internasionalisasi konflik etnis darfur tahun...

26
979 Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013 Dikara Maitri Pradipta Alkarisya – xxxxxxxx Program Studi S1 Hubungan Internasional, Universitas Airlangga ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang internasionalisasi konflik etnis Darfur yang kembali terjadi pada tahun 2003 hingga 2013. Internasionalisasi merupakan sebuah proses dari perubahan konflik etnis yang semakin meluas cakupan dan aktornya. Beberapa indikator untuk melihat apakah konflik etnis tersebut terinternasionalisasi adalah adanya difusi, eskalasi, dan adanya intervensi baik dari PBB dan beberapa negara yang berkepentingan di Darfur seperti Libya dan Cina. Kehadiran Cina dan Libya pun memberikan perubahan domestik Sudan dalam konflik Darfur. Libya membawa kepentingan nasionalnya karena adanya keinginan membentuk Arab Legion. Sementara itu, Cina menginginkan minyak di Sudan sekaligus membantu Sudan dalam memberikan pasokan senjata yang digunakan untuk menyerang warga Darfur. Sehingga lewat penelitian terhadap uji indikator tersebut, penulis sepakat bahwa konflik Darfur telah menjadi konflik yang sudah memasuki skala internasional. Penelitian ini menghasilkan bahwa konflik etnis Darfur bukan lagi konflik berskala domestik, melainkan berskala internasional. Kata kunci: Konflik Etnis, Internasionalisasi, Difusi, Eskalasi, Intervensi. This research studied about the internationalization of the Darfur ethnic conflict that occurred back in 2003 to 2013. Internationalization is a process of change in the ethnic conflict and the expanding scope of actors. Some of the indicators to see whether the internationalization of ethnic conflict occurs is the presence of diffusion, escalation, and intervention from both the UN and some countries that have an interest in Darfur such as Libya and China. The presence of China and Libya also provides domestic change in Sudan in the Darfur conflict. Libyan bring their national interest because of its desire to form the Arab League. Meanwhile, China wants Sudan's oil while helping Sudan in supplying weapons used to attack the people of Darfur. So through research to test these indicators, the authors agree that the Darfur conflict has been a conflict that has entered the international scale. This research also found that ethnic conflict is no longer the Darfur conflict domestic scale, but international. Keywords: Ethnic Conflict, Internationalization , Diffusion, Escalationn , Intervention.

Upload: hoangkhue

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

979

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun2003-2013

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya – xxxxxxxx

Program Studi S1 Hubungan Internasional, Universitas Airlangga

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang internasionalisasi konflik etnis Darfur yangkembali terjadi pada tahun 2003 hingga 2013. Internasionalisasi merupakansebuah proses dari perubahan konflik etnis yang semakin meluas cakupandan aktornya. Beberapa indikator untuk melihat apakah konflik etnis tersebutterinternasionalisasi adalah adanya difusi, eskalasi, dan adanya intervensibaik dari PBB dan beberapa negara yang berkepentingan di Darfur sepertiLibya dan Cina. Kehadiran Cina dan Libya pun memberikan perubahandomestik Sudan dalam konflik Darfur. Libya membawa kepentingannasionalnya karena adanya keinginan membentuk Arab Legion. Sementaraitu, Cina menginginkan minyak di Sudan sekaligus membantu Sudan dalammemberikan pasokan senjata yang digunakan untuk menyerang wargaDarfur. Sehingga lewat penelitian terhadap uji indikator tersebut, penulissepakat bahwa konflik Darfur telah menjadi konflik yang sudah memasukiskala internasional. Penelitian ini menghasilkan bahwa konflik etnis Darfurbukan lagi konflik berskala domestik, melainkan berskala internasional.

Kata kunci: Konflik Etnis, Internasionalisasi, Difusi, Eskalasi, Intervensi.

This research studied about the internationalization of the Darfur ethnicconflict that occurred back in 2003 to 2013. Internationalization is a process ofchange in the ethnic conflict and the expanding scope of actors. Some of theindicators to see whether the internationalization of ethnic conflict occurs isthe presence of diffusion, escalation, and intervention from both the UN andsome countries that have an interest in Darfur such as Libya and China. Thepresence of China and Libya also provides domestic change in Sudan in theDarfur conflict. Libyan bring their national interest because of its desire toform the Arab League. Meanwhile, China wants Sudan's oil while helpingSudan in supplying weapons used to attack the people of Darfur. So throughresearch to test these indicators, the authors agree that the Darfur conflict hasbeen a conflict that has entered the international scale. This research alsofound that ethnic conflict is no longer the Darfur conflict domestic scale, butinternational.

Keywords: Ethnic Conflict, Internationalization , Diffusion, Escalationn ,Intervention.

Page 2: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

980 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

Darfur merupakan sebuah provinsi yang terletak di sebelah Barat Sudanyang berbatasan langsung dengan Chad dan Afrika Tengah. Ketiganegara tersebut merupakan kawasan yang tidak stabil domestiknya.Berhasil merdeka dari penjajahan bukanlah suatu pencapaian akhir bagisuatu negara. Kemerdekaan adalah langkah awal bagi pemerintah untukmelunasi janji sebelum kemerdekaan, yakni memberikan kesejahteraanbagi rakyat. Pasca kolonialisasi Inggris dan Mesir, Sudan masih beradadalam kondisi yang belum stabil. Hal ini dikarenakan konflik etnis yangtak kunjung selesai, bahkan Sudan tidak dapat menjaga keutuhanwilayahnya. Hal ini terlihat dari keinginan rakyat Sudan Selatan untukmemisahkan diri menjadi suatu negara baru. Meski Sudan Selatan telahmenjadi negara baru, ketegangan konflik internal Sudan sendiri belumberakhir. Ialah Darfur yang merupakan suatu provinsi yang terletak diSudan Barat. Perselisihan etnis Fur terjadi dengan etnis Arab yangmemiliki kebiasan hidup nomaden, atau suka berpindah-pindah tempattinggal. Kebiasaan hidup berpindah-pindah ini merupakan kebiasaanbagi sejumlah kecil etnis Arab. Kelompok Arab Darfur terkenal sebagaikelompok yang miskin dan tidak memiliki daratan tetap untuk tinggal.Seorang Syeikh yang paling dihormati oleh etnis Arab Darfurmengatakan bahwa hidup nomaden merupakan cara etnis Arab untukhidup dan menjaga eksistensi mereka sebagai suatu kelompok etnis,terutama mencegah dari kepunahan.

Awal mula konflik etnis Darfur dimulai sejak kehadiran bangsa Arab diDarfur. Bangsa Arab memilih Darfur karena wilayah ini dianggap suburdan memiliki air bersih. Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidupberpindah-pindah, memutuskan untuk menetap di Darfur. Pertanianyang subur di Darfur memang menarik kaum nomaden untuk tinggal.Akan tetapi, kehadiran mereka menghasilkan gesekan antar etnis,terutama bagi masyarakat yang bermata pencaharian petani. Gesekansosial tersebut membuat Darfur mengalami penurunan dalam bidangpertanian dan kestabilan ekologi yang terganggu. Hal ini punberdampak pada pembangunan di seluruh wilayah dan membuatkemiskinan bagi seluruh masyarakat Darfur.

Faktanya, Darfur memiliki 36 suku yang terbagi menjadi 90 klan atausub-divisi. Konflik etnis Darfur terbagi menjadi dua kubu yaitu Arab dannon-Arab yang disebut sebagai zurga atau hitam. Konflik antara etnisArab dan golongan zurga sudah terjadi sejak tahun 1970 dan semakinmemburuk ditahun 1980-an. Konflik yang semakin memburukdisebabkan karena absennya peran pemerintah untuk bertindak tegasdengan membuat peraturan yang harus dipatuhi oleh dua kubu. Konfliketnis Darfur yang tidak mendapat tanggapan serius dari pemerintahSudan akhirnya kian meluas ke seluruh kawasan Darfur. “... several

Page 3: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 981

times when closely linked tribes did not help ethnically related groups inlocalised conflicts and attributes this restraint to the prevalence ofcoexistence values in Darfur until the late 1980s.” Tahun 1980-anmenjadi tahun yang penting bagi tahapan terjadinya konflik etnisDarfur. Tahapan-tahapan tersebut antara lain, (1) kekeringan dankelaparan, (2) lahirnya ideologi Arab supremacism yang dipromosikanoleh perkumpulan Arab, dan (3) perang antara Arab dan Fur pada tahun1987 hingga 1989 yang menjadikan konflik etnis Darfur sebagai krisiskemanusiaan terburuk di Afrika.

