implementasi undang-undang nomor 23 tahun 2011...

99
1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT (STUDI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT AL-IHSAN JATENG CABANG SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I) Oleh: IDA FATHIYAH NIM. 214 11 014 JURUSAN S1-HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 12-Sep-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

1

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN

2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

(STUDI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT AL-IHSAN JATENG

CABANG SALATIGA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana dalam Hukum Islam (S.H.I)

Oleh:

IDA FATHIYAH

NIM. 214 11 014

JURUSAN S1-HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

2

Page 3: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

3

Page 4: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

4

Page 5: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

5

MOTO PENULIS

“Hidup Ini adalah Ibadah maka dipergunakan hidup ini dengan

sepenuhnya, hidup adalah impian, impian untuk menuju kematian”

(Penulis).

“Kesuksesan kita itu tidak terlepas dengan kesulitan, rintangan, dan

tantangan yang amat berat, kesulitan-kesulitan itu adalah syarat untuk

menuju kesuksesan yang anda capai.”

(Penulis).

Page 6: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

6

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini

kepada :

1. Bapak Suroso dan Ibu Sulastri tercinta, yang telah mendoakan dan

memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini.

2. Adik ku Suci, Fira, yang telah memberikan kasih sayangnya dan

mendoakan agar selalu tetap istiqomah dalam hal apapun.

3. Para guru sejak Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi yang

penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing

dengan penuh kesabaran.

4. Aiif Japanise Corporation yang telah memberikan kehidupan bermakna,

pencerahan dan motivasi yang berarti sehingga penulis bisa semangat

dalam menjalani kehidupan.

5. Almamater Tercinta Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang penulis

banggakan.

Page 7: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

7

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat kami selesaikan sesuai dengan

yang diharapkan. Kami juga bersyukur atas rizki dan kesehatan

yang telah diberikan oleh-Nya sehingga kami dapat menyusun Penulisan Skripsi

ini.

Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih,

Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para

sahabat-sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan

nanti

Penulisan Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I), Fakultas

Syari’ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul: “Implementasi

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (Studi Di

Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga)”. Kami mengakui

bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan

penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa

mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

Page 8: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

8

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN

Salatiga.

3. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah

di IAIN Salatiga.

4. Heni Satar, S.H., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu meberikan

saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat

selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

5. Ibu Niswatul Ula, SP selaku Pimpinan Cabang Lembaga Amil Zakat Al-

ihsan Jateng Cabang Salatiga yang telah berkenan memberikan izin

penelitian di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga serta

memberikan informasi berkaitan penulisan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf adminitrasi

Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa halangan apapun.

7. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2011 di

IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh

pendidikan di IAIN Salatiga.

8. Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga dan Forum

Silaturrahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Indonesia yang telah

memberikan ilmu ekonomi dan organisasi ekonomi islam.

Page 9: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

9

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa

mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya. Amiin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun

analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan

demi enaknya penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami.

Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

Salatiga, Juni 2015

Penulis.

Page 10: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

10

ASBTRAK

Fathiyah, Ida. 2015. Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Zakat (Studi di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng

Cabang Salatiga). Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan. S1 Hukum Ekonomi

Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Heni

Satar Nurhaida, S.H., M.Si.

Kata Kunci : Implementasi, Pengelolaan Zakat, UU No. 23 Tahun 2011.

Islam merupakan agama yang menekankan keseimbangan dalam

hidup. Melalui ajarannya, Islam memberikan acuan, keyakinan, dan jalan

hidup agar umat manusia mampu mengatasi persoalan di dunia, serta

mencapai ke bahagiaan yang kekal di akhirat. Tidak hanya itu, ajaran Islam

bergerak pada dua arah sekaligus, arah vertikal (habl min Allâh) dan

horizontal (habl min al-nâs), Atau dengan kata lain, ajaran Islam tidak hanya

mementingkan hubungan individu dengan Tuhannya (ta’abbudi), melainkan

juga bersifat sosial kemasyarakatan (ijtima’iyyah). Salah satu aspek ajaran

Islam yang potensial menjadi instrumen pemberdayaan ummat dan

pengentasan kemiskinan, serta menjadi simbol harmonisnya hubungan

sesama manusia adalah zakat, apabila dikelola secara profesional dengan

menerapkan prinsip manajemen yang baik dan mengambil inspirasi dari

praktik Rasulullah dan ummat Islam pada era keemasannya dulu, zakat benar

benar akan menjadi solusi atas berbagai problema ummat. Sementara itu, UU

mengenai zakat pemerintah juga sudah mengeluarkan UU tersebut dengan

harapan pengelolaan zakat bisa berdayaguna bagi masyarakat yaitu UU No.

23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Dengan latar belakang diatas peneliti akan mengkaji tentang

Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat (Studi di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga).

Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1)

Bagaimana pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga (2) Bagaimana hambatan dalam pengelolaan zakat dalam

implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan

zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga. Untuk

menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian kualitatif dengan

pendekatan yang dilakukan dengan memakai pendekatan Yuridis empiris

yang bersifat deskriptif analitis. Pendekatan yuridis empiris adalah

pendekatan yang dilakukan dengan melihat suatu kenyataan hukum yang

terjadi dimasyarakat yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan

mengklarifikasi perundangan-undangan.

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa, Pertama: Pengelolaan

zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga secara umum

sudah terdapat SK (surat keputusan) dari notaris dan memiliki dua program

Page 11: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

11

meliputi devisi program dan devisi marketing. Kedua:Hambatan dalam

pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun

2011 Pengelolaan Zakat, Pemahaman Zakat, Perbenturan Kepentingan antar

pengelola zakat masjid dan lembaga pengelola zakat, Tidak Adanya Sanksi

yang Tegas terhadap umat islam (pemberi Zakat) sedangkan dalam pada

Pasal 2 Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Hanyalah sanksi bagi pengelola

zakat.

Page 12: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING........................................................................................ ii

PENGESAHAN………………………………………………………………... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................... iv

MOTO.................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN……………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR......................................................................................... vii

ABSTRAK........................................................................................................... x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL…........................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN…………………………………………………………….. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH............................................ 1

B. FOKUS MASALAH...…............................................................ 5

C. TUJUAN PENELITIAN............................................................. 6

D. KEGUNAAN PENELITIAN...................................................... 6

E. PENEGASAN ISTILAH............................................................. 7

F. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 8

G. METODE PENELITIAN............................................................ 11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................ 11

2. Kehadiran Peneliti................................................................. 12

3. Lokasi Penelitian................................................................... 12

4. Sumber Data.......................................................................... 12

5. Prosedur Pengumpulan Data................................................. 13

6. Analisis Data......................................................................... 14

7. Pengecekan Keabsahan Data................................................. 14

H. SISTEMATIKA PENULISAN................................................... 15

Page 13: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

13

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN ZAKAT

A. Tinjauan Umum Tentang Zakat……………………………....... 17

B. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Zakat………………….. 40

C. Tinjauan Umum Tentang Lembaga Amil Zakat (LAZ)……….. 42

BAB III PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZIS JATENG CABANG

SALATIGA

A. Gambaran Umum Tentang LAZis Salatiga…………………… 49

B. Struktur Lambaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng……………….. 50

C. Gambaran Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga mengenai Program Pemberdayaan Masyarakat……….

51

D. Pengumpulan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga………………………………………………...

60

E. Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga………………………………………………...

61

F. Pendistribusian Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga………………………………………………...

62

G. Hambatan Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga…………………………………………

66

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT DI

LAZIS JATENG CABANG SALATIGA

A. Analisis terhadap pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat

Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga……………………………….

69

B. Analisis terhadap hambatan dalam pengelolaan zakat dalam

implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga………………………………………………...

74

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan……………………………………………………. 77

B. Saran…………………………………………………………... 79

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

14

DAFTAR TABEL

Tabel. D.1 Hewan Qurban Peduli Di LAZiS Salatiga…………...................... 57

Page 15: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

15

DAFTAR BAGAN

Bagan :2.1 Program Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga................................................................................................................

59

Bagan : F.1 Mekanisme Alur Penaluran Zakat……………………………….. 64

Page 16: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Masyarakat Indonesia zaman sekarang tercatat semakin banyak

sebagai orang yang cukup bahkan berlebih dengan harta yang dimiliki,

diantaranya dari orang muslim. Jumlah penduduk muslim yang sangat

besar merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk

mengentaskan kemiskinan yang sedang melanda Indonesia. Dalam Islam,

terdapat kewajiban bagi orang yang memiliki harta berlebih dan sudah

mencapai nisab atau batas jumlah harta yang dimiliki dengan ketentuan

tertentu, wajib mengeluarkan sebagian hartanya dalam rangka mensucikan

harta yang disebut zakat.

Islam merupakan agama yang menekankan keseimbangan dalam

hidup. Melalui ajarannya, Islam memberikan acuan, keyakinan dan jalan

hidup agar umat manusia mampu mengatasi persoalan di dunia, serta

mencapai kebahagiaan yang kekal di akhirat (Khasanah, 2010: 1). Tidak

hanya itu, ajaran Islam bergerak pada dua arah sekaligus, arah vertikal

(habl min Allâh) dan horizontal (habl min al-nâs)) atau dengan kata lain

ajaran Islam tidak hanya mementingkan hubungan individu dengan

Tuhannya (ta’abbudi) melainkan juga bersifat sosial kemasyarakatan

(ijtima’iyyah) (Fakhruddin, 2008: 193).

Page 17: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

17

Kesejahteraan menjadi salah satu prioritas utama umat Islam.

Menurut M. Ali Hasan, pada dasarnya semua orang menginginkan

kehidupan yang layak dan terpenuhi kebutuhan pokoknya. Namun,

kenyataannya tidak semua orang berkesempatan menikmati hal itu karena

berbagai faktor, seperti tidak tersedianya lapangan pekerjaan, kemiskinan,

atau rendahnya tingkat pendidikan (Hasan, 2006: 1). Melalui berbagai cara,

Islam mencoba memberikan solusi sekaligus upaya preventif dalam

menghadapi berbagai persoalan social dan ekonomi, seperti larangan

menimbun kekayaan dan imbauan untuk berbagi.

Pengelolaan zakat menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011 adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian

pengawasan dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat. Pengelola tersebut, salah satunya adalah Lembaga Amil Zakat

sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Menurut Sudirman, Lembaga Amil Zakat merupakan institusi

pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki

afiliasi dengan Badan Amil Zakat, (Sudirman, 2007: 99) yang notabene

dibentuk atas prakarsa pemerintah. Secara yuridis, definisi LAZ dapat

ditemukan dalam penjelasan Pasal 7 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 38

Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Lembaga amil zakat di pandang

sebagai institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas

prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat.

Page 18: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

18

Sejak era reformasi kendala yang menjadi penghalang bagi

pelembagaan zakat secara perlahan mulai muncul antara lain dengan

lahirnya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat

yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011. Dengan

lahirnya Undang-undang tersebut pemerintah dalam hal ini Departemen

Agama melakukan berbagai upaya dalam rangka memberikan dorongan

dan fasilitas agar pengelolaan zakat yang dilakukan Badan Amil Zakat

(BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dapat dilakukan secara

profesional, amanah dan transparan, sehingga tujuan pengelolaan zakat

bagi sebesar-besarnya kemaslahatan dan kemakmuran umat dapat tercapai

(Khasanah, 2010: 12).

Setelah Undang-undang ini diubah, definisi LAZ turut mengalami

perubahan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 poin 8 Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Lembaga Amil Zakat

yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga yang dibentuk

masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian,

dan pendayagunaan zakat. Melalui definisi ini, peran yang dimainkan oleh

LAZ turut berubah, yaitu sebagai pembantu dalam pengelolaan zakat di

Indonesia.

Untuk memanfaatkan dan mendayagunakan zakat dengan sebaik-

baiknya diperlukan kebijakan lembaga pengelola zakat dengan melibatkan

peran pemerintah. Dana zakat itu tidak harus diberikan kepada yang

berhak secara apa adanya tetapi dapat diberikan dalam bentuk lain yang

Page 19: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

19

dapat digunakan sebagai sarana, sehingga dapat melepaskan fakir-miskin

dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain.

Undang-undang No. 23 Tahun 2011 dibuat dalam rangka

meningkatkan dayaguna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara

melembaga sesuai dengan syariat agama islam yang bertujuan melakukan

pengelolaan zakat. Pengelolaan yang dimaksud meliputi kegiatan

perencanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian,

dan pendayagunaan zakat. Selain itu, undang-undang ini dimaksudkan

untuk memastikan keteraturan dan akuntabilitas dalam perencanaan

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, pelaksanaan

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat dan pelaporan

serta pertanggung jawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

Namun dalam implementasinya Undang-Undang No. 23 Tahun

2011 banyak mengalami kontroversi karena dianggap menghambat

masyarakat dalam mengumpulkan zakat dan menyalurkan kembali kepada

masyarakat. Pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 terdapat pasal

krusial yang menyalahi norma dalam masyarakat, Undang-undang No. 23

tahun 2011 dapat mengesampingkan peran mandiri masyarakat dalam

memberdayakan dana zakat. Selain itu, hasil revisi tersebut telah

menghambat kinerja dan menghambat peran lembaga-lembaga zakat yang

sudah ada. Disyahkannya Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Tentang

pengelolaan zakat dinilai belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dan

belum menjawab perzakatan yang ada, karena di dalam Undang-Undang

Page 20: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

20

tersebut pasal yang multitafsir yang bisa menimbulkan pro dan kontra di

kalangan pegiat zakat.

Pengelolaan zakat di indonesia masih belum optimal dan belum

mencapai tingkat yang diinginkan. Hanya sebagian kecil potensi dana

zakat yang berhasil dikumpulkan dan didistribusikan kepada yang berhak.

