impression material tentiran psdm scc 2013

24
KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS Page1 Impression Material 1 Elastic materials 1.1 Synthetic elastomers Elastomer adalah bahan cetak bersifat elastis yang apabila digunakan dan dikeluarkan dari rongga mulut, akan tetap bersifat elastis dan fleksibel. Bahan ini diklasifikasikan sebagai nonaqueous elastomeric impression material oleh ANSI/ADA Spesification No.19. Biasanya digunakan untuk mencetak pembuatan gigi tiruan sebahagian lepasan, gigi tiruan immediat dan mahkota serta gigi tiruan cekat yang mana diperlukan cetakan yang akurat pada detail gigi dan daerah gerong. Reaksi kimia bahan ini adalah reaksi antara molekul atau polimer besar yang diikat oleh ikatan-ikatan silang. Ikatan silang ini mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada kondisi ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikat ketika diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kelakuan dan sifat elastis bahan tersebut. 1 Bahan cetak ini menjadi pilihan dokter gigi karena tinggi keakuratannya, stabilitas dimensi berbanding waktu dan memiliki kemampuan mencetak dengan detail berbanding bahan cetak yang lain. Antara bahan cetak elastomer yang terawal adalah polisulfida, diikuti silicone condensation, polieter dan addition silicons. Bahan terbaru adalah dikategorikan sebagai addition silicone-polyether hybrid. 1.1.1 Karakterisitik Bahan Cetak Elastomer Bahan cetak Polisulfida rubber impression terdiri dari 2 tube yaitu polisulfida rubber base dan oxidizing agents. Polisulfida rubber base adalah cairan yang ditambah dengn beberapa komponen filler sehingga membentuk pasta. Bahan accelerator dan retarder juga ditambah jika diperlukan untuk meninggikan atau merendahkan setting time. Bahan polisulfida mempunyai working time dan setting time yang panjang. Proses curingnya dipercepat oleh kenaikan temperatur dan tergantung pada kelembapan udara. Satu lagi bahan cetak jenis elastomer adalah polysiloxane atau silicone rubber base. Bahan ini juga disediakan dalam bentuk pasta. Liquid polysiloxane akan bercampur dengan Impression material Elastic Syhthetic elastomers Hydrocolloids Reversible(Agar) Irreversible (Alginate) Non-elastic Impression plaster Impression compound Zinc/oxide- eugenol pastes Impression waxes

Upload: yunita-marwah

Post on 17-Feb-2015

417 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013 ini berisi review kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e1

Impression Material

1 Elastic materials 1.1 Synthetic elastomers

Elastomer adalah bahan cetak bersifat elastis yang apabila digunakan dan

dikeluarkan dari rongga mulut, akan tetap bersifat elastis dan fleksibel. Bahan ini

diklasifikasikan sebagai nonaqueous elastomeric impression material oleh ANSI/ADA

Spesification No.19. Biasanya digunakan untuk mencetak pembuatan gigi tiruan sebahagian

lepasan, gigi tiruan immediat dan mahkota serta gigi tiruan cekat yang mana diperlukan

cetakan yang akurat pada detail gigi dan daerah gerong.

Reaksi kimia bahan ini adalah reaksi antara molekul atau polimer besar yang diikat

oleh ikatan-ikatan silang. Ikatan silang ini mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik

tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada kondisi

ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya sampai batas

tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula yaitu rantai kembali melingkar pada

keadaan berikat ketika diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kelakuan dan sifat

elastis bahan tersebut. 1 Bahan cetak ini menjadi pilihan dokter gigi karena tinggi

keakuratannya, stabilitas dimensi berbanding waktu dan memiliki kemampuan mencetak

dengan detail berbanding bahan cetak yang lain. Antara bahan cetak elastomer yang terawal

adalah polisulfida, diikuti silicone condensation, polieter dan addition silicons. Bahan terbaru

adalah dikategorikan sebagai addition silicone-polyether hybrid.

1.1.1 Karakterisitik Bahan Cetak Elastomer Bahan cetak Polisulfida rubber impression terdiri dari 2 tube yaitu polisulfida rubber

base dan oxidizing agents. Polisulfida rubber base adalah cairan yang ditambah dengn

beberapa komponen filler sehingga membentuk pasta. Bahan accelerator dan retarder juga

ditambah jika diperlukan untuk meninggikan atau merendahkan setting time. Bahan

polisulfida mempunyai working time dan setting time yang panjang. Proses curingnya

dipercepat oleh kenaikan temperatur dan tergantung pada kelembapan udara.

Satu lagi bahan cetak jenis elastomer adalah polysiloxane atau silicone rubber base.

Bahan ini juga disediakan dalam bentuk pasta. Liquid polysiloxane akan bercampur dengan

Impression material

Elastic

Syhthetic elastomers

Hydrocolloids

Reversible(Agar)

Irreversible

(Alginate)

Non-elastic

Impression plaster

Impression compound

Zinc/oxide-eugenol pastes

Impression waxes

Page 2: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e2

silica powder (SiO2) untuk membentuk pasta. Proses polimerisasi berlaku akibat reaksi

kondensasi antara silicone base dan alkyl silicate. Bahan ini tidak mengeluarkan bau, bersih,

dan secara relatif mudah di aduk. Beberapa karakteristik bahan cetak jenis elastomer di

ringkaskan dalam tabel

1.1.2 Elastomer jenis vinyl polysiloxane Elastomer jenis vinyl polysiloxane juga disebut polyvinylsiloxane yang merupakan

bahan cetak silikon dengan reaksi tambahan. Disediakan dalam 2 pasta yang setiap pasta

mengandung liquid silicone polymer dan satu lagi pasta adalah katalis dengan kekentalan yang

sama sehingga mudah diaduk. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi, kemasan

bahan polyvinylsiloxane terdapat dalam satu bentuk katridge yang bercampur secara

automatic.

Perbedaan yang nyata bahan cetak dengan reaksi tambahan dengan kondensasi

adalah dalam aspek dimensi stabilitasnya. Bahan cetak polyvinylsiloxane ternyata lebih stabil

dan lebih elastis. Selain itu, bahan ini mempunyai nilai regangan yang rendah sehingga jarang

sekali terjadi distorsi pada bahan ini apabila digunakan untuk mencetak permukaan dengan

daerah gerong.

Bahan ini bersifat hidrofobik yang menjadikannya sesuai untuk mencetak bentuk detail

yang kering. Jika permukaan detail yang hendak dicetak terdapat air, hasil yang didapat tidak

akurat. Namun sekarang ini telah diperkenalkan bahan cetak polyvinylsiloxane yang

mempunyai sifat hidrofobik yang agak rendah.

Desinfeksi selama 10 menit menggunakan sodium hipoklorit tidak memberi efek

kepada dimensi bahan cetak elastomer jenis silikon. 7 Bahan silikon dengan reaksi tambahan

sangat stabil dan menunjukkan tidak ada perubahan dimensi selama penyimpanannya

sehingga bahan ini sangat sesuai digunakan jika diperlukan pengisian ulang pada hasil cetakan.

1.2 Hydrocolloids 1.2.1 Reversible(agar)

1.2.1.1 Komposisi

Agar merupakan salah satu jenis koloid hidrofilik organic yang diekstrat dari rumput

laut jenis tertentu. Terdapat dalam konsentrasi 8% - 15%, bergantung pada sifat bahan yang

dimaksud. Kandungan utamanya adalah air (>80%). Untuk memperkuat gel, biasanya

ditambah sedikit boraks. Namun sayangnya boraks merupakan salah satu jenis retarder

terbaik untu pengerasan gypsum. Kandungan air yang berlebih dalam agar juga dapat

Page 3: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e3

memperlambat pengerasan gypsum. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan pengaruh air

dan boraks pada gel, ditambahkan sedikit kalium sulfat. Kalium sulfat merupakan zat

pemercepat pengerasan gypsum. Beberapa bahan pengisi juga diberikan, seperti tanah

diatoma, tanah liat, silica, malam, karet dan serbuk kakuk serupa. Zat lain seperti timol dan

gliserin juga ditambahkan untuk menjadi bakterisit dan bahan pembuat plastic.

1.2.1.2 Proses Gelasi

Proses gelasi merupakan suatu proses pengerasan hidrokoloid reversible. Perubahan

fisik sol-gel dipengaruhi oleh perubahan temperature. Namun untuk perubahan dari gel

menjadi sol diperlukan titik didih yang lebih tinggi (temperature liquefaction = 70-100

derajat). Biasanya sol berubah menjadi gel pada suhu 37-50 derajat. Temperature gelasi

dipengaruhi oleh beberapa factor termasuk berat molekul, kemurnian agar, dan rasio

terhadap komposisinya. Ketidaksamaan temperature gelasi dan temperatu pendinginan

inilah yang menyebabkan agar dapat digunakan sebagai bahan cetak dalam kedokteran gigi.

1.2.1.3 Manipulasi bahan agar

Secara umum ada 3 tahapan, yaitu:

1) Persiapan bahan

Tahapan pertama adalah mengubah gel hidrokoloid menjadi sol. Cara yang

paling efektif adalah dengan menggunakan air panas. Sebaiknya bahan dibiarkan

dalam tempertur ini selama 10 menit. Setelah dilelehkan, bahan dapat disimpan

dalam keadaan sol sampai waktunya diinjeksikan ke dalam preparasi kevitas atau

diisikan ke sendok cetak. Temperatur yang terlalu rendah dapat menghasilkan bahan

cetak dengan kekentalan yang lebih tinggi dan tidak mampu mereproduksi detail

halus dengan tepat.

2) Kondisioning atau pendinginan

Suhu penyimpanan 65 derajat terlalu tinggi untuk rongga mulut. Oleh karena itu,

bahan perlu didinginkan terlebih dahulu (ditempered). Untuk tahap preparasi,

sebuah tube dikeluarkan dari kompartemen penyimpanan dan dimasukkan ke sendok

cetak, sepotong kasa diletakkan diatas bahan yang terletak di sendok cetak,

kemudian diletakkan lagi di kompertemen pendingin 45 derajat selama 3-10menit.

Waktu yang berbeda-beda tergantung pada jenis hidrokoloid dan keenceran yang

diinginkan oleh dokter gigi. Sebagai tambahan, selain menurunkan temperature,

pendinginan juga dapat meningkatkan kekentalan bahan hidrokoloid sehingga bahan

tidak mengalir keluar sendok cetak.

3) Membuat cetakan.

