interpretasi ayat-ayat hijab di pondok pesantren …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/ut.150189_angga...

75
INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN UBAY BIN KA’AB (STUDI KASUS LIVING QUR’AN) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. ) dalam Ilmu (Ilmu Al-Qur’an Tafsir) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh ANGGA PANCA SERA UT. PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN UBAY

BIN KA’AB (STUDI KASUS LIVING QUR’AN)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. )

dalam Ilmu (Ilmu Al-Qur’an Tafsir) Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh

ANGGA PANCA SERA

UT.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Page 2: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

i

Page 3: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

ii

Page 4: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

iii

Page 5: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

iv

Motto

. demi masa.

. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kesabaran.1

1Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal. .

Page 6: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

v

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena hijab di Indonesia, yang

memprihatinkan dan memerlukan perhatian, dimana munculnya hijab style dizaman

sekarang ini mengakibatkan adanya ukuran jilbab atau hijab. Ada jilbab besar, kecil,

dll. Yang mirisnya lagi kaum muslimah atau mahasiswi yang sedang duduk di

bangku kuliah di salah satu Universitas Islam di Jogja. Itu mendapat diskriminasi,

karena mereka memakai niqab atau cadar di aktivitas kampusnya. Mereka di anggap

identik dengan paham atau ideologi radikalisme yang berkembang pada saat ini.

Fenomena inilah peneliti tertarik untuk menemukan atau meneliti batasan-batasan

atau ukuran hijab ini seperti apa sebenarnya, dan cadar ini apa sebenarnya.

Pendekatan penelitian yang penulis pakai adalah penelitian kualitatif dengan

metode fenomologi. Penelitian ini secara umum di usahakan untuk mencapai

mengetahui apa-apa saja dalil niqab atau cadar, kitab-kitab tafsir apa yang di pakai,

dan pemahaman guru dan santriwati di Ponpes Ubay bin Ka’ab.

Hasilnya penulis menemukan bahwa metode interpretasi guru dan santri

pondok pesantren Ubay bin Ka’ab terhadap ayat-ayat hijab adalah, mereka memakai

metode bilma’tsur, dimana ketika mereka mau memahami suatu ayat al-Qur’an

mereka hanya mempelajari kitab-kitab tafsir terdahulu dan tanpa mengkaji teks dan

konteks zaman sekarang mereka cenderung mengikuti ulama-ulama salaf yang mana

didalam visi misi pesantren tersebut ialah mereka berharap nantinya para santri

memiliki wawasan Ilmu Syar’i berdasarkan al-Qur’an dan As-Sunnah menurut

pemahaman Salaful Ummah.

Akhirnya penulis merekomendasikan kepada umat Islam untuk dapat

memahami ayat al-Qur’an dengan sebenar-benarnya dengan cara tidak hanya

membaca kitab tafsir tapi mempelajarinya secara mendalam, agar makna al-Qur’an

tidak sesempit yang ditemukan, sehingga al-Qur’an dapat menjadi petunjuk bagi kita

semua.

Page 7: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

vi

PERSEMBAHAN

Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan

Maha Tinggi. Atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu,

beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk

masa depanku, dalam meraih cita-cita saya.

Ayahanda dan Ibunda tercinta dan tersayang

Apa yang saya dapatkan hari ini, belum mampu membayar semua kebaikan, keringat,

dan juga air mata bagi saya. Terima kasih atas segala dukungan kalian, baik dalam

bentuk materi maupun moril. Karya ini saya persembahkan untuk kalian, sebagai

wujud rasa terima kasih atas pengorbanan dan jerih payah kalian sehingga saya dapat

menggapai cita-cita. Kelak cita-cita saya ini akan menjadi persembahan yang paling

mulia untuk Ayah dan Ibu, dan semoga dapat membahagiakan kalian.

Terima kasih selanjutnya untuk adik saya yang luar biasa, dalam memberi dukungan

dan doa yang tanpa henti. tiada waktu yang paling berharga dalam hidup selain

menghabiskan waktu dengan dirimu. Walaupun saat dekat kita sering bertengkar, tapi

saat jauh kita saling merindukan. Terima kasih untuk bantuan dan semangat dari

dirimu, semoga awal dari kesuksesan saya ini dapat membanggakan kalian.

Terima kasih juga yang tak terhingga untuk para dosen pembimbing, Bapak/Ibu yang

dengan sabar melayani saya selama bimbingan skripsi ini. Terima kasih juga untuk

semua pihak yang mendukung keberhasilan skripsi saya yang tidak bisa saya

sebutkan satu per satu.

Ucapan terima kasih ini saya persembahkan juga untuk seluruh teman-teman saya di

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama angkatan . Terima kasih untuk memori

yang kita rajut setiap harinya, atas tawa yang setiap hari kita miliki, dan atas

solidaritas yang luar biasa. Sehingga masa kuliah selama tahun ini menjadi lebih

berarti. Semoga saat-saat indah itu akan selalu menjadi kenangan yang paling indah.

Untuk semua pihak yang saya sebutkan, terima kasih atas semuanya. Semoga Tuhan

senantiasa membalas setiap kebaikan kalian. Serta kehidupan kalian semua juga

dimudahkan dan diberkahi selalu oleh Allah SWT.

Saya menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi

saya harap isinya tetap memberi manfaat sebagai ilmu dan pengetahuan bagi para

pembacanya.

Page 8: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

vii

Kata pengantar

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan, kesempatan, dan

kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul,

“Interpretasi Ayat-Ayat Hijab Di Pondok Pesantren Ubay Bin Ka’ab (Studi Kasus

Living Qur’an).”

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, untuk seluruh keluarga, serta para sahabat beliau, yang senantiasa

istiqamah dalam perjuangan agama Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba

pilihan seperti mereka Amin ya Rabbal ‘āālamin.

Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis

telah di bantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu penulisan

skripsi ini hingga selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga, mendidik, menyayangi,

dan senantiasa mengsupport serta mendoakan penulis sehingga karya ini dapat

diselesaikan.

Dan pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

. Bapak Dr. Masiyan, M.Ag selaku pembimbing I, dan Ibu Ermawati, M.A selaku

pembimbing II.

. Ibu Ermawati, MA selaku kepala Prodi Ilmu Al-Qur’ān dan Tafsir UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

. Bapak Dr. H. Abd Ghaffar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

. Bapak Dr. Masyan M Syam, M.Ag, bapak H. Abdullah Firdaus, Lc, MA, Ph.D,

dan bapak Dr. Pirhat Abbas, M.Ag selaku wakil Dekan I, II, III Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi.

. Bapak Dr. Hadri Hasan M.Ag selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

. Bapak Prof. Dr. H. Sua’idi Asy’ari, MA Ph.D, bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd, dan

Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd selaku wakil Rektor I, II, III, UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jamb, semoga ilmu yang diajarkan kepada penulis selama ini dapat

diamalkan sebagaimana mestisnya.

. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 9: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

viii

. Bapak Kepala pusat perpustakan UIN Sulthan Thaha saifuddin Jambi berserta Staf-

staf nya, terima kasih yang telah memberikan pinjaman buku-buku kepada penulis

selama ini.Jambi April

. Ibu ketua perpustakaan Ushuluddin dan Studi Agama beserta Staf-stafnya,

terimakasi yang telah memberikan pinjaman buku-buku kepada penulis selama ini.

. Seluruh teman-teman seangkatan jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir dan seluruh

kanda yunda adinda organisasi HMI secabang Jambi yang slama ini slalu mensuport

dan menemani.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga kebaikan dari semua pihak di catat

oleh Allah SWT, sebagai amal shaleh dan mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya,

Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Tidak ada satupun sempurna di dunia ini melainkan Allah yang maha

sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kepada seluruh pihak untuk

memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Dan penulis berharap

semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat, bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca umumnya.

Jambi September

Penulis

Angga Panca Sera

UT.

Page 10: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

NOTA DINAS ....................................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ....................................iii

PENGESAHAN .................................................................................................iv

MOTTO .............................................................................................................v

ABSTRAK .........................................................................................................vi

PERSEMBAHAN ..............................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

BAB PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................

C. Batasan Masalah ...................................................................................

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .........................................................

E. Metodologi Penelitian...........................................................................

F. Studi Relevan ........................................................................................

G. Kerangka Teori .....................................................................................

H. Sistematika Penulisan ...........................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM YAYASAN UBAY BIN KA’AB

A. Profil Yayasan Ubay Bin Ka’ab. ..........................................................

. Profil Pondok pesantren Ubay bin Ka’a ..........................................

. Latar Belakang Berdirinya Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab ......

. Sumber Dana dan Fasilitas Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab ......

. Visi Dan Misi Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab ..........................

B. Staf Pengurus Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab ...............................

C. Jumlah dan Kegiatan Santri Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab .........

D. Peraturan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab ...................................

E. Kiprah Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab dalam Kegiatan

Kemasyarakatan....................................................................................

BAB III DALIL-DALIL DAN TAFSIRAN TENTANG NIQAB

A. Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis-Hadis Yang Dipakai Tentang Pemakaian

Niqab ....................................................................................................

. Ayat-ayat al-Qur’an yang ditafsirkan untuk Berniqab ....................

. Hadits-hadits ....................................................................................

B. Gambaran Umum Terhadap Penafsiran-penafsiran Ulama Tentang Surah

an-Nur Ayat dan Surah al-Ahzab Ayat .......................................

. Makna Mufradat .............................................................................

. Asbabun Nuzul ...............................................................................

. Tafsir Ayat ......................................................................................

Page 11: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

x

BAB IV ANALISA TERHADAP KEWAJIBAN MEMAKAI NIQAB DI

YAYASAN UBAY BIN KA’AB DAN A. Fenomena Pemakaian Niqab di Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab ....

B. Potret Berpakaian Santri-Santriwati Di Yayasan Ubay Bin Ka’ab ......

C. Pemahaman Santriwati terhadap ayat-ayat yang dijadikan dalil untuk

Berniqab................................................................................................

D. Kecendrungan Penafsiran Al-Qur’an Dan Hadis Yang Berkembang Di

Pesantren Ubay Bin Ka’ab ...................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................

B. Saran .....................................................................................................

IMPLIKASI PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 12: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep yang ditawarkan Islam terhadap perempuan dalam menjalankan fungsi

sosialnya sejalan dengan beberapa aturan perilaku sosial lainnya yang harus di taati

perempuan, ada kewajiban menutup aurat, tata pergaulan dengan non muhrim, ajaran

untuk menjaga pandangan, larangan mendekati zina, larangan untuk tabarruj

(berhias) dan aturan-aturan lain yang menyertainya. Hal ini mengandung arti bahwa

betapa nuansa kehidupan yang diharapkan terwujud dalam masyarakat Islam adalah

nuansa kehidupan yang harmonis, beretika, dan saling menghargai antara individu

muslim baik laki-laki maupun perempuan.

Sepanjang perjalanan perkembangan Islam hingga masa modern ini kewajiban

menutup aurat juga sudah mengalami banyak perkembangan. Menutup aurat tetap di

yakini sebagai perintah dari Allah SWT dan merupakan bentuk ketaatan terhadap

perintah agama, tetapi dalam aplikasinya mengalami berbagai bentuk ragam

perkembangan, mulai dari bentuk perkembangan pemahaman tentang batasan aurat,

bentuk busana bahkan ragam pemahaman keagamaan tentang hukum menutup aurat.

Menutup aurat terkadang dilakukan dengan penuh kesadaran akan ketaatan terhadap

Allah, dan terkadang dilakukan karena menginkuti trend busana.2

Semua aktifitas sosial perempuan di ranah publik dilaksanakan dengan

mempedomani norma-norma agama yang di ajarkan Rosulullah SAW, salah satu

norma agama yang harus dipatuhi perempuan adalah keharusan menutup aurat bagi

perempuan ketika berada di luar rumah atau di tempat yang terdapat laki-laki bukan

muhrim. Perintah atau kaharusan menutup aurat bagi perempuan ini salah satunya di

muat dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab : . Allah ta’ala:

2 Murtadho Muthahhari, Hijab gaya Hidup Wanita Islam,(Bandung : Mizan, ) hal.

Page 13: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

أدنى أن يعرفن يآأيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونسآء المؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك

حيما فلا يؤذين وكان الل غفورا ر

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-

istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke tubuh

mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu

mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” (QS. Al Ahzab: )3

Adanya beragam pemahaman tentang hukum menutup aurat, batasan aurat dan

bentuk busana merupakan ekses secara langsung ataupun tidak langsung dari cara

atau pendekatan dalam melakukan interpretasi terhadap nash-nash Agama dalam hal

ini Al-Qur’an dan hadits. Sebagian ulama memahami batasan Aurat perempuan

adalah muka dan telapak tangan, dalam artian bahwa aurat perempauan adalah semua

anggota badan atau sekujur tubuh kecuali muka dan telapak tangan, sedangkan

sebagian ulama memahami bahwa seluruh bagian tubuh perempuan adalah aurat

sehingga perempuan diwajibkan menggunakan busana tertutup bahkan hingga

menutupi wajah kecuali sedikit area sekitar mata, atau yang lebih dikenal dengan

istilah cadar atau niqab.

Perbedaan pendekatan dalam memahami nash-nash agama ini telah mendorong

lahirnya beberapa ilmu yang di produksi dari proses interpretasi terhadap nash-nash al

Qur’an, seperti ilmu Balaghah, ilmu kalam bahkan ilmu filsafat, serta telah

menimbulkan implikasi terhadap perbedaan pemahaman akan suatu hukum, dan.

Salah satu contoh nya adalah perselisihan dalam menentukan hukum tentang

kewajiban memakai cadar atau Niqab bagi perempuan. Perdebatan tentang kewajiban

memakai cadar niqab telah menjadi perbincangan hangat di antara golongan –

golongan mazhab yang ada khususnya golongan-golongan keberagamaan yang ada di

Indonesia.

3 Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 14: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Salah satu golongan yang mewajibkan para perempuan menggunakan niqab

adalah golongan salafi. Golongan atau paham salafi mewajibkan perempuan muslim

memakai niqab dengan mengemukakan setidaknya tiga belas dalil dari ayat-ayat al-

Qur’an yang di tafsirkan dengan pendekatan yang terkesan atau boleh di katakan

cenderung tekstual, beberapa dalil tersebut antara lain ini :

firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وقل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan

pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka.” (QS. An Nur: )4

Perintah menjaga atau memelihara kemaluan bagi perempuan muslimah dalam

ayat ini di tafsirkan sebagai suatu perintah untuk memelihara kemaluan termasuk

menjaga sarana-sarana dalam menjaga kemaluan. Wajah di pahami sebagai sarana

yang dapat mengantarkan pada munculnya nafsu birahi bagi laki-laki yang melihat

perempuan tersebut sehingga wajah termasuk sarana menjaga kemaluan yang harus di

tutup, karena sarana memiliki hukum tujuan.

Kota Jambi pun ada golongan salafi yang mewajibkan memakai Niqab.

Tepatnya di Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Dan Studi Agama, tepatnya Jl. Golf II No.

,RT. , Pematang Sulur, Telanaipura, kota Jambi, tanggal Februari pada

pukul : WIB, penulis mengikuti kajian di pondok pesantren tersebut dan

memperhatikan bahwa Santriwati dan para pengikut pengajian yang perempuan,

mereka semua berbusana serba hitam dari jilbab besar hingga gamisnya dan mereka

semua memakai niqab. Dan pada malam itu kajian tentang al-Qur’an surah al-An’am,

proses menjelaskan makna ayat tersebut tidak memakai kitab tafsir manapun atau

menjelaskan asbabunnuzulnya, melainkan menafsirkan terjemahan itu sendiri dengan

pemahaman pemateri itu sendiri. Artinya pemateri hanya memakai metode tafsir

4 Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 15: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

tekstual saja. Dan wajar saja ketika interpretasi ayat menutup aurat, muncul wajah

juga bagian aurat perempauan dan mewajibkan niqab bagi perempuan itu. Dan disini

penulis ingin meneliti, bagaimana tafsiran pesantren tersebut terhadap ayat Al-Qur’an

tentang menutup aurat.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, masalah pokok yang diangkat

sebagai kajian utama penelitian ini adalah : Bagaimanakah interpretasi guru dan

santri terhadap ayat-ayat tentang kewajiban memakai Niqab di yayasan Ubay bin

Ka’ab. Dalam mengkongkretkan pokok masalah tersebut, beberapa masalah krusial

yang akan di angkat melalui karya ini adalah:

. Bagaimana kewajiban memakai niqab di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab ?