Demikian halnya di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga

yang terletak di Jalan Nanggulan No. 46 Salatiga apakah pengelolaan

zakatnya sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011.

Berangkat dari latar belakang tersebut diatas sehingga penulis

mencoba menyusun penulisan skripsi dengan Judul IMPLEMENTASI

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

PENGELOLAAN ZAKAT (Studi di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga).

B. FOKUS MASALAH

1. Bagaimana pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga?

2. Bagaimana hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di

Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga?

Page 21: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

21

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam pengelolaan zakat dalam

implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga.

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis mengharapkana agar hasil penelitian ini tidak

hanya berguna untuk pribadi tetapi juga berguna untuk orang lain.

Kegunaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Kegunaan akademis

Dengan penelitian ini penulis mengharapkan teori yang telah ditulis

dalam perkuliahan serta membandingkan realitas yang ada dalam

masyarakat. Untuk itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pula

bagi seluruh civitas akademika sebagai bahan informasi dan bahan

penelitian terhadap permasalahan zakat.

b. Kegunaan praktis

1) Muzakki agar mengetahui pemahaman tentang kewajiban zakat.

Page 22: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

22

2) Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga agar dapat

merumuskan kebijakan dalam pengelolaan zakat dengan adanya

undang-undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

E. PENEGASAN ISTILAH

Agar terdapat kejelasan mengenai judul penelitian di atas, maka

penulis perlu menjelaskan makna kata perkata sebagai berikut:

Implementasi yaitu proses yang melibatkan sumber-sumber yang

didalamnya termasuk manusia, dana, kemajuan, organisasi baik oleh

pemerintah maupun swasta (Widodo, 2005: 193). Dalam penelitian ini

implementasi yang dimaksudkan sebagai proses pelaksanaan atau

penerapan peraturan perundang-undangan yang sekarang berlaku sah

dalam masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2011 bahwa Zakat adalah

salah satu rukun yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim sebagai

kewajiban fardhu yang mampu menunaikaanya, dan diperuntukan untuk

mustahiq (mereka yang berhak menerima zakat). Sedangkan Lembaga

Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang

memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan zakat.

Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada

semua hal yang tersebut dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan; proses

melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain

Page 23: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

23

(Poerwadarminto, 1997:44). Sementara itu, menurut Undang-Undang No.

23 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 pengelolaan zakat adalah kegiatan

perencanaan, pelaksanaan dan pengoordinasian dalam pengumpulan,

pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

F. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka ini dimaksudkan menjadi acuan dan

perbandingan yang terdapat beberapa penelitian terkait yang membahas

tentang pengelolaan zakat antara lain:

Pertama, Skripsi Ancas Sulchantifa pribadi (Universitas

Diponegoro) dengan judul, “Pelaksanaan pengelolaan zakat menurut

Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat (studi

BAZ kota Semarang). Dalam tesis ini dapat disimpulkan bahwa Dalam

hal pengumpulan zakat, hal ini dilakukan oleh UPZ di berbagai instansi,

baik instansi pemerintah maupun swasta, setelah itu disetorkan kepada

BAZ Kota Semarang untuk didayagunakan. Di BAZ Kota Semarang,

pendayagunaan hasil penerimaan zakat telah sesuai dengan ketentuan

agama yaitu meliputi delapan ashnaf. Di dalam melakukan pengelolaan

zakat, BAZ Kota Semarang menemui berbagai macam kendala yang

dihadapi. Dengan adanya kendala-kendala di dalam pengelolaan zakat di

BAZ Kota Semarang tersebut, BAZ Kota Semarang meresponnya dengan

melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi kendala-kendala tersebut.

Page 24: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

24

Kedua, skripsi Muhammad Fauzi (Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga ) 2012, dengan judul “ Pelaksanaan zakat berdasarkan

UU No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat”. Dapat disimpulkan

bahwa Baziz Desa Salamkanci pada hakekatnya memiliki 2 sistem

pengelolaan zakat yaitu sistem pasif dan sistem aktif. Namun dalam

implementasi sistem tersebut belum maksimal. Begitu juga dengan

pengeolaannya belum memenuhi standart yang diatur dalam UU

pengelolaan zakat. Hal tersebut dibuktikan dengan sistem pengawasannya

yang karena belum adanya dewan yang secara khusus mengawasi

pengelolaan zakat di Baziz desa SalamKanci kecamatan Bandongan

kabupaten Magelang.

Ketiga, skripsi Tri Anis Rasyidah (Universitas Brawijaya) dengan

judul “Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 terhadap

legalitas pengelolaan zakat oleh Lembaga Amil Zakat (Studi pada

beberapa LAZ di kota Malang)”. Dalam skripsi ini dapat ditarik kesimpulan

diketahui bahwa dalam implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011 terhadap legalitas pengelolaan zakat oleh lembaga amil zakat (studi

pada beberapa LAZ di Kota Malang) belum tersosialisasi kepada

masyarakat sehingga pihak pengelola zakat dan masyarakat ragu bahwa

undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat benar-

benar diterapkan , hal ini dikarenakan masih banyaknya pasal yang tidak

sesuai dengan kondisi masyarakat sehingga menghambat legalitas LAZ

Page 25: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

25

dalam mengelola zakat. Maka, diperlukan peninjauan ulang dan sosialisasi

mengenai undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang zakat.

Keempat, skripsi Wildan Humaidi (Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan judul “Pengelolaan zakat dalam

pasal 18 ayat (2) Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (studi respon

lembaga pengelolaan zakat di kota Yogyakarta)”. Kesimpulannya bahwa

penyusunan skripsi ini menggunakan analisis kualitatif dengan metode

wawancara dalam menggali informasi mengenai respon lembaga amil

zakat (LAZ). Wawancara dilakukan terhadap enam lembaga amil zakat

dikota yogyakarta yang diklasifikasikan kedalam tiga kelompok.

Kelompok amil zakat profesional yang terdiri dari rumah zakat dan

dompet dhuafa, kelompok amil zakat semi profesional yang terdiri dari

BAZNAS kota yogyakarta dan LAZIZ Muhammadiyah, dan kelompok

amil zakat voulenter yang terdiri dari LAZ masjid Syuhada dan LAZ

Masjid Yogyakarta. Rumah zakat menolak Undang-Unddang terebut

karena akan mengakibatkan LAZ-LAZ yang ada sebelum Undang-undang

ini lahir akan terancam dibubarkan. Dompet dhuafa dan LAZIZMU

menerima sebagian dan menolak sebagian Undang-undang ini karena pada

dasarnya memiliki fungsi positif untuk menguatkan kelembagaan dan

menertibkan LAZ, meskipun ketentuan tersebut menyusahkan LAZ.

BAZNAS kota yogyakarta karena sebagai lembaga pemerintah maka

menerima dan mengikuti terhadap perubahan Undang-undang yang ada.

Sedangkan pada LAZ Masjid Syuhada dan Masjid Jogokariyan lebih

Page 26: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

26

cenderung menerima, karena mereka tidak mempunyai kekuatan serta

keterbatasan kualitas sumber daya manusia untuk menolak Undang-

undang ini. Perbedaan respon tersebut dikarenakan Undang-undang ini

belum tersosialisasi secara baik di masyarakat, maka diperlukan

peninjauan ulang dan sosialisasi terhadap Undang-undang tersebut.

G. METOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

a. Metode dan Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalkan perilaku dan tindakan

secara holistik (Moleong, 2011: 6).

Adapun pendekatan yang digunakan penulis dalam

melakukan penelitian berdasarkan pada penelitian hukum yang

dilakukan dengan memakai pendekatan yuridis empiris..

Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilakukan

dengan melihat suatu kenyataan hukum yang terjadi dimasyarakat

yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi

perundangan-undangan (Ali, 2009: 105).

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini secara spesifik bersifat deskriptif analitis, yang

mengungkapkan aturan perundang-undangan yang berkaitan

Page 27: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

27

dengan objek penelitian dan pelaksanaanya di masyarakat (Ali,

2009:105-106). Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran yang baik, jelas dan dapat memberikan data seteliti

mungkin tentang objek yang diteliti.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga di jalan No. 46 Nanggulan, Salatiga. Penelitian ini bertindak

sebagai instrument sekaligus pengumpul data yang mana penulis

langsung datang dan mewawancarai masyarakat sekitar Nanggulan,

Salatiga.

3. Sumber Data

a. Data primer

Adalah sebuah keterangan atau fakta yang secara langsung

diperoleh melalui penelitian lapangan. Data primer diperoleh dari:

1) Informan

Adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan

informasinya tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi,

seorang informan harus mempunyai bayak pengalman tentang

latar penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka

rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat

informal (Moleong, 2002: 90). Dalam penelitian ini yang

menjadi informan adalah pengelola zakat Lembaga Amil Zakat

Al-ihsan Jateng Cabang Salatiga.

Page 28: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

28

2) Dokumen

Dokumen meliputi, buku arsip berkaitan denagn pelaporan

dana zakat serta buku arsip yang dimiliki oleh LAZIS Salatiga

yang berisi tentang laporan pendistribusian zakat dan

pendayagunaan zakat kepada mustahiq.

b. Data sekunder

Adalah data yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku,

hasil penelitian yang berbentuk laporan dan seterusnya (Soekanto,

1986: 12). Sumber data sekunder berasal dari setiap bahan tertulis

berupa buku-buku dan tulisan yang berkaitan dengan zakat.

4. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian lapangan (Ali, 2009: 107). Data yang

dikumpulkan secara langsung dari sumbernya di tempat penelitian.

Pada pengumpulan data secara primer, penulis menggunakan

beberapa tehnik guna memperoleh data antara lain :

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data

yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala

yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaanya langsung

pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang

Page 29: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

29

terjadi (Nawawi, 1995: 94). Pengamatan ini yang dilakukan secara

langsung pada objek yaitu pendistribusian zakat di LAZiS

Salatiga.

b. Wawancara (interview)

Merupakan tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih

berhadapan secara langsung dalam proses interview ada dua pihak

yang menempati kedudukan yang berbeda. Satu pihak sebagai

pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak lain berfungsi

sebagai informan atau responden (Romy, 1990: 71). Wawancara

ini dilakukan dengan pengelola LAZIZ Nanggulan, Salatga.

5. Analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

analisis. Analisis data yang dapat digunakan adalah pendekatan

kualitatif terhadap data primer dan sekunder, dengan menggunakan

pola pikir deduktif yang menganalisis implementasi Undang-Undang

No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat terhadap pelaksanaan

zakat. Setelah pengumpulan data terkumpul kemudian data tersebut di

analisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Untuk

menganalisisnya, data-data yang diperoleh kemudian direduksi,

dikategorikan dan selanjutnya disentisasi atau disimpulkan (Moleong,

2011: 288).

6. Pengecekan keabsahan data

Page 30: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

30

Dalam suatu penelitian, validalitas data mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam menentukan hasil akhir suatu penelitian sehingga

untuk mendapatkan data yang valid diperlukan suatu teknik untuk

memeriksa keabsahan data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam

membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong,

2004: 330). Pengeceken keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan tiangulasi data dimana dengan membandingkan apa

yang telah diatur oleh Undang-Undang No 23 tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat dengan hasil penelitian implementasi Undang-

undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelollan zakat terhadap

pelaksanaan zakat di LAZIZ Salatiga.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Agar diperoleh penelitian yang sistematis, terarah serta mudah

difahami dan dapat dimengerti oleh para pembaca pada umumnya, maka

peneliti akan menyajikan karya ilmiah ini ke dalam bentuk sistematika

penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

Bab pertama Pendahuluan dalam bab ini berisi mengenai, Latar

belakang masalah, Fokus Masalah, Tujuan Masalah, Kegunaan Penelitian,

Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian yang berisi tentang

Jenis penelitian dan pendekatan, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian,

Kebutuhan dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisia Data,

Page 31: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

31

Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-Tahap Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

Bab kedua yaitu berisi mengenai Landasan Teori meliputi;

Tinjauan Umum tentang Zakat, Tinjauan Umum tentang Pengelolaan

Zakat, Tinjauan Umum tentang Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Bab ketiga yaitu berisi tentang Pemamaparan Data dan Hasil

Penelitian dalam bab ini berisi mengenai, Gambaran umum mengenai

LAZIZ Cabang Salatiga, Gambaran Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga mengenai Program Pemberdayaan Masyarakat, Pengumpulan

Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga,

Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga, Pendistribusian Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga, Hambatan Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat

Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga.

Bab keempat berisi tentang analisis meliputi; Pengelolaan zakat di

Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga dan Hambatan

dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-Undang No. 23

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga.

Bab kelima penutup dalam bab ini berisi mengenai, Kesimpulan

dan Saran.

Page 32: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

32

BAB II

TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN ZAKAT

A. Tinjaun Umum tentang Zakat

1. Pengertian Zakat

Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2011 menyatakan bahwa

zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau

badan usaha untuk kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan

syariat islam.

2. Zakat Menurut Fiqih

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti,

yaitu al-barakatu artinya keberkahan, al-namaa artinya pertumbuhan dan

perkembangan, ath-thaharatu artinya kesucian dan ash-shalahu artinya

beresan (Hafidhuddin, 2002: 7). Menurut al-Mawardi sebagaimana yang

dikutip oleh Anshori (2006: 7) dalam kitab al-Hawi menyatakan bahwa

“zakat itu sebutan untuk pengambilan tertentu dari harta yang tertentu,

menurut sifat-sifat yang tertentu untuk diberikan kepada golongan yang

tertent”.

Menurut istilah Fiqh Islam, zakat berarti harta yang wajib

dikeluarkan dari kekayaan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada

mereka yang berhak menerimanya, dengan aturan-aturan yang telah

ditentukan di dalam syara’ (Anshori, 2006: 12).