Pemberontakan Darfur menyita perhatian berbagai kalangan karenakekejaman dan kerusakan yang diakibatkannya sangat parah. Terutamapada pemberontakan ketiga yang lebih banyak menimbulkanpenderitaan. Pemberontakan ketiga terjadi sejak tahun 2003 danbeberapa etnis seperti Fur, Zaghawa, dan Masalit tergabung kedalamkubu anti pemerintah Sudan. Pemberontakan tahun 2003mengakibatkan korban yang tewas berjumlah 300.000 orang, sekitar 1,8juta penduduk mengungsi, dan 2800 desa dihancurkan. Dua kelompokbesar pemberontakan yakni Sudan Liberation Army (SLA) dan Justiceand Equality Movement (JEM) memilih untuk bekerjasama karenakedua pihak merasakan adanya diskriminasi dari pemerintah Sudan.SLA dan JEM merasa pemerintah Sudan lebih berpihak untukmelindungi bangsa Arab. SLA melakukan pergerakan pada tahun 2003untuk memperjuangkan nasib masyarakat Darfur untuk mendapatotonomi bagi kawasannya. Sejarahnya, SLA mendorong kelahiran JEMyang juga merupakan kelompok pemberontak. Sejak awal kemunculankedua pergerakan anti pemerintah ini, pemerintah Sudan mengabaikaneksistensi mereka. Namun, pada bulan April 2003, kedua grupmelakukan penyerangan yang paling besar melawan pemerintah Sudanyaitu dengan cara menyerang bandara el Fasher dan menghancurkanlusinan pesawat militer. JEM dan SLA juga melakukan penculikanterhadap seorang jenderal dari angkatan udara Sudan.

Menganggapi aksi pemberontak, Presiden Sudan, Omar Al Bashir, justrumengambil langkah militer untuk menumpas para pemberontak yangdidukung oleh Janjaweed. Aksi genosida yang dilakukan Presiden Bashirbersama etnis Arab, yang merupakan kelompok minoritas di Darfur,semakin mengancam hak-hak kelompok masyarakat berkulit hitam.Genosida di Darfur adalah hal yang tidak bisa diabaikan karena menjadibukti dari kegagalan pemerintah Sudan untuk mengelola ekonomi,politik, dan kondisi sosial yang efektif. Pemerintah Sudan justrumengacu kepada paradigma yang menjadikan perbedaan ras sebagaisebuah masalah dan sikap tersebut adalah ciri dari negara yang gagal.Pemerintah Sudan telah kehilangan legitimasi untuk mengelola negaradan hanya mendapat dukungan dari etnis Arab dan kelompokmasyarakat penganut Islam. Ironisnya, amanat dari Presiden Bashir

Page 4: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

982 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

untuk melawan kelompok pemberontak justru menimbulkan korbandari kalangan masyarakat sipil. Serangan yang dilakukan oleh kelompokmiliter Janjaweed terhadap pemberontak Darfur tidaklah seimbangkarena lawan mereka tidak memiliki persenjataan yang canggih sepertiyang dimiliki tentara Janjaweed. Pemerintah Sudan dianggap lebihberpihak pada etnis Arab dan justru bekerjasama melakukan genosidaterhadap etnis lainnya.

Sejak tahun 2006 hingga 2007, PBB melakukan investigasi mengenaikekejaman pemerintah Sudan dibawah Bashir terhadap masyarakat sipilDarfur. Fakta-fakta yang diperoleh PBB baik secara langsung melihatkekejaman tentara Janjaweed dan mendengar cerita akan penderitaanrakyat Darfur, PBB segera mengirimkan bantuan bagi para warga untukberlindung. Ditambah lagi, PBB mendapat data mengenai jumlahkorban yang sangat tinggi pada tahun 2003 hingga 2004.

“... the deaths peaked from September 2003 and May 2004, subsidingsubstantially afterward principally because Khartoum’scouterinsurgency strategy had been succesful in destroying the base ofrebel operations in the villages; the humanitarian aid agencies hadarrived to provide services to those displaced; and Khartoum may havefelt more pressure from international community as a result of itsmurderous tactics.”

Sumber Gambar Grafik Jumlah Korban Darfur pada tahun 2003 dan2004 mencapai angka tertinggi dibandingkan tahun – tahun setelahnya:

Page 5: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 983

Andrew S. Natsios, “Sudan, South Sudan, & Darfur What EveryoneNeeds To Know”, Oxford University Press, New York. 2012, hal. 151.

Penyebab Terjadinya Internasionalisasi Konflik Darfur

Difusi dan Eskalasi Konflik Etnis

Faktor pertama adalah difusi dan eskalasi konflik etnis. Kedua hal inidapat terjadi bersamaan dalam suatu konflik etnis dan mempunyaivariabel yang saling terikat. Terjadinya difusi dan eskalasi didorong olehsecurity dilemma pada etnis. Maksud dari security dilemma adalahadanya perasaan tidak aman akan kekuatan etnis lain dan etnis yangmerasa terancam tersebut berupaya meningkatkan kekuatannya.Beberapa hal yang mendorong terjadinya difusi dan eskalasi adalahpertama, melemahnya struktur institusional negara; kedua, adanyaperubahan dalam keseimbangan kekuatan etnis yang menjadi sumberpotensial terjadinya kompetisi dalam melakukan pembagiankesejahteraan sosial, ekonomi, dan politik; dan ketiga adalah tingkatekonomi, sosial, dan integrasi budaya dalam sistem global dan regional.

Jennifer Giroux, et.al., “The Tormented Triangle: The Regionalisation ofConflict in Sudan, Chad, and the Central African Republic”, Crisis StatesWorking Papers Series No.2, LSE Destin Development Studies Group,hal.2, 2009. Tersedia:http://www.css.ethz.ch/publications/pdfs/The-Tormented-Triangle.pdf (diakses pada: 18 Juni 2014).

Difusi Konflik Etnis Darfur ke Chad

Page 6: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

984 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

Jennifer Giroux, et.al., “The Tormented Triangle: The Regionalisation ofConflict in Sudan, Chad, and the Central African Republic”, Crisis StatesWorking Papers Series No.2, LSE Destin Development Studies Group,hal. 3, 2009. Tersedia:http://www.css.ethz.ch/publications/pdfs/The-Tormented-Triangle.pdf (diakses pada: 18 Juni 2014).

Jika melihat peta diatas, Sudan, Chad, dan Afrika Tengah adalah negarayang berbatasan langsung. Jennifer Giroux dan kawan-kawanmenyebutnya sebagai ‘segitiga berbahaya’ atau tormented triangle.Konflik domestik yang terjadi di tiga negara sudah memberikanperubahan pada keamanan regional. Namun, terjadinya eskalasi dandifusi konflik etnis Darfur memberikan efek bahaya yang lebih besar.Chad dan Sudan adalah negara yang menjadi tempat tinggal etnisZaghawa. Sebagai suatu etnis, mereka tentunya memiliki ikatankeluarga. Sementara di Darfur sendiri juga didominasi oleh etnisZaghwa, Fur, dan Masalit. Ketiga etnis tersebut bekerjasama untukmenggulingkan pemerintahan Bashir yang akhirnya menjadi konfliketnis Darfur. Keikutsertaan etnis Zaghawa Chad dalam konflik etnisDarfur pun tidak dapat dipungkiri. Apalagi sebagai negara yangberbatasan langsung dengan Sudan, terutama wilayah Darfur, ikatandiantara Chad dan Darfur semakin erat dalam mewujudkan kepentinganmereka. Akan tetapi, hubungan antara Chad dan Sudan mempunyaidinamika yang tidak jelas. Terkadang kedua negara memiliki hubunganyang baik, namun dapat pula berubah menjadi kondisi yang tidakharmonis.