Sebelum proses pendinginan bahan cetak terselesaikan, bahan semprit diambil

dari kompartemen penyimpanan dan diaplikasikan pada kavitas yang direparasi.

Mula-mula diaplikasikan pada dasar preparasi, kemudian pada bagian lain yang belum

tertutup. Ujung semprit diletakkan di dekat gigi, dibawah permukaan bahan semprit

untuk mencegah gelembung udara. Begitu kavitas yang akan dipreparasi telah

tertutup bahan cetak, sendok cetak yang telah sempurna didinginkan siap untuk

dimasukkan kedalam rongga mulut. Proses gelasi dapat dipercepat dengan

mengalirkan air dingin sekitar 18-21 derajat selama 3-5menit.

1.2.1.4 Keakuratan Bahan Cetak Agar

Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat. Untuk mencapai

keakuratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya :

Kekentalan sol

Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan

memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar

Page 4: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e4

sendok cetak, terutama saat mencetak rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh

terlalu kental, sehingga sulit menembus semua detail gigi-geligi dan jaringan lunak.

Sifat Viskoelastik

Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu

besarnya beban berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari

dalam mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan dari dalam mulut

secra perlahan, diputar atau diungkit akan menyebabkan terjadi distorsi.

Distorsi selama gelasi

Daya reproduksi

Sifat ini mewakili kemampuan untuk membuat die duplikat dari serangkaian

cetakan. Untuk teknik die gandi, dibuat satu cetakan dan kemudian dipotong-potong

menjadi die individual untuk gigi yang akan dipreparasi.

1.2.2 Irreversible(alginate)

1.2.2.1 Definisi Alginat (Hidrokoloid Ireversibel)

Alginat adalah bahan cetak yang paling banyak digunakan dalam kedokteran gigi.

Mereka digunakan untuk membuat impressions for removable partial dentures with clasps,

preliminary impressions for complete dentures, dan orthodontic serta study models. Mereka

tidak cukup akurat untuk mencetak fixed partial denture impressions.

Pada akhir abad lalu, seorang ahli kimia dari Skotlandia memperhatikan bahwa

rumput laut tertentu berwarna coklat (algae) bisa menghasilkan suatunekstrak lendir yang

aneh. Lalu, ia menamakannya dengan algin. Substansi alami ini kemudian diidentifikasikan

sebagai suatu polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil dan dinamakan asam

anhydro-b-d mannuronic (disebut juga asam alginik).

1.2.2.2 Komposisi Alginat

Komponen Jumlah

(%)

Fungsi

Garam Sodium atau

Potasium Alginat

18 Komposisi aktif utama, untuk melarutkan powder

dalam air

Kalsium Sulfat Dihidrat

(Gipsum)

14 Untuk bereaksi melarutkan powder alginat dari bentuk

tidak larut kalsium alginat (reaktor)

Sodium Fosfat 2 Untuk bereaksi dengan kalsium sulfat dan mengontrol

working time (retarder)

Potasium sulfat or

potasium zinc fluorida

10 Untuk menetralkan efek penghambat kekerasan selama

pembuatan model gips atau die material

diatomaceous earth atau

silicate powder

56 Mengontrol konsistensi pencampuran atau fleksibilitas

bahan cetak

Sodium silicofluoride 4 Untuk mengontrol pH

Organic glycol Untuk melapisii partikel-partikel powder untuk

meminimalkan debu selama pengadukan

Pigment’s Untuk memberikan warna

Quaternary ammonium

compounds atau

chlorhexidine

Untuk memberikan self desinfection

phenylalanine Untuk bahan pemanis

Page 5: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e5

Alginat berasal dari asam alginate yang diperoleh dari rumput laut yang merupakan

bahan dasar bahan cetak irreversible hydrocolloid. Komponen dasar alginat adalah salah satu

alginat yang larut air (potasium alginat atau sodium alginat) dan reactor (kalsium sulfat).

Kalsium Sulfat atau gypsum mempunyai fungsi sebagai sumber ion Ca+ . Kalsium sulfat

apapun dapat digunakan sebagai reaktor. Bentuk dihidrat umumnya digunakan, tetapi untuk

keadaan tertentu hemihidrat menghasilkan waktu penyimpanan bubuk yang lebih lama serta

kestabilan gel yang lebih memuaskan.. Sodium alginat bereaksi dengan ion kalsium yang

berasal dari gypsum yang terurai (Kalsium Sulfat atau CaSO4.2H2O) untuk membentuk

kalsium alginat.

Produk tersebut juga mengandung retarder (Sodium atau Potasium sulfat, oksalat,

atau karbonat) untum mencegah proses gelasi terlalu cepat. Sebagai contoh, sodium fosfat

memegang peran penting dalam mengontrol setting dari material alginate. Sodium fosfat

bereaksi dengan ion kalsium

3Ca2+ + 2Na3PO4 Ca3(PO4)2 + 6Na+

Fluoride biasanya mempercepat pengerasan stone untuk mendapat permukaan

model stone yang keras dan padat terhadap cetakan.. Tabel berikut ini dapat membantu

memahami komposisi alginat.

1.2.2.3 Sifat-sifat Alginat

1.2.2.3.1 Sifat Biologis Alginat (Bhat & Nandish 2011, p. 104)

Alginat memiliki sifat non toksik dan tidak mengiritasi jaringan lunak mulut.

Alginat memiliki rasa dan bau yang dapat diterima kebanyakan orang.

Alginat mengandung partikel silica jika terhirup maka berbahaya bagi kesehatan

tubuh.

1.2.2.3.2 Sifat Fisik Alginat (Bhat & Nandish 2011, p. 106)

Keelastikan dan deformasi permanen. Alginat diklasifikasikan sebagai bahan elastik,

namun tidak terlalu elastik.

Ketahanan terhadap sobekan. Kekuatan alginat atas tekanan dan ketahanan dari

sobekan merupakan persyaratan yang penting, walaupun ketahanan alginat

terhadap sobekan masih diragukan.

Fleksibilitas. Powers dan Wataha (2008, p. 176) mengatakan bahwa jumlah relatif air

dan bubuk mempengaruhi fleksibilitas set alginat.

Kestabilan dimensi

Alginat bersifat tidak stabil karena mengalami sineresis dan imbibisi sehingga cast

harus dituang secepatnya setelah pencetakan.

1.2.2.3.3 Sifat Mekanis Alginat (Bhat & Nandish 2011, p. 104)

Waktu gelasi. Anusavice (2004, p. 93) menyatakan bahwa proses gelasi adalah proses

perubahan dari sol menjadi gel. Wujud gel berupa material yang tidak lengket di

tangan yang kering.

Reaksi irreversible. Gladwin & Bagby (2009) menyatakan bahwa alginat tidak dapat

kembali menjadi pasta setelah bereaksi menjadi gel.

Pengaruh temperatur terhadap reaksi setting pada alginate. Gladwin & Bagby (2009)

menyatakan bahwa air hangat mempercepat reaksi setting, sebaliknya air yang

dingin menurunkan kecepatan reaksi setting.

1.2.2.3.4 Sifat minor Alginat (Bhat & Nandish 2011, p. 107)

Kompatibel dengan gipsum sebagai bahan cast.

Elektroplasi (pelapisan metal). Bahan impresi tidak dapat dielektroplasi dengan metal

karena wujudnya berupa gel (mengandung lebih banyak air).

Masa guna. Alginat memiliki waktu kadaluarsa yang sangat cepat. Penyimpanan

alginat tidak boleh melebihi satu tahun dan harus ditempatkan pada lingkungan yang

sejuk dan kering.

Page 6: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e6

Keakuratan. Gladwin & Bagby (2009) mengatakan bahwa alginat tidak dapat

mencetak geligi secara akurat.

Hidrofilik (Gladwin & Bagby (2009))

Mudah digunakan karena tidak perlu alat khusus dan harga relatif murah.

Mudah dimanipulasi (Hatrick, eakle & bird 2011).

1.2.2.4 Fungsi Alginat

1.2.2.4.1 Bidang Kedokteran Gigi

Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena perang dunia II, penelitian untuk

menemukan bahan pengganti yang cocok semakin dipercepat. Hasilnya adlah ditemukannya

hidrokoloid irreversibel, yakni alginat. Penggunaan umum bahan hidrokoloid irreversible ini

jauh melampaui penggunaan bahan cetak lain yang ada.

1.2.2.4.2 Bidang Non Kedokteran Gigi

Dalam industri tekstil, alginat digunakan sebagai pengental pasta dengan zat

pewarna dan dengan mudah dicuci dengan tekstil sehingga alginat menjadi pengental

terbaik untuk zat pewarna. Di dalam industri makanan, alginat digunakan pada pembuatan

saus dan sirup serta penstabilan pada pembuatan es krim, dapat juga digunakan sebagai

pembungkus yang dapat dimakan.

Kalsium alginat juga dapat digunakan sebagai pembungkus daging untuk

mengawetkannya, dan merupakan pengepak alternatif karena mudah terurai oleh organisme

sehingga bersifat ramah lingkungan. Kalsium alginat dan pelapis dapat digunakan untuk

mengawetkan ikan beku.

Dalam bidang farmasi, alginat dapat digunakan sebagai pembalut luka yang dapat

menyembuhkan luka karena dapat mengabsorbsi cairan luka.

1.2.2.5 Manipulasi Alginat

1.2.2.5.1 Setting Reaksi

Terbentuk sol pada pencampuran bubuk dengan air, dan alginat, garam kalsium serta

fosfat mulai larut. Setelah melalui reaksi kimia, terjadi reaksi pembentukkan gel elastis

kalsium alginat. Reaksi ini irreversible (tidak dapat balik), jadi material hanya bisa digunakan

sekali saja.

Reaksi berawal dari garam potassium dan garam sodium dari asam alginic yang

bersifat larut air, bereaksi dengan garam kalsium (kalsium sulfate) menghasilkan endapan gel

elastic yang yaitu kalsium alginat. Kalsium sulfat bereaksi sangat cepat dengan

sodium/potassium alginat dalam larutan encer(aq) untuk menghasilkan endapan kalsium

alginat. Reaksi ini bila terjadi terus akan membuat hasil material tidak mempunyai cukup

working time sehingga diperlukan retarder berupa sodium phosphate untuk menghambat

reaksi ini supaya calcium sulfate bereaksi dengan sodium phosphate dan tidak bereaksi

dengan alginat yang larut air tersebut.

