interpretive sociology

23
1 PHILOSOPHY OF SOCIAL SCIENCE: SOCIAL SCIENCE: INTERPRETIVE SOCIOLOGY Anis CHARIRI Anis CHARIRI Interpretive Sociology 1 Anis CHARIRI Mengapa ada penelitian yang menggunakan menggunakan hipotesis dan alat analisis statistik? Mengapa ada penelitian alternatif, t hi t i d Anis CHARIRI Interpretive Sociology 2 tanpa hipotesis dan analisis statistik?

Upload: mohd-harief

Post on 11-Aug-2015

76 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Interpretive Sociology

1

PHILOSOPHY OF

SOCIAL SCIENCE:SOCIAL SCIENCE:INTERPRETIVE

SOCIOLOGY

Anis CHARIRI

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 1

Anis CHARIRI

Mengapa ada penelitian yang menggunakanmenggunakan hipotesis dan alat analisis statistik?Mengapa ada penelitian alternatif, t hi t i d

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 2

tanpa hipotesis dan analisis statistik?

Page 2: Interpretive Sociology

2

DIMENSI SUBJECTIVE-OBJECTIVE DALAM RISET SOSIAL

OntologyOntologyNominalismNominalism RealismRealismOntologyOntology

EpistemologyEpistemology

Human NatureHuman Nature

MethodologyMethodology

AntiAnti--PositivismPositivism PositivismPositivism

VoluntarismVoluntarism DeterminismDeterminism

IdeographicIdeographic NomotheticNomothetic

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 3

MethodologyMethodologyIdeographicIdeographic NomotheticNomothetic

SubjectivismSubjectivism ObjectivismObjectivism

4 PARADIGMA SOSIOLOGI (Burrell dan Morgan 1979)

Sociology of Radical ChangeSociology of Radical Change

SubjectiveSubjective ObjectiveObjective

Radical Structuralist

Radical Humanist

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 4Anis CHARIRI Interpretive Sociology 4

Sociology of RegulationSociology of Regulation

FunctionalistInterpretive

Page 3: Interpretive Sociology

3

4 PARADIGMA SOSIOLOGI (Burrell dan Morgan 1979)

Sociology of Radical ChangeSociology of Radical Change

SubjectiveSubjective ObjectiveObjective

Radical Structuralist

Radical Humanist

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 5

Sociology of RegulationSociology of Regulation

FunctionalistInterpretive

KONSEP DASAR INTERPRETIVE

Tujuan: memahami dan menjelaskan “the social world” dari sudut pandang actor yang terlibat dalam proses sosialproses sosial.Hughes (1958) mengatakan bhw pengetahuan pada periode 1890-1930 didasarkan pada “subjective aspects of scientific enquiry”Akar Filsafat = German Idealist Tradition terutama karya Immanuel Kant (1724-1803), Wilhelm Dilthey

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 6

karya Immanuel Kant (1724 1803), Wilhelm Dilthey (1833-1911), Max Weber (1894-1920), Edmund Husserl (1859-1938)

Page 4: Interpretive Sociology

4

IMMANUEL KANT (1724-1803)

A priori Knowledge ada dalam pemahaman (understanding)Prinsip-prinsip yg ada dalam kesadaran manusia mrp dorongan utk menyusun, merancang dan memahami dataA priori knowledge bersifat independent dari

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 7

realita ekternal dan merupakan produk dari pikiran (mind) dan proses interpretiveTitik awal dari understanding ada pada “realm of mind” dan “intuition”

FOKUS FILSAFAT

Perilaku dan pengalaman manusia sangatlahkompleks dan problematikIntepretive menyerang positivisme dgn argumen:Intepretive menyerang positivisme dgn argumen:

Natural science mengabaikan human values dalamproses scientific enquiry (kenyataan menunjukkanbahwa scientific method tidak lagi “value free”)Menurut Cultural Science (Geisterwissenschaften), manusia memiliki “spiritual character” sehinggamanusia bukan subyek “physical law” tetapi subyekyang bebas

