informasi penawaran umum obligasi & sukuk ijarah tps food ... · termasuk namun tidak terbatas...

21
INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI TPS FOOD I TAHUN 2013 ; DAN SUKUK IJARAH I TPS FOOD I TAHUN 2013 Nama Emiten : PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK Bidang Usaha : Berusaha dalam : Sektor pengolahan makanan Sektor pengolahan beras Sektor agribisnis Pemilik : PT. Tiga Pilar Corpora Primanex Pte Ltd PT. Permata Handrawira Sakti Pandawa Treasures Pte Ltd Masyarakat : : : : 27.86% 10.50% 10.12% 5.00% 46.52% Komisaris Utama : Anton Apriyantono Wakil Komisaris Utama : Kang Hongkie Wijaya Komisaris : Hrngky Koestanto Komisaris Independen : Prof. Dr. Ir. Haryadi Dewan Komisaris : Komisaris Independen : Bondan Haryo Winarno Direktur Utama : Stefanus Joko Mogoginta Wakil : Budhi Istanto Suwito Direktur : Achmad Subchan Dewan Direksi : Direktur : Jo Tjong Seng Pertimbangan Investasi : Tim manajemen yang berpengalaman luas. Memiliki beberapa keunggulan kompetitif di setiap sektor kegiatan usahanya seperti sektor pengolahan makanan, pengolahan beras dan agribisnis, selain keunggulan manajemen dan tim Perseroan di setiap sektor dengan dukungan TPS Academy yaitu departemen khusus dalam penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia. Kinerja keuangan Perseroan yang solid. Menguasai pangsa pasar terbesar untuk produk mie kering. Memiliki pabrik penggilingan beras yang memiliki teknologi tinggi, yang mampu menghasilkan beras berkualitas tinggi disamping fasilitas penggilingan beras dengan silo (fasilitas penyimpanan padi) dengan teknologi pengeringan yang sudah maju. Indikasi Struktur Obligasi & Sukuk Mudharabah : Nama Obligasi : Obligasi TPS Food I Tahun 2013; dan Sukuk Ijarah TPS Food I Tahun 2013. Total Emisi : Obligasi : Rp. 600.000.000.000,- (Enam Ratus Miliar Rupiah) Sukuk Ijarah : Rp. 300.000.000.000,- (Tiga Ratus Miliar Rupiah) Harga Penawaran : 100 % dari Jumlah Pokok Obligasi dan Dana Sukuk Ijarah Peringkat Obligasi dan Sukuk : idA-(Single A Minus) dari Pefindo

Upload: nguyenlien

Post on 02-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

INFORMASI  PENAWARAN  UMUM  OBLIGASI  TPS FOOD  I   TAHUN 2013 ; DAN  SUKUK IJARAH  I  TPS FOOD  I  TAHUN 2013 

Nama Emiten : PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK Bidang Usaha : Berusaha dalam :

• Sektor pengolahan makanan • Sektor pengolahan beras • Sektor agribisnis

Pemilik : PT. Tiga Pilar Corpora Primanex Pte Ltd PT. Permata Handrawira Sakti Pandawa Treasures Pte Ltd Masyarakat

: : : :

27.86% 10.50% 10.12% 5.00% 46.52%

Komisaris Utama : Anton Apriyantono Wakil Komisaris Utama : Kang Hongkie Wijaya Komisaris : Hrngky Koestanto Komisaris Independen : Prof. Dr. Ir. Haryadi

Dewan Komisaris :

Komisaris Independen : Bondan Haryo Winarno Direktur Utama : Stefanus Joko Mogoginta Wakil : Budhi Istanto Suwito Direktur : Achmad Subchan

Dewan Direksi :

Direktur : Jo Tjong Seng Pertimbangan Investasi : Tim manajemen yang berpengalaman luas.

Memiliki beberapa keunggulan kompetitif di setiap sektor kegiatan usahanya seperti sektor pengolahan makanan, pengolahan beras dan agribisnis, selain keunggulan manajemen dan tim Perseroan di setiap sektor dengan dukungan TPS Academy yaitu departemen khusus dalam penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia.

Kinerja keuangan Perseroan yang solid. Menguasai pangsa pasar terbesar untuk produk mie kering. Memiliki pabrik penggilingan beras yang memiliki teknologi tinggi, yang

mampu menghasilkan beras berkualitas tinggi disamping fasilitas penggilingan beras dengan silo (fasilitas penyimpanan padi) dengan teknologi pengeringan yang sudah maju.

Indikasi Struktur Obligasi & Sukuk Mudharabah : Nama Obligasi : • Obligasi TPS Food I Tahun 2013; dan

• Sukuk Ijarah TPS Food I Tahun 2013. Total Emisi : Obligasi : Rp. 600.000.000.000,- (Enam Ratus Miliar Rupiah)

Sukuk Ijarah : Rp. 300.000.000.000,- (Tiga Ratus Miliar Rupiah) Harga Penawaran : 100 % dari Jumlah Pokok Obligasi dan Dana Sukuk Ijarah Peringkat Obligasi dan Sukuk : idA-(Single A Minus) dari Pefindo

Page 2: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

Ijarah Jangka Waktu : Obligasi

Sukuk Ijarah 5 Tahun 5 Tahun

Indikasi Bunga Obligasi / Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah

: 9.25% - 10.25%

Pembayaran Bunga Obligasi / Cicilan Imbalan Sukuk Ijarah

: Bunga Obligasi dan Pendapatan Bagi Hasil akan dibayarkan setiap 3(tiga) bulan

Jaminan : Dengan agunan khusus berupa aset tetap dan piutang dengan nilai 110% (Seratus sepuluh persen) dari jumlah terutang atas jumlah Pokok Obligasi dan dari nilai Sisa Imbalan Ijarah yang wajib dibayarkan untuk kepentingan Pemegang Oblikasi dan Sukuk Ijarah.

Distribusi secara elektronik : Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Pencatatan : Bursa Efek Indonesia (BEI) Rencana Penggunaan Dana : Dana hasil Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Mudharabah setelah dikurangi

biaya-biaya Emisi, : Seluruhnya akan dipergunakan untuk kegiatan pembiayaan konsumen

kendaraan bermotor untuk Obligasi; dan Seluruhnya akan dipergunakan untuk kegiatan pembiayaan konsumen

kendaraan bermotor secara murabahah untuk Sukuk Mudharabah. 1. Disalurkan ke Anak Perusahaan dalam bentuk pinjaman yang akan

dipergunakan oleh anak perusahaan untuk pembayaran Pinjaman (berikut bunga dan denda (jika ada) kpd. pemberi pinjaman sbb : a. Sekitar 5,94% akan dipergunakan PT. Jatisari Srirejeki (JSR) untuk

melakukan pembayaran atas pinjaman (berikut bunga dan denda (jika ada) kpd Bank Rakyat Indonesia Tbk sebagai pihak tidak terafiliasi dengan tingkat bunga 7,5% per tahun.

b. Sekitar 83,54% akan dipergunakan PT. TPS untuk melakukan pembayaran atas pinjaman (berikut bunga dan denda (jika ada)) Kepada Bank Mandiri sebagai pihak terafiliasi dengan tingkat bunga 10% per tahun.

2. Sekitar 10,52% akan dipergunakan untuk Modal kerja Perseroan antara lain termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi, pembayaran utang dagang pemberian modal kerja Anak perusahaan dan lain-lain.

Dana dari Sukuk Ijarah TPS Food I Tahun 2013 akan digunakan : 1. Sekitar 16.95% akan dipergunakan Perseroan untuk melakukan

pembayaran atas pembiayaan (berikut bagi hasil dan denda (Jika ada)) yang diperoleh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia sebagai pihak tidak terafiliasi dengan indikasi tingkat Bagi hasil 9,8% per tahun.

2. Sekitar 30.08% akan dipergunakan Perseroan untuk melakukan pembayaran atas pembiayaan (berikut sisa marjin dan denda (Jika ada) yang diperoleh dari PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai pihak tidak terafiliasi dengan tingkat marjin 11,5% per tahun.

Page 3: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

3. Disalurkan ke Anak Perusahaan sebagai pembayaran atas sewa (pengalihan manfaat) obyek ijarah yang selanjutnya digunakan oleh Anak Perusahaan untuk: a. Sekitar 5,16% akan dipergunakan PT TPS untuk melakukan

pembayaran atas fasilitas pembiayaan yang diperoleh dari PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai pihak tidak terafiliasi dengan tingkat marjin 11,5% per tahun.

b. Sekitar 19,84% akan dipergunakan PT. TPS untuk melakukan pembayaran atas hutang pokok (tidak termasuk bunga dan Denda) kepada Bank Mandiri Tbk sebagai pihak tidak terafiliasi dengan tingkat bunga 10% per tahun.

c. Sekitar 27,97% akan dipergunakan PT. Poly Meditra Indonesia (PMI) untuk melakukan pembayaran atas hutang-hutang pokok Tidak termasuk bunga dan denda (jika ada)) kepada PT. Bank Mandiri Tbk sebagai pihak tidak terafiliasi dengan tingkat bunga 10% per tahun.