(CaSO4)H2O 2Ca2+ + 2SO42- + H2O

Na3PO4 3Na+ + PO43-

NanAlg + n/2 CaSO4↔ n/2 Na2SO4+ Can/2Alg

Hanya lapisan luar partikel-partikel alginat yang terlarut dan bereaksi. Walaupun

demikian, reaksi diatas dapat berlangsung sewaktu proses pengadonan dan pengisian ke

sendok cetak. Ini sebenarnya tidak dikehendaki karena bahan seharusnya berubah menjadi

plastis dan bukan elastis sewaktu hendak dimasukkan ke dalam mulut. Ion kalsium dari

kalsium sulfat dihidrat bereaksi dengan ion fosfat dari sodium fosfat. Reaksi ini akan

menghalangi pembentukan gel yang terbentuk dari reaksi antara kalsium sulfat dan alginat

larut air hingga sodium phosphate habis, menghasilkan endapan kalsium fosfat.

Reaksi lengkapnya adalah:

Page 7: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e7

2Na3PO4+ 3 CaSO4→ Ca3(PO4)2+ 3Na2SO4

Saat ion phosphate habis, ion kalsium akan bereaksi dengan potassium alginat untuk

membentuk gel kalsium alginat. Reaksi ini akan mengubah suatu ikatan molekul sol menjadi

jaringan gel. Kalsium ion dari kalsium sulfate bertindak sebagai penghubung antara sol dan

gel tersebut. Reaksi ini tidak memperbesar sifat elastic bahan. Berlangsungnya reaksi ini

diharapakan agar tidak ada gel kalsium alginat yang terbentuk sampai seluruh sodium

phosphate terpakai. Dengan demikian pabrik dapat mengontrol waktu setting produknya

dengan mengatur jumlah sodium phosphate (retarder).

1.2.2.5.2 Setting Time

Setting time adalah waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi secara lengkap, dimulai

dari pencampuran sampai bahan menjadi keras. Berkisar antara 1-5 menit.

Metode praktis untuk menentukan setting time yaitu dengan mengamati waktu dari

awal pencampuran sampai material tidak terlalu lengket atau saat disentuh dengan sarung

tangan yang bersih dan kering. Setting time terdeteksi oleh hilangnya tackiness (kelekatan)

permukaan. Perubahan warna alginat memberikan indikasi visual dari working time dan

setting time. Mekanisme perubahan warna adalah perubahan pH yang berhubungan

dengan pewarna. Salah satu perubahan seperti warna alginat dari merah muda menjadi

putih.

1.2.2.5.3 Working Time

Working time adalah waktu sesudah pencampuran sampai adonan menjadi

homogen (sudah tidak dapat dimanipulasi). Material yang termasuk dalam fast setting time,

memiliki working time yang berkisar antara 1,25 - 2 menit, dengan 45 detik pencampuran

dan 30 – 75 detik working time untuk mencetak sampai cetakan terbentuk sempurna.

Sedangkan material yang termasuk regular setting time biasanya memiliki working time

antara 3 – 4,5 menit, dengan 60 detik waktu pencampuran dan sisanya 2 – 3,5 menit

working time. Alginat yang sudah tercampur harus dimasukkan tray dan cetakan dibuat

secepatnya.

1.2.2.6 Manipulasi

1.2.2.6.1 Cara Mengukur

Sendok ukur tersedia untuk mengukur bubuk, sementara tabung ukur plastik

digunakan untuk mengukur volume air yang tepat. Alternatif lain adalah untuk menaruh

bubuk alginat dalam sachet kecil, dimana satu sachet bisa digunakan untuk satu cetakan.

Biasanya untuk sendok cetak rahang atas ukuran medium sampai large

menggunakan kurang lebih 3 scoops. Untuk yang kecil menggunakan kurang lebih 2 scoops.

Sedangkan untuk sendok cetak rahang bawah ukuran apapun menggunakan kurang lebih 2

scoops. Dan untuk air, menggunakan tabung ukur. Biasanya 1 unit / 1 satuan untuk 1 scoops.

1.2.2.6.2 Bahan dan alat yang digunakan :

Bubuk alginate

Tabung ukur yang digunakan untuk mengukur air

Scoop untuk mengambil bubuk alginat, biasanya disediakan oleh pabrik dan

disesuaikan takarannya

Rubber bowl

Pengaduk, wide bladed spatula

Sendok cetak (metal atau plastik)

Desinfektan dan kantong plastic

Vibrator, untuk mempermudah pengadukan

1.2.2.6.3 Cara Mencampur

1) Secara Manual :

Siapkan sendok cetak yang akan digunakan

Page 8: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e8

Takarlah air dengan menggunakan tabung ukur kemudian masukkan ke

dalam bowl. Perbandingan alginat dan air 1:1.

Takar bubuk alginat sesuai ukuran dan kebutuhan.

Aduklah membentuk angka 8 dengan adukan dihentakkan dan ditekan pada

dinding mangkuk karet dengan putaran interminen (180°) dari spatula untuk

mengeluarkan gelembung udara. Waktu pengadukan pun harus diperhatikan

karena mempengaruhi waktu pengerasan. Biasanya berkisar antara 45 detik –

1 menit, tergantung pabrik yang memproduksi.

2) Secara mechanical : Pengadukan juga dapat dilakukan dengan menggunakan

mechanical mixer. Hasil yang didapatkan lebih nyaman, tepat, dan mengurangi

banyaknya gelembung udara hasil pengadukan.

1.2.2.6.4 Cara Memasukkan ke dalam Cetakan

Campuran yang telah jadi dimasukkan ke dalam sendok cetakan. Bahan cetak harus

menempel pada sendok cetak sehingga ketika kita ingin melepas cetakan dari mulut, dapat

terlepas dari giginya.

Campuran alginat yang telah tercampur rata dimasukkan dan ditekan ke dalam

cetakan. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi gelembung udara yang terperangkap

dalam adonan.

1.2.2.6.5 Cara mencetak

Sebelum memasukkan cetakan ke dalam mulut, oleskan sedikit sisa dari adonan

alginat pada permukaan oklusal dan embrasure dari gigi yang dicetak. Hal ini untuk

mengurangi terperangkapnya udara pada bagian groove dan embrasure.

Biasanya cetakan dapat diambil setelah proses gelasi setelah 2-3 menit. Jika terlalu

cepat atau terlalu lama, dapat menyebabkan distorsi terhadap cetakan.

1.2.2.7 Modifikasi Manipulasi

Reaktor : Calcium Sulfate bisa digunakan untuk reactor. Bentuk dihidrat-nya banyak

digunakan, tapi dalam kondisi tertentu, hemihydrates memperpanjang tingkat shelf-

life bubuk dan tingkat kestabilan dimensi gel yang lebih memuaskan.

Accelerator: Potassium titanium fluoride ditambahkan sebagai akselerator. Ini

membantu setting of the stone sehingga tercipta permukaan cast stone yang keras

dan padat (dense).

Retarder: Sodium phosphate bertindak sebagai retarder, beberapa produk setting

time-nya lebih cepat dari produk lain karena mengandung lebih sedikit sodium

phosphate.

Glycol: Bubuk alginat merupakan bubuk yang halus dan berbahaya jika terhirup dan

dapat menimbulkan fibrogenesis dan carcinogenesis. Melapisi bubuk dengan glycol

dapat menghasilkan alginat yang tidak berdebu.

Disinfectants: Disinfectants ini dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi bakteri

dari mulut pada cetakan, karena saat pencetakan bakteri dalam mulut bisa

menkontaminasi alginat dan menyebabkan kegagalan alginat.

1.2.2.8 Pengaruh Manipulasi Terhadap Setting Time, Setting Ekspansi, Kekuatan, dan

Viskositas

Beberapa hal dapat mempengaruhi setting time yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Setting time dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya W/P rasio, temperatur, dan

cara pengadukan.

1.2.2.8.1 Rasio W/P

Apabila rasio air lebih banyak daripada bubuk alginat, maka hasil pencampuran akan

lebih encer dan memperlambat setting time. Sedangkan jika rasio air lebih sedikit daripada

bubuk alginat maka hasil pencampuran akan lebih kental dan hal tersebut akan

Page 9: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e9

mempercepat setting time. Mengurangi rasio bubuk ke air mengurangi kekuatan dan akurasi

alginat tersebut

1.2.2.8.2 Temperatur

Pada saat temperatur tinggi maka setting time akan lebih cepat. Sebaliknya saat suhu

rungan rendah maka setting time akan lebih lama. Namun suhu standar untuk manipulasi

alginat berkisar sekitar 23 °C.

1.2.2.8.3 Intensitas pengadukan.

Semakin besar intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat waktu

setting-nya dan semakin kecil intensitas pengadukan maka setting timenya akan semakin

lama. Pengadukan yang tidak sempurna menyebabkan campuran tidak tercampur merata

sehingga reaksi kimia yang terjadi tidak seragam di dalam massa adukan.

1.2.2.8.4 Kecepatan mengeluarkan cetakan

Kecepatan mengeluarkan cetakan dalam mulut akan mempengaruhi keregangan

alginat atau ketahanan terhadap sobekan. Semakin cepat, maka akan semakin tahan.

1.2.2.9 Kegagalan-kegagalan dalam Manipulasi Alginat dan Solusinya

1.2.2.9.1 Operator

1) Kurang cekatan dalam menggunakan alat dan bahan (terutama spatula dan

mangkok).

2) Cara mengaduk yang salah/tidak sesuai aturan.

1.2.2.9.2 Material (Alginat)

1) Setting time :

Ratio air/bubuk terlalu sedikit (tidak sesuai aturan/anjuran pabrik) akibatnya

setting time terjadi terlalu cepat.

Suhu air terlalu tinggi bisa membuat setting time terjadi lebih cepat

Cara penyimpanan bubuk alginat yang salah membuat setting time lebih

cepat

2) Distorsi :

Cetakan dikeluarkan dari mulut sebelum waktunya (setting time selesai).

Cara pengeluaran cetakan dari mulut yang salah.

Hasil cetakan tidak segera diisi. Cara menanggulangi : ditutup kain/kapas

basah, tapi tidak terlalu lama untuk menghindari terjadinya

ekspansi/perubahan dimensi cetakan.

Sendok cetak berubah posisi selama gelation

3) Robek/pecahnya material :

Pengeluaran cetakan dari mulut terlalu cepat (sebelum setting time selesai).

Tidak hati-hati saat mengeluarkan cetakan (terlalu terburu-buru/kasar).