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 8

yang bebasDilthey dan Weber menjembatani “idealisme & positivisme” dgn menempatkan “cultural science” sebagai “validity objective” dan memandang bhwscience tidak dapat dipisahkan dari “institutions”

Page 5: Interpretive Sociology

5

WILHELM DILTHEY (1833-1911)Mengajukan konsep VerstehenMengajukan konsep Verstehen(understanding)Perbedaan natural science (NS) dgn cultural science (CS) terletak pada substansinya:

NS menginvestigasi “external process” di duniariil/fisik (material world)

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 9

riil/fisik (material world)CS menjelaskan “internal process of human minds”, meskipun proses tersebut diterjemahkandalam bentuk tangible (berwujud).

WILHELM DILTHEY (1833-1911)

Dalam CS, pengetahuan hanya dapat dipahamidari pikiran-pikiran yang menciptakannya danpengalaman individu penciptanyaSo, “method of natural science” yang berusahamenghasilkan “general law dan causal explanation” mrp metode yang tidak tepatCS memerlukan “analytical method” berbasispada erstehen g na memahami man sia

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 10

pada verstehen guna memahami manusia, pikiran & perasaannya dan bagaimana merekamengekspresikannya dalam tindakan.

Page 6: Interpretive Sociology

6

WILHELM DILTHEY (1833-1911)

Dilthey (dan juga Weber) mengatakan: Verstehen merupakan metode dlm culturalVerstehen merupakan metode dlm cultural science untuk menghasilkan “scientific knowledge of an objectivity”Verstehen mrp media dlm mempelajari “the world of human affairs” dgn cara menggalipengalaman mereka

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 11

Konsep Dilthey ttg verstehen pada akhirnyamempengaruhi aliran permikiran “hermeneutic”

MAX WEBER (1894-1920)

Verstehen menjembatani: idealisme & positivismeTidak puas dgn konsep positivisme ttg manusia danmen arankan bh penjelasan ttg “social affair” har smenyarankan bhw penjelasan ttg “social affair” harusdidasarkan pada “level of meaning” dgn fokus padaindividuWeber melihat sosiologi sebagai”A science which attempts the interpretive understanding of

social action in order thereby to arrive at a causal explanation

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 12

y pof its courses and effect…Action is social insofar as, by virtue of the subjective meaning attached to it by the acting individual(s), it takes account of the behavior of others, and is thereby oriented in its course.

Page 7: Interpretive Sociology

7

MAX WEBER

Weber berusaha membangun “objective science of sociology” berdasarkan “subjective meaning & individual action”Weber fokus pada “ideal type” (objectivity tercapaikrn pemakaian “ideal type” melalui method of verstehen)Ideal type: pemahaman yang didasarkan pada satusudut pandang, yang dihasilkan melalui sintesisberbagai pandangan yang berbeda ttg fenomenayang dialami individu

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 13

yang dialami individuWeber mengenalkan “causal theory of social explanation” berdasarkan pada “thorough-going analysis of social order” dan “rationality” sbg intidalam mengembangkan pengetahuan

MAX WEBER“Objective Reality of social world” bukanlah isuutamaYang tama adalah cara cara g dig nakanYang utama adalah cara-cara yg digunakanoleh manusia (social actors) dalam melakukaninterpretasi thd social affairs (identik dgnbehavioral symbolic interaction)Weber fokus pada perlunya perbaikanmethodology dalam pengembangan

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 14

methodology dalam pengembanganpengetahuanPandangan ontology verstehen versi Weber dilanjutkan oleh Edmund Husserl (1859-1939)

Page 8: Interpretive Sociology

8

EDMUND HUSSERL (1859-1930)

Latar belakang: Matematika & Fisikagyg tidak puas dgn model “conventional science”Dikenal sbg tokoh gerakan “Phenomenology”Phenomenology is a presuppositionlessphilosophy which holds consciousness to be the matrix of all phenomena, considers phenomena to be objects of intentional acts and treats them

d d it th d

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 15

as essence, demand its own method, concerns itself with prepredictive experience, offers itself as the foundation of science, and comprises a philosophy of the life world, a defence of reasons, and ultimately a critique of philosophy

