imunologi serologi by ed 2011

IMUNOLOGIIMUNOLOGIIMUNOLOGI SEROLOGIIMUNOLOGI SEROLOGISEROLOGISEROLOGI

REAKSI ANTIGEN‐ANTIBODI REAKSI ANTIGEN‐ANTIBODI IN VITROIN VITRO

- the in vitro study of antigen-antibody reaction

laboratory study of the activities of the components of-laboratory study of the activities of the components of blood serum that contributes to immunity

PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN

• Ikatan antara Ag dan Ab bersifat spesifik• Ikatan antara Ag dan Ab bersifat spesifik

• Ikatan Ag dan Ab in vitro dipakai dalam diagnosis →pemeriksaan serologi

• Tujuan pemeriksaan serologi:

• Ikatan Ag dan Ab in vitro dipakai dalam diagnosis →pemeriksaan serologi

• Tujuan pemeriksaan serologi:j p g

Deteksi Ag (suatu patogen) dengan memakai Ab yg telahdiketahui

Deteksi Ab dengan memakai Ag yg telah diketahui

j p g

Deteksi Ag (suatu patogen) dengan memakai Ab yg telahdiketahui

Deteksi Ab dengan memakai Ag yg telah diketahuiDeteksi Ab dengan memakai Ag yg telah diketahui

Aplikasi: diagnosis penyakit infeksi krn bakteri, virus,parasit dan jamur

Contoh: diagnosis penyakit typhoid demam dengue

Deteksi Ab dengan memakai Ag yg telah diketahui

Aplikasi: diagnosis penyakit infeksi krn bakteri, virus,parasit dan jamur

Contoh: diagnosis penyakit typhoid demam dengueContoh: diagnosis penyakit typhoid, demam dengue, rubella,toksoplasmosis,dllContoh: diagnosis penyakit typhoid, demam dengue, rubella,toksoplasmosis,dll

5/23/2011 copyright (your organization) 2003 3

PRAKTIKUMPRAKTIKUMPRAKTIKUMPRAKTIKUM

• REAKSI HEMAGLUTINASI (HA)• REAKSI HEMAGLUTINASI (HA)( )

• HAMBATAN AGGLUTINASI/HEMAGGLUTINASI INHIBITION (HI)

( )

• HAMBATAN AGGLUTINASI/HEMAGGLUTINASI INHIBITION (HI)

• TES FIKSASI KOMPLEMEN/COMPLEMENT FIXATION TEST/CFT

• RAPID SLIDE TEST

• TES FIKSASI KOMPLEMEN/COMPLEMENT FIXATION TEST/CFT

• RAPID SLIDE TEST• RAPID SLIDE TEST

• ELISA NS‐1

• IMUNOASSAY

• RAPID SLIDE TEST

• ELISA NS‐1

• IMUNOASSAY


Serological TestsSerological Tests• Precipitation: Soluble antigens

A l i i P i l i

• Precipitation: Soluble antigens

A l i i P i l i• Agglutination: Particulate antigens

• Hemagglutination: Agglutination of RBCs

• Agglutination: Particulate antigens

• Hemagglutination: Agglutination of RBCs

• Neutralization: Inactivates toxin or virus

• Fluorescent‐antibody technique: Antibodies linked to fl d

• Neutralization: Inactivates toxin or virus

• Fluorescent‐antibody technique: Antibodies linked to fl dfluorescent dye

• Complement fixation: RBCs are indicator

fluorescent dye

• Complement fixation: RBCs are indicator

• ELISA: Peroxidase enzyme is the indicator• ELISA: Peroxidase enzyme is the indicator

MACAM REAKSI SEROLOGIMACAM REAKSI SEROLOGIMACAM REAKSI SEROLOGIMACAM REAKSI SEROLOGI

Presipitasi: soluble AgAglutinasi→Widal TPHAAglutinasi→Widal,TPHAIkatan komplemen→uji wasserman