Page 33: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

33

Dilihat dari definisi zakat menurut bahasa dan istilah mengandung

arti bahwa keduanya memiliki hubungan sangat nyata dan erat sekali,

yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi bersih,

tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan baik.

Adapun dasar hukum zakat sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

Dasar hukum diwajibkannya zakat dalam Islam adalah sebagaimana

firman Allah dalam al-Qur’an, diantaranya terdapat dalam surat al-

Baqarah ayat 110 sebgai berikut:

Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan

apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat

pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-

apa yang kamu kerjakan”.

Surat Maryam ayat 31 :

Artinya : “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana

saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan)

shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup”.

Surat At-Taubah ayat 103:

Page 34: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

34

Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi

mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui

Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta

yang berlebih-lebihan kepada harta benda Maksudnya: zakat itu

menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan

memperkembangkan harta benda mereka.

b. Hadits

Selain terdapat dalam al-Qur’an, dasar hukum diwajibkannya zakat

dalam Islam juga terdapat dalam Hadits Nabi, diantaranya:

1) Hadits riwayat Muslim dari Ibn Umar, bahwa Rasulullah Saw

bersabda yang artinya:

“Islam didirikan dari lima sendi: mengaku bahwa tidak ada Tuhan

yang sebenarnya disembah melainkan Allah dan bahwa

Muhammad itu utusan Allah; mendirikan sholat; mengeluarkan

zakat;mengerjakan haji dan berpuasa di bulan Ramadhan”.

2) Hadits riwayat Thabarani

“Bila suatu kaum enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menguji

mereka dengan kekeringan dan kelaparan”.

3) Hadits riwayat al-Bazar dan Baihaqi

“bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka itu akan

merusak harta itu”(Anshori, 2006: 16-17).

Page 35: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

35

1. Prinsip-prinsip Zakat

Zakat mempunyai enam prinsip, yaitu:

a. Prinsip keyakinan keagamaan

b. Prinsip pemerataan dan keahlian

c. Prinsip produktifitas dan kematangan

d. Prinsip penalaran

e. Prinsip kebebasan

f. Prinsip etik dan kewajaran

Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar

zakat meyakini bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satu manifestasi

keyakinan agamanya, sehingga kalau orang yang bersangkutan belum

menunaikan zakatnya, belum merasa sempurna ibadahnya.

Prinsip pemerataan cukup jelas mengambarkan tujuan zakat, yaitu

membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan tuhan kepada umat

manusia.

Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat memang

wajar harus dibayarkan karena milik tertentu telah menghasilkan produk

tertentu. Hasil (produksi) tersebut hanya dapat dipungut setelah melampaui

jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil

tertentu.

Prinsip Nalar dan kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dapat

dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jasmani serta rohaninya, yang merasa

mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk kepentingan

Page 36: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

36

bersama. Zakat tidak dipungut dari orang yang sedang dihukum atau orang

yang menderita sakit jiwa.

Prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak akan diminta

secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkan. Zakat

tidak mungkin dipungut, kalau karena pemungutan itu orang yang

membayarnya justru akan menderita (Djuanda dkk, 2006: 14-15).

2. Tujuan Zakat

Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini, adalah sasaran

praktisnya. Tujuan sebagai berikut:

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari

kesulitan hidup serta penderitaan.

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh

Mustahiq(penerima zakat).

c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama muslim dan

manusia pada umumnya.

d. Menghilangkan sifat kikir atau serakah para pemilik harta.

e. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan social) dari hati

orang-orang miskin.

f. Menjebantani jurang pemisahnya pemisah antara yang kaya dengan

yang miskin dalam suatu masyarakat.

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri pada diri

seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.

Page 37: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

37

h. Mendidik manusia untuk disiplin menunaikan kewajiban dan

menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.

i. Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan social

(Djuanda, dkk, 2006:15-16).

3. Manfaat Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung manfaat yang

demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang

berzakat (Muzakki), penerimanya (mustahiq), harta yang dikeluarkan

zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhanya. Manfaat tersebut antara

lain sebagai berikut:

a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah Swt.

b. Karena zakat merupakan hak mustahiq, zakat berfungsi untuk

menolong, membantu dan membina mereka, terutama fakir miskin,

kearah kehidupan yang lebih baik.

c. Zakat sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana

maupaun prasarana.

d. Zakat untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu

bukanlah membersihkan harta kotor, tetapi mengeluarkan bagian dari

hak orang lain dari harta kita usahakan baik dan benar.

e. Indikator utama ketundukan seseorang terhadap ajaran islam (Djuanda,

dkk, 2006: 16-17).

Adapun Multiplayer effek dari zakat yaitu sebagai berikut:

1) Menambah jumlah Muzakki dan mustahiq atau Mushodiq.

Page 38: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

38

2) Melipat gandakan penguasaan asset dan modal di tangan umat

islam.

3) Membuka lapangan kerja yang luas (Djuanda, dkk, 2006: 17).

4. Syarat-Syarat Zakat

a. Syarat orang yang mengeluarkan zakat

yaitu orang yang wajib mengeluarkan zakat (muzakki) adalah orang

atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban

menunaikan zakat apabila memiliki kelebihan harta yang telah cukup

haul dan nisbahnya (Anshori, 2006: 25).

b. Syarat harta yang dizakatkan

1) Pemilikan yang pasti, halal dan baik

Artinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan yang punya,

baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekuasaan menikmati

hasilnya. Dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim,

Rasulullah Saw bersabda: “Allah tidak menerima zakat dari harta

yang tidak sah”.

Harta yang tidak sah yang dimaksudkan adalah adalah harta

yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak halal. Atau dalam

memperoleh harta tersebut menggunakan cara-cara yang dilarang

oleh agama, misalnya dengan korupsi, berjudi, menipu, mencuri,

persekutuan jahat, berzina dan lain-lain (Anshori, 2006: 26).

Page 39: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

39

2) Berkembang

Artinya, harta itu berkembang, baik secara alami

berdasarkan sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau

usaha manusia. Dalam terminologi fiqhiyyah, menurut Yusuf

Qardhawi sebagaimana yang dikutip oleh Hafidhuddin (2002: 22)

menyatakan bahwa pengertian berkembang itu terdiri dari dua

macam, yaitu secara konkret dan tidak konkret.

Konkret dengan cara dikembangbiakan, diusahakan,

diperdagangkan dan yang sejenis dengannya. Sedangkan yang

tidak konkret, maksudnya harta tersebut berpotensi untuk

berkembang di tangannnya sendiri maupun di tangan oleh orang

lain, tetapi atas namanya. Berdasarkan syarat tersebut, Yusuf

Qardhawi mengambil kesimpulan bahwa setiap harta yang

berkembang atau berpotensi untuk berkembang termasuk dalam

objek atau sumber zakat.

Harta yang tidak berkembang dan tidak berpotensi untuk

dikembangkan tidak wajib dikenai zakat, sesuai dengan hadits

rasulullah Saw. Yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa “seorang

muslim tidak wajib mengeluarkan zakat dari kuda dan budaknya”

(Anshori. 2006: 27).

3) Melebihi kebutuhan pokok

Artinya harta yang dimiliki oleh seseorang itu melebihi

kebutuhan pokok yang diperlukan bagi diri sendiri dan keluarganya

Page 40: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

40

untuk hidup wajar sebagai manusia. Para ulama berselisih pendapat

dalam hal ini, apakah harta yang dikeluarkan zakatnya harta

berpenghasilan bersih setelah dikurangi kebutuhan primer ataukah

harta penghasilan kotor. Di sisi lain kebutuhan primer setiap orang

bersifat relatif dan tidak terukur, sehingga jika syarat surplus dari

kebutuhan primer di berlakukan dapat dipastikan banyak yang

tidak membayar zakat, walaupun sudah memiliki hartamelebihi

nishabnya.

Ulama madzhab Hanafi menentukan bahwa harta yang

dikeluarkan zakatnya adalah harta yang bersih setelah dikurangi

kebutuhan rutin. Alasan ini cukup kuat, karena zakat diwajibkan

bagi orang kaya. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Saw “tidak

wajib bayar zakat kecuali orang kaya”. Manakala pendapatan

seseorang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian diri dan

keluarganya berarti dia tidak termasuk orang kaya, kecuali jika

setelah kebutuhan keluarganya terpenuhi masih memiliki kelebihan

yang mencapai nishab, berarti ia wajib bayar zakat.

Hal ini juga dikuatkan al-Qur’an dalam surat al-Baqarah

ayat 219, yang artinya:”dan mereka bertanya kepadamu apa yang

mereka nafkahkan. Katakanlah “yang lebih dari keperluan”.

Menurut Ibnu Abbas “sesuatu yang lebih adalah sesuatu yang lebih

dari kebutuhan sekarang (Anshori, 2006: 27-28).

Page 41: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

41

4) Bersih dari hutang

Artinya harta yang dimiliki oleh seseorang itu bersih dari

hutang, baik hutang kepada Allah (nazar, wasiat) maupun hutang

kepada sesama manusia. Zakat juga hanya dikenakan jika terbebas

dari hutang karena hutang merupakan beban yang harus ditunaikan

(Anshori, 2006: 28).

5) Mencapai nishab

Menurut pendapat jumhur ulama harus mencapai nishab

yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban

zakat. Contohnya nishab zakat emas adalah 85 gram, nishab zakat

hewan ternak kambing adalah 40 ekor dan sebagainya

(Hafidhuddin, 2002: 24).

6) Mencapai masa haul

Artinya, harta tersebut harus mencapai waktu tertentu

pengeluaran zakat, biasanya dua belas bulan Qamariyah, atau

setiap kali setelah menuai. Harta-harta yang disyaratkan cukup

setahun dimiliki nishabnya adalah binatang ternak, emas dan perak,

binatang perniagaan. Sedangkan harta-harta yang tidak disyaratkan

haul setiap tahun adalah tumbuh-tumbuhan ketika menuai dan

barang temuan ketika ditemukan (Anshori, 2006: 29).

5. Syarat Penerima Zakat

Yang berhak menerima zakat menurut ketentuan al-Qur’an surat at-

Taubah ayat 60 adalah:

Page 42: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

42

a. Fakir

1) Menurut Hanafi, fakir adalah orang yang mempunyai harta kurang

dari se-nishab atau mempunyai se-nishab atau lebih, tetapi habis

dengan hajatnya.

2) Menurut Maliki, fakir adalah orang yang mempunyai harta, sedang

hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam masa satu

tahun, orang yang mempunyai penghasilan tetapi tidak mencukupi

kebutuhannya.

3) Menurut Hambali, fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta,

atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.

4) Menurut syafii fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan

usaha atau mempunyai harta atau usaha yang kurang dari seperdua

kebutuhannya dan tidak ada orang yang berkewajiban member

belanja (Anshori, 2006: 29).

b. Miskin

1) Menurut Hanafi, miskin adalah orang yang tidak mempunyai harta

satupun jua.

2) Menurut Maliki, miskin adalah orang yang tidak mempunyai harta

satupun juga.

3) Menurut hambali, miskin adalah orang yang mempunyai harta

seperdua kebutuhannya atau lebih tetapi tidak mencukupi.

Sedangkan Menurut syafii, miskin adalah orang yang mempunyai

harta seperdua kebutuhannya atau lebih tetapi tidak mencukupi.

Page 43: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

43

Atau orang yang biasa berpenghasilan, tetapi tidak mencukupi.

Memiliki rumah dan perabot rumah tangga yang dipakainya sehari-

hari tidak dihitung sebagai kekayaan (Anshori, 2006: 30).

c. Amil

Semua mazhab bersepakat bahwa yang dinamakan dengan amil

adalah pengurus zakat, penulis, pembagi, penasehat, yang bekerja

untuk kepentingan zakat (Anshori, 2006: 30).

d. Muallaf

Menurut imam Syafii sebagaimana yang dikutip oleh Anshori (2006:

31) menyatakan bahwa muallaf adalah sebagai berikut:

1) orang yang baru masuk Islam sedang imamnya belum teguh.

2) orang Islam yang berpengaruh pada kaumnya. Apabila ia diberi

zakat, orang lain atau kaumnya akan masuk Islam.

3) Orang Islam yang berpengaruh terhadap orang kafir.

4) Kalau ia diberi zakat maka orang islam akan terhindar dari

kejahatan kafir yang ada dibawah pengaruhnya dan orang yang

menolak kejahatan terhadap orang yang anti zakat.

e. Riqab

Adalah hamba yang telah dijanjikan oleh tuannyabahwa dia boleh

menebus dirinya, hamba itu diberi zakat sekedar menebus dirinya

(Anshori, 2006: 31).

f. Gharim

Ada tiga macam kategori ghorim menurut syafii yaitu sebagai berikut:

Page 44: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

44

1) Orang yang berhutang karena mendamaikan antara dua orang yang

berselisih.

2) Orang yang berhutang untuk dirinya sendiri untuk kepentingan

mubah maupun tidak mubah, tetapi ia sudah bertaubat.

3) Orang yang berhutang karena jaminan hutang orang lain, sedang ia

dan jaminannya tidak dapat membayar hutang tersebut (Anshori,

2006: 31).

g. Sabilillah

Adalah balatentara yang membantu dengan kehendaknya sendiri,

sedang ia tidak mendapatkan gaji yang tertentu dan tidak pula

mendapat bagian dari harta yang disediakan untuk keperluan

peperangan dalam dewan balatentara. Orang ini diberi zakat meskipun

ia kaya sebanyak keperluannya untuk masuk ke medan perang seperti

membeli senjata, kuda atau peperangan lainnya (Anshori, 2006 :33).

h. Ibnus sabil

Menurut Syafii, Ibnu sabil adalah orang yang dalam perjalanan yang

halal, sekedar ongkos sampai kepada maksudnya. Bahwa ia sangat

membutuhkan bantuan, bukan untuk maksiat tetapi dengan tujuan yang

sah (Anshori, 2006: 33).

