integrasi pendidikan karakter dalam ......1 integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran ilmu...
TRANSCRIPT
1
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR
34 BUNGUNG KATAMMUNG KABUPATEN BANTAENG.
CHARACTER EDUCATION INTEGRATION ON LEARNING SOCIAL
SCIENCE IN INTERMEDIATE CLASS AT SD 34 BUNGUNG
KATAMMUNG BISSAPPU BANTAENG
TESIS
Oleh
HASNAH. K
NomorIndukMahasiswa : 105060103616
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
2
HALAMAN JUDUL
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR
34 BUNGUNG KATAMMUNG KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN
BANTAENG
TESIS
Sebagai Salah Satu SyaratuntukMencapai Magister
Program Studi
Magister Pendidikan Dasar
Disusun dan Diajukan oleh
HASNAH. K NomorIndukMahasiswa: 105060103616
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA MEGISTER PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
i
3
HALAMAN PENGESAHAN
TESIS
INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR
34 BUNGUNG KATAMMUNG KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN
Yang disusun dan diajukan oleh
Hasnah K Nim. 105060103616
TelahDipertahankan Di DepanPenitiaUjianTesis
Pada Tanggal26Desember 2019
Menyetujui KomisiPembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. H.Nursalam, M.Si. Dr. Muhammad Nawir, M.Pd
Mengetahui :
Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Unismuh Makassar Magister Pendidikan Dasar
Dr. H. DarwisMuhdina, M.Ag Sulfasyah, S.Pd., M.A.,Ph.D NBM: 483 523 NBM: 970 635
ii
4
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI
Judul tesis : Integrasi Pendidikan
KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial
di Kelas Tinggi Sekolah Dasar 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupate
n
Nama
mahasiswa
: Hasnah K
Nim
Program Studi
:
:
105060103616
Magister Pendidikan Dasar
Telahdiuji dan dipertahankan di depanpanitiapengujitesis pada tanggal26
November 2019dan dinyatakantelahdapatditerimasebagai salah
satusyaratuntukmemperolehgelar Magister Pendidikan Dasar (M.Pd) pada
Program PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 21Januari 2020
Tim Penguji
Dr. H.Nursalam, M.Si. ........................................... (Pembimbing I) Dr. Muhammad Nawir, M.Pd ........................................... (Pembimbing II) Dr.HidayahQuraisy, M.Pd ........................................... (Penguji) Dr.RoslenyBabo, M.Si ........................................... (Penguji)
iii
5
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawahini:
Nama : Hasnah K
NIM : 105060103616
ProramStudi : Magister Pendidikan Dasar
Menyatakandengansebenarnyabahwatesis yang
sayatulisinibenar-benarmerupakanhasilkaryasayasendiri,
bukanmerupakanpengambialihantulisasnataupemikiran orang lain.
Apabiladikemudianhariterbuktiataudapatdibuktikanbahwasebagainataukes
eluruhantesisinihasilkarya orang lain,
sayabersediamenerimasaksiatasperbuatantersebut.
Makassar, 21 Januari
2020
Materai 6000
Hasnah K
iv
6
ABSTRAK
Hasnah K, 2016. Integrasi Pendidikan KarakterDalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial Di Kelas Tinggi Sekolah Dasar 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, dibimbing oleh Nursalam dan Muhammad Nawir
Masalahutamadalampenelitianiniadalahkalanganpelajarmengalami
dekadensi moral yang sangatmemprihatinkan, yang membutuhkanintegrasipendidikankarakterdalampembelajaran. Tujuanpenelitianuntukmenemukan model integrasipendidikankarakterdalampembelajaranilmupengetahuansosial di sekolahdasar. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 34 BungungKatammuKabupatenBantaeng dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penentuansubjekdalampenelitiandilakukandenganteknikpurposive mencakupkepalasekolah, guru, siswa dan orang tua.Dalampenelitianini yang menjadi instrument utama(key instrument) adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data menggunakanobservation,depth-Interview dan dokumentation. Teknik Analisis Data penelitian ini dengan caradata reduction, data display dan verification(conclusion drawing). Teknik kebasahan data dilakukan melalui triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik.
Hasil penelitianmenunjukkan model
integrasipendidikankarakterterdiridaritigayaitu moral knowing, moral feeling dan moral actiondalambentukkarakterreligius, jujur, toleransi, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingintahu, semangatkebangsaan, cintatanah air, menghargaiprestasi, bersahabat/komunikatif, cintadamai, gemarmembaca, pedulilingkungan, pedulisosial, tanggungjawab. Input pembelajaranilmupengetahuansosialdalammenanamkanpendidikankaraktermencakuprencanapelaksanaanpembelajaran, materipembelajaran, media pembelajaram, model pembelajaran dan soaltes. Input pembelajarandiaplikasikan oleh guru pada proses pembelajaran. Output dari input dan proses pembelajaranadalahsiswamemilikinilai-nilaikarakterjujur, disiplin, tanggung-jawab, santun, karakterpedulisosial, karakterpercayadiri, toleransi, kreatif, bersahabat/komunikatif, rasa ingintahu, dan karakterkerjakeras. Faktormendukung dan penghambatpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungterdiridariduaaspekyaitu internal dan eksternal. Faktorpedukungnyamencakup guru, kepalasekolah (internal), orang tua
7
(eksternal) dan faktorpenghambatnyamencakup guru, kepalasekolah (internal) dan orang tua (eksternal). Kata Kunci : Integrasi, Pendidikan Karakter, Pembelajaran, IlmuPengetahuanSosial.
v
8
ABSTRACT
Hasnah K, 2016. Character Education Integration on Learning Social
Science in Intermediate Class at SD 34 BungungKatammung, Bissappu, Bantaeng Regency, supervised by Nursalam and Muhammad Nawir.
The main problem in this study was that students‟ experience high moral decadence, which required the integration of character education in learning. The research objective was to find out a model of integration of character education in learning social science at elementary schools. This research was conducted at SD 34 BungungKatammu in Bantaeng Regency through a qualitative descriptive method. Research method in this study was carried out using a purposive technique including principals, teachers, students and parents. In this study, the main instrument (key instrument) was the researcher himself. Data collection techniques were observation, depth-interview and documentation. Data Analysis Techniques of this research were data reduction, data display and data verification (conclusion drawing). The raw data technique was done through source, time and triangulation technique.
The findings of the research showed that the integration of
character education is consisted of three namely moral knowledge, moral feeling and moral action in the form of religious character, honesty, tolerance, hard work, creativity, independency, democratic, curiosity, national spirit, nationalism, respect for achievement, friendly / communicative, peaceful, love reading, care about environment, care about social, and responsibility. Inputs to social science learning in integrating character education included learning implementation plans, learning materials, learning media, learning models and evaluation. Learning input was applied by the teacher in the learning process. The output of learning process was the students had the values of honesty, discipline, responsibility, polite, social care character, character of confidence, tolerance, creative, friendly / communicative, curiosity, and hard work. Supporting and inhibiting factors of character education at SD 34 BungungKatammung consisted of two aspects namely internal and external. Supporting factors included teachers, principals (internal), parents (external) and inhibiting factors included teachers, principals (internal) and parents (external).
Keywords: Integration, Character Education, Learning, Social Sciences.
vi
9
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulispanjatkankepada Allah SWT
ataslimpahanrahmat dan taufik-Nya
kepadapenulishinggatesisinidapatdiselesaikansesuaidenganwaktu yang
telahdirencanakan. PenelitianiniberjudulIntegrasi Pendidikan
KarakterDalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial Di Kelas Tinggi SD
34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Penulismenyadaribahwahanya Allah SWT yang
memilikikesempurnaan, sehinggakerjakeras dan
perjuanganuntukmerampungkantesisinitidakakanterwujudtanpabantuanda
riberbagaipihak. Oleh karenaitu,
dengankerendahanhatipenulismengucapkanterimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginyakepada Dr.Nursalam, M.Si, selakupembimbing I
dan Dr. Muhammad Nawir, M.Pd, selakupembimbing II yang
denganpenuhkesabaran, ketulusan, dan keikhlasanhatitelahmembimbing
dan mengarahkanpenulissertamemberikan saran dan
koreksisejakawalpenyusunan proposal hinggapenyelesaiantesisini.
Ucapanterimakasih yang sebesar-besarnya juga
penulissampaikankepadatimpenguji, Dr. RoslenyBabo, M.Si, dan Dr.
HidayahQuraisy, M.Pd, yang telahmemberikan saran dan perbaikan yang
sangatbermanfaatdalampenyusunantesisini.
Selanjutnyaucapanterimakasih dan penghargaan yang
tuluspenulissampaikankepada:
10
1. Dr. Ir. M. Saiful Saleh, M.Si, selakuketua Badan PelaksanaHarian
(BPH) Prof. Dr. Abd. Rahman Rahim, S.E,. M.M,
selakuRektorUniversitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Ir. Abdul
Rahim Nanda, M.T, selakuPembantuRektor I, Dr. Andi
SyukriSyamsuri, M.Hum, selakuPembantuRektor II,dan Dr.
Muhammad Tahir, M.Si, selakuPembantuRektor III, Ir. Muh.
ShalehMolla, M.M, selakuPembantuRektor IV
UniversitasMuhammadiyah Makassar yang telahmemberikanpetunjuk
dan saran dalamaktivitasakademik.
2. Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M.Pd, Direktur Program
PascasarjanaUniversitasMuhammadiyah Makassar, atasbantuan dan
segalafasilitaskampus yang
memadaisehinggapenulisdapatmenyelesaikanpendidikan di Program
PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Makassar denganlancar.
3. Sulfasyah, S.Pd.,M.A.,Ph.D, selakuKetua Program StudiMagister
Pendidikan Dasar dan seluruhdosen di lingkunganProgram Studi
Magister Pendidikan Dasar yang
penuhikhlasmewariskanserangkaianilmusehinggamembuka dan
mengubahwawasankeilmuan yang sangatbergunabagipenulis, taklupa
juga ucapanterimakasihkepadastafadministrasi yang
telahmemberikanpelayananakademikkepadapenulisselamamenempuh
perkuliahan.
vii
11
4. Dr. Nursalam, M.Siselakupembimbing I dan Dr. Muhammad Nawir,
M.Pdselakupembimbing II yang telahbanyakmemberikanmasukan,
saran dan kritikanuntukkesempurnaantesis.
5. Dosenpengajar di Program PascasarjanaUniversitasMuhammadiyah
Makassar, khususnyadosenpengajarProgram Studi Magister
Pendidikan Dasar, yang telahbanyakmemberikanbimbingan dan
arahansehinggadapatmenyelesaikanstudi.
6. Stafakademik dan stafkemahasiswaan, stafperpustakaan Program
PascasarjanaUniversitasMuhammadiyah Makassar atassegalabantuan
yang diberikansehinggapenyusunantesisinidapatterwujud.
7. Martini SL, S.Pd, Kepalasekolah dan guru-guru di SD 34
BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaeng yang
telahbanyakmemberikanbantuanselamapenulismengadakanpenelitian.
8. Rekan-rekanmahasiswa Program
PascasarjanaUniversitasMuhammadiyah Makassar Program Studi
Magister Pendidikan Dasar yang telahmemberikanmotivasi dan
semangatselamaperkuliahanberlangsungmaupunselama proses
penyusunantesisini.
9. AyahandaKanji, IbundaRismasosok orang tua yang paling sayakagumi
yang telahbanyakmemberikanpelajaran yang berharga, saudara-
saudarakutercintaNasaruddin dan Rostina yang memberikansemangat
dan nasehat-nasehat yang bergunabagipenulis.
viii
12
10. TerspesialSuamitercintaSuardi, S.Pd,.M.Pd yang
relameluangkanwaktunyauntukmembantupenulisuntukmenyusuntesisi
ni dan segalasemangat yang diberikan oleh
penulissehinggapenuilisdapatmenyelesaikantesisini, dan
anakkutercintaAnadiaAqilaRamadhani yang
telahmenjadimotivasisayadalammenempuhpendidikan.
11. Semuapihak yang selamainiturutmembantupenulismemperlancarstudi
di Program PascasarjanaUniversitasMuhammadiyah
MakassarProgram Studi Magister Pendidikan Dasar,
penulismengucapkanterimakasih, semogasegalabantuan yang
diberikanmendapatkanberkahsertabernilaiibadah di
sisiAllohSubhanahuWataala. Amin
Makassar, Januari 2020
Hasnah K, S.Pd
ix
13
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ..................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ........................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................... 1
B. RumusanMasalah ................................................................... 7
C. TujuanPenelitian ..................................................................... 8
D. ManfaatPenelitian ................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian ......................................................... 10
B. TinjauanTeori dan Konsep ...................................................... 17
1. Konsep Pendidikan Karakter ............................................. 17
2. KonfigurasiKarakter ........................................................... 26
3. Kurikulum Pendidikan Karakter .......................................... 28
x
xi
14
4. Sejarah Pendidikan di Indonesia ....................................... 32
5. Integrasi Pendidikan .......................................................... 44
6. Manfaat Pendidikan Karakter............................................. 48
7. Pendidikan Karakter yang Berhasil .................................... 54
8. Konsep Pendidikan KarakterdalamPresfektif Islam ........... 56
C. KerangkaPikir .......................................................................... 64
BAB III METODE PENELITIAN
A. PendekatanPenelitian ............................................................. 67
B. Lokasidan Waktu Penelitian .................................................... 68
C. Fokus dan DeskripsiFokus ...................................................... 69
D. Unit AnalisisPenentuanInforman ............................................. 70
E. InstrumenPenelitian ................................................................ 72
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 73
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 76
H. Teknik Keabsahan Data .......................................................... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DeskripsiKarakteristikObjekPenelitian ..................................... 80
1. DeskripsiKhususLokasiPenelitian ......................................... 80
2. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................... 111
B. Pembahasan ........................................................................... 288
BAB V SIMPULAN DAN SARAN xii
15
A. Simpulan ................................................................................. 333
B. Saran ...................................................................................... 334
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 335
xiii
16
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan
KarakterBangsa ................................................................................. 21
Tabel 2.2 Nilai yang dikembangkan Pendidikan KarakterBangsa
pada pembelajaran IPS di Jenjang Pendidikan Dasar ....................... 24
Tabel 3.1 Data Informan .................................................................... 72
xiv
17
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 KoherensiKarakterdalamKonteksTotalitas ..................... 26
Gambar 2.2KerangkaPikir .................................................................. 66
Gambar 4.1Integrasipendidikankarakter ............................................ 112
Gambar 4.2Aktivitassholatjumatsiswabersamadengan guru ............. 218
Gambar 4.3 Orang BijakSelaluBerkataJujur ...................................... 220
Gambar 4.4Siswaberpakaianrapisesuaiaturan yang berlaku ............. 223
Gambar 4.5 Ruangankelas yang bersihdarisampah dan kotoran ...... 244
Gambar 4.6 Guru membimbingsiswauntukmelakukan tutor
sebaya ............................................................................ 246
Gambar 4.7 Siswamengerjakantugas yang diberikan oleh guru ........ 248
Gambar 4.8 Bentukevaluasipendidikankarakter ................................ 251
Gambar 4.9 Faktormendukungpendidikankarakter ............................ 274
xv
18
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Kisi-Kisi PedomanWawancara dan Observasi ............ 350
Lampiram II Kisi-Kisi PedomanObservasi ...................................... 352
Lampiran III Kisi-Kisi PedomanWawancara .................................... 362
Lampiram IV Persuratan .................................................................. 380
RiwayatHidup ..................................................................................... 381
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pendidikan adalahsuatuusaha yang sadar dan
sistematisdalammengembangkanpotensisiswa. Pendidikan juga
merupakansuatuusahamasyarakat dan
bangsadalammempersiapkangenerasimudanyabagikeberlangsungankehi
dupanmasyarakat dan bangsa yang lebihbaik di masa depan.
Keberlangsunganituditandai oleh pewarisanbudaya dan karakter yang
telahdimilikimasyarakat dan bangsa. Oleh karenaitu, pendidikanadalah
proses pewarisanbudaya dan karakterbangsabagigenerasimuda dan juga
proses pengembanganbudaya dan
karakterbangsauntukmeningkatkankualitaskehidupanmasyarakat dan
bangsa di masa yang akandatang.
Seharusnya(das sollen)penyelenggaraanpendidikan di suatunegara
menjaditanggungjawabnegara
untukmelaksanakannyadalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa.
Meskipundemikian, rakyat juga
memilikihakuntukikutsertadalampenyelenggaraanpendidikan.
Praktikpendidikan di negara kitamengindikasikanbahwapemerintah
(negara) bersama-
samadenganrakyatcukupintensdalampenyelenggaraanpendidikan.
1
2
Untukkelancaran dan keberhasilanpendidikan,
makaditetapkandalamUndang-undang(UU) No. 2 tahun 1989
tentangsistempendidikannasional yang
kemudiandiamandemendengankeluarnyaUndang-undang No. 20 tahun
2003 tentangsistempendidikannasional. Undang-undanginilah yang
menjadipatokanbagipemerintah dan
masyarakatdalampenyelenggaraanpendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU
No. 20 tahun 2003
menegaskanbahwapendidikannasionalberfungsimengembangkankemamp
uan dan membentukwataksertaperadabanbangsa yang
bermanfaatdalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa,
bertujuanuntukberkembangnyapotensi murid agar menjadimanusia yang
beriman dan bertagwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadiwarga negara yang
demokratissertabertanggungjawab. Hal ini juga dipertegas oleh Peraturan
Menteri, no 22 tahun 2006 tentangstandarisiuntuksatuanpendidikandasar
dan menengah. Untukdapatmeraihtujuantersebut,
pendidikantidakcukuphanyamenekankan pada proses dan
penyediaanfasilitas yang mengarah pada
penguasaanilmupengetahuandan teknologi (hard skill) tetapi juga
harusmemfasilitasitumbuhkembangnyakarakter-karaktermuliaseperti yang
dirumuskandalamtujuanpendidikannasional di atas.
3
Namunkenyataannya(das sein)
kalanganpelajarsekarangsedangmengalamidekadensi moral yang
sangatmemprihatinkansepertiperilakumenabraketika, moral dan
hukumdari yang ringansampai yang beratmasihkerapdiperlihatkan oleh
pelajar (Ahya, H. 2013), Kebiasaanmencontek pada
saatulanganatauujianmasihdilakukan (Akhwan, M. 2014), terlihatadanya
yang menggejala di kalanganpelajarberbentukkenakalan (Unayah, N.,
&Sabarisman, M. 2015), Beberapa di antaranyaadalahtawuranantarpelajar
(Herawan, K. D., &Sudarsana, I. K. 2017), meningkatnyakekerasan di
kalanganpelajar (Pulungan, F. R. 2012), semakinkaburnya moral baik dan
buruk (Rohendi, E. 2018), menurunnyaetoskerja (Arifin, I. 2017),
semakinrendahnya rasa hormatterhadap orang tua dan guru (Novitasari,
K. 2017), rendahnya rasa tanggungjawabindividu dan warga negara
(Suhono, S., &Khumairo, A. 2018,), membudayanyaketidakjujuran
(Rohendi, E. 2018,), adanya rasa salingcuriga dan benci di antarasesama
(Marlina, L., &Nurman, G. 2017). Di
beberapakotabesartawuranpelajarmenjaditradisi dan membentukpola
yang tetap, sehingga di antaramerekamembentukmusuhbebuyutan (Azmi,
N. (2017), meminumminumankeras (mabuk-mabukan) (Tasik, F.,
&Purwanto, A. 2018), pergaulanbebas (Sudarsana, I. K. 2018), ngisaplem
(Simatupang, L. Y. 2018), gayahiduphura-hura (hedonisme) (Tasik, F.,
&Purwanto, A. 2018), penyalahgunaanobat-obatterlarang, (Soeroso, S.
2016), maraknyagengpelajar dan geng motor (Qibtiyah, M. 2017),
4
kekerasan (bullying) (Amini, Y. S. J. 2008) dan
bahkantindakankriminalsepertipemalakan, penganiayaan,
bahkanpembunuhan (Rohayati, N. 2018),
semuaitumerupakanperbuatantercela (amoral) yang itujelas-
jelastidakmencerminkanadat dan budayaketimurankita yang diperparah
oleh kendala guru dalammenginternalisasikannilaikarakter (Ahmad, T. A.
2014) dan kegagalanoragtuamendidikkarakteranak-anaknya (Daniel
Goleman, 2000).
Semuaperilakunegatif di kalanganpelajartersebut,
jelasmenunjukkankerapuhankarakter yang cukupparahdan salah
satunyadisebabkan oleh tidakoptimalnyapengembangankarakter di
lembagapendidikan di sampingkarenakondisilingkungan yang
tidakmendukung. Untukituperludicarijalanterbaikuntukmembangun dan
mengembangkankaraktermanusia dan bangsa Indonesia agar
memilikikarakter yang baik, unggul dan mulia.
Upaya yang tepatuntukituadalahmelaluipendidikan,
karenapendidikanmemilikiperanpenting dan
sentraldalampengembanganpotensimanusia, termasukpotensi mental.
Melaluipendidikandiharapkanterjaditransformasi yang
dapatmenumbuhkembangkankarakterpositif, sertamengubahwatakdari
yang tidakbaikmenjadibaik. Ki Hajar DewantaradalamUsman, H.,
&Raharjo, N. E. (2012)
dengantegasmenyatakanbahwapendidikanmerupakandayaupayauntukme
5
majukanbertumbuhnyabudipekerti (kekuatanbatin, karakter), pikiran
(intellect), dan tubuhanak. Jadijelaslah,
pendidikanmerupakanwahanautamauntukmenumbuhkembangkankarakter
yang baik. Di
sinilahpentingnyapendidikankarakterkarenatujuanpertamapendidikankarak
teradalahmemfasilitasipenguatan dan pengembangannilai-
nilaitertentusehinggaterwujuddalamprilakuanak, baikketika proses
sekolahmaupunsetelah proses sekolahatausetelah lulus
darisekolah(Kesuma, Triatna dan Permana, 2011: 9). Hal
tersebutsangatperlu di tanamkannilai-nilaikarakter di
lingkupsekolahkhususnyadalampembelajaranIPS. Pada
dasarnyatujuanpembelajaranIPSadalahuntukmengembangkanpotensi
murid agar mampuberadaptasidenganlingkungansekitar,
pekaterhadapmasalah yang terjadi di masyarakat dan
mampumengatasinyabaik yang menimpadirinyasendirimaupun yang
menimpamasyarakatsertamemilikisikap mental
positifterhadapperbaikansegalaketimpangan yang terjadi (Zuchdi,
Prasetya, dan Masruri, 2013: 91). Oleh karenaitu,
IPSsangatberperanterhadapinteraksisosial murid
gunamembentukkarakterdalammengembangkanpotensi yang
bermanfaatuntukdirisendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh
karenaituhakikatnyapembelajaranIPSharusbersentuhanlangsungterhadap
kehidupansosial murid,
6
sehinggaperludirancangsedemikianrupauntukmembentukkepribadian yang
berkarakterdalammenopangpengalaman-
pengalamansosialuntukmembangunpotensidiri. Selainitu, IPS juga
dirancanguntukmencapaitujuanbersamadalammembentukhubungandenga
nsikap dan keterampilansosial. Kondisipembelajaranyang
tenangakanmemungkinkanpesertadidikaktifterlibatlangsungdalampembela
jarandan pada akhirnyamengembangkanpengetahuan, nilai, sikap, moral,
dan keterampilansosial.
Murid mampuberperansertadalammelakonikehidupanmasyarakat
modern yang dinamisdalamrangkamenyonsong era globalisasi. Pada
akhirnyaperankritis yang diembanIPSuntukmembentukwarga negara yang
baikdapatterwujud.
Fungsi dan tujuanpendidikannasionaltersebut,
jelasbahwapendidikan di setiapjenjang, mulaipendidikandasar (SD/MI)
hinggapendidikantinggi (PT) pembelajaranIPSharusdirancang dan
diselenggarakansecarasistematisgunamencapaitujuantersebut.
Dalamrangkapembentukankarakter murid sehinggaberagama, beretika,
bermoral dan sopansantundalamberinteraksidenganmasyarakat,
makapendidikanharusdisiapkan, dilaksanakan dan
dievaluasidenganmengintegrasikanpendidikankarakter
didalamnyakhususnyapendidikanIPS.
Terkhusus pada SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
7
penerapanpendidikankaraktersudahmulaidilakukan,
denganmelakukanintegrasipendidikankarakter disetiappembelajaran,
lebihkhusus pada pembelajaranIPS disetiapjenjangkelasmulaidarikelasI,
II, III, IV, VsampaikelasVI,
untukmengatasiberbagaipermasalahanbangsaterkaitdengankarakter,
moral, etikasiswa. Namundalampenelitianini, penelitilebihfokus pada
kelastinggi (yaitukelasIV, V dan VI) denganalasan, pada
tingkataninihasildaripendidikankarakterakantampaklebihnyata. Masa
kelastinggiSekolah Dasar (9 tahunsampaiumur 12 tahun)
termasukdalamkelas IV, V,dan VI memilikiciri-ciriyaitu (1)
Sudahmulaimandiri; (2) Sudahada rasa tanggungjawabpribadi; (3)
penilaianterhadap dunia luartidakhanyadipandangdaridirinyasendiritetapi
juga dilihatdaridiri orang lain; (4) sudahmenunjukkansikap yang kritis dan
rasional (Boojest, 2013). Pendapat yang lain menurutSebrinariz (2014)
ciri-ciri pada masa siswakelastinggi (9/10-12/13 tahun) yaitu (1)
Minatterhadapkehidupanpraktissehari-hari yang konkret; (2)
Sangatrealistik, rasa ingintahu dan inginbelajar; (3) Menjelangakhir masa
initelahadaminatkepadahal-
halataupembelajarankhusussebagaimulaimenonjolnyabakat-bakatkhusus;
(4) Sampaiusia 11 tahunanakmembutuhkan guru atau orang
dewasalainnyauntukmenyelesaikantugas dan memenuhikeinginannya.
Selepasusiaini pada umumnyaanakmenghadapitugas-
tugasnyadenganbebas dan berusahauntukmenyelesaikannya; (5) Pada
8
masa inianakmemandangnilai (angkarapor)
sebagaiukurantepatmengenaiprestasisekolahnya, dan; (6)
Gemarmembentukkelompoksebayauntukbermainbersama.
Dalampermainanitumerekatidakterikatlagidenganaturanpermainantradisio
nal (yang sudahada), merekamembuatperaturansendiri, sehingga pada
tahapkelastinggisangatmemungkinkanhasilpendidikankaraktersejakkelasr
endah yang telahdiajarkanataudiberikan oleh guru
sudahmulaitampakhasilnya.
Berdasarkanhaltersebutpenulisterdorongdari rasa
keinginanuntukmengadakanpenelitian di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
untukmenganalisisintegrasipendidikankarakterdalampembelajaranIPS di
kelastinggiyakniIV, kelasV dan kelasVI.
B. RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangmakadapatdirumuskanmasalahsebagaib
erikut:
1. BagaimanawujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS
di kelastinggidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
2. Bagaimanabentukevaluasiintegrasipendidikankarakter di
kelastinggidalampembelajaranIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
9
3. Faktorapasaja yang mendukung dan
menghambatintegrasipendidikankarakterdalampembelajaran IPS di SD
34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
C. TujuanPenelitian
Setelah
membahasrumusanmasalahdiatasmakatujuanpenelitianinisebagaiberikut:
1. Untukmengidentifikasiwujudintegrasipenerapanpendidikankarakterterh
adappembelajaranIPS di kelastinggi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
2. Untukmenganalisisbentukevaluasiintegrasipendidikankarakter di
kelastinggidalampembelajaranIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
3. Untukmengidentifikasifaktormendukung dan
menghambatintegrasipendidikankarakter di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
D. ManfaatPenelitian
1. ManfaatTeoretis
a. MenjadidasarpembelajaranIPSyang
bertujuanuntukmembentukkaraktersiswa.
b. MenjadiacuandalampengembanganbidangIPSdalampendidikanSekol
ah Dasar (SD)
10
2. ManfaatPraktis
a. Bagi murid, sebagaipedomanmenujukehidupan yang
lebihbaikterutama yang terkaitdenganpengembangankarakter.
b. Bagi guru
sebagaipedomandalammelaksanakanpendidikankarakterdalampemb
elajaranIPS.
c. Bagisekolah dan
masyarakatsebagaiwawasanmengenaipenerapanpembelajaranIPSte
rhadappengembanganpendidikankarakter.
d. Bagipeneliti,
sebagaimotivasibagipenelitiuntuksemakinaktifmenyumbangkanhasilk
aryailmiahbagi dunia pendidikan dan
menjadirujukanbagipenelitiselanjutnya yang
melakukanpenelitiantentangpendidikankarakter.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
11
A. Tinjauan Hasil Penelitian
Penelitiantentangpendidikankaraktersudahdilakukan oleh
beberapapenelitiyaitusebagaiberikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ghufron, A. Tahun 2010
denganjudulpenelitianIntegrasinilai-nilaikarakterbangsa pada
kegiatanpembelajaran.Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwaadanyapenerapanpendidikankar
akter yang dilakukanoleh pihaksekolah, guru, orang tua,
danpesertauntukmewujudkankegiatanpembelajaran yang di
dalamnyaterkandungnilai-
nilaikarakterbangsadenganharapansupayalulusansekolahbenar-
benarmenguasaikompetensisekaligusmelaksanakantindakan-tindakan
yangmerupakanpengejawantahandarinilai-nilaikarakterbangsa,
sebagaimanayang dikehendakimasyarakat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Zuchdi, D. Tahun 2010,
judulpenelitianPengembangan model
pendidikankarakterterintegrasidalampembelajaranbidangstudi di
Sekolah Dasar (SD). Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwamodel pendidikankarakter yang
efektifadalah yang menggunakanpendekatankomprehensif.
Pembelajarannyatidakhanyamelaluibidangstuditertentu,
tetapidiintegrasikankedalamberbagaibidangstudi. Metode dan strategi
yang digunakanbervariasi yang sedapatmungkinmencakupinkulkasi
10
12
(lawanindoktrinasi), keteladana, fasilitasinilai, dan pengembangansoft
skills (antara lain berpikirkritis, kreatif, berkomunikasiefektif, dan
dapatmengatasimasalah). Semuawargasekolah (pimpinansekolah,
semua guru, semua murid, pegawaiadministrasi, bahkan juga
penjagasekolahsertapengelolawarungsekolah) dan orang tua murid
sertapemukamasyarakatperlubekerjasecarakolaboratifdalammelaksan
akan program pendidikankarakter.
Tempatpelaksanaanpendidikankarakterbaik di dalamkelasmaupun di
luarkelasdalamberbagaikegiatan, termasukkegiatan di rumah dan
dalamlingkunganmasyarakatdenganmelibatkanpartisipasi orang tua
murid.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyatiningsih, E. Tahun 2010,
judulpenelitianAnalisis Model-model Pendidikan KarakteruntukUsia
Anak-anak, Remaja dan Dewasa. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwamodel
pendidikanuntukpembentukankarakterpada usiaanak-anakantara lain
dilakukanmelaluikegiatanbercerita, bermainperan,dankantinkejujuran.
Modelpendidikanuntukpengembangankarakter pada
remajadiintegrasikandalamperaturansekolah,
pembelajarandankegiatanektrakurikuler. Model
pendidikanuntukpemantapankarakterpadausiadewasadilakukandenga
nstrategipenyadaran dan evaluasidirimelalui forum seminar,
menuliskaryailmiah dan diskusi.
13
4. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani, K. Tahun 2010,
JudulpenelitianPeran Guru Dalam Pendidikan
KarakterMenurutKonsep Pendidikan Ki HadjarDewantara. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwapadaupayamewujudkanperadab
anbangsamelaluipendidikankarakterbangsatidakpernahterlepasdarilin
gkunganpendidikanbaik di dalamkeluarga, sekolah dan masyarakat.
Guru memilikitanggungjawabbesardalammenghasilkangenerasi yang
berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Dewasaini, tuntutan dan peran
guru semakinkompleks, tidaksekedarsebagaipengajarsemata,
pendidikakademistetapi juga merupakanpendidikkarakter, moral dan
budaya yang berlaku di Indonesia. Guru diharapkanmenjadi model
dan teladanbagianakdidiknyadalammewujudkanperilaku yang
berkarakter yang meliputiolahpikir, olahhati dan olah rasa.
Untukmewujudkanmanusia Indonesia yang berkarakterkuat,
perlukiranyaditerapkankonseppendidikan Ki
HadjarDewantaradengansistem among, tut wurihandayani dan tringa.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Afandi, R. Tahun 2011
denganjudulpenelitianIntegrasi Pendidikan
KarakterdalamPembelajaranIPS di Sekolah Dasar (SD). Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwapembelajaranIPSdapat di
masukkannilai-
nilaipendidikankarakterdengenmengintegrasikanmateridalampembelaj
aranIPStersebut.
14
6. Penelitian yang dilakukan oleh Hasan, S. H. Tahun 2012, Pendidikan
Sejarah untukMemperkuat Pendidikan Karakter. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwamateripendidikansejarahbaikseb
agaiIPSmau pun sebagaipembelajaran
yangberdirisendirisangatpenting dan memilikikontribusitinggiterhadap
Pendidikan Budaya dan KarakterBangsa. Peran yang
pentingitudilakukandenganmengubahberbagaiaspekterkaitdengantuju
an dan materipendidikansejarah. Oleh karenaitu,
perluperubahandaripenghafalan kata menjadipengetahuan dan
berpikir, darijawa sentries, menjadimeliputidaerah lain. Dari
menerimapengetahuan, men-jadipengembanganpengetahuan. Dari
tidakterkaitdengan masa kini,
menjadidapatditerapkandalamkehidupansekarang.
Kemudiandaribelajartentanghasilmenjadibelajartentangmanusia/masy
arakat yang menghasilkan,
sertaperubahandarikurangmengandungnilai,
menjadisyaratdengannilai.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Wening, S. Tahun 2012,
denganjudulpenelitianPembentukanKarakterBangsaMelalui
Pendidikan Nilai. F Hasil penelitiantersebutmenunjukkanbahwaguru
menemukan 17 nilai-nilaikehidupan (pendidikannilai) yang
terkandungdalamkonseppendidikan yang
merupakandimensipembentukkarakter.
15
Siswamenjelaskanbahwapendidikannilai yang diperolehdarikeluarga,
sekolah, temansebaya, dan media masa cenderungcukupbaik; dan
pendidikannilaimelaluikeluarga, temansebaya, dan media
massaberpengaruhterhadappembentukankaraktersiswa,
namunmelaluisekolahtidakberpengaruhterhadappembentukankarakter
.
Pembelajarandenganmenggunakanintervensibukuceritapembelajaran
nilai-nilaikehidupandapatmembentukkaraktersiswa. Dalamsilabus dan
buku ajar terkandungsedikitdimensipendidikannilai.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Wardani, N. S. Tahun 2012,
JudulpenelitianPengaruh Pendidikan Karakter pada
PembelajaranTematikTerhadap Hasil BelajarsiswaKelas III SD. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwapendidikankarakter (bersahabat,
cintadamai, tanggungjawab dan kejujuran) pada
pembelajarantematikkerjasamaberpengaruhsecarapositif dan
signifikanterhadaphasilbelajarsiswakelas III SD. Dampakpengiring
yang dihasilkandaripenanamannilai-nilaikarakter pada
pembelajarantematikkerjasamanampak pada
perilakuyangdihasilkanmelaluiwawancaradenganpetani yang
bersahabat, diskusikelompokdengantemansekelas yang
penuhdengancintadamai, tanggungjawabdalammenulisceritera dan
jujurdalammengerjakantestertulis
16
9. Penelitian yang dilakukan oleh Muthmainnahtahun 2013,
judulpenelitianPenerapan Pendidikan karakter di Taman Kanak-kanak
Islam AthirahKajaolaliddo Makassar. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwaaspekpengetahuan,
aspekperasaan dan
aspektindakandalampengembanganpendidikankarakter,
denganmemakai lima konsepdasarnilaikarakterdalampenanamannya
di Taman Kanak-kanak Islam athirahKajaolaliddo Makassar.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Yusriantitahun 2013,
judulpenelitianPelaksanaan Pendidikan Budaya dan KarakterBangsa
pada Anak Usiadini di Taman Kanak-kanak Putri Ramadhani Kota
Makassar. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwapelaksanaanpendidikankarakter
dapatdilakukandenganpenanaman 18 nilaikarakter pada anakusiadini
di dalampembelajaran di kelas.
11. Penelitian yang dilakukan oleh Afandi, R. Tahun 2013,
judulpenelitianIntegrasipendidikanlingkunganhidupmelaluipembelajara
nIPS di Sekolah Dasar (SD)
sebagaialternatifmenciptakansekolahhijau. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwalingkunganhidupdapat di
integrasikankedalampembelajaranIPS di Sekolah Dasar (SD) melalui
6 standarkompetensidasar. Pendidikan
17
lingkunganhidupdenganmemanfaatkanlingkungansekolahsebagaisum
berpembelajaranakanmenciptakansekolahhijau.
12. Penelitian yang dilakukan oleh Suryani, N. Tahun 2013,
judulpenelitianPengembangan Model Internalisasi Nilai
KarakterdalamPembelajaran Sejarah melaluimodel value clarification
technique. Hasil penelitiantersebutmenunjukkanbahwamodel
pembelajaran VCT dapatmenjawabtantanganglobalisasi, reformasi,
kondisimasayarakat dan kondisipembelajaransaatini. Kemam-
puanklarifikasinilaidalampembelajaran Sejarah melalui model VCT
tepatdiimplementasikandalampembelajaranIPSsejarah. Tahapan-
tahapandalam model VCT dapatdilakukansiswajenjang SMP. Model
pembelajaran VCT dalampembelajaranIPS Sejarah
sesuaidengantuntutanreformasipendidikan dan
dapatdigunakanuntukmeningkat-kanpemahamannilaikarakter.
13. Penelitian yang dilakukan oleh Towaf, S. M. Taahun 2014,
judulpenelitian Pendidikan Karakter pada PembelajaranIPS. Hasil
penelitiantersebutmenunjukkanbahwaguru IPStelahmemahami dan
melaksanakanpendidikannilai dan karakterdenganbaik, yang
dikuatkan oleh berbagaikegiatan di
lingkungansekolahsepertiMa’hadMadany, program
pendidikantambahan dan berbagaikegiatanekstrakurikuler.
Pemahaman, kesadaran dan kinerjapimpinan, guru dan personel
madrasah perluterusditingkatkan; merekaadalahrole model atauliving
18
example bagisiswadalammenumbuhkembangkannilai-nilai dan
karakter. Hasil
penelitianinimenjadimasukanbagilembagapendidikansetaradalammen
erapkankurikulum yang menekankanpentingnyapendidikankarakter.
14. Penelitian yang dilakukan oleh Saputro, H. B., &Soeharto, S. Tahun
2015, denganjudulpenelitianPengembangan media
komikberbasispendidikankarakter pada pembelajarantematik-
integratifkelas IV SD. Hasil penelitiantersebutmenunjukkanbahwa
media komikberbasiskarakteruntukpembelajarantematik-
integratifdengantema “MakanankuSehat dan Bergizi” yang
layakuntuksiswakelas IV SD.
Namun yang membedakandenganpenelitianiniadalahfokus dan
lokuspenelitianyaituberfokus pada
bentukintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS,
materiapasaja yang diberikandalampenerapanpendidikankarakter,
evaluasipendidikankarakter dan berbagai factor pendukung dan
penghambatpendidikankarakter di Sekolah Dasar (SD). Lokuspenelitian
di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
pemilihanlokuspenelitianberdasarkanhasilobservasiawalpenelitimelihatimp
lementasipendidikankarakter di sekolahtersebutsudahdilakukansejak lama
dan dimulaidarikelasrendahsampaikelastinggi.
B. TinjauanTeori dan Konsep
1. Konsep Pendidikan Karakter
19
Pendidikan berasaldariakar kata didik yang berartimemelihara dan
memberilatihan. Makapendidikanadalah proses pengubahansikap dan tata
lakuseseorangataukelompok orang
dalamusahamendewasakanmanusiamelaluiupayapengajarandan
pelatihan(KamusBesar Bahasa Indonesia, (2007: 263). Pendidikan
karaktermenurut Thomas LickonadalamGunawan (2012: 23)
adalahpendidikanuntukmembentukkepribadianseseorangmelaluipendidika
nbudipekerti, yang hasilnyaterlihatdalamtindakannyataseseorang,
yaitutingkahlaku yang baik, jujurbertanggungjawab, menghormatihak
orang lain, kerjakeras dan sebagainya. Dalambahasa Latin, educareyang
dalambahasaInggrisbermaknato bring about some
menimbulkanperubahan-perubahan yang mendalam (John M. Echols dan
Hassan Shadily, 2017). Kata karakterdalamKamusIlmiahPopulerkarangan
Pius APartanto dan M Dahlan Al Barry (1994) diartikanwatak, tabiat,
pembawaan dan pembiasaan.
MenurutpenulisbahwapendidikanKarakteradalah Pendidikan yang
membentukkepribadianseseorangsecarapositif yang
diterapkandalamkehidupannyata.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
(2010: 3) bahwa“ Karakteradalahwatak, tabiat, akhlak,
ataukepribadianseseorang yang
terbentukdarihasilinternalisasiberbagaikebajikan(virtues) yang diyakini dan
20
digunakansebagailandasanuntukcarapandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak”.
KaraktermenurutKamusBesar Bahasa Indonesia (2007: 110)
merupakan “sifat-sifatkejiwaan, akhlakataubudipekerti yang
membedakanseseorangdengan yang lain”. MenurutScerenkodalamAriyani
(2011: 42) mendefinisikankaraktersebagai “atributatauciri-ciripribadi,
cirietis dan kompleksitas mental
dariseseorangsuatukelompokataubangsa”. Dalampendidikankarakter,
kitabisamenambahkualitas-kualitaslain. Hal
itudapatdilakukansejauhkualitas-
kualitasitutidakhanyabaikmenurutkitasendiri (maupunkelompokkita),
melainkanbenar-benar „secaraobjektifbaik‟ (Saptono, 2011:22).
Dengandemikiankarakteradalahnilai-nilai yang unikbaik yang
terpatridalamdiri dan terejewahtahkandalamprilaku. Mengacu pada
berbagaipengertian dan definisikarekter, sertafaktor yang
dapatmempengaruhikarakter,
makakarakterdapatdimaknaisebagainilaidasar yang
membangunpribadiseseorang,
terbentukbaikkarenapengaruhhereditasmaupunpengaruhlingkungan yang
membedakannyadengan orang lain sertadiwujudkandalamsikap dan
prilakudalamkehidupansehari-hari.
Definisipendidikankarakter juga diungkap oleh RatnaMegawangi
(2004) Pendidikan Karakteradalahpendidikanbudipekerti plus,
21
yaitupendidikan yang melibatkanaspekpengetahuan(cognitive),
perasaan(feeling), dan tindakan(action).
Pendapatinidipertegasdenganpendapat Thomas Lickona yang
menyatakanbahwatanpaketigaaspekini,
makapendidikankaraktertidakakanefektif, dan pelaksanaannya pun
harusdilakukansecarasistematis dan berkelanjutan.
Denganpendidikankarakter, seoranganakakanmenjadicerdasemosinya.
Kecerdasanemosiadalahbekalterpentingdalammempersiapkananakmenyo
nsong masa depan,
karenadenganituseseorangakandapatberhasildalammenghadapisegalama
camtantangan, termasuktantanganuntukberhasilsecaraakademis
(Megawangi, 2010). Hal
inimenunjukkanbahwapendidikankarakteradalahusahaaktifuntukmembent
ukkebiasaaanbaik(habitat), sehinggasifatanaksudahterukirsejakkecil,
sebuahusahauntukmendidikanak-anak agar
dapatmengambilkeputusandenganbijak dan
memperaktikkannyadalamkehidupansehari-hari,
sehinggamerekadapatmemberikankontribusi yang
positifkepadalingkungannya. Nilai-nilaikarakter yang
perluditanamkepadaanak-anakadalahnilai universal yang mana seluruh
agama, tradisi dan budayapastimenjunjungtingginilai-nilaitersebut. Nilai-
nilai universal
iniharusmenjadiperekatbagiseluruhanggotamasyarakatwalaupunberbedala
22
tarbelakangbudaya, suku, dan agama. Allah SWT
menurunkanpetunjukmelalui para Nabi dan Rasul sebagai wakil Allah di
mukabumiini. Oleh karenaitu, Pendidikan Karakter di
sekolahsangatdiperlukanwalaupundasardari Pendidikan Karakteradalah di
dalamkeluarga. Namun, banyak orang tua yang
lebihmementingkanaspekkecerdasanotakketimbang Pendidikan Karakter.
Selainitu, Daniel Goleman (2000) juga mengatakanbahwabanyak orang
tua yang gagaldalammendidikkarakteranak-
anaknyaentahkarenakesibukanataukarenalebihmementingkanaspekkognit
ifanak. Namun,
inisemuadapatdikoreksidenganmemberikanpendidikankarakter di sekolah.
Sementaraitu, Kesuma (2007)
menyatakanbahwapandidikankarakter pada
hakikatnyainginmembentukindividumenjadiseorangpribadibermoral yang
dapatmenghayatikebebasan dan tanggungjawab, dalamreaksinyadengan
orang lain dan dunianya di dalamkomonitaspendidikan.
Komunitaspendidikaninibiasamemilikicakupanlokal, nasional,
maupuninternasional.
Dalamrangkalebihmemperkuatpelaksanaanpendidikankarakter
pada satuanpendidikantelahteridentifikasi 18 nilai yang
bersumberdariBadan Penelitian dan PengembanganKurikulum,
Kementrian Pendidikan Nasional (2011:7-8)tujuanpendidikannasional,
yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerjakeras, (6)
23
Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa InginTahu, (10)
SemangatKebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) MenghargaiPrestasi,
(13) Bersahabat/Komunikatif, (14) CintaDamai, (15) GemarMembaca, (16)
PeduliLingkungan, (17) PeduliSosial, (18) Tanggung Jawab.
Berdasarkannilaikaraktertersebutdapatdideskripsikansebagaiberikut:
Tabel2. 1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan
KarakterBangsa
NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuhdalammelaksanakanajaran agama yang dianutnya, toleranterhadappelaksanaanibadah agama lain, dan hiduprukundenganpemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upayamenjadikandirinyasebagai orang yang selaludapatdipercayadalamperkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargaiperbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbedadaridirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkanperilakutertib dan patuh pada berbagaiketentuan dan peraturan.
5. KerjaKeras Perilaku yang menunjukkanupayasungguh-sungguhdalammengatasiberbagaihambatanbelajar dan tugas, sertamenyelesaikantugasdengansebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukansesuatuuntukmenghasilkancaraatauhasilbarudarisesuatu yang telahdimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidakmudahtergantung pada orang lain dalammenyelesaikantugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilaisamahak dan kewajibandirinya dan orang lain.
9. Rasa InginTahu Sikap dan tindakan yang selaluberupayauntukmengetahuilebihmendalam dan meluasdarisesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. SemangatKeba Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
24
ngsaan menempatkankepentinganbangsa dan negara di ataskepentingandiri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggiterhadapbahasa, lingkunganfisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politikbangsa.
12. MenghargaiPrestasi
Sikap dan tindakan yang mendorongdirinyauntuk menghasilkansesuatu yang bergunabagimasyarakat, dan mengakui, sertamenghormatikeberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senangberbicara, bergaul, dan bekerjasamadengan orang lain.
14. CintaDamai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasasenang dan amanataskehadirandirinya.
15. GemarMembaca
Kebiasaanmenyediakanwaktuuntukmembacaberbagaibacaan yang memberikankebajikanbagidirinya.
16. PeduliLingkungan
Sikap dan tindakan yang selaluberupayamencegahkerusakan pada lingkunganalam di sekitarnya, dan mengembangkanupaya-upayauntukmemperbaikikerusakanalam yang terjadi
17. PeduliSosial Sikap dan tindakan yang selaluinginmemberibantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilakuseseoranguntukmelaksanakantugas dan kewajibannya, yang seharusnyadialakukan,terhadapdirisendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang MahaEsa.
Sumber: Kemenpan, Badan Penelitian dan Pengembangan 2011: 9-10
Meskipuntelahdirumuskan 18 nilaipembentukkarakterbangsa,
namunsatuanpendidikandapatmenentukanprioritaspengembangannyauntu
kmelanjutkannilai-nilaiprakondisi yang telahdikembangkan. Pemilihannilai-
nilaitersebutberanjakdarikepentingan dan
kondisisatuanpendidikanmasing-masing, yang
25
dilakukanmelaluianalisiskonteks,
sehinggadalamimplementasinyadimungkinkanterdapatperbedaanjenisnilai
karakter yang dikembangkanantarasatusekolah dan daerah yang
satudenganlainnya. Implementasinilai-nilaikarakter yang
akandikembangkandapatdimulaidarinilai-nilai yang esensial, sederhana,
dan mudahdilaksanakan, seperti: bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan
santun.
Pendidikan karakterbukanlahsebuah proses
menghafalmaterisoalujian, dan teknik-teknikmenjawabnya. Pendidikan
karaktermemerlukanpembiasaan. Pembiasaanuntukberbuatbaik,
pembiasaanuntukberlakujujur, ksatria, maluberbuatcurang, malubersikap
malas, malumembiarkanlingkungankotor.
Karaktertidakterbentuksecarainstan, tetapiharusdilatihsecaraserius dan
proporsional agar mencapaibentuk dan kekuatan yang ideal (Gunawan,
2012: 29).Pendidikan karakter pada intinyabertujuanmembentukbangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlakmulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwapatriotik, berkembangdinamis,
berorientasiilmupengetahuan dan teknologi yang semuanyadijiwai oleh
iman dan takwakepadaTuhan yang MahaEsaberdasarkan
Pancasila.Pendidikan Karakterberfungsiuntuk(1)
Mengembangkanpotensidasar agar berhatibaik, berpikiranbaik, dan
berprilakubaik; (2) Memperkuat dan membangunprilakubangsa yang
multicultural; (3) Meningkatkanperadabanbangsa yang
26
kompetitifdalampergaulan dunia (Gunawan, 2012:
30).BerikutadalahgambaranketerkaitanantarapembelajaranIPSdengannilai
yang dapatdikembangkanuntukpendidikankarakterbangsa.
Tabel 2.2 Nilai yang dikembangkan Pendidikan KarakterBangsa pada
pembelajaranIPS di Jenjang Pendidikan Dasar.
Pembelajaran
JENJANG KELAS
1-2 3-4 5-6
IPS 1. Religius 2. Toleransi 3. Kerjakeras 4. Kreatif 5. Bersahabat/ 6. komunikatif 7. Kasih
sayang 8. Rukun
(persatuan) 9. Tahudiri 10. Penghargaa
n 11. Kebahagiaa
n 12. Kerendahan
hati
1. Religius 2. Toleransi 3. Disiplin 4. Kreatif 5. Demokratis 6. Rasa ingintahu 7. Semangatkeban
gsaan 8. Menghargaiprest
asi 9. Bersahabat 10. Senangmembac
a 11. Pedulilingkunga
n
1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerjakeras 6. Kreatif 7. Mandiri 8. Rasa
ingintahu 9. Cintatanah air 10. Menghargaipr
estasi 11. Bersahabat 12. Senangmemb
aca 13. Pedulisosial 14. Pedulilingkung
an
Sumber: Kemenpan, Badan Penelitian dan Pengembangan 2011: 43
Sisi lain terdapatsembilanpilarkarakter yang berasaldarinilai-
nilailuhur universal, yaitu: pertama,
karaktercintaTuhandengansegenapciptaan-Nya, kedua, kemandirian dan
tanggungjawab, ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis;keempat, hormat
27
dan santun; kelima, dermawan, sukatolongmenolong dan gotong royong/
kerjasama; keenam, percayadiri dan pekerjakeras; ketujuh, kepemimpinan
dan keadilan; kedelapan, baik dan rendahhati, dan kesembilan,
karaktertoleran, kedamaian, dan kesatuan. Kesembilanpilarkarakteritu,
diajarkansecarasistematisdalam model
pendidikanholistikmenggunakanmetodeknowing the good, feeling the
good dan action the good. Knowing the good,
bisamudahdiajarkansebabpengetahuanbersifatkognitifsaja. Setelah
knowing the good, harusditumbuhkanfeeling the good,
yaknibagaimanamerasakan dan mencintaikebajikan dan dapatmembuat
orang senantiasamauberbuatsesuatukebaikan.
Sehinggatumbuhkesadaranbahwa, orang
maumelakukanprilakukebajikankarenadiacintadenganprilakukebajikanitu.
Setelah terbiasamelakukankebajikan, makaaction the good,
ituberubahmenjadikebiasaan(Suyanto: 2010).
LebihlanjutSuyanto (2010)
menyatakanbahwadasarpendidikankarakterini,
sebaiknyaditerapkansejakusiakanak-kanakatauSekolah Dasar (SD) yang
biasadisebut oleh para ahlipsikologisebagaigoldenages (usiakeemasan),
karenausiainiterbuktisangatmenentukankemampuananakdalammengemb
angkanpotensinya. Hasil penelitianmenunjukkanbahwasekitar 50%
variabilitaskecerdasan orang dewasasudahterjadiketigaanak-anakberusia
4 tahun. Peningkatan 30% berikutnyaterjadi pada usia 8 tahun, dan 20%
28
sisanya pada pertengahanatauakhirdawasawarsakedua. Dari sini,
sudahsepatutnya Pendidikan Karektersudahdimulaidaridalamkeluarga,
yang merupakanlingkunganpertamabagipertumbuhankarakteranak.
Namun, Pendidikan Karakter yang sistematis di atassangatsulit,
terutamabagisebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat.
Karena itu, seyogyanyapendidikankarakter juga perludiberikansaatanak-
anakmasukdalamlingkungansekolah, terutamasejakkelompokbermain dan
tamankanak-kanakataupun pada usiaSekolah Dasar (SD) karenaguru
adalahujungtombak di kelas yang berhadapanlangsungdengan murid.
Sementaraitu, dariperspektif agama, fitrah manusia yang
cenderungkepadakebaikan, masihmengakuiadanyapengaruhlingkungan
yang dapatmengganggu proses pertumbuhan fitrah tersebut. Hal
inimemberikanpembenaranperlunyafaktornature (alami), ataulingkungan,
budayapendidikan, dan nilai-nilai yang perludisosialisasikankepadaanak-
anak. Oleh karenaitu, Allah SWT menurunkannabi/rasulatau orang-orang
bijakuntukmendidik dan
mengingatkankembaliakanperlunyamenjalangkanprinsip-prinsipkebajikan
agar manusiadapatmemeliharafitrahnya.
2. KonfigurasiKarakter
Perilakuseseorang yang berkarakter pada
hakekatnyamerupakanperwujudanfungsitotalitaspsikologis yang
mencakupseluruhpotensiindividumanusia (kognitif, afektif, konatif, dan
psikomotorik) dan fungsitotalitassosialkulturaldalamkonteksinteraksi
29
(dalamkeluarga, satuanpendidikan, dan masyarakat) dan
berlangsungsepanjanghayat. Konfigurasikarakterdalamkontekstotalitas
proses psikologis dan sosial-kulturaltersebutdapatdikelompokandalam:
OlahHati (Spiritual and emotional development), OlahPikir (intellectual
development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic
development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity
development).
Keempat proses psikososial (olahhati, olahpikir, olah raga, dan
olahrasa dan karsa) tersebutsecaraholistik dan
koherenmemilikisalingketerkaitan dan salingmelengkapi, yangbermuara
pada pembentukankarakter yang menjadiperwujudandarinilai-nilailuhur.
Secaradiagramatik, koherensikeempat proses
psikososialtersebutdapatdigambarkan diagram Ven sebagaiberikut.
30
Gambar 2.1. KoherensiKarakterdalamKonteksTotalitas Proses Psikososial
Masing-masing proses psikososial (olahhati, olahpikir, olah raga,
dan olahrasa dan karsa)
secarakonseptualdapatdiperlakukansebagaisuatuklasterataugugusnilailuh
ur yang di dalamnyaterkandungsejumlahnilai. Keempat proses
psikologistersebut, satudengan yang lainnyasalingterkait dan
salingmemperkuat. Karena itusetiapkarakter, seperti juga sikap,
selalubersifatmultipleksatauberdimensijamak.
Pengelompokannilaitersebutsangatbergunauntukkepentinganperencanaan
. Dalam proses intervensi (pembelajaran, pemodelan, dan penguatan) dan
proses habituasi (pensuasanaan, pembiasaan, dan penguatan) dan pada
akhirnyamenjadikarakter,
keempatklusternilailuhurtersebutakanterintegrasimelalui proses
internalisasi dan personalisasi pada dirimasing-masingindividu.
3. Kurikulum Pendidikan Karakter
Saatinipendidikankaraktersedang dan telahmenjadi trend dan
isupentingdalamsistempendidikankita.
Upayauntukmenghidupkankembalipendidikankaraktertentunyabukanlahhal
yang mengada-ngada, tetapijutrumerupakanamanah yang
telahdigariskanUndang-undang no. 20 Tahun 2003 tentangSistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang
menyebutkanbahwapendidikannasionalberfungsimengembangkankemam
31
puan dan membentukkaraktersertaperadabanbangsa yang
bermartabatdalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa.