Antigen and antibody ti i th l b

Antigen and antibody ti i th l breactions in the labreactions in the lab

• Precipitation tests• Precipitation tests• Precipitation tests• Agglutination• Precipitation tests• Agglutination• ELISA• Radioimmunoassay• ELISA• Radioimmunoassay• Immunofluorescence• Complement Fixation• Immunofluorescence• Complement Fixation• Complement Fixation• Complement Fixation

ANTIBODI ANTIGEN HASIL REAKSIANTIBODI ANTIGEN HASIL REAKSI

PRESIPITIN SOLUSI / LARUTAN PRESIPITASI / ENDAPAN/ /

AGLUTININ SEL / PARTIKEL AGLUTINASI / GUMPALAN

LISIN SEL LISISLISIN SEL LISIS

OPSONIN SEL / PARTIKEL FAGOSITOSIS

ANTITOKSIN TOKSIN NETRALISASI

ANTIBODI KUMAN / VIRUS NETRALISASINETRALISASI INFEKTIFNETRALISASI INFEKTIF

Faktor Yang MempengaruhiR k i A Ab

Faktor Yang MempengaruhiR k i A AbReaksi Ag‐AbReaksi Ag‐Ab

AfinitasAviditasRatio Ag:Ab

Ab excess Ag excessg

Physical form of Ag

5/23/2011 copyright (your organization) 2003 9Equivalence – Lattice formation

AFFINITY VS. AVIDITYAFFINITY VS. AVIDITYAFFINITY VS. AVIDITYAFFINITY VS. AVIDITY

AFFINITY ‐ the strength of the attraction between gan epitope and the antigen combining site of the antibody

AVIDITY ‐ refers to the strength of interaction between complex antigens

SyaratSyarat reaksireaksi AgAg‐‐AbAb in vitro in vitro dd dilihdilih

SyaratSyarat reaksireaksi AgAg‐‐AbAb in vitro in vitro dd dilihdilihdapatdapat dilihatdilihatdapatdapat dilihatdilihat


Fenomena Prozone‐Fenomena Prozone‐PostzonePostzone


FenomenaFenomenaFenomenaFenomenaProzoneProzone‐‐postzonepostzoneProzoneProzone‐‐postzonepostzone


AGLUTINASIAGLUTINASIAGLUTINASIAGLUTINASI

Reaksi Ab dengan Ag berupa partikelReaksi Ab dengan Ag berupa partikelReaksi Ab dengan Ag berupa partikelatau yang diikatkan pada partikel

Partikel yg dapat dipakai:

Reaksi Ab dengan Ag berupa partikelatau yang diikatkan pada partikel

Partikel yg dapat dipakai:yg p p

Sel darah merah→ hemaglutinasi

Latex→ Latex agglutination

yg p p

Sel darah merah→ hemaglutinasi

Latex→ Latex agglutinationLatex→ Latex agglutination

Bakteri→ koaglutinasiPemeriksaan semikuantitatif

Latex→ Latex agglutination

Bakteri→ koaglutinasiPemeriksaan semikuantitatifPemeriksaan semikuantitatif

Dapat menilai titer

Pemeriksaan semikuantitatif

Dapat menilai titer


Fenomena Prozone‐Fenomena Prozone‐postzonepostzone


Aplikasi Reaksi AglutinasiAplikasi Reaksi AglutinasiAplikasi Reaksi AglutinasiAplikasi Reaksi Aglutinasi

• Tes widal penentuan golongan• Tes widal penentuan golongan• Tes widal,penentuan golongandarah.

• Tes widal,penentuan golongandarah.


HEMAGLUTINASIHEMAGLUTINASIHEMAGLUTINASIHEMAGLUTINASI

1/2

1/4

1/8

1/16

1/32

1/64

1/12

8

1/25

6

1/51

2

Positif aglutinasiaglutinasi


Negatif aglutinasi

HEMAGLUTINASIHEMAGLUTINASIHEMAGLUTINASIHEMAGLUTINASIUntuk menentukan titer virus

yang akan digunakan pada tes Hemaglutinasi inhibisi (HI)

• Sample duplo• Misal titer virus

:1/160,maka untuk tes HI, dimulai dgn 4x titer jadi 1/40

• Titer: pengenceran terkecildari virus yang masihmampu menimbulkanhemaglutinasi/hasil (+) (tampak sebagai anyaman

h h )


merah homogen)