6. Macam-Macam Zakat

a. Zakat fitrah

Page 45: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

45

Zakat fitrah disyariatkan pada tahun kedua bulan syaban. Maka sejak

saat itu pula zakat fitrah menjadi pengeluaran wajib yang dilakukan

setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga

yang wajar pada malam dan hari raya idul fitri, sebagai tanda syukur

kepada Allah karena telah selesai menunaikan ibadah puasa.

1) Syarat-syarat wajib zakat fitrah sebagai berikut:

a) Islam

b) Orang itu ada sewaktu terbenam matahari penghabisan bulan

ramadhan. Sedangkan orang yang meninggal pada waktu

ifthor, tidak wajib mengeluarkan zakat ataupun orang yang

lahir setelah itu.

c) Mempunyai kelebihan harta keperluan makanan untuk dirinya

sendiri dan orang-orang yang wajib dinafkahi.

2) Waktu-waktu membayar zakat fitrah

Waktu wajib membayar zakat fitrah pada asalnya adalah sewaktu

terbenam matahari pada malam hari raya Idul Fitrah. Tetapi tidak

ada larangan apabila membayar sebelum waktu tersebut, asalkan

masih tetap dalam hitungan bulan ramadhan. Waktu-waktu tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Waktu mubah yaitu pada awal bulan Ramadhan sampai

penghabisan Ramadhan.

b) Waktu wajib yaitu dari penghabisan terbenamnya matahari

penghabisan bulan Ramadhan (malam hari raya Idul Fitri),

Page 46: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

46

tujuannya adalah agar fakir miskin pada hari raya dapat

merayakan hari kemenangannya juga.

c) Waktu sunnah yaitu selepas shalat subuh sebelum pergi shalat

hari raya (waktu fajar 1 syawal). Biasanya muzakki sudah

mengetahui secara pasti siapa mustahiqnya.

d) Waktu makruh yaitu membayar zakat selepas shalat Id, tetapi

sebelum terbenamnya matahari pada hari raya tersebut.

e) Waktu haram yaitu dibayar sesudah terbenam pada hari raya

(Anshori, 2006: 42).

b. Zakat mal atau zakat harta

Adalah bagian dari harta kekayaan seseorang juga (badan hukum)

yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu dalam

jumlah minimal tertentu (Anshori, 2006: 46).

Adapun Unsur-unsur zakat sebagai berikut:

1) Orang yang mengeluarkan zakat (muzakki)

2) Harta yang wajib dizakati meliputi emas dan perak, perdagangan

dan perusahaan, hasil pertanian, hasil perkebuanan dan hasil

perikanan, hasil tambang, hasil peternakan, hasil pendapatan dan

jasa dan rikaz (Anshori, 2006: 21-23). Menurut Hafiddudin (2002:

93-121) menambahkan kewajiban harta yang wajib dizakati dalam

perekonomian modern, terdapat kriteria zakat modern yang di

kelompokkan kedalam sepuluh bagian zakat antara lain:

a) zakat profesi

Page 47: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

47

b) zakat perusahaan

c) zakat surat-surat berharga

d) zakat perdagangan mata uang

e) zakat hewan ternak yang diperdagangkan

f) zakat madu dan produk hewani

g) zakat investasi property

h) zakat asuransi syariah

i) zakat usaha tanaman anggrek, sarang burung wallet, ikan hias

j) zakat rumah tangga modern.

3) Penerima zakat (mustahiq)

Golongan orang yang yang menerima zakat yaitu ada 8 asnaf

diantaranya adalah faqir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim,

sabilillah, dan ibnu sabil (Anshori, 2006: 24).

4) Amil

Adalah pengelola zakat yang diorganisasikan dalam suatu badan

atau lembaga. Amil memiliki kekuatan hukum secara formal untuk

mengelola zakat. Dengan adanya amil, menurut Abdurrahman

sebagaimana yang dikutip oleh Ansori (2006: 25) akan memiliki

beberapa ketentuan formal, antara lain:

a) Menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat

b) Menjaga perasaan rendah diri pada mustahiq zakat

c) Untuk mencapai efisien dan efektifitas zakat

Page 48: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

48

d) Memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan

pemerintahan yang Islami.

3. Zakat Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun2011

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2011 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud dengan zakat adalah harta yang wajib

dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang diberikan kepada

yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam.

Adapun Dasar hukum zakat pada Undang-Undang Republik

indonesia Nomor 38 Tahun 1999, terdapat pasal 2 yang berbunyi setiap

warga negara Indonesia yang beragama islam mampu atau badan yang

memiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.

Sedangkan penjelasan dari Pasal 2 Yang dimaksud dengan warga

negara Indonesia adalah warga negara Indonesia yang berada atau yang

menetap baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Pengumpulan yang terdapat pada Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Thun 2011, pasal 21 ayat (1) dan (2), pasal 22, pasal

23 ayat (1) dan ayat (2), pasal 24 yaitu sebagai pada 21 menjelaskan, (a)

Dalam rangka pengumpulan zakat, muzakki melakukan perhitungan

sendiri atas kewajiban zakatnya. (b) Dalam hal tidak dapat menghitung

sendiri kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan BAZNAS.

Sedangkan Pasal 22 menjelaskan mengenai, Zakat yang dibayarkan

oleh muzakki kepada BAZNAS atau LAZ dikurangkan dari penghasilan

kena pajak dan pasal 23 menjelaskan BAZNAS atau LAZ wajib

Page 49: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

49

memberikan bukti setoran zakat kepada setiap muzaki, bukti setoran zakat

sebagaiman dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pengurang

penghasilan pajak.

Adapun pengumpulan zakat sesuai dengan pasal 24 menjelaskan

lingkup kewenangan pengumpulan zakat oleh BAZNAS, BAZNAS

provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota diatur dalam peraturan

pemerintah.

1. Pengelolaan Zakat

Pengelolaan zakat yang terdapat pada Undang-Undang republik

Indonesia Nomor 38 Tahun 1999, Pasal 6 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5)

adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk

oleh pemerintah.

b. Pembentukan badan amil zakat meliputi:

1) Nasional oleh pemerintah atas usul menteri

2) Daerah provinsi oleh gubernur atas usul kepada kantor

wilayah departemen agama provinsi

3) Daerah kabupaten atau daerah kota bupati atau walikota atas

usul kepala kantor departemen agama kabupaten tau kota

4) Kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama

kecamatan

c. Badan amil zakat di semua tingkatan memiliki hubungan kerja

yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan informatif.

Page 50: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

50

d. Pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan

pemerintah yang memenuhi persyaratan tertentu.

e. Organisasi badan amil zakat terdiri atas unsur pertimbangan, unsur

pengawas, dan unsur pelaksana.

Adapun penjelasan dari pasal 6 ayat (1), (2) huruf d, dan (5) di atas

adalah sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan pemerintah pada ayat (1) adalah

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah pusat membentuk

badan amil zakat nasional yang berkedudukan di ibu kota negara.

Pemerintah daerah membentuk badan amil zakat daerah yg berkedudukan

di ibu kota provinsi, kabupaten atau kota, dan kecamatan.

Sedangkan pada Ayat (2) huruf d menjelaskan mengenai, Badan

amil zakat kecamatan dapat membentuk unit pengumpulan zakat atau di

kelurahan. Serta pada Ayat (4) Yang dimaksud dengan msyarakat ialah

ulama, kaum cendekia, dan tokoh masyarakat setempat. Adapaun

dimaksud dengan memenuhi persyaratan tertenu, antara lain, memiliki

sifat amanah, adil, berdedikasi, profesional, dan berintegritas tinggi.

Unsur pertimbangan dan unsur pengawas yang dimaksud pada ayat

(5) adalah terdiri atas para ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, dan

wakil pemerintah dan unsur pelaksana terdiri atas unit administrasi, unit

pengumpul, unit pendistribusi, dan unit lain sesuai dengan kebutuhan.

Serta untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, dapat dibentuk unit

Page 51: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

51

pengumpul zakat sesuai dengan kebutuhan di instansi pemerintah dan

swasta, baik di dalm negeri maupun di luar negeri.

2. Asas dan Tujuan Zakat

Asan dan tujuan zakat pada Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2011, terdapat pasal 2 dan pasal 3 yaitu Pengelolaan

zakat berasaskan sebagai berikut:

a. Syariat islam

b. Amanah

c. Kemanfaatan

d. Keadilan

e. Kepastian hukum

f. Akuntabilitas

Pengelolaan zakat pada pasal 3 bertujuan untuk, meningkatkan

efektivitas dan efesiensi pelayanan dalam pengeolaan zakat, meningkatkan

manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

penanggulangan kemiskinan.

3. Pendayagunaan Zakat

Pendayagunaan zakat yang terdapat pada Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2011, terdapat pada pasal 27 ayat (1), (2)

dan (3) adalah sebagai berikut:

a. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka

penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

Page 52: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

52

b. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar

mustahik tekah terpenuhi sedangkan Ketentuan lebih lanjut

nengenai pendayagunaan zakat untuk usaha produktif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan perturan

menteri.

4. Macam-macam Zakat menurut undang-undang No. 23 Tahun 2011 ada

2 yaitu :

a. Zakat mal

b. Zakat fitrah

Adapun macam zakat mal pada ayat (1) Undang-undang tentang zakat

menjelaskan meliputi:

1) Emas, perak dan logam mulia

2) Uang dan surat berharga

3) Perniagaan

4) Pertanian, perkebunan dan kehutanan

5) Peternakan dan perikanan

6) Pertambangan

7) Perindustrian

8) Pendapatan dan jasa serta rikaz

Zakat mal tersebut merupakan harta yang dimiliki oleh muzaki

perseorangan atau badan usaha. Sedangkan syarat tata cara penghitungan

zakat mal dan zakat fitrah dilaksanakan sesuai dengan syariat islam.

Page 53: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

53

5. Tugas BAZNAS atau LAZ dalam melaksanakan tugas dalam pasal 6

menyelenggarakan fungsi meliputi:

a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan

zakat.

b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan

zakat.

c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, pengelolaan zakat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BAZNAS dapat

bekerjasama dengan pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara

tertulis kepada presiden lewat menteri dan kepada dewan perwakilan

rakyat republik Indonesia paling sedikit (satu) kali dalam 1 (Satu) tahun.

Selain menerima zakat BAZNAS atau LAZ juga dapat menerima

infak, sedekah, dan dana social keagamaan lain. Sedangkan

pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah dan dana social

dilakukan dengan syariat islam dan dilakukan sesuai dengan peruntukan

yang diikrarkan oleh pemberi. Pengelolaan infak, sedekah dan dana social

keagamaan lainya harus dicatat dalam pembukuan tersendiri.

6. Pelaporan pengelolaan zakat

Untuk menciptakan kinerja yang baik suatu lembaga harus mempunyai

tata kelola yang baik pula dengan ini sesuai dengan pasal 29 tentang

pengelolaan zakat maka pelaporan BAZNAS atau LAZ sebagai

berikut:

Page 54: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

54

a. BAZNAS kabupaten/kota wajib menyampaikan pelaksanaan

pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana social keagamaan

lainya kepada BAZNAS provinsi dan pemerintah daerah secara

berkala.

b. BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporan pelaksanaa zakat,

infak, sedekah, dan dana social keagamaan lainya kepada

BAZNAS dan pemerintah daerah seacara berkala.

c. LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat,

infak, sedekah, dan dana sosial lainnya kepada BAZNAS

pemerintah daerah secara berkala.

d. BAZNAS wajib menyampaikan laporan pelaksanaa pengelolaan

zakat, infak, sedekah, dan dana social keagamaan lainnya kepada

menteri secara berkala.

e. Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan melalui media

cetak atau elektronik.

7. Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Zakat

Untuk mewujudkan pelaksanaan zakat secara baik dan adil, tepat

sasaran dan berdayaguna tinggi maka perlunya manajemen

pengawasan terhadap lembaga pengelola zakat, adapun pengawasan

lembaga zakat yang telah diatur oleh Undang-undang No. 23 tahun

2011 Tentang pengelolaan zakat meliputi sebagai berikut:

a. Menteri melaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap

BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan Laz.

Page 55: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

55

b. Gubernur dan Bupati/Wali kota melaksanakan pembinaan dan

pengawasan terhadap BAZNAS provinsi, BAZNAS

kabupaten/Kota, dan LAZ sesuai dengan kewenangannya meliputi,

fasilitasi, sosialisasi, dan edukasi.

B. Tinjauan Umum tentang Pengelolaan Zakat

1. Pengert pengelolaan zakat

ثنا ثنا ادوا د بد اا بدد ر أبو حد ثنى اار أبو حد اى اار بد بد ا ي حد ا مود ثنى د أا أبى حد

ا اد د بد د د لى اد د ا ا الد نى الد اا اا اد اا أ د ا فل م د أ د اا أ د

اوا دد لى د ا كنا ح د ناا - الي ل صلى- . كنا ح د د

Artinya: Imran bin Husain pernah diangkat untuk mengurus/mengelola harta

zakat dan ia menceritakan bahwa kami menarik zakat dari pengalaman kami

menarik zakat pada zaman nabi Muhamad saw begitu juga kami

menyalurkannya. (HR.Bukhari no 1883)

Ini adalah satu dari sekian banyak hadist nabi dalam kitab shahih

Bukhari dan shahih Muslim yang menceritakan tentang pengelolaan zakat

pada masa nabi dan setelahnya. Inti dari kisah tersebut adalah bahwa

semua pengelola zakat pasca zaman nabi Muhammad saw selalu berusaha

menyesuaikan kerja pengelolaan zakat mereka seperti pengelolaan di masa

nabi Muhammad saw.Dengan demikian wajarlah dan sudah seharusnya

kita selalu mengevaluasi kinerja pengelolaan zakat kita agar selalu sesuai

dengan pengelolaan zakat di zaman nabi saw walaupun tidak harus kaku

dan selalu khawatir dalam berijtihad dalam hal-hal yang multi tafsir atau

tidak ada teksnya sama sekali (Bisyri. 2011: TH).