Page 7: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 985

Ikatan Etnis Zaghawa

Sebagai etnis yang menentang aksi Janjaweed, Zaghawa bersama etnisyang berasal dari Darfur membentuk JEM. Presiden Deby berasal darietnis yang sama dengan mayoritas anggota JEM, yakni Zaghawa. Akantetapi, Presiden Deby mendapat tekanan dari pemerintah Sudan untukmemberikan dukungan terhadap aksi pembasmian etnis Zaghawa diDarfur. Di sisi lain, Presiden Deby sangat membutuhkan dukungan etnisZaghawa di Chad untuk kelangsungan kepemimpinannya. Akhirnya, ditahun 2005, Presiden Deby memutuskan untuk tidak bekerjasamadengan Presiden Bashir dan menentang segala aksi yang berkaitandengan pembantaian etnis-etnis di Darfur. Presiden Bashir punmembantu kelompok pemberontak Darfur. Yang menarik darikeputusan yang telah diambil Presiden Deby adalah sebelum tahun2005, Presiden Deby adalah rekan setia Sudan. Pemerintahan Chadtidak pernah memberikan bantuan kepada pemberontak Darfurmeskipun kelompok pemberontak telah mengajukan permintaan sejakawal tahun 1990. Akan tetapi, aksi SLA dan JEM menggunakansejumlah kota di Chad sebagai basis dan merekrut pasukanpemberontak di kalangan Chadian Republican Guard, yang merupakantonggak keamanan bagi Chad. SLA dan JEM juga meminta dukungankepada etnis Zaghawa atau yang disebut juga sebagai etnis Beri, yangberada di Chad, termasuk masyarakat yang dekat dengan pemerintahChad.

Laju Pengungsi Darfur ke Chad

Laju pengungsi Darfur ke Chad adalah salah satu faktor dari rangkaianproses terjadinya regionalisasi konflik di kawasan Afrika. Tahun 2003menjadi tahun terjadinya kembali konflik etnis Darfur dan menyitaperhatian internasional untuk memberikan perlindungan bagi empatjuta penduduk yang berada dalam situasi berbahaya. Apalagi ketika aksigenosida di Darfur kerap memberikan ancaman bagi masyarakat sipil,para pengungsi tak enggan meninggalkan rumah mereka. TentaraJanjaweed menimbulkan ketakutan bagi masyarakat sipil Darfur,terutama bagi wanita. Selain genosida, kasus pemerkosaan pun jugamarak terjadi. Anak laki-laki menjadi buruan tentara Janjaweed untukdirekrut menjadi pasukan Janjaweed. Ironisnya, tentara Janjaweed takenggan membunuh warga sipil hingga jumlah korban yang terbunuhakibat genosida pada tahun 2006 mencapai angka 200.000 korban.Sementara itu, dari tahun 2003 hingga 2007, konflik etnis Darfur telahmemakan korban sebanyak 400.000 nyawa.

Mayoritas para pengungsi tinggal di kawasan perbatasan Darfur danChad. Menurut data dari United Nations High Comissioner for Refugees(UNHCR), hingga tahun 2013, jumlah pengungsi dari Darfur ke Chad

Page 8: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

986 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

berjumlah 352.900 dan menetap di 12 titik Chad Timur. UNHCR jugamengatakan bahwa sekitar 2.5 juta penduduk Darfur dipindahkan darirumahnya pada bulan Januari hingga Juni tahun 2013. Jumlahpengungsi dari Darfur diprediksi akan terus bertambah. Apalagi kondisiDarfur semakin membahayakan bagi masyarakat. Pada tahun 2008,lokasi yang menjadi penyebaran para pengungsi dan mendapat bantuandari UNHCR antara lain,

Lokasi pengungsian Jumlah pengungsiOure Cassoni 28.125Iridimi 18.384Touloum 23.262Am Nabak 16.705Mile 16.254Kounongo 13.669Amlayouna 18.172Baga 20.026Bredjing 30.170Treguine 15.838Djabal 15.681Goz Amer 20.365

Sumber data: UNHCR, “Registered Refugee Camps Populations EasternChad”, 2008. Tersedia: http://www.unhcr.org/487dea8b4.html (25Juni 2014).

Sumber data: UNHCR, “Registered Refugee Camps Populations EasternChad”, 2008. Tersedia: http://www.unhcr.org/487dea8b4.html (25Juni 2014).

Page 9: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 987

Diagram diatas merupakan prosentase jumlah penyebaran pengungsiDarfur di sejumlah pengungsian di Chad. Bredjing menjadi markaspengungsi yang paling banyak disinggahi oleh masyarakat Darfur hinggatahun 2008.

Konflik N’Djamena

Hubungan antara Presiden Bashir dan Presiden Deby semakinmemburuk seiring dengan laju pengungsi Darfur ke Chad serta adanyabantuan senjata dari pemerintah Chad ke pemberontak Darfur danbantuan senjata dari pemerintah Sudan kepada pemberontak Chad.Sejak tahun 2006, serangan ke Chad dan upaya untuk menciptakanperdamaian terus terjadi. pada tanggal 8 Februari 2006, perjanjianperdamaian antara Chad dan Sudan disepakati di Libya. Namun,perjanjian perdamaian tersebut tidak memberikan hasil yang signifikan.Serangan kembali terjadi pada bulan Oktober tahun 2006, Desa Dajoyang terletak di Dar Sila, Chad, mendapat serangan dari tentaraJanjaweed dan pemberontak Chad. Sebelumya, kawasan tersebutdikuasai oleh pemerintah Chad dan pemberontak Darfur. Penyeranganini menjadi bukti bahwa difusi konflik etnis Darfur telah terjadi. Puncakdari difusi konflik etnis Darfur terjadi pada tahun 2008 khususnya padatanggal 28 Januari hingga 3 Februari, terjadi serangan koalisi daripemberontak Chad, FUC. Serangan di N’Djamena, ibukota Chad,merupakan rangkaian proses penyerangan konflik regional yangberkaitan dengan krisis di Darfur yang menjalar ke Chad dan AfrikaTengah. Konflik yang menyebar di kedua negara ini juga disebut sebagaikonflik genosida seperti yang terjadi di Darfur. Dalam prosespenyerangan ke N’Djamena, pemerintah Chad mendapat dukungan darikelompok pemberontak Darfur, terutama JEM. Pada tanggal 31 Januari,kelompok oposisi Chad melakukan penyerangan kembali ke N’Djamenaselama dua hari dan menjadi pertarungan yang sangat berbahaya.Sekitar 700 warga sipil terbunuh dan ratusan lainnya mengalami luka.Kemudian, sebanyak 50.000 masyarakat Chad memilih untuk melarikandiri ke Kamerun. Begitu pula kekerasan seksual terhadap anak-anak danperempuan semakin marak terjadi di N’Djamena. Pada tanggal 13 Maret2008, kesepakatan perdamaian kembali dibentuk untuk mencegahkonflik Chad dan Sudan yang semakin besar.

