impresi (fix)

28
A. Impresi Tata Guna Lahan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro Tata Guna Lahan Kabupaten Wonogiri Wonogiri adalah sebuah kebupaten di ujung timur Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah sebesar 182.236 hektar. Keseluruhan lahan tersebut kemudian dibagi habis menurut fungsi utamanya. Ada enam fungsi utama yang digunakan untuk membagi habis lahan Kabupaten Wonogiri dengan pembagian sebagai berikut No Jenis penggunaan lahan Luas (ha) Presenta si (%) 1 Sawah 32.342 17,75 2 Tegal 69.140 37,94 3 Bangunan/ Pekarangan 27.504 15,09 4 Hutan negara 17.594 9,65 5 Hutan rakyat 3.891 2,14 6 Lain-lain 31.765 17,43 Jumlah 182.236 100 Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan Kabupaten Wonogiri terbesar adalah sebagai tegal yaitu sebesar 37,94% kemudian di urutan kedua adalah sebagai sawah sebsar 17,75%. Dari dua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa sektor utama Wonogiri adalah pertanian atau mayoritas mata pencaharian penduduk Wonogiri adalah sebagai petani.

Upload: elrizky-jazwan

Post on 13-Aug-2015

173 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

komplit

TRANSCRIPT

Page 1: Impresi (Fix)

A. Impresi Tata Guna Lahan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro

Tata Guna Lahan Kabupaten Wonogiri

Wonogiri adalah sebuah kebupaten di ujung timur Provinsi Jawa Tengah yang

memiliki luas wilayah sebesar 182.236 hektar. Keseluruhan lahan tersebut kemudian

dibagi habis menurut fungsi utamanya. Ada enam fungsi utama yang digunakan untuk

membagi habis lahan Kabupaten Wonogiri dengan pembagian sebagai berikut

N

oJenis penggunaan lahan Luas (ha)

Presentasi

(%)

1 Sawah 32.342 17,75

2 Tegal 69.140 37,94

3 Bangunan/ Pekarangan 27.504 15,09

4 Hutan negara 17.594 9,65

5 Hutan rakyat 3.891 2,14

6 Lain-lain 31.765 17,43

Jumlah 182.236 100

Dari data diatas dapat diketahui bahwa penggunaan lahan Kabupaten

Wonogiri terbesar adalah sebagai tegal yaitu sebesar 37,94% kemudian di urutan

kedua adalah sebagai sawah sebsar 17,75%. Dari dua fakta tersebut dapat disimpulkan

bahwa sektor utama Wonogiri adalah pertanian atau mayoritas mata pencaharian

penduduk Wonogiri adalah sebagai petani.

Hal lain yang menarik dari tabel diatas adalah penggunaan lahan sebagai

bangunan dan pekarangan. Di tabel diatas diketahui bahwa penggunaan lahan

Kabupaten Wonogiri sebagai bangunan/ pekarangan hanya sebesar 15,09%. Dari situ

dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk keseluruhan di Kabupaten Wonogiri

masih tergolong rendah.

Tata Guna Lahan Kecamatan Paranggupito

Pembagian lahan di Kecamatan Paranggupito hanya dibedakan menjadi tiga,

hal ini terkait dengan wilayahnya yang dekat dengan laut danrelatif jauh dari ibukota

kabupaten. Pembagian lahan yang pertama adalah sebagai bangunan dan pekatangan

yaitu sebanyak 15,05% dari luas lahan Paranggupito yaitu 6.475,4225 hektar.

Page 2: Impresi (Fix)

Selanjutnya adalah sebagai tegal yaitu 84,4% dan ini adalah penggunaan lahan

terbanyak di Kecamatan Paranggupito. Hal ini menunjukkan bahwa lahan di

Kecamatan ini baik untuk bercocok tanam. Yang ketiga adalah lain-lain yaitu 0,55%.

Kemungkinan pembagian yang terakhir ini mecakup lahan pantai yang tidak

digunakan kecuali sebagai tempat rekreasi.