Page 56: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

56

Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2011 menyatakan bahwa

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat.

Pengelolaan zakat oleh lembaga zakat, apalagi yang memiliki

kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan antara lain:

a. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.

b. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahiq zakat apalagi

berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.

c. Untuk mencapai efisien dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam

penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu

tempat.

d. Untuk memperlihatkan syiar islam dalam semanagt penyelenggaraan

pemerintahan yang islami (Hafidhuddin, Didin.2002: 126)

2. Asas dan Tujuan Pengelolaan Zakat

Menurut Pasal 4 UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

Zakat bahwa pengelolaan zakat berasaskan iman dan takwa, keterbukaan,

dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945. Pasal 5 menyebutkan pengelolaan zakat bertujuan:

a. Meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat

sesuai dengan tuntunan agama.

Page 57: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

57

b. Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.

C. Tinjauan Umum Tentang Lembaga Amil Zakat (LAZ)

1. Pengertian Lembaga Amil Zakat (LAZ)

Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disebut LAZ adalah

Lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu

pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat sesuai dengan

Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

Sementara itu, tugas Lembaga Amil zakat dalam Pasal 17 Undang-

undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat menyatakan tugas

LAZ untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan,

pendistribusian dan pendayagunaan zakat, maka masyarakat dapat

membentuk LAZ.

2. Pembentukan Lembaga Amil Zakat

Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Pasal 18

Pembentukan Lembaga Amil Zakat wajib mendapat izin Menteri atau

pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. Izin sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) hanya diberikan apabila memenuhi persyaratan paling sedikit:

a. Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan.

b. Islam yang mengelola bidang pendidikan.

c. Dakwah, dan sosial.

Page 58: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

58

d. Berbentuk lembaga berbadan hukum.

e. Mendapat rekomendasi dari BAZNAS.

f. Memiliki pengawas syariat.

g. Memiliki kemampuan teknis, administratif.

h. Keuangan untuk melaksanakan kegiatannya bersifat nirlaba.

i. Memiliki program untuk mendayagunakan.

j. Zakat bagi kesejahteraan umat; dan bersedia diaudit syariah dan

diaudit keuangan secara berkala.

3. Keanggotaan Lembaga Amil Zakat

Berdasarkan pada Pasal 8 Undang-undang No. 23 Tahun 2011

keanggotaan Lemabga Amil Zakat yang tugasnya hanya membatu Badan

Zakat Amil Nasional (BAZNAS) maka kelembagaan ini tetap sesuai

dengan kelembagaan BAZNAS sesuai dengan undang-undang yang ada

dalam hal ini Undang-undang No. 23 Tahun 2011.

Keanggotaan sebagai berikut:

a. BAZNAS terdiri atas 11 (sebelas) orang anggota.

b. Keanggotaan BAZNAS terdiri atas 8 (delapan) orang dari unsur

masyarakat dan 3 (tiga) orang dari unsur pemerintah.

c. Unsur masyarakat terdiri atas unsur ulama, tenaga profesional, dan

tokoh masyarakat Islam.

d. Unsur Pemerintah dapat ditunjuk dari kementerian/instansi yang

berkaitan dengan pengelolaan zakat.

e. BAZNAS dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua.

Page 59: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

59

Sedangkan pada Pasal 9 adalah masa kerja anggota BAZNAS

dijabat selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu)

kali masa jabatan. Pada pasal 10 Anggota BAZNAS diangkat dan

diberhentikan oleh sebagai berikut:

1) Presiden atas usul Menteri.

2) Anggota BAZNAS dari unsur masyarakat diangkat oleh Presiden atas

usul Menteri setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia.

3) Ketua dan Wakil Ketua BAZNAS dipilih oleh anggota.

Adapun Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai anggota

sesuai dengan pasal 11 Undang-undang No. 23 Tahun 2011 adalah

BAZNAS sedikit harus:

a) warga negara Indonesia.

b) Beragama Islam bertakwa kepada Allah SWT.

c) Berakhlak mulia.

d) Berusia minimal 40 (empat puluh) tahun.

e) Sehat jasmani dan rohani dan tidak menjadi anggota partai politik.

f) Memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat dan tidak pernah

dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam

dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.

Sedangkan pemberhentian anggota berdasarkan pasal 12 Undang-

undang No. 23 Tahun 2011 adalah sebagai Anggota BAZNAS

diberhentikan apabila:

Page 60: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

60

(1) meninggal dunia.

(2) Habis masa jabatan.

(3) Mengundurkan diri.

(4) Tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara terus

menerus; atau tidak memenuhi syarat lagi sebagai anggota.

4. Pelaporan Lembaga Amil Zakat

Pelaporan Lembaga Amil Zakat sesuai dengan Undang-undang No.

23 Tahun 2011 pada pasal 19 dan 20 adalah LAZ wajib melaporkan

pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

yang telah diaudit kepada BAZNAS secara berkala sedangkan Ketentuan

lebih lanjut mengenai persyaratan organisasi, mekanisme perizinan,

pembentukan perwakilan, pelaporan, dan pertanggungjawaban LAZ

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

5. Peran dan Fungsi Lembaga Amil Zakat

Lembaga Amil Zakat diakui oleh Undang-Undang sebagai bentuk

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah

di Indonesia. Pasal 1 poin 1 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

menyebutkan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian

serta pendayagunaan zakat.

Berdasarkan ketentuan di atas terdapat tiga peran yang dimainkan

dalam pengelolaan zakat, yaitu operator, pengawas dan regulator. Peran

Page 61: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

61

yang dimainkan LAZ hanya sebagian kecil, yaitu sebagai operator

(Ramadhita, 2010).

Sedangkan peran yang lain menjadi kewenangan pemerintah. Peran

ini diatur dalam Pasal 8 yang menyatakan badan amil zakat sebagaimana

dimaksud pada Pasal 6 dan lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud

pada Pasal 7 mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan

dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.

LAZ dengan BAZ memiliki peran dan kedudukan yang sama, yaitu

membantu pemerintah mengelola zakat. Keduanya berdiri sendiri dalam

melakukan aset zakat. Keberadaan LAZ maupun BAZ harus mampu

mewujudkan tujuan besar dilaksanakannya pengelolaan zakat, seperti

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penunaian zakat,

meningkatkan fungsi pranata keagamaan untuk mewujudkan ke

sejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil

gunaan daya guna zakat (Fakhruddin, 2008: 253-254).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

yang baru, membawa perubahan terhadap peran LAZ dalam menjalankan

fungsi pengelolaan zakat. Pasal 17 yang menyatakan bahwa untuk

membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan dan

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk

LAZ. Jika dalam Undang-Undang yang lama posisi keduanya dipandang

sejajar dan seimbang dalam menjalankan fungsi pengelolaan zakat, dalam

Undang-Undang yang baru ini peran LAZ menjadi dikerdilkan dan

Page 62: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

62

diposisikan sebagai subordinat dari BAZ yang di bentuk oleh pemerintah.

Pergeseran inilah yang ditentang oleh LAZ-LAZ yang tergabung dalam

Forum Zakat, bahkan ada wacana untuk melakukan judicial review kepada

Mahkamah Konstitusi, meskipun instrumen yang keberlakuannya, yaitu

Peraturan Pemerintah diberi tenggat satu tahun (Fadjar, 2012: 1).

Adapun syarat-syarat seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat atau

pengelola zakat harus memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut:

a. Beragam islam.

Zakat adalah salah satu urusan utama kaum muslilin yang termasuk

rukun islam (rukun islam ketiga), karena itu sudah saatnya apabila

urusan penting kaum muslimin ini diurus oleh sesama muslim.

b. Mukallaf yaitu orang dewasa yang sehat akal pikirannya yang siap

menerima tanggung jawab mengurus urusan umat.

c. Memiliki sifat amanah atau jujur. Sifat ini sangat penting karena

berkaitan dengan kepercayaan umat. Artinya para muzakki akan

dengan rela menyerahkan zakatnya melalui lembaga pengelolaan

zakat, jika lembaga ini memang patut dan layak dipercaya.

Keamanahan ini diwujudkan dalam bentuk transparansi (keterbukaaan)

daam menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara berkala dan

juga ketepatan penyalurannya sejalan dengan ketentuan syariah

islamiyyah.

d. Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang menyebabkan ia

mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan dengan

Page 63: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

63

zakat kepada masyarakat. Dengan pengetahuan tentang zakat yang

relatif memadai, para amil zakat diharapkan terbebas dari kesalahan

dan kekeliruan yang diakibatkan dari kebodohannya pada masalah

zakat tersebut.

e. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-

baiknya. Amanah dan jujur merupakan syarat yang sangat penting juga

harus ditunjang oleh kemampuan dalam melaksanakan tugas.

Perpaduan antara amanah dan kemampuan inilah yang akan

menghasilkan kinerja yang optimal.

f. Syatar yang tidak kalah pentingnya, hemat penulis adalah

kesungguhan amil zakat dalam melaksanakan tugasnya. Amil zakat

yang baik adalah amil zakat yang full-time dalam melaksanakan

tugasnya, tidak asal-asalan dan tidak pula sambilan. Banyaknya amil

zakat yang sambilan dalam masyarakat kita menyebabkan amil zakat

tersebut pasif dan hanya menunggu kedatangan muzakki untuk untuk

membayarkan zakatnya atau infaknya. Dan sebagian besar adalah

bekerja pada bulan ramadhan saja. Kondisi semacam ini harus segera

dihentikan dan diganti dengan amil-amilyang serius, sungguh-sungguh

dan menjadikan pekerjaan amil zakat sebagai pilihan hidupnya (Al-

Qaradhawi. 1991: 586).

Page 64: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

64

BAB III

PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZIS SALATIGA

A. Gambaran Umum Tentang LAZis Salatiga

1. Sejarah berdirinya LAZis di Salatiga

LAZis, “lembaga Amil Zakat Al-Ihsan” Jateng cabang Salatiga,

adalah salah satu lembaga amil zakat yang konsentrasi pada bidang

pengumpulan zakat, infaq, shadaqah, dan waqaf serta dana kemanusiaan

lain milik ummat dan beranggung jawab terhadap upaya penyalurannya.

Berangkat dari kesadaran untuk lebih peduli dan berbagi, terutama

pada penanganan masyarakat yang tergolong mustahik di Jawa Tengah

dan diperlukan sebuah upaya pengentasan kemiskinan yang berbasis pada

pemberdayaan umat melalui program secara sistematis, maka pada tanggal

1 Agustus 2007 didirikanlah Lembaga Amil Zakat yang bernama Yayasan

Al-Ihsan Jawa Tengah dibawah notaris Ida Widiyanti, SH Nomor

193/IW/VII2007 tanggal 9 Agustus 2007.

Pada tanggal 15 Maret 2009, didirikanlah Lazis cabang yang ke-10

yaitu LAZis Jateng Cabang Salatiga Raya, sebagai sebuah lembaga amil

zakat, yang dikelola secara full time dengan konsentrasi penghimpunan

dan penyaluran berada di wilayah Salatiga Raya.

Pusat LAZis di Jawa Tengah berada di Jatingaleh, Semarang.

LAZis Jateng didirikan pada tahun 2007, sedangkan LAZis kota Salatiga

didirikan pada tahun 2009, yang bertempat di Jl. Nanggulan No. 46

Page 65: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

65

Salatiga yang dipelopori oleh Ibu Nishwatul Ula, SP, yang sekarang

menjadi pimpinan cabang di LAZis Cabang Salatiga ini.

2. Visi dan Misi

Visinya yaitu Bangkit dari kemiskinan menuju kemandirian Misi-nya

antara lain:

a. Membangun sistem manajerial kelembagaan yang amanah,

profesional, inovatif dan accountable.

b. Membangun jaringan internal dan eksternal LAZis Jateng dalam

penghimpunan dan pemberdayaan dana ummat.

c. Membangun asset-asset sosial ummat dalam sektor ekonomi,

pendidikan dan kesehatan.

d. Peningkatan kualitas sumber daya amilin secara periodik.

B. Struktur Lambaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Dewan Pembina : 1. Drs. Wiranto M.Kom

2. Drs. Fachrul Rozi M.Ag.

3. Rouf S.Si

Dewan Pengawas : 1. Edy Faozaeni, SE.Ak

2. H. Nurul Khamdi. BE

3. Hatta Syamsudin, Lc

Ketua yayasan : Sakidi, SE.Ak, M.Si

Wakil Ketua : Arif Nurhayadi

Sekretaris : Yanur Wibowo

Bendahara : Doso Sutrisno

PimpinanCabang

Salatiga

: Nishwatul Ula, S.P

Admin Keuangan Satya Meiyana A.Md

Page 66: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

66

Marketing dan

Fundrising

: 1. Bagas Laksono

2. Agus Setyawan

3. Purwanto

Programer : 1. Nur Ahmad

2. Rosidah,SE

Manager Pemberdayaan : Anis Kholisotul. M, S.Pdi

a. Layanan Ambulan : 1. Purwanto

2. Takim

b. Pendidikan : Nur Ahmad Yuli

c. Kesehatan : 1. dr. Adang

2. dr. Anis

3. Bidan Restu

4. Bidan Sri Wahyuni

5. Perawat Dewi

Kerjasamadengan

Lembaga Ekternal:

: 1. MBI

2. YDWN

3. YCI

4. SN

C. Gambaran Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga mengenai

Program Pemberdayaan Masyarakat

1. Pemberdayaan Masyarakat

Di lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah dalam

pemberdayaan masyarakat masih banyak sedekah, belum banyak yang

zakat sehingga dominan kerja LAZis Jateng Cabang Salatiga itu hanya

menghimpun menyalurkan, dan melaporkan.