Profesi dan Lembaga Penunjang : Penjamin Pelaksana Emisi

(Lead Underwriter) : PT. Danareksa Sekuritas

PT. HSBC Securities Indonesia PT. Indo Premier Securities

Akuntan Publik : Aryanto, Amir, Jusuf, Mawar & Saptoto Konsultan Hukum : Wecolaw Notaris : Humberg Lie, SH, SE, MKn Penilai : KJPP Suwendho Rinaldy & Rekan Wali Amanat : PT. Bank Mega Tbk Perusahaan Pemeringkat : PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Agen Pembayaran : PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Indikasi Jadwal Emisi Obligasi & Sukuk Mudharabah : Periode Book Building : 04 – 15 Maret 2013 Masa Penawaran Umum : 01 – 02 April 2013 Penjatahan : 03 April 2013 Pembayaran dari Investor : 04 April 2013 Distribusi Obligasi secara elektronik : 05 April 2013 Pencatatan pada BEI : 08 April 2013

PT. Phillip Securities Indonesia

Divisi Corporate Finance Phone : 021 - 57 900 800 Fax : 021 - 57 900 809 Email : [email protected]

Page 4: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

Refer to important disclosures on the last page

FIXED INCOME RESEARCH PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Indonesia – Sektor Konsumer 4 Maret 2013

PROFIL PERUSAHAAN PENERBITAN OBLIGASI

Pemegang SahamPemegang SahamPemegang SahamPemegang Saham PT Tiga Pilar Corpora .......................27,86% Primanex Pte Ltd ..............................10,50% PT Permata Handrawira Sakti ...........10,12% Pandawa Treasures Pte Ltd ............... 5,00% Masyarakat ......................................46,52%

Obligasi Obligasi Obligasi Obligasi TPS FoodTPS FoodTPS FoodTPS Food I Tahun 2013I Tahun 2013I Tahun 2013I Tahun 2013

Jumlah ........................................ Rp 600 miliar Tenor ................................................. 5 tahun Sukuk Sukuk Sukuk Sukuk IjarahIjarahIjarahIjarah TPS FoodTPS FoodTPS FoodTPS Food I Tahun 2013I Tahun 2013I Tahun 2013I Tahun 2013

Jumlah ........................................ Rp 300 miliar Tenor ................................................. 5 tahun

ACUAN INVESTASI Perusahaan Konsumer dengan Tiga Segmen Bisnis

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food atau Perseroan) memiliki tiga bisnis utama, yakni manufaktur makanan, beras, dan perkebunan kelapa sawit. Berdiri pada 1959, Perseroan memulai bisnisnya dengan memproduk-si bihun Cap Cangak Ular. Berkembang sampai dengan pada saat ini, Perse-roan memiliki puluhan produk seperti mie dengan merk Ayam 2 Telor, snack ekstrusi dengan merk Taro, dan permen gula dengan merk Gulas. Pada 30 September 2012, aset perseroan tercatat sebesar Rp 3,82 triliun, dengan

jaringan distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia. Consumer Company with Three Business Segments PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food or the Company) has three main businesses, namely food manufacturing, rice, and palm oil plantations. Founded in 1959, the Company started its business by producing vermicelli

under Cangak Ular brand. Growing up until today, the Company has dozens of products such as noodles under Ayam 2 Telor brand, extruded snack named Taro, and sugar candy called Gulas. The assets of the Company reached Rp 3.82 trillion on 30 September 2012, with distribution network spread all over Indonesia. Penjualan dan Laba Bersih 9M12 Tumbuh 72% dan 128%

Melalui tiga bisnis tersebut, TPS Food menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,95 triliun pada 9M12, tumbuh 72% dibanding 9M11 yang tercatat sebesar Rp 1,13 triliun. Angka 9M12 ini bahkan lebih besar daripada penjualan seta-hun penuh 2011 yang tercatat sebesar Rp 1,75 triliun. Laba bersih pada 9M12 tercatat sebesar Rp 157,67 miliar, naik 128% dari Rp 69,16 miliar pa-da 9M11. Pertumbuhan yang pesat ini dihasilkan baik secara organik mau-pun inorganik.

Sales and Net Income 9M12 Grew by 72% and 128% Through the three businesses, TPS Food generated sales of Rp 1.95 trillion in 9M12, grew by 72% compared to that in 9M11 amounting to Rp 1.13 trillion. This figure of 9M12 is even bigger than 2011's full-year sales of Rp 1.75 trillion. Net income in 9M12 stood at Rp 157.67 billion, appreciating by

128% from Rp 69.16 billion in 9M11. This rapid growth was driven both organically and inorganically. Segmen Bisnis Beras Wakili 55% Total Penjualan Kotor Pada 9M12, penjualan segmen bisnis beras TPS Food mencapai Rp 1,10 trili-un, atau sekitar 55% dari total penjualan kotor (sebelum diskon) yang ter-catat sebesar Rp 2,02 triliun. Saat ini, Perseroan memiliki dua pabrik beras

Analyst

Dedikasi Sitorus

[email protected]

Tel: (+62-21) - 5793 1168 Fax: (+62-21) - 5793 1167

Page 5: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

2 Refer to important disclosures on the last page

di Jawa Barat dengan kapasitas total 120.000 MT per tahun per pabrik. Da-lam tahun 2013, Perseroan menargetkan akan menyelesaikan pembangun-an dua pabrik lagi dengan total investasi mencapai sekitar Rp 300 miliar. Dengan ini, kapasitas produksinya akan meningkat dua kali lipat.

Rice Business Segment Represents 55% of Total Gross Sales In 9M12, sales of TPS Food’s rice segment reached Rp 1.10 trillion, or about 55% of the total gross sales (before discounts) of Rp 2.02 trillion. Currently, the Company has two rice mills in West Java with total capacity of 120,000 MT per year per mill. In 2013, the Company aims to complete the construction of two additional mills with total investment reaching Rp 300 billion. With the completion of these mills, its production capacity will

increase twofold. Dengan Pengalaman 54 Tahun, Segmen Manufaktur Makanan Tumbuh Makin Cepat dengan Reputasi yang Baik Segmen bisnis manufaktur makanan Perseroan dirintis oleh generasi perta-ma, Tan Pia Soe, 54 tahun yang lalu. Saat ini, segmen tersebut sudah me-miliki puluhan merk; dan penjualan yang dihasilkannya pada 9M12 menca-

pai Rp 876,01 miliar, meningkat 30% ketimbang 9M11. Pada 2012, Persero-an mengakuisisi Subafood, produsen bihun jagung dengan reputasi yang cukup baik. Terlepas dari akuisisi Subafood, TPS Food pada tahun ini akan menambah lini produksinya untuk menyokong pertumbuhan segmen manu-faktur makanan. Sementara itu, pada 2012, merk Taro dan Mie Kremezz mendapatkan penghargaan dari Majalah Swa sebagai Indonesia Best Brand.

With 54 Years of Experience, Food Manufacturing Segment Grows Faster with Good Reputation The Company’s food manufacturing business segment was pioneered by its

first generation, Tan Pia Soe, 54 years ago. Currently, the segment has dozens of brands; and its sales in 9M12 reached Rp 876.01 billion, an increase of 30% compared to 9M11. In 2012, the Company acquired Subafood, a corn vermicelli manufacturer with a pretty good reputation. Apart from Subafood acquisition, this year TPS Food will add its production lines to support the growth of food manufacturing segment. Meanwhile, in 2012, Taro and Mie Kremezz were awarded as the Indonesia Best Brand by

Swa Magazine. Likuiditas yang Cukup Sehat dan Jaminan Memitigasi Penggunaan Utang Berdasarkan perhitungan kami, rasio net gearing pada akhir 9M12 adalah 65%. Sedangkan, current ratio Perseroan masih 146%, and EBITDA/interest expense tercatat di 3,77 kali. Angka-angka ini menjelaskan bahwa likuiditas

TPS Food masih cukup sehat. Sebagai tambahan, Perseroan memberikan beberapa asetnya sebagai jaminan khusus, yang akan menutupi nominal obligasi yang diajukan sebanyak 110%. Likuiditas yang cukup sehat dan jaminan dari TPS Food dapat menjadi dukungan yang kuat untuk penerbitan obligasinya. Penggunaan utang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan, terutama mereka yang dalam mode ekspansi. Dalam ekonomi yang

bertumbuh dengan pesat seperti Indonesia, strategi ekspansi bisa jadi merupakan keputusan yang paling cocok untuk perusahaan yang terkait sektor konsumer. Quite Healthy Liquidity and Collaterals Mitigate Financial Leverage Based on our calculation, net gearing ratio in the end of 9M12 was 65%. Meanwhile, the Company’s current ratio stood at 146% and EBITDA/interest

expense was recorded at 3.77 times. These figures reveal that TPS Food’s liquidity was still quite healthy. In addition, the Company put some of its assets as exclusive collaterals, which will cover 110% of nominal value of the proposed bonds. The Company’s quite sound liquidity and collaterals may come as a strong support for its proposed bonds issuance. Financial leverage may be needed by companies, especially those in expansion mode. In this rapidly growing domestic economy, expansion strategy may be the

wisest decision for consumer-related companies.

