implementasi program nasional...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DI KECAMATAN POASIA DAN
KECAMATAN KAMBU KOTA KENDARI
NATIONAL PROGRAM IMPLEMENTATION of URBAN COMMUNITY EMPOWERMENT in POASIA and KAMBU, KENDARI
Febriany Katharina W.Andries1,Deddy Tikson2, Roland Barkey3
1Politeknik Indonesia Internasional Makassar,2Perencanaan Pengembangan Wilayah, Universitas Hasanuddin,3 Perencanaan Pengembangan Wilayah,
Universitas Hasanuddin,Makassar Alamat Korespondensi : Febriany Katharina W.Andries Politeknik Indonesia Internasional Makassar HP: 081355515502 Email: [email protected]
ABSTRAK
Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk menjelaskan Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dalam pemberdayaan masyarakat (2) Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (3) Untuk menjelaskan efektifitas output dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu Kota Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif . Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi PNPM Mandiri Perkotaan pada dua (2) kecamatan belum berjalan secara maksimala seperti yang diharapkan, sementara faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan lebih kepada kurang pahamnya warga masyarakat tentang pedoman pelaksanaan program secara menyeluruh, sebagian warga masyarakat juga merasa belum dilibatkan dalam proses persiapan pelaksanaan program. Untuk efektifitas output dari program dapat dilihat dari keterlibatan warga dalam menjalankan setiap tahapan program. Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Pemberdayaan Masyarakat, PNPM Mandiri Perkotaan ABSTRAC
Poverty is social problem which often appears in our society, especially in Indonesia. It becomes crucial issue in consideration of destructive impact which may occur on any line human life. Moreover, the poverty of Indonesia context is able to make our citizen become brittle. It can be seen from three aspects, they are poor citizen consume, multi dimension poverty, and the asymmetry between territory. The strategy and policy to solve this problem are, a quality development strategy, increasing acces of basic service for poor family strategy, social strategy, social protection strategy, social training strategy. Based on the above reason, it develops some poverty tackling model by using social training approach. Furthermore, one of the government’s efforts and policy is making social national program (PNPM-Mandiri). In this case, social training has been held to create and increate and increase the capacity of people, either individual or group in order to solve any development problem. From the background explanation above, it can be formulated on the statement of problem by writer: How implementation of poverty tackling program though PNPM-Mandiri in Kecamatan Poasia and Kecamatan Kambu ? How is the effort of social training on the implementation of PNPM program in Kecamatan Poasia and Kecamatan Kambu? The purposes of the study are to describe the implementation of PNPM-Mandiri on the poverty tackling program and the benefit for society, moreover to describe people’s participation and training effort which has been ability on the implementation of PNPM. Based on the research, the writer summarize that PNPM-Mandiri is a special family of place for people’s aspiration, communication, awareness, and expectation in Bojonegoro, especially Kecamatan Poasia and Kecamatan Kambu. Finally, the implementation of PNPM-Mandiri economy program on Poasia and Kambu works well. In addition, supporting factor for poor society and PNPM-Mandiri help people to grow and increase their quality, creativity, and make a chance for better work and salary.
Keywords: The Policy Implementation, the public empowerment, National Program Implementation of Urban Community Empowerment in Poasia and Kambu, Kendari
PENDAHULUAN
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan melalui penanggulangan kemiskinan dan
pengurangan pengangguran merupakan prioritas utama pembangunan. Ekonom peraih Nobel
ekonomi, Joseph Stiglitz (2001) menyatakan, pembangunan lebih luas daripada transformasi
di bidang ekonomi dengan tujuan peningkatan PDB per kapita. Pembangunan dengan tujuan
peningkatan income merupakan pembangunan dalam arti sempit karena sebenarnya yang
lebih penting adalah pembangunan dengan tujuan memodernisasi masyarakat, mencapai
masyarakat yang lebih baik dengan living standard yang meningkat, yang hidup tanpa
kemiskinan, yang lebih sehat dan lebih terdidik.
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan
kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri mulai tahun 2007. Melaui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya
penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan
partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat
ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek
upaya penanggulangan kemiskinan.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri
Perkotaan) adalah kelanjutan dari Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)
sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah
daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini berupaya
menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat
yang representatif, mengakar dan kondusif bagi perkembangan modal sosial (social capital)
masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah
dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat
dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat (Departemen Pekerjaan
Umum,2008).
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan
Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan
beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan
masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus
(P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun
2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program
pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan
pemerintah daerah.