Eskalasi Konflik Etnis Darfur di Chad dan Afrika Tengah

Yang dimaksud dengan eskalasi konflik adalah keterlibatan kelompoklain karena sengaja atau tidak sengaja terlibat yang terdorong karenaadanya peluang atau kesempatan. Terciptanya peluang tersebut bisadikarenakan melemahnya pusat pemerintahan negara. Sama seperti

Page 10: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

988 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

difusi, ikatan etnis menjadi motivasi utama untuk mendorongketerlibatan dalam suatu konflik etnis. Sikap solidaritas bagi sesamaetnis di negara lain disebut sebagai ethnopolitik. Jika ethnopolitik initerjadi maka pergerakan etnis tersebut akan melakukan lintas batasnegara. Randolph Siverson dan Harvey Starr menjelaskan bahwanegara yang terlibat dalam eskalasi konflik tidak akan mempedulikanbatas negara dan keinginan untuk hadir kawasan yang terlibat konfliksebagai aliansi. Apalagi jika lemahnya aktor pemerintahan dalammelawan gerakan pemberontak. “It is is surmised that this escalationtoward subgroupism stems mainly from incapacity of both domestic andinternational systems to confront and resolve these increasinglysignificant and critical issues.” Bentuk eskalasi yang terlihat berbedadengan difusi adalah bahwa eskalasi tidak hanya semata konflik terjadidi negara lain. Namun, bentuknya berupa konflik antar negara yangdapat dilihat melalui proses terjadinya. Proses tersebut adalah adanyapenyebaran konflik di negara lain diikuti dengan kelompok etnispemberontak dapat melakukan pelatihan militer di teritori negara lainyang juga terlibat konflik, tanpa sepengetahuan pemerintah pusatnegara pemberontak. Keller menjelaskan bahwa hal ini dapatmenyebabkan ketegangan antar kedua negara karena adanya tuduhansatu sama lain karena memberikan bantuan kepada kelompokpemberontak. Selain memberikan pelatihan militer, bantuan dapat pulaberupa bantuan senjata dan memberikan dana bagi kelompok militer.

Konflik etnis Darfur akhirnya semakin meluas di Chad pada tahun2006. Kedua pihak pemerintah saling menuduh satu sama lainmengenai dukungan yang diberikan kepada pihak pemberontak.Sementara itu pihak pemberontak Chad yang dipimpin Mahamat Nourisemakin melebarkan pengaruhnya dan menyatukan dukungan dengankelompok pemberontak Chad lainnya. Dukungan pemerintah Sudanpun tak lepas dari aksi pemberontakan kelompok militan Chad. Padatanggal 22 Oktober 2006, gerakan pemberontak Chad ini mengambilalih kekuasaan di Goz Beida yang merupakan ibukota dari wilayah DarSila yang terletak di Chad bagian tenggara. Di tanggal 23 Oktober,mereka kembali mengambil alih Am Timan, ibukota dari kawasanSalamat. Kemudian setelah menguasi daerah tersebut, Mahamat Nouridan kelompok pemberontaknya kembali ke pemerintah Sudan. Hal inimenunjukkan loyalitas kelompok pemberontak Chad kepadapemerintah Sudan karena telah menyuplai senjata pada setiap aksi yangdilakukan. Janjaweed juga melakukan perekrutan tentara pemberontakdari etnis Arab Chad, terutama bagi rakyat yang tidak memiliki suaradalam aktivitas yang diselenggarakan pemerintah Chad. Pada bulan Mei2009, kelompok pemberontak Chad kembali mendapat bantuan daripemerintah Sudan untuk menyerang kawasan Timur Laut Chad.Bantuan yang diberikan berupa persenjataan, tentara sebanyak 600orang, dan kendaraan sebanyak 50 hingga 60 buah.

Page 11: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 989

Intervensi Pihak Ketiga di Konflik Etnis Darfur

Pasukan Keamanan Uni Afrika

Tentara Uni Afrika yang dikirim ke Darfur disebut dengan AMIS(African Mission in the Sudan). Akan tetapi, kemampuan Uni Afrikauntuk mencapai target perdamaian bergantung kepada kemampuannyauntuk memobilisasi kemauan politik negara anggota. Oleh karena itu,proses politik di dalam organisasi menjadi hal yang sangat penting bagikelangsungan perdamaian. Upaya pertama kali yang dilakukan AMISadalah dengan mengirimkan 80 tentara untuk melakukan pengamatanyand dikoordinir oleh Darfur Integrated Task Force yang bermarkas dikantor pusat Uni Afrika, Addis Ababa. Sedangkan markas AMIS diDarfur terletak di El Fasher. AMIS bukanlah misi yang hanya disponsorioleh Uni Afrika saja, melainkan organisasi internasional lainnya sepertiPBB, Uni Eropa, NATO (North Atlantic Treaty Organization), bahkannegara-negara seperti Jepang dan Korea juga ikut mendukung.Beberapa negara yang mengirimkan tentaranya untuk pertama kalidalam misi AMIS antara lain, Gambia, Kenya, Nigeria, Rwanda, AfrikaSelatan, dan Senegal. Negara-negara tersebut dikelompokkan menjadiTroop Contributing Countries (TCC). Selain TCC, adapula yang disebutdengan The Civilian Police Contributing Countries, yang terdiri dariKamerun, Gambia, Mauritania, Nigeria, Afrika Selatan, dan Zambia.

Sayangnya, misi AMIS tidak berjalan dengan lancar karena adanyahambatan seperti kekerasan melawan masyarakat sipil. Apalagi jikamelihat mandat AMIS yang terbatas karena kurangnya kapasitas dansumber daya yang tidak memadai. Oleh karena itu, Uni Afrika sangatmembutuhkan kekuatan dan bantuan yang lebih besar dalam mengatasikonflik di Darfur. Mandat Uni Afrika yang sangat lemah dalammengawasi krisis kemanusiaan dan menciptakan perdamaian,mendorong adanya pertemuan yang membahas mengenai TechnicalAssesment Mission yang diadakan pada tanggal 10 hingga 22 Maret2005 yang dihadiri oleh PBB, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.Pertemuan ini membahas bahwa AMIS harus diperkuat dan mandatharus lebih ditingkatkan untuk melindungi tempat pengungsiaan.Jumlah personel AMIS ditingkatkan menjadi 3320 anggota termasuk2341 pasukan militer, 450 anggota sebagai pengamat, 815 anggotasebagai anggota polisi. Peningkatan jumlah anggota dan penguatanmandat disebut sebagai AMIS II. “AMIS II was similarly mandated tomonitor and observe compliance with the ceasefire; provide security for humanitarian relief; and facilitate the return of internallydisplaced persons (IDPs)”. Kehadiran AMIS tidak memberikanperubahan yang signifikan di Darfur. Walaupun sempat pada awal tahun

Page 12: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

990 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

2006 intensitas konflik etnis Darfur sempat menurun. Namun hal inidisebabkan karena setiap kelompok pemberontak, SLA dan JEM,dengan pemerintah Sudan telah menandatangani DPA (Darfur PeaceAgreement) yang hanya dipatuhi dalam waktu satu tahun saja.

Kehadiran Operasi Peacekeeping PBB

Sejak AMIS dianggap tidak dapat melaksanakan mandat dari Uni Afrika,PBB akhirnya memutuskan untuk membantu AMIS. Berdasarkanresolusi dewan keamanan nomor 1706, sekertaris jendral PBB padatahun 2006, Kofi Annan, memutuskan untuk menguatkan pasukanAMIS dengan mengirimkan pasukan keamanan PBB dan bertransisimenjadi UNAMID. Guna memperkuat misi peacekeeping, UNAMIDberencana untuk terus menambah pasukan hingga berjumlah menjadi19.555 pasukan militer termasuk 3772 polisi dan 320 pengamat. Olehkarena itu pada bulan Oktober 2008, UNAMID kembali mengirimpasukan berseragam hingga jumlah totalnya mencapai 10.537 termasuk8579 pasukan militer yang terdiri atas 8142 tentara, 285 pegawai kantor,113 pengamat militer, dan 29 sebagai humas. Adapun jumlah polisisebanyak 1948 personil yang terdiri atas polisi individual sebanyak 1808dan polisi unit sebanyak 140 personil. Jumlah staf dan tentara UNAMIDpun juga meningkat di setiap tahunnya untuk mencapai target pasukan.Di tahun 2009, PBB merekrut sebanyak 2564 staf dari masyarakat sipiltermasuk 645 staf internasinal, 1704 staf nasional, dan 215 berasal darirelawan PBB. Tentunya pengiriman pasukan ke UNAMID tidakmemakan biaya yang sedikit. Pengiriman pasukan pada tahun 2008 dan2009, sedikitnya memakan biaya 1,7 milyar dollar Amerika Serikat danmenjadi anggaran dana terbesar yang dikeluarkan sepanjang sejarahoperasi peacekeeping.