EDMUND HUSSERL (1859-1930)

Husserlian Phenomenology didasarkan pada isu yang berkaitan dgn “taken for granted attitudes” ygmewarnai kehidupan sehari-hariPhenomenology menjelaskan sikap natural dlmkehidupan & menjadikannya obyek filsafat danmenggambarkan struktur sikap tersebutObjective external world merupakan arena untukmelakukan penyelidikan menyeluruh (thorough scrutiny)Fenomena muncul karena adanya “intentional acts”

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 16

Fenomena muncul karena adanya intentional actsManusia hidup di dunia yg diciptakan berdasarkankesadaran (consciousness)

Page 9: Interpretive Sociology

9

EDMUND HUSSERL (1859-1930)

Ontology:Dunia berisi berbagai aliran kesadaran/pemikiran (streams of consciousness & experimental)p )Subjective adalah sumber dari objectivitas

Peran Epistemology: “to explore and reveal the essential types and structure of experience”Phenomenology:

Mempelajari essensi pengetahuan dan mengklarifikasihubungan diantara essensi tsb

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 17

gMencari pengetahuan melalui pengalamanMetode yang digunakan “direct intuition” “Insight into essential structure” merupakan alat utamautk memahami pengalaman & kehidupan

EDMUND HUSSERL (1859-1930)

Tugas Filsafat: memahami kehidupan sehari-hari dan menjelaskan i lik i (b k t k ji )implikasinya (bukan untuk mengujinya)Prosedur yg digunakan: époche (suspended complexity) dari sikap atau perilaku natural

Filsafat memerlukan phenomenological reorganisation yang membentuk objective scientistdalam mengklarifikasi dan mengkritisi “unclarified fundamental concepts & assumption”

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 18

fundamental concepts & assumptionHusserl yakin bahwa problem mendasar dalam pencarian pengetahun terletak pada masalah ontology, epistemology dan methodology

Page 10: Interpretive Sociology

10

STRUKTUR PARADIGMA INTERPRETIVE

Pemikiran Dilthey, Husserl & Weber sering dinamakan “twentieth-century phenomenon”y pDari level subyektifitas, paradigma interpretive memiliki 4 kelompok teori (aliran pemikiran):

HermeneuticsSolipsism

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 19

SolipsismPhenomenologyPhenomenological Sociology

HERMENEUTICS

Hermeneutics berkaitan interpretasi (interpretaion) dan pemahaman (understanding) thd produkpemikiran manusia (makna) yang mewarnai “socialpemikiran manusia (makna) yang mewarnai social cultural world”Ontology: menggunakan pandangan “objective idealist” yg melihat lingkungan sosio-kulturalsebagai fenomena yang dibentuk oleh manusiaManusia mewujudkan “internal process of minds” dalam bentuk artifak budaya (seni sastra bahasa

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 20

dalam bentuk artifak budaya (seni, sastra, bahasa, agama dll) melalui proses objectificationObjectification of human minds merupakan subyekstudi dalam hermeneutics.

Page 11: Interpretive Sociology

11

HERMENEUTICS: DILTHEYMenurut Dilthey:

hermenetik merupakan methodology dalam mempelajariobjectification of mindobjectification of mind.Untuk menghasilkan objectively valid knowledgediperlukan metode Verstehen dengan memahami maknasesuai situasi historis atau sosial atau artifak budaya.Untuk memahaminya, subyek yang diteliti perludihidupkan kembali dalam kehidupan subyektif siobserver

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 21

observerJadi, hermenetik dapat dikatakan sbg metode utkmemahami “the world of objective mind” melalui institusi, situasi historis, bahasa dll.