Sudrajat(2010) mengutipbukupenduanpembinaan Pendidikan
Karakter di
sekolahmenengahpertamadisebutkansejumlahindikatorkeberhasilan
program pendidikankarakter oleh murid, diantaranya: (a)
Mengamalkanajaran agama yang
dianutsesuaidengantahapparkembanganremaja. (b)
Mamahamikekurangan dan kelebihandarisendiri; (c)
Menunjukkansikappercayadiri; (d) Mamatuhiaturan-aturansosial yang
berlakudalamlingkungan yang lebihluas; (e) Menghargaikeberagaman
agama, budaya, suku, ras dan
golongansosialekonomidalamlingkupnasional; (f) Mancari dan
menerapkaninformasidarilingkungansekitar dan sumber-sumber lain
secaralogis, kritis, dan kreatif; (g)
Menunjukkankemampuanberpikirlogis,kritis, kreatif dan inovatif; (h)
Menunjukkankemampuanbelajarsecaramandirisesuaidenganpotensi yang
dimilikinya; (i) Menunjukkankemampuanmenganalisis dan
memecahkanmasalahdalamkehidupansehari-hari; (j)
Mendeskripsikangejalaalam dan sosial; (k)
Memanfaatkanlingkungansecarabertanggungjawab; (l) Menerapkannilai-
nilaikebersamaandalamkehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara demi terwujudnyapersatuandalam negara kesatuanRepublik
32
Indonesia; (m) Menghargaikaryaseni dan budayanasional; (n)
Menghargaitugaspekerjaan dan memilikikemampuanuntukberkarya. (o)
Menerapkanhidupbersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkanwaktuluangdenganbaik; (p) Berkomunikasi dan
berinteraksisecaraefektif dan santun; (q) Memahamihak dan
kewajibandari dan orang lain dalampergaulan di masyarakat. (r)
Menghargaiadanyaperbedaanpendapat; (s)
Menunjukkkankegemaranmembaca dan menulisnaskahpendeksederhana;
(t) Menunjukkanketerampilanmenyimak, berbicara, membaca, dan
menulisdalambahasa Indonesia dan bahasaInggrissederhana; (u)
Menguasaipengetahuan yang
diperlukanuntukmengikutipendidikanmenengah; (v)
Memilikijiwakewirausahaan.
Pengertianlain, menegaskankurikulummerupakansuatu yang
direncanakansebagaipegangangunamencapaitujuanpendidikan. Apa yang
direncanakanbiasanyabersifat ideal, suatucita-
citatentangmanusiaatauwarga negara yang akandibentuk(S.
NasutiondalamGunawan, 2012: 106). Indonesia Heritage foundation (IHF)
sejakpertengahan 2001 telahmenjalangkansebuah model
pendidikankaraktersecarakomprenship pada anak-anakusiapra-
sekolahmelalui program SemaiBenihBangsa (SBB) dan Taman kanak-
kanakkaraktersertaSekolah Dasar (SD). IHF telahmengembangkankonsep
9 pilarkarakteruntukdijadikanmodulpendidikankarakter, dan
33
modulinitelahdiujicobakansejaktahun 2001 melaluikegiatanpra-sekolah
(SBB) dan Sekolah Dasar (SD) (sejaktahun 2003).
Setiappilaradalahkumpulandaribeberapanilaikarakter yang serupa.
Kesembilanpilariniadalahnilai-nilai yang universal, yaitu: (1) Cinta Allah
dan segenapciptaan-Nya, (2) Kemendirian dan tanggungjawab, (3)
Kejujuran, Amanah, Bijaksana, (4) Hormat dan Santun, (5) Dermawan,
sukamenolong dan Gotong Royong/kerjasama, (6) Percayadiri, Kreatif
dan PekerjaKeras, (7) Kepemimpinan dan Keadilan, (8) Baik dan
RendahHati, (9) Toleransi, Keamanan, dan Kesatuan.
Materiatau program dalamkurikulum pada
hakikatnyaadalahisikurikulumataukontenkurikulumitusendiri. Pemilihan
dan penentuanmateridisesuaikandengantujuan yang telahdirumuskan dan
ditetapkan. DalamUndang-Undang (UU) Nomor 20 tahun 2003
tentangSisdiknastelahditetapkan,
bahwaisikurikulummerupakanbahankajian dan
pelajaranuntukmencapaitujuanpenyelenggaraansatuanpendidikan yang
bersangkutandalamrangkaupayapencapaiantujuanpendidikannasional(Gu
nawan, 2012: 111)
Oleh karenaitu,
materikurikulumharusmengandungbeberapaaspektertentudengantujuanku
rikulum, yang meliputi:
a. Teori, ialahseperangkatkonstrukataukonsep, definisi dan proposisi
yang salingberhubungan, yang
34
menyajikanpendapatsistematiktentanggejaladenganmenspesifikasihub
ungan-hubunganantaravariabel-variabeldenganmaksudmenjelaskan
dan meramalkangejalatersebut.
b. Konsep, adalahsuatuabstraksi yang dibentuk oleh
generalisasidarikekhususan-kekhususan.
Konsepadalahdefinisisingkatdarisekelompokfaktaataugejala.
c. Generalisasi, adalahkesimpulanumumberdasarkanhal-hal yang
khusus, bersumberdarianalisis,
pendapatataupembuktiandalampenelitian.
d. Prinsip, adalah ide utama, polaskema yang adadalammateri yang
mengembangkanhubunganantarabeberapakonsep.
e. Prosedur, adalahsuatuserilangkah-langkah yang
berurutandalammateripelajaran yang harusdilakukan oleh murid.
f. Fakta, adalahsejumlahinformasikhusus data materi yang
dianggappentingterdiridariterminologi, orang dan tempat dan kejadian.
g. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkandalammateri.
h. Contohatauilustrasi, ialahsuatuhalatautindakanatau proses yang
bertujuanuntukmemperjelassuatuuraianataupengertiantentangsuatu
kata dalamgarisbesarnya.
i. Definisi,
adalahpenjelasantentangmaknaataupengertiantentangsesuatuhalataus
uatu kata dalamgarisbesarnya.
35
j. Proposisi, adalahsuatupernyataanatautheorem, ataupendapat yang
takperludiberiargumentasi.
k. Bentukkegiatan: kegiatankurilikulermaupunkegiatanekstrakurilikuler
l. Formal: Denganmenggunakan
model/metodepembelajaranberbasiskaraktersepertiCeramah,
menerangkankonsep, berdiskusi, bercerita
(memaknai/mengkritisiceritaatauilustrasi), bernyanyi, permainan,
bermainperan, kerjasama (cooperative learning), CTL,
refleksi/relaksasi.
m. NonFormal: Pemberian label posistif, pendampingan dan pengawasan,
pemberiancontoh yang konsisten. Tahappelaksanaanpilar:
1) Mengetahui(knowing)
2) Merasakan(feeling)
3) Melakukan(action)
4) Penegasan.
4. Sejarah Pendidikan di Indonesia
1. KH. Ahmad Dahlan
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang
bernama Muhammad Darwis, kemudiandikenalan K.H. Ahmad Dahlan.
KH. Ahmad Dahlanadalahtokoh yang tidakbanyakmeninggalkantulisan.
Beliaulebihmenampilkansosoknyasebagaimanusiaamalataupraktisi. Amal
usaha Muhammadiyah merupakanpemikiranbeliaudalambidangpendidikan
36
dan keagamaan. Istilah kyai merupakansuasana yang
sangatmenguasaiIlmu agama. Dalammasyarakatjawa, seorang kyai
adalahfigur yang soleh, berakhlaqmulia, dan menguasaiilmu agama
secaramendalam. Ada beberapafaktor intern dan faktorekstern, yang
mendorongmengapa KH. Ahmad Dahlanmendirikanorganisasi
Muhammadiyah (Fauzan, Suwito. 2003). Yang merupakanfaktor intern
adalah (a) kehidupanberagamatidaksesuaidengan Al-Qur‟an dan Hadits,
karenamerajalelanyataklid, bid‟ah dan churafat (TBC), yang menyebabkan
Islam menjadibeku.(b) Keadaanbangsa Indonesia sertaumat Islam yang
hidupdalamkemiskinan, kebodohan, kekolotan dan kemunduran. (c)
Tidakterwujudnyasemangatukhuwah Islamiyah dan tidakadanyaorganisasi
Islam yang kuat. (d) Lembaga pendidikan Islam
takdapatmemenuhifungsinyadenganbaik, dan sistempesantren yang
sudahsangatkuno. (e) Adanyapengaruh dan dorongan,
gerakanpembaharuandalam Dunia Islam.Faktor-faktorekstern, mencakup
(a) AdanyakolonialismeBelanda di Indonesia. (b) Kegiatansertakemajuan
yang dicapai oleh golongan Kristen dan Katolik di Indonesia. (c)
Sikapsebagiankaumintelektual Indonesia yang memandang Islam sebagai
agama yang telahketinggalan zaman, (d)
AdanyarencanapolitikkristenisasidaripemerintahBelanda, demi
kepentinganpolitikkolonialnya.
Pendirian KH. Ahmad
Dahlanmengenaipentingnyaorganisasibagipelaksanaandakwahamarma’ru
37
fnahimunkar,
memangmutlakmeskipundalamhaliniorganisasihanyamerupakansarana,
bukantujuan. Ada tujuan yang tidakdapatsampaikepadatujuan yang dicita-
citakan, halini di
sebabkansaranaitutidaktepatataukurangsesuaidengantuntutankemajuan
zaman dalamdakwahamarma’rufnahimunkar.Tujuanpendidikanmenurut
KH. Ahmad Dahlanadalahuntukmembentukmanusia yang alim dalamilmu
agama, berpandanganluas, denganmemilikipengetahuanumum dan
siapberjuang, mengabdiuntuk Muhammadiyah dalammenyantuninilai-
nilaikeutamaandalammasyarakat. Rumusantujuanpendidikanmerupakan
“pembaharuan” daritujuanpendidikan yang salingbertetangga pada
saatituyaitupendidikanpesantren dan pendidikansekolah model Belanda.
Disatusisipendidikanpesantrenhanyabertujuanuntukmenciptakanindividu
yang sholeh dan mendalamiilmu agama. Sebaliknyapendidikan model
Belandamerupakanpendidikansekuler yang
didalamnyatidakdiajarkansamasekali. Pelajaran
disekolahinimenggunakanhuruflatin, akibatnyalahirlahduakutub,
yaitululusanpesantren yang menguasai agama
tetapitidakmenguasaiilmuumum,Belandamenguasaiilmuumumtetapitidakm
enguasaiilmu agama. Dari itusemua, KH. Ahmad
Dahlanberpendapatbahwatujuanpendidikanadalahmelahirkanindividu yang
utuh,menguasaiilmu agama dan ilmuumum,dunia dan akhirat.
38
KH. Ahmad
Dahlanberpendapatbahwakurikulumataumateripendidikanhendaknyamelip
uti (a) Pendidikan moral,
akhlaqyaitusebagaiusahamenanamkankaraktermanusia yang
baikberdasarkan Al Qur‟an dan As Sunnah (b)
PendidikanIndividuyaitusebagaiusahauntukmenumbuhkankesadaranindivi
du yang utuh, yang kesinambunganantaraperkembangan mental dan
jasmani, antarakeyakinandnintelek, antaraperasaan dan
akalpikiransertaantaraduia dan akhirat. (c) Pendidikan
kemasyarakatanyaitusebagaiusahauntukmenumbuhkankesedihan dan
keinginanhidupmasyarakat. (d) Dilihatdarisudutkurikulum,
sekolahtersebutmengajrkantidakhanyailmuumumtetapi juga ilmu agama
sekaligus. Hal inimerupakantrobosanbarubahwa pada
saatitulembagapendidikanumum (sekolah)
hanyamengajarkanpelajaranumum dan sebaliknyalembagapendidikan
agama (pesantren) hanyamengajarkanpelajaran agama.
Dengankurikilumtersebut, Ahmad Dahlanberusahamembentukindividu
yang utuhdenganmemberikanpelajaran agama dan umumsekaligus. (Nur
Chotimah, 2013.
2. Taman Siswa
Bangsainiperlumewarisibuahpemikiran Ki HadjarDewantara.
Dalampandangannya,
tujuanpendidikanadalahmemajukanbangsasecarakeseluruhantanpam
39
embeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status
ekonomi, status sosialsertadidasarkankepadanilai-nilaikemerdekaan
yang asasi.
Dasar-dasarpendidikanbaratdirasakan Ki Hadjartidaktepat dan
tidakcocokuntukmendidikgenerasimuda Indonesia
karenapendidikanbaratbersifatregering, tucht, orde(perintah, hukuman
dan ketertiban).
Karakterpendidikansemacaminidalamprakteknyamerupakansuatuperk
osaanataskehidupanbatinanak-anak. Akibatnya, anak-
anakrusakbudipekertinyakarenaselaluhidup di
bawahpaksaan/tekanan. Menurut Ki Hadjar,
caramendidiksemacamitutidakakanbisamembentukseseoranghingga
memiliki“kepribadian”. (Dewantara, K. H. 1962).
Menurut Ki HadjarDewantarapendidikanadalahdaya-
upayauntukmemajukanbertumbuhnyabudipekerti (kekuatanbatin,
karakter), pikiran (intelek) dan tubuhanak,
dalamrangkakesempurnaanhidup dan keselarasandengandunianya
(Dewantara, K. H. 1962). Pendidikan itumembentukmanusia yang
berbudipekerti, berpikiran (pintar, cerdas) dan bertubuhsehat. Citra
manusia di Indonesia berdasarkankonsepsipendidikan Ki
HadjarDewantarameliputi:
Pertama, manusia Indonesia yang berbudipekertiadalah yang
memilikikekuatanbatin dan berkarakter. Artinya,
40
pendidikandiarahkanuntukmeningkatkancitramanusia di Indonesia
menjadiberpendirianteguhuntukberpihak pada nilai-nilaikebenaran.
Dalamtataranpraksiskehidupan, manusia di Indonesia
menyadaritanggungjawabnyauntukmelakukanapa yang
diketahuinyasebagaikebenaran.
Ekspersikebenaranituterpancarkansecaraindahdalam dan melaluitutur
kata, sikap, dan perbuatannyaterhadaplingkunganalam, dirinyasendiri
dan sesamanyamanusia (Lih. SindhunatadalamSamho, B.,
&Yasunari, O. 2009). Jadi, budipekertiadalahistilah yang
memayungiperkataan, sikap dan tindakan yang
selarasdengankebenaranajaran agama, adat-istiadat, hukumpositif,
dan tidakbertentangandengannilai-nilaikemanusiaanuniversal
(Nasution, A. B. 1997).
Kedua, manusia di Indonesia yang majupikirannyaadalah yang
cerdaskognisi (tahubanyak dan banyaktahu) dan
kecerdasannyaitumembebaskandirinyadarikebodohan dan
pembodohandalamberbagaijenis dan bentuknya (misalnya:
karenarekayasapenjajahberupaindoktrinasi).
Istilahmajudalampikiraninimenunjukkanmeningkatnyakecerdasan dan
kepintaran. Manusia yang majupikirannyaadalahmanusia yang
beraniberpikirtentangrealitas yang membelenggukebebasannya, dan
beraniberoposisiberhadapansegalabentukpembodohan.
41
Ketiga, manusia di Indonesia yang mengalamikemajuan pada
tataranfisikatautubuhadalah yang tidaksematasehatsecarajasmani,
tapilebih-lebihmemilikipengetahuan yang benartentangfungsi-
fungsitubuhnya dan memahamifungsi-
fungsiituuntukmemerdekakandirinyadarisegaladorongankearahtindaka
nkejahatan. Manusia yang majudalamaspektubuhadalah yang
mampumengendalikandorongan-doroangantuntutantubuh. Dengan
dan melaluitubuh yang majuitu pula, pikiran yang maju dan
budipekerti yang
majumemperolehdukunganuntukmendeklarasikemerdekaandiridarise
galabentukpenindasan ego diri yang pongah dan serakah di satusisi
dan
memilikikemampuanuntukmenegaskaneksistensidirisecaraberadabse
bagaimanusia yang merdeka (secarajasmani dan ruhani) di sisilain.
Dalampraksiskehidupan,
kemajuandalamtubuhbisadipahamisebagaimemilikikekuatanuntukme
mperjuangkankemerdekaan dan
keterampilanuntukmengisikemerdekaanitudengansegalapembanguna
n yang humanis.
Dalamkontekspenalaranataskonseppendidikan Ki
HadjarDewantara di atas,
pendidikanadalahupayapemanusiaanmanusiasecaramanusiawisecara
utuh dan penuhkearahkemerdekaanlahiriah dan batiniah.
42
Makapendidikanharusbersentuhandenganupaya-
upayakonkretberupapengajaran dan pendidikan. Menurut
KiHadjarDewantarapengajaranadalahupayamemerdekakanaspekbad
aniahmanusia (hiduplahirnya).
Aktivitaspengajaranituberupatindakaninformatiftetapisekaligusformatif.
Pada
tataraninformatifpengajaranadalahaktivitasmembangunotonomiintelekt
ualsecaradisengaja, yang
dampaknyaadalahmencerdaskankognisiseseorangsehinggaiaterbeba
skandaribelenggu “kebodohan” kognisi. (Samho, B., &Yasunari, O
2009). Sementara pada tataranformatif,
iamembangunotonomieksistensialdalamartimembangunkesadaranaka
nhak-hakasasinyasebagaimanusia yang bermartabatluhur.
Signifikanisnyaadalahbersikapkritisterhadaprealitas yang
membelenggukondisieksistensialnyasebagaimanusia.
Dalampraksiskehidupan, otonomiintelektual dan
eksistensialituterekspresidalamhidup yang tidakmengalamidisorientasi
dan tidakteralienasisecara personal dan sosial. Singkatnya,
kemerdekaanlahiriahitu di satusisibermuara pada
kejelasanorientasihidup, dan di sisi lain hak-
haknyamendapatpengakuan dan penghormatan. Jadi, istilah
“memerdekakanlahiriah” di
sinimengandungmaknabahwapengajaranadalahdayaupaya yang
43
singnifikanuntukmembangunotonomiintelektualseseorang yang
kemudianmenyadarkandirinyauntukmenegaskanotonomieksistensialn
ya (badaniahnya) yang secarakodratimerupakananugerahdari Allah.
Keduaotonomiitumerupakan wilayah kodrati yang
penegasannyabisadirekayasamelaluiaktivitaspengajaranmanusiaseca
raberadab. Manusia yang terdidikmampumenyikapituntutan-tuntutan
dan tantangan- tantangankehidupandengansikapbersahaja.
Iatidaklagiterperangkapdalamkepentingan-kepentingandiri dan
golongan yang temporal dan duniawisifatnya.
Praksiskehidupannyasaratdenganpermenunganatasnilai-
nilaikemanusiaan universal dan
sekaligusdisertaidengandayaupayauntukmewujudkannyadalamkehidu
pannyata. Manusia yang
merdekabatiniahnyaadalahmanusiapintartapisekaligusbenartindakann
ya, majupenalaranakalnya dan sekaligusbermoralperilakunya
(tindakannyaberlandaskan rasa hormatkepadamartabatmanusia),
beragama dan sekaligusberiman (Allah
dihayatisebagaiprioritastuntutan-tuntutandalamkehidupan).
Dalampraksisnya, pengajaran dan
pendidikanharusdisesuaikandengankondisihidup dan kehidupanrakyat
(Samho, B., &Yasunari, O 2009). Kondisirakyat yang
terjajahtidakcukupmenguntungkan dunia
pendidikanmanakalaprosesnyaberorientasi pada
44
perolehankeuntungan material. Maka yang hendakdisasar Ki
Hadjardalam dan
melaluipendidikanadalahtumbuhnyakesadaranakanpentingnyamengh
ormatinilai-nilaikemanusiaan, baikdalamkehidupan personal
maupunkehidupansosial. Artinya, kesadaranakanpentingnyahormat
pada martabatkehidupan yang diimanisebagaihormat pada
penciptakehidupan. Di
situlahdasardayaupayamemerdekakanbadaniah dan
batiniahdibangun.
Berangkatdariuaraian di atas, kitadapatmenangkappemikiran Ki
HadjarDewantaramengenaipendidikan,
yakniupayakonkretuntukmemerdekakanmanusiasecarautuh dan
penuh. Baginya,
pendidikanadalahpintumasukmenujukemerdekaanlahiriah dan
batiniahmanusia, baiksebagaimakhluk individual
maupunsebagaianggotamasyarakat dan warga dunia.
Dengandemikian,
pendidikanmenjadiwadahuntukmembangunotonomiintelektual,
otonomieksistensial, dan otonomisosial. Pendidikan
adalahcarauntuksampai pada
kesadaranakanpentingnyamemilikiketigaotonomidiri di atas.
Dengandemikian, kemerdekaanbadaniah dan batiniah yang
dimaksudkan Ki HadjarDewantaraadalahkeadaandimanamanusia di
45
Indonesia
mampumenegaskansecaraserentakotonomieksistensidirinyasebagaiw
arga Indonesia dan warga dunia. Pendidikan
menghantarseseorangmemilikiotonomidirisecarautuh dan
penuhdalam wilayah kognisi, afeksi, spiritual, social
sehinggaeksistensinyamampuberdirisendiri, tidaktergantung pada
orang lain, dan dapatmengaturdirinyasendiri(Samho, B., &Yasunari, O
2009). Dalamkonteksitu pula,
mendidikanakmanusiaharuslahberangkatdaripengakuan pada
keunikan dan penghormatan pada potensi-potensi yang
adadalamdirinya. Segalaalat, usaha dan
carapendidikanharussesuaidengankodratnyakeadaan.
Kodratnyakeadaanitutersimpandalamadat-istiadatsetiaprakyat.
Semuaproses pendidikandiarahkanmenujusuatukehidupan yang
tertib-damai / harmoni. Untukitulah dunia
pendidikanperlumembukapeluangbagisiswauntukmengenal
“garishidup yang tetapdarisuatubangsa”, yaknitradisi masa lalu dan
bagaimanaiamenjelmamenjadijamansekarangini.
Denganberbekaltradisi, pada gilirannyakitamampu pula
membayangkanjaman yang akandatang. (Samho, B., &Yasunari, O
2009).
3. Nahdlatul Ulama (NU)
Sejarah membuktikanbahwaperan dan
46
sumbunganNahdlatul Ulama
(NU)tidaklahkecilterhadaphajatmencerdaskankehidupanbangsa.
Sumbanganinitampaklebihbesarlagi, jikakitamelihatbetapa Lembaga
pendidikanNahdlatul Ulama (NU) sepertiPesantren, Madrasah,
atausekolahNahdlatul Ulama (NU)
yangdidirikansecaratradisionalatasprakarsa dan
partisipasimasyarakatmelaluisemangatLillahiTa’alasekarangdapatbe
rkembangdenganpesatbahkanmenjadipilihanumat.
AgusMaimundalam Rahim, A.
(2013)mengemukakanbahwakitadapatsaksikanbetapa Lembaga
PamdidikanNahdlatul Ulama (NU)
mampumelayanikebutuhanpendidikanmasyarakat dan
menjangkauseluruh wilayah Indonesia yang belumberhasildijangkau
oleh
sekolahumummelaluisistemsekolahkonvensionalatausekolahinpres.
Salah satuusahaNahdlatul Ulama (NU)
untukmenciptakankonsistensidan
keutuhanlangkaperjuangannyadalambidangpendidikanialahmenegas
kanarahdan meletakkanlandasandasarkebijakanpengembangan
program pendidikandi lingkunganNU. Modal pendidikanyang
dimilikiNahdlatul Ulama (NU)
dikembangkansehinggadapatmemainkanperanankhususdan
47
memberikansumbanganberhargauntukupayapenataankembalisistem
pendidikannasional.
Perananmaupunsumbangantersebut pada
dasarnyadapatdilihatsebagaiberikut (a) Sistempendidikan yang
dikembangkanNahdlatul Ulama (NU)
berwatakmandirimisalnyadalampengelolaannya,
sehinggajiwakemandiriantersebutbiladikembangkandapatmenjadisumb
anganbagipendidikannasional. (b) Perpaduanantarajiwapenggerakan
dan keharusanmengorganisidiri (Rahim, A. 2013).
Imam Suprayogodalam (Rahim, A. 2013)
mengemukakanbahwadalamperkembangannya, Nahdlatul Ulama
(NU)telahmenepatkan Lembaga pendidikannya pada
posisistrategisyaitusebagailembagapendidikanalternatif, posisi yang
besifatpartisipatif, dan posisikomplementer. Oleh karenaitu, peran-
peranNahdlatul Ulama (NU)dalampendidikansesungguhnyaamat kaya
dan strategis.LebihlanjutSuprayogodalam Rahim, A.
(2013).mengemukakanbahwaperanpendidikanNahdlatul Ulama (NU)
yang bersifatalternatiadalahpendidikanpesantren yang dirintis, dikelola
dan dikembangkansecara Individual oleh para ulama dan
tokohNahdlatul Ulama
(NU)selamainisudahmemberikansumbanganbesar pada mesyarakat,
pemerintah, dan bangsaini. Selanjutnya, peran yang
bersifatpartisipatifdirupakandenganmendirikansekolah-sekolah formal
48
seperti madrasah, sekolah dan sekolahumumhinggaUniversitas yang
menggunakannamaataulambangNahdlatul Ulama (NU).
PosisistrategislembagapendidikanNahdlatul Ulama
(NU)lainnyaadalahsebagaikomplementeryakniberupapesantren,
Ma‟hadatauDiniyah yang menyatudengansekolah formal
termasuklembagpendidikan yang berstatus negeri.
Dari sisisosial LP.
Ma‟arifsangatbesarterhadappembentukanwataksosialmasyarakat yang
berpendidikan, halinidapatdibuktikanbahwa madrasah/ sekolah yang
beradadidaerah-
daerahpedesaanataudipelosokdesakebanyakanadalah madrasah /
sekolah yang berdiridibawahprakarsaNahdlatul Ulama (NU).
Sehinggamasyarakatkhususnya yang berada di daerah yang
agakjauhdariperkotaantidakkesulitandalammendapatkanpendidikan.
Dari budaya NU juga
terusmemberikanpemahamandenganmengenalkanwarisankebudayaan
dikalanganAhlusunnnahWaljama‟ahdalambentukbacaan-
bacaanataupelajaran madrasah, kesenian-kesenian dan lain-lain
khususnyabagianakdidik dan generasimuda,
misalnyamelaluipelajaranke-NahdlatulUlamaan yang
banyakmembahastentangsegalasesuatu yang berkaitandengan NU,
dimana pada tahun 1993 mulaidimasukkandalamtessumatif,
dengandidukungsarana dan prasanatempatbelajar yang
49
memadaiyaitupendirian madrasah-madrasah
daritingkatatasdenganmelibatkanpotensiwargaNahdlatul Ulama (NU)
dan instansi-instansiterkait.
5. Integrasi Pendidikan
Integrasiberasaldaribahasainggris “integration” yang
berartikeseluruhan.
Istilahintegrasimempunyaiartipembauranataupenyatuandariunsur-unsur
yang berbedasehinggamenjadikesatuan yang utuhataubulat
(KamusBesar Bahasa Indonesia (2007).
Secaraharfiahintegrasiberlawanandenganperpisahan, suatusikap yang
meletakkantiap-tiapbidangdalamkotak-kotak yang berlainan (Zainal
Abiding Bagir 2010).Integrasimemilikisinonimdenganperpaduan,
penyatuan, ataupenggabungan, dariduaobjekataulebih.
Sebagaimanadikemukakan oleh Poerwandarminta, yang
dikutipTrianto(2017)bahwaintegrasiadalahpenyatuansupayamenjadisatuat
aukebulatan yang utuh.Integrasimenurut Sanusi dalamMuspiroh, N (2016)
adalahsuatukesatuan yang utuh, tidakterpecahbelah dan berceraiberai.
Integrasimeliputikebutuhanataukelengkapananggota-anggota yang
membentuksuatukesatuandenganjalinanhubungan yang erat, harmonis
dan mesraantaraanggotakesatuanitu.
Istilahintegrasidapatdipakaidalambanyakkonteks yang
berkaitandenganhalpengaitan dan penyatuanduaunsurataulebih yang
dianggaberbeda, baikdarisegisifat, namajenisdan sebagainya,
50
sepertihalnyadenganintegrasipendidikankarakterdenganpembelajaran
IPS.
Integrasipendidikankarakteradalahsuatuupayapenyatuan, proses
pengubahansikap dan
tingkahlakuseseorangataukelompokdalamusahamendewasakanmanusia,
dan menumbuhkankaraktermelaluipembelajaran.Bentuk (pengintegrasian)
Penerapanpendidikankarakter di sekolahadalah:
a. Formal: 10-15 menitsetiapharisebelumkegiatanbelajardimulai
(apersepsiawal), kemudianmenerapakanmetode/model pembelajaran
yang menunjang proses pembelajaran pada aspekknowing, feeling
dan action.
b. Non Formal: Terintegrasidengantema/kegiatan inti
sepanjangkegiatansekolah (diluar jam pelajaran)
misalnyakegiatanekstrakulikuler.
Integrasipendidikankaraktermelaluisebaranpembelajaran/materiiala
hberupayamenggali, menemukan, memahami, mengaplikasikan dan
menghayatinilai-nilai yang
terkandungdarisebaranmateripelajaranIPStersebutuntukdimanfaatkandala
mkehidupansehari-hari. Dengandemikian, pembelajaran di SD/MI
akanjauhlebihbermakna
(meaningfull)jikapendidikankarakterdiintegrasikandenganbahan ajar
ataupembelajaran.
51
Depdiknas (2006) mengartikanbahan ajar
ataumateripembelajaransecaragarisbesarterdiridaripengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harusdipelajari murid
dalamrangkamencapaistandarkompetensi yang telahditentukan.
Pembelajaranapapuntermasuk yang ada di SD/MI
saratdengankandungandimensipenanaman dan
pembinaansikap/nilaikarakter yang
melekatdalamsetiapaktivitaspembelajaran. Jadi,
dalamhalinipendidikankaraktertidaklagiterspesialisasi pada
pembelajarantertentu yang seringkali pada prakteknyaterjebak pada
tradisihafalanatausekedar “tahu”. Sebagaicontoh,
dalampembelajaranIPSSD/MI, dimensinilai yang
terkandungmengajarkananakdidikuntukmengembangkansikaptoleran,
empati, bertanggungjawabdalammenggunakanhak dan kewajiban.
Sudrajat (2010) mengemukakanbahwanilai-nilai yang
dapatdikembangkandalamIPSmeliputi: nilaiedukatif, nilaipraktis,
nilaiteoritis, nilaifilsafat dan nilaiketuhanan. Lebihrinci,
dijelaskansebagaiberikut:
a. Nilai edukatif,melaluipendidikanIPS, perasaan, kesadaran,
penghayatan, sikap, kepeduliaan, dan
tanggungjawabsosialsiswaditingkatkan. Kepeduliaan dan
tanggungjawabsosial,
secaranyatadikembangkandalampendidikanIPSuntukmengubahperilaku
52
siswabekerjasama, gotong royong dan membantupihak-pihak yang
membutuhkan;
b. Nilai praktis, dalamhalinitentunyaharusdisesuaikandengantingkatumur
dan kegiatansiswasehari-hari. PengetahuanIPS yang
praktistersebutbermanfaatdalammengikutiberita, mendengakan radio,
membacamajalah, menghadapipermasalahankehidupansehari-hari
c. Nilai teoritis, siswadibina dan
dikembangkankemampuannalarnyakearahdoronganmengetahuikenyata
an(sense of reality), dan doronganmenggalisendiridilapangan(sense or
discovery). Kemamuanmenyelidiki,
menelitidenganmengajukanberbagaipernyataan(sense of inquiry).
d. Nilai filsafat, siswadikembangkankesadaran dan
penghayatanterhadapkeberadaanya di tengah-tengahmasyarakat,
bahkanditengah-tengahalamrayaini. Dari kesadarankeberadaantadi,
merekadisadarkan pula tentangperanannyamasing-
masingterhasapmasyarakat,
bahkanterhadaplingkungansecarakeseluruhan
e.Nilaiketuhanan, menjadilandasankitamendekatkandiri dan meningkatkan
IMTAK kepada-Nya.
Kekagumankitaselakumanusiakepadasegalaciptaan-Nya,
baikberupafenomenafisik-alamiahmaupunfenomenakehidupan.
Kontenmateripembelajaran yang
diberikandalampembelajaranIPSterhadappenerapan Pendidikan Karakter
53
di SD Inpres 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, di Kelas IV
materi yang
diberikanKegiatanEkonomidalamMemanfaatkanSumberDayaAlam, di
Kelas V kontenmateri yang diberikanPerjuanganMelawanPenjajah, dan di
Kelas VI KontenmaterinyamengenaiGejalaAlam di Indonesia dan Negara-
Negara Tetangga.
6. Manfaat Pendidikan Karakter
Pendidikan
karakterbukansajadapatmembuatseoranganakmempunyaikaraktermulia,
tetapi juga dapatmeningkatkankeberhasilanakademiknya.
Beberapahasilpenelitianmenunjukkanbahwaadakaitaneratantarakeberhasil
anpendidikankarakterdengankeberhasilanakademik, sertaperilaku pro-
sosialanak,
sehinggadapatmembuatsuasanasekolahdapatbegitumenyenangkan dan
kondusifuntuk proses belajarmengajar yang efektif.Selainitu, anak-anak
yang berkarakterbaikadalahmereka yang mempunyaikematanganemosi
dan spiritual tinggi, sehinggadapatmengelolastresnyadenganlebihbaik,
yang akhirnyadapatmeningkatkankesehatanfisiknya.
Anak yang
terlaludipaksakanuntukmenguasaikemapuankognitifsecaradini,
akanmembuatanak stress karenaterjadiketidaksesuaiandenganusianya
yang seharusnyalebihbanyakbermain dan bereksplorasi.
54
Anggapanbahwakeberhasilan di sekolahditentukan oleh
kemampuananakmembaca dan berhitung pada usiatertentusepertibanyak
yang dipercaya oleh para orang tua dan guru, adalahtidakbenar.
Terlalumengharapkankeberhasilanakademikanak yang
diukurdenganpencapaianangka dan peringkat, bukan pada proses
belajaranak, akanmenyebabkan orang tua dan guru
memaksaanakuntukbelajarkeraskarenaharusmencapai target
sehinggawaktubermainanaktidakada.
a. Pola Pengembangan Pendidikan karakter
1) Pendidikan karakter /akhlakdalamlingkungankeluarga
Keluargaadalahtempatpertama dan utamadimanaseoranganak di
didik dan dibesarkan.
Fungsikeluargaadalahsebagaiwahanauntukmendidik, mangasuh, dan
mensosialisasikananak, mengembangkankemampuanseluruhanggotanya
agar dapatmenjalangkanfungsinya di
masyarakatdenganbaiksertamemberikankepuasan dan lingkungan yang
sehatgunatercapainyakeluargasejahtera (Muthmainnah, 2013).
Berbicaramengenaipembangunkarakter,
makatidaklepasdaribagaimanamembentukkepribadianindividu-
individusejakdinidaridalamkeluarga, dan sekolah.
Perankeluargadalampendidikan, sosialisasi, dan
penanamannilaikepadaanakadalahsangatbesar. Segalaprilaku orang tua
dan polaasuh yang diterapkan
55
didalamkeluargapastiberpengaruhdalampembentukankarakterseseorang.
Keluarga yang harmonis dimana ayah dan
ibusalingberinteraksidengankasihsayang dan
selaluadakebersamaankeluarga, akanmemberikansuatulingkungan yang
kondusifbagipembentukankarakteranak.
2) Pendidikan karakter disekolah
Sekolahadalahtempat yang
sangatstrategisuntukpendidikankarakter, karenaanak-
anakdarisemualapisanakanmengenyampendidikan disekolah. Selainitu,
anak-anakmenghabiskansebagianwaktunya disekolah, sehinggaapa yang
didapatkannya di sekolahakanmempengaruhipembentukankarakternya.
Sebuahpendidikan yang berhasiladalah yang
dapatmembentukmanusia-manusiaberkarakter yang
sangatdiperlukandalammewujudkansebuah Negara kebangsaaan yang
terhormat. Sebetulnyaapa yang tercantum di dalamUndang-undang RI
(Nomor 4 tahun 1950 dan Nomor 12 tahun 1954, dan
selanjutnyaditegaskanlagidalampasal 24 Nomor 2 tahun 1989)
tentangtujuanpendidikan di Indonesia
adalahsesuaidenganharapanuntukmembentukmanusiagood and
smart.Misalnyaseperti yang tercantumdalamkalimat “Pendidikan Nasional
bertujuanuntukmencerdaskankehidupanbangsa dan
mengembangkanmanusia Indonesia seutuhnya, yaitumanusia yang
beriman dan bertaqwakepadaTuhan Yang MahaEsa dan
56
berbudipekertiluhur, memilikipengetahuan dan keterampilan,
kesehatanjasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandirisertatanggaungjawabkemasyarakatan dan kebangsaan”.
Namun, kalaukitamelihatkondisi Indonesia sekarangsetelahlebih 50
tahunpenyelenggaraanpendidikandijalangkan,
makasudahselayaknyakitamempertanyakan“apa yang salah dengan
system
pendidikannasionalkita?”banyakyakasusketerlibatanremajadalamtawuran,
penggunaannarkoba, dan bentuk-bentukkenakalanremajalainya,
adalahjauhdarigambaranremajaterdidik yang berbudiluhur dan
bertanggungjawab. Termasuk juga prilaku orang dewasa yang
tidaksesuaidengankaidah-kaidah moral yang juga
merupakanprodukdaribagaimanamereka di didiksebelumnya. Hal
iniberartibahwa orang Indonesia yang cerdasotaknya,
tetapitidakcerdassecaraemosi yang berdampaknegatifterhadapkualitas
SDM secarakeseluruhan.
Pendidikan karakter di sekolahhendaknyadimulaidariusia SD. Hasil
studi yang dilakukan Lawrence J. Scweinhart (1994) dalam
(RatnaMegawangi, 2004:79) menunjukkanbahwapengalamananak-
anakdimasaSekolah Dasar (SD)
dapatmemberikanpengaruhpositifterhadap masa
perkembanganselanjutnya.
57
Indonesia belummempunyaipendidikankarakter yang
efektifuntukmenjadikanbangsa Indonesia yang berkarakter
(tercermindaritingkahlakunya). Padahaladabeberapapembelajaranyang
berisikanpesan-pesan moral, misalnyapelajaran agama,
kewarganegaraan, dan Pancasila. Namun, proses pembelajaran yang
dilakukanadalahdenganpendekatanpenghapalan (kognitif). Para murid
diharapkandapatmenguasaimateri yang
keberhasilannyadiukurhanyadengankemampuananakmenjawabsoalujian
(terutamadenganpilihanganda) karenaorientasinyasemata-
matauntukmemperolehnilaibagus,
makabagaimanapembelajarandapatberdampakpositifkepadaperubahanpril
aku, kurangmendapatperhatiansehinggaapa yang
terjadiadalahkesenjanganantarapengetahuan moral (cognition) dan
prilaku(action). Semua orang dipastikanmengetahuibahwaberbohong dan
korupsiitu salah dan melanggarketentuan agama, tetapitidaksedikit orang
yang tetapmelakukannya.
b. Pendidikan KarakterMelaluiPembelajaranIPS
Kurikulum Pendidikan Nasional, IPSadalahpembelajaranyang
mengkajiseperangkatperistiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitandenganisusosial. Pada jenjangSekolah Dasar (SD) / Madrasah
Ibtidaiyah (MI) pembelajaranIPSmemuatmateriGeografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. MelaluipembelajaranIPS, murid
58
diarahkanuntukdapatmenjadiwarga negara Indonesia yang demokratis,
dan bertanggungjawab, sertawarga dunia yang cintadamai. Oleh
karenaitu, pembelajaranIPSdirancanguntukmengembangkanpengetahuan,
pemahaman, dan kemampuananalisisterhadapkondisisosialmasyarakat
yang kompleks dan selaluberubah (Zuchdidkk, 2013: 40).
SelanjutnyadinyatakanbahwaIPS pada jenjang SD/ MI bertujuan
agar murid memiliki:
1) Kemampuanmengenalkonsep-konsep yang
berkaitandengankehidupanmasyarakat dan lingkungannya.
2) Kemampuandasaruntukberpikirlogis dan kritis, rasa ingintahu, inkuiri,
memecahkanmasalah, dan keterampilandalamkehidupansosial.
3) Komitmen dan kesadaranterhadapnilai-nilaisosial dan kemanusiaan,
dan
4) Kemampuanberkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisidalammasyarakat yang majemuk di tingkatlokal, nasional,
dan global.
IPS di Indonesia merupakanadaptasidaristudisosial(social studies)
dalam program persekolahan di negara-negara barat. National Council for
Social Studies (NCSS) Amerika
SerikatmendefinisikanIPSataustudisosialsebagaistuditerintegrasidariilmu-
ilmusosial dan
humaniorauntukmeningkatkankompetensikewarganegaraan. Dalam
program persekolahan, studisosialmerupakanbahasansistematik dan
59
terkoordinasi, yang dikembangkanberdasarilmu-ilmuantropologi, arkeologi,
ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, politik, psikologi, agama, dan
sosiologi.
Tujuanutamatersebutkemudiandijabarkanmenjadisejumlahtujuan
yang masing-masingmencerminkanaspek-aspekhasilbelajar yang
harusdiwujudkan. DenganmempelajariIPSdiharapkan para murid pada
jenjangSekolah Dasar (SD):
1) Memilikikesadarandiri yang tinggi, mampumengklarifikasinilai-nilai dan
memilikijati-diri yang mantap,
2) Memilikipemahamantentangfenomena-fenomena pada masa lalu,
tokoh-tokohnya dan perannyadalammengukirkehidupan masa kini,
3) Memahami dan dapatbekerjasamadengan orang-orang yang
memilikinilai-nilai dan gayahidup yang berbeda,
4) Memahamisistemkehidupan yang terkait wilayah geografis, ekonomi,
pemerintah dan kebudayaantertentu,
5) Mampusecaramandirimelakukanpenyelidikanterhadapsuatumasalah,
dan memberikansolusinyasecarakritis,
6) Memilikikesadaranterhadapkemungkinan-kemungkinan yang
akandatang dan peranapa yang dapatdisumbangkan,
7) Menghargaiusaha orang lain
dalamrangkameningkatkankesejahteraanbersama,
8) Memahamiprosedurpengambilankeputusan yang
melibatkanmasyarakat dan mampumelakukannya,
60
9) Mampumenggunakanpendekatankooperatifmaupunkompetitifuntukme
ncapaitujuan,
10) Menyadaripotensi yang ada pada dirinya dan orang-orang yang
terkaitdengandirinya, dan
11) Menghormatiwarisanbudaya dan lembagaadat,
sertamemilikiwawasanuntukmelestarikannya (Ellis, dalamZuchdidkk,
2013:41-42).
Tujuan-
tujuantersebutmengharuskanpembelajaranIPSmengintegrasikannilai-
nilaiuntukmengembangkankarakterwarganegara yang baik.
Beberapapendekatan yang
dapatdigunakanuntukmengembangkankaterampilanmenilai (valuing) dan
moral reasoningantara lain cognitive- develompmental, character
develompmental, values clarification, and values analysis (Skeel, 1995
dalamZuchdidkk, 2013: 42).
7. Pendidikan Karakter yang Berhasil
a. Guru sebagaipembanguncitradiripositif.
Banyak prilaku yang dapat “membunuh” karakteranak,
yaitudenganmembuatanakmerasarendahdiri. Seorang guru yang
tidakpernahmemberikanpujiankepadamuridnya, kecualicemohan dan kata-
kata negatif, akanmembuatmuridnyamenjaditidakpercayadiri. Rasa
tidakpercayadiri yang telahterbentuk pada
61
anakusiatertentuakanterbawasampaidewasa. Peran guru
dalamhalinisangatbesarpengaruhnya.
Murid-murid sebaiknyadidoronguntukaktifberdiskusi, dan guru
selalumemberikankomentarpositifkepadasetiappendapat yang
dilontarkankepadaanak. Dengancarasepertiini, murid-murid
menjadibersemangatuntukmasuksekolah. Guru yang
jarangsekalimemberikanpujiankepadaanak, tetapilebihbanyakmengkritik
dan memarahianakadalah salah-satufacktor yang
seringmenjadipenyebabseoranganaktidakpercayadiri, misalnyaketika di
kelasiatidakdapatmenjawabpertanyaan guru. Banyak guru yang
bersikapnegatifketikamendapatkanmuridnyatidakdapatmenjawabpertanya
an guru. Denganperkataan, “itu salah, kamutidakbelajar, ya!?” lihat dan
perhatikan, anak-anak! Betultidakjawabansi anu?”. Seharusnyareaksi guru
adalah. “jawabannyabelumlengkap, mungkinadajawaban yang lain”atau
“sudahakanhampirbenar, tetapicobakamuulangilagimungkinadabagian
yang kamulupakan”.
Seringterjadi guru mempermalukananak didalamkelas,
memarahiataubahkanmenghukumnya. Kita
semuapastipernahmelihatataumempunyaipengalamantentangsikap guru
yang sepertiitu. Sekalianakdipermalukan,
iaakantakutgemetaranketikaharusmenjawabpertanyaangurunya,
sehinggaiamenjaditidakpercayadiriuntukmengungkapkanpendapatnyadi
dalamkelas.
62
b. Guru sebagai model atautokoh idola
“Siapa yang menjadikandirinyasebagaipemimpin orang lain,
hendaknyaiamulaidenganmengajardirinyasendirisebelummengajar orang
lain denganperilaku (mencontohkandenganperilakunya),
sebelumdengantutur kata. Orang yang
mengajardirinyasendiriadalahlebihberhakdimuliakan dan dihargaidari
orang yang hanyamenasehati orang lain” (Sayyidina Ali). Dalambahasa
Latin, educareyang dalambahasainggrisbermakna to bring about some,
menjadikan guru
sebagaipendidikkaraktertidakcukuphanyadenganmembekalimerekadenga
nteoritetapimenyangkutbagaimanaseorang guru menjadi idola
bagimuridnya, sehinggasetiapperkataannya dan tingkahlakunyaakan di
tiru oleh murid.
8. Konsep Pendidikan KarakterdalamPresfektifIslam
Manusiaadalahmakhluk Allah. Manusia dan
alamsemestabukanterjadisendirinya, tetapidijadikan oleh Allah.
Manusiadiciptakan oleh Allah sebagaipenerima dan pelaksanaajaran.
Oleh karenaitu, manusiaditempatkan pada
kedudukanmulia(ZakiahDarajat, 2006).
Manusiaadalahmakhlukpedagogikyaitumakhluk Allah yang
dilahirkanmembawapotensidapatdididik dan dapatmendidik.
63
Manusiamemilikipotensidapatdidik dan
mendidiksehinggamampumenjadikhalifah di bumi, pendukung dan
pengembangkebudayaan. Manusiadilengkapidengan fitrah Allah,
berupabentukatauwadah yang dapatdiisidenganberbagaikecakapan dan
ketrampilan yang dapatberkembang,
sesuaidengankedudukannyasebagaimakhlukmulia. Pikiran, perasaan
dan kemampuannyaberbuatmerupakankomponendari fitrah itu. Itulah
fitrah Allah yang melengkapipenciptaanmanusia(ZakiahDarajat, 2006).
Oleh karenaitu, demi
terlaksananyapencapaiankemuliaantersebutmakamanusiaharustunduk
dan patuhdenganpenuhtanggungjawabuntukmerealisasikankehendak
Allah yang telahdiamanahkannyamenjadikhalifah.
Untukmencapaitujuantersebut,
manusiamembutuhkanpendidikankarenamanusiaadalahmakhlukpedago
gik.
Di kalanganumat Islam, istilahpopuler yang
digunakandalampendidikanadalahal-tarbiyyah. Dengandemikian,
secarapopuleristilahtarbiyyahdigunakanuntukmenyatakanusahapendidik
andalammembimbing dan mengembangkansubyekdidik agar benar-
benarmenjadimakhluk yang beragama dan berbudaya. Pertumbuhan
dan
perkembangansubyekdidikperludiupayakanmencapaikesempurnaannya
. Oleh sebabitu, agar kesempurnaan yang optimal dapatdicapai,
64
makaberbagaipotensibawaan yang ada pada
dirinyaharusdikembangkansedemikianrupauntukmencapaikemampuan
yang nyatadalammenjalanihidup dan kehidupan yang
semestinyadalamsuatukepribadian yangutuh.
Penjelasantentangpengertianpendidikankarakter dan
pendidikanakhlak di atas,
dapatdisimpulkanbahwakonsepdasarpendidikankarakterdalampendidika
n Islam berasaldariperkataanakhlaqbentukjamakdarikhuluqyang
menurutbahasadiartikanbudipekerti, perangai, tingkahlakuatautabiat.
Rumusanpengertianakhlaktimbulsebagai media yang
memungkinkanadanyahubunganbaikantaraKhaliq dan
makhluksertaantaramakhluk dan makhluk.
Perkataaninibersumberdarikalimat yang tercantumdalam Al- Quran
surah al-Qalam ayat4.Implementasi Pendidikan karakterdalam Islam
tersimpuldalamkarakterpribadiRasulullah saw. Dalampribadi Rasul,
bersemainilai-nilaikarakter yang mulia dan (Agung Abdul Majid (2013).
Allah berfirmandalam Al-Quran surah al-Ahzabayat21 :
لقدكانلكمفيرسولللهأسوةحسنةلمنكانيرجواللهواليومالخروذكراللهكثيرا
Artinya : “Sesungguhnyatelahada pada (diri) Rasulullahitusuriteladan yang baikbagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) harikiamat dan Diabanyakmenyebut Allah”.
Sebagaiusaha yang identikdenganajaran agama,
perludimengertibahwa Islam diturunkan oleh Allah SWT sebagai agama
65
dan tuntunanhidupbagiumatmanusia yang ada di dunia. Islam
sebagairangkaiannilaidiharapkanmampuuntukmembawakedamaian dan
kesejahteraanbagiseluruhumatmanusia. Islam
tidakhanyadiperuntukkanbagisegelintir orang dan kelompok,
melainkankepadaseluruhalamsemesta, sertapengejawantahannilai-
nilaikeislamanseharusnyadirasakan oleh seluruhmanusia,
termasukkepadamanusia yang tidakmemelukIslam (RomieZiadulFadlan,
2010).
Implementasinilai-nilai universal keislamanadalahketika Rasul di
Mekkah al-Mukarramah yang telahmembawaperubahan pada
sistemnilaikehidupanmasyarakat pada waktuitu. Nilai-nilai universal
Islam yang sangatfundamental
dalammembanguntatanankehidupanmanusia yang
tercerahkandalammenopangsistemkeyakinan. Dan bahkan pada
prinsipnyanilai-nilaiiniberlakubagisemua agama, terlebihdalam Islam.
Universalitas Islam berlakusamauntuksemuapemeluk Islam
tanpamempertimbangkanperbedaanruang dan
waktupelaksanaanajaran. Hal inimengingatsumberdariuniversalitas
Islamadalah al-Qur'an. Al-Qur‟an
merupakansumberpendidikanterlengkap,
baikpendidikankemasyarakatan, moral (akhlak), spiritual, material
(kejasmanian) dan alamsemesta. Al-Qur‟an merupakansumbernilai
yang absolut dan utuh dan tidakdibatasi oleh ruang dan waktu.
66
Penerapannilai-nilai universal Islam
dalamtataranempiristidakdapatdipisahkan oleh Hadist Nabi. Hal
inidisebabkan, secaraumum Al- Qur‟an masihbersifat global. Hadist
Nabi merupakanpenjelas dan penguathukum-
hukumqur‟aniahsekaliguspetunjuk dan
pedomanbagikemaslahatanhidupmanusiadalamsemuaaspeknya(Samsu
l Nizar, 2001). Dengandemikiansebagaipemeluk Islam
perlumemperhatikanduahal, yaituproduktivitasmencapaitujuan dan
esensiajaran Islam yang bersifat universal sertapenerapannilai universal
dalamtataranempirisadalahdenganmenjujungnilaikebenaran, keadilan,
anti kekerasan, kesetaraan, kasihsayang, cinta dantoleransi.
Pendidikan karakterdalam Islam memilikikeunikan dan
perbedaandenganpendidikankarakter di dunia Barat. Perbedaan-
perbedaantersebutmencakuppenekananterhadapprinsip-prinsip agama
yang abadi, aturan dan hukumdalammemperkuatmoralitas,
perbedaanpemahamantentangkebenaran, penolakanterhadapotonomi
moral sebagaitujuanpendidikan moral, dan penekananpahala di
akhiratsebagaimotivasiperilakubermoral. Inti dariperbedaan-
perbedaaniniadalahkeberadaanwahyuIlahisebagaisumber dan rambu-
rambupendidikankarakterdalam Islam. Perbedaan-
perbedaandiataskarenaadanyapemahaman yang
berbedatentangkeyakinan yang dianut.
67
Dari penjelasanteoritis di
atasdapatdisimpulkanbahwapendidikankarakter dan
pendidikanakhlakmemilikikesamaanyaituuntukmenjadikanmanusialebih
baik, pendidikankarakterbersumber pada nilai-nilaikebaikan universal
(nilai-nilaikehidupan yang baikatauburuknyadiakui oleh
seluruhumatmanusia), dan pada dasarnyaajaran Islam adalah agama
yang mengandungnilai-nilai universal yang dapatditerima oleh
seluruhumatmanusia.Dengandemikianmakapendidikanakhlakbisadikata
kansebagaipendidikankarakterataupembentukankaraktersesuaidengann
ilai-nilai Islam yang bersumber pada ajaran Islam yang universal (al-
Qur‟an dan Hadist).
Nilai dalam Pendidikan Islam
berkisarantaraduademensiyakninilai-nilaiIlahiyah dan nilai-
nilaiInsaniyah(Abdul Majid, 2013). Nilai-
nilaiIlahiyahdapatdikembangkandenganmenghayatikeagungan dan
kebesaranTuhanlewatperhatiankepadaalamsemestabesertasegalaisiny
a, dan kepadalingkungansekitar.Dalambahasa Al-Qur‟an
dimensihidupKetuhananini juga disebutjiwarabbaniyyahatauribbiyah.
Dalamsurat Ali Imran ayat 79 dan 146 Allah berfirman:
ماكانلبشرأنيؤتيه اسكونوا يقولللن ةثم بو اللهالكتابوالحكموالنينبماكنتمتعلمونالكتابوبماك اني كنكونوارب عباداليمندوناللهول
نتمتدرسون
Artinya : “tidakwajarbagiseseorangmanusia yang Allah berikankepadanya Al Kitab, Hikmah dan kenabian,
68
laluDiaberkatakepadamanusia: "Hendaklahkamumenjadipenyembah- penyembahkubukanpenyembah Allah." akantetapi (diaberkata): "Hendaklahkamumenjadi orang-orang rabbani47, karenakamuselalumengajarkan Al kitab dan disebabkankamutetapmempelajarinya”.(QS. Ali Imran : 79)
يونكثيرفماوهنوالماأصابهمفيسبيلللهو قاتلمعهرب نمننبي وكأيماضعفواومااستكانوا ابرين واللهيحبالص
Artinya : “dan berapabanyaknya Nabi yang berperangbersama-samamerekasejumlahbesardaripengikut (nya) yang bertakwa. merekatidakmenjadilemahkarenabencana yang menimpamereka di jalan Allah, dan tidaklesu dan tidak (pula) menyerah (kepadamusuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar”.(QS. Ali Imran :146)
Nilai-nilaiIlahiyah yang sangatmendasar yang
perluditanamkankepadasiswayaitu:
1. Iman, yaitusikapbatin yang penuhkepercayaankepada Allah.
Jaditidakcukupkitahanyapercayakepada Allah,
melainkanharusmeningkatmenjadisikapmempercayaikepadaadanyaT
uhan dan menaruhkepercayaankepada-Nya.
2. Islam, sebagaikelanjutaniman, makasikappasrahkepada-Nya
denganmeyakinibahwaapapun yang
datangdariTuhantentumengandung hikmahkebaikan.
3. Ihsan, yaitukesadaran yang sedalam-dalamnyabahwa Allah
senantiasahadiratauberadabersamakitadimanapunkitaberada.
4. Taqwa,yaitusikap yang ridhountukmenjalankansegalaketentuan dan
menjahuisegalalarangan.
69
5. Ikhlas, yaitusikapmurnidalamtingkahlaku dan perbuatansemata- mata
demi memperolehridhaatauperkenaan Allah dan
bebasdaripamrihlahirataubathin.
6. Tawakkalyaitusikap yang senantiasabersandarkepada Allah
denganpenuhharapankepada-Nya dan
keyakinanbahwaDiaakanmemberikanjalan yang
terbaikbagihambanya.
7. Syukuryaitusikappenuh rasa terimaksih dan penghargaanataskarunia
Allah yang tidakterbilangjumlahnya.
8. Sabaryaitusikaptabahdalammengahdapisegalakepahitanhidup, besar
dan kecil, lahir danbatin.
Tentumasihbanyaklaginilai-nilaiilahiyah yang diajarkandalam
Islam, akantetapinilai-nilai di atastelahcukupmewakilinilai-
nilaikeagamaanmendasar yang perluditanamkankepadaanakdidik, yang
merupakanbagianamatpentingdalam Pendidikan Islam.
Selanjutnyanilai-nilaiInsaniyahiniterkaitdengannilai-
nilaibudiluhur. Nilai-
nilaiinisebagaipegangandalammenjalankanpendidikankepadaanakdidik,
nilai-nilaiakhlakberikutpatutdipertimbangkan : (a) sillat al-
rahmiyaitupertalian rasa cintakasihantarsesama; (b) al-
Ukhuwahyaitusemangatpersaudaraanbaikkepadamuslimmaupunnon
muslim; (c) al-
Musawamahyaitusuatusikappandanganbahwamanusiaadalahsamadala
70
mharkat dan martabat;(d)al-
Adalahyaitusikapwawasanseimbangataubalancedalammemandang,
menilai, ataumenyikapisesuatuatauseseorang; (e) Husnu al-
Dzanyaitusikapberbaiksangkakepadasesamamanusia; (f) at-
Tawadluyaitusikaprendahhati dan menyadaribahwasemuaadalahmilik
Allah; (g) al- Wafa’ yaitusikaptepatjanji; (h) Insyirahyaitusikaplapang
dada yaitusikapmenghargai orang lain denganpendapat-pendapat dan
pandangan- pandangannya; (i) al-Amanahyaitusikap yang
dapatdipercaya; (j)
iffahatauta’affufyaitusikappenuhhargadirinamuntidaksombong dan
tetaprendahhati; (k) Qawamiyyahyaitusikaptidakboros dan
tidakkikirdalammenggunakanhartamelainkansedangantarkeduanya; dan
(l) al-munfiqunyaitusikapmaumenolongsesamamanusiaterutamamereka
yang kurangberuntung.