. Bagaimana dalil-dalil ayat al-Qur’an yang digunakan ?

. Bagaimana interpretasi dan implementasi ayat-ayat tersebut di kalangan Guru dan

murid pondok pesantren Ubay bin Ka’ab?

B. Batasan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang

hijab, maka penelitian ini dibatasi pada lingkup ayat-ayat yang mereka pakai untuk

memakai dalil bahwasahnya Niqab itu wajib.

C. Tujuan

Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mengetahui Faktor apa saja yang

menjadikanyayasan Ubay bin Ka’ab mewajibkan memakai niqab. Lebih khusus

penelitian ini di tujukan pula untuk:

. Mengetahui faktor dasar apa yang mewajibkan yayasan Ubay bin Ka’ab untuk

berniqab.

. Mengetahui dalil-dalil ayat al-Qur’an yang digunakan.

. Mengetahui interpretasi dan implementasi ayat-ayat tersebut di kalangan Guru dan

Murid yayasan Ubay bin Ka’ab

D. Kegunaan Penelitian

Page 16: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: pertama, secara umum dapat

memperjelaskan interpretasi dan implementasi ayat-ayat Al-Qur’an tentang hijab di

yayasan Ubay bin Ka’ab. Kedua, dapat memperkenalkan tafsiran pondok pesantren

Ubay bin Ka’ab kota Jambi kepada mahasiwa jurusan Ilmu Al-Qur’an Tafsir. Ketiga,

untuk menambah khazanah intelektual di dunia.

E. Metodologi Penelitian.

. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode fenomologi.

Kaum fenomologi memandang prilaku manusia sebagai produk dari cara orang

tersebut menafsirkan dunianya. Oleh sebab itu, perlu kemampuan mengeluarkan

kembali pikiran, perasaan, motif, dan pikiran-pikiran yang ada di balik tindakan

seseorang.5 Dalam memahami kenyataan prilaku manusia, Berger memperhatikan

tiga hal: eksternalisasi, yakni proses penyesuaian diri dengan dunia sosio kultural

sebagai produk manusia; objektivikasi, yakni interaksi dalam dunia intersubjektif

yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi; dan internalisasi yaitu proses

individu mengindetifikasi dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial

tempat individu menjadi anggotanya.6

Alasan pemilihan metode fenomologi, karena peneliti ingin mengungkap

penafsiran, pemahaman, pandangan, dan persepsi komunitas yayasan Ubay bin Ka’ab

(melalui proses eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi) tentang kewajiban

berniqab.

. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Dan Studi

Agama, tepatnya Jl. Golf II No. ,RT. , Pematang Sulur, Telanaipura, kota Jambi.

. Subyek Penelitian (Populasi dan Sampel)

5Bogdan, Robert & Taylor, Steven J. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (suatu pendekatan

Fenomologis terhadap ilmu-ilmu sosial), Surabaya: Usaha Nasional . Hal - 6 Berger, Peter L, dan Luckmann, Thomas. Tafsir Sosial atas Kenyataan, Jakarta: LP ES,

: xx

Page 17: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Sasaran penelitian yang dipilih adalah orang-orang yang terlibat langsung

dalam penerapan berniqab, proses penafsiran hingga pemahaman mereka terhadap

niqab itu sendiri. Mereka ini terdiri dari pendiri pesantren, pengasuh pesantren, dan

santriwati pesantren tersebut.

. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Pertama, wawancara mendalam dengan mengacu

pedoman wawancara. Wawancara merupakan data primer dari penelitian. Adapun

wawancara yang digunakan bersifat terstruktur dan tak struktur. Keduanya model

wawancara ini untuk menanyakan pendapat, pandangan, motif, persepsi, dan sikap

pihak-pihak pesantren tentang kewajiban niqab. Informan yang akan diwawancarai

adalah pendiri pesantren, pengasuh pesantren, dan santriwati pesantren tersebut.

Kedua, observasi. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

penerapan berniqab itu sendiri. Observasi yang digunakan adalah observasi aktif,

artinya peneliti dapat memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam situasi

sesuai dengan kondisi subyek yang diteliti. Keberadaan peneliti telah diketahui oleh

subyek yang diteliti pihak pesantren, tetapi peneliti telah dianggap sebagai bagian

dari mereka. Tujuannya adalah untuk mengakses yang diperlukan bagi peneliti.

Ketiga, metode dokumentasi. Dokumen yang akan dipelajari adalah teks-teks

dan foto-foto santriwati yang memakai niqab. Teks-teks berupa kitab-kitab dan

sedangkan dokumen foto memberikan informasi visual tentang kegiatan penerapan

berniqab.

. Analisi data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

fenomenologi, yang digunakan Moutakas.7 Adapun langkah-langkahnya;

7 Awang, San Afri, Sosiologi Pengetahuan Deforestasi: Kontruksi Sosial dan Perlawanan, Debut Press,

Yogyakarta, . Hal .

Page 18: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

. Membaca ulang seluruh diskripsi hasil pembelajaran dilapangan

(observasi-aktif dan dokumentasi) untuk mendapatkan pemahaman sesuai

konteks dan kajian penelitian.

. Membaca lagi deskripsi hasil pengamatan lapangan (hasil observasi-aktif

dan dokumentasi), lebih pelan, cermat, dan menghilangkan setiap kali

menemukan sesuatu yang tidak relevan.

. Mencari serangkaian satuan pemaknaan dengan cara mengurai semua

informasi (dari hasil wawancara dan FGD) secara berulang-ulang dan

mengeloaborasi makna masing-masing.

. Merefleksikan suatu pernyataan dari hasil wawancara dan FGD yang sudah

tetap dan memunculkan sesuatu yang esensial dari realitas yang ada.

. Mensitesakan dan mengintegrasikan pengertian yang diperoleh (dari hasil

deskripsi, pemaknaan,

F. Studi Relevan

Telah di telisik beberapa karya ilmiah tentang Niqab antara lain :

Komunikasi nonverbal Muslimah bercadar dikalangan mahasiswa UIN AR-

RANIRY. Itu judul skripsi Khairunnisa Y mahasiswa UIN AR-RANIRY Banda

Aceh, yang mana dalam skripsi ini ia menjelaskan lebih ke komunikasi nonverbal

bukan untuk menafsirkan ayat Al-Qur’an.

Fenomena wanita bercadar (studi fenomenologi konstruksi realitis sosial dan

interaksi sosial wanita bercadar. Dimana karya ilmiah yang dibuat oleh Zakiyah

Jamal lebih menekankan ke sosial kemasyarakatan.

Diskursus an-niqab perempuan muslimah (studi deskriptif kualitatif tentang

makna an-niqab perempuan muslimah oleh perempuan muslimah bercadar). Karya

ilmiah yang dibuat oleh Pramudya Wirana mahasiswa Universitas Airlanggaini

berusaha untuk mengungkap makna dari penandaan An-Niqab Perempuan Muslimah

sebagai permasalahan penelitian dalam paradigma Defenisi Sosial yang berarti

Page 19: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“tindakan penuh arti”. Untuk itu digunakan teori sebagai perspektif ilmu yang

berelasi epistemologis dan ontologis terhadap permasalahan makna an-niqab

Perempuan Muslimah.

Dari hasil studi terdahulu di atas, belum ada satu penelitian yang mengungkap

tentang kewajiban berniqab oleh pesantren Ubay bin Ka’ab. Oleh sebab itu, penelitian

ini layak dilakukan.

G. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan ialah Implementasi, Niqab, Salafi, Tafsir

Tekstual dan Tafsir Kontekstual

. Implementasi

Menurut Nurdin Usman Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,

tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.8

. Hijab

Kata ini berarti ‘penutup’ karena ia berkenaan dengan kerudung atau sarana

penutup. Ibnu Khaldun menggunakan kata hijab dalam penge ttrtian tabir dan

pemisahan, bukan penutup. Penggunaan kata satr dalam pengertian penutup

digunakan sebagai ganti hijab, terutama oleh para fukaha (ahli hukum agama). Para

fukaha, apakah dalam bab ritual salat atau dalam bab pernikahan, berhubungan

dengan masalah ini; dan mereka menggunakan kata satr, bukan hijab9.

Makna filosofis hijab bagi perempuan di dalam Islam ialah bahwa dia harus

menutup tubuhnya dalam pergaulan dengan pria yang bukan muhrim menurut hukum

Ilahi dan dia tidak memamerkan dan mempertontonkan dirinya. 10

. Niqab

8Nurdin Usman, Implementasi Berbasis Kurikulum. hal.

9Murtadha Muthahhari, Teologi dan Falsafah Hijab. Diterbitkan oleh Rausyanfikr Institute, Jl.

Kaliurang km , gg. Pandega wreksa No. B Yogyakarta . Hal. 10

Ibid.

Page 20: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Adalah kain penutup kepala atau muka bagi perempuan.11

Niqab (نقاب) adalah

istilah syar’i untuk cadar yaitu sejenis kain yang digunakan untuk menutupi wajah.

Niqab dikenakan oleh sebagian kaum perempuan Muslimah sebagai kesatuan dengan

jilbab. Niqab banyak dipakai wanita di negara-negara Arab sekitar Teluk Persia

seperti Arab Saudi, Yaman, Bahrain, Kuwait, Qatar, Oman dan Uni Emirat Arab. Ia

juga biasa di Pakistan dan beberapa wanita Muslim di Barat.12

. Salafiyah

Istilah Salafi atau Salafiyah menurut bahasa adalah telah lalu. Kata Salaf juga

bermakna seseorang yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman, keutamaan

dan kebaikan. Adapun menurut istilah adalah sifat yang khusus dimutlakan kepada

para sahabat. Ketika disebutkan salaf, maka yang maksud pertama kali adalah para

sahabat. Adapun selain mereka itu ikut serta dalam makna salaf ini, yaitu orang-orang

yang mengikuti mereka. Artinya bila mereka mengikuti para sahabat, maka disebut

Salafiyyun (orang-orang yang mengikuti salafushshalih)13

Salafiyah/salafisme adalah salah satu metode dalam agama Islam yang

mengajarkan syariat Islam secara murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan,

berdasarkan syariat yang ada pada generasi Nabi Muhammad SAW dan para sahabat

kemudian setelah mereka (murid para sahabat) dan setelahnya (murid dari murid para

sahabat).14

. Tafsir Tekstual

Tafsir tekstual adalah sebuah pendekatan studi Al-Qur’an yang menjadikan

lafal-lafal Al-Qur’an sebagai obyek. Pendekatan ini menekankan analisa pada sisi

kebahasaan dalam memahami Al-Qur’an. Secara praktis, pendekatan ini dilakukan

dengan memberikan perhatian pada ketelitian redaksi dan bingkai teks ayat-ayat Al-

11

Arti kata cadar – Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online kbbi.web.id. Diakses tanggal

November . 12

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cadar 13

Yazid bin Abduk Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlul Sunnah wal Jama’ah, Pustaka Imam

Syafi’I, Jakarta, . Hal 14

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Salafi

Page 21: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Qur’an. Pendekatan ini banyak dipergunakan oleh ulama-ulama salaf dalam menafsiri

Al-Qur’an dengan cara menukil hadits atau pendapat ulama yang berkaitan dengan

makna lafal yang sedang dikaji. Penafsiran tekstual mengarah pada pemahaman teks

semata, tanpa mengaitkannya dengan situasi lahimya teks, maupun tanpa

mengaitkannya dengan sosiokultural yang menyertainya. Kesan yang ditimbulkannya

mengarah pada pemahaman yang sempit dan kaku, sehingga sulit untuk diterapkan

pada era modern ini dan sulit pula untuk diterima.15

. Tafsir Kontekstual

Perlu diketahui terlebih dahulu apa maksud dari konteks itu sendiri. Konteks

adalah situasi yang didalamnya suatu peristiwa terjadi, atau situasi yang menyertai

munculnya sebuah teks, sedangkan kontekstual artinya berkaitan dengan konteks

tertentu. Terminologi kontekstual sendiri memiliki beberapa defenisi yang menurut

Noeng Muhadjir, setidaknya terdapat tiga pengertian berbeda, yaitu: ) berbagai

usaha untuk memahami makna dalam rangka mengantisipasi problem-problem

sekarang yang biasanya muncul. ) makna yang melihat relevansi masa lalu, sekarang

dan akan datang, dimana sesuatu akan dilihat dari titik sejarah lampau, makna

fungsional sekarang, dan prediksi makna yang relevan di masa yang akan datang.

Dan ) memperlihatkan keterhubungan antara pusat (central) dan pinggiran

(periphery).16

Pendekatan kontekstual yang dimaksud disini adalah pendekatan yang mencoba

menafsirkan Al-Qur’an berdasarkan pertimbangan analisis bahasa, latar belakang

sejarah, sosiologi, dan antropologi yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Arab

pra-Islam dan selama proses wahyu Al-Qur’an berlangsung. Selanjutnya, penggalian

prinsip-prinsip moral yang terkandung dalam berbagai pendekatan. Secara subtansial,

15

Nasr Hamid Abu Zaid, Teks Otoritas Kebenaran, Jogjakarta : LKIS, , h. 16

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, ), -

.

Page 22: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

pendekatan hermeneutika, yang merupakan bagian di antara pendekatan penafsiran

teks yang berangkat dari kajian bahasa, sejarah, sosiologi, dan filosofis.17

H. Sistematika Penulisan

. Bab ,

menerangkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,dan metodologi penelitian. Dengan harapan

nantinya pembaca bisa mengetahui pokok permasalahan di dalam penelitian ini.

. Bab II,

menjelaskan gambaran umum tentang pondok pesantren Ubay bin ka’ab,

dimana menjelaskan tentang profilnya, sejarah berdirinya, dan pola berpakaian santri

dan guru di pondok pesantren Ubay bin ka’ab tersebut.

. Bab III

lanjut temuan lapangan dimana disini nanti kita akan menemukan ayat-ayat al-

Qur’an yang dijadikan dalil tentang kewajiban memakai Niqab, hadis, kitab tafsir

atau perintah Mazhab tertentu. Bagaimana mereka menafsirkannya atau mereka

memakai produk tafsir lain dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an, tafsir tekstual atau

tafsir kontekstual.

. Bab IV

analisa pemahaman yayasan Ubay bin Ka’ab mengenai penerapan kewajiban

berniqab, apakah itu yang diinginkan dalam ayat al-Qur’an tersebut atau tidak. Dan

bagaimana mereka menafsirkan ayat-ayat tersebut, dengan metode-metode tafsir yang

kita kenal.

. Bab V

disini lah akhir penelitian atau tulisan sederhana ini, isinya kesimpulan,

penutup, saran dan yang pastinya tulisan ini jauh dalam kata sempurna, akan tetapi,

tugas manusia hanyalah ikhtiar, apapun hasilnya, penelitian/tulisan ini diharapkan

bisa bermanfaat untuk khazanah keilmuan kita semua Aamiinn.

17

Richard E. Palmer, Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey,

Heidegger, and Gadamer (Evanston: Northwestern University Press, ). - .

Page 23: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

BAB II

GAMBARAN UMUM YAYASAN UBAY BIN KA’AB

A. Profil Yayasan Ubay Bin Ka’ab.

Letak geografis pesantren Tahfizh Al-Qur’an dan Studi Islam Ubay bin Ka’ab

terletak di Jl. Golf II No. . RT. , Pematang Sulur , Telanaipura, Kota Jambi.

Dimana salah satu program Pondok pesantren ialah mengahafal al-Qur’an dan

mengkaji agama Islam di tengah-tengah kota Jambi. Walau di kota Jambi, tempatnya

di dalam atau pinggiran kota, membuat tidak banyak yang tahu akan pesantren

tersebut.

. Profil Pondok pesantren Ubay bin Ka’ab.