TREPONEMA PALLIDUM TREPONEMA PALLIDUM HEMAGLUTINATION/TPHAHEMAGLUTINATION/TPHATREPONEMA PALLIDUM TREPONEMA PALLIDUM

HEMAGLUTINATION/TPHAHEMAGLUTINATION/TPHA////

• Tes spesifik untuk deteksi antibodi terhadap T. Pallidum (TP)Pallidum (TP)

• SDM sbg carrier Ag TP

• Ag T. pallidum diikatkan pada permukaan SDM

• Jika ada Ab yg ada dlm serum yg berikatan dg Ag TP,maka akan tjd hemagglutinasi

i b i i di ih jd• Titer Ab: pengenceran tertinggi dimana masih tjd hemaglutinasi


TPHATPHATPHATPHA• Deteksi antibodi

ifik T llidspesifik T. pallidum

• Antigen T. pallidumdiik tk t

Titer 1/320

diikatkan ataudilekatkan padapermukaan SDM Kontrol sdmpermukaan SDM

• Sample adalah serum penderita yg diduga

Kontrol serum ‐

Kontrol serum +penderita yg diduga terinfeksi TP


TES AGLUTINASI WIDAL TES AGLUTINASI WIDAL RAPID SLIDE TEST WIDALRAPID SLIDE TEST WIDAL

• Untuk deteksi antibodi terhadap

Titer O 1/640

Salmonella enterica

• Prinsip reaksi antara antibodi aglutinin dlm serum yg telah mengalami pengenceran berbeda‐beda thdp Ag O /H dlm ∑ sama shg tjd agglutinasi

• Sample: serum penderita yg diduga terinfeksi S.enterica

• Titer :pengenceran serum terbesaryang masih menimbulkan aglutinasi

Titer H 1/320


INTEPRTASI WIDALINTEPRTASI WIDALINTEPRTASI WIDALINTEPRTASI WIDAL

• Titer O yang tinggi (> 160) atau kenaikan• Titer O yang tinggi (> 160) atau kenaikanTiter O yang tinggi (> 160) atau kenaikantiter ≥ 4x menunjukkan infeksi aktif

• Titer H yang tinggi (> 160) menunjukkan

Titer O yang tinggi (> 160) atau kenaikantiter ≥ 4x menunjukkan infeksi aktif

• Titer H yang tinggi (> 160) menunjukkany g gg ( ) jpernah divaksinasi atau pernah terinfeksi

y g gg ( ) jpernah divaksinasi atau pernah terinfeksi


HambatanHambatan AglutinasiAglutinasiH l ti tiH l ti ti I hibiti T tI hibiti T t

HambatanHambatan AglutinasiAglutinasiH l ti tiH l ti ti I hibiti T tI hibiti T tHemaglutinationHemaglutination Inhibition TestInhibition TestHemaglutinationHemaglutination Inhibition TestInhibition Test

• Antigen/hemaglutinin virus tertentu mampu• Antigen/hemaglutinin virus tertentu mampug / g pmengaglutinasi SDM unggas

• Sehingga apabila kita ingin mendeteksi adanyatib di d t t li i i k

g / g pmengaglutinasi SDM unggas

• Sehingga apabila kita ingin mendeteksi adanyatib di d t t li i i kantibodi yg dpt menetralisir virus, maka

digunakan teknik hambatan aglutinasi SDM Tes Hambatan Hemaglutinasi/Hemagglutinasi

antibodi yg dpt menetralisir virus, maka digunakan teknik hambatan aglutinasi SDM Tes Hambatan Hemaglutinasi/Hemagglutinasi inhibition/HI

• Sebelum dilakukan Hi test, maka virus yg akandigunakan dititrasi terlebih dahulu

inhibition/HI

• Sebelum dilakukan Hi test, maka virus yg akandigunakan dititrasi terlebih dahuludigunakan dititrasi terlebih dahulu

• Titer virus (dgn HA): pengenceran tertinggi dimana msh memberikan reaksi HA

digunakan dititrasi terlebih dahulu

• Titer virus (dgn HA): pengenceran tertinggi dimana msh memberikan reaksi HA


HEMAGLUTINASI(HA)