Tentumasihbanyaklaginilai-nilaiinsaniyyah yang diajarkandalam
Islam, akantetapinilai-nilaidiatastelahcukupmewakilinilai-nilaibudiluhur
yang perluditanamkankepadaanakdidikuntukmembentukkarakter
(akhlak) yangbaik.Pendidikan Akhlak (karakter) dalampendidikan Islam,
memilikibanyakdemensinilai yang
dapatdijadikanpedomanakantetapiselainnilai-nilaidasar yang
penulistelahjabarkan di atas, penulisdisini juga memaparkannilai-
nilaipendidikanakhlakdalampribadiRasulullah SAW yang
menjadisosokuswatuhhasanahyang terangkumdalamKarakter SAFT.
71
KarakterSAFTadalahsingkatandariempatkarakteryaitu: Shidiq, Amanah,
Fathonah, dan Tabligh(Hidayatullah, Furqon, 2010).
Berdasarkanpenjelasan di atasdapatdisimpulkan, hakikatperilaku yang
berkaraktermerupakanperwujudantotalitaspsikologis yang
mencakupseluruhpotensiindividumanusia (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) dan fungsitotalitassosial-
kulturaldalamkonteksinteraksi(denganTuhan, dirisendiri,
sesamamanusia dan lingkungan) dan berlangsungsepanjanghayat.
Penjabaraninimerupakangambaranmanusiakamil(sempurna)
dalampendidikan Islam.
C. KerangkaPikir
Usia paling
efektifpembentukankarakterdimulaisejakdiniatauSekolah Dasar (SD) yang
merupakan masa pentingbagipembentukankarakterpesertadidik.
Pendidikan Karakter yang diberikankepadaanak-anak pada usiaSekolah
Dasar (SD) dapatmembentukperilakupositif, interaksi yang
baikdengangurunya, kemampuanmengelolaemosi, percayadiri,
kemampuanberinteraksisosialdengankawannya,
termasukkemampuanakademik.
Pendidikan Karakterkepadaanakdidik, di SD Inpres34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkuranglebih
lima tahuntelahmenerapkankonseppendidikankarakterdalam proses
pembelajarandenganmengintegrasikan18 nilai-nilaikarakter yang
72
diharapkandapatmembentukkarakterpesertadidikdalampembelajaran. Hal
inidapatterlihat pada nilai yang
terkaitdalampendidikankarakterbangsapada
jenjangpendidikandasarterhadappembelajaranIPS di kelastinggi yang
mengintegrasikan 18nilai-nilaikarakter.
Dalampendidikankaraktermenekankanpentingnyatigakomponenkarakter
yang baikyaitumelaluimoral knowing
(pengetahuanpesertadidiktentangnilai-nilai moral), moral feeling
(perasaanpesertadidikterhadapnilai-nilai moral), dan moral action
(prilaku/tindakanpesertadidik yang mengandungnilai-nilai
moral).Bentukevaluasiintegrasipendidikankarakteryang dikembangkan
oleh Guru Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI mencakupaspek input, proses
dan output karekter yang dihasilkandalam proses
pembelajaran.Faktorpendukung dan
faktorpenghambatintegrasipendidikankarakter di kelastinggi pada
pembelajaranIlmuPengetahuanSosial (IPS).
Berdasarkanuraiankonseppendidikankarakterdan
tinjauankondisiriilanalisispenerapanpendidikankarakterterhadappembelaja
ranIPSdi Kelas Tinggi SD Inpres34
BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaengsertakondisi
ideal integrasipendidikankarakter,
makakerangkapikirpenelitianinidapatdilihat pada Gambar 2.2
sebagaiberikut:
73
BagangKerangkaPikir
Gambar 2.2 KerangkaPikir
IlmuPengetahuanSosial (IPS)
Nilai-nilai Pendidikan KarakterBangsa
(Terintegrasidalam 18 nilai-nilaikarakter)
Wujudintegras
i
Faktorpendukung
dan penghambat Evaluasipener
apan
Pendidikan Karakter Kelas
Tinggi
Moral knowing
Moral feeling
Moral action
Input
Proses
output
Internal
Eksternal
(1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerjakeras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa InginTahu, (10) SemangatKebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12)
MenghargaiPrestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) CintaDamai, (15)
GemarMembaca, (16) PeduliLingkungan, (17) PeduliSosial, (18) Tanggung Jawab
74
BAB III
METODE PENELITIAN
Berkaitandenganmetodepenelitian, makahal yang
akandikemukakandalambagianiniadalah (1) Jenispenelitian, (2) Lokasi
dan waktupenelitian, (3) Unit analisis dan penentuaninforman, (4)
Instrumenpenelitian, (5) Teknik analsis data, dan (6) Teknik keabsahan
data.
A. JenisPenelitian
Ditinjaudarisegijenispenelitian,
penelitianinimenggunakanjenispenelitiankualitatif.Pendekatanpenelitian
yang digunakandalampenelitianiniadalahpendekatankualitatifdeskriptif.
Disebutkualitatifkarenapenelitianinibermaksuduntukmemahamifenomenate
ntangapa yang dialami oleh subjekpenelitianmisalnyaperilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain secaraholistik, dan
dengancaradeskripsidalambentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatukontekskhusus yang alamiah dan
denganmenggunakanmetodekhususalamiah (Moleong, 2007).
68
Penelitiandeskriptifbertujuanuntukmemaparkan, menggambarkan,
dan memetakanfakta-
faktaberdasarkancarapandangataukerangkaberpikirtertentu.
Metodeiniberusahamenggambarkan dan menginterpretasikankondisi,
pendapat yang berkembang, proses yang sedangberlangsung, efek yang
sedangterjadi, ataukecenderungan yang tengahberkembang (Burhan
Bungin, 2007). Ide
pentingdalampenelitiankualitatifadalahpenelitiberangkatkelapanganuntukm
engadakanpengamatantentangsuatufenomena dan
suatukeadaanalamiah(Moleong,2013).Berdasarkantujuanpenelitianiniyaitu
untukmengetahuigambarananalisispenerapan Pendidikan Karakter, maka
data yang dibutuhkanbersifatdeskriptif, dalambentuk kata-kata,
uraiantertulis dan dapat juga berupaangka-angkadisertaipenjelasan yang
lebihrincitentangfaktaanalisispenerapan Pendidikan Karakter yang
sulitdisampaikandenganmetodekuantitatif.
Penelitianinimenggunakanmetodedeskriptifkualitatif.
Metodepenelitianiniadalahsuatupenelitiankualitatif yang
berusahamenemukanmakna, menyelidiki proses, dan
memperolehpengertiansertapemahaman yang mendalamdariindividu,
kelompokatausituasi (Emzir, 2010: 20).
Melaluimetodedeskriptifkualitatifditelaahsecararinci dan
mendalammengenaigambaransecaranaratif yang
ditelitiyaituanalisispenerapanpendidikankarakterdalampengintegrasian
67
69
pada aspek moral knowing, moral feeling, moral action, dan juga
bentukevaluasisertamenganalisisfaktorpendukung dan
penghambatdalampenerapanpendidikankarakter pada aspek moral
knowing, moral feeling, moral action.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitianinidilaksanakan di SD Inpres 34
BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaengdenganmenco
bamengaplikasikanpendekatanpendidikankarakterterhadappembelajaranI
PS.
Alasanmemilihtempattersebutkarenasekolahtersebutsudahmenerapkan
proses pembelajaranIPS yang diintegrasikandenganpendidikankarakter.
Waktu penelitiandilakukanselamaduabulandaribulan8 Januarisampai12
FebruariTahun 2019.
C. Fokus dan DeskripsiFokus
Penelitianinidifokuskan pada (1)
Analisispenerapanpendidikankarakter pada aspek (a) “moral knowing”
ataupengetahuantentang moral, (b) “moral feeling” atauperasaantentang
moral, (c) “moral action” atauperbuatanbermoral; (2) Bentukevaluasi/
penilaianintegrasipendidikankarakterdalampembelajaranIPS di kelastinggi;
(3) Faktorpendukung dan
penghambatdalampenerapanintegrasipendidikankarakter.
70
Untukmenghindari salah penafsiran,
makadikemukakandeskripsifokusdaripenelitianinisebagaiberikut:
1. Integrasipendidikankarakteradalahsuatuupayapenyatuan, proses
pengubahansikap dan
tingkahlakuseseorangataukelompokdalamusahamendewasakanmanusi
a, dan menumbuhkankaraktermelaluipembelajaran.
Dalampenerapanpengintegrasianpendidikankaraktermenekankan pada
aspek moral knowing, moral feeling, moral action, melaluiplanning guru
dalammengemaspembelajarankarakterberupa (RPP), proses
pembelajaran guru dalamkegiatanbelajarmengajar di kelas dan
dalammelihatperkembangankarakteranakdalam proses pembelajaran.
2. “Moral Knowing” ataupengetahuantentang moral
adalahmenanamkannilai-
nilaikarakterkepadaanakdidikdenganmetode/model
diskusiatautanyajawab, cooperative learning (kerjasama), simulasi
(bermainperan), Telling stori (berceritaataumendongeng), dan lainnya
yang menunjangpembelajarnberbasiskarakter.
3. “Moral Feeling” atauperasaantentang moral adalahmenanamkannilai-
nilaikarakterkepadaanakdidikdengancaramembangkitkanperasaanemp
atimelaluimetodebercerita/penayangan film ataumelalui media
bergambar.
4. “Moral Action” adalahmembuatpengetahuan moral
dapatdiwujudkanmenjadinyata.
71
Perbuatanatautindakaninimerupakanhasil(outcome)dariduakomponenk
arakterlainnya, misalnyadenganmembuangsampah pada
tempatnyatermasukperilakumenjagakebersihan.
5. Faktorpendukung dan penghambatpenerapanpendidikankarakter pada
aspek moral knowing, moral feeling, dan moral action.
D. Unit AnalisisPenentuanInforman
Penentuansubjekdalampenelitiandilakukandenganteknikpurposivey
aitumenentukansubjekberdasarkanpertimbanganbahwasubjektersebutme
nguasai dan memahamisertatertanamkonseppendidikankarakterdalamdiri
murid yang termuatdalamnilai-nilaikarakter. Selainitu,
subjektersebutbergelut dan
berkecimpungdalampenerapanpendidikankarakter.
Berdasarkanpertimbangantersebutpenulismenetukansubjek yang
memenuhikriteria dan dianggapdapatmemberikan data
sesuaidengankeperluanpeneliti. Adapunsubjek yang
dipilihbesertaalasanpurposivenyaadalahsebagaiberikut:
1. KepalaSekolahberjumlah1 orang untukmemperolehinformasiatau data
secaraakuratmengenaigambaranumumSekolah Dasar (SD) Inpres 34
BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaeng yang
meliputiprofilatausejarahawalberdirinya disekolahtersebut,
letakgeografisnya, visi dan misi,
sertagambaranumummengenaipenerapanpendidikankarakter pada
aspek moral knowing, feeling dan action.
72
Pertimbanganutamadalamupayapenerapanpendidikankarakter di SD
Inpres 34 BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
salah-
satupenggerakutamadalamupayamenganalisispenerapanpendidikankar
akter di Sekolah Dasar (SD) tersebut.
2. Guru berjumlah 3yakni guru yang mengajar dan
terlibatlangsungdalampenerapanpendidikankarakter,
untukmemperolehinformasitentangpendidikankarakter pada
aspekknowing, feeling dan action.
3. Orang tua murid berjumlah 3 orang dari murid kelastinggi. Dari orang
tua murid,
akandiperolehinformasitentangpersepsimengenaipenerapanpendidikan
karakterdalampembelajarananak-anakmereka.
Informasiinimemudahkanpenelitidalammenganalisisfaktor-
faktorpenghambat dan
faktorpendukungmenganalisispenerapanpendidikankarakter,
kemudiandari murid kelastinggi di Sekolah Dasar (SD) Inpres 34
BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
4. Siswaberjumlah 3 oranguntukmemperoleh data
tentangresponssiswaterhadappenerapanpendidikankarakterdalampemb
elajaranIPSdarisiswakelastinggi di Sekolah Dasar (SD) Inpres 34
BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
73
5. Staf tata usahaberjumlah 1 orang, daristaf tata
usahauntukmemperolehdokumen-dokumenpenting yang
berkaitandenganpenerapanpendidikankaraktersepertidokumen,
profilsekolah dan dokumen proses pembelajaransertapenilaiaan yang
dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Inpres 34
BungungKatammuKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Data informanpenelitianselengkapnyadapatdilihat pada tabel 3.1 berikut:
No. Informan Jumlah
1. Kepalasekolah 1 orang
2. Guru 3 orang
3 Orang tua 3 orang
4 Siswa 3 orang
5 Staf tata usaha 1 orang
Jumlah 11 orang
E. InstrumenPenelitian
Instrumenpenelitianadalahalat yang
digunakandalammengumpulkan data. Dalampenelitianini yang menjadi
instrument utama(key instrument) adalahpenelitisendiri. Karena sebagai
instrument utama, makapenelitimulaidaritahapawalpenelitiansampai pada
hasil (akhir) seluruhnyadilakukan oleh penelitisendiri. Selainitu,
untukmendukungtercapainyahasilpenelitianmakapenelitimenggunakaninstr
umenpendukung. Adapuninstumenpendukung yang
dimaksudterdiridarikamera, alatperekam, alattulis, lembarobservasi dan
pedomanwawancara.
F. Teknik Pengumpulan Data
74
Adapun metode atau cara yang digunakan dalam pengumpulan
data nantinya adalah pengamatan, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Adapun tahapan pengumpulan data yang pertama kali
dilakukan oleh peneliti adalah observasi kemudian wawancara dan
selanjutnya dokumentasi. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Pengamatan (observation)
MenurutHadidalamSugiyono (2014)
bahwaobservasimerupakansuatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusundariberbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara
yang terpentingadalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Pengamatan merupakan hal yang mewajibkan seorang peneliti berada di
lokasi penelitian, dan berarti pula bahwa peneliti melakukan tatap-muka
dengan informannya. Keharusan tersebut tercermin dari metode
pengamatan itu sendiri, dimana mata, telinga serta perasaan ikut, atau
disadari oleh peneliti, dalam pengumpulan data. Atas dasar itu pula,
Buford Junker dalam Patton yang dikutip oleh Moleong (2000:127-128)
membagi pengamatan dalam empat jenis; berperan serta secara lengkap,
pemeran serta sebagai pengamat, pengamat sebagai pemeran serta, dan
pengamat penuh. Berdasar jenis pengamatan tersebut, peneliti memillih
untuk menerapkan pemeran serta sebagai pengamat, dimana peneliti
selain sebagai pemeran serta, juga tetap sadar akan posisi selaku peneliti
(Moleong, 2000). Dalam aktivitas observasi peneliti akan mengamati
aktivitas (a) Pelaksanaan pembelajaran pada pembelajaranIPS mulai dari
75
tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap evaluasi, (b) aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran, di dalam kelas, di lingkungan kelas maupun
dalam lingkungan keluarga. (c) pengamatan karakter siswa.
2. Wawancara Mendalam (Depth-Interview)
MenurutMoleong,
(2000).bahwawawancaraadalahmetodepengumpulan data yang
dipergunakan oleh penelitidalampercakapanmaupun Tanya jawab,
baiksecaralangsungmaupuntidaklangsungdenganresponden yang
disusunsecarasistematisuntukmencapaitujuanpeneliti.
Wawancaradilakukanuntukmemperoleh data dan informasi yang
diperolehsecaramendalam dan dilakukanterhadapinforman dan key
informan.Untukwawancaradiperolehinstrumenpenelitianyaituberupapertan
yan yang akandiajukan (terstruktur) dan wawancaratidakterstruktur
(berdasarkanInprovisasi)
untukkejelasantambahankejelasandaripermasalahan. Teknik wawancara
yang dilakukan adalah dengan melakukan tanya jawab langsung kepada
informan yang berdasarkan pada tujuan penelitian. Teknik wawancara
yang dilakukan penulis adalah dengan cara mencatat berdasarkan
pedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti
yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang
dijelajahi. Untuk lebih mendalami apa yang dimaksud informan tentang
„dunianya‟, untuk itu, wawancara mendalam sebagai “cara mengumpulkan
76
data atau informasi dengan langsung bertatap muka dengan informan.
Dalam melakukan wawancara peneliti akan melakukan wawancara terkait
dengan masalah penelitian yang secara umum mencakup
wujudintegrasipendidikankarakter, bentukevaluasipendidikankarakter dan
factor pendukung dan
penghambatpendidikankarakterterhadappembelajaranIPS.
Namunsecarakhusus yang akandipertanyakanmerupakanmasalah yang
sudahtertulisdalamlembarwawancarapeneliti (lembarwawancaraterdapat
pada lampiran).
3. Dokumentasi
Dokumentasiinidigunakandalamupayamelengkapi data-data yang
telahdiperolehberupagambaranpenelitian, keadaanpopulasi dan data yang
digunakanmelaluidokumen-dokumen yang
berhubungandenganpermasalahanataudengan kata lain sumber data
sekunder. Dalamhalinidilakukanuntukmemperoleh data dan
informasidalambentukfoto guru kelas yang mengajarkanpendidikanIPS
yang sedangmengajar, Tulisanmaupunsuarasertaberupabuku-
bukuataubahanlainya yang berkaitandenganmasalah yang diteliti.
Selainitudokumentasi juga dapatmenunjangsebagaibukti visual yang
dapatmemberikangambarantentangpelaksanaanpenelitiansertakondisiobje
kpenelitian. Teknik dokumentasi yang
akandilakukanpenelitiuntukmenemukan data seperti (a)
Rencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) IPS, (b) Profilsekolah, (c)
77
biodata kepalasekolah dan guru, (d) Biodata siswa, (e) catatanprestasi
dan pelangaransiswa (f) arsipkurikulum.
G. Teknik Analisis Data
Dalampenelitianpenelitimelakukananalisis data
denganmenggunakan model analisis Miles dan Huberman. Pengumpulan
data dan analisis data dilakukansecarabersamaan. Berikutadalahlangkah-
langkah model analisis data Miles dan Huberman dalamSugiyono (2011)
menyatakansebagaiberikut:
1. Data Reduction. Mereduksi data berartimerangkum, memilah-milah
data, memilihhal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting. Data yang diperolehdarilapanganjumlahnyacukupbanyak,
untukitumakaperludicatatsecaratelitidan rinci. Semakin lama peneliti di
lapangan, makajumlah data akansemakinbanyak, dan semakinkomleks.
Untukituperlusegeradilakukananalisis data melaluireduksi data.
Dengandemikian, data yang telahdireduksiakanmemberikangambarang
yang lebihjelas, dan
mempermudahpenelitiuntukmelakukanpengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinyabiladiperlukan.Sehinggacaramelakukanreduksi data
dapatdilakukandengancaramemilih data yang
dianggappentingatausesuaidenganrumusanmasalahpenelitiansehingga
data yang
nantinyadianggaptidaksesuaidenganrumusanmasalahpenelitianmakaak
andijadikan data yang tidakrelevan.
78
2. Data display. Penyajian data atau data displayadalahbagaimana data
yang
telahdireduksidapattersusunsecaraterstruktursehinggaakansemakinmu
dahdipahami. Setelah data direduksi, makalangkahselanjutnyaadalah
men display data. Denganmendisplay data
makaakanmemudahkanpenelitiuntukmemahamiapa yang terjadi,
merencanakankerjaselanjutnyaberdasarkanapa yang
telahdipahamitersebut. Cara melakukan display data
dengancaramenyajikan data hasilreduksi data melaluipenjelasannarasi,
tabel, gambar, diagram alir yang
dapatmemudahkanpenelitiuntukmemahami data hasilpenelitian.
3. Verification. Langkahketigadalamanalisis data
kualitatifadalahpenarikankesimpulan. Kesimpulan awal yang
dikemukakanmasihbersifatsementara, dan
akanberubahbilatidakditemukanbukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahappengumpulan data berikutnya. Tetapiapabilakesimpulan
yang dikemukakan pada tahapawal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsistensaatpenelitikembalikelapanganmengumpulkan data,
makakesimpulan yang dikemukakanmerupakankesimpulan yang
kredibel. Cara melakukan verification ataupenarikankesimpulanadalah
data yang telahdisajikandariberbagaiteknikpengumpulan data
sepertiteknikwawancara, observasi dan
dokementasiakandianalisisketerkaitan data
79
diantaraberbagaisumberteknikpengumplan data,
kemudianmenarikkesimpulandarisemua data penelitian.
H. Teknik Keabsahan Data
Dalampenelitiankualitatif, pengabsahan data merupakan salah
satufaktor yang sangatpenting, karenatanpapengabsahan data yang
diperolehdarilapanganmakaakansulitseorangpenelitiuntukmempertanggun
gjawabkanhasilpenelitiannya. Dalamhalpengabsahan data,
penelitimenggunakanmetodetriangulasi.Untukmelihatderajatkebenarandari
hasilpenelitianini, makapenelitimelakukanpengecekan data.
Pengecekanataupengabsahan data
dilakukandenganmenggunakantriangulasi. MennurutSugiyono (2013)
terdapat 3 jenistriangulasiyaitu:
1. TriangulasiSumber
Triangulasisumberdilakukandengancaramengecek data yang
telahdiperolehmelaluibeberapasumber. Sebagaicontoh,
untukmengujikeabsahan data tentangintegrasipendidikankarakter,
makapengumpulan dan pengujian data yang
telahdiperolehdapatdilakukankepada gurukepalasekolah dan siswa. Data
dariketigasumbertersebutdideskripsikan, mana pandangan yang sama,
yang berbeda, dan mana yang spesifikdaritigasumber data tersebut. Data
yang telahdianalisis oleh
80
penelitisehinggamenghasilkansuatukesimpulanselanjutnyadimaintakesepa
katan (member chcek)dengantigasumber data tersbut.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasiteknikdilakukandengancaramengecek data
berdasarkanteknikpengumpulan data yang berbeda. Misalnya data yang
diperolehdenganwawancara, laludicekdenganobservasi dan dokumentasi.
Bilapengujian data tersebutmenghasilkan data yang berbeda,
makapenelitimelakukandiskusilebihlanjutkepadasumber data yang
bersangkutan, untukmemastikan data yang
dianggapbenarataumungkinsemuanyabenar, karenasudutpandang yang
berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga seringmempengaruhikredibilitas data yang
dikumpulkandenganteknikwawancara di pagihari pada
saatnarasumbermasihsegar, belumbanyakmasalah, akanmemberikan
data yang lebih valid. Untukitudalamrangkapengujiankredibilitas data
dapatdilakukandengancaramelakukanpengecekandenganwawancara,
observasi, dan dokumentasidalamwaktu dan situasi yang berbeda.
Bilahasil uji menghasilkan data yang berbeda,
makadilakukansecaraberulang-
ulangsehinggasampaiditemukankepastiandatanya.
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berkaitandenganpenyajian data hasilpenelitian, makahal-hal yang
dibahasdalambagianiniadalah Hasil Penelitian yang terdiridari (1)
DeskripsiKhususLokasiPenelitian (2) Deskripsihasilpenelitian dan (3)
Pembahasan.
A. DeskripsiKarakteristikObjekPenelitian
1. DeskripsiKhususLokasiPenelitian
a. IdentitasSekolah
1) Nama Sekolah : SD NEGERI 34 BUNGUNGKATAMMU
2) NPSN : 40303947
3) Jenjang : Pendidikan SD
4) Status : Sekolah Negeri
5) Alamat : SekolahBungungkatammu
6) RT / RW : 1/ 2
7) Kode Pos : 92451
8) Kelurahan : BontoManai
9) Kecamatan : Bissappu
10) Kabupaten/Kota : Bantaeng
11) Provinsi : Sulawesi Selatan
12) Negara : Indonesia
13) PosisiGeografis : -5.4441 lintang 119.9732 bujur
80
81
b. Data pelengkap
1) Tanggal SK Pendirian : 1910-01-01
2) Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
3) Tgl SK IzinOperasional : 1910-01-01
4) NomorRekening : 041-202-000001303-4
5) Nama Bank : BPD SULSEL
6) RekeningAtas Nama : SDN NO.34 BUNGUNG KATAMMU
7) MBS : Ya
8) Luas Tanah Milik : (m2) 3832
9) Nama WajibPajak : SD NEGERI 34 BUNGUNG KATAMMU
10) NPWP : 007879380807000
c. Kontaksekolah
Email [email protected]
d. Data periodik
1) Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari
2) BersediaMenerima Bos : Ya
3) Sertifikasi ISO : BelumBersertifikat
4) Sumber Listrik : PLN
5) Daya Listrik (watt) : 900
6) Akses Internet : Smartfren
7) Akses Internet Alternatif : Telkomsel Flash
e. Sanitasi
82
1) Kecukupan : Air kurang
2) SekolahMemproses Air sendiri : tidak
3) Sumber Air Sanitasi : Leden/PAM
4) Ketersediaan Air di lingkungansekolah : adasumber air
5) TipeJamban : Leherangsa (toilet
duduk/jongkok)
83
f. Daftar Tenaga Pendidik dan tenagakependidikan
Nama NUPTK JK
TempatLahir
TanggalLahir
NIP Status
Kepegawaian Jenis PTK
Andriani A. 3835757659300002 P Bantaeng 1979-05-03
197905032007012018 PNS Guru Kelas
DwiAndayani 5139764664210013 P Bantaeng 1986-08-07
Guru Honor Sekolah Guru Kelas
Endrayanti 8941761662210112 P Campagaya 1983-06-09
Guru Honor Sekolah Guru Kelas
I R W A N D I 7437762665200003 L Bantaeng 1984-10-05
Honor Daerah TK.IIKab/Kota
Pesuruh/Office Boy
Indah Idyawati 9660761662210132 P Bantaeng 1983-03-28
Honor Daerah TK.IIKab/Kota
Tenaga Perpustakaan
MakhtulMuqarram
2137762665200003 L Bantaeng 1984-08-05
Guru Honor Sekolah Guru Kelas
Martini.sl 1651745646300002 P Bantaeng 1967-03-19
196703191988032007 PNS KepalaSekolah
Muhammad Tasrih
6337744646200073 L Bantaeng 1966-10-05
Honor Daerah TK.IIKab/Kota
Tenaga AdministrasiSekolah
Muhammad Yusuf
9153747648200003 L Bantaeng 1969-08-21
196908211988031002 PNS PenjagaSekolah
NadiatulUmri 2834762665300002 P Bantaeng 1984-05-02
Honor Daerah TK.IIKab/Kota Guru Kelas
Nurlinda 67457566563000 P Bantaeng 1978-04-13
Honor Daerah Guru Kelas
84
02 TK.IIKab/Kota
Nursyam,s.pd
P Jeneponto 1985-05-15
Guru Honor Sekolah Guru Kelas
Paulus TandiPagayang
2051740642200003 L
SungguMinasa 1962-07-19
196207191984111001 PNS Guru Mapel
Ramli P. 8652744645200002 L Bantaeng 1966-03-20
196603202003121001 PNS Guru Kelas
Ratnasari 1640757658300072 P Bantaeng 1979-03-08
197903082008012015 PNS Guru Kelas
Rizal Agustira. R
L Bantaeng 1993-08-28
Guru Honor Sekolah Guru Kelas
SittiHasbiah 6842748650300112 P Bantaeng 1970-05-10
197005102001032001 PNS Guru Kelas
Sri WijayantiAstuti
3060754656300003 P Bantaeng 1976-07-28
197607282014082001 PNS Guru Kelas
UswatunHasanah
5345765666210053 P Bantaeng 1987-10-13
Guru Honor Sekolah Guru Kelas
Wiherdi 3537739642200002 L Tegal 1961-02-05
196102051988081002 PNS Guru Kelas
85
g. Siswa
1) JumlahSiswaBerdasarkanJenisKelamin
Laki-laki Perempuan Total
47 43 90
2) JumlahSiswaBerdasarkanUsia
Usia L P Total
< 6 tahun 0 0 0
6 - 12 tahun 46 42 88
13 - 15 tahun 1 1 2
16 - 20 tahun 0 0 0
> 20 tahun 0 0 0
Total 47 43 90
3) JumlahSiswaBerdasarkan Agama
Agama L P Total
Islam 47 43 90
Kristen 0 0 0
Katholik 0 0 0
Hindu 0 0 0
Budha 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Lainnya 0 0 0
Total 47 43 90
4) JumlahSiswaBerdasarkanPenghasilan Orang Tua/Wali
Penghasilan L P Total
Tidak di isi 1 2 3
KurangdariRp. 500,000 0 3 3
Rp. 500,000 - Rp. 999,999 35 32 67
Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999 11 6 17
Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999 0 0 0
Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000 0 0 0
LebihdariRp. 20,000,000 0 0 0
Total 47 43 90
86
5) JumlahSiswaBerdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan L P Total
Tingkat 2 9 10 19
Tingkat 3 12 8 20
Tingkat 5 5 7 12
Tingkat 1 8 9 17
Tingkat 6 5 7 12
Tingkat 4 8 2 10
Total 47 43 90
h. Rombonganbelajar
Nama Rombe
l
Tingkat Kelas
JumlahSiswa Wali Kelas Kurikulum
Ruangan L P
Total
Kelas I 1 8 9 17 SittiHasbiah Kurikulum SD 2013
Ruang Kelas I
Kelas II 2 9 10 19 Ramli P. Kurikulum SD 2013
Ruang Kelas II
Kelas III 3 12 8 20 Wiherdi
Kurikulum SD KTSP
Ruang Kelas III
Kelas IV 4 8 2 10 Ratnasari
Kurikulum SD 2013
Ruang IV
Kelas V 5 5 7 12
Sri WijayantiAstu
ti Kurikulum SD 2013 Ruang V
Kelas VI 6 5 7 12 Andriani A.
Kurikulum SD KTSP
Ruang VI
87
i. Prasarana
Nam
a P
ras
ara
na
Kete
ran
ga
n
Pa
nja
ng
Le
ba
r
KondisiKerusakanPrasarana (%)
Persentase
Tingkat Kerusakan
(%) Status
Kepemilikan
Po
nd
as
i
Slo
op
, Ko
lom
,
Balo
k
Ple
ste
rStru
ktu
r
Ku
da
-ku
da
A
tap
Kas
o A
tap
Ren
g A
tap
Pe
nu
tup
a
tap
/lisp
lan
g/ta
l
an
g
Ran
gk
aP
lafo
n
Tu
tup
Pla
fon
Bata
Din
din
g
Ple
ste
rDin
din
g
Dau
nJ
en
de
la
Dau
nP
intu
Ku
se
n
Tu
tup
La
nta
i
Ins
tala
si L
istrik
Ins
tala
si A
ir
Dra
ina
se
Fin
ish
ing
S
truk
tur
Fin
ish
ing
Pla
fon
Fin
ish
ing
D
ind
ing
Fin
ish
ing
K
us
en
, Pin
tu.
Je
nd
ela
Lapangan
Olahraga
2
0
1
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
0 0 0 0
5
0 0 0 0 6.5 Milik
Ruang Kelas II
7 7 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0
50 50
50
50 0
50 0
50 75 50 0 13.23 Milik
Ruang IV
7 7 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
75 75
75
50 0 0 0 0 25 50 0 14.64 Milik
Ruang Kelas I
7 7 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 25
50 50
50
50
30 0 0
50 75 50 0 13.98 Milik
Ruang Kelas III
7 7 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0
50 50
50
50 0
50 0
50 75 50 0 13.23 Milik
RuangKepalaSekolah
5 6 0 0 0 0 0 0 50
50 0 0 0
50 50
50
50 0
25 0 0 50 50 0 13.94 Milik
RuangPerpustakaan
4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50 50
50
25
25 0 0 0 50 50 0 8.76 Milik
Ruang V
7 7 0 0 0 25 0 0 0
50 0 0 0
50 50
75 0 0 0 0 0 75 50 0 8.28 Milik
Ruang VI
7 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75 50
75
50 0 0 0 0 75 50 0 11.93 Milik
Ruang WC Guru
3 2
90 90 0
90 0 0 90
90
90
90 0 0
100
90
75 0
75 0
90
100
100 0 71.68 Milik
Ruang WC
Siswa
3 2
9
0 90 0
9
0 0 0 90
9
0
9
0
9
0 0 0
10
0
9
0
7
5 0
7
5 0
9
0
10
0
10
0 0 71.68 Milik
Ruangan Guru
RuanganPerpustakaandisekap 4 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50 50
50
25
25 0 0 0 50 50 0 8.76 Milik
88
j. Sarana
JenisSarana Letak Kepemilikan Spesifikasi Jumlah Status
KlosetJongkok Ruang WC Siswa Milik
1 TidakLaik
Tempat Air (Bak) Ruang WC Siswa Milik
1 TidakLaik
Gayung Ruang WC Siswa Milik
0 TidakLaik
MejaSiswa Ruang V Milik
9 Laik
KursiSiswa Ruang V Milik
14 Laik
Meja Guru Ruang V Milik
1 Laik
Kursi Guru Ruang V Milik
1 Laik
PapanTulis Ruang V Milik
1 TidakLaik
Lemari Ruang V Milik
1 TidakLaik
TempatSampah Ruang V Milik
2 TidakLaik
Jam Dinding Ruang V Milik
1 TidakLaik
SimbolKenegaraan Ruang V Milik
1 Laik
TiangBendera Ruang V Milik
1 Laik
Bendera Ruang V Milik
1 Laik
KlosetJongkok Ruang WC Guru Milik
1 TidakLaik
Tempat Air (Bak) Ruang WC Guru Milik
1 TidakLaik
Gayung Ruang WC Guru Milik
0 TidakLaik
TiangBendera Lapangan Olahraga Milik Besi 1 Laik
Bendera Lapangan Olahraga Milik Kain 1 Laik
Lemari RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
Komputer RuangKepalaSekolah Milik
0 -
89
TempatSampah RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
Jam Dinding RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
Papanpengumuman RuangKepalaSekolah Milik
2 Laik
KursiPimpinan RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
MejaPimpinan RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
Kursi dan MejaTamu RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
SimbolKenegaraan RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
Penanda Waktu (Bell Sekolah) RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
TiangBendera RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
Bendera RuangKepalaSekolah Milik
0 -
PengerasSuara RuangKepalaSekolah Milik
1 Laik
Brankas RuangKepalaSekolah Milik
0 -
Filing Kabinet RuangKepalaSekolah Milik
0 -
PapanStatistik RuangKepalaSekolah Milik Trifleks 0 -
MejaSiswa Ruang VI Milik
12 Laik
KursiSiswa Ruang VI Milik
24 Laik
Meja Guru Ruang VI Milik
1 Laik
Kursi Guru Ruang VI Milik
1 Laik
PapanTulis Ruang VI Milik
1 TidakLaik
Lemari Ruang VI Milik
1 TidakLaik
TempatSampah Ruang VI Milik
2 TidakLaik
Jam Dinding Ruang VI Milik
1 TidakLaik
90
SimbolKenegaraan Ruang VI Milik
1 Laik
TiangBendera Ruang VI Milik
1 Laik
Bendera Ruang VI Milik
1 Laik
MejaSiswa Ruang Kelas II Milik
15 Laik
KursiSiswa Ruang Kelas II Milik
23 Laik
Meja Guru Ruang Kelas II Milik
1 Laik
Kursi Guru Ruang Kelas II Milik
1 Laik
PapanTulis Ruang Kelas II Milik
1 TidakLaik
Lemari Ruang Kelas II Milik
1 TidakLaik
Rakhasilkaryasiswa Ruang Kelas II Milik Kayu 1 Laik
TempatSampah Ruang Kelas II Milik
2 TidakLaik
Tempatcucitangan Ruang Kelas II Milik Plastik 1 Laik
Jam Dinding Ruang Kelas II Milik
1 TidakLaik
Kotak kontak Ruang Kelas II Milik Plastik 2 Laik
SimbolKenegaraan Ruang Kelas II Milik
1 Laik
TiangBendera Ruang Kelas II Milik
1 Laik
Bendera Ruang Kelas II Milik
1 Laik
AlatPeraga Ruang Kelas II Milik Plastik 1 Laik
PapanPajang Ruang Kelas II Milik Kayu 1 Laik
Soket Listrik Ruang Kelas II Milik Plastik 1 Laik
Soket Listrik/Kotak Kontak Ruang Kelas II Milik Plastik 1 Laik
MejaSiswa Ruang Kelas III Milik Kayu 12 Laik
KursiSiswa Ruang Kelas III Milik Kayu 24 Laik
91
Meja Guru Ruang Kelas III Milik Kayu 1 Laik
Kursi Guru Ruang Kelas III Milik Kayu 1 Laik
PapanTulis Ruang Kelas III Milik Triflex 1 TidakLaik
Lemari Ruang Kelas III Milik Kayu 1 TidakLaik
Rakhasilkaryasiswa Ruang Kelas III Milik Kayu 1 Laik
TempatSampah Ruang Kelas III Milik Plastik 2 TidakLaik
Tempatcucitangan Ruang Kelas III Milik Plastik 1 Laik
Jam Dinding Ruang Kelas III Milik Campuran 1 TidakLaik
Kotak kontak Ruang Kelas III Milik Plastik 2 Laik
SimbolKenegaraan Ruang Kelas III Milik Kertas 1 Laik
TiangBendera Ruang Kelas III Milik Kayu 1 Laik
Bendera Ruang Kelas III Milik Kain 1 Laik
AlatPeraga Ruang Kelas III Milik Plastik 1 Laik
PapanPajang Ruang Kelas III Milik Triflex 1 TidakLaik
Soket Listrik Ruang Kelas III Milik Plastik 1 Laik
Soket Listrik/Kotak Kontak Ruang Kelas III Milik plastik 2 Laik
MejaSiswa Ruang IV Milik
15 Laik
KursiSiswa Ruang IV Milik
25 Laik
Meja Guru Ruang IV Milik
1 Laik
Kursi Guru Ruang IV Milik
1 Laik
PapanTulis Ruang IV Milik
1 TidakLaik
Lemari Ruang IV Milik
1 TidakLaik
TempatSampah Ruang IV Milik
2 TidakLaik
92
Jam Dinding Ruang IV Milik
1 TidakLaik
SimbolKenegaraan Ruang IV Milik
1 Laik
TiangBendera Ruang IV Milik
1 Laik
Bendera Ruang IV Milik
1 Laik
Meja TU RuangPerpustakaan Milik
1 Laik
Kursi TU RuangPerpustakaan Milik
1 Laik
Lemari RuangPerpustakaan Milik
2 TidakLaik
MesinKetik RuangPerpustakaan Milik
1 TidakLaik
Komputer RuangPerpustakaan Milik
1 TidakLaik
Komputer RuangPerpustakaan Milik
1 Laik
Printer RuangPerpustakaan Milik
1 Laik
TempatSampah RuangPerpustakaan Milik
1 TidakLaik
Jam Dinding RuangPerpustakaan Milik
1 Laik
RakBuku RuangPerpustakaan Milik
5 TidakLaik
Meja Baca RuangPerpustakaan Milik
4 Laik
Kursi Baca RuangPerpustakaan Milik
10 Laik
SimbolKenegaraan RuangPerpustakaan Milik
1 Laik
MejaSiswa Ruang Kelas I Milik Kayu 10 Laik
KursiSiswa Ruang Kelas I Milik Kayu 21 Laik
Meja Guru Ruang Kelas I Milik Kayu 1 Laik
Kursi Guru Ruang Kelas I Milik Kayu 1 Laik
PapanTulis Ruang Kelas I Milik Trifleks 1 Laik
Lemari Ruang Kelas I Milik Kayu 1 TidakLaik
Rakhasilkaryasiswa Ruang Kelas I Milik Kayu 1 Laik
93
TempatSampah Ruang Kelas I Milik Plastik 1 Laik
Tempatcucitangan Ruang Kelas I Milik
1 Laik
Jam Dinding Ruang Kelas I Milik viber 1 TidakLaik
Kotak kontak Ruang Kelas I Milik
1 Laik
RakBuku Ruang Kelas I Milik Kayu 1 TidakLaik
SimbolKenegaraan Ruang Kelas I Milik Kertas 1 Laik
TiangBendera Ruang Kelas I Milik Kayu 1 TidakLaik
Bendera Ruang Kelas I Milik Kain 1 Laik
AlatPeraga Ruang Kelas I Milik Plastik 1 Laik
PapanPajang Ruang Kelas I Milik
1 Laik
Soket Listrik Ruang Kelas I Milik Plastik 1 Laik
Soket Listrik/Kotak Kontak Ruang Kelas I Milik
2 Laik
k. Jadwalpembelajaran
Ruang / Prasara
na
Pembelajaran
Jam Ke-
Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Mingg
u
Ruang V Ke - 01
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Sri
-
94
Kelas - Kelas V
Kelas V Kelas - Kelas V
Kelas - Kelas V
Guru: Paulus TandiPagay
ang Kelas - Kelas V
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Ruang V Ke - 02
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus TandiPagay
ang Kelas - Kelas V
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Sri Wijayanti
Astuti Kelas - Kelas V
-
Ruang V Ke - 03
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus TandiPagay
ang Kelas - Kelas V
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Sri Wijayanti
Astuti Kelas - Kelas V
-
95
Ruang V Ke - 04
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus TandiPagay
ang Kelas - Kelas V
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Sri Wijayanti
Astuti Kelas - Kelas V
-
Ruang V Ke - 05
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Pendidikan Keterampila
n Guru:
NadiatulUmri Kelas - Kelas V
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Sri Wijayanti
Astuti Kelas - Kelas V
-
Ruang V Ke - 06
Pendidikan Keterampil
an Guru:
NadiatulUmri
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Sri
WijayantiAstuti
Kelas - Kelas V
- - -
96
Ruang V Ke - 07
Pendidikan Keterampil
an Guru:
NadiatulUmri
Kelas - Kelas V
- - - - - -
Ruang VI
Ke - 01
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Pendidikan
Jasmani, Olahraga
, dan Kesehata
n Guru:
Paulus TandiPag
ayang Kelas -
Kelas VI
-
Ruang VI
Ke - 02
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Pendidikan
Jasmani, Olahraga
, dan Kesehata
-
97
Kelas VI Kelas VI Kelas VI n Guru:
Paulus TandiPag
ayang Kelas -
Kelas VI
Ruang VI
Ke - 03
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Pendidikan
Jasmani, Olahraga
, dan Kesehata
n Guru:
Paulus TandiPag
ayang Kelas -
Kelas VI
-
Ruang VI
Ke - 04
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Pendidikan
Jasmani, Olahraga
, dan Kesehata
n
-
98
Guru: Paulus
TandiPagayang Kelas -
Kelas VI
Ruang VI
Ke - 05
MuatanLokal Bahasa
Daerah Guru:
MakhtulMuqarram Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
MuatanLokal Bahasa Daerah Guru:
MakhtulMuqarram Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
-
Ruang VI
Ke - 06
MuatanLokal Bahasa
Daerah Guru:
MakhtulMuqarram Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani A.
Kelas - Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
MuatanLokal Bahasa Daerah Guru:
MakhtulMuqarram Kelas -
Kelas VI
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Andriani
A. Kelas -
Kelas VI
-
99
Ruang Kelas II
Ke - 01
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus TandiPagay
ang Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas - Kelas II
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
-
Ruang Kelas II
Ke - 02
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus TandiPagay
ang Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas - Kelas II
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
-
Ruang Kelas II
Ke - 03
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus TandiPagay
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas - Kelas II
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas -
-
100
ang Kelas - Kelas II
Kelas II
Ruang Kelas II
Ke - 04
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus TandiPagay
ang Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Pendidikan Agama Islam
Guru: Endrayanti
Kelas - Kelas II
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
-
Ruang Kelas II
Ke - 05
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Ramli
P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas SD/MI/SLB Guru: Ramli
P. Kelas - Kelas II
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ramli P. Kelas - Kelas II
-
Ruang Kelas II
Ke - 06
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru:
- - - - Guru Kelas
SD/MI/SL
-
101
Ramli P. Kelas - Kelas II
B Guru:
Ramli P. Kelas - Kelas II
Ruang Kelas III
Ke - 01
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas III
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
-
Ruang Kelas III
Ke - 02
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas III
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
-
102
Ruang Kelas III
Ke - 03
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas III
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
-
Ruang Kelas III
Ke - 04
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas III
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
-
Ruang Kelas III
Ke - 05
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas -
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru:
-
103
Kelas III Kelas III Kelas III Kelas III Kelas III Wiherdi Kelas - Kelas III
Ruang Kelas III
Ke - 06
MuatanLokal Bahasa
Daerah Guru:
UswatunHasanah Kelas - Kelas III
SeniBudaya dan
Keterampilan
Guru: Nursyam,s.p
d Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Wiherdi Kelas - Kelas III
- - -
Ruang Kelas III
Ke - 07
MuatanLokal Bahasa
Daerah Guru:
UswatunHasanah Kelas - Kelas III
SeniBudaya dan
Keterampilan
Guru: Nursyam,s.p
d Kelas - Kelas III
- - - - -
Ruang IV
Ke - 01
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas -
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas -
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru:
-
104
Kelas IV Kelas IV Kelas - Kelas IV
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas IV
Kelas IV Ratnasari Kelas -
Kelas IV
Ruang IV
Ke - 02
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas -
Kelas IV
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
-
Ruang IV
Ke - 03
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas -
Kelas IV
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
-
105
Kelas IV
Ruang IV
Ke - 04
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Pendidikan Agama Islam Guru:
Endrayanti Kelas -
Kelas IV
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
-
Ruang IV
Ke - 05
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Seni dan Budaya Guru:
Nurlinda Kelas -
Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
-
106
Ruang IV
Ke - 06
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
Seni dan Budaya Guru:
Nurlinda Kelas -
Kelas IV
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: Ratnasari
Kelas - Kelas IV
- Seni dan Budaya Guru:
Nurlinda Kelas -
Kelas IV
-
Ruang Kelas I
Ke - 01
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Pendidikan
Agama Islam Guru:
Endrayanti
Kelas - Kelas I
-
Ruang Kelas I
Ke - 02
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas -
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Pendidikan
Agama Islam Guru:
Endrayanti
Kelas - Kelas I
-
107
Kelas I
Ruang Kelas I
Ke - 03
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Pendidikan
Agama Islam Guru:
Endrayanti
Kelas - Kelas I
-
Ruang Kelas I
Ke - 04
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
Guru: Paulus
TandiPagayang
Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Pendidikan
Agama Islam Guru:
Endrayanti
Kelas - Kelas I
-
Ruang Kelas I
Ke - 05
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru:
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru:
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru:
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru:
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru:
Guru Kelas
SD/MI/SL
-
108
SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
SittiHasbiah Kelas - Kelas I
SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
SittiHasbiah Kelas - Kelas I
B Guru:
SittiHasbiah
Kelas - Kelas I
Ruang Kelas I
Ke - 06
Guru Kelas SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbia
h Kelas - Kelas I
- - - - Guru Kelas
SD/MI/SLB
Guru: SittiHasbi
ah Kelas - Kelas I
-
111
2. Deskripsi HasilPenelitian
Berdasarkankajian yang ditemukan di lapangan, selama 2
bulanyaitusejakBulanJanuarisampaibulanFebruari 2019 yang
kemudiandianalisissecaramendalam,
makamenganalisisintegrasipendidikankarakterdalampembelajaranIPS di
kelastinggi (IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengdapatdisajik
ansebagaiberikut:
a. WujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di
kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Berkaitandenganhasilpenelitian di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengintegrasipe
ndidikankarakterdalamaspek moral knowing, moral feeling dan moral
action diperolehberbagai data yang menjelaskanadanyaupaya guru
(tenagapendidik), kepalasekolah (tenagakependidikan), siswa
(temansejawat) dan orang tuasiswadalammenumbuhkan dan
mengembangkan moralknowing, moral feeling dan moral action.
IntegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi (kelas
IV, V dan VI) dapatdilihat pada gambar 4.1 berikut:
112
Gambar. 4.1 IntegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Integrasi Pendidikan Karakter
IlmuPengetahuanSosial (IPS)
Moral Knowing Moral Feeling Moral Action
1. Kesadaran moral(moral
awareness)
2. Mengetahuinilai-nilai moral(knowing
moral values)
3. Mengambilsudutpan
dang(perspective
taking) 4. Penalaran
moral(moral
reasoning) 5. Pengambilankeputus
an(decision making)
6. Pengetahuantentangdirisendiri(self
knowledge)
1. Hatinurani(conscien
ce)
2. Hargadiri(self
esteem)
3. Merasakanpenderitaan orang
lain(empathy)
4. Mencintaikebaikan(l
oving the good)
5. Pengendaliandiri(sel
f control) 6. Kerendahanhati(hu
mility)
1. Kompetensi(compete
nce)
2. Keinginan(will)
3. Kebiasaan(habit)
Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerjakeras, Kreatif, Mandiri, Demokratis,
Rasa InginTahu, SemangatKebangsaan, Cinta Tanah Air, MenghargaiPrestasi,
Bersahabat/Komunikatif, CintaDamai, GemarMembaca, PeduliLingkungan,
PeduliSosial, Tanggung Jawab
113
1) Moral knowing
a) Menumbuhkanmoral knowingsiswa
Guru (tenagapendidik), kepalasekolah (tenagakependidikan), siswa
(temansejawat) dan orang
tuasiswamelakukanberbagaicarauntukmenumbuhkanmoral
knowingsiswadalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanpembelajaranIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
DalampembelajaranIPSguru selalumenjelaskanhal-hal yang dianggapbaikuntukdilakukan disekolahmaupun di lingkungankeluarga dan lingkunganmasyarakat. Di dalamkelasditempelgambar, lukisan, dan kata-kata yang ditulis di berbagaidindingsekolah agar siswadapatmelihat dan mengamatigambar yang mengandungpesan-pesan moral. (Hasil Wawancara, 28 Januari 2019)
Penanamannilai-nilaikarakter yang dilakukan oleh guru, juga
dilakukan oleh kepalasekolahmeskipundengancara yang berbeda. Hal
tersebutberdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Saya selalumengarahanbagaimanaperilaku yang baikkepadasiswa pada saatkegiatanupacarabendera, kegiatankerjabakti disekolah dan
114
kegiatanperlombaan yang di adakan disekolah.(Hasil Wawancara, 02 Februari 2019)
Orang tuasiswamenanamkannilai-nilai moral melaluiperintah dan
larangan yang dibuat oleh orang tua. Hal
tersebutBerdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)dengan orang tuasiswayaituDaeng Maria,
DaengNurbaya dan DaengCaya di rumah salah satu orang tuasiswa di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Kami sebagai orang tuaselalumendidikanakdenganmemerintahkanmelakukanhal yang baik dan melarangmelakukan yang tidakbaik.(Hasil Wawancara, 27 Januari 2019)
Hal yang samadilakukan oleh siswadengan orang tua yang juga
memberikanteguranbagisiswalain. Berdasarkanhasilwawancara yang
dilakukandengancarafokus group discussion (FGD)dengansiswayaitu Lisa
Ariyantisiswakelas IV, SahraSavira Najwa siswakelas V dan
Kasmirasiswakelas VI di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
merekasepakatbahwa:
Kami membericontohkepadasiswa yang lain dan menegurtemankalaumelakukanperilakuburuk.(Hasil Wawancara, 29 Januari 2019)
Berdasarkanhasil data dokumentasidiperoleh data dokumengambar
dan tulisan yang mengandungpesan-pesan moral, sebagaimana pada
gambarberikut:
115
“Ilmu adalah tiang kehidupan” “Belajar diwaktu kecil bagaikan
menulis di atas batu. Belajar diwaktu tua bagaikan menulis di atas air”
“4 Pilar pendidikan yaitu belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar hidup bersama dan belajar menjadi seseorang”
“Doa belajar ya Allah, sesungguhnya aku titipkan kepada-mu apa yang telah kau ajarkan kepadaku ketika aku membutuhkanmu”
“Doa belajar Bismillahirahmani rahim robbi zidnii ilman war zuqnu fahma. Artinya ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berilah pengertian yang baik.
“Rukun imam yaitu imam kepada Allah, imam kepada Malaikat, imam kepada kitab, imam kepada Rasul, imam kepada hari akhir dan imam kepada qada dan qadar”
“Tuntutlah ilmu walau sampai kenegeri “Guru yang baik adalah guru yang
116
cina” senantiasa belajar sebelum mengajar”
“Belajar adalah tugas dan kewajiban” “Surat Al Asr”
“ Surat Al Kusar” “ Doa sesudah wudhu”
“Tata cara shalat” “Rukun islam yaitu mengucapkan
kalimat syahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa padabulan ramadhan dan naik haji bagi orang yang mampu”
“orang bijak selalu jujur” “huruf hijaiyah”
117
“ Nama-nama Nabi” “Tuntutlah ilmu mulai dari alam
buayyan hingga keliang lahat”
“Ciri-ciri guru yang profesional” “Sekolah adalah jembatan masa
depan yang akan mengantar kita pada pencapaian cita-cita”
“ Nama-nama malaikat”
(Sumber, Hasnah, K 2019)
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari
guru kelas IV, ibu Sri Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI
di SD 34
118
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengguru
menumbuhkanpengetahuan moral
dalamdirisiswadalampembelajaranIPSmelalui (a) Penjelasan guru
tentanghal-hal yang dianggapbaikuntukdilakukan disekolahmaupun di
lingkungankeluarga dan lingkunganmasyarakat. (b) Pengajarantentang
moral yang baikdilakukan oleh guru melaluigambar, lukisan, dan kata-kata
yang ditulis di berbagaidindingsekolah agar siswadapatmelihat dan
mengamatigambar yang mengandungpesan-pesan moral.
Melaluipengamatan dan pembacaanterhadapgambarlukisan, dan kata-
kata, diharapkansetiapsiswamemilikipengetahuan moral (Hasil Observasi,
22-24 Januari2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahmenumbuhkanpengetahuan yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah. Hal tersebutdilakukan oleh
kepalasekolahmelaluiarahan yang
selaludisampaikankepadasiswamelaluikegiatansekolahseperti pada
kegiatanupacarabendera, kegiatankerjabaktibaik disekolah dan
kegiatanperlombaan yang di adakan
disekolahdenganmengajarkankepadasiswatentanghal-hal yang baik(Hasil
Observasi, 21 Januari2019).
119
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCayarumahmasing-
masing di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengorang
tuamenumbuhkanpengetahuan yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakat. Hal
tersebutdilakukan oleh orang tuamelaluiperintahdan laranganyang
dijadikannorma yang menjadiacuandalamkeluarga. Perintah yang
mengandungpengetahuantentanghal-hal yang
baikkepadaanakmereka(Hasil Observasi, 16-18 Januari2019).
BerdasarkanhasilobservasikepadaaktivitassiswayaituSahraSavira
Najwa, Kasmira dan Lisa Ariyantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
siswamenumbuhkanpengetahuan yang baik pada proses pembelajaran di
dalamkelas, melaluibeberapacarayaitu (a) Membericontohkepadasiswa
yang lain, dan (b) memberikanteguranjikamelakukanhal yang salah (Hasil
Observasi, 22-24 Januari2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan dokumentasi yang
diperoleh oleh peneliti. Guru (tenagapendidik) menanamkanpengetahuan
moral kepadasiswadalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan
VI)melaluipenjelasan guru dalam proses pembelajaran, gambar, lukisan,
dan kata-kata yang ditulis di berbagaidindingsekolah. Kepalasekolah
(tenagakependidikan) menanamkanpengetahuan moral
120
kepadasiswamelaluiarahan yang diberikan pada saatupacarabendera dan
kegiatansekolah. Siswa (temansejawat) menanamkanpengetahuan moral
kepadasiswamelaluipemberiancontoh dan teguran, sedangkan orang
tuasiswamenanamkanpengetahuan moral kepadasiswamelaluiperintah
dan larangan.
b) Bentukmoral knowingdalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V
dan VI).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari
pada tanggal 23 Januari 2019, ibuAndriani pada tanggal 22 Januari 2019
dan ibu Sri Wijayanti pada tanggal 24 Januari 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng dan
hasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu Martini pada tanggal
21 Januari 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng di
dalamkelas dan lingkungansekolah. Beberapabentukkarakter moral
knowing yang terbentukdalam proses pembelajaranilmupengetahuan
social di kelastinggi (IV, V dan VI).
(1) Religius (religious) adalahsikap dan perilaku yang
patuhdalammelaksanakanajaran agama yang dianutnya,
toleranterhadappelaksanaanibadah agama lain, dan
hiduprukundenganpemeluk agama lain.
(a) Religious moral awareness (kesadaran moral tentangreligius)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
121
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru
tentangpembelajaranIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasuspelaksanaanibadah yang
terjadidalammasyarakatsepertisholat, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Religious knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangreligius) adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang
ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdengan religious yang diajarkan oleh
guru adalahshalat lima waktu, berpuasa pada bulanramadhan,
memberi zakat kepada fakir miskin dan naik haji bagi orang
mampu.
(c) Religious perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangreligius)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
122
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaimakmundalammelaksanaka
nsholat. Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikatidakada yang maumenjadi imam
dalampelaksanaansholat.
(d) Religious moral reasoning, (penalaran moral tentangreligius)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranpembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmenga
pasetiapmanusiaharusmendirikansholat lima waktu.
(e) Religious decision making (pengambilankeputusantentangreligius)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakmelaksanakansholat, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukmel
anjutkansholatmeskipundalamkeadaanapapun.