HERMENEUTICS: DILTHEY

Dalam Hermenetik, fenomena sosial dapat dianalisis secara detail, dan dinterpretasikan sbg texts, untuk menghasilkan makna penting yang sebenarnya dari fenomena tsbPemahaman didasarkan pada literary analysisbukannya natural science So, dalam menghasilkan “kowledge of general laws” textual analysis atas makna dipandang lebih

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 22

laws , textual analysis atas makna dipandang lebih tepat dibandingkan scientific methodPendekatan Dilthey dalam hermenetik dinamakan “Hermeneutic Circle”

Page 12: Interpretive Sociology

12

“Hermeneutic Circle”Dunia sosial tdk dapat dipahami secara independen, terpisah dari bagian-bagiannyaKata kata dalam kalimat harus dipahamiKata-kata dalam kalimat harus dipahami dalam konteknya krn kata-kata dapat diartikan berbeda oleh orang yg berbeda.Jadi, sosial fenomena harus dipahami dalam konteksnya, sehingga makna dari fenomena sosial harus dicari secara berputar agar

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 23

sosial harus dicari secara berputar agar dapat diperoleh makna yang sebenarnya Dalam konteks modern, hermenetik dapat dilihat dari karya Hans Gadamer

HANS-GEORG GADAMER (1900-2002)

MENURUT GADAMER:Circle of understanding versi Dilthey bukanlahmethodological circle, tetapi menggambarkanelemen struktural ontologi dalam pemahamanManusia tidak dapat berhubungan dengan tradisihistoris, karena tradisi tsb ada sebagai obyek ygterpisah dari manusia

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 24

terpisah dari manusiaSo, utk memahami social/cultural phenomena, observer harus berdialog dengan subyek yang dipelajari.

Page 13: Interpretive Sociology

13

HANS-GEORG GADAMER

Berbeda dgn Dilthey, Verstehen tidak berkaitan dgn“reliving” atau merasakan pengalaman subyektifpihak lainVerstehen berkaitan dgn apresiasi thd “interchange of the frames of reference on the observer and the observed”Jadi, bahasa berperan sbg “medium of intersubjectivity dan sebagai the concrete

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 25

intersubjectivity dan sebagai the concrete expression of ‘forms of life’ or tradition”, atauBahasa merupakan titik sentral dalam prosespemahaman (understanding)

SUMBANGAN GADAMER

Hermenetik menjadi releven utk semuapengetahuan (universal mode of philosophy,tdk sekedar landasan metodologis bagitdk sekedar landasan metodologis bagicultural science)Bahasa bagi Gadamer tidak sekedar “system of symbols” untuk memberi nama “external world”, tetapi bahasa menjadi “an expression

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 26

of the human mode of being in the world” Menurut Gadamer: “Being is manifest in language”

Page 14: Interpretive Sociology

14

SOLIPSISM

Merupakan bentuk paling ekstrim darisubjective idealism yang menolak pendapatbahwa dunia memiliki reality yg terpisah.Bagi solipsist, dunia merupakan “creation of his mind”Secara ontology, dunia tidak memilikieksistensi selain sensasi yang ada dalamiki (id l ti )

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 27

pikiran (ideal perception)Solipsist berkembang berdasarkan ideBishop Berkeley (1685-1753)

BISHOP BERKELEY(1685-1753)

P t h tt d i i i h d tPengetahuan ttg dunia empiris hanya dapat diperoleh melalui direct perception. Kesalahan muncul melalui pemikiran ttg apa yang diyakini oleh individu. Pengetahuan ttg dunia empiris manusia dan tindakannya dapat disucikan (purified)

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 28

tindakannya dapat disucikan (purified) disempurnakan (perfected) dengan mengkosongkan semua pemikiran mereka dari apa yang selama ini mereka persepsikan.