Page 6: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

Refer to important disclosures on the last page 3

PROFIL PERSEROAN Pengalaman di Sektor Konsumer sejak 1959

TPS Food didirikan pada 1959 oleh Tan Pia Soe, yang membangun pabrik bihun dengan merk Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa Tengah. Tan Pia Soe memiliki visi menjual produk makanan berkualitas dengan harga yang terjangkau. Visi tersebut nampaknya masih menjadi bagian dari cara TPS Food menjalankan bisnisnya saat ini.

Perseroan kemudian tumbuh dengan mulai menggunakan mesin-mesin pabrik yang lebih modern dan mulai mengembangkan produk-produk baru. Saat ini, Perseroan dijalankan oleh generasi ketiga yang diwarisi expertise dan jaringan di sektor konsumer yang telah dibangun sejak awal pendirian TPS Food. Pada 2003, TPS

Food melakukan backdoor listing dengan mengakuisisi PT Asia Inti Selera (AISA). Pada 30 September 2012, TPS Food memiliki aset dengan nilai mencapai Rp 3,82 triliun, dan menyediakan berbagai produk berkualitas dengan puluhan jenis dan merk.

Penjualan Beras dan Manufaktur Makanan Dominasi Penjualan Perseroan TPS Food bergerak di tiga segmen, yakni beras, manufaktur makanan, serta kelapa sawit. Segmen

bisnis beras menguasai komponen total penjualan kotor TPS Food pada 9M12 dengan porsi 54,55% (Rp 1,1 triliun). Hal ini diraih setelah melakukan ekspansi secara inorganik pada 2010 dan 2011. Segmen manufaktur makanan menyusul di urutan kedua dengan porsi 43,44% (Rp 876,01 miliar),

sedangkan segmen kelapa sawit 2,01% (Rp 40,62 miliar). Total penjualan bersih (setelah diskon) yang sebesar Rp 1,95 triliun pada 9M12 meningkat 72,62% dibanding Rp 1,13 triliun pada 9M11.

COMPANY PROFILE Experienced in Consumer Sector since 1959

TPS Food was founded in 1959 by Tan Pia Soe, who built the vermicelli mill under Cangak Ular brand in Sukoharjo, Central Java. Tan Pia Soe’s vision was to sell quality food products at affordable prices. This vision seems still become a part of how TPS Food runs its business today. The Company then grew by starting to use more

advanced factory machines and began to develop new products. Currently, the Company is run by the third generation inherited by expertise and network in the consumer sector which has been built since the establishment of TPS Food. In 2003, TPS Food did a backdoor listing by acquiring PT Asia Inti Selera (AISA). On 30

September 2012, TPS Food owned assets amounted to Rp 3.82 trillion and has been providing a variety of quality products with dozens of different types and brands.

Rice and Food Manufacturing Sales Dominates the Company’s Sales TPS Food engages in three segments, namely rice, food manufacturing and palm oil. Rice

business dominates TPS Food’s gross sales in 9M12 by 54.55% (Rp 1.1 trillion). This was achieved after conducting inorganic expansion in 2010 and 2011. Food manufacturing segment followed in the second place with a share of 43.44% (Rp 876.01 billion), while the palm oil

segment 2.01% (Rp 40.62 billion). Total net sales (after discounts) of Rp 1.95 trillion in 9M12 increased by 72.62% compared to Rp 1.13 trillion in 9M11.

TPS Food’s Corporate Structure

Source: TPS Food

Page 7: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

4 Refer to important disclosures on the last page

Akuisisi Perusahaan Beras Datangkan Pertumbuhan Penjualan yang Signifikan

Pada 2010, TPS Food mengakuisisi perusahaan perdagangan beras PT Dunia Pangan dan perusahaan pabrik penggilingan beras PT Jatisari Sri Rejeki. Pada tahun selanjutnya, Perseroan membeli pabrik dan merk beras Ayam Jago dari PT Alam Makmur Sembada. Masing-masing pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar total

120.000 MT per tahun dan kapasitas penyimpan-an masing-masing 24.000 ton dan 20.000 ton. Dengan teknologinya, fasilitas tersebut dapat me-nyimpan gabah hingga 12 bulan. Melalui akuisisi tersebut, TPS Food melengkapi pilihan produk be-rasnya baik yang bermerk maupun yang tidak

bermerk, sehingga TPS Food dapat menjangkau baik segmen menengah ke atas maupun segmen menengah ke bawah. Pada 9M12, segmen ini mendatangkan penjualan kotor sebesar Rp 1,1 triliun, meningkat pesat dari Rp 411,5 miliar pada 9M11.

Segmen Beras Terapkan Strategi Ekspansif dalam Lima Tahun ke Depan Manajemen TPS Food menerapkan strategi ekspansif untuk segmen berasnya. Dalam lima tahun ke depan, Perseroan menargetkan pertumbuhan produksi hingga menguasai 5% pangsa pasar nasional, atau sekitar dua juta ton

beras. Untuk itu, TPS Food akan membangun 16 pabrik beras hingga 2017 atau 2018. Biaya pembangunan pabrik tersebut mencapai US$ 15 juta per pabrik, dengan kapasitas produksi 120.000 MT per tahun. Perseroan juga akan membangun silo penyimpanan sebanyak 24 unit

untuk masing-masing pabrik baru tersebut, dengan kapasitas masing-masing sebesar 2.000 ton. Selain itu, TPS Food menjalin hubungan baik dengan petani yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah, untuk menjamin pasokan gabah padi yang konsisten, sehingga strategi ekspansi dapat berjalan dengan sukses.

Acquisition of Rice Company Drove Significant Sales Increase In 2010, TPS Food acquired a rice trading company, PT Dunia Pangan and a rice mill company, PT Jatisari Sri Rejeki. In the subsequent

year, the Company purchased the mill and brand of Ayam Jago from PT Alam Makmur Sembada. Each plant has a total production capacity of 120,000 MT per year and storage capacity of 24,000 tonnes and 20,000 tonnes respectively. The facility’s technology has made it capable of storing up to 12 months of grain. Through that

acquisition, TPS Food complements its product variety, both branded and non-branded so that TPS Food will be able to reach both upper-middle and lower-middle segments. In 9M12, this segment generated gross income of Rp 1.1 trillion, accelerating sharply from Rp 411.5 billion in 9M11.

Rice Segment Implements Expansive Strategy in the Next Five Years The management of TPS Food has implemented

expansive strategy for its rice business. In the next five years, the Company targets production growth, until it holds 5% of national market share, or approximately two million tonnes of rice. Therefore, TPS Food will build 16 rice mills until 2017 or 2018. The cost of mill construction

reaches US$ 15 million per mill, of which production capacity is 120.000 MT per year. The Company also plans to build as many as 24 units of storage silo for each of the new plant, of which capacity is 2,000 tonnes. More than that, TPS Food maintains good relationships with farmers in West Java and Central Java to ensure consistent

supply of paddy rice so that the expansion strategy will be able to be implemented successfully.

Gross Sales Breakdown of 9M12

43.44%

54.55%

2.01%

Food manufacturing

Rice product

Palm oil business

Source: TPS Food

Page 8: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

Refer to important disclosures on the last page 5

Mengembangkan Produk Beras secara Ber-kelanjutan

Untuk produk-produk bermerek, TPS Food telah melakukan pengembangan produk dengan memperbaharui kemasan merk Ayam Jago, Rojo Lele, dan berbagai merek unggulan lainnya. Dengan kemasan baru ini, Perseroan akan semakin gencar melakukan penetrasi pasar, sesuai dengan segmen sasaran setiap produk,

baik pasar modern maupun tradisional. Selain kemasan, TPS Food juga akan melakukan inovasi produk dengan nilai tambah, seperti beras bervitamin dan beras organik. Diferensiasi seperti ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan

Perseroan. Saat ini, TPS Food masih berfokus untuk menggarap pasar Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Ke depan, Perseroan juga akan mengembangkan kualitas padinya sendiri yang lebih produktif dan tahan lama, dengan bekerja sama dengan lembaga universitas dan laboratori-um penelitian.