Adanya daerah-daerah undercut dapat menyebabkan material robek/pecah.

Perbedaan ketebalan material ekstrem

Kontaminasi kelembaban

Pengadukan terlalu lama

4) Material hasil cetakan kurang detail

Pengeluaran cetakan dari mulut terlalu cepat (sebelum setting time selesai).

Adanya kotoran pada jaringan.

5) Hasil pencetakan berbutir :

Cara pengadukan tidak benar

Waktu pengadukan terlalu lama

Gelation tidak semestinya

Rasio WP terlalu rendah

6) Bubbles :

Gelation tidak sempurna

Udara terperangkap selama masa pencampuran.

Page 10: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e10

7) Hasil pengisian gips kasar/berkapur :

Pembersihan hasil cetakan alginat tidak benar

Sisa air tertinggal di cetakan alginate

Pelepasan gips terlalu cepat

Gips terlalu lama di cetakan

Manipulasi gips tidak benar

2 Non-elastic materials 2.1 Impression plaster.

Bahan cetak ini terdiri dari plaster of paris yang ditambahkan zat tambahan untuk

mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan. Plaster cetak jarang digunakan lagi

untuk mencetak dalam kedokteran gigi karena telah digantikan oleh bahan yang kurang

kaku seperti hidrokoloid dan elastomer . plaster terbatas digunakan untuk cetakan akhir,

atau wash, dalam pembuatan gigi tiruan penuh.

Gips merupakan mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gips juga

merupakan produk samping dari beberapa produk proses kimia. Di alam, gips merupakan

massa yang padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan

adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida

lain. Secara kimia, gips yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat

dihitrat (CaSO4.2H2O) murni. Jika gips tersebut dicampur dengan air, maka strukturnya

berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat dan menimbulkan panas.

Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai aplikasi

penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium. Material gips

ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan model studi dari rongga mulut, die,

articulating cast, mould, refractory investment dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan

laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.

Gips menjadi bahan pilihan dalam kedokteran gigi karena sifatnya yang memenuhi

persyaratan, diantaranya sifat mekanisnya yang kuat, sehingga menghindari kerusakan bila

terjadi kecerobohan serta keras agar permukaannya tahan terhadap pengukiran desain

malam, dimensinya cukup akurat dan stabil sehingga pada saat setting menunjukkan

perubahan dimensi yang tidak begitu berarti dan stabil, kompatibel dengan bahan cetak agar

tidak terjadi interaksi antara permukaan bahan cetakan dan bahan model atau die,

mereproduksi detil halus dan batas-batas yang tajam, serta bahannya yang murah dan

mudah digunakan.

Dengan banyaknya pengunaan gips dalam kedokteran gigi tersebut maka perlu

untuk mengetahui segala aspek dalam gips terutama sifat sifatnya sehingga akan

memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal.

Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan

memperlihatkan pengaruh sifat sifat gips terhadap hasil manipulasi serta cara manipulasi

gips yang benar.

Proses pengerasan gips dibagi menjadi 2, yaitu initial setting dan final setting. Initial

setting terjadi mulai pencampuran antara gips dengan air sampai timbul reaksi eksoterm

berupa panas. Final setting adalah suatu waktu dimana gips tersebut telah melewati reaksi

eksoterm dan menjadi dingin kembali. Intial setting dan final setting sangat bergantung

dengan perbandingan antara serbuk gips dengan air saat pencampuran dilakukan. Semakin

sedikit air yang digunakan, maka semakin cepat initial setting dan final setting. Jika air yang

dibutuhkan kurang, maka akan sulit dilakukan pencampuran dan kalsium sulfat dihidrat tidak

sepenuhnya berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat.

Menurut Anderson, 1997, gips adalah bentuk hemihidrat dari kalsium sulfat dihidrat,

dengan rumus kimia (CaSO4)2H2O. Di alam, gips merupakan masa yang padat dan berwarna

Page 11: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e11

abu-abu, merah atau coklat. warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat,

oksidasi besi, anhidrat, karbokhidrat, sedikit SiO2 atau oksida logam lain

Karena gips adalah bentuk dihidrat dari kalsium sulfat (CaSO4.2H2O), pada saat

panas, akan kehilangan 1,5 gr mol dari H2O dan bersifat kalsium sulfat hemihidrat

(CaSO4.½H2O), atau bisa juga ditulis (CaSO4)2 H2O. Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur

dengan air, reaksi berbalik dan kalsium sulfat hemihidrat kembali berubah ke kalsium sulfat

dihidrat. Oleh karena itu, dehidrasi parsial dari batu gips dehidrasi dari calsium sulfat

hemihidrat tersusun secara reversibel (Robert G. Craig and John M. Power:392). Gips apabila

dipanaskan dalam bejana terbuka dengan temperatur 1100 C – 1200 C menghasilkan β

hemihidrat atau gips lunak yang lebih dikenal dengan sebutan Plaster of Paris. Apabila gips

dipanaskan dalam autoclaved pada tekanan uap pada temperatur 1200 C - 1300 C

menghasilkan α hemihidrat atau lebih dikenal dengan sebutan gips keras (Dental Stone)

(Combe, 1992 : 320).

2.1.1 SIFAT GIPSUM

2.1.1.1 Sifat Kimia

Menurut Craig dkk (1987), sifat kimia gips adalah sebagai berikut :

Solubility ( daya larut ) adalah banyaknya bagian dari suatu zat yang dilarutkan

dengan 100 bagian pelarut pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan

dalam persen berat/volume.

Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan dihitung

sejak gips kontak dengan air.

2.1.1.2 Sifat Mekanis

Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis, antara lain :

Compressive strength (kekuatan tekan hancur)

Kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa gips. Partikel

dental stone lenih halus, maka air air yang diperlukan untuk mencampur lebih sedikit

jika dibanding dengan air yang dibutuhkan untuk pencampuran Plaster of Paris.

Tensile strength (daya rentang)

Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan dari bahan cetak.

Karena tidak adanya sifat lentur pada gips, model akan cenderung patah. Daya

rentang gips keras dua kali lebih besar dari pada gips lunak baik dalam keadaan basah

maupun kering.

Surface hardness and abrassive ressistance (kekerasan permukaan dan daya tahan

abrasi)

Kekerasan permukaan gips berhubungan dengan kekuatan tekan hancur. Daya

tahan abrsai meningkat dan meningkatnya kekuatan tekan hancur. Daya tahan

terhadap abrasi maksimal didapat ada saat gips mencapai daya strength. Gips keras

merupakan gips yang memiliki daya tahan abrasi tinggi.

2.1.1.3 Sifat Rheologi

Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus.

Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil.

Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari mulut ini

biasanya terjadi pada plaster gips tipe 1.

Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada

sedikit kontraksi karena pengeringan.

2.1.2 PENGERTIAN GIPSUM Gips adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang

kedokteran gigi. Bahan dasar / komposisi utama pembuatan gips adalah Kalsium Sulfat

Page 12: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e12

Dihidrat (CaSO4.2H2O) yang dihancurkan, dipanaskan dan diolah hingga menjadi bubuk gips.

Gips telah ditemukan dan digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756 (Hatrick dkk,

2003).

Gypsum merupakan salah satu jenis bahan pengisi. Kriteria pemilihan produk gypsum

tertentu bergantung pada penggunaannya serta sifat fisik tertentu untuk penggunaan

tertentu. Misalnya, stone kedokterangigi merupakan materi yang buruk untuk digunakan

sebagai bahan cetak karena bila ada gigi geligi, tidaklah mungkin mengeluarkan cetakan

melalui undercut gigi tanpa melukainya (karena besarnya kekuatan stone ).

Gypsum pada kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari rongga

mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan

laboratoriumkedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi. Gips adalah salah satu

bahan yang sering digunakan dalam aplikasi di bidang kedokteran gigi. Bahan dasar /

komposisi utama pembuatan gips adalah Kalsium Sulfat Dihidrat (CaSO4.2H2O) yang

dihancurkan, dipanaskan dan diolah hingga menjadi bubuk gips. Gips telah ditemukan dan

digunakan sebagai dental cast (bahan cetak) sejak 1756 (Hatrick dkk, 2003).

Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips

berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat,(CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi.

Gypsum sendiri dapat dibagi menjadidua jenis secara umum sebelum diklasifikasikan yaitu :

Plaster dan stone gigi.Kandungan utama plaster dan stone gigi adalah kalsium sulfat

hemihidrat (CaSO4)2.H2O atau CaSO4. . H2O. bergantung pada metode pengapuran bentuk

hemihidrat yangberbeda dapat diperoleh.

Karena gips adalah bentuk dihidrat dari kalsium sulfat (CaSO4.2H2O), pada saat panas,

akan kehilangan 1,5 gr mol dari H2O dan bersifat kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4.½H2O),

atau bisa juga ditulis (CaSO4)2 H2O. Jika kalsium sulfat hemihidrat dicampur dengan air, reaksi

berbalik dan kalsium sulfat hemihidrat kembali berubah ke kalsium sulfat dihidrat. Oleh karena

itu, dehidrasi parsial dari batu gips dehidrasi dari calsium sulfat hemihidrat tersusun secara

reversibel (Robert G. Craig and John M. Power:392). Gips apabila dipanaskan dalam bejana

terbuka dengan temperatur 1100 C – 1200 C menghasilkan β hemihidrat atau gips lunak yang

lebih dikenal dengan sebutan Plaster of Paris. Apabila gips dipanaskan dalam autoclaved pada

tekanan uap pada temperatur 1200 C - 1300 C menghasilkan α hemihidrat atau lebih dikenal

dengan sebutan gips keras (Dental Stone) (Combe, 1992 : 320).

Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips

berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O, dan pada temperatur lebih tinggi,

anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut :

Gips pada suhu 130º C CaSO4.2H2O

Hemihidrat pada suhu 200º C (CaSO4)2.H2O

Anhidrat CaSo4 (Richard dkk, 2002)

2.1.3 MANIPULASI GIPSUM Proses manipulasi pertama-tama dilakukan dengan mencampurkan Plaster atau gips

dengan air atau larutan PE dengan perbandingan 100gr dengan 50 sampai 60ml. Harus dijaga

agar tidak terbentuk gelembung udara sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat

muncul di permukaan dan dapat menyebabkan ketidaktepatan hasil cetakan (Combe, 1992).

Untuk lebih detailnya, manipulasi gips dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :

2.1.3.1 Pemilihan

Untuk proses awal, harus dilakukan pemilihan gips berdasarkan aplikasi yang akan dibuat.