HEMAGLUTINASI(HA)(HA)(HA)


HI TESTHI TEST


HI TESTHI TEST Kontrol sdm+ Ag‐‐‐hemaglutinasi

Kontrol SDM tanpa AgHI TESTHI TESTGold Standart WHO

SAMPEL : serum penderita yang diduga terinfeksi virus Dengue

hemaglutinasi

diduga terinfeksi virus Dengue

Pemeriksaan serum akut dankonvalesens (duplo) .Titer: Pengenceran terkecil dari Ab

ih i b lkyang masih mampu menimbulkanhambatan aglutinasi (hasil (+))

(button)/dot)

Jika tidak terjadi HI tampak sebagaij p g

anyaman merah homogen pada

dasar mikroplateTiter HI fase akut :1/160

Tit HI f k l 1/1280Titer HI fase konvalesen : 1/1280

Terjadi kenaikan titer lebih dari 4xinfeksi dengue


PRESIPITASI TABUNGPRESIPITASI TABUNGPRESIPITASI TABUNGPRESIPITASI TABUNG


TES ELEK OUHTERLOUNYTES ELEK OUHTERLOUNYTES ELEK OUHTERLOUNYTES ELEK OUHTERLOUNY


REAKSI PRESIPITASI

CONTOH PERCOBAAN ELEK OUCHTERLONYCONTOH. PERCOBAAN ELEK - OUCHTERLONY

KUMAN DIFTERI

ANTITOKSINDIFTERI

PRESIPITAT

ImmunoelectrophoresisImmunoelectrophoresis• Method

– Ags are separated by electrophoresis

• Method

– Ags are separated by electrophoresis

-+

– Ab is placed in trough cut in the agar

Ag Ag

Ab

Ag

Ab

precipitin are represent individual antigens

COMPLEMENT FIXATION TEST (CFT)

COMPLEMENT FIXATION TEST (CFT)(CFT)(CFT)

• Prinsip Kompleks Ag‐Ab sifat spesifik &harusp p g pbisa dilihat kasat mata

• mengaktifkan komplemen

• Untuk melihat adanya ikatan Ag‐Ab dipakaiindikator Sistem hemolitik/ amboseptorterdiri dari SDM dan hemolisin

• Ab (serum pos) +Ag + C’ Tidak hemolisis(dot)

• serum neg (tdk ada Ab) +Ag+ C’ Hemolisis(blur)

COMPLEMENT FIXATION TEST (CFT)

COMPLEMENT FIXATION TEST (CFT)TEST (CFT)TEST (CFT)

• SAMPEL: SERUM PENDERITA FASE AKUT DAN KONVALESCEN• KARENA PADA CFT Ag YANG DIUJI MERUPAKAN Ag YANG LARUT (TIDAK• KARENA PADA CFT, Ag YANG DIUJI MERUPAKAN Ag YANG LARUT (TIDAK

SEPERTI HEMAGLUTINASI YG BERUPA PARTIKEL) MAKA UNTUK MELIHATNYA DIGUNAKAN SISTEM AMBOSEPTOR

• APA SISTEM AMBOSEPTOR?• AMBOSEPTOR = HEMOLISIN • DENGAN PENAMBAHAN KOMPLEMEN MAKA AKAN TERIKAT PADA KOMPLEKS

Ag‐Ab SHG TIDAK AKAN TERJADI HEMOLISIS SEHINGGA PADA WELL TAMPAK SEBAGAI BUTTON/DOT

• KALO TIDAK ADA IK Ag‐Ab MAKA KOMPLEMEN TERTARIK KE SISTEM AMBOSEPTOR SHG HEMOLISIS

• SEDANG PADA TABUNG TAMPAK MERAH KERUH• SBLM DILAKUKAN CFT,DILAKUKAN TITRASI KOMPLEMEN DAN TITRASI

AMBOSEPTOR• TITER AMBOSEPTOR/HEMOLISIN: PENGENCERAN/TITRASI HEMOLISIN

TERKECILL YANG MASIH MAMPU MENYEBABKAN LISIS SEMPURNA→DISEBUT I UNIT AMBOSEPTOR

• TITER Ab ADALAH: PENGENCERAN/TITRASI SERUM TERKECIL SHG TIDAK MENIMBULKAN HEMOLISIS

• TITER FASE AKUT 8 DAN FASE KONVALESCENT 640 JADI ADA KENAIKAN >4X• TITER FASE AKUT 8 DAN FASE KONVALESCENT 640 JADI ADA KENAIKAN >4X