123
(f) Religious self knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangreligius)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganpelaksanaansholat yang dilakukansetiaphari.
Hasil self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(2) Jujur(honest) adalahperilaku yang didasarkan pada
upayamenjadikandirinyasebagai orang yang
selaludapatdipercayadalamperkataan, tindakan, dan pekerjaan.
(a) Honest moral awareness (kesadaran moral tentangkejujuran)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru
tentangpembelajaranIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasus orang-orang yang jujur,
berbicarasesuaidengankenyataan yang
adatanpaharustakutkepadasiapapunmeskipunapa yang
diungkapkan oleh siswamerupakanhal yang menyakitkan,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
124
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Honest knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangkejujuran) adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang
ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdengankejujuran yang diajarkan oleh
guru adalahtidakmenyontek dan tidakberbohong.
(c) Honest perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangkejujuran)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang menyontek. Dari
kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang lain yang menyontek pada
saatujian.
(d) Honest moral reasoning, (penalaran moral tentangkejujuran)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
125
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusberkatajujurdalamsikap dan tindakan.
(e) Honest decision making (pengambilankeputusantentangkejujuran)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakbersikap dan berprilakujujur, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukber
katajujurmeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Honest self knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangkejujuran)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganperkataan dan tindakanjujur yang
dilakukansetiaphari. Hasil self assessmentyang
menjadibahanpenilaianuntuk guru.
126
(3) Toleransi(tolerance) adalahsikapdan tindakan yang
menghargaiperbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbedadaridirinya.
(a) Tolerance moral awareness (kesadaran moral tentangtoleransi)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru
tentangpembelajaranIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasuskehidupansiswadilingkungansekolah yang
memilikiperbedaan status social, status ekonomi dan agama,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Tolerance knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangtoleransi) adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang
ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdengantoleransi yang diajarkan oleh
guru adalahmenghargaisiswaperempuanataulaki-laki,
menghormatisiswa yang miskin dan menghormatikepalasekolah
dan guru yang beragamakristen.
127
(c) Tolerance perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangtoleransi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagai orang yang memiliki status
sosial, ekonomi dan agama yang berbeda. Dari kegiatansimulasi
yang dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikamemilikiteman yang sepertiitu.
(d) Tolerance moral reasoning, (penalaran moral tentangtoleransi)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmemilikisikap dan tindakan yang toleransi.
(e) Tolerance decision making
(pengambilankeputusantentangtoleransi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
128
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakmelakukansikapatautindakan yang
mencerminkantoleransi, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntuktet
aptoleransikepada orang lain meskipundalamkeadaanapapun.
(f) Tolerance self knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangtoleransi)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdengantoleransiapa yang telahdilakukansetiaphari.
Hasil self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(4) Kerjakeras(hard work) adalahperilaku yang
menunjukkanupayasungguh-
sungguhdalammengatasiberbagaihambatanbelajar dan tugas,
sertamenyelesaikantugasdengansebaik-baiknya.
(a) Hard work moral awareness (kesadaran moral tentangkerjakeras)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
129
contohkasussiswa yang
tidakmempersiapkanalattulismenulissebelummemulaipelajarandan
bekerjakerasdalammengerjakantugas-tugas yang diberikan oleh
guru, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Hard work knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangkerjakeras) adalahsiswamengetahuiberbagainilai
moral yang ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluinilai moral yang terkaitdengan religious yang
diajarkan oleh guru adalahmempersiapakanalattulismenulis dan
mengerjakantugas-tugas.
(c) Hard work perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangkerjakeras)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang
130
tidakmempersiapakanalattulismenulisatautidakmengerjakantugasda
ri guru. Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaberada pada posisitersebut
(d) Hard work moral reasoning, (penalaran moral tentangkerjakeras)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusbekerjakerasdalammelakukansesuatu.
(e) Hard work decision making
(pengambilankeputusantentangkerjakeras)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakbekerjakerasdalammelakukansesu
atu, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntuktet
apbekerjakerasmengerjakansesuatumeskipundalamkeadaanapapu
n.
131
(f) Hard workself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangkerjakeras)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdengankegiatanapa yang
telahdilakukandenganbekerjakerasuntukmengerjakannya yang
dilakukansetiaphari. Hasil self assessmentyang
menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(5) Kreatif (creative) adalahberpikir dan
melakukansesuatuuntukmenghasilkancaraatauhasilbarudarisesuatu
yang telahdimiliki.
(a) Creative moral awareness (kesadaran moral tentangkreatif)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswa yang membuat media-media
pembelajaranbersamadengan guru yang akandigantung-gantung di
kelas dan ditempelkan di dindin-dindinkelassebagai media
pembelajaranhasilkratifitas guru dan siswa, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
132
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Creativeknowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangkreatif) adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang
ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdengankreatif yang diajarkan oleh
guru adalahmembuat media pembelajaran yang baru.
(c) Creative perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangkreatif)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang membuat media
pembelajaran. Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang tidakmembuat media
pembelajaran yang baru.
(d) Creativemoral reasoning, (penalaran moral tentangkreatif)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
133
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmemilikikratifitas.
(e) Creative decision making (pengambilankeputusantentangkreatif)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakmelaksanakanmembuatsesuatu
yang baru, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntuktet
apberkratifitasmeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Creativeself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangkreatif)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganhasilkratifitas yang dilakukansetiaphari. Hasil
self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
134
(6) Mandiri(independent) adalahsikap dan perilaku yang
tidakmudahtergantung pada orang lain dalammenyelesaikantugas-
tugas.
(a) Independent moral awareness (kesadaran moral tentangmandiri)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswa yang mengerjakanaktivitasbelajarsecaramandiri,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Independent knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangmandiri) adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang
ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdenganmandiri yang diajarkan oleh
guru adalahmengerjakansesuatutanpabergantung pada orang lain,
dan percayaakankemampuan yang dimilikisiswa.
(c) Independent perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangmandiri)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
135
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang
mengerjakansesuatusecaramandiri. Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikatidakadasiswa yang tidakmengerjakantugas yang
diberikan oleh guru secaramandiri.
(d) Independent moral reasoning, (penalaran moral tentangmandiri)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmengerjakansesuatusecaramandiri.
(e) Independent decision making
(pengambilankeputusantentangmandiri)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
136
hambatanataugodaanuntuktidakmengerjakansesuatusecaramandiri
, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukme
ndirimeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Independentself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangmandiri)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitaktivitas yang dilakukansecaramandirisetiaphari. Hasil
self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(7) Demokratis(democracy) adalahcaraberfikir, bersikap, dan bertindak
yang menilaisamahak dan kewajibandirinya dan orang lain.
(a) Democracy moral awareness (kesadaran moral tentangdemokrasi)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswabelajar di
dalamkelastanpadiskriminasiterhadapsiswa yang lain
karenamerekamemilikihak yang samadalambelajar, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
137
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Democracy knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangdemokrasi) adalahsiswamengetahuiberbagainilai
moral yang ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluinilai moral yang terkaitdengandemokrasi yang
diajarkan oleh guru adalahsetiapmanusiamemilikihak dan
kewajiban yang samadalampendidikantermasukdalambelajar.
(c) Democracy perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangdemokrasi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertisiswa yang sama-samabelajar di
dalamkelastanpadiskriminasiantarsiswa. Dari kegiatansimulasi
yang dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang
melakukantindakandiskriminasiterhadapteman yang lain
sepertimelarangsiswa lain untuk duduk di dekatmereka.
138
(d) Democracy moral reasoning, (penalaran moral tentangdemokrasi)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmemilkijiwademokratis.
(e) Democracydecision making
(pengambilankeputusantentangdemokrasi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntukmelakukandiskriminasiterhadapsiswadal
ambelajar, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntuktet
apbelajarbersamatanpamembedakansatusamalianmeskipundalamk
eadaanapapun.
(f) Democracyself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangdemokrasi)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
139
siswaterkaitdenganaktivitas yang dilakukan yang tidakmembeda-
bedakansatusam lain setiaphari. Hasil self assessmentyang
menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(8) Rasa ingintahu (curiosity)adalahsikap dan tindakan yang
selaluberupayauntukmengetahuilebihmendalam dan
meluasdarisesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
(a) Curiosity moral awareness (kesadaran moral tentang rasa
ingintahu) adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswamembacabuku-bukupelajaran yang diberikan
oleh guru untukmenambah dan memperdalamwawasansiswa,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Curiosity knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral tentang
rasa ingintahu) adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang
ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdengan rasa ingintahu yang diajarkan
oleh guru adalah rasa tidakpuasuntukbelajar, belajarsepanjang
masa dan belajarsecarasunggu-sunggu.
140
(c) Curiosity perspective taking, (mengambilsudutpandangtentang rasa
ingintahu)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertisiswarajianmembacauntukmemperdalamilmu
yang dimilki. Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang tidakrajinmembaca dan
mencariilmu yang lebihbanyak.
(d) Curiosity moral reasoning, (penalaran moral tentang rasa ingintahu)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmemiliki rasa ingintahu yang tinggi.
(e) Curiosity decision making (pengambilankeputusantentang rasa
ingintahu) adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
141
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakmaubelajar, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukter
usbelajar agar dapatmemilikiilmu yang
banyakmeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Curiosityself knowledge (pengetahuantentangdirisendiritentang
rasa ingintahu) adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganmembaca yang teahdilakukansetiapsetiaphari.
Hasil self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(9) Semangatkebangsaan(spririt of nationality) adalahcaraberpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkankepentinganbangsa
dan negara di ataskepentingandiri dan kelompoknya.
(a) Spririt of nationality moral awareness (kesadaran moral
tentangsemangatkebangsaan)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswabelajaruntukmenjadianak yang pintar dan
142
bergunabagi orang tua dan bangsa, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Spririt of nationality knowing moral values (mengetahuinilai-nilai
moral tentangsemangatkebangsaan)
adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang ada
dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdengansemangatkebangsaan yang
diajarkan oleh guru adalahbelajartukmenjadianak yang
bergunabagibangsa dan Negara dan
belajaruntukmenjadipemiminbangsadimasa yang akandatang.
(c) Spririt of nationality perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangsemangatkebangsaan)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertipemimpinbangsa. Dari kegiatansimulasi
143
yang dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikakelakmenjadiseorangpemimpinbangsa.
(d) Spririt of nationality moral reasoning, (penalaran moral
tentangsemangatkebangsaan)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmemilikisemangatkebangsaan.
(e) Spririt of nationality decision making
(pengambilankeputusantentangsemangatkebangsaan)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakbelajaruntukmenjadimanusia yang
bergunabagibangsa dan negara, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntuktet
apbelajarmengerjarcita-citamenjadimenusia yang
bergunabagibangsa dan Negara meskipundalamkeadaanapapun.
(f) Spririt of nationalityself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangsemangatkebangsaan)
144
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganapa yang telahdilakukanuntukmencapaicita-
citamenjadimanusia yang bergunabangibangsa dan negara. Hasil
self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(10) Cintatanah air (love the country) adalahcaraberfikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggiterhadapbahasa, lingkunganfisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politikbangsa.
(a) Love the country moral awareness (kesadaran moral
tentangcintatanah air) adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohsiswamenggunakanbahasa Indonesia
untukberkomunikasidalamkelas dan hanyasekali-kali
menggunakanbahasadaerah di dalam dan diluarkelas,
haltersebutdilakukansebagaibentukkecintaanterhadapkearifanlokal,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
145
(b) Love the country knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangcintatanah air) adalahsiswamengetahuiberbagainilai
moral yang ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluinilai moral yang terkaitdengancintatanah air yang
diajarkan oleh guru adalahmenggunakanbahasa Indonesia,
menjagaalam dan lingkungan, menjagaintegrasi social,
menjagabudaya Indonesia, menjunjungtinggipancasila dan
sistemdemokrasi.
(c) Love the country perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangcintatanah air)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansiswa yang
mengunakanbahasaIndonesia didalam proses pembelajaran . Dari
kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang lain yang belumbisaberbahasa
Indonesia.
146
(d) Love the country moral reasoning, (penalaran moral
tentangcintatanah air)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmencintaitanah air Indonesia.
(e) Love the country decision making
(pengambilankeputusantentangcintatanah air)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakmencintaitanah air Indonesia, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukme
mberikancintanyakepadatanah air Indonesia
meskipundalamkeadaanapapun.
(f) Love the countryself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangcintatanah air)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
147
siswaterkaitaktivitas yang dilakukan yang
mencerminkankecintaanterhadaptanah air Indonesia yang
dilakukansetiaphari. Hasil self assessmentyang
menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(11) Menghargaiprestasi(appreciate achievement) adalahsikap dan
tindakan yang mendorongdirinyauntukmenghasilkansesuatu yang
bergunabagimasyarakat, dan mengakui,
sertamenghormatikeberhasilan orang lain.
(a) Appreciate achievement moral awareness (kesadaran moral
tentangmenghargaiprestasi) adalahsiswamenggunakankecerdasan
yang dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai
moral yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohsiswamemberikanapresiasibagisiswa yang pintar di
dalamkelasdalambentukmemberikanpujian dan tepuktangan,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Appreciate achievementknowing moral values (mengetahuinilai-
nilai moral tentangmenghargaiprestasi)
adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang ada
dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
148
melaluinilai moral yang terkaitdenganmenghargaiprestasi yang
diajarkan oleh guru adalahberusahauntukberprestasi dan
menghargaiprestasisiswalain.
(c) Appreciate achievement perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangmenghargaiprestasi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang berprestasi.
Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang tidakmenghargaiprestasi orang
lain.
(d) Appreciate achievement moral reasoning, (penalaran moral
tentangmenghargaiprestasi)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
149
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmenghargaiprestasi.
(e) Appreciate achievement decision making
(pengambilankeputusantentangmenghargaiprestasi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakberusahaberpretasi, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntuktet
apberpretasi dan menghargaiprestasisiswa lain
meskipundalamkeadaanapapun.
(f) Appreciate achievementself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangmenghargaiprestasi)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganbentukapresiasi yang
telahdiberikankepadasiswa lain yang berprestasisetiaphari. Hasil
self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(12) Bersahabat/komunikatif(friendly/communicative) adalahtindakan yang
memperlihatkan rasa senangberbicara, bergaul, dan
bekerjasamadengan orang lain.
150
(a) Friendly/communicative moral awareness (kesadaran
moraltentangbersahabat/komunikasi)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswasenangberbicaradengansiswa yang lain di dalam
dan di luarkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar
proses pembelajaran, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Friendly/communicative Knowing moral values (mengetahuinilai-
nilai moral tentangbersahabat/ komunikasi)
adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang ada
dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdenganbersabat/ komunikasi yang
diajarkan oleh guru adalahsenangberbicara, senangbergaul, dan
senangbekerjasamadengan orang lain.
(c) Friendly/communicative perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangbersahabat/ komunikasi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
151
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang senangberbica,
bergaul dan bekerjasamadengansiswa yang lain. Kegiatansimulasi
yang dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswayang tidaksenangberbica, bergaul dan
bekerjasamadengansiswa yang lain.
(d) Friendly/communicative moral reasoning, (penalaran
moraltentangbersahabat/komunikasi)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusselalubersahabat dan berkomunikasidengansiswa yang
lain.
(e) Friendly/communicative decision making
(pengambilankeputusantentangbersahabat/komunikasi)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
152
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakbersahabatatauberkomunikasideng
ansiswa yang lain, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntuksel
alubersahabat dan berkomunikasimeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Friendly/communicativeself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangbersahabat/komunikasi)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganaktivitasbersahabatatauberkomunikasi yang
dilakukansetiaphari. Hasil self assessmentyang
menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(13) Cintadamai(love peace) adalahsikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasasenang dan
amanataskehadirandirinya.
(a) Love peace moral awareness (kesadaran moral tentangcintadamai)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswaberupayauntukmenciptakan rasa aman dan
153
damai di dalamkelasdengancaratidakmengangguteman yang lain,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Love peace knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangcintadamai) adalahsiswamengetahuiberbagainilai
moral yang ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluinilai moral yang terkaitdengancintadamai yang
diajarkan oleh guru adalahmembuat orang
senangdengankehadirankita dan membuatsiswa lain
merasaamandekatdengankita.
(c) Love peace perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangcintadamai)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang. Dari
kegiatansimulasi yang menciptakan rasa amankepadasiswalain,
154
Dari kegiatan yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang menganggusiswalain.
(d) Love peace moral reasoning, (penalaran moral tentangcintadamai)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmmencintaiperdamaian.
(e) Love peace decision making
(pengambilankeputusantentangcintadamai)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakmencintaiperdamaiansehinggaselal
umengganggusiswalain, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukber
usahamencintaiperdamaianmeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Love peaceself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangcintadamai)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
155
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganupaya yang dilakukanuntukmenciptakan rasa
aman dan damaidengan orang lain setiaphari. Hasil self
assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(14) GemarMembaca (like to read)
adalahkebiasaanmenyediakanwaktuuntukmembacaberbagaibacaan
yang memberikankebajikanbagidirinya.
(a) Like to read moral awareness (kesadaran moral
tentanggemarmembaca) adalahsiswamenggunakankecerdasan
yang dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai
moral yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswamembacabacaan yang diberikan oleh guru
sebelum dan selama proses pembelajaranberlangsung di kelas,
kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Like to read knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentanggemarmembaca) adalahsiswamengetahuiberbagainilai
moral yang ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan
156
oleh guru melaluinilai moral yang terkaitdengangemarmembaca
yang diajarkan oleh guru adalahmengaturjadwaluntukmembaca.
(c) Like to read perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentanggemarmembaca)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamenyempatkanuntukselalumembac
abukuuntukmemperdalamilmu yang dimiliki. Dari kegiatansimulasi
yang dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang tidakmaumembacabuku.
(d) Like to readmoral reasoning, (penalaran moral
tentanggemarmembaca)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh gurumelaluimetodepenugasan yang diberikan oleh
guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusgemarmembaca.
157
(e) Like to read decision making
(pengambilankeputusantentanggemarmembaca)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakselalumembaca, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukme
mbacabukubacaan yang diberikan oleh guru baiksebelum dan
selama proses pembelajaranmeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Like to readself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentanggemarmembaca)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdengankegiatanmembaca yangdilakukansetiaphari.
Hasil self assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(15) Pedulilingkungan (environmental care)adalahsikap dan tindakan
yang selaluberupayamencegahkerusakan pada lingkunganalam di
sekitarnya, dan mengembangkanupaya-
upayauntukmemperbaikikerusakanalam yang terjadi.
(a) Environmental care moral awareness (kesadaran moral
tentangpedulilingkungan) adalahsiswamenggunakankecerdasan
158
yang dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai
moral yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswa yang
membersihkankelassesuaijadwalmembersihkandengancaramenyap
u, mengepellantaikelas, membersihkankelasdaridebu dan
membukasepatujikamasukbelajar di dalamkelas, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Environmental care knowing moral values (mengetahuinilai-nilai
moral tentangpedulilingkungan)
adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang ada
dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluinilai moral yang terkaitdenganpedulilingkungan yang
diajarkan oleh guru adalahmencegahkerusakanlingkungan dan
beruhasauntukmemperbaikilingkungan yang
telahmengalamikerusakan.
(c) Environmental care perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangpedulilingkungan)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
159
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamembersihkanlingkungansekolah.
Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang
tidakmembersihkanlingkungansekolahbaik di dalamkelasmaupun di
luarkelas.
(d) Environmental care moral reasoning, (penalaran moral
tentangpedulilingkungan)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmempedulikanlingkunganalam.
(e) Environmental care decision making
(pengambilankeputusantentangpedulilingkungan)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
160
hambatanataugodaanuntukmerusaklingkunganalam, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukme
ncegahkerusakanlingkungan dan berusahauntukmemperbaikialam
yang mengalamikerusakanmeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Environmental careself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangpedulilingkungan)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganupayapencegahan dan
perbaikanlingkunganalam yang dilakukansetiaphari. Hasil self
assessmentyang menjadibahanpenilaianuntuk guru.
(16) Pedulisosial (social care)adalahsikap dan tindakan yang
selaluinginmemberibantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
(a) Social care moral awareness (kesadaran moral tentagpedulisosial)
adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral
yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasussiswamembantusiswa yang lain yang
mengalamikesulitandalambelajar, menjadi tutor
sebayabagitemansiswa yang lain, kemudian guru
161
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Social care knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentagpedulisosial) adalahsiswamengetahuiberbagainilai
moral yang ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluinilai moral yang terkaitdengankepedulaian social
yang diajarkan oleh guru adalahmembantusetiap orang yang
membutuhkan dan membantu orang lain yang mengalamimusibah.
(c) Social care perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentagpedulisosial)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru. Metodesimulasinyaadalahsiswamembantusiswa yang lain.
Dari kegiatansimulasi yang
dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang tidakmaumembantusiswa yang
lain.
(d) Social care moral reasoning, (penalaran moral tentagpedulisosial)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
162
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh guru melaluimetodepenugasan yang diberikan
oleh guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusmempedulikan orang lain dengancaramembantu orang lain
yang membutuhkan.
(e) Social care decision making
(pengambilankeputusantentagpedulisosial)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakmembantu orang lain, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukme
mbantu orang lain meskipundalamkeadaanapapun.
(f) Social careself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangpedulisosial)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganupaya yang telahdilakukanuntukmembantu
orang lain yang dilakukansetiaphari. Hasil self assessmentyang
menjadibahanpenilaianuntuk guru.
163
(17) Tanggungjawab (responsible) adalahsikap dan
perilakuseseoranguntukmelaksanakantugas dan kewajibannya, yang
seharusnyadialakukan, terhadapdirisendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang MahaEsa.
(a) Responsible moral awareness (kesadaran moral
tentangtanggungjawab) adalahsiswamenggunakankecerdasan
yang dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai
moral yang berlaku. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh guru
melaluipenjelasan guru tentangIPSdengancaramemberikancontoh-
contohkasusmengerjakantugas yang diberikan oleh guru
untukdikerjakan di dalamsebagaiwujudtanggung-
jawabmerekasebagaisiswauntukselalugiatbelajar, kemudian guru
memberikankesempatankepadasiswauntukmendiskusikanhalterseb
utdenganmengaitkandengannilai-nilaisosial yang
berlakudalammasyarakat.
(b) Responsible knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangtanggungjawab) adalahsiswamengetahuiberbagainilai
moral yang ada dilingkungannya. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluinilai moral yang terkaitdengantanggungjawab
yang diajarkan oleh guru adalahmelaksanakantugas,
melaksanakankewajiban.
(c) Responsible perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangtanggungjawab)
164
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang
lain, sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan
membayangkanapa yang orang lain mungkinberpikir dan
bereaksiterhadapsuatuhal. Pengetahuan moral inidiajarkan oleh
guru melaluimetodepembelajaransimulasi yang diterapkan oleh
guru.
Metodesimulasinyaadalahsiswamempraktekkanataumensimulasika
nberbagaiperansepertiberperansebagaisiswa yang
mengerjakantugas yang diberikan oleh guru. Dari kegiatansimulasi
yang dilakukansetiapsiswadimintauntukmemikirkanapa yang
harusdilakukanjikaadasiswa yang tidakmengerjakantugas yang
diberikan oleh guru.
(d) Responsible moral reasoning, (penalaran moral
tentangtanggungjawab)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. Pengetahuan moral
inidiajarkan oleh gurumelaluimetodepenugasan yang diberikan oleh
guru
dalampembelajaranIPSyaitumenuliskanalasanmengapasetiapmanu
siaharusbertanggung-jawab.
(e) Responsible decision making
(pengambilankeputusantentangtanggungjawab)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
165
tindakandalammenghadapimasalah. Pengetahuan moral
inidibentuk oleh guru melaluipenjelasan guru
terkaitdenganberbagaikendala,
hambatanataugodaanuntuktidakbertanggung-
jawabdengantidakmengerjakantugas dan kewajiban, pada
kondisiitusetiapmanusiaharusmampumengambilkeputusanuntukme
ngerjakantugas dan kewajibanmeskipundalamkeadaanapapun.
(f) Responsibleself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangtanggungjawab)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri. Pengetahuan moral inidiajarkan
oleh guru melaluiself assessment yang dilakukan oleh
siswaterkaitdenganpngerjaantugasataukewajiban yang
dilakukansetiaphari. Hasil self assessmentyang
menjadibahanpenilaianuntuk guru.
c) Cara mempertahkanmoral knowingdalampembelajaranIPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
166
Pengetahuanhal yang baik, itutidakcukupnamunharus juga dalambentuktindakanatauperilaku, untukmenjaditindakanatauperilakuperlunyasiswamenumbuhkanperasaan moral daridirisiswa(Wawancara, 28 Januari 2019).
Upayamempertahankanpengetahuantentanghal yang
baikdalamdirisiswa jugadilakukan oleh
kepalasekolahmeskipundengancara yang berbeda. Hal
tersebutberdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Saya memberikankebijakanuntukmembentuksikapsiswadalampembelajaranyaitudenganpendidikankarakterbukanhanya di dalamkelasnamun juga diluarsekolah(Wawancara, 02 Februari 2019).
Kebijakankepalasekolahseperti (1)
kepalasekolahmembuatkebijakanuntukmembuat media-media
pembelajaran yang digantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-
dindinkelasuntukmembentuksikapkreatifkepadasiswa, (2)
kepalasekolahmemberikandukungandalambentukkebijakanuntukmencipta
kanlingkungansekolah yang
bersihuntukmembentuksikappedulilingkungankepadasiswa (Observasi,
21Januari 2019).
Orang tuasiswamenanamkannilai-nilai moral melaluitindakan,
dukungan, perintah dan laranganyang dibuat oleh orang tuaseperti
(1) orang tuaselalumelaksanakansholat lima waktubaiksholat di
rumahmaupunsholat di masjid
167
untukmemberikanpengetahuantentangkarakter religious kepadasiswa, (2)
orang tuaselalumengajarkansifatjujur,
mengatakanhalbenarmeskipunmenyakitkanuntukmemberikanpengetahua
ntentangkarakterjujur, (3) orang
tuaselalumengajarkananaknyauntukmenghargai guru merekameskipun
yang berbeda agama sebagaiwujudtolerasi agama
untukmemberikanpengetahuantentangkaraktertoleransi, (4) orang
tuasecaradisiplinmembangunkananakmerekauntukpergikesekolahtepatwa
ktu agar
tidakterlambatsekolahuntukmemberikanpengetahuantentangkarakterdisipli
n, (5) orang
tuaselaluburusahasemaksimalmungkinuntukmemberikandukungankepada
siswauntukmenempuhpendidikanbaikdukunganbiaya, waktu dan
tenagauntukmemberikanpengetahuantentangkarakterkerjakeras, (6) orang
tuamembuatsaranabelajarsiswa yang dibuatsendiri oleh orang
tuasepertimembuatmejabelajarsiswa, menjahitsepatuanak dan menjahit
baju seragamanak yang
robekuntukmemberikanpengetahuantentangkarakterkreatifkepadasiswa,
(7) orang tuamembiayaikebutuhansekolahanaksecaramandiri,
tanpatergantung pada keluarga yang lain
untukmemberikanpengetahuantentangkaraktermandiri, (8) orang
tuatidakpernamembeda-bedakananakmerekabaik yang laki-
lakimaupunperempuanuntukmemberikanpengetahuantentangkarakterdem
168
okratis, (9) orang tuaselalubertanyakepada guru,
terkaitinformasiperkembanganbelajarmerekajikabertemudengan guru
anakmerekauntukmemberikanpengetahuantentangkarakter rasa
ingintahu, (10) orang
tuamenyekolahkananakmerekadengantujuanuntukmenjadikananakmereka
sebagaianak yang bergunabagikeluarga dan bangsa Indonesia
untukmemberikanpengetahuantentangkarakterkebangsaan, (11) orang
tuaterkadangmenggunakanbahasa Indonesia
jikaberbicaradengananakmereka,
meskipunlebihbanyakmenggunakanbahasadaerahdalamberinteraksidenga
nanakmerekauntukmemberikanpengetahuantentangkaraktercintatanah
air, (12) orang
tuaselalumemberikanmemotivasianakmerekauntukrajinbelajarsupayamenj
adianak yang
pintaruntukmemberikanpengetahuantentangkaraktermenghargaiprestasi,
(13), orang tuasenangberbicaradengananakmerekasebelumpergi dan
setelahpulangdarisekolahuntukmemberikanpengetahuantentangkarakterb
ersahabat/ komunikatif, (14) orang tuaselaluberupayauntukmenciptakan
rasa aman dan damai di rumahmerekadenganpenuhcinta dan
kasihsayanguntukmemberikanpengetahuantentangkaraktercintadamai,
(15) orang tuamemberikancontohkepadaanakmerekajikaadahal-hal yang
tidakdimengertianakmerekadengancaramembacakanbukupelajaransiswau
ntukmemberikanpengetahuantentangkaraktergemarmembaca, (16) orang
169
tuamengajarkananaknyauntukmembuangsampah di belakangrumah dan
membersihaknrumahuntukmemberikanpengetahuantentangkarakterpedulil
ingkungan, (17) orang tuamembantuanakmerekamaupunsiswa yang lain
yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajaruntukmemberikanpengetahu
antentangkarakterpedulisosial, (18) orang tuamendidikanakjika di
rumahdenganbaiksebagaibentuktanggungjawabmerekasebaga orang
tuauntukmemberikanpengetahuantentangkaraktertanggungjawab
(Observasi, 16-18 Januari 2019).
Hal tersebutdiperkuat oleh hasilwawancara yang
dilakukandengancarafokus group discussion (FGD)dengan orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCaya di rumah
salah satu orang tuasiswa di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Kami sebagai orang tuaselaluberusahamengajarkanakhlak yangbaikkepadaanakkusetiaphari(Wawancara, 27 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)dengansiswayaituLisa Ariyantisiswakelas IV,
SahraSavira Najwa siswakelas V danKasmirasiswakelas VI di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, bahwa:
Kami selaluberusahamempelajarihal-hal yang baik(Wawancara, 29 Januari 2019).
170
Hasil wawancaradiperkuatoleh hasilobservasikepadaaktivitas guru
yaituibuRatna Sari, ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
mempertahkanpengetahuan moral
siswadalamdirisiswadalampembelajaranIPSmelaluiupayamenumbuhkanp
engetahuan moral daridirisiswa(Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalaSeko
lahmempertahkanpengetahuan yang
baiksepertipengetahuansiswatentangnilai-nilai moral
melaluikebijakanuntukmembentuksikapsiswadalampembelajaransepertiga
mbar-gambar yang mengandungnilai-nilai moral dan aktivitassosial
dilingkungansekolahyang mengandungnilai-nilai moral
sepertisholatberjamaah(Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCayarumahmasing-
masing di BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
orang tuamempertahkanpengetahuan yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakatmelaluipemb
entukanmoralitassiswamelaluisholat lima waktu, berbicarajujur,
menghargai orang lain, disiplinbanguntidur,
memberikandukungankepadaanak (biaya, waktu dan tenaga )
171
dalammenempuhpendidikan, mengerjakansesuatusecaramandiri,
tidakmembeda-bedakananak, memperhatikanperkembanganbelajaranak,
memotivasianakuntukmenjadianak yang bergunabagibangsa dan
keluarga, berupayamenggunakanbahasa Indonesia dalamberkomunikasi,
mendukungaanakuntukberprestasi, mengajarkanpersahabatan dan
cintadamai, memotivasianakuntukselalumembaca dan selalumembantu
orang lain yang mengalamikesusahan(Observasi, 16-18 Januari 2019).
BerdasarkanhasilobservasikepadaaktivitassiswayaituSahraSavira
Najwa pada tanggal 24 Januari 2019, Kasmira pada tanggal 22 Januari
2019 dan Lisa Ariyanti pada tanggal 23 Januari 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsiswamemp
ertahkanpengetahuan yang baiksepertipengetahuansiswatentangnilai-nilai
moral melaluigambar-gambar yang ditempel di dinding-dindingdi
dalamkelasagar siswamendapatkanpengetahuanmelaluiinformasi yang
diperolahmelaluigambar-gambartersebut(Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data
dokumencaramempertahankanpengetahuantentang moral knowing
melaluimenumbuhkanperasaan moral siswa,
menumbuhkansikapsiswadalampembelajaran dan
aktivitassosialdilingkungansekolah, membentukmoralitassiswa agar
selalumemilikihati yang baik.
2) Moral feeling
172
a) Cara menumbuhkanmoral feeling dalamIPSdi kelastinggi (kelas IV, V
dan VI).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Kami selalumengajarkankepadasiswauntukmemilikihati yang baikdalamsetiap kami mengajar di dalamkelas (Wawancara, 28 Januari 2019).
Upayamempertahankanperasaan yang baikdalamdirisiswa juga
dilakukan oleh kepalasekolahmeskipundengancara yang berbeda. Hal
tersebutberdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Saya memberikankebijakanuntukmembentuksikapsiswadalampembelajaranyaitudenganpendidikankarakterbukanhanya di dalamkelasnamun juga diluarsekolah(Wawancara, 02 Februari 2019).
Kebijakankepalasekolahseperti (1)
kepalasekolahmembuatkebijakanuntukmembuat media-media
pembelajaran yang digantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-
dindinkelasuntukmembentuksikapkreatifkepadasiswa, (2)
kepalasekolahmemberikandukungandalambentukkebijakanuntukmencipta
kanlingkungansekolah yang
173
bersihuntukmembentuksikappedulilingkungankepadasiswa (Observasi,
21Januari 2019).
Orang tuasiswamenanamkannilai-nilai moral melaluitindakan,
dukungan, perintah dan larangan yang dibuat oleh orang tuaseperti (1)
orang tuaselalumelaksanakansholat lima waktubaiksholat di
rumahmaupunsholat di masjid untukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkarakter religious kepadasiswa, (2) orang
tuaselalumengajarkansifatjujur,
mengatakanhalbenarmeskipunmenyakitkanuntukmenumbuhkanperasaan
moral tentangkarakterjujur, (3) orang
tuaselalumengajarkananaknyauntukmenghargai guru merekameskipun
yang berbeda agama sebagaiwujudtolerasi agama
untukmenumbuhkanperasaan moral tentangkaraktertoleransi, (4) orang
tuasecaradisiplinmembangunkananakmerekauntukpergikesekolahtepatwa
ktu agar tidakterlambatsekolahuntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkarakterdisiplin, (5) orang
tuaselaluburusahasemaksimalmungkinuntukmemberikandukungankepada
siswauntukmenempuhpendidikanbaikdukunganbiaya, waktu dan
tenagauntukmenumbuhkanperasaan moral tentangkarakterkerjakeras, (6)
orang tuamembuatsaranabelajarsiswa yang dibuatsendiri oleh orang
tuasepertimembuatmejabelajarsiswa, menjahitsepatuanak dan menjahit
baju seragamanak yang robekuntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkarakterkreatifkepadasiswa, (7) orang
174
tuamembiayaikebutuhansekolahanaksecaramandiri, tanpatergantung
pada keluarga yang lain untukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkaraktermandiri, (8) orang tuatidakpernamembeda-
bedakananakmerekabaik yang laki-
lakimaupunperempuanuntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkarakterdemokratis, (9) orang tuaselalubertanyakepada guru,
terkaitinformasiperkembanganbelajarmerekajikabertemudengan guru
anakmerekauntukmenumbuhkanperasaan moral tentangkarakter rasa
ingintahu, (10) orang
tuamenyekolahkananakmerekadengantujuanuntukmenjadikananakmereka
sebagaianak yang bergunabagikeluarga dan bangsa Indonesia
untukmenumbuhkanperasaan moral tentangkarakterkebangsaan, (11)
orang tuaterkadangmenggunakanbahasa Indonesia
jikaberbicaradengananakmereka,
meskipunlebihbanyakmenggunakanbahasadaerahdalamberinteraksidenga
nanakmerekauntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkaraktercintatanah air, (12) orang
tuaselalumemberikanmemotivasianakmerekauntukrajinbelajarsupayamenj
adianak yang pintaruntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkaraktermenghargaiprestasi, (13), orang
tuasenangberbicaradengananakmerekasebelumpergi dan
setelahpulangdarisekolahuntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkarakterbersahabat/ komunikatif, (14) orang
175
tuaselaluberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
rumahmerekadenganpenuhcinta dan
kasihsayanguntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkaraktercintadamai, (15) orang
tuamemberikancontohkepadaanakmerekajikaadahal-hal yang
tidakdimengertianakmerekadengancaramembacakanbukupelajaransiswau
ntukmenumbuhkanperasaan moral tentangkaraktergemarmembaca, (16)
orang tuamengajarkananaknyauntukmembuangsampah di belakangrumah
dan membersihaknrumahuntukmenumbuhkanperasaan moral
tentangkarakterpedulilingkungan, (17) orang
tuamembantuanakmerekamaupunsiswa yang lain yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajaruntukmenumbuhkanperasaa
n moral tentangkarakterpedulisosial, (18) orang tuamendidikanakjika di
rumahdenganbaiksebagaibentuktanggungjawabmerekasebaga orang
tuauntukmenumbuhkanperasaan moral tentangkaraktertanggungjawab
(Observasi, 16-18 Januari 2019).
Hal tersebutdiperkuathasilwawancara yang
dilakukandengancarafokus group discussion (FGD)dengan orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCaya di rumah
salah satu orang tuasiswa di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Kami sebagai orang tuaselaluberusahamengajarkanakhlak yangbaikkepadaanakkusetiaphari(Wawancara, 27 Januari 2019).
176
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)dengansiswayaitu Lisa Ariyantisiswakelas IV,
SahraSavira Najwa siswakelas V dan Kasmirasiswakelas VI di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
merekasepakatbahwa:
Kami selaluberusahamemilikiperasaan yangbaik(Wawancara, 29 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari
pada, ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
menumbuhkanperasaan yang
baikdalamdirisiswasepertimencintaikebaikan yang
diintegrasikandalampembelajaranIPSmelaluipenjelasan guru dalam
proses pembelajaran, melaluimetodepembelajaran,
melaluipenggunaanpenilaiandirisendiri(Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahmenumbuhkanperasaan yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolahmelaluiKebijakankepalasekola
hseperti (1) kepalasekolahmembuatkebijakanuntukmembuat media-media
pembelajaran yang digantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-
dindinkelas, (2)
177
kepalasekolahmemberikandukungandalambentukkebijakanuntukmencipta
kanlingkungansekolah yang bersih (Observasi, 21Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCayarumahmasing-
masing di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengorang
tuamenumbuhkanperasaan yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakatmelaluipemb
entukanmoralitassiswamelaluisholat lima waktu, berbicarajujur,
menghargai orang lain, disiplinbanguntidur,
memberikandukungankepadaanak (biaya, waktu dan tenaga)
dalammenempuhpendidikan, mengerjakansesuatusecaramandiri,
tidakmembeda-bedakananak, memperhatikanperkembanganbelajaranak,
memotivasianakuntukmenjadianak yang bergunabagibangsa dan
keluarga, berupayamenggunakanbahasa Indonesia dalamberkomunikasi,
mendukungaanakuntukberprestasi, mengajarkanpersahabatan dan
cintadamai, memotivasianakuntukselalumembaca dan selalumembantu
orang lain yang mengalamikesusahan (Observasi, 16-18 Januari 2019).
BerdasarkanhasilobservasikepadaaktivitassiswayaituSahraSavira
Najwa, Kasmira dan Lisa Ariyantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
siswamemilikiperasaan yang baiksepertimencintaikebaikanpada proses
pembelajaran di dalamkelas(Observasi, 22-24 Januari 2019).
178
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data
dokumenmenumbuhkanperasantentang moral (moral feeling)
dilakukandengancara (1) guru menanamkanperasaan moral
kepadasiswadalamIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)melaluipenjelasan
guru dalam proses pembelajaran, melaluimetodepembelajaran,
melaluipenggunaanpenilaiandirisendiri. (2) Kepalasekolah
(tenagakependidikan) menanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluikebijakankepalasekolahuntukmembentuksikap dan
karaktersiswa. (3) Siswa (temansejawat) menanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluipemberiancontoh dan teguran, dan (4) orang
tuasiswamenanamkanperasaan moral kepadasiswamelaluikepemilikanhati
yang baik.
b) Bentuk moral feeling dalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V
dan VI).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng dan
hasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng di
dalamkelas dan lingkungansekolah. Beberapabentukkarakter yang
terbentukdalam proses pembelajaranilmupengetahuan social di
kelastinggi (IV, V dan VI).
179
(1) Religius(religious) merupakansikap dan perilaku yang
patuhdalammelaksanakanajaran agama yang dianutnya,
toleranterhadappelaksanaanibadah agama lain, dan
hiduprukundenganpemeluk agama lain, yang
terbentukmelaluitujuhtahapanyaitu:
(a) Religious
conscience (hatinuranitentangreligius), adalahperasaansiswauntuk
berkewajibanuntukmelaksanakan yang
benarsepertimelaksanakansholatdhuha.
(b) Religious self esteem (hargadiritentangreligius), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. Ukurannilaisholatdhuha yang merupakananjuran
yang harusdilaksanakan oleh setiasiswa,
sehinggasiapuntidakbolehmelarangpelaksanaansholattersebut.
(c) Religious empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangreligius), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluipelaksanansholatdhuha oleh
semuasiswasehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa
yang lain yang melaksanakansholatdhuha.
(d) Religious loving the
good (mencintaikebaikantentangreligius), adalahkemampuansiswa
untukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
180
Pelaksanaansholatdhuhamerupakanhal yang baik,
sehinggamelibatkansiswadalamkegiatansholatdhuhamampumembu
atsiswamencintaihal-hal yang baik.
(e) Religious self
control(pengendaliandiritentangreligius)adalahkemampuansiswaunt
ukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Pelaksanaansholatdhuhamemiliki control
diridalamdirisiswauntuktidakmelakukanhal-hal yang etika, moral,
akhlakatauaturan yang berlaku di dalamsekolah, keluargamaupun
di dalammasyarakat.
(f) Religious humility (kerendahanhatitentangreligius)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Pelaksaansholatdhuhamampuuntukmembuatsiswauntukterusbelaja
runtukberibadahsebaikmungkin,
denganbelajardariberbagaikekurangan yang pada
saatmelaksanakansholatdhuhasebelum-sebelumnya.
(2) Jujur(honest) adalahperilaku yang didasarkan pada
upayamenjadikandirinyasebagai orang yang
selaludapatdipercayadalamperkataan, tindakan, dan pekerjaan.
(a) Honest
conscience (hatinuranitentangkejujuran), adalahperasaansiswauntu
kberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
181
sepertiharusberusahamenjadi orang yang
dapatdipercayaatauberprilakujujur.
(b) Honest self esteem (hargadiritentangkejujuran), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya.
Ukurannilaikejujurandalamdiriadalahkesesuainantaraperkataan dan
perbuatan,
sehinggasiapuntidakdierbolehkanuntukmengajarkanperkataan yang
berbedadenganperbuatan.
(c) Honest empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangkejujuran), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiperilakujujur yang dilakukan oleh siswa,
sehinggasiswadapatmemahamikeadaansiswa yang lain yang
berprilakujujur.
(d) Honest loving the
good (mencintaikebaikantentangkejujuran), adalahkemampuansisw
auntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Sikapjujurmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaansikapjujurmampumembuatsiswamencintaihal-
hal yang baik.
(e) Honest self
control(pengendaliandiri)adalahkemampuansiswauntukberprilakuse
182
suaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku.
Sikapjujurmerupakansuatusikap yang sesuaidenganetika, moral,
akhlakatauaturan yang berlaku di sekolah, keluargamaupun di
dalammasyarakat.
(f) Honest humility (kerendahanhatitentangkejujuran)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Sikapjujurmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntuk di
koreksisemuaketerbatasan yang dimilikisiswa.
(3) Toleransi (tolerance) adalahsikap dan tindakan yang
menghargaiperbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbedadaridirinya.
(a) Tolerance
conscience (hatinuranitentangtoleransi), adalahperasaansiswauntu
kberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertiharusberusahamenjadi orang yang menghargaiperbedaan
yang adadiantarasiswa yang lain.
(b) Tolerance self esteem (hargadiritentangtoleransi), adalahukuran
yang benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan
orang lain melecehkannya.
Ukurannilaitoleransiadalahmenerimaperbedaan,
sehinggasiapuntidakdiperbolehkanuntukmengajarkandiskrimasiterh
183
adap orang lain yang yangberbedaagama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain.
(c) Tolerance empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangtoleransi), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluipenerimaansiswaterhadapperbedaan status sosial dan
ekonomidengansiswa yang lain dan perbedaan agama dengan
guru dan kepalasekolah..
(d) Tolerance loving the
good (mencintaikebaikan), adalahkemampuansiswauntukselalumen
yukai dan mencintaihal-hal yang baik. Toleransimerupakanhal yang
baik,
sehinggapembiasaantolerasimampumembuatsiswamencintaihal-hal
yang baik.
(e) Tolerance self
control(pengendaliandiritentangtoleransi)adalahkemampuansiswau
ntukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Mengahargaiperbedaanmerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Tolerance humility (kerendahanhatitentangtoleransi)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
184
Mengahargaiperbedaammemberikanketerbukaandalamdirisetiapsis
wauntukmemilikikarakteristik yang berbeda-bedaantarasatudengan
yang lain, memilikikekurangan dan kelebihanmasing-masing.
(4) Disiplin (discipline) adalahtindakan yang menunjukkanperilakutertib
dan patuh pada berbagaiketentuan dan peraturan.
(a) Disciplineconscience (hatinuranitentangdisiplin), adalahperasaansis
wauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertisiswaberusahauntuktaat pada semuaaturan yang berlaku di
sekolah, sepertitaatterhadapberbagaiperaturan yang ada
disekolahterkhususdalampembelajaransepertitaat pada aturan,
seperti: (1) setiapsiswaharusberpakaianrapi. (2)
setiapsiswakesekolahmenggunakan baju
seragamsesuaidenganaturansekolah, (3)
setiapsiswamengikutisemualangkah-langkahpembelajaran yang
telahditetapkan oleh guru yang
tertuangdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP).
(b) Disciplineself esteem (hargadiritentangdisiplin), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. Ukurandisiplinadalahkepatuhanterhadapaturan
yang
berlakusehinggasetiapsiswatidakakanmelakukansesuatuapapun
yang yangbertentangandengankepatuhanterhadapaturan.
185
(c) Disciplineempathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangdisiplin), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiperilakudisiplinsiswa yang
dilakukansetaipharisehinggasetiapsiswamampumemahamikeadaan
siswa yang lain yang juga berprilakudisiplin.
(d) Discipline loving the
good (mencintaikebaikantentangdisiplin), adalahkemampuansiswau
ntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Toleransimerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaantolerasimampumembuatsiswamencintaihal-hal
yang baik.
(e) Disciplineself
control(pengendaliandiritentangdisiplin)adalahkemampuansiswaunt
ukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Perilakudisiplinsiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Discipline humility (kerendahanhatitentangdisiplin)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Perilakudisiplinmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntuks
elaluberusahauntuktaatkepadaaturan dan
186
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamelakukansuatupelanggra
nterhadapaturan.
(5) Kerjakeras(hard work) adalahperilaku yang
menunjukkanupayasungguh-
sungguhdalammengatasiberbagaihambatanbelajar dan tugas,
sertamenyelesaikantugasdengansebaik-baiknya.
(a) Hard
workconscience (hatinuranitentangkerjakeras), adalahperasaansis
wauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertisiswaselalumerasaberkewajibanuntukmempersiapkanalattuli
smenulissebelummemulaipelajaran,
termasukbekerjakerasdalammengerjakantugas-tugas yang
diberikan oleh guru.
(b) Hard workself esteem(hargadiritentangkerjakeras), adalahukuran
yang benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan
orang lain melecehkannya.
Ukurankerjakerasadalahmengerjakansesuatutanpapantangmenyer
ah, sehinggasetiapsiswatidakakanmengijinkan orang lain
untukmempengaruhinyauntukmengerjakansesuatusecaraasal-
asalan.
(c) Hard workempathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangkerjakeras), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
187
siswamelaluikerjakeras yang dilakukan oleh
siswauntukmengerjakantugas-tugas yang diberikan guru dan
mempersiapkanperalatantulismenulissebelumbelajar,
sehinggasetiapsiswamemahamikeadaansiswa lain yang
melakukankerjakerasdalambelajar.
(d) Hard work loving the
good (mencintaikebaikantentangkerjakeras), adalahkemampuansis
wauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Kerjakerasmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaansiswamelakukankerjakerasmampumembuatsi
swamencintaihal-hal yang baik.
(e) Hard workself
control(pengendaliandiritentangkerjakeras)adalahkemampuansiswa
untukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Perilakukerjakerassiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Hard work humility (kerendahanhatitentangkerjakeras)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Perilakukerjakerasmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsetiapus
ahapastiakanmengalamihambatan, sehinggaakanterusberusaha
188
dan memperbaikidiriuntukmendapatkanhasilbelajar yang
bagusdarikerjakeras yang dilakukan.
(6) Kreatif (creative) adalahberpikir dan
melakukansesuatuuntukmenghasilkancaraatauhasilbarudarisesuatu
yang telahdimiliki.
(a) Creative
conscience (hatinuranitentangkreatif), adalahperasaansiswauntukb
erkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertiketerlibatansiswadalammembuat media-media pembelajaran
yang dibuatbersama-samadengan guru
dilakukandenganpenuhkegembiraankarenadibuatdengannuangsab
ermainsehinggasiswabersemnagatuntukberkreatifitas, menciptakan
media-media pembelajaran yang nantinyadigantung-gantung di
kelas dan ditempelkan di dindin-dindinkelassebagai media
pembelajaranhasilkratifitassiswa.
(b) Creativeself esteem (hargadiritentangkreatif), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya.
Ukurankreatifadalahmenghasilkansesuatudarihasilkerjakeras,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiaphasilk
arya yang dihasilkanbagaimanapunhasilnya.
(c) Creativeempathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangkreatif), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
189
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiketerlibatansiswamembuat media pembelajaran yang
ditempel-tempel di dindingkelas,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang juga
terlibatdalamkegiatanitu.
(d) Creative loving the
good (mencintaikebaikantentangkreatif), adalahkemampuansiswau
ntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Kreatifmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaankratifmampumembuatsiswamencintaihal-hal
yang baik.
(e) Creativeself
control(pengendaliandiritentangkreatif)adalahkemampuansiswauntu
kberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Perilakukreatifsiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Creative humility (kerendahanhatitentangkreatif)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Perilakukreatifmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntuks
elalumemperbaikisetiapkarya yang dihasilkan dan
190
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamelakukansuatupelanggra
nterhadapaturan.
(7) Mandiri (independent) adalahsikap dan perilaku yang
tidakmudahtergantung pada orang lain dalammenyelesaikantugas-
tugas.
(a) Independentconscience (hatinuranitentangmandiri), adalahperasaa
nsiswauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertisiswamelakukanaktivitasbelajarsecaramandiri di
dalamkelasjikamengerjakantugas-tugasmandiridari guru.
(b) Independentself esteem (hargadiritentangmandiri), adalahukuran
yang benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan
orang lain melecehkannya.
Ukuranmandiriadalahmengerjakansesuatutanpatergantungkepadas
iswa yang lain,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiappendir
iansiswauntukselalumendiri.
(c) Independentempathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangmandiri), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluipengerjaantugas-tugas yang diberikan oleh guru,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang lain yang
juga mengerjakantugassecaramandiri
191
(d) Independent loving the
good (mencintaikebaikantentangmandiri), adalahkemampuansiswa
untukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Kreatifmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaankratifmampumembuatsiswamencintaihal-hal
yang baik.
(e) Independentself
control(pengendaliandiritentangmandiri)adalahkemampuansiswaunt
ukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Perilakumandirisiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Independent humility (kerendahanhatitentangmandiri)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Perilakumandirimemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntuk
selalumengerjakantugastanpatergantungdengan orang lain dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamengerjakantugasdengan
menyontek.
(8) Demokratis (democratic) adalah caraberfikir, bersikap, dan bertindak
yang menilaisamahak dan kewajibandirinya dan orang lain.
(a) Democraticconscience (hatinuranitentangdemokrasi), adalahperasa
ansiswauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
192
sepertimasing-masingbelajar di
dalamkelastanpadiskriminasiterhadapsiswa yang lain
karenamerekamemilikihak yang samadalambelajar.
(b) Democraticself esteem (hargadiritentangdemokrasi), adalahukuran
yang benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan
orang lain melecehkannya. Ukurandemokrasiadalahpersamanhak
dan kewajiban,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiaphak
yang dimiliki oleh siswa.
(c) Democratic empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangdemokrasi), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiketerlibatansiswabelajarbersamatanpadiskriminasidala
mbelajar, sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang
juga belajarsecarabersama-sama.
(d) Democratic loving the
good (mencintaikebaikantentangdemokrasi), adalahkemampuansis
wauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Demokrasimerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaandemokrasimampumembuatsiswamencintaihal
-hal yang baik.
(e) Democraticself
control(pengendaliandiritentangdemokrasi)adalahkemampuansiswa
193
untukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Perilakudemokrasisiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Democratic humility (kerendahanhatitentangdemokrasi)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Perilakudemokrasimemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswaunt
ukmenghargaihak orang lain dan
akanberusahamenjalankansetiakewajibansiswa di dalamkelas.
(9) Rasa ingintahu (curiosity) adalahsikap dan tindakan yang
selaluberupayauntukmengetahuilebihmendalam dan
meluasdarisesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
(a) Curiosityconscience (hatinuranitentang rasa
ingintahu), adalahperasaansiswauntukberkewajibanuntukmelaksan
akan yang benar, sepertisiswamembacabuku-bukupelajaran yang
diberikan oleh guru untukmenambah dan wawasansiswa
(b) Curiosityself esteem (hargadiritentang rasa
ingintahu), adalahukuran yang benar yang
adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. Ukuran rasa
ingintahuadalahbelajarsecaraterusmenerus,
194
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkan orang lain
untukmelecehkansetiausahanyauntukbelajar.
(c) Curiosityempathy (merasakanpenderitaan orang lain tentang rasa
ingintahu), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluikegiatanmembacabuku-buku yang diberikan oleh guru
untukmenambahwawasansiswa,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang juga
terlibatdalamkegiatanitumembacabukudari guru.
(d) Curiosity loving the good (mencintaikebaikantentang rasa
ingintahu), adalahkemampuansiswauntukselalumenyukai dan
mencintaihal-hal yang baik. Rasa ingintahumerupakanhal yang
baik, sehinggapembiasaan rasa
ingintahumampumembuatsiswamencintaihal-hal yang baik.
(e) Curiosityself control(pengendaliandiritentang rasa
ingintahu)adalahkemampuansiswauntukberprilakusesuaidenganetik
a, moral, akhlakatauaturan yang berlaku. Sikapperilaku rasa
ingintahusiswamerupakansuatusikap yang sesuaidenganetika,
moral, akhlakatauaturan yang berlaku di sekolah, keluargamaupun
di dalammasyarakat.
(f) Curiosity humility (kerendahanhatitentang rasa ingintahu)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
195
perilaku rasa
ingintahumemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntukselalub
elajarkarenapengetahun yang dimilikimasihkurang dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikakurangmotivasimembacab
uku.
(10) Semangatkebangsaan (spirit of nationality) adalahcaraberpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkankepentinganbangsa
dan negara di ataskepentingandiri dan kelompoknya.
(a) Spirit of
nationalityconscience (hatinuranitentangsemangatkebangsaan), ad
alahperasaansiswauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang
benar, sepertisiswabelajaruntukmenjadianak yang pintar dan
bergunabagi orang tua dan bangsa.
(b) Spirit of nationalityself esteem
(hargadiritentangsemangatkebangsaan), adalahukuran yang benar
yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya.
Ukuransemangatkebangsaanadalahbergunabagibangsa,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansemangat
dan cita-citamerekauntukmembahagiakan orang tua dan
bergunabagibangsa.
(c) Spirit of nationality empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangsemangatkebangsaan), adalahkemampuansiswauntukmeng
196
enali dan memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan
oleh siswamelaluikegiatanbelajar yang dilakukan agar menjadianak
yang pintar yang bergunabagibangsa,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang lain yang
punya cita yang sama.
(d) Spirit of nationality loving the
good (mencintaikebaikantentangsemangatkebangsaan), adalahke
mampuansiswauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang
baik. Semangatkebangsaanmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaansemangatkebangsaanmampumembuatsiswa
mencintaihal-hal yang baik.
(e) Spirit of nationalityself
control(pengendaliandiritentangsemangatkebangsaan)adalahkema
mpuansiswauntukberprilakusesuaidenganetika, moral,
akhlakatauaturan yang berlaku. Cara
berikirsemangatkebangsaansiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Spirit of nationality
humility (kerendahanhatitentangsemangatkebangsaan)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Cara
berikirsemangatkebangsaanmemberikanketerbukaandalamdirisetia
197
psiswauntukselalumenempatkan orang tua dan
bangsasebagaitujuanhidup dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikakurangsemangatdalambel
ajarmencapaicita-cita.
(11) Cintatanah air (love the country) adalahcaraberfikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggiterhadapbahasa, lingkunganfisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politikbangsa.
(a) Love the countryconscience (hatinuranitentangcintatanah
air), adalahperasaansiswauntukberkewajibanuntukmelaksanakan
yang benar, sepertisiswamenggunakanbahasa Indonesia
untukberkomunikasidalamkelas dan hanyasekali-kali
menggunakanbahasadaerah di dalam dan diluarkelas,
haltersebutdilakukansebagaibentukkecintaanterhadapkearifanlokal.
(b) Love the countryself esteem (hargadiritentangcintatanah
air), adalahukuran yang benar yang
adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. Ukurancintatanah
airadalahselalumenggunakanbahasa Indonesia di dalamkelas,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkanberkomunik
asimenggunkanbahasa Indonesia dalambelajar.