Pondok pesantren Ubay bin Ka’ab, Pondok pesantren ini juga menggratiskan

biaya pendidikan bagi santri-santrinya untuk bisa dapat belajar membentuk karakter

yang mandiri dan agamis mampu mengahafal al-Qur’an. Pondok pesantren yang

berada di daerah lapangan golf Jambi ini merupakan pondok yang menggratiskan

semua biaya bagi para siswanya. dengan menggunakan kotak amal yang berjalan

sebagai pemasukkan dana untuk pembangunan dan makanan santri di setiap

pengajian malam jum’at dengan kajian tafsir al-Qur’an dan minggu pagi membahas

kitab Shahih Bukhori, masyarakat berbondong-bondong untuk mengikuti pengajian

tersebut di pengajian umum para masyarakat dan santri berkumpul bersama laki-laki

di lantai satu masjid sedangkan wanita di lantai dua.

Program pondok pesantren yang ditawarkan adalah hafalan kitab suci al-Qur’an

dan pendalaman ilmu keagamaan Islam, dengan tujuan mendidik generasi Rabbani

yang hafal al-Qur’an dengan pembekalan bahasa Arab Aktif dan memiliki wawasan

Ilmu Syar’i berdasarkan al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salaful

Ummah.

https://petalokasi.org/Kabupaten-Muaro-Jambi/Pesantren-Tahfidz-Al-Qur’an-Dan-Studi-

Islam-Ubay-Bin-Ka-ab- /, tanggal Mei . Basuki, Salah Satu Pengurus Pesantren Ubay bin Ka’ab, Wawancara dengan Penulis, Tanggal

April .

Page 24: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Ust. Basuki salah satu pengajar di sana mengatakan untuk syarat menjadi santri

atau santriwati di pondok pesantren tersebut ialah, siswa yang mendaftar harus sudah

berumur tahun dan maksimal tahun baik lulusan SMA atau SMP. Dengan

pendidikan non formal tahun ( semester) untuk putra dan putri dengan sistem

wajib asrama dan diharapkan nantinya para santri atau santriwati mendapatkan

kemampuan menghafal juz al-Qur’an, mampu berbahasa Arab aktif, dan memiliki

bekal ilmu-ilmu Agama seperti; Aqidah, fiqi, ushul fiqh, tafsir, hadits, dan lain

sebagainya.

. Latar Belakang Berdirinya Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab

Pondok pesantren Ubay bin Ka’ab berdiri sejak tahun . Dilatarbelakangi

oleh ustadz Abu Salma dengan keinginan dakwah fi sabilillah, pada tahun

ustadz Abu Salma sudah ada di jambi untuk berdakwa, karna pada masa itu pengajian

ustadz Abu Salma, sering berganti tempat dan tidak menetap. akhirnya di minta

Ustadz Yazid bin abdul qadir al-jawaz dan para jama’ah ikwan-ikhwan di jambi,

setelah lima tahun berdakwah dengan mengelilingi kota Jambi akhirnya pada tahun

diinisiatif oleh jama’ahnya untuk membuat pondok pesantren di Jambi.

. Sumber Dana dan Fasilitas Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab.

Sumber dana yang didapatkan oleh pesantren Ubay bin Ka’ab dari kotak amal

yang berjalan di setiap pengajian malam jum’at dan minggu pagi dan sumbangan dari

lain-lain pernyataan dari salah satu ustadz yang mengajar di pondok pesantren

tersebut.

Fasilitas yang ada berupa masjid, tempatt belajar, asrama para santri dan Radio.

. Visi Dan Misi Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab

Adapun visi pondok pesantren Ubay bin Ka’ab mereka mengharapkan nantinya

putra putri pondok pesantren Ubay bin Ka’ab dapat menjadi generasi Rabbani yang

hafal al-Qur’an.

Basuki, Salah Satu Pengurus Pesantren Ubay bin Ka’ab, Wawancara dengan Penulis, Tanggal

April .

Page 25: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Dengan misinya pembekalan bahasa Arab Aktif dan memiliki wawasan Ilmu

Syar’i berdasarkan al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah.

B. Staf Pengurus Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab

Pengasuh atau pengurus pondok pesantren Ubay bin Ka’ab Tidak sama seperti

pesantren pada umumnya, dimana ketika ada pengurus dan pengajar itu beda

tugasnya. Tidak banyak stafnya karna tidak mau ribet kata salah satu pengurus

pesantren dengan tersenyum dia mengatakan “tidak perlu repot-repot atau ribet-ribet

cukup sederhana saja. Dengan jumlah sembilang orang seluruh pengurus dan

pengajar pesantren Ubay bin Ka’ab Di antaranya :

. Mudir Pondok pesantren : Ustadz Rifaindri L.c

. Wakil Mudir : Ustadz Hasbi

. Bagian Pendidikan : Ustadz M. Sa’id L.c

. Bagian Al-Qur’an : Ustadz Basuki

. Bagian Kesantrian : Ustadz Abdul Qodir

. Bagian Asrama : Ustadz Syamsu Alam S.PD.I

. Bagian Bahasa Arab : Ustadz M. Agus Irawan

. Bagian Rumah Tangga : Ustadz Musta’in dan Ustadz Fauzan

. Bagian TU : Andri

Staf pengajar di pesantren Tahfizh Al-Qur’an dan Studi Islam Ubay bin Ka’ab

banyak dari lulusan luar negeri, di antaranya : Alumni Fakultas Hadits Universitas

Islam Madinah, Alumni Fakultas Syari’ah, Universitas Imam Muhammad bin Su’ud

Intisaban, Alumni Fakultas Syari’ah Universitas Islam Madinah, Alumni LIPIA

Jakarta, Alumni Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan Alumnus Pesantren-pesantren dll.

C. Jumlah dan Kegiatan Santri Pondok pesantren Ubay Bin Ka’ab

Jumlah santriwan dan santriwati pondok pesantren Ubay bin Ka’ab, dari hasil

wawancara penulis. Penulis mendapatkan info bahwasahnya. Jumlah keseluruhan

Page 26: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

santri dan santriwati pondok pesantren Ubay bin Ka’ab adalah sembilan puluh lima

orang. Putra sebanyak empat puluh satu orang, kelas satu putra sebanyak dua puluh

empat orang, kelas dua sebanyak dua belas orang dan kelas tiga sebanyak tiga orang.

Sedangkan untuk jumlah santriwati putri sebanyak lima puluh empat, untuk

kelas satu A sebanyak dua puluh tujuh orang, kelas satu B dua belas orang, dan untuk

kelas dua sebanyak lima belas orang.

Kegiatan belajar dilakukan setelah subuh dimana para santri menyetor hafalan

bagi semua santri atau santriwati sampai jam pagi, kemudian masuk pada pukul

. para santri dan santriwati memasuki kelas untuk belajar keagamaan sampai

zuhur, kemudian habis ashar, mereka para santri dan santriwati muroja’ah hafalan

sampai magrib, setelah sholat Isya mereka para santri dan santriwati lanjut belajar

keagamaan selama tiga puluh menit, setelah itu baru mereka para santri dan santriwati

istirahat.

Pengolahan pendidikan pondok pesantren Ubay bin Ka’ab, mulai belajar jam

: WIB pagi sampai jam : WIB dengan materi pelajaran yang diajarkan di

pesantren Ubay bin Ka’ab, seluruhya tentang keagamaan dan tidak ada materi

pelajaran umum, dari pelajaran tentang tauhid, nahwu, bahasa Arab, fiqhi, shorof,

hadits, tafsir, ushul fiqh, siroh Nabawiyah, Mushthollah hadits, firoq, khot, dengan

harapan para santri dapat memahami dasar-dasar ilmu agama Islam memiliki

wawasan Ilmu Syar’i berdasarkan al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahaman

Salaful Ummah. Selebih dari jam tersebut, para santri muroja’ah hafalan al-Qur’an.

D. Peraturan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab

Untuk menciptakan suasana dan kondisi belajar yang efektif, ada beberapa

tingkatan peraturan dan sanksi. Jika melanggar Peraturan di pondok pesantren Ubay

Basuki, Salah Satu Pengurus Pesantren Ubay bin Ka’ab, Wawancara dengan Penulis, Tanggal

April . Basuki, Salah Satu Pengurus Pesantren Ubay bin Ka’ab, Wawancara dengan Penulis, Tangga

April

Page 27: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

bin Ka’ab akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang dilanggar. Peraturan dan

sanksi di pesantren Ubay bin Ka’ab di antaranya adalah :

. Pelanggaran Umum

a. Ghasab ( mengambil / memakai milik orang lain tanpa izin ).

b. Membuang sampah sembarangan.

c. Mencoret atau mengotori tembok dan yang lain-lain yang terkait dengannya.

d. Menonton Televisi.

e. Memiliki atau memasang gambar bernyawa.

f. Masuk kamar asatidzah atau kantor tanpa izin.

g. Tidak piket / kerja bakti.

h. Terlambat datang di pesantren setelah izin.

i. Sengaja tidak ikut serta mengikuti kegiatan-kegiatan diadakan pondok

pesantren.

j. Tidak sholat fardhu berjama’ah.

k. Terlambat mengikuti KBM.

l. Melaksanakan kegiatan tanpa seizin pengurus pesantren.

m. Berbicara, berbuat kasar dan tidak sopan kepada santri yang lain.

. Pelanggaran Khusus

a. Pelanggaran Sedang

b. Menggunakan peralatan atau sarana pesantren tanpa izin yang berwenang.

c. Membuat kegaduhan di lingkungan pondok pesantren.

d. Memiliki atau menyimpan buku-buku bacaan/koran maupun majalah yang

menyimpang dari agama Islam.

e. Tidak masuk kelas tanpa keterangan atau bolos.

f. Terlambat datang setelah liburan.

g. Menyimpan atau memiliki senjata tajam.

h. Menerima titipan kendaraan milik orang lain seperti motor, sepeda, mobil,

dll.

Page 28: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

i. Berpakaian/berpenampilan tidak syar’i (ketat, isbal, bergambar makhluk

bernyawa, jeans, pakaian tidak sopan, bertato, memotong jenggot, potongan

rambut tidak sopan dll).

j. Diam dan tidak melapor melihat santri melakukan pelanggaran berat.

k. Memasuki kelas TK, SD dan SMP dan kantor tanpa izin atau keperluan.

. Pelanggaran Berat

a. Mencuri uang atau kategori ringan.

b. Menjalin hubungan haram (pacaran) secara langsung atau tidak langsung

(via surat, sms, chatting, telepon, dll).

c. Melakukan perbuatan atau hal-hal yang menjurus ke arah homo/lesbi.

d. Penyalahgunaan perizinan.

e. Mengintimidasi atau mengancam santri yang lain.

f. Merusak atau sengaja menghilangkan barang milik orang lain.

g. Bermain playstation, timezone, internet atau sejenisnya.

h. Keluar pondok tanpa izin pihak yang berwenang.

i. Berbohong dalam kesaksian.

j. Memiliki, menyimpan atau melihat VCD dan gambar-gambar semi porno

atau porno.

k. Menonton bioskop.

l. Melakukan pemukulan, perkelahian terhadap sesama santri.

m. Memiliki alat musik atau memainkan alat musik.

n. Berjudi.

o. Membuat kelompok, genk.

p. Terlibat unjuk rasa (demo) didalam atau di luar pesantren.

q. Melakukan pemerasan terhadap santri.

r. Tidak sholat jum’at atau sholat fardhu.

s. Memiliki atau menyimpan Hp, kaset musik, VCD musik atau film.

t. Merokok.

. Pelanggaran Sangat Berat

Page 29: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

a. Melakukan pencurian uang atau barang kategori berat.

b. Secara terang-terangan menentang peraturan atau tata tertib pondok

pesantren atau salah seorang pengajar & karyawan pesantren.

c. Melakukan tindakan pencemaran nama baik pesantren.

d. Pemalsuan tanda tangan asatidzah atau stempel ma’had.

e. Terlibat, memiliki, mengkonsumsi atau mengedarkan narkoba dan

sejenisnya.

f. Melakukan tindakan asusila (homo/lesbi atau zina).

g. Terlibat tindakan pidana sampai pada proses penyelidikan atau pemeriksaan

oleh pihak kepolisian, baik, pidana kriminal atau terorisme.

h. Tidak hadir di pesantren lebih dari tujuh hari tanpa pemberitahuan dan

alasan yang jelas diterima.

i. Keluar malam tanpa izin di atas jam : WIB (bagi Santriwati).

Didalam pondok pesantren Ubay bin Ka’ab, agar peraturan pesantren di

indahkan oleh para santri dan santriwati serta kegiatan belajar dan mengajar mendjadi

kondusif, pihak pesantren juga membuat kriteria hukuman apabila santri dan

santriwati melanggar peraturan. Diantaranya adalah:

. Hukuman Umum

Santri diberikan peringatan secara lisan atau tulisan.

. Hukuman Khusus

a. Pelanggaran sedang

b. Satu kali pelanggaran Di umumkan dihadapan para santri secara tulisan.

c. Dua kali pelanggaran yang sama Dikategorikan satu kali pelanggaran berat.

d. Tiga kali pelanggaran yang berbeda Dikategorikan satu kali pelanggaran

berat.

. Hukuman Pelanggaran Berat

a. Satu kali pelanggaran Diumumkan dihadapan santri secara lisan atau tulisan

serta menulis surat pengakuan dan perjanjian.

Page 30: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

b. Dua kali pelanggaran yang berbeda Di skor selama tiga hari dan diberi

tugas.

c. Dua kali pelanggaran yang sama Dikategorikan pelanggaran sangat berat

atau dikeluarkan.

d. Tiga kali pelanggaran yang berbeda Dikategorikan pelanggaran sangat berat

atau dikeluarkan.

Hukuman sangat berat diberikan kepada santri yang melakukan pelanggaran

dalam kategori sangat berat yaitu pengeluaran santri dari pesantren tanpa memberikan

peringatan atau surat peringatan dan tanpa diberi surat pindah.

E. Kiprah Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab dalam Kegiatan Kemasyarakatan.

Sangat banyak sekali kontribusi pesantren Ubay bin Ka’ab bagi masyarakat

jambi. Salah satunya ialah mereka mempunyai frekuensi radio . FM yang

bernama radio salam Jambi yang setiap hari mengudara di radio Jambi, dari sesudah

sholat subuh sampai jam : malam. Tidak hanya itu, pengajian setiap malam

jum’at ba’da isya dan pagi minggu dibuka gratis untuk umum masyarakat Jambi yang

ingin ikut belajar keagamaan di pesantren tersebut. selain pengajian keagamaan,

pesantren tersebut juga mengadakan bakti sosial selama satu tahun sekali dan

masyarakat Jambi sangat antusias mengikutinya, berupa khitanan massal, tabligh

akbar dan pada di bulan ramadhan pesantren Ubay bin ka’ab mengundang

masyarakat untuk berbuka puasa bersama, dan itu semua gratis tidak dipungut biaya

sepeserpun

Tata tertib Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab, Di ambil Tanggal April .

Page 31: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

BAB III

DALIL-DALIL DAN TAFSIRAN TENTANG NIQAB

A. Dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadis-Hadis Yang Dipakai Tentang Pemakaian

Niqab.

. Ayat-ayat al-Qur’an yang ditafsirkan untuk Berniqab

Penulis mendapatkan beberapa ayat al-Qur’an dari hasil kusioner yang penulis

sebarkan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab, yang dijadikan dalil oleh para

santriwati pondok pesantren Ubay bin Ka’ab untuk memakai niqab. Dari banyaknya

kusioner yang penulis sebarkan, kebanyakan para santriwati menyebutkan ayat-ayat

al-Qur’an yang sama di antaranya adalah:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci

bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 32: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau

putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara

laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera

saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang

mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan

(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan

janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka

sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang

yang beriman supaya kamu beruntung.”

“jika kamu melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya

Allah adalah Maha mengetahui segala sesuatu.”

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh

tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,

karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.”

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal. Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 33: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Demikianlah hasil yang didapatkan dari kusioner tentang ayat-ayat yang

dijadikan dalil berniqab di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab.