Tata Guna Lahan Kecamatan Pracimantoro

Penggunaan lahan di Kecamatan Pracimantoro pada tahun 2006 dan 2010 adalah

sebagai berikut:

N

oJenis penggunaan lahan

Luas (ha) Presentase (%)

2006 2010 2006 2010

1 Sawah 971,49 961,5 6,85 6,76

2 Tegalan

10.473,7

2

10.509,7

6 73,85 73,94

3

Bangunan dan

pekarangan 1891,64 1896,65 13,34 13,34

4 Hutan negara 359 396 2,53 2,79

5 Lain-lain 487,4 450,39 3,44 3,17

Dilihat dari data diatas, penggunaan lahan Pracimantoro baik pada tahun 2006

maupun 2010 kebanyakan digunakan sebagai Tegalan. Hal ini menunjukkan bahwa

Kecamatan Pracimantoro memiliki karakteristik yang sama dengan makronya yaitu

Kabupaten Wonogiri yaitu lahannya sebagian besar digunakan sebagai lahan

pertanian tegalan. Bedanya, penggunaan lahan sawah di kecamatan ini tidak sebanyak

di tingkat makronya yaitu hanya 6,76 %. Sedangkan penggunaan lahan sebagai

bangunan dan pekarangan tetap sedikit, meskipun kali ini lebih tinggi dari lahan

sawah. Penggunaan lahan sebagai bagunan adalah sebesar 15,09%.

Page 3: Impresi (Fix)

B. Impresi SDAL di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro

Aspek Fisik

a. Topografi

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 1Peta Kelerengan Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

Berdasarkan peta diatas, terlihat bahwa Kecamatan Pracimantoro memiliki 2

kelerengan, yakni 0-8% (datar), 8-15% (agak curam) dan 15-25% (curam). Namun,

sebagian besar desa atau kelurahan di Kecamatan Pracimantoro didominasi

kelerengan datar dan agak curam. Hanya beberapa desa saja yang memiliki

kelerengan curam. Sedangkan, pada Kecamatan Paranggupito hanya terdiri dari 2

kelerengan yakni 0-8% yang berarti wilayah dengan kelerengan datar dan 8-15%

yakni kelerengan agak curam.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Kecamatan Paranggupito berada

pada ketinggian 195 meter dari permukaan laut. Dan Kecamatan Pracimantoro

terletak pada ketinggian 250 meter dari permukaan laut. Berikut adalah data tinggi

wilayah desa/kelurahan di Kecamatan Paranggupito :

Page 4: Impresi (Fix)

Tabel 1Tinggi Wilayah Desa/Kelurahan dari Permukaan Laut di

Kecamatan Paranggupito Tahun 2010

Desa/KelurahanTinggi

Wilayah (dpl)

Keterangan

Paranggupito 294 Pantai dan PegununganGudangharjo 276 Pantai dan PegununganGunturharjo 220 Pantai dan PegununganGendayakan 329 PegununganSambiharjo 273 PegununganKetos 306 PegununganSongbledeg 234 PegununganJohunut 331 Pegunungan

Sumber : Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2011, 2013

b. Klimatologi

Dilihat dari hasil pemetaan, Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan

Paranggupito memiliki curah hujan yang sama yakni sebesar 1500-2000 mm/tahun.

Dibawah ini adalah pemetaan klimatologi di Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan

Paranggupito :

Page 5: Impresi (Fix)

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 2Peta Klimatologi Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

Page 6: Impresi (Fix)

c. Tata Guna LahanLahan di Kecamatan Pracimantoro yakni seluas 14.214,30 ha dimanfaatkan

untuk berbagai penggunaan. Berupa hutan, belukar, pemukiman, tegalan dan sawah

tidak dibedakan. Sedangkan di Kecamatan Paranggupito penggunaannya untuk

belukar. Penggunaan lahan tersebut dihasilkan dari hasil pemetaan sehingga terdapat

kemungkinan terdapat penggunaan lahan lain yang tidak muncul dalam peta. Berikut

adalah peta distribusi penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan

Kecamatan Paranggupito :

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 3Peta Tata Guna Lahan

Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

Page 7: Impresi (Fix)

d. Litologi

Sumber : Bappeda 2008

Gambar 4Peta Litologi Kecamatan Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito

Berdasarkan peta diatas, litologi di Kecamatan Pracimantoro berupa aluvium

dan miosen batu gamping. Sedangkan di Kecamatan Pranggupito, litologinya hanya

berupa miosen fasies batu gamping.