Sedangkan program-program ada secara spesifik hanya ada

beberapa saja seperti tugas marketing hanya menghimpun dan

mengedukasi kepada masyarakat hal ini berkaitan dengan zakat harus

melewati lembaga amil zakat tidak langsung ke mustahiq.

Page 67: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

67

Adapun devisi-devisi program, yaitu melakukan pemberdayaan

kepada masyarakat dan sedangkan lembaga amil zakat berbeda dengan

orang yang menyalurkan zakat dalam hal ini setiap penyaluran zakat dari

lazis Jateng Cabang Salatiga tidak diberikan secara cuma-cuma ada timbal

balik kepada LAZis Jateng Cabang Salatiga sehingga masyarakat yang

diberi zakat tidak serta merta meminta zakat secara terus menerus tapi

bagaimana dana yang diberikan dalam bentuk qordul hasan sehingga

diharapkan yang tadinya mustahiq menjadi muzakki. Dalam hal lain

pemberdayaan masyarakat seperti beasiswa anak didik yang berprestasi,

agamanya bagus dll. Akan tetapi jika yang mendapatkan beasiswa tersebut

tidak memberikan raport yang baik maka dari lembaga akan mencabut

atas apa yang telah diberikan dari lembaga kepada penerima beasiswa

tersebut. (Wawancara dengan Manager LAZiS Jateng Cabang Salatiga

pada tanggal 25 Mei 2015).

2. Program Lembaga Amal Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga

Program yang dimiliki Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga ada sekitar enam program atau produk dan pada setiap

cabang Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga ada 3

program unggulan yang harus ada, yaitu:

a) Ambulance, 1 ambulance harus ada ketika zakat yang terkelola lebih dari

20 juta.

b) PMB ( Program Masyarakat Berdaya ).

Page 68: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

68

c) Program Ternak.

Namun di LAZis Jateng cabang Salatiga, terdapat 6 progam yang dinamai six

support terdiri dari:

a. Education Support

1) Yatim Center

Beasiswa terpadu Yatim-Dhuafa, 51 anak meliputi sebagai berikut:

a) SD : 39 anak @ Rp 50.000,-

b) SMP : 12 anak @ Rp 65.000,-

c) SMA : 1 anak @ Rp 150.000,-

2) Sekolah Penghafal Al-Qur’an (SPA), PIDI (Pesantren Islam Darul

Islam) sebagai berkut:

a) Jumlah santri ; 29 siswa prestasi.

b) Kelulusan UAN 100% Tahun (2009 dan 2010).

c) Juara III Lomba Mapel Matematika se-Kabupaten Demak.

d) Juara III Lomba MTQ Putri Cabang Tilawah se-Kabupaten

Demak.

e) Ranking II NEM Terbaik SMP/Swasta se-Kabupaten Demak.

f) Juara Harapan I Lomba TEHMASA SMP/MTS se-Kabupaten

Demak.

3) Donasi orang tua asuh SPA senilai Rp 350.000,-/bulan.

4) Donasi biasa; Infaq rutin Rp 50.000,-/bulan.

5) Beasiswa STIMIK Antar Bangsa dan Focus

Sedangkan beasiswa STIMIK antar Bangsa terdiri dari sebagai berikut:

Page 69: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

69

a) jumlah mahasiswa : 4 Mahasiswa.

b) Donasi orangtua asuh rutin :Rp500.000/bulan.

c) Donasi infaq, infaq rutin :Rp100.000/bulan.

Beasiswa Focus sebagai berikut:

a) Jumlah mahasiswa 10 mahasiswa.

b) Donasi orang tua asuh ; rutin Rp400.000/bulan.

c) Donasi Biasa; infaq rutin Rp500.000/bulan.

b. Economic Support

1) Kelompok Usaha Besama (KUBE) sebagai berikut:

a) Pengguliran Stimulant modal dalam suatu kelompok.

b) Dana berkisar Rp 500.000 sampai Rp 2.000.000/ orang.

c) Pendampingan/pertemuan rutin, pelatihan/training usaha,

gathering.

d) Sudah terbentuk 12 kelompok KUBE di kota Semarang.

e) Infaq program Rp 50.000/bulan.

2) Kandang Ternak Lohjinawi sebagai berikut:

a) Pemberian bantuan hewan ternak berupa kambing.

b) Hewan yang digulirkan 3 ekor (2 betina dan 1 jantan), peruntukan

bagi mustahik berkomitmen untuk bangkit, berubah dan keluar

dari kemiskinan.

c) Gunung pati : 4 kandang proses.

d) Ngaliyan : 3 proses, 1 Mandiri.

e) Banyumanik : 4 Mandiri.

Page 70: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

70

f) Tembalang : 4 Mandiri.

g) Mijen : 3 proses, 1 Mandiri.

h) Donasi investasi Rp 3,2 juta /tahun (setiap tahun dapat 1 ekor

kambing qurban selama 6 kali).

i) Infaq progam Rp 50.000/bulan.

3) Training Intesive Potong Rambut sebagai berikut:

a) Pengguliran stimulant.

b) Pelatihan/training usaha, pendampingan usaha, gathering.

c) Gelombang 1 : 5 orang (2 mandiri).

d) Gelombang 2 : 7 orang (proses mandiri).

e) Infaq program : Rp 50.000/bulan.

c. Health Support

Jaringan Medis Peduli Dhuafa ( JMPD) sebagai berikkut:

1) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis:telah membantu 194

orang.

2) Bantuan Persalinan : 3 ibu terbantu.

3) Pusat kesehatan yang dibentuk oleh LAZis Jateng cabang Salatiga

tersebut bernama “Pondok Bersalin Sahabat Bunda” yang bertempat di

Kecamatan Argomulyo, Salatiga. Pondok Bersalin Sahabat Bunda

LAZiS jateng bekerja sama dengan Bidan Sri Wahyuni A.Md keb.

memberikan pelayanan berupa: pemeriksaan kehamilan, persalinan,

perawatan setelah melahirkan, dan Keluarga Berencana (KB) gratis

yang diperuntukkan bagi golongan tidak mampu (dhuafa). Untuk

Page 71: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

71

mendapatkan pelayanan tersebut, maka terlebih dahulu haruslah

tercatat sebagai anggota (member) di Pondok bersalin tersebut.

Adapun persyaratan untuk menjadi anggota adalah sebagai berikut:

a) Membawa surat keterangan tidak mampu dari RT, RW, kelurahan

dan masjid setempat.

b) Usia kehamilan maksimal 7 bulan.

c) Mengisi formulir pendaftaran dengan dilengkapi persyaratan

administrasi berupa:

a) Photo copy kartu keluarga.

b) Photo copy KTP suami/istri.

c) Pas photo 4x6 ( 2 lembar ) suami/istri.

d) Photo copy surat nikah

Khitan Massal sebagai berikut:

1) Layanan khitan bagi Dhuafa bekerjasama dengan instansi mitra

LAZis Jateng.

2) Infaq program Rp 50.000,-/bulan.

3) Khitan Massal: telah membantu 93 anak, @ Rp 100.000,- (

Santunan + Bingkisan ).

d. Qurban Support

Qurban adalah pembagian kambing ketika hari besar idul kurban dengan

ketentuan sebagai berikut :

1) Calon peserta mengisi formulir kepesertaan Tabungan Qurban dengan

lengkap.

Page 72: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

72

2) Angsuran Qurban dapat dijemput petugas Lazis Jateng.

3) Lama mengangsur 10 kali.

4) Biaya administrasi Rp 100.000,- digunakan untuk operasional qurban,

apabila tabungan diambil.

5) Hewan qurban dikirim H-1 atau hari Tasyrik.

6) Jika hewan tidak sesuai (sakit/kurang bobot), maka dapat ditukar

dengan hewan lain atau uang kembali 100%.

Sedangkan Jenis Tabungan Qurban Mandiri sebagai berikut:

Lazis Jateng menyediakan hewan qurban bagi Muqorib dan Lazis

Jateng siap mengantar hewan qurban sampai tempat tujuan yang

diinginkan. Keuntungan dari penjualan hewan qurban untuk Program

Pemberdayaan Lazis Jateng.

Adapun Qurban Peduli yang ada di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga sebagai berikut:

Hewan qurban diamanahkan ke Lazis Jateng dalam program:

TYPE BERAT ( ± ) ANGSURAN/BULAN

Domba A 25-28 Kg Rp 80.000,-

Domba B 32-35 Kg Rp 100.000,-

Domba C 38-46 Kg Rp 120.000,-

Kambing A 30-35 Kg Rp 120.000,-

Kambing B 36-46 Kg Rp 140.000,-

Sapi A 220-250 Kg Rp 100.000,-

Sapi B 300-350 Kg Rp 125.000,-

Tabel : D.1 Hewan Qurban Peduli Di LAZiS Salatiga

e. Da’wah Support

1) Da’i Center ( Layanan Ustadz/Ustadzah ).

Page 73: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

73

2) Jumlah Ustadz : 14 Ustadz/Ustadzah.

3) Kajian Rutin KPP Pratama dan PT PLN ( Persero ) APJ Salatiga.

4) Program Mukena Bersih (Prokasih): Pengadaan mukena dan Layanan.

5) Jemput-Cuci-Antar mukena masjid dan mushola secara gratis. Telah

melayani 13 masjid.

6) Gerakan Cinta al-Quran (Gita Qur’an).

7) Penyaluran Mushaf al-Qur’an gratis ke masjid/mushola/komunitas

yang membutuhkan.

f. Ziswaf Support

1) “SS” Sedekah Shubuh

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap pagi Hamba Allah bangun, ada 2

malaikat yang turun ke Bumi. Malaikat yang satu berdo’a ; Ya Allah

berikan ganti (harta bagi orang yang berinfaq). Malaikat yang kedua

berdo’a ; Ya Allah berikan kebinasaan bagi orang yang menahan

(hartanya)”. (HR Mutafaqun Alaih).

2) Majalah Embun

Merupakan salah satu bentuk program dari Lazis yang mana Majalah

Embun juga berfungsi sebagai laporan atas kegiatan yang dilakukan

pada tiap bulannya.

3) Konter Zakat

Page 74: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

74

Menyediakan konter zakat di perkantoran untuk memudahkan pegawai

dalam membayar zakat, infak, shadaqah dan wakaf serta konsultasi

tentang ZISWAF.

4) Training Zakat

Pembekalan pemahaman dan pengetahuan tentang ZISWAF bagi duta

zakat dan masyarakat muslim.

Bagan : 2.1 Program Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga

Lembaga Amal Zakat

Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga

ZISWAF

Support

Dakwah

Support

Health

Support

Economic

Support

Qurban

Support

Education

Support

Page 75: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

75

D. Pengumpulan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga

Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah Cabang Salatiga dalam

pengumpulan zakat, mereka mempunyai 3 strategi pengumpulan zakat,antara

lain sebagai berikut:

a. Donatur atau orang yang memberi zakat datang sendiri ke kantor cabang

b. Duta zakat mendatangi ke rumah-rumah donatur baik secara kolektif

maupun individu. Maksudnya, Di lembaga ini mempunyai sistem MGM

(Muzakki Get Muzakki) seperti halnya satu orang mengajak atau menagih

anggotanya yang sudah ikut program ini.

c. Transfer, karena LAZiS JATENG ini cakupannya se-Indonesia jadi jika

kita ingin berzakat namun jangkauan rumah ke kantor LAZiS jauh,kita

dapat mentransfer zakat kita melalui Pos, Bank, dll.

d. Jemput langsung

Berdasarkan wawancara oleh Nishwatul Ula selaku pimpinan

cabang Salatiga tanggal 25 Mei 2015 menyatakan bahwa salah satu

mekanisme pengumpulan zakat adalah jemput langsung dimana ketika

seseorang mendapatkan brosur dari lazis lalu orang tersebut tertarik

sebagai donatur. Biasanya yang dilakukan donator tersebut pertama kali

lewat sms, kemudian donatur tersebut menyuruh pihak lazis untuk

menjemputnya guna memberikan zakat.

Page 76: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

76

E. Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga

1. Manajemen Pengelolaan Zakat

Manajemen pengelolaan lembaga Lembaga Amal Zakat Al-Ihsan

jateng Cabang Salatiga secara umum sudah terdapat SK (surat keputusan)

dari notaris, kemudian secara kelembagaan LAZis Cabang Salatiga masuk

dalam FOZ (forum zakat) yaitu forum untuk pengelola-pengelola zakat

tingkat nasional.

Pengelolaan di lazis cabang salatiga meliputi devisi program dan

devisi marketing:

a) Devisi program

Devisi program yaitu tujuannya melakukan pemberdayaan ekonomi

masyarakat dan dalam devisi program meliputi:

1) Program ekonomi

program ekonomi harapannya supaya adanya perubahan dari status

mustahiq berubah ke muzakki.

2) Program pendidikan

Program pendidkan meliputi malakukan pengajaran TPQ dan

memeberikan beasiswa kepada pelajar dengan ketentuan dan

syarat-syarat yang telah ditentukan oleh lazis.

3) Program layanan ambulan

Program ini bekerja sama dengan PLN yaitu berupa pinjaman

ambulan dari PLN, tetapi secara operasional PLN tetap membantu.