Page 13: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 991

Sumber gambar grafik pengiriman pasukan, peralatan militer, danbantuan dana oleh UNAMID: Global Researcher, “Crisis in Darfur”,Volume 2, Nomor 9, 2008, Tersedia:http://photo.pds.org:5012/cqresearcher/getpdf.php?id=cqrglobal2008090000 (30 Maret 2014).

Untuk menjalankan mandat-mandat UNAMID, ada beberapa komponenyang harus diperhatikan seperti, proses perdamaian; hubunganmasyarakat sipil; keamanan baik militer polisi, dan institutusi lokal dannasional yang mengutamakan pada hal disamarment, demobilisasi, danreintegrasi; mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia;mengajarkan tentang penerapan hukum; melindungi anak-anak;humanitarian liason; hingga isu kesehatan dan gender. Selain fokuspada isu keamanan, UNAMID juga memberikan bantuan untukkehidupan sehari-hari bagi para internally displaced person (IDP).UNAMID menyediakan air bersih dan tenda perlindungan bagi paraIDP. UNAMID juga memberikan perlindungan bagi ribuan masyarakat

Page 14: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

992 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

Darfur yang mengungsi terutama yang berada di Korma, Darfur Utara,Khor Abeche dan Darfur Selatan karena kawasan-kawasan ini menjadipusat berkumpulnya IDP. Selain itu, serangan dari pemerintah Sudanjuga sering terjadi di tempat pengungsian tersebut. UNAMID jugabekerjasama dengan komunitas kemanusiaan yang berada di Nyalauntuk bantuan darurat.

Seiring berjalannya operasi UNAMID, organisasi hybrid ini mengalamisejumlah hambatan. Akibatnya, UNAMID berjalan tidak efektif. Apalagisejumlah tantangan berasal dari pemerintah Sudan yang sejak awalpengiriman pasukan UNAMID sudah menolak kehadirannya.

“Sudan’s rejection of the deployment of Western European and Latin American troops in Darfur is behind reluctance of some States toprovide UNAMID with the necessary technical expertise and crucialequipment including means of transport, communication, logistics andcombat helicopters which are equipments necessary for an effectivemilitary operation.”

Intervensi Libya

Dinamika antara Libya dan Sudan mengalami pasang surut dimulai darinaiknya Gaddafi menjadi pemimpin Libya. Antara tahun 1967 hingga1971, Sudan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Libya bersamadengan negara Arab lainnya. Akan tetapi, pada awal taun 1970, PresidenNumeyri yang pada saat itu memimpin Sudan, menjalin kebijakan luarnegeri bersama negara-negara Barat. Sikap Sudan pada saat itumembuat sejumlah kepentingan berbenturan dengan relasinya bersamaLibya. Akibatnya, hubungan antara Sudan dan Libya tidak berjalandengan baik. Hubungan keduanya semakin memburuk ketika tahun1970an hingga 1980an terjadi pertempuran regional diantara keduanya.Ketika Bashir menjadi presiden Sudan pada tahun 1989, hubungandengan Libya sempat membaik. Akan tetapi, kondisi kedua pihak sangatambigu jika melihat adanya ketidak konsistenan Gaddafi. Meskipuntelah membaik, faktanya Gaddafi membantu pemberontak Darfur yangingin menggulingkan Bashir.

Partisan Intervention: Hubungan Cina dan Pemerintah Sudan

Cina merupakan negara yang juga memiliki peran penting dalamperkembangan politik Sudan. Memang, Cina menganut prinsipnon-intervensi. Akan tetapi, melalui prinsip non-intervensi yang dianutCina, mereka justru dapat membangun relasi dengan pemerintah Sudan.Bahkan Cina memegang peranan yang sangat penting sejak pertengahantahun 1990an yang menunjukkan bahwa perannya sudah tertanam danterjalin relasi yang baik. Tahun 1990an menjadi tahun awal Cina masuk

Page 15: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 993

ke Sudan karena adanya hubungan antar pemerintah yang terkaitdengan perdagangan minyak. Perusahaan minyak Cina telah meluas kekawasan Sudan meskipun berada pada kondisi di tengah perang dan taklepas dari faktor politik. Keterlibatan politik Cina di Sudan semakin kuatdiiringi dengan pertumbuhan ekonomi Cina di Sudan. Terutama setelahadanya Comprehensive Peace Agreement (CPA) yang disepakati padaJanuari 2005. “China is Sudan’s biggest economic partner, taking 75percent of its exports. China is Sudan’s military mentor, advising itsarmy and giving it guns.”

Di tahun 2007, ketika UNAMID hadir di Darfur, Cina mengklaimmemiliki tanggung jawab dalam kasus etnis ini. Ketika presiden HuJintao menjabat sebagai presiden, ia melakukan kunjungan ke Sudanpada Februari 2007 untuk memberikan dukungan kepada ChinaNational Petroleum Corporation (CNPC) di Khartoum. Berkatkunjungan Hu Jintao, hubungan kedua negara semakin erat terutamadalam memberikan saran untuk menerima masuknya PBB di Darfur.Presiden Hu menjelaskan kepada Presiden Bashir bahwa Darfur adalahbagian dari Sudan dan sebagai presiden, Presiden Bashir harusberupaya menyelesaikan konflik etnis Darfur. Cina merasa bertanggungjawab terhadap masuknya UNAMID ke Darfur. Cina pun menyatakanakan membantu Sudan untuk meminimalisir peran UNAMID. SikapCina tersebut, membuat hubungan dengan Sudan semakin erat.

“...the Chinese government has also claimed to be a ‘responsible’ powerthat exerted ‘influence’ on the Sudanese government to accept a UnitedNations-African Union peacekeeping force in Darfur and sought creditfor its ‘constructive’ role in passing Security Council Resolution 1769 on31 July 2007 that enabled this.”

Sikap Cina yang menentang adanya campur tangan PBB disebabkansikap PBB dianggap sebagai agenda liberal yang akan berakhir padaintervensi multilateral. Prinsip yang dianut PBB dianggap tidak adil. Halini bukan berarti Cina tidak sepakat dengan segala keputusan PBB,namun Cina akan mendukung keputusan PBB jika dianggap sesuaidengan logika normative contestation. Prinsip misi penjaga perdamaianPBB yang tidak disetujui Cina antara lain, penyebaran pasukanperdamaian selalu diikuti dengan perjanjian genjatan senjata, terdapatpersyaratan dari PBB yang harus dipenuhi bagi host country atau pihakyang terlibat konflik, dilarang menggunakan senjata kecuali untukperlindungan diri, dan ketidaksesuaian antara serangan yang dilakukandengan komando awal.

Page 16: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

994 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

Kepentingan Ekonomi Cina

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa Cina adalah rekanekonomi Sudan paling kuat, khususnya dalam perdagangan minyak.Sudan adalah negara yang memiliki kekayaan minyak yang sangatbanyak dan melakukan ekspor minyak ke Cina dalam jumlah yangbanyak. Sembilan dari sepuluh barel minyak Sudan dikirim ke Cinamelalui pipa minyak yang telah dibangun oleh perusahaan minyak Cinasehingga dari kilang minyak Sudan hanya melakukan prosespemompaan saja. Cina hampir menguasai semua kekayaan minyakSudan. Cina memberikan wewenang kepemilikan pelabuhan minyakkepada pemerintah Sudan. Namun, kepemilikan perusahaan dan segalakeputusan tetap berada pada Cina. Sudan memiliki 19 lokasi tambangminyak, sembilan dari tambang tersebut dimiliki oleh Cina dan berkatkekuasan Cina di Sudan, ekonomi nasional Cina naik lebih dari 10persen tiap tahunnya. Bagi Cina, minyak adalah harga termahal yangharus dijaga dari konflik Sudan ini. Kedua pihak saling melengkapi satusama lain. Sudan sangat membutuhkan uang dari Cina dan keuntungantersebut digunakan untuk melakukan pembelian senjata.