Page 15: Interpretive Sociology

15

BISHOP BERKELEY

Bentuk ideal scientific knowledge diperoleh melalui “pure de-intellectualized perceptions”perceptions . Dengan cara itu kita dapat memperoleh makna sebenarnya (the deepest insights) tentang dunia, pemikiran manusia dan tindakannya yang tersedia bagi manusia. Tujuan semua science adalah untuk

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 29

Tujuan semua science adalah untuk mencuci otak manusia (de-intellectualize or de-conceptualize, and thereby purify human perceptions)

Solipsism merupakan aliran subyektif yang paling subyektifp g ySolipsism tidak murni aliran interpretive tetapi berada di antara paradigma interpretive dan radical humanist

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 30

Page 16: Interpretive Sociology

16

PHENOMENOLOGY

Atas dasar ide Husserl, phenomenology berkembang menjadi dua aliran:g j

Transcendental (Pure) Phenomenology – versi HusserlExistential Phenomenology – versi Schutz

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 31

Transcendental Phenomenology

Science ditandai oleh “intentionality”: manusiasecara sadar mencari dasar-dasar logika danscienceHasil dari science selalu berupa “approximate” dan“imperfect”, meskipun manusia selalu berniatmencari obyektivitas.Jadi yang penting adalah “the ideas of science” bukan “the result” (hasilnya)

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 32

bukan the result (hasilnya)So, dalam science; yang penting adalah “the central questions of meaning” bukan “factual realities” , bukan pula “the formulation of hypothesis”

Page 17: Interpretive Sociology

17

Transcendental Phenomenology

Analisis penomenologi digunakan untuk menangkapmakna sebenarnya dari apa yang nampakMetode époche (suspended complexity) dariMetode époche (suspended complexity) darisikap atau perilaku natural, memainkan perananpenting dalam “phenomenology reduction” terhadap “consciousness” dan “the world”, dandalam mengungkap “new and fundamental level of meaning” Dalam transcendental philosophy, Husserl

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 33

p p y,berusaha menangkap dunia sebagi fenomenaberdasarkan maknanya, bukan sebagai obyek

Transcendental Phenomenology

Intentionality merupakan sumber dari segala arti (meaning):

Realita tidak dibentuk dari kesadaran tetapi muncul melalui tindakan yang disengaja (the act of intentionality)

Dalam perkembangannya, transcendental phenomenology tidak begitu diperhatikan dalam interpretive paradigm

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 34

dalam interpretive paradigmTranscendental Phenomenology ini melatar belakangi munculnya teori berbasis “radical humanist paradigm”.

Page 18: Interpretive Sociology

18

EXISTENTIAL PHENOMENOLOGY-Alfred Schutz (1899 1959)(1899-1959)

Konsep existential phenomenology versi Schutzdikelompokkan sebagai fenomenologi dalamkonteks sosiologi, yang dikembangkan dari konsepWeber

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 35

Analisis fenomenology thd arti/makna didasarkanpada aliran kesadaran (stream of consciousness) yang mendasari konsep “Reflexity”

Menurut Schutz:

Consciousness tidak memiliki makna (meaning) sendiri, tetapi sangat tergantung pada reflexity, yaituproses memutar kembali apa yang sedang terjadip p y g g jdalam kehidupanMeaning melekat pada tindakan dan hanyapengalaman yang telah terjadi yang memiliki maknaAttribute atas makna terletak pada tujuan yang dikehendaki oleh individu tersebut

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 36

Kehidupan sosial hanya dapat dipahami denganmelihat apa yang ada (natural attitude) berdasarkan pada “intersubjectiveunderstanding”

Page 19: Interpretive Sociology

19

Menurut Schutz:

Schutz memisahkan “genuine undertstanding of the other person” dengan “the abstract conceptualisation of his action”conceptualisation of his actionProses understanding dinamakan dengan istilah“typification” yaitu proses yang digunakanseseorang untuk memahami makna berdasarkanapa yang dipikirkan/dikerjakan orang lain (biographical situation)Jadi, pengetahuan telah tertata secara sosialT j i l i dlh t k h i

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 37

Tujuan social science adlh untuk memahamisocial world dari sudut pandang mereka ygmengalaminya berdasarkan interpretasi atas“construct” dan “explanation”.