Page 77: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

77

4) Devisi Marketing

Dalam pengelolaan devisi marketing tugasnya adalah menjual

produk yang ada di lazis salatiga yaitu sedekah subuh. Sedangkan sedekah

subuh sendiri hanya nama produk saja akan tetapi kegiatan ini meliputi

sedekah yang dilakukan saat pagi hari atau saat subuh. Dalam produk

tersebut peminatnya paling banyak, karena dalam hadits Rasulullah

diriwayatkan oleh Muslim “ barang siapa ketika pagi mengeluarkan

hartanya, kemudian malaikat juga ikut mendoakannya dan Allah akan

memberikan keberkahan kepadanya” (Wawancara dengan Manager

LAZiS Jateng Cabang Salatiga pada tanggal 25 Mei 2015).

F. Pendistribusian Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga

Menurut wawancara dengan Nishwatul Ula selaku manajer lazis cabang

salatiga pada tanggal 25 Mei 2015 menyatakan bahwa pendistribusian zakat

disalurkan kepada delapan asnaf yaitu fakir, miskin, ibnu sabil, fisabilillah,

muallaf, orang yang memilki banyak hutang, amil, riqab ,akan tetapi sifatnya

tidak rutin. Misalkan terkadang yang namanya muallaf, garim tidak semerta-

merta langsung datang ke lazis untuk menunjukan seseorang tersebut

dikatakan muallaf atau gharim, yang lebih banyak disalurkan yaitu kepada

fakir, miskin.

Cara penyaluran zakat bisa direkomendasikan dari seseorang, dan orang

tersebut melaporkan ke lazis bahwa didaerah tempat tinggal orang tersebut

Page 78: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

78

terdapat seorang yang tergolong ekonominya lemah dan meminta pihak lazis

untuk membantunya. Di lazis cabang salatiga ada ketentuan atau tata cara

sebagai mustahiq yaitu pihak lazis menyediakan form biodata yang tujuannya

untuk mengetahui identitas calon mustahiq tersebut.

Sedangkan penyaluran zakat dalam bentuk lain juga ada yaitu melalui,

beasiswa yang disalurkan lewat sekolah-sekolah, mekanismenya dari devisi

program datang ke sekolah kemudian mendata berkaitan dengan siswa yang

ingin diberi beasiswa tersebut. Untuk pemberian beasiswa pendidikan

diberikan setiap seminggu sekali sekaligus ada pendampingan di Lembaga

Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga serat diarahkan untuk di beri

materi agama, TPA, selama mendapatkan beasiswa dari lembaga ini.

Adapun cara pendistribusian, antara lain:

1. 40% digunakan untuk edukasi

2. 30% digunakan untuk anak yatim

3. 20% digunakan untuk Program ekonomi

4. Dan 10% untuk lain-lain.

Dalam hal ini di LAZiS Jateng Cabang Salatiga ini, dari penghimpunan

dana zakat yang terkumpul, dananya bisa dialokasikan ke dalam program-

program yang telah tertera diatas tadi. Jadi masyarakat tidak hanya akan

mendapatkan zakat seperti pada umumnya namun LAZiS menyesuaikan

dengan kebutuhan apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat.

Page 79: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

79

Mekanisme Alur Penyaluran Dana

Penghimpunan LAZiS Jateng

Bagan :F.1 Mekanisme Alur Penaluran Zakat

Keterangan:

1. Penghimpunan Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

2. Pengajuan Proposal dan Rencana Anggaran Belanja (RAB)

3. Posting ke lembaga

4. Laporan dari lembaga ke LAZiS Jateng

Kebijakan Penghimpunan dan Penyaluran Lembaga sebagai berikut:

a. Semua penghimpun dana program dipungut lazis jateng

b. Akan diposting ke masing-masing lembaga dengan syarat pembuatan

proposal dan RAB yang ditunjuk kepada lazis jateng

c. Yang disalurkan lembaga setelah dipotong operational lazis

d. Pengajuan dana diajurkan kepada bagian penyalur lazis kota semarang

yang kemudian ditanda tangani oleh pincab dan direktur operasional

Dana ZIS/PROGRAM

LAZIS JATENG

LEMBAGA

1

3

2

4

Page 80: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

80

e. Penyaluran dana dengan cara ditransfer dana rekening lembaga

f. Setiap ahir bulan proposal dan RAB masuk lazis jateng, dana diposting

setiap awal bulan maksimal tanggal 3 (awal bulan)

g. Gaji pengelola diambilkan dari rekening lembaga. Dan diketahui pimpinan

lembaga

h. Sumber dana zis diposting sebagai berikut:

1) Untuk menutup potongan operasional 20% dari lembaga (Sesuai

dengan penghimpunan tidak terkait Lazis Jateng Cab. Di bulan

sebelumnya).

2) Untuk mekanisme pembagian akan dirapatkan dalam forum rapat

bulanan keuangan disetiap tanggal 3 (awal bulan).

i. Rapat dengan lembaga di inisiasi oleh direktur oprasinal

j. Format laporan disesuaikan dengan apa yang dicontohkan pak arip

k. Laporan dikumpulkan setiap tanggal 3 ditunjukan kepada direktur

penyalurkan LAZiS Jateng Pusat Cq. Cabang semarang.

l. Evaluasi perkembangan lembaga dilaksanakan setiap bulan sekali yang

dihadiri oleh pimpinan lembaga, direktur penyaluran pusat dan ketua

yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah

m. Adapun apabila ada perubahan maka harus disepakati oleh semua pihak

yang berkepentingan (Lembaga Mitra dan LAZiS Jateng)

Page 81: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

81

G. Hambatan Pengelolaan Zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga

Dalam melaksanakan pengelolaan zakat Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga memiliki beberapa kendala dalam mengelola zakat,

kendala tersebut antara lain

1. Kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

Pengelolaan Zakat; Dikarenakan sosialisasi mengenai Undang-Undang

Pengelolaan Zakat masih kurang, maka hal ini mengakibatkan ketidak

tahuan masyarakat mengenai lembaga pengelolaan zakat, sehingga

dalam prakteknya masyarakat masih membayarkan zakat di masjid-

masjid dilingkungannya.

2. Pemahaman Zakat

Dikarenakan kehidupan di kota Salatiga yang kurang agamis,

mengakibatkan pemahaman zakat kurang dimengerti dan ditaati oleh

masyarakat Kota Salatiga yang beragama Islam sebagai salah satu

kewajiban. Hal ini mengakibatkan kesadaran masyarakat untuk

melaksanakan zakat masih rendah. Kesadaran masyarakat Kota Salatiga

masih terbatas pada pelaksanaan zakat fitrah saja. Sedangkan untuk

melaksakan zakat mal, kesadaran masyarakat Kota Salatiga masih rendah.

3. Perbenturan Kepentingan

Selama ini pelaksanaan zakat dikelola oleh masjid-masjid dan pada

umumnya ruang lingkup masjid-masjid tersebut sangat terbatas, yaitu

pada tingkat rukun tangga (RT) atau rukun warga saja (RW). Biasanya

Page 82: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

82

pengumpulan dan pendistribusian zakat itu pun terbatas pada masyarakat

rukun tangga (RT) atau rukun warga (RW) tersebut. Sehingga dapat

terjadi salah satu masjid dapat mengumpulkan zakat dalam jumlah yang

sangat besar dan pendistribusiannya hanya terbatas pada lingkungan

masjid tersebut. Sedangkan pada masjid yang lain, zakat yang terkumpul

jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan

masyarakat. Hal ini menyebabkan pendistribusian zakat kurang merata.

Dengan dibentuknya Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga, diharapkan pengelolaan zakat dapat lebih terorganisasi dengan

baik. Salah satu tujuannya adalah pendistribusian zakat lebih merata dan

tidak menumpuk pada satu daerah saja, sehingga tujuan zakat untuk

pemerataan ekonomi dapat terwujud.

4. Tidak Adanya Sanksi yang Tegas.

Pada Undang-Undang Pengelolaan Zakat, tidak ada sanksi untuk orang

Islam maupun badan hukum yang dimiliki oleh orang Islam yang tidak

menunaikan zakat. Padahal pada Pasal 2 Undang-Undang 23 tahun 2011

tentang Pengelolaan Zakat disebutkan sebagai berikut : Setiap warga

Negara Indonesia yang beragama Islam dan maupun atau badan yang

dimiliki, untuk orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Sanksi

yang diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat hanyalah sanksi

bagi pengelola zakat (Wawancara dengan Manager LAZiS Jateng Cabang

Salatiga pada tanggal 25 Mei 2015).

Page 83: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

83

Bilamana terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola zakat,

yaitu karena kelalaiannya tidak mencatat dengan tidak benar harta zakat,

infaq, shadaqah, hibah, wasiat, waris dan karafat. Maka menurut Pasal 39

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat diancam

dengan hukuman penjara selama lima tahun dan atau denda sebanyak

Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dengan tidak adanya sanksi bagi

orang Islam maupun badan yang dimiliki oleh orang muslim, maka Undang-

Undang Pengelolaan Zakat tersebut kurang kuat, karena menurut ketentuan

agama Islam, pemerintah sebenarnya pemerintah memiliki kekuasaan untuk

memaksa warga negaranya untuk membayar zakat.

Page 84: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

84

BAB IV

ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZiS

JATENG CABANG SALATIGA

3. Analisis terhadap pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga.

Penunaian zakat bagi umat Islam Indonesia telah lama dilaksanakan

sebagai dorongan pengalaman dan penyempurnaan ajaran agamanya,

walaupun pelaksanaan dan pemberdayaannya masih bersifat tradisional, akan

tetapi lambat laun dalam perkembangannya mulai disadari bahwa jumlah umat

Islam mayoritas sebenarnya zakat merupakan sumber dana potensial namun

belum dimanfaatkan dan dikelola secara baik, terpadu dan optimal dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan umat. Karena itu, dalam proses perjalanan

sejarah, maka pada tanggal 23 September 1999 Bangsa Indonesia telah

memiliki hukum berupa Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat, yang pelaksanaan dan pedoman teknis diatur dalam

Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 yang telah disempurnakan

dengan keputusan Menteri Agama No. 373 tahun 2003 dan Keputusan

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Nomor D-29 Tahun 2000.

Page 85: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

85

Selama ini pengelolaan zakat berdasarkan Undang-Undang Nomor

38 Tahun 1999 tentan9 Pengelolaan Zakat dinilai sudah tidak sesuai lagi

dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga

perlu diganti. Pengelolaan zakat yang diatur dalam Undang-Undang No.

23 Tahun 2011 Tentang Pengelelolaan Zakat. Sedangkan dalam Undang-

undang No. 23 Tahun 2011 menyatakan bahwa Pengelolaan zakat adalah

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

Dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan tentang

pengelolaan zakat tersebut selangkah lebih maju Bangsa Indonesia untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penuaian dan pelayanan ibadah

zakat khususnya bagi umat Islam, karena zakat sebagai rukun Islam

merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan

diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan

yang baik (profesional, amanah, transparan dan bertanggung jawab) maka

zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk

memajukan bagi kesejahteraan masyarakat terutama pengentasan kemiskinan

dan pemberantasan kesenjangan sosial.

Menurut Pasal 2 Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Tentang

Pengelolaan zakat berasaskan, Syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan,

kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas, sesuai dengan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 3 menyebutkan Pengelolaan zakat

bertujuan:

Page 86: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

86

a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan

zakat.

b. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Temuan penulis dilapangan berkaitan pengelolaan zakat di Lazis

Jateng Cabang Salatiga bahwa Manajemen pengelolaan lembaga Lembaga

Amal Zakat Al-Ihsan jateng Cabang Salatiga sudah sesuai dengan Undang No.

23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat salah satunya adalah sudah terdapat

SK (surat keputusan) dari notaris, kemudian secara kelembagaan lazis cabang

salatiga masuk dalam FOZ (forum zakat) yaitu forum untuk pengelola-

pengelola zakat tingkat nasional.

Sementara itu, Pengelolaan di Lembaga Amil Zakat Al-ihsan Jateng

Cabang Salatiga meliputi devisi program dan devisi marketing:

a. Devisi program

Devisi program yaitu tujuannya melakukan pemberdayaan ekonomi

masyarakat dan dalam devisi program meliputi:

Program ekonomi

program ekonomi harapannya supaya adanya perubahan dari status

mustahiq berubah ke muzakki.

Program pendidikan

Program pendidkan meliputi malakukan pengajaran TPQ dan

memeberikan beasiswa kepada pelajar dengan ketentuan dan syarat-

syarat yang telah ditentukan oleh lazis.

Page 87: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

87

Program layanan ambulan

Program ini bekerja sama dengan PLN yaitu berupa pinjaman ambulan

dari PLN, tetapi secara operasional PLN tetap membantu.

b. Devisi Marketing

Dalam pengelolaan devisi marketing tugasnya adalah menjual produk

yang ada di lazis salatiga yaitu sedekah subuh. Sedangkan sedekah subuh

sendiri hanya nama produk saja akan tetapi kegiatan ini meliputi sedekah

yang dilakukan saat pagi hari atau saat subuh. Dalam produk tersebut

peminatnya paling banyak, karena dalam hadits Rasulullah diriwayatkan

oleh Muslim “barang siapa ketika pagi mengeluarkan hartanya, kemudian

malaikat juga ikut mendoakannya dan Allah akan memberikan keberkahan

kepadanya”.

Selanjutnya, produk atau program yang dilaksanakan Lembaga Amil

Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga dalam pemberdayaan kemiskinan di

masyarakat. Dan di lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah dalam

pemberdayaan masyarakat masih banyak sedekah, belum banyak yang zakat

sehingga dominan kerja LAZis Jateng Cabang Salatiga itu hanya menghimpun

menyalurkan, dan melaporkan.

Sedangkan program-program ada secara spesifik hanya ada beberapa

saja seperti tugas marketing hanya menghimpun dan mengedukasi kepada

masyarakat hal ini berkaitan dengan zakat harus melewati lembaga amil zakat

tidak langsung ke mustahiq.