Page 8: Impresi (Fix)

2. Pertanian

Di Kelurahan Pracimantoro, terdapat dua produksi pertanian yakni produksi

padi sawah dan padi gogo. Dari kedua produksi pertanian tersebut, produksi padi gogo

sebesar 155.619 kwintal lebih besar dibanding produksi padi sawah yang hanya sebesar

46.078 kwintal. Produksi padi sawah terbanyak berada di Kelurahan Trukan dan

produksi padi sawah terbanyak yaitu di Kelurahan Gebangharjo. Berikut ini adalah

tabel produksi pertanian di Kecamatan Pracimantoro dirinci per desa/kelurahan.

Tabel 2Produksi Pertanian di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2010

Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013

Berbeda halnya dengan Kecamatan Pracimantoro, di Kecamatan Paranggupito

hanya terdiri dari 1 produksi pertanian yaitu produksi padi gogo sebesar 83.591

kwintal. Kelurahan yang paling banyak menyumbangkan produksi padi gogo adalah

Kelurahan Gunturharjo.

KelurahanPadi Sawah Padi Gogo

Produksi (kw)

Produksi (kw)

Sumberagung - 12000Petirsari - 8400Joho - 11700Gambirmanis - 24480Watangrejo - 23520Suci 1742 10584Jimbar 8512 -Sambiroto 5310 -Pracimantoro 3192 2350Gedang - 8080Gebangharjo - 25920Sedayu 6164 1296Banaran 3234 1296Trukan 9044 -Tubokarto 7480 816Lebak 784 10045Glinggang 224 13584Wonodadi 392 12480

Jumlah 46078 155619

Page 9: Impresi (Fix)

Tabel 3Produksi Pertanian di Kecamatan Paranggupito Tahun 2010

KelurahanPadi Sawah Padi GogoProduksi(kw

)Produksi

(kw)Paranggupito - 11472Gudangharjo - 7331Gunturharjo - 15314Gendayakan - 10132Sambiharjo - 7896Ketos - 10058Songbledeg - 10078Johunut - 11310

Jumlah - 83591 Sumber : Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2011, 2013

3. Perkebunan

Produksi perkebunan di Kecamatan Pracimantoro berupa jagung, ubi kayu,

kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Produksi kedelai paling besar dibandingkan

dengan produksi yang lain yakni sebanyak 107.055 kwintal. Untuk produksi yang lain

berupa jagung sebanyak 162.457 kwintal, ubi kayu sebanyak 398.780 kwintal, kacang

tanah sebanyak 55.656 kwintal dan kacang hijau sebanyak 380 kwintal. Di bawah ini

adalah produksi perkebunan di Kecamatan Pracimantoro :

Tabel 4Produksi Perkebunan di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2010

Kelurahan JagungUbi

KayuKacang Tanah

KedelaiKacang Hijau

Sumberagung 8169 2800 6672 - -Petirsari 4538 23040 5760 - -Joho 4719 29440 11424 1998 -Gambirmanis 15702 57280 3912 - -Watangrejo 8840 30720 5736 135 -Suci 6353 34300 1608 6534 -Jimbar 11110 19200 - 12663 -Sambiroto 27775 - 168 14121 -Pracimantoro 4719 22400 888 4536 -Gedang 3067 20480 5640 513 -Gebangharjo 10529 29184 3768 3672 -Sedayu 14777 7552 432 10827 -Banaran 10238 25856 1008 21303 270Trukan 9190 320 - 5157 110

Page 10: Impresi (Fix)

Tubokarto 10987 6144 384 2754 -Lebak 1034 17600 1984 13041 -Glinggang 6172 20864 2640 1755 -Wonodadi 4538 25600 1632 8045 -

Jumlah 162457 398780 55656 107055 380 Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013

Di Kecamatan Paranggupito, produksi perkebunan terdiri dari produksi

jagung, ubi kayu, kacang tanah dan kedelai. Produksi terbesar adalah ubi kayu

sebanyak 283.371,6 kwintal. Sedangkan untuk produksi perkebunan yang lain adalah

jagung sebanyak 139.994,4 kwintal; kacang tanah sebanyak 14524,8 kwintal dan

kedelai sebanyak 190,6 kwintal. Di bawah ini adalah tabel hasil produksi perkebunan

di Kecamatan Paranggupito :