Strategi dan kebijakan untuk mengatasi permasalahan ini yaitu: (1) Strategi
pertumbuhan yang berkualitas; (2) Strategi peningkatan akses pelayanan dasar bagi keluarga
miskin; (3) Strategi perlindungan sosial; (4) Strategi pemberdayaan masyarakat. (Pedum
PNPM-MP, 2009)
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan proses untuk membuat
masyarakat menjadi berdaya. Setiap anggota masyarakat dalam sebuah komunitas sebenarnya
memiliki potensi, gagasan serta kemampuan untuk membawa dirinya dan komunitasnya
untuk menuju ke arah yang lebih baik, namun potensi itu terkadang tidak bisa berkembang
disebabkan faktor-faktor tertentu. Untuk menggerakkan kembali kemandirian masyarakat
dalam pembangunan di komunitasnya, maka diperlukan dorongan-dorongan atau gagasan
awal untuk menyadarkan kembali peran dan posisinya dalam kerangka untuk membangun
masyarakat madani. Proses penyadaran masyarakat tersebut dilakukan melalui konsep-
konsep pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas masyarakat adalah bentuk dari
upaya pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat agar dapat berperan
serta aktif dalam menjalankan pembangunan secara mandiri dan berkelanjutan.
Proses pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan (PNPM-MP) sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dilaksanakan sesuai dengan tahapan (siklus) yang telah disusun dan ditetapkan
berdasarkan dinamika setiap level masyarakat maupun tingkat kebijakan atau pemerintah.
Tahapan kegiatan program memiliki nilai fleksibilitas sehingga pelaksanaan di lapangan
sangat konsisten terhadap proses pembelajaran masyarakat. Sehingga antara satu tahap
dengan tahap yang lain merupakan rangkaian utuh kegiatan yang tidak dapat di langkah-
langkahi.
Kebijakan pemerintah melalui program PNPM Mandiri Perkotaan merupakan salah
satu upaya memberikan solusi untuk menanggulangi kemiskinan di Kecamatan Poasia dan
Kecamatan Kambu dengan sasaran delapan kelurahan yang menempatkan masyarakat
sebagai obyek dan sekaligus sebagai subjek pembangunan untuk selanjutnya masyarakat
dapat menerapkan nilai-nilai kemanusiaan, memiliki rasa peduli dan semangat partisipatif
yang utuh dan menyeluruh dalam berbagai sektor dan proses pembangunan.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Rancangan dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan implementasi, faktor-faktor dan efektifitas output dari Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan.
Lokasi Penelitian terletak pada Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu di Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui dialog
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat secara langsung untuk mendapatkan data. Untuk pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berasal dari catatan penting dari lembaga
atau organisasi maupun dari perorangan. Dalam hal ini adalah berbagai dokumen terkait
tentang pedoman umum pelaksanaan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
penyelenggaran program ini, termasuk catatan evaluasi fasilitator maupun temuan pihak-
pihak lain sehubungan dengan program ini.
HASIL
PNPM Mandiri Perkotaan, Provinsi Sulawesi Tenggara memulai kegiatan pada
tanggal 1 Juni 2009, walaupun sebelumnya telah melaksanakan kegiatannya sejak November
2003. Ini berarti bahwa program penanggulangan kemiskinan sejak P2KP sampai dengan
masuknya PNPM Mandiri Perkotaan di Provinsi Sulawesi Tenggara telah berada pada tahun
ke enam.
Perjalanan program penaggulangan kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tenggara selama
6 tahun,terakhir paling tidak telah banyak membawa perubahan dan harapan kepada
masyarakat miskin selaku sasaran dari program tersebut. Perubahan-perubahan yang
dimaksud adalah terjadinya transformasi sosial dari masyarakat miskin yang tidak berdaya
menjadi masyarakat yang berdaya walaupun belum seluruhnya wilayah dampingan masuk
dalam kategori yang dimaksud. Bagi masyarakat yang menjadi sasaran program ini paling
tidak telah merasakan dan memahami arti dari program ini karena terkait dengan
keterlibatannya sebagai kelompok sasaran. Lebih jauh dapat diungkapkan bahwa program ini
telah membawa harapan terhadap perbaikan pemukiman menjadi lingkungan yang sehat
sebagai akibat adanya pemenuhan kebutuhan terhadap perbaikan dan penataan lingkungan
seperti yang dikehendaki dan menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat msikin. Sebagai
contoh, pengadaan air bersih, pembangunan drainase, jalan setapak dan talud sebagai
penangkal terjadinya banjir, dan pembangunan MCK yang selain merupakan prioritas dari
berbagai kebutuhan masyarakat miskin juga secara substansi telah menjawab bahwa dengan
pembangunan fisik/lingkungan, maka masyarakat mampu menciptakan prinsip kegotong-
royongan, swadaya dan kebersamaan.