2.1.3.2 Perbandingan (rasio P/W atau air/bubuk)

Perbandingan air dan bubuk yang tepat akan sangat menentukan proses manipulasi

dan juga setting reaksi, misalnya apabila terlalu banyak kandungan air dalam gips maka

Page 13: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e13

waktu setting akan lebih cepat dan diperoleh hasil gips yang lunak. Karena kekuatan suatu

stone secara tidak langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk

mempertahankan jumlah air serendah mungkin. Namun, jangan terlalu rendah sehingga

adukan tidak mengalir ke dalam setiap detail cetakan. Sekali rasio W:P otimal ditentukan,

menggunakan rasio W:P yang dianjurkan pabrik sebagai pedoman takaran yang harus selalu

digunakan. Air dan bubuk harus selalu diukur dengan menggunakan silinder pengukur

volume air yang akurat dan menimbang kesetaraannya untuk bubuk. Bubuk tidak boleh

diukur dengan volume (menggunakan sendok penakar), karena tidak dimampatkan seragam.

Sendok penakar tersebut mungkin bervariasi dari produk yang satu dengan yang lain, serta

bubuk bisa menjadi lebih keras begitu kemasan bersisa tidak digunakan. Bila wadah kemasan

dikocok, volume akan meningkat sebagai akibat terjebaknya udara. Bubuk dalam kantung

yang sudah ditimbang menjadi populer, karena memiliki keakuratan, mengurangi sisa, dan

menghemat waktu.

2.1.3.3 Pengadukan

Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus berbentuk parabolik, halus,

dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah yang kaku serta pegangan yang

nyaman dipegang. Terjebaknya udara dalam adukan harus dihindari untuk mencegah porus

yang dapat menyebabkan kelemahan dan ketidakakuratan permukaan. Air yang sudah diukur

jumlahnya ditempatkan dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang

ditaburkan. Adukan kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodik menyapu

spatula ke dalam mangkuk pengaduk untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta

memecahkan endapan, atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai

diperoleh adukan yang halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan

berarti mengurangi waktu kerja, khususnya untuk menuang model.

Kebiasaan menambahkan air dan bubuk berulang-ulang untuk mencapai konsistensi

yang tepat harus dihindari. Hal tersebut menyebabkan ketidakseragaman pengerasan dalam

massa adukan, menghasilkan kekuatan yang rendah dan distorsi, satu penyebab utama

ketidakakuratan dalam menggunakan produk gipsum.

2.1.3.4 Vibrator

Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator

untuk membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya

gelembung udara. Penggunaan vibrator otomatis dengan frekuensi tinggi dan amplitude

yang tinggi adalah membantu. Cegah dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat

menyebabkan distorsi bahan cetak.

2.1.3.5 Initial setting time-working time

Setelah dicampur selama 1 menit, working time dimulai. Selama viscositas dari

campuran bertambah, bahan tidak lagi mengalir dan mulai megeruh. Saat mulai mengeruh

berarti campuran telah mencapai initial setting. Atau bisa dilihat pada awal campuran dimana

bahan menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis

atau adanya panas. Pada umumnya, initial setting terjadi selama 8 –10 menit mulai dari awal

pengadukan.

2.1.3.6 Final setting

Finnal setting dicapai saat bahan dapat dengan aman dibentuk, tetapi memiliki

kekuatan dan resistensi yang minimal. Saat final setting reaksi kimia selesai dan model terasa

dingin saat disentuh. Sebagian besar pabrik merekomendasikan 1 jam sampai akhirnya bahan

bisa dengan aman dilepas dari cetakan

Page 14: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e14

2.1.3.7 Pemberian bahan separator

Sebelum dilakukan pencetakan dengan gips sebaiknya pola diberi bahan separasi

seperti Vaseline. Hal ini bertujuan agar setelah gips setting maka akan mudah dilepas. Namun

tidak boleh terlalu berlebihan karena akan membuat permukaan menjadi lebik lunak.

2.1.3.8 Hindari terjebaknya udara

Adanya kandungan udara dalam pencampuran gips akan dapat menyebabkan

porositas pada hasil akhir dari gips. Hal tersebut dapat dihindari dengan menuangkan air

terlebih dulu ke dalam wadah setelah itu diikuti dengan memasukkan powder.

2.1.3.9 Penyimpanan

Gips dapat menyerap air dari lingkungan. Kelembaban dan tempat yang dekat

dengan sumber air akan berpengaruh buruk pada powdernya. Hal ini akan mempengaruhi

waktu setting, sehingga gips sebaiknya disimpan dalam kontainer tertutup. Namun

terkadang diperlukan proses merendam model gipsum dalam air, sebagai persiapan untuk

teknik yang lain. Komponen gipsum yang membentuk model umumnya sedikit larut dalam

air. Jika model stone direndam dalam air mengalir, dimensi liniernya akan menurun sekitar

0,1% untuk setiap 20 menit perendaman tersebut. Metode teraman untuk merendam model

adalah menempatkannya dalam bak berisi air yang khusus untuk tujuan tersebut, dimana

debris plaster masih tetap konstan di dasar bak air untuk membentuk larutan jenuh kalsium

sulfat.

Seperti dijelaskan sebelumnya, penyimpanan baik stone atau plaster pada

temperatur ruang tidak menimbulkan perubahan dimensi yang bermakna. Namun, bila

temperatur penyimpanan dinaikkan sampai antara 90o dan 110o C (194o-230oF), pengerutan

terjadi begitu kristalisasi air dikeluarkan dan dihidrat berubah menjadi hemihidrat. Kontraksi

plaster pada temperatur tinggi lebih besar dibandingkan dengan stone, dan ini juga

mengurangi kekuatannya.

Kontraksi tersebut dapat terjadi selama penyimpanan di atas temperatur ruang,

begitupun bila model stone sedang dikeringkan. Barangkali tidaklah aman menyimpan atau

memanaskan suatu model stone pada temperatur yang lebih tinggi dari 55oC (130oF).

Produk gipsum agak peka terhadap perubahan kelembaban relatif dari lingkungan.

Bahkan kekerasan permukaan dari model plaster dan stone mungkin berfluktuasi sedikit

dengan kelembaban atmosfer relatif. Permukaan gipsum yang dibuat dengan adukan yang

lebih encer nampak terpengaruh lebih banyak dibandingkan dengan rasio W:P yang rendah.

Hemihidrat gipsum mengambil air dari udara dengan mudah. Misalnya, bila

kelembaban relatif melebihi 70%, plaster mengambil uap air secukupnya untuk memulai

reaksi pengerasan. Hidrasi pertama menghasilkan lebih sedikit kristal gipsum pada

permukaan kristal hemihidrat. Kristal ini bertindak sebagai nukleus kristalisasi, dan

manifestasi pertama dari kerusakan plaster adalah penurunan dalam waktu pengerasan.

Begitu kerja higroskopik berlanjut, lebih banyak kristal gipsum terbentuk sampai

keseluruhan kristal hemihidrat tertutup. Pada keadaan ini air sulit menembus lapisan dihidrat,

dan waktu pengerasan menjadi diperpanjang. Karena itu, adalah penting bahwa semua jenis

produk gipsum disimpan dalam atmosfer kering. Cara penyimpanan terbaik adalah menutup

produk tersebut dalam wadah logam tahan kelembaban. Bila produk gipsum disimpan dalam

tempat tertutup, umumnya waktu pengerasan hanya sedikit dihambat, sekitar 1 atau 2 menit

per tahun. Bila perlu hal ini dapat diatasi sengan sedikit meningkatkan waktu pengadukan.

2.1.3.10 Kebersihan

Peralatan manipulasi gips harus dijaga kebersihannya. Seperti yang disebut diatas

waktu setting gips akan lebih cepat karena pengadukan. Bowl, spatula, dan vibrator harus

segera dibersihkan segera sebelum setelah menipulasi, sehingga tidak terkontaminasi bahan

lain (Hatrich dkk, 2003).

Page 15: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e15

2.1.4 SETTING TIME Menurut Craig dkk (1987), Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk

menjadi keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air. Setting time adalah waktu yang

diperlukan untuk setting (mengeras) suatu bahan sampai menjadi rigid (kaku). Waktu setting

merupakan waktu yang digunakan oleh bahan yang telah set sampai menjadi cukup kuat

untuk menahan penetrasi sebuah jarum dengan diameter tertentu dan besar beban yang

diketahui. Alat penguji ini terdiri dari dua bagian yaitu jarum vicat dari Gillmore. Waktu setting

dapat dipengaruhi oleh komposisi gips/stone, bentuk fisis gips/stone, suhu pencampuran,

impurity, akselerator, W/P ratio, waktu pengadonan meningkat maka setting cepat.

Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :

1) Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran gips

dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. Secara visual

ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman).

Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau.

2) Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap

dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya

antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum maksimum dan

dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah.

Ketika hemihidrat dicampur dengan air terbentuk dihidrta sebagai berikut:

(CaSO4)2, H2O + 3H3O → 2 CaSO4, 2 H2O+ 3900 kal/ gr mol

Reaksi yang terjadi saat setting time ini merupakan reaksi exotermik, dimana reaksi ini

menghasilkan panas ± 3900 kal/gr mol. Pada proses tersebut terjadi :

1) Kalsium sulfat hemihidrat larut dan bereaksi dengan air membentuk Kalsium sulfat

dihidrat.

2) Terjadi presipitasi Kristal kalsium sulfat dihidrat menjadi bahn yang kaku tetapi tidak

keras, dapat diukir tetapi tidak dapat dibentuk, ekspansi thermos dan panas asih

berlangsung (INITIAL SETTTING).

3) Bahan keras, kaku, ekspansi thermos dan panas sudah berakhir (FINAL SETTING).

Ini adalah kebalikan reaksi pembentukan hemihidrate. Dari persamaan di atas dapat

dihitung bahwa untuk menghasilkan hidrasi yang sempurna untuk 100 g hemihidrate

dibutuhkan sekitar 18,6 ml air. Sewaktu hemihidrate dicampur dengan air diduga terjadi hal-

hal sebagai berikut:

1) Sebagian hemihidrat larut dan menghasilkan ion Ca2+ dan SO4 2- kelarutan

hemihidrate dalam air 0,8 %

2) Pada suhu ini kelarutan dihidrat hanya sekitar 0,2%; hemihidrate yang larut

membentuk dihidrate dalam larutan yang kemudian menjadi terlalu jenuh. Maka dari

larutan ini terjadi pertumbuhan kristal dihidrate

3) Faktor ang penting sehubungan dengan reaksi ini: Terjadi pertumbuhan kristal pada

inti kristalisasi; padakasus ini inti dapat berupa kristal gypsum yang timbul sebagai

impurity pada kristal hemihidrate. Difusi atau pergerakan ion ke inti juga sangat

penting. Oleh karena dihidrate berkristalisasi maka lebih banyak hemihidrate yang

larut dan proses bersanbung terus

Faktor yang mempengaruhi Setting Time

1) Mixing Time: pertambahan mixing time akan mempercepat setting time.