(c) Love the country empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangcintatanah air), adalahkemampuansiswauntukmengenali
198
dan memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluikebiasaanmemnggunaanbahasa Indonesia
dalambelajar, sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa
yang juga menggunakanbahasa Indonesia dalambelajar.
(d) Love the country loving the
good (mencintaikebaikantentangcintatanah
air), adalahkemampuansiswauntukselalumenyukai dan
mencintaihal-hal yang baik. Cintatanah airmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaancintatanah
airmampumembuatsiswamencintaihal-hal yang baik.
(e) Love the countryself control(pengendaliandiritentangcintatanah
air)adalahkemampuansiswauntukberprilakusesuaidenganetika,
moral, akhlakatauaturan yang berlaku. Sikap dan
perilakucintatanah airsiswamerupakansuatusikap dan perilaku
yangsesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Love the country humility (kerendahanhatitentangcintatanah air)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
perilakucintatanah
airmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntukselaluberusah
abelajarmenggunakanbahasa Indonesia dan
199
akanberusahamemperbaikikesalahanjika salah
dalammengucapkanbahasa Indonesia yang baik dan benar.
(12) Menghargaiprestasi (appreciate achievement) adalahsikap dan
tindakan yang mendorongdirinyauntukmenghasilkansesuatu yang
bergunabagimasyarakat, dan mengakui,
sertamenghormatikeberhasilan orang lain.
(a) Appreciate
achievementconscience (hatinuranitentangmenghargaiprestasi), ad
alahperasaansiswauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang
benar, sepertisiswamemberikanapresiasibagisiswa yang pintar di
dalamkelasdalambentukmemberikanpujian.
(b) Appreciate achievementself esteem
(hargadiritentangmenghargaiprestasi), adalahukuran yang benar
yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya.
Ukuranmenghargaiprestasiadalahmengakuikepintaransiswalain,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkanmerendahk
ansiswa yang memilikikecerdasan di dalamkelas.
(c) Appreciate achievement empathy (merasakanpenderitaan orang
lain
tentangmenghargaiprestasi), adalahkemampuansiswauntukmenge
nali dan memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan
oleh siswamelaluiusahauntukbelajardengangiat agar menjadianak
200
yang pintar, sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa
yang juga berusahabelajaruntukmenjadianak yang pintar.
(d) Appreciate achievement loving the
good (mencintaikebaikantentangmenghargaiprestasi), adalahkema
mpuansiswauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Mengahargaiprestasimerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaanmengahargaiprestasimampumembuatsiswam
encintaihal-hal yang baik.
(e) Appreciate achievementself
control(pengendaliandiritentangmenghargaiprestasi)adalahkemamp
uansiswauntukberprilakusesuaidenganetika, moral,
akhlakatauaturan yang berlaku. Sikap dan
perlilakumengahargaiprestasisiswamerupakansuatusikap dan
perilaku yang sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku di sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Appreciate achievement
humility (kerendahanhatitentangmenghargaiprestasi)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
perilakumenghargaiprestasimemberikanketerbukaandalamdirisetiap
siswauntukselalumenghargaiprestasidiri dan orang lain dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikatidakmenghargaiprestasi
orang lain.
201
(13) Bersahabat/Komunikatif (friendly/communicative) adalahtindakan
yang memperlihatkan rasa senangberbicara, bergaul, dan
bekerjasamadengan orang lain.
(a) Friendly/communicativeconscience (hatinuranitentangbersahabat/k
omunikasi), adalahperasaansiswauntukberkewajibanuntukmelaksa
nakan yang benar, sepertisiswaberbicaradengansiswa yang lain di
dalam dan di luarkelasbaikdalam proses
pembelajaranmaupundiluar proses pembelajaran.
(b) Friendly/communicativeself esteem
(hargadiritentangbersahabat/komunikasi), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya.
Ukuranpersahabatanataukomunikasiadalahmencintaimenjalinhubu
ngansosial,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiapjalina
n social yang telahdibangun oleh siswa.
(c) Friendly/communicative empathy (merasakanpenderitaan orang
lain
tentangbersahabat/komunikasi), adalahkemampuansiswauntukmen
genali dan memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan
oleh siswamelaluiinteraksi social dan persahabatanantarsiswa,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang juga
senangmenjalinhubungan social dan persahabatan.
202
(d) Friendly/communicative loving the
good (mencintaikebaikantentangbersahabat/komunikasi), adalahke
mampuansiswauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang
baik. Persahabatan dan komunikasimerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaanpersahabatan dan
komunikasimampumembuatsiswamencintaihal-hal yang baik.
(e) Friendly/communicativeself
control(pengendaliandiritentangbersahabat/komunikasi)adalahkem
ampuansiswauntukberprilakusesuaidenganetika, moral,
akhlakatauaturan yang berlaku. Tindakanbersahabat dan
jalinankomunikasisiswamerupakansuatutindakan yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Friendly/communicative
humility (kerendahanhatitentangbersahabat/komunikasi)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Tindakanbersahabat dan
komunikasimemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntukselal
umenerimadengansiappununtukbersahabat dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamelakukansuatusesuatu
yang memutuskanpersabatan dan jalinankomunikasi.
203
(14) Cintadamai (love peace)adalahsikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasasenang dan
amanataskehadirandirinya.
(a) Love
peaceconscience (hatinuranitentangcintadamai), adalahperasaansi
swauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertisiswaberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
dalamkelasdengancaratidakmengangguteman yang lain.
(b) Love peaceself esteem(hargadiritentangcintadamai), adalahukuran
yang benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan
orang lain melecehkannya.
Ukurancintadamaiadalahsukadenganketenangan dan perdamaian,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiapketen
angan dan perdamaian yang merekaciptakan.
(c) Love peace empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangcintadamai), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiupayasiswauntuktidakmenggangguteman yang lain di
dalamkelas, sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa
yang juga sukadenganperdamaian dan keamanan.
(d) Love peace loving the
good (mencintaikebaikantentangcintadamai), adalahkemampuansis
wauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
204
Cintadamaimerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaancintadamaimampumembuatsiswamencintaihal
-hal yang baik.
(e) Love peaceself
control(pengendaliandiritentangcintadamai)adalahkemampuansisw
auntukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Sikap dan tindakancintadamaisiswamerupakansuatusikap
yang sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Love peace humility (kerendahanhatitentangcintadamai)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
tindakancintadamaimemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswaun
tukselaluberupayauntukmenebarkesenangan dan keamaman dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamelakukansuatu yang
dapatmenganggu orang lain.
(15) Gemarmembaca(like to read)
adalahkebiasaanmenyediakanwaktuuntukmembacaberbagaibacaan
yang memberikankebajikanbagidirinya..
(a) Like to
readconscience (hatinuranitentanggemarmembaca), adalahperasa
ansiswauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
205
sepertisiswamembacabacaan yang diberikan oleh guru sebelum
dan selama proses pembelajaranberlangsung di kelas.
(b) Like to readself
esteem(hargadiritentanggemarmembaca), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya.
Ukurangemarmembacaadalahkesenaganmencariinformasi,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiapupaya
yang dilakukansiswauntukselalumembaca.
(c) Like to read empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentanggemarmembaca), adalahkemampuansiswauntukmengenali
dan memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluikebiasaansiswamembacabukusebelum dan selama
proses pembelajaran,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang juga
gemarmembacabuku-bukusebagaisumberinformasi.
(d) Like to read loving the
good (mencintaikebaikantentanggemarmembaca), adalahkemampu
ansiswauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Gemarmembacamerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaanGemarmembacamampumembuatsiswamenci
ntaihal-hal yang baik.
206
(e) Like to readself
control(pengendaliandiritentanggemarmembaca)adalahkemampua
nsiswauntukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan
yang berlaku. Sikap dan perilaku yang
gemarmembacasiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Like to read humility (kerendahanhatitentanggemarmembaca)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
perilaku yang
gemarmembacamemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntuk
selalumembacasetiapsaat dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikatidakmelakukanaktivitasm
embaca.
(16) PeduliLingkungan (environmental care) adalahsikap dan tindakan
yang selaluberupayamencegahkerusakan pada lingkunganalam di
sekitarnya, dan mengembangkanupaya-
upayauntukmemperbaikikerusakanalam yang terjadi.
(a) Environmental care
conscience (hatinuranitentangpedulilingkungan), adalahperasaansi
swauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertisiswamembersihkankelasmasing-masingbaiksiswakelas IV,
207
V dan VI sesuaidenganjadwalmembersihkandengancaramenyapu,
mengepellantaikelas, membersihkankelasdaridebu dan
membukasepatujikamasukbelajar di dalamkelas. Bukanhanya di
dalamkelasnamun juga
dilakukandiluarkelasataulingkungansekolahsepertimenamambunga,
mencabutrumput dan
memungutsampahsebagaitindakancintalingkungan.
(b) Environmental careself
esteem(hargadiritentangpedulilingkungan), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. Ukurancintalingkunganadalahcintakebersihan,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiapupaya
untukmembersihkan yang telahdilakukan.
(c) Environmental care empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangpedulilingkungan), adalahkemampuansiswauntukmengenali
dan memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiketerlibatansiswadalammembersihakanseluruhruanga
n di dalamkelas dan ligkungan di luarkelas,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang juga
membersihakanseluruhruangan di dalamkelas dan ligkungan di
luarkelas
(d) Environmental care loving the
good (mencintaikebaikantentangpedulilingkungan), adalahkemamp
208
uansiswauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Pedulilingkunganmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaanpedulilingkunganmampumembuatsiswamenci
ntaihal-hal yang baik.
(e) Environmental careself
control(pengendaliandiritentangpedulilingkungan)adalahkemampua
nsiswauntukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan
yang berlaku. Sikap dan
tindakanpedulilingkungansiswamerupakansuatusikap yang
sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Environmental care
humility (kerendahanhatitentangpedulilingkungan)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
tindakanpedulilingkunganmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsi
swauntukselaluberupayamemperhatikankebersihanlingkungan dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamelakukansuatu yang
dapatmerusaklingkungan.
(17) Pedulisosial (social care) adalahsikap dan tindakan yang
selaluinginmemberibantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
209
(a) Social care
conscience (hatinuranitentangpedulisosial), adalahperasaansiswau
ntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
sepertisiswamembantusiswa yang lain yang
mengalamikesulitandalambelajar, menjadi tutor
sebayabagitemansiswa yang lain.
(b) Social careself esteem
(hargadiritentangpedulisosial), adalahukuran yang benar yang
adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. Ukuranpedulisosialadalahkesenganmembantu
orang lain,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiapupaya
untukmembantu orang lain.
(c) Social careempathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangpedulisosial), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan
memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiupayasiswauntukmembantusiswa yang lain yang
mengalamkesultianbelajar,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang
memilikikepeduliansosial.
(d) Social care loving the
good (mencintaikebaikantentangpedulisosial), adalahkemampuansi
swauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
210
Pedulisosialmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaanPedulisosialmampumembuatsiswamencintaih
al-hal yang baik.
(e) Social careself
control(pengendaliandiritentangpedulisosial)adalahkemampuansisw
auntukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang
berlaku. Sikap dan tindakanpedulisosialsiswamerupakansuatusikap
yang sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Social care humility (kerendahanhatitentangpedulisosial)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
tindakanmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsiswauntukselalub
erupayamembantusiswa yang lain yang
mengalamikesusahanataukesulitan dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamelakukansuatutindakan
yang dapatmenyusahkanataumempersulit orang lain.
(18) Tanggungjawab (responsible) adalahsikap dan
perilakuseseoranguntukmelaksanakantugas dan kewajibannya, yang
seharusnyadialakukan, terhadapdirisendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang MahaEsa.
(a) Responsibleconscience (hatinuranitentangtanggungjawab), adalah
perasaansiswauntukberkewajibanuntukmelaksanakan yang benar,
211
sepertisiswamengerjakantugas yang diberikan oleh guru
untukdikerjakan di dalamsebagaiwujudtanggung-
jawabmerekasebagaisiswauntukselalugiatbelajar.
(b) Responsibleself esteem
(hargadiritentangtanggungjawab), adalahukuran yang benar yang
adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. Ukurantanggungjawabadalahmengerjakansesuatu
yang merupakankewajiban,
sehinggasetiapsiswatidakmengijinkanuntukmelecehkansetiaptindak
an yang dilakukanuntukmelaksanakankewajiban.
(c) Responsibleempathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangtanggungjawab), adalahkemampuansiswauntukmengenali
dan memahamikeadaan orang lain. Hal tersebutdidapatkan oleh
siswamelaluiupayasiswauntukmengerjakantugas-tugas yang
diberikan oleh guru,
sehinggasetiapsiswadapatmemahamikeadaansiswa yang juga
mengerjakantugas-tugas yang diberikan oleh guru.
(d) Responsible loving the
good (mencintaikebaikantentangtanggungjawab), adalahkemampu
ansiswauntukselalumenyukai dan mencintaihal-hal yang baik.
Tanggungjawabmerupakanhal yang baik,
sehinggapembiasaanTanggungjawabmampumembuatsiswamencin
taihal-hal yang baik.
212
(e) Responsibleself
control(pengendaliandiritentangtanggungjawab)adalahkemampuan
siswauntukberprilakusesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan
yang berlaku. Sikap dan
perilakutanggungjawabsiswamerupakansuatusikap dan tindakan
yang sesuaidenganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku di
sekolah, keluargamaupun di dalammasyarakat.
(f) Responsible humility (kerendahanhatitentangtanggungjawab)
adalahkemampuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandi
ri dan mengoreksikesalahan yang telahdilakukan. Sikap dan
perilakutanggungjawabmemberikanketerbukaandalamdirisetiapsisw
auntukselalumengerjakankewajiban dan
akanberusahamemperbaikikesalahanjikamelakukankewajibannyas
ebagaisiswa.
c) Cara mempertahkanmoral feeling dalampembelajaranIPSdi kelastinggi
(kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)pada tanggal 28 Januari 2019 denganibuRatna
Sari guru kelas IV, ibu Sri Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru
kelas VIyang mengajarkanIPS di SD 34
213
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa
Guru mengajarkankepadasiswauntukselaluberbuatbaikterhadapsesama, baikdengansiswa, dengan orang tuamaupundengan guru-guru di sekolah(Wawancara, 28 Januari 2019).
Penanamannilai-nilaikarakter yang dilakukan oleh guru, juga
dilakukan oleh kepalasekolahmeskipundengancara yang berbeda. Hal
tersebutberdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Saya selaluberusahauntukmembiasakansiswauntukselaluberbuatbaiksehinggaterbentukkaraktersiswa(wawancara, 03 Februari 2019).
Orang tuasiswamempertahankannilai-nilai moral melaluiperintah
dan larangan yang dibuat oleh orang tua. Hal
tersebutBerdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)dengan orang tuasiswayaituDaeng Maria,
DaengNurbaya dan DaengCaya di rumah salah satu orang tuasiswa di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Saya ituselalukubiasakananakkuuntukmengerjakanhal-hal yang baik dan menjauhihal-hal yang buruk(wawancara, 27 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)dengansiswayaitu Lisa Ariyantisiswakelas IV,
214
SahraSavira Najwa siswakelas V dan Kasmirasiswakelas VI di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
merekasepakatbahwa:
Saya cumabiasamengulang-ulangapa yang kulakukan yang kuanggapbaik yang biasadiajarkan orang tuaku dan guruku(wawancara, 29 Januari 2019).
. Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
gurumempertahkanpengetahuan moral dan perasaan moral
siswadalampembelajaranIPSmelaluitindakan yang
dilakukansecaraberulang-ulangsehinggamenjadi habitus siswa yang
berkarakter(Observasi, 23-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahpengetahuan moral dan perasaan moral
siswadalamlingkungansekolahkebijakankepalasekolahuntukmembiasakan
tindakan yang baikdilakukansecaraberulang-
ulangsepertikegiatansholatberjamaahsehinggamenjadi habitus siswa yang
berkarakter (Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCayarumahmasing-
masing di BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
215
orang tuamempertahkanpengetahuan moral dan perasaan moral
siswadalamlingkungankeluargaataumasyarakatmelaluitindakan yang
dilakukansecaraberulang-ulangsehinggamenjadi habitus siswa yang
berkarakter(Observasi, 16-18 Januari 2019).
BerdasarkanhasilobservasikepadaaktivitassiswayaituSahraSavira
Najwa, Kasmira dan Lisa Ariyantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
siswamempertahkanpengetahuan moral dan perasaan moral siswa pada
proses pembelajaran di dalamkelasmelaluitindakan yang
dilakukansecaraberulang-ulang(Observasi, 23-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara dan observasi yang diperoleh oleh
peneliti dari guru, kepalasekolah, siswa dan orang tuasiswatentang moral
feeling yang harusdipertahaknmelaluisuatutindakan yang
dilakukansecaraberulang-ulangsehinggamembentuksuatukebiasaan yang
baik. Guru, kepalasekolah dan siswamempertahankanperasaan moral
siswadalamIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)melaluitindakan yang
dilakukansecaraberulang-ulangsehinggamenjadi habitus siswa yang
berkarakter.
3) Moral action
a) Cara menumbuhkanmoral actionsiswa.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
216
mengajarkanIPSdi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Untukmembuatsiswaberprilakubaik, makakitadulusebagaiguru yang harusberprilakubaik, karena guru ituadalahtauladanbagisiswanya, kalau guru kencingberdirimakasiswaakankencingberlari(Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengguru
menumbuhkanperilaku yang
baikdalamdirisiswadalamIPSmelaluibeberapacarayaitupemberiantauladan
kepadasiswa yang dapatmenumbuhkantindakan moral
dalamdirisiswaseperti: (1) guru ikutsholatdhuhadengansiswasetiaphari,
dan guru membacasurat-suratpendeksebelummemulai proses
pembelajaranuntukmemberiketauladanankarakter religious kepadasiswa,
(2) guru selaluberkatajujur dan memberikaninformasi yang benardalam
proses
pembelajaranuntukmemberiketauladanankarakterjujurkepadasiswa, (3)
guru selalubergauldengan guru yang berbeda agama
sebagaiwujudtolerasi agama
untukmemberiketauladanankaraktertoleransikepadasiswa, (4) guru
hadirtepatwaktuuntukmengajar di kelas dan pulangsesuaidenganjadwal
yang ditentukan oleh sekolah. Kecualiadakepentingan lain yang
mendadak. Selainituseragam guru disesuaikandenganaturan yang
217
berlakusepertihariseninpakaiseragamdinas, harirabuseragamhitamputih,
harisabtupakaiseragamolah raga
untukmemberiketauladanankarakterdisiplinkepadasiswa, (5) guru
selaluburusahamempersiapkanperangkatpembelajaransetiappertemuanun
tukmemberiketauladanankarakterkerjakeraskepadasiswa, (6) guru
membuat media-media pembelajaran yang digantung-gantung di kelas
dan ditempelkan di dindin-
dindinkelasuntukmemberiketauladanankarakterkreatifkepadasiswa, (7)
guru melakukanaktivitasmengajarsecaramandiri di dalamkelas yang
diajaruntukmemberiketauladanankaraktermandirikepadasiswa, (8) guru
tidakpernamembeda-bedakansiswa yang memilikilatarbelakang status
sosial dan ekonomi yang
berbedauntukmemberiketauladanankarakterdemokratiskepadasiswa, (9)
guru selalumembacabuku-bukureferensimaupunmembacaberbagaitulisan
yang ada di internet untukmenambahwawasan guru
untukmemberiketauladanankarakter rasa ingintahukepadasiswa, (10) guru
mengajardengantujuanuntukmencerdasakananakbangsa dan memajukan
Negara Indonesia
untukmemberiketauladanankaraktersemangatkebangsaankepadasiswa,
(11) guru selalumenggunakanbahasa Indonesia dalammengajar dan
menggunakanbahasadaerahsebagaibentukkearifanlokaluntukmemberiket
auladanankaraktercintatanah air kepadasiswa, (12), guru
selalumemberikanapresiasibagisiswa yang memilikikemampuanakademik
218
di
kelassepertimemberikanpujiankepadasiswauntukmemberiketauladanankar
aktermenghargaiprestasikepadasiswa, (13) guru
senangberbicaradengansiswa di dalamkelasbaikdalam proses
pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajaranuntukmemberiketauladanankarakterbersahabat/
komunikatifkepadasiswa, (14) guru selaluberupayauntukmenciptakan rasa
aman dan damai di
dalamkelasdengancaramengajardenganpenuhsenyumanuntukmemberiket
auladanankaraktercintadamaikepadasiswa, (15) guru
memberikancontohmembacabacaan yang ada di
dalammaupunmembacakanceritakepadasiswauntukmemberiketauladanan
karaktergemarmembacakepadasiswa, (16) guru selalumemungutsampah
dan membersihaknruangan yang ada di dalam dan di
luarkelasuntukmemberiketauladanankarakterpedulilingkungankepadasisw
a, (17) guru membantusiswa di dalamkelas, bagisiswa yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajaruntukmemberiketauladanan
karakterpeduli social kepadasiswa, (18) guru selalumengajar di jam yang
telahditetapkan dan pembelajaransetiap semester yang
merupakantanggungjawab guru
untukmemberiketauladanankaraktertanggungjawab(Observasi, 22-24
Januari 2019).
219
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Menumbukanperilakubaiksiswaharusmelaluitindakandalambentukkebijakansekolah,sepertikebijakansholatberjamaah agar setiapsiswatidakmelakukanhal yang tidakbaik(Wawancara, 02 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
kepalaSekolahmenumbuhkanperilaku yang
baikdalamdirisiswadalammatalingkungansekolahmelaluitindakan dan
kebijakankepalasekolahyaitu (1)
kepalasekolahmemimpinsiswauntukmembacasurat-suratpendek di
lapangansekolahuntukmemberiketauladanankarakter religious
kepadasiswa, (2) kepalasekolahselaluberkatajujur dan
memberikaninformasikepada guru dan
siswauntukmemberiketauladanankarakterjujurkepadasiswa, (3)
kepalasekolahselalubergauldengan guru yang berbeda agama
sebagaiwujudtolerasi agama. Selainitukepalasekolahmenjawabsalam guru
dan siswa yang berbeda agama
untukmemberiketauladanankaraktertoleransikepadasiswa, (4)
kepalasekolahhadirtepatwaktukesekolah. Kecualiadakepentingan lain
yang mendadak.
220
Selainituseragamkepalasekolahdisesuaikandenganaturan yang
berlakusepertihariseninpakaiseragamdinas, harirabuseragamhitamputih,
harisabtupakaiseragamolah raga
untukmemberiketauladanankarakterdisiplinkepadasiswa, (5)
kepalasekolahberusahauntukmemonitoringperangkatpembelajaran guru
untukmemberiketauladanankarakterkerjakeraskepadasiswa, (6)
kepalasekolahmembuatkebijakanuntukmembuat media-media
pembelajaran yang digantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-
dindinkelasuntukmemberiketauladanankarakterkreatifkepadasiswa, (7)
kepalasekolahmelakukanaktivitasmanajemensekolahsecaramandiritanpa
wakil
kepalasekolahuntukmemberiketauladanankaraktermandirikepadasiswa,
(8) kepalasekolahtidakpernamembeda-bedakan guru dan siswa yang
memilikilatarbelakang status sosial dan ekonomi yang
berbedauntukmemberiketauladanankarakterdemokratiskepadasiswa, (9)
kepalasekolahselalumembacaberbagaitulisan yang ada di internet
untukmenambahwawasankepalasekolah, termasukberita-berita yang ada
di facebook dan whatsappuntukmemberiketauladanankarakter rasa
ingintahukepadasiswa, (10)
kepalasekolahmemimpinsekolahdengantujuanuntukmencerdasakananakb
angsa dan memajukan Negara Indonesia
untukmemberiketauladanankaraktersemangatkebangsaankepadasiswa,
(11) kepalasekolahselalumenggunakanbahasa Indonesia
221
saatmemberikanarahanataubimbingankepada guru dan
stafuntukmemberiketauladanankaraktercintatanah air kepadasiswa, (12)
kepalasekolahselalumemberikanapresiasibagi guru yang
memilikiprestasidalammengajaruntukmemberiketauladanankaraktermengh
argaiprestasikepadasiswa, (13), kepalasekolahsenangberbicaradengan
guru di dalamruangankontor dan di
luarkantoruntukmemberiketauladanankarakterbersahabat/
komunikatifkepadasiswa, (14) kepalasekolahberupayauntukmenciptakan
rasa aman dan damai di
lingkungansekolahdenganselalumenjalinkomunikasidengansemua guru-
guru untukmemberiketauladanankaraktercintadamaikepadasiswa, (15)
kepalasekolahmemberikancontohkepadakepada guru
untukmenggunakanteknologi Hp
untukmencariinformasiuntukmemberiketauladanankaraktergemarmembac
akepadasiswa, (16)
kepalasekolahmemberikandukungandalambentukkebijakanuntukmencipta
kanlingkungansekolah yang
bersihuntukmemberiketauladanankarakterpedulilingkungankepadasiswa,
(17) kepalasekolahmembantu guru, siswa dan orang tuasiswa yang
mengalamisuatumasalahuntukmemberiketauladanankarakterpeduli social
kepadasiswa, (18) kepalasekolahmemimpinmanajemensekolah yang
merupakantanggungjawabkepalasekolahuntukmemberiketauladanankarak
tertanggungjawabkepadasiswa(Observasi, 21Januari 2019).
222
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)dengan orang tuasiswayaituDaeng Maria,
DaengNurbaya dan DaengCaya di rumah salah satu orang tuasiswa di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Ituanaktidakmempangkalauhanya kata-kata, harusadacontohdilihat, sehingggasayaselalularanganakkukalaukurangajarki. Tapikalaubaikjipastiakankudukungan(Wawancara, 27 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCayarumahmasing-
masing di BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
yangakanbergunabagiperilakusiswayaitu orang tuamenumbuhkanperilaku
yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakatmelaluitindak
an, dukungan, perintah dan larangan yang
dapatdijadikantauladanbagisiswadenganberbagaicaraseperti: (1) orang
tuaselalumelaksanakansholat lima waktubaiksholat di
rumahmaupunsholat di masjid untukmemberikanketauladanankarakter
religious kepadasiswa, (2) orang tuaselalumengajarkansifatjujur,
mengatakanhalbenarmeskipunmenyakitkanuntukmemberikanketauladana
nkarakterjujurkepadasiswa, (3) orang
tuaselalumengajarkananaknyauntukmenghargai guru merekameskipun
yang berbeda agama sebagaiwujudtolerasi agama
untukmemberikanketauladanankaraktertoleransikepadasiswa, (4) orang
223
tuasecaradisiplinmembangunkananakmerekauntukpergikesekolahtepatwa
ktu agar
tidakterlambatsekolahuntukmemberikanketauladanankarakterdisiplinkepa
dasiswa, (5) orang
tuaselaluburusahasemaksimalmungkinuntukmemberikandukungankepada
siswauntukmenempuhpendidikanbaikdukunganbiaya, waktu dan
tenagauntukmemberikanketauladanankarakterkerjakeraskepadasiswa, (6)
orang tuamembuatsaranabelajarsiswa yang dibuatsendiri oleh orang
tuasepertimembuatmejabelajarsiswa, menjahitsepatuanak dan menjahit
baju seragamanak yang
robekuntukmemberikanketauladanankarakterkreatifkepadasiswa, (7)
orang tuamembiayaikebutuhansekolahanaksecaramandiri,
tanpatergantung pada keluarga yang lain
untukmemberikanketauladanankaraktermandirikepadasiswa, (8) orang
tuatidakpernamembeda-bedakananakmerekabaik yang laki-
lakimaupunperempuanuntukmemberikanketauladanankarakterdemokratis
kepadasiswa, (9) orang tuaselalubertanyakepada guru,
terkaitinformasiperkembanganbelajarmerekajikabertemudengan guru
anakmerekauntukmemberikanketauladanankarakter rasa
ingintahukepadasiswa, (10) orang
tuamenyekolahkananakmerekadengantujuanuntukmenjadikananakmereka
sebagaianak yang bergunabagikeluarga dan bangsa Indonesia
untukmemberikanketauladanankarakterkebangsaankepadasiswa, (11)
224
orang tuaterkadangmenggunakanbahasa Indonesia
jikaberbicaradengananakmereka,
meskipunlebihbanyakmenggunakanbahasadaerahdalamberinteraksidenga
nanakmerekauntukmemberikanketauladanankaraktercintatanah air
kepadasiswa, (12) orang
tuaselalumemberikanmemotivasianakmerekauntukrajinbelajarsupayamenj
adianak yang
pintaruntukmemberikanketauladanankaraktermenghargaiprestasikepadasi
swa, (13), orang tuasenangberbicaradengananakmerekasebelumpergi
dan
setelahpulangdarisekolahuntukmemberikanketauladanankarakterbersaha
bat/ komunikatifkepadasiswa, (14) orang
tuaselaluberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
rumahmerekadenganpenuhcinta dan
kasihsayanguntukmemberikanketauladanankaraktercintadamaikepadasis
wa, (15) orang tuamemberikancontohkepadaanakmerekajikaadahal-hal
yang
tidakdimengertianakmerekadengancaramembacakanbukupelajaransiswau
ntukmemberikanketauladanankaraktergemarmembacakepadasiswa, (16)
orang tuamengajarkananaknyauntukmembuangsampah di belakangrumah
dan
membersihaknrumahuntukmemberikanketauladanankarakterpedulilingkun
gankepadasiswa, (17) orang tuamembantuanakmerekamaupunsiswa
225
yang lain yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajaruntukmemberikanketaulada
nankarakterpedulisosialkepadasiswa, (18) orang tuamendidikanakjika di
rumahdenganbaiksebagaibentuktanggungjawabmerekasebaga orang
tuauntukmemberikanketauladanankaraktertanggungjawabkepadasiswa(O
bservasi, 16-18 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)dengansiswayaitu Lisa Ariyantisiswakelas IV,
SahraSavira Najwa siswakelas V dan Kasmirasiswakelas VI di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
merekasepakatbahwa:
Kalausayabelajarselalukasama-sama denga temanku, kalaumauki bolos tidakkubiarkanki, tapiselalujikupanggilpergi main-main (Wawancara, 29 Januari 2019).
BerdasarkanhasilobservasikepadaaktivitassiswayaituSahraSavira
Najwa, Kasmira dan Lisa Ariyantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
secaratidaklangsungikutterlibatdalammenumbuhkanperilaku yang
baikdalamdirisiswadalamIPSmelaluipemberiancontoh dan
kebersamaandalammenjalankanaktivitas di dalamkelasmaupun di
luarkelas, yaitu: (1) siswaikutsholatdhuhadengansiswa lain
setiapharijumat, dan siswamembacasurat-suratpendeksebelummemulai
proses pembelajaran, haltersebutmengajarkan dan
memberiketauladanankepadasiswa yang lain tentangkarakter religious. (2)
226
siswaberkatajujur dan memberikaninformasi yang benarkepada guru
maupunkepadasiswa yang lain dalam proses pembelajaran,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkarakterjujur, (3) siswaselalubergauldengansiswa yang lain yang
berbeda status social ekonomi dan dngan guru yang berbeda agama
sebagaiwujudtolerasi agama, haltersebutmengajarkan dan
memberiketauladanankepadasiswa yang lain tentangkaraktertoleransi, (4)
mayoritassiswahadirtepatwaktuuntukbelajar di kelas dan
pulangsesuaidenganjadwal yang ditentukan oleh sekolah.
Selainitusiswadisiplindalammemakaiseragamsekolahkarenaseragamsiswa
disesuaikandenganaturan yang berlaku.
Sepertihariseninpakaiseragamputihmerahhati, harirabu dan
kamisseragam batik, harijumat dan harisabtumemakaiseragamparamuka
dan memakaiseragamolah raga disesuikandenganjadwalolah raga,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkarakterdisiplin, (5)
siswaselaluburusahamempersiapkanalattulismenulissebelummemulaipelaj
aran, termasukbekerjakerasdalammengerjakantugas-tugas yang diberikan
oleh guru, haltersebutmengajarkan dan
memberiketauladanankepadasiswa yang lain tentangkarakterkerjakeras,
(6) siswaterlibatdalammembuat media-media pembelajaran yang
dibuatbersama-samadengan guru yang kemudiandigantung-gantung di
kelas dan ditempelkan di dindin-dindinkelassebagai media
227
pembelajaranhasilkratifitas guru dan siswa, haltersebutmengajarkan dan
memberiketauladanankepadasiswa yang lain tentangkarakterkreatif, (7)
siswamelakukanaktivitasbelajarsecaramandiri di
dalamkelasjikamengerjakantugas-tugasmandiridari guru,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkaraktermandiri, (8) siswamasing-masingbelajar di
dalamkelastanpadiskriminasiterhadapsiswa yang lain
karenamerekamemilikihak yang samadalambelajar,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkarakterdemokratis, (9) siswamembacabuku-bukupelajaran yang
diberikan oleh guru untukmenambah dan wawasansiswa,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkarakter rasa ingintahu, (10) siswabelajaruntukmenjadianak yang
pintar dan bergunabagi orang tua dan bangsa, haltersebutmengajarkan
dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkaraktersemangatkebangsaan, (11) siswamenggunakanbahasa
Indonesia untukberkomunikasidalamkelas dan hanyasekali-kali
menggunakanbahasadaerah di dalam dan diluarkelas,
haltersebutdilakukansebagaibentukkecintaanterhadapkearifanlokal,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkaraktercintatanah air, (12), siswamemberikanapresiasibagisiswa
yang pintar di dalamkelasdalambentukmemberikanpujian,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
228
tentangkaraktermenghargaiprestasi (13) siswa yang lain di dalam dan di
luarkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajaran, haltersebutmengajarkan dan
memberiketauladanankepadasiswa yang lain tentangkarakterbersahabat/
komunikatif, (14) siswaberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai
di dalamkelasdengancaratidakmengangguteman yang lain,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkaraktercintadamai, (15) siswamembacabacaan yang diberikan
oleh guru sebelum dan selama proses pembelajaranberlangsung di kelas,
haltersebutmengajarkan dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkaraktergemarmembaca, (16) siswaselalumemungutsampah dan
membersihaknruangan yang ada di dalam dan di luarkelas.
Menyimpansepatu di raksepatu di dalamkelas agar
ruangankelastetapbersih, haltersebutmengajarkan dan
memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkarakterpedulilingkungan,(17) siswamembantusiswa lain di
dalamkelas, bagisiswa yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajar, haltersebutmengajarkan
dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain tentangkarakterpeduli
social, (18) siswamenjalankankewajibannya di dalamkelassepertibelajar
yang rajin yang merupakantanggungjawabsiswa, haltersebutmengajarkan
dan memberiketauladanankepadasiswa yang lain
tentangkaraktertanggungjawab(Observasi, 22-24 Januari 2019).
229
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan
dokumetasimenumbuhkan moral
actionsiswadapatdilakukandenganbeberapacara (1) guru
menanamkanperasaan moral kepadasiswadalamIPSdi kelastinggi (kelas
IV, V dan VI)melaluipemberiantauladankepadasiswa yang
dapatmenumbuhkantindakan moral dalamdirisiswa. (2) Kepalasekolah
(tenagakependidikan) menanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluitindakan dan kebijakankepalasekolah. (3) Siswa
(temansejawat) menanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluipemberiancontoh dan
kebersamaandalammenjalankanaktivitas di dalamkelasmaupun di
luarkelas, dan (4) orang tuasiswamenanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluitindakan, dukungan, perintah dan larangan yang
dapatdijadikantauladanbagisiswa.
b) Bentuk moral actiondalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V
dan VI).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari
pada, ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng dan
hasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng di
dalamkelas dan lingkungansekolah. Beberapabentukkarakter moral action
230
yang terbentukdalam proses pembelajaranilmupengetahuan social di
kelastinggi (IV, V dan VI).
(1) Religius (religious) merupakankarakter yang
terbentukdalamtigatingkatanreligusyaitu:
(a) Kompetensireligius (religious competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimikitentangreligius dan
perasaanmoralnyatentangreligiusuntukmenjaditindakan moral yang
baikdalambentukmelaksanakanajaran agama yang
dianutnyaseperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsem
uasiswamelakukansholatdhuhasetiaphari.
(b) Keinginanreligius (religious will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral sertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengaktivi
tassholatdhuha yang dilaksanakanselaludiikuti oleh siswa,
haltersebutdilakukanuntukmenjagapengetahuanreligius dan
perasaanreligiusnyabahwakegiatantersebutmerupakanhal yang
baik dan menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek
internal (dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain).
231
(c) Kebiasaanreligius (religious habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiranreligius,
perasaanreligius dan menerapkannyadalamtindakanreligius.
Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengaktivi
tassholatdhuha yang dilaksanakansetiapharimenjadisuaturutinitas
yang bermaknabagisiswasehinggaperilaku yang berulang-ulang
pada akhirnyamenjadihabitus caracterataukebiasaan yang
berkarater. Berdasarkanhasil data dokumen,
aktivitassholatdhuhadilaksanakansecararutinsetiapharijumat.
Gambar4.2aktivitassholatjumatsiswabersamadengan guru-guru(SumberHasnah K, 2019).
(2) Jujur (honest) merupakankarakter yang
terbentukdalamtigatingkatankejujuranyaitu:
(a) Kompetensijujur (honest competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimikitentangkejujuran dan
perasaanmoralnyatentangkejujuranuntukmenjaditindakan moral
yang baikdalambentukperilaku yang didasarkan pada
upayamenjadikandirinyasebagai orang yang
232
selaludapatdipercayadalamperkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
aberbicarasesuaidengankenyataan yang
adatanpaharustakutkepadasiapapunmeskipunapa yang
diungkapkan oleh siswamerupakanhal yang menyakitkan.
(b) Keinginanjujur (honest will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral
tentangkejujuransertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Siswaselaluberkatajujurkepadasiswa
yang lain termasukkepada guru
haltersebutdilakukanuntukmenjagapengetahuankejujuran dan
perasaankejujurannyabahwakejujurantersebutmerupakanhal yang
baik dan menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek
internal (dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untukberbohong.
(c) Kebiasaanjujur (honest habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiranmoralnyatentangk
ejujuran, perasaanmoralnyatentangkejujuran dan
menerapkannyadalamtindakan yang selalujujur. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsetia
233
psiswamelakukanperilaku yang jujurselaludiapresiasi oleh guru
agar siswaterusberkatajujur dan pada akhirnyamenjadihabitus
caracterataukebiasaan yang berkaraterdalamdirisiswa.
Selainituuntukmenjadikankejujuransebagai habitus siswamaka di
dindingsekolahdipasang kata bijaktentangkejujuran. Hasil data
dokumengambar yang bernuangsakarakter yang ditempel di
dindingruangsekolah yang tertuliskan “Orang
BijakSelaluBerkataJujur”
Gambar4.3 Orang BijakSelaluBerkataJujur. Kata-kata tersebutmemberimaknabagisiswauntukselaluberkatajujurseperti yang dilakukan oleh orang-orang yang bijak(SumberHasnah K, 2019).
(3) Toleransi (tolerance)
(a) Kompetensitoleransi (tolerance competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimikitentangtoleransi dan
perasaanmoralnyatentangtoleransiuntukmenjaditindakan moral
yang baikdalambentuksikap dan tindakan yang
menghargaiperbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbedadaridirinya. Seperti yang terjadi di
SD 34
234
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amenghargai dan menghormatisiswa yang lain yang memilikilatar
social ekonomidengandirinya.
(b) Keinginantoleransi (tolerance will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral
tentangtoleransisertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
a yang menghargai dan menghormatisiswa yang lain yang berbeda
status social ekonomi denga
dirinyadilakukanuntukmemertahankanpemhamansiswatentangkara
ktertoleransi yang merupakanhal yang baikuntukdilakukan,
sehinggasikapmenghargai dan menghormatidalamdirisiswa
Nampak secaralamiah dan tulusdalamdirisiswa.
(c) Kebiasaantoleransi (tolerance habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiranmoralnyatentangto
leransi, perasaanmoralnyatentangtoleransi dan
menerapkannyadalamtindakan yang selalumenghargai dan
menghormati orang lain. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
abukanhanyamenghargai dan menghormatisiswa yang lain yang
berbeda status social ekonomi, namunsiswa juga
235
menghargaidnmenghormati guru mereka yang
memilikilatarbelakang agama yang berbedayaitu agama kristen
yang sangatberbedadengan agama yang merekaanutyaitu agama
islam.
(4) Disiplin (discipline)
(a) Kompetensidisiplin (disciplinecompetence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral
tentangdisiplin yang dimiliki dan
perasaanmoralnyatentangdisiplinuntukmenjaditindakan moral yang
baikdalambentukmelakukanperilakutertib dan patuh pada
berbagaiketentuan dan peraturan, seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsem
uasiswadalampembelajaranIPS di kelas Tinggi
taatterhadapberbagaiperaturan yang ada
disekolahterkhususdalampembelajaransepertitaat pada aturan,
seperti: (1) setiapsiswaharusberpakaianrapi. (2)
setiapsiswakesekolahmenggunakan baju
seragamsesuaidenganaturansekolah, (3)
setiapsiswamengikutisemualangkah-langkahpembelajaran yang
telahditetapkan oleh guru yang
tertuangdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP).
236
(b) Keinginandisiplin (discipline will)
adalahsiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran moral
tentangdisiplin dan perasaan moral
tentangdisiplinsertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengatura
ntentang 1) setiapsiswaharusberpakaianrapi, (2)
setiapsiswakesekolahmenggunakan baju
seragamsesuaidenganaturansekolah, (3)
setiapsiswamengikutisemualangkah-langkahpembelajaran yang
telahditetapkan oleh guru yang
tertuangdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) dipatuhi
oleh setiapsiswakarenasiswamenjagasetiappengetahuan dan
perasaan moral merekatentangdisiplin yang merupakanhal yang
baikuntukdilakukan.
(c) Kebiasaandisiplin (discipline habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangdisiplin, perasaan moral tentangdisiplin dan
menerapkannyadalamtindakandisiplin. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepa
tuhanterhadapaturan yang
berlakudalampembelajaranilmupengetahuanilmusosialdilakukanseti
aphari di sekolah, sehinggaperilaku yang berulang-ulang yang
237
dilakukan oleh siswamenjadisuatukebiasaan yang
berkarakterataudisebutdenganhabitus caracter. Berdasarkan data
dokumen, kedisiplinsiswasepertigambarberikut:
Gambar4.4siswaberpakaianrapisesuaiaturan yang berlaku(SumberHasnah K, 2019).
Gambar1.5Mayoritassiswamenggunakan baju seragampramuka pada harijumat dan pada harisabtukesekolah(SumberHasnak K, 2019).
(4) Kerjakeras (hard work).
(a) Kompetensikerjakeras (hard workcompetence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral
tentangkerjakeras yang dimiliki dan
perasaanmoralnyatentangkerjakerasuntukmenjaditindakan moral
yang baikdalambentukperilaku yang menunjukkanupayasungguh-
sungguhdalammengatasiberbagaihambatanbelajar dan tugas,
238
sertamenyelesaikantugasdengansebaik-baiknya. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
adalampembelajaranIPS di kelas Tinggi
siswaselaluberusahamempersiapkanalattulismenulissebelummemul
aipelajaran, termasukbekerjakerasdalammengerjakantugas-tugas
yang diberikan oleh guru.
(b) Keinginankerjakeras (hard work will)
adalahsiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran moral
tentangkerjakeras dan perasaan moral
tentangkerjakerassertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengusaha
siswauntukselalumempersiapkanalattulismenulissebelummemulaipel
ajarandilakukandengangiattermasukbekerjakerasdalammengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengankerjakerassetiaphari.
(c) Kebiasaankerjakeras (hard work habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangkerjakeras, perasaan moral tentangkerjakeras dan
menerapkannyadalamtindakankerjakeras. Seperti yang terjadi di SD
34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengusaha
siswauntukmempersiapkanalattulismenulisdilakukansetiapharisebelu
239
mmemulaipelajarantermasukmengerjakantugas-tugas yang
diberikan oleh guru juga dilakukansetaipsecaraberulang-
ulangsehinggamenjadisuatukebiasaan yang
berkarakterataudisebutdenganhabitus caracter.
(5) Kreatif (creative)
(a) Kompetensikreatif (creativecompetence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral
tentangkreatif yang dimiliki dan
perasaanmoralnyatentangkreatifuntukmenjaditindakan moral yang
baikdalambentukberpikir dan
melakukansesuatuuntukmenghasilkancaraatauhasilbarudarisesuat
u yang telahdimiliki. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
adalampembelajaranIPS di kelas Tinggi
siswaterlibatdalammembuat media-media pembelajaran yang
dibuatbersama-samadengan guru yang kemudiandigantung-
gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-dindinkelassebagai
media pembelajaranhasilkratifitas guru dan siswa.
(b) Keinginankreatif (creativewill)
adalahsiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran moral
tentangkreatif dan perasaan moral
tentangkreatifsertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
240
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengketer
libatansiswadalammembuat media-media pembelajaran yang
dibuatbersama-samadengan guru
dilakukandenganpenuhkegembiraankarenadibuatdengannuangsab
ermainsehinggasiswabersemnagatuntukberkreatifitas, menciptakan
media-media pembelajaran yang nantinyadigantung-gantung di
kelas dan ditempelkan di dindin-dindinkelassebagai media
pembelajaranhasilkratifitassiswa.
(c) Kebiasaankreatif (creativehabit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangkreatif, perasaan moral tentangkreatif dan
menerapkannyadalamtindakankreatif. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
selalumelibatkansiswadalammembuat media-media
pembelajaranuntukmenumbuhkankratifitassiswa,
kegiatantersebutdilakukansecaraterusmenerusatauberulang-
ulangsehinggasiswadapatmenghasilkankarya-karya yang
merupakanhasilkratifitasmerekasendiri,
harapanakhinyaadalahmenjadikankebiasaan yang berkarakter
(habitus character).
(6) Mandiri (independent)
(a) Kompetensimandiri (independent competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
241
dimikitentangmandiri dan
perasaanmoralnyatentangmandiriuntukmenjaditindakan moral yang
baikdalambentuksikap dan perilaku yang tidakmudahtergantung
pada orang lain dalammenyelesaikantugas-tugas. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amelakukanaktivitasbelajarsecaramandiri di dalam proses
pembelajarn di dalamkelasjikamengerjakantugas-tugasmandiridari
guru.
(b) Keinginanmandiri (independent will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral
tentangmandirisertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral yang
bertentangandengansikapmandiri. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengaktivi
tasbelajarsecaramandiri di dalam proses pembelajaran di
dalamdilakukandenganpenuhkesadaranuntukselaluberusahamenge
rjakantugas-tugasmerekasecaramandiri. Hal
tersebutdilakukanuntukmenjagapengetahuan moral tentangmandiri
dan perasaan moral tentangmandiri, bahwaapa yang
dilakukantersebutmerupakanhal yang baik dan
menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek internal
242
(dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakbekerjasecaramandirisepertimengerjakantugassecaraber
sama-samadengansiswa yang lain.
(c) Kebiasaanmandiri (independent habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangmandiri, perasaan moral tentangmandiri dan
menerapkannyadalamtindakan moral mandiri. Seperti yang terjadi
di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengaktivi
tasbelajarsecaramandiri yangdilakukansiswadidalam proses
pembelajarn di dalamkelasuntukmengerjakantugas-
tugasmandiridari guru, dilakukansecaraberulng-ulang oleh guru
agar
terciptakebiasaandalamdirisiswamengerjakansesuatusecaramandiri
dan pada akhirnyasiswamengerjakantugassecaramandiri,
kebiasaantersebutkemudianmenjadikebiasaan yang berkarakter
(habitus character)
(7) Demokratis (democracy)
(a) Kompetensidemokrasi (democracy competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimikitentangdemokrasi dan
perasaanmoralnyatentangdemokrasiuntukmenjaditindakan moral
yang baikdalambentukcaraberfikir, bersikap, dan bertindak yang
243
menilaisamahak dan kewajibandirinya dan orang lain. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmasi
ng-masingsiswabelajar di
dalamkelastanpadiskriminasiterhadapsiswa yang lain
karenamerekamemilikihak yang samadalambelajar.
(b) Keinginandemokrasi (democracy will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral
tentangdemokrasisertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral yang
bertentangandengansikapdemokrasi. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengaktivi
tasmasing-masingsiswadalambelajar di
kelastanpadiskriminasiterhadapsiswa yang lain
karenakesadaransiswaterhadaphak yang samadengansiswa yang
lain dalambelajar. Hal tersebutdilakukanuntukmenjagapengetahuan
moral tentangdemokrasi dan perasaan moral tentangdemokrasi,
bahwaapa yang dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik
dan menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek
internal (dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakberprilakusecaramandirisepertidiskriminasiterhadapsiswa
yang lain dalambentukmelarangtemanuntukbelajarbersama-sama.
244
(c) Kebiasaandemokrasi (democracy habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangdemokrasi, perasaan moral tentangdemokrasi dan
menerapkannyadalamtindakan moral demokrasi. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkesa
daransiswaterhadaphak yang samadengansiswa yang lain
dalambelajardilakukansecaraberulang-ulangdengandibantu oleh
guru
denganmembiasakanmengajartanpamembedakansiswakarenasisw
amemilikihak dan kewajiban yang samadalambelajar agar
terciptakebiasaandalamdirisiswauntukberbuatdemokrasibaik di
dalamkelasmauundiluarkelas,
kebiasaandemokrasitersebutkemudianmenjadikebiasaan yang
berkarakter (habitus character)
(8) Rasa ingintahu(curiosity)
(a) Kompetensi rasa ingintahu (curiosity competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimikitentang rasa ingintahu dan perasaanmoralnyatentang rasa
ingintahuuntukmenjaditindakan moral yang baikdalambentuksikap
dan tindakan yang selaluberupayauntukmengetahuilebihmendalam
dan meluasdarisesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Seperti yang terjadi di SD 34
245
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amembacabuku-bukupelajaran yang diberikan oleh guru
untukmenambah dan memperdalamwawasansiswa.
(b) Keinginan rasa ingintahu (curiosity will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral tentang rasa
ingintahusertabertahandariberbagaitekanan dan godaanperilaku
yang abmoral yang bertentangandengansikap rasa ingintahu.
Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengaktivi
tassiswamembacabuku-bukupelajaran yang diberikan oleh guru
dilakukan oleh siswauntukmenambah dan wawasansiswa.
Selainitu. Hal tersebutdilakukanuntukmenjagapengetahuan moral
tentang rasa ingintahu dan perasaan moral tentang rasa ingintahu,
bahwaapa yang dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik
dan menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek
internal (dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakmemiliki rasa ingintahuseperti malas membaca.
(c) Kebiasaanrasa ingintahu (curiosity habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral tentangrasa
ingintahu, perasaan moral tentangrasa ingintahu dan
menerapkannyadalamtindakan moral rasa ingintahu. Seperti yang
terjadi di SD 34
246
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amembacabuku-bukupelajaran yang diberikan oleh guru
aktivitasmembaca yang dilakukan oleh siswauntukmenambah dan
memperdalamwawasansiswaterhadapmateripelajarandilakukan
oleh siswasecaraterusmenerus yang dibantu oleh guru
melaluibimbinganuntukmembaca di setiapaktivitasbelajarmereka di
dalamkelas. Kebiasaan rasa
ingintahutersebutkemudianmenjadikebiasaan yang berkarakter
(habitus character).
(9) SemangatKebangsaan (spririt of nationality)
(a) Kompetensisemangatkebangsaan (spririt of nationality
competence) adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran
moral yang dimikitentangsemangatkebangsaan dan
perasaanmoralnyatentangsemangatkebangsaanuntukmenjaditinda
kan moral yang baikdalambentukcaraberpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkankepentinganbangsa dan negara di
ataskepentingandiri dan kelompoknya. Seperti yang terjadi di SD
34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
abelajaruntukmenjadianak yang pintar dan bergunabagi orang tua
dan bangsa.
(b) Keinginansemangatkebangsaan (spririt of nationality will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
247
moral dan perasaan moral
tentangsemangatkebangsaansertabertahandariberbagaitekanan
dan godaanperilaku yang abmoral yang
bertentangandengansikapsemangatkebangsaan. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengtujua
nsiswabelajaruntukmenjadianak yang pintar dan
bergunamerupakanwujudwawasankebangsaanuntukmenjadimanus
ia yang dibangggakan oleh orang tua dan bergunabagibangsa
Indonesia. Hal tersebutdilakukansiswauntukmenjagapengetahuan
moral tentangsemangatkebangsaandan perasaan moral
tentangsemangatkebangsaan, bahwaapa yang
dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik dan
menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek internal
(dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakmemilikisemangatkebangsaansepertibelajarhanyauntukk
epentingandirisendiritanpamemikirkanbangsa dan negera
Indonesia.
(c) Kebiasaansemangatkebangsaan (spririt of nationality habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangsemangatkebangsaan, perasaan moral
tentangsemangatkebangsaan dan menerapkannyadalamtindakan
moral semangatkebangsaan. Seperti yang terjadi di SD 34
248
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengtujua
nsiswabelajaruntukmenjadianak yang pintar dan bergunabagi orang
tua dan bangsasecaraterusmenurusdijadikan sprint oleh
siswauntukbelajar.
Kebiasaansemangatkebangsaantersebutkemudianmenjadikebiasaa
n yang berkarakter (spririt of nationalityhabitus character).
(10) Cinta Tanah Air (love the country)
(a) Kompetensicintatanah air (love the country competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimikitentangcintatanah air dan
perasaanmoralnyatentangcintatanah air untukmenjaditindakan
moral yang baikdalambentukcaraberfikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggiterhadapbahasa, lingkunganfisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politikbangsa. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amenggunakanbahasa Indonesia untukberkomunikasidalamkelas
dan hanyasekali-kali menggunakanbahasadaerah di dalam dan
diluarkelas,
haltersebutdilakukansebagaibentukkecintaanterhadapkearifanlokal.
(b) Keinginancintatanah air (love the country will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral tentangcintatanah air
249
sertabertahandariberbagaitekanan dan godaanperilaku yang
abmoral yang bertentangandengansikapsemangatcintatanah air.
Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengpeng
gunaanbahasa Indonesia
untukberkomunikasidalamkelassebagaiwujudpembudayaanbahasa
Indonesia di dalamdirisiswa, meskipunsekali-kali
menggunakanbahasadaerah (Makassar) di dalam proses
pembelajaran dan diluarkelas,
haltersebutdilakukansiswasebagaibentukkecintaanterhadapkearifan
local agar setiapsiswatidakmelupakanbahasadaerahmasing-masing
yang juga merupakanbagiandarikecintaanterhadaptanah air. Hal
tersebutdilakukansiswauntukmenjagapengetahuan moral
tentangcintatanah air dan perasaan moral tentangcintatanah air,
bahwaapa yang dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik
dan menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek
internal (dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakmemilikikecintaanterhadaptanah air
sepertihanyabelajarbahasaasingtanpamempelajaribahasa
Indonesia dan bahasadaerah.
(c) Kebiasaancintatanah air (love the country habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangcintatanah air, perasaan moral tentangcintatanah air dan
250
menerapkannyadalamtindakan moral cintatanah air. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengpeng
gunaanbahasa Indonesia untukberkomunikasidalamkelasdidukung
oleh guru yang dalammengajar juga menggunakanbahasa
Indonesia dan hanyasekali-kali
menggunakanbahasadaerahdalammengajar, yang diikuti oleh
siswadalampembelajaransehinggaterbentuksuatukebiasaancintatan
ah air dalampenggunaanbahasaIndonesaidalampembelajaran.
Kebiasaancintatanah air tersebutkemudian yang
akanmenjadikebiasaancintatanah air yang berkarakter (love the
countryhabitus character).
(11) MenghargaiPrestasi (appreciate achievement)
(a) Kompetensimenghargaiprestasi (appreciate achievement
competence) adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran
moral yang dimikitentangmenghargaiprestasi dan
perasaanmoralnyatentangmenghargaiprestasiuntukmenjaditindaka
n moral yang baikdalambentuksikap dan tindakan yang
mendorongdirinyauntukmenghasilkansesuatu yang
bergunabagimasyarakat, dan mengakui,
sertamenghormatikeberhasilan orang lain. Seperti yang terjadi di
SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
251
amemberikanapresiasibagisiswa yang pintar di
dalamkelasdalambentukmemberikanpujian dan tepuktangan.
(b) Keinginanmenghargaiprestasi (appreciate achievement will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral
tentangmenghargaiprestasisertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral yang
bertentangandengansikapmenghargaiprestasi. Seperti yang terjadi
di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengperm
berianapresiasi yang dilakukan oleh siswabagisiswa yang
pintardalambentukmemberikanpujianmaupuntepuktangan,
merupakanwujudpenghargaanterhadapprestasi. Hal
tersebutdilakukansiswauntukmenjagapengetahuan moral
tentangmenghargaiprestasidan perasaan moral
tentangmenghargaiprestasi, bahwaapa yang
dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik dan
menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek internal
(dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakmemilikipenghargaanterhadapprestasisepertitidakberusa
hauntukberprestasimaupunmenghargaiprestasi orang lain.
(c) Kebiasaanmenghargaiprestasi (appreciate achievement habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
252
tentangmenghargaiprestasi, perasaan moral
tentangmenghargaiprestasi dan menerapkannyadalamtindakan
moral menghargaiprestasi. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengpem
berianapresiasi oleh siswabagisiswa yang
pintardenganmemberikanpujian dan tepuktangan,
dilakukansecaraterusmenurusjikaadasiswa yang
mendapatkanprestasiataumendapatkannilairaportatauranking yang
paling tinggi. Kebiasaanmenghargaiprestasitersebutkemudian yang
akanmenjadikebiasaanmenghargaiprestasi yang berkarakter
(appreciate achievementhabitus character).
