untuk pembuatan kultur media (Hala, 2009).

12. Coloni counter

Alat ini berfungsi untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau jamur. Cara

menggunakannya yaitu setelah menekan tombol on, simpanlah cawan petri yang

berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, lalu aturlah alat penghitung pada

posisi yang benar dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk

sambil melihat jumlah pada layar hitung (Taiyeb, 2001).

Coloni counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah

mikroba pada cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat

dilakukan dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa

koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada

coloni counter dan juga menggunakan tombol check. Namun dalam pengenalan alat

di Laboratorium Gizi UI memiliki coloni counter yang sudah tidak dapat digunakan.

13. Autoklaf

Autoklaf adalah alat untuk mensterilisasikan berbagai macam alat dan

medium kultur jaringan. Alat-alat yang berupa glass ware maupun dissecting kit

sebelum digunakan harus diterilisasikan dahulu. Demikian juga medium yang sudah

dimasukkan ke dalam botol, medium harus disterilkan juga. Dengan pemanasan di

dalam autoklaf maka bakteri dan mikroba dapat mati akibat suhu yang tinggi (121oC)

dan tekanan uap air yang besar (1,5 kg/cm2) selama 15 menit. Suhu dan tekanan yang

tinggi ini bertujuan untuk dapat membunuh bakteri sampai ke endospora.

Page 16: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

16

Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak

pressure cooker, sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang dapat diidi air dan

ditutup rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus diletakkan di

atas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air tidak dapat keluar

karena bejana tertutp rapat, sehingga tekanan di dalam autoklaf naik sampai melebihi

tekanan normal. Kenaikan tekanan uap akan menyebabkan air mendidih di atas

100oC. Apabila tekanan uap tidak diatur, maka akan semakin bertambah tingi. Oleh

karena itu, tekanan perlu diatur sampai mencapai 1,5 kg/cm2. Pada tekanan ini

mikrobia akan mati.

Cara pengaturan tekanan uap dalam alat ini adalah dengan mengatur katup

yang terdapat pada tutup autoklaf. Karena suhu akan naik sesuai dengan tekanan uap

yang dikehendaki, maka jika tekanan uap melebihi batas yang dikehendaki katup

akan membuka karena desakan uap. Dengan demikian tekanan akan dapat

dipertahankan sebab sebagian uap keluar. Untuk memantau tekanan uap dan suhu,

autoklaf dilengkapi dengan manometer dan termometer.

Diagram autoklaf vertical

Page 17: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

17

1. Tombol pengatur waktu mundur

(timer)

2. Katup pengeluaran uap

3. pengukur tekanan

4. kelep pengaman

5. Tombol on-off

6. Termometer

7. Lempeng sumber panas

8. Aquades (dH2O)

9. Sekrup pengaman

10. Batas penambahan air

Cara Penggunaan :

1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air

kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.

Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.

2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup

harus dikendorkan.

3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap

yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih

dahulu.

4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu

121oC.

5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf

dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup

(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak

tekanan mencapai 2 atm. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan

dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan

Page 18: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

18

(jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep

pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

14. Oven

Alat ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi

misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini

umumnya dilengkapi termometer.Prinsip kerjanya yaitu alat-alat yang ingin

disterilkan dibungkus dalam kertas kemudian dimasukkan dalam oven lalu

ditutup.Setelah itu mengaktifkan tombol power dan mengatur suhu yang

diinginkan. Temperatur yang digunakan untuk alat ini umumnya 1800 C

selama 2 jam.(Ali dan Hala, 2008).

Hal ini dilakukan agar mikroba mati dengan semourna.

15. Inkubator

Inkubator adalah suatu unit/suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk

menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Di dalam laboratorium

mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu,

menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan murni mikroorganisme I

pada suhu rendah. Inkubator biasanya hanya dapat diatur di atas suhu kamar,

sedangkan cooled inkubator dapat diatur baik pada suhu di bawah maupun

diatas suhu kamar. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi

energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir

sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb, 2001).

Pada saat pengenalan alat, inkubataor pada laboratorium tidak dapat

digunakan. Namun hal ini tidak menjadi masalah, karena fungsinya dapat

digantikan oleh oven.