Page 88: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

88

Devisi-devisi program, yaitu melakukan pemberdayaan kepada

masyarakat dan sedangkan lembaga amil zakat berbeda dengan orang yang

menyalurkan zakat dalam hal ini setiap penyaluran zakat dari lazis jateng

cabang salatiga tidak diberikan secara cuma-cuma ada timbal balik kepada

LAZis Jateng Cabang Salatiga sehingga masyarakat yang diberi zakat tidak

serta merta meminta zakat secara terus menerus tapi bagaimana dana yang

diberikan dalam bentuk qordul hasan sehingga diharapkan yang tadinya

mustahiq menjadi muzakki. Dalam hal lain pemberdayaan masyarakat seperti

beasiswa anak didik yang berprestasi, agamanya bagus dll. Akan tetapi jika

yang mendapatkan beasiswa tersebut tidak memberikan raport yang baik maka

dari lembaga akan mencabut atas apa yang telah diberikan dari lembaga kepada

penerima beasiswa tersebut.

Selain program yang dilakukan Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa

Tengah Cabang Salatiga, Lembaga ini juga melakukan pengumpulan zakat, dan

mempunyai 3 strategi pengumpulan zakat, antara lain sebagai berikut:

a. Donatur atau orang yang memberi zakat datang sendiri ke kantor cabang

b. Duta zakat mendatangi ke rumah-rumah donatur baik secara kolektif

maupun individu. Maksudnya, Di lembaga ini mempunyai sistem MGM (

Muzakki Get Muzakki) seperti halnya satu orang mengajak atau menagih

anggotanya yang sudah ikut program ini.

c. Transfer, karena LAZis Jateng ini cakupannya se-Indonesia jadi jika kita

ingin berzakat namun jangkauan rumah ke kantor LAZis jauh,kita dapat

mentransfer zakat kita melalui Pos, Bank, dll.

Page 89: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

89

d. Jemput langsung

Jemput langsung dimana ketika seseorang mendapatkan brosur dari lazis

lalu orang tersebut tertarik sebagai donatur. Biasanya yang dilakukan donator

tersebut pertama kali lewat sms, kemudian donator tersebut menyuruh pihak

lazis untuk menjemputnya guna memberikan zakat.

4. Analisis terhadap hambatan dalam pengelolaan zakat dalam

implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan

zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga.

Dalam melaksanakan fungsinya suatu lembaga Amil Zakat haruslah

mempunyai asas kemanfaat kepada masyarakat terutama mereka yang

membutuhkan bantuan seperti fakir miskin, amil, muallaf, riqob, ghorim,

sabillah, ibnu sabil sehingga kegiatan lembaga tersebut bisa memberikan

kontribusi yang nyata dihadapan masyarakat umum dalam rangka mengatasi

kesenjangan sosial, maka dari itu Lembaga Amil Zakat dalam melakukan

programnya penyalurannya zakat kepada masyarakat.

Dalam melaksanakan pengelolaan zakat Lembaga Amil Zakat Al-

Ihsan Jateng Cabang Salatiga memiliki beberapa kendala dalam mengelola

zakat, kendala tersebut antara lain

1. Kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

Pengelolaan Zakat; Dikarenakan sosialisasi mengenai Undang-Undang

Pengelolaan Zakat masih kurang, maka hal ini mengakibatkan ketidak

tahuan masyarakat mengenai lembaga pengelolaan zakat, sehingga

Page 90: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

90

dalam prakteknya masyarakat masih membayarkan zakat di masjid-

masjid di lingkungannya.

2. Pemahaman Zakat

Dikarenakan kehidupan di kota Salatiga yang kurang agamis,

mengakibatkan pemahaman zakat kurang dimengerti dan ditaati oleh

masyarakat Kota Salatiga yang beragama Islam sebagai salah satu

kewajiban. Hal ini mengakibatkan kesadaran masyarakat untuk

melaksanakan zakat masih rendah. Kesadaran masyarakat Kota Salatiga

masih terbatas pada pelaksanaan zakat fitrah saja. Sedangkan untuk

melaksakan zakat mal, kesadaran masyarakat Kota Salatiga masih rendah.

3. Berbenturan Kepentingan

Selama ini pelaksanaan zakat dikelola oleh masjid-masjid dan pada

umumnya ruang lingkup masjid-masjid tersebut sangat terbatas, yaitu

pada tingkat rukun tangga (RT) atau rukun warga saja (RW). Biasanya

pengumpulan dan pendistribusian zakat itu pun terbatas pada masyarakat

rukun tangga (RT) atau rukun warga (RW) tersebut. Sehingga dapat

terjadi salah satu masjid dapat mengumpulkan zakat dalam jumlah yang

sangat besar dan pendistribusiannya hanya terbatas pada lingkungan

masjid tersebut. Sedangkan pada masjid yang lain, zakat yang terkumpul

jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan

masyarakat. Hal ini menyebabkan pendistribusian zakat kurang merata.

Dengan dibentuknya Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Page 91: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

91

Salatiga, diharapkan pengelolaan zakat dapat lebih terorganisasi dengan

baik. Salah satu tujuannya adalah pendistribusian zakat lebih merata dan

tidak menumpuk pada satu daerah saja, sehingga tujuan zakat untuk

pemerataan ekonomi dapat terwujud.

4. Tidak Adanya Sanksi yang Tegas.

Pada Undang-Undang Pengelolaan Zakat, tidak ada sanksi untuk

orang Islam maupun badan hukum yang dimiliki oleh orang Islam yang

tidak menunaikan zakat. Padahal pada Pasal 2 Undang-Undang 23 tahun

2011 tentang Pengelolaan Zakat disebutkan sebagai berikut: Setiap warga

Negara Indonesia yang beragama Islam dan maupun atau badan yang

dimiliki, untuk orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Sanksi

yang diatur dalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat hanyalah sanksi

bagi pengelola zakat.

Page 92: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang ada di bab empat dapat disimpulkan yaitu sebagai

berikut:

c. Pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang

Salatiga secara umum sudah terdapat SK (surat keputusan) dari notaris,

kemudian secara kelembagaan lazis cabang salatiga masuk dalam FOZ

(forum zakat) yaitu forum untuk pengelola-pengelola zakat tingkat

nasional. Sedangkan Pengelolaan di Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan

Jateng Cabang Salatiga meliputi devisi program dan devisi marketing,

devisi program, devisi program yaitu tujuannya melakukan

pemberdayaan ekonomi masyarakat seperti, program ekonomi, program

ekonomi harapannya supaya adanya perubahan dari status mustahiq

berubah ke muzakki sedangkan program pendidkan meliputi malakukan

pengajaran TPQ dan memeberikan beasiswa kepada pelajar dengan

ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh lazis. Ada pula

program layanan ambulan Program ini bekerja sama dengan PLN yaitu

berupa pinjaman ambulan dari PLN, tetapi secara operasional PLN tetap

membantu. Sedangkan devisi marketing Dalam pengelolaan devisi

marketing tugasnya adalah menjual produk yang ada di lazis salatiga

yaitu sedekah subuh. Sedangkan sedekah subuh sendiri hanya nama

Page 93: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

93

produk saja akan tetapi kegiatan ini meliputi sedekah yang dilakukan saat

pagi hari atau saat subuh. Dalam produk tersebut peminatnya paling

banyak, karena dalam hadits Rasulullah diriwayatkan oleh Muslim.

d. Hambatan dalam pengelolaan zakat dalam implementasi Undang-undang

No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat di Lembaga Amil Zakat Al-

Ihsan Jateng Cabang Salatiga dalam melaksanakan pengelolaan zakat

memiliki beberapa kendala dalam mengelola zakat, kendala tersebut antara

lain : (1) Kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang No. 23 Tahun

2011 Pengelolaan Zakat; Dikarenakan sosialisasi mengenai Undang-

Undang Pengelolaan Zakat masih kurang, maka hal ini mengakibatkan

ketidak tahuan masyarakat mengenai lembaga pengelolaan zakat,

sehingga dalam prakteknya masyarakat masih membayarkan zakat di

masjid-masjid dilingkungannya. (2) Pemahaman Zakat, Dikarenakan

kehidupan di kota Salatiga yang kurang agamis, mengakibatkan

pemahaman zakat kurang dimengerti dan ditaati oleh masyarakat Kota

Salatiga yang beragama Islam sebagai salah satu kewajiban. Hal ini

mengakibatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan zakat masih

rendah. Kesadaran masyarakat Kota Salatiga masih terbatas pada

pelaksanaan zakat fitrah saja. (3) Perbenturan Kepentingan, Selama ini

pelaksanaan zakat dikelola oleh masjid-masjid dan pada umumnya ruang

lingkup masjid-masjid tersebut sangat terbatas, yaitu pada tingkat rukun

tangga (RT) atau rukun warga saja (RW). Dengan dibentuknya Lembaga

Amil Zakat Al-Ihsan Jateng Cabang Salatiga, diharapkan pengelolaan

Page 94: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

94

zakat dapat lebih terorganisasi dengan baik. Salah satu tujuannya adalah

pendistribusian zakat lebih merata dan tidak menumpuk pada satu daerah

saja, sehingga tujuan zakat untuk pemerataan ekonomi dapat terwujud. (4)

Tidak Adanya Sanksi yang Tegas, Pada Undang-Undang Pengelolaan

Zakat, tidak ada sanksi untuk orang Islam maupun badan hukum yang

dimiliki oleh orang Islam yang tidak menunaikan zakat. Padahal pada

Pasal 2 Undang-Undang 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

disebutkan sebagai berikut: Setiap warga Negara Indonesia yang beragama

Islam dan maupun atau badan yang dimiliki, untuk orang muslim

berkewajiban menunaikan zakat. Sanksi yang diatur dalam Undang-

Undang Pengelolaan Zakat hanyalah sanksi bagi pengelola zakat.

B. Saran

Dari kseimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

c. Bagi akademik

Melalui Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam IAIN

Salatiga, khususnya Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah diharapkan

lebih aktif membantu mensosialisasikan tentang Undang-Undang No.

23 Tahun 2011 Pengelolaan Zakat sehingga diharapkan Undang-

undang No. 23 Tahun 2011 bagi Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jateng

Cabang Salatiga bisa maksimal dalam menjalankan kelembagaannya

secara optimal sehingga dapat memberikan kontribusi kepada

masyarakat yang membutuhkan.

Page 95: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

95

d. Kegunaan praktis

3) Mustahik agar mengelola harta dengan baik yang telah mereka

terima, sehingga kelak bisa menjadi Muzakki.

4) Muzakki agar bersedia mengeluarkan zakatnya melalui panitia

zakat yang ada, mengingat selama ini masih banyak masyarakat

yang belum paham mengenai kewajiban menunaikan zakat dan

inti dari tujuan zakat.

e. Bagi Pengelola Lembaga Amil Zaka Al-ihsan Cabang Salatiga

Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam perumusan

kebijaksanaan khususnya yang berhubungan dengan zakat, infaq,

Sodaqoh.

Page 96: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

96

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali, Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar

Grafika.

Anshori, Abdul Ghofur. 2006. Hukum dan Pemberdayaan Zakat.

Yogyakarta: Pilar Media.

Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahanya. Jakarta:

Pustaka Armani.

Djuanda dkk. 2006. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Fakhruddin. 2008. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang:

UIN Malang Press.

Hasan, M. Ali. 2006. Zakat dan Infak Salah Satu Solusi Mengatasi

Problema Sosial di Indonesia. Jakarta:Kencana.

Hanifuddin, didin. 2007. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta:

Gema Insani.

Inoed, dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khasanah, Umratul. 2010. Manajemen Zakat Modern Instrumen

Pemberdayaan Ekonomi Umat. Malang:UIN Malang Press.

Moleong, lexy. 1999. Metodologi Penelitian. Bandung:PT.Remaja Rosada

Karya.

Page 97: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

97

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Qadir, Abdurrachan. 2011. Zakat: Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Qardhawi, Yusuf. 2011. Hukum Zakat. Jakarta:Litera Antarnusa.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penulisan Hukum. Jakarta: UI Press.

Sudirman. 2007. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas. Malang:UIN

Malang Press.

Romy, Suemitro. 1990. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurementri.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Widodo, Hertanto dan Teten Kustiawan. 2005. Akuntansi dan Manajemen

Keuangan Untuk Organisasi Pengelola Zakat. Jakarta:Institut

manajemen Zakat.

W.J.S Poerwadarminto. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Karya Ilmiah

Fadjar, Abdul Mukthie. 2012. Menguji Konstitusionalitas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,

makalah disampaikan dalam forum kuliah umum dan konsultasi

publik “Mengkritisi UU 23/2011”, Tanggal 12 April 2012(Malang,

Universitas Brawijaya, 2012).

Page 98: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

98

Fauzi, Muhammad. 2012. Pelaksanaan zakat berdasarkan UU No 23

Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Skrispsi, Jurusan Syariah:

STAIN Salatiga.

Ramadhita, Optimalisasi Peran Lembaga Amil Zakat Dalam Kehidupan

Sosial. Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Rasyidah, Tri Anis, Implementasi Undang-Undang No. 23 Tahun 2011

terhadap legalitas pengelolaan zakat oleh Lembaga Amil Zakat

(Studi pada beberapa LAZ di kota Malang). Skripsi: Universitas

Brwawijaya Malang.

Sulchantifa, Ancas, Pelaksanaan pengelolaan zakat menurut Undang-

Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat (Studi BAZ

kota Semarang). Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang.

Humaidi, Wildan, Pengelolaan zakat dalam pasal 18 ayat (2)

Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (studi respon lembaga

pengelolaan zakat di kota Yogyakarta). Skripsi: UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 164 Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3885.

Page 99: IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/876/1/Ida.Fathiyah-21411014.pdf · 1 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN ... Ida. 2015

99

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat

Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 115.

Wawancara

Ula, Niswatul. 2015. Wawancara. Salatiga. Direktur LAZiS Cab. Salatiga