2) W/ P ratio: memperkecil W/ P ratio akan mempercepat setting time.

3) Temperatur: meningkatkan temperatur dapat mempercepat reaksi sehingga setting

time juga semakin cepat. Tetapi jika temperatur berada di atas 50oC maka yang

terjadi adalah sebaliknya, hal ini disebabkan karena kelarutan hemihidrate

Page 16: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e16

dibandingkan dihidrate menurun. Jika temperatur melebihi 100oC maka tidak akan

terjadi reaksi, hal ini disebabkan karena kelarutan hemihidrate dan dihidrate sama.

4) Pemercepat dan penghambat (accelerators and retarders):

Akselerator , contohnya adalah Na2SO4 dapat empercepat pembentukan

larutan kalsium sulfat hemihidrate, K2SO4 dapat menambah kecepatan larutnya

kalsium sulfat hemihidrat, dan gypsum mempersiapkan inti pertumbuhan Kristal

dihydrat yang terbentuk lebih lanjut. NaCl dengan konsentrasi kurang dari 20% akan

meningkatkan kelarutan hemihidrate sehingga setting time menjadi lebih cepat.

Retardus , contohnya Na sitrat, borax, kalsium sulfat adalah bahan yang

dapat diserap oleh inti Kristal sehingga dapat meracuni inti Kristal. Retardus bekerja

dengan membentuk lapisan pada partikel hemihidrate dan dihidrate yang berakibat

pada penurunan kelarutan hemihidrate dan dihidrate serta menghambat

perkembangannya.

5) Koloid: darah, saliva, agar, alginat dapat memperpanjang setting time.

6) Gipsum: calcium sulfate dihydrate merupakan accelerator.

7) Perubahan Setting expansion : Memperbesar setting expansion, misalnya kalsium

asetat menambah 1% setting expansion linear. Untuk kompensasi pengkerutan

logam saat dingin. Memperkecil setting expansion , misalnya Natrium sulfat

mengurangi setting expansion 0,05%.

Penambahan bahan additive tersebut biasanya dapat mengurangi kekuatan dari gips

itu sendiri.selain diengaruhi oleh penambahan bahan aditive, kekuatan gips juga bergantung

pada:

1) Bahan yang dipergunakan ; misalnya hemihydrat yang autoclaved / calcined, dan

adanya bahan additive.

2) Perbandingan air / puder.

3) Kekeringan bahan yang telah set. Untuk mendapatkan sifat – sifat optimal, gips

hendaknya dibiarkan berhydrasi selama paling sedikit 1 jam (dan kalau bisa lebih

lama), dan kemudian dikeringkan sampai diperoleh berat yang konstan pada suhu

450C. (E.C.Combe,1992)

2.1.5 Aplikasi gipsum dalam kedokteran gigi Produk gypsum telah digunakan secara meluas dalam kedokteran gigi untuk membuat

model studi dari rongga mulut dan struktur maksilo-facial dan sebagai piranti penting untuk

pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkanpembuatan protesa gigi.

Dalam kedokteran gigi Gipsum digunakan untuk :

Model dan die

Bahan cetak

Mounting

Packing

Bahan tanam

Berbagai jenis plaster digunakan untuk membuat cetakan dan model dimana protesa

dan restorasi kedokteran gigi dibuat. Bila plaster diaduk dengan silica maka dikenal dengan

bahan tanam gigi. Bahan tanam tersebut digunakan untuk membentuk mold guna mengecor

restorasi gigi dengan logam yang dicairkan. Penambahan silica pada bahan tanam tersebut

bertujuan untuk mengurangi penyusutan pada gips karena panas yang dihasilkan dari

pengecoran logam dan juga mengurangi resiko patahnya gips saat dilakukan pengecoran

(Kenneth J. Anusavice, 2004 : 155). Penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi juga dapat

diperlihatkan dalam membuat gigi tiruan. Misalnya, campuran plaster of Paris dan air

ditempatkan dalam sendok cetak dan ditekan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan

mengeras dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gigi sekarang memiliki bentuk negative

dari jaringan yang dibentuk tersebut yang dibuat dalam rongga mulut. ( Kenneth J.Anusavice,

2004 : 155).

Page 17: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e17

Bila jenis plaster lain yang dikenal dengan stone gigi, yang sekarang diaduk dengan

air sekarang diaduk dengan air kemudian dituang kedalam cetakan model negative yang tadi

lalu dibiarkan sampai mengeras. Lalu cetakan plaster yang mengeras tersebut menjadi mold

untuk menjadi model positif atau model master. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa

kehadiran pasien. ( Kenneth J. Anusavice, 2004 :155).

Terdapat dua jenis aplikasi dari gipsum, yaitu model kerja dan model studi. Model

kerja menggunakan gipsum jenis α-hemihidrat karena dibutuhkan kekerasan yang lebih

dalam penggunaanya. Sedangkan untuk model studi menggunakan gipsum jenis β-

hemihidrat yang digunakan untuk menegakkan diagnosa sehingga tidak memerlukkan

kekerasan yang lebih. Untuk model kerja sendiri berupa gipsum biru, sedangkan contoh

untuk model studi yaitu alat protesa, bentuk gigi, pembuatan rahang tanpa menghadirkan

pasien, cetakan pembuatan lempeng gigit, dan sebagai bahan tanam.

Model studi juga digunakan untuk bahan cetak yang memerlukkan bahan cetak non

elastis. Selain itu digunakan untuk mounting, packing, dan investment materials (bahan

tanam). Mounting adalah memasang model gips pada artikulator. Sedangkan packing yaitu

pengisian mould yang terbuang dari gips yang terdapat dalam kuvet logam dengan bahan

plastis, kemudian diproses untuk membuat protesa. Tipe bahan tanam:

Kalsium sulfat (gipsum) bonded investment, Bahan untuk casting aloy dan

pemanasan tidak boleh lebih dari 700°C

Phosphate bounded investment

Silica bounded investment, Merupakan bahan alternative dan digunakan untuk cast

tingkat tinggi

2.2 Impression compound. Compound adalah bahan cetak yang bersifat rigid, reversible dengan perubahan

fisikal. Dengan pemanasan compound menjadi melunak dan kondisi dingin akan mengeras.

Bahan cetak ini digunakan untuk mencetak edentolus pasien, juga bisa digunakan dalam

konservasi gigi untuk mencetak single tooth.

2.2.1 Klasifikasi ADA spesifikasi membagi compound menjadi 2 tipe

Tipe I : Impression Compound/ High fusion compound (60-65o)

Tipe ini mempunyai viskositas yang tinggi. Biasanya digunakan sebagai bahan cetak

pada edentolus pasien. Cetakan dibuat pada sendok cetak individual untuk membuat

cetakan fungsional/akhir. Bisa juga digunakan untuk mencetak single tooth. Flow 70%

pada 45oC, dan kurang dari 2% pada 37oC.

Tipe II:Tray Compound/ Low fusion compound (50-55o)

Tipe ini mempunyai viskositas yang rendah. Flow 85% pada 45oC, dan kurang dari 6%

pada 37oC. Digunakan pada material cetak rahang tak bergigi (prostetik), peripheral

seal material, copper band impression, bentuk batang (stick).

2.2.2 Sifat Kurang flow > hasil kurang detail

Termal ekspansi cukup tinggi

Bila ada undercut > distorsi

Perubahan dimensi dapat terjadi pada saat penyimpanan sebelum diisi.

Kompatible dengan material model

Tidak toksik, tidak iritasi

Waktu pengerasan dalam mulut tidak lama

Shelf life sangat baik

Page 18: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e18

Compound, juga disebut modeling plastic, dilunakkan dengan pemanasan, dimasukkan

dalam sendok cetak, serta diletakkan pada jaringan sebelum bahan mengeras. Indikasi utama

penggunaannya adalah untuk mencetak linggir tanpa gigi. Kadang-kadang compound

digunakan dalam kedokteran gigi operatif untuk mencetak preparasi single tooth atau untuk

membuat stabil pita matrikx atau alat operatif lainnya. Untuk mencetak gigi tunggal, pita

tembaga silindris (disebut pita matriks) diisi dengan bahan compound yang sudah dilunakkan.

Pita yang terisi kemudian ditekan di atas gigi, menekan compound beradaptasi dengan

preparasi gigi. Cetakan seperti itu kadang disebut cetakan tube. Setelah compound

didinginkan, cetakan dilepas, dan hasil cor, atau die, dibuat dari cetakan tersebut.1,2

Compound yang agak lebih kental, disebut compound sendok cetak, dapat digunakan

untuk membentuk sendok cetak dalam pembuatan gigi tiruan. Suatu cetakan jarungan lunak

diperoleh dari compound sendok cetak seperti yang digambarkan. Cetakan ini disebut cetakan

primer. kemudian digunakan sebagai sendok cetak untuk menahan lapisan tipis bahan cetak

kedua, yang akan ditempatkan langsung menghadap jaringan. Cetakan ini disebut sebagai

cetakan sekunder. Cetakan sekunder dapat juga dibuat dari pasta oksida seng eugenol, adalah

untuk membentuk tepi (border molding) sendok cetak perseorangan dari akrilik selama

mencoba sendok cetak. Ada dua bentuk dasar compound cetak, yaitu bentuk kue dan stick

(batang).1,2

2.2.3 Temperatur fusi Temperature fusi adalah batas temperature yang menunjukkan penurunan sifat plastis

(bahan dalam proses pendinginan). Di atas temperature ini bahan yang dilunakkan tetap

bersifat plastis sementara cetakan dibuat. Jadi, setiap detail jaringan mulut lebih mudah

diperoleh. Begitu sendok cetak dimasukkan ke dalam mulut, sendok cetak harus ditahan

secara kuat pada posisinya sampai cetakan mendingin di bawah temperature fusi. Pada

keadaan apapun, cetakan tidak boleh diganggu atau dikeluarkan sampai bahan tersebut

mencapai temperature mulut.