Kementrian Energi dan Pertambangan Sudan, Awad Ahmed Al-Jazmengatakan bahwa apabila Cina membawa uang, Sudan akanmemberikan minyak lebih kepada Cina. Perusahaan minyak Cina yangberoperasi di Sudan bernama China National Petroleum Corporation(CNPC), yang merupakan perusahaan negara yang melakukan suplaiminyak mentah dan gas alam. CNPC yang merupakan perusahaanraksasa dunia menempati posisi ke-24 pada tahun 2007 dalam urutanFortune Global 500 perusahan yang mendapatkan keuntungan lebihdari 110 milyar US $.

Page 17: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 995

Sumber: Human Right First, “Investing in Tragedy China’s Money,Arms, and Politics in Sudan”, 2008, hal. 5. Tersedia:http://www.humanrightsfirst.org/wp-content/uploads/pdf/080311-cah --investing-in-tragedy-report.pdf (22 Juni 2014).

Hubungan antara CNPC dengan Sudan terbukti simbiotik karena posisiCNPC adalah perusahaan asing yang melakukan investasi terbesar disektor minyak Sudan. Begitu pula dengan Sudan juga merupakansasaran pasar minyak terbesar untuk melakukan investasi bagi Cina.Hubungan bilateral yang terjalin baik memudahkan CNPC untukmengontrol ratusan ribu barel perhari. Hubungan juga membantuSudan membangun industri minyak dan Sudan memberikan peluangbagi Cina untuk membangun pasar minyak. Sedangkan negara lainmendapat hambatan untuk melakukan investasi minyak di Sudan. Cinaakhirnya melakukan penjualan ke Sudan sebanyak 21% dari total imporglobal yang menunjukkan bahwa Sudan adalah negara terbesar yangmelakukan impor dari Cina. Begitu pula Sudan yang mengeksporminyaknya ke Cina sebanyak 71% dari total ekspor Sudan.

Bantuan Militer dan Senjata

Kerjasama perdagangan senjata Sudan dan Cina yang semakinmeningkat, terlihat dari pembeluan senjata kecil, bagian-bagian darisenjata kecil, dan amunisi persenjataan. Peningkatan pembelian senjataseiring dengan ekspor minyak pertama kali oleh Sudan pada tahun 1999.Pembelian senjata oleh Sudan semakin meningkat di tahun 2003, yang

Page 18: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

996 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

merupakan terjadinya kembali Konflik etnis Darfur. Kemudian di tahun2005 pun kembali meningkat. Sejumlah penstudi mengatakan bahwakonflik etnis Darfur yang semakin memburuk pada tahun 2003, takdapat dipungkiri terdapat peran Cina yang telah melakukanperdagangan senjata kepada pemerintah Sudan. Dari tahun 2003 hingga2006, penjualan senjata Cina telah mencapai keuntungan lebih dari 55juta US$. Pada tahun 2003, ketika Sudan melakukan penyerangan keDarfur, Sudan membeli alat pengeboman yang bernama 20 A-5C fantanfighter bombers. Fantan mampu menembakan 4000 pounds senjatadalam satu serangan. Penyerangan ditujukan ke sejumlah desa yangdihuni oleh kelompok pemberontak Darfur.

Sumber: Human Right First, “Investing in Tragedy China’s Money,Arms, and Politics in Sudan”, 2008, hal. 12. Tersedia:http://www.humanrightsfirst.org/wp-content/uploads/pdf/080311-cah --investing-in-tragedy-report.pdf (22 Juni 2014).

Jika melihat grafik diatas, maka terbukti bahwa kekerasan di Darfurmeningkat di tahun 2003 karena penjualan senjata ke Sudan mencapaiangka U$ 3juta. Sejak tahun 2004 hingga tahun 2006, Cina berhasilmenjual senjata lebih dari UU$ 55juta ke Sudan. Bahkan Cinamemberikan diskon kepada Sudan karena kemudahan dalam transaksiminyak dikirim ke Cina. Sehingga melalui data tersebut, Cina menjadinegara terbesar dalam menjual senjata ke Sudan dibandingkan negaralain.

Kesimpulan

Page 19: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 997

Melalui penjabaran dari rangkaian faktor internasionalisasi konflik etnisterhadap konflik etnis Darfur dengan pemerintah Sudan, dapatdisimpulkan bahwa konflik etnis Darfur telah mengalamiinternasionalisasi. Konflik etnis Darfur pada tahun 2003 membuktikanbahwa konflik etnis ini berubah skalanya. Untuk menjelaskanbagaimana konflik etnis menginternasionalisasi, dapat dilihat melaluibeberapa faktor. Yang pertama adalah adanya difusi konflik etnis,eskalasi, dan intervensi yang mendukung pihak pemberontak Darfurdan pihak pemerintah Sudan.

Faktor pertama adalah difusi yang terjadi di Chad. Penyebab terjadinyadifusi konflik etnis dilatarbelakangi dengan adanya laju pengungsi danikatan etnis. Laju pengungsi di Chad menjadi penyebab utama karenaterjadi perekrutan tentara baik dari pihak pemberontak Darfur danpemerintah Sudan. Kedua pihak pun juga melakukan penyerangan satusama lain di wilayah Chad, terutama di wilayah pengungsian. Ikatanetnis Zaghawa Chad dan Darfur juga bekerjasama dalam melawanpemerintahan Presiden Bashir di Sudan. Hal ini mendorong terjadinyaeskalasi konflik etnis, yang merupakan faktor kedua. Eskalasi konfliketnis Darfur terjadi di Chad dan Afrika Tengah yang merupakan negarayang berbatasan langsung dengan Darfur. Keadaan domestik Chad danAfrika Tengah pun tidak dalam kondisi yang stabil karena kedua negaramengalami perselisihan dengan kelompok pemberontak. Bentukeskalasi dari konflik etnis Darfur adalah adanya perlindungan antarpihak ke ketiga negara ini, bantuan senjata, dan pelatihan militer.Presiden Bashir memberikan bantuan senjata dan pelatihan militerkepada kelompok pemberontak Chad untuk membuat kekacauan diChad dan melemahkan kekuatan Presiden Deby. Hubungan yang baikantara Presiden Deby dan Presiden Bozizie, presiden Afrika Tengah yangmenjabat sejak tahun 2003 hingga 2013, dianggap sebagai ancamanbagi Sudan. Presiden Bashir kembali melakukan pengiriman senjata danpelatihan militer bagi kelompok pemberontak Afrika Tengah.

Faktor ketiga adalah adanya intervensi. Ada dua jenis intervensi yangterjadi di Sudan, yaitu intervensi dengan misi perdamaian yangdilakukan oleh PBB dan intervensi negara lain yang membawakepentingan nasionalnya. Meskipun intervensi tidak selalu menjadiupaya dari misi dan negosiasi yang berhasil, namun keterlibatanorganisasi regional dianggap penting dari masa ke masa. Selain itu,keterlibatan negara lain juga dianggap sebagai intervensi. Kehadirannegara lain justru memberikan ancaman perluasan konflik karenamemiliki kecenderungan berpihak pada salah satu kubu. UNAMID hadiruntuk, diantaranya, memberikan perlindungan kepada masyarakat sipilsebagai wujud kemanusiaan, melakukan pengawasan terhadapimplementasi perjanjian untuk menghentikan gencatan senjata,mendampingi pemerintah dalam proses politik secara terbuka,

Page 20: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

998 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

berkontribusi pada hak asasi manusia dan hukum, membantu untukmelindungi lingkungan guna rekonstruksi ekonomi dan pembangunan,serta melakukan pengawasan mengenai situasi perbatasan dengan Chaddan Republik Afrika Tengah. Selanjutnya, adalah Libya dan Cina sebagaipihak yang melakukan intervensi ke Sudan. Misi yang dibawa punbukanlah misi perdamaian seperti UNAMID. Namun, kembali kepadakepentingan nasional setiap negara. Misalnya saja Libya yang berpihakkepada pemberontak Darfur sedangkan Cina condong kepadapemerintah Sudan.