Tabel 5Produksi Perkebunan di Kecamatan Paranggupito Tahun 2010

KelurahanJagung

(kw)Ubi

KayuKacang Tanah

Kedelai

Paranggupito 4660,8 45248,9 2263,5 0,0Gudangharjo 560,2 29958,0 1162,0 0,0Gunturharjo 2134,4 42511,7 2420,8 61,0Gendayakan 1193,9 35497,2 1733,0 0,0Sambiharjo 484,8 26942,4 1143,3 0,0Ketos 1601,2 36991,4 1754,4 0,0Songbledeg 2243,7 34899,5 2203,8 81,2Johunut 1115,4 31682,5 1844,0 48,4

Jumlah 13994,4 283731,6 14524,8 190,6 Sumber : Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2011, 2013

4. Peternakan

Tabel 6Produksi Peternakan di Kecamatan Pracimantoro Tahun 2010

Kelurahan Kuda Babi SapiKerba

uKambing/ Domba

Ayam Ras

Ayam Buras

Itik

Sumberagung - - 1096 - 1790 3000 2307 210Petirsari - - 672 - 1553 - 2180 515Joho - - 912 - 1642 - 2566 -Gambirmanis - - 832 - 1691 - 2065 -Watangrejo - - 757 - 1670 - 1788 -Suci - - 789 - 1856 - 2422 -Jimbar - - 760 - 1687 - 2588 -

Page 11: Impresi (Fix)

Kelurahan Kuda Babi SapiKerba

uKambing/ Domba

Ayam Ras

Ayam Buras

Itik

Sambiroto - - 811 - 1985 3000 2401 300Pracimantoro - - 670 - 1556 - 2198 -Gedang - - 1072 - 2030 - 2108 -Gebangharjo - - 1345 - 1804 - 2240 -Sedayu - - 683 - 1948 - 2384 -Banaran - - 826 - 2012 - 2388 -Trukan - - 819 2 2048 - 2566 -Tubokarto - - 754 - 1635 2000 2409 -Lebak - - 732 - 1662 - 2503 -Glinggang - - 770 - 1834 - 2372 -Wonodadi - - 831 2 1663 2000 2219 -

Jumlah - - 15131 4 31976 10000 41704 1025Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013

Dalam tabel tersebut, produksi peternakan terbanyak di Kecamatan

Pracimantoro adalah kambing/domba sebanyak 31.976 ekor.

Tabel 7Produksi Peternakan di Kecamatan Paranggupito Tahun 2010

Produksi ayam buras merupakan satu-satunya produksi yang ada di

Kecamatan Paranggupito. Produksinya sebanyak 24.432 ekor. Kelurahan dengan

produksi terbesar adalah Kelurahan Gudangharjo.

C. Impresi Infrastruktur di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro

KelurahanAyam Buras

Entog

Paranggupito 2364 -Gudangharjo 4512 -Gunturharjo 2266 -Gendayakan 2420 -Sambiharjo 3631 -Ketos 2411 -Songbledeg 3215 -Johunut 3613 -

Jumlah 24432 -

Page 12: Impresi (Fix)

Infrastruktur adalah kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur

yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai

layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik.

Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang

mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api,

air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul,pengelolahan limbah, perlistrikan,

telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional, infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi

dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran

produksi barang dan jasa sebagai. Dalam beberapa pengertian, istilah infrastruktur

termasuk pula infrastruktur sosial kebutuhan dasar seperti antara lain termasuk

sekolah dan rumah sakit.

Jalan yang menghubungkan antar kecamatan di Wonogiri sudah baik, akan

tetapi untuk daerah bagian selatan (Paranggupito) tidak terlihat jalan yang

menghubungkan dengan kecamatan lainnya. Hal tersebut karena topografi yang sulit

dijangkau. Padahal kecamatan paranggupito berpotensi untuk wista pantai.Sedangkan

jalan untuk Pracimantoro sudah baik. Untuk jaringan kereta api berdasarkan informasi

yang didapat hanya terdapat pada ibukota kabupaten Wonogiri. Dimana jaringan

kereta api tersebut berhubungan dengan Kabupaten lain seperti Kota Solo, Sukoharjo

dan Sragen. Belum ada jalur kereta api yang menghubungkan antar kecamatan,

memngingat topografinya yang tidak rata.