. Hadits-hadits

Setelah penulis meminta salah satu pengurus pesantren Ubay bin Ka’ab untuk

menyebarkan kusioner. Ada beberapa hadits yang dikemukakan oleh santriwati

pesantren Ubay bin Ka’ab tentang di anjurkannya berniqab, dan penjelasan hadits

tersebut menurut mereka. Hadits-hadits tersebut diantaranya adalah:

علي صلى الل ون بنا ونحن مع رسول الل كبان يمر ه عن عائشة رضي الل عنها قالت كان الر

شفناه اك وسلم محرمات فإذا حاذوا بنا سدلت إحدانا جلبابها من رأسها على وجهها فإذا جاوزون Dari ‘Aisyah muda-mudahan meridhoi oleh Allah akan dia, ia berkata :

“orang-orang yang menunggangi kendaraan melewati kami, sedangkan kami

berihram bersama Rasulullah SAW. Jika mereka sejajar dengan kami, kami

masing-masing menutupkan jilbab dari kepala kewajahnya. Jika mereka telah

melampaui kami, kami kembali membuka wajah.”

“menunjukkan bahwasahnya para sahabat mengenakan penutup wajah dengan

kerudung-kerudung mereka tatkala para lelaki ajnabi (non Mahrom) melintasi

mereka.”

خرجت استشرفها الشيطان )حديث روية الترميذى( المراة عورة فإذا

Artinya:

“Wanita adalah aurat jika dia keluar setan akan menjadikannya indah pada

pandangan laki-laki.”

“kalau wanita adalah aurat, maka semuanya harus ditutupi ini semua akan

memberikan perlindungan bagi kaum wanita bukan untuk mempersempit mereka

namun untuk memuliakan dan menghormati mereka.”

Yang dipahami oleh santriwati ini tentang hadis ini adalah, “Keluarnya wanita

adalah fitnah. Maka apabila wanita keluar sangat dianjurkan untuk menutup wajahnya

agar terhindar dari fitnah. Maka dari itu wanita dilarang keluar rumah apabila tidak

ada keperluan diluar rumah.”

hasil kusioner yang di sebarkan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab. April . Hasil kusioner yang di sebarkan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab. April

Page 34: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Diriwayatkan Ibnu Abbas, berkata : “wanita itu mengulurkan jilbabnya ke

wajahnya tetapi tidak menutupinya” riwayat Abu Daud.

Pada dua hari raya, kami diperintahkan untuk mengeluarkan wanita-wanita

haidh dan gadis-gadis pingitan untuk menghadiri jama’ah kaum muslimin dan doa

mereka. Tetapi wanita-wanita haidh menjauhi tempat sholat mereka, seorang wanita

bertanya : wahai Rasulullah, seorang wanita di antara kami tidak memiliki jilbab

(bolehkah dia keluar) ? Beliau menjawab : “hendaklah kawannya meminjamkan

jilbabnya untuk dipakai wanita tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari aisyah RA bahwa Asma binti Abu Bakar RA masuk menemui Rasulullah

SAW dengan menggunakan pakaian yang tipis. Maka Rasulullah SAW pun berpaling

darinya. Beliau bersabda “wahai Asma sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh

tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini. Beliau menunjuk wajah dan kedua

telapak tangannya” (HR Abu Daud. Sunnah Abu Dawud, juz ).

Yang dipahami tentang hadis ini adalah “Bahwa wajah dan telapak tangan

bukan aurat. Dan larangan bagi wanita untuk tidak berpakaian tipis dan ketat.”

“dari hadits tersebut jelas bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengatakan

kepada Asma’ bahwa niqab (menutup wajah) itu wajib Nabi hanya mengatakan tidak

boleh terlihat darinya kecuali wajah dan telapak tangan. Disini jelas sudah bahwa

niqab tidaklah wajib.”

“Yang saya pahami disini adalah bahwasahnya niqab itu sunnah dan tidak

diwajibkan.”

“Menutup aurat kecuali yang terbiasa terlihat misal, kedua telapak tangan dan

wajah.”

“Semua bagian tubuh wanita wajib ditutupi, kecuali beberapa bagian, salah

satunya wajah dan itu sunnah.”

Hadis tentang berita bohong yang ditujukan kepada Aisyah RA dan Shafwan

ibnu Mu’attal. Dikisahkan pada saat itu Aisyah yang tertinggal dari rombongan

tertidur ditempat ia tertinggal, kemudian datanglah Shafwan ibnu mu’attal yang

mengetahui bahwa itu adalah Aisyah, karena pada saat itu cadar Aisyah

Page 35: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

terbuka/tersingkap, dan Shafwan pun pernah melihat wajah Aisyah sebelum perintah

cadar turun. Saat itu Shafwan mengucapkan kalimat istirja’ hingga Aisyah terbangun,

dan Aisyah membenarkan lagi cadarnya yang tersingkap saat tertidur.

Yang dipahami terhadap hadits ini adalah “Niqab merupakan syari’at Islam,

bukan kebiasaan atau adat orang Arab. Karena bisa kita pahami dari hadis tersebut

Shafwan mengetahui bahwa itu adalah Aisyah karena ia pernah Aisyah sebelum ayat

tentang hijab turun.”

“Istri Nabi, Aisyah RA menutup wajah karena telah turun perintah atau ayat

hijab dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW yang berarti adalah perintah untuk

istri-istri Nabi Muhammad SAW dan juga wanita-wanita mukmin secara umum.”

“dapat kita ketahui bahwasahnya belia Sahabat Nabi, Shafwan bin Muaththal

RA pernah melihatat wajah istri Nabi Aisyah RA pada masa sebelum turunnya ayat

hijab. Oleh karena itu tatkala beliau melihat sosok ibunda Aisyah yang sedang

tertidur disisi batu besar, beliau langsung mengenali Aisyah RA.”

Jarir bin Abdullah berkata, aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang

pandangan, tiba-tiba tidak sengaja maka beliau bersabda “Palingkan pandangnmu”

(HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan lainnya).

Pemaham santriwati pesantrenn ubay bin ka’ab tentang hadis ini adalah

“berdasarkan perkataan Al-Qadhi ‘iyadh berkata : para ulama berkata disini terdapat

hujjah bahwa tidak wajib menutupi wajah dijalan dan wajib laki-laki untuk menahan

pandangannya.”

Demikianlah hasil kusioner yang penulis sebarkan di pondok pesantren Ubay

bin Ka’ab, untuk mempertanyakan hadits-hadits dan sekaligus pemahaman mereka

terhadap hadits-hadits yang dijadikan dalil berniqab, yang di utarakan oleh para

santriwati pondok pesantren Ubay bin Ka’ab.

Ibid.

Page 36: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

B. Gambaran Umum Terhadap Penafsiran-penafsiran Ulama Tentang Surah

an-Nur Ayat dan Surah al-Ahzab Ayat .

Gambaran umum terhadap tafsiran ulama, tentang Surah an-Nur Ayat dan

Surah al-Ahzab Ayat . Penulis hanya mengambil beberapa pendapat buku dan

ulama tafsir. Bukan untuk menjudge satu kelompok dengan kelompok yang lain atau

condong kepada ulama yang lain. tetapi hanya untuk membantu penulis agar lebih

tahu tentang pandangan ulama terhadap ayat tersebut.

Didalam buku perhiasan wanita muslimah menjelaskan tentang al-Qur’an surah

al-Ahzab ayat . Pentingnya pakaian panjang bagi wanita adalah untuk menutup

pakaian bagian dalamnya, Allah SWT dalam Al-Qur’an berfirman, “Hai Nabi

katakanlah kepada istri-istrimu, anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin,

‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka’.” (Qs. Al-

Ahzaab ( ): )

Jilbab dalam bahasa Arab adalah kain di atas penutup kepala. Dikatakan juga

bahwa jilbab adalah baju yang sangat lebar yang dapat menutupi seluruh tubuh

wanita, sedangkan ‘abaa’ah atau pakaian panjang adalah salah satu bentuk jilbab.

Ummu Salamah RA berkata, “Ketika ayat diatas turun, wanita-wanita Anshar

keluar dengan wajah tenteram dan pakaian hitam yang menutupi seluruh tubuhnya.

Kata ‘Ala pada ayat di atas lebih tepat untuk arti yang dimaksud daripada kata

“la, karena Allah SWT menggunakan kata ‘Ala, pada ayat “yudniina ‘alaihinna

jalaabiina” bukan “yudniina ilaihinna” hal ini untuk memperjelas bahwa menutup

seluruh tubuh wanita merupakan kewajiban, termasuk kepala dan wajah. Dibolehkan

membuka bagian mata ketika diperlukan untuk itu untuk melihat jalan. Apabila tidak

diperlukan untuk itu maka tidak dibolehkan membukanya. Ibnu Abbas RA berkata,

“Allah SWT memerintahkan wanita-wanita mukmin apabila keluar dari rumah

Abdullah bin Shalih Al-Fauzan, Perhiasan Wanita Muslimah, Cet. Pertama, Oktober M,

Jak-Sel, Hal. Tafsir Ibnu Katsir, juz , hal. .

Page 37: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

mereka untuk satu keperluan agar menutup wajah dan kepala mereka dengan jilbab,

dan cukup hanya membuka bagian mata.

“Jika kamu melahirkan sesuatu atau menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya

Allah adalah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: )

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh

tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,

karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: )

. Makna mufradat

Mengulurkan = يدنين

لنبيبهن Jilbab-jilbab mereka. Jilbab adalah pakaian yang longgar, lebih longgar dari = جن

khimar dan bukan kerudung. Jilbab kain yang dapat menutup kepala dan dada

seorang wanita.

.Agar dikenal. Agar dapat dibedakan antara wanita merdeka dengan budak = يعرفن

. Asbabun Nuzul

Lihat Tafsir Ayat Al Hijab Imam Maududi, hal. , Tafsir Ibnu Katsir, juz , hal. , dan

‘Aunul Ma’bud, juz , hal. . Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal. Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Al-Qaththan, Loc. Cit, Juz III, hal.

Page 38: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Ibnu Abi Hatim Meriwayatkan dari Muqatil bahwa mereka mendapat kabar

bahwa Jabir bin Abdillah menceritakan bahwa Asma’ binti Martsad ketika itu sedang

berada di kebun kurmanya. Tiba-tiba beberapa wanita masuk ke kebun tanpa

mengenakan busana sehingga terlihat perhiasan (yakni gelang) di kaki mereka, juga

terlihat dada dan rambut mereka. Maka Asma berkata, “Alangkah buruknya hal ini”

Maka Allah menurunkan ayat yang mengenai hal itu, “Dan katakanlah kepada para

perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara

kemaluan-kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannyan

(auratnya),....

Ibnu Jarir meriwayatkan dari seseorang yang berasal dari Hadharamaut bahwa

seseorang wanita memasang dua gelang perak dan mengenakan batu kumala, lalu ia

lewat di depan sekelompok orang dan ia menghentakkan kakinya sehingga gelang

kakinya membentur batu kumala dan mengeluarkan suara. Maka Allah menurunkan

ayat, “Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang

mereka sembunyikan.”

. Tafsir Ayat

Jilbab bukan kerudung. Dalam bahasa Arab, kerudung disebut khimar. Jilbab

lebih besar dari pada kerudung. Jilbab adalah kain yang menutupi seluruh tubuh atau

sebagian tubuh seorang wanita.

Semua shabiyah (sahabat perempuan) memiliki kerudung, tetapi hanya

sebagian yang memiliki jilbab. Imam Bukhari dan Imam Muslin meriwayatkan dari

Ummu Athiyah bahwa dia pernah mengadu, “Wahai Rasulullah, ada di antara kami

yang tidak memakai jilbab. (bagaimana jika dia hendak keluar rumah?)” Beliau

menjawab, “Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbab.”

Menurut Ibnu Abbas, perempuan harus menutup seluruh tubuhnya selain satu

mata agar diketahui bahwa dia adalah perempuan merdeka (bukan budak).

Disebutkan oleh Ibnu Katsir ( )

Disebutkan oleh al-Qurthubi ( )

Page 39: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Menurut Hasan al-Bashri, perempuan harus menutup separuh wajahnya (di

samping seluruh bagian yang lainnya).

Qathadah berpendapat, kain jilbabnya dijulurkan dari atas dahi lalu diikat,

kemudian dijulurkan lagi dari hidung hingga menutup dada dan hampir seluruh

wajahnya. Tidak mengapa apabila matanya terlihat.

Sedangkan menurut Mubarrid, hendaklah para perempuan menjulurkan

jilbabnya hingga menutup seluruh wajah dan leher mereka.

Tujuan diisyaratkannya jilbab adalah supaya perempuan mudah dikenali

sebagai orang-orang merdeka (bukan budak) dan tidak ada yang mencoba untuk

menggodanya.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci

bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

(QS. An-Nur: )

Salah satu golongan yang mewajibkan para perempuan menggunakan niqab

adalah golongan salafi. Golongan atau paham salafi mewajibkan perempuan muslim

memakai niqab dengan mengemukakan setidaknya tiga belas dalil dari ayat-ayat al-

Qur’an yang di tafsirkan dengan pendekatan yang terkesan atau boleh di katakan

cenderung tekstual, beberapa dalil tersebut antara lain ini :

Pertama, firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وقل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن

Dr. Mardani. Tafsir Ahkam, Cet. I November Yogyakarta, hal.

Imtihan Asy-Syafi’i, Loc. Cit, hlm. - Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 40: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan

pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka.” (QS. An Nur: )

Perintah menjaga atau memelihara kemaluan bagi perempuan muslimah dalam

ayat ini di tafsirkan sebagai suatu perintah untuk memelihara kemaluan termasuk

menjaga sarana-sarana dalam menjaga kemaluan. Wajah di pahami sebagai sarana

yang dapat mengantarkan pada munculnya nafsu birahi bagi laki-laki yang melihat

perempuan tersebut sehingga wajah termasuk sarana menjaga kemaluan yang harus di

tutup, karena sarana memiliki hukum tujuan.

Kedua, firman Allah subhanahu wa ta’ala:

ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa)

nampak dari mereka.” (QS. An Nur: )

Ketiga, firman Allah subhanahu wa ta’ala:

وليضربن بخمرهن على جيوبهن

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher)

mereka.” (QS. An Nur: )

Keempat, firman Allah subhanahu wa ta’ala:

ولا يضربن بأرجلهن ليعلم مايخفين من زينتهن

“Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang

mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: )

Tema sentral yang mengundang perbedaan di kalangan ulama dalam ayat kedua,

ketiga dan keempat diatas adalah penafsiran tentang batasan aurat bagi wanita dalam

kalimat“perhiasan yang biasa nampak dari mereka”. Secara tekstual kalimat tersebut

Ibid

Ibid

Page 41: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

di tafsirkan ulama salaf sebagai pakaian sehingga dengan demikian yang boleh

nampak pada wanita adalah pakaian karena pakaian memang mustahil untuk

disembunyikan.

Dan pada ayat kedua di pahami, jika menutup dada dan leher saja

di wajibkan apalagi menutup wajah yang merupakan tempat kecantikan dan godaan.

Adapun pada ayat keempat dipahami bahwa memukulkan kaki agar terdengar suara

gemerincing gelang kaki tidak lebih berbahaya dari pada menampakkan kecantikan

wajah sehingga wajah wajib ditutupi.

Syeikh Muhammad Shalih al-Utsamain –Hafizhahullah ditanya apa yang

dimaksud hijab yang syar’i ?

Hijab syar’i adalah seorang wanita itu menutup bagian tubuh yang haram

diperlihatkan atau menutup bagian tubuh yang wajib ditutup. Dan pada awalnya

adalah menutup wajah karena itu menjadi sumber fitnah dan bagian yang

menimbulkan rasa cinta, maka wajib bagi wanita menutup wajahnya dari mereka

yang bukan muhrimnya.