keteranganketeranganketeranganketerangan

• CFT (‐)~terjadi hemolisis sistem• CFT (‐)~terjadi hemolisis sistem• CFT ( ) terjadi hemolisis sistemhemolisin oleh complemen (artinyadlm serum pasien tidak ada Ab)

• CFT ( ) terjadi hemolisis sistemhemolisin oleh complemen (artinyadlm serum pasien tidak ada Ab)dlm serum pasien tidak ada Ab) dlm serum pasien tidak ada Ab)

HASIL REAKSI PENGIKATAN KOMPLEMEN

POSITIF NEGATIF

lisis lisis lisistidak

P K P K

lisis lisis lisislisis

P: Percobaan

REMMING

tidaktidak

P: Percobaan

(tes)

l

P K

tidaklisis

tidaklisisK: Kontrol

PENGIKATAN KOMPLEMENPENGIKATAN KOMPLEMEN• Contoh CFT: utk diagnosis

infeksi virus dengue• Contoh CFT: utk diagnosis

infeksi virus dengue

Kontrol sdm tanpa hemolising

• Sample :serum penderita(duplo) fase akut dank l

g

• Sample :serum penderita(duplo) fase akut dank lkonvalesen

• Sebelum CFT dilakukantitrasi komplemen dan

konvalesen

• Sebelum CFT dilakukantitrasi komplemen danptitrasi amboseptor/sistemhemolitik

Tit f k t 80

ptitrasi amboseptor/sistemhemolitik

Tit f k t 80• Titer fase akut 80

• Konvalesen 640

• Kenaikan titer > 4 kali

• Titer fase akut 80

• Konvalesen 640

• Kenaikan titer > 4 kali• Kenaikan titer > 4 kali• Kenaikan titer > 4 kali

FIKSASI KOMPLEMEN PADA TABUNG

FIKSASI KOMPLEMEN PADA TABUNGTABUNGTABUNG

• Tabung 1 menunjukkanhemolisis (jernih)

• Tabung 1 menunjukkanhemolisis (jernih)hemolisis (jernih)

• Tabung 2 menunjukkan tidakh li i

hemolisis (jernih)

• Tabung 2 menunjukkan tidakh li ihemolisis

(keruh)

(ada ikatan Ag‐Ab‐C)

hemolisis

(keruh)

(ada ikatan Ag‐Ab‐C)

1 2

Complement Fixation TestComplement Fixation Test

Figure 18.10

ImmunoassayImmunoassayImmunoassayImmunoassay

• Untuk melihat adanya ikatan Ag‐Ab,• Untuk melihat adanya ikatan Ag‐Ab,Untuk melihat adanya ikatan Ag Ab, salah satu komponen dilabel.

• Label bisa berupa:

Untuk melihat adanya ikatan Ag Ab, salah satu komponen dilabel.

• Label bisa berupa:p

– Radioaktif Radioimmunoassay

– Enzim Enzyme‐immunoassay;

p

– Radioaktif Radioimmunoassay

– Enzim Enzyme‐immunoassay;Enzim Enzyme immunoassay; Immunohistochemistry

– Fluorescein Immunoflurescens

Enzim Enzyme immunoassay; Immunohistochemistry

– Fluorescein Immunoflurescens

P i i d 2P i i d 2• Prinsip ada 2 macam:

– Direct label langsung diikatkan pada Ag

• Prinsip ada 2 macam:

– Direct label langsung diikatkan pada Ag atau Ab

– Indirect kompleks Ag‐Ab diikatkan

atau Ab

– Indirect kompleks Ag‐Ab diikatkandengan Ab yang dilabel

• Metode indirect dipakai untuk meningkatkan

dengan Ab yang dilabel

• Metode indirect dipakai untuk meningkatkanMetode indirect dipakai untuk meningkatkansensitivitas pemeriksaanMetode indirect dipakai untuk meningkatkansensitivitas pemeriksaan

ELISAELISAELISA(Enzyme‐Linked Imunosorbent Assay)

ELISA(Enzyme‐Linked Imunosorbent Assay)

• Ag (Ab) difiksasi pada permukaan microtiterplate

• Ag (Ab) difiksasi pada permukaan microtiterplate

• Enzim yang dipakai

– horseradish peroksidase

• Enzim yang dipakai

– horseradish peroksidasehorseradish peroksidase

– Alkaline phosphatase

horseradish peroksidase

– Alkaline phosphatase

Skema ELISA

ELISA: DOUBLE ANTIBODY TECHNIQUE

Positive Negative Patient A Patient B Patient C Assay Control Control Patient A Patient B Patient C Control1.689 0.153 O.055 0.412 1.999 0.123

•Angka menyatakan optical density at 450 nm. •Angka batas (cut off) dinyatakan positive adalah 0.500. •Optical densities of 0 300 to 0 499 dinyatakan indeterminate•Optical densities of 0.300 to 0.499 dinyatakan indeterminate

tes diulang•Angka di bawah 0.300 dinyatakan negative.

ELISA for HIV antibody (contoh)ELISA for HIV antibody (contoh)ELISA for HIV antibody (contoh)ELISA for HIV antibody (contoh)

Microplate ELISA for HIV antibody: coloured wells indicate reactivityMicroplate ELISA for HIV antibody: coloured wells indicate reactivityMicroplate ELISA for HIV antibody: coloured wells indicate reactivityMicroplate ELISA for HIV antibody: coloured wells indicate reactivity

ELISA NS‐1ELISA NS‐1ELISA NS 1ELISA NS 1• NS‐1 merupakan non

struktural protein pada virusstruktural protein pada virus Dengue

• NS‐1 berperan pada replikasi

Di k ik d• Diekpresikan padapermukaan sel host

• NS‐1 tidak imunogenik

• Sehingga tidak memunculkanantibodi

• Gradasi warna bisa dibacadengan menggunakanelisareader

ELISAELISA• Contoh deteksi IgG dan IgM

terhadap Ag virus dengue • Contoh deteksi IgG dan IgM

terhadap Ag virus dengue p g g

• Prinsip : imunno assay denganmenggunakan enzym

p g g

• Prinsip : imunno assay denganmenggunakan enzym

• C : Kontrol positif

• M : IgM

• G : IgG

• C : Kontrol positif

• M : IgM

• G : IgG• G : IgG

• Positif : ada warna yang samadengan kontrol

• G : IgG

• Positif : ada warna yang samadengan kontrolg

• Negatif : tidak ada warna

• Hasil : IgM positif

g

• Negatif : tidak ada warna

• Hasil : IgM positif

Serological TestsSerological Tests

• Precipitation: Soluble antigens • Precipitation: Soluble antigens • Agglutination: Particulate antigens• Hemagglutination: Agglutination of RBCs• Agglutination: Particulate antigens• Hemagglutination: Agglutination of RBCsgg gg• Neutralization: Inactivates toxin or virus• Fluorescent antibody technique: Antibodies

gg gg• Neutralization: Inactivates toxin or virus• Fluorescent antibody technique: Antibodies• Fluorescentantibody technique: Antibodies linked to fluorescent dyeC l t fi ti RBC i di t

• Fluorescentantibody technique: Antibodies linked to fluorescent dyeC l t fi ti RBC i di t• Complement fixation: RBCs are indicator

• ELISA: Peroxidase enzyme is the indicator• Complement fixation: RBCs are indicator• ELISA: Peroxidase enzyme is the indicator

imunologi serologi by ed 2011

Documents

the in vitro study of

ikatan agdan ab invitrodipakai

diketahui deteksi ab

memakai ag yg

demam dengue

diagnosispenyakit typhoid

jamur contoh

dll contoh