Bisnis Manufaktur Makanan Tumbuh 30% Segmen bisnis manufaktur makanan berhasil mendatangkan penjualan kotor sebesar Rp 876,01 miliar pada 9M12, bertumbuh 30% dari

9M11 yang senilai Rp 675,6 miliar. Segmen ini terbagi menjadi dua bagian: Makanan dasar dan makanan siap konsumsi. Makanan dasar terdiri dari produk mie dan produk bihun, sedangkan makanan siap konsumsi menjual wafer stick dan snack extrusion, biskuit, dan permen. Pertumbuh-an sebesar 30% tersebut banyak didorong oleh

penjualan produk mie dan bihun yang melonjak 70% pada periode tersebut, dari Rp 252,67 miliar ke Rp 430,37 miliar. Hal ini tidak terlepas daripa-da pengembangan produk yang terus dilakukan oleh TPS Food.

Continuous Rice Products Development

For branded products, TPS Food has done product development by repackaging Ayam Jago, Rojo Lele, and many other leading brands. With these new packagings, the Company will penetrate the market more aggresively, in accordance with the targeted segment of each product, both modern and traditional markets.

Besides packaging, TPS Food will also conduct product innovations with added value, such as vitamin rice and organic rice. Such differentiation is expected to increase the Company’s sales.

Currently, TPS Food is focusing on cultivating markets in Java, Sumatra, and Borneo. Going forward, the Company will also develop its own quality rice which is more productive and durable, by working with university institutions and research laboratoriums.

Food Manufacturing Business Grew by 30%

Food manufacturing business segment managed to bring in gross sales of Rp 876.01 billion in 9M12, growing by 30% from 9M11 which amounted to Rp 675.6 billion. This segment is divided into two parts: Basic foods and consumer foods. Basic foods consist of noodles and vermicelli, while consumer foods comprise wafer

sticks and extruded snacks, biscuits and candies. The growth of 30% was driven mostly by the sales of noodles and vermicelli products, which surged by 70% in the period, from Rp 252.67 billion to Rp 430.37 billion. This is the result of product development continuously performed by TPS Food.

TPS Food’s Rice Products

Source: TPS Food

Page 9: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

6 Refer to important disclosures on the last page

Berpengalaman 54 Tahun, Jaringan Distribu-si Mencapai 90 Distributor Dengan pengalaman selama 54 tahun, Perseroan telah mengembangkan jaringannya ke 90 distri-butor yang terletak di Jawa, Sumatera, Kaliman-

tan, Sulawesi, dan Bali. Melalui jaringan ini, TPS Food memiliki 62.625 gerai, yang terdiri dari multi distributor, grosir, pengecer, koperasi, supermar-ket dan minimarket, serta restoran dan usaha-usaha katering. Strategi akuisisi berbagai merek tidak hanya menambah portofolio produk Persero-

an, namun juga memperdalam saluran distribusi-nya. TPS Food juga merambah pasar internasional. Untuk permen, negara yang dituju adalah Australia, Singapura, Amerika Serikat, dan Malay-sia. Untuk mie instan, TPS Food menyasar Austra-

lia, Timur Tengah, dan Filipina. Untuk biskuit, pasar yang dituju adalah Timur Tengah. Persero-an juga memiliki kontrak dengan World Food Programme, sebuah lembaga bantuan di bawah naungan PBB, untuk memproduksi biskuit yang akan dikirim ke negara-negara penerima bantuan.

Experienced for 54 Years, Its Distribution Network Reaches 90 Distributors With 54 years of experience, the Company has expanded its network to 90 distributors located in Java, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, and Bali.

Through this network, TPS Food has 62,625 outlets, which consist of multi distributors, wholesalers, retailers, cooperatives, supermarkets and minimarkets, as well as restaurants and catering businesses. The acquisition strategy of various brands not only adds the product portfolio

of the Company, but also deepens its distribution channels. TPS Food also penetrates international market. For candies, the destinations are Australia, Singapore, the United States, and Malaysia. For instant noodles, TPS Food targets Australia, the

Middle East, and the Philippines. For biscuits, the target market is the Middle East. The Company also has contracts with the World Food Programme, a relief agency under the United Nations, to produce biscuits for the aid-recipient countries.

TPS Food’s Basic and Consumer Food Products

Source: TPS Food

TPS Food’s Distribution Network

Source: TPS Food

Page 10: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

Refer to important disclosures on the last page 7

Akuisisi Taro Tingkatkan Penjualan Makanan Siap Konsumsi

Penjualan snack extrusion meningkat dari Rp 63 miliar pada 2011 menjadi Rp 216 miliar hanya dalam sembilan bulan pertama 2012. Pertumbuhan ini banyak dikontribusi oleh Taro. Taro adalah produk snack yang di-akuisisi dari Unilever pada 2011 dengan nilai Rp 250 miliar. Dengan akuisisi ini, TPS Food tidak hanya akan

meningkatkan angka penjualannya, tapi juga meningkatkan marjinnya dan membuka jalur distribusi yang lebih luas bagi produk-produk Perseroan lainnya. Dengan Taro, Perseroan juga mulai mengutilisasi segmen snack menengah atas, setelah sebelumnya lebih fokus ke segmen

menengah bawah. Pada 2012, Taro mendapatkan penghargaan dari Majalah Swa sebagai 2012 In-donesia Best Brand. Ke depan, varian Taro akan ditambah agar dapat masuk ke pasar yang lebih luas.

Area Perkebunan Sawit Mencapai 92.899 Hektar TPS Food masuk ke bisnis sawit pada 2008 dengan mengakuisisi sebuah perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan yang bernama PT

Bumiraya Investindo (BRI). Saat ini, BRI menjadi induk dari enam perusahaan sawit Perseroan lainnya, dengan total areal perkebunan mencapai 92.899 hektar, yang sekitar 16.000 hektar di antaranya telah ditanami. Pada 2011, Bunge Agribusiness Singapore Pte Ltd menanamkan modal di BRI, dan akan mengekspansi bisnis BRI.

Saat ini, BRI sedang membangun pabrik CPO berkapasitas 30 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Ke depan, TPS Food akan terus mengembangkan areal perkebunan yang telah dimiliki, sehingga kontribusinya terhadap penjualan total yang masih sekitar 2% dapat ditingkatkan, mengingat potensi pasar minyak

sawit yang cukup baik.

Taro Acquisition Increases Consumer Food Sales

Sales of extruded snack increased from Rp 63 billion in 2011 to Rp 216 billion just in the first nine months of 2012. This growth was mainly contributed by Taro. Taro is a snack product acquired from Unilever in 2011 with a value of Rp 250 billion. With this acquisition, TPS Food will not only increase the sales figures, but also improve

its margins and open up a wider distribution channel for the Company's other products. With Taro, the Company also begins to utilize snack for upper-middle segment, after previously focusing more on the lower-middle one. In 2012, Taro received an award from Swa Magazine as the

2012 Indonesia Best Brand. Looking ahead, Taro variants will be added in order to penetrate a wider market.

Palm Oil Plantation Area Reached 92,899

Hectares TPS Food started its palm oil business in 2008 by acquiring a palm oil plantation in South Kalimantan, namely PT Bumiraya Investindo (BRI). Today, BRI became the parent company of six other TPS Food’s palm oil companies, with a total plantation area of 92,899 hectares of which

16,000 hectares are planted. In 2011, Bunge Agribusiness Singapore Pte Ltd invested in BRI, and will expand BRI’s business. Currently, BRI is constructing a palm oil mill with the capacity of 30 tonnes of fresh fruit bunches (FFB) per hour. Looking ahead, TPS Food will continue to develop

the existing plantation area so that its contribution to total sales which is still about 2% can be improved, given the fact that the potential of the palm oil market is quite promising.

TPS Food’s Plantation Profile

Source: TPS Food

Page 11: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

8 Refer to important disclosures on the last page

Pengawasan Perkebunan dengan Teknologi Handal Perseroan sudah mengimplementasikan Sistem

Informasi Manajemen (SIM) ERP-SAP, yang khusus dipakai untuk mendukung kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit. Dengan sistem ini, Perseroan menjadi lebih mudah dalam melakukan pengawasan terhadap setiap perkebunan; dan pelaporan informasi menjadi lebih jelas dan terperinci. Sistem tersebut dibagi

menjadi dua bagian besar: 1) Geographical Information System, yang menyediakan data spasial, koordinat geografis, peta tematik, dan integrasi data, dan 2) Operational Software, yang menyediakan sistem manajemen blok, status aktifitas blok, analisa produksi, dan bagan-bagan.