Pembelajaran masyarakat terhadap pengelolaan kegiatan sosial mencerminkan azas
kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan ini terkait dengan
penciptaan lingkungan yang sehat. Selanjutnya kegiatan ekonomi merupakan pembelajaran
yang diharapkan dapat mencerminkan sebuah tanggung jawab dan keterbukaan baik secara
perorangan maupun secara berkelompok, sehingga kepercayaan akan tetap menjadi modal
sosial yang sangat berharga.
Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dalam
Aspek Pemberdayaan Masyarakat dapat disimpulkan dari pendapat responden bahwa
Pelaksanaan PNPM sudah melibatkan peran serta masyarakat secara aktif, sebagaimana
pendapat 70 persen responden. Program ini bermanfaat bagi masyarakat sebagaimana
pendapat 45 persen responden.
Mayoritas masyarakat lokasi dimana PNPM berada keterlibatan mereka cukup tinggi
sebagaimana 55 persen pendapat mereka. Program ini bermanfaat sebagaimana mayoritas
jawaban responden sejumlah 70 persen. Program ini secara langsung berdampak pada
peningkatan ekonomi masyarakat, sebagaimana pendapat 60 persen responden menyatakan
demikian. Evaluasi program ini berjalan dengan baik dan dilakukan sesudah program
berjalan, sebagaimana pendapat 70 persen responden. Kesulitan dalam program ini yang
terutama adalah prosedur/birokrasi program sebagaimana pendapat 40 persen responden,
selain masalah administrasi program dan teknis/konstruksi. Pengetahuan, kemampuan
menyangkut hubungan dengan masyarakat yang dimiliki pendamping/fasilitator memadai,
sebagaimana 60 persen pendapat responden.
Pada tingkat masyarakat (siklus masyarakat kelurahan) misalnya diutamakan pada
penguatan kelembagaan (BKM) dan pemampuan masyarakat dalam penyusunan perencanaan
pembangunan yang partisipatif khususnya yang berorientasi pada perencanaan
penanggulangan kemiskinan, dengan adanya dokumen Perencanaan Jangka Menengah
Penanggulangan Kemiskinan (PJM Nangkis) tiga tahunan, sementara untuk level
kabupaten/kota melalui siklus kabupaten/kota lebih diarahkan untuk mendorong Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) menyusun Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SKPD) dan PJM Nangkis Kabupaten/Kota. Untuk
capaian indikator pelaksanaan kegiatan dan program bisa dilihat pada tabel 1.
PEMBAHASAN
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan
program nasional dalam wujud kerangka kebijakan dasar dan acuan pelaksanaan program-
program. Tujuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah meningkatkan kesejahteraan dan
kesempatan kerja masyarakat miskin dengan cara meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan dengan memanfaatkan potensi
ekonomi dan sosial yang mereka miliki. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perkotaan dapat dilihat dari hasil pendapat masyarakat,
yang dituangkan dalam distribusi responden pada tabel 2. Dari hasil distribusi menunjukkan
bahwa masyarakat Cukup Tahu dengan keberadaan program PNPM di lingkungannya, ini
didukung oleh pilihan masyarakat sebesar 50%. Dasar pengetahuan tersebut diperoleh dari
sosialisasi yang dilakukan oleh pendamping program. Ini menunjukkan bahwa sosialisasi
sebelum kegiatan sangat berdampak pada pengetahuan masyarakat pada program yang akan
dijalankan. Namun berdasarkan hasil rekapitulasi dari kuesioner, sosialisasi tersebut belum
berdampak pada pemahaman tentang tahapan-tahapan dalam program, ini ditunjukkan
dengan 28% pilihan masyarakat menyatakan Tidak Tahu dengan tahapan pelaksanaan dalam
program PNPM dan merasa Rumit dan Cukup Rumit untuk tahapan-tahapan pelaksanaan
tersebut, yang ditunjukkan dengan 45% dan 40% pilihan responden. Walaupun tingkat
pemahaman masyarakat yang merasa tidak tahu dan rumit dengan tahapan pelaksanaan,
namun masyarakat merasa program yang dijalankan telah Sesuai dengan apa yang
dibutuhkan pada lokasi mereka, hal ini ditunjukkan dengan 65% pilihan masyarakat.