Tipikal cooling pada bahan cetak compound.

Softening temperature to fusion temperature (45-43derajat)

Fusion temperatur (42,5 derajat)

Fusion temperature to mouth preparation (42,5-37 derajat)

Konduktivitas termal dari bahan ini adalah rendah, sehingga perlu waktu tambahan

untuk memperoleh pendinginan dan pemanasan yang sempurna dari bahan compound.

Adalah penting bahwa bahan lunak merata pada saat sendok cetak dimasukkan dan dingin

menyeluruh dalam sendok cetak sebelum cetakan dikeluarkan dari mulut. Biasanya air dingin

dapat disemprotkan pada sendok cetak ketika di dalam mulut, sampai compound mengeras

merata sebelum dikeluarkan. Kegagalan memperoleh bahan yang mengeras sempurna

sebelum dikeluarkan, dapat menghasilkan distorsi besar pada cetakan.

Rata-rata kontraksi linier compound cetak pada pendinginan dari temperature mulut

sampai temperature ruang 25 derajat C bervariasi antara 0,3% sampai 0,4%. Kesalahan yang

disebabkan dari besarnya kontraksi ini tidak bisa dihindari, dan merupakan kesatuan dari

teknik.

2.2.4 Komposisi Komposisi compound terdiri dari:

1) Resin dan wax,

Malam atau resin dalam compound cetak adalah kandungan utama dan membentuk

matriks. Bersifat termoplastik dengan jumlah sekitar 47% dari keseluruhan bahan.

2) Plasticisers.

Page 19: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e19

Karena malam tersebut rapuh, substansi seperti shellac, asam stearic, dan gutta

percha ditambahkan untuk meningkatkan plastisitas dan kemampuan kerja. dengan

jumlah hanya sekitar 3% dari keseluruhan bahan.

3) Fillers

Banyak bahan diperkuat atau sebaliknya, diubah sifat fisknya dengan penambahan

partikel kecil bahan lembam, biasanya dikenal sebagai bahan pengisi, yang secara

kimia berbeda dengan kandungan utama atau kandungan lainnya. dengan jumlah

sekitar 50% dari keseluruhan bahan.

4) Colouring

Struktur ini terlalu cair untuk ditangani dan memberikan kekuatan yang rendah

meskipun pada temperature ruangan. Karena itu, bahan pengisi harus ditambahkan.

Bahan pengisi meningkatkan viskositas pada temperature di atas temperature mulut

dan meningkatkan kekerasan compound pada temperature ruang. Struktur compound

cetak agak seperti suatu komposit. Konsep komposit digunakan secara luas dalam

produksi bahan kedokteran gigi. (Anusavice, Kenneth J ;150)

2.2.5 Manipulasi 1) Bentuk lembaran

Untuk material cetak prostetik (rahang tak bergigi), caranya dimasukkan ke dalam air

panas 55-60oC kemudian decetakkan dalam keadaan flow.

2) Bentuk batang

Untuk copper band impression inlay dan crown, caranya dilunakkan di atas api

kemudian dicetakkan ke die(model). Untuk tambahan marginal pada individual tray.

2.2.6 Pelunakan compound cetak. Compound dapat dilunakkan secara pemanasan langsung (diatas api) atau tidak

langsung (didalam oven). Bila api langsung digunakan, compound tidak boleh dibiarkan

mendidih atau terbakar sehingga kandungan di dalamnya menguap. Bila sejumlah besar

compound, seperti yang dibutuhkan untuk mencetak seluruh rahang, hendak dilunakkan,

disarankan melakukan perendaman dalam air. Perendaman terlalu lama atau terlalu panas

dalam rendaman air tidaklah diindikasikan; compound dapat menjadi rapuh dan berbutir bila

beberapa kandungan berberat molekul rendah terlepas dari bahan.

Pelunakan compound adalah satu-satunya cara mengeluarkan model dari compound

cetak setelah stone mengeras. Metode yang dianjurkan adalah merendam bahan cetak dalam

air hangat sampai compound cukup lunak sehingga dapat dipisahkan dengan mudah dari

model.

2.2.7 Aliran Setelah compound melunak, dan selama periode dicetakkan ke jaringan mulut, bahan

harus dengan mudah mengalir untuk menyesuaikan dengan jaringan sehingga setiap detail

dan tanda-tanda dalam mulut terpindahkan secara akurat. Di lain pihak, bila jumlah aliran pada

temperature mulut terlalu besar, distorsi dapat terjadi ketika cetakan dikeluarkan dari mulut.

2.2.8 Distorsi Relaksasi dapat terjadi baik selama waktu yang boleh dikatakan amat singkat atau

dengan peningkatan temperature. Hasilnya adalah kerusakan atau distorsi cetakan. Untuk

meminimalkan distorsi, prosedur paling aman adalah melakukan pendinginan bahan cetak

dengan seksama sebelum dikeluarkan dari mulut dan membuat hasil cor atau die secepat

mungkin setelah cetakan diperoleh, sedikitnya dalam waktu satu jam.

2.2.9 Keuntungan 1) Bahan cetak dapat digunakan kembali (pada pasien yang sama) pada kasus yang

terjadi kesalahan

Page 20: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e20

2) Ketidakakuratan dapat diperbaiki kembali tanpa bahan cetak yang baru

3) Akurasi dapat ditingkatkan dengan menyala bahan permukaan

4) ahan ini cukup baik untuk mendukung cetakan itu sendiri terutama di bagian tepi

(peripheral), yang tidak akanmudah patah meski tanpa didukung oleh sendok cetak.

2.2.10 Kerugian 1) Sulit mendapatkan rekaman secara detail karena high viskositas

2) Menekan jaringan (mucocompression)

3) Berubah karena kecilnya stabilitas dimensi

4) Sulit dikeluarkan dari mulut bila ada beberapa daerah undercut

5) Kemungkinan bisa terjadi overextension terutama didaerah peripheral

2.3 Zinc/oxide-eugenol paste. 2.3.1 Definisi

Semen zinc oxide eugenol adalah suatu semen tipe sedatip yang lembut. Biasanya

disediakan dalam bentuk powder dan liquid seperti halnya semen zinc fosfat. Bahan Ini

biasanya dapat digunakan sebagai bahan balutan sementara. Bahan ini juga dapat berguna

sebagai bahan insulatif.

2.3.2 Komposisi Biasanya ZOE disediakan dalam bentuk bubuk dan cairan,meskipun

komponennyamungkin saja dicampurkan dalam benuk pasta oleh pabrik agar mudah

digunakan. Powderdari semen ZOE yang paling baik dibenuk melalui proses penguraian dari

zinc hydroxide,zinc carbonate dan beberapa garam/senyawa zinc dengan proses pemanasan

kira-kira 300oC(570oF).

Powdernya dicampurkan dengan inert oil atau minyak biji kapas untuk membuatnya

menjadi pasta dengan cara menggabungkannya dengan bahan pengisiinert,seperti diatomeus

earth atau talc.

Menurut Combe EC,komposisi dari semen ZOE terdiri dari:

Serbuk,berupa:

o Zinc oxide

o Magnesium oxide dijumpai dalam jumlah kecil, bahan ini bereaksi denganeugenol

dengan cara yang sama seperi zinc oxide.

o Zinc acetate (garam lainnya) dalam jumlah sampai dengan 1% digunakansebagai

akselerator unuk setting reaksi.

Liquid

o Eugenol, merupakan konstitusi utama minyak cengkeh.

o Olive oil,sampai 15%.

o Kadang-kadand asam asetat yang bertindak sebagai akselerator.

2.3.3 Sifat-sifat Sifat Fisik :

Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk : cairan dari ZEO akanmempengaruhi

kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk : cairan, semakin cepatpengerasannya.

Pendingin alas aduk akan memperlambat waktu pengerasan kecualitemperaturnya di bawah

titik pengembunan. Di bawah titik embun ini, kondensat akan bergabung dengan adukan dan

reaksi pengerasan akan dipercepat.

Ukuran partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnya, ukuran partikel

yanglebih kecil akan meningkatkan kekuatan. Formula ZEO yang dirancang untuk

berbagaikegunaan memiliki kekuatan yang berkisar antara 3 sampai 55 Mpa. Kekuatan semen

ZEOtergantung pada tujuan kegunaannya dan pada formula yang dirancang untuk

tujuantersebut.

Page 21: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e21

Zinc Oxide Eugenol memilik efek paliatif terhadap pulpa gigi, memiliki

kemampuanuntuk meminimalkan kebocoran mikro, dan memberikan perlindungan terhadap

pulpa.Bahan ini sering digunakan ketika merawat lesi-lesi karies yang besar. Selain itu, ZOE

dapat beradaptasi dengan baik terhadap dentin demikian juga dengandinding kavitas,dan

memiliki sifat antibakteri sehingga dapat menghambat perkembanganbakteri pada dinding

kavitas.

2.3.4 Klasifikasi Klasifikasi Zinc Oxide Eugenol Menurut ADA No. 30 yaitu sebagai berikut.

ZEO Tipe I

Digunakan untuk semen sementara. ZEO mempunyai pH 7 dan cocok secara

biologis terhadap pulpa. Selain itu, dapat menutup kavitas dengan sangat baik untuk

menghambat masuknya cairan mulut, paling tidak untuk waktu singkat, dandengan

begitu iritasi yang disebabkan oleh kebocoran mikro juga dikurangi.

Kekuatan dari semen sementara haruslah rendah agar restorasi dapat dilepas

tanpa menimbulkan trauma pada gigi dan merusak restorasi itu sendiri. Semen ini

tersedia dengan berbagai kekuatan. Untuk memungkinkan pelepasan restorasi, dipilih

formula dengan kekuatan yang rendah.

ZEO Tipe II

Digunakan untuk semen permanen dari restorasi sementara dan basispenahan

panas. ZEO tipe II dirancang untuk kegunaan jangka panjang.

ZEO Tipe III

Digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.

ZEO Tipe IV

Digunakan untuk pelapik kavitas. Kegunaan yang terakhir inimenganjurkan

penggunaan bahan sebagai pelapis pada dinding pulpa untuk melindunginya terhadap

iritasi kimia dari bahan restorasi. Namun, ketebalannya tidak memadai untuk

memberikan perlindungan panas pada pulpa.