(12) Bersahabat/Komunikatif (friendly/communicative)
(a) Kompetensibersahabat/komunikatif (friendly/communicative
competence) adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran
moral yang dimikitentangbersahabat/ komunikatif dan
perasaanmoralnyatentangbersahabat/
komunikatifuntukmenjaditindakan moral yang
baikdalambentuktindakan yang memperlihatkan rasa
senangberbicara, bergaul, dan bekerjasamadengan orang lain.
Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
asenangberbicaradengansiswa yang lain di dalam dan di
253
luarkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajaran.
(b) Keinginanbersahabat/komunikatif (friendly/communicative will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral tentangbersahabat/
komunikatifsertabertahandariberbagaitekanan dan godaanperilaku
yang abmoral yang bertentangandengansikapbersahabat/
komunikatif. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
asenangberbicaradengansiswa yang lain di dalam dan di
luarkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajaran yang dilakukan oleh
siswasebagaiwujudmanusiasebagaimakluk social yang
selalumembutuhkan orang lain. Hal
tersebutdilakukansiswauntukmenjagapengetahuan moral
tentangbersahabat/komunikatifdan perasaan moral
tentangbersahabat/ komunikatif, bahwaapa yang
dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik dan
menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek internal
(dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakmemilikisikapbersahabat/
komunikatifsepertibemusuhanataubertengkardengansiswa yang
lain.
254
(c) Kebiasaanbersahabat/komunikatif (friendly/communicative habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangbersahabat/komunikatif, perasaan moral
tentangbersahabat/ komunikatif dan menerapkannyadalamtindakan
moral bersahabat/ komunikatif. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengpem
biasaansiswaberbicaradengansiswa yang lain di dalam dan di
luarkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajarandilakukansecaraberulang-
ulangtermasukdalamkegiatanistrahat dan bermain.
Kebiasaanbersahabat/komunikatiftersebutkemudian yang
akanmenjadikebiasaanbersahabat/ komunikatifyang berkarakter
(friendly/communicative habitus character).
(13) CintaDamai (love peace)
(a) Kompetensicintadamai (love peace competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimikitentangcintadamai dan
perasaanmoralnyatantangcintadamaiuntukmenjaditindakan moral
yang baikdalambentuksikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasasenang dan
amanataskehadirandirinya. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
255
aberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
dalamkelasdengancaratidakmengangguteman yang lain.
(b) Keinginancintadamai (love peace will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral
tentangcintadamaisertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral yang
bertentangandengansikapcintadamai. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengupay
auntukmenciptakan rasa aman dan damai di
dalamkelasdengancaratidakmengangguteman yang lain
merupakanwujudcintadamai yang adadalamdirisiswa. Hal
tersebutdilakukansiswauntukmenjagapengetahuan moral
tentangcitadamaidan perasaan moral tentangcitadamai, bahwaapa
yang dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik dan
menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek internal
(dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakmemilikisikapcintadamaisepertimembuatsiswa lain
tergangguatauterancamketenangannyadengankehadirannya.
(c) Kebiasaancintadamai (love peace habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangcintadamai, perasaan moral tentangcintadamai dan
menerapkannyadalamtindakan moral cintadamai. Seperti yang
256
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengpem
biasaansiswamenciptakan rasa aman dan damai di
dalamkelasdengancaratidakmengangguteman yang lain
merupakanwujudkecintaanmanusiaterhadapketenagan dan
perdamian. Kebiasaancintadamaitersebutkemudian yang
akanmenjadikebiasaancintadamaiyang berkarakter (love peace
habitus character).
(14) GemarMembaca (like to read)
(a) Kompetensigemarmembaca (like to read competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral yang
dimilikitentanggemarmembaca dan
perasaanmoralnyatantanggemarmembacauntukmenjaditindakan
moral yang
baikdalambentukkebiasaanmenyediakanwaktuuntukmembacaberb
agaibacaan yang memberikankebajikanbagidirinya. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amembacabacaan yang diberikan oleh guru sebelum dan selama
proses pembelajaranberlangsung di kelas.
257
(b) Keinginangemarmembaca (like to read will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral
tentanggemarmembacasertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral yang
bertentangandengangemarmembaca. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengupay
asiswamembacabacaan yang diberikan oleh guru sebelum dan
selama proses pembelajaranberlangsung di kelas. Hal
tersebutdilakukansiswauntukmenjagapengetahuan moral
tentanggemarmembacadan perasaan moral
tentanggemarmembaca, bahwaapa yang
dilakukansiswatersebutmerupakanhal yang baik dan
menjauhkandiridariberbagaigodaan yang datangdariaspek internal
(dirisiswa) dan aspekeksternal (orang lain)
untuktidakmemilikisikapgemarmembacaseperti malas-malas
membacaatautidakmaumembacabuku.
(c) Kebiasaangemarmembaca (like to read habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentanggemarmembaca, perasaan moral tentanggemarmembaca
dan menerapkannyadalamtindakan moral gemarmembaca. Seperti
yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengpem
258
biasaansiswamembacabacaansebelumdimulai proses
pembelajaran dan pada saat proses pembelajaranberlangsung di
kelas, dilakukan oleh guru agar gemarmembacamenjadikebiasaan
yang positifbagisiswa. Kebiasaangemarmembacatersebutkemudian
yang akanmenjadikebiasaangemarmembacayang berkarakter (like
to read habitus character).
(15) PeduliLingkungan (environmental care)
(a) Kompetensipedulilingkungan (environmental carecompetence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral
tentangpedulilingkungan yang dimiliki dan
perasaanmoralnyatentangpedulilingkunganuntukmenjaditindakan
moral yang baikdalambentukberupayamencegahkerusakan pada
lingkunganalam di sekitarnya, dan mengembangkanupaya-
upayauntukmemperbaikikerusakanalam yang terjadiseperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsem
uasiswadalampembelajaranIPS di
kelastinggimembersihkankelasmasing-masingbaiksiswakelas IV, V
dan VI sesuaidenganjadwalmembersihkandengancaramenyapu,
mengepellantaikelas, membersihkankelasdaridebu dan
membukasepatujikamasukbelajar di dalamkelas. Bukanhanya di
dalamkelasnamun juga
dilakukandiluarkelasataulingkungansekolahsepertimenamambunga,
259
mencabutrumput dan
memungutsampahsebagaitindakancintalingkungan.
(b) Keinginanpedulilingkungan (environmental carewill)
adalahsiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran moral
tentangpedulilingkungan dan perasaan moral
tentangpedulilingkungansertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmem
bersihkanruangankelassesuaijadwalmembersihkansiswadilakukand
engansenanghatibersamadengansiswa yang lain
dalamsuatukelompok yang bertugas pada setiaphari.
Bahkansiswamembersihkankelasmeskibukanjadwalmembersihkan
merekajikasiswa yang bertugas pada
hariitutidakmasuksekolahatausakit. Hal
tesebutadalahwujudkeinginanuntukmenjagapemikiran dan
perasaantentangcintalingkungan yang merupakanhal yang baik
yang terus-menerusharusdijaga dan tetapdilestarikan.
(c) Kebiasaancintalingkungan (environmental care habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangcintalingkungan, perasaan moral tentangcintalingkungan
dan menerapkannyadalamtindakancintalingkungan. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengperil
260
akumembersihkankelas dan luarkelas yang
dilakukandenganberbagaicarasepertimenyapu, mengepel,
membersihkandebu, menanambunga, memungutsampah dan lain-
lain menjadisuatukebiasaan yang
berkarakterkarenasiswamelakukannyasecaraberulang-
ulangsehinggamenjadihabitus character.
Berdasarkan data dokumen,
kebiasaancintalingkunganberdampakpositifterhadaplingkunganskolah
yang bersih, sepertigambarberikut:
Gambar4.5Ruangankelas yang bersihdarisampah dan kotoran yang lain, setiapsiswamaupun guru membukasepatumasing-masingjikamasuk di kelas pad arak sepatu yang telahdisiapkan oleh sekolah (sumber, Hasnah, K 2019).
(16) PeduliSosial (social care)
(a) Kompetensipedulisosial (social carecompetence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral
261
tentangpedulisosial yang dimiliki dan
perasaanmoralnyatentangpedulisosialuntukmenjaditindakan moral
yang baikdalambentuksikap dan tindakan yang
selaluinginmemberibantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amembantusiswa yang lain yang mengalamikesulitandalambelajar,
menjadi tutor sebayabagitemansiswa yang lain.
(b) Keinginanpedulisosial (social carewill)
adalahsiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran moral
tentangpedulisosial dan perasaan moral
tentangpedulisosialsertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amembantutemansiswadengansenanghatisalingmembelajarkansat
usama lain bagisiswa yang sudahmemahami yang telahdiajarkan
oleh guru.
(c) Kebiasaanpedulisosial (social carehabit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral
tentangpedulisosial, perasaan moral tentangpedulisosial dan
menerapkannyadalamtindakanpedulisosial. Seperti yang terjadi di
SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmem
262
bantuteman yang mengalamikesulitanbelajardiupayakan oleh guru
untukselaludilakukan oleh siswa agar menjadisuatukebiasaan yang
postifdalammemberdayakantenik tutor
sebayaantarsiswasehinggamenjadisuatukebiasaan yang
berkarakter (habitus character).
Gambar4.6 Guru membimbingsiswauntukmelakukan tutor sebayakepadasiswa yang lain, agar dapatmemahamimateripelajaran yang diajarkan oleh guru melaluisiswa yang lain yang sudahmemahamimateripelajaran. Upayainiadalahbentukkepedulian social siswaterhadapsiswa yang lain (sumber, Hasnah, K 2019).
(17) Tanggung Jawab (responsible)
(a) Kompetensitanggungjawab (responsible competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral
tentangtanggung-jawab dan perasaan moral tentangtanggung-
jawabuntukmenjaditindakan moral yang bertanggung-jawab,
dalambentuksikap dan perilakuseseoranguntukmelaksanakantugas
dan kewajibannya, yang seharusnyadialakukan, terhadapdirisendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang MahaEsa. Seperti yang terjadi di SD 34
263
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengsisw
amengerjakantugas yang diberikan oleh guru untukdikerjakan di
dalamsebagaiwujudtanggung-
jawabmerekasebagaisiswauntukselalugiatbelajar.
(b) Keinginantanggungjawab (responsible will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran
moral dan perasaan moral sertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. Seperti yang terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkein
ginantukmengerjakantugas yang diberikan oleh guru kepadasiswa,
dikerjakan di dalamkelasdenganpenuhtanggung-jawab, jikaadahal
yang
tidakdimengertisiswamempertayakantugastersebutkepadasiswama
upunkepada guru.
(c) Kebiasaantanggungjawab (responsible habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral, perasaan
moral dan menerapkannyadalamtindakan moral. Seperti yang
terjadi di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
pada ilmupengetahuansosial (IPS), siswaselalumengerjakantugas
yang diberikan guru, bahkantugas yang diberikan hamper
setiaphari oleh guru, namunsiswa pun setiaphari juga
mengerjakantugasterbut.
264
Kebiasaanmengerjakantugassebagaibentukpembiasaankaraktertan
ggung-jawab yang dilakukansecaraberulang-
ulangsehinggamenjadihabitus caracter. Berdasarkan data
dokomen, pengerjaantugas yang dilakukan oleh
siswasebagaibentukkaraktertanggung-
jawabsiswadilakukansetiapharidariberbagaisiswa.
Gambar4.7siswamengerjakantugas yang diberikan oleh guru dalamilmupengetahuan social, sebagaibentuktanggung-jawabsiswauntukbelajardengangiat (sumberHasnah K, 2019).
c) Cara mempertahkanmoral actiondalampembelajaranIPSdi kelastinggi
(kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa
265
Saya berusahabagaimana disekolahinibisamembudayakankaraktersiswadalamlingkungasekolahdengancaraapapun(Wawancara, 28 Januari 2019). Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Kebijakantentangpendidikanakanterussayalakukanuntukmenciptakanlingkungansekolah yang karakter(Wawancara, 02 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
gurumempertahkanperilakuatautindakan yang
baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPSmembudayakankaraktersiswad
alamlingkungasekolah(Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
kepalasekolahmempertahkanperilaku yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolahmelaluikebijakanmembudayak
anpendidikankarakter(Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas orang
tuasiswayaituDaeng Maria, DaengNurbaya dan DaengCayadi
rumahmasing-masing di
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng orang
266
tuamempertahkanperilaku yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakatterus-
menerusmendidikananakmenjadianak yang
bergunabagikeluarga(Observasi, 16-18 Januari 2019).
BerdasarkanhasilobservasikepadaaktivitassiswayaituSahraSavira
Najwa, Kasmira dan Lisa Ariyantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
siswamempertahkanperilaku yang baik pada proses pembelajaran di
dalamkelasdenganterusbelajaruntukmeraihcita-cita(Observasi, 22-24
Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data dokumentasicara
guru mempertahankantindakan moral (moral action)
dilakukandengancaramembudayakankaraktersiswadalamlingkungasekola
h,
kepalasekolahmemberikankebijakanmembudayakanpendidikankarakter,
orang tuasecaraterus-menerusmendidikananakmenjadianak yang
bergunabagikeluarga, siswaterusbelajaruntukmeraihcita-cita.
b. Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
dalampembelajaranIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmencak
up 3 aspekyaitu input, proses dan output. Selengkapnyadapatdilihat
pada gambar 4.2 yaitu:
267
Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi
IlmuPengetahuanSosial (IPS)
Input Mempersipakan
Proses
Mengaplikasikan
output
Hasil
Rencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
Kurikulum KTSP dan
K13
Karakterdisiplin,
tanggung-jawab,
santun, peduli, dan
percayadiri
Materipelajaran Ilmupengetahuan
social dan
keragaman social
dilingkungansosial, kegiatanekonomimas
yarakat Indonesia
Karaktertoleransi,
jujur, kreatif,
disiplin, bersahabat/komunik
atif, pedulisosial,
bersahabat, tanggung-jawab,
santun, peduli, dan
percayadiri
Media pembelajaran
Nilai-nilai social,
alattradisional,
lingkungan social,
gambar dan tulisan Indonesia
Nilai-nilaikearifanlokal
268
Gambar 4.8Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) dalampembelajaran IPS.
1) Input
a) Mempersiapkanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS
(IPS yang memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPSSD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa.
Kami kalaumengajarpastimemasukkannilai-nilaikarakterkedalam RPP, apalagisekarang di sekolahini juga sudahditerapkankurikulum K13 yang berbasiskarakter(Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari
pada, ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
Soaltes Higher Order Tinking
Skills (HOTS) Karakter rasa ingintahu,
kreatif dan kerjakeras
Model pembelajaran Scientific approad Karakterdisiplin dan
karaktertanggung-jawab
269
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
gurumempersiapkanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS
yang memuatpendidikankarakteradapunkarakter yang diintegrasikan guru
dalampembalajaranyaitukarakterjujur, karakterdisiplin, karaktertanggung-
jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan karakterpercayadiri(Observasi,
22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Sebagaikepadasekolahselalumengingatkan guru untukselalumemasukkannilai-nilaikarakter di RPP mereka(Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini pada tanggal 21 Januari 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahmemeriksakesiapanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS
yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru. Hal
tersebutbiasadilakukan oleh kepalasekolahsebelum proses
persekolahandilakukanataudilakukan pada saat proses
pembelajarandilakukan di kelas(Observasi, 21 Januari 2019).
BerdasarkanhasildokumensilabuspembelajaranIPStahun 2019 di
SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengnilai-
nilaibudaya dan karakterbangsa yang
270
terintegrasidalamsilabuspembelajarannyaadalahkaraktertoleransi,
karakterpedulilingkungan, karakterpeduli social, karaktertanggung-jawab,
karakterjujur, karakterkerjakeras, dan karakterkreatif(DokumenSilabus,
2019).
Hasil dokumen pada rencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
IPStahun 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengnilai-
nilaikarakterdiintegrasikandalamkompetensi inti (KI),
diantarannyaadalahkarakterjujur, karakterdisiplin, karaktertanggung-
jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan
karakterpercayadiridalamberinteraksidengankeluarga, teman, guru dan
tentangga(Dokumen RPP 2019).
Berdasarkan data wawancara, observasi dan dokumen guru
mengintegrasikkannilai-
nilaikarakterkedalamrencanapelaksanaanpembelajran (RPP) baik pada
kurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) yang berlaku pada kelas VI dan
kurikulum K13 yang berlaku pada kelas VI dan kelas V. Berbagaikarakter
yang diintegrasikansepertikarakterdisiplin, karaktertanggung-jawab,
karaktersantun, karakterpeduli, dan karakterpercayadiri. Nilai-nilaibudaya
dan karakterbangsa yang
terintegrasidalamsilabuspembelajaranilmupengetahuansosialadalahkarakt
ertoleransi, karakterpedulilingkungan, karakterpeduli social,
karaktertanggung-jawab, karakterjujur, karakterkerjakeras, dan
271
karakterkreatif. Integrasikarakterdalamrencanapelaksanaanpembelajran
(RPP) sangatdidukung oleh olehkebijakan dan perhatiankepalasekolah,
gunamenciptkanpembelajaran yang berkualitas dan
berkaraktermakasebelum guru memulai proses
pembelajarankepalasekolahterlebihdahulumemeriksarencanapelaksanaan
pembelajran (RPP) yang telahdikembangkan oleh guru.
b) Mempersiapkanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGDdenganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Kalaumengajarpasti kami memasukkannilai-nilaikarakterkedalammateripelajaranilmupengetahuansosial (IPS) dengancaramengaitkandengankehidupan social siswa, agar lebihkontekstual(Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Kalaumateripelajaranharus juga dijelaskandenganmemasukannilai-nilaikarakter, seperti yang ada di RPP guru(Wawancara, 02 Februari 2019).
272
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari
pada, ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengguru
mempersiapkanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelaluiintegrasimateriIPSdengannilai-nilai
moral yang ada di
masyarakatsehinggalebihkontekstualdengankehidupansiswa(Observasi,
22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng selain
memeriksarencanapelaksanaanpembelajarankepalasekolahmemeriksake
siapanmateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang
telahdisiapkanoleh guru (Observasi, 21 Januari 2019).
Hasil data dokumen pada materipelajaranIPStahun 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengdiperolah
data nilaikaraktertermuatdalammateripelajaranseperti pada
materikeragaman social dilingkungan social dan
kegiatanekonomimasyarakat Indonesia, memuatnilai-
nilaikaraktertoleransi, karakterjujur, karakterkreatif, karakterdisiplin,
karakterbersahabat/komunikatif, karakterpedulisosial, karakterbersahabat,
karaktertanggung-jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan
karakterpercayadiri(DokumenMateri, 2019).
273
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan dokomentasiGuru
mempersiapkanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelaluiintegrasimateriIPSdengannilai-nilai
moral yang ada di
masyarakatsehinggalebihkontekstualdengankehidupansiswa.
Integrasikarakterdalammateripelajaransangatdidukung oleh
perhatiankepalasekolah, gunamenciptkanpembelajaran yang berkualitas
dan berkaraktermakakepalaselalumemonitoring proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Nilai
karaktertermuatdalammateripelajaranseperti pada materikeragaman social
dilingkungansosial dan kegiatanekonomimasyarakat Indonesia,
memuatnilai-nilaikaraktertoleransi, karakterjujur, karakterkreatif,
karakterdisiplin, karakterbersahabat/komunikatif, karakterpedulisosial,
karakterbersahabat, karaktertanggung-jawab, karaktersantun,
karakterpeduli, dan karakterpercayadiri.
c) Mempersiapkan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
274
Saya kalaumengajarhanyamenggunakan media-media nilai-nilaisosial yang ada di masyarakatataualat-alattradisonal yang telahsayadisiapkan oleh guru di dalamkelas(Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Kalau media pembelajarandisinimedianyamasih manual, karenaketerbatasan guru dan sekolah(Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
mempersiapkan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelalui media-media nilai-nilaisosial, alat-
alattradisonal yang telahdisiapkan oleh guru di dalamkelas dan media
pembelajaran yang adadiluarkelas yang
adadilingkungansekolah(Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini pada tanggal 21 Januari 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
kepalasekolahmemeriksakesiapan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru
meskipunmedianyamasih manual, belummenggunakan dan
275
memanfaatkan media teknologi dan komunikasisebagai media
pembelajaran(Observasi, 21 Januari 2019).
Hasil data dokumen pada rencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
pada item media pembelajaranIPStahun 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengditemukan
media pembelajaranmenggunakanteksbacaan, alat-alatmusiktradisional,
benda-benda di dalamkelas dan benda-benda yang
adadilingkungasekitarsekolah(Dokumen RPP, 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data dokumenguru
mempersiapkan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelalui media-media nilai-nilaisosial, alat-
alattradisonal yang telahdisiapkan oleh guru di dalamkelas dan media
pembelajaran yang adadiluarkelas yang adadilingkungansekolah.
Meskipun media pembelajarannyamasih manual karenaketerbatasan guru
dan sekolahsehinggabelummenggunakan media teknologi dan
komunikasisebagai media pembelajaran, namun media yang
digunakansudahmemuatnilai-nilaikarakter pada media pembelajaran guru.
d) Mempersiapkansoal-soaltes pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPSSD 34
276
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Saya barubelajarmembuatsoal-soal yang berbasishigher order tinking skills (HOTS), namunsayasudahterapkan disiswa, ternyatahasilnyabagus (Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Disiniitusudahdiupayakansetiapsoal-soaltesharusbetul-betulbagus, yang bisamerangsangsiswauntukberpikirlebihgiatuntukmenjawabnya(Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
gurumempersiapkansoal-soaltes pada IPS (IPS yang
memuatpendidikankaraktermelaluipemberiansoal-soal yang
berbasishigher order tinking skills(HOTS). Dalamsoalhigher order tinking
skills(HOTS) mengandungkarakter rasa ingintahu, karakterkreatif dan
karakterkerjakeras(Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini pada tanggal 21 Januari 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
kepalasekolahmemeriksakesiapansoal-soaltes yang berbasishigher order
tinking skills(HOTS) pada IPS yang
277
memuatpendidikankarakteryaitumengandungkarakter rasa ingintahu,
karakterkreatif dan karakterkerjakeras yang telahdibuat oleh guru
(Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasarkanhasil data dokumen pada
rencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) ditemukanbahwasoaltes yang
berbasishigher order tinking skills (HOTS)
terintegrasidalamkegiatanpenutup pada
pembelajaranIPSseperticontohsoalapasaja yang telahandapelajarihariini?
dan apa yang akanandalakukanuntukmenghargaiperbedaan di
sekitar?(Dokumen, RPP 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data dokumen guru
soal-soaltes pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelaluipemberiansoal-soal yang
berbasishigher order tinking skills(HOTS). Karena di dalamsoalhigher
order tinking skills(HOTS) mengandungkarakter rasa ingintahu,
karakterkreatif dan karakterkerjakeras yang diintegrasikan guru pada
kegiatanakhirataupenutup proses pembelajaran.
e) Mempersiapkan model pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
278
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Kalau model pembelajarandisinisudahmenggunakanpendekatansaintifik (scientific approad) apalagi di kurikulum K13 (Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Disinimenggunakanduakurikulumyaitukurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) di kelas VI dan kurikulum K13 di kelas V dan V, kalau di k13 itusudahmenggunakanpendekatanscientific approad(Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
mempersiapkan model pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter. Model yang
digunakanadalahpendekatansaintifik (scientific approad) yang
merupakanpendekatanpembelajaran yang berpusat pada siswa.
Selainitupendekatansaintifik (scientific approad) juga
merupakanpendekatan yang memuatnilai-
nilaikarakterdiantaranyaadalahkarakterdisiplin dan karaktertanggung-
jawabdalamsetiaplangkah-langkahpembelajarannya(Wawancara, 22-24
Januari 2019).
279
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
kepalasekolahmemeriksakesiapan model pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdirencanakan oleh guru. Karena
menggunakankurikulumduakurikulumyaitukurikulumtingkatsatuanpendidik
an (KTSP) di kelasenam dan kurikulum K13,
sehinggapendekatanpembelajaransedikitberbedanamunarahkurikulumdal
ampembentukankaraktertetapsamaantarakurikulumtingkatsatuanpendidik
an (KTSP) di kelasenam dan kurikulum K13 (Observasi, 21 Januari 2019).
Hasil data dokumen pada model pembelajaran yang
akandigunakan guru dalammengajarIPStahun 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadalah guru
menggunakanpendekatanpembelajaransaintifikmelaluimetodepembelajara
nsimulasi, metodepercobaan, metode Tanya jawab, metodepenugasan
dan ceramah. Dimanadalamsetiaplangkah-
langkahpendekatansaintifikmemuatkaraktertanggung-jawab dan
karakterdisiplin(Dokumen RPP, 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data dokumenguru
mempersiapkan model pembelajaran pada
IPSdenganmenggunakanpendekatansaintifik (scientific approad) yang
merupakanpendekatanpembelajaran yang berpusat pada
siswaataustudent centeredbukanlagiteacher centered yang
280
termuatdalamkurikulum K13. Selainitupendekatansaintifik (scientific
approad) juga merupakanpendekatan yang memuatnilai-
nilaikarakterdiantaranyaadalahkarakterdisiplin dan karaktertanggung-
jawabdalamsetiaplangkah-langkahpembelajarannya.
2) Proses
a) Cara mengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada
IPS yang memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus group
discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri Wijayanti
guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang mengajarkanIPS di SD
34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Kalaumengajaritutinggalmengikutilangkah-langkahpembelajaranmulaidarikegiatanawal, inti dan akhir(Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini pada tanggal 02
Februaridi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Saya selalumemonitoringpengaplikasianrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPSsecaralangsungdalam proses pembelajaran agar pembelajaran guru sesuaidenganrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) (Wawancara, 02 Februari 2019).
281
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari
pada tanggal 23 Januari 2019, ibuAndriani pada tanggal 22 Januari 2019
dan ibu Sri Wijayanti pada tanggal 24 Januari 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
mengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramengikutilangkah-
langkahpembelajaranmulaidarikegiatanawal, inti dan akhir yang
diintegrasikan guru dengankarakterjujur, karakterdisiplin,
karaktertanggung-jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan
karakterpercayadiri(Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahmemonitoringpengaplikasianrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru,
dengancaramelakukan monitoring secaralangsungdalam proses
pembelajaran. Hal tersebutbiasadilakukan oleh kepalasekolah pada saat
proses
pembelajaranberlangsungsesuaidenganrencanapelaksanaanpembelajara
n (RPP) (Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasar data wawancara, observasi dan data dokumen pada
pembelajaranIPS guru mengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran
(RPP) pada IPS yang
282
memuatpendidikankarakterdengancaramengikutilangkah-
langkahpembelajaranmulaidarikegiatanawal, inti dan akhir yang
diintegrasikan guru dengankarakterjujur, karakterdisiplin,
karaktertanggung-jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan
karakterpercayadiri.
Untukmenjagakualaitaspembelajarankepalasekolahselalumemonitoringpe
ngaplikasianrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru secaralangsung
agar proses
pembelajaranberlangsungsesuaidenganrencanapelaksanaanpembelajara
n (RPP).
b) Cara menjelaskanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGDdenganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Kalaumenjelaskanmateripelajaranitudengannilai-nilai moral yang ada di masyarakatsayatinggalkasihcontoh-contoh yang adadisekitarnyasiswa(Wawancara, 28 Januari 2019).
283
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Pada saat guru menjelaskanmateripelajaran pada IPSsayabiasaadadisituuntukmengamati guru (Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
gurumenjelaskanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramengintegrasikanpenjelasanmateri
IPSdengannilai-nilai moral yang ada di
masyarakatsehinggalebihkontekstualdengankehidupansiswa(Observasi,
22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahmemonitoringpenjelasanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdijelaskan oleh guru
secaralangsungmengamati proses pembelajaran di kelas(Observasi, 21
Januari 2019).
Berdasarkan data wawancara, observasi dan dokumen guru
menjelaskanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramengintegrasikanpenjelasanmateri
IPSdengannilai-nilai moral yang ada di
284
masyarakatsehinggalebihkontekstualdengankehidupansiswa. Dalam
proses penyampaianmateri,
kepalasekolahbiasamemonitoringpelaksanaanpembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
c) Cara menyajikan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD)denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Kalaumengajardenganbantuan media pembelajaran yang telahsayasiapkansebelumnya, mengajarituterasalebihmudah dan lebihefektif (Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Media pembelajaranitupentingsehinggasayaselalumemeriksan media pembelajaran guru(Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayanti 2019 di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
menyajikan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramenyampaikanmateridenganbantu
285
an media pembelajaran yang memuatnilai-nilaisosial, alat-alattradisonal
yang telahdisiapkan oleh guru di dalamkelas dan media pembelajaran
yang adadiluarkelas yang adadilingkungansekolah (Observasi, 22-24
Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahmemonitoringpenyajian media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru
secaralangsungdalam proses pembelajaran di kelas. Meskipun media
yang digunakan oleh guru masih manual, belummenggunakan dan
memanfaatkan media teknologi dan komunikasisebagai media
pembelajaran (Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data dokumenguru
menyajikan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramenyampaikanmateridenganbantu
an media pembelajaran yang memuatnilai-nilaisosial, alat-alattradisonal
yang telahdisiapkan oleh guru di dalamkelas dan media pembelajaran
yang adadiluarkelas yang adadilingkungansekolah.
Upayatersebutterusdilakukandenganbantuankepalasekolah yang
terusmemonitoringpenyajian media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru
secaralangsungdalam proses pembelajaran di kelas. Meskipun media
286
yang digunakan oleh guru masih manual, belummenggunakan dan
memanfaatkan media teknologi dan komunikasisebagai media
pembelajaran.
d) Cara mengaplikasikansoal-soaltes pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD) denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Saya memberikansoal-soal yang berbasishigher order tinking skills(HOTS) pada setiaptes yang sayaberikankepadasiswa(Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Soal-soaltes yang berbasishigher order tinking skills(HOTS) itubagus juga diterakanmakasayahimbausemua guru untukmenggunakanitu(Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng guru
mengaplikasikansoal-soaltes pada IPS (IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancarapemberiansoal-soal yang
287
berbasishigher order tinking skills(HOTS) disetiapevaluasi yang dilakukan
oleh guru baikevaluasi yang dilakukanperpertemuanmaupun yang
dilakukanpersemester. Dalamsoalhigher order tinking skills(HOTS)
mengandungkarakter rasa ingintahu, karakterkreatif dan
karakterkerjakeras (Observasi, 22-24 Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
kepalasekolahmemonitoringsecaralangsung di dalamkelasterhadap guru
dalampengaplikasiansoal-soaltes yang berbasishigher order tinking
skills(HOTS) pada IPS yang
memuatpendidikankarakteryaitumengandungkarakter rasa ingintahu,
karakterkreatif dan karakterkerjakeras yang telahdibuat oleh guru
(Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data dokumenguru
mengaplikasikansoal-soaltes pada IPS di kelastinggi (IV, V, dav VI) yang
memuatpendidikankarakterdengancarapemberiansoal-soal yang
berbasishigher order tinking skills(HOTS) disetiapevaluasi yang dilakukan
oleh guru baikevaluasi yang dilakukanperpertemuanmaupun yang
dilakukanpersemester, Karena di dalamsoalhigher order tinking
skills(HOTS) mengandungkarakter rasa ingintahu, karakterkreatif dan
karakterkerjakeras. Oleh
karenaitukepalasekolahsebagaipenentukebijakanterusmenghimbau guru-
288
guru untukmenggunakansoal-soaltes yang berbasishigher order tinking
skills(HOTS) dalamsetiappembelajaran.
e) Cara menerapkan model pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.
Berdasarkanhasilwawancara yang dilakukandengancarafokus
group discussion (FGD) denganibuRatna Sari guru kelas IV, ibu Sri
Wijayanti guru kelas V dan ibuAndriani guru kelas VI yang
mengajarkanIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengmenjelaska
nbahwa:
Kalausayamengajartinggalmengikutisetiapprosedur dan sistematikasetiaplangkah-langkahpembelajaran yang termuatdalam model pembelajaransaintifik (scientific approad), awalnyamemangsusah, namun lama-lama juga mudah(Wawancara, 28 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancaradenganibu Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, yang
mengatakanbahwa:
Memonitoringpenerapan modelpembelajaran guru yang disesuaikandengankurikulum yang diterapkan di setiapjenjangkelas, karenakelas VI dan V berbedadengankelas VI (Wawancara, 02 Februari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitas guru yaituibuRatna Sari,
ibuAndriani dan ibu Sri Wijayantidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
gurumenerapkan model pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramengikutisetiapprosedur dan
289
sistematikasetiaplangkah-langkahpembelajaran yang termuatdalam model
pembelajaran. Model yang digunakanadalahpendekatansaintifik (scientific
approad) yang merupakanpendekatanpembelajaran yang berpusat pada
siswa. Selainitupendekatansaintifik (scientific approad) juga
merupakanpendekatan yang memuatnilai-
nilaikarakterdiantaranyaadalahkarakterdisiplin dan karaktertanggung-
jawabdalamsetiaplangkah-langkahpembelajarannya(Observasi, 22-24
Januari 2019).
Berdasarkanhasilobservasikepadaaktivitaskepalasekolahyaituibu
Martini di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengkepalasekol
ahmemonitoringpenerapan model pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdirencanakan oleh guru
secaralangsung di dalamkelas. Karena
menggunakankurikulumduakurikulumyaitukurikulumtingkatsatuanpendidik
an (KTSP) di kelasenam dan kurikulum K13,
sehinggakepalasekolahmemonitoringpenerapan modelpembelajaran guru
sesuaidengankurikulum yang diterapkan di setiapjenjangkelas.
Namundemikianarahkurikulumdalampembentukankaraktertetapsamaantar
akurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) di kelasenam dan kurikulum
K13 (Observasi, 21 Januari 2019).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan dokumen guru
menerapkan model pembelajaran pada IPS yang
290
memuatpendidikankarakterdengancaramengikutisetiapprosedur dan
sistematikasetiaplangkah-langkahpembelajaran yang termuatdalam model
pembelajaran. Model yang digunakanadalahpendekatansaintifik (scientific
approad) yang merupakanpendekatanpembelajaran yang berpusat pada
siswa. Selainitupendekatansaintifik (scientific approad) juga
merupakanpendekatan yang memuatnilai-
nilaikarakterdiantaranyaadalahkarakterdisiplin dan karaktertanggung-
jawabdalamsetiaplangkah-langkahpembelajarannya. Kurikulum yang
digunakansekolahadaduayaitukurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP)
di kelasenam dan kurikulum K13,
sehinggakepalasekolahmemonitoringpenerapan modelpembelajaran guru
sesuaidengankurikulum yang diterapkan di setiapjenjangkelas.
Namundemikianarahkurikulumdalampembentukankaraktertetapsamaantar
akurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) di kelasenam dan kurikulum
K13.
3) Output
a) Karakter yang termuatdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilwawancara, observasi dan data dokumendi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadanilai-
nilaikarakter yang termuatdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
291
pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI) yaitukarakterjujur,
karakterdisiplin, karaktertanggung-jawab, karaktersantun, karakterpeduli,
dan karakterpercayadiri.
b) Karakter yang termuatdalammateripelajaran pada IPSdi kelastinggi
(kelas IV, V dan VI)
Berdasarkanhasilwawancara, obserasi dan data dokumendi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadanilai-
nilaikarakter yang termuatdalammateripelajaran pada IPSdi kelastinggi
(kelas IV, V dan VI) yaitunilai-nilaikaraktertoleransi, karakterjujur,
karakterkreatif, karakterdisiplin, karakterbersahabat/komunikatif,
karakterpedulisosial, karakterbersahabat, karaktertanggung-jawab,
karaktersantun, karakterpeduli, dan karakterpercayadiri.
c) Karakter yang termuatdalam media pembelajaran pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Berdasarkanhasilwawancara, obserasi dan data dokumendi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng ada nilai-
nilaikarakter yang termuatdalam media pembelajaran pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI) yaitunilai-
nilaikearifanlokalmasyarakatBungungKatammungKecamatanBissappuKab
upatenBantaeng, yang disesuaikandenganmateriIPS.
d) Karakter yang termuatdalamsoal-soaltes pada IPSdi kelastinggi (kelas
IV, V dan VI)
292
Berdasarkanhasilwawancara, obserasi dan data dokumendi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng ada nilai-
nilaikarakter yang termuatdalamsoal-soaltes yang berbasishigher order
tinking skills(HOTS) pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
yaitukarakter rasa ingintahu, karakterkreatif dan karakterkerjakeras.
e) Karakter yang termuatdalam model pembelajaran pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Berdasarkanhasilwawancara, obserasi dan data dokumendi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadanilai-
nilaikarakter yang termuatdalam model pembelajaran pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI) yaitukarakterdisiplin dan karaktertanggung-
jawabdalamsetiaplangkah-langkahpembelajaranpendekatansaintifik
(scientific approad).
c. Faktormendukungpendidikankarakter di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng, factor
internal dan eksternalsekolah. Selengkapnyadapatdilihat pada gambar
4.3 berikut:
Guru
Menjaditaulanbagisiswadalam proses
pembelajaranmemberikancontoh-
contohperilaku yang baik yang
bisaditiru oleh siswa
Monitoring dan evaluasiterhadapperencanaan dan
pelaksanaanpembelajaran yang
telahdisiapkan oleh guru agar
selalumemuatpendidikankarakter
Faktormendukungpendidikankarakter
293
Gambar 4.9Faktormendukungpendidikankarakter
1) Internal
IntegrasipendidikankarakterdalampembelajaranIPS di kelastinggi
(IV, V dan VI) mendapatkandariberbagaielemenmulaidari internal
sekolahmaupun di eksternalsekolah. Dukungan internal
diperolehdarisiswa, guru, karyawan dan kepalasekolah,
sedangkandukunganeksternaldiperolehdari orang tua, masyarakat,
temansebaya, media sosialdalampembentukanpendidikankaraktersiswa
pada pembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
a) Hal guru yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
Internal
KepalaSekolah
Siswa
Eksternal
Orang tua
Tutor sebayadalammemberikancontoh
oleh siswa yang lain perilaku-perilaku
yang baik
Perintah/ anjuran dan
laranganatauaturan yang ditetapkan oleh orang
tuasecaratidakterulisdalambentuknorma
sosialdalamkeluarga
Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerjakeras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa
InginTahu, SemangatKebangsaan, Cinta Tanah Air, MenghargaiPrestasi,
Bersahabat/Komunikatif, CintaDamai, GemarMembaca, PeduliLingkungan,
PeduliSosial, Tanggung Jawab
294
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahal
yang menjadipendukungpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitu guru menjaditaulanbagisiswadalam
proses pembelajaranmemberikancontoh-contohperilaku yang baik yang
bisaditiru oleh siswa. Diantaratauladan yang diberikan oleh guru seperti:
(1) Karakter religious, guru ikutsholatdhuhadengansiswasetiaphari, dan
guru membacasurat-suratpendeksebelummemulai proses pembelajaran.
(2) Karakterjujur, guru selaluberkatajujur dan memberikaninformasi yang
benardalam proses pembelajaran. (3) Karaktertoleransi, guru
selalubergauldengan guru yang berbeda agama sebagaiwujudtolerasi
agama. (4) Karakterdisiplin, guru hadirtepatwaktuuntukmengajar di kelas
dan pulangsesuaidenganjadwal yang ditentukan oleh sekolah.
Kecualiadakepentingan lain yang mendadak. Selainituseragam guru
disesuaikandenganaturan yang
berlakusepertihariseninpakaiseragamdinas, harirabuseragamhitamputih,
harisabtupakaiseragamolah raga. (5) Karakterkerjakeras, guru
selaluburusahamempersiapkanperangkatpembelajaransetiappertemuan.
(6) Karakterkreatif, guru membuat media-media pembelajaran yang
digantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-dindinkelas. (7)
Karaktermandiri, guru melakukanaktivitasmengajarsecaramandiri di
dalamkelas yang diajar. (8) Karakterdemokratis, guru
tidakpernamembeda-bedakansiswa yang memilikilatarbelakang status
sosial dan ekonomi yang berbeda. (9) Karakter rasa ingintahu, guru
295
selalumembacabuku-bukureferensimaupunmembacaberbagaitulisan yang
ada di internet untukmenambahwawasan guru. (10)
Karaktersemangatkebangsaan, guru
mengajardengantujuanuntukmencerdasakananakbangsa dan memajukan
Negara Indonesia. (11) Karaktercintatanah air, guru
selalumenggunakanbahasa Indonesia dalammengajar dan
menggunakanbahasadaerahsebagaibentukkearifanlokal. (12)
Karaktermenghargaiprestasi, guru selalumemberikanapresiasibagisiswa
yang memilikikemampuanakademik di
kelassepertimemberikanpujiankepadasiswa. (13) Karakterbersahabat/
komunikatif, guru senangberbicaradengansiswa di dalamkelasbaikdalam
proses pembelajaranmaupundiluar proses pembelajaran. (14)
Karaktercintadamai, guru selaluberupayauntukmenciptakan rasa aman
dan damai di dalamkelasdengancaramengajardenganpenuhsenyuman.
(15) Karaktergemarmembaca, guru memberikancontohmembacabacaan
yang ada di dalampembelajaranmaupunmembacakanceritakepadasiswa.
(16) Karakterpedulilingkungan, guru selalumemungutsampah dan
membersihaknruangan yang ada di dalam dan di luarkelas. (17)
Karakterpedulisosial, guru membantusiswa di dalamkelas, bagisiswa yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajar. (18)
Karaktertanggungjawab, guru selalumengajar di jam yang telahditetapkan
dan pembelajaransetiap semester yang merupakantanggungjawab guru.
296
b) Hal kepalasekolah yang menjadipendukungdalampembentukan
Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahalKepa
laSekolah yang menjadipendukungpembentukanpendidikankarakter pada
IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitu monitoring dan
evaluasiterhadapperencanaan dan pelaksanaanpembelajaran yang
telahdisiapkan oleh guru agar selalumemuatpendidikankarakter.
Selainitusumbangsi yang lain adalahkebijakansekolah yang
mendukungpendidikankarakterseperti: (1) Karakter religious,
kepalasekolahmemimpinsiswauntukmembacasurat-suratpendek di
lapangansekolah. (2) Karakterjujur, kepalasekolahselaluberkatajujur dan
memberikaninformasikepada guru dan siswa. (3) Karaktertoleransi,
kepalasekolahselalubergauldengan guru yang berbeda agama
sebagaiwujudtolerasi agama. Selainitukepalasekolahmenjawabsalam guru
dan siswa yang berbeda agama. (4) Karakterdisiplin,
kepalasekolahhadirtepatwaktukesekolah. Kecualiadakepentingan lain
yang mendadak.
Selainituseragamkepalasekolahdisesuaikandenganaturan yang
berlakusepertihariseninpakaiseragamdinas, harirabuseragamhitamputih,
harisabtupakaiseragamolah raga. (5) Karakterkerjakeras,
kepalasekolahberusahauntukmemonitoringperangkatpembelajaran guru.
297
(6) Karakterkreatif, kepalasekolahmembuatkebijakanuntukmembuat
media-media pembelajaran yang digantung-gantung di kelas dan
ditempelkan di dindin-dindinkelas. (7) Karaktermandiri,
kepalasekolahmelakukanaktivitasmanajemensekolahsecaramandiritanpa
wakil kepalasekolah. (8) Karakterdemokratis,
kepalasekolahtidakpernamembeda-bedakan guru dan siswa yang
memilikilatarbelakang status sosial dan ekonomi yang berbeda. (9)
Karakter rasa ingintahu, kepalasekolahselalumembacaberbagaitulisan
yang ada di internet untukmenambahwawasankepalasekolah,
termasukberita-berita yang ada di facebook dan whatsapp. (10)
Karaktersemangatkebangsaan,
kepalasekolahmemimpinsekolahdengantujuanuntukmencerdasakananakb
angsa dan memajukan Negara Indonesia. (11) Karaktercintatanah air,
kepalasekolahselalumenggunakanbahasa Indonesia
saatmemberikanarahanataubimbingankepada guru dan staf. (12)
Karaktermenghargaiprestasi,
kepalasekolahselalumemberikanapresiasibagi guru yang
memilikiprestasidalammengajar. (13) Karakterbersahabat/ komunikatif,
kepalasekolahsenangberbicaradengan guru di dalamruangankontor dan di
luarkantor. (14) Karaktercintadamai,
kepalasekolahberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
lingkungansekolahdenganselalumenjalinkomunikasidengansemua guru-
guru. (15) Karaktergemarmembaca,
298
kepalasekolahmemberikancontohkepadakepada guru
untukmenggunakanteknologi Hp untukmencariinformasi. (16)
Karakterpedulilingkungan,
kepalasekolahmemberikandukungandalambentukkebijakanuntukmencipta
kanlingkungansekolah yang bersih. (17) Karakterpedulisosial,
kepalasekolahmembantu guru, siswa dan orang tuasiswa yang
mengalamisuatumasalah. (18) Karaktertanggungjawab,
kepalasekolahmemimpinmanajemensekolah yang
merupakantanggungjawabkepalasekolah.
c) Hal siswa yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahalsisw
a yang mendukungpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitusebagai tutor
sebayadalammemberikancontoh oleh siswa yang lain perilaku-perilaku
yang baikseperti: (1) Karakter religious, siswaikutsholatdhuhadengansiswa
lain setiapharijumat, dan siswamembacasurat-
suratpendeksebelummemulai proses pembelajaran. (2) Karakterjujur,
siswaberkatajujur dan memberikaninformasi yang benarkepada guru
maupunkepadasiswa yang lain dalam proses pembelajaran. (3)
Karaktertoleransi, siswaselalubergauldengansiswa yang lain yang
299
berbeda status social ekonomi dan dngan guru yang berbeda agama
sebagaiwujudtolerasi agama. (4) Karakterdisiplin,
mayoritassiswahadirtepatwaktuuntukbelajar di kelas dan
pulangsesuaidenganjadwal yang ditentukan oleh
sekolah..Selainitusiswadisiplindalammemakaiseragamsekolahkarenasera
gamsiswadisesuaikandenganaturan yang berlaku.
Sepertihariseninpakaiseragamputihmerahhati, harirabu dan
kamisseragam batik, harijumat dan harisabtumemakaiseragamparamuka
dan memakaiseragamolah raga
disesuikandenganjadwalpembelajaranolah raga. (5) Karakterkerjakeras,
siswaselaluburusahamempersiapkanalattulismenulissebelummemulaipelaj
aran, termasukbekerjakerasdalammengerjakantugas-tugas yang diberikan
oleh guru. (6) Karakterkreatif, siswaterlibatdalammembuat media-media
pembelajaran yang dibuatbersama-samadengan guru yang
kemudiandigantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-
dindinkelassebagai media pembelajaranhasilkratifitas guru dan siswa. (7)
Karaktermandiri, siswamelakukanaktivitasbelajarsecaramandiri di
dalamkelasjikamengerjakantugas-tugasmandiridari guru. (8)
Karakterdemokratis, siswamasing-masingbelajar di
dalamkelastanpadiskriminasiterhadapsiswa yang lain
karenamerekamemilikihak yang samadalambelajar. (9) Karakter rasa
ingintahu, siswamembacabuku-bukupelajaran yang diberikan oleh guru
untukmenambah dan wawasansiswa (10) Karaktersemangatkebangsaan,
300
siswabelajaruntukmenjadianak yang pintar dan bergunabagi orang tua
dan bangsa. (11) Karaktercintatanah air, siswamenggunakanbahasa
Indonesia untukberkomunikasidalamkelas dan hanyasekali-kali
menggunakanbahasadaerah di dalam dan diluarkelas,
haltersebutdilakukansebagaibentukkecintaanterhadapkearifanlokal. (12)
Karaktermenghargaiprestasi, siswamemberikanapresiasibagisiswa yang
pintar di dalamkelasdalambentukmemberikanpujian. (13)
Karakterbersahabat/ komunikatif, siswa yang lain di dalam dan di
luarkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajaran. (14) Karaktercintadamai, siswaberupayauntukmenciptakan
rasa aman dan damai di dalamkelasdengancaratidakmengangguteman
yang lain. (15) Karaktergemarmembaca, siswamembacabacaan yang
diberikan oleh guru sebelum dan selama proses
pembelajaranberlangsung di kelas. (16) Karakterpedulilingkungan,
siswaselalumemungutsampah dan membersihaknruangan yang ada di
dalam dan di luarkelas. Menyimpansepatu di raksepatu di dalamkelas
agar ruangankelastetapbersih. (17) Karakterpedulisosial,
siswamembantusiswa lain di dalamkelas, bagisiswa yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajar. (18)
Karaktertanggungjawab, siswamenjalankankewajibannya di
dalamkelassepertibelajar yang rajin yang merupakantanggungjawabsiswa.
2) Ekternal
301
a) Hal orang tua yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahal
orang tua yang
mendukungpembentukanpendidikankarakterdalamlingkungankeluargaata
umasyarakatyaitudalamperintah/ anjuran dan laranganatauaturan yang
ditetapkan oleh orang
tuasecaratidakterulisdalambentuknormasosialdalamkeluarga, yang
menjadiacuan dan
peganganbagiseluruhanggotakeluargalebihkhususanakuntukmelakukanha
l-hal yang baik, yaitu (1) Karakter religious, orang
tuaselalumelaksanakansholat lima waktubaiksholat di
rumahmaupunsholat di masjid. (2) Karakterjujur, orang
tuaselalumengajarkansifatjujur,
mengatakanhalbenarmeskipunmenyakitkan. (3) Karaktertoleransi, orang
tuaselalumengajarkananaknyauntukmenghargai guru merekameskipun
yang berbeda agama sebagaiwujudtolerasi agama. (4) Karakterdisiplin,
orang
tuasecaradisiplinmembangunkananakmerekauntukpergikesekolahtepatwa
ktu agar tidakterlambatsekolah. (5) Karakterkerjakeras, orang
tuaselaluburusahasemaksimalmungkinuntukmemberikandukungankepada
302
siswauntukmenempuhpendidikanbaikdukunganbiaya, waktu dan tenaga.
(6) Karakterkreatif, orang tuamembuatsaranabelajarsiswa yang
dibuatsendiri oleh orang tuasepertimembuatmejabelajarsiswa,
menjahitsepatuanak dan menjahit baju seragamanak yang robek. (7)
Karaktermandiri, orang
tuamembiayaikebutuhansekolahanaksecaramandiri, tanpatergantung
pada keluarga yang lain. (8) Karakterdemokratis, orang
tuatidakpernamembeda-bedakananakmerekabaik yang laki-
lakimaupunperempuan. (9) Karakter rasa ingintahu, orang
tuaselalubertanyakepada guru,
terkaitinformasiperkembanganbelajarmerekajikabertemudengan guru
anakmereka. (10) Karaktersemangatkebangsaan, orang
tuamenyekolahkananakmerekadengantujuanuntukmenjadikananakmereka
sebagaianak yang bergunabagikeluarga dan bangsa Indonesia. (11)
Karaktercintatanah air, orang tuaterkadangmenggunakanbahasa
Indonesia jikaberbicaradengananakmereka,
meskipunlebihbanyakmenggunakanbahasadalamberinteraksidengananak
mereka. (12) Karaktermenghargaiprestasi, orang
tuaselalumemberikanmemotivasianakmerekauntukrajinbelajarsupayamenj
adianak yang pintar. (13) Karakterbersahabat/ komunikatif, orang
tuasenangberbicaradengananakmerekasebelumpergi dan
setelahpulangdarisekolah. (14) Karaktercintadamai, orang
tuaselaluberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
303
rumahmerekadenganpenuhcinta dan kasihsayang. (15)
Karaktergemarmembaca, orang
tuamemberikancontohkepadaanakmerekajikaadahal-hal yang
tidakdimengertianakmerekadengancaramembacakanbukupelajaransiswa.
(16) Karakterpedulilingkungan, orang
tuamengajarkananaknyauntukmembuangsampah di belakangrumah dan
membersihaknrumah. (17) Karakterpedulisosial, orang
tuamembantuanakmerekamaupunsiswa yang lain yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajar. (18)
Karaktertanggungjawab, orang tuamendidikanakjika di
rumahdenganbaiksebagaibentuktanggungjawabmerekasebaga orang tua.
d. Faktorpenghambatpendidikankarakter di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng,
terdiridari factor internal dan factor eksternal. Selengkapnyadapatdilihat
pada gambar 4.4 berikut:
Internal
Guru
KepalaSekolah
Faktorpenghambatpendidikankarakter
304
Gambar 4.11Faktorpenghambatpendidikankarakter
1) Internal
IntegrasipendidikankarakterdalampembelajaranIPS di kelastinggi
(IV, V dan VI)
bukanhanyamendapatkandukungandariberbagaielemennamun juga
mendapatkanhambatandariberbagaielemenmulaidari internal
sekolahmaupun di eksternalsekolah. Hambatan internal
diperolehdarisiswa, guru, kepalasekolah,
sedangkanhambataneksternaldiperolehdari orang
tuadalampembentukanpendidikankaraktersiswa pada pembelajaranIPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
a) Hal guru yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI),
Perasaaan, pegetahuan,
ataupuntindakan yang
tidakmemuatnilai-
nilaikarakter
Siswa
Orang tua
Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerjakeras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa
InginTahu, SemangatKebangsaan, Cinta Tanah Air, MenghargaiPrestasi,
Bersahabat/Komunikatif, CintaDamai, GemarMembaca, PeduliLingkungan,
PeduliSosial, Tanggung Jawab
305
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahal
yang menjadipenghambatpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitusemua guru
idealnyamenjaditaulandanbagisemuasiswa,
denganmemperlihatakanberbagaiperasaaan, pegetahuan,
ataupuntindakan yang memuatnilai-
nilaikarakternamundemikianadaperbuatan yang dilakukan oleh guru yang
bias menghambatpendidikankarakter, diantaratiga guru yang diobservasi
oleh penelitiyaitu: (1) Menghambatkarakter religious
tumbuhdalamdirisiswakarena, ada guru yang
tidakikutsholatdhuhadengansiswa. (2)
Menghambatkarakterdisiplintumbuhdalamdirisiswakarena, kerenaada guru
yang hadirtidaktepatwaktuuntukmengajar di kelasdan ada juga guru yang
pernapulang yang tidaksesuaidenganjadwal yang ditentukan oleh sekolah.
Selainituada juga guru yang memakaiseragam guru yang
memakaiseragamtidaksesuaidenganaturan yang berlaku. (3)
Menghambatkarakterkerjakerastumbuhdalamdirisiswakarena, ada guru
yang pernamengajarsiswadenganmateri yang berulang,
haltersebutmenandakan guru tidakmenunjukkanusaha yang
kerasuntukmempersiapkanperangkatpembelajarannya. (4)
Menghambatkarakter rasa ingintahutumbuhdalamdirisiswakarena, ada
306
guru yang mengajar yang masihmenggunakanbuku yang lama,
tidakberusahamencaripengetahuanbaru yang bisadiajarakankepadasiswa.
(5) Menghambatkarakterpedulisosialtumbuhdalamdirisiswakarena, ada
guru yang tidakmembantusiswa di dalamkelas,
padahalsiswatersebutmengalamikusulitanataumasalahdalambelajar.
Namun guru hanyamembandingkansiswatersebutdengansiswa yang lain
tanpamemberikanbantuanatausolusikepadasiswa. (6)
Menghambatkaraktertanggung-jawabtumbuhdalamdirisiswakarena, ada
guru yang pernatidakmasukmengajarsesuaiditetapkan yang
merupakantanggungjawab guru.
b) Hal kepalasekolah yang menjadipenghambatdalampembentukan
Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahalKepa
laSekolah yang menjadipenghambatpembentukanpendidikankarakter
pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitu: (1) Menghambatkarakter
religious tumbuhdalamdirisiswakarena,
kepalasekolahtidakpernaikutsholatdhuhakarenakepalasekolahberagamakr
isten yang berbedadengan agama semuasiswa yang beragamaislam. (2)
Menghambatkarakterdisiplintumbuhdalamdirisiswakarena,
kepalasekolahpernatidakhadiruntukmelaksanakanupacarabendera.
307
c) Hal siswa yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahalsisw
a yang menghambatpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaituperilakusiswa yang
kurangbaikuntukditiru oleh siswaseperti: (1)
Menghambatkarakterdisiplintumbuhdalamdirisiswakarena, adasiswa yang
hadirtepatwaktuuntukbelajar di kelas dan pulangsesuaidenganjadwal yang
ditentukan oleh sekolah. Selainituada juga
siswatidakdisiplindalammemakaiseragamsekolahkarenaseragamsiswadis
esuaikandenganaturan yang berlaku. (2)
Menghambatkarakterkerjakerastumbuhdalamdirisiswakarena, adasiswa
yang pernatidakmengerjakantugas-tugas yang diberikan oleh guru. (3)
Menghambatkarakter rasa ingintahutumbuhdalamdirisiswakarena,
adasiswa yang masihbelum lancer siswamembacabuku-bukupelajaran
yang diberikan oleh guru (4 Menghambatkarakterbersahabat/
komunikatiftumbuhdalamdirisiswakarena, adasiswa yang bermusuhan di
dalamkelas.
2) Ekternal
308
a) Hal orang tua yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI).