Dengan fungsi seperti ini, Perseroan dapat melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang terintegrasi dengan sistem akuntansi, sehingga mempermudah konsolidasi laporan untuk keperluan manajemen. Strategi Manajemen SDM di Tiap Segmen

Bisnis Tahun lalu, Perseroan mendapatkan penghargaan sebagai Indonesia Best Corporate Transformation dari Majalah Swa. Pencapaian ini tidak terlepas dari manajemen sumber daya manusia (SDM) Perseroan. TPS Food memiliki strategi pengelola-an sumber daya manusia untuk setiap lini bisnis-

nya. Selain itu, Perseroan membuat TPS Acade-my, suatu pusat pengembangan SDM terpadu yang memiliki berbagai program yang bertujuan untuk mengembangkan kader pemimpin masa depan Perseroan. Pada 2011, Perseroan melakukan transformasi SDM dengan memetakan

ulang karyawannya dan membuat program-program pelatihan yang dapat meminimalisasi rentang antara kompetensi standar pada jabatan yang dipegang dengan kompetensi aktualnya. Perseroan pun meningkatkan kualitas hidup keluarga karyawan melalui program

kesejahteraan kesehatan, bantuan pernikahan, maupun beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi. Manajemen TPS Food berharap setiap karyawan dapat memandang dirinya sebagai bagian dari keluarga besar TPS Food. Dengan demikian, baik melalui program pengembangan maupun sistem kompensasi, akan ada

peningkatan kompetensi dan motivasi karyawan.

Plantation Monitoring with Reliable Technology The Company has implemented Management

Information System (MIS) ERP-SAP, which is specifically used to support the operation of palm oil plantations. With this system, it becomes easier for the Company to monitor each plantation area; and information reporting becomes clearer and more detailed. The system is divided into two major parts: 1) the Geographical Information

System, which provides spatial data, geographic coordinates, thematic maps, and data integration, and 2) Operational Software, which provides block management system, block activities status, production analysis, and charts. With these functions, the Company may be able to undertake

data collection and processing that are integrated with the accounting system, making it easier for report consolidation for management needs. Human Resources Management Strategy in

Every Business Segment Last year, the Company was awarded as the Indonesia Best Corporate Transformation by Swa Magazine. This achievement was also contributed by the Company's human resources management. TPS Food has a strategic human resource management for each line of business. In

addition, the Company built TPS Academy, an integrated human resources development center which has various programs that aim to develop cadres of future leaders of the Company. In 2011, the Company did human resources transformation by remapping its employees and organized

training programs which are able to minimalize the gap between standard competence of the position held with the actual competence. The Company also improves the living quality of employees’ families through health welfare

programs, marriage assistance, as well as scholarships for children with achievements. The management expects every employee to see themselves as part of TPS Food’s large family. Hence, through both development programs and compensation system, there will be improvement of employees’ competence and motivation.

Page 12: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

Refer to important disclosures on the last page 9

PROFIL KEUANGAN Penjualan Kotor Melonjak Tajam sejak 2009

Dalam kurun waktu 2009–2011, penjualan kotor Perseroan (sebelum diskon penjualan) tumbuh sebesar 81,85%. Penjualan kotor TPS Food pada 9M12 tercatat sebesar Rp 2,02 triliun, naik dari Rp 1,16 triliun pada 9M11, atau meningkat 74,26%. Pelonjakan ini merupakan buah dari transformasi perusahaan, yang mengandalkan

pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun inorganik. Bisnis manufaktur makanan Perseroan menghasilkan penjualan sebesar Rp 876,01 miliar pada 9M12, bertumbuh 29,66% ketimbang pada 9M11 yang tercatat sebesar Rp 675,6 miliar.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penjualan makanan dasar, yang terdiri dari produk mie dan bihun. Penjualan dua produk ini tumbuh 70,33%. Inovasi produk berkelanjutan merupakan pendorong kunci untuk kesuksesan tersebut. Tahun ini, akuisisi Subafood diharapkan

akan semakin menggenjot pencapaian TPS Food. Segmen beras TPS Food, yang dijalankan oleh tiga anak usahanya, berhasil mendatangkan penjualan sebesar Rp 1,1 triliun pada 9M12, naik 167,35% ketimbang 9M11 yang senilai Rp 411,49 miliar. Hal ini merupakan lanjutan dari gerak

cepat Perseroan, yang pada 2011 menikmati pertumbuhan bisnis beras dari Rp 34,6 miliar menjadi Rp 725,89 miliar, atau tumbuh 20 kali lipat ketimbang tahun 2010. Ke depan, Perseroan akan melanjutkan strategi ekspansifnya. Tahun ini, TPS Food membangun dua pabrik beras lagi.

FINANCIAL PROFILE Gross Sales Soared since 2009

In the period of 2009-2011, the Company's gross sales (before sales discounts) grew by 81.85%. TPS Food’s gross sales in 9M12 reached Rp 2.02 trillion, up from Rp 1.16 trillion in 9M11, an increase of 74.26%. This surge is a result of the transformation of the Company, which relies on both organic and inorganic business growth.

The Company’s food manufacturing business generated sales of Rp 876.01 billion in 9M12, grew by 29.66% compared to that of 9M11 which amounted to Rp 675.6 billion. This growth was

driven by increase in the sales of basic foods, which consist of vermicelli and noodles. The sales figure of these two products jumped 70.33%. Continuous product innovation is the key driver of that success. This year, Subafood acquisition is expected to further boost TPS Food’s

achievement. TPS Food’s rice segment, which is run by its three subsidiaries, managed to bring in sales of Rp 1.1 trillion in 9M12, an increase of 167.35% compared to 9M11 which amounted to Rp 411.49 billion. It is a continuation of the rapid movement

of the Company, which in 2011 enjoyed a growth of rice business from Rp 34.6 billion to Rp 725.89 billion, or grew by 20 times compared to 2010. Going forward, the Company will continue its expansive strategy. This year, TPS Food is building two more rice mills.

Gross Sales 2009-2011 (Rp bn) Gross Sales 9M11 and 9M12 (Rp bn)

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

2009 2010 2011

Food manufacturing

Rice product

Palm oil business

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

9M11 9M12

Food manufacturing

Rice product

Palm oil business

Source: TPS Food Source: TPS Food

Page 13: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

10 Refer to important disclosures on the last page

Sementara itu, bisnis perkebunan sawit perseroan tampaknya belum menyumbang banyak, karena mayoritas lahan masih belum tertanam. Lahan

tertanam perseroan juga masih belum menghasil-kan buah yang optimal. Pada 9M12, penjualan sa-wit perseroan tercatat sebesar Rp 40,62 miliar, turun dari Rp 70,21 miliar pada 9M11. Perseroan memiliki potensi yang cukup besar dalam segmen ini, terutama dengan enam anak usahanya yang memiliki 93.000 hektar area perkebunan. Meski

demikian, perkebunan Perseroan ini masih memerlukan waktu yang cukup panjang sebelum akhirnya dapat dengan optimal menikmati hasil perkebunannya. Kerja sama dengan Bunge diharapkan segera akan menuai hasil, sejalan de-ngan pembangunan pabrik CPO yang akan dipakai

untuk memproduksi buah sawit hasil BRI. BRI (konsolidasi) saat ini memiliki areal tertanam sekitar 16.000 hektar dengan umur tanaman hingga tujuh tahun. Sekalipun Tergolong Baru, Segmen Beras Mendominasi

Bisnis beras TPS Food yang baru berjalan mulai 2010 menyumbang 36,9% laba kotor pada 9M12. Angka ini meningkat pesat dibanding 9M11 yang sebesar 16,94%. Marjin laba kotor bisnis beras berkisar antara 15%–20%, lebih kecil daripada manufaktur makanan yang memiliki marjin kotor 35%–40%. Meski demikian, karena ukuran

penjualannya yang besar, laba kotor segmen beras dapat mengungguli segmen manufaktur makanan. Ke depan, dominasi segmen beras juga akan semakin besar sejalan dengan rencana bisnis Perseroan yang memprioritaskan belanja modal untuk ekspansi segmen beras. Beras

sebagai kebutuhan primer masyarakat Indonesia nampaknya memberikan peluang yang besar bagi pertumbuhan Perseroan, ketimbang makanan dalam kemasan. Sementara itu, bisnis sawit tampak masih berjalan pelan, karena masih berada pada tahap awal dari siklus hidupnya.