Berdasarkan hasil distribusi program PNPM pada penelitian ini, dapat dikatakan bahwa
masyarakat di lokasi penelitian telah memperoleh Manfaat dari program PNPM, ini
ditunjukkan dengan 65% pilihan tersebut. Sementara untuk monitoring program, masyarakat
masih belum merasa puas, hal ini ditunjukkan dengan pilihan Sedang sebesar 50% dan Tidak
Berjalan dalam tiap tahapan sebesar 15%. Sementara 30% masyarakat merasa monitoring
dalam tiap tahapan berjalan baik.
Dalam hal sumber daya responden mempunyai tanggapan yang beragam, namun
mereka sepakat perlu adanya peningkatan sumber daya, baik sumber daya manusia maupun
yang lainnya. Dari hasil penilitian menunjukkan bahwa masyarakat merasa program PNPM
pada lokasi mereka telah efektif, hal ini ditunjukkan dengan 35% pilihan responden yang
menyatakan program Efektif dan Cukup Efektif sebesar 30%. Sementara dampak langsung
pelaksanaan program, masyarakat merasa cukup memberikan dampak, ini ditunjukkan
dengan 65% pilihan responden yang menyatakan Cukup Berdampak dan 60% yang
menyatakan bantuan langsung masyarakat Cukup Bermanfaat.
Sosialisasi yang dilakukan pendamping cukup jelas bagi masyarakat, walaupun
tingkat pemahaman masyarakat akan hal ini masih perlu ditingkatkan. Keikutsertaan
masyarakat dalam pelaksanaan langsung program PNPM dirasa Tepat bagi masyarakat. Ini
didasari oleh 60% pilihan. Ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat berminat dengan setiap
program yang akan dilakukan di lingkungan mereka. Minat ini akan sangat berpengaruh pada
kerja keras dan kemauan dalam mensukseskan program yang akan dijalankan. Sehingga
setiap program yang mengikutsertakan masyarakat didalamnya akan memiliki tingkat
keterikatan dan hak pemeliharaan yang lebih tinggi, karena mereka merasa bagian dari apa
yang dijalankan.
Implementasi dari setiap program akan mampu memberikan dampak positif dengan
keterlibatan masyarakat secara aktif. Keterlibatan masyarakat akan memberikan
keberlangsungan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pendamping maupun pengurus
dan pemerintah.
Pelibatan masyarakat dalam tiap proses dan tahapan pembangunan sangat baik bagi
keberlangsungan pembangunan itu sendiri. Berdasarkan Tabel 20 diatas, masyarakat
mayoritas telah Dilibatkan secara aktif dalam program PNPM, ini ditunjukkan dengan 60%
pilihan masyarakat. Hasil program menunjukkan bahwa Terdapat Perbedaan setelah adanya
program PNPM, hal ini ditunjukkan dengan 65% pilihan masyarakat. Inipun didukung
dengan 45% pilihan responden yang menyatakan program PNPM cukup memberikan
Manfaat untuk mereka.
Perubahan lingkungan diharapkan memberikan dampak positif pada peningkatan
ekonomi. Pelaksanaan program PNPMpun diharapkan dapat memberikan peningkatan pada
perekonomian masyarakat. Peningkatan inipun dirasakan oleh masyarakat pada lokasi
penelitian, ini ditunjukkan dengan 55% pilihan masyarakat yang menyatakan program PNPM
Cukup Berdampak pada peningkatan perekonomian mereka.
Pelaksanaan kegiatan membutuhkan umpan balik berupa evaluasi yang akan menjadi
masukan bagi kegiatan-kegiatan selanjutnya. Berdasarkan hasil pilihan masyarakat diketahui
bahwa sebesar 70% masyarakat menyatakan evaluasi setelah program berjalan telah
Dilakukan. Selain itu, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan pendamping dengan
keberhasilan program. Inipun dirasakan masyarakat dengan 60% pilihan responden.
Faktor-faktor yang juga mempengaruhi proses pelaksanaan program adalah masih
banyaknya dana BLM yang belum terealisasi dengan maksimal, hal ini nampak pada
pemanfaatan dana kegiatan lingkungan untuk pekerjaan Rehab Rumah warga pada
Kecamatan Poasia, pada data realisasi fisik dengan jumlah Rp. 42.660.000,- dengan
presentasi 100 persen, pada realisasi keuangan sebesar Rp. 35.000.000,- dengan asumsi
pencapaian 100 persen.