16. Neraca Analitik

Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan secara analitik.

Page 19: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

19

17. Jarum Tanam (Inoculating Needle)

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk

ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari

kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas.

Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau

inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebutinoculating

needle/ transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di

permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk

inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).

Jarum inokulum ini akan sangat bermanfaat saat membelah agar untuk

preprasi Heinrich’s Slide Culture.. Ada dua macam jarum tanam yaitu jarum

ose dan jarum tanam tajam.

Jarum ose digunakan untuk:

a. Menanam mikroorganisme dari medium cair

b. Menanam bakteri dan khamir dari medium agar

c. Mengambil aquades steril untuk pembuatan olesan bakteri

Sedangkan jarum tanam tajam digunakan khusus untuk menanam kapang dari

medium agar.

18. Laminar Air Flow

Alat ini digunakan untuk penanaman media yang menciptakan kondisi seril

pada penanaman mikroba karena bentuk dari tempat ini adalah tertutup rapat,

namun disertai dua lubang sebagai tempat masuknya tangan dan penanaman

dilakukan dalam tempat ini. Alat ini juga dapat digunakan untu inkubasi.

19. Hot Plate dan Stirer

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang

terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat

proses homogenisasi. Model stirer bermacam-macam dengan ukuran kecil

Page 20: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

20

atau besar. Alat ini berfungsi untuk menggojog dengan pemanas. Dengan

menggunakan listrik, alat ini berfungsi sebagai kompor di samping sebagai

penggojog. Labu erlenmeyer yang berisi larutan dan bahan kimia yang akan

dilarutkan diletakkan di atas stirrer ini. Batang pengaduk magnit (kira-kira

panjangnya 3 cm sebanyak 2 buah) dimasukkan ke dalamnya, sehingga pada

saat larutan sudah mendidih pengaduk akan bergerak memutar dan karena

mengandung magnit menyebabkan berputarnya hanya pada dasar erlenmeyer

saja. Dengan demikian bahan kimia di dalamnya dapat larut dengan baik.

20. Labu Erlenmeyer

Erlenmeyer pada kultur jaringan dipergunakan untuk tempat dan sarana

menuangkan air suling mapupun untuk tempat media dan penanaman eksplan.

Ukuran Erlenmeyer bermacam-macam dari volume 50 ml, 100 ml, 200 ml,

250 ml sampai 2 liter. Untuk keperluan tempat media tanam, biasanya

menggunakan ukuran maksimum volume 250 ml, tergantung dari macam

eksplan yang ditanam. Erlenmeyer umumnya terbuat dari pirex yang tahan

panas. Labu erlenmeyer atau botol media sebelum dipakai harus dicuci bersih

terlebih dahulu kemudian dikeringkan. Setelah kering baru disterilisasi dengan

autoklaf. Oleh karena itu, membutuhkan botol yang tebal supaya tahan panas.

2) Pembuatan Media

Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam

persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup pada

media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup

dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah

yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang

pertumbuhan mikroba.

Tidak semua media bisa digunakan untuk menumbuhkan semua

mikroba. Pada Nutrient Broth (NB), Nutrient Agar (NA), dan media

Page 21: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

21

ekstrak daging umumnya digunakan untuk menumbuhkan bakteri.

Sedangkan pada Potato Dextrose Agar (PDA) dan media kentang

dextrose agar (non sintetik) digunakan untuk menumbuhkan fungi.

Untuk membuat media sintetik lebih mudah daripada media non

sintetik. Cara membuat media NB, NA, dan PDA yaitu tinggal

melarutkan (sesuai dengan takaran masing-masing) pada aquades.

Untuk menimbang bahan (NA,NB, dan PDA) digunakan timbangan

analitik. Ketika memanaskan pada kompor listrik, sambil diaduk

perlahan sampai semua bahan terlarut sempurna. Jangan sampai

overheat, karena akan terbentuk busa dan memuai sehingga dapat

tumpah. Setelah homogen, larutan tersebut dimasukkan ke dalam

tabung reaksi dan ditutup rapat dengan kapas. Kemudian baru

disterilkan dengan atoklaf.

Pada praktikum ini, untuk membuat media pertumbuhan mikroba,

bahan-bahan yang sering digunakan di antaranya.