Meanwhile, the Company’s palm oil plantation has not seemingly contributed much, since the majority of the land has not yet been planted. The

planted area has not also yielded optimal results. In 9M12, the Company recorded sales of Rp 40.62 billion, which declined from Rp 70.21 billion in 9M11. The Company has a huge potential in this segment, especially with its six operating subsidiaries which have 93,000 hectares of plantation area. However, the Company's

plantation area still requires quite a long time before it can optimally enjoy the yields of its plantations. Cooperation with Bunge is expected to soon reap the result, on the back of the CPO mill construction which will be processing palm fruits of BRI. BRI (consolidated) currently has

around 16,000 hectares of planted area aged to seven years old. Though Still an Infant, Rice Segment Dominates

TPS Food’s rice business, just started in 2010, accounted for 36.9% of gross profit in 9M12. This figure increased rapidly compared to 9M11 which was 16.94%. Gross margin of rice business ranges from 15%–20%, lower than food manufacturing with gross margin of 35%–40%. However, because of its large portion of sales,

rice segment’s gross profit can outperform that of food manufacturing segment. Going forward, the dominance of rice segment will be bigger along with the Company's business plan that prioritizes capital expenditure for the expansion of rice segment. Rice as the primary need of Indonesian

seems to provide a great opportunity for the growth of the Company, rather than the packaged foods. Meanwhile, the palm oil business appears to be walking slowly, as it still at an early stage of its life cycle.

Gross Profit Contribution 2009-2011 Gross Profit Contribution 9M11 and 9M12

6.89% 8.11% 5.57%0.00% 0.56%

22.07%

93.11% 91.33%

72.36%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2009 2010 2011

Food manufacturing

Rice product

Palm oil business

7.28%-1.04%

16.94%36.90%

75.77%

64.14%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

9M11 9M12

Food manufacturing

Rice product

Palm oil business

Source: TPS Food Source: TPS Food

Page 14: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

Refer to important disclosures on the last page 11

Pertumbuhan Penjualan Didukung oleh Pertumbuhan Aset

Pertumbuhan penjualan TPS Food didukung oleh strateginya yang ekspansif. Aset Perseroan tum-buh dari Rp 1,57 triliun pada akhir 2009 menjadi Rp 3,82 triliun pada akhir September 2012. Da-lam kurun waktu tersebut, Perseroan melakukan akuisisi beberapa perusahaan di bidang manufak-tur makanan, beras, dan kelapa sawit. Peningkat-

an aset ini didanai baik oleh hasil operasional bis-nis, maupun oleh pinjaman bank dan penerbitan saham.

Peningkatan Solvabilitas Perseroan Cermin-kan Keuangan yang Lebih Sehat Net gearing ratio (utang bersih) Perseroan sempat meningkat pada 2010, dari 123,45% menjadi

171,16%. Rasio ini kemudian turun menjadi 52,75% pada 2011. Sementara itu, EBITDA/interest expense Perseroan yang turun pada 2010 kembali meningkat pada 2011, menjadi 3,15 kali. Rasio ini menjelaskan bahwa arus kas TPS Food dapat menutupi lebih daripada tiga kali beban bunganya, sehingga keuangannya

dapat dikatakan cukup sehat. Jika kita bandingkan antara 9M11 dan 9M12, net gearing ratio Perseroan anjlok ke 65,03%, sedangkan EBITDA/interest expense terangkat ke 3,77 kali.

Sales Growth Supported by Assets Growth

TPS Food’s sales growth has been supported by its expansive strategy. The Company’s assets grew from Rp 1.57 trillion in the end of 2009 to Rp 3.82 trillion in the end of September 2012. During that period, the Company acquired some companies engaging in food manufacturing, rice, and palm oil segments. The increase in assets

was financed not only by business operational results, but also by bank loan and shares issuance.

The Company’s Solvency Increase Reflects Healthier Financials Net gearing ratio of the Company increased in 2010, from 123.45% to 171.16%. This ratio later

decreased to 52.75% in 2011. Meanwhile, the Company’s EBITDA/interest expense, which fell in 2010, increased again in 2011 to 3.15 times. This explains how TPS Food’s cash flow was able to cover more than three times of its interest expense, so we can say that the Company’s financials were quite healthy.

If we compare between 9M11 and 9M12, the Company’s net gearing ratio dropped to 65.03%, while EBITDA/interest expense rose to 3.77 times.

Balance Sheet Growth (Rp bn)

1,569

1,937

3,590

3,821

926

1,347

1,757 1,845

643 590

1,833 1,976

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

2009 2010 2011 9M12

Assets

Liabilities

Equity

Source: TPS Food

Solvency Ratios 2009-2011 Solvency Ratios 9M11 and 9M12

2.50

2.05

3.15 123.45%

171.16%

52.75%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

1

2

3

4

5

6

2009 2010 2011

EBITDA/interest expense

Net gearing ratio - RHS

2.97

3.77

188.75%

65.03%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

1

2

3

4

5

6

9M11 9M12

EBITDA/interest expense

Net gearing ratio - RHS

Source: TPS Food Source: TPS Food

Page 15: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

12 Refer to important disclosures on the last page

Kondisi Likuiditas TPS Food Semakin Baik Pada 2011, aktiva lancar TPS Food melonjak ke Rp 1,73 triliun dari Rp 666,01 miliar pada 2010.

Sementara itu, kewajiban lancarnya meningkat dari Rp 518,3 miliar ke Rp 911,84 miliar. Dengan demikian, current ratio Perseroan naik dari 128,5% ke 189,35%. Peningkatan ini membawa Perseroan ke profil likuiditas yang lebih baik. Dibandingkan dengan 9M11, current ratio Perse-

roan pada 9M12 meningkat dari 109,32% ke 146,28%. Meski demikian, angka 9M12 masih di bawah angka 2011. Hal ini antara lain disebabkan oleh pemakaian kas Perseroan untuk pembayaran uang muka akuisisi Subafood dan Sukses Abadi Karya Inti. Dua perusahaan tersebut bergerak di

bisnis manufaktur makanan dan beras.

Siklus Dagang yang Lebih Cepat Pada akhir 2010, siklus dagang TPS Food naik ke 409 hari, setelah pada 2009 tercatat di 343 hari. Meski demikian, siklus dagangnya jatuh ke 196

hari pada 2011. Sementara itu, dibandingkan dengan 9M11, siklus dagang pada 9M12 turun dari 292 hari ke 255 hari. Siklus dagang yang turun ini menggambarkan kemampuan TPS Food dalam melakukan perputaran bisnis yang lebih cepat dengan jumlah persediaan yang lebih

sedikit, sehingga bisnis Perseroan menjadi lebih efektif dan efisien.

TPS Food’s Liquidity Condition Gets Better In 2011, TPS Food’s current assets jumped to Rp 1.73 trillion from Rp 666.01 billion in 2010.

Meanwhile, its current liabilities increased from Rp 518.3 billion to Rp 911.84 billion. Hence, the Company's current ratio increased from 128.5% to 189.35%. This increase brought the Company into a better liquidity profile. Compared with 9M11, the Company’s current

ratio in 9M12 increased from 109.32% to 146.28%. However, 9M12’s figure was below that of 2011. This is among others due to the Company's use of cash for acquisition down payment of Subafood and Sukses Abadi Karya Inti. Those two companies engage in food

manufacturing and rice business.

Faster Trade Cycle In the end of 2010, TPS Food’s trade cycle increased to 409 days, after in 2009 was recorded at 343 days. Nevertheless, its trade cycle dropped

to 196 days in 2011. Meanwhile, compared to 9M11, the trade cycle in 9M12 went down from 292 days to 255 days. The decrease in trade cycle reflects how TPS Food manages to perform a faster business cycle with fewer inventories so that the Company’s business could be more

effective and efficient.

Liquidity Conditions 2009-2011 Liquidity Conditions 9M11 and 9M12

447.96

666.01

1,726.58

372.28

518.30

911.84 120.33%

128.50%

189.35%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

200%

220%

240%

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

2009 2010 2011

Current assets (Rp bn)

Current liabilities (Rp bn)

Current ratio - RHS

805.00

1,662.55

736.35

1,136.54

109.32%

146.28%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

200%

220%

240%

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

9M11 9M12

Current assets (Rp bn)

Current liabilities (Rp bn)

Current ratio - RHS

Source: TPS Food Source: TPS Food

Trade Cycle (days) 2009-2011 Trade Cycle (days) 9M11 and 9M12

343

409

196

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

(50)

-

50

100

150

200

250

300

350

2009 2010 2011

Accounts receivable

Inventory

Accounts payable

Trade cycle

292255

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

(50)

-

50

100

150

200

250

300

350

9M11 9M12

Accounts receivable

Inventory

Accounts payable

Trade cycle

Source: TPS Food Source: TPS Food

Page 16: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

Refer to important disclosures on the last page 13

PROFIL INDUSTRI Konsumsi Beras Indonesia Tumbuh Lebih

Cepat daripada Jumlah Penduduk Pada 2012, konsumsi beras Indonesia tercatat sebesar 39,3 juta ton. Dengan penduduk seba-nyak 240 juta dan nasi sebagai makanan pokok-nya, Indonesia merupakan pasar yang cukup besar. Dalam lima tahun terakhir, konsumsi beras nasional tumbuh 2,4%, lebih cepat dibanding

pertumbuhan populasi, yang tercatat di 1,59%. Di sisi lain, PDB per kapita riil tumbuh 4,39% dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan riil ini menggambarkan peningkatan daya beli per kapi-ta, yang akhirnya dapat menyokong pertumbuhan bisnis consumer goods.