Melalui penelian ini, penulis membuktikan bahwa faktorinternasionalisasi konflik etnis dapat diaplikasikan pada konflik etnisDarfur. Konflik etnis Darfur yang telah masuk ke tingkatan internasionalmenjadi perhatian internasional agar konflik etnis Darfur tidak kianmeluas. Begitu pula dengan hak asasi manusia yang harus menjadiperhatian khusus agar konflik etnis Darfur berakhir damai. Penelitianmengenai konflik etnis Darfur, khususnya melihat dari perspektifinternasionalisasi, dapat diulas lebih dalam lagi. Terutama mengenaiintervensi yang dilakukan oleh sejumlah negara seperti Uni Eropa,Amerika Serikat, hingga sejumlah negara di Asia Tenggara. Begitu puladengan keefektifan organisasi internasional yang terus hadir dalamseiring mendukung isu kemanusiaan bagi masyakarat Darfur.Kemudian, sejak tahun 2010 yang menunjukkan adanya intensitasketegangan konflik yang mulai mereda, bahasan mengenai prosesde-eskalasi konflik sangat menarik. Kompleksitas permasalahan diSudan, Chad, dan Afrika Tengah menjadi bahasan yang menarik untukmenguji teori-teori yang berkaitan dengan perdamaian dan keamananinternasional. Begitu pula dengan fokus di bidang globalisasi informasidengan melihat sejauhmana peranan media massa internasional dalamproses pembentukan kebijakan dari aktor yang terlibat di konflik etnisDarfur ini.

Daftar Pustaka

Buku

Fein, Helen., Genocide: A Sociological Perspective, Sage Publications,London, 1993.

FS, Pearson., R.A, Baumann., Pickering, JJ. “Military intervention andrealpolitik”, dalam Wayman FW dan Diehl PF, ReconstructingRealpolitik. Michigan: University of Michigan Press, 1994.

Hebron, Lui., dan Stack, John F., “The Internationalization of Ethnicity:The Crisis of Legitimacy and Authority in World Politics”, dalam The

Page 21: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 999

Ethnic Entanglement: Conflict and Intervention in World Politics,Praegaer, Connecticut, 1999.

Holsti, K. J., Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis. PenerbitErlangga, Jakarta, 1983.

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara,Jakarta, 2009.

Natsios, Andrew S., Sudan, South Sudan, & Darfur What EveryoneNeeds To Know. Oxford University Press, New York, 2012.

Oberschall, Anthony., Peace Intervention, dalam Conflict and PeaceBuilding in Divided Societies: Responses to Ethnic Violence.Routloedge Taylor and Francis Group, New York, 2007.

Ryan, Stephen., “The International Dimension of Ethnic Conflict”,dalam Ethnic Conflict and International Relations, DarmouthPublicing Company, Vermont, 1995.

Stack, John., “Ethnic Group as Emerging Transnational Actors”, dalamEthnic Identities in Transantional World, Greenwood Press,Westword, 1981.

Tatum, Dale C., “Genocide At The Dawn of 21 Century: Rwanda, Bosnia,Kosovo, and Darfur”, Palgrave MacMillan, New York, 2010.

Wardhani, Baiq LSW., “Globalisasi dan Etnis Konflik”, Cakra StudiGlobal Strategis, Surabaya, 2012.

Hay, I., Boucher D., Dungey C., “Making the Grade: A Guide toSuccessful Communication and Study”, Oxford University Press.Melbourne, 2002.

Jurnal Online dan Research Paper

Bercovitch, Jacob dan Derouen Jr, Karl., “Determinants of a SuccessfulProcess Mediation in Internationalized Ethnic Conflicts: Assessingthe Determinants of Successful Process”, Journal of Armed Forcesand Society, Volume 30, No. 2, 2004, hal. 147-170. Tersedia:http://afs.sagepub.com/content/30/2/147 (2 April 2014).

Brosche, Johan., “DARFUR – Dimensions and Dilemmas of a ComplexSituation”, Department of Conflict and Peace Research, UppsalaUniversity Paper No. 2, 2008. Tersedia:

www.ucdp.uu.se/gpdatabase/info/Sud%202.pdf (1 April 2014).

Page 22: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

1000 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

Carment, David., “The International Dimensions of Ethnic Conflict:Concepts, Indicators, and Theory”, dalam Journal of Peace Research,Volume 30, no. 2, 1993. Tersedia:http://www.jstor.org/stable/425195 (15 April 2014).

Carment, David., Patrick, James., dan Taydas Zeynep.,“TheInternationalization of Ethnic Conflict:

State, Society, and Synthesis”, International Studies Review, Volume 11,2009, hal. 63-86 . Tersedia:http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1468-2486.2008.01825.x/pdf (2 April 2014).

Contessi, Nicola P. “Multilateralism, Intervention and NormContestation: China's Stance on Darfur in The UN Security Council”,Security Dialogue, Volume 41, no.3, 2010, hal. 323-344. Tersedia:http://sdi.sagepub.com/content/41/3/323 (19 Juni 2014).

Corbetta, Renato and Grant, Keith A., “Intervention in Conflicts from aNetwork Perspective”, Journal of Conflict Management and PeaceScience, Volume 29, No.3, 2012, hal.314-340. Tersedia: http://cmp.sagepub.com/content/29/3/314 (23 Juni 2014).

Evans, Gareth. “The Responsibiity to Protect: An Idea Whose Come ...and Gone?” International Relations, Volume 22, no. 3, 2008,hal.283-298. Tersedia: http://ire.sagepub.com/content/22/3/283 (19 Februari 2014).

Giroux, Jennifer, et.al., “The Tormented Triangle: The Regionalisationof Conflict in Sudan, Chad, and the Central African Republic”, CrisisStates Working Papers, Series No.2, LSE Destin DevelopmentStudies Group, 2009. Tersedia:

http://www.css.ethz.ch/publications/pdfs/The-Tormented-Triangle.pdf (diakses pada: 18 Juni 2014).

Massey, Simon dan Roy May., “Commentary the Crisis in Chad”, AfricanAffairs, Oxford University Press, Volume 105, No. 420, 2006,hal.443-449. Tersedia: http://www.jstor.org/stable/3876811 (10April 2014).

Herz, Manuel., “Refugee camps in Chad: planning strategies and thearchitect’s involvement in the humanitarian dilema”, ResearchPaper, No. 147 UNHCR. Tersedia:http://www.unhcr.org/4766518f2.html (21 Juni 2014).

Page 23: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 1001

Kagwanja, Peter and Patrick Mutahi. “Protection of civilians in Africanpeace missions: The case of the African Union”, ISS Paper, Vol. 139(2007). Tersedia:

www.mercury.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/98927/.../PAPER139.pdf (5 Juni 2014).

Lansana, Gberie., “The Darfur Crisis: A Test Case For HumanitarianIntervention”, KAIPTC Paper, No. 1, September, 2004, Tersedia:http://www.kaiptc.org/Publications/Occasional-Papers/Documents/no_1.aspx (8 Juli 2014).

Murithi, Tim., “The African Union’s Foray into Peacekeeping: Lessonsfrom the Hybrid Mission in Darfur”, Journal of Peace, Conflict andDevelopment, Volume 14, 2009. Tersedia:

http://www.bradford.ac.uk/ssis/peace-conflict-and-development/issue-14/theafricanunionsforay.pdf (16 Mei 2014).