Syeikh Abdullah bin Humaid menjelaskan tentang hijab yang hakiki ialah hijab

dalam Islam telah diterangkan oleh Al-Qur’an yaitu seorang wanita muslimah harus

menjaga diri dan mempunyai harga diri serta jauh dari tempat syubhat jauh dari

pencampuran dengan laki-laki asing. Ini adalah makna hijab ditinjau dari aspek

menutup wajah dan kedua tangannya dari laki-laki asing, karena kemolekan dan

kecantikannya ada pada wajahnya, dan Allah SWT berfirman :

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,” (QS. An-Nur: )

Di riwayat oleh Ibnu Jarir dan di Shahihkan oleh Syaikh Mustahafa Al-Adawi, bahwa Ibnu

Mas’ud berkata tentang perhiasan yang (biasa) nampak dari wanita: “(yaitu) pakaian ( Jami’ Ahkamin

Nisa’IV/ ).

Fathin Masyahud, Lc. MH, Ida Husnur Rahmawati,Lc. MH penerjemah dari kitab FATAWA

AL-MAR’AH AL-MUSLIMAH Judul edisi Indonesia Fikih wanita hal.

Page 42: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Dan artinya bahwa “khumur” jamak dari “khimar” yaitu yang dipakai oleh

wanita dikepalanya, kemudian diturunkan sampai ke “jaib” sakunya, dan jaib yaitu

lubang yang ada di atas dada. Ini makna dari QS. An-Nur: seperti ayat yang lain:

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-

isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh

mereka".. (QS. Al-Ahzab: )

Kata “jalabib” jamak dari jilbab yaitu yang dipakai oleh wanita di atas

kepalanya yang di ulur di atas wajahnya, inilah yang selayaknya dan inilah “Hijab”.

Dan tujuan dari ini semua adalah menjauhkan wanita muslimah dari sumber fitnah

agar dia tidak terfitnah laki-laki, dan kaum laki-laki juga tidak terfitnah karena “kaum

wanita adalah mitra laki-laki.” Dan Allah SWT memberitahukan tentang istri-istri

Nabi bahwa mereka adalah para wanita yang paling suci hati mereka dan paling

mendalam ilmu mereka dibanding kaum laki-laki zaman kita. Alla Ta’ala berfirman:

...

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi),

Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu

dan hati mereka.” (QS al-Ahzab: ),

Dan hijab merupakan perantara. Dan tujuan dari perantara itu adalah agar kaum

wanita menjaga dirinya dan tetap memlihara harga diri dan kesuciannya dan

menjauhkannya dari sumber fitnah dan tidak terfitnah oleh lainnya dan tidak menjadi

fitnah bagi orang lain karena kemolekan dan kecantikannya ada pada wajahnya,

Wallahu a’lam.

An-Nur : - “Pada kedua ayat tersebut terdapat perintah untuk menjaga

pandangan dan kemaluan bagi laki-laki dan perempuan yang mana apabila kita

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Ibid.

Page 43: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

melihat seseorang maka yang dilihat pertama kali adalah wajahnya yang

berkemungkinan menimbulkan hal-hal yang tak di inginkan. Serta wanita disuruh

untuk menyembunyikan perhiasan mereka dan itu termasuk hal-hal yang salah

padanya, dan wajah merupakan hal yang indah yang terdapat pada wanita maka ia

sebaiknya menutupinya.”

Didalam kitab tafsir wanita yang di karang oleh Syaikh Imam Zaki Al-Barudi

dia mengutip dari tafsir ahkam Al-Qur’an Ibnul Arabi bahwa didalam tafsir Ibnul

Arabi ada delapan permasalahan di dalam Surah An-Nur ayat , yang pertama

adalah Firman Allah, “Katakanlah kepada laki-laki beriman; ‘Hendaklah mereka

menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya,” ini adalah sebuah firman

yang sifatnya umum, mencakup laki-laki dan perempuan dari kaum mukminin,

selaras dengan seruan yang sifatnya umum di dalam Al-Qur’an. Hanya saja Al-

Qur’an mengkhususkan seruan kepada wanita, dengan bentuk penekanan tambahan.

Sebagaimana ini disebutkan dalam hadits Ummu Ammarah Al-Anshariyah bahwa

sesungguhnya dia berkata, “Wahai Rasulullah, sesunggunhnya saya melihat segala

sesuatu itu untuk lelaki dan saya tidak melihat untuk kalangan perempuan

disebutkan.” Maka turunlah; “Sesungguhnya orang-orang mukmin dan mukminat.”

Firman Allah, “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali

yang biasa nampak dari padanya.”

Perhiasan itu dibagi menjadi duia; perhiasan alami dan perhiasan dari hasil

usaha. Yang alami itu adalah wajahnya. Karena sesungguhnya dia adalah pokok

segala perhiasan dan keindahan penciptaan dan memiliki makna hidup. Karena

didalamnya ada sejumlah manfaat dfan merupakan jalur-jalur pengatahuan dan

indahnya tertibnya susunan yang ada, semua terdapat dikepala, dan diciptakan

terpisah dengan yang lain, dengan susunan yang demikian indah.

Sedangkan hiasan yang berupa hasil usaha (muktasabah), ia adalah segala

sesuatu yang diusahakan oleh seseorang perempuan untuk menjadikan dirinya

HR. Tirmidzi: . Al-Albani berkata dalam Shahih Sunan Tirmidzi: Hadits ini isnadnya

shahih.

Page 44: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

cantiknya dengan cara buatan. Seperti pakaian, perhiasan, celak mata, dan lainnya. Di

antara yang menunjukkan itu adalah firman Allah, “Pakailah perhiasanmu yang

indah disetiap (memasuki masjid).” Yang dimaksud dengan perhiasan disini adalah

pakaian.

Firman Allah, “Kecuali yang biasa nampak dari padanya,”

Ketahuilah wahai saudaraku, hakikat-hakikat yang ada disini, bahwa sesuatu yang

zhahir dari lafazh yang mengandung kebalikannya maka disana ada lawannya. Jika

ada zhahir pastilah ada batin, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat ini.

Sebagaimana jika ada awal maka pasti ada akhir, dan jika ada kuno maka pasti ada

baru. Maka tatkala perhiasan itu disifati bahwa dia adalah zhahir, maka ini

menunjukkan bahwa disana ada batin.

Ada tiga pendapat mengenai maksud dari perhiasan lahir (yang tampak) itu:

Pertama; Maksudnya adalah pakaian. Yakni yang tampak dari pakaiannya

secara khusus. Pendapat ini dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud.

Kedua; Dia adalah celak mata dan cincin. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas dan

Miswar.

Ketiga; Dia adalah wajah dan kedua telapak tangan.

Pendapat ketiga memiliki makna sama dengan pendapat kedua. Sebab celak dan

cincin adanya diwajah dan kedua telapak tangan. Hanya saja darinya bisa di ambil

makna lain. Yakni; bahwa orang yang beranggapan bahwa kedua telapak tangan dan

wajah adalah hiasan yang tampak mengatakan bahwa jika hal itu tidak ada celak dan

cincin. Jika ada padanya celak dan cincin, dan ini adalah sesuatu yang sangat dicintai

untuk ditutupi, dan dia menjadi bagian hiasan yang tersembunyi, adapun perhiasan

yang tidak tampak (batin), maka dia adalah anting-anting, kalung, gelang tangan dan

kaki dan lainnya.

Ibnul Qasim dari Malik berkata, “Adapun cat kuku itu bukan termasuk

perhiasan luar.”

Syaikh Imam Zaki Al-Barudi Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim li An-Nisa’ / Tafsir Wanita. Cet. I

Jakarta . Hal.

Page 45: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Para ulama berbeda pendapat mengenai gelang. Aisyah berkata, “Dia termasuk

hiasan luar, karena keduanya berada pada dua tangan.” Mujahid berkata, “Dia

termasuk perhiasan yang harus tidak diperlihatkan sebab dia berada diluar kedua

telapak tangan. Dia berada dipergelangan tangan.”

Adapun cat kuku, maka dia termasuk perhiasan yang batin jika dia berada di

kedua kaki. Yang benar adalah bahwa yang dimaksud dengan perhiasan yang biasa

nampak adalah dia yang berada di wajah dan kedua telapak tangan. Sebab dialah

yang tampak pada saat shalat, dan saat ihram. Dan memang dialah yang biasa

tampak.

Didalam tafsir wanita Syaikh Imam Zaki Al-Barudi menjelaskan tentang

perbedaan pendapat diantara para ulama salaf mengenai makna perhiasan luar dan

dalam (lahir batin), maka itu telah dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

dalam bukunya Majmu’ Al-Fatawaa: . Dia berkata: Masalahnya adalah:

SeSungguhnya Allah telah menjadikan perhiasan itu menjadi dua. Perhiasan yang

zhahir dan yang batin. Perhiasan yang zhahir bisa ditampakkan kepada selain suami

orang-orang selain mahram. Sebelum turun ayat hijab para perempuan biasa keluar

tanpa memakai jilbab dimana para lelaki bisa melihat wajah dan kedua tangan

mereka. Pada saat itu perempuan boleh menampakkan wajah dan kedua telapak

tangannya. Saat itu boleh melihat padanya sebab kala itu memang boleh

ditampakkan. Kemudian setelah menurunkan ayat hijab dengan firman-Nya: “Wahai

Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang

mukmin;” Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (Al-

Ahzab: ), yakni hijab perempuan dari laki-laki itu berlaku setelah Rasulullah nikah

dengan Zainab binti Jahsy, salah seorang ummahatul mukminin. Saat itulah kain

penutup digelar dan wanita tidak boleh dilihat. Tatkala Rasulullah memilih Shafiyah

binti huyay setelah perang Khaibar para sahabat berkata: Jika Rasulullah

menghijabnya maka berarti dia salah seorang dari ummahatul mukminin. Jika tidak

Ibid.

Page 46: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

maka dia tak lain adalah salah seorang hamba sahayanya. Maka Rasulullah

menghijabnya. Tatkala Allah memerintahkan agar tidak bertanya kepada mereka

kecuali dari belakang hijab dan memerintahkan para isterinya, anak-anaknya dan

isteri-isteri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya –jilbab adalah kain yang

menutupi yang oleh Ibnu Mas’ud disebut dengan “rida” (selendang) dan yang biasa

oleh kebanyakan orang sebagai “izar kabir” yakni kain menutup kepalanya dan

seluruh badannya.

Abu Ubaid dan lainnya mengutarakan: Sesungguhnya wanita mukminah

menjulurkan kainnya di atas kepalanya sehingga tidak ada yang tampak kecuali

matanya. Ini sama dengan niqab (penutup muka). Mereka melindungi diri dengan

pakaian itu. Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwa seorang wanita yang

diharamkan dilihat lelaki lain tidak pakai niqab dan tidak memakai sarung tangan,

maka kemudian mereka diperintahkan untuk memakai jilbab agar mereka tidak

dikenal. Wajah dan kedua tangan termasuk dari perhiasan yang tidak dibolehkan

untuk tidak ditampakkan kepada ajanib (orang muhrim).

Ada tanya jawab tentang urgensi menutup wajah didalam buku Al-Fatawa asy-

syar’iyyah fi al-masa’il al-ashriyyah min fatawa ulama al-balad al-haram yang

diterjamahi oleh mustofa Aini, Hanif Yahya, Amir Hamzah, yang di perbarui

judulnya fatwa-fatwa terkini. Pertanyaannya ialah tentang urgensi penutup wajah

wanita, apakah ini memang kewajiban yang diwajibkan dalam agama Islam ? jika

memang begitu, apa dalilnya? Saya mendengar dari banyak sumber dan saya

beranggapan bahwa penutup wajah itu telah umum digunakan di jazirah Arab pada

masa Turki, sejak saat itu ditegaskan penggunaannya sehingga semua orang

menganggap bahwa itu diwajibkan kepada setiap wanita. Sebagaimana yang saya

baca, bahwa pada masa Nabi SAW dan masa para sahabat, kaum wanita menyertai

kaum laki-laki dalam berbagai pekerjaan, di antaranya membantu dalam peperangan.

Apakah ini memang benar atau keliru dan tidak berdasar?

Ibid.

Page 47: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Di masa awal Islam, hijab belum diwajibkan kepada wanita. Saat itu, wanita

menampakkan wajah dan telapak tangannya pada kaum laki-laki, kemudian

Allah mensyari’atkan hijab kepada kaum wanita dan mewajibkannya untuk menjaga

dan memelihara wanita dari pandangan kaum laki-laki yang bukan mahram dan untuk

mencegah timbulnya fitnah. Perintah ini berlaku setelah turunnya ayat hijab, yaitu

Firman Allah SWT dalam surat al-Ahzab,

“apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi),

Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu

dan hati mereka.

Walaupun ayat ini diturunkan mengenai para isteri Nabi SAW, namun

maksudnya adalah mereka dan wanita lainnya karena keumuman alasan yang

disebutkan itu dan cakupan maknanya. Dalam ayat lainnya Allah berfirman,

“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan

bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,

tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.”

Ayat ini mencakup para isteri Nabi SAW dan wanita lainnya, seperti halnya

Firman Allah SWT dalam ayat lainnya,

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh

tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 48: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” (Al-Ahzab: ).

Selain ini Allah pun menurunkan dua ayat lainnya dalam surat an-Nur, yaitu

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci

bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka

menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya

kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau

putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka.” An-Nur: -

Yang dimaksud dengan ‘perhiasan’ disini adalah keindahan dan daya tarik,

yang mana wajah adalah yang paling utamanya. Sedangkan yang dimaksud dengan:

“kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.” An-Nur: adalah pakaian.

Demikianlah pendapat yang benar diantara dua pendapat ulama, sebagaimana yang

dikatakan oleh sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud RA yang berdalih dengan

Firman Allah SWT,

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 49: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung)

yang tiada ingin kawin (lagi), Tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian

mereka dengan tidak (bermaksud) Menampakkan perhiasan, dan Berlaku sopan

adalah lebih baik bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

Bijaksana.” (An-Nur: )

Segi pendalihan dari ayat ini menunjukkan kewajiban berhijabnya wanita, yaitu

menutup wajah dan seluruh badannya dari laki-laki yang bukan mahram: Namun

Allah tidak menganggap berdosa pada wanita-wanita tua yang telah menopause yang

tidak mempunyai keinginan untuk menikah lagi, asalkan tidak bersolek dengan

perhiasan. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa para wanita muda wajib

berhijab, dan mereka berdosea bila meninggalkan kewajiban ini. Begitu pula para

wanita tua yang berdandan (bersolek) dengan perhiasan., mereka tetap harus berhijab

karena mereka itu juga fitnah. Kemudian di akhir ayat tadi Allah menyatakan, bahwa

berlaku sopannya para wanita tua dengan tidak berdandan adalah lebih baik bagi

mereka. Demikian ini karena lebih menjauhkan mereka dari fitnah. Telah

diriwayatkan secara pasti dari Aisyah dan Asma’ RA, saudarinya, yang menunjukkan

wajibnya wanita menutup wajah terhadap laki-laki yang bukan mahram, walaupun

sedang melaksanakan ihram, sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah RA yang

disebutkan dalam ash-Shahihain, yang menunjukkan bahwa terbukanya wajah wanita

hanya pada masa awal Islam kemudian dihapus dengan turunnya ayat hijab. Dengan

demikian diketahui, bahwa berhijabnya wanita adalah perkara yang sudah lama ada,

sejak masa Nabi SAW

Allah SWT telah mewajibkannya, jadi bukan dari aturan masa Turki.

Dan ditemukan lagi pernyataan yang di keluarkan oleh Syaikh Muhammad bin

Shalih Utsaimin, bahwasanya membuka wajah di depan laki-laki yang bukan

mahramnya baik pada saat haji, umrah atau yang lainnya yaitu haram hukumnya.

Didalam kitab tafsir al-Misbah menjelaskan QS. An-Nur: ayat ini

menyatakan: katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: “Hendaklah mereka

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Khalid al-Juraisi, Fatwa-fatwa terkini. Jakarta . Hal.

Amin bin Yahya al-Wazan, Fatwa-fatwa tentang wanita, Jakarta Hal.