Pasar Makanan Ringan dan Kue Kering Membesar Seiring Pertumbuhan Daya Beli

Seiring dengan peningkatan daya beli masyara-kat, pola konsumsi rumah tangga pun mengalami pergeseran dari kebutuhan primer. Masyarakat pun mulai meningkatkan variasi belanjanya. Pada 2012, konsumsi makanan ringan untuk anak tercatat sebesar 175 ribu ton, meningkat sekitar 3% ketimbang tahun 2011.

Di sisi lain, konsumsi kue kering meroket pada 2012 dengan angka 170 ribu ton, naik dari 70 ribu ton pada 2011. Peningkatan signifikan ini semakin menjelaskan bagaimana pola konsumsi masyarakat telah bergeser, sehingga memberi

peluang yang baik bagi perusahaan yang berge-rak di bidang makanan ringan.

INDUSTRY PROFILE Indonesia’s Rice Consumption Grew Faster

than Population In 2012, Indonesia's rice consumption was recorded at 39.3 million tonnes. With a population of 240 million and rice as its staple food, Indonesia is quite a large market. In the last five years, the national rice consumption grew by 2.4%, faster than the growth in population, which

was recorded at 1.59%. Meanwhile, real GDP per capita grew 4.39% in the last five years. This real growth depicts the increase in purchasing power per capita, which in the end will be able to support consumer goods business growth.

Snack and Cookies Market Expand in line with the Growth of Purchasing Power

In line with the increase in purchasing power, consumption patterns of households have experienced a shift from primary needs. The society begins to increase the spending variations. In 2012, consumption of snacks for children was recorded at 175 thousand tonnes, an increase of about 3% compared to 2011.

On the other hand, the consumption of cookies skyrocketed in 2012 amounting to 170 thousand tonnes, up from 70 thousand tonnes in 2011. The significant improvement further explained how consumption patterns have shifted so that it

provides a good opportunity for snack manufacturers.

Indonesia’s Rice Consumption and Population Indonesia Real GDP per Capita Growth (Rp mn)

204

210

216

222

228

234

240

246

252

32

33

34

35

36

37

38

39

40

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Rice Consumption (mn tonnes)

Indonesia Population (mn) - RHS

7.29

7.54

7.85

8.15

8.54

8.84

9.19

9.62

10.10

10.59

7.0

7.5

8.0

8.5

9.0

9.5

10.0

10.5

11.0

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sources: Bank Indonesia, Bloomberg, CEIC, IndoPremier Source: BPS

Page 17: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

14 Refer to important disclosures on the last page

Konsumsi Minyak Sawit Dunia Punya Potensi Baik Berdasarkan data Bloomberg, konsumsi minyak sawit dunia meningkat dari 28,5 juta ton pada ta-hun 2003 menjadi 50,4 juta ton pada 2012. Data historis pertumbuhan ekonomi dunia yang diter-bitkan World Bank menunjukkan bahwa konsumsi

minyak sawit dunia tetap tumbuh, sekalipun pertumbuhan ekonomi dunia sempat melemah pada 2009. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,5% pada 2013 dan 4,1% pada 2014, keduanya lebih tinggi daripada angka 2012. Per-tumbuhan yang cukup pesat ini dapat menda-

tangkan keuntungan bagi negara-negara pengha-sil sawit.

Produksi CPO dan Palm Kernel Indonesia Terus Bertumbuh Kebutuhan dunia akan sawit menjadi peluang ba-gus bagi Indonesia. Pada 2011, produksi CPO Indonesia tercatat sebesar 22,9 juta ton, sedang-

kan palm kernel 5,2 juta ton. Baik produksi CPO maupun palm kernel mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ke depan, Indonesia diperkirakan masih menjadi produsen sawit terbesar di dunia. Membaiknya ekonomi dunia, walau pelan, mem-buka potensi pertumbuhan sektor ini.

Global Palm Oil Consumption Has Good Potential According to Bloomberg data, the global consumption of palm oil increased from 28.5 million tonnes in 2003 to 50.4 million tonnes in 2012. Historical world economic growth data of World Bank showed that global palm oil

consumption continued to grow despite the weakening world economic growth in 2009. International Monetary Fund (IMF) projects the global economic growth at 3.5% in 2013 and 4.1% in 2014, both are higher than that in 2012. This quite rapid growth is profitable for palm-oil-producing countries.

Indonesia’s CPO and Palm Kernel Keeps on Growing World demand for palm oil becomes a fine opportunity for Indonesia. In 2011, Indonesia's CPO production reached 22.9 million tonnes, while

palm kernel 5.2 million tonnes. Both CPO and palm kernel productions have been increasing from year to year. Looking ahead, Indonesia is still predicted to become the largest palm oil producer in the world. The recovering world economy, though slow, opens up the growth potential for this sector.

Snack for Children Consumption (thousand tonnes) Cookies Consumption (thousand tonnes)

86

95

128 127

168

182

169 171 169 175

80

100

120

140

160

180

200

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

28 31

45 40

52 59 58 60

70

170

-

30

60

90

120

150

180

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sources: Bank Indonesia, CEIC, IndoPremier Sources: Bank Indonesia, CEIC, IndoPremier

Global Palm Oil Consumption (million tonnes)

28.5

31.3

33.3

35.3

38.7

41.7

43.7

45.4

47.5

50.4

25

30

35

40

45

50

55

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Source: Bloomberg

Page 18: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk – 4 Maret 2013

Refer to important disclosures on the last page 15

Indonesia’s CPO Production (million tonnes) Indonesia’s Palm Kernel Production (million tonnes)

7.0

8.4

9.610.4

12.3

14.6

16.6

17.8

19.4

21.422.5 22.9

5

9

13

17

21

25

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

1.41.7

1.8

2.42.6

3.0

3.4

4.0

4.4

4.85.1 5.2

1

2

3

4

5

6

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Source: CEIC Source: CEIC

Page 19: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

COMPANY FINANCIALS

BALANCE SHEET

(in IDR Bio) 2010 2011 2012E 2013E 2014E 2015E 2016E 2017E 2018E

ASSETS

Cash and cash equivalent 15 635 110 197 159 266 289 558 99

Accounts receivables 161 474 646 931 1,298 1,851 2,368 2,995 3,345

Inventories 424 332 485 719 1,015 1,436 1,850 2,356 2,632

Other current assets 65 286 288 356 464 558 681 831 901

Property, plant, and equipment-net 620 934 1,161 1,444 1,723 1,998 1,873 1,747 1,622

Plantations-net 324 374 571 759 962 1,142 1,264 1,289 1,225

Other non-current assets 327 556 508 570 649 766 916 1,047 1,127

TOTAL ASSETS 1,937 3,590 3,768 4,976 6,269 8,016 9,241 10,823 10,951

LIABILITIES AND EQUITY

ST bank loans 306 553 645 562 1,126 2,119 2,647 3,291 3,269

Accounts payable 45 30 105 166 232 325 417 530 591

Other current liabilities 50 107 176 259 342 510 648 812 966

Obligation under finance leases 42 5 12 4 - - - - -

LT bank loans 678 1,043 825 794 1,020 956 734 544 344

Bonds payable - - - 900 900 900 900 900 -

Other non-current liabilities 227 18 44 65 91 130 166 210 235

TOTAL LIABILITIES 1,347 1,757 1,807 2,751 3,711 4,941 5,513 6,286 5,405

Equity attributable to owners of the parent entity 576 1,774 1,655 1,861 2,120 2,523 3,031 3,661 4,447

Non-controlling interest 14 58 306 364 438 552 697 875 1,098

TOTAL EQUITY 590 1,833 1,961 2,225 2,558 3,075 3,728 4,537 5,546

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 1,937 3,590 3,768 4,976 6,269 8,016 9,241 10,823 10,951

Sources: TPS Food, IndoPremier INCOME STATEMENT

(in IDR Bio) 2010 2011 2012E 2013E 2014E 2015E 2016E 2017E 2018E

Sales 705 1,753 2,542 3,776 5,263 7,508 9,602 12,147 13,566

Cost of goods sold (521) (1,330) (1,945) (2,915) (4,118) (5,823) (7,502) (9,555) (10,673)

Gross profit 184 422 597 861 1,146 1,685 2,100 2,591 2,893

Sales and marketing expenses (29) (74) (107) (159) (222) (316) (404) (512) (571)