Kabupaten Wonogiri juga mempunyai Waduk yang cukup besar yaitu Waduk

Gajah Mungkur yang luasnya di tujuh kecamatan di kabupaten Wonogiri. Waduk

tersebut isa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten,

Karanganyar dan Sragen. Untuk kebutuhan air bersih kabupaten Wonogiri

memanfaatkan waduk gajah Mungkur sebagai sumber utamanya. Selain itu waduk

tersebut juga dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dengan system PLTA sebesar

12,4 MegaWatt.

Sistem irigasi juga tersebar hampir semua kecamatan di kabupaten Wonogiri.

Akan tetapi untuk wilayah studi kami (Pracimantoro dan Paranggupito) belum banyak

terlihat system irigasi. Hanya sebagian kecil di kecamatan Pracimantoro bagian utara.

Hal tersebut karena wilayahnya yang berada di dekat pantai, sehingga masyarakat

sebagian besar sebagai nelayan.

Sedangkan untuk keberadaan Tempat pembuangan Akhir hanya terlihat pada

ibukota Kabupaten. Sedangkan Kecamatan lainnya seperti wilayah studi Pracimantoro

Page 13: Impresi (Fix)

dan Paranggupito belum terdapat TPA. hal tersebut karena wilayahnya masih

pedesaan sehingga masyarakat melekukan pengelolaan sampah secara individu. Untuk

jaringan telekomunikasi sendiri, Kabupaten Wonogiri belum memiliki banyak

channel, apalagi untuk daerah yang pedesaan seperti Pracimantoro dan Paranggupito.

Sarana Kesehatan di Paranggupito dan Pracimantoro berbeda. Untuk kecamatan

paranggupito hanya mempunyai 1 puskesmas dan tidak ada puskesmas pembantu. Hal

tersebut disesuaiakan dengan jumlah penduduknya yang tidak padat. Sedangkan

kecamatan Pracimantoro mempunyai 2 buah puskesmas yang tersebar di dua desa

yang berbeda. Sebagian masyarakat di Pracimantoro dan Paranggupito sebagian besar

beragama islam sehingga jumlah tempat ibadah yang paling banyak adalah masjid

atau mushola.

Pracimantoro dan Paranggupito dikatakan cukup banyak jumlah koperasinya.i

Untuk Pracimantoro sendiri terdapat 32 buah koperasi, sedangkan Paranggupito 28

Koperasi. Jumlah sekolah dasar untuk Pracimantoro cukup banyak yaitu 35 sekolah,

akan tetapi untuk Paranggupito hanya 19 buah. Bahkan jumlah SMA negeri maupun

swasta di Paranggupito hanya terdapat 1 buah, sehingga masyarakat Paranggupito

harus menempuh pendidikan diluar kecamatan apabila kuota terbatas.

Seperti pada umumnya setiap kecamatan mempunyai pasar. Untuk Pracimantoro

mempunyai 2 buah pasar, masing-masing pasar desa dan hewan. Sedangkan Paranggupito

hanya mempunyai satu pasar saja. Berdasarkan data yang diperoleh untuk sarana

transportasi non bus di Paranggupito tidak ada armada. Sehingga masyarakat tidak

memiliki akses yang baik. sedangkan untuk Pracimantoro sudah terdapat empat armada

non bus.

D. Impresi SDM, Sosial dan Kependudukan di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan PracimantoroImpresi Kependudukan di Kabupaten Wonogiri

Penduduk terbanyak di Kecamatan Wonogiri sebanyak 98.151 orang dan

paling sedikit di Kecamatan Paranggupito sebanyak 21.515 orang. Sementara itu jika

dilihat dari tingkat kepadatan bruto penduduk, pada tahun 2011 mencapai 688

jiwa/km2 dengan rentang kepadatan bruto penduduk per kecamatan antara 369

jiwa/km2 hingga 1.481jiwa/km2. Kepadatan tertinggi masih terkonsentrasi pada Ibu

kota Kabupaten dan mengelompok disekitar jalan provinsi dari arah kecamatan

Selogiri sampai ke arah Kecamatan Purwantoro. Sedangkan Jumlah Kepala Keluarga

Page 14: Impresi (Fix)

(KK) mencapai 375.701 KK sehingga secara rata-rata jumlah jiwa dalam 1 (satu) KK

sebanyak 3 – 5 jiwa/KK.