Salih, Kamal O., “The Internationalization of The Communal Conflict inDarfur and Its Regional and Domestic Ramifications: 2001 – 2007”,Arab Studies, Volume 30, No. 3, Summer, 2008, hal.-14. Tersedia:

http://search.proquest.com.ezproxy.ugm.ac.id/docview/220614413?accountid=13771 (1 Juni 2014).

Skrede, Gleditsch, Kristian dan Salehyan., “Fighting at Home, FightingAbroad: How Civil Wars Lead to International Disputes”, Journal ofConflict Resolution, Volume 52, 2008, hal.479-506. Tersedia:http://jcr.sagepub.com/content/52/4/479.full.pdf+html (19 Mei2014)

Website

Afriquejet, “Ban Laments Lack of Helicopters for UNAMID Operations”,2010. Tersedia:

http://www.afriquejet.com/news/africa-news/ban-laments-lack-of-helicopters-for-unamid-operations-2010050748946.html (diakses pada15 April 2014).

Albert, Micah., “Chad: A Country in Crisis”, 2008. Tersedia: http://wpj.sagepub.com/content/25/3/196.citation (diakses pada 20

Juni 2014).

Page 24: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

1002 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

All Africa, “Central African Republic: Govt to Evacuate Darfur Refugeesin Central African Republic”, 2014. Tersedia: http://allafrica.com/stories/201406232260.html (25 Juni 2014).

Amnesty International, “A Compromised Future Children Recruited byArmed Forces and Groups in Eastern Chad”, 2011. Tersedia:

http://www.amnistia-internacional.pt/files/Relatoriosvarios/Criancas_soldado_Chade.pdf (25 Juni 2014).

ArchChicago. “China and Sudan, Problematic Relations”, n.d. Tersedia:http://www.archchicago.org/departments/peace_and_justice/pdf/issu

es/china_sudan.pdf (21 Mei 2014).

BBC, “Thousands of Darfur Refugees Remain Displaced in Chad”, 2012.Tersedia : http://www.bbc.com/news/world-africa-16575416 (diakses pada 21 Juni 2014).

BBC, “Chad Rekrut Anak – anak Sebagai Tentara”, 2011. Tersedia: http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/02/110210_chadchildarm

y.shtml (23 Juni 2014).

Encyclopedia Britannica, Idriss Deby, n.d. Tersedia: http://www.britannica.com/EBchecked/topic/752468/Idriss-Deby (17

Juni 2014).

Human Right First, “Investing in Tragedy China’s Money, Arms, andPolitics in Sudan”, 2008. Tersedia:http://www.humanrightsfirst.org/wp-content/uploads/pdf/080311-cah-investing-in-tragedy-report.pdf (22 Juni 2014).

International Crisis Group (ICG), “Darfur Rising: Sudan’s New Crisis”,2004. Tersedia:

http://www.crisisgroup.org/~/media/Files/africa/horn-of-africa/sudan/Darfur%20Rising%20Sudans%20New%20Crisis.pdf (19 April2014).

Brosche, Johan., “UNAMID” dalam Darfur – Dimensions and Dilemmaof Complex Situation”, Upsala Universitet Department of Peace andConflct Research, 2008. Tersedia:http://www.ucdp.uu.se/gpdatabase/info/Sud%202.pdf (23 Mei2014).

Kunig, Philip., “Prohibition of Intervention”, n.d. Tersedia: http://opil.ouplaw.com/view/10.1093/law:epil/9780199231690/law-97

80199231690-e1434?rskey=rBONsy&result=1&prd=OPIL (23 Juni2014).

Page 25: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013

Jurnal Analisis HI, September 20 1003

Large, Daniel. “China & the Contradictions of ‘Noninterference’inSudan”. 2008, hal. 93. Tersedia:http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/03056240802011568 (20 Mei 2014).

Meerpohl, Meike., “Libya, Chad and Sudan – An Ambiguous Triangle?”,n.d. Tersedia:

http://www.zms.ruhr-uni-bochum.de/mittelmeerstudien/mam/downloads/zms_-_wps_-_5.pdf (20 Mei 2014).

Prendergast, John., “Sudan, Chad, and the Central African Republic:The Regional Impact of the Darfur Crisis, Statement Before theSubcommittee on African Affairs”, n.d. Tersedia:http://www.iccnow.org/documents/Sudan,_Chad,_and_the_Central_African_Republic_The_Regional_Impact_of_the_Darfur_Crisis.pdf (17 Juni 2014).

Sato, Jeremy B. dan Stansen, Bonnie J., “A System Dynamics Approachto Analyzing Violence, Death, and Displacement in Darfur”, n.d.Tersedia:

http://www.systemdynamics.org/conferences/2007/proceed/papers/SATO487.pdf (25 Juni 2014).

Sudan Human Security Baseline Assesment (HSBA). “Sudan – ChadProxy War Chronology”, n.d. Tersedia:

http://www.smallarmssurveysudan.org/fileadmin/docs/facts-figures/sudan/darfur/sudan-chad-proxy-war/HSBA-Chad-Sudan-Proxy-War --Chronology.pdf (18 Juni 2014).

Tubiana, Jérôme., “Renouncing the Rebels: Local and RegionalDimensions of Chad–Sudan Rapprochement”, 2011. Tersedia:

http://www.smallarmssurveysudan.org/fileadmin/docs/working-papers/HSBA-WP-25-Local-and-Regional-Dimensions-Chad-Sudan-Rapprochement.pdf (10 Juni 2014).

United Human Rights Council, “Genocide in Darfur”, n.d. Tersedia: http://www.unitedhumanrights.org/genocide/genocide-in-sudan.htm

(12 Mei 2014).

UNAMID, “Background – The Darfur Conflict”, n.d. Tersedia: http://unamid.unmissions.org/Default.aspx?tabid=10998&language=e

n-US (17 April 2014).

Page 26: Internasionalisasi Konflik Etnis Darfur Tahun 2003-2013journal.unair.ac.id/filerPDF/jahib093e84786full.pdf · Akhirnya bangsa Arab yang selalu hidup ... juga melakukan penculikan

Dikara Maitri Pradipta Alkarisya

1004 Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 3, No. 3

UNHCR, “Global Report Chad”, 2013. Tersedia:http://www.unhcr.org/539809eeb.html (diakses pada 20 Juni2014).

UNHCR, “Registered Refugee Camps Populations Eastern Chad”, 2008.Tersedia: http://www.unhcr.org/487dea8b4.html (25 Juni 2014).

UNHCR, “Peta penyebaran pengungsi di Afrika Tengah”. Tersedia: http://www.unhcr.org/images/operationsMaps/country-caf.jpg (20

Juni 2014).

United Nations Mission in Sudan (UNMIS), “UNMIS Background”, n.d.T e r s e d i a :http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/past/unmis/background.shtml (19 Mei 2014)

UNAMID, “UNAMID protects displaced civilians following Darfurviolence”. 2014. Tersedia: http://unamid.unmissions.org/Default.aspx?tabid=11027&ctl=Details&mid=14214&ItemID=23347&language=en-US (23 Juni 2014).

Video :

Council on Foreign Relations, Darfur: Winner of 2007 News andDocumentary Emmy Award, New York. Tersedia:http://www.cfr.org/sudan/crisis-guide-darfur/p13129 (diakses pada18 Juni 2014).

Resolusi PBB :United Nations Security Council, “Resolution 1706(2006),

S/RES/1706(2006)”, 2006, paragraph 11. Tersedia:http://www.responsibilitytoprotect.org/files/Darfur%20Resolution.pdf

(11 Mei 2014).

United Nations, “Report of the Secretary-General on the Deployment ofthe African Union United Nations Hybrid Operation in Darfur”,2007. Tersedia:

http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/2007/307/rev.1 (diakses pada 9 April 2014).

UNAMID, “Security Council Resolution, S/2007/307”, 5 Juni 2007”,T e r s e d i a :http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/2007/307/rev.1 (24 Juni 2014).