Efektifitas output dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perkotaan dari pendapat responden dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan program ini secara
umum berdampak langsung dengan masyarakat, ini terlihat melalui pernyataan sebagian
besar responden, sejumlah 65 persen. Badan Keswadayaan Masyarakat penting artinya bagi
masyarakat sekitar, terlihat dari 45 persen pendapat responden. Bantuan Langsung
Masyarakat memberi manfaat bagi masyarakat sebagaimana pendapat 55 persen responden.
Bentuk keterlibatan masyarakat dalam pemberdayaan dianggap tepat, sebagaimana pendapat
45 persen responden.
Dalam konteks kegiatan ekonomi meliputi terbentuk beberapa KSM yang bergerak
dalam kegiatan ekonomi dalam bentuk pinjaman bergulir, munculnya unit-unit usaha
produktif yang dikelola masyarakat dan berkesinambungan, meningkatnya modal bergulir
dan pendapatan masyarakat. Dalam konteks kegiatan sosial meliputi peningkatan
pengetahuan dan keterampilan warga miskin baik dalam skala usaha maupun dalam hal
kapasitas sumber daya lainnya.
Dalam kegiatan infrastruktur meliputi kualitas sarana dan prasarana jalan menjadi baik,
terbukanya akses ekonomi, tingkat kesehatan masyarakat meningkat, tempat pemukiman
warga bebas dari longsor dimusim hujan, rumah warga terutama warga miskin memenuhi
standar kesehatan, kebutuhan dasar warga teratasi, kualitas kesehatan semakin baik, sarana
TPS (Bak Sampah tersedia pada permukiman warga ( Miskin + Mampu), terciptanya
lingkungan hunian yang bersih dan sehat, terciptanya sarana pelayanan kesehatan ibu hamil
dan anak-anak yang dapat terjangkau, menurunnya tingkat kecelakaan, teratasinya kerawanan
sosial, terdapatnya tempat usaha yang nyaman dan strategis, produktifitas usahatani warga
semakin meningkat. Dalam kegiatan ekonomi meliputi pertumbuhan usaha ekonomi warga
miskin mengalami pertumbuhan sangat signifikan, terjadinya peningkatan pendapatan
ekonomi rumah tangga miskin. Khusus Sosial meliputi terbukanya lapangan kerja sehingga
dapat mengurangi pengangguran.
Dalam hal infrastruktur transportasi menjadi lancar, akses masyarakat terutama warga
miskin terhadap sentra-sentra ekonomi menjadi lancar, harapan hidup masyarakat meningkat
seiring dengan perbaikan kualitas lingkungan, terjaminnya keselamatan fisik rumah dan
manusia (pemilik rumah), produktifitas kerja membaik, sumber penyakit dari air konsumsi
masyarakat dan MCK dapat teratasi secara berkelanjutan, waktu untuk mencari nafkah
semakin tersedia cukup, ketergantungan pada PDAM secara perlahan dapat dikurangi,
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, munculnya
budaya hidup bersih dan sehat, menumbuhkan kesadaran dan budaya untuk selalu hidup
sehat sejak dini, keamanan dan kenyamanan permukiman warga dapat terjamin secara
berkelanjutan, terciptanya keindahan lingkungan pasar, pendapatan meningkat, daya beli
warga semakin meningkat seiring dengan pendapatan dari usahatani meningkat. Khusus
ekonomi terjadi pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin secara mandiri; terbuka lapangan
kerja seiring dengan pertumbuhan usaha, sedangkan dalam hal sosial terjadinya peningkatan
pendapatan asli daerah yang bersumber dari pajak dan retribusi.