Dari data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dari total jumlah penduduk

sebagian besar sebagai petani yaitu sebanyak 29,31% dan sebanyak 23,33% bekerja

pada bidang lain diantaranya meliputi : Jasa-jasa (tukang cukur, tukang batu, tukang

jahit, penata rambut, tukang kayu dan lain-lain); buruh harian (buruh harian lepas,

buruh tani, buruh perkebunan, buruh nelayan, buruh peternakan dan lain-lain);

pembantu rumah tangga; seniman; tabib dan lain-lain.

Impresi Kependudukan di Kecamatan Paranggupito

Aspek substansial kependudukan di kecamatan Paranggupito, yakni dapat

dilihat di tabel berikut.

Aspek SubstansialTahun

2006 2007 2008 2009 2010Jumlah Penduduk 20951 20657 20635 21330 21545Perumbuhan Penduduk alami 97 86 85 79 47Rata Rata Sex Ratio Penduduk 91.47 95.01 94.81 94.81 95.45

Sumber: Paranggupito dalam angka 2010

Tabel 1 Kependudukan di Kecamatan Paranggupito

Dari tabel diatas, dapat dianalisis bahwa pertumbuhan penduduk di kecamatan

Paranggupito adalah stabil, tidak mengalami penurunan. Sedangkan pertumbuhan

penduduk alami di daerah ini setiap tahunnya mengalami penurunan yang cukup

signifikan, antara jumlah kelahiran dan kematian, selalu lebih besar jumlah kematian.

Sedangkan rata rata sex ratio, pada tahun 2010 yakni 95,45%.

Impresi Kependudukan di Kecamatan Pracimantoro

Page 15: Impresi (Fix)

Aspek substansial kependudukan di kecamatan Paranggupito, yakni dapat

dilihat di tabel berikut.

Aspek SubstansialTahun

2006 2007 2008 2009 2010Jumlah Penduduk 69575 69076 72015 73714 76415Perumbuhan Penduduk alami 136 398 395 145 138Rata Rata Sex Ratio Penduduk (%) 96,79 96,15 96,29 99,69 95,62Sumber: Pracimantoro dalam angka 2010

Tabel 2 Kependudukan di Kecamatan Paranggupito

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di kecamatan

Pracimantoro mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Sedangkan pertumbuhan

penduduk alami, yakni jumlah kematian dan kelahiran. Mengalami dinamika naik

turun, kenaikan tertinggi pada lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2007. Serta untuk

sexx ratio pada tahun 2010 yakni 95,62%.

E. Impresi Perekonomian di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro

Kecamatan Pracimantoro mempunyai PDRB sebesar 178.370,54, sedangkan

Kecamatan Paranggupito memiliki PDRB sebesar 70.031,39 pada tahun 2010. Dapat

dikatakan Kecamatan Paranggupito memiliki sumbangan yang lebih besar dan hal ini

tentu saja berbanding lurus dengan sumbangan PDRB kecamatan terhadap PDRB

kabupaten. Dalam sumbangan terhadap Kabupaten, Kecamatan Pracimantoro

memiliki sumbangan sebesar 6% dan Kecamatan Paranggupito memiliki sumbangan

sebesar 6%.

Dengan angka PDRB yang cukup tinggi, tidak heran jika Kecamatan

Pracimantoro menduduki tingkat ke 3 dalam angka PDRB Kecamatan di Kabupaten

wonogiri selama 4 tahun berturut-turut sejak 2006 sampai 2009. Namun untuk PDRB

perkapita, Kecamatan Pracimatoro bahkan tidak termasuk dalam 5 besar tingkat

PDRB Perkapita tertinggi di Kabupaten Wonogiri. Justru Kecamatan Paranggupito

yang mempunyai nilai PDRB ADHK lebih rendah memiliki pendapatan perkapita

lebih tinggi, bahkan sempat menduduki 5 besar PDRB perkapita tertinggi di Wonogiri

pada tahun 2007. Akan tetapi Mengenai PDRB perkapita tentu saja berkaitan dengan

kepadatan penduduk yang tidak seimbang antara Kecamatan Pracimatoro dan

Kecamatan Paranggupito.

Page 16: Impresi (Fix)

Sektor basis dan non basis Kecamatan Pracimantoro

Sektor yang menjadi basis perekonomian di Kecamatan Pracimantoro adalah

sektor pertanian, perdagangan, hotel, dan restoran, serta listrik, gas, dan air bersih.

Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sektor tersebut memiliki hasil yang cukup besar

sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya dan bahkan memungkinkan

untuk melayani wilayah lain di sekitarnya. Nilai location Quotient sektor pertanian

yang mencapai 1,22 dapat menjadi dukungan bagi Kecamatan Pracimantoro untuk

mengekspor hasil pertanian ke wilayah lain yang akan mendukung perekonomian

Kecamatan Pracimantoro sendiri. Sedangklan sektor non basis yang menduduki nilai

paling erndah, yaitu pertambangan dan penggalian serta bangunan di Kecamatan

Pracimantoro. Hal ini menjunjukkan bahwa kedua sektor tersebut tidak berkembang

di kecamatan Pracimanatoro.

Sektor basis dan non basis Kecamatan Paranggupito

Pertanian juga menjadi sektor basis di Kecamatan Paranggupito, bahkan nilai

Location Quotientnya lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pracimantoro.

Namun yang menjadi sektor bais kedua setelah pertanian di Keacmatan Paranggupito

adalah Industri pengolahan. Kemungkinan besar yang terdapat di Kecamatan ini

adalah industri pengolahan terkait dengan perikanan, dikarenakan Kecamatan

Paranggupito berada pada tepian selatan Pulau Jawa.

Pengankutan dan komunikasi serta pertambangan dan penggalian mejadi

sektor yang terbelakang di Kecamatan Paranggupito. Hal ini tentu saja terkait dengan

pendapatan pada pertanian dan industri pengolahan yang tinggi. Hal yang terjadi

terkait dengan kondisi fisik dan geografis Kecamatan Pracimantoro yang berada di

tepian pantai.

F. Impresi Organisasi Masyarakat di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro

Page 17: Impresi (Fix)

Organisasi Perangkat Daerah adalah organisasi atau lembaga pada Pemerintah

Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Perangkat Daerah dibentuk oleh masing-

masing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi, dan kebutuhan

Daerah. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat

dengan berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat

daerah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk

Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi dan

persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah

dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Dalam tingkat Kecamatan, terutama Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan

Pacimantoro sistem organisasi pemerintahannya dipimpin oleh seorang camat, dan

dibantu oleh Sekretaris, Kepala seksi, Kasubag, sataf dan penjaga kantor. Wilayah

kecamatn terdiri dari beberapa kelurahan yang saling memberikan pengaruh.

Untuk mendukung sisitem organisasi daerahnya, juga terdapat organisasi

masyarakat yang artinya perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik

yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum secara sukarela atas dasar

kesamaan kegiatan, profesi, tujuan yang berfungsi sebagai sarana partisipasi

masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu

hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-

tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Sebagai warga masyarakat dan warga negara setiap manusia Indonesia harus

memegang semangat kekeluargaan dan semangat gotong-royong. Hal ini berarti

bahwa sebagai warga Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pacimantoro, juga

harus mengadakan organisasi dan saling membantu, yang mana berasaskan

kekeluargaan, menghormati hak pribadi. Sebaliknya hak pribadi itu dilaksanakan

dengan memperhatikan kepentingan bersama yaitu kepentingan nasional.

Berdasarkan jenisnya, organisasi di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan

Pacimantoro dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu organisasi formal dan organisasi

informal.Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan

tujuan-tujuan tertentu yang disadari pula dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang

formal. Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang

menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung

jawabnya. Sedangkan organisasi informal adalah organisasi yang dibentuk tanpa

Page 18: Impresi (Fix)

disadari sepenuhnya, tujuan-tujuannya juga tidak begitu jelas yang sifatnya pribadi

dan tidak formal. Nama nama organisasi masyarakat yang terdapat di Kecamatan

Paranggupito dan Kecamatan Pacimantoro yaitu: PKK, Karang taruna, LSM, Majelis

ta’lim, lembaga politik, kelompok tani, dan lain lain.