Page 50: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka sebagaimana

perintah kepada kaum pria mukmin untuk menahannya, dan di samping itu janganlah

mereka menampakkan hiasan yakni bagian tubuh mereka yang dapat merangsang

lelaki kecuali yang biasa nampak darinya atau kecuali yang terlihat tanpa maksud

untuk ditampak-tampakkan, seperti wajah dan telapak tangan. Dan dijelaskan juga

bahwa hiasan pokok wanita adalah dadanya maka ayat ini melanjutkan dan

hendaklah mereka menutupkan kain kerudung mereka ke dada mereka.

Kata (زينة) zinah adalah sesuatu yang menjadikan lainnya indah dan baik atau

dengan kata perhiasan. Kata ( خمر ) khumur adalah bentuk jamak dari kata ( خمار )

khimar yaitu tutup kepala, yang panjang. Sejak dahulu wanita menggunakan tutup

kepala itu, hanya saja sebagian mereka tidak menggunakannya untuk menutup tetapi

membiarkan melilit punggung mereka. Nah, ayat ini memerintahkan mereka

menutupi dada mereka dengan kerudung panjang itu. Ini berarti kerudung itu

diletakkan di kepala karena memang sejak semula ia berfungsi demikian, lalu

diulurkan ke bawah sehingga menutup dada.

Bagaimana dengan yang tidak disebut ? Tentu saja wanita-wanita berkewajiban

memelihara hiasannya sehingga tidak terlihat kecuali apa yang diistilahkan oleh ayat

ini dengan kalimat ( إلا ما ظهر منها ). Penggalan ayat ini dipersilisihkan maknanya oleh

para ulama, khususnya makna kata illa.

Ada yang berpendapat bahwa kata ( إلا ) adalah istisna’ muttashil yang berarti

“Yang dikecualikan merupakan bagian jenis dari apa yang disebut sebelumnya”, dan

yang dikecualikan dalam penggalan ayat ini adalah zinah atau hiasan. Ini berarti ayat

tersebut berpesan: "Hendaknya janganlah wanita-wanita Menampakkan

perhiasannya (anggota tubuh) mereka, kecuali apa yang tampak.”

M. Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an Jakarta : Lentera

Hati, (vol ) hal.

Ibid.

Page 51: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Redaksi ini, jelas tidak lurus, karena apa yang tampak, tentu sudah kelihatan.

Jadi, apalagi gunanya dihalang? Karena itu, lahir paling tidak tiga pendapat lain guna

lurusnya pemahaman redaksi tersebut.

Pertama, memahami kata illa dalam arti tetapi atau dalam istilah ilmu bahasa

Arab istisna’ munqathi’ dalam arti yang dikecualikan bukan bagian / jenis yang

disebut sebelumnya. Ini bermakna: “janganlah mereka menampakkan hiasan mereka

sama sekali; tetapi apa yang nampak (secara terpaksa / tidak disengaja – seperti ditiup

angin dan lain-lain), maka itu dapat di maafkan.

Kedua, menyisipkan kalimat dalam penggalan ayat itu. Kalimat dimaksud

menjadikan penggalan ayat in mengandung pesan lebih kurang: “Janganlah mereka

(wanita-wanita) menampakkan hiasan (badan mereka). Mereka berdosa jika berbuat

demikian. Tetapi jika tampak tanpa disengaja, maka mereka tidak berdosa.”

Penggalan ayat – jika dipahami dengan kedua pendapat di atas – tidak

menentukan batas bagi hiasan yang boleh ditampakkan, sehingga berarti seluruh

anggota badan tidak boleh tampak kecuali dalam keadaan terpaksa.

Pemahaman ini, mereka kuatkan pula dengan sekian banyak hadits, seprti sabda

Nabi SAW. Kepada ‘Ali Ibn Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan at-

Tirmidzi melalui Buraidah: Wahai ‘Ali jangan ikutkan pandangan pertama dengan

pandangan kedua. Yang pertama ditolerir, dan yang kedua engkau berdosa.

Ada riwayat lain yang menjadi dasar pendapat di atas yaitu bahwa seorang

pemuda bernama al-Fadhl Ibn ‘Abbas, ketika melaksanakan haji Wada’ menunggang

unta bersama Nabi Muhammad saw., dan ketika itu ada seorang wanita cantik, yang

terus menerus di tatap oleh al-Fadhl. Maka Nabi saw. Memegang dagu al-Fadhl dan

mengalihkan wajahnya agar ia tidak melihat wnita tersebut terus menerus. Demikian

diriwayatkan oleh Bukhari dari saudara al-Fadhl sendiri, yaitu Ibn ‘Abbas. Bahkan

penganut pandapat ini merukuk kepada ayat al-Qur’an yang menyatakan:

Page 52: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi),

Maka mintalah dari belakang tabir.” (QS. Al-Ahzab: ).18

Ayat ini walaupun berkaitan dengan permintaan sesuatu dari istri Nabi, namun

dijadikan oleh ulama penganut kedua pendapat di atas sebagai dalil pendapat mereka.

Ketiga, memahami firman-Nya “kecuali apa yang tampak” dalam arti yang

biasa dan atau dibutuhkan keterbukaannya sehingga harus tampak. Kebutuhan di

sini dalam arti menimbulkan kesulitan bila bagian badan tersebut ditutup.

Mayoritas

ulama memahami penggalan ayat ini dalam arti ketiga ini. Cukup banyak hadits yang

mendukung pendapat ini. Misalnya: “Tidak dibenarkan bagi seorang wanita yang

percaya kepada Allah dan hari Kemudian untuk menampakkan kedua tangannya,

kecuali sampai disini (Nabi kemudian memegang setengah tangan beliau)” (HR. Ath-

Thabari).

Hadits lain menyatakan: “Apabila wanita telah haid, tidak wajar terlihat darinya

kecuali wajah dan tangannya sampai ke pergelangan” (HR. Abu Daud).

Di atas telah dikemukakan bahwa zinah adalah sesuatu yang menjadikan

sesuatu yang lain indah yakni hiasan. sementara ulama membaginya dalam dua

macam. Ada yang bersifat khilqiyyah (fisik melekat pada diri seseorang, dan ada juga

yang bersifat muktasabah (dapat diupayakan). Menurut Ibnu ‘Asyur yang bersifat

fisik melekat adalah wajah, telapak tangan dan setengah dari kedua lengan, sedang

yang diupayakan adalah pakaian yang indah, perhiasan, celak mata dan pacar.

Memang al-Qur’an menggunakan kata zinah dalam arti pakaian (QS. Al-A’raf: ).

Pakar hukum dan tafsir Ibn al-‘Arabi berpendapat bahwa hiasan yang bersifat

khilqiyyah adalah sebagian besar jasad perempuan, khususnya wajah, kedua

pergelangan tangannya, kedua siku sampai dengan bahu, payudara, kedua betis dan

rambut. Sedang hiasan yang diupayakan adalah hiasan yang merupakan hal-hal yang

lumrah dipakai sebagai hiasan buat perempuan yakni perhiasan, pakaian indah dan

18

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Ibid.

Page 53: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

bewarna warni, pacar, celak, siwak dan sebagainya. Hiasan khilqiyyah yang dapat

ditoleransi adalah hiasan yang bila ditutup mengakibatkan kesulitasn bagi wanita,

seperti wajah, kedua telapak tangan dan kedua kaki, lawannya adalah hiasan yang

disembunyikan / harus ditutup, seperti bagian atas kedua betis, kedua pergelangan,

kedua bahu, leher dan bagian atas dada dan kedua telinga.

Pakar tafsir al-Qurtubi, dalam tafsirnya mengemukakan bahwa ulama besar

Sa’id Ibn Jubair, ‘Atha dan al-Auza’i berpendapat bahwa yang boleh dilihat hanya

wajah wanita, kedua telapak tangan dan busana yang dipakainya. Sedang sahabat

Nabi saw. Ibn ‘Abbas, Qatadah, dan Miswar Ibn Makhzamah, berpendapat bahwa

yang boleh termasuk juga celak mata, felang, setengah dari tangan yang dalam

kebiasaan wanita Arab dihiasi / diwarnai dengan pacar (yaitu semacam zat klorofil

yang terdapat pada tumbuhan yang hijau), anting, cincin, dan semacamnya. Al-

Qurthubi juga mengemukakan hadits yang menguraikan kewajiban menutup setengah

tangan.

Syeikh Muhammad ‘Ali as-Sais, Guru Besar Universitas al-Azhar Mesir,

mengemukakan dalam tafsirnya – yang menjadi buku wajib pada Fakultas Syariah

Al-Azhar – bahwa Abu Hanifah berpendapat kedua kaki, juga bukan aurat. Abu

Hanifah mengajukan alasannya yaitu bahwa ini lebih menyulitkan – bila harus

ditutup – ketimbang tangan, khususnya bagi wanita-wanita miskin di pedesaan yang

(ketika itu) sering kali berjalan (tanpa alas kaki) untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pakar hukum Abu Yusuf bahkan berpendapat bahwa kedua tangan wanita bukan

aurat, karena dia menilai bahwa mewajibkan untuk menutupnya menyulitkan wanita.

“Allah tidak berkehendak menjadikan bagi kamu sedikit kesulitan pun” (QS. Al-

Ma’idah: )19

dan bahwa:

Ibid. 19 Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Page 54: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran

bagimu.” (QS. Al-Baqarah: )20

Quraish Shihab menjelaskan didalam tafsirnya, pakar tafsir Ibn ‘Athiyyah –

sebagaimana dikutip oleh al-Qurtubi – berpendapat: “Menurut hemat saya,

berdasarkan redaksio ayat, wanita diperintahkan untuk tidak menampakkan dan

berusaha menutup segala sesuatu yang berupa hiasan. Pengecualian, menurut hemat

saya, berdasarkan keharusan gerak menyangkut (hal-hal) yang mesti, atau untuk

perbaikan sesuatu dan semacamnya.”

Quraish Sihab menjelaskan juga hanya al-Qurtubi berkomentar, bagaikan ingin

menutup kemungkinan perkembangan dengan menyatakan: Pendapat (Ibn ‘Athiyyah)

ini baik. Hanya saja karena wajah dan kedua telapak tangan sering kali (biasa)

tampak – baik sehari-hari maupun dalam keadaan ibadah seperti ketika sholat dan

haji – maka sebaiknya redaksi pengecualian “kecuali yang tampak darinya”

dipahami sebagai kecuali wajah dan kedua telapak tangan yang biasa tampak itu.

Demikian terlihat pakar hukum ini mengembalikan pengecualian tersebut

kepada kebiasaan yang berlaku. Dari sini, dalam al-Qur’an dan Terjemahnya susunan

Tim Departemen Agama, pengecualian itu diterjemahkan sebagai kecuali yang

(biasa) tampak darinya.

Quraish sihab juga menerangkan didalam tafsirnya tentang Muhammad Thahir

Ibn ‘Asyur seorang ulama besar dari Tunis, yang diakui otoritasnya dalam bidang

ilmu agama. Menulis dalam bukunya Maqashid asy-Syari’ah bahwa: “Kami percaya

bahwa adat kebiasaan satu kaum tidak boleh – dalam kedudukannya sebagai adat –

untuk dipaksakan terhadapa kaum lain atas nama agama, bahkan tidak dapat

dipaksakan pula terhadap kaum itu.”

20

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ), hal.

Ibid.

Page 55: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Ulama ini kemudian memberikan beberapa contoh dari al-Qur’an dan Sunnah

Nabi. Contoh yang diangkatnya dari al-Qur’an adalah surat al-Ahzab: , yang

memerintahkan kaum mukminah agar mengulurkan jilbabnya. Di sini ulama tersebut

berkomentar: “Ini adalah ajaran yang mempertimbangkan adat orang-orang Arab,

sehingga bangsa-bangsa lain yang tidak menggunakan jilbab, tidak memperoleh

bagian (tidak berlaku bagi mereka ketentuan ini.”

Ketika menafsirkan ayat al-Ahzab yang berbicara tentang Jilbab ulama ini

menulis bahwa: “Cara memakai jilbab berbeda-beda sesuai dengan perbedaan

keadaan wanita dan adat mereka. Tetapi tujuan perintah ini addalah seperti bunyi ayat

itu yakni “Agar mereka dapat dikenal (sebagai wanita muslim yang baik) sehingga

mereka tidak diganggu.

Ibid.

Page 56: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

BAB IV

ANALISA TERHADAP KEWAJIBAN MEMAKAI NIQAB DI YAYASAN

UBAY BIN KA’AB

A. Fenomena Pemakaian Niqab di Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab.

Fenomena pemakaian niqab di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab Setelah

peneliti meneliti dan mewawancarai salah satu ustadz pengajar yaitu ustadz Basuki, ia

mengatakan bahwa guru-guru di pesantren disini tidak ada yang mewajibkan cadar

kepada para santriwati pesantren Ubay bin Ka’ab sendiri. Melainkan budaya para

santriwati untuk memakai cadar. Karna ketika penulis memasuki pondok pesantren

Ubay bin Ka’ab, ada juga beberapa santriwati yang tidak memakai niqab. Ketika

berpapasan dengan penulis, para santriwati yang tidak memakai niqab tersebut

langsung merespon dengan menutupkan ketika wajahnya dengan kain jilbabnya yang

lebar.

Para santriwati pondok pesantren Ubay bin Ka’ab untuk memahami ayat-ayat

al-Qur’an terkhusus ayat-ayat tentang hijab. Para guru memberi pengajian tafsir,

mereka memakai metode tafsir yang dipakai oleh guru-guru pondok pesantren ini

ialah metode tafsir bil ma’tsur, yang mana menggunakan riwayat-riwayat ulama dan

kitab-kitab mufassir yang kita kenal seperti kitab tafsir ibn katsir dan kitab tafsir ar-

Ra’di dan lain-lain.

Dibawah ini ada beberapa pernyataan pandangan santriwati pondok pesantren

Ubay bin Ka’ab terhadap berniqab:

Pemahaman santri pesantren Ubay bin Ka’ab terhadap niqab, sejauh penulis

teliti ialah : “Niqab ialah kain penutup wajah yang dipakai oleh sebagian wanita,

seperti dizaman Rasulullah dan seperti halnya istri-istri Rasul yang mulia dengan

menutup seluruh auratnya termasuk wajah. Menurutnya hukum niqab adalah sunnah

mu’akkad sunah yang ditekankan, karena dizaman yang penuh fitnah seperti sekarang

Basuki, Salah Satu Pengurus Pesantren Ubay bin Ka’ab, Wawancara dengan Penulis, Tangga

April

Page 57: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

wanita adalah salah satu fitnah terbesar bagi kaum laki-laki dan hendaknya wanita

menjaga kemaluannya dan menutup seluruh auratnya, untuk menjaga dari fitnah

dunia.”

“Niqab adalah penutup wajah, di anjurkan seorang wanita agar menutup

wajahnya dari pandangan lelaki yang bukan mahrom.”

“Niqab merupakan bagian dari sunnah Rasulullah SWA. Menurutnya memakai

niqab itu sunnah yang afdol.”

“Dia adalah kain penutup wajah yang biasa dipakai oleh shahabiyah-shahabiyah

terdahulu. Menurutnya niqab itu sunnah muakkad karna ketika kita tawaf dan shalat

diperintahkan untuk membuka niqab, namun ada ikhtilaf ketika shalat jika

menimbulkan fitnah dia wajib memakai niqab dan ana cenderung kependapat ini

ketika shalat jika ada ikhwan ajnabi.”

“Niqab ialah menutup wajah dihadapan laki-laki yang bukan mahrom,

bertujuan supaya ada pemisah antara dirinya dengan laki-laki yang bukan mahrom.

Maksudnya terhadap hal yang melindungi diri wanita jika suatu saat dia terpaksa atau

harus pergi keluar rumah untuk membantu kaum laki-laki dalam menundukkan

pandangan, sebab pandangan merupakan panah beraun iblis. Dan hukumnya sunnah

muakkadah (sangat ditekankan) karena apabila kaum wanita diwajibkan menutup

leher dan dada maka menutup wajah lebih utama daripadanya. Ini karena wajah

dijadikan fokus kecantika fisik tidaklah mengincar keucali pada bagian wajah saja,

jika telah melihat wajah yang cantik, mereka tidak lagi meliahat unsur lainnya.”