Selama periode Tahun I (Juni - Desember 2009) kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
dapat dilihat dari data Propinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan quick status (QS) dan data
SIM adalah sebagai berikut : Lokasi lama PNPM Mandiri Perkotaan 2009 di Sulawesi
Tenggara sebanyak 81 kelurahan. 54 kelurahan di kota Kendari, 14 Kelurahan di kota Bau-
Bau, 5 Kelurahan di Kabupaten Kolaka dan 8 Kelurahan di Kabupaten Muna. Dan semua
kelurahan tersebut kegiatan Pemberdayaan Masyarakat-nya sudah mencapai fasilitasi sinergi
PJM Pronangkis desa/kelurahan dalam Musrenbang/Rakorbang Kota/Kabupaten.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kami menyimpulkan implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan di Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu Kota Kendari sudah berjalan
sebagaimana yang diharapkan, hal ini nampak dalam keterlibatan dan peran serta masyarakat
secara aktif, manfaat yang diperoleh oleh masyarakat dengan adanya Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan, program ini juga secara langsung berdampak
pada peningkatan ekonomi masyarakat walaupun tidak secara merata. Dampak peningkatan
ekonomi tidak banyak dan lebih pada golongan sangat miskin yang tertolong. Kesulitan yang
dihadapi terutama berhubungan dengan prosedur/birokrasi program. Pemahaman masyarakat
setempat tentang PNPM Mandiri Perkotaan, tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan
program dalam lingkup kelurahan, sehingga pembangunan yang bersumber dari perencanaan
warga diharapkan tepat sasaran dan tentunya bermanfaat. Dengan adanya pembangunan yang
berasal dari perencanaan masyarakat akan mendorong terwujudnya kelompok peduli yang
akan menjaga kualitas kegiatan tersebut. Disamping itu, manfaat yang dirasakan jikalau
proses pembangunan berasal dari aspirasi warga akan berpotensi pada pengurangan
kemiskinan dalam wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum,(2008). Laporan Tahun ke-I (Juni-Desember 2009) PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi
Sulawesi Tenggara,(2009) Modul P2KP,(2006) Pedum PNPM-MP,(2009)
Tabel 1. Capaian Indikator Pelaksanaan Program
Capaian Indikator Komponen I
Uraian Capaian Sumber Data
Min. 40% tingkat kehadiran kaum miskin & rentan dalam pertemuan perencanaan & pengambilan keputusan
45% Tercapai Data SIM
Min 40% tingkat kehadiran perempuan dalam pertemuan perencanaan & pengambil keputusan 25%
Tidak Tercapai Data SIM
Min 30% penduduk dewasa mengikuti pemilihan LKM ditingkat RT/komunitas Basis 50% Tercapai Data SIM
LKM terbentuk di minimum 90% kelurahan 100% Tercapai Data SIM
Min 90% dari kelurahan telah menyelesaikan PJM Pro & telah di ratifikasi dlm musyawarah warga
100% Tercapai Data SIM
Min 80% pemerintah kota/kab menyediakan dana pendukung 20% untuk Pemkot/Kab dgn kapasitas fiscal rendah & 50% untuk Pemkot/Kab dgn kapasitas sedang, tinggi, sangat tinggi
25% Tidak Tercapai
APBD
Capaian Indikator Komponen II
Uraian Capaian Sumber Data
Jumlah dari setiap kegiatan prasarana, ekonomi & sosial yang diselesaikan di 80% kelurahan 35% Belum ada
data Data SIM
Min 70% dari prasarana yang dinilai memiliki kwalitas baik 90% Tercapai Hasil
Sertifikasi
Min 70% kelurahan dengan program dana bergulir memiliki pinjaman beresiko ≥ 3 bulan < 10%
62% Tidak
Tercapai Data SIM
Min 90% kel. Dgn program dana bergulir memiliki rasio pendapatan & biaya> 125% 53%
Tidak Tercapai Data SIM
Min 90% kel. Dgn program dana bergulir dengan tingkat pengembalian modal tahunan> 10%
12% Tidak
Tercapai Data SIM
Min 30% anggota KSM adalah perempuan 80% Tidak
Tercapai Data SIM
MK
Capaian Indikator Komponen III
Uraian Capaian Sumber
Data
90% KMW menyediakan data secara akurat dan tepat waktu melalui SIM 40% Tidak
Tercapai Data SIM
70% LKM telah menyelesaikan audit keuangan tahunan 100%
Tercapai Data SIM