G. Impresi Kebijakan Pemerintah di Kecamatan Paranggupito dan Kecamatan Pracimantoro

Arah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan yang dimaksu, antara lain berupa:

1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM dalam proses Pelayanan Kesejahteraan

Sosial;

2. Meningkatkan system manajemen pembangunan kesejahteraan sosial yang terarah

dan berkelanjutan yang merupakan kunci utama untuk mewujudkan kemandirian

daerah;

3. Meningkatkan sarana/prasarana pelayanan dan mempercepat proses pelaksanaan

penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

4. Meningkatkan taraf hidup dan mewujudkan kemandirian Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS);

5. Menangani permasalahan akibat bencana dan rehabilitasi para korban pada pasca

bencana;

6. Mempercepat keberfungsian sosial masyarakat dengan mengembangkan sumber-

sumber Potensi Kesejahteraan Sosial Masyarakat yang memberdayakan dan bertumpu

pada nilai-nilai lokal dan nilai-nilai kearifan masyarakat.

7. Meningkatkan partisipasi sektor swasta melalui kemitraan antara pemerintah dan

swasya, untuk mengatasi kendala keterbatasan sumber daya pemerintah, khususnya

pembangunan bidan sosial.

Kebijakan strategis sebagai penjabaran lebih lanjut dari tujuan di atas, yang akan

dilaksanakan Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri dalam 5 (lima) tahun kedepan adalah:

Page 19: Impresi (Fix)

1. Mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia yang professional dan berakhlak

mulia.

Untuk mewujudkan pelayanan yang optimal dan berkualitas diperlukan tenaga-tenaga

SDM yang professional memiliki kompetensi tinggi sehingga mampu mendukung

tujuan pembangunan. Kebijakan strategis sebagai penjabaran sasaran dimaksud

dilaksanakan melalui dua hal, yakni: pertama, peningkatan pengetahuan dan

keterampilan melalui kediklatan, kedua, optimalisasi SDM kesejahteraan sosial

melalui kebijakan mutasi dan promosi, ketiga membuka kesempatan yang seluas-

luasnya bagi pegawai untuk bisa meningkatkan ketrampilan, keahlian dan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pelayanan serta Kemandirian Sosial.

Salah satu permasalahan yang dihadapi pada saat ini adalah belum optimalnya mutu

dan terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan sosial. Pelayanan berkualitas dalam

mewujudkan kemandirian sosial dapat dilakukan melalui kebijakan strategis pertama

penguatan sistem pengelolaan administrasi umum kesejahteraan sosial yang pada

prinsipnya diarahakan pada penyelenggaraan pelayanan publik yang bersih,

transparan dan akuntabel sesuai dengan standar operasional (SOP). Kedua,

meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan sosial. Ketiga,

perumusan kebijakan, peraturan dan pengendalian implementasi serta alokasi dana

(anggaran) untuk menunjang pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial demi

terwujudkan kemandirian sosial.

3. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan sosial bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Meningkatkan aksesibilitas pelayanan sosial bagi Penyandana Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) dimaksudkan untuk pertama memperkuat kemampuan berinteraksi

sosial dan keberfungsian sosial para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) secara lebih optimal sehingga mereka mampu mengatasi berbagai persoalan

sosial. Kedua, meningkatnya jumlah PMKS yang dapat menjangkau pelayanan sosial

dasar yang berkualitas. Adapun kebijakan strategis yang dilakukan meliputi

optimalisasi pelayanan-pelayanan yang sudah tersedia, memperluas jangkauan dan

jaringan pelayanan yang berkualitas dalam rangka penanganan masalah sosial dan

bencana. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan sarana yang

memadai.

Page 20: Impresi (Fix)

4. Meningkatkan produktivitas pelaku pembangunan kesejahteraan sosial dari

unsur masyarakat dan dunia usaha.

Sebagai Dinas yang merupakan pelayanan publik dengan Sumber Daya Manusia,

sehingga diperlukan lingkungan yang mendukung proses pelayanan, untuk

mewujudkannya maka lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi yang bergerak di

Bidang Sosial perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan. Kebijakan strategis

dimaksud yang dilaksanakan melalui dua hal, yaitu pertama meningkatkan koordinasi

dan kerjasama antara Dinas dengan Lembaga-Lembaga Sosial Masyarakat dalam

rangka penanganan masalah kesejahteraan sosial kedua penguatan jaringan

kelembagaan lokal dalam mendukung keberlanjutan informasi dan penyelenggaraan

usaha kesejahteraan sosial ketiga memperluas lapangan dan kesempatan kerja

nonformal dan informal maupun kerjasama dengan mitra kerja lembaga-lembaga

yang peduli / responsif terhadap isue-isue permasalahan sosial (CSR).