Berdasarkanhasilobservasi, wawancara dan data dokumen yang
dioleh oleh penelitidi SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengadahal
orang tua yang
menghambatpembentukanpendidikankarakterdalamlingkungankeluargayai
tuperilaku orang tua yang tidakbaikuntukditiru oleh anak, daritiga orang
tuasiswa yang di observasiseperti: (1) Karakter religious, ada orang tua
yang tidakmelaksanakansholat lima mulaidarisholatmagrib, sholatisya,
sholatsubuh, sholatdhuhur, dan sholatashar. (2) Karakterjujur, ada orang
tua yang
membohongianakmerekakarenatidakmaumemberikanuangjajangakhirnya
mengatakantidakadauangnyapadahaluangnyaada. (3) Karaktercintatanah
air, ada orang tua yang
melakukankomunikasidengananaknyatidakmenngunakanbahasaIndonesia
namundenganmenggunakanbahasadaerah yang mengandung kata-kata
yang tidaketissepertimenggunakan kata “ KO” kepadaanak, padahal kata
itudilarangdiucapkan oleh siswa. (4) Karaktergemarmembaca, ada orang
tua yang tidakbiasamembacabuku-buku yang
bisadiajarkankepadaanakmereka. (5) Karakterpedulilingkungan, ada
orang tua yang membuang sampan
309
semberanganbaiksampahorganikmaupunsampah non organik di
sekitarrumah.
B. Pembahasan
Thomas Lickona (1992) Memilikipengetahuannilai moral
itutidakcukupuntukmenjadimanusiaberkarakter, nilai moral
harusdisertaidenganadanyakarakter yang bermoral.
Termasukdalamkarakteriniadalahtigakomponenkarakter (components of
good character) yaitupengetahuantentang moral (moral knowing),
perasaantentang moral (moral feeling), dan perbuatanbermoral (moral
actions). Hal inidiperlukan agar manusiamampumengetahui, merasakan
dan mekakukannilai-nilaikarakter.
Moral knowing terbagimenjadi 6 pengetahuan moral yaitu: (1) Moral
awareness (kesadaran moral) adalahsiswamenggunakankecerdasan yang
dimilikiuntukmenilaisuatukeadaan agar sesuaidengannilai moral yang
berlaku. (2) Knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral)
adalahsiswamengetahuiberbagainilai moral yang ada dilingkungannya. (3)
Perspective taking, (mengambilsudutpandang)
adalahkemampuansiswauntukmengambilsudutpandangdari orang lain,
sepertimerasakanapa yang orang lain rasakan, dan membayangkanapa
yang orang lain mungkinberpikir dan bereaksiterhadapsuatuhal. (4) Moral
reasoning, (penalaran moral)
adalahpemahamansiswatentangapaartinyabermoral dan
mengapasetiapsiswaharusbermoral. (5) Decision making
310
(pengambilankeputusan)
adalahkemampuansiswauntukmengambilkeputusan dan
tindakandalammenghadapimasalah. (6) Self knowledge
(pengetahuantentangdirisendiri)
adalahkemampuansiswauntukmengetahui dan
mengevaluasiperilakudirisendiri.
Moral feeling terbagimenjadi 6 pengetahuan moral yaitu: (1)
Conscience (hatinurani), adalahperasaansiswauntukberkewajibanuntukme
laksanakan yang benar. (2) Self esteem (hargadiri), adalahukuran yang
benar yang adadalamdirisiswasehinggatidakmengijinkan orang lain
melecehkannya. (3) Empathy (merasakanpenderitaan orang
lain), adalahkemampuansiswauntukmengenali dan memahamikeadaan
orang lain. (4) Loving the
good (mencintaikebaikan), adalahkemampuansiswauntukselalumenyukai
dan mencintaihal-hal yang baik. (5) Self
control(pengendaliandiri)adalahkemampuansiswauntukberprilakusesuaide
nganetika, moral, akhlakatauaturan yang berlaku. (7)
Humility (kerendahanhati)
adalahkemamuansiswauntukselaluterbukaterhadapketerbatasandiri dan
mengoreksikesalahan yang telahdilakukan.
Moral action terbagimenjadi 6 pengetahuan moral yaitu: (1)
Kompetensi (competence)
adalahkemampuansiswauntukmengubahpemikiran moral dan perasaan
311
moral untukmenjaditindakan moral yang baik. (2) Keinginan (will)
adalahkemampuansiswamemilikikeinginanuntukmenjagapemikiran moral
dan perasaan moral sertabertahandariberbagaitekanan dan
godaanperilaku yang abmoral. (3) Kebiasaan (habit)
adalahkemampuansiswamembiasakanpemikiran moral, perasaan moral
dan menerapkannyadalamtindakan moral.
MenurutBadan Penelitian dan PengembanganKurikulum,
Kementrian Pendidikan Nasional (2011:7-8) nilai-nilaikarakteryaitu: (1)
Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerjakeras, (6) Kreatif, (7)
Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa InginTahu, (10) SemangatKebangsaan,
(11) Cinta Tanah Air, (12) MenghargaiPrestasi, (13)
Bersahabat/Komunikatif, (14) CintaDamai, (15) GemarMembaca, (16)
PeduliLingkungan, (17) PeduliSosial, (18) Tanggung Jawab yang
bisadiintegrasikandenganilmupengetahuansosial (IPS).
1. WujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di
kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengterdirida
ritigayaitu moral knowing, moral feeling dan moral action.
a. Pengetahuantentang moral (Moral knowing)
1) Menumbuhkanpengetahuantentang moral (moral knowing)
dilakukandengancara (1) guru menanamkanpengetahuan moral
kepadasiswadalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan
VI)melaluipenjelasan guru dalam proses pembelajaran, gambar,
312
lukisan, dan kata-kata yang ditulis di berbagaidindingsekolah. (2)
Kepalasekolah (tenagakependidikan) menanamkanpengetahuan
moral kepadasiswamelaluiarahan yang diberikan pada
saatupacarabendera dan kegiatansekolah. (3) Siswa
(temansejawat) menanamkanpengetahuan moral
kepadasiswamelaluipemberiancontoh dan teguran, dan (4) orang
tuasiswamenanamkanpengetahuan moral
kepadasiswamelaluiperintah dan larangan.
2) Bentuk-bentukpengetahuantentang moral (moral knowing) yang
dikembangkan pada pembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V
dan VI).
a) Religius (religious)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) religious moral awareness (kesadaran
moral tentangreligius), (2) religious knowing moral
values (mengetahuinilai-nilai moral tentangreligius), (3) religious
perspective taking, (mengambilsudutpandangtentangreligius),
(4) religious moral reasoning, (penalaran moral tentangreligius),
(5) religious decision making
(pengambilankeputusantentangreligius) dan (6) religious self
knowledge (pengetahuantentangdirisendiritentangreligius)
b) Jujur(honest)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
313
(moral knowing) yaitu (1) honest moral awareness (kesadaran
moral tentangkejujuran), (2) honest knowing moral
values (mengetahuinilai-nilai moral tentangkejujuran), (3) honest
perspective taking, (mengambilsudutpandangtentangkejujuran),
(4) honest moral reasoning, (penalaran moral tentangkejujuran),
(5) honest decision making
(pengambilankeputusantentangkejujuran) dan (6) honest self
knowledge (pengetahuantentangdirisendiritentangkejujuran).
c) Toleransi(tolerance)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) tolerance moral
awareness (kesadaran moral tentangtoleransi), (2) tolerance
knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangtoleransi), (3) tolerance perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangtoleransi), (4) tolerance moral
reasoning, (penalaran moral tentangtoleransi), (5) tolerance
decision making (pengambilankeputusantentangtoleransi) dan
(6) tolerance self knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangtoleransi).
d) Kerjakeras(hard work)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) hard work moral
awareness (kesadaran moral tentangkerjakeras), (2) hard work
314
knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangkerjakeras), (3) hard work perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangkerjakeras), (4) hard work
moral reasoning, (penalaran moral tentangkerjakeras), (5) hard
work decision making
(pengambilankeputusantentangkerjakeras) dan (6) hard
workself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangkerjakeras).
e) Kreatif (creative)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) creative moral awareness (kesadaran
moral tentangkreatif), (2) creative knowing moral
values (mengetahuinilai-nilai moral tentangkreatif), (3) creative
perspective taking, (mengambilsudutpandangtentangkreatif), (4)
creative moral reasoning, (penalaran moral tentangkreatif), (5)
creative decision making (pengambilankeputusantentangkreatif)
dan (6) creativeself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangkreatif).
f) Mandiri(independent)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) independent moral
awareness (kesadaran moral tentangmandiri), (2) independent
knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
315
tentangmandiri), (3) independent perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangmandiri), (4) independent
moral reasoning, (penalaran moral tentangmandiri), (5)
independent decision making
(pengambilankeputusantentangmandiri) dan (6) independentself
knowledge (pengetahuantentangdirisendiritentangmandiri).
g) Demokratis(democracy)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) democracy moral
awareness (kesadaran moral tentangdemokrasi), (2) democracy
knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangdemokrasi), (3) democracy perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangdemokrasi), (4) democracy
moral reasoning, (penalaran moral tentangdemokrasi), (5)
democracy decision making
(pengambilankeputusantentangdemokrasi) dan (6)
democracyself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangdemokrasi).
h) Rasa ingintahu
(curiosity)terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentan
g moral (moral knowing) yaitu (1) curiosity moral
awareness (kesadaran moral tentang rasa ingintahu), (2)
curiosity knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
316
tentang rasa ingintahu), (3) curiosity perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentang rasa ingintahu), (4) curiosity
moral reasoning, (penalaran moral tentang rasa ingintahu), (5)
curiosity decision making (pengambilankeputusantentang rasa
ingintahu) dan (6) curiosityself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentang rasa ingintahu).
i) Semangatkebangsaan(spririt of nationality)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) spririt of nationality moral
awareness (kesadaran moral tentangsemangatkebangsaan), (2)
spririt of nationality knowing moral values (mengetahuinilai-nilai
moral tentangsemangatkebangsaan), (3) spririt of nationality
perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangsemangatkebangsaan), (4)
spririt of nationality moral reasoning, (penalaran moral
tentangsemangatkebangsaan), (5) spririt of nationality decision
making (pengambilankeputusantentangsemangatkebangsaan)
dan (6) spririt of nationalityself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangsemangatkebangsaan).
j) Cintatanah air (love the country)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) love the country moral
awareness (kesadaran moral tentangcintatanah air), (2) love the
317
country knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangcintatanah air), (3) love the country perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangcintatanah air), (4) love the
country moral reasoning, (penalaran moral tentangcintatanah
air), (5) love the country decision making
(pengambilankeputusantentangcintatanah air) dan (6) love the
countryself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangcintatanah air)
k) Menghargaiprestasi(appreciate achievement)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) appreciate achievement moral
awareness (kesadaran moral tentangmenghargaiprestasi), (2)
appreciate achievement knowing moral values (mengetahuinilai-
nilai moral tentangmenghargaiprestasi), (3) appreciate
achievement perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangmenghargaiprestasi), (4)
appreciate achievement moral reasoning, (penalaran moral
tentangmenghargaiprestasi), (5) decision making appreciate
achievement decision making
(pengambilankeputusantentangmenghargaiprestasi) dan (6)
appreciate achievementself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangmenghargaiprestasi).
318
l) Bersahabat/komunikatif(friendly/communicative)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) friendly/communicative moral
awareness (kesadaran moral tentangbersahabat/komunikasi),
(2) friendly/communicative knowing moral
values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangbersahabat/komunikasi), (3) friendly/communicative
perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangbersahabat/ komunikasi), (4)
friendly/communicative moral reasoning, (penalaran moral
tentangbersahabat/komunikasi), (5) friendly/communicative
decision making
(pengambilankeputusantentangbersahabat/komunikasi) dan (6)
friendly/communicativeself knowledge
(pengetahuandirisendiritentangbersahabat/ komunikasi)
m) Cintadamai(love peace)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) love peace moral
awareness (kesadaran moral tentangcintadamai), (2) love
peace knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangcintadamai), (3) love peace perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangcintadamai), (4) love peace
moral reasoning, (penalaran moral tentangcintadamai), (5) love
319
peace decision making
(pengambilankeputusantentangcintadamai) dan (6) love
peaceself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangcintadamai).
n) Gemarmembaca (like to read)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) like to read moral
awareness (kesadaran moral tentanggemarmembaca), (2) like
to read knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentanggemarmembaca), (3) like to read perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentanggemarmembaca), (4) like to
read moral reasoning, (penalaran moral
tentanggemarmembaca), (5) like to read decision making
(pengambilankeputusantentanggemarmembaca) dan (6) like to
readself knowledge
(pengetahuandirisendiritentanggemarmembaca)
o) Pedulilingkungan (environmental
care)terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang
moral (moral knowing) yaitu (1) environmental care moral
awareness (kesadaran moral tentangpedulilingkungan), (2)
environmental care knowing moral values (mengetahuinilai-nilai
moral tentangpedulilingkungan), (3) environmental care
perspective taking,
320
(mengambilsudutpandangtentangpedulilingkungan), (4)
environmental care moral reasoning, (penalaran moral
tentangpedulilingkungan), (5) environmental care decision
making (pengambilankeputusantentangpedulilingkungan) dan
(6) environmental careself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangpedulilingkungan).
p) Pedulisosial (social
care)terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang
moral (moral knowing) yaitu (1) social care moral
awareness (kesadaran moral tentangpedulisosial), (2) social
care knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
tentangpedulisosial), (3) social care perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangpedulisosial), (4) social care
moral reasoning, (penalaran moral tentangpedulisosial), (5)
social care decision making
(pengambilankeputusantentangpedulisosial) dan (6) social
careself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangpedulisosial).
q) Tanggungjawab (responsible)
terbentukmelaluibeberapatahapanpengetahuantentang moral
(moral knowing) yaitu (1) responsible moral
awareness (kesadaran moral tentangtanggungjawab), (2)
responsible knowing moral values (mengetahuinilai-nilai moral
321
tentangtanggungjawab), (3) responsible perspective taking,
(mengambilsudutpandangtentangtanggungjawab), (4)
responsible moral reasoning, (penalaran moral
tentangtanggungjawab), (5) responsible decision making
(pengambilankeputusantentangtanggungjawab) dan (6)
responsibleself knowledge
(pengetahuantentangdirisendiritentangtanggungjawab).
3) Cara mempertahankanpengetahuantentang moral (moral knowing)
melaluimenumbuhkanperasaan moral siswa,
menumbuhkansikapsiswadalampembelajaran dan
aktivitassosialdilingkungansekolah, membentukmoralitassiswa agar
selalumemilikihati yang baik.
b. Perasaantentang moral (Moral feeling)
1) Menumbuhkanperasantentang moral (moral feeling)
dilakukandengancara (1) guru menanamkanperasaan moral
kepadasiswadalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan
VI)melaluipenjelasan guru dalam proses pembelajaran,
melaluimetodepembelajaran,
melaluipennggunaanpenilaiandirisendiri. (2) Kepalasekolah
(tenagakependidikan) menanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluikebijakankepalasekolahuntukmembentuksikap
322
dan karaktersiswa. (3) Siswa (temansejawat)
menanamkanperasaan moral kepadasiswamelaluipemberiancontoh
dan teguran, dan (4) orang tuasiswamenanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluikepemilikanhati yang baik.
2) Bentuk-bentukpengetahuantentang moral (moral knowing) yang
dikembangkan pada pembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V
dan VI).
a) Religius(religious)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) religious
conscience (hatinuranitentangreligius), (2) religious self esteem
(hargadiritentangreligius), (3) religious
empathy (merasakanpenderitaan orang lain tentangreligius), (4)
religious loving the good (mencintaikebaikantentangreligius), (5)
religious self control(pengendaliandiritentangreligius), dan (6)
religious humility (kerendahanhatitentangreligius).
b) Toleransi (tolerance)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) tolerance
conscience (hatinuranitentangtoleransi), (2) tolerance self
esteem (hargadiritentangtoleransi), (3) tolerance
empathy (merasakanpenderitaan orang lain tentangtoleransi),
(4) tolerance loving the
323
good (mencintaikebaikantentangtoleransi), (5) tolerance self
control(pengendaliandiritentangtoleransi), dan (6) tolerance
humility (kerendahanhatitentangtoleransi).
c) Disiplin (discipline)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) discipline
conscience (hatinuranitentangdisiplin), (2) disciplineself esteem
(hargadiritentangdisiplin), (3) discipline
empathy (merasakanpenderitaan orang lain tentangdisiplin), (4)
discipline loving the good (mencintaikebaikantentangdisiplin),
(5) disciplineself control(pengendaliandiritentangdisiplin), dan
(6) discipline humility (kerendahanhatitentangdisiplin).
d) Kerjakeras (hard work)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) hard work
conscience (hatinuranitentangkerjakeras), (2) hard workself
esteem (hargadiritentangkerjakeras), (3) hard work
empathy (merasakanpenderitaan orang lain tentangkerjakeras),
(4) hard work loving the
good (mencintaikebaikantentangkerjakeras), (5) hard workself
control(pengendaliandiritentangkerjakeras), dan (6) hard work
humility (kerendahanhatitentangkerjakeras).
324
e) Kreatif (creative)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) creative
conscience (hatinuranitentangkreatif), (2) creativeself esteem
(hargadiritentangkreatif), (3) creative
empathy (merasakanpenderitaan orang lain tentangkreatif), (4)
creative loving the good (mencintaikebaikantentangkreatif), (5)
creativeself control(pengendaliandiritentangkreatif), dan (6)
creative humility (kerendahanhatitentangkreatif).
f) Mandiri (independent)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1)
independentconscience (hatinuranitentangmandiri), (2)
independentself esteem (hargadiritentangmandiri), (3)
independent empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangmandiri), (4) independent loving the
good (mencintaikebaikantentangmandiri), (5) independentself
control(pengendaliandiritentangmandiri), dan (6) independent
humility (kerendahanhatitentangmandiri).
g) Demokratis (democratic)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1)
democraticconscience (hatinuranitentangdemokrasi), (2)
325
democraticself esteem (hargadiritentangdemokrasi), (3)
democratic empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangdemokrasi), (4) democratic loving the
good (mencintaikebaikantentangdemokrasi), (5) democraticself
control(pengendaliandiritentangdemokrasi), dan (6) democratic
humility (kerendahanhatitentangdemokrasi).
h) Rasa ingintahu (curiosity)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) curiosityconscience (hatinuranitentang
rasa ingintahu), (2) curiosityself esteem (hargadiritentang rasa
ingintahu), (3) curiosity empathy (merasakanpenderitaan orang
lain tentang rasa ingintahu), (4) curiosity loving the
good (mencintaikebaikantentang rasa ingintahu), (5)
curiosityself control(pengendaliandiritentang rasa ingintahu),
dan (6) curiosity humility (kerendahanhatitentang rasa
ingintahu).
i) Semangatkebangsaan (spirit of nationality)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) spirit of
nationalityconscience (hatinuranitentangsemangatkebangsaan),
(2) spirit of nationalityself esteem
(hargadiritentangsemangatkebangsaan), (3) spirit of nationality
empathy (merasakanpenderitaan orang lain
326
tentangsemangatkebangsaan), (4) spirit of nationality
empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangsemangatkebangsaan), (5) spirit of nationalityself
control(pengendaliandiritentangsemangatkebangsaan), dan (6)
spirit of nationality
humility (kerendahanhatitentangsemangatkebangsaan).
j) Cintatanah air (love the country)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) love the
countryconscience (hatinuranitentangcintatanah air), (2) love the
countryself esteem (hargadiritentangcintatanah air), (3) love the
country empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangcintatanah air), (4) love the country loving the
good (mencintaikebaikantentangcintatanah air), (5) love the
countryself control(pengendaliandiritentangcintatanah air), dan
(6) love the country humility (kerendahanhatitentangcintatanah
air).
k) Menghargaiprestasi (appreciate achievement) (religious)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) appreciate
achievementconscience (hatinuranitentangmenghargaiprestasi),
(2) appreciate achievementself esteem
(hargadiritentangmenghargaiprestasi), (3) appreciate
327
achievement empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangmenghargaiprestasi), (4) appreciate achievement loving
the good (mencintaikebaikantentangmenghargaiprestasi), (5)
appreciate achievementself
control(pengendaliandiritentangmenghargaiprestasi), dan (6)
appreciate achievement
humility (kerendahanhatitentangmenghargaiprestasi).
l) Bersahabat/komunikatif (friendly/communicative)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) friendly/communicative
conscience (hatinuranitentangbersahabat/komunikasi), (2)
friendly/communicativeself esteem
(hargadiritentangbersahabat/komunikasi), (3) friendly/
communicative empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangbersahabat/ komunikasi), (4) friendly/communicative
loving the
good (mencintaikebaikantentangbersahabat/komunikasi), (5)
friendly/communicativeself
control(pengendaliandiritentangbersahabat/komunikasi), dan (6)
friendly/communicative
humility (kerendahanhatitentangbersahabat/komunikasi).
m) Cintadamai (love
peace)terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
328
(moral feeling) yaitu (1) love
peaceconscience (hatinuranitentangcintadamai), (2) love
peaceself esteem (hargadiritentangcintadamai), (3) love peace
empathy (merasakanpenderitaan orang lain tentangcintadamai),
(4) love peace loving the
good (mencintaikebaikantentangcintadamai), (5) love peaceself
control(pengendaliandiritentangcintadamai), dan (6) love peace
humility (kerendahanhatitentangcintadamai).
n) Gemarmembaca(like to read)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) like to
readconscience (hatinuranitentanggemarmembaca), (2) like to
readself esteem (hargadiritentanggemarmembaca), (3) like to
read empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentanggemarmembaca), (4) like to read loving the
good (mencintaikebaikantentanggemarmembaca), (5) like to
readself control(pengendaliandiritentanggemarmembaca), dan
(6) like to read
humility (kerendahanhatitentanggemarmembaca).
o) Pedulilingkungan (environmental care)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1) environmental care
conscience (hatinuranitentangpedulilingkungan), (2)
329
environmental careself esteem
(hargadiritentangpedulilingkungan), (3) environmental care
empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangpedulilingkungan), (4) environmental care loving the
good (mencintaikebaikantentangpedulilingkungan), (5)
environmental careself
control(pengendaliandiritentangpedulilingkungan), dan (6)
environmental care
humility (kerendahanhatitentangpedulilingkungan).
p) Pedulisosial (social care)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1 social care
conscience (hatinuranitentangpedulisosial), (2) social careself
esteem (hargadiritentangpedulisosial), (3) social care
empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangpedulisosial), (4) social care loving the
good (mencintaikebaikantentangpedulisosial), (5) social careself
control(pengendaliandiritentangpedulisosial), dan (6) social care
humility (kerendahanhatitentangpedulisosial).
q) Tanggungjawab (responsible)
terbentukmelaluibeberapatahapanperasaantentang moral
(moral feeling) yaitu (1)
responsibleconscience (hatinuranitentangtanggungjawab), (2)
330
responsibleself esteem (hargadiritentangtanggungjawab), (3)
responsible empathy (merasakanpenderitaan orang lain
tentangtanggungjawab), (4) responsible loving the
good (mencintaikebaikantentangtanggungjawab), (5)
responsibleself control(pengendaliandiritentangtanggungjawab),
dan (6) responsible
humility (kerendahanhatitentangtanggungjawab).
3) Mempertahankan moral feeling
dapatdilakukanmelaluisuatutindakan yang
dilakukansecaraberulang-
ulangsehinggamembentuksuatukebiasaan yang baik. Guru,
kepalasekolah dan siswamempertahankanperasaan moral
siswadalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan
VI)melaluitindakan yang dilakukansecaraberulang-
ulangsehinggamenjadi habitus siswa yang berkarakter.
c. Tindakantentangmoral (moral action)
1) Menumbuhkan moral
actionsiswadapatdilakukandenganbeberapacara (1) guru
menanamkanperasaan moral
kepadasiswadalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan
VI)melaluipemberiantauladankepadasiswa yang
dapatmenumbuhkantindakan moral dalamdirisiswa. (2)
331
Kepalasekolah (tenagakependidikan) menanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluitindakan dan kebijakankepalasekolah. (3)
Siswa (temansejawat) menanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluipemberiancontoh dan
kebersamaandalammenjalankanaktivitas di dalamkelasmaupun di
luarkelas, dan (4) orang tuasiswamenanamkanperasaan moral
kepadasiswamelaluitindakan, dukungan, perintah dan larangan
yang dapatdijadikantauladanbagisiswa.
2) Bentuk-bentuktindakantentang moral (moral action) yang
dikembangkan pada pembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V
dan VI).
a) Religius (religious)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensireligius (religious competence), (2)
keinginanreligius (religious will), dan (3) kebiasaanreligius
(religious habit).
b) Jujur (honest) terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang
moral (moral action) yaitu (1) kompetensijujur (honest
competence), (2) keinginanjujur (honest will), dan (3)
kebiasaanjujur (honest habit).
c) Religius (religious) toleransi (tolerance)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensitoleransi (tolerance competence), (2)
332
keinginantoleransi (tolerance will), dan (3) kebiasaantoleransi
(tolerance habit).
d) Disiplin (discipline)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensidisiplin (disciplinecompetence), (2)
keinginandisiplin (discipline will), dan (3) kebiasaandisiplin
(discipline habit).
e) Kerjakeras (hard work
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensikerjakeras (hard workcompetence),
(2) keinginankerjakeras (hard work will), dan (3)
kebiasaankerjakeras (hard work habit).
f) Disiplin (discipline)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensidisiplin (disciplinecompetence), (2)
keinginandisiplin (discipline will), dan (3) kebiasaandisiplin
(discipline habit).
g) Kreatif (creative)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensikreatif (creativecompetence), (2)
keinginankreatif (creativewill), dan (3) kebiasaankreatif
(creativehabit).
333
h) Mandiri (independent)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensimandiri (independent competence),
(2) keinginanmandiri (independent will), dan (3) kebiasaanmandiri
(independent habit).
i) Demokratis (democracy)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensidemokrasi (democracy competence),
(2) keinginandemokrasi (democracy will), dan (3)
kebiasaandemokrasi (democracy habit).
j) Rasa ingintahu (curiosity)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensi rasa ingintahu (curiosity
competence), (2) keinginan rasa ingintahu (curiosity will), dan (3)
kebiasaanrasa ingintahu (curiosity habit).
k) Semangatkebangsaan (spririt of nationality)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensisemangatkebangsaan (spririt of
nationality competence), (2) keinginansemangatkebangsaan
(spririt of nationality will), dan (3) kebiasaansemangatkebangsaan
(spririt of nationality habit).
l) Cintatanah air (love the country)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
334
action) yaitu (1) kompetensicintatanah air (love the country
competence), (2) keinginancintatanah air (love the country will),
dan (3) kebiasaancintatanah air (love the country habit).
m) Menghargaiprestasi (appreciate achievement)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensimenghargaiprestasi (appreciate
achievement competence), (2) keinginanmenghargaiprestasi
(appreciate achievement will), dan (3)
kebiasaanmenghargaiprestasi (appreciate achievement habit).
n) Bersahabat/komunikatif (friendly/ communicative)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensibersahabat/ komunikatif (friendly/
communicative competence), (2) keinginanbersahabat/
komunikatif (friendly/ communicative will), dan (3)
kebiasaanbersahabat/ komunikatif (friendly/ communicative habit).
o) Cintadamai (love
peace)terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral
(moral action) yaitu (1) kompetensicintadamai (love peace
competence), (2) keinginancintadamai (love peace will), dan (3)
kebiasaancintadamai (love peace habit).
p) Gemarmembaca (like to read)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensigemarmembaca (like to read
335
competence), (2) keinginangemarmembaca (like to read will), dan
(3) kebiasaangemarmembaca (like to read habit).
q) Pedulilingkungan (environmental care)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensipedulilingkungan (environmental
carecompetence), (2) keinginanpedulilingkungan (environmental
carewill), dan (3) kebiasaancintalingkungan (environmental care
habit).
r) Pedulisosial (social care)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensipedulisosial (social carecompetence),
(2) keinginanpedulisosial (social carewill), dan (3)
kebiasaanpedulisosial (social carehabit).
s) Tanggungjawab (responsible)
terbentukmelaluibeberapatahapantindakantentang moral (moral
action) yaitu (1) kompetensitanggungjawab (responsible
competence), (2) keinginantanggungjawab (responsible will), dan
(3) kebiasaantanggungjawab (responsible habit).
3) Cara mempertahankantindakantentang moral (moral action)
melaluiguru mempertahankantindakan moral (moral action)
dilakukandengancaramembudayakankaraktersiswadalamlingkunga
sekolah,
kepalasekolahmemberikankebijakanmembudayakanpendidikankara
336
kter, orang tuasecaraterus-menerusmendidikananakmenjadianak
yang bergunabagikeluarga, siswaterusbelajaruntukmeraihcita-cita.
2. Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
dalampembelajaranIPS di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
a. Input
1) Rencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS (IPS yang
memuatpendidikankarakter. Guru mengintegrasikkannilai-
nilaikarakterkedalamrencanapelaksanaanpembelajran (RPP) baik pada
kurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) yang berlaku pada kelas VI
dan kurikulum K13 yang berlaku pada kelas VI dan kelas V.
Berbagaikarakter yang diintegrasikansepertikarakterdisiplin,
karaktertanggung-jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan
karakterpercayadiri. Nilai-nilaibudaya dan karakterbangsa yang
terintegrasidalamsilabuspembelajaranilmupengetahuansocial
adalahkaraktertoleransi, karakterpedulilingkungan, karakterpeduli
social, karaktertanggung-jawab, karakterjujur, karakterkerjakeras, dan
karakterkreatif. Integrasikarakterdalamrencanapelaksanaanpembelajran
(RPP) sangatdidukung oleh olehkebijakan dan perhatiankepalasekolah,
gunamenciptkanpembelajaran yang berkualitas dan
berkaraktermakasebelum guru memulai proses
337
pembelajarankepalasekolahterlebihdahulumemeriksarencanapelaksana
anpembelajran (RPP) yang telahdikembangkan oleh guru.
2) Materipelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter. Guru
mempersiapkanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelaluiintegrasimateriIPSdengannilai-nilai
moral yang ada di
masyarakatsehinggalebihkontekstualdengankehidupansiswa.
Integrasikarakterdalammateripelajaransangatdidukung oleh
perhatiankepalasekolah, gunamenciptkanpembelajaran yang
berkualitas dan berkaraktermakakepalaselalumemonitoring proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Nilai
karaktertermuatdalammateripelajaranseperti pada materikeragaman
social dilingkungan social dan kegiatanekonomimasyarakat Indonesia,
memuatnilai-nilaikaraktertoleransi, karakterjujur, karakterkreatif,
karakterdisiplin, karakterbersahabat/komunikatif, karakterpedulisosial,
karakterbersahabat, karaktertanggung-jawab, karaktersantun,
karakterpeduli, dan karakterpercayadiri.
3) Media pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter.Guru
mempersiapkan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelalui media-media nilai-nilaisosial, alat-
alattradisonal yang telahdisiapkan oleh guru di dalamkelas dan media
pembelajaran yang adadiluarkelas yang adadilingkungansekolah.
Meskipun media pembelajarannyamasih manual karenaketerbatasan
338
guru dan sekolahsehinggabelummenggunakan media teknologi dan
komunikasisebagai media pembelajaran, namun media yang
digunakansudahmemuatnilai-nilaikarakter pada media pembelajaran
guru.
4) Soal-soaltes pada IPS yang memuatpendidikankarakter.Guru
mempersiapkansoal-soaltes pada IPS yang
memuatpendidikankaraktermelaluipemberiansoal-soal yang
berbasishigher order tinking skills(HOTS). Karena di dalamsoalhigher
order tinking skills(HOTS) mengandungkarakter rasa ingintahu,
karakterkreatif dan karakterkerjakeras yang diintegrasikan guru pada
kegiatanakhirataupenutup proses pembelajaran.
5) Model pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter. Guru
mempersiapkan model pembelajaran pada
IPSdenganmenggunakanpendekatansaintifik (scientific approad) yang
merupakanpendekatanpembelajaran yang berpusat pada
siswaataustudent centeredbukanlagiteacher centered yang
termuatdalamkurikulum K13. Selainitupendekatansaintifik (scientific
approad) juga merupakanpendekatan yang memuatnilai-
nilaikarakterdiantaranyaadalahkarakterdisiplin dan karaktertanggung-
jawabdalamsetiaplangkah-langkahpembelajarannya.
b. Proses
1) Mengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS
yang memuatpendidikankarakter. Pada pembelajaranIPS guru
339
mengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS
yang memuatpendidikankarakterdengancaramengikutilangkah-
langkahpembelajaranmulaidarikegiatanawal, inti dan akhir yang
diintegrasikan guru dengankarakterjujur, karakterdisiplin,
karaktertanggung-jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan
karakterpercayadiri.
Untukmenjagakualaitaspembelajarankepalasekolahselalumemonitoring
pengaplikasianrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru secaralangsung
agar proses
pembelajaranberlangsungsesuaidenganrencanapelaksanaanpembelaja
ran (RPP).
2) Menjelaskanmateripelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter. Guru menjelaskanmateripelajaran pada
IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramengintegrasikanpenjelasanmat
eriIPSdengannilai-nilai moral yang ada di
masyarakatsehinggalebihkontekstualdengankehidupansiswa. Dalam
proses penyampaianmateri,
kepalasekolahbiasamemonitoringpelaksanaanpembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
3) Menyajikan media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.Guru menyajikan media pembelajaran pada
340
IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramenyampaikanmateridenganba
ntuan media pembelajaran yang memuatnilai-nilaisosial, alat-
alattradisonal yang telahdisiapkan oleh guru di dalamkelas dan media
pembelajaran yang adadiluarkelas yang adadilingkungansekolah.
Upayatersebutterusdilakukandenganbantuankepalasekolah yang
terusmemonitoringpenyajian media pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru
secaralangsungdalam proses pembelajaran di kelas. Meskipun media
yang digunakan oleh guru masih manual, belummenggunakan dan
memanfaatkan media teknologi dan komunikasisebagai media
pembelajaran.
4) Mengaplikasikansoal-soaltes pada IPS yang
memuatpendidikankarakter.Guru mengaplikasikansoal-soaltes pada
IPS di kelastinggi (IV, V, dav VI) yang
memuatpendidikankarakterdengancarapemberiansoal-soal yang
berbasishigher order tinking skills(HOTS) disetiapevaluasi yang
dilakukan oleh guru baikevaluasi yang dilakukanperpertemuanmaupun
yang dilakukanpersemester, Karena di dalamsoalhigher order tinking
skills(HOTS) mengandungkarakter rasa ingintahu, karakterkreatif dan
karakterkerjakeras. Oleh
karenaitukepalasekolahsebagaipenentukebijakanterusmenghimbau
341
guru-guru untukmenggunakansoal-soaltes yang berbasishigher order
tinking skills(HOTS) dalamsetiappembelajaran.
5) Menerapkan model pembelajaran pada IPS yang
memuatpendidikankarakter. Guru menerapkan model pembelajaran
pada IPS yang
memuatpendidikankarakterdengancaramengikutisetiapprosedur dan
sistematikasetiaplangkah-langkahpembelajaran yang termuatdalam
model pembelajaran. Model yang digunakanadalahpendekatansaintifik
(scientific approad) yang merupakanpendekatanpembelajaran yang
berpusat pada siswa. Selainitupendekatansaintifik (scientific approad)
juga merupakanpendekatan yang memuatnilai-
nilaikarakterdiantaranyaadalahkarakterdisiplin dan karaktertanggung-
jawabdalamsetiaplangkah-langkahpembelajarannya. Kurikulum yang
digunakansekolahadaduayaitukurikulumtingkatsatuanpendidikan
(KTSP) di kelasenam dan kurikulum K13,
sehinggakepalasekolahmemonitoringpenerapan modelpembelajaran
guru sesuaidengankurikulum yang diterapkan di setiapjenjangkelas.
Namundemikianarahkurikulumdalampembentukankaraktertetapsamaan
tarakurikulumtingkatsatuanpendidikan (KTSP) di kelasenam dan
kurikulum K13.
c. Output
1) Karakter yang termuatdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP)
pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI). Nilai-nilaikarakter yang
342
termuatdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI) yaitukarakterjujur, karakterdisiplin,
karaktertanggung-jawab, karaktersantun, karakterpeduli, dan
karakterpercayadiri.
2) Karakter yang termuatdalammateripelajaran pada IPSdi kelastinggi
(kelas IV, V dan VI). Nilai-nilaikarakter yang
termuatdalammateripelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan
VI) yaitunilai-nilaikaraktertoleransi, karakterjujur, karakterkreatif,
karakterdisiplin, karakterbersahabat/komunikatif, karakterpedulisosial,
karakterbersahabat, karaktertanggung-jawab, karaktersantun,
karakterpeduli, dan karakterpercayadiri.
3) Karakter yang termuatdalam media pembelajaran pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI). Nilai-nilaikarakter yang termuatdalam
media pembelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
yaitunilai-
nilaikearifanlokalmasyarakatBungungKatammungKecamatanBissappuK
abupatenBantaeng, yang disesuaikandenganmateri pada
pembelajaranIPS.
4) Karakter yang termuatdalamsoal-soaltes pada IPSdi kelastinggi (kelas
IV, V dan VI). Nilai-nilaikarakter yang termuatdalamsoal-soaltes yang
berbasishigher order tinking skills(HOTS) pada IPSdi kelastinggi (kelas
IV, V dan VI) yaitukarakter rasa ingintahu, karakterkreatif dan
karakterkerjakeras.
343
5) Karakter yang termuatdalam model pembelajaran pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI). Nilai-nilaikarakter yang termuatdalam
model pembelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
yaitukarakterdisiplin dan karaktertanggung-jawabdalamsetiaplangkah-
langkahpembelajaranpendekatansaintifik (scientific approad).
3. Faktormendukungpendidikankarakter di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
a. Internal
IntegrasipendidikankarakterdalampembelajaranIPS di kelastinggi
(IV, V dan VI) mendapatkandariberbagaielemenmulaidari internal
sekolahmaupun di eksternalsekolah. Dukungan internal
diperolehdarisiswa, guru, dan kepalasekolah,
sedangkandukunganeksternaldiperolehdari orang
tuadalampembentukanpendidikankaraktersiswa pada pembelajaranIPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
1) Hal guru yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI). Hal yang
menjadipendukungpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitu guru menjaditaulanbagisiswadalam
proses pembelajaranmemberikancontoh-contohperilaku yang baik yang
bisaditiru oleh siswa. Diantaratauladan yang diberikan oleh guru seperti:
(1) Karakter religious, guru ikutsholatdhuhadengansiswasetiaphari, dan
guru membacasurat-suratpendeksebelummemulai proses
344
pembelajaran. (2) Karakterjujur, guru selaluberkatajujur dan
memberikaninformasi yang benardalam proses pembelajaran. (3)
Karaktertoleransi, guru selalubergauldengan guru yang berbeda agama
sebagaiwujudtolerasi agama. (4) Karakterdisiplin, guru
hadirtepatwaktuuntukmengajar di kelas dan pulangsesuaidenganjadwal
yang ditentukan oleh sekolah. Kecualiadakepentingan lain yang
mendadak. Selainituseragam guru disesuaikandenganaturan yang
berlakusepertihariseninpakaiseragamdinas,
harirabuseragamhitamputih, harisabtupakaiseragamolah raga. (5)
Karakterkerjakeras, guru
selaluburusahamempersiapkanperangkatpembelajaransetiappertemuan
. (6) Karakterkreatif, guru membuat media-media pembelajaran yang
digantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-dindinkelas. (7)
Karaktermandiri, guru melakukanaktivitasmengajarsecaramandiri di
dalamkelas yang diajar. (8) Karakterdemokratis, guru
tidakpernamembeda-bedakansiswa yang memilikilatarbelakang status
sosial dan ekonomi yang berbeda. (9) Karakter rasa ingintahu, guru
selalumembacabuku-bukureferensimaupunmembacaberbagaitulisan
yang ada di internet untukmenambahwawasan guru. (10)
Karaktersemangatkebangsaan, guru
mengajardengantujuanuntukmencerdasakananakbangsa dan
memajukan Negara Indonesia. (11) Karaktercintatanah air, guru
selalumenggunakanbahasa Indonesia dalammengajar dan
345
menggunakanbahasadaerahsebagaibentukkearifanlokal. (12)
Karaktermenghargaiprestasi, guru selalumemberikanapresiasibagisiswa
yang memilikikemampuanakademik di
kelassepertimemberikanpujiankepadasiswa. (13) Karakterbersahabat/
komunikatif, guru senangberbicaradengansiswa di
dalamkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajaran. (14) Karaktercintadamai, guru
selaluberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
dalamkelasdengancaramengajardenganpenuhsenyuman. (15)
Karaktergemarmembaca, guru memberikancontohmembacabacaan
yang ada di
dalampembelajaranmaupunmembacakanceritakepadasiswa. (16)
Karakterpedulilingkungan, guru selalumemungutsampah dan
membersihaknruangan yang ada di dalam dan di luarkelas. (17)
Karakterpedulisosial, guru membantusiswa di dalamkelas, bagisiswa
yang mengalamikusulitanataumasalahdalambelajar. (18)
Karaktertanggungjawab, guru selalumengajar di jam yang
telahditetapkan dan pembelajaransetiap semester yang
merupakantanggungjawab guru.
2) Hal kepalasekolah yang menjadipendukungdalampembentukan
Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI).Hal
KepalaSekolah yang
menjadipendukungpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
346
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitu monitoring dan
evaluasiterhadapperencanaan dan pelaksanaanpembelajaran yang
telahdisiapkan oleh guru agar selalumemuatpendidikankarakter.
Selainitusumbangsi yang lain adalahkebijakansekolah yang
mendukungpendidikankarakterseperti: (1) Karakter religious,
kepalasekolahmemimpinsiswauntukmembacasurat-suratpendek di
lapangansekolah. (2) Karakterjujur, kepalasekolahselaluberkatajujur
dan memberikaninformasikepada guru dan siswa. (3) Karaktertoleransi,
kepalasekolahselalubergauldengan guru yang berbeda agama
sebagaiwujudtolerasi agama. Selainitukepalasekolahmenjawabsalam
guru dan siswa yang berbeda agama. (4) Karakterdisiplin,
kepalasekolahhadirtepatwaktukesekolah. Kecualiadakepentingan lain
yang mendadak.
Selainituseragamkepalasekolahdisesuaikandenganaturan yang
berlakusepertihariseninpakaiseragamdinas,
harirabuseragamhitamputih, harisabtupakaiseragamolah raga. (5)
Karakterkerjakeras,
kepalasekolahberusahauntukmemonitoringperangkatpembelajaran
guru. (6) Karakterkreatif,
kepalasekolahmembuatkebijakanuntukmembuat media-media
pembelajaran yang digantung-gantung di kelas dan ditempelkan di
dindin-dindinkelas. (7) Karaktermandiri,
kepalasekolahmelakukanaktivitasmanajemensekolahsecaramandiritanp
347
a wakil kepalasekolah. (8) Karakterdemokratis,
kepalasekolahtidakpernamembeda-bedakan guru dan siswa yang
memilikilatarbelakang status sosial dan ekonomi yang berbeda. (9)
Karakter rasa ingintahu, kepalasekolahselalumembacaberbagaitulisan
yang ada di internet untukmenambahwawasankepalasekolah,
termasukberita-berita yang ada di facebook dan whatsapp. (10)
Karaktersemangatkebangsaan,
kepalasekolahmemimpinsekolahdengantujuanuntukmencerdasakanana
kbangsa dan memajukan Negara Indonesia. (11) Karaktercintatanah
air, kepalasekolahselalumenggunakanbahasa Indonesia
saatmemberikanarahanataubimbingankepada guru dan staf. (12)
Karaktermenghargaiprestasi,
kepalasekolahselalumemberikanapresiasibagi guru yang
memilikiprestasidalammengajar. (13) Karakterbersahabat/ komunikatif,
kepalasekolahsenangberbicaradengan guru di dalamruangankontor
dan di luarkantor. (14) Karaktercintadamai,
kepalasekolahberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
lingkungansekolahdenganselalumenjalinkomunikasidengansemua
guru-guru. (15) Karaktergemarmembaca,
kepalasekolahmemberikancontohkepadakepada guru
untukmenggunakanteknologi Hp untukmencariinformasi. (16)
Karakterpedulilingkungan,
kepalasekolahmemberikandukungandalambentukkebijakanuntukmenci
348
ptakanlingkungansekolah yang bersih. (17) Karakterpedulisosial,
kepalasekolahmembantu guru, siswa dan orang tuasiswa yang
mengalamisuatumasalah. (18) Karaktertanggungjawab,
kepalasekolahmemimpinmanajemensekolah yang
merupakantanggungjawabkepalasekolah.
3) Hal siswa yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI). Hal siswa yang
mendukungpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi kelastinggi
(kelas IV, V dan VI)yaitusebagai tutor sebayadalammemberikancontoh
oleh siswa yang lain perilaku-perilaku yang baikseperti: (1) Karakter
religious, siswaikutsholatdhuhadengansiswa lain setiapharijumat, dan
siswamembacasurat-suratpendeksebelummemulai proses
pembelajaran. (2) Karakterjujur, siswaberkatajujur dan
memberikaninformasi yang benarkepada guru maupunkepadasiswa
yang lain dalam proses pembelajaran. (3) Karaktertoleransi,
siswaselalubergauldengansiswa yang lain yang berbeda status social
ekonomi dan dngan guru yang berbeda agama sebagaiwujudtolerasi
agama. (4) Karakterdisiplin, mayoritassiswahadirtepatwaktuuntukbelajar
di kelas dan pulangsesuaidenganjadwal yang ditentukan oleh
sekolah..Selainitusiswadisiplindalammemakaiseragamsekolahkarenase
ragamsiswadisesuaikandenganaturan yang berlaku.
Sepertihariseninpakaiseragamputihmerahhati, harirabu dan
kamisseragam batik, harijumat dan
349
harisabtumemakaiseragamparamuka dan memakaiseragamolah raga
disesuikandenganjadwalpembelajaranolah raga. (5) Karakterkerjakeras,
siswaselaluburusahamempersiapkanalattulismenulissebelummemulaip
elajaran, termasukbekerjakerasdalammengerjakantugas-tugas yang
diberikan oleh guru. (6) Karakterkreatif, siswaterlibatdalammembuat
media-media pembelajaran yang dibuatbersama-samadengan guru
yang kemudiandigantung-gantung di kelas dan ditempelkan di dindin-
dindinkelassebagai media pembelajaranhasilkratifitas guru dan siswa.
(7) Karaktermandiri, siswamelakukanaktivitasbelajarsecaramandiri di
dalamkelasjikamengerjakantugas-tugasmandiridari guru. (8)
Karakterdemokratis, siswamasing-masingbelajar di
dalamkelastanpadiskriminasiterhadapsiswa yang lain
karenamerekamemilikihak yang samadalambelajar. (9) Karakter rasa
ingintahu, siswamembacabuku-bukupelajaran yang diberikan oleh guru
untukmenambah dan wawasansiswa (10)
Karaktersemangatkebangsaan, siswabelajaruntukmenjadianak yang
pintar dan bergunabagi orang tua dan bangsa. (11) Karaktercintatanah
air, siswamenggunakanbahasa Indonesia
untukberkomunikasidalamkelas dan hanyasekali-kali
menggunakanbahasadaerah di dalam dan diluarkelas,
haltersebutdilakukansebagaibentukkecintaanterhadapkearifanlokal. (12)
Karaktermenghargaiprestasi, siswamemberikanapresiasibagisiswa
yang pintar di dalamkelasdalambentukmemberikanpujian. (13)
350
Karakterbersahabat/ komunikatif, siswa yang lain di dalam dan di
luarkelasbaikdalam proses pembelajaranmaupundiluar proses
pembelajaran. (14) Karaktercintadamai,
siswaberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
dalamkelasdengancaratidakmengangguteman yang lain. (15)
Karaktergemarmembaca, siswamembacabacaan yang diberikan oleh
guru sebelum dan selama proses pembelajaranberlangsung di kelas.
(16) Karakterpedulilingkungan, siswaselalumemungutsampah dan
membersihaknruangan yang ada di dalam dan di luarkelas.
Menyimpansepatu di raksepatu di dalamkelas agar
ruangankelastetapbersih. (17) Karakterpedulisosial,
siswamembantusiswa lain di dalamkelas, bagisiswa yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajar. (18)
Karaktertanggungjawab, siswamenjalankankewajibannya di
dalamkelassepertibelajar yang rajin yang
merupakantanggungjawabsiswa.
b. Ekternal
Hal orang tua yang menjadipendukungdalampembentukan
Pendidikan karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI).Hal orang
tua yang
mendukungpembentukanpendidikankarakterdalamlingkungankeluargaata
umasyarakatyaitudalamperintah/ anjuran dan laranganatauaturan yang
ditetapkan oleh orang
351
tuasecaratidakterulisdalambentuknormasosialdalamkeluarga, yang
menjadiacuan dan
peganganbagiseluruhanggotakeluargalebihkhususanakuntukmelakukanha
l-hal yang baik, yaitu (1) Karakter religious, orang
tuaselalumelaksanakansholat lima waktubaiksholat di
rumahmaupunsholat di masjid. (2) Karakterjujur, orang
tuaselalumengajarkansifatjujur,
mengatakanhalbenarmeskipunmenyakitkan. (3) Karaktertoleransi, orang
tuaselalumengajarkananaknyauntukmenghargai guru merekameskipun
yang berbeda agama sebagaiwujudtolerasi agama. (4) Karakterdisiplin,
orang
tuasecaradisiplinmembangunkananakmerekauntukpergikesekolahtepatwa
ktu agar tidakterlambatsekolah. (5) Karakterkerjakeras, orang
tuaselaluburusahasemaksimalmungkinuntukmemberikandukungankepada
siswauntukmenempuhpendidikanbaikdukunganbiaya, waktu dan tenaga.
(6) Karakterkreatif, orang tuamembuatsaranabelajarsiswa yang
dibuatsendiri oleh orang tuasepertimembuatmejabelajarsiswa,
menjahitsepatuanak dan menjahit baju seragamanak yang robek. (7)
Karaktermandiri, orang
tuamembiayaikebutuhansekolahanaksecaramandiri, tanpatergantung
pada keluarga yang lain. (8) Karakterdemokratis, orang
tuatidakpernamembeda-bedakananakmerekabaik yang laki-
lakimaupunperempuan. (9) Karakter rasa ingintahu, orang
352
tuaselalubertanyakepada guru,
terkaitinformasiperkembanganbelajarmerekajikabertemudengan guru
anakmereka. (10) Karaktersemangatkebangsaan, orang
tuamenyekolahkananakmerekadengantujuanuntukmenjadikananakmereka
sebagaianak yang bergunabagikeluarga dan bangsa Indonesia. (11)
Karaktercintatanah air, orang tuaterkadangmenggunakanbahasa
Indonesia jikaberbicaradengananakmereka,
meskipunlebihbanyakmenggunakanbahasadalamberinteraksidengananak
mereka. (12) Karaktermenghargaiprestasi, orang
tuaselalumemberikanmemotivasianakmerekauntukrajinbelajarsupayamenj
adianak yang pintar. (13) Karakterbersahabat/ komunikatif, orang
tuasenangberbicaradengananakmerekasebelumpergi dan
setelahpulangdarisekolah. (14) Karaktercintadamai, orang
tuaselaluberupayauntukmenciptakan rasa aman dan damai di
rumahmerekadenganpenuhcinta dan kasihsayang. (15)
Karaktergemarmembaca, orang
tuamemberikancontohkepadaanakmerekajikaadahal-hal yang
tidakdimengertianakmerekadengancaramembacakanbukupelajaransiswa.
(16) Karakterpedulilingkungan, orang
tuamengajarkananaknyauntukmembuangsampah di belakangrumah dan
membersihaknrumah. (17) Karakterpedulisosial, orang
tuamembantuanakmerekamaupunsiswa yang lain yang
mengalamikusulitanataumasalahdalambelajar. (18)
353
Karaktertanggungjawab, orang tuamendidikanakjika di
rumahdenganbaiksebagaibentuktanggungjawabmerekasebaga orang tua.
4. Faktorpenghambatpendidikankarakter di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
a. Internal
IntegrasipendidikankarakterdalampembelajaranIPS di kelastinggi
(IV, V dan VI)
bukanhanyamendapatkandukungandariberbagaielemennamun juga
mendapatkanhambatandariberbagaielemenmulaidari internal
sekolahmaupun di eksternalsekolah. Hambatan internal
diperolehdarisiswa, guru, kepalasekolah,
sedangkanhambataneksternaldiperolehdari orang
tuadalampembentukanpendidikankaraktersiswa pada pembelajaranIPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
1) Hal guru yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI). Hal guru yang
menjadipenghambatpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitusemua guru
idealnyamenjaditaulandanbagisemuasiswa,
denganmemperlihatakanberbagaiperasaaan, pegetahuan,
ataupuntindakan yang memuatnilai-
nilaikarakternamundemikianadaperbuatan yang dilakukan oleh guru
yang bias menghambatpendidikankarakter, diantaratiga guru yang
354
diobservasi oleh penelitiyaitu: (1) Menghambatkarakter religious
tumbuhdalamdirisiswakarena, ada guru yang
tidakikutsholatdhuhadengansiswa. (2)
Menghambatkarakterdisiplintumbuhdalamdirisiswakarena, kerenaada
guru yang hadirtidaktepatwaktuuntukmengajar di kelasdan ada juga
guru yang pernapulang yang tidaksesuaidenganjadwal yang ditentukan
oleh sekolah. Selainituada juga guru yang memakaiseragam guru yang
memakaiseragamtidaksesuaidenganaturan yang berlaku. (3)
Menghambatkarakterkerjakerastumbuhdalamdirisiswakarena, ada guru
yang pernamengajarsiswadenganmateri yang berulang,
haltersebutmenandakan guru tidakmenunjukkanusaha yang
kerasuntukmempersiapkanperangkatpembelajarannya. (4)
Menghambatkarakter rasa ingintahutumbuhdalamdirisiswakarena, ada
guru yang mengajarpembelajaranyang masihmenggunakanbuku yang
lama, tidakberusahamencaripengetahuanbaru yang
bisadiajarakankepadasiswa. (5)
Menghambatkarakterpedulisosialtumbuhdalamdirisiswakarena, ada
guru yang tidakmembantusiswa di dalamkelas,
padahalsiswatersebutmengalamikusulitanataumasalahdalambelajar.
Namun guru hanyamembandingkansiswatersebutdengansiswa yang
lain tanpamemberikanbantuanatausolusikepadasiswa. (6)
Menghambatkaraktertanggung-jawabtumbuhdalamdirisiswakarena,
355
ada guru yang pernatidakmasukmengajarsesuaiditetapkan yang
merupakantanggungjawab guru.
2) Hal kepalasekolah yang menjadipenghambatdalampembentukan
Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI). Hal
KepalaSekolah yang
menjadipenghambatpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi
kelastinggi (kelas IV, V dan VI)yaitu: (1) Menghambatkarakter religious
tumbuhdalamdirisiswakarena,
kepalasekolahtidakpernaikutsholatdhuhakarenakepalasekolahberagam
akristen yang berbedadengan agama semuasiswa yang
beragamaislam. (2)
Menghambatkarakterdisiplintumbuhdalamdirisiswakarena,
kepalasekolahpernatidakhadiruntukmelaksanakanupacarabendera.
3) Hal siswa yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan
karakterpada IPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI). Hal siswa yang
menghambatpembentukanpendidikankarakter pada IPSdi kelastinggi
(kelas IV, V dan VI)yaituperilakusiswa yang kurangbaikuntukditiru oleh
siswaseperti: (1)
Menghambatkarakterdisiplintumbuhdalamdirisiswakarena, adasiswa
yang hadirtepatwaktuuntukbelajar di kelas dan
pulangsesuaidenganjadwal yang ditentukan oleh sekolah. Selainituada
juga
siswatidakdisiplindalammemakaiseragamsekolahkarenaseragamsiswa
356
disesuaikandenganaturan yang berlaku. (2)
Menghambatkarakterkerjakerastumbuhdalamdirisiswakarena,
adasiswa yang pernatidakmengerjakantugas-tugas yang diberikan oleh
guru. (3) Menghambatkarakter rasa
ingintahutumbuhdalamdirisiswakarena, adasiswa yang masihbelum
lancer siswamembacabuku-bukupelajaran yang diberikan oleh guru (4
Menghambatkarakterbersahabat/
komunikatiftumbuhdalamdirisiswakarena, adasiswa yang bermusuhan
di dalamkelas.
b. Ekternal
Hal orang tua yang menjadipenghambatdalampembentukan
Pendidikan karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI). Hal
orang tua yang
menghambatpembentukanpendidikankarakterdalamlingkungankeluargayai
tuperilaku orang tua yang tidakbaikuntukditiru oleh anak, daritiga orang
tuasiswa yang di observasiseperti: (1) Karakter religious, ada orang tua
yang tidakmelaksanakansholat lima mulaidarisholatmagrib, sholatisya,
sholatsubuh, sholatdhuhur, dan sholatashar. (2) Karakterjujur, ada orang
tua yang
membohongianakmerekakarenatidakmaumemberikanuangjajangakhirnya
mengatakantidakadauangnyapadahaluangnyaada. (3) Karaktercintatanah
air, ada orang tua yang
melakukankomunikasidengananaknyatidakmenngunakanbahasaIndonesia
357
namundenganmenggunakanbahasadaerah yang mengandung kata-kata
yang tidaketissepertimenggunakan kata “ KO” kepadaanak, padahal kata
itudilarangdiucapkan oleh siswa. (4) Karaktergemarmembaca, ada orang
tua yang tidakbiasamembacabuku-buku yang
bisadiajarkankepadaanakmereka. (5) Karakterpedulilingkungan, ada
orang tua yang membuang sampan
semberanganbaiksampahorganikmaupunsampah non organik di
sekitarrumah.
335
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkanhasilpenelitian yang diperolehpeneliti yang
terlahdikembangkanberdasarkanrumusanmasalahpenelitian,
makakesimpulanpenelitianiniadalah
Wujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaran IPS di
kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengterdiridaritig
ayaitu moral knowing, moral feeling dan moral
actiondalambentukkarakterreligius, jujur, toleransi, kerjakeras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingintahu, semangatkebangsaan, cintatanah air,
menghargaiprestasi, bersahabat/komunikatif, cintadamai,
gemarmembaca, pedulilingkungan, pedulisosial, tanggungjawab.
Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan
VI) dalampembelajaran IPS terdiridaritigaaspekyaitu Input, proses dan
output. KetigaaspektersebutmencakupRencanapelaksanaanpembelajaran
336
(RPP, Materipelajaran, media pembelajaran, soal-soaltes, model
pembelajaran
Faktormendukung dan penghambatpendidikankarakter di SD 34
BungungKatammungterdiridariduaaspekyaitu internal dan eksternal.
Faktorpedukungnya dan penghambatnyamencakup guru, kepalasekolah
(internal) dan orang tua (eksternal).
B. Saran
Dari hasilpenelitian dan pembahasan yang telahdiuraikan,
makapenulismenyarankansebagaiberikut:
1. Diharapkankepadakepalasekolah dan guru-guru
khususnyakelastinggisupayalebihmenanamkannilaipendidikankarakter
pada pesertadidikdiusiasekolahdasaratausedinimungkin, agar
kelakpesertadidikmenjadigenerasi-generasipeneruscita-
citaperjuanganbangsa yang berbudaya dan berkarakter Indonesia.
2. Diharapkankepadapemerintah agar
dapatlebihmemfokuskanpendidikankarakterdiberbagaitingkatansekolah,
lebihkhusus pada tingkatansekolahdasar.
3. Kepadapenelitilainnya agar
dapatmengembangkanlebihlanjutpenelitiantentangintegrasipendidikank
arakterdenganberfokus pada penciptaankebiasaanberkarakter (habitus
character) dan penciptaanbudayasekolah yang berkarakter (culture
character) di sekolahdasar.
333
335
DAFTAR PUSTAKA
A.Partanto, Pius dan M. Dahlan Al Barry. 1994. KamusIlmiahPopuler. Surabaya: Arkola.
Abdul Majid & Dian Andayani. 2013 Pendidikan Karakterperspektif
Islam.PT RemajaRosdakarya, Bandung. Acetylena, S. 2013. AnalisisImplementasiKebijakan Pendidikan Karakter
Di Perguruan Taman SiswaKecamatanTurenKabupaten Malang. JurnalKebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 1(1).
Afandi, R. 2011. Integrasi Pendidikan KarakterDalamPembelajaran IPS di
Sekolah Dasar. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 1(1), 85-98. Afandi, R. 2013. Integrasi Pendidikan
LingkunganHidupMelaluiPembelajaran IPS Di Sekolah Dasar SebagaiAlternatifMenciptakanSekolahHijau. Pedagogia: Jurnal Pendidikan, 2(1), 98-108.
Ahmad, T. A. 2014. Kendala Guru dalamInternalisasi Nilai Karakter pada
Pembelajaran Sejarah. Khazanah Pendidikan, 7(1). Ahya, H. 2013. Pendidikan Karakter di SMA Santo Bonaventura
Madiun (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang). Ahya, H. 2014. Implementasi Pendidikan Budi Pekerti Pada Siswa Di
Smpn 5 Malang (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
335
Akhwan, M. 2014. Pendidikan Karakter: Konsep dan ImplementasinyadalamPembelajaran di Sekolah/Madrasah. El Tarbawi, 8(1), 61-67.
Amini, Y. S. J. 2008. Bullying: mengatasikekerasan di sekolah dan
lingkungansekitaranak. Grasindo. Andina, E. 2014. Budayakekerasanantaranak di
sekolahdasar. dalamJurnal Info SingkatKesejahteraanSosial, 6(1). Anoraga, B., &Prasetyo, A. 2015. MotivasiKerja Islam dan EtosKerja Islam
Karyawan Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya. JurnalEkonomi Syariah Teori dan Terapan, 2(7).
Anwar, Q. 2010. Nilai Agama
SebagaiAcuanMembangunKarakterBangsa. MakalahdipresentasikandalamSarasehan Nasional Pendidikan Karakter, Jakarta, 12 April 2010.
Arein, N. F. 2014. Efektivitas Pendidikan KarakterTerhadapPerubahanPerilakuPelajarSekolahMenengah Di Kab. Tanah Datar (Doctoral dissertation, UniversitasAndalas).
Arifin, I. 2017. KompetensiKepribadianKepalaSekolahBerbasis Moral
Spiritual dalamMengimplementasi Pendidikan Karakter. Ariyani, Neni&Wismiarti. 2004. Panduan Pendidikan Sentra untuk PAUD.
Jakarta: CCCRT. Arsana, A. A. P. 2017. Bercerita Dan BermainPeranSebagai Media
Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. In Prosiding Seminar Nasional Anak Usia Dini (Semadi) 2 (pp. 124-132).
Artina, F., & Ilham, L. 2016. StudiTentangTindakPidanaPencurian Yang
Dilakukan Oleh Geng Motor Di Kota Makassar (StudiKasus Pada Kantor Polrestabes Makassar). JurnalTomalebbi, 2(2), 1-8.
Assidiqi, H. 2015. MembentukKarakterPesertaDidikMelalui Model
Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1).
Awaru, A. O. T. 2017. MembangunKarakterBangsaMelalui Pendidikan
BerbasisMultikultural Di Sekolah. In Prosiding Seminar Nasional HimpunanSarjanaIlmu-ilmuSosial (Vol. 2, pp. 221-230).
Azmi, N. 2017 Manajemen Pendidikan KarakterSiswa Man 1 Brebes dan
MAN 2 Brebes. Purwekerto: Institut Agma Islam Negeri Purwerkerto.
335
336
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemenpan. 2011. Panduan
Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan perbukuan.
Bastiyan, F. D. 2016.
StuditentangPerilakuMengkonsumsiMinumanBeralkohol pada Anak di Bawah Umur di KecamatanPonorogo. Jurnal BK UNESA, 6(2).
Boojest. 2013. KarakteristikSiswaSekolah Dasar (online)
https://jejecmsbhnajar.wordpress.com/2013/04/23/karakteristik-dan-perkembangan-belajar-siswa-di-sekolah-dasar/. Diaksestanggal 27 bulan Mei Tahun 2018.
Burhan Bungin,
MetodologiPenelitianKualitatifAktualisasiMedologisKearahRagam Varian Kontemporer, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2007),43.
Cahyono, H., Suhono, S., &Khumairo, A. 2018. Pendidikan
KarakterBagiPelakuPedofilia (sebuahStrategidalamMengatasi Amoral). JMKSP (JurnalManajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 3(1).
Cahyono, H., Suhono, S., &Khumairo, A. 2018. Pendidikan
KarakterBagiPelakuPedofilia (sebuahStrategidalamMengatasi Amoral). JMKSP (JurnalManajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 3(1).
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-UndangNomor 20
Tahun 2003, TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. KamusBesar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama. Depdiknas. 2006. PermenNomor 22 Tahun 2006. Jakarta: Depdiknas. Dewantara, K. H. 1962. Karja I: Pendidikan. Jogjakarta: Pertjetakan
Taman Siswa. Echols, John M dan Hassan Shadily. 2014. KamusInggris-Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia. Effendi, M. 2013. Peran Pendidikan
KarakterDalamMenanggulangiKenakalanSiswa Di Smp Muhammadiyah 4 SambiBoyolaliTahun Pelajaran
337
2012/2013 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Emzir. 2010. MetodologiPenelitianKualitatifAnalisis Data. Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa. Ernalis, E., Syahruddin, D., &Abidin, Y. 2013. Pengembangan Model
Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Model Pembelajaran yang Berorientasi pada Pendidikan Karakter. EduHumaniora, 5(1).
Fathur, R., & Fahmi, A. 2015. Bimbingan Dan Konseling Islam
DenganTerapiRealitasDalamMenanganiPerilakuMabuk-Mabukan: StudiKasusRemajaPenggunaMinum-MinumanKeras Di DesaSidokumpulBungah Gresik (Doctoral dissertation, UIN SunanAmpel Surabaya).
Fauzan, Suwito. 2003. Sejarah pemikiran Para TokohPendidikan.
Bandung:Angkasa. Fauziyah, L., &Jailani, J. 2014.
Pengembanganperangkatpembelajaranmatematika yang menunjangpendidikankaraktersiswakelas IV sekolahdasar. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 149-163.
Fitrianingsih, N.
2014. UpayaMemgembangkanKemampuanBerperilakuMuliaMelaluiMetodeBerceritaDengan Media BonekaTangan Pada Anak KelompokA Di TKIT Az Zahra SragenTahun 2014/2015 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Ghufron, A. 2010. Integrasi Nilai-Nilai KarakterBangsa Pada
KegiatanPembelajaran. JurnalCakrawala Pendidikan, 1(3). Gitawati, D. F. 2014. StrategiImplementasi Pendidikan KarakterBerbasis
Nilai DalamPembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Smp Negeri 3 Malang (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Goleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence (Terjemahan
Alex Kantjono W)”. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter (Konsep Dan Implementasi).
Bandung: Alfabeta.
338
Handhika, J. 2016. Pendidikan KarakterBerbasisKearifanLokal: DalamPerspektifKeilmuanFisika. JurnalEdukasiMatematika dan Sains, 2(1), 34-40.
Hardiyanto, S. 2017. Komunikasi Interpersonal Orang
TuaDalamMengatasiKenakalanRemajaGeng Motor Di Kota Medan. Warta Dharmawangsa, (51).
Hariani. 2013. Pengasuhan Yang MengembangkanKarakter Anak di TPA
AsySyifa Kota Pare-Pare. Tesis.TidakDiterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM.
Hasan, S. H. 2012. Pendidikan Sejarah untukMemperkuat Pendidikan
Karakter. Paramita: Historical Studies Journal, 22(1). Hasibuan, A. P. G. 2016. Penanaman Pendidikan
KarakterdalamPembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Kelas VIII SMP NEGERI 5 TAMBUSAI Tahun 2015. Jurnal Pendidikan Rokania, 1(1), 80-91.
Herawan, K. D., &Sudarsana, I. K. 2017. Relevansi Nilai Pendidikan
KarakterDalamGeguritanSuddhamalaUntukMeningkatkanMutu Pendidikan Di Indonesia. JurnalPenjaminanMutu, 3(2), 223-236.
Herlyana, E. 2014. Fenomena Coffee Shop SebagaiGejala Gaya
HidupBaruKaum Muda. THAQAFIYYAT: Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam, 13(1), 187-204.
HidayatullahFurqon. 2010. Pendidikan Karakter; MembangunPeradapanBangsa Surakarta: YmaPustaka.
Hos, M. J. 2016. DampakMinumanKeras Di KalanganRemaja Di
DesaLangaraIwawoKecamatanWawonii Barat KabupatenKonaweKepulauan. Jurnal Neo Societal, 1(1).
Humas, U. M. M. 2010. Tulis Pendidikan Karakter,
SutawiRaihPenghargaanMendiknas. UMM News Archive, (12952). Ikhsani, L. N. 2015. StudiFenomenologi: DinamikaPsikologis Korban
Bullying Pada Remaja (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Ilmiwan, B. 2013. PengaruhPenerapanBahan Ajar Bermuatan Nilai
NilaiKarakterDalam Model PembelajaranLangsungTerhadap Hasil BelajarSiswa Kelas XI SMAN 1 Bukittinggi. Pillar Of Physics Education, 2(1).
339
Indonesia, P.R. 2003. Undang-UndangRepublik Indonesia No. 20 Tahun 2003 TentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas.
Iriany, I. S. 2017. Pendidikan
KaraktersebagaiUpayaRevitalisasiJatiDiriBangsa. Jurnal Pendidikan Uniga, 8(1), 54-85.
Isroah, I., Sukanti, S., &Widayati, A. 2015. Implementasi Pendidikan
KarakterDalamPerkuliahanPerpajakan Pada MahasiswaJurusan Pendidikan Akuntansi FISE Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 11(1).
J., Moleong, Lexy. 2000. MetodePenelitianKualitatif. RemajaRosdakarya:
Bandung. Julaiha, S. 2014.
Implementasipendidikankarakterdalampembelajaran. Dinamikailmu, 14(2), 226-239.
Kaban, H. L. 2012. ImplementasiPembelajaranBerkarakterMelalui Model
BermainPeranTerhadapApresiasiNaskah Drama Siswa SMP Kelas VIII di YPK. Don Bosco Xaverius 1 Kabanjahe (Doctoral dissertation, UNIMED).
KamusBesar Bahasa Indonesia. 2007. KamusBesar Bahasa Indonesia.
Jakarta: BalaiPustaka. Kesuma, Dharma, Dkk. 2011. Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset. Kesuma, Dharma, Dkk. 2011. Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset. Kosim, M. 2012. Urgensi Pendidikan Karakter. KARSA: Journal of Social
and Islamic Culture, 19(1), 84-92. Kristiawan, M. 2016. TelaahRevolusi Mental dan Pendidikan
KarakterdalamPembentukkanSumberDayaManusia Indonesia Yang Pandai dan BerakhlakMulia. Ta'dib, 18(1), 13-25.
Kusmanto, A. S. 2015.
KontribusiKonselorDalamMembentukKarakterPesertaDidik SMA. JurnalKonselingGusjigang, 1(1).
Kusumaningrum, Y. D. (2014). Peran Guru
DalamMembentukKarakterKepemimpinan pada PesertaDidik Di Sma Al Hikmah Surabaya. InspirasiManajemen Pendidikan, 4(4).
340
Kutoyo, Sutrisno. 1998. Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Persyarikatan
Muhammadiyah. Jakarta:BalaiPustaka. Latif, S. A., & Herman, Y. 2016. Analisa Ruh Pendidikan KarakterDalam
Pendidikan Nasional (Undang-Undang 2003). Sisi Lain Realita, 1(1), 90-105.
Lexy J Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif,(Bandung: RemajaRoesdakarya, 2007), 6.
Lickona, Thomas (2012) Education for Character:
MendidikuntukMembentukKarakter. Jakarta: PT Aksara. Losa, J., Tasik, F., &Purwanto, A. 2018. Peranan Orang
TuadalamMengatasiKenakalanRemajaAkibatMeminumAlkhohol Cap Tikus (StudiKasus di DesaTalawaanKecamatanTalawaanKabupatenMinahasa Utara)”. JURNAL AdministrasiPublik, 1(043).
Marlina, L., &Nurman, G. 2017. Pengembangan Pendidikan Karakter Dan
Kebangsaan Di SMK Pab 1 Helvetia. Megawangi, Ratna. 2006. Pendidikan Yang Patut Dan Menyenangkan.
Jakarta: ViscomPratama. Mohammad BagusSubhi. 2016.
ImplementasipendidikanKarakterDalamMembentukSikapSosialPesertaDidikMelaluiPembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII D di SMPN Purwosari. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Moleong, Lexy J. 2013. MetodePenelitianKualitatif. EdisiRevisi. Bandung :
PT. RemajaRodaskarya. Muhammad, M. 2009. AspekPerlindungan Anak dalamTindakKekerasan
(Bullying) terhadapSiswa Korban Kekerasan di Sekolah (StudiKasus di SmkKabupatenBanyumas). JurnalDinamikaHukum, 9(3), 268-274.
Mulyatiningsih, E. 2010. Analisis Model-Model Pendidikan
KarakterUntukUsia Anak-Anak, Remaja dan Dewasa. Yogyakarta: UNY.
Munip, A. 2009. Reinventing Nilai-Nilai Islam mengenaiPeranan Guru
dalam Pendidikan Karakter. In MakalahDisampaikandalam Acara
341
Diskusi Forum LingkarHijau BEM FakultasIlmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Murlani, M. 2013. Integrasi Pendidikan
KarakterDalamPerangkatPembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Santo Bonaventura Madiun. JurnalKebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 1(1).
Muspiroh, N. 2016. Integrasi Nilai Islam dalamPembelajaran IPA
(Perspektif Pendidikan Islam).Jurnal Pendidikan Islam, 28(3), 484-498.
Muthmainnah. 2013. Penerapan Pendidikan Karakter di Taman Kanak-
kanak Islam AthiraKajaolaliddo Makassar. Tesis. Tidakditerbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM.
Nadzir, M., &Ingarianti, T. M. 2015. Psychological meaning of money
dengangayahiduphedonisremaja di kota Malang. In MakalahdisajikandalamPsikologi Forum UMM Press, ISBN(pp. 978-979).
Nanda, A. 2014. PenanamanKarakterKemandirian Anak (StudiKasus pada
Keluarga Single Parent di DesaSemo, Gondangsari, KecamatanJatisrono, Wonogiri) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Nasution, A. B. 1997. InstrumenInternasionalPokokHakAsasiManusia.
Yayasan Obor Indonesia. Nasution, H. S. 2017. Pola Pendidikan KarakterBerbasisDelapanCinta di
SDIT HikmatulFadhillah Medan. Sabilarrasyad, 2(1). Nata, A. 2013.
Revitalisasipendidikankarakteruntukmencetakgenerasiunggul. DidaktikaReligia, 1(1).
Noe, W.2013. PeranPembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
dalamMembangunKarakterSiswa (StudiDeskriptif pada SD YPI 45 Kota Bekasi). Pedagogik (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 1(2), 66-76.
Novitasari, K. 2017.
PembelajaranBerbasisProyekuntukMenanamkanKarakterTanggung Jawab pada Anak Kelompok B Di Tk Nasima Kota Semarang. PG PAUD Universitas PGRI Yogyakarta.
342
Novitasari, K. 2017. PembelajaranBerbasisProyekuntukMenanamkanKarakterTanggung Jawab pada Anak Kelompok B Di Tk Nasima Kota Semarang. PG PAUD Universitas PGRI Yogyakarta.
Nugroho, H. 2012. Implementasi Pendidikan Karakterdalam Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 3 Semarang (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo).
Nuriyah, N. 2013. PengaruhKecemasan dan
KebiasaanBelajarMatematikaTerhadapKemampuanPemahamanMatematikaSiswa. Skripsi. Tidakditerbitkan. Jakarta: IAIN SyekhNurjati Cirebon.
Nurvitria, A. L. 2015. Pengaruh Gaya
HidupHedonisTerhadapPerilakuPembelianImpulsif Pada MahasiswaJurusan Ppb 2013 FipUny. JurnalRisetMahasiswaBimbingan Dan Konseling.
Olim, A. 2010. Mencarimetodependidikankarakteruntuk PAUD:
Belajarberbasislayanan (service learning). In Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education (pp. 146-161).
Palinoan, E. L. 2015. Pengaruhkonformitasdenganagresivitas pada
kelompokgeng motor di Samarinda. EjournalPsikologi, 4(1), 79-94. Pantu, A., &Luneto, B. 2014. Pendidikan karakter dan bahasa. Al-
Ulum, 14(1), 153-170. Parera, M., & Eta, M. A. 2016. Implementasi Pendidikan KarakterBagi
Anak Jalanan Di Griya Baca Kota Malang(Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Pawitasari, E., Mujahidin, E., & Fattah, N. 2015. Pendidikan
KarakterBangsadalamPerspektif Islam (StudiKritisTerhadapKonsep Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan &Kebudayaan). TA'DIBUNA, 4(1), 1-20.
Penyusun, T. 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 TentangStandar
Isi. Jakarta. Depdiknas. Peranginangin, D. N. 2017. PengaruhPenggunaan Media
BrosurTerhadapPemahamanWargaBinaanSosialTentangKejujuran Di Unit PelaksanaTeknisPelayananSosial Anak RemajaTanjungMorawa(Doctoral dissertation, UNIMED).
343
Pontania, A. 2016. Hubungan Antara KonsepDiriDengan Gaya HidupHedonis Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Pulungan, F. R. 2012.Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Berbasis Pendidikan KarakterterhadapPerubahanKarakter dan KemampuanMenyelesaikanMasalahFisika. JurnalPenelitianInovasiPembelajaranFisika, 4, 38-43.
Purnomo, S. 2014. Pendidikan Karakter di Indonesia: Antara Asa dan
Realita. JurnalKependidikan, 2(2), 66. Purnomowardani, A. D. 2000. Penyingkapan-diri, PerilakuSeksual, Dan
PenyalahgunaanNarkoba. JurnalPsikologi, 27(1), 60-72. Qibtiyah, M. 2017. Manajemenpendidikan Madrasah Aliyah
BinaanPesantrendalamPengembangankarakterPesertaDidik. JurnalBimbingan dan KonselingAr-Rahman, 2(1).
Rachmah, H. 2013. Nilai-Nilai dalam Pendidikan KarakterBangsa yang
Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. E-Journal WIDYA Non-Eksakta, 1(1).
Rahayu, E. 2018. Penerapan Pendidikan Karakter Di KesetaraanPaket C
MelaluiKegiatanEkstrakulikulerPramuka. Comm-Edu (Community Education Journal), 1(3), 14-19.
Rahim, A. 2013. Nahdatul Ulama (Peranan dan SistemPendidikannya).
Jurnal al-Hikmah, 14(2), 158-167. Ramdhani, M. A. 2017. Lingkungan Pendidikan dalamImplementasi
Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan UNIGA, 8(1), 28-37. Riadi, A. 2018. MembangunKarakterSiswaMelaluiBudayaSekolah. Al-
Falah: JurnalIlmiahKeislaman dan Kemasyarakatan, 18(2), 265-281.
Rianto, R. 2013. Hubungan Antara
KonformitasKelompokTemanSebayaDengan Gaya HidupHedonis Pada MahasiwaKab. Dhamasraya Di Yogyakarta. Empathy JurnalFakultasPsikologi, 2(1).
Rohayati, N. 2018. Peranan Muhammadiyah DalamMembinaGenerasi Muda Melalui Pendidikan Karakter Di Sukajadi Kota Bandung. Empowerment, 2(2), 116-125.
344
Rohayati, N. 2018. Peranan Muhammadiyah DalamMembinaGenerasi Muda Melalui Pendidikan Karakter Di Sukajadi Kota Bandung. Empowerment, 2(2), 116-125.
Rohendi, E. 2018. MengembangkanSikap dan Perilaku Anak Usia Dini
melalui Pendidikan BerbasisKarakter. Cakrawala Dini, 3(1). Rohullah, R. 2017). PengaruhPerilaku Bahasa dalam Masyarakat
TerhadapMutu Pendidikan dan PerkembanganSikap/Karakter pada Anak Usia Dini. In Proceedings Education and Language International Conference (Vol. 1, No. 1).
RomieZiadulFadlan, UniversalitasAjaran Islam:
MembangunKonsensusPemahamanAgama,artikel. Dapatdiakses dihttp://rhomiezf.wordpress.com/2010/03/16/universalitas ajaran-islam-membangun-konsensus-pemahaman-agama/ (02 Oktober 2018).
Rori, P. L. P. 2016. PengaruhPenggunaanMinumanKeras pada
KehidupanRemaja di Desa Kali KecamatanPinelengKabupatenMinahasa. JurnalHolistik.
RosadyFebrianingTias, A. 2015. Hubungan Antara
LingkunganPergaulanDenganSikap Dan PerilakuSeksBebasRemaja Di SmkMurni 2 Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Sahiri, M. 2012.
TinjauanKriminologisTerhadapPerilakuKekerasanAnggotaGeng Motor di Kota Makassar. Skripsi (tidakditerbitkan) UniversitasHasanuddin Makassar.
Samho, B., &Yasunari, O. (2009). Konseppendidikan Ki HadjarDewantara
dan tantangan-tantanganimplementasinya di Indonesia dewasaini. Samsul Nizar. 2001. Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam.
Jakarta : Gaya Media Pratamah. Saptono. 2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Wawasan,
Strategi, dan LangkahPraktis.Salatiga: EsensiErlangga Group. Saputra, T. R. 2017. Hubungan Antara Gaya
HidupHedonismedengankecenderungan Impulse Buying terhadap Trend Fashion Pada Remaja Kota (Doctoral dissertation, UIN SunanAmpel Surabaya).
345
Saputri, S. 2013. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SD KasihanKabupaten Bantul. HanataWidya, 2(6).
Saputro, A. 2013. HubunganPaparanKekerasanDenganPerilaku Bullying
Di Sekolah Dasar (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Saputro, H. B., &Soeharto, S. 2015. Pengembangan Media
KomikBerbasis Pendidikan Karakter Pada PembelajaranTematik-Integratif Kelas IV SD. Jurnal Prima Edukasia, 3(1), 61-72.
Sari, W. W. 2008. Studideskriptifkualitatiftentangpersepsi, motivasi dan
perilakuremajadalammengkonsumsiminumankeras di desakateguhan, kecamatantawangsari, kabupatensukoharjo (Doctoral dissertation, UniversitasSebelasMaret Surakarta).
Sebrinariz. 2014. Karakteristik dan Ciri Khas Anak SD Serta
ImplikasiTerhadapPendidik (Online)http://sabrinariz.blogspot.co.id/2014/05/karakteristik-dan-ciri-khas-anak-sd.html. Diaksestanggal 27 bulan Mei Tahun 2018.
Setiawan, D. 2013.
Peranpendidikankarakterdalammengembangkankecerdasan moral. Jurnal Pendidikan Karakter, (1).
Setiawan, D. 2015. Pendidikan
KewarganegaraanBerbasisKaraktermelaluiPenerapanPendekatanPembelajaranAktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmuSosial, 6(2), 61-72.
Sidi, P. 2014.
Krisiskarakterdalamperspektifteoristrukturalfungsional. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(1).
Simatupang, L. Y. 2018. PerilakuMenyimpang Para
RemajaPenghisapLem di Kelurahan Pasar Merah Barat Kecamatan Medan Kota Sumatera Utara.
Soeroso, S. 2016. MasalahKesehatanRemaja. Sari Pediatri, 3(3), 189-97. Sofli, S, &Sudrajat, A. 2014.
PeningkatanKarakterSiswaMelaluiPembelajaran IPS Terpadu Model Nested di SMP Negeri 3 Banguntapan Bantul. HarmoniSosial:Jurnal Pendidikan IPS,2014,1.1
346
Sriyanto, S. 2013. Pengelolaan Pendidikan Karakter Pada KegiatanPengembanganDiri Di SD Muhammadiyah 1 Wonogiri(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Sudarsana, I. K. 2018). MembinaKerukunanAntarSiswa Di
SekolahMelaluiPenanaman Pendidikan Budi PekertiBerbasisKearifanLokal. In Prosiding Seminar Nasional KearifanLokal Indonesia Untuk Pembangunan Karakter Universal 2015 (pp. 242-250).
Sudarsana, I. K. 2018. Implementasi Pendidikan Informal Hindu
DalamMenjaga Pola KomunikasiRemaja Pada PergaulanSehari-Hari. JurnalKomunikasi, 12(1), 40-50.
Sudarsana, I. K. 2018. MembinaKerukunanAntarSiswa Di
SekolahMelaluiPenanaman Pendidikan Budi PekertiBerbasisKearifanLokal. In Prosiding Seminar Nasional KearifanLokal Indonesia Untuk Pembangunan Karakter Universal 2015 (pp. 242-250).
Sugiyono. 2014. MetodePenelitianKuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sugiyono. 2014. MetodePenelitianKuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sulastri, S. S., &Setiawan, N. 2012. Pengaruhkonsepdiri dan
kebiasaanbelajarterhadaphasilbelajarakuntansisiswakelas XI ips madrasah aliyah negeri yogyakarta II tahunajaran 2011/2012. Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia, 2(1).
Sumbulah, U., & Jannah, F. 2012. Pernikahandini dan
implikasinyaterhadapkehidupankeluarga pada masyarakat Madura (perspektifhukum dan gender). JurnalKesetaraan dan Keadilan Gender, 7(1), 83-101.
Supriyadi, A., &Mashdurohatun, A. 2017. Analisa
HukumTerhadapKecelakaanLalu Lintas Yang MengakibatkanHilangnyaNyawa Orang Lain Yang Di Lakukan Oleh Orang Karena PengaruhMinumanKeras (StudiKasusPutusanNomor: 92/Pid. B/2011/PN. kdl). JurnalHukumKhaira Ummah, 12(2), 159-172.
347
Surya, Y. F. 2017. Penggunaan Model Pembelajaran Pendidikan Karakter Abad 21\pada Anak Usia Dini. JurnalObsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 52-61.
Suryani, N. 2013. Pengembangan Model Internalisasi Nilai
KarakterDalamPembelajaran Sejarah melalui Model Value Clarification Technique. Paramita: Historical Studies Journal, 23(2).
Susanti, R. 2013. Penerapanpendidikankarakter di
kalanganmahasiswa. Al-Ta lim Journal, 20(3), 480-487. Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan karakter.MandikdasmenDepdiknas.
(Online) (http://www.urgensi.go.id/web/pages/html/). Diakses 01 Novermber 2017.
Syafaruddin, S. 2016. PeranStrategis Lembaga Pendidikan Tenaga KependidikanDalamMembangunKarakter Guru Profesional. Raudhah, 4(1).
Syahruddin, D., &Abidin, Y. 2016. Pengembangan Model Bahan Ajar
Bahasa Indonesia Berbasis Model Pembelajaran Yang Berorientasi Pada Pendidikan Karakter. EDUHUMANIORA: Jurnal Pendidikan Dasar, 5(1).
Tambingon, J., Tasik, F., &Purwanto, A. (2018). Gaya
HidupHedonismeMahasiswaFakultasEkonomi dan BisnisUniversitas Sam Ratulangi di Kota Manado. JurnalAdministrasiPublik, 1(043).
Tanshzil, S. W. 2012. Model pembinaanpendidikankarakter pada
lingkunganpondokpesantrendalammembangunkemandirian dan disiplinsantri (Sebuahkajianpengembanganpendidikankewarganegaraan). penelitian-pendidikan, 305.
Towaf, S. M. 2014. Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran
IPS.JurnalIlmu Pendidikan, 20(1). Triaanto. 2017. Model PembelajaranTerpaduDalamTeori Dan Praktik.
Jakarta: PrestasiPustaka Publisher. Triestuning, E., Wachid, W., & Sari, L. N. (2016).
GambaranSikapRemajaDalamMengkonsumsiMinumanKeras Di DesaSidowayah RW. 05 Sidoarjo. Nurse and Health, 5(2), 4-6.
348
Triestuning, E., Wachid, W., & Sari, L. N. (2016). GambaranSikapRemajaDalamMengkonsumsiMinumanKeras Di DesaSidowayah RW. 05 Sidoarjo. Nurse and Health, 5(2), 4-6.
Uliana, P. 2013. Implementasipendidikankaraktermelalui kultur sekolah
pada siswakelas XI di SMA Negeri 1 GedanganSidoarjo. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 1(1).
Umami, A.
2013. Hubunganantarahargadiridengankecenderungangayahiduphedonis pada mahasiswi di Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Unayah, N., &Sabarisman, M. 2015. Fenomenakenakalanremaja dan
kriminalitas. Sosioinforma. Undang-Undang, R.I. 1989. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas. Usman, H., &Raharjo, N. E. 2012. Model Pendidikan
KarakterKewirausahaan di SekolahMenengahKejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 21(2).
Usman, H., &Raharjo, N. E. 2012. Model Pendidikan KarakterKewirausahaan di SekolahMenengahKejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 21(2).
Wardani, K. 2010. Peran Guru Dalam Pendidikan KarakterMenurutKonsep
Pendidikan Ki HadjarDewantara. InProceeding of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI &UPSI (pp. 8-10).
Wardani, N. S. 2012. Pengaruh Pendidikan Karakter pada
PembelajaranTematikTerhadap Hasil BelajarSiswa Kelas III SD. Waryanti, E. 2015. Pembelajaran Sastra
BerbasisKarakter. BuanaBastra, 2(2), 156-164. Wening, S. 2012. PembentukanKarakterBangsaMelalui Pendidikan Nilai.
Jurnal Pendidikan Karakter, (1). Wibowo, S. 2013. ImplementasiPasal 13 Ayat (1) Peraturan Daerah
KabupatenTulungagungNomor 4 Tahun 2011 TerkaitDenganPengendalian Dan PengawasanPeredaranMinumanBeralkohol Oleh Dinas Perindustrian Dan PerdaganganKabupatenTulungagung. Kumpulan JurnalMahasiswaFakultasHukum, 1(3).
349
Widianto, E. 2015. PeranOrangtuaDalamMeningkatkan Pendidikan
Karakter Anak Usia Dini DalamKeluarga. Jurnal PG-PAUD Trunojoyo: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini, 2(1), 31-39.
Yuliana, E. D. 2012. Pentingnya Pendidikan
KarakterBangsaGunaMerevitalisasiKetahananBangsa. JurnalUdayanaMengabdi, 9(2), 92-100.
Yunus, R. 2016. Transformasinilai-
nilaibudayalokalsebagaiupayapembangunankarakterbangsa. JurnalPenelitian Pendidikan, 13(1).
Yusriyanti. 2013. Pelaksanaan Pendidikan Budaya dan KarakterBangsa
Pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Putri Ramadhani Kota Pare-pare. Tesis.Tidakditerbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM.
Zainal Abiding Bagir. 2010. IntegrasiImu Dan Agama. Bandung:
MizanPustaka. ZakiahDarajat, dkk. 2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :BumiAksara. Zuchdi, D. 2010. Pengembangan Model Pendidikan
KarakterTerintegrasiDalamPembelajaranBidangStudi Di Sekolah Dasar. JurnalCakrawala Pendidikan, 1(3).
Zuchdi, DamiatiDkk. 2013. Model Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Baturetno, Banguntapan.
350
LAMPIRAN I KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
Nama : Hasnah K
Nim : 105060103616
JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan KarakterdalamPembelajaranIPS Di Kelas Tinggi
(IV, V dan VI) SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
No Variabel Indikator
1 Pendidikan Karakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
4. Latarbelakangpenerapanpendidikankarakterdi SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
5. Tujuandaripenerapanpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
6. Kaitanantaravisi dan misiSD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengdenganpendidikankarakter
2 WujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34 BungungKatammungKecamatanBi
1. Cara menumbuhkanmoral knowing, moral feeling, moral actiondalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
2. Bentukmoral knowing, moral feeling, moral actiondalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan
351
ssappuKabupatenBantaeng VI). 3. Cara mempertahkanmoral knowing, moral feeling, moral
actiondalampembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
3 Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) dalampembelajaranIPS di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasirencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasimateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter.
3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi media pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter.
4. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasisoal-soaltes pada IPS yang memuatpendidikankarakter.
5. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi model pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter.
4 Faktormendukungdan penghambatpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
1. Dukungansiswa, guru, kepalasekolah, orang tua, masyarakat, temansebaya, media sosialdalampembentukanpendidikankarakterSiswa pada pembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
2. Hambatandarisiswa, guru, kepalasekolah, orang tua, masyarakat, temansebaya, media sosialdalampembentukanpendidikankarakterSiswa pada pembelajaranIPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Makassar 2019
Peneliti
Hasnah K
352
LAMPIRAN II KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI
Nama : Hasnah K
Nim : 105060103616
JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan
KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial (IPS) Di Kelas Tinggi
(IV, V dan VI) SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
1. Identitasobservasi
a. Informan yang diamati : Guru
b. Hari, tanggal :
c. Waktu :
2. Aspek yang diamati : Wujudintegrasi, bentukevaluasi, factor
mendukung dan
menghambatpendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi
(kelas IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
No
Aspek yang di amati
Observasi Keterangan
Ya Tidak
1 Guru menumbuhkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS (IPS?
2 Guru mempertahkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS (IPS?
3 Guru menumbuhkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS (IPS?
3 Guru mempertahkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS (IPS?
4 Guru menumbuhkanperbuatan yang
353
baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS (IPS?
5 Guru mempertahkanperbuatan yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS (IPS?
4 Guru mempersiapkanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang memuatpendidikankarakter.
5 Guru mempersiapkanmateripelajaran pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter.
6 Bagaimanacaramempersiapkan media pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter.
7 Guru mempersiapkansoal-soaltes pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter
8 Guru mempersiapkan model pembelajaran pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter.
9 Guru mengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang memuatpendidikankarakter.
10 Guru menjelaskanmateripelajaran pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter.
11 Guru menyajikan media pembelajaran pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter.
12 Guru mengaplikasikansoal-soaltes pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter.
13 Guru menerapkan model pembelajaran pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter.
14 Ada nilai-nilaikarakter yang termuatdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
15 Ada nilai-nilaikarakter yang termuatdalammateripelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
16 Ada nilai-nilaikarakter yang
354
termuatdalam media pembelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
17 Ada nilai-nilaikarakter yang termuatdalamsoal-soaltes pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
18 Ada nilai-nilaikarakter yang termuatdalam model pembelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
19 Ada hal guru yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
20 Ada hal guru yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Makassar 2019
Peneliti
Hasnah K
355
PEDOMAN OBSERVASI
Nama : Hasnah K
Nim : 105060103616
JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan
KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial (IPS) Di Kelas Tinggi
(IV, V dan VI) SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
1. Identitasobservasi
a. Informan yang diamati : KepalaSekolah
b. Hari, tanggal :
c. Waktu :
2. Aspek yang diamati : Wujudintegrasi, bentukevaluasi, factor
mendukung dan
menghambatpendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi
(kelas IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
No
Aspek yang di amati
Observasi Keterangan
Ya Tidak
1 KepalaSekolahmenumbuhkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah
2 KepalaSekolahmempertahkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah
3 KepalaSekolahmenumbuhkanpikiran yang
356
baikdalamdirisiswadalammatalingkungansekolah
3 KepalaSekolahmempertahkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah
4 KepalaSekolahmenumbuhkanperilaku yang baikdalamdirisiswadalammatalingkungansekolah
5 KepalaSekolahmempertahkanperilaku yang baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah
4 Kepalasekolahmemeriksakesiapanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru.
5 Kepalasekolahmemeriksakesiapanmateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdisiapkan oleh guru.
6 Kepalasekolahmemeriksakesiapan media pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru.
7 Kepalasekolahmemeriksakesiapansoal-soaltes pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru.
8 Kepalasekolahmemeriksakesiapan model pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdirencanakan oleh guru.
9 KepalaSekolahmemonitoringpengaplikasianrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru.
10 KepalaSekolahmemonitoringpenjelasanmateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdijelaskan oleh guru.
11 KepalaSekolahmemonitoringpenyajian media pembelajaran pada IPS
357
yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru.
12 KepalaSekolahmemonitoringpengaplikasiansoal-soaltes pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdibuat oleh guru.
13 KepalaSekolahmemonitoringpenerapan model pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakter yang telahdilaksanakan oleh guru.
14 Hal kepalasekolah yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
15 Hal kepalasekolah yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
Makassar, 2019
Peneliti
Hasnah K
358
PEDOMAN OBSERVASI
Nama : Hasnah K
Nim : 105060103616
JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan
KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial (IPS) Di Kelas Tinggi
(IV, V dan VI) SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
1. Identitasobservasi
a. Informan yang diamati : Orang tua
b. Hari, tanggal :
c. Waktu :
2. Aspek yang diamati : Wujudintegrasi, factor mendukung dan
menghambatpendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi
(kelas IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
No
Aspek yang di amati
Observasi Keterangan
Ya Tidak
1 Orang tuamenumbuhkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
2 Orang tuamempertahkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
3 Orang tuamenumbuhkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
3 Orang tuamempertahkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluar
359
gaataumasyarakat?
4 Orang tuamenumbuhkanperilaku yang baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
5 Orang tuamempertahkanperilaku yang baikdalamdirisiswadalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
6 Hal orang tua yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)
7 Hal orang tua yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)
Makassar 2019
Peneliti
Hasnah K
360
PEDOMAN OBSERVASI
Nama : Hasnah K
Nim : 105060103616
JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan
KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial (IPS) Di Kelas Tinggi
(IV, V dan VI) SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
1. Identitasobservasi
a. Informan yang diamati : Siswa
b. Hari, tanggal :
c. Waktu :
2. Aspek yang diamati : Wujudintegrasi, bentukevaluasi, factor
mendukung dan
menghambatpendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi
(kelas IV, V dan VI) di SD 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
No
Aspek yang di amati
Observasi Ketrangan
Ya Tidak
1 Siswamemilikiperasaan yang baik pada proses pembelajaran di dalamkelas
2 Siswamempertahkanperasaan yang baik pada proses pembelajaran di dalamkelas
3 Siswamemilikipikiran yang baik pada proses pembelajaran di dalamkelas
361
3 Siswamempertahkanpikiran yang baik pada proses pembelajaran di dalamkelas
4 Siswamemilikiperilaku yang baik pada proses pembelajaran di dalamkelas
5 Siswamempertahkanperilaku yang baik pada proses pembelajaran di dalamkelas
6 Ada sumbangsisiswaterhadapsiswadalampembentukanpendidikankarakter pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
7 Ada sumbangsisiswaterhadapsiswadalamdalammengajarkanhal-hal yang burukkepadasiswa pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI).
Makassar 2019
Peneliti
Hasnah K
362
LAMPIRAN IKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Hasnah K Nim : 105060103616 JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuan
Sosial (IPS) Di Kelas Tinggi (IV, V dan VI) SD 34 Bungung KatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Pewawancara : Informan : Guru Tanggal : Tempat :
No Variabel Indikator Item Pertanyaan
1 Pendidikan Karakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Sejarah sekolah
1. Apakah yang melatarbelakangipenerapanpendidikankarakterdi SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
2. Tujuandaripenerapanpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
Visimisisekolah
1. Apakahvisi dan misiSD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
2. Apakahadakaitanantaravisi dan misiSD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengdenganpendidikankarakter?
2 Wujudintegrasipendidikankarakterterhadapp
Moral
knowing 1. Bagaimanacaramenumbuhkanperasaan yang
baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
363
embelajaranIPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
2. Perasaan yang baiksepertiapa yang ditumbuhkandalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
3. Apakahbentukperasaan yang baik yang munculdalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
4. Bagaimanacara Anda untukmempertahkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
Moral feeling
1. Bagaimanacarauntukmenumbuhkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
2. Pikiran yang baiksepertiapa yang ditumbuhkandalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
3. Apakahbentukpikiran yang baik yang munculdalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
4. Bagaimanacarauntukmempertahkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalampembelajaranIPS?
Moral action
1. Bagaimanacarauntukmenumbuhkanperbuatan yang baik yang dapatdilakukan oleh siswadalampembelajaranIPS?
2. Perbuatan yang baiksepertiapa yang dilakukan oleh siswadalampembelajaranIPS?
3. Apakahbentukperbuatan yang baik yang dilakukan oleh siswadalampembelajaranIPS?
4. Bagaimanacarauntukmempertahkanperbuatan yang baik yang dilakukan oleh siswadalampembelajaranIPS?
3 Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) dalampembelajaranIP
Input 1. Bagaimanacaramempersiapkanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakterdalam RPP tersebut?
2. Bagaimanacaramempersiapkanmateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalammateritersebut?
364
S di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
3. Bagaimanacaramempersiapkan media pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam media tersebut?
4. Bagaimanacaramempersiapkansoal-soaltes pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalamsoal-soaltestersebut?
5. Bagaimanacaramempersiapkan model pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam model tersebut?
Proses 1. Bagaimanacaramengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam RPP tersebut?
2. Bagaimanacaramenjelaskanmateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalammateritersebut?
3. Bagaimanacaramenyajikan media pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam media tersebut?
4. Bagaimanacaramengaplikasikansoal-soaltes pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakterdalamsoal-soaltestersebut?
5. Bagaimanacaramenerapkan model pembelajaran pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakterdalam model tersebut?
Output
1. Karakterapasaja yang termuatdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
2. Karakterapasaja yang termuatdalammateripelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
3. Karakterapasaja yang termuatdalam media pembelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
4. Karakterapasaja yang termuatdalamsoal-soaltes pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5. Karakterapasaja yang termuatdalam model pembelajaran pada
365
IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
4 Faktormendukungpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Internal 1. Hal Apakah pada siswa yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
2. Hal Apakah pada guru yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
3. Hal Apakah pada karyawan yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
1. Hal Apakah pada kepalasekolah yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
Eksternal 1. Hal Apakah pada orang tua yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
2. Hal Apakah pada masyarakat yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
3. Hal Apakah pada temansebaya yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
1. Hal Apakah pada media sosial yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5 Faktorpenghambatpendidikankarakter di
Internal 1. Hal Apakah pada siswa yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada
366
SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)? 2. Hal Apakah pada guru yang
menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
3. Hal Apakah pada karyawan yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPSdi dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
1. Hal Apakah pada kepalasekolah yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS didikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
Eksternal 1. Hal Apakah pada orang tuayang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
2. Hal Apakah pada masyarakatyang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
3. Hal Apakah pada temansebayayang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
1. Hal Apakah pada media sosialyang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
Makassar, 2019 Peneliti Hasnah K
367
Kisi-kisiPedomanWawancara
Nama : Hasnah K Nim : 105060103616 JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuan
Sosial (IPS) Di Kelas Tinggi (IV, V dan VI) SD 34 Bungung KatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Pewawancara : Informan : Kepalasekolah Tanggal : Tempat :
No Variabel Indikator Item Pertanyaan
1 Pendidikan Karakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Sejarah sekolah
1. Apakah yang melatarbelakangipenerapanpendidikankarakterdi SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
2. Tujuandaripenerapanpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
Visimisisekolah
1. Apakahvisi dan misiSD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
2. Apakahadakaitanantaravisi dan misiSD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaengdenganpendidikankarakter?
2 WujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di
Moral knowing
1. Bagaimanacarauntukmenumbuhkanperasaan yang baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah?
2. Perasaan yang baiksepertiapa yang
368
kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
ditumbuhkandalamdirisiswadalamlingkungansekolah? 3. Apakahbentukperasaan yang baik yang
munculdalamdirisiswadalamlingkungansekolah? 4. Bagaimanacara Anda untukmempertahkanperasaan yang
baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah? Moral
feeling
1. Bagaimanacarauntukmenumbuhkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah?
2. Pikiran yang baiksepertiapa yang ditumbuhkandalamdirisiswadalamlingkungansekolah?
3. Apakahbentukpikiran yang baik yang munculdalamdirisiswadalamlingkungansekolah?
4. Bagaimanacara Anda untukmempertahkanpikiran yang baikdalamdirisiswadalamlingkungansekolah?
Moral
action
1. Bagaimanacarauntukmenumbuhkanperbuatan yang baik yang dapatdilakukan oleh siswadalamlingkungansekolah?
2. Perbuatan yang baiksepertiapa yang dilakukan oleh siswadalamlingkungansekolah?
3. Apakahbentukperbuatan yang baik yang dilakukan oleh siswadalamlingkungansekolah?
4. Bagaimanacara Anda untukmempertahkanperbuatan yang baik yang dilakukan oleh siswadalamlingkungansekolah?
3 Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) dalampembelajaranIPS di SD 34
Input 1. Bagaimanacara Anda memeriksakelengkapanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) yang telahdibuat oleh guru pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam RPP tersebut?
2. Bagaimanacara Anda memeriksakesiapanmateripelajaran yang telahdipersiapkan oleh guru pada IPS yang
369
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
memuatpendidikankarakterdalammateritersebut? 3. agaimanacara Anda memeriksakesiapan media pembelajaran yang
telahdipersiapkan oleh guru pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam media tersebut?
4. agaimanacara Anda memeriksakesiapansoal-soaltes yang telahdipersiapkan oleh guru pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalamsoal-soaltersebut?
5. Bagaimanacara Anda memeriksakesiapan model pembelajaran yang telahdirencanakan oleh guru pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam model tersebut?
Proses 1. Bagaimanacara Anda memonitoringpengaplikasianrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) oleh guru pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam RPP tersebut?
2. Bagaimanacara Anda memonitoringpenjelasanmateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalammateri yang diajarkan oleh guru?
3. Bagaimanacara Anda memonitoringpenyajian media pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam media tersebut?
4. Bagaimanacara Anda memonitoringsoal-soaltes pada IPS yang telahdibuat oleh guru yang memuatpendidikankarakterdalamsoal-soaltestersebut?
5. Bagaimanacara Anda memonitoring model pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakterdalam RPP tersebut?
Output 1. Karakterapasaja yang
370
termuatdalamrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
2. Karakterapasaja yang termuatdalammateripelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
3. Karakterapasaja yang termuatdalam media pembelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
4. Karakterapasaja yang termuatdalamsoal-soaltes pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5. Karakterapasaja yang termuatdalam model pembelajaran pada IPSdi kelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
4 Faktormendukungpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Internal 4. Hal Apakah pada siswayang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5. Hal Apakah pada guru yang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
6. Hal Apakah pada karyawanyang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
7. Hal Apakah pada kepalasekolahyang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
Eksternal 4. Hal Apakah pada orang tuayang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5. Hal Apakah pada masyarakatyang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
6. Hal Apakah pada temansebayayang
371
menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
7. Hal Apakah pada media sosialyang menjadipendukungdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5 Faktorpenghambatpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Internal 4. Hal Apakah pada siswayang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5. Hal Apakah pada guru yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
6. Hal Apakah pada karyawan yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS didikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
7. Hal Apakah pada kepalasekolah yang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikankarakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
Eksternal 4. Hal Apakah pada orang tuayang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
5. Hal Apakah pada masyarakatyang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
6. Hal Apakah pada temansebayayang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
7. Hal Apakah pada media sosialyang menjadipenghambatdalampembentukan Pendidikan karakterpada
372
IPS di dikelastinggi (kelas IV, V dan VI)?
Makassar, 2019
Peneliti
Hasnah K
373
Kisi-kisiPedomanWawancara
Nama : Hasnah K Nim : 105060103616 JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuan
Sosial (IPS) Di Kelas Tinggi (IV, V dan VI) SD 34 Bungung KatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Pewawancara : Informan : Siswa Tanggal : Tempat :
No Variabel Indikator Item Pertanyaan
2 WujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
Moral feeling
1. Apakah Anda merasaberkewajibanmelakukanhal-hal yang benar? 2. Apakah Anda memilikihargadiri yang tinggi? 3. Apakah Anda merasakanapa yang orang lain
rasakanjikadalamkeadaansukamaupunduka? 4. Apakah Anda mencintaihal yang baikataumencintaikebenaran? 5. Apakah Anda
memilikipengendaliandiridalamdalammenahansegalakeinginannegatifdalamdiri Anda?
6. Apakah Anda memilikiketerbukaanterhadapsuatukebenaran dan memilikikeinginanuntukmemperbaikidirimenjadimanusia yang lebihbaik?
374
Moral knowing
1. Apakah Anda memilikipengetahuandalammelihatsesuatu yang baik dan buruk?
2. Apakah Anda mengetahuinilai-nilaisosial yang baik yang adadilingkungansekolahataupundilingkunganmasyarakat?
3. Apakah Anda memilikikemampuanuntukmembanyangkanmenjadi orang lain dalammelakukanhal-hal yang baik?
4. Apakah Anda memilikipemahamanuntukmenghormati orang lain? 5. Apakahandamemilikikeberaniandalammengambilsikapuntukmelakuka
nhal yang baik? 6. Apakahandamengetahuihal-halbaik dan buruk yang adadalamdiri
Anda? Moral
action
1. Apakah Anda memilikikemampuanuntukmelakukanperbuatan yang baik?
2. Apakah Anda memilikikeinginanuntukmelakukanhal yang baik? 3. Apakahkamumemilikikebiasaaan yang baik?
3 Bentukevaluasipendidikankarakter di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) dalampembelajaranIPS di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng?
Proses 1. Bagaimanacara guru mengaplikasikanrencanapelaksanaanpembelajaran (RPP) pada IPS (IPS yang memuatpendidikankarakterdalam RPP tersebut?
2. Bagaimanacara guru menjelaskanmateripelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam RPP tersebut?
3. Bagaimanacara guru menyajikan media pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam media tersebut?
4. Bagaimanacara guru mengaplikasikansoal-soaltes pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalamsoal-soaltersebut?
5. Bagaimanacara guru menerapkan model pembelajaran pada IPS yang memuatpendidikankarakterdalam model tersebut?
output 1. Karakterapasaja yang Anda dapatkanpada materipelajaranIPS yang
375
telahdiajarkan oleh guru? 2. Karakterapasaja yang Anda dapatkan pada media pembelajaran
pada IPS (IPS ) yang telahdiberikan oleh guru? 3. Karakterapasaja yang Anda dapatkan pada soal-soaltes pada IPS
yang telahdiberikan oleh guru? 4. Karakterapasaja yang Anda dapatkan pada model pembelajaran
pada IPS yang telahdiaplikasikan oleh guru?
4 Faktormendukungpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Internal 1. Apakahsiswa yang lain pernah/selalumengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
2. Apakah guru perna/selalumengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
3. Apakahkaryawanpernah/selalumengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
4. Apakahkepalasekolahpernah/selalumengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
Eksternal 1. Apakah orang tuapernah/selalumengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
2. Apakahmasyarakatpernah/selalumengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
3. Apakahtemansebayapernah/selalumengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
4. Apakah media bisamengajarkanhal-hal yang baik (karakter) kepada Anda?
5 Faktorpenghambatpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammung
Internal 1. Apakahsiswa yang lain pernah/selalumengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
2. Apakah guru pernah/selalumengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
376
KecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
3. Apakahkaryawanpernah/selalumengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
4. Apakahkepalasekolahpernah/selalumengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
Eksternal 1. Apakah orang tuapernah/selalumengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
2. Apakahmasyarakatpernah/selalumengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
3. Apakahtemansebayapernah/selalumengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
4. Apakah media sosialmengajarkanhal-hal yang burukkepada Anda?
Makassar, 2019
Peneliti
Hasnah K
377
Kisi-kisiPedomanWawancara
Nama : Hasnah K Nim : 105060103616 JudulPenelitian : Integrasi Pendidikan KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuan
Sosial (IPS) Di Kelas Tinggi (IV, V dan VI) SD 34 Bungung KatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Pewawancara : Informan : Orang Tua Tanggal : Tempat :
No Variabel Indikator Item Pertanyaan
2 WujudintegrasipendidikankarakterterhadappembelajaranIPS di kelastinggi (kelas IV, V dan VI) di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng
Moral feeling
1. Perasaan yang baiksepertiapa yang ditumbuhkandalamdirianak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
2. Apakahbentukperasaan yang baik yang munculdalamdirianak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
3. Bagaimanacara Anda untukmempertahkanperasaan yang baikdalamdirianak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
Moral
knowing 1. Bagaimanacarauntukmenumbuhkanpikiran yang
baikdalamdirianak Anda
378
dalamlingkungankeluargaataumasyarakat? 2. Pikiran yang baiksepertiapa yang ditumbuhkandalamdirianak
Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat? 3. Apakahbentukpikiran yang baik yang munculdalamdirianak
Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat? 4. Bagaimanacara Anda untukmempertahkanpikiran yang
baikdalamdirianak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
Moral action
1. Bagaimanacarauntukmenumbuhkanperbuatan yang baik yang dapatdilakukan oleh anak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
2. Perbuatan yang baiksepertiapa yang dilakukan oleh anak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
3. Apakahbentukperbuatan yang baik yang dilakukan oleh anak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
4. Bagaimanacara Anda untukmempertahkanperbuatan yang baik yang dilakukan oleh anak Anda dalamlingkungankeluargaataumasyarakat?
4 Faktormendukungpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Internal 1. Apakahsiswa yang lain mengajarkanhal-hal yang baik (karakter) untukanak Anda di sekolah?
2. Apakah guru mengajarkanhal-hal yang baik (karakter) untukanak Anda di sekolah?
3. Apakahkaryawanmengajarkanhal-hal yang baik (karakter) untukanak Anda di sekolah?
4. Apakahkepalasekolahmengajarkanhal-hal yang baik (karakter) untukanak Anda di sekolah?
Eksternal 1. Apakahmasyarakatmengajarkanhal-hal yang baik (karakter)
379
untukanak Anda di masyarakat? 2. Apakahtemansebayamengajarkanhal-hal yang baik
(karakter) untukanak Anda di dalampergaulannya? 3. Apakah media sosialmengajarkanhal-hal yang baik (karakter)
untukanak Anda?
5 Faktorpenghambatpendidikankarakter di SD 34 BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng.
Internal 1. Apakahsiswa yang lain mengajarkanhal-hal yang burukkepadaanak Anda di sekolah?
2. Apakah guru mengajarkanhal-hal yang burukkepadaanak Anda di sekolah?
3. Apakahkaryawanmengajarkanhal-hal yang burukkepadaanak Anda di sekolah?
4. Apakahkepalasekolahmengajarkanhal-hal yang burukkepadaanak Anda di sekolah?
Eksternal 1. Apakahmasyarakatmengajarkanhal-hal yang burukkepadaanak Anda di masyarakat?
2. Apakahtemansebayamengajarkanhal-hal yang burukkepadaanak Anda di dalampergaulannya?
3. Apakah media sosialmengajarkanhal-hal yang burukkepadaanak Anda?
Makassar, 2019
Peneliti
380
Hasnah K
380 LAMPIRAN IV PERSURATAN
381
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Hasnah K, lahir di Panggalungan 10 Juli 1986
KabupatenBarru, Sulawesi Selatan, anak keduadari
tiga bersaudara pasangan Kanji dan Risma. Penulis
telah menikah dengan Suardi, S.Pd,.M.Pd. Penulis
mulai menempuh pendidikan Sekolah Dasar (1995-
2001) di SD InpresLappaTemmu, Sekolah
Menengah Pertama (2001-2005) di SMP Negeri 1
TaneteRiaja, Sekolah Menengah Atas (2004-2007)
di SMA 1 TaneteRiajapada tahun 2007masuk pada Program
StudiPendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Strata Satu (S1)
FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar sampai tahun 2012. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan
pendidikan di jenjang (S2) dengan memilih Program Studi Pendidikan
Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar
dan selesai pada tahun 2019.Penulis menulis tesis dengan judul Integrasi
Pendidikan KarakterdalamPembelajaranIlmuPengetahuanSosial di Kelas
Tinggi Sekolah Dasar 34
BungungKatammungKecamatanBissappuKabupatenBantaeng