“Bagi saya niqab itu sangat memuliakan wanita, menjaga dari fitnah dan dari

gangguan serta membantu para laki-laki menundukkan pandangannya. Bagi saya

niqab hukumnya sunnah, insyaallah ana tidak akan melepaskannya”.

“saya memandang niqab sebagai bentuk pemuliaan Islam bagi para lelaki dan

wanitanya. Karna dengan niqab jiwa seseorang bisa lebih terjaga kesuciannya, dan

terjaga pula kehormatan keluarga jika yang mengenakan niqab benar niatnya. Hukum

Page 58: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Niqab itu masih diperselisihkan apakah dia wajib atau sunnah. Para imam yang di

akui keilmuannya seperti imam Malik dan imam Asy-Safi’i berpendapat,

bahwasahnya memakai niqab itu wajib para wanita muslimah, sedangkan imam Abu

Hanifah dan imam Ahmad bin Hanbal berpendapat, bahwasahnya hukum niqab itu

sunnah. Sedangkan pendapat yang dirojihkan oleh kebanyakan para ulama (jumhur)

bahwasahnya hukum niqab itu sunnah Al-Mufadhdhol (sunnah yang diutamakan).

Sedangkan saya, saya memandang sunnah tatkala sang wanita itu wajahnya tidak

menjadi fitnah bagi kaum lelaki dan ia berubah menjadi wajib tatkala kondisi wanita

tersebut menjadi fitnah bagi lelaki Wallahu’alam.

“Bagi saya seseorang yang memakai niqab itu akan lebih terjaga dari

pandangan lawan jenisnya, tidak di ganggu serta lebih dihormati. Kalau menurut saya

memakai niqab itu hukumnya sunnah karna saya sendiri belum bisa istiqomah

memakainya.”

“Niqab bukan benda yang identik dengan terorisme. Niqab adalah syari’at

Rasulullah SAW barangsiapa yang mencelanya maka dia telah mencela apa-apa yang

dibawa Rasulullah SAW. Menurut saya sunnah, karna aurat perempuan adalah

seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan, sunnah karena semua isteri-isteri

Nabi Muhammad SAW memakai niqab (menutup wajahnya).”

“Niqab adalah suatu kemuliaan yang bukan sembarang orang mengetahuinya

dan merupakan suatu kehormatan bagi kaum wanita sendiri. Menurut saya sunnah

yang ditekankan untuk zaman yang banyak fitnah dan syubhat saat ini.”

“Sunnah Mustahab, sunnah mustahab di anjurkan seorang wanita

menggunakannya dan ini adalah sunnah Nabi, para Ummahatul mukminin yang

memakainya, dan para istri sahabat nabi yang demikian.”

“Niqab merupakan salah satu syari’at dalam Islam yang memuliakan wanita

dari pandangan. Pandangan ajnabi dan hathal lainnya. Niqab sendiri juga merupakan

kemajuan dalam mode pakaian bukan kemunduran mode yang seperti yang dikatakan

Page 59: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

oleh orang-orang diluar sana. Hukumnya menurut saya adalah sunnah, karena batasan

aurat untuk wanita adalah wajah dan telapak tangan. Tetapi wajah seringkali

menimbulkan fitnah bagi lawan jenis, sehingga saya menanggapinya sebagai sunnah

yang ditekankan.”

“Niqab merupakan suatu kemuliaan bagi seorang wanita muslimah. Niqab juga

membuat seseorang dihormati dan tidak dilecehkan oleh para lelaki. Dan niqab juga

dapat membantu para lelaki untuk menundukkan pandangan. Sunnah, karna

jumhur kebanyakan para ulama mengatakan bahwa wajah tidak termasuk aurat.”

“Menutup aurat. Sunnah, karena saya takut akan murka Allah jika saya

mewajibkan niqab bagi saya, karena saya termasuk orang yang mudah lalai.”

“Saya memandangnya Sunnah. Kalau sunnah, sewaktu niqab itu

memudharatkan kita (ex :Pada suatu tempat yang disana tidak ditegakkan hukum

Islam secara sempurna) maka tidak mengapa kita melepaskan niqab tersebut.”

“sunnah, membantu laki-laki untuk menundukkan pandangannya. Sunnah kalau

kita tidak memakainya tidak berdosa.”

“Pandangan ana tentang niqab, bahwa niqab itu sunnah dan ana sangat

menyukainya. Hukum niqab menurut ana sunnah karna ia bukanlah bagian dari

aurat.”

“Sunnah dikarenakan ana masih belum bisa istiqomah memakainya.”

“MasyaAllah pandangan saya terhadap niqab itu sendiri adalah bisa membuat

tingginya derajat kaum wanita lebih terjaga dari pandangan-pandangan jahat. Terjaga

dan menjaga.”

“Sebuah penutup wajah, pelindung wajah yang dapat menyelamatkan akhwat

atau muslimah dari finahnya dunia. Hukumnya wajib, karena wajah adalah tempat

kecantikan dan godaan.”

Page 60: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“Menurut saya, niqab adalah sesuatu yang perlu diperhatikan dan dilestarikan

diseluruh dunia bagi setiap muslimah, karena ini merupakan salah satu identitas

seorang muslimah yang paling menonjol dan ini merupakan syari’at Islam terutama

pada zaman ini. Menurut saya, hukumnya adalah sunnah yang ditekankan, terutama

pada zaman sekarang fitnah tersebut dimana-mana. Dan alangkah baiknya apabila

seorang muslimah tersebut menutup wajah sebagai penjagaan bagi dirinya dari

fitnah.”

“Lembaran kain yang berfungsi untuk menutupi wajah agar terhindar dari

fitnah, karena wajah merupakan awal pandangan yang menyebabkan timbulnya

fitnah. Sunnah Muakkaddah, karena wajah bukan termasuk dari aurat. Apabila

dikhawatirkan timbulnya fitnah (wajahnya dilihat oleh yang bukan mahram) maka

hukum niqab itu sendiri sunnah muakkaddah.”

“Niqab adalah hal yang sudah ada sejak zaman Rasul yang sangat baik jika

dijadikan budaya oleh muslimah, selain untuk mendapatkan pahala, amalan sunnah

juga yang lebih penting lagi untuk menjaga agar tidak timbulnya fitnah bagi muslim

dan muslimah terutama dizaman yang penuh akan timbul fitnah seperti saat sekarang

ini. Hukumnya sunnah muakkadah yaitu sunnah yang ditekankan yang jauh lebih

baik atau sangat lebih baik untuk dilaksanakan, meskipun hal ini tidak wajib karena

ketika berihrom dan shalat dilarang untuk menutup wajah kecuali jika ia takut jika

orang melihat wajahnya akan menimbulkan fitnah (kerusakan keburukan).”

B. Potret Berpakaian Santri Di Yayasan Ubay Bin Ka’ab.

Sedikit berbeda cara berpakaian santri/santriwati di pondok pesantren Ubay bin

Ka’ab, pada umumnya di pesantren khususnya di kota Jambi, santri memakai atasan

baju koko atau teluk belango dan bawahannya memakai kain sarung dalam proses

belajar mengajar atau dominan aktivitasnya begitupun guru-guru di pondok pesantren

tersebut berpakaian seperti demikian.

Page 61: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Lain halnya di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab, dimana para santri atasan

bajunya memakai gamis dan bawahannya memakai celana, dan santriwatinya pakaian

jilbab lebar dan memakai niqab.

C. Pemahaman Santriwati terhadap ayat-ayat yang dijadikan dalil untuk

Berniqab

Dari dua puluh tiga kusioner yang disebarkan, hanya satu kusioner yang tidak

memberikan penjelasan tentang pemahamannya terhadap ayat-ayat tersebut. penulis

menuliskan semua pandangan dari kusioner yang penulis sebarkan. Di antarnya

adalah:

QS. An-Nur : , “Seorang muslimah wajib mengulurkan kerudungnya

menutup semua aurat dan menjaga kemaluannya, dan agar bagi kaum laki-laki untuk

menjaga pandangannya begitupun perempuan.”

An-Nur : “Bahwa Allah SWT menyuruh wanita mukmin untuk menutup

kain kerudungnya kedadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)

kecuali yang biasa terlihat (wajah).”

QS. An-Nur : “Didalam ayat tersebut Allah perintahkan wanita mukmin

untuk memelihara kemaluan mereka, maka menutup wajah termasuk sarana untuk

memelihara kemaluan. Maka juga diperintahkan karena memiliki hukum tujuan.

Tetapi di ayat tersebut ada tentang perhiasan yang biasa tampak ini maknanya wajah

dan telapak tangan, maka wanita juga boleh dia menampakkan perhiasan yang biasa

tampak pada dirinya dan itu tidak berdosa.”

QS. An-Nur : “Adanya perintah menjaga kemaluan adalah perintah yang

mencakup apa-apa yang menjadi sarana menuju atau ke arah pemeliharaan tersebut.

Diantara sarananya adalah menutup wajah, karena membuka wajah itu menjadi

penyabab tertujunya pandangan kearahnya. Sesungguhnya sarana itu memiliki hukum

yang sama dengan tujuan.”

Observasi Penulis di Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab. Jambi, April .

Page 62: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

QS. Al-Ahzab : QS. An-Nur : “Yang saya pahami bahwasahnya wajib

bagi muslimah menutup hijabnya kearah tubuhnya dan pada surah Al-Ahzab jilbab

yang dimaksud yang menutupi seluruh tubuh dan wajah. Wallahu’alam.”

QS. Al-Ahzab : QS. An-Nur : “Sebuah perintah yang Allah tujukan bagi

para lelaki agar memerintahkan kepada setiap wanita yang berada dibawah

naungannya untuk mengenakan jilbab, yang mana jilbab tersebut bukan hanya

sekedar kain yang diletakkan diatas kepala, namun juga harus dipanjangkan untuk

menutupi seluruh aurat kecuali yang biasa terlihat.

QS. Al-Ahzab : QS. An-Nur : “Menunjukkan bahwasahnya wanita itu

adalah perhiasan yang harus selalu ditutupi agar selalu terjaga apa yang seharusnya

memang dijaga terjaga dari pandangan laki-laki dan lebih bisa menundukkan

pandangan serta menjaga kemaluan dan juga agar mereka tidak diganggu.”

An-Nur : “Wanita-wanita mukmin Allah perintahkan kepada mereka untuk

menutup aurat yaitu seluruh tubuh kecuali yang biasa tampak baginya (wajah dan

telapak tangan).” Al-Ahzab : “Wanita-wanita istri Nabi dan Istri-istri orang

mukmin Allah perintahkan untuk mengulurkan jilbab, yang dalam bahasa Arab jilbab

adalah pakaian lebar yang dapat menutupi kepala, wajah, bahkan tubuh. Yang berarti

disini juga termasuk niqab. Wallahu’alam”

QS. Al-Ahzab : “Ayat ini menegaskan agar para wanita tidak

mempertontonkan kecantikan kepada setiap orang yang lalu lalang yang lebih

berpotensi untuk diganggu manusia-manusia jahat.”

QS. Al-Ahzab : “Bahwa wanita diperintahkan mengulurkan jilbab keseluruh

tubuh mereka, kecuali beberapa bagian. Dan semua itu agar mereka tidak diganggu

dan mereka mudah dikenali sebagai wanita muslimah.”

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh

tubuh mereka".

Page 63: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

“yang saya pahami dari ayat tersebut adalah perintah untuk menutup seluruh

tubuh termasuk darinya wajah. Disebutkan dalam kitab tafsir Aisarut Tafassir

pengertian الجلباب adalah kain penutup yang digunakan perempuan sewaktu berjalan

atau pakaian seperti mantel yang panjangnya melebih baju besi, dan disebutkan

dalam kitab tersebut. maksud dari ayat ini adalah perintahkan mereka untuk

memanjangkan atau menutup pakaiannya dari ujung kain ke seluruh tubuh sampai

tersisa satu mata saja. Yang dengan mata itu digunakan untuk melihat jalan.”

QS. Al-Ahzab : “Ayat ini mensyari’atkan kepada seluruh wanita muslimah

untuk mengenakan hijab yang menutupi kepala, dada dan termasuk juga wajah.

Karena betapa banyak laki-laki yang terfitnah gara-gara wajah.”

An-Nur : “Menutupi aurat, kecuali yang terbiasa terlihat. Contoh kedua

telapak tangan dan wajah.”

QS. Al-Ahzab : “Bahwasahnya yang menyuruh untuk berhijab dan

berbusana muslimah (jilbab syar’i) adalah Allah dan Rasulnya dan konsekuensi kita

sebagai muslim dan muslimah untuk taat pada Allah dan Rasulnya. Al-Qur’an

memerintahkan kita untuk berhijab dan Allah yang menciptakan kita untuk berhijab

agar terhindar dari sunnah.”

QS. Al-Ahzab : QS. An-Nur : “Bahwasahnya Allah memerintahkan

kepada istri-istri Nabi Muhammad SAW, anak-anak perempuan Nabi dan istri-istri

orang mukmin. “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.”

QS. Al-Ahzab : “Bahwasahnya Allah memerintahkan kepada istri-istri Nabi

Muhammad SAW dan wanita-wanita orang mukmin agar menutup tubuh mereka

keseluruh tubuh mereka, agar mereka lebih mudah untuk dikenal. Yang di maksud

dengan lebih mudah untuk dikenal adalah agar dapat membedakan wanita-wanita

kafir dengan wanita-wanita muslimah.”

QS. An-Nur : “Bahwa setiap wanita diperintahkan untuk menjaga dirinya

dari pandangan-pandangan yang akan membuat terfitnah karnanya. Dan wanita hanya

boleh menampakkan auratnya hanya pada mahramnya saja.”

Page 64: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

QS. Al-Ahzab : “Allah memerintahkan kepada istri-istri kaum mukminin,

jika mereka keluar rumah hendaklah mereka menutupi wajah mereka dengan jilbab

dari kepala mereka. Mereka dapat menampakkan satu yaitu, mata saja. Dan Allah

juga memerintahkan para wanita, jika keluar rumah agar menutupi alis mereka,

sehingga mereka mudah dikenali dan tidak diganggu.

“hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,” QS. An-Nur :

“ayat ini menyatakan bahwa wajibnya menutup dada dan leher, maka menutup wajah

lebih wajib. Karena wajah juga termasuk pusatnya aurat.”

QS. An-Nur : “Dalam ayat ini disebutkan agar menjaga pandangan dan

kemaluan bagi seorang wanita dan pada ayat sebelumnya disebutkan bagi kaum laki-

laki hal yang sama, maka dengan adanya niqab maka kaum laki-laki akan lebih

menjaga pandangan begitu pula bagi kaum wanita juga akan lebih menjaga

pandangannya.”

D. KECENDRUNGAN PENAFSIRAN AL-QUR’AN DAN HADIS YANG

BERKEMBANG DI PESANTREN UBAY BIN KA’AB

Setelah peneliti terjun ke lapangan untuk meneliti, mewawancarai, berdiskusi.

Penulis bisa simpulkan, bahwasahnya penafsiran guru ataupun santriwati pondok

pesantren Ubay bin Ka’ab ialah cenderung tekstual. Karna, ketika memahami ayat-

ayat al-Qur’an, mereka hanya belajar kitab tafsir karya ulama terdahulu yang

coraknya bil ma’tsur . Dan langsung menjadikan pemahaman mereka sendiri tanpa

mengkaitkannya dengan zaman sekarang. Seperti kitab tafsir Aisarut Tafassir, tafsir

al-Qurtubi, tafsir Ibnu Katsir. Dan pendapat-pendapat ulama terdahulu, mereka

hasil kusioner yang di sebarkan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab. April . Basuki, Salah Satu Pengurus Pesantren Ubay bin Ka’ab, Wawancara dengan Penulis, Tangga

April

Page 65: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

memakai pemahaman ulama terdahulu ialah pemahaman salafush shalih dan

dijadikannya pemahaman mereka sendiri.

Disini peneliti hanya bisa menyebutkan bahwasahnya, kita tidak bisa hanya

melihat terjemahan al-Qur’an atau hanya membaca kitab-kitab tafsir dan langsung

menjadikan hujjah atau mengatakan final bahwa terjemahan atau penjelasan kitab-

kitab tafsir tersebut ialah yang di maksudkan arti ayat tersebut. butuh banyak disiplin

ilmu untuk memahami ayat al-Qur’an.