Air (H2O) yang bertindak sebagai pelarut.

Agar (biasanya berbentuk batangan, granula atau bubuk). Agar

merupakan ekstrak dari rumput laut yang berfungsi untuk pemadat

media (pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse). Agar

sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Jika dicampur dengan air

dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan

dipanasi. Pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang

terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang

asam.

Terdapat beberapa media yang dapat digunakan dalam percobaan

salah satunya adalah Nutrien Agar (NA). Nutrien agar ini berwarna

kuning, berfungsi sebagai media general dimana semua jenis bakteri

Page 22: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

22

dapat tumbuh. Komposisinya adalah ekstrak daging sapi 3 gram,

pepton 5 gram, lacto agar 15 gram, dan aquades 1000 ml.

Pada pembuatana media, NA ditambahkan aquades dan menghasilkan

larutan kuning muda. Lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer.

Selanjutnya dipanaskan sampai larutan agak mendidih. NA harus

dipanaskan sampai mendidih agar larutan menjadi homogen karena

apabila didiamkan pada suhu kamar terdapat komponen komposisi NA

agar yang bisa memadat. Jadi, jika media yang telah mendidih

dimasukkan kedalam tabung reaksi, dan dibuat posisi datar atau miring

maka akan memadat dengan sempurna. Kemudian botol media ditutup

dengan kapas agar mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam

media. Selanjutnya di masukkan kedalam autoklaf. Sterilisasi

dilakukan pada suhu 121°C selama 15 menit. Setelah disterilisasi

larutan tetap jernih dan terdapat uap air dalam erlenmeyer.

Setelah proses sterilisasi, media didiamkan selama 24 jam. Hal ini

dilakukan untuk melihat apakah NA steril atau terkontaminasi bakteri

karena bakteri dapat membentuk koloni dalam waktu kurang lebih 24

jam.Pada media NA yang dipanaskan, larutan memadat menjadi agar

berwarna kuning muda. NA ini sudah steril karena pada permukaan

agar tidak terdapat lendir atau gumpalan-gumpalan yang menunjukan

terjadinya kontaminasi.

Page 23: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

23

H. KESIMPULAN

1. Pengenalan Alat

Dalam praktikum mikrobiologi pangan digunakan berbagai macam

alat yang diantaranya berupa tabung reaksi, pipet ukur, labu

Erlenmeyer, gelas piala, botol tetes, pembakar spirtus, rak tabung

reaksi, dan sebagainya. Meskipun inkubator tidak dapat digunakan,

namun fungsinya dapat digantikan oleh oven.

Dalam melakukan praktikum, mahasiswa perlu mengenal peralatan

laboratorium terlebih dahulu agar praktikum dapat berjalan lancar dan

kesalahan akibat ketidaktahuan terhadap peralatan laboratorium dapat

dihindari.

2. Pembuatan Media

Media pertumbuhan mikroba memiliki berbagai macam jenis yang

berbeda dan penggunaannya disesuaikan dengan fungsinya masing-

masing.

Page 24: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

24

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A. et al. Hari Purnomo dan Adiono (penerjemah). 2009. ILMU

PANGAN. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS).

Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta.

American Public Health Association. 1917. Standard methods of water

analysis, 3rd ed. American Public Health Association, New York, N.Y.

U.S. Food and Drug Administration. 1995. Bacteriological analytical manual,

8th ed. AOACInternational, Gaithersburg, Md.

Clesceri, Greenberg and Eaton (ed.). 1998. Standard methods for the

examination of water and wastewater, 20th ed. American Public Health Association,

Washington, D.C.

Horwitz (ed.). 2000. Official methods of analysis of AOAC International,

17th ed., vol. 1. AOAC International, Gaithersburg, Md.

Downes and Ito (ed.). 2001. Compendium of methods for the microbiological

examination of foods, 4th ed. American Public Health Association, Washington, D.C.

www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi ( Diunduh pada 21 februari 2011; pukul

19.46 WIB)

Page 25: ISI LAPRAK ALAT+MEDIA

25

www.adecandra-bagoes.blogspot.com (Diunduh pada 23 Februaru 2011, pukul 11.59

WIB)