2.3.5 Manipulasi Manipulasi Untuk mencampur semen ini lebih sering di gunakan kertas pad di banding

glassslab. Bubuk dalam jumlah secukupnya di tambahkan ke beberapa tetes eugenol

dandiaduk sampai homogen selama 20 detik hingga mencapai suatu tekstur yang sepertipasta

kental, yang dapat di pegang tanpa merekat ke jari.

Setting Reaction

Setting reaction semen ZOE adalah suatu reaksi chelation (suatu

dekalsifikasiyakni melunaknya struktur gigi oleh karena bahan kimia) yang amorf (tak

berbentuk)menjadi pembentukan zinc eugenolate.Setting reaction dapat dipercepat

dengan meningkatkan temperature ataukelembaban. Reaksi Kimianya adalah 2

molekul eugenol + ZnO (excess) H2O Zinc Eugenolate + ZnO (unreacted)

ZnO eugenol bereaksi dengan eugenol dengan membentuk seng

eugenolate,yang merupakan senyawa chelate. Senyawa ini mengkristal untuk

memberikanmatriks kristal seperti sarung panjang yang mengikat sisanya ZnO yang

tidak bereaksi.Eugenol yang tidak bereaksi diserap baik oleh seng eugenolate dan ZnO

yang tidak bereaksi. Massa mengeras karena terdiri dari mesh (matriks kristal

eugenolate sengyang mengikat secara bersama-sama partikel ZnO seng dan kelebihan

eugenol diserapdengan baik oleh eugenolate seng dan seng oksida.

Page 22: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e22

Aplikasi

Sebagian kecil kira-kira seukuran biji wijen di lengketkan ke ujung eksplorer dan

dioleskan dengan hati-hati ke dalam kavitas. Hindari mengenai tepi-tepi kavitas.Kapas

yang sangat kecil di jepit dengan pinset dan di gunakan sebagai alat untuk “menekan”

bahan tersebut dan membentuknya di dalam kavitas, semen yang baru di aduk

cenderung lengket ke instrument logam atau plastic,karena itu kapas

haruskering.penambahan bahan bias dilakukan berulangkali,dengan cara yang sampai

diperoleh ketebalan yang cukup.

2.3.6 Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi

1. Menutup tubuli dentin

2. Mengurangi kebocoran ditepi restorasi

3. Berfungsi sebagai barier untuk melindungi gigi dari semen yang asam sepertizinc

phosphate

4. Untuk tumpatan amalgam konvensional

Kontra indikasi

1. Digunakan dibawah restorasi GIC dan resin komposit

2.3.7 Penggunanaan ZOE untuk restorasi sementara dan menengah.Semen ini biasanya di kemas dalam

bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadangsebagai dua jenis pasta. Tersedia berbagai jenis

formula ZOE untuk restorasi sementara dan jangka menengah ,pelapik kavitas,basis penahan

panas dan semen perekat sementara sertapermanen,juga berfungsi sebagai penutup saluran

akar dan dressing periodontal.PH-7 padasaat dimasukkan ke dalam gigi. Seperti yang di bahas

sebelumnya, semen ZOE adalah salahsatu bahan yang tidak mengiritasi dari semua bahan gigi

dan merupan penutup yangistimewa terhadap kebocoran. Berbagai formula dan kegunaan di

sebutkan dalam spesifikasiADA no.30 untuk bahan restorasi ZOE, yang menyebutkan empat

jenis semen ZOEdiantaranya:

Tipe I : digunakan untuk semen sementar

Tipe II : digunakan semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat diluar

mulut.

Tipe III : digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.

Tipe IV : digunakan untuk pelapik kavitas. Kegunaan terakhir inimenganjurkan

penggunaan bahan

Sebagai lapisan pada dinding pulpa untuk melindunginya terhadap iritasi kimia dari

bahan restorasi. Namun ketebalannya tidak memadai untuk memberikan perlindungan

panas pada pulpa.2. ZOE sebagai bahan perekat atau pengikat sementara dan permanen

untuk restorasiSemen ZOE tipe I seperti telah dikatakan sebelumnya, semen ZOE

mempunyai pH 7dan cocok secara biologis terhadap pulpa. Selain itu, dapat menutup kavitas

sangat baik untuk menghambat cairan mulut, paling tidak waktu singkat; dan dengan begitu,

iritasi yangdisebabkan kebocoran mikro juga dikurangi. Kekuatan dari semen sementara

haruslahrendah agar restorasi dapat dilepas tanpa menimbulkan trauma pada gigi dan

merusak restorasi itu sendiri. Semen ini tersedia dengan berbagai kekuatan. Untuk

memungkinkanpelepasan restorasi, dipilih formula dengan kekuatan yang rendah.

Semen ZOE tipe II sifat biologi dari ZOE membuat semen ini menaik untuk digunakan

sebagai sementasi akhir, jika kekuatannya rendah bisa diterima oleh praktisi.Semen-semen

yang ada di pasaran umumnya pada kedua sistem ini. Sistem pertamaberdasarkan pada

penambahan alumina dalam bubuk asam orthoetoksibenzoat pada cairaneugenol, dan yang

Page 23: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e23

kedua pada penggunaan suatu polimer, seperti pada formula ZOE yangdigunakan untuk

restorasi jangka menengah. Kekuatan kompresi pada semen ZOE yangsudah ditingkatkan ini

memang memadai, tetapi sifat mekanis keseluruhannya lebih rendahdaripada semen-semen

lain. Selain itu, semen ini agak sulit untuk dimanipulasi di dalam rongga mulut. Ketebalan

lapisan dari beberapa produk cenderung tinggi dan kelebihansemen yang mengeras sangat

sulit untuk dibuang. Untuk alasan inilah, penggunaan semenZOE untuk kegunaan jangka

panjang dibatasi pada situasi dimana akan terjadi kepekaanpasca-operatif. Tetapi akhir-akhir

ini, semen seng polikarboksilat yang sama ramahnyaterhadap pulpa dan memiliki sifat

manipulatif yang lebih baik, telah hampir menggantikansemen ZOE bahkan yang

sudahditingkatkan sekalipun.

2.3.8 Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan semen ZOE antara lain:

Mengurangi rasa nyeri pulpitis

Memiliki sifat antimikroba

Mencegah cedera pulpa

Mengurangi sensitivitas gigi setelah perawatan

Kekurangan ZOE antara lain :

Tidak bisa menjangkau daerah undercut

Sensasi rasa terbakar tidak disukai pasien

Waktu seting yang harus dikontrol

Susah dibersihkan karena lengket

2.4 Impression waxes. Impression wax adalah salah satu material non elastik dalam kedokteran gigi.

Campuran malam + resin dengan titik lebur rendah , dapat digunakan sebagai material

cetak . Tersedia dengan variasi temperatur pelunakan . Cetakan harus segera diisi sehingga

mencegah distorsi. Ada dua klasifikasi menurut cara penggunaanya yaitu pertama corrective

wax dan bite registration wax. Umumnya penggunaan impression wax dikombinasi dengan

material impression lainnya seperti ZOE, impression compound, dan polysulfide rubber.

2.4.1 Properties dari dental waxes: 1) Harus kuat dan keras pada temperatur ruangan tetapi tidak rapuh.

2) Memiliki suhu pelunakan yang rendah.

3) Dapat mengalir dengan mudah.

4) Dimensi nya stabil.

5) Harus memiliki suhu jauh dibawah suhu air mendidih dan wax tersebut dapat diambil

saat air mendidih.

6) Mempunyai warna yang cerah dan kontras untuk membantu saat mengukir.

2.4.2 Sumber waxes: 1) Dari serangga contoh Bee’s Wax (wax lebah) didapatkan dengan melelehkan madu

dari sarangnya dan straining it lalu didinginkan membentuk cetakan.

2) Candelila plant wax dari tumbuhan di Mexico

3) Carnauba wax dari daun pohon kelapa di Brazil

4) Japan wax

5) Potreleum waxes merupakan hidrokarbon diperolehsebagai produk petroleum seperti

paraffin wax dan micro-crystal line wax (titik lelehnya: 65-90 °C).

6) Mineral waxes seperti ceresin adalah ozokerite yg dimurnikan, montan wax dari lignite,

dan ozokerite dapat ditemukan di alam.

7) Syntethic waxes seperti polyethylene.

Page 24: Impression Material Tentiran Psdm Scc 2013

KPP PSDM SCC FKG UA 2013 | MATERIAL CETAK/IMPRESSION MATERIALS

Pag

e24

2.4.3 Corrective wax Digunakan sebagai wax veneer atau lapisan tipis diatas impression asli untuk kontak

dan details dari jaringan lunak. Komposisi:

Paraffin wax

Ceresin

Partikel metal

Kekurangannya adalah tidak stabil. Karena itu tidak banyak digunakan sebagai

corrective wax namun sudah digantikan oleh material impression elastomer.

2.4.4 Bite Registration Wax Digunakan untuk mengartikulasi secara akurat model tertentu dari kuadran

berlawanan. Komposisi nya paraffin wax atau Beeswax atau ceresin dan aluminium atau

partikel tembaga (Soratur, 2002).

Bite Wafers: berbentuk huruf U, sering diperkuat dengan partikel metal agar lebih

stabil. Kemungkinan terjadi distorsi ketika suhu nya sedikit di atas suhu ruangan.

Occlusal Indicator Wax: Digunakan untuk mendeteksi daerah-daerah prematur kontak

oklusal. Berbentuk “strips” dengan warna hijau tua, kuning, atau biru.

Paraffin wax sendiri adalah sebuah zat putih, transparan, dengan garis kristal yang

didapat dari distilasi minyak tanah, batu bara, kayu, dan lain-lain. Dinamakan paraffin karena

afinitas kimia nya kecil terhadap zat-zat lain (Soratur,2002). Selain itu rapuh dalam suhu

ruangan, dan titik lelehnya sekitar: 48-70 °C.

2.4.5 Manipulasi: 1) Wax sebaiknya dihaluskan bahkan saat cuaca kering, dengan tangan hangat atau

dengan api.

2) Jika dihaluskan menggunakan api, harus diputar di atas api agar merata.

3) Wax yg meleleh harus ditambahkan secara berlapis ke dalam objek.

4) Wax patterns should be invested within 30 min of carving, because of changes by

relaxation of residual stress.

5) Tipe seperti boxing dan utility wax Waxes such as boxing and utility wax sedikit lekat

pada suhu ruangan untuk membantu merekatkan diri sendiri, tetapi harus tetap kering.

6) Untuk menghindari distorsi, wax harus disimpan atau sedikit di bawah suhu ruangan.