General and administrative expense (29) (41) (81) (121) (168) (240) (307) (388) (434)

Interest and financial charges (87) (118) (148) (174) (237) (326) (365) (422) (319)

Other income (expense) 56 (5) 15 (7) (13) (19) (33) (42) (38)

Income before tax 94 185 275 400 506 784 990 1,227 1,530

Income tax expense (15) (35) (69) (100) (126) (196) (247) (307) (383)

Net income before non-controlling interest 79 150 206 300 379 588 742 920 1,148

Non-controlling interest 4 23 40 58 74 114 144 179 223

Net income 75 127 166 242 306 474 598 741 925

Sources: TPS Food, IndoPremier

KEY METRICS 2010 2011 2012E 2013E 2014E 2015E 2016E 2017E 2018E

Growth

Sales 32.26% 148.55% 45.00% 48.57% 39.38% 42.65% 27.89% 26.51% 11.69%

Gross profit 20.16% 129.76% 41.26% 44.36% 33.03% 47.11% 24.58% 23.42% 11.65%

Net income 100.75% 67.30% 31.05% 45.33% 26.43% 54.97% 26.26% 23.96% 24.76%

Assets 23.46% 85.36% 4.96% 32.03% 26.01% 27.86% 15.28% 17.12% 1.18%

Liabilities 45.47% 30.49% 2.83% 52.19% 34.92% 33.14% 11.58% 14.03% -14.02%

Equity -8.23% 210.61% 7.01% 13.45% 14.99% 20.20% 21.22% 21.70% 22.24%

Liquidity & Solvability

Current ratio 128.50% 189.35% 132.75% 195.45% 155.96% 129.36% 132.93% 117.59% 142.14%

Net gearing 171.16% 52.75% 69.97% 92.73% 112.85% 120.62% 107.08% 92.08% 63.38%

Interest-bearing debt to equity ratio 178.09% 90.25% 89.54% 121.48% 143.65% 157.55% 141.23% 129.33% 81.25%

Liabilities/Equity ratio 228.26% 95.89% 92.15% 123.62% 145.05% 160.66% 147.89% 138.57% 97.46%

EBITDA/Interest expense 2.05 3.15 3.30 3.91 3.71 3.90 4.25 4.45 6.50

EBITDA/Interest-bearing debt 17.44% 23.22% 33.04% 30.12% 28.78% 31.98% 36.25% 39.70% 57.47%

Profitability

Gross profit margin 26.06% 24.10% 23.47% 22.81% 21.77% 22.45% 21.87% 21.33% 21.33%

Net profit margin 10.76% 7.24% 6.54% 6.40% 5.81% 6.31% 6.23% 6.10% 6.82%

ROE 13.18% 7.15% 10.05% 12.99% 14.41% 18.77% 19.72% 20.24% 20.79%

ROA 3.92% 3.53% 4.41% 4.86% 4.87% 5.91% 6.47% 6.85% 8.44%

Sources: TPS Food, IndoPremier

Page 20: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

Wisma GKBI 7th Floor Suite 718, Jl. Jenderal Sudirman Kav.28, Jakarta 10210

Tel. (62-21) 5793 1168, Fax. (62-21) 5793 1167

Research Team

Agus Pramono, CFA Head of Research, Banking, Automotive, [email protected]

Consumer and Cement

Alice Lie Property [email protected]

Jovent Giovanny Banking and Small Cap [email protected]

William Simadiputra Plantation and Heavy Equipment [email protected]

Seto Wardono Senior Economist [email protected]

Ikhsan Binarto Technical [email protected]

Muhammad Wafi Technical [email protected]

Dang Maulida Fixed Income [email protected]

Dedikasi Sitorus Fixed Income [email protected]

Fachrini Zanuba A Research Support [email protected]

Fixed Income Desk

Sonny Thendian Head of Fixed Income [email protected]

Fitri Rahmahsari [email protected]

Dino Nunuhitu [email protected]

Heny Utari [email protected]

Nicolaus Ignatius [email protected]

Witarso [email protected]

Telp: (62-21) 5793 1071 (hunting). Fax: (62-21) 5793 1072

Ruko ITC BSD Lt.1 No 30

Jl Pahlawan Seribu, Serpong - Tangerang

Tel. (021) 5315 6701

Fax. (021) 5315 6702

Graha International Lantai 1

Jl. Asia Afrika 129 Bandung - 40112

Tel. (022) 422 1758

Fax. (022) 422 1778

Wisma Dharmala Surabaya Lantai Mezzanine Jl. Panglima Sudirman 101-103 Surabaya - 60271

Tel. (031) 548 7050

Fax. (031) 548 7051

Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 40 B2 Malang

Tel. (0341) 352 925

Fax. (0341) 352 924

Jl. Sultan Agung No.104-106

Semarang 50232 Tel. (024) 850 5961

Fax. (024) 850 5962

JL. Urip Sumoharjo No 29 B

Solo - 57129 Tel. (0271) 661 196

Fax. (0271) 633 469

Gedung Uniplaza Lt.3 West Tower

Jl. M.T. Haryono No. A-1 Medan

Tel. (061) 455 0168 Fax. (061) 455 2371

Jl. Sulawesi No. 88

Makassar 90174

Tel. (0411) 333 168 Fax. (0411) 333 167

DISCLAIMER This document and any attachments are confidential and may also be privileged. If you are not the intended recipient of this document

you must not directly or indirectly use, reproduce, distribute, disclose, print, reply on, disseminate, or copy any part of the document

or its attachments and if you have received this document in error, please notify the sender immediately by return e-mail or delete it

from your system.

All opinions & estimates contained in this document constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness and are

subject to change without notice. This document has been prepared for general information only, without regards to specific objectives,

financial situation and needs of any particular person who may receive it. No Responsibility or liability whatsoever or however arising is

accepted in relation to the contents hereof by any Company mentioned herein, or any of their respective directors, officers or

employees. This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. Indo Premier Securities, its affiliates and their

officers and employees may have position, make markets, as principal or engage in transaction securities or related investment of any Company mentioned herein, may perform services or solicit business from any Company mentioned herein.

Page 21: Informasi Penawaran Umum Obligasi & Sukuk Ijarah TPS Food ... · termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku, pembayaran gaji, pembayaran biaya umum dan administrasi,

APLIKASI BOOKBUILDING

Nama Emiten : PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK

Nama Obligasi : • Obligasi TPS Food I Tahun 2013; dan • Sukuk Ijarah TPS Food I Tahun 2013.

Jangka Waktu ; Obligasi Sukuk Ijarah

: :

5 Tahun 5 Tahun

Indikasi Bunga : 9.25% - 10.25%

A. Persyaratan Aplikasi Bookbuilding :

1. Pesanan sekurang-kurangnya Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) 3. Nasabah harus mengisi Formulir Aplikasi Bookbuilding pada huruf B dibawah secara lengkap, jelas dan benar dan diserahkan /

dikirimkan kepada PT. Phillip Securities Indonesia Kantor Pusat (u.p Divisi Corporate Finance) melalui Fax No. 021-57900809 atau melalui email [email protected] , selambat-lambatnya tanggal 14 Maret 2013 pukul 12.00 Wib.

4. Aplikasi Bookbuilding yang telah ditanda-tangani tidak dapat dibatalkan namun bukan berarti bahwa Nasabah pasti akan memperoleh penjatahan, karena penjatahan tersebut merupakan keputusan dan wewenang mutlak dari Penjamin Pelaksana Emisi (Lead Underwriter). Ketentuan ini mohon dimengerti oleh Nasabah sehingga tidak melakukan gugatan atas keputusan penjatahan yang diterima.

5. Nasabah yang memperoleh penjatahan, wajib melakukan pembayaran senilai jumlah jatah Obligasi yang diperoleh dan pembayaran tersebut harus dilakukan selambat-lambatnya tanggal 3 April 2013 pukul 12.00 Wib (in good funds) dengan menyetor langsung ke Rekening Dana Investor (RDI) milik Nasabah.

B. Formulir Aplikasi Bookbuilding :

▪ Nama & Kode Nasabah : Kode : ▪ No. Telp. / HP / Fax : ▪ Alamat Email :

Tingkat Bunga Oligasi (per tahun) Jumlah Nominal Obligasi (Rp) ▪ Tingkat Bunga dan Jumlah

Obligasi Yang Diminati

:

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,% Rp. …….………………………

Cicilan Imbalan (per tahun) Jumlah Nominal Sukuk Ijarah (Rp) ▪ Cicilan Imbalan dan Jumlah

Sukuk Ijarah Yang Diminati

: ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,% Rp. ………………………………

......….……………………., …………………, 2013

Kantor Cabang / Sales :

(……………………..………………….)

Nama & Tanda-tangan

Nasabah :

(……………………………..………….) Nama & Tanda-tangan