Tabel 2. Distribusi Variabel Program PNPM MP No Pernyataan Responden (N=40) % I Pengetahuan masyarakat tentang PNPM di lokasi penelitian 1 2 3 4
Cukup tahu Kurang tahu Sangat tahu Tidak tahu sama sekali
20 16
2 2
50 40
5 5
II Sumber pengetahuan tentang PNPM di lokasi penelitian 1 2 3 4
Sosialisasi Mengukuti pembahasan program Kaitan pekerjaan Lainnya
30 0
10 0
75 0
25 0
III Pemahaman pedoman pelaksanaan program PNPM di lokasi penelitian 1 2 3 4 5
Paham Cukup paham Tidak paham Sangat paham Sangat tidak paham
16 4
16 0 4
40 10 40
0 10
IV Pengetahuan tentang tahapan pelaksanaan PNPM di lokasi penelitian 1 2
Tidak tahu Tahu
28 12
70 30
V Tanggapan tentang tahapan-tahapan pelaksanaan program PNPM 1 2 3 4
Rumit Cukup rumit Tidak rumit Sangat rumit
18 16
4 2
45 40 10
5
VI Pelibatan dalam persiapan pelaksanaan program PNPM 1 2 3 4
Dilibatkan Cukup dilibatkan Tidak dilibatkan Sangat dilibatkan
16 0
20 4
40 0
50 10
VII Sosialisasi program PNPM 1 2 3 4
Memadai Cukup memadai Tidak memadai Sangat memadai
14 10 14
2
35 25 35
5
No Pernyataan Responden (N=40) % VIII Monitoring program PNPM dalam setiap tahapan
1 2 3 4
Berjalan baik Sedang Tidak berjalan Sangat tidak berjalan
12 20
6 2
30 50 15
5
IX Sesuai tidaknya program PNPM di lokasi penelitian 1 2
Sesuai Tidak
26 14
65 35
Tabel 3. Distribusi Variabel Pemberdayaan Masyarakat No Pernyataan Responden (N=40) %
I Efektivitas program 1 2 3 4
Efektif Cukup efektif Tidak efektis Tidak tahu
14 12
4 10
35 30 10 25
II Dampak langsung pelaksanaan program 1 2 3 4
Sangat berdampak Cukup berdampak Tidak berdampak Tidak tahu
2 26
8 4
5 65 20 10
III Penting tidaknya badan keswadayaan masyarakat 1 2 3 4
Sangat penting Cukup penting Tidak penting Tidak tahu
10 18
8 4
25 45 20 10
IV Manfaat tidaknya bantuan langsung masyarakat
1 2
Sangat bermanfaat Cukup bermanfaat Tidak bermanfaat Tidak tahu
14 24
0 2
35 60
0 5
V Pemberdayaan masyarakat dalam proses perencanaan program PNPM melalui sosialisasi ke masyarakat
1 2 3 4
Sangat tidak jelas Tidak jelas Jelas Sangat jelas
2 10 26
2
5 25 65
5
VI Pemberdayaan masyarakat dalam tahap pelaksanaan program PNPM melalui bentuk keikutsertaan masyarakat dalam pola KSO
1 2 3 4 5
Sangat rendah Rendah Diragukan Tinggi Sangat tinggi
6 14
2 16
2
15 35
5 40
5
VII Pemberdayaan masyarakat dalam tahap pelaksanaan program PNPM melalui bentuk keikutsertaan masyarakat dalam pola pelaksanaan langsung
1 2 3 4 5
Sangat tidak tepat Tidak tepat Diragukan Tepat Sangat tepat
0 0 2
24 14
0 0 5
60 35
Tabel 4. Distribusi Variabel Peran Serta Masyarakat
No Pernyataan Responden (N=40) %
I Pelibatan peran serta masyarakat secara aktif dalam program PNPM 1 2
Dilibatkan Tidak dilibatkan
24 16
60 40
II Ada tidaknya perbedaan kondisi sebelum dan sesudah program PNPM 1 2
Ada perbedaan Tidak ada perbedaan
26 14
65 35
III Manfaat tidaknya program PNPM 1 2 3 4 5
Sangat bermanfaat Cukup bermanfaat Tidak bermanfaat Biasa saja Tidak tahu
6 18 2
10 4
15 45
5 25 10
IV Pelibatan masyarakat dalam program PNPM 1 2 3 4
Sangat aktif Cukup aktif Tidak aktif Biasa saja
8 8 4
20
20 20 10 50
V Manfaat program PNPM bagi masyarakat 1 2 3 4
Sangat bermanfaat Cukup bermanfaat Tidak bermanfaat Biasa saja
20 8 8 4
50 20 20 10
VI Dampak program PNPM pada peningkatan ekonomi masyarakat 1 2 3 4
Sangat berdampak Cukup berdampak Tidak berdampak Tidak tahu
2 22 8 8
5 55 20 20
VII Evaluasi program setelah berjalan 1 2 3 4
Dilakukan Tidak jelas Tidak dilakukan Tidak tahu
28 4 2 6
70 10
5 15
VIII Kesulitan dalam pelaksanaan program PNPM 1 2 3 4 5
Administrasi program Teknis/konstruksi Psikologis Prosedur/birokrasi program Pendanaan KPP
8 10 0
22 0
20 25
0 55
0 IX Hubungan pengetahuan pendamping terhadap keberhasilan program
1 2 3 4 5
Sangat tidak memadai Tidak memadai Diragukan Memadai Sangat memadai
6 0 6
24 4
15 0
15 60 10
Tabel 6. Progres Pelaksanaan Program
KEGIATAN
MASTER SCHEDULE
REALISASI TOTAL
MULAI
SELESAI
STATUS
BELUM (kel.)