PHENOMENOLOGICAL SOCIOLOGY

Dua aliran:Ethnomethodology – versi H. GarfinkelPhenomenological Symbolic Interaction –versi G. H. Mead

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 38

Page 20: Interpretive Sociology

20

Ethnomethodology

Tokoh: Harold Garfinkel(lahir 1917) merupakan ( ) pProfessor Emeritus in sociology pada University of California, Los Angeles. Garfinkel dikenal sebagai tokoh utama tradisi

h l d l

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 39

phenomenology dalam Sosiologi American.

Ethnomethodology:

Melihat aktivitas manusia dan lingkungannya sertapenalaran sosiologi sebagai obyek ”empirical study” dan sebagai fenomenaEthnomethodology mempelajari cara-cara yang digunakan orang untuk menata dan membuataktivitas kehidupan menjadi bermakna sehingga“observable” dan “reportable”Melihat interaksi individu dalam kehidupan sosial

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 40

Melihat interaksi individu dalam kehidupan sosialsebagai “ongoing accomplishment” yang dilandasiberbagai asumsi, kebiasaan, praktik dll yang mempengaruhi perilaku mereka

Page 21: Interpretive Sociology

21

Ethnomethodology:

Fokus study: Identifikasi “taken for granted assumption” yang mewarnaikehidupan sosialIdentifiksi cara-cara yang digunakan orang dalamlingkungan sosial sehingga membuat aktivitas individumenjadi “rationally accountable”

Fokus Analisis:Indexicality (cara-cara yang digunakan individu dalam

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 41

mengorganisir dan mengekpresikan kegiatan yang tidakdinyatakan secara eksplisit)Reflexity (kemampuan utk melihat apa yang ada dibalikkejadian yang terjadi sebelumnya)

Ethnomethodology: JENIS

LINGUISTIC ETHNOMETHODOLOGYPemakaian bahasa dan cara-cara membentuk percakapanpercakapanOrientasi: “taken for granted Meanings”

SITUATIONAL ETHNOMETHODOLOGYMelihat berbagai aktivitas sosial dan memahami cara-cara yg digunakan orang dalam bernegosiasi dengan lingkungan sosial

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 42

dengan lingkungan sosialOrientasi: “taken for granted elements of social life”

Ethnomethodology = understanding of life-world

Page 22: Interpretive Sociology

22

Phenomenological Symbolic Interaction

Tokohnya: George H b M d (1863Herbert Mead (1863 –1931)American Philosopher, Sociologist dan Psychologist dari

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 43

y gUniversity of Chicago

KONSEPNYA:

Fokus pada interaksi yang membuat individumenciptakan dunia sosial (jadi, individu bukanbereaksi terhadap dunia sosial)Makna/arti sudah ada di lingkungan, tidak diambildari aktor individualTindakan yg dilakukan individu merupakan sesuatuyang dibangun/dibentuknya; bukan sebagaimekanisme respon thd kondisi sosial

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 44

mekanisme respon thd kondisi sosialTujuan science adalah mempelajari interaksisimbolis antar individu dengan memahamibagaimana individu menciptakan dunianya

Page 23: Interpretive Sociology

23

SO WHAT

Interpretive paradigm melihat:Manusia sebagai aktor tidak dapat dipelajari melalui metode natural scienceNilai-nilai yang dibawa manusia berpengaruh thd “process of scientific enquiry”

Pencarian pengetahuan (Inquiry) merupakan proses pencarian yang didasarkan pada makna yang dialami individu (verstehen) sesuai dengan

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 45

pengalaman pribadinya.Understanding (Verstehen) is a mental process(Dilthey 1976)

1. Skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah lainnya tidak lebih dari RETORIKA

2 Penelitian adalah proses yang2. Penelitian adalah proses yang bersifat SUBYEKTIF

3. Tidak ada pendekatan penelitian yang PALING BENAR (yg ada hanya kebetulan benar)

4. Dari sisi filsafat, validitas

Anis CHARIRI Interpretive Sociology 46

pengetahuan hanya tercapai jika ada koherensi antara ONTOLOGI, EPISTEMOLOGY dan METHODOLOGY)