Didalam buku membumikan al-Qur’an karya Quraish shihab, beliau

menjelaskan bagaimana untuk memahami ayat al-Qur’an, beliau menyatakan:

Seseorang tidak dapat membenarkan satu teori ilmiah atau penemuan baru dengan

ayat-ayat Al-Quran. Dari sini mungkin akan timbul pertanyaan: kalau demikian

apakah AlQuran harus dipahami sesuai dengan paham para sahabat dan orang-

orang tua kita dahulu? Tidak! Setiap Muslim, bahkan setiap orang, wajib

memahami dan mempelajari Kitab Suci yang dipercayainya. Bahkan, dalam

mukadimah Tafsir Al-Kasysyaf, AlZamakhsyari berpendapat bahwa mempelajari

tafsir Al-Quran merupakan "fardhu 'ayn". Setiap Muslim wajib mempelajari dan

memahami Al-Quran. Tetapi ini bukan berarti bahwa ia harus memahaminya

sesuai dengan pemahaman orang-orang dahulu kala. Karena seorang Muslim

diperintahkan oleh Al-Quran untuk mempergunakan akal pikirannya serta

mencemoohkan mereka yang hanya mengikuti orang-orang tua dan nenekmoyang

tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya mereka lakukan; adakah mereka ala

hudan (dalam kebenaran) atau 'ala dhalal (dalam kesesatan). Tetapi ini bukan

berarti bahwa setiap Muslim (siapa saja) dapat mengeluarkan pendapatnya

mengenai ayat-ayat Al-Quran tanpa memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan

untuk itu. Setiap Muslim yang memenuhi syarat, wajib memahami Al-Quran,

karena ayat-ayatnya tidak diturunkan hanya khusus untuk orang-orang Arab di

zaman Rasulullah dahulu, dan bukan juga khusus untuk mereka yang hidup di

abad keduapuluh ini. Tetapi Al-Quran adalah untuk seluruh manusia sejak dari

zaman turunnya hingga hari kiamat kelak.

dan kita sebagai orang awam tidak bisa juga tidak melihat hasil karya ulama

tafsir tedahulu, karna keterbatasan pengetahuan untuk memahami ayat Al-Qur’an,

M. Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan peran wahyu dalam Masyarakat.

Hal.

Page 66: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

selaras apa yang di sampaikan oleh M. Quraish Shihab didalam bukunya Kaidah

Tafsir. Beliau menyatakan:

Tentu saja ini bukan berarti kita membuang segala apa yang telah dihasilkan

generasi lalu. Tidak! Bahkan, bisa jadi ada pandangan masa lalu yang benar pada

masanya, kemudian perkembangan menilainya keliru, lalu datang pula masa di

mana cendekiawan dapat membenarkannya melalui satu dan lain cara. Sebagai

contoh riwayat yang dinisbahkan kepada Ibnu Abbas ra yang menyatakan bahwa:

Kilat adalah cemeti para malaikat dan Guntur adalah hardiknya.” Pendapat ini

diterima masa lalu, kemudian ditolak setelah terungkap secara ilmiah hakikat

Guntur dan Kilat. Namun, siapa yang sependapat dengan Syekh Muhammad

Abduh, bahwa malaikat adalah hukum-hukum alam, maka dengan sedikit

penakwilan pendapat tersebut dapat diterima.

Akhirnya, perlu ditekankan bahwa: Prinsip-prinsip dasar yang diletakkan oleh

pendahulu harus menjadi perhatian dalam memahami al-Qur’an dan as-Sunnah.

Mereka telah menyusun metodologi pemahaman yang demi kesinambungan ilmu

hendaknya tidak diabaikan, walau boleh disempurnakan atau direvisi.

Mengabaikannya berarti memulai dari nol dan ini bertentangan dengan sifat ilmu

pengetahuan, bahkan menghambat kemajuan.

Jlka kita perhatikan perintah Al-Quran yang memerintahkan kita untuk

merenungkan ayat-ayatnya dan kecamannya terhadap mereka yang sekadar mengikuti

pendapat atau tradisi lama tanpa suatu dasar, dan bila kita perhatikan pula bahwa Al-

Qur’an diturunkan untuk setiap manusia dan masyarakat kapan dan di mana pun,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap manusia pada abad ke- serta generasi

berikutnya dituntut pula untuk memahami Al-Quran sebagaimana tuntutan yang

pernah ditujukan kepada masyarakat yang menyaksikan turunnya Al-Quran.

Kemudian, bila disadari bahwa hasil pemikiran seseorang dipengaruhi bukan saja

oleh tingkat kecerdasannya, tetapi juga oleh disiplin ilmu yang ditekuninya, oleh

pengalaman, penemuan-penemuan ilmiah, oleh kondisi sosial, politik, dan

sebagainya, maka tentunya hasil pemikiran seseorang akan berbeda satu dengan

lainnya. Dari sini seseorang tidak dapat dihalangi untuk merenungkan, memahami,

dan menafsirkan Al-Qur’an. Karena hal ini merupakan perintah Al-Qur’an sendiri,

M. Quraish Shihab Kaidah Tafsir, Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui

dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an. Tanggerang: Lentera Hati, . Hal.

Page 67: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

sebagaimana setiap pendapat yang diajukan seseorang, walaupun berbeda dengan

pendapat-pendapat lain, harus ditampung. Ini adalah konsekuensi logis dari perintah

di atas, selama pemahaman dan penafsiran tersebut dilakukan secara sadar dan penuh

tanggung jawab. Dalam kebebasan yang bertanggung jawab inilah timbul

pembatasan-pembatasan dalam menafsirkan Al-Quran, sebagaimana pembatasan-

pembatasan yang dikemukakan dalam setiap disiplin ilmu. Mengabaikan pembatasan

tersebut dapat menimbulkan polusi dalam pemikiran bahkan malapetaka dalam

kehidupan. Dapat dibayangkan apa yang terjadi bila setiap orang bebas berbicara atau

melakukan praktek-praktek dalam bidang kedokteran atau melakukan analisis-analisis

statistik tanpa mempunyai pengetahuan tentang ilmu tersebut.

Dan untuk memahami haditspun kita tidak bisa hanya membaca terjemahannya,

karna apa yang kita pahami belum tentu itu makna sebenarnya. Penulis mengutip

tulisan dari internet:

Perlu kita ingat bahwa nama para sahabat tercantum pada hadits pada umunya

sebagai perawi bukanlah menyampaikan pemahaman atau hasil ijtihad atau

istinbat mereka, melainkan para sahabat sekedar mengulangi kembali apa yang

diucapkan oleh Rasulullah SAW. Zaid bin Tsabit RA berkata, “Aku pernah

mendengar Rasulullah SAW bersabda: Semoga Allah mengelokkan rupa orang

yang mendengar Hadits dariku, lalu dia menghafalnya dalam lafadz riwayat lain:

lalu dia memahami dan menghafalnya kemudian dia menyampaikan kepada orang

lain. terkadang orang yang membawa ilmu agama (hadits) menyampaikannya

kepada orang yang lebih paham darinya, dan terkadang orang yang membawa ilmu

agama (hadits) tidak memahaminya” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, at-

Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Hibban, at-Thabrani dalam al-

Mu’jamul Kabir, dan Imam-imam lainnya). Dari hadits tersebut kita paham

memang ada perawi (para Sahabat) yang sekedar menghafal dan menyampaikan

saja tanpa memahami hadits yang dihafal dan disampaikannya. Jadi pendapat atau

pemahaman para Sahabat tidak bisa didapatkan dari membaca hadits. Hal yang

perlu kita ingat selalu bahwa ketika orang membaca hadits maka itu adalah

pemahaman orang itu sendiri bukan pendapat atau pemahaman para sahabat.

Mereka yang mengaku-aku mengikuti pemahaman para sahabat berijtihad dengan

pendapatnya terhadap hadits yang mereka baca. Apa yang mereka katakan tentang

M. Quraish Shihab. Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan peran wahyu dalam Masyarakat. Hal

Page 68: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

hadits tersebut, pada hakikatnya adalah hasil ijtihad dan ra’yu mereka sendiri.

Sumbernya memang hadits tersebut tapi apa yang mereka sampaikan semata lahir

dari kepala mereka sendiri. Sayangnya mereka mengatakan kepada orang banyak

bahwa apa yang mereka ketahui dan sampaikan adalah pemahaman para sahabat.

Tidak ada yang dapat menjamin hasil upaya ijtihad mereka pasti benar dan

terlebih lagi mereka tidak dikenal berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak.

Apapun hasil ijtihad mereka, benar atau salah, mereka atas namakan kepada para

sahabat. Jika hasil ijtihad mereka salah, inilah yang namanya fitnah terhadap para

sahabat.

Diakses melalui alamat https://mutiarazuhud.wordpress.com/tag/pemahaman-salaful-ummah/

tanggal April

Page 69: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah beberapa minggu penulis meneliti di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab

maka dapatlah apa yang di cari dari permasalahan dan di simpulkan :

. Bagaimana kewajiban memakai niqab di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab,

setelah penulis meneliti sekitar sampai bulan lamanya, penulis bisa

menyimpulkan bahwa di lingkungan pondok pesantren Ubay bin Ka’ab atau

peraturan didalamnya, tidak ada mewajibkan kepada santriwatinya untuk

berniqab, karna dari awal berdiri pondok pesantren tersebut sampai sekarang

pun para guru atau pengasuhnya tidak memerintahkan, hanya saja ketika

temennya yang lain memakai niqab itu mempengaruhi semua para

santriwatinya.

. Bagaimana dalil-dalil ayat al-Qur’an yang digunakan, ialah Qur’an Surah An-

Nur ayat dan Al-Ahzab ayat . Karna tidak ada ayat-ayat menjelaskan

dengan gamblangnya persoalan niqab, penulis meminta kepada para santriwati

pondok pesantren Ubay bin Ka’ab untuk mengisi kusioner, salah satu

pertanyaannya ialah menuliskan ayat-ayat yang dijadikan dalil berniqab.

. Bagaimana interpretasi dan implementasi ayat-ayat tersebut di kalangan Guru

dan murid pondok pesantren Ubay bin Ka’ab. Telah di jelaskan diatas,

bahwasahnya interpretasi dari guru dan santriwati pondok pesantren Ubay bin

Ka’ab cenderung tekstual, karna mereka hanya membaca teks-teks kitab tafsir

tanpa di teliti lebih dalam. Disini peneliti hanya bisa menyebutkan

bahwasahnya, kita tidak bisa hanya melihat terjemahan al-Qur’an atau hanya

membaca kitab-kitab tafsir dan langsung menjadikan hujjah atau mengatakan

final bahwa terjemahan atau penjelasan kitab-kitab tafsir tersebut ialah yang di

maksudkan arti ayat tersebut. butuh banyak disiplin ilmu untuk memahami ayat

al-Qur’an.

Page 70: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

. Saran

Dalam memahami ayat al-Qur’an memang tidaklah mudah, kita harus banyak

tahu atau paham akan disiplin ilmu agama Islam, seperti ushul fiqh, balagho, dan

lain-lain, maka dari itu kita sebagai umat muslim harus paham akan hal demikian.

Tetapi sebelum itu kita tidak bisa juga memahami ayat al-Qur’an tanpa melihat karya

tafsir ulama terdahulu, kitab tafsir, pendapat ulama ataupun pendapat madzhab juga

harus kita lihat, untuk menjadi bahan pedoman ataupun menjadi bahan pertimbangan,

karna pandangan ulama ataupun pendapat madzhab tidaklah mutlak. Maka dari itu

kita harus banyak belajar, membaca litelatur, berdiskusi agar khazanah keilmuan kita

terpenuhi.

Page 71: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

DAFTAR PUSTAKA

AL-QUR’AN

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, ),

hal.

BUKU

Al-Barudi, Syaikh Imam Zaki, Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim li An-Nisa’ / Tafsir

Wanita. Cet. I Jakarta .

Al-Fauzan Abdullah bin Shalih, Perhiasan Wanita Muslimah, Cet. Pertama, Oktober

M, Jak-Sel.

Al-Wazan, Amin bin Yahya, Fatwa-fatwa tentang wanita, Jakarta

Al-Juraisi, Khalid, Fatwa-fatwa terkini. Jakarta .

Berger, Peter L, dan Luckmann, Thomas. Tafsir Sosial atas Kenyataan, Jakarta:

LP ES, .

Fatmawati, Diyan. Penafsiran Abu Bakr Jabir Al-Jazairi terhadap ayat-ayat yang

berkaitan tentang lingkungan hidup dalam tafsir Al-Aisar. Semarang .

Hamid, Nasr Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur’an, Kritik terhadap Ulumul Qur’an,

Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara,

Ilyas,Hamim Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta: Teras, ),

Imtihan As-Syafi’i, Tafsir Ayat-ayat wanita, (Solo: Aqwam, ).

Jawas, Yazid bin Abduk Qadir, Syarah Aqidah Ahlul Sunnah wal Jama’ah, Pustaka

Imam Syafi’I, Jakarta, .

Mardani. Dr, Tafsir Ahkam, Cet. I November Yogyakarta,

Masyahud, Fathin, Lc. MH, Ida Husnur Rahmawati,Lc. MH penerjemah dari kitab

FATAWA AL-MAR’AH AL-MUSLIMAH Judul edisi Indonesia Fikih wanita

MustaqimDR. H. Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsir. Cetakan kedua: April

. Penerbit: Idea Press Yogyakarta.

Muthahhari,Murtadha Hijab gaya Hidup Wanita Islam,(Bandung : Mizan, )

Muthahhari, Murtadha Teologi dan Falsafah Hijab. Diterbitkan oleh Rausyanfikr

Institute, Jl. Kaliurang km , gg. Pandega wreksa No. B Yogyakarta .

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Rake Sarasin, .

Page 72: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN

Palmer,Richard E.Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey,

Heidegger, and Gadamer Evanston: Northwestern University Press, .

Qurtubi,Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abi Baker bin Farah al-Anshari

al-Khadriji Syamsuddin, Al-Jami li Ahkam al-Qur’an, (Riyadh: Dar’alimi al-

kutub, M)

San Afri,Awang, San Afri, Sosiologi Pengetahuan Deforestasi: Kontruksi Sosial dan

Perlawanan, Debut Press, Yogyakarta, .

Steven J, Bogdan, Robert & Taylor, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (suatu

pendekatan Fenomologis terhadap ilmu-ilmu sosial), Surabaya: Usaha Nasional

.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan peran wahyu dalam

Masyarakat.

Shihab, M. Quraish Kaidah Tafsir, Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda

Ketahui dalam Memahami Ayat-ayat al-Qur’an. Tanggerang: Lentera Hati,

.

Usman, Nurdin, Implementasi Berbasis Kurikulum.

WEB-SITE

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cadar Tanggal Maret

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Salafi Tanggal Maret

https://petalokasi.org/Kabupaten-Muaro-Jambi/Pesantren-Tahfidz-Al-Qur’an-Dan-

Studi-Islam-Ubay-Bin-Ka-ab- /, Tanggal Mei .

Diakses melalui alamat https://mutiarazuhud.wordpress.com/tag/pemahaman-salaful-

ummah/ tanggal April

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online kbbi.web.id.

WAWANCARA

Basuki, Salah Satu Pengurus Pesantren Ubay bin Ka’ab, Wawancara dengan Penulis,

Tangga April

Hasil pengamatan Penulis, di Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab, Tanggal April

.

Hasil kusioner yang di sebarkan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab. April .

Hasil kusioner yang di sebarkan di pondok pesantren Ubay bin Ka’ab. April

Observasi Penulis di Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab. Jambi, April .

Tata tertib Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab, Di ambil Tanggal April .

Page 73: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN
Page 74: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN
Page 75: INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN …repository.uinjambi.ac.id/2243/1/UT.150189_ANGGA PANCA... · 2020. 4. 20. · INTERPRETASI AYAT-AYAT HIJAB DI PONDOK PESANTREN