PROSES (kel.)
SELESAI
(kel.) %
Master Schedule 2009 Lama 12 SOSIALISASI 1201 Koordinasi dengan BKM, Lurah, dan Lembaga Tingkat Kelurahan
21-Jan-09
28-Jan-09 S 73 0 8
9.00%
1202 Sosialisasi kepada kelompok Perempuan dan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat
29-Jan-09
5-Feb-09 S 73 0 8
9.00%
1203 Sosialisasi Tinjauan partisipatif tingkat Kelurahan 6-Feb-
09 21-Feb-
09 S 73 0 8 9.00%
13 TINJAUAN PARTISIPATIF 73 0 8 9.00%
1301 Sosialisasi Rencana Kegiatan tinjauan Partisipatif 15-Okt-
09 19-Okt-
09 S 73 0 8 9.00%
1302 pembentukan tim Tinjauan Partisipatif 20-Okt-
09 23-Okt-
09 S 73 0 8 9.00%
1303 Bimbingan tatacara pelaksanaan tinjauan Partisipatif 24-Okt-
09 04-
Nop-09 S 73 0 8 9.00%
1304 Tinjauan internal (tinjauan kelembagaan BKM/LKM,program,keuangan oleh BKM,UP,Sekretariat)
24-Okt-09
04-Nop-09 S 73 0 8
9.00%
1305 Tinjauan eksternal/jajak pendapat masyarakat (oleh masyarakat dan KSM/panitia)
26-Okt-09
02-Nop-09 S 73 0 8
9.00%
1306 Rumusan tinjauan partisipatif oleh tim tinjauan partisipatif
03-Nop-09
10-Nop-09 S 73 0 8
9.00%
1307 Tahapan paska tinjauan partisipatif (penyusunan Renta,program kerja LKM,penyusunan laporan tinjauan dan rekomendasi pengelolaan keuangan)
05-Nop-09
07-Nop-09 S 73 0 8
9.87%
1308 BKM/LKM Mempersiapkan Laporan pertanggungjawaban (LPJ)
09-Nop-09
11-Nop-09 S 73 0 8
9.87%
14 RAPAT/REMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) 1401 Sosialisasi Rencana Pelaksanaan Rapat/Rembug Tahunan Warga kepada masyarakat
19-Nop-09
26-Nop-09 S 80 0 1
1.25%
1402 Pembentukan Panitia Rapat/Rembug Tahunan Warga 27-
Nop-09 03-Des-
09 S 0 0 0 0.00%
1403 Pengumpulan Bahan berupa Hasil TINJAUAN Program, TINJAUAN Kelembagaan dan TINJAUAN Keuangan
30-Nop-09
02-Des-09 S 0 0 0
0.00%
1404 Pelaksanaan Rapat/Rembug Tahunan Warga oleh Panitia
03-Des-09
05-Des-09 S 0 0 0
0.00%
Sumber: Laporan Tahunan ke-1, PNPM Mandiri Perkotaan Prop.Sultra,2009
1405 Penyusunan Laporan Rapat/Rembug Tahunan Warga oleh Panitia
07-Des-09
09-Des-09 S 0 0 0
0.00%
1406 Sosialisasi hasil Rapat/Rembug Tahunan Warga kepada masyarakat
10-Des-09
17-Des-09 S 0 0 0
0.00%
15 INTEGRASI HASIL RTW DGN PROGRAM PEMDA LAINNYA (Musrembang & Channeling) 1501 Penyusunan profile BKM dan proposal teknis kegiatan kepada pihak lain
18-Des-09
5-Jan-09 S 36 0 45
55.55%
1502 Fasilitasi terjadinya Sarasehan Program Channeling Nangkis oleh BKM, KBP dan TKPKD
6-Jan-09
28-Jan-09 S 36 0 45
55.55%
1503 Marketing proposal teknis kegiatan BKM untuk Channeling
14-Jan-09
1-Mar-09 S 36 0 45
55.55%
1504 Fasilitasi sinergi PJM pronangkis desa/kel dlm Forum Musbangkel
18-Jan-09
25-Jan-09 S 36 0 45
55.55%
1505 Fasilitasi sinergi PJM pronangkis desa/kel dlm Forum Musbangkec (Kecamatan)
1-Feb-09
8-Feb-09 S 36 0 45
55.55%
1506 Fasilitasi Sinergi PJM pronangkis desa/kel dlm Musrenbang/ Rakorbang tkt kota/kab
8-Mar-09
15-Mar-09 S 36 0 45
55.55%